sni-03-1727-1989-f (3)

2
c. Metode Time History Analysis Analisis dinamik linier riwayat waktu (time history) sangat cocok digunakan untuk analisis struktur yang tidak beraturan terhadap pengaruh gempa rencana. Mengingat gerakan tanah akibat gempa di suatu lokasi sulit diperkirakan dengan tepat, maka sebagai input gempa dapat didekati dengan gerakan tanah yang disimulasikan. Dalam analisis ini digunakan hasil rekaman akselerogram gempa sebagai input data percepatan gerakan tanah akibat gempa. Rekaman gerakan tanah akibat gempa diambil dari akselerogram gempa El-Centro N-S yang direkam pada tanggal 15 Mei 1940. Dalam analisis ini redaman struktur yang harus diperhitungkan dapat dianggap 5% dari redaman kritisnya. Faktor skala yang digunakan = g x I/R dengan g = percepatan grafitasi (g = 981 cm/det 2 ). 4. Beban Angin Beban angin minimum pada bangunan yang terletak cukup jauh dari tepi laut dihitung berdasarkan kecepatan angin 20 m/detik pada ketinggian 10 m di atas permukaan tanah dengan rumus : P = V 2 /16 P = tekanan tiup angin (kg/m 2 ) V = kecepatan angin (m/det) Tabel 2. Beban angin dasar Ketinggian dari muka tanah Beban angin dasar (kg/m 2 ) 0 m – 10 m 25 10,1 m – 20 m 35 20,1 m – 30 m 43 30,1 m – 50 m 56 50,1 m – 70 66

Upload: ben-sinambela

Post on 30-Nov-2015

79 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SNI-03-1727-1989-F (3)

c. Metode Time History Analysis Analisis dinamik linier riwayat waktu (time history) sangat cocok digunakan untuk analisis struktur yang tidak beraturan terhadap pengaruh gempa rencana. Mengingat gerakan tanah akibat gempa di suatu lokasi sulit diperkirakan dengan tepat, maka sebagai input gempa dapat didekati dengan gerakan tanah yang disimulasikan. Dalam analisis ini digunakan hasil rekaman akselerogram gempa sebagai input data percepatan gerakan tanah akibat gempa. Rekaman gerakan tanah akibat gempa diambil dari akselerogram gempa El-Centro N-S yang direkam pada tanggal 15 Mei 1940. Dalam analisis ini redaman struktur yang harus diperhitungkan dapat dianggap 5% dari redaman kritisnya. Faktor skala yang digunakan = g x I/R dengan g = percepatan grafitasi (g = 981 cm/det2).

4. Beban AnginBeban angin minimum pada bangunan yang terletak cukup jauh dari tepi laut dihitung berdasarkan kecepatan angin 20 m/detik pada ketinggian 10 m di atas permukaan tanah dengan rumus : P = V2/16P = tekanan tiup angin (kg/m2)V = kecepatan angin (m/det)

Tabel 2. Beban angin dasar

Ketinggian dari muka tanah

Beban angin dasar

(kg/m2)0 m – 10 m 2510,1 m – 20

m35

20,1 m – 30 m

43

30,1 m – 50 m

56

50,1 m – 70 m

66

70,1 m – 100 m

79

 Beban angin tersebut harus dikalikan dengan koefisien tekanan angin sesuai ketentuan Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1727-1989-F). 

Page 2: SNI-03-1727-1989-F (3)

BAHAN STRUKTUR1. BetonUntuk struktur kolom, sloof, balok lantai dan plat lantai digunakan beton dengan kuat tekan beton yang disyaratkan, fc’ = 25 MPa (setara dengan beton K-300). Modulus elastis beton, Ec = 4700.Öfc’ = 2,35.104 MPa = 2,35.107 kN/m2. Angka poison, u = 0,20. Modulus geser, G = Ec/ [ 2.( 1 + u ) ] = 0,98.107 kN/m2.

2. Baja TulanganUntuk baja tulangan dengan Æ > 12mm digunakan baja tulangan ulir BJTD 40 dengan tegangan leleh baja, fy = 400 MPa. Untuk baja tulangan dengan Æ< 12mm digunakan