skripsi metode saw iwan basinu

111
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penting dari jalannya suatu organisasi/perusahaan. Pengelolaan yang baik dari karyawan ini akan sangat mempengaruhi aspek keberhasilan kerja. Jika karyawan dapat diorganisir dengan baik, diharapkan organisasi atau perusahaan dapat menjalankan semua proses usaha dengan baik pula. Masalah subyektifitas dalam penilaian kinerja karyawan merupakan hal yang hampir tidak bisa dihindari. Penilaian secara kuantitatif sering dianggap mengecewakan karena sulitnya mengukur parameter-parameter yang ada. Di lain pihak manajemen dan karyawan membutuhkan proses penilaian kinerja yang rutin dan cepat sehingga dapat memberikan umpan balik dan perbaikan yang cepat di lingkungan kerja. Upaya penentuan secara objektif kenaikan jabatan karyawan ini akan sangat bermanfaat untuk memotivasi karyawan supaya dapat bekerja dengan baik. Upaya untuk penentuan kenaikan jabatan karyawan ini terdiri dari sejumlah kriteria yang perlu untuk dipertimbangkan dengan adanya sejumlah alternatif karyawan. Untuk penyelesaian permasalahan ini dapat dilakukan dengan merancang suatu aplikasi yang menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW). Pengisian bobot kriteria akan dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Sedangkan pengisian bobot tiap alternatif untuk

Upload: iwan-basinu

Post on 21-Jul-2015

2.620 views

Category:

Technology


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penting dari

jalannya suatu organisasi/perusahaan. Pengelolaan yang baik dari karyawan

ini akan sangat mempengaruhi aspek keberhasilan kerja. Jika karyawan dapat

diorganisir dengan baik, diharapkan organisasi atau perusahaan dapat

menjalankan semua proses usaha dengan baik pula.

Masalah subyektifitas dalam penilaian kinerja karyawan merupakan hal

yang hampir tidak bisa dihindari. Penilaian secara kuantitatif sering dianggap

mengecewakan karena sulitnya mengukur parameter-parameter yang ada. Di

lain pihak manajemen dan karyawan membutuhkan proses penilaian kinerja

yang rutin dan cepat sehingga dapat memberikan umpan balik dan perbaikan

yang cepat di lingkungan kerja.

Upaya penentuan secara objektif kenaikan jabatan karyawan ini akan

sangat bermanfaat untuk memotivasi karyawan supaya dapat bekerja dengan

baik. Upaya untuk penentuan kenaikan jabatan karyawan ini terdiri dari

sejumlah kriteria yang perlu untuk dipertimbangkan dengan adanya sejumlah

alternatif karyawan. Untuk penyelesaian permasalahan ini dapat dilakukan

dengan merancang suatu aplikasi yang menggunakan metode Simple Additive

Weighting (SAW). Pengisian bobot kriteria akan dilakukan oleh pihak

manajemen perusahaan. Sedangkan pengisian bobot tiap alternatif untuk

Page 2: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

2

masing-masing kriteria dapat dilakukan oleh pihak manajemen maupun

stakeholder perusahaan lainnya yang berkepentingan.

Masalah evaluasi kerja, perencanaan karir atau promosi jabatan dalam

perusahaan penting dilakukan karena berkaitan dengan prestasi yang dicapai

oleh setiap karyawan. Dengan melakukan proses penilaian, maka prestasi

yang dicapai setiap karyawan dengan nilai baik sekali, baik, cukup, atau

kurang bisa diketahui.

Proses evaluasi kinerja karyawan untuk promosi jabatan, khususnya

dalam proses pengelolaan data penilaian pada Muara Group merupakan

penilaian yang kurang akurat dikarenakan penumpukan dokumen dan berkas

penilaian kinerja karyawan didalam arsip yang tidak terstruktur. Bagian

Personalia atau HRD (Human Resource Departement) perusahaan harus

mengecek ulang dan mengumpulkan data-data karyawan sesuai dengan

kriteria yang dibutuhkan. Sehingga, proses pengambilan keputusan mengenai

promosi jabatan membutuhkan waktu yang cukup lama.

Proses penilaian yang lengkap harus menunggu dalam jangka waktu

yang tak tentu dikarenakan data penilaian yang selalu berpindah tangan antara

pihak kepala seksi dan kepala bagian terkait, serta kepala cabang. Penilaian

masih berdasarkan ingatan, hal ini menyebabkan pihak penilai terkait merasa

kesulitan ketika melihat data karyawan yang dominan dalam kinerjanya.

Sehingga, terkadang ada karyawan yang mendapatkan promosi jabatan hanya

melihat pada kriteria pertama saja, tetapi karyawan tersebut belum tentu

Page 3: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

3

unggul pada beberapa kriteria-kriteria lain. Namun, terkadang ada juga

karyawan yang tidak lulus pada kriteria pertama, tetapi Ia dilihat dari

kelebihan-kelebihan pada kriteria-kriteria selanjutnya. Serangkaian kriteria

yang berurutan tersebut bertujuan untuk mengurangi subjektifitas proses

pengambilan keputusan akibat banyaknya alternatif.

Di Maluku Utara khususnya di Kota Ternate terdapat sebuah

Perusahaan yang bernama Muara Group yang terletak atau berkantor di

Gedung Ternate Mall di Jl. Merdeka No. 19 Kel Santiong merupakan

perusahaan yang bergerak pada usaha penyedia jasa, penjualan fashion, dan

Swalayan.

Muara Group mempunyai kurang lebih dua ratus karyawan yang

tersebar dibeberapa unit, diantaranya, Muara Departement Store, Muara

Mart, Muara Fashion, Muara Hotel, Gudang Induk Soasio yang juga

mempunyai tugas dan fungsi masing-masing, mulai dari Pramuniaga, Junior

Supervisor (Jr Spv), Supervisor (SPV), Kepala Gudang, dan Store Manager

(SM). Untuk dapat menduduki jabatan Store Manager selalu menggunakan

Metode Kebijakan Pemilik Perusahaan, dimana kriteria yang digunakan

adalah siapa yang disenangi dan sudah lama bekerja yang ditunjuk untuk

menduduki jabatan Store Manager, hanya Junior Supervisor dan Supervisor

yang dilakukan penilaian dengan mengisi score pada form penilaian yang di

lakukan Store Manager.

Untuk itu agar dapat meningkatkan kualitas kinerja karyawan

khususnya Supervisor yang baik dan dapat menunjang kemajuan perusahaan

Page 4: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

4

khususnya di Muara Group, maka dipandang perlu dilakukannya perbaikan

sebuah sistem atau pengelolaanya dengan baik dan terarah, maka penulis

mengajukan judul penelitian “Sistem Pendukung Keputusan Penilaian

Kinerja Supervisor untuk Promosi Store Manager dengan Metode Simple

Additive Weighting (SAW)” agar dapat mengevaluasi kinerja-kinerja

karyawan yang dapat dipromosikan pada jabatan-jabatan tertentu khususnya

untuk Store Manager pada Muara Group.

1.2. Rumusan Masalah

Untuk dapat memfokuskan pemahaman mengenai maksud latar

belakang diatas, maka perlu penulis merumuskannya, antara lain :

1) Bagaimana perusahaan menentukan Supervisor yang berkualitas yang

dapat dipromosikan pada jabatan Store Manager.

2) Bagaimana perusahaan menentukan secara objektif karyawan yang dapat

menduduki jabatan Store Manager.

3) Mempermudah pihak perusahaan khususnya Muara Group dalam

mengelola data dan melakukan penilaian kinerja karyawan khususnya

Supervisor.

4) Mempermudah pihak perusahaan dalam mengambil keputusan mengenai

Supervisor yang berhak dilakukan promosi jabatan.

5) Mempermudah pihak perusahaan untuk menyampaikan informasi yang

berkaitan dengan penilaian kinerja Supervisor yang layak dilakukan

promosi jabatan pada Muara Group secara cepat dan akurat.

Page 5: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

5

6) Memberikan informasi dengan cepat kepada Supervisor yang telah

dinyatakan layak menerima promosi jabatan untuk segera mempersiapkan

data-data yang dibutuhkan.

7) Memberikan informasi yang akurat tentang penilaian kinerja Supervisor

yang pantas di promosikan sebagai Store Manager pada unit-unit yang

membutuhkan.

8) Pedoman bagi mahasiswa lain untuk mengembangkannya.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang berkaitan dengan penentuan

kenaikan jabatan karyawan dengan metode Simple Additive Weigthing (SAW)

ini maka peneliti merasa perlu untuk membatasi ruang lingkup permasalahan

yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu antara lain:

1. Kriteria yang digunakan adalah kriteria yang ditentukan oleh pihak

manajemen perusahaan yang terdiri dari hasil Leadership, Penguasaan

Barang Dagangan, Personality, Umum dan lain-lain.

2. Alternatif yang digunakan dalam proses perbandingan adalah Supervisor

yang bekerja pada perusahaan minimal selama 1 tahun.

3. Penentuan bobot dari tiap Supervisor untuk masing-masing kriteria

dilakukan oleh General Manager.

4. Karyawan dengan hasil bobot global paling tinggi yang akan

diprioritaskan untuk dapat menduduki Jabatan Store Manager.

Page 6: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

6

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini diantaranya :

1. Bagaimana perusahaan dapat menentukan karyawan yang harus

menduduki jabatan tertentu sesuai kebutuhan, khususnya menentukan

seorang Kepala Toko atau Store Manager pada tiap-tiap unit yang

membutuhkan.

2. Sebagai media penentu untuk Perusahaan dalam memilih dan

menentukan Supervisor yang berkualitas menduduki jabatan Store

Manager.

3. Untuk dapat memberikan informasi data-data Supervisor yang pernah

dipromosikan sebagai Store Manager kepada pihak yang

membutuhkan.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini, diantaranya :

1. Membantu perusahaan mengetahui kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM) yang dapat membantu perusahaan dalam pengelolaanya.

2. Memacu Karyawan khususnya Supervisor berlomba menunjukkan

Kinerja yang pantas untuk dipromosikan.

3. Penilaian Supervisor dapat dilakukan secara berkala oleh pihak yang

Operasional.

Page 7: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

7

4. Document atau data penilaian yang telah diarsipkan dapat dilihat

kapan saja sesuai kebutuhan perusahaan melalui personalia ataupun

pada bagian HRD (Human Resource Departement).

1.6. Keaslian Penelitian

Aplikasi yang dirancang belum pernah ada yang menggunakannya dan

baru pertama kalinya digunakan pada tempat penelitian sesuai hasil survey

dan wawancara (interview) penulis pada tempat penelitian.

1.7. Metodologi Penelitian

Dalam perancangan sebuah sistem dibutuhkan data dan informasi untuk

menjadi bahan analisa perancangan sistem. Ada beberapa metode yang

digunakan dalam penelitian ini, antara lain :

a. Wawancara (Interview)

Metode yang dilakukan penulis dalam rangka untuk mendapatkan data

dan informasi dari perusahaan yaitu dengan melakukan wawancara atau

tanyajawab langsung dengan Supervisor dan Store Manager, serta

Opertional Manager untuk mendapatkan data dan informasi yang

dibutuhkan sesuai dengan fakta dilapangan.

b. Observasi

Observasi atau melakukan pengamatan langsung di tempat kerja atau

dilapangan agar mendapatkan informasi atau data yang sesuai fakta

Page 8: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

8

dilapangan dan yang dapat menunjang dalam pembuatan laporan

nantinya.

c. Studi Literatur

Metode Studi Literatur adalah cara yang di gunakan penulis dalam

rangka memperoleh informasi dari beberapa sumber bacaan dan media

Internet serta berbagai dokumen yang bisa dipergunakan dalam

menunjang penulis dalam menyelesaikan laporan ini dan sebagai

referensi dalam penyusunan dan pembuatan Aplikasi.

1.8. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai berbagai konsep dasar dan teori-teori

yang berkaitan dengan judul penelitian yang dilakukan dan hal-hal yang

berguna dalam proses analisis permasalahan.

BAB III GAMBARAN UMUM

Bab ini menguraikan tentang deskripsi dan kondisi tempat penelitian.

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini memaparkan analisis dan perancangan sistem dimulai dari

perancangan basis data yang meliputi pembuatan Entity Relationship

Page 9: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

9

Diagram (ERD) dan Data Flow Diagram (DFD) sebagai alat untuk

membantu dalam pembuatan dan analisis sistem.

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini merupakan implementasi dari hasil analisis dan perancangan

yang telah dibuat.

BAB VI PENUTUP

Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan-kesimpulan dari proses

pengembangan sistem dan beberapa saran untuk perbaikan sistem yang

dihasilkan untuk masa yang akan datang.

Page 10: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Sistem, Informasi, Sistem Informasi

2.1.1 Definisi Sistem

Sistem menurut sejarahnya berasal dari bahasa yunani yaitu

“sistema” yang berarti kesatuan, yakni keseluruhan dari bagian-bagian

yang mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya. Kata “Sistema”

tersebut yang pada akhirnya dikembangkan menjadi berbagai macam

defenisi yang bervariasi sesuai dengan bidang ilmu atau bidang kajian

masing – masing, namun pada intinya masih tetap sama yaitu kumpulan

dari sub-sub sistem yang saling berhubungan dan bekerja sama

(Rohmat, 2013).

Untuk bisa memahami sistem secara umum maka lebih dulu kita

memahami definisi dari sistem, maka disini disebutkan berbagai

definisi sistem baik itu dari sudut prosedurnya (sistem abstrak) maupun

dari komponennya (sistem fisik).

Sistem sebagai urut-urutan operasi klerikel (tulis menulis),

biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih

departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang

seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi. (Jogiyanto, 2005).

Page 11: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

11

Adapun pendekatan yang lebih menekankan pada elemen atau

komponennya mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-

elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Sistem merupakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan guna

mencapai tujuan-tujuan perusahaan seperti pengendalian inventaris atau

penjadwalan produksi (Norman dkk, 2005).

Pendekatan yang lebih menekankan pada prosedurnya sebagai

berikut : suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan

suatu kegiatan atau untuk menyelesaiakan suatu sasaran tertentu (Jerry

dkk, dalam Jogiyanto, 2005).

Sistem sebagai kumpulan/group dari bagian/komponen apapun

baik fisik ataupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan

bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu

(Azhar, 2007).

Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan,

bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima

input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

(James, 2005).

2.1.2 Ciri-Ciri Sistem

Sistem yang baik adalah sebuah sistem yang mempunyai tujuan,

batas, subsistem, input, proses, output dan feed back (umpan balik)

Page 12: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

12

secara jelas. Ciri-ciri sistem dibagi menjadi beberapa point yaitu :

Tujuan, Batas, Subsistem, Input, Proses, Output, dan feedback

(Azhar,2007).

2.1.3 Tujuan Sistem

Sistem yang baik adalah sistem yang memiliki tujuan yang jelas

dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan memiliki langkah-

langkah yang terstruktur untuk mencapainya. Dengan tujuan yang jelas

dan terukur serta menggunakan langkah-langkah terstruktur

kemungkinan besar sistem itu akan bisa mencapai tujuannya sesuai

dengan apa yang telah menjadi tujuannya.

2.1.4 Batas Sistem

Batas sistem merupakan hal penting yang harus ditentukan dari

awal karena dengan batas sistem lebih mudah untuk di definisikan dan

dimengerti. Tanpa adanya batas sistem, sistem akan meluas hingga kita

susah untuk mendeskripsikan. Batas sistem untuk menentukan sub-sub

sistem mana yang masuk kedalam sistem dan sub-sub sistem mana

yang tidak terlibat dalam sistem.

Batas pada sebuah sistem dibagi menjadi dua yaitu batas

nyata/fisik dan non fisik, sebagai contoh batas fisik pada sistem Belajar

Mengajar adalah dinding yang membatasi antara lingkungan internal

dan lingkungan eksternal adapun batas non fisiknya adalah

Page 13: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

13

pengelompokan komponen-komponen yang masuk didalam sistem dan

komponen-komponen yang tidak dimasukan kedalam sistem atau

komponen yang berada diluar sistem.

2.1.5 Subsistem

Secara sederhana subsistem merupakan komponen-komponen

atau sistem-sistem yang lebih kecil yang ada didalam sistem itu sendiri.

Penentuan sub sistem merupakan hal yang penting untuk memberi

batasan antara lingkungan dalam dengan lingkungan luar. Dengan

menentukan sub-sub sistem dengan baik atau tepat maka sistem itu

akan lebih mudah untuk difahami dan diklasifikasikan.

2.1.6 Input

Input merupakan semua kegiatan (pencatatan, pengetikan,

pengeditan) atau memasukkan data baik data fisik ataupun non

fisik/logic. Input fisik merupakan berkas-berkas,data-data

laporan,benda-benda dll. Sedangkan input logic bisa berupa data atau

flasdisk, disket, CD, dan tempat penyimpanan lainnya.

2.1.7 Proses

Proses adalah suatu kegiatan ang merubah input sehingga

`menjadi output yang memilki nilai tambah atau lebih bergun lagi.

Dalam hal ini input dan output yang dimaksud adalah data menjadi

informasi.

Page 14: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

14

Proses (pemrosesan) sangatlah penting untuk diperhatikan

karena dengan proses yang tidak terstruktur maka hasilnya juga susah

untuk menjadi maksimal tapi jika langkah-langkah yang dilakukan

dalam proses sangat terstruktur, efektif dan efisien maka sesuatu yang

dihasilkan maka akan lebih sempurna atau berkualitas.

2.1.8 Output

Output merupakan hasil dari input yang diproses, output sering

disebut sebagai informasi. Yang membedakan output dengan input

adala kalau output nilainya sudah tambah dan lebih bermanfaat bagi

pengguna.

2.1.9 Feedback

Feedback atau umpan balik atau memberi makna kembali,

merupakan sebuah kegiatan yang memasukkan output kembali kedalam

input. Dalam hal ini output disebut sebagai informasi dan input adalah

data.

2.2 Model Umum Sistem

Sistem merupakan suatu kegiatan yang memproses input sehingga

menjadi output, input yang masuk akan memiliki peran yang sangat penting

karena dengan inputan yang sesuai maka akan memudahkan dalam

pemrosesan inputan tadi, dengan metode pemrosesan yang efektif dan efisien,

jelas akan menghasilkan output sesuai dengan keinginan. Jika output sudah

Page 15: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

15

sesuai dengan keinginan maka output tersebut sudah barang tentu akan sesuai

dengan kebutuhan. Adapun model sistem secara umum adalah sebagai berikut

:

Gambar 2.1 Gambaran Umum Sistem (Gordon B Davis, 1984)

2.3 Konsep Sistem dalam Sistem Informasi

Sistem merupakan kumpulan sub-sub sistem yang terkoneksi dan

berkolaborasi untuk suatu tujuan tertentu dengan memproses input sehingga

menghasilkan output yang mempunyai nilai lebih. Konsep dasar sistem

sangat berarti ketika yang diolah data sehingga menghasilkan sebuah

informasi.

Sistem merupakan cikal bakalnya sebuah sistem informasi, dengan

adanya sistem maka munculah istilah sistem informasi. Sistem merupakan

kumpulan dari sub-sub sistem yang selanjutnya diolah agar memiliki nilai

tambah dan bermanfaat bagi pengguna itulah yang disebut sebagai sistem

informasi.

Untuk dapat menghasilkan sebuah sistem informasi yang

berkualitas maka harus memperhatikan sistem dengan baik, pemrosesan

dengan optimal dan efisien sehingga mampu memberikan output dengan tepat

INPUT

PROSES

OUTPUT

Page 16: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

16

atau dengan kata lain, dengan inputan data yang baik dilakukan dengan

proses yang sesuai maka hasilnya berupa informasi yang sesuai dengan

pengguna.

2.4 Definisi Informasi

Informasi merupakan suatu elemen dan sumber daya yang sangat

penting dan berharga bagi suatu perusaan, di samping sumber daya yang lain

seperti uang, manusia, dan mesin. Informasi adalah hasil pengolahan data

yang memberikan arti dan manfaat. (Azar, 2007).

Informasi merupakan hasil olahan data, dimana data tersebut sudah

diproses dan diinterpretasikan menjadi sesuatu yang bermakna untuk

pengambilan keputusan (Kusrini, 2007).

Informasi juga diartikan sebagai himpunan dari data yang relevan

dengan yang satu atau beberapa orang dalam suatu waktu.

Data terdiri atas fakta dan angka yang biasanya tidak bermanfaat karena

volumenya yang besar dan sifatnya yang masih belum diolah (Raymond,

2007).

Dari beberapa definisi diatas bisa disimpulkan bahwa Informasi adalah

data-data yang diolah sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi

pengguna. Adapun data adalah representasi dari fakta atau gambaran

mengenai suatu objek atau kejadian.

Page 17: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

17

2.4.1 Ciri-ciri Informasi

Sebuah informasi yang berualitas adalah informasi yang secara

umum bisa dikatakan memenuhi apa yang dibutuhkan oleh pengguna,

sedangkan secara umum pengguna membutuhkan sebuah informasi

yang lengkap, saat dibutuhkan selalu ada, tepat waktu dan lain-lain

tergantung dari personalnya.

Ciri-ciri informasi yang berkualitas menurut (Reymond, 2007)

adalah sebagai berikut :

1. Akurasi

Data yang dimasukkan dan proses yang digunakan dalam sistem

harus sesuai dengan prosedur sehingga informasi yang dihasilkan

bisa benar-benar akurat. Misalkan informasi yang berkenaan

dengan akuntansi/matematik kalau 5 x 5 = 25, maka jika nilai 5 itu

diganti dengan 10 yang akhirnya menjadi 10 x 10, maka hasilnya

harus 100. Pada intinya akurasi merupakan tingkat keakuratan

sebuah informasi

2. Relevansi

Informasi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan yang

berhubungan dengan masalah yang dihadapi, data yang digunakan

untuk diproses seharusnya ada hubungannya dengan masalahnya

sehingga informasi yang diberikan bisa sesuai dengan masalah

yang dihadapi.

Page 18: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

18

3. Ketepatan Waktu

Kalau saat ini kita membutuhkan suatu informasi, maka informasi

yang kita butuhkan itu bisa kita dapatkan saat ini juga karena

informasi yang kita butuhkan saat ini bisa jadi sudah tidak kita

butuhkan satu menit yang akan datang, karena pentingnya suatu

informasi hampir semua pengguna membutuhkan informasi yang

up to date (terkini), maka dari itu informasi yang dihasilkan dari

sistem tersebut sebisa mungkin bisa disajikan saat itu juga.

4. Kelengkapan

Kelengkapan informasi bisa ditunjukkan dari menjawab informasi

tersebut terhadap pertanyaan atau kebutuhan pengguna. Jika

informasi bisa menjawab apa yang dibutuhkan secara lengkap oleh

pengguna maka informasi tersebut bisa dikatakan lengkap dan

informasi seperti itulah yang benar-benar dibutuhkan oleh

pengguna.

Gambar 2.2 Kerangka Kualitas Sistem Informasi

Akurasi

Tepat Waktu

Lengkap Relevansi

Page 19: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

19

2.4.2 Transformasi Data Kedalam Informasi

Data merupakan sesuatu yang sangat penting karena dengan

pemilihan data yang tepat ditambah lagi denga proses yang akurat,

maka akan memberikan sebuah informasi yang sesuai dengan

kebutuhan. Hal yang tak kalah pentingnya untuk dibahas pada bagian

ini adalah sebuah data bisa menjadi informasi.

Gambar 2.3 Transformasi Data Menjadi Informasi

Data bisa dianalogikan sesuatu yang masih mentah, baik softcopy

(data-data di komputer) maupun hardcopy (hasil print, buku, fotocopy)

yang masih harus diproses lagi untuk menjadi lebih berarti dan

memiliki nilai tambah.

Untuk bisa menjadi sebuah informasi data-data itu diolah/diproses

dengan berbagai langkah-langkah sesuai dengan kebutuhannya, setelah

diproses adakalanya data yang sudah menjadi informasi itu disimpan

pada sebuah alat penyimpanan (hardisk, flashdisk, cd, kertas dll).

Penyimpanan

Data Informasi PROSES

Page 20: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

20

2.5 Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan kumpulan dari sub-sub sistem yang saling

teritegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan

cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga memiliki

nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna.

Selain defiisi sistem informasi diatas, ada beberapa definisi yang telah

ditulis oleh para ahli diantaranya :

Sistem Informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, harian, mendukung

operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan

menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan

(Robert A. Leitch dalamYogiyanto, 2005).

Sistem informasi merupakan kumpulan dari subsistem apapun baik

phisik taupu non phisik yang saling berhubugan satu sama lain dan bekerja

sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengelola data

menjadi informasi yang berarti dan berguna (Azar Susanti, 2007).

Sistem Informasi adalah cara yang terorganisir untuk mengumpulkan,

memasukkan, dan memproses daa dan menyimpannya, mengelola,

mengontrol dan melaporkannya sehingga dapat mendukung perusahaan atau

organisasi untuk mencapai tujuan (Rudi Tantra, 2012).

Pada masa sekarang secara umum diakui bahwa pengetahuan sistem

informasi sangat penting bagi seorang menejer karena sebagian besar

organisasi perlu sistem informasi untuk bertahan dan berkembang. Sistem

Page 21: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

21

informasi dapat membantu perusahaan memperluas jangkauan mereka ke

lokasi yang jauh untuk mecawarkan produk dan layanan baru dan

membentuk kembali pekerjaan dan aliran kerja dan mungkin sangat

mengubah cara mereka melakukan bisnis.

2.5.1 Komponen-Komponen Sistem Informasi

Komponen-komponen sistem informasi merupakan sub-sub

sistem yang berada dalam sistem informasi itu sendiri, komponen ini

bisa dilihat dari dua sisi yaitu sistem informasi manual dan sistem

informasi berbasis komputer.

Komponen sistem informasi manual adalah sebuah sistem

informasi yang cara pemrosesannya masih manual, tanpa

menggunakan alat yang namanya komputer atau alat elektronik

lainnya. Yang termasuk dalam sistem informasi manual adalah :

1. Data

2. Alat pemrosesan manual

3. Informasi

Pada zaman yang semakin global ini segala sesuatu

membutuhkan kecepatan, keakuratan dan efisiensi, maka dari itu

seluruh proses bisnis di dunia mulai meninggalkan sistem informasi

manual dan berpindah dengan menggunakan sistem informasi

komputerisasi.

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang

disebut dengan istilah blok bangunan (building block). Sebagai suatu

Page 22: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

22

sistem, blok bangunan tersebut masing-masing berinteraksi satu

dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai

sasarannya. Blok bangunan tersebut terdiri dari (Jogiyanto, 2005) :

a. Blok Masukan (Input Block)

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi.

Input disini termasuk metode-metode dan media untuk

menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa

dokumen-dokumen dasar.

b. Blok Model (Model Block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model

matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang

tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk

menghasilkan keluaran yang diinginkan.

c. Blok Keluaran (Output Block)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan

informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk

semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

d. Blok Teknologi (Technology Block)

Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan

model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan

mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem

secara keseluruhan. Terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi

Page 23: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

23

(Humanware atau Brainware), perangkat lunak (Software) dan

perangkat keras (Hardware).

e. Blok Basis Data (Database Block)

Basis data (Database) merupakan kumpulan dari data yang

saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di

perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk

memanipulasinya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan

menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan

DBMS (Database Management Systems).

f. Blok Kendali (Controls Block)

Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk

meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat

dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat

langsung cepat diatasi.

2.5.2 Karakter Sistem informasi

Karakteristik sistem informasi dapat diklasifikasikan dalam

beberapa karakter, antara lain :

1. Sistem informsi memiliki komponen yang berupa subsistem

yang merupakan elemen-elemen yang lebih kecil yang

membentuk sistem informasi tersebut misalnya bagian input,

proses, output. Contoh input adalah salesman memasukan data

penjualan bulan ini, maka disana terdapat manusia yang

melakukan pekerjaan input dengan menggunakan hardware

Page 24: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

24

keyboard dan menggunakan interface sebuah aplikasi laporan

penjualan yang sudah di sediakan oleh sistem informasi tersebut.

2. Ruang lingkup sistem informasi yaitu rung lingkup yang

ditentukan dari awal pembuatan yang meupakan gari bats

lingkup kerja sistem tersebut sehingga sistem informasi tersebut

tidak bersinggungan dengan sistem informasi lainnya.

3. Tujuan sistem informasi adalah hal pokok yang harus ditentukan

dan dicapai dengan menggunakan sistem informasi tersebut,

sebuah informasi dianggap berhasil apabila dapat mencapai

tujuan tersebut.

4. Lingkungan sistem informasi yaitu sesuatu yang berada diluar

ruang lingkup sistemm informasi yang dapat mempengaruhi

sistem informasi, hal ini urut dipertimbangkan pada saat

perencanaan sistem informasi. (Wijaksono, 2013)

2.6 Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah pemilihan beberapa tindakan alternatif

yang ada untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang telah diterapkan

(Turban, 2005). Pada dasarnya pengambilan keputusan merupakan suatu

bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih,

yang prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan harapan akan

menghasilkan suatu keputusan yang terbaik (Simon,1980).

Page 25: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

25

Penyelesaian masalah adalah suatu bentuk aktifis dimana individu

atau organisasi dalam mencapai tujuan yang diinginkan harus membuat

seleksi dari beberapa langkah alternatif untuk mencapai tujuan tersebut

(Gass, 1985). Penyelesaian masalah dengan alternatif ini dilakukan oleh

pengambil keputusan.

Pengambilan keputusan adalah seorang individu yang tidak merasa

puas dengan situasi yang ada atau dengan prospek situasi mendatang dan

yang mempunyai otoritas untuk berinisiatif dalam mengambil langkah untuk

menanggulangi keadaan tersebut (Kuswardani,2006).

Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan

dalam pemecahan masalah tersebut. Tindakan memilih strategi atau aksi yang

diyakini manajer akan memberikan solusi terbaik atas sesuatu itu disebut

pengambilan keputusan. Tujuan dari keputusan adalah untuk mencapai target

atau aksi tertentu yang harus dilakukan.

Kriteria atau ciri-ciri dari keputusan adalah :

1. Banyak pilihan atau alternatif

2. Ada kendala atau syarat

3. Mengikuti suatu pola atau model tingkah laku, baik yang terstruktur

maupun tidak terstruktur

4. Banyak input atau variabel

5. Ada faktor risiko

6. Dibutuhkan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan (kusrini,2007:7)

Page 26: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

26

2.6.1 Proses Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan meliputi empat tahap yang saling

berhubungan dan berurutan (Simon, 1980). Empat proses tersebut

adalah :

1. Intelligence

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari

lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data

masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka

mengidentifikasi masalah.

2. Design

Tahap ini adalah proses menemukan, mengembangkan, dan

menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini

meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi, dan

menguji kelayakan solusi.

3. Choice

Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai

alternatif tindakan yang mungkin akan dijalankan. Tahap ini

meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi solusi yang sesuai

untuk model yang telah dibuat. Solusi dari model merupakan nilai

spesifik untuk variabel hasil pada alternatif yang dipilih.

4. Implementation

Tahap implementasi adalah tahap pelaksanaan dari keputusan yang

telah diambil. Pada tahap ini diperlukan untuk menyusun

Page 27: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

27

serangkian tindakan yang terencana, sehingga hasil keputusan

dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan perbaikan

(Brigida, 2013).

2.7 Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Suport Sistem (DSS)

merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi,

pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu

pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang

tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara langsung bagaimana

keputusan seharusnya dibuat (Alter, 2002).

Decision Suport Sistem (DSS) lebih ditujukan untuk mendukung

manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis dalam situasi

yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. Decision

Suport Sistem (DSS) tidak dimaksudkan untuk mengotomatisasikan

pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang

memungkinkan pengambilan keputusan untuk melakukan berbagai analisis

menggunakan model-model yang tersedia. (Kusrini, 2007: 15).

2.7.1 Jenis-jenis Keputusan

Keputusan tak terprogram: bersifat “baru tidak terstruktur dan

jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani

masalah ini karena belum pernah ada sebelumnya, atau karena sifat

Page 28: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

28

dan struktur persisnya tidak terlihat atau rumit, atau karena begitu

pentingnya sehingga memerlukan perlakuan yang sangat khusus

Keputusan-keputusan yang dibuat pada dasarnya

dikelompokkan dalam dua jenis, antara lain (Herber A. Simon) :

1. Keputusan Terprogram

Keputusan ini bersifat berulang dan rutin sampai batas hingga suatu

prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya sehingga

keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai

sesuatu yang baru) tiap kali terjadi.

2. Keputusan Tak Terprogram

Keputusan ini bersifat baru tidak terstruktur dan jarang konsekuen.

Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena

belum pernah ada sebelumnya, atau karena sifat dan struktur

persisnya tidak terlihat atau rumit, atau karena begitu pentingnya

sehingga memerlukan perlakukan yang sangat khusus

(aiiazz_secret, 2012).

2.7.2 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

Karakteristik yang diharapkan ada di DSS (Turban, 2005) :

1. Dukungan kepada pengambil keputusan, terutama pada situasi

semi terstruktur dan tak terstruktur, dengan menyertakan

penilaian manusia dan informasi terkomputerisasi. Masalah-

Page 29: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

29

masalah tersebut tidak bisa dipecahkan oleh sistem komputer

lain atau oleh metode atau alat kuantitatif standar.

2. Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak

sampai manajer ini.

3. Dukungan untuk individu dan kelompok. Masalah yang kurang

terstruktur sering memerlukan keterlibatan individu dari

departemen dan tingkat organisasional yang berbeda atau

bahkan dari organisasi lain.

4. Dukungan untuk keputusan indenpenden dan/atau sekuensial.

Keputusan bisa dibuat satu kali, beberapa kali, atau berulang

(dalam interval yang sama).

5. Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan :

inteligend, desain, pilihan, dan implementasi.

6. Dukungan diberbagai proses dan gaya pengambilan keputusan

(Kusrini, 2007:20).

2.7.3 Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Aplikasi sistem pendukung keputusan terdiri dari beberapa

subsistem, yaitu :

1. Subsistem Manajemen Data

Subsistem Manajemen Data memasukkan satu database yang

berisi data yang relevan untuk situasi dan kondisi. Dikelola oleh

perangkat lunak yang disebut Sistem Manajemen Database/

Database Management System (DBMS).

Page 30: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

30

2. Subsistem Manajemen Model

Subsistem Manajemen Model dari Sistem Pendukung Keputusan

terdiri dari basis model berisi rutin dan statistik khusus, keuangan,

forecasting ilmu manajemen dan model kuantitatif lainnya yang

memberikan kapabilitas analisis pada sebuah sistem pendukung

keputusan.

3. Subsistem Antarmuka Pengguna (Dialog)

Istilah antarmuka pengguna mencakup semua aspek komunikasi

antara pengguna dan sistem. Cakupannya tidak hanya perangkat

keras dan perangkat lunak, tetapi juga faktor-faktor yang

berkaitan dengan kemudahan pengguna.

4. Subsistem Manajemen Berbasis Pengetahuan (Knowledge Base)

Subsistem ini mendukung semua subsistem lain atau bertindak

sebagai suatu komponen independen yang memberikan

intelegensi untuk memperbesar pengetahuan si pengambil

keputusan. Subsistem ini dapat diinterkoneksikan dengan

repositori pengetahuan perusahaan organisasional (Sulung, 2011).

2.7.4 Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan

Tahap-tahap dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan Intelijen

Kegiatan intelijen ini merupakan kegiatan mengamati lingkungan

untuk mengetahui kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki.

Page 31: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

31

Kegiatan ini merupakan tahapan dalam perkembangan cara

berpikir. Untuk melakukan kegiatan intelijen ini diperlukan

sebuah sistem informasi, dimana informasi, dimana informasi

yang diperlukan ini didapatkan dari kondisi internal maupun

eksternal sehingga seorang manajer dapat mengambil keputusan

dengan tepat.

2. Kegiatan Merancang

Kegiatan merancang merupakan sebuah kegiatan untuk

menemukan, mengembangkan, dan menganalisa berbagai

alternatif tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Tahap

perancangan ini meliputi pengembangan dan mengevaluasi

serangkaian kegiatan alternative. Pertimbangan-pertimbangan

utama telah diperkenalkan oleh Simon untuk melakukan tahapan

ini.

3. Kegiatan Memilih dan Menelaah

Kegiatan Memilih dan Menelaah ini digunakan untuk memilih

satu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia dan

melakukan penilaian terhadap tindakan yang telah dipilih

(Sulung, 2011).

2.8 SAW (Simple Additive Weighting)

Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) adalah suatu

metode yang digunakan untuk mencari alternative optimal dari sejumlah

alternatif dengan kriteria tertentu. Inti dari Multiple Attribute Decision

Page 32: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

32

Making (FMADM) adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut,

kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi

alternatif yang sudah diberikan.

Metode SAW adalah salah satu metode dari Multiple Attribute Decision

Making (FMADM) yang paling sering digunakan. Metode ini merupakan

dasar dari sebagian metode FMADM yang seperti AHP dan PROMETHEE

yang menghitung nilai akhir alternatif yang diberikan. Metode SAW sering

juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW

adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif

pada semua atribut.

Konsep dasar metode Simple Additive Weighting (SAW) adalah mencari

penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua

atribut. Metode Simple Additive Weighting (SAW) membutuhkan proses

normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat

diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Metode ini

merupakan metode yang paling terkenal dan paling banyak digunakan dalam

menghadapi situasi Multiple Attribute Decision Making (MADM). MADM itu

sendiri merupakan suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif

optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu.

Metode Simple Additive Weighting (SAW) ini mengharuskan pembuat

keputusan menentukan bobot bagi setiap atribut. Skor total untuk alternatif

diperoleh dengan menjumlahkan seluruh hasil perkalian antara rating (yang

dapat dibandingkan lintas atribut) dan bobot tiap atribut. Rating tiap atribut

Page 33: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

33

haruslah bebas dimensi dalam arti telah melewati proses normalisasi matriks

sebelumnya.

Langkah Penyelesaian Simple Additive Weighting (SAW) sebagai berikut :

1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam

pengambilan keputusan, yaitu Ci.

2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.

3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (Ci), kemudian

melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan

dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga

diperoleh matriks ternormalisasi R.

4. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari

perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga

diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Ai)

sebagai solusi.

Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah :

Dimana :

rij = rating kinerja ternormalisasi

Maxij = nilai maksimum dari setiap baris dan kolom

Minij = nilai minimum dari setiap baris dan kolom

Xij = baris dan kolom dari matriks

Page 34: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

34

Dengan rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada

atribut Cj; i =1,2,…m dan j = 1,2,…,n.

Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai :

Dimana :

Vi = Nilai akhir dari alternatif

wj = Bobot yang telah ditentukan

rij = Normalisasi matriks

Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih

terpilih (aeroyid, 2014).

Contoh Kasus :

Kriteria penilaian Supervisor yang layak untuk dijadikan Store Manager

adalah sebagai berikut:

1. Kepemimpinan/Leadership

2. Penguasaan Barang Dagangan/Produk Knowledge

3. Kepribadian/Personality

4. Umum dan Lain-Lain

Bobot:

1. Sangat Penting (SP) = 4

2. Penting (P) = 3

3. Cukup Penting (CP) = 2

4. Kurang Penting (KP) = 1

Page 35: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

35

Tabel-tabel dibawah ini adalah dimana setiap tabel mempunyai kriteria

masing-masing dan dengan nilai dan bobotnya. Untuk lebih jelasnya

mengenai nilai di masing-masing tabel kriteria dapat dilihat pada tabel-

tabel berikut :

Tabel 2.1 Kriteria dan Bobot Kepemimpinan/Leadership (C1)

Kepemimpinan/Leadership Bobot

Nilai >=85 dan <=100 3

Nilai >=70 dan <=84 2

Nilai >=50 dan <=69 1

Nilai >=0 dan <=49 0

Tabel 2.2 Kriteria dan Bobot Penguasaan Barang Dagangan/Product Knowledge (C2)

Penguasaan Barang Dagangan/Product Knowledge Bobot

Nilai >=85 dan <=100 3

Nilai >=70 dan <=84 2

Nilai >=50 dan <=69 1

Nilai >=0 dan <=49 0

Tabel 2.3 Kriteria dan Bobot Personality/Kepribadian (C3)

Personality/Kepribadian Bobot

Nilai >=85 dan <=100 3

Nilai >=70 dan <=84 2

Nilai >=50 dan <=69 1

Nilai >=0 dan <=49 0

Tabel 2.4 Kriteria dan Bobot Umum dan Lain-lain (C4)

Umum dan Lain-lain Bobot

Nilai >=85 dan <=100 3

Nilai >=70 dan <=84 2

Nilai >=50 dan <=69 1

Nilai >=0 dan <=49 0

Page 36: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

36

Tabel 2.5 Data Evaluasi/Penilaian Staff

Nama Spv KRITERIA

C1 C2 C3 C4

Spv 1 (A1) 65 76 80 77

Spv 2 (A2) 60 71 75 88

Spv 3 (A3) 98 76 87 67

Spv 4 (A4) 83 80 65 89

Spv 5 (A5) 79 88 60 68

Dari tabel penilaian, maka dapat dibuat tabel rating kecocokan setiap

alternatif pada setiap kriteria.

Tabel 2.6 Tabel Rating Kecocokan

Alternatif KRITERIA

C1 (Max) C2 (Max) C3 (Max) C4 (Max)

A1 1 2 2 2

A2 1 2 2 3

A3 3 2 3 1

A4 2 2 1 3

A5 2 3 1 1

Langkah-langkah penyelesaian:

1. Vektor bobot : W = [(4), (3), (2), (1)]

2. Matrik Keputusan X berdasarkan kriteria bobot:

X =

{

1 2 2 21 2 2 33 2 3 12 2 1 32 3 1 1

}

Page 37: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

37

3. Normalisasi Matriks X menggunakan persamaan 1:

Alternatif A1

r11 = 1

Max (1;1;3;2;2) = 0,33

r12 = 2

Max (2;2;2;2;3) = 0,67

r13 = 2

Max (2;2;3;1;1) = 0,67

r14 = 2

Max (2;3;1;3;1) = 0,67

Alternatif A2

r21 = 1

Max (1;1;3;2;2) = 0,33

r22 = 2

Max (2;2;2;2;3) = 0,67

r23 = 2

Max (2;2;3;1;1) = 0,67

r24 = 3

Max (2;3;1;3;1) = 1,00

Alternatif A3

r31 = 3

Max (1;1;3;2;2) = 0,33

r32 = 2

Max (2;2;2;2;3) = 0,67

r33 = 3

Max (2;2;3;1;1) = 1,00

r34 = 1

Max (2;3;1;3;1) = 0,33

Alternatif A4

r41 = 2

Max (1;1;3;2;2) = 0,67

r42 = 2

Max (2;2;2;2;3) = 0,67

r43 = 1

Max (2;2;3;1;1) = 0,33

r44 = 3

Max (2;3;1;3;1) = 1,00

Alternatif A5

r51 = 2

Max (1;1;3;2;2) = 0,67

r52 = 3

Max (2;2;2;2;3) = 1,00

r53 = 1

Max (2;2;3;1;1) = 0,33

r54 = 1

Max (2;3;1;3;1) = 0,33

Page 38: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

38

Dari hasil perhitungan di atas maka didapat matriks ternormalisasi R,

yaitu:

R =

{

0,33 0,67 0,67 0,670,33 0,67 0,67 1,001,00 0,67 1,00 0,330,67 0,67 0,33 1,000,67 1,00 0,33 0,33

}

4. Mencari alternative terbaik menggunakan persamaan 2:

V1 = (0,33 x 4) + (0,67 x 3) + (0,67 x 2) + (0,67 x 1) = 5,33

V2 = (0,33 x 4) + (0,67 x 3) + (0,67 x 2) + (1,00 x 1) = 5,67

V3 = (1,00 x 4) + (0,67 x 3) + (1,00 x 2) + (0,33 x 1) = 8,33

V4 = (0,67 x 4) + (0,67 x 3) + (0,33 x 2) + (1,00 x 1) = 6,33

V5 = (0,67 x 4) + (1,00 x 3) + (0,33 x 2) + (0,33 x 1) = 6,67

V3 merupakan peringkat pertama karena memiliki nilai yang lebih besar

dari nilai yang lain, V3 merupakan nilai preferensi dari alternatif A3,

sehingga A3 atau dalam kasus ini Supervisor A3 yang menjadi alternatif

terbaik untuk dijadikan Store Manager.

2.9 Perancangan Basis Data

Basis data (Database) merupakan kumpulan file yang saling berelasi,

relasi tersebut biasa ditunjukan dengan kunci dari tiap-tiap file yang ada.

Suatu database menujukan suatu kumpulan data yang dipakai dalam satu

lingkup instansi pemerintah, swasta atau organisasi.

Page 39: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

39

Perancangan basis data merupakan langka untuk menentukan basis

data yang diharapkan dapat mewakili seluruh kebutuhan pengguna.

Komponen penting yang ada dalam perancangan basis data antara lain:

a) Entitas merupakan objek atau kejadian yang mewakili sesuatu yang

nyata dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Pada model rasional,

entitas akan menjadi tabel.

b) Atribut merupakan item data yang menjadi bagian dari suatu entitas

atau yang mendiskripsikan karakteristik (property) dari entitas.

c) Field adalah sebuah unit data yang berisi satu atau lebih karakter (byte).

Field merupakan unit terkecil dari informasi berharga dalam database.

setiap field memiliki nama field yang menggambarkan jenis data yang

harus dimasukkan ke dalam field. Contoh field adalah nama pertama,

alamat jalan, atau jenis kelamin.

d) Record adalah sekumpulan field-field yang saling berkaitan

menginformasikan tentang suatu entity secara lengkap, satu record

mewakili satu data atau informasi tentang seseorang misalnya, NIM,

nama, jurusan.

e) Data value (nilai atau isi data) adalah data aktual atau informasi yang

disimpan pada setiap data elemen atau atribut.

f) File adalah kumpulan record-record sejenis yang mempunyai panjang

elemen yang sama, atribut yang sama namun berbeda-beda data

valuenya.

Page 40: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

40

g) Integritas referensi adalah aturan-aturan yang mengatur hubungan

antara kunci primer (Primary key) dan kunci tamu (Foregin key) tujuan

integritas referensial adalah untuk menjamin agar elemen dalam satu

tabel yang menunjuk kesuatu pengenal unik pada suatu baris pada tabel

lain benar-benar menunjuk kesuatu nilai yang memang ada.

h) Kunci Kandidat adalah kunci secara unik (tidak mungkin kembar) dapat

dipakai untuk mengidentifikasikan suatu baris (nilai atribut) dalam

tabel.

i) Hubungan adalah asosiasi atau kaitan antara dua entitas.

j) Domain adalah himpunan nilai yang berlaku bagi suatu atribut.

k) Kunci Primer (primary key) adalah kunci kandidat yang dipilih sebagai

kunci utama untuk mengidentifikasikan baris dalam tabel.

l) kunci tamu (foregin key) adalah sembarang atribut yang menunjuk ke

kunci primer pada tabel.

2.10 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) adalah model dari sistem untuk

menggambarkan pembagian sistem ke model yang lebih kecil. Salah satu

keuntungan menggunakan DFD adalah memudahkan pemakai atau user

yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan

dikerjakan. (Ladjamudin Bin Al-Bahra, 2005: 64).

Page 41: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

41

Simbol-simbol yang digunakan pada penggambaran DFD yaitu :

Tabel 2.7. Simbol Data Flow Diagram (DFD)

Simbol Keterangan

Kesatuan Luar Simbol kesatuan luar (External Entity)

memisahkan suatu sistem denganlingkungan luarnnya. Kesatuan luar (External Entity) merupakan kesatuan (External) dilingkungan

luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem luarnya yang akan memberikan

input atau menerima ouput dari sistem.

Arus Data Aliran data merupakan suatu simbol yang

berupa masukan untuk proses dan keluaran dari proses dengan keluaran kususdari sumber ke tujuan.

Proses

Kegiatan yang dilakukan oleh orang. Mesin

ataupun komputer dari hasil suatu arus data yang masuk kedalam proses untuk menghasilkan arus data yang keluar dari proses.

Penyimpanan Data

Merupakan simbol untuk proses menyimpanan data untuk proses atau keluaran dari proses.

2.11 Definisi Entity Relational Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu model jaringan

yang menggunakan susunan data yang disimpan pada sistem secara abstrak.

Entity Relationship Diagram (ERD) juga menggambarkan hubungan antara

entitas yang memiliki sejumlah atribut dengan entitas yang lain dalam suatu

sistem yang terintegrasi. Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan

oleh perancang sistem untuk memodelkan data yang nantinya akan

dikembangkan menjadi basis data (database). Berikut simbol-simbol ERD :

Page 42: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

42

Tabel 2.8 Entity Relationship Diagram (ERD)

Nama dan Simbol Keterangan

Entitas

Yaitu kumpulan dari objek yang dapat diidentifikasikan secara unik

Relasi

Hubungan yang terjadi antara satu atau

lebih entitas. Jenis hubungan antara lain : satu ke satu, satu ke banya, dan banyak ke banyak.

Atribut

Karekteristik dari entity atau relasi yang merupakan penjelasan detail tentang entitas

Link Hubungan antara entity dengan

atributnya dan himpunan entitas dengan himpunan relasinya.

2.12 Derajat Relasi

Model relasi ini berdasarkan persepsi dunia nyata diantaranya

himpunan objek dasar dan relasi antara entitas. Entitas dapat

diartikan sebagai objek dan diidentifikasikan secara unik, dan

objeknya dapat berbentuk orang, barang dan sebagainya. Derajat

relasi (kardinalitas) relasi menunjukkaan maksimum entitas yang

dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain.

Kardinalitas yang terjadi diantara dua himpunan entitas (misalnya A

dan B dapat berupa satu ke satu (one to one), satu ke banyak (one to

many), banyak ke satu (many to one) dan (many to many) banyak ke

banyak (Yakub, 2012: 63-65) :

1. Satu ke satu (One to One), berarti setiap entitas pada himpunan

entitas A berhubungan dengan satu entitas pada himpunan satu

entitas B, dan begitu juga sebaliknya setiap entitas pada

Page 43: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

43

himpunan entitas B berhubungan dengan satu entitas himpunan

entitas B.

A B

Entitas Relasi1 Entitas 1

Gambar 2.4 Kardinalitas Satu ke Satu

2. Satu ke Banyak (One to Many), berarti setiap entitas pada

himpunan entitas A dan dapat berhubungan dengan banyak

entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, setiap

entitas pada himpunan entitas berhubungan dengan paling

banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.

A B

Entitas Relasi1 Entitas N

Gambar 2.5 Kardinalitas Satu ke Banyak

3. Banyak ke Satu (Many to One), berarti setiap entitas pada

himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan

satu entitas pada himpunan B, tetapi tidak sebaliknya, dimana

ssetiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan

paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B.

A B

Entitas RelasiN Entitas 1

Gambar 2.6 Kardinalitas Banyak ke Satu

Page 44: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

44

4. Banyak ke Banyak (Many to Many), berarti setiap entitas pada

himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas

pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya, dimana

setiap entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan

dengan banyak entitas pada himpunan entitas A.

A B

Entitas RelasiM Entitas N

Gambar 2.7 Kardinalitas Banyak ke Banyak

2.13 FlowChart

Flowchart merupakan sebuah diagram dengan simbol-simbol grafis

yang menyatakan aliran algoritma atau proses yang menampilkan langkah-

langkah yang disimbolkan dalam bentuk kotak, beserta urutannya dengan

menghubungkan masing masing langkah tersebut menggunakan tanda

panah. Diagram ini bisa memberi solusi selangkah demi selangkah untuk

penyelesaian masalah yang ada di dalam proses atau algoritma tersebut.

Berikut adalah simbol Flowchart yang digunakan :

Tabel 2.9. Simbol Flowchart

Simbol Keterangan

Simbol yang menggambarkan permulaan atau akhir dari suatu program

Simbol yang menunjukan pengolahan yang tidak dilakukan oleh computer

Simbol kondisi yang akan menimbulkan

beberapa kondisi

Page 45: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

45

Tempat penyimpanan suatu proses dari program

Input atau output yang tertulis pada sebuah kertas

Simbol manual input, memasukkan data secara manual dengan menggunakan online keyboard

Aliran data merupakan suatu simbol yang berupa masukan untuk proses dan keluaran dari proses

dengan keluaran khusus dari sumber ke tujuan.

menyatakan suatu tindakan atau proses yang

dilakukan oleh computer

Untuk menyimpan data

2.14 Microsoft Visual Studio 2010

Visual Basic adalah bahasa pemrograman komputer yaitu berupa

perintah atau instruksi-instruksi yang dapat dimengerti komputer untuk

menjalankan suatu tugas tertentu.

Secara umum, visual basic adalah bahasa pemrograman yang paling

mudah dimengerti dan banyak digunakan.

Visual basic adalah pemrograman berbasis Windows, dimana dalam

tingkat dasar untuk melakukan pemrograman visual basic cukup sederhana

yaitu dengan mengatur menu dan menggunakan bahasa Inggris sederhana

sebagai bahasa pemrogramannya.

Fungsi Visual Basic adalah untuk membuat program berbasis

Windows mulai yang sederhana sampai pemrograman yang lebih kompleks.

Contohnya adalah pembuatan aplikasi kasir atau perpustakaan.

Page 46: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

46

Adapun Kelebihan dan Kekurangan Visual Basic Net antara lain :

a. Kelebihan :

1. Mengatasi semua masalah yang sulit disekitar pengembangan

aplikasi berbasis windows.

2. Mempunyai fasilitas penanganan Bug yang hebat dan Real Time

Background Compiler.

3. Windows Form designer memungkinkan develover memperoleh

aplikasi dekstop dalam waktu singkat.

4. Menyediakan bagi Develover pemrograman data akses ActiveX Data

Object (ADO).

5. Menghasilkan “Visual Basic untuk Web”. Menggunakan form web

yang dapat dengan mudah membangun Thin-Client aplikasi

berbasiskan web yang secara cerdas dapat berjalan di browser dan

Platform manapun.

b. Kekurangan :

1. Tidak memiliki database sendiri dan biasanya visual basic

mengunakan database seperti : Mysql, Sql Server dan Microsoft

Access.

2. Tidak punya pendukung untuk membuat report dari bawaan visual

basic sendiri.

3. Aplikasi yang dibuat dengan Visual Basic Net harus menggunakan

Net Framework untuk menjalankannya

Page 47: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

47

4. Visual Basic .NET bukan merupakan bahasa pemprograman yang

open source, sehingga akan sulit bagi programmer untuk lebih

mendalami Visual Basic .NET secara lebih independen.

Program Microsoft Visual Studio memiliki bagian-bagian utama yang

memiliki tugas dan fungsi-fungsi, bagian tersebut adalah :

1. Menu Bar

Menampilkan berbagai menu dalam Visual Basic untuk membangun

pemograman Net.

Gambar 2.8 Menu Bar Visual Basic 2010

2. Toolbar

Merupakan sebuah tombol jalan pintas yang terdapat pada menu bar.

Gambar 2.9 Toolbar Visual Basic 2010

3. Form

Merupakan area untuk mendesain, meletakan dan menyusun komponen-

komponen visual basic dalam membangun aplikasi.

Gambar 2.10 Form Designer Visual Basic 2010

Page 48: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

48

4. Toolbox

Berisi komponen-komponen yang digunakan untuk objek dalam program.

Gambar 2.11 Toolbox Visual Basic 2010

5. Solution Explorer

Merupakan bagian-bagian yang berfungsi untuk menampilkan item-item

penyusun sebuah proyek atau solution.

Gambar 2.12 Solution Explorer Visual Basic 2010

6. Form View Code

Merupakan area tempat menuliskan code dari sebuah objek atau form.

Gambar 2.13 Form View Code Visual Basic 2010

Page 49: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

49

7. Page Tabs

Digunakan untuk berpindah antara tampilan desain/kode dari form satu ke

form lain yang sedang aktif (terbuka).

Gambar 2.14 Page Tabs Visual Basic 2010

8. Properties

Berfungsi untuk melihat nilai properti dari sebuah objek atau class.

Gambar 2.15 Properties Visual Basic 2010

9. Error List

Menampilkan pesan error jika terdapat kesalahan.

Gambar 2.16 Error List Visual Basic 2010

2.15 Crystal Reports

Crystal Reports merupakan salah satu paket program yang

digunakan untuk membuat dan menerjemahkan informasi yang terkandung

dalam database ke dalam berbagai jenis laporan. Crystal Reports dirancang

Page 50: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

50

untuk membuat laporan yang dapat digunakan dengan berbagai bahasa

pemrograman berbasis Windows, seperti Visual Basic, Visual C/C++,

Visual Interdev, dan Borland Delphi. Beberapa kelebihan yang dimiliki

program Crystal Reports, antara lain:

a. Pembuatan laporan dengan Crystal Reports tidak terlalu rumit dan

banyak melibatkan kode program.

b. Program Crystal Reports banyak digunakan karena mudah terintegrasi

dengan bahasa lain.

c. Fasilitas impor hasil laporan yang mendukung format-format paket

program lain, seperti Microsoft Office, Adobe Acrobat Reader, HTML,

dan sebagainya.

Dalam membuat suatu laporan, data merupakan komponen yang sangat

vital dan mutlak disediakan. Umumnya data-data tersebut disimpan dalam

sebuah database. Terdapat dua model untuk mengambil data yang ada di

database guna ditampilkan di laporan, yaitu :

1. Pull Mode

Proses yang terjadi adalah driver akan melakukan koneksi ke database

dan menarik data yang ada didalam database tersebut sesuai dengan

permintaan. Dengan model ini, diantara koneksi dalam database dengan

perintah SQL akan menghasilkan data yang ditangani oleh Crystal

Reports. Umumnya model ini digunakan pada laporan yang pengambilan

datanya berasal dari sebuah database, dimana koneksinya tidak

mengalami perubahan atau tidak memerlukan pengkodean.

Page 51: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

51

2. Push Mode

Koneksi ke database digunakan untuk mengambil data dan

mengisikan data tersebut ke dalam dataset. Data yang berada dalam

dataset selanjutnya ditampilkan pada laporan. Dengan metode ini

memungkinkan untuk membangun koneksi yang terbagi (sharing) ke

dalam aplikasi dan membagi data sebelum Crystal Reports menerimanya.

Laporan yang telah dibuat dengan Crystal Reports masih belum

terlihat bentuk tampilan datanya. Untuk itu dibutuhkan kontrol lain yang

dipasang di form yaitu CrystalReportsViewer.

2.16 PhpMyAdmin

PhpMyAdmin adalah perangkat lunak bebas yang ditulis dalam

bahasa pemrograman PHP yang digunakan untuk menangani administrasi

MySQL melalui Jejaring Jagat Jembar atau bisa di sebut World Wide Web

(www). Phpmyadmin mendukung berbagai operasi MySQL, diantaranya

mengelola basis data, tabel-tabel, bidang (fields), relasi, indeks, pengguna,

perijinan, dan lain-lain. Pada dasarnya, mengelola basis data dengan MySQL

harus dilakukan dengan cara mengetikkan baris-baris perintah yang sesuai

command line untuk setiap maksud tertentu.

Jika seseorang ingin membuat basis data maka ketikkan baris perintah

yang sesuai untuk membuat basis data. Untuk membukanya,

menggunakan browser dan ketikkan alamat http://localhost/phpmyadmin,

Page 52: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

52

maka akan muncul halaman phpMyAdmin. Di situ nantinya seseorang bisa

membuat basis data baru, dan mengelolahnya.

2.17 XAMPP

Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri atau localhost,

yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQLdatabase, dan

penerjemahbahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl.

Nama XAMPP merupakan singkatan dari X, Apache, MySQL, PHP dan

Perl. Program ini tersedia dalam GNU General Public License dan bebas,

merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat melayani

tampilan halaman web yang dinamis.

X : Program ini dapat dijalankan dibanyak sistem operasi,seperti Windows,

Linux, Mac OS, dan Solaris.

A : Apache, merupakan aplikasi webserver. Tugas utama Apache adalah

menghasilkan halaman web yang benar kepada user berdasarkan kode

PHP yang dituliskan oleh pembuat halaman web. jika diperlukan juga

berdasarkan kode PHP yang dituliskan,maka dapat saja suatu

database diakses terlebih dahulu (misalnya dalam MySQL) untuk

mendukung halaman web yang dihasilkan.

M : MySQL, merupakan aplikasi database server. Perkembangannya

disebut SQL yang merupakan kepanjangan dari Structured Query

Language. SQL merupakan bahasa terstruktur yang digunakan untuk

mengolah database. MySQL dapat digunakan untuk membuat dan

Page 53: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

53

mengelola database beserta isinya. Kita dapat memanfaatkan MySQL

untuk menambahkan, mengubah, dan menghapus data yang berada

dalam database.

P : PHP, bahasa pemrograman web. Bahasa pemrograman PHP

merupakan bahasa pemrograman untuk membuat web yang bersifat

server-side scripting. PHP memungkinkan kita untuk membuat

halaman web yang bersifat dinamis. Sistem manajemen basis data

yang sering digunakan bersama PHP adalah MySQL. namun PHP

juga mendukung sistem manajement database Oracle, Microsoft

Access, Interbase, d-base, PostgreSQL, dan sebagainya.

P : Perl, bahasa pemrograman.

2.18 Supervisor

Penyelia atau lebih dikenal dengan istilah Inggrisnya supervisor

adalah seseorang yang diberikan tugas dalam sebuah perhimpunan

perusahaan sebagaimana ia mempunyai kuasa dan wewenang untuk

mengeluarkan perintah kepada rekan kerja bawahannya.

Kata "supervisor" berasal dari bahasa Inggris yang berarti, one who

supervises or has charge and direction of: seseorang yang menyelia atau

yang mempunyai wewenang untuk memberi arahan; atau bisa juga berarti, a

program that controls the execution of other programs: suatu tatacara yang

mengendalikan pelaksanaan tatacara lainnya.

Page 54: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

54

Peran kerja penyelia berada di tingkat madya, yaitu di antara para

atasan perancang kebijakan dan di antara para pegawai pelaksana langkah-

langkah kebiasaan di lapangan. Dengan kegunaan kerja yang berada di antara

itu, maka tugas utama penyelia ialah untuk melakukan penyeliaan terhadap

para pegawai pelaksana langkah-langkah kebiasaan kegiatan niaga

perusahaan sehari-hari. Penyelia adalah tingkat kepemimpinan yang tidak

boleh merancang kebijakan yang bersifat laku-baik (strategic), tetapi hanya

boleh menerjemahkan dan menyampaikan kebijakan laku-baik atasannya

kepada para bawahan untuk dikerjakan dengan berhasilguna (effective) dan

mampu menghasilkan (productive). Oleh karena itu, seorang penyelia harus

memiliki kemampuan yang bermutu tinggi dan mencakup keterampilan

membina hubungan baik di antara atasan dan bawahan, keterampilan terhadap

kegunaan dan peran kerja agar mampu bekerja dengan baik, berdaya cipta

(creative), berhasilguna, bermutu, mampu menghasilkan, berdayaguna

(efficient), berturut kerja (synergetic), dan cerdas melakukan penyeliaan

terhadap bawahan; keterampilan kecerdasan jiwa batiniah (emotional

intelligence) serta pola pikir yang membina watak baik (wikipedia, 2011).

2.19 Store Manager

Store Manager adalah Pemimpin dalam suatu organisasi pada sebuah

toko atau swalayan. Store Manager berbeda dengan Pemimpin yang pada

umumnya menyangkut dengan tipe dan caranya mengatur sebuah Toko.

Adapun perbedaan Store Manager dapat dilihat dari tanggung jawabnya.

Page 55: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

55

Dalam suatu bisnis toko retail, kemajuan dan kelancaran operasional

toko dipengaruhi oleh kecakapan seorang Manager toko. Manager toko

merupakan orang yang penting di suatu toko dan merupakan representasi

manajemen perusahaan di garis depan. Karena itu seorang Manager toko

harus mengerti dan memahami tugas dan tanggung jawabnya agar operasional

toko dapat berjalan dengan lancar dang menghasilkan profit yang maksimal

bagi perusahaan.

Tugas dan tanggung jawab seorang Store Manager sangat kompleks.

Oleh karena itu, mengetahui tugas dan tanggung jawab utama seorang Store

Manager menjadi suatu keharusan agar dia bisa menyusun skala prioritas dari

tugas-tugasnya tersebut.

2.19.1 Tanggung jawab Store Manager

Store Manager mempunyai tanggung jawab di dalam sebuah

toko yang dipimpinnya, antara lain :

1. Sales dan Profitability

Store Manager tahu bahwa mereka harus mencapai target

penjualan yang ditetapkan, namun hanya sedikit sekali yang

menyadari bahwa mereka harus memperoleh profit atau laba dari

hasil usahanya. Seharusnya seorang Store Manager sadar betul

bahwa kesehatan tokonya diukur dari profit yang dihasilkan, bukan

semata-mata hanya dari omzet. Penjualan itu penting karena

merupakan tujuan dari adanya suatu toko, akan tetapi profit adalah

tujuan utama dari sebuah bisnis. Apalah artinya suatu penjualan

Page 56: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

56

yang banyak tetapi profit yang sedikit, apalagi tanpa profit sama

sekali. Profitabilitas sangat ditentukan ole jumlah sales yang

diperoleh dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Untuk

memperoleh profit yang maksimal, seorang Store Manager harus

memiliki kemampuan yang baik dalam hal pengendalian biaya.

2. Penanganan Inventory

Toko ritel adalah bisnis yang tergantung dari ketersediaan inventori

atau barang dagangan. Bahkan boleh dikatakan bahwa inventori

adalah jantung dari sebuah toko ritel. Seorang Store Manager harus

memiliki kemampuan yang baik dalam hal penanganan inventori,

sebab hal ini sangat mempengaruhi omzet toko yang dipimpinnya.

Perlu kecakapan analisa yang baik untuk memperhatikan Inventory

Turn Over (ITO) agar barang yang tersedia di tokonya dapat cepat

dikonversi menjadi uang.

3. Pengendalian Sumber Daya Manusia

Kemampuan store manager dalam mengendalikan sumber daya

manusia adalah tanggung jawab yang mungkin paling sulit

dilakukan. Karena pengendalian sumber daya ini membutuhkan

kemampuan penunjang yang sangat komplek meliputi kemampuan

komunikasi, manajerial, psikologi, melatih,dan memotivasi,dan

melakukan evaluasi.

Page 57: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

57

4. Pengendalian Aset

Tujuan dari pengendalian aset ini adalah untuk memastikan bahwa

semua aset yang ada di toko berfungsi sebagaimana mestinya

sehingga mendukung pencapaian tujuan operasional toko. Aset

yang menjadi tanggung jawab Store Manager adalah :

a. Tangible aset, yaitu aset yang berwujud seperti equipment

dan gedung.

b. Intangible aset, yaitu aset yang tak berwujud seperti image

perusahaan, merk, service.

5. Customer Service

Every business is a “service” business. Jargon ini

mengindikasikan tentang betapa pentingnya pelayanan kepada

pelanggan, karena service inilah yang menentukan loyalitas,

kepuasan, dan kenyamanan pelanggan dalam berbelanja. Pada

akhirnya tentu saja menentukan omzet penjualan. Oleh karena itu

seorang Store Manager bertanggung jawab dalam menentukan dan

melaksanakan bentuk service yang dilakukan oelh semua timnya.

Service bukan hanya menentukan omzet penjualan saja, akan tetapi

lebih jauh lagi adalah bahwa hal tersebut menentukan citra dan

brand awareness toko yang dipimpinnya. Dan brand image tak lain

merupakan aset bisnis yang harus dijaga dan dikendalikan

(yosepsugianto, 2011).

Page 58: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

58

2.20 Kriteria Penilaian

Adapun data yang diperoleh penulis yang digunakan Operasional

Muara Group dalam menilai ataupun mengevaluasi kinerja Supervisor

pada unit-unit tertentu untuk dapat dipromosikan nantinya pada jabatan

Store Manager adalah sebagai berikut :

A. Leadership / Kepemimpinan

1. Kemampuan Memimpin

2. Kemampuan membuat Rencana

3. Kemampuan Mendelegasikan Tugas

4. Kemampuan Mengelola atau Menejerial

5. Kemampuan Mengkoordinir Pekerjaan

6. Kemampuan Mengendalikan Personil

7. Kemampuan Mengambil Sikap Tegas

8. Kemampuan Mengambil Keputusan Cepat dan Tepat

9. Kemampuan Mengatasi Masalah yang timbul baik internal maupun

eksternal.

10. Kemampuan Menjalankan Aturan dan Tata Tertib Perusahaan

B. Penguasaan Barang Dagangan / Product Knowledge

1. Penguasaan merek barang dagangan.

2. Penguasaan stock barang menurut merek.

3. Penguasaan stock barang laku atau tidak laku

4. Penguasaan administrasi Counter

5. Penguasaan Penjualan atau Sale

Page 59: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

59

6. Penguasaan Acara Promosi

7. Penguasaan Display

8. Penguasaan Counter atau Lapangan.

9. Penguasaan Competitor atau saingan

10. Hubungan Koordinasi

C. Personality atau Kepribadian

1. Disiplin Kerja

2. Penampilan atau Performance

3. Hubungan Kerja Koordinasi

4. Kesehatan Fisik

5. Kerajinan, Ketekunan dan Kepatuhan

6. Tanggung jawab Pekerjaan

7. Inisiatif

8. Agresif

9. Kejujuran

10. Niat Kerja atau Kemauan Kerja

D. Umum dan lain-lain

1. Penguasaan ekspedisi / Gudang

2. Penguasaan Document

3. Penguasaan Stock Opname

4. Kebersihan dan Kerapihan Counter

5. Penguasaan Iklim atau Toko

Page 60: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

60

BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi

Penelitian dilakukan pada Muara Group Ternate Mall Ternate, dengan

alamat Jalan Merdeka No. 19 Kelurahan Gamalama Kecamatan

Ternate Tengah Kota Ternate.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan September – Desember

2014.

3.2 Sejarah Singkat Muara Group

Muara Group adalah usaha Perdagangan Umum, Jasa dan Property

yang terdiri dari beberapa bidang usaha diantaranya Dept Store, Swalayan,

Perhotelan, Perkayuan dan Ternate Mall yang dulunya adalah satu-satunya

pusat perbelanjaan yang terlengkap dengan di dukung fasilitas Escalator dan

AC yang ada di Maluku Utara khususnya kota Ternate.

Saat ini Muara Group berkantor di Jln Merdeka no 19 dan memiliki 1

Swalayan (Muara Mart), 3 toko pakaian (Dept Store), dan Hotel, dengan total

karyawan kurang lebih 200 orang. Muara Group di pimpin oleh bapak H.

Ismi Anas yang sekaligus pula sebagai pemilik dari Muara Group ini.

Page 61: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

61

Muara Group di awali dari sebuah kios “AFIS” di pasar Gamalama

yang dirintis Bapak H, Ismi Anas pada tahun 1983, yang kemudian berubah

menjadi toko pakaian REMAJA JAYA Dengan jumlah karyawan pada saat

itu 8 orang, atas kemitraan yang baik dalam berkerja sama dengan pihak

perbankkan pada saat itu BANK DAGANG NEGARA (BDN), yang

kemudian pada tahun 1992 beralih menjadi nasabah BANK BUMI DAYA

(BBD) yang kini menjadi BANK MANDIRI dan atas dukungan pihak

perbankanlah melalui kredit yang di berikannya, perkembangan toko tersebut

maju sangat pesat dan tak mampu lagi menampung semua barang

dagangannya serta untuk peningkatan mutu pelayanan kepada pelangganya,

maka pada tahun 1991 di putuskan untuk menyewa sebuah toko di jalan

Nukila Dengan nama toko AMANDA dan guna memperluas lagi usaha

pakaian ini pada tahun berikutnya yaitu tahun 1992 di sewanya lagi sebuah

toko yang di beri nama toko RAJAWALI yang juga terletak di jalan Nukila,

maka hingga saat itu usaha yang di kelola oleh Bapak H, Ismi Anas terbentuk

atas 3 unit toko pakaian dan memiliki omset penjualan yang cukup baik.

Atas kesuksesannya usahanya tersebut pada tahun 2001 sejalan Dengan

berakhirnya masa kontrak / sewa tempat toko AMANDA, Bapak H, Ismi

Anas mampu menyewa tempat yang lebih besar, sebuah bangunan eks Hotel

Nirwana di Jalan Pahlawan Revolusi, Dengan masa kontrak / sewa tempat

selama 5 tahun yang telah berakhir pada bulan Nopember 2006 dan pada

tahun 2002 muara mengontrak lagi sebagian bangunan tersebut eks hotel

Elshinta yang letaknya bersebelahan dengan eks hotel Nirwana tersebut, lama

Page 62: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

62

masa kontrak / sewanya selama 10 th yang akan berakhir pada tahun 2012,

sebagian dari bangunan tersebut di renovasi menjadi Mini Market

(Swalayan), juga Dept Store dan sebagian lagi tetap di gunakan sebagai Hotel

dan dari sinilah awal penggunaan nama MUARA untuk semua usaha yang di

miliki oleh Bapak H. Ismi Anas mulai di legalitaskan oleh SIUP (Surat Izin

Usaha Perdagangan) No ; 351/28-03/PM/IV/2002 dan TDP (Tanda Daftar

Perusahaan) No : 280356200113 sejenis usaha perorangan, adapun arti dari

nama dan logo Muara yang di gunakan, dimana nama tersebut mengambarkan

harapan dan cita-citanya yang akan membawa kota ternate menjadi maju dan

menjadi yang terdepan melalui semua usahanya ini yang di lambangkan

dengan perahu yang sedang berlayar ke lautan luas.

Tahun demi tahun dilalui dan satu per satu hasil telah di raih maka pada

tahun 2005 di mulailah pembangunan Mall berlantai 6 (enam) dilengkapi

basement di atas salah satu tanah asset milik Muara Group yang telah dimiliki

sejak tahun 2003 seluas lebih dari 1340 M2 terletak di antara jalan St Khairan

dan Jalan Merdeka, di mana konsep pembangunan Mall ini sebagai pusat

perbelanjaan juga hiburan keluarga dan pusat bisnis yang modern di kota

ternate.

Pada tanggal 18 Oktober 2006 Ternate Mall mulai beroperasi dengan 3

(tiga) lantai yang sudah dapat di jalankan, dan tanpa fasilitas escalator dan

AC. Seiring dengan waktu dengan dukungan dari perbankan serta manajemen

yang profesional yang didatangkan langsung dari Jakarta, maka pada bulan

Page 63: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

63

April 2007 sudah dapat beroperasi semua lantai mulai dari lantai 1 s/d 5 dan

sudah didukung dengan fasilitas AC dan escalator.

Untuk mengenalkan lagi di bawah ini adalah usaha-usaha yang di

miliki oleh Muara group di Ternate yang di pimpin oleh Bapak H. Ismi Anas

:

1. MUARA MART : TERNATE MALL Lt.1 & Basement

2. MUARA DEPT. STORE : TERNATE MALL Lt.2 & 3

3. MUARA HOTEL : Jl. Pahlawan Pevolusi No 60 Ternate

4. MUARA COLECTION : Jl. Pahlawan Pevolusi No 60 Ternate

5. CV. KALUMATA KARYA UTAMA : Jl. St Pedro / Ngade ternate

6. BMK (Ternate Mall) : Jl. Merdeka No. 19 Ternate

3.3 Visi dan Misi Muara Group

3.3.1 Visi

Visi Muara Group adalah untuk memajukan Kota Ternate agar dapat

setara dengan kota-kota berkembang lainnya, mulai dari bidang

infrastruktur, pendidikan dan intelektuallitas masyarakatnya, serta

membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk mengembangkan

potensi Sumber Daya Manusia khususnya yang ada di Kota Ternate

dan sekitarnya.

3.3.2 Misi

Misi Muara Group mensejajarkan Kota Ternate dengan kota lainnya

yang ada di Indonesia Timur serta mengembangkan konsep

Page 64: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

64

Manajemen Modern dalam usahanya yang di dukung oleh Sumber

Daya Manusia yang handal.

3.4 Struktur Organisasi

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Muara Group

3.5 Tugas Pokok dan Fungsi

3.5.1 Tugas Pokok dan Fungsi General Manager

a. Merencanakan dan mengembangkan kebijakan, strategi dan sistem

operasional pengelolaan usaha jasa dalam rangka pencapaian

tujuan perusahaan (profit) serta kepuasan dan keamanan customer -

tenan dan secara berkala melakukan pengawasan dan evaluasi

dalam pencapaian target yang diharapkan.

b. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program-program

kebijakan, Strategi dan Sistem Operasional dan Pelayanan Jasa

GENERAL MANAGER

MANAGER

OPERASIONAL

STORE MANAGER

ASISTEN MANAGER

DEPARTEMENT STORE

ASISTEN MANAGER

MUARA MART

ASISTEN MANAGER

GUDANG INDUK

ASISTEN MANAGER

MUARA HOTELASISTEN MANAGER

MUARA COLLECTION

Page 65: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

65

yang telah direncanakan dan secara berkala melaporkan secara

tertulis kepada atasan.

c. Membuat Laporan Secara Berkala.

d. Menyusun strategi dan kebijakan pengelolaan usaha jasa jangka

panjang dan pendek yang berorientasi pada kepuasan customer

serta mengacu pada peraturan dan tujuan perusahaan.

e. Menyusun program kerja , budget biaya dan pendapatan setiap unit

usaha jasa.

f. Menyusun sistem kinerja manajemen, serta mengkoordinasikan

dan mengontrol pelaksanaan siklus kinerja managemen, mulai dari

perencanaan, pembinaan, sampai dengan penilaian, untuk

memastikan tercapainya target kinerja kepala unit usaha , kinerja

unit usaha dan kinerja perusahaan.

g. Menyusun strategi dan program kerja marketing serta melakukan

promosi pada unit usaha jasa secara berkesinambungan

h. Memonitor terhadap pencapaian target usaha dan pengendalian

operasional.

i. Merencanakan dan mengevaluasi kebutuhan SDM sesuai dengan

perkembangan organisasi secara tepadu dan efektif.

j. Mengontrol dan melaporkan aktifitas administrasi dan keuangan

setiap unit usaha jasa.

Page 66: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

66

3.5.2 Tugas Pokok dan Fungsi Operasional Manager

a. Menyusun, mengawasi dan mengevaluasi strategi dan

kebijakan sistem pendukung pengelolaan usaha jasa dan retail

untuk jangka pendek dan panjang dengan mengacu pada

peraturan dan tujuan perusahaan.

b. Membuat kebijakan kebijakan yang bersifat vital dan strategis

sebagai pijakan bagi pelaksanaan dan pengembangan setiap

unit usaha.

c. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan Rencana

Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) yang efektif dan efesien

untuk menunjang kegiatan operasinal perusahaan.

d. Mengkoordinasikan dan mengontrol anggaran tenaga kerja agar

digunakan dengan efektif dan efesien.

e. Mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan fungsi SDM

di setiap unit usaha untuk memastikan berjalan sesuai aturan,

sistem dan rencana kerja.

f. Mengkoordinasikan, melakukan perencanaan dan analisa

keuangan untuk dapat memberikan masukan dari sisi keuangan

bagi pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan.

g. Menganalisa total kebutuhan barang, mengatur penyedian

pengadaan dan sirkulasi barang sedemikian rupa sehingga

alokasi barang ke setiap unit usaha dapat memenuhi kebutuhan

secara efektif, efesien dan tepat waktu.

Page 67: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

67

h. Mengawasi dan mengkoordinir pemberdayaan semua fasilitas

kerja dan optimalisasi program aplikasi computer untuk

menunjang aktifitas dan analisa kinerja usaha, serta

memperhitungkan akurasi, manfaat, kerahasiaan dan nilai/value

dari data data, sehingga dapat dijadikan sumber informasi

perkembang perusahaan.

i. Mengawasi dan mengkoordinir pemanfaatan fasilitas,

perawatan dan perbaikan sesuai dengan aturan dan ketetapan

pemeliharaan dan perbaikan, logbook fasilitas dan aturan

perusahaan yang berlaku.

J. Memonitor dan melakukan evaluasi terhadap pencapaian target

usaha setiap unit usaha.

k. Mengontrol dan melaporkan aktifitas administrasi dan

keuangan setiap unit usaha.

3.5.3 Tugas Pokok dan Fungsi Store Manager

g. Merencanakan dan mengembangkan kebijakan, strategi dan

Sistem Operasional pengelolaan Muara Mart, dalam rangka

pencapaian tujuan perusahaan (Profit Oriented) dan secara

berkala melakukan pengawasan dan evaluasi dalam pencapaian

target profit yang diharapkan.

h. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program-program

kebijakan, strategi dan Sistem Operasional yang telah

direncanakan dan secara berkala serta membuat pelaporannya.

Page 68: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

68

i. Membuat laporan secara berkala terhadap perkembangan usaha

Muara Mart.

j. Menentukan harga jual, produk yang akan dijual, jadwal

pembelian serta sistem promosi untuk memastikan tercapainya

target penjualan.

k. Menyusun strategi dan kebijakan, program kerja pengelolaan toko

jangka panjang dan pendek sesuai peraturan dan tujuan

perusahaan.

l. Memonitor jumlah stok untuk memastikan nilai stok perusahaan

tidak melebihi target yang telah ditentukan.

m. Menganalisa dan mengembangkan strategi marketing untuk

meningkatkan jumlah pelanggan dan area sesuai dengan target

yang ditentukan.

n. Menyusun sistem kinerja manajemen, serta mengkoordinasikan

dan mengontrol pelaksanaan siklus kinerja manajemen, mulai dari

perencanaan, pembinaan, sampai dengan penilaian, untuk

memastikan tercapainya target kinerja Sumber daya Manusia

(SDM) yang ada.

i. Merencanakan kebutuhan Sumber daya Manusia (SDM) sesuai

dengan kebutuhan dan perkembangan organisasi secara tepadu

dan efektif.

J. Mengontrol dan melaporkan aktifitas administrasi dan keuangan

setiap unit usaha retail.

Page 69: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

69

3.5.4 Tugas Pokok dan Fungsi Asisten Manager Muara Mart

a. Menyusun, melaksanakan, dan mengawasi aktivitas pencapaian

target penjualan (sales) dan profitabilitas.

b. Bertanggung jawab dan Mengawasi terlaksananya pengendalian

persediaan barang dagangan.

c. Bertanggung jawab dan Mengawasi terlaksananya turn over

barang dagangan.

d. Bertanggung jawab terhadab pengendalian Sumber Daya Manusia

(SDM).

e. Bertanggung jawab dan Mengawasi terlaksananya penanganan

asset baik asset berwujud dan tidak berwujud.

f. Bertanggung jawab dan Mengawasi terlaksananya fungsi

pelayanan costumer.

g. Menyusun sistem kinerja Toko, serta mengkoordinasikan dan

mengontrol pelaksanaan siklus kinerja managemen toko, mulai

dari perencanaan, pembinaan, sampai dengan penilaian, untuk

memastikan tercapainya target kinerja para supervisi dan kinerja

usaha Toko.

h. Menyusun strategi dan program kerja marketing serta melakukan

promosi secara berkesinambungan.

i. Mengontrol dan melaporkan aktifitas Operasional dan

administrasi keuangan Toko.

Page 70: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

70

3.5.5 Tugas Pokok dan Fungsi Asisten Manager Departemen Store

a. Menyusun, melaksanakan, dan mengawasi aktivitas pencapaian

target penjualan (sales) dan profitabilitas

b. Bertanggung jawab dan Mengawasi terlaksananya pengendalian

persediaan barang dagangan.

c. Bertanggung jawab dan Mengawasi terlaksananya turn over

barang dagangan.

d. Bertanggung jawab terhadab pengendalian Sumber daya Manusia

(SDM).

e. Bertanggung jawab dan Mengawasi terlaksananya penanganan

aset baik aset berwujud dan tidak berwujud.

f. Bertanggung jawab dan Mengawasi terlaksananya fungsi

pelayanan costumer.

g. Menyusun sistem kinerja Toko, serta mengkoordinasikan dan

mengontrol pelaksanaan siklus kinerja managemen toko, mulai

dari perencanaan, pembinaan, sampai dengan penilaian, untuk

memastikan tercapainya target kinerja para supervisi dan kinerja

usaha Toko.

h. Menyusun strategi dan program kerja marketing serta melakukan

promosi secara berkesinambungan.

i. Mengontrol dan melaporkan aktifitas operasional dan administrasi

keuangan Toko.

Page 71: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

71

3.5.6 Tugas Pokok dan Fungsi Asisten Manager Muara Collection

a. Menyusun, melaksanakan, dan mengawasi aktivitas pencapaian

target penjualan (sales) dan profitabilitas

b. Bertanggung jawab dan Mengawasi terlaksananya pengendalian

persediaan barang dagangan.

c. Bertanggung jawab dan Mengawasi terlaksananya turn over

barang dagangan.

d. Bertanggung jawab terhadab pengendalian Sumber daya Manusia

(SDM).

e. Bertanggung jawab dan Mengawasi terlaksananya penanganan

aset baik aset berujud dan tidak berujud.

f. Bertanggung jawab dan Mengawasi terlaksananya fungsi

pelayanan costumer.

g. Menyusun sistem kinerja Toko, serta mengkoordinasikan dan

mengontrol pelaksanaan siklus kinerja manajemen toko, mulai

dari perencanaan, pembinaan, sampai dengan penilaian, untuk

memastikan tercapainya target kinerja para supervisi dan kinerja

usaha Toko.

h. Menyusun strategi dan program kerja marketing serta melakukan

promosi secara berkesinambungan.

i. Mengontrol dan melaporkan aktifitas operasional dan administrasi

keuangan Toko.

Page 72: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

72

3.5.7 Tugas Pokok dan Fungsi Asisten Manager Gudang Induk

a. Membuat kebijakan kebijakan pengadaan yang bersifat vital dan

strategis sebagai pijakan bagi pelaksanaan dan pengembangan

setiap unit usaha.

b. Menyusun rencana pembelian secara berkala (target stock)

untuk program jangka pendek dan panjang disesuaikan dengan

kebutuhan / rencana Perusahaan.

c. Merencanakan dan mengatur strategi pengadaan dengan

Marchandising (MD) local dan luar Ternate menyangkut dengan

pembelian barang dan peralatan untuk menghindari kesalahan

order dan double order.

d. Memeriksa, menganalisa dan mengkoordinasikan dengan

opersional unit terkait ketersediaan stock dan turn over barang

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

e. Menganalisa total kebutuhan barang, mengatur penyedian

pengadaan dan sirkulasi barang sedemikian rupa sehingga

alokasi barang ke setiap unit usaha dapat memenuhi kebutuhan

secara efektif, efesien dan tepat waktu.

f. Melaporkan aktifitas administrasi pengadaan.

Page 73: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

73

3.5.8 Tugas Pokok dan Fungsi Asisten Muara Hotel

a. Menyusun strategi dan kebijakan pengelolaan Muara Hotel

jangka Panjang dan Pendek yang berorientasi pada kepuasan

customer serta mengacu pada peraturan dan tujuan perusahaan.

b. Menyusun program kerja, budget biaya dan pendapatan Muara

Hotel.

c. Menyusun sistem kinerja manajemen, serta mengkoordinasikan

dan mengontrol pelaksanaan siklus kinerja managemen, mulai

dari perencanaan, pembinaan, sampai dengan penilaian, untuk

memastikan tercapainya target kerja tiap-tiap bagian di Muara

Hotel.

d. Menyusun strategi dan program kerja semua divisi yang ada di

Muara Hotel serta melakukan promosi secara berkesinambungan

e. Memonitor terhadap pencapaian target usaha dan pengendalian

operasional Muara Hotel.

f. Merencanakan dan mengevaluasi kebutuhan Sumber daya

Manusia (SDM) sesuai dengan perkembangan organisasi secara

tepadu dan efektif.

g. Mengontrol dan melaporkan aktifitas administrasi dan keuangan

setiap di Muara Hotel.

Page 74: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

74

BAB IV

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

4.1 Analisis Sistem

Suatu sistem akan dirancang oleh satu orang atau sekelompok orang

yang membentuk tim. Orang yang merancang sistem ini disebut Sistem

Analis.

Ada yang mendefinisikan Sistem Analis sebagai berikut :

1. Seseorang yang menggunakan pengetahuan aplikasi komputer yang

dimilikinya untuk memecahkan masalah-masalah bisnis, dibawah petunjuk

Manajer Sistem.

2. Seorang yang bertanggung jawab menterjemahkan kebutuhan-kebutuhan si

pemakai sistem (user) ke dalam spesifikasi teknik yang diperlukan oleh

Programmer dan diawasi oleh Manajemen.

Fungsi Analisis Sistem diantaranya adalah :

1. Mengidentifikasikan masalah-masalah dari User

2. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi

kebutuhan User.

3. Memilih alternatif-alternatif metode pemecahan masalah.

4. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistemnya sesuai dengan

permintaan User (mane3x, 2013).

Page 75: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

75

4.1.1 Analisis Sistem yang Berjalan

Analisis masalah ini dimulai dari tahapan menganalisa yang

terjadi pada Perusahaan Muara Group. Sistem yang berjalan sampai

saat ini adalah pada saat Unit membutuhkan seorang Kepala

Toko/Store Manager langsung ditunjuk oleh Owner/Pemilik

Perusahaan melalui keputusan Manajemen, olehnya itu tidak melalui

tahapan yang istilahnya Profesional, akhirnya kompetensi serta

kualitas seorang Store Manager tidak dapat tergambarkan disaat terjun

di lapangan.

4.1.2 Analisis Sistem yang Diusulkan

Dari analisis sistem yang berjalan, maka diusulkan sebuah

sistem komputerisasi yang berbasis Sistem Pendukung Keputusan

(SPK), yang nantinya dapat membantu pihak Manajemen Muara

Group untuk mengambil keputusan secara Analitic, yaitu dengan

menggunakan langkah yang sistematis dan mengupayakan solusi yang

lebih optimal. Dengan sistem ini pula diharapkan dapat menentukan

seorang Kepala Toko/Store Manager yang layak dan pantas

mengemban tugas yang diberikan Manajemen dengan kualitas dan

kemampuan yang dimilikinya secara profesional.

Page 76: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

76

4.1.3 Analisis Kebutuhan Sistem

Perangkat Keras dan Perangkat Lunak yang digunakan untuk

menjalankan program aplikasi yang dibangun memiliki kebutuhan satu

unit Laptop/Personal Computer dengan spesifikasi sebagai berikut :

4.3.1 Perangkat Keras (Hardware)

1. Processor Intel® Pentium® P6200 @2.13GHz 2.13GHz

2. Hardisk 320 GB

3. RAM (Randm Acceses Memory) 2.00GB

4. Monitor 14.0 Inci, Keyboard dan Mouse

4.3.2 Perangkat Lunak (Software)

1. Sistem Operasi yang digunakan adalah Windows 7.

2. Program Visual Basic 2010, di gunakan untuk membuat

aplikasi Sistem Pendukung Keputusan.

3. Cristal Report digunakan untuk membuat laporannya.

4. Data Base Management System (DBMS) menggunakan

MySQL.

4.2 Perancangan Sistem

Perancangan sistem adalah merancang atau mendesain suatu sistem

yang baik, yang isinya adalah langkah-langkah operasi dalam proses

pengolahan data dan prosedur untuk mendukung operasi sistem (bowo,

2010).

Page 77: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

77

Tujuan dari perancangan ini adalah memberikan gambaran yang jelas

kepada pengguna mengenai rancangan yang telah diusulkan. Berdasarkan

hasil analisis, rancangan program sistemnya dapat digambarkan pada

beberapa metode, meliputi Data Flow Diargram (DFD), Entity Relaionship

Diagram (ERD), Struktur Tabel, Relasi Tabel, sampai pada Perancangan

Tampilan Program.

4.2.1 DFD (Data Flow Diagram)

a. Diagram Konteks

Diagram koteks merupakan diagram yang terdiri dari suatu

proses yang menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram

konteks adalah level yang paling tinggi dari Data Flow Diagram

(DFD), yang menggambarkan keseluruhan input ke sistem dan

output dari sistem.

Untuk memperjelas diagram konteks dimaksud, dapat

dilihat pada gambar dibawah berikut :

Gambar 4.1 Diagram Konteks

GENERAL

MANAGER

SPK Penilaian Kinerja

Supervisor Untuk Promosi

Store Manager

Menggunakan Metode

SAW

Admin

Proses Login

Laporan Perengkingan

Input Data User

Input Hak Aksses

Input Data Pegawai

Konfirmasi Data Pegawai

Kofirmasi Hak Aksses

Konfirmasi Data User

Konfirmasi Login

User

Input Data Pegawai

Konfirmasi Data Pegawai

Informasi Login

Proses Login

Lakukan Perengkingan

Tampilkan Perengkingan

Tampilkan Perengkingan

Lihat Normalisasi Matriks

Informasi Normalisasi Matriks

Konfirmasi Bobot BilFuzzy

Mengatur Bobot BilFuzzy

Lakukan Perengkingan

Page 78: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

78

b. DFD Level 1

Diagram level 1 adalah diagram yang menjabarkan lebih detail

pada prosesyang terjadi pada diagram konteks, seperti pada gambar

berikut :

Admin

Login Data Pemakai

Data Pegawai

Tbl_Pengguna

Tbl_BilFuzzy

Tbl_Pegawai

Data User

P 1.1

Login

PIMPINAN

Konfirmasi

P 1.2

Input Data

PenggunaKonfirmasi

P 1.4

Mengatur Bobot

BilFuzzy

P 1.5

Input Data

PegawaiKonfirmasi

P 1.7

Lakukan

Perengkingan

Data BilFuzzy

Konfirmasi

Perengkingan

Lakukan Perengkingan

Tampilkan Perengkingan

P 1.8

Laporan

Laporan Perengkingan

User

Login

Konfirmasi

Data Pegawai

Konfirmasi

Lakukan Perengkingan

Tampilkan Perengkingan

Konfirmasi

Data Hak Aksses P 1.3

Input Hak

Aksses

Lihat RM

P 1.6

Lihat Normalisasi

MatriksInformasi RM

P 1.6.1

Lihat Nilai.

Crisp

P 1.6.2

Lakukan

Normalisasi

Matriks

Lakukan RM

Tbl_Normalisasi

Matriis

Tbl_Nilai_Crisp

Tampilkan RM

Lihat Nilai Crisp

Tampilkan Nilai Crisp

Gambar 4.2 DFD Level 1

Page 79: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

79

c. DFD Level 2

Data Flow Diagram (DFD) level 2 merupakan turunan dari Data

Flow Diagram (DFD) level 1, dimana Data Flow Diagram (DFD)

level 2 lebih detail dalam penjabarannya dibanding dengan Data

Flow Diagram (DFD) level 1, untuk lebih memperjelas Data Flow

Diagram (DFD) level 2 dapat dilihat uraian dibawah ini.

1. DFD Level 2.1 (Proses Login Admin)

Sebelum masuk ke sistem, terlebih dahulu admin memasukkan

username dan password yang valid untuk bisa masuk ke sistem

dan bisa menggunakan program, seperti pada gambar.

Admin TblUserData Login P 2.1.1

Input Data Login

PemakaiKonfirmasi

Gambar 4.3 DFD Level 2.1 Login Admin

2. DFD Level 2.2 (Input Data User)

Data Flow Diagram (DFD) level 2.2 adalah proses dimana

Admin dapat menambahkan atau meng-input, Simpan, Ubah,

dan menghapus data Pengguna (User) yang menggunakan

program untuk menjalankan program. Seperti pada gambar

berikut.

Page 80: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

80

Admin

Simpan Data Pengguna

Konfirmasi

TblPengguna

Konfirmasi

P 2.2.2

Simpan

P 2.2.3

Ubah

P 2.2.4

HapusHapus Data Pengguna

Ubah Data Pengguna

Konfirmasi

Input Data Pengguna

KonfirmasiP 2.2.1

Input

Gambar 4.4 DFD Level 2.2 Input Data Pengguna (User)

3. DFD Level 2.3 (Input Data Supervisor)

Data Flow Diagram (DFD) level 2.3 merupakan proses

dimana Admin memasukkan data Supervisor ke sistem, dan

selanjutnya bisa diubah dan menghapus data Supervisor yang

tidak dibutuhkan lagi. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat

pada gambar 4.5 dibawa ini.

Page 81: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

81

Admin

Simpan Data Supervisor

Konfirmasi

Tbl_Supervisor

KonfirmasiP 2.3.2

Simpan

P 2.3.3

Ubah

P 2.3.4

HapusHapus Data Supervisor

Ubah Data Supervisor

Konfirmasi

User Hapus Supervisor

Konfirmasi

Ubah Data Supervisor

Konrfirmasi

Konfirmasi

Simpan Supervisor

Tbl_Nilai_Crisp

P 2.3.1

Input

Input Data Supervisor

Konfirmasi

Input Data SupervisorKonfirmasi

Gambar 4.5 DFD Level 2.3 Input Data Supervisor

4. DFD Level 2.4 Proses Data BilFuzzy

Proses Data BilFuzzy adalah dimana Admin meng-input nilai

yang nantinya di proses pada proses perangkingan. Untuk lebih

jelasnya dapat di lihat pada gambar berikut.

Page 82: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

82

Admin Ubah Nilai BilFuzzy

TblBilFuzzyP 2.4.1

Ubah Nilai

BilFuzzyKonfirmasi

TblPerengkinganPerengkingan

Gambar 4.6 Proses Data BilFuzzy

5. DFD Level 2.5 Proses Perangkingan

Proses perangkingan dilakukan oleh Admin atau User yang

mempuyai akses untuk melakukan perangkingan. Proses

perangkingan melakukan pengambilan nilai dari beberapa

tabel, diantaranya TblNilaiCrisp, TblNormalisasiMatriks,

TabelBilFuzy, kemudian di simpan pada tabel Perangkingan,

seperti pada gambar dibawah ini.

Admin

TblNormalisasiMatriks

Bilangan Fuzzy

P 2.5.3

Lakukan

Perengkingan

Lakukan Perengkingan

Tampilkan Perengkingan

TblBilFuzzy

Perengkingan

Normalisasi Matriks

TblNilaiCrispNilai Crisp

User

Lakukan Perengkingan

Tampilkan Perengkingan

Gambar 4.7 Proses Perangkingan

Page 83: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

83

4.2.2 ERD ( Entity Relationship Diagram)

ERD ( Entity Relationship Diagram) merupakan suatu bentuk yang

didasarkan pada dunia nyata yang tersusun atas objek-objek dasar yang

disebut entitas yang saling berhubungan antara entitas yang satu

dengan yang lain pada sebuah database, seperti gambar dibawah ini.

Data SupervisorPengguna N Menginput I

KdPengguna*

NamaLengkap

NamaPengguna

Password

KdSupervisor

NamaSupervisor

Usia

JenisKelamin Agama

N

Memiliki

Perengkingan

(Metode SAW)

-

Normalisasi

Matriks R

KdSupervisor

NmSupervisor

RxWC1

RxWC2

RxWC3

RxWC4

TglMasuk

JabatanSekarang

JabatanDirencanakan

TglMulaiOJT

NilaiLeadership

NilaiProdukKnowledge

NilaiPersonality

NilaiUmum

Memiliki

-

-

NilaiTotal

Nilai Crisp

KdSupervisor

NmSupervisor

C1

C2

C3

C4

-

Bilangan Fuzzy

SangatPenting

Penting

CukupPenting

KurangPenting

KdSupervisor

NmSupervisor

RC1

RC2

RC3

RC4

-

-Memiliki-

Level

Gambar 4.8 ERD (Entity Relationship Diagram)

Page 84: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

84

4.2.3 Struktur Tabel

Untuk menganalisis setiap informasi yang terdapat pada tabel dapat

dilihat pada struktur tabel, seperti pada struktur-struktur tabel berikut :

1. Tabel Pengguna

Tabel pengguna adalah tabel dimana seluruh pengguna di tampung

dalam satu tabel yaitu TblPengguna dan berhak mengelola sistem

dalam aplikasi, untuk lebih jelas dapat di lihat struktur tabel pada

tabel 4.1 berukut.

Tabel 4.1 Data Pengguna

Field Name Data Type Size Primary Key

KdPengguna

NmLengkap

NmPengguna

Pass

LvlPengguna

varchar

varchar

varchar

varchar

varchar

6

40

25

12

15

Yes

No

No

No

No

2. Tabel Supervisor

Tabel Supervisor terdiri dari beberapa field yang

mengidentifiksikan tentang data Supervisor, dimana setiap data

Supervisor di-input dan di simpan pada Tbl_Supervisor, seperti

pada tabel 4.2 dibawah ini :

Page 85: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

85

Tabel 4.2 Tabel Supervisor

Field Name Data Type Size Primary

Key

KdSupervisor

NmSupervisor

Usia

JenisKelamin

Agama

TglMasuk

Jabatan

JabatanDirencanakan

TglOJT

Varchar

varchar

varchar

varchar

varchar

date

varchar

varchar

date

5

40

20

20

15

-

35

35

-

Yes

No

No

No

No

No

No

No

No

3. Tabel Evaluasi

Tabel Evaluasi merupakan tabel yang digunakan untuk menyimpan

data-data Supervisor yang nantinya dilakukan promosi, seperti

pada struktur tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3 Tabel Evaluasi

Field Name Data Type Size Primary

Key

KdSupervisor

NmSupervisor

TglMasuk

Jabatan

JabatanDirencanakan

TglOJT

NilaiLeadership

NilaiPenguasaan

NilaiPersonality

NilaiUmum

Varchar

varchar

date

varchar

varchar

date

int

int

int

int

5

40

-

35

35

-

5

5

5

5

Yes

No

No

No

No

No

No

No

No

No

Page 86: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

86

4. Tabel Hak Akses

Tabel hak akses merupakan tabel penyimpanan semua hak akses

semua pengguna dengan field yag ada dalam tabel, seperti tabel 4.4

dibawah ini :

Tabel 4.4 Tabel Hak Akses

Field Name Data Type Size Primary Key

LvlPengguna

HakAkses

Pengguna

GantiPass

Bobot

Supervisor

EvaluasiSupervisor

Normalisasi

Perangkingan

LapSupervisor

LapEvaluasi

LapKeputusan

Varchar

int

int

int

int

int

int

int

int

int

int

int

15

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Yes

No

No

No

No

No

No

No

No

No

No

No

5. Tabel Nilai Crisp

Tabel nilai Crisp adalah tabel penyimpanan kode dan nama

Supervisor serta kriteria-kriteria dan mempunyai beberapa field,

seperti tampak pada tabel 4.5 dibawah ini :

Page 87: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

87

Tabel 4.5 Tabel Nilai Crisp

Field Name Data Type Size Primary Key

KdSupervisor

NmSupervisor

C1

C2

C3

C4

Varchar

varchar

int

int

int

int

6

40

2

2

2

2

Yes

No

No

No

No

No

4.2.4 Relasi Tabel

Relasi tabel digunakan untuk menggambarkan hubungan antara

Field kunci (*primary key) suatu tabel dengn field kunci tamu (foreign

key) pada Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Supervisor

untuk promosi Store Manager, seperti pada gambar 4.9 dibawah ini

Gambar 4.9 Relasi Tabel

Page 88: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

88

4.3 Perancangan Tampilan Program

Perancangan tampilan program merupakan proses atau tahapan yang

sangat penting dalam membuat sebuah apliksi, proses pembuatan sebuah

aplikasi bisa dikatakan menarik apabila antar mukanya sederhana dan mudah

dipahami serta menarik perhatian pengguna (User). Berikut ini adalah

rancangan tampilan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan (SPK) untuk

nantinya digunakan pengguna (User):

4.3.1 Tampilan Form Login

Form Login merupakan tampilan pertama saat pengguna

memulai program yang disertai password untuk mengunci program,

sehingga data di dalam sistem dapat terjamin dan tidak semua orang

bisa mengakses ini dari aplikasi selain Admin atau petugas yang di

tunjuk. Rangcangan tampilan form login dapat dilihat pada 4.9

berikut.

Gambar 4.10 Tampilan Form Login

Login Aplikasi

Nama Login :

Password :

IMAGE

Sistem Login

Form untuk Sistem Login pengguna ke

Dalam aplikasi

OK *Password case sesitif

KELUAR

Page 89: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

89

4.3.2 Tampilan Menu Utama

Desain ini merupakan tampilan awal Menu Utama ketika kita

memulai program. Menu utama memuat beberapa Menu File yang

bisa di gunakan oleh pengguna, diantaranya Menu Pengguna, File,

Laporan dan Keluar, ta,pilan Menu Utama dapat dilihat pada gambar

4.11 berikut.

Gambar 4.11 Tampilan Menu Utama

4.3.3 Tampilan Hak Akses

Desain Tampilan Hak Akses merupakan Form yang digunakan

untuk mengatur hak pengguna yang akan menggunakan aplikasi ini

berdasarkan level. Lebih mudah dan cepat dipahami tampilannya,

seperti pada gambar 4.12 berikut ini.

Pengguna File Laporan E x i t

Hak Akses

Data Pengguna

Ganti Password Pengguna

Logoff Program

Bobot Kriteria

Data Pegawai

Spv

Data Evaluasi

Peg. Spv

Normalisasi

Matriks

Hasil

Perangkingan

Peg Supervisor

Evaluasi Peg. Supervisor

Hasil Keputusan

Page 90: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

90

Gambar 4.12 Tampilan Menentukan Hak Akses

4.3.4 Tampilan Data Pengguna

Desain tampilan data pengguna merupakan form input data pengguna

yang menggunakan aplikasi serta menentukan level pengguna serta

dilengkapi dengan pencarian data. Untuk dapat lebih memudahkan

pemahaman kita dapat lihat pada desain tampilan pada gambar 4.13

berikut ini.

Hak Akses

Level :

Hak Akses

Form ini digunakan untuk mengatur pembatasan hak pengguna yang akan

menggunakan aplikasi ini berdasarkan level dipengguna.

Pengguna File

Hak Akses

Data Pengguna

Ganti Password

Pengguna

Bobot Kriteria

Data Spv

Data Evaluasi Peg

Normalisasi

Matriks

Hasil

Perangkingan

Laporan

Data Spv

Data Evaluasi

Spv

Hasil

Keputusan

OK Keluar

Page 91: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

91

Gambar 4.13 Tampilan Data Pengguna

4.3.5 Tampilan Ganti Password Pengguna

Desain Tampilan Ganti Password adalah untuk memperbaharui

password pengguna untuk menjaga agar tidak digunakan oleh

sembarang orang, dan secara berkala bisa diperbaharui. Tampilan

sederhananya dan mudah dipahami pengguna dapat dilihat pada

gambar 4.14 dibawah ini.

Data Pengguna

Kode Pengguna Nama Lengkap Nama Pengguna Password Level

Kode Pengguna :

Nama Lengkap :

Nama Pengguna :

Password :

Ulangi Password :

Level Pengguna :

Simpan Tambah Tutup

Nama Lengkap :

Cari Data

Clear Hapus Update

Page 92: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

92

Gambar 4.14 Tampilan Ubah Password

4.3.6 Tampilan Bobot Kriteria

Tampilan Bobot Kriteria menggambarkan standarisasi penilaian pada

Supervisor dengan kriteria dan bobot masing-masing, didesain hanya

sebagai informasi bagi pengguna yang nantinya mengeksekusi atau

memberikan nilai sesuai yang sudah distandarisasikan, seperti nampak

pada gambar 4.15 dibawah ini.

Ubah Password Form ini digunakan untuk merubah password pengguna

berdasarkan yang sdang login

OK Keluar

Password Lama :

Password Baru :

Ulangi Password Baru :

Page 93: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

93

Gambar 4.15 Tampilan Bobot Kriteria

4.3.7 Tampilan Data Pegawai Supervisor

Desain Tampilan Data Supervisor digunakan untuk sebagai peng-

inputan data awal supervisor yang nantinya dipromosikan sebagai

Store Manager pada unit yang membutuhkan, didesain paling

sederhana dan mudah dipahami si pengguna walaupun tak ahli dalam

komputer, seperti tampak pada gambar 4.16 berikut ini.

STANDARISASI NILAI DAN BOBOT PADA MASING-MASING KRITERIA YANG

DIGINAKAN DALAMPENILAIAN SUPERVISOR

Nilai >=85 dan <=100

Nilai >=70 dan <=84

Nilai >=50 dan <=69

Nilai >=0 dan <=49

Leadrship/Kepemimpinan (C1)

3

2

1

0

Bobot

Nilai >=85 dan <=100

Nilai >=70 dan <=84

Nilai >=50 dan <=69

Nilai >=0 dan <=49

Produect Knowladg (C2)

3

2

1

0

Bobot

Nilai >=85 dan <=100

Nilai >=70 dan <=84

Nilai >=50 dan <=69

Nilai >=0 dan <=49

Personality/Kepribadian (C3)

3

2

1

0

Bobot

Nilai >=85 dan <=100

Nilai >=70 dan <=84

Nilai >=50 dan <=69

Nilai >=0 dan <=49

Umum dan Lain-Lain (C4 )(C2) 3

2

1

0

Bobot

Vektor Bobot (w) Sebagai Kriteria

Leadership/Kepemimpinan (C1)

Product Knowladge (C2)

Personality/Kepribadian (C3)

Umum dan Lain-Lain (C4)

Personality/Kepribadian (C3)

Sangat Penting

Penting

Cukup Penting

Kurang Penting

Bilangan Fuzzy 3

2

1

0

Bobot

Bobot Kriteria

Page 94: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

94

Gambar 4.16 Tampilan Data Supervisor

4.3.8 Tampilan Data Evaluasi Pegawai Supervisor

Desain Tampilan Data Evaluasi Supervisor didesain untuk mengisi

skor atau nilai yang telah ditentukan oleh General Manager untuk

penilaian Supervisor yang nantinya nilai tersebut menentukan nilai

tertinggi untuk menjadi Store Manager. Tampilan desain data evaluasi

Supervisor seperti tampak pada gambar 4.17 berikut ini.

Kode Spv Nama Spv Usia JK Agama Tgl Masuk Kerja

Jabatan Sekarang

Jabatan yg Direncanakan

Tgl Mulai OJT/Training

Data Supervisor

Kode Supervisor :

Nama Supervisor :

Usia :

Jenis Kelamin :

Agama :

Agama :

Jabatan Sekarang :

Jabatan yg Direncanakan :

Tgl. Mulai OJT/Training :

Nama Supervisor :

Cari Data

Clear Hapus Tutup

Page 95: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

95

Page 96: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

96

4.3.9 Tampilan Normalisasi Matriks

Tampilan Normalisasi Matriks didesain untuk dapat melihat hasil

Normalisasi dan menampilkan hasil dari Nilai Crisp bagi Supervisor

yang telah dilakukan penilaian, sepeti tampak pada gambar 4.18

berikut.

Gambar 4.18 Normalisasi Matriks

4.3.9.1 Nilai Crisp

Desain Nilai Crisp menampilkan nilai yang ada

dimasing-masing kriteria yang telah di lakukan pada tiap

Supervisor, tampilannya seperti gambar 4.19 dibawah ini.

Gambar 4.19 Nilai Crisp

Normalisasi Matriks

Kode Supervisor

Nama Supervisor

Tgl. Masuk Kerja

Jabatan Sekarang

Jabatan yg Direncanakan

Tgl. Mulai OJT/Training

Nilai Leadership

Nilai Product Knowladge

Nilai Personality

Nilai Umum

Image Normalisasi dan Nilai Crisp

Form ini bertujuan untuk melihat Hasil Normalisasi dan Nilai Crisp bagi Supervisor yang dinilai atau

dievaluasi

Normalisasi Nilai Crisp Keluar

Nilai Crisp

Kode Supervisor Nama Supervisor C1 C2 C3 C4

Page 97: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

97

4.3.9.2 Tampilan Hasil Normalisasi Matriks

Tampilan hasil normlisasi matriks didesain untuk

menampilkan hasil dari normalisasi matriks, seperti tampak

pada gambar 4.20 berikut.

Gambar 4.20 Hasil Normalisasi Matriks

4.3.10 Tampilan Hasil Perangkingan

Tampilan hasil nilai perangkingan didesain untuk menampilkan hasil

akhir dari masing-masing Supervisor setelah melalui beberapa proses

perkalian sesuai rumus yg digunakan pada Metode Simple Additive

Weighting (SAW), seperti tampak pada gambar 4.21 berikut.

Gambar 4.21 Hasil Perangkingan

Hasil Normalisasi Matriks

Kode Supervisor Nama Supervisor RC1 RC2 RC3 RC4

Perangkingan

Kode Supervisor

Nama Supervisor

WxRC1 WxRC2 WxRC3 WxRC4 Nilai Akhir

√ Hasil Perangkingan

Page 98: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

98

4.3.11 Tampilan Laporan

Tampilan Laporan didesain secara umum sebagai laporan yang mudah

dipahami dan tidak membutuhkan analisa yang begitu lama dalam

proses penentuan siapa yang berhak menjadi Store Manager, secara

umum seperti tampak pada gambar 4.22 berikut.

Gambar 4.22 Tampilan Laporan

Kop Perusahaan

Laporan Hasil Akhir Penilaian Supervisor

Kode

Supervisor

Nama

Supervisor

RxWC1 RxWC2 RxWC3 RxWC4 Nilai

Akhir

Ternate, 02 Desember 2014

Mengetahui

Direktur

....................

Page 99: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

99

BAB V

IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

5.1 Implementasi

Pada bab ini akan dijelaskan gambaran implementasi dari desain

Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Supervisor Untuk Promosi

Store Manager Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW).

Tujuan Implementasi adalah untuk mengkonfirmasikan modul

program perancangan sistem aplikasi sehingga petugas dapat melakukan

penginputan data-data Penilaian Supervisor.

5.2 Pembahasan

Dalam pembahasan ini dimaksudkan hasil atau implementasi dari

aplikasi yang telah dirancang, mulai dari saat login sampai pada saat

pelaporan. Pengguna lebih mudah dalam memahami serta mengunakan disaat

aplikasi yang akan dujalankan, karena tampilannya sudah sesuai dengan

aplikasi yang nantinya digunakan.

5.2.1 Form Login

Form Login merupakan tampilan yang paling awal tampil

disaat admin atau petugas ingin menggunakan program, dimana

admin atau petugas harus mengisi username dan password. Apabila

pengisiannya benar maka admin atau petugas dapat menggunakan

program dan sebaliknya apabila salah maka admin atau petugas tidak

dapat menggunakan program, selain itu form ini berfungsi untuk

Page 100: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

100

pembatas hak akses pada program untuk admin dan petugas pada saat

masuk ke menu utama.

Gambar 5.1 Form Login

5.2.2 Form Menu Utama

Form Menu utama meenampilkan fasilitas yang disediakan

untuk memudahkan pengguna dalam berinteraksi dengan sistem.

Fasilitas ini menggunakan dialog File, agar komunikasi pengguna

dengan sistem menjadi lebih mudah yang terdiri dari Pengguna, File,

Laporan dan Keluar. Seperti pada gambar 5.2 berikut.

Gambar 5.2 Form Menu Utama

Page 101: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

101

5.2.3 Form Hak Akses

Form hak akses digunakan untuk mengatur pembatasan hak pengguna

yang akan menggunakan aplikasi ini berdasarkan level si pengguna.

Untuk dapat lebih memahami apa saja yang menjadi hak akses

pengguna dapat dilihat pada gambar 5.3 berikut.

Gambar 5.3 Form Hak Akses

5.2.4 Data Pengguna

Form Data Pengguna adalah kumpulan nama-nama pengguna

yang bisa mengakses aplikasi dengan batasan-batasan hak akses sesuai

level yang sudah ditentukan oleh admin, dan untuk lebih memudahkan

dalam pemahaman dapat dilihat pada gambar 5.4 dibawah ini.

Page 102: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

102

Gambar 5.4 Form Data Pengguna

5.2.5 Ganti Password Pengguna

Untuk meningkatkan keamanan aplikasi dan pengguna dalam

menggunakan aplikasi, pada form ini didesain untuk secara berkala

bisa mengganti password oleh pengguna agar tidak digunakan oleh

pihak yang tidak berkepentingan, seperti tampak pada gambar 5.5

dibawah ini.

Gambar 5.5 Form Ubah Password

Page 103: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

103

5.2.6 Bobot Kriteria

Form bobot kriteria merupakan standarisasi penilaian pada tiap-

tiap Nilai dan bobot pada masing-masing kriteria yang diginakan

dalam penilaian Supervisor, seperti pada gambar 5.6 berikut ini.

Gambar 5.6 Form Bobot Kriteria

5.2.7 Data Supervisor

Form data Supervisor merupakan form untuk meng-input data tiap

Supervisor yang masuk dalam kriteria untuk dipromosikan sebagai

Store Manager, seperti tampak pada gambar 5.7 dibawah ini.

Page 104: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

104

Gambar 5.7 Form Data Supervisor

5.2.8 Data Evaluasi

Form ini digunakan untuk mengisi nilai-nilai pada masing-

masing kriteria untuk dievaluasi Supervisor yang mempunyai nilai

tertinggi untuk dinyatakan sebagai Stor Manager, agar lebih mudah

dalam pemahaman bagaimana cara mengisi nilai pada masing-masing

kriteria, dapat dilihat pada gambar 5.8 berikut.

Page 105: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

105

Gambar 5.8 Data Evaluasi Penilaian Supervisor

5.2.9 Normalisasi Matriks

Normalisasi matriks merupakan yang menampilkan informasi

Supervisor yang mendapatkan nilai pada masing-masing kriteria.

Didalam form Normalisasi terdapat pula dua form yaitu form Nilai

Crisp dan Normalisasi, yang dapat kita lihat pada gambar 5.9 berikut.

Gambar 5.9 Form Normalisasi Matriks

Page 106: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

106

5.2.9.1 Nilai Crisp

Form nilai crisp merupakan form yang menampilkan nilai

bobot pada masing-masing kriteria di tiap supervisor yang

sudah dilakukan penilaian/evaliasi, seperti tampak pada

gambar 5.10 berikut.

Gambar 5.10 Form Nilai Crisp

5.2.9.2 Normalisasi

Nilai normalisasi matriks adalah form yang

menampilkan hasil dari normalisasi, seperti tampak pada

gambar 5.11 berikut.

Gambar 5.11 Hasil Normalisasi Matriks

Page 107: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

107

5.2.10 Perangkingan

Form perangkingan merupakan form yang menampilkan hasil

perangkingan pada masing-masing Supervisor untuk selanjutnya

ditentukan sebagai Store Manager, seperti tampak pada gambar 5.12

dibawah ini.

Gambar 5.12 Hasil Perangkingan

5.2.11 Laporan Data Supervisor

Form laporan data Supervisor merupakan informasi Supervisor

yang sudah dilakukan evaluasi dan pernah dipromosikan sebagai Store

Manager. Format laporan Supervisor mana saja yang sudah dilakukan

evaluasi/penilaian dapat dilihat desain laporan seperti tampak pada

gambar 5.13 dibawah ini.

Page 108: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

108

Gambar 5.13 Laporan Data Supervisor

5.2.12 Laporan Data Evaluasi Supervisor

Form laporan data evaluasi Supervisor menampilkan data

Supervisor yang sudah dievaluasi beserta nilai masing-masing kriteria,

seperti pada gambar 5.14 berikut.

Gambar 5.14 Laporan Data Evaluasi Nilai Supervisor

Page 109: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

109

5.2.13 Laporan Hasil Akhir Penilaian Supervisor

Laporan hasil akhir penilaian Supervisor adalah form yang

didesain untuk menampilkan laporan akhir Supervisor yang berhak

menjadi Store Manager sesuai dengan nilai paling tertinggi yang

ditampilkan pada form laporan akhir, seperti pada gambar 5.15 berikut

ini.

Gambar 5.15 Laporan Hasil Akhir Penilaian Supervisor

Page 110: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

110

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari beberapa penjelasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya,

maka dapa disimpulkan bahwa :

1. Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Supervisor untuk

Promosi Store manager diharapkan dapat membantu dan memberikan

solusi bagi perusahaan khususnya Muara Group. Untuk dapat

menentukan Supervisor yang berhak menjadi Store Manager pada Unit

yang membutuhkan.

2. Sistem Pendukung Keputusan ini menggunakan Metode Simple Additive

Weighting (SAW) dengan memasukkan nilai pada masing-masing kriteria

yang telah distandarisasikan oleh pihak perusahaan.

6.2 Saran

Dalam penerapan aplikasi ini mungkin belum sesuai dengan kehendak

pengguna ataupun perusahaan, olehnya itu dalam proses pengembangan

rancangan diharapkan saran, diantaranya :

1. Untuk bisa dilakukan pada keseluruhan karyawan, maka diperlukan

masukkan tentang kriteria-kriteria yang diperlukan untuk bisa

dikembangkan.

Page 111: Skripsi Metode SAW Iwan Basinu

111

2. Dalam proses perancangan Sistem Pendukung Keputusan ini dirancang

sangat sederhana, olehnya itu dalam penerapannya dimungkinkan saran

untuk bisa disederhanakan lagi, agar semua pengguna dapat lebih familiar

dalam menjalankan aplikasi sesuai kebutuhan pengguna khususnya dan

Perusahaan pada umumnya.