skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37561/2/erfa...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS V SD AL-ZAHRA INDONESIA PAMULANG,
TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
ERFA SAHNITA
1113018300004
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
LEⅣIBAR PENGESAHAN DOSEN PEⅣ IBIⅣIBING
HUBUNGAN ANTARA PERAN ORANG TUA DENGAN plIOTIVASI
BELAJAR SISWA KELAS V SD AL¨ ZAHRA INDONESIA PAⅣ IULANG
TANGERANG SELATAN
Skripsi
Dittukan kepada Fakuhas IImu Tarbiyah dan Kcguruan untuk Mcmcnuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gclar Sattana Pendidikan(S.Pd)
C)leh:
Erfa Sahnita
NIM ll13018300004
JIRUSAN PENDⅡ )IKAN GURU MADRASAIIIBTD… AH
FAKULTASILMU TARBIYAII DAN KEGURUAN
IINMRSITASISLAM NEGERISYARIFIIIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
LEⅣIBAR PENGESAHAN PEPIBIPIBING SKRIPSI
Skripsi berjudul "Hubungan Antara Peran Orang Tua dengan Motivasi
Belajar Siswa Kelas V SD Al-Zahra Indonesia, Pamulang Tangerang
Selatan", disusun oleh Erfa Sahnita, NIM 1113018300004, diajukan kepada
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah (PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah melalui
bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan
pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jak魏 20 November 2017
Yang mengesahkan,
Pembimbing
Dra.Hio Zikri Neni lskan M.Psi
NIP。 196902061995032001
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul "Hubungan Peran Orang Tua dengan Motivasi Belajar
Siswa Kelas V SD Al-Z,ahra Indonesia, Pamulang Tangerang Selatan"
disusun oleh Erfa Sahnita NIM 1113018300004, diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan
lulus dalam ujian Munaqasah pada tanggal 22 Desember 2017 dihadapan dewan
penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd)
dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Jakarta 22 Desember 2017
Panitia Ujian Munaqosah
Ketua Panitia(Ketua Jurusan PGMI)
Dr.Khalimin M.Ag
NIP.196505]5 1994031006
Sckretaris(Sekretari3 Jurtlsan PG卜 41)
Pd
NIP.198106232009121 003
PCngLIJl I
Ascp Ediana Latip、 M.PdNIP. 198106232009121003
PcnguJI H
Drs.Ja'far Sanusi,MA
NIP.195804171992031001
Tanggal
″ん%rT
9
¨
柳一
lt
ただ
υf
・―・
θ
・
"ψγ
LEMBAR PERNYATAAN KARYAILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
Tempat/Tgl. Lahir
NIM
Jurusan/Prodi
Alamat
Erfa Sahnita
Jakarta, l7 Mei 1995
1113018300004
Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah (PCMI)
Karangsari RTiRW 05/02
Desa Karangsari, Kecamatan Bulakamba,
Kabupaten Brebes
MENYATAKAN DENGAN SE SUNGGUHI.IYA
Bahwa skripsi yang berjudul Hubungan Peran Orang Tua Dengan
Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Al-Zahra Indonesia Pamulang,
Tangerang Selatan adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama Pembimbing : Dra. Hj. Zikri Neni lska, M.Psi.
NIP : 19690206 199503 2 001
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya
siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil
karya sendiri.
J akarta, 20 Novemb er 20 1 7
Yang Menyatakan
NIR4。 1113018300004
i
ABSTRAK
Erfa Sahnita, NIM 1113018300004. Hubungan Antara Peran Orang
Tua Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Al-Zahra Indonesia
Pamulang, Tangerang Selatan. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universita Islan Negeri
Syarif Hidyatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran orang tua
dengan motivasi belajar siswa di SD Al-Zahra Indonesia Pamulang Tangerang
Selatan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei - Juni Tahun Ajaran 2016/2017.
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif,
dengan metode analisis korelasi product moment. Populasi yang digunakan yaitu
seluruh siswa kelas V SD Al-Zahra Indonesia, Pamulang Tangerang Selatan,
pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sampling dengan subjek
siswa kelas V sebanyak 50 siswa. Teknik pengumpulan data yaitu kuesioner dan
observasi. Teknik analisis data dengan uji normalitas dan uji linearitas. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan
antara peran orang tua dengan motivasi belajar siswa kelas V SD Al- Zahra
Indonesia Pamulang Tangerang Selatan sebesar 68,6%.
Kata kunci: Peran Orang Tua, Motivasi Belajar.
ii
ABSTRAK
Erfa Sahnita, NIM 1113018300004. Hubungan Antara Peran Orang Tua
Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Al-Zahra Indonesia Pamulang,
Tangerang Selatan. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universita Islan Negeri Syarif
Hidyatullah Jakarta.
This study aims to determine the relationship of parents with learning motivation
in SD Al - Zahra Indonesia Pamulang Tangerang Selatan. This study was
conducted in May - June of the academic year 2016/2017. In this research the
approach used is quantitative approach, with product moment correlation analysis
method. The population used is class V SD Al-Zahra Indonesia, Pamulang
Tangerang Selatan, sampling is done by random sampling with the subject of
class V students as many as 50 students. Data completion technique is
questionnaire and observation. Data analysis technique with normality test and
linearity test. The results of this study indicate a significant positive relationship
between the role of parents with the motivation of learning grade V SD Al-Zahra
Indonesia Pamulang Tangerang Selatan of 68.6%.
Keywords: Role of Parent, Learning Motivation.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada bagianda nabi
Muhammad SAW, yang telah membimbing umatnya ke jalan yang diridhoi Allah
SWT. Demikian juga semoga rahmat dan kesejahteraan senantiasa terlimpahkan
kepada keluarga dan para sahabat yang dengan perantara merekalah agama Islam
menyebar di muka bumi ini.
Skripsi yang berjudul “Hubungan Peran Orang Tua Terhadap Motivasi
Belajar Siswa Kelas V SD Al – Zahra Indonesia Pamulang Tangerang Selatan”
ditulis untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penulisan skripsi ini, sudah tentu penulis mengalami berbagai
kesulitan, hambatan dan rintangan. Akan tetapi, berkat ketekunan, dorongan, dan
bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan meskipun
belum mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang tidak pernah luput
dalam memberikan bantuannya dalam penulisan skripsi ini, yaitu kepada:
1. Prof. Dr. dede Rosyada, MA., selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Ahmad Thib‟Raya, M.A., dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh staf pengajar dan
staf administrasi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan atas segala fasilitas
yang diberikan kepada penulis.
3. Dr. Khalimi, MA., selaku ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak Asep Ediana Latip, M.
Pd., selaku Sekretaris jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang
telah menyetujui penyusunan skripsi ini.
iv
4. Dra. Zikri Neni Iskan, M. Psi., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan dorongan serta nasihat, masukan, arahan dan motivasi dalam
penyelesaian penulisan skripsi ini.
5. Drs. Ja‟far Sanusi, MA., selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan nasihat, bimbingan dan semangat agar menjadi mahasiswa yang
memberikan manfaat untuk orang lain.
6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah
memberikan pengetahuan dan pengalamannya kepada penulis, sehingga
penulis mampu menyelesaikan perkuliahan ini dengan sebaik-baiknya.
7. Teristimewa untuk ke dua orang tua tercinta dan tersayang yang senantiasa
dengan sabar selalu memberikan semangat, terima kasih atas segala doa,
cinta, kasih sayang, didikan, kepercayaan dan pengerobanan bapak mamah
yang tulus tiada hentinya untuk penulis.
8. Teruntuk kakak tercinta dan tersayang Erwin Syahputra dan Mba Iparku
Widya Laela Fajrin, yang selalu mengingatkan dan selalu memberikan
semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
9. Moh. Faizal, yang selalu memberi semangat dan doa serta menjadi
penyemangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabatku Suaibatul Aslamiyah, Ulfiyatul Makiyah, Dhea Novianty,
Febriana Eka Haryanti, Annisa Qurota „Ayuni, dan Kharisma Luthfi Hanifah,
Nurlailiya Hanif dan teman-teman jurusan PGMI angkatan 2013. Terutama
untuk sahabatku Nike Aenun Najibah yang telah banyak membantu penulis,
yang selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabat SMA ku Ulfi Nur Aji Aulia, S. I. Kom, yang selalu memberikan
dukungan dan motivasi agar penulis lebih semangat dalam penyususnan
skripsi ini.
12. Kepala Sekolah SD Al-Zahra Indonesia Pamulang Tangerang Selatan beserta
rekan-rekan guru yang telah membantu penulis dengan memberikan izin
untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.
v
Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga
bantuan, bimbingan, semangat, doa dan dukungan yang diberikan pada penulis
dibalas oleh Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman dan
pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan yang membangun sebagai bahan perbaikab dari berbagai pihak.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya
bagi pembaca.
Jakarta, November 2017
Erfa Sahnita
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 6
D. Perumusan Masalah .................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
F. Kegunaan Penelitian ................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS ...................................................................................... 8
A. Kajian Teori ................................................................................ 8
1. Peran Orang Tua ................................................................... 8
a. Definisi Keluarga ............................................................ 8
b. Unsur-unsur Keluarga ..................................................... 10
c. Peran Orang Tua .............................................................. 13
d. Karakteristik Peran Orang Tua ....................................... 20
e. Pola Asuh Orang Tua ..................................................... 23
2. Motivasi ................................................................................ 27
a. Pengertian Motivasi ........................................................ 27
b. Teori Motivasi ................................................................ 29
c. Fungsi Motivasi dalam Belajar ....................................... 32
d. Peran Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran ........... 33
e. Macam-macam Motivasi ................................................ 34
vii
f. Indikator Motivasi Belajar .............................................. 36
g. Faktor-faktor yang Memengaruhi Motivasi ................... 37
h. Karakteristik Individu yang Memiliki Motivasi Tinggi .. 39
3. Belajar ................................................................................... 40
a. Pengertian Belajar .......................................................... 40
b. Arti Penting Belajar ........................................................ 41
c. Faktor yang Memengearuhi Belajar ............................... 42
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 47
C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 48
D. Hipotesis Penelitian .................................................................... 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 50
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 50
B. Metode Penelitian ........................................................................ 50
C. Populasi dan Sampel .................................................................... 50
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 51
E. Instrumen Penelitian .................................................................... 52
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ..................................... 53
G. Teknik Analisis Data ................................................................... 62
H. Hipotesis Statistik ........................................................................ 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 65
A. Deskripsi Data Penelitian ............................................................ 65
1. Variabel Peran Orang Tua (X) .............................................. 65
2. Variabel Motivasi Belajar (Y) ............................................... 76
B. Uji Prasyarat Analisis .................................................................. 87
1. Uji Normalitas ....................................................................... 87
2. Uji Linearitas ......................................................................... 88
C. Uji Hipotesis Penelitian ............................................................... 89
viii
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 93
A. Kesimpulan .................................................................................. 93
B. Saran ............................................................................................ 93
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Pedoman penyekoran angket peran orang tua dan motivasi belajar
Siswa ........................................................................................... 48
Tabel 3.2 : Kisi-kisi instrumen penelitian peran orang tua ........................... 48
Tabel 3.3 : Kisi-kisi instrumen penelitian motivasi belajar siswa ................ 49
Tabel 3.4 : Hasil perhitungan uji validitas peran orang tua ........................... 51
Tabel 3.5 : Kisi-kisi instrumen peran orang tua setelah diuji ........................ 53
Tabel 3.6 : Hasil perhitungan uji validitas motivsi belajar ............................ 54
Tabel 3.7 : Kisi-kisi instrumen motivasi belajar siswa setelah diuji ............. 56
Tabel 3.8 : Hasil uji reliabilitas peran orang tua ............................................ 57
Tabel 3.9 : Hasil uji reliabilitas motivasi belajar siswa ................................. 57
Tabel 3.10 : Interpretasi r Product Moment .................................................... 59
Tabel 4.1 : Keadaan Guru dan Karyawan SD Al – Zahra Indonesia ............. 62
Tabel 4.2 : Keadaan Siswa SD AL – Zahra Indonesia ................................. 65
Tabel 4.3 : Fasilitas SD Al – Zahra Indonesia ............................................... 66
Tabel 4.4 : Orang tua mengajarkan saya untuk berkata jujur dan bersikap
sopan .......................................................................................... 67
Tabel 4.5 : Orang tua akan menegur saya jika tidak berpamitan .................. 67
Tabel 4.6 : Orang tua mengajarkan saya untuk mengucapkan salam jika
masuk ke rumah ………………………………………………. 68
Tabel 4.7 : Orang tua mengajarkan saya untuk bertanggung jawab pada tugas
....................................................................................................... 68
Tabel 4.8 : Orang tua memberikan memberikan contoh disiplin ................. 69
Tabel 4.9 : Saya senang membaca, karena orang tua senang membaca ....... 69
Tabel 4.10 : Orang tua membantu saya dalam menyelesaikan masalah ......... 70
Tabel 4.11 : Orang tua saya mudah marah ...................................................... 70
Tabel 4.12 : Saya merasa nyaman saat bercerita dan berdiskusi dengan orang
tua ................................................................................................ 70
Tabel 4.13 : Saya lebih senang bercerita dengan teman daripada dengan orang
tua ............................................................................................... 71
x
Tabel 4.14 : Orang tua tidak pernag memuji jika saya berhasil dalam
melakukan sesuatu .................................................................... 71
Tabel 4.15 : Dalam keluarga saya, selalu dibiasakan saling tolong menolong
dan membantu ............................................................................. 72
Tabel 4.16 : Keluarga saya melakukan kegiatan kerja bakti di rumah ........... 72
Tabel 4.17 : Orang tua lebih sibuk mengurus dirinya sendiri daripada
mengurus kebutuhan saya ........................................................... 73
Tabel 4.18 : Orang tua akan marah saat saya menanyakan alasan dibuatnya
peraturan di rumah ..................................................................... 73
Tabel 4.19 : Ketika saya melanggar peraturan, orang tua membiarkannya .... 74
Tabel 4.20 : Orang tua memarahi saya ketika bermain dengan teman yang
nakal ............................................................................................ 74
Tabel 4.21 : Orang tua mengajarkan saya untuk menghormati orang yang lebih
tua ................................................................................................ 75
Tabel 4.22 : Orang tua mendampingi saya saat belajar................................... 75
Tabel 4.23 : Orang tua menyediakan kebutuhan sekolah................................ 76
Tabel 4.24 : Orang tua meminta saya untuk rajin belajar agar mendapat nilai
yang baik di sekolah ................................................................... 76
Tabel 4.25 : Orang tua tidak pernah membimbing saya dalam belajar ........... 77
Tabel 5.26 : Deskripsi Data Peran Orang Tua ................................................ 77
Tabel 4.27 : Saya menghabiskan waktu yang lama untuk belajar .................. 78
Tabel 4.28 : Saya mengisi waktu kosong untuk belajar .................................. 78
Tabel 4.29 : Saya mudah jenuh ketika belajar ................................................ 79
Tabel 4.30 : Saya tetap belajar di rumah walaupun tidak ada tugas ............... 79
Tabel 4.31 : Saya belajar ketika ada ulangan saja ........................................... 80
Tabel 4.32 : Saya mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh agar mendapat
nilai bagus ................................................................................... 80
Tabel 4.33 : Saya tidak akan berhenti sebelum tugas selesai .......................... 81
Tabel 4.34 : Saya mudah menyerah ketika mengerjakan tugas ....................... 81
Tabel 4.35 : Saya belajar lebih giat lagi apabila nilai saya kurang
memuaskan .................................................................................. 82
xi
Tabel 4.36 : Saya lebih suka bermain daripada mengikuti ekstrakurikuler di
sekolah......................................................................................... 82
Tabel 4.37 : Saya mengikuti bimbingan belajar tambahan di luar sekolah..... 83
Tabel 4.38 : Saya mengikuti berbagai perlombaan yang diadakan di luar
sekolah......................................................................................... 83
Tabel 4.39 : Bagi saya belajar adalah suatu kewajiban ................................... 84
Tabel 4.40 : Saya belajar ketika disuruh orang tua ......................................... 84
Tabel 4.41 : Saya senang belajar kelompok, karena bisa mengandalkan
teman ........................................................................................... 85
Tabel 4.42 : Gaya belajar yang saya terapkan sangan membantu dalam
Belajar ......................................................................................... 85
Tabel 4.43 : Saya bosan belajar di dalam kelas............................................... 86
Tabel 4.44 : Saya senang ketika dapat menjawab soal yang diberikan guru .. 86
Tabel 4.45 : Saya senang ketika ditunjuk guru untuk mengerjakan soal di
depan kelas .................................................................................. 86
Tabel 4.46 : Saya senang membaca artikel tentang pengetahuan .................... 87
Tabel 4.47 : Saya senang melakukan percobaan tentang ilmu pengetahuan ... 87
Tabel 4.48 : Saya senang membaca buku pelajaran tingkat atas ..................... 88
Tabel 4.49 : Deskripsi Variabel Motivasi Belajar Siswa................................. 88
Tabel 4.50 : Uji Normalitas antara variabel Peran Orang Tua (X) terhadap
Motivasi Belajar Siswa (Y) ......................................................... 89
Tabel 4.51 : Uji Linearitas antara variabel Motivasi Belajar Siswa (Y) atas
Peran Orang Tua (X) ................................................................... 91
Tabel 4.52 : Tabel koefisien korelasi Peran Orang Tua (X) terhadap Motivasi
Belajar Siswa (Y) ........................................................................ 92
Tabel 4.53 : Tabel koefisien determinasi Peran Orang Tua (X) terhadap
Motivasi Belajar Siswa (Y) ......................................................... 93
Tabel 4.54 : Tabel koefisien determinasi Peran Orang Tua (X) terhadap
Motivasi Belajar Siswa (Y) ....................................................... 94
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 : Grafik Normalitas Data Regresi Sederhana Variabel Peran Orang
Tua X) Terhadap Motivasi Belajar Siswa .................................. 90
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Uji Coba Instrumen Angket Peran Orang Tua
Lampiran 2 : Uji Coba Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa
Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Peran Orang Tua
Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Motivasi Belajar
Siswa
Lampiran 5 : Gambaran Umum Objek Penelitian
Lampiran 6 : Angket Penelitian Peran Orang Tua
Lampiran 7 : Angket Penelitian Motivasi Belajar Siswa
Lampiran 8 : Skor Data Mentah Variabel X (Peran Orang Tua)
Lampiran 9 : Skor Data Mentah Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa)
Lampiran 10 : Rekapitulasi Total Skor Variabel X dan Variabel Y
Lampiran 11 : Hasil Deskripsi Data Peran Orang Tua
Lampiran 12 : Hasil Deskripsi Data Motivasi Belajar Siswa
Lampiran 13 : Hasil Uji Normalitas
Lampiran 14 : Hasil Uji Linearitas
Lampiran 15 : Hasil Uji Korelasi
Lampiran 16 : Hasil Koefisien Determinasi
Lampiran 17 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 18 : Permohonan Surat Izin Penelitian
Lampiran 19 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 20 : Lembar Hasil Observasi
Lampiran 21 : Lembar Uji Referensi
Lampiran 22 : Biodata Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini
sangat berkembang pesat di era modern, dan telah memberikan dampak
dalam semua bidang kehidupan manusia, tidak terkecuali pada bidang
pendidikan yang menuntut setiap manusia untuk berkembang menjadi
manusia berkualitas yang memiliki pemikiran kreatif, inovatif, dan kritis
dalam menjawab segala tantangan dan permasalahan yang ada pada saat ini.
Pendidikan merupakan suatu wadah dalam proses untuk menghadapi
masalah dan tantangan di era modern ini. Melalui pendidikan, manusia akan
dididik dan dikembangkan potensi-potensinya agar menjadi manusia yang
berkualitas dalam menunjang kemajuan bangsa di masa yang akan datang.
Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa
Indonesia saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan
sejalan dengan tuntutan pembangunan secara tahap demi tahap. Pendidikan
yang dikelola dengan tertib, teratur, efektif dan efisien (berdaya guna dan
berhasil guna) akan mampu mempercepat jalannya proses pembudayaan
bangsa yang berdasarkann pokok pada penciptaan kesejahteraan umum dan
pencerdasan kehidupan bangsa kita, sesuai dengan tujuan nasional seperti
tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945.1 Kemajuan suatu bangsa
dapat tercermin dari keterbelakangan pendidikannya. Bangsa dengan tingkat
pendidikan yang tinggi mampu menciptakan kehidupan yang beradab. Proses
dalam pendidikan adalah proses berubahnya siswa yang belum terdidik
menjadi siswa yang terdidik.
Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dirumuskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), Cet – 8, h. 3-4
2
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Negara.2
Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka untuk
mewujudkannya diperlukan peran dari berbagai pihak yaitu guru, pemerintah,
sarana prasarana, dan orang tua. Salah satu yang sangat penting adalah terkait
peran orang tua. Di dalam sebuah keluarga, peran orang tua sangat penting
bagi anak, terlebih lagi ketika anak memasuki usia sekolah dan usia
menempuh pendidikan.
Orang tua memiliki peran penting dan strategis dalam menentukan ke
arah mana dan kepribadian anak yang bagaimana yang akan dibentuk. Dalam
konteks pedagogis, tidak dibenarkan orang tua membiarkan anak tumbuh dan
berkembang tanpa bimbingan dan pengawasan. Bimbingan diperlukan untuk
memberikan arah yang jelas dan meluruskan kesalahan sikap dan perilaku
anak ke jalan yang lurus.
Orang yang dapat membantu mengembangkan potensi anak adalah
orang dewasa. Orang dewasa di sini tentu saja orang tua dan guru. Hal ini
terlihat dalam pengertian pendidikan yang ditulis oleh Kneller. Pendidikan
dalam arti luas merupakan tanggung jawab orang tua, sedangkan pendidikan
dalam arti sempit merupakan tanggung jawab guru di sekolah atau lembaga-
lembaga pendidikan, dan orang yang dibantu adalah anak.3
Tiga tempat pendidikan yang dapat membentuk anak menjadi manusia
seutuhnya adalah di keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan dalam
keluarga juga disebut sebagai lembaga pendidikan informal. Dijelaskan dalam
Pasal 27 bahwa kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga
dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Pendidikan dalam
pendidikan informal ada di bawah tanggung jawab orang tua. Orang tua
merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anak mereka karena dari
2 Helmawati, Pendidikan Keluarga: Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), cet.- 1, h.26 3 Ibid., h. 24
3
merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian, bentuk
pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.
Pendidikan orang tua terhadap anak-anaknya adalah pendidikan yang
didasarkan pada rasa kasih sayang terhadap anak-anak, dan yang diterimanya
dari kodrat. Orang tua adalah pendidik sejati, pendidik karena kodratnya.
Oleh karena itu, kasih sayang orang tua terhadap anak-anak hendaklah kasih
sayang yang sejati pula. Yang berarti pendidik atau orang tua mengutamakan
kepentingan dan kebutuhan anak-anak, dengan mengesampingkan keinginan
dan kesenangan sendiri.
Orang tua sebagai pendidik menurut kodrat adalah pendidik pertama
dan utama, karena secara kodrati anak manusia dilahirkan oleh orang tuanya
(ibunya) dalam keadaan tidak berdaya. Hanya dengan pertolongan dan
layanan orang tua (terutama ibu) seseorang anak itu dapat hidup dan
berkembang semakin dewasa. Hubungan orang tua dengan anaknya dalam
hubungan edukatif, mengandung dua unsur, yaitu 1) unsur kasih sayang
pendidik terhadap anak; 2) unsur kesadaran dan tanggung jawab dari pendidik
untuk menuntun perkembangan anak.
Sayangnya, dewasa ini peran orang tua yang memiliki tanggung jawab
penuh dalam mendidik anak kini perannya dilimpahkan kepada para pendidik
formal (guru). Hal ini berkaitan dengan tuntutan kehidupan yang
mengakibatkan kedua orang tua harus mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan keluarga. Di samping itu, minimnya waktu (bagi orang tua
pekerja) dan minimnya ilmu pendidikan dan pengetahuan para orang tua
menjadi alasan mengapa orang tua menyerahkan pendidikan anak-anaknya
kepada para pendidik formal.
Masa-masa kelas tinggi sekolah dasar kelas V SD kira-kira umur 11
sampai 12 tahun memiliki sifat khusus, yaitu berpikir kepada hal yang
konkret, amat realistik, ingin mengetahui tentang berbagai hal, dan ingin
belajar sesuatu hal yang baru, dan adanya minat terhadap suatu hal dan mata
4
pelajaran khusus.4 Pada usia ini, anak membutuhkan peran orang yang lebih
dewasa (orang tua) untuk membantu menyelesaikan tugas dan memenuhi
keinginannya.
Peran orang tua dalam pendidikan merupakan sesuatu yang sangat
penting dan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi ketercapaian
belajar siswa. Peran orang tua juga merupakan salah satu faktor eksternal
yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Dimana siswa mampu memiliki
motivasi belajar yang tinggi atau rendah dipengaruhi oleh peran orang tua.
Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang
bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan
untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya.5
Motivasi adalah kekuatan baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong
seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Rendahnya motivasi belajar siswa merupakan salah satu wujud dari
dari hambatan ketercapaian suatu tujuan pendidikan nasional. Motivasi
belajar siswa yang rendah akan berakibat pada proses pembelajaran dan
prestasi hasil belajar siswa, selain itu dapat juga mempengaruhi perilaku
siswa. Misalnya, siswa mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM), siswa tidak naik kelas, kurang semangat dalam belajar, kurang bisa
menyesuaikan diri dengan pelajaran dan lingkungan sekolah bahkan juga
berpengaruh pada kenakalan oleh siswa-siswa baik di lingkungan sekolah
maupun di luar sekolah. Bahkan pelanggaran terhadap tata tertib dan
peraturan sekolah yang dilakukan oleh siswa.
Pada kenyataan di lapangan berdasarkan pengamatan yang dilakukan
oleh peneliti menunjukkan bahwa kebanyakan orang tua siswa kurang peduli
kepada pendidikan anaknya, lebih mementingkan pekerjaannya sehingga
tidak memiliki banyak waktu yang diberikan kepada anaknya. Peneliti
melakukan observasi melalui pengamatan dan wawancara kepada guru kelas
sSyamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h 25. 5 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. 1
5
V di Sekolah Dasar Al-Zahra Indonesia banyak permasalahan yang
ditemukan di antaranya adalah rendahnya tingkat pemahaman materi atau
pelajaran pada kelas V, permasalahan yang lain yaitu adanya motivasi belajar
siswa yang rendah, hal ini terlihat adanya siswa yang sering terlambat datang
ke sekolah, tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru baik wali kelas
maupun guru mata pelajaran lainnya. Motivasi belajar akan menentukan
bagaimana siswa akan mengikuti pelajaran di kelas.
Faktor dari penyebab permasalahan yang ada adalah sebagian besar
berasal dari orang tua yang kurang memberikan pengawasan kepada anaknya
dalam kegiatan di sekolah yang mempengaruhi tingkat motivasi dalam
belajar, sikap orang tua yang kurang peduli terhadap perkembangan belajar
siswa. Hal ini membuat motivasi belajar anak menjadi rendah karena merasa
tidak diperhatikan oleh orang tuanya sehingga membuat hasil belajar anak
kurang baik. .
Seharusnya orang tua memberikan peranan yang lebih dan tidak
melimpakan tanggung jawabnya sebagai orang tua sepenuhnya kepada para
pendidik formal (guru), karena peran orang tua (terutama ibu) sangat
berpengaruh terhadap pendidikan anaknya dan akan meningkatkan motivasi
siswa dalam belajar.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Antara Peran Orang Tua
dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Al-Zahra Indonesia
Pamulang Tangerang Selatan”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagaik berikut:
1. Orang tua masih menganggap bahwa pendidikan di sekolah merupakan
pendidikan yang utama.
2. Orang tua lebih cenderung mementingkan pekerjaan.
6
3. Orang tua belum memberikan peranan pada kegiatan belajar anak secara
maksimal.
4. Motivasi belajar siswa minim.
C. Pembatasan Masalah
Dari berbagai identifikasi masalah di atas, peneliti melakukan batasan
dalam masalah agar lebih terarah dan permasalahan yang dibahas tidak
menyimpang terlalu jauh, maka penelitian ini dibatasi pada masalah
hubungan antara peran orang tua dengan motivasi belajar siswa kelas V SD
Al-Zahra Indonesia Pamulang Tangerang Selatan.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah diungkapkan
sebelumnya, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut: “Apakah terdapat hubungan peran orang tua
dengan motivasi belajar siswa kelas V SD Al-Zahra Indonesia Pamulang
Tangerang Selatan?”
E. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan peran orang tua dengan motivasi
belajar siswa kelas V SD Al-Zahra Indonesia Pamulang Tangerang Selatan
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini mempunyai dua keguanaan utama yaitu
keguanaan teoritis dan kegunaan praktis.
1. Kegunaan teoritis, yaitu:
a. Memberikan ilmu pengetahuan, terutama bagi kemajuan pendidikan
anak.
b. Untuk menambah pembendaharaan penelitian dalam dunia pendidikan,
khususnya dalam Karya tulis ilmiah dalam rangka mengembangkan
khasanah ilmiah.
7
c. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengadakan
penelitian selanjutnya yang lebih mendalam.
d. Sebagai pengembang disiplin ilmu ke arah berbagai spesifikasi.
e. Mendapatkan data dan fakta yang sahih mengenai hubungan orang tua
dengan motivasi belajar siswa kelas V di SD Al-Zahra Indonesia.
2. Kegunaan praktis, yaitu:
a. Bagi pengelola Pendidikan Dasar: memberikan masukan di dalam
memperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi motivasi belajar siswa
untuk meningkatkan motivasi belajar.
b. Bagi siswa:
1) Memberi pengetahuan bahwa peran orang tua sangat membantu
dalam meningkatkan motivasi belajar di sekolah.
2) Memberikan pengetahuan bahwa bantuan orang tua, guru sangat
mendukung dalam memperbesar motivasi belajar.
3) Memberikan pengetahuan bahwa besarnya perhatian orang tua
sangat berpengaruh dalam mencapai dan meningkatkan motivasi
belajar.
8
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Peran Orang Tua
Menurut Hamalik peran adalah pola tingkah laku tertentu yang
merupakan ciri-ciri khas semua petugas dari pekerjaan atau jabatan
tertentu.1 Sedangkan arti peran dalam kamus besar bahasa Indonesia
perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan di masyarakat.2
a. Definisi Keluarga
Sebelum membahas mengenai orang tua, terlebih dahulu
akan dijelaskan mengenai keluarga karena orang tua merupakan
bagian dari keluarga yang ada di dalamnya. Sehingga untuk
mengetahui penjelasan tentang orang tua, perlu dipahami lebih dahulu
tentang keluarga.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama
dan utama. Keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap
perkembangan kepribadian anak, karena sebagian besar kehidupan
anak berada ditengah-tengah keluarganya.3
Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan
utama dalam masyarakat, karena keluargalah manusia dilahirkan,
berkembang menjadi dewasa.4 Bentuk dan isi serta cara-cara
pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan
berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap
manusia. Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah yang akan
1Oemar Hamalik, Psikologi Belajar & Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2014), h.
33 2Tim Penyususnan Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2007), ed. 3, cet – 4, h.854 3Zurinal Z, Wahid Sayuti, Ilmu Pendidikan: Pengantar & Dasar-dasar Pelaksanaan
Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet-1, h.75-76 4Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta:Rineka Cipta, 2013), Cet – 8, h.57
9
digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan
selanjutnya di sekolah.
Keluarga adalah kelompok kecil yang memiliki pemimpin
dan anggota, mempunyai pembagian tugas dan kerja, serta hak dan
kewajiban bagi masing-masing anggotanya.5 Keluarga adalah tempat
pertama dan yang utama di mana anak-anak belajar. Dari keluarga,
mereka mempelajari sifat keyakinan, sifat-sifat mulia, komunikasi dan
interaksi sosial, serta keterampilan hidup.
Keluarga adalah lingkungan pendidikan. Pendidikan di
lingkungan keluarga berlangsung sejak anak lahir. Bahkan setelah
dewasa pun orang tua masih berhak memberikan nasihatnya kepada
anak.6 Oleh karena itu, peran orang tua sangat strategis dalam
memberikan pendidikan nilai kepada anak.
Tiga tempat pendidikan yang dapat membentuk anak menjadi
manusia seutuhnya adalah di keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Keluarga adalah tempat titik tolak perkembangan anak. Peran keluarga
sangat dominan untuk menjadikan anak yag cerdas, sehat, dan
memiliki penyesuain sosial yang baik. Keluarga merupakan salah satu
faktor penentu utama dalam perkembangan kepribadian anak, di
samping faktor-faktor yang lain.
Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama
sangat berpengaruh dalam membentuk pola kepribadian anak. Di
dalam keluarga, anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma.
Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan keterampilan
dasar, agama dan kepercayaan, nilai-nilai moral, norma sosial dan
pandangan hidup yan diperlukan anak.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahawa
keluarga merupakan sebuah kelompok terkecil dari masyarakat dan
5Helmawati, Pendidikan Keluarga: Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), cet.- 1, h. 42 6Syaiful Bahri Djamarah, Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga (Upaya
Membangun Citra Membentuk Pribadi Anak), (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014), h. 32-33.
10
merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama serta
memiliki pengaruh yang sangat kuat bagi perkembangan anak.
Sebelum anak mengenal dunia luar, di dalam keluargalah anak
pertama kali diajarkan beberapa hal seperti nilai dan norma, agama
dan kepercayaan, dan pandangan hidup yang diperlukan anak.
b. Unsur-unsur Keluarga
Keluarga adalah suatu ikatan persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup
bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah
sendirian atau tanpa anak-anak baik anaknya sendiri atau adopsi, dan
tinggal dalam sebuah rumah tangga. Dari penjelasan ini, dapat
disimpulkan bahwa unsur-unsur dalam keluarga yaitu: 7
1) Keluarga merupakan perserikatan hidup antarmanusia yang paling
dasar dan kecil.
2) Perserikatan itu paling sedikit terdiri dari dua orang dewasa yang
berlainan jenis kelamin.
3) Perserikatan itu berdasar atas ikatan darah, perkawinan, dan
adopsi.
4) Adakalanya keluarga hanya terdiri dari seorang laki-laki saja atau
perempuan saja dengan atau tanpa anak-anak.
Menurut Ahmad Tafsir dkk, melihat bahwa fungsi pendidik
dalam keluarga harus dilakukan untuk menciptakan keharmonisan
baik di dalam maupun di luar keluarga itu. Apabila terjadi disfungsi
peran pendidik, akan terjadi krisis dalam keluarga.8 Oleh karena itu,
para orang tua harus menjalankan fungsi sebagai pendidik dalam
7Sutirna, Bimbingan dan Konseling: Pendidikan Formal, Nonformal dan Informal,
(Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2013), h. 125-126 8Helmawati, Pendidikan Keluarga Teoritis dan Prakti,. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), cet.- 1, h. 44
11
keluarga dengan baik, khususnya ayah sebagai pemimpin dalam
keluarga.
Adapun fungsi keluarga yang hendaknya dilaksanakan agar
tercipta keluarga bahagia yang didambakan, di antaranya sebagai
berikut:9
1) Fungsi Agama
Fungsi agama dilaksanakan melalui penanaman nilai-nilai
keyakinan berupa iman dan takwa. Penanaman keimanan dan
takwa mengajarkan kepada anggota keluarga untuk selalu
menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi
larangan-Nya. Pembelajaran dapat dilaksanakan dengan metode
pembiasaan dan peneladanan.
2) Fungsi Biologis
Fungsi biologis adalah fungsi pemenuhan kebutuhan agar
keberlangsungan hidupnya tetap terjaga termasuk secara fisik.
Maksudnya pemenuhan kebutuhan yang berhubugan dengan
jasmani manusia. Kebutuhan dasar manusia untuk terpenuhinya
kecukupan makanan, pakaian, tempat tinggal. Kebutuhan biologis
lainnya yaitu berupa kebutuhan seksual yang berfungsi untuk
menghasilkan keturunan (regenerasi).
3) Fungsi Ekonomi
Fungsi ini berhubugan dengan bagaimana pengaturan penghasilan
yang diperoleh untuk memenui kebutuhan dalam rumah tangga.
Seorang istri harus mampu mengelola keuangan yang diserahkan
suaminya dengan baik. Utamakan pemenuhan kebutuhan yang
bersifat prioritas dalam keluarga sehingga penghasilan yang
diperoleh suami akan dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarga.
9Helmawati, Pendidikan Keluarga Teoritis dan Prakti,. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), cet.- 1, h. 45-49
12
4) Fungsi Kasih Sayang
Fungsi ini menyatakan bagaimana setiap anggota keluarga harus
menyayangi satu sama lain. Suami hendaknya mencurahkan kasih
sayang kepada istrinya begitu juga sebaliknya. Dan jika telah
memiliki anak, maka orang tua hendaknya menunjukkan dan
mencurahkan kasih sayang kepada anaknya secara tepat. Kasih
sayang bukan hanya berupa materi yang diberikan tetapi
perhatian, kebersamaan yang hangat sebagai keluarga, saling
memotivasi dan mendukung untuk kebaikan bersama.
5) Fungsi Perlindungan
Setiap anggota keluarga berhak mendapat perlindungan dari
anggota lainnya. Sebagai seorang kepala dalam keluarga, seorang
ayah hendaknya melindungi istri dan anak-anaknya dari ancaman,
baik ancaman yang akan merugikan di dunia maupun di akhirat.
Perlindungan di dunia meliputi keamanan atas apa yang dimakan
atau dipakai dan di mana tempat tinggal keluarga. Perlindungan
terhadap kenyamanan situasi dan kondisi serta lingkungan sekitar.
6) Fungsi Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting
untuk meningkatkan martabat dan peradaban manusia. Sebagai
seorang pemimpin dalam keluarga, seorang kepala keluarga
hendaknya memberikan bimbingan dan pendidikan bagi setiap
anggota keluarganya; baik itu istri maupun anak-ankanya. Bagi
seorang istri, pendidikan sangat penting. Dengan bertambahnya
pengetahuan dan wawasan maka akan memudahkan perannya
sebagai pengelola dalam rumah tangga dan pendidik utama bagi
anak-anaknya.
7) Fungsi Sosialisasi Anak
Selain sebagai makhluk individu, manusia juga merupakan
makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri untuk memenuhi
semua kebutuhan hidupnya. Dalam keluarga, anak pertama kali
13
hidup bersosialisasi. Anak mulai belajar berkomunikasi dengan
orang tuanya melalui pendengaran dan gerakan atau isyarat
hingga anak mampu berbicara.
8) Fungsi Rekreasi
Rekreasi merupakan salah satu hiburan yang baik bagi jiwa dan
pikiran. Rekreasi dapat menyegarkan pikiran, menenangkan jiwa,
dan lebih mengakrabkan tali kekeluargaan. Rekreasi tidak harus
ke tempat yang mewah, ramai, jauh dan menghabiskan banyak
uang. Rekreasi bersama keluarga dapat dilakukan di tempat yang
meringankan keuangan (anggaran/biaya) tetapi bermanfaat
banyak.
c. Peran Orang Tua
Sebagai satu kesatuan hidup bersama (sistem sosial),
keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ikatan kekeluargaan
membantu anak mengembangkan sifat persahabatan, cinta kasih,
hubungan antarpribadi, kerja sama, disiplin, tingkah laku yang baik,
serta pengakuan akan kewibawaan.10
Anak merupakan aset yang sangat berharga bagi setiap orang
tua. Sebagai orang tua tentu menginginkan anak tumbuh dan
berkembang dengan baik; mendapatkan pendidikan yang dapat
mengembangkan potensi bakat dan keterampilan yang dimilikinya
secara maksimal. Orang tua juga menginginkan anaknya untuk
mendapatkan pendidikan akhlak, moral, dan budi pekerti yang baik,
sehingga anak dapat menjadi anggota masyarakat yang produktif, dan
bermanfaat bagi keluarga serta lingkungan masyarakat di mana ia
tinggal.
Hampir semua tujuan utama setiap orang tua dalam mendidik
dan membesarkan anak-anaknya secara umum adalah untuk
10
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), cet –
10, h.87.
14
mempersiapkan anak agar dapat menjadi manusia dewasa yang
mandiri dan produktif serta berakhlak dan budi pekerti tinggi. Untuk
mencapai tujuan tersebut, orang tua bertanggung jawab dan
memegang peranan penting terhadap proses pembelajaran dan tumbuh
kembang anak. Tidak diperlukan gelar khusus, sekolah, atau training
khusus untuk mencapai tujuan tersebut, yang diperlukan kesabaran
dan kebijakan orang tua dalam membantu anak tumbuh dan
berkembang.11
Allah SWT pun telah memerintahkan kepada setiap orang tua
untuk mendidik anak-anak mereka, dan bertanggung jawab dalam
didikannya, sebagaimana firman-Nya:12
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang
keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.” (QS. Al-Tahrim [66]: 6)
Berdasarkan ayat di atas, mengindikasikan bahwa orang tua
yang beriman hendaknya menjaga diri dan keluarganya (istri dan
anak-anaknya) dari api neraka. Maksudnya adalah agar para orang tua
menyiapkan diri dan anak-anaknya serta mengingatkan mereka juga
kerabat terdekat untuk selalu menjalankan semua perintah-Nya serta
menjauhi larangan-Nya, tentu akan menjauhkan para orang tua dan
anak-anak yang beriman dari ancaman api neraka. Orang tua dan anak
11
Agnes Tri Harjaningrum, dkk, Peranan Orang Tua dan Praktisi dalam Membantu Tumbuh
Kembang Anak Berbakat Melalui Pemahaman Teori dan Tren Pendidikan, (Jakarta: Preanada,
2007), Ed. 1, Cet. – 1, h. 2 12
Helmawati, Pendidikan Keluarga Teoritis dan Praktis. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), cet.- 1, h. 50
15
harus saling mengingatkan, apabila ada salah satu anggota keluarga
melanggar perintah-Nya hendaklah menegur dan menggunakan
bahasa yang sopan.
Untuk mengoptimalkan kemampuan dan kerpibadian anak,
orang tua harus menumbuhkan suasana edukatif di lingkungan
keluarganya sedini mungkin. Suasana edukatif yang dimaksud adalah
orang tua yang mampu menciptakan pola hidup dan tata pergaulan
dalam keluarga dengan baik sejak anak dalam kandungan. Begitu
pentingnya pengaruh pendidikan anak dalam keluarga, sehingga orang
tua harus menyadari tanggung jawab terhadap anaknya. Tanggung
jawab yang harus dilakukan orang tua antara lain:13
1) Memelihara dan membesarkannya. Tanggung jawab ini
merupakan dorongan alami yang harus dilaksanakan, karena anak
memerlukan makan, minum, dan perawatan agar dapat hidup
secara berkelanjutan.
2) Melindungi dan menjamin kesehatannya. Orang tua bertanggung
jawab terhadap perlindungan anak, termasuk menjamin kesehatan
anak, baik secara jasmani ataupun rohani dari berbagai penyakit
atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya.
3) Mendidik dengan berbagai ilmu. Orang tua memiliki tanggung
jawab besar terhadap pendidikan anak. Orang tua perlu
membekali anaknya dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang berguna bagi kehidupan anaknya kelak, sehingga pada masa
dewasanya mampu mandiri dan bermanfaat bagi kehidupan
social, bangsa dan agamanya.
4) Membahagiakan kehidupan anak. Kebahagiaan anak menjadi
bagian dari kebahagiaan orang tua. Oleh sebab itu, orang tua
harus senantiasa mengupayakan kebahagiaan anak dalam
kapasitas pemenuhan kebutuhan sesuai dengan perkembangan
13
Zurinal Z, Wahid Sayuti, Ilmu Pendidikan: Pengantar & Dasar-dasar Pelaksanaan
Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet-1, h. 76
16
usianya, yang diiringi dengan memberikan pendidikan agama dan
akhlak yang baik.
Adanya kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan
membina anak secara berkelanjutan perlu dikembangkan kepada
setiap orang tua sehingga pendidikan yang dilakukan tidak
berdasarkan kebiasaan yang dilihat dari orang tua, tetapi telah didasari
oleh teori-teori pendidikan modern, sesuai dengan perkembangan
zaman yang cenderung selalu berubah.
Keterlibatan orang tua adalah konstruksi kompleks yang
terkait dengan keberhasilan anak. Hal ini ditemukan berkaitan dengan
beberapa hasil akademik dan non akademik yang menguntungkan bagi
anak, seperti peningkatan kepuasan hidup, self-efficacy dan motivasi
instrinsik yang lebih tinggi, mengurangi resiko usaha bunuh diri
karena tidak adanya persahabatan yang erat dengan teman sebayanya,
dan meningkatnua prestasi akademik.14
Menariknya, harapan siswa
tentang keberhasilan akademik di masa depan terbukti lebih tepat
diprediksi oleh kemampuan persepsi orang tua dan kemampuan
mereka dibandingkan dengan kinerja mereka sebelumnya.
Menurut Lestari peran orang tua adalah cara-cara yang
digunakan oleh orang tua terkait dengan pandangan orang tua
mengenai tugas-tugas yang dijalankan dalam mengasuh anak. 15
Orang
tua yang satu dengan yang lainnya memiliki cara yang berbeda-beda
dalam menjalankan perannya sebagai orang tua. Orang tua
memfasilitasi kebutuhan bagi anak untuk mencapai cita-citanya
seperti memenuhi keperluan sekolah anak dan mengikut sertakan
bimbingan belajar ketika hal itu dirasakan perlu bagi anak.
14
Sarita Y. Shukla, Parental Support for Learning and High School Students Academic
Motivation and Persistence in Mathematic, Journal of Educational and Developmental
Psychology, Vol. 5, No. 1, 2012, h. 44 15
Sri Lestari, Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam
Keluarga, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 152-153.
17
Keterlibatan orang tua juga akan bervariasi tergantung pada
strategi keterlibatan yang bersangkutan. Keterlibatan orang tua adalah
konsep multidimensi dan penelitian menunjukkan bahwa dimensi
keterlibatan yang berbeda akan mempengaruhi performa akademis.
Misalnya, keterlibatan orang tua yang mendukung dan mendorong
biasanya berkaitan dengan tingkat prestasi yang lebih tinggi,
sedangkan tekanan orang tua dan hukuman akan berpengaruh buruk
untuk keberhasilan sekolah.16
Sementara itu, yang berkenaan dengan keluarga menyediakan
situasi belajar, dapat dilihat bahwa bayi dan anak-anak sangat
bergantung kepada orang tua, baik karena keadaan jasmaniahnya
maupun kemampuan intelektual, sosial, dan moral. Bayi dan anak
belajar menerima dan meniru apa yang diajarkan oleh orang tua.
Sumbangan keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai berikut:17
1) Cara orang tua melatih anak untuk menguasai cara-cara mengurus
diri, seperti cara makan, buang air, berbicara, berjalan, berdoa,
sungguh-sungguh membekas di dalam diri anak karena berkaitan
erat dengan perkembangan dirinya sebagai pribadi.
2) Sikap orang tua sangat mempengaruhi perkembangan anak. Sikap
menerima atau menolak, sikap kasih sayang atau acuh tak acuh,
sikap sabar atau tergesa-gesa, sikap melindungi atau membiarkan
secara langsung memengaruhi reaksi emosional anak.
Adapun peranan anggota keluarga terhadap pendidikan anak-
anak, yaitu:18
1) Peranan Ibu
Dalam pandangan aliran psikoanalisis pola asuh yang baik
sangat menentukan kepribadian anak, karena kepribadian
16
Daniel H. Caro, Parent-Child Communication and Academic Performance, Journal for
Educational Research Online, Volume 3 , No. 2, 2011, h. 17-18 17
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), cet –
10, h.88 18
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), Ed. 2, Cet. – 21, h. 82
18
seseorang dipengaruhi dari berbagai aspek yang telah terbentuk
pada tahun-tahun pertama dalam kehidupan anak. Dalam hal ini,
posisi ibu adalah sangat menentukan. Ibulah yang dianggap orang
yang terdekat dengan anak, dan melalui pola asuhan yang
dipilihnya akan menjadi pendukung dan penghambat terwujudnya
penyesuaian diri yang kuat bagi anak.
Pada kebanyakan keluarga, ibulah yang memegang
peranan yang terpenting terhadap anak-anaknya. Sejak anak itu
dilahirkan, ibulah yang selalu di sampingnya. Ibulah yang
memberi makan dan minum, memelihara, dan selalu bercampur
gaul dengan anak-anak. Itulah sebabnya kebanyakan anak lebih
cinta kepada ibunya daripada anggota keluarga lainnya.
Pendidikan seorang ibu terhadap anaknya merupakan
pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Maka
dari itu, seorang ibu hendaklah seorang yang bijaksana dan pandai
mendidik anak-anaknya. Sebagian orang mengatakan kaum ibu
adalah pendidik bangsa.
Baik buruknya pendidikan ibu terhadap anaknya akan
berpengaruh besar terhadap perkembangan dan watak anaknya di
kemudian hari. Seorang ibu yang selalu khawatir dan selalu
menurutkan keinginan anak-anaknya, akan berakibat kurang baik.
Demikian pula tidak baik seorang ibu berlebih-lebihan
mencurahkan perhatian kepada anaknya. Asalkan segala
pernyataan disertai rasa kasih sayang yang terkandung dalam hati
ibunya, anak itu dengan mudah akan tunduk keoada pemimpinnya.
Sesuai dengan fungsi serta tanggung jawabnya sebagai
anggota keluarga, dapat disimpulkan bahwa peranan ibu dalam
pendidikan anak-anaknya dalah sebagai berikut:19
a) Sumber dan pemberi rasa kasih sayang,
19
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), Ed. 2, Cet. – 21, h. 82
19
b) Pengasuh dan pemelihara
c) Tempat mencurahkan isi hati
d) Pengatur kehidupan dalam rumah tangga
e) Pembimbing hubungan pribadi
f) Pendidik dalam segi-segi emosional
2) Peranan Ayah
Di samping ibu, seorang ayah pun memegang peranan
yang penting pula. Anak memandang ayahnya sebagai orang yang
tertinggi gengsinya atau prestisenya. Kegiatan seorang ayah
terhadap pekerjaannya sehari-hari sungguh besar pengaruhnya
kepada anak-anaknya, lebih-lebih anak yang telah agak besar.
Ayah atau bapak (sebagai seorang suami) adalah sosok
tertinggi dalam keluarga.20
Ia merupakan pemimpin atau kepala
keluarga dan figure orang yang bertanggung jawab terhadap
keluarga. Dalam keluarga, sebagai suami bagi istrinya dan ayah
bagi anak-anaknya ia memiliki kewajiban yang harus dipikulnya.
Meskipun demikian, di beberapa keluarga masih dapat kita
lihat kesalahan-kesalahan pendidikan yang diakibatan oleh
tindakan seorang ayah, karena sibuknya bekerja mencari nafkah,
seorang ayah tidak ada waktu untuk bergaul mendekati anak-
anaknya. Lebih celaka lagi seorang ayah yang sengaja tidak mau
berurusan dengan pendidikan anak-anaknya. Ia mencari
kesenangan bagi dirinya sendiri saja. Segala kekurangan dan
kesalahan yang terdapat di dalam rumah tangga mengenai
pendidikan anak-anaknya dibebankan kepada istrinya.
Tanpa bermaksud mendiskriminasikan tugas dan tanggung
jawab ayah dan ibu di dalam keluarga, ditinjau dari fungsi dan
tugasnya sebagai ayah, dapat dikemukakan di sini bahwa peranan
20
Helmawati, Pendidikan Keluarga Teoretis dan Praktis. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), cet.- 1, h. 72
20
ayah dalam pendidikan anak-anaknya yang lebih dominan adalah
sebagai berikut:21
a) Sumber kekuasaan di dalam keluarga
b) Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia
luar
c) Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga
d) Pelindung terhadap ancaman dari luar
e) Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan
f) Pendidik dalam segi-segi rasional.
Seorang ayah mempunyai konstribusi yang besar serta
peran dalam keluarga, karena ayah di pisisikan sebagai kepala
keluarga atau orang yang berkedudukan paling tinggi dalam
keluarga.
d. Karakteristik Peran Orang Tua
Sangat wajar dan logis jika tanggung jawab pendidikan
terletak di tangan kedua orang tua dan tidak bisa dipikulkan kepada
orang lain karena ia adalah darah dagingnya, kecuali berbagai
keterbatasan kedua orang tua ini. Maka sebagian tanggung jawab
pendidikan dapat dilimpahkan kepada orang lain, yaitu melalui
sekolah. Adapun peran orang tua dalam keluarga yang diungkapkan
oleh Covey adalah sebagai berikut:22
1) Modelling (example of trustworthiness).
Orang tua adalah contoh atau model bagi anak. Tidak
dapat disangkal bahwa contoh dari orang tua mempunyai
pengaruh yang sangat kuat bagi anak. Anak-anak selalu
mengadopsi nilai dan jenis perilaku orang tua. Jika orang tua
memiliki pengaruh positif dalam kehidupan keseharian mereka,
21
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), Ed. 2, Cet. – 21, h. 83 22
Syamsu Yusuf LN., Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 47 – 48
21
dan yang terpenting dalam pendidikan sehari-hari mereka, maka
masa depan anak akan lebih indah dan sukses.23
Cara berpikir dan
perbuatan anak dibentuk oleh cara berpikir dan berbuat orang
tuanya. Oleh karena itu, peranan modeling orang tua bagi anak
dipandang sebagai suatu hal yang sangat mendasar, suci dan
perwujudan spiritual. Melalui modelling ini juga anak akan
belajar tentang (1) sikap proaktif, (2) sikap respek dan kasih
sayang.
2) Mentoring
Mentoring yaitu kemampuan untuk menjalin atau
membangun hubungan, investasi emosional (kasih sayang kepada
orang lain) atau pemberian perlindungan kepada orang lain secara
mendalam, jujur, pribadi dan tidak bersyarat. Orang tua
merupakan mentor pertama bagi anak yang menjalin hubungan
dan memberikan kasih sayang secara mendalam, baik secara
positif atau negatif, orang tua mau tidak mau tetap menjadi
mentor bagi anak.
Ada lima cara untuk memberikan kasih sayang kepada
orang lain, yaitu (1) Empathizing: mendengarkan hati orang lain
dengan hati sendiri; (2) Sharing: berbagi wawasan, emosi dan
keyakinan; (3) Affirming: memberikan ketegasan (penguatan)
kepada orang lain dengan kepercayaan, penilaian, konfirmasi,
apresiasi dan dorongan; (4) Praying: mendoakan orang lain
secara ikhlas dari jiwa yang paling dalam; dan (5) Sacrificing:
berkorban untuk orang lain.
Mentoring atau bimbingan adalah segala kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan
23
Ardita Ceka, Rabije Murati, The Role of Parents in the Education of Children, Journal of
Educational and Practice, 2016, vol. 7, No.5, h. 62
22
kepada orang lain yang mengalami kesulitan, agar orang tersebut
mampu mengatasinya sendiri dengan penuh kesadaran.24
Sebagai orang tua tidak hanya berkewajiban memberikan
fasilitas dan biaya sekolah saja, tetapi anak juga membutuhkan
bimbingan dari orang tuanya. Orang tua harus senantiasa
memberikan bimbingan secara berkelanjutan dan harus
mempunyai waktu dalam mendampingi anak-anaknya dalam
mengalami kesulitan, pada saat itulah anak diberi pengarahan dan
nasehat agar lebih giat belajar.
3) Organizing
Organizing yaitu keluarga seperti perusahaan yang
memerlukan tim kerja dan kerjasama antar anggota dalam
menyelesaikan tugas-tugas atau memenuhi kebutuhan keluarga.
Peran organizing adalah untuk meluruskan struktur dan sistem
keluarga dalam rangka membantu menyelesaikan hal-hal yang
penting.
Agar hubungan antara anggota keluarga dapat terbina
dan terpelihara dengan baik, peranan orang tua sangat penting
berfungsi sebagai „top manajemen‟.25
Memerhatikan situasi dan
kondisi yang memungkinkan, sikap perbuatan yang dilakukannya
sebagai teladan/contoh yang harus dipertimbangkan dengan baik,
dan rasional. Hubungan dalam keluarga yang saling menghormati
dengan jalinan komunikasi yang akrab dan kasih sayang di antara
anggota keluarga, ayah-ibu, anak serta anggota keluarga lainnya
sesuai dengan fungsi yang harus dijalankan masing-masing.
Orang tua menjalankan dan anak harus menjalankan tugas
masing-masing sesuai dengan yang telah ditentukan dan
24
Munirwan Umar, Peranan Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak, Jurnal
Ilmiah Edukasi, Vol. 1, Nomor 1, 2015, h. 26 25
Diana Mutiah, Psikologi Bermain Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana, 2010), Ed. 1, h. 87-
88
23
ditetapkan dalam keluarga, menjalankan tugas/peraturan yang
telah ditetapkan.
4) Teaching.
Orang tua berperan sebagai guru (pengajar) bagi anak-
anaknya (anggota keluarga) tentang hukum-hukum dasar
kehidupan. Melalui pengajaran ini, orang tua berusaha
memberdayakan (empowering) prinsip-prinsip kehidupan,
sehingga anak memahami dan melaksanakannya. Peran orang tua
sebagai guru adalah menciptakan conscious competence pada diri
anak, yaitu mereka mengalami tentang apa yang mereka kerjakan
dan alasan tentang mengapa mereka mengerjakan itu.
Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan
berpengaruh terhadap belajarnya. Orang tua yang kurang/tidak
memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak
acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali
akan kepentingan-kepentingan dan kbeutuhan-kebutuhan anaknya
dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya dan lain-lain,
dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam
belajarnya.26
Hal ini dapat terjadi pada anak dari keluarga yang
kedua orang tuanya terlalu sibuk mengurus pekerjaan mereka atau
kedua orang tua memang tidak mencintai anaknya.
e. Pola Asuh Orang Tua
Pola asuh orang tua dalam keluarga yang berarti kebiasaan
orang tua, ayah dan atau ibu, dalam memimpin, mengasuh dan
membimbing anak dalam keluarga. Pola asuh orang tua merupakan
pola perilaku yang diterapkan dalam membimbing anak dan bersifat
relatif konsisten dari waktu ke waktu, sehingga anak dapat merasakan
pola perilaku yang diterapkan dan memberikan dampak yang negatif
26
Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), Ed. Rev, Cet. 5, h. 61
24
maupun positif. Cara dan pola asuh yang diterapkan akan berbeda
antara satu keluarga dengan keluarga yang lainnya, dan
mempengaruhi pembentukan kepribadian anak setelah ia menjadi
dewasa. Anak akan menjadi baik atau buruk semua tergantung dari
pola asuh orang tua yang diterapkan dalam keluarga. Berikut ini
macam-macam pola asuh orang tua terhadap anak:27
1) Pola Asuh Otoriter (Parent Oriented)
Pola asuh otoriter (Parent Oriented) pada umumnya menggunakan
pola komunikasi satu arah (one way communication). Ciri-ciri pola
asuh ini menekankan bahwa segala aturan orang tua harus ditaati
oleh anaknya, tidak boleh membantah terhadap apa yang
diperintahkan atau dikehendaki oleh orang tua.
2) Pola Asuh Permisif (Children Centered)
Pada umumnya pola asuh permisif ini menggunakan komunikasi
satu arah (one way communication) karena meskipun orang tua
memiliki kekuasaan penuh dalam keluarga terutama terhadap anak
tetapi anak akan memutuskan apa yang diinginkan dengan
sendirinya baik orang tua setuju ataupun tidak. Pola ini bersifat
children centered maksudnya adalah bahwa segala aturan dan
ketepatan keluarga berada di tangan anak.
3) Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis menggunakan komunikasi dua arah (two
ways communication). Kedudukan antara orang tua dan anak dalam
berkomunikasi sejajar. Suatu keputusan diambil bersama dengan
mempertimbangkan kedua belah pihak. Anak diberi kebebasan
yang bertanggung jawab. Artinya, apa yang dilakukan anak tetap
harus ada di bawah pengawasan orang tua dan dapat dipertanggung
jawabkan secara moral
27
Helmawati, Pendidikan Keluarga Teoretis dan Praktis. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), cet.- 1, h. 138 - 139
25
4) Pola Asuh Situasional
Dalam kenyatannya setiap pola asuh tidak diterapkan secara kaku
dalam keluarga. Maksudnya, orang tua tidak menetapkan salah satu
tipe saja dalam mendidik anak. Orang tua dapat menggunakan satu
atau dua (campuran pola asuh) dalam situasi tertentu.
Ernawulan Syaodih mendeskripsikan ciri-ciri pola asuh yang
ideal adalah sebagai berikut:28
1) Pola asuh yang didasarkan pada prinsip keakraban
Pola asuh model ini ditandai dengan perasaan hangat,
kasih sayang, dan senantiasa dekat antara satu dan yang lain. Pola
asuh yang mengandung ciri-ciri tersebut bukan berarti terjalinnya
hubungan antara anak dan ibu seperti hubungan anak dengan
temannya, adiknya, kakaknya atau orang lain yang terdapat dalam
keluarga. Keakraban yang berlangsung dengan kasih sayang dalam
bimbingan memerlukan kesadaran yang tinggi, tidak didasari oleh
naluri keibuan semata-mata. Kasih sayang jangan berlebihan
sehingga berubah sifat menjadi memanjakan dan terlalu melindungi
anak, juga sebaliknya jangan terlalu sedikit, sehingga hubungan itu
menjadi dingin, gersang, dan sunyi. Singkatnya, kasih sayang harus
didasarkan atas tanggung jawab dan menuntut tanggung jawab.
2) Pola asuh dengan prinsip kepedulian
Pola asuh yang didasari prinsip kepedulian ini ialah
mengasuh anak dengan penuh perhatian, minat, dan kesungguhan.
Seorang ibu yang memberikan perhatian kepada anaknya harus
menunjukkan apa yang diasakan oleh anak, memperhatikan
kebutuhan anak, mendengar dan menjawab pertanyaan dengan
wajar (menurut kemampuan penerimaan anak). Kepedulian yang
28
Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-kanak, (Jakarta:
PrenadaMedia Group, 2015), cet.1, h. 145
26
bersifat membimbing dapat mengembangkan kepribadian anak
dengan wajar.
3) Pola asuh dengan prinsip kebebasan
Pola asuh yang didasarkan pada prinsip kebebasan yaitu
memberi kebebasan anak untuk dapat memilih, mengajukan, dan
menyatakan pendapat tanpa ada keragu-raguan. Prinsip ini
diartikan sebagai pemberian kebebasan tetapi terkontrol. Menurut
Zakiah Daradjat kebebasan bukanlah kebebasan yang tidak
mengenal batas, melainkan kebebasan dalam batas-batas
kewajaran.
Dalam hubungannya dengan pola asuh orang tua terhadap
anaknya, kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan yang
didasarkan kepada prinsip-prinsip bimbingan yang senantiasa
merangsang anak untuk dapat berdialog dengan orang tua tanpa
ragu-ragu, berlangsung dengan penuh rasa kekeluargaan, memberi
kebebasan yang terarah, membiasakan anak menerima kebebasan
itu dengan penuh rasa tanggung jawab.
4) Pola asuh dengan prinsip kemandirian
Pola asuh yang didasarkan pada prinsip kemandirian ciri-
cirinya adalah mengarahkan, mendorong, dan membiasakan anak
melakukan sendiri secara berangsur-angsur sehingga pada akhirnya
anak bisa melakukan sendiri. Kemandirian merupakan pola asuh
yang ideal, namun pelaksanaannya sulit berlangsung dengan baik.
Kebanyakan orang tua masih senang menolong anaknya sekalipun
kegiatan itu dapat dilakukan dan dipikirkan oleh anak dengan
mudah.
5) Pola asuh dengan prinsip kedisiplinan
Pola asuh yang didasarkan prinsip-prinsip kedisiplinan
adalah pola asuh yang disertai dengan aturan-aturan yang perlu
diikuti oleh anak. Disiplin yang ditanamkan oleh orang tua untuk
menjadi suatu yang mendasar bagi anak mengandung prinsip
27
bimbingan, baik yang positif maupun negatif senantiasa
berlangsung melalui hubungan yang baik, merupakan sesuatu yang
esensial dalam bimbingan. Kalau hubungan baik terjadi maka anak
akan menemukan kenapa terjadi pelanggaran, anak dapat
menemukan apa yang diinginkan oleh anak dengan tindakannya,
dia dapat membantu mengembangkan pemahaman anak kepada
tujuan yang tidak disukai, dan apa akibat itu terhadap dirinya,
kepada orang lain, juga kepada orang tua.
6) Pola asuh dengan prinsip realistik
Pola asuh yang didasarkan pada prinsip realistik yaitu pola
asuh yang berorientasi pada kenyataan yang ada, mengarahkan
anak kepada kenyataan hidup. Pola asuh ini mengarahkan anak
untuk menerima sesuatu apa adanya, sesuai dengan
kemampuannya, fasilitas dan kondisi yang ada. Dalam hal ini orang
tua harus berusaha untuk menyatakan sesuatu dengan jujur, tidak
mencari-cari alasan untuk membuat anak menjadi senang.
7) Pola asuh dengan prinsip emosi stabil
Adapun pola asih yang didasarkan pada prinsip emosi
stabil yakni orang tua tidak menunjukkan ketegangan, tidak
menunjukkan marah, sedih, cemas, cepat tersinggung, dan sikap
lainnya.
2. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Motif (motive) berasal dari akar kata bahasa latin “movere”,
yang kemudian menjadi “motion”, yang artinya gerak atau dorongan
untuk bergerak. Jadi, motif merupakan daya dorong, daya gerak, atau
penyebab seseorang untuk melakukan berbagai kegiatan dan dengan
tujuan tertentu.29
29
Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1993),
Cet. – 4, h. 114
28
Istilah motif berasal dari kata motif yang dapat diartikan
sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang
menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.30
Motivasi
adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku.
Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk
melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya.
Motivasi merupakan kekuatan baik dari dalam maupun dari luar yang
mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian
yang dikemukakan Mc Donald ini mengandung tiga elemen penting,
yaitu:31
1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada
diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan
membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem
“neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena
menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu
muncul dari dalam diri manusia) penampakkannya akan
menyangkut kegiatan fisik manusia.
2) Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa atau “feeling”, afeksi
seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-
persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan
tingkah-laku manusia.
3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi, motivasi
dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni
tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi
30
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Ed. 1, Cet. – 3, h. 3 31
Sardiman A. M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Ed.
1, Cet. – 22, h. 73-74
29
kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur
lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal
kebutuhan.
Motivasi memiliki dua komponen, yakni komponen dalam
(inner component) dan komponen luar (outer component). Komponen
dalam ialah perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak
puas, ketegangan psikologis. Komponen luar ialah keinginan, dan
tujuan yang mengarahkan perbuatan seseorang. Kompnen dalam ialah
kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipuaskan, sedangkan komponen
luar adalah tujuan yang hendak dicapai.
Berdasarkan pemaparan pengertian motivasi di atas dapat
disimpulkan, motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh
adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang
berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku/aktivitas
tertentu yang lebih baik dari sebelumnya untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya.
b. Teori Motivasi
Adapun beberapa teori motivasi, di antaranya yaitu:32
1) Teori Hedonisme
Hedone adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan,
atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat
yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia
adalah mencari kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi.
Menurut pandangan hedonism, manusia pada hakikatnya adalah
makhluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan
dan kenikmatan. Oleh karena itu, setiap menghadapi persoalan
yang perlu pemecahan, manusia cenderung memilih alternatif
32
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h.
74-78
30
pemecahan yang dapat mendatangkan kesenangan daripada yang
mengakibatkan kesukaran, kesulitan, penderitaan, dan sebagainya.
2) Teori Naluri
Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok, yaitu:
a) Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri: mencari
makanan jika ia lapar, menghindarkan diri dari bahaya,
menjaga diri agar tetap sehat, mencari perlindungan untuk
hidup aman dan sebagainya.
b) Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri yaitu dorongan
ingin tahu, melatih dan mempelajari sesuatu yang belum
diketahuinya. Pada manusia dorongan inilah yang menjadikan
kebudayaan manusia semakin maju dan makin tinggi.
c) Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan/mempertahankan
jenis. Manusia ataupun hewan secara sadar maupun tidak
sadar, selalu menjaga agar jenisnya atau keturunannya tetap
berkembang dan hidup. Dorongan nafsu ini antara lain terjelma
dalam adanya perjodohan dan perkawinan serta dorongan
untuk memelihara dan mendidik anak-anak.
3) Teori Reaksi yang Dipelajari
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak
berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku
yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Orang
belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan di tempat ia
hidup dan dibesarkan. Oleh karena itu, teori ini disebut juga teori
lingkungan kebudayaan. Menurut teori ini, apabila seorang
pemimpin ataupun seorang pendidik akan memotivasi anak buah
atau anak didiknya, pemimpin ataupun pendidik itu hendaknya
benar-benar mengetahui latar belakang kehidupan dan kebudayaan
orang-orang yang dipimpinnya.
31
4) Teori Daya Pendorong
Teori ini merupakan perpaduan antara teori naluri dengan teori
reaksi yang dipelajari. Daya pendorong adalah semacam naluri,
tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu
arah yang umum. Namun, cara-cara yang digunakan dalam
mengejar kepuasan terhadap daya pendorong tersebut berlain-
lainan bagi setiap individu menurut latar belakang kebudayaan
masing-masing. Oleh karena itu, menurut teori ini, bila seorang
pemimpin ataupun pendidik ingin memotivasi anak buahnya, ia
harus mendasarkannya atas daya atas daya pendorong, yaitu atas
naluri dan juga reaksi yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan
yang dimilikinya.
5) Teori Kebutuhan
Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh
manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya,
baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Oleh karena itu,
menurut teori ini, apabila seorang pemimpin ataupun pendidik
bermaksud memberikan motivasi kepada seseorang, ia harus
berusaha mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan
orang yang akan dimotivasinya. Sejalan dengan itu pula maka
terdapat adanya beberapa teori kebutuhan yang erat berkaitan
dengan kegiatan motivasi, salah satunya yaitu teori Abraham
Maslow.
Sebagai seorang pakar psikologi, Maslow mengemukakan
adanya lima tingkatan kebutuhan pokok manusia. Kelima tingkatan
kebutuhan pokok inilah yang kemudian dijadikan pengertian kunci
dalam mempelajari motivasi manusi. Adapun kelima tingkatan
kebutuhan pokok yang dimaksud yaitu sebagai berikut:
1) Kebutuhan fisiologis. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar,
yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-sungsi
biologis dasar dari organisme manusia seperti kebutuhan akan
32
pangan, sandang dan papan, kesehatan fisik, kebutuhan seks, dan
sebagainya.
2) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security)
seperti terjamin keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman
penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil, dan
sebagainya.
3) Kebutuhan sosial (social needs) yang meliputi antara lain
kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui
sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan, kerjasama.
4) Kebutuhan akan penghargaan (esreem needs) termasuk kebutuhan
dihargai karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status,
pangkat, dan sebagainya.
5) Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization) seperti
kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki,
pengembangan diri secara maksimum, kreatifitas, dan ekpresi diri.
Tingkatan atau hirarki kebutuhan dari Maslow ini tidak
dimaksud sebagai suatu kerangka yang dapat dipaklai setiap saat,
tetapi lebih merupakan kerangka acuan yang dapat digunakan
sewaktu-waktu bilamana diperlukan untuk memprakirakan tingkat
kebutuhan mana yang mendorong seseorang, yang akan dimotivasi,
bertindak melakukan sesuatu.
c. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Dalam belajar, sangat diperlukan adanya motivasi. Motivasi
belajar mengacu pada kemauan, kebutuhan, hasrat dan dorongan
siswa dalam berpartisipasi dan menjadi berhasil dalam proses belajar.
33 Hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat
motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pada pelajaran itu. Jadi,
motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi
33
Hsiang-Yung Feng, The Relationship Of Learning Motivation and Achievement in EFL:
Gender As an Intermediated Variable, Educational Research International, 2013, Vol. 2, h. 51
33
para siswa. Motivasi berhubungan dengan suatu tujuan, dan motivasi
mempengaruhi adanya kegiatan. Adapun tiga fungsi motivasi, yaitu:34
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak di
capai. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut.
d. Peran Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran
Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami
dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang
sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam
belajar dan pembelajaran, di antaranya sebagai berikut:35
1) Peran Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila
seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah
yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan
berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. Sebagai
contoh, seorang anak akan memecahkan materi matematika
dengan bantuan tabel logaritma. Tanpa bantuan tabel
tersebut, anak itu tidak dapat menyelesaikan tugas
matematika. Dalam kaitan itu, anak berusaha mencari buku
tabel matematika. Upaya untuk mencari tabel matematika
merupakan peran motivasi yang dapat menimbulkan
penguatan belajar.
2) Peran Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat
kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik
34
Sardiman A. M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Ed.
1, Cet. – 22, h. 85 35
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Ed. 1, Cet. – 3, h. 27-29
34
untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya
sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak.
3) Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu,
akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun,
dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu,
tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seorang
tekun belajar. Sebaliknya, apabila seorang kurang atau tidak
memiliki motivasi untuk belajar maka dia tidak tahan lama
belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan hal yang lain
dan bukan belajar. Hal itu berarti motivasi sangat
berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.
Secara umum, terdapat dua peranan penting motivasi dalam
belajar, yaitu:36
1) Motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan
belajar demi mencapai satu tujuan.
2) Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan
gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga
siswa yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energy
yang banyak untuk melaksankan kegiatan belajar.
e. Macam-macam Motivasi
1) Motivasi Instrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-
motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang
dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu.37
Motivasi ini sering disebut “motivasi murni”, atau motivasi
yang sebenarnya, yang timbul dari dalam diri peserta didik.38
Misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu,
memperoleh informasi dan pemahaman, mengembangkan sikap
36
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011), Cet. – 2, h. 51 37
Sardiman A. M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Ed.
1, Cet. – 22, h. 89 38
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1999), Ed. 1,
Cet - 2, h. 112.
35
untuk berhasil, menikmati kehidupan, dan lain sebagainya.
Motivasi ini timbul tanpa adanya pengaruh dari luar. Dalam hal ini,
pujian atau hadiah atau yang sejenisnya tidak diperlukan, karena
tidak akan menyebabkan peserta didik bekerja atau belajar untuk
mendapatkan pujian atau hadiah itu.
Siswa yang memiliki motivasi instrinsik cenderung
bertahan dengan permasalahan yang rumit dan mendapatkan
pengetahuan dari kesalahan mereka.39
Selain itu, motivasi instrinsik
sangat penting dan mendasar bagi proses integrasi yang melalui
elemen kesadaran dan pengetahuan seseorang dapat diasimilasi
atau dicampur dengan pengetahuan baru.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar.40
Motivasi ekstrinsik dapat
juga dikatakan sebagai bentuk motivasi di dalamnya aktivitas
belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang
tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Antara motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik sulit untuk
menentukan mana yang lebih baik. Yang dikehendaki adalah
timbulnya motivasi instrinsik, tetapi motivasi ini tidak mudah dan
tidak selalu dapat timbul. Di pihak lain, guru bertanggung jawab
supaya pembelajaran berhasil dengan baik, dan oleh karenanya guru
berkewajiban membangkitkan motivasi ekstrinsik pada peserta
didiknya.
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa siswa termotivasi
secara instrinsik memiliki tingkat prestasi yang lebih tinggi, tingkat
kecemasan yang rendah dan persepsi yang lebih tinggi dari
39
Tengku Sepora Tengku Mahadi dan Sepideh Moghaddas Jafari, Motivation Its Types, and
Its Impacts in Language Learning, International Journal of Business and Social Science, Vol. 3,
No. 24, 2012, h. 232 40
Sardiman A. M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Ed.
1, Cet. – 22, h. 90-91
36
kompetensi dan keterlibatan dalam belajar daripada siswa yang tidak
termotivasi secara instrinsik. Studi ini menunjukkan bahwa ada
korelasi positif antara motivasi instrinsik dan prestasi akademik.41
Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik tidak
baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar-mengajar tetap
penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis,
berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam
proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa,
sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.
f. Indikator Motivasi Belajar
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan
eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator
unsur yang mendukung. Hal ini mempunyai peran peranan besar
dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.Indikator belajar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:42
1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4) Adanya penghargaan dalam belajar
5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga
memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
41
Sitwat Saeed, and David Zyngier, How Motivation Influences Student Engagement: A
Quality Case Study, Canadian Center of Science and Education, Volume 1, No.2, 2012, h. 254 42
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Ed. 1, Cet. – 3, h. 23
37
g. Faktor-faktor yang Memengaruhi Motivasi
Ada enam unsur atau faktor yang memengaruhi motivasi
dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai barikut:43
1) Cita-vita atau aspirasi pembelajar
Cita-cita merupakan salah satu factor yang mempengaruhi
motivasi belajar. hal ini dapat diamati dari banyaknya kenyataan,
bahwa motivasi seorang pembelajar menjadi begitu tinggi ketika
ia sebelumnya sudah memiliki cita-cita. Implikasinya dapat
dilihat dalam proses pembelajaran, misalnya seseorang memiliki
cita-cita menjadi seorang dokter, maka akan terlihat motivasi
yang begitu kuat untuk sungguh-sungguh belajar, bahkan untuk
menguasai lebih sempurna mata pelajaran-mata pelajaran yang
berhubungan dengan kepentingannya untuk menjadi dokter.
Begitu juga terjadi pada cita-cita yang lainnya.
2) Kemampuan Pembelajar
Kemampuan pembelajar juga menjadi factor penting
dalam mempengaruhi motivasi. Seperti dapat dipahami bersama
bahwa setiap manusia mempunyai kemampuan yang berbeda-
beda. Karena itu, seseorang yang memiliki kemampuan di bidang
tertentu, belum tentu memiliki kemampuan di bidang lainnya.
Kemampuan pembelajar juga demikian, korelasinya dengan
motivasi akan terlihat ketika si pembelajar mengetahui bahwa
kemampuannya ada pada bidang tertentu, sehingga ia akan
termotivasi dengan kuat untuk terus menguasai dan
mengembangkan kemampuannya di bidang tersebut. Misalnya, ia
lebih mampu di bidang ekonomi maka motivasi untuk menguasai
bidang ekonomi akan lebih besar.
43
Eveline Siregar, dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011), Cet. – 2, h. 53-55
38
3) Kondisi pembelajar
Kondisi pembelejar juga menjadi faktor yang
mempengaruhi motivasi. Hal ini dapat terlihat dari kondisi fisik
maupun kondisi psikis pembelajar. Pada kondisi fisik,
hubungannya dengan motivasi dapat dilihat dari keadaan fisik
seseorang. Jika kondisi fisik sedang kelelahan, maka akan
cenderung memiliki motivasi yang rendah untuk belajar atau
melakukan berbagai aktivitas. Sementara, jika kondisi fisik sehat
dan bugar maka akan cenderung memiliki motivasi yang tinggi.
Selain kondisi fisik, maka dapat juga diamati dari kondisi
psikis. Hal ini dapat terlihat jika seseorang kondisi psikisnya
sedang tidak bagus misalnya sedang stress maka motivasi juga
akan menurun, tetapi sebaliknya jika kondisi psikologis seseorang
dalam keadaan bagus, gembira, atau menyenangkan maka
kecenderungan motivasinya akan tinggi.
4) Kondisi lingkungan pembelajar
Kondisi lingkungan pembelajar sebagai faktor yang
mempengaruhi motivasi, dapat diamati dari lingkungan fisik dan
lingkungan sosial yang mengitari si pembelajar. Misalnya,
lingkungan fisik yang tidak nyaman untuk belajar akan
berdampak pada menurunnya motivasi belajar. Selain itu,
lingkungan sosial juga berpengaruh, hal ini dapat diamati dari
lingkungan sosial yang ada di sekitar pembelajar seperti teman
sepermainannya, lingkungan keluarganya, atau teman sekelasnya.
Lingkungan sosial yang tidak menunjukkan kebiasaann belajar
dan mendukung kegiatan belajar akan berpengaruh terhadap
rendahnya motivasi belajar, tetapi jika sebaliknya, maka akan
berdampak pada meningkatkan motivasi belajar.
5) Unsur-unsur dinamis belajar/pembelajaran
Faktor dinamisasi belajar juga mempengaruhi motivasi.
Hal ini dapat diamati pada sejauh mana upaya memotivasi
39
tersebut dilakukan, bagaimana juga dengan bahan pelajaran, alat
bantu belajar, suasana belajar dan sebagainya yang dapat
mendinamisasi proses pembelajaran. Makin dinamis suasana
belajar, maka cenderung akan semakin memberi motivasi yang
kuat dalam proses pembelajaran.
6) Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar
Mengoptimalkan pemanfaatan upaya guru dalam
membelajarkan pembelajar juga menjadi faktor yang
mempengaruhi motivasi. Jika guru tidak bergairah dalam proses
pembelajaran maka akan cenderung menjadikan siswa atau
pembelajar tidak memiliki motivasi belajar, tetapi sebaliknya jika
guru memiliki gairah dalam membelajarkan pembelajar maka
motivasi pembelajar akan lebih baik. Hal-hal yang disajikan
secara menarik oleh guru menjadi sesuatu yang mempengaruhi
tumbuhnya motivasi pembelajar atau pengalaman/ kemampuan
yang telah dimiliki.
h. Karakteristik Individu yang Memiliki Motivasi Tinggi
Menurut Sardiman, ciri-ciri individu yang memiliki motivasi
tinggi di antaranya sebagai berikut:44
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam
waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak
memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin
(tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.
4) Lebih senang bekerja mandiri.
5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang berisfat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)
44
Sardiman A. M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Ed.
1, Cet. – 22, h. 83-84
40
6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu).
7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti
orang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi
seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar.
Baron and Donn menjelaskan bahwa siswa yang memiliki
motivasi tinggi ditunjukkan oleh beberapa karakter, seperti inisiatif,
rajin dan aktif dalam belajar, tidak mudah puas, tepat waktu dan
disiplin, selalu berusaha untuk belajar dengan hasil terbaik. Motivasi
dipandang sebagai dorongan mental yang mendorong dan
mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Motivasi
memiliki kemampuan untuk mengaktifkan, memobilisasi, saluran dan
mengarahkan sikap dan perilaku seorang pelajar.45
3. Belajar
a. Pengertian Belajar
Secara umum, belajar dapat dimaknai dengan suatu proses bagi
seseorang untuk memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap.
Dalam perspektif psikologis pendidikan, belajar didefinisikan sebagai
suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif
menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman.46
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur
yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan
jenjang pendidikan.47
Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya
45
Ramli Akbar, The Effect Learning Motivation on Students Productive Competencies in
Vocational High School, West Sumatra, Internastional Journal of Asian Social Science, Volume 3,
No. 6, 2014, h. 724 46
Zurinal Z, dan Wahid Sayuti, Ilmu Pendidikan: Pengantar & Dasar-dasar Pelaksanaan
Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet-1, h. 117 47
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), Cet. – 18, h. 87
41
pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar
yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di
lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Dalam The Guidance of Learning Activities W. H. Burton
mengemukakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku
diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu
dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu
berinteraksi dengan lingkungannya.48
Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan di atas, dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses bagi seseorang untuk
memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap, yang berlangsung
dalam dalam interaksi dengan lingkungannya yang menghasilkan
perubahan tingkah laku yang bersifat relatif konstan.
b. Arti Penting Belajar
Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku
yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman.
Kata belajar memiliki arti yang penting dalam pembentukan anak
sebagai manusia. Begitu pula dalam pendidikan bagi manusia, belajar
memiliki arti yang sangat penting.
Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam
setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak
pernah ada pendidikan.49
Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu
mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang
berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya psikologi pendidikan.
Karena demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar upaya
riset dan eksperimen psikologi pendidikan pun diarahkan pada
48
Eveline Siregar, dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011), Cet. – 2, h. 4 49
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), Cet. – 18, h. 93
42
tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mencapai
proses perubahan manusia itu.
c. Faktor yang Memengaruhi Belajar
Faktor yang mempengaruhi belajar setidaknya dibagi dalam
tiga bagian, yaitu:50
1) Faktor Internal
a) Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi umum jasmani yang
menandakan tingkat kesehatan seseorang. Kondisi kesehatan
yang baik dapat memengaruhi semangat dan intensitas
seseorang dalam mengikuti proses pembelajaran. Kondisi
organ tubuh seseorang yang lemah dapat menurunkan kualitas
kecerdasan atau inteligensinya sehingga penguasaan materi
yang dipelajarinya kurang bahkan mungkin tidak optimal.
b) Faktor Psikologis
Kebutuhan psikologis terdiri atas: inteligensi, sikap,
bakat, minat, dan motivasi.
(1) Inteligensi
Inteligensi merupakan suatu kemampuan mental
yang bersifat umum yang dapat digunakan untuk membuat
atau mengadakan analisis, memecahkan masalah,
menyesuaikan diri, dan menarik kesimpulan, serta
merupakan kemampuan berpikir seseorang. Orang yang
memiliki inteligensi tinggi akan cepat dan tepat dalam
menganalisis, memecahkan masalah, mengambil
kesimpulan, menyesuaikan diri, bertindak atau bereaksi
terhadap suatu stimulus. Tentu saja cepat atau lambatnya
inteligensi atau daya pikir seseorang sangat besar
50
Helmawati, Pendidikan Keluarga Teoretis dan Praktis. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), cet.- 1, h. 199-205
43
pengaruhnya terhadap proses belajarnya. Untuk
mengetahui seseorang cepat atau lambat dalam inteligensi
dapat diukur dengan alat-alat inteligensi.
(2) Sikap
Secara etimologi dalam istilah bahasa Inggris
disebut attitude, memiliki pengertian perilaku. Secara
terminologi sikap adalah gejala internal yang berdimensi
afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau
merespons dengan cara yang relative tetap terhadap objek
(orang, barang, dan sebagainya) baik secara positif
maupun negatif. Sikap anak atau peserta didik yang
mneyukai pelajaran tentu akan berdampak positif terhadap
peningkatan kemampuannya. Sebaliknya sikap tidak
mneyukai suatu pelajaran akan berdampak negatif yaitu
berupa kurang optimalnya atau minimnya kemampuan
anak atau peserta didik dalam pelajaran tersebut.
(3) Bakat
Secara umum bakat memiliki pengertian sebagai
kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
Setiap anak memiliki potensi atau kemampuan yang
mungkin tidak dimiliki oleh anak yang lainnya. Oleh
karena itu, setiap pendidik harus cermat melihat potensi
atau bakat apa yang dimiliki sehingga bakat itu dapat
dikembangkan secara optimal.
(4) Minat
Minat memiliki arti ketertarikan atau
kecenderungan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu. Minat seseorang banyak dipengaruhi
oleh faktor internal seperti pemusatan perhatian,
keinginan, motivasi, dan kebutuhan. Sampai saat ini,
44
dalam proses pembelajaran minat dapat memengaruhi
kualitas pencapaian hasil belajar anak atau peserta didik
dalam bidang studi tertentu.
(5) Motivasi
Motivasi adalah keadaan internal organisme yang
mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi juga dapat
dikatakan sebagai pemasok gaya untuk bertingkah laku
secara terarah. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu: motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi instrinsik adalah hal dan keadaan yang
berasal dari dalam diri anak yang dapat mendorongnya
melakukan suatu tindakan. Termasuk dalam motivasi
instrinsik anak sebagai pelajar adalah perasaan
menyenangi untuk mempelajari suatu materi. Adapun
motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang
dari luar diri anak yang mendorongnya untuk melakukan
suatu kegiatan. Salah satunya yaitu pendidik yang
mendorong anak untuk rajin belajar. Selain itu, pujian,
hadiah, tata tertib, hukuman juga termasuk dalam contoh
motivasi ekstrinsik.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah keadaan lingkungan yang dapat
memengaruhi seseorang pada saat belajar. Keadaan lingungan
dibagi dalam dua kategori, yaitu: lingkungan sosial (orang tua,
saudara, guru, teman, masyarakat) dan nonsosial (lingkungan
tempat tinggal/belajar, alat-alat belajar, keadaan cuaca, waktu
belajar sebenarnya tidak begitu penting yang penting adalah
kesiapan memori menerima materi).
45
a) Lingkungan Sosial
(1) Keluarga
Keluarga yang pada umumnya terdiri dari ayah,
ibu, dan saudara merupakan tempat pembelajaran yang
pertama dan utama bagi anak. Dari orang tua (ayah dan
ibu) anak belajar tentang nilai-nilai keyakinan, etika,
norma-norma ataupun keterampilan hidup. Dengan saudara
anak dapat belajar berbagi, bertenggang rasa, saling
menghormati, dan menghargai.
(2) Sekolah
Dalam lingkungan sekolah anak akan sering
berinteraksi dengan guru-guru dan teman-temannya. Dari
merekalah anak belajar banyak hal. Jika anak berinteraksi
dengan para guru dan teman-teman yang baik, maka anak
akan belajar banyak hal yang positif. Namun jika
lingkungan di sekolah tidak memberikan dampak belajar
yang positif, anak akan memiliki perilaku yang cenderung
menyimpang.
(3) Masyarakat
Selanjutnya, yang termasuk dalam lingkungan
sosial anak dalam belajar adalah masyarakat. Masyarakat
terdiri dari keluarga-keluarga. Jika keluarga-keluarga
dalam masyarakat itu baik, anak-anak mendapat
konstribusi yang juga baik dalam proses interaksinya.
Namun sebaliknya, jika lingkungan dalam masyarakat itu
buruk, anak cenderung akan terpengaruh menjadi negatif.
b) Lingkungan Nonsosial
(1) Lingkunga tempat tinggal/belajar
Lingkungan tempat tinggal seperti tempat tinggal
keluarga (rumah), dan tempat belajar di sekolah (ruang
kelas, sekolah) berpengaruh pada proses belajar anak.
46
Kondisi rumah yang nyaman (ruang yang luas, bersih
ventilasi cukup) berpengaruh pada belajar anak. Sedangkan
rumah dengan ruangan yang sempit, kotor, gelap akan
membuat anak kurang optimal dalam belajar.
(2) Alat-alat belajar
Alat-alat belajar merupakan instrumen-instrumen
yang dapat membantu mengoptimalkan proses belajar
anak. Anak yang dilengkapi dengan alat-alat belajar yang
cukup dibandingakan dengan anak-anak yang tidak atau
kurang dilengkapi alat-alat belajar yang cukup, hasilnya
tentu akan berbeda. Terlebih proses pembelajaran yang
perlu diiringi dengan praktik, ketiadaan alat-alat belajar itu
akan menghambat anak menjadi tidak terampil.
(3) Keadaan cuaca (alam)
Cuaca yang cerah dan bersahabat tentu akan
menambah anak semangat untuk belajar. Kondisi cuaca
pada saat turun hujan besar di pagi hari, adanya badai,
banjir atau terjadinya musibah gunung meletus tentu akan
menghambat anak untuk melakukan aktivitas belajarnya.
Meskipun tekad kuat seseorang untuk belajar dapat
menghalau keadaan apapun, tetapi jika kondisi cuaca
mengancam jiwa anak maka tentu saja anak harus
mengurungkan tekadnya dan mengganti waktu belajar yang
hilang di waktu yang lain.
(4) Waktu
Ada waktu-waktu yang tepat untuk anak dapat
belajar maksimal. Mungkin semua waktu dapat dijadikan
momen-momen untuk belajar. Namun ada waktu-waktu
yang paling tepat sehingga belajar akan optimal. Pemilihan
waktu belajar dapat dipertimbangkan sesuai dengan faktor
psikologi.
47
3) Faktor Pendekatan dalam Belajar
Pendekatan dalam belajar merupakan keefektifan segala
cara atau bagian dari strategi yang digunakan dalam menunjang
efektivitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran. Faktor
pendekatan dalam belajar hendaknya diperhatikan oleh para
pendidik dan peserta didik itu sendiri. Faktor pendekatan belajar
juga diyakini sebagai salah satu cara yang berpengauh terhadap
taraf keberhasilan belajar atau prestasi, baik yang dicapai oleh
pendidik maupun peserta didik itu sendiri.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ruri Setyo Prabowo (2015) dengan judul
“Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Minat Belajar Siswa Kelas III SD
Se Gugus 1 Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015”,
dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa adanya hubungan
antara perhatian orang tua dengan minat belajar siswa. Perhatian orang tua
memberikan pengaruh sebesar 13,3% terhadap minat belajar. Pada
penelitian saya, variabel yang digunakan untuk penelitian yaitu peran
orang tua dan motivasi belajar siswa, sedangkan pada penelitian Ruri
Setyo Prabowo (2015) variabel yang digunakan dalam penelitian adalah
perhatian orang tua dan minat belajar, namun penelitian ini menggunakan
pendekatan yang sama yaitu pendekatan kuantitatif.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Cicih Sukaesih (2012) dengan judul
“Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Pendidikan
Agama Islam Siswa di SDN Limusnunggal 01 Kecamatan Cileungsi
Kabupaten Bogor”, dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa
terdapat hubungan positif yang kuat antara Perhatian Orang Tua terhadap
Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam. Perhatian orang tua
memberikan konstribusi sebesar 53,44% terhadap motivasi belajar
Pendidikan Agama Islam siswa SDN Limusnunggal 01. Pada penelitian
saya variabel yang digunakan yaitu peran orang tua dan motivasi Belajar
48
siswa, dan dalam perhitungan menganalisis data menggunakan bantuan
SPSS. Sedangkan pada penelitian Cicih Sukaesih variabel yang digunakan
dalam penelitian yaitu perhatian orang tua dan motivasi belajar siswa,
dalam menganalisis data menggunakan perhitungan secara manual yaitu
dengan menggunakan rumus-rumus.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Novy Pebryanti (2014) dengan judul
“Hubungan Intensitas Bimbingan Orang Tua dengan Hasil Belajar Siswa
di MI Nur Asholihat Lengkong Wetan Serpong”, dari penelitian tersebut
diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan
antara intensistas bimbingan orang tua dengan hasil belajar siswa dalam
belajar yaitu dengan hasil korelasi sebesar 0,703 dan konstribusi intensitas
bimbingan orang tua terhadap hasil belajar sebesar 49,42%. Pada
penelitian saya variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu peran
orang tua dan motivasi belajar, dan perhitungan dalam menguji hipotesis
menggunakan bantuan SPSS. Sedangkan pada penelitian Cici Sukaesih
variabel yang digunakan yaitu intensitas bimbingan orang tua dan hasil
belajar siswa, dan perhitungan dalam menguji hipotesis menggunakan cara
manual yaitu dengan menggunakan rumus.
C. Kerangka Berpikir
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang dapat
memengaruhi keberhasilan belajar anak. Motivasi merupakan suatu dorongan
untuk melakukan berbagai kegiatan yang timbul dalam diri individu dengan
tujuan tertentu. Sama halnya dengan belajar, untuk mencapai hasil yang
diinginkan memerlukan motivasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Kegiatan belajar dapat berlangsung di rumah, di sekolah, maupun di dalam
masyarakat guna memperoleh perubahan tingkah laku yang merupakan hasil
dari proses interaksi dengan lingkungannya.
Untuk mencapai hasil yang diinginkan perlu juga kiranya motivasi
dalam meningkatkan hasil belajar siswa, tentunya dengan pendekatan-
pendekatan yang diberikan orang tua sebagai sosok orang yang berperan
49
memberikan pengawasan terhadap anaknya yang dapat memengaruhi akan
motivasi dalam belajar.
Peranan orang tua pada kegiatan belajar anak dapat diwujudkan dalam
beberapa hal salah satunya yaitu memberikan pengawasan pada kegiatan
belajar untuk meningkatkan motivasi belajar. Pengawasan ini sangat penting
karena dengan adanya pengawasan atau peran orang tua yang benar maka
motivasi dalam belajar akan timbul dan jika motivasi timbul maka tujuan
belajar yang diinginkan tercapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
D. Hipotesis Penelitian
Jenis hipotesis yang penulis pakai yaitu hipotesis asosiatif yang
dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat
hubungan atau memengaruhi dan hipotesis dari permasalahan yang penulis
ambil adalah: terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara peran
orang tua dengan motivasi belajar siswa kelas V SD Al-Zahra Indonesia.
50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Dasar Al-Zahra
Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan, kelas V semester genap tahun ajaran
2016/2017. Adapun waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai
dengan Juni 2017.
B. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif dan bersifat deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah
ataupun rekayasa manusia.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode korelasi
ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan dengan
variabel-variabel lain, yaitu mencari hubungan antara variabel peran orang
tua dengan variabel motivasi belajar siswa.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah “Peran Orang Tua
(variabel X)”, dan variabel terikatnya adalah “Motivasi Belajar (variabel Y)”.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada
pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
51
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.1 Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Al-Zahra
Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan Banten yang berjumlah 96 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini diambil dari siswa-siswa kelas V A sampai dengan kelas V D sebanyak
50 siswa diambil secara random sampling dengan menggunakan cara
undian menuliskan nama di kertas, dengan masing-masing kelas diambil
12-13 siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan untuk
mengumpulkan data dari lapangan adalah sebagai berikut:2
1. Kuesioner (angket), merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Bentuk angket yang digunakan
adalah angket langsung dan bersifat tertutup, yaitu berisi pertanyaan atau
pernyataan tertutup dengan jawaban yang telah tersedia. Pertanyaan atau
pernyataan tertutup akan membantu responden untuk menjawab dengan
cepat dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data
terhadap seluruh angket yang telah terkumpul.
2. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung dalam rangka
memperoleh data sekolah, dan data-data faktual lainnya yang dapat
mendukung penelitian, selain itu observasi dilakukan juga kepada siswa
untuk memperoleh informasi tentang perilaku siswa dalam kesehariannya
di lingkungan sekolah.
1Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006), h.
89 2Ibid, h. 153-163
52
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati.3 Instrumen dalam penelitian ini
berupa angket yang akan dibagikan kepada siswa kelas V Sekolah Dasar Al-
Zahra Indonesia Pamulang, angket yang digunakan dalam pengambilan data
dari dua angket yaitu angket peran orang tua dan angket motivasi belajar
siswa. Pengukuran instrumen yang digunakan penelitian ini menggunakan
skala likert dengan empat pilihan jawaban, yaitu:
Tabel 3.1
Pedoman Penyekoran Angket Peran Orang Tua dan Motivasi Belajar Siswa
Alternatif Pilihan Jenis Pernyataan
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
Skor jawaban tertinggi pada skala ditemui pada subjek yang
mempunyai sikap penerimaan positif terhadap pernyataan-pernyataan dalam
skala, sedangkan skor jawaban terendah pada skala ditemui pada subjek yang
mempunyai penerimaan negatif terhadap pernyataan-pernyataan dalam skala.
Sebelum instrumen disusun menjadi butir-butir item
pernyataan/pertanyaan instrumen, untuk memudahkan penyusunan instrumen
maka dibuat kisi-kisi instrumen. Berikut adalah kisi-kisi instrumen angket
peran orang tua.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Peran Orang Tua
Variabel Aspek Indikator Butir Soal JML
Positif Negatif
Peran
Orang
Tua
Modelling a. Membentuk pola piker dan
perbuatan
b. Berorientasi sebagai model
1, 2, 3,
5,6, 7, 8,
9
4 9
3Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006), h.
114
53
Mentoring a. Memberi perlindungan
b. Bersikap hangat dan
mengasihi
10, 12,
15, 16,
18
11, 13,
14, 17,
19, 20
11
Organizing a. Menumbuhkan sikap kerja
sama
b. Mengerjakan tugas-
tugas/aturan
21, 22,
24, 26,
28
23, 25,
27, 29,
30, 31
11
Teaching a. Memberdayakan prinsip-
prinsip kehidupan
b. Orang tua sebagai guru
32, 33,
35, 36,
37, 38,
39
34, 40,
41
10
Jumlah 41
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Motivasi Belajar Siswa
Variabel Indikator Butir Soal Jumlah
Positif Negatif
Motivasi
Belajar Siswa
Tekun menghadapi
tugas
1, 2, 4, 5, 7,
8, 10
3, 6, 9 10
Ulet menghadapi
kesulitan
11, 12, 14, 15 13, 16 6
Menunjukkan minat
terhadap macam-
macam masalah
17, 18, 20, 21 19, 22 6
Lebih senang
belajar mandiri
23, 24, 26,
29, 30
25, 27, 28,
31
9
Cepat bosan pada
tugas yang rutin
32 33, 34 3
Senang mencari dan
memecahkan soal-
soal
35, 36, 38,
39, 40
37 6
Jumlah 40
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebelum angket dibagikan kepada sampel penelitian yang
sebenarnya maka angket perlu diuji cobakan terlebih dahulu. Uji coba
instrumen dilakukan kepada 24 responden. Hal ini bertujuan untuk
mendapatkan butir-butir angket yang valid dan reliabel.
Setelah melakukan uji coba instrumen, peneliti akan mengetahui
valid dan reliabel tidaknya instrumen yang digunakan. Sehingga peneliti
54
dapat memperbaiki dan menyempurnakan instrumen dengan cara menambah,
mengurangi pertanyaan, atau perbaikan kebahasaan agar lebih mudah
dimengerti. Instrumen yang sudah dinyatakan valid dan reliabel akan
dihimpun dan diberikan kepada responden yang menjadi sampel dalam
penelitian
1. Uji Validitas
Pengujian validitas instrumen digunakan untuk mengukur butir-
butir angket apakah butir-butir tersebut valid atau tidak valid. Menurut
Sugiyono, instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.4
Dalam mengukur uji validitas, rumus perhitungan yang dapat
digunakan yaitu dengan korelasi Bivariate Pearson (Product Moment
Pearson) dan Corrected Item – Total Cerreation. Peneliti menggunakan
aplikasi Spss 22 dengan rumus Corrected Item – Total Cerreatio (rhitung).
Harga rhitung kemudian akan dibandingkan dengan rtabel dengan
taraf signifikansi 5%. Jika nilai rhitung sama dengan atau lebih besar dari
rtabel maka butir instrumen yang dimaksud adalah valid. Namun sebaliknya,
jika rhitung lebih kecil dari rtabel maka butir instrumen tersebut tidak valid.
Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan uji coba
instrumen angket peran orang tua sebanyak 41 butir soal, dan motivasi
belajar siswa sebanyak 40 butir soal. Diujikan kepada siswa kelas V SDN
Kelapa Dua 06 Pagi dengan responden 24 siswa.
a. Uji Validitas Variabel Peran Orang Tua (X)
Dengan menggunakan angka kritis korelasi r-hitung 95% atau
dengan α = 0,05 dan nilai rtabel sebesar 0,404, maka dapat diperoleh
hasil validitas butir item suatu instrumen penelitian. Jika rhitung > rtabel,
maka butir item pertanyaan dinyatakan valid dan sebaliknya jika rhitung
< rtabel, maka butir item pertanyaan dinyatakan tidak valid. Pada tabel
4Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006),
Cet. 1, h. 135
55
3.4 diketahui validitas butir item setiap pertanyaan dari variabel
Peran Orang Tua (X).
Tabel 3.4
Hasil Perhitungan Uji Validitas
Peran Orang Tua (X)
Pernyataan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
POT1 0,772
0,404 Valid
POT2 0,084
0,404 Tidak Valid
POT3 0,652
0,404 Valid
POT4 0,700
0,404 Valid
POT5 0,358
0,404 Tidak Valid
POT6 0,597
0,404 Valid
POT7 0,082
0,404 Tidak Valid
POT8 0,632
0,404 Valid
POT9 0,568
0,404 Valid
POT10 0,587
0,404 Valid
POT11 0,246
0,404 Tidak Valid
POT12 0,595
0,404 Valid
POT13 0,400
0,404 Tidak Valid
POT14 0,110
0,404 Tidak Valid
POT15 0,445
0,404 Valid
POT16 0,021
0,404 Tidak Valid
POT17 0,552
0,404 Valid
POT18 0,289
0,404 Tidak Valid
56
POT19 0,486
0,404 Valid
POT20 0,102
0,404 Tidak Valid
POT21 0,471
0,404 Valid
POT22 -0,149
0,404 Tidak Valid
POT23 0,603
0,404 Valid
POT24 0,310
0,404 Tidak Valid
POT25 0,583
0,404 Valid
POT26 0,165
0,404 Tidak Valid
POT27 0,430
0,404 Valid
POT28 -0,402
0,404 Tidak Valid
POT29 0,020
0,404 Tidak Valid
POT30 0,055
0,404 Tidak Valid
POT31 0,502
0,404 Valid
POT32 0,581
0,404 Valid
POT33 0,178
0,404 Tidak Valid
POT34 0,560
0,404 Valid
POT35 0,211
0,404 Tidak Valid
POT36 0,572
0,404 Valid
POT37 0,192
0,404 Tidak Valid
POT38 0,525
0,404 Valid
POT39 0,564
0,404 Valid
POT40 0,528
0,404 Valid
57
POT41 0,050
0,404 Tidak Valid
Sumber : Output SPSS 22
Berdasarkan tabel 3.4 di atas diperoleh kesimpulan bahwa dari
41 item butir pernyataan pada uji coba 24 responden atas variabel
Peran Orang Tua (X) menunjukkan bahwa terdapat 22 yaitu butir item
pernyataan nomor : 1, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 12, 15, 17, 19, 21, 23, 25, 27, 31,
32, 34, 36, 38, 39, dan 40 butir item pernyataan adalah valid, hal ini
dikarenakan nilai rhitung butir item pernyataan tersebut > rtabel pada taraf
signifikan 5% dan terdapat 19 butir item pernyataan adalah tidak valid
yaitu butir item pernyataan 2, 5, 7, 11, 13, 14, 16, 18, 20, 22, 24, 26, 28,
29, 30, 33, 35, 37, dan 41 hal ini dikarenakan rhitung butir item
pernyataan tersebut < rtabel pada taraf signifikan 5%.
Butir soal yang valid kemudian disusun kembali dan
digunakan untuk penelitian yang sesungguhnya.
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Peran Orang Tua (setelah diuji)
Variabel Aspek Indikator Butir Soal JML
Positif Negatif
Peran
Orang Tua
Modelling a. Membentuk pola piker
dan perbuatan
b. Beroirentasi sebagai
model
1, 3, 4,
6, 8, 9
- 6
Mentoring a. Memberi perlindungan
b. Bersikap hangat dan
mengasihi
12, 15 10, 17,
19
5
Organizing a. Menumbuhkan sikap
kerja sama
b. Mengerjakan tugas-
tugas/aturan
21, 23 25, 27,
31
5
Teaching a. Memberdayakan
prinsip-prinsip
kehidupan
b. Orang tua sebagai guru
32, 34,
36, 38,
39
40 6
Jumlah 22
58
b. Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar Siswa (Y)
Dengan menggunakan angka kritis korelasi rhitung 95% atau
dengan α = 0,05 dan nilai rtabel sebesar 0,404, maka dapat diperoleh
hasil validitas butir item suatu instrumen penelitian. Jika rhitung > rtabel,
maka butir item pernyataan dinyatakan valid dan sebaliknya jika rhitung
< rtabel, maka butir item pernyataan dinyatakan tidak valid. Pada tabel
3.6 diketahui validitas butir item setiap pertanyaan dari variable
Motivasi Belajar Siswa (Y).
Tabel 3.6
Hasil Perhitungan Uji Validitas
Motivasi Belajar Siswa (Y)
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
MOT1 0,743
0,404 Valid
MOT2 0,422
0,404 Valid
MOT3 0,592
0,404 Valid
MOT4 0,808
0,404 Tidak Valid
MOT5 0,561
0,404 Valid
MOT6 0,679
0,404 Valid
MOT7 0,086
0,404 Tidak Valid
MOT8 0,536
0,404 Valid
MOT9 0,352
0,404 Tidak Valid
MOT10 0,397
0,404 Tidak Valid
MOT11 0,279
0,404 Tidak Valid
MOT12 0,590
0,404 Valid
MOT13 0,582
0,404 Valid
59
MOT14 0,146
0,404 Tidak Valid
MOT15 0,441
0,404 Valid
MOT16 0,023
0,404 Tidak Valid
MOT17 0,082
0,404 Tidak Valid
MOT18 0,286
0,404 Tidak Valid
MOT19 0,463
0,404 Valid
MOT20 0,562
0,404 Valid
MOT21 0,464
0,404 Valid
MOT22 - 0,145
0,404 Tidak Valid
MOT23 0,334
0,404 Tidak Valid
MOT24 0,616
0,404 Valid
MOT25 0,594
0,404 Valid
MOT26 0,138
0,404 Tidak Valid
MOT27 0,447
0,404 Valid
MOT28 -0, 402
0,404 Tidak Valid
MOT29 0,004
0,404 Tidak Valid
MOT30 0,496
0,404 Valid
MOT31 0,060
0,404 Tidak Valid
MOT32 0,220
0,404 Tidak Valid
MOT33 0,156
0,404 Tidak Valid
MOT34 0,560
0,404 Valid
MOT35 0,577
0,404 Valid
60
MOT36 0,566
0,404 Valid
MOT37 0,196
0,404 Tidak Valid
MOT38 0,291
0,404 Valid
MOT39 0,563
0,404 Valid
MOT40 0,534
0,404 Valid
Sumber : Output SPSS 22
Berdasarkan tabel 3.6 di atas diperoleh kesimpulan bahwa dari
40 item butir pernyataan pada uji coba 24 responden atas variabel
Motivasi Belajar Siswa (Y) menunjukkan bahwa terdapat 22 yaitu butir
item pertanyaan nomor : 1, 2, 3, 5, 6, 8, 12, 13, 15, 19, 20, 21, 24, 25,
27, 30, 34, 35, 36, 38, 39, dan 40 butir item pernyataan adalah valid, hal
ini dikarenakan nilai rhitung butir item pernyataan tersebut > rtabel pada
taraf signifikan 5% dan terdapat 18 butir item pernyataan adalah tidak
valid yaitu butir item pernyataan 4, 7, 9, 10, 11, 14, 16, 17, 18, 22, 23,
26, 28, 29, 31, 32, 33, dan 37, hal ini dikarenakan nilai rhitung butir item
pernyataan tersebut < rtabel pada taraf signifikan 5%.
Butir soal yang valid kemudian disusun kembali dan
digunakan untuk penelitian yang sesungguhnya.
Tabel 3.7
Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa (setelah diuji)
Variabel Indikator Butir Soal Jumlah
Positif Negatif
Motivasi
Belajar
Siswa
Tekun menghadapi
tugas
1, 2, 5, 8, 3, 6, 6
Ulet menghadapi
kesulitan
12, 15 13 3
Menunjukkan minat
terhadap macam-
macam masalah
20, 21 19 3
Lebih senang belajar
mandiri
24, 30 25, 27 4
61
Cepat bosan pada
tugas yang rutin
- 34 1
Senang mencari dan
memecahkan soal-
soal
35, 36, 38,
39, 40
- 5
Jumlah 22
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tersebut tetap konsisten atau
sama bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Uji reliabilitas dalam
penelitian ini menggunakan SPSS 22 dengan bantuan rumus Alpha
Cronbach.
Pertanyaan/pernyataan yang sudah valid dilakukan uji reliabilitas
dengan cara membandingkan r tabel dengan r hasil. Jika nilai r hasil adalah
alpha yang terletak di awal output dengan tingkat kemaknaan 5% (0,05)
maka setiap pertanyaan/pernyataan kuesioner dikatakan valid, jika r alpha
lebih besar dari konstanta (0,06), maka pertanyaan/pernyataan tersebut
reliabel.5
a. Uji Reliabilitas Peran Orang Tua (X)
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Peran Orang Tua
Berdasarkan data
pada tabel 3.8, harga r alpha 0,919 > 0,60 maka instrumen dapat
dikatakan reliabel dan baik digunakan sebagai instrumen penelitian.
5 Budiman, Agus Riyanto, Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan Sikap Penelitian
Kesehatan, (Jakaerta: Salemba Medika, 2014), h. 30.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.923 22
62
b. Uji Reliabilitas Motivasi Belajar Siswa (Y)
Tabel 3.9
Output Uji Reliabilitas Motivasi Belajar Siswa
Berdasarkan data di atas, harga r alpha 0,919 > 0,60 maka
instrumen dapat dikatakan reliabel dan baik digunakan sebagai
instrumen penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menghasilkan data kuantitaif yang berupa angka.
Hipotesis atau dugaan sementara yang diajukan oleh peneliti harus di uji.
Oleh karena itu, teknik analisis data ini dilakukan untuk membuktikan
kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan berdasarkan latar belakang
masalah. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat
hubungan peran orang tua dengan motivasi belajar siswa kelas V SD Al-
Zahra Indonesia Pamulang Tangerang Selatan. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Analisis Data Deskriptif
Teknik analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan perhitungan mean, median, modus, dan standar deviasi
dengan bantuan SPSS 22.
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui distribusi
penelitian tersebut normal atau tidak. Hasil perhitungan
dikonsultasikan pada tabel taraf kesalahan 5%. Apabila hasil hitung
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.919 22
63
lebih besar dari taraf kesalahan 5% (p > 0,005), data tersebut
berdistribusi normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel
yang digunakan mempunyai hubungan yang linear ataukah tidak
dengan variabel bebasnya. Uji linearitas dihitung dengan menggunakan
bantuan SPSS 22. Variabel yang dikatakan mempunyai pengaruh yang
linear apabila nilai sig linearity di bawah 0,05 dan nilai sig deviation
from linearity di atas 0,005.
3. Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mencari hubungan antara peran
orang tua dengan motivasi belajar siswa kelas V SD Al-Zahra Indonesia
Pamulang Tangerang Selatan. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus korelasi product moment dengan bantuan SPSS 22.
Setelah diketahui nilai korelasi atau nilai r, maka langkah
selanjutnya adalah memberikan interpretasi terhadap nilai r. Tinggi
rendahnya korelasi ditentukan sesuai parameter sebagai berikut:6
Tabel 3.10
Interpretasi r Product Moment
Besarnya “r Product
Moment
Interpretasi
0,00 – 0,200 Antara variabel X dan Variabel Y memang terdapat
korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau
sangat rendah sehingga itu diabaikan (dianggap
tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y)
0,200 – 0,400 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang lemah dan rendah
0,400 – 0,600 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
sedang dan cukup
0,600 – 0,800 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang kuat dan tinggi
6Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), Ed.
2, Cet. 5, h. 89
64
0,800 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang sangat tinggi
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis dari penelitian hubungan peran orang tua terhadap
motivasi belajar siswa kelas V di SD Al-Zahra Indonesia adalah:
H0 : tidak ada hubungan yang siginifikan hubungan peran orang tua terhadap
motivasi belajar siswa.
H1 : terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan peran orang tua
terhadap hasi belajar siswa.
65
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian
1. Variabel Peran Orang Tua (X)
Data mengenai peran orang tua yang menjadi variabel X
merupakan data yang diperoleh melalui angket yang terdiri dari 22 item
pertanyaan yang disebarkan kepada responden sebanyak 50 siswa. Angket
tersebut disebar dan dianalisis melalui tabel. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4
Orang tua mengajarkan saya untuk berkata jujur dan bersikap sopan
1. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 32 64%
Sering 15 30%
Kadang-kadang 3 6%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 50 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 64% orang tua selalu
mengajarkan anaknya untuk berkata jujur dan bersikap sopan, 30%
menjawab sering, dan 6% kadang-kadang orang tua mengajarkan anaknya
untuk berkata jujur dan bersikap sopan dan tid ak ada orang tua yang tidak
pernah mnegajarkan anaknya untuk berkata jujur dan bersikap sopan. Hal
ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua selalu mengajarkan untuk
berkata dan bersikap sopan merupakan salah satu hal yang penting
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Tabel 4.5
Orang tua akan menegur saya jika pergi tidak berpamitan
2. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 29 58
Sering 19 38
Kadang-kadang 2 4
Tidak pernah 0 0
66
Jumlah 50 100%
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebanyak 58% yang menjawab
bahwa orang tuanya selalu menegur jika pergi tidak berpamitan,
sebanyak 38% menjawab sering, sebanyak 4% kadang-kadang, dan
menjawab 0% orang tua tidak pernah menegur jika pergi tidak
berpamitan. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua selalu
menegur jika pergi tidak berpamitan serta mengajarkan adab yang baik
kepada anak mereka.
Tabel 4.6
Orang tua mengajarkan saya untuk mengucapkan salam jika masuk ke rumah
3. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 32 64
Sering 14 28
Kadang-kadang 4 8
Tidak pernah 0 0
Jumlah 50 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 64% siswa
menjawab bahwa orang tua selalu mengajarkan memgucapkan salam jika
masuk ke rumah, 28% menjawab sering, 8% menjawab kadang-kadang
dan 0% orang tua tidak pernah mengajakan untuk mengucapkan salam
jika masuk ke rumah. Hal ini menunjukkan bahwa mengucapkan salam
merupakan salah satu hal yang penting dilakukan dalam kehidupan sehari-
hari.
Tabel 4.7
Orang tua mengajarkan saya untuk bertanggung jawab pada tugas
4. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 31 62
Sering 14 28
Kadang-kadang 5 10
Tidak pernah 0 0
Jumlah 50 100%
67
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebanyak 62% siswa menjawab
bahwa orang tua selalu mengajarkan tanggung jawab terhadap tugas, 28
menjawab sering, 10% kadang-kadang, dan 0% tidak pernah
mengajarkan bertanggung jawab pada tugas. Hal ini menunjukkan
bahwa bertanggung jawab pada tugas merupakan hal yang sangat penting
untuk anaknya.
Tabel 4.8
Orang tua memberikan contoh disiplin
5. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 35 70
Sering 13 26
Kadang-kadang 2 4
Tidak pernah 0 0
Jumlah 50 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 70% siswa
menjawab bahwa orang tua selalu memberikan contoh sikap disiplin,
26% sering, 4% kadang-kadang, dan 0% tidak pernah memberikan
contoh sikap disiplin. Hal ini menunjukkan bahwa sikap disiplin
merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Tabel 4.9
Saya senang membaca, karena melihat orang tua senang membaca
6. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 30 60
Sering 14 28
Kadang-kadang 5 10
Tidak pernah 1 2
Jumlah 50 100%
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa sebanyak 60% siswa menjawab
bahwa siswa senang membaca karena orang tua yang senang membaca,
28% sering, 10% kadang-kadang dan 2% tidak senang membaca. Hal ini
menunjukkan bahwa anak yang suka membaca dikarenakan melihat
orang tuanya yang senang membaca.
68
Tabel 4.10
Orang tua membantu saya dalam menyelesaikan masalah
7. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 29 58
Sering 14 28
Kadang-kadang 6 12
Tidak pernah 1 2
Jumlah 50 100%
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa sebanyak 58% siswa menjawab
orang tua selalu membantu dalam menyelesaikan masalah, sebanyak 28%
orang tua sering membantu dalam menyelesaikan masalah, dan 12%
kadang-kadang orang tua membantu dalam menyelesaikan masalah, serta
sebanyak 2% bahwa orang tua tidak pernah membantu dalam
menyelesaikan masalah. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian orang tua
terhadap anaknya sangat tinggi.
Tabel 4.11
Orang tua saya mudah marah
8. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 3 6
Sering 8 16
Kadang-kadang 38 76
Tidak pernah 1 2
Jumlah 50 100%
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa sebanyak 6% orang tua selalu
mudah marah, sebanyak 16% orang tua sering marah, dan sebanyak 76%
kadang-kadang orang tua mudah marah, dan sebanyak 2% orang tua
tidak pernah marah.
Tabel 4.12
Saya merasa nyaman saat bercerita dan berdiskusi dengan orang tua
9. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 32 64
Sering 12 24
Kadang-kadang 6 12
Tidak pernah 0 0
69
Jumlah 50 100%
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa sebanyak 64% menjawab
bahwa siswa selalu merasa nyaman saat bercerita dan berdiskusi dengan
orang tua, sebanyak 24% sering bercerita dan berdiskusi dengan orang
tua, sebanyak 12% kadang-kadang bercerita dan berdiskusi dengan orang
tua, dan sebanyak 0% tidak pernah nyaman saat bercerita dan berdiskusi
dengan orang tua. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua dapat
menciptakan suasana yang nyaman dalam berinteraksi.
Tabel 4.13
Saya lebih senang bercerita dengan teman daripada dengan orang tua
10. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 1 2
Sering 4 8
Kadang-kadang 18 36
Tidak pernah 27 54
Jumlah 50 100%
Tabel di 4.13 menunjukkan bahwa sebanyak 2% menjawab
bahwa siswa lebih senang bercerita kepada temannya, sebanyak 8%
siswa sering bercerita kepada temannya daripada orang tua, sebanyak
36% siswa kadang-kadang siswa bercerita kepada temannya daripada
orang tuanya, dan sebanyak 54% siswa tidak pernah bercerita kepada
temannya. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa selalu bercerita
kepada orang tuanya, hal ini menunjukkan orang tua merupakan tempat
yang paling nyaman untuk bercerita.
Tabel 4.14
Orang tua tidak pernah memuji jika saya berhasil dalam melakukan sesuatu
11. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 0 0
Sering 4 8
Kadang-kadang 22 44
Tidak pernah 24 48
Jumlah 50 100%
70
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa sebanyak 0% orang tua selalu
tidak pernah memuji anaknya jika berhasil dalam melakukan sesuatu,
sebanyak 8% orang tua sering memuji anaknya jika berhasil melakukan
sesuatu, sebanyak 44% kadang-kadang memuji anaknya jika berhasil
melakukan sesuatu, dan sebanyak 48% orang tua tidak pernah tidak
memuji anaknya jika berhasil melakukann sesuatu. Hal ini menunjukkan
bahwa mayoritas orang tua yang memuji ketika anaknya berhasil
melakukan sesuatu, orang tua selalu menghargai kerja keras anaknya.
Tabel 4.15
Dalam keluarga saya, selalu dibiasakan saling tolong menolong dan membantu
12. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 30 60
Sering 14 28
Kadang-kadang 4 8
Tidak pernah 2 4
Jumlah 50 100%
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa sebanyka 60% menjawab
bahwa di dalam keluarga selalu dibiasakan salin gtolong menolong dan
membantu, sebanyak 28% sering, sebanyak 8% kadang-kadang, dan
sebanyak 4% tidak pernah dibiasakan saling tolong menolong di dalam
keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua yang
membiasakan anaknya saling tolong menolong dan membantu dalam
keluarga, hal ini berdasarkan pada tabel di atas.
Tabel 4.16
Keluarga saya melakukan kegiatan kerja bakti di rumah
13. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 32 64
Sering 13 26
Kadang-kadang 3 6
Tidak pernah 2 4
Jumlah 50 100%
71
Tabel 4.16 menunjukkan bahwa dalam keluarga selalu
melakukan kegiatan kerja bakti di rumah. Hal ini dapat dilihat pada
tingginya jawaban siswa pada alternatif jawaban selalu sebanyak 64$,
sering sebanyak 26%, kadang-kadang sebanyak 6%, dan tidak pernah
sebanyak 4%. Jadi, mayoritas orang tua selalu membiasakan hal-hal
yang baik.
Tabel 4.17
Orang tua lebih sibuk mengurus dirinya sendiri daripada mengurus kebutuhan saya
14. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 1 2
Sering 3 6
Kadang-kadang 26 52
Tidak pernah 20 40
Jumlah 50 100%
Tabel 4.17 menunjukkan bahwa orang tua tidak hanya sibuk
mengurus dirinya sendiri, hal ini dapat dilihat pada tingginya jawaban
siswa pada alternatif jawaban kadang-kadang yaitu sebanyak 52%, tidak
pernah sebanyak 40%, selalu sebanyak 2&, dan sering sebanyak 6%.
Jadi, orang tua tidak hanya sibuk untuk mengrus dirinya sendiri, orang
tua menyempatkan waktunya untuk mengurus kebutuhan anaknya.
Tabel 4.18
Orang tua akan marah saat saya menanyakan alasan dibuatnya peraturan di rumah
15. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 0 0
Sering 3 6
Kadang-kadang 28 56
Tidak pernah 19 38
Jumlah 50 100%
Tabel 4.18 menunjukkan bahwa kadang-kadang orang tua marah
ketika anak menanyakan alasan dibuatnya peraturan, hal ini dapat dilihat
pada tingginya jawaban pada alternatif jawaban kadang-kadang yaitu
72
sebanyak 56%, selalu sebanyak 0%, sering sebanyak 6%, dan tidak
pernah sebanyak 38%.
Tabel 4.19
Ketika saya melanggar peraturan, orang tua membiarkannya
16. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 1 2
Sering 6 12
Kadang-kadang 18 36
Tidak pernah 25 50
Jumlah 50 100%
Tabel 4.19 menunjukkan bahwa mengingatkan anaknya ketika
melanggar peraturan, hal ini dapat dilihat pada tingginya jawaban siswa
pada alternatif jawaban tidak pernah yaitu sebanyak 50% yang artinya
orang tua tidak pernah membiarkan anaknya ketika melanggar peraturan,
jawaban selalu membiarkan anaknya tidak pernah menegur ketika
melanggar peraturan sebanyak 2%, sering sebanyak 12%, dan kadang-
kadang sebanyak 36%. Jadi, orang tua memiliki sikap peduli terhadap
anaknya menegur ketika melanggar peraturan.
Tabel 4.20
Orang tua memarahi saya ketika bermain dengan teman yang nakal
17. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 1 2
Sering 7 14
Kadang-kadang 22 44
Tidak pernah 20 40
Jumlah 50 100%
Tabel 4.20 menunjukkan bahwa kadang-kadang orang tua
memarahi anaknya ketika bermain dengan anak yang nakal, hal ini dapat
dilihat pada tingginya jawaban siswa pada alternatif jawaban kadang-
kadang yaitu sebanyak 44%, jawaban selalu memarahi ketika bermain
dengan teman yang nakal sebanyak 2%, jawaban sering memarahi
sebanyak 14%, dan tidak pernah memarahi ketika bermain dengan anak
yang nakal sebanyak 40%. Jadi, orang tua memperhatikan perkembangan
73
lingkungan bermain anak, karena lingkungan teman akan mempengaruhi
proses pembelajaran.
Tabel 4.21
Orang tua mengajarkan saya untuk menghormati orang yang lebih tua
18. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 14 28
Sering 33 66
Kadang-kadang 3 6
Tidak pernah 0 0
Jumlah 50 100%
Tabel 4.21 menunjukkan bahwa orang tua sering mengajarkan
anaknya untuk menghormati orang yang lebih tua, hal ini dapat dilihat
pada tingginya jawaban siswa pada alternatif jawaban sering sebanyak
66%, selalu mengajarkan untuk menghormati orang yang lebih tua
sebanyak 28%, kadang-kadang sebanyak 6%, dan tidak pernah sebanyak
0%.
Tabel 4.22
Orang Tua Mendampingi Saya Saat Belajar
19. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 25 50
Sering 18 36
Kadang-kadang 7 14
Tidak pernah 0 0
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 4.22 diketahui bahwa mayoritas orang tua
selalu mendampingi anaknya saat belajar. Hal ini dapat dilihat pada
tingginya jawaban siswa pada alternatif jawaban selalu sebanyak 50%,
sering sebanyak 36%, kadang-kadang sebanyak 14%, dan tidak pernah
sebanyak 0%. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun orang tua sibuk
dengan pekerjaan tetapi masih bisa menyempatkan diri untuk
mendampingi anaknya saat belajar.
74
Tabel 4.23
Orang tua menyediakan kebutuhan sekolah
20. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 29 58
Sering 16 32
Kadang-kadang 5 10
Tidak pernah 0 0
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 4.23 diketahui bahwa mayoritas orang tua
selalu menyediakan kebutuhan sekolah anaknya, hal ini dapat dilihat
pada tingginya jawaban siswa pada alternatif jawaban selalu yaitu
sebanyak 58%, sering sebanyak 32%, kadang-kadang sebanyak 10%, dan
tidak pernah sebanyak 0%. Jadi, orang tua selalu menyempatkan
waktunya untuk menyediakan kebutuhan sekolah anaknya.
Tabel 4.24
Orang tua meminta saya untuk rajin belajar agar mendapat nilai yang baik di
sekolah
21. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 29 58
Sering 13 26
Kadang-kadang 7 14
Tidak pernah 1 2
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa mayoritas orang tua
selalu menyediakan kebutuhan sekolah anaknya, hal ini dapat dilihat
pada tingginya jawaban siswa pada alternatif jawaban selalu yaitu
sebanyak 58%, sering sebanyak 26%, kadang-kadang sebanyak 14%, dan
tidak pernah sebanyak 2%. Jadi, orang tua selalu memperhatikan
perkembangan belajar anaknya agar mendapatkan nilai yang baik di
sekolah.
75
Tabel 4.25
Orang tua tidak pernah membimbing saya dalam belajar
22. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 0 0
Sering 8 16
Kadang-kadang 29 58
Tidak pernah 13 26
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 4.25 diketahui bahwa orang tua kadang-
kadang membimbing anaknya ketika belajar, hal ini dapat dilihat pada
tingginya jawaban siswa pada alternatif jawaban kadang yaitu sebanyak
58% yang artinya orang tua kadang=kadang membimbing anaknya dalam
belajar, alternatif jawaban selalu sebanyak 0%, alternatif jawaban sering
sebanyak 16%, dan jawaban tidak pernah sebanyak 58%. Hal ini
menunjukkan bahwa orang tua menyempatkan waktunya untuk
membimbing anaknya dalam belajar, walaupun tidak selalu membimbing
anaknya.
Tabel 4.26
Deskripsi Data Peran Orang Tua
Statistics
Peran Orang Tua
N Valid 50
Missing 0
Mean 74.50
Median 74.00
Mode 72a
Std. Deviation 6.695
a. Multiple modes exist. The
smallest value is shown
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan nilai mean sebesar 74,50,
nilai median sebesar 74.00 dengan nilai standar deviasi sebesar 6,695.
76
2. Variabel Motivasi Belajar Siswa (Y)
Data mengenai motivasi belajar siswa yang menjadi variabel Y
merupakan data yang diperoleh melalui angket yang terdiri dari 22 item
pertanyaan yang disebarkan kepada responden sebanyak 50 siswa. Angket
tersebut disebar dan dianalisis melalui tabel. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.27
Saya menghabiskan waktu yang lama untuk belajar
1. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 33 66
Sering 13 26
Kadang-kadang 2 4
Tidak pernah 2 4
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 4.27 menunjukkan bahwa sebanyak 66%
siswa menjawab bahwa siswa selalu menghabiskan waktu yang lama
untuk belajar, sebanyak 26% sering, sebanyak 4% kadang-kadang, dan
sebanyak 4% siswa tidak pernah menghabiskan waktu yang lama untuk
belajar. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa banyak
menghabiskan waktunya untuk belajar.
Tabel 4.28
Saya mengisi waktu kosong untuk belajar
2. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 29 58
Sering 19 38
Kadang-kadang 2 4
Tidak pernah 0 0
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 4.28 menunjukkan bahwa sebanyak 58%
siswa menjawab bahwa siswa selalu mengisi waktu kosong untuk belajar,
sebanyak 38% menjawab sering, sebanyak 4% menjawab kadang-
kadang, dan sebanyak 0% menjawab tidak pernah mengisi waktu kosong
77
untuk belajar. hal ini menunjukkan bahwa sebagian siswa selalu mengisi
waktu kosongnya dimanfaatkan untuk belajar.
Tabel 4.29
Saya mudah jenuh ketika belajar
3. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 1 2
Sering 7 14
Kadang-kadang 29 58
Tidak pernah 13 26
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 4.29 menunjukkan bahwa sebanyak 2% siswa
menjawab bahwa siswa selalu mudah jenuh ketika belajar, sebanyak 14%
menjawab sering mudah jenuh ketika belajar, sebanyak 58% kadang-
kadang mudah jenuh ketika belajar, dan sebanyak 26% menjawab tidak
pernah mudah jenuh ketika belajar. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
siswa mudah jenuh ketika belajar, dapat dilihat dari jawaban kadang-
kadang sebanyak 58%.
Tabel 4.30
Saya tetap belajar di rumah walaupun tidak ada tugas
4. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 35 70
Sering 15 30
Kadang-kadang 0 0
Tidak pernah 0 0
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 4.30 menunjukkan bahwa sebanyak 70%
siswa menjawab bahwa siswa selalu tetap belajar di rumah walaupun
tidak ada tugas, sebanyak 30% menjawab sering, sebanyak 0% menjawab
kadang-kadang, dan sebanyak 0% menjawab tidak pernah. Hal ini
menunjukkan bahw sebagian besar siswa selalu tetap belajar di rumah
walaupun tidak ada tugas, karena dapat meningkatkan daya ingat akan
apa yang sudah dipelajarinya di sekolah.
78
Tabel 4.31
Saya belajar ketika ada ulangan saja
5. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 0 0
Sering 7 14
Kadang-kadang 29 58
Tidak pernah 14 28
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 4.31 menunjukkan bahwa sebanyak 0% siswa
menjawab bahwa selalu belajar hanya ketika ada ulangan saja, sebanyak
14% menjawab sering, sebanyak 58% menjawab kadang-kadang belajar
hanya ketika ada ulangan saja, dan sebanyak 28% menjawab tidak
pernah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian siswa akan belajar ketika
ada ulangan saja, dapat dilihat dari jawaban kadang-kadang sebanyak
58%.
Tabel 4.32
Saya mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh agar mendapat hasil bagus
6. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 31 62
Sering 18 36
Kadang-kadang 0 0
Tidak pernah 1 2
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 4.32 menunjukkan bahwa sebanyak 62%
siswa menjawab bahwa siswa selalu mengerjakan tugas dengan sungguh
agar mendapat nilai bagus, sebanyak 36% menjawab sering, sebanyak
0% menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 2% menjawab tidak pernah.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa selalu bersungguh-sungguh dalam
mengerjakan tugas karena merupakan suatu kewajiban yang harus
dikerjakan.
79
Tabel 4.33
Saya tidak akan berhenti sebelum tugas selesai
7. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 27 54
Sering 21 42
Kadang-kadang 2 4
Tidak pernah 0 0
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 4.33 menunjukkan bahwa sebanyak 54%
siswa menjawab bahwa siswa selalu tidak akan pernah berhenti belajar
sebelum tugas selesai, sebanyak 42% menjawab sering, sebanyak 4%
menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 0% menjawab tidak pernah. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian siswa tidak akan berhenti belajar
sebelum tugas selesai, hal ini menunjukkan semangat siswa dalam
mengerjakan tugas dan rasa tanggung jawab atas tugas tersebut.
Tabel 4.34
Saya mudah menyerah ketika mengerjakan tugas
8. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 2 4
Sering 7 14
Kadang-kadang 35 70
Tidak pernah 6 12
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 4.34 menunjukkan bahwa sebanyak 4% siswa
menjawab bahwa siswa selalu mudah menyerah ketika mengerjakan
tugas, sebanyak 14% menjawab sering, sebanyak 70% menjawab
kadang-kadang, dan sebanyak 12% menjawab tidak pernah mudah
menyerah ketika mengerjakan tugas. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa mudah menyerah ketika mengerjakan tugas, dapat
dilihat dari jawaban kadang-kadang sebanyak 70%.
80
Tabel 4.35
Saya belajar lebih giat lagi apabila nilai saya kurang memuaskan
9. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 23 46
Sering 21 42
Kadang-kadang 3 6
Tidak pernah 3 6
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 4.35 menunjukkan bahwa sebanyak 46%
siswa menjawab bahwa siswa selalu belajar lebih giat apabila mendapat
nilang yang kurang memuaskan, sebanyak 42% menjawab sering,
sebanyak 6% kadang-kadang, dan sebanyak 6% menjawab tidak pernah.
Ini menunjukkan kebanyakan siswa menyadari kekurangannya dalam
belajar dan akan berusaha untuk memperbaikinya.
Tabel 4.36
Saya lebih suka bermain daripada mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
10. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 0 0
Sering 8 16
Kadang-kadang 38 76
Tidak pernah 4 4
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 4.36 menunjukkan bahwa sebanyak 0% siswa
menjawab bahwa siswa selalu lebih suka bermain daripada mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, sebanyak 16% menjawab sering,
sebanyak 76% menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 4% tidak pernah.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa lebih suka bermain
daripada mengikuti ektrakurikuler di sekolah, dapat dilihat dari jawaban
kadang-kadang sebanyak 76%.
81
Tabel 4.37
Saya mengikuti bimbingan belajar tambahan di luar sekolah
11. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 28 56
Sering 19 38
Kadang-kadang 2 4
Tidak pernah 1 2
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 4.37 menunjukkan bahwa sebanyak 56%
siswa menjawab bahwa siswa selalu mengikuto bimbingan belajar
tambahan di luar sekolah sebanyak 56%,, sebanyak 38% menjawab
sering, sebanyak 4% kadang-kadang, sebanyak 2% tidak pernah. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian siswa selalu mengikuti bimbingan belajar
di luar sekolah, dapat dilihat dari jawaban selalu sebanyak 56%. Ini
menunjukkan semangat dan upaya siswa untuk belajar agar mendapatkan
hasil yang maksimal.
Tabel 4.38
Saya mengikuti berbagai perlombaan yang diadakan di luar sekolah
12. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 26 52
Sering 20 40
Kadang-kadang 4 8
Tidak pernah 0 0
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 4.38 menunjukkan bahwa sebanyak 52%
siswa menjawab bahwa siswa selalu mengikuti perlombaan yang
diadakan di luar sekolah, sebanyak 40% menjawab sering, sebanyak 8%
kadang-kadang, sebanyak 0% tidak pernah. Ini menunjukkan bahwa
sebagian siswa aktif mengikuti kegiatan apapun baik yang diadakan di
sekolah maupun di luar sekolah, dapat dilihat dari jawaban selalu
sebanyak 52%.
82
Tabel 4.39
Bagi saya belajar adalah suatu kewajiban
13. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 30 60
Sering 18 36
Kadang-kadang 2 4
Tidak pernah 0 0
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 4.39 menunjukkan bahwa sebanyak 60%
siswa menjawab bahwa siswa setuju/selalu berfikir bahwa belajar adalah
suatu kewajiban baginya, sebanyak 36% menjawab sering, sebanyak 4%
menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 0% menjawab tidak pernah. Ini
menunjukkan bahwa sebagian siswa berfikir bahwa belajar merupakan
suatu kewajiban baginya dan harus dilakukan.
Tabel 4.40
Saya belajar ketika disuruh orang tua
14. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 0 0
Sering 7 14
Kadang-kadang 37 74
Tidak pernah 6 12
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 4.40 menunjukkan bahwa sebanyak 0% siswa
menjawab bahwa siswa selalu belajar hanya ketika disuruh orang tua,
sebanyak 14% menjawab sering, sebanyak 74% menjawab kadang-
kadang, sebanyak 12% menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar siswa kadang-kadang belajar hanya ketika disuruh
orang tua, dapat dilihat dari jawaban kadang-kadang sebanyak 74%.
83
Tabel 4.41
Saya senang belajar berkelompok, karena bisa mengandalkan teman
15. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 2 4
Sering 4 8
Kadang-kadang 35 70
Tidak pernah 9 18
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 4.41 bahwa sebanyak 4% siswa menjawab
bahwa siswa selalu senang belajar berkelompok karena bisa
mengandalkan teman, sebanyak 8% menjawab sering, sebanyak 70%
menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 18% menjawab tidak pernah.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak memiliki kerja
sama yang tinggi hanya mengandalkan teman sekelompoknya saja, tidak
memiliki rasa kebersamaan dalam menyelesaikan tugas berkelompok.
Tabel 4.42
Gaya belajar yang saya terapkan sangat membantu dalam belajar
16. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 26 52
Sering 20 40
Kadang-kadang 3 6
Tidak pernah 1 2
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 4.42 bahwa sebanyak 52% siswa menjawab
bahwa siswa setuju/selalu gaya belajar yang diterapkan sangat membantu
dalam belajar, sebanyak 40% menjawab sering, sebanyak 6% kadang-
kadang, dan sebanyak 2% menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian siswa memiliki gaya belajar masing-masing dalam
belajar, agar memudahkan dalam belajar dan sangat membantunya.
84
Tabel 4.43
Saya bosan belajar di dalam kelas
17. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 0 0
Sering 6 12
Kadang-kadang 34 68
Tidak pernah 10 20
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 4.43 bahwa sebanyak 0% siswa menjawab
bahwa siswa selalu bosan belajar di kelas, sebanyak 12% menjawab
sering, sebanyak 68% menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 20%
menjawab tidak pernah, Hal ini menunjukkan bahwa sebagian siswa
kadang-kadang bosan belajar di dalam kelas.
Tabel 4.44
Saya senang ketika dapat menjawab soal yang diberikan guru
18. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 27 54
Sering 20 40
Kadang-kadang 2 4
Tidak pernah 1 2
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 4.44 menunjukkan bahwa sebanyak 54%
siswa menjawab bahwa siswa selalu senang ketika dapat menjawab soal
yang diberikan guru, sebanyak 40% menjawab sering, sebanyak 4%
menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 2% menjawab tidak pernah. Hal
ini menunjukkan bahwa siswa memiliki rasa bangga terhadap dirinya,
dan memiliki rasa percaya diri dalam mengerjakan sesuatu hal.
Tabel 4.45
Saya senang ketika ditunjuk guru untuk mengerjakan soal di depan kelas
19. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 24 48
Sering 23 46
Kadang-kadang 3 6
Tidak pernah 0 0
85
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 4.45 menunjukkan bahwa sebanyak 48%
siswa menjawab bahwa siswa selalu senang ketika ditunjuk guru untuk
mengerjakan soal di depan kelas, sebanyak 46% menjawab sering,
sebanyak 6% menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 0% menjawab
tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki rasa bangga
terhadap dirinya, dan memiliki rasa percaya diri bahwa dia mampu
menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
Tabel 4.46
Saya senang membaca artikel tentang pengetahuan
20. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 27 54
Sering 20 40
Kadang-kadang 3 6
Tidak pernah 0 0
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 4.46 menunjukkan bahwa sebanyak 54%
siswa menjawab bahwa siswa selalu senang membaca artikel tentang
pengetahuan, sebanyak 40% menjawab sering, sebanyak 6% menjawab
3%, dan sebanyak 0% menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan
bahwa siswa memilik rasa ingin tahu yang tinggi terhadap ilmu
pengetahuan yang akan menambah wawasannya.
Tabel 4.47
Saya senang melakukan percobaan tentang ilmu pengetahuan
21. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 21 42
Sering 23 46
Kadang-kadang 4 8
Tidak pernah 2 4
Jumlah 50 100%
86
Berdasarkan tabel 4.47 menunjukkan bahwa sebanyak 42%
siswa menjawab bahwa siswa selalu senang melakukan percobaan
tentang ilmu pengetahuan, sebanyak 46% menjawab sering, sebanyak 85
kadang-kadang, dan sebanyak 4% tidak pernah. Hal ini menunjukkan
bahwa siswa memiliki rasa ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan dan
melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk menambah wawasan.
Tabel 4.48
Saya senag membaca buku pelajaran tingkat atas
22. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Selalu 29 58
Sering 20 40
Kadang-kadang 1 2
Tidak pernah 0 0
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 4.48 menunjukkan bahwa sebanyak 58% siswa
menjawab bahwa siswa selalu senang membaca buku pelajaran tingkat
atas, sebanyak 40% menjawab sering, sebanyak 2% menjawab kadang-
kadang, dan sebanyak 0% menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan
bahwa siswa memiliki rasa ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan, dan
memiliki semangat belajar yang tinggi.
Tabel 4.49
Deskripsi Data Motivasi Belajar Siswa
Statistics
Motivasi_Belajar_Siswa
N Valid 50
Missing 0
Mean 73.34
Median 74.00
Mode 68a
Std. Deviation 6.330
a. Multiple modes exist. The
smallest value is shown
87
Berdasarkan tabel 4.49 menunjukkan nilai mean sebesar 74,50,
nilai median sebesar 74.00 dengan nilai standar deviasi sebesar 6,695.
B. Uji Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dihitung dengan rumus uji Kolmogorov
Smirnov unresidual. Kurva nilai unresidual dikatakan menyebar dengan
normal apabila nilai Kolmogorov Smirnov atau nilai Asymp. Sig (2-tailed)
lebih besar dari α = 0,05. Hasil uji normalitas unresidual data regresi
antara variabel Peran Orang Tua (X) terhadap Motivasi Belajar (Y) secara
statistik dengan bantuan SPSS 22 dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.50
Uji Normalitas Antara Variabel Peran Orang Tua (X)
terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 50
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 3.54888005
Most Extreme Differences Absolute .071
Positive .071
Negative -.062
Test Statistic .071
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan tabel 4.50 menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov
Smirnov 0,071 dan nilai Asymp.sig adalah sebesar 0,200. Karena nilai
Asymp.sig 0,200 lebih besar dari α = 0,05, maka H0 diterima dan H1
88
ditolak. Hal ini berarti data pada regresi linier sederhana berdistribusi
normal atau nilai unresidual model regresi adalah berdistribusi normal.
Sedangkan pembuktian normalitas model regresi linier sederhana
dengan grafik dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 4.1. Grafik Normalitas Data Regresi Sederhana
Variabel Peran Orang Tua (X)
Terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y)
2. Uji Linearitas
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji-F (uji anova).
Variabel yang dikatakan mempunyai pengaruh yang linear apabila nilai
sig linearity di bawah 0,05 dan nilai sig deviation from linearity di atas
0,005. Hasil perhitungan statistik linearitas diperoleh sebagai berikut:
89
Tabel 4.51
Uji Linieritas Antara Variabel Motivasi Belajar Siswa Atas Peran Orang Tua
ANOVA Table
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Motivasi Belajar
(Y) * Peran
Orang Tua (X)
Between
Groups
(Combined) 1603.137 23 69.702 5.033 .000
Linearity 1346.087 1 1346.087 97.195 .000
Deviation from
Linearity 257.050 22 11.684 .844 .655
Within Groups 360.083 26 13.849
Total 1963.220 49
Sumber Output : SPSS 22
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai sig linearity adalah
0,000 lebih kecil dari 0,05, dan diperoleh nilai sig deviation from
linearity sebesar 0,655 lebih besar dari 0,005. Dapat disimpulkan bahwa
persamaan regresi antara Motivasi Belajar Siswa (Y) atas Peran Orang
Tua (X) adalah berbentuk linear.
C. Uji Hipotesis Penelitian
Analisis uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan
antara variabel Peran Orang Tua (X) terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y)
terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y) adalah kuat, sedang, atau lemah. Dan
untuk mengetahui apakah arah hubungan antara variabel Peran Orang Tua
(X) terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y) adalah positif atau negatif.
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan
perhitungan koefisien. Untuk menghitung korelasi antara variabel Peran
Orang Tua (X) dengan Motivasi Belajar Siswa (Y) menggunakan Person
Product Moment.
Untuk melihat nilai kekuatan hubungan, signifikansi dan koefisien
determinasi serta untuk membuktikan hubungn antara variabel Peran Orang
Tua (X) terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y) adalah sebagai berikut:
90
Tabel 4.52
Tabel Koefisien Korelasi
Peran Orang Tua (X) terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y)
Correlations
Peran Orang
Tua (X)
Motivasi Belajar
(Y)
Peran Orang Tua (X) Pearson Correlation 1 .828**
Sig. (2-tailed) .000
N 50 50
Motivasi Belajar (Y) Pearson Correlation .828** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Output SPSS 22
Berdasarkan dari perhitungan di atas diperoleh sebesar 0,828 dan
apabila hasil tersebut diinterpretasikan secara sederhana dengan
mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi r product
moment, ternyata besarnya rhitung yang diperoleh terletak di antara 0,800 –
1,00 yang berarti antara variabel Peran Orang Tua (X) dengan variabel
Motivasi Belajar Siswa (Y) terdapat korelasi yang sangat tinggi.
Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan itu signifikan atau
tidak maka nilai rxy atau r hasil perhitungan dibandingkan dengan rtabel,
sebelum membandingkannya, terlebih dahulu dicari derajat kebebasannya
atau df (degrees of freedom) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
=
Dengan df sebesar 48 maka diperoleh rtabel pada taraf signifikansi 5%
sebesar 0,284 dan pada taraf signifikansi 1% sebesar 0,368. Jika dilihat dari
rtabel tersebut, ternyata rhitung sebesar 0,828 lebih besar dari rtabel, baik pada
taraf signifikansi 5% maupun 1%. Dengan demikian Hipotesa Alternatif (Ha)
diterima, dan Hipotesa Nol (HO) ditolak, artinya: terdapat korelasi yang
91
signifikan antara Peran Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas V
SD Al-Zahra Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan.
Selanjutnya untuk mengetahui besar konstribusi yang diberikan
variabel Peran Orang Tua (X) terhadap variabel Motivasi Belajar Siswa (Y),
maka harus diketahui terlebih dahulu suatu koefisien yang disebut dengan
koefisien penentuan (Coefficient of Determination) yaitu dengan bantuan
SPSS sebagai berikut:
Tabel 4.53
Tabel Koefisien Determinasi Peran Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .828a .686 .679 3.58566
a. Predictors: (Constant), Peran Orang Tua (X)
b. Dependent Variable: Motivasi Belajar (Y)
Sumber : Output SPSS 22
Berdasarkan pada perhitungan di atas, mengandung pengertian bahwa
peran orang tua memberikan konstribusi sebesar 68,8% terhadap motivasi
belajar siswa kelas V di SD Al-Zahra Indonesia Pamulang, Tangerang
Selatan. Artinya, salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa
adalah peran orang tua.
Menghitung signifikansi dan tidaknya hubungan kedua variabel
dengan menggunakan nilai ttabel. Nilai ttabel dengan df = N – 2 = 50 – 2 = 48,
maka diperoleh nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,67. Sedangkan
nilai thitung diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:
92
Tabel 4.54
Tabel Koefisien Determinasi Peran Orang Tua (X)
terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 15.019 5.722 2.625 .012
Peran Orang Tua
(X) .783 .077 .828 10.232 .000
a. Dependent Variable: Motivasi Belajar (Y)
Sumber : Output SPSS 22
Dengan diketahuinya nilai df = 48 dan nilai ttabel sebesar 1,67 pada
taraf signifikansi 5%. Pengujian selanjutnya adalah membandingkan nilai ttabel
dengan nilai rhitung, karena nilai thitung (10,232) > nilai ttabel 1,67 maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara Peran Orang Tua (X) terhadap
Motivasi Belajar Siswa (Y).
Berdasarkan perhitungan pada thitung di atas yang membuktikan bahwa
nilai thitung sebesar 10,232 dan ttabel sebesar 1,67 dengan nilai taraf signifikansi
sebesar 5%, karena nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (10,232 > 1,67) maka
Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
Peran Orang Tua (X) terdapat hubungan positif terhadap Motivasi Belajar
Siswa (Y).
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sangat tinggi dan signifikan
antara peran orang tua dengan motivasi belajar siswa kelas V SD Al-Zahra
Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan. Hal ini ditunjukkan dari hasil
korelasi antara hubungan peran orang tua dengan motivasi belajar siswa
dengan hasil sebesar 0,828, dan apabila hasil tersebut diinterpretasikan secara
sederhana dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks
korelasi r product moment, ternyata hasil tersebut terletak di antara 0,800 –
1,00 yang berarti terdapat korelasi yang sangat tinggi. Dan peran orang tua
memberikan konstribusi sebesar 68,6% terhadap motivasi belajar siswa kelas
V SD Al-Zahra Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan.
B. Saran
Dari hasil penelitian, pembehasan, dan kesimpulan di atas maka
penulis mengajukan saran sebagai berikut:
1. Orang tua lebih berperan lagi dengan cara memberikan nasihat,
memberikan perhatian, memberikan pengarahan, memberikan semangat
dan penyediaan fasilitas. Masalah peran orang tua terhadap motivasi
belajar siswa perlu ditingkatkan oleh setiap orang tua. Walaupun peran
orang tua sudah baik, namun alangkah baiknya orang tua lebih
meningkatkan lagi perannya sehingga anak lebih termotivasi untuk belajar
dan memperoleh prestasi yang baik.
2. Guru diharapkan mampu memberikan pembelajaran yang menarik dan
inovatif agar siswa dalam belajar lebih termotivasi karena hal-hal yang
menyenangkan. Dengan timbulnya suasana yang menyenangkan dalam
pembelajaran tentunya akan dapat lebih meningkatkan motivasi belajar
94
siswa. Siswa yang sudah termotivasi untuk belajar akan mudah menyerap
pelajaran.
3. Sekolah diharapkan mampu menjalin hubungan yang positif dengan orang
tua, karena hal tersebut merupakan konstribusi yang penting bagi
perkembangan anak. dengan terjalinnya hubungan yang positif antara
sekolah dan orang tua dapat mengatasi masalah-masalah yang timbul pada
anak
95
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abd. Rachman. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT Tiara Wacana
Yogya. 1993
Akbar, Ramli. The Effect Learning Motivation on Students Productive
Competencies in Vocational High School, West Sumatra.Internastional
Journal of Asian Social Science. 3, 2014.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
2016.
Bahri Djamarah, Syaiful. Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga
(Upaya Membangun Citra Membentuk Pribadi Anak). Jakarta: PT Rineka
Cipta. 2014.
Caro, Daniel H. Parent-Child Communication and Academic Performance.
Journal for Educational Research Online. Vol. 3. 2011.
Ceka, Ardita dan Rabije Murati. The Role of Parents in the Education of Children.
Journal of Educational and Practice. Vol. 7, No. 5. 2016.
Feng, Hsiang-Yung. The Relationship Of Learning Motivation and Achievement
in EFL: Gender As an Intermediated Variable. Educational Research
Internasional. Vol. 2. 2013.
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. 1999.
--------. Psikologi Belajar & Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. 2014.
Harjaningrum, Agnes Tri, dkk. Peranan Orang Tua dan Praktisi dalam
Membantu Tumbuh Kembang Anak Berbakat Melalui Pemahaman Teori
dan Tren Pendidikan. Jakarta: Preanada. 2007.
Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo. 2012.
Helmawati. Pendidikan Keluarga: Teoretis dan Praktis. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2014.
96
Ihsan, Fuad. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2013.
Lestari, Sri. Psikologi Keluarga:Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik
dalam Keluarga. Jakarta: Kencana. 2012.
Mutiah, Diana. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana. 2010.
Purwanto, M. Ngalim . Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2014.
-------. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013.
Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2007.
Saedd, Sitwat, and David Zynger. How Motivation Influences Student
Engagement: A Quality Case Study. Canadian Center of Science and
Education. Vol. 1. 2012.
Sardiman A. M. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
2014.
Shukla, Sarita Y. Parental Support for Learning and High School Students
Academic Motivation and Persistence in Mathematic. Journal of
Educational and Developmental Psychology. Vol. 5. No. 1. 2012
Siregar, Eveline, dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia. 2011.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
2006.
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta. 2010.
Susanto, Ahmad. Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-kanak. Jakarta:
PrenadaMedia Group. 2015.
Sutirna. Bimbingan dan Konseling: Pendidikan Formal, Nonformal dan Informal.
Yogyakarta: ANDI OFFSET. 2013.
97
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung PT
Remaja Rosdakarya. 2013.
Tengku Sepora, Tengku Mahadi., dan Sepideh Jafari. Motivation Its Types, and
Its Impacts in Language Learning. International Journal of Business and
Social Science. Vol. 3. 2012.
Umar, Munirwan. Peranan Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Anak. Jurnal Ilmiah Edukasi. Vol. 1. 2015
Uno, Hamzah B. Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2008.
Yusuf LN., Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2012.
Zurinal Z., dan Wahdi Sayuti. Ilmu Pendidikan: Pengantar & Dasar-dasar
Pelaksanaan Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2006.
Lampiran 1
UJI COBA INSTRUMEN ANGKET
(Peran Orang Tua)
Identittas Responden
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Petunjuk Pengisian Angket
1. Berdoalah sebelum memulai mengisi angket
2. Tulislah nama di tempat yang telah disediakan
3. Bacalah angket ini dengan teliti dan jawablah sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya
4. Jawaban dijamim kerahasiaannya dan tidak mempemgaruhi penilaian dalam
pembelajaran
5. Berilah tanda (√) pada kolom yang disediakan dengan ketentuan sebagai
berikut:
SL = Selalu KD = Kadang-kadang
S = Sering TP = Tidak Pernah
No. Pernyataan Pilihan
SL S KD TP
1. Orang tua mengajarkan saya untuk
berkata jujur dan bersikap sopan
√
6. Tanyakan jika ada hal yang kurang jelas
7. Terima kasih atas kesediannya untuk mengisi angket ini dengan tulus dan juju
____SELAMAT MENGERJAKAN___
No Pernyataan Pilihan
SL S KD TP
1. Orang tua mengajarkan saya untuk berkata jujur dan
bersikap sopan
2. Saat saya telat pulang sekolah orang tua tidak
menegur
3. Orang tua mengajarkan saya untuk mengucapkan
salam ketika masuk ke rumah
4. Orang tua akan menegur saya jika pergi tidak
berpamitan
5. Saya meniru kebaikan yang dilakukan orang tua
6. Orang tua memberikan contoh disiplin
7. Saya senang orang tua bersikap ramah kepada orang
lain
8. Saya senang membaca, karena orang tua senang
membaca
9. Orang tua mengajarkan saya untuk bertanggung pada
tugas
10. Orang tua saya mudah marah
11. Saya lebih merasa aman saat di luar rumah
12. Orang tua membantu saya dalam menyelesaikan
masalah
13. Orang tua mengantar saya ketika bepergian
14. Orang tua saya sering melakukan kekerasan fisik
15. Saya merasa nyaman saat bercerita dan berdiskusi
dengan orang tua
16. Keluarga saya selalu menyempatkan diri untuk
berkumpul bersama
17. Orang tua tidak pernah memuji jika saya berhasil
dalam melakukan sesuatu
18. Orang tua saya mendengarkan dan memberikan
pendapat dengan sikap yang menyenangkan
19. Saya lebih senang bercerita dengan teman daripada
dengan orang tua
20. Setiap saya bertanya, orang tua tidak pernah
menanggapi dengan baik
21. Dalam keluarga saya, selalu dibiasakan saling tolong
menolong dan membantu
22. Orang tua mendukung setiap kegiatan positif
23. Keluarga saya melakukan kegiatan kerja bakti di
rumah
24. Orang tua tidak membantu saya ketika kesulitan
dalam belajar
25. Orang tua lebih sibuk mengurus dirinya sendiri
daripada mengurus kebutuhan saya
26. Orang tua melibatkan saya ketika membuat peraturan
di rumah
27. Orang tua akan memarahi saya saat menanyakan
alasan dibuatnya peraturan di rumah
28. Ketika melanggar peraturan akan diberikan
sanksi/hukuman
29. Orang tua akan marah saat saya tidak menuruti
perintahnya
30. Orang tua tidak memperhatikan saya dalam bersikap
31. Ketika saya melanggar peraturan, orang tua
membiarkannya
32. Orang tua mengajarkan saya untuk menghormati
orang yang lebih tua
33. Orang tua mengajarkan saya untuk menghargai orang
lain
34. Orang tua memarahi saya ketika bermain dengan
teman yang nakal
35. Orang tua menasehati saya untuk tidak mebeda-
bedakan teman
36. Orang tua mendampingi saya saat belajar
37. Orang tua membimbing saya dalam mengerjakan
tugas
38. Orang tua menyediakan kebutuhan sekolah
39. Orang tua meminta saya untuk rajin belajar agar
mendapat nilai yang baik di sekolah
40. Orang tua tidak pernah membimbing saya dalam
belajar
41 Orang tua saya tidak pernah mengingatkan untuk
belajar
Lampiran 2
UJI COBA INSTRUMEN ANGKET
(Motivasi Belajar Siswa)
Identittas Responden
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Petunjuk Pengisian Angket
1. Berdoalah sebelum memulai mengisi angket
2. Tulislah nama di tempat yang telah disediakan
3. Bacalah angket ini dengan teliti dan jawablah sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya
4. Jawaban dijamim kerahasiaannya dan tidak mempemgaruhi penilaian dalam
pembelajaran
5. Berilah tanda (√) pada kolom yang disediakan dengan ketentuan sebagai
berikut:
SL = Selalu KD = Kadang-kadang
S = Sering TP = Tidak Pernah
No. Pernyataan Pilihan
SL S KD TP
1. Saya menghabiskan waktu yang lama
untuk belajar.
√
6. Tanyakan jika ada hal yang kurang jelas
7. Terima kasih atas kesediannya untuk mengisi angket ini dengan tulus dan
jujur
____SELAMAT MENGERJAKAN___
No Pernyataan Pilihan
SL S KD TP
1. Saya menghabiskan waktu yang lama untuk belajar.
2. Saya mengisi waktu kosong untuk belajar
3. Saya mudah bosan ketika belajar
4. Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
tepat waktu.
5. Saya tetap belajar di rumah walaupun tidak ada
tugas
6. Saya belajar ketika ada ulangan saja
7 Saya rajin belajar agar melebihi kemampuan teman-
teman
8. Saya mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh
agar mendapat hasil bagus.
9. Ketika mengerjakan tugas saya tidak memperhatikan
hasil, yang penting cepat selesai
10. Saya merasa rugi kalau tidak berangkat sekolah dan
tidak belajar
11. Saya bertanya jika ada pelajaran yang belum
dimengerti.
12. Saya tidak akan berhenti sebelum tugas selesai
13. Saya mudah menyerah ketika mengerjakan tugas
14 Saya berusaha semaksimal mungkin untuk
mendapatkan nilai yang memuaskan
15 Saya belajar lebih giat lagi apabila nilai saya kurang
memuaskan
16 Bagi saya, remedial merupakan hal yang wajar
17. Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
18. Saya mengikuti berbagai perlombaan yang diadakan
di sekolah
19. Saya lebih suka bermain daripada mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
20. Saya mengikuti bimbingan belajar tambahan di luar
sekolah
21. Saya mengikuti berbagai perlombaan yang diadakan
di luar sekolah
22 Bagi saya, mengikuti perlombaan akan mengurangi
waktu bermain
23 Saya belajar atas dasar kemauan diri sendiri
24 Bagi saya belajar adalah suatu kewajiban
25 Saya belajar ketika disuruh orang tua
26 Saya lebih senang belajar sendiri daripada
berkelompok dengan teman
27 Saya senang belajar berkelompok, karena bisa
mengandalkan teman
28 Saya lebih sering meminta bantuan orang lain ketika
belajar
29 Saya belajar dengan gaya belajar sendiri
30. Gaya belajar yang saya terapkan sangat membantu
dalam belajar
31. Saya tidak memiliki strategi belajar yang membantu
dalam belajar
32. Saya senang belajar di alam terbuka
33. Saya bosan dengan cara belajar yang diterapkan
guru
34. Saya bosan belajar di dalam kelas
35. Saya senang ketika dapat menjawab soal yang
diberikan guru
36. Saya senang ketika ditunjuk guru untuk
mengerjakan soal di depan kelas
37. Saya takut mendapat giliran mengerjakan soal di
depan kelas
38. Saya senang membaca artikel tentang pengetahuan
39. Saya senang melakukan percobaan tentang ilmu
pengetahuan
40. Saya senang membaca buku pelajaran tingkat atas
Lampiran 3
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ANGKET
(Peran Orang Tua)
1. Uji Validitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 24 100.0
Excludeda 0 .0
Total 24 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.877 41
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
POT1 116.63 189.288 .772 .868
POT2 115.79 201.303 .084 .878
POT3 116.46 191.389 .652 .870
POT4 116.54 190.433 .700 .869
POT5 115.92 197.906 .358 .875
POT6 116.25 186.717 .597 .869
POT7 116.21 200.433 .082 .880
POT8 115.88 189.766 .632 .870
POT9 116.38 189.288 .568 .870
POT10 115.96 191.433 .587 .871
POT11 115.50 198.609 .246 .876
POT12 116.29 189.955 .595 .870
POT13 116.33 191.014 .400 .873
POT14 115.42 201.471 .110 .878
POT15 115.83 193.362 .445 .873
POT16 116.33 201.449 .021 .883
POT17 116.21 185.998 .552 .870
POT18 116.58 194.775 .289 .876
POT19 115.96 190.998 .486 .872
POT20 116.21 199.476 .102 .880
POT21 116.75 191.674 .471 .872
POT22 115.63 206.158 -.149 .882
POT23 115.54 191.042 .603 .870
POT24 116.00 194.435 .310 .875
POT25 116.29 190.216 .583 .870
POT26 117.00 198.261 .165 .878
POT27 116.25 190.457 .430 .873
POT28 116.33 209.710 -.402 .883
POT29 116.13 202.114 .020 .881
POT30 115.79 202.085 .055 .879
POT31 116.00 190.957 .502 .872
POT32 115.88 188.984 .581 .870
POT33 115.88 199.592 .178 .877
POT34 116.13 186.984 .560 .870
POT35 115.63 197.984 .211 .877
POT36 116.71 186.129 .572 .870
POT37 116.17 200.406 .192 .877
POT38 116.42 188.688 .525 .871
POT39 116.33 185.797 .564 .870
POT40 117.00 190.348 .528 .871
POT41 115.17 203.014 .050 .878
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
119.04 203.607 14.269 41
2. Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.923 22
Lampiran 4
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ANGKET
(Motivasi Belajar Siswa)
1. Uji Validitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 24 100.0
Excludeda 0 .0
Total 24 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.875 40
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
MOT1 113.04 186.129 .743 .866
MOT2 112.96 192.389 .422 .871
MOT3 112.92 189.210 .592 .869
MOT4 112.29 199.085 .080 .877
MOT5 112.83 188.232 .561 .869
MOT6 112.67 182.145 .679 .865
MOT7 112.71 198.042 .086 .878
MOT8 112.29 189.868 .536 .870
MOT9 112.42 195.732 .352 .873
MOT10 112.83 188.841 .397 .872
MOT11 112.00 195.739 .279 .874
MOT12 112.79 187.824 .590 .868
MOT13 112.46 189.303 .582 .869
MOT14 111.92 198.601 .146 .875
MOT15 112.33 191.188 .441 .871
MOT16 112.83 199.101 .023 .881
MOT17 112.71 197.781 .082 .879
MOT18 113.08 192.601 .286 .874
MOT19 112.46 189.303 .463 .870
MOT20 112.71 183.520 .562 .868
MOT21 113.25 189.587 .464 .870
MOT22 112.13 203.766 -.145 .880
MOT23 112.50 191.565 .334 .873
MOT24 112.04 188.563 .616 .868
MOT25 112.79 187.737 .594 .868
MOT26 113.50 196.696 .138 .877
MOT27 112.75 187.761 .447 .870
MOT28 112.83 207.362 -.402 .882
MOT29 112.63 200.245 .004 .880
MOT30 112.50 188.870 .496 .870
MOT31 112.29 199.694 .060 .877
MOT32 112.13 195.505 .220 .875
MOT33 112.38 197.723 .156 .875
MOT34 112.63 184.766 .560 .868
MOT35 112.38 186.853 .577 .868
MOT36 113.21 184.085 .566 .868
MOT37 112.67 198.058 .196 .875
MOT38 112.96 183.955 .591 .867
MOT39 112.83 183.623 .563 .868
MOT40 113.50 188.000 .534 .869
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
115.54 201.303 14.188 40
2. Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.919 22
Lampiran 5
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
1. Latar Belakang Berdirinya SD Al-Zahra Indonesia
Yayasan Umara didirikan pada 27 Dzulhijjah 1420 bertepatan dengan
tanggal 3 Maret 2000, pendiri Yayasan Umara yaitu: Bapak H. Adi Sunaryo.
Mulai tahun 2009 Yayasan Umara dibekukan dan berubah menjadi PT.
Sekolah Al-Zahra Indonesia sesuai Undang-undang dan perkembangan
zaman.
Sekolah Al-Zahra Indonesia adalah jenis sekolah umum swasta Islam
(disingkat SUSI) dengan corak pembelajarannya adalah melaksanakan
kurikulum nasional dengan pemberian bobot keislaman pada aspek-aspek
tertentu, termasuk pengembangan kurikulum agama/spiritualisasi agama.
Sekolah jenis Sekolah Umum Swasta Islam diakui keberadaannya
dalam UU SPN No. 2 tahun 1989 sebagai sekolah formal yang memiliki
jenjang mulai dari persekolah hingga pendidikan tinggi. Ijazah yang diperoleh
sama dengan ijazah sekolah negeri sepanjang mengikuti kurikulum nasional
serta peraturan-peraturan lain yang ditetapkan oleh pemerintah serta dapat
melanjutkan ke jenjang lebih tinggi baik negeri maupun swasta.
Mulai penyelengaraan Sekolah Al-Zahra Indonesia (SAI) pada tahun
pelajaran 2001 – 2002, yaitu bulan Juli tahun 2001. Sekolah Al-Zahra
Indonesia terdiri dari beberapa unit sekolah, yaitu terdiri dari Taman Kanak-
kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Pada unit Sekolah Dasar, terakreditasi A+
(A plus), mengunakan kurikulum
2013.
Visi
Membentuk generasi unggul yang memiliki IMTAQ dan menguasai IPTEK,
sehingga terbentuk manusia seutuhnya atau insan kamil.
Misi
a. Meningkatkan iman, ilmu, dan amal
b. Mewujudkan akhlak mulia.
c. Optimalisasi pendidikan agama untuk unggulan.
d. Mewujudkan kultur sekolah yang kondusif.
e. Menampilkan semangat kerja dan semangat belajar yang tinggi.
f. Menyiapkan mutu lulusan unggul khususnya mata pelajaran agama dan
MIPA pembinaan/penataran/diklat/workshop.
g. Menyiapkan tenaga guru profesional (khususnya Agama dan MIPA)
melalui pembinaan/penataran/diklat/workshop.
h. Melengkapi alat peraga kegiatan belajar mengajar (khususnya mata
pelajaran unggulan).
Tujuan dan Sasaran
Sekolah Dasar Al-Zahra Indonesia menciptakan siswa agar memiliki
akhlak mulia, beriman, berpikir rasional, terampil, percaya pada diri sendiri
yang dapat berguna bagi agama, masyarakat, negara serta mampu
menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara terpadu dan menyeluruh
yang berdasarkan nilai-nilai Islam.
2. Keadaan Guru dan Karyawan
Tabel 4.1
Keadaan Guru dan Karyawan SD Al-Zahra Indonesia
NO
MATA
PELAJARA
N
KLS JUMLAH
ROMBEL
NAMA GURU
PENGAMPU
PEND.
TERAKHIR
TAHUN
MULAI
MENGAJAR
1 Pendidikan
Agama
Islam
1 3
Tri Rahmawati, S.Pd
Nurhayati, S.Pd.I
Nurul Aini, S.Pd
S1
2001
2006
2016
2 3 Nurlelah, S. Kom
Iim Rohimah, S.Pd
S1
2005
2015
Abdul Rozak, S. Pd. I 2004
3 4
Endang Lestari, S.Pd
Nurul Mukmin, S.Pd
Siti Masitoh, S.Pd
Fatkan, S.Ag
S1
2006
2016
2002
4 3 Ridwan, S.Ag S1 2004
5 4
6 3 Yakub, S.Pd.I S1 2005
2
2
Al-Quran
1 3
Tri Rahmawati, S.Pd
Nurhayati, S.Pd.I
Nurul Aini, S.Pd
S1
2001
2006
2016
2 3
Nurlelah, S. Kom
Vita Annisya Septevi, S.Si.
Abdul Rozak, S. Pd. I
S1
2005
2015
2004
3 4
Endang Lestari, S. Pd
Nurul Mukmin, S. Pd
Siti Masitoh, S.Pd
Fatkan, S.Ag
S1
2006
2016
2002
4 3
Ahmad Mujib, SQ, M. Pd.I S2 2002 5 4
6 3 Yakub S.Pd.I. S1 2005
3
Bahasa
Inggris
1 3 Nisa Hasanah, S.Pd S1 2016
2 3
3 4
Indrasari Kusuma Devi, S.Pd S1 2010 4 3
5 4
6 3 Dayat, S.Pd S1 2005
4.
Tematik 1 3
Mimin Sustini, S.Pd
Tanti Asriliani, S.Si
Dwi Utami
Kusumaningrum, S.Pd
S1
2002
2005
2015
2 3 Rahmi Zahara, S.Pd 2002
Iim Rohimah, S.Pd
Yessi Nidra, S. Pd. I
S1
2015
2005
3 4
Dra. Etty Marhayanti,
M. Pd. I
Hesti Tri Hartati, S. Pd
Munawir Sadzali, S. Pd. I
Rina Gumulya, S. Pd
S2
S1
S1
S1
2002
2014
2013
2001
4 3
Siti Suryani, S. Pd
Hj. Endang Hartati, S. Pd
Robiatul Adawiyah, S. Pd
S1
2001
2002
2002
5 4
Sifa Kumala, S. Pd. I
Umi Nurjanah, S. Pd
Rafian Mutiara Tami, S. Pd
Ir. Arnita Nazir
S1
2013
2003
2014
2001
6 3
Akhmad Toyib, S.Pd
Hani Untari, S. Pd
Windi Effendi, S. Pd
S1
S1
S1
2005
2004
2007
5
Tahfizh
1 3
Mardiah, S.Pd.I S1 2014 2 3
3 4
4 3
Ahmad Mujib, SQ, M.Pd.I S2 2002 5 4
6 3
6
Musik
1 3
Ali Wardana, S.Ag
S1 2003
2 3
3 4
4 3
5 4
6 3
7
Komputer
(ICT)
1 3
M. Salman Alfarisi, S.Si S1 2014 2 3
3 4
4 3
5 4 Putra Hindar Prataman, S.Si S1 2015
6 3
8
Pendidikan
Jasmani dan
Olahraga
1 3
Khoiru Rosyidah, S.Pd S1 2005 2 3
3 4
4 3
Zulkarnain, S.Sos S1 2006 5 4
6 3
9 BTQ (Baca
Tulis Al-
Qur’an)
1 3 Wali kelas masing-masing.
2 3 Wali kelas masing-masing
3 4 Wali kelas masing-masing
4 3 Drs. Triyo Purnomo S1 2006
5 4 Saepuloh Nawawi, M. Pd. I S2 2002
6 3 Yakub S.Pd.I. S1 2005
3. Keadaan Siswa
Jumlah siswa-siswi SD Al-Zahra Indonesia Pamulang pada tahun
pelajaran 2016 – 2017 secara keseluruhan berjumlah 438 siswa yang terbagi
ke dalam 20 rombongan belajar. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table
berikut ini:
Tabel 4.2
Keadaan Siswa SD Al-Zahra Indonesia
No. Kelas Rombel Jenis Kelamin Jumlah
L P
1. 1 1A 8 11 19
1B 6 12 18
1C 6 12 18
2. 2 2A 10 11 21
2B 10 11 21
2C 10 11 21
3. 3 3A 11 9 20
3B 12 9 21
3C 11 9 20
3D 11 10 21
4. 4 4A 11 12 23
4B 11 12 23
4C 11 12 23
5. 5 5A 11 13 24
5B 11 13 24
5C 11 13 24
5D 10 14 24
6. 6 6A 11 13 24
6B 10 14 24
6C 10 14 24
Jumlah 235 203 438
4. Fasilitas Sekolah
Fasilitas belajar yang dimiliki oleh SD Al – Zahra Indonesia adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Fasilitas Sekolah SD Al-Zahra Indonesia
No. Ruang Jumlah
1 Ruang Kepala Sekolah 1 buah
2 Ruang Kelas 20 buah
3 Ruang Tata Usaha 1 buah
4 Laboratorium IPA 1 buah
5 Laboratorium Komputer 1 buah
6 Laboratorium Bahasa 1 buah
7 Ruang Keagamaan 1 buah
8 Ruang Guru 2 buah
9 Ruang Kelas 27 buah
10 Toilet Guru 2 buah
11 Toilet Siswa 18 buah
12 Aula 1 buah
13 Pendopo 1 buah
14 Panggung 1 buah
15 Perpustakaan 1 buah
16 Ruang BP/BK 1 buah
17 Gudang 1 buah
18 Lapangan Basket 1 buah
19 Lapangan Futsal 1 buah
20 Lapangan Bulu Tangkis 1 buah
21 Lapangan Lompat Jauh 1 buah
22 Ruang UKS 1 buah
23 Dapur 1 buah
24 Kantin 1 buah
25 Ruang Koperasi 2 buah
26 Kolam Renang 1 buah
Lampiran 6
ANGKET PENELITIAN PERAN ORANG TUA
(Setelah Diuji)
Identittas Responden
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Petunjuk Pengisian Angket
1. Berdoalah sebelum memulai mengisi angket
2. Tulislah nama di tempat yang telah disediakan
3. Bacalah angket ini dengan teliti dan jawablah sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya
4. Jawaban dijamim kerahasiaannya dan tidak mempemgaruhi penilaian dalam
pembelajaran
5. Berilah tanda (√) pada kolom yang disediakan dengan ketentuan sebagai
berikut:
SL = Selalu KD = Kadang-kadang
S = Sering TP = Tidak Pernah
No. Pernyataan Pilihan
SL S KD TP
1. Orang tua mengajarkan saya untuk
berkata jujur dan bersikap sopan
√
6. Tanyakan jika ada hal yang kurang jelas
7. Terima kasih atas kesediannya untuk mengisi angket ini dengan tulus dan
jujur
____SELAMAT MENGERJAKAN___
No Pernyataan Pilihan
SL S KD TP
1. Orang tua mengajarkan saya untuk berkata jujur dan bersikap
sopan
2. Orang tua akan menegur saya jika pergi tidak berpamitan
3. Orang tua mengajarkan saya untuk mengucapkan salam
ketika masuk ke rumah
4. Orang tua mengajarkan saya untuk bertanggung jawab pada
tugas
5. Orang tua menerapkan contoh disiplin
6. Saya senang membaca, karena melihat orang tua senang
membaca
7. Orang tua membantu saya dalam menyelesaikan masalah
8. Orang tua saya mudah marah
9. Saya merasa nyaman saat bercerita dan berdiskusi dengan
orang tua
10. Saya lebih senang bercerita dengan teman daripada dengan
orang tua
11. Orang tua tidak pernah memuji jika saya berhasil dalam
melakukan sesuatu
12. Dalam keluarga saya, selalu dibiasakan saling tolong
menolong
13. Keluarga saya melakukan kegiatan kerja bakti di rumah
14. Orang tua lebih sibuk mengurus dirinya sendiri daripada
mengurus kebutuhan saya
15. Orang tua akan marah saat saya menanyakan alasan
dibuatnya peraturan di rumah
16. Ketika saya melanggar peraturan, orang tua membiarkannya
17. Orang tua memarahi saya ketika bermain dengan teman yang
nakal
18. Orang tua mengajarkan saya untuk menghormati orang yang
lebih tua
19. Orang tua mendampingi saya saat belajar
20 Orang tua menyediakan kebutuhan sekolah
21. Orang tua meminta saya untuk rajin belajar agar mendapat
nilai yang baik di sekolah
22 Orang tua tidak pernah membimbing saya dalam belajar
Lampiran 7
ANGKET PENELITIAN MOTIVASI BELAJAR
(Setelah Diuji)
Identittas Responden
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Petunjuk Pengisian Angket
1. Berdoalah sebelum memulai mengisi angket
2. Tulislah nama di tempat yang telah disediakan
3. Bacalah angket ini dengan teliti dan jawablah sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya
4. Jawaban dijamim kerahasiaannya dan tidak mempemgaruhi penilaian dalam
pembelajaran
5. Berilah tanda (√) pada kolom yang disediakan dengan ketentuan sebagai
berikut:
SL = Selalu KD = Kadang-kadang
S = Sering TP = Tidak Pernah
No. Pernyataan Pilihan
SL S KD TP
1. Saya menghabiskan waktu yang lama
untuk belajar.
√
6. Tanyakan jika ada hal yang kurang jelas
7. Terima kasih atas kesediannya untuk mengisi angket ini dengan tulus dan
jujur
____SELAMAT MENGERJAKAN___
No Pernyataan Pilihan
SL S KD TP
1. Saya menghabiskan waktu yang lama untuk belajar
2. Saya mengisi waktu kosong untuk belajar
3. Saya mudah bosan ketika belajar
4. Saya tetap belajar di rumah walaupun tidak ada tugas
5. Saya belajar ketika ada ulangan saja
6. Saya mengerjakan tugas dengan bersungguh-sungguh
agar mendapat hasil bagus
7. Saya tidak akan berhenti belajar sebelum tugas selesai
8. Saya mudah menyerah ketika mengerjakan tugas
9. Saya belajar lebih giat lagi apabila nilai saya kurang
memuaskan
10. Saya lebih suka bermain daripada mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah
11. Saya mengikuti bimbingan belajar tambahan di luar
sekolah
12. Saya mengikuti berbagai perlombaan yang diadakan di
sekolah
13. Bagi saya belajar adalah suatu kewajiban
14. Saya belajar ketika disuruh orang tua
15. Saya senang belajar berkelompok, karena bisa
mengandalkan teman
16. Gaya belajar yang saya terapkan sangat membantu dalam
belajar
17. Saya bosan belajar di dalam kelas
18. Saya senang ketika dapat menjawab soal yang diberikan
guru
19. Saya senang ketika ditunjuk guru untuk mengerjakan
soal di depan kelas
20 Saya senang membaca artikel tentang pengetahuan
21. Saya senang melakukan percobaan tentang ilmu
pengetahuan
22 Saya senang membaca buku pelajaran tingkat atas
Lampiran 8
SKOR DATA MENTAH VARIABEL X
(Peran Orang Tua)
ヨ
しし:と
Lampiran 9
SKOR DATA MENTAH VARIABEL Y
(Motivasi Belajar Siswa)
,ヒΣ,臣と
コピ
に,,ロ
Lampiran 10
REKAPITULASI TOTAL SKOR VARIABEL X DAN VARIABEL Y
N Peran Orang Tua (X) Motivasi Belajar
Siswa (Y)
1 72 69
2 85 77
3 72 72
4 73 65
5 67 68
6 76 71
7 69 79
8 85 79
9 73 77
10 71 71
11 64 63
12 79 74
13 68 61
14 72 70
15 75 76
16 72 74
17 80 80
18 73 81
19 81 78
20 69 68
21 83 83
22 69 66
23 73 73
24 85 78
25 76 74
26 65 69
27 75 74
28 84 78
29 78 79
30 77 70
31 68 68
32 63 60
33 75 75
34 82 72
35 73 80
36 76 80
37 62 62
38 66 68
39 80 79
40 84 82
41 68 66
42 70 68
43 60 63
44 82 83
45 83 80
46 82 79
47 75 78
48 80 83
49 83 80
50 72 72
JUMLAH 3725 3667
Lampiran 11
HASIL DESKRIPSI DATA
(Peran Orang Tua)
Frequencies
PeranOrangTua
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 60 1 2.0 2.0 2.0
62 1 2.0 2.0 4.0
63 1 2.0 2.0 6.0
64 1 2.0 2.0 8.0
65 1 2.0 2.0 10.0
66 1 2.0 2.0 12.0
67 1 2.0 2.0 14.0
68 3 6.0 6.0 20.0
69 3 6.0 6.0 26.0
70 1 2.0 2.0 28.0
71 1 2.0 2.0 30.0
72 5 10.0 10.0 40.0
73 5 10.0 10.0 50.0
75 4 8.0 8.0 58.0
76 3 6.0 6.0 64.0
77 1 2.0 2.0 66.0
78 1 2.0 2.0 68.0
Statistics
PeranOrangTua
N Valid 50
Missing 0
Mean 74.50
Median 74.00
Mode 72a
Std. Deviation 6.695
a. Multiple modes exist. The
smallest value is shown
79 1 2.0 2.0 70.0
80 3 6.0 6.0 76.0
81 1 2.0 2.0 78.0
82 3 6.0 6.0 84.0
83 3 6.0 6.0 90.0
84 2 4.0 4.0 94.0
85 3 6.0 6.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Lampiran 12
HASIL DESKRIPSI DATA
(Motivasi Belajar Siswa)
Frequencies
Statistics
Motivasi_Belajar_Siswa
N Valid 50
Missing 0
Mean 73.34
Median 74.00
Mode 68a
Std. Deviation 6.330
a. Multiple modes exist. The
smallest value is shown
Motivasi_Belajar_Siswa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 60 1 2.0 2.0 2.0
61 1 2.0 2.0 4.0
62 1 2.0 2.0 6.0
63 2 4.0 4.0 10.0
65 1 2.0 2.0 12.0
66 2 4.0 4.0 16.0
68 5 10.0 10.0 26.0
69 2 4.0 4.0 30.0
70 2 4.0 4.0 34.0
71 3 6.0 6.0 40.0
72 3 6.0 6.0 46.0
73 1 2.0 2.0 48.0
74 4 8.0 8.0 56.0
75 1 2.0 2.0 58.0
76 1 2.0 2.0 60.0
77 2 4.0 4.0 64.0
78 4 8.0 8.0 72.0
79 4 8.0 8.0 80.0
80 5 10.0 10.0 90.0
81 1 2.0 2.0 92.0
82 1 2.0 2.0 94.0
83 3 6.0 6.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Lampiran 13
HASIL UJI NORMALITAS
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 50
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 3.54888005
Most Extreme Differences Absolute .071
Positive .071
Negative -.062
Test Statistic .071
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Lampiran 14
HASIL UJI LINEARITAS
Means
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
Motivasi Belajar (Y) * Peran
Orang Tua (X) 50 100.0% 0 0.0% 50 100.0%
Report
Motivasi Belajar (Y)
Peran Orang Tua (X) Mean N Std. Deviation
60.00 65.0000 1 .
62.00 64.0000 1 .
63.00 62.0000 1 .
64.00 65.0000 1 .
65.00 71.0000 1 .
66.00 70.0000 1 .
67.00 70.0000 1 .
68.00 67.0000 3 3.60555
69.00 70.3333 3 2.51661
70.00 70.0000 1 .
71.00 73.0000 1 .
72.00 73.4000 5 1.94936
73.00 77.2000 5 6.49615
75.00 77.7500 4 1.70783
76.00 77.0000 3 4.58258
77.00 72.0000 1 .
78.00 81.0000 1 .
79.00 76.0000 1 .
80.00 82.6667 3 2.08167
81.00 80.0000 1 .
82.00 80.0000 3 5.56776
83.00 83.0000 3 1.73205
84.00 82.0000 2 2.82843
85.00 80.0000 3 1.00000
Total 75.3400 50 6.32975
ANOVA Table
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Motivasi Belajar
(Y) * Peran
Orang Tua (X)
Between
Groups
(Combined) 1603.137 23 69.702 5.033 .000
Linearity 1346.087 1 1346.087 97.195 .000
Deviation from
Linearity 257.050 22 11.684 .844 .655
Within Groups 360.083 26 13.849
Total 1963.220 49
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Motivasi Belajar (Y) * Peran
Orang Tua (X) .828 .686 .904 .817
Lampiran 15
HASIL UJI KORELASI
Correlations
Peran Orang
Tua (X)
Motivasi Belajar
(Y)
Peran Orang Tua (X) Pearson Correlation 1 .828**
Sig. (2-tailed) .000
N 50 50
Motivasi Belajar (Y) Pearson Correlation .828** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 16
HASIL KOEFISIEN DETERMINASI
Regression
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Peran Orang
Tua (X)b
. Enter
a. Dependent Variable: Motivasi Belajar (Y)
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .828a .686 .679 3.58566
a. Predictors: (Constant), Peran Orang Tua (X)
b. Dependent Variable: Motivasi Belajar (Y)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1346.087 1 1346.087 104.697 .000b
Residual 617.133 48 12.857
Total 1963.220 49
a. Dependent Variable: Motivasi Belajar (Y)
b. Predictors: (Constant), Peran Orang Tua (X)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 15.019 5.722 2.625 .012
Peran Orang Tua (X) .783 .077 .828 10.232 .000
a. Dependent Variable: Motivasi Belajar (Y)
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 61.9889 81.5598 73.3400 5.24129 50
Residual -7.25156 8.83425 .00000 3.54888 50
Std. Predicted Value -2.166 1.568 .000 1.000 50
Std. Residual -2.022 2.464 .000 .990 50
a. Dependent Variable: Motivasi Belajar (Y)
LEMBAR
HASIL OBSERV ASI PENELITIAN
Pada bulan Mei peneliti melakukan observasi penelitian di sekolah SD AI
Zahra Indonesia, Pamulang, Tangerang Selatan. Observasi penelitian ini bertujuan
untuk mengamati fenomena atau permasalahan yang terjadi di sekolah. Dari
permasalahan yang terjadi di sekolah, peneliti akan mengidentifikasi sebab atau
faktor yang mempengharuhi terjadinya permasalahan tersebut. Peneliti melakukan
observasi penelitian ini hanya mengamati siswa kelas kelas V yang terdiri dari
empat rombongan belajar.
Dari hasil pengamatan, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang
terjadi, yaitu perbedaan motivasi belajar antara siswa yang satu dengan yang
lainnya. Siswa yang memiliki motivasi tinggi akan mencapai hasil yang lebih
maksimal, mendapat nilai yang bagus, siswa lebih kreatif, sering megikuti
berbagai perlombaan, sedangkan siswa yang kurang termotivasi dalam belajar
mendapatkan hasil yang kurang maksimaL Adapun permasalahan yang lain yaitu
ada beberapa siswa yang kurang antusias dalam menjawab pertanyaan guru da
nada salah satu siswa lama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
Pada penelitian ini, peneliti hanya mengamati permasalahan yang
berkaitan dengan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar sangat dibutuhkan
dalam proses pembelajaran, karena motivasi merupakan pendorong bagi
seseorang dalam mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Motivasi belajar
akan berpengaruh pada proses pembelajaram dan prestasi bela jar. beberapa orang
tua sibuk dengan pekerjaannya, sehingga pengawasan kepada anaknya dalam
kegiatan belajar kurang maksimal dan hal ini berpengaruh terhadap motivasi
belajar siswa.
Peneliti menyimpulkan bahwa, kurangnya motivasi dalam belajar
dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya peran orang tua. Apabila orang tua
memberikan pengawasan yang maksimal terhadap kegiatan beJajar, maka akan
tumbuh semangat anak dalam belajar, sehingga akan mencapai hasil yang
memuaskan, sedangkan orang tua kurang dalam memberikan pengawasan dalam
kegiatan belajar maka hasil yang dicapai akan kurang maksimal. Orang tua
sangatlah berperan dalam keberhasilan belajar siswa.
Pamulang, 8 Mei 2017
Erfa Salifiita ~~. 1113018300004
WaH Kelas V- A
6k& 6't~ K.utrlA/~ t .s.P,J,! ~.
~engetahui,
Kepala Sekolah SD AI- Zahra Indonesia
,~.A9 ~P.
LEMBAR
BASIL OBSERV ASI PENELITIAN
Pada bulan Mei peneliti melakukan observasi penelitian di sekolah SD AI
Zahra Indonesia, Pamulang, Tangerang Setatan. Observasi penelitian ini bertujuan
untuk mengamati fenomena atau permasalahan yang terjadi di sekolah. Dari
permasalahan yang terjadi di sekolah, peneliti akan mengidentifikasi sebab atau
faktor yang mempengharuhi terjadinya permasalahan tersebut. Peneliti melakukan
observasi penelitian ini banya mengamati siswa kelas kelas V yang terdiri dari
empat rombongan belajar.
Dari hasil pengamatan, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang
terjadi, yaitu perbedaan motivasi belajar antara siswa yang satu dengan yang
lainnya. Siswa yang memiliki motivasi tinggi akan mencapai hasil yang lebih
maksimal, mendapat nilai yang bagus, siswa lebih kreatif, sering megikuti
berbagai perlombaan, sedangkan siswa yang kurang termotivasi dalam belajar
mendapatkan hasil yang kurang maksimaL Adapun permasalahan yang lain yaitu
salah satu siswa terlambat datang ke sekolah, ada salah satu siswa lama dalam
menyelesaikan tugas, ada salah satu siswa yang tidak mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru, dan ada salah satu siswa yang sering membuat keributan.
Pada penelitian ini, peneliti hanya mengamati permasalahan yang
berkaitan dengan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar sangat dibutuhkan
dalam proses pembelajaran, karena motivasi merupakan pendorong bagi
seseorang dalam mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Motivasi belajar
akan berpengaruh pada proses pembelajaram dan pre stasi belajar. beberapa orang
tua sibuk dengan pekerjaannya, sehingga pengawasan kepada anaknya dalam
kegiatan belajar kurang maksimal dan hal ini berpengaruh terhadap motivasi
belajar siswa.
Peneliti menyimpulkan bahwa, kurangnya motivasi dalam belajar
dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya peran orang tua. Apabila orang tua
memberikan pengawasan yang maksimal terhadap kegiatan belajar, maka akan
tumbuh seman gat anak dalam belajar, sehingga akan mencapai hasil yang
memuaskan, sedangkan orang tua kurang dalam memberikan pengawasan dalam
kegiatan belajar maka hasil yang dicapai akan kurang maksimal. Orang tua
sangatlah berperan dalam keberhasilan belajar siswa.
Pamulang, 8 Mei 2017
Observer
<:J~~ Eifa SaJlnita 'L-\m'\ NL{rr'f\Yk3~f S-?J. ~M. 1113018300004 NIP. ....
Mengetahui,
Kepala Sekolah SD Al Zahra Indonesia
NIP.
LEMBAR
BASIL OBSERVASI PENELITIAN
Pada bulan Mei peneliti melakukan observasi penelitian di sekolah SO AI
Zahra Indonesia, Pamulang, Tangerang Selatan. Observasi penelitian ini bertujuan
untuk mengamati fenomena atau pennasalahan yang terjadi di sekolah. Dari
pennasalahan yang teJjadi di sekolah, peneliti akan mengidentifIkasi sebab atau
faktor yang mempengharuhi teJjadinya pennasalahan tersebut. Peneliti melakukan
observasi penelitian ini hanya mengamati siswa kelas kelas V yang terdiri dari
empat rombongan belajar.
Dari hasil pengamatan, peneliti menemukan beberapa pennasalahan yang
teJjadi, yaitu perbedaan motivasi belajar antara siswa yang satu dengan yang
lainnya. Siswa yang memiliki motivasi tinggi akan mencapai hasil yang lebih
maksimal, mendapat nilai yang bagus, siswa lebih kreatif, sering megikuti
berbagai perlombaan, sedangkan siswa yang kurang tennotivasi daJam belajar
akan mendapatkan hasil yang kurang maksimal. Adapun pennasalahan yang lain
yaitu ada salah satu siswa terlambat datang ke sekolah, ada salah satu siswa lama
dalam menyelesaikan tugas, ada salah satu siswa yang sering menyendiri tidak
bergabung dengan temannya, ada beberapa siswa yang mengobrol saat guru
menjelaskan materi pelajaran sehingga menganggu ternan yang fokus dalam
bela jar, dan ada salah satu siswa yang jalan-jalan di dalam kelas saat guru
mengajar.
Pada penelitian ini, peneliti hanya mengamati pennasalahan yang
berkaitan dengan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar sangat dibutuhkan
dalam proses pembelajaran, karena motivasi merupakan pendorong bagi
seseorang dalam mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Motivasi belajar
akan berpengaruh pada proses pembelajaram dan prestasi belajar. beberapa orang
tua sibuk dengan pekeJjaannya, sehingga pengawasan kepada anaknya dalam
kegiatan belajar kurang maksimal dan hal ini berpengaruh terhadap motivasi
belajar siswa.
Peneliti menyimpulkan bahwa, kurangnya motivasi dalam belajar
dipengamhi oleh beberapa hal, salah satunya peran orang tua. Apabila orang tua
memberikan pengawasan yang maksimal terhadap kegiatan belajar, maka akan
tumbuh semangat anak dalam belajar, sehingga akan mencapai hasH yang
memuaskan, sedangkan orang tua kurang dalam memberikan pengawasan dalam
kegiatan belajar maka hasH yang dicapai akan kurang maksimal. Orang tua
sangatlah berperan dalam keberhasilan belajar siswa.
Pamulang, 9 Mei 2017
Wali Kelas V- C
Erfa Sahnifu NIM.1113018300004
Mengetahui,
Kepala Sekolah SD AI- Zahra Indonesia
NIP.
LEMBAR
HASIL OBSERV ASI PENELITIAN
Pada bulan Mei peneliti melakukan observasi penelitian di sekolah SD AI
Zahra Indonesia, Pamulang, Tangerang Selatan. Observasi penelitian ini bertujuan
untuk mengamati fenomena atau permasalahan yang terjadi di sekolah. Dari
pennasalahan yang terjadi di sekolah, peneliti akan mengidentifikasi sebab atau
faktor yang mempengharuhi terjadinya permasalahan tersebut. Peneliti melakukan
observasi penelitian ini hanya mengamati siswa kelas kelas V yang terdiri dari
empat rombongan belajar.
Dari hasil pengamatan, peneJiti menemukan beberapa permasaJahan yang
terjadi, yaitu perbedaan motivasi belajar antara siswa yang satu dengan yang
lainnya. Siswa yang memiliki motivasi tinggi akan mencapai hasil yang lebih
maksimal, mendapat nilai yang bagus, siswa lebih kreatif, sering megikuti
berbagai perlombaan, sedangkan siswa yang kurang termotivasi dalarn belajar
akan mendapatkan hasil yang kurang rnaksimal. Adapun permasalahan yang lain
yaitu, ada beberapa siswa yang mengobrol saat guru menjelaskan materi pelajaran
sehingga menganggu ternan yang fokus dalam belajar, dan ada beberapa siswa
yang susah diatur oJeh guru.
Pada penelitian ini, peneliti hanya mengamati permasalahan yang
berkaitan dengan motivasi bela jar siswa. Motivasi belajar sangat dibutuhkan
dalam proses pembelajaran, karena motivasi merupakan pendorong bagi
seseorang dalam mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Motivasi belajar
akan berpengaruh pada proses pembelajaram dan pre stasi bela jar. beberapa orang
tua sibuk dengan pekerjaannya, sehingga pengawasan kepada anaknya dalam
kegiatan belajar kurang maksimal dan hal ini berpengaruh terhadap motivasi
belajar siswa.
Peneliti menyimpulkan bahwa, kurangnya motivasi dalam belajar
dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya peran orang tua. Apabila orang tua
memberikan pengawasan yang maksimal terhadap kegiatan belajar, maka akan
tumbuh semangat anak dalam belajar, sehingga akan mencapai hasil yang
memuaskan, sedangkan orang tua kurang dalam memberikan pengawasan dalam
kegiatan belajar maka hasil yang dicapai akan kurang maksimal. Orang tua
sangatlah berperan dalam keberhasilan belajar siswa.
Pamulang,9 Mei2017
NIM。 1113018300004 NIP.
Mengetahui,
Kepala Sekolah SD Al -Zahra Indonesia
itaS由一
maバ ,S.
LEⅣIBAR UЛ REFEttNSI
Nama : Erfa Sahnita
NIM :1113018300004
Jurusan : Pendidikan Curu Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul Skripsi : Hubungan Peran Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Kelas V SD Al -Zahra lndonesia Pamulang Tangerang Selatan
NO. Referensi HalamanReferensi
Paraf
r] Abd. Rachman Abror, Psikologi
Pendidikan, (Yogyakarta: PT Tiara
Wacana Yogya, 1993), Cet. - 4
114 抑2. Agnes Tri Harjaningrum. dkk, Peranan
Orang Tua dan Prakti,si dalam Membantu
Tumbuh Kembang Anak Berbakat MelaluiPemahaman Teori dan Tren Pendidikan,(Jakarta: Preanada. 2007), Ed. l, Cet. - I
●D Ahmad Susanto. Bimbingan dan
Konseling di Taman Kanak-kanak,(Jakarta: PrenadaMedia Group, 201 5),
cet. I
145
4. Daniel H. Caro, Parent-ChildCommunication and AcademicPerformance, Journal for Educational
Research Online, Volume 3, No.2,20ll
17-18
r
ξυ Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori
Belajar dan Pembelajaran, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 201 1), Cet. - 2
4,51,53-55 や6. Fuad lhsan, Dasar-dasar Kependidikan,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2013), Cet - 8
3-4,57 p7. Hamzah B. Uno. Teori Motivasi &
Pengukurannya: Analisis di BidangPendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara.
2008), Ed. 1, Cet. - 3
1,3,27-29,/-7
8. Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, 87, 88
2
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012),
cet - l0 %9. Helmawati, Pendidikan Keluarga:
Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya,2014), cet.- I
24,26,42,
44,45¨ 49,50,
72,138-139,
199-205 い10. M. Ngalim Purwanto, Psikologi
Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2013)74-78
ゝW
M. Ngalim Purwanto, Ilmu PendidikanTeoretis dan Praktis, (Bandung: PTRemaja Rosdakarya,2011), Ed. 2, Cet. -21
82 牧Ⅳ
つ4 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. - l887,93
わ●D Ocmar Hamalit Kfrrノ 肋Jzr“ グαη
Pι″わθ′げα7ηη,(Jakarta:PT Bumi Aksaraぅ1999),Ed.1,Cet-2
112 Ъ14. Oemar Hamalik, Psikologi Belajar &
Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo,2014)
つつ
OJ
燎W
ξυ Ramli Akbar, The Effect Learning
Motivation on Students Productive
Competencies in Vocational High School,
West Sumatra, lnternastional Journal ofAsian Social Science, Volume 3, No. 6,
20t4
724 ふ
W
16. Sardiman A.M, I力たんαたsJ こ lZb′ Jッαsノ
Bθ′″αr ル脅ηgのα為 (Jakarta: Rttawali
Pers,2014),Ed.1,Cet.-22
73…74,85,89,
90‐91,83,84 ヽ17. Sitwat Saeed, and David Zyngier, How
Motivation InJluences Student
Engagement: A Quality Case Stud),
Canadian Center of Science and
Education, Volume l, No.2,2012
254 祇脚
18. Sri Lestari, Psikologi Keluarga:Penanaman Nilai dan Penanganan
Konflik dalam Keluarga, (Jakarta:
Kencana, 2012)
152‐ 153 鳥W
19. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2006)
89,153-163.
114.135 ヽ20. Suharsimi Arikunto. Dasar-da.sar
Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: BumiAksara, 2016), Ed. 2, Cet. 5
89よⅣ
つ4 Syaifuf Bahri Djamarah. Pola Asuh Orang
Tua dan Komunika.;i dalam Keluarga(Upaya Membangun Citra Membentuk
Pribadi Anak), (Jakarta: PT Rineka Cipta,20r4)
32‐33帳W
つ4
うん Syamsu Yusuf LN., Psikologi
Perkembangan Anak & Remaja,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012)25,47-48
炊脚
23. Tim Penyususnan Pusat Bahasa. Kamus
Besar Bahasa Indone,sia, (Jakarta: BalaiPustaka, 2007), ed. 3, cet - 4
854憔Ⅳ
24. Zurinal Z, Wahid Sayuti, IlmuPendidikan: Pengantar & Dasar-dasarPelaksanaan Pendidikan, (Jakarta: UINJakarta Press, 2006), cet-1, h.75-76
75-76,76,117
憔W
BIODATA PENULIS
Nama lengkap Erfa Sahnita biasa dipanggil
“Erfa”. Lahir di Kota Brebes, pada tanggal 17 Mei
1995. Putri dari pasangan Bapak Kholil dan Ibu
Roisah. Penulis merupakan anak ke dua dari dua
bersaudara.
Alamat email penulis [email protected]
Pendidikan yang ditempuh oleh penulis di antaranya di SDN Karangsari
03 tahun 2001-2007, SMPN 02 Bulakamba-Brebes tahun 2007-2010, SMAN 01
Bulakamba-Brebes tahun 2010-2013, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2013-2017 pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah.
Skripsi yang penulis buat berjudul “Hubungan Peran Orang Tua
dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Al – Zahra Indonesia Pamulang
Tangerang Selatan”. Skripsi ini dibuat melalui berbagai arahan dan bimbingan
dari Ibu Dra. Hj. Zikri Neni Iska, M. Psi.