skrining ekstrak etanol daun jambu biji (psidium … · 2018. 2. 11. · skrining ekstrak etanol...

15
SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava), DAUN MINT (Mentha piperita), DAUN SERAI (Cymbopogon nardus), RIMPANG JAHE (Zingiber officinale), DAN PELEPAH PISANG AMBON (Musa paradisiaca) TERHADAP METHICILLIN RESISTANT Staphylococcus aureus PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Farmasi Oleh: ANNISA DIYAN MEITASARI K 100 130 059 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017 brought to you by CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk provided by UMS Digital Library - Selamat datang di UMS Digital Library

Upload: others

Post on 16-Mar-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium … · 2018. 2. 11. · SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava), DAUN MINT (Mentha piperita), DAUN SERAI (Cymbopogon

SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava), DAUN MINT

(Mentha piperita), DAUN SERAI (Cymbopogon nardus), RIMPANG JAHE (Zingiber

officinale), DAN PELEPAH PISANG AMBON (Musa paradisiaca) TERHADAP

METHICILLIN RESISTANT Staphylococcus aureus

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Farmasi

Oleh:

ANNISA DIYAN MEITASARI

K 100 130 059

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

brought to you by COREView metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

provided by UMS Digital Library - Selamat datang di UMS Digital Library

Page 2: SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium … · 2018. 2. 11. · SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava), DAUN MINT (Mentha piperita), DAUN SERAI (Cymbopogon
Page 3: SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium … · 2018. 2. 11. · SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava), DAUN MINT (Mentha piperita), DAUN SERAI (Cymbopogon

HALAMAN PENGESAHAN

SKRTMNG EKSTRAK ETANOL DALIN JAMBU BrJI {Psidium guajava),

IIAtIN MINT (Mentha piperita),IlAlN SERAI (Cymbopogon nardus),

RIMPANG JAHE (Zingiber fficinate), DAN PELEPAH PISANG AMBON

(Masa poradisiaca) TERHAD AP METIIICILLIN RESISTANT Staphylococcus

aureas

OLEH

Annisa Divan Meitasari

K 100 130 059

Telah dipertahankan di depan I)ewan PengujiFakultas Farmasi

Uniyersitas Muhammadiyah SurakartaPada hari Jumat, 21 Juli 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

l.Maryati, Ph.D., Apt

{Ketua Dewan Penguji)

2.Azis Saifudin, Ph.D., Apt(Anggota 1 Dewan Penguji)

3. Ratna Yuliani, M.Biotech.St.

{Anggota II Dewan Penguji)

l^

1l

Page 4: SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium … · 2018. 2. 11. · SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava), DAUN MINT (Mentha piperita), DAUN SERAI (Cymbopogon

PER]VYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahrva dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh geiar kesarjanaan di suatu persuruan tinggi dan sepanjang

p'rengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang

lain, kecuali secara tertulis diacu dalarn naskah dan disebutkan dalam daftar purstaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya

perlangprn gj arvabkan sepenuhnya.

S*rakaltro 2l Juli 2017

Penulis

-T, A

\xl^zA-,' 0 " -r-'\/,4.-N N ISA_D IYAIL ttEITA rA BI

, K 100 13$ S59

111

Page 5: SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium … · 2018. 2. 11. · SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava), DAUN MINT (Mentha piperita), DAUN SERAI (Cymbopogon

1

SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava), DAUN MINT

(Mentha piperita), DAUN SERAI (Cymbopogon nardus), RIMPANG JAHE (Zingiber

officinale), DAN PELEPAH PISANG AMBON (Musa paradisiaca) TERHADAP

METHICILLIN RESISTANT Staphylococcus aureus

Abstrak

Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah galur Staphylococcus

aureus yang resisten terhadap antibiotik betalaktam yang dapat menyebabkan infeksi

seperti sepsis, pneumonia, dan infeksi pada organ selain paru-paru dan darah. Saat ini

antibiotik yang dapat menghambat MRSA hanya sedikit, maka perlu adanya alternatif

lain untuk menghambat pertumbuhannya. Daun jambu biji (Psidium guajava L.), daun

mint (Mentha piperita), daun serai (Cymbopogon nardus), rimpang jahe (Zingiber

officinale), dan pelepah pisang ambon (Musa paradisiaca) mempunyai aktivitas

antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui

aktivitas antibakteri ekstrak kelima tanaman tersebut terhadap bakteri MRSA dan

mengetahui golongan senyawa aktif pada ekstrak yang mempuyai aktivitas antibakteri

tertinggi.

Penyarian menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Skrining aktivitas

antibakteri menggunakan metode difusi disk dengan konsentrasi setiap ekstrak 80%.

Golongan senyawa diidentifikasi menggunakan kromatografi lapis tipis. Uji bioautografi

digunakan untuk mengidentifikasi golongan senyawa yang mempunyai aktivitas

antibakteri.

Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak daun jambu biji, daun mint, daun serai, rimpang

jahe, dan pelepah pisang ambon menunjukkan bahwa ekstrak memiliki aktivitas

antibakteri terhadap MRSA dengan perolehan zona hambat tertinggi adalah daun jambu

biji yaitu 11,33±3,21 mm. Golongan senyawa yang terdapat pada daun jambu biji adalah

tanin, terpenoid, saponin, dan ketiganya mempunyai aktivitas antibakteri.

Kata Kunci: antibakteri, MRSA, ekstrak, KLT, bioautografi, Psidium guajava L.

Abstract

Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) is a strain of Staphylococcus

aureus that is resistant to beta-lactam antibiotics that can cause infections such as

sepsis, pneumonia and infections in other organs except lungs and blood. Currently, only

few antibiotics can inhibit MRSA. Therefore alternative antibacterials are need to inhibit

MRSA. Guava leaf (Psidium guajava L.), mint leaf (Mentha piperita), Lemongrass leaves

(Cymbopogon nardus), ginger rhizome (Zingiber officinale), and ambon banana midrib

(Musa paradisiaca) have antibacterial activity against Staphylococcus aureus. The

purpose of this research was to investigate the antibacterial activity of fifth plant extracts

againts MRSA and to know the class of active compound in extract which had the highest

antibacterial activity.

The plants was extracted using maceration method with 96% ethanol. Screening of

antibacterial activity used diffusion disc method with concentration of each extract 80%.

Group of compounds were identified using thin layer chromatography. Bioautography

test was used to identify group compounds that have antibacterial activity.

The results of antibacterial activity test show that extract of guava leaf extract, mint leaf, lemongrass leaf, ginger rhizome, and ambon banana midrib had antibacterial activity

against MRSA. Guava leaf extract had the higest antibacterial activity with inhibitor

zone diameter is 11.33 ± 3.21 mm. Groups of compounds in guava leaves were tannins,

terpenoids, saponins, and all three had antibacterial activity.

Page 6: SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium … · 2018. 2. 11. · SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava), DAUN MINT (Mentha piperita), DAUN SERAI (Cymbopogon

2

Keywords: antibacterial, MRSA, ekstrak, TLC, bioautography, Psidium guajava L.

1. PENDAHULUAN

Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah galur Staphylococcus aureus yang

resisten terhadap antibiotik betalaktam, termasuk penisilin dan turunannya (metisilin, oksasilin,

diklosasilin, nafsilin, dan sefalosporin). MRSA dapat menyebabkan infeksi seperti sepsis,

pneumonia, dan infeksi pada organ selain paru-paru dan darah. Prevalensi di Inggris pada tahun

1999-2005 menunjukkan peningkatan yang signifikan penderita infeksi akibat MRSA. Penderita

infeksi MRSA yang dirawat di rumah sakit meningkat dari 127.036 menjadi 278.203. Pasien

dengan sepsis meningkat sebanyak 81,2 %, pneumonia meningkat 19,3%, dan peningkatan hampir

tiga kali lipat terjadi pada infeksi di luar paru-paru dan darah yaitu dari 65.361 menjadi 185.415

(Klein et al., 2007). Data atau publikasi tentang MRSA di Indonesia masih sangat terbatas. Sejauh

ini laporan yang ada adalah data prevalensi MRSA berdasarkan uji kepekaan terhadap berbagai

antimikroba. Noviana melaporkan bahwa prevalensi MRSA di Rumah Sakit Atmajaya Jakarta pada

tahun 2003 mencapai 47%. Insiden MRSA di RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang mencapai 46%

(Yuwono, 2010).

Terapi yang digunakan untuk mengatasi MRSA adalah antibiotik. Antibiotik yang

digunakan untuk menghambat MRSA diantaranya adalah linezolid, trimetropim, sulfametoksazol,

rifampisin, dan vankomisin (Harbarth et al., 2015). Jumlah antibiotik untuk menghambat MRSA

hanya sedikit, maka perlu adanya alternatif lain untuk menghambat pertumbuhannya.

Alternatif yang diharapkan dapat menghambat bakteri MRSA adalah daun jambu biji,

rimpang jahe, daun mint, daun serai, dan pelepah pisang ambon karena kelima tanaman tersebut

mempunyai daya hambat yang besar pada bakteri Staphylococcus aureus. Nilai Minimum Inhibitory

Concentration (MIC) 90% ekstrak metanol 70% daun jambu biji sebesar 0,52 mg/mL, rimpang jahe

3,56 mg/mL, daun mint 2,20 mg/mL, daun serai 17,84 mg/mL (Betoni et al., 2006). Diameter zona

hambat ekstrak etanol pelepah pisang konsentrasi 80% terhadap Staphylococcus aureus sebesar 13

mm (Alafiah, 2015).

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas

antibakteri ekstrak etanol daun jambu biji, daun mint, daun serai, rimpang jahe, dan pelepah pisang

ambon terhadap bakteri MRSA dan mengetahui golongan senyawa yang mempunyai aktivitas

antibakteri yang terkandung pada tanaman dengan aktivitas antibakteri tertinggi. Sehingga

diharapkan ekstrak tanaman yang mempunyai aktivitas terhadap antibakteri tertinggi dapat

digunakan sebagai alternatif untuk mengobati pasien dengan infeksi MRSA.

Page 7: SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium … · 2018. 2. 11. · SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava), DAUN MINT (Mentha piperita), DAUN SERAI (Cymbopogon

3

2. METODE

2.1 Alat dan Bahan:

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat gelas (Pyrex®), neraca

analitik (Ohaus), evaporator (Heidolph), corong Buchner, waterbath (Memmert), mikropipet

(Socorex), inkubator (Memmert), autoklaf (Hirayama), LAF (Laminar Air Flow) (CV. Srikandi

Laboratory), shaker incubator (New Brunswick Scientific), mikroskop (Olympus), oven

(Memmert), vorteks Maxi Mix II 37600 (Thermolyne Corporation), lampu UV 336, lampu UV

254.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun jambu biji (Psidium guajava), daun

serai (Cymbopogon nardus), rimpang jahe (Zingiber officinale), pelepah pisang ambon (Musa

paradisiaca) yang diperoleh di daerah Sukoharjo, dan daun mint (Mentha piperita) yang diperoleh

dari daerah sekitar Salatiga. Bakteri MRSA yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, etanol 96%, media agar MH (Mueller

Hinton), BHI (Brain Heart Infusion), NaCl 0,9%, cat Gram A (kristal violet), cat Gram B (iodin

gram), cat Gram C (etil alkohol 96%), cat Gram D (safranin), akuades, disk kosong (Oxoid), disk

sefoksitin (Oxioid), disk klindamisin (Oxioid), disk linezolid (Oxioid), yellow tips, blue tips, silika

gel GF254, FeCl3, sitroborat, Dragendorff, anisaldehid, vanillin-H2SO4, Liebermann-Burchard,

dan standart Mc. Farland.

2.2 Jalannya Penelitian:

2.2.1 Penyiapan Bahan

Kelima tanaman yang didapatkan dicuci hingga bersih, dipotong-potong, dan dikeringkan di bawah

sinar matahari yang dilapisi dengan kain hitam supaya metabolit sekunder dari tanaman tidak

terdegradasi.

2.2.2 Ekstraksi

Seratus gram tiap tanaman direndam 2 L etanol 96% dan dimaserasi selama 3 x 24 jam, disaring

menggunakan corong Buchner. Filtrat dari sampel dipekatkan dengan evaporator lalu diuapkan

dengan water bath hingga diperoleh ekstrak kental.

2.2.3 Uji Sensitivitas Bakteri

Suspensi MRSA diambil sebanyak 100 μL lalu dibuat menjadi konsentrasi 1,5 x 108 CFU/mL

menggunakan larutan NaCl 0,9% kemudian diambil 200 μL dan ditanam pada media MH. Disk yang

Page 8: SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium … · 2018. 2. 11. · SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava), DAUN MINT (Mentha piperita), DAUN SERAI (Cymbopogon

4

berisi antibiotik sefoksitin 30 μg, klindamisin 30 μg, dan linezolid 30 μg ditempelkan pada media,

kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37˚C dan diamati zona hambatnya.

2.2.4 Pengujian Aktivitas Antibakteri

Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode disk difusi. 20 µL atau setara dengan 16 mg masing-

masing larutan ekstrak tanaman dengan konsentrasi 80% diteteskan ke dalam disk kosong. Suspensi

bakteri yang konsentrasinya telah disamakan dengan standar McFarland 0,5 diambil 200 µL,

diteteskan di media MH lalu diratakan menggunakan speader glass dan ditunggu ±10 menit. Kontrol

positif, kontrol negatif, dan disk yang berisi ekstrak daun jambu biji; daun mint; daun serai; rimpang

jahe; dan pelepah pisang ambon diletakkan ke media MH, kemudian diinkubasi selama 24 jam pada

suhu 37˚C dan diamati diameter zona hambat yang terbentuk yang ditandai dengan adanya daerah

jernih disekitar disk.

2.2.5 Pengujian KLT

Ekstrak dengan aktivitas antibakteri tertinggi yaitu daun jambu biji diambil 10 µL dan ditotolkan

pada fase diam silika gel GF254 yang sudah diaktifkan dengan cara dioven pada suhu 110˚C selama

10 menit, kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang sudah berisi fase gerak N-heksan:aseton

(6:4). Setelah dielusi plat KLT dikeringkan dan kemudian disemprot vanillin-H2SO4, sitroborat,

FeCl3, anisaldehid, dan Dragendorff dan diamati menggunakan sinar tampak, UV 254 nm, dan 366

nm.

2.2.6 Pengujian Bioautografi

Plat KLT yang telah dielusi ditempelkan pada media MH yang telah diberi 200 µL suspensi bakteri

MRSA yang sudah disetarakan dengan kekeruhan 0,5 McFarland dan didiamkan selama 20-30

menit. Plat KLT diangkat menggunakan pinset dan media diinkubasi selama 24 jam pada suhu

37˚C. Hasil uji bioautografi diamati ada tidaknya zona bening, jika terdapat zona bening maka

ditetapkan Rfnya. Golongan senyawa yang mempunyai aktivitas antibakteri terhadap MRSA dapat

diketahui dari nilai Rf bioautografi dan KLT yang sama.

2.3 Analisis Data

Analisis data pada hasil skrining aktivitas antibakteri dengan cara mengamati diameter zona hambat

daun jambu biji, daun mint, daun serai, rimpang jahe, dan pelepah pisang ambon yang terdpar pada

daerah sekitar disk yang berwarna jernih. Hasil pada uji KLT dilakukan dengan cara mengamati hasil

elusi KLT pada sinar tampak, UV 254 nm, dan UV 366 nm serta mengamati perubahan warna

bercak setelah disemprot dengan berbagai reagen semprot. Anilisis data pada uji bioautografi

Page 9: SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium … · 2018. 2. 11. · SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava), DAUN MINT (Mentha piperita), DAUN SERAI (Cymbopogon

5

dilakukan dengan mengamati zona jernih yang terbentuk lalu dicocokkan dengan Rf hasil elusi KLT

untuk menentukan golongan senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Ekstraksi

Metode ekstraksi yang digunakan pada pembuatan ekstrak daun jambu biji, daun mint, daun serai,

rimpang jahe, dan pelepah pisang ambon adalah maserasi. Maserasi dilakukan dengan cara

merendam simplisia. Pelarut yang dipilih adalah etanol 96% karena merupakan pelarut universal

yang mampu menyari sebagian besar zat aktif yang terkandung dalam simplisia. Serta lebih efisien

dalam degradasi dinding sel sehingga polifenol akan tersari lebih banyak (Tiwari et al., 2011).

Tabel 1. Hasil ekstraksi daun jambu biji, daun mint, daun serai, rimpang jahe, dan pelepah pisang

ambon

Sampel Bobot Serbuk

(gram)

Bobot Ekstrak

(gram)

Rendemen (%)

Daun jambu biji 100,09 6,96 6,95

Daun mint 100,14 3,83 3,37

Daun serai 100,22 3,32 3,31

Rimpang jahe 101,26 5,05 4,99

Pelepah pisang

ambon

102,11 1,84 1,80

Rendemen yang diperoleh dari ekstraksi bervariasi, rendemen paling tingi adalah daun jambu

biji dengan nilai 6,95% dan yang terendah adalah pelepah pisang ambon dengan nilai 1,80%

(Tabel 1).

3.2 Uji Sensitivitas

Hasil uji sensitivitas menunjukan bahwa bakteri MRSA yang digunakan resisten terhadap antibiotik

sefoksitin. Sefoksitin merupakan antibiotik yang direkomendasikan untuk mendeteksi bakteri MRSA

pada saat uji menggunakan disk difusi karena merupakan induktor yang poten pada MecA (Anand et

al., 2009). MRSA memiliki sifat intermediet terhadap antibiotik klindamisin dan sensitif terhadap

linezolid. Zona hambat yang dihasilkan linezolid terhadap MRSA adalah 35 mm, maka dari itu

linezolid dipilih sebagai kontrol positif.

Page 10: SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium … · 2018. 2. 11. · SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava), DAUN MINT (Mentha piperita), DAUN SERAI (Cymbopogon

6

Tabel 2. Interpretasi hasil uji sensitivitas MRSA terhadap antibiotik

Antibiotik Diameter zona hambat (mm) Diameter

zona hambat

uji (mm)

Sifat

bakteri Resisten Intermediet Sensitif

Sefoksitin ≤14 15-17 ≥18 6 Resisten

Klindamisin ≤14 15-20 ≥21 17 Intermediet

Linezolid ≤20 - ≥21 35 Sensitif

(Clinical and Laboratory Standards Institute, 2011)

Keterangan : Diameter zona hambat termasuk diameter disk 6 mm.

3.3 Uji Aktivitas Antibakteri

Skrining aktivitas antibakteri bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak etanol daun jambu

biji, daun mint, daun serai, rimpang jahe, dan pelepah pisang ambon dalam menghambat bakteri

MRSA. Metode yang digunakan adalah disk difusi. Ekstrak tanaman yang memiliki aktivitas

antibakteri akan menunjukan zona bening di sekitar disk. Zona bening di daerah sekitar disk yang

tidak menunjukan pertumbuhan bakteri disebut zona radikal, sedangkan zona jernih disekitar disk

yang masih terdapat pertumbuhan bakteri disebut zona irradikal.

Hasil skrining ekstrak etanol daun jambu biji, daun mint, daun serai, rimpang jahe dan

pelepah pisang ambon masing-masing mempunyai daya hambat terhadap bakteri MRSA.

Penghambatan bakteri daun jambu biji, daun serai, rimpang jahe, dan pelepah pisang berbentuk zona

radikal sedangkan daun mint memiliki zona irradikal. Kontrol positif yang digunakan adalah

antibiotik linezolid 30 µg. Linezoid adalah antibiotik golongan oksazolidinon yang digunakan dalam

terapi penyakit yang disebabkan oleh bakteri MRSA (Liu et al., 2011). Linezolid merupakan obat

yang paling baik menghambat bakteri gram positif. Mekanisme kerja linezolid adalah mengahambat

sintesis protein melalui sebuah mekanisme yang unik (Sader et al., 2001). Kontrol negatif dalam

penelitian ini adalah etanol 96% yang merupakan pelarut dalam proses ekstraksi.

Tabel 3. Hasil skrining antibakteri ekstrak daun jambu biji, daun mint, daun serai, rimpang jahe, dan

pelepah pisang ambon

Bahan uji Rata-rata zona hambat ± SD (mm)

K pelarut (etanol 96%) 6,00 ± 0

Ekstrak daun jambu biji 11,33 ± 3,21R

Ekstrak daun mint 6,33 ± 0,57I

Page 11: SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium … · 2018. 2. 11. · SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava), DAUN MINT (Mentha piperita), DAUN SERAI (Cymbopogon

7

Ekstrak daun serai 8,33 ± 1,53R

Ekstrak rimpang jahe 6,66 ± 0,57R

Ekstrak pelepah pisang ambon 7,66 ± 2,08R

K positif (Linezolid 30µg) 35,00 ± 0R

Keterangan : Diameter zona hambat termasuk diameter disk (6 mm), Hasil diatas merupakan hasil 3x replikasi, R : Radikal,

I : Irradikal

Hasil skrining antibakteri menunjukan ekstrak yang memiliki diameter zona hambat terbesar

adalah ekstrak daun jambu biji (Tabel 3) dengan zona hambat sebesar 11,33 mm. Pada penelitian

sebelumnya ekstrak etanol 70% daun jambu biji memiliki daya hambat 11,0 mm pada bakteri

Staphylococcus aureus (Biswas et al., 2013). Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa

ekstrak daun jambu biji memiliki sifat antibakteri terhadap MRSA.

3.3 Uji KLT

Uji KLT merupakan metode pemisahan senyawa berdasarkan perbedaan distribusi fase gerak dan

fase diam. Uji KLT dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa pada ekstrak

tanaman. Ekstrak yang dianalisis adalah tanaman yang memiliki aktivitas antibakteri tertinggi yaitu

daun jambu biji.

Tabel 4. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak etanol daun jambu biji

hRf Visi

bel

Warna bercak Ketera

ngan

Sinar UV Dra

gen

droff

FeCl3 Sitro

borat

Ani

salde

hid

Vani

lin

H2SO4

254

nm

366

nm

VIS VIS UV-

366

VIS VIS

25 Hj P - Hj Ah P - - Tanin

44 - P B - - P - -

62 K P - Hj Hj P Hj Hj

67 AH P - Hj Ah P Hj B Tanin,ter

penoid

75 Hj P - Hj Hj P V Hj Terpeno

id,

saponin

Page 12: SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium … · 2018. 2. 11. · SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava), DAUN MINT (Mentha piperita), DAUN SERAI (Cymbopogon

8

80 AH P C Ah P Hj HU Tanin

92 K P K - - P - AH

Keterangan : C = Coklat B = Biru M = Merah Hj = Hijau

Ht = Hitam K = Kuning V = Violet P = Pemadaman

AH = Abu-abu kehitaman HU = Hijau keunguan

Deteksi menggunakan pereaksi semprot sitroborat digunakan untuk mendeteksi golongan

senyawa flavonoid (Nansy et al., 2015), totolan berubah warna menjadi kuning-oranye, biru-hijau

pada UV 365 nm apabila mengandung golongan senyawa flavonoid (Wagner and Bladt, 1996).

Hasil KLT menunjukan tidak ada bercak yang sesuai dengan kriteria, hal ini menunjukkan bahwa

tidak terdapat kandungan flavonoid pada ekstrak etanol 96% daun jambu biji (Tabel 4). Deteksi

golongan senyawa polifenol dan tannin menggunakan pereaksi semprot FeCl3 yang jika positif

menghasilkan warna abu-abu kehitaman (Wagner and Bladt, 1996). Hasil yang didapatkan pada hRf

25, 67, dan 80 terdapat bercak abu-abu pada sinar tampak biji (Tabel 4). Hal ini menunjukkan

bahwa ekstrak etanol 96% daun jambu biji mengandung golongan senyawa polifenol dan tanin.

Deteksi menggunakan reagen semprot anisaldehid mengindikasikan golongan senyawa

terpenoid dan saponin yang dapat dilihat dengan terbentuknya warna violet setelah penambahan

reagen dan pemanasan menggunakan oven pada suhu 100˚C selama 5 menit. Uji KLT dengan

pereaksi semprot anisaldehid-H2SO4 menghasilkan hRf 75 biji (Tabel 4). Hasil menunjukkan bahwa

ekstrak etanol 96% daun jambu biji mengandung golongan senyawa terpenoid dan saponin.

Pereaksi semprot Dragendorff dapat mendeteksi golongan senyawa alkaloid yang ditandai

perubahan warna menjadi kuning, oranye, atau kecoklatan pada sinar tampak (Wagner and Bladt,

1996). Hasil KLT terdapat warna coklat pada hRf 80 yang mengindikasikan daun jambu biji

mengandung golongan senyawa alkaloid biji (Tabel 4). Deteksi menggunakan reagen semprot

vanilin-H2SO4 menghasilkan warna biru hRf 67 pada sinar tampak biji (Tabel 4). Hal ini

menunjukkan bahwa daun jambu biji mengandung golongan senyawa terpenoid.

Hasil deteksi menggunakan pereaksi semprot menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% daun

jambu biji mengandung golongan senyawa polifenol, tanin, terpenoid, saponin, terpenoid dan

alkaloid. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dikemukakan Biswas et al. (2013) bahwa daun

jambu biji mengandung golongan senyawa adalah fenol, tanin, terpenoid, flavonoid, dan glikosida.

3.4 Uji Bioautografi

Uji bioautografi bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa dalam ekstrak tanaman yang

memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Metode yang digunakan adalah bioautorafi langsung yaitu

Page 13: SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium … · 2018. 2. 11. · SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava), DAUN MINT (Mentha piperita), DAUN SERAI (Cymbopogon

9

dengan cara meletakkan plat KLT yang sudah dielusi pada media MH agar yang telah diinokulasi

bakteri.

Gambar 1. Hasil bioautografi ekstrak daun jambu biji terhadap bakteri MRSA K : Kontrol;

D: Daun jambu biji.

Hasil uji bioautografi menunjukan bahwa zona jernih terdapat pada hRf 25 dan 75.

Pada hRf 25 setelah disemprot menggunakan FeCl3 terjadi perubahan warna menjadi abu-abu

kehitaman yang diduga terdapat golongan senyawa tanin. Pada hRf 75 setelah disemprot

menggunakan anisaldehid terjadi perubahan warna menjadi violet, sehingga diduga terdapat

golongan senyawa terpenoid dan saponin. Jadi golongan senyawa yang diduga dapat menghambat

bakteri MRSA pada ekstrak daun jambu biji adalah terpenoid, saponin, dan tanin (Gambar 1).

Golongan senyawa terpenoid biasa disebut petalostemumol karena menunjukkan aktivitas yang

sangat baik dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis dan kurang baik

dalam menghambat bakteri Gram negatif. Mekanisme terpenoid sebagai antibakteri masih belum

diketahui secara jelas, namun diduga melibatkan gangguan membran oleh senyawa lipofilik (Cowan,

1999). Saponin mempunyai mekanisme kerja sebagai antibakteri dengan menurunkan tegangan

permukaan sehingga mengakibatkan naiknya permeabilitas atau kebocoran sel dan mengakibatkan

senyawa intraseluler akan keluar (Robinson, 1995). Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri

adalah menghambat enzim reverse transcriptase dan DNA topoisomerase sehingga bakteri tidak

dapat terbentuk (Robinson, 1995).

4. PENUTUP

1. Hasil skrining aktivitas antibakteri dengan konsentrasi 80% menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun

jambu biji, daun mint, daun serai, rimpang jahe, dan pelepah pisang mempunyai aktivitas antibakteri

terhadap bakteri MRSA dengan rata-rata diameter zona hambat sebesar 11,33±3,21R mm;

6,33 ± 0,7I mm; 8,33±1,53R mm; 6,66±0,57R mm; dan 7,66±2,08R mm.

Page 14: SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium … · 2018. 2. 11. · SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava), DAUN MINT (Mentha piperita), DAUN SERAI (Cymbopogon

10

2. Golongan senyawa yang terkandung dalam daun jambu biji dan memiliki aktivitas anti bakteri adalah

terpenoid, saponin, dan tanin.

DAFTAR PUSTAKA

Alafiah D.T., 2015, Uji aktvitas Antibakteri Ekstrak Etanol Pelepah Tanaman Pisang Ambon

(Musa paradisiaca) terhadap Bakteri Escherichia coli ATCC 11229 dan Staphylococcus

aureus ATCC 6538 secara In Vitro, Skripsi, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Anand K.B., Agrawal P., Kumar S. and Kapila K., 2009, Comparison of Cefoxitin Disc Diffusion

Test, Oxacillin Screen Agar, and PCR for mecA gene for Detection of MRSA, Indian Journal

of Medical Microbiology, 27 (1), 27–30.

Betoni J.E.C., Mantovani R.P., Barbosa L.N., Stasi L.C. Di and Junior A.F., 2006, Synergism

Between Plant Extract and Antimicrobial Drugs Used on Staphylococcus aureus Diseases,

Mem Inst Oswaldo Cruz, 101 (4), 387–390.

Biswas B., Rogers K., McLaughlin F., Daniels D. and Yadav A., 2013, Antimicrobial Activities of

Leaf Extracts of Guava (Psidium guajava L.) on Two Gram-Negative and Gram-Positive

Bacteria, International Journal of Microbiology, 2013, 1–7.

Cowan M.M., 1999, Plant Products as Antimicrobial Agents., Clinical microbiology reviews, 12

(4), 564–582.

Harbarth S., Pagani L., Huttner B., Olearo F., Emonet S. and Uc I., 2015, Randomized Non-

inferiority Trial to Compare Trimethoprim/Sulfamethoxazole Plus Rifampicin Versus

Linezolid for the Treatment of MRSA Infection, Journal of Antimicrobial Chemotherapo, 70

(1), 264–272.

Klein E., Smith D.L. and Laxminarayan R., 2007, Hospitalizations and Deaths Caused by

Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus United States, 1999-2005, Drotman, D. P., ed.,

Liu C., Bayer A., Cosgrove S.E., Daum R.S., Fridkin S.K., Gorwitz R.J., Kaplan S.L., Karchmer

A.W., Levine D.P., Murray B.E., Rybak M.J., Talan D.A. and Chambers H.F., 2011, Clinical

Page 15: SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium … · 2018. 2. 11. · SKRINING EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava), DAUN MINT (Mentha piperita), DAUN SERAI (Cymbopogon

11

Practice Guidelines by the Infectious Diseases Society of America for the Treatment of

Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus Infections in Adults and Children: Executive

Summary, Clinical Infectious Diseases, 52 (3), 285–292.

Nansy E., Harwoko, S P. and A N., 2015, Total FlavonoidCcontent and In Vivo Hypotensive Effect

of Chloroform Insoluble Fraction of Centella asiatica Leaf Extract, International Food

Research Journal, 22 (5), 2119–2125.

Robinson T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, 16th ed. Kosasih, P., ed., ITB,

Bandung.

Sader H.S., Gales A.C. and Jones R.N., 2001, Antimicrobial activity of linezolid against Gram-

positive cocci isolated in Brazil., Brazilian Journal of Infectious Diseases, 5 (8), 171–176.

Tiwari P., Kumar B., Kaur M., Kaur G. and Kaur H., 2011, Phytochemical Screening and

Extraction - A review, Internationale Pharmaceutica Sciencia, 1 (1), 98–106. Terdapat di:

http://www.ipharmsciencia.com.

Wagner H. and Bladt S., 1996, Plant Drug Analisys: A Thin Layer Chromatography, 2nd ed., New

York.

Yuwono, 2010, Pandemi Resistensi Antimikroba: Belajar dari MRSA, Jurnal Kedokteran dan

Kesehatan, 1 (42), 2837–2850.