skripsi metode saw iwan basinu
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penting dari
jalannya suatu organisasi/perusahaan. Pengelolaan yang baik dari karyawan
ini akan sangat mempengaruhi aspek keberhasilan kerja. Jika karyawan dapat
diorganisir dengan baik, diharapkan organisasi atau perusahaan dapat
menjalankan semua proses usaha dengan baik pula.
Masalah subyektifitas dalam penilaian kinerja karyawan merupakan hal
yang hampir tidak bisa dihindari. Penilaian secara kuantitatif sering dianggap
mengecewakan karena sulitnya mengukur parameter-parameter yang ada. Di
lain pihak manajemen dan karyawan membutuhkan proses penilaian kinerja
yang rutin dan cepat sehingga dapat memberikan umpan balik dan perbaikan
yang cepat di lingkungan kerja.
Upaya penentuan secara objektif kenaikan jabatan karyawan ini akan
sangat bermanfaat untuk memotivasi karyawan supaya dapat bekerja dengan
baik. Upaya untuk penentuan kenaikan jabatan karyawan ini terdiri dari
sejumlah kriteria yang perlu untuk dipertimbangkan dengan adanya sejumlah
alternatif karyawan. Untuk penyelesaian permasalahan ini dapat dilakukan
dengan merancang suatu aplikasi yang menggunakan metode Simple Additive
Weighting (SAW). Pengisian bobot kriteria akan dilakukan oleh pihak
manajemen perusahaan. Sedangkan pengisian bobot tiap alternatif untuk
2
masing-masing kriteria dapat dilakukan oleh pihak manajemen maupun
stakeholder perusahaan lainnya yang berkepentingan.
Masalah evaluasi kerja, perencanaan karir atau promosi jabatan dalam
perusahaan penting dilakukan karena berkaitan dengan prestasi yang dicapai
oleh setiap karyawan. Dengan melakukan proses penilaian, maka prestasi
yang dicapai setiap karyawan dengan nilai baik sekali, baik, cukup, atau
kurang bisa diketahui.
Proses evaluasi kinerja karyawan untuk promosi jabatan, khususnya
dalam proses pengelolaan data penilaian pada Muara Group merupakan
penilaian yang kurang akurat dikarenakan penumpukan dokumen dan berkas
penilaian kinerja karyawan didalam arsip yang tidak terstruktur. Bagian
Personalia atau HRD (Human Resource Departement) perusahaan harus
mengecek ulang dan mengumpulkan data-data karyawan sesuai dengan
kriteria yang dibutuhkan. Sehingga, proses pengambilan keputusan mengenai
promosi jabatan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Proses penilaian yang lengkap harus menunggu dalam jangka waktu
yang tak tentu dikarenakan data penilaian yang selalu berpindah tangan antara
pihak kepala seksi dan kepala bagian terkait, serta kepala cabang. Penilaian
masih berdasarkan ingatan, hal ini menyebabkan pihak penilai terkait merasa
kesulitan ketika melihat data karyawan yang dominan dalam kinerjanya.
Sehingga, terkadang ada karyawan yang mendapatkan promosi jabatan hanya
melihat pada kriteria pertama saja, tetapi karyawan tersebut belum tentu
3
unggul pada beberapa kriteria-kriteria lain. Namun, terkadang ada juga
karyawan yang tidak lulus pada kriteria pertama, tetapi Ia dilihat dari
kelebihan-kelebihan pada kriteria-kriteria selanjutnya. Serangkaian kriteria
yang berurutan tersebut bertujuan untuk mengurangi subjektifitas proses
pengambilan keputusan akibat banyaknya alternatif.
Di Maluku Utara khususnya di Kota Ternate terdapat sebuah
Perusahaan yang bernama Muara Group yang terletak atau berkantor di
Gedung Ternate Mall di Jl. Merdeka No. 19 Kel Santiong merupakan
perusahaan yang bergerak pada usaha penyedia jasa, penjualan fashion, dan
Swalayan.
Muara Group mempunyai kurang lebih dua ratus karyawan yang
tersebar dibeberapa unit, diantaranya, Muara Departement Store, Muara
Mart, Muara Fashion, Muara Hotel, Gudang Induk Soasio yang juga
mempunyai tugas dan fungsi masing-masing, mulai dari Pramuniaga, Junior
Supervisor (Jr Spv), Supervisor (SPV), Kepala Gudang, dan Store Manager
(SM). Untuk dapat menduduki jabatan Store Manager selalu menggunakan
Metode Kebijakan Pemilik Perusahaan, dimana kriteria yang digunakan
adalah siapa yang disenangi dan sudah lama bekerja yang ditunjuk untuk
menduduki jabatan Store Manager, hanya Junior Supervisor dan Supervisor
yang dilakukan penilaian dengan mengisi score pada form penilaian yang di
lakukan Store Manager.
Untuk itu agar dapat meningkatkan kualitas kinerja karyawan
khususnya Supervisor yang baik dan dapat menunjang kemajuan perusahaan
4
khususnya di Muara Group, maka dipandang perlu dilakukannya perbaikan
sebuah sistem atau pengelolaanya dengan baik dan terarah, maka penulis
mengajukan judul penelitian “Sistem Pendukung Keputusan Penilaian
Kinerja Supervisor untuk Promosi Store Manager dengan Metode Simple
Additive Weighting (SAW)” agar dapat mengevaluasi kinerja-kinerja
karyawan yang dapat dipromosikan pada jabatan-jabatan tertentu khususnya
untuk Store Manager pada Muara Group.
1.2. Rumusan Masalah
Untuk dapat memfokuskan pemahaman mengenai maksud latar
belakang diatas, maka perlu penulis merumuskannya, antara lain :
1) Bagaimana perusahaan menentukan Supervisor yang berkualitas yang
dapat dipromosikan pada jabatan Store Manager.
2) Bagaimana perusahaan menentukan secara objektif karyawan yang dapat
menduduki jabatan Store Manager.
3) Mempermudah pihak perusahaan khususnya Muara Group dalam
mengelola data dan melakukan penilaian kinerja karyawan khususnya
Supervisor.
4) Mempermudah pihak perusahaan dalam mengambil keputusan mengenai
Supervisor yang berhak dilakukan promosi jabatan.
5) Mempermudah pihak perusahaan untuk menyampaikan informasi yang
berkaitan dengan penilaian kinerja Supervisor yang layak dilakukan
promosi jabatan pada Muara Group secara cepat dan akurat.
5
6) Memberikan informasi dengan cepat kepada Supervisor yang telah
dinyatakan layak menerima promosi jabatan untuk segera mempersiapkan
data-data yang dibutuhkan.
7) Memberikan informasi yang akurat tentang penilaian kinerja Supervisor
yang pantas di promosikan sebagai Store Manager pada unit-unit yang
membutuhkan.
8) Pedoman bagi mahasiswa lain untuk mengembangkannya.
1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang berkaitan dengan penentuan
kenaikan jabatan karyawan dengan metode Simple Additive Weigthing (SAW)
ini maka peneliti merasa perlu untuk membatasi ruang lingkup permasalahan
yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu antara lain:
1. Kriteria yang digunakan adalah kriteria yang ditentukan oleh pihak
manajemen perusahaan yang terdiri dari hasil Leadership, Penguasaan
Barang Dagangan, Personality, Umum dan lain-lain.
2. Alternatif yang digunakan dalam proses perbandingan adalah Supervisor
yang bekerja pada perusahaan minimal selama 1 tahun.
3. Penentuan bobot dari tiap Supervisor untuk masing-masing kriteria
dilakukan oleh General Manager.
4. Karyawan dengan hasil bobot global paling tinggi yang akan
diprioritaskan untuk dapat menduduki Jabatan Store Manager.
6
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini diantaranya :
1. Bagaimana perusahaan dapat menentukan karyawan yang harus
menduduki jabatan tertentu sesuai kebutuhan, khususnya menentukan
seorang Kepala Toko atau Store Manager pada tiap-tiap unit yang
membutuhkan.
2. Sebagai media penentu untuk Perusahaan dalam memilih dan
menentukan Supervisor yang berkualitas menduduki jabatan Store
Manager.
3. Untuk dapat memberikan informasi data-data Supervisor yang pernah
dipromosikan sebagai Store Manager kepada pihak yang
membutuhkan.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini, diantaranya :
1. Membantu perusahaan mengetahui kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) yang dapat membantu perusahaan dalam pengelolaanya.
2. Memacu Karyawan khususnya Supervisor berlomba menunjukkan
Kinerja yang pantas untuk dipromosikan.
3. Penilaian Supervisor dapat dilakukan secara berkala oleh pihak yang
Operasional.
7
4. Document atau data penilaian yang telah diarsipkan dapat dilihat
kapan saja sesuai kebutuhan perusahaan melalui personalia ataupun
pada bagian HRD (Human Resource Departement).
1.6. Keaslian Penelitian
Aplikasi yang dirancang belum pernah ada yang menggunakannya dan
baru pertama kalinya digunakan pada tempat penelitian sesuai hasil survey
dan wawancara (interview) penulis pada tempat penelitian.
1.7. Metodologi Penelitian
Dalam perancangan sebuah sistem dibutuhkan data dan informasi untuk
menjadi bahan analisa perancangan sistem. Ada beberapa metode yang
digunakan dalam penelitian ini, antara lain :
a. Wawancara (Interview)
Metode yang dilakukan penulis dalam rangka untuk mendapatkan data
dan informasi dari perusahaan yaitu dengan melakukan wawancara atau
tanyajawab langsung dengan Supervisor dan Store Manager, serta
Opertional Manager untuk mendapatkan data dan informasi yang
dibutuhkan sesuai dengan fakta dilapangan.
b. Observasi
Observasi atau melakukan pengamatan langsung di tempat kerja atau
dilapangan agar mendapatkan informasi atau data yang sesuai fakta
8
dilapangan dan yang dapat menunjang dalam pembuatan laporan
nantinya.
c. Studi Literatur
Metode Studi Literatur adalah cara yang di gunakan penulis dalam
rangka memperoleh informasi dari beberapa sumber bacaan dan media
Internet serta berbagai dokumen yang bisa dipergunakan dalam
menunjang penulis dalam menyelesaikan laporan ini dan sebagai
referensi dalam penyusunan dan pembuatan Aplikasi.
1.8. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai berbagai konsep dasar dan teori-teori
yang berkaitan dengan judul penelitian yang dilakukan dan hal-hal yang
berguna dalam proses analisis permasalahan.
BAB III GAMBARAN UMUM
Bab ini menguraikan tentang deskripsi dan kondisi tempat penelitian.
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini memaparkan analisis dan perancangan sistem dimulai dari
perancangan basis data yang meliputi pembuatan Entity Relationship
9
Diagram (ERD) dan Data Flow Diagram (DFD) sebagai alat untuk
membantu dalam pembuatan dan analisis sistem.
BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini merupakan implementasi dari hasil analisis dan perancangan
yang telah dibuat.
BAB VI PENUTUP
Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan-kesimpulan dari proses
pengembangan sistem dan beberapa saran untuk perbaikan sistem yang
dihasilkan untuk masa yang akan datang.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Sistem, Informasi, Sistem Informasi
2.1.1 Definisi Sistem
Sistem menurut sejarahnya berasal dari bahasa yunani yaitu
“sistema” yang berarti kesatuan, yakni keseluruhan dari bagian-bagian
yang mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya. Kata “Sistema”
tersebut yang pada akhirnya dikembangkan menjadi berbagai macam
defenisi yang bervariasi sesuai dengan bidang ilmu atau bidang kajian
masing – masing, namun pada intinya masih tetap sama yaitu kumpulan
dari sub-sub sistem yang saling berhubungan dan bekerja sama
(Rohmat, 2013).
Untuk bisa memahami sistem secara umum maka lebih dulu kita
memahami definisi dari sistem, maka disini disebutkan berbagai
definisi sistem baik itu dari sudut prosedurnya (sistem abstrak) maupun
dari komponennya (sistem fisik).
Sistem sebagai urut-urutan operasi klerikel (tulis menulis),
biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih
departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang
seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi. (Jogiyanto, 2005).
11
Adapun pendekatan yang lebih menekankan pada elemen atau
komponennya mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-
elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Sistem merupakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan guna
mencapai tujuan-tujuan perusahaan seperti pengendalian inventaris atau
penjadwalan produksi (Norman dkk, 2005).
Pendekatan yang lebih menekankan pada prosedurnya sebagai
berikut : suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur
yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan
suatu kegiatan atau untuk menyelesaiakan suatu sasaran tertentu (Jerry
dkk, dalam Jogiyanto, 2005).
Sistem sebagai kumpulan/group dari bagian/komponen apapun
baik fisik ataupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan
bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu
(Azhar, 2007).
Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan,
bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima
input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur
(James, 2005).
2.1.2 Ciri-Ciri Sistem
Sistem yang baik adalah sebuah sistem yang mempunyai tujuan,
batas, subsistem, input, proses, output dan feed back (umpan balik)
12
secara jelas. Ciri-ciri sistem dibagi menjadi beberapa point yaitu :
Tujuan, Batas, Subsistem, Input, Proses, Output, dan feedback
(Azhar,2007).
2.1.3 Tujuan Sistem
Sistem yang baik adalah sistem yang memiliki tujuan yang jelas
dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan memiliki langkah-
langkah yang terstruktur untuk mencapainya. Dengan tujuan yang jelas
dan terukur serta menggunakan langkah-langkah terstruktur
kemungkinan besar sistem itu akan bisa mencapai tujuannya sesuai
dengan apa yang telah menjadi tujuannya.
2.1.4 Batas Sistem
Batas sistem merupakan hal penting yang harus ditentukan dari
awal karena dengan batas sistem lebih mudah untuk di definisikan dan
dimengerti. Tanpa adanya batas sistem, sistem akan meluas hingga kita
susah untuk mendeskripsikan. Batas sistem untuk menentukan sub-sub
sistem mana yang masuk kedalam sistem dan sub-sub sistem mana
yang tidak terlibat dalam sistem.
Batas pada sebuah sistem dibagi menjadi dua yaitu batas
nyata/fisik dan non fisik, sebagai contoh batas fisik pada sistem Belajar
Mengajar adalah dinding yang membatasi antara lingkungan internal
dan lingkungan eksternal adapun batas non fisiknya adalah
13
pengelompokan komponen-komponen yang masuk didalam sistem dan
komponen-komponen yang tidak dimasukan kedalam sistem atau
komponen yang berada diluar sistem.
2.1.5 Subsistem
Secara sederhana subsistem merupakan komponen-komponen
atau sistem-sistem yang lebih kecil yang ada didalam sistem itu sendiri.
Penentuan sub sistem merupakan hal yang penting untuk memberi
batasan antara lingkungan dalam dengan lingkungan luar. Dengan
menentukan sub-sub sistem dengan baik atau tepat maka sistem itu
akan lebih mudah untuk difahami dan diklasifikasikan.
2.1.6 Input
Input merupakan semua kegiatan (pencatatan, pengetikan,
pengeditan) atau memasukkan data baik data fisik ataupun non
fisik/logic. Input fisik merupakan berkas-berkas,data-data
laporan,benda-benda dll. Sedangkan input logic bisa berupa data atau
flasdisk, disket, CD, dan tempat penyimpanan lainnya.
2.1.7 Proses
Proses adalah suatu kegiatan ang merubah input sehingga
`menjadi output yang memilki nilai tambah atau lebih bergun lagi.
Dalam hal ini input dan output yang dimaksud adalah data menjadi
informasi.
14
Proses (pemrosesan) sangatlah penting untuk diperhatikan
karena dengan proses yang tidak terstruktur maka hasilnya juga susah
untuk menjadi maksimal tapi jika langkah-langkah yang dilakukan
dalam proses sangat terstruktur, efektif dan efisien maka sesuatu yang
dihasilkan maka akan lebih sempurna atau berkualitas.
2.1.8 Output
Output merupakan hasil dari input yang diproses, output sering
disebut sebagai informasi. Yang membedakan output dengan input
adala kalau output nilainya sudah tambah dan lebih bermanfaat bagi
pengguna.
2.1.9 Feedback
Feedback atau umpan balik atau memberi makna kembali,
merupakan sebuah kegiatan yang memasukkan output kembali kedalam
input. Dalam hal ini output disebut sebagai informasi dan input adalah
data.
2.2 Model Umum Sistem
Sistem merupakan suatu kegiatan yang memproses input sehingga
menjadi output, input yang masuk akan memiliki peran yang sangat penting
karena dengan inputan yang sesuai maka akan memudahkan dalam
pemrosesan inputan tadi, dengan metode pemrosesan yang efektif dan efisien,
jelas akan menghasilkan output sesuai dengan keinginan. Jika output sudah
15
sesuai dengan keinginan maka output tersebut sudah barang tentu akan sesuai
dengan kebutuhan. Adapun model sistem secara umum adalah sebagai berikut
:
Gambar 2.1 Gambaran Umum Sistem (Gordon B Davis, 1984)
2.3 Konsep Sistem dalam Sistem Informasi
Sistem merupakan kumpulan sub-sub sistem yang terkoneksi dan
berkolaborasi untuk suatu tujuan tertentu dengan memproses input sehingga
menghasilkan output yang mempunyai nilai lebih. Konsep dasar sistem
sangat berarti ketika yang diolah data sehingga menghasilkan sebuah
informasi.
Sistem merupakan cikal bakalnya sebuah sistem informasi, dengan
adanya sistem maka munculah istilah sistem informasi. Sistem merupakan
kumpulan dari sub-sub sistem yang selanjutnya diolah agar memiliki nilai
tambah dan bermanfaat bagi pengguna itulah yang disebut sebagai sistem
informasi.
Untuk dapat menghasilkan sebuah sistem informasi yang
berkualitas maka harus memperhatikan sistem dengan baik, pemrosesan
dengan optimal dan efisien sehingga mampu memberikan output dengan tepat
INPUT
PROSES
OUTPUT
16
atau dengan kata lain, dengan inputan data yang baik dilakukan dengan
proses yang sesuai maka hasilnya berupa informasi yang sesuai dengan
pengguna.
2.4 Definisi Informasi
Informasi merupakan suatu elemen dan sumber daya yang sangat
penting dan berharga bagi suatu perusaan, di samping sumber daya yang lain
seperti uang, manusia, dan mesin. Informasi adalah hasil pengolahan data
yang memberikan arti dan manfaat. (Azar, 2007).
Informasi merupakan hasil olahan data, dimana data tersebut sudah
diproses dan diinterpretasikan menjadi sesuatu yang bermakna untuk
pengambilan keputusan (Kusrini, 2007).
Informasi juga diartikan sebagai himpunan dari data yang relevan
dengan yang satu atau beberapa orang dalam suatu waktu.
Data terdiri atas fakta dan angka yang biasanya tidak bermanfaat karena
volumenya yang besar dan sifatnya yang masih belum diolah (Raymond,
2007).
Dari beberapa definisi diatas bisa disimpulkan bahwa Informasi adalah
data-data yang diolah sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi
pengguna. Adapun data adalah representasi dari fakta atau gambaran
mengenai suatu objek atau kejadian.
17
2.4.1 Ciri-ciri Informasi
Sebuah informasi yang berualitas adalah informasi yang secara
umum bisa dikatakan memenuhi apa yang dibutuhkan oleh pengguna,
sedangkan secara umum pengguna membutuhkan sebuah informasi
yang lengkap, saat dibutuhkan selalu ada, tepat waktu dan lain-lain
tergantung dari personalnya.
Ciri-ciri informasi yang berkualitas menurut (Reymond, 2007)
adalah sebagai berikut :
1. Akurasi
Data yang dimasukkan dan proses yang digunakan dalam sistem
harus sesuai dengan prosedur sehingga informasi yang dihasilkan
bisa benar-benar akurat. Misalkan informasi yang berkenaan
dengan akuntansi/matematik kalau 5 x 5 = 25, maka jika nilai 5 itu
diganti dengan 10 yang akhirnya menjadi 10 x 10, maka hasilnya
harus 100. Pada intinya akurasi merupakan tingkat keakuratan
sebuah informasi
2. Relevansi
Informasi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan yang
berhubungan dengan masalah yang dihadapi, data yang digunakan
untuk diproses seharusnya ada hubungannya dengan masalahnya
sehingga informasi yang diberikan bisa sesuai dengan masalah
yang dihadapi.
18
3. Ketepatan Waktu
Kalau saat ini kita membutuhkan suatu informasi, maka informasi
yang kita butuhkan itu bisa kita dapatkan saat ini juga karena
informasi yang kita butuhkan saat ini bisa jadi sudah tidak kita
butuhkan satu menit yang akan datang, karena pentingnya suatu
informasi hampir semua pengguna membutuhkan informasi yang
up to date (terkini), maka dari itu informasi yang dihasilkan dari
sistem tersebut sebisa mungkin bisa disajikan saat itu juga.
4. Kelengkapan
Kelengkapan informasi bisa ditunjukkan dari menjawab informasi
tersebut terhadap pertanyaan atau kebutuhan pengguna. Jika
informasi bisa menjawab apa yang dibutuhkan secara lengkap oleh
pengguna maka informasi tersebut bisa dikatakan lengkap dan
informasi seperti itulah yang benar-benar dibutuhkan oleh
pengguna.
Gambar 2.2 Kerangka Kualitas Sistem Informasi
Akurasi
Tepat Waktu
Lengkap Relevansi
19
2.4.2 Transformasi Data Kedalam Informasi
Data merupakan sesuatu yang sangat penting karena dengan
pemilihan data yang tepat ditambah lagi denga proses yang akurat,
maka akan memberikan sebuah informasi yang sesuai dengan
kebutuhan. Hal yang tak kalah pentingnya untuk dibahas pada bagian
ini adalah sebuah data bisa menjadi informasi.
Gambar 2.3 Transformasi Data Menjadi Informasi
Data bisa dianalogikan sesuatu yang masih mentah, baik softcopy
(data-data di komputer) maupun hardcopy (hasil print, buku, fotocopy)
yang masih harus diproses lagi untuk menjadi lebih berarti dan
memiliki nilai tambah.
Untuk bisa menjadi sebuah informasi data-data itu diolah/diproses
dengan berbagai langkah-langkah sesuai dengan kebutuhannya, setelah
diproses adakalanya data yang sudah menjadi informasi itu disimpan
pada sebuah alat penyimpanan (hardisk, flashdisk, cd, kertas dll).
Penyimpanan
Data Informasi PROSES
20
2.5 Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan kumpulan dari sub-sub sistem yang saling
teritegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan
cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga memiliki
nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna.
Selain defiisi sistem informasi diatas, ada beberapa definisi yang telah
ditulis oleh para ahli diantaranya :
Sistem Informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, harian, mendukung
operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan
(Robert A. Leitch dalamYogiyanto, 2005).
Sistem informasi merupakan kumpulan dari subsistem apapun baik
phisik taupu non phisik yang saling berhubugan satu sama lain dan bekerja
sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengelola data
menjadi informasi yang berarti dan berguna (Azar Susanti, 2007).
Sistem Informasi adalah cara yang terorganisir untuk mengumpulkan,
memasukkan, dan memproses daa dan menyimpannya, mengelola,
mengontrol dan melaporkannya sehingga dapat mendukung perusahaan atau
organisasi untuk mencapai tujuan (Rudi Tantra, 2012).
Pada masa sekarang secara umum diakui bahwa pengetahuan sistem
informasi sangat penting bagi seorang menejer karena sebagian besar
organisasi perlu sistem informasi untuk bertahan dan berkembang. Sistem
21
informasi dapat membantu perusahaan memperluas jangkauan mereka ke
lokasi yang jauh untuk mecawarkan produk dan layanan baru dan
membentuk kembali pekerjaan dan aliran kerja dan mungkin sangat
mengubah cara mereka melakukan bisnis.
2.5.1 Komponen-Komponen Sistem Informasi
Komponen-komponen sistem informasi merupakan sub-sub
sistem yang berada dalam sistem informasi itu sendiri, komponen ini
bisa dilihat dari dua sisi yaitu sistem informasi manual dan sistem
informasi berbasis komputer.
Komponen sistem informasi manual adalah sebuah sistem
informasi yang cara pemrosesannya masih manual, tanpa
menggunakan alat yang namanya komputer atau alat elektronik
lainnya. Yang termasuk dalam sistem informasi manual adalah :
1. Data
2. Alat pemrosesan manual
3. Informasi
Pada zaman yang semakin global ini segala sesuatu
membutuhkan kecepatan, keakuratan dan efisiensi, maka dari itu
seluruh proses bisnis di dunia mulai meninggalkan sistem informasi
manual dan berpindah dengan menggunakan sistem informasi
komputerisasi.
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang
disebut dengan istilah blok bangunan (building block). Sebagai suatu
22
sistem, blok bangunan tersebut masing-masing berinteraksi satu
dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai
sasarannya. Blok bangunan tersebut terdiri dari (Jogiyanto, 2005) :
a. Blok Masukan (Input Block)
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi.
Input disini termasuk metode-metode dan media untuk
menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa
dokumen-dokumen dasar.
b. Blok Model (Model Block)
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model
matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang
tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk
menghasilkan keluaran yang diinginkan.
c. Blok Keluaran (Output Block)
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan
informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk
semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
d. Blok Teknologi (Technology Block)
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan
model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan
mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem
secara keseluruhan. Terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi
23
(Humanware atau Brainware), perangkat lunak (Software) dan
perangkat keras (Hardware).
e. Blok Basis Data (Database Block)
Basis data (Database) merupakan kumpulan dari data yang
saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di
perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk
memanipulasinya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan
menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan
DBMS (Database Management Systems).
f. Blok Kendali (Controls Block)
Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk
meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat
dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat
langsung cepat diatasi.
2.5.2 Karakter Sistem informasi
Karakteristik sistem informasi dapat diklasifikasikan dalam
beberapa karakter, antara lain :
1. Sistem informsi memiliki komponen yang berupa subsistem
yang merupakan elemen-elemen yang lebih kecil yang
membentuk sistem informasi tersebut misalnya bagian input,
proses, output. Contoh input adalah salesman memasukan data
penjualan bulan ini, maka disana terdapat manusia yang
melakukan pekerjaan input dengan menggunakan hardware
24
keyboard dan menggunakan interface sebuah aplikasi laporan
penjualan yang sudah di sediakan oleh sistem informasi tersebut.
2. Ruang lingkup sistem informasi yaitu rung lingkup yang
ditentukan dari awal pembuatan yang meupakan gari bats
lingkup kerja sistem tersebut sehingga sistem informasi tersebut
tidak bersinggungan dengan sistem informasi lainnya.
3. Tujuan sistem informasi adalah hal pokok yang harus ditentukan
dan dicapai dengan menggunakan sistem informasi tersebut,
sebuah informasi dianggap berhasil apabila dapat mencapai
tujuan tersebut.
4. Lingkungan sistem informasi yaitu sesuatu yang berada diluar
ruang lingkup sistemm informasi yang dapat mempengaruhi
sistem informasi, hal ini urut dipertimbangkan pada saat
perencanaan sistem informasi. (Wijaksono, 2013)
2.6 Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah pemilihan beberapa tindakan alternatif
yang ada untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang telah diterapkan
(Turban, 2005). Pada dasarnya pengambilan keputusan merupakan suatu
bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih,
yang prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan harapan akan
menghasilkan suatu keputusan yang terbaik (Simon,1980).
25
Penyelesaian masalah adalah suatu bentuk aktifis dimana individu
atau organisasi dalam mencapai tujuan yang diinginkan harus membuat
seleksi dari beberapa langkah alternatif untuk mencapai tujuan tersebut
(Gass, 1985). Penyelesaian masalah dengan alternatif ini dilakukan oleh
pengambil keputusan.
Pengambilan keputusan adalah seorang individu yang tidak merasa
puas dengan situasi yang ada atau dengan prospek situasi mendatang dan
yang mempunyai otoritas untuk berinisiatif dalam mengambil langkah untuk
menanggulangi keadaan tersebut (Kuswardani,2006).
Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan
dalam pemecahan masalah tersebut. Tindakan memilih strategi atau aksi yang
diyakini manajer akan memberikan solusi terbaik atas sesuatu itu disebut
pengambilan keputusan. Tujuan dari keputusan adalah untuk mencapai target
atau aksi tertentu yang harus dilakukan.
Kriteria atau ciri-ciri dari keputusan adalah :
1. Banyak pilihan atau alternatif
2. Ada kendala atau syarat
3. Mengikuti suatu pola atau model tingkah laku, baik yang terstruktur
maupun tidak terstruktur
4. Banyak input atau variabel
5. Ada faktor risiko
6. Dibutuhkan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan (kusrini,2007:7)
26
2.6.1 Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan meliputi empat tahap yang saling
berhubungan dan berurutan (Simon, 1980). Empat proses tersebut
adalah :
1. Intelligence
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari
lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data
masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka
mengidentifikasi masalah.
2. Design
Tahap ini adalah proses menemukan, mengembangkan, dan
menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini
meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi, dan
menguji kelayakan solusi.
3. Choice
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai
alternatif tindakan yang mungkin akan dijalankan. Tahap ini
meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi solusi yang sesuai
untuk model yang telah dibuat. Solusi dari model merupakan nilai
spesifik untuk variabel hasil pada alternatif yang dipilih.
4. Implementation
Tahap implementasi adalah tahap pelaksanaan dari keputusan yang
telah diambil. Pada tahap ini diperlukan untuk menyusun
27
serangkian tindakan yang terencana, sehingga hasil keputusan
dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan perbaikan
(Brigida, 2013).
2.7 Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Suport Sistem (DSS)
merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi,
pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu
pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang
tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara langsung bagaimana
keputusan seharusnya dibuat (Alter, 2002).
Decision Suport Sistem (DSS) lebih ditujukan untuk mendukung
manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis dalam situasi
yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. Decision
Suport Sistem (DSS) tidak dimaksudkan untuk mengotomatisasikan
pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang
memungkinkan pengambilan keputusan untuk melakukan berbagai analisis
menggunakan model-model yang tersedia. (Kusrini, 2007: 15).
2.7.1 Jenis-jenis Keputusan
Keputusan tak terprogram: bersifat “baru tidak terstruktur dan
jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani
masalah ini karena belum pernah ada sebelumnya, atau karena sifat
28
dan struktur persisnya tidak terlihat atau rumit, atau karena begitu
pentingnya sehingga memerlukan perlakuan yang sangat khusus
Keputusan-keputusan yang dibuat pada dasarnya
dikelompokkan dalam dua jenis, antara lain (Herber A. Simon) :
1. Keputusan Terprogram
Keputusan ini bersifat berulang dan rutin sampai batas hingga suatu
prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya sehingga
keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai
sesuatu yang baru) tiap kali terjadi.
2. Keputusan Tak Terprogram
Keputusan ini bersifat baru tidak terstruktur dan jarang konsekuen.
Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena
belum pernah ada sebelumnya, atau karena sifat dan struktur
persisnya tidak terlihat atau rumit, atau karena begitu pentingnya
sehingga memerlukan perlakukan yang sangat khusus
(aiiazz_secret, 2012).
2.7.2 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
Karakteristik yang diharapkan ada di DSS (Turban, 2005) :
1. Dukungan kepada pengambil keputusan, terutama pada situasi
semi terstruktur dan tak terstruktur, dengan menyertakan
penilaian manusia dan informasi terkomputerisasi. Masalah-
29
masalah tersebut tidak bisa dipecahkan oleh sistem komputer
lain atau oleh metode atau alat kuantitatif standar.
2. Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak
sampai manajer ini.
3. Dukungan untuk individu dan kelompok. Masalah yang kurang
terstruktur sering memerlukan keterlibatan individu dari
departemen dan tingkat organisasional yang berbeda atau
bahkan dari organisasi lain.
4. Dukungan untuk keputusan indenpenden dan/atau sekuensial.
Keputusan bisa dibuat satu kali, beberapa kali, atau berulang
(dalam interval yang sama).
5. Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan :
inteligend, desain, pilihan, dan implementasi.
6. Dukungan diberbagai proses dan gaya pengambilan keputusan
(Kusrini, 2007:20).
2.7.3 Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Aplikasi sistem pendukung keputusan terdiri dari beberapa
subsistem, yaitu :
1. Subsistem Manajemen Data
Subsistem Manajemen Data memasukkan satu database yang
berisi data yang relevan untuk situasi dan kondisi. Dikelola oleh
perangkat lunak yang disebut Sistem Manajemen Database/
Database Management System (DBMS).
30
2. Subsistem Manajemen Model
Subsistem Manajemen Model dari Sistem Pendukung Keputusan
terdiri dari basis model berisi rutin dan statistik khusus, keuangan,
forecasting ilmu manajemen dan model kuantitatif lainnya yang
memberikan kapabilitas analisis pada sebuah sistem pendukung
keputusan.
3. Subsistem Antarmuka Pengguna (Dialog)
Istilah antarmuka pengguna mencakup semua aspek komunikasi
antara pengguna dan sistem. Cakupannya tidak hanya perangkat
keras dan perangkat lunak, tetapi juga faktor-faktor yang
berkaitan dengan kemudahan pengguna.
4. Subsistem Manajemen Berbasis Pengetahuan (Knowledge Base)
Subsistem ini mendukung semua subsistem lain atau bertindak
sebagai suatu komponen independen yang memberikan
intelegensi untuk memperbesar pengetahuan si pengambil
keputusan. Subsistem ini dapat diinterkoneksikan dengan
repositori pengetahuan perusahaan organisasional (Sulung, 2011).
2.7.4 Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan
Tahap-tahap dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan Intelijen
Kegiatan intelijen ini merupakan kegiatan mengamati lingkungan
untuk mengetahui kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki.
31
Kegiatan ini merupakan tahapan dalam perkembangan cara
berpikir. Untuk melakukan kegiatan intelijen ini diperlukan
sebuah sistem informasi, dimana informasi, dimana informasi
yang diperlukan ini didapatkan dari kondisi internal maupun
eksternal sehingga seorang manajer dapat mengambil keputusan
dengan tepat.
2. Kegiatan Merancang
Kegiatan merancang merupakan sebuah kegiatan untuk
menemukan, mengembangkan, dan menganalisa berbagai
alternatif tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Tahap
perancangan ini meliputi pengembangan dan mengevaluasi
serangkaian kegiatan alternative. Pertimbangan-pertimbangan
utama telah diperkenalkan oleh Simon untuk melakukan tahapan
ini.
3. Kegiatan Memilih dan Menelaah
Kegiatan Memilih dan Menelaah ini digunakan untuk memilih
satu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia dan
melakukan penilaian terhadap tindakan yang telah dipilih
(Sulung, 2011).
2.8 SAW (Simple Additive Weighting)
Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) adalah suatu
metode yang digunakan untuk mencari alternative optimal dari sejumlah
alternatif dengan kriteria tertentu. Inti dari Multiple Attribute Decision
32
Making (FMADM) adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut,
kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi
alternatif yang sudah diberikan.
Metode SAW adalah salah satu metode dari Multiple Attribute Decision
Making (FMADM) yang paling sering digunakan. Metode ini merupakan
dasar dari sebagian metode FMADM yang seperti AHP dan PROMETHEE
yang menghitung nilai akhir alternatif yang diberikan. Metode SAW sering
juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW
adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif
pada semua atribut.
Konsep dasar metode Simple Additive Weighting (SAW) adalah mencari
penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua
atribut. Metode Simple Additive Weighting (SAW) membutuhkan proses
normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat
diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Metode ini
merupakan metode yang paling terkenal dan paling banyak digunakan dalam
menghadapi situasi Multiple Attribute Decision Making (MADM). MADM itu
sendiri merupakan suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif
optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu.
Metode Simple Additive Weighting (SAW) ini mengharuskan pembuat
keputusan menentukan bobot bagi setiap atribut. Skor total untuk alternatif
diperoleh dengan menjumlahkan seluruh hasil perkalian antara rating (yang
dapat dibandingkan lintas atribut) dan bobot tiap atribut. Rating tiap atribut
33
haruslah bebas dimensi dalam arti telah melewati proses normalisasi matriks
sebelumnya.
Langkah Penyelesaian Simple Additive Weighting (SAW) sebagai berikut :
1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam
pengambilan keputusan, yaitu Ci.
2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.
3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (Ci), kemudian
melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan
dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga
diperoleh matriks ternormalisasi R.
4. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari
perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga
diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Ai)
sebagai solusi.
Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah :
Dimana :
rij = rating kinerja ternormalisasi
Maxij = nilai maksimum dari setiap baris dan kolom
Minij = nilai minimum dari setiap baris dan kolom
Xij = baris dan kolom dari matriks
34
Dengan rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada
atribut Cj; i =1,2,…m dan j = 1,2,…,n.
Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai :
Dimana :
Vi = Nilai akhir dari alternatif
wj = Bobot yang telah ditentukan
rij = Normalisasi matriks
Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih
terpilih (aeroyid, 2014).
Contoh Kasus :
Kriteria penilaian Supervisor yang layak untuk dijadikan Store Manager
adalah sebagai berikut:
1. Kepemimpinan/Leadership
2. Penguasaan Barang Dagangan/Produk Knowledge
3. Kepribadian/Personality
4. Umum dan Lain-Lain
Bobot:
1. Sangat Penting (SP) = 4
2. Penting (P) = 3
3. Cukup Penting (CP) = 2
4. Kurang Penting (KP) = 1
35
Tabel-tabel dibawah ini adalah dimana setiap tabel mempunyai kriteria
masing-masing dan dengan nilai dan bobotnya. Untuk lebih jelasnya
mengenai nilai di masing-masing tabel kriteria dapat dilihat pada tabel-
tabel berikut :
Tabel 2.1 Kriteria dan Bobot Kepemimpinan/Leadership (C1)
Kepemimpinan/Leadership Bobot
Nilai >=85 dan <=100 3
Nilai >=70 dan <=84 2
Nilai >=50 dan <=69 1
Nilai >=0 dan <=49 0
Tabel 2.2 Kriteria dan Bobot Penguasaan Barang Dagangan/Product Knowledge (C2)
Penguasaan Barang Dagangan/Product Knowledge Bobot
Nilai >=85 dan <=100 3
Nilai >=70 dan <=84 2
Nilai >=50 dan <=69 1
Nilai >=0 dan <=49 0
Tabel 2.3 Kriteria dan Bobot Personality/Kepribadian (C3)
Personality/Kepribadian Bobot
Nilai >=85 dan <=100 3
Nilai >=70 dan <=84 2
Nilai >=50 dan <=69 1
Nilai >=0 dan <=49 0
Tabel 2.4 Kriteria dan Bobot Umum dan Lain-lain (C4)
Umum dan Lain-lain Bobot
Nilai >=85 dan <=100 3
Nilai >=70 dan <=84 2
Nilai >=50 dan <=69 1
Nilai >=0 dan <=49 0
36
Tabel 2.5 Data Evaluasi/Penilaian Staff
Nama Spv KRITERIA
C1 C2 C3 C4
Spv 1 (A1) 65 76 80 77
Spv 2 (A2) 60 71 75 88
Spv 3 (A3) 98 76 87 67
Spv 4 (A4) 83 80 65 89
Spv 5 (A5) 79 88 60 68
Dari tabel penilaian, maka dapat dibuat tabel rating kecocokan setiap
alternatif pada setiap kriteria.
Tabel 2.6 Tabel Rating Kecocokan
Alternatif KRITERIA
C1 (Max) C2 (Max) C3 (Max) C4 (Max)
A1 1 2 2 2
A2 1 2 2 3
A3 3 2 3 1
A4 2 2 1 3
A5 2 3 1 1
Langkah-langkah penyelesaian:
1. Vektor bobot : W = [(4), (3), (2), (1)]
2. Matrik Keputusan X berdasarkan kriteria bobot:
X =
{
1 2 2 21 2 2 33 2 3 12 2 1 32 3 1 1
}
37
3. Normalisasi Matriks X menggunakan persamaan 1:
Alternatif A1
r11 = 1
Max (1;1;3;2;2) = 0,33
r12 = 2
Max (2;2;2;2;3) = 0,67
r13 = 2
Max (2;2;3;1;1) = 0,67
r14 = 2
Max (2;3;1;3;1) = 0,67
Alternatif A2
r21 = 1
Max (1;1;3;2;2) = 0,33
r22 = 2
Max (2;2;2;2;3) = 0,67
r23 = 2
Max (2;2;3;1;1) = 0,67
r24 = 3
Max (2;3;1;3;1) = 1,00
Alternatif A3
r31 = 3
Max (1;1;3;2;2) = 0,33
r32 = 2
Max (2;2;2;2;3) = 0,67
r33 = 3
Max (2;2;3;1;1) = 1,00
r34 = 1
Max (2;3;1;3;1) = 0,33
Alternatif A4
r41 = 2
Max (1;1;3;2;2) = 0,67
r42 = 2
Max (2;2;2;2;3) = 0,67
r43 = 1
Max (2;2;3;1;1) = 0,33
r44 = 3
Max (2;3;1;3;1) = 1,00
Alternatif A5
r51 = 2
Max (1;1;3;2;2) = 0,67
r52 = 3
Max (2;2;2;2;3) = 1,00
r53 = 1
Max (2;2;3;1;1) = 0,33
r54 = 1
Max (2;3;1;3;1) = 0,33
38
Dari hasil perhitungan di atas maka didapat matriks ternormalisasi R,
yaitu:
R =
{
0,33 0,67 0,67 0,670,33 0,67 0,67 1,001,00 0,67 1,00 0,330,67 0,67 0,33 1,000,67 1,00 0,33 0,33
}
4. Mencari alternative terbaik menggunakan persamaan 2:
V1 = (0,33 x 4) + (0,67 x 3) + (0,67 x 2) + (0,67 x 1) = 5,33
V2 = (0,33 x 4) + (0,67 x 3) + (0,67 x 2) + (1,00 x 1) = 5,67
V3 = (1,00 x 4) + (0,67 x 3) + (1,00 x 2) + (0,33 x 1) = 8,33
V4 = (0,67 x 4) + (0,67 x 3) + (0,33 x 2) + (1,00 x 1) = 6,33
V5 = (0,67 x 4) + (1,00 x 3) + (0,33 x 2) + (0,33 x 1) = 6,67
V3 merupakan peringkat pertama karena memiliki nilai yang lebih besar
dari nilai yang lain, V3 merupakan nilai preferensi dari alternatif A3,
sehingga A3 atau dalam kasus ini Supervisor A3 yang menjadi alternatif
terbaik untuk dijadikan Store Manager.
2.9 Perancangan Basis Data
Basis data (Database) merupakan kumpulan file yang saling berelasi,
relasi tersebut biasa ditunjukan dengan kunci dari tiap-tiap file yang ada.
Suatu database menujukan suatu kumpulan data yang dipakai dalam satu
lingkup instansi pemerintah, swasta atau organisasi.
39
Perancangan basis data merupakan langka untuk menentukan basis
data yang diharapkan dapat mewakili seluruh kebutuhan pengguna.
Komponen penting yang ada dalam perancangan basis data antara lain:
a) Entitas merupakan objek atau kejadian yang mewakili sesuatu yang
nyata dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Pada model rasional,
entitas akan menjadi tabel.
b) Atribut merupakan item data yang menjadi bagian dari suatu entitas
atau yang mendiskripsikan karakteristik (property) dari entitas.
c) Field adalah sebuah unit data yang berisi satu atau lebih karakter (byte).
Field merupakan unit terkecil dari informasi berharga dalam database.
setiap field memiliki nama field yang menggambarkan jenis data yang
harus dimasukkan ke dalam field. Contoh field adalah nama pertama,
alamat jalan, atau jenis kelamin.
d) Record adalah sekumpulan field-field yang saling berkaitan
menginformasikan tentang suatu entity secara lengkap, satu record
mewakili satu data atau informasi tentang seseorang misalnya, NIM,
nama, jurusan.
e) Data value (nilai atau isi data) adalah data aktual atau informasi yang
disimpan pada setiap data elemen atau atribut.
f) File adalah kumpulan record-record sejenis yang mempunyai panjang
elemen yang sama, atribut yang sama namun berbeda-beda data
valuenya.
40
g) Integritas referensi adalah aturan-aturan yang mengatur hubungan
antara kunci primer (Primary key) dan kunci tamu (Foregin key) tujuan
integritas referensial adalah untuk menjamin agar elemen dalam satu
tabel yang menunjuk kesuatu pengenal unik pada suatu baris pada tabel
lain benar-benar menunjuk kesuatu nilai yang memang ada.
h) Kunci Kandidat adalah kunci secara unik (tidak mungkin kembar) dapat
dipakai untuk mengidentifikasikan suatu baris (nilai atribut) dalam
tabel.
i) Hubungan adalah asosiasi atau kaitan antara dua entitas.
j) Domain adalah himpunan nilai yang berlaku bagi suatu atribut.
k) Kunci Primer (primary key) adalah kunci kandidat yang dipilih sebagai
kunci utama untuk mengidentifikasikan baris dalam tabel.
l) kunci tamu (foregin key) adalah sembarang atribut yang menunjuk ke
kunci primer pada tabel.
2.10 Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) adalah model dari sistem untuk
menggambarkan pembagian sistem ke model yang lebih kecil. Salah satu
keuntungan menggunakan DFD adalah memudahkan pemakai atau user
yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan
dikerjakan. (Ladjamudin Bin Al-Bahra, 2005: 64).
41
Simbol-simbol yang digunakan pada penggambaran DFD yaitu :
Tabel 2.7. Simbol Data Flow Diagram (DFD)
Simbol Keterangan
Kesatuan Luar Simbol kesatuan luar (External Entity)
memisahkan suatu sistem denganlingkungan luarnnya. Kesatuan luar (External Entity) merupakan kesatuan (External) dilingkungan
luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem luarnya yang akan memberikan
input atau menerima ouput dari sistem.
Arus Data Aliran data merupakan suatu simbol yang
berupa masukan untuk proses dan keluaran dari proses dengan keluaran kususdari sumber ke tujuan.
Proses
Kegiatan yang dilakukan oleh orang. Mesin
ataupun komputer dari hasil suatu arus data yang masuk kedalam proses untuk menghasilkan arus data yang keluar dari proses.
Penyimpanan Data
Merupakan simbol untuk proses menyimpanan data untuk proses atau keluaran dari proses.
2.11 Definisi Entity Relational Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu model jaringan
yang menggunakan susunan data yang disimpan pada sistem secara abstrak.
Entity Relationship Diagram (ERD) juga menggambarkan hubungan antara
entitas yang memiliki sejumlah atribut dengan entitas yang lain dalam suatu
sistem yang terintegrasi. Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan
oleh perancang sistem untuk memodelkan data yang nantinya akan
dikembangkan menjadi basis data (database). Berikut simbol-simbol ERD :
42
Tabel 2.8 Entity Relationship Diagram (ERD)
Nama dan Simbol Keterangan
Entitas
Yaitu kumpulan dari objek yang dapat diidentifikasikan secara unik
Relasi
Hubungan yang terjadi antara satu atau
lebih entitas. Jenis hubungan antara lain : satu ke satu, satu ke banya, dan banyak ke banyak.
Atribut
Karekteristik dari entity atau relasi yang merupakan penjelasan detail tentang entitas
Link Hubungan antara entity dengan
atributnya dan himpunan entitas dengan himpunan relasinya.
2.12 Derajat Relasi
Model relasi ini berdasarkan persepsi dunia nyata diantaranya
himpunan objek dasar dan relasi antara entitas. Entitas dapat
diartikan sebagai objek dan diidentifikasikan secara unik, dan
objeknya dapat berbentuk orang, barang dan sebagainya. Derajat
relasi (kardinalitas) relasi menunjukkaan maksimum entitas yang
dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain.
Kardinalitas yang terjadi diantara dua himpunan entitas (misalnya A
dan B dapat berupa satu ke satu (one to one), satu ke banyak (one to
many), banyak ke satu (many to one) dan (many to many) banyak ke
banyak (Yakub, 2012: 63-65) :
1. Satu ke satu (One to One), berarti setiap entitas pada himpunan
entitas A berhubungan dengan satu entitas pada himpunan satu
entitas B, dan begitu juga sebaliknya setiap entitas pada
43
himpunan entitas B berhubungan dengan satu entitas himpunan
entitas B.
A B
Entitas Relasi1 Entitas 1
Gambar 2.4 Kardinalitas Satu ke Satu
2. Satu ke Banyak (One to Many), berarti setiap entitas pada
himpunan entitas A dan dapat berhubungan dengan banyak
entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, setiap
entitas pada himpunan entitas berhubungan dengan paling
banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
A B
Entitas Relasi1 Entitas N
Gambar 2.5 Kardinalitas Satu ke Banyak
3. Banyak ke Satu (Many to One), berarti setiap entitas pada
himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan
satu entitas pada himpunan B, tetapi tidak sebaliknya, dimana
ssetiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan
paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B.
A B
Entitas RelasiN Entitas 1
Gambar 2.6 Kardinalitas Banyak ke Satu
44
4. Banyak ke Banyak (Many to Many), berarti setiap entitas pada
himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas
pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya, dimana
setiap entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan
dengan banyak entitas pada himpunan entitas A.
A B
Entitas RelasiM Entitas N
Gambar 2.7 Kardinalitas Banyak ke Banyak
2.13 FlowChart
Flowchart merupakan sebuah diagram dengan simbol-simbol grafis
yang menyatakan aliran algoritma atau proses yang menampilkan langkah-
langkah yang disimbolkan dalam bentuk kotak, beserta urutannya dengan
menghubungkan masing masing langkah tersebut menggunakan tanda
panah. Diagram ini bisa memberi solusi selangkah demi selangkah untuk
penyelesaian masalah yang ada di dalam proses atau algoritma tersebut.
Berikut adalah simbol Flowchart yang digunakan :
Tabel 2.9. Simbol Flowchart
Simbol Keterangan
Simbol yang menggambarkan permulaan atau akhir dari suatu program
Simbol yang menunjukan pengolahan yang tidak dilakukan oleh computer
Simbol kondisi yang akan menimbulkan
beberapa kondisi
45
Tempat penyimpanan suatu proses dari program
Input atau output yang tertulis pada sebuah kertas
Simbol manual input, memasukkan data secara manual dengan menggunakan online keyboard
Aliran data merupakan suatu simbol yang berupa masukan untuk proses dan keluaran dari proses
dengan keluaran khusus dari sumber ke tujuan.
menyatakan suatu tindakan atau proses yang
dilakukan oleh computer
Untuk menyimpan data
2.14 Microsoft Visual Studio 2010
Visual Basic adalah bahasa pemrograman komputer yaitu berupa
perintah atau instruksi-instruksi yang dapat dimengerti komputer untuk
menjalankan suatu tugas tertentu.
Secara umum, visual basic adalah bahasa pemrograman yang paling
mudah dimengerti dan banyak digunakan.
Visual basic adalah pemrograman berbasis Windows, dimana dalam
tingkat dasar untuk melakukan pemrograman visual basic cukup sederhana
yaitu dengan mengatur menu dan menggunakan bahasa Inggris sederhana
sebagai bahasa pemrogramannya.
Fungsi Visual Basic adalah untuk membuat program berbasis
Windows mulai yang sederhana sampai pemrograman yang lebih kompleks.
Contohnya adalah pembuatan aplikasi kasir atau perpustakaan.
46
Adapun Kelebihan dan Kekurangan Visual Basic Net antara lain :
a. Kelebihan :
1. Mengatasi semua masalah yang sulit disekitar pengembangan
aplikasi berbasis windows.
2. Mempunyai fasilitas penanganan Bug yang hebat dan Real Time
Background Compiler.
3. Windows Form designer memungkinkan develover memperoleh
aplikasi dekstop dalam waktu singkat.
4. Menyediakan bagi Develover pemrograman data akses ActiveX Data
Object (ADO).
5. Menghasilkan “Visual Basic untuk Web”. Menggunakan form web
yang dapat dengan mudah membangun Thin-Client aplikasi
berbasiskan web yang secara cerdas dapat berjalan di browser dan
Platform manapun.
b. Kekurangan :
1. Tidak memiliki database sendiri dan biasanya visual basic
mengunakan database seperti : Mysql, Sql Server dan Microsoft
Access.
2. Tidak punya pendukung untuk membuat report dari bawaan visual
basic sendiri.
3. Aplikasi yang dibuat dengan Visual Basic Net harus menggunakan
Net Framework untuk menjalankannya
47
4. Visual Basic .NET bukan merupakan bahasa pemprograman yang
open source, sehingga akan sulit bagi programmer untuk lebih
mendalami Visual Basic .NET secara lebih independen.
Program Microsoft Visual Studio memiliki bagian-bagian utama yang
memiliki tugas dan fungsi-fungsi, bagian tersebut adalah :
1. Menu Bar
Menampilkan berbagai menu dalam Visual Basic untuk membangun
pemograman Net.
Gambar 2.8 Menu Bar Visual Basic 2010
2. Toolbar
Merupakan sebuah tombol jalan pintas yang terdapat pada menu bar.
Gambar 2.9 Toolbar Visual Basic 2010
3. Form
Merupakan area untuk mendesain, meletakan dan menyusun komponen-
komponen visual basic dalam membangun aplikasi.
Gambar 2.10 Form Designer Visual Basic 2010
48
4. Toolbox
Berisi komponen-komponen yang digunakan untuk objek dalam program.
Gambar 2.11 Toolbox Visual Basic 2010
5. Solution Explorer
Merupakan bagian-bagian yang berfungsi untuk menampilkan item-item
penyusun sebuah proyek atau solution.
Gambar 2.12 Solution Explorer Visual Basic 2010
6. Form View Code
Merupakan area tempat menuliskan code dari sebuah objek atau form.
Gambar 2.13 Form View Code Visual Basic 2010
49
7. Page Tabs
Digunakan untuk berpindah antara tampilan desain/kode dari form satu ke
form lain yang sedang aktif (terbuka).
Gambar 2.14 Page Tabs Visual Basic 2010
8. Properties
Berfungsi untuk melihat nilai properti dari sebuah objek atau class.
Gambar 2.15 Properties Visual Basic 2010
9. Error List
Menampilkan pesan error jika terdapat kesalahan.
Gambar 2.16 Error List Visual Basic 2010
2.15 Crystal Reports
Crystal Reports merupakan salah satu paket program yang
digunakan untuk membuat dan menerjemahkan informasi yang terkandung
dalam database ke dalam berbagai jenis laporan. Crystal Reports dirancang
50
untuk membuat laporan yang dapat digunakan dengan berbagai bahasa
pemrograman berbasis Windows, seperti Visual Basic, Visual C/C++,
Visual Interdev, dan Borland Delphi. Beberapa kelebihan yang dimiliki
program Crystal Reports, antara lain:
a. Pembuatan laporan dengan Crystal Reports tidak terlalu rumit dan
banyak melibatkan kode program.
b. Program Crystal Reports banyak digunakan karena mudah terintegrasi
dengan bahasa lain.
c. Fasilitas impor hasil laporan yang mendukung format-format paket
program lain, seperti Microsoft Office, Adobe Acrobat Reader, HTML,
dan sebagainya.
Dalam membuat suatu laporan, data merupakan komponen yang sangat
vital dan mutlak disediakan. Umumnya data-data tersebut disimpan dalam
sebuah database. Terdapat dua model untuk mengambil data yang ada di
database guna ditampilkan di laporan, yaitu :
1. Pull Mode
Proses yang terjadi adalah driver akan melakukan koneksi ke database
dan menarik data yang ada didalam database tersebut sesuai dengan
permintaan. Dengan model ini, diantara koneksi dalam database dengan
perintah SQL akan menghasilkan data yang ditangani oleh Crystal
Reports. Umumnya model ini digunakan pada laporan yang pengambilan
datanya berasal dari sebuah database, dimana koneksinya tidak
mengalami perubahan atau tidak memerlukan pengkodean.
51
2. Push Mode
Koneksi ke database digunakan untuk mengambil data dan
mengisikan data tersebut ke dalam dataset. Data yang berada dalam
dataset selanjutnya ditampilkan pada laporan. Dengan metode ini
memungkinkan untuk membangun koneksi yang terbagi (sharing) ke
dalam aplikasi dan membagi data sebelum Crystal Reports menerimanya.
Laporan yang telah dibuat dengan Crystal Reports masih belum
terlihat bentuk tampilan datanya. Untuk itu dibutuhkan kontrol lain yang
dipasang di form yaitu CrystalReportsViewer.
2.16 PhpMyAdmin
PhpMyAdmin adalah perangkat lunak bebas yang ditulis dalam
bahasa pemrograman PHP yang digunakan untuk menangani administrasi
MySQL melalui Jejaring Jagat Jembar atau bisa di sebut World Wide Web
(www). Phpmyadmin mendukung berbagai operasi MySQL, diantaranya
mengelola basis data, tabel-tabel, bidang (fields), relasi, indeks, pengguna,
perijinan, dan lain-lain. Pada dasarnya, mengelola basis data dengan MySQL
harus dilakukan dengan cara mengetikkan baris-baris perintah yang sesuai
command line untuk setiap maksud tertentu.
Jika seseorang ingin membuat basis data maka ketikkan baris perintah
yang sesuai untuk membuat basis data. Untuk membukanya,
menggunakan browser dan ketikkan alamat http://localhost/phpmyadmin,
52
maka akan muncul halaman phpMyAdmin. Di situ nantinya seseorang bisa
membuat basis data baru, dan mengelolahnya.
2.17 XAMPP
Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri atau localhost,
yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQLdatabase, dan
penerjemahbahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl.
Nama XAMPP merupakan singkatan dari X, Apache, MySQL, PHP dan
Perl. Program ini tersedia dalam GNU General Public License dan bebas,
merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat melayani
tampilan halaman web yang dinamis.
X : Program ini dapat dijalankan dibanyak sistem operasi,seperti Windows,
Linux, Mac OS, dan Solaris.
A : Apache, merupakan aplikasi webserver. Tugas utama Apache adalah
menghasilkan halaman web yang benar kepada user berdasarkan kode
PHP yang dituliskan oleh pembuat halaman web. jika diperlukan juga
berdasarkan kode PHP yang dituliskan,maka dapat saja suatu
database diakses terlebih dahulu (misalnya dalam MySQL) untuk
mendukung halaman web yang dihasilkan.
M : MySQL, merupakan aplikasi database server. Perkembangannya
disebut SQL yang merupakan kepanjangan dari Structured Query
Language. SQL merupakan bahasa terstruktur yang digunakan untuk
mengolah database. MySQL dapat digunakan untuk membuat dan
53
mengelola database beserta isinya. Kita dapat memanfaatkan MySQL
untuk menambahkan, mengubah, dan menghapus data yang berada
dalam database.
P : PHP, bahasa pemrograman web. Bahasa pemrograman PHP
merupakan bahasa pemrograman untuk membuat web yang bersifat
server-side scripting. PHP memungkinkan kita untuk membuat
halaman web yang bersifat dinamis. Sistem manajemen basis data
yang sering digunakan bersama PHP adalah MySQL. namun PHP
juga mendukung sistem manajement database Oracle, Microsoft
Access, Interbase, d-base, PostgreSQL, dan sebagainya.
P : Perl, bahasa pemrograman.
2.18 Supervisor
Penyelia atau lebih dikenal dengan istilah Inggrisnya supervisor
adalah seseorang yang diberikan tugas dalam sebuah perhimpunan
perusahaan sebagaimana ia mempunyai kuasa dan wewenang untuk
mengeluarkan perintah kepada rekan kerja bawahannya.
Kata "supervisor" berasal dari bahasa Inggris yang berarti, one who
supervises or has charge and direction of: seseorang yang menyelia atau
yang mempunyai wewenang untuk memberi arahan; atau bisa juga berarti, a
program that controls the execution of other programs: suatu tatacara yang
mengendalikan pelaksanaan tatacara lainnya.
54
Peran kerja penyelia berada di tingkat madya, yaitu di antara para
atasan perancang kebijakan dan di antara para pegawai pelaksana langkah-
langkah kebiasaan di lapangan. Dengan kegunaan kerja yang berada di antara
itu, maka tugas utama penyelia ialah untuk melakukan penyeliaan terhadap
para pegawai pelaksana langkah-langkah kebiasaan kegiatan niaga
perusahaan sehari-hari. Penyelia adalah tingkat kepemimpinan yang tidak
boleh merancang kebijakan yang bersifat laku-baik (strategic), tetapi hanya
boleh menerjemahkan dan menyampaikan kebijakan laku-baik atasannya
kepada para bawahan untuk dikerjakan dengan berhasilguna (effective) dan
mampu menghasilkan (productive). Oleh karena itu, seorang penyelia harus
memiliki kemampuan yang bermutu tinggi dan mencakup keterampilan
membina hubungan baik di antara atasan dan bawahan, keterampilan terhadap
kegunaan dan peran kerja agar mampu bekerja dengan baik, berdaya cipta
(creative), berhasilguna, bermutu, mampu menghasilkan, berdayaguna
(efficient), berturut kerja (synergetic), dan cerdas melakukan penyeliaan
terhadap bawahan; keterampilan kecerdasan jiwa batiniah (emotional
intelligence) serta pola pikir yang membina watak baik (wikipedia, 2011).
2.19 Store Manager
Store Manager adalah Pemimpin dalam suatu organisasi pada sebuah
toko atau swalayan. Store Manager berbeda dengan Pemimpin yang pada
umumnya menyangkut dengan tipe dan caranya mengatur sebuah Toko.
Adapun perbedaan Store Manager dapat dilihat dari tanggung jawabnya.
55
Dalam suatu bisnis toko retail, kemajuan dan kelancaran operasional
toko dipengaruhi oleh kecakapan seorang Manager toko. Manager toko
merupakan orang yang penting di suatu toko dan merupakan representasi
manajemen perusahaan di garis depan. Karena itu seorang Manager toko
harus mengerti dan memahami tugas dan tanggung jawabnya agar operasional
toko dapat berjalan dengan lancar dang menghasilkan profit yang maksimal
bagi perusahaan.
Tugas dan tanggung jawab seorang Store Manager sangat kompleks.
Oleh karena itu, mengetahui tugas dan tanggung jawab utama seorang Store
Manager menjadi suatu keharusan agar dia bisa menyusun skala prioritas dari
tugas-tugasnya tersebut.
2.19.1 Tanggung jawab Store Manager
Store Manager mempunyai tanggung jawab di dalam sebuah
toko yang dipimpinnya, antara lain :
1. Sales dan Profitability
Store Manager tahu bahwa mereka harus mencapai target
penjualan yang ditetapkan, namun hanya sedikit sekali yang
menyadari bahwa mereka harus memperoleh profit atau laba dari
hasil usahanya. Seharusnya seorang Store Manager sadar betul
bahwa kesehatan tokonya diukur dari profit yang dihasilkan, bukan
semata-mata hanya dari omzet. Penjualan itu penting karena
merupakan tujuan dari adanya suatu toko, akan tetapi profit adalah
tujuan utama dari sebuah bisnis. Apalah artinya suatu penjualan
56
yang banyak tetapi profit yang sedikit, apalagi tanpa profit sama
sekali. Profitabilitas sangat ditentukan ole jumlah sales yang
diperoleh dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Untuk
memperoleh profit yang maksimal, seorang Store Manager harus
memiliki kemampuan yang baik dalam hal pengendalian biaya.
2. Penanganan Inventory
Toko ritel adalah bisnis yang tergantung dari ketersediaan inventori
atau barang dagangan. Bahkan boleh dikatakan bahwa inventori
adalah jantung dari sebuah toko ritel. Seorang Store Manager harus
memiliki kemampuan yang baik dalam hal penanganan inventori,
sebab hal ini sangat mempengaruhi omzet toko yang dipimpinnya.
Perlu kecakapan analisa yang baik untuk memperhatikan Inventory
Turn Over (ITO) agar barang yang tersedia di tokonya dapat cepat
dikonversi menjadi uang.
3. Pengendalian Sumber Daya Manusia
Kemampuan store manager dalam mengendalikan sumber daya
manusia adalah tanggung jawab yang mungkin paling sulit
dilakukan. Karena pengendalian sumber daya ini membutuhkan
kemampuan penunjang yang sangat komplek meliputi kemampuan
komunikasi, manajerial, psikologi, melatih,dan memotivasi,dan
melakukan evaluasi.
57
4. Pengendalian Aset
Tujuan dari pengendalian aset ini adalah untuk memastikan bahwa
semua aset yang ada di toko berfungsi sebagaimana mestinya
sehingga mendukung pencapaian tujuan operasional toko. Aset
yang menjadi tanggung jawab Store Manager adalah :
a. Tangible aset, yaitu aset yang berwujud seperti equipment
dan gedung.
b. Intangible aset, yaitu aset yang tak berwujud seperti image
perusahaan, merk, service.
5. Customer Service
Every business is a “service” business. Jargon ini
mengindikasikan tentang betapa pentingnya pelayanan kepada
pelanggan, karena service inilah yang menentukan loyalitas,
kepuasan, dan kenyamanan pelanggan dalam berbelanja. Pada
akhirnya tentu saja menentukan omzet penjualan. Oleh karena itu
seorang Store Manager bertanggung jawab dalam menentukan dan
melaksanakan bentuk service yang dilakukan oelh semua timnya.
Service bukan hanya menentukan omzet penjualan saja, akan tetapi
lebih jauh lagi adalah bahwa hal tersebut menentukan citra dan
brand awareness toko yang dipimpinnya. Dan brand image tak lain
merupakan aset bisnis yang harus dijaga dan dikendalikan
(yosepsugianto, 2011).
58
2.20 Kriteria Penilaian
Adapun data yang diperoleh penulis yang digunakan Operasional
Muara Group dalam menilai ataupun mengevaluasi kinerja Supervisor
pada unit-unit tertentu untuk dapat dipromosikan nantinya pada jabatan
Store Manager adalah sebagai berikut :
A. Leadership / Kepemimpinan
1. Kemampuan Memimpin
2. Kemampuan membuat Rencana
3. Kemampuan Mendelegasikan Tugas
4. Kemampuan Mengelola atau Menejerial
5. Kemampuan Mengkoordinir Pekerjaan
6. Kemampuan Mengendalikan Personil
7. Kemampuan Mengambil Sikap Tegas
8. Kemampuan Mengambil Keputusan Cepat dan Tepat
9. Kemampuan Mengatasi Masalah yang timbul baik internal maupun
eksternal.
10. Kemampuan Menjalankan Aturan dan Tata Tertib Perusahaan
B. Penguasaan Barang Dagangan / Product Knowledge
1. Penguasaan merek barang dagangan.
2. Penguasaan stock barang menurut merek.
3. Penguasaan stock barang laku atau tidak laku
4. Penguasaan administrasi Counter
5. Penguasaan Penjualan atau Sale
59
6. Penguasaan Acara Promosi
7. Penguasaan Display
8. Penguasaan Counter atau Lapangan.
9. Penguasaan Competitor atau saingan
10. Hubungan Koordinasi
C. Personality atau Kepribadian
1. Disiplin Kerja
2. Penampilan atau Performance
3. Hubungan Kerja Koordinasi
4. Kesehatan Fisik
5. Kerajinan, Ketekunan dan Kepatuhan
6. Tanggung jawab Pekerjaan
7. Inisiatif
8. Agresif
9. Kejujuran
10. Niat Kerja atau Kemauan Kerja
D. Umum dan lain-lain
1. Penguasaan ekspedisi / Gudang
2. Penguasaan Document
3. Penguasaan Stock Opname
4. Kebersihan dan Kerapihan Counter
5. Penguasaan Iklim atau Toko
60
BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1 Lokasi
Penelitian dilakukan pada Muara Group Ternate Mall Ternate, dengan
alamat Jalan Merdeka No. 19 Kelurahan Gamalama Kecamatan
Ternate Tengah Kota Ternate.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan September – Desember
2014.
3.2 Sejarah Singkat Muara Group
Muara Group adalah usaha Perdagangan Umum, Jasa dan Property
yang terdiri dari beberapa bidang usaha diantaranya Dept Store, Swalayan,
Perhotelan, Perkayuan dan Ternate Mall yang dulunya adalah satu-satunya
pusat perbelanjaan yang terlengkap dengan di dukung fasilitas Escalator dan
AC yang ada di Maluku Utara khususnya kota Ternate.
Saat ini Muara Group berkantor di Jln Merdeka no 19 dan memiliki 1
Swalayan (Muara Mart), 3 toko pakaian (Dept Store), dan Hotel, dengan total
karyawan kurang lebih 200 orang. Muara Group di pimpin oleh bapak H.
Ismi Anas yang sekaligus pula sebagai pemilik dari Muara Group ini.
61
Muara Group di awali dari sebuah kios “AFIS” di pasar Gamalama
yang dirintis Bapak H, Ismi Anas pada tahun 1983, yang kemudian berubah
menjadi toko pakaian REMAJA JAYA Dengan jumlah karyawan pada saat
itu 8 orang, atas kemitraan yang baik dalam berkerja sama dengan pihak
perbankkan pada saat itu BANK DAGANG NEGARA (BDN), yang
kemudian pada tahun 1992 beralih menjadi nasabah BANK BUMI DAYA
(BBD) yang kini menjadi BANK MANDIRI dan atas dukungan pihak
perbankanlah melalui kredit yang di berikannya, perkembangan toko tersebut
maju sangat pesat dan tak mampu lagi menampung semua barang
dagangannya serta untuk peningkatan mutu pelayanan kepada pelangganya,
maka pada tahun 1991 di putuskan untuk menyewa sebuah toko di jalan
Nukila Dengan nama toko AMANDA dan guna memperluas lagi usaha
pakaian ini pada tahun berikutnya yaitu tahun 1992 di sewanya lagi sebuah
toko yang di beri nama toko RAJAWALI yang juga terletak di jalan Nukila,
maka hingga saat itu usaha yang di kelola oleh Bapak H, Ismi Anas terbentuk
atas 3 unit toko pakaian dan memiliki omset penjualan yang cukup baik.
Atas kesuksesannya usahanya tersebut pada tahun 2001 sejalan Dengan
berakhirnya masa kontrak / sewa tempat toko AMANDA, Bapak H, Ismi
Anas mampu menyewa tempat yang lebih besar, sebuah bangunan eks Hotel
Nirwana di Jalan Pahlawan Revolusi, Dengan masa kontrak / sewa tempat
selama 5 tahun yang telah berakhir pada bulan Nopember 2006 dan pada
tahun 2002 muara mengontrak lagi sebagian bangunan tersebut eks hotel
Elshinta yang letaknya bersebelahan dengan eks hotel Nirwana tersebut, lama
62
masa kontrak / sewanya selama 10 th yang akan berakhir pada tahun 2012,
sebagian dari bangunan tersebut di renovasi menjadi Mini Market
(Swalayan), juga Dept Store dan sebagian lagi tetap di gunakan sebagai Hotel
dan dari sinilah awal penggunaan nama MUARA untuk semua usaha yang di
miliki oleh Bapak H. Ismi Anas mulai di legalitaskan oleh SIUP (Surat Izin
Usaha Perdagangan) No ; 351/28-03/PM/IV/2002 dan TDP (Tanda Daftar
Perusahaan) No : 280356200113 sejenis usaha perorangan, adapun arti dari
nama dan logo Muara yang di gunakan, dimana nama tersebut mengambarkan
harapan dan cita-citanya yang akan membawa kota ternate menjadi maju dan
menjadi yang terdepan melalui semua usahanya ini yang di lambangkan
dengan perahu yang sedang berlayar ke lautan luas.
Tahun demi tahun dilalui dan satu per satu hasil telah di raih maka pada
tahun 2005 di mulailah pembangunan Mall berlantai 6 (enam) dilengkapi
basement di atas salah satu tanah asset milik Muara Group yang telah dimiliki
sejak tahun 2003 seluas lebih dari 1340 M2 terletak di antara jalan St Khairan
dan Jalan Merdeka, di mana konsep pembangunan Mall ini sebagai pusat
perbelanjaan juga hiburan keluarga dan pusat bisnis yang modern di kota
ternate.
Pada tanggal 18 Oktober 2006 Ternate Mall mulai beroperasi dengan 3
(tiga) lantai yang sudah dapat di jalankan, dan tanpa fasilitas escalator dan
AC. Seiring dengan waktu dengan dukungan dari perbankan serta manajemen
yang profesional yang didatangkan langsung dari Jakarta, maka pada bulan
63
April 2007 sudah dapat beroperasi semua lantai mulai dari lantai 1 s/d 5 dan
sudah didukung dengan fasilitas AC dan escalator.
Untuk mengenalkan lagi di bawah ini adalah usaha-usaha yang di
miliki oleh Muara group di Ternate yang di pimpin oleh Bapak H. Ismi Anas
:
1. MUARA MART : TERNATE MALL Lt.1 & Basement
2. MUARA DEPT. STORE : TERNATE MALL Lt.2 & 3
3. MUARA HOTEL : Jl. Pahlawan Pevolusi No 60 Ternate
4. MUARA COLECTION : Jl. Pahlawan Pevolusi No 60 Ternate
5. CV. KALUMATA KARYA UTAMA : Jl. St Pedro / Ngade ternate
6. BMK (Ternate Mall) : Jl. Merdeka No. 19 Ternate
3.3 Visi dan Misi Muara Group
3.3.1 Visi
Visi Muara Group adalah untuk memajukan Kota Ternate agar dapat
setara dengan kota-kota berkembang lainnya, mulai dari bidang
infrastruktur, pendidikan dan intelektuallitas masyarakatnya, serta
membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk mengembangkan
potensi Sumber Daya Manusia khususnya yang ada di Kota Ternate
dan sekitarnya.
3.3.2 Misi
Misi Muara Group mensejajarkan Kota Ternate dengan kota lainnya
yang ada di Indonesia Timur serta mengembangkan konsep
64
Manajemen Modern dalam usahanya yang di dukung oleh Sumber
Daya Manusia yang handal.
3.4 Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Muara Group
3.5 Tugas Pokok dan Fungsi
3.5.1 Tugas Pokok dan Fungsi General Manager
a. Merencanakan dan mengembangkan kebijakan, strategi dan sistem
operasional pengelolaan usaha jasa dalam rangka pencapaian
tujuan perusahaan (profit) serta kepuasan dan keamanan customer -
tenan dan secara berkala melakukan pengawasan dan evaluasi
dalam pencapaian target yang diharapkan.
b. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program-program
kebijakan, Strategi dan Sistem Operasional dan Pelayanan Jasa
GENERAL MANAGER
MANAGER
OPERASIONAL
STORE MANAGER
ASISTEN MANAGER
DEPARTEMENT STORE
ASISTEN MANAGER
MUARA MART
ASISTEN MANAGER
GUDANG INDUK
ASISTEN MANAGER
MUARA HOTELASISTEN MANAGER
MUARA COLLECTION
65
yang telah direncanakan dan secara berkala melaporkan secara
tertulis kepada atasan.
c. Membuat Laporan Secara Berkala.
d. Menyusun strategi dan kebijakan pengelolaan usaha jasa jangka
panjang dan pendek yang berorientasi pada kepuasan customer
serta mengacu pada peraturan dan tujuan perusahaan.
e. Menyusun program kerja , budget biaya dan pendapatan setiap unit
usaha jasa.
f. Menyusun sistem kinerja manajemen, serta mengkoordinasikan
dan mengontrol pelaksanaan siklus kinerja managemen, mulai dari
perencanaan, pembinaan, sampai dengan penilaian, untuk
memastikan tercapainya target kinerja kepala unit usaha , kinerja
unit usaha dan kinerja perusahaan.
g. Menyusun strategi dan program kerja marketing serta melakukan
promosi pada unit usaha jasa secara berkesinambungan
h. Memonitor terhadap pencapaian target usaha dan pengendalian
operasional.
i. Merencanakan dan mengevaluasi kebutuhan SDM sesuai dengan
perkembangan organisasi secara tepadu dan efektif.
j. Mengontrol dan melaporkan aktifitas administrasi dan keuangan
setiap unit usaha jasa.
66
3.5.2 Tugas Pokok dan Fungsi Operasional Manager
a. Menyusun, mengawasi dan mengevaluasi strategi dan
kebijakan sistem pendukung pengelolaan usaha jasa dan retail
untuk jangka pendek dan panjang dengan mengacu pada
peraturan dan tujuan perusahaan.
b. Membuat kebijakan kebijakan yang bersifat vital dan strategis
sebagai pijakan bagi pelaksanaan dan pengembangan setiap
unit usaha.
c. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan Rencana
Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) yang efektif dan efesien
untuk menunjang kegiatan operasinal perusahaan.
d. Mengkoordinasikan dan mengontrol anggaran tenaga kerja agar
digunakan dengan efektif dan efesien.
e. Mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan fungsi SDM
di setiap unit usaha untuk memastikan berjalan sesuai aturan,
sistem dan rencana kerja.
f. Mengkoordinasikan, melakukan perencanaan dan analisa
keuangan untuk dapat memberikan masukan dari sisi keuangan
bagi pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan.
g. Menganalisa total kebutuhan barang, mengatur penyedian
pengadaan dan sirkulasi barang sedemikian rupa sehingga
alokasi barang ke setiap unit usaha dapat memenuhi kebutuhan
secara efektif, efesien dan tepat waktu.
67
h. Mengawasi dan mengkoordinir pemberdayaan semua fasilitas
kerja dan optimalisasi program aplikasi computer untuk
menunjang aktifitas dan analisa kinerja usaha, serta
memperhitungkan akurasi, manfaat, kerahasiaan dan nilai/value
dari data data, sehingga dapat dijadikan sumber informasi
perkembang perusahaan.
i. Mengawasi dan mengkoordinir pemanfaatan fasilitas,
perawatan dan perbaikan sesuai dengan aturan dan ketetapan
pemeliharaan dan perbaikan, logbook fasilitas dan aturan
perusahaan yang berlaku.
J. Memonitor dan melakukan evaluasi terhadap pencapaian target
usaha setiap unit usaha.
k. Mengontrol dan melaporkan aktifitas administrasi dan
keuangan setiap unit usaha.
3.5.3 Tugas Pokok dan Fungsi Store Manager
g. Merencanakan dan mengembangkan kebijakan, strategi dan
Sistem Operasional pengelolaan Muara Mart, dalam rangka
pencapaian tujuan perusahaan (Profit Oriented) dan secara
berkala melakukan pengawasan dan evaluasi dalam pencapaian
target profit yang diharapkan.
h. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program-program
kebijakan, strategi dan Sistem Operasional yang telah
direncanakan dan secara berkala serta membuat pelaporannya.
68
i. Membuat laporan secara berkala terhadap perkembangan usaha
Muara Mart.
j. Menentukan harga jual, produk yang akan dijual, jadwal
pembelian serta sistem promosi untuk memastikan tercapainya
target penjualan.
k. Menyusun strategi dan kebijakan, program kerja pengelolaan toko
jangka panjang dan pendek sesuai peraturan dan tujuan
perusahaan.
l. Memonitor jumlah stok untuk memastikan nilai stok perusahaan
tidak melebihi target yang telah ditentukan.
m. Menganalisa dan mengembangkan strategi marketing untuk
meningkatkan jumlah pelanggan dan area sesuai dengan target
yang ditentukan.
n. Menyusun sistem kinerja manajemen, serta mengkoordinasikan
dan mengontrol pelaksanaan siklus kinerja manajemen, mulai dari
perencanaan, pembinaan, sampai dengan penilaian, untuk
memastikan tercapainya target kinerja Sumber daya Manusia
(SDM) yang ada.
i. Merencanakan kebutuhan Sumber daya Manusia (SDM) sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan organisasi secara tepadu
dan efektif.
J. Mengontrol dan melaporkan aktifitas administrasi dan keuangan
setiap unit usaha retail.
69
3.5.4 Tugas Pokok dan Fungsi Asisten Manager Muara Mart
a. Menyusun, melaksanakan, dan mengawasi aktivitas pencapaian
target penjualan (sales) dan profitabilitas.
b. Bertanggung jawab dan Mengawasi terlaksananya pengendalian
persediaan barang dagangan.
c. Bertanggung jawab dan Mengawasi terlaksananya turn over
barang dagangan.
d. Bertanggung jawab terhadab pengendalian Sumber Daya Manusia
(SDM).
e. Bertanggung jawab dan Mengawasi terlaksananya penanganan
asset baik asset berwujud dan tidak berwujud.
f. Bertanggung jawab dan Mengawasi terlaksananya fungsi
pelayanan costumer.
g. Menyusun sistem kinerja Toko, serta mengkoordinasikan dan
mengontrol pelaksanaan siklus kinerja managemen toko, mulai
dari perencanaan, pembinaan, sampai dengan penilaian, untuk
memastikan tercapainya target kinerja para supervisi dan kinerja
usaha Toko.
h. Menyusun strategi dan program kerja marketing serta melakukan
promosi secara berkesinambungan.
i. Mengontrol dan melaporkan aktifitas Operasional dan
administrasi keuangan Toko.
70
3.5.5 Tugas Pokok dan Fungsi Asisten Manager Departemen Store
a. Menyusun, melaksanakan, dan mengawasi aktivitas pencapaian
target penjualan (sales) dan profitabilitas
b. Bertanggung jawab dan Mengawasi terlaksananya pengendalian
persediaan barang dagangan.
c. Bertanggung jawab dan Mengawasi terlaksananya turn over
barang dagangan.
d. Bertanggung jawab terhadab pengendalian Sumber daya Manusia
(SDM).
e. Bertanggung jawab dan Mengawasi terlaksananya penanganan
aset baik aset berwujud dan tidak berwujud.
f. Bertanggung jawab dan Mengawasi terlaksananya fungsi
pelayanan costumer.
g. Menyusun sistem kinerja Toko, serta mengkoordinasikan dan
mengontrol pelaksanaan siklus kinerja managemen toko, mulai
dari perencanaan, pembinaan, sampai dengan penilaian, untuk
memastikan tercapainya target kinerja para supervisi dan kinerja
usaha Toko.
h. Menyusun strategi dan program kerja marketing serta melakukan
promosi secara berkesinambungan.
i. Mengontrol dan melaporkan aktifitas operasional dan administrasi
keuangan Toko.
71
3.5.6 Tugas Pokok dan Fungsi Asisten Manager Muara Collection
a. Menyusun, melaksanakan, dan mengawasi aktivitas pencapaian
target penjualan (sales) dan profitabilitas
b. Bertanggung jawab dan Mengawasi terlaksananya pengendalian
persediaan barang dagangan.
c. Bertanggung jawab dan Mengawasi terlaksananya turn over
barang dagangan.
d. Bertanggung jawab terhadab pengendalian Sumber daya Manusia
(SDM).
e. Bertanggung jawab dan Mengawasi terlaksananya penanganan
aset baik aset berujud dan tidak berujud.
f. Bertanggung jawab dan Mengawasi terlaksananya fungsi
pelayanan costumer.
g. Menyusun sistem kinerja Toko, serta mengkoordinasikan dan
mengontrol pelaksanaan siklus kinerja manajemen toko, mulai
dari perencanaan, pembinaan, sampai dengan penilaian, untuk
memastikan tercapainya target kinerja para supervisi dan kinerja
usaha Toko.
h. Menyusun strategi dan program kerja marketing serta melakukan
promosi secara berkesinambungan.
i. Mengontrol dan melaporkan aktifitas operasional dan administrasi
keuangan Toko.
72
3.5.7 Tugas Pokok dan Fungsi Asisten Manager Gudang Induk
a. Membuat kebijakan kebijakan pengadaan yang bersifat vital dan
strategis sebagai pijakan bagi pelaksanaan dan pengembangan
setiap unit usaha.
b. Menyusun rencana pembelian secara berkala (target stock)
untuk program jangka pendek dan panjang disesuaikan dengan
kebutuhan / rencana Perusahaan.
c. Merencanakan dan mengatur strategi pengadaan dengan
Marchandising (MD) local dan luar Ternate menyangkut dengan
pembelian barang dan peralatan untuk menghindari kesalahan
order dan double order.
d. Memeriksa, menganalisa dan mengkoordinasikan dengan
opersional unit terkait ketersediaan stock dan turn over barang
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
e. Menganalisa total kebutuhan barang, mengatur penyedian
pengadaan dan sirkulasi barang sedemikian rupa sehingga
alokasi barang ke setiap unit usaha dapat memenuhi kebutuhan
secara efektif, efesien dan tepat waktu.
f. Melaporkan aktifitas administrasi pengadaan.
73
3.5.8 Tugas Pokok dan Fungsi Asisten Muara Hotel
a. Menyusun strategi dan kebijakan pengelolaan Muara Hotel
jangka Panjang dan Pendek yang berorientasi pada kepuasan
customer serta mengacu pada peraturan dan tujuan perusahaan.
b. Menyusun program kerja, budget biaya dan pendapatan Muara
Hotel.
c. Menyusun sistem kinerja manajemen, serta mengkoordinasikan
dan mengontrol pelaksanaan siklus kinerja managemen, mulai
dari perencanaan, pembinaan, sampai dengan penilaian, untuk
memastikan tercapainya target kerja tiap-tiap bagian di Muara
Hotel.
d. Menyusun strategi dan program kerja semua divisi yang ada di
Muara Hotel serta melakukan promosi secara berkesinambungan
e. Memonitor terhadap pencapaian target usaha dan pengendalian
operasional Muara Hotel.
f. Merencanakan dan mengevaluasi kebutuhan Sumber daya
Manusia (SDM) sesuai dengan perkembangan organisasi secara
tepadu dan efektif.
g. Mengontrol dan melaporkan aktifitas administrasi dan keuangan
setiap di Muara Hotel.
74
BAB IV
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
4.1 Analisis Sistem
Suatu sistem akan dirancang oleh satu orang atau sekelompok orang
yang membentuk tim. Orang yang merancang sistem ini disebut Sistem
Analis.
Ada yang mendefinisikan Sistem Analis sebagai berikut :
1. Seseorang yang menggunakan pengetahuan aplikasi komputer yang
dimilikinya untuk memecahkan masalah-masalah bisnis, dibawah petunjuk
Manajer Sistem.
2. Seorang yang bertanggung jawab menterjemahkan kebutuhan-kebutuhan si
pemakai sistem (user) ke dalam spesifikasi teknik yang diperlukan oleh
Programmer dan diawasi oleh Manajemen.
Fungsi Analisis Sistem diantaranya adalah :
1. Mengidentifikasikan masalah-masalah dari User
2. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi
kebutuhan User.
3. Memilih alternatif-alternatif metode pemecahan masalah.
4. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistemnya sesuai dengan
permintaan User (mane3x, 2013).
75
4.1.1 Analisis Sistem yang Berjalan
Analisis masalah ini dimulai dari tahapan menganalisa yang
terjadi pada Perusahaan Muara Group. Sistem yang berjalan sampai
saat ini adalah pada saat Unit membutuhkan seorang Kepala
Toko/Store Manager langsung ditunjuk oleh Owner/Pemilik
Perusahaan melalui keputusan Manajemen, olehnya itu tidak melalui
tahapan yang istilahnya Profesional, akhirnya kompetensi serta
kualitas seorang Store Manager tidak dapat tergambarkan disaat terjun
di lapangan.
4.1.2 Analisis Sistem yang Diusulkan
Dari analisis sistem yang berjalan, maka diusulkan sebuah
sistem komputerisasi yang berbasis Sistem Pendukung Keputusan
(SPK), yang nantinya dapat membantu pihak Manajemen Muara
Group untuk mengambil keputusan secara Analitic, yaitu dengan
menggunakan langkah yang sistematis dan mengupayakan solusi yang
lebih optimal. Dengan sistem ini pula diharapkan dapat menentukan
seorang Kepala Toko/Store Manager yang layak dan pantas
mengemban tugas yang diberikan Manajemen dengan kualitas dan
kemampuan yang dimilikinya secara profesional.
76
4.1.3 Analisis Kebutuhan Sistem
Perangkat Keras dan Perangkat Lunak yang digunakan untuk
menjalankan program aplikasi yang dibangun memiliki kebutuhan satu
unit Laptop/Personal Computer dengan spesifikasi sebagai berikut :
4.3.1 Perangkat Keras (Hardware)
1. Processor Intel® Pentium® P6200 @2.13GHz 2.13GHz
2. Hardisk 320 GB
3. RAM (Randm Acceses Memory) 2.00GB
4. Monitor 14.0 Inci, Keyboard dan Mouse
4.3.2 Perangkat Lunak (Software)
1. Sistem Operasi yang digunakan adalah Windows 7.
2. Program Visual Basic 2010, di gunakan untuk membuat
aplikasi Sistem Pendukung Keputusan.
3. Cristal Report digunakan untuk membuat laporannya.
4. Data Base Management System (DBMS) menggunakan
MySQL.
4.2 Perancangan Sistem
Perancangan sistem adalah merancang atau mendesain suatu sistem
yang baik, yang isinya adalah langkah-langkah operasi dalam proses
pengolahan data dan prosedur untuk mendukung operasi sistem (bowo,
2010).
77
Tujuan dari perancangan ini adalah memberikan gambaran yang jelas
kepada pengguna mengenai rancangan yang telah diusulkan. Berdasarkan
hasil analisis, rancangan program sistemnya dapat digambarkan pada
beberapa metode, meliputi Data Flow Diargram (DFD), Entity Relaionship
Diagram (ERD), Struktur Tabel, Relasi Tabel, sampai pada Perancangan
Tampilan Program.
4.2.1 DFD (Data Flow Diagram)
a. Diagram Konteks
Diagram koteks merupakan diagram yang terdiri dari suatu
proses yang menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram
konteks adalah level yang paling tinggi dari Data Flow Diagram
(DFD), yang menggambarkan keseluruhan input ke sistem dan
output dari sistem.
Untuk memperjelas diagram konteks dimaksud, dapat
dilihat pada gambar dibawah berikut :
Gambar 4.1 Diagram Konteks
GENERAL
MANAGER
SPK Penilaian Kinerja
Supervisor Untuk Promosi
Store Manager
Menggunakan Metode
SAW
Admin
Proses Login
Laporan Perengkingan
Input Data User
Input Hak Aksses
Input Data Pegawai
Konfirmasi Data Pegawai
Kofirmasi Hak Aksses
Konfirmasi Data User
Konfirmasi Login
User
Input Data Pegawai
Konfirmasi Data Pegawai
Informasi Login
Proses Login
Lakukan Perengkingan
Tampilkan Perengkingan
Tampilkan Perengkingan
Lihat Normalisasi Matriks
Informasi Normalisasi Matriks
Konfirmasi Bobot BilFuzzy
Mengatur Bobot BilFuzzy
Lakukan Perengkingan
78
b. DFD Level 1
Diagram level 1 adalah diagram yang menjabarkan lebih detail
pada prosesyang terjadi pada diagram konteks, seperti pada gambar
berikut :
Admin
Login Data Pemakai
Data Pegawai
Tbl_Pengguna
Tbl_BilFuzzy
Tbl_Pegawai
Data User
P 1.1
Login
PIMPINAN
Konfirmasi
P 1.2
Input Data
PenggunaKonfirmasi
P 1.4
Mengatur Bobot
BilFuzzy
P 1.5
Input Data
PegawaiKonfirmasi
P 1.7
Lakukan
Perengkingan
Data BilFuzzy
Konfirmasi
Perengkingan
Lakukan Perengkingan
Tampilkan Perengkingan
P 1.8
Laporan
Laporan Perengkingan
User
Login
Konfirmasi
Data Pegawai
Konfirmasi
Lakukan Perengkingan
Tampilkan Perengkingan
Konfirmasi
Data Hak Aksses P 1.3
Input Hak
Aksses
Lihat RM
P 1.6
Lihat Normalisasi
MatriksInformasi RM
P 1.6.1
Lihat Nilai.
Crisp
P 1.6.2
Lakukan
Normalisasi
Matriks
Lakukan RM
Tbl_Normalisasi
Matriis
Tbl_Nilai_Crisp
Tampilkan RM
Lihat Nilai Crisp
Tampilkan Nilai Crisp
Gambar 4.2 DFD Level 1
79
c. DFD Level 2
Data Flow Diagram (DFD) level 2 merupakan turunan dari Data
Flow Diagram (DFD) level 1, dimana Data Flow Diagram (DFD)
level 2 lebih detail dalam penjabarannya dibanding dengan Data
Flow Diagram (DFD) level 1, untuk lebih memperjelas Data Flow
Diagram (DFD) level 2 dapat dilihat uraian dibawah ini.
1. DFD Level 2.1 (Proses Login Admin)
Sebelum masuk ke sistem, terlebih dahulu admin memasukkan
username dan password yang valid untuk bisa masuk ke sistem
dan bisa menggunakan program, seperti pada gambar.
Admin TblUserData Login P 2.1.1
Input Data Login
PemakaiKonfirmasi
Gambar 4.3 DFD Level 2.1 Login Admin
2. DFD Level 2.2 (Input Data User)
Data Flow Diagram (DFD) level 2.2 adalah proses dimana
Admin dapat menambahkan atau meng-input, Simpan, Ubah,
dan menghapus data Pengguna (User) yang menggunakan
program untuk menjalankan program. Seperti pada gambar
berikut.
80
Admin
Simpan Data Pengguna
Konfirmasi
TblPengguna
Konfirmasi
P 2.2.2
Simpan
P 2.2.3
Ubah
P 2.2.4
HapusHapus Data Pengguna
Ubah Data Pengguna
Konfirmasi
Input Data Pengguna
KonfirmasiP 2.2.1
Input
Gambar 4.4 DFD Level 2.2 Input Data Pengguna (User)
3. DFD Level 2.3 (Input Data Supervisor)
Data Flow Diagram (DFD) level 2.3 merupakan proses
dimana Admin memasukkan data Supervisor ke sistem, dan
selanjutnya bisa diubah dan menghapus data Supervisor yang
tidak dibutuhkan lagi. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat
pada gambar 4.5 dibawa ini.
81
Admin
Simpan Data Supervisor
Konfirmasi
Tbl_Supervisor
KonfirmasiP 2.3.2
Simpan
P 2.3.3
Ubah
P 2.3.4
HapusHapus Data Supervisor
Ubah Data Supervisor
Konfirmasi
User Hapus Supervisor
Konfirmasi
Ubah Data Supervisor
Konrfirmasi
Konfirmasi
Simpan Supervisor
Tbl_Nilai_Crisp
P 2.3.1
Input
Input Data Supervisor
Konfirmasi
Input Data SupervisorKonfirmasi
Gambar 4.5 DFD Level 2.3 Input Data Supervisor
4. DFD Level 2.4 Proses Data BilFuzzy
Proses Data BilFuzzy adalah dimana Admin meng-input nilai
yang nantinya di proses pada proses perangkingan. Untuk lebih
jelasnya dapat di lihat pada gambar berikut.
82
Admin Ubah Nilai BilFuzzy
TblBilFuzzyP 2.4.1
Ubah Nilai
BilFuzzyKonfirmasi
TblPerengkinganPerengkingan
Gambar 4.6 Proses Data BilFuzzy
5. DFD Level 2.5 Proses Perangkingan
Proses perangkingan dilakukan oleh Admin atau User yang
mempuyai akses untuk melakukan perangkingan. Proses
perangkingan melakukan pengambilan nilai dari beberapa
tabel, diantaranya TblNilaiCrisp, TblNormalisasiMatriks,
TabelBilFuzy, kemudian di simpan pada tabel Perangkingan,
seperti pada gambar dibawah ini.
Admin
TblNormalisasiMatriks
Bilangan Fuzzy
P 2.5.3
Lakukan
Perengkingan
Lakukan Perengkingan
Tampilkan Perengkingan
TblBilFuzzy
Perengkingan
Normalisasi Matriks
TblNilaiCrispNilai Crisp
User
Lakukan Perengkingan
Tampilkan Perengkingan
Gambar 4.7 Proses Perangkingan
83
4.2.2 ERD ( Entity Relationship Diagram)
ERD ( Entity Relationship Diagram) merupakan suatu bentuk yang
didasarkan pada dunia nyata yang tersusun atas objek-objek dasar yang
disebut entitas yang saling berhubungan antara entitas yang satu
dengan yang lain pada sebuah database, seperti gambar dibawah ini.
Data SupervisorPengguna N Menginput I
KdPengguna*
NamaLengkap
NamaPengguna
Password
KdSupervisor
NamaSupervisor
Usia
JenisKelamin Agama
N
Memiliki
Perengkingan
(Metode SAW)
-
Normalisasi
Matriks R
KdSupervisor
NmSupervisor
RxWC1
RxWC2
RxWC3
RxWC4
TglMasuk
JabatanSekarang
JabatanDirencanakan
TglMulaiOJT
NilaiLeadership
NilaiProdukKnowledge
NilaiPersonality
NilaiUmum
Memiliki
-
-
NilaiTotal
Nilai Crisp
KdSupervisor
NmSupervisor
C1
C2
C3
C4
-
Bilangan Fuzzy
SangatPenting
Penting
CukupPenting
KurangPenting
KdSupervisor
NmSupervisor
RC1
RC2
RC3
RC4
-
-Memiliki-
Level
Gambar 4.8 ERD (Entity Relationship Diagram)
84
4.2.3 Struktur Tabel
Untuk menganalisis setiap informasi yang terdapat pada tabel dapat
dilihat pada struktur tabel, seperti pada struktur-struktur tabel berikut :
1. Tabel Pengguna
Tabel pengguna adalah tabel dimana seluruh pengguna di tampung
dalam satu tabel yaitu TblPengguna dan berhak mengelola sistem
dalam aplikasi, untuk lebih jelas dapat di lihat struktur tabel pada
tabel 4.1 berukut.
Tabel 4.1 Data Pengguna
Field Name Data Type Size Primary Key
KdPengguna
NmLengkap
NmPengguna
Pass
LvlPengguna
varchar
varchar
varchar
varchar
varchar
6
40
25
12
15
Yes
No
No
No
No
2. Tabel Supervisor
Tabel Supervisor terdiri dari beberapa field yang
mengidentifiksikan tentang data Supervisor, dimana setiap data
Supervisor di-input dan di simpan pada Tbl_Supervisor, seperti
pada tabel 4.2 dibawah ini :
85
Tabel 4.2 Tabel Supervisor
Field Name Data Type Size Primary
Key
KdSupervisor
NmSupervisor
Usia
JenisKelamin
Agama
TglMasuk
Jabatan
JabatanDirencanakan
TglOJT
Varchar
varchar
varchar
varchar
varchar
date
varchar
varchar
date
5
40
20
20
15
-
35
35
-
Yes
No
No
No
No
No
No
No
No
3. Tabel Evaluasi
Tabel Evaluasi merupakan tabel yang digunakan untuk menyimpan
data-data Supervisor yang nantinya dilakukan promosi, seperti
pada struktur tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Tabel Evaluasi
Field Name Data Type Size Primary
Key
KdSupervisor
NmSupervisor
TglMasuk
Jabatan
JabatanDirencanakan
TglOJT
NilaiLeadership
NilaiPenguasaan
NilaiPersonality
NilaiUmum
Varchar
varchar
date
varchar
varchar
date
int
int
int
int
5
40
-
35
35
-
5
5
5
5
Yes
No
No
No
No
No
No
No
No
No
86
4. Tabel Hak Akses
Tabel hak akses merupakan tabel penyimpanan semua hak akses
semua pengguna dengan field yag ada dalam tabel, seperti tabel 4.4
dibawah ini :
Tabel 4.4 Tabel Hak Akses
Field Name Data Type Size Primary Key
LvlPengguna
HakAkses
Pengguna
GantiPass
Bobot
Supervisor
EvaluasiSupervisor
Normalisasi
Perangkingan
LapSupervisor
LapEvaluasi
LapKeputusan
Varchar
int
int
int
int
int
int
int
int
int
int
int
15
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Yes
No
No
No
No
No
No
No
No
No
No
No
5. Tabel Nilai Crisp
Tabel nilai Crisp adalah tabel penyimpanan kode dan nama
Supervisor serta kriteria-kriteria dan mempunyai beberapa field,
seperti tampak pada tabel 4.5 dibawah ini :
87
Tabel 4.5 Tabel Nilai Crisp
Field Name Data Type Size Primary Key
KdSupervisor
NmSupervisor
C1
C2
C3
C4
Varchar
varchar
int
int
int
int
6
40
2
2
2
2
Yes
No
No
No
No
No
4.2.4 Relasi Tabel
Relasi tabel digunakan untuk menggambarkan hubungan antara
Field kunci (*primary key) suatu tabel dengn field kunci tamu (foreign
key) pada Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Supervisor
untuk promosi Store Manager, seperti pada gambar 4.9 dibawah ini
Gambar 4.9 Relasi Tabel
88
4.3 Perancangan Tampilan Program
Perancangan tampilan program merupakan proses atau tahapan yang
sangat penting dalam membuat sebuah apliksi, proses pembuatan sebuah
aplikasi bisa dikatakan menarik apabila antar mukanya sederhana dan mudah
dipahami serta menarik perhatian pengguna (User). Berikut ini adalah
rancangan tampilan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan (SPK) untuk
nantinya digunakan pengguna (User):
4.3.1 Tampilan Form Login
Form Login merupakan tampilan pertama saat pengguna
memulai program yang disertai password untuk mengunci program,
sehingga data di dalam sistem dapat terjamin dan tidak semua orang
bisa mengakses ini dari aplikasi selain Admin atau petugas yang di
tunjuk. Rangcangan tampilan form login dapat dilihat pada 4.9
berikut.
Gambar 4.10 Tampilan Form Login
Login Aplikasi
Nama Login :
Password :
IMAGE
Sistem Login
Form untuk Sistem Login pengguna ke
Dalam aplikasi
OK *Password case sesitif
KELUAR
89
4.3.2 Tampilan Menu Utama
Desain ini merupakan tampilan awal Menu Utama ketika kita
memulai program. Menu utama memuat beberapa Menu File yang
bisa di gunakan oleh pengguna, diantaranya Menu Pengguna, File,
Laporan dan Keluar, ta,pilan Menu Utama dapat dilihat pada gambar
4.11 berikut.
Gambar 4.11 Tampilan Menu Utama
4.3.3 Tampilan Hak Akses
Desain Tampilan Hak Akses merupakan Form yang digunakan
untuk mengatur hak pengguna yang akan menggunakan aplikasi ini
berdasarkan level. Lebih mudah dan cepat dipahami tampilannya,
seperti pada gambar 4.12 berikut ini.
Pengguna File Laporan E x i t
Hak Akses
Data Pengguna
Ganti Password Pengguna
Logoff Program
Bobot Kriteria
Data Pegawai
Spv
Data Evaluasi
Peg. Spv
Normalisasi
Matriks
Hasil
Perangkingan
Peg Supervisor
Evaluasi Peg. Supervisor
Hasil Keputusan
90
Gambar 4.12 Tampilan Menentukan Hak Akses
4.3.4 Tampilan Data Pengguna
Desain tampilan data pengguna merupakan form input data pengguna
yang menggunakan aplikasi serta menentukan level pengguna serta
dilengkapi dengan pencarian data. Untuk dapat lebih memudahkan
pemahaman kita dapat lihat pada desain tampilan pada gambar 4.13
berikut ini.
Hak Akses
Level :
Hak Akses
Form ini digunakan untuk mengatur pembatasan hak pengguna yang akan
menggunakan aplikasi ini berdasarkan level dipengguna.
Pengguna File
Hak Akses
Data Pengguna
Ganti Password
Pengguna
Bobot Kriteria
Data Spv
Data Evaluasi Peg
Normalisasi
Matriks
Hasil
Perangkingan
Laporan
Data Spv
Data Evaluasi
Spv
Hasil
Keputusan
OK Keluar
91
Gambar 4.13 Tampilan Data Pengguna
4.3.5 Tampilan Ganti Password Pengguna
Desain Tampilan Ganti Password adalah untuk memperbaharui
password pengguna untuk menjaga agar tidak digunakan oleh
sembarang orang, dan secara berkala bisa diperbaharui. Tampilan
sederhananya dan mudah dipahami pengguna dapat dilihat pada
gambar 4.14 dibawah ini.
Data Pengguna
Kode Pengguna Nama Lengkap Nama Pengguna Password Level
Kode Pengguna :
Nama Lengkap :
Nama Pengguna :
Password :
Ulangi Password :
Level Pengguna :
Simpan Tambah Tutup
Nama Lengkap :
Cari Data
Clear Hapus Update
92
Gambar 4.14 Tampilan Ubah Password
4.3.6 Tampilan Bobot Kriteria
Tampilan Bobot Kriteria menggambarkan standarisasi penilaian pada
Supervisor dengan kriteria dan bobot masing-masing, didesain hanya
sebagai informasi bagi pengguna yang nantinya mengeksekusi atau
memberikan nilai sesuai yang sudah distandarisasikan, seperti nampak
pada gambar 4.15 dibawah ini.
Ubah Password Form ini digunakan untuk merubah password pengguna
berdasarkan yang sdang login
OK Keluar
Password Lama :
Password Baru :
Ulangi Password Baru :
93
Gambar 4.15 Tampilan Bobot Kriteria
4.3.7 Tampilan Data Pegawai Supervisor
Desain Tampilan Data Supervisor digunakan untuk sebagai peng-
inputan data awal supervisor yang nantinya dipromosikan sebagai
Store Manager pada unit yang membutuhkan, didesain paling
sederhana dan mudah dipahami si pengguna walaupun tak ahli dalam
komputer, seperti tampak pada gambar 4.16 berikut ini.
STANDARISASI NILAI DAN BOBOT PADA MASING-MASING KRITERIA YANG
DIGINAKAN DALAMPENILAIAN SUPERVISOR
Nilai >=85 dan <=100
Nilai >=70 dan <=84
Nilai >=50 dan <=69
Nilai >=0 dan <=49
Leadrship/Kepemimpinan (C1)
3
2
1
0
Bobot
Nilai >=85 dan <=100
Nilai >=70 dan <=84
Nilai >=50 dan <=69
Nilai >=0 dan <=49
Produect Knowladg (C2)
3
2
1
0
Bobot
Nilai >=85 dan <=100
Nilai >=70 dan <=84
Nilai >=50 dan <=69
Nilai >=0 dan <=49
Personality/Kepribadian (C3)
3
2
1
0
Bobot
Nilai >=85 dan <=100
Nilai >=70 dan <=84
Nilai >=50 dan <=69
Nilai >=0 dan <=49
Umum dan Lain-Lain (C4 )(C2) 3
2
1
0
Bobot
Vektor Bobot (w) Sebagai Kriteria
Leadership/Kepemimpinan (C1)
Product Knowladge (C2)
Personality/Kepribadian (C3)
Umum dan Lain-Lain (C4)
Personality/Kepribadian (C3)
Sangat Penting
Penting
Cukup Penting
Kurang Penting
Bilangan Fuzzy 3
2
1
0
Bobot
Bobot Kriteria
94
Gambar 4.16 Tampilan Data Supervisor
4.3.8 Tampilan Data Evaluasi Pegawai Supervisor
Desain Tampilan Data Evaluasi Supervisor didesain untuk mengisi
skor atau nilai yang telah ditentukan oleh General Manager untuk
penilaian Supervisor yang nantinya nilai tersebut menentukan nilai
tertinggi untuk menjadi Store Manager. Tampilan desain data evaluasi
Supervisor seperti tampak pada gambar 4.17 berikut ini.
Kode Spv Nama Spv Usia JK Agama Tgl Masuk Kerja
Jabatan Sekarang
Jabatan yg Direncanakan
Tgl Mulai OJT/Training
Data Supervisor
Kode Supervisor :
Nama Supervisor :
Usia :
Jenis Kelamin :
Agama :
Agama :
Jabatan Sekarang :
Jabatan yg Direncanakan :
Tgl. Mulai OJT/Training :
Nama Supervisor :
Cari Data
Clear Hapus Tutup
95
96
4.3.9 Tampilan Normalisasi Matriks
Tampilan Normalisasi Matriks didesain untuk dapat melihat hasil
Normalisasi dan menampilkan hasil dari Nilai Crisp bagi Supervisor
yang telah dilakukan penilaian, sepeti tampak pada gambar 4.18
berikut.
Gambar 4.18 Normalisasi Matriks
4.3.9.1 Nilai Crisp
Desain Nilai Crisp menampilkan nilai yang ada
dimasing-masing kriteria yang telah di lakukan pada tiap
Supervisor, tampilannya seperti gambar 4.19 dibawah ini.
Gambar 4.19 Nilai Crisp
Normalisasi Matriks
Kode Supervisor
Nama Supervisor
Tgl. Masuk Kerja
Jabatan Sekarang
Jabatan yg Direncanakan
Tgl. Mulai OJT/Training
Nilai Leadership
Nilai Product Knowladge
Nilai Personality
Nilai Umum
Image Normalisasi dan Nilai Crisp
Form ini bertujuan untuk melihat Hasil Normalisasi dan Nilai Crisp bagi Supervisor yang dinilai atau
dievaluasi
Normalisasi Nilai Crisp Keluar
Nilai Crisp
Kode Supervisor Nama Supervisor C1 C2 C3 C4
97
4.3.9.2 Tampilan Hasil Normalisasi Matriks
Tampilan hasil normlisasi matriks didesain untuk
menampilkan hasil dari normalisasi matriks, seperti tampak
pada gambar 4.20 berikut.
Gambar 4.20 Hasil Normalisasi Matriks
4.3.10 Tampilan Hasil Perangkingan
Tampilan hasil nilai perangkingan didesain untuk menampilkan hasil
akhir dari masing-masing Supervisor setelah melalui beberapa proses
perkalian sesuai rumus yg digunakan pada Metode Simple Additive
Weighting (SAW), seperti tampak pada gambar 4.21 berikut.
Gambar 4.21 Hasil Perangkingan
Hasil Normalisasi Matriks
Kode Supervisor Nama Supervisor RC1 RC2 RC3 RC4
Perangkingan
Kode Supervisor
Nama Supervisor
WxRC1 WxRC2 WxRC3 WxRC4 Nilai Akhir
√ Hasil Perangkingan
98
4.3.11 Tampilan Laporan
Tampilan Laporan didesain secara umum sebagai laporan yang mudah
dipahami dan tidak membutuhkan analisa yang begitu lama dalam
proses penentuan siapa yang berhak menjadi Store Manager, secara
umum seperti tampak pada gambar 4.22 berikut.
Gambar 4.22 Tampilan Laporan
Kop Perusahaan
Laporan Hasil Akhir Penilaian Supervisor
Kode
Supervisor
Nama
Supervisor
RxWC1 RxWC2 RxWC3 RxWC4 Nilai
Akhir
Ternate, 02 Desember 2014
Mengetahui
Direktur
....................
99
BAB V
IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN
5.1 Implementasi
Pada bab ini akan dijelaskan gambaran implementasi dari desain
Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Supervisor Untuk Promosi
Store Manager Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW).
Tujuan Implementasi adalah untuk mengkonfirmasikan modul
program perancangan sistem aplikasi sehingga petugas dapat melakukan
penginputan data-data Penilaian Supervisor.
5.2 Pembahasan
Dalam pembahasan ini dimaksudkan hasil atau implementasi dari
aplikasi yang telah dirancang, mulai dari saat login sampai pada saat
pelaporan. Pengguna lebih mudah dalam memahami serta mengunakan disaat
aplikasi yang akan dujalankan, karena tampilannya sudah sesuai dengan
aplikasi yang nantinya digunakan.
5.2.1 Form Login
Form Login merupakan tampilan yang paling awal tampil
disaat admin atau petugas ingin menggunakan program, dimana
admin atau petugas harus mengisi username dan password. Apabila
pengisiannya benar maka admin atau petugas dapat menggunakan
program dan sebaliknya apabila salah maka admin atau petugas tidak
dapat menggunakan program, selain itu form ini berfungsi untuk
100
pembatas hak akses pada program untuk admin dan petugas pada saat
masuk ke menu utama.
Gambar 5.1 Form Login
5.2.2 Form Menu Utama
Form Menu utama meenampilkan fasilitas yang disediakan
untuk memudahkan pengguna dalam berinteraksi dengan sistem.
Fasilitas ini menggunakan dialog File, agar komunikasi pengguna
dengan sistem menjadi lebih mudah yang terdiri dari Pengguna, File,
Laporan dan Keluar. Seperti pada gambar 5.2 berikut.
Gambar 5.2 Form Menu Utama
101
5.2.3 Form Hak Akses
Form hak akses digunakan untuk mengatur pembatasan hak pengguna
yang akan menggunakan aplikasi ini berdasarkan level si pengguna.
Untuk dapat lebih memahami apa saja yang menjadi hak akses
pengguna dapat dilihat pada gambar 5.3 berikut.
Gambar 5.3 Form Hak Akses
5.2.4 Data Pengguna
Form Data Pengguna adalah kumpulan nama-nama pengguna
yang bisa mengakses aplikasi dengan batasan-batasan hak akses sesuai
level yang sudah ditentukan oleh admin, dan untuk lebih memudahkan
dalam pemahaman dapat dilihat pada gambar 5.4 dibawah ini.
102
Gambar 5.4 Form Data Pengguna
5.2.5 Ganti Password Pengguna
Untuk meningkatkan keamanan aplikasi dan pengguna dalam
menggunakan aplikasi, pada form ini didesain untuk secara berkala
bisa mengganti password oleh pengguna agar tidak digunakan oleh
pihak yang tidak berkepentingan, seperti tampak pada gambar 5.5
dibawah ini.
Gambar 5.5 Form Ubah Password
103
5.2.6 Bobot Kriteria
Form bobot kriteria merupakan standarisasi penilaian pada tiap-
tiap Nilai dan bobot pada masing-masing kriteria yang diginakan
dalam penilaian Supervisor, seperti pada gambar 5.6 berikut ini.
Gambar 5.6 Form Bobot Kriteria
5.2.7 Data Supervisor
Form data Supervisor merupakan form untuk meng-input data tiap
Supervisor yang masuk dalam kriteria untuk dipromosikan sebagai
Store Manager, seperti tampak pada gambar 5.7 dibawah ini.
104
Gambar 5.7 Form Data Supervisor
5.2.8 Data Evaluasi
Form ini digunakan untuk mengisi nilai-nilai pada masing-
masing kriteria untuk dievaluasi Supervisor yang mempunyai nilai
tertinggi untuk dinyatakan sebagai Stor Manager, agar lebih mudah
dalam pemahaman bagaimana cara mengisi nilai pada masing-masing
kriteria, dapat dilihat pada gambar 5.8 berikut.
105
Gambar 5.8 Data Evaluasi Penilaian Supervisor
5.2.9 Normalisasi Matriks
Normalisasi matriks merupakan yang menampilkan informasi
Supervisor yang mendapatkan nilai pada masing-masing kriteria.
Didalam form Normalisasi terdapat pula dua form yaitu form Nilai
Crisp dan Normalisasi, yang dapat kita lihat pada gambar 5.9 berikut.
Gambar 5.9 Form Normalisasi Matriks
106
5.2.9.1 Nilai Crisp
Form nilai crisp merupakan form yang menampilkan nilai
bobot pada masing-masing kriteria di tiap supervisor yang
sudah dilakukan penilaian/evaliasi, seperti tampak pada
gambar 5.10 berikut.
Gambar 5.10 Form Nilai Crisp
5.2.9.2 Normalisasi
Nilai normalisasi matriks adalah form yang
menampilkan hasil dari normalisasi, seperti tampak pada
gambar 5.11 berikut.
Gambar 5.11 Hasil Normalisasi Matriks
107
5.2.10 Perangkingan
Form perangkingan merupakan form yang menampilkan hasil
perangkingan pada masing-masing Supervisor untuk selanjutnya
ditentukan sebagai Store Manager, seperti tampak pada gambar 5.12
dibawah ini.
Gambar 5.12 Hasil Perangkingan
5.2.11 Laporan Data Supervisor
Form laporan data Supervisor merupakan informasi Supervisor
yang sudah dilakukan evaluasi dan pernah dipromosikan sebagai Store
Manager. Format laporan Supervisor mana saja yang sudah dilakukan
evaluasi/penilaian dapat dilihat desain laporan seperti tampak pada
gambar 5.13 dibawah ini.
108
Gambar 5.13 Laporan Data Supervisor
5.2.12 Laporan Data Evaluasi Supervisor
Form laporan data evaluasi Supervisor menampilkan data
Supervisor yang sudah dievaluasi beserta nilai masing-masing kriteria,
seperti pada gambar 5.14 berikut.
Gambar 5.14 Laporan Data Evaluasi Nilai Supervisor
109
5.2.13 Laporan Hasil Akhir Penilaian Supervisor
Laporan hasil akhir penilaian Supervisor adalah form yang
didesain untuk menampilkan laporan akhir Supervisor yang berhak
menjadi Store Manager sesuai dengan nilai paling tertinggi yang
ditampilkan pada form laporan akhir, seperti pada gambar 5.15 berikut
ini.
Gambar 5.15 Laporan Hasil Akhir Penilaian Supervisor
110
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya,
maka dapa disimpulkan bahwa :
1. Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Supervisor untuk
Promosi Store manager diharapkan dapat membantu dan memberikan
solusi bagi perusahaan khususnya Muara Group. Untuk dapat
menentukan Supervisor yang berhak menjadi Store Manager pada Unit
yang membutuhkan.
2. Sistem Pendukung Keputusan ini menggunakan Metode Simple Additive
Weighting (SAW) dengan memasukkan nilai pada masing-masing kriteria
yang telah distandarisasikan oleh pihak perusahaan.
6.2 Saran
Dalam penerapan aplikasi ini mungkin belum sesuai dengan kehendak
pengguna ataupun perusahaan, olehnya itu dalam proses pengembangan
rancangan diharapkan saran, diantaranya :
1. Untuk bisa dilakukan pada keseluruhan karyawan, maka diperlukan
masukkan tentang kriteria-kriteria yang diperlukan untuk bisa
dikembangkan.
111
2. Dalam proses perancangan Sistem Pendukung Keputusan ini dirancang
sangat sederhana, olehnya itu dalam penerapannya dimungkinkan saran
untuk bisa disederhanakan lagi, agar semua pengguna dapat lebih familiar
dalam menjalankan aplikasi sesuai kebutuhan pengguna khususnya dan
Perusahaan pada umumnya.