skenario c blok 24
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 skenario c blok 24
1/25
Analisis Masalah
1. Bagaimana cara menghitung usia kehamilan?
Sistem penilaian ini dikembangkan oleh Dr. Jeanne L Ballard, MD untuk menentukan
usia gestasi bayi baru lahir melalui penilaian neuromuskular dan fisik. enilaianneuromuskular meliputi postur,square window, arm recoil, sudut popliteal, scarf sign
dan heel to ear maneuver. enilaian fisik yang diamati adalah kulit, lanugo,
permukaan plantar, payudara, mata!telinga, dan genitalia.
a. enilaian Maturitas "euromuskular
- ostur
#onus otot tubuh tercermin dalam postur tubuh bayi saat istirahat dan adanya
tahanan saat otot diregangkan$. %etika pematangan berlangsung, berangsur&
angsur 'anin mengalami peningkatan tonus fleksor pasif dengan arah
sentripetal, dimana ekstremitas ba(ah sedikit lebih a(al dari ekstremitas atas.
ada a(al kehamilan hanya pergelangan kaki yang fleksi. Lutut mulai fleksi
bersamaan dengan pergelangan tangan. inggul mulai fleksi, kemudian diikuti
dengan abduksi siku, lalu fleksi bahu. ada bayi prematur tonus pasif
ekstensor tidak mendapat perla(anan, sedangkan pada bayi yang mendekati
matur menun'ukkan perla(anan tonus fleksi pasif yang progresif.
)ntuk mengamati postur, bayi ditempatkan terlentang dan pemeriksa
menunggu sampai bayi men'adi tenang pada posisi nyamannya. Jika bayi
ditemukan terlentang, dapat dilakukan manipulasi ringan dari ekstremitas
dengan memfleksikan 'ika ekstensi atau sebaliknya. *al ini akan
memungkinkan bayi menemukan posisi dasar kenyamanannya. +leksi panggul
tanpa abduksi memberikan gambaran seperti posisi kaki kodok.
-
7/25/2019 skenario c blok 24
2/25
ambar 1. ostur bayi
- Square Window
+leksibilitas pergelangan tangan dan atau tahanan terhadap peregangan
ekstensor memberikan hasil sudut fleksi pada pergelangan tangan. emeriksa
meluruskan 'ari'ari bayi dan menekan punggung tangan dekat dengan 'ari&'ari
dengan lembut. *asil sudut antara telapak tangan dan lengan ba(ah bayi dari
preterm hingga posterm diperkirakan berturut&turut - / 0, / 0, / 0, 23 0, 4/
0, dan / 0
ambar 5. Square Window
- Arm Recoil
Manu6er ini berfokus pada fleksor pasif dari tonus otot biseps dengan
mengukur sudut mundur singkat setelah sendi siku difleksi dan ekstensikan.
7rm recoil dilakukan dengan cara e6aluasi saat bayi terlentang. egang kedua
-
7/25/2019 skenario c blok 24
3/25
tangan bayi, fleksikan lengan bagian ba(ah se'auh mungkin dalam 3 detik,
lalu rentangkan kedua lengan dan lepaskan.7mati reaksi bayi saat lengan
dilepaskan. Skor /8 tangan tetap terentang! gerakan acak, Skor 18 fleksi parsial
12/&19/ 0, Skor 58 fleksi parsial 11/& 12/ 0, Skor 48 fleksi parsial /&1// 0,
dan Skor 28 kembali ke fleksi penuh.
ambar 4.Arm recoil
-Popliteal AngleManu6er ini menilai pematangan tonus fleksor pasif sendi lutut dengan
mengu'i resistensi ekstremitas ba(ah terhadap ekstensi. Dengan bayi
berbaring telentang, dan tanpa popok, paha ditempatkan lembut di perut bayi
dengan lutut tertekuk penuh. Setelah bayi rileks dalam posisi ini, pemeriksa
memegang kaki satu sisi dengan lembut dengan satu tangan sementara
mendukung sisi paha dengan tangan yang lain. Jangan memberikan tekanan
pada paha belakang, karena hal ini dapat mengganggu interpretasi. %aki
diekstensikan sampai terdapat resistensi pasti terhadap ekstensi. )kur sudut
yang terbentuk antara paha dan betis di daerah popliteal. erlu diingat bah(a
pemeriksa harus menunggu sampai bayi berhenti menendang secara aktif
sebelum melakukan ekstensi kaki. osisi +rank Breech pralahir akan
mengganggu manu6er ini untuk 52 hingga 29 'am pertama usia karena bayi
mengalami kelelahan fleksor berkepan'angan intrauterine. #es harus diulang
setelah pemulihan telah ter'adi.
-
7/25/2019 skenario c blok 24
4/25
ambar 2.Popliteal angel
- Scarf Sign
Manu6er ini mengu'i tonus pasif fleksor gelang bahu. Dengan bayi berbaring
telentang, pemeriksa mengarahkan kepala bayi ke garis tengah tubuh dan
mendorong tangan bayi melalui dada bagian atas dengan satu tangan dan ibu
'ari dari tangan sisi lain pemeriksa diletakkan pada siku bayi. Siku mungkin
perlu diangkat mele(ati badan, namun kedua bahu harus tetap menempel di
permukaan me'a dan kepala tetap lurus dan amati posisi siku pada dada bayi
dan bandingkan dengan angka pada lembar ker'a, yakni, penuh pada tingkat
leher :&1$; garis aksila kontralateral :/$; kontralateral baris puting :1$; prosesus
-
7/25/2019 skenario c blok 24
5/25
Manu6er ini menilai tonus pasif otot fleksor pada gelang panggul dengan
memberikan fleksi pasif atau tahanan terhadap otot&otot posterior fleksor
pinggul. Dengan posisi bayi terlentang lalu pegang kaki bayi dengan ibu 'ari
dan telun'uk, tarik sedekat mungkin dengan kepala tanpa memaksa,
pertahankan panggul pada permukaan me'a periksa dan amati 'arak antara kaki
dan kepala serta tingkat ekstensi lutut : bandingkan dengan angka pada lembar
ker'a$. engu'i mencatat lokasi dimana resistensi signifikan dirasakan. *asil
dicatat sebagai resistensi tumit ketika berada pada atau dekat8 telinga :&1$;
hidung :/$; dagu :1$; puting baris :5$; daerah pusar :4$; dan lipatan femoralis
:2$.
ambar .Heel to ear
b. enilaian Maturitas +isik
- %ulit
ematangan kulit 'anin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya
bersamaan dengan hilangnya secara bertahap dari lapisan pelindung, yaitu
6erni< caseosa. =leh karena itu kulit menebal, mengering dan men'adi keriput
dan ! atau mengelupas dan dapat timbul ruam selama pematangan 'anin.
+enomena ini bisa ter'adi dengan kecepatan berbeda&beda pada masing&
masing 'anin tergantung pada pada kondisi ibu dan lingkungan intrauterin.
Sebelum perkembangan lapisan epidermis dengan stratum corneumnya, kulit
agak transparan dan lengket ke 'ari pemeriksa. ada usia perkembangan
selan'utnya kulit men'adi lebih halus, menebal dan menghasilkan pelumas,
yaitu 6erni
-
7/25/2019 skenario c blok 24
6/25
ketuban. *al ini dapat mempercepat proses pengeringan kulit, menyebabkan
mengelupas, pecah&pecah, dehidrasi, sepeti sebuah perkamen.
- Lanugo
Lanugo adalah rambut halus yang menutupi tubuh fetus. ada eariasi 'umlah dan lokasi lanugo pada masing&masing
usia gestasi tergantung pada genetik, kebangsaan, keadaan hormonal,metabolik, serta pengaruh gii. Sebagai contoh bayi dari ibu dengan diabetes
mempunyai lanugo yang sangat banyak. ada melakukan skoring pemeriksa
hendaknya menilai pada daerah yang me(akili 'umlah relatif lanugo bayi
yakni pada daerah atas dan ba(ah dari punggung bayi.
- ermukaan lantar
aris telapak kaki pertama kali muncul pada bagian anterior ini kemungkinan
berkaitan dengan posisi bayi ketika di dalam kandungan. Bayi dari ras selain
kulit putih mempunyai sedikit garis telapak kaki lebih sedikit saat lahir. Di sisi
lain pada bayi kulit hitam dilaporkan terdapat percepatan maturitas
neuromuskular sehingga timbulnya garis pada telapak kaki tidak mengalami
penurunan. "amun demikian penialaian dengan menggunakan skor Ballard
tidak didasarkan atas ras atau etnis tertentu. Bayi 6ery premature dan
e
-
7/25/2019 skenario c blok 24
7/25
ambar @. ermukaan plantar
- ayudara
7reola mammae terdiri atas 'aringan mammae yang tumbuh akibat stimulasi
esterogen ibu dan 'aringan lemak yang tergantung dari nutrisi yang diterima
'anin. emeriksa menilai ukuran areola dan menilai ada atau tidaknya bintik&
bintik akibat pertumbuhan papila Montgomery. %emudian dilakukan palpasi
'aringan mammae di ba(ah areola dengan ibu 'ari dan telun'uk untuk
mengukur diameternya dalam milimeter.
ambar 9. ayudara neonatus
- Mata dan telinga
Daun telinga pada fetus mengalami penambahan kartilago seiring
perkembangannya menu'u matur. emeriksaan yang dilakukan terdiri atas
palpasi ketebalan kartilago kemudian pemeriksa melipat daun telinga ke arah
(a'ah kemudian lepaskan dan pemeriksa mengamati kecepatan kembalinya
daun telinga ketika dilepaskan ke posisi semulanya.
-
7/25/2019 skenario c blok 24
8/25
ambar . emeriksaan daun telingaada bayi prematur daun telinga biasanya akan tetap terlipat ketika dilepaskan.
emeriksaan mata pada intinya menilai kematangan berdasarkan
perkembangan palpebra. emeriksa berusaha membuka dan memisahkan
palpebra superior dan inferior dengan menggunakan 'ari telun'uk dan ibu 'ari.
ada bayi e
-
7/25/2019 skenario c blok 24
9/25
- enital :pria$
#estis pada fetus mulai turun dari ca6um peritoneum ke dalam scrotum kurang
lebih pada minggu ke 4/ gestasi. #estis kiri turun mendahului testis kanan
yakni pada sekitar minggu ke 45. %edua testis biasanya sudah dapat diraba di
canalis inguinalis bagian atas atau ba(ah pada minggu ke 44 hingga 42
kehamilan. Bersamaan dengan itu, kulit skrotum men'adi lebih tebal dan
membentuk rugae.
#estis dikatakan telah turun secara penuh apabila terdapat di dalam ona
berugae. ada nenonatus e
-
7/25/2019 skenario c blok 24
10/25
besar pada a(al gestasi. Sebaliknya nutrisi yang kurang menyebabkan labia
ma'ora cenderung kecil meskipun pada usia kehamilan matur atau posmatur
dan labia minora serta klitoris cenderung lebih menon'ol.
ambar 15. emeriksaan genitalia neonatus perempuanc. Anterpretasi *asil
Masing&masing hasil penilaian baik maturitas neuromuskular maupun fisik
disesuaikan dengan skor di dalam tabel dan di'umlahkan hasilnya. Anterpretasi
hasil dapat dilihat pada tabel skor.
#abel 1.Ballards Score
5. Bagaimana cara resusitasi pada bayi baru lahir?
-
7/25/2019 skenario c blok 24
11/25
-
7/25/2019 skenario c blok 24
12/25
4. Bagaimana cara penegakkan diagnosis pada kasus?
2 ge'ala utama a(at napas ! distress respirasi pada neonatus yaitu 8
a. #akipnea 8 la'u napas - / kali per menit :normal la'u napas 2/ kali per menit$
b. Sianosis sentral pada suhu kamar
c. etraksi 8 cekungan pada sternum dan kosta pada saat inspirasid. runting 8 suara merintih saat ekspirasi
#es hiperoksia Dapat membantu membedakan membedakan sianosis akibat
kelainan 'antung atau paru.
- #es ini terdiri pengambilan data dasar tentang analisis gas darah dari arteri
radialis dekstra : preduktal$ pada bayi yang bernapas dengan udara kamar
yang diulang dengan bernapas pada oksigen 1//C .
- Seorang neonatus yang mengalami sianosis tanpa distress respirasi yang 'elas
dan memiliki Sa=5 93 C pada udara kamar dan oksigen 1// C seperti nya
mempunyai pirau intra kardial. Bila Sa=5 - 93C pada oksigen 1//C maka tes
hiperoksia harus diker'akan.
- Bila a=5 4// mm*g pada =ksigen 1//C berarti normal, a=5 - 13/ mm*g
curiga penyakit paru, a=5 3/ E 13/ mm*g curiga penyakit 'antung atau
hipertensi pulmonal berat.
-
7/25/2019 skenario c blok 24
13/25
Fkokardiografi dan foto thora< dapat membantu melihat penyebab dari respiratory
distress.
#abel 5. emeriksaan penun'ang respiratory distress.
2. 7pa epidimiologi penyakit pada kasus?
Di 7merika Serikat, DS diperkirakan ter'adi pada 5/.///&4/./// bayi baru lahir tiaptahunnya dan merupakan komplikasi dari 1C kehamilan. %ira&kira 3/C kelahiran
neonates yang lahir pada usia kehamilan 5&59 minggu mengalami DS, dan kurang
dari 4/ Cneonatus premature usia kehamilan 4/&41 minggu mengalami keadaan
ini.ada satu laporan, angka ke'adian DS sekitar 25C pada infant 3/1&13//g,
dengan @1C dilaporkan pada berat badan 3/1&@3/ gram, 32C yang berat badan @31&
1///g, 4C yang berat badannya 1//1&153/g, dan 55C pada 1531&13//g. DS lebih
'arang ditemukan di "egara berkembang dibanding lainnya, terutama karena
kebanyakan infant premature yang kecil untuk masa kehamilan mengalami stress di
dalam rahim karena diinduksi oleh hipertensi. #ambahan, 'uga dikarenakan pada
(ilayah ini kebanyakan persalinan dilakukan didalam rumah, sehingga
pencatatatannya buruk.
3. 7pa prognosis penyakit pada kasus?
rognosis8 keadaan bayi dengan espiratory Distress Syndrome :DS$ biasanya
bertambah parah setelah 5 sampai 2 hari setelah kelahiran dan terkadang membaik
dengan cukup lambat. Beberapa bayi dengan DS yang parah akan mati dalam (aktu
-
7/25/2019 skenario c blok 24
14/25
5 sampai @ hari. rognosis tergantung pada latar belakang etiologi gangguan
pernapasan. rognosis baik bila gangguan napas akut dan tidak berhubungan dengan
keadaan hipoksia yang lama.
Guo ad 6itam 8 dubia ad bonam
Guo ad functionam 8 dubiaGuo ad sanationam 8 dubia
-
7/25/2019 skenario c blok 24
15/25
Sintesis Masalah
BBLR
Pengertian
Bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir dengan berat badan lahirnya pada saat
kelahiran kurang dari 53// gram, dimana morbiditas dan mortalitas neonatus tidak
hanya bergantung pada berat badannya tetapi 'uga pada tingkat kematangan
:maturitas$ bayi tersebut.
Insidens
7ngka bayi berat lahir rendah :BBL$ masih cukup tinggi, terutama di negara
dengan sosio ekonomi rendah. Data statistik menun'ukkan sekitar / kasus BBL
ter'adi di negara berkembang. Di negara berkembang, angka kematian BBL
mencapai 43 kali lebih tinggi dibandingkan bayi dengan berat lahir di atas 53//
gram.
Se'ak tahun 191, frekuensi BBL telah naik, terutama karena adanya
kenaikan 'umlah kelahiran preterm. Sekitar 4/C bayi BBL di 7merika Serikat
mengalami dismaturitas, dan dilahirkan sesudah 4@ minggu. Di negara&negara yang
sedang berkembang sekitar @/C bayi BBL tergolong dismaturitas.
Di "egara ma'u, angka ke'adian kelahiran bayi prematur adalah sekitar &@C.
Di "egara sedang berkembang, angka kelahiran ini lebih kurang tiga kali lipat. Di
Andonesia, ke'adian bayi prematur belum dapat dikemukakan, tetapi angka ke'adian
BBL di umah Sakit Dr. Hipto Mangunkusumo pada tahun 19 adalah 52C.
7ngka kematian perinatal di rumah sakit pada tahun yang sama adalah @/C, dan @4C
dari seluruh kematian disebabkan oleh BBL.
Etiologi
7. rematuritas murni
1. +aktor ibu
a. enyakit
enyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya
toksemia gra6idarum, perdarahan antepartum, trauma fisis dan psikologis.enyebab lainnya adalah diabetes mellitus, penyakit 'antung, bacterial
-
7/25/2019 skenario c blok 24
16/25
6aginosis, chorioamnionitis atau tindakan operatif dapat merupakan faktor
etiologi prematuritas.
b. )sia
7ngka ke'adian prematuritas tertinggi adalah pada usia diba(ah 5/ tahun
dan pada multi gra6ida yang 'arak antar kelahirannya terlalu dekat. ada
ibu&ibu yang sebelumnya telah melahirkan lebih dari 2 anak 'uga sering
ditemukan. %e'adian terendah adalah pada usia antara 5&43 tahun.
c. %eadaan sosial ekonomi
%e'adian tertinggi pada golongan sosial ekonomi yang rendah. *al ini
disebabkan oleh keadaan gii yang kurang baik dan penga(asan antenatal
yang kurang.
5. +aktor 'anin
*idramnion, ga(at 'anin, kehamilan ganda, eritroblastosis umumnya akan
mengakibatkan BBL.
B. Dismaturitas
enyebab dismaturitas adalah setiap keadaan yang menganggu pertukaran at
antara ibu dan 'anin :gangguan suplai makanan pada 'anin$. Dismaturitas
dihubungkan dengan keadaan medik yang menggangu sirkulasi dan insuffisiensi
plasenta, pertumbuhan dan perkembangan 'anin, atau kesehatan umum dan nutrisi
ibu.
Faktor Plasenta
lasenta pre6ia
Solusio plasenta
lasentitis >illus :ec. Bakteri, 6irus, parasit$
Berat plasenta berkurang atau berongga
#umor :contoh8 chorioangima, mola hidatidosa$
Patogenesis
Bayi lahir prematur yang BBL&nya sesuai dengan umur kehamilan pretermnya
biasanya dihubungkan dengan keadaan medis dimana terdapat ketidakmampuan
uterus untuk mempertahankan 'anin :incompetent cer6i
gangguan pada per'alanan kehamilan, pelepasan plasenta, atau rangsangan tidak pasti
-
7/25/2019 skenario c blok 24
17/25
yang menimbulkan kontraksi efektif pada uterus sebelum kehamilan mencapai umur
cukup bulan.
Dismaturitas dihubungkan dengan keadaan medik yang menggangu sirkulasi
dan efisiensi plasenta, pertumbuhan dan perkembangan 'anin, atau kesehatan umum
dan nutrisi ibu. Dismaturitas mungkin merupakan respon 'anin normal terhadap
kehilangan nutrisi atau oksigen. Sehingga masalahnya bukan pada dismaturitasnya,
tetapi agaknya pada resiko malnutrisi dan hipoksia yang terus menerus. Serupa halnya
dengan beberapa kelahiran preterm yang menandakan perlunya persalinan cepat
karena lingkungan intrauteri berpotensi merugikan.
Gejala klinik
7. rematuritas murni
Berat badan kurang dari 53// gram, pan'ang badan kurang atau sama
dengan 23 cm, lingkaran dada kurang dari 4/ cm, lingkaran kepala kurang dari 44
cm, masa gestasi kurang dari 4@ minggu. %epala relatif besar dari badannya,
kulitnya tipis, transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang. =ssifikasi
tengkorak sedikit, ubun&ubun dan sutura lebar, genitalia imatur. Desensus
testikulorum biasanya belum sempurna dan labia minora belum tertutup oleh
labia mayora. ambut biasanya tipis dan halus. #ulang ra(an dan daun telinga
belum cukup, sehingga elastisitas daun telinga masih kurang. Jaringan mamma
belum sempurna, puting susu belum terbentuk dengan baik. Bayi kecil, posisinya
masih posisi fetal, yaitu posisi dekubitus lateral, pergerakannya kurang dan masih
lemah. Bayi lebih banyak tidur daripada bangun. #angisnya lemah, pernapasan
belum teratur dan sering terdapat serangan apnoe. =tot masih hipotonik, sehingga
kedua tungkai selalu dalam keadaan abduksi, sendi lutut dan sendi kaki dalam
fleksi dan kepala menghadap ke satu 'urusan.
efleks moro dapat positif. efleks mengisap dan menelan belum
sempurna, begitu 'uga refleks batuk. %alau bayi lapar, biasanya menangis,
gelisah, akti6itas bertambah. Bila dalam (aktu tiga hari tanda kelaparan ini tidak
ada, kemungkinan besar bayi menderita infeksi atau perdarahan intrakranial.
Seringkali terdapat edema pada anggota gerak, yang men'adi lebih nyata sesudah
52&29 'am. %ulitnya tampak mengkilat dan licin serta terdapat Ipitting edema.
Fdema ini seringkali berhubungan dengan perdarahan antepartum, diabetes
mellitus, dan toksemia gra6idarum.
-
7/25/2019 skenario c blok 24
18/25
+rekuensi pernapasan ber6ariasi terutama pada hari&hari pertama. Bila
frekuensi pernapasan terus meningkat atau selalu diatas /
kemungkinan ter'adinya penyakit membran hialin, pneumonia, gangguan
metabolik atau gangguan susunan saraf pusat. Dalam hal ini, harus dicari
penyebabnya, misalnya dengan melakukan pemeriksaan radiologis toraks.
B. Dismaturitas
Dismaturis dapat ter'adi preterm, term, dan postterm. ada preterm akan
terlihat ge'ala fisis bayi prematur murni ditambah dengan ge'ala dismaturitas.
Dalam hal ini berat badan kurang dari 53// gram, karakteristik fisis sama dengan
bayi prematur dan mungkin ditambah dengan retardasi pertumbuhan dan
I(asting. ada bayi cukup bulan dengan dismaturitas, ge'ala yang menon'ol
adalah I(asting, demikian pula pada post term dengan dismaturitas. 1,4
Bayi dismatur dengan tanda I(asting tersebut, yaitu 8
1. Stadium pertama
Bayi tampak kurus dan relatif lebih pan'ang, kulitnya longgar, kering seperti
perkamen, tetapi belum terdapat noda mekonium.
5. Stadium kedua
Didapatkan tanda stadium pertama ditambah dengan (arna kehi'auan pada
kulit, plasenta, dan umbilikus. *al ini disebabkan oleh mekonium yang
tercampur dalam amnion yang kemudian mengendap ke dalam kulit,
umbilikus, dan plasenta sebagai akibat anoksia intrauterin.
4. Stadium ketiga
Ditemukan tanda stadium kedua ditambah dengan kulit yang ber(arna
kuning, demikian pula kuku dan tali pusat. Ditemukan 'uga tanda anoksia
intrauterin yang sudah berlangsung lama.
Penentuan Status BBLR Dalam Kurva Pertumbuhan
ntuk menentukan status BBLR digunakan kurva !ertumbuhan janin
Lub"henko# $%&& Pediatri'# ())$* Kurva ini menggunakan !atikan berat badan
+ang seharusn+a !ada umur kehailan tertentu* Kriteria +ang digunakan adalah
BMK ,Besar Masa Kehamilan-# SMK ,Sesuai Masa Kehamilan-# dan KMK
,Ke"il Masa Kehamilan-* Berat badan kurang dari !resentil ke $) memiliki
makna KMK ,Ke"il Masa Kehamilan- atau P./ ,Pertumbuhan .anin
/erhambat-*
-
7/25/2019 skenario c blok 24
19/25
Penatalaksanaan Ba+i Berat Lahir Rendah
Bayi berat bayi lahir rendah biasanya tampak haus dan harus diberikan
makanan dini :early feeding$, hal ini sangat penting untuk menghindari ter'adinya
hipoglikemia, kadar gula darah harus diperiksa setiap 9&15 'am.
+rekuensi pernafasan terutama dalam 52 'am pertama harus selalu dia(asi
untuk mengetahui adanya sindrom aspirasi mekonium atau sindrom gangguan
pernafasan idiopatik, sebaiknya setiap 'am dihitung frekuensi pernafasan lahir dan
bila frekuensi lebih dari /
encegahan terhadap infeksi sangat penting, karena bayi sangat rentan
terhadap infeksi, yaitu karena pemindahan Ag dari ibu ke 'anin terganggu.
#emperatur harus diperbaiki, 'angan sampai kedinginan karena mudah ter'adi
hipotermik, hal ini disebabkan oleh karena luas permukaan tubuh bayi relatif lebih
besar dan 'aringan lemak subkutan kurang.
Mengingat belum sempurnanya ker'a alat&alat tubuh yang perlu untuk
pertumbuhan, perkembangan, dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar
uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan
-
7/25/2019 skenario c blok 24
20/25
bila perlu pemberian oksigen, mencegah infeksi serta mencegah kekurangan 6itamin
dan at besi.
a* Pengaturan Suhu
)ntuk mencegah hipotermi, diusahakan lingkungan yang cukup hangat untuk
bayi, bila dira(at dalam inkubator, maka suhunya unuk bayi dengan berat badan
kurang dari 5/// gram adalah 43 H dan untuk bayi dengan berat badan 5///&
53// gram adalah 42 H, agar bayi dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar 4@
H. %elembaban inkubator berkisar antara 3/&/C. Saat ini telah digunakan
inkubator yang dilengkapi dengan alat temperatur sensor, yang ditempelkan pada
kulit bayi.
%elembaban yang tinggi diperlukan pada bayi dengan sindroma gangguan
pernafasan, suhu inkubator dapat diturunkan 1 H per minggu untuk bayi dengan
berat badan 5/// gram dan secara berangsur&angsur ia dapat diletakkan di dalam
tempat tidur bayi dengan suhu lingkungan 5@ H & 5 H.
Bila inkubator tidak ada, pemanasan dilakukan dengan membungkus bayi dan
meletakkan botol hangat di sekitarnya atau dengan memasang lampu pi'ar atau
petromaks di dekat tempat tidur bayi. Hara lain untuk mempertahankan suhu
tubuh bayi sekitar 4,3H&4@,3H adalah dengan memakai alat perspe!heat shield
yang diselimuti pada bayi di dalam inkubator, alat ini berguna untuk mengurangi
kehilangan panas karena radiasi.
b* 0utrisi Enteral
ada bayi prematur reflek isap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitas
lambung masih sedikit, daya enim pencernaan terutama lipase masih kurang,
disamping itu kebutuhan protein 4&3 g!hari dan tinggi kalori :11/ kal!kg!hari$ agar
berat badan bertambah baik.
emberian nutrisi enteral dimulai pada bayi dengan berat lebih dari 13//
gram, dan masa gestasi lebih dari 45 minggu serta tidak terdapat distres dimulai
saat berumur 5&2 'am agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan
hiperbilirubinemia. ada bayi lebih kecil, (alaupun tidak distress, 'angan
diberikan nutrisi enteral selama 15&52 'am pertama, lebih baik diberikan infus
larutan glukosa 3&1/ C se'ak lahir dan diobser6asi, bila keadaan bayi stabil maka
pemberian nutrisi enteral dapat dimulai. Syarat lain untuk memulai nutrisi enteral
-
7/25/2019 skenario c blok 24
21/25
adalah keluarnya mekonium, yang menun'ukkan adanya kontinuitas dan motilitas
traktus gastrointestinal.
Masalah yang sering menghambat pemberian nutrisi enteral adalah sindrom
distress pernafasan, sindrom aspirasi, pneumonia, apnea karena prematuritas dan
gagal 'antung akibat duktus arteriosus paten*
Sebelum pemberian minum pertama harus dilakukan pengisapan cairan
lambung, hal ini perlu untuk mengetahui ada tidaknya atresia esofagus dan
mencegah muntah. ada umumnya bayi dengan berat lahir 5/// gram atau lebih
dapat menyusu pada ibunya, bayi dengan berat kurang dari 13// gram kurang
mampu mengisap air susu ibu atau susu botol, terutama pada hari&hari pertama,
dalam hal ini bayi diberi minum melalui sonde lambung :orogastric&intubation$.
Sesudah 3 hari bayi dicoba menyusu pada anaknya, bila daya isap cukup baik,
maka pemberian air susu ibu diteruskan. 7dakalanya daya isap bayi kecil ini lebih
baik dengan dot dibandingkan dengan puting susu ibu, pada keadaan ini air susu
ibu dipompa dan diberikan melalui botol, cara pemberian melalui susu botol
adalah dengan frekuansi pemberian yang lebih sering dalam 'umlah susu yang
sedikit. +rekuensi pemberian minum makin berkurang dengan bertambahnya berat
bayi, 'umlah cairan yang diberikan pertama kali adalah 1&3 ml!'am dan 'umlahnya
dapat ditambah sedikit demi sedikit setiap 15 'am. enambahan susu tersebut
tergantung dari 'umlah susu yang tertinggal pada pemberian minum sebelumnya,
untuk mencegah regurgitas :muntah$ atau distensi abdomen. Banyaknya cairan
yang diberikan adalah / ml!kg!hari, dan setiap hari dinaikkan sampai 5//
ml!kg!hari pada akhir minggu kedua.
Bila air susu ibu tidak ada, susunya dapat diganti dengan susu buatan yang
mengandung lemak yang mudah dicerna bayi :middle chain triglycerides$ dan
mengandung 5/ kalori per 4/ ml air atu sekurang&kurangnya bayi mendapat 11/
kal!kg berat badan perhari.
%adang&kadang diperlukan pemberian makanan melalui kateter :polietilen$
yang dapat tinggal di lambung selama 2&3 hari tanpa iritasi, kateter no. 9 untuk
bayi kurang dari 13// gram dan no.1/ untuk bayi diatas 13// gram. %ateter yang
telah dimasukkan ke dalam lambung dihubungkan dengan botol infus yang berisi
susu yang digantungkan setinggi 1 meter dari atas bayi, susu diberikan dengan
tetes yang teratur sebanyak / ml!kg berat badan sehari, dan tiap hari dinaikkan
sampai 5// ml!kg berat badan pada akhir minggu kedua. Bila daya isap dan
-
7/25/2019 skenario c blok 24
22/25
menelan mulai baik, kateter secara berangsur&angsur dapat diganti dengan pipet,
sendok atau botol dengan dot.
"* Kebutuhan 1airan
%ehilangan air insensible secara tidak langsung terkait dengan umur
kehamilan, keadaan lingkungan, dan status penyakit, bayi preterm yang amat
imatur :1/// gram$ memerlukan sebanyak 5&4 mL!kg!'am. Bayi yang premature
akan kehilangan cairan insisible sebesar /, E /,@ ml!kgBB!'am, bila dira(at dalam
incubator. Jumlah cairan yang dian'urkan pada neonatus yang memerlukan susu
botol atau cairan intra6ena adalah /&@/ mL!kgBB pada hari pertama dan
dinaikkan sampai 1//&15/ mL!kgBB pada hari ke&5 dan ke&4, dan pada hari ke 2&3
mencapai 13/ ml!kgBB, selan'utnya dapat mencapai 1/ & 19/ml!kgBB!hari.Bayi
lebih prematur dan kecil dimulai dengan @/&1// mL!kgBB pada hari pertama dan
dilan'utkan sampai 13/ mL!kgBB atau lebih pada hari ke&4 dan ke&2.
enimbangan badan setiap hari, pengeluaran urin, pemeriksaan fisik harus
dipantau secara cermat untuk mendeteksi adanya kelainan status hidrasi.
d* 0utrisi Parenteral /otal
Bila pemberian makanan oral untuk masa (aktu yang lama tidak
memungkinkan, makanan intra6ena total dapat memberikan cairan yang cukup,
kalori, asam amino, elektrolit dan 6itamin untuk mempertahankan pertumbuhan
pada bayi BBL.
#u'uan dari pemberian nutrisi parenteral adalah memasukkan kalori nonprotein
yang cukup, sehingga memungkinkan bayi menggunakan sebagian terbesar
proteinnya untuk pertumbuhan. Anfus harus mengandung asam amino sintetik 5,3&
4 g!dL dan glukosa hipertonik pada kisaran antara 1/&53 g!dL sebagai tambahan
disamping kuantitas elektrolit, mineral, dan 6itamin yang cukup.
Anfus a(al harian harus memasukkan 1/&13 g!kgBB!52 'am glukosa dan
menambah sedikit demi sedikit sampai 53&4/ g!kgBB!52 'am, bila hanya glukosa
sa'a yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan penuh nonprotein 1//&15/
kkal!kgBB!52 'am.Jika yang digunakan 6ena perifer, dian'urkan untuk
mempertahankan kadar glukosa diba(ah 15,3 g!dL. Fmulsi lemak intra6ena seperti
5/C intralipid :5,5 kkal!mL$ dapat digunakan untuk memberikan kalori tanpa
beban osmotik yang nyata, sehingga dapat mengurangi akan kebutuhan infus
dengan kadar glukosa yang lebih tinggi, melalui 6ena sentral atau perifer, dan
biasanya mencegah perkembangan defisiensi asam lemak essensial. Antralipid dapat
-
7/25/2019 skenario c blok 24
23/25
dimulai pada /,3 g!kgBB!52 'am dan selan'utnya diberikan sampai 4 g!kgBB!52
'am.
%omplikasi makanan intra6ena terkait dengan kateter, sepsis adalah masalah
yang paling penting pada infus 6ena sentral dan dapat diminimalkan dengan
pera(atan keteter yang cermat dan prefarat infus aseptic.%omplikasi metabolic
meliputi hiperglikemia yang berasal dari kadar glukosa infus yang tinggi, yang
dapat menyebabkan diuresis osmotic dan dehidrasi, aotemia, hipoglikemia,
hiperlipidemia, hipoksemia.
e* In2eksi
Bayi prematur mudah sekali diserang infeksi, hal ini disebabkan oleh karena
daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang, relatif belum sanggup membentuk
antibody dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik. =leh
karena itu perlu dilakukan tindakan pencegahan yang dimulai pada masa perinatal,
yaitu dengan memperbaiki keadaan lingkungan, kebersihan makanan, mencegah
ter'adinya infeksi silang para dokter, pera(at, bidan dan petugas lain.
Kom!likasi
a* Enterokolitis nekrotikans neonatal
b* 3i!otermia
"* Sindrom Ga4at 0a2as
Sampai saat ini penyakit membrane hyaline dianggap ter'adi karena defisiensi
pembentukan surfaktan pada paru bayi yang belum matang. Surfaktan adalah at
yang penting dalam pangembangan paru dan merupakan suatu kompleks yang
terdiri dari protein, karbohidrat dan lemak. Senya(a utama at tersebut adalah
lesitin dan mulai terbentuk pada kehamilan 55 E 52 minggu dan ber'umlah
lengkap dan mulai berfungsi normal pada minggu ke&43 kehamilan.
Defisiensi Surfaktan menyebabkan gangguan kemampuan paru untuk
mempertahankan stabilitasnya, al6eolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi
sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks yang
lebih besar yang disertai usaha inspirasi yang kuat.
ada aspirasi mekonium ter'adi hipoksia intrauterin akan mengakibatkan 'anin
mengalami gasping dalam uterus, selain itu mekonium akan dilepaskan dan
bercampur dengan cairan amnion, cairan amnion yang mengandung mekonium
tersebut akan masuk ke dalam paru 'anin karena inhalasi. %etika bayi lahir akan
-
7/25/2019 skenario c blok 24
24/25
menderita gangguan pernafasan karena melekatnya mekonium dalam saluran
pernafasan.
"anda klinis sindrom gawat nafas8
ernafasan cepat Sianosis perioral
Merintih se(aktu ekspirasi
etraksi substernal dan interkostal
d* 3i!oglikemia*
e* Perdarahan Intrakranial
2* 3i!erbilirubinemia
g* Lebih rentan terhada! in2eksi 5
Prognosis
#ergantung dari berat ringannya masalah perinatal, misalnya masa gestasi
:makin muda masa gestasi, makin rendah berat bayi makin tinggi angka kematian$,
asfiksia, sindrom gangguan pernafasan, perdarahan intra6entrikuler, infeksi gangguan
metabolik :asidosis, hipoglikemia, hiperbilirubinemia$. 7sfiksia sendiri merupakankomplikasi yang paling serius dari bayi berat lahir rendah, bila tidak segera diatasi
maka prognosis neonatus men'adi buruk.
rognosis ini 'uga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang
tua dan pera(atan pada saat kehamilan, persalinan, post natal :pengaturan suhu
lingkungan, resusitasi, makanan$.
Da2tar Pustaka
*ida'at, S'arif Fffendi K +irdaus, 7ndri. 5/1/.#iagnosis dan Penatalaksanaan $egagalan
%afas pada %eonatus. Diunduh dari http8!!pustaka.unpad.ac.id!(p&
content!uploads!5/12!/@!77L&"7+7S.pdf
ra(irohard'o, Sar(ono. 5//9. &lmu $e'idanan. Jakarta8 .# Bina ustaka Sar(ono
ra(irohard'o.
)lfah, %. 5/11. (ayi Prematur (()R. Diunduh dari
http8!!repository.usu.ac.id!bitstream!15423@9!532/@!4!HhapterC5/AA.pdf
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/GAGAL-NAFAS.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/GAGAL-NAFAS.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25407/3/Chapter%20II.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/GAGAL-NAFAS.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/GAGAL-NAFAS.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25407/3/Chapter%20II.pdf -
7/25/2019 skenario c blok 24
25/25
ennie JM, oberton "H. espiratory Distress Syndrome. Dalam 7 Manual of "eonatal
Antensi6e Hare, Fdisi 2.London ; 7rnold, 5//58159&@9.
Maryati. 5/12. (allard score. Diunduh dari
http8!!blogs.unpad.ac.id!maryati!files!5/11!/1!Ballard&Score.pdf
http://blogs.unpad.ac.id/maryati/files/2011/01/Ballard-Score.pdfhttp://blogs.unpad.ac.id/maryati/files/2011/01/Ballard-Score.pdf