sistem perencanaan tata ruang wilayah pesisir: studi kasus teluk lampung

353
SISTEM PERENCANAAN TATA RUANG WILAYAH PESISIR: STUDI KASUS TELUK LAMPUNG Disertasi ABDULLAH AMAN DAMAI, C261040031, SPs-IPB 2012 Dibimbing: MENNOFATRIA BOER, MARIMIN, ARIO DAMAR, dan ERNAN RUSTIADI © Hak Cipta milik IPB, tahun 2012

Upload: aman-damai

Post on 06-Aug-2015

806 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

Pengelolaan Pesisir dan Laut, Perencanaan Tata Ruang Wilayah Pesisir dan Laut, Pendekatan Sistem Dinamik

TRANSCRIPT

SISTEMPERENCANAANTATARUANGWILAYAHPESISIR:STUDI KASUS TELUK LAMPUNG Disertasi ABDULLAH AMAN DAMAI, C261040031, SPs-IPB 2012 Dibimbing: MENNOFATRIA BOER, MARIMIN, ARIO DAMAR, dan ERNAN RUSTIADI Hak Cipta milik IPB, tahun 2012 Alamat: Jl. Nusa Indah V No. 5 Taman Cimanggu, Bogor 16131 0251-8343790; [email protected]. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor ABDULLAH AMAN DAMAI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 SISTEM PERENCANAAN TATA RUANG WILAYAH PESISIR:STUDI KASUS TELUK LAMPUNG A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI DenganinisayamenyatakanbahwadisertasiSistemperencanaantataruang wilayahpesisir:StudikasusTelukLampung,adalahkaryasayadenganarahan darikomisipembimbingdanbelumdiajukandalambentukapapunkepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yangditerbitkanmaupunyangtidakditerbitkandaripenulis,telahdisebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Januari 2012 Abdullah Aman Damai C261040031 A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorA.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorABSTRACT ABDULLAH AMAN DAMAI. Spatial planning system of coastal area: Lampung Baycasestudy.UnderdirectionofMENNOFATRIABOER,MARIMIN,ARIO DAMAR, and ERNAN RUSTIADI. Coastal area is complex and dynamic in nature, and also vulnerable against stress.Ontheotherside,ithasvariousresourcesandenvironmentservices,and hencetendtobeoverexploited.Forthatreason,conflictofspaceutilization whetherintersectorsorinternalsector,andvariousofstakeholdersinterest, becameanordinaryproblem.Theconflicthastobeprevailedthroughaproper administrationspatialmanagementbasedonspatialplanningthatmight accommodate economic and population growth, and also implementable. Through the system approach, comprehensive spatial planning of coastal area could be met, which able to accommodate stakeholders interest. Due to its complexity, in which various activities and stakeholders are present, coastal area of Lampung Bay was determinedasstudyarea.Theresearchwasaimedtodevelopanapproachof spatialplanningofcoastalareathatintegratewatersandterrestrialspace,ina systemframeworkwithparticipatoryfeatures.Theresearchwascarriedout through system dynamics approach that incorporated with geographic information system. Furthermore, participatory prospective analysis for mapping stakeholders need,andregionalanalysis,wasprepared.Theresultshowedthat:(1)system approachisabletoprovideascenarioofcoastalareaspatialplanning comprehensively,inwhichwatersandterrestrialspacecouldbeintegrated through simultaneous analysis of components of system and their interactions, and furtherinterventiononit;(2)stakeholdersinvolvementthroughparticipatory prospective analysis is the key of simplification of spatial policies formulation, in which various of interest in an area could be accommodated; (3) main components ofsystem(i.e.population,economicactivities, andspaceavailability)incoastal area of Lampung Bay, are interrelated and interdependent, and in order to achieve sustainablerelationamongthemuntiltheendofanalysis(year2029), consequently it has to be attained and maintained a proportion of protected area as 54,482 ha (42.09%) of land and 4,822 ha (3.02%) of waters; (4) accomplishment of spatial planning of coastal area of Lampung Bay require conversion of a part of productionarea(50.67%)tobecomeprotectedarea,anddevelopmentofservice centersandinfrastructurenetworks;and(5)Suggestionsofspacealocationand servicecenterhierarchies,couldbepreparedbasedonmodelsimulationof conditionandregionalcapabilitiesofLampungBaycoastalarea,thescenario couldaccommodatestakeholdersneedtowardthesustainableregional development Keywords:coastal area, spatial planning, system dynamics, Lampung Bay. A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorRINGKASAN ABDULLAHAMANDAMAI.Sistemperencanaantataruangwilayahpesisir: StudikasusTelukLampung.DibimbingMENNOFATRIABOER,MARIMIN, ARIO DAMAR, dan ERNAN RUSTIADI. Penelitiandandisertasiinidilatarbelakangiolehkekhasanwlayahpesisir yangkompleksdanmeliputiekosistemdaratandanperairan.Dengan kompleksitasnyayangtinggi,pengelolaanwilayahpesisirharusbersifatholistik danterintegrasi,dengansalahsatukomponenkuncinyaadalahperencanaantata ruang.Urgensipenataanruangmerupakanbentukintervensipositifguna meningkatkankesejahteraanyangberkelanjutan.Olehkarenaitu,perencanaan tataruangmemilikiposisipentingdalamkerangkapengelolaanwilayahpesisir terpadu.Namundemikian,perencanaantataruangwilayahpesisirmemerlukan suatupendekatanyangmampumemadukankarakteristikruangdaratandan perairansecarasejajar,sehinggasulitdiakomodasiolehperencanaantataruang yang bias daratan Pendekatansistemdapatmemberikanpemahamanfenomenadunianyata secarakomprehensif.Wilayahpesisiryangkompleks,dapatdipandangsebagai suatusistem,dengankomponenutamaterdiridaripopulasi(penduduk),aktivitas ekonomi,danpenggunaanruang.Melaluipemodelansistem,dapatdipelajari perilakunyasecarakomprehensifdanditerapkanskenarioperencanaansebagai bentukintervensiterhadapsistemtersebut.Dengandemikian,melaluiintervensi terhadapsistem,dapatdihasilkanperencanaantataruangterpadu,komprehensif, dan akomodatif terhadap kebutuhan para pemangku kepentingan (stakeholders).Sebagaiwilayahpesisiryangkompleksdenganberagamaktivitas,Teluk Lampungdipilihsebagailokasipenelitian.Tujuanpenelitianadalahuntuk mengembangkansuatupendekatanperencanaantataruangwilayahpesisiryang memadukan ruang daratan dan perairan dalam suatu kerangka sistem dan bersifat partisipatif.Pendekatanpenelitianmelaluisistemdinamikdenganpemodelan deterministik, yang mampu mengkaji sistem kompleks. Pemetaan kebutuhan para pemangkukepentinganmenggunakananalisisprospektifpartispatif,dan penyajian spasial menggunakan sistem informasi geografis.Wilayahpenelitianmeliputi:(1)daratankecamatandiKotaBandar Lampung(TelukbetungBarat,TelukbetungSelatan,danPanjang),Kabupaten LampungSelatan(Ketibung,Sidomulyo,Kalianda,Rajabasa,danBakauheni), dan Kabupaten Pesawaran (Padang Cermin dan Punduh Pidada); dan (2) perairan Teluk Lampung antara 105o11-105o43 BT dan 5o26-5o59 LS. Pemodelansistemdinamikterdiridaritigasub-model,yaitupopulasi (penduduk), aktivitas ekonomi, dan ketersediaan ruang. Proses validasi dilakukan meliputistruktur(kesesuaiandankonsistensidimensi)danperilakumodel. Validasimenunjukkanbahwaterdapatcukupalasanuntukmenggunakanmodel dalam menggambarkan dinamika wilayah pesisir Teluk Lampung. Simulasi model dilakukan dalam kurun waktu tahun 2003 sampai 2029. Kebutuhanparapemangkukepentingandipetakandarianalisisprospektif partisipatifmelaluiforumpertemuan27partisipan,yangberlatarbelakang: nelayandanpembudidayaikan,pengusaha,institusipemerintahdaerah,dan perguruantinggisetempat.Secarakonsensusterpilih6variabelyangpaling A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorberpengaruh,yaitu:kualitassumberdayamanusia(SDM)masyarakatpesisir, penegakanhukum,pertumbuhanpenduduk,infrastrukturwilayah,aktivitas ekonomikerakyatan,danzonasiwilayah.Keenamvariabelterpilihtersebut merupakanrepresentasikebutuhanparapemangkukepentingan.Partisipanjuga merumuskan empat skenario berdasarkan kombinasi dari kondisi variabel terpilih. Didalampengembanganmodel,skenariotersebutditerjemahkandalamvariasi nilaiparameterpeubahkebijakan,yaitu:optimis,bernilai1;moderat,bernilai 0,75;pesimis,bernilai0,25;dansangatpesimis,bernilai0.Kemudianmasing-masing skenario disimulasi. Simulasisub-modelpopulasi,menunjukkanbahwapopulasiskenario optimismeningkatlebihbesar,padatahun2029mencapai763ribuorang, sedangkan pada skenario sangat pesimis hanya mencapai 663 ribu orang. Populasi skenariooptimisyanglebihtinggi,disumbangdariimigrasiyangmasukke wilayahpesisirlebihbesardaripadaskenariolainnya.Disisilain,tingkat pengangguranpadaskenariooptimislebihrendahdaripadaskenariolainnya, karena perekonomian menjadi lebih baik. Simulasisub-modelaktivitasekonomimenunjukkanperbedaanantar skenario.Aktivitasekonomi(PDRBhargakonstantahun2000)padaskenario optimismenjadisekitarRp14,06triliunpadatahun2029,padaskenariosangat pesimis hanya meningkat menjadi Rp 7,41 triliun. Perbedaan tersebut dipengaruhi olehperbedaanbesarnyapeubahinvestasi,yangditentukanolehperbedaan inkonsistensi tata ruang, degradasi sumberdaya pesisir, dan kendala ruang.Simulasisub-modelketersediaanruang,menunjukkanbahwalahan pertanian skenario sangat pesimis, relatif tetap, yaitu dari 105,2 ribu ha pada tahun 2003,menjadi103,4ribuhapadatahun2029,sedangkanpadaskenariooptimis menurun tajam menjadi 51,9 ribu ha. Secara keseluruhan, skenario sangat pesimis memerlukantotalkebutuhanlahanuntukkawasanbudidaya(terutamapertanian) yangpalingbesardaripadaskenariolainnya,yaitumencapai120,3ribuhapada tahun2029.Skenariooptimishanyamembutuhkan73,9ribuha,karenaterdapat kebijakandihentikannyaperluasanlahanpertaniandandilakukankonversilahan pertanianmenjadikawasanlindung.Luaspemanfaatanumumperairanantar skenariotidakberbedatajam,kecualiperikananbudidaya.Perluasanperairan perikananbudidayaterjadisecarasignifikanpadaskenariooptimis,yaitudari awal simulasi hanya 8,0 ribu ha, meningkat menjadi 11,9 ribu ha pada tahun 2029, sedangkanuntukskenariosangatpesimishanyamencapai8,8ribuha.Secara keseluruhan, luas total kawasan pemanfaatan umum perairan (perikanan dan non-perikanan) pada skenario optimis akan berjumlah 133,5 ribu ha pada tahun 2029, sedangkanskenariosangatpesimishanyamencapai130,4ribuha.Perbedaan antar skenario tersebut bersumber dari perairan perikanan budidaya. Peubahkebijakanpadamasing-masingskenario,memberikan inkonsistensitataruang(penggunaanruanguntukkawasanbudidayadarat dan/ataupemanfaatanumumperairanyangseharusnyaberfungsilindung)yang berbeda-beda. Inkonsistensi tersebut telah terjadi sejak dimulainya simulasi (tahun 2003),yaituseluas38,0ribuha.Padaskenariosangatpesimis,inkonsistensitata ruangakanterusmeningkat,hinggapadatahun2029akanmencapailuas46,7 ribuha.Inkonsistensitataruangmempengaruhikendalaruang,danterhubung padasub-modelpopulasidanekonomi,sehinggaakanmenghasilkanjumlah penduduk,tingkatpengangguran,investasi,danaktivitasekonomiyangberbeda-A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorbeda.Padaakhirnya,sistemsecarakeseluruhanakanmemberikanrenteruang (produk ruang per luas wilayah) kawasan budidaya darat dan pemanfaatan umum perairanyangberbeda-bedapula.Penurunaninkonsistensitataruangakan memberikanpeningkatanrenteruang.Skenariooptimisakanmemberikanrente ruang tertinggi, yaitu mencapai Rp 67,80 juta per ha pada tahun 2029. Pada tahun yangsama,skenariomoderat,pesimis,dansangatpesimis,hanyaberturut-turut Rp 56,46 juta per ha, Rp 31,56 juta per ha, dan Rp 29,57 juta per ha Pemilihanskenariodidasarkanpada11kriteriayangmerupakanpewakil dari6variabelkebutuhanparapemangkukepentingan,denganmenggunakan indeks kinerja komposit (CPI). Hasil analisis menunjukkan bahwa hanya skenario optimisyangpalingmampumengakomodasikebutuhanparapemangku kepentingan, dengan demikian perencanaan pola dan struktur ruang mengacu pada parameter dan nilai awal model skenario optimis. Hasilanalisiskesesuaianruangmenunjukkanbahwakebutuhanruang daratandanperairansampaitahun2029,dapatdipenuhi.Berdasarkananalisis wilayahyangmeliputilocationquotient(LQ),localizationindex(LI), specialization index (SI), dan skalogram, dapat dirumuskan kebijakan struktur dan pola ruang.Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan: (1) Pendekatan sistem dapat memberikanskenarioperencanaanwilayahpesisiryangkomprehensif,yaitu memadukanruangdaratandanperairandengansemuakomponensistemdan interaksinyadapatdianalisissecarasimultansertadilakukanintervensi;(2) Pelibatanpemangkukepentinganmelaluianalisisprospektifpartisipatif, merupakankunciyangmempermudahperumusankebijakantataruangyang akomodatifterhadapberbagaikepentingandalamsatuwilayahyangsama;(3) Komponenutamasistemberupapopulasi,aktivitasekonomi,danketersediaan ruangdiwilayahpesisirTelukLampungmenunjukkanketerkaitandansaling mempengaruhi,untukmenjagahubunganantarkomponensecaraberkelanjutan, sampaiakhiranalisis(padatahun2029)harusdicapaidandipertahankansuatu proporsikawasanlindungdaratanseluas54.482ha(42,09%)dankonservasi perairan4.822ha(3,02%);(4)PerencanaantataruangwilayahpesisirTeluk Lampungmensyaratkandilakukannyakonversisebagiankawasanbudidaya (50,67%)menjadikawasanlindung,sertapengembanganpusat-pusatpelayanan danjaringanprasaranawilayah;dan(5)Arahanalokasiruangdanhierarkipusat pelayanandapatdirumuskansesuaisimulasimodelberdasarkankondisidan kemampuanwilayahpesisirTelukLampung,skenarioinidapatmengakomodasiberbagaikebutuhanparapemangkukepentingandalammenujupengembangan wilayah yang berkelanjutan. Disarankan:(1)Sebagaitindaklanjutdarihasilpenelitianini,yang meliputi keseluruhan wilayah pesisir Teluk Lampung, agar dilakukan perencanaan wilayahyanglebihdetil,pengaturanzonasi,dansegeramelaksanakan penyelenggaraan penataan ruang wilayah pesisir Teluk Lampung secara utuh; dan (2)untukpelaksanaanpenelitianpadatingkatwilayahyanglebihdetilagar dilakukan dengan pemodelan probabilistik, dengan demikian aspek ketidakpastian dapat lebih diakomodasi. Kata kunci: wilayahpesisir,perencanaantataruang,sistemdinamik,Teluk Lampung.A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor Hak Cipta milik IPB, tahun 2012 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkansumbernya.Pengutipanhanyauntukkepentinganpendidikan, penelitian,penulisankaryailmiah,penyusunanlaporan,penulisankritikatau tinjauansuatumasalah;danpengutipantersebuttidakmerugikankepentingan yang wajar IPB. Dilarangmengumumkandanmemperbanyaksebagianatauseluruhkaryatulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB. A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor ABDULLAH AMAN DAMAI Disertasi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelarDoktor padaProgram Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 SISTEM PERENCANAAN TATA RUANG WILAYAH PESISIR:STUDI KASUS TELUK LAMPUNG A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor Penguji pada Ujian Tertutup :Dr. Ir. Luky Adrianto, M.Sc. Dr. Ir. Setia Hadi, MS. Penguji pada Ujian Terbuka :Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc. Dr. Ir. Sapta Putra Ginting, M.Sc. A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorJudul Disertasi:Sistem Perencanaan Tata Ruang Wilayah Pesisir: Studi Kasus Teluk Lampung Nama Mahasiswa:Abdullah Aman Damai NIM:C261040031 Disetujui: Komisi Pembimbing Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA. Ketua Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc. Anggota Dr. rer. nat. Ir. Ario Damar, M.Si. Anggota Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr. Anggota Diketahui: Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Dekan Sekolah Pascasarjana Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA.Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr. Tanggal Ujian: 16 November 2011Tanggal Lulus: A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorDAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH Alurpelayaranmerupakanbagiandariperairanyangalamimaupunbuatanyang darisegikedalaman,lebar,danhambatanpelayaranlainnyadianggap aman untuk dilayari. Bakosurtanal = Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional.Bapedalda = Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah. Bappeda = Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. BBM = bahan bakar minyak. BOD=biologicaloxygendemand(kebutuhanoksigenbiologis),merupakan jumlahoksigenyangdibutuhkanuntukmelangsungkanaktivitas mikroorganisme dalam menguraikan zat terlarut dan tersuspensi di dalam air; sebagai salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat pencemaran air. BPMD = Badan Penanaman Modal Daerah.BPS = Badan Pusat Statistik.BT = Bujur Timur.CA = cellular automata.CAPSA = centre for alleviation of poverty through secondary crops development in Asia and the Pacific.CMARIS = coastal and marine resource information system.COD=chemicaloxygendemand(kebutuhanoksigenkimiawi),merupakan jumlahoksigenyangdibutuhkanuntukmelangsungkanproseskimiawi (oksidasi)zatterlarutdantersuspensididalamair;sebagaisalahsatu parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat pencemaran air. CPI = composite performance index (indeks kinerja gabungan).CPO = crude palm oil (minyak kelapa sawit).CRMP = coastal resources management project. DAS = daerah aliran sungai.Dishidros = Dinas Hidrooseanografi.DKP = Departemen Kelautan dan Perikanan.DLKp=daerahlingkungankepentingan(perairan),merupakanwilayahperairan disekelilingdaerahlingkungankerjaperairanpelabuhanyang dipergunakan untuk menjamin keselamatan pelayaran. DLKr=daerahlingkungankerja(perairan),merupakanwilayahperairanpada pelabuhanyangdipergunakansecaralangsunguntukkegiatan kepelabuhanan. A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorDO = disolved oxygen (oksigen terlarut), merupakan jumlah oksigen yang tersedia dalamkolomair;sebagaisalahsatuparameteryangdigunakanuntuk mengukur tingkat pencemaran air. DUKS = dermaga untuk kepentingan sendiri.ESRI = Environmental Systems Research Institute, Inc. FGD = fish gathering device (alat pengumpul ikan), merupakan alat yang ditanam dalamkolomairsecarapermanen,yangberfungsisebagaipengumpul ikan, seperti rumpon. GIS=geographicinformationsystems(sisteminformasigeografis,SIG), merupakansistemperangkatkerasdanlunakberbasiskomputer,yang digunakanuntukpengumpulan,penyimpanan,analisis,danpenyebaran informasi tentang area di permukaan bumi. HAB = harmful algal blooms. HPS = High Performance Systems, Inc.I/D = influence/dependence (pengaruh/ketergantungan).IP = indeks pelayanan.IUU=illegal,unreportedandunregulated(ilegal,tidakdilaporkan,dantidak mengikuti peraturan). KJA = keramba jaring apung. knot adalah satuan laju,yaitu mil laut/jam (1,85km/jam), biasa digunakan untuk satuan laju arus laut dan angin. KSN = kawasan strategis nasional.KUD = koperasi unit desa.Lanal = Pangkalan Angkatan Laut.LAPAN = Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional.LI = localization index (indeks lokalisasi).LQ = location quotient (quasi lokasi).LS = Lintang Selatan.LSM= lembaga swadaya masyarakat.MCDM = multicriteria decision making (pembuatan keputusan kriteria jamak). MIT = Massachusetts Institute of Technology.Modelmerupakansuatuabstraksidarirealitas,yangmenunjukkanhubungan langsungmaupuntidaklangsungsertakaitantimbalbalikdalamistilah sebab akibat. MSL = mean sea level. Pasut = pasang surut. Pemangku kepentingan, lihat: stakeholder(s) A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorPartisipasimerupakanketerlibatanataumengambilbagiansecaraaktifdalam suatu proses. PDRB=produkdomestikregionalbruto,merupakanjumlahnilaitambahyang dihasilkanolehseluruhunitusahadalamsuatuwilayahtertentu,atau merupakanjumlahnilaibarangdanjasaakhiryangdihasilkanoleh seluruhunitekonomi;PDRBatasdasarhargaberlaku(PDRB-ADHB) merupakanPDRByangdihitungmenggunakanhargapadatahunyang bersangkutan;danPDRBatasdasarhargakonstan(PDRB-ADHK) merupakanPDRByangdihitungmenggunakanhargapadasatutahun tertentu sebagai dasar (dalam penelitian ini adalah tahun 2000). Pelindo = Pelabuhan Indonesia, PT.Pendekatansistemmerupakanpendekatanpenelitianyangterdiridaribeberapa tahapproses,yaitupenetapantujuandananalisiskebutuhan,formulasi permasalahan,identifikasisistem,pemodelansistem,danevaluasi. Pelaksanaansemuatahaptersebutdalamsatukesatuankerjamerupakan analisis sistem. PKL = Pusat Kegiatan Lokal. PKN = Pusat Kegiatan Nasional.PKW = Pusat Kegiatan Wilayah.PKWp = Pusat Kegiatan Wilayah Provinsi. PPA=participatoryprospectiveanalysis(analisisprospektifpartisipatif) merupakanadaptasidariberbagaimetodekomprehensifyangdikemas dalamsuatukerangkakerjaoperasionalyangkomprehensifdancepat, dengantahapan:penentuan/definisisistem,identifikasivariabelsistem, definisi variabel kunci, analisis pengaruh antar variabel, interpretasi dari pengaruh dan ketergantungan antar variabel, pendefinisian kondisi (state) variabeldimasadatang,pembangunanskenario,sertapenyusunan implikasi strategis dan aksi antisipatif.PTBA = Bukit Asam, PT.RePPProT = regional physical planning programme for transmigration. RTP=rumahtanggaperikanan,merupakanrumahtanggadenganmata pencaharian utama sebagai nelayan atau pembudidaya ikan.RTRW = rencana tata ruang wilayah. SDA = sumberdaya alam.SDM = sumberdaya manusia.SDSS= spatial decision support system (sistem penunjang keputusan spasial). SDWM = system dynamics watershed model (model sistem dinamik daerah aliran sungai).SHE = sibernetik, holistik, dan efektif. SI = specialization index (indeks spesialisasi).A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorSistem adalah sekelompok komponen yang beroperasi secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sistemdinamikmerupakansuatumetodedalammempelajarisifat-sifatsistem, dengantujuanuntukmengetahuibagaimanainterrelasidarisuatu keputusan,kebijakan,strukturdanpenundaan(delay),dalam mempengaruhi pertumbuhan dan stabilitas sistem tersebut. Sistem lahan merupakan pengelompokan lahan berdasarkan tipe fisiografik, yang antara lain meliputi pegunungan, perbukitan, dataran, dan rawa. Di dalam wilayahpenelitianterdapat22sistemlahan,yangmeliputi:AHK(Air HitamKanan),BBG(BukitBalang),BBR(BukitBarangin),BGA (BatangAnai),BLI(Beliti),BMS(BukitMasung),BTA(BatuAjan), BTK(BarongTongkok),KHY(Kahayan),KJP(Kajapah),KNJ (Kuranji),LBS(LubukSikaping),MBI(MuaraBeliti),PKS(Pakasi), PLB(Pidoli-dombang),SAR(SungaiAur),SKA(Sukaraja),SMD (SungaiMedang),TGM(Tanggamus),TLU(Talamau),TWI(Telawi), dan UBD (Ulubandar). SME = spatial modeling environment (pemodelan lingkungan spasial).SSME = Sulu-Sulawesi marine ecoregion.Stakeholder(s) diterjemahkan sebagai pemangku kepentingan adalah seseorang, organisasi,ataukelompokyangberkepentingandengansuatuisuatau sumberdaya tertentu.STORET-EPA=shortforSTOrageandRETrieval-EnvironmentalProtection Agency (US). Tidal range (tunggang pasut), merupakan beda tinggi muka air laut antara pasang dan surut. Tide(pasangsurut,pasut),merupakanmerupakanprosesnaikturunnyamukaair laut, yang dibangkitkan oleh gaya tarik bulan dan matahari secara harian. TELPP = Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper, PT.TNI-AL = Tentara Nasional Indonesia - Angkatan Laut. TSS=totalsuspendedsolid(padatantersuspensitotal),merupakanjumlah padatanyangtersuspensididalamairberupabahanorganikdan anorganik yang tidak lolols saringan berpori 0,45 m. UMKM = usaha mikro, kecil, dan menengah.USDA = United States Department of Agriculture.UU = Undang-undang.WWF= World Wide Fund for Nature.ZEE= zona ekonomi eksklusif. A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorPRAKATA BerkatlimpahanrahmatdanridloAllahSWT,penulisdapat menyelesaikanpenelitiandanmenulisnyadalambentukdisertasi.Melalui disertasiinipenulisberupayauntukdapatmemberikankontribusiakademikbagi pengembanganilmupengetahuan,sertamemberikansumbanganpemikiranbagi pembangunan daerah Lampung. Ucapanterimakasihdanpenghargaanyangbesarpenulissampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA., Prof. Dr. Ir. Marmin, M.Sc., Dr. rer. nat.Ir.ArioDamar,M.Si.,danDr.Ir.ErnanRustiadi,M.Agr.selakukomisi pembimbing,yangdenganpenuhperhatiandankesabarantelahmembimbing penulisselamamelaksanakanpenelitiandanpenulisandisertasi.KepadaDr.Ir. VincentiusP.Siregar,M.Sc.danDr.Ir.AchmadFahrudin,M.Sc.disampaikan terimakasihataskesediaanbeliauberduamenjadipengujidiluarkomisi pembimbing, pada ujian pra kualifikasi. Kepada Dr. Ir. Luky Adrianto, M.Sc dan Dr.Ir.SetiaHadi,MS.disampaikanterimakasihataskesediaanbeliauberdua menjadipengujidiluarkomisipembimbingpadaujiantertutup.Demikianjuga kepadaDr.Ir.FredinanYulianda,M.Sc.danDr.Ir.SaptaPutraGinting,M.Sc. disampaikanterimakasihataskesediaanbeliauberduamenjadipengujidiluar komisi pembimbing pada ujian terbuka. Kepada seluruh dosen dan karyawan pada ProgramStudiSPLkhususnya,sertaFakultasPerikanandanIlmuKelautan (FPIK) dan Sekolah Pascasarjana IPB umumnya, yang telah menambah ilmu dan wawasansertamembantupenulisselamamenempuhstudi,dengantulus disampaikan terima kasih.UcapanterimakasihjugapenulissampaikankepadaDekanFakultas Pertanian,Rektor,sertaseluruhdosendankaryawanUniversitasLampungatas dukungandanbantuanyangtelahdiberikansehinggapenulismendapat kesempatan menempuh pendidikan S3. Kepada seluruh unsur Pemerintah Provinsi Lampung,KotaBandarLampung,KabupatenLampungSelatan,danKabupaten Pesawaran,yangtelahmembantuselamapenulismelakukanpenelitian, disampaikanterimakasih.Kepadaseluruhlembagapemerintahdanswasta,serta masyarakatluasdanLSM,diwilayahpesisirTelukLampung;yangtelah membantu selama penulis melakukan penelitian, disampaikan terima kasih. KepadaseluruhtemanmahasiswaSPL,penulisucapkanbanyakterima kasihataskebersamaanselamamenempuhpendidikan.Kepadaseluruhtemandi Lampungyangtelahmemberikandukunganmaterialdansemangat,danseluruh pihak yang telah membantu, dengan tulus penulis sampaikan rasa terima kasih.Kepada Buya dan Umi, serta seluruh keluarga besaryang telah mendidik, membesarkan, dan membantu penulis dengan tulus, hanya rasa terima kasih yang dapatdisampaikan.AkhirnyasecarakhususkepadaIcoen,Sha-sha,Abang,dan AdekTiatercinta,yangterusmendampingi,mendorong,danmembantupenulis, hanya rasa terima kasih dan cinta mendalam yang dapat kupersembahkan. Semoga seluruh amal perbuatan di atas mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, amin. Bogor, Januari2012 Abdullah Aman Damai A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorRIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 1 Mei 1965, sebagai anak ke enamdarisepuluhbersaudara,daripasanganAbdulMadjid(almarhum)danSiti Idjabah(almarhumah).Padatahun1993penulismenikahdenganNelly,anakke tujuhdaridelapanbersaudara,daripasanganIbrahimHanafiah(almarhum)dan Tuti Dewi Nasution (almarhumah). Penulis telah dikaruniai tiga orang anak, yaitu Amalia Shafira Damai (perempuan, lahir tahun 1995), Farras Naufal Damai (laki-laki, lahir tahun 2004), dan Ashila Meutia Damai (perempuan, lahir tahun 2009). Pada tahun 1989, penulis diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil, sebagai dosen pada Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.Pendidikan strata satu (S1) diselesaikan pada tahun 1988 dari Jurusan Ilmu Tanah,FakultasPertanian,UniversitasLampung.Pendidikanstratadua(S2) diselesaikan pada tahun 2003 dari Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir danLautan(SPL),ProgramPascasarjanaInstitutPertanianBogor.Sejaktahun 2004,penulismelanjutkanpendidikanstratatiga(S3)padaProgramStudiSPL, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorDAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ----------------------------------------------------------------xxix DAFTAR GAMBAR ------------------------------------------------------------xxxi DAFTAR TABEL LAMPIRAN -----------------------------------------------xxxv 1PENDAHULUAN -----------------------------------------------------------1 1.1Latar Belakang ---------------------------------------------------------1 1.2Tujuan dan Manfaat ---------------------------------------------------5 1.3Perumusan Masalah ---------------------------------------------------5 1.4Definisi Operasional --------------------------------------------------8 1.5Lingkup Penelitian ----------------------------------------------------12 1.6Kerangka Konsepsional-----------------------------------------------13 2TINJAUAN PUSTAKA ----------------------------------------------------23 2.1Wilayah dan Wilayah Pesisir ----------------------------------------23 2.2Teori Sistem ------------------------------------------------------------28 2.3Sistem dan Model------------------------------------------------------31 2.4Penelitian Partisipatif -------------------------------------------------34 2.5Perencanaan Tata Ruang Partisipatif -------------------------------39 2.6Sistem Informasi Geografis (SIG) ----------------------------------43 2.7Tinjauan Penelitian Terdahulu---------------------------------------45 3METODE PENELITIAN ---------------------------------------------------49 3.1Pendekatan Penelitian -------------------------------------------------49 3.2Wilayah Penelitian ----------------------------------------------------49 3.3Kerangka Pemikiran dan Analisis -----------------------------------49 3.4Batas Sistem ------------------------------------------------------------54 3.5Tahapan Pendekatan Sistem -----------------------------------------56 3.6Analisis Prospektif Partisipatif --------------------------------------57 3.7Pemodelan Sistem -----------------------------------------------------62 3.7.1Faktor-faktor penyusun model ------------------------------63 3.7.2Blok bangunan dasar dan persamaan dalam model ------64 3.8Analisis SIG ------------------------------------------------------------67 3.9Data dan Analisis ------------------------------------------------------70 3.9.1Analisis biofisik wilayah ------------------------------------71 3.9.2Analisis pemilihan skenario ---------------------------------71 3.9.3Analisis ekonomi wilayah dan kewilayahan --------------73 3.9.4Metode manual alokasi pola ruang -------------------------80 4KONDISI UMUM DAN ANALISIS WILAYAH PESISIRTELUK LAMPUNG --------------------------------------------------------83 4.1Fisik Wilayah ----------------------------------------------------------83 4.1.1Luas wilayah---------------------------------------------------83 4.1.2Geologi pantai dan sistem lahan ----------------------------84 4.1.3Fisik kimia perairan ------------------------------------------88 4.1.4Biologi perairan -----------------------------------------------95 A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorxxviHalaman 4.2Kependudukan --------------------------------------------------------- 99 4.2.1Jumlah, kepadatan, dan pertumbuhan penduduk ---------99 4.2.2Tenaga kerja ---------------------------------------------------101 4.2.3Keluarga dan keluarga miskin ------------------------------102 4.2.4Rumah tangga perikanan-------------------------------------103 4.3Ekonomi Wilayah------------------------------------------------------104 4.3.1Produk domestik regional bruto (PDRB) ------------------104 4.3.2Struktur perekonomian ---------------------------------------104 4.3.3Sektor ekonomi basis -----------------------------------------107 4.3.4Daya saing sektor ekonomi ----------------------------------108 4.3.5Investasi --------------------------------------------------------111 4.4Prasarana dan Sarana Wilayah ---------------------------------------112 4.4.1Jalan dan rel kereta api ---------------------------------------112 4.4.2Pelabuhan dan dermaga --------------------------------------113 4.4.3Prasarana wisata pantai --------------------------------------114 4.4.4Armada kapal nelayan----------------------------------------115 4.4.5Koperasi --------------------------------------------------------116 4.5RTRW Terkait Teluk Lampung -------------------------------------117 5ANALISIS PROSPEKTIF PARTISIPATIF -----------------------------123 5.1Penentuan Variabel Kunci --------------------------------------------123 5.2Analisis Pengaruh Antar-Variabel Kunci --------------------------128 5.3Penentuan Kondisi Variabel Kunci di Masa Depan --------------132 5.4Pembangunan Skenario -----------------------------------------------134 5.5Implikasi Strategis dan Aksi Antisipatif---------------------------136 5.6Hubungan Analisis Prospektif Partisipatif dengan Pemodelan--137 6ANALISIS SISTEM--------------------------------------------------------139 6.1Pemodelan Sistem Dinamik ------------------------------------------139 6.1.1Sub-model------------------------------------------------------139 6.1.2Nilai awal dan parameter ------------------------------------140 6.1.3Validasi model ------------------------------------------------144 6.2Informasi Geografis Wilayah ----------------------------------------147 6.2.1Penutupan lahan -----------------------------------------------147 6.2.2Kemampuan lahan --------------------------------------------148 6.2.3Penggunaan perairan -----------------------------------------154 6.2.4Jaringan transportasi ------------------------------------------155 6.3Kecenderungan Sistem------------------------------------------------159 6.3.1Populasi --------------------------------------------------------161 6.3.2Aktivitas ekonomi --------------------------------------------162 6.3.3Penggunaan ruang --------------------------------------------165 7KEBIJAKAN TATA RUANG WILAYAH PESISIR------------------171 7.1Simulasi Skenario-----------------------------------------------------171 7.1.1Kebutuhan pemangku kepentingan dari analisisprospektif partisipatif -----------------------------------------171 7.1.2Asumsi-asumsi dalam pengembangan model-------------174 7.1.3Simulasi sub-model populasi--------------------------------176 A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorxxviiHalaman 7.1.4Simulasi sub-model aktivitas ekonomi --------------------178 7.1.5Simulasi sub-model ketersediaan ruang -------------------182 7.1.6Pemilihan skenario -------------------------------------------192 7.2Kebijakan Pola dan Strukur Ruang ---------------------------------195 7.2.1Kebutuhan dan kesesuaian ruang ---------------------------195 7.2.2Karakteristik kewilayahan dan pusat pelayanan----------203 7.2.3Arahan pola ruang --------------------------------------------206 7.2.4Arahan struktur ruang ----------------------------------------214 7.3Strategi Implementasi Kebijakan Tata Ruang ---------------------219 8KESIMPULAN DAN SARAN --------------------------------------------223 8.1Kesimpulan -------------------------------------------------------------223 8.2Saran---------------------------------------------------------------------224 DAFTAR PUSTAKA------------------------------------------------------------225 LAMPIRAN-----------------------------------------------------------------------235 1 Perbedaan sistem perencanaan spasial --------------------------------235 2 Sistem lahan wilayah penelitian----------------------------------------239 3 Nilai awal dan parameter ----------------------------------------------243 4Persamaan dalam model -----------------------------------------------257 5Kriteria analisis SIG ----------------------------------------------------265 6Daftar investasi langsung swasta -------------------------------------269 7Potensi desa untuk skalogram-----------------------------------------271 8Validasi model dinamik------------------------------------------------275 9Data simulasi skenario model dinamik ------------------------------277 10Pemilihan skenario model dinamik ----------------------------------311 A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorxxviii A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorxxixDAFTAR TABEL Halaman 1Karakteristik sistem perencanaan spasial yang diajukan-------------21 2.Tipologi partisipasi --------------------------------------------------------36 3Tahapan dalam analisis prospektif partisipatif ------------------------59 4Data dan informasi yang dikumpulkan ---------------------------------70 5Luas daratan wilayah penelitian -----------------------------------------83 6Luas perairan wilayah penelitian ----------------------------------------83 7Satuan geologi lingkungan pantai Teluk Lampung -------------------85 8Ringkasan sistem lahan di wilayah pesisir Teluk Lampung---------86 9Arus pasut di Teluk Lampung -------------------------------------------89 10Arah dan tinggi maksimum kejadian gelombang ---------------------92 11Kualitas air Teluk Lampung ---------------------------------------------93 12Kualitas air Teluk Lampung berdasarkan Metode Storet-EPA -----95 13Komponen pertumbuhan penduduk-------------------------------------100 14Penduduk usia lebih dari 15 tahun di wilayah pesisir Teluk Lampung ------------------------------------------------------------101 15Lapangan usaha pekerja di wilayah pesisir Teluk Lampung ------------------------------------------------------------102 16Jumlah keluarga dan bangunan rumah di wilayah pesisir Teluk Lampung ------------------------------------------------------------102 17PDRB wilayah pesisir Teluk Lampung perlapangan usaha -------------------------------------------------------------106 18PDRB wilayah pesisir Teluk Lampung per kecamatan --------------106 19Nilai LQ sektor ekonomi wilayah pesisir Teluk Lampung ----------108 20Komponen pergeseran-pertumbuhan wilayah pesisirTeluk Lampung ------------------------------------------------------------110 21Daya saing sektor ekonomi wilayah pesisir Teluk Lampung -------111 22Jalan dan rel kereta api di wilayah pesisir Teluk Lampung ---------113 23Lokasi terminal di wilayah pesisir Teluk Lampung ------------------113 24Lokasi pelabuhan dan dermaga di wilayah pesisir Teluk Lampung 114 25Lokasi prasarana wisata pantai di wilayah pesisir Teluk Lampung 115 26Armada nelayan di wilayah pesisir Teluk Lampung -----------------116 27Jenis dan sebaran koperasi di wilayah pesisir Teluk Lampung -----117 A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorxxxHalaman 28Variabel pengaruh yang diidentifikasi oleh partisipan ---------------124 29Variabel pengaruh yang diidentifikasi dan didefinsikan oleh partisipan --------------------------------------------------------------125 30Variabel yang disimpulkan paling berpengaruh oleh partisipan ----127 31Skor pengaruh antar-variabel yang dinilai oleh partisipan-----------129 32Skor kekuatan variabel global tertimbang------------------------------132 33Kondisi variabel yang ditetapkan oleh partisipan secara konsensus13334Ringkasan beberapa nilai awal dan parameter model ----------------143 35Pengujian nilai tengah data historis dan data pemodelan ------------147 36Penutupan lahan wilayah penelitian-------------------------------------150 37Kelas kemampuan lahan wilayah penelitian ---------------------------150 38Penggunaan ruang perairan Teluk Lampung --------------------------154 39 Rekapitulasi simulasi sub-model populasi -----------------------------17840 Rekapitulasi simulasi sub-model aktivitas ekonomi ------------------18241 Rekapitulasi simulasi sub-model ketersediaan ruang-----------------19142Kriteria dan bobot kinerja CPI -------------------------------------------194 43Rekapitulasi hasil analisis CPI-------------------------------------------194 44Kebutuhan ruang wilayah pesisir Teluk Lampung--------------------195 45Kesesuaian ruang wilayah pesisir Teluk Lampung -------------------196 46Nilai LQ sektor ekonomi per kecamatan -------------------------------203 47Nilai LI sektor ekonomi wilayah pesisir Teluk Lampung------------204 48Nilai SI per kecamatan di wilayah pesisir Teluk Lampung ----------205 49Nilai IP skalogram per kecamatan di wilayah pesisir TelukLampung --------------------------------------------------------------------206 50Arahan alokasi pola ruang wilayah pesisir Teluk Lampungyang memenuhiskenario optimis---------------------------------------207 51Arahan hierarki pusat pelayanan di wilayah pesisirTeluk Lampung ------------------------------------------------------------215 A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorxxxiDAFTAR GAMBAR Halaman 1Klasifikasi perencanaan tata ruang -------------------------------------15 2Rejim perencanaan spasial di Indonesia -------------------------------17 3Pendekatan perencanaan tata ruang wilayah yang umumdilakukan -------------------------------------------------------------------19 4Pendekatan sistem perencanaan tata ruang wilayah pesisiryang diajukan --------------------------------------------------------------20 5Sistematika konsep-konsep wilayah------------------------------------24 6Wilayah pesisir dan sistem sumberdaya pesisir ----------------------26 7 Prinsip dasar metode analisis prospektif partisipatif -----------------388Sistem penataan ruang----------------------------------------------------40 9Struktur penyelenggaraan penataan ruang -----------------------------41 10 Beberapa penelitian terdahulu yang dirujuk dan berkaitan denganpenelitian -------------------------------------------------------------------48 11 Peta batas wilayah penelitian --------------------------------------------50 12 Kerangka pemikiran penelitian------------------------------------------52 13 Kerangka alur analisis penelitian ---------------------------------------53 14 Komponen sistem dan interaksinya, serta arah kebijakan dan implikasinya ---------------------------------------------------------------55 15 Tahap analisis sistem dinamik-------------------------------------------57 16 Model secara global-------------------------------------------------------62 17 Bagan alir interpretasi citra satelit --------------------------------------68 18 Bagan alir analisis sistem informasi geografis (SIG) ----------------69 19 Peta sistem Lahan ---------------------------------------------------------87 20 Peta perairan ---------------------------------------------------------------90 21 Distribusi jumlah dan kepadatan penduduk wilayah pesisirTeluk Lampung------------------------------------------------------------100 22 Jumlah rumah tangga perikanan (RTP) dan produksi ikan segar diwilayah pesisir Teluk Lampung-----------------------------------------103 23 Pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung dan wilayah pesisir Teluk Lampung------------------------------------------------------------105 24 Pangsa sektor terhadap PDRB wilayah pesisir Teluk Lampung----107 25 Investasi langsung swasta di wilayah pesisir Teluk Lampung -----112 26 Peta RTRW terkait Teluk Lampung------------------------------------121 A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorxxxiiHalaman 27 Pengaruh langsung antar variabel PPA --------------------------------130 28 Pengaruh tidak langsung antar variabel PPA--------------------------130 29 Pengaruh langsung dan tidak langsung antar variabel PPA ---------131 30 Sub-model populasi -------------------------------------------------------141 31 Sub-model aktivitas ekonomi--------------------------------------------141 32 Sub-model ketersediaan ruang ------------------------------------------142 33 Hubungan antara populasi dan penggunaan ruang permukiman danperkotaan di wilayah pesisir Teluk Lampung -------------------------145 34 Hubungan antara aktivitas ekonomi dan penggunaan ruangperkotaan di wilayah pesisir Teluk Lampung -------------------------145 35 Hubungan antara aktivitas ekonomi dan lapangan kerjadi wilayah pesisir Teluk Lampung--------------------------------------146 36 Peta penutupan lahan -----------------------------------------------------151 37 Peta kemampuan lahan ---------------------------------------------------152 38 Peta penggunaan ruang perairan ----------------------------------------156 39 Peta orientasi transportasi ------------------------------------------------160 40Kecenderungan populasi, angkatan kerja, dan lapangan kerjadi wilayah pesisir Teluk Lampung--------------------------------------162 41Kecenderungan aktivitas ekonomi (PDRB harga konstan tahun2000) dan investasi di wilayah pesisir Teluk Lampung -------------163 42Dinamika produk sektor-sektor ekonomi sebagai komponenPDRB harga konstan tahun 2000 di wilayah pesisirTeluk Lampung ------------------------------------------------------------164 43Kecenderungan penggunaan ruang perkotaan dan permukimandi wilayah pesisir Teluk Lampung--------------------------------------166 44Kecenderungan penggunaan lahan pertanian di wilayahpesisir Teluk Lampung ---------------------------------------------------166 45Kecenderungan penggunaan ruang budidaya pesisir (tambak)dan budidaya laut di wilayah pesisir Teluk Lampung ---------------167 46Kecenderungan luas lahan total dan lahan budidayadi wilayah pesisir Teluk Lampung--------------------------------------168 47Kecenderungan luas perairan total dan pemanfaatan umumperairan di wilayah pesisir Teluk Lampung ---------------------------169 48 Skenario perkembangan populasi ---------------------------------------176 49 Skenario perkembangan angkatan kerja -------------------------------176 50 Skenario perkembangan lapangan kerja -------------------------------176 A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorxxxiii Halaman 51 Skenario perkembangan tingkat pengangguran-----------------------176 52 Skenario perkembangan imigrasi ---------------------------------------177 53 Skenario perkembangan emigrasi---------------------------------------177 54 Skenario perkembangan aktivitas ekonomi (PDRB harga konstantahun 2000)-----------------------------------------------------------------179 55 Skenario perkembangan investasi --------------------------------------179 56 Skenario perkembangan sektor pertanian------------------------------179 57 Skenario perkembangan sektor perikanan -----------------------------179 58 Skenario perkembangan sektor pariwisata ----------------------------180 59 Skenario perkembangan sektor industri--------------------------------180 60 Skenario perkembangan sektor angkutan laut ------------------------181 61 Skenario perkembangan PDRB per kapita (berdasarkan hargakonstan tahun 2000) ------------------------------------------------------181 62 Skenario perkembangan pemanfaatan/penggunaan lahanpertanian --------------------------------------------------------------------183 63 Skenario perkembangan pemanfaatan/penggunaan lahan tambak -183 64 Skenario perkembangan lahan permukiman --------------------------185 65 Skenario perkembangan lahan bisnis dan industri -------------------185 66 Skenario perkembangan lahan untuk prasarana wilayah ------------185 67 Skenario perkembangan lahan permukiman dan perkotaan--------185 68 Skenario perkembangan lahan budidaya-------------------------------186 69 Skenario penggunaan lahan tidak sesuai kemampuan ---------------186 70 Skenario kemampuan penyediaan lahan untuk kawasanlindung darat ---------------------------------------------------------------186 71 Skenario perkembangan perairan perikanan budidaya laut ---------188 72 Skenario perkembangan perairan perikanan budidayalaut dan tangkap -----------------------------------------------------------188 73 Skenario perkembangan pemanfaatan umum perairannon-perikanan--------------------------------------------------------------188 74 Skenario perkembangan total kawasan pemanfaatanumum perairan-------------------------------------------------------------188 75 Skenario konversi perairan terumbu karang dan padang lamun----18976 Skenario upaya penyediaan kawasan konservasi perairan ----------189 77 Skenario inkonsistensi tata ruang darat dan perairan ----------------190 A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorxxxivHalaman 78 Skenario rente ruang kawasan budidaya darat dan perairan --------190 79 Peta kesesuaian lahan tanaman perkebunan (tahunan)---------------197 80 Peta kesesuaian lahan tanaman pangan (semusim) -------------------198 81 Peta kesesuaian lahan tambak -------------------------------------------199 82 Peta kesesuaian lahan permukiman -------------------------------------200 83 Peta kesesuaian lahan bisnis dan industri ------------------------------201 84 Peta kesesuaian kawasan pemanfaatan umum perairan--------------202 85 Peta alokasi ruang kawasan lindung dan konservasi------------------208 86 Peta arahan alokasi ruang-------------------------------------------------211 87 Peta arahan struktur ruang dan orientasi transportasi-----------------217 A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorxxxv DAFTAR TABEL LAMPIRAN Halaman 1Matriks karakteristik sistem perencanaan spasial yang umumdilakukan dan yang diajukan---------------------------------------------235 2Sistem lahan di wilayah pesisir Teluk Lampung----------------------239 3Nilai awal dan parameter model-----------------------------------------243 4Kriteria kawasan lindung daratan ---------------------------------------265 5Kriteria kawasan konservasi perairan-----------------------------------265 6Kriteria kesuaian lahan untuk pertanian tanaman pangan----------265 7Kriteria kesuaian lahan untuk pertanian tanaman perkebunan-----265 8Kriteria kawasan untuk budidaya pesisir (tambak) -------------------266 9Kriteria kesesuaian kawasan bisnis dan industri ----------------------266 10Kriteria kawasan permukiman dan prasarana wilayah ---------------266 11Kriteria wilayah perairan perikanan budidaya keramba jaringapung (KJA) ----------------------------------------------------------------267 12Daftar investor dan investasi langsung swasta di wilayahpenelitian tahun 2000-2007 ----------------------------------------------269 13Data analisis skalogram---------------------------------------------------271 14Uji nilai tengah data historis dan model ---------------------------------275 15Perbandingan skenario untuk perkembangan populasi---------------277 16Perbandingan skenario untuk perkembangan angkatan kerja -------278 17Perbandingan skenario untuk perkembangan lapangan kerja -------279 18Perbandingan skenario untuk perkembangan pengangguran--------280 19Perbandingan skenario untuk perkembangan tingkatpengangguran --------------------------------------------------------------281 20Perbandingan skenario untuk perkembangan imigrasi ---------------282 21Perbandingan skenario untuk perkembangan emigrasi --------------283 22Perbandingan skenario untuk perkembangan aktivitas ekonomi(PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000) -------------------------284 23Perbandingan skenario untuk perkembangan investasi --------------285 24Perbandingan skenario untuk perkembangan produksektor pertanian ------------------------------------------------------------286 25Perbandingan skenario untuk perkembangan produksektor perikanan -----------------------------------------------------------287 26Perbandingan skenario untuk perkembangan produksektor industri --------------------------------------------------------------288 A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorxxxviHalaman 27Perbandingan skenario untuk perkembanganproduk sektorangkutan laut dan penyeberangan ---------------------------------------289 28Perbandingan skenario untuk perkembangan produk sektorpariwisata -------------------------------------------------------------------290 29Perbandingan skenario untuk perkembangan produk sektorsektor lain -------------------------------------------------------------------291 30Perbandingan skenario untuk perkembangan PDRB per kapita(berdasarkan harga konstan tahun 2000) -------------------------------292 31Perbandingan skenario untuk perkembangan lahan pertanian ------293 32Perbandingan skenario untuk perkembangan lahan budidayapesisir (tambak) ------------------------------------------------------------294 33Perbandingan skenario untuk perkembangan lahan permukiman --295 34Perbandingan skenario untuk perkembangan lahan bisnisdan industri -----------------------------------------------------------------296 35Perbandingan skenario untuk perkembangan prasarana -------------297 36Perbandingan skenario untuk perkembangan lahan permukimandan perkotaan---------------------------------------------------------------298 37Perbandingan skenario untuk perkembangan lahan budidayatotal (terpakai) --------------------------------------------------------------299 38Perbandingan skenario untuk perkembangan penggunaan lahantidak sesuai kemampuan --------------------------------------------------300 39Perbandingan skenario untuk perkembangan penyediaan lahanuntuk kawasan lindung darat ---------------------------------------------301 40Perbandingan skenario untuk perkembangan perairan perikananbudidaya laut ---------------------------------------------------------------302 41Perbandingan skenario untuk perkembangan perairan perikananbudidaya laut dan tangkap ------------------------------------------------303 42Perbandingan skenario untuk perkembangan perairan budidayanon-perikanan --------------------------------------------------------------304 43Perbandingan skenario untuk perkembangan total perairanbudidaya---------------------------------------------------------------------305 44Perbandingan skenario untuk perkembangan konversi perairanterumbu karang dan padang lamun--------------------------------------306 45Perbandingan skenario untuk perkembangan upaya penyediaankawasan lindung perairan-------------------------------------------------307 46Perbandingan skenario untuk perkembangan inkonsistensi tataruang darat dan perairan --------------------------------------------------308 47Perbandingan skenario untuk perkembangan rente ruang -----------309 A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorxxxviiHalaman 48Nilai kriteria CPI tahun 2014 --------------------------------------------311 49Transformasi CPI, nilai alternatif, dan peringkat skenariotahun 2014 ------------------------------------------------------------------311 50Nilai kriteria CPI tahun 2019 --------------------------------------------312 51Transformasi CPI, nilai alternatif, dan peringkat skenariotahun 2019 ------------------------------------------------------------------312 52Nilai kriteria CPI tahun 2024 --------------------------------------------313 53Transformasi CPI, nilai alternatif, dan peringkat skenariotahun 2024 ------------------------------------------------------------------313 54Nilai kriteria CPI tahun 2029 --------------------------------------------314 55Transformasi CPI, nilai alternatif, dan peringkat skenariotahun 2029 ------------------------------------------------------------------314 A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogorxxxviii A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor1 PENDAHULUAN 1.1LatarBelakang Wilayahpesisirmemilikikompleksitasyanglebihtinggidibandingkan wilayahdaratan,karenamerupakanperpaduandaridaratandanperairan,bersifat dinamik,danrentanterhadapberbagaitekanan.Ruangdaratandanperairandi wilayahpesisir,dengankarakteristiknyamasing-masingyangberbeda,saling terkait secara ekologis, ekonomi, dan sosial. Di sisi lain, wilayah pesisir memiliki beragamsumberdayadanjasalingkungan,sehinggacenderungdieksploitasi secara berlebihan. Oleh karena itu, secara umum di wilayah pesisir terjadi konflik pemanfaatan ruang, baik antar-sektor maupun intra-sektor, dengan masing-masing pemangku kepentingan (stakeholder) yang mempunyai kebutuhan beragam (Shui-sen et al. 2005; Liangju et al. 2010).Konflikpemanfaatanruangwilayahpesisirharusdiatasidengan penyelengaraanpenataanruangyangmampumengakomodasipertumbuhan ekonomidanpenduduk,sertadapatdilaksanakansecaraberkelanjutan. Penyelenggaraan penataan ruang harus didukung oleh pelaksanaan penataan ruang yang dilandasi dengan perencanaan yang baik. Suatu perencanaan tata ruang yang baikseharusnyadapatmenjadiinstrumenutamadalampengembangansuatu kawasansepertiwilayahpesisir,agareksesdariperkembanganekonomidan penduduk tidak menimbulkan permasalahanyang lebih kompleks (Rustiadiet al. 2009;GangaidanRamachandran2010;ZachariasdanTang2010).Namun demikian,daripengalamandiwilayahdaratanselamaini,instrumentataruang belum dapat memainkan peran yang diharapkan dalam pengembangan wilayah. Pengalamandidaratanmenunjukkanbahwakelemahandaripelaksanaan penataanruanguntukdapatberperansebagaiinstrumenpengembanganwilayah, telahdimulaidariprosesperencanaantataruang.Perencanaantataruang umumnya dilakukan hanya melalui pendekatan rasional (rational planning) tetapi tidakmelibatkanpemangkukepentingansecarasubstansial,sehinggatahap implementasi dan pengendalian tata ruang menjadi sulit dilaksanakan (Gilliland et al.2004;MartindanHall-Arber2008;Rustiadietal.2009;Gangaiand Ramachandran2010).DisisilaindenganberlakunyaUUNomor26tahun2007 tentangPenataanRuang,danUUNomor27tahun2007tentangPengelolaan A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor2 WilayahPesisirdanPulau-PulauKecil,perencanaanspasialdiIndonesia dianggapmengalamidikotomi.Terdapatanggapanyangtidaktepatdan cenderungsalingbertentangan,yaitubahwaperencanaanspasialdaratantunduk pada rejim UU Nomor 26 tahun 2007, sedangkan perairan tunduk pada rejim UU Nomor27tahun2007.Haltersebutsemakinmemperumitprosesperencanaan wilayahpesisiryangmeliputidaratandanperairan(Adrianto2010).Dengan demikian, perencanaan tata ruang yang biasa dilakukan pada wilayah daratan akan semakin sulit untuk diterapkan secara efektif di wilayah pesisir.Wilayahpesisiryangmemilikipaduankarakteristikekologisdaratandan perairan tidak dapat diakomodasi oleh perencanaan tata ruang yang umumnya bias daratan.Perencanaankomprehensifyangmemadukankarakteristikdaratandan perairanmerupakanprasyaratbagipengembanganwilayahpesisir.Perencanaan tataruangwilayahpesisirmemerlukansuatupendekatanyangmampu memadukankarakteristikruangdaratandanperairansecarasejajar,sehingga dapatmemberikanarahyanglebihbaikdalampengembanganwilayahsecara berkelanjutan (Chua 2006; Liangju et al. 2010). Terlebih lagi wilayah pesisir pada umumnya mengemban berbagai kepentingan yang beragam. Kelemahandalamprosesperencanaantataruangdiwilayahpesisirharus diatasimelaluipendekatanperencanaanyangmelibatkanparapemangku kepentingan.Pendekatanperencanaanrasional,harusdimodifikasisedemikian rupasehinggamenjadibersifatpartisipatifdenganmelibatkanpemangku kepentingan.Pendekatanpartisipatifakanmenghasilkansuatuperencanaan konsensus(consensusplanning),yangpadadasarnyadihasilkanolehpara pemangkukepentinganterhadapwilayahyangbersangkutan(Grimble1998; Sutherland 1998; Bourgeois dan Jesus 2004; Rustiadi et al. 2009). Wilayahpesisiryangmemilikikompleksitastinggisangatsulitdipahami melaluipendekatanyangbersifatparsial(WiekandWalter2009).Upaya pemahamanfenomenakompleksmelaluipengembanganberagammodel seringkalitidakkonsisten,hanyabersifatparsial,tidakberkesinambungan,dan gagalmemberikanpenjelasanyangutuh.Pendekatansistemyangberlandaskan padaunitkeragamandanselalumencariketerpaduanantarkomponen,dapat memberikansuatupemahamanyanglebihkomprehensifdanterpadu.Dengan A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor3 karakteryangdikenaldenganSHE(sibernetikatauberorientasitujuan,holistik, danefektif),pendekatansistemmenawarkancarapandangbarudalam pemahamanfenomenadunianyata(realworld)secaralebihkomprehensif (Eriyatno1999;Marimin2004).Sebagaisuatumetodependekatansistem, pemodelansistemdinamikdapatditerapkandalamkajiansistemalamyang kompleks,yangmemilikikemampuandalammemahamibagaimanakebijakan (policies)mempengaruhisifatsistem.(Forrester1998dan2003;Whitedan Engelen2000;Sterman2002;DealdanSchunk2004;Elshorbagyetal.2005; Yufeng dan ShuSong 2005). Dengan demikian, pendekatan sistem dinamik dapat diterapkandalamperencanaanwilayahpesisiryangkompleks,melaluiintervensi sistem dalam bentuk kebijakan tata ruang. Teluk Lampung merupakan salah satu teluk yang terletak di ujung selatan ProvinsiLampung,padamulanyatermasukdalamwilayahadministrasiKota BandarLampungdanKabupatenLampungSelatan.Denganadanyapemekaran KabupatenLampungSelatanmenjadiKabupatenLampungSelatandan Kabupaten Pesawaran berdasarkan Undang-undang Nomor 33 tahun 2007 tentang PembentukanKabupatenPesawaranyangdiundangkanpadatanggal10Agustus 2007,wilayahTelukLampungtermasukkedalamwilayahadministrasiKota Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Selatan, dan Kabupaten Pesawaran. Sebagaiwilayahpesisir,wilayahTelukLampungmeliputidaratandan perairan(laut).Wilayahtersebutmerupakanlokasiberagamaktivitasyang meliputipermukimandanperkotaan,pertanian,kehutanandanperkebunan, industrimanufaktur,perikanantangkapdanbudidaya,transportasilaut,militer, danpariwisata(Wiryawanetal.1999;PemerintahProvinsiLampung2001; Pemerintah Provinsi Lampung 2009). Kota Bandar Lampung merupakan wilayah tersibuk dan terpadat dan berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi, administrasi pemerintahan,danpelayananlainnyabagiwilayahProvinsiLampung,terletak menghadapkeTelukLampung.Beragamaktivitastersebutmenunjukkanbahwa TelukLampungmemilikiartidanperanstrategisbagipengembanganwilayah Lampung secara keseluruhan. Oleh karena itu, perhatian terhadap Teluk Lampung harusdiberikanlebihbaik,agarkawasantersebutdapatlebihberkembangdan menunjang pembangunan yang berkelanjutan. A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor4 Perkembanganperekonomiandanpertumbuhanpendudukyangtinggi telahmemperbesarkebutuhanruangdiwilayahpesisirTelukLampung,baik daratan maupun perairan. Dalam kurun waktu 2004-2007, pertumbuhan ekonomi wilayah pesisir di atas 5%; dengan pertumbuhan penduduk mencapai 2,32% (BPS Lampung2008a;BPSBandarLampung2008a;BPSLampungSelatan2008a; BPSPesawaran2008a).Peningkatankebutuhanruang,menimbulkanekses berupaketidakharmonisan,ketidaknyamanandankonflikpemanfaatanruang antar-berbagaikepentingan.Konfliktersebutditunjukkanolehgejalayang meliputi pencemaran pantai, reklamasi pantai tidak terencana, kerusakan terumbu karang, dan belum adanya zonasi pemanfaatan perairan bagi bagan, kapal nelayan, alurpelayaran,keperluanmiliterdanpariwisata(Wiryawanetal.1999;Damar 2003; DinasKelautan dan Perikanan Provinsi Lampung 2007).Beberapa catatan yang menunjukkan terjadinya konflik pemanfaatan ruang di Teluk Lampung meliputi konflik antar sektor dan konflik di dalam sektor yang sama.AlokasipenggunaanruangwilayahpesisirTelukLampunguntuk pengembangankotajugaakanmenggusurpermukimannelayan.Konflikantar nelayandiTelukLampungjugasemakinserius,danpadagilirannya menyebabkankerusakanekosistemperairandansemakintersisihnyanelayan kecil.Disisilain,pencemaranyangbersumberdaridaratandanperairandan praktek penangkapan ikan tidak ramah lingkungan semakin memperburuk kualitas air,merusakekosistem,menumbuhkanharmfulalgalblooms(HAB),menguras sumberdaya ikan, dan menurunkan potensi pariwisata di Teluk Lampung (CRMP 1998a; Wiryawan et al. 1999). Pendekatansistemmelaluipemodelansistemdinamikyangdipadukan denganpendekatanpartisipatif,diharapkandapatmenghasilkanperencanaantata ruangwilayahpesisiryangbersifatterpadu,komprehensif,danmampu mengakomodasi kebutuhan para pemangku kepentingan. Dengan demikian, dapat dibangun suatu pendekatan baru bagi perencanaan tata ruang wilayah pesisir yang bersifat kompleks. Sebagai suatu wilayah pesisir yang kompleks, seperti disajikan di atas, Teluk Lampung dipilih sebagai wilayah penelitian. A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor5 1.2Tujuan dan ManfaatTujuanpenelitianadalahmengembangkansuatupendekatanperencanaan tataruangwilayahpesisiryangmemadukanruangdaratandanperairandalam suatukerangkasistemdanbersifatpartisipatif.Terkaitdenganpenelitianyang dilaksanakandiwilayahpesisirTelukLampung,tujuanpenelitiandapatdirinci sebagai berikut: 1)MemetakansecarakomprehensifwilayahpesisirTelukLampungsecara utuh, yang mengkaitkan kondisi ekologis daratan dan perairan, dan kondisi ekologis yang dikehendaki pada masa mendatang. 2)Memetakanberbagaikebutuhanparapemangkukepentingansertatitik temudiantarakepentingantersebutsebagaidasardarisuatuperencanaan tata ruang. 3)MerancangperuntukanruangwilayahpesisirTelukLampungyang bersifatpartisipatif,komprehensifdanmampumengakomodasiberbagai kebutuhan para pemangku kepentingan. Manfaat hasil penelitian adalah: 1)Sebagaiinformasikomprehensifbagiparapemangkukepentingandi wilayah pesisir Teluk Lampung.2)Sebagaimasukanbagiberbagaipihak,khususnyapemerintahdaerah dalam perencanaan pembangunan Teluk Lampung secara berkelanjutan. 1.3Per umusan Masalah Wilayahpesisirmerupakansuatukawasanyangkhassebagaiinteraksi ekosistem terrestrial (daratan) dan perairan (laut). Pada dasarnya kondisi tersebut sangatrentanterhadappengaruhdariluar,sehinggamembutuhkanperlindungan yangcukupuntukmenjagakeberlanjutannyasecaraekologis.Namundemikian, secaraekonomiwilayahinimemilikidayatarikbesarkarenaposisigeografis, kandungansumberdaya,danjasalingkunganyangdimilikinya.Olehkarenaitu, wilayahpesisirumumnyamenjadisentrabagiberagamaktivitasekonomi,dan sebagaikonsekuensilogisnyajugaterjadipertumbuhanpendudukyangtinggi, seperti halnya wilayah pesisir Teluk Lampung. A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor6 Interaksiantarapertumbuhanekonomidanpenduduk(populasi)secara simultanmemberikantekananpadawilayahpesisirTelukLampung.Wujud tekanan tersebut berupa peningkatan kebutuhan ruang yang menimbulkan konflik pemanfaatanruangantarberbagaikepentingan.Dengankatalainterdapatsuatu kesenjangan(gap)antararencanatataruangdankebutuhanruangberbagai pemangkukepentingan,dapatsalingbertentangandanmenimbulkanekses negatif,danakanberujungpadakerusakansumberdayapesisirdanjasa lingkunganTelukLampung.Eksesnegatiftersebutharusdikeloladengan penyelenggaraanpenataanruangyangkuat,dansalahsatupilarnyaadalah pelaksanaanpenataanruang.Pelaksanaanpenataanruanghanyaakanberjalan denganbaikjikadidasaridenganperencanaantataruangyangdapatmemenuhi kebutuhanpemangkukepentingandandiimplementasikandilapangan.Dengan demikian,perencanaantataruangmemilikiperanstrategisdalampengelolaan wilayah pesisir Teluk Lampung secara berkelanjutan. Secaraformal,wilayahpesisirTelukLampungtelahdimasukkansebagai salahsatuwilayahperencanaandalamberbagaidokumenrencanatataruang wilayah(RTRW)yaitu:RTRWProvinsiLampung,RTRWKotaBandar Lampung,RTRWKabupatenLampungSelatan,danRTRWKabupaten Pesawaran.Namunpadakenyataannya,perencanaantataruangtersebutmasih menunjukkankelemahan,kurangdiindahkanolehparapemangkukepentingan, danperkembanganwilayahpesisirTelukLampungterusmengindikasikan terjadinya kerusakan sumberdaya pesisir dan jasa lingkungan. Sumber kelemahan tersebut adalah bahwa perencanaan yang telah ada belum memperlakukan wilayah pesisirTelukLampungsebagaisuatukawasanyangterintegrasidengan kompleksitasnyayangkhas,danbelumdisusunsecarapartisipatif.Perencanaan yangadamenjadibiasdaratan,biassektor,biaswilayahadministratif,masih bersifat formal, belum bersifat substansial dan operasional. Denganmengacupadatujuanpenataanruangyaituuntukmewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan, perencanaan tata ruangwilayahpesisirTelukLampungmemerlukansuatupendekatanyang komprehensif dan mampu mengakomodasi berbagai kepentingan. Oleh karena itu penelitianmengenaipendekatansistemyangbercirikanSHE(sibernetikatau A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor7 berorientasitujuan,holistik,danefektif)yangdipadukandenganpendekatan partisipatifyangmelibatkanparapemangkukepentingan,perludilakukanuntuk mengkaji berbagai permasalahan yang ada.Berdasarkankondisilokasipenelitianyangdipilih(TelukLampung),dan tujuanpenelitianuntukmengembangkansistemperencanaantataruangwilayah pesisiryang komprehensif dan partisipatif, dirumuskan permasalahanyang dikaji dalam penelitian ini, yaitu: 1)Sebagaiwilayahpesisir,TelukLampungmewakilidaratandanperairan yangmasing-masingmemilikikarakteristikberbeda,namunsalingterkait secaraekologi,ekonomi,dansosial.Olehkarenaitu,perbedaandan keterkaitanantarawilayahdaratandanperairanmerupakanpermasalahan yang harus dipahami secara menyeluruh. 2)Kondisi ekosistem wilayah daratan dan perairan merupakan suatu ambang yang akan menentukan keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan jasalingkunganTelukLampung.Olehkarenaitu,pemahamanmengenai kondisieksistingsumberdayahayati(ekologis)saatinidankondisiyang diinginkanmerupakanpermasalahanyangharusdikajisebagaimasukan dasar bagi penyusunan rencana tata ruang yang berkelanjutan. 3)Perencanaantataruangharusdapatmengakomodasiberbagaikebutuhan pemangku kepentingan agar tahap pelaksanaan dan pengendaliannya dapat dilakukan.Olehkarenaitu,permasalahanpemetaanberbagaikebutuhan pemangkukepentinganharusdikajisecarakomprehensif,dandicarititik temuantarkepentingantersebutuntukdijadikandasarpenyusunansuatu perencanaan tata ruang yang partisipatif. 4)WilayahpesisirTelukLampungyangkompleks,sertakebutuhan pemangkukepentinganharusdapatdianalisissecaraholistikdalamsuatu kerangkametodologiyangkomprehensif.Olehkarenaitu,permasalahan metodologismerupakankajianyangharusdilakukan,yaitumelalui pendekatansistemuntukmendapatkankeluaranyangmemuaskanbagi penyusunan rencana tata ruang. 5)Padaakhirnyapermasalahanyangdikajiadalahbagaimanamembangun skenarioperencanaantataruangyangpartisipatifdankomprehensif, A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor8 sehinggadapatberkelanjutandanmampumengakomodasiberbagai kebutuhan para pemangku kepentingan di wilayah pesisir Teluk Lampung. 1.4Definisi Oper asional Sebagianbesaristilahyangberhubungandengantataruangyang digunakandalampenelitianini,didefinisikandenganmengacupadaUUNomor 26tahun2007tentangPenataanRuang,danUUNomor27tahun2007tentang PengelolaanWilayahPesisirdanPulau-PulauKecil.Definisioperasionaldari berbagai istilah yang dipakai adalah sebagai berikut: 1)Bioekoregionadalahbentangalamyangberadadidalamsatuhamparan kesatuanekologisyangditetapkanolehbatas-batasalam,sepertidaerah aliran sungai, teluk, dan arus. 2)Dayadukungwilayahpesisirdanpulau-pulaukeciladalahkemampuan wilayahpesisirdanpulau-pulaukeciluntukmendukungperikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. 3)Kawasanadalahwilayahyangmemilikifungsiutamalindungatau budidaya. 4)Kawasanbudidayaadalahwilayahyangditetapkandenganfungsiutama untukdibudidayakanatasdasarkondisidanpotensisumberdayaalam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya buatan. 5)Kawasankonservasidiwilayahpesisirdanpulau-pulaukeciladalah kawasanpesisirdanpulau-pulaukecildengancirikhastertentuyang dilindungiuntukmewujudkanpengelolaanwilayahpesisirdanpulau-pulau kecil secara berkelanjutan. 6)Kawasanlindungadalahwilayahyangditetapkandenganfungsiutama melindungikelestarianlingkunganhidupyangmencakupsumberdaya alam dan sumberdaya buatan. 7)Kawasanpemanfaatanumumadalahbagiandariwilayahpesisiryang ditetapkan peruntukkannya bagi berbagai sektor kegiatan. 8)Kawasanperdesaanadalahwilayahyangmempunyaikegiatanutama pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor9 kawasansebagaitempatpermukimanperdesaan,pelayananjasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. 9)Kawasanperkotaanadalahwilayahyangmempunyaikegiatanutama bukanpertaniandengansusunanfungsikawasansebagaitempat permukimanperkotaan,pemusatandandistribusipelayananjasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. 10)Kawasan strategis adalah wilayahyang penataan ruangnya diprioritaskan karenamempunyaipengaruhsangatpentingterhadapekonomi,sosial, budaya, dan/atau lingkungan. 11)Pelaksanaanpenataanruangadalahupayapencapaiantujuanpenataan ruangmelaluipelaksanaanperencanaantataruang,pemanfaatanruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. 12)Pemanfaatanruangadalahupayauntukmewujudkanstrukturruangdan polaruangsesuaidenganrencanatataruangmelaluipenyusunandan pelaksanaan program beserta pembiayaannya. 13)Pembinaanpenataanruangadalahupayauntukmeningkatkankinerja penataan ruang yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat. 14)Penataanruangadalahsuatusistemprosesperencanaantataruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. 15)Pengaturanpenataanruangadalahupayapembentukanlandasanhukum bagi pemerintah dan masyarakat dalam penataan ruang. 16)Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruangdapatdiwujudkansesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan. 17)Pengendalianpemanfaatanruangadalahupayauntukmewujudkantertib tata ruang. 18)Penyelenggaraanpenataanruangadalahkegiatanyangmeliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang. 19)Perairanpesisiradalahlautyangberbatasandengandaratanmeliputi perairansejauh12(duabelas)millautdiukurdarigarispantai,perairan yangmenghubungkanpantaidanpulau-pulau,estuari,teluk,perairan dangkal, rawa payau, dan laguna. A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor10 20)Perencanaantataruangadalahsuatuprosesuntukmenentukanstruktur ruangdanpolaruangyangmeliputipenyusunandanpenetapanrencana tata ruang. 21)Permukimanadalahbagiandarilingkunganhidupdiluarkawasan lindung,baikyangberupakawasanperkotaanmaupunperdesaanyang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggalatau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. 22)Pola ruangadalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayahyang meliputiperuntukanruanguntukfungsilindungdanperuntukanruang untuk fungsi budidaya. 23)Prasaranawilayahadalahkelengkapandasarfisikwilayahyang memungkinkan wilayah tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya.24)Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang. 25)Ruangadalahwadahyangmeliputiruangdarat,ruanglaut,danruang udara,termasukruangdidalambumisebagaisatukesatuanwilayah, tempatmanusiadanmakhluklainhidup,melakukankegiatan,dan memelihara kelangsungan hidupnya. 26)Sempadanpantaiadalahdaratansepanjangtepianyanglebarnya proporsionaldenganbentukdankondisifisikpantai,minimal100 (seratus) meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. 27)Sisteminternalperkotaanadalahstrukturruangdanpolaruangyang mempunyai jangkauan pelayanan pada tingkat internal perkotaan. 28)Sistemwilayahadalahstrukturruangdanpolaruangyangmempunyai jangkauan pelayanan pada tingkat wilayah. 29)Strukturruangadalahsusunanpusat-pusatpermukimandansistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosialekonomimasyarakatyangsecarahierarkismemilikihubungan fungsional. 30)Sumberdayapesisirdanpulau-pulaukeciladalahsumberdayahayati, sumberdayanonhayati;sumberdayabuatan,danjasa-jasalingkungan; sumberdayahayatimeliputiikan,terumbukarang,padanglamun, mangrovedanbiotalautlain;sumberdayanonhayatimeliputipasir,air A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor11 laut,mineraldasarlaut;sumberdayabuatanmeliputiinfrastrukturlaut yangterkaitdengankelautandanperikanan,danjasa-jasalingkungan berupakeindahanalam,permukaandasarlauttempatinstalasibawahair yangterkaitdengankelautandanperikanansertaenergigelombanglaut yang terdapat di wilayah pesisir. 31)Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. 32)Wilayahadalahruangyangmerupakankesatuangeografisbeserta segenapunsurterkaityangbatasdansistemnyaditentukanberdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. 33)Wilayahpesisiradalahdaerahperalihanantaraekosistemdaratdanlaut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. 34)Zonasiadalahsuatubentukrekayasateknikpemanfaatanruangmelalui penetapanbatas-batasfungsionalsesuaidenganpotensisumberdayadan dayadukungsertaproses-prosesekologisyangberlangsungsebagaisatu kesatuan dalam ekosistem pesisir. 35)Maknadarisimbol-simbolbaganaliryangdigunakandalampenjelasan sistem adalah sebagai berikut: PenghubungPenjumlahan bercabang (summing junction), menunjukkan percabangan jamak yang menuju proses tunggal Data Dokumen Dokumen jamakEkstraks Keputusan (decision) Entitas ObjekPemaparan (display) A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor12 1.5Lingkup Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitianyaitu untuk menyajikan suatu pendekatan perencanaantataruangyangmemadukanwilayahdaratandanperairandalam suatukerangkasistemdanbersifatpartisipatif,yangdilakukandiwilayahpesisir Teluk Lampung, lingkup penelitian adalah meliputi aktivitas sebagai berikut: 1)MengidentifikasikondisiwilayahpesisirTelukLampungsecaraholistik dari aspek-aspek biofisik (ekologi), ekonomi, dan sosial, serta menentukan kondisiyangdikehendakipadamasamendatangsebagaiambangbatas kemampuan kawasan dalam mendukung pemanfaatan ruang. Aktivitas ini dilakukanberdasarkandatadaninformasisekunder(terutamadokumen RTRWProvinsiLampung,RTRWKotaBandarLampung,danRTRW KabupatenLampungSelatan,dananalisiscitrasatelit)yangselanjutnya divalidasi dengan observasi dan penelitian lapangan. 2)Menganalisissistemdinamikyangterintegrasidengananalisisspasial dengansisteminformasigeografis(SIG)berdasarkandatadaninformasi yangdidapatdariberbagaikajianyangdilakukan,kemudianmenyusun indikasi rencana tata ruang wilayah pesisir Teluk Lampung. 3)Memaparkan kondisi wilayah pesisir Teluk Lampung dan indikasi rencana tataruangwilayahpesisirTelukLampung,dalamsuatupertemuanahli menggunakan metode prospektif partisipatif. Aktivitas ini ditujukan untuk memetakan berbagai kebutuhan para pemangku kepentingan dalam rangka mencarititiktemuyangdapatmendasarisuatuperencanaantataruang yang akomodatif terhadap kepentingan tersebut. Proses Proses yang dilakukan sebelumnya (predefined) Simpanan (storage) internal Titik terminal untuk awal dan akhir bagan alir A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor13 4)MenyusunskenarioperencanaantataruangTelukLampungyangbersifat partisipatif,komprehensifdanmampumengakomodasiberbagai kebutuhan para pemangku kepentingan. 1.6Ker angka Konsepsional Secarakonsepsional,penelitiandandisertasiinidilatarbelakangioleh kekhasanwilayahpesisiryangkompleksdanmeliputiekosistemdaratandan perairan. Dengan kompleksitasnya yang tinggi, pengelolaan wilayah pesisir harus bersifatholistikdanterintegrasi,dengansalahsatukomponenkuncinyaadalah perencanaantataruang(Dahurietal.2001;Tyldesley2004;Gangaidan Ramachandran2010).Urgensipenataanruangmerupakanbentukintervensi positif guna meningkatkan kesejahteraanyang berkelanjutan, atau sebagai bentuk koreksiterhadapkegagalanmekanismepasardalammenciptakanpoladan strukturruangyangsesuaidengantujuanbersama(Rustiadietal.2009).Oleh karenaitu,perencanaantataruangmemilikiposisipentingdalamkerangka pengelolaanwilayahpesisirterpadu.Namundemkian,perencanaantataruang wilayahpesisirmemerlukansuatupendekatanyangmampumemadukan karakteristik ruang daratan dan perairan secara sejajar, sehingga sulit diakomodasi oleh perencanaan tata ruang yang bias daratan. SesuaidenganhukumgeografipertamadariTobler(1970),yang menyatakanbahwaSetiaphalmemilikiketerkaitandenganhallainnya,namun yang lebih berdekatan memiliki keterkaitan yang lebih dari lainnya. Oleh karena itu, ruang daratan dan perairanyang berbatasan langsung di wilayah pesisir akan salingterkaitdanmempengaruhisecaralebiherat.Dengandemikian,paduan karakteristikruangdaratandanperairandiwilayahpesisirharusdapat diakomodasi dalam suatu perencanaan tata ruang yang komprehensif.Penataanruangdanperencanaantataruangpadadasarnyamerupakan proses "pembelajaran" yang berkelanjutan sebagai buah pengalaman manusia dan bersifat iteratif (Rustiadi et al. 2009). Dalam perkembangannya, perencanaan tata ruangtidakterlepasdariberbagaiteoridanmetodeyangterkaitdenganilmu kewilayahandanekonomiwilayah,danterusberevolusi.Teorifundamentaldari ekonomi wilayah dimulai dari karya von Thnen (pada tahun 1826), yang dikenal A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor14 sebagaiteorilokasiumum,danterusberevolusimenjadiekonomigeografibaru yangdigagasKrugman(padaawal1990-an).Diantararentangevolusitersebut, terdapatbanyakteoriyangdikemukakandanditerapkandalamekonomiwilayah dan perencanaan tata ruang, antara lain: faktor pembentuk ruang dari Issard, efek menetes ke bawah dan polarisasi dari Hirschman, efek pencucian dan penyebaran dari Myrdal, kutub pertumbuhan dari Friedman, dan keterkaitan kota dan desa dari Douglas (Rustiadi et al. 2009; Fujita 2010).Penerapanberbagaiteoridalamperencanaantataruang,padadasarnya hanyaakanberhasil,jikadapatdipenuhinyaduakondisiyaitu(Rustiadietal. 2009):(1)kebutuhanmasyarakatuntukmelakukanperubahanatauupayauntuk mencegahterjadinyaperubahanyangtidakdiinginkan;dan(2)adanyakemauan politikdankemampuanuntukmengimplementasikanperencanaanyangdisusun. Olehkarenaitu,pengembanganmetodologidalamperencanaantataruanguntuk dapat memenuhi dua kondisi tersebut, terutama di wilayah yang sangat kompleks seperti wilayah pesisir, menjadi penting. WilayahpesisirTelukLampungmerupakankawasanyangbernilai strategis bagi Provinsi Lampung, yang menjadi lokasi berbagai aktivitas ekonomi. PadasatusisiwilayahpesisirTelukLampungtumbuhpesatsecaraekonomidan kependudukan.Disisilain,sebagaiwilayahpesisir,TelukLampungbersifat rentansecaraekologis.Dengandemikian,jikatidakdijagakeseimbanganantara pengembanganekonomidanpelestariansumberdayaalamdanlingkungannya, maka perkembangan wilayah Teluk Lampung tidak dapat berkelanjutan. Dengan potensi dan kondisi perkembangannya, selayaknya wilayah pesisir TelukLampungditetapkansebagaikawasanstrategisProvinsiLampung.Namun sampaisaatinikawasanTelukLampungbelumditetapkansebagaikawasan strategis(kawasantertentumaupunkawasanandalan).Jikatelahditetapkan sebagaikawasanstrategis,makapenataanruangnyaharusdiprioritaskankarena mempunyaipengaruhsangatpentingdalamlingkupprovinsiterhadapekonomi, sosial,budaya,dan/ataulingkungan.Perencanaantataruangkawasanstrategis provinsi dapat dilakukan sebagai wewenang provinsi dalam pengelolaan kawasan strategis,danakanmenjadiacuanbagidaerahkabupaten/kotadibawahnya. Klasifikasi sistem perencanaan tata ruang disajikan pada Gambar 1. A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor15

Aktivitas di wilayah pesisir Teluk Lampung mempunyai beragam ciri dan berlangsungpadakawasandenganfungsiyangjugaberagam,mulaidarifungsi lindung sampai pada fungsi budidaya. Sebagai wilayahyang terus tumbuh, maka dinamikayangterjadiakanditentukanoleholehtigakomponenutama(Graham 1976inHPS1990;Oppenheim1980;Chadwick1987;Hall1996;Fedra2004; Gee et al. 2004; Gilliland et al. 2004; Taussik 2004; Martin dan Hall-Arber 2008) yaitu:(1)populasi(penduduk),(2)aktivitasekonomi,dan(3)penggunaanruang (tata ruang). Ruangdaratandanperairandiwilayahpesisirdapatdipandangsebagai suatusistemutuhdengankomponenutamatersebut.Ketigakomponensaling berinteraksidanmenimbulkandinamikawilayah.Duakomponenpertamayaitu populasidanaktivitasekonomimerupakankomponenpenyebab,sedangkan penggunaanruangmerupakanakibatdariduakomponenpertama.Penggunaan ruanghanyaterjadiakibatadanyapertumbuhanpopulasidanaktivitasekonomi. Namunpadagilirannyaketersediaanruangakanmembatasipertumbuhan ekonomidanpopulasi,sebagaisuatulingkaranumpanbaliknegatif.Antar komponenpopulasidanaktivitasekonomiterdapatinteraksisiklikyangtegas, yaitubahwapopulasimerupakanpasarprodukyangmengembangkanaktivitas ekonomi,dansebaliknyaaktivitasekonomimerupakanpasartenagakerjayang memberikaninsentifekonomidanmerangsangpopulasiuntukberkembang. Gambar 1Klasifikasi Perencanaan Tata Ruang (Rustiadi et al. 2009) RTRW Nasional Fungsional RTR Pulau / Kepulauan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Umum RTRW Provinsi RTRW Kabupaten/ Kota RTR Kawasan Strategis Nasional RTR Kawasan Strategis Provinsi RTR Kawasan Strategis Kabupaten/Kota Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) Rencana Tata Ruang Rinci A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor16 Dinamikawilayahpesisirdapatdijelaskanmelaluistudimenyeluruh(holistik) dariketigakomponensertainteraksidiantaranyayangdapatdilakukanmelalui pendekatansistem.Melaluipemodelansistemdinamik,dapatdipelajari perilakunyasecarakomprehensifdanditerapkanskenarioperencanaansebagai bentukintervensiterhadapsistemtersebut(DealdanSchunk2004;Wiekand Walter 2009; Faure et al. 2010).Perencanaanwilayahpesisirperlumengakomodasiberbagaikebutuhan parapemangkukepentingan(Brownetal.2001).Untukitu,dibutuhkanalat analisisyangmampumempertemukanberagampemangkukepentingandi wilayahpesisir.Alatanalisisyangberbasispadaprinsip-prinsippartisipasi, transparansi,dan,efektivitas,perludiadopsidalamperencanaanwilayahpesisir. Analisisprospektifpartisipatif(participatoryprospectiveanalysis,PPA), memilikikarakteristikyangdapatmembantupelibatanparapemangku kepentingandalamperencanaan,yangmemenuhitingkatpartisipasikolegiatdan interaktif(GodetdanRoubelat1998;Bigg1989diacudalamCornwalldan Jewkes1995;Brownetal.2001;BourgeoisdanJesus2004).Dengandemikian, pendekatansistemdinamikyangdipadukandengananalisispartisipatif,dapat digunakandalamperencanaantataruangwilayahpesisiryangbersifatterpadu, komprehensif,danpartisipatif(Wiberetal.2004;Shui-senetal.2005;Yufeng dan ShuSong 2005; Wiek dan Walter 2009; Liangju et al. 2010).Terdapatnyaanggapanyangtidaktepatdancenderungsaling bertentangan,yaitubahwaperencanaanspasialdaratanharustundukpadarejim UUNomor26tahun2007tentangPenataanRuang,danperairantundukpada rejim UU Nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, haruslah dapat diklarifikasi. Pada dasarnya kedua rejim perencanaan spasial tersebut tidaklah saling bertentangan, sebaliknya harus saling melengkapi. RejimUUNomor26tahun2007merupakanpayungyangbersifatgenerik (sebagailexgeneralis)bagiperencanaantataruang,danrejimUUNomor27 tahun2007mempertegasuntukwilayahpesisirdanpulau-pulaukecilyang memilikikekhasantersendiri(sebagailexspecialis)(Adrianto2010),seperti disajikan pada Gambar 2. Oleh karena itu, perencanaan tata ruang wilayah pesisir haruslah berangkat dari kedua rejim tersebut. A.A. uamal. 2012. SlsLem perencanaan LaLa ruang wllayah peslslr: SLudl kasus 1eluk Lampung (ulserLasl). Sekolah ascasar[ana l8. 8ogor17 Berdasarkan kondisi khas wilayah pesisir, perencanaan tata ruang wilayah pesisirTelukLampungmenghendakipendekatanyangdapatmemadukanruang daratandanperairan,danmampumengakomodasiberbagaikebutuhanpara pemangku kepentingan. Pendekatan yang biasa dilakukan dalam perencanaan tata ruang umumnya adalah pendekatan rasional, parsial, dan baru bersifat partisipatif secara prosedural. Oleh karena itu, diajukan konsep pemikiran pendekatan sistem yangdapatmemberikanpandangankeutuhanantararuangdaratandanperairan, dan bersifat partisipatif secara substansial. Penelitianmengenaiperencanaanwilayahyangmenerapkansistem dinamik,sudahpernahdilakukan.Pendekatansistemdinamikyangditerapkan untukmengkajidinamikawilayahekologisdaerahaliransungai(DAS), menunjukkan hasil yang memuaskan (Haie dan Cabecinha 2003; Aurambout et al. 2005; Elshorbagy et al. 2005). Dalam perencanaan kota dan wilayah, pendekatan sistemdinamikdapatmenunjukkandinamikapenggunaanlahandengansangat baik,dansangatmembantudalamperencanaan(WhitedanEngelen2000;Deal dan Sc