skripsi geografi.pdf

Upload: ermenegild

Post on 13-Oct-2015

161 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    SKRIPSI

    KAITAN ANTARA AKTIVITAS PENAMBANGAN PASIR SUNGAI TALAU DAN KERUSAKAN LAHAN PERTANIAN SAYUR-MAYUR DI DESA TIALAI

    KECAMATAN TASIFETO TIMUR KABUPATEN BELU

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Geografi

    OLEH

    MARTINUS HERMENEGILD MAU 0901100629

    JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS NUSA CENDANA

    KUPANG

    2014

  • 2

    LEMBARAN PENGESAHAN

    KAITAN ANTARA AKTIVITAS PENAMBANGAN PASIR SUNGAI TALAU DAN KERUSAKAN LAHAN PERTANIAN SAYUR-MAYUR DI DESA TIALAI

    KECAMATAN TASIFETO TIMUR KABUPATEN BELU

    OLEH

    MARTINUS H. MAU NIM: 0901100629

    Telah Telah Diterima Oleh Tim Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana Dalam Ujian Yang Di Selenggrakan Pada : Hari/ tanggal : 24 Mei 2014 Waktu : Pkl. 8.30 Wita sampai selesai Tempat : Ruang Geo-1 FKIP UNDANA Dinyatakan : LULUS

    Tim Penguji

    1. Dr. Johanis N. Kallau .. (Ketua) NIP: 195206 16198003 1 002

    2. Drs. Mikael Samin. M.Si .. (Anggota) NIP: 19620918 199003 1 003

    3. Prof. Dr. I G B Arjana, M.S .......... (Anggota) NIP: 1951 1719 7803 1 002

    MENGETAHUI a.n Dekan FKIP UNDANA Ketua Jurusan Pembantu Dekan Bidang Akademik Pendidikan Geografi

    Dr. Paulus Taek, M.S Drs. Ignasius Suban Angin, S.U NIP: 19600626 199512 1 001 NIP: 19561114 198803 1 001

  • 3

    MOTTOMOTTOMOTTOMOTTO

    Keberhasilan Itu Tidak Datang Gratis Keberhasilan Itu Tidak Datang Gratis Keberhasilan Itu Tidak Datang Gratis Keberhasilan Itu Tidak Datang Gratis

    Dari Langit Melainkan HasilDari Langit Melainkan HasilDari Langit Melainkan HasilDari Langit Melainkan Hasil

    KrisKrisKrisKristalisasi Dari Perjuangan Kitatalisasi Dari Perjuangan Kitatalisasi Dari Perjuangan Kitatalisasi Dari Perjuangan Kita

    PERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHAN

    Skripsi ini kupersembahkan kepada :Skripsi ini kupersembahkan kepada :Skripsi ini kupersembahkan kepada :Skripsi ini kupersembahkan kepada :

    1.1.1.1. Ayahanda Marselinus Mau Durus dan Ibunda Daniela Ayahanda Marselinus Mau Durus dan Ibunda Daniela Ayahanda Marselinus Mau Durus dan Ibunda Daniela Ayahanda Marselinus Mau Durus dan Ibunda Daniela

    Mauloko tersayang yang selalu dan senantiasa memberikan Mauloko tersayang yang selalu dan senantiasa memberikan Mauloko tersayang yang selalu dan senantiasa memberikan Mauloko tersayang yang selalu dan senantiasa memberikan

    doa, dukungan baik moril maupun materi dan motivasi doa, dukungan baik moril maupun materi dan motivasi doa, dukungan baik moril maupun materi dan motivasi doa, dukungan baik moril maupun materi dan motivasi

    kepada penulis sertkepada penulis sertkepada penulis sertkepada penulis serta dengan sabar menanti kesuksesan a dengan sabar menanti kesuksesan a dengan sabar menanti kesuksesan a dengan sabar menanti kesuksesan

    penulis.penulis.penulis.penulis.

    2.2.2.2. Opa Aloysius Mauloko, Oma Dominika Moru, dan Mama Tekla Opa Aloysius Mauloko, Oma Dominika Moru, dan Mama Tekla Opa Aloysius Mauloko, Oma Dominika Moru, dan Mama Tekla Opa Aloysius Mauloko, Oma Dominika Moru, dan Mama Tekla

    Soi Mauloko (Alm) serta keluarga besar tercinta yang selalu Soi Mauloko (Alm) serta keluarga besar tercinta yang selalu Soi Mauloko (Alm) serta keluarga besar tercinta yang selalu Soi Mauloko (Alm) serta keluarga besar tercinta yang selalu

    dan senantiasa memberikan doa, dukungan baik moril dan senantiasa memberikan doa, dukungan baik moril dan senantiasa memberikan doa, dukungan baik moril dan senantiasa memberikan doa, dukungan baik moril

    maupun materi dan motivasi kepada penulis sertmaupun materi dan motivasi kepada penulis sertmaupun materi dan motivasi kepada penulis sertmaupun materi dan motivasi kepada penulis serta dengan a dengan a dengan a dengan

    sabar menantikan keberhasilan penulis.sabar menantikan keberhasilan penulis.sabar menantikan keberhasilan penulis.sabar menantikan keberhasilan penulis.

    3.3.3.3. KakakKakakKakakKakak----adikku tercinta Esa, Ima, Irfan, Apri, Chia, Boy yang adikku tercinta Esa, Ima, Irfan, Apri, Chia, Boy yang adikku tercinta Esa, Ima, Irfan, Apri, Chia, Boy yang adikku tercinta Esa, Ima, Irfan, Apri, Chia, Boy yang

    selalu mendukung baik dalam moril maupum materi serta selalu mendukung baik dalam moril maupum materi serta selalu mendukung baik dalam moril maupum materi serta selalu mendukung baik dalam moril maupum materi serta

    mendoakan dan menantikan keberhasilan penulis.mendoakan dan menantikan keberhasilan penulis.mendoakan dan menantikan keberhasilan penulis.mendoakan dan menantikan keberhasilan penulis.

    4.4.4.4. SahabatSahabatSahabatSahabat----sahabat seperjuanganku dan kekasihsahabat seperjuanganku dan kekasihsahabat seperjuanganku dan kekasihsahabat seperjuanganku dan kekasih SSSSeeeellllllllyyyy tertertertercinta cinta cinta cinta

    yang selalu menunggu.yang selalu menunggu.yang selalu menunggu.yang selalu menunggu.

    5.5.5.5. Almamaterku tercinta Universitas Nusa Cendana Kupang.Almamaterku tercinta Universitas Nusa Cendana Kupang.Almamaterku tercinta Universitas Nusa Cendana Kupang.Almamaterku tercinta Universitas Nusa Cendana Kupang.

  • 4

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Pengasih dan penyayang atas segala berkat dan rahmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan yang berjudul : Kaitan Antara Aktivitas Penambangan Pasir Sungai Talau Dan Kerusakan Lahan Pertanian Sayur-Mayur Di Desa Tialai Kecamatan Tasifeto Timur Kabupaten Belu. Penyusunan skripsi ini dimaksud untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik di Perguruan Tinggi guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana Kupang.

    Penulis menyadari bahwa selama penulisan skripsi ini banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu penuh rasa syukur penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Rektor Universitas Nusa Cendana Kupang, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana yang telah menyediakan semua fasilitas perkuliahan sampai pada penyelesaian studi di Universitas Nusa Cendana

    2. Ketua dan sekretaris jurusan pendidikan geografi beserta seluruh dosen jurusan pendidikan geografi yang telah membekali penulis dengan segudang ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

    3. Bapak Dr. Johanis N. Kallau, M.S selaku pembimbing Utama dan Bapak Drs. Mikael Samin M.si selaku pembimbing Pendamping yang rela mengorbankan waktu untuk membimbing dan mengarahkan serta memberi petunjuk yang sangat berarti kapada penulis dalam menyusun skripsi ini.

    4. Bapak Prof. I G B. Arjana,M.S selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah membimbing dan mengarahkan serta mendorong penulis selama masa kuliah sampai selesai.

    5. Bapak Ibu yang telah meluangka waktu untuk diwawancarai oleh penulis selama penelitian

    6. Opa Aloysius Mauloko dan Oma Dominika Moru serta keluarga besar yang selalu mendukung baik dalam moril maupun materi serta mendoakan dan menantikan keberhasilan penulis.

  • 5

    7. Ayah Marselinus Mau Durus dan Ibu Daniela Mauloko, serta kakak dan adikku tersayang Hans, Essa, Ima. Irfan, Apri, Chia, dan Ade Boy yang selalu mendukung baik dalam moril maupum materi serta mendoakan dan menantikan keberhasilan penulis.

    8. Saudara/ saudari Elas, Aretha, Nella, Viana, Efrem, Elsa, Dhion, Lius, Desy, Essy, Rheni, Keros, Boka, Lorenso yang telah memberikan banyak masukan, senyuman, serta motivasi dan doanya kepada penulis.

    9. Rekan-rekan seperjuangan dan sahabatku di Jurusan pendidikan Geografi kususnya angkatan 2009: Ricky, Vick, Ian, Yermi, Muse, On, Ary, Rian, Dhani, Enso, Ansel, Redem, Selly, Uny, Dian, Mima, Oly, Desy, Nofi, Ega, Febby serta teman-teman lain atas kebersamaanya dan telah memberikan pikiran dan banyak motivasi selama masa perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.

    10. Rekan-rekan seperjuangan di GmnI, senior maupun alumni yang telah memberikan pikiran serta motivasi selama masa berorganisasi.

    11. Semua pihak yang tidak sempat disebutkan namanya yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

    Kritik saran dari berbagai pihak demi kebaikan skripsi ini dengan senang hati penulis menerimanya dan untuk itu penulis ucapkan limpah terima kasih. Semoga Tuhan memberikan balasan kasih yang setimpal atas segala jasa dan perhatian yang diberikan, dan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi yang membutuhkan.

    Kupang, 2014

    Penulis

  • 6

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

    LEMBARAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii

    LEMBARAN PENGUJIAN ............................................................................. iii LEMBARAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

    MOTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi

    DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................. x

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi ABSTRAK ........................................................................................................ xii

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

    1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 5

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 6 2.1 Aktivitas Penambangan pasir..................................................... 6 2.2 Kerusakan Lahan Pertanian Sayur-Mayur ................................ 11 2.3 Kaitan Antara Aktivitas Penambangan dan Kerusakan Lahan

    Pertanian Sayur-Mayur............................................................... 13 2.4 Kajian Penelitian Terdahulu....................................................... 17 2.5 Kerangka Berpikir ..................................................................... 18 2.6 Batasan Konsep Dan Indikator................................................... 19

    BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 21 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 21 3.2 Informan Penelitian.................................................................... 21 3.3 Sumber Data............................................................................... 21 3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 22 3.5 Teknik Analisis Data.................................................................. 22

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 23 4.1 Hasil Penelitian.......................................................................... 23

    4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................ 23 4.1.2 Kaiatan Antara Aktivitas Penambangan Pasir dan

    Kerusakan Lahan Pertanian Sayur-Mayur ....................... 36 4.2 Pembahasan................................................................................ 48

  • 7

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 53 5.1 Kesimpulan ................................................................................ 53 5.2 Saran .......................................................................................... 53

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 55 LAMPIRAN ...................................................................................................... 58

  • 8

    DAFTAR TABEL

    No. Tabel Judul Tabel Halaman 4.1 Data Curah Hujan Kecamatan Tasifeto Timur Dalam Kurun Waktu 5 Tahun Terakhir................................... 26 4.2 Pembagian Tipe Iklim Menurut Schmidt dan Ferguson....... 27 4.3 Sebaran Penduduk Desa Tialai...... 30 4.4 Pertumbuhan Penduduk Desa Tialai...... 31 4.5 Komposisi Penduduk Desa Tialai Menurut Umur Dan

    Jenis Kelamin......................................................................... 33 4.6 Penggolongan Penduduk Desa Tialai Menurut Mata

    Pencaharian............................................................................ 35 4.7 Penggolongan Penduduk Desa Tialai Menurut

    Jenjang Pendidikan................................................................. 36 4.8 Pengahsilan Penambang.. 42 4.9 Jenis Sayur-Mayur.............................................................. 44 4.10 Luas Lahan Pertanian Sayur Mayur........................................ 47

  • 9

    DAFTAR GAMBAR

    No. Gambar Judul Gambar Halaman

    2.1 Kerangka Berpikir....... 18 4.1 Peta Administrasi Desa Tialai..... 24 4.2 Grafik Tipe Iklim Kecamatan Tasifeto Timur Menurut

    Schmid Ferguson.......................................................... 28 4.3 Proses Penggalian dan Pengumpulan Pasir...................... 41 4.4 Proses Pengangkutan Pasir............................................. 42

    4.5 Kerusakan Lahan Pertanian Sayur-Mayur Di Desa Tialai... 45

  • 10

    ABSTRAK

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kaitan antara aktivitas penambangan pasir sungai Talau dan kerusakan lahan pertanian sayur-mayur di Desa Tialai Kecamatan Tasifeto Timur Kabupaten Belu. Lokasi penelitian ini di Desa Tialai Kecamatan Tasifeto Timur Kabupaten Belu dengan menggunakan informan sebenyak 10 orang dalam mengumpulan data. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif.

    Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat kaitan antara aktivitas penambangan pasir sungai terhadap kerusakan lahan pertanian sayur mayur di Desa Tialai Kecamatan Tasifeto Timur Kabupaten Belu. Aktivitas penambangan yang terjadi merupakan jenis penambangan rakyat dan ilegal karena penambang tidak memiliki izin penambangan rakyat yang sah. Kurangnya perhatian dari pemerintah serta rendahnya kesadaran masyarakat mengakibatkan masyarakat menambang pasir dengan penuh kebebasan sehingga dapat merusakan lahan pertanian sayur-mayur, sebab lokasi penambangannya sangat dekat dengan lahan pertanian sayur sehingga terjadinya erosi tanah dan banjir. Kerusakan lahan pertanian sayur-mayur ini telah mempengaruhi volume sayur-mayur untuk ditanam sehingga mengakibatkan pada pendapatan petani dari usaha sayur-mayur.

    Kata Kunci : Penambangan, Kerusakan Lahan

  • 11

    ABSTRACT

    The Aim of this research is to know about the relation between river mining activity sand Talau and the damage of vegetables agriculture area. This research is in Tialai village, Tasifeto Sub-District, Belu Regency. The location of this research is in Tialai village, East Tasifeto Sub-District Belu Regency with using 10 informants in collected the data. The technique in collecting the data is through observation, interview and documentation. The analysis data that writer used in this research is qualitative descriptive.

    The result of this research proved that there are relation between river mining activity sand Talau and the damage of vegetables agriculture area in Tialai, East Tasifeto Sub-District Belu regency. The mining activity which happened is kinds of people mining and illegal because there no permission people mining legal. Lacking of attention from the government and unconscious of people, thats why people easily mining the sand with freedom, so that can damage the vegetables agriculture, because the location of mining is very near with vegetables agriculture so it is happened erosion and flood. This damage vegetables agriculture area give effect the vegetables volume to plant so it can effecting on the farmers in gaining from vegetables.

    Key words: Mining, Damage Area.

  • 12

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk telah meningkatkan kebutuhan terhadap

    sandang, pangan, papan, air bersih dan energi. Peningkatan kebutuhan itu mengakibatkan eksploitasi terhadap sumberdaya alam semakin tinggi dan cenderung mengabaikan aspek-aspek kelestarian lingkungan hidup. Pertambahan jumlah penduduk dengan segala konsekuensinya akan memerlukan lahan yang luas untuk melakukan aktivitas dan memanfaatkan sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Eksploitasi sumberdaya alam yang berlebihan akan berdampak pada penurunan kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan (Kartodihardjo, dkk.,2005).

    Anggapan bahwa lingkungan itu milik publik, menyebabkan orang pada umumnya tidak merasa bersalah mengeksploitasi sebesar-besarnya sumberdaya alam (Hadi, 2006). Sumberdaya alam merupakan faktor yang sangat menentukan bagi kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan dalam kehidupannya, manusia tidak dapat hidup tanpa adanya sumberdaya alam. Ketergantungan manusia akan sumberdaya alam tersebut berpengaruh terhadap pola pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam yang ada.

    Geografi merupakan pengetahuan yang mempelajarai fenomena geosfer dengan menggunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan keruangan (spatial approach), pendekatan ekologi/kelingkungan (ecological aprroach), dan pendekatan kewilayahan (regional approach). Dalam hal ini ada keterkaitan antara aktivitas manusia dengan lingkungan sekitarnya, oleh sebab itu, dalam mengkaji permasalahan ini digunakan pendekatan ekologi (ecological aprroach) yaitu pendekatan yang menganalisis fenomena geografis berdasarkan interaksi manusia dan unsur lingkungan (biotik dan abiotik) yang ada disekitarnya.

    Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang diandalkan pemerintah Indonesia untuk mendatangkan devisa. Selain mendatangkan devisa industri pertambangan juga menyedot tenaga kerja dan bagi Kabupaten dan Kota yang merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kegiatan pertambangan merupakan suatu kegiatan yang meliputi eksplorasi, eksploitasi, pengolahan/pemurnian,

  • 13

    pengangkutan mineral/bahan tambang. Industri pertambangan selain mendatangkan devisa dan menyedot tenaga kerja juga rawan terhadap pengrusakan lingkungan. Banyak kegiatan penambangan yang mengundang sorotan masyarakat sekitarnya karena pengrusakan lingkungan.

    Kondisi seperti ini terjadi di Kabupaten Belu Propinsi Nusa Tenggara Timur tepatnya di lokasi penambangan pasir Sungai Talau Desa Tialai. Desa Tialai sebagai salah satu Desa bagian Kecamatan Tasifeto Timur, merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi sumberdaya alam tambang bahan mineral bukan logam berupa pasir. Jarak tempuh lokasi penambangan pasir dari hulu sungai Talau kurang lebih sepuluh (10) Km, serta aliran air sungai Talau ini melewati tiga dusun yang berada di Desa Tialai.

    Masalah yang dihadapi dalam pengelolaan penambangan bahan mineral bukan logam berupa pasir ini merupakan jenis penambangan ilegal yang didominasi oleh tambang rakyat yang lokasi penambangannya sangat dekat dengan lahan pertanian `sayur-mayur milik petani sayur setempat, sebab kawasan khusus penambangan belum ada serta pemberian ijin penambangan. Karena belum dilakukan inventarisasi wilayah penambangan, sehingga aktivitas penambangan ini berdampakan terhadap lahan pertanian sayur-mayur karena terjadinya erosi yaitu terkikisnya lapisan tanah atas akibat banjir.

    Aktivitas pertanian sayur mayur di Desa Tialai dilakukan di lahan kering yang berada pada daerah pinggiran sungai Talau. Daerah pinggiran sungai ini dijadikan sebagai lahan pertanian sayur-mayur sebab lokasinya yang berada dekat dengan sunagi sehingga mudah mendapatkan saluran irigasi dari sungai Talau. Jenis sayur-mayur yang sering ditanam di Desa Tialai ini adalah sayur kol, sayur putih, buncis, tomat dan lombok.

    Pengelolaan sumberdaya mineral oleh industri pertambangan dilakukan karena dipandang dapat memberikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan pembangunan Negara, serta terciptanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal maupun masyarakat di luar lokasi penambangan. Namun pemanfaatan sumberdaya alam ini membawa dampak negatif terhadap lingkungan sekitar, akibatnya lingkungan sekitar menjadi rusak akibat terjadinya pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak memperhatikan lingkungan sekitar.

  • 14

    Kegiatan pertambangan mengakibatkan berbagai perubahan lingkungan, antara lain perubahan bentang alam, perubahan struktur tanah, perubahan pola aliran air permukaan (sungai) dan air tanah. Perubahan-perubahan tersebut menimbulkan dampak dengan intensitas dan sifat yang bervariasi. Selain perubahan pada lingkungan fisik, pertambangan juga mengakibatkan perubahan kehidupan sosial, budaya dan ekonomi. Dampak kegiatan pertambangan pasir terhadap lahan pertanian sayur-mayur ini diakibatkan karena terjadinya kubangan-kubangan bekas galian penambangan pasir sehingga saat terjadinya musim hujan terjadi banjir yang mengakibatkan terjadinya erosi tanah.

    Aktivitas penambangan pasir di dataran banjir menyebabkan erosi tanah yang dapat terjadi akibat adanya curah hujan yang tinggi, dan vegetasi penutup lahan yang kurang. Pendangkalan sungai untuk mengalirkan juga berkurang dan menyebabkan bahaya banjir. Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir diakibatkan oleh meningkatnya volume air di sungai sehingga air keluar dari batas alaminya. Banjir umumnya terjadi karena saluran air yang ada tidak mampu menampung limpahan air, pada daerah yang relatif datar.

    Aktivitas penambangan pasir di Sungai Talau Desa Tialai ini semakin marak berkembang akibatnya lingkungan menjadi rusak, salah satunya adalah kerusakan lahan pertanian sayur-mayur. Lahan pertanian sayur-mayur di daerah sekitar Sungai Talau menjadi rusak akibat terbawa arus banjir saat musim hujan. Kerusakan lahan pertanian sayur-mayur ini selalu terjadi setiap tahun, sehingga berdampakan pada pendapatan ekonomi petani sayur-mayur yang memiliki lahan pertanian tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya aktivitas penambangan bahan mineral berupa pasir yang sangat dekat dengan lahan pertanian sayur milik warga petani sayur-mayur tesebut. Oleh karena itu perlu adanya kebijakan dari pemerintah dan peran dari masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang ada. Pihak pemerintah diharapkan membuat suatu peraturan daerah, yang mengatur secara teknis pengelolaan penambangan di Desa Tialai Kecamatan Tasifeto Timur Kabupaten Belu untuk pengendalian dampak. Inventarisasi usaha dan lokasi penambangan dan pemberian ijin penambangan, serta perlunya pemberian sosialisasi terhadap masyarakat lokal dalam pengelolaan penambangan pasir.

  • 15

    Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul KAITAN ANTARA AKTIVITAS PENAMBANGAN PASIR SUNGAI TALAU DAN KERUSAKAN LAHAN PERTANIAN SAYUR-MAYUR DI DESA TIALAI KECAMATAN TASIFETO TIMUR KABUPATEN BELU.

    1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka yang menjadi rumusan masalah

    penelitian ini adalah kerusakan lahan pertanian sayur-mayur akibat adanya aktivitas penambangan pasir. Berdasarkan rumusan maka pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kaitan antara aktivitas penambangan pasir sungai dan kerusakan lahan

    pertanian sayur-mayur di Desa Tialai Kecamatan Tasifeto Timur Kabupaten Belu ? 2. Bagaimana pendapatan petani sayur yang lahan pertaniannya telah mengalami

    kerusakan ?

    1.3 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

    1. Untuk mengetahui kaitan antara aktivitas penambangan pasir dan kerusakan lahan pertanian sayur-mayur di Desa Tialai.

    2. Untuk mengetahui pendapatan petani sayur yang lahannya telah mengalami kerusakan.

    1.4 Manfaat Penelitian 1. Sebagai salah satu sumber informasi bagi masyarakat penambang Desa Tialai

    mengenai akibat adanya aktivitas penambangan terhadap kerusakan lahan pertanian sayur-mayur, sehingga masyarakat penambang tidak melakukan aktivitas penambangan pasir dekat dengan lahan pertanian sayur-mayur.

    2. Sebagai acuan bagi pemerintah daerah setempat dalam melakukan kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam tambang bahan mineral bukan logam berupa pasir, agar pemerintah melakukan inventarisasi wilayah penambangan dan pemberian ijin penambangan agar aktivitas penambangan pasir tidak berdampakan pada lahan pertanian sayur-mayur.

  • 16

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Aktivitas Penambangan Pasir Penambangan adalah kegiatan untuk mengambil bahan galian yang dilakukan

    baik secara manual maupun mekanis, meliputi pekerjaan pengupasan lapisan tanah penutup, penggalian bahan tambangnya, pemuatan dan pengangkutan. Pasir merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, pasir menurut Tirtosoekotjo (1985) adalah bahan yang terdiri atas partikel-partikel berukuran 0,14-5 mm, yang merupakan hasil disentegrasi batuan atau dapat pula diperoleh dengan menggiling batuan yang berukuran lebih besar. Penambangan pasir disini adalah kegiatan mengambil pasir yang dilakukan secara manual maupun mekanis, meliputi pengerjaan pengupasan lapisan tanah penutup, penggalian bahan tambangnya, pemuatan dan pengangkutan.

    Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral dan batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 22 tahun 2010 tentang wilayah pertambangan menyatakan Wilayah Izin Usaha Pertambangan yang selanjutnya disebut WIUP, adalah wilayah yang diberikan kepada pemegang Izin Usaha Pertambangan. Wilayah Pertambangan Rakyat yang selanjutnya disebut WPR, adalah bagian dari WP tempat dilakukan kegiatan usaha pertambangan rakyat.

    Ketentuan umum dalam undang-undang RI Nomor 4 Tahun 2009 yang dimaksud dengan: 1. Bahan Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki

    sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu.

    2. Bahan galian adalah adalah unsur-unsur kimia, mineral-mineral, bijih-bijih dan segala macam batuan termasuk batu-batu mulia yang merupakan endapan-endapan alam.

    3. Penambangan adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi mineral dan/atau batubara dan mineral ikutannya.

    4. Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengsusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi

  • 17

    kelayakan, kontruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pasca tambang.

    5. Izin Usaha Pertambangan adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan. 6. Izin Pertambangan Rakyat adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan

    dalam wilayah pertambangan rakyat dengan luas wilayah dan investasi terbatas. 7. Pengelolaan Pertambangan adalah Pengelolaan pertambangan yang berasaskan

    manfaat, keadilan dan keseimbangan; Keberpihakan kepada kepentingan bangsa; partisipatif, transparansi, dan akuntabilitas; berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

    8. Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingungan sosial dan lingkungan hidup.

    9. Studi kelayakan adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara terperinci seluruh aspek yang berkaitan dengan menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan pascatambang.

    10. Reklamasi Tambang adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntuknya.

    11. Kegiatan Pascatambang, kegiatan terencana, sistematis dan berkelanjutan setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah penambangan.

    Berdasarkan jenis pengelolaannya, kegiatan penambangan terdiri atas dua macam yaitu kegiatan penambangan yang dilakukan oleh badan usaha yang ditunjuk secara langsung oleh negara melalui Kuasa Pertambangan (KP) maupun Kontrak Karya (KK), dan penambangan yang dilakukan oleh rakyat secara manual. Kegiatan penambangan oleh badan usaha biasanya dilakukan dengan menggunakan teknologi yang lebih canggih sehingga hasil yang diharapkan lebih banyak dengan alokasi waktu yang lebih efisien, sedangkan penambangan rakyat merupakan aktivitas penambangan dengan menggunakan alat-alat sederhana.

    Menurut Asad (2005) pertambangan rakyat dilakukan oleh rakyat, artinya dilakukan oleh masyarakat yang berdomisili di area pertambangan secara kecil-kecilan

  • 18

    atau gotong royong dengan alat-alat sederhana. Tujuan mereka adalah untuk meningkatkan kehidupan sehari-hari. Dilaksanakan secara sederhana dan dengan alat sederhana, jadi tidak menggunakan teknologi canggih, sebagaimana halnya dengan perusahaan pertambangan yang mempunyai modal besar dan memakai teknologi canggih. Unsur-unsur pertambangan rakyat, yaitu : 1) Usaha pertambangan, 2) Bahan galian meliputi bahan mineral, 3) Dilakukan oleh rakyat, 4) Domisili di area tambang rakyat, 5) Untuk penghidupan sehari-hari, 6) Diusahakan dengan cara sederhana.

    Penambangan rakyat yang tidak memperhatikan aspek lingkungan akan menyebabkan terancamnya daerah sekitarnya dengan bahaya erosi dan tanah longsor akibat adanya banjir. Reklamasi tambang adalah upaya yang terencana untuk mengembalikan fungsi dan daya dukung lingkungan pada lahan bekas tambang menjadi lebih baik dari sebelumnya. Jadi suatu perencanaan tambang yang baik dan benar sejak awal sudah mencantumkan upaya reklamasi suatu lahan bekas tambang, bahkan dimana keadaan lapangan memungkinkan reklamasi juga dilakukan pada saat tambang masih berjalan.

    Pembangunan sektoral selama ini terus memperbesar eksploitasi sumberdaya alam, sementara itu kebutuhan untuk melakukan konservasi dan perlindungan sumberdaya alam tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya. Akibatnya adalah semakin banyaknya kerusakan lingkungan, banjir, longsor, dan pencemaran air sungai. Masih banyak manusia yang bersikap tidak tahu atau tidak mau peduli dan tidak butuh pandangan dan manfaat jangka panjang sumberdaya alam, sekaligus tidak peduli dengan tragedi kerusakan lingkungan yang terjadi. Bagi mereka, kesejahteraan material sesaat menjadi kepedulian utama dan pada saat yang sama mengabaikan berbagai tragedi kerusakan lingkungan yang umumnya padahal justru mendatangkan kerugian bagi mereka juga dan bahkan bagi orang lain yang tidak tahu menahu (Kartodihardjo, dkk., 2005).

    Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, memberikan kewenangan pengelolaan sumberdaya alam khususnya pertambangan kepada masing-masing daerah. Kewenangan untuk pengelolaan pertambangan dari tingkat pusat hingga kabupaten/kota telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Dengan adanya dua peraturan tersebut seharusnya semakin memperkuat posisi pemerintah daerah dalam hal ini pemerintah tingkat Kabupaten/Kota. Namun, sangat disayangkan

  • 19

    pemerintah Kabupaten/Kota belum memaksimalkan kekuatan hukum ini dalam penegakan upaya pengelolaan pertambangan yang ramah lingkungan.

    Pemerintah sebagai salah satu unsur penting dalam pengendalian kegiatan penambangan pasir, perlu dianalisis sejauh mana peran kebijakan pemerintah sudah dilaksanakan. Agar kebijakan pemerintah tidak hanya tersimpan rapi dalam arsip maka perlu diimplementasikan. Adapun implementasi kebijakan menurut Manser (1995 dalam Wahab, 2001) merupakan suatu proses melaksanakan kebijakan pemerintah. Menurut Manser (1995 dalam Wahab, 2001) implementasi adalah to implement (mengimplementasikan), berarti menyediakan sarana untuk pelaksanakan sesuatu. Pemerintah sebagai aparatus negara yang memiliki kewenangan untuk mengeluarkan peraturan daerah yang mengatur secara teknis pengelolaan penambangan, ijin penambangan, serta perlunya pemberian sosialisasi terhadap masyarakat lokal dalam pengelolaan penambangan pasir. Sedangkan masyarakat mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap penambangan pasir, sehingga diperlukan pendekatan khusus terhadap permasalahan yang ada dalam bentuk analisis situasi dan kondisi yang dipengaruhi oleh persepsi masyarakat tersebut. Persepsi ini berkecenderungan akan menciptakan konflik apabila akar permasalahan tidak segera ditelusuri dan diatasi sedini mungkin. Anggapan bahwa lingkungan itu milik publik, menyebabkan orang pada umumnya tidak merasa bersalah mengeksploitasi sebesar-besarnya sumberdaya alam (Hadi, 2006).

    Subadra (2009) masyarakat adalah sekelompok orang yang berada di suatu wilayah geografi yang sama dan memanfaatkan sumber daya alam lokal yang ada di sekitarnya. Hasansulama et al (1983 dalam Pemungkas, 2006) masyarakat adalah kelompok atau himpunan orang-orang yang hidup bersama dan terjalin satu sama lainnya sehingga menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian tak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan,dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah pendukungnya.

    Pengetahuan masyarakat secara umum tentang kegiatan penambangan pasir bahwa mereka dapat menerima penambangan pasir karena merupakan mata pencaharian atau pekerjaan bagi masyarakat penambang. Mereka melihat bahwa penambangan pasir memberikan manfaat sebagai pekerjaan pokok atau pekerjaan sampingan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pekerjaan tersebut memberikan hasil setiap hari bagi penambang pasir guna memenuhi kebutuhan hidup sehari hari.

  • 20

    2.2 Kerusakan Lahan Pertanian Sayur-Mayur Menurut Jayadinata (1999:10) lahan merupakan tanah yang sudah ada

    peruntukannya dan umumnya dimiliki dan dimanfaatkan oleh perorangan atau lembaga untuk dapat diusahakan. Istilah lahan digunakan berkenaan dengan permukaan bumi beserta segenap karakteristik-karakteristik yang ada padanya dan penting bagi perikehidupan manusia. Tanah merupakan salah satu faktor yang terpenting bagi kehidupan manusia. Akan tetapi sangat disayangkan bahwa pada umumnya setelah manusia berhasil menguasai sebidang atau seluas tanah, mereka mengabaikan fungsi tanah, bahkan merusak dan selanjutnya menelantarkan tanah itu sendiri (Kartasapoetra,dkk, 2005 ).

    Sayuran merupakan komoditas penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan sebagai sumber karbohidrat, protein nabati, vitamin, dan mineral yang bernilai ekonomi tinggi. Produksi sayuran Indonesia meningkat setiap tahun dan konsumsinya tercatat 44 kg/kapita/tahun (Adiyoga, 1999).

    Pengguna lahan (landuse) diartikan sebagai bentuk intervensi atau campur tangan manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material ataupun spiritual (Arsyad, 1988). Penggunaan lahan di daerah pinggiran sungai digunakan sebagai lahan pertanian sayur-mayur. Aktivitas penanaman sayur-mayur dilakukan di daerah pinggiran sungai karena dipandang mudah mendapatkan irigasi, sebab kegiatan pertanian tidak terlebas dari sumberdaya air.

    Degradasi/kerusakan lahan adalah perubahan yang mengarah kepada kerusakan di muka bumi. Degradasi di sini artinya penurunan kualitas maupun perusakan lahan. Degradasi lahan dapat terjadi karena faktor manusia yang dengan sengaja maupun tidak telah merusak lingkungan sekitar dalam usaha mengeksploitasi sumber daya alam yang belebihan tanpa memperhatikn lingkungan. Oldeman (1994) menyatakan lima faktor penyebab degradasi tanah akibat campur tangan manusia secara langsung, yaitu: deforestasi, overgrassing, aktivitas pertanian, eksploitasi berlebihan, dan aktivitas industri dan bioindustri.

    Kerusakan tanah yang utama adalah akibat erosi. Erosi tidak hanya menyebabkan kerusakan tanah di tempat erosi, tetapi juga kerusakan-kerusakan di tempat lain yaitu hasil-hasil erosi tersebut diendapkan. Kerusakan tanah di tempat terjadinya erosi terutama akibat hilangnya sebagian tanah dari tempat tersebut karena erosi. Hilangnya sebagian tanah ini mengakibatkan hal-hal berikut:

  • 21

    1. Penurunan produktifitas tanah; 2. Kehilangan unsur hara yang diperlukan tanaman; 3. Kualitas tanaman menurun, 4. Laju infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air berkurang; 5. Struktur tanah menjadi rusak; dan 6. Erosi gully dan tebing (longsor) menyebabkan lahan terbagi-bagi dan mengurangi

    luas lahan yang dapat ditanami. Erosi dapat juga menyebabkan kerusakan-kerusakan di tempat penerima hasil

    erosi. Pendangkalan sungai sehingga kapasitas sungai menurun. Akibatnya menambah terjadinya banjir, apalagi kalau banyak air mengalir sebagai aliran permukaan (run off) karena hilangnya vegetasi di daerah hulu.

    Tanaman penutup tanah adalah tumbuhan atau tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh erosi dan / atau untuk memperbaiki sifat kimia dan sifat fisik tanah. Tanaman penutup tanah berperan: (1) menahan atau mengurangi daya perusak butir-butir hujan yang jatuh dan aliran air di atas permukaan tanah, (2) menambah bahan organik tanah melalui batang, ranting dan daun mati yang jatuh, dan (3) melakukan transpirasi, yang mengurangi kandungan air tanah. Peranan tanaman penutup tanah tersebut menyebabkan berkurangnya kekuatan dispersi air hujan, mengurangi jumlah serta kecepatan aliran permukaan dan memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah, sehingga mengurangi erosi.

    Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa kerusakan lingkungan hidup merupakan perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup terjadi karena adanya tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung sifat fisik dan/atau hayati sehingga lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan. Salah satu indikator kerusakan lingkungan adalah erosi. Erosi adalah proses berpindahnya tanah atau batuan dari satu tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah akibat dorongan air, angin, atau gaya gravitasi. Proses tersebut melalui tiga tahapan, yaitu pelepasan, pengangkutan atau pergerakan, dan pengendapan. Menurut Soule dan Piper (1992 dalam Yakin, 2004) erosi mempunyai dampak negatif terhadap usaha pertanian/ perkebunan maupun diluar pertanian. Dampak utama erosi terhadap pertanian adalah kehilangan lapisan atas tanah yang subur, berkurangnya kedalaman lahan, kehilangan

  • 22

    kelembapan tanah dan kehilangan kemampuan lahan untuk menghasilkan tanaman yang menguntungkan. Dampak negatif dari erosi di luar usaha tani adalah terjadinya dekomposisi partikelpartikel tanah pada lokasi aliran sungai atau saluran air serta daerah aliran sungai (downstream locations). Lahan yang mengalami erosi sangat mengganggu bahkan berbahaya kalau partikel-partikel tanah tersebut terdeposisi. Partikel-partikel tanah akibat erosi biasanya terbawa air lewat sungai sungai dan bermuara di bendungan dan dam-dam.

    2.3 Kaitan Antara Aktivitas Penambangan Pasir dan Kerusakan Lahan Sayur-Mayur Penambangan adalah kegiatan untuk mengambil bahan galian yang dilakukan

    baik secara manual maupun mekanis, meliputi pekerjaan pengupasan lapisan tanah penutup, penggalian bahan tambangnya, pemuatan dan pengangkutan. Yang dimaksud disini adalah aktivitas penambangan pasir yang merupakan kegiatan mengambil pasir yang dilakukan secara manual maupun mekanis, meliputi pengerjaan pengupasan lapisan tanah penutup, penggalian bahan tambangnya, pemuatan dan pengangkutan.

    Degradasi/kerusakan lahan adalah perubahan yang mengarah kepada kerusakan di muka bumi. Degradasi di sini artinya penurunan kualitas maupun perusakan lahan. Degradasi lahan dapat terjadi karena faktor manusia yang dengan sengaja maupun tidak telah merusak lingkungan sekitar dalam usaha mengeksploitasi sumber daya alam yang belebihan tanpa memperhatikn lingkungan. Salah satu penyebab terjadinya kerusakan lahan ialah adanya aktivitas penambangan yang tidak memperhatikan lingkungan sehingga dapat menimbulkan bahaya erosi yang mengakibatkan terjadinya longsor.

    Menurut Sudrajat (2010), berdasarkan identifikasi dan pengalaman dampak lingkungan yang disebabkan oleh adanya aktivitas industri pertambangan antara lain : berubahnya morfologi alam, ekologi, hidrologi, pencemaran air, udara dan tanah. Perubahan morfologi atau bentang alam misalnya kegiatan eksploitasi yang dilakukan pada morfologi perbukitan, kemudian adanya aktivitas penggalian maka akan berubah menjadi dataran, kubangan atau kolam-kolam besar. perubahan morfologi menjadi lubang besar dan dalam, tentu saja akan menyebabkan terjadinya perubahan sistem ekologi dan hidrologi di daerah tersebut. Sedangkan pencemaran air, udara dan tanah dapat disebabkan oleh debu dari aktivitas penggalian, debu dari aktivitas penghancuran atau pengecilan ukuran bijih dan limbah logam berat dan bahan beracun lainnya dari buangan proses pengolahan dan pemurnian.

  • 23

    Kegiatan penambangan pasir dengan laju erosi dan Tingkat Bahaya Erosi (TBE) tinggi membahayakan menyebabkan sebagian tanah yang berada di sekitarnya mengalami longsor. Tanah yang mengalami longsor ini merupakan lahan penanaman

    sayur-mayur milik warga setempat, sehingga lahan penanaman sayur menjadi makin sempit. Menurut Hadi (2006), dampak lingkungan itu pada umumnya menimpa pada orang lain dan bukan pemrakarsa kegiatan yang menimbulkan dampak dimaksud. Banjir, tanah longsor, kebisingan, bau, debu, intrusi air laut, kemiskinan, hilangnya mata pencaharian merupakan dampak lingkungan yang dirasakan oleh mereka yang bukan memprakarsai kegiatan.

    Secara ekonomis, adanya aktivitas penambangan pasir membawa dampak positif bagi masyarakat setempat yaitu dapat menyerap tenaga kerja sebagai penambang serta menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi pemerintah daerah setempat. Selain dampak positif ada juga dampak negatifnya, aktivitas penambangan yang tidak terkontrol akan dapat mengakibatkan permasalahan-permasalahan lingkungan, salah satunya adalah terjadinya erosi di daerah pinggiran sungai yang menyebabkan penyediaan lahan pertanian sayur-mayur makin sempit karena terhanyut arus sungai saat musim hujan yang diakibatkan oleh banjir.

    Kerusakan tanah dapat menyebabkan kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman/menhasilkan barang dan jasa (Suripin, 2002). Produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa. Dengan demikian kerusakan tanah akan bardampakan pada produksi sayur-mayur sehingga juga dapat mempengaruhi pendapatan patani sayur yang menggunakan lahan tersebut sebagai sumber pendapatan ekonominya. Sebab lahan pertanian sayur yang digunakan makin sempit sehingga volume penanaman sayur-mayurnya makin kecil.

    Gilarso (1991 dalam Benu, 1993) menjelaskan pendapatan rumah tangga adalah pendapatan atau penghasilan keluarga dalam segi bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atau sumbangan seseorang terhadap proses produksi. Peny dan Ginting (1994) menyatakan pendapatan seseorang atau suatu rumah tangga ialah hasil dari poduksi. Pendapatan atau pengahasilan keluarga adalah segala bentuk karya yang diperoleh sebagai imbalan atau sumbangan seseorang terhadap proses produksi (Gilarso,1991).

    Ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang pegurusan sumberdaya material individu, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Abraham Maslow menyatakan bahwa ekonomi adalah salah satu bidang pengkajian

  • 24

    yang mencoba menyelesaikan masalah keperluan asas kehidupan manusia melalui penggemblengan segala sumber ekonomi yang ada dengan berasaskan prinsip serta teori tertentu dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien (Carapedia.com, 2013).

    Menurut Dyahwanti (2007), berdasarkan perhitungan pendapatan yang diperoleh serta biaya kerugian lingkungan yang ada maka diperoleh nilai perbandingan sebesar 0.67. Angka ini menunjukkan bahwa nilai pendapatan tiap tahun yang diperoleh dari kegiatan penambangan pasir sesungguhnya sangat kecil dan tidak sebanding dengan total kerugian lingkungan yang terjadi.

    Menurut Iskandar (2008), lahan-lahan tempat ditemukannya bahan tambang akan mengalami perubahan lanskap yang radikal dan dampak lingkungan yang signifikan pada saat bahan-bahan tambang dieksploitasi. Aktivitas penamabangan pasir ini menyebabkan pendangkalan saluran pengairan yang mengakibatkan naiknya dasar saluran, mengurangi luas lahan pertanian yang mendapat aliran irigasi.

    Proses dalam menghasilkan produk sumberdaya mineral mempunyai konstribusi yang besar terhadap kerusakan lingkungan dan hal ini telah dikritisi oleh para pemerhati lingkungan. Di satu sisi untuk menutup suatu tambang atau industri pertambangan yang menghasilkan mineral-mineral yang dibutuhkan oleh manusia adalah sesuatu hal yang tidak bijaksana. Di sisi lain, dampak yang ditimbulkan akibat pertumbuhan industri pertambangan harus disikapi dengan cara mencegah agar dampak yang ditimbulkannya dapat diminimalkan (Noor, 2006).

    Meningkatnya kebutuhan sumberdaya mineral di dunia telah memacu kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya mineral serta untuk mendapatkan lokasi-lokasi sumberdaya mineral yang baru. Konsekuensi dari meningkatnya eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya mineral harus diikuti dengan usaha-usaha dalam pencegahan terhadap dampak yang ditimbulkan sebagai akibat dari eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya mineral tersebut (Noor, 2006).

    Kerusakan lahan pertanian sayur-mayur akibat adanya aktivitas penambangan pasir merupakan suatu fenomena yang terjadi terus menerus. Fenomena ini berdampakan kepada masyarakat petani sayur karena mempengaruhi pendapat ekonominya, sebab luas lahan pertaniannya makin sempit maka volume penanaman sayur-mayurnya akan makin kecil.

  • 25

    2.4 Kajian Penelitian Terdahulu Mempelajari hasil penelitian terdahulu akan memberikan pemahaman

    komprehensif mengenai posisi peneliti. Penegasan posisi ini sangat penting untuk

    membedakan penelitian peneliti dengan peneliti-peneliti terdahulu yang sudah dilakukan. Berikut ini merupakan beberapa hasil penelitian terdahulu yang sudah dilakukan. Ringkasan penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan peneliti, yaitu sebagai berikut : 1. Kajian Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Penambangan Pasir Di

    Daerah Kawasan Gunung Merapi Kabupaten Magelang oleh Yudhistira (2008), yang telah dilakukan di Desa Keninger, Kecamatan Dukun dengan menggunakan metode penelitian analisis kuantitatif dan unutuk perhitungan tingkat erosi dilakukan dengan rumus USLE. Hasil penelitian mangatakan bahawa : Tingkat erosi di lokasi penambangan pasir adalah moderat dan ringan dan menimbulkan dampak fisik lingkungan seperti tanah longsor, berkurangnya debit air permukaan (mata air), tingginya lalu lintas kendaraan membuat mudah rusaknya jalan, polusi udara, dan dampak sosial ekonomi. Dampak sosial ekonomi penyerapan tenaga kerja karena sebagian masyarakat bekerja menjadi tenaga kerja penambangan pasir, adanya pemasukan bagi pemilik tanah yang dijual atau disewakan untuk diambil pasirnya dengan harga tinggi, banyaknya pendatang yang ikut menambang sehingga dapat menimbulkan konflik, adanya ketakutan sebagian masyarakat karena penambangan pasir yang berpotensi longsor.

    2. Dampak Penambangan Bahan Galian Golongan C Terhadap Lingkungan Sekitarnya Di Kabupaten Deli Serdang oleh Hasibuan (2006), yang telah dilakukan pelelitiannya di Kabupaten Deli Serdang dengan menggunakan metode telaah hukum normatif dengan hasil penelitiannya yaitu : Kerusakan lingkungan yang terjadi akibat penambangan adalah merubah rona awal lahan yang sebelumnya merupakan kebun tanaman budidaya seperti pisang, jagung, bamboo dan tumbuhan lain yang terletak di pinggiran sungai, akibat adanya penambangan di dasar sungai maka sungai meluap jika terjadi banjir sehingga tanaman tersebut menjadi tenggelam.

  • 26

    2.5 Kerangka Berpikir Berdasarkan tinjauan pustaka diatas maka dapat disajikan kerangka berpikir

    sebagai berikut :

    Gambar 2.1 Kaitan Antara Aktivitas Penambangan Pasir dan Kerusakan Lahan Pertanian Sayur-Mayur

    2.6 Batasan Konsep dan Indikator 1. Perhatian Pemerintah

    Pemerintah merupakan lembaga negara yang terorganisir yang memperlihatkan dan menjalankan kekuasaannya. Perhatian pemerintah yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah peranan dari pihak pemerintah daerah dalam menerapkan peraturan daerah mengenai teknis pengelolaan penambangan, ijin penambangan,

    Kesadaran Masyarakat

    Aktivitas Penanaman Sayur-Mayur

    Aktivitas Penambangan Pasir

    Banjir Erosi Tanah

    Kerusakan Lahan Pertanian Sayur-Mayur

    Penurunan Produktifitas Tanah Hilangnya Unsur Hara Kualitas Tanaman Menurun Laju Infiltrasi dan Kemampuan

    Menahan Air Berkurang Struktur Tanah Menjadi Rusak Erosi Gully dan Tebing

    Produksi Sayur-mayur

    Pendapatan Petani Dari Usaha Sayur-Mayur

    Perhatian Pemerintah

  • 27

    serta perlunya pemberian sosialisasi terhadap masyarakat lokal dalam mengeksploitasi pasir.

    2. Kesadaran Masyarakat Kesadaran diartikan sebagai kondisi dimana seorang individu memiliki kendali penuh terhadap stimulus internal maupun stimulus eksternal. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah kesadaran masyarakat yang bersikap tidak tahu atau tidak mau peduli dan tidak butuh pandangan dan manfaat jangka panjang sumber daya alam, sekaligus tidak peduli dengan tragedi kerusakan lingkungan yang terjadi.

    3. Aktivitas Penambangan Pasir Aktivitas penambangan adalah kegiatan untuk mengambil bahan galian yang dilakukan baik secara manual maupun mekanis, meliputi pekerjaan pengupasan lapisan tanah penutup, penggalian bahan tambangnya, pemuatan dan pengangkutan, (http://id.wikipedia.org/wiki/aktivitas/penambangan).

    4. Aktivitas Penanaman Sayur-Mayur

    Aktivitas penanaman sayur dalam hal ini adalah penggunaan lahan yaitu bentuk intervensi atau campur tangan manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material ataupun spiritual (Arsyad, 1988). Dalam hal ini penggunaan lahan untuk melakukan kegiatan penanaman sayur-mayur.

    5. Banjir Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan, (http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir).

    6. Erosi Tanah Erosi tanah adalah penyingkiran dan pengangkutan bahan dalam bentuk larutan atau suspensi dari tapak semula oleh pelaku berupa air mengalir (aliran limpasan), es bergerak atau angin (Yakin, 2004).

    7. Kerusakan Lahan Pertanian Sayur-Mayur

    Kerusakan lahan merupakan perubahan yang mengarah kepada kerusakan di muka bumi. Kerusakan tanah dapat menyebabkan kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman/menghasilkan barang dan jasa. Dalam Hal ini yang dimaksud adalah luas lahan pertanian sayur-mayur yang telah hilang terbawa banjir dan erosi tanah.

    8. Produksi Sayur-Mayur Produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa. Dalam hal ini adalah jenis dan jumlah sayur-mayur.

  • 28

    9. Pendapatan Petani Pendapatan adalah semua penghasilan yang diterima oleh seseorag atau keluarga lewat kegiatannya dalam waktu satu tahun. Dalam hal ini yang dimaksud adalah rata-rata pendapatan petani dari usaha sayur-mayur dalam waktu 1 tahun.

  • 29

    BAB III METODE PENELITIAN

    1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakasanakan di Sungai Talau Desa Tialai Kecamatan Tasifeto Timur Kabupaten Belu. Waktu yang telah dipergunakan dalam penelitian ini selama enam bulan yaitu, berawal dari bulan Juni tahun 2013 hingga pada bulan November tahun 2013.

    1.2 Informan Penelitian Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang informasi dan kondisi latar belakang penelitian (Moleong 2000). Dalam penelitian ini informan yang dimaksud adalah dinas pertambangan Kabupaten Belu, Kepala Desa Tialai, masing-masing 1 orang, Penambang/Petani Sayur 8 orang, sehingga jumlah semua informan adalah 10 orang.

    1.3 Sumber Data Sumber data yang akurat dalam penelitian ini menggunakan dua jenis data : 1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari informan melalui teknik

    wawancara mendalam. Sumber data primer didapatkan dari : a) Masyarakat di Desa Tialai yaitu, berdasarkan informasi dari masyarkat yang

    bekerja sebagai penambang dan sebagai petani sayur. b) Penentu kebijakan di Pemerintah Kabupaten Belu yang berkaitan dengan

    kebijakan lingkungan, yaitu : data dan informasi mengenai perijinan pertambangan mineral bukan logam di Kabupaten Belu di lokasi penelitian serta model pengupayaan pengelolaan lingkungan di Kabupaten Belu di daerah pertambangan mineral bukan logam.

    2. Data sekunder yaitu data primer yang telah diolah oleh pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau oleh pihak lain yang pada umumnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah Peraturan dan kebijakan, batas wilayah administratif, serta peta yang mendukung penelitian.

  • 30

    1.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara : 1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan dan pencatatan langsung terhadap gejala

    atau fenomena yang diteliti untuk pengumpulan data langsung pada obyek yang akan diteliti.

    2. Wawancara, adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada informan dengan menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

    3. Dokumentasi, yaitu teknik untuk mendapatkan data sekunder, melalui studi pustaka/literatur dilengkapi dengan data statistik, peta, foto dan gambar-gambar yang relevan dengan tujuan penelitian.

    1.5 Teknik Analisis Data Teknik yang digunakan dalam menganalisis data yaitu dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan dengan cara mengatur secara sistematis pedoman wawancara, data kepustakaan, kemudian memformulasikan secara deskriptif. Pedoman wawancara yang telah disiapkan digunakan untuk mewawancarai informan serta dengan melakukan observasi dan dokumentasi untuk memperoleh data. Kemudian data yang telah dikumpul digunakan untuk menganalisis kerusakan lahan pertanian dan aktivitas penambangan yang terjadi dengan proses tahapan 1) Mereduksi data, dengan cara pemilahan data yang menarik, penting, berguna dan baru, 2) Seleksi data, yaitu dengan menganalisis secara mendalam terhadap data dan informasi yang diperoleh, 3) Mengkonstruksikan data yang diperoleh menjadi sesuatu bangunan pengetahuan, hipotesis atau ilmu yang baru, 4) Menyimpulkan data.

  • 31

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian

    4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Letak, jarak, luas dan batas-batas wilayah

    Letak suatu wilayah di permukaan bukaan bumi sengat penting dalam kaitannya dengan perkembangan dan pertumbuhan penduduk. Faktor letak merupakan unsur yang sangat penting dan menentukan dalam segala bidang, baik dibidang ekonomi, industri, maupun bidang sosial dan kultur. Desa Tialai merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tasifeto Timur Kabupaten Belu. Secara astronomis Desa Tialai terletak pada 12404600BT 12501640 BT dan 901429 LS 902920LS. Jarak tempuh dari Ibu kota Kabupaten Belu ke desa 10 km, sedangkan dari kota kecamatan ke desa sejauh 25 km dengan waktu tempuh selama 1 jam (60 menit) dengan menggunakan sarana transportasi roda 2 dan roda 4.

    Kecamatan Tasifeto Timur memiliki luas daerah 211,37 km2. Sedangkan desa Tialai memiliki luas 18 km2 yang tersebar di tiga dusun yaitu Dusun Raiikun, Dusun Buitonis dan Dusun Weonu. Secara geografis Desa Tialai berbatasan dengan : 1. Bagian Utara berbatasan dengan Desa Fatubaa 2. Bagian Selatan berbatasan dengan Desa Derok Faturene 3. Bagian Timur berbatasan dengan Desa Fatubaa 4. Bagian Barat berbatasan dengan Desa Naekasa.

    Oleh karena itu untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta administrasi Desa Tialai berikut :

  • 32

    Gambar 4.1 Peta Adminstrasi Desa Tialai Kabupaten Belu

    b. Keadaan Fisik Wilayah 1) Keadaan Geologi dan Geomorfologis

    Geologi merupakan ilmu yang mempelejari tentang bumi yang berkaitan dengan proses pembentukan bahan penyusun dan proses perubahan yang terjadi sesuai dengan sejarah perkembangannya. Desa Tialai merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Tasifeto Timur yang merupakan bagian integral Pulau Timor. Suatu pandangan yang khas di pulau Timor yang disebut Fatu yaitu bukit yang berbentuk seperti suatu balok masa dari suatu koral yang terjadi karena tenaga tektonik. Desa Tialai sendiri keadaan geologinya yaitu berupa batuan karst atau batuan kapur yang berada pada ketinggian 500 m dpl.

    Geomorfologi merupakan ilmu yang mengkaji bentuk lahan dan proses-proses yang membentuk lahan genesis, serta hubungan bentuk lahan dan lingkungan dalam ruang dan waktu. Keadaan geomorfologi Desa Tialai pada umumnya yaitu dengan topografi lembah berupa sungai-sungai besar yang merupakan dataran rendah dengan bentuk lahan yang datar serta memiliki tekstur tanah yang halus dan gembur sehingga mudah digarap untuk lahan pertanian, namun sangat rawan juga terhadap banjr.

  • 33

    2) Keadaan Iklim Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang

    penyelidikannya di lakukan dalam waktu lama dan meliputi wilayah yang luas. Cuaca adalah keadaan udara tertentu dan wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda pengertian khususnya dalam kurun waktu.

    Klasifikasi tipe iklim yang di kemukakan oleh Schmidt dan Ferguson didasarkan pada rata-rata jumlah bulan kering dan rata-rata jumlah bulan basah yang terjadi selama beberapa tahun, dengan rumus sebagai berikut :

    =Rata rata jumlah bulan kering

    Rata rata jumlah bulan basahx 100%

    Untuk menentukan bulan basah dan bulan kering di gunakan kriteria Schmidt dan Ferguson ( Wisnubroto, 1983) yang membedakan derajat kebasahan suatu bulan, yaitu : 1. Bulan kering, bulan dengan curah hujan kurang dari 60 mm 2. Bulan lembab, bulan dengan curah hujannya 60-100 mm 3. Bulan basah, bulan dengan curah hujan lebih dari 100 mm

    Desa Tialai memiliki temperatur 24 - 340

    c. Desa ini beriklim tropis dan cenderung kering. Umumnya berubah-ubah tiap setengah tahun berganti dari musim kemarau dan musim penghujan dengan musim kemarau lebih dominan. Hal tersebut dilihat dari data hari hujan dan curah hujan yang rendah. Musim hujan yang sangat singkat dimulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Mei.

  • 34

    TABEL 4.1 DATA CURAH HUJAN KECAMATAN TASIFETO TIMUR

    KABUPATEN BELU DALAM KURUN WAKTU 5 TAHUN 2008-2012

    Bulan Tahun Jumlah Rata-rata 2008 2009 2010 2011 2012

    Januari 190 195 1.410 1.410 600 3805 761

    Februari 195 195 1.430 790 595 3205 641

    Maret 0 395 600 495 395 1885 377

    April 0 198 100 1.600 400 2298 459,6

    Mei 150 152 1.610 1.600 110 3622 724,4

    Juni 170 150 110 0 0 430 86

    Juli 0 0 0 1.600 0 1600 320

    Agustus 0 0 0 55 0 55 11

    September 0 0 120 890 0 1010 202

    Oktober 0 0 0 0 200 200 40

    November 0 135 695 0 0 830 166

    Desember 0 140 695 1.880 210 2925 585

    Jumlah 705 1.560 6770 10320 2510 21865 4373 Rata-rata 58,75 130 564,16 860 209,16 1822,07 364,41 BK 8 4 3 4 5 24 4,8

    BL 0 0 1 0 0 1 0,2

    BB 4 8 8 8 7 35 7

    Sumber : Kantor BMKG Lasiana Kupang, 2012

    Menurut Schmidt dan Ferguson, iklim di suatu daerah di tentukan dengan cara menghitung bulan-bulan kering dan bulan-bulan basah dari tiap tahun kemudian diambil rata-ratanya. Berdasarkan rata-rata bulan kering dan bulan basah pada tabel 4.1 maka dapat di tentukan tipe iklim di Desa Tialai, Kecamatan Taifeto Timur, Kabupaten Belu dengan menggunakan rumus Schmidt dan Ferguson (Lakitan, 1977) sebagai berikut:

    = !" #!$ %&'$(

    !" #!$ #)"X 100%

    =+,-

    .X 100% Q = 68 %

  • 35

    Untuk menentukan tipe iklim di Desa Tialai Kecamatan Tasifeto Timur Kabupaten Belu pada tahun 2008-2012 berdasarkan nilai Q, maka dapat dilihat tipe-tipe iklim menurut Schmidt dan Ferguson pada Tabel 4.2 sebagai berikut :

    TABEL 4.2 PEMBAGIAN TIPE IKLIM MENURUT SCHMIDT DAN FERGUSON

    Tipe Iklim Nilai Q (%) Arti Simbol A

    B

    C D

    E

    F

    G H

    0,00 < 14,30

    14,30 < 33,30

    33,30 < 60,00

    60,00 < 100,00

    100,00 < 167,00

    167,00 < 300,00

    300,00 < 700,00

    0

    Sangat basah Basah

    Agak Basah

    Sedang Agak Kering

    Kering

    Sangat kering Ekstrim kering (Luar biasa kering)

    Sumber : Lakitan, 1997

    Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Schimdt dan Ferguson diperoleh nilai Q = 68. Hal ini menunjukkan bahwa daerah penelitian memiliki tipe iklim D (Iklim sedang) karena berada di antara 60,00

    ;?.: 100

    = 63,30 = 63 %

    Jadi ratio beban tanggungan usia produktif di desa Tialai tahun 2013 sebanyak 63 jiwa. Hal ini berarti bahwa 100 jiwa penduduk yang produktif dapat menanggung 63 jiwa yang tidak produktif. Dengan demikian dependency ratio penduduk desa Tialai dikategorikan tinggi, sebab menurut batasan dari angka beban tanggungan adalah jika angka beban ketergantungan lebih kecil dari 62,23 persen di katakan rendah dan apabila angka ketergantungan lebih besar dari 62,32 persen dikatakan tinggi (Salladien, 1984).

    b. Penggolongan Penduduk Desa Tialai Menurut Mata Pencaharian Komposisi penduduk menurut mata pencaharian berarti menggolongkan penduduk berdasarkan jenis pekerjaan yang sedang atau pernah dilakukan termasuk golongan orang yang mencari pekerjaan dan pernah bekerja.

    TABEL 4.6 PENGGOLONGAN PENDUDUK DESA TIALAI

    MENURUT MATA PENCAHARIAN TAHUN 2013 No Jenis Mata

    Pencaharian

    Jenis Kelamin Freku-ensi L P

    1. Petani 87 34 121

    2. Wiraswasta / Swasta 3 - 3

    3. PNS 9 8 17

    4. Pensiunan 11 6 17

    5. Sopir / Ojek 18 - 18 6. Lain lain 17 8 25

    Jumlah 155 56 201 Sumber Kantor Desa Tialai, 2013

    Berdasarkan tabel 4.6 dapat di jelaskan bahwa penduduk desa Tialai yang bermata pencaharian sebanyak 201 jiwa dari total jumlah penduduk 583,

  • 43

    dengan klasifikasi yang bermata pencaharian sebagai petani sejumlah 131 jiwa, wiraswasta 3 jiwa, PNS 17 jiwa, pensiunan 17 jiwa, sopir / ojek 18 jiwa dan lain-lain yaitu 25 jiwa. Sedangkan sisa penduduk yang tidak bermata pencaharian adalah 382 orang diantaranya merupakan anak-anak yang berusia 0-14 tahun dan lansia yang berumur 65+ yang menjadi tanggungan keluarga.

    c. Penggolongan Penduduk Desa Tialai Menurut Tingkat Pendidikan Mengelompokan penduduk menurut tingkat pendidikan bertujuan untuk membadingkan jumlah penduduk berdasarkan jenjang pendidikan sekolah yang dicapai seseorang baik melalui sekolah negeri maupun swata. Pengelompokan penduduk menurut Tingkat pendidikan di Desa Tialai dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:

    TABEL 4.7 PENGGOLONGAN PENDUDUK DESA TIALAI

    MENURUT JENJANG PENDIDIKAN TAHUN 2013 No Jenjang Pendidikan Jumlah Persentase (%) 1

    2

    3 4

    5 6 7

    Tidak/ Belum sekolah Tidak Tamat SD Tamatan SD Tamatan SMP

    Tamatan SMA Tamatan Diploma

    Tamatan Sarjana

    74

    168 123 105 97 3

    13

    12,69 28,81

    21,09 18,01

    16,63 0,51 2,22

    Jumlah 583 100,00 Sumber : Kantor Desa Tialai, 2013 Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa penduduk Desa Tialai memiliki tingkat pendidikan sebagai berikut: kelompok tidak pernah sekolah atau belum sekolah sebanyak 74 jiwa atau (12,69%), tidak tamat SD sebanyak 168 jiwa atau (28,81 %), yang tamat SD sebanyak 123 jiwa atau (21,09%), yang tamat SMP sebanyak 105 jiwa atau (18,01%), yang atamat SMA sebanyak 97 jiwa atau (16,63%), yang tamat Diploma sebanyak 3 jiwa atau (0,51%) dan yang tamatan sarjana sebanyak 13 jiwa atau (2,22%).

  • 44

    4.1.2 Kaitan Antara Aktivitas Penambangan Pasir dan Kerusakan Lahan Pertanian Sayur-Mayur. a. Perhatian Pemerintah

    Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Belu tentang wilayah pertambangan Bab V Pasal 12 ayat 5 menyatakan bahwa: Wilayah penambangan rakyat yang akan ditetapkan diumumkan oleh masyarakat secara terbuka. Peraturan Daerah Kabupaten Belu tentang izin usaha pertambangan rakyat Bab IX Pasal 39 ayat 1 bahwa: Usaha pertambangan rakyat dapat dilaksanakan pada Wilayah Penambangan Rakyat (WPR) apabila telah mendapat Izin Penambangan Rakyat (IPR), dan pasal 4 bahwa IPR diberikan oleh Bupati terutama kepada penduduk setempat, baik perseorangan maupun kelompok masyarakat dan/atau koperasi. Namun masyarakat yang bekerja sebagai penambang di sungai Talau tidak memiliki IPR.

    Seharusnya mereka yang menambang harus memilki izin, tetapi masyarakat di sini (Desa Tialai) tidak memilikinya, karena pekerjaan pokok mereka adalah sebagai petani. Tetapi jika ada pengusaha yang melakukan pertambangan dengan menggunakan alat berat maka dia harus memiliki surat izin. sejauh ini yang saya ketahui, memang belum pernah diadakan sosialisasi dari dinas pertambangan, karena menambang hanya merupakan pekerjaan sampingan. ( Hd, 23 tahun).

    Berdasarkan pernyataan di atas menunjukan bahwa dari pihak pemerintah tidak ada perhatian yang signifikan dengan aktiviatas penambangan yang terjadi sehingga masyarakat setempat melakukan kegiatan penambangan pasir dengan penuh kebebasan, karena tidak adanya peraturan dan hukum yang mengikat pada penambang.

    Wilayah di sungai Talau ini telah diinventarisasikan sebagai wilayah penambangan, sehingga masyarakat dapat melakukan aktivitas penambangan pasir, mereka tidak memiliki izin Penambangan secara tertulis karena mereka bukan penambang tetap, menambang hanya sebagai pekerjaan sampingan untuk mendapatkan uang sehari(Ys, 47 tahun).

    Berdasarkan salah satu informan yang bekerja sebagai petani sayur disekitar wilayah pertambangan tersebut mengakui sedikit kecewa dengan kebijakan pemerintah.

    Saya sedikit kecewa dengan kebijakan pemerintah, karena memberikan wilayah ini sebagai wilayah penambangan, mereka bukannya melarang tapi tambah memberi izin, sehingga masyarakat di sini (Desa Tialai) juga menambang pasir langsung dekat dengan kebun (Lahan Pertanian Sayur-Mayur), yang saya mau seharusnya mereka menambang pasir di bagian tengah sungai, sedangkan bagian

  • 45

    pinggir yang dekat kebun ini seharusnya dilarang saja, kalau ada yang melanggar berikan dia hukuman. Selama ini yang melarang hanya orang-orang yang memiliki kebun disekitar sini, tapi saat tuan kebunya tidak ada orang lain datang gali pasir lagi di pinggir sini. Sehingga lebih baik kami yang tuan kebun ini yang gali pasir dekat dengang kebun kami ini sendiri dari pada orang lain yang datang gali (Fx, 35 tahun).

    Dalam pernyataan salah satu informan diatas menunjukan bahwa tidak adanya perhatian pemrintah terhadap aktivitas penambangan yang telah terjadi, hal ini telah mengecewakan masyarakat setempat dan lahan pertanian sayur-mayur yang ada terancam akan hilang.

    b. Kesadaran Masyarakat Tingkat kesadaran masyarakat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan

    masyarakat. Berdasarkan komposisi penduduk desa Tialai, tingkat pendidikan masyarakat desa Tialai sangat rendah, yang tidak pernak sekolah hingga ke jenjang pendidikan yang tamatan sekolah dasar berjumlah 62,60% dari jumlah penduduk desa Tialai, yang tamatan SMP dan SMA adalah 34,65%, dan tamatan Diploma dan Serjana adalah 2,75%. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat desa Tialai masih sangat rendah.

    Sudah hampir setahun saya menambang dekat sini (lahan pertanian sayur), hal ini saya lakukan karena saya kecewa dengan penambangan pasir yang lain, saya melarang juga tetap saja mereka menambang dekat dengan kebun (lahan pertanian sayur) saya, makanya lebih baik saya sendiri yang merusak kebun saya dari pada orang lain yang datang merusak kebun saya. Saya sudah melarang tetapi ketika saya tidak berada di kebun sini mereka datang gali lagi disini, orang-orang disekitar sinih susah mengerti, saat saya larang mereka tidak mendekat, tetapi kalau mereka melihat kita tidak berada dikebun mereka datang gali lagi disini(Ms, 52 tahun).

    Dalam pernyataan informan diatas menunjukan bahwa kesadaran masyarakat di Desa Tialai sangat rendah, sehingga dengan pengetahuan yang terbatas serta anggapan bahwa menambang dapat menghasilkan uang lebih cepat maka penambang tidak memikirkan fungsi dan kegunaan lahan jangka panjang, sehingga aktivitas penambangan ini terus dilakukan.

    Masyarakat yang bekerja sebagai penambang ini adalah mereka yang pekerjaan pokoknya adalah petani. Bekerja sebagai penambang merupakan pekerjaan sampingan, akan tetapi berdasarkan hasil observasi aktivitas pertambangan yang dilakukan sangat dekat dengan lahan pertanian yang dimilikinya. Dampak dari aktivitas penambangan ini telah terbukti jelas dengan

  • 46

    berkurangnya lahan pertanian sayur mayur yang ada, namun entah sadar atau tidak mereka tetap saja melakukan aktivitas penambangan dekat dengan lahan pertanian tersebut. Alasan masyarakat sekitar yang pada awalnya adalah petani memilih pekerjaan sampingan sebagai penambang karena dengan menambang cepat mendatangkan uang dalam waktu sehari.

    Hal ini menunjukan bahwa kesadaran masyarakat desa Tialai sangat rendah, karena dampak dari aktivitas pertambangan yang dilakukkan telah merusakan lahan pertanian sayur-mayur milik warga desa itu sendiri namun aktivitas penambangan terus dilakukan. Alasan tetap menambang karena tuntutan akan kebutuhan rumah tangga yang mendesak, serta kebutuhan akan pembelian obat-obatan untuk keperluan tanaman sayur.

    c. Aktivitas Penambangan Pasir 1) Proses Penambangan pasir

    Kegiatan penambangan mempunyai karakteristik yang khas dibandingkan dengan karakteristik kegiatan lainnya, terutama menyangkut sifat, jenis dan lokasinya. Kegiatan penambangan melibatkan eksploitasi sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui dan sering ditemukan pada lokasi- lokasi yang terpencil.

    Sesuai penentuan sistem dan tata cara penambangan serta penentuan jenis peralatan yang akan dipakai, dipertimbangkan beberapa faktor penentu, antara lain : Sasaran produksi pertambangan bahan galian, jumlah deposit, bentuk, jenis, kedudukan, dan penyebaran deposit serta kondisi topografi. Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka sistem penambangan pasir yang digunakan adalah pertambangan terbuka. Perlu diketahui bahwa pertambangan pasir di Desa Tialai adalah jenis pertambangan rakyat yang masih tradisional dengan menggunakan alat yang sederhana. Aktivitas penambangan pasir di Desa Tialai dilakukan dalam tiga tahapan yakni persiapan pertambangan, penggalian, dan pengangkutan.

    1. Persiapan Penambangan Kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan semua hal yang akan menunjang

    kelancaran kegiatan penambangan. Pada tahap awal penambangan, penambang akan menyediakan sejumlah peralatan pertambangan yang akan digunakan seperti linggis dan skop. Selanjutnya, mencari keberadaan pasir, jika pasirnya

  • 47

    tidak kelihatan dipermukaan maka dilakukan dengan teknik membanting batu. Teknik membanting batu merupakan satu-satunya cara yang sangat ampuh dalam mencari kebaradaan pasir di suatu tempat. Untuk mengetahui keberadaan pasir dengan cara membanting batu yaitu memilih batu yang cukup basar dan berat, kemudian membanting kepermukaan yang dianggap terdapat pasir, jika batu tersebut melenting cukup tinggi maka tempat tersebut tidak ada pasir, jika batu yang dibanting melentingnya rendah atau tidak melenting maka tempat terebut terdapat pasir. Teknik dan cara ini sudah dilakukan sejak lama, bagi masyarakat tradisional atau pedesaan ini merupakan satu-satunya cara untuk mengetahui kebaradaan pasir yang tidak kelihatan dipermukaan. Biasanya teknik ini sering dilakukan pada musim kemarau, karena saat musim kemarau pasirnya telah berkurang dan tidak kelihatan lagi di permukaan, sehingga penambang melakukan dengan tenik membanting batu.

    2. Penggalian

    Proses penggalian merupakan suatu proses setelah persiapan

    penambangan dan setelah ditemukan pasir. Kegiatan ini mencakup penggalian dan pengumpulan pasir dengan tujuan untuk memisahkan pasir dengan batu atau kerikil. Proses penggalian ini menggunakan linggis kemudian dengan menggunakan skop untuk mengumpulkan pasir ditempat yang telah dipersiapkan.

    Penambang biasanya melakukakan penggalian pasir ini jika pasirnya telah berkurang, sehingga butuh proses penggalian dan pengumpulan pasir. Namun jika pada musim penghujan biasanya material pasir cukup banyak dan tidak perlu dilakukan proses penggalian dan pengumpulan pasir. Sebab pada musim penghujan material pasir biasanya langsung terlihat dipermukaan dan terkumpul, sehingga penambang hanya melakukan penandaan atau memberikan tanda pada pasir yang telah terkumpul tersebut. Maksud dari pemberian tanda ini adalah bahwa pasir tersebut sudah ada yang memilikinya, sehingga penambang lain tidak berhak untuk mengangkutnya. Penandaan biasanya dilakukan dengan menggunakan batang kayu yang ditanam di pasir.

  • 48

    Gambar 4.3 Proses Penggalian dan Pengumpulan Pasir Di Sungai Talau Desa Tialai

    3. Pengangkutan Kegiatan selanjutnya yang dilakukan para penambang adalah

    pengangkutan. Kegiatan pengangkutan ini dilkukan apabila ada kesepakatan antara penambang dengan sopir truk. Penambang melakukan pengakutan pasir dengan cara menggunakan skop kemudian mengangkut pasir yang telah dikumpulkan dipindahkan ke atas truk. Penambang melakukan pengangkutan ini dikarenakan sopir truk tidak memiliki konjak, sehingga perlu ada kesepakatan dengan sopir truk. Namun pengangkutan ini mempunyai biaya tersendiri bagi penambang.

    Gambar 4.4 Proses Pengangkutan Pasir Di Sungai Talau Desa Tialai

    2) Penghasilan Penambang Pasir Tingkat penghasilan penambang yang dimaksud disini adalah penghasilan

    penambang yang diperoleh setiap hari dalam bentuk uang dalam pemenuhan

  • 49

    kebutuhan ekonomi keluarga. Penghasilan penambang ini diperoleh sesuai dengan tingkat kemampuan mengumpulkan pasir dalam waktu sehari. Penambang memperoleh penghasilan per-hari sesuai dengan volume pasir yang terkumpulkan, harga satuan pasir dihitung per-reit dan tergantung pada musim. Pada saat musim kemarau harga satuan pasir per-reit adalah Rp.60.000,00 sedangkan harga satuan pasir per-reit pada saat musim penghujan adalah Rp.50.000,00.

    Penghasilan informan yang bekerja sebagai penambang rata-rata per-hari dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

    TABEL 4.8 PENGHASILAN PENAMBANG DESA TIALAI

    No Nama Penambang Volume Pasir (Reit)/ Hari

    Pendapatan (Rp)

    1. Felix Mau 3 Rp.150.000-Rp.180.000

    2. Philipus Tes 2 Rp.100.000-Rp.120.000

    3. Anton Mau 3 Rp.150.000-Rp.180.000

    4. Camilus Bere 2 Rp.100.000-Rp.120.000

    5. Martinus Mali 4 Rp.200.000-Rp.240.000

    6. Yohanis Mau 2 Rp.100.000-Rp.120.000

    7 Ginus Bele 3 Rp.150.000-Rp.180.000

    8 Marsel Mali 4 Rp.200.000-Rp.240.000

    Sumber : Data Primer, 2013

    d. Aktivitas Penanaman Sayur-Mayur Masyarakat Desa Tialai adalah masyarakat yang dominannya bekerja sebagai

    petani yaitu 20,75% dari jumlah penduduk Desa Tialai. Sumber pendapatan rumah tangganya berasal dari hasil jualan sayur-mayur yang ditanam. Lahan pertanian yang digunakan untuk aktivitas penanaman sayur-mayur ini terletak di daerah pinggiran sungai, hal ini disebabkan karena lokasi pertanian ini mudah mendapatkan air dari saluaran irigasi yang sumber airnya berasal dari sungai Talau. Saluran irigasi yang terdapat di Desa Tialai ini dibuat secara sederhana oleh petani-petani sayur itu sendiri yaitu dengan menggunakan batu kali sebagai penahan air sehingga dapat disalurkan ke lahan pertanian sayur milik petani setempat. Sumber air yang tersedia volumenya tidak permanen, saat musim penghujan airnya berkelimpahan dan pada

  • 50

    saat musim kemarau airnya berkurang bahkan sering kali terjadi kekeringan. Sehingga jenis sayur-mayur yang ditanam disesuaikan dengan musim yang terjadi.

    Cara bercocok tanam yang terdapat di Desa Tialai menggunakan alat-alat yang sederhana, yaitu dengan menggunakan cangkul, linggis, dan parang. Letak lahan pertanian sayur-mayur ini berderetan panjang mengikuiti bentuk dari sungai Talau tersebut. Ada beberapa jenis sayur-mayur yang ditanam sebagai sumber pendapatan rumah tangga bagi petani-petani sayur ini. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam Tabel berkut ini :

    TABEL 4.9 JENIS SAYUR-MAYUR DI DESA TIALAI

    No. Jenis Sayuran Masa Panen (Bulan)

    Frekuensi Panen

    Harga (Rp) / Are

    1. Kol 3 1 Rp.500.000-1.000.000

    2. Sayur Putih 1 1 Rp.400.000-700.000

    3. Buncis 3 3 Rp.1.000.000-2.000.000

    4. Tomat 3 3 Rp.1.000.000-2.000.000

    5. Lombok 3 3 Rp.1.000.000-2.000.000

    Sumber: Data Primer, 2013 Berdasarkan tabel 4.9 diatas maka dapat dijelaskan bahwa : 1. Jenis sayur Kol masa panennya adalah 3 bulan dengan pendapatan per-are

    mencapai Rp.500.000 hingga Rp.1.000.000 dengan jumlah panen hanya sekali. 2. Sayur Putih masa panennya adalah 1 bulan dengan pendapatan per-are

    mencapai Rp.400.000 hingga Rp.700.000 dengan jumlah penen hanya sekali. 3. Buncis masa panennya adalah 3 bulan dengan pendapatan per-are mencapai

    Rp.1.000.000 hingga Rp.2.000.000 dengan jumlah panen dapat mencapai 3 kali dalam sekali tanam.

    4. Tomat masa panennya adalah 3 bulan dengan pendapatan per-are mencapai Rp.1.000.000 hingga Rp.2.000.000 dengan jumlah panen dapat mencapai 3 kali dalam sekali tanam.

    5. Lombok masa panennya adalah 3 bulan dengan pendapatan per-are mencapai Rp.1.000.000 hingga Rp.2.000.000 dengan jumlah panen dapat mencapai 3 kali dalam sekali tanam.

  • 51

    Dari beberapa jenis sayuran diatas yang paling banyak ditanam oleh petani sayur setempat ialah jenis tanaman sayuran kol, sebab dipandang sayuran kol lebih menguntungkan dibandingkan dengan sayuran lainnya, karena dianggap tanaman sayuran kol musimnya berlangsung sangat panjang, yaitu dari bulan Februari hingga September. Tanaman sayur kol dapat ditanam dalam dua sampai tiga tahapan. Tahapan yang pertama biasanya dilakukan pada bulan Februari dan dapat dipanen bulan Mei, tahapan kedua bulan Mei penanaman dan dipanen bulan July, tahapan ketiga bulan July penanaman dan dapat dipanen bulan September. Sedangkan jenis tanaman sayuran lainnya ditanam saat musim sayuran kol telah lewat, karena bagi petani sayur setempat jenis tanaman sayuran kol cara penanamannya dan perawatannya lebih sederhana dan pendapatan dari hasil sayuran kol lebih memuaskan.

    e. Kerusakan Lahan Pertanian Sayur-Mayur Kerusakan lahan merupakan perubahan yang mengarah kepada kerusakan di

    muka bumi. Kerusakan tanah dapat menyebabkan kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman/menghasilkan barang dan jasa. Kerusakan lahan yang terjadi di Desa Tialai adalah terjadinya erosi tanah dan hilangnya vegetasi penutup lahan.

    Gambar 4.5 Kerusakan Lahan Pertanian Sayur-Mayur Di Desa Tialai

    Kerusakan lahan pertanian sayur-mayur yang terjadi di Desa Tialai disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini :

    1. Faktor-Faktor Penyebab Kerusakaan Lahan Pertanian Sayur-Mayur

  • 52

    Lahan yang tersedia untuk dijadikan area pertanian sayur-mayur yang ada di desa Tialai setiap tahunnya selalu mengalami penyusutan, hal ini disebabkan karena faktor-faktor berikut ini, yaitu :

    a) Banjir Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir merupakan salah satu faktor utama yang mengakibatkan rusaknya lahan pertanian sayur-mayur di Desa Tialai. Banjir yang terjadi di Desa Tialai biasanya pada bulan Januari hingga bulan April. Banjir ini selalu terjadi setiap tahun, sehingga lahan pertanian sayur-mayur yang berbatasan langsung dengan sungai Talau ini setiap tahun makin sempit bahkan hilang terbawa banjir.

    b) Erosi Tanah Erosi tanah adalah penyingkiran dan pengakutan bahan dalam bentuk larutan atau suspensi dari tapak semua oleh air mengalir (air limpasan), es bergerak atau angin. Berdasarkan hasil observasi erosi tanah yang terjadi pada lahan pertanian sayur-mayur di Desa Tialai disebabkan karena banjir. Sebab letak lahan pertanian sayur-mayur ini berada di pinggiran sungai, sehingga saat musim penghujan terjadi banjir yang mengakibatkan terjadinya erosi tanah.

    2. Luas Lahan Pertanian Sayur-Mayur Yang Rusak Ketersediaan lahan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan mendukung dalam aktivitas pertanian sayur-mayur, hal ini dikarenakan luas lahan dapat mempengaruhi besar kecilnya volume produksi sayur-mayur yang dihasilkan sehingga berimplikasikan pada pendapatan petani sayur. Kerusakan lahan pertanian sayur-mayur yang selama ini terjadi akibat terbawa banjir adalah lebih kurang 167 are, yaitu tanah milik petani sayur yang daerah lahan pertaniannya tepat di tebing sungai Talau. Kerusakan lahan pertanian sayur-mayur ini telah membawa dampak pada pendapatan petani sayur karena ketersediaan lahan pertanian sayur-mayurnya makin sempit.

  • 53

    Berikut ini adalah luas lahan pertanian milik petani sayur yang rusak : TABEL 4.10

    LUAS LAHAN PERTANIAN SAYUR MAYUR No Nama Petani

    sayur Luas Tanah

    Awal (are)

    Luas Tanah Sekarang

    (are)

    Luas Tanah Yang Telah Terbawa Banjir

    (are) 1. Felix Mau 20 7 13

    2. Philipus Tes 20 Tidak Ada 20

    3. Anton Mau 17 2 15

    4. Camilus Bere 40 16 24

    5. Martinus Mali 30 Tidak Ada 30

    6. Yohanis Mau 20 Tidak Ada 20

    7 Ginus Bele 30 10 20

    8 Marsel Mali 40 15 25

    Jumlah 217 50 167 Sumber: Data Primer, 2013

    Berdasarkan tebel 4.10 diatas dapat dijelaskan bahwa luas lahan pertanian sayur-mayur milik informan yang telah diwawancarai telah mengalami kehilangan tanah sebesar 167 are dari luas tanah sebelumnya yang sebesar 217 are.

    f. Pendapatan Petani Sayur-Mayur Pendapatan merupakan semua penghasilan yang diterima seseorang atau

    keluarga lewat kegiatannya dalam waktu satu tahun. Besar kecilnya pendapatan petani sayur tergantung pada volume besar kecilnya produksi sayur-mayur yang dihasilkan, sedangkan volume besar kecilnya produksi sayur mayur yang dihasilkan tergantung pada ketersediaan luas lahan yang ada. Ketersediaan lahan pertanian sayur mayur milik petani yang berada di Desa Tialai telah mengalami penyusutan sehingga produksi sayur yang dihasilkan turut mengalami penyusutan.

    Pendapatan petani dari hasil usaha sayur-mayur dapat dihitung dengan perkiraan pertahun, sebab penghasilan petani sayur-mayur dapat dipanen sesuai dengan musiman jenis sayur-mayur. Terjadinya kerusakan lahan pertanian sayur mayur di Desa Tialai telah membawa dampak pada penurunan pendapatan petani sayur. Berikut ini merupakan beberapa pernyataan informan mengenai pendapatan dari hasil usaha sayur-mayur:

  • 54

    Pendapatan saya dari hasil sayur-mayur dalam setahun pada awal sebelum terjadi kerusakan tanah dapat mencapai lebih kurang Rp.18 juta, tapi setelah terjadi kerusakan lahan ini, saya hanya dapat mencapai lebih kurang Rp. 9 Juta(Fx, 35 tahun).

    Pernyataan diatas menunjukan adanya penyusutan pendapatan setelah terjadi kerusakan lahan, demikian juga dengan informan lainnya, karena ada beberapa informan yang mengaku lahan pertaniannya telah habis terbawa banjir.

    Awalnya pendapatan saya dapat mencapai Rp.18 Juta namun sekarang tidak mendapat apa-apa, karena lahan saya telah habis dibawa banjir, sehingga sekarang saya menggarap lahan pertanain orang lain(Ph, 42 tahun).

    Pernyataan diatas menunjukan terjadi penyusutan pendapatan yang sangat signifikan, sebab lahan yang tersedia sebagai lahan pertanian sayur mayur telah hilang terbawa banjir. Tingkat kerugian yang dialami petani dari usaha sayur mayur ini telah mencapai lebih dari 50%, bahkan hamper mendekati 100%, hal ini dapat disimpulkan berdasarkan pernyataan informan mengenai pendapatan awal sebelum dan setelah terjadi kerusakan lahan pertaniannya.

    4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil penenlitian dapat dilakukan pembahasan terhadap beberapa indikator yang telah ditetapkan : 1. Perhatian Pemerintah

    Perhatian pemerintah merupakan peranan dari pihak pemerintah dalam menerapkan peraturan mengenai teknisi pengelolaan penambangan, izin penambangan, serta perlunya pemberian soaialisasi terhadapa masyarakat lokal dalam mengekploitasi pasir. Peraturan Daerah Kabupaten Belu tentang wilayah pertambangan, yaitu yang pertama, Bab V Pasal 12 ayat 5 yang menyatakan bahwa wilayah penambangan rakyat yang akan ditetapkan diumumkan oleh masyarakat secara terbuka. Yang kedua Peraturan daerah Kabupaten Belu tentang izin usaha pertambangan rakyat bab IX Pasal 39 ayat 1 bahwa usaha pertambangan rakyat dapat dilaksanakan pada Wilayah Penambangan Rakyat (WPR) apabila telah mendapat Izin Penambangan Rakyat (IPR), dan pasal 4 bahwa IPR diberikan oleh bupati terutama kepada penduduk setempat, baik perseorangan maupun kelompok masyarakat dan/atau koperasi. Namun kenyataanya hingga saat ini dari pihak pemerintah tidak pernah mengadakan sosialisasi kepada masyarakat setempat serta

  • 55

    parah penambang hingga saat ini tidak pernah memiliki Izin Penambang Rakyat (IPR). Hal ini menunjukan bahwa dari pihak pemerintah pernah memperhatikan aktivitas penambangan ini. Hal ini sama seperti yang telah diteliti oleh Yudhistira 2008, bahwa peraturan daerah telah ditetapkan namun dalam pelaksanaanya belum diterapkan secara optimal sebab yang memiliki perizinan dalam melakukan pertambangan adalah jenis petambangan yang menggunakan alat berat namun bagi penambang rakyat tidak dikeluarkan surat izin penambangan, sehingga masyarakat melakukan penambangan secara bebas karena tidak diatur oleh kuasa hukum.

    2. Kesadaran Masyarakat Kesadaran masyarkat merupakan sikap yang tidak tahu atau tidak mau peduli

    dan tidak butuh pandangan dan manfaat jangka panjang sumberdaya alam, sekaligus tidak peduli dengan tragedi kerusakan lingkungan yang tejadi. Berdasarkan hasil penelitian kesadaran masyarakat Desa Tialai terhadap pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian suberdaya alam sangat minim. Hai ini terbukti karena aktivitas pertambangan pasir yang dilakukan sangat dekat dengan lahan pertanian yang dimilikinya. Aktivitas pertambangan pasir terus dilakukan meskipun lahan pertanian mereka telah rusak sebab pengetahuan masyarakat secara umum tentang kegiatan penambangan pasir bahwa mereka dapat menerima penambangan pasir karena merupakan pekerjaan sampingan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pekerjaan tersebut memberikan hasil setiap hari bagi penambang pasir guna memenuhi kebutuhan hidup sehari hari. Hal ini terjadi sama seperti yan