skripsi -...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENERAPAN METODE SOSIODRAMA
TERHADAP MINAT BELAJAR
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI) SISWA
DI MTS YATAMU PASAWAHAN KABUPATEN CIREBON
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
(S.Pd.I)
Disusun oleh:
SHIDIQ ANSHORI
NIM: 109011000274
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2014 M
ABSTRAK
Shidiq Anshori 109011000274, Dosen Pembimbing Siti Khadijah, MA, 2014,
“Pengaruh Penerapan Metode Sosiodrama Terhadap Minat Belajar Sejarah
Kebudayaan Islam Di Mts Yatamu Pasawahan Kabupaten Cirebon” Tahun
Pelajaran 2013/2014 Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui minat belajar SKI siswa kelas VII
kelas yang diberi perlakuan (ekperimen) dan kelas yang tidak diberi perlakuan (kontrol)
(2) mengetahui pengaruh penggunaan metode sosiodrama (bermain peran) terhadap minat
belajar SKI siswa kelas VII pada materi pokok Khulafaur Rasyidin.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap Mts Yatamu Pasawahan Kabupaten Cirebon tahun pelajaran 2013/2014. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas VII-E sebagai kelas eksperimen, dan siswa kelas VII-F sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Purvosive Sampling. Dan metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Pengambilan data menggunakan metode angket, observasi, dokumentasi dan wawancara. Instrument terlebih dahulu divalidasi untuk mengetahui kesahihannya. Analisis yang digunakan adalah deskriptif dan uji-t. uji prasyarat menggunakan (1) uji normalitas diperoleh data berdistribusi normal, (2) uji homogenitas diperoleh hasil bahwa sampel homogen.
Hasil analisis data menunjukan bahwa (1) pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama (bermain peran) pada “Memahami Sejarah Perkembangan Islam pada Masa Khulafaurrasyidin” lebih mampu meningkatkan minat belajar SKI dibandingkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII Mts Yatamu Pasawahan Tahun Pelajaran 2013/2014, ditujukan dengan hasil uji-t yang diperoleh t-hitung 23.747 sedangkan t tabelnya 2,024 maka t-hitung > t-tabel dengan signifikasi = 0,000 < = 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
(2) Ada pengaruh yang signifikan antara Metode Sosiodrama (X) terhadap minat belajar SKI (Y). Dalam pengujian hipotesis, terbukti bahwa Metode Sosiodrama (X) berpengaruh terhadap minat belajar SKI (Y). Hal ini ditunjukkan pada angka probabilitas 0,000 < 0,05 dan t-hitung > t-tabel (nilai t di tabel Coeffisients) yaitu 4,212 > 3.551 maka pengaruh Metode Sosiodrama terhadap minat belajar SKI adalah signifikan.
Kata kunci: sosiodrama (bermain peran), minat
Shidiq Anshori (PAI)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat, taufik dan
Hidayah-Nya, sehingga proses penulisan skripsi yang berjudul “PENGARUH
PENERAPAN METODE SOSIODRAMA TERHADAP MINAT BELAJAR
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MTS YATAMU PASAWAHAN
KABUTEN CIREBON”. dapat diselesaikan. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada Rosulallah SAW, keluarganya dan sahabatnya serta para
pengikutnya yang setia.
Selanjutnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin
dapat selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
sampaikan terimasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Nurlena Rifa’i.MA.P.hd dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. H. Madjid Khon, M.Ag ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
3. Ibu Marhamah, Lc, MA Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
4. Ibu Siti Khadijah, MA pembimbing yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pikirannya untuk memberikan arahan, bimbingan, motivasi,
dan sabar dalam membimbing penulis sehingga terselesaikannya skripsi
ini.
5. Bapak Prof. Abuddin Natta pembimbing akademik yang tak henti-
hentinya memberikan motivasi, saran dan solusi dalam setiap masalah
perkuliahan.
6. Semua dosen FITK khususnya dosen PAI yang telah mengajarkan dan
menularkan banyak ilmu kepada saya seta banyak memberikan bimbingan
dan motivasi.
ii
7. Segenap pengurus Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas, yang
selalu memberikan fasilitasnya.
8. Bapak H. Sofan, S.Ag kepala MTs Yatamu Pasawahan Kabupaten
Cirebon dan segenap guru dan karyawan, atas kebijakan sarannya
sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik. Serta Siswa-siswi
MTs Yatamu Pasawahan yang telah bersedia dan bekerja sama dengan
baik.
9. Teruntuk Ibunda Nursa’ah tercinta yang tak henti-hentinya memberikan
banyak perhatian dan kasih sayang yang luar biasa besar dorongan serta
do’a yang dipanjatkannya. Semua itu hanya Allah lah yang dapat
membalaskan kebaikannya.
10. Kepada Almarhum Ayahanda Nasikin Mansyur yang saya rindukan,
sosok ayah yang selalu mendidik anaknya untuk terus belajar, dan ini
yang dapat ku persembahkan. Semoga Allah memberikan tempat terbaik
disana. Amiin.
11. Kepada Bang Redi Kurniawan yang telah meluangkan waktunya berada
dikosan untuk membimbing dan memberikan arahan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Kepada Kader-kader Pimpinan Komisariat Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
IMM Ciputat, Immawan dan Immawati IMM se-Cabang Ciputat yang
selalu memberikan semangat dan motivasinya untuk selalu berfastabiqul
khairat.
iii
Demikianlah, semoga berkah dan Rahmat Ilahi selalu dilimpahkan kepada
kita semua dan mampu memberikan manfaat lebih bagi sesama, dan bagi
kehidupan ini.
Semoga sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan menjadi bermanfaat
bagi sesama baik di dunia maupun di akherat nanti, amin.
Jakarta, 22 Rajab, 1435 H/
22 Mei 2014 M
Penulis
SHIDIQ ANSHORI
iv
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI Halaman
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
LEMBAR PERSETUJUAN/PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 5
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................... 5
D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
E. Kegunaan Penelitian..................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) .......................... 7
B. Minat Belajar.............................................................................. 10
1. Pengertian minat belajar ...................................................... 10
2. Faktor yang mempengaruhi minat ....................................... 11
3. Fungsi Minat dalam Belajar ................................................. 13
4. Indikator minat belajar ......................................................... 14
C. Metode dan Teknik Pembelajaran Sosiodrama .......................... 15
D. Hasil Penelitian Yang Relevan................................................... 21
E. Kerangka Berpikir ...................................................................... 24
F. Hipotesis Penelitian.................................................................... 25
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 26
B. Metode dan Desain Penelitian ................................................... 26
C. Populasi dan Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............ 27
D. Teknik Pengumpulan data .......................................................... 28
E. Teknik Instrumen Penelitian ...................................................... 30
F. Uji Validitas Instrumen .............................................................. 37
G. Uji Reliabilitas Instrumen .......................................................... 38
H. Teknik Analisis Data .................................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ............................................................................ 42
1. Sejarah Berdirinya Mts Yatamu Pasawahan ...................... 42
2. Kondisi Geografis Mts Yatamu Pasawahan ...................... 43
3. Visi dan Misi Sekolah ........................................................ 43
4. Struktur Organisasi ............................................................ 44
5. Keadaan Guru, Tata Usaha dan Siswa di Mts Yatamu
Pasawahan .......................................................................... 45
B. Deskripsi Kegiatan Penelitian .................................................... 55
C. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis .............. 55
1. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................. 55
2. Uji Normalitas .................................................................... 59
3. Uji Homogenitas ................................................................ 60
4. Uji Hipotesis .................................................................... 61
D. Temuan Penelitian .................................................................... 63
E. Analisis Hasil Penelitian ............................................................ 67
F. Pengujian Hipotesis.................................................................... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 93
B. Saran........................................................................................... 94
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Rancangan Penelitian .................................................................... 26
Tabel 3.2 : Skor Jawaban Pernyataan Positif dan Negatif ............................... 29
Tabel 3.3 : Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar dan Metode
Sosiodrama ..................................................................................... 31
Tabel 3.4 : Pedoman Observasi Minat Belajar dan metode sosiodrama .......... 35
Tabel 4.1 : Struktur Organisasi MTs Yatamu Pasawahan. .............................. 44
Tabel 4.2 : Keadaan Guru Mts Yatamu Pasawahan......................................... 46
Tabel 4.3 : Keadaan Tata usaha Mts Yatamu Pasawahan................................ 47
Tabel 4.4 : Keadaan siswa Mts Yatamu Pasawahan ........................................ 48
Tabel 4.5 : Keadaan Sarana Mts Yatamu Pasawahan ...................................... 49
Tabel 4.6 : Fasilitas / Perlengkapan Ruangan .................................................. 50
Tabel 4.7 : Alat-alat Olahraga dan Kesenian ................................................... 51
Tabel 4.8 : Hasil Uji Validasi Variabel Y ........................................................ 56
Tabel 4.9 : Hasil Uji Validasi Variabel X ........................................................ 57
Tabel 4.10 : Hasil Uji Reliabilitas ..................................................................... 59
Tabel 4.11 : Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test ................................................................................................ 60
Tabel 4.12 : Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances .................... 61
Tabel 4.13 : Hasil Uji independent T-test .......................................................... 62
Tabel 4.14 : Independent Samples Test ............................................................. 62
Tebel 4.15 : Statistik Deskriptif Sebelum diberi Perlakuan ............................... 63
Tebel 4.16 : Statistik Deskriptif Setelah diberi Perlakuan ................................. 64
Tabel 4.17 : Deskriftive Statistik Variabel X dan Y .......................................... 65
Tabel 4.18 : Metode Sosiodrama membuat saya semangat dalam belajar
SKI.................................................................................................. 67
Tabel 4.19 : Skor jawaban Metode Sosiodrama membuat saya tidak
mengantuk saat belajar SKI ........................................................... 76
Tabel 4.20 : Metode Sosiodrama ternyata mampu mengajarkan cara
vii
memahami materi dengan baik. ..................................................... 68
Tabel 4.21 : Skor jawaban Metode Sosiodrama membuat saya lebih
dihargai .......................................................................................... 68
Tabel 4.22 : Skor jawaban Merasa kesulitan ketika bermain peran................... 69
Tabel 4.23 : Skor jawaban metode ini menurut saya hanya membuang
buang waktu saja dan tidak ada manfaatnya ................................. 69
Tabel 4.24 : Skor jawaban senang terlibat bermain peran menegangkan
dan mengasikan .............................................................................. 79
Tabel 4.25 : Skor jawaban menjadi kompak dengan teman saat bermain
peran ............................................................................................... 79
Tabel 4.26 : Skor jawaban Saya selalu berkerjasama dengan kelompok
untuk menampilkan drama yang bagus. ......................................... 70
Tabel 4.27 : Skor jawaban Dengan Metode Sosiodrama saya berusaha
selalu tampil terbaik......................................................................... 70
Tabel 4.28 : Skor jawaban Metode Sosiodrama membantu untuk aktif
dalam proses pembelajaran.............................................................. 71
Tabel 4.29 : Skor jawaban dibandingkan dengan pembelajaran SKI yang lalu,
dengan Metode Sosiodrama ini saya lebih tertarik untuk
mengikutinya ................................................................................... 71
Tabel 4.30 : Skor jawaban belajar ski dengan sungguh sungguh ....................... 72
Tabel 4.31 : Skor jawaban Pelajaran SKI terkadang bikin mengantuk............... 72
Tabel 4.32 : Skor jawaban selalu mengerjakan tugas dengan usaha
maksimal......................................................................................... 73
Tabel 4.33 : Skor jawaban selalu memperhatikan dengan sungguh
sungguh........................................................................................... 73
Tabel 4.34 : Skor jawaban Saya merasa semangat saat mempelajari SKI .......... 74
Tabel 4.35 : Skor jawaban malas membaca buku SKI........................................ 74
Tabel 4.36 : Skor jawaban senang jika guru SKI berhalangan hadir .................. 75
Tabel 4.37 : Skor jawaban Pelajaran SKI disampaikan dengan menarik
dan menyenangkan ......................................................................... 75
Tabel 4.38 : Skor jawaban senang saat belajar mata pelajaran SKI
viii
disekolah .......................................................................................... 76
Tabel 4.39 : Skor jawaban Saya merasa terkadang pelajaran SKI
membosankan................................................................................. 76
Tabel 4.40 : Skor jawaban Saya sering bercanda saat pelajaran SKI ................. 77
Tabel 4.41 : Skor jawaban Saya belajar SKI dari awal hingga akhir
dengan sungguh sungguh ................................................................ 77
Tabel 4.42 : Correlation ...................................................................................... 79
Tabel 4.43 : Uji Regressi Descriptive Statistics.................................................. 79
Tabel 4.44 : Correlations..................................................................................... 80
Tabel 4.45 : Variables Entered/Removedb .......................................................... 80
Tabel 4.46 : Model Summary.............................................................................. 80
Tabel 4.47 : ANOVAb ......................................................................................... 81
Tabel 4.48 : Coefficientsa .................................................................................... 81
Tabel 4.49 : Hasil Test for Linearity ANOVA Table ......................................... 84
Tabel 4.50 : Uji Normal P.Plot Of Residual ....................................................... 85
Tabel 4.51 : Scatterplot ....................................................................................... 86
Tabel 4.52 : ANOVAb ......................................................................................... 87
Tabel 4.53 : Model Summary.............................................................................. 88
Tabel 4.54 : Correlations..................................................................................... 89
Tabel 4.55 : Coefficientsa .................................................................................... 90
Tabel 4.56 : Model Summary.............................................................................. 90
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lebih dari 2400 tahun yang lalu, Confucius mengeluarkan tiga pernyataan
sederhana yang mengungkapkan betapa pentingnya belajar “Yang saya dengar,
saya lupa. Yang saya lihat, saya ingat. Yang saya kerjakan, saya pahami1”. Tiga
pernyataan ini merupakan sebuah statment yang mengajarkan betapa pentingnya
keterlibatan langsung dalam proses pembelajaran. Belajar sesungguhnya
bukanlah semata kegiatan menghafal atau kegiatan seorang guru dengan serta
merta menuangkan sesuatu dalam benak para siswanya, banyak hal yang kita
ingat akan hilang dengan mudah, hanya dalam waktu beberapa jam saja, karena
mempelajari bukanlah menelan semuanya. Untuk dapat mengingat apa yang telah
diajarkan, siswa harus mengolahnya atau memahaminya sendiri. Ini berarti
bahwa proses berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat
bergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa. Dalam hal ini guru
memegang peran penting dalam mengontrol kegiatan pengajaran di kelas,
didukung dengan sumber belajar lain seperti pengajaran melalui media, metode,
1 Irfan Dani, Teori Belajar, Pustaka Pandani, 2012-2014, (pustaka.pandani.web.id/2013/10/teori-belajar.htm?m=1) diakses senin, 27 Januari 2014
1
2
maupun pendekatan dalam pembelajaran2. Sehingga pengajar mampu
membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk belajar.
Berkaitan dengan ini, sebenarnya guru mengemban tugas dan tanggung
jawab yang sangat berat untuk mengantarkan siswa pada arah dan tujuan yang
telah ditentukan. Sebagai pendidik guru harus mampu menempatkan dirinya
sebagai pengarah dan pembina serta pengembang kemampuan siswa. Guru harus
mampu mengarahkan bakat dan kemampuan siswa dengan baik dan terarah. Ia
juga harus berupaya membentuk kemampuan siswa agar menjadi manusia yang
dewasa yang berkemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan, dan
mengamalkannya untuk kesejahteraan hidupnya. Terlebih pelajaran sejarah yang
secara garis besar menyampaikan informasi perkembangan peradaban manusia
dari zaman ke zaman. Dalam pembelajaran sejarah, untuk mencapai relevansi
antara proses pembelajaran di sekolah dengan proses sosioalisasi, guru dituntut
untuk dapat menciptakan suasana belajar yang demokratis-kreatif dalam
pembelajaran, yaitu suasana belajar yang melibatkan siswa aktif baik sebagai
subjek maupun objek, sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuannya sesuai
dengan potensi yang ada pada dirinya.
Tetapi pada kenyataannya banyak sekolah yang belum mampu menerapkan
pembelajaran demokratis-kreatif, salah satunya adalah di MTs Yatamu
Pasawahan Kabupaten Cirebon, Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan
suasana belajar demokratis-kreatif belum sepenuhnya dapat diciptakan. Salah
satu penyebabnya adalah guru belum mampu melakukan pembelajaran yang
bervariasi, strategi dan model yang digunakan dalam pembelajaran masih
monoton, sehingga siswa hanya berposisi pasif menerima dan menyimpan data,
fakta, teori atau informasi saja. Aktivitas belajar pada umumnya dilakukan hanya
sebatas mendengarkan ceramah, membaca buku, serta mengerjakan latihan soal,
hal tersebut menjadikan siswa merasa bosan dan tidak tertarik mengikuti kegiatan
belajar mengajar. Materi hafalan yang cukup banyak membuat siswa merasa
terbebani sehingga prestasi belajar siswa pun rendah, terutama untuk materi
2 Nana Sudjanadan Ahmad Rifa’I, Teknologi Pengajaran. (Bandung: Sinar Baru Al gesindo, 2007).h.113
3
sejarah. Kenyataan ini menunjukan bahwa pembelajaran sejarah selama ini selalu
terpusat pada guru dan peran siswa hanya penerima informasi. Kondisi seperti ini
terkesan monoton, karena tidak ada kreativitas siswa untuk mengembangkan
kemampuan yang ada pada dirinya.
Pembelajaran SKI yang seperti ini cukup kontekstual dari sisi kebutuhan
siswa untuk belajar mengembangkan dirinya, dan terkesan hanya sebagai
kontribusi pengetahuan belaka, dengan penekanan sebatas pada ranah kognitif
saja. Hal ini tentunya menjadi masalah dalam perkembangan belajar siswa,
proses pun terlihat tidak efektif. Karena guru tidak memperhatikan kondisi
siswanya. Guru hanya terpaku kepada metode yang membuat siswa bosan bahkan
mengantuk saat mengikuti pelajaran sejarah di dalam kelas. Disinilah terlihat
betapa pentingnya motivasi dalam belajar sehingga minat untuk mempelajari SKI
pun tinggi dan tentunya dapat menciptakan hasil belajar yang memuaskan.
Untuk menyikapi masalah tersebut, diperlukan suatu metode pembelajaran
yang membuat siswa menjadi tertarik dan merasa senang dengan aktivitas belajar
yang dilakukannya. Strategi atau pendekatan apapun yang diterapkan yang paling
penting adalah dapat menarik dan memotivsi siswa untuk giat belajar, sehingga
minat untuk mempelajari SKI pun tinggi. tidak hanya sebatas pada ranah kognitif
saja namun lebih kepada ranah afektif yang bisa membuat siswa bisa
mengembangkan kualitas diri, mengembangkan kemampuan mental dan
keberaniannya saat berbicara di depan kelas serta cara bersosialisasi dengan
temannya.
Dalam hal ini, metode sosiodrama tepat untuk pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam. Metode sosiodrama mengajak siswa untuk bermain peran
seseorang, sehingga aktivitas belajarpun menjadi lebih hidup dan siswa merasa
tertarik dan senang dalam mengikuti pembelajaran. Rasa bosan dan merasa
terbebani yang selama ini muncul ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung
akan hilang seiring dengan aktivitas belajar siswa yang menyenangkan. Selain itu
siswa diharapkan dapat lebih memahami materi pelajaran mengenai sejarah dan
4
tokoh – tokoh sejarah islam yang mereka perankan. Dengan demikian minat
belajar siswa akan meningkat.
Sebuah study baru University of Alberta di kanada mengungkapkan,
membuat gerakan tangan ketika bicara bisa membantu kita mengingat apa yang
kita akan katakan dan menemukan kata-kata terbaik untuk mengatakannya. Saat
berada dalam situasi dimana kita harus mengungkapkan sesuatu yang penting,
gerakan membantu anda mengakses ingatan dan bahasa.3 Maka sosiodrama
merupakan metode efektif dimana siswa melakukan aktivitas langsung dengan
memerankan peranannya masing-masing sebagai internalisasi nilai-nilai yang
dapat serta berpengaruh bagi karakter siswa.
Dari uraian di atas. Penulis tertarik untuk membahas dalam skripsi ini yang
berjudul “PENGARUH PENERAPAN METODE SOSIODRAMA
TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI
MTS YATAMU PASAWAHAN KABUTEN CIREBON”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan untuk memudahkan dalam
menentukan kaitannya dengan permasalahan lain, maka dapat diidentifikasikan
beberapa pokok permasalahan sebagai berikut :
1. Model pembelajaran yang dilakukan masih monoton
2. Aktivitas belajar pada umumnya dilakukan hanya sebatas mendengarkan
ceramah, membaca buku serta mengerjakan latihan soal.
3. Materi hafalan yang cukup banyak, membuat siswa merasa terbebani
sehingga minat belajar siswa masih belum Nampak pada saat pembelajaran
SKI
4. Kurangnya keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
5. Siswa merasa bosan dan kurang tertarik mengikuti kegiatan belajar mengajar.
3 Anggota IKPI, Whole Brain Training For Physical Intelligent, menggunakan seluruh otak untuk melejitkan kecerdasan Fisik dan Mendengarkan Tubuh untuk memecahkan masalah, (Jakarta; PT. Elex Media Komputindo, Kompas Gramedia, 2010) h. 41
5
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Mengingat begitu luas dan kompleksnya permasalahan dalam skripsi ini,
maka penulis membatasi permasalahannya sebagai berikut :
a. Pada model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama (bermain peran)
pada materi “Memahami Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa
Khulafaurrasyidin” di kelas VII semester genap tahun ajaran 2013/2014
dan hasil yang di ukur adalah pengeruh pelaksanaan metode sosiodrama
terhadap minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam.
2. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan uraian dan pembatasan masalah di atas, maka
penulis merumuskan masalah:
a. Apakah terdapat perbedaan antara minat belajar Sejarah Kebudayaan
Islam (SKI) siswa kelas yang menggunakan metode sosiodrama dengan
kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional?
b. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan metode
sosiodrama terhadap minat belajar SKI siswa kelas VII MTs Yatamu
Pasawahan Kabupaten Cirebon?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan minat belajar Sejarah
Kebudayaan Islam siswa antara kelas yang menggunakan metode sosiodrama
dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional.
2. Untuk mengetahui Adakah pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan
metode sosiodrama pada pembelajaran SKI terhadap minat belajar Siswa
kelas VII Mts Yatamu Pasawahan Kabupaten Cirebon.
6
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan mampu menjadi salah satu karya tulis ilmiah yang mampu
memberikan wawasan pengetahuan mengenai pengaruh penerapan metode
sosiodrama terhadap minat belajar sejarah kebudayaan islam siswa. Serta
menjadi bahan refrensi bagi mahasiswa/i yang sedang mengerjakan skripsi.
2. Manfaat Praktis
Bagi penulis penelitian ini sebagai salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan studi (Sarjana Pendidikan Islam/S.Pd.I) pada program studi
Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syariaf Hidayatullah
Jakarta.
BAB II KAJIAN
TEORI
A. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Belajar adalah suatu proses yang dialami siswa untuk mengembangkan
suatu gagasan atau pengetahuan, oleh karena itu proses belajar mengajar harus
dapat memberikan kesemapatan kepada siswa untuk dapat berpartisipasi
secara aktif, kegiatan tersebut dapat melalui siswa, seperti bertanya,
menjelaskan, dan sebagainya.
Sejarah secara etimologis berasal dari kata arab “syajarah” yang
mempunyai arti “pohon kehidupan” dan yang kita kenal didalam bahasa
ilmiyah yakni History, dan makna sejarah mempunyai 2 konsep
yaitu: pertama, konsep sejarah yang memberikan pemahaman akan arti
objektif tentang masa lampau. Kedua, sejarah menunjukan maknanya yang
subjektif, karena masa lampau tersebut telah menjadi sebuah kisah atau cerita.
Sejarah kebudayaan (peradaban) Islam diartikan sebagai perekembangan
atau kemajuan kebudayaan Islam dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban
Islam mempunyai berbagai macam pengetian lain diantaranya:
pertama, sejarah peradaban Islam merupakan kemajuan dan tingkat
7
8
kecerdasan akal yang di hasilkan dalam satu periode kekuasaan Islam mulai
dari periode nabi Muhammad Saw sampai perkembangan kekuasaan Islam
sekarang. Kedua, sejarah peradaban Islam merupakan hasil hasil yang dicapai
oleh ummat Islam dalam lapangan kesustraan, ilmu pengetahuan dan
kesenian. Ketiga, sejarah perdaban Islam merupakan kemajuan politik atau
kekuasaan Islam yang berperan melindungi pandangan hidup Islam terutama
dalam hubungannya dengan ibadah-ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan
hidup bermasyarakat.
Sedangkan SKI adalah singkatan dari Sejarah Kebudayaan Islam yang
merupakan sebuah mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan
untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah Islam, yang kemudian
menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, latihan, keteladan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.
1. Prinsip Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Pada prinsipnya pembelajaran sejarah islam, peneliti berpegang
teguh pada ayat Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 27-31 dalam
menerapkan metode sosidrama ini yaitu sebagai berikut:
9
Artinya :
Dan ceritakanlah (Muhammad) kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam,(Qobil dan Habil) ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan yang lain (Qobil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata,“Sungguh, aku pasti membunuhmu!", Dia (Habil) berkata, Sesungguhnnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa. (27)
Sungguh jika engkau (Qabil) menggerakan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allah Tuhan seluruh alam.(28)
Sesungguhnya aku ingin agar engkau kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, Maka engkau akan menjadi penghuni neraka, dan Itulah balasan bagi orang-orang yang zalim. (29)
Maka hawa nafsu (Qabil) mendorongnya untuk membunuh saudaranya, kemudian dia pun (benar-benar) membunuhnya, Maka jadilah ia termasuk orang-orang yang rugi.(30)
Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan keadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata, “Oh, celaka aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” maka jadilah dia termasuk orang yang menyesal.1 (31)
Cerita diatas merupakan cerita yang benaradanya. Tidak ada
kebohongan di dalamnya. Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa
kriminalitas terjadi sejak dahulu kala. Hal ini terbukti putra Nabi Adam
As telah melakukan kejahatan pembunuhan terhadap saudaranya sendiri.
Dan sampai saat ini kejahatan-kejahatan yang serupa masih ada dan
merajalela di duniaini. Dengan demikian tidak sulit bagi kita untuk
mendemonstrasikan tingkah laku tersebut sebagai upaya pembelajaran.
1 Prof. Dr. Rosihon Anwar, dkk. 2012. Al-Qur’an dan Terjemahan. (Jakarta: Tim-Al- Mizan Publishing House) h.113
10
Dalam ayat di atas juga diterangkan bahwa kita berkewajiban untuk
menceritakn kisah-kisah itu dengan yang sebenarnya, karena sesuai
dengan keterangan dalam surat yusuf ayat 111 dan surah Al-A’raf ayat
176, bahwa setiap kisah itu mengandung pelajaran-pelajaran yang berarti
bagi umat manusia, khususnya umat islam yang mau menggunakan
akalnya untuk berfikir.
Qs. Yusuf ayat 111 sebagai berikut:
Artinya: “ Sungguh pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al-Qur’an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Yusuf:111)2
Artinya: “… Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar
mereka berfikir” (Qs Al-A’raf ayat 176)3
Pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), banyak sekali
kisah-kisah atau permasalahan yang terjadi pada masa lalu yang bisa di
dramatisasikan oleh siswa. Dengan metode sosiodrama dapat melatih
siswa untuk aktif berinteraksi dan mengajak siswa mengalami peristiwa
sejarah masa lampau dengan cara memerankannyadalam bentuk peragaan
singkat sehingga para pemain lebih mendalami dan memaknai peran
sehingga siswa seolah-olah mengalami pristiwa tersebut.
2 Ibid, h.249 3 Ibid, h.174
11
Target peneliti dalam penelitian eksperimen ini adalah siswa dapat
mendalami dan memerankan peran dari suatu peristiwa sejarah. Pristiwa
tersbut akan peneliti batasi sebatas pada pkok bahasan tentang
“Memahami Sejarah Perkembangan Islam pada Masa
Khulafaurrasyidin” jadi peneliti berharap siswa dapat memerankan peran
seolah-olah mereka berada pada masa tersebut dan mendapatkan makna
dari peristiwa tersebut.
B. Minat Belajar
1. Pengertian Minat Belajar
Minat merupakan suatu landasan yang paling meyakinkan demi
keberhasilan suatu proses belajar. Jika seseorang siswa memiliki rasa ingin
belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingat apa yang ia pelajari,
minat adalah tenaga penggerak yang terpercaya bagi proses belajar.4
Menurut Muhibbin Syah, minat adalah kecendrungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan besar terhadap sesuatu.5
Menurut Witherington seperti yang dikutip oleh Suharismi Arkunto,
minat adalah kesadaran seseorang terhadap obyek, seseorang atau situasi
tertentu yang ada hubungan dengan dirinya dianggap dengan dirinya
dianggap suatu yang sadar.6
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa minat
merupakan motif yang menunjukan kesadaran seseorang untuk
memperhatikan obyek/situasi karena disangkut paut dengan kepentingan
dirinya. Dalam hal ini minat lebih menekankan pada perasaan, yaitu
perasaan tertarik akan suatu obyek tertentu yang dapat memberikan
kesenangan. Minat juga merupakan suatu landasan yang paling banyak
4 Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar Di Sekolah, Terjemah, Bergman Sitorus, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1978), hal. 78
5Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011) cet, Ke-17, h. 133
6Suharsimi Arkunto, Evaluasi Pembelajaran (Jakarta : Bumi Aksara, 1983) h. 135
12
meyakinkan demi keberhasilan suatu proses belajar.7 Demikian juga dalam
belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) disekolah, maka seseorang
hendaknya mempunyai minat terhadap pelajaran sejarah. Minat siswa
merupakan faktor utama untuk mempengaruhi keaktifan belajar. Jika
seseorang siswa memiliki keinginan belajar sejarah dengan minat yang
tinggi dapat diharapkan hasilnya akan lebih baik dibandingkan dengan
seseorang yang minatnya rendah.
Minat sebagai salah satu faktor internl psikologis yang
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar, minat tidak muncul
dengan sendirinya, akan tetapi banyak faktor yang menyebabkan minat
dalam diri siswa itu timbul terhadap beberapa mata pelajaran yang
diajarkan oleh guru bidang studi.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar
Salah satu objek yang dapat merangsang minat siswa dalam
belajar adalah guru. Guru yang berhasil membina kesediaan belajar siswa
berarti telah melakukan hal-hal penting yang dilakukan demi kepentingan
murid-muridnya. Adapun minat yang dapat menunjang belajar adalah
minat kepada mata pelajaran juga kepada guru yang mengajar apabila
siswa tidak minat kepada mata pelajaran atau kepada gurunya maka
siswa tidak akan mau belajar. Timbulnya minat belajar adanya tarik dari
luar dan dari sanubari. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan
prestasi yang tinggi, sebaliknya minat yang kurang akan menghasilkan
prestasi yang rendah.8
Secara garis besar timbulnya minat dalam belajar pada diri
seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.
7 Kurt Singr, op.cit, h.78 8 Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta :Rineka Cipta, 1997), h. 56
13
a. Faktor internal
1) Jasmaniah
Faktor jasmaniah sangatlah penting dalam melakukan
kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), agar
seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan
kesehatan badannya tetap terjamin.
2) Psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis
seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa
faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar
adalah kecerdasan siswa, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kelelahan.
b. Faktor Eksternal
1) Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua,
latar belakang kebudayaan).
2) Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung,
metode belajar, tugas rumah).
3) Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,
teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
3. Fungsi minat dalam belajar
Belajar merupakan aktivitas manusia yang secara terus-menerus
dilakukan selama manusia tersebut masih hidup. Morgan menyatakan
belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku
yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.9 Oleh
9 Muhammad Thobroni Dan Arif Mustofa, Belajar Dan Pembelajaran: Pengembangan
Wacana Dan Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2001) Cet. 1, h. 20
14
karena itu Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui
latihan atau pengalaman.
Dalam proses pembelajaran, unsure kegiatan belajar memegang
peranan vital. Oleh karena itu, penting sekali bagi setiap guru memahami
sebaik-baiknya tentang proses belajar peserta didik agar dapat
memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat
dan serasi bagi peserta didik. Kaitannya dengan minat guru dalam
pembelajaran terutama pada mata pelajaran SKI harus bisa memberikan
suatu inovasi yang baru untuk menarik minat siswa agar proses
pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan.
Minat berfungsi sebagai pendorong keinginan seseorang, penganut
hasrat dan sebagai penggerak dalam berbuat yang berasal dari dalam diri
seseorang untuk melakukan suatu dengan tujuan dan arah tingkah laku
sehari-hari. Diantara fungsi minat, yaitu sebagai berikut :10
a. Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energy.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak
dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang sesuai guna mencapai tujuan.
4. Indikator Minat Belajar
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, indikator adalah suatu alat
pemantau yang dapat memberikan petunjuk atau keterangan.11
Ada beberapa indikator minat12 yang dapat dikenal atau dilihat
melalui proses belajar siswa diantaranya:
h.84
10 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2001),
11Kamus Besar Bahasa Indonesia, (http://kbbi.web.id/indikator), diakses kamis 05/06/2014
15
a. Kesukaan
Pada umumnya individu yang suka pada sesuatu disebabkan
karena adanya minat. biasanya apa yang paling disukai mudah
sekali untuk diingat. Sama halnya dengan siswa yang berminat
pada suatu mata pelajaran tertentu akan menyukai pelajaran itu.
Kesukaan ini tampak dari kegairahan dan inisiatifnya dalam
mengikuti pelajaran tersebut. Kegairahan dan inisiatif ini dapat
diwujudkan dengan berbagai usaha yang dilakukan untuk
menguasai ilmu pengetahuan yang terdapat dalam mata pelajaran
tersebut dan tidak merasa lelah dan putus asa dalam
mengembangkan pengetahuan dan selalu bersemangat, serta
bergembira dalam mengerjakan tugas ataupun soal yang berkaitan
dengan pelajaran yang diberikan guru di sekolah.
b. Ketertarikan,
Seringkali dijumpai beberapa siswa yang merespon dan
memberikan reaksi terhadap apa yang disampaikan guru pada saat
proses belajar mengajar di kelas. Tanggapan yang diberikan
menunjukkan apa yang disampaikan guru tersebut menarik
perhatiannya, sehingga timbul rasa ingin tahu yang besar.
c. Perhatian
Semua siswa yang mempunyai minat terhadap pelajaran
tertentu akan cenderung memberikan perhatian yang besar terhadap
pelajaran itu. Melalui perhatiannya yang besar ini, seorang siswa
akan mudah memahami inti dari pelajaran tersebut.
d. Keterlibatan
Keterlibatan yakni keterlibatan, keuletan, dan kerja keras yang
tampak melalui diri siswa menunjukkan bahwa siswa tersebut ada
12Kamriantiramli, Faktor-Faktor Yang Membangkitkan Minat Belajar,
https://kamriantiramli.wordpress.com/tag/faktor-faktor-yang-membangkitkan-minat-belajar/,
diakses pada, Rabu, 04/06/2014.
16
keterlibatannya dalam belajar di mana siswa selalu belajar lebih
giat, berusaha menemukan hal-hal yang baru yang berkaitan
dengan pelajaran yang diberikan guru di sekolah. Dengan
demikian, siswa akan memiliki keinginan untuk memperluas
pengetahuan, mengembangkan diri, memperoleh kepercayaan diri,
dan memiliki rasa ingin tahu.
C. Metode dan Teknik Pembelajaran Sosiodrama
Metode secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum,
metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan
suatu pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara
sistematis.13
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, metode adalah suatu cara yang
digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan
belajar mengajar, metode digunakan oleh guru dan penggunaan bervariasi
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pelajaan berakhir.14
Metode mengajar menurut J.J Hasibuan dan Moedjiono adalah bagian
dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar
mengajar. Strategi belajar mengajar merupakan sarana atau alat untuk
mencapai tujuan belajar15.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
metode merupakan suatu cara dalam menyampaikan tujuan atau dalam
pembelajaran. Metode pembelajaran dapat didefinisikan sebagai cara yang
dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Metode pembelajaran yang tidak tepat guna akan menjadi
penghalang kelancaran jalannya proses belajar mengajar sehingga banyak
13 Muhibbin Syah, Op.cit , h.198 14 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), cet Ke-3, h. 46 15 J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2004) cet-10, h.3
17
waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia. Oleh karena itu metode yang
diterapkan guru baru berhasil, jika mampu dipergunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Semakin baik metode pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, semakin baik pula hasil belajar
yang akan dicapai.
Selain guru harus memilih metode yang tepat dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran, guru juga harus memahami kedudukan metode yang
merupakan salah-satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan
kegiatan belajar mengajar. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang
dapat digunakan untuk diimplementasikan strategi pembelajaran, yakni
metode ceramah, metode Tanya jawab, metode diskusi, metode demonstrasi
dan eksperimen, metode drill (latihan), metode resitasi, metode karyawisata,
metode kerja kelompok, dan metode sosiodrama.
Strategi pembelajaran erat hubungannya dengan teknik pembelajaran.
Teknik pembelajaran adalah implementasi dari metode pembelajaran yang
secara nyata berlangsung didalam kelas, tempat terjadinya proses
pembelajaran.16
Teknik pembelajaran dapat diumpamakan sebagai hubungan antara
strategi dan taktik, dan juga dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Contohnya, penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang
berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dan kelas yang siswanya
tergolong pasif. Demikian pula penggunaan metode ceramah pada kelas yang
jumlah siswanya relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang
tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah
pada kelas yang jumlah siswanya lebih sedikit. Dalam hal ini, gurupun dapat
berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
16 Suyono, dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran teori dan Konsep Dasar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset, 2012) cet ke-3, h. 20
18
Maka, metode pembelajaran dan teknik pembelajaran memiliki
perbedaan. Metode pembelajaran lebih bersifat procedural yang berisi
tahapan-tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan dan
bersifat implementatif.
1. Metode Sosiodrama
Sosiodrama adalah model pembelajaran bermain peran untuk
memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial,
mengapa dikatakan model pembelajaran social? Karena pendekatan
pembelajaran yang termasuk dalam kategori model ini menekankan
hubungan individu dengan masyarakat atau orang lain. Model dalam
kategori ini difokuskan pada peningkatan kemampuan individu dalam
berhubungan dengan orang lain, terlibat dalam proses demokratis dan
bekerja secara produktif dalam masyarakat.17
Model ini, pertama, dibuat berdasarkan asumsi bahwa sangatlah
mungkin menciptakan analogi otentik ke dalam suatu situasi permasalahan
kehidupan nyata. Kedua, bahwa bermain peran dapat mendorong siswa
mengekspresikan perasaannya dan bahkan melepaskan. Ketiga, bahwa
proses psikologis melibatkan sikap, nilai, dan keyakinan (belief) kita serta
mengarahkan pada kesadaran melalui keterlibatan spontan yang disertai
analisis. Model ini dipelopori oleh George shaftel.18
Jika diartikan secara harfiah, sosiodrama terdiri dari dua kata, yaitu
“sosio” yang artinya masyarakat dan “drama” artinya keadaan seseorang
atau suatu kejadian dalam kehidupan manusia yang mengandung konflik
kejiwaan, pergolakan clash atau benturan antara dua orang atau lebih.
Metode sosiodrama adalah bentuk metode mengajar dengan
mendramakan atau memerankan tingkah laku didalam hubungan sosial
17 Hamzah B.Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengejar Yang Kreatif dan Efektif , (Jakarta; Bumi Aksara, 2012) h.25
18 Ibid . h.25
19
dengan tujuan memberi pemahaman dan penghayatan serta
mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.19
Menurut pendapat Syaiful Bahri dan Aswan Zain metode sosiodrama
adalah mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan
masalah sosial.20
Martinis yamin, mengatakan metode sosiodrama atau bermain peran
adalah metode yang melibatkan interaksi atas dua siswa atau lebih tentang
suatu topik atau situasi siswa melakukan peran masing-masing sesuai
dengan tokoh yang ia lakoni, mereka berinteraksi sesama mereka
melakukan peran terbuka.21
Berdasarkan dari beberapa dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa metode sosiodrama merupakan metode pembelajaran
yang melibatkan interaksi antar siswa tentang suatu topik dimana siswa
memainkan peran seseorang atau mendramatisasikan tingkah laku sesuai
dengan tokoh yang dilakoni, sesuai dengan hubungan sosial antar manusia.
Guru menggunakan teknik ini dalam proses belajar mengajar
memiliki tujuan agar siswa dapat memahami perasaan orang lain; dapat
tepo seliro dan toleransi. Kita mengetahui sering terjadinya perselisihan
dalam pergaulan hidup antar kita; dapat disebabkan karena salah paham.
Maka dengan sosiodrama mereka dapat menghayati peranan apa yang
dimainkan, mampu menempatkan diri dalam situasi orang lain yang
dikehendaki guru. Ia bisa belajar watak orang lain, cara bergaul dengan
orang lain, cara mendekati dan berhubungan dengan orang lain dalam
situasi seperti itu mereka harus bisa memecahkan masalahnya.22
Metode maupun strategi pembelajaran yang guru gunakan dalam
setiap kali pertemuan dikelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah
19 Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta; Bina Aksara Jakarta, 1985) h.90 20Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, op.cit, h. 88 21 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. (Jakarta : Gaung
Persada Press, 2006) h. 15 22 Roestiyah N.K., op.cit, h.90
20
melakukan seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan
pembelajaran. Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode
sosiodrama (bermain peran) antara lain adalah:
a. Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
b. Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.
c. Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi
kelompok secara sepontan.
d. Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.
Petunjuk pelaksanaan metode ini agar berhasil dan efektif, maka perlu
mempertimbangkan langkah-langkahnya ialah23:
a. Persiapan Simulasi
Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai
oleh simulasi.
1) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan
disimulasikan.
2) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi,
peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu
yang disediakan.
3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi.
b. Pelaksanaan Simulasi
1) Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
2) Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
3) Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang
mendapat kesulitan.
23 Surya Dharma, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya,(Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional 2008), h. 23
21
4) Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini
dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam
menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.
c. Penutup
1) Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi
ceritayang disimulasikan.Guru harus mendorong agar siswa dapat
memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan
simulasi.
2) Merumuskan kesimpulan.
Tindakan yang dilakukan guru setelah kelompok memerankan
sosiodrama (bermain peran) didepan kelas maka akhiri dengan
diskusi kelas untuk bersama-sama memecahkan masalah yang ada
dalam sosiodrama.
Dari petunjuk penggunaan metode sosiodrama diatas, masih
banyak petunjuk lain untuk dapat menerapkan metode ini, ada yang
mengungkapkan secara sederhana dan ada juga yang menjelaskan
secara terperinci petunjuk-petunjuk tersebut. Namun pada prinsipnya
petunjuk-petunjuk itu adalah sama. Dan dalam penerapannya, dapat
dikembangkan tersendiri oleh yang bersangkutan.
D. Hasil Penelitian Yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang telah membahas dan meneliti mengenai
metode sosiodrama antara lain :
1. Peni Rizki Yaturrohman (04441010) Mahasiswi Jurusan Pendidikan
Kimia, Fakultas Sains Dan Teknologi, Uniersitas Islam Negeri Sunan
Kali Jaga Yogyakarta dalam skirpsinya yang Berjudul Pengaruh
Penerapan Metode Sosiodrama (Bermain Peran) Terhadap Peningkatan
Minat dan Prestasi Belajar Kimia Siswa Kelas X Man Klaten. Dengan
hasil penelitin menunjukan bahwa dengan menggunakan metode
sosiodrama dapat meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran kimia
22
daripada metode latihan soal (drill) pada siswa kelas X Man Klaten
Tahun ajaran 2008/2009, ditunjukan dengan hasil uji-t yang diperoleh t
hitung 4,347 ≥ t table dengan signifikansi = 0,000 ≤ a = 0,05.
Persamaan yang ada pada skripsi ini adalah sama-sama meneliti
tentang minat belajar siswa dan penggunaan metode pembelajaran yang
sama yaitu bermain peran, dan metode penelitian yang digunakan adalah
eksperimen. Perbedaan yang terdapat pada skripsi ini yakni pelajaran dan
tempat penelitian yang berbeda dan juga metode dalam pengumpulan
data. Meskipun tidak langsung merujuk pada pelajaran sejarah
kebudayaan islam, akan tetapi aplikasi metode bermain peran yang dikaji
dalam penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan pembahasan
penelitian penyusunan yaitu menggunakan metode bermain peran. Dan
hasil dari skripsi Peni tersebut menunjukan bahwa adanya peningkatan
minat belajar siswa dengan menggunkan metode sosiodrama (bermain
peran).
2. Ruzainah (108015000028) mahasiswi Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. dalam skripsinya yang berjudul
Peningkatan Hasil Belajar Dengan Metode Sosiodrama Pada Mata
Pelajaran IPS Materi Penyimpangan Sosial. Dengan hasil penelitin
menunjukan bahwa dengan menggunakan metode sosiodrama dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, dengan hasil
penelitian yang menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil rata-rata
hasil belajar siswa dari 72,58 pada siklus I dan 86,02 pada siklus II, hal
ini menunjukan adanya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa,
meningkat pada jumlah 13,44%.
Persamaan yang ada pada skripsi ini adalah penggunaan metode
pembelajaran yang sama yaitu menggunakan metode sosiodrama
(bermain peran). Perbedaan yang terdapat pada skripsi Ruzainah ini
yakni meneliti tentang hasil belajar siswa dan juga metode penelitian
23
yang berbeda yakni menggunakan metode penelitian tindakan kelas
(classroom action research), dan perbedaan pada mata pelajaran juga
tempat penelitian yang berbeda. Dan hasil dari skripsi Ruzainah tersebut
menunjukan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan
menggunkan metode sosiodrama (bermain peran).
Penelitian tentang minat belajar siswa juga pernah dilakukan salah
satunya oleh:
1. Sarmanah (809018300712) mahasiswi Program Studi PGMI jurusan
Kependidikan Islam, Univeristas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, dalam skripsinya yang berjudul Upaya Peningkatan Minat
belajar Siswa Melalui Metode Kerja Kelompok Pembelajaran IPS Kelas
II di MI Al-Wathoniyah 12, dengan hasil penelitian pada siklus I titik
ukur minat belajar siswa menunjukan dari 65,42% metode kerja
kelompok hanya mencapai 51,43% maka dilakukan tindakan berikutnya
pada siklus ke II menunjukan minat belajar siswa 86,93%, metode kerja
kelompok 79,17%.
Persamaan yang ada pada skripsi ini adalah sama-sama meneliti
tentang minat belajar siswa. Perbedaan yang terdapat pada skripsi ini
yaitu metode pembelajaran yang berbeda yakni menggunakan metode
kerja kelompok, juga metode penelitian yang berbeda yaitu
menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action
research), dan perbedaan pada mata pelajaran juga tempat penelitian
yang berbeda. Dan hasil dari skripsi Sarmanah tersebut menunjukan
bahwa adanya peningkatan minat belajar siswa melalui metode kerja
kelompok.
2. Rahmatunisa (103011026730) Mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama
Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. dalam skripsinya Pengaruh Pelaksanaan Metode Demonstrasi
pada Pembelajaran Fiqih Terhadap Minat Belajar siswa kelas VII di
MTS Al-Falah Kebon Jeruk Jakarta Barat. Dengan hasil hipotesis
24
pertama (hipotesis alternatif) terdapat pengaruh signifikan antara
pelaksanaan metode demonstrasi pada pembelajaran fiqih terhadap minat
belajar siswa. Artinya ada korelasi positif dengan kecendrungan yang
kuat dan sangat tinggi.
Persamaan yang ada pada skripsi ini adalah sama-sama meneliti
tentang minat belajar siswa. Perbedaan yang terdapat pada skripsi ini
yaitu metode pembelajaran yang berbeda yakni menggunakan metode
demonstrasi, juga metode penelitian yang berbeda yaitu menggunakan
metode penelitian Deskriptif analisis, dan perbedaan pada mata pelajaran
yaitu mata pelajaran fiqih juga tempat penelitian yang berbeda. Dan hasil
dari skripsi Rahmatunisa tersebut menunjukan bahwa adanya
peningkatan minat belajar siswa melalui metode demonstrasi.
E. Kerangka Berfikir
Secara etimologi, kata sejarah berasal dari bahasa Arab “syajarah”
artinya pohon. Sejarah sangat penting untuk pendidikan dan pembelajaran
masyarakat. Dalam sejarah terdapat tokoh dengan berbagai kharisma dan
keteladanannya yang patut kita contoh. Dalam sejarah juga ada berbagai
peristiwa yang layak dipelajari untuk perjuangan bagi perjalanan manusia
berikutnya.
Sejarah menceritakan kepada kita peristiwa yang sungguh terjadi dan
cerita itu harus di susun sehingga menjadi cerita yang berarti. Melihat dari
pengertian sejarah tersebut, tidak sedikit guru yang memberikan materi sejarah
hanya dengan bercerita atau ceramah saja. Ditambah jika pembawaan guru
dalam menyampaikan materi sejarah ini hanya menggunakan satu metode
saja, hal tersebut dapat menjadikan siswa merasa bosan dan tidak tertarik
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dan juga materi sejarah ini
membutuhkan materi hafalan yang cukup banyak hal ini juga membuat siswa
merasa terbebani sehingga minat dan prestasi belajar siswa pun rendah.
25
Dalam proses belajar mengajar banyak hal yang perlu diperhatikan
terutama yaitu metode yang digunakan oleh guru. Metode adalah suatu cara
yang disusun secara sistematis yang dapat dipilih dan digunakan oleh seorang
guru untuk menyajikan materi pelajaran dan mengatur efektifitas siswa dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Agar suatu lembaga pendidikan dapat menghasilkan anak didik yang
berkualitas, maka dapat ditempuh dengan berbagai cara salah-satunya dengan
penggunaan metode mengajar yang tepat dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar. Untuk menggunakan metode mengajar yang tepat, peran pelaksana
metode, sebab guru harus menguasai cara pelaksanaan metode yang
dipilihnya.
Seorang guru SKI dapat menerapkan dan menggunakan metode
sosiodrama. Metode sosiodrama adalah metode mengajar dengan
mendramakan atau memerankan tingkah laku didalam hubungan sosial dengan
tujuan memberi pemahaman dan penghayatan serta mengembangkan
kemampuan siswa untuk memecahkannya. Tujuan dari metode Sosiodrama
(bermain peran) itu sendiri adalah mengupayakan semua siswa turut aktif
berperan dan berkomuinikasi dalam pembelajaran, mampu berkerjasama
dengan baik, tidak malu dan merasa percaya diri dalam memerankan tokoh,
bisa menjiwai peruangan para tokoh sehingga dapat mengambil nilai-nilai
moral yang diperankannya dan dapat memecahkan permasalahan yang terjadi.
Secara teoritis dengan adanya rangsangan melalui pemberian metode
sosiodrama (bermain peran) itu baik, maka motivasi dan minat belajar siswa
pun meningkat dan hasilnya pun akan membaik. Sebaliknya, jika pelaksanaan
metode sosiodrama (bermain peran) ini jelek/gagal maka dapat dipastikan
minat belajar SKI siswa akan menurun dan ini mempengaruhi pula pada asil
belajarnya.
26
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara atas
permasalahan penelitian dimana memerlukan data untuk menguji kebenaran
dugaan tersebut.24 Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ha : Adanya pengaruh penerapan metode sosiodrama terhadap minat
belajar SKI siswa
H0 : Tidak adanya pengaruh penerapan metode sosiodrama terhadap minat
belajar SKI siswa
24 Ronny kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis (Jakarta : penerbit PPM Anggota IKPI, 2003) cet-1, h.93
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Yatamu Pasawahan Jalan Raya
Pasawahan No. 06 Kecamatan Susukan Lebak Kabupaten Cirebon. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II (genap) tahun ajaran 2013/2014.
Yaitu dimulai pada tanggal 06 maret sampai tanggal 24 Maret 2014.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Metode ini
memiliki kelas kontrol, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel-variabel yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Metode ini
dilakukan pada kelompok yang homogen, yaitu dengan membagi dua
kelompok pengamatan. Kelompok pertama adalah kelompok yang diberi
perlakuan pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama dan
kelompok yang kedua diberikanan perlakuan menggunakan pembelajaran
konvensional (Ceramah, Diskusi dan Tanya jawab).
Desain penelitian tersebut digambarkan sebagai berikut :
27
28
Tabel 3.1
Rancangan Penelitian
Kelompok Sampel Perlakuan Sampel
( R ) E O1 X1 O2
( R ) K O3 X2 O4
Keterangan :
E : Kelompok Eksperimen
K : Kelompok kontrol
O1 : Sampel sebelum diberi perlakuan pada kelas eksperimen
X1 : Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen
O2 : Sampel setelah diberi perlakuan pada kelas eksperimen
O3 : Sampel sebelum diberi perlakuan kelas kontrol
X1 : Perlakuan yang diberikan kepada kelas kontrol
O4 : Sampel setelah diberi perlakuan pada kelas kontrol
Menguji signifikasi perbaningan nilai (O1 : O2) dan (O3 : O4)
merupakan pengujian hipotesis komparatif sampel berpasangan. Anggota
pada sampel O1 sama dengan anggota sampel O2, begitupun anggota pada
sampel O3 sama dengan anggota pada sampel O4 yang merupakan
pengamatan setelah ada perlakuan.1
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua Variabel, yaitu:
1. Variabel bebas (X) : Metode Sosiodrama (bermain peran) Pada
Pembelajaran SKI
2. Variabel terikat (Y) : Minat Belajar SKI
h.31
1 Sugiyono , Statistik Nonparametris untuk Penelitian, (Jakarta : Alfabeth CV, 2007),
29
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang
merupakan perhatian peneliti.2.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs Yatamu
Pasawahan Kabupaten Cirebon yang ada pada semester genap tahun
ajaran 2013/2014 yang terbagi kedalam 6 kelas, masing-masing kelas
terdiri dari VII-A 40 siswa, VII-B 40 siswa, VII-C 40 siswa, VII-D 40
siswa, VII-E 40 siswa, dan VII-F 39 siswa. Sehingga populasi sebanyak
239 siswa.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang hendak diteliti.3
Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII sebanyak 2 kelas, yaitu
kelas VII-E sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-F sebagai kelas
kontrol.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel diambil dilakukan dengan Purvosive
Sampling yakni pengambilan data berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat
yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Kriteria
tersebut dalam penelitian ini adalah mengambil dua kelas yang nilai
rata-ratanya sama atau hampir sama pada nilai ulangan harian
sebelumnya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari sumber data-data tertulis dilapangan
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dokumentasi ini
2 Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis,(Jakarta: Penerbit PPM Anggota Ikpai, 2003) Cet. 1, h.137
3 Suharismi Arkkunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010) h. 174
30
digunakan untuk memperoleh data nilai rata-rata SKI siswa yang
berupa nilai ulangan harian atau raport siswa guna menentukan kelas
yang akan digunakan sebagai sampel kelas ekperimen dan kontrol.
Selain itu dokumentasi juga digunakan untuk memperoleh data
mengenai profil sekolah dan identitas siswa dengan melihat dokumen
yang sudah ada disekolah. Dan juga mendokumentasikan proses
pembelajaran menjadi foto-foto penelitian.
2. Angket
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinyam atau hal-hal yang ia ketahui.4 Teknik
penyebaran angket ini bermaksud untuk memperoleh data mengenai
minat belajar siswa terhadap pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
dengan menggunakan metode sosiodrama (bermain peran). Angket
yang digunakan adalah angket berstruktur atau tertutup artinya
jawaban pertanyaan sudah disediakan sehingga responden tinggal
memilih. Angket yang digunakan sebagai instrumen untuk dapat
mengukur motivasi seseorang setelah mempelajari sesuatu. Dalam
pengumpulan data peneliti menggunakan skala minat (skala linkert)
yaitu terdiri dari pernyataan yang akan dipilih oleh responden, untuk
apakah didukung atau ditolak dibagi menjadi dua kategori yaitu
pernyataan positif dan negatif.
Tabel 3.2
Skor Jawaban Pernyataan Positif dan Negatif Pada Sekala Linkert
No
Pernyataan Kategori
SS S TS STS
1 Pernyataan positif 4 3 2 1
2 Pernyataan negative 1 2 3 4
4 Ibid h. 194
31
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
3. Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik
gejala-gejala yang diselidiki5. Observasi ini dijadikan sebagai data
pendukung untuk memperoleh data mengenai minat belajar SKI siswa
kelas VII dengan menggunakan metode sosiodrama. Observasi
dilakukan dengan mengamati objek penelitian secara langsung di MTs
Yatamu Psawahan. Observasi yang dilakukan adalah observasi non
partisipatif pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan yang berlangsung,
dia hanaya berperan mengamati kegiatan. Dalam hal ini yang menjadi
observer adalah guru kelas yang kelasnya diberi perlakuan. pedoman
observasi disusun dalam bentuk skala. Untuk tiap butir kegiatan atau
perilaku yang diamati telah dipersiapkan rentang skala, skala yang
digunakan berbentuk skala deskriptif (Sangat Setuju, Setuju, Tidak
Setuju, Sangat Tidak Setuju)
4. Wawancara
Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau
kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari
terwawancara (interviewee).6 Wawancara ini ditujukan guru kelas
yang menjadi observer dan siswa yang telah mengikuti proses
pembelajaran. Tujuan dilakukan wawancara yaitu untuk mengetahui
5 Supardi, M.d, Metodologi Penelitian (Mataram: PT Yayasan Cerdas Press. 2006), h.158
6 Suharismi Arkunto, Op.Cit, h.198
32
sejauh mana minat belajar siswa terhadap bidang Studi Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI).
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket,
observasi dan wawancara. Instrument angket diberikan kepada siswa untuk
memperoleh informasi tentang minat belajar siswa sebelum dan sesudah
siswa tersebut diberi perlakuan pembelajaran.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Angket Minat Belajar dan Metode Sosiodrama
No Varia
bel
Indikator
Pernyataan Angket Nomor
item Positif (+) Negatif (-)
1
Minat
belajar
Kesukaan
1. Saya senang saat belajar
mata pelajaran SKI
disekolah
1. Saya merasa
terkadang
pelajaran SKI
membosankan
14, 16,
Ketertarikan
1. Pelajaran SKI
disampaikan dgn
menarik &
menyenangkan
2. Saya tertarik
mempelajari SKI karena
materinya menyangkut
tentang kepemimpinan
1. Saya senang
jika guru SKI
berhalangan
hadir
15, 8, 7
Perhatian
1. Saya memperhatikan
dengan bersungguh-
sungguh jika guru
menjelaskan
2. Pelajaran SKI
kadang
membuat saya
mengantuk
3. Saya suka
tidak
konsentrasi
4, 2, 4,
17, 18
33
saat belajar
SKI
4. Terkadang
saya
mengobrol dan
tidak
memperhatika
n guru yang
sedang
menjelaskan
5. Saya sering
bercanda saat
pelajaran SKI
Keterlibatan
1. Apa yang saya pelajari
dalam pembelajaran SKI
bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari
2. Saya suka membaca
buku SKI dirumah
diwaktu senggang
3. Saya bertanya kepada
guru jika ada yang tidak
dimengerti saat belajar
4. Saya belajar SKI
dengan bersungguh-
sungguh
5. Saya mengerjakan tugas
dengan usaha maksimal
6. Saya merasa semangat
saat mempelajari SKI
7. Saya belajar SKI dari
awal hingga akhir
dengan bersungguh-
1. Saya malas
membaca buku
SKI
9, 10,
11, 12,
1, 19, 3,
5, 12
34
sungguh.
8. Saya belajar dirumah
terlebih dahulu sebelum
materi pelajaran SKI
dipelajari disekolah
9. saya berusaha dgn
sungguh-sungguh dlm
belajar SKI agar
memperoleh nilai yg
bagus
2
Meotode
Sosiodra
ma
Kesukaan
1. Metode sosiodrama
membuat
pembelajaran SKI
menjadi
menyenangkan
1. Merasa
kesulitan
ketika
bermain peran
2. Metode ini
menurut saya
hanya
membuang-
buang waktu
saja dan tidak
ada
manfaatnya
21, 27,
28,
Ketertarikan
2. Dibandingkan dengan
pembelajaran SKI
yang lalu, dengan
metode sosiodrama
ini saya lebih tertarik
untuk mengikutinya.
3. Belajar dengan
metode ini membuat
saya lebih dihargai
34, 26
35
Perhatian
1. Metode sosiodrama
membuat saya tidak
mengantuk saat
belajar SKI
2. Metode sosiorama
melatih saya untuk
konsentrasi
25, 26,
Keterlibatan
1. Metode sosiodrama
membuat saya
menjadi lebih berani
2. Metode sosiodrama
membuat saya
semangat dalam
belajar SKI
3. Saya senang terlibat
bermain peran yang
menegangkan &
mengasikan
4. Saya menjadi kompak
dengan teman saat
bermain peran.
5. Saya berkerjasama
dgn kelompok untuk
menampilkan drama
yg bagus.
6. Dengan metode
sosiodrama saya
berusaha untuk tampil
menjadi yang terbaik
7. Metode ini sangat
membantu saya untuk
dapat aktif dalam
proses pembelajaran.
8. Metode
sosiodrama
membuat
perhatian
siswa
terpecah-pecah
24, 22,
29, 30,
31,32,
33, 35
36
Instrumen observasi dilakukan untuk memperoleh informasi secara
langsung keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dikelas.
Tabel 3.3
Instrument Observasi Minat Belajar dan Metode Sosiorama
No
Pernyataan Jawaban
Keterangan SS S TS STS
1. Siswa belajar IPS dengan
bersungguh-sungguh
2. Banyaknya siswa yang
mengantuk pada saat
pembelajaran SKI
3. Siswa mengerjakan tugas yang
diberikan guru dengan usaha
maksimal
4. Siswa merasa bosan pada saat
proses pembelajaran
5. Siswa suka tidak konsentrasi
saat belajar
6. Pelajaran SKI disampaikan
secara menarik dan
menyenangkan
7. Siswa memperhatikan dengan
sungguh-sungguh ketika guru
menjelaskan
8. Siswa sering mengobrol saat
pembelajaran berlangsung
9. Siswa berusaha dengan
bersungguh-sungguh dalam
belajar SKI agar memperoleh
nilai yang bagus
10. Banyak siswa yang bercanda
pada saat pembelajaran SKI
11. Siswa senang dalam belajar
SKI
12. Siswa bersemangat dalam
belajar IPS
13. Siswa belajar IPS dari awal
hingga akhir dengan
37
bersungguh-sungguh.
14. Siswa aktif bertanya saat
pembelajaran
15. Siswa terdorong mempelajari
SKI karena materinya
menyangkut tentang
kepemimpinan
16. Metode sosiodrama membuat
pembelajaran SKI
menyenangkan
17. Metode soiodrama membuat
siswa semangat dalam belajar
SKI
18. Siswa suka belajar sambil
bermain
19. Metode sosiodrama membuat
tidak mengantuk saat belajar
SKI
20. Siswa merasa kesulitan dalam
melakukan drama didepan
kelas
21. Metode sosiodrama membuat
siswa menjadi lebih berani
22. Metode sosiodrma melatih
siswa untuk konsentrasi saat
belajar
23. Siswa senang terlibat dalam
permainan peran yang
menegangkan dan
mengasyikan
24. Metode sosiodrama (Bermain
peran) membuat siswa belajar
dengan cara kerjasama
Instrumen wawancara dilakukan kepada siswa untuk memperoleh
informasi langsung kepada siswa tentang minat belajar. Adapun pedoman
wawancara terlampir.
38
Penelit
nggunak an rumu
=
uc
t mom
∑
ent, yaitu
(∑ )(∑ )
s
(
o
)(
∑
)
(
)(∑
)
G. Uji Validasi Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau
sahih mempunyai validitas yang tinggi.7 Valid berarti instrument tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.8 Sebaliknya
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebelum
instrument digunakan untuk mengumpulkan data maka terlebih dahulu
instrument tersebut harus dinyatakan valid, sehingga data hasil penelitian
dapat dicapai.
ian ini menggunakan uji validitas instrument angket dengan
me pr d
Keterangan :
{ ∑ }{ ∑ }
rxy = Koefisien korelasi
N = Banyak Siswa
X = Skor butir soal instrument
Y = Skor total
XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
X2 = kuadrat skor butir soal
Y2 = kuadrat skor total
(dihitung dengan menggunakan program SPSS 16.0)
H. Uji Reliabilitas Instrumen
Reabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik.9 Teknik yang digunakan untuk menentukan
reliabilitas angket dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus
alpha Crombach, yaitu :
7 Suharismi Arkunto, Op.Cit, h.211
8 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian,(Bandung : Alfabeta, 2013) Cet ke-22, h.348
9 Suharismi Arkunto, Op.Cit, h.221
39
n
S
s
i
r = k 1- ∑s 2 ∑ x2 –
∑ x 2 11 i
k-1 2
t
dengan S =
n
keterangan
r11 = Reliabilitas instrument 2
= Jumlah varians skor tiap-tiap butir angket
S 2 = Varians angket t
k = banyak butir angket yang valid
∑x = jumlah skor seluruh siswa pada tiap-tiap butir angket
∑ x2 = jumlah kuadrat skor seluruh siswa pada tiap-tiap butir angket
n = Banyak siswa
(dihitung dengan menggunakan program SPSS 16.0)
I. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan cara peneliti dalam mengolah data yang
terkumpul sehingga mendapat sebuah kesimpulan dari penelitian yang
dilaksanakan.
Analisis data adalah proses pengelompokan, mengatur urutan data,
mengorganisasikannya kedalam suatu pola kategori guna menyingkat
temuan data sehingga mudah untuk dibaca.10
Selanjutnya, di dalam penelitian ini menganalisis data dengan
menggunakan uji-t, namun sebelum uji-t terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas sebagai syarat dilakukan analisis data.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
berditribusi normal atau tidak. Teknik dalam uji normalitas ini
menggunakan uji Kolmogrov Smirnov.
10 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 189
40
Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah
dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya)
dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang
telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan
normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda
antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Seperti
pada uji beda biasa, jika signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat
perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak
terjadi perbedaan yang signifikan. Penerapan pada uji Kolmogorov
Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang
akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal
baku, berarti data tersebut tidak normal. Lebih lanjut, jika signifikansi di
atas 0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data
yang akan diuji dengan data normal baku, artinya bahwa data yang kita uji
normal, karena tidak berbeda dengan normal baku. 11
2. Uji Hipotesis
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui Adanya
perbedaan minat belajar SKI siswa yang signifikan antara kelas
eksperimen (yang menggunakan metode sosiodrama) dengan kelas
kontrol (pembelajaran konvensional), teknik statistik parametrik yang
digunakan adalah, dengan rumus Independent T test untuk menguji
hipotesis apakah terdapat perbedaan minat belajar SKI siswa kelas
ekperimen (yang menggunakan metode sosiodrama) dan kontrol (yang
menggunakan metode sosiodrama).
Adapun rumus independent T test sebagai berikut ;
Thitung = x1-x2
Sx1-x1
11 Anwar Hidayat, “Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov”. http://statistikian.blogspot.com/2012/09/uji-normalitas-dengan-kolmogorov-smirnov.html, diakses pada Senin, 19/05/2014
41
Keterangan :
X1 = rata-rata kelompok 1
X2 = rata-rata kelompok 2
Sx1-x1 = Standar Error kedua kelompok
3. Regresi Linear Sederhana
Dan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap
variabel terikat. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
linear sederhana, analisis ini dipergunakan untuk mengetahui pengaruh
antara satu buah variabel bebas terhadap satu buah variabel terikat.12
Regresi linear sederhana didasarkan pada hubungan fungsional
ataupun kausal satu variabel indenpenden (metode sosiodrama) dengan
satu variabel dependen13 (minat belajar SKI). Adapun rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Y’ = a + bX
Keterangan:
Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
12 Ahmad Kurnia, “Manajemen Penelitian - Regresi Linear”, http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2010/10/regresi-linear.html, diakses pada Senin 19/05/2014
13 Sugiyono, Op.Cit, h.261
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Desksripsi Data
1. Sejarah Berdirinya MTs Yatamu Pasawahan
Madrasah Tsanawiyah Tarbiyatul Muta’alimin atau yang lebih kita
kenal MTs YATAMU Pasawahan awal berdirinya dirintis oleh KH. Abdul
Rosyid. Seorang ulama, sesepuh dan tokoh yang sangat dihormati, bukan
hanya oleh masyarakat desa Pasawahan dan sekitarnya tetapi juga oleh
masyarakat wilayah lain di kabupaten Cirebon. Pada tanggal 14 Agustus
1975, MTs Yatamu Pasawahan mulai dirintis. Setelah satu tahun merintis,
baru pada tahun 1976 MTs Yatamu resmi beroperasi dan berlanjut sampai
sekarang. Sebagai penyelengaranya adalah Yayasan Tarbiyatul
Muta’alimin Ds. Pasawahan. Sebuah Yayasan Pendidikan yang dibentuk
oleh KH. Abdul Rosyid bersama empat orang tokoh lainnya, yang berakta
Notaris nomor : 1451.
Berdirinya MTs Yatamu Pasawahan merupakan pengembangan dari
lembaga pendidikan yang sudah ada, khususnya pendidikan di Pondok
Pesantren yang ada di Desa Pasawahan. Untuk menyelaraskan dan
1 Kantor Tata Usaha (TU), Data Profil MTs Yatamu Pasawahan Desa Pasawahan
Kecamatan Susukan Lebak Kabupaten Cirebon 2013-2014.
42
43
, d
menyesuaikan dinamika masyarakat yang semakin maju dan terus
berkembang dengan ilmu - ilmu agama maka dipandang perlu untuk
mendirikan sekolah umum setingkat SLTP yakni MTs Yatamu Pasawahan.
MTs Yatamu Statusnya sudah diakui, dengan surat keputusan dari
wilayah departemen pendidikan Agama RI Propinsi Jawa Barat dengan
No.101/PP.032/217/1999.Untuk kegiatan pendidikan lokasi MTs Yatamu
Pasawahan memenuhi tuntunan masyarakat untuk dijadikan
pennyelenggara pendidikan, karena kegitan belajar mengajar pada siswa
tidak terganggu oleh keramaian kota.2
2. Kondisi Geografis MTs Yatamu Pasawahan.
MTs Yatamu Pasawahan dibangun diatas areal tanah seluas ± 4000
Man berdampingan dengan MA Yatamu yang berada tepatnya di desa
pasawahan kecamatan susukanlebak kabupaten Cirebon dengan batas
wilayah : Sebelah timur berbatasan dengan jalan Raya, Sebelah selatan
berbatasan dengan dengan SDN Pasawahan, sebelah Barat berbatasan
dengan pemukiman penduduk yang didalamnya terdapat Pondok pesantren
yaitu Pon-Pes Al-Anwar sehingga memudahkan bagi siswa dan siswi yang
rumahnya jauh dan ingin menimba ilmu Agama lebih dalam lagi di Pon-
Pes tersebut.3
3. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi Sekolah
Visi MTs Yatamu Pasawahan yaitu : “Terwujudnya siswa yang
berakhlakul karimah kompetitif dan kreatif”.
b. Misi Sekolah
Misi MTs Yatamu Pasawahan yaitu :
1. Menanamkan pengamalan Agama Islam dalam segala aktifitas
2 Ibid. 3
Ibid.
44
madrasah secara kaffah”
2. Meningkatkan mutu guru & tenaga kependidikan secara
berkesinambungan.
3. Menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif dan
menyenangkan.
4. Memberikan bekal keterampilan, sains dan teknologi
5. Menjaga tradisi keilmuan lama (salaf) yang baik dan mengambil
tradisi keilmuan baru yang lebih baik.”4
4. Struktur Organisai
Untuk Kelancaran kegiatan dalam usaha mensukseskan pelaksanaan
organisasi formal di suatu sekolah perlu memiliki Sturuktur organisasi
sekolah yang baik. Maka pengorganisasiannya akan lebih mudah dan
kegiatan akan lebih terarah. Adapun Struktur Organisai MTs yatamu
penulis susun dalam tabel sebagia berikut:5
4 Ibid . 5 Ibid.
45
Tabel. 4.1
Struktur Organisasi MTs Yatamu Pasawahan
Kepala Yayasan
Syihabuddin. B.A.
Komite sekolah/BP
Kusnandar.S.Pd.I
Kepala madrasah
H.Sofan.S.Ag.
Bendahara
Tati Farhati
Tata usaha
Mustahdi
WKS Kurikulum
Achmad Sholeh S.Pd.I
WKS Humas
H.Jumhuruddin. S.Pd.i
WKS Kesiswaan
Indra Awliya R. S.Pd
WKS Sarpras
Shobirin. A.Ma
WALI KELAS
DEWAN GURU
SISWA/SISWI
46
5. Keadaan Guru, Tata Usaha dan Siswa di MTs Yatamu Pasawahan.
a. Keadaan Guru
Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting
dalam pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa guru sering
dijadikan tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di
sekolah guru merupakan unsur yang sangat mempengaruhi tercapainya
tujuan pendidikan selain unsur murid dan fasilitas lainnya.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan kesiapan
guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar
mengajar. Namun demikian posisi strategis guru untuk meningkatkan
mutu hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional
guru dan mutu kinerjanya.
Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan di MTs Yatamu
Pasawahan tercatat ada 33 orang dan 5 staf tata usaha. yang
merupakan lulusan dari berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun
swasta. Dengan komposisi jumlah guru yang ada dan melihat jumlah
siswa yang di MTs Yatamu Pasawahan saat ini,diperlukan pembagian
tugas mengajar yang tepat berdasarkan disiplin ilmu yang dikuasai,
sehingga efektifitas kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan
baik dana terarah. Apalagi dengan adanya administrasi pembelajaran
yang harus dibuat dan dimiliki oleh masing-masing guru agar dapat
meningkatkan kompetensi guru yang ada. Dalam hal membantu kepala
madrasah,dibutuhkan beberapa orang guru untuk menjadi wakil kepala
madrasah dalam bidang kurikulum, kesiswaan dan sarana prasarana.
Dengan demikian jumlah guru dan staf TU yang ada saat ini bisa
melaksanakan tugas dan kewajibannnya dengan penuh tanggung
jawab.6
Untuk lebih jelasnya tentang data guru tersebut dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
6Ibid.
47
Tabel : 4.2
Keadaan Guru MTs Yatamu
No
Nama Pegawai
Mata Pelajaran Kelas Pendidikan
Terakhir 7 8 9
1. Sofan, S.Ag. Al-qur'an Hadits 7 IAIN CRBN
2. Dra. Badrotul Fuad Bahasa Arab 8 9 IAIN CRBN
3. Dra. Suheli I P S 8 9 IAIN CRBN
4. Syihabuddin, Ba. Keagamaan 8 IAIN CRBN
5. A. Sanusi, A.Md. Bahasa Sunda 7 IAIN Bandung
6. Sobirin, A.Ma Matematika 8 8 MAN
7. H. Jumhuruddin, S.Pdi Bahasa Sunda 9 STAIC CRB
8. Kusnandar.S.Pd.I BP / BK 7 8 9 STAIC CRB
9. Suharta, Ba. BTQ ( Mulok ) 8 9 AKIDAH JKT
10. Nurbahiyah, S.Ag. Al-qur'an Hadits 7 8 IAIN BDG
11. Rofiqoh, S.Pdi SKI 8 9 STAIC CRB
12. Abdul Halim, S.Pdi Aqidah Akhlaq 9 STAIC CRB
13. Ilah Saefunah, S.Pdi. B. Indonesia 7 IAIN CRBN
14. Lina Umi Msr, S.Pd. IPS 7 IAIN CRBN
15. atiyatussa'adah,S.Pd.. Bahasa Inggris 8 IAIN CRBN
16. Asep Mahfud, S.Pd. Penjaskes 7 8 U MJLK
17. Ima Hilmah, S.Pd.I IPA 8 9 IAIN CRBN
18. Ria Hanita, A.Md. TIK 8 ASMI
19. A. Muzammil Keagamaan 7 PON-PES
20. Nahdudin, Penjaskes 8 SGO CRB
21. Rohmatul Jannah Seni dan Budaya 8 SPIAIN CRB
22. Izzuddin. Fiqih 7 MAN
23. Abdul Malik, S.Pd TIK 7 9 UMC
24. Kholid Azhari, A.Ma. Bahasa Sunda 8 IAIN CRBN
25. Abdul Aziz, S.Pdi Seni dan Budaya 7 9 IAIN CRBN
26. Achmad Sholeh.S.Pd.i Aqidah Akhlaq 8 9 STAI CRB
48
27. Ade QZ, S.Ei Bahasa Arab 7 UIN Jakarta
28. Syaeful Ma'arif, S.Pdi Matematika 7 IAIN CRBN
29. Dian Sari S.Pd, B. Indonesia 8 9 UMY
30. Toyib, S.Pdi Aqidah Akhlaq 7 STAIC CRB
31. Indra Aulia R, S.Pdi Bahasa Inggris 7 IAIN CRBN
32. M. Sukron PKN 9 UMC
33. Faozan PKN 7 9 UMY
Sumber Kantor Tata Usaha MTs Yatamu
b. Keadaan Tata Usaha (TU)
Jumlah personil TU di MTs Yatamu pasawahan Tahun 2013-2014
sebanyak 7 orang. Untuk lebih jelasnya tentang Personil TU tersebut
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.3
Keadaan Tata Usaha di MTs Yatamu Pasawahan
No Nama Bidang Usaha Pendidikan Terakhir
1. Mustahdi Tata Usaha MA Yatamu
2. Aliimuddin Tata Usaha UMC
3. Dian Ek Permatasari Perpustakaan UMY
4. Khaerudin Sekuriti SMA NU Lemah Abang
5. Tati Farhati Tata Usaha MAN
6. Ade QZ, S.Ei Koperasi UIN Jakarta
Sumber Kantor Tata Usaha MTs Yatamu
c. Keadaan Siswa
Keadaan siswa di MTs Yatamu pasawahan Tahun 2013-2014
tercatat sebanyak 683 siswa, dengan rincian siswa laki-laki 294 dan
siswa perempuan 389 dan jumlah siswa tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut ini7 :
7 Ibid.
49
Tabel 4.4
Keadaan Siswa
No Kelas VII Lk Pr Jml Wali kelas
1. A. 19 21 40 M.faozan, S.Pd.
2. B. 19 21 40 Ade Qz, S.E.I
3. C. 24 16 40 Dian Sari. S.Pd
4. D. 20 20 40 Abdul Aziz, S.Pd.I
5. E. 24 16 40 Kholid Azhari. A.Ma
6. F. 22 17 39 Abdul Malik, S.Pd
Jumlah 128 111 239
No Kelas VIII
Lk Pr Jml Wali Kelas
1. A. 9 29 38 Fathiyatussa'adah, S.Pd.I
2. B. 14 25 39 M. Sukron, S.Pd
3. C. 17 21 38 Asep Mahfudz.S.Pd.
4. D. 15 23 38 Dra.Suheli.
5. E. 21 18 39 Dian Eka P.S.Pd
6. F. 26 12 38 Ria Hanita. A.M.a
7. G. 30 6 36 Izzuddin. A.Ma
Jumlah 132 134 266
No Kelas IX Lk Pr Jml Wali Kelas
1. A. 11 25 36 Ima Hilmah, S.Pd.
2. B. 7 29 36 Dra. Badrotul Fuad
3. C. 10 26 36 Lina Umi Mr.Spd
4. D. 17 19 36 Toyyib. S.Pd.I
5. E. 28 9 37 Saeful Marif. S.Pd.I
Jumlah 73 108 181
Jumlah Keseluruhan 686
Sumber Kantor Tata Usaha MTs Yatamu
50
d. Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan. Keadaan sarana yang memadai di suatu
sekolah sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses belajar mengajar,
bahkan dapat berpengaruh terhadap siswa dalam memperoleh prestasi
yang baik.
Adapun Sarana yang ada di MTs Yatamu Pasawahan adalah sebagai
berikut :
Tabel: 4.5
Keadaan Sarana MTs Yatamu Pasawahan
No Nama Sarana Jumlah
1. Ruang Kepala 1Ruangan
2. Ruang Guru 1Ruangan
3. Ruang Tatausaha 1Ruangan
4. Ruang Kelas 18 Ruangan
5. Ruang Perpustakaan 1Ruangan
6. Ruang Osis 1 Ruangan
7. Ruang Koperasi 1 Ruangan
8. Ruang Tamu 1 Ruangan
9. Ruang Bp 1 Ruangan
10. Ruang UKS 1 Ruangan
11. Dapur 1 Ruangan
12. Gudang 1 Ruangan
13. Lab,Komputer 1Ruangan
14. Lab IPA 1 Ruangan
15. Mushola 1 lokal
16. WC Guru 2 Ruangan
17. WC Siswa 4 Ruangan
18. Parkir 1 Ruangan
Sumber Kantor Tata Usaha MTs Yatamu
51
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa sarana yang di miliki
oleh MTs Yatamu Pasawahan sudah cukup memadai, sangat menunjang
terhadap keberhasilan prestasi belajar siswa.
Dalam proses belajar tidak hanya sarana saja yang di butuhkan
fasilitas pun menentukan dalam keberhasilan belajar siswa, dengan
fasilitas yang lengkap akan menetukan keberhasilan terhadap prestasi
belajar siswa. Adapun fasilitas yang ada di MTs Yatamu Pasawahan dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel: 4.6
Fasilitas / Perlengkapan Ruangan
No Nama Prasarana Jumlah
1. Meja Guru 35 buah
2. Meja Kantor 11 Buah
3. Kursi Kantor 10 buah
4. Meja Siswa 311 Buah
5. Kursi Siswa 622 Buah
6. Papan Tulis 18 Buah
7. Meja Guru 18 Buah
8. Kursi Guru 18 Buah
9. Rak Buku 8 Buah
10. Lemari Kantor 10 Buah
11. Komputer 20 Buah
12. Laptop 6 Buah
13. Infokus 1 Buah
14. Printer 2 Buah
15. Meja Siswa 311 Buah
16. Kursi Siswa 622 Buah
17. Papan Tulis 18 Buah
Sumber Kantor Tata Usaha MTs Yatamu
52
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa fasilitas yang di miliki
oleh MTs Yatamu Pasawahan sudah cukup memadai, sangat menunjang
terhadap keberhasilan prestasi belajar siswa.
Sarana dan fasilitas yang di butuhkan dalam suatu sekolah bukan
saja berkaitan dengan belajar mengajar di kelas saja, melainkan
membutuhka sarana dan fasilitas yang lain seperti dalam bidang olahraga
dan kesenian. Adapun saran dan fasilitas olahraga dan kesenian yang
ada di MTs Yatamu Pasawahan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7
Alat-alat Olahraga dan Alat-alat Kesenian
No Nama Alat Jumlah
1. Lapangan Volly 1 Buah
2. Peralatan Tenis Meja 1 Paket
3. Bola Sepak 5 Buah
4. Tolak Peluru 10 Buah
5. Cakram 11 Buah
6. Rebana 1 Set
7. Marawis 1 Set
8. Angklung 1 Set
9. Drum Band 1 Set
10. Biola 1 Buah
11. Tenda 30 buah
12. Alat-alat P3K 1 set
13. Alat-alat PKK 1 Set
14. Tv 3 set
15. Tape Recorder 3 Set
16. Ampilier 1 Set
Sumber Kantor Tata Usaha MTs Yatamu
53
e. Kurikulum Dan Kegiatan Belajar Mengajar.
Sesuai dengan amanat undang-undang nomor 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomer 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Penyusunan KTSP di MTs Yatamu Pasawahan Desa
Pasawahan Kecamatan Susukanlebak Kabupaten Cirebon dimulai
tahun ajaran 2007/2008 sampai sekarang (2013). Dengan mengacu
Pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Pendidikan dasar dan
menengah sebagaiman yang diterbitkan melalui praturan Menteri
Pendidikan Nasional Masing-masing Nomer 22 Tahun 2006 dan nomer
23 Tahun 2006,Serta panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan
oleh BSNP8.
Untuk penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) di MTs Yatamu Pasawahan Desa Pasawahan Kecamatan
Susukanlebak Kabupaten Cirebon, melibatkan semua unsur yang ada
di madrasah seperti kepala Sekolah, wakil kepala Sekolah, guru,
konselor, komite sekolah, dan nara sumber. Sehingga dengan
sinerginya unsur-unsur tersebut akan menemukan kemudahan dalam
pembuatan kurikulum.
Dalam sebuah proses pembelajaran diperlukan adanya kegiatan
atau aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat
untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada
belajar jika tidak ada aktivitas, itulah sebabnya aktivitas atau kegiatan
merupakan prinsip atau asas yang penting dalam interaksi belajar-
mengajar.
Kegiatan belajar mengajar di MTs Yatamu Pasawahan
disesuaikan dengan kurikulum yang telah dengan mengacu pada
kurikulum nasional dan mengambil pelajaran muatan local yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat sekitar.
8 Ibid.
54
Untuk melaksanakan program tersebut maka dibentuk tiga
macam kegiatan, yaitu kegiatan intrakurikuler,kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
1. Kegiatan intrakurikuler
Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan utama dalam proses
pembelajaran disekolah. Penyelanggaraannya diatur berdasarkan
alokasi waktu yang ada dalam program kurikulum MTs Yatamu
Pasawahan, kegiatan ini dilaksanakan dalam ruang kelas dengan
waktu yang telah terjadwal.
Kegiatan belajar mengajar ini dilaksanakan pada pagi hari
yaitu pada pukul 07.00 dengan alokasi jam belajar sebanyak 8 jam
per-hari dengan tambahan 1 jam untuk upacara pada hari senin, dan
1 jam untuk memaca doa dan membaca Aqidatulawwam pada hari-
hari biasa sebelum dilaksanakannya KBM.
2. Kegiatan kokurikuler
Kegiatan ini merupakan penunjang bagi keberhasilan
kegiatan intrakurikuler yang terbatas oleh waktu. Dalam
pelaksanaannya, kegiatan ini lebih banyak diserahkan dalam bentuk
penugasan(resitasi) seperti PR (pekerjaan rumah) baik secara
perorangan maupun secara kelompok, misalnya penugasan untuk
mencari data-data tertentu yang berkaitan dengan materi, menghafal
surat-surat pendek dan lain-lain.
3. Kegiatan ekstrakurikuler
Seluruh Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di MTs Yatamu
Pasawahan terkumpul dalam satu organisasi yaitu OSIS (organisasi
intra sekolah) yang berpungsi untuk mengkordinir siswa yang ingin
mengembangkan bakatnya masing-masing.
Kegiatan ekstrakurikuler seluruhnya dilaksanakan diluar jam
pelajaran, akan tetapi bentuk kegiatannya tetap diarahkan untuk
55
menunjang pemahaman siswa dalam mata pelajaran yang telah
diberikan pada kegiatan intrakurikuler. selain itu pada kegiatan ini
juga di berikan keterampilan-keterampilan baru.
Bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang telah dilaksanakan di MTs
Yatamu Pasawahan yaitu :
a. Kegiatan keagamaan, seperti pengajian kitab kuning, Pembacaac
maulid Simthudduror, dan pesantren kilat setiap bulan Ramadan dan
peringatan hari besar islam, seperti memperingati maulid Nabi, dan
Rajabiyah.
b. Paskibra
c. Pramuka
d. PMR
e. Marawis/Rebana
f. Drumband9
9 Ibid.
56
B. Deskripsi Kegiatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kleas VII.E dan VII.F MTs Yatamu
Pasawahan Kabupaten Cirebon pada pokok bahasan Khulafaur Rasyidin.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh metode sosiodrama (bermain
peran) terhadap minat belajar siswa pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam. Proses pembelajaran dilakukan dengan memberikan perlakuan terhadap
masing-masing kelas. Kelas VII E atau kelas eksperimen diberikan perlakuan
pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama (bermain peran)
sedangkan kelas VII F atau kelas kontrol menggunakan pembelajaran
konvensional (ceramah, diskusi dan tanya jawab).
C. Pengujuan Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum melakukan penelitian dikelas eksperimen dan kelas kontrol,
peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas dan reabilitas angket untuk
mengukur minat belajar siswa. Validitas instrumen meliputi validasi isi dan
validasi butir. Validitas isi dilakukan dengan merancang indicator
pencapaian yang berkaitan dengan minat belajar siswa, kemudian
mengkonsultasikannya kepada dosen pembimbing. Validasi butir dilakukan
dengan menguji uji validitas sebanyak 35 pernyataan yang terdiri dari 20
pernyataan untuk angket minat dan 15 pernyataan untuk angket tentang
metode sosiodrama. Hasil uji validitas butir untuk angket minat belajar
terdapat 8 pernyataan yang tidak memenuhi persyaratan validitas, jadi
jumlah pernyataan yang digunakan untuk analisis data sebanyak 12
pernyataan dan hasil uji validitas butir angket tentang metode sosiodrama
terdapat 3 pernyataan yang tidak valid memenuhi syarat validitas, jadi
jumlah pernyataan yang digunakan untuk analisa data sebanyak 12
pernyataan. Dengan taraf signifikan 5%, dengan dasar perhitungan dimana
r tabel= n-2 (27-2=25), maka diperoleh nilai r tabel= 0.396. Untuk
memperjelas asumsi tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
57
Tabel 4.8
Hasil Uji Validasi Angket Minat Belajar Siswa
No.
Pertanyaan
R hitung
R tabel
Keterangan
1. Saya belajar SKI dengan
bersungguh-sungguh
0.561
0.396
Valid
2. Pelajaran SKI terkadang
membuat saya mengantuk
0.483
0.396
Valid
3. Saya selalu mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru dengan
usaha maksimal
0.605
0.396
Valid
4. Saya suka tidak konsentrasi saat
belajar SKI
0.336
0.396
Tidak Valid
5. Saya selalu memperhatikan
dengan sungguh-sungguh apa
yang guru sampaikan
0.462
0.396
Valid
6. Saya berusaha dengan sungguh-
sungguh dalam belajar SKI agar
memperoleh nilai yang bagus.
0.325
0.396
Tidak Valid
7. Saya merasa semangat saat
mempelajari SKI
0.644
0.396
Valid
8. Saya terdorong mempelajari SKI
karena materinya menyangkut
tentang kepemimpinan
0.324
0.396
Tidak Valid
9. Apa yang saya pelajari dalam
pembelajaran SKI bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari
0.390
0.396
Tidak Valid
10. Saya suka membaca buku SKI di
rumah diwaktu senggang
0.372
0.396
Tidak Valid
11. Saya selalu bertanya kepada guru
jika ada yang tidak dimengerti
saat belajar
0.232
0.396
Tidak Valid
12.
Saya malas membaca buku SKI
0.637
0.396
Valid
13. Saya senang jika guru Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI)
berhalangan hadir
0.518
0.396
Valid
14. Saya senang saat belajar mata
pelajaran SKI disekolah
0.415
0.396
Valid
58
15. Pelajaran SKI disampaikan
dengan menarik dan
menyenangkan
0.678
0.396
Valid
16. Saya merasa terkadang pelajaran
SKI membosankan
0.648
0.396
Valid
17. Terkadang saya mengobrol dan
tidak memperhatikan guru yang
sedang menjelaskan
0.129
0.396
Tidak Valid
18. Saya sering bercanda saat
pelajaran SKI
0.612
0.396
Valid
19. Saya belajar SKI dari awal hingga
akhir dengan bersungguh
sungguh.
0.506
0.396
Valid
20. Saya selalu belajar dirumah
terlebih dahulu sebelum materi
pelajaran SKI dimulai disekolah
0.299
0.396
Tidak Valid
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel 4.9
Hasil Uji Validasi Angket Metode Sosiodrama
No.
Pertanyaan
R hitung
R tabel
Keterangan
21. Metode sosiodrama membuat
pembelajaran SKI menjadi
menyenangkan
0.380
0.396
Tidak Valid
22. Metode sosiodrama membuat
saya semangat dalam belajar SKI
0.632
0.396
Valid
23. Metode sosiodrama membuat
saya tidak mengantuk saat belajar
SKI
0.701
0.396
Valid
24. Metode sosiodrama membuat
saya menjadi lebih berani
0.278
0.396
Tidak Valid
25. Metode sosiodrama ternyata
mampu mengajarkan cara
memahami materi dengan baik.
0.464
0.396
Valid
26. Belajar dengan metode ini
membuat saya lebih dihargai
0.414
0.396
Valid
27. Merasa kesulitan ketika bermain
peran
0.521
0.396
Valid
59
28. Metode ini menurut saya hanya
membuang-buang waktu saja dan
tidak ada manfaatnya
0.564
0.396
Valid
29. Saya senang terlibat bermain
peran yang menegangkan dan
mengasikan
0.550
0.396
Valid
30. Saya menjadi kompak dengan
teman saat bermain peran.
0.619
0.396
Valid
31. Saya selalu berkerjasama dengan
kelompok untuk menampilkan
drama yang bagus.
0.515
0.396
Valid
32. Dengan metode sosiodrama saya
berusaha untuk selalu tampil
menjadi yang terbaik
0.793
0.396
Valid
33. Metode sosiodrama ini sangat
membantu saya untuk dapat aktif
dalam proses pembelajaran.
0.521
0.396
Valid
34. Dibandingkan dengan
pembelajaran SKI yang lalu,
dengan metode sosiodrama ini
saya lebih tertarik untuk
mengikutinya.
0.414
0.396
Valid
35. Metode sosiodrama membuat
perhatian siswa terpecah-pecah
0.327
0.396
Tidak Valid
Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel di atas adalah hasil data output reability analysis
menggunakan SPSS. Tabel Item-Total Statistics adalah output tabel untuk
melihat informasi validitas data terhadap instrumen yang digunakan.
Ketentuan validitas data ditunjukkan dengan nilai Corrected Item-Total
Correlation > 0,396. Sebanyak 12 pernyataan untuk angket minat belajar
SKI dan 12 pernyataan untuk angket metode soiodrama, jadi yang akan
dijadikan sebagai instrumen adalah sebanya 24 data yang valid.
60
Untuk uji reabilitas dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.852 24
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Berdasarkan tabel reliability tersebut diperoleh nilai Alpha Cronbach
852, dengan nilai standar 0.600 dan karena nilai Alpha Cronbach
0.852>0.600, maka disimpulkan bahwa skla metode sosiodrama dan minat
belajar SKI adalah reliable.
Dari 12 pernyataan instrumen minat belajar SKI yang telah diuji
validitas dan reliabilitasnya, selanjutnya instrument tersebut diberikan
sebelum dan sesudah kepada kelompok eksperimen dan kontrol untuk
mengetahui minat belajar SKI siswa. Dan 12 pernyataan tentang metode
sosiodrama, selanjutnya instrumen tersebut diberikan sesudah diberi
perlakauan. Skor rata-rata minat belajar yang di dapat sebelum dan sesudah
diberi perlakuan, dan skor rata-rata metode sosiodarama yang selanjutnya
dijadikan sebagai data yang akan digunakan dan diolah sebagai hasil
penelitian.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah
data mengikuti atau mendekati distribusi normal atau tidak. Sedangkan
data yang digunakan adalah skor rata-rata minat belajar SKI siswa dalam
pembelajaran SKI dari hasil pengujian pada kelas sesudah diberi
perlakuan. Berikut ini hasil uji normalitas dengan teknik One-Sample
Kolmogorov-Simrnov Test menggunakan SPSS.
61
Tabel 4.11
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Minat_belajar_S
KI_Y1
(ekperimen)
Minat_belajar
_SKI_Y2
(kontrol)
N Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
40 39
Normal Parametersa 45.80 37.13
1.620 1.625
Most Extreme
Differences
.199 .212
.101 .198
-.199 -.212
Kolmogorov-Smirnov Z 1.259 1.325
Asymp. Sig. (2-tailed) .084 .060
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah:
1. Jika Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas < 0,05, maka data
berdistribusi tidak normal.
2. Jika Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas > 0,05, maka data
berdistribusi normal.
Jika kita lihat tabel diatas, nilai sig (signifikan) yaitu 0,084 untuk
minat belajar SKI kelas eksperimen dan 0,060 untuk minat belajar SKI.
Kelas Kontrol, Jadi 0,084 > 0,05 dan 0,060 > 0,05. dengan demikian data
kelompok penelitian diatas adalah normal.
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah sebaran data
tersebut homogen atau tidak. Uji homogen dapat dilakukan apabila
kelompok berdistribusi normal.
62
Berikut hasil uji homogenitas menggunakan SPSS
Tabel 4.12
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic
df1
df2
Sig.
Minat_belajar_SKI_Y1 2.007 5 34 .103
Minat_belajar_SKI_Y2 1.089 5 33 .385
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Dari tabel diatas diperoleh nilai sig sebesar 0,103 untuk kelas
eksperiment dan 0,385 untuk dan dibandingkan dengan a 0,05, jadi 0,103 >
0,05 untuk kelas ekperimen dan 0,385>0,05 untuk kelas kontrol , dengan
demikian data penelitian diatas adalah homogen.
4. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian persyaratan analisis, maka pengujian
yang akan dilakukan selanjutnya adalah pengujian hipotesis yang didalam
pengujiannya dilakukan dengan menggunakan uji-t. hipotesis terakhir yang
di ajukan dalam penelitian ini adalah untuk menjawab “apakah ada
pengaruh metode sosiodrama terhadap minat belajar SKI siswa” untuk
menjawab hipotesis tersebut, peneliti menggunakan SPSS (Statistical
Product and Service Solution) untuk mempermudah dalam menganalisis
hipotesis tersebut.
Berikut dibahas mengenai uji komparasi dengan menggunakan
Independent T test.
63
Tabel 4.13
Hasil Uji independent T-test
Group Statistics
Kelompok
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Mean
Minat_Belajar kelompok ekperimen
_SKI kelompok kontrol
40 45.80 1.620 .256
39 37.13 1.625 .260
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Berdasarkan tabel diatas sampel dari kedua kelompok masing-
masing berjumlah 40 untuk kelas ekperimen dan 39 untuk kelas kontrol.
Dan nilai rata-rata kelompok ekperimen adalah 45.80, sedangkan pada
kelompok kedua nilai rata-rata 37.13. adapun SD kelompok ekperimen
1.620 sedangkan SD kelompok kontrol 37,13
Tabel 4.14
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
T
df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Minat_ Equal Belajar variances _SKI assumed
Equal variances not assumed
23.747
77
.000
8.672
.365
7.945
9.399
23.746
76.937
.000
8.672
.365
7.945
9.399
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai uji-T 23,747 dan 23,746
sedangkan T tabelnya 2,024 dan 2,026 dimana T tabel= n-2 (40-2=38 dan
39-2=37) maka T hitung > T tabel (terdapat perbedaan). Nilai sig. (2-
tailed) adalah 0,000 dan dibandingkan dengn nilai a (0,05). Diperoleh nilai
64
signifikasi 0,000 <a (0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. (terdapat
perbedaan) D. Temuan Penelitian
Berikut ini adalah hasil temuan penelitian yang didapati oleh peneliti
selama melakukan penelitian mengenai pengaruh metode sosiodrama
terhadap minat belajar SKI siswa MTs Yatamu Pasawahan.
a. Skoring data Minat belajar kelas Kontrol Dan Eksperimen
sebelum diberikan perlakuan.
Berikut ini disajikan tabel hasil minat belajar siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan. Hasil ini
diolah menggunakan SPSS
Tebel 4.15
Statistik Deskriptif Sebelum diberi Perlakuan
Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
N
Xmax
Xmin
(X
S
40
43
33
37.25
2.15
39
42
33
36.62
1.87
Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel diatas menunjukan hasil angket minat belajar siswa pada
kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan. Nilai
maksimum yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari
siswa kelas kontrol, yakni 43 untuk kelas eksperimen dan 42 untuk
kelas kontrol. Sedangkan untuk Perolehan nilai minimum pada kelas
eksperimen sama saja dengan perolehan nilai minimum kelas kontrol.
Yakni 33 untuk kelas eksperimen dan 33 untuk kelas kontrol. Skor rata-
rata angket minat belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
65
menunjukan perbedaan yaitu 37.25 untuk skor rata-rata minat belajar
untuk kelas eksperimen dan 36,62 untuk skor rata-rata minat belajar
kelas kontrol. Sedangkan simpangan baku pada kelas kontrol sebesar
2,15 dan simpangan baku untuk kelas eksperimen sebesar 1,87. Jika
kita lihat hasil perolehan nilai diatas kelas eksperimen dan kelas kontrol
menunjukan hasil yang tidak jauh berbeda antara keduanya. Maka dapat
disimpulkan bahwa rata-rata minat belajar SKI siswa sebelum diberikan
perlakuan dari kedua kelas tersebut itu sama karena tidak menghasilkan
perbedaan yang begitu signifikan.
b. Deskripsi data Minat belajar kelas Kontrol Dan Eksperimen
setelah diberikan perlakuan.
Berikut ini disajikan tabel hasil minat belajar siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan. Hasil ini
diolah menggunakan SPSS
Tebel 4.16 Statistik Deskriptif Setelah diberi Perlakuan
Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
N
Xmax
Xmin
(X
S
40
48
41
45.8
1.62
39
42
33
37.13
1.62
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel diatas menunjukan hasil angket minat belajar siswa pada
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Nilai maksimum yang diperoleh
siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi drai pada nilai maksimum
yang diperoleh siswa kelas kontrol. Yakni 48 untuk kelas eksperimen
dan 42 untuk kelas kontrol. Perolehan nilai minimum pada kelas
eksperimen juga lebih tinggi dari pada perolehan nilai minimum kelas
66
kontrol. Yakni 41 untuk kelas eksperimen dan 33 untuk kelas kontrol.
Skor rata-rata angket minat belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen menunjukan perbedaan yaitu 37,13 untuk skor rata-rata
minat belajar untuk kelas kontrol dan 45.8 untuk skor rata-rata minat
belajar kelas eksperimen. Sedangkan simpangan baku pada kelas
kontrol sebesar 1,62 dam simpangan baku untuk kelas eksperimen
sebesar 1,62. Hasil ini menunjukan bahwa perolehan skor angket minat
belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada skor angket
minat belajar siswa pada kelas kontrol.
c. Analisis Pengaruh metode sosiodrama terhadap minat belajar SKI
Berikut ini adalah tabel hasil olah analisis deskriptif dengan
menggunakan SPSS.
Tabel 4.17 Deskriftive Statistik Variabel X dan Y
Statistics
Metode_sosiodrama_
X
Minat_belajar_SKI
_Y
N Valid
Missing
40 40
0 0
Mean 45.40 45.80
Std. Error of Mean .231 .256
Median 45.00 46.00
Mode 45 46
Std. Deviation 1.464 1.620
Variance 2.144 2.626
Range 5 7
Minimum 43 41
Maximum 48 48
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
67
N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 40
buah, sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol. Artinya semua
data siap untuk diproses.
Mean atau rata-rata nilai statistik adalah 45,40 untuk variabel
metode sosiodrama standar error 0,231; 45,80 untuk variabel minat
belajar SKI dengan standar error 0,256. Penggunaan standar error of
mean adalah untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang
diperkirakan dari sampel.
Median atau titik tengah nilai statistik jika semua nilai diurutkan
dan dibagi dua sama besar. Angka median 45.00 untuk variabel Metode
Sosiodrama menunjukkan bahwa nilai statistik responden adalah 45.00
ke atas, 50% nya adalah 45.00 kebawah, 46.00 untuk variabel Minat
Belajar SKI menunjukkan bahwa nilai statistik responden adalah 46.00
ke atas, 50% nya adalah 46.00 kebawah.
Standar deviasi adalah 1.464 untuk variabel metode sosiodrama
varian yang merupakan kelipatan standar deviasi adalah 2.144; dan
1.620 untuk variabel minat belajar SKI varian yang merupakan
kelipatan standar deviasi adalah 2.626. Penggunaan standar deviasi
adalah untuk menilai sebaran rata-rata sampel.
Range nilai statistik responden merupakan pengurangan dari
nilai maksimum dengan nilai minimum, yaitu: 5 untuk variabel Metode
Sosiodrama, 7 untuk minat belajar SKI. Artinya selisih antara batas atas
kelas terakhir dan batas bawah kelas pertama nilai statistik responden
sebesar 5 untuk metode sosiodrama, 7 untuk variabel minat belajar SKI.
Nilai minimum statistik responden adalah 43 untuk variabel
metode sosiodrama, 41 untuk variabel minat belajar SKI. Sedangkan
nilai maksimum adalah 48 untuk variabel metode sosiodrama, 48 untuk
variabel minat belajar SKI.
68
E. Analisis Hasil Penelitian
Hasil deskripsi di atas dapat diuraikan lagi sebagai berikut :
Tabel 4.18
Metode sosiodrama membuat saya semangat dalam belajar SKI
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju
sangat setuju
Total
9 22.5 22.5 22.5
31 77.5 77.5 100.0
40 100.0 100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel di atas menunjukan 31 orang (77,5 %) menyatakan sangat
setuju, 9 orang (22,5 %) Mayoritas responden menjawab sangat setuju,
sebanyak 31 orang.
Tabel 4.19 Skor jawaban Metode sosiodrama membuat saya tidak
mengantuk saat belajar SKI
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju
sangat setuju
Total
4 10.0 10.0 10.0
36 90.0 90.0 100.0
40 100.0 100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel di atas menunjukan 36 orang (90,0 %) menyatakan sangat
setuju, 4 orang (10,0 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden
menjawab Sangat Setuju, sebanyak 36 orang.
69
Tabel 4.20 Metode sosiodrama ternyata mampu mengajarkan cara
memahami materi dengan baik.
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju
sangat
setuju
Total
12 30.0 30.0 30.0
28
70.0
70.0
100.0
40 100.0 100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel di atas menunjukan 28 orang (70,0 %) menyatakan sangat
setuju, 12 orang (30,0 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden sangat
setuju, sebanyak 28 orang.
Tabel 4.21
Skor jawaban metode sosiodrama membuat saya lebih dihargai
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju
Setuju
sangat setuju
Total
2 5.0 5.0 5.0
4 10.0 10.0 15.0
34 85.0 85.0 100.0
40 100.0 100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel di atas menunjukan 34 orang (90,0 %) menyatakan sangat
setuju, 4 orang (10,0 %) menyatakan setuju, dan 2 orang menyatakan tidak
setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, sebanyak 36 orang.
70
Tabel 4.12 Skor jawaban Merasa kesulitan ketika bermain peran
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju
tidak setuju
sangat tidak
setuju
Total
5 12.5 12.5 12.5
13 32.5 32.5 45.0
22
55.0
55.0
100.0
40 100.0 100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel di atas menunjukan 22 orang (55,0 %) menyatakan sangat
tidak setuju, 13 orang (32,5 %) menyatakan tidak setuju dan 5 orang (12.5)
menyatakan setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat tidak Setuju,
sebanyak 22 orang.
Tabel 4.23 Skor jawaban metode ini menurut saya hanya membuang
buang waktu saja dan tidak ada manfaatnya
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju
sangat tidak
setuju
Total
7 17.5 17.5 17.5
33
82.5
82.5
100.0
40 100.0 100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
71
Tabel di atas menunjukan 33 orang (82,5 %) menyatakan sangat
tidak setuju, 7 orang (17,5 %) menyatakan tidak setuju. Mayoritas
responden menjawab Sangat tidak Setuju, sebanyak 33 orang.
Tabel 4.24 Skor jawaban senang terlibat bermain peran menegangkan dan
mengasikan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju
sangat
setuju
Total
6 15.0 15.0 15.0
34
85.0
85.0
100.0
40 100.0 100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel di atas menunjukan 34 orang (85,0 %) menyatakan sangat
setuju, 6 orang (15,0 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden
menjawab Sangat Setuju, sebanyak 34 orang.
Tabel 4.25
Skor jawaban menjadi kompak dengan teman saat bermain peran
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju
Setuju
sangat setuju
Total
1 2.5 2.5 2.5
10 25.0 25.0 27.5
29 72.5 72.5 100.0
40 100.0 100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
72
Tabel di atas menunjukan 29 orang (75,5 %) menyatakan sangat
setuju, 10 orang (25,0 %) menyatakan setuju dan 1 orang menyatakan
tidak setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, sebanyak 29
orang.
Tabel 4.26 Skor jawaban Saya selalu berkerjasama dengan kelompok untuk
menampilkan drama yang bagus.
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju
sangat
setuju
Total
6 15.0 15.0 15.0
34
85.0
85.0
100.0
40 100.0 100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel di atas menunjukan 34 orang (85,0 %) menyatakan sangat
setuju, 6 orang (15,0 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden
menjawab Sangat Setuju, sebanyak 34 orang.
Tabel 4.27
Skor jawaban Dengan metode sosiodrama saya berusaha selalu tampil
terbaik
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju
Setuju
sangat setuju
1 2.5 2.5 2.5
2 5.0 5.0 7.5
37 92.5 92.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
73
Tabel di atas menunjukan 37 orang (92,0 %) menyatakan sangat
setuju, 2 orang (5,0 %) menyatakan setuju dan 1 orang (2.5 %)
menyatakan tidak setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat Setuju,
sebanyak 37 orang.
Tabel 4.28 Skor jawaban metode sosiodrama membantu untuk aktif dalam
proses pembelajaran
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju
sangat setuju
Total
8 20.0 20.0 20.0
32 80.0 80.0 100.0
40 100.0 100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel di atas menunjukan 32 orang (80,0 %) menyatakan sangat
setuju, 8 orang (20,0 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden
menjawab Sangat Setuju, sebanyak 32 orang.
Tabel 4.29
Skor jawaban dibandingkan dengan pembelajaran SKI yang lalu, dengan
metode sosiodrama ini saya lebih tertarik untuk mengikutinya
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju
sangat setuju
Total
5 12.5 12.5 12.5
35 87.5 87.5 100.0
40 100.0 100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
74
Tabel di atas menunjukan 35 orang (87,5 %) menyatakan sangat
setuju, 5 orang (12,5 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden
menjawab Sangat Setuju, sebanyak 35 orang.
Tabel 4.30 Skor jawaban belajar ski dengan sungguh sungguh
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju
sangat setuju
Total
10 25.0 25.0 25.0
30 75.0 75.0 100.0
40 100.0 100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel di atas menunjukan 30 orang (75,0 %) menyatakan sangat
setuju, 10 orang (25,0 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden
menjawab Sangat Setuju, sebanyak 30 orang.
Tabel 4.31 Skor jawaban Pelajaran SKI terkadang bikin mengantuk
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju
sangat tidak
setuju
Total
6 15.0 15.0 15.0
34
85.0
85.0
100.0
40 100.0 100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
75
Tabel di atas menunjukan 34 orang (85,0 %) menyatakan sangat
tidak setuju, 6 orang (15,0 %) menyatakan tidak setuju. Mayoritas
responden menjawab Sangat tidak Setuju, sebanyak 34 orang.
Tabel 4.32
Skor jawaban selalu mengerjakan tugas dengan usaha maksimal
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju
sangat setuju
Total
13 32.5 32.5 32.5
27 67.5 67.5 100.0
40 100.0 100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel di atas menunjukan 27 orang (67,5 %) menyatakan sangat
setuju, 13 orang (32,5 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden
menjawab Sangat Setuju, sebanyak 27 orang.
Tabel 4.33 Skor jawaban selalu memperhatikan dengan sungguh sungguh
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju
Setuju
sangat setuju
Total
2 5.0 5.0 5.0
2 5.0 5.0 10.0
36 90.0 90.0 100.0
40 100.0 100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel di atas menunjukan 36 orang (90,0 %) menyatakan sangat
setuju, 2 orang (5,0 %) menyatakan setuju dan 2 orang (5.0 %)
76
menyatakan tidak setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat Setuju,
sebanyak 34 orang.
Tabel 4.34 Skor jawaban Saya merasa semangat saat mempelajari SKI
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju
sangat setuju
Total
7 17.5 17.5 17.5
33 82.5 82.5 100.0
40 100.0 100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel di atas menunjukan 33 orang (82,5 %) menyatakan sangat
setuju, 6 orang (7,0 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden
menjawab Sangat Setuju, sebanyak 33 orang.
Tabel 4.35 Skor jawaban malas membaca buku SKI
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju
sangat tidak
setuju
Total
5 12.5 12.5 12.5
35
87.5
87.5
100.0
40 100.0 100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel di atas menunjukan 35 orang (87,5 %) menyatakan sangat
tidak setuju, 5 orang (12,5 %) menyatakan tidak setuju. Mayoritas
responden menjawab Sangat Setuju, sebanyak 35 orang.
77
Tabel 4.36 Skor jawaban senang jika guru SKI berhalangan hadir
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju
sangat tidak
setuju
Total
4 10.0 10.0 10.0
36
90.0
90.0
100.0
40 100.0 100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel di atas menunjukan 36 orang (82,5 %) menyatakan sangat
tidak setuju, 4 orang (10,0 %) menyatakan tidak setuju. Mayoritas
responden menjawab Sangat tidak Setuju, sebanyak 36 orang.
Tabel 4.37 Skor jawaban Pelajaran SKI disampaikan dengan menarik dan
menyenangkan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju
sangat setuju
Total
12 30.0 30.0 30.0
28 70.0 70.0 100.0
40 100.0 100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel di atas menunjukan 28 orang (70,0 %) menyatakan sangat
setuju, 12 orang (30,0 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden
menjawab Sangat Setuju, sebanyak 28 orang.
78
Tabel 4.38 Skor jawaban senang saat belajar mata pelajaran SKI disekolah
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju
sangat setuju
Total
4 10.0 10.0 10.0
36 90.0 90.0 100.0
40 100.0 100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel di atas menunjukan 36 orang (90,0 %) menyatakan sangat
setuju, 4 orang (10,0 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden
menjawab Sangat Setuju, sebanyak 36 orang.
Tabel 4.39 Skor jawaban Saya merasa terkadang pelajaran SKI
membosankan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju
sangat tidak
setuju
Total
3 7.5 7.5 7.5
37
92.5
92.5
100.0
40 100.0 100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel di atas menunjukan 37 orang (92,5 %) menyatakan sangat
tidak setuju, 3 orang (7,5 %) menyatakan tidak setuju. Mayoritas
responden menjawab Sangat tidak Setuju, sebanyak 37 orang.
79
Tabel 4.40 Skor jawaban Saya sering bercanda saat pelajaran SKI
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju
sangat tidak
setuju
Total
12 30.0 30.0 30.0
28
70.0
70.0
100.0
40 100.0 100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel di atas menunjukan 28 orang (70,0 %) menyatakan sangat
Setuju, 12 orang (30,0 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden
menjawab Sangat Setuju, sebanyak 28 orang.
Tabel 4.41 Skor jawaban Saya belajar SKI dari awal hingga akhir dengan
sungguh sungguh
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid setuju
sangat setuju
Total
6 15.0 15.0 15.0
34 85.0 85.0 100.0
40 100.0 100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel di atas menunjukan 34 orang (85,0 %) menyatakan sangat
setuju, 6 orang (15,0 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden
menjawab Sangat Setuju, sebanyak 34 orang.
80
F. Pengujian Hipotesis
1. Uji Korelasi
Dalam uji regresi, setiap variabel baik bebas maupun variabel
terikatnya harus mempunyai korelasi. Untuk itu, sebelum uji regresi maka
diadakan uji korelasi. Maka hasilnya dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 4.42 Correlation
Metode_sosio
drama_X
Minat_belajar
_SKI_Y
Metode_sosiodrama_ Pearson
X Correlation
Sig. (2-tailed)
N
1
.564**
.000
40 40
Minat_belajar_SKI_ Pearson
Y Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.564**
1
.000
40 40
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel Correlations di atas menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antar variabel bebas (variabel metode sosiodrama_x) dengan variabel
terikat (minat belajar SKI_y).
Dari baris Pearson Correlation menunjukkan bahwa:
Variabel x memiliki hubungan dengan variabel y sebesar 0,564
atau 56,4%
2. Uji Regresi
Berikut ini adalah hasil analisis regresi linear dengan SPSS.
Tabel 4.43 Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Minat_belajar_SKI_Y 45.80 1.620 40
Metode_sosiodrama_X 45.40 1.464 40
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
81
Tabel 4.44 Correlations
Minat_belajar_SKI_
Y
Metode_sosiodrama
_X
Pearson Minat_belajar_SKI_Y
Correlation Metode_sosiodrama_X
1.000 .564
.564 1.000
Sig. (1-tailed) Minat_belajar_SKI_Y
Metode_sosiodrama_X
. .000
.000 .
N Minat_belajar_SKI_Y
Metode_sosiodrama_X
40 40
40 40
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel 4.45 Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables
Removed
Method
1 Metode_sosiodra
ma_Xa
.
Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Minat_belajar_SKI_Y
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .564a .318 .300 1.355
a. Predictors: (Constant), Metode_sosiodrama_X
b. Dependent Variable: Minta_belajar_SKI_Y_E
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
82
Tabel 4.47 ANOVAb
Model
Sum of
Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
1 Regression
Residual
Total
32.594 1 32.594 17.743 .000a
69.806 38 1.837
102.400 39
a. Predictors: (Constant), Metode_sosiodrama_X
b. Dependent Variable: Minat_belajar_SKI_Y
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel 4.48 Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T
Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant)
Metode_sosiodrama
_X
17.452 6.733 2.592 .013
.624
.148
.564
4.212
.000
a. Dependent Variable: Minat_belajar_SKI_Y
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
Untuk menjawab masalah apakah terdapat hubungan antara variabel
metode sosiodrama dengan minat belajar SKI, yaitu sebesar 0,564 (dapat
dilihat dari nilai R pada tabel Model Summary). Hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat sangat kuat dan searah. Artinya jika frekuensi
metode sosiodrama dibuat lebih nyaman maka minat belajar SKI akan
meningkat. Tabel Correlation menunjukkan bahwa: hubungan antara
metode sosiodrama signifikan, dapat dilihat dari angka probabilitas (sig)
83
sebesar 0,000 yang kurang dari 0,05. Ketentuan menyebutkan bahwa jika
angka probabilitas < dari 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan
antar kedua variabel tersebut. Sebaliknya jika angka probabilitas > dari 0,05
maka hubungan antar kedua variabel tersebut tidak signifikan.
Untuk menjawab masalah sejauh mana pengaruh variabel metode
sosiodrama terhadap minat belajar SKI di MTs Yatamu Psawahan. Dalam
hal ini menggunakan angka R Square atau disebut Koefisien Determinasi
(KD). Besarnya angka koefisien determinasi adalah 0,318 atau sama dengan
31,8%. Artinya bahwa variabelitas minat belajar SKI siswa 31,8% dapat
dijelaskan oleh frekuensi metode sosiodrama. Atau besarnya pengaruh
frekuensi metode sosiodrama terhadap minat belajar SKI siswa 31,8% dan
sisanya 68,2% (100% - 31,8%) dijelaskan oleh faktor lain di luar model
regresi tersebut.
Untuk menguji apakah model regresi tersebut sudah benar dan layak,
maka perlu dilakukan pengujian hubungan linearitas antara variabel metode
sosiodrama terhadap minat belajar SKI siswa. Untuk menentukan layak atau
tidak layaknya, maka:
H0: Tidak terdapat hubungan linear antara variabel metode sosiodrama
terhadap minat belajar SKI siswa.
H1: Terdapat hubungan linear antara variabel metode sosiodrama
terhadap minat belajar SKI siswa.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan angka signifikansi (sig).
Didasarkan pada hasil perhitungan, diperoleh anka signifikansi sebesar
0,000 (Tabel ANOVA). Angka 0,000 < dari 0,05. Dengan demikian H0
ditolak dan menerima H1, artinya terdapat hubungan linear antara variabel
metode sosiodrama terhadap variabel minat belajar SKI. Maka model
regresi tersebut sudah benar dan layak.
84
Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel independent.
Hipotesis:
H0: Koefisien regresi tidak signifikan.
H1: Koefisien regresi signifikan
Berdasarkan probabilitas.
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima.
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak.
Karena probabilitas 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan t hitung > t
tabel (nilai t di tabel Coeffisients) yaitu 4,212 > 3.551 maka pengaruh
metode sosiodrama terhadap minat belajar SKI adalah signifikan.
Setelah hasil regresi telah didapatkan, tidak dengan sendirinya hasil
ini bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Pertama, hasil
regresi harus diuji untuk memastikan terpenuhinya asumsi klasik yang
meliputi uji asumsi linearitas, normalitas residual dan uji
heteroskedastisitas. Kedua, hasil regresi harus diuji kebaikan model yang
meliputi uji eksistensi model (uji F) dan interpretasi koefisien determinasi
regresi (penentuan daya ramal regresi). Hasil regresi layak digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan apabila lolos semua uji tersebut dan
memiliki daya ramal yang memadai.
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini
digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi
linear. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity
dengan pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan
mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) kurang
dari 0,05.
85
Tabel 4.49 Hasil Test for Linearity
ANOVA Table
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Minat_belajar_SKI_ Between (Combined)
Y * Groups Linearity Metode_sosiodrama_
X Deviation from
Linearity
Within Groups
Total
35.449 5 7.090 3.600 .010
32.594 1 32.594 16.552 .000
2.855
4
.714
.363
.834
66.951 34 1.969
102.400 39
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada
Linearity sebesar 0,000. Karena signifikansi kurang dari 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa antara variabel metode sosiodrama dan minat
belajar SKI terdapat hubungan yang linear.
b. Uji Normalitas Residual
Pengujian ini mampu memberi jawaban atas pertanyaan
mengenai distribusi data. Seberapa jauh distribusi data bergeser dari
normal. Pergeseran distribusi data data dari kondisi normal bisa diuji
dengan menggunakan Plot Kenormalan, dalam SPSS bisa disebut
dengan P-P Plot di bawah ini.
86
Tabel 4.50
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
Dari grafik di atas memperlihatkan bahwa hasil regresi dari data
responden yang ditandai dengan titik-titik mendekati garis normalitas.
Maka hasil regresi tersebut dikatakan normal karena tidak jauh
melenceng (skew) dari garis lurus tersebut.
c. Uji Heteroskedatisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada
87
model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi
adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Metode pengujian
heteroskedasitas ini menggunakan pola grafik regresi. Hal itu dapat
dilihat dari grafik scatter plot di bawah ini.
Tabel 4.51
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
Dari output di atas dapat diketahui bahwa titik-titik tidak
membentuk pola yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas dalam model regresi.
88
2. Uji Kebaikan Model
a. Uji F
Analysis of variance. Nama lain dari uji F tersebut adalah untuk
menguji eksistensi model dan uji spesifikasi model. Namun untuk uji
spesifikasi model telah terjawab pada uji asumsi klasik. Sedangkan
pada uji kebaikan model ini uji F untuk uji eksistensi. Uji ini akan
menjawab apakah model regresi tersebut eksis atau tidak.
Tabel. 4.52
Tabel 4.47 ANOVAb
Model
Sum of
Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
1 Regression
Residual
Total
32.594 1 32.594 17.743 .000a
69.806 38 1.837
102.400 39
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
Dari tabel ANOVA di atas dapat diketahui bahwa nilai F hitung
adalah 17,743. Ketentuannya adalah model yang di pakai eksis bila F
hitung < nilai signifikansi. Namun F hitung (17,743) ternyata > dari nilai
signifikansi (0,000). Maka model regresi yang dipakai adalah tidak eksis.
b. Interpretasi koefisien determinasi regresi
Uji ini adalah untuk memenentukan daya ramal regresi. Apakah
daya ramalnya tepat atau tidak. Hal itu dapat dilihat dari tabel
summary berikut ini.
89
Tabel 4.53. Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .564a .318 .300 1.355
a. Predictors: (Constant), Metode_sosiodrama_X
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa nilai R Square atau
disebut Koefisien Determinasi (KD). Besarnya angka koefisien
determinasi adalah 0,318 atau sama dengan 31,8%. Berarti
kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians dari variabel
terikatnya adalah 31,8% yang mempengaruhi minat belajar SKI.
Berarti terdapat 68,2% (100%-31,8%) varians dari variabel terikat
yang dijelaskan oleh faktor lain.
c. Interpretasi Hasil Penelitian
Berdasarkan uji hipotesis diatas, menunjukan bahwa terdapat
perbedaan antara minat dan hasil belajar siswa yang diajarkan
menggunakan metode sosiodrama dibandingkan dengan yang tidak
menggunakan metode sosiodrama. Perbedaan ini terjadi karena
adanya perbedaan perlakuan pada kedua kelompok tersebut.
Perbedaan ini terlihat dari skor rata-rata minat belajar Sejarah
Kebudayaan Islam pada kelas eksperimen yang diajar dengan
menggunakan metode sosiodrama lebih tinggi disbandingkan dengan
minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam pada kelas kontrol yang tidak
menggunakan metode sosiodrama pada saat pembelajaraan Sejarah
Kebudayaan Islam. Dimana skor rata-rata minat belajar siswa yang
diajar dengan menggunakan metode sosiodrama pada pembelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam yaitu sebesar 45,8, sementara skor rata-rata
minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam yang menggunakan
pembelajaran konvensional sebesar 37.13.
90
Dari tabel distribusi t pada taraf signifikan yang digunakan
sebesar a=0.05 dengan derajat kebebasan didapat harga tabel 2,024
dan 2,026 dengan kriteria pengujian adalah Ho jika nilai thitung
mempunyai sama dengan nilai ttabel dan tolak Ho jika thitung mempunyai
harga lebih besar dari ttabel. Karena dari hasil perhitungan data
penelitian menunjukan harga thitung sebesar 23.747 dan 23.746 yaitu
berada diluar penerimaan Ho, maka Ho ditolak. Hasil ini menunjukan
bahwa rata-rata minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam siswa yang
diajar dengan menggunakan metode sosiodrama (bermain peran)
secara signifikan berbeda dengan rata-rata minat belajar belajar
Sejarah Kebudayaan Islam siswa yang diajar tidak menggunakan
metode sosiodrama (bermain peran).
Kemudian peneliti melanjutkan dengan inti pokok penelitian.
yaitu melihat pengaruh metode soiodrama terhadap minat belajar
SKI. Dengan SPSS menggunakan analisis regresi linear sederhana.
Hasil yang peneliti dapatkan adalah benar adanya hubungan antar
variabel bebas dengan variabel terikat berdasarkan tabel berikut.
Tabel 4.54 Correlations
Minat_belajar_SKI_
Y
Metode_sosiodrama
_X
Pearson Minat_belajar_SKI_Y
Correlation Metode_sosiodrama_X
1.000 .564
.564 1.000
Sig. (1- Minat_belajar_SKI_Y
tailed) Metode_sosiodrama_X
. .000
.000 .
N Minat_belajar_SKI_Y
Metode_sosiodrama_X
40 40
40 40
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel Correlations di atas menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y) sebesar
0,564 atau 56,4%.
91
Seberapa besar variabel metode sosiodrama terhadap minat
belajar SKI, dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 4.55 Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T
Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant)
Metode_sosiodrama
_X
17.452 6.733 2.592 .013
.624
.148
.564
4.212
.000
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
Pada kolom unstandardized coefficients bagian B dapat dilihat
bahwa variabel metode sosiodrama mempengaruhi minat belajar SKI
sebesar 0,634 atau 63,4%.
Kemudian secara keseluruhan variabel bebas, hasil analisis
regresi adalah sebagai berikut.
Tabel 4.56 Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .564a .318 .300 1.355
a. Predictors: (Constant), Metode_sosiodrama_X
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
Pada tabel di atas nilai R adalah 0,318 atau 31,8%. Itu berarti
variabel bebas (metode sosiodrama) mempunyai pengaruh terhadap
variabel terikat (minat belajar SKI) sebesar 31,8%. Sementara selain
variabel itu sebanyak 68,2%. Persentase itu adalah yang
mempengaruhi minat belajar SKI siswa selain metode sosiodrama,
seperti faktor psikologis siswa, dorongan keluarga, fasilitas sekolah,
teman bergaul dan lain sebagainya.
92
Dari semua hasil analisis dan penelitian tersebut, maka rumusan
masalah dapat disimpulkan adanya pengaruh metode sosiodrama
terhadap minat belajar SKI dengan nilai yang tergolong tinggi (untuk
satu variabel bebas saja).
Hasil observasi yang dilakukan oleh guru kelas pada saat
pembelajaran SKI yang menggunakan metode soiodrama menyatakan
setuju bahwa pembelajaran SKI yang menggunakan metode
sosiodrama membuat siswa belajar dengan sungguh-sungguh, siswa
merasa tidak bosan saat pembelajaran SKI, siswa selalu
memperhatikan dengan sungguh-sungguh ketika guru menjelaskan,
siswa merasa senang dan semangat saat pembelajaran SKI dan
menyatakan sangat setuju bahwa metode soiodrama yang digunakan
pada saat pembelajaran SKI membuat pembelajaran jadi
menyenangkan dan pembelajaran SKI disampaikan secara menarik.
Tidak hanya itu saja, hal tersebut juga dikuatkan dengan hasil
wawancara yang dilakukan dengan siswa MTs Yatamu Pasawahan
dari perwakilan kelas eksperimen, Sofa Amalia kelas VII-E yang
menyatakan bahwa metode sosiodrama membuat pembelajaran lebih
menarik, terhibur dan tidak tegang, serta mampu mengeluarkan
ekperesi saat melakukan sosiodrama didepan kelas. Begitu pula Siti
Jamiatun Hasanah mengatakan “Pelajaran SKI di kelasnya
pelajarannya terakhi, jadi keadaannya sudah siang, panas, dan
belajarnyapun kadang-kadang tidak semangat, terus terkadang ketika
guru menjelaskan, kadang ngantuk. Kalau yang sosiodrama ini asik,
soalnya kita bisa melakukan drama didepan kelas trus kita juga bisa
nonton teman-teman kita yang sedang memerankan drama, metode
sosiodrama juga mampu mengajarkan dirinya untuk dapat tampil
berani berbicara didepan kelas, metode ini juga membuat
pembelajaran lebih mudah difahami tuturnya. Menurut Muhammad
Rifki, Metode sosiodrama juga membuat sisiwa merasa tidak bosan
93
saat belajar, tidak seperti biasanya guru lain mengajar yang hanya
menjelaskan dan mencari materi sendiri.
Berdasarkan temuan ini maka dapat dinyatakan bahwa,
pemebelajaran dengan menggunakan metode soiodrama merupakan
salah satu solusi yang tepat untuk mengembangkan pembelajaran yang
dapat meningkatkan minat serta kreatifitas siswa pada pembelajaran
sejarah kebudayaan islam.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini setelah adanya pelaksanaan metode
sosiodrama pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di MTs Yatamu
Pasawahan Kabupaten Cirebon yakni terdapat pengaruh yang signifikan
terhadap minat belajar siswa, besarnya pengaruh ditujukan pada nilai R Squer =
0,318 atau 31,8% sisanya 68,2% adalah pengaruh dari faktor lain.
Jadi penelitian ini bukan hanya memperoleh hasil pencapaian tujuan
pembelajaran akan tetapi tercapai strategi pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
Efektif dan menyenangkan.
B. Saran
Peneliti ini belum dapat memberikan hasil yang maksimal karena berbagai
keterbatasan baik waktu, tenaga, maupun biaya. Untuk itu peneliti memberikan
beberapa saran, antara lain:
1. Guru hendaknya menggunakan metode sosiodrama (bermain peran) sebagai
salah satu alternatif dalam proses belajar mengajar, karena metode
sosiodrama ini berpengaruh positif dalam meningkatkan minat serta
kreatifitas anak dan juga keberanian berbicara didepan kelas.
94
95
2. Pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan lembar observasi untuk guru
agar mengetahui ketercapaian proses pembelajaran dan presepsi siswa
terhadap metode sosiodrama.
3. Bagi para siswa Mts Yatamu Pasawahan Kabupaten Cirebon hendaknya
lebih mengoptimalkan kegiatan-kegiatan yang diberikan guru seperti
melakukan peran tokoh didepan kelas dalam materi Khulafaur Rasyidin,
sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat belajar SKI.
DAFTAR PUSTAKA
Arkunto, Suharismi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
(Jakarta:Rineka Cipta, 2010)
Anggota IKPI, Whole Brain Training For Physical Intelligent,
menggunakan seluruh otak untuk melejitkan kecerdasan Fisik dan Mendengarkan
Tubuh untuk memecahkan masalah, (Jakarta; PT. Elex Media Komputindo,
Kompas Gramedia, 2010)
1983)
Arkunto, Suharsimi. Evaluasi Pembelajaran (Jakarta : Bumi Aksara,
2005).
Ahmadi, Abu. H. Stategi Belajar Mengajar. (Bandung: Pustaka Setia.
Anwar, Rosihon. dkk. 2012. Al-Qur’an dan Terjemahan. Jakarta: Tim-Al-
Mizan Publishing House.
Hidayat, Anwar. “Uji Normalitas dengan Kolmogorov
Smirnov”.http://statistikian.blogspot.com/2012/09/uji-normalitas-dengan-
kolmogorov-smirnov.html
Kurnia, Ahmad. “Manajemen Penelitian - Regresi
Linear”,http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2010/10/regresi-linear.html
B.Uno, Hamzah. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengejar Yang Kreatif dan Efektif, (Jakarta; Bumi Aksara, 2012)
Dalyono. psikologi pendidikan, (Jakarta :Rineka Cipta, 1997)
Djamrah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet Ke-3
Dharma, Surya. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya,(Jakarta:
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan
dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional 2008),
Dani, Irfan. Teori Belajar, Pustaka Pandani, 2012-2014,
(pustaka.pandani.web.id/2013/10/teori-belajar.htm?m=1)
Hasibuan, J.J dan Moedjiono. Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2004) cet-10
Kountur, Ronny. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan
Tesis,(Jakarta: Penerbit PPM Anggota Ikpai, 2003) Cet. 1
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (http://kbbi.web.id/indikator), diakses
kamis 05/06/2014
Kamriantiramli. Faktor-Faktor Yang Membangkitkan Minat
Belajar,https://kamriantiramli.wordpress.com/tag/faktor-faktor-yang-
membangkitkan-minat-belajar/, diakses pada, Rabu, 04/06/2014.
Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011)
Syah, Muhibbin. PsikologiPendidikan dengan Pendekatan Baru
(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011) cet, Ke-17
N.K, Roestiyah. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta; Penerbit Bina Aksara
Jakarta, 1985)
Suyono, dan Hariyanto. Belajar dan Pemb elajaran teori dan Konsep
Dasar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset, 2012) cet ke-3, h. 20
Sudjana, Nana dan Ahmad Rifa’I. Teknologi Pengajaran. (Bandung: Sinar
Baru Al gesindo, 2007).
Singer, Kurt. Membina Hasrat Belajar Di Sekolah, Terjemah, Bergman
Sitorus, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1978),
Sugiyono. Statistik Nonparametris untuk Penelitian, (Jakarta : Alfabeth
CV, 2007),
Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian,(Bandung : Alfabeta, 2013) Cet ke-
22
2006),
Supardi, M.d. MetodologiPenelitian (Mataram: PT Yayasan Cerdas Press.
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali
Press, 2001)
Thobroni, Muhammad Dan Arif Mustofa. Belajar Dan Pembelajaran :
Pengembangan : Pengembangan Wacana Dan Praktik Pembelajaran Dalam
Pembangunan Nasional, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2001)
Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. (Jakarta :
Gaung Persada Press, 2006) h.15
Bahrissalim, M.A NIP. 19680307
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082 Tgl. Terbit :
:
:
1 Maret 2010 No. Revisi: 02 Hal 1/1
SURAT BIMBINGAN SEKRIPSI
Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/…../2013 Jakarta, 14 November 2014 Lamp. : abstraksi/outline Hal : Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.
Siti Khadijah, MA Pembimbing Skripsi Fakultas Imu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan ini diharapkan kesediaannya Saudara untuk menjadi pembimbing I/II (materi/teknis) penullisan skripsi mahasiswa :
Nama : Shidiq Anshori NIM : 109011000274 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Semester : VIII (Delapan) Judul Skripsi : “Pengaruh Penerapan Metode Sosiodrama Terhadap Minat
Belajar Sejarah Kebudayaan Islam di Mts.Yatamu Psawahan Kabupaten Cirebon”
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 12 Desember 2012, abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan sekripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
a.n. Dekan Kajur Pendidikan Agama Islam
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
g 199803 1 002
a.n. Dekan Kabag. Tata Usaha
Drs. Ja’far Sanusi, MA NIP. 19580417 1992031001
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082 Tgl. Terbit :
:
:
1 Maret 2010 No. Revisi: 02 Hal 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI
Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/......../2014 Jakarta,03 Januari 2014 Lamp. : - Hal : Permohonan Izin Observasi
Kepada Yth.
Kepala Mts. Yatamu Pasawahan di Tempat
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama : Shidiq Anshori NIM : 109011000274 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Semester : X (Sepuluh) Judul Skripsi : “Pengaruh Penerapan Metode Sosiodrama Terhadap Minat
Belajar Sejarah Kebudayaan Islam di Mts.Yatamu Psawahan Kabupaten Cirebon”
adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan obsevasi di instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
a.n. Dekan Kabag. Tata Usaha
Drs. Ja’far Sanusi, MA NIP. 19580417 1992031001
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082 Tgl. Terbit :
:
:
1 Maret 2010 No. Revisi: 02 Hal 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/......../2014 Jakarta, 03 Januari 2014 Lamp. : - Hal : Permohonan Izin Penelitian
Kepada Yth.
Kepala Mts. Yatamu Pasawahan di Tempat
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama : Shidiq Anshori NIM : 109011000274 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Semester : X (Sepuluh) Judul Skripsi : “Pengaruh Penerapan Metode Sosiodrama Terhadap Minat
Belajar Sejarah Kebudayaan Islam di Mts.Yatamu Psawahan Kabupaten Cirebon”
adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kelas Eksperimen Pertemuan ke-1
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Alokasi Waktu
: MTS Yatamu Psawahan
: Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
: Kelas VII-E
: Genap
: Memahami sejarah perkembangan Islam pada masa
Khulafaurrasyidin
: Menceritakan berbagai prestasi yang dicapai oleh Khulafaurrasyidin
: 2x45
Indikator Kompetensi Pembelajaran** :
1. Menjelaskan model pemilihan Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali sebagai khalifah
2. Menjelaskan prestasi yang diraih oleh Khulafaurrasyidin
3. Meneladani prestasi yang diraih oleh Khulafaurrasyidin
Tujuan Pembelajaran** :
1. Siswa dapat Mengklasifikasi prestasi Khulafaurrasyidin 2. Siswa dapat Menjelaskan prestasi Khulafaurrasyidin yang menonjol 3. Siswa dapat meneladani prestasi khulafaurrasyidin dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Materi Pembelajaran : Prestasi Khulafaurrasyidin Metode Pembelajaran : Ceramah, Video kritik, Tanya jawab.
Sosiodrama (bermain peran)
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
KEGIATAN
Kegiatan Guru Siswa
Media/ Alat
Nilai
Karakter Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
I. Pendahuluan (15 Menit)
1. Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah dan kemudian berdo’a
2. Guru memperkenalkan dirinyakarena menjadi warga baru dalam kelas itu dan menjelaskan kepada siswa bahwa guru sedang
Berdoa/Membaca Basmalah
Menyimak / memperhatikan
Disiplin, Jujur, Religius,
Tanggung jawab
melakukan penelitian observasi selama 1 bab mata pelajaran
3. Guru memberikan anket kepada siswa, dan meminta siswa untuk mengisikan dan mengumpulkannya jika telah selesai
4. Guru memotivasi akan pentingnya kompetensi yang akan dipelajari
Mengisi angket minat belajar
Tanggung jawab, jujur, mandiri
II. Inti (60 Menit)
1) Eksplorasi (10Menit)
1. Guru menjelaskan tentang materi Prestasi khulafaur Rasyidin
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru
Buku ajar,
Tanggung jawab
2) Elaborasi (50 Menit)
1. Menjelaskan langkah- langkah pelaksanaan metode sosiodrama
2. Guru memberikan
gambaran masalah dalam
situasi yang akan
disimulasikan dgn
menampilkan beberapa
tayangan video/film.
3. Guru menetapkan pemain
yang akan terlibat dalam
simulasi
4. Siswa diberi naskah drama
untuk didramatisasikan
didepan kelas secara
kelompok dengan
1. Siswa memperhatikan
2. Siswa menyimak & memperhatikan video/film
3. Membuat Kelompok drama
4. Siswa mempelajari naskah drama yang kemudian memerankan perannya masing-masing
film umar bin khattab / infocus
Aktif, berani dan tanggung jawab, Mandiri, Demokrati s
1. Konfirmasi ( 15 Menit)
1. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya khususnya
pada siswa yang terlibat
dalam pemeranan
simulasi.
2. Simulasi dihentikan dan
memecahkan
1. Siswa bertanya
2. Memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
Berani, aktif, dan tanggung jawab
Berani,
permasalahan yang
terdapat pada simulasi
III. Penutup (5 Menit)
1. Merefleksikan apa yang telah dilakukan dan manfaatnya dalam kehidupan
2. Menghimbau peserta didik untuk lebih memahami secara mendalam dari materi indikator yang sudah disampaikan
3. Berdoa/membaca Hamdalah
Tanggung Jawab, jujur, mandiri , Berorienta si ke masa depan dsb.
Alat / Sumber Belajar:
1. Buku Paket SKI kelas VII 2. Buku-buku lain yang relevan 3. Film umar bin khattab 4. Peralatan teknologi dan komunikasi yang relevan 5. Pengalaman guru 6. Lingkungan sekitar
Penilaian proses dilakukan oleh guru pada saat siswa melakukan Sosiodrama
No
Indikator
Kelompok drama
Ek
spre
si w
aja
h
Per
form
ent
Kar
akte
r to
koh
Kes
esu
aian
C
erit
a
Vok
al
Pes
an C
erit
a
Tot
al
1 Kelompok 1 4 3 5 4 3 4 23 2 Kelompok 2 2 4 4 3 4 4 21 3 Kelompok 3 3 4 4 5 3 3 22 4 Kelompok 4 4 3 5 3 4 3 22
Keterangan 1 = sangat kurang , 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik, 5 = amat baik. Jadi skor maksimum = 5 (skor maks setiap indikator) X 6 (indikator) = 30
Nilai di konversikan
Nilai konversi NILAI KONVERSI
Kualifikasi STANDAR 4
91 - 100
81 - 90
71 - 80
Baik sekali
baik
sedang
4
3
2
Guru SKI Mts. Psawahan
(Kholid Azhari. Am.A)
NIP _
Peneliti
(Shidiq Anshori)
NIM 109011000274
61 - 70
kurang dari 61
kurang
Gagal
1
Gagal
Skor total jawaban benar siswa
Konversi Nilai = ---------------------------------------- X 100
skor maksimum perangkat tes
Jadi kelompok yang memperoleh skor 23 setelah dikonversi nilainya menjadi:
23 ---- X 100 = 76,7 30
Mengetahui Tangerang Selatan, 10 Maret, 2014
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kelas Eksperimen Pertemuan ke-2
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Alokasi Waktu
: MTS Yatamu Psawahan
: Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
: Kelas VII-E
: Genap
: Memahami sejarah perkembangan Islam pada masa
Khulafaurrasyidin
: Mengambil hikmah dari prestasi Khulafaurrasyidin di kaitkan dengan perkembangan kondisi sekarang
: 2x45
Indikator Kompetensi Pembelajaran** :
1. Menjelaskan bahwa Rosulullah adalah panutan yang harus di aplikasikan dalam
segala hal kehidupan.
2. Menjelaskan bahwa hendak nya umat islam memiliki etos kerja yang tinggi
sebagaimana yang telah khulafaurrasyidin
3. Merangkum hikmah apa saja dari prestasi yang telah dicapai oleh
khulafaurrasyidin
4. Meneladani ibrah dari prestasi yang telah di capai oleh khulafaurrasyidin
Tujuan Pembelajaran** :
1. Siswa dapat Menjelaskan hikmah yang dapat diambil dari prestasi Khulafaurrasyidin
2. Siswa dapat Mengkaitkan prestasi Khulafaurrasyidin dengan perkembangan kondisi sekarang
3. Siswa dapat mengambil hikmah dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
Materi Pembelajaran :
Hikmah dari prestasi Khulafaurrasyidin di kaitkan dengan perkembangan kondisi sekarang
Metode Pembelajaran : Ceramah, Video kritik, Tanya jawab. Sosiodrama (bermain peran)
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
KEGIATAN
Kegiatan Guru Siswa
Media/Al at
Nilai
Karakter Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Pendahuluan (10 Menit)
1. Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah dan kemudian berdo’a sebelum memulai pelajaran
2. Guru mengulang pelajaran yang telah lalu untuk menstimulus agar pembelajaran menjadi efektif
3. Guru memotivasi akan pentingnya kompetensi yang akan dipelajari
Berdoa/Membaca Basmalah
menyimak / memperhatikan
Disiplin, Jujur, Religius,
Tanggung jawab
2. Inti (60 Menit)
a. Eksplorasi (10 Menit)
1. Guru memberikan
gambaran masalah
dalam situasi yang
akan disimulasikan
dengan menampilkan
beberapa tayangan
video/film sesuai
dengan materi ajar.
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru dan tayangan video
Buku ajar, infocus, film umar bin khattab
Tanggung jawab,
b. Elaborasi (50 Menit)
1. Guru menetapkan
kembali pemain yang
berbeda yang akan
terlibat dalam simulasi
2. Siswa diberi naskah
drama untuk
didramatisasikan
didepan kelas secara
kelompok dengan
3. Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
khususnya pada siswa
yang terlibat dalam
1. Membuat Kelompok drama
2. Siswa mempelajari naskah drama yang kemudian memerankan perannya masing-masing
3. Siswa bertanya
Berani, Jujur, aktif, Tanggung jawab, Komunikatif
pemeranan simulasi.
4. Siswa melakukan
simulasi atau
memerankan drama
4. Siswa
memerankan perannya masing-masing
c.Konfirmasi ( 15 Menit)
1. Simulasi dihentikan dan
memecahkan
permasalahan yang
terdapat pada simulasi
1. Memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
Berani, aktif, dan tanggung jawab
3. Penutup (5 Menit)
1. Merefleksikan apa yang telah dilakukan dan manfaatnya dalam kehidupan
2. Menghimbau peserta didik untuk lebih memahami secara mendalam dari materi indikator yang sudah disampaikan
3. Berdoa/membaca Hamdalah
Tanggung Jawab, Berorientasi ke masa depan dsb.
Alat / Sumber Belajar: 1. Buku Paket SKI kelas VII 2. Buku-buku lain yang relevan 3. Film umar bin khattab 4. Peralatan teknologi dan komunikasi yang relevan 5. Pengalaman guru 6. Lingkungan sekitar
Penilaian proses dilakukan oleh guru pada saat siswa melakukan sosiodrama
No
Indikator
Kelompok drama
Ek
spre
si w
aja
h
Per
form
ent
Kar
akte
r to
koh
Kes
esu
aian
C
erit
a
Vok
al
Pes
an C
erit
a
Tot
al
1 Kelompok 1 4 3 5 4 3 4 23 2 Kelompok 2 2 4 4 3 4 4 21 3 Kelompok 3 3 4 4 5 3 3 22 4 Kelompok 4 4 3 5 3 4 3 22
Guru SKI Mts. Psawahan
(Kholid Azhari. Am.A)
NIP _
Peneliti
(Shidiq Anshori)
NIM 109011000274
Keterangan 1 = sangat kurang , 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik, 5 = amat baik. Jadi skor maksimum = 5 (skor maks setiap indikator) X 6 (indikator) = 30
Nilai di konversikan
Nilai konversi NILAI KONVERSI
Kualifikasi STANDAR 4
91 - 100
81 - 90
71 - 80
61 - 70 kurang
dari 61
Baik sekali
baik
sedang
kurang
Gagal
4
3
2
1
gagal
Skor total jawaban benar siswa
Konversi Nilai = ---------------------------------------- X 100
skor maksimum perangkat tes
Jadi siswa yang memperoleh skor 23 setelah dikonversi nilainya menjadi:
23
---- X 100 = 76,7
30
Mengetahui Tangerang Selatan, 17 Maret, 2014
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kelas Eksperimen Pertemuan ke-3
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Alokasi Waktu
: MTS Yatamu Psawahan
: Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
: Kelas VII-E
: Genap
: Memahami sejarah perkembangan Islam pada masa
Khulafaurrasyidin
: Meneladani gaya kepemimpinan Khulafaurrasyidin
: 2x45
Indikator Kompetensi Pembelajaran** :
1. Menjelaskan strategi kepemimpinan khalifah Abu Bakar
2. Menjelaskan strategi kepemimpinan Umar bin khatab
3. Menjelaskan strategi kepemimpinan Usman bin Affan
4. Menjelaskan strategi kepemimpinan Ali bin Abi Thalib
Tujuan Pembelajaran** :
1. Siswa dapat Menjelaskan gaya kepemimpinan Khulafaurrasyidin
2. Siswa dapat Mengidentifikasi gaya kepemimpinan Khulafaurrasyidin
3. Siswa dapat Mengklasifikasi gaya kepemimpinan Khulafaurrasyidin
4. Siswa dapat Meneladani gaya kepemimpinan Khulafaurrasyidin
Materi Pembelajaran : Kisah Kepemimpinan Khulafaurrasyidin Metode Pembelajaran : Ceramah, Video kritik, Tanya jawab.
Sosiodrama (bermain peran)
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
KEGIATAN
Kegiatan Guru Siswa
Media/ Alat
Nilai
Karakter Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Pendahuluan ( 10 Menit)
1. Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah dan kemudian berdo’a sebelum memulai pelajaran
2. Guru mengulang pelajaran yang telah lalu
Berdoa/Membaca Basmalah
menyimak / memperhatikan
Disiplin, Jujur, Religius,
Tanggung
untuk menstimulus agar pembelajaran menjadi efektif
3. Guru memotivasi akan pentingnya kompetensi yang akan dipelajari
jawab
3. Inti (60 Menit)
a. Eksplorasi (10 Menit)
1. Guru memberikan
gambaran masalah
dalam situasi yang akan
disimulasikan dengan
menampilkan beberapa
tayangan video/film
sesuai dengan materi
ajar.
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru dan tayangan video
Buku ajar, infocus, film umar bin khattab
Tanggung jawab
b. Elaborasi (50 Menit)
1. Guru menetapkan
kembali pemain yang
berbeda yang akan
terlibat dalam simulasi
2. Siswa diberi naskah
drama untuk
didramatisasikan
didepan kelas secara
kelompok dengan
3. Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
khususnya pada siswa
yang terlibat dalam
pemeranan simulasi.
4. Siswa melakukan
simulasi atau
memerankan drama
1. Membuat Kelompok drama
2. Siswa mempelajari naskah drama yang kemudian memerankan perannya masing-masing
3. Siswa bertanya
4. Siswa memerankan perannya masing-masing
Aktif, berani dan tanggung jawab
c.Konfirmasi ( 15 Menit)
1. Simulasi dihentikan
dan memecahkan
permasalahan yang
terdapat pada simulasi
1. Memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
Berani, aktif, dan tanggung jawab
3.Penutup (5Menit)
1. Merefleksikan apa yang telah dilakukan
Tanggung Jawab,
dan manfaatnya dalam kehidupan
2. Menghimbau peserta didik untuk lebih memahami secara mendalam dari materi indikator yang sudah disampaikan
3. Berdoa/membaca Hamdalah
Berorientasi ke masa depan dsb.
Alat / Sumber Belajar:
1. Buku Paket SKI kelas VII 2. Buku-buku lain yang relevan 3. Film umar bin khattab 4. Peralatan teknologi dan komunikasi yang relevan 5. Pengalaman guru 6. Lingkungan sekitar
Penilaian proses dilakukan oleh guru pada saat siswa melakukan Sosiodrama
No
Indikator
Kelompok drama
Ek
spre
si w
aja
h
Per
form
ent
Kar
akte
r to
koh
Kes
esu
aian
C
erit
a
Vok
al
Pes
an C
erit
a
Tot
al
1 Kelompok 1 4 3 5 4 3 4 23 2 Kelompok 2 2 4 4 3 4 4 21 3 Kelompok 3 3 4 4 5 3 3 22 4 Kelompok 4 4 3 5 3 4 3 22
Keterangan 1 = sangat kurang , 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik, 5 = amat baik. Jadi skor maksimum = 5 (skor maks setiap indikator) X 6 (indikator) = 30
Nilai di konversikan
Nilai konversi NILAI KONVERSI
Kualifikasi STANDAR 4
91 - 100
81 - 90
71 - 80
61 - 70 kurang
dari 61
Baik sekali
baik
sedang
kurang
Gagal
4
3
2
1
gagal
Guru SKI Mts. Psawahan
(Kholid Azhari. Am.A)
NIP _
Peneliti
(Shidiq Anshori)
NIM 109011000274
Skor total jawaban benar siswa
Konversi Nilai = ---------------------------------------- X 100
skor maksimum perangkat tes
Jadi siswa yang memperoleh skor 23 setelah dikonversi nilainya menjadi:
23 ---- X 100 = 76,7 30
Mengetahui Tangerang Selatan, 24 Maret, 2014
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kelas Kontrol Pertemuan ke-1
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Alokasi Waktu
: MTS Yatamu Psawahan
: Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
: Kelas VII-F
: Genap
: Memahami sejarah perkembangan Islam pada masa
Khulafaurrasyidin
: Menceritakan berbagai prestasi yang dicapai oleh Khulafaurrasyidin
: 2x45
Indikator Kompetensi Pembelajaran** :
4. Menjelaskan model pemilihan Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali sebagai khalifah
5. Menjelaskan prestasi yang diraih oleh Khulafaur Rasyidin
6. Meneladani prestasi yang diraih oleh Khulafaur Rasyidin
Tujuan Pembelajaran** :
4. Siswa dapat Mengklasifikasi prestasi Khulafaurrasyidin
5. Siswa dapat Menjelaskan prestasi Khulafaurrasyidin yang menonjol
6. Siswa dapat meneladani prestasi khulafaurrasyidin dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Materi Pembelajaran : Prestasi Khulafaur Rasyidin Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
KEGIATAN
Kegiatan Guru Siswa
Media/ Alat
Nilai
Karakter Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Pendahuluan (15 Menit)
5. Guru memberikan salam
dan memulai pelajaran
dengan mengucapkan
basmallah dan kemudian
berdo’a
Berdoa/Membaca
Basmalah
Disiplin,
Jujur,
Religius,
6. Guru memperkenalkan
dirinyakarena menjadi
warga baru dalam kelas itu
dan menjelaskan kepada
siswa bahwa guru sedang
melakukan penelitian
observasi selama 1 bab
mata pelajaran
7. Guru memberikan angket
kepada siswa, dan meminta
siswa untuk mengisikan
dan mengumpulkannya
jika telah selesai
8. Guru memotivasi akan
pentingnya kompetensi
yang akan dipelajari
Menyimak /
memperhatikan Mengisi angket
minat belajar
Tanggung
jawab
Tanggung
jawab, jujur,
mandiri
2. Inti (60 Menit)
a. Eksplorasi (10Menit)
2. Guru menjelaskan tentang
materi Prestasi Khulafaur
Rasyidin
2. Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
Buku
ajar,
Tanggung
jawab
b. Elaborasi (50Menit)
1. Berdiskusi dengan teman
tentang prestasi khulafaur
Rasyidin.
2. Guru meminta setiap
siswa menuliskan hasil
temuan dalam buku
catatan berkaitan dengan
materi yang dipelajari.
3. Guru memberi
kesempatan siswa untuk
mempresentasikan hasil
temuan di depan kelas.
4. Guru memberikan
kesempatan siswa lain
untuk membandingkan
hasi temuannya.
1. Siswa
mempresentasi
kan hasil
temuan
Aktif, berani
dan
tanggung
jawab,
Mandiri,
Demokratis
c. Konfirmasi ( 15 Menit)
1. Guru melakukan evaluasi
dengan mengajukan
beberapa pertanyaan kepada
siswa tentang materi sejarah
islam
5. Siswa
menjawab
pertanyaan
Berani,
aktif, dan
tanggung
jawab
Guru SKI Mts. Psawahan
(Kholid Azhari. Am.A) NIP _
Peneliti
(Shidiq Anshori)
NIM 109011000274
3. Penutup (5 Menit)
4. Merefleksikan apa yang
telah dilakukan dan
manfaatnya dalam
kehidupan
5. Menghimbau peserta didik
untuk lebih memahami
secara mendalam dari
materi indikator yang sudah
disampaikan
6. Berdoa/membaca
Hamdalah
Tanggung
Jawab,
Religius,
Kerjasama
Alat / Sumber Belajar:
1. Buku Paket SKI kelas VII
2. Buku-buku lain yang relevan
3. Pengalaman guru
4. Lingkungan sekitar
Mengetahui Tangerang Selatan, 10 Maret, 2014
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kelas Kontrol ke-2
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Alokasi Waktu
: MTS Yatamu Psawahan
: Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
: Kelas VII-F
: Genap
: Memahami sejarah perkembangan Islam pada masa
Khulafaurrasyidin
: Mengambil hikmah dari prestasi Khulafaurrasyidin di kaitkan dengan perkembangan kondisi sekarang
: 2x45
Indikator Kompetensi Pembelajaran** :
5. Menjelaskan bahwa Rosulullah adalah panutan yang harus di aplikasikan
dalam segala hal kehidupan.
6. Menjelaskan bahwa hendak nya umat islam memiliki etos kerja yang tinggi
sebagaimana yang telah khulafaurrasyidin
7. Merangkum hikmah apa saja dari prestasi yang telah dicapai oleh
khulafaurrasyidin
8. Meneladani ibrah dari prestasi yang telah di capai oleh khulafaurrasyidin
Tujuan Pembelajaran** :
a. Siswa dapat Menjelaskan hikmah yang dapat diambil dari prestasi Khulafaurrasyidin
b. Siswa dapat Mengkaitkan prestasi Khulafaurrasyidin dengan perkembangan kondisi
sekarang
c. Siswa dapat mengambil hikmah dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari Materi Pembelajaran :
Hikmah dari prestasi Khulafaurrasyidin di kaitkan dengan perkembangan kondisi
sekarang
Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
KEGIATAN
Kegiatan Guru Siswa
Media/ Alat
Nilai
Karakter Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
4. Pendahuluan (11 Menit)
4. Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah dan kemudian berdo’a sebelum memulai pelajaran
5. Guru mengulang pelajaran yang telah lalu untuk menstimulus agar pembelajaran menjadi efektif
6. Guru memotivasi akan pentingnya kompetensi yang akan dipelajari
Berdoa/Membaca Basmalah
menyimak / memperhatikan
Disiplin, Jujur, Religius,
Tanggung jawab
5. Inti (60 Menit)
a. Eksplorasi (20Menit)
1. Guru menjelaskan
Hikmah dari prestasi
Khulafaurrasyidin di
kaitkan dengan
perkembangan kondisi
sekarang
2. Siswa mendengarkan penjelasan guru
Buku ajar,
Tanggung jawab
b. Elaborasi (40Menit)
1. Berdiskusi dengan teman tentang hikmah dari prestasi khulafaur Rasyidin.
2. Guru meminta setiap siswa menuliskan hasil temuan dalam buku catatan berkaitan dengan materi yang dipelajari.
3. Guru memberi kesempatan siswa
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
2. Siswa mempresentasika n hasil temuan
Berani, Jujur, aktif, Tanggung jawab, Komunikatif
Guru SKI Mts. Psawaha
(Kholid Azhari. Am.A)
NIP _
Peneliti
(Shidiq Anshori)
NIM 109011000274
untuk mempresentasikan hasil temuan di depan kelas.
5. Guru memberikan kesempatan siswa lain untuk membandingkan hasi temuannya.
c. Konfirmasi ( 15 Menit)
1. Guru melakukan
evaluasi dengan
mengajukan beberapa
pertanyaan kepada
siswa tentang materi
sejarah islam
1. Siswa menjawab
pertanyaan
Berani, aktif,
dan
tanggung
jawab
3. Penutup (5 Menit)
1. Merefleksikan apa yang telah dilakukan dan manfaatnya dalam kehidupan
2. Menghimbau peserta didik untuk lebih memahami secara mendalam dari materi indikator yang sudah disampaikan
3. Berdoa/membaca Hamdalah
Siswa
memperhatikan
Siswa membaca do’a
Tanggung Jawab, Berorientasi ke masa depan dsb.
Alat / Sumber Belajar:
5. Buku Paket SKI kelas VII 6. Buku-buku lain yang relevan 7. Pengalaman guru 8. Lingkungan sekitar
Mengetahui n
Tangerang Selatan, 17 Maret, 2014
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kelas Kontrol ke-3
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Alokasi Waktu
: MTS Yatamu Psawahan
: Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
: Kelas VII-F
: Genap
: Memahami sejarah perkembangan islam pada masa
Khulafaur Rasyidin
: Meneladani gaya kepemimpinan Khulafaur Rasyidin
: 2x45
Indikator Kompetensi Pembelajaran** :
5. Menjelaskan strategi kepemimpinan khalifah Abu Bakar
6. Menjelaskan strategi kepemimpinan Umar bin khatab
7. Menjelaskan strategi kepemimpinan Usman bin Affan
8. Menjelaskan strategi kepemimpinan Ali bin Abi Thalib
Tujuan Pembelajaran** :
4. Siswa dapat Menjelaskan gaya kepemimpinan Khulafaurrasyidin
5. Siswa dapat Mengidentifikasi gaya kepemimpinan Khulafaurrasyidin
6. Siswa dapat Mengklasifikasi gaya kepemimpinan Khulafaurrasyidin
7. Siswa dapat Meneladani gaya kepemimpinan Khulafaurrasyidin
Materi Pembelajaran : Kisah Kepemimpinan Khulafaurrasyidin Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi, Tanya jawab.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
KEGIATAN
Kegiatan Guru Siswa
Media/ Alat
Nilai
Karakter Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Pendahuluan (5Menit)
1. Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan
Berdoa/Membaca Basmalah
Disiplin, Jujur, Religius,
basmallah dan kemudian berdo’a sebelum memulai pelajaran
7. Guru mengulang pelajaran yang telah lalu untuk menstimulus agar pembelajaran menjadi efektif
8. Guru memotivasi akan pentingnya kompetensi yang akan dipelajari
menyimak / memperhatikan
Tanggung jawab
6. Inti (60 Menit)
a. Eksplorasi (10Menit)
1. Guru menjelaskan Kisah Kepemimpinan Khulafaurrasyidin
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru
Buku ajar,
Disiplin, Tanggung jawab
b. Elaborasi (50Menit)
1. Berdiskusi dengan teman tentang kisah kepemimpinan khulafaur Rasyidin.
2. Guru meminta setiap siswa menuliskan hasil temuan dalam buku catatan berkaitan dengan materi yang dipelajari.
3. Guru memberi kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil temuan di depan kelas.
4. Guru memberikan kesempatan siswa lain untuk membandingkan hasi temuannya.
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
2. Siswa mempresentasikan hasil temuan
Berani, Jujur, aktif, Tanggung jawab, Komunikatif
c. Konfirmasi ( 15 Menit)
1. Guru melakukan
evaluasi dengan
mengajukan beberapa
pertanyaan kepada
siswa tentang materi
sejarah islam
1. Siswa menjawab
pertanyaan
Berani,
aktif, dan
tanggung
jawab
(Kholid Azhari. Am.A
NIP _
Peneliti
(Shidiq Anshori)
NIM 109011000274
c. Penutup 1. Merefleksikan apa yang telah dilakukan dan manfaatnya dalam kehidupan
2. Menghimbau peserta didik untuk lebih memahami secara mendalam dari materi indikator yang sudah disampaikan
3. Berdoa/membaca Hamdalah
Siswa memperhatikan
Siswa membaca do’a
Tanggung Jawab, Berorientasi ke masa depan dsb.
Alat / Sumber Belajar:
1. Buku Paket SKI kelas VII
2. Buku-buku lain yang relevan
3. Pengalaman guru
4. Lingkungan sekitar
Mengetahui Guru SKI Mts. Psawahan
)
Tangerang Selatan, 24 Maret, 2014
Materi Pelajaran (selama tiga pertemuan)
A. PRESTASI YANG DICAPAI OLEH KHULAFAUR RASYIDIN
1. Sejarah singkat khulafaur Rasyidin
Khulafaur Rasyidin adalah penerus dan pemegang kepemimpinan umat islam
sepeninggalan Nabi Muhammad saw. Pada tahun 632 M (11 H). Gelar
khulafaurrasyidin memiliki pengertian orang-orang yang terpilih dan mendapat
petunjuk menjadi pengganti Nabi Muhammad saw. Setelah beliau wafat, tetapi bukan
sebagai pengganti nabi ataupun rasul.
Khulafaur Rasyidin berasal Dari kata khalifah, yang tinya pengganti dan Ar-
rasyidin artinya orang-orang yang mendapatkan petunjuk. Pedoman yang dijadikan
pegangannya untuk menjadi khalifah adalah Al-Quran dan As-Sunah. Para khalifah
tersbut dalam melanjutkan kepemimpinannya selalu mencontoh ajaran nabi
Muhammad saw., yaitu mempedomani Al-Quran dan As-Sunah. Dengan cara ini,
maka Islam semakin tegak dan berkembang pesat. Begitu pula aturan-aturan yang
dipakainya berdasarkan Al-Quran dan As-Sunah.
a. Riwayat Abu bakar As-Siddiq
Abu Bakar bin Abu Quhafah adalah turunan bani Taim bin Murrah, bin Ka’ab
bin Lu’ay bin Kalb Al-Quraisy. Beliau lahir pada tahun ke-2 dari tahun gajah, jadi
dua thun lebih tua dari Nabi Muhammad saw.
Sejak muda, Abu Bakar telah memiliki budi pekerti yang bik dan terpuji.
Begitu pula ketika Nabi Muhammad saw. Menerima wahyu, Abu bakar adalah
orang yang pertama mempercayainya dari kalangan orang dewasa.
Abu bakar memiliki kemauan yang keras, ulet, dan amat masyhur di kalangan
bangsawan Quraisy. Sejak usia muda Abu Bakar sudah akrab dengan Nabi
Muhammad saw. Sehingga selalu berdampingan dan bermusyawarah dalam
memutuskan sesuatu serta saling membela dalam keadaan suka maupun duka.
Setelah Nabi Muhammad saw. Wafat, kaum muslimin mengadakan pertemuan
di Saqifah Bani Sa’idah. Mereka membicara siapa yang pantas menggantikan
Nabi Muhammad saw. Dalam memimpin kaum muslimin dan mengurusai
persoalan umat. Setelah dimusyawarahkan, terpilihnya Abu Bakar Ash-Shiddiq
sebagai khalifah setelah Nabi Muhammad saw wafat.
b. Umar Bin Khatab
Nama lengkapnya adalah Umar Bin Khattab Bin Naufal Bin Abdil Uzza Bin
Rabi’ah, Bin Abdullah, Bin Qarth, Bin Razzah, Bin ‘Adiy, Bin Ka’ab. Namun
lebih terkenal dengan nama Umar bin Khattab. Ibunya adalah Hantamah binti
Hasyim bin Al-Mughirah, bin Abdullah, bin Umar bin Amkhzum.
Pada zaman Jahiliyah, atau sebelum memeluk islam, ia merupakan musuh
islam yang paling keras bahkan orang yang membenci ajaran Islam. Namun
setelah memeluk islam, ia berbalik menjadi sangat teguh dan sangat mencintai
islam. Umar menjadi benteng pertahanan islam tatkala islam dihina oleh kafir
Quraisy saat itu. Sehingga selalu bersama-sama dengan Nabi Muhammad saw.
Dia berani menentang satu-persatu kaum jahiliyah apabila menghina nabi.
Khalifah umar bin khatab dikenal sebagai pemimpin yang sangat disayangi
rakyatnya karena perhatian dan tanggung jawabnya yang luar biasa pada
rakyatnya. Salah satu kebiasaannya adalah melakukan pengawasan langsung dan
sendirian berkeliling kota mengawasi kehidupan rakyatnya.
c. Usman bin affan
Utsman bin Affan adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang merupakan
Khulafaur Rasyidin yang ke-3. Nama lengkap beliau adalah Utsman bin affan Al-
Amawi Al-Quarisyi, berasal dari Bani Umayyah. Lahir pada tahun keenam tahun
Gajah. Kira-kira lima tahun lebih muda dari Rasullulah SAW.
Nama panggilannya Abu Abdullah dan gelarnya Dzunnurrain (yang punya dua
cahaya). Sebab digelari Dzunnuraian karena Rasulullah menikahkan dua putrinya
untuk Utsman; Roqqoyah dan Ummu Kultsum. Ketika Ummu Kultsum wafat,
Rasulullah berkata; “Sekiranya kami punya anak perempuan yang ketiga, niscaya
aku nikahkan denganmu.” Dari pernikahannya dengan Roqoyyah lahirlah anak
laki-laki. Tapi tidak sampai besar anaknya meninggal ketika berumur 6 tahun pada
tahun 4 Hijriah.
Utsman adalah seorang yang saudagar yang kaya tetapi dermawan. Beliau
adalah seorang pedagang kain yang kaya raya, kekayaan ini beliau belanjakan
guna mendapatkan keridhaan Allah, yaitu untuk pembangunan umat dan
ketinggian Islam. Beliau memiliki kekayaan ternak lebih banyak dari pada orang
arab lainya.
Ketika kaum kafir Quarisy melakukan penyiksaan terhadap umat islam, maka
Utsman bin Affan diperintahkan untuk berhijrah ke Habsyah (Abyssinia,
Ethiopia). Ikut juga bersama beliau sahabat Abu Khudzaifah, Zubir bin Awwam,
Abdurahman bin Auf dan lain-lain. Setelah itu datang pula perintah Nabi SAW
supaya beliau hijrah ke Madinah. Maka dengan tidak berfikir panjang lagi beliau
tinggalkan harta kekayaan, usaha dagang dan rumah tangga guna memenuhi
panggilan Allah dan Rasul-Nya. Beliau Hijrah bersama-sama dengan kaum
Muhajirin lainya.
Pada peristiwa Hudaibiyah, Utsman dikirim oleh Rasullah untuk menemui
Abu Sofyan di Mekkah. Utsman diperintahkan Nabi untuk menegaskan bahwa
rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di Ka’bah, lalu segera kembali ke
Madinah, bukan untuk memerangi penduduk Mekkah.
Suasana sempat tegang ketika Utsman tak kenjung kembali. Kaum muslimin
sampai membuat ikrar Rizwan – bersiap untuk mati bersama untuk
menyelamatkan Utsman. Namun pertumpahan darah akhirnya tidak terjadi. Abu
Sofyan lalu mengutus Suhail bin Amir untuk berunding denganNabi Muhammad
SAW. Hasil perundingan dikenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah.
Semasa Nabi SAW masih hidup, Utsman pernah dipercaya oleh Nabi untuk
menjadi walikota Madinah, semasa dua kali masa jabatan. Pertama pada perang
Dzatir Riqa dan yang kedua kalinya, saat Nabi SAW sedang melancarkan perang
Ghatfahan.
Utsman bin Affan adalah seorang ahli ekonomi yang terkenal, tetapi jiwa
sosial beliau tinggi. Beliau tidak segan-segan mengeluarkan kekayaanya untuk
kepentingan Agama dan Masyarakat umum.
d. Ali bin Abi Thalib
Ali bin abi Thalib adalah sosok yang sangat mengagumkan. Taat, pemberani,
cerdas, arif dan bijaksana merupakan beberapa sifat dan karakter yang ada dalam
beliau. Beliau adalah sepupu sekaligus menantu dari baginda Nabi Muhammad
saw. Beliau besar dalam didikan Nabi Muhammad saw. Dan termasuk pemuda
pertama yang mengimani ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.
Ali bin abi Thalib, merupakan khalifah keempat dalam urutan Khulafaur
Rasyidin. Ayahnya adalah Abu Thalib bin Abdul Muthalib, bin Hasyim bin Abdi
Manaf, bin Qashay. Dengan demikian, Ali dalah keturunan Hasyim. Keluarga
Hasyim memiliki sejarah cemerlang dalam masyarakat Mekah. Sebelum
datangnya islam, keluarga hasyim terkenal sebagai keluarga mulia, dan pemimpin
masyarakat.
Pada masa mudanya, Ali bin abi Thalib telah menunjukan dirinya sebagai
seorang sahabat mudayang teguh. Ia dikenal sebagai seorang pemberani.
Ali mempunyai visi kepemimpinan yang terbuka. Keakraban dengan Nabi
Muhammad dan pengamatannya terhadap perkembangan politik demasa dua
khalifah pertama telah membuat Ali menjadi lebih banyak pengalaman dalam
persiapannya menjadi seorang yang berpengaruh dikemudian hari.
2. Berbagai prestasi Khulafaur Rasyidin
Beberapa prestasi atau kemajuan yang dicapai oleh empat Khulafaur Rasyidin
masing-masing berikut.
a. Abu Bakar Siddiq
- Prestasi Abu bakar sidik :
---> Memperluas daerah islam
---> Menghadapi orang murtad dan orang yang tidak membayar zakat
---> Memberantas orang-orang yang menganggapnya beliau sebagai nabi
---> Mengumpulkan ayat-ayat suci alquran yang disalin menjadi musha
b. Umar Bin Khattab
- Masa Pemerintahan : 13 - 23 H / 634 - 644 M
- Termasuk orang yang pertama masuk islam / Assabiquunal Awwaluun
- Meninggal dibunuh Abu Luk-luk dan Persia dan Yahudi
- Prestasi Umar bin Khatab
---> Perluasan daerah kekuasaan islam
---> Membangun pemerintahan islam
---> Mengumpulkan tulisan-tulisan ayat suci Al-Qur'an yang tersebar
c. Utsman bin Affan
- Prestasi Usman bin Afan :
---> Memperluas daerah kekuasaan islam
---> Membangun angkatan laut
---> Penulisan ayat-ayat suci Al-Quran
d. Ali bin Abi Thalib
- Prestasi Ali bin Abi Tholib :
---> Membasmi pembangkang kekhalifahan
---> Memecat gubernur yang diangkat khalifah sebelumnya
B. MENGAMBIL IBRAH DARI PRESTASI YANG DI CAPAI OLEH KHULAFAUR
RASYIDIN UNTUK MASA YANG AKAN DATING
a. Hendaknya umat islam menjadikan Rosulullah sebagai panutan dalam segala hal
kehidupan sebagaimana khulafaur Rasyidin melakukannya. Sebab pada diri
Rosulullah terdapat suri tauladan yang baik.
b. Hendaknya umat islam selalu menjaga persatuan dan persaudaraan. Sebab dengan
persatuan lahir kekuatan dan dengan persaudaraan akan tumbuh rasa
kebersamaandan sikap setia kawan. Sikap saling menolong dan solidaritas antara
sesama.
c. Hendaknyaumat islam memiliki etos kerja yang tinggi sebgaimana para
khulafaurrasyidin memiliki etod kerja dan semangat juang yang tinggi. Mereka
tidak mengenal putus asa. Tidak pernah berkeluh kesah, apalagi bersikap pemalas.
C. MENELADANI GAYA KEPEMIMPINAN KHULAFAUR RASYIDIN
1. Strategi kepemimpinan khulafaur rasayidin
a. Abu Bakar Ash-Shidiq
1. Menerapkan cara memimpin sebagaimana yang diterapkan oleh Rasulullah
SAW.
2. Mengutamakan agama sebagaimana beliau memberantas kaum musyrik dan
orang yang ingkar terhadap zakat.
3. Memecahkan masalah internal yang terdapat di dalam kubu umat Islam pada
masa itu.
4. Setelah permasalahan ummat terselesaikan barulah beliau meningkatkan pada
lingkup yang lebih luas yaitu permasalahan di dalam negeri.
5. Dan pada akhirnya setelah permasalahan di dalam negeri terselesaikan maka
beliau memulai langkahnya ke luar negeri dengan membebaskan beberapa daerah
dengan tujuan penyiaran Islam dalam ruang lingkup yang lebih luas.
b. Umar bin Khatab
Adapun strategi yang dilakukan adalah:
1. Meneruskan perjuangan khalifah Abu Bakar dengan memperluas wilayah
Islam melalui ekspansi militer.
2. Menertibkan administrasi Negara dengan membentuk Baitul Mal.
3. Menyusun kepala-kepala daerah karena ketika itu wilayah Islam sudah
sangat luas.
4. Membentuk beberapa dawan dan organisasi untuk mempermudah
pemerintahan dan efektifitas tanggung jawab.
c. Usman bin Affan
Strategi yang dilakukan oleh Ustman bin Affan adalah:
1. Membangun bendungan agar terhindarnya banjir dikota-kota.
2. Membangun jembatan-jembatan, jalan-jalan serta berbagai infrasruktur yang
memudahkan masyarakat ketika itu.
3. Memperluas mesjid nabawi.
4. Serta mengangkat orang-orang yang dianggap mampu sebagai khalifah-
khalifah di daerah dan mengisi jabatan penting lainya.
d. Ali bin Abi Thalib
Selama masa kepemimpinannya banyak pergolakan-pergolakan yang terjadi,
hampir tidak ada hari-hari yang dianggap stabil. Diantara langkah-langkah yang
diambil dalam masa pemerintahannya adalah:
1. Menonaktifkan pejabat yang diangkat oleh Ustman bin Affan karena menurut
beliau pemberontakan yang terjadi merupakan sebab dari keteledoran mereka.
2. Menarik kembali tanah-tanah yang di hadiahkan khalifah Utsman bin Affan
kepada penduduk dan keluarganya.
3. Mengembalikan fungsi Baitul Mal.
2. Meneladani gaya kepemimpinan khulafaurrasyidin
Banyak peristiwa yang terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar as-
Siddiq yang menunjukkan beberapa hal dan prinsip, antara lain:
a. Pengangkatan Abu Bakar as-Siddiq berlangsung melalui syura atau musywarah.
b. Perbedaan pendapat yang terjadi di Saqifah Bani Sa’idah adalah hal yang lumrah
dalam musyawarah.
c. Nasihat Ali bin Abi Talib agar Abu Bakar tidak ikut serta dalam menumpas kaum
murtad itu adalah suatu bukti bentuk pengakuan Abu Bakar as-Siddiq sebagai
Khalifah.
d. Sikap tegas Abu Bakar terhadap kaum yang murtad merupakan bukti adanya
hikmah bahwa Allah swt. mengangkat orang yang tepat untuk menyelesaikan
persoalan tersebut.
e. Pengangkatan Umar bin Khattab sebagai pengganti Abu Bakar adalah hasil
musyawarah dari kaum muslimin, bukan penunjuk dari Abu Bakar.
UJI INSTRUMEN PENELITIAN
ANGKET SKALA MINAT BELAJAR SEJARAH ISLAM
Nama :
Jenis kelamin :
Kelas :
Petunjuk
a. Berikut ini diberikan pernyataan-pernyataan yang terkait dengan minat belajar SKI
sebanyak 27 butir. dengan keterangan sebagai berikut :
SS = Sangat setuju
S = Setuju
TS = Tidak setuju
STS = Sangat Tidak setuju
b. Istilah dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan apa yang ada pada pikiran dan prasaan kamu.
Isilah dengan mencentangkan tanda checklist ()
c. Jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai pada mata pelajaran SKI
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya belajar SKI dengan bersungguh-sungguh
2. Pelajaran SKI terkadang membuat saya mengantuk
3. Saya selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru dengan usaha maksimal
4. Saya suka tidak konsentrasi saat belajar SKI
5. Saya selalu memperhatikan dengan sungguh-
sungguh jika guru menjelaskan
6. Saya berusaha dengan sungguh-sungguh dalam
belajar SKI agar memperoleh nilai yang bagus.
7. Saya merasa semangat saat mempelajari SKI
8. Saya terdorong mempelajari SKI karena materinya
menyangkut tentang kepemimpinan
9. Apa yang saya pelajari dalam pembelajaran SKI
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
10. Saya suka membaca buku SKI di rumah diwaktu
senggang
11. Saya selalu bertanya kepada guru jika ada yang tidak
dimengerti saat belajar
12. Saya malas membaca buku SKI
13. Saya belajar SKI tidak hanya dari buku sekolah saja
14. Saya senang saat belajar mata pelajaran SKI
disekolah
15. Pelajaran SKI disampaikan dengan menarik dan
menyenangkan
16. Saya merasa terkadang pelajaran SKI membosankan
17. Terkadang saya mengobrol dan tidak memperhatikan
guru yang sedang menjelaskan
18. Saya sering bercanda saat pelajaran SKI
19. Saya belajar SKI dari awal hingga akhir dengan
bersungguh sungguh.
20. Saya selalu belajar dirumah terlebih dahulu sebelum
materi pelajaran SKI dimulai disekolah
UJI INSTRUMENT ANGKET METODE SOSIODRAMA
1. Metode sosiodrama membuat pembelajaran SKI
menjadi menyenangkan
2. Metode sosiodrama membuat saya semangat dalam
belajar SKI
3. Metode sosiodrama membuat saya tidak mengantuk
saat belajar SKI
4. Metode sosiodrama membuat saya menjadi lebih
berani
5. Metode sosiodrama ternyata mampu mengajarkan cara
memahami materi dengan baik.
6. Belajar dengan metode ini membuat saya lebih
dihargai
7. Merasa kesulitan ketika bermain peran
8. Metode ini menurut saya hanya membuang-buang
waktu saja dan tidak ada manfaatnya
9. Saya senang terlibat bermain peran yang
menegangkan dan mengasikan
10. Saya menjadi kompak dengan teman saat bermain
peran.
11. Saya selalu berkerjasama dengan kelompok untuk
menampilkan drama yang bagus.
12. Dengan metode sosiodrama saya berusaha untuk
selalu tampil menjadi yang terbaik
13. Metode sosiodrama ini sangat membantu saya untuk
dapat aktif dalam proses pembelajaran.
14.
Dibandingkan dengan pembelajaran SKI yang lalu,
dengan metode sosiodrama ini saya lebih tertarik
untuk mengikutinya.
15. Metode sosiodrama membuat perhatian siswa
terpecah-pecah
INSTRUMEN PENELITIAN
ANGKET SKALA MINAT BELAJAR SEJARAH ISLAM
Nama :
Jenis kelamin :
Kelas :
Petunjuk
a. Berikut ini diberikan pernyataan-pernyataan yang terkait dengan minat belajar SKI
sebanyak 12 butir, dengan keterangan sebagai berikut :
SS = Sangat setuju S = Setuju
TS = Tidak setuju STS = Sangat Tidak setuju
b. Istilah dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan apa yang ada pada pikiran dan prasaan kamu.
Isilah dengan mencentangkan tanda checklist ()
c. Jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai pada mata pelajaran SKI
No Pernyataan SS S TS TS
1.
Saya belajar SKI dengan bersungguh-sungguh
2.
Pelajaran SKI terkadang membuat saya mengantuk
3. Saya selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
dengan usaha maksimal
4. Saya selalu memperhatikan dengan sungguh-sungguh
apa yang guru sampaikan
5.
Saya merasa semangat saat mempelajari SKI
6. Saya malas membaca buku SKI
7. Saya senang jika guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
berhalangan hadir
8.
Saya senang saat belajar mata pelajaran SKI disekolah
9. Pelajaran SKI disampaikan dengan menarik dan
menyenangkan
10.
Saya merasa terkadang pelajaran SKI membosankan
11.
Saya sering bercanda saat pelajaran SKI
12. Saya belajar SKI dari awal hingga akhir dengan
bersungguh sungguh.
INSTRUMENT ANGKET METODE SOSIODRAMA
1. Metode sosiodrama membuat saya semangat dalam
belajar SKI
2. Metode sosiodrama membuat saya tidak mengantuk saat
belajar SKI
3. Metode sosiodrama ternyata mampu mengajarkan cara
memahami materi dengan baik.
4. Belajar dengan metode ini membuat saya lebih dihargai
5.
Merasa kesulitan ketika bermain peran
6. Metode ini menurut saya hanya membuang-buang waktu
saja dan tidak ada manfaatnya
7. Saya senang terlibat bermain peran yang menegangkan
dan mengasikan
8.
Saya menjadi kompak dengan teman saat bermain peran.
9. Saya selalu berkerjasama dengan kelompok untuk
menampilkan drama yang bagus.
10. Dengan metode sosiodrama saya berusaha untuk selalu
tampil menjadi yang terbaik
11. Metode sosiodrama ini sangat membantu saya untuk
dapat aktif dalam proses pembelajaran.
12.
Dibandingkan dengan pembelajaran SKI yang lalu,
dengan metode sosiodrama ini saya lebih tertarik untuk
mengikutinya.
PEDOMAN OBSERVASI
MINAT BELAJAR DAN METODE SOSIORAMA
No
Pernyataan Jawaban
Keterangan SS S TS STS
1. Siswa belajar IPS dengan
bersungguh-sungguh
V
2. Banyaknya siswa yang
mengantuk pada saat
pembelajaran SKI
V
3. Siswa mengerjakan tugas
yang diberikan guru
dengan usaha maksimal
V
4. Siswa merasa bosan pada
saat proses pembelajaran
V
5. Siswa suka tidak
konsentrasi saat belajar
V
6. Pelajaran SKI
disampaikan secara
menarik dan
menyenangkan
V
7. Siswa selalu
memperhatikan dengan
sungguh-sungguh ketika
guru menjelaskan
V
8. Siswa sering mengobrol
saat pembelajaran
berlangsung
V
9. Siswa berusaha dengan
bersungguh-sungguh
dalam belajar SKI agar
memperoleh nilai yang
bagus
V
10. Banyak siswa yang
bercanda pada saat
pembelajaran SKI
V
11. Siswa senang dalam
belajar SKI
V
12. Siswa bersemangat
dalam belajar IPS
V
13. Siswa belajar IPS dari
awal hingga akhir dengan
bersungguh-sungguh.
V
14. Siswa aktif bertanya saat
pembelajaran
V
15. Siswa terdorong
mempelajari SKI karena
materinya menyangkut
tentang kepemimpinan
V
16. Metode sosiodrama
membuat pembelajaran
SKI menyenangkan
V
17. Metode soiodrama
membuat siswa semangat
dalam belajar SKI
V
18. Siswa suka belajar
sambil bermain
V
19. Metode sosiodrama
membuat tidak
mengantuk saat belajar
SKI
V
20. Siswa merasa kesulitan
dalam melakukan drama
didepan kelas
V
21. Metode sosiodrama
membuat siswa menjadi
lebih berani
Guru SKI Mts. Psawahan
(Kholid Azhari. Am.A)
22. Metode sosiodrma
melatih siswa untuk
selalu konsentrasi saat
belajar
V
23. Siswa senang terlibat
dalam permainan peran
yang menegangkan dan
mengasyikan
V
24. Metode sosiodrama
(Bermain peran)
membuat siswa belajar
dengan cara kerjasama
V
Mengetahui
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Y
Y2
siswa 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 6400
siswa 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 6400
siswa 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 71 5041
siswa 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 74 5476
siswa 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 76 5776
siswa 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 78 6084
siswa 7 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 3 3 3 4 3 70 4900
siswa 8 3 3 3 1 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 66 4356
siswa 9 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 75 5625
siswa 10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 6400
siswa 11 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 75 5625
siswa 12 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 71 5041
siswa 13 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 73 5329
siswa 14 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 2 4 3 3 2 4 3 1 4 64 4096
siswa 15 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 69 4761
siswa 16 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 2 3 2 3 4 3 3 4 63 3969
siswa 17 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 70 4900
siswa 18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 6400
siswa 19 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 75 5625
siswa 20 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 73 5329
siswa 21 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 72 5184
siswa 22 4 3 4 4 1 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 70 4900
siswa 23 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 3 69 4761
siswa 24 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 69 4761
siswa 25 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 66 4356
siswa 26 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 71 5041
siswa 27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 6400
X 103
97
100
95
94
104
99
99
102
102
103
98
92
101
94
94
99
89
98
97
1960
3841600
TABULASI UJI VALIDITAS ANGKET MINAT BELAJAR
TABULASI UJI VALIDITAS ANGKET METODE SOSIODRAMA
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Y Y2
siswa 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 2304 siswa 2 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45 2025
siswa 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 37 1369
siswa 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 2304
siswa 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 47 2209
siswa 6 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 47 2209
siswa 7 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 45 2025
siswa 8 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 42 1764
siswa 9 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 46 2116
siswa 10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 2304
siswa 11 4 3 4 4 4 1 3 3 4 2 4 3 3 1 4 39 1521
siswa 12 4 3 4 4 3 1 3 4 3 4 3 4 3 1 4 40 1600
siswa 13 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 44 1936
siswa 14 4 3 1 3 4 3 4 2 4 3 2 2 4 3 4 35 1225
siswa 15 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 4 4 2 4 43 1849
siswa 16 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 37 1369
siswa 17 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 41 1681
siswa 18 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 46 2116
siswa 19 4 3 1 4 4 3 4 4 3 2 4 1 4 3 4 37 1369
siswa 20 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 45 2025
siswa 21 3 4 3 4 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 40 1600
siswa 22 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 43 1849
siswa 23 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 40 1600
siswa 24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 2304
siswa 25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 2304
siswa 26 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 46 2116
siswa 27 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 45 2025
X 103 100 97 97 98 84 102 97 100 101 96 95 102 84 104 1170 51118
UJI RELIABILITAS
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Y
siswa 1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
siswa 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
siswa 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 79
siswa 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91
siswa 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 95
siswa 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 94
siswa 7 4 4 3 4 4 4 1 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 86
siswa 8 3 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 80
siswa 9 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 90
siswa 10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
siswa 11 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 1 3 3 4 2 4 3 3 1 80
siswa 12 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 1 3 4 3 4 3 4 3 1 77
siswa 13 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 87
siswa 14 3 3 3 4 3 2 4 3 3 2 3 1 3 1 4 3 4 2 4 3 2 2 4 3 69
siswa 15 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 4 4 3 4 4 2 80
siswa 16 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 71
siswa 17 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 83
siswa 18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 92
siswa 19 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 3 4 4 3 2 4 1 4 3 83
siswa 20 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 88
siswa 21 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 82
siswa 22 4 3 4 1 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 85
siswa 23 4 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 82
siswa 24 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88
siswa 25 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88
siswa 26 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 87
siswa 27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 1 90
X 103 97 100 94 99 98 92 101 94 94 89 98 100 97 98 84 102 97 100 101 96 95 102 84 2315
r11 0.852 0.852
KISI-KISI WAWANCARA SISWA
Pedoman Wawancara
1. Ok . kita mulai yah… silahkan perkenalkan diri?
2. Bagaimana perasaan kamu setelah memainkan drama di depan kelas?
3. Apakah kamu merasa kesulitan ketika memerankan para tokoh islam?
4. Contohnya kesulitan seperti apa?
5. Menurut kamu pembelajaran SKI dengan menggunakan metode sosiodrama, apakah
dapat menghasilkan bakat pada diri kamu?
6. Menurut kamu dalam pembelajaran SKI, apakah metode sosiodrama dapat
memudahkan kamu dalam memahami pelajaran kemarin?
7. Menurut kamu pembelajaran SKI dengan menggunakan metode sosiodrama, apakah
dapat menghasilkan bakat pada diri kamu?
8. Seperti apa bakat yang baru kamu dapatkan dari sosiodrama itu?
9. Menurut kamu apakah metode ini dapat memunculkan kreatifitas yang kamu miliki?
10. Contohnya apa?
11. Pertanyaan yang terakhir, menurut kamu apakah dengan pembelajaran SKI dengan
metode sosiodrama dapat membuat teman-teman yang tadinya tidak senang pelajaran
SKI menjadi senang?
12. Menjadi senang itu kamu dapat melihatnya dari mana?
Nama informan
Tanggal
Tempat
: Sofa Amalia
: 24 Maret 2014
: Halaman Sekolah Mts Yatamu Pasawahan
kelas : VII E
PENANYA : Ok . kita mulai yah… silahkan perkenalkan diri?
INFFORMAN : nama saya Sofa amalia kelas VII E
PENANYA : Bagaimana perasaan kamu setelah memainkan drama di depan kelas?
INFFORMAN : apa yah?... senanglah gitu, merasa terhibur gitu menarik
PENANYA : merasa kesulitan gak ketika memerankan para tokoh islam tadi?
INFFORMAN : kayaknya enggak ada
PENANYA : ok.. kira-kira dari pembelajaran sosiodrama tadi timbul bakat gak dari
diri kamu (amel)?
INFFORMAN : ia
PENANYA : contonya seperti apa?
INFFORMAN : bisa mengeluarin ekspresi, ya gitu tadi gak tegang, gak kaya biasanya
gitu..
PENANYA : kemudian, pemahaman amel terhadap pelajaran tadi melalui
menggunakan metode sosiodrama, apakah lebih paham dan jelas atau
gimana?
INFFORMAN : lebih faham dengan cara metode gitu.
PENANYA : tadi amel memerankan siapa?
INFFORMAN : ibu-ibu yang sedang memasak batu. Hee..
PENANYA : kira-kira menurut amel dengan pembelajaran metode sosiodrama tadi
bisa membuat temen-temen senang belajar SKI tidak?
INFFORMAN : ia. kayaknya senang,
PENANYA : melihatnya amel dari apa? Bahwa temen-temen seneng ?
INFFORMAN : lihatnya dari apa ya.. dari… karena..caraa.. itu… mengajar. Menarik
gitu lah., gak seperti biasanya.
PENANYA : biasanya guru SKI kalau mengajar seperti apa?
INFFORMAN : itu.. ngajarnya cuman, nulis, nerangin sama nyari materi sendiri.
PENANYA : oh. Gitu.. ok. Terimakasih ya mel,, semoga pembelajaran tadi bisa
bermanfaat ya.
INFFORMAN : ia pak sama-sama
Nama informan
Tanggal
Tempat
: Siti Jamiatun Hasanah
: 24 Maret 2014
: Halaman Sekolah Mts Yatamu Pasawahan
Kelas : VII E
PENANYA : Silahkan perkenalkan namanya siapa?
INFORMAN : nama saya siti jamiatun hasanah kelas VII E
PENANYA : OK. Siti ya dipanggilnya.
INFORMAN : ia pak.
PENANYA : siti, tadi kan dikelas sudah belajar SKI, tadi pembelajaran nya itu
menggunakan metode soiodrama atau bermain peran, gimana
perasaan siti setelah memerankan drama tadi?
INFORMAN : seneng pak, rame, soalnya biasanya itu gurunya kalo mengajar Cuma
ngejelasin doang pak. Rame juga sih tapi tadi agak grgoi gitu deh.
PENANYA : merasa kesulitan gak ketika memerankan tokoh tadi?
INFORMAN : sedikit pak..
PENANYA : kesulitan apa yang tadi dirasakan siti?
INFORMAN : tadi masih ketawa-ketawa memerankan tokoh ibu-ibu yang sedang
memasak batu.
PENANYA : kira-kira menurut siti dengan metode sosiodrama tadi bisa
memunculkan bakan pada diri siti tidak?
INFORMAN : ia, pak dapat.
PENANYA : contohnya seperti apa?
INFORMAN : ia, pak dapat.
PENANYA : Contohnya seperti apa?
INFORMAN : Iyaa pak seperti tadi berani tampil dan berbicara didepan kelas terus
ya melatih keberanian gitu deh pak.. walaupun di lihatin sama temen-
temen dikelas.
PENANYA : kira-kira menurut siti dengan pembelajaran metode sosiodrama tadi
bisa membuat temen-temen senang belajar SKI tidak?
INFORMAN : bisa pak.
PENANYA : siti melihat temen-temen seneng belajar SKI itu lihatnya dari apanya?
INFORMAN : misalnya, pelajaran SKI kan di kelas aku pelajarannya terakhir
pak, jadi udah siang, panas, gak semangat gitu deh, belajarnyapun
kadang-kadang gak semangat gitu pak, trus kadang ngedengerin guru
ngejelasin, kadang ngantuk juga. Kalau yang sosiodrama ini asik pak,
soalnya kita bisa melakukan drama didepan kelas trus kita juga bisa
nonton temen-temen kita yang sedang memerankan drama, lebih FUN
deh pak hee…
PENANYA : ok. Terakhir ya.. menurut siti dengan menggunakan metode
Soiodrama tadi, bisa lebih faham gak materi tadi tentang Khulafaur
Rasyidin?
INFORMAN : bisa pak, soslnyakan kita memerankan sendiri jadi, kita juga lebih
mengerti tentang khulafaur rasyidin itu pak,
PENANYA : coba Khulafaur Rasyidin ada berapa?
INFORMAN : ada empat
PENANYA : siapa saja ?
INFORMAN : Abu Bakar siddiq, Umar bin khatab, Usman bin affan Dan Ali bin abi
thalib .
PENANYA : ok. Pinter. Terimakasih ya..
INFORMAN : ia sama-sama pak.
Nama informan : Muhammad rifqi kelas : VII E
Tanggal
Tempat
: 24 Maret 2014
: Halaman Sekolah Mts Yatamu Pasawahan
PENANYA : Silahkan perkenalkan namanya siapa?
INFORMAN : Muhammad Rifqi kelas VII E
PENANYA : tadi merasa kesulitan tidak ketika memerankan tokoh islam?
INFORMAN : sedikit
PENANYA : kesulitan apa yang tadi dirasakan siti?
INFORMAN : kurang ekspresif.
PENANYA : tadi merasa malu gak berperan didepan kelas?
INFORMAN : biasa saja
PENANYA : dari pembelajaran sosiodrama, menemukan bakat dari diri rifki gak?
INFORMAN : sedikit
PENANYA : Contohnya seperti apa?
INFORMAN : (diam sejenak) dapat memerankan tokoh, berani, percaya diri.
PENANYA : menurut rifki dengan pembelajaran metode sosiodrama tadi bisa
membuat temen-temen senang belajar SKI tidak?
INFORMAN : bisa pak.
PENANYA : rifki melihat temen-temen seneng belajar SKI itu lihatnya dari
apanya?
INFORMAN :.e.. dari keagamaannya,
PENANYA : maksudnya, melihat dari pembelajaran tadi?
INFORMAN : ..e….bisa mendapat pengetahuan baru, menarik, emmmm oh iya,
misalnya ada kelucuan temen-temen yang lagi berderama, jadi gimana
yah.. gak bosen, jadi selalu memperhatikan. Gak seperti biasanya deh.
PENANYA : biasanya guru SKI sebelumnya kalau mengajar seperti apa?
INFORMAN : mencari materi sendiri.
PENANYA : o gitu… ok terimakasih ya rifki
INFORMAN : ia. Sama-sama pak..
ABU BAKAR AS-SIDDIQ
Abu Bakar As-siddiq adalah sahabat setia Rosulullah, beliau lahir pada tahun ke-2
dari tahun gajah, umurnya lebih tua dari Nabi Muhammad saw. Beliau adalah orang yang
pertama kali masuk islam dan diberi gelar as-siddiq karena membenarkan dan mempercayai
semua wahyu yang dibawa oleh Rosulullah saw. Setelah Nabi Muhammad wafat beliaulah
yang menggantikan kepemimpinan Nabi Muhammad saw.
…………………………………………………………………………………………
Senin, 12 Rabiul Awwal tahun 11 hijriyah tibalah waktu wafatnya Rosulullah SAW.
Ummul Mukminin Aisyah memberitakan bahwa Rosulullah telah dipanggil
menghadap Allah SWT.
Bilal bin Rabbah : Wahai Kaum Muslimin Beliau Wafat !!
Semua sahabat sangat bersedih atas kejadian yang menimpa nabi dan mereka pun bersegera
berkumpul di depan rumah nabi. Namun Umar bin khattab saat itu tidak menerima
pemberitaan yang tidak enak itu. Umar menentang dengan Keras keputusan bahwa rosulullah
wafat.
Bilal bin Rabbah : Rosulullah wafat ya Umar !
Umar bin Khatab : Jangan bicara sembarangan, semoga Allah memotong lisan orang
yang berkata Rasulullah Wafat. TIDAK !!!
Bilal bin Rabbah : Kabar ini datang dari Ummul Mukminin Aisyah Umar bin Khatab : AKU BILANG TIDAK!! RASULULLAH TIDAK WAFAT!!.. dia
hanya pergi menghadap Allah seperti halnya Musa bin Imron
menghadap Allah. Ia pergi dari kaumnya 40 malam kemudian kembali
setelah dikatakan wafat. DEMI ALLAH. Rasulullah pasti akan kembali
seperti halnya Musa. Dan dia akan memotong tangan dan kaki orang
yang menganggap Rosulullah wafat.
………… Abu Bakar pun keluar dan menasehati umar bin khatab ……………… Abu Bakar Siddiq : UMAR !! Tahan dan dengarlah !!
Umar bin Khattab : kau dengar apa yang mereka katakana? Mereka semua telah
menjadi munafik.
Abu bakar Siddiq : Dengarkan aku ya Umar. Segala puji bagi Allah yang
berkuasa atas semua makhluk-Nya. Barang siapa yang memuja
Muhammad, ketahuilah bahwa Muhammad telah wafat. Tapi
barang siapa yang memuja Allah, Allah maha hidup dan takan
pernah mati. Aku berlindung kepada Allah dari setan yang
terkutuk.
“ Muhammad hanyalah seorang Rasul, sungguh telah wafat
beberapa rasul sebelumnya. Apakah jika ia wafat atau dibunuh
kau akan kembali murtad?. Barang siapa yang murtad, tidak
dapat mendatangkan mudharat (bahaya) bagi Allah sedikitpun”.
Dan Allah akan membalas kepada orang-orang yang bersyukur.
……………………Umarpun akhirnya luluh dan menangis tersedu …………… Abu Bakar kemudian mengurusi jenazah nabi, umar saat itu sedang duduk bersama sahabat
lainnya disana. dan tiba-tiba datang seorang sahabat menghampiri umar bin khatab.
Kaum Muhajirin : Wahai Umar kau harus perhatikan umat, janganlah jadikan
musibah ini penghalang kebaikan kaum muslim.
Umar bin Khattab : katakanlah apa yang ingin kau katakana. Kaum Muhajirin : Kaum Anshor telah berkumpul di tsaqifah bani saidah untuk
membahas pengganti Rasulullah. Kurasa mereka sepakat untuk
memilih Sa’ad Bin Ubadah.
Umar bin Khattab : Minta seseorang untuk memanggil abu bakar dari rumah
Aisyah sekarang. Abu bakar Siddiq : Celakalah kau Umar, tidakkah kau lihat aku sedang sibuk
persiapkan jenazah Rasul untuk dikuburkan?
Umar bin Khattab : Ini sangat penting Abu bakar. Jika hari ini umat muslim tidak
menetapkan penerus nabi, maka persatuan mereka akan hancur.
Sebelum orang berkumpul untuk menggantikan Rosulullah
demi kepentingan kelompok mereka. Dan Undang-undang
hanya akan berpihak pada mereka dan mungkin akan
berlebihan. Jadi musibah kita dalam islam lebih berat
disbanding wafatnya rosulullah. “DEMI ISLAM WAHAI
SAHABAT RASULULLAH..!!!”
Umar dan abu bakar dan para sahabat segera menghampiri perkumpulan kaum anshor. Di
tengah perjalanan bertemu dengan seorang sahabat senior dari kalangan Muhajirin yang
bernama Abu Ubaidillah dan diajaknya untuk ikut.
Abu Bakar : Assalamualaikum… Abu Ubaidillah : Wa’alaikumsalam wr.wb.
Abu Bakar : Wahai Abu Ubadillah, ikutlah dengan kami untuk
menghampiri kaum anshor yang sedang berkumpul membahas
pergantian kepemimpinan Rosulullah.
Abu Ubaidillah : Baik Abu bakar. Setelah tiba ditempat perkumpulan kaum anshor merekapun menyambut abu bakar dan para
sahabat lainnya…
Kaum Anshor (1) : Selamat datang, saudara kami ya kaum Muhajirin. Umar bin Khattab : siapa ini ?
Kaum Anshor (1) : Sa’ad Bin Ubadah
Umar bin Khattab : ada apa dengan dia?
Kaum Anshor (1) : Laki-laki yang hebat
Umar bin Khattab : Pertemuan apa ini, wahai kaum anshor? Kaum Anshor (1) : Kami pendukung Allah dan penyebar islam, dan kami lebih
dulu beragama dan punya kelebihan dalam islam. Dan kalian
kaum Muhajirin, kalian pendatang dan tinggal ditempat kami.
Kami penduduk asli kota ini. Sehingga kami lebih utama yang
menjadi pemimpin dan orang-orang akan meridhoinya. Dan ini
tuan kami Sa’ad Bin Ubadah. Kami menginginkan untuk jadi
pemimpin. Hamper-hampir Umar bin khatab tidak menguasai diri ketika umar ingin berbicara Abu
Bakar menahanya. Dengan tenang abu bakar berbicara kepada kaum anshor. Abu Bakar Siddiq : Wahai kaum Anshor, demi Allah semua yang kalian katakana
sangat benar. Dulu kalian pernah beerkata kepada nabi, ketika
nabi menaklukan kota makkah. Bahwa kaum Quraisy adalah
kaum yang terbaik dan mempunyai nasab yang mulia.?
dan tidak ada lain dari kaum Quraisy kecuali kedua orang ini
(Abu Bakar Mengangkat Tangan Umar Bin Khatab dan Abu
Ubaidillah bin Jarah)
Kaum Anshor (1) : Aku punya usul. Dari kami satu pemimpin dan dari kaum
Quraisy satu pemimpin. Umar bin Khattab : ini pertama kali terjadi dikalangan kaum muslimin, tidak ada
dua pemimpin kecuali hanya ada pertentangan dan perpecahan.
Tapi hanya boleh ada satu pemimpin dan kita semua menjadi
pendukungnya.
Abu Ubaidillah : wahai kaum anshor kalian adalah orang yang pertama kali
menjadi penolong jadi janganlah menjadi orang yang pertama
menggantinya
Kaum Anshor (2) : Wahai kaum Anshor, kita tidak usah memperpanjang masalah
ini. Kecuali bahwa Muhammad saw adalah dari keturunan
Quraisy dan kaumnya lebih utama untuk menggantinya. Dan
aku ingin jangan ada yang menentangnya dalam masalah ini.
Takutlah kepada Allah dan janganlah menentangnya.
Abu Bakar : Berikan tanganmu Umar, kami akan sumpah setia kepadamu. Umar bin Khattab : TIDAK ya Abu Bakar!! Jangan tambah dosa atas beban ini.
Aku lebih suka engkau yang menjadi pengganti Rasulullah. Abu Bakar : kau lebih kuat dariku.
Umar bin Khattab : jika ada kekuatan dariku. Itu untuk melayanimu. Engkau yang
lebih baik. Dan tidak ada satu orangpun setelah Rasulullah
SAW yang berhak mendahuluimu, wahai Abu Bakar. Engkau
yang menemani Rasulullah ketika di dalam gua dan engkaulah
pula yang menggantikan nabi menjadi pemimpin shalat.
“ WAHAI KAUM ANSHOR, jadi, siapa diantara kalian yang
sepakat Abu Bakar untuk menjadi pengganti Rosulullah. Kaum Anshor (2) : Kami mendukung Abu Bakar..
Umar bin Khatab : Berikan tanganmu, wahai Abu Bakar.
“Akhirnya semua kaum musliminpun sepakat untuk menjadikan Abu Bakar sebagai
pengganti kepemimpinan nabi yakni sebagai khalifah. Namun Ali bin abi thalib tidak ikut
serta dalam perkumpulan karena beliau sedang mengurusi jenazah nabi dan Ali RA baru
membaiat Abu Bakar setelah Enam bulan kemudian. Banyak sekali prestasi dan kemajuan
yang dicapai oleh Abu Bakar salah-satunya yaitu’.
1. Memperluas daerah islam
2. Menghadapi orang murtad dan orang yang tidak membayar zakat
3. Memberantas orang-orang yang menganggap dirinya sebagai nabi (nabi palsu)
4. Dan mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran yang disalin menjadi mushaf.
KISAH UMAR BIN KHATAB
DAN IBU MEMASAK BATU
Umar bin khatab sangat amanah menjalankan tugasnya sebagai Amirul mukminin,
ketika musim paceklik yang berat setiap malam beliau sering bekelilig kepada para penduduk
madinah bersama sahabatnya yang bernama aslam, untuk memastikan apakah rakyatnya tidur
dan hidup dengan tenang. Hingga suatu hari beliau mendengar seorang anak yang sedang
menangis dan berkata kepada sang ibu
Umar bin khatab : Kenapa anak-anakmu menangis?
Ibu si anak : mereka lapar tuan.
Umar bin khatab : apa yang ada di panci itu?
Ibu si anak : Air. Aku berusaha menghibur mereka sampai mereka tertidur. Allah
yang akan mengadili umar karena kesusahan kami ini. (ibu tersebut
tidak tahu bahwa yang sedang berbicara adlah umar)
Umar bin khatab : Semoga Allah menyayangimu. Bagaimana Umar bisa tahu
tentangmu?
Ibu si anak : ia pemimpin kami tapi tidak memperhatikan kami
Umar bin khatab : kau akan baik-baik saja wahai saudariku. Tetaplah disini sampai aku
kembali membawakan sesuatu untukmu. (umarpun bergegas ke
baitulmal untuk membawakan sesuatu untuk ibu anak itu.)
Umarpun mengambil tepung gandum ke baitul mal dan memanggul sendiri tepung gandum
tersebut.
Karena umar bin khatab terlihat keletihan aslan ingin membantunya.
Aslam : “ Wahai amirul mukminin, biarlah aku saja yang memikul karung
itu?
Umar bin khatab : Aslam, jangan engkau menjerumuskan aku kedalam api neraka.
Apakah engkau mau menggantikan beban ini nanti di hari pembalasan
kelak?
Aslam : baik amirul mukminin
Aslam pun tidak berani berkata lagi, ia hanya melihat umar berjalan dengan membawa
karung gandum
Setelah tiba dirumah ibu tersebut Kemudian umar sendiri yang memasak untuk si ibu dan
anak tersebut..
Umar bin khatab : Assalamualaikum..
Ibu si anak : wa’alaikumsalam
Umar bin khatab : ini bu, saya bawakan tepung gandum untuk kalian.
Ibu si anak : Alhamdulillah. Terimakasih tuan..
Umar bin khatab : sini bu, biar saya bantu untuk memasak ….
: Masukanlah tepung nya dan aku yang akan mengaduknya..
Masukan sedikit demi sedikit saat ku aduk. Agar tercampur dengan
rata dan tidak menggumpal.
Ibu si anak : baik tuan.. terimakasih banyak, semoga Allah membalas kebaikanmu
dengan yang lebih banyak, engkau lebih baik daripada Amirul
Mukminin.
Setelah makanan masak, si ibu anak itu langsung menyuapkan kepada anaknya.
Ibu si anak : kemarilah, kemarilah anakku.. makanla ini.
Umar bin khatab : katakanlah yang baik-baik saja. Besok Temuilah Amirul Mukminin,
dan kau bisa temui aku juga disana. Insya Allah ia akan mencukupimu.
Keesokan harinya ibu si anak itu pergi ke tempat amirul mukminin setelah tiba ditempat
amirul mukminin,
Ibu si anak : bukankah engkau yang semalam membawa gandum dan memasakan
makanan untuk kami?
Umar bin khatab : benar ibu.
Ibu si anak : dimana Amirul Mukminin tuan?
Umar bin khatab : saya bu ….
ibu tersebut terkejut, ternyata orang yang memanggul dan memasakan makanan tadi malam
adalah amirul mukminin.
Semoga dijaman sekarang kita masih bisa menemui sosok pemimpin yang berbudi luhur
seperti sang khalifah.. amin.
dari kepemimpinan umar, banyak prestasi yang dicapai yaitu,
1. perluasan daerah kekuasaan islam,
2. Membangun pemerintahan islam.
3. Mengumpulkan tulisan ayat-ayat alquran
4. Menetapkan kalender islam.
-Sekian-
USMAN BIN AFFAN
Utsman bin Affan adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang merupakan
Khulafaur Rasyidin yang ke-3. Nama lengkap beliau adalah Utsman bin affan Al-Amawi Al-
Quarisyi, berasal dari Bani Umayyah.
Beliau adalah saudagar kaya raya yang sangat dermawan, penyayang dan rendah hati
dan tidak sedikit harta kekayaaannya digunakan untuk menolong kaum muslimin.
Suatu hari ketika kaum muslimin dilanda kekeringan banyak kaum muslimin yang
menderita di daerah tersebut terdapat satu sumur yang dimiliki oleh orang yahudi serakah,
yang bernama yusuf. Sumur ini bisa diambil airnya apabila membayar 30 dirham.
Kita saksikan . . .
Kaum muslimin dan masyarakat arab mengantri untuk membeli air dari sumur yusuf
Msulimah : Aku berharap padamu yusuf, untuk mengisi kendiku ini dengan air
Yusuf : kalau kau bayar 30 dirham baru aku isi kendimu
Muslimah : tapi aku tidak punya uang sebanyak itu, aku bayar besok ya.
Yusuf : kalau begitu ya besok saja diisi
………………………………………………………………………………………………
Muslimah : Dasar orang yahudi serakah, anak-anaku hampir saja mati kehausan
Yusuf : Sumur ini sumurku, aku jadikan ia sumber rizkiku, bukan untuk
disedekahkan, BARANG SIAPA YANG PUNYA UANG 30
DIRHAM MAJU AYO MAJU.
Muslim Lk : Demi untuk membayar uang ini aku terpaksa menjual kambingku
Yusuf : bukan urusanku, yang penting bagiku aku pegang uang itu.
…………………………………………………………………………………………………………
…
Rosul khawati orang yahudi serakah itu semakin menguasai harta kaum muslimin, dia
tidak bersedia memberikan air sumurnya kecuali dengan membayar yang
mahal.
Lantas rosul berkata ; “ barang siapa yang bersedia membeli sumur RUM untuk
diserahkan kepada kaum mulsimin baginya minuman dari surga.”
Usman pun akhirnya dating menemui yahudi itu untuk menanyakan apakah sumur
itu hendak dijual, kemudian keduanya saling tawar menawar.
Usman : Wahai yusuf!! Apakah kamu ingin menjual sumurmu?
Yusuf : berapa?
Usman : 10 ribu dirham
Yusuf : Aku bersumpah dengan taurat aku tak menjualnya kecuali separoh
sumur saja dan harganya 12 ribu dirham. Tapi dengan syarat satu hari
untuk ku dan satu hari untuk yang membeli sumur ini.
Usman : Baiklah aku setuju, ambillah.
Yusuf. : Demi taurat siapa gerangan anda ini.
Usman : Aku adalah Usman bin Affan
Yusuf : Usman bin Affan saudagar yang kaya raya itu,!! sekarang aku tahu, kau
pasti akan mendapat untung yang berlipat ganda dari sumur ini. Baiklah
aku akan jual, serahkan uangnya.!!
Kemudian Yusuf Pun Menjualnya Kepada Usman Bin Affan
Usman : WAHAI KAUM MUSLIMIN SILAHKAN AMBIL AIR INI SEPUAS
PUASNYA TANPA BAYAR, BESOK ADALAH GILIRAN YUSUF
YAHUDI INI. Ambillah air ini untuk kebutuhan kalian hari ini dan
besok supaya kalian tidak dipaksa untuk membeli air ini , besok adalah
gilliran yahudi itu. Ayoo.. air ini gratis.
Dan keesokan harinya giliran yahudi itu untuk menjual air sumurnya. Akan tetapi
tidak ada seorangpun yang membeli air nya. Kemudian yusuf menawarkan kepada
kaum muslimin untuk membeli air sumurnya.
Yusuf : Apakah tidak ada yang ingin membeli air. Aku jual seember air 20 dirham
saja,… aku jual seember air 5 dirahm saja ……………. Majulah majulah..
Usman : tak ada gunanya wahai yusuf bahkan walaupun kau jual tak akan
mendapatkan orng yang mau membelinya.
Yusuf : mengapa? apa yang telah engkau lakukan terhadapku sehingga merugikanku?
Usman : kami mengisi kendi mereka dengan air yang cukup untuk hari giliran kami
dan gilirannmu.
Yusuf : apa katamu?
Usman : Maka sebaiknya kau jual saja separuhnya lagi, atau kau tetap begini. Atau
Kau jual air pada dirimu sendiri
Yusuf. : ?????? baiklah aku jual berapa kau bayar?
Usman : 8 dirham…… tak lebih dari itu… kalau tidak mau.. kaum minum saja sendiri.
………………………………………………………………………………………………
…
Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang serakah seperti orang yahudi itu dan
semoga kita termasuk orang-orang yang selalu memberi petolongan kepada sesama
muslim Amin..
-Sekian-
VALIDASI ANGKET MINAT BELAJAR SKI
Skor jawaban belajar
ski dengan sungguh
sungguh
Skor jawaban
Pelajaran SKI
terkadang bikin
mengantuk
Skor jawaban selalu
mengerjakan tugas
dengan usaha maksimal
Skor jawaban Suka
tidak konsentrasi
saat belajar SKI
Skor jawaban Pearson
belajar Correlation
dirumah Sig. (2-tailed) sebelum
pelajaran SKI N
dimulai
-.007
.233
. 122
.187
.972 .242 543 .350
27
27
27
27
Total Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.561**
.483*
.605**
.336
.002 .011 .001 .086
27 27 27 27 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
tailed).
Skor jawaban
selalu
memperhatikan
dengan sungguh
sungguh
Skor jawaban
belajar SKI sungguh
sungguh agar
memperoleh nilai
bagus
Skor jawaban
Saya merasa
semangat saat
mempelajari SKI
Skor jawaban Terdorong
mempelajari SKI karena
materinya tentang
kepemimpinan Skor jawaban
belajar
dirumah
sebelum
pelajaran SKI
dimulai
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.220
.271
27
.079
.697
27
.053
.792
27
. -.107
.597
27
Total Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.461*
.015
27
.325
.098
27
.644**
.000
27
.324
.099
27
Skor jawaban
pembelajaran SKI
bermanfaat dalam
kehidupan sehari hari
Skor jawaban suka
membaca buku SKI di
rumah diwaktu
senggang
Skor jawaban
bertanya kepada
guru jika tidak
mengerti
Skor jawaban
malas membaca
buku SKI Skor jawaban
belajar dirumah
sebelum
pelajaran SKI
dimulai
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.282
.154
27
-.081
.689
27
-.201
.314
27
.126
.531
27
Total Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.390*
.044
27
.372
.056
27
.232
.245
27
.637**
.000
27
Skor jawaban
senang jika
guru SKI
berhalangan
hadir
Skor jawaban
senang saat belajar
mata pelajaran SKI
disekolah
Skor jawaban
Pelajaran SKI
disampaikan dengan
menarik dan
menyenangkan
Skor jawaban
Saya merasa
terkadang
pelajaran SKI
membosankan
Skor jawaban
belajar dirumah
sebelum
pelajaran SKI
dimulai
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.358
.067
27
-.147
.466
27
.172
.392
27
.155
.440
27
Total Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.518**
.006
27
.415*
.032
27
.678**
.000
27
.648**
.000
27
Skor jawaban
Terkadang saya
mengobrol dan tidak
memperhatikan guru
Skor jawaban
Saya sering
bercanda saat
pelajaran SKI
Skor jawaban Saya
belajar SKI dari awal
hingga akhir dengan
sungguh sungguh
Skor jawaban
belajar dirumah
sebelum pelajaran
SKI dimulai
Total
Skor jawaban
belajar
dirumah
sebelum
pelajaran SKI
dimulai
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.046
.819
27
.179
.373
27
-.111
.581
27
1
27
.299
.130
27
Total Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.129
.521
27
.612**
.001
27
.506**
.007
27
.299
.130
27
1
27
VALIDASI ANGKET METODE SOSIODRAMA Correlations
[DataSet1] F:\HASIL spss sdiq\validasi variabel X.sav
Correlations
Skor jawaban
Metode sosiodrama
membuat
pembelajaran SKI
menyenangkan
Skor jawaban
Metode
sosiodrama
membuat saya
semangat
belajar SKI
Skor jawaban Metode
sosiodrama membuat
saya tidak mengantuk
saat belajar SKI
Skor jawaban
Metode
sosiodrama
membuat saya
menjadi lebih
berani
Skor jawaban Pearson
Metode Correlation
sosiodrama Sig. (2-tailed) membuat
perhatian N
siswa
terpecah
pecah
** .875
.186
.047
.195
.000 .353 .817 .330
27
27
27
27
Total Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.380
** .632
** .701
.278
.051 .000 .000 .160
27 27 27 27
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
tailed).
Skor jawaban
metode ini mampu
memahami materi
dengan baik
Skor jawaban
Metode sosiodrama
membuat saya lebih
dihargai
Skor jawaban
Merasa kesulitan
ketika bermain
peran
Skor jawaban
metode ini menurut
saya hanya
membuang buang
waktu Skor jawaban Metode
sosiodrama membuat
perhatian siswa
terpecah pecah
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.286
.149
27
-.170
.397
27
.279
.159
27
.069
.733
27
Total Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
* .464
.015
27
* .414
.032
27
** .521
.005
27
.564**
.002
27
Skor jawaban
senang terlibat
bermain peran
menegangkan dan
mengasikan
Skor jawaban
menjadi kompak
dengan teman
saat bermain
peran
Skor jawaban
berkerjasama
dengan kelompok
untuk menampilkan
drama yang bagus
Skor jawaban
Dengan metode
sosiodrama
saya berusaha
selalu tampil
terbaik
Skor jwbn Metode
sosiodrama mmbuat prhtian
siswa trpcah pcah
Pearson
Correlation
.414*
-.007
.225
.275
Sig. (2-tailed) .032 .974 .259 .166
N 27 27 27 27
Total Pearson
Correlation ** .550 ** .619 ** .515 .793**
Sig. (2-tailed) .003 .001 .006 .000
N 27 27 27 27
Skor jawaban
Metode
sosiodrama
membantu untuk
aktif dalam proses
pembelajaran
Skor jawaban
dibanding
pembelajaran
yang lalu metode
ini lebih tertarik
Skor jawaban
Metode sosiodrama
membuat perhatian
siswa terpecah
pecah
Total
Skor jwbn Metode
sosiodrama mmbuat prhtian
siswa trpcah pcah
Pearson
Correlation
.279
-.170
1
.327
Sig. (2-tailed) .159 .397 .096
N 27 27 27 27
Total Pearson
Correlation ** .521 * .414
.327
1
Sig. (2-tailed) .005 .032 .096 N 27 27 27 27
UJI RELIABILITY
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 27 100.0
Excludeda
Total
0 .0
27 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.852 24
Item Statistics
Mean
Std.
Deviation
N
Skor jawaban Metode sosiodrama membuat saya semangat belajar SKI 3.81 .396 27 Skor jawaban Metode sosiodrama membuat saya tidak mengantuk saat belajar SKI 3.59 .501 27 Skor jawaban metode ini mampu memahami materi dengan baik 3.70 .465 27 Skor jawaban Metode sosiodrama membuat saya lebih dihargai 3.48 .802 27 Skor jawaban Merasa kesulitan ketika bermain peran 3.67 .480 27 Skor jawaban metode ini menurut saya hanya membuang buang waktu 3.63 .565 27 Skor jawaban senang terlibat bermain peran menegangkan dan mengasikan 3.41 .747 27
Skor jawaban menjadi kompak dengan teman saat bermain peran 3.74 .447 27 Skor jawaban berkerjasama dengan kelompok untuk menampilkan drama yang bagus 3.48 .580 27 Skor jawaban Dengan metode sosiodrama saya berusaha selalu tampil terbaik 3.48 .643 27 Skor jawaban Metode sosiodrama membantu untuk aktif dalam proses pembelajaran 3.30 .542 27 Skor jawaban dibanding pembelajaran yang lalu metode ini lebih tertarik 3.63 .742 27 Skor jawaban belajar ski dengan sungguh sungguh 3.70 .465 27 Skor jawaban Pelajaran SKI terkadang bikin mengantuk 3.59 .844 27 Skor jawaban selalu mengerjakan tugas dengan usaha maksimal 3.63 .565 27 Skor jawaban selalu memperhatikan dengan sungguh sungguh 3.11 .974 27
Skor jawaban Saya merasa semangat saat mempelajari SKI 3.78 .424 27 Skor jawaban malas membaca buku SKI 3.59 .572 27
Skor jawaban senang jika guru SKI berhalangan hadir 3.70 .465 27 Skor jawaban Pelajaran SKI disampaikan dengan menarik dan menyenangkan 3.74 .594 27 Skor jawaban senang saat belajar mata pelajaran SKI disekolah 3.56 .577 27 Skor jawaban Saya merasa terkadang pelajaran SKI membosankan 3.52 .802 27 Skor jawaban Saya sering bercanda saat pelajaran SKI 3.78 .424 27
Skor jawaban Saya belajar SKI dari awal hingga akhir dengan sungguh sungguh 3.11 .974 27
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
85.74 52.046 7.214 24
UJI NORMALITAS Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test [DataSet1] F:\fd\skripsiiii\SKRIPSI AKHIR\fix\data variabel x-y.sav
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Minat_belajar_SKI_Y 40 45.80 1.620 41 48 minat_belajar_SKI_Y2 39 37.13 1.625 33 42
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Minat_belajar_SKI_Y
minat_belajar_SKI_Y2
N
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
40 39
Normal Parametersa 45.80 37.13
1.620 1.625 Most Extreme Differences .199 .212
.101 .198 -.199 -.212
Kolmogorov-Smirnov Z 1.259 1.325 Asymp. Sig. (2-tailed) .084 .060
a. Test distribution is Normal.
UJI HOMOGENITAS Oneway
[DataSet1] H:\fd\skripsiiii\SKRIPSI AKHIR\fix\data variabel x-y.sav
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Minta_belajar_SKI_Y_E 2.007 5 34 .103
Minta_belajar_SKI_Y_K 1.089 5 33 .385 ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Minta_belajar_SKI_Y_E Between Groups
Within Groups
Total
35.449 5 7.090 3.600 .010
66.951 34 1.969
102.400 39
Minta_belajar_SKI_Y_K Between Groups
Within Groups
Total
13.259 5 2.652 1.005 .430
87.100 33 2.639
100.359 38
DATA MINAT SEBELUM DIBERI PERLAKUAN
KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
Descriptives 1. Kelas Eksperimen
[DataSet1] H:\HASIL spss sdiq\deskriptif_Y kelas_eksperimen.sav
Descriptive Statistics
N
Range
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Variance
Total 40 10 33 43 37.25 2.157 4.654 Valid N (listwise) 40
2. Kelas Kontrol
[DataSet1] H:\HASIL spss sdiq\deskriptif_Y kelas_kontrol.sav
Descriptive Statistics
N
Range
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Variance
Total 39 9 33 42 36.62 1.872 3.506 Valid N (listwise) 39
DATA MINAT SETELAH DIBERI PERLAKUAN
KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
Descriptives
1. Kelas Ekperiment [DataSet1] H:\HASIL spss sdiq\deskriptif_Y kelas_eksperimen.sav
Descriptive Statistics
N
Range
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Variance
Total 40 7 41 48 45.80 1.620 2.626 Valid N (listwise) 40
2. Kelas Kontrol [DataSet1] H:\HASIL spss sdiq\deskriptif_Y kelas_kontrol.sav
Descriptive Statistics
N
Range
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Variance
Total 39 9 33 42 37.13 1.625 2.641 Valid N (listwise) 39
Uji korelasi variabel X dan Y CORRELATIONS
/VARIABLES=Metode_sosiodrama_X Minta_belajar_SKI_Y_E
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations Notes
Output Created 18-Jun-2014 08:41:12 Comments
Data
Active Dataset
Filter
Weight
Split File
N of Rows in Working Data
File
Definition of Missing
Cases Used
Processor Time
Elapsed Time
Input H:\fd\skripsiiii\SKRIPSI AKHIR\fix\data
variabel x-y.sav
DataSet1 <none> <none> <none>
40
Missing Value Handling User-defined missing values are treated
as missing.
Statistics for each pair of variables are
based on all the cases with valid data for
that pair.
Syntax
CORRELATIONS
/VARIABLES=Metode_sosiodrama_X
Minta_belajar_SKI_Y_E
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Resources 00:00:00.015
00:00:00.016
[DataSet1] H:\fd\skripsiiii\SKRIPSI AKHIR\fix\data variabel x-y.sav
Correlations
Metode_sosiodrama_X
Minta_belajar_SKI_Y_E
Metode_sosiodrama_X Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
1 .564**
.000
40 40
Minta_belajar_SKI_Y_E Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.564** 1
.000
40 40 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
T-Test [DataSet3]
Group Statistics
kelompok
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Minat_Belajar_SKI kelompok ekperimen
kelompok kontrol
40 45.80 1.620 .256
39 37.13 1.625 .260
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F
Sig.
t
df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Minat_Belajar_SKI Equal
variances
assumed
Equal
variances not
assumed
.452
.503
23.747
77
.000
8.672
.365
7.945
9.399
23.746
76.937
.000
8.672
.365
7.945
9.399
Regression
Notes
Output Created 09-May-2014 18:22:25 Comments
Data
Active Dataset
Filter
Weight
Split File
N of Rows in Working Data
File
Definition of Missing
Cases Used Processor Time
Elapsed Time
Memory Required
Additional Memory Required
for Residual Plots
RES_2
Input F:\fd\skripsiiii\SKRIPSI AKHIR\fix\data
variabel x-y.sav DataSet1 <none> <none> <none>
40
Missing Value Handling User-defined missing values are treated
as missing.
Statistics are based on cases with no
missing values for any variable used. Syntax REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV
CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Minat_belajar_SKI_Y
/METHOD=ENTER
Metode_sosiodrama_X
/RESIDUALS NORM(ZRESID)
/SAVE RESID.
Resources 00:00:01.203 00:00:01.015
1868 bytes
312 bytes
Variables Created or Modified Unstandardized Residual [DataSet1] F:\fd\skripsiiii\SKRIPSI AKHIR\fix\data variabel x-y.sav
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Minat_belajar_SKI_Y 45.80 1.620 40 Metode_sosiodrama_X 45.40 1.464 40
Correlations
Minat_belajar_SK
I_Y Metode_sosiodra
ma_X
Pearson Correlation Minat_belajar_SKI_Y
Metode_sosiodrama_X
1.000 .564
.564 1.000
Sig. (1-tailed) Minat_belajar_SKI_Y
Metode_sosiodrama_X
. .000
.000 .
N Minat_belajar_SKI_Y
Metode_sosiodrama_X
40 40
40 40
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables
Removed
Method
1 Metode_sosiodra
ma_Xa
.
Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Minat_belajar_SKI_Y
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .564a .318 .300 1.355 2.239 a. Predictors: (Constant), Metode_sosiodrama_X
b. Dependent Variable: Minta_belajar_SKI_Y_E
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression
Residual
Total
32.594 1 32.594 17.743 .000a
69.806 38 1.837
102.400 39
a. Predictors: (Constant), Metode_sosiodrama_X
b. Dependent Variable: Minat_belajar_SKI_Y
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant)
Metode_sosiodrama_X
17.452 6.733 2.592 .013
.624 .148 .564 4.212 .000 a. Dependent Variable: Minat_belajar_SKI_Y
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 44.30 47.42 45.80 .914 40 Residual -4.550 3.074 .000 1.338 40 Std. Predicted Value -1.639 1.776 .000 1.000 40 Std. Residual -3.357 2.268 .000 .987 40 a. Dependent Variable: Minat_belajar_SKI_Y
Charts
Test Of Linearity MEANS TABLES=Minat_belajar_SKI_Y BY Metode_sosiodrama_X
/CELLS MEAN COUNT STDDEV
/STATISTICS LINEARITY.
[DataSet1] H:\fd\skripsiiii\SKRIPSI AKHIR\fix\data variabel x-y.sav
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
Minat_belajar_SKI_Y *
Metode_sosiodrama_X
40
100.0%
0
.0%
40
100.0%
Report
Minat_belajar_SKI_Y
Metode_
sosiodra
ma_X
Mean
N
Std. Deviation
43 44.20 5 1.095 44 45.33 6 1.751 45 45.50 10 1.900 46 45.89 9 .782 47 46.71 7 1.254 48 48.00 3 .000 Total 45.80 40 1.620
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean Square
F
Sig.
Minat_belajar_SKI_Y * Between (Combined)
Metode_sosiodrama_X Groups Linearity
Deviation from
Linearity
Within Groups
Total
35.449 5 7.090 3.600 .010
32.594 1 32.594 16.552 .000
2.855
4
.714
.363
.834
66.951 34 1.969 102.400 39
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Minat_belajar_SKI_Y *
Metode_sosiodrama_X
.564
.318
.588
.346
FOTO-FOTO KEGIATAN BELAJAR SKI
DENGAN METODE SOIODRAMA (BERMAIN PERAN)
FOTO-FOTO KEGIATAN BELAJAR SKI
DENGAN METODE SOIODRAMA (BERMAIN PERAN)
BIODATA PENULIS
Nama : Shidiq Anshori
Tempat/tgl. Lahir : Cirebon, 26 Oktober 1990
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Siliwangi, Dusun 02 Rt/001 Rw/002, Ds. Panongan, Kec. Sedong
Kab. Ciebon
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
- SDN 2 Sedonglor Tahun 1997-2003
- MTs Yatamu Pasawahan Kab. Cirebon Tahun 2003-2006
- SMK Teknik Komuputer Muhammadiyah Plus Cianjur 2006-2009
- UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan Agama Islam 2009/2014
Pengalaman Organisasi :
- 2006 – 2007 : Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah SMK Teknik
Muhammadiyah Cianjur sebagai Kabid Studi Dakwah Islam
- 2007 – 2009 : Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kab. Cianjur
sebagai kabid Organisasi.
- 2010 – 2012 : Pengurus Asrama Putra IMM Ciputat sebagai kabid Keagamaan
- 2011 – 2012 : Pimpinan Komisariat Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah Cabang Ciputat Sebagai Ketua
Umum
- 2012 – 2013 : Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Ciputat
sebagaiSekbid Media Pengembangan Teknologi
- 2012 – 2014 : Tapak Suci UIN Syarif Hidayatullah Jakarta