sp energi1 unpad

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi panas bumi bermanfaat dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik. potensi energi panas bumi di Indonesia cukup besar, akan tetapi belum bisa dimanfaatkan secara optimal. Umumnya sumber energi panas bumi mempunyai temperatur reservoir sedang dan rendah, yaitu anatara 120 0 C dan 180 0 C. Untuk mengelola sumber energi panas bumi yang mempunyai temperatur tersebut digunakan teknologi siklus biner. Salah satu PLT Panas Bumi yang memanfaaatkan teknologi siklus biner adalah PLTP Lahendong, Sulawesi Utara yang berkapasitas kan temperatur 40 MW. Dengan memanfaatkan temperatur yang tidak terlalu tinggi, maka diperlukan fluida kerja lain yang memiliki titik didih dibawah titik didih air. Fluida kerja yang digunakan adalah fluida kerja organik seperti R123 yang mempunyai titik didih rendah, sehingga panas yang tidak terlalu tinggi dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan uap. Kemudian uap tersebut digunakan untuk menggerakan turbin pada Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi.

Upload: akmalia-mn

Post on 21-Nov-2015

35 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

student proyek

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangEnergi panas bumi bermanfaat dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik. potensi energi panas bumi di Indonesia cukup besar, akan tetapi belum bisa dimanfaatkan secara optimal.Umumnya sumber energi panas bumi mempunyai temperatur reservoir sedang dan rendah, yaitu anatara 120 0C dan 180 0C. Untuk mengelola sumber energi panas bumi yang mempunyai temperatur tersebut digunakan teknologi siklus biner. Salah satu PLT Panas Bumi yang memanfaaatkan teknologi siklus biner adalah PLTP Lahendong, Sulawesi Utara yang berkapasitas kan temperatur 40 MW.Dengan memanfaatkan temperatur yang tidak terlalu tinggi, maka diperlukan fluida kerja lain yang memiliki titik didih dibawah titik didih air. Fluida kerja yang digunakan adalah fluida kerja organik seperti R123 yang mempunyai titik didih rendah, sehingga panas yang tidak terlalu tinggi dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan uap. Kemudian uap tersebut digunakan untuk menggerakan turbin pada Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi ini sering kali diklasifikasikan berdasarkan entalpi fluida yaitu sistem entalpi rendah, sedang, dan tinggi. Tetapi pada kenyataannya kriteria yang digunakan sebagai dasar klasifikasi tidak berdasarkan entalpi akan tetapi berdasarkan temperatur. Mengingat entalpi merupakan fungsi dari temperatur. Pada penelitan ini akan dikaji pengaruh perbedaan temperatur reservoir panas bumi terhadap performa siklus biner. Kemudian mengetahui bagaimana pengaruh variasi temperatur tersebut terhadap performa siklus biner dengan Organic Rankine Cycle (ORC), dan menentukan hasil perhitungan analisis energi untuk mengetahui daya netto dan efisiensi yang dihasilkan oleh ketiga reservoir panas bumi yang memiliki temperatur yang berbeda.

1.2 Identifikasi Masalah1. Bagaimana pengaruh variasi temperatur reservoir panas bumi terhadap performa siklus biner dengan Organic Rankine Cycle (ORC).2. Bagaimana menentukan hasil perhitungan analisis energi untuk mengetahui daya netto dan efisiensi energi siklus dari tiga reservoir panas bumi yang memiliki temperatur yang berbeda

1.3 Batasan Masalah1. Fluida kerja yang digunakan merupakan fluida kerja organik R123 2. Siklus biner dengan Organic Rankine Cycle (ORC)3. Pertukaran panas antara brine dengan fluida kerja terisolasi dengan baik4. Penurunan tekanan dapat diabaikan5. Menggunakan reservoir panas bumi yang mempunyai temperatur yang berbeda6. Temperatur reservoir panas bumi umumnya memiliki temperatur (