skripsi oleh diamitra darius - scholar.unand.ac.idscholar.unand.ac.id/12659/8/5. tugas akhir...

90
ANALISIS USAHATANI SAYURAN POLIKULTUR PADA KELOMPOK TANI MUSTANG JAYA KECAMATAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU SKRIPSI Oleh DIAMITRA DARIUS 1010222002 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2016

Upload: lamliem

Post on 05-May-2018

252 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS USAHATANI SAYURAN POLIKULTUR

    PADA KELOMPOK TANI MUSTANG JAYA

    KECAMATAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU

    SKRIPSI

    Oleh

    DIAMITRA DARIUS

    1010222002

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS ANDALAS

    PADANG

    2016

  • ANALISIS USAHATANI SAYURAN POLIKULTUR

    PADA KELOMPOK TANI MUSTANG JAYA

    KECAMATAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU

    OLEH

    DIAMITRA DARIUS

    1010222002

    SKRIPSI

    Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Pertanian

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS ANDALAS

    PADANG

    2016

  • HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Saya mahasiswa/dosen/tenaga kependidikan* Universitas Andalas yang bertanda tangan di

    bawah ini:

    Nama lengkap : Diamitra Darius

    No. BP/NIM/NIDN : 1010222002

    Program Studi : Agbisnis

    Fakultas : Pertanian

    Jenis Tugas Akhir : Skripsi

    demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas

    Andalas hak atas publikasi online Tugas Akhir saya yang berjudul:

    Analisis Usahatani Sayuran Polikultur pada Kelompok Tani Mustang Jaya di Kecamatan

    Marpoyan Damai Kota Pekanbaru

    beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Universitas Andalas juga berhak untuk

    menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola, merawat, dan mempublikasikan karya

    saya tersebut di atas selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan

    sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di Padang

    Pada tanggal 26 July 2016

    Yang menyatakan,

    (Diamitra Darius)

  • KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah puji dan rasa syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT

    yang telah memberikan nikmat iman dan nikmat Islam sehingga dengan izin-Nya

    penulis telah dapa tmenyelesaikan skripsi ini yang berjudul Analisis Usahatani

    Sayuran Polikultur Pada Kelompok Tani Mustang Jaya Kecamatan

    Marpoyan Damai Kota Pekanbaru

    Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang setulusnya

    kepada Bapak Ir. M. Refdinal, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Bapak

    Muhammad Hendri, SP, MM selaku dosen pembimbing II atas semua arahan dan

    bimbingan yang telah diberikan dalam penyelesaian pembuatan skripsi ini. Tak

    lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Ir. Faidil Tanjung,

    MSi, Ibu Ir. Dwi Evaliza,M.Si dan Ibu Yusmarni, SP, M.Sc yang telah banyak

    membantu dalam penyempurnaan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis

    sampaikan kepada Dekan Fakultas Pertanian Prof. Ir. H. Ardi, M.Sc, Ketua

    Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, seluruh dosen, karyawan Fakultas Pertanian

    atas segala bantuan yang penulis terima dalam penyelesaian skripsi ini.

    Teristimewa ucapan terimakasih untuk orang tua yang telah member semangat

    dan motivasi kepada penulis.

    Tidak lupa pula ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak-

    Bapak di Kelompok Tani Mustang Jaya, Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu di Dinas

    Pertanian Kota Pekanbaru. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada teman-

    teman dan semua pihak yang telah banyak membantu dan memberikan saran serta

    masukan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

    skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

    karena itu saran dan kritikan yang bersifat membangun diterima dengan senang

    hati. Terlepas dari segala kekurangan tersebut, penulis berharap semoga tulisan ini

    bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu

    pertanian khususnya untuk masa yang akan datang.

    Padang, April 2016

    D.D

  • ......Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang

    yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

    (QS, Al Mujadallah:11).....

    Kupersembahkan hasil karya ini untuk orang-orang tercinta dan terkasih,

    teristimewa untuk Papa Ir. Fenni Darius dan Mama Yetti Marni terimakasih untuk

    segala perjuangan, pergorbanan, kesabaran, dorongan dan doa yang tiada hentinya

    untuk diriku. Terimakaih atas semua yang telah diberikan kepadaku demi sebuah

    harapan yang menjadikan diriku sebagai seorang sarjana. Berikan aku waktu untuk

    membalas semua yang telah diberikan kepadaku. Aku persembahkan semua hayatku

    untuk membahagiakan papa dan mama.

    Kepada Adik-Adikku Randy F Darius dan Ridovan Darius terima kasih tiada tara atas segala

    support yang telah diberikan selama ini dansemoga Adik-adikku tercinta dapat mengapaikan

    keberhasilan juga di kemudian hari.Kepada teman-teman seperjuangan khususnya rekan-

    rekan AGB10.Yang tak bisa tersebutkan namanya satu persatu terima kasih yang tiada tara

    ku ucapakan.

    Dan terakhir terimakasih banyak kepada Senior dan Junior Agribisnis yang telah setia

    dengan sabar menemani dan menyemangati baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

    melakukan penelitian sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

    Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya

    persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi. Dan

    semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan

    di masa yang akan datang, Aamiinnn.

  • ANALISIS USAHATANI SAYURAN POLIKULTUR

    PADA KELOMPOK TANI MUSTANG JAYA

    KECAMATAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU

    ABSTRAK

    Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi

    pembangunan suatu negara, terutama pada negara berkembang seperti di

    Indonesia. Salah satu kegiatan dibidang pertanian yang memberikan kontribusi

    adalah usahatani hortikultura. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan budidaya

    dan pola tanam sayuran polikultur serta menganalisis jumlah pendapatan dan

    keuntungan usahatani sayuran petani pada Kelompok Tani Mustang Jaya

    Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru. Peneletian ini menggunakan

    metode studi kasus. Metode pengambilan responden pada usahatani sayuran

    polikultur yaitu secara sensus, berjumlah 28 orang yang menanam 4 komoditi

    sayuran secara polikultur. Hasil dari penelitian menunjukkan kultur teknis relative

    sama, namun yang membedakan hanya pada umur panen masing-masing sayuran.

    Jenis polikultur yang digunakan yaitu polikultur tumpang gilir dengan menanam

    lebih dari satu jenis sayuran dilahan yang sama untuk memperoleh lebih dari satu

    hasil panen agar memaksimalkan produksi dan keuntungan. Untuk rata-rata

    pendapatan dan keuntungan yang diperoleh petani selama 1 tahun yaitu Rp.

    69,662,782.67/luas Lahan/tahun rata-rata pendapatan dan Rp. 50,806,906.52/Luas

    Lahan/tahun rata-rata keuntungan. Sedangkan per hektarnya pendapatan sebesar

    Rp. 447,241,241.09/tahun dan Keuntungan Rp. 319,784,732.57/tahun. Namun,

    lebih disarankan sebaiknya dalam melakukan usahatani sayur sawi, kangkung,

    bayam dan selada secara polikultur, petani harus memperhatikan dan melakukan

    pemeliharaan yang intesif sehingga hasil yang didapat bias lebih optimal.

    Disarankan kepada Balai Penelitian Tanaman Sayuran agar membuat petunjuk

    teknis tentang pola polikultu rsayuran, agar petani melakukan usahatani

    berdasarkan panduan yang benar.

    Kata Kunci :usahatani, polikultur, budidaya, pendapatan, keuntungan

  • ANALYSIS OF POLYCULTURE VEGETABLES FARMING

    SYSTEM AT MUSTANG JAYA FARMERS GROUP IN

    MARPOYAN DAMAI SUBDISTRICT, PEKANBARU CITY

    ABSTRACT

    Agricultural sector had an important role in influencing the development

    of a country, especially in developing countries like Indonesia. One of contributed

    agricultural subsectors was horticulture farming. This study aimed at describing

    the cultivation and cropping pattern of polyculture vegetables farming system, and

    analyzing the revenue and profit of vegetable farmingat Mustang Jaya Farmers

    Group in Marpoyan Damai subdistrict, Pekanbaru City. This study used case

    study method. Census method was employed to draw respondents since this study

    interviewed all 28 member farmers who practiced polyculture to grow 4 kinds of

    vegetable commodities. Results of the study showed that the cultivation technique

    was relatively same, and the difference was only in the harvest of vegetables. The

    type of polyculture used was relay cropping that was planting more than one type

    of vegetables in the same land for obtaining more than one harvest in order to

    maximize production and profit. The average annual income and profits earned by

    farmers consecutively was Rp. 69,662,782.67/land area and Rp.

    50,806,906.52/land area. Meanwhile, annual income and profit per hectare

    consecutively was Rp. 447,241,241.09 and Rp. 319,784,732.57. However, it was

    suggested to farmers growing mustard, kale, spinach and lettuce in a polyculture

    system to pay more attention on intensive maintenance in order of obtaining

    optimal production. It was also recommended to Indonesian Vegetable Research

    Institute to provide technical guidelines on polyculture farming system for

    vegetables as a manual for farmers.

    Keywords: farming, polyculture, cultivation, revenue, profit

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ................................................................................. vii

    DAFTAR ISI ............................................................................................... viii

    DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii

    ABSTRAK ................................................................................................... xvii

    ABSTRACT ................................................................................................ xviii

    BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

    A. Latar Belakang ................................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................................... 3

    C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5

    D. Manfaat Peneltian............................................................................... 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 7

    A. Pola Tanam Polikultur ..................................................................... 7

    B. Tanaman Kangkung ........................................................................ 9

    C. Tanaman Bayam ............................................................................. 13

    D. Tanaman Sawi ................................................................................. 15

    E. Tanaman Selada .............................................................................. 17

    F. Konsep Usahatani............................................................................ 19

    G. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 21

    BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 24

    A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 24

    B. Metode Penelitian............................................................................ 24

    C. Metode Pengambilan Responden ..................................................... 24

    D. Metode Pengumpulan Data.............................................................. 25

    E. Variabel yang Diamati ..................................................................... 25

    F. Analisis Data ................................................................................... 27

    BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 29

    A. Gambaran Umum Daerah Penelitian................................................ 29

    B. Pelaksanaan Budidaya dan Pola Polikultur Usahatani Sayuran Sawi,

  • Kangkung, Bayam, danSelada ......................................................... 37

    C. Sarana Produksi............................................................................... 51

    D. Analisis Usahatani .......................................................................... 59

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 70

    A. Kesimpulan ..................................................................................... 70

    B. Saran ............................................................................................... 71

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 72

    LAMPIRAN ................................................................................................ 74

  • DAFTAR TABEL

    Halaman

    1. Kandungan Gizi Kangkung dalam Setiap 100 gram Bahan (Segar) 12

    2. Luas Wilayah MenurutJenisPenggunaan Tanah di Kecamatan Marpoyan Damai Tahun 2013 (Ha) 29

    3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Marpoyan Damai Tahun 2013 30

    4. Penduduk 15 TahunkeAtas yang BekerjaMenurutLapanganPekerjaan di KecamatanMarpoyanDamai 30

    5. Identitas Petani Sayur yang Mengusahakan Sawi, Kangkung, Bayam dan Selada Secara Polikultur di Kelompok Tani Mustang Tahun 2014 35

    6. Jumlah Petani yang Melakukan Persemaian Dengan yang Tidak Melakukan Persemaian pada Usahatani Sayuran Polikultur di

    Kelompok Tani Mustang Jaya Tahun 2014 38

    7. Jumlah Petani yang Menggunakan Jarak Tanam dan yang Tidak Menggunakan Jarak Tanam pada Usahatani Sayuran Polikultur di

    Kelompok Tani Mustang Jaya Tahun 2014 39

    8. Banyak Pemupukan Susulan yang Dilaksanakan pada Usahatani Sayuran Polikultur pada Tahun 2014 di Kelompok Tani Mustang Jaya 40

    9. Banyak Penyiangan yang Dilaksanakan pada Usahatani Sayuran Polikultur pada Tahun 2014 di Kelompok Tani Mustang Jaya 41

    10. Banyak Penyiraman yang Dilaksanakan pada Usahatani Sayuran Polikultur pada Tahun 2014 di Kelompok Tani Mustang Jaya 41

    11. Banyak Petani yang Melakukan Penanaman Sayur Sawi pada Musim Tanam 1-12 di Kelompok Tani Mustang Jaya 44

    12. Banyak Petani yang Melakukan Penanaman Sayur Kangkung pada Musim Tanam 1-12 di Kelompok Tani Mustang Jaya 46

    13. Banyak Petani yang Melakukan Penanaman Sayur Bayam pada Musim Tanam 1-12 di Kelompok Tani Mustang Jaya 48

    14. Banyak Petani yang Melakukan Penanaman Sayur Selada pada Musim Tanam 1-12 di Kelompok Tani Mustang Jaya 50

  • 15. Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi Pupuk pada Usahatani Sayuran Polikultur Sawi, Kangkung, Bayam dan Selada pada Tahun 2014 53

    16. Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi Pestisida pada Usahatani Sayuran Polikultur Sawi, Kangkung, Bayam dan Selada pada Tahun

    2014 55

    17. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Sayuran Polikultur Sawi, Kangkung, Bayam dan Selada pada Tahun 2014 57

    18. Rata-rata Penyusutan Alat pada Usahatani Sayuran Polikultur Sawi, Kangkung, Bayam dan Selada pada Tahun 2014 58

    19. Rata-rata Hasil Produksi pada Usahatani Sayuran Polikultur Sawi, Kangkung, Bayam dan Selada pada Tahun 2014 di Kelompok Tani

    Mustang 60

    20. Rata-rata Harga yang Diterima Petani Responden pada Usahatani Sayuran Polikultur Sawi, Kangkung, Bayam dan Selada pada Tahun

    2014 di Kelompok Tani Mustang 61

    21. Rata-rata Penerimaan Petani yang Melakukan Usahantani Sayur Sawi, Kangkung, Bayam dan Selada Secara Polikultur pada Tahun 2014 di

    Kelompok Tani Mustang Jaya 62

    22. Rata-rata Biaya yang Dibayarkan per Luas Lahan pada Usahatani Sayuran Polikultur Tahun 2014 di Kelompok Tani Mustang 65

    23. Rata-rata Biaya yangDiperhitungkan per Luas Lahan pada Usahatani Sayuran Polikultur Tahun 2014 di Kelompok Tani Mustang 66

    24. Rata-rata Pendapatan dan Keuntungan per Luas Lahan pada Usahatani Sayuran Polikultur Tahun 2014 di Kelompok Tani Mustang 68

  • DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    1. Struktur Kelompok Tani Mustang Jaya 33

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    1. Produksi Tanaman Semusim Provinsi Riau tahun 2011-2012 74

    2. Produksi Tanaman Sayuran Semusim Kota Pekanbaru tahun 2012 75

    3. Sketsa Lahan Seluas 4.4 Ha pada Kelompok Tani Mustang Jaya 76

    4. Perkembangan Rata-rata Harga Sayuran di Kelompok Tani Mustang Jaya Musim Tanam 1-12 Tahun 2014 77

    5. Luas Tanam/Penggunaan Lahan Pertanian Untuk Komoditi Sayuran di Kota Pekanbaru 78

    6. Data Kelompok Tani untuk Komoditi Sayuran Di Kecamatan Marpoyan Damai 79

    7. Identitas Petani Responden Pada Usahatani Sayuran Polikultur Sawi, Kangkung, Bayam dan Selada di Kecamatan Marpoyan Damai 80

    8. Jumlah Pemakaian Pupuk Per Luas Lahan Pada Usahatani Sawi Musim Tanam 1-12 81

    9. Jumlah Pemakaian Pupuk Per Luas Lahan Pada Usahatani Kangkung Musim Tanam 1-12 84

    10. Jumlah Pemakaian Pupuk Per Luas Lahan Pada Usahatani Bayam Musim Tanam 1-12 87

    11. Jumlah Pemakaian Pupuk Per Luas Lahan Pada Usahatani Selada Musim Tanam 1-12 90

    12. Jumlah Pemakaian Pestisida Per Luas Lahan Pada Usahatani Sawi Musim Tanam 1-12 93

    13. Jumlah Pemakaian Pestisida Per Luas Lahan Pada Usahatani Kangkung Musim Tanam 1-12 96

    14. Jumlah Pemakaian Pestisida Per Luas Lahan Pada Usahatani Bayam Musim Tanam 1-12 99

    15. Jumlah Pemakaian Pestisida Per Luas Lahan Pada Usahatani Selada Musim Tanam 1-12 102

    16. Biaya Usahatani Sawi Musim Tanam 1-12 105

  • 17. Biaya Usahatani Kangkung Musim Tanam 1-12 109

    18. Biaya Usahatani Bayam Musim Tanam 1-12 113

    19. Biaya Usahatani Selada Musim Tanam 1-12 117

    20. Biaya Pupuk Yang Dibayarkan Per Luas Lahan pada Usahatani Sawi 121

    21. Biaya Pupuk Yang Dibayarkan Per Luas Lahan pada Usahatani Kangkung di Kelompok Tani Mustang Jaya 124

    22. Biaya Pupuk Yang Dibayarkan Per Luas Lahan pada Usahatani Bayam 127

    23. Biaya Pupuk Yang Dibayarkan Per Luas Lahan pada Usahatani Selada 130

    24. Biaya Pestisida Yang Dibayarkan Per Luas Lahan pada Usahatani Sawi di Kelompok Tani Mustang Jaya 133

    25. Biaya Pestisida Yang Dibayarkan Per Luas Lahan pada Usahatani Kangkung di Kelompok Tani Mustang Jaya 136

    26. Biaya Pestisida Yang Dibayarkan Per Luas Lahan pada Usahatani Bayam di Kelompok Tani Mustang Jaya 139

    27. Biaya Pestisida Yang Dibayarkan Per Luas Lahan pada Usahatani Selada di Kelompok Tani Mustang Jayau 142

    28. Pemakaian TKDK dan TKLK Usahatani Sayuran Polikultur pada Musim Tanam 1 145

    29. Pemakaian TKDK dan TKLK Usahatani Sayuran Polikultur pada Musim Tanam 2 148

    30. Pemakaian TKDK dan TKLK Usahatani Sayuran Polikultur pada Musim Tanam 3 151

    31. Pemakaian TKDK dan TKLK Usahatani Sayuran Polikultur pada Musim Tanam 4 154

    32. Pemakaian TKDK dan TKLK Usahatani Sayuran Polikultur pada Musim Tanam 5 157

    33. Pemakaian TKDK dan TKLK Usahatani Sayuran Polikultur pada Musim Tanam 6 160

    34. Pemakaian TKDK dan TKLK Usahatani Sayuran Polikultur pada Musim Tanam 7 163

  • 35. Pemakaian TKDK dan TKLK Usahatani Sayuran Polikultur pada Musim Tanam 8 166

    36. Pemakaian TKDK dan TKLK Usahatani Sayuran Polikultur pada Musim Tanam 9 169

    37. Pemakaian TKDK dan TKLK Usahatani Sayuran Polikultur pada Musim Tanam 10 172

    38. Pemakaian TKDK dan TKLK Usahatani Sayuran Polikultur pada Musim Tanam 11 175

    39. Pemakaian TKDK dan TKLK Usahatani Sayuran Polikultur pada Musim Tanam 12 178

    40. Biaya Pemakaian TKDK dan TKLK pada Tahun 2014 pada Usahatani Sayuran Polikultur Sawi, Kangkung, Bayam, dan Selada 181

    41. Biaya Penyusutan Alat pada Usahatani Sayuran Polikultur Sawi, Kangkung, Bayam dan Selada di Kelompok Tani Mustang Jaya 182

    42. Jumlah Produksi Usahatani Sawi pada Tahun 2014 di Kelompok Tani Mustang Jaya 185

    43. Jumlah Produksi Usahatani Kangkung pada Tahun 2014 di Kelompok Tani Mustang Jaya 188

    44. Jumlah Produksi Usahatani Bayam pada Tahun 2014 di Kelompok Tani Mustang Jaya 191

    45. Jumlah Produksi Usahatani Selada pada Tahun 2014 di Kelompok Tani Mustang Jaya 194

    46. Fluktuasi Harga Sawi padaMusimTanam 1-12 Tahun 2014 196

    47. Fluktuasi Harga Kangkung pada Musim Tanam 1-12 Tahun 2014 199

    48. Fluktuasi Harga Bayam pada Musim Tanam 1-12 Tahun 2014 202

    49. Fluktuasi Harga Selada pada Musim Tanam 1-12 Tahun 2014 205

    50. Penerimaan Usahatani Sawi pada Musim Tanam 1-12 Tahun 2014 207

    51. Penerimaan Usahatani Kangkung pada Musim Tanam 1-12 Tahun 2014 210

    52. Penerimaan Usahatani Bayam pada Musim Tanam 1-12 Tahun 2014 213

  • 53. Penerimaan Usahatani Selada pada Musim Tanam 1-12 Tahun 2014 216

    54. Biaya yang Dibayarkan pada Usahatani Sayuran Polikultur Sawi, Kangkung, Bayam dan Selada pada Tahun 2014 di Kelompok Tani

    Mustang Jaya 218

    55. Biaya yang Diperhitungkan pada Usahatani Sayuran Polikultur Sawi, Kangkung, Bayam dan Selada pada Tahun 2014 di Kelompok Tani

    Mustang Jaya 219

    56. Bunga Modal pada Usahatani Sayuran Polikultur Sawi, Kangkung, Bayam dan Selada pada Tahun 2014 di Kelompok Tani Mustang Jaya 220

    57. Pendapatan dan Keuntungan Per Luas Lahan dan Per Hektar pada Usahatani Sayuran Polikultur Sawi, Kangkung, Bayam dan Selada

    Tahun 2014 221

    58. Pola Tanam Sayuran Polikultur Sawi, Kangkung, Bayam, dan Selada pada Kelompok Tani Mustang Jaya Tahun 2014 223

  • BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam

    mempengaruhi pembangunan suatu negara, terutama pada negara berkembang

    seperti di Indonesia. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor seperti: (1) sektor

    pertanian merupakan sumber persediaan bahan baku yang dibutuhkan oleh suatu

    negara, (2) kebutuhan yang meningkat akibat pendapatan meningkat, (3) adanya

    keharusan menyediakan bahan-bahan yang dapat mendukung sektor lain terutama

    industri, (4) sektor pertanian merupakan jembatan untuk menghubungkan pasar

    yang dapat menciptakan pengaruh yang menyebar (spread-effect) dalam proses

    pembangunan dan, (5) sektor pertanian merupakan sumber pendapatan

    masyarakat di negara berkembang yang hidup di pedesaan (Mardikanto, 2007: 3).

    Salah satu kegiatan dibidang pertanian yang memberikan kontribusi

    adalah usahatani hortikultura. Hortikultura adalah salah satu sumber pertumbuhan

    baru pertanian yang sangat diharapkan peranannya dalam menunjang

    pembangunan ekonomi nasional. Pada saat ini tanaman hortikultura (tanaman

    buah-buahan, sayur-sayuran, dan bunga-bungaan) mendapatkan perhatian besar

    dari pemerintah, karena tanaman hortikultura telah terbukti sebagai komoditi yang

    dapat dipakai untuk sumber pertumbuhan baru disektor pertanian

    (Soekartawi,1996: 3).

    Riau merupakan salah satu daerah penghasil tanaman hortikultura di

    Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik Riau (2013: 12-14), penentu komoditas

    unggulan untuk tanaman hortikultura khususnya sayuran di Provinsi Riau

    dilakukan berdasarkan besarnya produksi atau permintaan pasar. Provinsi Riau

    memiliki beberapa komoditas unggulan tanaman hortikultura semusim antara lain

    cabe, kacang panjang, terung, ketimun, kangkung, dan bayam. Pada tahun 2012

    produksi tanaman sayuran semusim di Provinsi Riau yang paling besar adalah

    komoditas cabe yaitu sebesar 15.906 ton, terung sebesar 13.8661 ton, disusul

    ketimun yang menghasilkan produksi sebesar 13.545 ton, kangkung sebesar

    12.556 ton, kacang panjang sebesar 11.573 ton dan bayam sebesar 7.804 ton.

    Dibandingkan dengan tahun 2011, produksi sayuran tahun 2012 mengalami

  • 2

    peningkatan cukup besar untuk komoditas cabe, kangkung dan bayam (Lampiran

    1).

    Pengembangan hortikultura juga merupakan salah satu upaya untuk

    meningkatkan keberhasilan penganekaragaman produk pertanian. Pada akhirnya

    menambah pangsa pasar dan daya saing, sehingga dapat lebih menguntungkan

    bagi para pelaku agribisnis skala kecil dan menengah, serta pelaku agribisnis pada

    umumnya (Dirjen Bina Produksi Hortikultura, Departemen Pertanian 2007).

    Salah satu pola tanam yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

    produksi tanaman hortikultura adalah dengan memilih sistem pola tanam yang

    tepat. Pola tanam polikultur merupakan pola tanam yang sering digunakan dalam

    usahatani sayuran. Menurut Divisi Bitra (2002), pola tanam polikultur ditujukan

    untuk meningkatkan kemampuan petani mengolah lahan secara objektif,

    meningkatkan penghasilan petani, dan mengembangkan sistem pertanian yang

    berkesinambungan untuk pembangunan pertanian.

    Agribisnis merupakan suatu konsep untuk dapat menelaah dan menjawab

    berbagai masalah tantangan dan kendala yang dihadapi pembangunan pertanian.

    Agribisnis yang struktural sebagai kumpulan unit usaha atau unit kegiatan dan

    lembaga lain yang melaksanakan fungsi-fungsi dari masing-masing sub-sistem

    agribisnis. Kelembagaan baik dalam arti kelompok tani, sebenarnya dapat

    berperan dalam pembangunan semua subsistem agribisnis. Tetapi, pembentukan

    dan pengembangan kelembagaan petani seringkali bukan tumbuh dari dalam

    (kebutuhan petani sendiri), tetapi hampir selalu tumbuh dari luar (kepentingan

    proyek-proyek pemerintah), yang tergantung pada ada tidaknya proyek dan tidak

    lestari (Mardikanto, 2007: 95-106).

    Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82/Permentan/OT.140/8 (2013: 7-

    10), kelompok tani merupakan kumpulan petani yang dibentuk atas dasar

    kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosio, ekonomi,

    sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan

    usahataninya. Kelompok tani juga tempat untuk memperkuat kerjasama baik antar

    petani maupun dengan pihak lain agar usahatani lebih efisien dan lebih mampu

    menghadapi gangguan dan hambatan serta lebih menguntungkan.

  • 3

    Pada dasarnya usahatani berkembang terus, dari awal hanya bertujuan

    menghasilkan bahan pangan untuk kebutuhan keluarga sehingga hanya

    merupakan usahatani swasembada atau subsistence. Oleh karena itu sistem

    pengelolaan yang lebih baik maka dihasilkan produk berlebih dan dapat

    dipasarkan sehingga bercorak usahatani swasembada keuangan. Pada akhirnya

    karena berorientasi pada pasar maka menjadi usahatani niaga (Surantiyah, 2001:

    11).

    Usahatani dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat

    mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (yang kuasai) sebaik-baiknya,

    dan dikatakan efesien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan

    keluaran (output) yang melebihi masukan (input). Penelitian tentang analisis

    usahatani ini penting dilakukan karena dapat menggambarkan apakah usahatani

    sayuran ini memberi keuntungan atau tidak, dengan cara membandingkan biaya

    dan penerimaan dalam suatu proses produksi. Selain itu, tujuan dari analisa

    usahatani ini adalah untuk memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan

    biaya serta mencari informasi tentang keragaman suatu usahatani yang dilihat dari

    berbagai aspek. Kajian berbagai aspek ini sangat penting karena setiap macam

    tipe usahatani pada setiap macam skala usaha serta lokasi tertentu berbeda satu

    sama lain, karena hal tersebut memang ada perbedaan dalam karakteristik yang

    dipunyai pada usahatani yang bersangkutan (Soekartawi, 1995: 1-2).

    B. Rumusan Masalah

    Di Provinsi Riau, Kota Pekanbaru terdapat delapan Kecamatan yang

    memproduksi komoditi sayuran yaitu, Kecamatan Tampan, Payung Sekaki, Bukit

    Raya, Marpoyan Damai, Tenayan Raya, Sail, Rumbai, dan Pesisir Rumbai.

    Berdasarkan data statistik Dinas Pertanian Kota Pekanbaru (2012: 16), maka

    dapat disimpulkan bahwa produksi komoditi khususnya sawi, kangkung, dan

    bayam yang tertinggi di daerah Pekanbaru terletak di Kecamatan Marpoyan

    Damai (Lampiran 2).

    Salah satu kelompok tani yang mengusahakan usahatani sayuran di

    kecamatan Marpoyan Damai adalah Kelompok Tani Mustang Jaya. Kelompok

    Tani Mustang Jaya ini memiliki anggota sebanyak 28 orang yang memiliki mata

    pencaharian utama sebagai petani.

  • 4

    Kelompok Tani Mustang Jaya di Kecamatan Marpoyan Damai merupakan

    petani yang melakukan usahatani di lahan milik Lanud (Landasan Angkatan

    Udara). Selama ini mereka bertani dengan memanfaatkan lahan milik Lanud yang

    memiliki total luas lahan sebesar 4.4 Ha yang dibagi menjadi 20 petakan yang

    rata-ratanya memiliki luas sebesar 0.22 Ha. Sesuai ketentuan yang ditetapkan

    dari awal oleh Kelompok Tani Mustang Jaya 1 petakan dimiliki oleh 1-2 petani.

    Petani mengolah lahan sesuai dengan kepemilikan yang telah ditetapkan diawal

    dan hasil panen yang diperoleh sesuai dengan lahan yang dimiliki petani dengan

    perjanjian bahwa petani membayar pajak pemakaian yaitu Rp 300.000,- per

    petakan setiap bulan (Lampiran 3).

    Awal mula terbentuk Kelompok Tani Mustang Jaya dimulai dengan

    adanya kerjasama antara perusahaan Singapura dengan Lanud dan Dinas

    Pertanian Kota Pekanbaru untuk menggarap lahan komoditi sayur sawi untuk

    ekspor pada tahun 2001. Namun, kerjasama ekspor ini hanya bertahan selama satu

    tahun, hal itu disebabkan oleh banyaknya kriteria untuk sayur sawi ekspor yang

    tidak bisa dipenuhi oleh petani dan gagal panen yang sering terjadi. Faktor cuaca

    merupakan faktor terbesar yang menjadi faktor gagal panen sayur sawi ekspor.

    Seperti yang diketahui bahwa daerah penanaman yang cocok untuk

    dibudidayakan adalah pada ketinggian 5-1.200 m dpl. Namun biasanya tanaman

    sawi ini dibudidayakan pada daerah yang berketinggian 100 sampai 500 m dpl

    (Haryanto, dkk. 2002). Sedangkan berdasarkan Bappeda Kota Pekanbaru (2013),

    Kota Pekanbaru berada pada ketinggian berkisar 5-50 m dpl, termasuk daerah

    yang kurang cocok untuk budidaya sayur sawi. Selain faktor alam, faktor

    serangan hama juga merupakan salah satu faktor gagal panen yang dialami oleh

    petani.

    Setelah tahun 2003 petani hanya mengusahakan sayuran yang cocok

    diusahakan di Kota Pekanbaru dan hasilnya dijual di pasar-pasar lokal. Pada tahun

    2013 petani kembali mencoba untuk melakukan ekspor dengan harapan berhasil,

    akan tetapi masih tetap tidak berhasil. Maka dari itu, tahun 2014 sampai sekarang

    petani di Kelompok Tani Mustang Jaya hanya mengusahakan sayuran diantaranya

    sayur sawi, kangkung, bayam dan selada.

  • 5

    Sayuran salah satu komoditi yang berprospek cerah karena dibutuhkan

    sehari-hari dan permintaan cenderung meningkat. Usahatani sayuran tidak hanya

    dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga petani, melainkan untuk

    memenuhi permintaan pasar. Petani sayuran di Kelompok Tani Mustang Jaya

    menerapkan sistem usahatani polikultur. Sistem usahatani polikultur yaitu

    mengusahakan lebih dari satu jenis tanaman pada lahan yang sama selama satu

    tahun. Tiap petani memiliki pengaturan pola tanam polikultur yang berbeda.

    Usahatani sayuran merupakan usahatani yang memiliki banyak resiko dan

    kendala diantaranya kendala musim, sifat yang mudah rusak dan harga yang

    fluktuatif. Dapat diketahui tingkat harga sayuran pada Kelompok Tani Mustang

    Jaya yang berlaku sangat berfluaktif. Hal tersebut terjadi pada semua sayuran

    (Lampiran 4).

    Petani melakukan pengaturan pola tanam polikultur dalam usahatani untuk

    jenis sayuran yang akan diusahakan agar dapat meminimalkan berbagai resiko dan

    memaksimalkan hasil produksi. Untuk pemasaran hasil produksi sayuran saat ini

    yaitu di Pasar Labuh Baru dan Pasar Sigunggung Kota Pekanbaru.

    Berdasarkan keterangan diatas perlu adanya analisis yang menggambarkan

    kegiatan usahatani sayuran pada Kelompok Tani Mustang Jaya:

    1. Bagaimana budidaya dan pola tanam polikultur yang dilakukan pada

    Kelompok Tani Mustang Jaya Kecamatan Marpoyan Damai Kota

    Pekanbaru?

    2. Bagaimana pendapatan dan keuntungan usahatani sayuran yang dilakukan

    petani pada Kelompok Tani Mustang Jaya Kecamatan Marpoyan Damai Kota

    Pekanbaru?

    Maka penelitian ini mengkaji tentang Analisis Usahatani Sayuran

    Polikultur pada Kelompok Tani Mustang Jaya Kecamatan Marpoyan Damai

    Kota Pekanbaru.

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Mendeskripsikan budidaya dan pola tanam sayuran polikultur yang dilakukan

    pada Kelompok Tani Mustang Jaya Kecamatan Marpoyan Damai Kota

    Pekanbaru.

  • 6

    2. Menganalisis pendapatan dan keuntungan usahatani sayuran petani pada

    Kelompok Tani Mustang Jaya Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru.

    D. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya :

    1. Bahan masukan dan pertimbangan bagi petani/kelompok tani selaku unit

    pengambilan keputusan tentang usahatani sayuran yang efesien, sehingga

    dapat memberikan keuntungan yang optimal.

    2. Sarana dalam penerapan ilmu yang telah diperoleh selama bangku

    perkuliahan terhadap permasalahan yang timbul, khususnya pada usahatani

    sayuran.

    3. Tambahan informasi bagi pihak lain yang berkepentingan untuk peneliti

    selanjutnya.

  • 7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pola Tanam Polikultur

    Polikultur berasal dari kata poly dan culture. Poly berarti banyak dan

    culture berarti pengolahan. Jadi, pola tanam polikultur adalah penanaman lebih

    dari satu jenis tanaman pada suatu lahan pertanian dalam waktu satu tahun.

    Penanaman lebih dari satu jenis tanaman ini bisa dalam satu waktu atau juga bisa

    dalam beberapa waktu tetapi dalam satu tahun (Dalam Anindita, 2013: 5).

    1. Macam-Macam Pertanian Polikultur

    Dalam sistem polikultur, dikenal beberapa istilah yang pengertiannya

    hampir sama yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada lahan yang sama

    antara lain :

    a. Tumpang Gilir (multiple cropping) : menanam lebih dari satu jenis

    tanaman pada lahan yang sama, selama satu tahun untuk memperoleh

    lebih dari satu hasil panenan.

    b. Tanaman Pendamping (companion planting) : dalam satu bedeng ditanam

    lebih dari satu tanaman sebagai pendamping jenis tanaman lainnya.

    Tujuannya untuk saling melengkapi dalam kebutuhan fisik dan unsur hara,

    karena itu pemilihan tanaman perlu diperhatikan. Misalnya tanaman yang

    perakarannya dalam dapat mengurangi kepadatan tanah dan menambah

    kesuburan tanah dengan tambahnya bahan organik sehingga berguna bagi

    tanaman pendamping yang perakarannya dangkal. Tanaman kenikir sering

    dijadikan tanaman pendamping karena mempunyai akar yang

    mengeluarkan senyawa tiophen yang dapat mematikan nemattoda.

    c. Tanaman Campuran (mixed cropping) : menanam lebih dari satu jenis

    tanaman pada suatu lahan dan dalam waktu yang sama. Misalnya

    menanam tomat dan kubis dalam satu bedeng dapat mengurangi ngengat

    tritip yang merusak kubis, menolak ngengat betina Plutella xylostella (L)

    meletakkan telur pada tanaman kubis.

    d. Tumpangsari (intercropping dan interplanting) : menanam lebih dari satu

    jenis tanaman pada suatu lahan dan dalam waktu yang sama dengan

    barisan-barisan teratur misalnya jagung dan kedelai atau jagung dan

  • 8

    kacang tanah.

    e. Penanaman Lorong (alley cropping) : menanam tanaman yang berumur

    pendek, misalnya wortel, slada, terung, diantara larikan tanaman yang

    dapat tumbuh cepat dan tinggi serta berumur tahunan, misalnya turi,

    gamal, kaliandra, lamtoro, dan daun kupu-kupu. Keuntungan penanaman

    seperti ini akan meninggalkan nitrogen tanah, mengurangi gulma,

    mencegah erosi, meningkatkan penyerapan air tanah dan meningkatkan

    kelembaban tanah.

    f. Pergiliran Tanaman (rotasi tanaman) : menanam jenis tanaman yang tidak

    sefamili secara bergiliran (bergilir). Tujuan cara ini untuk memutus siklus

    hidup OPT. Contohnya kubis famili cruciferae-selada famili composidae-

    bawang merah famili aliaceae-wortel famili umbelliferae-terung famili

    solanaceae-kedele famili leguminaceae-jagung famili graminae-kangkung

    famili convolvulaceae-mentimun famili cucurbitaceae-okra famili

    malmavaceae (Divisi Pertanian Bitra, 2002: 20).

    Dalam penelitian ini, semua petani responden melakukan budidaya tanaman

    secara polikultur gilir dengan menanam lebih dari satu jenis sayuran dilahan yang

    sama untuk memperoleh lebih dari satu hasil panen agar memaksimalkan produksi

    dan keuntungan.

    2. Jenis Tanaman Untuk Polikultur

    Dalam sistem polikultur, pemilihan jenis tanaman menjadi sangat penting

    karena tanaman yang tidak sesuai dapat menyebabkan kerugian, misalnya

    tanaman akan berebut unsur hara, adanya tanaman lain akan mendatangkan hama

    dan penyakit baru, maupun pertumbuhan tanaman saling terhambat.

    Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam memilih jenis tanaman antara

    lain sebagai berikut

    a. Sosok tanaman dan kebutuhan sinar matahari

    Tanaman akan hidup baik bila mendapat sinar matahari. Namun,

    banyaknya sinar matahari untuk tiap tanaman berbeda. Umumnya, tanaman yang

    menghasilkan bunga atau buah membutuhkan sinar matahari penuh (tidak

    ternaungi), sedangkan tanaman yang menghasilkan daun masih dapat tumbuh

    dengan cahaya yang sedikit. Misalnya, buncis merambat dan kapri membutuhkan

  • 9

    sinar yang banyak, sedangkan selada dan seledri masih hidup di bawah naungan.

    Dengan demikian, selada atau seledri dapat ditanam diantaran tanaman buncis,

    merambat atau kapri.

    b. Kebutuhan unsur hara

    Berdasarkan kebutuhan unsur hara, tanaman dapat dikelompokkan menjadi

    tiga sebagai berikut :

    1. Tanaman yang memerlukan unsur hara nitrogen lebih banyak disebut

    heavy feeders. Misalnya, kubis, selada, bayam, jagung, dan labu.

    2. Tanaman yang memerlukan unsur hara nitrogen lebih sedikit daripada

    kalium, disebut light feeders. Yang masuk kelompok ini umumnya

    tanaman penghasil umbi seperti bawang merah, lobak, ubi kayu, wortel

    dan ubi jalar.

    3. Tanaman penghasil nitrogen atau tanaman yang dapat mengikat nitrogen

    dari udara dengan bantuan bakteri Rhizobium, disebut soil builders.

    Tanaman yang termasuk kelompok ini yaitu tanaman dalam keluarga

    Legaminoseae, misalnya kacang tanah, kedelai, buncis, kacang hijau dan

    kara. Dengan menggabungkan ketiga kelompok tanaman tersebut, dapat

    diperoleh hasil yang tinggi karena antar-tanaman tidak terjadi perebutan

    unsur hara.

    c. Sistem perakaran

    Sistem perakaran setiap tanaman yang berbeda, ada yang dalam, dangkal

    dan melebar, rimbun dan sebagainya. Sistem perakaran ini penting untuk

    menentukan jarak tanam dan memilih jenis tanaman. Tanaman yang dipilih

    sebaiknya yang mempunyai perakaran yang berbeda bila akan ditanam

    berdekatan. Misalnya, wortel dan bawang merah, buncis dan selada, kedelai dan

    daun bawang, cabai dan daun bawang (Divisi Pertanian Bitra, 2002: 32).

    B. Tanaman Kangkung

    1. Morfologi Tanaman Kangkung

    Kedudukan tanaman kangkung dalam tatanama (sistematika) tumbuhan

    diklasifikasikan ke dalam:

    Divisio : Spermathophyta

    Sub-divisio : Angiospermae

  • 10

    Kelas : Dicotyledoneae

    Famili : Convolvulaceae

    Genus : Ipomoea

    Spesies : Ipomoea aquatica Forsk (kangkung air), I. Reptans

    Poir (kangkung darat).

    (Rukmana, 1994)

    Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu

    tahun. Batang tanaman berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, banyak

    mengandung air (herbaceous), dan berlubang-lubang. Batang tanaman kangkung

    tumbuh merambat atau menjalar dan percabangannya banyak. Tanaman kangkung

    memiliki perakaran tunggang dan cabang-cabang akarnya menyebar ke semua

    arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60-100 cm, dan melebar secara

    mendatar pada radius 100-150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air.

    Tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan diketiak daunnya terdapat mata

    tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya

    seperti jantung-hati, ujung daun runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah

    atas berwarna hijau-tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau-muda.

    Selama fase pertumbuhannya, tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan

    berbiji, terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga seperti terompet dan daun

    mahkota bunga berwarna putih atau merah-lembayung. Buah kangkung berbentuk

    bulat-telur yang didalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk biji kangkung bersegi-

    segi atau agak bulat, berwarna coklat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji

    berkeping dua. Pada jenis kangkung darat, biji kangkung berfungsi sebagai alat

    perbanyakan tanaman secara generatif (Rukmana, 1994).

    Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil

    dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama

    Latin Ipomoea reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung Darat yang

    disebut Kangkung Cina dan Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah,

    rawa atau parit-parit.

  • 11

    Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air adalah

    i. Warna bunga

    Kangkung air berbunga putih kemerah-merahan, sedangkan kangkung

    darat bunga putih bersih.

    ii. Bentuk daun dan batang

    Kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar dari pada kangkung

    darat.

    iii. Warna batang berbeda

    Kangkung air berbatang hijau, sedangkan kangkung darat putih kehijau-

    hijauan (Susila, 2006).

    2. Syarat Tumbuh

    a. Syarat Iklim

    Kangkung merupkan tanaman menjalar yang mudah beradaptasi dengan

    kondisi lingkungan didaerah tropis, baik iklim maupun keadaan tanah. Tanaman

    ini dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik didataran tinggi maupun dataran

    rendah sampai 2000 meter dpl (diatas permukaan laut) (Haryoto, 2009).

    Lokasi penanaman tanaman ini diutamakan pada lahan terbuka atau

    mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi),

    tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) namun kurus-kurus

    (Rukmana, 1994).

    b. Syarat Tanah

    Prasyarat tanah yang paling ideal untuk tanaman kangkung sangat

    tergantung pada jenis atau varietasnya, yakni:

    i. Kangkung air membutuhkan tanah yang banyak mengandung air dan

    lumpur, misalnya di rawa-rawa, persawahan atau dikolam-kolam. Pada

    tanah yang kurang air (kekeringan), tanaman kangkung air

    pertumbuhannya akan kerdil, lambat, dan rasanya menjadi liat (kelat).

    ii. Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur, banyak

    mengandung bahan organik, dan tidak muah menggenang (becek). Pada

    tanah yang becek, akar-akar dan batang tanaman kangkung darat akan

    membusuk atau mati (Rukmana, 1994).

  • 12

    3. Kandungan dan Manfaat Kangkung

    Tanaman yang berasal dari india ini , secara farmakologis berperan

    sebagai anti racun (antitoksik), antiradang, peluruh kencing (diuretic),

    menghentikan pendarahan (hemostatik), dan sedatif atau obat tidur .Kangkung

    darat merupakan salah satu varietas kangkung yang mulai dikenal masyarakat

    belakangan ini. Berbeda dengan kangkung air (atau kangkung merah), kangkung

    darat tidak dapat tumbuh di lahan tergenang air. Selain itu bentuk fisik daun dan

    bunga kangkung darat berbeda dengan kangkung air. Kangkung darat biasa dijual

    bersama dengan akarnya, meski sebenarnya dapat juga dipanen dengan cara

    memotong bagian batangnya berulangkali. Meskipun harganya murah, kangkung

    memiliki kandungan gizi yang tinggi seperti yang terlihat pada Tabel 1.

    Tabel 1. Kandungan Gizi Kangkung dalam setiap 100 gram Bahan (segar)

    Komposisi Gizi Kangkung Darat Kangkung Air

    Air 90 % 85 %

    Kalori 30 cal 44 cal

    Protein 2,7 gr 3,6 gr

    Lemak 0,4 gr 0,4 gr

    Karbohidrat 6 gr 9 gr

    Serat 1,1 gr 1,9 gr

    Kalsium 60 mg 180 mg

    Fosfor 42 mg 42 mg

    Zat Besi 2,5 mg 5,4 mg

    Kroten equiv 2865 g 1800 g

    Thiamine (B1) 0,09 mg 0,1 mg

    Riboflavin (B2) 0,16 mg 0,3 mg

    Niacin 1,1 mg 1,3 mg

    Ascorbid acid (C) 47 mg 100 mg

    Sumber : Nazaruddin 1993

    Dari tabel terlihat bahwa kandungan air kangkung darat lebih banyak

    daripada kangkung air. Hal ini disebabkan kangkung air menyimpan cadangan

    airnya lebih banyak daripada kangkung air. Kangkung darat juga mengandung

    lebih banyak beta karoten daripada kangkung air. Dengan demikian dapat diambil

    kesimpulan bahwa dalam memilih varietas kangkung sebaiknya memperhatikan

    kandungan gizi kangkung.

  • 13

    C. Tanaman Bayam

    1. Gambaran Umum

    Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah

    Amaranthus sp. Tanaman bayam berasal dari daerah Amerika tropik. Tanaman

    bayam pada awalnya dikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam perkembangan

    selanjutnya, tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein,

    terutama untuk negara-negara berkembang. Diduga tanaman bayam masuk ke

    Indonesia pada abad ke-XIX ketika lalu lintas perdagangan orang luar negri

    masuk kewilayah Indonesia.

    Klasifikasi Ilmiah

    Kerajaan : Plantae

    Divisi : Magnoliophyta

    Kelas : Magoliopsida

    Ordo : Caryophyllales

    Family : Amaranthaceae

    Genus : Amaranthus

    Tanaman Amaranthus atau bayam memiliki ciri berdaun tunggal, ujungnya

    meruncing, lunak, dan lebar. Batangnya lunak dan berdaun hijau keputih-putihan,

    hijau kemerah-merahan atau hijau. Bunga ukurannya kecil muncul dari ketiak

    daun dan ujung batang pada rangkaian tandan. Buahnya tidak berdaging tetapi

    bijinya banyak. Tanaman ini berakar tunggang (Sunarjono, 2010).

    Bayam ada yang dibudidayakan dan ada yang tidak dibudidayakan. Bayam

    yang liar dan tidak dibudidayakan ada dua jenis yaitu bayam tanah (Amarantthus

    bilithum) dan bayam berduri (Amatanthus spinoma). Bayam tersebut dapat

    dimakan walaupun agak keras dan pahit. Batangnya agak kemerah-merahan.

    Sementara bayam yang diusahakan atau dibudidayakan umumnya berbiji hitam

    diantaranya yaitu:

    a. Bayam cabut

    Batang bayam cabut atau biasa disebut bayam sekul berwarna kemerah-

    merahan (bayam merah) dan hijau keputih-putihan (bayam putih). Bayam cabut

    berbunga pada ketiak daun. Jenis bayam ini biasa dijual dengan akarnya dalam

    bentuk ikatan sebesar 2 lingkaran jari.

  • 14

    b. Bayam tahun

    Bayam tahun yang biasa disebut bayam sekop atau bayam lalap ini

    berdaun lebar. Memiliki 2 varietas yaitu varietas caudatus dan paticulatus.

    Varietas caudatus berdaun agak panjang, berujung runcing dan berwarna hijau dan

    merah tua. Bunganya merangkai panjang di ujung-ujung batang. Varietas

    paticulatus memiliki dasar daun lebar dan berwarna hijau. Rangkaian bunganya

    panjang dan tersebar di ketiak daun atau cabang tetapi lebih teratur dibandingkan

    dengan caudatus (Rukmana, 1994).

    Bayam sesuai ditanam pada ketinggian +1.000 m,tetapi paling baik

    pertumbuhannya pada dataran rendah tropikas (Williams, Uzo, dan Peregrine,

    1993). Menurut Sugeng (1981), bayam dapat hidup dengan baik di dataran rendah

    maupun dataran tinggi dengan tempat yang tidak banyak terlindung oleh tanaman

    lain.

    2. Manfaat Bayam

    Bayam merupakan bahan sayuran daun bergizi tinggi dan digemari oleh

    semua lapisan masyarakat. Daun bayam dibuat berbagai sayur mayur, bahkan

    disajikan sebagai hidangan mewah. Di beberapa negara berkembang bayam

    dipromosikan sebagai sumber protein nabati, karena berfungsi ganda bagi

    pemenuhan kebutuhan gizi maupun pelayanan kesehatan masyarakat (Rukamana,

    1994).

    Bayam mengandung nutrisi yang banyak sehingga disebut sebagai king of

    vegetables. Byam mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalium, zat besi,

    amarantin, rutin, dan vitamin (A, B, dan C). Selain zat gizi makro seperti yang

    disebutkan diatas, didalam sayuran hijau ini juga terkandung zat gizi mikro seperti

    kalsium, fosfor, dan zat besi. Bahkan, kandungan zat besinya dua kali lebih

    banyak dibandingkan dengan sayur jenis lain (Rahardi, 1993).

    Secara umum, bayam dapat meningkatkan kinerja ginjal dan melancarkan

    pencernaan. Daun bayam digunakan untuk membersihkan darah sehabis bersalin,

    memperkuat akar rambut serta mengobati tekanan darah rendah, kurang darah

    (anemia) dan gagal ginjal. Selain itu, sayur bayam memiliki khasiat untuk

    mencegah hilangnya penglihatan akibat usia menua (macular dgeneration),

    penyakit kanker, katarak, dan bayi lahir cacat. Bayam adalah sumber lutein dan

  • 15

    folate yang besar, yang membantu mencegah penyakit jantung dan bayi lahir

    cacat. Kandungan folic acid yang ada di bayam juga mampu melindungi otot

    jantung dari meningkatnya kadar glukosa yang mudah larut dan mengandung B9.

    Vitamin ini biasanya menjadi suplemen bagi wanita yang mengandung untuk

    melindungi bayi dari cacat pada bagian syaraf (Dalimartha, 2003).

    Manfaat bayam lainnya adalah mengurangi pembentukan batu empedu

    sebab bayam kaya akan magnesium selain ikan, kacang almon kering, alpukat,

    pisang dan kismis. Sayur bayam juga memberikan zat besi pencegah anemia

    namun zat besi di dalam bayam tidak mudah diserap (Dalimartha, 2003). Air sari

    bayam segar yang dicampur madu berkhasiat pula untuk pengobatan bronkhitis,

    anemia, dan demam. Untuk keperluan kecantikan, bayam pun dimanfaaatkan,

    misalnya untuk perawatan kulit muda, kulit kepala, dan rambut (Dalam John

    Heinermas Encyclopedia of Healing Juice disebutkan).

    D. Tanaman Sawi

    1. Gambaran umum

    Sawi merupakan tanaman semusim yang bentuknya hampir menyerupai

    Toi-sin. Bedanya ialah bahwa sawi berdaun lonjong halus, tidak memiliki bulu--

    bulu dan tidak berkrop.Sawi lebih banyak ditanam orang di pekarangan di dataran

    rendah, karena perawatannya lebih mudah. Hampir setiap orang gemar akan sawi,

    karena banyak mengandung vitamin A, vitamin B dan vitamin C (Mumandar,

    1977).

    Sawi dapat dengan mudah ditanam di mana saja, baik di dataran rendah

    maupun dataran tinggi. Akan tetapi yang terbanyak ditanam di dataran rendah.

    Syarat-syarat yang penting untul bertanam sawi, ialah tanahnya gembur, banyak

    mengandung humus (subur) dan keadaan pembuangan airnya baik. Derajat

    keasaman tanah (pH) antara 6-7. Waktu bertanam yang baik ialah pada akhir

    mjusim hujan. Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau

    asalkan diberi air secukupnya (Mumandar, 1977).

    2. Jenis jenisnya

    Sawi (Brassica juncea L. Coss) termasuk famili Crusiferae. Dari jenis ini

    ada 3 varitas :

  • 16

    a. Sawi putih atau yang disebut juga sawi jabung (Brassica juncea L. Var.

    Rugosa Roxb. & Prain). Sawi ini sangat digemari orang karena rasanya

    enak,daunnya halus.

    b. Sawi hijau,sawi ini tidak begitu disenangi orang, karena rasanya agak

    pahit.

    c. Sawi huma, sawi inipun enak rasanya, akan tetapi kurang enak jika

    dibandingkan dengan sawi putih. Sawi huma ini baik sekali ditanam di

    tempat-tempat yang agak kering atau di tegalan-tegalan (Mumandar,

    1977).

    3. Cara Menanam

    Sawi imi diperbanyak dengan biji, biji-biji itu perlu disemai terlebih dulu.

    Untuk menanami tanah seluas 1 Ha diperlukan +700 gram biji sawi. Menurut teori

    untuk 1 Ha hanya diperlukan 350 gram dengan daya kecambah 75%. Sambil

    menunggu bibitnya cukup umur, tanah yang ada akan ditanami dicangkul sedalam

    30 cm dan diberi pupuk kandang jadi sebanyak 10 ton tiap ha. Kemudian

    dibuatkan bedengan-bedengan yang lebarnya 1 meter (Mumandar, 1977).

    Setelah bibit berumur 3-4 minggu sejak saat disebar (kira-kira tanaman

    berdaun 4 helai), maka tanaman dapat dipindahkan ke bedengan-bedengan yang

    telah disiapkan dengan jarak tamam 30 cmdan jarak antara barisan tanaman 40

    cm. Dengan demikian tiap bedengan memuat 3 baris (Mumandar, 1977).

    Setelah tanaman berumur kira-kira 10 hari, maka pemberian pupuk buatan

    mulai dilakukan sebanyak 3 gram tiap tanaman, diberikan di sekeliling tiap

    tanaman sejauh +5 cm dari batangnya, hingga untuk tanaman 1 Ha, diperlukan 3

    kwintal pupuk Za atau 60 kg N. Pemupukan ini sebaiknya dilakukan bersama-

    sama dengan waktu menyiang (Mumandar, 1977).

    Hasilnya dapat dipanen setelah bermur 2 bulan. Panen dilakukan dengan

    mencabut tanaman atau memotong bagian batang di atas tanah. Akan tetapi ada

    pula yang melakukan panen hasil dengan memetik daunnya satu satu. Dengan

    cara terakhir ini dimaksudkan supaya tanaman tahan lama. Tanaman yang baik

    mengasilkan 100 kwintal/ha (Mumandar, 1977).

  • 17

    E. Tanaman Selada

    1. Gambaran umum

    Selada adalah tanaman setahun yang merupakan salah satu golongan

    tanaman yang penting. Daun-daunnya dapay berbentuk krop. Akan tetapi tanaman

    ini belum bisa dijadikan sebagai sayuran sehari hari. Tanaman ini dapat

    dianjurkan untuk ditanam di pekarangan karena dapat dengan mudah tumbuh baik

    di dataran rendah maupun dataran tinggi tanpa memerlukan perawatan yang

    khusus. Daun selada banyak mengadung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C

    (Mumandar, 1977).

    Di daerah pegunungan tanaman selada dapat membentuk krop yang besar.

    Akan tetapi sebaliknya, di dataran rendah tanaman ini hanya membentuk krop

    yang kecil dan tanaman cepat berbunga (Mumandar, 1977).

    Syarat-syarat yang penting untuk bertanam selada ialah : tanah subur,

    terurama tanah-tanah yang mengandung pasir atau lumpur. Suhu udara yang baik

    ialah 15-20 C dan derajat keasaman tanah (pH) adalah 5-6,5. Waktu menanam

    yang baik ialah pada akhir musim hujan. Walaupun demikian dapat pula ditanam

    pada musim kemarau asalkan diberi cukup air (Mumandar, 1977).

    2. Jenis-jenisnya

    Tanaman selada (Lactuca sativa L) adalah termasuk ke dalam famili

    Compositae. Bunganya berkumpul dalam tandan-tandan yang berbentuk sebuah

    susunan rangkaian. Jenis selada ini banyak sekali ragamnya, akan tetapi menurut

    garis besarnya dibagi menjadi 3 :

    a. Selada mentega atau selada telor. Jenis tanaman ini mempunyai krop yang

    bulat akan tetapi keropos. Rasanya lunak dan enak.

    b. Selada tutup. Jenis selada ini mempunyai krop yang bulat dan sedikit padat

    dan rasanya renyah.

    c. Selada potongan. Jenis selada ini mempunyai krop yang lonjong atau bulat

    panjang dan rasanya enak, hanya saja agak liat (Mumandar, 1977).

    3. Cara Menanam

    Selada diperbanyak dengan bijinya. Biji-biji selada itu kecil-kecil

    bentuknya lonjong dan pipih serta berbulu tajam. Biji-biji selada itu dapat ditanam

    langsung tanpa disemai terlebih dahulu. Caranya ialah : mula-mula tanah yang

  • 18

    akan ditanami dicangkul sedalam 20-30cm, kemudian diberi pupuk kandang yang

    telah jadi sebanyak 10ton setiap Ha (Mumandar, 1977).

    Setelah tanah diratakan, kemudian dibuatkan alur-alur dengan cangkul

    yang dimiringkan dengan jarak antara garitan 25 cm. Pencangkulan tanah tersebut

    tidak tertalu dalam, karena akar-akar selada banyak terkumpul di lapisan atas

    tanah, dan pencangkulan yang terlalu dalam dapat merugikan. Kemudian biji-biji

    selada itu ditaburkan tipis, merata di sepanjang garitan-garitan dan ditutup dengan

    tanah. Biji tumbuh setelah 5 hari. Untuk penanaman 1 ha diperlukan 400-600

    gram biji. Menurut teori untuk 1 Ha hanya diperlukan 250 gram biji dengan daya

    kecambah 75% (Mumandar, 1977).

    Setelah berumur kira kira 1 bulan, tanaman sebaiknya mulai di perjarang.

    Yang tumbuhnya kerdil dicabut dan yang subur ditinggalkan, hingga jarak antara

    tanaman menjadi 20 - 25 cm. Tanaman yang dicabut itu dapat dipindahkan ke

    tempat-tempat lain dengan dibubuhi sedikit kepalan-kepalan tanah pada akarnya,

    supaya tidak layu (Mumandar, 1977).

    Meskipun demikian sebaiknya biji selada itu disemaikan terlebih dahulu

    dalam tempat persemaian supaya dapat dijaga kelembabannya, hingga cepat dan

    baik tumbuhnya. Setelah berumur 1 bulan barulah tanaman dipindahkan ke kebun

    yang telah disipakan dengan jarak tanam 20 x 25 atau 25 x 25 cm. Kemudian

    setelah setengah bulan berada di kebun, tanaman itu mulai diberi pupuk ZA

    sebanyak +3 kwintal tiap ha atau + 2 gram tiap tanaman sejauh +5 cm dari

    batangnya (Mumandar, 1977).

    Selanjutnya yang perlu diperhatikan ialah cara menjaga tanaman dari

    serangan penyakit. Penyakit yang penting ialah penyakit busuk akar yang

    disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani Khun. Penyakit ini sering

    menhyerang tanaman muda. Akan tetapi penyakit ini dapat diberantas dengan

    Bubur Bordeaux atau K.O.C 0,5 - 2% asalakan belum terlambat. Sedangkan

    hama-ham terpenting yang perlu diberantas ialah kutu-kutu daun selada, kutu-kutu

    ini dapat membawa penyakit virus yang dapat menimbulkan banyak kerugian

    sampai kepada kegagalan seluruh tanaman (Mumandar, 1977).

  • 19

    Tanaman selada dapat di panen hasilnya setelah kira-kira berumur antara

    2-3 bulan dari waktu menabur, yakni dengan cara mencabut tanman tersebut

    dengan akar-akarnya atau memotong bagian batang. Tanaman yang baik dan tidak

    diserang penyakit dapat mencapai hasil 150 kwintal selada tiap ha (Mumandar,

    1977).

    F. Konsep usahatani

    Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu mempelajari bagaimana seseorang

    mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan

    memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila

    petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki

    (yang dikuasai) sebaik-baiknya, dan dikatan efisien bila pemanfaatan sumberdaya

    tersebut menghasilkan keluaran (output) (Soekartawi, 1995: 1).

    Menurut Soekartawi (1995: 54), penerimaan usahatani adalah perkalian

    antara produksi dengan harga jual, biaya usahatani adalah semua pengeluaran

    yang dipergunakan dalam suatu usahatani dan pendapatan usahatani adalah selisih

    antara penerimaan dan pengeluaran. Keuntungan merupakan selisih antara

    penerimaan total dengan biaya-biaya. Faktor biaya sangat menentukan

    kelangsungan proses poduksi.

    Menurut Suratiyah (2011: 8), Ilmu usahatani adalah Ilmu tentang

    bagaimana seseorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor produksi yang

    berupa alam dan sekitarnya sebgai modal sehingga memberikan manfaat yang

    sebaik-baiknya. Menurut Mosher dalam Soetriono, dkk (2006:29), bahwa petani

    magatur dan menggiatkan pertumbuhan tanamannya dalam usahataninya.

    Kegiatan produksi di setiap usahatani merupakan suatu kegiatan usaha sedangkan

    biaya dan penerimaan merupakan aspek yang penting. Usahatani diartikan sebagai

    kesatuan organisasi antara kerja, modal, dan pengelolaan yang ditujukan untuk

    memperoleh produksi di lapangan pertanian (Hernanto dalam soetriono, 2006:

    29).

    Sejalan dengan pengertian tersebut ada 4 hal yang diperlukan dalam

    pembinaan usahatani antara lain (1) Organisasi usahatani yang difokuskan pada

    pengelolaan unsur-unsur produksi dan tujuan usahataninya, (2) Pola pemilikan

    tanah usahatani, (3) Kerja usahatani yang difokuskan kepada distribusi kerja dan

  • 20

    pengangguran dalam usahatani dan (4) Modal usahatani yang difokuskan kepada

    sumber modal petani( Soeharjo dalam soetriono dkk, 2006: 30).

    Ada 4 unsur pokok yang selalu ada pada suatu usahatani. Unsur tersebut

    juga dikenal dengan istilah faktor-faktor produksi yaitu tanah, tenaga kerja,

    modal, dan pengelolaan (Hernanto dalam Gusti Renita Yuanda 2012:3). Tanah

    merupakan faktor produksi terpenting karena merupakan tempat tumbuhnya

    tanaman atau usahatani keseluruhannya. Oleh karena itu faktor tanah tidak dapat

    terlepas dari pengaruh alam dan sekitarnya yaitu sinar matahari, hujan, angin, dan

    sebagainya (Suratiyah, 2011: 16).

    Selanjutnya tenaga kerja, tenaga kerja merupakan faktor produksi kedua

    selain tanah, modal, dan pengelolaan. Pada usahatani, tenaga kerja yang tersedia

    dapat dibedakan antara tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga

    (Hernanto dalam Gusti Renita Yuanda, 2012: 3). Ada beberapa hal yang

    membedakan antara tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga antara lain,

    dari segi umur, jenis kelamin, dan kinerja. Jika suatu pekerjaan tersebut masih

    bisa diselesaikan oleh tenaga kerja dalam keluarga maka tidak perlu menggunakan

    tenaga kerja luar keluarga( Suratiyah, 2011: 20).

    Selain tanah dan tenaga kerja, modal memiliki peran yang berbeda

    tergantung besar atau kecilnya suatu usahatani. Pada usahatani sederhana peran

    modal kecil saja. Namun, semakin maju usahatani, modal yang diperlukan

    semakin besar. Peran modal dalam usahatani adalah sebagai penghemat tanah,

    tenaga, waktu, biaya, dan memperbaiki kualitas produksi. Modal pada usahatani

    terdiri dari tanah, bangunan, alat-alat dan mesin-mesin pertanian, tanaman dan

    ternak, sarana produksi (bahan perlengkapan), dan uang tunai (Hanifah dalam

    Gusti Renita Yuanda, 2012: 3).

    Salah satu faktor yang penting lainnya dari empat faktor produksi dalam

    suatu usahatani adalah pengelolaan. Pengelolaan usahatani adalah kemampuan

    petani menentukan, mengorganisir dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi

    yang dikuasai sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian

    sebagaimana yang diharapkan. Ukuran dari keberhasilan pengelolaan itu adalah

    produktivitas dari setiap faktor maupun produktivitas dari usahanya ( Hernanto

    dalam Gusti Renita Yuanda, 2012: 4).

  • 21

    Ukuran pendapatan dan keuntungan adalah salah satu cara untuk

    mengukur keberhasilan suatu usahatani. Pendapatan usahatani adalah Pendapatan

    petani adalah selisih penerimaan dengan biaya tunai yang dibayarkan (Soekartawi,

    1995: 57). Sedangkan keuntungan adalah penerimaann dikurangi biaya total

    (Hadisapoetro cit. Chalid dalam Gusti Renita Yuanda, 2012: 6).

    Sedangkan penerimaan usahatani adalah Penerimaan usahatani adalah

    perkalian antar produksi yang diperoleh dengan harga jual (Soekartawi,1995: 54).

    Dengan demikian, penerimaan sama dengan pendapatan kotor. Segenap biaya

    yang dimaksud disini adalah biaya yang dibayarkan dan diperhitungkan. Biaya

    dibayarkan seperti biaya-biaya saprodi, upah tenaga kerja luar keluarga. Biaya

    diperhitungkan seperti biaya tenaga kerja dalam keluarga, penyusutan, biaya

    bunga modal, dan lain-lain (Hanifah dalam Gusti Renita Yuanda, 2012: 4).

    G. Penelitian Terdahulu

    Pada dasarnya terdapat beberapa penelitian tentang analisis pendapatan

    dan keuntungan usahatani. Beberapa penelitian yang dapat disimpulkan adalah

    sebagai berikut:

    Jaka Rannez Manik di Universitas Sumatera Utara dengan judul Analisis

    Usahatani Pola Polikultur (Studi kasus: Desa Marjandi Pisang, Kecamatan

    Panombeian Panei, Kabupaten Simalungun) pada tahun 2011. Tujuan dari

    penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja komponen biaya produksi pada

    usahatani pola polikultur, untuk mengetahui tingkat pendapatan petani pola

    polikultur di daerah penelitian, untuk mengetahui kelayakan usahatani pola

    polikultur di daerah penelitian, untuk mengetahui masalah - masalah yang

    dihadapi petani dalam menerapkan usahatani pola polikultur di daerah penelitian,

    untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah yang

    dihadapi petani dalam menerapkan usahatani pola polikultur di daerah penelitian.

    Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

    dengan daerah penelitian ditentukan secara purposive, metode penentuan

    responden yaitu proportionated stratified random sampling (pengambilan

    responden secara acak) berdasarkan strata luas lahan dan secara proporsional

    diambil responden sebanyak 30 KK dari jumlah 177 KK dan metode analisis data

    yang digunakan yaitu metode analisis pendapatan, metode analisis kelayakan R/C,

  • 22

    ROI dan produktivitas tenaga kerja. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan

    bahwa Biaya yang dikeluarkan petani dalam usahatani pola polikultur adalah

    Biaya bibit, Biaya pupuk, Biaya pestisida Biaya tenaga kerja dan Biaya

    penyusutan Biaya lain -lain.Tingkat pendapatan petani di daerah penelitian adalah

    tinggi, usahatani pola polikultur di daerah penelitian layak untuk diusahakan,

    masalah - masalah yang dihadapi petani dalam usahatani pola polikultur adalah

    keterbatasan modal, penyuluh pertanian dan produktivitas yang rendah dan upaya

    - upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi adalah meminjam

    kekeluarga dan tetangga serta ada yang meminjam ke bank perkreditan rakyat,

    mencari informasi ke luar desa dan bertukar pikiran dengan sesama petani yang

    produksinya lebih baik dan mendatangkan penyuluh dari luar desa.

    Dwena Meiria Lola di Universitas Andalas Padang dengan judul Analisis

    Pendapatan dan Keuntungan Sistem Pertanian Terpadu (Studi Kasus: Kelompok

    Wanita Tani Amanah Anak Nagari Anduring Kecamatan 2x11 Kayutanam

    Kabupaten Padang Pariaman) pada tahun 2014. Secara umum, penelitian ini

    bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan Sistem Pertanian Terpadu yang dijalankan

    oleh KWT Amanah Anak Nagari Anduring, 2) Menganalisa tingkat pendapatan

    dan keuntungan anggota KWT Amanah Anak Nagari Anduring pada Sistem

    Pertanian Terpadu secara berkelompok. Penelitian ini menunjukkan

    Pengembangan pertanian terpadu dengan memanfaatkan Program GPP

    menerapkan integrasi antara usahatani padi, usahatani jagung dengan usaha ternak

    sapi, ternak ayam, dan ternak sapi yang didanai Program oleh Pemerintah melalui

    program GPP. Integrasi dalam pertanian terpadu terjadi antara usahatani padi,

    usahatani jagung, usaha ternak sapi, ternak ayam, dan usaha ternak ikan nila.

    Usaha ternak sapi, ayam, dan nila berkaitan dengan teknik budidaya sapi, ayam

    dan nila, yang meliputi penyediaan sarana, pemilihan bibit atau bakalan dan

    pemeliharaan. Kegiatan pertanian terpadu mampu memberikan manfaat berupa

    pengurangan biaya dalam pemenuhan sarana produksi pertanian dan peternakan.

    Persamaan penelitian terdahulu di atas dengan penelitian ini yaitu sama-sama

    melihat pola tanam secara polikultur yaitu lebih dari satu komoditi, dan juga

    sama-sama melihat pendapatan dan keuntungan dalam usahatani yang dijalankan

    oleh kelompok tani.

  • 23

    Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilaksanakan

    oleh penulis terletak pada beberapa komponen. Yang pertama, penelitian yang

    dilakukan penulis berfokus pada usahatani sayuran polikultur gilir antara sawi,

    kangkung, bayam, dan selada. sedangkan penelitian terdahulu untuk Jaka (2011)

    lebih berfokus pada pada usahatani polikultur untuk tanaman tahunan sedang

    penelitian Dwena (2014) lebih berfokus pada usahatani padi sawah dan jagung

    yang bertintegrasi dengan ternak sapi, ternak ayam, dan ternak ikan nila.

  • 24

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini telah dilaksanakan di kecamatan Marpoyan Damai Kota

    Pekanbaru. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive). Kecamatan

    Marpoyan ini dipilih dengan pertimbangan karena merupakan; (1) Kecamatan

    yang memiliki luas tanam sayuran terluas di Kota Pekanbaru yaitu terutama

    untuk sawi, kangkung dan bayam (Lampiran 5), (2) Kelompok Tani yang

    melakukan usahatani ini memiliki sistem yang berbeda dengan lahan bersama di

    satu hamparan dengan menggunakan paranet untuk keseluruhan lahan, (3)

    Kelompok tani yang memiliki anggota paling banyak yang menanam sayuran

    diantara kelompok tani lainnya (Lampiran 6). Penelitian ini telah dilakukan

    terhitung mulai tanggal 22 Juni s/d 21 Agustus 2015.

    B. Metode Penelitian

    Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

    penelitian studi kasus (case study) yaitu penelitian yang memusatkan diri secara

    intensif terhadap satu objek tertentu, dengan mempelajarinya sebagai suatu kasus

    (Nawawi, 1993). Studi kasus yang dilakukan yaitu terhadap Penerapan Sistem

    Usahatani Sayuran Polikultur pada Kelompok Tani Mustang Jaya Kecamatan

    Marpoyan Damai Kota Pekanbaru. Penelitian dilakukan terhadap seluruh pihak

    yang terlibat dalam pelaksanaan Usahatani pada Kelompok Tani Mustang.

    C. Metode Pengambilan Responden

    Petani sayuran polikultur menanam 4 jenis komoditi sayuran (sawi,

    kangkung, bayam dan selada). Jumlah anggota petani pada kelompok Tani

    Mustang Jaya yang melakukan usahatani polikultur berjumlah 28 orang. Petani

    yang telah diteliti dalam penelitian ini yaitu seluruh petani yang menanam 4

    komoditi sayuran secara polikultur sebagai petani responden secara sensus.

    Pengambilan responden secara sensus (Sampling jenuh) adalah teknik

    pengambilan responden bila anggota populasi digunakan sebagai responden. Hal

    ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil kurang dari 30 orang, atau

    peneliti ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil (Sugiarto,

    2003:122).

  • 25

    D. Metode Pengumpulan Data

    Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

    sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan petani

    responden menggunakan kuisioner. Soekartawi (2003: 29), menjelaskan

    wawancara adalah kegiatan mencari bahan (keterangan, pendapat) melalui tanya

    jawab lisan dengan siapa saja yang diperlukan. Jenis data primer yang

    dikumpulkan dari petani responden meliputi karakteristik petani (nama, umur,

    jenis kelamin, pendidikan terakhir, mata pencarian pokok, mata pencarian

    sampingan, jumlah tanggungan, pengalaman berusahatani, luas lahan, status

    kepemilikan lahan), lahan usahatani (lahan yang digunakan), alasan pemilihan

    menanam sayuran, kultur teknis (pola tanam, pengolahan tanah, penanaman,

    pemeliharaan tanaman, pengendalian hama dan penyakit, panen dan pemasaran,

    sumber modal, penggunaan faktor produksi (benih, pupuk, pestisida, jenis yang

    digunakan, dosis pemberian, cara pemberian dan waktu penggunaan), peralatan

    yang digunakan, biaya selama produksi sampai panen (sewa lahan, biaya bibit,

    biaya pupuk, biaya pestisida, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan, pajak lahan,

    bunga modal), serta produksi sayuran selama satu musim tanam.

    Sedangkan data sekunder merupakan data yang berbentuk tulisan

    atau dokumen yang berhubungan dengan penelitian. Data sekunder yang akan

    digunakan diperoleh dari instansi dan lembaga-lembaga yang berhubungan

    dengan penelitian ini meliputi Badan Pusat Statistik Propinsi Riau, Dinas

    Pertanian Kota Pekanbaru, literatur-literatur dan sumber lain yang terkait dengan

    judul penelitian, data dari penelitian terdahulu dan literatur yang berhubungan

    dengan topik penelitian. Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini

    meliputi keadaan umum daerah penelitian (letak geografis, batas wilayah, luas

    wilayah, topografi) dan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat daerah

    penelitian(jumlah penduduk, mata pencarian penduduk, tingkat pendidikan

    penduduk).

    E. Variabel yang diamati

    Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  • 26

    1. Untuk tujuan pertama yaitu mendeskripsikan budidaya dan pola tanam

    polikutur yang dilakukan pada Kelompok Tani Mustang Jaya Kecamatan

    Marpoyan Damai Kota Pekanbaru, variabel yang diamati untuk

    mendeskripsikan budidaya dan pola tanam adalah:

    a. Kultur teknis

    i. Persiapan lahan: Cara pengolahan lahan, waktu pengolahan lahan, dan

    alat yang digunakan.

    ii. Pembenihan: pengadaan benih apakah dengan pembelian atau dengan

    cara membuat benih sendiri.

    iii. Penanaman: Keadaan lahan saat penanaman, sistem penanaman, jumlah

    benih per hektar, alat yang digunakan.

    iv. Pemupukan: Jenis pupuk, jumlah pupuk (kg/ha), harga pupuk, cara

    pemupukan, dan waktu pemupukan.

    v. Pemberantasan HPT: Jenis pestisida, jumlah pestisida, dan harga

    pestisida.

    vi. Penyiraman: Pemberian air dalam satu kali pertanaman,

    vii. Panen: Umur panen sayuran, tanda-tanda siap panen, alat yang digunakan

    untuk panen.

    b. Sarana produksi

    i. Lahan: Kepemilikan lahan.

    ii. Benih: Jenis benih.

    iii. Pupuk: Jenis pupuk.

    iv. Penggunaan obat-obatan: jenis pestisida,

    v. Tenaga kerja yang digunakan: tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga

    kerja luar keluarga, alat-alat yang dimiliki dan produksi yang dihasilkan

    oleh petani responden.

    c. Pola tanam polikultur: sistem pola tanam yang dilakukan masing-masing

    petani.

    2. Untuk tujuan kedua yaitu menganalisis keuntungan usahatani di Kelompok

    Tani Mustang Jaya Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru, variabel

    yang diamati adalah komoditi usahatani sawi, kangkung, bayam dan selada.

  • 27

    a. Produksi merupakan hasil panen yang diperoleh dari kegiatan usahatani

    selama satu tahun (Kg/Ha/Tahun).

    b. Harga jual yang berlaku untuk hasil panen sayuran (Rp/kg).

    c. Biaya total

    i. Biaya yang dibayarkan,berkait biaya yang dibayarkan oleh petani dalam

    satu tahun terdiri dari: harga pembelian benih, pupuk, upah tenaga kerja

    yang berasal dari luar keluarga, pajak, sewa lahan, biaya pembelian obat

    pemberantasan HPT.

    ii. Biaya yang diperhitungkan berkaitan dengan biaya yang

    diperhitungkan petani dalam satu tahun, terdiri dari : pemakaian tenaga

    kerja dalam keluarga, sewa lahan sendiri dan bunga modal.

    F. Analisis Data

    1. Analisis data untuk tujuan pertama yang digunakan pada penelitian ini adalah

    deskriptif kualitatif yaitu analisis yang bertujuan melukiskan atau

    menggambarkan keadaan secara sistematis dengan fakta - fakta interpretasi

    yang tepat dan data yang saling berhubungan yang digunakan untuk

    mendeskripsikan budidaya dan pola tanam polikultur pada Kelompok Tani

    Mustang Jaya.

    2. Analisis data yang digunakan untuk tujuan kedua adalah analisa deskriptif

    kuantitatif, digunakan untuk menghitung penerimaan, pendapatan dan

    keuntungan pertahun:

    a. Analisis Penerimaan

    Penerimaan usahatani adalah perkalian antar produksi yang diperoleh

    dengan harga jual (Soekartawi, 1995: 54). Penerimaan usahatani dapat dirumuskan

    sebagai berikut:

    TR = n

    Y.Py

    Dimana:

    TR = Total Penerimaan (Rp/Ha/Tahun)

    Y = Jumlah produksi (Kg/Ha)

    Py = Harga jual (Rp/Kg)

    N = Jumlah tanaman yang diusahakan

  • 28

    b. Analisa pendapatan

    Pendapatan usahatani adalah penerimaan usahatani dikurangi dengan

    pengeluaran usahatani dari usahatani sayuran polikultur. (Soekartawi, 1995: 58) .

    Jadi, total keselurahan penerimaan dari usahatani sawi, kangkung, bayam dan

    selada selama 1 tahun dikurangi biaya yang dibayarkan. Pendapatan usahatani

    dapat dirumuskan sebagai berikut:

    Pd = TR - BT

    Dimana :

    Pd = Pendapatan usahatani (Rp/Ha/Tahun)

    TR = Penerimaan petani (Rp/Ha/Tahun)

    BT = Biaya yang dibayarkan (Rp/Ha/Tahun)

    c. Analisa Keuntungan

    Keuntungan petani adalah penerimaan total yang terdiri dari hasil

    penjualan dikurangi dengan biaya total yang terdiri dari biaya yang

    diperhitungkan dan biaya yang dibayarkan (Rp/Ha) (Hadisapoetra, 1986). Jadi,

    total keselurahan penerimaan dari usahatani sawi, kangkung, bayam dan selada

    selama 1 tahun dikurangi total biaya yang dibayarkan dan biaya yang

    diperhitungkan. Untuk menghitung keuntungan petani dapat digunakan rumus

    sebagai berikut:

    Ki = (Y.Py) BT

    Dimana :

    Ki = Keuntungan petani (Rp/Ha/Tahun)

    Y = Jumlah Produksi (Kg/Ha)

    Py = Harga Jual ditingkat petani (Rp/Kg)

    BT = Biaya total terdiri dari biaya diperhitungkan dan

    dibayarkan

    (Rp/Ha/Tahun)

  • 29

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

    1. Kondisi Fisik

    Secara geografis Kecamatan Marpoyan Damai merupakan salah satu kecamatan

    di wilayah Kota Pekanbaru, yang terletak diantara 0 51-0 53 Lintang Utara dan 102

    44-101 45 Bujur Timur. Luas wilayah Kecamatan Marpoyan Damai adalah 29,78 Km2

    dengan luas masing-masing kelurahan sebagai berikut:

    Kelurahan Tangkerang Tengah : 4,64 Km2

    Kelurahan Tangkerang Barat : 5,35 Km2

    Kelurahan Maharatu : 11,26 Km2

    Kelurahan Sidomulyo Timur : 7,19 Km2

    Kelurahan Wonorejo : 1,34 Km2

    Batas-batas wilayah Kecamatan Marpoyan Damai yaitu:

    Sebelah Utara : Kecamatan Sukajadi

    Sebelah Selatan : Kabupaten Kampar

    Sebelah Barat : Kecamatan Tampan

    Sebelah Timur : Kecamtan Bukit Raya.

    Jenis-jenis penggunaan lahan di Kecamatan Marpoyan Damai yaitu tanah sawah,

    tanah kering, dan bangunan/pekarangan. Pada umumnya penggunaan lahan di Kecamatan

    Marpoyan Damai adalah tanah kering dan bangunan/pekarangan. Untuk lebih jelasnya

    dapat dilihat pada Tabel 2.

    Tabel 2. Luas Wilayah Menurut Jenis Penggunaan Tanah di Kecamatan Marpoyan

    Damai Tahun 2013 (Ha)

    Kelurahan Jenis Pengunaan Lahan

    Tanah Sawah Tanah Kering Bangunan/Pekarangan

    1. Tangkerang Tengah

    2. Tangkerang Barat

    3. Maharatu

    4. Sidomulyo Timur

    5. Wonorejo

    0

    0

    0

    0

    0

    59,99

    97,37

    103,66

    144,14

    29,84

    404,29

    437,62

    1.022,33

    574,85

    104,16

    Jumlah 0 435,00 2.543,25

    Sumber: Kantor Camat Marpoyan Damai, 2014

  • 30

    Dari segi demografis jumlah penduduk di Kecamatan Marpoyan Damai mencapai

    137.658 jiwa pada tahun 2013. Dari total jumlah penduduk kecamatan ini, penduduk laki-

    laki sebanyak 73.117 jiwa dan perempuan sebanyak 64.541 jiwa. Untuk lebih jelasnya

    dapat dilihat pada Tabel 3.

    Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Marpoyan Damai Tahun 2013

    Kelurahan Jenis Kelamin Jumlah

    Laki-Laki Perempuan

    1. Tangkerang Tengah

    2. Tangkerang Barat

    3. Maharatu

    4. Sidomulyo Timur

    5. Wonorejo

    19.508

    11.707

    17.366

    15.411

    9.125

    16.393

    7.433

    16.137

    12.285

    12.293

    35.901

    19.140

    33.503

    27.696

    21.418

    Jumlah 73.117 64.541 137.658

    Sumber: Kantor Camat Marpoyan Damai, 2014

    Dibidang perekonomian, penduduk 15 tahun ke atas di Kecamatan Marpoyan

    Damai hanya sedikit yang bekerja dalam bidang pertanian. Masyarakat lebih cenderung

    bekerja dibidang perdagangan, industri, jasa, dan berbagai jenis usaha lainnya. Untuk

    lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.

    Tabel 4. Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan di

    Kecamatan Marpoyan Damai 2013

    Lapangan Pekerjaan Jumlah (Jiwa)

    1. Pertanian 2. Perdagangan 3. Industri 4. Jasa 5. Angkutan 6. Lainnya

    5.266

    19.865

    7.769

    7.657

    7.935

    5.749

    Sumber: Kantor Camat Marpoyan Damai, 2014

  • 31

    2. Profil Kelompok Tani

    a. Sejarah dan Tujuan Pendirian Kelompok Tani Mustang Jaya

    Kelompok tani mustang jaya didirikan di Kecamatan Marpoyan Damai Kota

    Pekanbaru pada tanggal 15 Desember 2001. Kelompok Tani Mustang Jaya awalnya

    memiliki jumlah anggota sebanyak 21 orang. Pada bulan Juli 2003 anggota bertambah

    menjadi 28 orang.

    Tujuan dibentuknya Kelompok Tani Mustang Jaya ini adalah untuk

    meningkatkan ekonomi kerakyatan yang bergerak dalam bidang pertanian, sebagai

    wahana berkumpul untuk bertukar pemikiran para petani dalam menghadapi

    permasalahan dalam budidaya pertanian, dan sebagai pemersatu masyarakat di daerah

    setempat. Visi dari kelompok Tani Mustang Jaya yaitu Mewujudkan kemakmuran dan

    kesejahteraan bersama. Sedangkan Misi dari Kelompok Tani Mustang Jaya yaitu

    Melakukan usahatani bersama-sama yang dikelola secara profesional yang berorientasi

    pada peningkatan pendapatan.

    Kelompok Tani Mustang Jaya ini berdiri dimulai dengan adanya kerjasama

    antara perusahaan Singapura dengan Lanud dan Dinas Pertanian Kota Pekanbaru untuk

    menggarap lahan komoditi sayur sawi untuk ekspor dilahan seluas 4.4 Ha. Lahan

    tersebut merupakan lahan kawasan Lanud yang disewakan kepada para petani. Namun,

    petani-petani di Kelompok Mustang Jaya gagal dalam melakukan usahatani sayur sawi

    ekspor karena tertalu banyaknya kriteria yang harus dipenuhi sebagai syarat dan

    ketentuan agar sayur sawi layak untuk diekspor. Sebagian besar petani di Kelompok Tani

    Mustang Jaya tidak menyanggupi syarat dan ketentuaan yang telah ditetapkan oleh

    perusahaan Singapura dan ketersedian benih bermutu belum mencukupi karena benih

    harus diimpor dari luar negri. Pada akhirnya petani pada Kelompok Tani Mustang Jaya

    ini tidak lagi bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kota Pekanbaru untuk program sayur

    sawi ekspor tersebut. Dimulai dari tahun 2003 petani hanya membudidayakan sayuran

    untuk dijual di pasar lokal. Komoditi sayuran tersebut diantaranya sawi, kangkung,

    bayam, dan selada.

    Usahatani sayuran tersebut dilakukan oleh seluruh anggota Kelompok Tani

    Mustang Jaya ini secara polikultur. Kegiatan pertanian ini terus berlangsung hingga

    sekarang.

    b. Struktur Organisasi dan Keanggotaan Kelompok Tani Mustang Jaya

    Kelompok Tani Mustang Jaya diketuai oleh Sarbini. Kelompok Tani ini dibina

    oleh Pak Kartak yang merupakan pembina dari Lanud. Struktur organisasi Kelompok

    Tani Mustang Jaya Kecamatan Marpoyan Damai dapat dilihat pada Gambar 1.

  • 32

    Masing-masing bagian dalam struktur organisasi ini memiliki peran yang

    berbeda-beda. Perlindungan berfungsi sebagai pelindung dan pengatur Kelompok Tani

    Mustang Jaya Kecamatan Marpoyan Damai. Perlindungan berinstruksi dengan pembina.

    Pembina berfungsi untuk membina, mengawasi dan memberi ilmu baru bagi Kelompok

    Tani Mustang Jaya. Pembina berinstruksi dengan ketua Kelompok Tani Mustang Jaya,

    dimana jabatan pembina lebih tinggi dari ketua Kelompok Tani Mustang Jaya.

    Ketua Kelompok Tani Mustang Jaya bertugas sebagai pemimpin utama yang

    mengkoordinasikan, mengorganisasikan, dan bertanggung jawab terhadap seluruh

    kegiatan kelompok diantaranya memimpin pertemuan, menandatangani surat menyurat,

    mewakili kelompok dalam suatu pertemuan dengan pihak lain, memutuskan hal-hal

    penting berkaitan dilapangan serta memberikan informasi terbaru kepada semua anggota

    Kelompok Tani Mustang Jaya, dan memimpin pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen

    lainnya. Ketua Kelompok Tani Mustang Jaya berinstruksi dengan Sekretaris dan

    bendahara, dimana sekretaris dan bendahara saling berkoordinasi tetapi memilki tugas

    yang berbeda.

    Sekretaris bertanggung jawab terhadap pelaksaan administrasi non keuangan

    diantaranya membuat undangan-undangan, menyiapkan surat-menyurat dan

    mengarsipkannya, mencatat semua kegiatan dan membuat laporan untuk kelompok,

    sedangkan bendahara bertanggung jawab mengurus keuangan dan mengumumkan

    keadaan dan kondisi keuangan kelompok. Sekretaris dan bendahara berinstruksi dengan

    seksi saran dan prasarana, seksi produksi, dan seksi pemasaran. Dimana seksi saling

    berkoordinasi atau memiliki tingkat jabatan yang sama.

    Seksi sarana dan prasarana bertugas menyusun perencaan kebutuhan sarana dan

    prasana dalam kelompok dan menjalin kerjasama dengan pihak penyedia sarana dan

    prasarana, seksi produksi bertugas mengambil keputusan dalam pengembangan produksi

    usahatani dalam kelompok, dan seksi pemasaran bertugas mengamati peluang dan potensi

    pasar sayuran, menjalin kerjasama dengan pemasok kebutuhan pasar, dan

    mengembangkan kemampuan memasarkan sayuran. Sedangkan anggota merupakan

    bagian dari kebijakan yang ditetapkan oleh kelompok, anggota kelompok berhak

    menyampaikan setiap pendapat dalam pertemuan dan berkewajiban mengikuti peraturan

    kelompok yang telah ditetapkan bersama.

  • 33

    Gambar 1. Struktuni Mustang Jaya

    Keterangan:

    Garis Lurus = garis instruksi

    Garis Putus-putus = garis koordinasi

    PERLINDUNGAN

    Lanud TNI-AU

    Rusmin Nurjadin-

    Pekanbaru

    KETUA

    Sarbini

    SEKSI SARANA & PRASARANA

    Marwan

    SEKSI PRODUKSI

    Satiman

    BENDAHARA

    Purwanto

    SEKRETARIS

    Basuki

    ANGGOTA

    Masnur

    Agus

    Kamto

    Kadarto

    Sujaroh

    Saipul

    Satiman

    Ruadi

    ANGGOTA

    Sutarso

    Ujang

    Tarsok

    Maryadi

    Andri S

    Poniem

    Nopianto

    SEKSI PEMASARAN

    Pardi

    ANGGOTA

    Suwanto

    Herson

    Yogi

    Rahman

    Jumingan

    Trimo

    Juli S

    PEMBINA

    Kartak

  • 34

    c. Kegiatan Kelompok Tani Mustang Jaya

    Adapun kegiatan Kelompok Tani Mustang Jaya adalah: (1) melakukan usahatani

    sayuran secara polikultur yang terdiri dari 4 komoditi yaitu sawi, kangkung, bayam dan

    selada, (2) melaksanakan penjualan sayuran di Pasar Labuh Baru dan Pasar Sigunggung

    Kota Pekanbaru, (3) melaksanakan pertemuan satu kali sebulan untuk membahas hal-hal

    yang berhubungan dengan pertanian, dan (4) melaksanakan kegiatan gotong-royong