skripsi pengaruh profesionalisme internal...
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
PENGARUH PROFESIONALISME INTERNAL AUDITOR TERHADAP
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PERUSAHAAN
(STUDI PADA PT BPD SULAWESI TENGGARA)
OLEH :
WAODE HARLINA
B1C1 12 157
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
ii
PENGARUH PROFESIONALISME INTERNAL AUDITOR TERHADAP
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PERUSAHAAN
(STUDI PADA PT BPD SULAWESI TENGGARA)
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Halu Oleo
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan Program Sarjana (S-1)
OLEH :
WAODE HARLINA
B1C1 12 157
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
WAODE HARLINA, 2016. Pengaruh Profesionalisme Internal Auditor Terhadap
Pengendalian Internal Perusahaan Pada PT. BPD Sulawesi
Tenggara. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. Universitas Halu Oleo. Pembimbing (1) DR. Husin,
M.Si. (2) Ika Maya Sari SE.,M.Si.,Ak.,CA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan dari
Profesionalisme Internal Auditor Efektivitas Pengendalian Intern Perusahaan PT. BPD
Sulawesi Tenggara dan menganalisis validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian ini, sumber
data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan analisis regresi linier sederhana untuk menganalisis variabel independen yang
mempengaruhi profesionalisme auditor internal terhadap variabel dependen, yaitu efektivitas
pengendalian intern kredit. Dimana analisis berdasarkan data dari 11 responden yang
penelitiannya dilakukan melalui kuesioner.
Hasil penelitian ini menunjukkan melalui uji t menunjukkan bahwa. diperoleh thitung
untuk variabel profesionalisme internal auditor yaitu sebesar 12,120 lebih besar dari t tabel
1,833 dengan tingkat signifikansi α 0,000 < 0,05, sehingga H1 diterima dan H0 ditolak. Hal
ini berarti bahwa profesionalisme internal auditor berpengaruh signifikan terhadap efektivitas
pengendalian internal perusahaan pada PT. BPD Sulawesi Tenggara.
Kata kunci: Profesionalisme, Internal Auditor, Pengendalian Internal, Efektivitas
vii
ABSTRACT
Waode Harlina, 2016. Effect Against Professionalism Internal Auditor Internal Control of the
Company PT. BPD Southeast Sulawesi. Essay. Accounting major.
Economics and Business Faculty. Halu Oleo university. Supervisor
(1) DR. Husin, M.Sc. (2) Ika Maya Sari SE., M.Sc., Ak., CA.
This study aims to determine Significant influence of Professionalism Internal
Auditor The Effectiveness of Internal Control of the Company PT. BPD Southeast Sulawesi
and analyze the validity and reliability. In this study, the source of the data used are primary
data and secondary data.
The method used is quantitative descriptive analysis method using simple linear
regression analysis to analyze the independent variables that influence the professionalism of
internal auditors on the dependent variable, namely the effectiveness of internal control of
credit. Where the analysis is based on data from 11 respondents whose research was
conducted through a questionnaire.
The results of this study indicate through t test shows that the variable tcount to the
professionalism of internal auditors in the amount of 12.120 bigger than ttable 1,833, with a
significance level α 0.000 <0.05, so the H1 can be accepted and H0 can be rejected. This
means that the internal auditor professionalism significantly influence the effectiveness of
internal control at PT. BPD Southeast Sulawesi.
Keywords : Professionalism, Internal Auditor, Internal Control, Effectiveness
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh
Profesionalisme Internal Auditor Terhadap Pengendalian Internal Perusahaan
(Studi Pada PT. BPD Sulawesi Tenggara)”. Tak lupa penulis haturkan doa, shalawat
serta salam junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-
sahabatnya yang setia dalam memperjuangkan nilai-nilai Ilahi.
Pada kesempatan ini dengan segala kesulitan dan kerendahan hati, penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Almarhumah Ibunda
Waode Atina yang telah lebih dulu dipanggil oleh yang kuasa sebelum melihat
penulis mengenakan toga yang dia impikan serta Ayahanda La Awe yang telah dengan
tulus, penuh kasih sayang dan kesabaran memberikan kepercayaan, dorongan,
dukungan, materil dan doa yang tidak pernah putus sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas akhir ini. Mudah – mudahan dengan selesainya skripsi yang
menjadi syarat kelulusan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo
menjadi salah satu kado terbaik atas perjuangan kalian selama ini membesarkan
penulis hingga menjadi seperti saat sekarang ini. Dan khusus untuk almarhumah
Mama, semoga ini menjadi salah satu amal jariyah terbaik yang selalu mengalir untuk
beliau agar diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan
yang penulis miliki dan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata. Penulis
ix
menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya Kepada Bapak DR. Husin, M.Si
selaku pembimbing I dan Ibu Ika Maya Sari, SE,.M.Si.,Ak,.CA selaku pembimbing
II yang banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pemikirannya dalam memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah
memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
perkenankanlah penulis dari lubuk hati yang paling dalam menghaturkan terima kasih
yang tulus dan teristimewa kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.Si. Selaku Rektor Universitas Halu Oleo.
2. Ibu Dr. Hj. Rostin, SE.,MS. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
3. Ibu Tuti Dharmawati, SE.,M.Si, Ak, QIA, CA. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi.
4. Bapak Safaruddin, SE, M.SA, Ak, CA. Selaku sekretaris Jurusan.
5. Bapak Dr. H. Nasrullah Dali, SE., M.Si, Ak, CA, Bapak Safaruddin SE, M.SA,
Ak, CA, dan Ibu Sulvariani Tamburaka SE, M.Si selaku dosen penguji, terima
kasih atas arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Segenap Bapak/Ibu Dosen dan Staf di lingkup Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Halu Oleo yang telah memberikan banyak ilmu selama penulis berada
di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo.
7. Segenap Auditor PT. BPD Sulawesi Tenggara yang telah memberi izin kepada
penulis untuk melakukan penelitian pada PT. BPD Sulawesi Tenggara, dan para
karyawan khususnya auditor yang telah membantu memberikan data-data yang
dibutuhkan.
8. Saudara Kandungku Tercinta ka Rahman, ka Malik, ka Nur, ka Ira, ka Abdul, dan
kakak-kakak ipar saya yang cantik yang selalu memberi motivasi dan dukungan
juga ka Fini dan ipar saya lainnya ka Ami, ka Heng dan ka Kama.
x
9. Keponakanku Vika, Vivi, Vira, Vini, Vidya, Virza, Rian, Febi, Irma, Bebel,
Afdal, Putri, Pangeran, dan Sultan semoga menjadi anak yang berbakti kepada
kedua orang tua.
10. Seluruh Keluarga Besar saya, terima kasih atas doa dan bantuannya baik secara
langsung maupun tidak langsung.
11. Seluruh Guruku semasa SDN 6 Kendari, SMPN 26 Makassar, SMAN 9 Kendari,
terima kasih atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga Allah SWT
membalas jasa-jasa dan kebaikan mereka.
12. Sahabat-sahabatku tercinta semasa SMA, Risfiani wulandari S.Fam, Muh.
Kamaruddin Jamal S.Pd, Nur Fitrah Masumi, Rianto S.Mat, Vebby Mawarni SH,
Hera, Adin, Mira, Mini, Ermin, Zul, Aci, Izty, dan teman-teman yang tidak
sempat saya sebutkan namanya satu persatu, terima kasih atas kebaikan kalian
serta motivasi yang diberikan kepada penulis.
13. Teman-teman KKN seperjuangan Azriyana SS, Inri, Nisrina Nasrun SMat, Geong
Antrie, Asrin Syahrir, Naskun Ahmad, Rahmat sukses selalu untuk kalian.
14. UKLI Community khususnya D’eonnies genk ka Era, ka Vivin, ka Desty, ka Awi,
ka Uni, ka Jihan, dan teman ukli dek Winda, dek Aika, dek Sica, dek Nanda, dek
Erwin, dek Faisal, dek Farah, dan semuanya, terima kasih atas dukungannya,
pengertiannya terima kasih banyak.
15. Sahabat seperkuliahanku Stiffany Suci Delvi E, Rahmawati S.Ak, Waode Nela,
Auliyana, dan Fitri, terima kasih atas dukungan, bantuan dan doa yang telah di
berikan selama ini.
16. Special Thanks buat teman-teman Akuntansi Kelas D : Andi Nurjannah
Tulmagwa, Mulawati, Yulianti, Asmiatin Rahman S.Ak, Selfi Dewita Yusran
S.Ak, Sul S.Ak, Dinan Azmi S.Ak, Sumianti Lasania S.Ak, Kurniawan
Hermansyah S.Ak, Sarita Olivia S.Ak. Rois, Mega, Yadi, Irwan, Igo, Ika, dan
xi
yang tidak sempat saya sebutkan namanya satu persatu, terima kasih atas
dukungan dan kebaikan kalian, kebersamaan kalian dan teman-teman yang belum
bergelar S.Ak, saya doakan semoga cepat menyusul. Aamiin.
17. Untuk teman-teman Akuntansi angkatan 2012 Rinda, Falziah, Irma, Isma Salihi
S.Ak, Fitri Sarufa S.Ak, Andi Ainun Senja S.AK, Yaya Cahyanisa S.Ak, Cindy,
Rahmi, Marianti S.Ak, serta teman-teman yang tidak bisa di sebutkan satu persatu
terima kasih.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi pribadi penulis.
Semoga Allah SWT, seanantiasa memberikan hidayah, rahmat dan karunia-Nya
kepada kita sekalian. Aamiin…..
Kendari, September 2016
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN................................................................... v
ABSTRAK.................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR................................................................................ viii
DAFTAR ISI............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL....................................................................................... xvi
DAFTAR SKEMA...................................................................................... xvii
DAFTAR GRAFIK..................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 7
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 9
2.2 Konsep Tentang Audit Internal ........................................................ 10
2.2.1 Definisi Tentang Audit Internal ........................................... 10
2.2.2 Jenis-Jenis Audit Internal ..................................................... 11
2.2.3 Tujuan Dan Ruang Lingkup Audit Internal ......................... 13
2.2.4 Fungsi Dan Tanggungjawab Audit Internal ......................... 14
xiii
2.3 Konsep Profesionalisme ................................................................... 15
2.3.1 Definisi Profesionalisme ..................................................... 15
2.3.2 Dimensi Profesionalisme .................................................... 16
2.3.3 Indikator Profesionalisme Auditor ...................................... 18
2.4 Konsep Pengendalian Internal........................................................... 21
2.4.1 Definisi Pengendalian Internal .............................................. 21
2.4.2 Tujuan Pengendalian Internal ................................................ 21
2.5 Konsep Tentang Efektivitas .............................................................. 22
2.5.1 Definisi Tentang Efektivitas ................................................ 22
2.5.2 Aspek-Aspek Efektivitas ...................................................... 23
2.5.3 Konsep Efektivitas Pengendalian Internal ........................... 23
2.6 Konsep Tentang Kredit ..................................................................... 25
2.6.1 Definisi Tentang Kredit ....................................................... 25
2.6.2 Tujuan Dan Fungsi Kredit .................................................... 25
2.6.3 Prosedur Pemberian Kredit ................................................ 27
2.6.4 Penggolongan Kolektibilitas Kredit......................................28
2.7 Konsep Pengendalian Internal Kredit ............................................ 31
2.7.1 Indikator Pengendalian Internal Kredit ................................ 32
2.8 Hubungan Antara Variabel Penelitian ........................................... 33
2.8.1 Hubungan Profesionalisme Internal Auditor
terhadap Efektivitas Pengendalian Internal Perusahaan ...... 33
2.9 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 34
2.10 Paradigma Penelitian ................................................................... 38
2.11 Perumusan Hipotesis ..................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ............................................................................ 40
3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian ................................................... 40
xiv
3.3 Jenis Dan Sumber Data ................................................................. 41
3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 42
3.5 Metode Pengolahan Data .............................................................. 43
3.6 Metode Analisis Data .................................................................... 43
3.6.1 Metode Analisis Deskriptif .................................................. 43
3.6.2 Regresi Linear Sederhana ..................................................... 44
3.7 Pengujian Asumsi Klasik ............................................................... 46
3.7.1 Uji Normalitas ..................................................................... 46
3.7.2 Uji Heterokedastisitas .......................................................... 46
3.7.3 Uji Autokorelasi .................................................................. 47
3.8 Uji Hipotesis ................................................................................... 47
3.8.1 Uji R2 (Koefisien Determinasi) .......................................... 47
3.8.2 Uji Statistik T ..................................................................... 48
3.9 Operasional Variabel Penelitian ..................................................... 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Bank Sultra (PT. BPD Sulawesi Tenggara)….. 51
4.1.1 Sejarah Singkat Bank Sultra................................................. 51
4.1.2 Visi dan Misi Bank Sultra (PT. BPD Sulawesi Tenggara)…52
4.1.3 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Bank Sultra………………. 53
4.1.4 Struktur Organisasi Bank Sultra………………………….. 57
4.2 Hasil Penelitian………………………………………………….. 59
4.2.1 Karakteristik Responden…………………………………… 59
4.2.2 Deskripsi Variabel Penelitian……………………………… 62
4.2.3 Uji Validitas dan Reabilitas……………………………….. 71
4.2.4 Uji Asumsi Klasik…………………………………………. 75
xv
4.2.5 Analisis Regresi Sederhana……………………………….... 79
4.3 Hasil Pengujian Hipotesis………………………………………… 81
4.3.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t)........................ 81
4.3.2 Koefisien Determinasi………………………………..…….. 82
4.4 Pembahasan…………………………………………………..….. 82
4.4.1 Pengaruh Profesionalisme Internal Auditor terhadap
Pengendalian Kredit Pada Bank Sultra.................................... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan…………………………………………………........ 85
5.2 Saran………………………………………………………….…. 86
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Perkembangan Kredit Pada Bank Sultra Periode 2013-2015.............. 5
Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu................................................................. 9
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian........................................................... 50
Tabel 4.1 Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Usia…............................ 59
Tabel 4.2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Masa Kerja…............................. 60
Tabel 4.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin............................. 61
Tabel 4.4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan................... 61
Tabel 4.5 Rekapitulasi Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel
Profesionalisme Internal Auditor.......................................................... 63
Tabel 4.6 Rekapitulasi Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel
Pengendalian Internal.............................................................................. 68
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Profesionalisme
Internal Auditor...................................................................................... 73
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Pengendalian Internal... 74
Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb.............................................. 78
Tabel 4.10 Hasil Estimasi Regresi Linear Sederhana........................................... 79
Nomor
xvii
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 2.1 Kerangka Pikir...................................................................................... 37
Skema 2.2 Paradigma Penelitian............................................................................ 38
Skema 4.1 Struktur Organisasi Bank Sultra......................................................... 58
Nomor
xviii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 Normal Plot of Regression Standardized Residual............................ 76
Grafik 4.2 Scatter Plot (diagram plot).................................................................... 77
Nomor
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kuisioner
2. Tabulasi Variabel Profesionalisme Internal Auditor dan Variabel
Pengendalian Internal
3. Validitas dan Reabilitas
4. Analisis Regresi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia perbankan akan terus mengalami kemajuan dari tahun ke
tahun, hal ini diakibatkan karena kemajuan industri yang semakin pesat
di berbagai belahan dunia. Pertumbuhan suatu industri yang pesat
membutuhkan sokongan dana yang besar juga maka dari itu bank selaku
salah satu dunia usaha yang memberikan modal berperan penting untuk
memajukan perindustrian dalam hal memberikan modal, baik modal
awal maupun modal untuk perlusaan usaha suatu perusahaan.
Pengaturan dan pengawasan kepada perbankan haruslah di
perketat agar perbankan dapat terus tumbuh dengan sehat dan
melakukan praktik-praktik yang sehat jauh dari kejahatan perbankan.
Tetapi walaupun pengawasan terhadap perbankan yang dilakukan oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) upaya pembobolan kejahatan perbankan
masih sering terjadi.
Independensi merupakan hal yang penting dalam pekerjaan
sebagai auditor, sangat sulit sekali bagi auditor apabila mempunyai
relasi atau hubungan yang berlebihan dengan klien. Auditor yang
profesional harus memiliki independensi untuk memenuhi kewajiban
profesionalnya yang berarti auditor tersebut tidak memihak kepada
1
2
kelompok atau pribadi tertentu. Di samping itu dalam menyelesaikan
tugasnya dalam mengaudit seharusnya auditor tidak terkekang oleh
batasan-batasan mengaudit dan memberikan hasil yang terbaik kepada
eksekutif perusahaan.
Auditing internal dimaksudkan untuk dapat membantu
organisasi dalam mencapai tujuan dengan menggunakan pendekatan
yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi serta meningkatkan
efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan pengelolaan.
Oleh karena itu, ruang lingkup audit internal tidak hanya menyangkut
kebenaran dan kewajaran perhitungan matematis, namun mencakup
seluruh aspek organisasi perusahaan.
Profesionalisme sangat diperlukan oleh auditor internal dalam
menilai efektivitas penerapan struktur pengendalian internal perusahaan.
Penggunaan sikap profesionalisme memungkinkan auditor untuk dapat
mengumpulkan bukti yang akan memberinya dasar yang layak untuk
membentuk suatu pendapat dan opini. Termasuk dalam efektivitas
pengendalian kredit. Perlunya audit internal dalam pengendalian kredit
bertujuan untuk memastikan bahwa pengelolaan, penjagaan dan
pengawasan kredit sebagai aset/kekayaan bank telah dilakukan dengan
baik sehingga tidak timbul risiko-risiko yang diakibatkan penyimpangan
baik oleh debitur maupun intern bank.
Kredit merupakan kegiatan operasional terpenting dalam operasi
bank, karena kredit memberikan nilai pendapatan yang terbesar dalam
3
suatu bank. Terkait dengan apa yang menjadi kegiatan pokok bank yaitu
menerima simpan pinjam dari masyarakat dalam bentuk tabungan serta
deposito berjangka, pemberian kredit dilakukan dalam rangka turut
membantu meningkatkan kegiatan perekonomian, kredit sangat
diperlukan oleh masyarakat karena seiring perkembangan dunia usaha
yang semakin pesat diseluruh dunia maupun di Indonesia kegiatan usaha
baik dalam sekala kecil, menengah maupun skala besar membutuhkan
aliran dana dalam mengarungi kegiatan operasionalnya.
Sesungguhnya membicarakan risiko yang terkandung dalam
setiap pemberian kredit. Agar terhindar dari kredit yang bermasalah atau
kredit macet, dalam menjalankan kegiatan yang efisiensi dan efektif,
bank memerlukan sistem pengendalian intern. Sistem pengendalian
intern merupakan seperangkat kebijakan dan prosedur yang dirancang
dengan tujuan untuk menjaga kekayaan dan catatan perusahaan, untuk
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntan, mendorong efisiensi
dan mendorong dipatuhinya manajemen. Karena masih terjadi
pengembalian kredit yang tidak tepat dan tidak teratur.
Bertambahnya jumlah kredit akan memberikan pendapatan yang
besar bagi bank, tetapi juga bisa menimbulkan bahaya yang besar dan
akan mengakibatkan kerugian yang besar sehingga bank tidak bisa
menjalankan aktivitasnya apabila kredit tersebut tidak dikelola dengan
baik. Maka disinilah kita memerlukan auditor internal agar
meminimalisir kemungkinan tingkat kredit yang bermasalah. Dalam
4
penggolongan kredit dapat kita bagi menjadi lima yaitu Lancar, Dalam
Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet.
Bank Sultra (PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara)
sebagai bank umum sejak berdirinya telah menjalankan operasionalnya
dengan menghimpun dana dalam bentuk giro, tabungan, deposito serta
menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit dengan memperhatikan
prinsip kehati-hatian serta memprioritaskan pada usaha produktif. Selain
itu Bank Sultra juga memberikan pelayanan pada jasa-jasa perbankan
seperti transfer, referensi bank serta pelayanan jasa perbankan lainnya.
Bank Sultra diharapkan sebagai wahana yang mampu menghimpun dan
menyalurkan dana bagi masyarakat secara efektif dan efisien kearah
peningkatan taraf hidup rakyat. Bank Sultra mempunyai pangsa pasar
yang cukup establish dan memiliki loyalitas tinggi, meskipun mulai
banyak bank umum lainnya yang beroperasi pada penyaluran kredit
dilevel usaha kecil dan mikro. Namun demikian, untuk menyikapi
persaingan yang semakin ketat, Bank Sultra perlu meningkatkan daya
saing dan efisiensi pengelolaan usahanya agar mampu bersaing dengan
bank umum dan lembaga keuangan lainnya yang beroperasi penyaluran
kredit dalam usaha mikro dan kecil.
Kegiatan/usaha Bank Sultra yang utama adalah pemberian kredit
yang mana kegiatan ini merupakan sumber pendapatan utama bagi
bank. Dimana harus memaksimalkan pemasaran uangnya dan sekecil
mungkin mencegah uang menganggur. Sehingga usaha ini mempunyai
5
kecenderungan terjadinya kredit bermasalah atau Non Performing Loan
(NPL). Berikut ini perkembangan kredit Bank Sultra dari tahun 2013-
2015.
Tabel 1.1 Perkembangan kredit pada Bank Sultra Periode 2013-2015
(Dalam Ribuan Rupiah)
No Keterangan 2013 (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp)
1. Kredit Lancar 2.081.588.000 2.417.814.000 3.189.858.000
2. Dalam Perhatian
Khusus
24.209.000 57.072.000 38.946.000
3. Kurang Lancar 2.486.000 14.966.000 1.902.000
4. Diragukan 3.471.000 6.582.000 7.481.000
5. Macet 28.928.000 54.543.000 86.444.000
Sumber : Bank Sultra
Berdasarkan tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa kondisi
perkembangan kredit dari tahun 2013-2015 untuk kredit lancar
mengalami peningkatan sebesar Rp333.226.000.000, pada tahun 2013-
2014 dan pada tahun selanjutnya mengalami peningkatan kembali
sebesar Rp772.044.000.000, Dalam perhatian khusus juga mengalami
peningkatan sebesar Rp32.863.000.000, pada tahun 2013-2014
sedangkan pada tahun selanjutnya 2015 mengalami penurunan sebesar
Rp18.126.000.000, Kurang lancar mengalami peningkatan sebesar
Rp12.480.000.000, pada tahun 2013-2014 dan pada tahun 2015
mengalami penurunan sebesar Rp13.064.000.000, Diragukan
mengalami peningkatan sebesar Rp3.111.000.000, pada tahun 2013-
2014 dan pada tahun selanjutnya mengalami peningkatan kembali
sebesar Rp899.000.000, Kredit macet mengalami peningkatan sebesar
6
Rp25.615.000.000, dan pada tahun 2015 mengalami peningkatan
kembali sebesar Rp31.901.000.000.
Pencapaian kinerja mengalami penurunan, hal ini dapat dilihat
dari peningkatan Non Performing Loan (NPL) Bank Sultra dimana
NPL gross 31 Desember 2015 sebesar 2,90% naik dari tahun 2014 NPL
gross sebesar 2,45% dan dari tahun 2013 sebesar 1,64%. Hal ini terjadi
akibat adanya peningkatan kredit bermasalah atau Non Performing Loan
(NPL), selain itu dimungkinkan karena pengendalian intern kredit yang
dilakukan oleh Bank Sultra masih lemah sehingga tingkat pengembalian
masih rendah. Tentunya dalam hal ini terdapat internal auditor sebagai
pengawas internal dalam perusahaan agar berjalan efektif dan efisien.
Auditor internal juga membutuhkan sikap profesionalisme di
dalamnya agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Pemeriksaan
internal merupakan kegiatan yang penting untuk menilai sejauh
mana kebijakan yang ditetapkan perusahaan telah terlaksana
dengan tepat, dan apabila terdapat penyimpangan auditor
internal harus segera melakukan tindakan koreksi agar tujuan
perusahaan dapat tercapai dengan baik.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk
meneliti lebih lanjut dengan mengangkat judul ”Pengaruh
Profesionalisme Internal Auditor Terhadap Efektivitas
Pengendalian Internal Perusahaan”
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah profesionalisme
internal auditor berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian internal
perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh
profesionalisme internal auditor terhadap efektivitas pengendalian
internal perusahaan pada PT. BPD Sulawesi Tenggara dan menganalisis
uji validitas dan reabilitas.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat bagi
berbagai pihak antara lain :
1. Bagi penulis
Penelitian ini untuk menambah pengetahuan dan wawasan terutama
mengenai internal auditor dalam mengendalikan kredit dan untuk
memperoleh pemahaman lebih dalam dari teori yang diperoleh
dengan kenyataan yang terjadi pada bank.
2. Bagi perbankan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang berguna
sebagai bahan masukan untuk perbankan dalam mengendalikan
kredit dalam kaitannya dengan peran internal auditor di perbankan.
8
3. Bagi pihak lain
Penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat pada umunya, dan dapat
juga dijadikan sebagai bahan referensi atau masukan bagi penelitian
selanjutnya untuk menyajikan topik-topik yang berkaitan dengan
masalah yang di bahas dalam skripsi.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Untuk lebih terarahnya penelitian ini dan tidak menjadi bias
sehingga menimbulkan banyak persepsi dan pandangan maka ruang
lingkup masalah dalam penelitian ini hanya sebatas pada pengaruh
internal auditor terhadap efektivitas pengendalian internal kredit.
Dimana data dalam penelitian ini di peroleh dari persepsi dan
pemahaman seluruh auditor internal pada PT. BPD Sulawesi Tenggara
selama 3 tahun yaitu tahun 2013 sampai dengan 2015.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Rangkuman mengenai penelitian terdahulu yang dilakukan
sebelumnya oleh para peneliti terdahulu yang masih berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan oleh penulis. Berikut ini akan disajikan
beberapa kesimpulan dari penelitian-penelitian terdahulu :
Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu
No
. Penulis Judul Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
1. Rachmat
Kasdiarto
(2015)
Pengaruh
Independensi dan
Profesionalisme
Auditor Internal
Terhadap
Efektivitas
Penerapan
Struktur
Pengendalian
Internal
Perusahaan
Profesionalisme
auditor internal
mempunyai
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap efektifitas
penerapan struktur
pengendalian
internal perusahaan
Persamaan
dari
penelitian
ini, peneliti
juga meneliti
pengaruh
profesionalis
me auditor
internal
terhadap
pengendalian
internal
Perbedaann
ya terletak
pada
variabelnya
yaitu
peneliti
bukan
hanya
meneliti
profesionali
sme auditor
internal
tetapi
independen
sinya juga
dan
efektifitas
seorang
internal
auditor
tersebut
selain itu
peneliti
hanya
meneliti
pengendali
an internal
saja bukan
tentang
9
10
kredit
2. Martha
Lestari
Sembiring
(2011)
Peranan Audit
Internal dalam
Menunjang
Efektivitas
Pengendalian
Internal Kredit
Investasi
Audit internal
berpengaruh secara
positif dalam
menunjang
efektivitas
pengendalian
internal pemberian
kredit investasi
Persamaanny
a yaitu
peneliti juga
meneliti
tentang audit
internal
dalam
pengendalian
kredit
Perbedaann
ya yaitu
peneliti
juga
meneliti
tentang
efektifitas
auditornya
dalam
mengendali
an kredit
investasi
3. Rama
Arsaputra
(2011)
Pengaruh
Profesionalisme
Internal Auditor
terhadap Jumlah
Kredit Macet
hasil persentase
sebesar 85,13%
dan dapat
disimpulkan bahwa
Pengaruh
Profesionalisme
Auditor Internal
Terhadap Jumlah
Kredit Macet
adalah sangat
berpengaruh
Persamaanny
a yaitu
peneliti
meneliti
tentang
pengaruh
profesionalis
me internal
auditor
terhadap
kredit
Perbedaann
ya yaitu
peneliti
meneliti
pengaruh
profesionali
sme
internal
auditor
dalam
jumlah dari
kredit
macetnya
bukan
tentang
pengendali
an kredit
2.2 Konsep Tentang Audit Internal
2.2.1 Definisi Tentang Audit Internal
Secara umum audit internal merupakan suatu fungsi penilaian
yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan
mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Audit internal
berkewajiban untuk menyediakan informasi tentang kelengkapan dan
keefektifan pengendalian internal.
Menurut sukrisno agoes (2012:4) pengertian auditing adalah :
11
“Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis
dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan
yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan
dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.”
2.2.2 Jenis-Jenis Audit
Menurut Sukrisno Agoes (2012:10) ditinjau dari luasnya
pemeriksaan audit dibedakan atas :
1. General Audit (Pemeriksaan Umum)
Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan
oleh KAP independen dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
2. Special Audit ( Pemeriksaan Khusus)
Suatu Pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan audit) yang
dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) independen, dan pada
akhir pemeriksaannya auditor tidak perlu memberikan pendapat
terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pendapat
yang diberikan terbatas pada masalah tertentu yang diperiksa, karena
prosedur audit yang dilakukan juga terbatas.
Sukrisno Agoes (2012:10) memaparkan bahwa jika ditinjau dari
jenis pemeriksaan audit bisa dibedakan atas :
a. Operational audit (Audit Operasional)
Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan,
termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah
12
ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi
tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.
b. Complience audit ( pemeriksaan ketaatan)
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah
perusahaan sudah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan
yang berlaku, yang ditetapkan oleh pihak interen perusahaan
(manajemen, dewan komisaris) maupun pihak eksternal (pemerintah,
Bapepam, LK, Bank Indonesia, Direktorat Jendral Pajak, dan lain-lain).
Pemeriksaan bisa dilakukan baik oleh KAP maupun bagian internal
audit.
c. Internal audit ( pemeriksaan Interen)
Pemeriksaaan yang dilakukan oleh internal auditor biasanya lebih
rinci dibandingkan dengan pemeriksaan umum yang dilakukan oleh
KAP. Internal auditor biasanya tidak memberikan opini terhadap
kewajaran laporan keuangan, serta pihak-pihak luar perusahaan
menganggap bahwa internal auditor, merupakan orang dalam
perusahaan, tidak independen.
Laporan audit internal berisi temuan pemeriksaan (audit findings)
mengenai penyimpangan dan kecurangan yang ditemukan, kelemahan
pengendalian internal, beserta saran-saran perbaikannya
(recommendation).
13
2.2.3 Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal
Menurut Hiro Tugiman (2006:11) tujuan pemeriksaan internal
adalah membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan
tanggungjawabnya secara efektif. Untuk itu, pemeriksaan internal akan
melakukan analisis, penilaian, dan mengajukan saran-saran. Tujuan
pemeriksaan mencakup pula pengembangan pengawasan yang efektif
dengan biaya yang wajar
Menurut Sukrisno Agoes (2012:222) tujuan pemeriksaan yang
dilakukan oleh internal auditor adalah membantu semua pimpinan
perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggung jawabnya
dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai
kegiatan yang diperiksanya.
Lingkup penugasan audit internal menurut Konsorsium Organisasi
Profesi Audit Internal (SPAI 2004:20) yaitu :
1. Pengelolaan Resiko
Fungsi audit internal harus dapat membantu organisasi dengan cara
mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan
kontribusi tehadap peningkatan pengelolaan resiko dan sistem
pengendalian internal.
2. Pengendalian
Fungsi audit internal harus dapat membantu organisasi dalam
memelihara pengendalian intern dengan cara mengevaluasi kecukupan,
14
efesiensi, dan efektivitas pengendalian tersebut, serta mendorong
peningkatan pengendalian secara berkesinambungan.
3. Proses Governance
Fungsi audit internal harus menilai dan memberikan rekomendasi yang
sesuai untuk meningkatkan proses governance dalam mencapai tujuan
berikut :
a. Mengembangkan etika dan nilai-nilai yang memadai didalam
perusahaaan.
b. Memastikan pengelolaan kinerja organisasi yang efektif dan
akuntabilitas.
c. Secara efektif mengkomunikasikan resiko dan pengendalian kepada
unit-unit yang tepat dalam perusahaan.
d. Secara efektif mengkoordinasikan kegiatan dan
mengkomunikasikan informasi di antara pimpinan, dewan
pengawas, auditor internal, dan eksternal serta manajemen.
2.2.4 Fungsi dan Tanggungjawab Audit Internal
Fungsi audit internal adalah sebagai alat bantu bagi manajemen
untuk menilai efisiensi dan keefektifan pelaksanaan struktur
pengendalian intern perusahaan, kemudian memberikan hasil berupa
saran atau rekomendasi dan memberi nilai tambah bagi manajemen
yang akan dijadikan landasan mengambil keputusan atau tindak
lanjutnya.
15
Tanggung jawab auditor internal yang diperuntukkan bagi Ikatan
Akuntan Indonesia adalah Auditor internal bertanggung jawab untuk
menyediakan data analisis dan evaluasi, memberikan keyakinan dan
rekomendasi, informasi kepada manajemen suatu usaha dan dewan
komisaris atau pihak lain yang setara dengan wewenang dan tanggung
jawabnnya untuk memenuhi tanggung jawab tersebut. Auditor internal
mempertahankan obyektifitasnnya yang berkaitan dengan aktifitas yang
diauditnnya.
2.3 Konsep Profesionalisme
2.3.1 Definisi Profesionalisme
Menurut pengertian umum, seseorang dikatakan profesional
jika memenuhi tiga kriteria, yaitu mempunyai keahlian untuk
melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya, melaksanakan suatu
tugas atau profesi dengan menetapkan standar baku di bidang profesi
yang bersangkutan dan menjalankan tugas profesinya dengan
mematuhi Etika Profesional yang telah ditetapkan. Profesi dan
profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual. Profesi
merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria,
sedangkan profesionalisme adalah suatu atribut individul yang penting
tanpa melihat suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak
(Lekatompessy, 2003 dalam Novanda Friska, 2012).
Secara sederhana, profesionalisme berarti bahwa auditor wajib
melaksanakan tugas-tugasnya dengan kesungguhan dan kecermatan.
16
Sebagai seorang yang professional, auditor harus menghindari
kelalaian dan ketidakjujuran. Sebagai profesional, auditor mengakui
tanggung jawabnya terhadap masyarakat, terhadap klien, dan terhadap
rekan seprofesi, termasuk untuk berperilaku yang terhormat, sekalipun
ini merupakan pengorbanan pribadi.
2.3.2 Dimensi Profesionalisme
Konsep profesionalisme banyak digunakan oleh para peneliti
untuk mengukur profesionalisme dari profesi auditor yang tercermin
dari sikap dan perilaku. Menurut Hall (1968) dalam Novanda Friska
Bayu Aji Kusuma (2012:15) terdapat lima dimensi profesionalisme,
yaitu:
a) Pengabdian pada profesi
Pengabdian pada profesi dicerminkan dari dedikasi
profesionalisme dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan
yang dimiliki. Keteguhan untuk tetap melaksanakan pekerjaan
meskipun imbalan ekstrinsik kurang. Sikap ini adalah ekspresi dari
pencurahan diri yang total terhadap pekerjaan. Pekerjaan didefinisikan
sebagai tujuan, bukan hanya alat untuk mencapai tujuan. Totalitas ini
sudah menjadi komitmen pribadi, sehingga kompensasi utama yang
diharapkan dari pekerjaan adalah kepuasan rohani, baru kemudian
materi.
17
b) Kewajiban sosial
Kewajiban sosial adalah pandangan tentang pentingnya
peranan profesi dan manfaat yang diperoleh baik masyarakat maupun
profesional karena adanya pekerjaan tersebut.
c) Kemandirian
Kemandirian dimaksudkan sebagai suatu pandangan
seseorang yang profesional harus mampu membuat keputusan sendiri
tanpa tekanan dari pihak lain (pemerintah, klien, dan bukan anggota
profesi). Setiap ada campur tangan dari luar dianggap sebagai
hambatan kemandirian secara profesional.
d) Keyakinan terhadap peraturan profesi
Keyakinan terhadap profesi adalah suatu keyakinan bahwa
yang paling berwenang menilai pekerjaan profesional adalah rekan
sesama profesi, bukan orang luar yang tidak mempunyai kompetensi
dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka.
e) Hubungan dengan sesama profesi
Hubungan dengan sesama profesi adalah menggunakan
ikatan profesi sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal
dan kelompok kolega informal sebagai ide utama dalam pekerjaan.
Melalui ikatan profesi ini para profesional membangun kesadaran
profesional.
18
2.3.3 Indikator Profesionalisme Auditor
Konsorsium organisasi profesi audit internal menerbitkan
Standar Profesi Audit Internal (SPAI), dijelaskan oleh Hiro Tugiman
(2001:6) dalam bukunya yang berjudul Standar Profesional Internal
Audit, isi dari standar tersebut adalah sebagai berikut:
1. Independensi
Independensi merupakan istilah yang selalu dibicarakan
berkaitan dengan audit. Independensi diartikan sebagai kebebasan
yang melekat pada dirinya, lingkup yang tak terbatas, kewenangan
untuk memeriksa apapun pada saat kapanpun, kebebasan
menyatakan sesuatu seperti apa adanya, dan dukungan penuh dari
atasan. Hiro Tugiman (2003:16) menyebutkan bahwa yang
termasuk dalam independensi adalah status organisasi, status
organisasi unit audit intern haruslah memberikan keleluasaan
untuk memenuhi atau menyelesaikan tanggung jawab
pemeriksaan yang diberikan. Objektifitas para auditor interen
haruslah melakukan audit secara objektif.
2. Kemampuan Profesional
Untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagaimana yang
diharapkan dan memenuhi syarat profesionalisme, maka audit intern
harus terdiri dari tenaga-tenaga yang kompeten, mempunyai
pengetahuan dan kemampuan teknis audit dengan standar yang tinggi,
memiliki daya imajinasi serta berinisiatif, dan mampu berhubungan
19
dengan bagian lainnya dalam organisasi perusahaan tersebut. Hiro
Tugiman (2003:17) menyebutkan bahwa untuk dapat bersikap
profesionalisme unit audit intern harus memiliki, kesesuaian dengan
standart profesi, pengetahuan dan kecakapan, hubungan antar manusia
dan komunikasi pendidikan berkelanjutan.
3. Program Audit
Program audit intern dewasa ini bukan hanya menyangkut
kebenaran dan kewajaran, akan tetapi meliputi semua aspek organisasi
perusahaan. Tujuan audit intern untuk membantu semua anggota
manajemen dalam tugas mereka dengan memberikan saran-saran dan
komentar-komentar analisis dan penelitian mengenai kegiatan yang
diperiksanya. Hiro Tugiman (2003:17) menyebutkan bahwa program
audit intern harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap keandalan
informasi, kesesuaian dengan kebijakan, rencana, prosedur, dan
peraturan perundang-undangan, penggunaan sumber daya secara
ekonomis dan efesien.
4. Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan
Tahap awal dari pelaksanaan kegiatan pemeriksaan adalah
perencanaan atau membuat program audit intern. Program tersebut
akan menjadi pedoman bagi auditor dalam melaksanakan kegiatan
audit. Hiro Tugiman (2003:18) menyebutkan bahwa pelaksanaan
kegiatan pemeriksaan harus meliputi: Perencanan pemeriksaan,
20
pengujian dan pengevaluasian informasi, penyampaian hasil
pemeriksaan, tindak lanjut hasil pemeriksaan.
5. Laporan Hasil Audit Internal
Pelaporan hasil audit internal merupakan dokumen formal di
mana audit internal merangkum pekerjaannya dengan melaporkan
pengamatan dan rekomendasi. Laporan audit adalah produk akhir yang
paling penting dari proses audit internal dan merupakan kendaraan
utama oleh yang menggambarkan kegiatan audit internal untuk orang-
orang baik di dalam maupun di luar perusahaan. Laporan audit
memberikan bukti tentang karakter profesional kegiatan audit internal
dan memungkinkan orang lain untuk mengevaluasi kontribusi ini.
6. Tindak Lanjut Atas Hasil Laporan Audit Internal
Menurut Hiro Tugiman definisi tindak lanjut atas hasil laporan
audit internal adalah sebagai suatu proses untuk menentukan
kecukupan, keefektifan, dan ketepatan waktu dari berbagai tindakan
yang dilakukan oleh manajemen terhadap berbagai temuan pemeriksaan
(audit) yang dilaporkan. Pekerjaan audit internal hanya mungkin efektif
apabila pihak manajemen memanfaatkan hasil-hasil pekerjaan tersebut
serta memberikan tindak lanjut atas hasil pekerjaan audit internal itu
dan sesuai dengan hasil yang diharapkan.
21
2.4 Konsep Tentang Pengendalian Internal
2.4.1 Definisi Tentang Pengendalian Internal
The Committe Of Sponsoring Organization Of The Treadway
Commission (COSO) dalam Ardeno Kurniawan (2012)
mendefinisikan sistem pengendalian internal merupakan suatu proses
yang melibatkan dewan komisaris, manajemen, dan personil lain,
yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang
pencapaian tiga tujuan berikut ini:
a. Keandalan laporan keuangan
b. Efektivitas dan efisiensi operasi
c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
COSO memandang pengendalian internal merupakan
rangkaian tindakan yang mencangkup keseluruhan proses dalam
organisasi. Pengendalian internal berada pada proses manajemen dasar,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan. Pengendalian
bukanlah sesuatu yang ditambahkan dalam proses manajemen tersebut,
tetapi merupakan bagian integral proses manajemen tersebut.
2.4.2 Tujuan Pengendalian Internal
Alasan perusahaan untuk menerapkan sistem pengendalian
internal adalah untuk membantu pimpinan agar perusahaan dapat
mencapai tujuan dengan efisien. Tujuan Pengendalian Internal menurut
COSO adalah sebagai berikut :
22
1. Keefektifan dan efesiensi dari operasi
Dengan menggunakan sistem pengendalian internal maka kegiatan
operasi perusahaan dapat diharapkan lebih efektif dan efesien.
2. Keandalan pelaporan keuangan
Jika sistem informasi internal perusahaan bagus maka dapat
dipastikan laporan keuangan juga bagus.
3. Ketaatan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku
Sistem pengendalian internal dibuat agar para pekerja dalam
perusahaan menaati peraturan dan hukum yang berlaku.
4. Menjaga kekayaan suatu organisasi
Sistem pengendalian internal diharapkan kekayaan perusahaan
dapat dijaga dari segala kemungkinan/resiko yang terjadi
misalnya penyalahgunaan kas dapat dikontrol melalui sistem
pengendalian internal yang telah dibuat oleh perusahaan.
2.5 Konsep Tentang Efektivitas
2.5.1 Definisi Efektivitas
Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai
tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin
mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya. Sejalan dengan
pendapat tersebut, Abdurahmat dalam Othenk (2008:7), efektivitas
adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah
tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan
sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya. Dapat disimpulkan bahwa
23
efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok,
tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan partisipasi aktif dari anggota
serta merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan,
dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan
dengan hasil yang dicapai.
2.5.2 Aspek-Aspek Efektivitas
Aspek-aspek efektivitas berdasarkan pendapat Muasaroh
(2010:13), efektivitas dapat dijelaskan bahwa efektivitas suatu
program dapat dilihat dari aspek-aspek antara lain:
1. Aspek tugas atau fungsi, yaitu lembaga dikatakan efektivitas jika
melaksanakan tugas atau fungsinya.
2. Aspek rencana atau program, jika seluruh rencana dapat
dilaksanakan maka rencana atau progarm dikatakan efektif;
3. Aspek ketentuan dan peraturan, efektivitas suatu program juga
dapat dilihat dari berfungsi atau tidaknya aturan yang telah dibuat
dalam rangka menjaga berlangsungnya proses kegiatannya.
4. Aspek tujuan atau kondisi ideal, suatu program kegiatan
dikatakan efektif dari sudut hasil jika tujuan atau kondisi ideal
program tersebut dapat dicapai.
2.5.3 Konsep Efektifitas Struktur Pengendalian internal
Evaluasi struktur pengendalian internal dalam suatu sistem
pada dasarnya dilakukan oleh auditor untuk mengetahui berbagai
kelemahan pengendalian material dalam sebuah sistem dan dampak
24
akibat oleh kelemahan yang ditimbulkan. Evaluasi terhadap struktur
pengendalian internal sangat penting untuk dilakukan karena
pengendalian internal merupakan salah satu kunci utama dalam
memastikan keandalan laporan keuangan.
Dalam audit, prosedur pemeriksaan ditentukan oleh efektif
atau tidaknya dilakukan untuk menentukan baik atau buruknya serta
efektif tidaknya suatu struktur pengendalian internal.
Efektivitas merupakan kriteria utama untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan perusahaan. Arens, et. al (2008:496)
mendefinisikan efektivitas sebagai sesuatu yang merujuk ke
pencapaian tujuan. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan
maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif.
Tujuan perusahaan harus diformulasikan dengan suatu cara
dan memungkinkan penilaian pencapaiannya dapat dilakukan terhadap
pencapaiannya. Untuk mengukur efektivitas suatu kegiatan harus
didasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika hal
ini belum tersedia, auditor bekerjasama dengan manajemen dan badan
pembuat keputusan untuk menghasilkan kriteria tersebut dengan
berpedoman pada pelaksanaan suatu program. Ada beberapa kriteria
dalam menilai efektivitas, yaitu: kegunaan, ketepatan dan objektifitas,
ruang lingkup, efektifitas biaya, akuntabilitas, dan ketepatan waktu.
25
2.6 Konsep Tentang Kredit
2.6.1 Definisi Tentang Kredit
Kasmir (2011:274) Istilah kredit berasal dari Bahasa Yunani
yaitu “credere” yang berarti percaya atau kepercayaan. Oleh karena
itu, kepercayaan atau rasa saling percaya merupakan dasar dalam
kredit. Maksudnya adalah apabila seseorang atau badan yang akan
memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa kredit yang diberikan
pasti akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian atau kontrak yang
telah disepakati dan penerima kredit (debitur) yang telah dipercaya
mempunyai kewajiban untuk mematuhi perjanjian atau kontrak yang
telah disepakati.
Sedangkan menurut Rivai dan Permata (2013:3) definisi kredit
adalah penyerahan barang dan jasa atau uang dari satu pihak kreditur
atas dasar kepercayaan kepada pihak lain debitur dengan janji
membayar dari penerimaan kredit.
2.6.2 Tujuan dan Fungsi Kredit
Menurut Rivai dan Permata (2013:5) tujuan pemberian kredit
adalah sebagai berikut :
1. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa
keuntungan yang diraih dari bunga yang harus dibayar oleh debitur.
Oleh karena itu, bank hanya akan menyalurkan kredit kepada debitur
yang diyakini mampu dan mau mengembalikan kredit telah
diterimanya.
26
2. Safety, yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan
karena benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-
benar tercapai tanpa hambatan yang berarti.
Tujuan di atas, suatu fasilitas memiliki beberapa fungsi. Menurut
Rivai dan Permata (2013:7). Fungsi kredit sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan daya guna (utility) dari modal/uang.
Para penabung menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro,
deposito ataupun tabungan. Uang tersebut dalam persentase tertentu
ditingkatkan kegunaannya oleh bank. Para pengusaha menikmati
kredit dari bank untuk memperluas/memperbesar usahanya, baik
utnuk peningkatan produksi, perdagangan maupun untuk usaha
rehabilitasi ataupun usaha peningkatan produktivitas terlebih
dahulu.
2. Untuk meningkatkan daya guna (utility) suatu barang.
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur
untuk mengolah bahan mentah/bahan baku menjadi barang jadi.
3. Kredit meningkatkan kegairahan dan lalu lintas uang.
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari
suatu wilayah ke wilayah lainnya sehingga, suatu daerah yang
kekurangan uang dengan memperoleh kredit, maka daerah tersebut
akan memperoleh tambahan uang dari suatu daerah lainnya.
27
4. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat.
Pemberian kredit akan mendorong pengusaha untuk berusaha
meningkatkan volume usahanya dukungan dana melalui pemberian
kredit.
5. Kredit sebagai alat stabilitas ekonomi.
Memberikan kredit dapat dikatakan stabilitas ekonomi karena
dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah
barang yang diperlukan oleh masyarakat kemudian kredit dapat pula
membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar
negeri.
6. Kredit sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional.
Pengusaha yang memperoleh kredit tentu saja berusaha untuk
meningkatkan usahanya. Dengan pendapatan yang terus meningkat
berarti pajak perusahaan akan terus bertambah.
7. Kredit sebagai alat hubungan ekonomi internasional.
Bank sebagai lembaga penyalur kredit tidak hanya menjalankan
operasi di dalam negeri saja menyalurkan namun juga menjalankan
operasinya diluar negeri juga menyatukan dan menyalurkan dalam
bentuk kredit sehingga hal tersebut akan menimbulkan hubungan
ekonomi antar negara/ hubungan ekonomi internasional.
2.6.3 Prosedur pemberian kredit
Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan
secara umum antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh
28
berbeda. Yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak dari prosedur
dan persyaratan yang ditetapkan dengan pertimbangan masing-masing
bank. Prosedur pemberian kredit menurut Kasmir (2012:143) yaitu:
“Prosedur kredit adalah tahap-tahap yang harus dilalui sebelum
sesuatu kredit diputuskan untuk dikucurkan. Tujuannya adalah untuk
mempermudah bank dalam menilai kelayakan suatu permohonan kredit”.
2.6.4 Penggolongan Kolektibilitas Kredit
Kenyataannya tidak semua kredit yang diberikan dapat berjalan
lancar, sebagian ada yang kurang lancar dan sebagian menuju
kemacetan. Demi amannya suatu kredit, maka perlu di ambil langkah-
langkah untuk mengklasifikasikan kredit berdasarkan kelancarannya. Hal
ini sangat diperlukan untuk melakukan tugas-tugas pengendalian kredit
agar dapat berjalan dengan lancar. Penilaian kolektibilitas kredit
berdasarkan ketentuan Bank Indonesia (BI) adalah sebagai berikut, Rivai
dan Permata (2013:37) :
1. Kredit lancar
Kredit lancar yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman
dan pembayaran bunganya tepat waktu, perkembangan rekening baik
dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit. Lancar
(pass), kredit yang digolongkan sebagai kredit lancar apabila memenuhi
kriteria:
a. Pembayaran angsuran pokok dan bunga tepat waktu.
b. Memiliki mutase rekening yang aktif
c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan angunan tunai
29
2. Kredit Perhatian Khusus
Kredit perhatian khusus yaitu Kredit dalam perhatian khusus
yaitu kredit yang selama 1-2 bulan mutasinya mulai tidak lancar, debitur
mulai menunggak. Dalam perhatian khusus (special mention), kredit
yang digolongkan sebagai dalam perhatian khusus apabila memenuhi
kriteria:
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang belum
melampaui 90 (sembilan puluh) hari;
b. Kadang-kadang terjadi cerukan;
c. Mutasi rekening relatif aktif;
d. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan;
e. Didukung oleh pinjaman baru.
3. Kredit kurang lancar
Kurang lancar yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman
atau pembayaran bunganya terdapat tunggakan telah melampaui 90 hari
sampai 180 hari dari waktu yang telah disepakati. Kredit kurang lancar
(substandard), kredit kurang lancar apabila memenuhi kriteria:
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok/bunga yang telah melebihi 90
hari, karena sering terjadi cerukan.
b. Frekuensi rekening relative rendah
c. Terjadi pelanggaran kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari
d. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur.
e. Dokumentasi pinjaman lemah.
30
4. Kredit diragukan
Diragukan yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan
pembayaran bunganya terdapat tunggakan yang telah melampaui 180
hari sampai 270 hari dari waktu yang disepakati. Kredit diragukan
(doubtful), kredit diragukan apabila memenuhi kriteria:
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan yang telah melampaui
180 hari.
b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen
c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari
d. Terjadi kapitalisasi bunga
e. Dokumentasi hukum yang lemah
5. Kredit macet
Kredit macet yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman
dan pembayaran bunganya terdapat tunggakan telah melampaui 270
hari. Kredit macet (loss) Kredit macet mempunyai kriteria sebagai
berikut:
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dana tau bunga telah
melampaui 270 hari
b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru.
c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat
dicairkan pada nilai wajar.
Besarnya rasio non performing loan (NPL) atau rasio yang
menggambarkan tingkat kredit bermasalah ynag diperbolehkan oleh
31
Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5%, jika lebih 5% maka akan
mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank yang bersangkutan,
yaitu akan mempengaruhi nilai/skor yang diperolehnya.
2.7 Konsep Pengendalian Internal Kredit
Pemberian kredit merupakan usaha pokok karena bank akan
menarik keuntungan dari selisih antara bunga yang diterima dengan
bunga yang dibayarkan (cost of money) sehingga divisi pemberian
kredit merupakan sumber pendapatan utama bank. Untuk itu sumber
pendapatan utama harus mendapatkan pengawasan yang memadai
sehingga terhindar dari segala penyelewengan yang dapat merugikan
perusahaan. Maka perlu dirancang suatu pengendalian internal kredit
yang sebaik mungkin.
Untuk menciptakan pengendalian internal yang memadai atas
pemberian kredit pada suatu bank, yang perlu dilaksanakan adalah
disusunnya pemisahan fungsi antara :
1. Fungsi pembahasan kredit, yaitu fungsi yang menganalisa
kemungkinan kredit dapat diberikan atau tidak.
2. Fungsi penyelenggaraan kredit, yaitu fungsi yang melaksanakan tata
usaha dan administrasi kredit, mengisi kartu teknis kredit,
memelihara dokumen debitur dan lain-lain.
3. Fungsi pengawasan kredit, yaitu yang mengawasi setelah kredit
diberikan.
32
2.7.1 Indikator Pengendalian Internal
Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway
Commission (COSO) mengidentifikasi lima komponen pengendalian
internal yang saling berkaitan. Ardeno Kurniawan (2012:108)
komponen pengendalian internal adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian adalah kondisi yang ada di dalam suatu
organisasi yang akan mempengaruhi efektivitas pengendalian
internal secara menyeluruh karena komponen ini berpengaruh pada
kesadaran masing-masing personel organisasi akan pentingnya
pengendalian.
2. Penaksiran Resiko
Penaksiran resiko adalah proses identifikasi dan analisis risiko-
risiko yang berdampak terhadap pencapaian tujuan organisasi serta
menentukan tindakan yang tepat untuk menghadapi risiko-risiko
tersebut.
3. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah semua kebijakan dan prosedur yang
dilakukan untuk memastikan bahwa arahan manajemen telah
dijalankan.
4. Informasi dan Komunikasi
Tujuan dari laporan sistem informasi dan komunikasi adalah untuk
mengidentifikasi, mengumpulkan mengklasifikasikann menganalisa,
33
mencatat dan melaporkan transaksi dalam perusahaan dan untuk
mempertahankan pertanggungjawabannya terhadap aset.
5. Pemantauan
Aktivitas pemantauan berkaitan dengan penilaian efektivitas
rancangan dan operasi struktur pengendalian intern secara periodik
dan terus menerus oleh manajemen untuk melihat apakah telah
dilaksanakan dengan semestinya dan telah diperbaiki sesuai dengan
keadaan.
2.8 Hubungan Antara Variabel Penelitian
2.8.1 Hubungn Profesionalisme Internal Auditor terhadap Efektivitas
Pengendalian Internal Perusahaan
Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian
menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit.
Auditing internal dimaksudkan untuk dapat membantu
organisasi dalam mencapai tujuan dengan menggunakan pendekatan
yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi serta meningkatkan
efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan pengelolaan.
Oleh karena itu, ruang lingkup audit internal tidak hanya menyangkut
kebenaran dan kewajaran perhitungan matematis, namun mencakup
seluruh aspek organisasi perusahaan.
Profesionalisme sangat diperlukan oleh auditor internal dalam
menilai efektivitas penerapan struktur pengendalian internal perusahaan.
34
Penggunaan sikap profesionalisme memungkinkan auditor untuk dapat
mengumpulkan bukti yang akan memberinya dasar yang layak untuk
membentuk suatu pendapat dan opini. Termasuk dalam pengendalian
kredit. Perlunya audit internal dalam pengendalian kredit bertujuan
untuk memastikan bahwa pengelolaan, penjagaan dan pengawasan
kredit sebagai aset/kekayaan bank telah dilakukan dengan baik sehingga
tidak timbul risiko-risiko yang diakibatkan penyimpangan baik oleh
debitur maupun intern bank.
Profesionalisme internal auditor harus di dukung oleh
komponen-komponen yang meliputi independensi, kemampuan
operasional, program audit, pelaksanaan kegiatan pemeriksaan, laporan
hasil audit internal dan tindak lanjut atas hasil laporan audit internal.
Semua hal tersebut akan mendukung seorang auditor menjadi
profesional. Dengan demikian, jika seorang auditor dapat professional
dalam menjalankan tugasnya maka bisa dipastikan pengendalian
internal di dalam perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik dan
memadai.
2.9 Kerangka Pemikiran
Audit internal berperan sebagai suatu fungsi penelitian yang
independen yang ada dalam suatu organisasi dengan tujuan menguji dan
mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.
Tujuannya adalah untuk membantu para anggota organisasi agar dapat
melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif.
35
Auditing internal dimaksudkan untuk dapat membantu
organisasi dalam mencapai tujuan dengan menggunakan pendekatan
yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi serta meningkatkan
efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan pengelolaan.
Oleh karena itu, ruang lingkup audit internal tidak hanya menyangkut
kebenaran dan kewajaran perhitungan matematis, namun mencakup
seluruh aspek organisasi perusahaan.
Profesionalisme harus menjadi acuan dalam pelaksanaan
fungsi audit intern. Sifat profesional adalah kondisi-kondisi
kesempurnaan teknik yang dimiliki seseorang melalui dengan
pengetahuan yang dimilikinya disertai latihan dan belajar selama ber
tahun-tahun yang berguna untuk mengembangkan teknik tersebut
dan keinginan untuk mencapai kesempurnaan dan keunggulan
dibandingkan dengan rekan sejawatnya.
Internal auditor yang bergabung dalam SKAI dituntut untuk
menjadi profesional, bahkan harus menjadi acuan dalam pelaksanaan
fungsi internal auditnya. Penilaian pengendalian internal merupakan
salah satu ruang lingkup dari pekerjaan internal audit.
Audit internal membantu manajemen dalam menjalankan
pengendalian di perusahaan, sehingga bila ada penyelewengan–
penyelewengan dapat dideteksi lebih dini. Audit internal merupakan
alat bantu bagi manajemen dalam melakukan pengawasan dan
pengendalian terhadap aktivitas perusahaan. Salah satunya adalah audit
36
terhadap bidang perkreditan. Audit internal perkreditan memberikan
perhatian terhadap sebab-sebab terjadinya kegagalan atau kredit macet
yang akan merugikan pihak bank yang bersangkutan.
Audit internal yang profesional juga mempunyai pengaruh yang
penting di dalam mengefektifan pengendalian internal kredit , karena
melalui fungsi ini kesepadanan dan keefektifan pengendalian internal
selalu dikaji atau dinilai secara kontinyu dan tidak memihak
(independen) sehingga pengendalian internal kredit dapat dijaga agar
tetap memadai dan berfungsi sebagaimana yang diharapkan.
Dari penjelasan di atas, maka dapat digambarkan sebuah
paradigm pemikiran dan skema pemikiran sebagai bentuk alur
pemikiran bagi peneliti adalah sebagai berikut :
37
Skema 2.1 Kerangka Pikir
Analisis Deskriptif
Analisis Regresi sederhana
Internal Audit
Profesionalisme Internal
Audit
Efektivitas
Efektivitas Pengendalian
Internal Perusahaan
Hasil dan Pembahasan
1. Penelitian Terdahulu
2. Fenomena pada Bank Sultra
yaitu Peningkatan Kredit
bermasalah terutama yang terjadi
pada kredit yang diragukan dan
macet yang dimungkinkan
karena pengendalian intern kredit
masih lemah, ini tentunya usaha
pengendalian kredit yang
dilakukan oleh auditor internal
untuk mempengaruhi manajemen
dalam pengendalian kreditnya
belum berjalan dengan baik.
Serta Kenaikan NPL yang berarti
pencapaian kinerja mengalami
penurunan.
()
Studi Teoritis Fakta Empirik
Apakah profesionalisme internal auditor
berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian
internal?
38
ε
2.10. Paradigma Penelitian
Skema 2.2 Paradigma Penelitian
2.11. Perumusan Hipotesis
Auditor internal merupakan fungsi penilaian independen yang
dibentuk dalam perusahaan untuk memberikan jasa dalam lingkup
pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan dan keefektivan
pelaksanaan pengendalian internal yang dimiliki perusahaan.
Auditing internal dimaksudkan untuk dapat membantu
organisasi dalam mencapai tujuan dengan menggunakan pendekatan
yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi serta meningkatkan
efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan pengelolaan.
Oleh karena itu, ruang lingkup audit internal tidak hanya menyangkut
kebenaran dan kewajaran perhitungan matematis, namun mencakup
seluruh aspek organisasi perusahaan.
Sistem pengendalian internal dijalankan oleh seluruh entitas
yang merupakan sebuah rangkaian proses, yang mana proses tersebut
Profesionalisme Internal
Audit
(X)
Efektivitas Pengendalian
Internal Perusahaan
(Y)
39
mencakup berbagai macam kebijakan dan prosedur yang sistematis,
bervariasi, dan memiliki tujuan.
Profesionalisme sangat diperlukan oleh auditor internal dalam
menilai efektivitas penerapan struktur pengendalian internal perusahaan.
Penggunaan sikap profesionalisme memungkinkan auditor untuk dapat
mengumpulkan bukti yang akan memberinya dasar yang layak untuk
membentuk suatu pendapat dan opini. Termasuk dalam pengendalian
kredit. Perlunya audit internal dalam pengendalian kredit bertujuan
untuk memastikan bahwa pengelolaan, penjagaan dan pengawasan
kredit sebagai aset/kekayaan bank telah dilakukan dengan baik sehingga
tidak timbul risiko-risiko yang diakibatkan penyimpangan baik oleh
debitur maupun intern bank.
Penelitian yang dilakukan oleh Rachmat Kasdiarto (2015)
menunjukkan bahwa profesionalisme auditor internal mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas penerapan struktur
pengendalian internal perusahaan. Kondisi ini menunjukkan jika
seseorang mempunyai profesionalisme yang tinggi maka efektivitas
struktur pengendalian internal pada perusahaan juga semakin baik.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan uraian tersebut
diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebegai
berikut :
Ha : Profesionalisme internal auditor berpengaruh terhadap efektivitas
pengendalian internal
40
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah profesionalisme auditor sebagai
variabel independen dan efektivitas pengendalian internal sebagai
variabel dependen yang dilakukan pada Bank Sultra (PT. BPD Sulawesi
Tenggara) Kendari.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan kelompok individu,
kejadian-kejadian yang menarik perhatian peneliti untuk diteliti atau
diselidiki. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor internal
pada Bank Sultra (PT. BPD Sulawesi Tenggara) Kendari. Sejumlah 11
orang.
3.2.2 Sampel
Sampel diambil dari populasi yang merupakan auditor internal
pada Bank Sultra. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah menggunakan metode sampling jenuh dimana semua populasi
digunakan sebagai sampel dan metode ini juga dikenal dengan istilah
sensus dikarenakan sedikitnya populasi yang berjumlah 11 orang.
40
41
3.3 Jenis dan Sumber Data
3.3.1 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu
sebagai berikut :
1. Data kualitatif, yaitu data berupa uraian penjelasan dari variabel
dan objek penelitian dan juga pernyataan dalam kuesioner yang
akan diklasifikasikan kedalam kategori menggunakan skala
likert.
2. Data kuantitatif, yaitu data berupa jawaban responden atas
pertanyaan kuesioner yang diukur meggunakan skala likert.
3.3.2 Sumber Data
Pengumpulan data yang akan di analisis, penulis menggunakan
beberapa metode pengumpulan data, yaitu:
1. Data Primer
Merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan
data primer. Adapun cara untuk mendapatkan data primer yaitu dengan
meninjau secara langsung obyek penelitian, data yang diperoleh adalah
dengan menyebarkan kuesioner yang menggunakan skala likers.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah teknik pengumpulan data secara tidak
langsung tentang penelitian yang dilakukan dengan cara studi pustaka
dari berbagai buku, majalah, literatur atau tulisan lain yang dianggap
memilki hubungan dengan penelitian.
42
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara mencatat atau
mengcopy berbagai laporan yang telah dibuat oleh pihak Bank
Sultra.
2. Wawancara, yaitu tanya jawab kepada karyawan Bank Sultra
mengenai data tambahan yang diperlukan dalam penelitian.
3. Kuisioner, yaitu mengumpulkan data dari daftar pertanyaan kepada
responden untuk diisi berdasarkan pendapat responden.
Pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing variabel
dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu
suatu skala yang didasarkan pada penjumlahan sikap responden dalam
merespon pernyataan berkaitan dengan indikator-indikator suatu konsep
atau variabel yang sedang diukur ( Sanusi, 2011:59).
Jawaban dari responden yang bersifat kualitatif dikuantitatifkan,
dimana jawaban diberi skor dengan menggunakan 5 (Lima) poin skala
Likert, yaitu :
Nilai 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
Nilai 2 = Tidak Setuju (TS)
Nilai 3 = Netral (N)
Nilai 4 = Setuju (S)
43
Nilai 5 = Sangat Setuju (SS)
( Sanusi, 2011:59).
3.5 Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban responden,
meneliti kekonsistenan jawaban, dan menyeleksi keutuhan
kuisioner sehingga data siap diproses.
2. Coding, yaitu mengkode atau memisahkan data berdasarkan
klasifikasi variabel.
3. Tabulasi, yaitu mengidentifikasi, mencacah terhadap setiap item
pernyataan dalam bentuk distribusi frekuensi.
3.6 Metode Analisis Data
3.6.1 Metode Analisis Deskriptif
Penelitian ini analisis data menggunakan metode deskriptif
kuantitatif, dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana untuk
menganalisis variabel independen yaitu pengaruh profesionalisme
internal auditor terhadap variabel dependen yaitu efektivitas
pengendalian internal kredit. Metode analisis data akan dilakukan
dengan bantuan aplikasi komputer program SPSS versi 21.
Untuk mengetahui tingkat persentase kecenderungan skor
jawaban (Riduwan, 2008:89) digunakan rumus:
44
%100xIdealSkor
diperolehyangnkeseluruhaskorTotal
Keterangan:
Persentase kecenderungan skor yang diperoleh kemudian
dibandingkan dengan kriteria interprestasi skor kuisioner seperti yang
dikemukakan oleh (Riduwan, 2008:89) sebagai berikut :
0%-20% = Sangat lemah
21%-40% = Lemah
41%-60% = Cukup
61%-80% = Kuat
81%-100% = Sangat Kuat
3.6.2 Regresi Linier Sederhana (Linier Regression)
Regresi sederhana ini menyatakan hubungan kausalitas antara
dua variabel dan memperkirakan nilai variabel terikat berdasarkan nilai
variabel bebas (Sanusi, 2011:131).
Penelitian ini adalah analisis regresi linear sederhana dengan
bantuan software IBM Statistical Package of Social Sciences (SPSS)
Statistical versi 21. Teknik ini digunakan untuk menguji signifikansi
pengaruh profesionalisme internal auditor terhadap efektivitas
pengendalian internal perusahaan. Hubungan antara variabel tersebut
dapat digambarkan dalam persamaan sebagai berikut :
45
Keterangan :
Y = efektivitas pengendalian internal kredit
a = Nilai Konstanta
b = Koefisien Arah Regresi
x = profesionalisme auditor
Ɛ = Epselon
Analisis regresi linear sederhana menggunakan kuesioner,
terdapat beberapa tahap pengujian yang dilakukan. Adapun tahap
pengujian tahap pengujian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Uji Validitas Data
Uji validitas dilakukan untuk memastikan bahwa masing masing
item dalam instrumen penelitian mampu mengukur variabel yang
ditetapkan dalam penelitian ini. Sebuah instrumen dikatakan valid jika
mampu mengukur apa yang di inginkan dan mengungkapkan data dari
variabel yang diteliti secara tepat (Gozali, 2006:45). Uji validitas
dilakukan dengan analisa item, dimana setiap niai yang diperoleh untuk
setiap item dikorelasikan dengan nilai total seluruh item suatu variabel.
Uji korelasi yang digunakan adalah korelasi product moment, dengan
syarat minimum suatu item dianggap valid adalah r ≥ 0,30 dengan
derajat signifikansi α = 0,05 atau 5%.
46
2. Uji Reliabilitas Data
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap pernyataan yang sama menggunakan alat ukur yang sama
pula. Uji reliabiltas dalam penelitian ini menggunakan teknik cronbach
alpha (α), dimana suatu instrumen dapat dikatakan handal (reliabel),
bila memiliki cronbach alpha ≥0,60 (Ghozali, 2006 : 46).
3.7 Uji Asumsi Klasik
3.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Uji normalitas dilakukan untuk penyebaran data yang normal atau tidak,
karena data diperoleh langsung oleh pihak pertama melalui kuesioner.
Pengujian normalitas dilakukan dengan uji normal probability plot
dimana data dikatakan normal jika nilai sebaran data berada disekitar
garis lurus diagonal.
3.7.2 Uji Heterokedastisitas
Untuk menguji apakah ada kesamaan atau ketidaksamaan
varians dari model regresi dari satu pengamatan ke pengamatan lain.
Pedoman suatu model regresi bebas dari heterokedastisitas adalah tidak
ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah angka nol
pada sumber Y (Santoso, 2002).
47
3.7.3. Uji Autokorelasi
Uji autokolerasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi linear terdapat hubungan yang kuat baik positif
maupun negatif antar data yang ada pada varibel-variabel penelitian.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lain. Model regresi yang baik adalah model regresi
yang bebas dari autokorelasi. Mengenai ada tidaknya autokorelasi dapat
dideteksi dengan menggunakan Durbin Waston Statistik (Sanusi,
2011:136).
3.8 Uji Hipotesis
Secara statistik ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir
aktual dapat diukur dari nilai statistik t, serta koefisien determinasinya
(R2).
3.8.1 Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat
menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui nilai koefisien
determinasi (R-Square). Nilai R2 yang mendekati 1 berarti variabel
independen memberikan hampir sama semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi (Ghazali, 2005: 83).
48
3.8.2 Uji Statistik t
Uji t atau test of significance digunakan untuk mengetahui
apakah pengaruh variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen bersifat menentukan (significant) atau tidak, dengan kriteria
berdasarkan nilai signifikansi < 0.05 maka variabel independen
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dan
sebaliknya, jika nilai signifikansinya > 0.05, maka variabel independen
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
(Santoso, 2000:168).
3.9 Operasional Variabel Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang akan dikaji dan model yang
disusun dalam tinjauan pustaka maka operasional penelitian dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Variabel Dependen : Efektivitas Pengendalian Internal
Perusahaan
Menurut COSO pengendalian internal adalah proses,
dipengaruhi oleh dewan entitas direksi, manajemen, dan
personel lain, yang dirancang untuk memberikan keyakinan
memadai tentang pencapaian tujuan yang berkaitan dengan
operasi, pelaporan, dan kepatuhan. Pengendalian internal kredit
adalah usaha-usaha untuk menjaga kredit yang diberikan tetap
lancar, produktif dan tidak macet. Lancar dan produktif artinya
kredit itu dapat ditarik kembali bersama bunganya sesuai dengan
49
perjanjian yang telah disetujui kedua belah pihak. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam mencapai pengendalian intern kredit
yang efektif, yaitu pengendalian intern yang memadai.
Pengendalian intern kredit dapat berperan jika dapat mencapai
tujuannya untuk mencapai pengelolaan kredit yang efektif.
Adapun indikator dari pengendalian internal yaitu lingkungan
pengendalian, penaksiran resiko, aktivitas
pengendalian,informasi dan komunikasi dan pemantauan
(Ardeno Kurniawan, 2012:108)
2. Variabel Independen : Profesionalisme Internal Auditor
Profesionalisme internal auditor adalah suatu keadaan pada
pekerjaan komitmen pada kualitas, dedikasi pada kepentingan
klien dan keinginan tulus membantu permasalahan yang
dihadapi klien. Indikator profesionalisme internal auditor yaitu
independensi, kemampuan professional, program audit,
pelaksanaan kegiatan pemeriksaan, laporan hasil audit internal
dan tindak lanjut atas laporan audit internal (Hiro Tugiman,
2001:6)
50
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Indikator Skala
Pengukuran
Instrumen
1 Profesionalisme
Internal
Auditor
(X)
a. Independensi
b. Kemampuan
Operasional
c. Program Audit
d. Pelaksanaan
kegiatan
pemeriksaan
e. Laporan hasil
audit internal
f. Tindak lanjut
atas hasil
laporan audit
internal
Skala Likert Kuesioner
2 Pengendalian
Internal
(Y)
a. Lingkungan
Pengendalian
b. Penaksiran
Resiko
c. Informasi dan
Komunikasi
d. Aktivitas
Pengendalian
e. Pemantauan
Skala Likert Kuesioner
51
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Bank Sultra (PT. BPD Sulawesi Tenggara)
4.1.1 Sejarah Singkat PT. BPD Sulawesi Tenggara
Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara didirikan
berdasarkan surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong
Royong Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 34 tahun 1968 tanggal 02
Maret 1968 tentang Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sulawesi
Tenggara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 1
tahun 1981 tanggal 22 Januari 1981, Peraturan Daerah Nomor 2 tahun
1988 tanggal 8 April 1988 dan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 1993
tanggal 13 Februari 1993.
Sejalan dengan adanya perubahan peraturan dan ketentuan
perbankan khususnya mengenai ketentuan permodalan bagi Bank
Umum sebagaimana dimaksud oleh Arsitektur Perbankan Indonesia
(API) maka ketentuan pendirian BPD Sulawesi Tenggara dilakukan
penyesuaian yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 5 tahun
2003 tanggal 12 September 2003 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2004 tanggal 21 September 2004
dengan merubah ketentuan tentang modal dasar BPD Sulawesi
Tenggara dari Rp.50.000.000.000,- (lima puluh miliar rupiah) menjadi
Rp.150.000.000.000,- (seratus lima puluh miliar rupiah). Kemudian
52
diubah dengan Peraturan Daerah nomor 3 tahun 2011 tanggal 20 April
2011 tentang modal dasar Bank Pembangunan Daerah Sulawesi
Tenggara dari Rp.750.000.000.000,- (tujuh ratus lima puluh milyar
rupiah).
Peningkatan kualitas layanan dan pengembangan usaha Pada
bank sultra semakin baik hal ini dibuktikan dengan BPD Sulawesi
Tenggara berubah status dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan
Terbatas berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia nomor AHU-4433.AH.01.01 tanggal 23 Agustus 2013.
4.1.2 Visi dan Misi PT. BPD Sulawesi Tenggara
a. Visi
Bank Sultra memiliki visi untuk mewujudkan Bank Sultra
sebagai bank yang mampu bersaing dan terkemuka di Propinsi Sulawesi
Tenggara, memiliki manajemen yang handal serta didukung dengan
personil yang profesional guna mendukung program dan rencana
strategi pemerintah daerah melalui pendekatan ekonomi kerakyatan
yang berorientasi pada kemandirian.
b. Misi
1. Pergerak pertumbuhan perekonomian di daerah.
2. Menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah.
53
4.1.3 Kedudukan, Tugas dan Fungsi PT BPD Sulawesi Tenggara
Adapun tugas pokok dan fungsi segenap jajaran BPD Sultra adalah
sebagai berikut:
a. Divisi Perencanaan
1. Sebagai koordinator dalam rangka penyusunan Corporate Plan,
Rencana Bisnis dan Rencana Kerja dan Anggaran Bank;
2. Sebagai koordinator dalam rangka pembinaan Cabang dan BPR;
3. Memberikan rekomendasi pemikiran strategis yang meliputi
rencana pengembangan bisnis, pengembangan jaringan kantor,
pengembangan produk, organisasi dan penyusunan Standar
Operasional Prosedur (SOP) serta evaluasi anggaran.
b. Satuan Kerja Audit Internal (SKAI)
1. Mengkoordinir dan mensupervisi pelaksanaan pengendalian
intern melalui kegiatan pemeriksaan internal;
2. Bertindak sebagai pendamping pemeriksa ekstern termasuk
didalamnya memberikan rekomendasi, rencana dan kebijakan
pengembangan pengendalian Intern (internal audit) Bank.
c. Divisi Kepatuhan dan Hukum
1. Mengkoordinir kegiatan dan pelaksanaan fungsi dan tugas
terkait pengelolaan kepatuhan terhadap kegiatan operasional
Bank dengan memfokuskan pada aspek kepatuhan dan
disesuaikan dengan peraturan Bank Indonesia/Otoritas Jasa
Keuangan, Pemerintah serta peraturan internal;
54
2. Memberikan rekomendasi rencana dan kebijakan tentang
Pengendalian Kepatuhan operasional Bank;
d. Divisi Keuangan dan Akuntansi
1. Mengkoordinir dan mensupervisi pembukuan dan Akuntansi
Bank termasuk didalamnya pengelolaan RTGS dan kegiatan
Card Center serta menjamin kebenaran laporan dan
penyampaian laporan tepat pada waktunya.;
2. Memberikan rekomendasi rencana/kebijakan Pengembangan
administrasi keuangan sesuai dengan perkembangan Chart of
Account akibat adanya penambahan produk dan jasa baru dan
atau transaksi-transaksi baru yang dilaksanakan oleh Bank.
e. Divisi SDM dan Umum
1. Mengkoordinir dan mensupervisi pelaksanaan kebijakan Direksi
di Bagian Administrasi Pegawai yang meliputi recruitment,
placement, pengembangan karir, serta kesejahteraan pegawai
sesuai dengan Peraturan Perusahaan;
2. Mengkoordinir dan mensupervisi pelaksanaan inventarisasi
Aktiva tetap dan inventaris, pembelian/pengadaan Aktiva Tetap
dan Inventaris, kebutuhan kantor (logistik), administrasi Aktiva
Tetap dan Inventaris, pemeliharaan Aktiva Tetap dan Inventaris
termasuk didalamnya pemberian rekomendasi dan rencana kerja
terhadap pengembangan Sarana dan prasarana serta kegiatan
lainnya dilingkungan kerja Divisi SDM dan Umum.
55
3. Mengkoordinir dan mensupervisi pelaksanaan kebijakan Direksi
di Bagian Diklat dan Pengembangan yang meliputi peningkatan
kualitas dan pengembangan Sumber Daya Manusia sesuai
dengan rencana kerja;
f. Divisi Teknologi Sistem dan Informasi (TSI)
1. Mengkoordinir dan mensupervisi pelaksanaan kegiatan
Supporting Teknologi Sistem Informasi kepada seluruh unit
kerja operasional dan non operasional terkait dengan
pengembangan core banking system, database dan sistem
informasi manajemen dalam rangka analisa;
2. Membantu manajemen dalam memonitor dan mengetahui segala
sesuatu yang terjadi di bank secara dini untuk pengambilan
keputusan. termasuk di dalamnya memberikan rekomendasi
rencana dan kebijakan Pengembangan Teknologi Sistem
Informasi;
g. Divisi Treasury
1. Mengkoordinir dan mensupervisi pelaksanaan transaksi
Settlement, ALCO Support, termasuk di dalamnya Manajemen
Dana Bank yang terkait;
2. Memberikan rekomendasi rencana serta kebijakan
pengembangan kegiatan Treasury Bank, termasuk didalamnya
pemasaran produk dana dan jasa bank;
56
h. Divisi Perkreditan
1. Mengkoordinir dan mensupervisi pelaksanaan pemasaran kredit,
monitoring kredit, Support kredit serta penyelesaian dan
penyelamatan kredit;
2. Memberikan rekomendasi kebijakan rencana strategi
pengembangan perkreditan Bank.
i. Divisi Corporate Secretary
Memastikan kepatuhan dan administrasi pengambilan
keputusan didalam perusahaan, dan melakukan fungsi komunikasi
dalam rangka membangun goodwill keluar perusahaan yang
merupakan kepanjangan fungsi Direksi dalam menjalankan fungsi
komunikasi.
j. Kantor Cabang Utama/Cabang/Capem
Berfungsi untuk mengkoordinir dan mensupervisi
pelaksanaan kegiatan operasional dan pemasaran Kantor Cabang
Utama didalam mencapai target pertumbuhan aktiva, laba,
perkreditan dan dana serta bertanggung jawab kepada Direksi atas
terlaksananya seluruh pekerjaan dan tugas-tugas pokok pengelolaan
Kantor Cabang sesuai dengan batasan dan kewenangan yang
diberikan oleh Direksi.
k. Pemimpin Kantor Kas
Berfungsi untuk mengkoordinir dan mensupervisi
pelaksanaan kegiatan operasional dan pemasaran Kantor Kas,
57
didalam mencapai target pertumbuhan dana dan bertanggungjawab
kepada atasan langsung atas terlaksananya seluruh pekerjaan dan
tugas-tugas pokok pengelolaan Kantor Kas dan melakukan
Otorisasi, Verifikasi dan Pengecekan atas dokumen, slip
pembukuan, kwitansi dan warkat lainnya sesuai dengan batasan
dan kewenangan yang diberikan oleh Direksi, termasuk
memberikan rekomendasi rencana dan kebijakan pengembangan
Kantor Kas.
4.1.4 Struktur Organisasi PT. BPD Sulawesi Tenggara
Adapun struktur organisasi pada Bank Sultra dapat kita lihat
pada gambar di bawah ini:
1. Dewan Komisaris
2. Direksi
3. Kantor Cabang
Direksi terdiri dari:
a. Direktur utama: SKAI, Divisi perencanaan, corporate
secretarity, dan bagian SKMR
b. Direktur umum: Divisi keuangan dan akuntansi, Divisi Sumber
Daya Manusia dan Umum, serta Divisi Teknologi Sistem
Informasi.
c. Direktur kepatuhan: Divisi Kepatuhan dan Hukum
d. Direktur pemasaran: Divisi Treasury dan Divisi Perkreditan
58
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada bagan struktur organisasi
berikut ini:
(PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara)
Skema 4.1 Struktur Organisasi Bank Sultra
Sumber: PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara (Data primer diolah tahun 2015)
59
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang dimaksud dalam penelitian adalah
meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lama bekerja di
Bank Sultra.
Sebagai gambaran awal diperoleh karakteristik dari seluruh
responden yang merupakan hasil dari pengisian identitas yang
dilakukan oleh 11 responden,data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1,
tabel 4.2, tabel 4.3 dan tabel 4.4.
a. Responden Berdasarkan Tingkat Usia
Tabel 4.1 Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia
Responden Menurut Usia Jumlah Persentase
(%)
25 - 30 tahun 4 36,4%
31 - 40 tahun 5 45,5%
41 - 50 tahun 2 18,2 %
> 50 tahun - -
Jumlah 11 100%
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2016
Berdasarkan data pada tabel diatas dapat terlihat bahwa rata-rata
berumur 31-40 tahun terlihat dari persentase tertinggi yaitu 45,5% atau
5 orang dan sekitar 36,4% atau 4 orang responden berada pada usia 25-
30 tahun, Kemudian persentase terendah terlihat pada usia 41-50 tahun
yaitu 18,2%. Dari segi usia mayoritas auditor pada Bank Sultra berusia
dibawah 50 tahun atau masih dalam usia produktif sehingga lebih
60
dinamis dalam bertindak, mempunyai kemampuan fisik yang kuat dan
mempunyai keberanian dalam mengambil suatu keputusan serta berani
mengambil resiko.
b. Responden Berdasarkan Masa Kerja
Karakteristik responden berdasarkan lama masa kerja dapat
dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Masa Kerja
Responden Menurut Masa Kerja Jumlah Persentase
(%)
≤ 10 Tahun 4 36,4%
11 – 20 Tahun 5 45,5%
≥ 21 Tahun 2 18,2%
Jumlah 11 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2016
Dari tabel 4.2 diketahui bahwa lama kerja responden menjadi
auditor ≤ 10 Tahun 36,4%, 11 – 20 tahun sebesar 45,5%, dan ≥ 21
Tahun sebesar 18,2%. Dari data tersebut terlihat bahwa rata-rata
responden telah berpengalaman dalam bidang pekerjaannya. Auditor
yang berpengalaman akan cenderung memahami instansi tempat ia
melakukan pemeriksaan dan cepat tanggap terhadap adanya indikasi
yang mencurigakan.
c. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut :
61
Tabel 4.3 Klasifikasi responden berdasarkan jenis kelamin
Responden Menurut Jenis Kelamin Jumlah Persentase
(%)
Laki-laki 7 63,6 %
Perempuan 4 36,4 %
Jumlah 11 100%
Sumber: Data primer yang diolah pada tahun 2016
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa mayoritas responden
dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 7 orang
atau sebesar 63,6%, sedangkan perempuan berjumlah 4 orang responden
atau 36,4%. Dalam urusan pekerjaan laki laki cenderung lebih agresif
dan lebih berani mengambil resiko dibanding perempuan ditambah
dengan pekerjaan sebagai auditor yang termasuk dalam pekerjaan
lapangan dan harus berhadapan dengan berbagai jenis instansi, sehingga
memungkinkan kinerja yang lebih maksimal.
d. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Klasifikasi responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat
dilihat pada tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4 Klasifikasi Respoden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase
(%)
S2 3 45,5%
S1 6 54,5%
SMA - -
Jumlah 11 100%
Sumber: Data primer diolah tahun 2016
62
Dari tabel 4.4 terlihat bahwa tingkat pendidikan terakhir yang
menjadi responden dalam penelitian ini persentase tertinggi yakni S1
sebesar 54,5% atau 6 responden, kemudian S2 sebesar 45,5% atau
sebanyak 5 orang. Dari data terlihat bahwa aparat yang melakukan
pemeriksaan mayoritas telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan
oleh PERMENPAN yakni Strata 1.
4.2.2 Deskripsi Variabel Penelitian
1. Variabel Independen (X)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah profesionalisme
internal auditor. Profesionalisme internal auditor yang dimaksud disini
yaitu “audit internal yang dalam pekerjaannya mempunyai pengaruh
yang penting di dalam mengefektifkan pengendalian internal kredit,
sehingga pengendalian internal kredit dapat dijaga agar tetap memadai
dan berfungsi sebagaimana mestinya”. Variabel ini terdiri dari enam
indikator yaitu Independensi (X1.1), Kemampuan Profesional (X1.2),
Program Audit (X1.3), Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan (X1.4),
Laporan Hasil Audit Internal (X1.5), dan Tindak Lanjut Atas Hasil
Laporan Audit Internal (X1.6).
Adapun rekapitulasi distribusi frekuensi atas variabel
profesionalisme internal auditor adalah sebagai berikut :
63
Tabel 4.5 Rekapitulasi Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel
Profesionalisme Internal Auditor
Ferkuensi Jawaban Responden (F) & Presentase (%) Rata
Item SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1) Jml Rata (%)
(butir) F % F % F % F % F % Skor
X1.1.1 3 27,27 4 36,36 2 18,18 2 18,18 0 0 41 3,73 74,55
X1.1.2 4 36,36 4 36.36 3 27,27 0 0 0 0 45 4,09 81,82
1.1.3 3 27,27 5 45,45 1 9,09 2 18,18 0 0 42 3,82 76,36
Rata-rata indikator Independensi (X1.1) 128 3,88 77,58
X1.2.1 3 27,27 6 54,55 2 18,18 0 0 0 0 45 4,09 81,82
X1.2.2 3 27,27 7 63,64 1 9,09 0 0 0 0 46 4,18 83,64
X1.2.3 4 36,36 3
27,27 3 27,27 1 9,09 0 0 43 3,91 78,18
X1.2.4 2 18,18 8
72,73 1 9,09 0 0 0 0 45 4,09 81,82
Rata-rata indikator Kemampuan Profesional (Y1.2) 179 4,07 81,36
X1.3.1 4 36,36 3 27,27 4 36,36 0 0 0 0 44 ,4,00 80,00
X1.3.2 5 45,45 4
27,27 3 27,27 0 0 0 0 46 4,18 83,64
X1.3.3 1 9,09 9
81,82 0 0 1 9,09 0 0 43 3,91 78,18
X1.3.4 2 18,18 4 36,36 5 45,45 0 0 0 0 41 3,73 74,55
Rata-rata indikator Program Audit (X1.3) 174 3,95 79,09
X1.4.1 5 45,45 4 36,36 2 18,18 0 0 0 0 47 4,27 85,45
X1.4.2 3 27,27 6 54,55 2 18,18 0 0 0 0 45 4,09 81,82
X1.4.3 4 36,36 5 45,45 2 18,18 0 0 0 0 46 4,18 83,64
X1.4.4 5 45,45 1 9,09 2 18,18 2 18,18 1 9,09 40 3,64 72,73
X1.4.5 3 27,27 3 27,27 5 45,45 0 0 0 0 42 3,82 76,36
X1.4.6 6 54,55 2 18,18 2 18,18 1 9,09 0 0 46 4,18 83,64
X1.4.7 3 27,27 4 36,36 4 36,36 0 0 0 0 43 3,91 78,18
X1.4.8 1 9,09 9 9,09 1 9,09 0 0 0 0 44 4,00 80,00
Rata-rata indikator Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan (X1.4) 353 4,01 80,23
X1.5.1 4 36.36 5 45,45 2 18,18 0 0 0 0 46 4,18 83,64
X1.5.2 3 27,27 4 36,36 4 36,36 0 0 0 0 43 3,91 78,18
X1.5.3 0 0 7 63,64 4 36,36 0 0 0 0 40 3,64 72,73
Rata-rata indikator Laporan Hasil Audit Internal (X1.5) 129 3,91 78,18
X1.6.1 3 27,27 8 72,73 0 0 0 0 0 0 47 4,27 85,45
X1.6.2 5 45,45 3 27,27 3 27,27 0 0 0 0 46 4,18 83,64
Rata-rata indikator Tindak Lanjut Atas Hasil Laporan Audit
Internal (X1.6) 93 4,23 84,55
Rata-rata Variabel Profesionalisme Internal Auditor (X1.1 – X1.6) 1056 4,00 80,00
Sumber : Data primer diolah tahun 2016
64
Presentase kecenderungan skor jawaban kuesioner adalah sebagai berikut:
Skor Ideal = Angka Penilaian Tertinggi x Jumlah Pertanyaan x Jumlah
responden
= 5 x 24 x 11 = 1320
Kecenderungan Skor Jawaban = Total Keseluruhan yang Diperoleh x 100%
Skor Ideal
Kecenderungan Skor Jawaban = 1.056 x 100% = 80% (Kuat)
1.320
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa kecenderungan skor
jawaban responden untuk variabel profesionalisme internal auditor
berada dalam kategori kuat dengan persentase 80%. Hal ini
mengindikasikan bahwa sebagian responden menanggapi positif bahwa
seorang auditor harus memiliki profesionalisme dalam melaksanakan
tugasnya sebagai auditor di lingkup Bank Sultra.
Rata-rata responden setuju dengan indikator profesionalisme
internal auditor karena responden merasa telah memenuhi
profesionalisme sebagaimana yang diharapkan dalam melakukan
tugasnya. Namun adapula responden yang memberikan tanggapan
netral dan tidak setuju pada beberapa item yang ada pada indikator
profesionalisme internal auditor, hal tersebut terjadi karena sebagian
responden merasa belum mencapai profesionalisme sebagai seorang
auditor yang diharapkan dalam tugasnya.
Indikator independensi merupakan indikator pertama dalam
mengukur variabel independensi. Berdasarkan hasil jawaban responden
65
dari item pernyataan yang telah dikalkulasi diperoleh rata-rata skor
jawaban responden sebesar 3,88 dengan persentase 77,58 dan berada
pada kategori kuat. Hal ini dikarenakan pada Bank Sultra telah
menerapkan tata kelola perusahaan sesuai dengan prinsip dasar Good
Corporate Governance (GCG), Namun skor jawaban responden tidak
mencapai 100% disebabkan ada juga beberapa responden yang
menjawab netral dan tidak setuju pada item pernyataan dalam kuisioner
yang diberikan.
Selain dilihat dari segi independensi untuk mengukur tingkat
profesionalisme internal auditor yang baik juga dilihat dari kemampuan
operasional. Berdasarkan hasil jawaban responden dari item pernyataan
yang telah dikalkulasi diperoleh rata-rata skor jawaban responden
sebesar 4,07 atau sebesar 81,36% dan berada pada kategori sangat kuat.
Hal ini dikarenakan mayoritas auditor telah memiliki pengalaman yang
cukup baik dalam melakukan pemeriksaan yang sesuai dengan standar
profesi, serta pengetahuan dan kecakapan yang dimilikinya. Namun
adapula responden yang menjawab netral dan tidak setuju jika dalam
mengukur tingkat profesionalisme internal auditor dilihat dari
kemampuan operasionalnya, mungkin karena menganggap banyaknya
pengalaman, pengetahuan seorang auditor belum bisa menjadi
professional dalam menghasilkan audit yang berkualitas yang
memenuhi standar profesinya.
66
Kemudian dari segi indikator program audit berdasarkan hasil
jawaban responden dari item pernyataan yang telah dikalkulasi
diperoleh rata-rata skor jawaban responden sebesar 3,95 atau sebesar
79,09% dan berada pada kategori kuat. Hal ini dikarenakan mayoritas
auditor telah memiliki kemampuan dalam merencanakan prosedur dan
teknik-teknik pemeriksaan yang dimiliki seorang internal auditor agar
dalam melakukan operasi atau program yang dijalankan sesuai dengan
rencana serta hasil-hasil sesuai dengan tujuan dan sasarannya.Tetapi ada
sebagian responden yang menjawab netral dan tidak setuju hal ini
dikarenakan responden tersebut belum memiliki keahlian dalam
merencanakan atau menguasai teknik-teknik pemeriksaan yang
dilakukan oleh seorang audit internal.
Kita lihat dari segi indikator pelaksanaan kegiatan pemeriksaan
berdasarkan hasil jawaban responden dari item pernyataan yang telah
dikalkulasi diperoleh rata-rata skor jawaban responden sebesar 4,01 atau
sebesar 80,23% dan berada pada kategori sangat kuat. Hal ini
dikarenakan mayoritas internal auditor sudah melaksanakan tugas
pemeriksaan yang harus disetujui dan ditinjau atau di review serta
merencanakan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Akan tetapi, ada
juga responden yang memilih netral dan tidak setuju bahkan sangat
tidak setuju, dikarenakan bagi sebagian responden masih banyak
internal auditor yang belum menjalankan tanggungjawab dalam
pemeriksaannya sebagaimana yang diharapkan.
67
Dilihat dari indikator laporan hasil audit internal berdasarkan
hasil jawaban responden dari item pernyataan yang telah dikalkulasi
diperoleh rata-rata skor jawaban responden sebesar 3,91 atau sebesar
78,18% yang dikategorikan kuat. Hal ini mengindikasikan bahwa
mayoritas auditor telah bertanggungjawab dalam memberikan saran dan
rekomendasinya untuk para manager di perusahaannya. Namun masih
ada dari sebagian responden yang memilih netral, ini dikarenakan masih
adanya auditor yang belum bisa melakukan tanggungjawab dalam
memberikan saran dan rekomendasi sesuai yang diharapkan.
Kemudian kita lihat dari indikator tindak lanjut atas hasil
laporan audit internal berdasarkan jawaban responden dari item
pernyataan yang telah dikalkulasi diperoleh rata-rata skor jawaban
responden sebesar 4,23 atau sebesar 84,55% dikategorikan sangat kuat.
Hal ini dikarenakan pemantauan yang dilakukan dalam memenuhi saran
dan rekomendasi untuk manajemen sudah berjalan dengan semestinya,
namun masih ada yang responden menjawab netral, karena bisa saja ada
sebagian dari auditor belum melaksanakan pemantauan dengan baik
ataupun saran dan rekomendasi yang diberikan pada manajemen belum
efektif.
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengendalian
internal. Variabel pengendalian internal terdiri dari 4 indikator yaitu
Lingkungan Pengendalian (Y1.1), Penaksiran Resiko (Y1.2), Informasi
68
dan Komunikasi (Y1.3), Aktivitas Pengendalian (Y1.3) dan Pemantauan
(Y1.4). Adapun distribusi jawaban dan persentase kecenderungan skor
jawaban variabel kinerja auditor adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Rekapitulasi Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel
Pengendalian Internal Kredit
Ferkuensi Jawaban Responden (F) & Presentase (%) Rata
Item SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1) Jml Rata (%)
(butir) F % F % F % F % F % Skor
Y1.1.1 3 27,27 8 72,73 0 0 0 0 0 0 47 4,27 85,45
Y1.1.2 3 27,27 6 54,55 2 18,18 0 0 0 0 45 4,09 81,82
Y1.1.3 1 9,09 6 54,55 4 36,36 0 0 0 0 41 3,73 74,55
Y1.1.4 2 18,18 5 45,45 2 18,18 2 18,18 0 0 40 3,64 72,73
Y1.1.5 4 36,36 2 18,18 3 27,27 2 18,18 0 0 41 3,73 74,55
Rata-rata indikator Lingkungan Pengendalian (Y1.1) 214 3,89 77,82
Y1.2.1 3 27,27 6 54,55 2 18,18 0 0 0 0 45 4,09 81,82
Y1.2.2 3 27,27 6 54,55 2 18,18 0 0 0 0 45 4,09 81,82
Y1.2.3 2 18,18 5
45,45 3 27,27 1 9,09 0 0 41 3,73 74,55
Rata-rata indikator Penaksiran Resiko (Y1.2) 131 3,97 79,39
Y1.3.1 2 18,18 5 45,45 4 36,36 0 0 0 0 42 3,82, 76,36
Y1.3.2 2 18,18 3
27,27 4 36,36 2 18,18 0 0 38 3,45 69.09
Y1.3.3 1 9,09 7 63,64 3 27,27 0 0 0 0 42 3,82 76,36
Rata-rata indikator Informasi dan Komunikasi (Y1.3) 122 3,70 73,94
Y1.4.1 5 45,45 6 54,55 0 0 0 0 0 0 49 4,45 89,09
Y1.4.2 4 36,36 6 54,55 1 9,09 0 0 0 0 47 4,27 85,45
Y1.4.3 5 45.45 1 9,09 4 36,36 1 9,09 0 0 43 3,91 78,18
Rata-rata indikator Aktivitas Pengendalian (Y1.4) 139 4,21 84,24
Y1.5.1 4 36,36 6 54,55 1 9,09 0 0 0 0 47 4,27 85,45
Y1.5.2 2 18,18 4 36,36 5 45,45 0 0 0 0 41 3,73 74,55
Y1.5.3 3 27,27 4 36,36 4 36,36 0 0 0 0 43 3,91 78,18
Rata-rata indikator Pemantauan (Y1.5) 131 3,97 79,39
Rata-rata Variabel Profesionalisme Internal Auditor (Y1.1 – Y1.5) 737 3,94 78,82
Sumber: Data primer diolah tahun 2016
Persentase kecenderungan skor jawaban kuesioner adalah sebagai
berikut:
69
Skor Ideal = Angka Penilaian Tertinggi x Jumlah Pertanyaan x Jumlah
responden
= 5 x 17 x 11 = 935
Kecenderungan Skor Jawaban = Total Keseluruhan yang Diperoleh x 100%
Skor Ideal
Kecenderungan Skor Jawaban = 737 x 100% =78,82% (Kuat)
935
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa kecenderungan skor
jawaban responden untuk variabel pengendalian intern berada dalam
kategori kuat dengan persentase 78,82%. Hal ini mengindikasikan
responden menanggapi positif bahwa auditor juga mempengaruhi dalam
pengekfektifan pengendalian internal perusahaan.
Indikator pertama dalam pengukuran pengendalian intern yaitu
lingkungan pengendalian. Auditor yang memiliki pengetahuan memadai
tentang lingkungan pengendalian untuk memahami sikap, kesadaran,
dan tindakan manajemen, dan dewan komisaris terhadap lingkungan
pengendalian intern, dengan mempertimbangkan baik substansi
pengendalian maupun dampaknya secara kolektif. Dari hasil
rekapitulasi jawaban kuesioner rata-rata skor jawaban responden
sebesar 3,89 atau sebesar 77,82% atau dikategorikan kuat, hal ini
mengindikasikan bahwa mayoritas auditor pada Bank Sultra telah
memperoleh pengetahuan yang memadai tentang lingkungan
pengendalian. Namun masih terdapat sebagian auditor yang belum
mempunyai pengetahuan yang memadai tentang pengendalian internal.
70
Indikator kedua dalam pengendalian intern yaitu penaksiran
resiko. Auditor harus dapat mengidentifikasi entitas dan menganalisis
terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya. Dari hasil
rekapitulasi jawaban kuesioner rata-rata skor jawaban responden
sebesar 3,97 atau sebesar 79,39% atau dikategorikan kuat. Hal ini
mengindikasikan bahwa mayoritas auditor pada Bank Sultra telah
mampu dalam penaksiran resiko.Namun tidak semua auditor mampu
dalam penaksiran resiko ini karena masih ada auditor yang belum
merasa mampu untuk menetapkan penaksiran resiko dengan baik.
Indikator ketiga dalam pengendalian intern yaitu informasi dan
komunikasi. Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang
sistem informasi yang relevan dengan pelaporan serta tanggung jawab
dalam pelaporan keuangan. Dari hasil rekapitulasi jawaban kuesioner
rata-rata skor jawaban responden sebesar 3,70 atau 73,94% atau
dikategorikan kuat, hal ini mengindikasikan bahwa mayoritas auditor
pada Bank Sultra telah memperoleh pengetahuan yang memadai tentang
sistem informasi yang relevan dengan pelaporan serta tanggung jawab
dalam laporan keuangannya, namun tidak semua auditor mempunyai
pengetahuan yang memadai mengenai sistem informasi dan tanggung
jawab pada pelaporan keuangan karena masih terdapat auditor yang
belum melaksanakan tugas seperti yang diharapkan.
Indikator keempat dalam pengendalian intern yaitu aktivitas
pengendalian. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan
71
diterapkan di berbagai tingkat organisasi dan fungsi. Berdasarkan hasil
rekapitulasi rata-rata skor jawaban responden sebesar 4,21 atau sebesar
84,24% atau dikatagorikan sangat kuat. Ini menidikasikan bahwa
sebagian besar auditor telah melaksanakan aktivitas pengendalian
sebagaimana mestinya.
Indikator kelima pengendalian intern yaitu pemantauan auditor
intern harus dapat memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas
entitas. Dari hasil rekapitulasi rata-rata skor jawaban responden sebesar
3,97 atau sebesar 79,39% atau dikatagorikan kuat. Hal ini
mengindikasikan bahwa sebagian besar auditor sudah dapat
memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas entitas kualitas
kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Namun masih terdapat
auditor yang belum merasa mampu dalam memantau aktivitas entitas
karena masih merasa kalau yang dilakukan belum berjalan dengan
semestinya.
4.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reabilitas dilakukan untuk membuktikan
apakah alat ukur yang digunakan memiliki kesahihan (validity) dan
keandalan (reability) untuk mengukur apa yang seharusnya menjadi
fungsi ukurnya.
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi
product moment dengan kriteria yang dikatakan valid jika nilai r ≥ 0,30
72
dengan derajat signifikan berada dibawah α= 0,05. Sedangkan untuk uji
reliabilitas dilihat dari koefisien alpha cronbach (α), dimana data
dianggap realibel apabila alpha cronbachnya .0,60. Berikut hasil uji
statistik validitas dan reabilitas .
73
1. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Profesionalisme Internal
Auditor (X)
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel
Profesionalisme Internal Auditor
Indikator
variabel
Item Koefisien
Korelasi
Sig Ket Cronbach’s
Alpha
Ket
Independensi
(X1.1)
X1.1.1
X1.1.2
X1.1.3
0,896
0,614
0,853
0,000
0,044
0,001
Valid
Valid
Valid
0,856 Reliabel
Kemampuan
Operasional
(X1.2)
X1.2.1
X1.2.2
X1.2.3
X1.2.4
0,884
0,440
0,805
0,607
0,000
0,047
0,003
0,048
Valid
Valid
Valid
Valid
0,776 Reliabel
Program
Audit
(X1.3)
X1.3.1
X1.3.2
X1.3.3
X1.3.4
0,595
0,814
0,808
0,805
0,049
0,002
0,003
0,003
Valid
Valid
Valid
Valid
0,841 Reliabel
Pelaksanaan
Kegiatan
Pemeriksaan
(X1.4)
X1.4.1
X1.4.2
X1.4.3
X1.4.4
X1.4.5
X1.4.6
X1.4.7
X1.4.8
0,691
0,784
0,346
0,578
0,743
0,595
0,490
0,589
0,019
0,004
0,046
0,043
0,009
0,050
0,047
0,043
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
0,768 Reliabel
Laporan Hasil
Audit
Internal
(X1.5)
X1.5.1
X1.5.2
X1.5.3
0,494
0,787
0,920
0,048
0,004
0,000
Valid
Valid
Valid
0,740
Reliabel
Tindak Lanjut
Hasil Laporan
Audit Internal
X1.6.1
X16.2
0,545
0,894
0,045
0,000
Valid
Valid 0,723 Reliabel
Sumber: data primer diolah tahun 2016
74
Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas pada tabel 4.8
menunjukkan bahwa semua item indikator yang ada pada variabel
Profesionalisme Internal Auditor valid dan reliabel, Keputusan ini
diambil karena nilai koefisien korelasi (r) ≥ 0,30 dengan tingkat
signifikansi dibawah (0,05) dan hasil cronbach’s alpha ≥ 0,60.
2. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Efektivitas Pengendalian
Intern (Y)
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Pengendalian
Internal
Indikator
variabel
Item Koefisien
Korelasi
Sig Ket Cronbach’s
Alpha
Ket
Lingkungan
Pengendalian
(Y1.1)
Y1.1.1
Y1.1.2
Y1.1.3
Y1.1.4
Y1.1.5
0,474
0,623
0,826
0,840
0,857
0,049
0,041
0,002
0,001
0,001
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
0,804 Reliabel
Penaksiran
Resiko
(Y1.2)
Y1.2.1
Y1.2.2
Y1.2.3
0,825
0,825
0,846
0,002
0,002
0,001
Valid
Valid
Valid
0,884 Reliabel
Informasi dan
Komunikasi
(Y1.3)
Y1.3.1
Y1.3.2
Y1.3.3
0,955
0,768
0,311
0,000
0,006
0,049
Valid
Valid
Valid
0,731 Reliabel
Aktivitas
Pengendalian
(Y1.4)
Y1.4.1
Y1.4.2
Y1.4.3
0,422
0,959
0,899
0,048
0,000
0,000
Valid
Valid
Valid
0,690 Reliabel
Pemantauan
(Y1.5)
Y1.5.1
Y1.5.2
Y1.5.3
0,916
0,904
0,925
0,000
0,000
0,000
Valid
Valid
Valid
0,948 Reliabel
Sumber: data primer diolah tahun 2016
75
Berdasarkan hasil uji validitas dan reabilitas tabel 4.9
menunjukkan bahwa semua item dari indikator yang ada pada variabel
Pengendalian Intern valid dan reliabel. Keputusan tersebut diambil
karena nilai koefisien korelasi (r) ≥ 0,30 dengan tingkat signifikansi
dibawah (0,05) dan hasil cronbach’s alpha ≥ 0,60.
4.2.4 Uji Asumsi Klasik
Untuk menghasilkan model regresi yang estimator linearnya
tidak bias dan yang terbaik, maka harus memenuhi beberapa asumsi
yang disebut dengan asumsi klasik. Berikut hasil uji asumsi klasik :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang
digunakan memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan
dengan menggunakan normal probability plot. Jika data menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis
diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Hasil pengujian dapat dilihat
pada grafik berikut :
76
Grafik 4.1 Normal Plot of Regression standardized residual
Sumber: Hasil output IBM SPSS 21
Berdasarkan grafik 4.1 normal probability plot diatas, terlihat
bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Sehingga diketahui
bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
77
homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Uji heterokedastisitas dilakukan melalui scatter plot (diagram
pancar), dari variabel bebas terhadap variable terikat terpenuhi jika
diantara nilai residual dan nilai prediksinya tidak membentuk pola
tertentu.
Grafik 4.2 scatter plot (diagram plot)
Berdasarkan grifik scatter plot diatas terlihat secara visual nilai
residual dan nilai prediksinya tidak membentuk pola tertentu (acak),
sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi dalam penelitian ini
terbebas dari masalah heterokedastisitas.
Sumber: Hasil output IBM SPSS 21
78
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan unutk menguji suatu model regresi
linear apakah terdapat korelasi antara residual (kesalahan pengganggu)
dari satu periode ke periode lainnya. Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi adanya
autokorelasi bisa dilihat pada tabel D-W (Durbin- Watson) yang bisa
dijadikan patokan, sebagai berikut :
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,971a ,942 ,891 ,16030 2,800
Sumber: data diolah melalui SPSS Versi 21
Berdasarkan tabel 4.10 pada output summary terlihat bahwa
angka Durbin-Watson (D-W) adalah 2,800 dimana angka tersebut
berada di antara -4 sampai +4 yang berarti tidak terjadi autokorelasi.
Dimana dijelaskan bahwa :
-Angka D-W di bawah -4 berarti ada autokorelasi positif.
-Angka D-W di antara -4 sampai +4, berarti tidak ada autokorelasi.
-Angka D-W di atas +4 berarti ada autokorelasi negatif.
79
4.2.5 Analisis Regresi Linear Sederhana
Sebagaimana telah dikemukakan pada pembahasan sebelumnya
bahwa untuk mengetahui pengaruh profesionalisme internal auditor
terhadap efektivitas pengendalian internal perusahaan pada PT. BPD
Sulawesi Tenggara, maka dilakukan dengan metode statistik. Peralatan
analisis statistik yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linear sederhana yang diolah dengan menggunakan program SPSS 21,
untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini.
Hasil regresi sederhana variabel profesionalisme internal auditor (X)
terhadap efektivitas pengendalian internal perusahaan (Y) dapat dilihat
pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Hasil Estimasi Regresi Linear Sederhana
Berdasarkan hasil pengujian model regresi pada tabel diatas
yang menguji pengaruh profesionalisme internal auditor terhadap
efektivitas pengendalian internal perusahaan pada PT. BPD Sulawesi
Tenggara maka diperoleh persamaan regresi, sebagai berikut :
Model Unstandardized
Coefficients
T Sig Correlations
B Std.
Eror
Zero-
Order
Partial Part
(Constant) 2,009 0,076 12,120 0,000 0,971 0,971 0,971
X 0,971 0,080
R2
0,942
R 0,971
t table 1,833
Sumber: Data Primer diolah tahun
2016
80
Y = 2,009 + 0,971 X + e
Dimana : Y = Efektivitas Pengendalian internal
a = Konstanta (2,009)
b = koefisien arah regresi (0,971)
X = Profesionalisme internal auditor
e = Epselon
Berdasarkan tabel 4.11 diatas, maka dapat dikemukakan
beberapa hal sebagai berikut :
Konstanta = 2,009 artinya jika profesionalisme internal auditor
tidak mengalami perubahan atau konstan maka efektivitas
pengendalian intern kredit akan tetap sebesar 2,009 dengan asumsi
semua variabel yang mempengaruhi kinerja auditor di dalam
model penelitian ini adalah konstan.
Koefisien (b) = 0,971 artinya jika terjadi perubahan terhadap
profesionalisme internal auditor sebesar 1% maka efektivitas
pengendalian internal kredit akan mengalami peningkatan sebesar
97,1% dengan asumsi semua variabel yang mempengaruhi
profesionalisme internal auditor di dalam model ini adalah
konstan.
Nilai R Squaer Nilai R Square (R2) = 0,942 atau sebesar 94,2%
artinya bahwa pengaruh variabel bebas (profesionalisme internal
81
auditor) terhadap variabel terikat (pengendalian internal) sebesar
94,2%.
Nilai R (koefisien korelasi) = 0,971 menunjukkan keeratan
hubungan langsung antar variabel bebas (profesionalisme internal
auditor) terhadap variabel terikat (pengendalian internal)
hubungan ini secara statistik sangat kuat.
4.3. Hasil Pengujian Hipotesis
Untuk membuktikan apakah variabel profesionalisme internal
auditor mempunyai pengaruh terhadap efektivitas pengendalian kredit,
maka digunakan uji t sebagai berikut :
4.3.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t)
Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan t-hitung
dengan ttabel dan nilai t-sig dengan α = 0,05. Apabila thitung > ttabel maka
terima H1 dan tolak H0. Sebaliknya, apabila thitung < ttabel tolak H1 dan
terima H0.
Berdasarkan tabel regresi 4.11 diperoleh thitung untuk variabel
profesionalisme internal auditor yaitu sebesar 12,120 lebih besar dari
ttabel 1,833 dengan tingkat signifikansi α 0,000 < 0,05, sehingga H1
diterima dan H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa profesionalisme internal
auditor berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pengendalian
internal perusahaan pada PT. BPD Sulawesi Tenggara.
82
4.3.2 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel profesionalisme internal
auditor terhadap efektivitas pengendalian internal perusahaan, dapat
dilakukan dengan melihat koefisien determinasinya (R2). Berdasarkan
hasil uji regresi pada tabel 4.11 diketahui besarnya R2 (R-Squaer) =
0,942. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh langsung
variabel X dan Y adalah sebesar 94,2%. Hal ini berarti masih ada
variabel lain atau variabel epselon (e) sebesar 5,8% yang mempengaruhi
variabel Y namun tidak diukur dalam penelitian ini.
4.4. Pembahasan
4.4.1 Pengaruh Profesionalisme Internal Auditor Terhadap Efektivitas
Pengendalian Internal Perusahaan Pada PT. BPD Sulawesi Tenggara
Profesionalisme internal auditor mempunyai pengaruh yang
penting di dalam mengefektifkan pengendalian internal perusahaan,
karena melalui fungsi ini kesepadanan dan keefektifan pengendalian
internal selalu dikaji atau dinilai secara kontinyu sehingga pengendalian
internal perusahaan dapat dijaga agar tetap memadai dan berfungsi
sebagaimana mestinya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
dengan menggunakan alat analisis regresi linear sederhana diketahui
bahwa variabel profesionalisme internal auditor yang diukur melalui
independensi, kemampuan operasional, program audit, pelaksanaan
83
kegiatan pemeriksaan, laporan hasil audit internal dan tindak lanjut atas
hasil laporan audit internal memiliki pengaruh positif yaitu jika
profesionalisme internal auditor meningkat maka pengendalian internal
yang dihasilkan oleh Bank Sultra juga akan mengalami peningkatan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rachmat Kasdiarto (2015) menunjukkan bahwa profesionalisme auditor
internal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas
penerapan struktur pengendalian internal pada perusahaan juga semakin
baik. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Martha Lestari
Sembiring (2011) yang menunjukkan bahwa audit internal berpengaruh
secara positif dan signifikan dalam menunjang efektivitas pengendalian
internal pemberian kredit investasi sehingga dari hasil penelitian
terdahulu ini semakin memperkuat hasil penelitian yang telah dilakukan
terkait dengan pengaruh profesionalisme internal auditor terhadap
pengendalian internal perusahaan pada Bank Sultra.
Dikaitkan dengan karakteristik responden, Auditor yang menjadi
responden di Bank Sultra mayoritas berjenis kelamin laki-laki sehingga
memungkinkan kinerja profesional audit yang maksimal, rata-rata
berada dalam usia yang produktif dan memiliki pengalaman yang
memadai.
Besarnya pengaruh profesionalisme internal auditor terhadap
pengendalian internal perusahaan dilihat dari koefisien determinasi (R2)
84
yaitu sebesar 94,2%. Dimana pengukuran pengendalian internal dengan
menggunakan indikator lingkungan pengendalian, penaksiran resiko,
informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian dan pemantauan.
Sehingga secara keseluruhan pengendalian internal dikatakan kuat
karena berada > 60%.
85
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian telah dilakukan, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa profesionalisme internal auditor berpengaruh
signifikan terhadap efektivitas pengendalian internal perusahaan pada
Bank Sultra. Hal ini disebabkan karena pemantauan yang dilakukan
dalam memenuhi saran dan rekomendasi untuk manajemen sudah
berjalan dengan semestinya ini berdasarkan indikator profesionalisme
internal auditor yaitu tindak lanjut atas hasil laporan audit internal yang
paling kuat menurut jawaban responden. Kemudian disusul indikator
lainnya seperti kemampuan profesional, pelaksanaan kegiatan
pemeriksaan, program audit, laporan hasil audit internal dan terbawah
menurut responden yaitu independensi. Dari segi indikator pengendalian
internal disebabkan karena telah melaksanakan aktivitas pengendalian
sebagaimana mestinya ini berdasarkan indikator aktivitas pengendalian
yang paling kuat menurut responden. Kemudian disusul indikator lainnya
seperti penaksiran resiko, pemantauan, lingkungan pengendalian serta
terakhir informasi dan komunikasi.
85
86
5.2 Saran
Adapun saran yang diajukan oleh penulis dari penelitian yang
telah dilakukan antara lain sebagai berikut :
1. Auditor internal pada Bank Sultra sebaiknya lebih meningkatkan
profesionalismenya agar efektivitas pengendalian internal kredit yang
ada pada Bank Sultra berjalan semakin baik. Mengenai profesionalisme
hal yang perlu ditingkatkan yaitu independensi mengingat independensi
sangat penting juga untuk seorang auditor serta program audit dan
laporan hasil audit internal juga perlu diperhatikan agar dapat berjalan
lebih baik. Sedangkan pada pengendalian kredit hal yang perlu
ditingkatkan yaitu penaksiran resiko, informasi dan komunikasi serta
pemantauan.
2. Bagi peneliti selanjutnya :
a. Penelitian ini dilakukan hanya terbatas pada Bank Sultra saja,
diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk memperluas area
penelitian serta menambah jumlah sampel agar dapat lebih
digeneralisasi.
b. Penelitian ini juga bisa dilanjutkan dengan menambah variabel lain
yang dapat mempengaruhi pengendalian internal seperti kualitas
jasa auditor, tanggung jawab manajemen, sistem informasi
akuntansi dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2012 Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan
Oleh Akuntan Publik, Jilid 1, Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta.
Rivai, Veithzal dan Veithzal, Andria Permata. 2014. Credit Management
Handbook. Penerbit PT.Rajawali Pers, Jakarta.
Tugiman, Hiro. 2001 Standar Profesional Audit Internal,edisi kelima, Yogyakarta
: Kanisius (anggota IKAPI).
Tugiman, Hiro.2003.Standar Profesional Audit Internal.Yogyakarta: Kanisius
Friska Bayu Aji Kusuma, Novanda. 2012. Pengaruh Profesionalisme Auditor,
Etika Profesi dan Pengalaman Auditor terhadap Pertimbangan
Tingkat Materialitas. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta
Kasdiarto, Rachmat, 2015. Pengaruh Independensi, Profesionalisme Auditor
Internal Terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian
Internal Perusahaan (Studi Kasus PDAM Tirta Bumi Sentosa
Kebumen), Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Sembiring, Martha Lestari, 2011. Peranan Audit Internal dalam Menunjang
Efektivitas Pengendalian Internal Pemberian Kredit Investasi pada Bank
Jabar Banten (BJB) di Bandung. Other thesis, Universitas Kristen
Maranatha. From: http://repository.maranatha.edu/10123/
Arsaputra , Rama , 2011. Pengaruh Profesionalisme Internal Auditor terhadap
Jumlah Kredit Macet (Studi Kasus pada PT Bank Internsional Indonesia
Tbk). Other thesis, Universitas Kristen Maranatha. From:
http://repository.maranatha.edu/9711/
Hildawati, 2014. Pengaruh Pengendalian Internal dan Kesesuaian Kompensasi
Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada PT. Multi Mineral Utama
Nusantara) di Kabupaten Bombana, Skripsi, Universitas Halu Oleo
Aswar, Wiwin, 2014. Pengaruh Aturan Etika dan Komitmen Profesi Terhadap
Profesionalisme Auditor Internal (Studi Pada Inspektorat Kote Kendari),
Skripsi, Universitas Halu Oleo.
Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat. Jakarta.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Arsaputra, Rama. 2011. Pengaruh Profesionalisme Internal Auditor terhadap
Jumlah Kredit Macet (Studi Kasus pada PT Bank Internsional Indonesia
Tbk). Other thesis, Universitas Kristen Maranatha. From:
http://repository.maranatha.edu/9711/
Kurniawan, Ardeno. 2012. Audit Internal Nilai Tambah Bagi Organisasi. Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE.
IAPI. 2011. Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Edisi April 2009. Penerbit IAPI,
Jakarta.
Standar Profesi Audit Internal (SPAI). 2004. Salemba Empat, Jakarta.
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal. 2004. Standar Profesi Audit
Internal.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: IAI
Lekatompessy, J.E. 2003. Hubungan Profesionalisme dengan konsekuensinya:
Komitmen Organisasional, Kepuasan Kerja, Prestasi Kerja dan Keinginan
Berpindah (Studi Empiris di Lingkungan Akuntan Publik). Jurnal Bisnis
dan Akuntansi, Vol.5, No.1, April, hlm.69–84.
Hall, Richard. 1968. Professionalism and Bureaucratization, American
Sosiological Review, 33: 92-104. New Jersey.
Kasmir. (2011). Analisis Laporan Keuangan: Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta
.
LAMPIRAN
PENGARUH PROFESIONAL INTERNAL AUDIT TERHADAP
PENGENDALIAN KREDIT
KUISIONER PENELITIAN
OLEH :
WAODE HARLINA
B1C1 12 157
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
Lampiran 1
Kendari, Mei 2016
Kepada Yth:
Bapak/Ibu/Saudara (i) Responden
Di Lingkungan Kerja Bank Sultra
Di – Tempat
Dengan Hormat,
Bersama ini saya, Waode Harlina , Mahasiswa Program Strata Satu (S1) pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Haluoleo Kendari Stambuk: B1C1 12 157, yang
sedang melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul: ”Pengaruh
Profesional Internal Audit Terhadap Pengendalian Internal Perusahaan” meminta
kesediaan Bapak/Ibu/Saudara (i) untuk mengisi kuisioner yang saya sajikan. Kuisioner ini
terdiri atas sejumlah pertanyaan. Perlu Bapak/Ibu/Saudara (i) ketahui bahwa keberhasilan
penelitian ini sangat tergantung dari partisipasi Bapak/Ibu/Saudara (i) dalam menjawab
kuisioner.
Atas partisipasi dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara (i), saya mengucapkan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Hormat Saya,
Waode Harlina
B1C1 12 157
KUISIONER
PENGARUH PROFESIONAL INTERNAL AUDITOR TERHADAP
PENGENDALIAN KREDIT
A. Petunjuk Pengisian Kuisioner
Cara pengisian Kuesioner Bapak/Ibu/Saudara (i) cukup memberikan tanda silang (X)
pada pilihan jawaban yang tersedia (rentang angka dari 1 sampai dengan 5) sesuai dengan
pendapat Bapak/Ibu/Saudara (i). setiap pernyataan mengharapkan hanya satu jawaban. Setiap
angka akan mewakili tingkat kesesuaian dengan pendapat Bapak/Ibu/Saudara (i) :
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Netral (N)
4 = Setuju (S)
5= Sangat Setuju (SS)
Untuk pernyataan yang tidak ada angka pilihannya, Bapak/Ibu/Saudara (i) diminta untuk
menjawab pertanyaan sesuai dengan kondisi yang dialami pada pekerjaan saat ini.
B. Identitas Responden
Mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara (i) untuk melengkapi daftar isian yang tertera
dibawah ini:
1. Nama : ……………………
2. Umur : ……………………
3. Jenis Kelamin : Pria; Wanita
4. Pendidikan Terakhir : S3; S2; S1; D3; SLTA
5. Pangkat/Golongan : …………………………….
6. Jabatan : …………………………………
7. Lama Bekerja di Bank Sultra : …………………………
8. Diklat Teknis/Fungsional yang pernah diikuti :
a………………............... b………………… c……………..……….
DAFTAR PERNYATAAN UNTUK VARIABEL PROFESIONAL INTERNAL AUDIT (X)
No.
PERNYATAAN
NILAI
STS
(1)
TS
(2)
N
(3)
S
(4)
SS
(5)
Bagaimana Pendapat Bapak/Ibu/Saudara (i) mengenai pernyataan berikut ini :
INDEPENDENSI
1`. Struktur organisasi yang ada menunjang
terciptanya independensi dalam audit.
2. Dalam melakukan tugasnya, Auditor internal
telah bersifat bebas serta objektif agar tidak
terjadi penekanan dan KKN.
3. Auditor internal selain berperan sebagai
pemeriksa
dan pengawas internal dalam organisasi saja,
juga
berperan sebagai mitra stratejik dan kerja dalam
menjalankan tugas yang diembannya.
KEMAMPUAN PROFESIONAL
1. Dalam melakukan tugasnya, auditor internal
yang terlibat dalam kegiatan audit internal
memiliki latar
belakang pendidikan, kecakapan, serta
pengalaman
yang memadai.
2. Dalam penugasan audit, pimpinan audit internal
menugaskan orang-orang yang memiliki
pengetahuan dan pengetahuan dari berbagai
disiplin ilmu serta selalu mengawasi
sebagaimana
mestinya
3. Auditor internal mematuhi standar profesional
dalam melakukan audit.
4. Auditor internal bekerja sama dan
berkomunikasi secara efektif dengan seluruh
departement yang ada dan/atau dengan sesama
auditor internal lainnya dalam rangka saling
berkonsultasi dan pemberian saran.
PROGRAM AUDIT
1. Audit internal dilakukan untuk memberi
informasi keuangan dan kegiatan yang
terjadi di perusahaan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2. Dalam melakukan tugasnya, auditor internal melakukan sistem yang ditetapkan sesuai
dengan kebijaksanaan, rencana, prosedur,
hukum, dan peraturan.
3. Dalam melakukan tugas, auditor internal
memastikan sumber-sumber
daya yang ada di dalam perusahaan untuk
digunakan secara efektif dan efisien.
4. Dalam melakukan tugas, Audit internal
yang ada untuk menentukan suatu
pekerjaan, operasi, atau program dijalankan
secara tepat sesuai dengan rencana serta
hasil-hasil yang dicapai sesuai dengan
tujuan dan sasaran yang ditetapkan.
PELAKSANAAN KEGIATAN PEMERIKSAAN
1. Auditor internal sebelum pelaksanaan
pemeriksaan/audit melakukan
pertemuan dan komunikasi awal
dengan pimpinan objek yang akan diperiksa.
2. Auditor internal mengumpulkan
informasi secara berulang-ulang tentang
kegiatan yang akan diperiksa.
3. Aktivitas pelaksanaan audit dilaksanakan sesuai
dengan program yang disusun sebelumnya.
4. Penyelesaian pelaksanaan pemeriksaan yang
dilakukan auditor internal pernah melewati batas
yang dicanangkan pada saat perencanaan
pemeriksaan.
5. Laporan hasil audit yang disajikan relevan
digunakan untuk menarik perhatian perusahaan
ke arah bidang yang terjadi penyimpangan.
6. Setiap laporan hasil audit menyajikan
temuan-temuan dan rekomendasi yang
diperlukan.
7. Auditor internal secara terus menerus
meninjau dan melakukan tindak lanjut
untuk memastikan bahwa temuan audit
dilaporkan, dilakukan tindakan yang tepat.
8. Auditor internal meminta pandangan dari pihak
yang diperiksa/pihak terkait tentang berbagai
kesimpulan dan rekomendasi
LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL
1. Laporan hasil audit internal selalu menyajikan
saran-saran dan rekomendasi.
2. Laporan hasil audit internal diterbitkan segera
setelah audit internal dilaksanakan.
3. Laporan hasil audit internal mampu memberikan
arah bagi manajemen untuk mengambil keputusan.
TINDAK LANJUT ATAS HASIL LAPORAN AUDIT INTERNAL
1. Auditor internal melakukan pemantauan
sehubungan dengan rekomendasi yang
diberikan.
2. Saran dan rekomendasi yang diberikan dapat
diterima dan dilaksanakan dengan baik oleh
bagian yang diperiksa.
DAFTAR PERNYATAAN UNTUK VARIABEL PENGENDALIAN INTERN KREDIT (Y)
No.
PERNYATAAN
NILAI
STS
(1)
TS
(2)
N
(3)
S
(4)
SS
(5)
Bagaimana Pendapat Bapak/Ibu/Saudara (i) mengenai pernyataan berikut ini :
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
1. Pada Bank Sultra telah terdapat pembagian
wewenang dan pembebanan tanggung jawab
yang jelas.
2. Pada Bank Sultra terdapatnya struktur organisasi
yang menunjang aktivitas operasional
perkreditan yang dapat menunjang pengendalian
intern.
3. Nilai integritas dan etika telah ditanamkan
dengan tegas oleh Bank Sultra terhadap
karyawannya.
4. Bank Sultra telah menetapkan kebijakan
dan praktik akuntansi yang akan digunakan
sebelum menjalankan aktivitasnya.
5. Bank Sultra melaksanakan pelatihan
karyawannya secara rutin.
PENAKSIRAN RESIKO
1. Bank Sultra telah menetapkan penaksiran resiko
dengan baik.
2. Bank Sultra dalam penanganan kredit
melakukan penilaian agunan sebagai jaminan
kredit nasabah dengan baik.
3. Penaksiran risiko atas kredit macet
dilaksanakan dengan baik hal ini terlihat
dengan adanya identifikasi terhadap
penerimaan dokumen.
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
1. Pada Bank Sultra prosedur penanganan kredit
telah diketahui oleh karyawannya dengan baik.
2. Bagian kredit pada Bank Sultra telah
melakukan penyidikan dan analisis kredit
dengan baik.
3. Pencatatan atas penanganan kredit telah
sesuai dengan akuntansi yang berlaku dan
telah terkomputerisasi.
AKTIVITAS PENGENDALIAN
1. Pada Bank Sultra telah melakukan pengendalian
fisik atas aktiva dan catatan yang berhubungan
dengan penanganan kredit dengan baik.
2. Pada Bank Sultra telah adanya pemisahan fungsi
operasi dengan fungsi pencatatan
3. Pada Bank Sultra telah melakukan otorisasi
pemberian kredit dengan baik.
PEMANTAUAN
1. Pemantauan dilakukan oleh direksi terhadap
bagian-bagian yang terlibat dalam penanganan
kredit telah dilaksanakan dengan baik.
2. Dalam penanganan kredit pada Bank Sultra
peninjauan langsung terhadap debitur telah
dilakukan dengan baik sehingga dapat
meminimalkan resiko kredit macet.
3. Pemantauan terhadap debitur oleh bagian
kredit telah dilaksanakan dengan baik sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Lampiran 2. Tabulasi Variabel Profesionalisme Internal Auditor
Distribusi Frekuensi Responden
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Persentase (%)
SS (5) 27.27 36.36 27.27 27.27 27.27 36.36 18.18 36.36 45.45 9.09 18.18 45.45 27.27 36.36 45.45 27.27 54.55 27.27 9.09 36.36 27.27 0.00 27.27 45.45 72.73
S (4) 36.36 36.36 45.45 54.55 63.64 27.27 72.73 27.27 27.27 81.82 36.36 36.36 54.55 45.45 9.09 27.27 18.18 36.36 81.82 45.45 36.36 63.64 72.73 27.27 100.00
N (3) 18.18 27.27 9.09 18.18 9.09 27.27 9.09 36.36 27.27 0.00 45.45 18.18 18.18 18.18 18.18 45.45 18.18 36.36 9.09 18.18 36.36 36.36 0.00 27.27 27.27
TS (2) 18.18 0.00 18.18 0.00 0.00 9.09 0.00 0.00 0.00 9.09 0.00 0.00 0.00 0.00 18.18 0.00 9.09 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
STS (1) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 9.09 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 200
Lampiran 2 Tabulasi Variabel Pengendalian Kredit
Distribusi Frekuensi Responden (orang)
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Persentase (%)
27.27 27.27 9.09 18.18 36.36 27.27 27.27 18.18 18.18 18.18 9.09 45.45 36.36 45.45 36.36 18.18 27.27
72.73 54.55 54.55 45.45 18.18 54.55 54.55 45.45 45.45 27.27 63.64 54.55 54.55 9.09 54.55 36.36 36.36
0.00 18.18 36.36 18.18 27.27 18.18 18.18 27.27 36.36 36.36 27.27 0.00 9.09 36.36 9.09 45.45 36.36
0.00 0.00 0.00 18.18 18.18 0.00 0.00 9.09 0.00 18.18 0.00 0.00 0.00 9.09 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Lampiran 3
1. UJI VALIDITAS DAN REABILITAS PROFESIONALISME INTERNAL AUDITOR (X)
a. Independensi
Test of validity
Correlations
X1.1.1 X1.1.2 X1.1.3 X1.1
X1.1.1
Pearson Correlation 1 ,357 ,710* ,896
**
Sig. (2-tailed) ,282 ,014 ,000
N 11 11 11 11
X1.1.2
Pearson Correlation ,357 1 ,243 ,614*
Sig. (2-tailed) ,282 ,471 ,044
N 11 11 11 11
X1.1.3
Pearson Correlation ,710* ,243 1 ,853
**
Sig. (2-tailed) ,014 ,471 ,001
N 11 11 11 11
X1.1
Pearson Correlation ,896** ,614
* ,853
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,044 ,001
N 11 11 11 11
Tes reliability
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,856 4
b. Kemampuan Profesional
Tes of validity
Correlations
X1.2.1 X1.2.2 X1.2.3 X1.2.4 X1.2
X1.2.1
Pearson Correlation 1 ,430 ,696* ,241 ,884
**
Sig. (2-tailed)
,186 ,017 ,476 ,000
N 11 11 11 11 11
X1.2.2
Pearson Correlation ,430 1 -,130 ,252 ,440
Sig. (2-tailed) ,186 ,703 ,456 ,047
N 11 11 11 11 11
X1.2.3
Pearson Correlation ,696* -,130 1 ,371 ,805
**
Sig. (2-tailed) ,017 ,703 ,261 ,003
N 11 11 11 11 11
X1.2.4
Pearson Correlation ,241 ,252 ,371 1 ,607*
Sig. (2-tailed) ,476 ,456 ,261 ,048
N 11 11 11 11 11
X1.2
Pearson Correlation ,884** ,440 ,805
** ,607
* 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,175 ,003 ,048
N 11 11 11 11 11
Tes reliability
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,776 5
c. Program Audit
Tes of validity
Correlations
X1.3.1 X1.3.2 X1.3.3 X1.3.4 X1.3
X1.3.1
Pearson Correlation 1 ,128 ,479 ,142 ,595
Sig. (2-tailed) ,708 ,136 ,677 ,049
N 11 11 11 11 11
X1.3.2
Pearson Correlation ,128 1 ,520 ,807** ,814
**
Sig. (2-tailed) ,708 ,101 ,003 ,002
N 11 11 11 11 11
X1.3.3
Pearson Correlation ,479 ,520 1 ,495 ,808**
Sig. (2-tailed) ,136 ,101 ,122 ,003
N 11 11 11 11 11
X1.3.4
Pearson Correlation ,142 ,807** ,495 1 ,805
**
Sig. (2-tailed) ,677 ,003 ,122 ,003
N 11 11 11 11 11
X1.3
Pearson Correlation ,595 ,814** ,808
** ,805
** 1
Sig. (2-tailed) ,053 ,002 ,003 ,003
N 11 11 11 11 11
Tes of Reability
Cronbach's Alpha N of Items
,841 5
d. Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan
Tes of Validity
Correlations
X1.4.1 X1.4.2 X1.4.3 X1.4.4 X1.4.5 X1.4.6 X1.4.7 X1.4.8 X1.4
X1.4.1
Pearson Correlation 1 ,314 ,585 ,092 ,225 ,761** ,195 ,284 ,691
*
Sig. (2-tailed)
,348 ,059 ,787 ,506 ,007 ,566 ,397 ,019
N 11 11 11 11 11 11 11 11 11
X1.4.2
Pearson Correlation ,314 1 ,156 ,510 ,520 ,373 ,359 ,638* ,784
**
Sig. (2-tailed) ,348 ,648 ,109 ,101 ,259 ,278 ,035 ,004
N 11 11 11 11 11 11 11 11 11
X1.4.3
Pearson Correlation ,585 ,156 1 ,065 ,208 ,202 -,452 ,000 ,346
Sig. (2-tailed) ,059 ,648 ,851 ,540 ,551 ,163 1,000 ,046
N 11 11 11 11 11 11 11 11 11
X1.4.4
Pearson Correlation ,092 ,510 ,065 1 ,554 -,264 ,291 ,000 ,578
Sig. (2-tailed) ,787 ,109 ,851 ,077 ,433 ,385 1,000 ,043
N 11 11 11 11 11 11 11 11 11
X1.4.5
Pearson Correlation ,225 ,520 ,208 ,554 1 ,251 ,250 ,512 ,743**
Sig. (2-tailed) ,506 ,101 ,540 ,077 ,457 ,458 ,108 ,009
N 11 11 11 11 11 11 11 11 11
X1.4.6
Pearson Correlation ,761** ,373 ,202 -,264 ,251 1 ,355 ,622
* ,595
Sig. (2-tailed) ,007 ,259 ,551 ,433 ,457 ,284 ,041 ,050
N 11 11 11 11 11 11 11 11 11
X1.4.7
Pearson Correlation ,195 ,359 -,452 ,291 ,250 ,355 1 ,269 ,490
Sig. (2-tailed) ,566 ,278 ,163 ,385 ,458 ,284 ,424 ,047
N 11 11 11 11 11 11 11 11 11
X1.4.8
Pearson Correlation ,284 ,638* ,000 ,000 ,512 ,622
* ,269 1 ,589
Sig. (2-tailed) ,397 ,035 1,000 1,000 ,108 ,041 ,424 ,043
N 11 11 11 11 11 11 11 11 11
X1.4
Pearson Correlation ,691* ,784
** ,346 ,578 ,743
** ,595 ,490 ,589 1
Sig. (2-tailed) ,019 ,004 ,297 ,062 ,009 ,054 ,126 ,057
N 11 11 11 11 11 11 11 11 11
Tes of Reliability
e. Laporan Hasil Audit Internal
Tes of validity
Correlations
X.1.5.2 X1.5.2 X1.5.3 X1.5
X.1.5.2
Pearson Correlation 1 -,131 ,192 ,494
Sig. (2-tailed) ,701 ,572 ,048
N 11 11 11 11
X1.5.2
Pearson Correlation -,131 1 ,867** ,787
**
Sig. (2-tailed) ,701 ,001 ,004
N 11 11 11 11
X1.5.3
Pearson Correlation ,192 ,867** 1 ,920
**
Sig. (2-tailed) ,572 ,001 ,000
N 11 11 11 11
X1.5
Pearson Correlation ,494 ,787** ,920
** 1
Sig. (2-tailed) ,123 ,004 ,000
N 11 11 11 11
Tes of Reability
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,740 4
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,768 9
f. Tindak Lanjut Atas Hasil Laporan Audit Internal
Tes of validity
Tes of Reability
Correlations
X1.6.1 X1.6.2 X1.6
X1.6.1
Pearson Correlation 1 ,111 ,545
Sig. (2-tailed) ,744 ,045
N 11 11 11
X1.6.2
Pearson Correlation ,111 1 ,894**
Sig. (2-tailed) ,744 ,000
N 11 11 11
X1.6
Pearson Correlation ,545 ,894** 1
Sig. (2-tailed) ,083 ,000
N 11 11 11
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,723 3
2. UJI VALIDITAS DAN REABILITAS PENGENDALIAN KREDIT (Y)
a. Lingkungan Pengendalian
Tes of validity
Correlations
Y1.1.1 Y1.1.2 Y1.1.3 Y1.1.4 Y1.1.5 Y1.1
Y1.1.1
Pearson Correlation 1 ,222 -,060 ,019 -,392 ,474
Sig. (2-tailed) ,511 ,860 ,956 ,233 ,049
N 11 11 11 11 11 11
Y1.1.2
Pearson Correlation ,222 1 ,281 ,329 ,392 ,623*
Sig. (2-tailed) ,511 ,403 ,324 ,233 ,041
N 11 11 11 11 11 11
Y1.1.3
Pearson Correlation -,060 ,281 1 ,589 ,803** ,826
**
Sig. (2-tailed) ,860 ,403 ,057 ,003 ,002
N 11 11 11 11 11 11
Y1.1.4
Pearson Correlation ,019 ,329 ,589 1 ,647* ,840
**
Sig. (2-tailed) ,956 ,324 ,057 ,032 ,001
N 11 11 11 11 11 11
Y1.1.5
Pearson Correlation -,392 ,392 ,803** ,647
* 1 ,857
**
Sig. (2-tailed) ,233 ,233 ,003 ,032 ,001
N 11 11 11 11 11 11
Y1.1
Pearson Correlation ,047 ,623* ,826
** ,840
** ,857
** 1
Sig. (2-tailed) ,890 ,041 ,002 ,001 ,001
N 11 11 11 11 11 11
Tes of reliability
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,804 6
b. Penaksiran Resiko
Tes of validity
Correlations
Y1.2.1 Y1.2.2 Y1.2.3 Y1.2
Y1.2.1
Pearson Correlation 1 ,593 ,516 ,825**
Sig. (2-tailed)
,055 ,104 ,002
N 11 11 11 11
Y1.2.2
Pearson Correlation ,593 1 ,516 ,825**
Sig. (2-tailed) ,055 ,104 ,002
N 11 11 11 11
Y1.2.3
Pearson Correlation ,516 ,516 1 ,846**
Sig. (2-tailed) ,104 ,104 ,001
N 11 11 11 11
Y1.2
Pearson Correlation ,825** ,825
** ,846
** 1
Sig. (2-tailed) ,002 ,002 ,001
N 11 11 11 11
Tes of Reability
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,884 4
c. Informasi dan Komunikasi
Tes of validity
Correlations
Y1.3.1 Y1.3.2 Y1.3.3 Y1.3
Y1.3.1
Pearson Correlation 1 ,631* ,361 ,955
**
Sig. (2-tailed) ,037 ,275 ,000
N 11 11 11 11
Y1.3.2
Pearson Correlation ,631* 1 -,335 ,768
**
Sig. (2-tailed) ,037 ,314 ,006
N 11 11 11 11
Y1.3.3
Pearson Correlation ,361 -,335 1 ,311
Sig. (2-tailed) ,275 ,314 ,049
N 11 11 11 11
Y1.3
Pearson Correlation ,955** ,768
** ,311 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,006 ,351
N 11 11 11 11
Tes of reability
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,731 4
d. Aktivitas Pengendalian
Tes of validity
Y1.4.1 Y1.4.2 Y1.4.3 Y1.4
Y1.4.1
Pearson Correlation 1 -,108 -,429 ,422
Sig. (2-tailed) ,753 ,188 ,048
N 11 11 11 11
Y1.4.2
Pearson Correlation -,108 1 ,854** ,959
**
Sig. (2-tailed) ,753 ,001 ,000
N 11 11 11 11
Y1.4.3
Pearson Correlation -,429 ,854** 1 ,899
**
Sig. (2-tailed) ,188 ,001 ,000
N 11 11 11 11
Y1.4
Pearson Correlation -,022 ,959** ,899
** 1
Sig. (2-tailed) ,948 ,000 ,000
N 11 11 11 11
Tes of Reability
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,690 4
e. Pemantauan
Tes of validity
Correlations
Y1.5.1 Y1.5.2 Y1.5.3 Y1.5
Y1.5.1
Pearson Correlation 1 ,751** ,795
** ,916
**
Sig. (2-tailed) ,008 ,003 ,000
N 11 11 11 11
Y1.5.2
Pearson Correlation ,751** 1 ,723
* ,904
**
Sig. (2-tailed) ,008 ,012 ,000
N 11 11 11 11
Y1.5.3
Pearson Correlation ,795** ,723
* 1 ,925
**
Sig. (2-tailed) ,003 ,012 ,000
N 11 11 11 11
Y1.5
Pearson Correlation ,916** ,904
** ,925
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 11 11 11 11
Tes of reability
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,948 4
Lampiran 4
Analisis Regresi
Correlations
PENGENDALIAN PROFESIONAL
Pearson Correlation PENGENDALIAN 1,000 ,971
PROFESIONAL ,971 1,000
Sig. (1-tailed) PENGENDALIAN . ,000
PROFESIONAL ,000 .
N PENGENDALIAN 11 11
PROFESIONAL 11 11
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics Durbin-
Watson R Square Change
F Change
df1 df2 Sig. F Change
1 ,971a ,942 ,936 ,25326603 ,942 146,900 1 9 ,000 2,557
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 9,423 1 9,423 146,900 ,000b
Residual ,577 9 ,064
Total 10,000 10
a. Dependent Variable: PENGENDALIAN
b. Predictors: (Constant), PROFESIONAL
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Correlations
B Std. Error
Beta Zero-
order
Partial Part
1
(Constant) 2,009E-016 ,076 ,000 1,000
PROFESIONAL ,971 ,080 ,971 12,12
0 ,000 ,971 ,971 ,971
a. Dependent Variable: PENGENDALIAN
CHART
Uji Normalitas
Uji Heterokedastisitas