sistem teknologi geografis (gis) untuk tata guna lahan sebagai salah satu penerapan sistem teknologi...

22
SISTEM TEKNOLOGI GEOGRAFIS (GIS) UNTUK TATA GUNA LAHAN SEBAGAI SALAH SATU PENERAPAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI PADA LEMBAGA NON PROFIT TUGAS KE : 1 DASAR TEKNOLOGI INFORMASI KELAS B NAMA : PUTU RUSDI ARIAWAN NIM : 0804405050 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS UDAYANA 2009

Upload: rusdi-ariawan

Post on 01-Nov-2015

1.337 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Sistem Teknologi Geografis (Gis)

TRANSCRIPT

SISTEM TEKNOLOGI GEOGRAFIS (GIS)

UNTUK TATA GUNA LAHAN SEBAGAI SALAH SATU

PENERAPAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI PADA

LEMBAGA NON PROFIT

TUGAS KE : 1

DASAR TEKNOLOGI INFORMASI

KELAS B

NAMA : PUTU RUSDI ARIAWAN

NIM : 0804405050

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS UDAYANA

2009

Dasar Teknik Informasi ©2009 1

PENGANTAR GIS

(Geographical Information System)

Apa Itu GIS ?

GIS (Geographical Information System) atau dikenal pula dengan SIG

(Sistem Informasi Geografis)

merupakan sistem infomasi berbasis komputer yang menggabungkan antara unsur

peta (geografis) dan informasinya tentang peta tersebut (data atribut) yang

dirancang untuk mendapatkan, mengolah, memanipulasi, analisa, memperagakan

dan menampilkan data spatial untuk menyelesaikan perencanaan,mengolah dan

meneliti permasalahan. Dengan definisi ini , maka terlihat bahwa aplikasi SIG

dilapangan cukup luas terutama bagi bidang yang memerlukan adanya suatu

sistem informasi tidak hanya menyimpan, menampilkan, dan menganalisa data

atribut saja tetapi juga unsur geografisnya seperti PT. Telkom, Pertamina,

Departemen Kelautan, Kehutanan, Bakosurtanal, Marketing, Perbankan,

Perpajakan, dan yang lainnya.

A. Komponen GIS

Ada beragam definisi dari para pakar mengenai SIG tersebut, intinya SIG adalah

sebuah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis dan

penayangan (display) data yang terkait dengan permukaan bumi. Sistem tersebut

untuk dapat beroperasi membutuhkan perangkat keras (hardware) dan perangkat

lunak (software) juga manusia yang mengoperasikannya (brainware). Secara rinci

SIG tersebut dapat beroperasi membutuhkan komponen-komponen sebagai

berikut :

• Orang..........yang menjalankan sistem

• Aplikasi......prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengolah data

• Data............informasi yang dibutuhkan dan diolah dalam aplikasi

• Software.....perangkat lunak SIG

• Hardware....perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan system

(John E. Harmon, Steven J. Anderson. 2003)

Dasar Teknik Informasi ©2009 2

Orang yang menjalankan sistem meliputi mengoperasikan, mengembangkan

bahkan memperoleh manfaat dari sistem. Kategori orang yang menjadi

bagian dari SIG ini ada beragam, misalnya operator, analis, programmer,

database administrator bahkan stakeholder.

Aplikasi merupakan kumpulan dari prosedur-prosedur yang digunakan untuk

mengolah data menjadi informasi. Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi,

koreksi geometri, query, overlay, buffer, join table dan sebagainya.

Data yang digunakan dalam SIG dapat berupa data grafis dan data atribut.

Data grafis/spasial ini merupakan data yang merupakan representasi

fenomena permukaan bumi yang memiliki referensi (koodinat) lazim berupa

peta, foto udara, citra satelit dan sebagainya atau hasil dari interpretasi data-

data tersebut. Sedangkan data atribut misalnya data sensus penduduk, catatan

survei, data statistik lainnya. Kumpulan data-data dalam jumlah besar dapat

disusun menjadi sebuah basisdata. Jadi dalam SIG juga dikenal adanya

basisdata yang lazim disebut sebagai basisdata spasial (spatial database).

Perangkat lunak SIG adalah program komputer yang dibuat khusus dan

memiliki kemampuan pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis dan

penayangan data spasial. Ada pun merk perangkat lunak ini cukup beragam,

misalnya Arc/Info, ArcView, ArcGIS, Map Info, TNT Mips (MacOS,

Windows, Unix, Linux tersedia), GRASS, bahkan ada Knoppix GIS dan

masih banyak lagi.

Dasar Teknik Informasi ©2009 3

Perangkat keras ini berupa seperangkat komputer yang dapat mendukung

pengoperasian perangkat lunak yang dipergunakan. Dalam perangkat keras

ini juga termasuk didalamnya scanner, digitizer, GPS, printer dan plotter.

Komponen kunci dalam GIS adalah sistem komputer, data geospatial

(data atribut) dan pengguna , yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Sistem komputer GIS terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat

lunak (software) dan prosedur untuk penyusunan pemasukkan data, pengolahan,

analisis, pemodelan (modelling), dan penayangan data geospatial.

Dasar Teknik Informasi ©2009 4

Sumber-sumber data geospatial adalah peta digital, foto udara, citra

satelit, tabel statistik dan dokumen lain yang berhubungan. Data geospatial

dibedakan menjadi:

1. Data grafis/geometris, mempunyai tiga elemen : titik (node), garis (arc)

dan luasan (poligon) dalam bentuk

2. vector ataupun raster yang mewakili geometri topologi, ukuran, bentuk,

posisi dan arah. Data atribut/data tematik

Fungsi pengguna berguna untuk memilih informasi yang diperlukan,

membuat standar, update data yang efisien, analisa output untuk hasil yang

diinginkan serta merencanakan aplikasi.

B. Subsistem Utama GIS

GIS terdiri dari empat subsistem utama :

1. Sub-sistem Masukan, Perangkat untuk menyediakan data sampai siap

dimanfaatkan oleh pengguna; yang berupa peralatan pemetaan terestris,

fotogrametri, digitasi, scanner, dsb. Pada umumnya output dari perangkat

tersebut berupa peta, citra dan tayangan gambar lainnya.

2. Sub-sistem Database, Digitasi peta dasar pada berbagai wilayah/daerah

cakupan dengan berbagai skala telah dan terus dilakukan dalam rangka

membangun sistem database spasial yang mudah diperbaharui dan digunakan

dengan data literal sebagai komponen utamanya.

3. Sub-sistem Pengolahan Data, Pengolahan data baik yang berupa vektor

maupun raster dapat dilakukan dengan berbagai software seperti AUTOCAD,

ARC/INFO, ERDAS, MAPINFO, ILWIS. Untuk metode vektor biasanya

disebut digitasi sedangkan raster dikenal dengan metode overlay. Salah satu

karakteristik software GIS adalah adanya sistem Layer (pelapisan) dalam

menggabungkan beberapa unsur informasi (penduduk, tempat tinggal, jalan,

persil tanah, dll). Seperti: Layer, Coverage (ArcInfo produk ESRI), Theme

Dasar Teknik Informasi ©2009 5

(ArcView produk ESRI), Layer (AutoCAD Map produk Autodesk), Table

(MapInfo produk MapInfo Corp.), dan lain-lainya.

Pada gambar diatas menunjukkan 4 layer yang terdiri atas grid, layer jalan,

tempat tinggal, dan sungai. Peta akan terlihat berdasarkan layer yang tersusun

dimana layer yang paling atas adalah layer yang tampak diatas.

4. Sub-sistem Penyajian Informasi, Dilakukan dengan berbagai media agar

mudah dimanfaatkan oleh pengguna

C. Pengetahuan Peta

Peta merupakan suatu representasi konvensional (miniatur) dari unsur-

unsur (fatures) fisik (alamiah dan buatan manusia) dari sebagian atau keseluruhan

permukaan bumi di atas media bidang datar dengan skala tertentu [Rockville86].

Adapun persyaratan-persyaratan geometrik yang harus dipenuhi oleh

suatu peta sehingga menjadi peta yang ideal adalah:

1. Jarak antara titik-titik yang terletak di atas peta harus sesuai dengan jarak

aslinya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala tertentu).

2. Luas suatu unsur yang direpresentasikan di atas peta harus sesuai dengan luas

sebenarnya (juga dengan mempertimbangkan skalanya).

3. Sudut atau arah suatu garis yang direpresentasikan di atas peta harus sesuai

dengan arah yang sebenarnya (seperti di permukaan bumi).

4. Bentuk suatu unsur yang direpresentasikan di atas peta harus sesuai dengan

bentuk yang sebenarnya (juga dengan mempertimbangkan faktor skalanya).

Dasar Teknik Informasi ©2009 6

Pada kenyataannya di lapangan merupakan hal yang tidak mungkin

menggambarkan sebuah peta yang dapat memenuhi semua kriteria di atas, karena

permukaan bumi itu sebenarnya melengkung. Sehingga pada saat melakukan

proyeksi dari bentuk permukaan bumi yang melengkung tersebut ke dalam bidang

datar (kertas) akan terjadi distorsi. Oleh karena itu maka akan ada kriteria yang

tidak terpenuhi, prioritas kriteria dalam melakukan proyeksi peta tergantung dari

penggunaan peta tersebut di lapangan misalnya untuk peta yang digunakan untuk

perencanaan Jaringan Telekomunikasi maka yang akan jadi prioritas peta ideal

adalah kriteria 1, sedangkan peta denah kampus yang akan kita digitasi tentunya

kriteria 4 yang akan kita utamakan.

Proyeksi Peta

Merupakan teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan

sebagian atau keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasar berbentuk

bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi seminimal mungkin.

Distorsi dapat dikurangi dengan membagi daerah yang dipetakan menjadi bagian

yang tidak terlalu luas dan menggunakan bidang datar.

Berikut ini akan dijelaskan proyeksi peta yang sering digunakan terutama

proyeksi dalam melakukan prosess digitasi :

1. Proyeksi UTM (Universal Transverse Mercator)

Salah satu proyeksi peta yang terkenal dan sering digunakan adalah

UTM. Sebagai ciri hasil proyeksi UTM ini pada sebuah peta, yaitu terdapatnya

garis lintang (Latitude) dan garis bujur (Longitude). Keuntungan Peta ini

adalah menggunakan sistem koordinat global (seluruh dunia) sehingga apabila

kita menggambarkan suatu daerah yang diketahui Latitude dan Longitude-nya

maka apabila kita mau menggabungkan satu peta dengan peta yang lainnya

tidak akan sulit. Berikut akan dijelaskan mengenai sistem proyeksi ini: Pada

sistem proyeksi ini didefinisikan posisi horizontal dua dimensi (x,y)utm dengan

menggunakan proyeksi silinder, transversal, dan konform yang memotong

bumi pada dua meridian standard. Seluruh permukaan bumi,

Dasar Teknik Informasi ©2009 7

dalam sistem koordinat ini, dibagi menjadi 60 bagian yang disebut sebagai

zone UTM. Setiap zone ini dibatasi oleh dua meridian sebesar 6° dan memiliki

meridian tengah sendiri. Sebagai contoh, zone 1 dimulai dari 180° BB hingga

174°BB, zone 2 dari 174°BB hingga 168°BB, terus ke arah timur hingga zone

60 yang dimulai dari 174°BT hingga 180°BT.

Batas lintang di dalam sistem koordinat ini adalah 80° LS hingga 84°

LU. Setiap bagian derajat memiliki lebar 8° yang pembagiannya dimulai dari

80° LS ke arah utara. Bagian derajat dari bawah (LS) dinotasikan dimulai dari

C,D,E,F, hingga X (tetapi huruf I dan O tidak digunakan). Jadi, bagian derajat

80° LS hingga 72° LS diberi notasi C, 72° LS hingga 64° LS diberi notasi D,

64° LS hingga 56° LS diberi notasi E, dan seterusnya.

Setiap zone UTM memiliki sistem koordinat sendiri dengan titik nol

sejati pada perpotongan antara meridian sentralnya dengan ekuator. Dan, untuk

menghindari koordinat negatif, meridian tengah diberi nilai awal absis (x)

500.000 meter. Untuk zone yang terletak di bagian selatan ekuator (LS), juga

untuk menghindari koordinat negatif, ekuator diberi nilai awal ordinat (y)

10.000.000 meter. Sedangkan untuk zone yang terletak di bagian utara ekuator,

ekuator tetap memiliki nilai ordinat 0 meter.

Dasar Teknik Informasi ©2009 8

Wilayah Indonesia terbagi dalam 9 zone UTM, mulai dari meridian

90° BT hingga meridian 144° BT dengan batas paralel (lintang) 11° LS hingga

6°LU. Dengan demikian, wilayah Indonesia dimulai dari zone 46 (meridian

sentral 93° BT) hingga zone 54 (meridian sentral 141° BT).

2. Non-Earth

Proyeksi Non-Earth ini merupakan proyeksi yang menggunakan

koordinat lokal. Proyeksi ini biasanya digunakan untuk mendigitasi (map info)

berupa suatu denah atau peta tersebut bersifat independen (hanya terdiri 1

lembar peta tersebut) .

Peta ≅ SIG

D. Contoh Aplikasi GIS

• Bidang Telekomunikasi → digunakan untuk manajemen inventarisasi jaringan

telekomunikasi, perencanaan jaringan tahun berikutnya, seperti halnya

Dasar Teknik Informasi ©2009 9

penentuan letak sentral, RK, DP yang optimal dan seterusnya sampai ke

pelanggan, dll.

• Bidang Sumberdaya Alam → mencakup inventarisasi, manajemen, dan

kesesuaian lahan untuk pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan,

perencanaan tata guna lahan, analisa daerah rawan bencana alam, dsb.

• Bidang Lingkungan → mencakup perencanaan sungai, danau, laut, evaluasi

pengendapan lumpur/sedimen, pemodelan pencemaran udara, limbah

berbahaya dsb.

• Bidang Ekonomi, Bisnis, marketing → mencakup penentuan lokasi bisnis yang

prospektif untuk bank, pasar swalayan, mesin ATM dsb.

• Bidang Trasportasi dan Perhubungan → mencakup inventarisasi jaringan

transportasi, analisa kesesuain dan penentuan rute-rute alternatif transportasi,

manajemen pemeliharaan dan perencanaan perluasan jalan,dsb.

• Bidang Kesehatan → mencakup penyediaan data atribut dan spasial yang

menggambarkan distribusi penderita suatu penyakit,pola penyebaran penyakit,

distribusi unit kesehatan, dsb.

Manfaat SIG

Tak lengkap rasanya apabila membicarakan SIG tanpa mengetahui

manf'aat yang dapat diperoleh. Dengan SIG kita akan dimudahkan dalam melihat

fenomena kebumian dengan perspektif yang lebih baik.SIG mampu

mengakomodasi penyimpanan, pemrosesan, dan penayangan data spasial digital

bahkan integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta

bahkan data statistik. Dengan tersedianya komputer dengan kecepatan dan

kapasitas ruang penyimpanan besar seperti saat ini, SIG akan mampu memproses

data dengan cepat dan akurat dan menampilkannya. SIG juga mengakomodasi

dinamika data, pemutakhiran data yang akan menjadi lebih mudah.

Ambil contoh seperti kondisi Aceh yang beberapa waktu lalu dihempas

tsunami yang mengakibatkan korban dan kerugian yang banyak sekali.

Dasar Teknik Informasi ©2009 10

Bayangkan dengan citra satelit yang beresolusi tinggi kita dapat melihat kondisi

suatu lokasi dipermukaan bumi secara akurat. Kemudian hasil survey rekan-rekan

yang bekerja dilapangan dapat langsung di masukkan dalam database spasial yang

telah ada sebelumnya untuk mengetahui lokasi rawan dan butuh segera ditangani.

Informasi

tersebut kemudian bisa di upload

ke internet dan tersebarlah

informasi ke penjuru dunia.

Gambar disamping merupakan

salah satu citra Ikonos yang

merekam sebelum dan sesudah

kejadian tsunami di Aceh.

(http://www.disasterscharter.org/)

Integrasi data citra satelit seperti

yang tampak pada gambar tersebut dengan data-data yang lain menggunakan SIG

akan menghasilkan informasi baru yang benar-benar sangat membantu sekali.

Seperti saat ini dalam proses pemulihan kembali Aceh, rekan-rekan yang berkarya

dibidang SIG sedang melakukan penyusunan data spasial kembali. Hasilnya kelak

pasti akan membantu pembangunan Aceh kita tunggu saja.

Perkembangan SIG Saat Ini

Berbicara perkembangan SIG saat ini kiranya tidak lengkap tanpa

menyinggung perkembangan teknologi informasi (TI). Saat ini teknologi

informasi sudah sangat maju, telah ada internet yang menjembatani komunikasi

tanpa batas, perkembangan webserver, harddisk dalam kapasitas terrabyte dan

sebagainya. Dalam lingkup SIG juga muncul teknologi mapserver seperti ArcIMS

buatan ESRI yang merupakan salah satu raksasa produsen perangkat lunak SIG

dari Amerika. Ketika di dunia TI muncul komunitas opensource, di bidang SIG

juga muncul komunitas serupa. Misalnya komunitas yang bernaung pada

Inovagis.org, MapWindow.org yang membuat activeX untuk pengembangan

perangkat lunak SIG secara gratis. ActiveX tersebut tersedia dalam bahasa

Dasar Teknik Informasi ©2009 11

pemrograman Visual Basic maupun C++ sehingga dapat leluasa dikembangkan

oleh rekan-rekan yang telah belajar bahasa tersebut.

SIG juga tidak hanya tersedia untuk platform Windows, tetap telah ada

pula yang mengembangkan SIG untuk Linux yang dikenal opensource, misalnya

GRASS GIS (Geographic Resource Analysis Support System) yang sudah include

di Knoppix GIS, juga tersedia GRASS untuk Solaris, MacOS X, IBM AIK dan

masih banyak lagi. Selain itu masih banyak perangkat lunak SIG yang berlisensi

GNU Public License seperti SAGA (System for Automated Geoscientific

Analyses), DIVA-GIS yang dikhususkan untuk pemetaan dan analisis biodiversity,

kemudian ada MapWindow, Jshape yang berbasis java juga tidak kalah

mutakhirnya. Jshape merupakan jalan menggunakan dari Google Map API dan

beberapa aplikasi mobile.

Dari sisi basisdata SIG juga telah sangat maju. Basisdata SIG juga telah

menganut model basisdata yang mutakhir. Perusahaan raksasa dibidang perangkat

lunak basisdata seperti Oracle sendiri juga telah mengembangkan ekstensi untuk

menagani data spasial SIG yang dikenal sebagai Oracle Spatial. Oracle Spatial ini

dijual sebagai pilihan dari Oracle 8i dan saat ini telah mencapai Oracle 10i.

Dengan kemajuan perangkat lunak DBMS (Database Management System) ini

sangat mendukung

perkembangan SIG sehingga basisdata SIG tidak hanya bersifat lokal saja. Selain

Oracle juga ada Postgress system yang pada tahun 1996 berubah menjadi proyek

Dasar Teknik Informasi ©2009 12

open sourse. Kemudian Postgres sytem

berubah nama menjadi POSTGRESQL

yang juga mengembangkan ekstensi

spasial untuk SQL. Sekarang sistem ini

terbuka lebar digunakan oleh komunitas

pengembang perangkat lunak open source

untuk menerapkan DBMS secara gratis.

Di Indonesia sendiri perkembangan SIG

cukup bagus. Beberapa instansi ataupun institusi pemerintah telah membuat

terobosan dalam aplikasi SIG. Tengok saja KPU yang pada waktu Pemilu tahun

2004 yang lalu telah mengembangkan WebGIS dengan alamat

http://webgis.kpu.go.id/. Jadi saat ini hasil SIG sudah dapat dipergunakan secara

luas. Setiap orang yang memiliki koneksi internet dapat mengakses informasi

yang tersedia pada layanan WebGIS tersebut. Apabila informasi publik dapat

terintegrasi ke dalam layanan WebGIS tentu akan sangat bermanfaat, misalnya

mulai dari bidang pariwisata, tata ruang, transportasi dan sebagainya. Seorang

pelancong akan mudah mengetahui lokasi-lokasi wisata yang hendak dituju,

investor dibidang properti dapat memilih lokasi yang akan dikembangkan untuk

permukiman secara tepat. Apalagi akhir-akhir ini perkembangan sistem

komunikasi seluler juga sangat pesat dan sangat dimungkinkan integrasi ke ponsel

sehingga kemanapun orang pergi dapat memperoleh informasi geografis ini

dengan mudah. Semoga saja dengan perkembangan ini manfaat SIG akan dikenal

dan dirasakan oleh masyarakat luas.

Dasar Teknik Informasi ©2009 13

SISTEM TEKNOLOGI GEOGRAFIS (GIS)

UNTUK TATA GUNA LAHAN

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem yang men-

capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan

menampilkan data yang secara spatial (keruangan) mereferensikan kepada kondisi

bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi-operasi umum database, seperti

query dan analisa statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisa yang unik

yang dimiliki oleh pemetaan.

Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan Sistem Informasi

lainnya yang membuatnya menjadi berguna untuk berbagai kalangan untuk

menjelaskan kejadian, merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang akan

terjadi.

Kemampuan SIG antara lain:

A. Memetakan Letak

Data realita di permukaan bumi akan dipetakan ke dalam beberapa layer

dengan setiap layernya merupakan representasi kumpulan benda (feature) yang

mempunyai kesamaan, contohnya layer jalan, layer bangunan, dan layer customer

(gambar 1). Layer-layer ini kemudian disatukan dengan disesuaikan urutannya.

Setiap data pada setiap layer dapat dicari, seperti halnya melakukan

query terhadap database, untuk kemudian dilihat letaknya dalam keseluruhan peta.

Kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk mencari dimana letak suatu

daerah, benda, atau lainnya di permukaan bumi. Fungsi ini dapat digunakan

seperti untuk mencari lokasi rumah, mencari rute jalan, mencari tempat-tempat

penting dan lainnya yang ada di peta. Orang dapat pula melihat pola-pola yang

mungkin akan muncul dengan melihat penyebaran letak-letak feature, misalnya

sekolah, pelanggan, daerah miskin dan sebagainya.

Dasar Teknik Informasi ©2009 14

B. Memetakan Kuantitas

Orang sering memetakan kuantitas, yaitu sesuatu yang berhubungan

dengan jumlah, seperti dimana yang paling banyak atau dimana yang paling

sedikit. Dengan melihat penyebaran kuantitas tersebut dapat mencari tempat-

tempat yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan digunakan untuk

pengambilan keputusan, ataupun juga untuk mencari hubungan dari masing-

masing tempat tersebut. Pemetaan ini akan lebih memudahkan pengamatan

terhadap data statistik dibanding database biasa.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan pakaian anak yang akan

menyebarkan brosurnya akan terbantu dengan mengetahui daerah-daerah mana

yang punya banyak keluarga dengan anak kecil dan mempunyai pendapatan yang

tinggi. Contoh SIG pada gambar 2 memetakan jumlah penderita cancer di teluk

Cod direlasikan dengan penggunaan lahan. Pemetaan ini digunakan untuk

menganalisa apakah penggunaan pestisida dan bahan kimia lainnya berpengaruh

terhadap kasus-kasus kanker yang terjadi.

C. Memetakan Kerapatan ( Densities )

Sewaktu orang melihat konsentasi dari penyebaran lokasi dari feature-

feature, di wilayah yang mengandung banyak feature mungkin akan mendapat

kesulitan untuk melihat wilayah mana yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi

dari wilayah lainnya. Peta kerapatan dapat mengubah bentuk konsentrasi kedalam

unit-unit yang lebih mudah untuk dipahami dan seragam, misal membagi dalam

kotak-kotak selebar 10 km2, dengan menggunakan perbedaan warna untuk

menandai tiap-tiap kelas kerapatan.

Pemetaan kerapatan sangat berguna untuk data-data yang berjumlah

besar seperti sensus atau data statistik daerah. Dalam data sensus seperti gambar 3

misalnya, sebuah unit sensus yang mempunyai jumlah keluarga diatas 40 diberi

warna hijau, 30-40 hijau muda dan seterusnya. Dengan cara ini orang akan lebih

mudah melihat daerah mana yang kepadatan penduduknya tinggi dan mana yang

kepadatan penduduknya rendah.

Dasar Teknik Informasi ©2009 15

D. Memetakan Perubahan

Dengan memasukkan variabel waktu, SIG dapat dibuat untuk peta

historikal. Histori ini dapat digunakan untuk memprediksi keadaan yang akan

datang dan dapat pula digunakan untuk evaluasi kebijaksanaan. Pemetaan jalur

yang dilalui badai, dapat digunakan untuk memprediksi kemana nantinya arah

badai tersebut (gambar 4). Seorang manajer pemasaran dapat melihat

perbandingan peta penjualan sebelum dan sesudah dilakukannya promosi untuk

melihat efektivitas dari promosinya.

E. Memetakan Apa yang Ada di Dalam dan di Luar Suatu Area

SIG digunakan juga untuk memonitor apa yang terjadi dan keputusan apa

yang akan diambil dengan memetakan apa yang ada pada suatu area dan apa yang

ada diluar area. Sebagai contohnya, pada gambar 4 adalah peta sekolah, jalan,

sirene dan lainnya dalam jarak radius 10 mil dari pembangkit listrik tenaga nuklir

Palo Verde. Peta ini digunakan untuk dasar rencana apabila terjadi keadaan

darurat. Adakalanya perlu untuk menentukan daerah yang diluar kriteria, misalnya

untuk menentukan lokasi pabrik dilakukan di daerah dalam radius lebih dari 1 km.

Dasar Teknik Informasi ©2009 16

Dasar Teknik Informasi ©2009 17

Aplikasi Sistem Informasi Geografis

Peta yang di-link dengan foto, video, dan web

Pada sebuah aplikasi SIG, terdapat beberapa fasilitas yang merupakan standar

untuk melengkapi peta yang tampil di layar monitor. antara lain :

- Legenda Legenda (legend) adalah keterangan tentang obyek-obyek yang ada di

peta, seperti warna hijau adalah hutan, garis merah adalah jalan, simbol buku

adalah universitas, dan sebagianya.

- Skala Skala adalah keterangan perbandingan ukuran di layar dengan ukuran

sebenarnya.

- zoom in / out Peta di layar dapat diperbesar dengan zoom in dan diperkecil

dengan zoom out.

- Pan Dengan fasilitas pan peta dapat digeser-geser untuk melihat daerah yang

dikehendaki.

- Searching Fasilitas ini digunakan untuk mencari dimana letak suatu feature.

Bisa dilakukan dengan meng-inputkan nama atau keterangan dari feature

tersebut.

- Pengukuran Fasilitas ini dapat mengukur jarak antar titik, jarak rute, atau luas

suatu wilayah secara interaktif

- Informasi Setiap feature dilengkapi dengan informasi yang dapat dilihat jika

feature tersebut diKlik. Misal pada suatu SIG jaringan jalan, jika diklik pada

suatu ruas jalan akan memunculkan data nama jalan tersebut, tipe jalan, desa-

desa yang menjadi ujung jalan, dan jalan-jalan lain yang berhubungan dengan

jalan itu.

- Link Selain informasi dari database, SIG memungkinkan pula meghubungkan

data feature pada peta dengan data dalam bentuk lain seperti gambar, video,

ataupun web. Pada gambar 5 adalah contoh link dari peta tentang probolingo

yang jika di klik di bagian gunung Bromo akan memunculkan video, gambar-

gambar, dan web tentang gunung Bromo.

Aplikasi SIG dapat memvisualkan secara 2 dimensi ataupun 3 dimensi (gambar

7). Dapat berjalan di desktop ataupun di web (gambar 8).

Dasar Teknik Informasi ©2009 18

Manajemen Tata Guna Lahan

Pemanfaatan dan pembangunan lahan yang dimiliki oleh pemerintah

daerah perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. Wilayah

pembangunan di kota biasanya dibagi menjadi daerah pemukiman, industri,

perdagangan, perkantoran, fasilitas umum dan jalur hijau. SIG dapat membantu

pembuatan perencanaan masing-masing wilayah tersebut dan hasilnya dapat

digunakan sebagai acuan untuk pembagunan utilitas-utilitas yang diperlukan.

Lokasi dari utilitas-utilitas yang akan dibangun didaerah perkotaan (urban) perlu

dipertimbangkan agar efektif dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentu yang

bisa menyebabkan ketidakselarasan. Contohnya pembangunan tempat sampah.

Kriteria-kriteria yang bisa dijadikan parameter antara lain: diluar area

pemukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan air, berjarak 5 meter

dari jalan raya, dan sebagainya (gambar 9). Dengan kemampuan SIG yang bisa

memetakan apa yang ada diluar dan didalam suatu area, kriteria-kriteria ini nanti

akan digabungkan sehingga memunculkan irisan daerah yang tidak sesuai, agak

sesuai, dan sangat sesuai dengan seluruh kriteria.

Untuk pembangunan pos polisi peta penyebaran penduduk, histori

kecelakaan dan pelanggaran lalu-lintas, histori kejahatan dan perampokan, peta

penyebaran pertokoan dan bank, bisa dijadikan dasar penentuan lokasi. Contoh

lain misalnya lokasi pompa air untuk menyedot air sewaktu banjir, lokasi

pembangunan pabrik, pasar, fasilitas-fasilitas umum, lokasi jaringan-jaringan

Dasar Teknik Informasi ©2009 19

listrik, telpon, air dan saluran pembuangan. Setelah lokasi yang sesuai

didapatkan, desain pembangunan utilitas tersebut dapat digabungkan dengan SIG

untuk mendapatkan perspektif yang lebih riil (gambar 10) .

Didaerah pedesaan (rural) manajemen tataguna lahan lebih banyak

mengarah ke sektor pertanian. Dengan terpetakannya curah hujan, iklim, kondisi

tanah, ketinggian, dan keadaan alam, akan membantu penentuan lokasi tanaman ,

pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses pengolahan lahannya. Pembangunan

saluran irigasi agar dapat merata dan minimal biayanya dapat dibantu dengan peta

sawah ladang, peta pemukiman penduduk, ketinggian masing-masing tempat dan

peta kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian juga

dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan, penyebaran

konsumen, dan peta jaringan transportasi. Sebelum aplikasi SIG digunakan untuk

pembantu pengambilan keputusan, tugas dari daerah terlebih dahulu memasukkan

informasi sebanyak-banyaknya tentang kondisi dan potensi daerahnya. Data-data

yang perlu disiapkan antara lain data peta, data statistik daerah, dan. Data peta

dapat menggunakan data yang sudah ada yang disediakan oleh Bakosurtanal atau

instansi lain. Jika data belum ada atau ingin membuat data yang lebih baru, daerah

bisa membuat peta baru berdasar foto satelit (gambar 11) atau foto udara (gambar

12). Sedangkan data statistik diambil dari sensus, data daerah dalam angka, dan

hasil pendataan lainnya.

Dasar Teknik Informasi ©2009 20

Dasar Teknik Informasi ©2009 21

DAFTAR PUSTAKA

Eddy Prahasta. 2001. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis.

Bandung: Informatika Bandung.

www.gis.com , 2002, “What is GIS”, ESRI team.

Burrough, P.1986. Principle of Geographical Information System for Land

Resources Assesment. Claredon Press : Oxford.

John E. Harmon, Steven J. Anderson. 2003. Design and Implementation of

Geographic Information Systems. John Wiley and Sons : New Jersey.

Paul Longley et.al. 2001.Geographic Information System and Science. John Wiley

and Sons : New York.

Philippe Rigaux et.al, 2002. Spatial Databases With Application to GIS. Morgan

Kaufman : San Francisco.