skenario 1 kelp 21 (apri).doc

Upload: apriamalia

Post on 14-Jan-2016

247 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PBL skenario 1 (tutorial)

TRANSCRIPT

25

TUGAS PBL

SKENARIO 1

Disusun oleh: KELOMPOK 21

1. Putu Dewi PradnyaA.

107001042. I Nyoman Dwi Ariarthana

107001103. Sirlita Rossa Firdausia

10700112

4. ElwinKristian

10700114

5. Apri Amalia

10700116

6. Firmilus Lenjau B

10700118

7. Raden Airlangga Putro B

10700120

8. Andreago

10700122

9. Yonatan Prawirya S

10700124

10. Hardita Pratama Yudhanto

10700126

11. Harman Purnomo Paembong10700128

12. Rifqi Ardi Firmansyah

1070013013. Achmad Maqbul

07700166Pembimbing Tutor : dr. Bambang Rudi, Sp. JPFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

TAHUN AKADEMIK 2013/2014KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas berkat dan rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan tugas PBL ini sesuai dengan harapan dan tepat pada waktunya.

Tugas PBL dengan judul Perubahan Kesadaran ini penulis susun dengan bimbingan dr.Bambang Rudi, Sp.JP selaku tutor SGD PBL, sebagai laporan atas diskusi SGD skenario satu dan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah ilmu kedokteran terintegrasi.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan, sehingga tugas ini dapat selesai dengan baik kepada:

1. dr.Bambang Rudi, Sp.JP selaku tutor SGD PBL atas bimbingannya kepada penulis.

2. Orang tua kami yang telah memberi dukungan moral dan spiritual kepada penulis.

3. Teman teman mahasiswa FK Universitas Wijaya Kusuma khususnya kelas B angkatan 2010 yang telah memberikan masukanmasukan membangun

Mengingat segala keterbatasan yang ada pada penulis, disadari penuh adanya keterbatasan kemampuan baik di bidang pengalaman maupun sumber-sumber yang mendukung dalam hal menyusun tugas ini.

Untuk itu penulis memohon maaf atas kekurangan namun penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan tugas ini. Penulis berharap semoga laporan tugas ini dapat berguna bagi semua yang membacanya.

Surabaya, 10 Oktober 2013

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1KATA PENGANTAR

2DAFTAR ISI

3BAB I. SKENARIO

4BAB II. KATA KUNCI

5BAB III.PROBLEM

6BAB IV.PEMBAHASAN

7BAB V. HIPOTESIS AWAL (DIFFERENTIAL DIAGNOSIS)

15BAB VI. ANALISIS DARI DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

16BAB VII. HIPOTESIS AKHIR (DIAGNOSIS)

19BAB VIII. MEKANISME DIAGNOSIS

20BAB IX. STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH

21BAB X. PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI

23DAFTAR PUSTAKA

25BAB 1SKENARIO 1PERUBAHAN KESADARANHelen, seorang gadis usia 19 tahun dibawa ke UGD sebuah rumah sakit oleh ibunya dengan keluhan dalam beberapa bulan terakhir, Helen menjadi sosok pribadi yang sangat berubah. Lebih banyak berdiam diri, kehilangan pekerjaannya sekitar 3 bulan yang lalu dan tidak mau bersosialisasi. Beberapa minggu terakhir tidak mau keluar dari kamar selama beberapa jam, tidak mau makan makanan yang disediakan oleh ibunya dan selalu minta dibelikan makanan dari luar. Minggu lalu saat bibinya yang sangat dicintainya datang, Helen tidak mau menemuinya. Sepanjang pengetahuan ibunya, Helen sudah tidak pernah berkomunikasi lewaty telfon, membaca buku maupun menonton televisi, selama di kamar hanya tidur-tiduran sambil mendengarkan musik rock. Helen sudah tidak mandi dan menggosok giginya ataupun berdandan. Helen juga tidak berniat untuk mencari pekerjaan lagi sehingga dianggap malas oleh orangtuanya. Semasa sekolah Helen adalah anak yang baik, mempunyai banyak teman, sering berkomunikasi lewat telfon dan sangat tertarik terhadap perkembangan mode dan kesehatan.BAB II

KATA KUNCI1. Perubahan pribadi dalam beberapa bulan terakhir2. 19 tahun3. Menutup diri/tidak mau bersosialisasi4. Tidak merawat diri

5. Kehilangan pekerjaan 3 bulan yang lalu

BAB III

PROBLEM1. Apa penyebab dari perubahan kepribadian pada Helen?2. Apa yang dialami oleh Helen?

3. Bagaimana proses terjadinya perubahan kepribadian pada Helen?BAB IV

PEMBAHASANBATASAN

Manusia sakit, dapat dibagi menjadi 2, yaitu sakit fisik, atau sakit jiwa.

Sakit fisik merupakan manifestasi dari sebuah penyakit yang mendasari, yang karenanya menyebabkan tubuh/fisik penderita mengalami suatu kelainan dan tidak bekerja secara normal.DEFINISI OPERASIONALPsikosis

Psikosis adalah suatu gangguan dengan hilangnya rasa kenyataan (sense of reality) dengan terganggunya pada hidup perasaan, proses berpikir, psikomotor, dan kemauan sehingga tidak sesuai dengan kenyataan.Psikosis juga didefinisikan semua kondisi tentang terdapatnya hendaya (impairment) berat dalam kempuan daya nilai realitas.Psikosis merupakan gangguan jiwa yang serius dan disebabkan oleh penyebab organic maupun emosional yang ditandai oleh gangguan kemampuan berpikir, bereaksi secara emosional, terganggunya daya ingat, berkomunikasi, menafsir kenyataan dan bertindak sesuai kenyataan, perilaku kacau.Pada psikosis manifestasi klinis yang sangat jelas dan mudah dikenali yaitu adanya waham dan halusinasi.Waham adalah gangguan pikiran yang tidak benar tetapi bersifat menetap, sangat diyakini oleh pasien dan tidak tergoyahkan mesipun dihadapkan pada suatu kenyataan yang bertentangan.Sedangkan halusinasi merupakan pencerapan sensori yang keliru dari panca indra, halusinasi bermacam-macam seperti olfaktori, audit, taktil, auditorik, gustatorik.

Gangguan jiwa psikosis dibagi menjadi:

1) Psikosis Organik

a) Akut: Delirium

Delirium merupakan sindrom otak organic karena gangguan fungsi atau metabolism otak secara umum atau karena keracunan yang menghambat aktifitas otak. Gejala utamanya kesadaran yang menurun, dengan gejala lain ialah penderita tidak mampu mengenali orang dan berkomunikasi dengan baik, ada yang bingung, cemas, gelisah dan panik, berhalusinasi, dan hanya berbicara komat-kamit dan inkoheren.b) Kronis: Demensia

Demensia ialah kemunduran fungsi mental umum, terutama intelegensi disebabkan oleh kerusakan jaringan otak yang tidak dapat kembali lagi (ireversibel).Derah otak yang terkena terutama lobus parietalis, temporalis dan frontalis.Demensia memiliki prognosis yang buruk.

2) Psikosis Fungsional / Non-Organik

a) Skizofrenia

Skizofrenia adalah sekelompok gangguan psikosi fungsional yang ditandai oleh distorsi pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas, afek yang tidak wajar atau tumpul.Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.Skizofrenia dapat disebabkan oleh pengurangan volume, penambahan volume, system limbic dan pengurangan densitas neuron pada otak.Skizofrenia muncul distimulasi oleh hipersensitivitas dopaminergic dan peningkatan reseptor glutamate. Gejala utamanya yang Nampak ialah adanya waham, halusinasi,gangguan emosi, menarik diri dari sosial dan tanda-tanda motorik yang berlangsung selama paling sedikit 1 bulan.

Gangguan jiwa terbagi dalam 2 kelompok besar, kelompok gangguan jiwa Psikosis (gangguan jiwa berat) dan kelompok gangguan jiwa Non Psikosis. Psikosis merupakan suatu gangguan dengan hilangnya rasa kenyataan (sense of reality) dengan terganggunya pada: Hidup perasaan (afek dan emosi), proses berpikir, psikomotor, dan kemauan: sedemikian rupa sehingga tidak sesuai dengan kenyataan lagi.Menurut Prof. Dr. W. F. Maramis Sp. KJ, gangguan psikosis adalah suatu gangguan jiwa yang serius/berat, yang timbul karena penyebab organik ataupun emosional/fungsional yang ditandai dengan gangguan kemampuan berpikir, beraksi secara emosional, terganggunya daya ingat, pembicaraan melantur, kemampuan memenuhi tuntutan hidup terganggu, perilaku regresif/kacau, gaduhgelisah, hidup perasaan yang tidak sesuai dengan kenyataan, dan terdapat gangguan waham dan halusinasi.Penyebab umum gangguan jiwa: 1. Somatogenik: di badan

2. Psikogenik: di psike

3. Sosiogenik: di Lingkungan Sosial

4. Kultural: tekanan Kebudayaan5. Spiritual: tekanan KeagamaanKesadaran secara kualitatif dibagi menjadi:1. Kesadaran berubah

Gangguan kualitas dari kesadaran, tidak normal tetapi tidak menurun, tidak meninggi, bukan disosiasi, tetapi kemampuan mengadakan hubungan dengan dan pembatasan terhadap dunia luar dan dirinya sendiri sudah terganggu pada taraf tidak sesuai dengan kenyataan. Biasanya berlangsung sudah cukup lama tetapi penderita kadang tidak merasakan perubahan ini, seperti gangguan waham.

2. Kesadaran berkabut

Bersifat kaut dan fluktuatif serta dapat disertai dengan gangguan persepsi.Keadaan ini dapat ditemukan pada kondisi stadium terminal dari penyakit misalnya encephalopati hepatik dan tumor otak.

3. Kesadaran menyempit

Kesaraan sengaja disempitkan, bersifat akut tanpa disertai gangguan persepsi dan biasanya penderita tidak mempedulikan keadaan sekitarnya bahkan dirinya sendiri. Contohnya adalah gangguan disosiatif (histeria), yang merupakan suatu gangguan yang sengaja dilakukan untuk mendapatkan perhatian.

4. Hipnosis

Kesadaran sengaja diubah (menurun dan menyempit, artinya menerima rangsang hanya dari sumber tertentu saja melalui sugesti orang dalam hypnosis kelihatan seperti tidur dan mudah sekali disugesti setelah hipnosis timbul amnesia.

5. Kesadaran meninggi

Keadaan dengan respon yang meninggi terhadap rangsang, suara-suara terdengar lebih keras, warna-warni kelihatan lebih terang disebabkan oleh berbagai zat yang merangsang otak seperti amfetamin, kafein atau oleh faktor psikologis.

Gangguan kepribadian menurut Kurt Schneider adalah jenis kepribadian menonjol sedemikian rupa yang mengakibatkan kerugian bagi diri sendir dan / atau masyarakat. Jenis gangguan kepribadian:

a) Gangguan kepribadian paranoid

Sifat curiga menonjol, mengganggap orang lain lawan yang mengancam sehingga selalu harus mempertahankan diri. Bersikap sebagai pemberontak dan angkuh untuk menjaga harga diri. Cenderung merasa dirinya penting secara berlebihan.

b) Gangguan kepribadianschizoid

Pemalu, pendiam, suka menyendiri, perasa, emosi, temperamen dingin, menghindari hubungan jangka panjang dengan orang lain.

c) Gangguan kepribadian disosial

Pada dasarnya tidak bersosialisasi, seringkali menimbulkan konflik dengan masyarakat, tidak bertanggung jawab, impulsive, cenderung menyalahkan orang lain dan memiliki alasan yang masuk akal untuk setiap kesalahannya.d) Gangguan kepribadian emosional tidak stabil

Memperlihatkan sifat yang lain dari perilakunya sehari-hari yaitu ledakan kemarahan terhadap stress kecil tanpa pertimbangan akibat, kemudian segera menyesal atas kejadian, tetapi hanya sebentar. Emosinya sangat tidak stabil.e) Gangguan kepribadian histrionic/histerik

Biasanya egosentrik, emosinya tidak stabil, perilakunya dramatis dan mencari perhatian.Sugestif, lekas tersinggung tapi dangkal. Seringkali berdusta.

f) Gangguan kepribadian anankastik

Ciri utamanya ialah perfeksionisme dan keteraturan akan ketertiban dan kerapian. Kemungkinan melakukan segala hal berulang-ulang.Kaku.

b) Gangguan Afektif.

Gangguan yang berupa ekspresi emosi yang terlihat atau manifestasi mood/ perasaan dari dalam yang keluar, berlangsung tidak lama disertai banyak komponen fisiologis.Mood merupakan suatu emosi yang meresap dan tertahankan dialami secara subyektif atau nada perasaan menyenangkan atau tidak yang disertai suatu pikiran, berlangsung lama, kurang disertai komponen fisologis.Kelompok ini ditandai dengan perubahan suasana perasaan/mood dan afek yang mengarah ke depresi dengan atau tanpa kecemasan, serta ke arah elasi yang disertai dengan perubahan keseluruhan tingkat aktifitas.

c) Gangguan waham

Gangguan psikosis fungsional dengan gejala utama waham yang menonjol. Gangguan ini muncul karena digunakannya mekanisme pembelaan ego dan disebabkan oleh situasi lingkungan yang mendorong timbulnya gangguan tersebut yaitu iri hati, cemburu, curiga, terisolasi, kurang dihargai, situasi sadis dan situasi baru.

d) Gangguan Psikosis Fungsional Akut

Suatu perubahan dari keadaan tanpa gejala psikosis/normal ke keadaan psikosis dalam periode 2 minggu atau kurang.Gangguan ini dipicu oleh stressor yang bermakna bagi penderita.Gejala khas yang muncul berupa gejala polimorfik yaitu gejala yang beraneka ragam dan berubah cepat seperti waham, halusinasi, gejala emosi yang bervariasi dan berubah-ubah. Pemalu, spontanitas kurang dan mempunyai pengawasan diri yang tinggi.e) Gangguan kepribadian cemas

Terus menerus merasa tegang dan takut yang mendalam, merasa tidak mampu dalam semua hal, dirinya tidak menarik atau lebih rendah dari orang lain.

f) Gangguan kepribadian dependen

Seumur hidup lesu, lelah, tidak bertenaga untuk memulai sesuatu, terdapat abulia (kekurangan kemauan) dan anhedonia (kekurangan kemampuan menikmati sesuatu).GEJALA KLINIS

ANAMNESA:

Identitas

Nama

: Helen

Umur

: 19 tahun

KU

: Perubahan perilaku

RPS

: Perubahan sikap dan tingkah laku dalam beberapa bulan terakhir

RPD

: Tidak didapatkan riwayat sakit sebelumnya

Riwayat Pemakaian Obat: Tidak didapatkan riwayat pemakaian obat-obatan tanpa resep dokter

Riwayat Penyakit Keluarga: Paman pasien menderita skizofrenia

Riwayat Tumbuh Kembang: DBN

Riwayat Pendidikan: Lulus SMA tepat waktu

Kepribadian premorbid ( sebelum sakit): pasien adalah anak yang baik, mempunyai banyak teman,sering berkomunikasi lewat telepon dan sangat tertarik terhadap perkembangan mode dan kesehatan.

PEMERIKSAAN PSIKIATRI

Kesan Umum

: seorang perempuan muda, kurus, mengenakan baju kaos warna hijau, tampak lusuh dan celana panjang warna merah, duduk tenang di hadapan pemeriksa, tercium aroma bau badan yang tidak sedap, kuku tampak panjang dan kotor.

Orientasi

: pasien dapat mengetahui saat pemeriksaan siang hari, sedang berada di rumah sakit dan mengenali ibunya yang mengantar

Kesadaran

: Compos Mentis, berubah

Mood/ Afek

: Adekuat

Proses berpikir

Bentuk

: non realistic

Arus

: koheren

Isi: waham curiga bahwa ibunya akan meracuni makanannnya karena dia malas bekerja

Persepsi: didapatkan halusinasi auditorik, pasien mengatakan ada suara pria yang sering memerintah dan mengata-ngatai pasien.

Psikomotor: tampak tenang selama pemeriksaan

Intelegensi: kesan cukup

Insight (Tilikan diri): pasien tidak tahu mengapa dia dibawa ke rumah sakit

Pemeriksaan Neurologi: DBN, tidak didapatkan reflek patologis

Pemeriksaan Fisik: DBN, Tekanan darah 100/60, Nadi 70x/menit, suhu 36,7CBAB V

HIPOTESIS AWAL (DIFFERENTIAL DIAGNOSIS)

Berdasarkan skenario dan pembahasan yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya, kelompok kami menduga bahwa Ny. Helen mengalami Gangguan Psikosis Fungsional.BAB VI

ANALISIS DARI DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

Gangguan Psikosis FungsionalGangguan psikosis fungsional merupakan penyakit kejiwaan, yang merupakan manifestasi dari beberapa penyebab pasien tersebut datang ke dokter. Nama dari penyakit gangguan psikosis fungsional ini adalah skizofrenia. Skizofrenia merupakan sekelompok gangguan psikosis fungisonal berupa gangguan dasar pada kepribadian, dan distorsi khas pada proses pikir, serta afek yg tidak wajar atau tumpul. Penyakit ini timbul akibat ketidakseimbangan pada salah satu sel kimia dalam otak. Ditandai dengan gejala-gejala psikotik yang khas dan oleh kemunduran fungsi sosial, fungsi kerja, dan perawatan diri. Kadang-kadang penderita Skizofrenia merasa bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh kekuatan dari luar.

Gejala KlinisGejala-gejala skizofrenia meliputi, antara lain :

Kesadaran terganggu Berbahasa dan komunikasi : assosiasi longgar, inkoherensi, sirkumstansial, neologisme, miskin isi bicara Isi pikiran : tidak logis, distorsi pikiran, waham

Persepsi : halusinasi perintah / komentar / kritik / diskusi, ilusi Mood/afek : tidak serasi, labil, tumpul Kemauan : ADL, tanggung jawab, hobi menurun

Hubungan dengan dunia luar : menarik diri menjadi egosentrik, fantasi/ide tidak logis, autistik

Perilaku motorik : stupor katatonik, fleksibilitas serea, katalepsi, furor katatonik, gaduh gelisah, agresif (katatonia agitasi)Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan, adalah :

Somatik : internistik, nerologik, laboratorium.

Psikiatrik : wawancara (autoanamnesa atau heteroanamnesa), observasi,dan evaluasi psikologik.Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, ialah dengan melakukan terapi supportif. Terapi supportif tidak lain adalah pelatihan keterampilan sosial untuk meningkatkan fungsi sosial. Keluarga penderita Skizofrenia harus dididik tentang penyakit, sehingga mereka dukungan untuk kesembuhan pasien. Untuk pengobatan penderita Skizofrenia yang menahun (kronis), di rumah sakit jiwa biasanya dokter memberikan terapi tambahan berupa,Electro Convulsive Therapy(ECT). ECT merupakan teknik pengobatan skizofrenia dan depressi berat, yaitu dengan memberikan arus listrik dengan tegangan tertentu yang tidak membahayakan jiwa penderita, namun mmeberi efek yang signifikan dalam mengurangi gejala.Psikosis Akut

Definisi

Psikosis akut merupakan gangguan psikotik singkat terutama didasarkan pada durasi gejala.Gangguan psikotik ini terjadi dalam waktu singkat. Biasanya berlangsung dari 1 hari sampai 1 bulan, dengan akhirnya kembali ke tingkat premorbid. Masa psikosis umumnya berdurasi lebih pendek, tidak kembali terjadi, dan tidak lebih baik dicatat oleh kondisi lain. Biasanya terjadi sebagai respon terhadap stressor penting dalam kehidupan seseorang, atau dalam situasi lain di mana stressor tidak jelas, termasuk dalam beberapa minggu setelah lahir.

Gejala Klinis

Gejala-gejala psikosis akut, antara lain :

Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya, mendengar suara yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada bendanya)

Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat diterima oleh kelompok sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni oleh tetangga, menerima pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi oleh orang lain)

Agitasi atau perilaku aneh (bizar)

Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)

Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan pada pasein psikosis akut adalah dengan melaukakan psikoterapi. Sementara penatalaksanaannya pada dasarnya sama seperti pada pasien skizofrenia. Jelaskan kepada keluarga perilaku aneh pasien adalah gejala gangguan jiwa, bukan karena kemasukan roh atau jin, diganggu mahluk halus, tapi perlu diobatkan. Pasien memerlukan rawat inap singkat untuk masalah evaluasi dan keselamatan.Jika seorang pasien menjadi agresif, pengasingan singkat atau pembatasan mungkin diperlukan untuk menjamin keselamatan pasien dan / atau orang lain.Pemeriksaan Penunjang

Terapi obat (farmakoterapi) diberikan untuk mendukung psikoterapi yang dilakukan.Setelah episode akut diselesaikan, individu, keluarga, dan terapi kelompok dapat dianggap untuk membantu mengatasi stres, menyelesaikan konflik, dan meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri.BAB VII

HIPOTESIS AKHIR (DIAGNOSIS)

Dengan mempertimbangkan segala aspek kelompok kami akhirnya menetapkan Hipotesis akhir kami adalah Gangguan Psikosis Fungsional.BAB VIII

MEKANISME DIAGNOSIS

BAB IX

STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAHPenanganan untuk kasus jiwa, sebaiknya secepat mungkin, untuk mengurangi kemungkinan kemunduran mental pada pasien. Prinsip pengobatannya adalah holistik, meliputi somatoterapi, farmakoterapi, psikoterapi/edukatif, rehabilitasi, dan manipulasi lingkungan.

Bila dirasa perlu, sebaiknya diberikan obat-obatan untuk memperbaiki keadaan umum, misalnya dengan pemberian antipsikotik dan monitoring efek sampingnya, serta jenis obat neuroleptik dan jenis terapi elektrokonvulsi. Juga sebaiknya diberikan farmakoterapi berupa:

Indikasi pemberian obat antipsikotik adalah untuk mengendalikan gejala aktif dan mencegah kekambuhan.

Strategi pengobatan tergantung pada fase penyakit akut atau kronis. Fase akut biasanya ditandai gejala psikotik (yang baru dialami atau kambuh) yang perlu segera diatasi. Tujuan pengobatan ini untuk mengurangi gejala psikotik yang parah ( Fenotiazin:

2-3 minggu ( waham dan halusinasi hilang dalam

4-8 minggu (tahap stabilisasi) ( resiko relaps tinggi terutama bila pengobatan terputus atau pasien mengalami stres

Setelah 6 bulan (fase rumatan(maintenance)) ( cegah kekambuhan

Dianjurkan menggunakan antipsikotik atipik atau antipsikotik tipikal tetapi dosis yang rendah.

Antipsikotika dimulai dgn dosis rendah ( ditingkatkan bertahap/ start low go slow : Haloperidol 2-3 X 2-5 mg/hari atau Chlorpromazine 2-3 X 100 200 mg , Risperidon 2 X 1-2-3 mg/hari, Quetiapine, Olanzapine, Aripiprazol, Paliperidon, Clozapine dll. Wanita hamil lebih dianjurkan menggunakan haloperidol, pasien yang sensitif terhadap efek samping ekstrapiramidal dan pasien yang menunjukkan gejala kognitif atau gejala negatif yang menonjol lebih baik diberi antipsikotik atipik. Pasien tidak patuh minum obat ( injeksi Depo : Haldol Decanoat 50 mg atau Modecate 25 mg1 ampul/bulan

Hasil pengobatan lebih baik bila antipsikotik mulai diberi dalam dua tahun pertama dari penyakit, harus berobat rutin tiap bulan. Bebrp efek samping : Ekstrapiramidal Sindrom; Berat badan meningkat; Neuroleptic Malignan Syndrome; frekuensi tidur memanjang; tekanan darah turun (sering pusing); menstruasi terganggu ( bagi Px wanita usia produktif ). Antipsikotik tipikal : Chlorpromazine : 200-800 mg/hari oral, 25 mg/x IM Haloperidol : 1,5-15 mg/hari oral, 50 mg/3 minggu IM Trifluoperazine: 10 15 mg/hari oral

Thioridazine : 100 mg, 150 600 mg/hari oral

Pimozide : 1 4 mg/hari oral

Antipsikotik atipikal Clozapine : 25 900 mghari oral

Olanzapine : 5 20 mg/hari oral,

Quetiapine : 150 -600 mg/hari oral

Risperidon : 1 6 mg/hari oral

Aripiprazol : 5 30 mg/oral, 9,75 mg/x IMBAB X

PROGNOSIS DAN KOMPLIKASIPrognosis dari gangguan psikosis fungsional ini dapat dikatan tergantung pada berapa lama pasien tersebut menderita psikosis dan seberapa cepat dan tepat kita mendiagnosa dan melakukan terapi pada pasien tersebut. Sekitar sepertiga dari pasien skizofrenia dapat sembuh total, sepertiga lain dapat dikembalikan ke masyarakat walaupun masih didapati cacat sedikit dan mereka masih harus diperiksa dan diobati selanjutnya, dan sisanya memiliki prognosis jelek, sehingga sering menjadi penghuni tetap di rumah sakit jiwa. Untuk menetapkan prognosis ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan meliputi faktor-faktor di bawah ini:

1. Kepribadian prepsikotik: Bila skizoid dan hubungan antar manusia memang kurang memuaskan, maka prognosis lebih jelek.

2. Usia pertama kali timbul: Makin muda onset (umur permulaannya), makin buruk prognosisnya.

3. Onset akut/kronik: Bila skizofrenia timbul secara akut maka prognosis lebih baik daripada penyakit itu mulai pelan-pelan.4. Jenis: Prognosis jenis katatonik yang paling baik dari semua jenis. Sering penderita dengan skizofrenia katatonik sembuh dan kembali ke kepribadian prepsikotik. Kemudian menyusul prognosis jenis paranoid. Banyak dari penderita ini daat dikembalikan ke masyarakat. Skizofrenia hebefrenik dan skizofrenia simplex mempunyai prognosis yang sama jelek. Biasanya penderita dengan jenis skizofrenia ini menuju ke arah kemunduran mental.5. Cepat, tepat,& teraturnya terapi obat: Semakin dini terapi, prognosis semaikin baik.6. Ada/tdknya faktor pencetus. Adanya faktor pencetus (seperti penyakit badaniah atau stres psikologis), prognosis lebih baik.7. Ada/tdknya faktor keturunan. Prognosis lebih buruk, bila dalam keluarga terdapat seseorang atau lebih yang juga menderita Skizofrenia.8. Kepribadian pre-psikotik. Kepribadian Skizoid lebih jelek.9. Keadaan sosial ekonomi. Sosek rendah lebih jelek.

10. Gejala positif / negatif : Gejala negatif lebih buruk

Penderita skizofrenia sebaiknya menunggu sampai pengobatan berjalan beberapa bulan sebelum penderita dapat bekerja kembali. Setelah itu dapat ditentukan apakah tetap ditempatkan pada pekerjaan sebelum sakit, atau dipindahkan ke bagian lain dengan tanggung jawab yang lebih rendah, atau mungkin harus menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang jauh lebih sederhana. Hal ini juga tergantung dari kebijakan dan peraturan di tempat pekerjaan itu.

Bila mungkin, sebaiknya ia dikembalikan ke pekerjaan dan kegiatan sehari-hari sebelum sakit jangan dikritik /disudutkan /dilecehkan / dikucilkan., dan tergantung pada tingkat kesembuhannya apakah tanggung jawabnya dalam pekerjaan itu akan penuh atau tidak.

Apabila penderita merupakan salah satu pasangan yang akan menikah, hal ini dianjurkan agar calon suami/istri tetap diberitahu tentang keadaan dan selanjutnya keputusan pernikahan ditentukan oleh kedua belah pihak. Tentang hal mendapatkan anak, perlu dijelaskan pengaruh faktor keturunan, taraf kesembuhan, frekuensi serangan dan pengaruh obat. Setelah diberi penjelasan, maka suami istri juga harus mempertimbangkan hal-hal lain dan akhirnya mereka dapat mengambil keputusan.

Intervensi dini yang komprehensif meliputi pemberian antipsikotik secara optimal, terapi kognitif perilaku, perlibatan keluarga, perawatan di masyarakat dan manajemen kasus yang baik, dapat meningkatkan angka kesembuhan skizofrenia.DAFTAR PUSTAKADepartemen Kesehatan Republik Indonesia. Dirjen Kesehatan Jiwa. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia.

Kaplan and Sadock. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. (Alih bahasa): Wm. Roan. Jakarta: Penerbit Widya Medika.

Maramis,W.F. dan Maramis,A.A. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press.

Gadis 19 tahun.

Menutup diri/tidak mau bersosialisasi.

Perubahan pribadi dalam beberapa bulan terakhir.

Terdapat halusinasi auditorik, pasien mengatakan ada suara pria yang sering memerintah dan mengata-ngatai pasien.

Pasien mencurigai ibunya akan meracuni makanannnya.

Kehilangan pekerjaan 3 bulan yang lalu

Dalam Keluarga: Paman pasien menderita skizofrenia.

Psikosis Skizofrenia

Onset antara usia : 15-25 tahun.

Ada gejala negatif ( Mengurung diri, Psikomotor menurun, dll

Ada gejala positif ( Halusinasi auditorik (+),

Waham curiga(+).

Isi pikiran tidak logis

Detereorasi (+)

Insight derajat 1

Berlangsung paling sedikit 1 bulan atau lebih

Teori tentang etiologi: Ada faktor genetik

Psikosis akut

Onset akut, dalam 2 minggu / kurang

Berlangsung < 1 bulan

Waham bizzare

Gejala polimorfik (berubah cepat dan beraneka ragam)

Mirip gejala skizofrenia yang khas