skripsi - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi...

71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI 1 MANGGIS KECAMATAN MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2010/2011 SKRIPSI Oleh : NAMA : NENY SUPRAPTI NIM : X 1808039 PROGRAM PJJ S-1 PGSD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: lytuong

Post on 18-Aug-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA

DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK MELALUI METODE BERMAIN

PERAN PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI 1 MANGGIS

KECAMATAN MOJOSONGO

KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh :

NAMA : NENY SUPRAPTI

NIM : X 1808039

PROGRAM PJJ S-1 PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Skripsi dengan Judul :

Peningkatan Kemampuan Berbicara Dalam Pembelajaran Tematik Melalui

Metode Bermain Peran Pada Siswa Kelas 3 SD Negeri 1 Manggis Kecamatan

Mojosongo Kabupaten Boyolali Tahun 2010/2011.

Oleh

Nama : Neny Suprapti

NIM : X 1808039

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Pembimbing I

Dra. Rukayah, M.Hum

NIP. 19570827 198203 2 002

Surakarta, 22 Juni 2011

Pembimbing II

Taufiq Lilo Adi Sucipto, ST.MT

NIP. 19760618 200003 1 001

Page 3: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Kepercayaan diri modal utama mengatasi setiap kesulitan hidup. Kepercayaan

diri satu langkah sebuah keberhasilan. ( Neny Suprapti )

Page 6: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Hasil penelitian ini saya persembahkan kepada :

1. Kedua orang tuaku tercinta terutama ayahku (alm) yang

menginginkan aku untuk menjadi sarjana.

2. Suamiku tersayang yang lagi berjuang untuk membahagiakan

keluarga.

3. Kedua anakku sela dan karin yang baru giat-giatnya belajar.

4. Saudara-saudaraku handai taulan yang selalu mendorongku.

Page 7: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat serta hidayah-Nya. Sehingga penyusunan Skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan

Nabi Muhammad SAW beserta semua pengikut-pengikutnya yang setia untuk

menegakkan risalahnya samapi akhir zaman.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-

kesulitan yang timbul dapat teratasi.Untuk itu atas segala bentuk bantuannya

disampaikan banyak terima kasih.

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis tidak lepas dari berbagai pihak yang

telah memberikan dorongan, bimbingan, sarana, dan prasarana sehingga dapat

diselesaikan, dan ucapan terima kasih disampaikan kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. H.M Furrqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. R. Indianto, M.Pd, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan bimbingan dan kemudahan kepada penulis untuk

memberikan ijin mengadakan penelitian ini.

3. Drs. Kartono, M.Pd. Ketua Program Studi PGSD Jurusan Ilmu

Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan ijin, kemudahan, dorongan,

yang sangat besar dalam menyelesaikan Skripsi ini.

4. Dra. Rukayah, M.Hum, selaku Dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dengan ikhlas,penuh tanggungjawab dan

kesungguhan sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Endang Rahayu Mudi Hastuti S.Pd M.Pd, Penilik Sekolah TK/SD

Kecamatan Mojosongo yang selalu memberi dorongan moril dan

pengarahan hingga akhirnya terwujudlah Skripsi ini.

Page 8: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

6. Joko Widodo, S.Pd selaku pengawas TK SD Kecamatan Mojosongo

yang selalu memberikan dorongan dan memperbesar hati untuk

menyelesaikan skripsi ini.

7. Subandi, S.Pd. selaku kepala sekolah saya yang telah memberikan ijin

dan sarana prasarana untuk penelitian ini.

8. Teman –teman sejawat yang telah memberikan dorongan moril sehingga

terselesainya penelitian ini.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari

Allah SWT.

Walaupun disadari dalam penelitian ini masih ada kekurangan,namun

diharapkan Skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan .

Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi siapa saja yang membutuhkan.

Surakarta,

Penulis

Page 9: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iv

MOTTO ....................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ................................................................................. vii-viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii

ABSTRAK ................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ......................................................................... 5

B. Kerangka Berpikir ................................................................ 22

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 25

B. Subjek Penelitian .................................................................. 26

C. Data dan Sumber Data ......................................................... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 26

E. Validitas Data ....................................................................... 27

Page 10: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

F. Teknik Analisis Data ............................................................ 28

G. Indikator Kinerja/Keberhasilan ............................................ 29

H. Prosedur Penelitian ............................................................... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Diskripsi Data Awal ............................................................. 31

B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 40

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................... 52

B. Implikasi ............................................................................... 52

C. Saran ..................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 56

LAMPIRAN

Page 11: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jadwal Penelitian ......................................................................... 25

Tabel 2 : Data Tes Awal Siswa ................................................................... 32

Tabel 3 : Frekuensi Data Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan ..................... 34

Tabel 4 : Data Nilai Pada Tes Akhir Siklus I .............................................. 43

Tabel 5 : Frekuensi Data Nilai Tes Akhir Siklus I ...................................... 44

Tabel 6 : Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa Sebelum dan Setelah

Diberikan Tindakan Siklus I ........................................................ 45

Tabel 7 : Data Nilai Pada Tes Akhir Siklus II ............................................ 46

Tabel 8 : Frekuensi Data Nilai Tes Akhir Siklus II .................................... 48

Tabel 9 : Perbandingan Hasil Tes Awal Sebelum Dilaksanakan Tindakan

Dan Tes Akhir Siklus II ............................................................... 49

Page 12: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Bagan Kerangka Berpikir ....................................................... 23

Gambar 2 : Bagan Prosedur Penelitian...................................................... 24

Gambar 3 : Model Analisis Interaktif........................................................ 28

Gambar 4 : Grafik Data Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan .................... 34

Gambar 5 : Grafik Data Nilai Tes Akhir Siklus I...................................... 45

Gambar 6 : Grafik Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa Sebelum

Dan Setelah Diberikan Tindakan Siklus I .............................. 45

Gambar 7 : Grafik Frekuensi Data Nilai Tes Akhir Siklus II ................... 48

Gambar 8 : Grafik Perbandingan Hasil Tes Awal s/d Tes Akhir Siklus II 49

Page 13: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Silabus Tematik I ............................................................ 58

Lmapiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .................. 60

Lampiran 3 : Alat Penilaian .................................................................. 68

Lampiran 4 : Lembar Tugas Kelompok................................................ 70

Lampiran 5 : Kriteria Penilaian ............................................................ 71

Lampiran 6 : Lembar Soal Siklus I Pertemuan I .................................. 73

Lampiran 8 : Pra Siklus I ...................................................................... 74

Lampiran 9 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ................. 78

Lampiran 10 : Alat Penilaian .................................................................. 86

Lampiran 11 : Lembar Tugas Kelompok................................................ 88

Lampiran 12 : Kriteria Penilaian ............................................................ 89

Lampiran 13 : Lembar Soal Akhir Siklus II Pertemuan I ....................... 90

Lampiran 14 : Pra Siklus II ..................................................................... 91

Lampiran 15 : Tabel Data Subyek Penelitian ......................................... 94

Lampiran 16 : Instrumen Lembar Penilaian Tes Awal ........................... 96

Lampiran 17 : Lembar Observasi Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I . 97

Lampiran 18 : Lembar Observasi Siswa Kegiatan Guru Dalam

Pembelajaran Siklus I...................................................... 98

Lampiran 19 : Lembar Observasi Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II 99

Lampiran 20 : Lembar Observasi Siswa Kegiatan Guru Dalam

Pembelajaran Siklus II .................................................... 100

Lampiran 21 : Angket Motivasi Terhadap Pelajaran Bahasa Indonesia . 101

Lampiran 22 : Pelaksanaan Kegiatan ..................................................... 102

Page 14: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRAK

Page 15: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Oleh

karena itu pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan agar siswa terampil

berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa selain untuk

meningkatkan keterampilan berbahasa juga untuk meningkatkan kemampuan

berpikir, mengungkapkan gagasan, perasaan pendapat, persetujuan, keinginan,

penyampaian informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan memperluas

wawasan, Pembelajaran Bahasa Indonesia haruslah diarahkan pada hakikat

Bahasa Indnesia sebagai alat komunikasi. Sebagaimana diketahui bahwa sekarang

ini orientasi pembelajaran bahasa berubah dari penekanan pada pembelajaran

aspek benuk ke pembelajaran yang menekankan pada aspek fungsi. Proses

komunikasi pada hakikatnya adalah proses negosiasi pesan dalam suatu konteks

atau situasi (Depdiknas, 2005 : 7 )

Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang

dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada

,pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan

teknologi. Guru merupakan kunci dan sekaligus ujung tombak pencapaian misi

pembaharuan pendidikan, mereka berada di titik sentral untuk mengatur,

mengarahkan dan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar untuk mencapai

tujuan dan misi pendidikan nasional yang dimaksud. Oleh karena itu secara tidak

langsung guru dituntut untuk lebih professional inovatif.perspekif dan proaktif

dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

Selama ini berdasarkan hasil observasi di kelas lll SDN l Manggis,

kemampuan untuk berbicara mengungkapkan pendapatnya secara lisan sangat

kurang. Karena tingkat kemampuan berbicara anak di kelas III sangat rendah,

peserta didik masih malu-malu bahkan takut atau ragu-ragu dalam

mengungkapkan ide atau gagasan. Pada kesempatan ini, peneliti membahas

tentang kemampuan berbicara dengan menggunakan metode bermain peran.. Agar

Page 16: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mau berbicara kadang-kadang siswa perlu dipancing dengan media yang menarik.

Untuk itu guru perlu upaya untuk menarik siswa mengeluarkan pendapat dengan

bahasanya sendiri.

Dalam berbicara dibutuhkan suatu keberanian, dan kejelasan makna, lafal

maupun intonasi yang tepat. Keruntutan bahasa dari kata ke kalimat sehingga apa

yang diucapkan jelas maksud dan tujuannya. Pengajaran berbicara bertujuan

mengemukakan pendapatnya secara lisan dari apa yang dipelajari dengan

membaca.

Karena yang saya teliti adalah siswa kelas lll yang notabene adalah

menggunakan pembelajaran tematik maka disini saya jelaskan dulu pengertian

tentang pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi

pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan

pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran ini

dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum dan aspek belajar

mengajar. Pembelajar tematik hanya dijajarkan pada siswa sekolah dasar kelas

rendah (kelas 1 – 3), karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu

sebagai satu keutuhan (holistik), perkembangan fisiknya tidak pernah bisa

dipisahkan dengan perkembangan mental sosial dan emosional.

Melalui penelitian ini, peneliti mencoba suatu pembaharuan untuk

meningkatkan kemampuan berbicara yaitu dengan menerapkan metode bermain

peran. Penerapan metode bermain peran ini sebagai alternative pembelajaran

berbicara sehingga diharapkan siswa akan tertarik untuk mengemukakan

pendapatnya secara lisan dengan keberanian menggunakan bahasanya sendiri

tanpa merasa ada tekanan harus sesuai dengan teks yang dibacanya. Melalui

penerapan metode bermain peran ini diharapkan dapat mendrong siswa agar

menyadari dan menggunakan pemahaman untuk mengembangkan diri dan

menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu penerapan metode bermain peran diharapkan pembelajaran akan lebih

bermakna dan berkesan seumur hidup.

Metode bermain peran merupakan konsep belajar yang membantu guru

dalam mengaitkan materi kepada siswa dengan situasi dunia nyata dan mendorong

Page 17: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Dengan metode tersebut hasil pembelajaran diharapkan bermakna bagi siswa.

Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam benuk kegiatan siswa

mengalami, dan bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi

pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil (Depdiknas 2002 a : 1 )

Tanpa harus merasa tertekan dan terpaku di tempat duduk,guru dapat

membimbing siswa keluar kelas untuk bermain peran di alam terbuka jadi

kejenuhan di dalam kelas dapat diatasi atau bisa tetap dilaksanakan di aula

misalnya karena hari hujan jadi tidak melulu ada di dalam kelas. Dengan demikian

kemampuan berbicara siswa dapat meningkat.

Dari uraian tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan

kelas yang berkaitan dengan “Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui

Metode Bermain Peran Pada Siswa Kelas III SDN I Manggis Kecamatan

Mojosongo Kabupaten Boyolali Tahun 2010/2011 .”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dapat dirumuskan

masalahnya sebagai berikut :

Apakah metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan berbicara

pada siswa kelas 111 SDN 1 Manggis tahun 2010/2011.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Meningkatkan kemampuan berbicara melalui metode bermain peran pada

siswa kelas 3 SDN l Manggis kecamatan Mojosongo tahun 2010/2011

Page 18: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai dua manfaat yaitu manfaat teoritis

dan manfaat praktis.

1. Manfaat teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan manfaat teoritis

yaitu dapat memberikan sumbangan pemikiran pada penelitian lebih

lanjut yaitu berupa alternatif yang dapat dipertimbangkan dalam usaha

memperbaiki mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi belajar

mengajar,khususnya dalam pembelajaran berbicara,mengemukakan

pendapat dengan menggunakan bahasanya sendiri.

b. Menambah khasanah pengembangan ilmu pengetahuan mengenai

pembelajaran berbicara dengan metode bermain peran.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini dibagi

menjadi 3 yaitu :

a. Manfaat bagi siswa

Meningkatnya kemampuan siswa dalam berbicara dan meningkatnya

keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat serta kreaktifitas.

b. Manfaat bagi guru

Untuk memperkaya khasanah metode dan strategi dalam pembelajaran

berbicara untuk memperbaiki metode mengajar yang selama ini

digunakan agar dapa menciptakan kegiatan belajar mengajar yang

menarik dan tidak membosankan dan dapat mengembangkan kemampuan.

c. Manfaat bagi Sekolah

Meningkatnya kualitas pendidikan sekolah dan mampu mendorong untuk

selalu mengadakan pembaharuan dalam proses pembelajaran kearah lebih

baik kualitasnya

Page 19: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Kemampuan

a. Pengertian Kemampuan

Kemampuan merupakan kapasitas individu untuk melakukan

beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau sebuah penilaian terkini atas

apa yang dapat dilakukan seseorang.

( http://Wikipedia.org//Wiki/kemampuan.)

Kemampuan adalah Kesanggupan, Kecakapan, Kekuatan, berusaha

memperdayakan diri sendiri.Kamus Besar Indonesia Edisi Ketiga.

Kemampuan dibedakan menjadi : (1) Kemampuan intellektual (2)

kemampuan fisik.

b. Kemampuan Intelekual

Adalah Kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivias

mental, berfikir, nalar dan memecahkan masalah.

Faktor-faktor yang membentuk kemampuan intelektual adalah : (!)

kecerdasan angka (2) pemahaman verbal (3) kecepatan persepsi (4)

penalaran induktif (5) penalaran deduktif (6) visualisasi spasial (7) daya

ingat.

c. Kemampuan Fisik

Kemampuan fisik adalah kemampuan tugas-tugas yang menuntut stamina,

ketrampilan, kekuatan dan karakteristik

Dari pendapat-pendapat tentang pengertian kemampuan intelektual dapat

saya simpulkan bahwa kemampuan intelektual adalah potensi yang dimiliki

oleh individu untuk melakukan aktivitas baik secara psikis ataupun fisik

dengan memperdayakan diri sendiri yang menuntut stamina, keterampilan,

kekuatan dan karakteristik.

Page 20: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Pengertian Berbicara

Berbicara merupakan salah satu ketrampilan berbahasa yang harus

dikuasai dengan baik oleh siswa. Dengan berbicara dapat meningkatkan suatu

perasaan, ide, gagasan yang dimiliki siswa secara lisan. Berbicara merupakan

suatu alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Berbicara adalah

beromong, bercakap, berbahasa, mengutarakan isi pikiran, melisankan sesuau

yang dimaksudkan ( KBB ; 2005 :165 ). Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia Edisi Ketiga, Berbicara adalah berkata, bercakap, berbahasa,

melahirkan pendapat dengan perkataan aaupun tulisan.

Menurut Tarigan : Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-

bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta

menyampaikan pikiran, perasaan. Berbicara adalah merupakan suatu system

tanda-tanda yang dapat didengar ( audible ) dan memanfaatkan sejumlah otot

dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan utau ide

yang dikombinasikan.

Dari berbagai pendapat diatas, dapat disampaikan bahwa berbicara

adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata secara

lisan untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,

gagasan dan perasaan untuk menyampaikan pesan secara lisan.

Berbicara seperti halnya ketrampilan berbahasa lainnya yang

merupakan suatu proses perkembangan. Ketrampilan berbicara tidak akan

datang secara otomatis melainkan harus melaui latihan dan praktek.

Menurut Tarigan ( 1972 : 104 – 105 ) berbicara adalah ketrampilan

performasi atau penampilan pancaran kepribadian yang ditunjukkan dengan

knsep sebagai berikut : (1) berbicara dan menyimak adalah suatu kegiatan

resiprokal, (2) berbicara adalah proses individu berkomunikasi, (3) Berbicara

adalah ekspresi kreaif, (4) Berbicara adalah tingkah laku, (5) Berbicara

adalah tingkah laku yang dipelajari, (6) Berbicara dipengaruhi kekayaan

alam, (7) Berbicara sarana memperluas kekayaan cakrawala, (8) Berbicara

kemampuan linguistic.

Page 21: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Sehubungan dengan kompleknya kegiatan yang harus diperlukan untuk

ketrampilan berbicara.Berbicara harus dipelajari dan diperoleh melalui proses

belajar dan berlatih secara sungguh-sungguh.

Mengingat pentingnya ketrampilan berbicara tersebut dan manfaatnya

bagi hari depan untuk para siswa, apalagi pada era informasi yang serba cepat

ini, bahasa sebagai informasi lisan. Pemerintah melaui lembaga pendidikan

dasar sampai perguruan tinggi mewajibkan para peserta didik untuk memiliki

ketrampilan berbicara dengan di Sekolah Dasar ( SD ) ketrampilan berbicara

merupakan salah satu ketrampilan yang ditekankan pembinaannya. Dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) ditegaskan bahwa siswa SD

perlu belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi secara baik dan benar, baik

secara lisan maupun tertulis.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan berbicara

adalah apa saja yang diekspresikan baik lewat mulut dengan mengeluarkan

bunyi-bunyian atau suara maupun lewat ekspresi wajah/mimik ataupun

tingkah laku sehingga lawan yang diajak berbicara tahu maksudnya

3. Fungsi dan Tujuan Berbicara

Kegiatan menulis mempunyai maksud dan tujuan tertentu yang ingin

disampaikan dari seorang pembicara kepada pendengar. Menurutnya (Paul

Chauchard dalam Baryadi, 2009 : 1) tujuan berbicara adalah untuk

mengekpresikan perasaan dan pikiran.Menurutnya (Rahmat, 2001 : 2) tujuan

berbicara untuk meyakinkan pendengar akan kebenaran, gagasan atau topik

yang dia pikirkan.

Menurut Arsjad (1991 : 11) tujuan berbicara adalah : (1)

Mengekspresikan sikap dan perasaannya, (2) Menyampaikan pendapat dan

ide, (3) Kemampuan mengucapkan artikulasi bunyi-bunyi secara lisan yang

produktif.

Dari berbagai pendapat bahwa yang dimaksud dengan tujuan berbicara

adalah seorang individu atau lebih yang menyampaikan idea atau gagasan

Page 22: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

yang disampaikan secara lisan ataupun tulisan agar apa yang menjadi idenya

tersampaikan dengan jelas dan mendapat respon dari lawan bicaranya

Tujuan berbicara mencakup hal-hal berikut : (1) Kemudahan dalam

menyampaikan pendapat, (2) Kejelasan, (3) Bertanggung jawab, (4)

Membentuk pendengaran yang kritis, (5) Membentuk kebiasaan.

4. Proses Berbicara

Dalam proses belajar berbahasa di sekolah, anak-anak

mengembangkan kemampuannya secara vertical. Artinya mereka sudah dapat

mengungkapkan pesan secara lengkap meskipun belum sempurna. Semakin

lama kemampuan tersebut menjadi sempurna dalam artian strukturnya

menjadi semakin benar, Pilihan katanya semakin tepat, kalimatnya semakin

bervariasi. Dengan kata lain perkembangan tersebut tidak secara horizontal

mulai dari fonem, kata, fase, kalimat dan wacana.

Ellis dalam Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati (Zuchdi, 2001 : 7)

mengemukakan adanya tiga cara untuk mengembangkan secara vertical

dalam meningkatkan kemampuan berbicara:

a) Menirukan pembicaraan orang lain (Khususnya guru)

b) Mengembangkan bentuk-bentuk ujaran yang Telah dikuasai

c. Mendekakan atau menyejajarkan dua bentu ujaran, yaitu bentuk ujaran

sendiri yang belum benar dan ujaran orang dewasa (terutama guru) yang

sudah benar.

Tompkins dan Hoskisson dalam Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati

Zuchdi, (2001 : 8) menyatakan bahwa proses pembelajaran berbicara dengan

berbagai jenis kegiaan, yaitu percakapan, berbicara estetik (mendongeng),

berbicara untuk menyampaikan informasi atau untuk mempengaruhi dan

kegiatan dramatik.

5. Strategi Pembelajaran Berbicara

Pembelajaran berbicara di sekolah-sekolah pada umumnya masih

mengalami banyak hambatan. Ini dikarenakan pembelajaran tersebut

Page 23: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

merupakan bentuk pembelajaran yang berbasis ketrampilan yang sulit

diajarkan, oleh karena itu dibutuhkan tenaga pengajar yang terampil dan

mampu mengembangkan srategi pengajaran yang tepat demi keberhasilan

pembelajaran.

Menurut Isskandarwassid dan Dadang Sunendar (2008 : 240 – 241)

strategi pembelajaran berbicara merujuk pada prinsip stimulasrespn. Selama

kedua variable ini dikuasai oleh pembicara, maka ia dapat dikatagorikan

memiliki kemampuan berbicara. Perkembangan strategi pembelajaran masih

mempertahankan pola stimulus-respons meskipun dengan memodifikasi

model yang variatif.

Rancangan program pengajaran untuk mengembangkan ketrampilan

berbicara dengan memberikan pemenuhan kebutuhan yang berbeda.Kegiatan

tersebut antara lain : 1) Aktivitas mengembangkan ketrampilan berbicara

secara umum. 2) Aktivitas mengembangkan bicara secara khusus untuk

membenuk model diksi dan ucapan, dan mengurangi penggunaan bahasa

nonstandard. 3) Aktivitas mengatasi masalah yang meminta perhatian khusus,

diantaranya a; peserta didik menggunakan bahasa ibunya sangat dominan,

peserta didik yang mengalami problema kejiwaan, pemalu dan tertutup dan

peserta didik yang menderia hambatan jasmani yang berhubungan dengan

alat-alat berbicara.

Menurut Ross dan Roe dalam Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati

Zuhdi, (2001 : 13), Ketrampilan berbicara lebih mudah dikembangkan

apabila murid-murid memperoleh kesempatan untuk mengkomunikasikan

sesuatu yang secara alami kepada rang lain, dalam kesempatan-kesempatan

yang informal.Selama kegiatan belajar di sekolah, guru menciptakan berbagai

lapangan pengalaman yang memungkinkan murid-murid mengembangkan

kemampuan berbicara.Kegiaan-kegiaan tersebut antara lain : menyajikan

informasi, berpartisipasi dalam diskusi, dan berbicara untuk menghibur atau

menyajikan pertunjukkan.

Sedangkan menurut Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi sendiri

( 2001 : 13 – 20 ). Kegiatan. Kegiatan yang dapat digunakan sebagai strategi

Page 24: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

untuk mengembangkan kemampuan berbicara adalah : bertanya kepada

teman sebelum bertanya kepada guru, menyajikan informasi, menghibur

(sandiwara boneka, bercerita atau membaca puisi secara kor dan bermain

peran), berpartisipasi dalam diskusi, curah pendapat, wawancara, dan

bercakap cakap.

6. Tujuan Pembelajaran Kemampuan Berbicara

Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat

berkmunikaif secara efektif, sebaiknya pembicara harus menguasai segala

sesuatu yang ingin dikomunikasikan.

Tujuan berbicara dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tujuan

umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menyangkut ujuan atau maksud

yang secara umum ingin dicapai oleh pembicara. Tujuan khusus merupakan

tujuan yang lebih jelas terbatas sebagai tujuan yang ingin dicapai selama

pembicara tampil dalam peristiwa berbicara. Tujuan khusus bersifat lebih

spesifik, bersumber pada tujuan umum.

Menurut Iskandarwassid dan Dadang Sunendar ( 2008 : 286 – 287 )

tujuan pembelajaran ketrampilan berbicara meliputi :

1) Peserta didik dapat menghafal bunyi-bunyi bahasa, menyampaikan

informasi , menyatakan setuju atau tidak setuju, menjelaskan identitas

diri, menceritakan kembali hasil simakan atau bacaan, menyatakan

ungkapan rasa hormat, dan bermain peran.

2) Pesera didik dapat menyampaikan informasi, berpartisipasi dalam

percakapan menjelaskan ientitas diri, menceritakan kembali hasil simakan

atau bacaan, berpartisipasi dalam wawancara, bermain peran, dan

menyampaikan gagasan dalam diskusi dan berpidato dan debat.

Masih menurut Isskandarwassid dan Dadang Sunendar ( 2008: 242 )

bahwa pengajaran berbicara harus mampu memberikan kesempaan kepada

setiap individu mencapai tujuan yang dicita-citakan.Tujuan ketrampilan

berbicara tersebut mencakup pencapaian hal-hal :

Page 25: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

a) Kemudahan berbicara

Peserta didik mendapat kesempatan yang besar untuk berlatih berbicara

sampai mereka dapat mengembangkan keterampilan tersebut secara

wajar,lancer dan menyenangkan.

b. Kejelasan

Peserta didik berbicara dengan tepat dan jelas baik artikulasi maupun

diksi kalimat-kalimatnya.

c. Bertanggungjawab

Latihan berbicara yang menekankan pembicaraan untuk

bertanggungjawab agar berbicara secara tepat dan dipikirkan dengan

sungguh – sungguh mengenai apa yang menjadi topik pembicaraan,

tujuan, siapa bagaimana situasinya serta momentumnya.

d. Membentuk pendengaran yang kritis

Latihan berbicara yang baik sekaligus mengembangkan ketrampilan

menyimak secara tepat dan kritis.

e. Membentuk kebiasaan

Kebiasaan berbicara idak dapat tercapai tanpa kebiasaan berinteraksi

dalam bahasa yang dipelajari atau bahkan dalam bahasa ibu.

7. Penilaian Kemampuan Berbicara

Tes kemampuan berbicara merupakan tes berbahasa yang difungsikan

unuk mengukur kemampuan dalam berkmunikasi menggunakan bahasa lisan.

Bentuk es kemampuan berbicara secara umum yang digunakan adalah test

subyektif yang berisi perinah melakukan kegiatan berbicara. Beberapa tes

yang digunakan unuk mengukur ketrampilan berbicara yaitu : (1) Tes

kemampuan berdasarkan gambar, (2) Wawancara (3) Bercerita (4) Diskusi

(5) Ujaran terstruktur. Ujaran terstruktur mencakup : (a) Mengatakan

kembali, (b) Membaca kutipan, (c) Mengubah kalimat, (d) Membuat kalimat

Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuchdi ( 2001 : 171 – 172 )

menyatakan bahwa macam-macam penilaian kemampuan berbicara.Penilaian

kemampuan berbicara dapat dilakukan secara aspektual atau koprehensif

Page 26: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

merupakan penilaian yang difokuskan pada keseluruhan kemampuan

berbicara.

Penilaian aspectual dapat dibedakan menjadi 2 macam, Yaitu:

penilaian aspek individual dan penilaian aspek kelompok. Penilaian aspek

individual dapat dibedakan menjadi : aspek kebahasaan dan aspek non-

kebahasaan.

Aspek kebahasaan meliputi : tekanan, ucapan, nada dan irama,

persendian, kosa kata, dan struktur kalimat yang digunakan. Aspek non-

kebahasaan meliputi : kelancaran, keramahan, semangat, sikap dan perhatian.

Penilaian aspek kelompok, aspek-aspek yang dinilai adalah :

pemerasaan kesempatan berbicara, keterarahan pembicaraan, kesopanan

menarik kesimpulan, pengendali emosi, kespanan dan rasa saling mengasihi,

kejelasan bahasa yang digunakan, kebakuan bahasa yang digunakan,

keterkendalian proses pembicaraan, ketertiban berbicara, kehangatan dan

kegairahan berbicara.

Penilaian koprehensif dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan

berbicara menyeluruh. Tes ini dapat digunakan unuk menilai kemampuan

berbicara, yaitu dengan cara memitna siswa untuk berbicara atau bercerita.

Penilaian hendaknya jangan semata-mata mengukur dan memberikan angka.,

tetapi hendaknya ditujukan pada usaha perbaikan prestasi. Oleh karena itu

penilaian tidak hanya ditekankan pada kekurangan-kekurangan yang telah

diajukannya.

8. Pembelajaran Tematik di Kelas III Sekolah Dasar

a. Pengertian Tematik

Pembelajaran Tematik merupakan pembelajaran bermakna bagi

siswa. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep

belajar sambil melakukan sesuatu. Oleh karena itu, guru harus

merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan

belajar siswa. Pengalaman belajar menunjukkan kaitan unsur-unsur

konseptual yang menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan

Page 27: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema,

sehingga siswa memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan, selain

itu, dengan penerapan pembelajaran tematik disekolah dasar akan sangat

membantu siswa, hal ini dilihat dari tahap perkembangan siswa yang,

masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan. Pembelajaran

tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk

mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan

pengalaman yang bermakna kepada siswa, Tema adalah pokok pikiran

atau gagasan pokok yang menjadi pembicaraan. (Pembelajaran Tematik.

http://ww/d.wordpress.com/2011/3/5. diakses 3 Maret 2011) Dengan

tema diharapkan akan memberikan keuntungan, diantaranya :

a) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.

b) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan

berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang

sama.

c) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan

berkesan.

d) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan

mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.

e) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan maka belajar karena

materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.

f) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam

situasi nyata, untuk memgembangkan suatu kemampuan dalam satu

mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain.

g) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan

dapat dipersiapkan sekaligus diberikan dalam dua atau tiga kali

pertemuan, sedangkan selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan

remedial dan pengayaan.

Kelebihan dan kelemahan pembelajaran tematik Menurut Kunandar

(2007) pembelajaran tematik memiliki kelebihan yaitu :

Page 28: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

1. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta

didik.

2. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang

relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.

3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan

bermakna.

4. Mengembangkan keterampilan berfikir anak didik sesuai dengan

persoalan yang dihadapi.

5. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama.

6. Memiliki sikap toleransi komunikasi dan tanggap terhadap gagasan

orang lain.

7. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan

yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik.

Selain memiliki kelebihan pembelajaran tematik juga memilki

kelemahan, adapun kelemahan pembelajaran tematik terjadi jika

dilakukan oleh guru tunggal, Misalnya seorang guru kelas kurang

menguasai secara mendalam penjabaran tema sehingga pembelajaran

tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan materi pokok

setiap mata pelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik ada hal-

hal yang perlu dilakukan, beberapa hal yang meliputi tahap perencanaan

yang mencakup kegiatan seperti berikut :

b. Pemetaan Kompetensi Dasar

Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh

dan utuh semua standart kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari

berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih.

Kegiatan yang dilakukan adalah :

1) Penjabaran standart kompetensi dan kompetensi dasar kedalam

indikator

Page 29: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

a) Dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan hal-hal

berikut :Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik

peserta didik.

b) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata

pelajaran.

c) Dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan

dapat diamati.

2) Menentukan Tema

Dalam menentukan tema yang bermakna, kita harus memperhatikan

dan mempertimbangkan pemikiran konseptual, pengembangan

keterampilan dan sikap, sumber belajar, hasil belajar yang terukur

dan terbukti, kesinambungan tema, kebutuhan siswa, keseimbangan

pemilihan tema, serta aksi nyata, antara lain :

a) Pemikiran konseptual, tema yang baik tidak hanya memberikan

fakta-fakta kepada siswa. Tema yang baik bisa mengajak siswa

untuk menggunakan keterampilan berpikir yang lebih tinggi.

b) Pengembangan keterampilan dan sikap. apakah tema yang

sudah disepakati bisa mengembangkan keterampilan siswa.

Misalnya, keterampilan berfikir, berkomunikasi, sosial,

eksplorasi, mengorganisasi, dan pengembangan diri.

Pembentukan sikap juga harus bisa di akomodasi dalam pilihan

tema, seperti sikap menghargai, percaya diri, kerja sama,

komitmen, kreativitas, rasa ingin tahu, berempati, antusias,

mandiri, jujur, menghormati dan toleransi.

c) Kesinambungan Tema. Kath Murdock (1998) dalam bukunya

Clasroom Connection-Strategies for Integrated Learning

menjelaskan bahwa tema yang baik bisa mengakomodasi

pengetahuan awal yang dimiliki siswa sebelum belajar tentang

sesuatu yang baru. Pengetahuan awal itu tentu sudah dipelajari

siswa sebelumnya.

Page 30: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

d) Materi Belajar Utama dan Tambahan. Materi dan sumber

pembelajaran tematik biasa kita bagi menjadi dua sumber dan

materi, yaitu utama dan tambahan. Contoh sumber atau materi

belajar utama adalah para ahli atau orang-orang yang

mempunyai profesi atau kompetensi dasar dalam bidang

terentu, tempat-tempat yang bisa dipelajari, suasana belajar

didalam kelas, lingkungan, komunitas, dan kesenian.

Sedangkan musik, materi audio visual, literature, progam

computer, dan internet adalah sumber materi pembelajaran

tambahan bagi siswa. Dengan demikian, pemlihan tema harus

juga memperhatikan kesediaan kedua sumber belajar itu.

e) Terukur dan Terbukti, Guru juga perlu memperhatikan hasil

pembelajaran apa yang akan siswa capai dalam pembelajaran

tematik. Apa yang bisa siswa kerjakan dalam proses

pembelajaran tematik. Perlu juga menunujukkan bukti-bukti

itulah yang dinilai guru dan dicatat sebagai bukti bagaimana

siswa menguasai tema yang diajarkan. Yang pada akhirnya

akan dijadikan bahan evaluasi dan laporan kepada orang tua

siswa.

f) Kebutuhan Siswa, dalam memilih tema, guru perlu

memperhatikan kebutuhan siswa. Apakah tema yang kita pilih

bisa menjawab kebutuhan siswa. secara kognitif, Gardner

(2007) dalam bukunya Five Minds For The Future

menyebutkan bahwa manusia pada era informasi ini harus

dibekali lima cara berfikir, yaitu : pikiran yang terlatih,

terampil, dan disiplin, pikir mensintesis; pikiran mencipta;

pikiran merespek, dan pikiran etis. Apakah tema yang dipilih

sudah bisa membekali siswa dengan lima cara berfikir untuk

masa depan. Kebutuhan siswa yang lain bisa juga dilihat

melalui perkembangan psikologi (imajinasi), perkembangan

motorik, dan perkembangan kebahasaan siswa.

Page 31: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

g) Keseimbangan Pemilihan Tema. Seperti telah dijelaskan diatas

bahwa pembelajaran yang cocok dengan pembelajaran terpadu

adalah pembelajaran tematik. Dalam satu tahun pembelajaran

biasanya siswa bisa mempelajari 5-6 tema. Para guru

hendaknya bisa memilih tema yang bisa mengakomodasi mata

pelajaran bahasa, ilmu sosial, lingkungan, kesehatan, dan sains

saja, tetapi tema-tema lain yang bervariasi.

h) Aksi Nyata. Pembelajaran tematik hendaknya tidak hanya

mengembangkan pengetahuhan dan sikap siswa, namun juga

bisa membimbing siswa untuk melakukan aksi yang

bermanfaat. Aksi yang dilakukan siswa akan memperkaya

siswa dengan pengetahuan lain serta memberikan dampak bagi

kehidupan orang lain dan lingkungan dimana siswa hidup.

3) Identifikasi dan analisis standart kompetensi, kompetensi dasar, dan

indikator. Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap standar

kompetensi, kompetensi dasar dan indicator yang cocok untuk setiap

tema sehingga semua kompetensi, kompetensi dasar dan indikator

terbagi habis.

c. Menetapkan Jaringan Tema

Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan

indikator dengan tema pemersatu.

d. Penyusunan Silabus

Hasil seluruh proses yang dilakukan pada tahap-tahap sebelumya

dijadikan dasar dalam penyusunan silabus.

e. Penyusunan Rencana Pembelajaran

Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran. Setelah tahap persiapan dilakukan, maka

selanjutnya akan dipaparkan tahap pelaksanaan pembalajaran terpadu.

Adapun tahap pelaksanaan pembelajarannya meliputi :

1) Kegiatan Pendahuluan / awal

Page 32: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Pada tahap ini dapat dilakukan panggilan terhadap anak tentang

tema yang disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat

dilakukan adalah, bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan dan

menyanyi.

2) Kegiatan inti

Kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan

untuk pengembangan kemampuan baca, tulis hitung. Penyajian

bahan pembelajaran dialakukan dengan menggunakan strategi /

metode yang bervariasi dan dapat dilakuakn secara klaksikal,

kelompok kecil, ataupun perorangan.

3) Kegiatan penutup

Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa

contoh kegiatn penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan

atau mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan,

mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomime, pesan-

pesan moral, musik / apresiasi musik. Pengaturan jadwal pelajaran

Untuk memudahkan administrasi disekolah terutama dalam

penjadwalan. Guru bersama dengan guru mata pelajaran lain ( yang

tidak dipadukan ) perlu bersama-sama menyusun jadwal pelajaran.

f. Implikasi Pembelajaran Tematik

Dalam implementasi pembelajaran tematik disekolah dasar mempunyai

implikasi yang mencakup :

1. Implikasi bagi guru

Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreaktif baik dalam

menyiapkan pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih

kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar

pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan, dan

utuh.

Page 33: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

2. Implikasi bagi siswa

a) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam

pelaksanaannya yang dimungkinkan untuk bekerja, baik secara

individual, pasangan kelompok kecil, maupun klasikal.

b) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang

bervariasi dan aktif.

3. Implikasi terhadap sarana, prasarana,sumber balajar dan media.

a) Pelaksanaan pembelajaran ini memerlukan berbagai prasarana

dan prasarana belajar,

b) Pembelajaran ini perlu memanfaatkan bebagai sumber balajar,

baik yang didesain secara khusus maupun yang tersedia

dilingkungan,

c) Pembeajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media

pembelajaran bervariasi dan

d) Pembelajaran ini masih dapat menggunakan buku ajar yang

sudah ada atau bila memungkinkan untuk menggunakan buku

suplemen khusus yang memuat bahan ajar terintegrasi.

4. Implikasi terhadap pengaturan ruangan.

a) Ruang perlu ditata sesuai tema yang dilaksanakan.

b) Susunan bangku bisa berubah-ubah.

c) Peserta didik tidak harus selalu hanya duduk dikursi, tetapi

dapat duduk ditikar atau dikarpet.

d) Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik

didalam maupun diruangan.

e) Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya

peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber balajar.

f) Alat, sarana, sumber belajar hendaknya dikelola dengan baik.

5. Implikasi terhadap pemilihan metode

Pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi

kegiatan dengan menggunakan multi metode, misalnya percobaan,

bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, dan bercakap-cakap.

Page 34: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

9. Hakikat Model Pembelajaran Bermain Peran

Istilah bermain peran mempunyai empat pengertian yaitu (l) sesuatu

yang bersifat sandiwara di mana pemain memainkan peran terentu sesuai

dengan lakon yang sudah ditulis dan memainkannya untuk tujuan hiburan, (2)

sesuatu yang bersifat sosiologis atau pola-pola perilaku yang ditentukan oleh

norma-norma sosiologis atau perilaku yang ditentukan oleh nrma-norma

social, (3) suatu perilaku berlawanan dengan apa yang sebenarnya

diharapkan, dirasakan atau diinginkan dan (4) sesuatu yang berkaitan dengan

pendidikan di mana individu memerankan situasi yang imajinatif dengan

tujuan untuk membantu tercapainya pemahaman diri sendiri meningkatkan

keterampilan ,menunjukan perilaku kepada orang lain bagaimana perilaku

seseorang atau bagaimana seseorang harus bertingkah laku. Corsini dalam

Tatiek, (2001 : 99)

10. Langkah-langkah Bermain Peran

Dalam bermain peran langkah –langkah yang harus ditempuh yaitu ada empat

langkah sebagai berikut menurut Hesti dkk,(2004) :

a. Membacakan naskah drama atau percakapan dengan intonasi jeda, lafal

dan volume suara yang sesuai. Kalimat-kalimat dalam kurung tidak perlu

dibaca, karena kalimat-kalimat tersebut merupakan petunjuk .

b. Menentukan watak tokoh dan ekspresi yang tepat untuk memerankan

tokoh dengan baik .

c. Berlatih berulang-ulang sampai betul –betul dapat memerankan tokoh

tersebut dengan baik.

d. Menggunakan perlengkapan panggung dan kostum yang sesuai agar

percakapan yang diperankan lebih hidup.

Apabila hal – hal di atas dapat dilakukan dengan baik dan sungguh-sungguh,

maka secara otomatis akan menjadikan hidupnya percakapan karena

dilakukan oleh anak-anak yang aktif dan kreaktif sesuai dengan watak tokoh

masing-masing.

Page 35: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

11. Metode Bermain Peran

Metode bermain peran adalah salah satu prses belajar mengajar yang

tergolong dalam metode simulasi. Menurut Dawson (1962) yang dikutip oleh

Moedjiono dan Dimyati (1992 : 80) mengemukakan bahwa simulasi

merupakan suatu istilah umumberhubungan dengan menyusun dan

mengoperasikan suatu mdel yang mereplikasikan proses – proses perilaku.

Sedangkan menurut Ali (1996 : 83) mengemukakan bahwa metode simulasi

adalah suatu cara pengajaran melakukan proses tingkah laku secara tiruan.

Metode pengajaran simulasi terbagi menjadi 3 kelompk seperti yang

dikemukakan oleh Ali (1996 : 83) berikut ini : (1) Sosiodrama : semacam

drama sosial berguna unuk menenanamkan kemampuan menganalisa situasi

social tertentu, (2) Psikodrama: hampir mirip dengan sosiodrama. Perbedaan

terletak pada penekannya.Sosiodrama menekankan kepada permasalahan

social, sedangkan psikodrama menekankan pada pengaruh psikolgisnya dan

(3) Role-Playing : role playing atau bermain peran bertujuan menggambarkan

suatu peristiwa masa lampau.

Adapun Moedjiono dan Dimyati (1992: 80) juga membagi metode

pengajaran simulasi menjadi 3 kelompok seperti berikut :

(1) Permainan simulasi (simulation games) yakni suatu permainan di mana

para pemainnya berperan sebagai tempat pembuat keputusan, bertindak

seperti jika mereka benar-benar terlihat sesuai dengan peran yang ditentukan

untuk mereka, (2) bermain peran (role playing) yakni memainkan peranan

dari peran-peran yang sudah pasi berdasarkan kejadian terdahulu, yang

dimaksudkan unuk menciptakan kembali situasi sejarah/peristiwa masa lalu,

menciptakan kemungkinan-kemungkinan kejadian masa yang akan datang,

menciptakan peritiwa mutakhir yang dapat diperkaya atau mengkhayal situasi

pada suatu tempat dan / atau waktu terentu, dan (3) Sosidrama (sociodrama)

yakni suatu perbuatan pemecahan masalah kelmpok yang dipusatkan pada

suatu masalah yang berhubungan dengan relasi kemanusiaan. Sosidrama

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan alternative

pemecahan masalah yang timbul dan menjadi perhatian kelompok.

Page 36: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Berdasarkan kutipan tersebut, berarti metode bermain peran adalah

metode pembelajaran yang di dalamnya menampakkan adanya perilaku pura-

pura dari siswa yang terlihat dan / atau peniruan situasi dari tokoh-tokoh

sejarah sedemikian rupa.Dengan demikian metode bermain peran adalah

metode yang melibatkan siswa untuk pura-pura memainkan peran / tokoh

yang terlihat dalam proses sejarah.

B. Kerangka Berpikir

Di dalam pembelajaran sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran

Bahasa Indonesia, banyak siswa yang mengalami rendahnya kemampuan

berbicara. Hal tersebut akibat dari pembelajaran yang dominan ceramah sepanjang

siswa dilihat dari berbagai hal, diantaranya siswa cenderung tidak serius dan tidak

memperhatikan guru. Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut perlu

dipergunakan suatu model untuk membangkitkan motivasi belajar siswa dalam

berkomunikasi atau berbicara.

Tindakan peneliti untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa adalah

penggunaan mdel bermain peran.Model pembelajaran ini banyak membutuhkan

penyelesaian masalah sehingga akan menghasilkan pengetahuan yang

bermakna.Kelebihan dari model ini melatih siswa mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas belajarnya,Hal ini dapat meningkatnya kemampuan

berbicara siswa pada pembelajaran tematik tema lingkungan.

Berdasarkan hal ini tersebut maka kerangka pemikiran dapat digambarkan

secara sistematis ke dalam bagan gambar l ,berikut :

Page 37: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Gambar 1

Kerangka Berpikir

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis tindakan dalam

penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : “Pembelajaran dengan metode

bermain peran dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa kelas 3

SDN l Manggis Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali .

Kondisi Awal Kemampuan berbicara siswa rendah

Tindakan I Melalui metode bermain

Hasil Tindakan I Siswa mampu berbicara dengan lancar

Tindakan II Melalui metode bermain

Hasil Tindakan II - Siswa mampu bermain peran - Siswa terampil berbicara di depan

kelas menyampaikan pendapat

Kondisi Akhir Diduga dengan menggunakan metode bermain peran kemampuan berbicara siswa meningkat

Page 38: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Gambar 2

Bagan Prosedur Penelitian

Kondisi Awal Guru belum menggunakan metode bermainperan

Kemampuan berbicara siswa rendah

Tindakan Bermain peran

Kondisi akhir Diduga dengan mengguankan metode bermain peran kemampuan berbicara siswa meningkat.

Page 39: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian

l. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri l Manggis Kelas lll

Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali, dengan jumlah murid 40

siswa,tempat ini peneliti pilih dengan alasan peneliti bertugas di SD tersebut

sehingga tidak akan mengganggu jam dinas disamping itu peneliti sudah

mengenal subjek yang diteliti sehingga memudahkan dalam mencari sumber

data.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian direncanakan selama 6 bulan, yakni mulai bulan

Januari sampai bulan Juni 2011, 4 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan

bulan April untuk penelitian kemudian bulan Mei sampai Juni untuk

penyusunan laporan.

Jadwal Penelitian

No Nama Kegiatan Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni

1. Penyusunan dan Pengajuan Proposal

XXXX

2. Mengurus Ijin Penelitian

X

3. Persiapan dan Perencanaan

XXX

4. Pelaksanaan Siklus 1

XXXX

5. Pelaksanaan Siklus II

XXXX

6. Analisis Data XXXX 7. Penyusunan

Laporan XXXX

Page 40: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

B. Subjek Penelitian

Dalam hal ini peneliti mengambil subjek penelitian sebanyak 40 siswa,

laki-laki 20 orang, perempuan 20 orang dan guru kelas lll SDN l Manggis

Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali.Dalam pembelajaran tematik dengan

tema peristiwa.

C. Data dan Sumber Data

Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi Motivasi Belajar

dalam pembelajaran tematik khususnya kemampuan berbicara.

Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber data yang meliputi :

1. Informan atau nara sumber, yaitu siswa dan guru kelas lll SDN l Manggis

2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran tematik dengan

tema peristiwa.

3. Dokumen atau arsip antara lain berupa kurikulum,Rencana pelaksanaan

pembelajaran,hasil pekerjaan siswa dan buku penelitian.

4. Hasil Angket.

5. Hasil Tes.

D.Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi

pengamatan, wawancara atau diskusi, kajian dokumen dan tes.

l). Pengamatan

Peneliti mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai

segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran baik yang terjadi pada,

siswa dan situasi kelas.

2). Wawancara

Wawancara dilakukan setelah hasil pengamatan di kelas maupun kajian

dokumen.Wawancara dilakukan antara peneliti dengan guru kelas lll tentang

kemampuan berbicara pada pembelajaran tematik dengan tema peristiwa.

Page 41: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

3). Kajian Dokumen

Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada

yaitu tes tertulis,wawancara dan hasil nilai tes.

4). Teknik Kuesioner (angket)

Teknik kuesioner dilakukan untuk mengukur motivasi atau tingkat

kesenangan siswa terhadap pembelajaran tema peristiwa pada siklus

tindakan.Penyusunan kuesioner dilakukan berdasarkan kisi-kisi kesenangan

siswa belajar tema peristiwa.

5). Tes lisan / kemampuan berbicara

Tes lisan digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran

tema peristiwa.

E. Validitas Data

Suatu informan yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat

dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang

digunakan untuk memeriksa validitas data, peneliti menggunakan teknik

trianggulasi.

Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan

memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

pembandingan data itu (Lexy H . Moloeng.1995 : 178 ).Teknik trianggulasi yang

digunakan antara lain berupa trianggulasi sumber data dan trianggulasi metode

pengumpulan data. Trianggulasi sumber data dikumpulkan berupa informasi

motivasi belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada aspek

berbicara. Sedangkan trianggulasi metode pengumpulan data diperoleh melalui

wawancara atau diskusi, kajian dokumen serta tes.

Misalnya untuk mengetahui rendahnya kemampuan berbicara siswa dan

faktor-faktor penyebabnya, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut : Mengajar

siswa dengan model konvensinal (cara yang biasa digunakan guru saat mengajar

tema peristiwa) selanjutnya menganalisis sikap siswa saat mengikuti pembelajaran

untuk mengidentifikasi kemampuan berbicara siswa-siswa melakukan wawancara

Page 42: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dengan guru untuk mengetahui pandangan guru tentang hambatan-hambatan yang

dialami dalam pembelajaran tema peristiwa, fasilitas yang dimiliki atau tidak di

sekolah, kegiatan pembelajaran tema peristiwa di kelas, penilaian yang dilakukan

guru dan lain sebagainya.

F. Teknik Analisa Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

kualitatif dengan model interaktif Miles dan Huberman.Model analisis interaktif

mempunyai tiga buah komponen pokok,yaitu reduksi data, sajian data dan

penarikan kesimpulan (verifikasi).Aktivitas dilakukan dalam bentuk interaktif

dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus.

Untuk lebih jelasnya proses analisi kualitatif dengan model interaktf dapat

digambarkan dengan skema gambar model analisis interaktif berikut :

Gambar Model Analisis Interaktif

Langkah – langkah analisis :

l. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup.

2. Mengembangkan dalam bentuk sajian data .

3. Melakukan analisis data di kelas .

Reduksi data

Pengumpulan data

Penyajian data

Kesimpulan pemantauan data

Page 43: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

4. Melakukan verifikasi,pengayaan dan pemahaman data apabila dalam

persiapan. Analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang

jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.

5. Melakukan analisis antar kasus ,dikembangkan struktur sajian datanya bagi

susunan laporan .

6. Merumuskan kesimpulan akhir sebagai temuan penelitian.

7. Merumuskan implikasi sebagaian dari pengembangan saran dalam laporan

akhir penelitian.

G. Indikator Kinerja

Menurut Sarwaji Suwandi (2008 : 70) indicator kinerja merupakan rumusan

kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan

atau keefektifan Penelitian.

Penelitian ini akan diakhiri setelah 75% siswa telah mengalami peningkatan

kemampuan berbicara dan telah memenuhi SKM tema peristiwa 65 jika dihitung

40 X 75 % = 30,00

Sesuai penghitungan berarti paling sedikit 30 anak dari 40 siswa kelas lll

harus mengalami peningkatan kemampuan berbicara pada tema lingkungan diatas

KKM yaitu 65 .Jika batas KKM tersebut sudah tercapai berarti siklus dapat

dihentikan dan penelitian dikatakan telah memenuhi standar yang ditetapkan

peneliti.

H. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan prosedur tahap tahap

sebagai berikut :

1. Siklus l :

a. Tahap menentukan teknik dan rencana pemantauannya.

Merencanakan tindakan yang dilakukan pada siklus l dengan siswa

mengikuti pembelajara Tema lingkungan.

b. Tahap pelaksanaan hipotesis tindakan

Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan pada siklus l yaitu

pembelajaran tema peristiwa dengan menggunakan buku ajar.

Page 44: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

c. Tahap memantau dan menganalisis terhadap pelaksanaan pembelajaran

siklus l.

d. Tahap refleksi atau tindakan pada siklus l oleh peneliti dan guru.

2. Siklus 2

a. Tahap menentukan teknik dan rencana pemantauannya.

Merencanakan tindakan pada siklus 2 yang berdasarkan perbaikan pada

siklus l dengan Penelitian yang dilakukan siswa.

b. Tahap pelaksanaan hipotesis tindakan

Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan pada siklus l yaitu

pembelajaran tema peristiwa,dengan pengamatan, peyelidikan dan

pelaksanaan pelatihan berbicara di depan kelas.

c. Tahap memantau dan menganalisis pelaksanaan pembelajaran.

d. Mengadakan Refleksi

Melaksanakan refleksi pada siklus 2 oleh peneliti dan guru. Apabila

belum tercapai tujuannya dapat dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Page 45: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Diskripsi Data Awal

Dalam kegiatan belajar mengajar terjadi hubungan antar interpersonal antar

siswa dengan siswa, guru dengan siswa dan penggunaan alat pembelajaran yang

tepat dan sesuai atau media yang tepat dalam proses pembelajaran.Tidak dapat

dipungkiri bahwa faktor lingkungan sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar

siswa, khususnya lingkungan sosial dan lingkungan dimana siswa memperoleh

pemahaman materi ajarnya.Untuk mengoptimalkan kondisi sosioemosional di

kelas maka diperlukan adanya pengelolaan kelas yang dinamis dan sesuai dengan

apa yang menjadi kebutuhan siswa tanpa merasa ada keterkekangan diantara

mereka yakni guru dan siswa, jadi pembelajaran dapat dilaksanakan dengan

nyaman. Begitupun dalam pembelajaran tematik, untuk meningkatkan

kemampuan berbicara siswa khususunya dalam mengungkapkan isi hatinya

dengan bebas tanpa rasa takut adanya tekanan .

Dalam hal ini kondisi emosional di kelas perlu diperhatikan karena emosi

yang positif dapat merangsang kreatifitas otak dan bekerja secara efisien dan

efektif, sehingga dalam kondisi ini siswa dapat mengoptimalkan seluruh

kemampuannya untuk berpikir secara kritis dan terfokus mengeluar.an ide atau

gagasan yang mu.ncul dalam benak peserta didik ataupun pertanyaan –pertanyaan

yang muncul sewaktu pembelajaran berlangsung, karena kurang jelasnya materi

yang diajarkan guru, sehingga menimbulkan rasa tidak puas di hati kemudian

timbul pertanyaan dan dapat disampaikan pada guru tanpa merasa takut terbebani

akan memperleh hukuman atau menjawab pertanyaan, bekerja sama dalam

pembelajaran. Sebaliknya dalam kondisi emosi yang tidak stabil atau tertekan

dikarenakan pembelajaran yang kurang yaman, ada tekanan dari pihak lain

ketakutan berbuat salah, ketakutan mendapat sanksi atau hukuman atau tekanan

dari pihak lain temannya atau mungkin juga gurunya.stres karena merasa adanya

tekanan dari pihak lain akan menghambat kerja otak dan memperlambat proses

berpikir dan menyimpan ingatan.

Page 46: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Ketika proses pembelajaran berlangsung,seluruh aspek kejiwaan siswa

dan guru akan terlibat bukan hanya fisik, pikiran, perasaan, pengalaman dan

bahasa tubuh emosi pun telibat. Ini menunjukkan bahwa pada setiap pembelajaran

prosesnya tidak sederhana seperti yang kita bayangkan selama ini.wajar saja bila

guru memasuki ruangan kelas untuk memulai pembelajaran sebagian besar siswa

wajahnya menunjukkan ketidak nyamanan atau kurang tertarik, kalau kondisi ini

terus berlangsung maka pembelajaran bisa dipastikan akan berlangsung dalam

suasana menegangkan dan melelahkan. Siswa tidak berani menyampaikan

npendapat yang berbeda dengan guru ataupun berpendapat yang sesuai dengan

hati nuraninya. Suasana demokratispun lenyap susana sunyi ataupun malah tidak

terkendali sama sekali. Selama proses pembelajaran berlangsung jiwa siswa

tertekan berada dalam kondisi yang tidak nyaman. Dan dapat dipastikan

pembelajaran tidak memperoleh apa –apa.

Tabel 2. Data Tes Awal Siswa.

No Nama Siswa Perolehan Nilai Tuntas (T) / Tidak

Tuntas (TT)

1 30 TT

2 30 TT

3 40 TT

4 30 TT

5 50 TT

6 40 TT

7 40 TT

8 50 TT

9 60 TT

10 50 TT

11 40 TT

12 65 T

Page 47: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

13 60 TT

14 60 TT

15 60 TT

16 50 TT

17 70 T

18 55 TT

19 60 TT

20 50 TT

21 65 T

No Nama Siswa Perolehan Nilai Tuntas (T) / Tidak

Tuntas (TT)

22 50 TT

23 70 T

24 65 T

25 75 T

26 50 TT

27 70 T

28 60 TT

29 50 TT

30 55 TT

31 65 T

32 65 T

33 55 TT

34 40 TT

35 45 TT

36 40 TT

37 40 TT

38 70 T

39 65 T

Page 48: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

40 40 TT

JUMLAH 2125

RATA-RATA 53,13

KETERANGAN PROSENTASE

TUNTAS 11 27.5%

TIDAK TUNTAS 29 72,5%

Page 49: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tabel 3. Frekunsi Data Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan

N0 Rentang Nilai Frekuensi Prosentase

1 21 – 30 3 7,5%

2 31 - 40 8 20%

3 41 - 50 8 20%

4 51 - 60 10 25%

5 61 - 70 10 25%

6 71 - 80 1 2,5%

7 81 - 90

8 91 - 100

JUMLAH 40 100%

Dari tabel 3 maka dapat digambarkan pada grafik 4

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

21 – 30 31 - 40 41 - 50 51 - 60 61 - 70 71 - 80 81 - 90 91 - 100

DATA NILAI

DATA NILAI

Gambar 4. Grafik Data Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan

B. Diskripsi Data Tindakan

Diskripsi data tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari

diskripsi tindakan siklus l dan siklus ll.

Page 50: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

1. Diskripsi Tindakan Siklus l

Diskripsi data tindakan sklus l terdiri dari paparan data perencanaan,

tindakan, data observasi dan data refleksi. Berdasarkan diskripsi data sebagai

yupaya untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran tematik,tentang

kemapuan berbicara melalui bermainperan.

1) Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan dilaksanankan sebagai titik tolak pembelajaran

untuk mengkondisikan dan membuat komitmen atas, peraturan dan

konsekuensi yang akan dilaksanakan pada pembelajaran tematik tentang

kemampuan berbicara melalui, bermain peran. Adapun langkah- langkah

perencanaan persiapan guru adalah sebagai berikut :

Kegiatan perencanaan tindakan l dilaksanakan pada kamis 10

Januari 2011 di ruang SDN I Manggis Boyolali. Peneliti berdiskusi

dengan guru kelas dan guru lain mengenai segala sesuatu yang akan

dilaksanakan. Kemudian disepakati bahwa tindakan pada siklus pertama

akan dilaksanakan dalam 3 X pertemuan, dimana dalam 1 X pertemuan

menggunakan alokasi waktu 2 X 35 menit. Pelaksanaan tindakan siklus 1

berlangsung pada Rabu 23 pebruari 2011 untuk pertemuan kedua.

Dengan berpedoman dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

SD 2010 SD kelas lll, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan

pembelajaran materi tematik menggunakan media, gambar, buku, contoh-

contoh bermain peran.

Rencana Tindakan :

1. Pertama, peneliti bersama dengan guru merancang Rencana

Pelaksanan Pembelajaran sesuai dengan indikator yang telah

ditetapkan. Rencana tersebut akan dilaksanakan selama 3 X pertemuan

dengan waktu 3 X 35 menit untuk satu kali pertemuan.

2. Guru sebagai peneliti mempersiapkan media yang akan dipergunakan

sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran

3. Guru mempersiapkan lembar kerja siswa, lembar diskusi kelompok

serta soal – soal yang akan dipergunakan untuk latihan.

Page 51: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

4. Guru mempersiapkan lembar observasi siswa dan lembar observasi

guru.

5. Guru mempersiapkan lembar penilaian yang akan dipergunakan.

2) Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini guru melaksanakan tindakan sesuai dengan jadwal

yang telah ditetapkan dan ssesuai dengan RPP yang dibuat. Kegiatan

pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu penerapan model

pembelajaran bermain peran selama 3 X 35 menit untuk satu kali

pertemuan.

a) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan ini konsep bermain dengan membaca dialog

drama sederhana dengan intinasi dan lafal yang tepat. Sebagai

kegiatan awal guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu aku mau

bertamasya dengan tujuan untuk menggerakkan minat siswa dalam

pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa benar – benar

dapat terfokus pada materi yang akan dipelajari.

Kegiatan ini dimulai guru memasang media alat peraga

kemudian mengajak siswa untuk memperhatikan dan meragakan

peran yang ada dalam alat peraga / gambar.Guru berusaha

menanamkan konsep pada anak, bahwa bermain peran merupakan

perwujudan dari kehidupan sehari – hari seperti yang biasa kirta

lakukan, hanya saja dalam pembelajaran ini dialognya telah

ditentukan dalam teks. Guru bisa menyuruh beberapa siswa untuk

maju ke ke depan kelas dan meragakan sesuai dengan alat peraga/

gambar.Dan kegiatan tersebut seyogyanya semua murid mendapatkan

giliran, sehingga anak disamping bisa meragakan dengan gerakan

tubuh juga bisa mengucapkan dialog ataupun monolog dengan

menggunakan bahasanya sendiri tanpa haurs membaca teks,

Meskipun ada teks itu hanya untuk menunjukkan garis besarnya

sebuah pembelajaran, sehingga anak tidak merasa bosan dengan

Page 52: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

dialog yang itu-itu saja disamping itu anak juga dapat

mengungkapkan perasaannya lewat dialog tadi. Guru membeikan

penghargaan kepada siswa yang mampu melakukan tugasnya dengan

baik. Penghargaan juga diberikan kepada anak yang kurang agar

termotivasi dan beusaha menjadi lebih baik lagi. Sebagai tindak

lanjut guru memberikan pesan-pesan agar selalu rajin belajar.

b) Pertemuan kedua

Pada pertemuan ini konsep tematik yang diajarkan dengan

menggunakan tema peristiwa dengan indikator jenis- jenis pekerjaan.

Sebagai kegiatan awal anak disuruh untuk mengamati gambar jenis –

jenis pekerjaan,kemudian guru mengadakan tanya jawab tentang jenis

–jenis pekerjaan dan dihubungkan dengan pelajaran yang lalu.

Kegiatan inti dimulai guru dengan melakukan kegiatan

tanya jawab yang mengarah pada materi, guru memberikan beberapa

soal yang berkaitan dengan bermain peran, guru kemudian bersama

siswa membahas soal yang diberikan tadi. Kemudian siswa diminta

untuk mengomentari tokoh yang sedang dibicarakan dengan

menggunakan bahasanya sendiri. Kemudian guru membagi siswa

menjadi beberapa kelompok. Guru memberikan petunjuk untuk

melakukan kerja kelompok dan membagikan lembar kerja siswa.

Kelompok-kelompok tersebut memilih salah satu gambar dari lembar

kerja kelompok kemudian memerankan sesuai dengan gambar yang

dipilihnya. Dengan arahan guru siswa kemudian diskusi bersama

kelompoknya. Setelah itu siswa menampilkan bermain peran dengan

maju ke depan bersama kelompoknya. Begitu seterusnya sampai

semua kelompok maju, karena banyak pilihan gambar yang disajikan

dan masing-masing kelompok tidak boleh sama otomatis

pembelajaran untuk bermain peran tidak membosankan karena

berbeda –beda karakter yang dimainikan untuk tiap kelompok.

Page 53: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

c) Pertemuan ketiga

Pada pertemuan ini guru mempelajari materi yang berbeda

dengan indikator bermain drama hal ini sesuai dengan pembelajaran

yang menekankan pada kemampuan berbicara anak dalam

mengungkapkan perasaannya tanpa rasa takut lagi,

Kegiatan akhir guru melakukan tanya jawab tentang materi yang

telah dipelajari, sambil menjelaskan hal – hal yang belum dimengerti oleh

siswa. Kemudian guru membagikan lembar soal kepada siswa untuk

dikerjakan secara individu. Guru memberikan penghargaan kepada siswa

yang berhasil mengerjakan tugas dengan baik berupa nilai yang bagus dan

pujian, bagi yang kurang baik guru memberi motivasi tetapi tetap tidak

menjatuhkan anak sehingga anak tetap optimis bisa mengerjakan materi

yang sedang dipelajarinya.Pada pertemuan ini sudah terlihat hasil yang

diharapkan dengan adanya peningkatan dalam mengerjakan tes dan siswa

lebih komunikatif dalam segala hal dengan kata lain kalau ada hal – hal

yang belum jelas anak sudah berani mengungkapkan pendapatnya tanpa

rasa takut lagi.Disamping itu guru juga bertambah pengetahuan dalam

pembelajaran dan bisa digunakan dalam pembelajaran yang lain meskipun

berbeda mata pelajarannya.

2. Hasil Observasi Siswa

Dari data observasi pada siklus II diperoleh, data hasil belajar siswa

pada lampiran 13 sebagai berikut :

a) Siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh – sungguh.

b) Siswa aktif bertanya dan mengemukakan pendapatnya.

c) Perhatian, minat dan motivasi terhadap penjelasan guru meningkat.

d) Siswa sudah lebih aktif dalam kegiatan pembelajarn.

e) Siswa dapat mengendalikan diri dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

dengan baik.

f) Kerjasama dalam kelompok meningkat.

Page 54: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

g) Seluruh siswa mengerjakan tugas baik tugas individu atau tugas setiap

kelompok berdasarkan dari gambar jenis-jenis pekerjaan sesuai dengan

gambar yang didapatnya dari guru dengan mengerjakannya bermain peran

dengan menggunakan bahasanya sendiri.Setiap kelompok meragakan atau

bermain peran di depan kelas atau aula sekolah anak – anak yang lain

duduk bersila memperhatikan.

Kegiatan diakhiri dengan guru memberi evaluasi dengan Membagi

lembar soal evaluasi.Sebagai tindak lanjut guru menyampaikan pesan kepada

siswa agar lebih rajin belajar kemudian guru menutup pelajaran.

Observasi

Setelah melaksanakan tindakan, peneliti mengadakan observasi terhadap

pelaksanaan pembelajaran siswa melalui pendekatan model bermain peran

pada siklus II. Seperti pada siklus I peneliti menggunakan model bermain

peran dengan alat peraga yang bermacam –macam disertai dengan metode

demonstrasi dan diskusi kelompok kecil dalam observasi ini ditujukkan pada

kegiatan siswa dalam melaksanakan pembelajaran, aktivitas atau partisipasi

serta untuk mengetahui hasil belajar siswa. Keseluruhan data yang diperoleh

dalam kegiatan ini termasuk hasil lembar kerja siswa baik kelompok maupun

individu. Sebagai bahan atau masukan untuk menganalisi perkembangan hasil

belajar siswa melalui metode bermain peran.Selain itu peneliti juga melakukan

observasi terhadap sikap, perilaku siswa selama proses pembelajaran serta

keterampilan guru dalam mengajar dengan model PBL. Pada materi pantun

meningkatkan kemampuan berbicara pada pelajaran Bahasa Indonesia.

1) Hasil observasi guru

Dari hasil observasi dapat dilihat aktivitas guru pada lampiran 15

adalah sebagai berikut :

Dari data observasi pada siklus II diperoleh data hasil belajar psikomotorik

siswa sebagai berikut :

a) Tidak ada siswa yang terlambat masuk sekolah

b) Menyiapkan kebutuhan belajar tanpa disuruh.

Page 55: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

c) Mau mencatat dan merangkum bahan pelajaran dengan baik dan

sistematis.

d) Banyak siswa yang mengangkat tangan mengajukan pertanyaan

maupun pendapat.

e) Komunikasi antara siswa dengan guru terjalin.

Analisis data Refleksi

Setelah pelaksanaan siklus II selesai dilakukan,hasil analisis data

terhadap pelaksanaan pembelajaran pantun untuk meningkatkan kemampuan

berbicara melalui model PBL pada siklus II secara umum telah menunjukkan

perubahan yang signifikan, di mana guru dalam melaksanakan pembelajaran

semakin luwes dan sbar.Presentasi aktifitas atau partisipasi siswa dalam

pembelajaran meningkat.Mereka lebih banyak memperhatikan dan menja2wab

pertanyaan guru, lebih berinisiatif dan kreatif. Kemampuan dan keterampilan

berbicara dengan dengan bermain peran dalam setiap pembelajaran dalam

setiap mata pelajaran yang tentunya berpengaruh terhadap kemampuan

berbicara pada pembelajarn tematik.

Dari analisis hasil tes pada siklus II diketahui bahwa dari penelitian ini

pembelajaran dikatakan berhasil apabila partisipasi dalam pembelajaran

meningkat.Selain itu hasil yang dicapai siswa melalui tes akhir pembelajarn

mencapai nilai rata-rata kelas di atas 60 dan prosentase siswa yang

memperoleh nilai lebih dari KKM mencapai kurang dari 85%.. keatas dengan

demikian melihat hasil yang diperoleh pada masing-masing pertemuan,maka

pembelajaran melalui metode bermain peran dirasa cukup pada siklus II.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I dan II dapat

dinyatakan bahwa pelajaran tematik menggunakan metode bermain peran dapat

meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas III SDN I Manggis .Setelah

dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas menggunakan metode pembelajaran

Page 56: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

bermain peran, dalam pembelajaran tematik pada siswa kelas III SDN I Manggis

Mojosongo Boyolali dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1. Data Nilai Pelajaran tematik (Bahasa Indonesia, IPS, PKn, Matematika)

siswa kelas 3 SDN I Manggis, Mojosongo, Boyolali Sebelum Tindakan.

Analisis data hasil evaluasi dari tes awal sebelum dilakukan tindakan

diperoleh rata –rata nilai siswa 53,13 dimana hasil tersebut masih dibawah

nilai rata – rata KKM yang telah ditetapkan oleh Guru, Kepala Sekolah dan

Peneliti, yaitu sebesar 65. Sedangkan besarnya prosentase siswa yang

mencapai ketuntasan sebesar 27.5 % dan sisanya sebesar 72,5 % sebelum

mencapai kreteria ketuntasan yang diinginkan. Hasil tersebut belum dapat

memenuhi target yang ingin dicapai yaitu siswa dapat mencapai ketuntasan

sebesar 75%.Dari hasil analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

untuk meningkatkan kemampuan berbicara pembelajaran tematik perlu

diadakan tindakan lebih lanjut.

2. Data Nilai Tematik siswa kelas 3 SDN I Manggis pada siklus I.

Pada siklus I setelah diadakan tes kemampuan awal dilanjutkan

dengan siswa mau menerima materi dengan menggunakan metode bermain

peran mengacu pada :

- Kemampuan Dasar :

- Indikator:

- Tujuan Pembelajaran :

Page 57: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Tabel 5. Data Nilai Pada Tes Akhir Siklus I

No Nama Siswa Perolehan Nilai Tuntas (T) / Tidak

Tuntas (TT)

1 55 TT

2 60 TT

3 65 T

4 65 T

5 65 T

6 70 T

7 70 T

8 75 T

9 65 T

10 65 T

11 50 TT

12 70 T

13 65 T

14 60 TT

15 60 TT

16 60 TT

17 75 T

18 65 T

19 65 T

20 50 TT

21 70 T

22 50 TT

23 75 T

24 75 T

25 80 T

Page 58: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

No Nama Siswa Perolehan Nilai Tuntas (T) / Tidak

Tuntas (TT)

26 70 T

27 75 T

28 70 T

29 60 TT

30 60 TT

31 70 T

32 65 T

33 65 T

34 50 TT

35 65 T

36 60 TT

37 65 T

38 75 T

39 70 T

40 65 T

JUMLAH 2610

RATA-RATA 65,25

KETERANGAN PROSENTASE

TUNTAS 28 70%

TIDAK TUNTAS 12 30%

Page 59: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 6. Frekunsi Data Nilai Tes Akhir Siklus I

N0 Rentang Nilai Frekuensi Prosentase

1 21 – 30

2 31 - 40

3 41 - 50 4 10%

4 51 - 60 8 20%

5 61 - 70 21 52,5%

6 71 - 80 7 17,5%

7 81 - 90

8 91 - 100

JUMLAH 40 100%

Dari tabel 6 maka dapat digambarkan pada grafik 5

0

5

10

15

20

25

21 – 30 31 - 40 41 - 50 51 - 60 61 - 70 71 - 80 81 - 90 91 - 100

DATA NILAI

DATA NILAI

Gambar 5 Grafik Data Nilai Tes Akhir Siklus I

Page 60: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tabel 7 . Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa sebelum dan setelah diberikan

Tindakan Siklus I

Keterangan Tes Awal Tes Siklus I

Nilai terendah 30 50

Nilai tertinggi 75 80

Rata-rata nilai 53,13 65,25

Siswa belajar tuntas 11 28

Dari tabel 7 dapat dilihat pada gambar grafik 6

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Tes Awal Tes Siklus I

Nilai TerendahNilai TertinggiRata-rata NilaiSiswa belajar tuntas

Grafik 6 Grafik Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa sebelum dan setelah

Diberikan Tindakan siklus I

Dari hasil analisa data perkembangan prestasi belajar siswa pada siklus I

tabel 7 dapat disimpulkan bahwa persentase hasil tes siswa yang tuntas naik pada

siklus I yaitu sebesar 27,5% menjadi 70 % dari tes awal yang diperoleh siswa

pada saat tes awal sebesar 11 dan pada siklus I menjadi 28 Untuk nilai tertinggi

terdapat kenaikan dari 50 naik menjadi 80 dan nilai rata – rata kelas yang pada tes

awal sebesar 53,13 naik ada tes siklus I menjadi 65,25 nilai tersebut sudah

mencapai rata-rata minimum batas ketuntasan siswa yaitu 65.

Page 61: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

3. Data Nilai Tematik siswa kelas 3 SDN I Manggis kecamatan Mojosongo,

Boyolali

Siklus II merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya untuk

memantapkan dan mencapai tujuan penelitian.Pembelajaran yang

disampaikan tentang metode bermain peran dengan ….. Kegiatan belajar

disampaikan dengan strategi terencana sebagaimana siklus I dan kegiatan

pembelajaran dilaksnankan lebih optimal.

Tabel 8. Data Nilai Pada Tes Akhir Siklus II

No Nama Siswa Perolehan Nilai Tuntas (T) / Tidak

Tuntas (TT)

1 65 T

2 65 T

3 70 T

4 70 T

5 70 T

6 80 T

7 80 T

8 90 T

9 80 T

10 85 T

11 85 T

12 85 T

13 70 T

14 80 T

15 65 T

16 80 T

17 80 T

18 90 T

19 70 T

Page 62: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

No Nama Siswa Perolehan Nilai Tuntas (T) / Tidak

Tuntas (TT)

20 65 T

21 80 T

22 65 T

23 70 T

24 70 T

25 80 T

26 80 T

27 90 T

28 80 T

29 65 T

30 65 T

31 80 T

32 80 T

33 80 T

34 65 T

35 65 T

36 80 T

37 70 T

38 80 T

39 80 T

40 75 T

JUMLAH 3025

RATA-RATA 75.63

KETERANGAN PROSENTASE

TUNTAS 40 100%

TIDAK TUNTAS 0 0%

Page 63: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 9. Frekuensi Data Nilai Tes Akhir Siklus II

No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase

1 21 – 30

2 31 - 40

3 41 – 50

4 51 – 60

5 61 – 70 17 42,5%

6 71 – 80 17 42,5%

7 81 – 90 6 15%

8 91 – 100

JUMLAH 40 100%

Dari Tabel 9 maka dapat digambarkan pada grafik 7

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

21 – 30 31 - 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100

Data Nilai Siklus II

Data Nilai Siklus II

Gambar 7 grafik Frekuensi Data Nilai Tes Akhir Siklus II

Page 64: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tabel 10 Perbandingan Hasil Tes Awal Sebelum dilaksnakan tindakan dan Tes

Akhir Siklus II

keterangan Tes awal Tes diklus I Tes siklus II

Nilai terendah 30 50 65

Nilai tertinggi 75 80 90

Rata-rata nilai 53,13 65,25 75,63

Siswa belajar tuntas 11 29 40

Dari tabel dapat dilihat pada gambar grafik 8

0102030405060708090

Tes Awal Tes SiklusI

Tes SiklusII

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Rata-rata nilai

Siswa belajartuntas

Grafik 8. Grafik perbandingan hasil tes awal s/d tes akhir siklus II

1) Nilai terendah yang diperoleh siswa pada awal tes 30, pada tes siklus pertama

50, kemudian meningkat pada siklus II menjadi 65.

2) Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes awal sebesar 75, kemudian

mejadi 90 pada tes siklus kedua.

Page 65: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

3) Milai rata –rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada tes awal sebesar

53,13 tes siklus pertama 65,25 dan pada tes siklus kedua 75,63

4) Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan di atas 60) pada tes awal 27,5%

tes siklus pertama 70,5% dan siklus kedua menjadi 100%

Dari analisis data dan diskusi terhadap pelaksnaan pembelajaran pada siklus

II secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Guru dalam

melaksnakan pembelajaran semakin sabar dan mumpuni dengan kekurangan-

kekurangan yang kurang begitu berarti.

Prosentase kemampuan berbicara pada pembelajaran tematik semakin

meningkat. Hal ini terbukti adanya peningkatan pendapat, mengeluarkan

pendapat tanpa rasa takut berinteraksi dengan guru, mampu

mendemonstrasikan, kerja sama kelompok meningkat dan menyelesaikan

soal soal latihan. Dengan partisipasi siswa aktif sehingga kelas pun menjadi

lebih hidup dan menyenangkan.Pada akhirnya kemampuan berbicara pada

pembelajaran tematik pada siswa kelas III SDN I Manggis Kec. Mojosongo

Kabupaten Boyolali meningkat. Berdasarkan peningkatan kemampuan yang

telah dicapai siswa, maka pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

dianggap cukup meningkap dan diakhiri pada siklus ini.

Hasil temuan pada pelaksnaan tindakan dalam penelitian yang

menerapkan model pembelajaran bermain peran adalah :

1. Pada tahap orientasi dengan indikator guru menjelaskan pembelajaran

ditemukan siswa lebih memperhatikan dan mengerti arah tujuan

pembelajaran.

2. Pada tahap mengorganisasikan siswa untuk belajar dengan indikator

guru membantu mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan

dengan tema atau permasalahan ditemukan bahwa prestasi belajar siswa

meningkat dibanding sebelumnya.

3. Pada tahap membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

dengan indikator guru mendorong siswa untuk mengumpulkan

informasi sebanyak –banyaknya untuk mendapatkanpemecahan

Page 66: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

masalah, ditemukan siswa lebih aktif,kreaktif dan semangat dalam

mengikuti pelajaran.

4. Pada tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya pada materi

pembelajaran tematik ditemukan kemampuan berbicara anak

meningkat.

5. Pada tahap menganalisis dan mengevaluasi ditemukan bahwa terjadi

peningkatan kemampuan kognitif,afektit dan psikomotor.

Page 67: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dilaksanakan dalam II

siklus dengan dengan menerapkan penggunaan model pembelajaran pada siswa

kelas III SDN I Manggis Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali tahun

2010/2011 dalam kegiatan pembelajaran kemampuan berbicara dengan materi

pokok pembelajaran tematik dapat diambil kesimpulan sebagai berikut

1. Melalui model pembelajaran bermain peran terbukti dapat meningkatkan

kemapuan berbicara siswa kelas III SDN I Manggis Kecamatan Mojosongo

Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini dapat terlihat dengan

adanya peningkatan nilai rata – rata kelas pada tes awal dilakukan sebesar

53,13 siklus I sebesar 65,25 dan pada siklus II meningkat menjadi 75,63.

Sedangkan untuk ketuntasan belajar siswa menurut standar KKM yaitu 65

pada tes awal yang baru mencapai 27,5 % dapat meningkat pada siklus I

menjadi 75,63% siklus II mencapai 100 %

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada

pembelajaran dengan menerapkan metode bermain peran dalam pembelajaran

tematik. Model yang dipakai dalam penelitian ini adalah model siklus. Prosedur

penelitiannya terdiri dari 2 siklus setiap siklus dengan tiga pertemuan. Siklus I

dilaksanakan pada hari Senin

Berdasarkan penelitian ini dapat dikemukakan implikasi teoritis dan implikasi

praktis hasil penelitian sebagai berikut :

1. Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah bahwa peningkatan

kemampuan berbicara pada pembelajaran tematik melalui metode bermain

peran dapat dipertimbangkan untuk menambah model pembelajaran bagi guru

dalam memberikan materi pelajaran.

Page 68: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Hasil penelitian ini memperkuat teori yang menyatakan bahwa melalui

metode bermain peran dapat menjadi salah satu metode pembelajaran tematik ,

karena metode ini melibatkan unteraksi antara siswa dan guru dan juga

lingkungan. Hal ini mengiidikasikan kedalaman dan keleluasaan dari

pemahaman siswa terhadap materi tertentu sebagai hasil dari proses belajar.

2. Implikasi Praktis

Penelitian telah membuktikan bahwa pembelajaran tematik melalui

metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak .

Hasil penelitian membuktikan bahwa pembelajaran tematik melalui

metode bermain peran dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon

guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan

meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan

keterampilan,prestasi dan hasil siswa yang akan dicapai.Hasil belajar siswa

dapat ditingkatkan dengan memerankan metode pembelajaran yang pas bagi

siswa.

Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang

diuraikan pada Bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk

membantu dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Disamping itu perlu

penelitian lanjut tentang upaya guru untuk mempertahankan atau menjaga dan

meningkatkan hasil belajar maupun keterampilan siswa .Pembelajaran dengan

menggunakan metode bermain peran pada hakikatnya dapat digunakan dan

dikembangkan oleh guru yang menghadapi permaslahan yang sejenis,

terutama mengatasi masalah kemampuan berbicara dan prestasi belajar siswa,

yang umumnya sebagian besar dimiliki oleh siswa. Adapun kendala yang

dihadapi dalam pelaksanaan penelitian ini harus diatasi semaksimal mungkin.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai metode bermain peran pada anak

kelas III SDN I Manggis tahun ajaran 2010/2011, maka sran-saran yang diberikan

sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan pada

Page 69: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

umumnya dan meningkatkan kompentensi peserta didik SDN I Manggis

Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali pada khususnya sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah

Memberikan andil ide dalam pembelajran tematik dengan

menggunakan metode bermain peran untuk meningkatkan kemampuan

berbicara anak dalam belajar.

2. Bagi guru

a. Untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada pelajaran tematik

dengan menggunakan model bermain peran.

b. Untuk meningkatkan keaktifan, kreaktifitas siswa dan keefektifan

pembelajaran tematik dengan metode bermain peran.

c. Untuk memperoleh jawaban yang tepat, sesuai dengan tujuan penelitian

disarankan untuk menerima pendapat atau tanggapan siswa dalam

pembelajaran tematik dengan menggunakan meted bermain peran

d. Adanya tindak lanjut terhadap penggunaan metode bermain peran dalam

pembelajaran.

3. Bagi siswa

a. peserta didik hendakna dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide

atau pemikiran pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran

dapat berjalan dengan l.ancar dan memperoleh hasil yang optimal..

b. siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarna ke dalam kehidupan sehari

hari.

Berdasarkan hasil penelitian awal melalu.i observasi dan tes awal

gambaran pembelajaran tematik pada kelas III SDN I Manggis tentang

kemampuan berbicara pada. Pembelajaran tematik adalah sebagai berikut :

1. Guru masih menggunakan pembelajaran konvensional atau dominan ceramah

dalam proses pembelajaran.

2. Guru tiak menggunakan media yang sesuai dalam proses pembelajaran.

3. Pembelajaran yang dilaksanakan guru belum membuat siswa turut serta aktif

dalam kegiatan belajar.

Page 70: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

4. Guru kurang sigap ketika mengatasi siswa tidak serius dalam menerima

pelajaran .

5. Guru tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya atau mencoba

menyimpulkan materi pelajaran.

Sedang permasalahan yang ditemui pada diri siswa yaitu :

1. Siswa kurang aktif pada kegiatan pembelajaran tematik dengan indicator

menyebutkan kekayaan alam,menjelaskan orang harus bekerja, melakukan

percakapan dengan teman dari penggalan teks drama yang dibacakan teman,

membaca bilangan pecahan seperempat.

2. Siswa cenderung tidak serius dan tidak memperhatikan saat guru sedang

memaparkan materi pelajaran.

3. Siswa tidak berani tampil di depan kelas.

4. Siswa menunjukkan sikap jenuh dan bosan pada pelajaran yang diterapkan

guru, dilihat dari sikap siswa yang asyik bermain sendiri bersenda gurau

dengan teman bahkan ada yang mengantuk.

Rendahnya hasil belajar siswa yang ditunjukkan dari tes awal tentang

kemampuan berbicara dengan materi menyyebutkan kekayaan alam, menjelaskan

orang harus bekerja, melakukan percakapan dengan teman dan membaca bilangan

seperempat dari 40 siswa yang mendapat nilai dalam batas kkm hanya 10 siswa

sedangkan lainnya masih di bawah batas KKM.

Page 71: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/14726/1/222351111201110091.pdf · penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan- kesulitan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57