spbo 7-9

Upload: hana-aqmarina

Post on 03-Apr-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 SPBO 7-9

    1/11

    7. Sebutkan tahap konversi konvensional ke organic

    Peningkatan Keragaman Hayati

    Peningkatan keragaman hayati dilakukan dengan cara penanaman pohon pelindung dan

    pembuatanhutan koloni. Penanaman pohon pelidung bertujuan untuk:

    1. Meningkatkankeragaman tanaman yang selanjutnya akan meningkatkan keragaman

    serangga hama dan musuh alaminya. Bila keragaman tanaman cukup tinggi, musuh alami

    dapat berkembang dengan baik dan akan tetap bertahan hidup di tempat tersebut.

    Konservasi musuh alami juga dapat dilakukan dengan penggunaan mulsa di areal

    pertanaman. Mulsa dari berbagai bahan organik atau sisa tanaman akan menutup tanah

    dari sinar matahari langsung, meningkatkan kelembapan tanah, serta menumbuhkan

    hewan permukaan tanah yang di antaranya dapat berfungsi sebagai musuh lami atau

    penyedia makanan untuk serangga lain.

    2. Memperbaiki iklim mikro sehingga tanaman tumbuh baik;

    3. Menyediakan habitat berbagai jenis burung yang dapat berfungsi sebagai predator ulat

    atau serangga kecil; dan

    4. Menambah bahan organik tanah.

    Konservasi Lahan

    Konservasi lahan merupakan pekerjaan yang memerlukan ketekunan dan membutuhkan waktu

    yang cukup lama. Namun bila hal ini tidak dilakukan, maka proses pengkurusan tanah akan

    semakin cepat dan tidak akan terjadi produksi yang tinggi serta berkelanjutan. Konservasi lahan

    dilakukan dengan cara menanam tanaman penutup tanah yang tahan erosi Untuk memenuhi

    kebutuhan hara tanaman, digunakan pupuk organik. Usahakan agar kadar bahan organik tanah

    terus meningkat dengan cara menambah bahan organik ke dalam tanah. Sumber bahan organik

    dapat berupa sampah pangkasan, sisa tumbuhan, kompos atau bokasi, sampah organic rumahtangga, sampah kota, dan sampah pasar, limbah sampah organik pabrik dan peternakan, serta

    tanaman khusus penghasil bahan organik seperti pupuk hijau dan pohon pelindung.

  • 7/29/2019 SPBO 7-9

    2/11

    Masa Konversi

    Masa sebelum areal lahan konvensional menjadi organic penuh, yaitu mulai dari saat tidak

    menggunakan bahan-bahan kimia buatan dan menggantikannya dengan bahan-bahan organik,

    disebut masa konversi. Masa konversi minimal adalah 2 tahun, dan bergantung pada waktu yang

    diper-lukan untuk mengatur, mengem-bangkan, dan melaksanakan prak-tek-praktek budi daya

    organik.

    Selama masa konversi, hal-hal yang perlu dilakukan adalah:

    1. Memperbaiki lingkungan dengan meningkatkan keragaman hayati,

    2. Mempersiapkan penggunaan/ pembuatan pupuk kompos,

    3. Melakukan konservasi lahan dan

    4. Musuh alami,

    Isolasi

    Lahan pertanian organik harus terisolasi dari kebun-kebun konvensional. Jarak isolasi sangat

    bergantung pada daerah masingmasing, terutama topografinya. Pada lahan yang datar, lebar

    isolasi atau border cukup 25 m. Akan tetapi, untuk topografi miring, batas kebun organik adalah

    sampai terhindar dari aliran air dari lahan yang tidak organik. Isolasi ditujukan agar aliran air

    dari kebun nonorganik tidakmengalir ke kebun orga-nik. Penanaman pohon sebagai wind breaker

    juga dapat dilakukan, atau dengan cara membuat hutan buat-an sebagai isolasi

    Inspeksi dan Sertifikasi

    Langkah selanjutnya adalah mencari sertifikat produk organic dari lembaga sertifikasi yang

    diakui dunia internasional. Untuk pasar Eropa, Jepang, dan Amerika, sertifikat dari Skal Negeri

    Belanda telah diakui

  • 7/29/2019 SPBO 7-9

    3/11

    8. Sebutkan dan jelaskan tahapan produk organic menjadi organic?

    Program inspeksi dan sertifikasi sistem pertanian organik ini dapat diikuti oleh usahatani

    perorangan atau kelompok, perusahaan pengolahan, koperasi, pedagang, perkebunan besar, dan

    lain-lain. Sebelum program ini dilaksanakan, perusahaan atau calon lisensi terlebih dahulu

    mengajukan aplikasi (permohonan) secara tertulis kepada SI.

    Formulir aplikasi (terlampir) dan cara mengisinya adalah sebagai berikut:

    1. Data perusahaan, ditulis nama perusahaan, alamat, nomor telepon dan fax termasuk email

    (kalau ada).

    2. Program sertifikasi yang akan diikuti, dalam hal ini dipilih program metode produksi

    organik(organic production methods).

    3. Jika perusahaan pernah diinspeksi dan atau disertifikasi sebelumnya maka disebutkan nama

    lembaga yang melakukan inspeksi atau sertifikasi. Informasi tentang inspeksi dan

    sertifikasinya dilampirkan termasuk laporan temuannya. Jika perusahaan tersebut pernah

    mengikutinya dan kemudian memutuskan kontrak dengan lembaga inspeksi dan atau

    sertifikasi tersebut maka disebutkan alasan pemutusan tersebut. Jika pernah ditolak oleh

    lembaga inspeksi dan sertifikasi sebelumnya maka alasan penolakannya juga disebutkan.

    4. Diskripsi aktivitas perusahaan, dicantumkan unit-unit prosesing termasuk unit yang berkaitan

    dengan administrasi dan ekspor.

    5. Unit-unit pertanian, luasnya, jumlah petani dan jenis produk yang dihasilkannya.

    6. Jenis transportasi dan waktu tempuh dari lokasi unit-unit pertanian dan prosesing ke bandara

    terdekat, serta waktu tempuh antar unit pertanian maupun prosesing.

    7. Jika sudah dibentuk sistem pengawasan intern, dijelaskan pula cara kerjanya.

    Setelah ditandatangani dan dilampiri surat keanggotaan KADIN dan atau bukti

    kepemilikan tanah, aplikasi tersebut dikirim ke Kantor Pusat Skal International dengan alamat

    Stationsplein 5, PO Box 161, 8000 AD Zwolle, the Netherlands; telepon +31-(0)38-426 0100;

    fax +31-(0)38-423 7040; e-mail: [email protected]; http://www.skalint.com Selanjutnya, SI akan

    segera mempertimbangkan kesesuaiannya terhadap aturan pertanian organik yang tercantum

    mailto:[email protected]://www.skalint.com/http://www.skalint.com/mailto:[email protected]
  • 7/29/2019 SPBO 7-9

    4/11

    dalam EEC Regulation Nomor 2092/91 dan standar SI. Jika hasil penilaian awal tersebut

    memenuhi syarat dua standar tersebut maka SI akan menawarkan program inspeksi dan

    sertifikasi termasuk perkiraan pembiayaan pada tahun pertama. Jika tawaran tersebut dapat

    disetujui oleh aplikan (calon pemegang lisensi) maka SI akan mengirim kontrak. Setelah kontrak

    ditandatangani dan dikirim kembali beserta separuh pembiayaan tahun pertama ke SI, maka

    aplikan telah tercatat sebagai salah satu lisensi SI dan diberi nomor lisensi serta dimasukkan

    dalam program inspeksi dan sertifikasi.

    Selanjutnya, SI akan segera menghubungi salah satu inspekturnya untuk segera

    merencanakan dan melaksanakan inspeksi. Untuk kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur, SI

    akan menugaskan inspekturnya yang di Indonesia, telepon: 0331-332 864, hp: 081 2345 5599, e-

    mail: [email protected] atau [email protected]

    INSPEKSI

    Inspeksi adalah penyelidikan yang dilakukan dengan menggunakan cara-cara yang benar dan

    atau dengan menguji produk, proses atau aktivitas dan menentukan kesesuaiannya dengan

    standar atau dokumen normatif lainnya; termasuk inventarisasi.

    1. Standar

    Standar yang digunakan oleh inspektur SI dalam melakukan inspeksi pertanian organik

    adalah EEC Regulation No. 2092/91 tanggal 24 Juni 1991 dan beberapaamandemennya. Disamping itu digunakan pula standar yang ditetapkan oleh SI. Dua standar

    ini telah diterima secara internasional.

    2. Metoda Inspeksi

    Dalam melakukan inspeksi, inspektur SI menggunakan kombinasi beberapa metoda inspeksi

    untuk memeriksa, menguji dan membuktikan diterapkannya standar pertanian organik.

    Beberapa metoda yang digunakan antara lain sebagai berikut:

    a. Wawancara

    Wawancara dilakukan terhadap berbagai pihak yang bersangkutan dengan sistem

    produksi dan administrasi pertanian organik. Sebagai contoh di unit pertanian, inspektur

    akan bertanya kepada petani, pemilik tanah, buruh, petani tetangganya atau bahkan

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 7/29/2019 SPBO 7-9

    5/11

    kepada penjual pestisida. Sedangkan di unit pengolahan inspektur antara lain akan

    bertanya kepada manajer produksi, pengontrol kualitas dan atau kepada pekerja di pabrik.

    b. Inspeksi fisik

    Di unit produksi pertanian, inspektur menginspeksi lahan dan sekitarnya. Merunut secara

    visual penggunaan pupuk buatan maupun pestisida misalnya mengamati warna daun, bau,

    packing kosong yang terdapat di kebun, dan lain-lain. Inspektur juga akan menginspeksi

    ruang penyimpanan produk pertanian, mesin-mesin dan peralatan yang

    digunakan. Sedangkan di unit pengolahan inspektur akan memeriksa semua tempat-

    tempat pengolahan dan penyimpanan.

    c. Inspeksi administrasi

    Inspeksi terhadap administrasi unit pertanian dilakukan terhadap semua dokumen yang

    berkaitan dengan input pertanian yang digunakan misalnya pupuk, bahan untuk

    perlindungan tanaman, dan lain-lain. Pembukuan mengenai produk organik yang di dapat

    dan produk yang dijual juga diinspeksi. Sedangkan di unit pengolahan, semua dokumen

    misalnya invoice,packing list, dokumen transportasi, dan lain-lain dari produk yang

    masuk dan produk yang keluar di chek dan dianalisis. Jika dipandang perlu inspeksi

    dilakukan sampai ke pembeli.

    d. Sampling

    Sampling atau pengambilan contoh untuk keperluan analysis kimia (misalnya herbisida,

    insektisida, fungisida, logam berat atau bahan-bahan lain yang tidak diperbolehkan)

    dilakukan untuk beberapa keperluan, misalnya:

    Pada waktu inspeksi ditemukan keraguan akan penggunaan bahan-bahan yang tidak

    boleh digunakan, misalnya tampak residu di daun, bungkus kosong, informasi dari

    tetangga, dan lain-lain. Jika tanda-tanda penggunaan bahan-bahan terlarang, misalnyaherbisida, tampak jelas dan lisensi secara terbuka mengakuinya dan menandatangani

    form yang diisi oleh inspektur maka pengambilan sampel tidak diperlukan lagi.

    Adanya informasi dari pihak ketiga tentang penggunaan bahan-bahan yang dilarang,

    atau

  • 7/29/2019 SPBO 7-9

    6/11

    Pengambilan sampel secara rutin.

    Sampel yang telah diambil oleh inspektur dikirim ke laboratorium yang terakreditasi untuk

    dilakukan analisis. Hasil analisis dievaluasi oleh inspektur dan manajer inspeksi untuk

    mengambil langkah-langkah berikutnya yang diperlukan.

    Penerapan standar pertanian dapat diuji secara efektif dengan memadukan metoda-metoda

    tersebut, menguji silang, dan mengkombinasikannya dengan pengetahuan serta pengalaman

    profesionalnya.

    Untuk memperoleh informasi yang obyektif, inspektur menentukan sendiri apa yang

    dikehendaki. Dalam keadaan tertentu inspektur juga mengambil sampel dari lahan yang

    diinspeksi secara acak atau mengambil sampel petani yang relatif lebih berisiko terhadap

    terjadinya kesalahan, contohnya petani yang lokasinya berdekatan dengan desa, atau yang

    mempunyai kebun yang luas, produksinya tinggi, jenis tanah tertentu, dan lain-lain.

    Dalam satu tahun paling tidak dilakukan satu kali pemeriksaan terhadap semua aspek. Jika

    suatu unit diinspeksi dua kali dalam satu tahun beberapa aspek mungkin diinspeksi satu kali

    dan yang lainnya dua kali. Sebagai contoh inspeksi pada musim tanam, inspektur mengontrol

    asal benih dan perlakuan yang diberikan terhadap benih, sedangkan inspeksi pada saat yang

    lain dilakukan terhadap penggunaan herbisida untuk mengendalikan gulma, dan aspek-aspek

    lainnya.

    3. Pelaksanaan

    Pelaksanaan semua metoda tersebut ditentukan oleh inspektur tergantung pada kondisi

    yang dihadapinya. Berikut diberikan contoh pelaksanaan inspeksi secara garis besar sebagai

    berikut:

    a. Mula-mula inspektur memberitahu lisensi tentang maksud inspeksi dan menerangkan

    prosedur inspeksi.

    b. Kemudian, bersama lisensi membuat rencana inspeksi, misalnya kemana dan kapan,

    informasi apa yang diperlukan, dengan siapa akan berbicara, petani yang mana yang akan

    ditanyai, dan kebun mana yang akan diinspeksi, dan lain-lain. Pada inspeksi yang

    pertama, inspektur akan melakukan inventarisasi baik terhadap unit prosesing maupun

  • 7/29/2019 SPBO 7-9

    7/11

    unit pertanian. Dalam inventarisasi ini lisensi perlu menjelaskan tentang proses

    pengolahan, peta pabrik, kemudian mengunjungi pabrik mulai dari awal proses sampai

    dengan produk akhir. Memeriksa semua pembukuan. Dalam pemeriksaan pembukuan,

    inspektur tidak tertarik dengan harga tetapi asal, kuantitas, dan tujuan terakhir dari suatu

    produk.

    c. Selama inspeksi, temuan dan kesimpulan inspeksi ditulis dalam form inspeksi yang

    akhirnya ditandatangani oleh lisensi atau orang yang bertanggung jawab terhadap

    kegiatan tersebut.

    d. Inspektur selalu melakukan inspeksi secara transparan, terbuka dan jelas terhadap pihak

    yang diinspeksi dan menjelaskan kaitannya dengan standar dan aturan yang berlaku.

    e. Pada akhir kunjungan inspeksi, inspektur akan mendiskusikan hasil inspeksi dan

    menjelaskan temuannya, serta merencanakan dan mendiskusikan inspeksi berikutnya.

    4. Sistem Pengawasan Intern untuk Kelompok Tani

    Sistem Pengawasan Intern (SPI) merupakan langkah yang praktis dan sesuai dengan

    persyaratan yang ditentukan oleh EEC 2092/91. SPI perlu dibentuk jika unit pertanian

    merupakan kelompok petani dengan luas masing-masing kurang dari 20 ha.

    Inspeksi terhadap SPI antara lain ditujukan pada status, struktur dan tanggung jawaborganisasi SPI, serta dokumen-dokumennya misalnya tentang prosedur SPI, formulir

    pemeriksaan yang telah dibakukan, misalnya buku kunjungan, tanggung jawab yang jelas

    dan jadwal kunjungan SPI serta pelaporannya. Di dalam prosedur diperiksa juga tindakan

    yang harus diambil oleh SPI jika terdapat anggota yang melanggar aturan budidaya organik,

    sanksi-sanksinya termasuk pencabutan keanggotaan dari proyek organik.

    Pemeriksaan juga dilakukan terhadap rencana dan pelaksanaan pelatihan dan

    pembinaan anggota SPI sebagai pengawas intern. Tugas dan tanggung jawab pengawasintern dituangkan dalam perjanjian yang disebutfield officer agreement.

    Data dan dokumen SPI yang diinspeksi antara lain:

  • 7/29/2019 SPBO 7-9

    8/11

    a. Daftar petani yang memuat nama petani, kode atau nomer lahan, lokasi, jenis tanaman

    yang diusahakan, luasnya (hektar) dan statusnya (organik atau konversi) serta catatan

    tentang pengetahuan masing-masing petani terhadap standar budidaya organik.

    b. Hak dan kewajiban kelompok tani yang dituangkan dalam perjanjian secara tertulis dalambentuk perjanjian petani(farmer-agreement). Perjanjian ini ditulis dalam bahasa yang

    dimengerti oleh petani dan ditandatangani oleh masing-masing petani.

    c. Catatan tentang penyuluhan yang dilakukan terhadap anggota kelompok tani, baik yang

    dilakukan secara individu atau secara kelompok.

    d. Peta tinjau (overview map) yang menggambarkan lokasi pertanian organik secara makro

    dan peta detail (detailed map) kebun yang menunjukkan kebun-kebun secara individu

    tiap anggota dan informasi tentang kemungkinan adanya risiko kontaminasi dari

    lingkungan sekitarnya.

    e. Riwayat kebun dari tiap anggota yang berkaitan dengan penggunaan bahan-bahan

    pemupukan dan perlindungan tanaman, khususnya penggunaan pupuk kimia dan

    pestisida kimia yang terakhir kali dilakukan.

    f. Pembukuan yang jelas dan lengkap tentang produk yang dijual, produk yang disimpan, dan

    input pertanian yang digunakan oleh tiap anggota, termasuk referensi keorganikannya.

    g. Catatan realisasi produksi tahun lalu dan estimasi produksi tahun ini.

    h. Catatan tentang jumlah produk, produk yang disimpan dan produk yang dijual.

    i. Catatan tentang pengawasan yang dilakukan oleh SPI misalnya dapat berupa buku

    kunjungan. Temuan-temuan SPI dan tindakan yang diambil oleh SPI misalnya

    mengeluarkan petani dari keanggotaan organik.

    j. Laporan tiga bulanan dari SPI dan tindakan yang telah dilakukan oleh SPI.

    Inspektur SI akan menggunakan dokumen dan hasil inspeksi SPI tersebut untuk

    menginspeksi petani dan kebunnya, dan mengechek temuan SPI dengan temuannya. Ini

    merupakan suatu sistem audit. Hal yang penting adalah frekuensi inspeksi yang dilakukan

    oleh petugas lapangan SPI.

  • 7/29/2019 SPBO 7-9

    9/11

    5. Perjanjian Prosesor, Petugas SPI dan Petani

    Perjanjian yang dimaksud disini adalah perjanjian untuk menerapkan standar pertanian

    organik dan melaksanakan instruksi yang diberikan oleh lembaga inspeksi dan sertifikasi.

    Perjanjian ini ditulis dengan bahasa lokal dan ditandatangani oleh prosesor (processoragreement) maupun petani (farmer agreement). Dalam hal kelompok tani, petugas SPI

    menandatanganifield officer agreement. Perjanjian ini tidak terbatas waktunya dan tidak

    perlu diperbaharui.

    6. Waktu Inspeksi

    Inspeksi terhadap unit pertanian dilaksanakan pada waktu yang kritis terhadap

    kemungkinan terjadinya penyimpangan, misalnya pada waktu petani biasanya menebar

    pupuk buatan, perlakuan benih, herbisida, fungisida, dan lain-lain. Biasanya tenggang waktu

    inspeksi adalah sejak persiapan tanam sampai panen dari tanaman yang bersangkutan. Oleh

    karena itu, unit yang tidak diinspeksi pada waktu kritis tidak dapat disertifikasi sebagai

    organik. Untuk unit-unit yang diinspeksi dua kali dalam satu tahun tetapi hanya inspeksi

    kedua yang dilaksanakan sedangkan inspeksi yang pertama dilewati maka kebunnya dapat

    disertifikasi organik tetapi produknya tidak dapat dijual sebagai produk organik.

    7. Kebebasan dan Keamanan Inspektur

    Selama inspeksi, lisensi harus memberi kebebasan kepada inspektur SI untuk

    menginspeksi kebun-kebun produksi, ruang-ruang penyimpanan, tempat-tempat pengolahan

    hasil, catatan atau laporan, dokumen-dokumen pendukung, dan informasi lain yang

    memungkinkan pelaksanaan inspeksi. Jika inspektur tidak diberi kebebasan untuk hal-hal

    tersebut maka sertifikasi tidak dapat dilanjutkan.

    Jika pada waktu yang ditetapkan, tidak dapat dilakukan inspeksi misalnya karena

    banjir, jalan yang tidak memungkinkan, dan atau karena adanya perang, atau adanya teroris

    maka inspektur SI akan mencoba sedapat mungkin untuk melakukan inspeksi untuk

    memperoleh informasi yang diperlukan melalui berbagai alternatif. Jika inspeksi tidak dapat

    dilakukan, walaupun mungkin unit ini sesuai dengan standar yang ada, maka setifikasi tidak

    dapat diberikan. Jika unit pertanian ini tidak dapat disertifikasi karena tidak terjaminnya

  • 7/29/2019 SPBO 7-9

    10/11

    keamanan dan kebebasan masuk maka unit ini dimasukkan dalam konversi tahun kedua dan

    disertifikasi tahun berikutnya jika memungkinkan untuk melakukan inspeksi.

    8. Penyimpangan

    Penyimpangan terhadap standar pertanian organik dan standar SI yang ditemukan oleh

    inspektur di tulis dalam formulir inspeksi. Pada saat memulai inspeksi, inspektur akan

    memeriksa penyimpangan terhadap standar yang terjadi pada inspeksi sebelumnya. Jika

    penyimpangan ini belum diperbaiki maka inspektur akan menulis kembali penyimpangan

    tersebut didalam formulir inspeksi.

    Disamping penyimpangan, inspektur juga menyebutkan hal-hal yang perlu mendapat

    perhatian (point of attention). Hal yang perlu mendapat perhatian ini memang tidak

    membahayakan sertifikasi saat ini tetapi mungkin di kemudian hari.

    9. Pelaporan

    Setelah melakukan inspeksi, inspektur mengirim formulir inspeksi yang telah diisi ke

    Skal Internasional pusat di Netherland sebagai bahan sertifikasi. Data lainnya, misalnya

    daftar petani, peta tinjau dan peta ditail, laporan tri wulan dari SPI, dan lain-lain juga dikirim

    jika dianggap perlu untuk pertimbangan sertifikasi.

    SERTIFIKASI

    Setelah formulir inspeksi diterima oleh kantor pusat SI maka segera dilakukan pengechekan

    berbagai hal. Jika diperlukan, SI akan menghubungi inspekturnya untuk klarifikasi atau untuk

    memperoleh informasi tambahan yang diperlukan dalam sertifikasi.

    Sertifikasi adalah tindakan yang diambil oleh pihak ketiga dengan penuh kepercayaan bahwa

    produk, proses atau pelayanan yang diidentifikasi sesuai dengan standar tertentu dan dokumen

    normatif lainnya. Penyimpangan-penyimpangan terhadap standar diperiksa dan diklasifikasi

    misalnya apakah sifatnya prosedural atau yang mengancam secara langsung terhadap

    keorganikan suatu produk. Penyimpangan-penyimpangan ini dapat menyebabkan dicabutnya

    sertifikat. Pada permulaan sertifikasi, semua penyimpangan harus diperbaiki terlebih dahulu

    sebelum sertifikasi.

  • 7/29/2019 SPBO 7-9

    11/11

    Di dalam cakupan sertifikat (scope certificate) dicantumkan gambaran tentang proses, produk

    dan usahatani yang disertifikasi per lisensi. Scope certificate diterbitkan dan dirobah oleh SI

    pusat berdasarkan hasil inspeksi yang dilakukan oleh inspektur SI. Scope certificate dapat

    diperbaharui setelah dilakukan inspeksi.

    Laporan inspeksi dan sertifikasi kemudian dicetak dan ditandatangani oleh inspection manager

    dan account manager SI, sedangkan sertifikat dan lampirannya ditanda tangani oleh managing

    director SI. Fotokopi laporan dikirim kepada lisensi dan inspektur SI.

    Sebagai lembaga inspeksi dan sertifikasi, SI diakreditasi olehDutch Council for Accreditation

    (Raad voor Accreditatie atau RvA) menurut EN 45011 (seperti ISO 65). RvA adalah organisasi

    yang didirikan dengan tujuan untuk mengatur sistem sertifikasi. Adanya akreditasi berarti SI

    bekerja menurut prosedur yang baku dan jelas sebagaimana tertera dalam manual kualitastermasuk form dan aturan yang baku. Disamping itu, SI juga diakreditasi oleh FSC International

    untuk program sertifikasi hutan berkelanjutan. SI dapat memberikan logo FSC kepada para

    lisensinya. SI adalah anggota IFOAM

    9. Sebutkan organisasi yang berperan dalam pertanian organic secara nasional maupun

    internasional?

    Internasional:

    IFOAM (Federasi Internasional Gerakan Pertanian Organik) merupakan organisasi

    internasional yang memberikan dukungan penuh terhadap sistem pertanian organik dan

    demokratis. Pada saat ini IFOAM telah menyatukan lebih dari 750 organisasi yang ada di 116

    negara.

    Nasional:

    MAPORINA ( Masyarakat Pertanian Organik Indonesia)

    LEISA (Low External Input Suistainable Agriculture)