sistematik tumbuhan

29
SISTEMATIK TUMBUHAN • bidang studi yang mencakup keanekaragaman, identifikasi, penamaan, klasifikasi dan evolusi tumbuhan. • Sering dianggap = taksonomi tumbuhan • Taksonomi tumbuhan: diperlukan dan memerlukan disiplin ilmu lain, seperti: Anatomi; Sitologi; Embriologi; Genetika; Fisiologi; Ekologi; Geografi; Paleobotani; Morfologi; Biokimia dll.

Upload: muhammad-rizki-ardiansyah

Post on 27-Oct-2015

183 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: SISTEMATIK TUMBUHAN

SISTEMATIK TUMBUHAN

• bidang studi yang mencakup keanekaragaman, identifikasi, penamaan, klasifikasi dan evolusi tumbuhan.

• Sering dianggap = taksonomi tumbuhan

• Taksonomi tumbuhan: diperlukan dan memerlukan disiplin ilmu lain, seperti: Anatomi; Sitologi; Embriologi; Genetika; Fisiologi; Ekologi; Geografi; Paleobotani; Morfologi; Biokimia dll.

Page 2: SISTEMATIK TUMBUHAN

Tujuan:

• Inventarisasi flora di bumi

• Memberi metode untuk identifikasi dan komunikasi

• Menghasilkan sistem klasifikasi yang terpadu dan universal

• Menunjukkan implikasi evolusi dari keanekaragaman

• Memberi nama ilmiah tunggal untuk setiap kelompok tumbuhan di bumi, baik yang masih hidup maupun yang sudah jadi fosil

Page 3: SISTEMATIK TUMBUHAN

Klasifikasi:

• Pengelompokan organisme dalam sistem menurut kategori tertentu.

• Setiap kategori meliputi sejumlah organisme dengan sifat-sifat yang sama dan mempunyai tetua yang sama.

• Satuan dasar untuk klasifikasi jenis (species).

• Setiap kesatuan taksonomi disebut takson.

Page 4: SISTEMATIK TUMBUHAN

Identifikasi (sering disebut determinasi):

Ada 2 kemungkinan:• Tumbuhan yang diidentifikasi belum dikenal ,

belum ada nama ilmiahnya, dan belum ditempatkan dalam sistem klasifikasi.

• Tumbuhan yang diidentifikasi sudah dikenal, sudah ditentukan nama dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi

Menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi.

Page 5: SISTEMATIK TUMBUHAN

Cara identifikasi (bila sudah dikenal)

• Menanyakan identitas tumbuhan kepada ahlinya.

• Mencocokkan dengan spesimen herbarium yang telah diidentifikasi

• Mencocokkan dengan deskripsi dan gambar-gambar dalam buku flora atau monografi

• Menggunakan kunci identifikasi dalam buku identifikasi tumbuhan

• Menggunakan lembar identifikasi jenis (gambar suatu jenis tumbuhan disertai nama dan klasifikasi, serta deskripsinya)

Page 6: SISTEMATIK TUMBUHAN

Contoh Herbarium

                                  

Page 7: SISTEMATIK TUMBUHAN

Bila belum dikenal:

• Spesimen dibuatkan deskripsinya, disertai gambar-gambar terinci bagian tumbuhan yang memuat ciri-ciri diagnostik,

• kemudian ditetapkan anggota populasi jenis apa, dan dimasukkan kategori yang mana (marga, suku dst.).

• pemberian nama mengikuti aturan dalam KITT.

Page 8: SISTEMATIK TUMBUHAN

Tata nama Tumbuhan (Nomenklatur botani):

Nama marga

• Merupakan kata benda berbentuk tunggal, atau kata lain yang diberlakukan sebagai kata yang bersifat demikian.

• Tidak boleh berupa istilah yang lazim digunakan dalam morfologi tumbuhan, misalnya: Tuber, Radicula dsb.

• Tidak boleh terdiri atas dua kata, atau kedua kata harus disatukan dengan tanda penghubung, misal: Uva-ursi

Sistem pemberian nama atau tatanama tumbuhan secara ilmiah berdasarkan Kode Internasional Tatanama Tumbuhan

Page 9: SISTEMATIK TUMBUHAN

Nama-nama jenis

• Kombinasi biner (binomial), terdiri atas nama marga disusul dengan nama penunjuk jenis.

• Penulisan: hanya huruf pertama nama marga yang ditulis dengan huruf besar, dicetak berbeda (miring, tebal, garis bawah)

• Bila nama penunjuk jenis menggunakan 2 kata harus disatukan dengan tanda penghubung, contoh: Hibiscus rosa-sinensis

Page 10: SISTEMATIK TUMBUHAN

Contoh penulisan nama ilmiah:

• Solanum torvum L. : huruf L adalah singkatan dari Carolus Linnaeus, penulis yang memberi nama, membuat pertelaan dan menerbitkannya.

• Shorea javanica Koorders et Valeton: penulisnya adalah Sijfert Hendrik Koorders bersama-sama dengan Theodoric Valeton.

• Raphanus sativus L. var. radicula Pers. : Penulis untuk nama jenis adalah Carolus Linnaeus, sedangkan penulis untuk nama varitas adalah Christian Hendrik Persoon.

Page 11: SISTEMATIK TUMBUHAN

lanjutan

• Taxodium distichum (L.) Rich. : Carolus Linnaeus memberi nama Taxus distichum pada suatu jenis tumbuhan, kemudian Louis Claude Marie Richard melakukan revisi dan memasukkannya ke dalam marga Taxodium sehingga namanya menjadi Taxodium distichum (L.) Rich.

Page 12: SISTEMATIK TUMBUHAN

lanjutan

• Hibiscus x archeri Wats. : Tanda x adalah menunjukkan bahwa jenis tumbuhan ini merupakan hibrida (hasil persilangan) yaitu antara Hibiscus rosa-sinensis L. dengan Hibiscus schizopetalus (Mast.) Hook. f. (Huruf f dibelakang Hook. berarti filial atau anak, yaitu Joseph Dalton Hooker anak dari William Jakcson Hooker, yang keduanya adalah ahli botani).

Page 13: SISTEMATIK TUMBUHAN

lanjutan

Karena kurangnya komunikasi, bisa terjadi satu tumbuhan mempunyai dua nama ilmiah; hal ini disebut sinonim, contohnya:

• Thuya aphylla L. (1753) = Tamarix articulata Vahl. (1791).

Bisa juga terjadi satu nama ilmiah yang sama diberikan oleh penulis yang berbeda untuk dua tumbuhan yang berbeda, hal ini disebut homonim, contohnya:

• Viburnum fragrans Loisel (1824), dan Viburnum fragrans Bunge (1831)

Kedua hal tersebut sebenarnya tidak boleh terjadi, dan yang berlaku adalah nama yang tanggal penerbitannya lebih awal sesuai dengan Asas Prioritas yang terdapat pada Kode Internasional Tatanama Tumbuhan.

Page 14: SISTEMATIK TUMBUHAN

Nama-nama suku yang tidak sesuai dengan tata nama dalam KITT, namun masih boleh digunakan:

Nama tidak tepat Nama yang tepat

Graminae Poaceae

Palmae Arecaceae

Umbelliferae Apiaceae

Cruciferae Brassicaceae

Guttiferae Clusiaceae

Compositae Asteraceae

Labiatae Lamiaceae

Leguminosae* Fabaceae

Ada yang memecah Leguminosae menjadi 3 suku yaitu: Papilionaceae, Caesalpiniaceae, dan Mimosaceae

Page 15: SISTEMATIK TUMBUHAN

Metode kerja dalam sistematik (taksonomi)

• Obyek studi: tumbuhan, baik yang dulu pernah ada (tinggal fosil) maupun yang sekarang masih ada

Page 16: SISTEMATIK TUMBUHAN

Penyediaan bahan studi

specimen

tumbuhan segar (hidup)

Awetan (herbarium)

Dikumpulkan dari lapangan, Identifikasi sementara, atau Catat ciri-ciri yang teramati

Page 17: SISTEMATIK TUMBUHAN

Dalam sistematik, istilah herbarium mempunyai 2 makna :

• bahan tumbuhan (spesimen) yang diawetkan

• lembaga atau laboratorium tempat ahli taksonomi melakukan studi taksonomi sekaligus tempat menyimpan koleksi spesimen yang diawetkan

Page 18: SISTEMATIK TUMBUHAN

Pembuatan herbarium

Bahan ini terdiri dari:

1. Gunting stek

2. Etiket gantung

3. Kertas Koran

4. Sasak kayu

5. Kantong plastik

6. Alkohol 70%

Page 19: SISTEMATIK TUMBUHAN

Pembuatan herbarium kering

1. Bahan yang tidak besar dan tebal, pengeringan dengan pengepresan

2. Bahan yang kadar airnya terlalu tinggi, sebelum pengeringan difiksasi dengan alkohol atau dicelup air mendidih

3. Pengeringan dengan sinar matahari atau oven

Page 20: SISTEMATIK TUMBUHAN

lanjutan

4. Bahan yang telah kering ditempel pada kertas tebal (=proses mounting), dengan diatur posisinya

5. Bahan yang berukuran kecil (misalnya lumut), disimpan dalam amplop

6. Bahan yang besar dan tebal (misalnya bunga dan buah kelapa), pengeringan tidak dengan sinar matahari dan penyimpanan bisa dalam plastik tertutup

Page 21: SISTEMATIK TUMBUHAN

lanjutan

7. Agar lebih awet, spesimen yang telah kering sebelum di tempel atau disimpan, diberi perlakuan dengan dicelup dalam larutan sublimat (HgCl) jenuh, dan setelah kering kembali baru ditempel/disimpan

8. Pemasangan label yang memuat data: no urut; nama kolektor; data taksonomi, nama jenis; tempat (geografis) pengambilan bahan; habitat; data ekologi lain yang perlu.

Page 22: SISTEMATIK TUMBUHAN

Pembuatan herbarium basah

1. Bahan tidak terlalu besar, namun bila dikeringkan mudah lepas atau bila dipres akan kehilangan ciri-ciri utama.

2. Biasanya untuk bahan yang berasal dari tumbuhan yang hidup air atau mempunyai kadar air tinggi.

Page 23: SISTEMATIK TUMBUHAN

lanjutan

3. Larutan pengawet: alkohol (warna asli tumbuhan biasanya hilang); formalin (bahan yang diawetkan biasanya menjadi keras dan kaku), sering ditambahkan trusi (CuSO4) untuk mempertahankan warna asli.

4. Tempat penyimpanan dari gelas.

5. Label ditempel di bagian luar dari tempat penyimpanan

Page 24: SISTEMATIK TUMBUHAN

Yang harus diperhatikan

• Pengambilan tanaman harus lengkap (terdiri atas daun, bunga, dan buah).

• bunga lebih penting daripada buah,

karena dari bunga kita dapat mengidentifikasi lebih baik didukung dengan data seperti jumlah mahkota, adanya putik/benangsari, dll.

Page 25: SISTEMATIK TUMBUHAN

lanjutan

• Bila tidak terdapat bunga atau buah. Maka yang kita lakukan adalah mengambil batang tanaman tersebut (Pemotongan batang berbentuk miring untuk menghindari penimbunan air hujan dan embun).

• Dari pucuk daun kita dapat mengetahui rumpunatau suku dari tanaman tersebut.

Page 26: SISTEMATIK TUMBUHAN

lanjutan

• Setelah bahan diambil, dipasang etiket gantung (kertas bertali) untuk memberi data pada tanaman yang terdiri atas: nama (inisial), tanggal pengambilan, dan nomor

• Pengisian nomor pada data tersebut berurutan apabila dilakukan di hari, tanggal dan bulan yang sama.

• Apabila kita melakukan pengambilan keesokan harinya, maka no. mulai diurut dari awal kembali.