skripsi efektifitas pemberian simplisia daun katuk

65
SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN AFRIANA, AM. KEB TAHUN 2018 ANNISA NAMIRAH NASUTION P07524517073 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN 2018

Upload: others

Post on 26-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

SKRIPSI

EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM

DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN AFRIANA, AM. KEB TAHUN 2018

ANNISA NAMIRAH NASUTION P07524517073

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN

PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN 2018

Page 2: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

SKRIPSI

EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM

DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN AFRIANA, AM. KEB TAHUN 2018

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi

Diploma IV

ANNISA NAMIRAH NASUTION P07524517073

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN

PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN 2018

Page 3: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK
Page 4: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK
Page 5: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

NIP. 196609101994032001

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN D IV AJENG KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, Juli 2018

ANNISA NAMIRAH NASUTION

EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK TERHADAP

PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN

AFRIANA, AM.KEB TAHUN 2018

ix + 36 halaman + 5 tabel + 11 lampiran

Abstrak

Menyusui adalah hadiah sangat berharga yang dapat diberikan oleh seorang ibu pada bayinya. Menurut World Health Organization (WHO) menganjurkan agar wanita hamil dan ibu yang post partum diberi tahu tentang manfaat dan keunggulan Air Susu Ibu (ASI), terutama karena ASI memberikan gizi terbaik untuk bayi serta perlindungan terhadap penyakit. Menurut renstra tahun 2016 secara nasional target pemberian ASI ekslusif 80% belum mencapai target. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas pemberian simplisia daun katuk terhadap produksi ASI pada ibu post partum di Praktik Mandiri Bidan Afriana, Am.Keb Tahun 2018.

Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment dengan rancangan Non-Equevalent Control Group pretest postest. Tehnik pengambilan sampel purposive sampling terhadap 12 kelompok intervensi dan 12 kelompok kontrol ibu post partum di Praktik Mandiri Bidan Afriana Am.Keb pada akhir bulan April sampai Juni dengan pemberian simplisia daun katuk diminum 2x1 hari selama 15 hari. Analisa data dengan menggunakan uji independent t test.

Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang bermakna pada kelompok intervensi pemberian simplisia daun katuk p=0,021<0,05 dengan rata-rata sebelum pemberian 3258,3 dan sesudah pemberian 3595,8. Sehingga pemberian simplisia daun katuk efektif untuk produksi ASI pada ibu post partum.

Pemberian simplisia daun katuk dapat diterapkan sebagai terapi non farmakologis untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu post partum agar tercapai cakupan pemberian ASI eksklusif

Kata Kunci : Simplisia daun katuk, Produksi ASI

Daftar pustaka : 24 (1990-2017)

Page 6: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK
Page 7: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua berkat dan rahmat-

Nya sehingga dapat terselesaikannya Skripsi yang berjudul “Efektifitas

Pemberian Simplisia Daun Katuk Terhadap Produksi ASI Ibu Post Partum Di

Praktik Mandiri Bidan Afriana Am.Keb Tahun 2018” sebagai salah satu syarat

menyelesaikan pendidikan kebidanan Pada Program studi D-IV Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan.

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,

karena itu pada kesempatan kali ini peneliti mengucakan banyak terima kasih

kepada:

1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

RI Medan

2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes RI Medan sekaligus Pembimbing Utama Skripsi yang telah

memberikan bimbingan, masukan berupa kritik dan saran kepada penulis

sehingga skripsi dapat terselesaikan.

3. Melva Simatupang, SST, M.Kes, selaku Ketua Prodi D-IV Jurusan

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan Periode Tahun 2013-2018 yang

kemudian dilanjutkan dengan Yusniar Siregar, SST, M.Kes selaku Ketua

Prodi D-IV Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan Periode Tahun

2018-2023 yang telah memberikan bimbingan dan masukan serta dukungan

sehingga skripsi dapat terselesaikan.

4. Rismahara Lubis, S.SiT, M.Kes, selaku pembimbing kedua yang telah

memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

5. Bebaskita br. Ginting, S.SiT, MPH, Selaku Ketua Penguji yang meluangkan

waktu, memberikan masukan berupa kritikan dan saran kepada peneliti

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

6. Ardiana Batubara, SST, M.Keb, selaku dosen pembimbing akademik yang

banyak memberikan masukan selama peneliti menempuh pendidikan di

Poltekkes Kemenkes RI Medan

7. Afriana Am.Keb, Selaku pimpinan PMB yang telah memberikan kesempatan

kepada peneliti untuk melakukan survei awal di PMB Afriana, Am.Keb.

Page 8: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

8. Seluruh dosen staf Politeknik Kesehatan D IV Kebidanan Medan yang telah

membekali ilmu pengetahuan, dan memberikan nasehat selama peneliti

menempuh pendidikan.

9. Kepada orangtua saya Ayahanda Alm. H.Sakti Fachri Nasution dan Ibunda

Almh. Hj. Sayamsiah Nasution yang tidak pernah berhenti mendoakan dan

mendukung selama peneliti menyusun skripsi ini.

10. Kepada abang,kakak, dan wawak penulis yang telah memberikan semangat

dan do’a agar skripsi dapat terselesaikan.

11. Kepada seluruh pihak yang tak bisa disebutkan satu persatu khususnya

seluruh teman-teman Jurusan Kebidanan Medan Angkatan 2017 kelas A, B,

dan C yang saling memberikan doa, semangat, dan motivasi selama

perkuliahan hingga penyusunan skripsi.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan kasih-Nya kepada kita

semua. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Juli 2018

Penulis

Page 9: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii

DAFTAR BAGAN ............................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

C.1 Tujuan Umum ...................................................................... 3 C.2 Tujuan Khusus ..................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 3 D.1 Manfaat Teoritis ................................................................... 3 D.2 Manfaat Praktisi ................................................................... 3

E. Keaslian Penelitian ..................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 5

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 5 A.1 Konsep Masa Nifas .................................................................. 5 A.2 Konsep ASI ............................................................................... 5 A.3 Defenisi Katuk .......................................................................... 15 A.4 Simplisia dan Cara Pembuatan ................................................ 18 A.5 Pertumbuhan Berat Badan Bayi............................................... 18

B. Kerangka Teori ................................................................................ 20 C. Kerangka Konsep ............................................................................ 20 D. Defenisi Operasional ....................................................................... 21 E. Hipotesis .......................................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................ 23 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 23

Page 10: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

C. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 24 D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ................................................ 24 E. Alat ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian...................................... 25 F. Prosedur Penelitian ......................................................................... 25 G. Pengolahan dan Analisis Data ........................................................ 26 H. EtikaPenelitian ................................................................................. 27

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian ............................................................................... 28

A.1 Analisa Univariat ....................................................................... 28 A.2 Analisa Bivariat ........................................................................ 30

B. Pembahasan .................................................................................... 30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................................... 35 B. Saran .............................................................................................. 35

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi Kolostrum dan Kegunaanya ..................................... 6

Tabel 2.2. Kandungan Kolostrum, ASI transisi dan ASI Matur .................. 7

Tabel 2.3 KecukupanGizi Ibu .......................................................................... 14

Tabel D.1 Defenisi Operasional .................................................................. 21

Tabel B.2 Waktu Penelitian......................................................................... 23

Page 12: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

DAFTAR BAGAN

A. Bagan B1 .............................................................................................. 20

B. Bagan C1 ............................................................................................. 20

Page 13: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Surat Balasan Klinik

Lampiran 3 Surat Selesai Penelitian

Lampiran 4 Lembar Hak Cipta

Lampiran 5 Lembar Pernyataan Bukan Plagiat

Lampiran 6 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 7 Lembar Observasi

Lampiran 8 Etical Clerance

Lampiran 9 Master Tabel

Lampiran 10 Daftar konsultasi

Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup

Page 14: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menyusui adalah hadiah yang sangat berharga yang dapat diberikan oleh

seorang ibu pada bayinya. Menurut World Health Organization (WHO)

menganjurkan agar wanita hamil dan ibu yang baru melahirkan diberi tahu

tentang manfaat dan keunggulan Air Susu Ibu (ASI), terutama karena ASII

memberikan gizi terbaik untuk bayi serta perlindungan terhadap penyakit. ASII

adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam

anorganik yang disekresikan oleh kelenjar mammae ibu dan berguna sebagai

makanan bayi (Maryunani, 2012).

Menyusui dalam jangka panjang dapat memperpanjang jarak kelahiran

karena masa amenorhoe lebih panjang. United Children’s Fund (UNICEF) dan

World Health Organization (WHO) membuat rekomendasi pada ibu untuk

menyusui eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya. Sesudah umur 6 bulan, bayi

baru dapat diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan ibu tetap

memberikan ASI sampai anak berumur minimal 2 tahun. Pemerintah Indonesia

melalui Kementerian Kesehatan juga merekomendasikan para ibu untuk

menyusui eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya (Kemenkes , 2014).

Dampak tidak diberikan ASI eksklusif terhadap bayi adalah bertambahnya

kerentanan terhadap penyakit baik ibu dan bayi. Dengan menyusui dapat

mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas, kejadian diare dapat

turun 50% dan penyakit usus parah pada bayi premetur dapat berkurang

kejadiaanya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker payudara juga dapat

menurun 6-10% (IDAI, 2015).

Dalam Riskesdas 2013 dikumpulkan data tentang pola pemberian ASI

dan pola pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada anak umur 0-23

bulan yang meliputi: proses mulai menyusu, inisiasi menyusu dini (IMD),

pemberian kolostrum, pemberian makanan prelakteal, menyusu eksklusif, dan

pemberian MP-ASI. Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif baik

bagi ibu maupun bayinya. Bagi bayi, menyusui mempunyai peran penting untuk

menunjang pertumbuhan, kesehatan, dan kelangsungan hidup bayi karena ASI

1

Page 15: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

kaya dengan zat gizi dan antibodi. Sedangkan bagi ibu, menyusui dapat

mengurangi morbiditas dan mortalitas karena proses menyusui akan

merangsang kontraksi uterus sehingga mengurangi perdarahan pasca

melahirkan (postpartum)( Riskesdas, 2013).

Mengacu pada target renstra tahun 2016 yang sebesar 42%, maka

secara cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia kurang dari enam bulan

sebesar 54,0% sudah mencapai target tetapi secara nasional target pemberian

ASI ekslusif 80% belum mencapai target.Menurut provinsi, cakupan ASI eksklusif

pada bayi umur 0-5 bulan berkisar antara 32,3% (Gorontalo) sampai 79,9%

(Nusa Tenggara Timur). Dari 34 provinsi hanya tigaprovinsi yang belum

mencapai target yaitu Gorontalo, Riau dan Kalimantan Tengah. Sementara untuk

Sumatera Utara cakupan pemberian ASI 46,8 % (Kemenkes, 2015). Sedangkan

di kota Medan cakupan pemberian ASI 6,7% ( Profil Kesehatan Sumatera Utara,

2016).

Berbagai alasan ibu memiliki produksi ASI yang tidak adekuat adalah

stimulasi payudara tidak adekuat, jarang menyusui, aktifitas berat, stress, diet (

Maryunani, 2012).

Menurut Soraya Rahmanisa, untuk mempelancar produksi ASI dapat

dilakukan dengan mengkonsumsi daun katuk berupa rebusan maupun ekstrak

daun katuk karena mengandung alkaloid dan sterol yang dapat meningkatkan

kelancaran ASI. Selain itu daun katuk mengandung vitamin A,B1,C, tanin,

saponin alkaloid papaverin ( Rahmanisa, 2015)

Berdasarkan hasil catatan rekam medik di Praktek Mandiri Bidan Afriana

Am.Keb Jl. Selamat No.9 Bromo Ujung Kel. Binjai Kec. Medan Denai bulan

Februari sampai dengan Maret 2018, diperoleh data sebanyak 36 orang ibu post

partum sedangkan yang mengalami masalah ASI terdapat 26 orang. Oleh sebab

itu, maka peneliti tertarik untuk meneliti efektifitas pemberian simplisia daun katuk

untuk produksi ASI. (PMB Afriana, Am.Keb 2018).

Dalam mengolah daun katuk dalam bentuk simplisia peneliti bekerja

sama dengan Farmasi USU untuk melakukan uji praklinik dan uji klinik terhadap

manusia atau hewan. Sehingga simplisia daun katuk tersebut dapat dikonsumsi

oleh manusia dan mengetahui efek samping.

Page 16: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah ditemukan diatas maka dapat disusun

masalah sebagai berikut: “ Efektifkah pemberian simplisia daun katuk terhadap

produksi ASI ibu post partum di PMB Afriana Am, Keb Tahun 2018”.

C.Tujuan Penelitian

C.1 Tujuan Umum

Mengetahui efektifitas simplisia daun katuk terhadap peningkatan

produksi ASI pada ibu post partum di PMB Afriana Am.Keb Tahun 2018.

C.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengaruh produksi ASI sebelum dan sesudah pemberian

simplisia daun katuk terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu post

partum di PMB Afriana Am.Keb Tahun 2018.

2. Menganalisis apakah efektifitas simplisia daun katuk terhadap

peningkatan produksi ASI pada ibu post partum di PMB Afriana Am.Keb

Tahun 2018.

D. Manfaat Penelitian

D.1 Manfaat Teoritis

Untuk memberikan tambahan referensi tentang pengaruh daun katuk

terhadap peningkatan produksi ASI, serta sebagai pengembangan ilmu

pengetahuan dan metodologi penelitian.

D.2 Manfaat Praktisi

1. Bagi Institusi

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

dalam proses pembelajaran dan pemanfaatan tanaman obat keluarga.

Terutama memberikan gambaran masukan dan informasi bagi penelitian

selanjutnya.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan

pengembangan bagi tenaga kesehatan dalam mengolah tanaman obat

keluarga terutama daun katuk terhadap peningkatan produksi ASI.

Page 17: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

3. Bagi Lahan

Diharapkan dengan penelitian ini dapat menambah informasi dan

masukan dalam upaya peningkatan produksi ASI pada ibu post partum

yang mengeluh tentang ASI.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian 1 Penelitian 2

Menurut penelitian Susilawati, M.Kes yang berjudul Perbedaan Penurunan Bendungan ASI Antara Perawatan Payudara Konvensional Dan Yang Diberikan Ramuan Katuk Ragi dengan metode Quasy Eksperimen dengan metode pendekatan Post Control Only Design. Hasil penelitian ibu yang mengalami bendungan ASI dan sudah melakukan perawatan payudara dengan kompres ramuan daun katuk didapatkan 100% mengatakan tidak mengalami bendungan ASI.

Menurut Lusiana Darsono yang berjudul Pengaruh Kombinasi Ekstrak Daun Katuk (Sauropus Androgynus (L.) Merr) Dan Domperidon Terhadap Perkembangan Alveoli Mencit Menyusui Tahun 2014 dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) komparatif terhadap 30 ekor mencit betina yang sudah pernah melahirkan. Hasil penelitian Pemberian kombinasi daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) dan domperidon meningkatkan jumlah alveoli mammae mencit menyusui.

Page 18: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.1. Konsep Masa Nifas

A.1.1. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas

berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari (Ambarwati, 2015 ).

Masa nifas atau puerperieum dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya

plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca

persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu

dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan

komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan

pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi dan nutrisi bagi ibu

(Prawirohardjo, 2014).

A.2. Konsep ASI

A.2.1. Pengertian ASI

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-

garam anorganik yang disekresikan oleh kelenjar mamae ibu dan berguna

sebagai makanan bayi ( Maryunani, 2012).

ASI adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu

melalui proses menyusui. ASI merupakan makanan yang telah disiapkan untuk

calon bayi saat ia mengalami kehamilan. ASI mempunyai nilai gizi paling tinggi

dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat oleh manusia ataupun susu

yang berasal dari hewan, seperti susu sapi, kerbau, atau kambing

(Khasanah,2013)

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose, dan garam

organikyang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makan

utama bagi bayi (Ambarwati, 2015).

5

Page 19: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

A.2.2. Macam-Macam ASI

1. Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali keluar, berwarna kekuning-

kuningan. Banyak mengandung protein, antibody, immunoglobulin. Kolostrum

mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan

lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi pada hari-hari pertama

kelahiran (Maryunani, 2012).

Kolostrum adalah air susu yang pertama kali keluar. Kolostrum ini disekresi

oleh kelenjar payudara pada hari pertama sampai hari keempat pasca

persalinan. Kolostrum mengandung tinggi protein, mineral, garam, vitamin A,

nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI matur. Selain itu,

kolostrum masih mengandung rendah lemak dan laktosa. Protein utama pada

kolostrum adalah imunoglobin yang digunakan sebagai zat antibodi untuk

mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit. Meskipun kolostrum

yang kelaur sedikit menurut ukuran kita,tetapi volume kolostrum yang ada dalam

payudara mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari. Volume

kolostrum antara 150-300 ml/24 jam (Maritalia, 2014).

2.1 Tabel Komposisi Kolostrum dan Kegunaannya

Komposisi Kolostrum Kegunaan Kolostrum

Kaya anti bodi Melindungi terhadap infeksi dan alergi

Sel darah putih Perlindungan terhadap infeksi

Laksatif Membersihkan mekonim

Kaya vitamin A Mencegah berbagai infeksi,

mencegah penyakit mata

Sumber : Maryunani. Anik (2012). Inisiasi Menyusu Dini, ASI Ekskusif dan

Manajemen Laktasi. Jakarta.

2. ASI Peralihan

ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum

ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-10. Selama dua minggu,

volume air susu bertambah banyak dan berubah warna serta komposisinya.

Page 20: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

Kadar imunoglobin dan protein menurun, sedangkan lemak dan laktosa

meningkat (Maritalia, 2014).

3. Air Susu Matang (Mature)

ASI Matur merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan sterusnya.

ASI matur tampak berwarna putih. Kandungan ASI matur relatif konstan tidak

menggumpal bila dipanaskan. Air susu yang mengalir pertama kali atau saat lima

menit pertama disebut foremilk. Foremilk memepunyai kandungan rendah lemak

dan tinggi laktosa, gula, protein, mineral dan air (Maritalia, 2014).

Selanjutnya, air susu berubah menjadi hindmilk. Hindmilk kaya akan lemak

dan nutrisi sehingga membuat bayi akan membutuhkan keduanya baik foremilk

dan hindmilk. Volume 300-850ml/24 jam (Maryunani, 2012).

2.2 Tabel Kandungan kolostrum, ASI transisi dan ASI matur

Kandungan Kolostrum Transisi ASI matur

Energi (kgkal) 57,0 63,0 65,0

Laktosa (gr/100 ml) 6,5 6,7 7,0

Lemak (gr/100ml) 2,9 3,6 3,8

Protein ( gr/100 ml) 1,195 0,965 1,324

Mineral (gr/100 ml) 0,3 0,3 0,2

Immuboglobin

Ig A (mg/100 ml) 335,9 - 119,6

Ig G (mg/100 ml) 5,9 - 2,9

Ig M (mg/100 ml) 17,1 - 2,9

Lisosin (mg/100 ml) 14,2-16,4 - 24,3-27,5

Laktoferin 420-520 - 250-270

Sumber : Maryunani. Anik (2012). Inisiasi Menyusu Dini, ASI Ekskusif dan

Manajemen Laktasi. Jakarta.

A.2.3. Kandungan ASI

1. Menurut Soetjiningsih, 1997 ASI sebagai Nutrisi

ASI merupakan sumber gizi yaxng sangat ideal dengan komposisi yang

seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi.ASI adalah

makan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupunkuantitasnya. Dengan

Page 21: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

tatalaksana menyusui yang benar. ASI sebagaimakan tunggal akan cukup

memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normalsampai usia 6 bulan.Mengingat bahwa

kecerdasan anak berkaitan erat dengan otak,maka jelas bahwa ASI merupakan

faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan pertumbuhan otak.

Sementara itu, faktor terpenting dalam proses pertumbuhan termasuk

pertumbuhan otak adalahnutrisi yang diberikan.

Dengan memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan

akan menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara

optimal. Hal ini karena selain sebagai nutrien yang ideal, dengan komposisi yang

tepat, serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi.ASI juga mengandung nutrien-

nutrien khusus yang diperlukan otak bayiagar tumbuh optimal, antara lain :

a) Lemak

Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Kadar lemak dalam ASI

antara 3,5% - 4,5%. Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi, tetapi mudah

diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecahkan menjadi

asam lemak dan gliserol oleh enzimlipase yang terdapat dalam ASI. Kadar

kolesterol ASI lebih tinggi dari pada susu tapi sehingga bayi yang mendapat ASI

seharusnya kadar kolesterol darah lebih tinggi, tetapi ternyata penelitian Osborn

membuktikan bahwa bayi yang tidak mendapatkan ASI lebih banyak menderita

jantung koroner pada usia muda. Diperkirakan bahwa pada masa bayi diperlukan

kolesterol pada kadar tertentu untuk merangsang pembentukan enzim protektif

yang membuat metabolisme kolesterol menjadi efektif pada masa usia dewasa.

b) Karbohidrat

Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktose, yang kadarnya paling

tinggi dibanding susu mamalia lain (7%). Laktose mudah dipecah menjadi

glukose dan galaktose dengan bantuan enzim laktase yang sudah ada dalam

mukosa saluran pencernaan sejak lahir. Laktose mempunyai manfaat lain yaitu

mempertinggi absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan laktobasilus

bifidus. Komposisi dalam karbohidrat dalam ASI 7 gr/100ml (Maryunani, 2012).

c) Protein

Protein dalam susu adalah kasein dan whey. Kadar protein ASI sebesar

0,9% sampai 60% diantaranya adalah whey yang lebih mudah dicerna dibanding

kasein (protein utama susu sapi). Selain mudah dicerna, dalam ASI terdapat dua

macam asam amino yang tidak terdapat dalam susu sapi yaitu sistin dan taurin.

Page 22: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

Sistin diperlukan untuk pertumbuhan somatik, sedangkan taurin untuk

pertumbuhan otak. Selain dari ASI, sebenarnya sistin dan taurin dapat diperoleh

dari penguraian tirosin, tetapi pada bayi baru lahir penguraian tirosin ini belum

ada.

d) Garam dan Mineral

Ginjal neonatus belum dapat mengkonsentrasikan air kemih dengan baik,

sehingga diperlukan susu dengan kadar garam dari mineral yang rendah. ASI

mengandung garam dan mineral lebih rendah dibanding susu sapi. Bayi yang

mendapat susu sapi atau susu formula yang tidak dimodifikasi dapat menderita

tetani karena hipokalsemia. Kadar kalsium dalam susu sapi lebih tinggi dibanding

susu ASI, tetapi kadar fosfornya jauh lebih tinggi, sehingga menggangu

penyerapan kalsium dan juga magnesium. ASI dan susu sapi mengandung zat

besi dalam kadar yang tidak terlalu tinggi, tetapi zat besi dalam ASI mudah

diserap. Dalam badan bayi terdapat cadangan zat besi, di samping itu ada zat

besiyang berasal dari eritrosit yang dipecah, bila ditambah dengan za tbesi yang

berasal dari ASI maka bayi akan mendapat cukup za tbesi sampai usia 6 bulan.

Seng diperlukan untuk tumbuh kembang, sistem imunitas dan mencegah

penyakit penyakit tertentu sepertinya akrodermatitis enteropatika (penyakit yang

mengenai kulit dan sistem pencernaan dan dapat berakibat fatal). Bayi yang

mendapatkan ASI cukup mendapatkan seng, sehingga terhindar dari penyakit ini.

e) Vitamin

ASI cukup untuk mengandung vitamin yang diperlukan bayi.Vitamin K

yang berfungsi sebagai katalisator pada prosespembentukan darah terdapat

dalam ASI dengan jumlah cukup danmudah diserap. Dalam ASI juga terdapat

vitamin D dan E terutama dalam kolostrum.

f) Mineral

ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun kadarnya relatifrendah

tetapi bisa mencukupi untuk bayi sampai berumur 6 bulan. Zat besi dan kalsium

dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan mudah diserap dan

jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu (Maryunani,2012).

2. ASI Mengandung Zat Protektif (Soetjiningsih, 1997)

Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat immunoglobulin (zat

kekebalan dalam tubuh) dari ibunya melalui plasenta. Namun, kadar zat ini akan

cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Pada usia bayi 9 -12 bulan tubuh

Page 23: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

bayi baru dapat membuat zat kekebalan sendiri yang cukup banyak sehingga

mencapai kadar protektif. Sedangkan apabila yang dibentuk oleh tubuh bayi

tersebut belum tercukupi maka akan terjadilah kesenjangan zat kekebalan pada

tubuh bayi tersebut. Kesenjangan ini akan hilang atau berkurang apabila bayi

tersebut diberi ASI, karena ASI merupakan suatu cairan hidup yang mengandung

zat kekebalan yang berfungsi untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit

infeksi, bakteri, virus, parasit, dan jamur. Bayi yang mendapat ASI biasanya lebih

jarang menderita suatu penyakit, dikarenakan adanya zat protektif dalam ASI.

Adapun yang termasuk zat protektif tersebut adalah :

a) Laktobasilus Bifidus

Laktobasilus bifidus berfungsi mengubah laktose menjadi asam laktat dan

asam asetat. Kedua asam ini menjadikan saluran pencernaan bersifat asam

sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri E Coli

yang sering menyebabkan diare pada bayi, shigela dan jamur. Laktobasilus

Bifidus mudah tumbuh cepat dalam susu bayi ,terutama bayi yang mendapatkan

ASI, karena ASI mengandung polisakarida yang berkaitan dengan nitrogen yang

diperlukan untuk pertumbuhan Laktobasilus Bifidus. Susu sapi tidak mengandung

faktor ini.

b) Laktoferin

Laktoferin adalah protein yang berkaitan dengan zat besi. Konsentrasinya

dalam ASI sebesar 100 mg/100 ml tertinggi diantara semua cairan biologis.

Dengan mengikat zat besi, makalaktoferin bermanfaat untuk menghambat

pertumbuhan kuman tertentu, yaitu stafilokokus dan Escheda Coli yang juga

memerlukan zat besi untuk pertumbuhannya.

c) Lisozim

Lisozim adalah enzim yang dapat mernecah dinding bakteri.

Konsentrasinya dalam ASI sebesar 29-39 mg/100 ml, lisozim merupakan

konsentrasi terbesar di dalam cairan ekstraselular. Kadar lisozim ASI 300 kali

lebih tinggi dibanding susu sapi. Lisozim stabil didalam cairan dengan pH rendah

seperti cairan lambung, sehingga masih banyak dijumpai lisozim dalam tinja bayi.

d) Antibodi

Secara elektroforetik, kromatrografik, dan radio immunoassay terbukti

bahwa ASI terutama kolostrum mengandung imunoglobulin, yaitu secretory IgA

(SigA), IgE, IgM, dan IgG. Dan semua imunoglobulin tersebut yang terbanyak

Page 24: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

adalah IgA, Antibodi dalam ASI dapat bertahan di dalam saluran pencernaan

bayi karena tahan terhadap asam dan enzim proteolitik saluran pencernaan dan

membuat lapisan pada mukosanya sehingga mencegah bakteri patogen dan

entero virus masuk ke dalam mukosa usus. Dalam tinja bayi yang mendapatkan

ASI terdapat antibodi terhadap bakteri Escheria Coli yang rendah. Di dalam ASI

kecuali antibodi terhadap enterotoksin E Coli, terbukti adanya antibodi terhadap

salmonella thipy, Shigela dan antibodi terhadap virus seperti rotavirus, polio,

campak. Antibodi terhadap rotrovirus tinggi dalam kolostrum yang kemudian

turun pada minggu pertama sampai umur 2 tahun.

e) Immunitas Seluler

ASI mengandung sel-sel. Sebagian besar (90%) sel tersebut berupa

makrofag yang berfungsi membunuh dan memfagositosismikro organisme,

membentuk C3 dan C4, lisozim, laktoferin. Sisanya (10%) terdid dari limfosit B

dan T. Angka leukosit pada kolostrum kira-kira 5000/ml, setara dengan angka

leukosit darahtepi, tetapi komposisinya berbeda dengan darah tepi, karena

hampir semuanya berupa polimorfonukler dan mononuklear. Dengan

meningkatnya volume ASI angka leukositosis menurun menjadi 2000/ml.

Walaupun demikian kapasitas anti bakterinya sama sepanjang stadium laktasi.

Konsentrasi faktor anti infeksi tinggi dalam kolostrum.

f) Tidak menimbulkan alergi

Pada bayi baru lahir sistem IgE belurn sempurna. Pemberian susu

formula akan merangsang aktivasi sistem ini dan dapat menimbulkan alergi. ASI

tidak menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing yang ditunda sampai umur 6

bulan akan mengurangikemungkinan alergi ini.

A.2.4. Manfaat ASI

Pemberian ASI secara eksklusif yaitu, tidak dicampur apa pun selama 6

bulan, memberikan banyak manfaat antara lain :

1. Manfaat ASI bagi bayi

a. Kesehatan

Kandungan antibodi yang terdapat dalam ASI tetap paling baik sepanjang

masa. Oleh karena itu, bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih sehat dan

lebih kuat dibanding yang tidak mendapat ASI. ASI juga dapat

menghindari anak dari bungsu lapar sebab komponen gizi ASI paling

Page 25: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

lengkap, termasuk protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, dan zat-

zat penting lainnya (Maryunani, 2012).

b. Kecerdasan

Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3

untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang

mendapat ASI eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari

rangsangan kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar

dari kerusakan sel-sel saraf otak (Ambarwati, 2015).

c. Memberi rasa nyaman dan aman

Hubungan fisik ibu dan bayi bak untuk perkembangan bayi, kontak kulit ibu

ke kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun

sosial yang lebih baik.

d. Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik.

Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat yang baik setelah

lahir. Pertumbuhan setelah periode perinatal baik dan mengurangi

kemungkinan obesitas.

2. Manfaat Memberikan ASI bagi Ibu :

a. Aspek kontrasepsi.

Hisapan mulut bayi pada puting susu merangsang ujung syaraf sensorik

sehingga post anteriorvhipofise mengeluarkan prolaktin. Proklatin masuk

ke indung telur, menekan produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi.

Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI memberikan 98% metode

kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila

diberikan hanya ASI saja dan belum terjadi menstruasi.

b. Aspek kesehatan ibu.

Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh

kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah

terjadinya perdarahan pasca persalinan.Penundaaan haid dan

berkurangnya perdarahan pasca persalinan mengurangi prevalensi

anemia defiensi besi.

c. Aspek penurunan berat badan.

Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali

ke berat badan semula seperti sebelum hamil. Dengan menyusui tubuh

Page 26: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

akan menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga timbunan lemak yang

berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai.

d. Mengurangistres dan kegelisahan

Hormon oksitosin akan keluar saat ibu menyusui bayinya, hormon ini

berguna untuk mengurangi stress yang dialami sehingga ibu yang

menyusui akan memiliki perasaan yang positif dan dapat melakukan lebih

banyak hal-hal positif lainnya (Khasanah,2013).

e. Praktis dan tidak merepotkan

Bila bayi diberi ASI, ibu tidak perlu repot mempersiapkan alat-alat dan

membuat minuman bayi, serta tidak perlu pergi ke toko untuk membeli

susu formula. ASI selalu tersedia dan ketika bayi ingin menyusui langsung

dapat diberikan tanpa ribet mempersiapkan susu botol.

A.2.5. Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI

Keberhasilan menyusui tergantung pada beberapa faktor, seperti

ketepatan posisi bayi pada puting ibu ketika menyusu, frekuensi menyusui dan

menyusui yang tidak dijadwal atau menyusui sesuai dengan keinginan bayi.

Selain itu, ada beberapa faktor yang mempengaruhi produksi ASI. Di antaranya

adalah sebagai berikut:

a. Makanan ibu

Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang menyusui tidak secara

langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan.

Unsur gizi dalam dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat

dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur.Jadi, diperlukan energi yang sama

dengan jumlah energi yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter.

Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapatkan tambahan

makanan maka akan terjadi kemunduran dalam produksi ASI (Khasanah,

2013).

Page 27: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

Tabel 2.3 Kecukupan Zat Gizi Ibu Menyusui Per Hari

Kepadatan Gizi ( Jumlah/1000 Kalori)

Zat Gizi Kecukupan yang dianjurkan Tambahan Energi (kkal) +500 0 Protein (g) +20 40 Vitamin A +400 800 Vitamin D +5 10 Vitamin E +3 6 Vitamin D +40 80 Thiamin +0,5 1 Riboflavin +0,5 1 Niacin +5 10 Vitamin +0,5 1 Folacin +100 200 Vitamin B12 +1,0 2 Kalsium +400 800 Fosfor +400 800 Magnesium +150 300 Besi +30-60 60-120 Seng +10 20 Yodium +50 100

Sumber : Adriani,M. 2014.Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan.Jakarta.

b. Frekuensi menyusui.

Frekuensi menyusui dapat mempengaruhi produksi ASI. Semakin sering

menyusui, akan semakin meningkatkan produksi ASI. Oleh karena itu,

berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan bayi. Berdasarkan hasil

penelitian , produksi ASI akan optimal ketika ibu menyusui bayinya 5 kali

atau lebih per hari selama 1 bulan awal menyusui.

c. Menyusui sesuai keinginan bayi.

Menyusui yang tidak dijadwal atau menyusui sesuai keinginan ternyata

dapat meningkatkan produksi ASI pada 2 minggu pertama. Hal ini

menunjukan bahwa produksi ASI lebih dipengaruhi oleh kebutuhan bayi

dibandingkan kapasitas ibu untuk memproduksi ASI. Artinya, ASI akan

diproduksi sesuai kebutuhan sang bayi. Frekuensi menyusui dapat

mempengaruhi produksi ASI. Semakain sering menyusui akan semakin

meningkatkan produksi ASI. Oleh karena itu berikan ASI sesering mungkin

sesuai keinginan bayi.

Page 28: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

d. Umur kehamilan

Bayi yang lahir prematur atau bayi yang lahir belum cukup bulan kadang

belum dapat menyusu secara efektif. Hal ini disebabkan bayi yang lahir

prematur sangat lemah lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif

sehingga produksi ASI lebih rendah dari pada bayi yang lahir tidak prematur.

Lemahnya kemampuan mengisap pada bayi prematur dapat disebabkan

oleh berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ tubuh.

e. Ketentraman jiwa dan pikiran

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Saat menyusui,

seorang seorang ibu memerlukan ketenangan pikiran, dan sebaliknya jauh

dari dari perasaan tertekan karena akan berpengaruh terhadap produksi ASI

dan kenyamanan bayi saat menyusu. Terkadang, ibu merasa tidak percaya

diri karena ASI-nya kurang. Ditambah lagi pendapat dan saran yang salah

dari orang lain menyebabkan ibu cepat berubah pikiran dan menjadi stres.

Akibatnya, bisa menekan refleks sehingga ASI tidak berproduksi dengan

baik.

f. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron

menggunakan kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen karena

hal ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI , bahkan menghentikan

produksi ASI secara keseluruhan. Oleh karena itu, alat kontrasepsi yang

paling tepat digunakan adalah IUD sehingga dapat merangsang uterus ibu

dan meningkatkan hormon prolaktin.

g. Perawatan payudara

Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan yaitu

dengan menurut payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan.

Pengurutan tersebut diharapkan apabila terdapat penyumbatan pada saluran

dalam payudara dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan keluar

dengan lancar.

A.3. Defenisi Katuk

A.3.1. Pengertian katuk

Katuk (Sauropus androgynus(L.) Merr)) merupakan tanaman sayuran

yang banyak terdapat di Asia tenggara. Tumbuhan ini dalam beberapa bahasa

dikenali sebagai mani cai (bahasa Cina), cekur manis (bahasa Melayu), di

Page 29: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

Indonesia masyarakat Minangkabau menyebut katuk dengan nama simani.

Selain menyebut katuk, masyarakat Jawa juga menyebutnya katukan atau

babing. Sementara itu masyarakat Madura menyebutnya kerakur dan orang Bali

lebih mengenalnya dengan kayu manis. Tanaman katuk sesungguhnya sudah

dikenal nenek moyang kita sejak abad ke-16 (Santoso, 2014). Katuk termasuk

tanaman jenis perdu berumpun dengan ketinggian 1-5 m. Batangnya tumbuh

tegak dan berkayu. Jika ujung batang dipangkas, akan tumbuh tunas-tunas baru

yang membentuk percabangan. Daunnya kecil-kecil mirip daun kelor, berwarna

hijau. Katuk termasuk tanaman yang rajin berbunga. Bunganya kecil-kecil,

berwarna merah gelap sampai kekuning-kuningan, dengan bintik-bintik merah.

Bunga tersebut akan menghasilkan buah berwarna putih yang di dalamya

terdapat biji berwarna hitam (Santoso, 2014).

A.3.2. Klasifikasi Katuk

Tanaman katuk diklasifikasikan sebagai berikut ( Santoso, 2014) :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Malpighiales

Famili : Phyllanthaceae

Genus : Sauropus

Spesies : Sauropus androgynus

A.3.3 Morfologi tanaman Katuk

a. Batang

Tanaman katuk merupakan tanaman sejenis tanaman perdu yang tumbuh

menahun. Sosoknya berkesan ramping sehingga sering ditanamsebagai

tanaman pagar. Tingginya sekitar 3-5 m dengan batang tumbuh tegak, berkayu,

dan bercabang jarang. Batangnya berwarna hijau saat masih muda dan menjadi

kelabu keputihan saat sudah tua.

b. Daun

Daun katuk merupakan daun majemuk genap, berukuran kecil,berwarna

hijau gelap dengan panjang lima sampai enam cm.Kandungan zat besi pada

daun katuk lebih tinggi daripada daun pepaya dan daun singkong. Daun katuk

Page 30: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

jjuga kaya vitamin (A, B1, dan C),protein, lemak, dan mineral. Selain itu daun dan

akar katukmengandung saponin, flavonoida, dan tanin (Santoso, 2014).

c. Bunga

Katuk merupakan tanaman yang rajin berbunga. Bunganya kecil-kecil

berwarna merah gelap sampai kekuning-kuningan, dengan bintik-bintik merah.

Bunga tersebut akan menghasilkan buah berwarna putih yang di dalamnya

terdapat biji berwarna hitam (Santoso, 2014).

d. Buah

Buah katuk berbentuk bulat, berukuran kecil-kecil seperti kancing,

berwarna putih dan berbiji 3 buah (Santoso, 2014).

e. Akar

Tanaman katuk berakar tunggang dan berwarna putih kotor.

A.3.4. Komposisi daun katuk

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui komposisi yang

terdapat di dalam tanaman katuk. Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa

pada tiap 100 g daun katuk mentah mengandung 59 kal., 4,8 g protein, 1 g

lemak, 11 g karbohidrat, 204 mg kalsium, 83 mg fosfor, 2,7 mg besi, 103.705 SI

vitamin A, 0,1 mg vitamin D, 239 mg vitamin C dan air 81 g. Kemudaian pada

penapisan fitokimia daun katuk mengandung sterol, alkaloid, flanofoid, dan tanin

(Ferasyi, 2010).

A.3.5. Manfaat katuk

Beberapa manfaat daun katuk antara lain :

1) Pelancar Air Susu Ibu (ASI)

Ekstrak daun katuk banyak digunakan sebagai bahan fortifikasi pada

produk makanan yang diperuntukkan bagi ibu menyusui. Konsumsi sayur katuk

oleh ibu menyusui dapat memperlama waktu menyusui bayi secara nyata dan

untuk bayi pria hanya meningkatkan frekuensi dan lama menyusui. Kandungan

yang terdapat dalam daun katuk untuk ibu menyusui adalah asam amino,

saponin, dan tanin dan senyawa lainnya yang dapat memicu produksi ASI

(Santoso, 2014).

Page 31: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

2) Mengatasi sembelit

Sembelit biasa terjadi karena banyak hal, diantaranya karena terlalu lama

duduk, kurang minum air, menahan-nahan buang airbesar, kerja hati dan

kantong empedu yang tidak lancar. Untuk mengusir sembelit, siapkan 200 g

daun katuk segar yang sudah dicuci bersih. Rebus dengan segelas air selama 10

menit, lalu saring. Minum air hasil saringan tersebut secara teratur 2 kali sehari,

masing-masing 100 ml (Santoso, 2008)

A.4. Pengertian Simplisia dan Cara Pembuatan Simpilsia Daun Katuk.

A.4.1 Pengertian Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain berupa

bahan yang telah dikeringkan ( Depkes RI, 1995).

A.4.2. Cara Pembuatan Simplisia

a. Bahan yang digunakan

Daun katuk tanpa batang 6 kg.

b. Pembuatan serbuk simplisia daun katuk:

1. Sampel daun katuk segar dicuci bersih pada air keran yang

mengalir, lalu ditiriskan kemudian ditimbang beratnya.

2. Letakkan dan sebarkan pada wadah talam, lalu keringkan

dibawah sinar matahari. Pengeringan dilakukan selama 3-5 hari

sehingga sampel daun katuk kering. Daun katuk dinyatakan kering bila

diremas dengan jari tangan akan hancur

3. Simplisia daun katuk kemudian ditimbang kembali, lalu diblender

sehingga menjadi serbuk. Serbuk simplisia kemudian diayak, sehingga

menjadi serbuk halus.

4. Serbuk kemudian dimasukkan ke dalam kantongan plastik

masing-masing sebanyak 2 gr. Kantongan plastik yang berisi serbuk

simplisia dipacking pada wadah yang berisikan 30 bungkus kantongan

yang akan digunakan untuk setiap pasien.

5. Beri label pada masing-masing packing:” Serbuk Simplisia Daun

Katuk” lengkapi dengan khasiat dan catat penggunaan serta dosis.

Page 32: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

A.5 Pertumbuhan Berat Badan Bayi

A.5.1. Pengertian Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah adanya perubahan dalam jumlah akibat

pertambahan sel dan pembentukan protein baru sehingga meningkatkan jumlah

sel diseluruh bagian tubuh. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah

perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun

individu. Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan

berat (gram, kilogram), satuan panjang (cm, m), umur tulang, dan keseimbangan

metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dam tubuh) (Marni & Kukuh, 2015).

Pertumbuhan mempunyai ciri ciri khusus, yaitu perubahan ukuran,

perubahan proporsi, hilangnya ciri ciri lama, serta munculnya ciri ciri baru.

Keunikan pertumbuhan adalah mempunyai kecepatan yang berbeda-beda di

setiap kelompok umur dan masing masing organ juga mempunyai pola

pertumbuhan yang berbeda (Marni & Kukuh, 2015).

Saat lahir, rata rata berat badan bayi di Indonesia sekitar 3.000 gram.

Setelah lahir, berat badan akan menurun karena bayi kekurangan cairan tubuh

melalui defekasi, berkemih, proses pernapasan, dan melalui kulit serta jumlah

asupan cairan sedikit. Setelah 10-14 hari pertama kelahiran bayi, berat badan

akan meningkat kembali dan mencapai berat badan lahir, kemudian meningkat

kembali pada bulan bulan berikutnya. Pertumbuhan berat badan bayi yang cepat

terjadi sampai usia 2 tahun (Marmi & Kukuh, 2015).

Sejak bayi lahir, berat badannya akan menjadi perhatian utama karena

ini berkaitan dengan apakah dia benar benar sehat dan tumbuh dengan baik

atau tidak. Tetapi, sebenarnya bagaiman perkembangan berat badan bayi itu

normalnya. (Ari, 2015).

Perkembangan berat badan bayi bisa ibu lihat ketika sedang kontrol atau

imunisasi ke dokter, bayi akan ditimbang terlebih dahulu. Umumnya berat badan

bayi akan naik sekitar 140-220 gram per minggu atau 450 – 900 gram per bulan.

Hal itu yang bisa terjadi pada beberapa bulan pertama usian nya (Marmi,2015).

Page 33: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

B. Kerangka Teori

Bagan B1

C. Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan penelitian, maka kerangka konsep dalam penelitian

“ Efektifitas konsumsi simplisia daun katuk terhadap produksi ASI pada Ibu post

partum di PMB Afriana,Am.keb Tahun 2018” adalah

Bagan C1

Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Faktor Yang mempengaruhi produksi ASI 1. Makanan 2. Psikis 3. Penggunaan Alkon 4. Perawatan Payudara 5. Pola istirahat 6. Faktor Isapan atau frekuensi 7. Berat Badan Bayi 8. Konsumsi rokok dan alkohol

Produksi asi

Penatalaksanaan

Penyebab

produksi ASI

Non Farmakologis

Simplisia daun

katuk

Farmakologis

Teh Daun Katuk Produksi ASI

Page 34: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

D. Defenisi Operasional

Defenisi operasional bertujuan mengoperasionalkan variabel-variabel.

Semua konsep dan variabel didefenisikan dengan jelas sehingga terjadinya

kerancauan dalam pengukuran, analisa serta kesimpulan dapat terhindar.

Agar tidak ada makna ganda dari istilah yang digunakan dalam penelitian

tersebut harus mengacu pada pustaka. Komponen yang menyertai defenisi

operasional meliputi alat ukur, skala ukur, dan hasil ukur(Notoatmodjo, 2013).

Variabel Defenisi

operasional

Kategori Instrumen Skala Kriteria

Variabel

independen

Pemberian

simplisia

daun katuk

Pemberian

simplisia

daun katuk

yang

dikeringkan

sebanyak 2

gram dalam

satu

bungkus

yang

diseduh

dengan air

mendidih 5-

10 menit.

Kemudian

diminum

2x1 pada

pagi dan

sore hari.

Pemberian

simplisia

daun katuk

kepada ibu

post partum

yang sedang

menyusui

dengan dosis

2 gram

diminum

setiap hari

2x1 selama

15 hari

Observasi

dengan

lembar

ceklist

Nominal 1. Ya

2. Tidak

Variabel

dependet

Produksi

ASI

Produksi

ASI aadalah

banyaknya

air susu di

Diamati

dengan

pemantauan

peningkatan

Timbangan Rasio 1.Naik

2. Tetap

3. Turun

Page 35: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

produksi

dan

dikonsumsi

pada bayi

yang

memberi

peningkatan

berat badan

bayi.

berat badan

bayi

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah pemberian simplisia daun katuk efektif

meningkatkan produksi ASI ibu post partum di Praktek Mandiri Bidan Afriana,

Am.Keb tahun 2018.

Page 36: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Experiment yaitu untuk

mengidentifikasi Efektifitas Pemberian Simplisia Daun Katuk Terhadap Produksi

ASI Ibu Post Partum di Praktik Mandiri Bidan Afriana,Am.Keb Tahun 2018

(Notoatmodjo, 2010). Sedangkan desain penelitian ini adalah Non Equivalent

Control Group Design dimana terdapat kelompok ekperimen yaitu kelompok ibu

yang mengkonsumsi simplisia daun katuk dan yang tidak mengkonsumsi

simplisia daun katuk sebagai kelompok kontrol.

Skema rancangan Non Equivalent Control adalh

B. Tempat dan Waktu Penelitian

B.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Praktik Mandiri Bidan merupakansalah satu PMB

Afriana , Am.Keb yang memberikan pelayanan masa nifas. Berdasarkan survey

awal klinik tersebut belum pernah memberikan terapi nonfarmakologis pada

pasien nifas yang mengalami keluhan tentang ASI sebelumnya.

B.2. Waktu Penelitian

Tabel B.2 Waktu Penelitian

No

Kegiatan

Jangka Waktu

Feb Mar Apr Mei Juni

1. Studi pendahuluan

2. Pengajuan judul

3. Penyusunan BAB I – III

4. Ujian proposal

5. Perbaikan proposal

6. Penelitian

7. Pengumpulan data

8. Pengolahan data

9. Membuat laporan hasil

23

O1 X O2

O3 04

Page 37: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang melahirkan normal

di Praktik Mandiri Bidan Afriana Am.Keb.Jumlah pasien yang melahirkan di PMB

Afriana, Am.Keb selama periode akhir April sampai denganJuni sebanyak 36

orang, jadi rata-ratanya 17 orang per bulan.

Sampel penelitian ini adalah seluruh ibu yang inpartu di PMB Afriana

Am.Keb. Metode sampling yang digunakan adalah “purposive sampling” adalah

cara pengambilan sampel didasarkan atas pertimbangan peneliti sendiri,

berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya

( Notoatmodjo, 2010).

Kriteria inklusi :

- Ibu post partum dengan normal

- Ibu post partum dengan menyusui

- Ibu yang tidak memiliki penyakit menular

- Belum pernah diberi perlakuan terapi nonfarmakologis sebelumnya

- Bersedia untuk diteliti

- Status kesehatan ibu dan bayi baiik

- Aktifitas ibu sebagai ibu rumah tangga

- Keadaan psikologi ibu

- Penggunaan alat kontrasepsi

- Ibu yang ASI eksklusif

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari atas dua jenis

yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari responden, yaitu

dengan mengobservasi pasien secara langsung dalam pengkonsumsian

simplisia daun katuk pada ibu post partum di PMB Afriana, Am.Keb.

Page 38: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

2. Data sekunder

Data yang diperoleh berdasarkan data yang sudah ada yaitu jumlah ibu post

partum yang sudah melahirkan normal di PMB Afriana,Am.Keb.

D.2. Cara pengumpulan data

1. Persiapan nama yang dilakukan peneliti adalah dengan melakukan

survey awal terlebih dahulu, kemudian menyipkan lembar observasi.

Setelah itu, peneliti membuat surat keterangan peneliti di Poltekkes

Kemenkes Medan, kemudian menyerahkan surat keterangan meneliti

ketempat meneliti serta izin untuk melakukan penelitian.

2. Peneliti menjelaskan kepada responden tentang tujuan dan manfaat

penelitian dan meminta persetujuan dari responden dengan

menandatangani informed consent. Kemudian memberikan teh daun

katuk sesuai dosis dan cara pengkonsumsiannya.

E. Alat Ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi

berupa lembar ceklis pengkonsumsian simplisia daun katuk yang dikonsumsi

ibu.Pertama tama kita membuat identitas responden secara lengkap kemudian

dala mengukur produksi ASI maka yang dilakukan dengan cara menimbang

berat badan bayi dengan menggunakan timbangan bayi.

F. Prosedur Penelitian

Adapunl angkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi berapa jumlah responden yang mengalami masalah tentang

pengeluaran ASI di PMB Afriana, Am.KebTahun 2018.

2. Menanyakan masalah pengeluaran ASI dengan diukur kenaikan berat

badan bayi sebelum diberikan simplisia daun katuk.

3. Kemudian simplisia daun katuk diberi selama 15 hari diminum 2x1

sesudah makan.

4. Melakukan observasi dengan mengukur berat badan bayi sesudah

pemberian simplisia daun katuk.

Page 39: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

G. Teknik pengolahan dan Analisis Data

G.1. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan proses yang sangat penting dalam penelitian,

oleh karena itu harus dilakukan dengan baik dan benar. Kegiatan dalam proses

pengolahan data adalah sebagai berikut :

1. Memeriksa data (Editing)

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan.Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Menyusun data (Entri data)

Entri data adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke

dalam master table atau database computer, kemudian membuat distribusi

frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontingensi.

3. Analisa (Analiting)

Data yang telah dikumpul pada saat penelitian kemudian dilakukan analisis

univariat dan bivariate.

4. Cleaning

Cleaning merupakan pengecekan kembali data yang sudah dientri apakah

ada kesalahan atau tidak.Kesalahan tersebut kemungkinan terjadi pada saat

kita mengentri data ke computer. (Marmi 2014).

Analisis Data

a. Analisa univariat

Analisis univariat menghasilakan distribusi dan persentase dari tiap variabel.

Analisis ini dilakukan untuk mendeskripsikan variabel penelitian dengan

membuat distribusi frekuensi dan sebaran dalam bentuk tabel (

Notoadmodjo, 2010). Dalam melakukan penelitian ini untuk mengetahui

disporposi deskriptif tentang produksi ASI.

b. Analisa bivariate

Analisa bivariat adalah analisa yang digunakan terhadap dua variabel yang

diduga berhubungan contoh variabel independent dan variabel dependent.

Dalam penelitian Efektifitas Pemberian Simplisia Daun Katuk Terhadap

Produksi ASI pada Ibu Post Partum di PMB Afriana, Am.Keb Tahun 2018

menggunakan uji independent t test.

Page 40: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

H. Etika Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan data

yang ingin diteliti kepada Kepala Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan

Medan kepada PMB Afriana, Am.Keb untuk melakukan studi pendahuluan dan

mendapatkan data untuk menyusun proposal. Setelah selesai proposal kemudian

peneliti akan melakukan penelitian dengan menggunakan data primer yang

diperoleh dari pimpinan praktek dan kepada responden yang diteliti dengan

menekankan pada masalah etika yang meliputi:

1. Prinsip Manfaat

Dengan berprinsip pada aspek manfaat, penelitian yang dilakukan memiliki

harapan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia.

2. Prinsip Menghormati Manusia

Manusia memiliki hak dan makhluk yang mulia yang harus dihormati, karena

manusia memiliki hak dalam menentukan pilihan antara mau dan tidak untuk

diikutsertakan menjadi subjek penelitian.

3. Informed consent

Informed consent berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden,

tujuan pemberiannya agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian

dan mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia,

maka peneliti harus menghormati hak pasien.

4. Anonimity (tanpa nama)

Anonimity menjelaskan bentuk penulisan kuesioner dengan tidak perlu

mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, hanya menuliskan

kode pada lembar pengumpulan data.

5. Kerahasiaan

Kerahasiaan menjelaskan masalah-masalah responden yang harus

dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian.

Page 41: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai efektifitas

pemberian simplisia daun katuk terhadap produksi ASI pada ibu post partum di

Praktik Mandiri Bidan Afriana Am. Keb tahun 2018 jumlah responden sebanyak

24 orang dengan menggunakan Uji Non- Equivalent.

A.1 Analisa Univariat

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Yang Diberi Simplisia Daun

Katuk di Praktik Mandiri Bidan Afriana Am.Keb Tahun 2018

NO Karakteristik Responden Frekuensi (f)

Persentase (%)

1 Umur 21-26 8 66,7 26-31 Tahun 4 33,3

Total 12 100

2 Jenis Kelamin Perempuan 3 25 Laki-laki 9 75

Total 12 100

3 Anak Ke 1 7 58,3 2 5 41,7

Total 30 100

Berdasarkan karakteristik responden menurut umur didapatkan bahwa

mayoritas responden ibu berusia 21-26 tahun sebanyak 8 orang (66,7%) dan

minoritas berusia 26-31 tahun sebanyak 4 orang (33,3%). Berdasarkan Jenis

kelamin bayi , mayoritas responden laki-laki sebanyak 9orang (75%) dan

minoritas responden perempuan sebanyak 3 orang (25%). Berdasarkan jumlah

anak mayoritas responden anak pertama sebanyak 7 orang (58,3%) dan

minoritas anak kedua sebanyak 5 orang (41,7%).

28

Page 42: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Yang Tidak Diberi Simplisia

Daun Katuk di Praktik Mandiri Bidan Afriana Am.Keb Tahun 2018

NO Karakteristik Responden Frekuensi (f)

Persentase (%)

1 Umur 21-26 7 58,3 26-31 Tahun 5 41,7

Total 12 100

2 Jenis Kelamin Perempuan 5 41,7 Laki-laki 7 58,3

Total 12 100

3 Anak Ke 1 7 58,3 2 5 41,7

Total 12 100

Berdasarkan karakteristik responden menurut umur didapatkan bahwa

mayoritas responden ibu berusia 21-26 tahun sebanyak 7 orang (58,3%) dan

minoritas berusia 26-31 tahun sebanyak 5 orang (41,7%). Berdasarkan jenis

kelamin bayi , mayoritas responden laki-laki sebanyak 7 orang (58,3%) dan

minoritas responden perempuan sebanyak 5 orang (41,7%). Berdasarkan jumlah

anak mayoritas responden anak pertama sebanyak 7 orang (58,3%) dan

minoritas anak kedua sebanyak 5 orang (41,7%)

Tabel 4.3 Distribusi Pengukuran Produksi ASI Antara Kelompok Intervensi dan

Kelompok Kontrol Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Post Partum Di Praktik Mandiri Bidan Afriana, Am.Keb Tahun 2018

Pengukuran Produksi ASI Mean difference Kelompok intervensi Sebelum -337,50

Sesudah Kelompok kontrol Sebelum -204,16

Sesudah

Dari hasil pengukuran berat badan bayi sebelum dan sesudahpada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdapat perbedaan rerata yaitu di

kelompok intervensi mean difference -337,50 sedangkan di kelompok kontrol

-204,16.

Page 43: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

A.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk menganalisa efektifitas pemberian

simplisia daun katuk terhadap produksi ASI pada ibu post partum di Praktik

Mandiri Bidan Afriana, Am.Keb Tahun 2018 dengan menggunakan uji

independen t test.

Tabel 4.4 Hasil Uji independen T Test Produksi ASI Pada Kelompok Intervensi Dan Kelompok Kontrol Pada Ibu Post Partum Di Praktik Mandiri Bidan Afriana,

Am.Keb Tahun 2018 (n=24)

Pengukuran Produksi ASI

Mean SD Sig(2-tailed)

Kelompok Intervensi

Sebelum 3258,3 336.988 0,021

Sesudah 3595,8 325.058

Kelompok Kontrol

Sebelum 3258,3 334.279 0,149

Sesudah 3462,5 335,156

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa hasil pengukuran produksi

ASI sebelum diberikan perlakuan pada kelompok intervensi diperoleh nilai rata-

rata 3258,3 menjadi nilai rata-rata pengukuran produksi ASI 3595,8 sesudah

diberikan simplisia daun katuk dengan sig (2-tailed) 0,021<0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa ada efektif pemberian simplisia daun katuk terhadap

produksi ASI pada ibu post partum di Praktik Mandiri Bidan Afriana Am.Keb

Tahun 2018.

B. Pembahasan

B.1. Produksi ASI

Penelitian ini dilakukan pada akhir bulan April 2018 sampai bulan Juni

2018. Jumlah sampel yang digunakan adalah 24 orang dengan desain

penelitian ini adalah Non Equivalent Control Group Design. Penelitian ini

dilakukan di Praktik Mandiri Bidan Afriana Am.Keb. Berdasarkan karakteristik

responden kelompok intervensi menurut umur didapatkan bahwa mayoritas

responden ibu berusia 21-26 tahun sebanyak 8 orang (66,7%) dan minoritas

berusia 26-31 tahun sebanyak 4 orang (33,3%). Berdasarkan jenis kelamin bayi

,mayoritas mresponden laki-laki sebanyak 9orang (75%) dan minoritas

Page 44: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

responden perempuan sebanyak 3 orang (25%). Berdasarkan jumlah anak

mayoritas responden anak pertama sebanyak 7 orang (58,3%) dan minoritas

anak kedua sebanyak 5 orang (41,7%).

Sedangkan berdasarkan karakteristik responden kelompok kontrol

menurut umur didapatkan bahwa mayoritas responden ibu berusia 21-26 tahun

sebanyak 7 orang (58,3%) dan minoritas berusia 26-31 tahun sebanyak 5 orang

(41,7%). Berdasarkan Jenis kelamin bayi , mayoritas responden laki-laki

sebanyak 7 orang (58,3%) dan minoritas responden perempuan sebanyak 5

orang (41,7%).

Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr)) merupakan tanaman sayuran

yang banyak terdapat di Asia tenggara. Tumbuhan ini dalam beberapa bahasa

dikenali sebagai mani cai (bahasa Cina), cekur manis (bahasa Melayu), danrau

ngot (bahasa Vietnam), di Indonesia masyarakat Minang kabau menyebut katuk

dengan nama simani. Selain menyebut katuk, masyarakat Jawa juga

menyebutnya katukan atau babing. Katuk termasuk tanaman jenis perdu

berumpun dengan ketinggian 1-5 m. Batangnya tumbuh tegak dan berkayu. Jika

ujung batang dipangkas, akan tumbuh tunas-tunas baru yang membentuk

percabangan. Daunnya kecil-kecil mirip daun kelor, berwarna hijau. (Santoso,

2014).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Djumiati

Kustifah, (1991) tentang infus daun katuk per oral dapat meningkatkan kuantitas

produksi ASI pada mencit. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian tentang

pengaruh pemberian daun katuk terhadap peningkatan produksi ASI kambing

yang dilakukan oleh Agik Suprayogi (1993) dengan hasil bahwa larutan ekstrak

daun katuk 20% yang diberikan secara in vitrodapat meningkatkan produksi ASI

lebih dari 20% dan komposis ASI tidak berubah, dan terjadi peningkatan aktifitas

metabolisme glukosa sebesar lebih dari 50%.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Lusiana Darsono (2014) tentang

pengaruh kombinasi ekstrak daun katuk dan domperidon terhadap

perkembangan alveoli mencit menyusui terdapat perbedaan yang signifikan

antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p=0,000<0,05) dengan jumlah

sampel mencit 30 ekor yang sudah pernah melahirkan.

Menurut Susilawati (2013) perbedaan penurunan bendungan ASI antara

perawatan payudara dan yang diberikan ramuan katuk ragi. Penelitian ini

Page 45: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

didapatkan bahwa 14 responden (82,4%) mengalami bendungan ASI dengan

melakukan perawatan payudara sedangkan responden yang diberikan

perawatan payudara dan ramuan katuk ragi sebanyak 17 orang (100%) tidak

mengalami bendungan ASI. Sehingga dengan diberikan perawatan payudara

dan ramuan katuk ragi dapat mengurangi bendungan ASI.

Menurut penelitian Sa’roni 2004, tentang efektifitas ekstrak daun katuk

terhadap kecukupan ASI didapatkan bahwa kelompok ibu yang melahirkan dan

menyusui bayinya dengan dosis 3x300 mg/hari yang diberi daun katuk pada hari

ke 3 setelah melahirkan dapat memenuhi kecukupan ASI 50,7% sehingga dapat

disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun katuk terhadap kecukupan ASI

efektif p<0,05.

Menurut asumsi peneliti penggunaan tumbuhan sebagai obat tradisional juga

semakin banyak diminati oleh masyarakat karena telah terbukti bahwa obat yang

berasal dari tumbuhan lebih menyehatkan dan tanpa menimbulkan adanya efek

samping jika dibandingkan dengan obat-obatan yang berasal dari bahan kimia.

Namun, yang menjadi permasalahan bagi peminat obat tradisional adalah

kurangnya pengetahuan dan informasi memadai mengenai berbagai jenis

tumbuh-tumbuhan yang biasa digunakan sebagai ramuan obat-obatan tradisional

dan bagaimana pemanfaatannya, maka perlu adanya petunjuk dari pemanfaatan

yang dapat digunakan sebagai rujukan agar tanaman obat (obat tradisidional)

dapat digunakan secara aman dan bermanfaat, antara lain yaitu: Ketepatan

takaran/dosis, Ketepatan waktu penggunaan, Ketepatan cara penggunaan, dan

Ketepatan pemilihan bahan secara benar.

Menurut penelitian Rimonta F 2010, tentang efektifitas ekstrak daun katuk

dalam produksi ASI untuk keberhasilan menyusui bahwa tidak berbeda antara

kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang diberikan ekstrak daun katuk.

Dalam penelitian ini tidak mengukur volume ASI tetapi keberhasilan menyusui

dilihat dari pemberian ASI eksklusif selama periode penelitian tanpa adanya

pemberian minuman tambahan seperti susu formula atau air tajin.

Page 46: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

B.2..Efektifitas Produksi ASI Antara Kelompok Intervensi dan Kelompok

Kontrol Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Post Partum Di Praktik

Mandiri Bidan Afriana, Am.Keb Tahun 2018

Hasil pengukuran produksi ASI dengan kenaikan berat badan pada bayi

sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol yaitu mengalami penurunan berat

badan sebanyak 2 orang (16,7%) ditimbang pada dua minggu kemudian. Ibu

yang mengalami masalah dalam menyusui dengan usia muda dan baru pertama

kali melahirkan sehingga ibu kurang mengetahui cara menyusui dan faktor –

faktor yang mempengaruhi ASI. Setiap hari peneliti melakukan recall terhadap

responden dalam hal mengkonsumsi simplisia daun katuk. Bayi yang mengalami

penurunan berat badan disebabkan kurangnya ASI si ibu sehingga si bayi tidak

merasa cukup. Walaupun sebagian ibu yang mengalami masalah ASI tetapi

mereka tetap memberikan ASI eksklusif, sedangkan pada kelompok intervensi

mengalami peningkatan berat badan sebanyak 12 orang (100%). Ketika peneliti

mengunjungi responden untuk menanyakan apakah ada efek simplisia daun

katuk terhadap tubuh ternyata tidak ada efek karena sesuai dengan dosis. Pada

awal melakukan penelitian bayi ditimbang terlebih dahulu dan melakukan

observasi. Satu minggu kemudian dilakukan kunjungan dengan menimbang

berat badan bayi apakah ada kenaikan atau efek samping dari pemberian

simplisia daun katuk yang diberikan pada ibu.

Soraya Rahmanisa ( 2016) menjelaskan ada beberapa ibu menyusui

mengalami gangguan terhadap produksi ASI. Kandungan dari alkaloid dan strerol

yang terkandung di dalam daun katuk dapat meningkatkan produksi ASI.

Sehingga kebutuhan ASI yang akan diberikan terhadap bayi pada periode

menyusui dapat terpenuhi.

Menurut asumsi peneliti masalah kesehatan merupakan salah satu aspek

penting yang harus diperhatikan, salah satunya adalah pemberian ASI eksklusif

pada bayi. Dengan memberikan ASI eksklusif pada bayi dapat memberikan

pertahanan tubuh yang kuat dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan ASI,

selain itu ASI juga membentuk jaringan otak karena mengandung omega 3 untuk

pematangan sel-sel otak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI adalah makanan ibu.

Makanan Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang menyusui tidak

Page 47: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan.

Unsur gizi dalam dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam

2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi, diperlukan energi yang sama dengan

jumlah energi yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter. Apabila ibu

yang sedang menyusui bayinya tidak mendapatkan tambahan makanan maka

akan terjadi kemunduran dalam produksi ASI (Khasanah, 2013).

Berdasarkan tabel di atas terjadi perubahan nilai rata-rata pengukuran

produksi ASI sebelum dan sesudah diberikan daun katuk yaitu 3258,3 menjadi

3595,8 dengan nilai sig (2 tailed ) 0,021<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

ada efek pemberian simplisia daun katuk terhadap produksi ASI pada ibu post

partum di Praktik Mandiri Bidan Afriana,Am.Keb Tahun 2018.

Menurut asumsi peneliti kandungan yang terdapat pada simplisia daun

katuk dapat memperlancar produksi ASI dengan meminum simplisia daun katuk

2x1 dalam dua minggu. Selain itu faktor dari makanan ibu yang sesuai, frekuensi

menyusui sesuai keinginan bayi, ketentraman jiwa dan pikiran serta penggunaan

alat kontrasepsi yang tidak mengandung hormon.

Page 48: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian efektifitas pemberian simplisia daun katuk

terhadap produksi ASI pada ibu post partum di Praktik Mandiri Afriana,

Am.Keb Tahun 2018 dengan jumlah sampel 24 orang terdapat perbedaan

antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.Kelompok intervensi yang

diberikan sebelum pemberian simplisia daun katuk rata-rata 3258,3 dan

sesudah pemberian 3595,8 dengan mean diffrence -337,50. Pada

kelompok kontrol rata-rata sebelumnya 3258,3 dan sesudah dua minggu

diukur rata-rata 3462,5 dengan mean diffrence -204,16.

2. Hasil penelitian dengan menggunakan uji independen t test didapatkan p

value = 0,021 (p value < 0,05) berarti Ho ditolak, yang artinya ada efek

simplisia daun katuk terhadap produksi ASI pada ibu post partum di

Praktik Mandiri Bidan Afriana, Am.Keb Tahun 2018.

B. Saran

1. Kepada Praktik Mandiri Bidan

Direkomendasikan untuk memanfaat tanaman daun katuk sebagai

tanaman yang diolah menjadi herbal guna meningkatkan produksi ASI

kepada ibu agar ibu memberikan ASI eksklusif.

2. Tenaga Kesehatan

Perlu melakukan sosialisasi di masyarakat tentang efektifitas

simplisia daun katuk terhadap produksi ASI pada bayi. Tenaga kesehatan

perlu mengawasi ketepatan takaran/dosis, ketepatan waktu penggunaan,

ketepatan cara penggunaan, dan ketepatan pemilihan bahan secara benar.

Sehingga menghasilkan obat tradisional berupa simplisia daun katuk.

3. Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sumber

penelitian ini sebagai referensi tambahan. Penelitian lebih lanjut tentang

Page 49: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

efektifitas simplisia daun katuk terhadap produksi ASI dengan

menambahan bahan herbal lainnya sesuai dengan dosis yang ditentukan.

4. Institusi

Kepada pihak institusi diharapkan dapat menambah referensi buku

agar peneliti dapat dengan mudah melakukan penelitian sebagai pedoman.

Selain itu penggunaan tanaman toga dapat dikembangkan di wilayah

pekarangan institusi sebagai langkah awal mengembangkan tanaman toga

dan didukung dengan kerja sama dengan lintas prodi untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan dan tehnologi.

Page 50: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, R. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas.Yogyakarta: Nuha Medika. Agoes .Azwar.2012.Tanaman Obat Indonesia.Yogyakarta: SalembaMedika. Adriani,M. 2014.Peranan GiziDalamSiklusKehidupan.Jakarta: Nuha Medika. Ari dan Adrani,feyriska Rahma 2015.Membesarkan Anak Hebat dengan ASI

Cetakan Pertama Citra Media Pustaka: Yogyakarta. Astutik, Reni Yuli 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.Jakarta

Timur: Cetakan Pertama CV.Trans Info Media. Darsono,L.2014. Pengaruh Kombinasi Ekstrak Daun Katuk Dan Domperidon

Terhadap Perkembangan Alveoli Mencit Menyusui di Universitas Kristen Maranatha.

Khasanah,N. 2013.ASI atau Susu Formula Ya. Yogyakarta. KementerianKesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia. http://

ejournal.litbang.depkes.go.id. KementerianKesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia. http://

ejournal.litbang.depkes.go.id. Maryunani, A. 2012. Inisiasi Menyusui Dini,ASI, dan Manjemen

Laktasi.Jakarta.TIM. Maritalia, D. 2014. Asuhan Kebidanan Fas Dan Menyusui . Jakarta: Pustaka

Pelajar. Marmi.2014. ASI Saja Mama Berikan Aku ASI Karena Aku Bukan Anak Sapi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Marmi dan Rahadjo Kukuh.2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra

Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pertama. Notoatmodjo, S.2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakrta: Rineka Cipta. Prawihardjo, S. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka. Prajonggo, T.S.1990. Djatmiko.Pengaruh Sauropus androgynus Merr. Terhadap

gambaran histologi kelenjar susu mencit betina yang menyusui.Prosiding Konggres Nasional: 735-739.

Rahmanisa,S. 2016. Efektifitas Ekstrak Alkoloid dan Katuk Terhadap Produksi

ASI. Vol 5 No1 Februari 2016.

Page 51: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

Saleha, S. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta. Penerbit Salemba Medika.

Santoso.2014.Katuk Tumbuhan Multi Khasiat. Sa”roni. 2004. Effectiveness Of The Sauropus Androgynus (L) Merr Leaf Extract

In Increasing Mother”s Breast Milk . Media Litbang Kesehatan Vol XIV Nomor 3.

Soetjiningsih.1997. ASI : Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan.Jakarta: EGC. Sugiono.2017. Metode Penelitian Kesehatan. Bandung: Alfabeta. Suprayogi, A.1996. Pengaruh pemberian ekstrak daun katuk terhadap

metanolisme, produksi ASI dari kambing laktasi. Prosiding Simposium Penelitian:336-340.

Susilawati. 2013. Perbedaan Penurunan Bendungan ASI Antara Perawatan

Payudara Konvensional dan Yang Diberikan Ramuan Katu Ragi.

Page 52: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK
Page 53: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK
Page 54: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK
Page 55: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK
Page 56: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

( Annisa Namirah Nasution )

PERNYATAAN

EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM

DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN AFRIANA, AM. KEB

TAHUN 2018

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk disuatu perguruan tInggi, dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan , Agustus 2018

Peneliti

ANNISA NAMIRAH NASUTION P07524517073

Page 57: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

“Efektifitas Pemberian Simplisia Daun Katuk

Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Post Partum

DI Praktik Mandiri Bidan Afriana, Am.Keb

Tahun 2018”

Setelah saya mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian, saya

bersedia menjadi responden tanpa ada unsur paksaan, sebagai bukti saya akan

menandatangani surat persetujuan penelitian.

Medan, 2018

Hormat saya sebagai responden

( )

Page 58: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

Lembar Observasi

Efektifitas Pemberian Simplisia Daun Katuk Terhadap Produksi ASI ibu

Post Partum di Praktik Mandiri Bidan Afriana,Am.Keb Tahun 2018.

A. Identitas objek

1. No. Reponden : Usia :

2. Lokasi : Paritas :

B. Aspek Yang di Observasi

No Aspek Yang diamati

Ya Tidak Keterangan

1

Pengkonsumsian Teh Daun Katuk

2

3

4

5

6

7

8

9

Page 59: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK
Page 60: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

10

11

12

13

14

15

Kenaikan berat badan bayi sebelum pemberian simplisia daun katuk :

Kenaikan berat badan bayi setelah pemberian simplisia daun katuk :

Master Tabel

Kelompok Intervensi Simplisia Daun Katuk

No

Jenis Usia Ibu

Kategori

Anak Berat Badan Diberi

Daun Katuk

Kelamin (Tahun) Ke- Sebelum 2 Minggu Kenaikan BB

Ket Kategori Kode

(gr) Kategori

PRETEST POSTTEST

1 1 31 2 2 3700 4000 300 Naik Tidak Bermasalah 1

2 2 20 1 1 3400 3700 300 Naik Tidak Bermasalah 1

3 1 22 1 1 3100 3400 300 Naik Tidak Bermasalah 1

4 2 23 1 2 3200 3500 300 Naik Tidak Bermasalah 1

5 2 26 1 1 3700 4100 400 Naik Tidak Bermasalah 1

6 2 24 1 1 3800 4100 300 Naik Tidak Bermasalah 1

7 2 23 1 1 2900 3300 400 Naik Tidak Bermasalah 1

8 1 28 2 1 3000 3300 300 Naik Tidak Bermasalah 1

9 2 26 1 2 3100 3400 300 Naik Tidak Bermasalah 1

10 2 29 2 2 3000 3400 400 Naik Tidak Bermasalah 1

11 2 25 1 1 3400 3750 350 Naik Tidak Bermasalah 1

12 2 27 2 2 2800 3200 400 Naik Tidak Bermasalah 1

Kelompok Kontrol Simplisia Daun Katuk

No Jenis Usia Ibu Kategori Anak

Berat Badan Tanpa Diberi Daun Katuk

Page 61: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

Kelamin (Tahun) Ke- Sebelum 2 Minggu Kenaikan BB Ket Kategori Kode

(gr) Kategori

PRETEST POSTTEST

1 1 23 1 1 3600 3500 -100 Turun Bermasalah 2

2 2 21 1 1 3200 3100 -100 Turun Bermasalah 2

3 1 26 1 1 3500 3800 300 Naik Tidak Bermasalah 1

4 2 30 2 2 3600 3850 250 Naik Tidak Bermasalah 1

5 2 23 1 1 2800 3200 400 Naik Tidak Bermasalah 1

6 1 27 2 1 3400 3650 250 Naik Tidak Bermasalah 1

7 1 28 2 2 3700 3950 250 Naik Tidak Bermasalah 1

8 1 26 1 2 2800 3000 200 Naik Tidak Bermasalah 1

9 2 28 2 2 2800 3000 200 Naik Tidak Bermasalah 1

10 2 21 1 1 3000 3300 300 Naik Tidak Bermasalah 1

11 2 23 1 1 3400 3650 250 Naik Tidak Bermasalah 1

12 2 31 2 2 3300 3550 250 Naik Tidak Bermasalah 1

Statistics dengan pemberian simplisia daun katuk

Jenis Kelamin

Dengan

Pemberian

DaunKatuk

Usia Ibu

Dengan

Pemberian

DaunKatuk

Anak Ke Berapa

Dengan

Pemberian

DaunKatuk

Kategori

Dengan

Pemberian

DaunKatuk

N Valid 12 12 12 12

Missing 0 0 0 0

Jenis Kelamin Dengan Pemberian Daun Katuk

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1.00 3 25.0 25.0 25.0

2.00 9 75.0 75.0 100.0

Total 12 100.0 100.0

Usia Ibu Dengan Pemberian Daun Katuk

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1.00 8 66.7 66.7 66.7

2.00 4 33.3 33.3 100.0

Page 62: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

Total 12 100.0 100.0

Anak Ke Berapa Dengan Pemberian Daun Katuk

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1.00 7 58.3 58.3 58.3

2.00 5 41.7 41.7 100.0

Total 12 100.0 100.0

Kategori Dengan Pemberian Daun Katuk

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1.00 12 100.0 100.0 100.0

Statistics Tanpa pemberian daun katuk

Jenis Kelamin

Tanpa

Diberidaun

Katuk

Usia Ibu Tanpa

Diberi daun

Katuk

Anak Ke Berapa

Tanpa Diberi

daun Katuk

Kategori Tanpa

Diberi daun

Katuk

N Valid 12 12 12 12

Missing 0 0 0 0

Jenis Kelamin Tanpa Diberi daun Katuk

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Perempuan 5 41.7 41.7 41.7

Laki-laki 7 58.3 58.3 100.0

Total 12 100.0 100.0

Usia Ibu Tanpa Diberi daun Katuk

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

21-26 Tahun 7 58.3 58.3 58.3

26 - 31 Tahun 5 41.7 41.7 100.0

Total 12 100.0 100.0

Page 63: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

Anak Ke Berapa Tanpa Diberi daun Katuk

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Ke 1 7 58.3 58.3 58.3

Ke 2 5 41.7 41.7 100.0

Total 12 100.0 100.0

Kategori Tanpa Diberi daun Katuk

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

TidakBermasalah 10 83.3 83.3 83.3

Bermasalah 2 16.7 16.7 100.0

Total 12 100.0 100.0

Hasil Uji Staistik Pemberian Daun Katuk

Group Statistics

Kelompok N Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

Hasil

Pre test 12 3258,3333 336,98755 97,27993

Post test 12 3595,8333 325,05827 93,83624

Independent Samples Test

Page 64: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

Hasil Uji Statistik Tanpa Pemberian Daun Katuk

Group Statistics

kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Hasil Pre test 12 3258,3333 334,27896 96,49802

Post test 12 3462,5000 335,15600 96,75120

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

hasil

Equal variances assumed

,003 ,957 -1,494 22 ,149 -204,16667 136,64796 -487,55718 79,22385

Equal variances not assumed

-1,494 22,000 ,149 -204,16667 136,64796 -487,55730 79,22396

Levene's Test for

Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Hasil

Equal variances assumed

,010 ,921 -2,497 22 ,021 -337,50000 135,16147 -617,80774 -57,19226

Equal variances not assumed

-2,497 21,971 ,021 -337,50000 135,16147 -617,82883 -57,17117

Page 65: SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN KATUK

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. DATA PRIBADI

Nama : Annisa Namirah Nasution

Tempat ,tanggal lahir : Padangsidimpuan, 29 Oktober 1996

Alamat : Jl. Imam Bonjol Gg. Muhammadiah Kel. Wek V

Kec. Padangsidimpuan Selatan Kab. Tapanuli Selatan

Jenis kelamin : Perempuan

Status : Belum Kawin

Agama : Islam

E-mail : annisanamirahnst@ yahoo.com

Telepon : 085360183772

Anak ke : 6 dari 6 bersaudara

Nama Orang Tua

Ayah : Alm. H. Sakti Fachri Nasution

Ibu : Almh. Hj. Syamsiah Nasution

2. PENDIDIKAN FORMAL

No Nama Sekolah Tahun Masuk Tahun Tamat

1 SD Negeri 15 Padangsidimpuan 2002 2008

2 SMP Negeri 1 Padangsidimpuan 2008 2011

3 SMA Negeri 1 Padangsidimpuan 2011 2014

4 Politeknik Kemenkes RI Medan 2014 2017

5 Politeknik Kemenkes RI Medan 2017 2018