sistem sirkulasi dan transportasi

Upload: thevhytha-nani

Post on 02-Jun-2018

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 sistem sirkulasi dan transportasi

    1/25

    Laporan Survei Trotoar di Jl.Sam Ratulangi, Manado

    (Trotoar Di Gereja PaulusJakarta Motor)

    Disusun Oleh

    KELOMPOK 3

    Sry Devita Nani (13021105014)

    Debby Lestari Paputungan (13021105017)

    Sri Dian K H Eato (13021105007)

    Raymond A Manuas (13021105036)

    A Azis Muslim Abdurradjak (13021105076)

    Dosen Pengajar : Dr. Ir. Timboeleng James Amadeo, DEA

    Mata Kuliah : Sistem Sirkulasi dan Transportasi

    Kelas : A

    Universitas Sam Ratulangi

    Fakultas Teknik

    Jurusan ArsitekturProgram Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

    2014

  • 8/10/2019 sistem sirkulasi dan transportasi

    2/25

    KATA PENGANTAR

    Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat, karunia dan

    hidayah-Nyalah Makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugasMata Kuliah Sistem Sirkulasi dan Transportasi. Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan

    kepada dosen pengajar mata kuliah ini, karena atas arahan beliau dalam pembuatan makalah ini.

    Apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini, baik dari segi bahasanya

    maupun isinya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada semua

    pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan datang.

    Manado, 08 Oktober 2014

    i

  • 8/10/2019 sistem sirkulasi dan transportasi

    3/25

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR................................................................................................... i

    DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

    BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1

    A.

    Latar Belakang .................................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

    C. Tujuan penulisan ................................................................................................. 1

    D. Lokasi Survey ..................................................................................................... 2

    E. Situasi .................................................................................................................. 2

    F. MasalahMasalah yang Terdapat di Trotoar .................................................... 2

    BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................... 3

    A. Pengertian Pedestrian, Trotoar, dan Pejalan Kaki .............................................. 3

    B. Tujuan Kegiatan Berjalan ................................................................................... 4

    C.

    Kebutuhan Pejalan Kaki ..................................................................................... 5

    D. Elemen Jalur Pedestrian ...................................................................................... 5

    E. Fungsi Jalur Pedestarian ..................................................................................... 6

    F.

    FaktorFaktor Kenyamanan Pejalan Kaki di Trotoar ....................................... 7

    G.

    Karakteristik Trotoar ........................................................................................... 7

    H. Syarat Penyediaan Trotoar .................................................................................. 8

    BAB III HASIL SURVEI DAN PEMBAHASAN...................................................... 9

    A. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................................. 9

    B. Tahapan Penelitian .............................................................................................. 9

    C.

    Bahan dan Alat Penelitian ................................................................................... 10

    D. Deskripsi Pola Perilaku Pejalan Kaki di Trotoar ................................................ 10

    E.

    Data Visual / Fotofoto ..................................................................................... 11

    BAB IV PENUTUP....................................................................................................... 21

    A. Kesimpulan ......................................................................................................... 21

    B. Saran ................................................................................................................... 21

    BAB V DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 22

    ii

  • 8/10/2019 sistem sirkulasi dan transportasi

    4/25

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dalam menjalankan aktifitasnya manusia memerlukan moda sebagai sarana untukberpindah tempat sehingga ada kegiatan yang terjadi dan pemerintah menyediakan

    jalan sebagai prasarananya. Tapi apakah semua orang akan menggunakan kendaraan

    saat akan beraktifitas? Tentu saja tidak, karena tidak akan ada pergerakan di akibatkan

    terjadinya traffic jam.

    Untuk itu, dibangunlah apa yang disebut Trotoar.

    Trotoar pada sebuah kota adalah

    bagian yang sangat penting, baik sebagai kelengkapan (amenity) kota maupun sebagai

    tempat orang berjalan kaki dengan aman dan nyaman. Namun untuk kota Manado,

    dan mungkin juga kota-kota lainnya di Indonesia, trotoar seringkali mengalami

    perubahan fungsi tidak hanya sekedar sebagai jalur pejalan kaki namun juga bisa

    menjadi jalur kendaraan bermotor, tempat parkir motor maupun mobil, area berjualan

    para pedagang kaki lima, tetapi bisa juga menjadi area untuk bekerja.

    Permasalahannya adalah bagaimana nasib para pejalan kaki, dimana mereka dapat

    berjalan kaki dengan aman, tanpa takut tertabrak pengendara sepeda motor, terhalangi

    kendaraan yang parkir, jatuh di lubang maupun bau sampah yang ada disekitar trotoar.

    Trotoar kini lebih banyak menjadi tempat parkir motor bahkan mobil, dan alternatif

    jalan motor. Sehingga pejalan kaki harus turun ke ruas jalan dan berebut tempat

    dengan pengendara kendaraan, yang tentunya situasi ini membahayakan baik bagipejalan kaki ataupun pengendara. Pergeseran fungsi trotoar jelas membuat ketidak

    nyamanan para pejalan kaki. Mereka tidak bisa lagi tenang berjalan sambil menikmati

    keramaian kota, mereka harus berhati-hati dan tetap waspada, jangan sampai

    terserempet kendaraan yang berlalu lalang.

    B. Rumusan Masalah

    Dari uraian latar belakang di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu:

    bagimanakah keadaan/situasi, hambatan hambatan, volume pejalan kaki, fungsi

    trotoar, serta pola perilaku pejalan kaki di trotoar jl Sam Ratulangi (trotoar di Gereja

    Paulus sampai di Jakarta Motor)?

    C. Tujuan Penelitian

    Dalam survey ini kami ingin mengetahui :

    1.

    Keadaan trotoar di Jl. Sam Ratulangi (trotoar di Gereja PaulusJakarta Motor).

    2.

    Hambatanhambatan yang ada di trotoar, di Jl. Sam Ratulangi (trotoar di Gereja

    PaulusJakarta Motor).

    3.

    Volume pejalan kaki di trotoar Jl. Sam Ratulangi (trotoar di Gereja Paulus

    Jakarta Motor).

    4.

    Fungsi trotoar di Jl. Sam Ratulangi (trotoar di Gereja PaulusJakarta Motor).

  • 8/10/2019 sistem sirkulasi dan transportasi

    5/25

    5. Pola perilaku pejalan kaki di kawasan Jl. Sam Ratulangi dalam menggunakan

    trotoar untuk aktifitas.

    D. Lokasi Survey

    Gambar 1.1 (Jl. Sam Ratulangi, tepatnya dari Gereja Paulus sampai Jakarta Motor)

    Jl. Sam Ratulangi ( Gereja PaulusJakarta Motor ) merupakan suatu open space yang

    dibatasi oleh :

    Sisi utara adalah jalan menuju ke arah Pasar 45

    Sisi barat adalah bangunan Permukiman

    Sisi selatan adalah jalur menuju RS. Pancaran Kasih

    Sisi timur adalah bangunan pertokoan

    E. Situasi

    Situasi yang dapat dilihat di lokasi survey Jl. Sam Ratulangi tepatnya di samping area

    trotoar lebih didominasi oleh pertokoan dan juga terdapat beberapa perkantoran

    seperti PT. Avaist, PT. Penerbit Erlangga, Asuransi Bumiputra dan Victory

    International. Selain itu terdapat tempat kursus Pacific Collage. Pertokoan disana

    cukup bisa dikatakan ramai sehingga area trotoar yang seharusnya dijadikan area

    khusus untuk pejalan kaki tetapi juga dijadikan sebagai tempat parker.

    F. MasalahMasalah yang Terdapat di Trotoar

    Dalam survei yang kami lakukan di trotoar jl Sam Ratulangi (trotoar di Gereja Paulus

    Jakarta Motor) terdapat beberapa permasalahan yaitu: Perubahan fungsi trotoar yang

    tidak hanya sekedar sebagai jalur pejalan kaki namun juga menjadi jalur kendaraan

    bermotor, tempat parkir motor maupun mobil, dan juga menjadi area untuk bekerja

    yang menyebabkan pejalan kaki harus turun di badan jalan yang tentunya

    membahayakan pejalan kaki maupun pengendara. Selain itu kondisi trotoar tersebut

    dapat dikatakan tidak baik karena terdapat lubang, genangan air dan tumpukan

    sampah yang menyebabkan pejalan kaki menjadi tidak nyaman ketika melewatitrotoar tersebut.

  • 8/10/2019 sistem sirkulasi dan transportasi

    6/25

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Pengertian Pedestrian, Trotoar, dan Pejalan Kaki

    a. Pengertian Pedestrian

    Istilah pejalan kaki atau pedestrian berasal dari bahasa Latin pedesterpedestris

    yaitu orang yang berjalan kaki atau pejalan kaki. Pedestrian juga berasal dari kata

    pedos bahasa Yunani yang berarti kaki sehingga pedestrian dapat diartikan

    sebagai pejalan kaki atau orang yang berjalan kaki.

    Pedestrian juga diartikan sebagai pergerakan atau sirkulasi atau perpindahan orang

    atau manusia dari satu tempat ke titik asal (origin) ke tempat lain sebagai tujuan

    (destination) dengan berjalan kaki (Rubenstein, 1992).

    Menurut shirvani, Hamid (1985), jalan pedestrian (pedestrian area ), merupakanjalur jalan khusus tempat orang dapat berjalan kaki tanpa menggunakan

    kendaraan.

    Jalur pedestrian (Pedstrian ways) merupakan daerah yang menarik untuk

    kegiatan sosial, perkembangan jiwa dan spiritual, misalnya untuk bernostalgia,

    pertemuan mendadak, berekreasi, bertegur sapa dan sebagainya. Jadi jalur

    pedestrian adalah tempat atau jalur khusus bagi orang berjalan kaki. Jalur

    pedestrianpada saat sekarang dapat berupa trotoar, pavement, sidewalk, pathway,

    plaza dan mall.

    b. Pengertian Trotoar

    Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan dan lebih

    tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keamanan pejalan kaki

    yang bersangkutan.

    Trotoarberasal dari kata Perancis, trottoir (dibaca : trotoar). Di Indonesia kata ini

    diartikan sebagai jalur pejalan di sisi jalan raya yang ditujukan terutama bagi

    pejalan kaki. Trotoar biasanya dibangun lebih tinggi dari permukaan jalur lalu-

    lintas. Dalam istilah bahasa Inggris, trotoar berarti sidewalk yang dimaksudkan

    sebagai tempat untuk berjalan kaki yang berada di samping jalan umum.

    Carr, Stephen, dkk (1992), mengartikan trotoarsebagaijalur pedestr ian. Menurut

    mereka jalur pedestrian (pedestrian sidewalks / trotoar ) adalah bagian dari kota,

    dimana orang bergerak dengan kaki, biasanya disepanjang sisi jalan yang

    direncanakan atau terbentuk dengan sendirinya yang menghubungkan satu tempat

    dengan tempat lainnya.

  • 8/10/2019 sistem sirkulasi dan transportasi

    7/25

    Sedangkan menurut shirvani, Hamid (1985), bahwa perencanaan kota, Trotoar

    sebagai fasilitas pejalan kaki harus dipertimbangkan kareana merupakan bagian

    dari elemen urban desain.

    Trotoar, yaitu bagian dari jalan berupa jalur pemisah yang khusus untuk pejalankaki biasanya terletak bersebelahan disepanjang jalan. Fungsi jalur tersebut untuk

    keamanan pejalan kaki pada waktu bergerak dari satu tempat ketempat lainnya.

    Trotoarbisa merupakan area pemisah dan pembatas antara jalan dengan halaman

    atau bangunan. Trotoar dapat mudah dijumpai di sepanjang jalan di dalam kota.

    Sedikit sekali bahkan jarang ada trotoar yang ada di sepanjang jalan di luar kota.

    Umumnya di bawah trotoar adalah saluran air buangan kota (riol). Ukuran lebar

    trotoar bervariasi antara 1,5 m hingga 3 m.

    c. Pengertian Pejalan Kaki

    Pejalan kaki adalah istilah dalam transportasi yang digunakan untuk menjelaskan

    orang yang berjalan di lintasan pejalan kaki baik di pinggir jalan, trotoar, lintasan

    khusus bagi pejalan kaki ataupun menyeberang jalan. Untuk melindungi pejalan

    kaki dalam berlalu lintas, pejalan kaki wajib berjalan pada bagian jalan dan

    menyeberang pada tempat penyeberangan yang telah disediakan bagi pejalan kaki.

    Pejalan kaki sebagai istilah aktif adalah orang/manusia yang bergerak atau

    berpindah dari suatu tempat titik tolak ke tempat tujuan tanpa menggunakan alat

    lain, kecuali mungkin penutup/ alas kaki dan tongkat yang tidak bersifat mekanis.

    Pejalan kaki adalah orang yang melakukan perjalanan dari satu tempat asal

    (origin) tanpa kendaraan untuk mencapai tujuan atau tempat (destination) atau

    dengan maksud lain. Kemudian dari pengertian tersebut pejalan kaki dalam

    penelitian ini adalah orang yang melakukan perjalanan atau aktivitas di ruang

    terbuka publik tanpa mengguankan kendaraan.

    B. Tujuan Kegiatan Berjalan

    Menurut Rubenstein, tujuan kegiatan berjalan kaki dapat dikelompkkan sebagai

    berikut :

    1.

    Berjalan kaki untuk ke tempat kerja atau perjalanan fungsional, jalur pedestrian

    dirancang untuk tujuan tertentu seperti untuk melakukan pekerjaan bisnin,

    makan/minum pulang dan pergi dari dan ke tempat kerja.

    2. Berjalan kaki untuk belanja dan tidak terikat waktu, dapat dilakukan dengan

    perjalan santai dan biasanya kecepatan berjalan lebih rendah, disbanding dengan

    orang berjalan untuk menuju tempat kerja atau perjalanan fungsional. Jarak rata-

    rata lebih panjang dan sering tidak di sadari panajang perjalanan yang ditempuh

    karena daya tarik kawasan.

    3. Berjalan kaki untuk keperluan rekreasi, dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan

    santai. Untuk mewadahi kegiatan tersebut diperlukan fasilitas pendukung yangbersifat rekreatif seperti : tempat berkumpul, bercakap-cakap, menikmati

  • 8/10/2019 sistem sirkulasi dan transportasi

    8/25

    pemandangan disekitarnya dan klengkapan antara lain tempat duduk, lampu

    penerangan, bak bunga dan sebagainya.

    C. Kebutuhan Pejalan Kaki

    Kebutuhan pejalan kaki sangat beragam. Beberapa tipikal pejalan kaki adalah sebagaiberikut :

    Jalan dan kawsan berjalan yang aman.

    Sesuai / convinience

    Lokasi yang dekat untuk berjalan

    Jelas terlihat (visibility)

    Nyaman dan terlindung (comfort and ahwlter)

    Menari dan lingkungan yang bersih

    Akses untuk berjalan

    Objek-objek menarik dapat dilihat pada saat berjalan Interaksi sosial

    D. Elemen Jalur Pedestrian

    Menurut Rubenstain, 1992, elemen jalur pedestrian antara lain :

    1. Paving, adalah trotoer atau nagahn hamparan yang rata (Echols, J.M, 1983).

    Dalam hal ini, sangat perlu untuk memperhatikan skala pola, warna, tekstur dan

    daya serap air larian. Material paving meliputi : beton, batu bata, dan aspal.

    Pemilihan ukururan, ola, warna dan tekstur yang tepat akan mendukung suksenya

    sebuah desain suatu jalur pedestrian di kawasan perdagangan maupun plasa

    (Rubenstein, 1992).

    2. Lampu, yang kan digunakan sebagai penerangan di waktu malam hari. Ada

    beberapa tipe lampu yang merupakan elemen pendukung perancangan kota

    (chearra, 1978), yaitu :

    a. Lampu tingkat rendah, yaitu ketinggian dibawah pandangan mata dan berpola

    terbatas dengan daya kerja rendah.

    b. Lampu mall dan jalur pedestrian yaitu ketinggian 1-1,5 m, serba guna berpola

    pencahayaan dan berkemampuan daya kerja cukup.

    c. Lampu dengan maksud khusus, yaitu mempunyai ketinggian rata-rata 2-3 m,

    yang digunakan untuk daerah rekreasi, komersial perumahan dan industry.d. Lampu parkir dan jalan raya, yaitu mempunyai ketinggian 3-5 m, digunakan

    untuk daerh rekreasi, industry dan komersial jalan raya.

    e.

    Lampu dengan tiang tinggi, yaitu mempunyai ketinggian antara 6-10 m, di

    gunakan untuk penerangan bagi daerah yang luas, parker, rekreasi dan jalan

    layang.

    3. Sign, merupakan rambu-rambu yang sifatnya untuk memberikan suatu identitas ,

    informasi maupun larangan.

    4. Sculpture, rambu-rambu yang sifatnya untuk memberikan suatu identitas,

    informasi maupun larangan, atau menarik perhatian mata (vocal point), biasanyaterletak di tengan maupun di depan plasa.

  • 8/10/2019 sistem sirkulasi dan transportasi

    9/25

    5. Bollards, adalah pembatas antara jalur pedestrian dengan jalur kendaraan.

    Biasanya digunakan bersamaan dengan peletakkan lampu.

    6. Bangku, untuk member ruang istirahat bila lelah berjalan, dan member waktu bagi

    pejalan kaki untuk menikmati suasana lingkungan sekitarnya. Bangku dapat

    terbuat dari logam, kayu, beton, atau batu.7. Tanaman peneduh, untuk pelindung dan penyejuk pedestrian. Menurut Rustam

    Hakim (1987), criteria tanaman yang diperlukan untuk jalur pedestrian adalah :

    a.

    Memiliki ketahanan terhadap pengaruh udara maupun cuaca.

    b.

    Bermasa daun padat

    c.

    Jenis dan bentuk pohon berupa angsana, akasia besar, bougenville, dan the

    tehan pangkas.

    8.

    Telepon, biasanya disediakan bagi pejalan kaki jika ingin berkomunikasi dan

    sedapat mungkin didesain untuk menarik perhatian pejalan kaki.

    9. Kios, shelter, dan kanopi, keberadaannya dapat untuk menghidupkan suasana pada

    jalur pedestrian sehingga tidak monoton. Khususnya kios untuk aktifitas jual beli,

    bila sewaktu-waktu dibutuhkan oleh pejalan kaki. Shelter dibangun dengan tujuan

    melindungi terhadap cuaca, angin dan sinar matahari. Kanopi digunakan untuk

    mempercantik wajah bangunan dan dapat memberikan perlindungan terhadap

    cuaca.

    10.

    Jam, tempat sampah. Jam sebagai petunjuk waktu, bila dilettakkan di ruang kota

    harus memperhatikan penempatannya. Karena jam dapat sebagai focus atau

    landmark, sedangkan tempat sampah dilettakkan di jalur pedestrian agar jalur

    tersebut tetap bersih. Sehingga kenyamanan pejalan kaki tetap terjaga.

    11.

    Lebar jalur pedestrian bisa mencapai 5 hingga 8 meter demi kenyamanan,keamanan dan keselamatan pejalan kaki.

    E. Fungsi Jalur Pedestarian

    Menurut Murtomo dan Aniaty (1991) jalur pedestrian di kota-kota besar mempunyai

    fungsi terhadap perkembangan kehidupan kota, antara lain adalah:

    1.

    Pedestrianisasi dapat menumbuhkan aktivitas yang sehat sehingga mengurangi

    kerawanan kriminalitas.

    2.

    Pedestrianisasi dapat merangsang berbagai kegiatan ekonomi sehingga akan

    berkembang kawasan bisnis yang menarik.

    3.

    Pedestrianisasi sangat menguntungkan sebagai ajang kegiatan promosi, pameran,

    periklanan, kampanye dan lain sebagainya.

    4.

    Pedestrianisasi dapat menarik bagi kegiatan sosial, perkembangan jiwa dan

    spiritual

    5.

    Pedestrianisasi mampu menghadirkan suasana dan lingkungan yang spesifik, unik

    dan dinamis di lingkungan pusat kota.

    6.

    Pedestrianisasi berdampak pula terhadap upaya penurunan tingkat pencemaran

    udara dan suara karena berkurangnya kendaraan bermotor yang lewat.

  • 8/10/2019 sistem sirkulasi dan transportasi

    10/25

    Fungsi jalur pedestrian yang disesuaikan dengan perkembangan kota adalah sebagai

    fasilitas pejalan kaki, sebagai unsur keindahan kota, sebagai media interaksi sosial,

    sebagai sarana konservasi kota dan sebagai tempat bersantai serta bermain.

    F.

    FaktorFaktor Kenyamanan Pejalan Kaki di TrotoarTerdapat beberapa faktor yang memberi kenyamanan bagi pejalan kaki di trotoar.

    1. Aman, yaitu keamanan bagi pejalan kaki dari kerawanan lalu lintas tanpa khawatir

    akan terjadi kecelakaan, juga aman dari kejahatan baik secara langsung maupun

    tidak langsung.

    2.

    Variabel lingkungan, yaitu berupa suara yang mengganggu, polusi, kesesakan dan

    kualitas material trotoar.

    3.

    Iklim dan cuaca, saat hujan pejalan kaki akan merasa enggan untuk keluar rumah

    dan saat kemarau hawa panas akan membuat pejalan kaki akan cepat merasa lelah.

    4. Topografi, lereng, jalan datar dan bukit berpengaruh pada bentuk trotoar, di jalan

    datar pemakai jalan akan menempuh jarak yang lebih panjang dibanding di jalan

    dengan kontur naik turun.

    5. Jarak, pejalan kaki mempunyai kemampuan tertentu untuk dapat berjalan dengan

    nyaman yaitu di jarak kurang dari 1,1 km dengan kecepatan rata-rata 3,5 km/jam

    atau 0,28 m/s.

    6.

    Layanan, dimana tersedianya layanan seperti : kafe, kios, toilet, tempat duduk, hal

    ini untuk menunjang sifat relaksasi dari aktifitas berjalan kaki.

    7.

    Budaya, yaitu membatasi sesuatu yang dapat diterima, aturan-aturan yang cocok,

    hal ini terkait dengan keinginan, kebiasaan dan kecenderungan dalam melakukan

    kegiatan tertentu yang menentukan bentukan fisiknya.

    G. Karakteristik Trotoar

    1. Permukaan. Permukaan jalan harus stabil, kuat, tahan cuaca bertekstur halus dan

    tidak licin. Apabila harus terjadi gundukan tingginya tidak lebih dari 1,25 cm. Bila

    menggunakan karpet maka ujungnya harus kencang dan mempunyai trim yang

    permanen.

    2. Kemiringan. Kemiringan maksimum 7 derajat dan pada setiap 9 m disarankan

    terdapat pemberhentian untuk istirahat.

    3. Area istirahat. Terutama digunakan untuk membantu pengguna jalan

    penyandang cacat.

    4. Pencahayaan. Berkisar antara 50-150 lux tergantung pada intensitas pemakaian,

    tingkat bahaya dan kebutuhan keamanan.

    5. Perawatan. Dibutuhkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan.

    6. Drainase. Dibuat tegak lurus dengan arah jalur dengan kedalaman maksimal

    1,5cm mudah dibersihkan dan perletakan lubang di jauhkan dari tepi ramp.

    7. Ukuran. Lebar minimum trotoar adalah 150 cm untuk jalur satu arah dan 180 cm

    untuk jalur dua arah. Trotoar harus bebas dari pohon tiang, rambu rambu dan

    benda benda pelengkap jalan yang menghalang.

  • 8/10/2019 sistem sirkulasi dan transportasi

    11/25

    8. Tepi pengaman. Disiapkan bagi penghentian roda kendaraan dan tongkattuna

    netra kearah area yang berbahaya. Tepi pengaman di buat setinggi minimum 10

    cm dan lebar 15 cm sepanjang jalur pedestrian.

    H. Syarat Penyediaan Trotoar

    Syarat penting yang harus dipenuhi dalam penyediaan trotoar, yakni pertamadimensitrotoar, ini artinya fasilitas tersebut minimal mampu menampung dua orang pejalan

    kaki yang berjalan beriringan, jadi lebar minimal kurang lebih 1,5 m atau minimal

    sesuai dengan standar ruang gerak manusia, sedangkan idealnya trotoar yang aman

    memiliki tinggi minimal 25 cm dari atas badan jalan. kedua bentuk perkerasannya,

    bahwa bisa saja lantai trotoar dibuat dari perkerasan semen atau lantai keramik atau

    kombinasi semen dengan keramik dan tatanan batu, hal yang penting diperhatikan

    adalah lantai perkerasan tersebut tidak licin, ketiga kenyamanan, ini artinya trotoar

    tersebut dapat dilalui tanpa harus bersusah payah seperti menaiki tangga, karena

    tinggi trotoar dengan dasar jalan terlalu tinggi, sehingga membuat tidak nyaman.

  • 8/10/2019 sistem sirkulasi dan transportasi

    12/25

    BAB III

    HASIL SURVEI DAN PEMBAHASAN

    A. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Lokasi penelitian adalah kawasan Jl. Sam Ratulangi tepatnya di Gereja Paulus sampaidi Jakarta Motor yaitu dengan panjang sekitar 189,8789 m. Di kawasan ini terdapat

    bangunan pertokoan, perkantoran, tempat ibadah, dan tempat kursus. Fungsi dari Jl.

    Sam Ratulangi ini antara lain sebagai salah satu pusat lingkungan kota Manado.

    (lihat gambar 1.1)

    Jl. Sam Ratulangi juga berpotensi untuk mengundang aktor atau pelaku kegiatan di

    ruang publik. Hal ini dapat memberi dampak pada pejalan kaki, tuntutan atribut serta

    propertinya.

    Untuk menentukan lokasi yang akan dilakukan penelitian secara detail, dilakukan

    lebih dahulu pengamatan terhadap beberapa titik lokasi atau zona pengamatan

    berdasarkan pemilihan tempat-tempat yang kondisinya dianggap dapat mewakili

    gambaran masalah yang ada, yang terkait dengan trotoar dan pejalan kaki di Jl. Sam

    Ratulangi. Adapun zona di tiga titik lokasi pengamatan:

    Zona 1

    Dari gereja paulusTarsius Reklame

    Zona 2

    Dari Tarsius ReklameCrystal Decor

    Zona 3Dari Crystal DecorJakarta Motor

    Survey dilakukan dua kali pada sore hari. Survey pertama Rabu, 01 oktober 2014

    pukul 14:3017:37 WITA. Dan survey kedua dilakukan pada hari Kamis, 02 oktober

    2014 pukul 14:5417:45 WITA.

    B. Tahapan Penelitian

    Secara garis besar sebagai berikut :

    a.

    Tahap Persiapan Mempelajari karakteristik obyek penelitian

    b.

    Tahap Pelaksanaan Survei

    Melakukan perhitungan/pendataan orang yang melintasi trotoar.

    Melakukan pengambilan dokumentasi data visual

    Melakukan pengukuran lebar dan tinggi trotoar

    Menghitung kecepatan pejalan kaki

    Melakukan wawancara terbuka dengan pemilik toko

  • 8/10/2019 sistem sirkulasi dan transportasi

    13/25

    C. Bahan dan Alat Penelitian

    Alat penelitian yang diguanakan untuk mengumpulkan data :

    Samsung Galaxy Tab 3 dan Ipad 4 untuk melakukan pengambilan gambar di jl.

    Sam Ratulangi

    Alat ukur meter untuk mengukur ketinggian dan lebar trotoar Stopwatch

    Buku dan bolpoint

    D. Deskripsi Pola Perilaku Pejalan Kaki di Trotoar

    Pola perilaku pejalan kaki di Jl. Sam Ratulangi Manado merupakan gambaran

    perilaku pejalan kaki di trotoar melalui pengamatan pada seseorang maupun segala

    aktivitas lain yang menggunakan Jl. Sam Ratulangi.

    1. Aktivitas yang terjadi pada hari Rabu, trotoar cukup ramai dengan pejalan kaki,

    banyak yang berjalan dan ada beberapa yang menunggu angkot.

    Zona 15 menit ke- Waktu Jumlah pejalan kaki

    1

    Pertama 16:02-16:17 41

    Kedua 16:18-16:33 38

    Ketiga 16:34-16:49 44

    2

    Pertama 16:02-16:17 28

    Kedua 16:18-16:33 37

    Ketiga 16:34-16:49 32

    3

    Pertama 16:02-16:17 21

    Kedua 16:18-16:33 24

    Ketiga 16:34-16:49 25

    o Di zona 1, untuk 15 menit pertama terdapat 41 orang yang lewat di trotoar

    tersebut, di 15 menit kedua terdapat 38 orang dan untuk 15 menit ketiga

    terdapat 44 orang yang lewat, jadi di zona 1 selama 45 menit terdapat 123

    orang, dan rata-rata orang yang lewat untuk tiap 15 menit yaitu 41 orang.

    o Di zona 2, untuk 15 menit pertama terdapat 28 orang yang lewat di trotoar

    tersebut, di 15 menit kedua terdapat 37 orang dan untuk 15 menit ketiga

    terdapat 32 orang yang lewat, jadi di zona 2 selama 45 menit terdapat 97

    orang, dan rata-rata orang yang lewat untuk tiap 15 menit sekitar 32 orang.o Di zona 3, untuk 15 menit pertama terdapat 21 orang yang lewat di trotoar

    tersebut, di 15 menit kedua terdapat 24 orang dan untuk 15 menit ketiga

    terdapat 25 orang yang lewat, jadi di zona 3 selama 45 menit terdapat 70

    orang, dan rata-rata orang yang lewat untuk tiap 15 menit sekitar 23 orang.

    2. Pejalan kaki di Jl. Sam Ratulangi Manado dari Gereja Paulus sampai di Jakarta

    Motor menempuh waktu adalah berkisar antara 2 sampai 5 menit. Jarak dari

    gereja paulus sampai di Jakarta Motor sekitar 189,8789 m. Jadi kecepatan pejalan

    kaki yaitu berkisar 0,63 m/s 1,58 m/s. Ini berarti kecepatan pejalan kaki di

    trotoar tersebut lebih cepat dari teori faktor faktor kenyamanan pejalan kaki.

  • 8/10/2019 sistem sirkulasi dan transportasi

    14/25

    Jadi trotoar tersebut memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki dalam hal jarak

    kenyamanan.

    E. Data Visual / Fotofoto

    Berikut tampilan foto-foto lokasi survei di trotoar Jl. Sam Ratulangi yang menjadiobyek penelitian di trotoar tersebut.

    Gambar 3.1

    Batas tepi jalan dan Trotoar depan Gereja Paulus (titik awal pengamatan)

    Gambar 3.2

    Batas tepi jalan dan Trotoar depan Jakarta Motor (titik akhir pengamatan)

  • 8/10/2019 sistem sirkulasi dan transportasi

    15/25

    Gambar 3.3

    Ketinggian Trotoar 27 cm

    Gambar 3.4

    Lebar trotoar 2, 44 m

  • 8/10/2019 sistem sirkulasi dan transportasi

    16/25

    Gambar 3.5

    Trotoar sebagai lahan parkir

    Gambar 3.6

    Peletakan rambu lalu lintas pada trotoar

  • 8/10/2019 sistem sirkulasi dan transportasi

    17/25

    Gambar 3.7

    Mobil yang parkir di trotoar

  • 8/10/2019 sistem sirkulasi dan transportasi

    18/25

    Gambar 3.8

    Material trotoar yang rusak/ lubang pada trotoar

    Gambar 3.9

    Genangan air pada trotoar

  • 8/10/2019 sistem sirkulasi dan transportasi

    19/25

    Gambar 3.10

    Kondisi tempat sampah yang tidak memadai dan Sampah pada trotoar

  • 8/10/2019 sistem sirkulasi dan transportasi

    20/25

    Gambar 3.11

    Aktivitas pemilik toko di badan trotoar

    Gambar 3.12

    Material Bangunan pemilik toko di trotoar

  • 8/10/2019 sistem sirkulasi dan transportasi

    21/25

    Gambar 3.13

    Pengendara Motor yang berjalan di trotoar

    Gambar 3.14

    Dimensi pejalan kaki

  • 8/10/2019 sistem sirkulasi dan transportasi

    22/25

    Gambar 3.15

    Peletakan Vegetasi

    Gambar 3.1 dan 3.2 merupakan titik awal dan akhir penelitian. Sedangkan Gambar

    3.3 dan 3.4 merupakan lebar dan tinggi trotoar, dengan tinggi trotoar sekitar 27cm dan lebarbervariasi sekitar 2,44 m, jadi tinggi trotoar dan lebar trotoar di jl. Sam Ratulangi telah sesuai

    dengan teori dari karakteristik trotoar dan syarat penyediaan trotoar. Trotoar tersebut berasal

    dari bahan keramik dan kombinasi kerikil dengan semen, kondisi tidak menerus, kondisi

    kurang terawat, sebagian besar digunakan oleh parkir mobil, dan sepedamotor oleh konsumen

    dari toko disamping trotoar.

    Gambar 3.5 dan 3.7 menunjukkan pemanfaatan trotoar yang digunakan sebagai

    tempat parkir motor dan mobil sehingga menyebabkan pejalan kaki turun diruas jalan.

    Kondisi ini tidak sesuai dengan teori faktorfaktor kenyamanan pejalan kaki karena kondisi

    ini dapat mengganggu keamanan pejalan kaki dan dapat menyebabkan kecelakaan, dimana

    seharusnya trotoar dapat memberikan keamanan dari kerawanan lalu lintas tanpa khawatir

    akan terjadi kecelakaan. Mobil dan motor yang parkir di trotoar ini disebabkan karena tidak

    terdapat tempat parkir khusus, hanya pada lokasi-lokasi bangunan-bangunan komersial

    tertentu, pertokoan atau perkantoran, yang sifatnya mencolok kedalam memungkinkan

    adanya tempat parkir terbatas ,selebar bangunan gedung tersebut. Kondisi gambar diambil

    dari trotoar jl. Sam ratulangi Manado pada sore hari.

    Gambar 3.6 dan 3.15 menunjukan bahwa peletakan rambu rambu lalu lintas dan

    vegetasi sudah sesuai teori kararakteristik trotoar yaitu tidak menghambat pejalan kaki yangmelalui jalur tersebut. Tetapi pada gambar 3.10 kondisi tempat sampah tidak memadai dan

  • 8/10/2019 sistem sirkulasi dan transportasi

    23/25

    sampah yang ada di trotoar membuat trotoar menjadi kotor dan bau, kondisi ini tidak sesuai

    dengan faktorfaktor kenyamanan pejalan kaki dalam hal variabel lingkungan. Begitu juga

    pada gambar 3.8 dan 3.9 terdapat lubang dan genangan air di trotoar tersebut sehingga

    membuat pejalan kaki menjadi tidak nyaman ketika melewati trotoar tersebut. Dimana

    seharusnya trotoar itu dalam keadaan bersih dan bebas dari bau dan trotoar juga diperlukanadanya perawatan. Perawatan inidibutuhkan untuk memelihara trotoar agar selalu bersih dan

    untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan seperti pejalan kaki jatuh dalam

    lubang.

    Pada gambar 3.11 terdapat dua pekerja yang sedang memotong marmer di trotoar

    untuk pembuatan batu nisan sehingga menyebabkan pejalan kaki yang lewat di trotoar

    tersebut terhalangi oleh aktivitas tersebut dan juga aktivitas tersebut menyebabkan

    kebisingan, yang seharusnya menurut teori faktor faktor kenyamanan pejalan kaki dalam

    hal variabel lingkungan trotoar tidak terdapat suara yang mengganggu. Bukan hanya itu, di

    gambar 3.12 terdapat tumpukan material bangunan pemilik toko, dan pot bunga yang

    seharusnya memperindah trotoar tetapi beralih fungsi menjadi tempat sampah sehingga

    trotoar menjadi tidak enak dipandang dan mengurangi kapasitas trotoar, dimana seharusnya

    dalam teori karakteristik trotoar, trotoar terbebas dari benda-benda penghalang. Apalagi di

    gambar 3.13 menunjukan seorang pengendara bermotor sedang melintasi trotoar, untungnya

    pada saat itu belum terdapat pejalan kaki yang melintasi jalur yang sama, sehingga belum

    terjadi kecelakaan yang dapat membahayakan nyawa pejalan kaki maupun si pengendara.

    Untuk kapasitas pejalan kaki, trotoar tersebut dapat menampung tiga sampai empat

    orang pejalan kaki yang berjalan beriringan, dan dua pelajalan kaki pada arah berlawanan.

    Hal ini sudah sesuai dengan teori syarat penyediaan trotoar. (lihat gambar 3.14)

  • 8/10/2019 sistem sirkulasi dan transportasi

    24/25

    BAB IV

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Hasil penelitian yang diperoleh melalui pengamatan di trotoar Jl. Sam Ratulangi,Manado adalah trotoar di Jl. Sam Ratulangi sudah tidak sesuai lagi dengan fungsinya.

    Hal tersebut juga tidak sesuai dengan teori mengenai trotoar/ jalur pedestrian dan teori

    mengenai kenyamanan pejalan kaki. Trotoar Jl.Sam ratulangi banyak digunakan

    untuk aktivitas-aktivitas lain selain untuk berjalan. Serta mengalami beberapa

    kerusakan.

    Dari hasil pengamatan perilaku pejalan kaki di trotoar Jl. Sam Ratulangi Manado

    diperoleh hasil yaitu perilaku pejalan kaki sudah berubah dengan mengikuti

    perubahan lingkungannya. Dalam hal ini perilaku pejalan kaki di Jl. Sam Ratulangi

    lebih memilih menggunakan tepi jalan untuk berjalan daripada harus melewati trotoar

    yang sudah penuh dengan motor, dan mobil yang berada di trotoar tersebut serta

    kondisi trotoar yang tidak memadai.

    B. Saran

    Adapun saran yang dapat diberikan untuk lebih memanfaatkan trotoar sebagaimana

    mestinya adalah sebagai berikut:

    1.

    Bagi masyarakat yang menggunakan trotoar di sepanjang jl. Sam Ratulangi

    sebagai tempat untuk parkir, dan bekerja sebaiknya tidak menggunakan trotoar

    sepenuhnya karena hal ini tidak sesuai dengan tujuan adanya trotoar, dan tidakmembuang sampah sembarangan. Berikanlah ruang bagi pejalan kaki yang

    melewati trotoar tersebut untuk berjalan dengan nyaman.

    2. Bagi pemerintah dan pihak yang terkait, sebaiknya melakukan revitalisasi

    terhadap trotoar di sepanjang Jl. Sam Ratulangi Manado dengan menertibkan

    tempat parkir yang dapat mengganggu pejalan kaki di trotoar dan meemperbaiki

    trotoar yang mengalami keruasakan serta menyediakan tempat sampah yang

    memadai. Membagi ruang publik yang sesuai dengan aktivitas dan fungsi

    kegiatannya masing-masing.

  • 8/10/2019 sistem sirkulasi dan transportasi

    25/25

    BAB V

    DAFTAR PUSTAKA

    http://sharxozy45.blogspot.com/2007/06/pedestrian.html

    Diakses tanggal 08 oktober 2014 pukul 19.17 WITA

    http://feybeauty.blogspot.com/2011/09/kenyamanan-pedestrian-di-sepanjang.html

    Diakses tanggal 30 september 2014 pukul 17.02 WITA

    http://e-journal.uajy.ac.id/1958/2/1TS10508.pdf

    Diakses tanggal 08 oktober 2014 pukul 15.21 WITA

    http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jime/article/view/4220

    Diakses tanggal 01 oktober 2014 pukul 20.07 WITA

    http://download.portalgaruda.org/article.php?article=70913&val=4880&title=

    Diakses tanggal 01 oktober 2014 pukul 20.15 WITA

    http://eprints.undip.ac.id/15867/1/T._Indra_Pawaka_Listianto.pdf

    Diakses tanggal 02 oktober 2014 pukul 18.48 WITA

    http://eprints.undip.ac.id/12412/1/2008MTA7255.pdf

    Diakses tanggal 02 oktober 2014 pukul 19.54 WITA

    http://sharxozy45.blogspot.com/2007/06/pedestrian.htmlhttp://feybeauty.blogspot.com/2011/09/kenyamanan-pedestrian-di-sepanjang.htmlhttp://e-journal.uajy.ac.id/1958/2/1TS10508.pdfhttp://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jime/article/view/4220http://download.portalgaruda.org/article.php?article=70913&val=4880&titlehttp://eprints.undip.ac.id/15867/1/T._Indra_Pawaka_Listianto.pdfhttp://eprints.undip.ac.id/12412/1/2008MTA7255.pdfhttp://eprints.undip.ac.id/12412/1/2008MTA7255.pdfhttp://eprints.undip.ac.id/15867/1/T._Indra_Pawaka_Listianto.pdfhttp://download.portalgaruda.org/article.php?article=70913&val=4880&titlehttp://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jime/article/view/4220http://e-journal.uajy.ac.id/1958/2/1TS10508.pdfhttp://feybeauty.blogspot.com/2011/09/kenyamanan-pedestrian-di-sepanjang.htmlhttp://sharxozy45.blogspot.com/2007/06/pedestrian.html