skripsi dedeeeee.doc

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di tahun 2010, Indonesia menjadi negara yang memiliki kepadatan penduduk pada peringkat keempat di dunia. 1 Jumlah penduduk Indonesia mencapai 237.641.326 jiwa. 2 Dalam 10 tahun (2000–2010) terakhir, jumlah penduduk Indonesia meningkat sebesar 32,5 juta. Pada tahun 2.000 sebesar 205,1 juta orang dan pada tahun 2010 menjadi sebesar 237,6 juta orang. Angka proyeksi tahun 2010 dengan dasar survei penduduk antar sensus (Supas) 2005 adalah 234,2 juta sedangkan hasil Sensus Penduduk 2010 sebesar 237,6 juta. Maka dapat disimpulkan jumlah penduduk hasil sensus penduduk 2010 tersebut lebih besar 3,4 juta jiwa dibandingkan angka proyeksi tahun 2010. 3 Selain itu, angka kematian ibu di semua negara berkembang masih sangat tinggi demikian juga di Indonesia berkisar antara 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 dan ini menunjukkan angka yang tinggi. 4 Jumlah penduduk yang meningkat dan semakin tingginya angka 1

Upload: alifia-ayu-dde-delima

Post on 02-Oct-2015

219 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

skripsiii

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di tahun 2010, Indonesia menjadi negara yang memiliki kepadatan penduduk pada peringkat keempat di dunia.1 Jumlah penduduk Indonesia mencapai 237.641.326 jiwa.2 Dalam 10 tahun (20002010) terakhir, jumlah penduduk Indonesia meningkat sebesar 32,5 juta. Pada tahun 2.000 sebesar 205,1 juta orang dan pada tahun 2010 menjadi sebesar 237,6 juta orang. Angka proyeksi tahun 2010 dengan dasar survei penduduk antar sensus (Supas) 2005 adalah 234,2 juta sedangkan hasil Sensus Penduduk 2010 sebesar 237,6 juta. Maka dapat disimpulkan jumlah penduduk hasil sensus penduduk 2010 tersebut lebih besar 3,4 juta jiwa dibandingkan angka proyeksi tahun 2010.3Selain itu, angka kematian ibu di semua negara berkembang masih sangat tinggi demikian juga di Indonesia berkisar antara 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 dan ini menunjukkan angka yang tinggi.4 Jumlah penduduk yang meningkat dan semakin tingginya angka kematian ibu akan menurunkan derajat kesehatan dan kesejahteraan suatu negara. Oleh karena hal tersebut, untuk menjaga dan menjamin keselamatan dan kesehatan wanita selama hamil, bersalin, nifas, dan wanita usia produktif atau subur serta mencegah kematian ibu, salah satunya dengan program Keluarga Berencana (KB).5 Saat ini program Keluarga Berencana bukanlah hal yang asing atau tabu untuk diketahui dan diperbincangkan. Masyarakat perkotaan maupun pedesaan, sudah mulai banyak yang mengetahui apa arti dari KB dan kaitannya dengan alat kontrasepsi. Namun tidak banyak masyarakat yang mengerti bagaimana menggunakan alat-alat kontrasepsi, dan memahami apa keuntungan serta kerugiannya.Contraceptive Prevalence Rate (CPR) pada tahun 2007 di Indonesia sebesar 65,9%.6 Di Indonesia pemakai alat kontrasepsi AKDR 6,4%, pil 29,9%, dan suntik 46,2 %7 Khusus untuk Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2012 pengguna alat kontrasepsi AKDR yaitu 2,59 %, pil 27,5 %, dan suntik 61,22%.8 Kota Makassar sebagai ibu kota provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2013 mencatat pemakaian alat kontrasepsi AKDR sebanyak 6,59%, pil 26,3%, dan suntik 55% .9 Salah satu Puskesmas yang beroperasional di Makassar adalah Puskesmas Tamalanrea yang mencatatkan angka pengguna alat kontrasepsi berupa AKDR 3,8%, pil 10,74%, dan suntik 38,30%.10Berdasarkan hal-hal di atas, peneliti beranggapan bahwa perlu dilakukan suatu penelitian terhadap ibu usia subur mengenai pengetahuan dan sikap tentang alat kontrasepsi yang tidak hanya menjadi dasar mereka memilih menggunakan alat kontrasepsi tetapi juga memilih jenis alat kontrasepsi yang ingin digunakan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu usia subur tentang alat kontrasepsi di Puskesmas Tamalanrea pada tahun 2014.

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat dibuat rumusan masalah, bagaimanakah gambaran pengetahuan dan sikap ibu usia subur tentang alat kontrasepsi di Puskesmas Tamalanrea Makassar pada tahun 2014 ?.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1Tujuan UmumUntuk memperoleh gambaran pengetahuan dan sikap ibu usia subur terhadap alat kontrasepsi di Puskesmas Tamalanrea Makassar pada tahun 2014.

1.3.2Tujuan Khusus1. Peneliti dapat mengetahui gambaran pengetahuan ibu usia subur tentang alat kontrasepsi di Puskesmas Tamalanrea Makassar pada tahun 2014.2. Peneliti dapat mengetahui gambaran sikap ibu usia subur tentang alat kontrasepsi di Puskesmas Tamalanrea Makassar pada tahun 2014.

1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan adalah :

1.4.1. Manfaat Ilmiah1) Memberikan informasi mengenai cara menilai pengetahuan ibu usia subur terhadap alat kontrasepsi2) Memberikan informasi mengenai cara menilai sikap ibu usia subur terhadap alat kontrasepsi3) Memberikan informasi gambaran pengetahuan dan sikap ibu usia subur tentang alat kontrasepsi di Puskesmas Tamalanrea Makassar pada tahun 2014

1.4.2. Manfaat Praktis1) Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan pengembangan program keluarga berencana di Puskesmas Tamalanrea Makassar.2) Hasil penelitian diharapkan dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan dan pelayanan KB di wilayah setempat. 3) Menambah referensi penelitian di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. ALAT KONTRASEPSI

2.1.1. Definisi KontrasepsiIstilah kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dengan sel sperma (sel pria) yang menyebabkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sperma dan sel telur (ovum) yang sudah matang.11

2.1.2 Cara kerja alat kontrasepsiBermacam-macam tetapi pada umumnya mempunyai fungsi sebagai berikut : mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma, dan menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.12

2.1.3 Jenis kontrasepsi Kontrasepsi terdiri atas 2 jenis yaitu kontrasepsi hormonal dan non-hormonal. 2.1.3.1. Kontrasepsi Hormonal Alat kontrasepsi ini mengandung hormon-hormon reproduksi wanita, berupa turunan hormon progesteron dan turunan estrogen. Dengan penambahan hormon-hormon tersebut diharapkan proses pematangan ovum dicegah sehingga tidak dapat dibuahi oleh sperma.13 A. Pil Oral11A.1. Mekanisme KerjaMencegah proses pematangan ovum sehingga tidak bisa dibuahi.

A.2.Kelebihan dan KekuranganPil relatif mudah dipakai dan tidak mengganggu siklus menstruasi. Akan tetapi pil mengandung sejumlah kekurangan yaitu beberapa hari pertama pemakaian pil, muncul mual, pusing, letih, sedikit perdarahan. Selain itu berkurangnya ASI dan risiko lupa yang tinggi.A.3.KontraindikasiKontraindikasi absolut meliputi trombophlebitis, penyakit tromboembolik, penyakit serebrovaskuler, oklusi koroner, atau riwayat pernah mengalami peyakit tersebut. Kontraindikasi relatif migraine, hipertensi, leiomyoma uteri, epilepsi, varises, diabetes gestasional, bedah elektif, dan wanita >35 tahun.A.4. Efek Samping dan KomplikasiAcne/kulit berminyak, amenore, perdarahan-bercak menyerupai haid, mastalgia, depresi, gangguan penglihatan, kehamilan dan kelainan janin, galaktorea, sakit kepala, hipertensi, mual, berat badan bertambah.

B. Suntik11B.1. Mekanisme Kerja Menyuntikkan zat hormonal ke dalam tubuh, bisa di bagian lengan atas atau belakang, efektif selama 1-3 bulan, tergantung kandungjenis zat yang ada. B.2.Kelebihan dan Kekurangan Kelebihannya ialah tidak mengganggu laktasi Jika sewaktu-waktu ada keinginan untuk hamil, maka suntikan dapat segera dihentikan. Kekurangannya muncul pusing, mual, spotting (bercak perdarahan), mengubah siklus menstruasi, penurunan atau pertambahan berat badan yang menyolok serta resiko gagal karena lupa.

B.3. KontraindikasiIbu yang sedang hamil, penderita tumor, penderita penyakit jantung, penderita penyakit hati, penderita darah tinggi, penderita diabetes, penderita penyakit paru, ibu yang mengalami perdarahan abnormal dari genitalia.14

C. Implant11 C.1. Mekanisme Kerja Implant adalah kontrasepsi berupa kapsul kecil terbuat dari karet silikon, berisi cover gestrel yang dipasang dibawah kulit lengan atas wanita, oleh karena itu disebut juga alat kontrasepsi bawah kulit.Menurut jenisnya, Norplant terdiri dari enam batang dengan lama kerjanya lima tahun, Implanon terdiri dari satu batang dengan lama kerjanya tiga tahun, Jadena dan Indoplant terdiri dari dua batang dengan lama kerja tiga tahun. Setiap kapsul susuk KB mengandung 36 mgr Levonorgestrel yang akan dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80 mcg.Konsep mekanisme kerjanya sebagai progesterone yang dapat menghalangi pengeluaran Luteinizing Hormone (LH) sehingga tidak terjadi ovulasi, mengentalkan lender servik dan menghalangi migrasi spermatozoa, serta menyebabkan situasi endometrium tidak siap menjadi tempat nidasi.C.2 Kelebihan dan Kekurangan Kelebihannya ialah daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai lima tahun), tidak mengganggu ASI, tidak mengganggu kegiatan senggama, penyulit medis tidak terlalu tinggi, mengurangi jumlah darah haid, mengurangi/memperbaiki anemia, kontrol medis ringan, biaya ringan.Kerugiannya ialah menimbulkan gangguan menstruasi dan terjadi perdarahan yang tidak teratur, ketegangan payudara, peningkatan/penurunan berat badan, membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan, membutuhkan tenaga kesehatan untuk pemasangan dan pencabutan.

2.1.2.2. Kontrasepsi non Hormonal A. Kontrasepsi Mantap11Kontrasepsi mantap adalah satu metode kontrasepsi yang dilakukan dengan cara mengikat atau memotong saluran telur pada wanita atau saluran sperma pada pria. Kontap dijalankan dengan melakukan operasi kecil pada organ reproduksi, tubektomi untuk wanita dan vasektomi untuk pria. Cara ini sifatnya permanen, maka kontap hanya diperkenankan bagi pasangan yang sudah mantap untuk tidak lagi mempunyai anak.

B. AKDR (Alat Kontrasepsi dalam Rahim)11B.1 Mekanisme Kerja Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri, mencegahsperma dan ovum bertemu, memungkinkan untuk mencegah implantasi telurdalam uterus.B.2 Kelebihan dan Kekurangan Kelebihannya ialah sebagai kontrasepsi efektifitasnya tinggi, IUD dapat efektif segera setelah pemasangan, metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT 380 A dan tidak perlu ganti), sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat, tidak mempengaruhi kualitas dan volume Air Susu Ibu .Kerugiannya ialah menimbulkan efek samping (perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama dan banyak, perdarahan (spotting) antar menstruasi, saat haid lebih sakit, secret vagina lebih banyak), tidak mencegah Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk HIV/AIDS, pemasangan dan pencabutan IUD harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih.B.3 KontraindikasiKontraindikasi Mutlak1. Diketahui atau dicurigai hamil. 2. Perdarahan vagina abnormal yang belum didiagnosis.Dicurigai mengidap keganasan saluran genital. AKDR dapat dipasang setelah dilakukan terapi lokal untuk lesi dini serviks. 3. IMS atau PRP yangaktif atau baru terjadi (dalam 3 bulan terakhir). 4. Rongga uterus yang mengalami distorsi hebat sehingga pemasangan/ penempatan sulit dilakukan mis., fibroid besar. 5. Alergi terhadap tembaga atau penyakit Wilson (jarang)- hanya untuk alat yang mengandung tembaga. Kontraindikasi Relatif1. Menoragia dan anemia. Ini adalah kontraindikasi relatif untuk AKDR tembagatetapi indikasi untuk LNG-IUS. 2. Memiliki banyak pasangan seksual. 3. Baru mendapat terapi untuk infeksi panggul. Riwayat satu kali mengidap PRP yang sudah diterapi secara adekuat bukan merupakan kontraindikasi pemakaian AKDR asalkan faktor risiko yang mempredisposisi infeksi panggul tidak adalagi. 4. Usia dan nuliparitas. Usia dan nuliparitas itu sendiri bukan merupakan kontraindikasi terhadap pemakaian AKDR. Namun, secara umum wanita usia muda berisiko lebih tinggi terjangkit IMS. 5. Penyakit katup jantung. Terdapat risiko endokarditis bakterialis subakut, terutamasaat pemasangan AKDR. 6. Terapi kortikosteroid sistemik, terapi imunosupresif, dan infeksi HIV atau AIDS. Keadaan ini memengaruhi sistem imun, sehingga meningkatkan risiko infeksi. 7. Baru mengidap penyakit trofoblastik jinak. Perdarahan yang tidak teratur yang berkaitan dengan pemakaian AKDR dapat mempersulit tindak lanjut dan penatalaksanaan penyakit ini. 8. Sedang mendapat terapi antikoagulan. Pemakaian AKDR tembaga terutama dapat menyebabkan perdarahan dalam jumlah besar pada wanita yangmendapat heparin atau warfarin.11 C. Kontrasepsi penghalangYang termasuk kontrasepsi penghalang adalah: Kondom, Diafragma, Penutup serviks. Kondom bisa melindungi pemakainya dari penyakit menular seksual (misalnya AIDS) dan dapat mencegah perubahan prekanker tertentu pada sel-sel leher rahim. Ada kondom yang ujungnya memiliki penampungsemen. Jika tidak ada penampung semen, sebaiknya kondom disisakan sekitar 1 cm didepan penis. Kondom wanita merupakan alat kontrasepsi penghalang baru yang dipasang di vagina dengan bantuan sebuah cincin. Kondom perempuan menyerupai kondom pria, tetapi lebih lebar dan memiliki angka kegagalan yang tinggi.10,13 Diafragma merupakan plastik berbentuk kubah dengan sabuk yang lentur, dipasang pada serviks& menjaga agar sperma tidak masuk ke dalam rahim. Ukurannya bervariasi dan harus dicocokkan oleh dokter atau perawat. Pemakaiannya harus selalu bersamaan dengan krim atau jeli. Diafragma dipasang sebelum melakukan hubungan seksual dan tetap terpasang sampai minimal 8 jam tetapi tidak boleh lebih dari 24 jam.14 Penutup serviks (cervical cap) hampir menyerupai diafragma tetapi ukurannya lebih kecil dan lebih kaku, dipasang pada serviks. Ukurannya bervariasi dan harus dicocokkan oleh dokter atau perawat. Pemakaian penutup serviks harus selalu bersamaan dengan krim atau jeli. Penutup serviks dipasang sebelum melakukan hubungan seksual dan tetap terpasang sampai minimal 8 jam dan maksimal 48 jam sesudah melakukan hubungan seksual.14 Penarikan penis sebelum terjadinya ejakulasi13 Disebut juga coitus interruptus atau senggama terputus .Pada metode ini, pria mengeluarkan/menarik penisnya dari vagina sebelum terjadinya ejakulasi (pelepasan sperma ketika mengalami orgasme).Metode ini kurang dapat diandalkan karena sperma bisa keluar sebelum orgasme juga memerlukan pengendalian diri yang tinggi serta penentuan waktu yang tepat.D. Metode ritmik/kalender13Pada metoda ritmik, pasangan suami istri tidak melakukan hubungan seksual selama masa subur wanita.Ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) terjadi 14 hari sebelum menstruasi.Sel telur yang telah dilepaskan hanya bertahan hidup selama 24 jam, tetapi sperma bisa bertahan selama 3-4 hari setelah melakukan hubungan seksual.Karena itu pembuahan bisa terjadi akibat hubungan seksual yang dilakukan 4 hari sebelum ovulasi.

2.2 PENGETAHUAN

Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam Encylopedia of philosophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief). Dalam peristiwa ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sedemikian aktif sehingga subjek itu menyusun objek pada dirinya sendiri dalam kesatuan yang aktif.Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusiadiperoleh melalui matadan telinga.Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia yakni : penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan bau. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoadmodjo ,2003).Pengetahuan kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Selanjutnya menurut pengalaman dan hasil penelitian Rogers (1974) bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih tahan lama dibandingkan perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Pengetahuan atau kognitif yang merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.Pengetahuan yang dicakup dalam dominan kognitif mempunyai 6 tingkatan: 1. Tahu (know)Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.Merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.2. Memahami (Comprehension)Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut.3. AplikasiAplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks situasi yang lain.4. Analisis (analysis)Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek kedalam komponen-komponen, terapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat logam), membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.

5. Sintesis (synthesis)Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk kemampuan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.6. EvaluasiEvaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek dan merupakan tingkat pengetahuan tertinggi.Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dan atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian (responden).Berdasarkan teori Lewrence Green, salah satu faktor yang memengaruhi perilaku kesehatan seseorang dan dalam hal ini termasuk sikap terhadap alat kontrasepsi yaitu faktor predisposisi yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan persepsi seseorang terhadap perilaku tersebut. Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka menengah (intermediet impact).15 Pengetahuan tentang KB merupakan salah satu aspek penting ke arah pemahaman tentang berbagai alat/cara kontrasepsi yang tepat dan efektif. Pemilihan kontrasepsi oleh akseptor berdasarkan pengetahuan yang didapat dari informasi yang lengkap, akurat, dan benar sehingga akseptor dapat mengambil keputusan secara rasional.16 Informasi yang dituju terutama informasi tentang pengenalan, definisi, jenis, keuntungan, kerugian, dan kontraindikasi dari masing masing alat kontrasepsi yang dapat diperoleh dari penyuluhan, media elektronik seperti radio dan TV, media cetak seperti poster atau koran, dan mediadi luar ruang seperti spanduk.16

2.3 SIKAP

Sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Beberapabatasan lain tentangsikap ini dapat dikutip sebagai berikut: An individuals social attitude is a syndrome of response consistency with regard to social object. Menurut Allport sikap terdiri dari 3 komponen, yaitu (1) kepercayaan atau keyakinan, (2) kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, dan (3) kecenderungan untuk bertindak (tend to behave). Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Sikap bukan dibawa sejak lahir, tetapi dipelajari dan dibentuk oleh pengalaman individu. Dalam hal ini adalah pengalaman responden dalam menilai atau mengevaluasi alat kontrasepsi.17

2.4 IBU USIA PRODUKTIFIbu dengan usia produktif atau subur adalah seorang wanita yang telah memiliki anak dan masih bisa melahirkan atau menghasilkan keturunan. Dengan rentang usia 15 tahun hingga 49 tahun. Terlepas dari resiko apapun yang akan terjadi. Dititikberatkan hanya pada kemampuan seorang wanita bisa hamil dan melahirkan seorang anak.18

BAB IIIKERANGKA KONSEP

KARAKTERISTIK RESPONDEN:--PENDIDIKAN-PEKERJAAN-PENDAPATAN-JUMLAH ANAKIBU USIA SUBUR

RESPONDEN

-AGAMA-ADAT

SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSIPENGETAHUAN IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSIPERILAKU IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI

Keterangan :Variabel yang ditelitiVariabel yang tidak diteliti

BAB IVMETODE PENELITIAN

4.1 JENIS PENELITIANJenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan studi cross-sectional.

4.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIANPenelitian ini dilakukan di Puskesmas Tamalanrea Makassar pada tanggal 3-9 Agustus 2014.

4.3 POPULASI PENELITIANIbu usia subur yang terdaftar pada wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar.

4.4 SAMPEL PENELITIANSampel penelitian adalah ibu usia subur yang berkunjung ke Puskesmas Tamalanrea Makassar pada rentang waktu tanggal 3 9 Agustus 2014. Sampel ditentukan dengan menggunakan metode Accidental Sampling dan memenuhi Kriteria sebagai berikut :Kriteria Inklusi :1) Ibu usia 15-49 tahun.2) Ibu yang berkunjung ke Puskesmas Tamalanrea Makassar saat dilakukan penelitian.3) Bersedia ikut serta dalam penelitian.4) Kooperatif.

4.5 VARIABEL PENELITIAN4.5.1 Variabel yang diteliti1) Ibu usia subur2) Karakteristik ibu usia subur ( pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan jumlah anak)3) Pengetahuan ibu usia subur tentang alat kontrasepsi4) Sikap ibu usia subur tentang alat kontrasepsi4.5.2 Variabel yang tidak diteliti1) Perilaku ibu usia subur tentang alat kontrasepsi2) Karakteristik ibu usia subur ( agama dan budaya )

4.6 ALAT DAN BAHANAlat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :1) Quesioner2) Alat tulis menulis

4.7 ALUR PENELITIAN

Lokasi di Puskesmas Tamalanrea Makassar

Pemilihan sampel sesuai kriteria penelitian

Sampel/responden mengisi questioner

Sampel/responden menyerahkan questioner yang telah diisi

sikap ibu usia subur tentang alat kontrasepsiPengetahuan ibu usia subur tentang alat kontrasepsiKarakteristik responden

Analisis data

Simpulan4.8 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL DAN KRITERIA OBYEKTIF

1. Pengetahuan Definisi : Segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang hal hal yang berkaitan dengan penggunaan alat kontrasepsi, meliputi:a. Pengertian Alat kontrasepsib. Jenis Alat kontrasepsic. Cara kerja alat kontrasepsid. Keuntungan alat kontrasepsie. Efek samping alat kontrasepsiSkala ukur : Kuesioner Alat ukur : Kuesioner sebanyak 5 pertanyaan. Pertanyaan dengan 3 pilihan jawaban: a. jawaban yang benar diberi skor 1 b. jawaban yang salah diberi skor 0c. jawaban tidak tahu diberi skor 0 Kriteria Objektif :Baik: Responden memperoleh skor> 50,0%Kurang: Responden memperoleh skor< 50,0%

2. SikapDefinisi : Pernyataan setuju atau tidak tentang keyakinan responden mengenai hal hal yang berkaitan dengan penggunaan alat kontrasepsi, meliputi:a. Pengertian Alat kontrasepsib. Jenis Alat kontrasepsic. Cara kerja alat kontrasepsid. Keuntungan alat kontrasepsie. Efek samping alat kontrasepsiSkala ukur : Kuesioner Alat ukur : Kuesioner sebanyak 5 pertanyaan. Pertanyaan dengan 3 pilihan jawaban: a. jawaban setuju diberi skor 1b. jawaban kurang setuju diberi skor 0 b. jawaban tidak setuju diberi skor 0 Kriteria Objektif :a. Positif: Responden memperoleh skor > 50,0 %b. Negatif: Responden memperoleh skor < 50,0 %

3. PendidikanDefinisi : Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan praktik untuk memelihara (mengatasi masalah-masalah), dan meningkatkan kesehatannya. 30Skala ukur : KuesionerCara ukur : Dinilai dari pengisian identitas pada kuesionerKategori:a. SDb. SMPc. SMAd. S1e. S2

4. Pekerjaan IbuDefinisi: Sesuatu yang dilakukan ibu untuk mendapatkan nafkah.Skala ukur : KuisionerCara ukur : Dinilai dari pengisian identitas pada kuisionerKategori : a. Ibu Rumah Tanggab. PNSc. Pegawai Swastad.Wiraswasta

5. Pendapatan suami-istri perbulanDefinisi: Hasil kerja dari suami dan istri selama satu bulanSkala ukur : KuisionerCara ukur : Dinilai dari pengisian identitas pada kuisionerKategori: a. Rendah ( Rp 6.000.000,00)

6. Jumlah anakDefinisi : Banyaknya anak yang telah dilahirkan sendiri oleh seseorang.Skala ukur : KuesionerCara ukur : Dinilai dari pengisian identitas pada kuesionerKriteria objektif :a. 1 orangb. 2 orangc. 3 orangd. > 3 orang

4.9 PROSEDUR KERJA1) Lokasi penelitian berada di Puskesmas Tamalanrea Makassar.2) Dilakukan komunikasi lisan terhadap responden tentang kesediaannya mengisi questioner serta maksud dan tujuan dilakukannya penelitian.3) Responden mengisi questioner didampingi oleh peneliti.4) Responden menyerahkan questioner yang telah diisi.5) Penilaian seluruh questioner yang terkumpul berdasarkan sikap dan perilaku ibu usia subur tentang alat kontrasepsi.6) Dilakukan analisis data secara manual untuk melihat gambaran sikap dan perilaku ibu usia subur tentang alat kontrasepsi di Puskesmas Tamalanrea Makassar pada tahun 2014.

4.10 DATA

4.10.1 Jenis DataJenis data pada penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti.

4.10.2 Pengolahan DataPengolahan data dilakukan secara manual.

4.10.3 Penyajian DataData disajikan dalam bentuk tabulasi (distribusi tabel)

4.10.4 Analisis DataSecara deskriptif yaitu uraian dengan sistematik mengenai keadaan dari hasil penelitian kemudian didistribusikan dalam bentuk tabel.

DAFTAR PUSTAKA

1. Affandi, B. Kontrasepsi dalam Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.2008.

2. Badan kependudukan dan keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Program Keluarga Berencana. Jakarta. BKKBN. 2001.

3. Badan Pusat Statistik Indonesia_Statistic Indonesia (BPS) and ORC Macro. Current Use Of Family Planning in Indonesia Demographic and Health Survey 2002-2003. Calverton, Maryland, USA : BPS and ORC Macro. 2003.

4. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Arah kebijakan dan strategi BKKBN Tahun 2013. BKKBN. Jakarta. 2012.

5. Badan Pusat Statistik. Hasil Sensus Penduduk 2010 : Data Agregat per Provinsi. Badan Pusat Statistik. Jakarta. 2010

6. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. kependudukan dan keluarga Berencana. [online] 2014 January 23. [cited 2012] Available from : http://www.bappenas.go.id/index.php/download_file/view/9284/1763/

7. Rusli, Said. Pengantar Ilmu Kependudukan.LP3ES. Jakarta.1995.

8. Putuamar, H.F. 37 Tahun Program KB. [online] 2014 Januari 24. [cited 2007 Juny 27]. Available from : http://www.pikiranrakyat.com/cetak/2007/062007/28/0901.htm

9. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Informasi dasar program Keluarga Berencana. Jakarta. BKKBN. 2003.

10. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Perkiraan Angka Kelahiran Total di Indonesia. Jakarta. BKKBN. 1994. 11. Albar, E. Kontrasepsi dalam Ilmu Kandungan. Edisi 7. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. 2008.

12. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).Kontrasepsi.

Available from: http://wwww.bkkbn.go.id/article.php23kl.

13. Hartanto A, Hanafi N. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta. Sinar Harapan. 2004.

14. Penbdit, Bram U. Ragam Metode Kontrasepsi (Contraceptive Method Mix), editor : Pita W, Huriawati H.Jakarta.EGC. 2006.

15. Notoatmojo, Soekidjo.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan seni. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta. 2007

16. Ngatimin Rusli. Perubahan Perilaku Kesehatan ,Dalam Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta. 2002

17. Heri P. Pengantar Perilaku Manusia. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1998.

18. Robbins, Stephen P.Perilaku Organisasi. Edisi 9. Jakarta. Penerbit Indeks Gramedia Grup. 2003

2