skripsi perencanaan strategi digital...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PERENCANAAN STRATEGI DIGITAL
DENGAN METODE PEPPARD AND WARD (Studi Kasus: Moladin)
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
Safira Ayesha Permata
11140930000145
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1440 H
SKRIPSI
PERENCANAAN STRATEGI DIGITAL
DENGAN METODE PEPPARD AND WARD (Studi Kasus: Moladin)
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
Safira Ayesha Permata
11140930000145
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1440 H
i
HALAMAN JUDUL
PERENCANAAN STRATEGI DIGITAL
DENGAN METODE PEPPARD AND WARD (Studi Kasus: Moladin)
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
Safira Ayesha Permata
11140930000145
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1440 H
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
iv
LEMBAR PERNYATAAN
v
ABSTRAK
Safira Ayesha Permata (11140930000145), Perencanaan Strategi Digital
dengan Metode Peppard and Ward (Studi Kasus: Moladin). Dibawah
bimbingan Bapak BAYU WASPODO dan Ibu ELSY RAHAJENG
Moladin merupakan startup yang khusus menangani serba-serbi sepeda
motor di Jakarta dan telah berbadan PT. Pada saat ini tidak dapat dipungkiri
lagi semakin banyaknya Startup yang bermunculan sehingga membuat
persaingan menjadi bertambah ketat. Maka untuk bertahan dalam arena
persaingan tersebut, perusahaan harus memiliki strategi bisnis yang dijadikan
sebagai suatu keunggulan untuk dapat bertahan. Terdapat beberapa
permasalahan pada perusahaan yaitu terdapat penurunan jumlah ranking
website berdasarkan Alexa Internet sejak tahun 2017-2018 yang masih dibawah
ranking website perusahaan sejenisnya. Struktur organisasi yang dinamis
mengakibatkan lambatnya durasi mengerjakan tugas yang sudah diberikan
karena minimnya pegawai membuat organisasi tidak efektif dalam bekerja
karena pembagian tugas perdivisi yang belum sesuai. Penelitian ini bertujuan
membuat perencanaan strategi digital agar perusahaan dapat berjalan sesuai
dengan visi&misi, tujuan perusahaan. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan metodologi Perencanaan Strategi Digital versi Peppard and
Ward. Model perencanaan strategi digital ini dilakukan berdasarkan analisis
lingkungan bisnis internal dan eksternal, dan analisis lingkungan SI/TI internal
dan eksternal. Sedangkan tools yang digunakan adalah analisis CSF (Critical
Success Factor), analisis SWOT, analisis Value Chain, analisis BMC (Business
Model Canvas), analisis PESTEL, analisis Porter’s Five Forces dan analisis
portofolio McFarlan Strategy Grid. Hasil penelitian ini menghasilkan
rekomendasi bagi perusahaan yaitu investasi SI/TI dari segi hardware dan
software, serta rekomendasi portofiolio aplikasi yang bersifat strategic yaitu SI
CRM, dan aplikasi yang bersifat high potential yaitu SI Research Development
& SIA.
Kata Kunci: Perencanaan Strategi Digital, Peppard and Ward, CSF, SWOT,
Value Chain, Business Model Canvas, PESTEL, Porter’s Five Forces,
Mcfarlan’s Strategy Grid.
Bab I - V + 228 Halaman + liv Halaman + 42 Gambar + 37 Tabel + Daftar
Pustaka + Lampiran
Pustaka Acuan (44, 1996-2019)
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat serta salam tak lupa selalu tercurahkan kepada junjungan nabi besar kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan tuntunan dan petunjuk kepada
umat manusia menuju kehidupan dan peradaban, serta para keluarga, serta para
sahabat Nabi.
Peneliti menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Hal ini semata-mata karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki peneliti. Namun demikian peneliti berharap skripsi ini dapat
memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana (S-1) dalam bidang Sistem
Informasi dari Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi yang berjudul “Perencanaan Strategi Digital Dengan Metode Peppard
and Ward (Studi Kasus: Moladin)” akhirnya dapat diselesaikan sesuai yang
diharapkan. Selama penyusunan skripsi ini tentunya terdapat banyak kesulitan dan
hambatan yang dihadapi, baik dalam pengumpulan data dan lain sebaginya. Namun
berkat bantuan dari banyak pihak, kesulitan tersebut dapat diatasi dengan mudah.
Kebahagiaan yang tak ternilai secara pribadi dapat dipersembahkan kepada kedua
orang tua, seluruh keluarga, teman-teman, dan pihak-pihak yang telah ikut andil
dalam penyelesaian skripsi ini.
Sebagai bentuk penghargaan, izinkan peneliti menuangkan dalam bentuk
ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
vii
1. Ibu Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak A’ang Subiyakto, Ph.D selaku Ketua Program Studi Sistem
Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
serta Ibu Nidaul Hasanati, MMSI selaku sekretaris prodi.
3. Bapak Bayu Waspodo, MM dan Ibu Elsy Rahajeng, MTI sebagai Dosen
Pembimbing yang tidak pernah lelah dan sabar untuk membimbing,
memotivasi, dan mengingatkan peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi
ini. Peneliti mengucapkan banyak terima kasih untuk waktu, tenaga
dukungan, arahan, saran, kritik, dan masih banyak lagi yang membangun
agar skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
4. Ibu Evy Nurmiati, S.Kom selaku Dosen Penasehat Akademik yang selalu
memberikan arahan dalam bangku perkuliahan serta seluruh Dosen Program
Studi Sistem Informasi yang telah membagikan ilmunya kepada peneliti
selama proses perkuliahan.
5. Bapak Jovin Hoon dan Ibu Nurdea Purnamasari selaku CEO dan Marketing
Communications Moladin yang telah memberikan izin dan arahan dalam
proses penelitian peneliti.
6. Kedua orang tua penulis, Bapak Purnomo dan Hj.Fauziah. Terima kasih
untuk papa dan mama yang telah membesarkan dan mendidik peneliti dari
lahir hingga saat ini, yang selalu menyayangi, mendidik, memberikan
motivasi, nasihat, do’a, dukungan serta bantuan baik moril maupun materil
viii
yang tak terhingga sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, serta
kakak dan adik yang selalu memberikan semangat, motivasi dan do’a agar
peneliti dapat menjadi kebanggan orang tua.
7. Keluarga besar Sistem Informasi dari angkatan 2014 serta orang-orang
terdekat yaitu Indira Nabilah, Taufik Hidayat, Ihdi Syahputra, Ridho Purba,
Meinisa Primacitra, Elok Berliana , Deti Maylina, Winona Dwinni, Nisrina
Ulfah, Rizkia Mutia, Aisyah Adam, Aulia yang juga turut membantu dan
memberikan dukungan, ilmu dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
Peneliti berharap kita akan sukses dunia akhirat.
8. Seluruh Pihak-pihak yang terkait dan banyak berjasa dalam proses
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun
tidak mengurangi rasa terima kasih sedikitpun dari peneliti.
Atas segala bantuan dari semua pihak, peneliti berterima kasih dan berdoa
kepada Allah SWT semoga apa yang telah diberikan dijadikan amal kebaikan dan
bermanfaat, serta mendapatkan balasan yang setimpal di akhirat kelak. Peneliti
menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
serta masih banyak kekurangan baik dalam penelitian materi maupun dalam
susunan bahasanya. Untuk itu kiranya, pembaca dapat memaklumi atas kekurangan
dalam skripsi ini.
ix
Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
peneliti khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Jakarta, Agustus 2019
Safira Ayesha Permata
11140930000145
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ...........................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN......................................................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................................. vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................................x
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................................. 6
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................................. 7
1.4 Batasan Masalah .................................................................................................... 7
1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 7
1.5.1 Tujuan Umum Penelitian ...................................................................... 7
1.5.2 Tujuan Khusus Penelitian ..................................................................... 8
1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................................. 8
1.7 Metodologi Penelitian ........................................................................................... 9
xi
1.7.1 Metodologi Perencanaan Strategi Digital ............................................ 11
1.8 Sistematika Penulisan ......................................................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................... 14
2.1 Konsep Dasar Perencanaan Strategi Digital .................................................... 14
2.1.1 Definisi Perencanaan ............................................................................ 14
2.1.2 Definisi Strategi Digital ....................................................................... 14
2.1.3 Perencanaan Strategi Digital ................................................................ 15
2.2 Hubungan antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI ........................ 17
2.3 Skema Perencanaan Strategi Digital menurut Peppard dan Ward ................. 18
2.4 Konsep Dasar Sistem .......................................................................................... 23
2.4.1 Pengertian Sistem ................................................................................. 23
2.4.2 Karakteristik Sistem ............................................................................. 24
2.4.3 Klasifikasi Sistem ................................................................................ 27
2.5 Konsep Dasar Informasi ..................................................................................... 28
2.5.1 Pengertian Informasi ............................................................................ 28
2.5.2 Kualitas Informasi ............................................................................... 29
2.5.3 Nilai Informasi .................................................................................... 30
2.6 Konsep Dasar Sistem Informasi ........................................................................ 30
2.6.1 Pengertian Sistem Informasi ................................................................ 30
2.6.2 Komponen Sistem Informasi ............................................................... 32
xii
2.7 Perencanaan Strategi Digital ............................................................................... 34
2.8 Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi ........................................ 34
2.9 Pentingnya Perencanaan Strategi Digital .......................................................... 35
2.10 Beberapa Contoh Metodologi ........................................................................... 36
2.10.1 Metodologi Perencanaan Strategis SI dan TI versi Wetherbe ............. 36
2.10.2 Metodologi Perencanaan Strategis versi James Martin ...................... 37
2.10.3 Metodologi Perencanaan Strategis SI dan TI Price Water House ...... 38
2.10.4 Metodologi Perencanaan Strategis SI dan TI versi Tozer .................. 39
2.10.5 Metodologi Perencanaan Strategis versi Peppard & Ward ................. 41
2.10.6 Metodologi Perencanaan Strategis denngan The Open Group
Architecture Framework (TOGAF) ...................................................... 43
2.10.7 Metodologi Perencanaan Strategis dengan Design Thinking ............... 47
2.11 Metode dan Teori Analisis Perencanaan Strategi Digital ............................ 49
2.11.1 Analisis SWOT ................................................................................. 50
2.11.2 Analisis Value Chain ........................................................................ 55
2.11.3 Analisis Critical Success Factor’s .................................................... 59
2.11.4 Analisis Porter’s Five Forces Model ................................................ 63
2.11.5 Analisis McFarlan Strategy Grid...................................................... 66
2.11.6 Analisis PESTEL (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi,
Lingkungan, dan Hukum) .................................................................. 71
xiii
2.11.7 BUSINESS MODEL CANVAS............................................................ 77
2.12 Definisi Online, Internet .................................................................................... 80
2.12.1 Online ................................................................................................... 80
2.12.2 Internet ................................................................................................ 81
2.13 Konsep Perusahaan Startup .............................................................................. 82
2.13.1 Pengertian Startup ................................................................................ 82
2.13.2 Perkembangan Startup ......................................................................... 83
2.13.3 Resiko yang Dihadapai oleh Startup .................................................... 84
2.13.4 Karakteristik Startup ............................................................................ 85
2.14 Metodologi Penelitian ........................................................................................ 88
2.14.1 Metodologi Pengumpulan Data ........................................................... 88
2.15 Studi Sejenis ....................................................................................................... 89
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 106
3.1 Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 106
3.1.1 Observasi ............................................................................................ 106
3.1.2 Wawancara ........................................................................................... 99
3.1.3 Studi Literatur ...................................................................................... 99
3.2 Metode Analisis Perencanaan Strategi Digital ................................................. 99
3.2.1 Tahapan Masukan (Input Phase) ........................................................ 100
3.2.1.1 Analisis Lingkungan Bisnis Internal ............................................ 101
xiv
3.2.1.2 Analisis Lingkungan Bisnis Eksternal ........................................... 103
3.2.1.3 Analisis Lingkungan SI/TI Internal ............................................... 104
3.2.1.4 Analisis Lingkungan SI/TI Eksternal ............................................. 104
3.2.2 Tahapan Proses (Process Phase) ........................................................ 105
3.2.3 Tahapan Keluaran (Output Phase) ...................................................... 106
3.3 Kerangka Penelitian .......................................................................................... 106
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................... 108
4.1 Tahapan Masukan Perencanaan Strategi Digital ............................................ 108
4.1.1 Analisis Lingkungan Bisnis Internal ................................................. 108
4.1.1.1 Analisis CSF (Critical Success Factor) .......................................... 110
4.1.1.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ................................................... 111
4.1.1.1.2 Investor ........................................................................................ 112
4.1.1.1.3 Sasaran Perusahaan ..................................................................... 113
4.1.1.1.4 Logo Moladin .............................................................................. 114
4.1.1.1.5 Struktur Organisasi Moladin ....................................................... 114
4.1.1.1.6 Uraian Tugas ............................................................................... 115
4.1.1.1.7 Produk Moladin ........................................................................... 123
4.1.1.1.8 Model Bisnis Moladin ................................................................ 127
4.1.1.2 Analisis SWOT .............................................................................. 136
4.1.1.3 Analisis Value Chain ..................................................................... 142
xv
4.1.1.4 Analisis Business Model Canvas ................................................... 147
4.1.1.5 Analisis Kebutuhan Informasi........................................................ 152
4.2.2 Analisis Lingkungan Bisnis Eksternal ............................................... 158
4.2.2.1 Analisis PESTEL ........................................................................... 159
4.2.2.2 Analisis Porter’s Five Competitive Force ..................................... 163
4.2.3 Analisis Lingkungan SI/TI Internal ..................................................... 166
4.2.3.1 Jaringan .......................................................................................... 170
4.2.3.2 Portofolio Aplikasi Saat Ini pada Moladin .................................... 170
4.2.4 Analisis Lingkungan SI/TI Eksternal ................................................... 174
4.2.4.1 Tren Sistem Informasi .................................................................... 176
4.2.4.2 Tren Teknologi Jaringan ................................................................ 178
4.2.4.3 Tren Teknologi Digital .................................................................. 179
4.3 Proses Perencanaan Strategi Digital ................................................................ 182
4.3.1 Klasifikasi Strategi Bisnis Sistem Informasi........................................ 182
4.3.2 Klasifikasi Strategi Teknologi Informasi ............................................. 191
4.3.3 Klasifikasi Strategi Manajemen SI/TI .................................................. 192
4.4 Tahapan Keluaran Perencanaan Strategi Digital........................................... 193
4.4.1 Strategi Bisnis Sistem Informasi .......................................................... 193
4.4.2.1 Pengadaan Investasi SI/TI .............................................................. 194
4.4.1.1 Pemetaan Kebutuhan Sistem Informasi ......................................... 198
xvi
4.4.1.2 Usulan Portofolio Aplikasi SI ........................................................ 205
4.4.2 Strategi Teknologi Informasi ............................................................... 208
4.4.3 Strategi Manajemen SI/TI .................................................................... 212
4.4.3.1 Usulan Terhadap Struktur Organisasi ............................................ 213
4.4.3.2 Rekomendasi Kegiatan................................................................... 215
4.5 Roadmap .............................................................................................................. 216
4.5.1 Roadmap Pengembangan SI/TI .......................................................... 216
BAB V PENUTUP ....................................................................................................... 221
5.1 KESIMPULAN.................................................................................................. 221
5.2 SARAN ............................................................................................................... 222
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 224
LAMPIRAN .................................................................................................................... xxi
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Matrik Faktor Strategi Eksternal (EFAS) ............................................. 53
Tabel 2.2 Matrik Faktor Strategi Internal (IFAS) ................................................ 53
Tabel 2.3 Diagram Matrik SWOT ........................................................................ 54
Tabel 2.4 Pemetaan Aplikasi Analisis McFarlan Strategy Grid........................... 67
Tabel 4.1 Tujuan utama dan CSF pada Moladin ............................................... 128
Tabel 4.2 Penjabaran Tujuan Divisi Marketing ................................................. 129
Tabel 4.3 CSF divisi Marketing ........................................................................ 131
Tabel 4.4 Penjabaran divisi Finance ................................................................... 132
Tabel 4.5 CSF divisi Finance ............................................................................. 133
Tabel 4.6 Penjabaran divisi IT ........................................................................... 134
Tabel 4.7 CSF divisi IT ...................................................................................... 134
Tabel 4.8 Penjabaran divisi Product ................................................................... 135
Tabel 4.9 CSF divisi Product ............................................................................. 136
Tabel 4.10 Matriks identifikasi SWOT pada Moladin ....................................... 139
Tabel 4.11 Analisis Kebutuhan Informasi pada Divisi Marketing ..................... 153
Tabel 4.12 Analisis Kebutuhan Informasi pada Divisi Finance ......................... 155
Tabel 4.13 Analisis Kebutuhan Informasi pada Divisi IT .................................. 156
Tabel 4.14 Analisis Kebutuhan Informasi pada Divisi Product ......................... 157
Tabel 4.15 Portofolio Aplikasi Saat Ini pada Moladin ....................................... 172
Tabel 4.16 Penjelasan Fungsi Aplikasi .............................................................. 172
Tabel 4.17 Rumusan Strategi Bisnis Sistem Informasi ..................................... 185
xviii
Tabel 4.18 Hasil analisis kebutuhan informasi .................................................. 188
Tabel 4. 19 Pengadaan Investasi SI/TI ............................................................... 194
Tabel 4.20 Biaya tim pengembangan ................................................................. 196
Tabel 4.21 Biaya pengembangan Aplikasi ......................................................... 196
Tabel 4.22 Biaya tim pengembangan SIA .......................................................... 197
Tabel 4.23 Biaya pengembangan Aplikasi ......................................................... 197
Tabel 4.24 Pemetaan Kebutuhan Informasi Bagian Marketing ......................... 199
Tabel 4.25 Pemetaan Kebutuhan Informasi Bagian Finance ............................. 201
Tabel 4.26 Pemetaan Kebutuhan Informasi Bagian IT ...................................... 203
Tabel 4.27 Pemetaan Kebutuhan Informasi Bagian Product.............................. 204
Tabel 4.28 Usulan Portofolio Aplikasi SI untuk Moladin .................................. 205
Tabel 4.29 Deskripsi aplikasi usulan SI pada Moladin. ..................................... 206
Tabel 4. 30 Roadmap Pengembangan SI/TI pada Moladin ................................ 217
Tabel 4. 31 Roadmap pengerjaan proyek SI CRM............................................. 217
Tabel 4. 32 Roadmap pengerjaan proyek ........................................................... 218
Tabel 4. 33 Roadmap pengerjaan proyek SIA.................................................... 219
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Ranking Chart ................................................................................................ 5
Gambar 2.1 Hubungan antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI ...................... 18
Gambar 2.2 Skema Perencanaan Strategi Digital menurut Peppard dan Ward ............... 19
Gambar 2. 3 Versi Wetherbe ........................................................................................... 37
Gambar 2. 4 TOGAF ....................................................................................................... 44
Gambar 2. 5 Pemetaan Arus Informasi Perusahaan dalam Value Chain......................... 56
Gambar 2. 6 Contoh Model Value Chain ........................................................................ 57
Gambar 2.7 Objectives and CSF’S .................................................................................. 62
Gambar 2.8 Critical Success Factor’s – Basic Processes ................................................ 63
Gambar 2.9 Porter’s Five Competitive Model’s ............................................................. 66
Gambar 2. 10 Business Model Canvas ............................................................................ 79
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian....................................................................................107
Gambar 4.1 Bagan Analisis Lingkungan Bisnis Internal .............................................. 109
Gambar 4.2 Bagan Analisis CSF ................................................................................... 111
Gambar 4.3 Logo Moladin ............................................................................................ 114
Gambar 4.4 Struktur Organisasi Moladin ..................................................................... 115
Gambar 4.5 Produk Motor ............................................................................................. 124
Gambar 4.6 Produk Apparel .......................................................................................... 124
Gambar 4.7 Produk Part & Acc ..................................................................................... 125
Gambar 4.8 Produk Perawatan ...................................................................................... 126
Gambar 4.9 Produk Bengkel ......................................................................................... 126
xx
Gambar 4.10 Model Bisnis Moladin ............................................................................. 127
Gambar 4.11 Bagan Analisis SWOT ............................................................................. 136
Gambar 4.12 Bagan Analisis Value Chain .................................................................... 143
Gambar 4.13 Analisis Value Chain pada Moladin ........................................................ 144
Gambar 4.14 Bagan Analisis Business Model Canvas.................................................. 148
Gambar 4.15 Business Model Canvas Moladin ............................................................ 149
Gambar 4.16 Bagan Kebutuhan Informasi .................................................................... 152
Gambar 4.17 Bagan Analisis Lingkungan Bisnis Eksternal .......................................... 159
Gambar 4.18 Bagan Analisis PESTEL .......................................................................... 160
Gambar 4.19 Bagan analisis Porter’s Five Forces ......................................................... 164
Gambar 4.20 Analisis Porter’s Five Forces ................................................................... 166
Gambar 4.21 Bagan Analisis Lingkungan SI/TI Internal .............................................. 167
Gambar 4.22 Arsitektur Jaringan Moladin .................................................................... 170
Gambar 4.23 Bagan Analisis Lingkungan SI/TI Eksternal ........................................... 175
Gambar 4.24 Bagan Strategi Sistem Informasi ............................................................. 193
Gambar 4.25 Bagan Pemetaan Solusi SI Berdasarkan Kebutuhan Informasi ............... 198
Gambar 4.26 Bagan Usulan Portofolio Aplikasi SI ...................................................... 205
Gambar 4.27 Bagan Strategi TI ..................................................................................... 208
Gambar 4.28 Usulan Strategi Teknologi Jaringan pada Moladin.................................. 211
Gambar 4.29 Bagan Strategi Manajemen SI/TI ............................................................ 213
Gambar 4.30 Usulan Struktur Organisasi Moladin ....................................................... 213
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi ini perkembangan teknologi informasi saat ini mengalami
pertumbuhan yang pesat. Hal ini dapat mengakibatkan timbulnya persaingan yang
semakin ketat pada sektor bisnis dan antar organisasi. Penerapan teknologi dan
sistem informasi telah dilakukan oleh banyak perusahaan. Akan tetapi beberapa
penerapan tersebut masih belum optimal. Salah satu penyebab kegagalan penerapan
teknologi dan sistem informasi adalah perencanaan yang kurang baik.
Era digital telah membuat manusia memasuki gaya hidup baru yang tidak
bisa dilepaskan dari perangkat yang serba elektronik. Teknologi menjadi alat yang
membantu kebutuhan manusia. Dengan teknologi apapun dapat dilakukan dengan
lebih mudah. Begitu pentingnya peran teknologi inilah yang mulai membawa
peradaban memasuki ke era digital. Melalui teknologi informasi perusahaan dapat
memperoleh keunggulan strategis dalam persaingan antar pelaku bisnis yang ketat
saat ini. Agar hal ini dapat tercapai diperlukan suatu perencanaan bisnis di bidang
teknologi informasi. Sistem informasi berfungsi sebagai sarana dalam membantu
organisasi untuk merealisasikan tujuan organisasi tersebut. Organisasi perlu
melakukan penggalian kebutuhan bisnis dan mengevaluasi sumber daya Teknologi
Informasi (TI) hingga diperoleh suatu peluang yang dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan oleh para pelaku yang terlibat dalam organisasi (Maryani, 2010).
2
Bisnis-bisnis yang dilakukan secara tradisional kini beralih ke digital,
beralihnya bisnis tradisional ke dalam bisnis digital memerlukan adanya strategi
digital. SMACIT (social, mobile, analytics, cloud, and internet of things) dan digital
teknologi menghadirkan peluang besar bagi perusahan besar untuk
membandingkan nilai proposisi, khususnya menyatukan kompetensi yang ada
dengan kapabilitas teknologi (Cynthia.et al., 2016).
Perkembangan Startup di Indonesia bisa dikatakan cukup pesat, setiap tahun
bahkan setiap bulan banyak founder-founder (pemilik) Startup baru bermunculan.
Menurut dailysocial.net, sekarang ini terdapat setidaknya lebih dari 1.500 Startup
lokal yang ada di Indonesia. Potensi pengguna internet Indonesia yang semakin
naik dari tahun ke tahun tentunya merupakan suatu lahan basah untuk mendirikan
sebuah Startup. Berdasarkan beberapa riset, pada tahun 2013 saja diperkirakan
pengguna internet di Indonesia mencapai 70 juta orang, bisa dibayangkan berapa
jumlah user internet Indonesia beberapa tahun kedepan. Selain itu daya beli
masyarakat yang meningkat seiring dengan naiknya pendapatan perkapita
masyarakat negeri ini ikut mempengaruhi perkembangan industri digital.
Populasi kendaraan di negara berkembang seperti Indonesia setiap tahun
terus mengalami peningkatan dan motor menjadi salah satu penyumbang
terbesarnya. Banyaknya peminat sepeda motor didukung beberapa faktor yaitu:
Proses untuk mendapatkannya semakin mudah dengan secara kredit dan dengan DP
yang ringan, kemudian menggunakan transportasi sepeda motor lebih irit serta lebih
cepat sampai ke tempat tujuan dibandingkan dengan mobil.
3
Dengan banyaknya peminat untuk melakukan kredit motor, peluang dalam
mengubah sebuah proses transaksi dari yang tadinya konvensional ke digital,
menjadi alasan yang melatarbelakangi berdirinya sebuah startup di Indonesia.
Salah satunya adalah Moladin yang didirikan oleh Mario Tanamas dan Jovin Hoon
di tahun 2017 silam. Moladin mulai diperkenalkan sebagai platform penjualan
motor secara online yang turut melibatkan beberapa dealer terkemuka di kawasan
Jabodetabek.
Moladin merupakan perusahaan yang khusus menangani kredit sepeda
motor secara online di Jakarta dan telah berbadan PT dengan nama PT. Moladin
Digital Indonesia. Berdiri pada November 2017 didirikan oleh Mario Tanamas dan
Jovin Hoon. Tidak hanya melayani pembelian sepeda motor, Moladin juga
melayani pembelian apparel, spare part, informasi mengenai bengkel, dan forum
yang membahas mengenai sepeda motor. Moladin memiliki visi menjadi platform
motor all in one yang menjadi bagian hidup para bikers, serta misi mengumpulkan
informasi di industri motor agar mudah diakses para bikers dan dengan tujuan
utamanya memberika pengalaman membeli motor dengan mudah dan terpercaya.
Dengan perencanaan strategi digital yang merupakan salah satu kunci dalam
pencapaian visi & misi, tujuan dan proses bisnis perusahaan, sehingga startup yang
mempunyai perencanaan strategi digital bisa bertahan dalam jangka panjang dan
bisa mencapai tujuan perusahaan (Peppard & Ward, 2016).
Sejak berdirinya moladin pada tahun 2017 pencapaian penjualannya terus
mengalami naik turun dari beberapa cabang dan belum mencapai target penjualan,
terdapat data yang memperlihatkan penurunan pada gambar 1.1 dilihat dari website
4
Moladin.com berdasarkan Alexa Internet sejak tahun 2017-2018 berada pada
ranking 201.444 di Indonesia yang masih dibawah ranking website perusahaan
sejenisnya yaitu jualo yang berada pada ranking 44.883, carmudi 51.962. Hal ini
nantinya akan berdampak pada website moladin yang jauh dari halaman pencarian
di google. Mengingat transaksi yang dilakukan perusahaan sebagian besar
dilakukan melalui website, maka moladin pun sulit mencapai target. Untuk itu
diperlukan sebuah perencanaan strategi digital dengan metode peppard and ward
yang akan menghasilkan usulan berupa peningkatan SEO (Search Engine
Optimization) untuk meningkatkan performa dari website moladin agar perusahaan
dapat berjalan sesuai dengan visi&misi, tujuan perusahaan. Kemudian
permasalahan lainnya dengan struktur organisasi yang dinamis mengakibatkan
lambatnya durasi dalam mengerjakan tugas yang sudah diberikan karena minimnya
pegawai membuat organisasi tidak efektif dalam bekerja karena pembagian tugas
perdivisi yang belum sesuai. Hal tersebut akan menghambat proses bisnis
perusahaan untuk mencapai visi dari perusahaan yaitu ” Menjadi platform motor all
in one yang menjadi bagian hidup para bikers”. Diperlukan sebuah perencanaan
strategi digital dengan metode peppard and ward yang akan menghasilkan strategi
manajemen SI/TI berupa usulan struktur organisasi yang diharapkan akan
membantu perusahaan dalam mencapai visinya.
5
Gambar 1. 1 Ranking Chart (Sumber: Alexa Internet)
Perencanaan strategi digital merupakan proses identifikasi portofolio
aplikasi SI berbasis komputer yang akan mendukung organisasi dalam pelaksanaan
rencana bisnis dan merealisasikan tujuan bisnisnya. Perencanaan strategi digital
mempelajari pengaruh digital terhadap kinerja bisnis dan kontribusi bagi organisasi
dalam memilih langkah-langkah strategis. Selain itu, perencanaan strategi digital
juga menjelaskan berbagai tools, teknik, dan kerangka kerja bagi manajemen untuk
menyelaraskan strategi digital dengan strategi bisnis, bahkan mencari kesempatan
baru melalui penerapan teknologi yang inovatif (Peppard & Ward, 2016). Dengan
menerapkan strategi digital ke dalam strategi bisnis perusahaan maka akan menjadi
nilai tersendiri bagi perusahaan tersebut untuk mencapai tujuan bisnisnya.
Berdasarkan hal yang telah dijabarkan sebelumnya, maka untuk
meningkatkan kinerja dan menghasilkan strategi bisnis bagi Moladin diperlukan
suatu perencanaan strategi digital dengan metode peppard and ward. Nantinya
analisis ini dapat digunakan dalam memberikan usulan tindakan apa saja yang
6
diperlukan dalam mencapai strategi yang diharapkan. Maka berdasarkan latar
belakang yang telah penulis jelaskan di atas, penulis akan melakukan penelitian
skripsi tentang suatu Perencanaan Strategi Digital yang berjudul “Perencanaan
Strategi Digital dengan Metode Peppard and Ward (Studi Kasus: Moladin).”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat
diidentifikasi permasalahan yang ada pada Moladin yaitu sebagai berikut:
1. Terdapat penurunan jumlah ranking website berdasarkan Alexa Internet
sejak tahun 2017-2018 yang masih dibawah ranking website perusahaan
sejenisnya. Hal ini nantinya akan berdampak pada website moladin yang
jauh dari halaman pencarian di google. Mengingat transaksi yang dilakukan
perusahaan sebagian besar dilakukan melalui website, maka moladin pun
tidak dapat mencapai visi&misi, tujuan perusahaan.
2. Struktur organisasi yang dinamis mengakibatkan lambatnya durasi
mengerjakan tugas yang sudah diberikan karena minimnya pegawai
membuat organisasi tidak efektif dalam bekerja karena pembagian tugas
perdivisi yang belum sesuai. Hal tersebut akan menghambat proses bisnis
perusahaan untuk mencapai misi dari perusahaan yaitu ” Menjadi platform
motor all in one yang menjadi bagian hidup para bikers”.
7
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, rumusan masalah pada penelitian
ini adalah “Bagaimana membuat perencanaan strategi digital dengan metode
peppard and ward?”
1.4 Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi dengan batasan masalah, yaitu:
1. Studi kasus dilakukan pada Moladin.
2. Metode yang digunakan adalah tahapan perencanaan strategis dengan
framework Peppard and Ward (Peppard & Ward, 2016) dengan hasil berupa
strategi digital.
3. Analisis lingkungan bisnis internal dengan tools analisis CSF (Critical
Success Factors), SWOT, value chain dan BMC (Business Model Canvas).
4. Analisis lingkungan bisnis eksternal dengan tools analisis PESTEL dan
Porter’s Five Forces.
5. Analisis SI/TI internal dengan Portofolio McFarlan Strategy Grid.
6. Analisis SI/TI eksternal dengan tren SI/TI saat ini.
1.5 Tujuan Penelitian
1.5.1 Tujuan Umum Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah membuat
Perencanaan Strategi Digital dengan Metode Peppard and Ward (Studi kasus:
Moladin), dengan strategi ini diharapkan agar diperoleh usulan tindakan yang
dapat diterapkan oleh perusahaan untuk jangka panjang.
8
1.5.2 Tujuan Khusus Penelitian
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain:
1. Membuat Perencanaaan Strategi Digital dengan metode peppard and
ward pada Moladin untuk meningkatkan ranking website perusahaan
berupa: analisis lingkungan bisnis internal, analisis bisnis eksternal,
analisis lingkungan SI/TI internal, dan analisis lingkungan SI/TI
eksternal. Hasil dari Perencanaaan Strategi Digital pada Moladin
yang dibuat dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
meningkatkan kegiatan bisnis untuk mencapai visi&misi, tujuan
perusahaan.
2. Membuat perencanaan strategi digital dengan metode peppard and
ward berupa: analisis lingkungan bisnis internal, analisis bisnis
eksternal, analisis lingkungan SI/TI internal, dan analisis
lingkungan SI/TI eksternal yang menghasilkan tahap keluaran
strategi manajemen SI/TI berupa usulan struktur organisasi. Hasil
dari Perencanaaan Strategi Digital pada Moladin yang dibuat
diharapkan akan membantu perusahaan dalam mencapai visinya.
1.6 Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
1. Pemenuhan salah satu syarat kelulusan strata satu (S1) Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah.
2. Belajar untuk menganalisis dan mengidentifikasi masalah pada proses
bisnis yang sedang berjalan.
9
b. Bagi Universitas
1. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu-ilmu yang
bersifat teori dan evaluasi terhadap materi yang telah diberikan.
2. Memberikan gambaran tentang kesiapan mahasiswa dalam menghadapi
dunia kerja dari hasil yang diperoleh selama pembelajaran pada masa
kuliah.
3. Menjadi salah satu referensi serta dapat dikembangkan lagi untuk
peneliti selanjutnya.
c. Bagi Startup
1. Startup lebih mengetahui secara mendalam tentang teknologi digital.
2. Startup mampu mengidentifikasikan faktor-faktor apa saja yang dapat
menjadi kekuatan organisasi dalam mengembangkan bisnisnya,
sehingga startup mampu menjadi lebih unggul dari startup lainnya.
3. Startup mampu mengidentifikasikan faktor-faktor apa saja yang dapat
menjadi kelemahan bagi organisasi, sehingga nantinya organisasi dapat
memcahkan masalah dan mampu memberikan solusi terbaik bagi
organisasi.
4. Sebagai penerapan digitalisasi tempat penyimpanan dokumen
perencanaan strategis peppard and ward sehingga mempermudah
pengelolaan dokumen.
1.7 Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian perencanaan strategi
peppard and ward adalah sebagai berikut:
10
1. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara kepada pihak yang berhubungan dengan
sistem informasi/aplikasi untuk mendapatkan penjelasan dari masalah-
masalah yang ada dan untuk meyakinkan bahwa data yang dikumpulkan
benar-benar akurat.
2. Observasi
Melakukan pengamatan dengan meninjau langsung bagaimana cara
kerja pada perusahaan tersebut sehingga diperoleh data yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. Pada tahap
pengamatan langsung ini peneliti melakukan pengamatan langsung ke
Moladin.
3. Studi Literatur
Pengumpulan data dimulai dengan melakukan studi kepustakaan dengan
mempelajari buku-buku dan bacaan-bacaan lain yang berhubungan
dengan pokok bahasan dalam penelitian ini. Studi literatur adalah studi
yang dilakukan dengan menggunakan literatur sebagai objek kajiannya.
Tujuan studi literatur adalah untuk mendapatkan peta tentang domain
penelitian yang dilaksanakan. Ada beberapa cara dalam melakukan studi
literatur, antara lain:
a. Membaca buku-buku referensi yang berkaitan dengan penelitian
b. Membaca artikel yang terkait dengan penelitian
c. Membaca jurnal yang terkait dengan penelitian
11
1.7.1 Metodologi Perencanaan Strategi Digital
Metode Perencanaan Strategi Digital yang digunakan dalam penelitian
ini adalah suatu pendekatan framework menurut Peppaard and Ward yang
dimulai dari persetujuan (assessment) terhadap situasi saat ini yaitu melalui
proses tahapan masukan dan tahapan keluaran sebagai berikut:
- Tahapan masukan yaitu:
1. Analisis lingkungan bisnis internal:
Mencakup aspek-aspek strategi bisnis saat ini, sasaran, sumber daya,
proses, serta budaya nilai-nilai bisnis organisasi.
2. Analisis lingkungan bisnis eksternal:
Mencakup aspek-aspek ekonomi, industri, dan iklim bersaing
perusahaan.
3. Analisis lingkungan SI/TI internal:
Mencakup kondisi SI/TI organisasi dari perspektif bisnis saat ini,
bagaimana kematangannya (maturity), bagaimana kontribusi
terhadap bisnis, keterampilan sumber daya manusia, sumber daya
dan infrastruktur teknologi, termasuk juga bagaimana portofolio dari
SI/TI yang ada saat ini.
4. Analisis lingkungan SI/TI eksternal:
Mencakup tren teknologi dan peluang pemanfaatannya, serta
penggunaan SI/TI oleh kompetitor, pelanggan dan pemasok.
- Tahapan keluaran yaitu:
1. Strategi Bisnis SI:
12
Mencakup bagaimana setiap unit/fungsi bisnis akan memanfaatkan
SI/TI untuk mencapai sasaran bisnisnya, portofolio aplikasi dan
gambaran arsitektur informasi.
2. Strategi TI:
Mencakup kebijakan dan strategi bagi pengelolaan teknologi dan
sumber daya manusia SI/TI.
3. Strategi Manajemen SI/TI:
Mencakup elemen-elemen umum yang diterapkan melalui
organisasi, untuk memastikan konsistensi penerapan kebijakan
SI/TI yang dibutuhkan.
1.8 Sistematika Penulisan
Dalam penelitian perencanaan strategi digital dengan framework Peppard
dan Ward pada Moladin ini terdiri dari lima bab sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas latar belakang masalah, identifikasi
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, metodologi penelitian serta sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas teori-teori yang berhubungan dengan
konsep penulisan skripsi. Bagian ini berisi tentang teori dasar,
dan beberapa konsep penting mengenai topik skripsi.
13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini penulis menguraikan tentang metodologi yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode pengumpulan
data dan metode analisis yang digunakan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas profil singkat Moladin dan
membahas hasil-hasil yang diperoleh dari hasil analisis
perencanaan strategis sistem informasi.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dari yang telah diuraikan dan
saran yang diharapkan bagi perkembangan penelitian ke
depannya.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Perencanaan Strategi Digital
2.1.1 Definisi Perencanaan
Perencanaan adalah salah satu fungsi dari manajemen yang paling
penting dimana di dalamnya terdapat aktivitas mendefinisikan tujuan
organisasi, membuat strategi, serta mengembangkan rencana kerja organisasi.
Perencanaan adalah tahap awal dalam kegiatan suatu organisasi terkait dengan
pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Menurut Steiner, pengertian perencanaan adalah suatu proses memulai
dengan sasaran-sasaran, batasan strategi, kebijakan, dan rencana terperinci
untuk mencapainya, mencapai organisasi untuk menerapkan keputusan, dan
termasuk tinjauan kinerja dan umpan balik terhadap pengenalan siklus
perencanaan baru.
2.1.2 Definisi Strategi Digital
Strategi digital menggambarkan integrasi antara strategi bisnis dengan
TI dan penggabungan dari teknologi digital ke dalam strategi bisnis, dengan
strategi digital perbedaan fungsi antara strategi TI dan strategi bisnis akan
hilang karena dua pendekatan, untuk memanfaatkan TI secara internal untuk
menciptakan keunggulan kompetisi (Holotiuk & Beimborn, 2017). Kemudian
menurut Waspodo et al (2018), strategi digital adalah bagian dari strategi bisnis
15
untuk mengoptimalkan sumber daya dan kompetensi SI/TI dengan
menyelaraskan strategi bisnis untuk mencapai tujuan dan objektif bisnis.
Strategi digital mengubah pengertian mengenai IT. Perubahan digital
pada produk dan layanan mengubah model bisnis, struktur organisasi, dan
seluruh industri secara signifikan. Teknologi terintergrasi dengan layanan bisnis
dan produk untuk meningkatkan daya saing perusahaan (Kahre et al. 2017).
Berdasarkan teori yang telah disebutkan sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa strategi digital merupakan strategi yang menggabungkan strategi SI/TI
ke dalam strategi bisnis untuk menciptakan keunggulan kompetisi dan
mencapai tujuan bisnis.
2.1.3 Perencanaan Strategi Digital
Perencanaan Strategi Digital merupakan strategi organisasi yang
dirumuskan dan dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber daya digital untuk
menciptakan nilai diferensial (Bharadwaj et al. 2013).
Perencanaan strategi digital mengambil perspektif dan mengejar tujuan
yang berbeda. Fokus strategi ini adalah perubahan pada produk, proses, dan
aspek organisasi karena teknologi yang baru Strategi digital mungkin bisa
mengarah pada cara baru dalam mengatur proses kerja dengan menggunakan
teknologi digital, manajemen visoner yang mengubah kebijakan (Andersen &
Nicolajsen, 2001).
Perencanaan strategi digital mengubah bagaimana bisnis dilakukan.
Contohnya, penggunaan sensor untuk elevator, penggunaan alat pertanian untuk
16
mengirim big data yang digunakan untuk menganalisis dan berbagai layanan
yang inovatif (Ross et al. 2015).Strategi digital mengubah pengertian mengenai
IT. Perubahan digital pada produk dan layanan mengubah model bisnis, struktur
organisasi, dan seluruh industri secara signifikan. Teknologi terintergrasi
dengan layanan bisnis dan produk untuk meningkatkan daya saing perusahaan
(Kahre et al. 2017).
Menurut Bharadwaj et al., (2013) strategi digital adalah suatu rumusan
strategi organisasi dan dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber daya digital
untuk menciptakan nilai yang berbeda.
Membuat strategi digital melibatkan perencanaan dan strategi
manajemen jangka panjang yang efektif dari segi organisasi dan bisnis yang
berdampak pada teknologi digital. Di dalam strategi digital terdapat dua
komponen penting yaitu adalah strategi sistem informasi dan strategi teknologi
informasi (Peppard & Ward, 2016). Menurut (Peppard & Ward, 2016) strategi
digital adalah strategi yang dapat membantu suatu perusahaan untuk
meningkatkan daya saing serta meningkatkan keuntungan dengan
memanfaatkan sistem informasi dan teknologi informasi.
Jadi di dalam suatu perencanaan strategi digital, sistem informasi dan
teknologi informasi memiliki keterkaitan. Dimana sistem informasi adalah
suatu aplikasi sebagai suatu kebutuhan perusahaan, sedangkan teknologi
informasi adalah teknologi yang dapat membantu perusahaan untuk membuat
17
aplikasi tersebut berjalan dengan baik agar dapat meningkatkan daya saing serta
memunculkan suatu inovasi pada perusahaan.
2.2 Hubungan antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI
Menurut Peppard and Ward (2016), strategi SI merupakan strategi yang
didasarkan pada bisnis, dengan mempertimbangkan keselarasan baik dengan
strategi bisnis dan dampak kompetitif potensial. Kemudian strategi IT adalah
strategi yang berkaitan dengan bagaimana permintaan akan informasi dan aplikasi
akan diaktifkan maupun didukung oleh teknologi. Sedangkan strategi digital adalah
label yang sesuai untuk menggabungkan strategi SI dan IT.
Pada gambar 2.1 diilustrasikan bagaimana strategi bisnis pada dasarnya
menentukan di mana bisnis akan berjalan dan kenapa; strategi SI menentukan apa
yang diperlukan dalam hal aplikasi dan informasi SI untuk mendukung
pelaksanaannya; dan strategi TI menentukan bagaimana apa yang diperlukan dapat
disampaikan menggunakan teknologi. Itu juga menunjukkan bahwa SI/TI dapat
mengaktifkan dan membentuk strategi bisnis.
18
Gambar 2.1 Hubungan antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI
(Peppard & Ward, 2016)
2.3 Skema Perencanaan Strategi Digital menurut Peppard dan Ward
Perencanaan strategis sistem informasi mempelajari pengaruh sistem
informasi terhadap kinerja bisnis dan kontribusi bagi perusahaan dalam
menentukan rencana strategis perusahaannya. Perencanaan strategis sistem
informasi juga menjelaskan berbagai teknik dan tools untuk menyelaraskan strategi
sistem informasi dengan strategi bisnis perusahaannya.
Dibawah ini adalah skema perencanaan strategi digital menurut (Peppard &
Ward, 2016).
19
Gambar 2.2 Skema Perencanaan Strategi Digital menurut Peppard dan Ward
(Peppard & Ward, 2016)
Metodologi menurut Peppard dan Ward terdiri dari tahapan masukan (input)
dan tahapan keluaran (output). Tahapan masukan (input) terdiri dari:
1. Analisis lingkungan bisnis internal
Mencakup aspek-aspek strategi bisnis saat ini, sasaran, sumber daya,
proses, serta budaya nilai-nilai bisnis organisasi.
2. Analisis lingkungan bisnis eksternal
Mencakup aspek-aspek ekonomi, industri, dan iklim bersaing
perusahaan.
3. Analisis lingkungan SI/TI internal
Mencakup kondisi SI/TI organisasi dari perspektif bisnis saat ini,
bagaimana kematangannya (maturity), bagaimana kontribusi terhadap
bisnis, keterampilan sumber daya manusia, sumber daya dan
20
infrastruktur teknologi, termasuk juga bagaimana portofolio dari SI/TI
yang ada saat ini.
4. Analisis lingkungan SI/TI eksternal
Mencakup tren teknologi dan peluang pemanfaatannya, serta
penggunaan SI/TI oleh kompetitor, pelanggan dan pemasok.
Sedangkan tahapan keluaran merupakan bagian yang dilakukan untuk
menghasilkan suatu dokumen perencanaan strategis SI/TI yang terdiri dari:
1. Strategi SI bisnis
Mencakup bagaimana setiap unit/fungsi bisnis akan memanfaatkan
SI/TI untuk mencapai sasaran bisnisnya, portofolio aplikasi dan
gambaran arsitektur informasi.
2. Strategi TI
Mencakup kebijakan dan strategi bagi pengelolaan teknologi dan
sumber daya manusia SI/TI.
3. Strategi Manajemen SI/TI
Mencakup elemen-elemen umum yang diterapkan melalui organisasi,
untuk memastikan konsistensi penerapan kebijakan SI/TI yang
dibutuhkan.
Dibawah ini adalah paparan mengenai analisis lingkungan bisnis internal
dan eksternal:
1. Analisis situasi saat ini dan memahami kebutuhan bisnis
21
Untuk memahami kebutuhan bisnis yang sedang atau dalam
perencanaan serta yang potensial untuk yang akan datang, maka perlu
dilakukan analisis terhadap strategi bisnis dan evaluasi sistem
informasi dan teknologi informasi saat ini, serta analisis terhadap
lingkungan eksternal dan internal. Alat bantunya dapat berupa analisis
value chain, analisis PESTEL, analisis Porter’s five forces model,
analisis CSF, dan analisis SWOT.
2. Analisis lingkungan bisnis
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan beberapa alat bantu yang
sesuai dengan kondisi perusahaan sebagai perusahaan Startup. Alat
bantu yang digunakan dalam analisis proses bisnis internal adalah
value chain. Sedangkan alat bantu untuk lingkungan bisnis eksternal
adalah PESTEL dan analisis Porter’s five forces model.
3. Lingkungan Bisnis internal
Input dari proses adalah hasil wawancara, dokumentasi perusahaan,
dan hasil observasi terhadap proses kerja setiap bagian yang kemudian
dilakukan analisis dengan value chain, analisis CSF, analisis BMC
dan analisis SWOT untuk menentukan kebutuhan informasi bisnis
organisasi. Tujuan dari subfase ini adalah untuk mengetahui
lingkungan bisnis sebagai dasar identifikasi peluang pemanfaatan
sistem informasi dan teknologi informasi, menentukan strategi sistem
informasi dan keunggulan bersaing organisasi. Output adalah
22
pernyataan strategi, diagram value chain, daftar kebutuhan informasi
bisnis organisasi.
4. Lingkungan bisnis eksternal
Proses bisnis suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh hubungan
organisasi dengan pihak eksternal. Pengaruh eksternal juga akan
menentukan hasil akhir customer organisasi. Identifikasi yang tepat
akan pengaruh dari faktor eksternal tersebut diperlukan untuk
memahami strategi bisnis perusahaan. Analisis lingkungan bisnis
eksternal pada kajian ini dilakukan dengan menggunakan analisis
PESTEL. Dengan menggunakan analisis ini akan dibahas beberapa
faktor eksternal yang mungkin akan mempengaruhi bisnis organisasi.
Identifikasi faktor dari analisis ini sangat penting dalam menentukan
langkah adaptasi dalam strategi bisnis. Identifikasi ini untuk
mengantisipasi efek negatif dan faktor tersebut yang dapat
mengancam bisnis, serta untuk mengidentifikasi untuk
mempertahankan atau bahkan mencari peluang dalam pengembangan
bisnis.
5. Analisis lingkungan SI/TI
Analisis ini dilakukan dengan evaluasi dan analisis operasi sistem,
informasi saat ini, sistemnya, perlengkapan, sumber daya organisasi,
keahlian, pelayanan untuk menentukan daerah cakupan dan kontribusi
serta perbaikan yang bermanfaat.
23
6. Lingkungan SI/TI internal
Meliputi analisis terhadap organisasi SI/TI dan proses, sumber daya
manusia dan keahlian. Selain itu dilakukan analisis portofolio aplikasi
saat ini.
7. Lingkungan SI/TI eksternal
Masukan atau input dapat berupa trend perkembangan SI/TI dan hasil
wawancara analisis untuk menentukan pengaruh trend perkembangan
SI/TI dan potensi pemanfaatannya dalam organisasi. Tujuannya
adalah untuk mengetahui perkembangan teknologi informasi dalam
industry dan menelaah teknologi tersebut untuk dimanfaatkan dalam
mendukung strategi bisnis organisasi di masa mendatang. Keluaran
atau output berupa identifikasi perkembangan eksternal SI/TI yang
potensial untuk dimanfaatkan oleh organisasi.
2.4 Konsep Dasar Sistem
2.4.1 Pengertian Sistem
Suatu sistem sangatlah dibutuhkan dalam suatu perusahaan atau instansi
pemerintahan karena sistem sangatlah menunjang terhadap kinerja perusahaan
atau instansi pemerintah, baik yang berskala kecil maupun besar. Supaya dapat
berjalan dengan baik diperlukan kerjasama di antara unsur-unsur yang terkait
dalam sistem tersebut.
Menurut Kristanto (2008) Sistem merupakan elemen-elemen yang
saling terkait dan bekerja sama untuk memproses masukan (input) yang
24
ditujukan kepada sistem tersebut dan mengolah masukan tersebut sampai
menghasilkan keluaran (output) yang diinginkan.
Sedangkan menurut Mustakini (2005) adalah Sistem adalah suatu
jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang salin berhubungan, berkumpul,
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu
sasaran tertentu.
Al Fatta (2007) menyatakan bahwa sistem adalah sekelompok elemen-
elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan.
Sumber daya mengalir dari elemen output dan untuk menjamin prosesnya
dengan baik maka dihubungkan dengan mekanisme kontrol.
Dari beberapa definisi dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
serangkaian metode dan prosedur atau teknik yang disatukan oleh instruksi
yang ada sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh untuk mencapai suatu
tujuan.
2.4.2 Karakteristik Sistem
Menurut Mustakini (2005) Suatu sistem mempunyai karakteristik atau
sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen, batas sistem,
lingkungan luar sistem, penghubung dan sasaran, diantaranya:
1. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu
25
kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem
yang dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
2. Batas Sistem
Batas sistem merupakan suatu daerah yang membatasi antara suatu
sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya.
Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai
suatu kesatuan. Batas suatau sistem menunjukan ruang lingkup dari
sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar suatu sistem adalah apapun diluar batas sistem
yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan sistem dapat
bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem
tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi
dari sistem dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara.
Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan
dikendalikan, sehingga tidak mengganggu kelangsungan hidup dari
sistem.
4. Penghubung Sistem
Penghubung merupakan media penghubung antara subsistem
dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini
memungkinkan sumbersumber data mengalir dari subsistem ke
subsistem lainnya. keluaran (output) dari subsistem akan menjadi
26
masukan (input) untuk subsistem lainnya dengan melalui suatu
penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi
dengan subsistem lainnya membentuk satu kesatuan.
5. Masukan Sistem
Masukan adalah energi yang dimasukan kedalam sistem. Masukan
dapat berupa perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal
(signal input). Masukan perawatan adalah energi yang dimasukan
supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Masukan sinyal adalah
energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Sebagai contoh
di dalam sistem komputer, program adalah masukan perawatan yang
digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah
masukan sinyal untuk diolah menjadi informasi.
6. Keluaran Sistem
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dapat berupa masukan
untuk subsistem yang lain.
7. Pengolahan Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan atau sistem
itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah
masukan menjadi keluaran.
27
8. Sasaran Sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective).
Apabila suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem
tidak akan ada gunanya. Sasaran dan sistem sangat menentukan
sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan
dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil apabila mengenai
sasaran atau tujuannya.
2.4.3 Klasifikasi Sistem
Menurut Mustakini (2005) sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa
sudut pandang, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Sistem Abstrak (abstract system) dan Sistem Fisik (physical system)
Sistem abstrak adalah sistem yang berisi gagasan atau konsep.
Sedangkan sistem fisik adalah sistem yang secara fisik dapat dilihat.
2. Sistem Deterministik (deterministic system) dan Sistem
Probabilistik (probablilistic system)
Sistem deterministic adalah suatu sistem yang operasinya dapat
diprediksi secara tepat. Sedangkan sistem probabilitis adalah sistem
yang tidak dapat diramal dengan pasti karena mengandung unsur
probabilistic.
3. Sistem Tertutup (closed system) dan Sistem Terbuka (open system)
Sistem tertutup adalah sistem yang tidak bertukar materi, informasi,
atau energi dengan lingkungan. Sedangkan sistem terbuka adalah
28
sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh
lingkungan.
4. Sistem Alamiah (natural system) dan Sistem Buatan manusia
(human made system)
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena alam (tidak dibuat
oleh manusia). Sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem
yang dibuat oleh manusia.
5. Sistem Sederhana Dan Sistem kompleks
Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan menjadi
sistem yang sederhana dan sistem yang kompleks.
2.5 Konsep Dasar Informasi
2.5.1 Pengertian Informasi
Informasi adalah data yang telah disusun sedemikian rupa sehingga
bermakna dan bermanfaat karena dapat dikomunikasikan kepada seseorang
yang akan menggunakannya untuk membuat keputusan, sedangkan data sebagai
bahan baku informasi. Terdapat beberapa definisi mengenai informasi yaitu:
Davis (2003) mengatakan bahwa informasi adalah data yang sudah
diproses menjadi bentuk yang berguna bagi pemakai, dan mempunyai nilai pikir
yang nyata bagi pembuatan keputusan pada saat sedang berjalan atau untuk
prospek masa depan.
Menurut Yusup (2009) informasi adalah suatu rekaman fenomena yang
diamati, atau bisa juga berupa putusan-putusan yang dibuat seseorang. Sebuah
29
fenomena akan menjadi informasi jika ada yang melihatnya atau
menyaksikannya atau bahkan mungkin merekamnya. Hasil kesaksian atau
rekaman dari orang yang melihat atau menyaksikan peristiwa atau fenomena
itulah yang dimaksud informasi. Jadi dalam hal ini informasi lebih bermakna
berita.
2.5.2 Kualitas Informasi
Kualitas informasi tergantung pada tiga hal yaitu:
1. Akurat
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak
menyesatkan bagi orang yang meneritma informasi tersebut.
Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan
maksudnya.
2. Tepat Waktu
Informasi yang diterima harus tepat pada waktunya, sebab
informasi yang usang (terlambat) tidak mempunyai nilai yang
baik, sehingga bila digunakan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan akan dapat berakibat fatal.
3. Relevan
Informasi harus mempunyai manfaat bagi si penerima. Relevansi
informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
30
2.5.3 Nilai Informasi
Nilai dari informasi ditentukan dari dua hal yaitu: manfaat dan biaya
mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih
banyak yang didapat daripada biaya yang digunakannya. Akan tetapi perlu
diperhatikan bila suatu informasi yang digunakan dalam suatu sistem informasi
umumnya digunakan untuk menghubungkan suatu bagian informasi. Pada suatu
masalah yang tertentu dengan biaya untuk memperolehnya, karena sebagian
besar informasi dinikmati tidak hanya oleh suatu pihak di dalam perusahaan
(Mustakini, 2005).
Menurut Sutabri (2005)berpendapat bahwa nilai informasi tidak mudah
untuk dinyatakan dengan ukuran yang bersifat kuantitatif. Namun, nilai
informasi dapat dijelaskan menurut skala relatif. Misalnya, jika suatu informasi
dapat menghasilkan hal yang mengurangi ketidakpastian bagi pengambilan
keputusan, maka nilai informasinya tinggi. Sebaliknya, jika suatu informasi
kurang memberikan relevansi bagi pengambilan keputusan, informasi tersebut
dikatakan kurang bernilai atau informasinya rendah (Kadir, 2003).
2.6 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.6.1 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Laudon & Laudon (2010) sistem informasi merupakan
komponen yang saling bekerja sama untuk mengumpulkan, mengolah,
menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan
31
keputusan, koordinasi, pengendalian, analisis masalah dan visualisasi dalam
sebuah organisasi.
Waspodo (2008) menyatakan sistem informasi adalah suatu sistem yang
terdiri atas beberapa komponen utama yang saling bekerja sama atau berkaitan
atau terhubung satu dengan yang lainnya, yaitu manusia, hardware, software,
jaringan komunikasi, dan sumber data, dalam proses kegiatan mengumpulkan,
mengolah, menyimpan, menganalisa data, dan menyebarkan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Menurut Satzinger et al. (2010) sistem informasi merupakan kumpulan
yang saling berhubungan, yang mengumpulkan, memproses, menyimpan dan
mendistribusikan informasi sebagai hasil dari informasi.
Sedangkan menurut Sutabri (2012) sistem informasi adalah suatu sistem
di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan
transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat
manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat
menyediakan laporan-laporan yang diperlukan oleh pihak luar tertentu.
Selain itu, Stair & Reynolds (2010)mendefinisikan sistem informasi
sebagai perangkat elemen atau komponen yang saling terkait yang dikumpulkan
(input), manipulasi (process), menyimpan, dan menyebarkan (output) data dan
informasi dan memberikan reaksi korektif (feedback) untuk memenuhi tujuan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah kombinasi
seperangkat komponen yang terdiri dari orang, hardware, software, jaringan
32
telekomunikasi dan data yang saling bekerja sama untuk mengumpulkan,
mengolah, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan, pengendalian, analisis masalah dan visualisasi dalam
organsasi.
2.6.2 Komponen Sistem Informasi
John Burch dan Gary Grudnitski mengemukakan bahwa sistem
informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah
building block yaitu blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi,
blok basis data, dan blok kendali. Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut
membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran (Mustakini, 2008). Adapun
keenam blok tersebut menurut Mustakini (2008) ialah sebagai berikut:
1. Blok masukan (input block)
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input
disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data
yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen
dasar.
2. Blok model (model block)
Blok model terdiri dari kombinasi prosedur logika dan model
matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang
tersimpan didasar data dengan cara tertentu untuk menghasilkan
keluaran yang diinginkan.
33
3. Blok keluaran (output block)
Prosedur dari sistem infomrasi adalah keluaran yang merupakan
informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk
semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
4. Blok teknologi (technology block)
Teknologi merupakan “kotak alat” (toolbox) dari pekerjaan sistem
informasi, teknologi digunakan untuk menerima input,
menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,
menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu
pengendalian dari sistem keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3
bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware),
perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).
5. Blok basis data (database block)
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkan
keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk
memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam basis data untuk
keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data didalam basis
data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi
yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga
berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data
34
diakses untuk dimanipulasi dengan menggunakan perangkat yang
disebut dengan DBMS (Data Base Management System).
6. Blok kendali (control block)
Supaya sistem informasi dapat berjalan sesuai dengan yang
diinginkannya, maka perlu diterapkan pengendalian-pengendalian
di dalamnya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan
diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak
sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan dapat
langsung cepat diatasi.
2.7 Perencanaan Strategi Digital
2.8 Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
Earl membedakan antara strategi SI dan TI [Earl 1997]. Strategi SI
menekankan pada penentuan aplikasi sistem informasi yang dibutuhkan organisasi.
Esensi dari strategi SI adalah menjawab pertanyaan “apa?”. Sedangkan strategi TI
lebih menekankan pada pemilihan teknologi, infrastruktur, dan keahlian khusus
yang terkait atau menjawab ertanyaan “bagaimana?”.
Untuk menentukan strategi SI/TI yang dapat mendukung pencapaian visi
dan misi organisasi, maka perlu pemahaman tentang strategi bisnis organisasi.
Pemahaman tersebut mencakup penjelasan terhadap hal-hal berikut: mengapa suatu
bisnis dijalankan, kemana tujuan, dan arah bisnis, kapan tujuan tersebut dicapai,
bagaimana cara mencapai tujuan dan adakah perubahan yang harus dilakukan. Jadi
35
dalam membangun suatu strategi SI/TI, yang menjadi isu sentral adalah
penyelarasan (alignment) strategi SI/TI dengan strategi bisnis organisasi.
(Peppard & Ward, 2016), mengemukakan beberapa alasan yang
menyebabkan perlunya suatu perusahaan memiliki strategi sistem informasi dan
teknologi informasi (Strategi digital):
a. Investasi pada SI/TI (Digital) tidak mendukung sasaran bisnis.
b. Tidak terkontrolnya SI/TI (Digital) yang ada.
c. Sistem yang tidak terintegrasi, sehingga memungkinkan terjadinya
duplikasi data dan hilangnya keterkaitan sumber daya informasi.
d. Perusahaan tidak memiliki panduan untuk menentukan prioritas proyek
SI/TI (Digital) dan selalu terjadi perubahan sehingga menurunkan
produktivitas.
e. Manajemen yang buruk dan tidak akurat.
f. Strategi SI/TI (Digital) tidak sejalan dengan strategi bisnis perusahaan.
g. Proyek SI/TI (Digital) hanya dievaluasi pada basis keuangan semata.
2.9 Pentingnya Perencanaan Strategi Digital
Menurut Mustakini (2005) perusahaan membutuhkan perencanaan strategi
digital (SI/TI) untuk pengembangan sumber data SI dan TI dengan beberapa alasan
sebagai berikut:
a. Diskusi dan persetujuan akan hasil perencanaan strategis ini dapat
menyediakan pemahaman bersama antara ahli-ahli SI dan TI dan
36
manajer bisnis tentang bagaimana cara terbaik bagi perusahaan untuk
menggunakan sumber daya informasinya.
b. Membantu mengkomunikasikan masa depan perusahaan kepada pihak
lain dalam organisasi.
c. Membantu manajer-manajer bisnis dan ahli SI dan TI dalam membuat
keputusan mengenai bagaimana SI dan TI diarahkan untuk membantu
bisnis perusahaan.
d. Hasil dari perencanaan SI dan TI dapat membantu mengalokasikan
sumber daya perusahaan yang ada ke proyek-proyek SI/TI yang
penting dan bermanfaat bagi perusahaan.
2.10 Beberapa Contoh Metodologi
Ada beberapa jenis metodologi yang dipakai oleh para peneliti dalam
melakukan sebuah perencanaan sistem. Untuk lebih jelasnya akan di jelaskan pada
uraian dibawah ini.
2.10.1 Metodologi Perencanaan Strategis SI dan TI versi Wetherbe
Menurut Turban et al. (1999), penekanan metodologi ini lebih menuju
ke sisi teknologi dan kegiatan perencanaan strategis SI dan TI dibagi menjadi
empat aktivitas, yaitu:
1. Perencanaan Strategis TI
Perencanaan strategis TI dilakukan melalui:
a. Business System Planning (BSP), yang berorientasi pada
proses bisnis dan kelas data.
37
b. Strategic of IT Growth
c. End/Means (E/M) Analysis
d. Critical Success Factor
2. Analisis Kebutuhan Informasi atau Information Requirement
Analysis (IRA)
3. Alokasi Sumber Daya SI dan TI
4. Perencanaan Proyek
Gambar 2. 3 Versi Wetherbe (Turban, 1999)
2.10.2 Metodologi Perencanaan Strategis versi James Martin
Martin (1989) menyusun metodologi perencanaan strategis SI dan TI
yang berbasis Information Engineering. Dalam metodologi ini, perencanaan
strategis SI dan TI ini dilakukan melalui dua tahapan, yaitu tahap analisis dan
tahap perancangan.
38
Pada tahap analisis, terdapat beberapa proses yang dilakukan dengan
penjelasan sebagai berikut:
1. Tinjauan Model Perusahaan
2. Analisis Strategi Bisnis
3. Analisis Sasaran dan Masalah
4. Analisis CSF
5. Analisis Dampak Teknologi
6. Pandangan Strategis Sistem
7. Evaluasi Sistem saat ini
Sedangkan tahap perancangan, penjelasan mengenai proses-proses yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan Arsitektur Informasi
2. Pembuatan Matriks Fungsional
3. Pembuatan jaringan komunikasi infrastruktur dan aturan yang
disesuaikan dengan analisis guna kepentingan implementasi saat
ini dan mendatang.
4. Pembuatan ERD berdasarkan keterhubungan fungsional/entitas
guna pengembangan aplikasi dan database sesuai dengan sasaran
organisasi.
2.10.3 Metodologi Perencanaan Strategis SI dan TI Price Water House
Metodologi Waterhouse (1996) menjelaskan rincian tahapan
perencanaan strategis SI yang didasarkan pada beberapa hal. Pertama,
39
menggunakan arah dan tujuan organisasi yang dituangkan dalam business plan.
Segala sesuatu yang menjadi business plan tersebut diinterpretasikan sebagai
kebutuhan informasi yang harus dipenuhi. Kedua, menggunakan Critical
Success Factor (CSF) sebagai salah satu tolok ukur dalam membuat prioritas
strategi SI dan TI yang dihasilkan. Pengguna CSF ini disebabkan karena CSF
mampu merepresentasikan faktor-faktor penting dalam proses bisnis organisasi.
Ketiga menggunakan analisis dari resiko yang memperhitungkan tangible dan
intangible value dalam mengungkapkan manfaat SI dan TI.
2.10.4 Metodologi Perencanaan Strategis SI dan TI versi Tozer
Tozer (1996) membut sebuah inovasi metode perencanaan strategis
berupa pendekatan yang praktis dan formal berdasarkan pada konsep strategi
bisnis yang menentukan cara mengeksploitasi sumber daya SI dan TI beserta
pemanfaatannya.
Penjelasan mengenai fase-fase metodologi perencanaan strategis SI/TI
versi Tozer adalah sebagai berikut:
1. Fase 0 – Menentukan konteks dan ruang lingkup Tujuan dari fase
ini adalah memperoleh batasan, waktu, kontrol, penyelarasan
terminologi, komitmen manajemen, dan harapan dari sistem.
Keluaran yang dihasilkan dari fase ini berupa analisa konteks,
batasan, TOR (Term of Reference), identifikasi pendahuluan, tim
kerja, program dan jadwal wawancara pendahuluan.
40
2. Fase 1 – Menentukan Informasi Mengenai Bisnis dan Kebutuhan
yang Mendukungnya Tujuan dari fase ini untuk mencari dasar
membuat strategi, berupa rencana kedepan dalam bentuk rencana
bisnis, informasi pendukung lainnya. Fase ini dibagi menjadi dua
kegiatan yaitu persiapan pengumpulan informasi dan menentukan
informasi bisnis dan pendukungnya.
3. Fase 2 – Mengevaluasi Kesesuaian Sistem Dengan Kebutuhan
Bisnis saat ini dan Mengidentifikasi Pilihan Solusi Pada fase ini
terdapat empat kegiatan yaitu mengevaluasi aplikasi dan kondisi
teknis saat ini, membangun arsitektur informasi, membuat pilihan
awal untuk solusi strategi, dan membangun kasus bisnis untuk
memenuhi kebutuhan bisnis.
4. Fase 3 – Menentukan Solusi Strategis Pada fase ini terdapat empat
kegiatan yaitu identifikasi dan memulai kegiatan yang mendesak,
menentukan solusi aplikasi dan database, evaluasi kondisi IT, dan
pengembangan kasus bisnis.
5. Fase 4 – Menyiapkan dan Melakukan Rencana Implementasi.
Tujuan dari fase ini adalah untuk menyelesaikan dan
melaksanakan perencanaan strategis SI/TI, dimana terdapat
beberapa kegiatan yaitu menyiapkan rencana teknis proyek
aplikasi dan database, mempersiapkan rencana pengembangan
SDM dan organisasi, menyusun dan menyeimbangkan kasus-
41
kasus bisnis dengan semua pengembangan, dan menampilkan
rencana dan mengatur implementasinya.
2.10.5 Metodologi Perencanaan Strategis versi Peppard & Ward
Metodologi versi ini terdiri dari tahapan masukan dan tahapan keluaran
(Peppard & Ward, 2016). Tahapan masukan terdiri dari:
1. Analisis lingkungan bisnis internal
Mencakup aspek-aspek strategi bisnis saat ini, sasaran, sumber
daya, proses, serta budaya nilai-nilai bisnis organisasi.
2. Analisis lingkungan bisnis eksternal
Mencakup aspek-aspek ekonomi, industri, dan iklim bersaing
perusahaan.
3. Analisis lingkungan SI/TI internal
Mencakup kondisi SI/TI organisasi dari perspektif bisnis saat ini,
bagaimana kematangannya (maturity), bagaimana kontribusi
terhadap bisnis, keterampilan sumber daya manusia, sumber daya
dan infrastruktur teknologi, termasuk juga bagaimana portofolio
dari SI/TI yang ada saat ini.
4. Analisis lingkungan SI/TI eksternal
Mencakup tren teknologi dan peluang pemanfaatannya, serta
penggunaan SI/TI oleh kompetitor, pelanggan dan pemasok.
Sedangkan tahapan keluaran merupakan bagian yang dilakukan untuk
menghasilkan suatu dokumen perencanaan strategi digital yang terdiri dari:
42
1. Strategi SI bisnis
Mencakup bagaimana setiap unit/fungsi bisnis akan
memanfaatkan SI/TI untuk mencapai sasaran bisnisnya, portofolio
aplikasi dan gambaran arsitektur informasi.
2. Strategi TI
Mencakup kebijakan dan strategi bagi pengelolaan teknologi dan
sumber daya manusia SI/TI.
3. Strategi Manajemen SI/TI
Mencakup elemen-elemen umum yang diterapkan melalui
organisasi, untuk memastikan konsistensi penerapan kebijakan
SI/TI yang dibutuhkan.
Metode Perencanaan Strategi Digital (SI/TI) versi Peppard dan Ward
merupakan metode yang komprehensif, dimana metode ini terlebih dahulu
dimulai dari kegiatan assesment dan pemahaman terhadap situasi saat ini baik
terhadap lingkungan bisnis maupun lingkungan SI/TI. Lingkungan bisnis
meliputi lingkungan bisnis internal dan lingkungan bisnis eksternal. Demikian
juga dengan lingkungan SI/TI yang meliputi lingkungan SI/TI internal dan
eksternal. Dengan pemahaman yang mendalam terhadap kondisi saat ini, maka
dapat ditentukan strategi sistem informasi (SI), strategi teknologi informasi (TI)
dan strategi SI/TI masa mendatang secara tepat.
43
2.10.6 Metodologi Perencanaan Strategis denngan The Open Group
Architecture Framework (TOGAF)
The Open Group Architecture Framework (TOGAF) merupakan
framework dan metode untuk arsitektur enterprise yang menyediakan
metodologi untuk menganalisis arsitektur bisnis secara keseluruhan (Group,
2009). TOGAF memberikan metode yang detail bagaimana membangun dan
mengelola serta menerapkan arsitektur enterprise dan sistem informasi yang
disebut dengan Architecture Development Method (ADM). ADM merupakan
hasil dari kontribusi secara terus menerus dari banyak pelaksana arsitektur
(Cakrayana, 2011). Terdapat empat domain arsitektur yang diterima secara
umum sebagai bagian dari keseluruhan arsitektur enterprise (Group, 2009).
Keempat domain tersebut telah telah didukung oleh TOGAF, yaitu:
a) Arsitektur bisnis. Arsitektur ini mendefinisikan strategi bisnis, peraturan,
organisasi, dan kunci dari proses bisnis.
b) Arsitektur data. Arsitektur ini mendeskripsikan struktur dari aset data pada
organisasi.
c) Arsitektur aplikasi. Arsitektur menyediakan cetak biru sistem aplikasi untuk
di deploy, interaksi dan hubungannya kepada inti proses bisnis dari
organisasi.
d) Arsitektur teknologi. Arsitektur mendeskripsikan komponen perangkat
lunak perangkat keras yang dibutuhkan untuk mendukung arsitektur bisnis,
data dan aplikasi. Bagian inti dari TOGAF merupakan framework untuk
44
mengembangkan desain arsitektur yang disebut Architecture Development
Method (ADM). TOGAF ADM ini memiliki sembilan fase (Group, 2009),
seperti pada gambar berikut:
Gambar 2. 4 TOGAF (TOGAF, 2009)
Persiapan dibutuhkan pada tahapan preliminary yang disesuaikan
dengan kebutuhan organisasi. Sembilan tahapan berikutnya dijelaskan sebagai
berikut.
a) Architecture vision. Pada tahapan ini digunakan untuk menciptakan
keseragaman mengenai arsitektur enterprise untuk mencapai tujuan
organisasi yang dirumuskan dalam bentuk strategi serta menentukan
lingkup dari arsitektur yang akan dikembangkan. Pada tahapan ini
berisi pertanyaan yang diajukan untuk mendapatkan arsitektur yang
ideal sesuai dengan tujuan organisasi.
45
b) Business architecture. Pada tahapan ini digunakan untuk
mendefinisikan kondisi awal arsitektur bisnis, menentukan model
bisnis atau aktivitas bisnis yang diinginkan berdasarkan tujuan dan
skenario bisnis. Model DFD atau UML bisa digunakan untuk
membangun model bisnis yang diperlukan.
c) Information system architecture. Pada tahapan ini lebih menekankan
pada aktivitas bagaimana informasi dikembangkan. Pendefinisian
arsitektur sistem informasi dalam tahapan ini meliputi arsitektur data
dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan oleh organisasi.
Arsitektur data lebih difokuskan sebagaimana data digunakan untuk
kebutuhan fungsi bisnis, proses dan layanan. Arsitektur sistem
informasi mendeskripsikan sistem aplikasi dan perannya dalam
mendukung proses bisnis.
d) Technology architecture. Pada tahapan ini digunakan untuk
membangun arsitektur teknologi yang diinginkan, dimulai dari
penentuan jenis kandidat teknologi yang diperlukan dengan
menggunakan Technology Portfolio Catalogue yang meliputi
perangkat lunak dan perangkat keras. Dalam tahapan ini juga
mempertimbangkan alternatif yang diperlukan dalam pemilihan
teknologi. Teknik yang digunakan meliputi Environment and
Location Diagram, Network Computing Diagram, dan lainnya.
Untuk keperluan infrastruktur Teknologi Informasi, arsitektur
46
teknologi diperinci sampai komponen hardware, yaitu memetakan
kebutuhan hardware sistem aplikasi, memungkinkan identifikasi
hardware yang dapat dipakai bersama, memungkinkan identifikasi
mekanisme integrasi antar komponen sistem aplikasi yang saling
berhubungan.
e) Opportunities and solution. Manfaat yang diperoleh dari arsitektur
enterprise ada pada tahapan ini, yang meliputi arsitektur bisnis,
arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi, sehingga
menjadi dasar bagi pengambil keputusan untuk memilih dan
menentukan arsitektur yang akan diimplementasikan. Bisa
menggunakan teknik Project Context Diagram dan Benefit
Diagram.
f) Migration planning. Pada tahapan ini merupakan pembuatan garis
besar langkah yang perlu dilakukan dalam mengaplikasikan
arsitektur yang telah dibuat sebelumnya.
g) Implementation governance. Pada tahapan ini untuk membuat
formula yang merekomendasikan setiap rencana yang akan
diaplikasikan dan untuk memastikan rencana tersebut berjalan
dengan semestinya untuk mencapai tujuan. Meliputi tata kelola
organisasi, tata kelola teknologi informasi, tata kelola arsitektur.
h) Architecture change management. Pada tahapan ini digunakan
untuk menilai performa dari arsitektur yang sedang berjalan, jika
47
diperlukan dapat merekomendasikan perubahan dan melakukan
pengawasan terhadap perkembangan teknologi dan perubahan
lingkungan organisasi, baik internal maupun eksternal serta
menentukan yang akan dilakukan untuk pengembangan arsitektur
enterprise berikutnya.
2.10.7 Metodologi Perencanaan Strategis dengan Design Thinking
Design Thinking adalah salah satu metode baru dalam melakukan proses
desain. Design Thinking merupakan metode penyelesaian masalah yang
berfokus pada pengguna atau user. Design Thinking sendiri dipopulerkan oleh
David Kelley dan Tim Brown pendiri IDEO – sebuah konsultan desain yang
berlatar belakang desain produk berbasis inovasi. Design thinking memiliki
beberapa elemen penting yaitu:
1. People centered: dalam metode ini, perlu ditekankan bahwa setiap
tindakan yang dilakukan berpusat pada apa yang diinginkan dan
dibutuhkan oleh user.
2. Highly creative: dalam menggunakan metode ini, dapat digunakan
kreativitas sebebasnya, tidak perlu aturan yang terlalu kaku dan baku.
3. Hands on: proses desain memerlukan percobaan langsung oleh tim
desain, bukan hanya pembuatan teori atau sebuah gambaran di kertas.
4. Iterative: proses desain merupakan sebuah proses dengan tahapan-
tahapan yang dilakukan berulang-ulang untuk melakukan
48
improvisasi dan menghasilkan sebuah produk atau aplikasi yang
baik.
Proses dengan metode design thinking akan menghasilkan produk yang
tidak hanya dapat dijual atau menggunakan teknologi yang paling canggih.
Metode ini menggabungkan kebutuhan user atau pengguna, dengan
kemampuan teknologi yang sesuai, dan tetap membuat sesuatu yang dapat
berhasil sebagai sebuah bisnis.
Dalam membuat sebuah produk atau aplikasi dengan metode design
thinking, maka akan dilakukan beberapa tahapan berikut secara berulang
sebanyak yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk yang sesuai:
1. Empathize
Ketika sudah mengetahui user atau pengguna yang akan dituju, maka
seorang desainer perlu mengetahui pengalaman, emosi, dan situasi dari si
pengguna. Mencoba menempatkan diri sebagai pengguna sehingga dapat
benar-benar memahami kebutuhan pengguna. Hal ini dapat dilakukan
dengan melakukan wawancara, observasi kehidupan pengguna, dan cara
lainnya.
2. Define
Setelah desainer mengerti kebutuhan pengguna, maka desainer perlu
menggambarkan sebuah ide atau pandangan user yang akan menjadi dasar
dari produk atau aplikasi yang akan dibuat. Hal ini dapat dilakukan dengan
49
membuat list kebutuhan user dan menggunakan pengetahuan mengenai
kondisi yang sedang terjadi.
3. Ideate
Dengan kebutuhan yang ada, maka desainer perlu menggambarkan solusi
yang dibuthkan. Hal ini dapat dilakukan melakukan evaluasi bersama tim
desain dengan menggabungkan kreativitas dari masing-masing desainer.
4. Prototype
Ide yang sudah ada sebelumnya maka perlu langsung diimplementasikan
dalam sebuah aplikasi atau produk uji coba. Perlu dihasilkan sebuah
produk nyata dan kemungkinan skenario penggunaan.
5. Test
Dari produk atau aplikasi uji coba yang sudah dibuat, maka akan
dilakukan sebuah percobaan dengan pengguna. Dari pengalaman
pengguna dalam menggunakan produk uji coba, maka akan didapatkan
masukkan untuk membuat produk yang lebih baik dan melakukan
perbaikan pada produk yang ada.
2.11 Metode dan Teori Analisis Perencanaan Strategi Digital
Dalam penelitian perencanaan strategi sistem informasi pada metodologi
ward dan pepard teknik analisa yang digunakan adalah analisis SWOT, analisis
Rantai Nilai (Value Chain), analisis Business Model Canvas, analisis Critical
Success Factor’s, analisis Porter’s five forces model, analisis Mc Farlan Strategy
50
Grid, dan analisis PESTEL maka penjelasannya mengenai teori teknik analisis
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
2.11.1 Analisis SWOT
Analisis SWOT mencakup upaya-upaya untuk mengenali kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman yang menentukan kinerja perusahaan.
Informasi eksternal mengeni peluang dan ancaman dapat diperoleh dari banyak
sumber, termasuk pelanggan, dokumen pemerintah, pemasok, kalangan
perbankan, rekan diperusahaan lain. Banyak perusahaan menggunakan jasa
lembaga pemindaian untuk memperoleh keliping surat kabar, riset di internet,
dan analisis tren-tren domestik dan global yang relevan (Daft, 2010)
Selanjutnya Rangkuti (2009) menjelaskan bahwa Analisis SWOT
adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Proses
pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi,
tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, perencanaan
strategi harus menganalisa faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang saat ini.
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang
(opportunity) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strenght)
dan kelemahan (weakness).
51
Unsur-unsur SWOT:
a. Kekuatan (Strength)
b. Kelemahan(Weakness)
c. Peluang(Opportunity)
d. Ancaman(Threats)
Menurut Fahmi (2014) untuk menganalisis secara lebih dalam tentang
SWOT, maka perlu dilihat faktor eksternal dan internal sebagai bagian
penting dalam analisis SWOT, yaitu:
a. Faktor Eksternal
Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya opportunities
and threats (O dan T). Dimana faktor ini menyangkut dengan
kondisi-kondisi yang terjadi di luar perusahaan yang
mempengaruhi dalam pembuatan keputusan perusahaan. Faktor
ini mencakup lingkungan industri dan lingkungan bisnis makro,
ekonomi, politik, hukum, teknologi, kependudukan, dan sosial
budaya.
b. Faktor Internal
Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya strenghts and
weaknesses (S dan W). Dimana faktor ini menyangkut dengan
kondisi yang terjadi dalam perusahaan, yang mana ini turut
mempengaruhi terbentuknya pembuatan keputusan (decision
making) perusahaan. Faktor internal ini meliputi semua macam
52
manajemen fungsional: pemasaran, keuangan, operasi,
sumberdaya manusia, penelitian dan pengembangan, sistem
informasi manajemen dan budaya perusahaan (corporate
culture).
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan
ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan. Faktor internal
dimasukan kedalam matrik yang disebut matrik faktor strategi internal atau
IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary). Faktor eksternal
dimasukkan kedalam matrik yang disebut matrik faktor strategi eksternal
EFAS (External Strategic Factor Analysis Summary). Setelah matrik faktor
strategi internal dan eksternal selesai disusun, kemudian hasilnya dimasukkan
dalam model kuantitatif, yaitu matrik SWOT untuk merumuskan strategi
kompetitif perusahaan.
53
Tabel 2.1 Matrik Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
(Rangkuti, 2009)
Tabel 2.2 Matrik Faktor Strategi Internal (IFAS)
(Rangkuti, 2009)
Faktor strategi Eksternal Bobot Rating Bobot X Rating Ket
Peluang X X X
Jumlah X X X
Ancaman X X X
Jumlah X X X
Total X X X
Faktor strategi Internal Bobot Rating Bobot X Rating Ket
Kekuatan X X X
Jumlah X X X
Kelemahan X X X
Jumlah X X X
Total X X X
54
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan
adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat mengambarkan secara jelas bagaimana
peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat
menghasilkan 4 bagian kemungkinan alternatif strategi.
Tabel 2.3 Diagram Matrik SWOT
(Peppard & Ward, 2016)
IFAS EFAS STRENGTH (S)
Tentukan faktor-faktor
kekuatan internal
WEAKNESSES (W)
Tentukan faktor-faktor
kelemahan internal
OPPORTUNITIES
(O)
Tentukan faktor-
faktor
ancaman eksternal
STRATEGI SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang tren teknologi
STRATEGI WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
THREATS (T)
Tentukan faktor-faktor
ancaman eksternal
STARATEGI ST
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk Mengatasi ancaman
STRATEGI WT
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan dan
menghindari ancaman
55
2.11.2 Analisis Value Chain
Rantai nilai (value chain) dari perusahaan atau organisasi menunjukan
hubungan antara aktivitas-aktivitas dan fungsi-fungsi yang dilakukan di
internal perusahaan. Analisis rantai nilai dapat ditunjukkan dengan
mengembangkan arsitektur sistem teknologi informasi.
Arsitektur ini menunjukkan bagaimana teknologi, aktiva sumber daya
manusia dan organisasi sistem teknologi harus dilakukan di masa datang untuk
memenuhi strategi organisasi. Di bawah ini adalah contoh gambaran rantai nilai
pada perusahaan manufaktur.
Aktivitas pada rantai membedakan mana perusahaan yang akan unggul
mana yang tidak. Perlu melakukan analisis rantai nilai agar dapat memberikan
efek nilai tambah yang tinggi pada pelanggan dan pada elemen yang memiliki
kekuatannya. Berikut ini, tiga langkah yang harus dijalankan dalam
menganalisis rantai nilai perusahaan, yaitu:
1. Mengamati rantai nilai produk dalam hal berbagai aktivitas yang
terlibat dalam menghasilkan produk dan jasa tersebut. Agar fokus
dalam analisisnya, pertanyaanpertanyaan berikut dapat kita ajukan;
aktivitas mana yang dianggap kuat? Aktivitas mana yang dianggap
lemah? Apakah ada kekuatan yang menghasilkan keunggulan
bersaing? Bisakah dianggap sebagai kompetensi pembeda
(distinctive competency)?.
56
2. Mengamati kaitan antara setiap rantai nilai produk? Misalnya antara
fungsi keuangan sangat terkait erat dengan fungsi penjualan.
Pengadaan bahan baku sangat terkait erat dengan mutu
pengawasannya.
3. Memerhatikan potensi sinergi diantara rantai nilai dari berbagai nilai
produk atau unit bisnis.
Perusahaan harus memaksimalkan kemungkinan pemanfaatan setiap
elemen dalam rantai nilai. Kadang-kadang, ada produk yang skala ekonomisnya
belum tercapai bila menggunakan armada didistribusi sendiri. Dalam hal ini,
kita bisa menggunakan armada distribusi untuk produk tertentu yang lain.
Gambar 2.
Gambar 2. 5 Pemetaan Arus Informasi Perusahaan dalam Value Chain
(Peppard & Ward, 2016)
57
Semua arus informasi ke dan dari perusahaan hilir dalam kaitannya
dengan konsumen dan perantara dapat dipahami, seperti informasi penting yang
dibutuhkan perusahaan dan sumber informasi saat ini yang potensial. Setelah
memahami bagaimana informasi industri mengalir mempengaruhi perusahaan
melalui analisis value chain eksternal, maka suatu perusahaan perlu juga
melakukan analisis value chain internal.
Tujuan utama dari analisis internal value chain adalah untuk
memfokuskan ‘apa’ yang dilakukan organisasi daripada ‘bagaimana’
melakukannya, yaitu menganalisis aktivitas yang dilakukannya untuk
berkontribusi pada proses penambahan nilai dari perusahaan, daripada struktur
organisasinya atau proses yang saat ini ada (Peppard & Ward, 2016). Gambar
2.4 menggambarkan contoh model value chain internal pada sebuah organisasi.
Gambar 2. 6 Contoh Model Value Chain
(Peppard & Ward, 2016)
58
Michael Porter (Peppard & Ward, 2016) membedakan dua jenis aktivitas
bisnis, yaitu:
1. Primary activities (aktivitas utama) - aktivitas yang
memungkinkan perusahaan untuk menjalankan perannya dalam
rantai nilai industri, menghasilkan pendapatannya dari barang atau
jasa dan memuaskan pelanggannya, melihat efek langsung dari
seberapa baik aktivitas tersebut dilakukan. dioptimalkan.
2. Support activities (aktivitas pendukung) - aktivitas yang
diperlukan untuk memungkinkan mengendalikan, dan
mengembangkan kegiatan bisnis utama dari waktu ke waktu
sehingga menambah nilai secara tidak langsung- nilai yang
direalisasikan melalui keberhasilan kegiatan utama.
Beberapa kegiatan hanya menambah nilai jika mereka terintegrasi secara
efektif di bagian utama dan bagian pendukung.
Michael Porter (Peppard & Ward, 2016) mengklasifikasikan aktivitas
utama (primary activities) ke dalam lima kelompok, yaitu:
1. Inbound logistics - memperoleh, menerima, menyimpan dan
meyediakan input kunci dan sumber daya dengan kualitas dan
kuantitas yang tepat untuk bisnis. Ini termasuk perekrutan staf serta
membeli bahan, komponen, peralatan dan layanan serta juga
berhubungan dengan subkontraktor dan mitra.
59
2. Operations - mengubah input ke dalam produk atau layanan yang
dibutuhkan oleh pelanggan. ini melibatkan sumber daya dan bahan
bersama untuk membuat 'produk' atau menyediakan layanan.
3. Outbound logistics - mendistribusikan produk ke pelanggan baik
secara langsung atau ke saluran distribusi yang tepat, sehingga
pelanggan dapat memperoleh produk atau layanan dan
membayarnya dengan tepat.
4. Sales & marketing - memahami atau menciptakan pasar untuk
produk dan layanan dan membuat pelanggan potensial dan
konsumen sadar akan produk atau layanan, nilainya dan cara
memperoleh, membayar, dan menggunakannya
5. Service - menambahkan nilai lebih lanjut dengan memastikan
pelanggan mendapat manfaat penuh atau nilai dari memiliki dan
menggunakan produk atau layanan.
2.11.3 Analisis Critical Success Factor’s
Faktor penentu keberhasilan organisasi diidentifikasikan dari visi
organisasi. Sebuah organisasi harus unggul dalam hal faktor-faktor penentu
keberhasilan CSF (Critical Success Factor’s) untuk bisa bertahan hidup.
Dengan kata lain, CSF’s merupakan faktor yang sangat penting bagi
keberhasilan organisasi. Faktor-faktor strategis itu bersifat unik bagi setiap
organisasi pada umumnya. Faktor-faktor itu menunjukkan strategi organisasi
dan daya saingnya.
60
CSF tidak dirumuskan secara kuantitatif. Beberapa pertanyaan-
pertanyaan yang penting bagi perumusan CSF organisasi yaitu Apa dasar daya
saing kita? Dengan apa kita menghasilkan keuntungan? Keterampilan dan
kemampuan apa yang membuat kita unik? Apa pendapat pemegang saham
tentang kita? Bagaimana caranya agar kita tetap berhasil di masa depan?.
Tujuan-tujuan strategis merupakan hasil-hasil terukur yang diambil dari
faktor penentu keberhasilan dalam rangka mewujudkan visi organisasi. Dengan
menggunakan kata kerja tindakan, tujuan strategis secara singkat
menggambarkan hasil yang dibayangkan sehingga bisa diwujudkan. Setiap
faktor penentu keberhasilan memiliki satu atau lebih tujuan strategis
(Rampersad, 2005).
Rockart (Peppard & Ward, 2016) mengatakan bahwa CSF merupakan
area tertentu dalam perusahaan, dimana jika hasil dari area tersebut memuaskan,
maka akan menjamin keberhasilan perusahaan dalam bersaing. Area tersebut
adalah area kunci dimana ‘sesuatu harus berjalan dengan baik dan benar’.
Sehingga keberhasilan bisnis dapat dicapai dan terus berkembang.
Analisis CSF adalah teknik yang kuat dan populer yang dapat digunakan
untuk SI/TI dan pengembangan strategi bisnis.
Manfaat dari analisis CSF adalah sebagai berikut (Peppard & Ward,
2016):
a. Teknik yang sangat efektif dalam melibatkan manajemen senior
dalam mengembangkan strategi SI, karena berakar pada masalah
61
bisnis dan dalam memberikan komitmen bagi manajemen dalam
menggunakan SI yang diselaraskan dengan pencapaian tujuan
perusahaan melalui area bisnis kritis.
b. Menghubungkan proyek SI/TI melalui tujuan CSF dan dengan
demikian secara jelas menunjukkan keselarasan SI/TI dengan
strategi bisnis.
c. Dalam wawancara dengan manajemen senior, analisis CSF dapat
menjadi perantara yang baik dalam mengetahui informasi apa yang
diperlukan oleh setiap individu.
d. Menyediakan suatu hubungan antara tujuan dan kebutuhan
informasi, CSF memainkan peran penting dalam memprioritaskan
investasi yang potensial.
e. Sangat berguna dalam perencanaan SI ketika strategi bisnis belum
berjalan sesuai tujuan perusahaan, dengan memfokuskan pada
aspek yang paling penting dari bisnis perlu tindakan untuk
meningkatkan kinerja mereka.
f. Menjadi kekuatan ketika digunakan dengan analisis value chain
dalam mengidentifikasi proses yang paling kritis.
Teknik analisis CSF ini dapat digunakan pada tingkat makro untuk
memeriksa industri secara keseluruhan (yaitu mendefinisikan CSF industri),
organisasi secara keseluruhan atau pada unit bisnis tertentu. Setiap perusahaan
dalam suatu industri mungkin memiliki beberapa CSF umum, seperti akses ke
62
bahan baku dan keterampilan atau pengiriman tepat waktu. Seluruh organisasi
yang memiliki unit bisnis di banyak industri, akan memiliki CSF terkait dengan
tujuan perusahaannya seperti diversifikasi, laba atas investasi & portofolio
bisnis.
Level utama dalam menentukan CSF sebagai bagian dari pengembangan
strategi SI adalah pada level unit bisnis. Kesepakatan manajer unit bisnis untuk
CSF ini penting dalam memperoleh persetujuan untuk investasi SI/TI yang
diperlukan. Hubungan antara tujuan dan CSF dalam organisasi dapat dilihat
pada gambar 2.5
Gambar 2.7 Objectives and CSF’S
(Peppard & Ward, 2016)
Penentuan CSF hanya dapat dimulai ketika tujuan telah diidentifikasi,
maka yang dilakukan pertama adalah mengidentifikasi CSF terhadap setiap
63
tujuan bisnis organisasi.Tujuan bisnis organisasi juga bisa dilakukan analisis
Balance Scorecard, dimana analisis BSC dan CSF dapat dikombinasikan untuk
memberikan penilaian yang komprehensif dan teliti terhadap peluang SI yang
diprioritaskan dalam konteks strategi bisnis saat ini. Bisa dikatakan, analisis
BSC menghubungkan pengukuran dengan tujuan bisnis, sementara analisis CSF
mengidentifikasi apa hal yang penting untuk mencapai tujuan bisnis tersebut.
Bisa dilihat pada gambar 2.6
Gambar 2.8 Critical Success Factor’s – Basic Processes
(Peppard & Ward, 2016)
2.11.4 Analisis Porter’s Five Forces Model
Persaingan terdiri dari lima ancaman-ancaman (sekaligus dapat menjadi
kesempatan-kesempatan), yaitu:
1. Persaingan dari pesaing-pesaing yang sudah ada (rivalvy among
existing competitors/competitor).
64
Merupakan pesaing institusi pendidikan lainnya atau perguruan
tinggi lainnya. Pertumbuhan sekolah tinggi ini harus diperhatikan
agar dapat diketahui siapa saja yang menjadi saingan dalam proses
bisnis ini. Perlu direncanakan strategi jangka panjang perusahaan
untuk dapat bersaing dengan sekolah tinggi dan perguruan tinggi
pesaing.
2. Ancaman pesaing-pesaing baru (threats of new entrants/New
Entrant).
Merupakan pendatang baru dalam dunia pendidikan tinggi. Pihak
sekolah tinggi harus selalu memperhatikan dan mewaspadai
pertumbuhan perguruan tinggi baru, apalagi dengan diperbolehkan
pihak perguruan tinggi di luar Indonesia untuk mengembangkan
sayapnya di negara ini merupakan perhatian mendalam dari pihak
sekolah tinggi untuk selalu menjaga mutu didikan.
3. Ancaman produk-produk atau jasa-jasa substitusi (threat of
substitute products and services/Subtitutes).
Merupakan pengganti yang akan mempengaruhi mengurangnya
jumlah mahasiswa yang menjadi sumber pemasukan bagi sekolah
tinggi.
4. Kekuatan menawar dari pelanggan-pelanggan (bargaining power
of customers/Customer).
65
Merupakan individu yang menjadi sumber pendapatan dan target
sasaran bisnis pendidikan tinggi. Pihak sekolah tinggi harus selalu
memperhatikan dan memuaskan mahasiswa sebagai pemakai jasa
pendidikan tinggi ini. Kepuasan yang didapat oleh mahasiswa
merupakan sebuah investasi yang mahal bagi pertumbuhan
sekolah tinggi. Mahasiswa-mahasiswa yang puas tersebut akan
menjadi iklan yang berjalan dan hidup dan secara terus menerus
akan menjadi indikator kenaikan jumlah mahasiswa.
5. Kekuatan menawar dari pemasok-pemasok (bargaining power of
suppliers/ Supplier).
Merupakan pihak-pihak yang bertindak sebagai penyedia baik
mahasiswa sebagai subyek yang akan dididik maupun peraturan
pemerintah yang mendukung kegiatan pendidikan di Indonesia.
66
Gambar 2.9 Porter’s Five Competitive Model’s
(Peppard & Ward, 2016)
2.11.5 Analisis McFarlan Strategy Grid
McFarlan strategic grid digunakan untuk memetakan aplikasi SI
berdasarkan konstribusinya terhadap organisasi. Pemetaan dilakukan pada
empat kuadran (strategic, high potential, key operation, and support).
Berdasarkan pemetaan kategori yang didefinisikan sebagai berikut:
• Kuadran 1 merupakan kuadran Strategic.
• Kuadran 2 merupakan kuadran High Potential.
• Kuadran 3 merupakan kuadran Key Operational.
• Kuadran 4 merupakan kuadran Support.
67
Keempat kuadran tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.4 Pemetaan Aplikasi Analisis McFarlan Strategy Grid
(Peppard & Ward, 2016)
McFarlan menyatakan bahwa aplikasi TI yang digunakan dalam
perusahaan tidak selamanya berada dalam kuadran yang sama. Suatu saat
apabila aplikasi tersebut telah berkurang dampak strategisnya, maka aplikasi
tersebut akan bergeser ke kuadran yang lain.
Portofolio McFarlan memiliki 4 (empat) kuadran (Ward & Peppard,
2016):
68
1. Strategic
Aplikasi strategis dan investasi sangat penting untuk kesuksesan
bisnis di masa depan. Mereka membuat atau memungkinkan
perubahan dalam cara organisasi melakukan bisnisnya, dengan
tujuan memberikan keunggulan kompetitif. Namun harus
diperhatikan, bahkan ketika teknologi yang digunakan adalah
'teknologi terdepan', tidak menunjukkan bahwa aplikasi tersebut
strategis; penilaian harus didasarkan pada kontribusi bisnis yang
dimaksudkan atau yang sebenarnya.
2. High Potential
Potensial tinggi adalah investasi risiko dalam aplikasi inovatif
SI/TI yang dapat menciptakan peluang untuk mendapatkan
keuntungan di masa depan, tetapi belum terbukti baik dalam segi
manfaat yang mereka hasilkan atau kemampuan dan kinerja
teknologi, atau keduanya.
3. Key Operational
Aplikasi operasional utama dan investasi mendukung operasional
bisnis yang ada, membantu menghindari kerugian apa pun, ini
sering disebut sebagai sistem inti organisasi. Dapat dikatakan
bahwa di banyak industri, jumlah aplikasi dalam jumlah besar
(misalnya EPOS, ATM dan ERP) telah menjadi sangat persuasif
sehingga mereka menjadi 'wajib' untuk bertahan hidup. tidak
69
tersedianya atau kegagalan aplikasi operasional utama akan
memiliki dampak negatif yang serius terhadap kinerja bisnis.
4. Support
Aplikasi dukungan dan investasi mengurangi biaya dengan
meningkatkan efisiensi bisnis, atau meningkatkan efektivitas
manajemen tetapi tidak mempertahankan bisnis atau memberikan
keunggulan kompetitif apa pun. Tidak seperti aplikasi key
operational, kegagalan atau ketidaktersediaan tidak memiliki efek
negatif langsung pada kinerja, tetapi pada akhirnya akan
melakukannya jika tidak terhubung.
McFarlan menyatakan bahwa aplikasi TI yang digunakan dalam
perusahaan tidak selamanya berada dalam kuadran yang sama. Suatu saat
apabila aplikasi tersebut telah berkurang dampak strategisnya, maka aplikasi
tersebut akan bergeser ke kuadran yang lain.
Urutan berjalannya aplikasi adalah sebagai berikut:
a. Yang terletak pada kuadran strategic adalah aplikasi yang memiliki
dampak strategis tinggi, baik untuk saat ini maupun untuk masa yang
akan datang. Aplikasi ini mampu memberikan keunggulan bersaing
bagi perusahaan dengan menciptakan suatu nilai tambah bagi bisnis
perusahaan. Contohnya adalah trace and tracking, mobile banking,
e-learning, dan lain-lain.
70
b. Seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan kebutuhan, akan
muncul aplikasi yang semula berada di kuadran strategis bisa
tergeser dan turun menjadi aplikasi pada kuadran potential. Apabila
aplikasi tersebut kurang relevan dengan kebutuhan strategis pada
saat itu, namun masih dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai
sukses. Contohnya adalah aplikasi general ledger (GL).
c. Pergerakan ini akan terus berlanjut seiring dengan perkembangan
teknologi yang dinamis. Sistem aplikasi yang bergeser tidak hanya
sistem aplikasi dari kuadran strategic ke kuadran potential. Tetapi
sistem aplikasi yang berada pada kuadran potential bisa bergeser
turun ke kuadran support. Ini adalah aplikasi yang membantu
efisiensi dan efektifitas operasional perusahaan tapi tidak memiliki
keunggulan bersaing. Contohnya adalah aplikasi Microsoft Office.
d. Kuadran yang berikutnya adalah kuadran Operational, yaitu
kuadran yang berisi aplikasi-aplikasi yang belum digunakan saat ini
namun berpotensi besar untuk digunakan di masa yang akan datang.
Aplikasi yang berada di kuadran ini memiliki dampak strategis yang
tinggi untuk masa depan dan siap untuk masuk kuadran Strategic
untuk memberikan competitive advantage yang tinggi. Contohnya
adalah sistem aplikasi perbankan untuk transaksi uang digital.
Sistem ini belum diterapkan saat ini, namun berpotensi untuk
diterapkan dalam industri perbankan di masa yang akan datang
71
dengan kecenderungan pelaku bisnis dan masyarakat yang
mengutamakan kepraktisan dan kemudahan, serta dukungan kondisi
pasar dimana mobile phone sudah menjadi teknologi yang hamper
dimiliki oleh masyarakat diberbagai lapisan dan golongan, maka
sistem aplikasi ini akan memberikan manfaat strategi yang besar
untuk perusahaan.
Pergeseran dari sistem aplikasi pada teori McFarlan ini tidak terjadi
secara serta merta. Pergeseran aplikasi yang digunakan dalam perusahaan
terjadi ketika ada perubahan situasi dan kondisi umum yang dihadapi. Sistem
aplikasi yang masih memiliki kesesuaian dengan kebutuhan perusahaan pada
saat itu masih tetap berada pada kuadran yang sama meskipun ada sistem
aplikasi baru yang muncul.
2.11.6 Analisis PESTEL (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi,
Lingkungan, dan Hukum)
Menurut Ward & Peppard (2016) analisis PESTEL adalah analisis
terhadap faktor lingkungan eksternal bisnis yang meliputi bidang politik,
ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan, dan hukum. PESTEL digunakan untuk
menilai pasar dari suatu unit bisnis atau unit organisasi. Arah analisis PESTEL
adalah kerangka untuk menilai sebuah situasi, dan menilai strategi atau posisi,
arah perusahaan, rencana pemasaran atau ide. Dimana analisis ini dapat diambil
suatu peluang atau ancaman baru bagi perusahaan yaitu faktor Politik meliputi
kebijakan pemerintah, masalah-masalah hukum, serta mencakup aturan-aturan
72
formal dan informal dari lingkungan dimana perusahaan melakukan kegiatan,
faktor Ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi daya pembeli dari
pelanggan dan mempengaruhi iklim dari bisnis suatu perusahaan. Contoh:
pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga, standar nilai tukar, tingkat inflasi,
harga-harga produk dan jasa, faktor Sosial meliputi semua faktor yang dapat
mempengaruhi kebutuhan dari pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari
besarnya pangsa pasar yang ada, faktor Teknologi meliputi semua hal yang
dapat membantu dalam menghadapi tantangan bisnis dan mendukung efisiensi
proses bisnis.
a. Political
Faktor-faktor politik yang dianalisis dan didiagnosis oleh
kebanyakan perusahaan antara lain:
• Upah minimum
• Pengendalian harga
• Kesempatan bekerja yang sama untuk semua orang
• Keselamatan dan kesehatan dalam pekerjaan
• Dimana lokasi pabrik boleh didirikan
• Apa yang boleh dikeluarkan pabrik itu ke udara
• Berapa keributan yang boleh dilakukan dalam berproduksi
• Apakah perusahaan dapat melakukan periklanan dan iklan
mana yang boleh dilakukan
• Peraturan dan perlindungan lingkungan
73
• Perpajakan (perusahaan; konsumen)
• Peraturan perdagangan internasional
• Perlindungan konsumen
• Hukum ketenagakerjaan
• Perusahaan/sikap pemerintah
• Peraturan kompetisi
b. Economic
Keadaan perekonomian pada waktu sekarang dan di masa yang
akan datang dapat mempengaruhi kemajuan dan strategi
perusahaan. Faktor-faktor ekonomi yang spesifik yang dianalisis
dan didiagnosis oleh kebanyakan perusahaan termasuk:
• Pertumbuhan ekonomi
• Kebijakan moneter
• Pengeluaran pemerintah
• Kebijakan ke arah unemployment
• Tahapan siklus bisnis. Ekonomi dapat diklasifikasikan
seperti dalam keadaan depresi, resesi, kebangkitan
(recovery) atau kemakmuran.
• Gejala inflasi dan deflasi dalam harga barang-barang dan
jasa. Kalau inflasi sangat tajam, mungkin diadakan
pengendalian upah dan harga.
74
• Kebijaksanaan keuangan, tingkat bunga dan devaluasi atau
revaluasi uang dalam hubungannya dengan uang asing.
• Kebijaksanaan fiskal: tingkat pajak atau perusahaan dan
perorangan.
• Neraca pembayaran, surplus atau defisit dalam hubungannya
terhadap perdagangan luar negeri.
Setiap segi ekonomi ini dapat membantu atau menghambat usaha
mencapai tujuan perusahaan dan menyebabkan keberhasilan
ataupun kegagalan strategi. Misalnya, resesi sering menyebabkan
pengangguran, bila kita memproduksi barang sesuka hati kita,
yang dapat menyebabkan penjualan rendah. Kebijaksanaan
perpajakan dapat mengurangi daya tarik investasi dalam suatu
industri atau mengurangi pendapatan setelah dipotong pajak dari
para konsumen, yang akhirnya mengurangi tingkat
pengeluarannya.
c. Social
Faktor-faktor sosial terpusat pada penilaian dari sikap konsumen
dan karyawan yang mempengaruhi strategi. Para perencana
strategi harus mengikuti perubahan pada tingkatan pendidikan dan
penilaian sosial dengan maksud menilai dampaknya terhadap
strategi mereka. Tetapi reaksi khas dari perusahaan terhadap
faktor-faktor sosial berbeda-beda, dari perubahan dalam tingkah
75
laku sampai ke usaha mengubah penilaian sosial dan sikap melalui
usaha hubungan kemasyarakatan.
Faktor-faktor sosial yang dianalisis dan didiagnosis oleh
kebanyakan perusahaan antara lain:
• Distribusi pendapatan
• Demografi
• Tenaga kerja / mobilitas sosial
• Perubahan gaya hidup
• Sikap kerja
• Pendidikan
• Kesehatan dan kesejahteraan
• Kondisi kehidupan (polusi, perumahan, dsb)
d. Technology
Perencana strategi yang efektif meneliti lingkungan untuk mencari
perubahan teknologi yang dapat mempengaruhi bahan baku,
operasi, dan produk serta jasa perusahaan, karena perubahan
teknologi dapat memberikan peluang besar untuk meningkatkan
hasil, tujuan atau mengancam kedudukan perusahaan.
Dorongan pemerintah melalui kebijaksanaan pajak dan undang-
undang juga memainkan peranan dalam perubahan teknologi.
Kemauan untuk melakukan inovasi dan mengambil resiko nampak
merupakan komponen yang penting. Selanjutnya perubahan
76
teknologi menghendaki iklim sosial ekonomis yang dapat
menerimanya.
Faktor-faktor politik yang dianalisis dan didiagnosis oleh
kebanyakan perusahaan antara lain:
• Fokus pemerintah dan industri pada kemajuan teknologi
• Penemuan dan pengembangan baru
• Kecepatan dari transfer teknologi
• Rates of technology obsolescence
• Biaya dan penggunaan teknologi
• Perubahan dalam ilmu pengetahuan
• Dampak dari perubahan teknologi
e. Environment
Faktor lingkungan meliputi aspek ekologi dan lingkungan seperti
cuaca, iklim dan perubahan iklim yang mempengaruhi banyak
industri, terutama pada pariwisata, pertanian dan asuransi. Dengan
adanya perubahan iklim yang terjadi akibat pemanasan global,
maka perusahaan sekarang ini harus bertanggung jawab kepada
lingkungan dengan meminimalisir kerusakan yang terjadi. Maka
dari itu, pemerintah mengeluarkan undang-undang lingkungan
yang mengakibatkan dampak perubahan pada strategi perusahaan.
Kesadaran akan potensi dampak perubahan iklim mempengaruhi
produk yang mereka tawarkan dan bagaimana perusahaan-
77
perusahaan tersebut beroperasi, baik dalam menciptakan pangsa
pasar baru atau mengurangi dan menghancurkan pasar-pasar yang
sudah ada.
f. Legal
Faktor hokum berkaitan dengan lingkungan hukum dimana
perusahaan beroperasi. Pengenalan diskriminasi usia, peningkatan
upah minimum dan persyaratan yang lebih besar bagi perusahaan
untuk mendaur ulang adalah contoh hukum yang relatif baru
dalam mempengaruhi tindakan yang diambil oleh perusahaan.
Hukum perusahaan dapat mempengaruhi permintaan dan biaya
sebuah perusahaan, misalnya jika sistem baru dan prosedur harus
dikembangkan.
2.11.7 BUSINESS MODEL CANVAS
Business Model Canvas (BMC) ialah suatu kerangka kerja yang
membahas model bisnis dengan disajikan dalam bentuk visual
berupa kanvas lukisan, agar dapat dimengerti dan dipahami dengan mudah.
Model ini digunakan untuk menjelaskan, memvisualisasikan, menilai, dan
mengubah suatu model bisnis, agar mampu menghasilkan kinerja yang lebih
optimal. Bisnis model menjelaskan mengenai dasar pemikiran bagaimana
sebuah bisnis diciptakan, diberikan, dan ditangkap nilainya (Osterwalder &
Pigneur, 2010). Osterwalder & Pigneur membuat sebuah pendekatan model
kanvas yaitu “Nine Building Blocks” yang memudahkan bagi para pebisnis
78
untuk membangun dan mengembangkan bisnis mereka. Nine Building Blocks
terdiri dari: Value Proportitions, Customer Segments, Customer Relationship,
Channels, Key Resources, Key Activity, Key Partnership, Cost Structure, dan
Revenue Stream.
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010) Business Model Canvas
memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Salah satu alat untuk membantu kita melihat lebih akurat
bagaimana rupa usaha yang sedang atau kita akan jalani.
b. Melihat bisnis dari gambaran besar namun tetap lengkap dan
mendetail untuk melihat elemen-elemen kunci yang terkait
dengan bisnis.
c. Mengevaluasi masing-masing elemen kunci memudahkan
menganalisis apa yang kurang tepat, dan menentukan langkah
untuk mencapai tujuan bisnis.
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010), cara terbaik untuk menjelaskan
sebuah model bisnis adalah menggunakan nine building blocks yang
menunjukkan logika bagaimana cara sebuah perusahaan memperoleh uang.
Nine building block yang keseluruhan mencakup empat bidang di dalam bisnis,
yaitu konsumen, penawaran, infrastruktur, dan kelayakan secara
finansial.Adapaun nine block dalam Business Model Canvas pada gambar 2.8
79
Gambar 2. 10 Business Model Canvas
(Osterwalder & Pigneur, 2010)
1. Customer Segment, adalah kelompok target konsumen yang akan
sedang dibidik untuk menjadi pelanggan.
2. Value proposition, yaitu produk atau jasa apa yang ditawarkan
kepada konsumen
3. Channel, yaitu saluran penjualan, bagaimana cara agar
produk/layanan anda sampai ke pelanggan.
4. Customer Relationship, menggambarkan tipe jenis hubungan
perusahaan dengan Customer Service secara khusus disuatu
perusahaan sehingga dapat menggambarkan jenis hubungan yang
ingin dibangun.
5. Revenue Streams, merupakan pendapatan atau laba yang diperoleh
atas produk yang disampaikan kepada konsumen.
80
6. Key Resources, menggambarkan sumber daya utama, aset yang
dibutuhkan untuk membuat bekerjanya sebuah model bisnis,
perusahaan untuk menciptakan dan menawarkan produk,
memelihara hubungan dengan konsumen sehingga memperoleh
laba.
7. Key Activities, menggambarkan kegiatan utama, perbuatan atau
tindakan apa untuk dapat menghasilkan produk yang disampaikan
ke konsumen untuk mendapatkan laba
8. Key Partnerships, menggambarkan mitra utama, jaringan
pemasok dan partner yang membuat model bisnis dapat bekerja.
9. Cost Structure, merupakan struktur biaya, semua biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk mengoperasikan model bisnis,
untuk dapat menghasilkan produk yang dideliver ke konsumen dan
untuk mendapatkan laba.
2.12 Definisi Online, Internet
2.12.1 Online
Kata online itu berasal dari kata on dan line, on artinya hidup, line
artinya saluran. Online adalah istilah saat kita sedang terhubung dengan internet
atau dunia maya, baik itu terhubung dengan akun media sosial kita, email dan
berbagai jenis akun lainnya yang kita pakai atau gunakan lewat internet.
81
2.12.2 Internet
Internet (kependekan dari interconnection-networking) adalah seluruh
jaringan komunikasi yang menggunakan media elektronik, yang saling
terhubung menggunakan standar sistem global Transmission Control
Protocol/Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai protokol pertukaran paket
(packet switching communication protocol) untuk melayani miliaran pengguna
di seluruh dunia. Rangkaian jaringan yang terbesar dinamakan Internet. Cara
menghubungkan rangkaian dengan kaidah ini
dinamakan internetworking ("antarjaringan").
Internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen
Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, melalui proyek ARPA yang
disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana
mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software
komputer yang berbasis UNIX, kita bisa melakukan komunikasi dalam jarak
yang tidak terhingga melalui saluran telepon.
Proyek ARPANET merancang bentuk jaringan, kehandalan, seberapa
besar informasi dapat dipindahkan, dan akhirnya semua standar yang mereka
tentukan menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang
dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).
Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer. Pada saat
itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense)
membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan
82
komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan
nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi
perang dapat mudah dihancurkan.
Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu
Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara,
University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu pada
tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober
1972. Tidak lama kemudian proyek ini berkembang pesat di seluruh daerah, dan
semua universitas di negara tersebut ingin bergabung, sehingga membuat
ARPANET kesulitan untuk mengaturnya.
Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" untuk
keperluan militer dan "ARPANET" baru yang lebih kecil untuk keperluan non-
militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya
dikenal dengan nama DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi
Internet.
2.13 Konsep Perusahaan Startup
2.13.1 Pengertian Startup
Pada dasarnya Startup adalah implementasi dari business plan dimana
segala sesuatu yang telah direncanakan dan diproyeksikan dalam rencana bisnis
dituangkan dan direalisasikan dalam bentuk Startup. Menurut Graham
(2012), Startup merupakan sebuah perusahaan yang didesain untuk
83
berkembang dengan cepat. Baru dirintis tidak serta merta membuat sebuah
perusahaan menjadi Startup. Perlu diingat bila Startup tidak harus bergerak di
bidang teknologi, memperoleh dana dari investor, dan melakukan exit. Hal yang
paling penting adalah berkembang dengan cepat. Semua hal yang berkaitan
dengan Startup akan mengikuti perkembangan perusahaan.
Sedangkan menurut Ries (2012), Startup merupakan perusahaan yang
dibentuk oleh manusia untuk membuat sesuatu yang baru dengan kondisi yang
ekstrem dan ketenangan.
Jadi, Startup adalah institusi yang diciptakan untuk membuat produk
atau layanan baru dan inovatif dalam sebuah kondisi ketidakpastian yang tinggi.
Setiap orang yang membuat produk atau layanan baru dalam kondisi
ketidakpastian yang tinggi adalah entrepreneur, terlepas dari apakah dia bekerja
sendiri, bekerja untuk perusahaan for-profit maupun non-profit.
2.13.2 Perkembangan Startup
Menurut Boediman (2009), direktur Ideosource, “ada dua gelombang
Startup di Indonesia yang cukup menggembirakan. Gelombang pertama, orang-
orang yang tadinya bekerja sebagai profesional di perusahaan besar yang
kemudian tidak segan-segan masuk ke dunia Startup. Gelombang kedua adalah
orang-orang Indonesia yang tadinya bekerja di luar negeri, kembali ke
Indonesia untuk membangun Startup. Mereka kembali di Indonesia untuk
membangun model kewirausahaannya sendiri. Dua gelombang inilah yang
menjadi tanda positif dari Startup Indonesia”.
84
2.13.3 Resiko yang Dihadapai oleh Startup
Salah satu hal yang tidak dapat dilepaskan oleh Startup adalah risiko.
Hal ini disebabkan oleh inovasi yang ingin disebabkan oleh inovasi yang ingin
dilahirkan oleh Startup, yang tidak pernah dibuat sebelumnya. Ketiadaan
pengalaman yang dapat digunakan sebagai acuan tersebut akan menimbulkan
risiko selama operasional Startup, mulai dari penciptaan ide hingga ketika
pengguna telah membeli/menggunakan produk Startup tersebut. Dalam sebuah
artikelnya, Milstein (2014) mengemukakan beberapa risiko yang akan dihadapi
oleh Startup, yakni:
1. Risiko teknikal/risiko produk
Risiko ini terkait dengan alasan teknis, seperti apakah ide yang telah
dipikirkan sebelumnya dapat dibuat dengan memanfaatkan
teknologi yang sudah ada.
2. Risiko customer/risiko pasar
Risiko ini terkait dengan keberadaan calon pembeli, apakah setelah
produk berhasil dibuat, pembeli bersedia membayar untuk
menggunakan produk tersebut.
3. Risiko model bisnis
Risiko ini terkait dengan cara Startup memperoleh pendapatan,
apakah pengguna setuju dengan model bisnis yang diterapkan oleh
Startup. Tidak semua model bisnis dapat diterapkan dengan lancar
pada masa awal operasional Startup. Contoh nyatanya adalah
85
Google, yang lahir dengan konsep awal mesin pencari artikel dan
website di internet. Google membutuhkan waktu bertahun-tahun
sebelum akhirnya menemukan model bisnis unggulannya, yaitu
iklan berbasis pencarian.
2.13.4 Karakteristik Startup
Sebuah perusahaan disebut Startup adalah ketika perusahaan tersebut
masih dalam tahap berkembang. Perusahaan tersebut belum memiliki dana
besasr dan hanya dijalankan oleh beberapa orang. Karakteristik-karakteristik
Startup adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan Belum Lama
Sebuah perusahaan dikatakan sebagai perusahaan Startup adalah
karena perusahaan tersebut belum berdiri lama. Perusahaan tersebut
setidaknya baru berdiri kurang dari 3 tahun. Startup bisa dikatakan
sebagai bayi yang baru lahir.
2. Pegawai yang Sedikit
Startup sangat kontras dengan perusahaan korporasi. Sebuah
perusahaan korporasi umumnya memiliki sumber daya manusia
(SDM) yang banyak. SDM tersebut terbagi kedalam beberapa divisi.
Dan tiap divisi memiliki jumlah tenaga ahli yang banyak. Startup
jelas tidak memiliki SDM sebanyak itu. Jumlah pegawai sebuah
Startup ada di bawah 20 orang. Startup dengan jumlah yang sedikit
tersebut bukan berarti perusahaannya tidak maju dan berkembang.
86
Malah, justru dengan jumlah pegawai yang sedikit, Startup tersebut
berkembang, kerja efektif, dan tidak ada pemborosan dana.
3. Bekerja Multitasking
Salah satu kelebihan Startup adalah kemampuan SDM-nya yang
mau bekerja lebih. Artinya, seorang yang bekerja di Startup
umumnya akan mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus.
Contohnya, seorang desainer bisa merangkap juga sebagai bagian
keuangan. Seorang content manager, bisa menjabat juga sebagai
admin media sosial atau sebagai customer care. Malah, CEO sebuah
perusahanan Startup bisa memiliki kerja yang lebih.
4. Semangat Muda
Orang yang bekerja di Startup selain dituntut memiliki kemampuan
multitasking, ia juga biasanya memiliki semangat muda.
Maksudnya, sebuah Startup biasanya memiliki pekerja dengan usia
muda dan produktif (20-35). Tidak jarang, banyak ditemukan CEO
Startup berusia di bawah 35 tahun. Kalaupun ada yang berusia lebih,
maka orang tersebut memiliki semangat “muda” dalam
mengembangkan perusahaan.
5. Pendapatan dan Investor
Namanya perusahaan berkembang, tentunya pendapatannya masih
kurang stabil. Kadang bulan lalu, pendapatan perusahaan bagus,
bulan berikutnya belum tentu ada di posisi yang sama. Jumlah
87
pendapatan pertahun pun biasanya tidak mencapai $100.000/tahun
atau sekitar Rp 1,3 Milyar/tahun. Jumlah tersebut bukanlah hal
mutlak karena tidak semua Startup memiliki karakteristik sebagai
perusahaan penjualan. Startup memilliki karakteristik pendapatan
yang masih tergolong kurang tetapi bisa bertahan. Bertahannya
sebuah perusahaan biasanya karena dua faktor. Faktor pertama,
adalah adanya investor yang memberikan dana besar atau kedua,
bootstraping, atau pendanaan sendiri yang masih mencukupi untuk
beberapa tahun kedepan.
6. Bergerak di bidang Teknologi
Jika ada cerita seseorang sedang merintis jualan mie ayam, maka
orang tersebut sedang membuka perusahaan Startup. Pernyataan
tersebut memang benar karena orang tersebut sedang
mengembangkan usaha. Hanya saja, istilah Startup sudah memiliki
penyempitan makna pada suatu usaha berkembang dalam teknologi.
Adapun Go-Jek, sebagai sebuah perusahan yang berhubungan
dengan transportasi, bisa disebut Startup karena menggunakan
aplikasi yang notabene bagian dari teknologi. Sah-sah saja,
perusahaan di luar teknologi yang berkembang disebut Startup.
Tapi, di era internet ini, istilah Startup umumnya selalu mengacu
pada ranah teknologi.
88
7. Beroperasi dengan Website
Ini adalah ciri paling khusus dan sangat dipastikan sebuah Startup
memiliki situs. Situs atau website sebuah perusahaan Startup adalah
identitas perusahaan tersebut karena memang operasionalnya ada di
bidang tersebut. Meskipun misalnya, jasa yang ditawarkannya
berupa produk nyata atau jasa menggunakan aplikasi, tetap saja
semuanya menggunakan situs website. Go-Jek yang penggunaannya
menggunakan aplikasi mobile, memiliki situs website resminya.
Sebuah Startup games asal Indonesia, Thinker Games, juga
memiliki situs website meskipun produknya berupa games yang
perlu diinstal. Bisa dibilang, sebuah Startup memang wajib
memiliki sebuah situs atau website.
2.14 Metodologi Penelitian
2.14.1 Metodologi Pengumpulan Data
• Observasi
Pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan dari pengumpul data
terhadap gejala/peristiwa yang diselidiki pada tahap penelitian (Sugiarti,
2011).
• Wawancara
Pengumpul data melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara
pewawancara (pengumpul data) dengan responden (sumber data) (Sugiarti,
2011).
89
• Studi Literatur
Studi pustaka adalah kajian teoritis, referensi serta literatur ilmiah lainnya
yang berkaitan dengan budaya, nilai dan norma yang berkembang pada
situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2012).
2.15 Studi Sejenis
Raschania (2011) membuat penelitian dengan judul Perencanaan Strategi
Sistem Informasi Pada Pada Bintang Pelajar. Dengan tujuan penelitian ini adalah
membuat Perencanaan strategis sistem informasi untuk menciptakan keunggulan
bersaing dalam mewujudkan visi dan tujuan organisasi. Penelitian ini berfokus pada
perencanaan strategi sistem informasi pada Bintang Pelajar menggunakan analisis
PEST, analisis SWOT, analisis Porter’s five forces model, analisis value chain,
analisis CSF, audit grid. Penelitian ini menghasilkan sebuah manajemen sistem
informasi dan teknologi informasi, strategi SI, serta strategi teknologi bagi
perusahaan.
Dessyana (2011) melakukan penelitian dengan judul “Perencanaan Strategis
Sistem Informasi pada PT. Batik Danar Hadi menggunakan ward and peppard
framework”. Tujuan Penelitian ini adalah membuat suatu rencana strategis sistem
informasi untuk kerangka waktu selama 3 tahun bagi PT. Batik Danar Hadi yang
bergerak di industri fashion retail batik Indonesia. Penyusunan perencanaan
strategis sistem informasi ini menggunakan metodologi yang dibuat oleh John
Ward dan J. Peppard. Prosesnya diawali dengan analisis lingkungan bisnis,
kemudian analisis lingkungan SI/TI secara internal dan eksternal menggunakan alat
90
analisis PEST, analisis CSF, analisis Porter’s Five Forces, analisis SWOT dan
menggunakan portofolio aplikasi McFarlan’s Strategic Grid. Hasil analisis ini
kemudian akan dijadikan dasar bagi penentuan strategi sistem informasi yang tetap
selaras dengan strategis bisnis perusahaan. .
Desmin (2014) melakukan “Perencanaan Strategi Sistem Informasi pada
PT. SASMITA WIKRAMA NUSANTARA”. Penelitian ini menggunakan metode
Peppard dan Ward, yang didalamnya dilakukan tahap analisis terhadap lingkungan
bisnis internal, lingkungan bisnis eksternal, analisis terhadap lingkungan SI/TI
internal dan analisis lingkungan SI/TI eksternal. Kemudian dari analisis tersebut
didapatkan hasil berupa strategi SI bisnis, Strategi TI serta strategi Manajemen
SI/TI. Tools yang digunakan dalam tahap analisis yaitu CSF, SWOT, value chain,
Porter’s five competitives forces, PEST analisis, dan McFarlan’s Strategic Grid.
Perencanaan strategis sistem informasi ini diharapkan dapat menyajikan
perencanaan yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi perusahaaan agar tercapai
tujuan bisnisnya. Serta penggunaan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kinerja tiap unit yang terdapat di PT
Sasmita Wikrama Nusantara sehingga dapat membantu menghasilkan produk tepat
waktu.
Yandi et al. (2013) membuat suatu Perencanaan Strategis Sistem Informasi
pada PT. Optima Trading karena kurangnya sistem yang terintegrasi antar divisi,
sehingga menimbulkan duplikasi data atau transfer data tidak dapat dilakukan
secara langsung. Tujuan penelitian ini adalah membuat membuat perencanaan
91
strategis sistem informasi PT. Optima Trading sehingga menciptakan keunggulan
bersaing dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi. Metode yang
digunakan adalah metode pengumpulan data (observasi, wawancara, dan sastra)
dan sistem informasi metode perencanaan strategis Peppard dan Ward (2002). Alat
yang digunakan adalah analisis rantai nilai, SWOT, CSF, Porter 's Five Forces,
PEST dan Portfolio McFarlan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah
manajemen strategis sistem informasi (IS) / teknologi informasi (IT), strategi bisnis
SI dan SI strategi untuk PT. Optima Trading.
Efendi (2012) membuat suatu perencanaan strategis sistem informasi di PT
Sieraf Teknik Perkasa di Surabaya dengan menggunakan metode Peppard and
Ward 2002. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat suatu perencanaan strategis
dan IT support di PT Sieraf Teknik Perkasa, sehingga tercipta suatu konsep
kebutuhan IT yang terintegrasi dan nantinya mampu mengembangkan sumber daya
SI/TI. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah perencanaan strategis sisem informasi
untuk mendukung kegiatan bisnis yang ada di PT Sieraf Teknik Perkasa.
Setiawan & Yulianto (2017) dengan judul ”Information System Strategic
Planning Using IT Balanced Scorecard In Ward & Peppard Framework Model”.
Metode yang digunakan dalam makalah ini menggunakan model perencanaan
strategis Peppard dan Ward dengan pendekatan dari keselarasan strategis dan
dampak yang kompetitif. Tahapan dilaksanakan secara sistematis disusun mulai
dari analisis internal dan eksternal lingkungan bisnis dan sistem informasi / analisis
lingkungan teknologi yang diolah menjadi informasi bisnis rekomendasi strategi
92
sistem, sistem informasi /strategi manajemen teknologi, dan strategi teknologi
informasi untuk penyusunan rencana strategis dan peta jalan sistem informasi /
teknologi di suatu organisasi. Solusi tambahan yang diusulkan dalam penelitian ini
adalah alat IT Balanced Scorecard sebagai ukuran maju dalam mengevaluasi hasil
pelaksanaan rencana strategis sistem informasi dengan itu kontribusi untuk sebuah
organisasi, peningkatan kinerja dan produktivitas, dan pengguna aplikasi umpan
balik. Hasil penelitian ini adalah berbasis pengetahuan IS Master Plan dan Road
Map untuk lima tahun ke depan yang inline dengan rencana strategi bisnis
organisasi.
Bakar et al. (2009) dengan judul “CONCEPTUALIZATION OF
STRATEGIC INFORMATION SYSTEMS PLANNING (SISP) SUCCESS MODEL
IN PUBLIC SECTOR: AN ABSORPTIVE CAPACITY APPROACH” keberhasilan
SISP dapat ditentukan oleh seberapa besar dampak praktek SISP telah
mempengaruhi sistem informasi (IS) pemikiran dan tindakan perencana. Pada kasus
ini, kapasitas pengetahuan diserap dari pengalaman SISP mencerminkan tingkat
tertentu organisasi belajar (OL) atau kemampuan yang dicapai yang kemudian
mempengaruhi keberhasilan SISP. Sintesis dari literatur, makalah ini mengusulkan
kerangka kerja konseptual yang didasarkan pada model daya serap untuk model
sukses SISP di sektor publik. Menerapkan model daya serap memungkinkan asumsi
pada kualitas praktek SISP mempengaruhi tingkat daya serap SISP yang kemudian
mempengaruhi keberhasilan SISP. Model yang diusulkan harus menarik untuk
kedua praktisi SISP dan masyarakat akademik. Untuk praktisi, model harus
93
meningkatkan pemahaman tentang bagaimana mengevaluasi keberhasilan SISP di
sektor publik, bagaimana meningkatkan pengetahuan organisasi dengan melihat
faktor-faktor yang berkontribusi dan bagaimana mempertahankan keuntungan
strategis. Untuk masyarakat akademik, model yang diusulkan memberikan
kesempatan penelitian untuk lebih memahami pengaruh dari praktek SISP yang
ada, mengeksplorasi SISP dari pandangan lain selain pemecahan masalah
berdasarkan dan memahami karakteristik antara SISP swasta dan publik. Ini
merupakan kemajuan penelitian di mana model akan diuji secara empiris dalam
pekerjaan masa depan.
Haron & Zolkarnain (2013) melakukan suatu strategi perencanaan system
informasi dengan judul “A Situational Analysis of Strategic Information System
Planning in the Context of a Malaysian SME” Penelitian ini meneliti analisis situasi
saat ini Perencanaan Strategis Sistem Informasi dalam konteks UKM Malaysia.
Sebuah strategi studi kasus tunggal yang digunakan dalam penelitian ini untuk
memungkinkan penyelidikan mendalam pada hubungan yang berkontribusi
pemahaman subjek. Ward & Peppard IS/model strategis IT diadopsi sebagai
pedoman untuk melakukan analisis situasional dari perusahaan. Value chain dan
Porter Five Forces Model digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi tahapan
dalam analisis situasional. Pembahasan analisis situasi kasus saat ini pada
perusahaan dibagi menjadi tiga bagian yang merupakan lingkungan bisnis internal,
lingkungan bisnis eksternal dan / lingkungan internal dan eksternal SI/ TI dari
perusahaan. Penelitian masa depan dapat dilakukan dalam aspek lain dari
94
manajemen strategis Perencanaan Sistem Informasi Strategis seperti pilihan
strategis dan implementasi strategis. Pendekatan penelitian yang digunakan untuk
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. pendekatan kualitatif cocok dalam
eksplorasI pelaksanaan SISP di UKM Malaysia. Strategi penyelidikan yang
digunakan adalah studi kasus di mana sebuah perusahaan kasus tunggal yang
dipilih.
Suroso et al. (2018), perencanaan strategi sistem informasi dengan judul
“Information System Strategic Planning for Department of Housing and Settlement
Region in the Jakarta Provincial Government – Indonesia” Studi kasus dimulai
dengan tinjauan umum perumusan dan identifikasi lingkungan bisnis internal dan
eksternal dan lingkungan sistem informasi internal dan eksternal UPRS. Analisis
kebutuhan SI di UPRS kemudian dilakukan melalui perencanaan strategis SI
menggunakan kerangka kerja metode Peppard dan Ward. Data dikumpulkan
melalui studi literatur yang tersedia dari buku dan jurnal, wawancara dengan
pemimpin di UPRS, observasi, dokumentasi dan distribusi kuesioner kepada
karyawan UPRS. Berdasarkan analisis dan perencanaan strategis bisnis SI di UPRS
Departemen Perumahan dan Permukiman Provinsi Jakarta, dapat disimpulkan
bahwa: Ada beberapa kendala dalam UPRS mengenai SI seperti: UPRS tidak
memiliki SI yang dapat membantu UPRS melakukan fungsi pekerjaannya, tidak
adanya SI yang dapat menyajikan data yang terintegrasi dan akurat, tidak adanya
penyebaran informasi secara otomatis ke penghuni apartemen, seperti informasi
mengenai sewa dan tunggakan, dan informasi penting lainnya yang tersedia, tidak
95
adanya Perencanaan strategis SI yang dapat digunakan sebagai panduan untuk
pengembangan SI di masa depan dalam UPRS dan tidak adanya sumber daya
manusia spesifik yang ditugaskan untuk mengelola SI dan TI di dalam UPRS. Oleh
karena itu SI diperlukan dengan sumber daya manusia yang kompeten untuk
mengelola SI / TI UPRS untuk meningkatkan kualitas layanan kepada penghuni flat
dan untuk meningkatkan produktivitas karyawan dalam melaksanakan fungsi
pekerjaan mereka. Area pendukung juga dibutuhkan dari dewan manajer di
Departemen Perumahan dan Permukiman Provinsi Jakarta untuk mendukung dalam
hal pembuatan kebijakan dan anggaran sehingga pengembangan SI di UPRS
menjadi prioritas. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa SI diperlukan untuk
mengakomodasi peningkatan jumlah flat tempat tinggal umum dan penghuni flat
karena program relokasi yang sedang berlangsung.
Oktavia & Gaol (2013) dengan judul “Information technology strategic
planning at PT.Venturium system”. PT.Venturium System Indonesia adalah
perusahaan yang bergerak dalam solusi IT yang melayani solusi IT untuk pelanggan
mereka dari perusahaan perbankan di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengembangkan perencanaan TI Strategis untuk PT. Venturium System
Indonesia sesuai dengan rencana strategis. Metode penelitian terapan adalah
kerangka kerja untuk Perencanaan Strategis TI John Ward dan Joe Peppard dan
dokumentasi Arsitektur Perusahaan dari Scott A. Bernard. Penelitian ini
menggunakan analisis SWOT dan IT Balanced Scorecard untuk menganalisis
persyaratan TI di PT. Sistem Venturium Indonesia. Hasil analisis diusulkan sebagai
96
aplikasi Sistem Informasi, seperti: Aplikasi Sistem Manajemen Pengetahuan,
Transfer File Otomatis dan E-Report yang merupakan bagian dari rencana strategis
TI pada PT.Sistem Venturium Indonesia. Hasil analisis juga menghasilkan
beberapa persyaratan kebijakan yang akan diterapkan oleh PT.Sistem Venturium
Indonesia.
Topani (2011) “THE STRATEGIC PLANNING OF IS/IT AT PT. LINTAS
GROUP”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan Sistem
Informasi dan Teknologi Informasi (SI/TI) dalam pengembangan pembangunan
menara Base Transceiver Station (BTS). Metodologi yang digunakan adalah
metode Peppard dan Ward. Data yang relevan diekstraksi dari wawancara dengan
manajemen. Hasil dari penelitian ini adalah dalam bentuk rekomendasi portofolio
aplikasi, proposal peningkatan Divisi TI dan waktu tindakan SI/TI. Dengan
menggunakan perencanaan strategis IS / IT, perusahaan dapat mengetahui faktor-
faktor penting yang diperlukan dalam mengembangkan suatu sistem informasi yang
selaras dengan strategi perusahaan. Faktor-faktor ini dapat dilihat dari hasil analisis
dalam bentuk PEST, ITBSC, dan SWOT.
Waspodo et al. (2019) membuat penelitian dengan judul “Building Digital
Strategy Plan at CV Anugrah Prima, an Information Technology Service
Company”. Tujuan penelitian ini adalah membuat perencanaan strategi digital pada
CV Anugrah Prima sehingga menciptakan keunggulan bersaing dalam
mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi. Penelitian ini berfokus pada
perencanaan strategi digital pada CV Anugrah Prima meggunakan framework
97
Peppard and Ward 2016 dengan analisis lingkungan bisnis internal, analisis bisnis
eksternal, analisis lingkungan SI/TI internal, dan analisis lingkungan SI/TI
eksternal.
Berdasarkan hasil dari penelitian studi sejenis di atas maka pada penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan tools analisis yang berbeda yaitu Business
Model Canvas dengan kelebihan model ini dapat digunakan untuk menjelaskan,
memvisualisasikan, menilai, dan mengubah suatu model bisnis, agar mampu
menghasilkan kinerja yang lebih optimal dan pada penelitian sebelumnya
metodologi yang digunakan Peppard and Ward 2002 sedangkan pada penelitian ini
menggunakan Peppard and Ward 2016 yang telah mengalami pembaruan dari versi
sebelumnya.
Telah banyak perubahan dalam teknologi sejak versi 2002, terutama untuk
personal atau social uses. Inovasi teknologi telah banyak berubah diantaranya
adalah SMACIT (social, mobile, analytics, cloud, and internet of things). Jadi,
penggunaan teknologi pada versi saat ini sangat berbeda dengan versi sebelumnya.
Penggunaan teknologi saat ini dapat membantu mencapai visi dan misi serta dapat
membuat strategi yang baru. Dimana, kapan dan bagaimana menggunakan
teknologi tersebut di suatu perusahaan, sehingga dibutuhkan suatu strategi digital
atau SI/TI.
98
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang dipakai adalah metode studi kasus, dengan
menggunakan metode ini penulis dapat membuat perencanaan strategi digital pada
PT. Moladin Digital Indonesia. Pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi
dan wawancara di Moladin.
3.1 Metode Pengumpulan Data
3.1.1 Observasi
Observasi dilakukan dengan melihat langsung proses dan kegiatan
bisnis yang berjalan pada Moladin. Hasil yang dicapai dari kegiatan observasi
ini adalah melihat proses bisnis yang terjadi, dan melihat secara langsung segala
kegiatan atau mencari data yang diperlukan untuk penelitian.
Kegiatan pengamatan langsung ini dilakukan dibawah pengawasan
CEO & Marcom dari Moladin. Beliau memberikan data tentang sejarah, visi,
misi, tujuan dan struktur organisasi, produk serta bagian-bagian yang ada dan
memaparkan tugas dari masing-masing bagian yang ada di Moladin. Kegiatan
observasi dilakukan pada bulan Oktober dan November 2018 yang bertempat
di kantor Moladin Jl. Ciledug Raya No.40, RT.1/RW.3, Petukangan Utara,
Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12260.
99
3.1.2 Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan divisi-divisi
terkait antara lain, CEO, Marcom, Team IT. Untuk memperoleh data-data yang
diperlukan dalam Perencanaan Strategi Digital pada Moladin.
Dari wawancara yang dilakukan dapat diketahui bagaimana kondisi dari
sumber daya, sistem informasi, teknologi informasi, serta infrastruktur yang
ada pada Moladin.
3.1.3 Studi Literatur
Peneliti melakukan studi literatur dengan menghimpun berbagai
informasi yang berkaitan dengan penelitan. Informasi ini bersumber dari
berbagai sumber tulisan yang berkaitan dengan penelitian yang peneliti
jalankan. Diantara sumber tulisan tersebut diantaranya adalah buku (Peppard &
Ward, 2016), jurnal-jurnal serta skripsi terkait perencanaan strategi SI/TI serta
strategi digital, dan penelitian-penelitian atau artikel tulisan lain yang terkait
dengan judul penelitian peneliti.
3.2 Metode Analisis Perencanaan Strategi Digital
Metode penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada pendekatan metode
Peppard dan Ward. Metode ini memiliki tiga tahapan utama yaitu input, process,
dan output. Tahap input terdiri dari Analisis Lingkungan Bisnis Internal, Analisis
Lingkungan Bisnis Eksternal, Analisis Lingkungan SI/TI Internal, dan Analisis
Lingkungan SI/TI Eksternal. Pada tahapan process dilakukan analisis terhadap data
100
dari tahapan sebelumnya (input). Pada tahap ini dilakukan perumusan klasifikasi
strategi bisnis SI, klasifikasi strategi TI dan klasifikasi strategi manajemen SI/TI.
Adapun tools yang akan digunakan pada tahap process yaitu: analisis Critical
Successs Factors (CSF), analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,
Threats), analisis value chain, analisis Business Model Canvas, analisis PESTEL
(Politic, Economic, Sociological, Technological, Environment, dan Legal), Analisis
Porter’s Five Competitive Forces, Mc Farlan Strategy Grid, dan tren teknologi.
Tools atau alat-alat analisis tadi akan digunakan pada perumusan strategi SI
untuk mengolah data dari tahap input serta untuk menentukan tujuan strategi bisnis.
Kemudian akan ditentukan kebutuhan SI serta investasi SI/TI dari setiap tujuan
yang telah ditetapkan. Selain itu juga dilakukan perumusan strategi TI yang
melakukan analisis terhadap usaha pemenuhan kebutuhan SI. Diantaranya adalah
menentukan prioritas implementasi dan perencanaan implementasi investasi SI/TI,
dan terakhir ada perumusan startegi manajemen SI/TI yang merupakan implikasi
terhadap perusahaan untuk mendukung berjalannya strategi SI dan TI.
Tahap terakhir output merupakan hasil dokumentasi dari strategi digital
yang telah dibuat. Dokumen-dokumen tersebut yaitu berupa dokumen strategi SI,
dokumen strategi TI, dan dokumen strategi manajemen SI/TI.
3.2.1 Tahapan Masukan (Input Phase)
Pada tahapan masukan peneliti melakukan pencarian informasi terkait
hal-hal yang berhubungan dengan penelitian. Peneliti menggunakan metode
studi literatur, wawancara dan observasi di tempat penelitian untuk
101
mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Sesuai metode (Peppard & Ward,
2016)berikut area pada tahap masukan.
3.2.1.1 Analisis Lingkungan Bisnis Internal
Analisis lingkungan bisnis internal dari Moladin dilakukan untuk
mengetahui kondisi bisnis yang berjalan dan strategis bisnis yang
diterapkan, analisis ini dapat dilihat dari penerapan visi dan misi
perusahaan, sumber daya yang diterapkan, analisis ini dapat dilihat dari
penerapan visi dan misi perusahaan, sumber daya yang dimiliki perusahaan
serta informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Terdapat beberapa teknik
analisis lingkungan bisnis internal, untuk penelitian ini penulis
menggunakan 4 teknik karena menggunakan teknik tersebut pada stratup
Moladin sudah dapat menggambarkan bisnis internal Moladin.
Teknik pertama adalah analisis Critical Success Factor (CSF), CSF
merupakan sebuah metode analisis dengan mempertimbangkan beberapa
hal yang kritis di dalam lingkungan perusahaan untuk mendefinisikan
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan dan kesuksesan
perusahaan atau organisasi dan dapat ditentukan jika objektif organisasi
telah diidentifikasi. Analisis CSF memberikan gambaran pada perusahaan
tentang aspek-aspek kritis apa saja di setiap aktivitas dan proses bisnis
perusahaan yang mempengaruhi kinerja perusahaan dalam mencapai visi
dan misi serta keberhasilan bisnisnya. Tujuan dari CSF adalah
menginterpretasikan objektif secara lebih jelas untuk menentukan aktivitas
102
yang harus dilakukan dan informasi apa yang dibutuhkan, dengan analisis
ini dapat diketahui kebutuhan informasi perusahaan sehingga penerapan
sistem informasi dapat diselaraskan dengan tujuan Moladin melalui area
bisnis yang kritis (Peppard & Ward, 2016).
Teknik kedua adalah analisis SWOT, SWOT adalah metode
perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan
(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat
faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses,
opportunities, dan threats). SWOT akan lebih baik dibahas dengan
menggunakan tabel yang dibuat dalam kertas besar, sehingga dapat
dianalisis dengan baik hubungan dari setiap aspek (Peppard & Ward, 2016).
Analisis dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang
dimiliki perusahaan dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya,
mengetahui kekurangan perusahaan, serta ancaman dan peluang yang juga
dihadapi yang dimiliki perusahaan, dengan keempat indikator tersebut
maka perusahaan akan mendapatkan gambaran dan arah yang jelas akan
seperti apa perusahaan berjalan kedepannya dengan strategi yang ada dan
strategi baru yang akan diterapkan demi memenangkan persaingan dalam
industri Startup.
Teknik ketiga yang digunakan adalah analisis value chain atau
rantai pasok, analisis ini digunakan untuk menganalisis aktivitas yang
103
berkaitan dengan proses bisnis perusahaan, aktivitas pada value chain
dibagi menjadi dua aktivitas yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung.
Teknik ke empat yang digunakan adalah analisis BMC (business
model camvas), analisis ini terdiri dari 9 pilar utama yang merangkum
proses bisnis mulai dari value perusahaan, segmen pelanggan, hingga
struktur finansial. Dengan kesembilan blok ini, sebenarnya kita sudah bisa
memvalidasi apakah satu ide bisnis itu potensial atau tidak.
3.2.1.2 Analisis Lingkungan Bisnis Eksternal
Analisis lingkungan bisnis eksternal digunakan untuk mengetahui
keadaan dan kondisi lingkungan luar perusahaan yang berpengaruh pada
perkembangan dan jalannya perusahaan. Penulis menggunakan dua teknik
untuk melakukan analisis ini karena dengan menggunakan 2 teknik tersebut
pada sudah dapat menggambarkan bisnis eksternal Moladin.
Berikut ini adalah dua tools yang peneliti gunakan untuk
menganalisis lingkungan bisnis eksternal pada Moladin:
1. PESTEL, analisis ini dilakukan penulis untuk melihat kondisi politik di
wilayah dimana perusahan berada, kondisi ekonomi yang dapat
mempengaruhi berjalannya aktivitas bisnis perusahaan, kondisi sosial
masyarakat pengguna produk perusahaan, teknologi yang berkembang
yang dapat mempengaruhi keunggulan perusahaan, hukum-hukum
yang berkaitan dengan Startup di Indonesia, dan lingkungan yang
mempengaruhi proses bisnis perusahaan.
104
2. Porter’s 5 Force, analisis ini dapat membantu perusahaan untuk
melihat dan menghadapi persaingan dengan perusahaan lainnya baik
perusahaan lama ataupun perusahaan pendatang baru, mengetahui
berbagai macam jenis pemasok, kemungkinan pelanggan beralih
menggunakan produk lain, serta kemungkinan turun naiknya harga
dengan adanya tawar menawan yang terjadi dengan pelanggan dan
pemasok.
3.2.1.3 Analisis Lingkungan SI/TI Internal
Analisis ini akan menyediakan informasi yang menyeluruh tentang
lingkungan internal SI/TI pada Moladin saat ini yang dapat digunakan
sebagai salah satu bentuk masukan dalam proses strategi SI/TI. Analisis
lingkungan internal SI/TI dilakukan untuk mengetahui pandangan secara
SI/TI terhadap bisnis yang ada saat ini, pengalaman perusahaan dalam bisnis,
cakupan bisnis dan kontribusinya terhadap pasar, kemampuan perusahaan,
sumber daya dalam perusahaan dan infrastruktur teknologi yang digunakan.
Teknik yang digunakan dalam analisis ini yaitu McFarlan Strategy
Grid, dengan menggunakan teknik ini perusahaan dapat mengetahui
pemetaan aplikasi yang digunakan beserta pengaruh aplikasi tersebut kepada
kesuksesan dan proses bisnis perusahaan.
3.2.1.4 Analisis Lingkungan SI/TI Eksternal
Analisis ini digunakan untuk mendapatkan pemahaman tentang keadaan
dan perkembangan SI/TI diluar lingkungan Moladin yang memberikan dampak
105
dan pengaruh bagi perusahan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tujuan utama dari analisis ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan tentang
peluang untuk mengimplementasikan teknologi yang termutakhir namun juga
dapat berupa peluang untuk menggunakan teknologi yang sudah ada dengan
cara yang lebih efisien dan tepat dalam penggunaannya atau peluang untuk
menggunakan teknologi dengan cara lain yang tidak pernah terfikirkan
sebelumnya.
Bagian dari analisis ini meliputi pengetahuan tentang SI/TI yang
digunakan oleh pihak eksternal seperti pesaing atau perusahaan-perusahaan lain
yang memiliki hubungan dan mempengaruhi bisnis perusahaan. Salah satu
aspek dari analisis ini adalah untuk mengkategorikan elemen-elemen yang
potensial dan berharga dari teknologi untuk dapat dievaluasi dan dimanfaatkan
oleh perusahaan. Inti dari analisis ini adalah untuk dapat menyediakan informasi
yang menyeluruh tentang lingkungan eksternal SI/TI untuk digunakan sebagai
salah satu bentuk masukan dalam proses Perencanaan Strategi Digital.
3.2.2 Tahapan Proses (Process Phase)
Setelah mendapatkan gambaran situasi lingkungan bisnis serta
lingkungan SI/TI Moladin, pada tahap ini peneliti melakukan proses analisis
terhadap masukan-masukan dari setiap lingkungan yang sudah didapat. Pada
tahap ini melakukan pengklasifikasian dari satiap keluaran yang akan
dihasilkan, yaitu klasifikasi strategi bisnis SI, klasifikasi strategi TI dan
klasifikasi strategi manajemen SI/TI.
106
3.2.3 Tahapan Keluaran (Output Phase)
Pada tahap ini merupakan tahap akhir dari alur proses perumusan dan
perencanaan strategi digital. Pada tahap ini dilakukan pendokumentasian hasil
dari keseluruhan tahap proses yang secara teori. Tahapan keluaran penelitian ini
menghasilkan Strategi Bisnis Sistem Informasi, Strategi Teknologi Informasi
dan Strategi Manajemen SI/TI. Pada Dokumen Strategi Sistem Informasi terdiri
dari pemetaan Kebutuhan SI dan Usulan Investasi SI/TI, dan dari keduanya
dapat menghasilkan Future Application Portfolio. Pada Dokumen Strategi
Teknologi Informasi terdiri dari Usulan Jaringan yang dapat digunakan oleh
Moladin untuk di masa datang. Pada Dokumen Strategi Manajemen SI/TI terdiri
dari Usulan Struktur Organisasi, Rekomendasi Kegiatan.
3.3 Kerangka Penelitian
Perencanaan Strategi Digital adalah kegiatan perencanaan berkelanjutan
yang menjamin implementasi teknologi informasi dan komunikasi dalam suatu
organisasi selaras dengan strategi bisnsi untuk meningkatkan efektivitas organisasi,
menciptakan peluang bisnis dan memberi kontribusi terhadap daya saing
organisasi. Rencana strategi digital sistem informasi berfungsi untuk melakukan
evaluasi strategi bisnis saat ini dengan strategi digital dan menciptakan peluang
bisnis baru dengan dukungan sistem informasi.
Agar penyusunan rencana strategis digital dapat disusun dengan tepat maka
diperlukan sebuah kerangka kerja. Kerangka kerja berfungsi sebagai pedoman
sistematis untuk melaksanakan Perencanaan Strategi Digital.
107
Kerangka Penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian (Peppard & Ward, 2016)
108
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Tahapan Masukan Perencanaan Strategi Digital
4.1.1 Analisis Lingkungan Bisnis Internal
Analisis lingkungan bisnis ini dilakukan dengan beberapa alat atau tool
yang sesuai dengan kondisi Moladin sebagai perusahaan yang menawarkan
jasa. Alat yang digunakan dalam menganalisis strategi bisnis organisasi adalah
CSF. Untuk mengidentifikasikan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
perusahaan digunakan analisis SWOT. Untuk menganalisis proses bisnis
organisasi, dapat digunakan Value Chain. Sedangkan untuk menganalisis
sebuah strategi dalam manajemen yang berupa visual chart yang terdiri dari 9
elemen menggunakan Business Model Canvas (BMC).
109
Analisis Lingkungan
Bisnis Internal
Analisis CSF (Critical
Success Factor)
Analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity,
Threat)
Analisis Value ChainAnalisis BMC ( Business
Model Canvas)
tools toolstools
Wawancara & Observsasi Wawancara & Observsasi Wawancara & Observsasi Wawancara & Observsasi
Pemetaan Tujuan dan
Saran
Faktor yang menjadi
kekuatan, kelemahan,
peluang, ancaman
Diagram Value Chain Visual Chart 9 Elemen
input
output
input
output
input
output
input
output
Matriks SWOT
Hasil Kebutuhan Informasi
Gambar 4.1 Bagan Analisis Lingkungan Bisnis Internal ((Peppard & Ward,
2016)
Analisis CSF digunakan untuk mengetahui faktor penentu keberhasilan
organisasi atau strategi bisnis organisasi melalui input wawancara dan
outputnya pemetaan tujuan dan CSF/sasaran setiap unit kerja.
Analisis SWOT untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman di dalam perusahaan melalui input wawancara dan output nya
faktor-faktor yang menjadi kekuatan (strength), kelemahan (weakness),
110
peluang (opportunity), dan ancaman (threat) serta diformulasikan ke dalam
matriks SWOT.
Analisis value chain untuk menganalisis alur kerja atau proses bisnis
perusahaan melalui input wawancara dan observasi serta output nya diagram
value chain. Analisi Bisnis model canvas adalah sebuah strategi dalam
manajemen yang berupa visual chart yang terdiri dari 9 elemen. Analisis
kebutuhan informasi di dapatkan dari keempat output analisis yaitu: CSF,
SWOT, value chain dan BMC. Berikut ini adalah analisis lingkungan bisnis
internal Moladin.
4.1.1.1 Analisis CSF (Critical Success Factor)
Berdasarkan hasil wawancara dan menganalisis visi serta misi yang
berhubungan dengan strategi bisnis di Moladin dan dengan menganalisis
dokumen yang berhubungan dengan strategi bisnis perusahaan maka
didapatkan tujuan utama Moladin dan identifikasi CSF. Bagan analisis CSF
dapat di lihat pada gambar di bawah ini.
111
Wawancara
Visi dan Misi
Tujuan
Sasaran
Indikator sasaran program
Pendalaman
Penjabaran
CSF
Measure
Gambar 4.2 Bagan Analisis CSF (Peppard & Ward, 2016)
Berikut ini adalah tujuan dari Moladin dan CSF diidentifikasi
berdasarkan data hasil wawancara yang dapat dilihat pada lampiran yang
berhubungan dengan proses bisnis yang sedang berlangsung. Dari hasil
wawancara tersebut menghasilkan informasi berupa penjabaran tujuan utama
perusahaan serta masing-masing bagian, dan akan dianalisa menggunakan
tools analisis CSF yang akan disajikan melalui tabel dibawah ini
4.1.1.1.1 Gambaran Umum Perusahaan
Moladin berdiri pada November 2017 didirikan oleh Mario Tanamas
dan Jovin Hoon sebagai platform yang khusus menangani serba-serbi sepeda
motor di Jakarta dan telah berbadan PT dengan nama PT. Moladin Digital
Indonesia. Tidak hanya melayani pembelian sepeda motor, Moladin juga
melayani pembelian apparel, spare part, informasi mengenai bengkel, dan
forum yang membahas mengenai sepeda motor. Moladin sendiri dikembangkan
sebagai platform yang terintegrasi secara penuh guna menghubungkan beberapa
112
pihak yang umumnya dilibatkan dalam proses pembelian motor. Moladin
menyediakan aplikasi yang bisa di unduh pada Android, aplikasi ini
menawarkan berbagai informasi seputar sepeda motor serta kebutuhan bikers
mulai dari informasi sepeda motor baru dan bekas yang dijual berikut
spesifikasinya, kebutuhan suku cadang dan perlengkapan serta apparel untuk
bikers sampai forum saling bertukar pikiran buat sesama bikers dan komunitas.
4.1.1.1.2 Investor
Moladin mendapatkan pendanaan dari tiga perusahaan besar, yakni East
Ventures, Berjaya Group dari Malaysia, dan Ethos Partners dengan total
investasi sebesar USD 1,2 juta atau senilai Rp 17 Milyar Rupiah.
113
4.1.1.4 Visi, Misi dan Tujuan
Suatu organisasi harus memiliki suatu visi dan misi yang mampu
mewujudkan harapan-harapan yang akan dicapai oleh organisasi. Berlandaskan
hasil dari wawancara dengan Marcomm Moladin, dalam hal ini Moladin
memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai, yaitu:
1. Visi
Menjadi platform motor all in one yang menjadi bagian hidup para
bikers.
2. Misi
Mengumpulkan informasi di industri motor yang terpencar agar mudah
diakses para bikers.
3. Tujuan Utama
Memberikan pengalaman membeli motor dengan mudah dan
terpercaya tanpa harus keluar rumah.
4.1.1.1.3 Sasaran Perusahaan
Sasaran dari Moladin yaitu karyawan, pengusaha, masyarakat dengan
rentan usia 15-50 tahun dengan beberapa kriteria tertentu yang nantinya akan
disetujui oleh pihak leasing. Bekerja sama dengan beberapa dealer ternama
seperti Yamaha Karya Motor, Kawasaki Jakaindo, Mitraindo, Putera Group,
Deta Group. Serta bekerja sama dengan beberapa media ternama, bloggers dan
leasing untuk meningkatkan penjualan pada client mereka.
114
4.1.1.1.4 Logo Moladin
Logo Moladin menggunakan font berwarna putih bertuliskan “Moladin”
disisipkan simbol aladin karena Moladin merupakan sebuah singkatan dari dua
kata yakni Motor dan Aladin. Moladin ingin menjadi Jinny yang bisa
mengabulkan kebutuhan bikers dalam bidang motor. Berdasarkan dari dua kata
itulah lahirlah "Moladin". Berikut ini adalah logo dari Moladin:
Gambar 4.3 Logo Moladin (Sumber: Website Moladin.com)
4.1.1.1.5 Struktur Organisasi Moladin
Struktur organisasi Moladin terdiri dari seorang CEO (Chief Executive
Officer) & COO (Chief Operating Officer) yang memimpin perusahaan yang
dibantu oleh beberapa divisi yaitu: Marketing, Finance, HR&GA, Product, IT.
Berdasarkan hasil dari wawancara, masing-masing divisi mempunyai bagian-
bagian yang dapat dilihat seperti gambar di bawah ini.
115
Gambar 4.4 Struktur Organisasi Moladin
(Sumber: Data primer)
4.1.1.1.6 Uraian Tugas
Berdasarkan dari hasil wawancara, uraian tugas pada setiap divisi pada
Moladin adalah sebagai berikut:
1. CEO (Chief Executive Officer)
a. Merencanakan, mengelola, dan menganalisis segala aktivitas fungsional
bisnis seperti operasional, sumber daya manusia, keuangan, dan
pemasaran.
b. Mengidentifikasi dan meningkatkan performa operasional perusahaan
dengan cara memotivasi berbagai divisi di perusahaan
c. Merencanakan, mengelola, dan mengeksekusi perencanaan strategi
bisnis baik untuk jangka waktu menengah maupun panjang dengan
mengacu pada visi dan misi perusahaan.
116
d. Mengatur para investor dan pemilik saham lainnya.
e. Mengelola perusahaan sesuai dengan tujuan strategis perusahaan dengan
keefektifan dan biaya seefisien mungkin.
2. Data Analyst
a. Mengumpulkan, mempertahankan, mengelola, menafsirkan dan analisis
data yang diterima dari internal data dan eksternal.
b. Memberikan analisa awal untuk memastikan kualitas data.
c. Melakukan analisa lebih lanjut untuk mengungkap arti dari data.
d. Dapat menyiapkan report dari hasil analisa dan dapat dipresentasikan ke
manajemen.
3. Product
a. Menghandel semua product yang ada
b. Menentukan standar kontrol kualitas
c. Mengawasi proses produksi
d. Melakukan pemilihan, pemesanan dan bahan pembelian
4. Marketing
a. Melakukan riset untuk mengidentifikasi pelanggan baru dan pasar baru
yang potensial.
b. Merencanakan dan mengawasi inisiatif pemasaran baru.
c. Menjalankan digital marketing, penjualan, managing partnership.
5. Finance
a. Mengontrol aktivitas keuangan / transaksi keuangan perusahaan.
b. Melakukan pembayaran kepada supplier dan mitra.
117
c. mengontrol setiap finance dari investor.
6. CTO (Chief Technical Officer)
a. Mengelola dan mengembangkan web & aplikasi Moladin.
b. Merancang, mengelola dan mengawasi serta meng-evaluasi.
c. operasional dari sistem informasi (software dan aplikasi) dan
pendukungnya (hardware, infrastruktur, telekomunikasi).
7. Creative
a. Membuat inovasi Baru yang disesuaikan Kebutuhan Zaman.
b. Berpikir kreatif untuk menghasilkan ide-ide dan konsep-konsep baru dan
mengembangkan desain interaktif.
c. Mengembangkan prototype desain yang sesuai dengan tujuan klien.
8. Media
a. Meng-update informasi trend terbaru terutama yang berkaitan dengan
produk perusahaan ataupun inovasi lainnya.
b. Memberikan informasi terbaru dari perusahaan dan
menyosialisasikannya melalui media online.
c. Rutin mengecek dan melakukan perbaikan konten.
d. Mengevaluasi kompetitor perusahaan lain, sebagai bahan perbandingan
dengan perusahaan untuk mengungguli kompetitor.
e. Mengedukasi customer apabila mengalami kesusahaan, mendengarkan
keluhan customer dan memberikan solusi untuk customer.
118
9. Back End
a. Bertanggung jawab untuk menjaga dan mengembangkan semua
bagian dari sistem pelayanan.
b. Merencanakan dan melaksanakan struktur model data untuk
skalabilitas.
c. Menulis kode dan merancang aplikasi aman.
d. Berpartisipasi dalam semua fase siklus pengembangan, berfokus
pada coding, pengujian, dan debugging.
e. Meliharaan atau meningkatan struktur data yang ada
f. Melakukan riset, mengevaluasi dan menganalisa persyaratan teknis
dan desain
g. Memecahkan masalah dan memperbaiki bug/kelemahan dalam
website dan sistem lain untuk memastikan server berjalan secara
optimal
h. Merumuskan konsep dan ide-ide untuk produk tambahan, alat dan
layanan yang dapat diberikan dalam ruang digital.
10. Android
a. Mendesain dan mengembakan aplikasi canggih untuk Android
b. Membuat & Mengembangkan aplikasi mobile Android
c. Memastikan kinerja terbaik yang menyangkut kualitas, dan respon dari
aplikasi
119
d. Melakukan test kode unit untuk ketahanan, termasuk kegunaan, dan
kehandalan umum.
e. Mengevaluasi dan menyelesaikan bug dan meningkatkan kinerja
aplikasi.
f. Menerapkan teknologi baru untuk memaksimalkan efisiensi
pengembangan.
11. Web developer
a. Menulis, edit, dan desain dan langsung produksi konten.
b. Melakukan update situs secara langsung
c. Melakukan back up file dari situs web yang digunakan sebagai direktori
lokal untuk pemulihan instan dalam masalah.
d. Melakukan identifikasi masalah yang ditemukan umpan balik pengujian
atau pelanggan sekaligus memperbaiki masalah atau merujuk pada
personalia yang tepat untuk koreksi.
e. Evaluasi kode yang dilakukan untuk memastikan jika hal tersebut adalah
sah, terstruktur dan benar, sudah memenuhi standar industri dan juga
kompitabel dengan perangkat, browser atau pada sistem operasi.
f. Mendesain, membangun dan memelihara situs web dengan memakai
authoring atau bahasa scripting, alat manajemen, alat penciptaan konten
dan juga media digital.
120
12. Quality Assurance
a. Memiliki tugas pokok dalam perencanaan prosedur jaminan kualitas
suatu produk atau jasa
b. Menafsirkan dan menerapkan standar jaminan kualitas
c. Mengevaluasi kecukupan standar jaminan kualitas
d. Merancang sampel prosedur dan petunjuk untuk mencatat dan
melaporkan data berkualitas
e. Meninjau pelaksanaan dan efisiensi kualitas dan inspeksi sistem agar
berjalan sesuai rencana, melaksanakan dan memantau pengujian dan
inspeksi bahan dan produk untuk memastikan kualitas produk jadi.
13. HR&GA
a. Bertanggung jawab di dalam pengelolaan dan pengembangan Sumber
Daya Manusia, yaitu dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan kegiatan sumber daya manusia, termasuk pengembangan
kualitasnya dengan berpedoman pada kebijaksanaan dan prosedur yang
berlaku di perusahaan.
b. Melaksanakan kegiatan-kegiatan pembinaan, pelatihan dan kegiatan lain
yang berhubungan dengan pengembangan mental, keterampilan dan
pengetahuan karyawan sesuain dengan standard perusahaan.
c. Bertanggung jawab terhadap kegiatan yang berhubungan dengan
rekapitulasi absensi karyawan, perhitungan gaji, tunjangan dan bonus.
121
d. Menyusun, merencanakan, mengawasi dan mengevaluasi anggaran biaya
kegiatan secara efektif dan efisien serta bertanggung jawab terhadap
setiap pengeluaran hasil kegiatan.
e. Pengadaan Alat-alat kerja kantor dll.
f. Mengurusi semua kebutuhan Operasional perusahaan.
g. Mengurusi semua kebutuhan dan operasional saluran komunikasi
(telepon, fax, Handphone, BB, dll).
14. Audit
a. Mencari informasi awal terkait bagian yang akan di audit.
b. Melakukan tinjauan dokumen dan persyaratan lain yang berkaitan
dengan audit.
c. Mempersiapkan program audit tahunan dan jadwal pelaksanaan audit
secara terperinci.
d. Membuat daftar pertanyaan audit (audit checklist).
e. Melaksanakan pemeriksaan sistem secara menyeluruh.
f. Melaporkan temuan audit atau masalah-masalah yang ditemukan selama
audit internal.
g. Memantau tindak lanjut hasil audit internal sampai dinyatakan selesai.
15. COO (Chief Operating Offier)
a. Bertindak sebagai penghubung antara karyawan dan CEO
b. Mengatur bisnis inti
122
16. Data Admin
a. Mengelola sumber data dan merancang pembuatan database.
b. Merancang, mengimplementasikan, merawat hingga memperbaiki
kesalahan yang ada didalam basis data.
c. Mencadangkan dan memulihkan database.
d. Memastikan backup berjalan dan sukses, dan dapat melakukan berbagai
recovery data.
17. Business Dev
a. Melakukan Evaluasi Program
b. Mempelajari Strategi Pesaing
c. Mengawasi Program Yang Telah Berjalan
d. Menciptakan Ide
18. Offline Sales
a. Mempresentasikan atau menawarkan secara langsung produk yang dijual
kepada calon konsumen.
b. Membagikan brosur kepada konsumen.
19. Business Analyst
a. Melakukan tugas operasional yang berhubungan dengan kebutuhan
analisa perilaku konsumen dan data pasar.
b. Mampu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan erat dengan
sistem dokumentasi, serta penyebarluasan informasi mengenai keadaan
123
pasar yang sedang terjadi dan perilaku konsumen, yang nantinya akan
digunakan untuk dasar acuan user atau owner perusahaan.
c. Melaksanakan kegiatan monitoring, serta evaluasi pada data yang
diperoleh dan telah dikumpulkan dari berbagai pengolahan data, baik itu
dari majalah, koran, jurnal atau sumber research lainnya yang berfungsi
sebagai penunjang bagi business analyst.
d. Mampu memberikan solusi yang tepat, guna meningkatkan mutu layanan
serta kinerja proses bisnis perusahaan, untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
e. Membantu bagian project manager serta tenaga ahli lainnya dalam hal
merancang desain aplikasi yang efektif dan efisen.
20. CSO
a. Menjadi komunikator, yakni harus bisa menjadi orang yang
menghubungi customer dan memberikan informasi tentang segala hal
yang berkenaan dengan perusahaan dan customer.
b. Staff Customer Service harus bisa menjadi customer relation officer,
yakni harus bisa menjadi orang yang mampu membina hubungan yang
baik dengan customer perusahaan yang bersangkutan.
4.1.1.1.7 Produk Moladin
Besarnya potensi bisnis kredit motor dimanfaatkan oleh Moladin untuk
mengembangkan berbagai layanan. Berikut adalah produk-produk yang
dihasilkan oleh Moladin:
124
1. Motor
Motor merupakan produk unggulan dari Moladin dengan berbagai
brand motor ternama seperti Honda, Yamaha, Kawasaki, Suzuki dan
lain-lain lengkap dengan ulasan, spesifikasi motor serta harga kredit
motornya.
Gambar 4.5 Produk Motor (Sumber: Website Moladin.com)
2. Apparel
Apparel merupakan produk dari Moladin yang menyediakan aksesoris
penunjang bagi para bikers seperti sunglasses, helm, jaket, jas hujan,
masker motor dan lain-lain.
Gambar 4.6 Produk Apparel (Sumber: Website Moladin.com)
125
3. Part & Acc
Part & Acc ini menyediakan suku cadang dari motor sesuai kebutuhan
para bikers seperti aki, ban, busi, cakram dan lain-lain. Dilengkapi
dengan harga dari berbagai brand dan spesifikasi lengkap.
Gambar 4.7 Produk Part & Acc (Sumber: Website Moladin.com)
4. Perawatan
Di perawatan memperlihatkan daftar item yang biasa digunakan
bikers untuk merawat motor sehari-hari agar tidak mudah rusak.
Bikers bisa melihat ulasan dari orang yang telah menggunakannya dan
komparasi harga dari banyak marketplace.
126
Gambar 4.8 Produk Perawatan (Sumber: Website Moladin.com)
5. Bengkel
Fitur bengkel di Moladin memungkinkan user menemukan bengkel
berdasarkan lokasi. User bisa menemukan beragam bengkel mulai
dari bengkel resmi dan bengkel spesialis. User juga bisa
merekomendasikan atau mendaftarkan bengkel langganannya untuk
membantu sesama bikers menemukan bengkel sesuai kebutuhan.
Gambar 4.9 Produk Bengkel (Sumber: Website Moladin.com)
127
4.1.1.1.8 Model Bisnis Moladin
Model bisnis yang diterapkan Moladin adalah B2C atau business to
customer merupakan bisnis yang melakukan pelayanan atau penjualan
barang atau jasa kepada konsumen perorangan atau group secara langsung.
Dengan kata lain, bisnis yang dilakukan berhubungan langsung dengan
customer. Model bisnis B2C yang diterapkan oleh Moladin adalah
menyediakan aplikasi penyedia layanan kredit motor baru untuk customer.
Model bisnis Moladin dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 4.10 Model Bisnis Moladin (Sumber: Website Moladin.com)
128
Tabel 4.1 Tujuan utama dan CSF pada Moladin
Tujuan Utama* CSF Measurement
Memberikan kemudahan
membeli motor dengan
mudah dan terpercaya
tanpa harus keluar rumah.
Menyediakan aplikasi yang
mudah digunakan untuk
customer
Meningkatkan kepercayaan
customer untuk
menggunakan jasa moladin.
Meningkatkan jumlah
customer dengan
menawarkan layanan dan
produk terbaik
Melakukan promosi-
promosi produk yang
menarik
Jumlah customer
bertambah.
Menjangkau seluruh
Indonesia
Melakukan riset untuk
menentukan daerah mana
yang akan menjadi target
pasar
Mendapat target pasar baru
untuk memperluas bisnis
Menghasilkan
keuntungan
dari penjualan produk
➢ Melakukan kerjasama
dengan pihak lain.
➢ Kelola keuangan dan
sumber daya sebaik
mungkin.
➢ Melakukan promosi
produk
➢ Melakukan
pengembangan produk
baru sesuai dengan trend
saat ini
➢ Jumlah pelanggan
bertambah.
➢ Jumlah keuntungan
bertambah.
➢ Jumlah pesanan
Meningkat.
➢ Meningkatkan minat
calon pelanggan
Menjadi platform kredit
motor online yang
berkualitas dan terpercaya
➢ Meningkatkan kualitas
pelayanan.
➢ Meningkatkan
kepercayaan customer.
129
*Didapat dari Hasil Wawancara
Pada tabel di atas terdapat tiga kolom yaitu: tujuan utama,
CSF/sasaran, serta measurement/indikator sasaran program. Tujuan dari
Moladin dijabarkan pada kolom pertama, lalu disesuaikan dan dicari poin
penting yang harus berjalan dengan baik agar tujuan tersebut tercapai pada
kolom kedua CSF. Kemudian, pada kolom ketiga dijelaskan measurement
mengenai ukuran tingkat keberhasilan dari tujuan Moladin yang sesuai
dengan strategi bisnis perusahaan tersebut.
Tujuan utama perusahaan tersebut kemudian dijabarkan menjadi
tujuan setiap bidang kerja di Moladin sesuai tugas dan fungsinya masing-
masing. Berikut ini identifikasi CSF berdasarkan tujuan dan measurement
pada setiap bidang kerja.
Tabel 4.2 Penjabaran Tujuan Divisi Marketing
Tujuan Utama
Moladin*
Tujuan Bagian Marketing* Penjelasan
Meningkatkan jumlah
customer dengan
menawarkan layanan
& produk terbaik
Membuat promosi produk
melalui social media,
media cetak.
Menawarkan promosi –
promosi layanan terbaik ke
customer untuk
meningkatkan jumlah
customer.
➢ Memberi reward kepada
customer saat melakukan
transaksi
➢ Jumlah customer
bertambah
130
Menjadi platform
kredit motor online
yang berkualitas dan
terpercaya
Menjaga hubungan baik
perusahaan dengan
customer dengan cara
melakukan Follow up
untuk menjaga loyalitas
customer.
Memastikan customer telah
mendapatkan pelayanan
yang baik atas transaksi dan
komplain yang dilakukan
jika terjadi kesalahan.
Menghasilkan
keuntungan
dari penjualan
produk.
Meningkatkan
keuntungan bagi
perusahaan.
Bagian Marketing
melakukan promosi-
promosi kepada para
customer untuk menambah
profit perusahaan.
* Didapat dari Hasil Wawancara
Pada tabel di atas, tujuan utama Moladin dijabarkan pada kolom
pertama, lalu pada kolom kedua dijabarkan tujuan-tujuan bagian Marketing
yang akan digunakan pada tabel selanjutnya untuk penjabaran CSF dan
measurement, pada kolom ketiga penjelasan mengenai tujuan bagian
Marketing.
Setelah itu dilakukan penjabaran CSF dan measurement pada divisi
Marketing di Moladin. CSF dan measurement bagian Marketing yang
dijabarkan pada tabel di bawah ini:
131
Tabel 4.3 CSF divisi Marketing
Tujuan Divisi Marketing* CSF Measurement
Membuat promosi produk
melalui social media,
media cetak.
Melakukan promosi –
promosi produk yang
menarik.
Jumlah customer
bertambah.
Melakukan Follow up dan
menjaga loyalitas
customer.
Menjaga hubungan baik
perusahaan dengan customer
dengan cara melakukan
Follow up untuk menjaga
loyalitas customer.
➢ Hubungan customer
terjaga
Meningkatkan keuntungan
bagi Perusahaan.
➢ Melakukan kerjasama
dengan pihak lain.
➢ Kelola keuangan dan
sumber daya sebaik
mungkin.
➢ Melakukan promosi
produk
➢ Jumlah mitra
bertambah.
➢ Jumlah keuangan
stabil.
➢ Memberi pengaruh
kepada minat beli
secara langsung
seorang customer.
* Didapat dari Hasil Wawancara
Pada tabel di atas, tujuan-tujuan bagian Marketing dijabarkan pada
kolom pertama, lalu disesuaikan dan dicari poin penting yang harus berjalan
dengan baik agar tujuan tersebut tercapai pada kolom kedua CSF/sasaran.
Kemudian, pada kolom ketiga dijelaskan measure/indikator sasaran program
mengenai ukuran tingkat keberhasilan dari tujuan bagian Marketing yang
sesuai dengan strategi bisnis perusahaan tersebut.
132
Setelah itu dilakukan penjabaran tujuan dan penjelasannya di bagian
Finance pada Moladin. Tujuan dan penjelasannya pada divisi Finance yang
dijabarkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.4 Penjabaran divisi Finance
Tujuan Utama
Moladin*
Tujuan Bagian Finance* Penjelasan
Meningkatkan
keuntungan
dari penjualan
produk
➢ Mengatur dan
mengawasi keuangan
perusahaan
➢ Membuat perencanaan
keuangan terkait promosi
produk.
➢ Divisi finance melakukan
pengawasan dan
pengaturan terhadap
pemasukan maupun
pengeluaran keuangan
perusahaan.
➢ Melakukan perencanaan
terkait produk yang dapat
melakukan potongan harga.
* Didapat dari Hasil Wawancara
Pada tabel di atas, tujuan utama Moladin dijabarkan pada kolom
pertama, lalu pada kolom kedua dijabarkan tujuan-tujuan divisi Finance yang
akan digunakan pada tabel selanjutnya untuk penjabaran CSF dan
measurement, pada kolom ketiga penjelasan mengenai tujuan divisi Finance.
Setelah itu dilakukan penjabaran CSF dan measurement pada divisi
Finance di Moladin. CSF dan measurement bagian Finance yang dijabarkan
pada tabel bawah ini.
133
Tabel 4.5 CSF divisi Finance
Tujuan Divisi Finance* CSF Measurement
Mengatur dan
mengawasi
keuangan perusahaan
Melakukan pengawasan
terhadap cash flow
perusahaan
Cash flow perusahaan
stabil.
Membuat perencanaan
keuangan terkait
promosi produk.
Melakukan perencanaan
pengeluaran dengan
sebaik-baiknya terkait
promosi produk.
Pengeluaran lebih
terencana.
* Didapat dari Hasil Wawancara
Pada tabel di atas, tujuan-tujuan bagian Finance dijabarkan pada
kolom pertama, lalu disesuaikan dan dicari poin penting yang harus berjalan
dengan baik agar tujuan tersebut tercapai pada kolom kedua CSF/sasaran.
Kemudian, pada kolom ketiga dijelaskan measure/indikator sasaran program
mengenai ukuran tingkat keberhasilan dari tujuan bagian Finance yang sesuai
dengan strategi bisnis perusahaan tersebut.
Setelah itu dilakukan penjabaran tujuan dan penjelasannya di divisi IT
pada Moladin. Tujuan dan penjelasannya pada divisi IT yang dijabarkan pada
tabel di bawah ini.
134
Tabel 4.6 Penjabaran divisi IT
Tujuan Utama
Moladin*
Tujuan Bagian IT* Penjelasan
Memberikan
kemudahan membeli
motor dengan mudah
dan terpercaya tanpa
harus keluar rumah.
➢ Membuat aplikasi untuk
pengguna layanan Moladin
yang user friendly.
Menyediakan aplikasi
yang mudah digunakan
dan efisien untuk
customer.
* Didapat dari Hasil Wawancara
Pada tabel di atas, tujuan utama Moladin dijabarkan pada kolom
pertama, lalu pada kolom kedua dijabarkan tujuan-tujuan divisi IT yang akan
digunakan pada tabel selanjutnya untuk penjabaran CSF dan measurement,
pada kolom ketiga penjelasan mengenai tujuan divisi IT.
Setelah itu dilakukan penjabaran CSF dan measurement pada divisi IT
di Moladin. CSF dan measurement bagian IT yang dijabarkan pada table
bawah ini.
Tabel 4.7 CSF divisi IT
Tujuan Divisi IT* CSF Measurement
➢ Membuat aplikasi
untuk pengguna
layanan Moladin
yang user friendly.
➢ Menyiapkan dan
memastikan aplikasi sesuai
dengan kebutuhan pengguna
➢ Memastikan aplikasi agar
mudah digunakan
➢ Jumlah rating aplikasi.
➢ Jumlah unduhan
aplikasi meningkat.
* Didapat dari Hasil Wawancara
Pada tabel di atas, tujuan-tujuan divisi IT dijabarkan pada kolom
pertama, lalu disesuaikan dan dicari poin penting yang harus berjalan dengan
135
baik agar tujuan tersebut tercapai pada kolom kedua CSF/sasaran. Kemudian,
pada kolom ketiga dijelaskan measure/indikator sasaran program mengenai
ukuran tingkat keberhasilan dari tujuan bagian IT yang sesuai dengan strategi
bisnis perusahaan tersebut.
Setelah itu dilakukan penjabaran tujuan dan penjelasannya di divisi
Product pada Moladin. Tujuan dan penjelasannya pada divisi Product yang
dijabarkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.8 Penjabaran divisi Product
Tujuan Utama
Moladin*
Tujuan Bagian Product* Penjelasan
Menghasilkan
keuntungan
dari penjualan
produk
Inovasi produk yang sesuai trend
dan kebutuhan saat ini.
Menghasilkan produk yang
dapat menarik minat
customer sesuai trend dan
kebutuhan saat ini untuk
memenuhi permintaan
pasar.
* Didapat dari Hasil Wawancara
Pada tabel di atas, tujuan utama Moladin dijabarkan pada kolom
pertama, lalu pada kolom kedua dijabarkan tujuan-tujuan bagian Product
yang akan digunakan pada tabel selanjutnya untuk penjabaran CSF dan
measurement, pada kolom ketiga penjelasan mengenai tujuan bagian Product.
Setelah itu dilakukan penjabaran CSF dan measurement pada divisi
Product di Moladin. CSF dan measurement bagian Product yang dijabarkan
pada tabel di bawah ini:
136
Tabel 4.9 CSF divisi Product
Tujuan Bagian Product* CSF Measurement
Inovasi produk yang
sesuai trend dan
kebutuhan saat ini.
Melakukan inovasi produk agar
perusahaan mampu beradaptasi
dengan perubahan pasar dan
persaingan
Meningkatkan minat
customer.
* Didapat dari Hasil Wawancara
4.1.1.2 Analisis SWOT
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yaitu hasil pendalaman
potensi dan permasalahan (analisis lingkungan strategis, permasalahan dan
tantangan) dari Moladin yang berhubungan dalam proses bisnis, sehingga
diketahui faktor-faktor yang menjadi kekuatan (strength), kelemahan
(weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat). Bagan Analisis
SWOT dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.11 Bagan Analisis SWOT (Peppard & Ward, 2016)
137
Input untuk analisis SWOT ini adalah kekuatan (strength), kelemahan
(weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threats), yang mana
keempat faktor tersebut didapatkan dari hasil analisis kondisi perusahaan dan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi perusahaan. Output dari analisis
SWOT ini adalah rumusan SO, ST, WO dan WT.
Analisis SWOT dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
strategis perusahaan yang mana terdiri dari kekuatan (Strengths), kelemahan
(Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats).
Analisis kekuatan dilakukan untuk mengetahui kekuatan apa saja yang
dimiliki perusahaan sehingga dapat mempertahankan bisnis, dengan
mengetahui letak kekuatan dari perusahaan, maka perusahaan akan memiliki
kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan
dipasar.
Analisis kelemahan dilakukan untuk mengetahui keterbatasan atau
kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara
efektif menghambat kinerja perusahaan, sehingga perusahaan dapat
memperbaiki kelemahan tersebut menjadi kekuatan.
Analisis peluang dilakukan untuk mengetahui hal-hal penting yang
dipergunakan untuk menghasilkan keuntungan dalam lingkungan perusahaan
baik peluang masa kini dan peluang yang akan datang, dengan begitu
perusahaan dapat menyiapkan strategi-strategi baru demi memanfaatkan
peluang tersebut.
138
Analisis ancaman dilakukan untuk mengetahui situasi penting yang
tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan
pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan.
Dengan begitu, perusahaan dapat sesegera mungkin mempersiapkan
diri dalam menghadapi ancaman tersebut.
Di bawah ini adalah analisis SWOT berdasarkan hasil wawancara
pada Moladin:
1. Kekuatan (Strengths)
a. Down Payment (DP) cicilan motor murah
b. Dealer yang bekerjasama dengan pihak Moladin sangat
mempermudah dan tidak ribet.
c. Pengajuan dan pemesanan bisa diakses hanya dengan
menggunakan smartphone.
d. Karyawan yang inovatif dan kompeten dibidangnya.
2. Kelemahan (Weaknesses)
a. Belum menjangkau seluruh Indonesia.
b. Loyalitas para pelanggan (customer retention).
3. Peluang (Opportunities)
a. Dengan banyaknya e-commerce jual motor namun bukan
dengan sistem kredit yang nantinya berujung menjadi
penipuan dan membuat resah, Moladin hadir dengan sistem
139
kredit resmi dan terpercaya yang akan memudahkan customer
hanya dengan mengisi data.
b. Pesaing dengan model bisnis yang sama masih sedikit.
c. Permintaan pasar yang mengalir akibat populasi pengendara
motor yang semakin meningkat karena proses untuk
mendapatkannya semakin mudah.
4. Ancaman (Threats)
a. Ruang lingkup yang masih sempit.
b. Kompetitor memiliki kemiripan fitur.
Tabel 4.10 Matriks identifikasi SWOT pada Moladin Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
1. Memiliki Down Payment
(DP) cicilan murah untuk
pembelian motor.
2. Dealer yang bekerjasama
dengan pihak Moladin sangat
mempermudah dan tidak
ribet.
3. Pengajuan dan pemesanan
bisa diakses hanya dengan
menggunakan smartphone.
4. Memiliki karyawan yang
inovatif dan kompeten
dibidangnya.
1. Belum menjangkau
seluruh Indonesia.
2. Loyalitas para pelanggan
(customer retention).
Peluang
(Opportunities)
Strategi SO Strategi WO
1. Dengan
banyaknya e-
1. Meningkatkan kualitas serta
meng-evaluasi operasional
1. Menciptakan hubungan
saling menguntungkan
140
commerce jual
motor namun
bukan dengan
sistem kredit yang
nantinya berujung
menjadi penipuan
dan membuat
resah, Moladin
hadir dengan
sistem kredit
resmi dan
terpercaya yang
akan
memudahkan
customer hanya
dengan mengisi
data.
2. Pesaing dengan
model bisnis yang
sama masih
sedikit.
3. Permintaan pasar
yang mengalir
akibat populasi
pengendara motor
yang semakin
meningkat karena
proses untuk
mendapatkannya
semakin mudah.
dari sistem informasi
(software dan aplikasi) serta
pendukungnya. (S4-O1)
2. Mempertahankan kualitas
produk serta pelayanan
terhadap customer untuk
menjaga loyalitas para
customer. (S1-O2)
3. Meningkatkan kerjasama
dengan mitra untuk memberi
pelayanan terbaik pada
customer. (S1-O3)
satu sama lain dengan
memberi penawaran
diskon atau program
menarik lainnya keapada
customer. (W2-O4)
141
Ancaman (Threats) Strategi ST Strategi WT
1. Ruang lingkup
yang masih
sempit.
2. Kompetitor
memiliki
kemiripan fitur.
1. Melakukan analisis dan
pengamatan terhadap situasi
pasar dan kebutuhan
masyarakat agar produk yang
ditawarkan mendapat
tanggapan positif dari
customer. (S1-T2)
2. Meningkatkan kerja sama tim
dan menghasilkan layanan
yang berkualitas agar lebih
unggul dari pesaing. (S4-T2)
3. Membangun relasi dan
mengajak SDM yang
mempunyai keahlian untuk
bekerjasama dengan
perusahaan. (S4-T1)
1. Menambah produk
dan melebarkan pasar
ke daerah baru
dengan melakukan
riset untuk
menentukan daerah
mana yang akan
menjadi target pasar.
(W1-T1)
2. Melakukan follow up
pasca penjualan serta
menawarkan program
menarik memberi
keuntungan untuk
menjaga loyalitas
customer. (W1-T2)
* Didapat dari Hasil Wawancara
Hasil dari analisis SWOT ini berupa alternatif pilihan dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi Moladin yang tercakup dalam
empat kategori strategi yaitu:
1. Strategi SO
Dengan menganalisa kekuatan yang ada. Moladin dapat
menciptakan kekuatan yang ada untuk memanfaatkan peluang-
peluang baru atau peluang-peluang yang ada.
142
2. Strategi WO
Dengan memanfaatkan peluang yang ada, Moladin dapat
meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang-peluang
baru.
3. Strategi ST
Dengan memaksimalkan kekuatan yang ada, Moladin dapat
menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk Mengatasi ancaman
yang akan datang.
4. Strategi WT
Dengan mengetahui kelemahan dan ancaman yang ada, Moladin
dapat meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
tersebut dengan membuat strategi-strategi untuk mengatasinya.
4.1.1.3 Analisis Value Chain
Berdasarkan hasil dari wawancara dan observasi pada Moladin yaitu
hasil pengamatan dan pemetaan tugas dan fungsi dari masing-masing divisi
Moladin maka diketahui aktivitas utama dan aktivitas pendukung yang
dikumpulkan dalam model value chain. Analisis value chain dilakukan untuk
merinci suatu rangkaian dari alir kerja atau proses kerja yang digunakan
menjadi kegiatan strategi yang relevan untuk memahami dari bahan baku
hingga produk akhir. Bagan analisis value chain dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
143
Gambar 4.12 Bagan Analisis Value Chain (Peppard & Ward, 2016)
Untuk memahami lingkungan bisnis pada Moladin, perlu dipahami
juga proses bisnis yang berjalan pada internal organisasi Moladin. Untuk
memahami proses bisnis digunakan value chain. Value chain dapat digunakan
pula untuk menyusun strategi dan menentukan bagaimana sistem informasi
dalam mendukung masing-masing aktivitas pada Moladin. Berdasarkan value
chain, aktivitas internal organisasi dibagi menjadi dua, yaitu aktivitas utama
(primary activities) dan aktivitas pendukung (support activities).
144
Gambar 4.13 Analisis Value Chain pada Moladin (Sumber: Data Primer)
Di bawah ini merupakan penjelasan dari masing-masing aktivitas
utama dan aktivitas pendukung perusahaan:
a. Aktivitas Utama (Primary Activities)
1. Pemesanan
Customer yang melakukan pemesanan motor atau produk
lainnya dapat memesan secara online melalui website dan
aplikasi yang tersedia.
2. Verifikasi Data
Data yang diperoleh team kemudian di pilih dan di verifikasi
mana yang akan berpotensial untuk melakukan kredit motor
untuk selanjutnya serah terima motor.
145
3. Pengiriman Motor
Motor yang telah diupesan oleh customer dikirim ke tempat
customer secara gratis.
4. Digital Marketing
Usaha untuk melakukan pemasaran produk melalui media
digital atau internet. Tujuannya ialah untuk menjangkau
customer maupun calon customer secara cepat dan tepat
waktu.
5. Promo
Upaya untuk menawarkan produk atau jasa dengan tujuan
menarik calon customer untuk membeli atau
mengkonsumsinya.
6. Offline Banner
Media promosi yang dicetak dengan print digital berbentuk
portrait atau vertical yang dipasang di beberapa titik daerah
yang telah ditentukan.
7. Customer Service
Moladin menyediakan layanan customer bagi para customer
maupun calon customer yang ingin melakukan order atau
sekedar bertanya mengenai bagaimana proses yang ada pada
Moladin.
146
8. Feedback Pelanggan
Agar tetap bisa mempertahankan produknya, Moladin
memanfaatkan feedback dari pelanggan untuk melakukan
evaluasi dari produk hingga sistemnya.
9. Peningkatan Loyalitas Customer
Hal yang terus dilakukan dan diusahakan oleh Moladin
adalah peningkatan kepercayaan dari customer. Peningkatan
kepercayaan ini penting dilakukan agar dapat menjaga
kualitas Moladin dalam berkompetisi dengan kompetitor
yang lain.
b. Aktivitas Pendukung (Support Activites)
1. Hukum, Administrasi, Keuangan
Aktivitas pendukung pada Moladin seperti marketing, admin
dan finance. Hal ini penting agar Moladin dapat terus
berkembang sesuai visi dan misi dan dapat terus
berkompetisi dengan competitor lain.
2. Perekrutan Sumber Daya Manusia
Perekrutan sumber daya manusia pada Moladin
dilaksanakan ketika posisi tersebut memang sedang
dibutuhkan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya,
perekrutan ini dilakukan dengan cara wawancara, test
psikologi dan kemudian dilihat dari skill yang dimiliki.
147
3. Retention
Retensi karyawan merupakan hal penting yang wajib
dilakukan perusahaan untuk mempertahankan karyawan
terbaiknya dengan cara memberi bonus dan insentif pada
karyawannya sebagai suatu perangsang agar timbul
semangat yang besar untuk meningkatkan produktivitas
kerjanya.
4. Pemanfaatan SI/TI
Dengan adanya SI/TI dapat membantu serta mempermudah
pekerjaan. Selain itu, agar Moladin dapat mengikuti
perkembangan teknologi dan tidak tertinggal oleh
perkembangan teknologi yang berkembang setiap detiknya.
5. Kerjasama dengan Investor dan Mitra
Hal ini yang tidak kalah penting bekerja sama dengan Mitra
Dengan bekerja sama dengan dealer, leasing dan beberapa
mitra lain. Diharapkan mempermudah Moladin melakukan
berbagai kegiatan bisnis yang ada di Moladin dan agar selalu
termotivasi untuk memberikan yang terbaik untuk semua
pihak.
4.1.1.4 Analisis Business Model Canvas
Analisis BMC (business model canvas) terdiri dari 9 pilar utama yang
merangkum proses bisnis yaitu segmentasi konsumen (customer segemen),
148
value yang ditawarkan (value proposition), jalur penawaran nilai (channel),
hubungan dengan pelanggan (customer relationship), arus pendapatan
(revenue stream), sumber daya utama (key resources), aktivitas kunci (key
activities), kemitraan utama (key partnership), serta struktur biaya (cost
structure). Bagan analisis business model canvas pada Moladin dapat dilihat
pada gambar 4.14
Gambar 4.14 Bagan Analisis Business Model Canvas (Peppard & Ward, 2016)
Berdasarkan gambar 4.14 maka business model canvas Moladin
digambarkan dalam bentuk canvas dapat dilihat pada gambar 4.15
149
Gambar 4.15 Business Model Canvas Moladin (Sumber: Data Primer)
Analisis hasil Business Model Canvas Moladin berdasarkan gambar
4.15 adalah sebagai berikut:
1. Customer Segments
Moladin memiliki target customer adalah pengusaha,
karyawan, mahasiswa, dan rentan usia 18-50.
2. Value Propositions
Moladin adalah Platform yang menghubungkan mitra motor
dan investor dengan customer untuk bisa melakukan kredit
motor secara aman dan terpercaya. Applikasi yang ada di
Moladin bersifat user friendly. Moladin juga menawarkan
150
program menarik memberi keuntungan untuk menjaga
loyalitas customer.
3. Channels
Moladin memiliki website & mobile apps yang digunakan
sebagai informasi bagi customer untuk mengetahui tentang
Moladin dan mengetahui layanan apa saja yang tersedia.
Social media, offline banner, dan testimoni juga merupakan
sarana untuk customer dan calon customer mengetahui
informasi tentang Moladin.
4. Customer Relationships
Moladin melayani customer serta memberikan informasi
seputar Moladin melalui website & mobile apps. Moladin
dalam applikasinya juga memberikan feedback customer
berupa komentar setelah membeli motor melalui moladin.
Moladin juga menyediakan layanan customer service untuk
menanggapi terkait complain customer.
5. Revenue Streams
Moladin mendapatkan keuntungan melalui komisi, serta
mendapat keuntungan melalui margin harga dari dealer.
6. Key Resources
Moladin memiliki investor yang berinvestasi di Moladin untuk
menunjang kebutuhan bisnis. Moladin juga memiliki website
151
sebagai penunjang bisnis utamanya, selain itu juga Moladin
memiliki server, hingga database yang digunakan untuk
penyimpanan data mitra, customer, serta data operasional
lainnya.
7. Key Activities
Moladin memiliki investor sebagai pendukung kegiatan
operasional dan keberhasilan perusahaan. Moladin juga
melakukan Pemeliharaan server dan upgrade system. Moladin
melakukan Inovasi pengembangan teknologi.
8. Key Partners
Moladin memiliki ikatan investasi dengan investor dari luar
perusahaan yang bersedia untuk memberi suntikan dana untuk
Moladin. Moladin juga memiliki mitra yang bekerjasama
seperti dealer motor, leasing dan lainnya. Moladin juga
bekerja sama dalam pengadaan cloudserver untuk website dan
aplikasi yang dimiliki Moladin.
9. Cost Structure
Cost structure dari Moladin saat ini mengeluarkan dana untuk
pembayaran gaji untuk para karyawannya. Moladin juga harus
menanggung biaya pemasaran dan juga operasional kantor,
serta biaya pemeliharaan dan perbaikan sistem.
152
4.1.1.5 Analisis Kebutuhan Informasi
Analisis kebutuhan informasi diperoleh dari analisis CSF. Kemudian,
dilakukan pendalaman lagi terhadap CSF/sasaran melalui measures/indikator.
Selanjutnya, ukuran tersebut dipetakan ke dalam value chain untuk
mendapatkan kebutuhan informasi pada bagian-bagian yang ada di Moladin.
Identifikasi kebutuhan informasi pada bagian-bagian yang ada di Moladin
terdiri dari enam kolom, yaitu: tujuan, CSF/Sasaran, measure/indikator
sasaran program, value chain, analisis SWOT dan kebutuhan informasi.
Bagan analisis kebutuhan informasi untuk setiap divisi di Moladin dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.16 Bagan Kebutuhan Informasi (Peppard & Ward, 2016)
Kebutuhan informasi di perusahaan tentunya berbeda di masing-
masing divisi. Kebutuhan akan informasi dapat diperoleh dari analisis CSF
sebelumnya yang menganalisis tujuan dari masing-masing divisi di dalam
perusahaan, dalam hal ini pada Moladin. Kemudian, setiap CSF akan
dievaluasi dan dicari kesesuaiannya dengan rumusan SO, ST, WO dan WT
153
yang didapat dari analisis SWOT. Hasil dari analisis kebutuhan informasi
tersebut akan dipetakan dalam seluruh aktivitas bisnis yang ada pada Moladin.
Analisis kebutuhan informasi pada setiap divisi akan terdiri dari enam
kolom, yaitu: tujuan masing-masing divisi, CSF, measures, strategi SWOT,
value chain, business model canvas dan kebutuhan informasi. Berikut adalah
penjelasan analisis kebutuhan informasi pada setiap bagian di Moladin.
Tabel 4.11 Analisis Kebutuhan Informasi pada Divisi Marketing
Tujuan
Marketing
CSF Measures Strategi
SWOT
Value
Chain
Business
Model
Canvas
Kebutuhan
Informasi
Membuat
promosi
produk
melalui social
media, media
cetak.
Melakukan
promosi –
promosi
produk yang
menarik.
Jumlah
customer
bertambah
ST1
WO1
Sales &
Marketing
Channels,
Customer
Segments,
Value
Proporsitions
Data
Customer,
Data
produk
yang
ditawarkan
Melakukan
Follow up
dan menjaga
loyalitas
customer.
Menjaga
hubungan
baik
perusahaan
dengan
customer
dengan cara
melakukan
follow up
untuk
menjaga
loyalitas
customer
Hubungan
customer
terjaga.
WT2
service Customer
Relationship,
Customer
Segments,
Value
Proporsitions
Data
Customer,
Data
Kepuasan
customer.
154
Meningkatkan
keuntungan
bagi
Perusahaan.
➢ Melakukan
kerjasama
dengan
pihak lain.
➢ Kelola
keuangan
dan sumber
daya sebaik
mungkin.
➢ Melakukan
promosi
produk
➢ Jumlah
mitra
bertambah.
➢ Jumlah
keuangan
stabil.
➢ Memberi
pengaruh
kepada
minat beli
secara
langsung
seorang
customer.
SO3
ST1
Sales &
Marketing
Key
Activities,
Key Partners,
Value
Proporsitions
Data mitra,
Data
laporan
keuangan,
Data
laporan
penjualan,
Data
produk
yang
ditawarkan
Analisis kebutuhan informasi pada divisi marketing dimulai dengan
menjabarkan tujuan divisi marketing dan CSF yang mempengaruhi strategi
bisnis dari bagian marketing yang ada pada pembahasan sebelumnya dimana
terdapat tiga kolom, yaitu: tujuan utama, CSF, dan measure. Tujuan bagian
marketing akan dijabarkan satu-persatu pada kolom pertama, lalu akan dicari
poin penting yang harus berjalan dengan baik agar tujuan utama tersebut
berhasil pada kolom CSF. Kemudian, kolom ketiga akan dijelaskan measures
mengenai ukuran tingkat keberhasilan dari masing-masing tujuan divisi
marketing. Selanjutnya, pada strategi SWOT dicocokan dengan masing-
masing tujuan divisi marketing. Di kolom kelima akan dibahas value chain
dimana proses bisnis dari tujuan bagian marketing tersebut berjalan. Di kolom
ke enam membahas tentang business model canvas. Hal ini akan
memudahkan untuk melihat data apa yang dibutuhkan dalam membuat
155
aplikasi SI/TI usulan yang akan dibuat nantinya dan kebutuhan informasi
mengenai data apa saja yang dibutuhkan untuk bisa mencapai keberhasilan
tujuan bagian marketing akan dibahas di kolom ketujuh.
Tabel 4.12 Analisis Kebutuhan Informasi pada Divisi Finance
Tujuan
Finance
CSF Measures Strategi
SWOT
Value Chain Business
Model
Canvas
Kebutuhan
Informasi
Mengatur dan
mengawasi
keuangan
perusahaan
Melakukan
pengawasan
terhadap cash
flow
perusahaan
Cash flow
perusaha-
an stabil
ST2 Infrastructure Cost
Structure
Data
laporan
penjualan,
Data
Laporan
keuangan
Membuat
perencanaan
keuangan
terkait promosi
produk
Melakukan
perencanaan
pengeluaran
dengan
sebaik-
baiknya
terkait
promosi
produk
Pengeluar
an lebih
terencana
SO1
ST2
Infrastructure Cost
Structure
Data
Laporan
Keuangan,
Data
perencanaan
keuangan
(financial
planning)
Analisis kebutuhan informasi pada divisi finance dimulai dengan
menjabarkan tujuan divisi finance dan CSF yang mempengaruhi strategi
bisnis dari bagian finance yang ada pada pembahasan sebelumnya dimana
terdapat tiga kolom, yaitu: tujuan utama, CSF, dan measure. Tujuan bagian
finance akan dijabarkan satu-persatu pada kolom pertama, lalu akan dicari
poin penting yang harus berjalan dengan baik agar tujuan utama tersebut
berhasil pada kolom CSF. Kemudian, kolom ketiga akan dijelaskan measures
156
mengenai ukuran tingkat keberhasilan dari masing-masing tujuan divisi
finance. Selanjutnya, pada strategi SWOT dicocokan dengan masing-masing
tujuan divisi finance. Di kolom kelima akan dibahas value chain dimana
proses bisnis dari tujuan divisi finance tersebut berjalan. Di kolom ke enam
dijelaskan tentang business model canvas dicocokkan dengan tujuan divisi
finance. Hal ini akan memudahkan untuk melihat data apa yang dibutuhkan
dalam membuat aplikasi SI/TI usulan yang akan dibuat nantinya dan
kebutuhan informasi mengenai data apa saja yang dibutuhkan untuk bisa
mencapai keberhasilan tujuan bagian marketing akan dibahas di kolom
ketujuh.
Tabel 4.13 Analisis Kebutuhan Informasi pada Divisi IT
Tujuan
IT
CSF Measures Strategi
SWOT
Value Chain Business
Model Canvas
Kebutuhan
Informasi
Membuat
aplikasi
untuk
pengguna
layanan
Moladin
yang user
friendly.
➢ Menyiapkan
dan
memastikan
aplikasi
sesuai
dengan
kebutuhan
pengguna
➢ Memastikan
aplikasi agar
mudah
digunakan
➢ Jumlah
rating
aplikasi.
➢ Jumlah
unduhan
aplikasi
meningkat.
SO1
SO2
ST2
Product &
Technology
Departement
Key Activites,
Key Partners,
Key
Resources,
Value
Proporsitions
Data
produk
yang
ditawarkan,
Data
kepuasan
customer
Analisis kebutuhan informasi pada divisi IT dimulai dengan
menjabarkan tujuan divisi IT dan CSF yang mempengaruhi strategi bisnis dari
157
bagian IT yang ada pada pembahasan sebelumnya dimana terdapat tiga
kolom, yaitu: tujuan utama, CSF, dan measure. Tujuan bagian IT akan
dijabarkan satu-persatu pada kolom pertama, lalu akan dicari poin penting
yang harus berjalan dengan baik agar tujuan utama tersebut berhasil pada
kolom CSF. Kemudian, kolom ketiga akan dijelaskan measures mengenai
ukuran tingkat keberhasilan dari masing-masing tujuan divisi IT. Selanjutnya,
pada strategi SWOT dicocokan dengan masing-masing tujuan divisi IT. Di
kolom kelima akan dibahas value chain dimana proses bisnis dari tujuan divisi
IT tersebut berjalan. Di kolom ke enam dijelaskan tentang business model
canvas dicocokkan dengan tujuan divisi IT. Hal ini akan memudahkan untuk
melihat data apa yang dibutuhkan dalam membuat aplikasi SI/TI usulan yang
akan dibuat nantinya dan kebutuhan informasi mengenai data apa saja yang
dibutuhkan untuk bisa mencapai keberhasilan tujuan bagian marketing akan
dibahas di kolom ketujuh.
Tabel 4.14 Analisis Kebutuhan Informasi pada Divisi Product
Tujuan
Product
CSF Measures Strategi
SWOT
Value Chain Business
Model Canvas
Kebutuhan
Informasi
Inovasi
produk sesuai
trend dan
kebutuhan
saat ini.
Melakukan
inovasi produk
agar
perusahaan
mampu
beradaptasi
dengan
perubahan
pasar dan
persaingan
Meningkatkan
minat customer.
ST1
WT1
Product &
Technology
Departement,
Sales &
Marketing
Channels,
Value
Proposition,
Customer
Segments
Data
laporan
penjualan,
Data
peminatan
customer,
Data produk
yang
ditawarkan.
158
Analisis kebutuhan informasi pada divisi Product dimulai dengan
menjabarkan tujuan divisi Product dan CSF yang mempengaruhi strategi
bisnis dari bagian Product yang ada pada pembahasan sebelumnya dimana
terdapat tiga kolom, yaitu: tujuan utama, CSF, dan measure. Tujuan bagian
Product akan dijabarkan satu-persatu pada kolom pertama, lalu akan dicari
poin penting yang harus berjalan dengan baik agar tujuan utama tersebut
berhasil pada kolom CSF. Kemudian, kolom ketiga akan dijelaskan measures
mengenai ukuran tingkat keberhasilan dari masing-masing tujuan divisi
Product. Selanjutnya, pada strategi SWOT dicocokan dengan masing-masing
tujuan divisi Product. Di kolom kelima akan dibahas value chain dimana
proses bisnis dari tujuan divisi Product tersebut berjalan. Di kolom ke enam
dijelaskan tentang business model canvas dicocokkan dengan tujuan divisi
Product. Hal ini akan memudahkan untuk melihat data apa yang dibutuhkan
dalam membuat aplikasi SI/TI usulan yang akan dibuat nantinya dan
kebutuhan informasi mengenai data apa saja yang dibutuhkan untuk bisa
mencapai keberhasilan tujuan bagian marketing akan dibahas di kolom
ketujuh.
4.2.2 Analisis Lingkungan Bisnis Eksternal
Analisis mengenai situasi dan kondisi lingkungan eksternal bisnis
perusahaan dapat dilakukan dengan beberapa macam alat analisis, dalam
penelitian ini menggunakan dua alat analisis yaitu analisis PESTEL (Politik,
159
Ekonomi, Sosial, Teknologi, Lingkungan, dan Hukum) dan analisis Porter’s
Five Forces. Di bawah ini adalah bagan analisis lingkungan bisnis eksternal.
Gambar 4.17 Bagan Analisis Lingkungan Bisnis Eksternal (Peppard & Ward,
2016)
4.2.2.1 Analisis PESTEL
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yaitu hasil pengamatan
dan pendalaman terkait faktor politik, faktor ekonomi, faktor sosial, faktor
teknologi, faktor hukum dan faktor lingkungan dari Moladin sehingga
diketahui faktor-faktor eksternal yang digunakan untuk menentukan dan
mempengaruhi lingkungan bisnis perusahaan. Bagan analisis PESTEL dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
160
Gambar 4.18 Bagan Analisis PESTEL (Sumber: Data Primer)
Analisis PESTEL merupakan suatu cara atau alat yang bermanfaat
untuk meringkas lingkungan eksternal dalam operasi bisnis. PESTEL harus
ditindaklanjuti dengan pertimbangan bagaimana bisnis harus menghadapi
pengaruh dari lingkungan politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan, dan
hukum. Analisis PESTEL mencakup kondisi lingkungan makro Indonesia,
yaitu perekonomian, teknologi, politik dan hukum, dan sosiokultural. Analisis
PESTEL terkait dengan pengaruh lingkungan pada suatu bisnis. Analisis
PESTEL untuk Moladin dapat dipaparkan seperti di bawah ini.
1. Faktor Politik
Pemerintah belum secara penuh mendukung kreatifitas di Indonesia,
terbukti dari segi finansial yang belum siap untuk mendanai perusahaan-
perusahaan startup di Indonesia karena kurangnya kepercayaan dari
pemerintah. Moladin sendiri mendapatkan suntikan dana segar dari
beberapa pihak yang berasal dari luar negeri.
161
Melalui Moladin, masyarakat bisa mendapatkan kendaraan motor
dengan mudah tanpa perlu memikirkan mahalnya (Down Payment) DP serta
cicilan motor serta bisa melakukan pemesanan hanya melalui aplikasi yang
bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun. Hanya dengan waktu 2-3 hari
motor impian langsung dikirim ke rumah customer tanpa dipungut biaya
apapun, serta moladin juga selalu memberi bonus kepada customernya.
Moladin pun tidak terlalu memikirkan keuntungan yang di dapat karena
moladin ingin memudahkan masyarakat di Indonesia yang populasi
pengendara bermotornya selalu meningkat karena murah dan mudah
didapatkan.
Dengan seperti itu diharapkan pemerintah dapat mendukung dan
sadar bahwa terdapat startup dengan konsep sociopreneur dan mendukung
entrepreneur di Indonesia untuk mempermudah perizinan badan usaha yang
formal.
2. Faktor Ekonomi
Kendala untuk mencari investor dan mitra kerja yang mau
bekerjasama di daerah-daerah kecil karena tujuan utama Moladin adalah
menjangkau seluruh Indonesia.
3. Faktor Sosial
Moladin tidak hanya mencari keuntungan, tetapi juga
mensejahterakan masyarakat melalui mitra yang tergabung dengan
menerapkan bisnis kredit motor berbasis online. Berdasarkan data yang
162
dimuat pada laman Tech in Asia Indonesia, tercatat ada sekitar 72,7 juta
pengguna aktif internet dan 308,2 juta pengguna handphone.
Dengan jumlah pengguna yang besar tersebut, tentunya menjadi
pangsa menarik yang diincar oleh berbagai perusahaan baru. Karena itu
tidak heran, Startup umum memiliki situs web dan applikasi yang user
friendly. Tujuannya agar pengguna bisa lebih mudah mengakses layanan
dari perusahaan tersebut.
4. Faktor Teknologi
Kemajuan teknologi adalah sesuatu hal yang tidak bisa dihindari
karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan, sehingga memaksa perusahaan agar terus memperbaharui
teknologi-teknologi lama menjadi teknologi baru dengan memanfaatkan
semaksimal mungkin sumber daya yang ada.
Moladin selalu berusaha mengembangkan teknologi yang lebih
efisien untuk menunjang kegiatan bisnisnya.
5. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan menjadi kendala bagi moladin yang pengantaran
motornya dilakukan dengan menggunakan mobil, karena kondisi jalan yang
terbilang sering macet akan menghambat pengantaran motor untuk tiba
tepat waktu.
163
6. Faktor Hukum
Dalam menjalankan sebuah Startup, seorang founder harus
berpedoman terhadap hukum, karena hukum sangat berperan penting dalam
mengatur kegiatan bisnis agar Startup bisa berjalan dengan lancar, tertib,
aman sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan akibat adanya kegiatan
bisnis tersebut.
Adapun beberapa peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan hukum bisnis di Indonesia, diantaranya yakni:
- Undang-Undang Perlindungan Konsumen NO.8 Tahun 1999
4.2.2.2 Analisis Porter’s Five Competitive Force
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yaitu hasil pengamatan
dan pendalaman ancaman pendatang baru, pesaing lama, ancaman produk
pengganti, kekuatan tawar menawar pembeli dan kekuatan tawar menawar
pemasok dari Moladin sehingga diketahui faktor-faktor eksternal yang
digunakan untuk menentukan dan mempengaruhi lingkungan bisnis
organisasi. Bagan analisis Porter’s Five Forces dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
164
Gambar 4.19 Bagan analisis Porter’s Five Forces (Sumber: Data Primer)
Model lima faktor persaingan Porter (Porter’s Five Forces) digunakan
untuk menganalisa kondisi lingkungan eksternal yang dihadapi oleh Moladin
dengan menggunakan lima kekuatan bersaing yang menjelaskan posisi
Moladin dibanding para pesaing sehingga mampu mengatasi tekanan-tekanan
kompetisi di industri yang sama dan menciptakan keunggulan yang
kompetitif. Adapun penjelasan mengenai analisis lima faktor persaingan
Porter terhadap Moladin yakni sebagai berikut.
1. Persaingan dari pesaing yang sudah ada:
Moladin memiliki kompetitor di bidang bisnis yang sama. Beberapa
startup yang menjadi kompetitor lama Moladin adalah momotor,
carmudi, jualo, olx hanya saja berbeda dari segi produk yang ditawarkan
dan proses bisnis yang berbeda.
2. Ancaman pesaing-pesaing baru
Sejauh ini pesaing baru dengan model proses bisnis yang sama seperti
Moladin belum ada, namun tak dapat dipungkiri bahwa suatu saat akan
165
ada pesaing-pesaing baru dibisnis kredit motor baru secara online
seiring dengan perkembangan dunia digital. Moladin terus-menerus
mengembangkan produk baru dan meningkatkan user journey nya.
3. Ancaman dari produk atau jasa pengganti
Jika terdapat pesaing yang memiliki bisnis yang sama dan mematok
harga yang jauh lebih murah namun dengan kualitas yang sama serta
customer tidak mendapatkan pelayanan yang maksimal serta kualitas
produk yang kurang memuaskan. Hal ini dapat menjadi ancaman bagi
Moladin.
4. Kekuatan tawar menawar dari customer
Kekuatan tawar menawar dengan customer yang dilakukan oleh
Moladin dengan menawarkan layanan yang berkualitas, proses cepat
dan mudah. Customer Moladin adalah dari kalangan otomotif,
mahasiswa, pengusaha, karyawan dan masyarakat rentan usia 15-20
tahun.
5. Kekuatan tawar menawar dari pemasok
Moladin memiliki pemasok yang terdiri dari Dealer penyedia motor,
Investor, leasing dan mitra lainnya yang saling terintegrasi secara penuh
dalam proses pembelian motor.
166
Gambar 4.20 Analisis Porter’s Five Forces (Sumber: Data Primer)
4.2.3 Analisis Lingkungan SI/TI Internal
Analisis pada lingkungan SI/TI internal, dilakukan guna memperoleh
gambaran mengenai kondisi infrastruktur SI/TI yang ada pada Moladin saat ini.
Hal ini sebagai dasar pertimbangan melakukan perencanaan strategis sistem
informasi dan teknologi informasi. Setelah memahami situasi bisnis dan
arahannya, pada tahapan analisis ini akan dibahas bagaimana struktur organisasi
SI/TI yang ada diterapkan saat ini, pemaparan aplikasi SI dan hubungan antara
aplikasi SI, kemudian aplikasi SI dipetakan ke dalam model portofolio
McFarlan yang dijadikan portofolio aplikasi SI yang ada saat ini, selanjutnya
167
pemaparan infrastruktur teknologi informasi yaitu perangkat keras (hardware)
yang digunakan dan bentuk jaringan komputer. Bagan alur analisis lingkungan
SI/TI internal dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.21 Bagan Analisis Lingkungan SI/TI Internal (Peppard & Ward, 2016)
Analisis lingkungan SI/TI internal meliputi penilaian sumber daya
teknologi informasi dan sumber daya manusianya. Penilaian sumber daya
teknologi informasi meliputi penilaian terhadap kuantitas dan kualitas sumber
daya teknologi informasi dan sistem informasi yang digunakan.
Dibawah ini adalah hasil dari analisis lingkungan SI/TI internal.
168
4.2.3.1 Analisis Struktur Organisasi Moladin
Pada masa awal beroperasinya Moladin, struktur organisasi dari
Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki belum mencukupi, sehingga
pekerjaan saling tumpang tindih dan tidak berdasarkan job desc mereka.
Seiring perkembangan Moladin yang kian tumbuh dan berkembang, saat ini
SDM sudah cukup untuk menangani setiap job desc masing-masing, namun
hingga saat ini belum memiliki staff divisi khusus Marketing.
Oleh karena itu untuk dapat melaksanakan proses bisnis yang lebih
baik serta meningkatkan kualitas perusahaan, diperlukan SDM yang dapat
mengisi divisi yang diperlukan Moladin dan adanya pengelompokan tenaga
kerja dalam setiap divisi agar dalam mengerjakan proses bisnis yang ada
menjadi lebih terarah dan dikerjakan dengan tenaga kerja yang ahli di
bidangnya dan dengan melakukan kerja sama antar divisi dapat
mempermudah perusahaan dan divisi mencapai tujuan.
4.2.3.2 Analisis Hardware dan Software
Analisis ini digunakan untuk menentukan serta mengidentifikasi apa
saja perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang
digunakan Moladin dalam menjalankan proses bisnis dan mencapai tujuan
bisnisnya.
Perangkat keras (hardware) yang digunakan Moladin terdiri dari:
3(tiga) unit PC (Personal Computer), 3(tiga) unit iMac, 5(lima) unit laptop &
macbook, 1 (satu) unit proyektor, 2 (dua) unit Printer, 1 (satu) unit Scanner,
169
dan 2 (dua) unit Smartphone dan asset laptop milik masing-masing karyawan
yang biasanya mereka bawa.
Secara umum kualitas komputer dan laptop tersebut cukup memadai
untuk mendukung perusahaan, namun seiring perkembangan teknologi
jumlah data serta perkembangan perusahaan, kualitas dari komputer yang ada
saat ini masih perlu ditingkatkan kembali, untuk memenuhi perkembangan
kebutuhan dan beban kerja yang terus meningkat.
Sedangkan perangkat lunak yang dimiliki tiap unit kerja Moladin
dapat dilihat dalam uraian berikut:
1. Sistem Operasi (OS)
Perangkat lunak Sistem Operasi yang digunakan merupakan
Microsoft Windows, Android, iOS, Mac Os dan Windows Server
2006.
2. Aplikasi Perangkat Lunak
Google Docs, Google Sheet, Microsoft Excel, Microsoft Word,
Microsot Power Point, Microsoft Visio, blue Stacks, SLACK,
JIRA dan Trello.
3. Perangkat Lunak Programming
Software yang digunakan untuk mengembangkan web dan aplikasi
Moladin yaitu Android Studio, Visual Studio, dan SQL Server.
170
4.2.3.1 Jaringan
Seluruh perangkat yang ada di Moladin dapat terhubung pada jaringan
internet dengan menggunakan wireless/wifi dan juga untuk terhubung dengan
server. Ini dilakukan agar dapat melakukan support pekerjaan secara mobile.
Arsitektur jaringan komputer Moladin dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4.22 Arsitektur Jaringan Moladin (Sumber: Data Primer)
4.2.3.2 Portofolio Aplikasi Saat Ini pada Moladin
Portofolio aplikasi yang ada saat ini menggunakan strategi McFarlan
yang berguna untuk analisis yang menghasilkan nilai sistem informasi yang
digunakan Moladin. Analisis ini untuk mengetahui nilai sistem informasi
masuk dalam kategori high potential, strategic, key operational, atau support
yang sesuai dengan kontribusi yang ada pada sistem operasional pada
171
kegiatan bisnis. Pemetaan tersebut dibagi atas empat kuadran yang
didefinisikan
sebagai berikut:
1. Kuadran 1 (kuadran support) adalah aplikasi yang berguna tetapi
tidak menentukan kesuksesan, sebagai pendukung kegiatan proses
bisnis.
2. Kuadran 2 (kuadran key operational) adalah aplikasi yang saat ini
sangat diperlukan dalam mencapai keberhasilan.
3. Kuadran 3 (kuadran high potential) adalah aplikasi yang mungkin
akan menentukan keberhasilan di masa mendatang.
4. Kuadran 4 (kuadran strategic) adalah aplikasi penting untuk
mendukung strategis di masa datang.
Pemetaan ini mempermudah Moladin atau pihak manajemen untuk
mengambil keputusan dalam menentukan posisi sistem informasi Moladin di
dalam kuadran tersebut. Selain itu pemetaan ini juga digunakan untuk
mengidentifikasi keinginan Moladin dalam menentukan ke arah mana sistem
informasi akan dipenuhi sesuai dengan kapabilitas dan proses bisnis Moladin
di masa yang akan datang. Terdapat beberapa sistem informasi yang
mendukung kegiatan bisnis pada Moladin, yaitu:
172
Tabel 4.15 Portofolio Aplikasi Saat Ini pada Moladin
STRATEGIC* HIGH POTENTIAL*
• JIRA1
• Trello1
• SLACK2
• Website2
• Moladin Mobile App1
• Android Studio1
• Visual Studio1
• SQL Server1
• Google Docs1
• Google Sheet1
• Ms.Word,Excel, Visio
& Power Point1
KEY OPERATIONAL* SUPPORT*
a1 Aplikasi yang dijalankan sudah sesuai dengan kebutuhannya
a2 Aplikasi yang sudah sesuai tetapi butuh di update
a3 Aplikasi yang sudah tidak digunakan
*Hasil wawancara
Tabel 4.16 Penjelasan Fungsi Aplikasi
No Nama Aplikasi Fungsi
1. JIRA • Project Management Tools
• Memudahkan developer team
untuk membuat planning issue,
melakukan tracking issue, dan
monitoring issue pada setiap
project.
2. SLACK • Aplikasi yang mendukung untuk
berkomunikasi dalam tim
• Sebagai media komunikasi, selain
untuk chat realtime, juga
memiliki fitur melihat proses
kinerja dalam mengelola proyek,
173
berbagi berkas dan juga fitur-fitur
yang dibutuhkan untuk
ptoduktivitas tim.
3. TRELLO • Aplikasi kolaborasi untuk
menyelesaikan sebuah proyek
secara bersama sama.
• Memungkinkan untuk
menetapkan orang tertentu ke
sebuah tugas dan menerapkan
tanggal jatuh tempo yang
berfungsi untuk memicu
pengingat dan pemberitahuan.
4. Android Studio • Mempercepat pengembangan
aplikasi berkualitas tinggi untuk
perangkat Android.
• Membuat aplikasi yang lengkap
dan terkoneksi
5. Visual Studio • Melakukan pengembangan
aplikasi dalam bentuk aplikasi
console, windows / website.
• Mengembangkan aplikasi dalam
native code, ataupun managed
code.
6. SQL Server • Aplikasi manajemen basis data
174
7. Google Docs,
Google Sheet,
Ms.Word, Excel
& Power Point
• Untuk mengolah data, dapat
berupa tulisan, angka, dan poin-
poin penting.
8. Microsoft Visio • Untuk membuat diagram-
diagram atau gambaran-
gambaran apapun, seperti untuk
alur proses bisnis, operasional
kerja, jaringan, dll.
4.2.4 Analisis Lingkungan SI/TI Eksternal
Analisis lingkungan SI/TI eksternal dilakukan melalui input hasil studi
kepustakaan (literatur sejenis dan jurnal) dengan analisa tren teknologi yang
berkembang sehingga output yang didapatkan yaitu: tren aplikasi sistem
informasi, tren teknologi jaringan dan tren dunia digital saat ini. Berikut
dibawah ini adalah bagan analisis lingkungan SI/TI eksternal.
175
Gambar 4.23 Bagan Analisis Lingkungan SI/TI Eksternal (Peppard & Ward,
2016)
Agar dapat memperoleh gambaran perkembangan SI/TI saat ini
dilakukan analisis lingkungan eksternal SI/TI, yang mencakup tren sistem
informasi, tren teknologi jaringan dan tren teknologi digital. Masukan dari
proses ini ditentukan berbagai tren SI/TI terkini yang dapat menjadi peluang
untuk dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan dan strategi perusahaan Moladin
saat ini dan di masa yang akan datang. Berikut adalah hasil dari analisis
lingkungan SI/TI eksternal.
176
4.2.4.1 Tren Sistem Informasi
Sistem Informasi telah berkembang pesat seiring dengan
perkembangan teknologi informasi dan perkembangan internet yang sangat
cepat dan terbukti sangat berperan dalam kegiatan bisnis perusahaan. Salah
satu pemanfaatan perkembangan tersebut adalah dengan aplikasi berbasis
web. Aplikasi berbasis web mempunyai banyak keuntungan, antara lain:
1. Mudah dikembangkan
Aplikasi berbasis web lebih disukai karena kemudahan dalam
pengembangannya. Secara umum, bahasa pemograman yang
digunakan adalah bahasa pemograman website seperti HTML,
PHP, CSS, ASP, XML, JavaScript, dan lain-lain. Bahasa
pemograman tersebut adalah bahasa pemograman yang banyak
dikuasai oleh pengembang software, sehingga tidak sulit untuk
mencari orang yang menguasainya.
2. Happy platform
Aplikasi web cenderung lebih fleksibel sehingga bisa diakses
melalui berbagai macam perangkat dan berbagai macam sistem
operasi. Aplikasi web dapat diakses melalui komputer, laptop,
smartphone atau tablet yang menggunakan perangkat berbasis
Windows, Linux, iOS, Mac OS, Blackberry, Android, atau yang
lainnya.
177
3. Mudah di update
Sangat berbeda dengan aplikasi berbasis desktop yang ketika ada
pembaharuan (update), pengguna diharuskan untuk mengunduh
dan menginstal aplikasi tersebut. Aplikasi berbasis web hanya
perlu di update di satu tempat yaitu di server dan kemudian setiap
user akan mendapatkan update yang sama.
4. Akses informasi lebih mudah
Setiap klien atau user yang menggunakan aplikasi tersebut akan
lebih mudah mengakses informasi yang diberikan oleh perusahaan
karena aplikasi ini berbasis web sehingga bisa diakses secara
online dengan menggunakan bermacam-macam perangkat.
5. Setup server yang lebih mudah
Aplikasi berbasis dekstop sifatnya terdistribusi sehingga apabila
ada pembaharuan, maka harus dilakukan secara manual satu per
satu. Sedangkan aplikasi berbasis web yang menggunakan web
programming language, aplikasinya bersifat terpusat, sehingga
setiap perubahan kode program untuk aplikasi bisa dilakukan di
satu server saja.
6. Antarmuka yang fleksibel
Antarmuka yang cukup fleksibel saat harus berhadapan dengan
berbagai sistem operasi dan perangkat. Ketika kita membuka
aplikasi web dengan menggunakan laptop yang memiliki layar
178
lebar, aplikasi tersebut bisa menyesuaikan dengan kebutuhan.
Sebaliknya, apabila diakses dengan perangkat yang lebih kecil
seperti smartphone, aplikasi web juga bisa menyesuaikan dengan
layar yang sempit.
4.2.4.2 Tren Teknologi Jaringan
Perkembangan tren teknologi jaringan saat ini meningkat demikian
pesat, terutama teknologi jaringan komputer adalah internet. Jaringan
komputer dapat dibangun dengan menggunakan media kabel maupun tanpa
kabel (nirkabel/wireless). Wireless merupakan jenis jaringan komputer yang
menggunakan media transmisi data tanpa menggunakan kabel. Wireless bisa
difungsikan kedalam perusahaan berskala kecil seperti Moladin. Wireless
ditujukan untuk kebutuhan mobilitas yang tinggi. Keuntungan Jenis Jaringan
Wireless seperti kenyamanan untuk terhubung ke jaringan tanpa dibatasi oleh
kabel, lebih ke arah pengguna yang memerlukan mobilitas yang tinggi dan
tidak memerlukan kabel jaringan. Jaringan ini juga memudahkan pengguna
untuk mengakses jaringan dari berbagai macam peralatan seperti PC, Laptop,
tablet, dan handphone.
Jaringan komputer yang saat ini juga popular di masyarakat dan
perusahaan adalah jaringan Cloud Computing. Cloud Computing adalah
teknologi yang menggunakan jaringan internet dan server yang disediakan
oleh penyedia layanan untuk mengelola data dan aplikasi.
179
Dengan penggunaan Cloud Computing maka dapat membantu untuk
menggunakan aplikasi tanpa melakukan instalasi dan mengakses data yang
diperlukan dengan memanfaatkan Software as a Service (Saas) dan
Infrastructure as a Service (IaaS) pada Cloud Computing.
Penyimpanan data dilakukan di server “hard disk” dari penyedia
layanan Cloud Computing, yang diperlukan untuk menggunakan Cloud
Computing ini adalah sebuah komputer dan koneksi internet. Teknologi Cloud
Computing menggunakan internet dan central remote server untuk mengatur
data dan aplikasi. Cloud Computing memungkinkan customer dan pebisnis
untuk menggunakan aplikasi tanpa melalui proses instalasi dan dapat
mengakses file personal di komputer melalui akses internet. Dengan
menerapkan Cloud Computing, kita serasa memiliki komputer pribadi di
dunia maya dan personal komputer kita berpindah ke dunia maya. Karena
Cloud Computing berbasis internet maka komputer tersebut dapat diakses dari
manapun asalkan ada koneksi internet (mobile).
4.2.4.3 Tren Teknologi Digital
SMACIT (Social, Mobile, Analytics, Cloud, And Internet of Things)
dan digital teknologi menghadirkan peluang besar bagi perusahan besar untuk
membandingkan nilai proposisi, khususnya menyatukan kompetensi yang ada
dengan kapabilitas teknologi.
180
1. Social
Penggunaan social media sudah banyak merambat ke setiap sisi
kehidupan dengan fungsi tanpa batas yang ditawarkan. Bahkan
semua kegiatan manusia yang dahulu hanya bisa dilakukan secara
offline, kini semua sudah berubah menjadi serba online setelah
masuknya social media. Perkembangan teknologi kini sudah
mampu melampaui yang pernah dibayangkan di masa lalu. Hal
yang dapat dilakukan Moladin dalam mengikuti tren ini adalah
dengan mempromosikan produk-produk Moladin melalui social
media.
2. Mobile
Teknologi mobile saat ini menjadi andalan sejalan dengan
hadirnya smartphone. Smartphone menjadi wadah bagi mobile
apps yang sangat memudahkan pengguna untuk melakukan segala
aktivitas dan transaksi mobile apapun seperti berbelanja online,
membuat dokumen, memeriksa e-mail dan memesan ojek bisa
dilakukan dalam satu perangkat mobile saja.
3. Analytics
Analisis data merupakan proses membaca semua data yang
dimiliki untuk membuat keputusan berbasis informasi, analisis
menjadi prioritas utama bagi perusahaan. Machine Learning pada
dasarnya adalah proses komputer untuk belajar dari data (learn
181
from data). Tanpa adanya data, komputer tidak akan bisa belajar
apa-apa. Oleh karena itu machine learning pasti akan terus
berinteraksi dengan data. Semua pengetahuan machine learning
pasti akan melibatkan data. Data bisa saja sama, akan tetapi
algoritma dan pendekatan nya berbeda-beda untuk mendapatkan
hasil yang optimal.
4. Cloud
Cloud Computing adalah teknologi yang menggunakan jaringan
internet dan server yang disediakan oleh penyedia layanan untuk
mengelola data dan aplikasi. Dengan Cloud Computing maka
dapat membantu untuk menggunakan aplikasi tanpa melakukan
instalasi dan mengakses data yang diperlukan dengan
memanfaatkan Software as a Service (Saas) dan Infrastructure as
a Service (IaaS) pada Cloud Computing.
Penyimpanan data dilakukan di server “hard disk” dari penyedia
layanan Cloud Computing, yang diperlukan untuk menggunakan
Cloud Computing ini adalah sebuah komputer dan koneksi
internet. Cloud Computing memungkinkan customer dan pebisnis
untuk menggunakan aplikasi tanpa melalui proses instalasi dan
dapat mengakses file personal di komputer melalui akses internet.
182
5. Internet of Thing
Internet of Thing (IoT) adalah sebuah konsep dimana suatu objek
yang memiliki kemampuan untuk men-transfer data melalui
jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau
manusia ke komputer. IoT telah berkembang dari konvergensi
teknologi nirkabel, Micro Electro Mechanical Systems (MEMS)
dan Internet.
6. Power to the people
Kesempatan dan semua kemungkinan yang bisa dilakukan oleh
orang banyak untuk membeli produk tidak lagi melakukan cara
konvensional, pemenuhan kebutuhan barang atau layanan bisa
dilakukan secara online dengan melakukan pembelian di e-
commerce.
4.3 Proses Perencanaan Strategi Digital
Dari hasil analisis yang di dapat pada tahap masukan perencanaan strategi
digital akan dilakukan tahap proses untuk menghasilkan suatu keluaran
perencanaan strategi digital berupa Strategi Bisnis SI, Strategi TI dan Strategi
Manajemen SI/TI. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka akan dijelaskan tahap
proses sebagai berikut:
4.3.1 Klasifikasi Strategi Bisnis Sistem Informasi
Klasifikasi strategi bisnis sistem informasi menggunakan beberapa tools
untuk menganalisis lingkungan bisnis internal pada Moladin, seperti CSF,
183
SWOT, Value Chain dan Business Model Canvas. Dari keempat tools tersebut
outputnya berupa kebutuhan informasi pada setiap divisi yang ada. Selanjutnya
analisis McFarlan Strategy Grid digunakan untuk mempetakan aplikasi sistem
informasi yang dibutuhkan oleh Moladin.
Dari hasil analisis CSF (Critical Success Factor) pada setiap divisi di
Moladin diperoleh 9 CSF yang paling berpengaruh atau dominan yang dapat
memperjelas faktor apa saja yang dapat mendukung keberhasilan dari
perusahaan ini melalui partisipasi dari masing masing divisi, antara lain:
Menyediakan aplikasi yang mudah digunakan untuk customer, melakukan
promosi-promosi produk yang menarik, melakukan riset untuk menentukan
daerah mana yang akan menjadi target pasar, melakukan kerjasama dengan
pihak lain, kelola keuangan dan sumber daya sebaik mungkin, melakukan
promosi produk, melakukan pengembangan produk baru sesuai dengan trend
saat ini, meningkatkan kualitas pelayanan, memberi reward kepada customer
saat melakukan transaksi.
Berdasarkan hasil analisis SWOT yang dijelaskan pada Tabel 4.10,
menunjukan kekuatan yang dimiliki Moladin adalah (Down Payment) DP
cicilan motor murah dengan dealer yang bekerjasama dengan pihak Moladin
sangat mempermudah dan tidak ribet, pengajuan dan pemesanan diakses
melalui smartphone, karyawan yang inovatif dan kompeten dibidangnya.
Sedangkan kelemahan Moladin adalah belum menjangkau seluruh Indonesia
dan masih kurang loyalitas dari customer-nya. Peluang untuk Moladin yaitu
184
Dengan banyaknya e-commerce jual motor namun bukan dengan sistem kredit
yang nantinya berujung menjadi penipuan dan membuat resah, Moladin hadir
dengan sistem kredit resmi dan terpercaya yang akan memudahkan customer
hanya dengan mengisi data. Sedangkan ancaman bagi Moladin yaitu Ruang
lingkup yang masih sempit dan kompetitor memiliki kemiripan fitur.
Untuk menghadapi permasalahan yang ada di Moladin juga diberikan
alternatif yaitu Strategi SO (menciptakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang), Strategi WO (meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan
peluang), strategi ST (menggunakan peluang untuk mengatasi ancaman), dan
strategi WT (meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman).
Berdasarkan hasil analisis BMC (Business Model Canvas) maka
terdapat model bisnis yang terdiri dari 9 pilar utama berisi segmentasi
konsumen (customer segemen), value yang ditawarkan (value proposition),
jalur penawaran nilai (channel), hubungan dengan pelanggan (customer
relationship), arus pendapatan (revenue stream), sumber daya utama (key
resources), aktivitas kunci (key activities), kemitraan utama (key partnership),
serta struktur biaya (cost structure).
Berdasarkan hasil analisis pada aktivitas utama (primary activities) dan
aktivitas pendukung (support activities) pada analisis Value Chain maka
terdapat aktivitas-aktivitas yang dapat mempengaruhi kegiatan bisnis
perusahaan yang akan dijabarkan pada tabel berikut beserta strategi atau solusi
untuk menghadapinya.
185
Tabel 4.17 Rumusan Strategi Bisnis Sistem Informasi
Primary Activities Aktivitas Strategi
Inbound Logistic Customer melakukan
pemesanan secara online.
Dibutuhkan suatu
sistem informasi user
friendly untuk
mendukung proses
bisnis yang ada.
Operation Proses verifikasi data yang
berpotensi untuk melakukan
kredit motor.
Dibutuhkan suatu
sistem informasi untuk
memudahkan
pengolahan data
transaksi sehingga
keseluruhan proses
operasi dapat berjalan
lebih optimal.
Outbound Logistic Mengantar pesanan motor ke
customer
Diperlukan suatu
sistem informasi untuk
mendukung aktivitas
logistik keluar,
sehingga pengolahan
data transaksi
keluarnya barang dan
186
pengiriman barang
dapat terkelola dengan
lebih baik.
Sales &Marketing • Digital Marketing
• Promosi
• Offline Banner
Diperlukan suatu
sistem informasi untuk
mendukung
aktivitas pemasaran
sehingga
meningkatkan minat
calon customer.
Service • Customer service
• Feedback customer
• Peningkatan
loyalitas customer
Diperlukan sistem
informasi yang dapat
membantu perusahaan
dalam menjaga dan
menjalin komunikasi
yang baik dengan
pelanggan untuk jangka
panjang.
Support Activities Aktivitas Strategi
Infrastructure Hukum & Keuangan Diperlukan suatu sistem
informasi untuk
mendukung perusahaan
187
dan fungsi-fungsi yang
memungkinkan untuk
mempertahankan
kegiatan operasional
sehari-hari.
Human Resources
Development
• Recruitment
• Retention
Diperlukan suatu
sistem informasi untuk
mendukung
perusahaan dalam
urusan
perekrutan,
kompensasi, sampai
pemberhentian.
Product and
Technology
Development
Pemanfaatan dan
pengembangan SI/TI
Diperlukan suatu
sistem informasi untuk
mendukung perusahaan
dalam mengelola
software, hardware,
prosedur, di dalam
transformasi produk
dari input menjadi
output.
188
Procurement Kerjasama dengan
investor dan Mitra
Dibutuhkan suatu
sistem informasi untuk
menjaga kerja sama
dengan investor dan
mitra agar dapat
berjalan lebih optimal.
Analisis kebutuhan informasi menjadi basis utama menentukan solusi
aplikasi sistem informasi yang akan diusulkan. Berikut adalah hasil analisis
kebutuhan informasi pada setiap divisi di Moladin yang didapat dari hasil
analisis CSF dan disesuaikan dengan analisis SWOT dan aktivitas pada value
chain:
Tabel 4.18 Hasil analisis kebutuhan informasi
No.
Kebutuhan Informasi
Divisi pada Moladin
Marketing Product Finance Team IT
1 Data laporan penjualan ✓ ✓ ✓
2 Data Customer ✓
3 Data produk yang
ditawarkan ✓ ✓ ✓
4 Data perencanaan
keuangan (financial
planning)
✓
189
5 Data laporan keuangan ✓
6 Data kepuasan customer ✓
7 Data Mitra ✓
Selanjutnya, analisis McFarlan Strategy Grid menghasilkan nilai sistem
informasi yang digunakan oleh Moladin, terbagi kedalam empat kuadran yaitu
High Potential: Amazone Machine Learning, Strategic: SLACK, JIRA dan
Trello, Key Potential: Android Studio, Visual Studio, SQL Server Dan Support:
Google Docs, Google Sheet, Ms. Word, Excel, Visio dan Power Point. Pemetaan
ini mempermudah Moladin atau manajemen untuk mengambil keputusan dalam
menentukan posisi sistem informasi Moladin di dalam kuadran tersebut.
Lingkungan bisnis eksternal juga dapat mempengaruhi keberlangsungan
bisnis Moladin. Seperti faktor Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi,
Lingkungan, dan Hukum berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis
Moladin. Faktor Politik terkait Pemerintah belum secara penuh mendukung
kreatifitas di Indonesia, terbukti dari segi finansial yang belum siap untuk
mendanai perusahaan-perusahaan startup di Indonesia karena kurangnya
kepercayaan dari pemerintah. Sementara faktor Ekonomi berpengaruh terhadap
kendala untuk mencari investor dan mitra yang mau bekerjasama di daerah-
daerah kecil. Sementara itu, hadirnya Moladin juga berpengaruh bagi
masyarakat, Moladin tidak hanya mencari keuntungan, tetapi juga
190
menyejahterakan masyarakat melalui mitra yang tergabung dengan menerapkan
bisnis kredit motor berbasis online. Faktor perkembangan teknologi yang
berkembang pesat dapat memberi dampak bagi startup untuk membuat suatu
produk yang kreatif dan inovatif dan membuat perusahaan terus
mengembangkan teknologi-teknologi lama menjadi teknologi baru serta
memanfaatkan semaksimal mungkin sumber daya yang ada. Faktor lingkungan
bagi moladin yang pengantaran motornya dilakukan dengan menggunakan
mobil, karena kondisi jalan yang terbilang sering macet akan menghambat
pengantaran motor untuk tiba tepat waktu. Dan faktor Hukum yang
mempengaruhi Moladin yaitu Undang-Undang Perlindungan Customer.
Hasil analisis Porter Five Force terhadap kredit motor baru berbasis
online menunjukkan bahwa dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat
walaupun pesaing yang memiliki model bisnis yang sama seperti Moladin
belum ada, industri seperti ini cukup menarik bagi Moladin untuk terus
dijalankan dan mengembangkan bisnisnya. Hal ini dapat dilihat dari pangsa
pasar yang tiap waktu mengalami peningkatan. Selain itu dengan adanya
investor dan mitra yang sama-sama saling membutuhkan menjadi agak sulit
bagi pesaing atau pendatang baru untuk terjun ke dunia bisnis kredit motor baru
berbasis online.
Analisis PESTEL dan Porter Five Force saling berkaitan untuk
menganalisis situasi dan membantu perusahaan untuk memperbaiki posisi
kompetitif mereka. Porter Five Force melihat di mana kekuatan berada dalam
191
situasi persaingan. Sedangkan PESTEL mengidentifikasi bagaimana berbagai
faktor lingkungan makro dapat mempengaruhi organisasi dan persaingannya.
4.3.2 Klasifikasi Strategi Teknologi Informasi
Klasifikasi strategi Teknologi Informasi didapat dari analisis
lingkungan SI/TI, analisis jaringan komputer saat ini dan analisis struktur
organisasi yang menghasilkan usulan jaringan komputer, rencana pengadaan
investasi SI/TI.
Hardware yang digunakan Moladin dalam menjalankan proses bisnis
saat ini sudah memadai untuk mendukung perusahaan, namun masih perlu
ditingkatkan lagi untuk memenuhi beban kerja yang terus meningkat seiring
dengan perluasan wilayah jangkauan Moladin. Sedangkan software yang
digunakan dapat dimaksimalkan lagi dengan menerapkan strategi digital
sehingga dapat optimal untuk mendukung kegiatan bisnis perusahaan.
Faktor SI/TI yang mempengaruhi Moladin lainnya yakni terkait tren
Sistem Informasi yang berbasis web application karena memiliki banyak sekali
keuntungan, tren teknologi jaringan yang perlu ditambahkan perangkat firewall
agar dapat mengontrol lalu lintas jaringan yang dianggap aman untuk bisa
melaluinya dan mencegah lalu lintas jaringan yang dianggap tidak aman.
Serta penambahan printer wireless agar para karyawan yang
menggunakan tidak repot untuk menggunakan kabel seperti konvensional pada
saat mencetak dokumen, menggunakan kabel fiber optic, penggunaan Switch,
dan penggunaan Router tercanggih dan modern. Terakhir, Tren teknologi digital
192
dengan memanfaatkan media sosial, perangkat mobile, machine learning, cloud
computing, dan Internet of Thing (IoT).
4.3.3 Klasifikasi Strategi Manajemen SI/TI
Struktur organisasi yang dimiliki Moladin saat ini dirasa sudah cukup,
namun untuk pengembangan perusahaan lebih lanjut agar lebih terorganisir,
maka lebih baik untuk menambah bagian khusus divisi IT yaitu dengan
menambah beberapa staff lain yang kompeten di bidangnya untuk membantu
mempercepat proses Develop Aplikasi, mengurangi resiko kegagalan dan
kemudahan rollback sera mengurangi human error. Menggabungkan divisi
creative ke bagian divisi marketing menjadi satu divisi agar lebih mudah
melakukan pekerjaan karena keduanya saling terhubung satu sama lain
sehingga dapat membentuk kerjasama tim yang lebih baik untuk mencapai
target pasar.
Setelah menambah beberapa struktur baru pada usulan struktur
organisasi Moladin, maka beberapa usulan kegiatan berikut dapat dijadikan
bahan pertimbangan agar pengadaan investasi SI/TI yang akan diusulkan dapat
berjalan sukses dan tidak sia-sia ketika diimplementasikan pada perusahaan.
Kegiatannya mencakup: tata kelola TI, seleksi Investasi SI/TI, mengontrol
kegiatan investasi SI/TI, mengevaluasi hasil investasi SI/TI dan melakukan
sosialisasi kepada para stakeholder dan karyawan.
193
4.4 Tahapan Keluaran Perencanaan Strategi Digital
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan bisnis dan infromasi, maka dapat
ditentukan SI ke depan. Strategi SI ini menentukan portofolio aplikasi SI Moladin
yang harus dibangun. Sedangkan strategi TI menentukan infrastruktur TI yang
diperlukan untuk mendukung strategi SI.
4.4.1 Strategi Bisnis Sistem Informasi
Strategi sistem informasi dilakukan melalui pemetaan solusi SI
berdasarkan kebutuhan informasi dan usulan portofolio yang telah dijabarkan
sebelumnya. Berikut dibawah ini adalah bagan strategi sistem informasi:
Pemetaan Solusi SI berdasarkan
Kebutuhan Informasi
Strategi Bisnis SI
Usulan Portofolio SI
Gambar 4.24 Bagan Strategi Sistem Informasi (Peppard & Ward, 2016)
Strategi sistem informasi harus dapat mendukung bisnis Moladin agar
tujuan bisnisnya dapat tercapai. Strategi ini akan menjelaskan bagaimana sistem
informasi dapat dimanfaatkan sebagai pendukung kegiatan bisnis perusahaan,
berkaitan dengan visi dan misi perusahaan serta disesuaikan dengan strategi
bisnis yang dimiliki perusahaan. Oleh karena itu, disusunlah strategi SI agar
strategi bisnis organisasi dengan strategi SI bisa berjalan selaras. Output dari
194
strategi bisnis SI bisnis berupa pemetaan solusi SI berdasarkan kebutuhan
informasi dan usulan portofolio aplikasi SI.
4.4.2.1 Pengadaan Investasi SI/TI
Langkah utama yang dilakukan adalah dengan mendahulukan
implementasi aplikasi-aplikasi yang bersifat strategis. Kemudian
implementasi dilanjutkan dengan aplikasi yang bersifat potensial tinggi.
Berdasarkan portofolio aplikasi yang akan diterapkan untuk mendukung
strategi bisnis perusahaan, maka rencana pengadaan investasi SI/TI
ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 4. 19 Pengadaan Investasi SI/TI
No Usulan SI/TI Anggaran (Rp) Keterangan
Sumber daya manusia
1. System Analyst
Programmer
Design UI&UX
Rp. 5.000.000
Rp. 5.000.000
Rp 5.000.000
Gaji Karyawan
(www.jobstreet.com)
Usulan SI Bisnis
2. SI CRM
(Customer
Relationship
Management)
Rp. 24.000.000 Paket Medium Web Aplikasi
CRM www.merdeka.ltd
dengan biaya
Rp. 2.000.000/bulan
3. SI Research and
Development
Rp. 30.500.000 Pengembangan sistem
dengan memanfaatkan SDM
perusahaan.
4. SIA Rp. 30.500.000 Pengembangan sistem dengan
memanfaatkan SDM
perusahaan.
195
Usulan Jaringan Komputer
1. Firewall Rp. 5.000.000 1 unit FORTINET
Forticare License for FG- 80C
(www.bhinneka.com)
2. Switch Rp. 1.475.000 TP - Link Switch 24 Port
Gigabit 10/100/1000
RackMount
(www.enterkomputer.com)
3. Router MU -
MIMO
Rp. 2.400.000 TP - Link AC3150 Wireless
MU-MIMO Gigabit Router
(www.enterkomputer.com)
4. Printer
Multifunction
Wireless
Rp. 4.800.000 Epson L655 (Tabung Tinta Infus
Resmi Epson) (Print, Scan, Copy,
Fax, Wifi)
(www.enterkomputer.com)
5. 2 Unit PC Rp. 39.198.000 AMD Ryzen R7 1700, RAM
16GB, HDD 1TB, SSD 256GB,
AMD Radeon RX 480 4G, Win10
(www.enterkomputer.com)
Total Estimasi Anggaran
Pengadaan Investasi SI/TI Rp. 152.873.000
Rincian Anggaran:
1. Biaya Penerapan SI CRM (Customer Relationship
Management)
Pelaksanaan proyek penerapan SI CRM mengeluarkan biaya
sebesar Rp. 24.000.000, dengan rincian sebagai berikut:
196
Paket Medium Aplikasi SI CRM (www.merdeka.ltd):
Rp. 2.000.000,00/bulan * 12 = Rp. 24.000.000,00/tahun.
2. Biaya Pengembangan SI Research and Development
Pelaksanaan proyek pengembangan SI Research and Development
mengeluarkan biaya sebesar Rp. 30.500.000, yang dikerjakan
dengan estimasi waktu untuk dua bulan, dengan rincian sebagai
berikut:
• Biaya Tim Pengembangan
Tabel 4.20 Biaya tim pengembangan
SI Research and Development
Jabatan Jumlah
Orang
Honor
Perbulan
Total Honor
System Analyst 1 Rp 5.000.000 Rp. 10.000.000
Programmer 1 Rp. 5.000.000 Rp. 10.000.000
Design UI&UX 1 Rp. 5.000.000 Rp. 10.000.000
Total
RP. 10.000.000
• Biaya Aplikasi
Tabel 4.21 Biaya pengembangan Aplikasi
SI Research and Development
Nama Kegiatan Biaya
Testing Aplikasi Rp. 250.000
Dokumentasi Rp. 250.000
Total RP. 500.000
197
Biaya Tim Pengembang + Biaya Aplikasi
Rp. 30.000.000 + Rp. 500.000 = Rp. 30.500.000
3. Biaya Pengembangan SI SIA (Sistem Informasi Akuntansi)
Pelaksanaan proyek pengembangan SI SIA (Sistem Informasi
Akuntansi) mengeluarkan biaya sebesar Rp. 30.500.000, yang
dikerjakan dengan estimasi waktu untuk dua bulan, dengan rincian
sebagai berikut:
• Biaya Tim Pengembangan
Tabel 4.22 Biaya tim pengembangan SIA
(Sistem Informasi Akuntansi)
Jabatan Jumlah
Orang
Honor
Perbulan
Total Honor
System Analyst 1 Rp. 5.000.000 Rp. 10.000.000
Programmer 1 Rp. 5.000.000 Rp. 10.000.000
Design UI&UX 1 Rp. 5.000.000 Rp. 10.000.000
Total RP. 30.000.000
• Biaya Aplikasi
Tabel 4.23 Biaya pengembangan Aplikasi
SIA (Sistem Informasi Akuntansi)
Nama Kegiatan Biaya
Testing Aplikasi Rp. 250.000
Dokumentasi Rp. 250.000
Total RP. 500.000
198
Biaya Tim Pengembang + Biaya Aplikasi
Rp. 27.000.000 + Rp. 500.000 = Rp. 27.500.000
4.4.1.1 Pemetaan Kebutuhan Sistem Informasi
Dengan menganalisis pemetaan tujuan, CSF, SWOT, value chain,
business model canvas dan kebutuhan informasi yang telah dijabarkan
sebelumnya maka akan menghasilkan solusi SI untuk tiap bagian-bagian yang
ada di Moladin. Bagan pemetaan solusi SI dapat dilihat dibawah ini:
Gambar 4.25 Bagan Pemetaan Solusi SI Berdasarkan Kebutuhan Informasi
(Peppard & Ward, 2016)
Dalam menentukan solusi SI, maka dibuat pemetaan solusi SI berisi
pemetaan tujuan setiap divisi perusahaan, CSF/sasaran, measure/ukuran
keberhasilan, SWOT, value chain, business model canvas dan kebutuhan
informasi untuk mendapatkan solusi SI. Hasil Pemetaan solusi SI berdasarkan
kebutuhan informasi pada setiap bagian Moladin dapat dilihat pada tabel
berikut:
199
Tabel 4.24 Pemetaan Kebutuhan Informasi Bagian Marketing
Tujuan
Marketi
ng
CSF Measures Strategi
SWOT
Value
Chain
Business
Model
Canvas
Kebutuhan
Informasi
IS Demand
Membuat
promosi
produk
melalui
social
media,
media
cetak.
Melakukan
promosi–
promosi
produk yang
menarik.
Jumlah
customer
bertambah
ST1
WO1
Sales &
Marketing
Channels,
Customer
Segments and
Value
Proporsitions
Data
Customer,
Data
produk
yang
ditawarkan
Website dan
Social Media.
Melakukan
Follow up
dan
menjaga
loyalitas
customer.
Menjaga
hubungan
baik
perusahaan
dengan
customer
dengan cara
melakukan
follow up
untuk
menjaga
loyalitas
customer
hubungan
customer
terjaga
WT2
Service Customer
Relationship,
Customer
Segments,
Value
Proporsitions
Data
Customer,
Data
Kepuasan
customer
SI CRM
(Customer
Relathionship
Management)
200
Meningkatk
-an
keuntungan
bagi
Perusahaan.
➢ Melakukan
kerjasama
dengan
pihak lain.
➢ Kelola
keuangan
dan sumber
daya sebaik
mungkin.
➢ Melakukan
promosi
produk
➢ Jumlah
mitra
bertambah
➢ Jumlah
keuangan
stabil.
➢ Memberi
pengaruh
kepada
minat beli
secara
langsung
seorang
customer.
SO3
ST1
Sales &
Marketing
Key
Activities,
Key Partners,
Value
Proporsitions
Data
mitra,
Data
laporan
keuangan,
Data
laporan
penjualan,
Data
produk
yang
ditawarkan
SIA (Sistem
Informasi
Akuntansi),
website
Pada tabel pemetaan kebutuhan informasi bagian Marketing pada
Moladin di atas dapat dilihat bahwa terdapat tiga macam tujuan bagian
Marketing, yaitu: Melakukan promosi melalui digital marketing, tujuan ini
dapat dicapai dengan melakukan promosi menarik. Analisis value chain-nya
pada sales & marketing. Analisis Business Model Canvas nya Channels,
Customer Segments, Value Proporsitions. Data yang dibutuhkan untuk dapat
meningkatkan keuntungan perusahaan yaitu Data Customer, Data produk
yang ditawarkan. Kemudian, IS Demand atau Aplikasi SI yang dapat
mendukung adalah website dan social media.
Tujuan kedua yaitu follow up dan menjaga loyalitas customer, tujuan
ini dapat dicapai dengan Menjaga hubungan baik perusahaan dengan
customer dengan cara melakukan follow up untuk menjaga loyalitas customer,
analisis value chain-nya pada service. Analisis Business Model Canvas nya
yaitu Customer Relationship, Customer Segments, Value Proporsitions. Data
201
yang dibutuhkan Data Customer, Data produk yang ditawarkan. Kemudian,
IS Demand atau Aplikasi SI yang dapat mendukung adalah Website dan SI
CRM (Customer Relathionship Management).
Tujuan ketiga yaitu Meningkatkan keuntungan bagi perusahaan,
tujuan ini dapat dicapai dengan melakukan kerjasama dengan pihak lain
kemudian kelola keuangan dan sumber daya sebaik mungkin dan yang
terakhir melakukan promosi produk. Analisis value chain-nya pada Sales &
Marketing. Analisis Business Model Canvas nya Key Activities, Key Partners,
Value Proporsitions, kemudian data yang dibutuhkan Data mitra, Data
laporan keuangan, Data laporan penjualan, Data produk yang ditawarkan.
Untuk IS Demand atau Aplikasi SI yang dapat mendukung adalah, SIA
(Sistem Informasi Akuntansi).
Tabel 4.25 Pemetaan Kebutuhan Informasi Bagian Finance
Tujuan
Finance
CSF Measures Strategi
SWOT
Value Chain Business
Model
Canvas
Kebutuhan
Informasi
IS Demand
Mengatur
dan
mengawasi
keuangan
perusahaan
Melakukan
pengawasan
terhadap
cash flow
perusahaan
Cash flow
perusahaan
stabil.
ST2 Infrastructure Cost
Structure
Data
laporan
penjualan,
Data
Laporan
keuangan
SIA (Sistem
Informasi
Akuntansi)
Membuat
perencanaan
keuangan
terkait
Melakukan
perencanaan
pengeluaran
dengan
Pengeluaran
lebih
terencana.
SO1
ST2
Infrastructure Cost
Structure
Data
Laporan
Keuangan,
Data
SIA (Sistem
Informasi
Akuntansi)
202
promosi
produk.
sebaik-
baiknya
terkait
promosi
produk.
perencana-
an
keuangan
(financial
planning)
Pada tabel pemetaan kebutuhan informasi divisi Finance dapat dilihat
bahwa terdapat dua macam tujuan pada divisi finance. Tujuan pertama yaitu
mengatur dan mengawasi keuangan perusahaan, tujuan ini dapat dicapai
dengan Melakukan pengawasan terhadap cash flow perusahaan. Analisis
value chain-nya pada Infrastructure. Analisis Business Model Canvas nya
pada Cost Structure dan data yang dibutuhkan yaitu Data laporan penjualan,
Laporan keuangan. Kemudian, IS Demand atau aplikasi SI yang dapat
mendukung SIA (Sistem Informasi Akuntansi).
Tujuan kedua yaitu membuat perencanaan keuangan terkait promosi
produk., tujuan ini dapat dicapai dengan melakukan perencanaan pengeluaran
dengan sebaik-baiknya terkait promosi produk. Analisis value chain-nya pada
Infrastructure. Analisis Business Model Canvas nya pada Cost Structure dan
data yang dibutuhkan yaitu Data laporan keuangan, Data perencana-an
keuangan (financial planning). Kemudian, IS Demand atau aplikasi SI yang
dapat mendukung SIA (Sistem Informasi Akuntansi).
203
Tabel 4.26 Pemetaan Kebutuhan Informasi Bagian IT
Tujuan
IT
CSF Measures Strategi
SWOT
Value Chain Business
Model
Canvas
Kebutuhan
Informasi
IS Demand
Membuat
aplikasi
untuk
pengguna
layanan
Moladin
yang user
friendly.
➢ Menyiapkan
dan
memastikan
aplikasi
sesuai
dengan
kebutuhan
pengguna
➢ Memastikan
aplikasi agar
mudah
digunakan
➢ Jumlah
rating
aplikasi
➢ Jumlah
unduhan
aplikasi
meningkat
SO1
SO2
ST2
Product &
Technology
Departement
Key Activites,
Key Partners,
Key
Resources,
Value
Proporsitions
Data
produk
yang
ditawarkan,
Data
kepuasan
customer
SI Research &
Development
Pada tabel pemetaan kebutuhan informasi divisi IT di atas dapat dilihat
bahwa terdapat satu macam tujuan pada divisi IT. Tujuannya yaitu membuat
aplikasi untuk pengguna layanan Moladin yang user friendly, tujuan ini dapat
dicapai dengan menyiapkan dan memastikan aplikasi sesuai dengan
kebutuhan pengguna serta memastikan aplikasi agar mudah digunakan.
Analisis value chain-nya pada Product and Technology Development.
Analisis Business Model Canvas nya pada Key Activites, Key Partners, Key
Resources, Value Proporsitions. Data yang dibutuhkan yaitu Data produk
yang ditawarkan, data kepuasan customer. Kemudian, IS Demand atau
Aplikasi SI yang dapat mendukung adalah SI Research and Development.
204
Tabel 4.27 Pemetaan Kebutuhan Informasi Bagian Product
Tujuan
Product
CSF Measures Strategi
SWOT
Value
Chain
Business
Model
Canvas
Kebutuhan
Informasi
IS Demand
Inovasi
produk
sesuai
trend dan
kebutuha
nsaat ini.
Melakukan
inovasi
produk
agar
perusahaan
mampu
beradaptasi
dengan
perubahan
pasar dan
persaingan
Meningkatk-
an minat
customer.
ST1
WT1
Product &
Technology
Departement,
Sales &
Marketing
Channels,
Value
Proposition,
Customer
Segments
Data
laporan
penjualan,
Data
produk
yang
ditawarkan
SI CRM
(Customer
Relationship
Management)
Pada tabel pemetaan kebutuhan informasi divisi Product di atas dapat
dilihat bahwa terdapat satu macam tujuan pada divisi ini. Tujuannya yaitu
Inovasi produk sesuai trend dan kebutuhan saat ini, tujuan ini dapat dicapai
dengan Melakukan inovasi produk agar perusahaan mampu beradaptasi
dengan perubahan pasar dan persaingan.
Analisis value chain-nya pada Product & Technology Departement,
Sales & Marketing. Analisis Business Model Canvas nya pada Channels,
Value Proposition, Customer Segments. Data yang dibutuhkan yaitu Data
laporan penjualan, Data produk yang ditawarkan. Kemudian, IS Demand atau
Aplikasi SI yang dapat mendukung adalah SI CRM (Customer Relationship
Management).
205
4.4.1.2 Usulan Portofolio Aplikasi SI
Usulan portofolio aplikasi SI didasarkan pada model portofolio
McFarlan. Dibawah ini adalah bagan usulan portofolio Aplikasi SI untuk
Moladin:
Pemetaan Kebutuhan Informasi
Usulan Portofolio Aplikasi SI Bisnis
Portofolio Mc Farlan Strategy Grid
Gambar 4.26 Bagan Usulan Portofolio Aplikasi SI
Hasil perencanaan strategi SI berupa arsitektur SI dapat dipetakan ke
dalam portofolio aplikasi SI di masa depan. Proses pemetaan aplikasi SI
didasarkan pada model portofolio McFarlan Grid. Penempatan aplikasi
sistem informasi yang dibutuhkan Moladin dipetakan sebagai berikut:
Tabel 4.28 Usulan Portofolio Aplikasi SI untuk Moladin
STRATEGIC HIGH POTENTIAL
• JIRA1
• Trello1
• SLACK2
• Website2
• SI CRM 3
• Moladin Mobile App1
• SI Research and Development3
• SIA (Sistem Informasi
Akuntansi)3
• IT Security3
206
• Android Studio1
• Visual Studio1
• SQL Server1
• Google Docs1
• Google Sheet1
• Ms.Word, Excel, Visio &
Power Point1
KEY OPERATIONAL SUPPORT
a1 Aplikasi yang dijalankan sudah sesuai dengan kebutuhannya
a2 Aplikasi yang sudah sesuai tetapi butuh di update
a3 Aplikasi yang di usulkan
a4 Aplikasi yang di hapus
* Hasil dari wawancara
Berikut ini adalah deskripsi aplikasi usulan SI pada Moladin:
Tabel 4.29 Deskripsi aplikasi usulan SI pada Moladin.
No Usulan Aplikasi Fungsi
1. SI CRM (Customer
Relationship Management)
• Meningkatkan hubungan antara
perusahaan dengan customer yang
sudah ada untuk meningkatkan
pendapatan perusahaan.
• Menyediakan informasi yang lengkap
mengenai customer untuk
memaksimalkan jalinan hubungan
customer dengan perusahaan secara up
selling dan cross selling sehingga dapat
meningkatkan keuntungan dengan cara
menarik serta mempertahankan
customer untuk nilai tambah
perusahaan.
• Menghasilkan konsistensi dalam
prosedur dan proses menyalurkan
jawaban kepada customer
207
• Menggunakan informasi yang
terintegrasi untuk menghasilkan
pelayanan yang memuaskan dengan
memanfaatkan informasi customer
untuk memenuhi kenutuhan customer.
2. SI Research and
Development
• Mencatat dan mengelola data
pengembangan produk
• Mencatat dan mengelola data usulan
• Mencatat hasil evaluasi kegiatan
pengembangan produk
3. SIA (Sistem Infromasi
Akuntansi)
• Membantu perusahaan mengelola
keuangan
• Mengatur alur keuangan mulai dari
pemasukan hingga pengeluaran
• Membantu proses pengambilan
keputusan bagi perusahaan dalam hal
keuangan
• Melakukan kontrol secara tepat
terhadap aset perusahaan
1. Application high potential
Moladin Mobile App, SI Research and Development dan SIA
merupakan tiga Sistem Informasi yang berpotensi tinggi bagi
perusahaan di masa yang akan datang.
2. Application Strategic
JIRA, Trello, SLACK, SI CRM merupakan tujuh sistem
informasi yang bersifat kritis bagi perusahaan dan digunakan
208
sebagai alat untuk mencapai tujuan utama agar perusahaan
tersebut bertahan selama mungkin.
3. Application Key Operational
Android Studio, Visual Studio, SQL Server merupakan tiga
sistem informasi yang dapat dikategorikan sangat penting agar
perusahaan dapat terus beroperasi dan terus berjalan.
4. Application Support
Google Docs, Google Sheet, Ms. Word, Excel, Visio dan
Power Point merupakan enam sistem informasi yang bernilai
cukup penting tetapi tidak terlalu mendukung suksesnya
perusahaan secara langsung.
4.4.2 Strategi Teknologi Informasi
Strategi Teknologi Informasi dilakukan dengan hasil analisis
lingkungan SI/TI eksternal, jaringan komputer yang sedang diterapkan saat ini,
dan dari usulan struktur organisasi yang telah dijabarkan sebelumnya. Berikut
dibawah ini adalah bagan strategi teknologi informasi.
Gambar 4.27 Bagan Strategi TI
209
Usulan jaringan komputer disesuaikan dengan jaringan komputer yang
ada saat ini, serta hasil analisis Lingkungan SI/TI Eksternal dan usulan struktur
organisasi. Untuk usulan kebutuhan jaringan komputer pada Moladin yang
pertama yaitu, dengan menggunakan kabel fiber optic yang disesuaikan dengan
ISP (Internet Service Provider) setempat jika areanya sudah ter-cover. Fiber
optic mampu menyalurkan data yang lebih banyak dengan kecepatan yang
tinggi, memiliki gangguan yang sedikit, dikarenakan fiber optic tidak
terpengaruh oleh sinyal elektromagnetik dan radio serta lebih aman karena serat
optic tidak mudah terbakar dan tidak mengalirkan listrik.
Kedua, penerapan Firewall. Firewall merupakan suatu sistem Software
yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggap aman dan mencegah lalu
lintas jaringan yang dianggap tidak aman. Fungsinya untuk mengatur dan
mengontrol lalu lintas jaringan, melakukan autentikasi terhadap akses,
melindungi sumber daya dalam jaringan private, mencatat semua kejadian, dan
melaporkan kepada administrator.
Ketiga, penggunaan Switch. Switch berfungsi untuk menghubungkan
perangkat pada sebuah jaringan komputer dengan menggunakan pertukaran
paket untuk menerima, memproses dan meneruskan data ke perangkat yang
dituju. Switch dapat diandalankan karena melakukan penyeleksian terhadap
perangkat yang terhubung dengannya. Dengan demikian, switch bisa
mengetahui dari mana informasi berasal dan hendak dibawa kemana.
210
Keempat, penggunaan Router tercanggih dan modern, Router adalah
System perangkat jaringan yang berfungsi untuk mengirimkan sejumlah paket
data dari suatu jaringan internet menuju ke tujuannya dengan melalui sebuah
proses yang biasa disebut routing. Router tersebut menghubungkan dua jaringan
atau lebih seperti komputer, laptop, gadget atau smartphone yang berada pada
jangkauan router tersebut, sehingga berbeda dengan switch.
Perangkat Router terbaru sudah mendukung teknologi jaringan Multi
User & Multi Input Multi Output. Menggunakan teknologi tersebut, sebuah
router dikatakan dapat berkomunikasi dengan beberapa perangkat sekaligus
dalam satu waktu dengan lebih stabil. Kecepatan internet yang dikirimkan ke
beberapa perangkat itu pun relatif sama.
Kelima, penggunaan Wifi access point adalah sebuah perangkat jaringan
yang berisi sebuah transceiver dan antena untuk transmisi dan menerima sinyal
ke dan dari clients remote. Dalam jaringan komputer, access point adalah
perangkat komunikasi nirkabel yang memungkinkan antar perangkat untuk
terhubung ke jaringan nirkabel dengan menggunakan Wi-Fi, bluetooth atau
standar terkait.
211
Gambar 4.28 Usulan Strategi Teknologi Jaringan pada Moladin
Usulan Teknologi Informasi pada Moladin terdiri dari penambahan unit
Personal Computer (PC) untuk digunakan oleh bagian technology &
development dan marketing & creative. Penggunaan PC untuk bagian
technology and development dengan spesifikasi yang tinggi agar dalam
pengerjaannya tidak terjadi kendala seperti hang atau yang lainnya sehingga
akan semakin produktif juga seorang programmer dalam bekerja. Penggunaan
PC untuk divisi marketing & creative ini ditujukan agar mobilitas penggunaan
sesuai dengan kebutuhannya karena membutuhkan spesifikasi hardware yang
tinggi untuk mendesain suatu poster promosi dalam bentuk gambar maupun
video, dengan spesifikasi yang mumpuni proses rendering tidak memakan
waktu yang lama dibanding dengan menggunakan laptop, bahkan untuk harga
212
satu unit laptop dengan spesifikasi yang sama dengan komputer terpaut jauh
lebih mahal.
Penggunaan printer multifunction dengan konektivitas WiFi berfungsi
untuk karyawan agar dapat menggunakan printer tersebut secara bersamaan
dengan memanfaatkan koneksi jaringan. Selain meningkatkan mobilitas,
penggunaan teknologi ini juga menjadi hemat waktu dan energi karena dapat
diakses oleh berbagai macam perangkat seperti laptop, smartphone, tablet, dan
sebagainya.
Selanjutnya, rencana implementasi dilaksanakan sesuai urutan prioritas
proyek SI. Sebelum diimplementasikan maka dihitung biaya pengadaan
investasi SI/TI.
4.4.3 Strategi Manajemen SI/TI
Strategi manajemen SI/TI adalah elemen umum dari strategi yang
diterapkan organisasi yang akan menjamin kebijakan organisasi berjalan
dengan semestinya. Dalam perannya, strategi manajemen SI/TI harus dapat
mendukung kebijakan dari Moladin agar tujuan dan sasarannya dapat
tercapai. Di bawah ini adalah bagan strategi manajemen SI/TI.
213
Gambar 4.29 Bagan Strategi Manajemen SI/TI
4.4.3.1 Usulan Terhadap Struktur Organisasi
Strategi manajemen SI/TI Moladin diperoleh dari hasil analisis
struktur organisasi Moladin yang sudah ada dan jobs description tiap unit
kerja di Moladin yang sudah ada yang disesuaikan, maka output nya
berupa usulan struktur organisasi SI/TI untuk Moladin adalah sebagai
berikut:
Gambar 4.30 Usulan Struktur Organisasi Moladin
214
Berikut ini adalah penjelasan mengenai usulan struktur organisasi
untuk Moladin:
1. Database Administrator
Bertanggung jawab untuk mendesain, implementasi, pemeliharaan
dan perbaikan database. DBA sering disebut juga database
koordinator database programmer, dan terkait erat dengan
database analyst. Peran DBA mencakup pengembangan dan
desain strategi database, pemantauan dan meningkatkan kinerja
dan kapasitas database, dan perencanaan kebutuhan
pengembangan di masa depan.
2. Mobile Developer
Bertugas untuk mendesain dan mengembangkan aplikasi canggih
untuk Android dan iOS.
3. SEO Specialist
Mengoptimasi website agar dapat menaikkan rankingnya sehingga
muncul di halaman pertama google saat mengetikkan sebuah
keyword yang relevan dengan konten.
4. IT Support
Sub bagian IT Support bertanggung jawab dengan koneksi
jaringan, permasalahan hardware, serta hal-hal lain terkait
perangkat teknologi informasi.
215
5. IT Security
Bertanggung jawab menjaga keamanan informasi yang
diaplikasikan kepada komputer dan jaringannya.
4.4.3.2 Rekomendasi Kegiatan
Agar pengadaan investasi SI/TI yang sudah direkomendasikan
sebelumnya dapat berjalan sukses dan tidak sia-sia ketika diimplementasikan
pada perusahaan sehingga manfaat yang diterima dapat melebihi biaya yang
diinvestasikan, maka dibutuhkan beberapa kegiatan untuk menunjang
kesuksesan tersebut. Kegiatan tersebut antara lain:
1. IT Governance atau Tata Kelola TI
Perusahaan tidak hanya melakukan pengadaan sistem TI tetapi
juga bagaimana membangun tata kelola terhadap sistem TI
tersebut sehingga TI dapat memberikan value bagi bisnis.
2. Seleksi Investasi SI/TI
Perusahaan menyeleksi investasi teknologi informasi yang paling
mendukung kebutuhan-kebutuhan misinya, mengindentifikasi,
menganalisis risiko, dan pengembalian tiap investasi sebelum
mendanai investasi tersebut.
3. Mengontrol kegiatan Investasi SI/TI
Perusahaan memastikan bahwa implementasi investasi SI/TI
tersebut masih sejalan dengan perencanaan proyek. Setiap ada
penambahan biaya investasi, proyek tetap berlangsung selama
216
masih sesuai misinya, dan pada tingkat biaya serta risiko yang
telah diperkirakan.
4. Mengevaluasi hasil Investasi SI/TI
Realisasi dan hasil dibandingkan dengan perencanaan yang
sebelumnya dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menilai pengaruh
investasi pada kinerja misi, mengidentifikasi perubahan atau
modifikasi yang diperlukan terhadap investasi, dan memperbaiki
proses manajemen investasi berdasarkan pengalaman. Investasi
teknologi informasi merupakan keputusan yang diambil oleh
organisasi untuk meningkatkan sumber daya dari pengeluaran
biaya yang nyata dari teknologi informasi dengan harapan manfaat
dari pengeluaran tersebut mencapai nilai dari apa yang diharapkan.
5. Sosialisasi kepada para stakeholder dan karyawan
Usulan pengadaan investasi SI/TI harus mendapat dukungan dari
setiap stakeholder. Jika dibiarkan maka dikhawatirkan akan
menimbulkan ketidakpercayaan para pemangku kepentingan
(Stakeholders) terhadap pentingnya investasi SI/TI.
4.5 Roadmap
4.5.1 Roadmap Pengembangan SI/TI
Berdasarkan rencana estimasi anggaran investasi SI/TI yang telah
dibuat untuk Moladin, maka disusunlah roadmap untuk pengembangan
SI/TI tersebut yang sesuai dalam rangka implementasi Perencanaan Strategi
217
Digital. Selanjutnya rencana implementasi dilaksanakan sesuai dengan
urutan prioritas rencana migrasi SI/TI. Berikut adalah roadmap
Pengembangan SI/TI pada Moladin.
Tabel 4. 30 Roadmap Pengembangan SI/TI pada Moladin
Tahun 2019
Nama Pengadaaan Investasi SI / TI 09/19 10/19 11/19 12/19 01/20 02/20 03/20
SI CRM
SI Research and Development
SIA
Firewall
Switch
Router MU-MIMO
Printer Multifunction
Wireless
PC
1. SI CRM
Total pengerjaan proyek SI CRM selama 1 bulan, karena menggunakan
aplikasi pihak ketiga sehingga karyawan yang menggunakannya cukup
mempelajari sistem tersebut.
Tabel 4. 31 Roadmap pengerjaan proyek SI CRM
Nama Kegiatan
September 2019
1
2
3
4
Analisis Kebutuhan
Pengujian
Instalasi
Pelatihan
Dokumentasi
218
Analisis kebutuhan dilaksanakan pada Minggu pertama bulan
September 2019, selanjutnya memasuki tahap pengujian aplikasi CRM
tersebut pada minggu kedua. Minggu ketiga mulai tahap instalasi pada
perangkat yang akan digunakan oleh karyawan tersebut, tak lupa untuk
melaksanakan pelatihan penggunaan aplikasi CRM tersebut agar
karyawan yang menggunakannya lihai. Dan yang terakhir,
dokumentasi dilakukan pada setiap kegiatan.
2. SI Research and Development
Total pengerjaan proyek SI Research and Development yaitu selama 2
bulan, dengan memanfaatkan sumber daya manusia milik perusahaan.
Tabel 4. 32 Roadmap pengerjaan proyek
SI Research and Development
Analisis kebutuhan untuk pengembangan Aplikasi Research and
Development dilaksanakan pada Minggu pertama bulan Oktober 2019,
selanjutnya di minggu kedua dilakukan desain fungsi, pada minggu
219
ketiga mulai memasuki fase pemrograman atau coding tiga minggu
lamanya hingga minggu pertama bulan November 2019, selanjutnya
memasuki tahap pengujian aplikasi Research and Development
tersebut pada minggu kedua bulan November 2019. Minggu ketiga
mulai tahap instalasi dan pelatihan pada perangkat yang akan
digunakan oleh karyawan tersebut. Minggu keempat November 2019
dilaksanakan pemeliharaan aplikasi Research and Development
tersebut. Dokumentasi dilakukan pada setiap kegiatan dari mulai
hingga berakhir.
3. SIA
Total pengerjaan proyek SI Akuntansi Keuangan yaitu selama 2
bulan, dengan memanfaatkan SDM milik perusahaan.
Tabel 4. 33 Roadmap pengerjaan proyek SIA
Analisis kebutuhan untuk pengembangan Aplikasi Akuntansi
Keuangan dilaksanakan pada Minggu pertama bulan Desember 2019,
220
selanjutnya di minggu kedua dilakukan desain fungsi, pada minggu
ketiga mulai memasuki fase pemrograman atau coding tiga minggu
lamanya hingga minggu pertama bulan Januari2019, selanjutnya
memasuki tahap pengujian aplikasi Akuntansi Keuangan tersebut pada
minggu kedua bulan Januari 2019. Minggu ketiga mulai tahap instalasi
dan pelatihan pada perangkat yang akan digunakan oleh karyawan
tersebut, tak lupa untuk melaksanakan pelatihan penggunaan aplikasi
Akuntansi Keuangan tersebut agar karyawan yang menggunakannya
lihai. Selanjutnya minggu keempat Januari 2019 dilaksanakan
pemeliharaan aplikasi Akuntansi Keuangan tersebut. Dan yang
terakhir, dokumentasi dilakukan pada setiap kegiatan dari mulai hingga
berakhir.
221
BAB V
PENUTUP
Dalam BAB terakhir ini disajikan beberapa kesimpulan dari hasil
analisis dan pembahasan mengenai perencanaan strategi digital. Selain itu
beberapa saran yang dianggap perlu akan diajukan bagi kepentingan
perusahaan atau penelitian selanjutnya.
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab
sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Hasil dari perencanaan strategi digital, menghasilkan usulan bagi
perusahaan yang sedang dalam tahap proses bisnis menggunakan
teknologi untuk perencanaan jangka panjang serta mengetahui
strategi yang dibutuhkan khususnya dalam pengaplikasian aplikasi-
aplikasi di perusahaaan agar sesuai dengan visi, misi, tujuan, proses
bisnis perusahaan dan faktor internal serta ekternal yang
mempengaruhi perusahaan sehingga perusahaan yang mempunyai
perencanaan strategi digital bisa bertahan dalam jangka panjang dan
bisa mencapai tujuan serta bersaing dengan kopmpetitor sejenis.
2. Hasil dari perencanaaan strategi digital dengan metode peppard and
ward, menghasilkan usulan untuk meningkatkan ranking website
222
perusahaan berupa: analisis lingkungan bisnis internal, analisis
bisnis eksternal, analisis lingkungan SI/TI internal, dan analisis
lingkungan SI/TI eksternal. Hasil dari Perencanaaan Strategi
Digital pada Moladin yang dibuat dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam meningkatkan kegiatan bisnis untuk mencapai
visi&misi, tujuan perusahaan.
3. Penentuan strategi manajemen SI/TI menghasilkan usulan terhadap
struktur organisasi perusahaan agar struktur organisasi yang
dinamis yang mengakibatkan lambatnya durasi mengerjakan tugas
yang sudah diberikan akibat minimnya pegawai sehinnga membuat
organisasi tidak efektif dalam bekerja karena pembagian tugas
perdivisi yang belum sesuai dapat mencapai misi dari perusahaan
yaitu ” Menjadi platform motor all in one yang menjadi bagian
hidup para bikers”.
5.2 SARAN
Adapun saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya
adalah:
1. Visi, misi dan tujuan perusahaan merupakan landasan kebijakan
yang mendasar bagi perencanaan strategi digital. Oleh karena itu
disarankan agar dalam penelitian lebih lanjut visi, misi dan strategi
SI/TI agar dapat diperinci dan lebih banyak dikupas agar diketahui
strategi SI/TI nya.
223
2. Perusahaan agar mengontrol dan mengevaluasi pada setiap
pengadaan SI/TI yang diterapkan untuk menilai pengaruh investasi
pada kinerja misi, mengidentifikasi perubahan atau modifikasi yang
diperlukan terhadap investasi, dan memperbaiki proses manajemen
investasi berdasarkan pengalaman.
3. Pembahasan lebih lanjut mengenai Perencanaan Strategi Digital
tidak hanya dilakukan dengan tools-tools yang digunakan dalam
penelitian ini. Penggunaan analisis Balanced Scorecard, Business
Process Analysis, Competitive Strategy Analysis, GAP Analysis dan
Organizational Modeling juga dapat mengukur untuk menentukan
kesuksesan penerapan strategi digital pada perusahaan.
224
DAFTAR PUSTAKA
Al Fatta, H. (2007). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk
keunggulan bersaing perusahaan dan organisasi modern.
Andersen, K. V., & Nicolajsen, H. W. (2001). Digital Strategis for Organizational
Change.
Bakar, F. A., Suhaimi, M. A., & Hussain, H. (2009). Conceptualization Of
Strategic Information Systems Planning (Sisp) Success Model In Public
Sector: An Absorptive Capacity Approach.
Bharadwaj, A., El Sawy, O. A., Pavlou, P. A., & Venkatraman, N. V. (2013).
Digital Business Strategy: Toward a Next Generation of Insights.
Cakrayana, I. (2011). PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE
MENGGUNAKAN TOGAF ADM UNTUK PENERAPAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (Studi
Kasus: SMA Plus PGRI Cibinong).
Daft, R. L. (2010). Era Baru Manajemen.
Davis, G. B. (2003). Sistem Informasi Manajemen.
Desmin, H. (2014). Perencanaan Strategi Sistem Informasi pada PT. SASMITA
WIKRAMA NUSANTARA.
225
Dessyana, F. R. (2011). Perencanaan Strategis Sistem Informasi pada PT. Batik
Danar Hadi menggunakan ward and peppard framework.
Efendi, B. (2012). Perencanaan Strategis Sistem Informasi di PT. Sieraf Teknik
Perkasa di Surabaya.
Fahmi, I. (2014). Analisis Laporan Keuangan.
Group, T. O. (2009). TOGAF version 9. The Open Group.
Haron, H., & Zolkarnain, Z. N. (2013). A Situational Analysis of Strategic
Information System Planning in the Context of a Malaysian SME.
Holotiuk, F., & Beimborn, D. (2017). Critical Success Factors of Digital Business
Strategy.
Kadir, A. (2003). Pengenalan Sistem Informasi.
Kahre, C., Hoffmann, D., & Ahlemann, F. (2017). Beyond Business-IT
Alignment - Digital Business Strategies as a Paradigmatic Shift: A Review
and Research Agenda. Proceedings of the 50th Hawaii International
Conference on System Sciences (2017).
https://doi.org/10.24251/hicss.2017.574
Kristanto, A. (2008). Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya.
Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2010). Management Information System:
Managing the Digital Firm,11th edition.
226
Martin, J. (1989). Information Engineering Book II: Planning and Analysis.
Maryani, S. D. (2010). PERANCANGAN RENCANA STRATEGIS SISTEM
INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI (SI/TI): STUDI KASUS
STMIK XYZ.
Mustakini, J. H. (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan
Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis.
Mustakini, J. H. (2008). Metodologi Penelitian Sistem Informasi.
Oktavia, L., & Gaol, F. L. (2013). Information technology strategic planning at
PT. Venturium system.
Osterwalder, A., & Pigneur, Y. (2010). Business Model Generation.
Peppard, J., & Ward, J. (2016). The Strategic Management of Information
Systems: Building a Digital Strategy.
Rampersad, H. K. (2005). Total Performance Scorecard: Konsep Manajemen
Baru Mencapai Kinerja dengan Integritas.
Rangkuti, F. (2009). Strategi Promosi Yang Kreatif & Analisis Kasus IMC.
Raschania, P. M. (2011). Perencanaan Strategi Sistem Informasi Pada Pada
Bintang Pelajar.
Ross, S., Laing, G., & Parle, G. (2015). Attitudes towards budgets in SME’s:
Exploring the theory of planned behaviour. E-Journal of Social &
227
Behavioural Research in Business, 6.
Satzinger, J., Robert, J., & Burd, S. (2010). System analysis and design in a
changing world. boston, ma: course technology.
Setiawan, A., & Yulianto, E. (2017). Information System Strategic Planning
Using IT Balanced Scorecard In Ward & Peppard Framework Model”.
Stair, R., & Reynolds, G. (2010). Principles of Information Systems: a managerial
Approach, 9th Edition.
Sugiarti, Y. (2011). Metode Penelitian di Bidang Komputer dan Teknologi
Informasi.
Suroso, J. S., Harisno, Mauritsius, T., & Setyawan, A. (2018). Information System
Strategic Planning for Department of Housing and Settlement Region in the
Jakarta Provincial Government – Indonesia.
Sutabri, T. (2005). Sistem Informasi Manajemen.
Sutabri, T. (2012). Analisis Sistem Informasi.
Topani, H. M. (2011). The Strategic Planning of IS/IT at PT. Lintas Group.
Tozer, E. E. T. (1996). Strategic IS/IT Planning.
Turban, E., Volonino, L., & Wood, G. (1999). Information Technology for
Management.
228
Waspodo, B. (2008). Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi 1.
Waspodo, B., Ratnawati, S., & Halifi, R. (2019). Building Digital Strategy Plan at
CV Anugrah Prima, an Information Technology Service Company.
Waterhouse, P. (1996). System Management Methodology Data Warehousing
Overview and Baseline.
Yandi, Z., Hidayah, N. A., & Rahajeng, E. (2013). Perencanaan Strategis Sistem
Informasi pada PT. Optima Trading.
Yusup, P. M. (2009). Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan.
xxi
LAMPIRAN
xxii
xxiii
xxiv
xxv
PERTANYAAN WAWANCARA
(PROFIL PERUSAHAAN)
TANGGAL : 23 November 2018
NARASUMBER : Jovin Hoon
JABATAN : Chief Executive Officer (CEO)
1. Bagaimana profil startup Moladin dari mulai berdiri sampai sekarang?
Jawab :
Moladin berdiri pada November 2017 didirikan oleh Mario
Tanamas dan Jovin Hoon sebagai platform yang khusus menangani
serba-serbi sepeda motor di Jakarta dan telah berbadan PT dengan
nama PT. Moladin Digital Indonesia. Tidak hanya melayani
pembelian sepeda motor, Moladin juga melayani pembelian
apparel, spare part, informasi mengenai bengkel, dan forum yang
membahas mengenai sepeda motor. Moladin sendiri dikembangkan
sebagai platform yang terintegrasi secara penuh guna
menghubungkan beberapa pihak yang umumnya dilibatkan dalam
proses pembelian motor. Moladin menyediakan aplikasi yang bisa
di unduh pada Android, aplikasi ini menawarkan berbagai informasi
seputar sepeda motor serta kebutuhan bikers mulai dari informasi
sepeda motor baru dan bekas yang dijual berikut spesifikasinya,
kebutuhan suku cadang dan perlengkapan serta apparel untuk bikers
sampai forum saling bertukar pikiran buat sesama bikers dan
komunitas.
2. Bergerak di bidang apakah startup ini?
Jawab :
Kredit motor secara online
xxvi
3. Apa visi dan misi dari Moladin?
Jawab :
→ Visi Kami: Menjadi platform motor all in one yang menjadi
bagian hidup para bikers.
→ Misi Kami: Mengumpulkan informasi di industry motor yang
terpencar agar mudah diakses para bikers.
4. Apa tujuan utama dari Moladin?
Jawab :
Memberikan pengalaman membeli motor dengan mudah dan
terpercaya tanpa harus keluar rumah.
5. Bagaimana model bisnis yang ada di Moladin?
Jawab :
Model bisnis yang diterapkan Moladin adalah B2C atau business to
customer merupakan bisnis yang melakukan pelayanan atau
penjualan barang atau jasa kepada konsumen perorangan atau group
secara langsung. Dengan kata lain, bisnis yang dilakukan
berhubungan langsung dengan customer. Model bisnis B2C yang
diterapkan oleh Moladin adalah menyediakan aplikasi penyedia
layanan kredit motor baru untuk customer.
xxvii
PERTANYAAN WAWANCARA
(STRATEGI BISNIS)
TANGGAL : 23 November 2018
NARASUMBER : Nurdea Purnamasari
JABATAN : Marketing communications
1. Strategi bisnis apa yang sudah diterapkan Moladin saat ini?
Jawab :
Bekerja sama dengan dealer, leasing, dan expand ke seluruh wilayah
2. Siapa saja yang menjadi sasaran bisnis Moladin?
Jawab :
Karyawan, pengusaha, masyarakat dengan rentan usia 15-50 tahun
dengan beberapa kriteria tertentu yang nantinya akan disetujui oleh
pihak leasing.
3. Bagaimana cara Moladin menghasilkan keuntungan?
Jawab :
Dari komisi, margin harga dari dealer
xxviii
PERTANYAAN WAWANCARA
(STRUKTUR ORGANISASI)
TANGGAL : 23 November 2018
NARASUMBER : Nurdea Purnamasari
JABATAN : Marketing communications
1. Gambaran struktur organisasi yang ada pada Moladin?
Jawab :
2. Apa saja tugas pokok dan fungsi dari setiap divisi yang ada di Moladin!
Jawab :
1. CEO (Chief Executive Officer)
xxix
a. Merencanakan, mengelola, dan menganalisis segala aktivitas
fungsional bisnis seperti operasional, sumber daya manusia,
keuangan, dan pemasaran.
b. Mengidentifikasi dan meningkatkan performa operasional
perusahaan dengan cara memotivasi berbagai divisi di
perusahaan
c. Merencanakan, mengelola, dan mengeksekusi perencanaan
strategi bisnis baik untuk jangka waktu menengah maupun
panjang dengan mengacu pada visi dan misi perusahaan.
d. Mengatur para investor dan pemilik saham lainnya.
e. Mengelola perusahaan sesuai dengan tujuan strategis
perusahaan dengan keefektifan dan biaya seefisien mungkin.
2. Data Analyst
a. Mengumpulkan, mempertahankan, mengelola, menafsirkan
dan analisis data yang diterima dari internal data dan eksternal.
b. Memberikan analisa awal untuk memastikan kualitas data.
c. Melakukan analisa lebih lanjut untuk mengungkap arti dari
data.
d. Dapat menyiapkan report dari hasil analisa dan dapat
dipresentasikan ke manajemen.
3. Product
a. Menghandel semua product yang ada
b. Menentukan standar kontrol kualitas
xxx
c. Mengawasi proses produksi
d. Melakukan pemilihan, pemesanan dan bahan pembelian
4. Marketing
a. Melakukan riset untuk mengidentifikasi pelanggan baru dan
pasar baru yang potensial.
b. Merencanakan dan mengawasi inisiatif pemasaran baru.
c. Menjalankan digital marketing, penjualan, managing
partnership.
5. Finance
a. Mengontrol aktivitas keuangan / transaksi keuangan
perusahaan.
b. Melakukan pembayaran kepada supplier dan mitra.
c. mengontrol setiap finance dari investor.
6. CTO (Chief Technical Officer)
a. Mengelola dan mengembangkan web & aplikasi Moladin.
b. Merancang, mengelola dan mengawasi serta meng-evaluasi.
c. operasional dari sistem informasi (software dan aplikasi) dan
pendukungnya (hardware, infrastruktur, telekomunikasi).
7. Creative
a. Membuat inovasi Baru yang disesuaikan Kebutuhan Zaman.
b. Berpikir kreatif untuk menghasilkan ide-ide dan konsep-
konsep baru dan mengembangkan desain interaktif.
xxxi
c. Mengembangkan prototype desain yang sesuai dengan tujuan
klien.
8. Media
a. Meng-update informasi trend terbaru terutama yang berkaitan
dengan produk perusahaan ataupun inovasi lainnya.
b. Memberikan informasi terbaru dari perusahaan dan
menyosialisasikannya melalui media online.
c. Rutin mengecek dan melakukan perbaikan konten.
d. Mengevaluasi kompetitor perusahaan lain, sebagai bahan
perbandingan dengan perusahaan untuk mengungguli
kompetitor.
e. Mengedukasi customer apabila mengalami kesusahaan,
mendengarkan keluhan customer dan memberikan solusi
untuk customer.
9. Back End
a. Bertanggung jawab untuk menjaga dan mengembangkan
semua bagian dari sistem pelayanan.
b. Merencanakan dan melaksanakan struktur model data
untuk skalabilitas.
c. Menulis kode dan merancang aplikasi aman.
d. Berpartisipasi dalam semua fase siklus pengembangan,
berfokus pada coding, pengujian, dan debugging.
xxxii
e. Meliharaan atau meningkatan struktur data yang ada
f. Melakukan riset, mengevaluasi dan menganalisa
persyaratan teknis dan desain
g. Memecahkan masalah dan memperbaiki bug/kelemahan
dalam website dan sistem lain untuk memastikan server
berjalan secara optimal
h. Merumuskan konsep dan ide-ide untuk produk tambahan,
alat dan layanan yang dapat diberikan dalam ruang digital.
10. Android
a. Mendesain dan mengembakan aplikasi canggih untuk Android
b. Membuat & Mengembangkan aplikasi mobile Android
c. Memastikan kinerja terbaik yang menyangkut kualitas, dan
respon dari aplikasi
d. Melakukan test kode unit untuk ketahanan, termasuk
kegunaan, dan kehandalan umum.
e. Mengevaluasi dan menyelesaikan bug dan meningkatkan
kinerja aplikasi.
f. Menerapkan teknologi baru untuk memaksimalkan efisiensi
pengembangan.
11. Web developer
a. Menulis, edit, dan desain dan langsung produksi konten.
b. Melakukan update situs secara langsung
xxxiii
c. Melakukan back up file dari situs web yang digunakan sebagai
direktori lokal untuk pemulihan instan dalam masalah.
d. Melakukan identifikasi masalah yang ditemukan umpan balik
pengujian atau pelanggan sekaligus memperbaiki masalah atau
merujuk pada personalia yang tepat untuk koreksi.
e. Evaluasi kode yang dilakukan untuk memastikan jika hal
tersebut adalah sah, terstruktur dan benar, sudah memenuhi
standar industri dan juga kompitabel dengan perangkat,
browser atau pada sistem operasi.
f. Mendesain, membangun dan memelihara situs web dengan
memakai authoring atau bahasa scripting, alat manajemen,
alat penciptaan konten dan juga media digital.
12. Quality Assurance
a. Memiliki tugas pokok dalam perencanaan prosedur jaminan
kualitas suatu produk atau jasa
b. Menafsirkan dan menerapkan standar jaminan kualitas
c. Mengevaluasi kecukupan standar jaminan kualitas
d. Merancang sampel prosedur dan petunjuk untuk mencatat dan
melaporkan data berkualitas
e. Meninjau pelaksanaan dan efisiensi kualitas dan inspeksi
sistem agar berjalan sesuai rencana, melaksanakan dan
xxxiv
memantau pengujian dan inspeksi bahan dan produk untuk
memastikan kualitas produk jadi.
13. HR&GA
a. Bertanggung jawab di dalam pengelolaan dan pengembangan
Sumber Daya Manusia, yaitu dalam hal perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan kegiatan sumber daya manusia,
termasuk pengembangan kualitasnya dengan berpedoman
pada kebijaksanaan dan prosedur yang berlaku di perusahaan.
b. Melaksanakan kegiatan-kegiatan pembinaan, pelatihan dan
kegiatan lain yang berhubungan dengan pengembangan
mental, keterampilan dan pengetahuan karyawan sesuain
dengan standard perusahaan.
c. Bertanggung jawab terhadap kegiatan yang berhubungan
dengan rekapitulasi absensi karyawan, perhitungan gaji,
tunjangan dan bonus.
d. Menyusun, merencanakan, mengawasi dan mengevaluasi
anggaran biaya kegiatan secara efektif dan efisien serta
bertanggung jawab terhadap setiap pengeluaran hasil kegiatan.
e. Pengadaan Alat-alat kerja kantor dll.
f. Mengurusi semua kebutuhan Operasional perusahaan.
g. Mengurusi semua kebutuhan dan operasional saluran
komunikasi (telepon, fax, Handphone, BB, dll).
xxxv
14. Audit
a. Mencari informasi awal terkait bagian yang akan di audit.
b. Melakukan tinjauan dokumen dan persyaratan lain yang
berkaitan dengan audit.
c. Mempersiapkan program audit tahunan dan jadwal
pelaksanaan audit secara terperinci.
d. Membuat daftar pertanyaan audit (audit checklist).
e. Melaksanakan pemeriksaan sistem secara menyeluruh.
f. Melaporkan temuan audit atau masalah-masalah yang
ditemukan selama audit internal.
g. Memantau tindak lanjut hasil audit internal sampai dinyatakan
selesai.
15. COO (Chief Operating Offier)
a. Bertindak sebagai penghubung antara karyawan dan CEO
b. Mengatur bisnis inti
16. Data Admin
a. Mengelola sumber data dan merancang pembuatan database.
b. Merancang, mengimplementasikan, merawat hingga
memperbaiki kesalahan yang ada didalam basis data.
c. Mencadangkan dan memulihkan database.
d. Memastikan backup berjalan dan sukses, dan dapat melakukan
berbagai recovery data.
xxxvi
17. Business Dev
a. Melakukan Evaluasi Program
b. Mempelajari Strategi Pesaing
c. Mengawasi Program Yang Telah Berjalan
d. Menciptakan Ide
18. Offline Sales
a. Mempresentasikan atau menawarkan secara langsung produk
yang dijual kepada calon konsumen.
b. Membagikan brosur kepada konsumen.
19. Business Analyst
a. Melakukan tugas operasional yang berhubungan dengan
kebutuhan analisa perilaku konsumen dan data pasar.
b. Mampu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan
erat dengan sistem dokumentasi, serta penyebarluasan
informasi mengenai keadaan pasar yang sedang terjadi dan
perilaku konsumen, yang nantinya akan digunakan untuk dasar
acuan user atau owner perusahaan.
c. Melaksanakan kegiatan monitoring, serta evaluasi pada data
yang diperoleh dan telah dikumpulkan dari berbagai
pengolahan data, baik itu dari majalah, koran, jurnal atau
sumber research lainnya yang berfungsi sebagai penunjang
bagi business analyst.
xxxvii
d. Mampu memberikan solusi yang tepat, guna meningkatkan
mutu layanan serta kinerja proses bisnis perusahaan, untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
e. Membantu bagian project manager serta tenaga ahli lainnya
dalam hal merancang desain aplikasi yang efektif dan efisen.
20. CSO
a. Menjadi komunikator, yakni harus bisa menjadi orang yang
menghubungi customer dan memberikan informasi tentang
segala hal yang berkenaan dengan perusahaan dan customer.
b. Staff Customer Service harus bisa menjadi customer relation
officer, yakni harus bisa menjadi orang yang mampu membina
hubungan yang baik dengan customer perusahaan yang
bersangkutan.
3. Apakah setiap unit kerja sudah menangani pekerjaan sesuai dengan job
desk-nya?
Jawab :
sudah
4. Berdasarkan struktur organisasi yang ada, apakah strukur organisasi di
Moladin sudah mencukupi?
Jawab :
Sebenarnya sudah mencukupi, namun dengan orang yang sedikir
sehingga 1 orang terkadang ada yang mengerjakan pekerjaan lebih
banyak.
xxxix
PERTANYAAN WAWANCARA
(ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS INTERNAL – ANALISIS CSF)
TANGGAL : 23 November 2018
NARASUMBER : Nurdea Purnamasari
JABATAN : Marketing communications
1. Apa saja tujuan utama dari divisi ini? (masing-masing divisi)
Jawab :
Tujuan bagian Marketing
1. Membuat promosi produk melalui social media, media cetak.
2. Menjaga hubungan baik perusahaan dengan customer dengan
cara melakukan Follow up untuk menjaga loyalitas customer.
3. Meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.
Tujuan Bagian Finance
• Mengatur dan mengawasi keuangan perusahaan.
• Membuat perencanaan keuangan terkait promosi produk.
Tujuan Bagian IT
• Membuat aplikasi untuk pengguna layanan Moladin yang user
friendly.
Tujuan Bagian Product
• Inovasi produk yang sesuai trend dan kebutuhan saat ini.
2. Apa sasaran dari tujuan tersebut?
Jawab :
Karyawan, pengusaha, masyarakat dengan rentan usia 15-50 tahun
dengan beberapa kriteria tertentu yang nantinya akan disetujui oleh
pihak leasing
xl
3. Bagaimana pemanfaatan IT pada tiap divisi ini?
Jawab : Cukup baik
4. Apa yang anda harapkan dari pemanfaatan IT pada divisi ini untuk ke
depannya?
Jawab :
• Sistem yang sedang dibuat atau diperbaharui agar mampu
mengatasi permasalahan dalam proses bisnis moladin.
• Tidak adanya keterlambatan dalam waktu pickup maupun hasil
laundry yang kurang baik karna order yang tidak termonitoring
dengan baik.
• Jumlah order yang semakin banyak karena sistem terbaru yang
dapat lebih memudahkan customer melakukan kredit motor.
• Complain dapat ditangani dengan baik dan berkurang mengingat
jumlah order yang semakin banyak.
xli
PERTANYAAN WAWANCARA
(ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS INTERNAL – ANALISIS SWOT)
TANGGAL : 23 November 2018
NARASUMBER : Nurdea Purnamasari
JABATAN : Marketing communications
1. Faktor apa saja yang menjadi strength dari Moladin?
Jawab :
e. (Down Payment) DP cicilan motor murah
f. Dealer yang bekerjasama dengan pihak Moladin sangat
mempermudah dan tidak ribet.
g. Pengajuan dan pemesanan bisa diakses hanya dengan
menggunakan smartphone.
h. Karyawan yang inovatif dan kompeten dibidangnya.
2. Faktor apa saja yang menjadi weakness dari Moladin?
Jawab :
c. Belum menjangkau seluruh Indonesia.
d. Loyalitas para pelanggan (customer retention).
3. Faktor apa saja yang menjadi oppportunity dari Moladin?
Jawab :
d. Dengan banyaknya e-commerce jual motor namun bukan dengan
sistem kredit yang nantinya berujung menjadi penipuan dan membuat
resah, Moladin hadir dengan sistem kredit resmi dan terpercaya yang
akan memudahkan customer hanya dengan mengisi data.
e. Pesaing dengan model bisnis yang sama masih sedikit.
f. Permintaan pasar yang mengalir akibat populasi pengendara motor
yang semakin meningkat karena proses untuk mendapatkannya
semakin mudah.
xlii
4. Faktor apa saja yang menjadi threat dari Moladin?
Jawab :
c. Ruang lingkup yang masih sempit.
d. Kompetitor memiliki kemiripan fitur.
xliii
PERTANYAAN WAWANCARA
(ANALISIS LINGKUNGAN BISNSIS INTERNAL – ANALISIS VALUE
CHAIN)
TANGGAL : 23 November 2018
NARASUMBER : Nurdea Purnamasari
JABATAN : Marketing communications
1. Apa saja aktivitas utama yang ada di Moladin?
a. Aktivitas apa saja yang ada di Moladin dan berkaitan dengan
menerima, menyediakan suatu produk? (Inbound Logistic)
Jawab :
Customer melakukan pemesanan motor atau produk lainnya
dapat secara online melalui website dan applikasi yang sudah
tersedia.
b. Akivitas apa saja yang ada di Moladin dan berhubungan dengan
pengolahan input menjadi output? (Operation)
Jawab :
- Verifikasi Data
Data yang diperoleh team kemudian di pilih dan di verifikasi
mana yang akan berpotensial untuk melakukan kredit motor
untuk selanjutnya serah terima motor.
c. Aktivitas apa saja yang ada di Moladin dalam melakukan
penyampaian produk ke customer? (Outbound Logistic)
Jawab :
- Pengiriman Motor
xliv
Motor yang telah di pesan oleh customer dikirim ke tempat
customer secara gratis.
d. Aktivitas apa saja yang ada di Moladin dan berhubungan dengan
pengarahan customer agar tertarik memakai layanan dari Moladin?
(Sales & Marketing)
Jawab : Digital marketing, promosi, offline banner
e. Layanan apa yang diberikan Moladin kepada customer? (Service)
Jawab : customer service, feedback customer, peningkatan loyalitas
customer
2. Apa saja aktivitas pendukung yang ada di Moladin?
a. Divisi atau fungsi apa saja yang ada di Moladin dalam melayani
kebutuhan organisasi? (Firm Infrastructure)
Jawab :
Marketing dan Finance
b. Apa saja yang dilakukan Moladin dalam mengatur Sumber Daya
Manusia mulai dari perekrutan, kompensasi sampai dengan
pemberhentian? (Human Resources Management)
Jawab :
Recruitment dan Retention.
- Recruitment dilakukan dengan wawancara, tes psikologi
dan adanya skill.
- Retention merupakan hal penting yang wajib dilakukan
perusahaan untuk mempertahankan karyawan terbaiknya
dengan cara memberi bonus dan insentif pada
karyawannya sebagai suatu perangsang agar timbul
semangat yang besar untuk meningkatkan produktivitas
kerjanya.
xlv
c. Apa saja yang dilakukan Moladin dalam melakukan pengembangan
software, hardware? (Product & Technology Departement)
Jawab :
Pemanfaatan SI/TI
d. Apa saja yang dilakukan Moladin dalam proses perolehan sumber
daya atau pengadaan yang dibutuhkan untuk kegiatan beroperasi?
(Procurement)
Jawab : Kerjasama dengan investor dan mitra
xlvi
PERTANYAAN WAWANCARA
(ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS EKSTERNAL – ANALISIS PESTEL)
TANGGAL : 23 November 2018
NARASUMBER : Nurdea Purnamasari
JABATAN : Marketing communications
1. Jelaskan faktor eksternal dari sisi politik yang dapat mempengaruhi
keberlangsungan bisnis Moladin?
Jawab :
Pemerintah belum secara penuh mendukung kreatifitas di Indonesia,
terbukti dari segi finansial yang belum siap untuk mendanai
perusahaan-perusahaan startup di Indonesia karena kurangnya
kepercayaan dari pemerintah. Moladin sendiri mendapatkan
suntikan dana segar dari beberapa pihak yang berasal dari luar
negeri.
2. Jelaskan faktor eksternal dari sisi ekonomi yang dapat mempengaruhi
keberlangsungan bisnis Moladin?
Jawab :
Kendala untuk mencari investor dan mitra kerja yang mau
bekerjasama di daerah-daerah kecil karena tujuan utama Moladin
adalah menjangkau seluruh Indonesia.
xlvii
3. Jelaskan faktor eksternal dari sisi sosial yang dapat mempengaruhi
keberlangsungan bisnis Moladin?
Jawab :
Moladin tidak hanya mencari keuntungan, tetapi juga
mensejahterakan masyarakat melalui mitra yang tergabung dengan
menerapkan bisnis kredit motor berbasis online. Berdasarkan data
yang dimuat pada laman Tech in Asia Indonesia, tercatat ada sekitar
72,7 juta pengguna aktif internet dan 308,2 juta pengguna
handphone.
Dengan jumlah pengguna yang besar tersebut, tentunya menjadi
pangsa menarik yang diincar oleh berbagai perusahaan baru. Karena
itu tidak heran, Startup umum memiliki situs web dan applikasi yang
user friendly. Tujuannya agar pengguna bisa lebih mudah
mengakses layanan dari perusahaan tersebut.
4. Jelaskan faktor eksternal dari sisi teknologi yang dapat mempengaruhi
keberlangsungan bisnis Moladin?
Jawab :
Kemajuan teknologi adalah sesuatu hal yang tidak bisa dihindari
karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan, sehingga memaksa perusahaan agar terus
memperbaharui teknologi-teknologi lama menjadi teknologi baru
dengan memanfaatkan semaksimal mungkin sumber daya yang ada.
Moladin selalu berusaha mengembangkan teknologi yang lebih
efisien untuk menunjang kegiatan bisnisnya.
xlviii
5. Jelaskan faktor eksternal dari sisi hukum yang dapat mempengaruhi
keberlangsungan bisnis Moladin?
Jawab :
-Undang-Undang Perlindungan Konsumen NO.8 Tahun 1999
6. Jelaskan faktor eksternal dari sisi lingkungan yang dapat mempengaruhi
keberlangsungan bisnis Moladin
Jawab :
Faktor lingkungan menjadi kendala bagi moladin yang pengantaran
motornya dilakukan dengan menggunakan mobil, karena kondisi
jalan yang terbilang sering macet akan menghambat pengantaran
motor untuk tiba tepat waktu.
xlix
PERTANYAAN WAWANCARA
(ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS EKSTERNAL – PORTER’S FIVE
FORCE)
TANGGAL : 23 November 2018
NARASUMBER : Nurdea Purnamasari
JABATAN : Marketing communications
1. Bagaimana perkembangan dan tantangan Moladin saat ini?
Jawab :
Dalam sebulan bisa mencapai 400 penjualan motor dan tantang-
tangannya banyak yang mengajukan kredit namun ditolak karena
tidak memenuhi persyaratan. Moladin berusaha menyediakan
fasilitator leasing sendiri nantinya.
2. Startup apa saja yang berpotensi menjadi pesaing untuk Moladin?
Jawab :
Momotor, jualo, carmudi, olx hanya saja berbeda dari segi produk
yang ditawarkan dan proses bisnis yang berbeda.
3. Siapa yang menjadi pemasok untuk Moladin?
Jawab :
Investor dan mitra
4. Siapa saja pelanggan yang memakai jasa Moladin?
Jawab :
Karyawan, pengusaha, masyarakat dengan rentan usia 15-50 tahun
dengan beberapa kriteria tertentu yang nantinya akan disetujui oleh
pihak leasing.
l
5. Hal apa saja yang sudah dilakukan Moladin terhadap ancaman pesaing yang
sejenis?
Jawab :
Melakukan branding bahwa Moladin termurah dan prosesnya tidak
ribet.
6. Apakah Moladin bekerja sama atau memakai jasa dari perusahaan lain?
Jawab :
Iya
li
PERTANYAAN WAWANCARA
(ANALISIS LINGKUNGAN SI/TI INTERNAL)
TANGGAL : 23 November 2018
NARASUMBER : Buyung
JABATAN : Chief Technology Officer
1. Hardware apa saja yang digunakan Moladin dalam menjalankan kegiatan
bisnisnya? Seperti PC, printer, dll. (IT)
Jawab :
3(tiga) unit PC (Personal Computer), 3(tiga) unit iMac, 5(lima)
unit laptop & macbook, 1 (satu) unit proyektor, 2 (dua) unit Printer,
1 (satu) unit Scanner, dan 2 (dua) unit Smartphone dan asset laptop
milik masing-masing karyawan yang biasanya mereka bawa.
2. Software apa saja yang digunakan Moladin dalam menjalankan kegiatan
bisnisnya? (IT)
Jawab:
Google Docs, Google Sheet, Microsoft Excel, Microsoft Word,
Microsot Power Point, Microsoft Visio, blue Stacks, SLACK, JIRA
dan Trello.
lii
3. OS apa saja yang digunakan Moladin dalam menjalankan kegiatan
bisnisnya? (IT)
Jawab :
Microsoft Windows, Android, iOS, Mac Os dan Windows Server
2006.
4. Aplikasi software apa saja yang menjadi penunjang bisnis Moladin?
Seperti SQL Server, Google Doc, dll.(IT)
Jawab :
Android Studio, Visual Studio, dan SQL Server.
5. Apakah Moladin memiliki desain arsitektur jaringan komputer yang
digunakan selama kegiatan bisnis? (IT)
Jawab:
Iyaa
liii
PERTANYAAN WAWANCARA
(MC FARLAN STRATEGY)
TANGGAL : 23 November 2018
NARASUMBER : Buyung
JABATAN : Chief Technology Officer
1. Apa saja hardware yang termasuk ke dalam kuadran support, yang
berguna sebagai pendukung kegiatan proses bisnis, tetapi tidak
menentukan kesuksesan?
2. Apa saja hardware yang termasuk ke dalam kuadran key operational, yang
saat ini sangat diperlukan dalam mencapai keberhasilan?
3. Apa saja hardware yang termasuk ke dalam kuadran high potential, yang
mungkin akan menentukan keberhasilan di masa mendatang?
4. Apa saja hardware yang termasuk ke dalam kuadran strategic, yang
penting untuk mendukung strategis bisnis di masa mendatang?
Jawab :
STRATEGIC* HIGH POTENTIAL*
• JIRA1
• Trello1
• SLACK2
• Website2
• Moladin Mobile App1
• Android Studio1
• Visual Studio1
• SQL Server1
• Google Docs1
• Google Sheet1
• Ms.Word,Excel, Visio &
Power Point1
KEY POTENTIAL* SUPPORT*
a1 Aplikasi yang dijalankan sudah sesuai dengan kebutuhannya
a2 Aplikasi yang sudah sesuai tetapi butuh di update
a3 Aplikasi yang sudah tidak digunakan
liv
PERTANYAAN WAWANCARA
(ANALISIS LINGKUNGAN SI/TI EKSTERNAL)
TANGGAL : 23 November 2018
NARASUMBER : Nurdea Purnamasari
JABATAN : Marketing communications
1. Apakah Moladin sudah memanfaatkan tren teknologi terbaru?
Jawab :
Ya, Contohnya instagram, blog, youtube
lv