soal ujian study skills

Upload: ayu-nina

Post on 18-Oct-2015

158 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

soal

TRANSCRIPT

Soal ujian study skills 20131. Carilah satu artikel jurnal berbahasa Inggris secara online memanfaatkan salah satu basisdata yang mengindeks artikel jurnal seperti Pubmed, EBSCO, Sciencidirect dan yang serupa. Topik bebas anda tentukan akan tetapi ada relevansinya dengan ruang lingkup sistem informasi kesehatan2. Lakukan analisis kritis makalah terhadap artikel tersebut3. Unggah hasil kerja anda kedalam Gamel dengan menyertakan artikel yang dianalisis Nama mahasiswa

Judul artikel

Nama jurnal

Tahun terbit

CRITICAL JOURNAL A COMMUBITY-BASED STUDY OF ASTHENOPIA IN COMPUTOR OPERATORSAbstrakKonteks :Ada semakin banyak bukti bahwa penggunaan komputer dapat mempengaruhi kesehatan visual. Mengingat meningkatnya jumlah pengguna komputer di India, asthenopia akibat pemakaian komputer dapat menjadi sebuah bentuk epidemi. Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya kejadian asthenopia pada operator komputer dan hubungannya dengan berbagai faktor personal dan tempat kerja.Tujuan: Untuk mengetahui prevalensi asthenopia pada operator komputer dan hubungannya dengan berbagai faktor epidemiologi.Pengaturan dan Desain: Studi cross-sectional berbasis komunitas dengan menggunakan 419 subyek yang bekerja menggunakan komputer untuk berbagai periode waktu.Bahan dan Metode: 440 Operator komputer yang bekerja pada lembaga yang berbeda dipilih secara acak. 21 orang tidak berpartisipasi dalam penelitian ini, sehingga tingkat non respons sebesar 4,8%. Sisa dari subyek (n = 419) diminta untuk mengisi kuesioner pretest, setelah mendapat persetujuan lisan dari mereka. Informasi lain diperoleh dengan wawancara pribadi dan pemeriksaan workstation. Analisis statistik digunakan: Proporsi sederhana dan tes Chi-square. Hasil: Di antara 419 subyek yang diperiksa, 194 (46,3%) menderita asthenopia selama atau setelah bekerja di komputer. Proporsi asthenopia sedikit lebih tinggi pada wanita dibandingkan dengan pria. Terjadinya asthenopia secara signifikan berhubungan dengan usia mulai menggunakan komputer, adanya refractive error, jarak pandang, tingkat layar komputer dengan mata, penggunaan antiglare screen, pengaturan kontras dan kecerahan layar monitor. Kesimpulan: Prevalensi asthenopia tercatat cukup tinggi pada operator komputer, terutama pada mereka yang mulai menggunakan pada usia dini. Prediksi kejadian asthenopia dapat dilihat melalui faktor individu dan pekerjaan. Keyword : Asthenopia, computer operators, epidemiological factorsJudul : A Commubity-Based Study Of Asthenopia In Computor OperatorsPenulis : Dinesh J. Banderi, MD, Sushilkumar Choudary, MD, and Vikas G Doshi, M.ScPublikasi : Indian Journal Opthalmol 2008; 56 (1) : 51-55Penelaah : Maryam LatiefTanggal Telaah : 25 Februari 2012I. Deskripsi Jurnal :1. Tujuan Utama Penelitian Untuk mengetahui prevalensi asthenopia pada operator komputer dan hubungannya dengan berbagai faktor epidemiologi 2. Hasil PenelitianDari 419 subyek yang diperiksa terdapat 194 (46,3%) menderita asthenopia selama atau setelah bekerja dengan komputer. Proporsi asthenopia sedikit lebih tinggi pada wanita dibandingkan dengan pria. Terjadinya asthenopia secara signifikan berhubungan dengan usia mulai menggunakan komputer, adanya refractive error, jarak penglihatan, tingkat atas layar komputer dengan mata, penggunaan antiglare screen, pengaturan kontras dan kecerahan layar monitor.3. Kesimpulan Penelitian Prevalensi asthenopia tercatat cukup tinggi pada operator komputer, terutama pada mereka yang mulai menggunakan pada usia dini. Prediksi kejadian asthenopia dapat dilihat melalui faktor individu yang berkaitan dengan pekerjaan.II. Telaah jurnal A. Fokus Utama Penelitian : The number of computer users is rising exponentially worldwide and is expected to exceed 1 billion by 2010, up from around 670 million today, fueled primarily by new adopters in developing nations such as China, Russia and India, according to analysts.1 However, working at a computer terminal is not free from health hazards to eyes as it puts significant stress on visual functions. There is growing body of evidence that use of computers can adversely affect visual health.2-6 The adverse health effects on eyes include asthenopic symptoms such as eyestrain, tired eyes, irritation, redness, blurred vision and double vision.The problem is significant in countries like USA, with visual display terminal (VDT) workers complaining of asthenopia one and a half times as often as patients who perform conventional office work.5 Computer-related headache and eyestrain are reported during as many as 10 to 15% of routine eye examinations, and some state that nearly 50% of VDT workers experience some eye discomfort. The yearly cost of diagnosing and treating these issues may approach $2 billion.5 In India, the major symptoms related to computer use reported by the ophthalmologists were eyestrain, headache, tiredness and burning sensation, watering and redness.7The estimated numbers of computers and net connections in India for 2005 were 15 million and 5 million respectively.8 Looking to the huge population at risk of developing asthenopia associated with computer use, it may take an epidemic form in the near future. The aim of the study was to estimate the prevalence of asthenopia among computer operators and its association with various epidemiological factors.Berdasarkan kutipan dari bagian pendahuluan di atas diketahui bahwa penggunaan komputer mengalami peningkatan secara eksponansial di seluruh dunia, hal ini meningkatkan pula populasi yang berisiko untuk terkena asthenopia. Angka estimasi penggunaan komputer dan koneksi internet di India untuk tahun 2005 masing-masing sebesar 15 juta dan 5 juta. Melihat makin besarnya populasi yang berisiko asthenopia terkait dengan penggunaan komputer, maka bisa terjadi epidemi dalam waktu dekat. Fokus utama penelitian cukup jelas yaitu untuk mengetahui prevalensi asthenopia pada operator komputer dan hubungannya dengan berbagai faktor epidemiologi.B. Elemen yang mempengaruhi tingkat kepercayaan suatu penelitian1. Gaya Penulisan : - Sistematika penulisan telah tersusun dengan baik dan jelas mulai dari judul penelitian, nama penulis, abstrak (konteks, tujuan penelitian, pengaturan dan desain, bahan dan metode, analisis statistik, hasil, kesimpulan, dan kata kunci), pendahuluan, bahan dan metode, hasil, pembahasan, kesimpulan dan catatan kaki.- Tata bahasa yang dipergunakakan dalam penulisan jurnal ini cukup mudah dipahami sehingga memudahkan pembaca untuk mengerti bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan dan apa hasil yang diperoleh.2. Penulis : - Penulis dalam penelitian ini berasal dari Departemen Pengobatan Masyarakat, PS Medical College, Karamsad, Gujarat, India yaitu : Dinesh J Bhanderi, MD, Sushilkumar Choudhary, MD, dan Vikas G Doshi, MSc.- Gelar akademik dari penulis seharusnya tidak perlu dicantumkan- Menurut penelaah, dengan melihat latar belakang departemen mereka berasal, penulis tersebut mempunyai kualifikasi yang cukup di bidang yang mereka teliti. 3. Judul : A Commubity-Based Study Of Asthenopia In Computor Operators- Judul penelitian cukup jelas, akurat, tidak ambigu, dan menggambarkan apa yang akan diteliti. - Namun kekurangannya : belum memenuhi prinsip 5 W 1 H. Tidak dicantumkan tempat penelitian dan tahun penelitian diadakan.4. Abstrak : Kelebihan :- Abstrak mampu menggambarkan secara jelas mengenai masalah penelitian, tujuan penelitian, metodologi dan hasil yang didapatkan. Namun, jurnal ini tidak menyebutkan rekomendasi apa yang diberikan kepada pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan dalam penelitian ini.- Memenuhi IMRAD (Introduction, Metode, Result, Analize, Discussion) .- Mencantumkan kata kunci.} Kekurangan : Jumlah kata dalam abstrak melebihi 250 kata dan jurnal ini tidak memberikankan rekomendasi apa yg diberikan untuk penelitian selanjutnya. C. lemen yang mempengaruhi kekuatan suatu penelitian1. Tujuan/ Masalah Penelitian : Tujuan dari penelitian adalah : Untuk mengetahui prevalensi asthenopia pada operator komputer dan hubungannya dengan berbagai faktor epidemiologi. Pada bagian tujuan tidak dijelaskan secara rinci mengenai faktor-faktor epidemiologi apa saja yang dimaksud.2. Konsistensi logis : Laporan penelitian telah mengikuti langkah-langkah yang seharusnya yaitu : dimulai dari judul penelitian, nama penulis, abstrak (konteks, tujuan penelitian, pengaturan dan desain, bahan dan metode, analisis statistik, hasil, kesimpulan, dan kata kunci), pendahuluan, bahan dan metode, hasil, pembahasan, kesimpulan dan catatan kaki.3. Literatur review : - Penyusunan literatur menggunakan sistim vancouver dan terorganisir dengan logis- Penulisan jurnal menggunakan analitis kritis berdasarkan literatur yang ada dengan membandingkan temuan-temuan pada penelitian sebelumnya dengan hasil yang didapatkan oleh penulis.Contoh kutipan Jurnal : Our study observed that the subjects having refractive error (even when corrected) are more likely to develop asthenopia. Investigations on visual health complaints by VDT operators by Bergqvist et al.3 and Nakaishi et al.15 have shown similar relationship between asthenopia and presence of refractive error in the subjects. Taptagaporn et al. based on their study, recommended viewing distance of 50 to 70 cm.16 Jaschinski et al. found that the change from greater to lesser viewing distance produced a larger increase in eyestrain when the VDTs were at eye level.17 Their study also revealed that when operators were free to adjust the viewing distance to achieve the most comfortable screen position, the participants preferred viewing distances between 60 and 100 cm. In our study, asthenopia was less in subjects whose viewing distance was more than 30 cm (12 inches) and highest when it was less than 30 cm (12 inches), which was statistically significant.- Literatur yang digunakan hanya sekitar 50 % literatur terbaru yang berasal dari jurnal-jurnal yang telah dipublikasikan sebelumnya. 4. Theoritical kerangka : Baik kerangka konseptual maupun kerangka teori tidak digambarkan secara jelas dalam jurnal penelitian tersebut, namun pada bagian pembahasan, tinjauan pustaka mengenai faktor-faktor risiko yang berkaitan dengan asthenopia pada berbagai penelitian sebelumnya dijelaskan dengan cukup rinci.5. Tujuan/ sasaran/ pertanyaan penelitian/ hipotesis : Tujuan dan sasaran penelitian disebutkan secara jelas dan mencerminkan informasi yang disajikan dalam tinjauan pustakaAims:To study the prevalence of asthenopia among computer operators and its association with various epidemiological factors.6. Sampel : Four hundred forty computer operators working in different institutes were selected randomly. Twenty-one did not participate in the study, making the nonresponse rate 4.8%. Rest of the subjects (n = 419) were asked to fill a pre-tested questionnaire - Penelitian ini dilakukan di Anand Taluka dan Petlad Taluka, Gujarat dari Mei 2004 sampai Januari 2006. Sampel dalam penelitian ini dipilih secara acak (randomisasi) yang berasal dari PS. Medical collage (semua staf dan dosen, serta mahasiswa tingkat akhir), perusahaan termasuk bank, dan pusat pelatihan komputer. 440 subyek dipilih secara acak. 21 subyek tidak berpartisipasi dalam penelitian ini, sehingga tingkat nonresponse sebesar 4,8%. Sisa dari subyek (n = 419) diminta untuk mengisi kuesioner pretest, setelah mendapat persetujuan lisan mereka.- Jadi kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah mereka yang bekerja/ beraktivitas menggunakan komputer untuk berbagai periode waktu, telah mendapat persetujuan Komite Etik Human Research dari PS Medical College Karamsad dan ada persetujuan lisan dari mereka sendiri (subjek penelitian).- Dalam penentuan besar sampel, tidak dijelaskan berapa besar sampel yang diambil dari masing-masing populasi penelitian (PS Medical Collage, perusahaan termasuk bank, dan pusat pelatihan komputer).7. Pertimbangan Ethical : - Sebelum mendapatkan persetujuan lisan dari peserta (subjek penelitian), terlebih dahulu mereka diberikan penjelasan mengenai : tujuan, sasaran dan metodologi penelitian.- Izin etik untuk penelitian terlebih dahulu diperoleh dari Komite Etik Human Research dari PS Medical College, Karamsad serta izin dari pimpinan perusahaan dan institut yang staffnya terlibat dalam penelitian tersebut.8. Defenisi Operasional : - Defenisi operasional mengenai asthenopia tidak disebutkan secara jelas dalam jurnal tersebut. Asthenopia hanya digambarkan berdasarkan gejala-gejala yang ditimbulkannya.- Beberapa istilah yang ada dalam jurnal tersebut juga tidak dijelaskan secara rinci seperti : OR OSHA guidelines dan refractive error.9. Metodologi : Settings and Design:Community-based cross-sectional study of 419 subjects who work on computer for varying period of time.- Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study berbasis komunitas dengan menggunakan 419 subyek yang bekerja menggunakan komputer untuk berbagai periode waktu.- Instrumen yang digunanakan adalah kuesioner, daftar pedoman wawancara dan lembar observasi pemeriksaan workstation. Berdasarkan tujuan dari penelitian dan informasi apa yang ingin dikumpulkan menurut penelaah instrumen yang digunakan sudah sesuai.- Pengujian reliability dan validitas instrumen tidak dijelaskan dalam jurnal tersebut.10. Data analisis/ hasil : - Analisis statistik yang digunakan adalah proporsi sederhana dan tes Chi-square, tes Chi-square tepat digunakan karena data yang berbentuk nominal dan jumlah sampel yang besar.- Penyajian tabel disertai dengan narasi yang jelas mengenai isi tabelTable 1Occurrence of asthenopia in relation to age and gender of the subjectMean age of the subjects who participated in this study was 25.04 years, with a range of 18 to 55 years. Three-fourths of the subjects were young, with age of 15 to 25 years; and 279 (66.6%) were male [Table 1]. - Jumlah sampel yang berpartisipasi : dari 360 siswa SMA yang dipilih secara acak, terdapat 10 orang yang tidak berpartisipasi dalam penelitian ini, sehingga sisa dari subyek sebanyak 350 orang. - Hasil Penelitian : Diantara 350 subyek yang diwawancarai, 194 (46,3%) menderita asthenopia selama atau setelah bekerja di komputer. Dalam penelitian ini, asthenopia dilaporkan pada 194 (46,3%) subyek selama atau setelah bekerja di komputer, 51 (26,0%) mengalami asthenopia berat, dimana setidaknya terdapat satu dari gejala asthenopia setiap hari, sementara 145 (74,0% ) mengalami gejala sesekali. 18 dari 33 subjek pada kelompok usia 36-55 tahun dilaporkan asthenopia. Proporsi asthenopia tercatat sedikit lebih tinggi pada wanita dibandingkan dengan pria. Asthenopia tidak ditemukan berasosiasi dengan usia atau jenis kelamin subjek, kebiasaan istirahat dan durasi penggunaan komputer, baik dari segi tahun maupun jam per minggu; sementara hubungan signifikan secara statistik (P