skripsi pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja …
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KEPUASANKERJA KARYAWAN PADA KANTOR
BKKBN SULAWESI-SELATAN
NURMADINAH105720319511
JURUSAN MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARMAKASSAR
2015
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJAKARYAWAN PADA KANTOR BKKBN
SULAWESI-SELATAN
NURMADINAH105720319511
Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh GelarSarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR2015
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
BERUSAHALAH UNTUK TIDAK MENJADI MANUSIA YANG BERHASILTAPI, BERUSAHALAH MENJADI MANUSIA YANG BERGUNA
(EINSTEN)
Semua yang kita lalui pasti mengikuti alur skenario dari sang Kholik.
Seiring berjalannya waktu aktor, artis dan karakter yang bervariasi datang silih berganti untuk
melengkapi naskah skenarionya yang telah
dirancang-NYA. Semoga dengan datangnya tokoh dan karakter baru dapat menjadikan kita lebih
dewasa, maka yakinlah dalam memperjuangkan hidup karena hidup adalah pembelajaran
(Penulis)
Tidak ada kesuksesan yang dicapai seperti membalikkan telapaktangan.Tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras,
keuletan,Kegigihan, dan kedisiplinan.( Chairul Tanjung )
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”(QS. Asy-Syarh 94:5-6)
kupersembahkan Karya sederhana ini sebagai Tanda baktikukepada almamater dan kedua orang tuaku yang tercinta
Persaksianku untuk saudara-saudaraku dan orang-orangyang menyayangiku segenap harapan terbaik dan restu mereka
untukku semuanya untuk selamanya Insya Allah.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI............................................... iii
ABSTRAK. ............................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................... vi
DAFTAR ISI........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian.................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Sumber daya Manusia ....................................... 7
B. Motivasi Kerja....................................................................... 10
C. Faktor Motivasi Kerja. .......................................................... 18
D. Kepuasan Kerja Karyawan.................................................... 19
E. Faktor Kepuasan Kerja.......................................................... 21
F. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kepuasan Kerja Karyawan.... 29
G. Kerangka Pikir ...................................................................... 30
H. Hipotesis................................................................................ 32
viii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian...................................................................... 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian. .............................................. 33
C. Metode Pengumpulan Data .................................................. 33
D. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 34
E. Populasi dan Sampel ............................................................. 35
F. Metode Analisis ................................................................... 35
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAANA. Sejarah Singkat Perusahaan/Lembaga ................................. 37
B. Perkembangan Organisasi BKKBN..................................... 38
C. Visi dan Misi Organisasi ...................................................... 39
D. Struktur Organisasi dan Job Description.............................. 39
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ..................................................................... 45
a. Deskripsi Karasteristik Responden................................... 46
b. Deskripsi Variabel Motivasi (X). ..................................... 51
c. Deskripsi Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y). ........ 54
d. Hasil Analisis Linear Sederhana. ..................................... 57
B. Pembahasan .......................................................................... 59
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................... 63
B. Saran..................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-lampiran.
ix
ABSTRAK
NURMADINAH, 2015 Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan Pada Kantor BKKBN Sulawesi – Selatan. Dibimbing oleh H. A.
Muhiding Daweng dan Samsul Rizal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Motivasi Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Pada Kantor BKKBN Sulawesi Selatan agar dapat
meningkatkan kepuasan kerja karyawan pada kantor tersebut. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Pustaka (library research) yang
dilaksanakan dengan jalan mengadakan telaah secara langsung terhadap beberapa
buku sebagai bahan pustaka yang dapat menunjang penelitian ini. Selain itu
penelitian lapangan (field research), yaitu mengadakan kunjungan langsung kepada
objek.
Penelitian yang telah ditetapkan, penelitian yang dilakukan dengan jalan
metode analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Sederhana yang menjelaskan
Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Kantor BKKBN
Sulawesi Selatan.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa Motivasi berpengaruh Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Pada kantor BKKBN Sulawesi Selatan.
Kata Kunci: Motivasi dan Kepuasan kerja Karyawan
iv
KATA PENGANTAR
Puji sukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayat serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi ini
dengan judul Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada
Kantor BKKBN Sulawesi - Selatan
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
mendorong dan membimbing penulis baik tenaga, ide-ide maupun pemikiran. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Yth Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar
2. Yth Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, Ma. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi di
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Yth Bapak Moh. Aris Pasingai, SE, MM. Selaku Ketua Jurusan Manajemen di
Universitas Muhammadiya Makassar.
4. Yth Ibu Drs. H. A. Muhiding Daweng Selaku dosen pembimbing di Fakultas
Ekonomi jurusan Manajemen, yang telah menyediakan waktu selama bimbingan
skripsi.
5. Yth Bapak Samsul Rizal, SE, MM. Selaku dosen pembimbing di Fakultas
Ekonomi Jurusan Manajemen, yang telah mengarahkan penulis dengan tekun dan
sabar sehingga skripsi ini terselesaikan.
6. Seluruh karyawan dan karyawati Universitas Muhammadiyah Makassar yang
telah banyak membantu selama proses perkuliahan.
7. Segenap karyawan dan karyawati kantor Badan Kependudukan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) yang telah memberikan keramahan, arahan,
dukungan, dan semangat untuk penulis selama penulis melakukan penelitian.
vi
8. Seluruh mahasiswa dan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Makassar yang
telah memberikan motivasi mulai proses perkuliahan sampai sekarang khususnya
manajemen angkatan 2011.
9. Ayah dan Ibu beserta Kakak dan Adik tercinta yang telah memberikan dukungan
baik fisik maupun nonfisik serta restu yang menjadi pemacu semangat penulis
dalam menyelasaikan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabatku (Vilza ,Adi, Bam’s, Dewi ,Rays, Keti, Randi ,Nasrum,
Ariyadi, Leo,Ari) terima kasih atas dorongan semangat dan kebersamaan yang
tidak terlupakan.
11. Kepada kak Andre,Kak Enni,Kak Nanna yang selalu mengingatkan dan telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan di
sisi allah SWT sebagai amal ibadah. Amin yarabbalalamin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu penulis harapkan kritik dan saran demi perbaikan-perbaikan kedepan.
Makassar - Juni 2015
NURMADINA
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1 Karakteristik Jenis Kelamin .................................................... 45
Tabel 5.2 Karakteristik Tingkat Umur .................................................... 46
Tabel 5.3 Karakteristik Jabatan atau Golongan ...................................... 47
Tabel 5.4 Karakteristik Lama Bekerja .................................................... 48
Tabel 5.5 Karakteristik Pendidikan Terakhir .......................................... 48
Tabel 5.6 Standar Penilaian .................................................................... 49
Tabel 5.7 Deskripsi Variabel Motivasi (X)............................................. 50
Tabel 5.8 Deskripsi Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y)................ 53
Tabel 5.9 Coefficientsa ............................................................................ 55
Tabel 5.10 Model Summaryb .................................................................. 58
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2. 1 Skema Kerangka Fikir…………………………………… 31
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi dan Job Description............................ 39
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penghujung abad kedua puluh ini seluruh dunia mengalami perubahan
dalam berbagai segi kehidupan, baik pada tingkat nasional, regional maupun
global. Dibidang politik, misalnya terjadi perubahan yang drastis dan
fundamental, seperti berakhirnya perang dingin antara negara-negara adi kuasa
dan runtuhnya rezim otoriter yang menganut ideologi komunisme di eropa
timur. Dibidang ekonomi semakin banyak orang yang berbicara mengenai
globalisasi perekonomian yang ditandai oleh interdependesi antara berbagai
negara, baik antara negara-negara industri yang telah maju maupun antara
negara-negara maju dan dunia ketiga. Dibidang kesehatan, misalnya semakin
maraknya isu-isu kesehatan seperti flu burung, masalah penyakit folio yang
merebak di Indonesia yang semakin hari semakin menjadi buah bibir, dan
masalah kekurangan gizi yang dari tahun ke tahun menjadi masalah yang
sangat memprihatinkan.
Usaha pemerintah dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,
diantaranya adalah dengan menyediakan sarana-sarana untuk menunjang
lancarnya kegiatan-kegiatan baik di bidang ekonomi, sosial budaya, kesehatan
dan lain-lain. Dalam hal sarana kesehatan diusahakan dapat merata keseluruh
pelosok desa. Contohnya puskesmas didirikan disetiap kecamatan, adanya
balai-balai pengobatan dan kegiatan-kegiatan yang berpengaruh dibidang
1
2
kesehatan yang ada di tiap-tiap desa. Tetapi sarana-sarana tersebut belum
cukup untuk melayani kebutuhan kesehatan bagi masyarakat.
Motivasi kerja erat kaitannya dengan kepuasan kerja. Kepuasan kerja
merupakan respons seseorang terhadap berbagai macam situasi dalam
lingkungan kerja, termasuk didalamnya respon terhadap komunikasi yang
berlangsung dalam suatu organisasi atau perusahaan. Komunikasi yang tidak
terjalin secara baik antara pimpinan dengan karyawan dapat menjadi kendala
dalam mewujudkan kepuasan kerja.
Kepuasan kerja menjadi masalah yang cukup menarik dan penting,
karena besar manfaatnya bagi kepentingan individu, perusahaan dan
masyarakat. Bagi individu, penelitian tentang sebab-sebab dan sumber-sumber
kepuasan kerja memungkinkan timbulnya usaha-usaha peningkatan
kebahagiaan mereka. Bagi perusahaan, penelitian mengenai kepuasan kerja
dilakukan dalam rangka usaha peningkatan kualitas produksi melalui perbaikan
sikap dan tingkah laku karyawan, selanjutnya masyarakat tentu akan
menikmati hasil dari produk atau jasa perusahaan yang maksimal.
Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual.
Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai
dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Hal ini disebabkan adanya
perbedaan pada masing-masing individu. Semakin banyak aspek-aspek dalam
pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semakin
tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya dan sebaliknya.
3
Setiap karyawan akan setia kepada pekerjaannya apabila partisipasi
mereka dihargai dan didorong. Apabila pengelolaan sumber daya manusia
tidak berjalan dengan baik maka akan timbul masalah-masalah, diantaranya:
ketidakpuasan akan kondisi kerja, kurangnya semangat kerja untuk berprestasi,
tingkat absensi tinggi, dan lain sebagainya. Semua masalah yang timbul ini
akan berpengaruh terhadap kelancaran aktivitas perusahaan dalam mencapai
tujuannya.
Motivasi kerja merupakan proses psikologis yang memberikan
tujuan,arah, dan intensitas pada perilaku seseorang. Oleh karena itu, karyawan
dalam setiap perusahaan perlu dimotivasi agar senantiasa berperan aktif dan
memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah
satu faktor yang perlu diperhatikan agar karyawan senantiasa memiliki
motivasi kerja yang tinggi adalah dengan diperhatikannya kepuasan kerja
karyawan.
Jika karyawan merasa tidak puas akan pekerjaannya maka hal ini akan
memberikan dampak negatif terhadap perusahaan, antara lain: menurunnya
kepuasan kerja karyawan, adanya pelanggaran terhadap peraturan
perusahaan,tingkat ketidakhadiran menjadi tinggi, dan akhirnya kecenderungan
karyawan untuk keluar dari perusahaan akan meningkat. Penelitian tentang
kepuasan kerja penting dilakukan karena hal ini mempunyai potensi dalam
memberikan manfaat bagi organisasi maupun bagi individu pekerjanya.
Manfaat –manfaat yang dapat diperoleh dari kepuasan kerja bagi individu dan
organisasi antara lain:
4
1. Meningkatkan moral pekerja
2. Meningkatkan prestasi karyawan dan organisasi
3. Menghindari atau menurunkan pergantian pekerjaan
4. Menurunkan fenomena ketidakhadiran, dan menciptakan komitmen kerja
yang tinggi
Ada beberapa persoalan yang diindikasikan terkait dengan kepuasan
kerja karyawan atau pegawai di kantor BKKBN Sulawesi selatan khususnya
kota makassar. Status karyawan kontrak yang tidak dikuatkan dengan SK
menyebabkan kekhawatiran sebagian karyawan akan jaminan dari pihak rumah
sakit. Persoalan lain yang ditengarai juga berkaitan dengan kepuasan kerja
adalah perihal tunjangan, penghargaan dan hubungan dengan pimpinan serta
rekan kerja. Tuntutan kerja terhadap kinerja karyawan dirasa tidak cukup
sebanding dengan kompensasi yang diberikan oleh kantor.
Keluhan pegawai atau karyawan akan kondisi pekerjaan dan belum
adanya penghargaan atas hasil kerja kadang sebagai pemicu rendahnya
motivasi kerja dari sekian banyak penyebab yang mengakibatkan rendahnya
tingkat motivasi. Secara umum disebutkan apabila tenaga dan sarana (kuantitas
dan kualitas) tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (standard of
personels and fasilities), serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan
kebutuhan maka sulitlah diharapkan baiknya mutu kinerja.
Penurunan motivasi kerja dapat terjadi karena kurang disiplin yang
disebabkan oleh turunnya tingkat kepuasan karyawan tersebut. Untuk itu
pimpinan rumah sakit harus memberikan suatu motivasi kepada karyawan
5
sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan, motivasi dapat berupa
pemenuhan kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman dan sebagainya. Dengan
pemberian motivasi kerja akan tercermin rasa tanggung jawab, semangat kerja
maka akan menciptakan keinginan untuk bekerja dan memberikan yang terbaik
untuk pekerjaannya.
Begitu pentingnya motivasi, maka pimpinan dituntut untuk peka terhadap
kepentingan karyawannya. Disini pendekatan bukan hanya terhadap karyawan
tetapi juga terhadap keluarga dan lingkungan. Sehingga pimpinan tahu apa
yang menyebabkan karyawan termotivasi dalam bekerja. Jadi motivasi
merupakan salah satu faktor penentu dalam mencapai kepuasan kerja.
Motivasi merupakan hal yang sangat diharapkan sebuah perusahaan
untuk mencapai tujuan perusahaan yang diinginkan. Untuk itulah dalam
kesempatan ini peneliti merasa tertarik mengambil penelitian dengan
mengangkat judul: “Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan Pada Kantor BKKBN Makassar.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka, rumusan Masalah dalam
penelitian ini adalah apakah Motivasi kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja
karyawan pada kantor BKKBN Sulawesi – Selatan.
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan
penelitian ini untuk Mengetahui pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja
karyawan pada kantor BKKBN Sulawesi – Selatan.
6
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah diharapkan :
1. Bagi kantor BKKBN Makassar. diharapkan dapat memberikan masukan-
masukan mengenai motivasi kerja, sehingga terjadi kepuasan kerja
karyawan.
2. Bagi penulis, yaitu dapat memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam
mengenai faktor motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan.
3. Pihak lain, yaitu sebagai tambahan referensi bagi rekan-rekan yang
memerlukan sumber data dalam melakukan penelitian dengan tajuk dan
objek Tugas Akhir yang sama.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Sumberdaya Manusia
Berdasarkan asal katanya, manajemen berasal dari kata management
yang merupakan bentuk nouns dari kata kerja to manage yang bermakna
mengurus, mengatur, melaksanakan, dan mengelola, sehingga manajemen
adalah pengurusan, pengaturan, pelaksanaan, pengelolaan. Kata sumber daya
manusia merujuk pada pengertian manusia sebagai sumber daya manusia dapat
dijabarkan sebagai pengelolaan manusia sebagai sumber daya. Ahli manajemen
pada awal abad ke dua puluh, Mary Parker Follet, mendefinisikan “manajemen
sebagai seni untuk menyelesaikan segala sesuatu melalui orang.” Baru baru ini,
ahli teori manajemen terkemuka, Peter Drucker, menyatakan bahwa “pekerjaan
manajer adalah untuk memberikan arahan kepada organisasi,memimpin, dan
memutuskan bagaimana harusnya menggunakan sumber daya untuk mencapai
tujuan tertentu, Menyelesaikan sesuatu melalui orang dan sumber daya lain,
memberikan kepemimpinan, dan pengarahan merupakan hal yang dilakukan
oleh manajer”
Sedangkan arti Manajemen dari buku manajemen management,
Richard L daft “(management) adalah pencapaian tujuan organisasi dengan
cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian sumber daya organisasi “ management
manajemen,
7
8
Terdapat 2 definisi penting diatas yaitu : (1) keempat fungsi, yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pengerahan, dan pengendalian, serta (2)
pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien. Manajer
menggunakan berbagai keterampilan untuk melakukan fungsi ini. Konseptual
manajemen, keterampilan manusia, dan teknologi akan dibahas kemudian
menunjukkan proses bagaimana manajer menggunakan sumber daya untuk
mencapai tujuan organisasi.
Setelah memahami fungsi manajemen secara umum, maka selanjutnya
akan dijelaskan pengertian Sumber Daya Manusia. Menurut Ibriati Kartika
kutipan Alimuddin (2012:9), pengertian “manajemen adalah suatu ilmu dan
seni untuk mencapai tujuan melalui kegiatan orang lain”. Hal ini berarti
manajemen hanya dapat dilaksanakan bila dalam pencapaian tujuan tersebut
tidak dilakukan oleh satu orang saja, melainkan melalui pengaturan kegiatan
orang lain untuk melaksanakan pekerjaan yang dibutuhkan. Untuk lebih
menjelaskan pengertian tentang manajemen sumberdaya manusia, penulis akan
menguraikannya dari pendapat beberapa ahli,
“Manajemen sumber daya manusia mengarah pada kebijakan dan
tindakan yang dibutuhkan seseorang (manajer) untuk mengatur atau
melaksanakan aspek sumber daya manusia dalam suatu tugas manajemen”
Jadi, manajemen sumber daya manusia merupakan manajemen yang menitik
beratkan perhatiannya kepada faktor produksi manusia dengan segala
kegiatannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Sumber daya manusia
merupakan investasi yang memegang peranan penting bagi perusahaan. Tanpa
9
adanya sumber daya manusia, faktor produksi lain tidak dapat dijalankan
dengan maksimal untuk mencapai tujuan perusahaan.
Selanjutnya Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia adalah, “proses
memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan,
memerhatikan hubungan kerja, kesehatan, keamanan, dan masalah keadilan”.
Gary Desseler (2003:5)
Menurut Handoko (2008:10) “Manajemen dapat didefinisikan sebagai
bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterprestasikan dan
mencapai tujuan tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia
atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan
pengawasan (controlling).
“Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan
tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya. Hasibuan Malayu, (2006:20)
Menurut Hasibuan Malayu, (2007:10) bahwa “Manajemen Sumber
Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga
kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan,
karyawan, dsn masyarakat.”
Sementara itu menurut Ike Kusdyah Rachmawati (2008:3) mengatakan
bahwa: “Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu proses
10
Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan Kegiatan
pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, Pengintegrasian,
pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai tujuan
individu, organisasi dan Masyarakat.
B. Motivasi kerja
Kebutuhan tersebut timbul akibat adanya berbagai hubungan. Kebutuhan
dapat berwujud fisik biologis serta sosial ekonomis. Akan tetapi, yang lebih
penting adalah adanya kebutuhan (needs) yang bersifat sosial psikis, misalnya
penghargaan, pengakuan, keselamatan, perlindungan, keamanan, jaminan
sosial, dan sebagainya. Secara singkat motivasi dapat diartikan sebagai bagian
integral dan hubungan perburuan dalam rangka proses pembinaan,
pengembangan, dan pengarahan sumber daya manusia. Karena sumber daya
manusia merupakan salah satu elemen penting dan sangat menentukan dalam
hubungan perburuan maka hal-hal yang berhubungan dengan konsepsi
motivasi sudah wajar diberi perhatian yang sungguh-sungguh dari setiap
pelaku yang berkepentingan untuk keberhasilan perusahaan sesuai dengan yang
telah direncanakan sebelumnya.
Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan
memelihara perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subjek yang penting
bagi manajer, karena menurut definisi manajer harus bekerja dengan dan
melalui orang lain. Manajer perlu memahami orang-orang berperilaku tertentu
agar dapat mempengaruhinya untuk bekerja sesuai dengan yang diinginkan
organisasi. Memotivasi adalah juga subjek membingungkan, karena motif tidak
11
dapat diamati atau diukur secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari
perilaku orang yang tampak.
Motivasi bukan hanya satu-satunya faktor yang mempengaruhi tingkat
prestasi seseorang. Dua faktor lainnya yang mempengaruhi tingkat prestasi
seseorang adalah kemampuan individu dan pemahaman tentang perilaku yang
diperlukan untuk mencapai prestasi yang tinggi disebut prestasi peranan.
Motivasi seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau
tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat, sehingga
motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia
untuk bertingkah laku dan dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu.
Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan
kerja. Oleh karena itu motivasi kerja dalam psikologis kerja biasa disebut
dorongan semangat kerja. Kuat lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja
ikut menentukan besar kecilnya prestasi atau kepuasan. Oleh karena itu
pimpinan harus selalu membuktikan dorongan kerja atau memotivasi kerja
yang tinggi kepada karyawan untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Memotivasi
para karyawan untuk bersedia bekerja sama demi tercapainya tujuan bersama
ini terdapat dua macam yaitu:
a. Motivasi Finansial
Dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan finansial kepada
karyawan. Imbalan finansial tersebut sering disebut intensif.
b. Motivasi Non Finansial
12
Dorongan yang diwujudkan tidak dalam bentuk finansial atau uang, akan
tetapi berupa hal-hal seperti pujian, penghargaan, dan pendekatan
manusiawi.
Berdasarkan pengertian diatas, maka bagi seorang pemimpin perusahaan
di dalam memberikan motivasi kepada bawahannya, pertama-tama harus
mengetahui pengaruh-pengaruh mana yang dapat mendorong orang-orang yang
dipimpin agar mau bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Motivasi kerja sering dipakai untuk menyebutkan motivasi dalam
lingkungan kerja. Dalam manajemen sering dipakai untuk menerangkan
motivasi yang ada kaitannya dengan pekerjaan. Batasan motivasi menurut
Yukl, (2005:39) mengartikan sebagai proses dimana prilaku digerakkan dan
diarahkan. Batasan tersebut bisa diartikan bahwa motivasi adalah pemberian
atau penimbulan motif. Dapat pula diartikan sebagai keadaan menjadi motif.
Batasan ini menyebabkan motivasi kerja yang dalam psikologi karya biasa
disebut pendorong semangat kerja.
Antoni (2006:24) mengemukakan bahwa pemberian dorongan sebagai
salah satu bentuk motivasi, penting dilakukan untuk meningkatkan gairah kerja
karyawan sehingga dapat mencapai hasil yang dikehendaki oleh manajemen.
Hubungan motivasi, gairah kerja dan hasil optimal mempunyai bentuk linear
dalam arti dengan pemberian motivasi kerja yang baik, maka gairah kerja
karyawan akan meningkat dan hasil kerja akan optimal sesuai dengan standar
kinerja yang ditetapkan. Gairah kerja sebagai salah satu bentuk motivasi dapat
13
dilihat antara lain dari tingkat kehadiran karyawan, tanggung jawab terhadap
waktu kerja yang telah ditetapkan.
Mangkunegara (2005:101) mengemukakan bahwa terdapat 2 (dua) teknik
memotivasi kerja pegawai yaitu: (1) Teknik pemenuhan kebutuhan
pegawai,artinya bahwa pemenuhan kebutuhan pegawai merupakan fundamen
yang mendasari perilaku kerja. (2) Teknik komunikasi persuasif, adalah
merupakan salah satu teknik memotivasi kerja pegawai yang dilakukan dengan
cara mempengaruhi pegawai secara ekstra logis.
Sedarmayanti (2007:98) mendefinisikan, “motivasi sebagai keseluruhan
proses pemberian motif kerja kepada para bawahan, sehingga mereka mau
bekerja dengan ikhlas demi untuk tercapainya tujuan organisasi dengan efektif
dan efisien”.
Sementara Hasibuan (2007:102) mengartikan motivasi adalah pemberian
daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka
mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan”.
Motif Merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang
perlu dipenuhi agar pegawai tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya. Sedangkan motivasi adalah kondisi yang mengerakkan
pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya. Kutipan Anwar Prabu
Mangkunegara (2013:93).
Berdasarkan beberapa pengertian motivasi tersebut diatas, maka dapat
dikatakan motivasi adalah sebagai energi untuk membangkitkan dorongan
dalam diri karyawan yang berpengaruh, membangkitkan, mengarahkan, dan
14
memelihara prilaku seseorang berkaitan dengan lingkungan kerja. Jadi
motivasi adalah dorongan dari dalam diri karyawan untuk memenuhi
kebutuhan yang stimulasi berorientasi kepada tujuan individu dalam mencapai
rasa puas, kemudian diimplementasikan kepada orang lain untuk memberikan
pelayanan yang baik kepada masyarakat
Pelaksanaan motivasi memerlukan penerapan prinsip-prinsip motivasi,
menurut Hasibuan (2007:97-98) dibedakan sebagai berikut.
1. Prinsip mengikut sertakan bawahan
Diberi kesempatan dalam memberikan ide-ide, gagasan-gagasan, pembuatan
keputusan-keputusan, para pegawai mereka ikut bertanggung jawab dan
disiplin kerja meningkat.
2. Prinsip komunikasi
Komunikasi merupakan hal yang penting dalam organisasi. Melalui
komunikasi yang baik, maka motivasi untuk mencapai hasil-hasil
mempunyai kecenderungan kerja meningkat.
3. Prinsip pengakuan
Pemimpin yang mengakui hasil pekerjaan karyawan dan member
penghargaan atas sumbangan terhadap hasil yang dicapai, maka semangat
kerja akan meningkat.
4. Prinsip wewenang yang didelegasikan
Pemberian tugas pekerjaan dan wewenang pertanda kepercayaan pemimpin
terhadap karyawan yang bersangkutan. Dengan kepercayaan ini motivasi
karyawan akan meningkat dan akan tercapai hasil kerja yang baik.
15
5. Prinsip timbal balik
Perhatian timbal balik dari pimpinan bisa merupakan pengembangan karier,
pemberian insentif atau pemberian fasilitas dapat memotivasi karyawan
untuk berprestasi.
Purwanto (2011:36) menyatakan bahwa motivasi dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor Hygiene dan faktor motivator. Faktor Hygiene merupakan
faktor yang mempertahankan tingkat motivasi kerja karyawan diantaranya
gaji/kompensasi, kondisi lingkungan kerja, keamanan kerja dan hubungan
dengan rekan kerja, komponen tersebut termasuk kelompok motivasi
ekstrinsik. Faktor motivator merupakan faktor yang mampu memberikan
dorongan atau motivasi kerja dalam diri karyawan diantaranya pekerjaan itu
sendiri, tanggung jawab dan prestasi, komponen tersebut termasuk kelompok
motivasi intrinsik
Pelaksanaan prinsip-prinsip motivasi ini merupakan upaya untuk
membantu menggerakkan karyawan supaya dapat menjalankan organisasi
dengan menggunakan tenaga karyawan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Motivasi tidak terlepas dari kebutuhan, dan kebutuhan dapat
didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara
suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Kebutuhan merupakan
fundamen yang mendasari prilaku karyawan. Sebagai pimpinan tidak mungkin
memahami prilaku karyawan tanpa mengerti kebutuhannya.
Riduwan (2007:64-65) mengemukakan bahwa hirarki kebutuhan manusia
adalah sebagai berikut.
16
1. Kebutuhan fisiologis (physiological needs), yaitu kebutuhan untuk makan,
minum, perlindungan fisik, bernafas, seksual (biologis). Kebutuhan ini
merupakan kebutuhan tingkat terendah (kebutuhan paling dasar).
2. Kebutuhan rasa aman (safety and security needs), yaitu kebutuhan akan
perlindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan dan lingkungan hidup.
3. Kebutuhan untuk merasa memiliki (belongingnees needs), yaitu kebutuhan
untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, dan kebutuhan untuk mencintai
dan dicintai.
4. Kebutuhan akan harga diri (estem needs), yaitu kebutuhan untuk dihormati
dan dihargai oleh orang lain.
5. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri (self actualization needs),
kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, keterampilan dan potensi.
Kebutuhan untuk berpendapat dengan menggunakan ide-ide, memberikan
penilaian dan kritik terhadap sesuatu
Dalam teori pengharapan (Victor Vroom), motivasi kerja seseorang sangat
ditentukan tujuan khusus yang akan dicapai orang yang bersangkutan. Harapan
yang ingin dicapai karyawan antara lain :
1. Upah atau gaji yang sesuai
Upah atau gaji merupakan imbalan yang diberikan kepada seseorang setelah
melakukan suatu pekerjaan. Upah umumnya berupa uang atau materi lainnya.
Karyawan yang diberi upah atau gaji sesuai kerja yang dilakukan atau sesuai
harapan, membuat karyawan bekerja secara baik dan bersungguh-sungguh.
Dengan demikian hasil produksi sesuai target yang ditentukan perusahaan.
2. Keamanan kerja yang terjamin
17
Karyawan dalam bekerja membutuhkan konsentrasi dan ketenangan jiwa dan
dapat diwujudkan dalam bentuk keamanan kerja. Jaminan keselamatan kerja
dan asuransi apabila terjadi kecelakaan membuat karyawan bekerja dengan
sepenuh hati.
2. Kehormatan dan pengakuan
Kehormatan dan pengakuan terhadap karyawan dapat diberikan dengan
penghargaan atas jasa dan pengabdian karyawan. Kehormatan dapat berupa
bonus atau cinderamata bagi karyawan yang berprestasi. Sedangkan pengakuan
dapat diberikan dengan melakukan promosi jabatan.
3. Perlakuan yang adil
Adil bukan berarti diberikan dengan jumlah sama bagi seluruh karyawan.
Perlakuan adil diwujudkan dengan pemberian gaji, penghargaan, dan promosi
jabatan sesuai prestasi karyawan. Bagi karyawan yang berprestasi
dipromosikan jabatan yang lebih tinggi, sedangkan karyawan yang kurang
berprestasi diberi motivasi untuk lebih berprestasi sehingga suatu saat
memperoleh promosi jabatan. Uraian tersebut merupakan salah satu perlakuan
adil sesuai prestasi karyawan, sehingga karyawan berlomba berprestasi dengan
baik.
4. Pimpinan yang cakap, jujur, dan berwibawa
Pimpinan perusahaan merupakan orang yang menjadi motor penggerak bagi
perjalanan roda perusahaan. Pimpinan yang memiliki kemampuan memimpin
membuat karyawan segan dan hormat. Pimpinan juga dituntut jujur sehingga
pimpinan sebagai contoh yang baik bagi karyawan yang dipimpin.
5. Suasana kerja yang menarik
18
Hubungan harmonis antara pimpinan dan karyawan atau hubungan vertical
membuat suasana kerja baik. Selain itu hubungan harmonis diharapkan juga
tercipta antar sesama karyawan (hubungan horizontal). Kedua hubungan baik
tersebut menciptakan kondisi kerja harmonis antara pimpinan dengan karyawan
dan antara sesama karyawan, sehingga suasana kerja tidak membosankan.
6. Jabatan yang menarik
Jabatan merupakan salah satu kedudukan yang diharapkan karyawan. Promosi
jabatan yang berjenjang secara baik dengan berpedoman pada prestasi kerja dan
masa kerja membuat karyawan menduduki jabatan dengan jenjang teratur.
Penjenjangan menciptakan keadaan kondusif bagi perusahaan
B. Faktor Motivasi Kerja
Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri seseorang
sangat di pengaruhi oleh beberapa faktor. faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Faktor Eksternal
a. Lingkungan kerja
b. Pemimpin dan kepemimpinannya
c. Organisasi atau tugas
d. Dorongan dan bimbingan atasan
2. Faktor Intern
a. Pembawaan individu
b. Tingkat pendidikan
c. Pengalaman masa lampau
d. Keinginan atau harapan masa depan
19
Sumber lain mengungkapkan, bahwa didalam motivasi itu terdapat suatu
rangkaian interaksi antar berbagai faktor. Berbagai faktor yang dimaksudkan
meliputi :
a) Individu dengan segala unsur-unsurnya.
kemampuan dan keterampilan, kebiasaan, sikap dan sistem nilai yang dianut,
pengalaman traumatis, latar belakang kehidupan social budaya, tingkat
kedewasaan dan lain sebagainya
b) Situasi dimana individu bekerja akan menimbulkan berbagai rangsangan
persepsi individu terhadap kerja, harapan dan cita-cita dalam kerja itu sendiri,
persepsi bagaimana kecakapannya terhadap kerja, kemungkinan timbulnya
perasaan cemas, perasaan bahagia yang disebabkan oleh pekerjaan.
c) Proses penyesuaian yang harus dilakukan oleh masing – masing individu
terhadap pelaksanaan pekerjaannya.
d) Pengaruh yang datang dari berbagi pihak
Pengaruh dari berbagai sesama rekan, kehidupan kelompok maupun tuntutan
atau keinginan kepentingan keluarga, pengaruh dari berbagai hubungan di
luar pekerjaan.
e. Reaksi yang timbul terhadap pengaruh individu
f. Perilaku atas pembuatan yang ditampilkan oleh individu
g. Timbulnya persepsi dan bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita dan tujuan
C. Kepuasan Kerja Karyawan
Menurut Luthans, (2006:65) memberikan definisi komprehensif dari
kepuasan kerja yang meliputi reaksi atau sikap lognitif, efektif, evaluatif dan
menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan emosi yang senang atau
20
emosi positif yang berasal dari penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja
seseorang.
Sedangkan menurut Umar (2005:9) dapat dijelaskan bahwa kepuasan
kerja merupakan penilaian atau cerminan dari perusahaan pekerja terhadap
pekerjaannya. Hal ini tampak dalam sikap positif pekerja terhadap
pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi dilingkungan kerjanya.
Dampak kepuasan kerja perlu dipantau dengan mengaitkan pada output yang
dihasilkan. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat
individual karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang
berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Ini
disebabkan karena adanya perbedaan pada masing-masing individu. Semakin
banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu
tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasan.
Robbins menyatakan bahwa kepuasan kerja (job satisfaction) merujuk
pada sikap seorang individu terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat
kepuasan kerja tinggi akan menunjukkan sikap yang negatif terhadap
pekerjaannya (Robbins, 2001: 139)
Howell dan Dipboye mendefinisikan kepuasan kerja sebagai hasil
keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap
berbagai aspek dari pekerjaannya. Dengan kata lain kepuasan kerja
mencerminkan sikap tenaga kerja terhadap pekerjaannya (Ashar, 2001: 350)
Susilo Martoyo mendefinisikan kepuasan kerja sebagai keadaan
emosional karyawan dimana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara nilai
21
balas jasa kerja karyawan dari perusahaan dengan tingkat nilai balas jasa yang
memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan. Balas jasa kerja
karyawan ini, baik yang berupa financial maupun yang non finansial. Bila
kepuasan kerja terjadi maka pada umumnya tercemin pada perasaan karyawan
terhadap pekerjaannya, yang sering diwujudkan dalam sikap positif karyawan
terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi ataupun ditugaskan
kepadanya di lingkungan kerjanya.
Kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa
baik hasil pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai penting (Luthans,
2006:54). Menurut Luthans (2006:54) terdapat tiga dimensi yang diterima
secara umum dalam kepuasan kerja yaitu sebagai berikut.
1. Kepuasan kerja merupakan respon emosional terhadap situasi kerja, dengan
demikian kepuasan kerja dapat dilihat dan diduga;
2. Kepuasan kerja sering ditentukan menurut seberapa baik hasil yang dicapai
memenuhi atau melampaui harapan;
3. Kepuasan kerja mewakili beberapa sikap yang berhubungan.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat dinyatakan bahwa kepuasan kerja
merupakan sikap positif atau negatif terhadap pekerjaannya yang terkait
dengan kondisi kerja dan lingkungan kerja.
D. Faktor Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merujuk kepada sikap dan prilaku seseorang terhadap
pekerjaannya, seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi akan
menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjannya, namun sebaliknya jika
22
kepuasan kerja seseorang rendah akan menunjukkan sikap yang negatif
terhadap pekerjaannya dan komitmen orang tersebut terhadap organisasinya
rendah sehingga dapat menyebabkan orang tersebut mangkir dari
perusahaannya. Departemen SDM hendaknya senantiasa memantau kepuasan
kerja para karyawan karena hal tersebut besar pengaruhnya terhadap kinerja
karyawan. Faktor utama yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah
sebagai berikut:
1. Gaji
a. Pengertian Gaji
Sistem gaji pada umumnya dipandang sebagai alat untuk
mendistribusikan gaji pada karyawan. Pendistribusian ada yang
berdasarkan pada produksi lamanya dinas dan berdasarkan kebutuhan
hidup. Gaji sebenarnya merupakan suatu syarat-syarat perjanjian kerja
yang diatur oleh pengusaha dan karyawan serta pemerintah. Gaji yang
sebenarnya juga upah yang diterima itu sudah pasti jumlahnya pada
setiap waktu yang telah ditetapkan.
Gaji atau upah merupakan dorongan utama untuk bekerja, karena
gaji atau upah berbentuk uang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Upah sebagai balas jasa atas prestasi kerja, harus dapat memenuhi
kebutuhan hidup bersama keluarga secara layak sehingga ia dapat
memusatkan tugas yang dipercayakan kepadanya (Sastro Djatmiko
Marsono, 1993: 61).
23
Untuk lebih jelasnya, maka peneliti mengutip beberapa
pengertian tentang upah atau gaji:
1) Arti upah menurut undang – undang kecelakaan tahun 1974 No. 33
pasal 7 ayat a dan b, yang dimaksud dengan upah atau gaji yaitu :
- Tiap-tiap pembayaran berupa uang yang diterima oleh buruh sebagai
ganti pekerjaan.
- Perumahan, makan, bahan makanan dan pakaian dengan percuma
yang nilainya ditukar menurut harga umum ditempat itu.
2) Menurut Edwin B. Flippo, upah adalah harga untuk jumlah jasa yang
diberikan oleh seseorang kepada orang lain.
3) Menurut Hadi Purnomo, upah adalah jumlah keseluruhan yang
ditetapkan sebagai penganti jasa yang dikeluarkan oleh tenaga kerja
atau pegawai
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat gaji
Perusahaan cenderung memandang upah sebagai pengeluaran aset.
Upah atau gaji merupakan pengeluaran dalam pengertian bahwa gaji
mencerminkan biaya tenaga kerja. Beberapa faktor yang mempengaruhi
tinggi rendahnya tingkat upah antara lain:
1) Penawaran dan permintaan tenaga kerja
Meskipun hukum ekonomi tidaklah dapat ditetapkan secara mutlak
dalam masalah tenaga kerja, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa hukum
penawaran dan permintaan akan mempengaruhinya. Untuk pekerjaan
yang membutuhkan keterampilan tinggi dan jumlah tenaga kerja sedikit,
24
maka upah atau gaji cenderung tinggi, sedangkan untuk jabatan yang
mempunyai penawaran melimpah upah cenderung turun.
2) Organisasi buruh
Ada atau tidaknya organisasi buruh serta kuat lemahnya organisasi buruh
akan ikut mempengaruhi terbentuknya tingkat upah. Adanya serikat
buruh yang kuat berarti “bargaining position” karyawan juga kuat dan
tentunya akan menaikkan tingkat upah dan sebaliknya.
3) Kemampuan untuk membayar
Meskipun sedikit buruh menuntut upah tinggi akhirnya realisasi
pemberian upah tergantung pada kemampuan membayar perusahaan.
Bagi perusahaan atau rumah sakit, upah atau gaji merupakan salah satu
komponen biaya produksi. Tingginya gaji akan mengurangi keuntungan.
Jika kenaikkan produksi sampai mengakibatkan kerugian perusahaan,
maka perusahaan tidak akan mampu memenuhi fasilitas karyawan.
4) Produktifitas
Gaji atau upah merupakan imbalan prestasi kerja karyawan. Semakin
tinggi prestasi karyawan, semakin besar pula upah yang akan diterima.
Prestasi ini bisa dinyatakan sebagai semangat kerja.
5) Biaya hidup
Faktor-faktor lain perlu diperhatikan adalah biaya hidup. Di kota-kota
besar dimana biaya hidup tinggi, upah juga cenderung tinggi.
Bagaimanapun biaya hidup merupakan batas penerimaan upah untuk
karyawan.
25
6) Pemerintah dan pesaing
Pemerintah dengan peraturan-peraturan yang dibuatnya serta para
pesaing juga mempengaruhi tinggi rendahnya gaji.
c. Tujuan Upah atau gaji
Adapun tujuan pemberian upah atau gaji adalah sebagai berikut:
1) Memikat karyawan
Gaji dapat digunakan untuk memikat karyawan. Biasanya pelamar akan
membandingkan jumlah rupiah, pelamar kerja sering meletakkan bobot
lebih pada gaji yang sering ditawarkan dibandingkan faktor-faktor
lainnya seperti tunjangan dan imbalan dalam bentuk lain.
2) Menahan karyawan yang kompeten
Setelah organisasi mengikat dan mengangkat karyawan-karyawan baru,
sistem gaji haruslah tidak merintangi upaya-upaya karyawan yang
proaktif. Untuk itu perusahaan haruslah menetapkan suatu kebijaksanaan
yang adil dan wajar dalam hal penggajian.
3) Motivasi dan gaji
Perusahaan menggunakan skala gaji untuk memotivasi karyawan.
Sebagai contoh pendapatan lembur dan lain-lain. Individu-individu
termotivasi untuk bekerja pada saat mereka merasa bahwa imbalan
didistribusikan secara adil.
4) Motivasi dan kinerja
Para karyawan mengharapkan bahwa kinerja mereka akan berkorelasi
dengan imbalan yang diperoleh dari perusahaan. Jika karyawan melihat
26
bahwa kerja keras dan kinerja yang unggul diakui dan diberikan imbalan
oleh perusahaan, maka akan mengharapkan hubungan seperti itu
berlanjut.
b. Tunjangan
Definisi Tunjangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Tunjangan adalah tambahan pendapatan diluar gaji sebagai bantuan, yang
ditunjangkan, sokongan atau bantuan. Langkah – langkah dalam
memastikan penyediaan tunjangan bagi setiap pegawai yang sesuai dengan
kebutuhan atau keinginan mereka, ada dua metode dasar untuk mencapai
sasaran tersebut yaitu:
1) Pendekatan Kafetaria
Mencakup pengalokasian kepada setiap pegawai sejumlah
kompensasi dan memperkenankan pegawai untuk memilih campuran uang
tunai dan tunjangan yang diinginkan. Metode ini paling baik mencapai
kepuasan pegawai dengan penawaran kompensasi organisasi. Tetapi
penyelenggaraannya dapat menjadi sulit dan mungkin memerlukan biaya
lebih tinggi daripada rencana kompensasi lain. (A. Dale Timpe, Memotiwasi
Pegawai, 1991:76)
2) Pendekatan Multipaket
Memecahkan masalah yang diasosiasikan dengan pendekatan
kafetaria sementara tetap mempertahankan sebagian kesempatan pilihan
individual. Persyaratan bagi perancangan rencana multipaket adalah
pengumpulan informasi tentang keinginan pegawai.
27
3) Kombinasi pendekatan kafetaria dan multipaket
Tawarkan jumlah terbatas rencana yang mencakup campuran berbeda
unsur dasar kompensasi, yaitu gaji, liburan, pensiunan dan asuransi
kesehatan. Cara ini menyederhanakan rancangan berbagai paket standar dan
memberikan kepada setiap pegawai kesempatan lebih besar untuk
memuaskan keinginan pribadi masing-masing.
Berdasarkan Sudarsono Shobron (2003:143) dalam Islam menginginkan
terwujudnya masyarakat ideal, setiap warganya memperoleh hak-hak dan
dengan ikhlas melaksanakan kewajiban-kewajibannya. Sehingga tidak ada
warga yang terlantar dan diperlakukan tidak adil. Islam juga menekankan,
adanya jaminan tingkat dan kualitas hidup minimum bagi seluruh masyarakat
ini dapat dilihat dari banyaknya ayat Al Qur’an yang menekankan adanya
tunjangan sosial. Allah berfirman di dalam surah An Nahl 71:
Artinya : “Dan Allah melebihkan sebagian kamu dari sebagian yang laindalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu)tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yangmereka miliki, agar mereka (merasakan) rezeki itu. Maka mengapamereka mengikari nikmat Allah”?
Kandungan ayat diatas dapat diambil kesimpulan fakir miskin
mempunyai hak dalam harta orang-orang kaya dan orang-orang yang tidak
memperhatikan nasib buruh yang menjadi tanggung jawabnya, mereka
dianggap mengingkari nikmat Allah.
Faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja menurut
Luthans (2006:76-78) yaitu sebagai berikut.
28
1. Pekerjaan itu sendiri
Dalam hal ini dimana pekerjaan memberikan tugas yang menarik,
kesempatan untuk belajar, dan kesempatan untuk menerima tanggung
jawab
2. Gaji
Upah dan gaji dikenal menjadi signifikan tapi kompeks kognitif dan
merupakan faktor multidimensi dalam kepuasan kerja.
3. Promosi
Kesempatan promosi sepertinya memiliki pengaruh yang berbeda pada
kepuasan kerja, hal ini dikarenakan promosi memiliki sejumlah bentuk
yang berbeda dan memiliki berbagai penghargaan.
4. Pengawasan
Pengawasan (supervisi) merupakan sumber penting lain dari kepuasan
kerja, ada dua dimensi gaya pengawasan yang mempengaruhi kepuasan
kerja yaitu berpusat pada karyawan dan partisipasi atau pengaruh
kemampuan penyedia untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan
prilaku.
5. Kelompok kerja
Rekan kerja atau anggota tim yang kooperatif merupakan sumber
kepuasan kerja yang paling sederhana pada karyawan secara individu
bertindak sebagai sumber dukungan, kenyamanan, nasihat dan bantuan
pada anggota individu.
6. Kondisi kerja
29
Kondisi kerja memiliki kecil pengaruhnya terhadap kepuasan kerja, jika
kondisi kerja bagus (bersih, lingkungan menarik) individu akan lebih
mudah menyelesaikan pekerjaan mereka sebaliknya jika kondisi kerja
buruk individu akan lebih sulit menyelesaikan pekerjannya. Jika segalanya
berjalan baik tidak ada masalah kepuasan kerja, jika segalanya berjalan
buruk masalah ketidakpuasan kerja muncul.
E. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kepuasan Kinerja Karyawan
Kepuasan kerja adalah suatu kemampuan untuk melakukan kegiatan
yang menghasilkan suatu hasil kerja sesuai dengan mutu yang ditetapkan
dalam waktu yang lebih singkat dari seorang tenaga kerja.Setiap organisasi
pada dasarnya akan memiliki kebijakan yang berbeda-beda terhadap sumber
daya manusia yang dimilikinya guna mencapai kepuasan kerja karyawan.
Dalam pencapaian yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan terdapat
banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan antara lain adalah
adanya motivasi kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja dan stres kerja karyawan
bertambah. Keempat yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan tersebut,
diharapkan mampu memberikan jalan bagi karyawan guna mencapai kepuasan
kerja yang lebih baik lagi. Motivasi kerja merupakan suatu kondisi dimana
karyawan membutuhkan apresiasi penuh atas pekerjaannya, mendapatkan
suasana yang nyaman dalam pekerjaan, keamanan dalam bekerja, gaji/upah
yang baik, pekerjaan yang menarik dan disiplin yang bijaksana dari setiap
manajer.Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah
kurangnya semangat kerja karyawan dimana salah satu didalamnya adalah
30
masalah motivasi kerja yang kurang dilakukan pada suatu manajer perusahaan.
motivasi kerja adalah kondisi atau keadaan dalam suatu perusahaan yang ingin
meningkatkan keuntungan yang lebih besar dari sebelumnya, maka dari itu
motivasi kerja sangat berperan penting dalam mendapat kepuasan yang
maksimal. Karena tujuan dari motivasi kerja adalah memberikan semangat
kerja kepada setiap karyawan agar karyawan dapat melaksanakan tugasnya
secara efektif dan efisen. Dampak yang terjadi apabila didalam perusahaan
tidak ada motivasi kerja, dimana karyawan akan melakukan pekerjaannya
dengan biasa-biasa saja dan kurang semangat dalam melaksanakan tugasnya.
Berdasarkan dari asumsi diatas bahwa dengan peran motivasi kerja
terhadap kepuasan dapat meningkatkan semangat kerja karyawan dimana
karyawan akan bekerja secara maksimal dan menyukai lingkungan kerjanya
dan keuntungan yang didapat dalam suatu perusahaan adalah mendapatkan
penghasilan yang meningkat dari tahun ke tahun apabila motivasi ini terus
dilakukan Alimuddin (2012:43-44)
F. Kerangka Pikir
Berdasarkan kajian pustaka dan observasi awal dapat diketahui ada
beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan motivasi kerja terhadap
kepuasan kerja khususnya yang dihasilkan oleh kantor BKKBN Makassar.
Faktor yang terpenting adalah kepuasan karyawan dan motivasi karyawan.
Dalam upaya meningkatkan kualitas kinerja karyawan terlebih dahulu
karyawan harus dapat merasa puas akan pekerjaannya. Kepuasan kerja
merupakan kunci pendorong moral, disiplin, dan kinerja karyawan dalam
31
mendukung terwujudnya tujuan perusahaan. Kepuasan yang tinggi akan
mengarahkan pada tingkat turn over dan absensi yang rendah karena individu
yang puas terdorong untuk bekerja lebih baik karena kebutuhan pentingnya
terpuaskan.
Kepuasan kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: kerja yang
menantang, ganjaran yang pantas, kondisi kerja yang mendukung, rekan kerja
yang mendukung, kesesuaian pribadi dengan pekerjaan (Robbins, 2006:33).
Berdasarkan pendapat diatas menyatakan bahwa peningkatan kepuasan kerja
pada suatu organisasi dapat dicapai dengan motivasi.
Karyawan atau staff yang memperoleh penghasilan rendah cenderung
lebih mudah terpuaskan dengan hal-hal yang bersifat hygiene seperti insentif,
dan kondisi kerja yang nyaman, sedangkan karyawan yang tergolong pimpinan
cenderung akan terpuaskan dengan hal-hal yang bersifat motivator yang
langsung berhubungan dengan pekerjaan seperti membina hubungan yang baik
dengan rekan kerja, lebih mengutamakan penghargaan dan aktualisasi diri.
Motivasi yang menjadi dasar utama bagi seseorang memasuki suatu organisasi
adalah dalam rangka usaha orang yang bersangkutan memuaskan berbagai
kebutuhannya.
Oleh karena itu setiap pimpinan hendaknya memperhatikan kebutuhan
staff/karyawan sebagaimana diuraikan dalam teori motivasi. Kebutuhan utama
karyawan harus diperhatikan yang meliputi antara lain, kebutahan fisik dan
kebutuhan kepastian/jaminan kerja. Jika teori motivasi ini dipahami dan
diterapkan oleh pimpinan, maka akan menimbulkan kegairahan dan semangat
32
kerja karyawan berupa produktivitas yang tinggi yang pada gilirannya akan
berpengaruh pula terhadap kualitas pelayanan kepada pelanggan. Artinya
karyawan yang mempunyai motivasi tinggi cenderung memiliki prestasi kerja
yang tinggi pula sehingga akan memberikan kinerja yang terbaik.
Gambar 2. 1 : Skema Kerangka Pikir
G. Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas dan pada bab sebelumnya maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini yaitu:
Diduga bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan
pada kantor BKKBN Sulawesi – Selatan.
Kepuasan (y)
1. Gaji2. Tunjangan3. Kelompok Kerja4. Kondisi Kerja
MOTIVASI (x)
1. Pemenuhan Kebutuhan
2. Pengakuan
3. Prinsip Timbal Balik
4. Harapan Yang Ingin
Dicapai
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono ( 2013), metode kuantitatif adalah
dinamakan juga metode tradisional positivistik karena berlandasan pada
metode ilmiah empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis yang berupa
angka-angka dengan analisis menggunakan statistik.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kantor BKKBN di kota Makassar Jl. AP.
Pettarani di jadikan sebagai objek penelitian. Sedangkan jangka waktu
penelitian dan masa penggarapannya diperkirakan kurang lebih dua bulan dari
bulan Maret sampai dengan Mei.
C. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam
penelitian ini, maka peneliti menggunakan dua metode yaitu :
a. Penelitian pustaka (Library Researcah), adalah penelitian yang dilakukan
dengan cara mengadakan peninjauan pada berbagai pustaka dengan
membaca atau mempelajari buku-buku literature lainnya yang erat
hubungannya dengan judul yang diajukan dengan masalah yang diteliti.
b. Penelitian Lapangan (Field Research), adalah pengamatan langsung
terhadap objek yang diteliti dengan menempuh cara sebagai berikut :
33
34
1. Observasi, dilakukan dalam bentuk pengamatan secara langsung pada
objek penelitian sehubungan dengan pengumpulan data yang diperlukan.
2. Wawancara, dilakukan dalam bentuk tanya jawab langsung dengan
pimpinan dan karyawan perusahaan untuk mendapatkan data yang
diperlukan
3. Kuesioner, metode kuesioner dipakai sebagai metode utama dalam
penelitian ini. Kuesioner sering disebut angket yang merupakan daftar
pertanyaan yang disodorkan/dikirimkan kepada responden untuk dijawab.
4. Dari bentuk pertanyaan yang diajukan, dalam penelitian ini yang digunakan
adalah jenis pertanyaan tertutup, karena disediakan daftar jawaban dari
pertanyaan - pertanyaan yang diajukan sehingga responden cukup memilih
salah satu dari jawaban-jawaban itu.
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
Jenis data pada penelitian ini terdiri dari :
a. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam
bentuk informasi baik secara lisan maupun secara tertulis.
b. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam
bentuk angka-angka, seperti jumlah karyawan dan jumlah bonus yang
diterima setiap tahunnya.
2. Sumber data
Sumber data pada penelitian ini meliputi :
a. Data primer, yaitu data yang bersumber dari hasil observasi dan hasil
wawancara dengan pimpinan dan karyawan perusahaan yang diteliti.
35
b. Data sekunder, yaitu data yang bersumber dari dokumentasi dan laporan
tertulis perusaaan yang dibuat secara berkala.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada kantor BKKBN
Sulawesi Selatan Makassar yang berjumlah 100 orang.
2. Sampel menurut sugiono (2007:73) adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini
adalah sebagian populasi.
F. Metode Analisis Data
1. Analisis Analisis statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui karakteristik responden dan untuk mengetahui kriteria
deskripsi dari masing-masing variabel yang diteliti. Karakteristik responden
yang digunakan meliputi jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, jabatan dan
masa kerja.
2. Analisis deskriptif dengan Menjelaskan motivasi kinerja karyawan melalui
pemberian bonus yang diberikan perusahaan kepada karyawan untuk
meningkatkan kinerja karyawan pada kantor BKKBN Sulawesi Selatan.
Dalam penelitian ini penulis melakukan penghitungan distribusi frekuensi
dan mean yang bertujuan menggambarkan data yang diperoleh dari tabulasi
jawaban responden. Penulis menggunakan skala likert sebagai acuan
pendapat yang dimiliki oleh responden, dan dalam penelitian ini penulis
menggunakan jumlah pilihan genap yaitu dari skala 1 sampai 4, untuk
mendeskripsikan sangat tidak setuju sampai sangat setuju. Pemilihan skala
36
genap bertujuan untuk mengurangi bias netral yang mungkin akan muncul
dari jawaban responden.
3. Analisis Regresi Sederhana Teknis analisis data yang digunakan adalah regresi
sederhana, di mana dengan regresi sederhana dapat meramalkan atau memprediksi
variable tergantung (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana
dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan sebab akibat variabel bebas
terhadap variabel tergantung. Dimana menurut Sugiyono (2004 :.234), persamaan
regresi sederhana dirumuskan:
Y = a + bX
Dimana:
Y = Variabel kepuasan kerja karyawan
a = Konstansta regresi sederhana
b = Koefisien regresi
X = Variabel motivasi kerja karyawan
37
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan/Lembaga
Program Keluarga Berencana yang kita kenal seperti sekarang ini adalah
buah perjuangan yang cukup lama yang dilakukan tokoh-tokoh atau pelopor di
bidang itu, baik di dalam maupun diluar negeri.
Diluar negeri upaya keluarga berencana mula-mula timbul atas prakarsa
kelompok orang-orang yang menaruh perhatian pada masalah kesehatan ibu,
yaitu pada awal abad XIX di inggris.
Sejalan dengan ditinggalkannya cara-cara mengatur kehamilan secara
tradisional dan mulai digunakannya alat-alat kontrasepsi yang memenuhi
syarat medis, maka dimulai usaha-usaha keluarga berencana di abad modern
dengan tujuan dan sasaran yang lebih luas, tidak terbatas pada upaya
mewujudkan kesehatan ibu dan anak dengan cara membatasi
kehamilan/kelahiran saja.
Di Inggris dikenal Marie Stopes (1880-1950) yang menganjurkan
pengaturan kehamilan di kalangan keluarga buruh. Di Amerika Serikat dikenal
Margareth Sanger (1883-1966) yang dengan program “birth control”nya
merupakan pelopor KB modern.
Pada tahun 1917 didirikan National Birth Control League dan pada
November 1921 diadakan American National Birth Control Conference yang
pertama. Pada tahun 1925 ia mengorganisir konperensi International di New
37
38
York yang menghasilkan pembentukan International Federation of Birth
Control League.
Pada tahun 1945 Margareth Sanger turut aktif di dalam pembentukan
Intrenational Committee on Planned Parenthood yang dalam konferensinya di
New Delhi Pada tahun 1952 Margareth Sanger meresmikan berdirinya
International Planned Parenthood Federation (IPPF). Federasi ini memilih
Margareth Sanger dan Lady Rama Ran dari india sebagai pimpinannya. Sejak
saat itu berdirilah perkumpulan-perkumpulan keluarga berencana di seluruh
dunia, termasuk di Indonesia, yang merupakan cabang-cabang IPPF tersebut.
B. Perkembangan Organisasi BKKBN
Secara historis, organisasi BKKBN dimulai dari suatu organisasi yang
murni berstatus swasta pada tahun 1957, kemudian menjadi organisasi semi
pemerintah tahun 1968. Pada tahun 1970 menjadi organisasi resmi pemerintah
sebagai pelaksana dan pengelola program KB nasional sampai dengan saat ini.
Berikut ini digambarkan secara ringkas perkembangan organisasi BKKBN.
1. Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN)
2. BKKBN Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 8 Tahun 1970
3. BKKBN Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 33 Tahun 1972
4. BKKBN Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 38 Tahun 1978
5. BKKBN Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 64 Tahun 1983
6. BKKBN Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 109 Tahun 1993
7. BKKBN Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 20 Tahun 2000
8. BKKBN Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 166 Tahun 2000
39
9. BKKBN Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 103 Tahun 2001 yang
diikuti dengan Keputusan Presiden RI Nomor 110 Tahun 2001.
C. Visi dan Misi Organisasi
1. Visi
Penduduk Tumbuh Seimbang Tahun 2015
2. Misi
Mewujudkan Pembangunan Berwawasan Kependudukan dan
Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.
D. Struktur Organisasi dan Job Description
1. Struktur Organisasi
Sumber : BKKBN Provinsi Sulawesi-Selatan 2015
2. Job Description
a. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi
KEPALA
KABID.DALDUK KABID KB & KR KABID KS & PK SEKETARIS KABID ADPIN KABID LATBANGHj.Rini Riatika Djohari.SE Amirullah Hamza. SH Drs. Gaffar Mustang. SE. MM Djalaluddin Abdullah. S.Sos. Wardihang. SE. i
KASUB. BIDANG KASUB. BIDANG KASUB. BID BKB,A & KKL KASUBAK PERENC KASUBID ADV &KIE KASUBID TATA OPSPPK BKKB JP & S Dra. Noriva Pulung. M.Si Faizal Fahmi. SKM. Dra.Hj. Rosmiati R. i
Dra. Muliati. M.si Sofia Lolobua. SEKASUBAG U & H KASUBID HAL & BLL KASUBID PENYELENG
KASUB. BIDANG KASUB BID. BIDANG KASUB. BIDANG PEK Drs. Ihsan. M.Si Amin Muhammad. SP. & EVALUASI
KPK BKKB JW & SK
Ruslei. SE. MM Nuryamin. STp ASUBAG KEU & BMN KASUBID DATA & INFODra. Haji. St Hatidja Darsiawati. SE
KASUB. BIDANG KASUBID BID. KESPRO KASUB. BIDANG PEK
ADK KASUBAG KEPEG
Drs. Ahmad Asri & HUKUM
Yosep Upa. S.Sos. M.Si
KASUBAG ADM &PENGAWASAN
Irmawati Rachman. S.Sos
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL TERTENTU
40
1) Tugas Pokok
Memimpin Perwakilan BKKBN Provinsi dalam menjalankan
tugas melaksanakan sebagian tugas BKKBN di provinsi.
2) Fungsi Bagian
a) Melakukan pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan
nasional di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan
keluarga berencana di provinsi.
b) Melaksanakan pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan norma,
standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian penduduk
dan penyelenggaraan keluarga berencana di provinsi.
c) Melaksanakan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana di provinsi.
d) Melaksanakan/menyelenggarakan komunikasi, informasi, dan
edukasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan
keluarga berencana di provinsi.
e) Menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana
di provinsi.
f) Menyelenggarakan pelatihan, penelitian dan pengembangan di
bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga
berencana di provinsi.
g) Melaksanakan tugas administrasi umum di lingkungan Perwakilan
BKKBN Provinsi.
41
h) Mengelola barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawab Perwakilan BKKBN Provinsi.
i) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan analisis data, serta
pengelolaan teknologi informasi dan dokumentasi di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana
di provinsi.
j) Melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan
Perwakilan BKKBN Provinsi.
k) Melakukan pembinaan dan fasilitasi terbentuknya Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah Provinsi,
Kabupaten dan Kota.
l) Membina dan mengembangkan bawahan.
b. Sekretaris
1) Tugas Pokok
Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di
lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi.
2) Fungsi Bagian
a) koordinasi pelaksanaan kegiatandi lingkungan Perwakilan BKKBN
Provinsi;
b) koordinasi dan penyusunan rencana program dan anggaran;
c) pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan,
kerumah tanggaan, arsip, dokumentasi,dan hubungan masyarakat;
42
d) pelaksanaan administrasi keuangan, pengelolaanbarang milik/
kekayaan negara, dan sarana program;
e) pengelolaan administrasi kepegawaian, administrasi jabatan
fungsional, pemberian pertimbangan, dan bantuan hukum, serta
pengelolaan tatalaksana; dan
f) pemberian dukungan administrasi pengawasan.
c. Bidang Pengendalian Penduduk
1) Tugas Pokok
Melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan
fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur dan
kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian
penduduk
2) Fungsi Bagian
Penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi
pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria,
serta pemantauan dan evaluasi di bidang penyusunan parameter
pengendalian penduduk, di bidang kerjasama pendidikan
kependudukan, dan di bidang analisis dampak kependudukan
d. Bidang Keluarga Berencana/ Kesehatan Reproduksi.
1) Tugas Pokok
Melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan
fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur dan
43
kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang keluarga berencana
dan kesehatan reproduksi.
2) Fungsi Bagian
Penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi
pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria,
serta pemantauan dan evaluasi di bidang pembinaan kesertaan
keluarga berencana jalur pemerintahan dan swasta, jalur wilayah dan
sasaran khusus, serta pemantauan dan evaluasi di bidang kesehatan
reproduksi.
e. Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga
1) Tugas Pokok
Melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan
fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan
kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang keluarga sejahtera
dan pemberdayaan keluarga.
2) Fungsi Bagian
Penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi
pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria,
serta pemantauan dan evaluasi di bidang pembinaan keluarga balita
dan anak, ketahanan keluarga lanjut usia dan rentan, pemantauan dan
evaluasi di bidang pembinaan ketahanan remaja, serta pemantauan
dan evaluasi di bidang pemberdayaan ekonomi keluarga.
f. Bidang Advokasi Penggerakan dan Informasi
44
1) Tugas Pokok
Melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan
fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan
criteria (NSPK), serta pemantauan dan evaluasi di bidang advokasi,
penggerakan, dan informasi.
2) Fungsi Bagian
Penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi
pelaksanaan kebijakan teknis, NSPK, pemantauan, evaluasi di bidang
advokasi dan KIE, evaluasi di bidang hubungan antar lembaga dan
bina lini lapangan, serta fasilitasi pembentukan Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Daerah, evaluasi di bidang data dan
informasi.
g. Bidang Pelatihan dan Pengembangan
1) Tugas Pokok
Melaksanakan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan.
2) Fungsi Bagian
Pemberian fasilitasi dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan,
serta penelitian, dan pengembangan pengendalian penduduk, keluarga
berencana, dan kesehatan reproduksi, serta keluarga sejahtera dan
pemberdayaan keluarga di provinsi.
45
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Untuk meningkatkan prestasi karyawan dalam mencapai kepuasan yang
tinggi, pimpinan kantor BKKBN Sulawesi-Selatan senantiasa memberikan
motivasi baik bagi pegawai baru maupun pegawai lama. Pemberian motivasi
pada pegawai pada dasarnya merupakan motivasi yang bersifat positif, dan
disesuaikan dengan kondisi perusahaan yang pada dasarnya tidak banyak
menemukan kesulitan-kesulitan dalam memberikan pembinaan, karena para
pegawai tersebut telah mempunyai tanggung jawab masing-masing terhadap
pekerjaan dan perusahaan.
Berdasarkan dari uraian tersebut maka tujuan motivasi yang diberikan oleh
perusahaan kepada pegawai adalah:
1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan dorongan kerja kepada pegawai,
sehingga mereka dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepuasan
kerja yang meningkat dan mempunyai inisiatif dalam mengerjakan suatu
pekerjaan.
2. Untuk menghadapi persaingan dengan perusahaan sejenis.
3. Membantu dalam pembentukan dan pengembangan karier.
4. Menciptakan pegawai yang professional dalam tugasnya.
5. Menciptakan hubungan yang harmonis antara pimpinan dengan bawahan.
45
46
Pemberian motivasi pada pegawai sangat diperlukan dalam melaksanakan
kegiatan baik dalam organisasi maupun diluar organisasi. Pada kantor BKKBN
Sulawesi-Selatan pemberian motivasi pada pegawai yang berbentuk fisik dan
non fisik.
Dari hasil penelitian di kantor BKKBN Sulawesi-Selatan Analisa
Hubungan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan dari ± 100 pegawai
dan yang menjadi sampel penelitian yaitu 30 % dari jumlah pegawai tersebut.
Adapun hasil analisis deskripsi tanggapan responden dalam penelitian ini ialah
sebagai berikut:
a. Deskripsi Karakteristik Responden
Hasil analisis deskripsi karakteristik identitas tanggapan responden
diuraikan berdasarkan tingkat jenis kelamin, umur, jabatan/golongan, lama
bekerja, dan pendidikan terakhir. Adapun uraian deskripsi data indentitas
sebagai berikut:
a. Karakteristik Jenis Kelamin
Adapun karakteristik jenis kelamin pegawai kantor BKKBN Sulawesi-
selatan dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut:
Tabel 5.1 Karakteristik Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-laki 11 36,6
Perempuan 19 63,3
Jumlah 30 100
Sumber: Data primer diolah (2015)
47
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin pada tabel 5.1 diatas jumlah
pegawai dalam penelitian ini lebih dominan perempuan dimana hal ini
perempuan dengan frekuensi 19 yakni dengan persentase sebesar 63,3 %, dan
responden laki-laki dengan frekuensi 11 yakni persentase sebesar 36,6%.
b. Karakteristik Umur
Adapun karakteristik pegawai berdasarkan tingkat umur dalam penelitian
ini pada kantor BKKBN dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut:
Tabel 5.2 Karakteristik tingkat Umur
Umur Frekuensi Persentase (%)
23-30 th 1 3,3
31-40 th 6 20
41-50 th 12 40
51-60 th 11 36,6
Jumlah 30 100
Sumber: Data primer diolah (2015)
Berdasarkan tabel 5.2 dimana karakteristik tingkat umur pegawai kantor
BKKBN Sulawesi-selatan yang menjadi responden dalam penelitian ini.
Tingkat umur antara 23-30 tahun dengan frekuensi 1 yakni dengan persentase
sebesar 3,3 %, dan tingkat umur antara 31-40 tahun dengan frekuensi 6 yakni
dengan persentase sebesar 20 %, selanjutnya untuk tingkat umur antara 41-50
tahun dengan frekuensi 12 yakni dengan persentase sebesar 40 %, dan tingkat
umur antara 51-60 dengan frekuensi 11 yakni dengan persentase sebesar 36,6
%.
48
c. Karakteristik Jabatan/golongan
Adapun karakteristik pegawai berdasarkan tingkat jabatan/golongan dalam
penelitian ini pada kantor BKKBN dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut:
Tabel 5.3 Karakteristik Jabatan/golongan
Golongan/Jabatan Frekuensi Persentase (%)
Kepegawaian 6 20
Dalduk 5 16,66
Bendahara 1 3,33
Adm.Pelayanan 2 6,66
Staf 16 53,33
Jumlah 30 100
Sumber: Data primer diolah (2015)
Berdarakan tabel 5.3 diatas dimana karakteristik jabatan responden dalam
penelitian ini, jabatan kepegawaian dengan frekuensi 6 yakni dengan
persentase sebesar 20 %, jabatan bidang dalduk dengan frekuensi 5 yakni
dengan persentase sebesar 16,66 %, bendahara dengan frekuensi 1 yakni
dengan persentase sebesar 3,33 %, administrasi pelayanan dengan frekuensi 2
yakni dengan persentase sebesar 6,66 %, dan jabatan staf dengan frekuensi 16
yakni dengan persentase sebesar 53,33 %.
d. Karakteristik Lama Bekerja
Adapun karakteristik pegawai berdasarkan tingkat lama bekerja dalam
penelitian ini pada kantor BKKBN dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut:
49
Tabel 5.4 karakteristik Lama Bekerja
Lama Bekerja Frekuensi Persentase (%)
1-10 th 6 20
11-20 th 13 43,3
21-30 th 10 33,3
31-40 th 1 3,3
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer Diolah (2015)
Berdasarkan tabel 5.4 diatas dimana tingkat lama bekerja pegawai antara
1-10 tahun dengan frekuensi 6 yakni dengan persentase sebesar 20 %,
selanjutnya untuk lama bekerja antara 11-20 tahun dengan frekuensi 13 yakni
dengan persentase sebesar 43,3 %, lama bekerja antara 21-30 tahun dengan
frekuensi 10 yakni dengan persentase sebesar 33,3 %, dan lama bekerja antara
31-40 tahun dengan frekuensi 1 yakni dengan persentase sebesar 3,3 %.
e. Karakteristik Pendidikan Terakhir
Adapun karakteristik pegawai berdasarkan tingkat pendidikan terakhir
dalam penelitian ini pada kantor BKKBN dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut:
Tabel 5.5 Karakteristik Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase (%)
SMA/SLTA (sederajat) 4 13,3
S1 24 80
S2 2 6,6
Jumlah 30 100
50
Sumber: Data primer diolah (2015)
Berdasarkan tabel 5.5 diatas karakteritik tingkat pendidikan dimana
pegawai yang tingkat pendidikannya SMA/SLTA sederajat dengan frekuensi 4
yakni dengan persentase sebesar 13,3 %, selanjutnya untuk pendidikan terakhir
S1 dengan frekuensi 24 yakni dengan persentase sebesar 80 %, dan untuk
tingkat pendidikan terakhir S2 dengan frekuensi 2 yakni dengan persentase
sebesar 6,6 %.
Adapun deskripsi data tanggapan pegawai pada variabel motivasi dan
kepuasan kerja karyawan pada kantor BKKBN Sulawesi-selatan diuraikan
berdasarkan tanggapan yang diukur pada lima (5) skala likert dimana jawaban
sangat setuju (SS) dengan skor 5, setuju (S) skor 4, kurang setuju (KS) skor 3,
tidak setuju (TS) skor 2, dan jawaban sangat tidak setuju (STS) dengan skor 1.
Dimana masing-masing item pernyataan diukur berdasarkan kategori standar
penilaian rata-rata sebagai berikut:
Tabel 5.6 Standar Penilaian
Rata-rata Skor Penilaian
1,00 - 1,80 sangat tidak baik
1,81 - 2,61 tidak baik
2,62 - 3,42 cukup baik
3,43 - 4,23 Baik
4,24 - 5,00 sangat baik
Sumber : Data primer diolah (2015)
51
Berdasarkan standar kategori penilaian diatas maka dapat diuraikan
deskripsi variabel motivasi dan variabel peningkatankepuasan kerja karyawan
pada kantor BKKBN Sulawesi-selatan sebagaai berikut:
b. Deskripsi Variabel Motivasi
Adapun deskripsi data tanggapan pegawai mengenai motivasi pada kantor
BKKBN Sulawesi-selatan disajikan pada tabel 5.7 berikut:
Tabel 5.7 Deskripsi Variabel Motivasi
No Butir
Pernyataan
SS
(5)
S
(4)
KS
(3)
TS
(2)
STS
(1)
Total
Skor
Rata-
rata
1 X 1.1 4 20 17 68 9 27 - - 115 3,83
2 X 1.2 6 30 12 48 8 24 4 8 - 110 3,66
3 X 1.3 8 40 9 36 8 24 3 6 2 2 108 3,6
4 X 1.4 5 25 12 48 11 33 2 4 - 110 3,66
5 X 1.5 2 10 14 56 10 30 4 8 - 104 3,46
6 X 1.6 4 20 13 52 11 33 2 4 - 109 3,63
7 X 1.7 6 30 10 40 11 33 3 6 - 109 3,63
8 X 1.8 1 5 11 44 13 39 5 10 - 98 3,26
9 X 1.9 3 15 14 56 8 24 4 8 1 1 104 3,46
10 X 1.10 1 5 8 32 14 42 7 14 - 93 3,1
Jumlah 200 480 309 64 3 1060 35,29
Rata-rata Keseluruhan (Motivasi) 3,52
Sumber: Data primer diolah (2015)
Dari tabel deskripsi variabel motivasi diatas pada pernyataan X 1.1 (Untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi saya bekerja dengan maksimal) responden yang
52
menjawab sangat setuju (SS) frekuensinya 4, setuju (S) dengan frekuensi 17,
dan kurang setuju (KS) frekuensi 27, dengan total skor perolehan 115 yakni
rata-rata skor 3,83 dengan kriteria panilaian (Baik). Pernyataan X 1.2 (Di
dalam melaksanakan tugas saya merasa aman) responden yang menjawab
sangat setuju (SS) frekuensinya 6, setuju (S) frekuensi 12, kurang setuju (KS)
frekuensi 8 dan responden yang tidak setuju (TS) frekuensi 4, dengan total skor
perolehan 110 yakni rata-rata skor 3,66 dengan keriteria penilaian (Baik).
Selanjutnya untuk pernyataan X 1.3 (Untuk mengembangkan karier, saya
diberikan kesempatan) responden yang menjawab sangat setuju (SS)
frekuensinya 8, setuju (S) dengan frekuensi 9, kurang setuju (KS) frekuensi 8,
tidak setuju (TS) frekuensi 3, dan sangat tidak setuju (STS) frekuensi 2 dengan
total skor perolehan 108 yakni rata-rata skor 3,6 dengan kriteria panilaian
(Cukup Baik). Pernyataan X 1.4 (Di dalam melaksanakan tugas, saya bekerja
secara bersama) responden yang menjawab sangat setuju (SS) frekuensinya 5,
setuju (S) frekuensi 12, kurang setuju (KS) frekuensi 11 dan responden yang
tidak setuju (TS) frekuensi 2, dengan total skor perolehan 110 yakni rata-rata
skor 3,66 dengan keriteria penilaian (Baik). Selanjutnya untuk pernyataan X
1.5 (Dengan saya berprestasi atasan memberikan penghargaan) responden yang
menjawab sangat setuju (SS) frekuensinya 2, setuju (S) dengan frekuensi 14,
kurang setuju (KS) frekuensi 10, dan tidak setuju (TS) frekuensi 4 dengan total
skor perolehan 104 yakni rata-rata skor 3,46 dengan kriteria panilaian (Baik).
Pernyataan X 1.6 (Dalam melaksanakan tugas saya bertindak disiplin)
responden yang menjawab sangat setuju (SS) frekuensinya 4, setuju (S)
53
frekuensi 13, kurang setuju (KS) frekuensi 11 dan responden yang tidak setuju
(TS) frekuensi 2, dengan total skor perolehan 109 yakni rata-rata skor 3,63
dengan keriteria penilaian (Baik) pernyataan X 1.7 (Dengan kinerja yang
baik saya di promosikan atasan untuk jabatan tertentu) responden yang
menjawab sangat setuju (SS) frekuensinya 6, setuju (S) dengan frekuensi 10,
kurang setuju (KS) frekuensi 11, dan tidak setuju (TS) frekuensi 3 dengan total
skor perolehan 109 yakni rata-rata skor 3,63 dengan kriteria panilaian (Baik).
Pernyataan X 1.8 (Insentif yang saya terima cukup pantas) responden yang
menjawab sangat setuju (SS) frekuensinya 1, setuju (S) frekuensi 11, kurang
setuju (KS) frekuensi 13 dan responden yang tidak setuju (TS) frekuensi 5,
dengan total skor perolehan 98 yakni rata-rata skor 3,26 dengan keriteria
penilaian (Cukup Baik). Pernyataan X 1.9 (Jaminan kesehatan yang diberikan
sangat berarti bagi saya) responden yang menjawab sangat setuju (SS)
frekuensinya 3, setuju (S) dengan frekuensi 14, kurang setuju (KS) frekuensi 8,
tidak setuju (TS) frekuensi 4, dan responden yang sangat tidak setuju (STS)
frekuensi 1 dengan total skor perolehan 104 yakni rata-rata skor 3,46 dengan
kriteria panilaian (Baik). Pernyataan X 1.10 (Jaminan hari tua membuat saya
merasa aman) responden yang menjawab sangat setuju (SS) frekuensinya 1,
setuju (S) frekuensi 8, kurang setuju (KS) frekuensi 14 dan responden yang
tidak setuju (TS) frekuensi 7, dengan total skor perolehan 93 yakni rata-rata
skor 3,1 dengan keriteria penilaian (Cukup Baik).
Adapun jumlah rata-rata responden pada kantor BKKBN Sulawesi-selatan
yaitu sebesar 35,29 dari sepuluh item pernytaaan, dimana 35,29 : 10 = 3,52.
54
hal ini dapatlah disimpulkan bahwa keseluruhan tanggapan responden masuk
dalam kategori (Baik).
c. Deskripsi Variabel Kepuasan Kerja Karyawan
Adapun deskripsi data tanggapan pegawai mengenai kepuasan kerja
karyawan pada kantorBKKBN Sulawesi-selatan disajikan pada tabel 5.8
berikut:
Tabel 5.8 Deskripsi Variabel Kepuasan Kerja Karyawan
No Butir
Pernyataan
SS
(5)
S
(4)
KS
(3)
TS
(2)
STS
(1)
Total
Skor
Rata-
rata
1 Y 1.1 10 50 15 60 5 15 - - - - 125 4.16
2 Y 1.2 10 50 12 48 7 21 1 2 - - 121 4,03
3 Y 1.3 11 55 11 44 8 24 - - - - 123 4,1
4 Y 1.4 8 40 14 56 8 24 - - - - 120 4,0
5 Y 1.5 12 60 14 56 3 9 1 2 - - 127 4,23
6 Y 1.6 7 35 14 56 6 18 3 6 - - 115 3,83
7 Y 1.7 13 65 14 56 3 9 - - - - 130 4,33
8 Y 1.8 5 25 14 56 10 30 1 2 - - 113 3,76
9 Y 1.9 11 55 13 52 5 15 1 2 - - 124 4,13
10 Y 1.10 5 25 13 52 8 24 3 6 1 1 108 3,6
Jumlah 460 532 189 20 1 1206 36,01
Rata-rata Keseluruhan (Kepuasan) 3,60
Sumber: Data primer diolah (2015)
Dari tabel deskripsi variabel kepuasan kerja karyawan diatas pada
pernyataan Y 1.1 (Gaji yang di berikan setiap bulan cukup memenuhi
55
kebutuhan hidup) responden yang menjawab sangat setuju (SS) frekuensinya
10, setuju (S) dengan frekuensi 15, dan kurang setuju (KS) frekuensi 5, dengan
total skor perolehan 125 yakni rata-rata skor 4,16 dengan kriteria panilaian
(Baik). Pernyataan Y 1.2 (Saya menerima kenaikan gaji berkala secara teratur)
responden yang menjawab sangat setuju (SS) frekuensinya 10, setuju (S)
frekuensi 12, kurang setuju (KS) frekuensi 7 dan responden yang tidak setuju
(TS) frekuensi 1, dengan total skor perolehan 121 yakni rata-rata skor 4,03
dengan keriteria penilaian (Baik). Selanjutnya untuk pernyataan Y 1.3
(Tunjangan-tunjangan yang saya dapatkan sesuai dengan prestasi kerja saya)
responden yang menjawab sangat setuju (SS) frekuensinya 11, setuju (S)
dengan frekuensi 11, dan kurang setuju (KS) frekuensi 8, dengan total skor
perolehan 124 yakni rata-rata skor 4,1 dengan kriteria panilaian (Baik).
Pernyataan Y 1.4 (Bonus yang saya terima sesuai dengan prestasi kerja saya)
responden yang menjawab sangat setuju (SS) frekuensinya 8, setuju (S)
frekuensi 14, dan kurang setuju (KS) frekuensi 8 dengan total skor perolehan
120 yakni rata-rata skor 4,0 dengan keriteria penilaian (Baik). Selanjutnya
untuk pernyataan Y 1.5 (Atasan selalu mendengarkan permasalahan yang saya
hadapi dalam menyelesaikan pekerjaan saya) responden yang menjawab sangat
setuju (SS) frekuensinya 12, setuju (S) dengan frekuensi 14, kurang setuju
(KS) frekuensi 3, dan tidak setuju (TS) frekuensi 1 dengan total skor perolehan
127 yakni rata-rata skor 4,23 dengan kriteria panilaian (Baik).
Pernyataan Y 1.6 (Manajemen mampu menyampaikan dengan jelas tujuan
instansi) responden yang menjawab sangat setuju (SS) frekuensinya 7, setuju
56
(S) frekuensi 14, kurang setuju (KS) frekuensi 6 dan responden yang tidak
setuju (TS) frekuensi 3, dengan total skor perolehan 115 yakni rata-rata skor
3,83 dengan keriteria penilaian (Baik) pernyataan Y 1.7 (Tata letak ruang
kerja saya nyaman sehingga saya dapat bekerja dengan optimal) responden
yang menjawab sangat setuju (SS) frekuensinya 13, setuju (S) dengan
frekuensi 14, dan kurang setuju (KS) frekuensi 3, dengan total skor perolehan
130 yakni rata-rata skor 4,33 dengan kriteria panilaian (Sangat Baik).
Pernyataan Y 1.8 (Hubungan saya dengan teman kerja terjalin akrab)
responden yang menjawab sangat setuju (SS) frekuensinya 14, setuju (S)
frekuensi 5, kurang setuju (KS) frekuensi 10 dan responden yang tidak setuju
(TS) frekuensi 1, dengan total skor perolehan 113 yakni rata-rata skor 3,76
dengan keriteria penilaian (Baik). Pernyataan Y 1.9 (Peralatan kerja yang
tersedia dapat menunjang pekerjaan) responden yang menjawab sangat setuju
(SS) frekuensinya 11, setuju (S) dengan frekuensi 13, kurang setuju (KS)
frekuensi 5, dan tidak setuju (TS) frekuensi 1, dengan total skor perolehan 124
yakni rata-rata skor 4,13 dengan kriteria panilaian (Baik). Pernyataan Y 1.10
(Puas terhadap pengawasan atasan) responden yang menjawab sangat setuju
(SS) frekuensinya 5, setuju (S) frekuensi 13, kurang setuju (KS) frekuensi 8,
responden yang tidak setuju (TS) frekuensi 3, dan responden sangat tidak
setuju (STS) frekuensi 1 dengan total skor perolehan 108 yakni rata-rata skor
3,6 dengan keriteria penilaian (Baik).
Adapun jumlah rata-rata responden pada kantor BKKBN Sulawesi-selatan
yaitu sebesar 36,01 dari sepuluh item pernyataan, dimana 36,01 : 10 = 3,60.
57
hal ini dapatlah disimpulkan bahwa keseluruhan tanggapan responden masuk
dalm kategori (Baik).
d. Hasil anaslisis regresi linear sederhana
Karakteristik kepuasan kerja karyawan pada kantor BKKBN Sulawesi-
Selatan dengan menggunakan sampel penilitian yang berjumlah 30% dari
pegawai yang beraktivitas pada kantor tersebut, pernyataan pada variabel X
atau motivasi yang jumlah skor perolehan sebesar 1060 dan pada variabel Y
atau kepuasan yang jumlah skor perolehannya sebesar 1206. Skor perolehan ini
diambil dari tanggapan responden terhadap motivasi dan kepuasan yang
masing-maasing dari 10 item pernyataan.
Dalam model analisis regresi linier sederhana diolah dengan mengunakan
software SPSS 20 for windows, yang melibatkan variabel dependen (Y) yaitu
peningkatan kepuasan kerja karyawan dan variabel independen (X) yaitu
motivasi, dan hasil regresi tersebut tampak dalam tabel berikut:
Tabel 5.9 Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficientst Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 9,481 3,433 2,761 ,010
Motivasi (X) ,869 ,096 ,863 9,023 ,000
a. Dependent Variable: Y
58
Sumber : Output SPSS 20 (2015)
Sehingga persamaan regresi dari tabel 5.9 (Coefficientsa ) Nilai koefisien
beta diinterpretasikan sebagai berikut:
Y= 9,481 + 0,896 X
Dimana: Y = Peningkatan kepuasan kerja karyawan
X = Motivasi
Koefisien b dinamakan koefisien arah regresi dan menyatakan penurunan
rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan variabel X sebesar satu satuan.
Perubahan ini merupakan pertambahan bila b bertanda positif dan penurunan b
bertanda negatif. Sehingga dari persamaan tersebut dapat diterjemahkan:
a. Kostanta sebesar 9,481 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai motivasi
maka nilai kepuasan 9,481.
b. Koefisien regresi X sebesar 0,896 menyatakan bahwa setiap penambahan
1 nilai motivasi maka nilai kepuasan bertambah sebesar 0,896.
Uji hipotesis dilakukan dengan melakukan uji t, adapula hipotesis awal
yang diajukan penulis adalah variabel bebas motivasi apakah berpengaruh
terhadap variabel terikat kepuasan kerja karyawan secara parsial. Berdasarkan
tabel Coefficientsa, nilai t hitung adalah 9,023 dengan taraf signifikansi 0.000,
karena signifikansi 0,000<0,05 maka uji hipotesis Ho ditolak yang
konsekuensinya Ha diterima yang dalam artian motivasi secara persial terdapat
59
pengaruh positif terhadap peningkatan kepuasan kerja karyawan pada kantor
BKKBN Sulawesi-selatan.
Hasil olah data tabel 5.10 model Summaryb didapatkan nilai korelasi dan
nilai koefisien determinasi sebagai berikut:
Tabel 5.10 Model Summaryb
Mod
el
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,863a ,744 ,735 2,43883
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Output SPSS 20 (2015)
Dari tabel 5.10 model Summaryb menjelaskan besarnya nilai
korelasi/hubungan R yaitu sebesar 0,863 dan dijelaskan besarnya persentase
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang disebut koefisien
determinasi merupakan hasil dari penguadratan R. Dari output tersebut
diperoleh koefisien determinasi R Square (R2) sebesar 0,744 yang mengandung
pengertian persentase bahwa pengaruh variabel terikat adalah sebesar 74,4 %
sedangakan sisanya dipengaruhi oleh variabel lainya.
B. Pembahasan
Hasil anlisis deskriptif variabel (Independen) motivasi dan deskriptif
variabel (Dependen) peningkatan kepuasan kerja pada kantor BKKBN
Sulawesi-selatan, menujukkan adanya pengaruh positif variabel bebas terhadap
60
variabel terikat. Dimana hal ini hasil analisis deskriptif variabel motivasi
diperoleh jumlah skor sebesar 1060 dengan jumlah rata-rata perolehan 35,29
dari 10 item pernyataan, dimana 35,29 : 10 item pernyataan didapatkan rata-
rata perolehan variabel motivasi sebesar 3,52 yakni dengan kategori penilaian
berdasarkan standar penilaian rata-rata yaitu (Baik).
Adapun untuk deskriptif variabel terikat peningkatan kepuasan kerja
karyawan diperoleh jumlah skor sebesar 1206 dengan jumlah rata-rata
perolehan 36,01 dari 10 item pernyataan, dimana 36,01 : 10 item pernyataan
maka didapati rata-rata perolehan untuk variabel terikat peningkatan kepuasan
kerja karyawan sebesar 3,60 yakni dengan kategori penilaian (Baik) dari
variabel peningkatan kepuasan kerja pada kantor BKKBN Sulawesi-selatan.
Dari hasil analisis deskriptif variabel bebas (X) motivasi dan variabel
terikat (Y) kepuasan kerja karyawan pada kantor BKKBN sulawesi-selatan
menujukkan analisis regresi linear sederhana dari output SPSS version.20
(Statistical Package for the Social Sciences) didapatkan nilai Kostanta sebesar
9,481 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai motivasi maka nilai kepuasan
9,481. Dan koefisien regresi X sebesar 0,896 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 nilai motivasi maka nilai kepuasan bertambah sebesar 0,896.
Berdasarkan analisis regresi linear sederhana pada variabel bebas (X)
motivasi dan variabel terikat (Y) peningktan kepuasan kerja karyawan pada
kantor BKKBN sulawesi-selatan menujukkan adanya pengaruh positif variabel
bebas terhadap variabel terikat.
61
Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Sedarmayanti
(2007:233) dimana motivasi merupakan kesediaan mengeluarkan tingkat upaya
tinggi kearah tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu
untuk memenuhi kebutuhan individual.
Menurut Mc. Donald dalam Sardiman (1986: 73), motivasi merupakan
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
feeling dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan. Ada tiga elemen
penting berkaitan dengan motivasi antara lain:
a. Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu.
Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi
didalam sistem neurophysiological yang penampilannya akan menyangkut
kegiatan fisik manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling efeksi seseorang.
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,
afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
c. Motivasi akan dirangsang adanya tujuan. Jadi motivasi merupakan respon
dari suatu aksi yakni tujuan.
Dari ketiga elemen tersebut, dapat dinyatakan pula bahwa motivasi
merupakan sesuatu yang kompleks, motivasi dapat menyebabkan terjadinya
suatu perubahan pada diri seseorang. Motivasi berhubungan dengan kejiwaan,
perasaan, emosi untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua itu
didorong adanya tujuan dan keinginan.
62
Lebih lanjut hasil olah data model Summaryb menujukkan besarnya nilai
korelasi/hubungan R yaitu sebesar 0,863 dan dijelaskan besarnya persentase
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang disebut koefisien
determinasi merupakan hasil dari penguadratan R. Dari output tersebut
diperoleh koefisien determinasi R Square (R2) sebesar 0,744 yang mengandung
pengertian persentase bahwa pengaruh variabel terikat adalah sebesar 74,4 %
sedangakan sisanya dipengaruhi oleh variabel lainya.
63
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data secara statistik maka
penelitian ini menunjukkan hasil bahwa motivasi berpengaruh terhadap kepuasan
kerja karyawan. Berdasarkan pada :
a. Berdasarkan hasil analisis regresi linaear sederhana yang diolah SPSS
version20 pada tabel Coefficientsa, nilai t hitung adalah 9,023 dengan taraf
signifikansi 0.000, karena signifikansi 0,000<0,05 maka uji hipotesis Ho
ditolak yang konsekuensinya Ha diterima yang dalam artian motivasi
secara persial terdapat pengaruh positif terhadap peningkatan kepuasan
kerja karyawan pada kantor BKKBN Sulawesi-selatan.
b. Lebih lanjut hasil olah data model Summaryb menujukkan besarnya nilai
korelasi/hubungan R yaitu sebesar 0,863 dan dijelaskan besarnya
persentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang disebut
koefisien determinasi merupakan hasil dari penguadratan R. Dari output
tersebut diperoleh koefisien determinasi R Square (R2) sebesar 0,744 yang
mengandung pengertian persentase bahwa pengaruh variabel terikat adalah
sebesar 74,4 % sedangakan sisanya dipengaruhi oleh variabel lainya.
63
64
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian penulis pada kantor BKKBN Sulawesi-selatan
berikut ini akan disampaikan beberapa saran-saran agar kantor BKKBN dapat
menjalankan kegiatannya dalam mengembang tugas-tugas dibebankan
kepadanya adalah sebagai berikut :
a. Disarankan kepada kantor BKKBN agar memaksimalkan motivasi. Karena
ketika motivasi diberikan dengan seimbang maka kinerja pegawai sudah
pasti meningkat. Hal ini terbukti dari penelitian penulis yang menujukkan
adanya pengaruh positif variabel motivasi terhadap kepuasan kerja
karyawan.
b. Peneliti berikutnya disarankan agar menambah variabel bebasnya
misalnya: lingkungan kerja, produktivitas kerja dan lain-lain. Penambahan
variabel bebas dimaksudkan karena kepuasan kerja tidak hanya
dipengaruhi oleh motivasi kerja semata melainkan masih ada variabel lain
yang dapat mempengaruhinya.
65
DAFTAR PUSTAKA
Antoni Feri, 2006. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Orientasi Tugas dan OrientasiHubungan terhadap Motivasi Kerja dan Dampaknya pada Prestasi KerjaPegawai Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya, TesisUniversitas 17 Agustus Surabaya.
Alimuddin, 2012. Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja KaryawanPada Pt. Telkom Indonesia, Tbk Cabang Makassar Fakultas Ekonomidan Bisnis Universitas Hasanuddin
Anwar Prabu Mangkunegara 2013. Manajemen Sumber Daya Perussahaan.Pt.Remaja Rosdakarya Bandung
Ardiansyah Achmad, 2008. Manajemen Keuangan dan Perbankan, StiemBongaya Makassar.
Gary, Dessler. 2003. Manajemen SDM. Jakarta : Indeks
Hasibuan, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. CetakanKesepuluh. Jakarta: Bumi Aksara
Handoko, T. Hani, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, edisidua,Yogyakarta: BPFE
Hasibuan, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi, Jakarta: BumiAksara
Ike Kusdyah Rachmawati (2008:3) Analisis Pengaruh Pengembangan SDMTerhadap Kinerja Pegawai Pada, Badan Kepegawaian DaerahKabupaten Karawang.
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi Edisi 10. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Mangkunegara Anwar Prabu, 2005. ManajemenSumber Daya ManusiaPerusahaan, Cetakan Keenam, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Purwanto Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis, Jakarta: Erlangga Ciracas.
Riduwan dan Engkos A. Kuncoro. 2007. Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung:Penerbit Alfabeta.
Robbins S,P. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Klaten : PT. IntanSejati Klaten
Sedarmayanti. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia : Reformasi Birokrasi
66
Umar, Husein. 2005. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. CetakanKetiga. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Yukl, Gary. 2005. Kepemimpinan dalam Organisasi. Edisi Kelima. Jakarta:Prenhallindo.
http://www.pekerjadata.com/2013/11/analisis-hubungan-faktor-faktor.html
67
68
KOESIONER PENELITIAN
ANALISA HUBUNGAN FAKTOR MOTIVASI KERJA TERHADAP
KEPUASAN KERJA KARYAWAN
Bersama ini, saya mohon kesediaan bapak/ibu untuk mengisi daftar
kuesioner yang diberikan, informasi yang bapak/ibu berikan merupakan bantuan
yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Atas bantuan
dan perhatian bapak/ibu, saya ucapkan banyak terima kasih.
Identitas Responden
Nama :
Umur :
Jabatan :
Lama Bekerja :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Petunjuk Pengisian
Jawablah pernyataan ini dengan jujur dan benar
Bacalah terlebih dahulu pernyataan dengan cermat sebelum anda memulai
untuk menjawabnya.
Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda (√) pada
salah satu jawaban yang anda anggap paling benar
Berilah tanda (√) pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda. Setiap
responden diharpkan memilih hanya satu jawaban. Keterangan skor penilaian
69
5 = Sangat Setuju (SS) 4 = Setuju (S) 3 = Kurang Setuju (KS) 2 = Tidak
Setuju (TS) 1 Sangat Tidak Setuju (STS)
Motivasi Kerja
NO Pernyataaan SS S KS TS STS
1 Untuk memenuhi kebutuhan ekonomisaya bekerja dengan maksimal
2 Didalam melaksanakan tugas sayamerasa aman
3 Untuk mengembangkan karier sayadiberikan kesempatan
4 Didalam melaksanakan pekerjaansaya bekerja secara bersama
5 Dengan saya berpresatasi atasanmemberikan penghargaan
6 Dalam melaksanakan tugas sayabertindak disiplin
7 Dengan kinerja yang baik saya dipromosikan atasan untuk jabatantertentu
8 Intensif yang saya terima cukuppantas
9 Jaminan kesehatan yang diberikansangat berarti bagi saya
10 Jaminan hari tua membuat sayamerasa aman
70
Kepuasan Kerja
NO Pernyataaan SS S KS TS STS
1 Gaji yang diberikan setiap bulancukup memenuhi kebutuhan hidup
2 Saya menerima kenaikan gaji berkalasecara teratur
3 Tunjangan – tunjangan yang sayadapatkan sesuai dengan kebutuhan
4 Bonus yang saya terima sesuaidengan prestasi kerja saya
5 Atasan selalu mendengarkanpermasalahan yang saya hadapidalam menyelesaikan pekerjaan saya.
6 Manajemen mampu menyampaikandengan jelas tujuan kantor
7 Tata letak ruang kerja saya nyamansehingga saya dapat bekerja denganoptimal
8 Hubungan saya dengan teman sekerjaterjalin akrab
9 Peralatan kerja yang tersedia dapatmenunjang pekerjaan saya
10 Saya puas terhadap pengawasanatasan saya
UMUR
Umur Frekuensi Persentase (%)23-30 1 3,331-40 6 2041-50 12 4051-60 11 36,6Jumlah 30 100
JENIS KELAMIN
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)Laki-laki 11 36,6Perempuan 19 63,3Jumlah 30 100
PENDIDIKAN
Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase (%)SMA/SLTA (sederajat) 4 13,3S1 24 80S2 2 6,6Jumlah 30 100
MASA KERJA
Lama Bekerja Frekuensi Persentase (%)1-10 6 2011-20 13 43,321-30 10 33,331-40 1 3,3Jumlah 30 100
MOTIVASI
No ButirPernyataan
SS5
S4
KS3
TS2
STS1
TSk Rata-rata
1 X 1.1 4 20 17 68 9 27 - - 1152 X 1.2 6 30 12 48 8 24 4 8 - 1103 X 1.3 8 40 9 36 8 24 3 6 2 2 1084 X 1.4 5 25 12 48 11 33 2 4 - 1105 X 1.5 2 10 14 56 10 30 4 8 - 1046 X 1.6 4 20 13 52 11 33 2 4 - 1097 X 1.7 6 30 10 40 11 33 3 6 - 1098 X 1.8 1 5 11 44 13 39 5 10 - 989 X 1.9 3 15 14 56 8 24 4 8 1 1 10410 X 1.10 1 5 8 32 14 42 7 14 - 93
Jumlah 200 480 309 64 3 1060Rata-rata Keseluruhan (MOTIVASI)
KEPUASAN
No ButirPernyataan
SS5
S4
KS3
TS2
STS1
TSk Rata-rata
1 Y 1.1 10 50 15 60 5 15 - - 125 4.162 Y 1.2 10 50 12 48 7 21 1 2 - 121 4,033 Y 1.3 11 55 11 44 8 24 - - 123 4,14 Y 1.4 8 40 14 56 8 24 - - 120 4,05 Y 1.5 12 60 14 56 3 9 1 2 - 127 4,236 Y 1.6 7 35 14 56 6 18 3 6 - 115 3,837 Y 1.7 13 65 14 56 3 9 - - 130 4,338 Y 1.8 5 25 14 56 10 30 1 2 - 113 3,769 Y 1.9 11 55 13 52 5 15 1 2 - 124 4,1310 Y 1.10 5 25 13 52 8 24 3 6 1 1 108 3,6
Jumlah 460 532 189 20 1 1206 36,01Rata-rata Keseluruhan (KEPUASAN) 3,60
Hasil Output spss version 20Berdasarkan Tanggapan Responden
Kantor BKKBN Sulawesi Selatan
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Y 40,2000 4,73723 30
X 35,3333 4,70021 30
Correlations
Y X
Pearson CorrelationY 1,000 ,863
X ,863 1,000
Sig. (1-tailed)Y . ,000
X ,000 .
NY 30 30
X 30 30
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 Xb . Enter
a. Dependent Variable: Y
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted
R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R
Square
Change
F
Change
df1 df2 Sig. F
Change
1 ,863a ,744 ,735 2,43883 ,744 81,417 1 28 ,000
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 484,260 1 484,260 81,417 ,000b
Residual 166,540 28 5,948
Total 650,800 29
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1(Constant) 9,481 3,433 2,761 ,010
Motivasi X ,869 ,096 ,863 9,023 ,000
a. Dependent Variable: Y
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions
(Constant) X
11 1,992 1,000 ,00 ,00
2 ,008 15,357 1,00 1,00
a. Dependent Variable: Y
Charts
Data Mentah Tanggapan Responden Variabel X (Motivasi)
5 4 5 3 2 4 4 3 5 3 385 3 5 4 4 4 5 3 5 2 403 5 3 5 3 5 3 2 3 3 354 4 5 4 3 4 4 3 4 2 374 3 4 5 2 3 5 2 4 3 355 5 4 4 4 5 4 3 4 3 414 5 4 4 5 3 5 4 4 2 404 2 3 3 4 3 2 3 3 3 305 3 5 3 3 3 3 2 2 3 324 5 4 4 5 4 4 3 3 4 403 4 5 4 4 4 3 4 4 4 394 5 4 2 3 4 5 4 5 4 403 4 2 3 4 3 4 2 4 3 324 3 4 3 4 3 2 4 1 3 313 4 4 5 4 4 3 5 4 3 394 3 3 3 3 4 3 4 3 2 324 4 5 5 4 5 4 4 4 5 444 3 3 3 3 5 3 4 3 2 333 4 5 4 2 4 3 4 3 4 364 3 3 4 3 3 3 2 2 3 304 4 4 3 4 4 4 3 4 4 384 4 2 4 3 4 4 4 3 3 353 4 3 4 3 2 3 3 4 4 333 5 2 4 4 2 3 3 2 3 313 2 1 3 3 3 5 3 3 3 294 2 3 2 4 3 3 3 4 2 303 2 1 3 2 3 2 3 2 2 234 3 4 5 4 3 4 4 4 4 394 4 3 4 4 4 4 3 4 4 384 4 5 3 4 4 5 4 4 3 40
1060
Data Mentah Tanggapan Responden Variabel Y (Kepuasan Kerja Karyawan)
4 4 3 5 4 4 5 4 4 4 415 4 5 4 4 4 5 4 5 5 454 5 4 5 4 4 4 3 4 3 405 4 5 4 5 3 5 4 3 4 424 4 5 4 4 5 4 4 3 4 415 5 4 3 5 4 4 3 5 4 424 5 5 4 5 4 5 4 4 3 433 4 4 3 4 4 3 4 3 3 354 5 3 4 5 3 4 5 4 4 415 4 5 5 4 5 5 4 5 4 464 5 4 4 4 5 4 3 5 3 414 4 5 5 5 4 5 5 4 4 454 3 5 3 3 3 5 4 4 4 385 4 4 4 5 4 4 3 5 3 414 5 4 5 4 4 5 3 4 5 433 4 4 4 4 3 4 3 4 4 374 5 4 5 5 4 5 5 5 4 464 3 3 4 4 2 3 4 3 5 354 5 4 5 5 4 4 4 5 3 435 3 4 4 4 3 5 4 4 2 384 4 5 3 5 4 3 3 5 4 405 3 3 4 4 4 5 4 5 4 414 5 4 4 4 4 5 3 5 2 405 3 3 3 5 5 4 5 4 3 403 4 3 3 3 2 4 3 4 4 333 3 3 3 4 3 4 3 3 2 313 2 3 4 2 2 4 2 2 1 255 4 5 4 5 5 4 5 5 5 474 5 5 5 3 5 5 4 4 3 435 3 5 3 5 5 4 4 4 5 43
1206