skizofrenia paranoid tipe remisi

Upload: aulianadanisya

Post on 08-Oct-2015

228 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Skizofrenia Paranoid Tipe Remisi

TRANSCRIPT

LAPORAN PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN

Nama

: Tn. M

Usia

: 28 tahunJenis kelamin: Laki-laki

Agama

: Islam

Pekerjaan: Penjual baju

Alamat : Klender

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 20 September 2013 pukul 10.00 WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan.

a. Keluhan Utama

Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri Persahabatan untuk kontrol rutin dan meminta resep karena obat yang dikonsumsi sudah habis

b. Riwayat gangguan Sekarang

Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri Persahabatan untuk kontrol rutin dan meminta resep karena obat yang dikonsumsi sudah habis. Pasien selalu datang kontrol 2 bulan sekali. Saat ini pasien mengatakan sudah merasa lebih baik karena rutin mengkonsumsi obat tersebut, namun jika pasien tidak mengkonsumsi obat dari dokter pasien merasa emosi, marah dan pusing. Keluhan yang saat ini pasien rasakan berawal sekitar tahun 2006 saat pasien masih menggunakan NAPZA. Pasien mendengar suara-suara yang menyuruh untuk memukul anaknya, namun pasien tidak tahu suara tersebut terdengar seperti suara perempuan atau laki-laki dan pasien mengatakan suara tersebut dapat muncul kapan saja tanpa pasien ketahui dari mana asal suara tersebut, pasien mengaku bahwa dirinya tidak jarang mengikuti perintah suara tersebut. Saat ini keluhan tersebut sudah menghilang. Pasien juga melihat bayangan hitam saat pasien melihat istrinya, tanpa pasien ketahui sumber bayang tersebut berasal, saat ini pasien mengaku bayangan tersebut kadang muncul seperti garis atau seperti bintang jatuh. Bayangan tersebut dapat muncul kapan saja terutama saat pasien sedang bengong atau melamun. Saat ini keluhan tersebut dirasakan telah berkurang dan terakhir dirasakan 1 minggu yang lalu. Pasien mengatakan kadang mencium bau-bauan seperti wangi putau, namun saat pasien mencari sumber bau-bauan tersebut tidak ada dan hanya pasien yang dapat mencium bau-bauan tersebut. Keluhan ini telah berkurang sejak 2 bulan yang lalu. Pasien juga mengatakan kadang merasakan ada kelabang yang berjalan di punggung pasien, namun saat pasien mencari binatang tersebut tidak ada. Keluhan tersebut masih pasien rasakan sejak 1 hari yang lalu. Pasien menyangkal pernah merasakan rasa yang aneh-aneh pada indera pengecap. Pasien mengatakan saat menonton TV pasien dapat berkomunikasi dengan penyiar TV melalui tatapan mata penyiar tersebut, pasien merasa penyiar TV membicarakan dan menyindir pasien. Saat pasien berjalan keluar rumah pasien juga merasa orang disekitar sering melihat kearah pasien serta memperhatikan gerak-gerik pasien. Pasien juga mengatakan bahwa dirinya merasa sedang dibuntuti oleh seseorang yang ingin berbuat jahat pada pasien, namun pasien tidak tahu wujud orang yang membuntutinya. Pasien mengatakan saat pasien pergi ke rumah ibunya dan adik pasien mengatakan ngapain kesini, pasien merasa bahwa adik dan orang disekelilingnya dapat membaca pikiran pasien. Pasien juga merasa ada seseorang yang menyetir dirinya untuk melakukan suatu hal seperti pikiran untuk memukul anaknya dan menyuruh pasien untuk pergi ke rumah ibunya, kadang pasien dapat melawan pikiran tersebut namun tidak jarang pula pasien mengikuti apa yang diperintahkan padahal pasien mengatakan tidak tahu wujud yang memerintahkannya. Pasien juga menyangkal bahwa ada seseorang yang menarik keluar pikiranya. Semua keluhan-keluhan tersebut masih pasien rasakan sampai saat ini namun sudah berkurang.Pasien merasa bahwa dirinya yang sekarang bukan seperti dirinya yang dulu. Pasien merasa bahwa lingkungan sekitar terasa asing atau berubah sehingga pasien merasa canggung dan tidak nyambung walaupun pasien sudah lama tinggal di lingkungan tersebut. Namun pasien dapat melakukan aktivitas sehari-harinya dengan baik. Pasien mengaku saat kanak-kanak pernah memiliki riwayat sakit tifus yaitu saat SD namun tidak sampai dirawat di Rumah Sakit. Riwayat trauma disangkal pasien. Pasien juga mengaku bahwa dirinya mengkonsumsi NAPZA seperti putau dan ganja sejak tahun 1996 dan berhenti menggunakan zat psikoaktif saat anaknya berusia 2 bulan sampai saat ini. Pasien mengatakan pernah masuk rehabilitasi sebelum menikah dan sampai saat ini sudah lebih dari satu kali pasien masuk rehabilitasi, terakhir rehabiliatsi yang dijalani 2 bulan yang lalu selama 7 bulan 10 hari di daerah Sukabumi. Pasien mengatakan pasien sering mengkonsumsi alkohol namun saat ini sudah jarang. Pasien mengaku bahwa dirinya adalah perokok sejak SD dan pasien merasa setelah pasien berhenti dari zat psikoaktif, konsumsi rokok menjadi bertambah mencapai 1 bungkus dalam sehari. Pasien mengatakan bahwa dikeluarga ada yang mengalami keluhan yang sama dengan dirinya yaitu kakak sepupunya.Saat ini pasien mengatakan tinggal di daerah Klender. Pasien tinggal di sebuah kontrakan bersama istrinya yang tamatan SD dan anaknya seorang laki-laki yang berusia 6 tahun, pasien sendiri merupakan anak pertama dari dua bersaudara, adik pasien tinggal bersama orangtua pasien. Pasien bekerja sebagai pedagang pakaian di Pasar Jambul, Cawang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya pengobatan pasien didapat dari ibunya. Pasien mengatakan bahwa hubungan pasien dengan keluarga baik, hanya terkadang pasien merasa istrinya galak jika pasien merokok. Masalah ekonomi dirasakan tidak ada masalah karena pasien mengatakan kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi. Menurut orangtua pasien, pasien mengatakan saat lahir pasien dilahirkan secara normal dan tidak ada kelainan serta penyulit apapun, kemudian saat kanak-kanak sampai dewasa pertumbuhannya tidak terdapat gangguan atau perlambatan dan seperti orang normal lainnya.Pasien dahulu bersekolah di SD 03 dan pindah ke Garut karena mengikuti orang tua, kemudian melanjutkan sekolahnya di SMP 99 Jakarta namun tidak naik kelas dan pindah ke sekolah MTs, kemudian di drop out karena ditemukan zat psikoaktif dan pindah ke sekolah PGRI, dan melanjutkan SMA di Garut kemudian pindah ke Tasik dan di drop out saat duduk di kelas 2 SMA hingga sekarang pasien tidak melanjutkan pendidikannya. Selama pasien bersekolah dan menjalani aktivitasnya pasien menyangkal adanya kesulitan berinteraksi atau bersosialisasi. Saat ini pasien merasa kurang dapat bersosialisasi dengan tetangganya walaupun pasien sudah lama tinggal di lingkungan tersebut, namun pasien tidak terdapat kesulitan dalam bekerja dan melakukan aktivitasnya sehari-hari. Pasien juga mengatakan rajin beribadah.Menurut pasien saat ini pasien sedang merasa sakit dan harus diobati dengan pergi kedokter dan minum obat teratur. Pasien mengatakan jika pasien tidak mengkonsumsi obat dari dokter pasien merasa emosi, marah, dan pusing. Perasaan pasien saat ini merasa senang karena pakaian yang dijualnya laku banyak. Pasien mengatakan kadang merasa tidak bersemangat dan merasa sedih tetapi saat ini sudah mulai berkurang. Pasien menyangkal ada perasaan yang bersemangat dan senang yang berlebihan. Pasien mengaku memiliki hobi main bola. Selama wawancara berlangsung pasien cenderung terbuka terhadap semua pertanyaan.

c. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya

Tidak ada gangguan psikiatri sebelumnya

2. Riwayat Gangguan Medik

Pasien memiliki riwayat tifus saat kanak-kanak

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif/Alkohol

Pasien memiliki riwayat pengguna zat psikoaktif dan mengkonsumsi alkohold. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat perinatal : pasien dilahirkan dalam proses persalinan normal

2. Riwayat masa kanak-kanak dan remaja : pasien tumbuh dan berkembang sesuai usia sebagaimana anak seusianya sehingga pasien tidak ada gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan.

3. Riwayat masa akhir kanak-kanak : pasien dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya dan tidak memiliki masalah.

4. Riwayat pendidikan : SD tamat, SMP tamat, dan SMA drop out saat pasien duduk di bangku 2 SMA tanpa melanjutkan pendidikannya lagi.

5. Riwayat pekerjaan : setelah pasien menyelesaikan pendidikanya pasien bekerja sebagai penjual pakaian di Pasar Jambul, Cawang.6. Riwayat agama : pasien menganut agama Islam dan pasien rajin sholat.7. Riwayat pernikahan : pasien sudah menikah dan memiliki seorang anak laki-laki berusia 6 tahun.8. Hubungan dengan keluarga : saat ini pasien tinggal di tempat kontrakan dengan istri dan anaknya. Hubungan pasien dengan istri dan keluarga tidak ada masalah.9. Aktivitas sosial : pasien dapat bersosialisasi dan beraktivitas tanpa ada kesulitan.e. Riwayat Keluarga

Di keluarga pasien ada anggota keluraganya yang mempunyai keluhan yang serupa dengan pasien yaitu kakak sepupu. f. Situasi Sosial Sekarang

Pasien adalah seorang laki-laki yang bekerja sebagai penjual pakaian dan tinggal di tempat kontrakan bersama istri serta seorang anak laki-lakinya. Kebutuhan sehari-hari pasien mengandalkan dari uang menjual pakaian di Pasar dan biaya berobat pasien didapatkan dari ibunya. Pasien menyangkal adanya kesulitan ekonomi karena pasien merasa semua kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sendiri tanpa perlu bantuan orang lain. Sosialisasi pasien dengan lingkungan tidak mengalami kesulitan.

g. Persepsi (anggapan) Pasien Tentang Dirinya dan Kehidupannya

Saat ditanya tiga harapan apa yang diinginkan pasien saat ini, pasien mengatakan ingin sehat, mau kaya dulu punya banyak temen dan rukun sama keluarga.III. STATUS MENTAL

a. Deskripsi Umum

1. Penampilan

Laki-laki berusia 28 tahun, penampilan pasien tampak sesuai denga usianya, warna kulit sawo matang, berpakaian cukup rapi, ekspresi tenang, perawatan diri baik.

2. Kesadaran Umum

Compos mentis

3. Kontak Psikis

Dapat dilakukan pasien, pasien dapat berkomunikasi dengan baik oleh pemeriksa

4. Perilaku dan Aktivitas psikomotor

Cara berjalan : baik

Aktifitas psikomotor : pasien kooperatif, tenang, kontak mata baik, tidak ada gerakan involunter dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan jelas.

5. Pembicaraan

Kuantitas : baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dan dapat mengungkapkan isi hatinya dengan jelas

Kualitas : bicara spontan, volume bicara kecil, artikulasi jelas dan pembicaraan dapat dimengerti.

6. Sikap Terhadap Pemeriksa

Pasien kooperatifb. Keadaan Afektif

1. Mood

: Pasien merasa senang2. Ekspresi Afek : Afek luas

3. Keserasian : Mood dan afek sesuai

4. Empati : Pemeriksa tidak dapat merabarasakan perasaan pasien saat ini

c. Intelektualitas (kognitif)

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan

Taraf Pendidikan

Pasien dapat tamat SD, SMP,dan SMA tidak tamat Pengetahuan Umum

Baik, pasien dapat menjawab dengan tepat ketika ditanya nama Gubernur DKI Jakarta saat ini2. Daya konsentrasi

Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai selesai. Pasien juga dapat menjawab dengan benar pertanyaan 100 3 = 973. Orientasi

Waktu : Baik, pasien dapat mengetahui tanggal 20 September 2013 waktu berobat yaitu pagi hari

Tempat : Baik, pasien mengetahui sedang berada di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan

Orang : Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter

Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya sedang sharing4. Daya ingat

Daya ingat jangka panjang : Baik, pasien dapat mengingat dengan baik dimana pasien bersekolah ketika SD, SMP, dan SMA. Daya ingat jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat dengan baik pasien ke RSUP Persahabatan dengan menggunakan motor pribadi. Daya ingatan segera : Baik, pasien dapat dengan segera menyebutkan kembali 5 nama kota yang disebutkan pemeriksa. Akibat hendaya daya ingat pasien : Tidak terdapat hendaya daya ingat pasien saat ini

5. Pikiran abstrak : Baik, pasien mengerti makna pribahasa air susu dibalas dengan air tuba yang diberikan oleh pemeriksa6. Bakat Kreatif : Pasien senang bermain bola7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik, pasien mampu mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang laind. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi dan ilusi

Halusinasi : terdapat halusinasi

Halusinasi olfaktorik

Halusinasi visual Halusinasi taktilIlusi : tidak terdapat ilusi 2. Depersonalisasi dan derealisasi

Depersonalisasi : terdapat depersonalisasi, pasien merasa bahwa dirinya tidak seperti dirinya yang dulu

Derealisasi: terdapat derealisasi, pasien merasa asing dengan lingkungan sekitar walaupun pasien sudah lama tinggal di lingkungan tersebut.e. Proses Pikir

1. Arus pikir

a. Produktivitas: Baik, pasien dapat menjawab spontan bila ditanya

b. Kontinuitas : Baik, koheren, pembicaraan pasien sampai pada tujuan

c. Hendaya bahasa: Tidak terdapat hendaya bahasa2. Isi pikiran

a. Preokupasi : Tidak terdapat preokupasi

b. Gangguan pikiran : Terdapat waham Waham kejar

Waham rujukan Waham siar

Waham dikendalikan

f. Pengendalian Impuls

Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya dan melakukan wawancara dengan baik dan tidak ada gerakan involunter.

g. Daya Nilai

1. Norma Sosial : pasien mampu bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

2. Uji Daya Nilai : baik, ketika diberikan permasalahan jika pasien sedang melihat seorang anak kecil yang sedang tersesat di Pasar, pasien menjawab akan menolong dan membawa ke satpam.3. Penilaian Realitas : terdapat gangguan dalam menilai realitas, karena terdapat waham dan halusinasi.

h. Persepsi (tanggapan) Pemeriksa Tentang Diri dan Kehidupan Pasien

Menurut penilaian pemeriksa terhadap pasien yaitu saat ini pasien dalam keadaan sadar bahwa dia sedang sakit dan memiliki keinginan untuk sembuh sehingga pasien mau kontrol ke dokter agar mendapatkan pengobatan. Gejala menunjukkan perbaikan dengan meminum obat dari dokter.

i. Tilikan

Tilikan 5, pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan gejala-gejala yang dideritanya atau kegagalan dirinya dalam penyesuaian sosial disebabkan oleh perasaan irasionalnya atau gangguan sendiri tanpa menerapkan pengetahuan hal ini untuk masa yang akan datang.

j. Taraf dapat Dipercaya

Pemeriksa memperoleh kesan bahwa jawaban pasien dapat dipercaya karena konsistensi dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dari awal sampai akhir

IV. PEMERIKSAAN FISIK

a. Status Generalis

1. Keadaan Umum

: Baik, Compos Mentis.

2. Tanda Vital

: TD = 120/90 mmHg; N = 80 x/min

RR = 18 x/min; S = afebris

3. Sistem Kardiovaskular: Kesan dalam batas normal.

4. Sistem Muskuloskeletal: Kesan dalam batas normal.

5. Sistem Gastrointestinal: Kesan dalam batas normal.

6. Sistem Urogenital

: Kesan dalam batas normal.

7. Gangguan Khusus

: Tidak ada.b. Status Neurologis

1. Saraf Kranial

: Kesan dalam batas normal.

2. Saraf Motorik

: Kesan dalam batas normal.

3. Sensibilitas

: Kesan dalam batas normal.

4. Susunan Saraf Vegetatif: Tidak ditemukan kelainan.

5. Fungsi Luhur

: Tidak ditemukan kelainan.

6. Gangguan Khusus

: Tidak ada.

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

a. Pasien laki-laki usia 28 tahun datang untuk kontrol rutin dan meminta resep karena obat yang dikonsumsi sudah habis.

b. Pasien rajin kontrol setiap 2 bulan sekali.

c. Keluhan yang dirasakan berupa :

Halusinasi olfaktorik Halusinasi taktil Halusinasi visuald. Pasien juga terdapat keluhan berupa :

Wahan kejar

Waham rujukan

Waham siar

Waham dikendalikane. Pasien juga mengalami keluhan depersonalisasi dan derealisasi, tetapi masih dapat beraktivitasf. Pasien mengaku bahwa dirinya memiliki riwayat pengguna NAPZA dan pernah mendapatka rehabilitasi. Pasien mengaku bahwa dirinya mengkonsumsi alkohol dan perokok. g. Keluhan dapat muncul kembali jika obat yang diberikan dokter habis.h. Keluhan tersebut dirasakan pasien sejak tahun 2006i. Dari status mental didapatkan adanya halusinasi, waham, depersonalisasi dan derealisasij. Selama ini pasien tidak pernah menderita suatu penyakit yang menyebabkan disfungsi otak.

k. Orientasi waktu, tempat, orang dan situasi baik

l. Fungsi kognitif pada pasien baik, pengendalian impuls baik.

m. Pasien tidak pernah mengalami riwayat trauma.n. Saat kanak-kanak pasien pernah mengalami penyakit kuningo. Selama wawancara berlangsung pasien cenderung untuk terbuka terhadap semua pertanyaan.

p. Pasien lahir secara normal, tanpa ada penyulit dan cacat bawaan.

q. Pasien menjalani pendidikan hanya samapai kelas 2 SMA. Selama menjalani pendidikan pasien dapat berinteraksi atau bersosialisasi dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya.

r. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain

s. Hubungan pasien dengan keluarga baik. Tidak ada kendala dalam perekonomian keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

t. Pasien saat ini tinggal di tempat kontrakan dengan istri dan anak laki-lakinyau. Pasien bekerja, biaya kehidupan sehari-hari berasal dari uang menjual pakaian dan biaya pengobatan didapat dari ibunya.v. Pada pasien didapatkan gejala ringan, disability ringan dalam fungsi secara umum masih baik

VI. FORMULASI DIAGNOSIS

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat kelainan pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna yang dapat menyebabkan timbulnya distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari maka pasien dikatakan menderita gangguan jiwa

a. Diagnosis Aksis I

Pada pasien ini tidak terdapat riwayat trauma kepala yang menyebabkan adanya disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, daya konsentrasi, orientasi masih baik, sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental organik (F.0).

Dari anamnesis didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif (NAPZA) serta ditemukan riwayat mengkonsumsi alkohol. Maka pasien ini merupakan penderita gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif atau alkohol (F.1). Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan dalam menilai realitas. Pada pasien ini ditemukan adanya halusinasi, waham, depersonalisasi, dan derealisasi. Maka pasien ini merupakan penderita gangguan psikotik (F.2).

Gangguan berupa halusinasi dan waham pada pasien ini sudah berlangsung selama kurang lebih 7 tahun sejak tahun 2006. Karena sudah berlangsung lebih dari 1 bulan, maka pasien merupakan penderita Skizofrenia (F.20).

Pada pasien ini terdapat halusinasi taktil, halusinasi olfaktorik, halusinasi visual serta terdapat waham rujukan, wahan kejar, waham dikendalikan, dan waham siar yang menonjol maka pasien ini menderita Skizofrenia Paranoid (F.20.0).

Saat ini suara-suara atau bisikan yang dirasakan pasien sudah tidak ada serta keluhan-keluhan yang pasien rasakan sudah mulai berkurang. Pasien kontrol rutin serta mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan secara teratur. Jika pasien meminum obat dengan rutin, pasien merasa dirinya lebih tenang dan terkontrol. Oleh karena itu, pasien didiagnosis menderita gangguan Skizofrenia Paranoid dalam Remisi Parsial (F.20.04).

b. Diagnosis Aksis II

Pasien tumbuh dan berkembang pada masa kanak-kanak sampai dewasa secara normal. Pasien memiliki teman meskipun tidak banyak. Pasien dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya, sehingga pasien merupakan bukan penderita gangguan kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan sampai kelas 2 SMA. Dari hasil anamnesa fungsi kognitif baik, pengetahuan pasien baik dan luas. Sehingga pasien bukan penderita gangguan retardasi mental. Karena tidak adanya gangguan kepribadian dan retardasi mental, maka pasien pada aksis II adalah tidak terdapat diagnosis.

c. Diagnosis Aksis III

Pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis pada pasien ini ditemukan tekanan darah pasien 120/90 mmHg dan pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Maka pada aksis III adalah tidak terdapat diagnosis.d. Diagnosis Aksis IV

Pasien sudah menikah. Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Hubungan pasien dengan istri dan keluarga baik. Pasien rajin sholat.Pasien dapat menyelesaikan pendidikan sampai kelas 2 SMA. Pasien saat ini bekerja sebagai penjual pakaian di Pasar.

Aktivitas sehari-hari dapat dilakukan sendiri tanpa ada bantuan orang lain. Biaya kebutuhan sehari-hari didapat dari menjual pakaian dan tidak ada masalah dengan perekonomian keluarga karena semua kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi. Maka pada aksis IV pada pasien ini tidak terdapat masalah, pasien dapat beraktivitas seperti orang normal lainnya.e. Diagnosis Aksis V

Pada pasien ini didapatkan beberapa gejala ringan, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik. Maka aksis V didapatkan GAF Scale 70 61.VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : Skizofrenia Paranoid dalam Remisi Parsial (F.20.4).Aksis II: Tidak terdapat diagnosisAksis III: Tidak terdapat diagnosis.

Aksis IV: Tidak terdapat masalah, baik sosial mapun ekonomiAksis V: GAF Scale 70 61.VIII. DAFTAR PROBLEM

Organobiologik: Tidak terdapat masalah organobiologikPsikologis

: Terdapat waham, halusinasi, dispersonalisasi dan derealisasiSosioekonomi: Tidak terdapat masalah sosial dan ekonomiIX. PROGNOSIS

a. Prognosis ke Arah Baik

Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh.

Pasien cukup patuh minum obat dan rutin kontrol. Pasien dapat beraktivitas seperti orang normal lainnya. Respon terhadap pengobatan baik.

Keluhan pasien sudah berkurang. b. Prognosis ke Arah Buruk

Perjalanan penyakit sudah berlangsung lama (7 tahun). Keluarga pasien ada yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien. Keluhan dapat timbul kembali jika obat habis.Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah :

Ad vitam

: dubia ad bonam.

Ad functionam: dubia ad bonam.

Ad sanationam: dubia ad malam.

X. TERAPI

a. Psikofarmaka

Haloperidol 3 x 5 mg Chlorpromazine 1 x 100 mg

Trihexyphenidil 3 x 2 mgb. Psikoterapi

Edukasi pada pasien pentingnya untuk hadir kontrol rutin setiap 2 bulan dan minum obat secara teratur. Keluarga pasien diharapkan ikut mendampingi pasien untuk kontrol rutin Mengisi waktu luang dengan berbagai aktivitas untuk mengurangi keluhan-keluhan tersebut. Menyarankan agar pasien lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dirinya diberi ketenangan dalam menghadapi masalah yang ada.DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama. PT Nuh Jaya. Jakarta: 2001.

2. Maslim, Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi ketiga. PT Nuh Jaya. Jakarta: 2007.

3. Elvira, Sylvia D,dkk. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit FKUI. Jakarta: 2010LAPORAN PSIKIATRI

SKIZOFRENIA PARANOID REMISI PARSIAL

Pembimbing :

dr. Mardi Susanto, SpKJ (K)Disusun Oleh :Athia Lutvita1210221065KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTARSUP PERSAHABATAN JAKARTA

PERIODE 16 SEPTEMBER 2013 19 OKTOBER 2013

15