spbo 7-9
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 SPBO 7-9
1/11
7. Sebutkan tahap konversi konvensional ke organic
Peningkatan Keragaman Hayati
Peningkatan keragaman hayati dilakukan dengan cara penanaman pohon pelindung dan
pembuatanhutan koloni. Penanaman pohon pelidung bertujuan untuk:
1. Meningkatkankeragaman tanaman yang selanjutnya akan meningkatkan keragaman
serangga hama dan musuh alaminya. Bila keragaman tanaman cukup tinggi, musuh alami
dapat berkembang dengan baik dan akan tetap bertahan hidup di tempat tersebut.
Konservasi musuh alami juga dapat dilakukan dengan penggunaan mulsa di areal
pertanaman. Mulsa dari berbagai bahan organik atau sisa tanaman akan menutup tanah
dari sinar matahari langsung, meningkatkan kelembapan tanah, serta menumbuhkan
hewan permukaan tanah yang di antaranya dapat berfungsi sebagai musuh lami atau
penyedia makanan untuk serangga lain.
2. Memperbaiki iklim mikro sehingga tanaman tumbuh baik;
3. Menyediakan habitat berbagai jenis burung yang dapat berfungsi sebagai predator ulat
atau serangga kecil; dan
4. Menambah bahan organik tanah.
Konservasi Lahan
Konservasi lahan merupakan pekerjaan yang memerlukan ketekunan dan membutuhkan waktu
yang cukup lama. Namun bila hal ini tidak dilakukan, maka proses pengkurusan tanah akan
semakin cepat dan tidak akan terjadi produksi yang tinggi serta berkelanjutan. Konservasi lahan
dilakukan dengan cara menanam tanaman penutup tanah yang tahan erosi Untuk memenuhi
kebutuhan hara tanaman, digunakan pupuk organik. Usahakan agar kadar bahan organik tanah
terus meningkat dengan cara menambah bahan organik ke dalam tanah. Sumber bahan organik
dapat berupa sampah pangkasan, sisa tumbuhan, kompos atau bokasi, sampah organic rumahtangga, sampah kota, dan sampah pasar, limbah sampah organik pabrik dan peternakan, serta
tanaman khusus penghasil bahan organik seperti pupuk hijau dan pohon pelindung.
-
7/29/2019 SPBO 7-9
2/11
Masa Konversi
Masa sebelum areal lahan konvensional menjadi organic penuh, yaitu mulai dari saat tidak
menggunakan bahan-bahan kimia buatan dan menggantikannya dengan bahan-bahan organik,
disebut masa konversi. Masa konversi minimal adalah 2 tahun, dan bergantung pada waktu yang
diper-lukan untuk mengatur, mengem-bangkan, dan melaksanakan prak-tek-praktek budi daya
organik.
Selama masa konversi, hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
1. Memperbaiki lingkungan dengan meningkatkan keragaman hayati,
2. Mempersiapkan penggunaan/ pembuatan pupuk kompos,
3. Melakukan konservasi lahan dan
4. Musuh alami,
Isolasi
Lahan pertanian organik harus terisolasi dari kebun-kebun konvensional. Jarak isolasi sangat
bergantung pada daerah masingmasing, terutama topografinya. Pada lahan yang datar, lebar
isolasi atau border cukup 25 m. Akan tetapi, untuk topografi miring, batas kebun organik adalah
sampai terhindar dari aliran air dari lahan yang tidak organik. Isolasi ditujukan agar aliran air
dari kebun nonorganik tidakmengalir ke kebun orga-nik. Penanaman pohon sebagai wind breaker
juga dapat dilakukan, atau dengan cara membuat hutan buat-an sebagai isolasi
Inspeksi dan Sertifikasi
Langkah selanjutnya adalah mencari sertifikat produk organic dari lembaga sertifikasi yang
diakui dunia internasional. Untuk pasar Eropa, Jepang, dan Amerika, sertifikat dari Skal Negeri
Belanda telah diakui
-
7/29/2019 SPBO 7-9
3/11
8. Sebutkan dan jelaskan tahapan produk organic menjadi organic?
Program inspeksi dan sertifikasi sistem pertanian organik ini dapat diikuti oleh usahatani
perorangan atau kelompok, perusahaan pengolahan, koperasi, pedagang, perkebunan besar, dan
lain-lain. Sebelum program ini dilaksanakan, perusahaan atau calon lisensi terlebih dahulu
mengajukan aplikasi (permohonan) secara tertulis kepada SI.
Formulir aplikasi (terlampir) dan cara mengisinya adalah sebagai berikut:
1. Data perusahaan, ditulis nama perusahaan, alamat, nomor telepon dan fax termasuk email
(kalau ada).
2. Program sertifikasi yang akan diikuti, dalam hal ini dipilih program metode produksi
organik(organic production methods).
3. Jika perusahaan pernah diinspeksi dan atau disertifikasi sebelumnya maka disebutkan nama
lembaga yang melakukan inspeksi atau sertifikasi. Informasi tentang inspeksi dan
sertifikasinya dilampirkan termasuk laporan temuannya. Jika perusahaan tersebut pernah
mengikutinya dan kemudian memutuskan kontrak dengan lembaga inspeksi dan atau
sertifikasi tersebut maka disebutkan alasan pemutusan tersebut. Jika pernah ditolak oleh
lembaga inspeksi dan sertifikasi sebelumnya maka alasan penolakannya juga disebutkan.
4. Diskripsi aktivitas perusahaan, dicantumkan unit-unit prosesing termasuk unit yang berkaitan
dengan administrasi dan ekspor.
5. Unit-unit pertanian, luasnya, jumlah petani dan jenis produk yang dihasilkannya.
6. Jenis transportasi dan waktu tempuh dari lokasi unit-unit pertanian dan prosesing ke bandara
terdekat, serta waktu tempuh antar unit pertanian maupun prosesing.
7. Jika sudah dibentuk sistem pengawasan intern, dijelaskan pula cara kerjanya.
Setelah ditandatangani dan dilampiri surat keanggotaan KADIN dan atau bukti
kepemilikan tanah, aplikasi tersebut dikirim ke Kantor Pusat Skal International dengan alamat
Stationsplein 5, PO Box 161, 8000 AD Zwolle, the Netherlands; telepon +31-(0)38-426 0100;
fax +31-(0)38-423 7040; e-mail: [email protected]; http://www.skalint.com Selanjutnya, SI akan
segera mempertimbangkan kesesuaiannya terhadap aturan pertanian organik yang tercantum
mailto:[email protected]://www.skalint.com/http://www.skalint.com/mailto:[email protected] -
7/29/2019 SPBO 7-9
4/11
dalam EEC Regulation Nomor 2092/91 dan standar SI. Jika hasil penilaian awal tersebut
memenuhi syarat dua standar tersebut maka SI akan menawarkan program inspeksi dan
sertifikasi termasuk perkiraan pembiayaan pada tahun pertama. Jika tawaran tersebut dapat
disetujui oleh aplikan (calon pemegang lisensi) maka SI akan mengirim kontrak. Setelah kontrak
ditandatangani dan dikirim kembali beserta separuh pembiayaan tahun pertama ke SI, maka
aplikan telah tercatat sebagai salah satu lisensi SI dan diberi nomor lisensi serta dimasukkan
dalam program inspeksi dan sertifikasi.
Selanjutnya, SI akan segera menghubungi salah satu inspekturnya untuk segera
merencanakan dan melaksanakan inspeksi. Untuk kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur, SI
akan menugaskan inspekturnya yang di Indonesia, telepon: 0331-332 864, hp: 081 2345 5599, e-
mail: [email protected] atau [email protected]
INSPEKSI
Inspeksi adalah penyelidikan yang dilakukan dengan menggunakan cara-cara yang benar dan
atau dengan menguji produk, proses atau aktivitas dan menentukan kesesuaiannya dengan
standar atau dokumen normatif lainnya; termasuk inventarisasi.
1. Standar
Standar yang digunakan oleh inspektur SI dalam melakukan inspeksi pertanian organik
adalah EEC Regulation No. 2092/91 tanggal 24 Juni 1991 dan beberapaamandemennya. Disamping itu digunakan pula standar yang ditetapkan oleh SI. Dua standar
ini telah diterima secara internasional.
2. Metoda Inspeksi
Dalam melakukan inspeksi, inspektur SI menggunakan kombinasi beberapa metoda inspeksi
untuk memeriksa, menguji dan membuktikan diterapkannya standar pertanian organik.
Beberapa metoda yang digunakan antara lain sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap berbagai pihak yang bersangkutan dengan sistem
produksi dan administrasi pertanian organik. Sebagai contoh di unit pertanian, inspektur
akan bertanya kepada petani, pemilik tanah, buruh, petani tetangganya atau bahkan
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected] -
7/29/2019 SPBO 7-9
5/11
kepada penjual pestisida. Sedangkan di unit pengolahan inspektur antara lain akan
bertanya kepada manajer produksi, pengontrol kualitas dan atau kepada pekerja di pabrik.
b. Inspeksi fisik
Di unit produksi pertanian, inspektur menginspeksi lahan dan sekitarnya. Merunut secara
visual penggunaan pupuk buatan maupun pestisida misalnya mengamati warna daun, bau,
packing kosong yang terdapat di kebun, dan lain-lain. Inspektur juga akan menginspeksi
ruang penyimpanan produk pertanian, mesin-mesin dan peralatan yang
digunakan. Sedangkan di unit pengolahan inspektur akan memeriksa semua tempat-
tempat pengolahan dan penyimpanan.
c. Inspeksi administrasi
Inspeksi terhadap administrasi unit pertanian dilakukan terhadap semua dokumen yang
berkaitan dengan input pertanian yang digunakan misalnya pupuk, bahan untuk
perlindungan tanaman, dan lain-lain. Pembukuan mengenai produk organik yang di dapat
dan produk yang dijual juga diinspeksi. Sedangkan di unit pengolahan, semua dokumen
misalnya invoice,packing list, dokumen transportasi, dan lain-lain dari produk yang
masuk dan produk yang keluar di chek dan dianalisis. Jika dipandang perlu inspeksi
dilakukan sampai ke pembeli.
d. Sampling
Sampling atau pengambilan contoh untuk keperluan analysis kimia (misalnya herbisida,
insektisida, fungisida, logam berat atau bahan-bahan lain yang tidak diperbolehkan)
dilakukan untuk beberapa keperluan, misalnya:
Pada waktu inspeksi ditemukan keraguan akan penggunaan bahan-bahan yang tidak
boleh digunakan, misalnya tampak residu di daun, bungkus kosong, informasi dari
tetangga, dan lain-lain. Jika tanda-tanda penggunaan bahan-bahan terlarang, misalnyaherbisida, tampak jelas dan lisensi secara terbuka mengakuinya dan menandatangani
form yang diisi oleh inspektur maka pengambilan sampel tidak diperlukan lagi.
Adanya informasi dari pihak ketiga tentang penggunaan bahan-bahan yang dilarang,
atau
-
7/29/2019 SPBO 7-9
6/11
Pengambilan sampel secara rutin.
Sampel yang telah diambil oleh inspektur dikirim ke laboratorium yang terakreditasi untuk
dilakukan analisis. Hasil analisis dievaluasi oleh inspektur dan manajer inspeksi untuk
mengambil langkah-langkah berikutnya yang diperlukan.
Penerapan standar pertanian dapat diuji secara efektif dengan memadukan metoda-metoda
tersebut, menguji silang, dan mengkombinasikannya dengan pengetahuan serta pengalaman
profesionalnya.
Untuk memperoleh informasi yang obyektif, inspektur menentukan sendiri apa yang
dikehendaki. Dalam keadaan tertentu inspektur juga mengambil sampel dari lahan yang
diinspeksi secara acak atau mengambil sampel petani yang relatif lebih berisiko terhadap
terjadinya kesalahan, contohnya petani yang lokasinya berdekatan dengan desa, atau yang
mempunyai kebun yang luas, produksinya tinggi, jenis tanah tertentu, dan lain-lain.
Dalam satu tahun paling tidak dilakukan satu kali pemeriksaan terhadap semua aspek. Jika
suatu unit diinspeksi dua kali dalam satu tahun beberapa aspek mungkin diinspeksi satu kali
dan yang lainnya dua kali. Sebagai contoh inspeksi pada musim tanam, inspektur mengontrol
asal benih dan perlakuan yang diberikan terhadap benih, sedangkan inspeksi pada saat yang
lain dilakukan terhadap penggunaan herbisida untuk mengendalikan gulma, dan aspek-aspek
lainnya.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan semua metoda tersebut ditentukan oleh inspektur tergantung pada kondisi
yang dihadapinya. Berikut diberikan contoh pelaksanaan inspeksi secara garis besar sebagai
berikut:
a. Mula-mula inspektur memberitahu lisensi tentang maksud inspeksi dan menerangkan
prosedur inspeksi.
b. Kemudian, bersama lisensi membuat rencana inspeksi, misalnya kemana dan kapan,
informasi apa yang diperlukan, dengan siapa akan berbicara, petani yang mana yang akan
ditanyai, dan kebun mana yang akan diinspeksi, dan lain-lain. Pada inspeksi yang
pertama, inspektur akan melakukan inventarisasi baik terhadap unit prosesing maupun
-
7/29/2019 SPBO 7-9
7/11
unit pertanian. Dalam inventarisasi ini lisensi perlu menjelaskan tentang proses
pengolahan, peta pabrik, kemudian mengunjungi pabrik mulai dari awal proses sampai
dengan produk akhir. Memeriksa semua pembukuan. Dalam pemeriksaan pembukuan,
inspektur tidak tertarik dengan harga tetapi asal, kuantitas, dan tujuan terakhir dari suatu
produk.
c. Selama inspeksi, temuan dan kesimpulan inspeksi ditulis dalam form inspeksi yang
akhirnya ditandatangani oleh lisensi atau orang yang bertanggung jawab terhadap
kegiatan tersebut.
d. Inspektur selalu melakukan inspeksi secara transparan, terbuka dan jelas terhadap pihak
yang diinspeksi dan menjelaskan kaitannya dengan standar dan aturan yang berlaku.
e. Pada akhir kunjungan inspeksi, inspektur akan mendiskusikan hasil inspeksi dan
menjelaskan temuannya, serta merencanakan dan mendiskusikan inspeksi berikutnya.
4. Sistem Pengawasan Intern untuk Kelompok Tani
Sistem Pengawasan Intern (SPI) merupakan langkah yang praktis dan sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan oleh EEC 2092/91. SPI perlu dibentuk jika unit pertanian
merupakan kelompok petani dengan luas masing-masing kurang dari 20 ha.
Inspeksi terhadap SPI antara lain ditujukan pada status, struktur dan tanggung jawaborganisasi SPI, serta dokumen-dokumennya misalnya tentang prosedur SPI, formulir
pemeriksaan yang telah dibakukan, misalnya buku kunjungan, tanggung jawab yang jelas
dan jadwal kunjungan SPI serta pelaporannya. Di dalam prosedur diperiksa juga tindakan
yang harus diambil oleh SPI jika terdapat anggota yang melanggar aturan budidaya organik,
sanksi-sanksinya termasuk pencabutan keanggotaan dari proyek organik.
Pemeriksaan juga dilakukan terhadap rencana dan pelaksanaan pelatihan dan
pembinaan anggota SPI sebagai pengawas intern. Tugas dan tanggung jawab pengawasintern dituangkan dalam perjanjian yang disebutfield officer agreement.
Data dan dokumen SPI yang diinspeksi antara lain:
-
7/29/2019 SPBO 7-9
8/11
a. Daftar petani yang memuat nama petani, kode atau nomer lahan, lokasi, jenis tanaman
yang diusahakan, luasnya (hektar) dan statusnya (organik atau konversi) serta catatan
tentang pengetahuan masing-masing petani terhadap standar budidaya organik.
b. Hak dan kewajiban kelompok tani yang dituangkan dalam perjanjian secara tertulis dalambentuk perjanjian petani(farmer-agreement). Perjanjian ini ditulis dalam bahasa yang
dimengerti oleh petani dan ditandatangani oleh masing-masing petani.
c. Catatan tentang penyuluhan yang dilakukan terhadap anggota kelompok tani, baik yang
dilakukan secara individu atau secara kelompok.
d. Peta tinjau (overview map) yang menggambarkan lokasi pertanian organik secara makro
dan peta detail (detailed map) kebun yang menunjukkan kebun-kebun secara individu
tiap anggota dan informasi tentang kemungkinan adanya risiko kontaminasi dari
lingkungan sekitarnya.
e. Riwayat kebun dari tiap anggota yang berkaitan dengan penggunaan bahan-bahan
pemupukan dan perlindungan tanaman, khususnya penggunaan pupuk kimia dan
pestisida kimia yang terakhir kali dilakukan.
f. Pembukuan yang jelas dan lengkap tentang produk yang dijual, produk yang disimpan, dan
input pertanian yang digunakan oleh tiap anggota, termasuk referensi keorganikannya.
g. Catatan realisasi produksi tahun lalu dan estimasi produksi tahun ini.
h. Catatan tentang jumlah produk, produk yang disimpan dan produk yang dijual.
i. Catatan tentang pengawasan yang dilakukan oleh SPI misalnya dapat berupa buku
kunjungan. Temuan-temuan SPI dan tindakan yang diambil oleh SPI misalnya
mengeluarkan petani dari keanggotaan organik.
j. Laporan tiga bulanan dari SPI dan tindakan yang telah dilakukan oleh SPI.
Inspektur SI akan menggunakan dokumen dan hasil inspeksi SPI tersebut untuk
menginspeksi petani dan kebunnya, dan mengechek temuan SPI dengan temuannya. Ini
merupakan suatu sistem audit. Hal yang penting adalah frekuensi inspeksi yang dilakukan
oleh petugas lapangan SPI.
-
7/29/2019 SPBO 7-9
9/11
5. Perjanjian Prosesor, Petugas SPI dan Petani
Perjanjian yang dimaksud disini adalah perjanjian untuk menerapkan standar pertanian
organik dan melaksanakan instruksi yang diberikan oleh lembaga inspeksi dan sertifikasi.
Perjanjian ini ditulis dengan bahasa lokal dan ditandatangani oleh prosesor (processoragreement) maupun petani (farmer agreement). Dalam hal kelompok tani, petugas SPI
menandatanganifield officer agreement. Perjanjian ini tidak terbatas waktunya dan tidak
perlu diperbaharui.
6. Waktu Inspeksi
Inspeksi terhadap unit pertanian dilaksanakan pada waktu yang kritis terhadap
kemungkinan terjadinya penyimpangan, misalnya pada waktu petani biasanya menebar
pupuk buatan, perlakuan benih, herbisida, fungisida, dan lain-lain. Biasanya tenggang waktu
inspeksi adalah sejak persiapan tanam sampai panen dari tanaman yang bersangkutan. Oleh
karena itu, unit yang tidak diinspeksi pada waktu kritis tidak dapat disertifikasi sebagai
organik. Untuk unit-unit yang diinspeksi dua kali dalam satu tahun tetapi hanya inspeksi
kedua yang dilaksanakan sedangkan inspeksi yang pertama dilewati maka kebunnya dapat
disertifikasi organik tetapi produknya tidak dapat dijual sebagai produk organik.
7. Kebebasan dan Keamanan Inspektur
Selama inspeksi, lisensi harus memberi kebebasan kepada inspektur SI untuk
menginspeksi kebun-kebun produksi, ruang-ruang penyimpanan, tempat-tempat pengolahan
hasil, catatan atau laporan, dokumen-dokumen pendukung, dan informasi lain yang
memungkinkan pelaksanaan inspeksi. Jika inspektur tidak diberi kebebasan untuk hal-hal
tersebut maka sertifikasi tidak dapat dilanjutkan.
Jika pada waktu yang ditetapkan, tidak dapat dilakukan inspeksi misalnya karena
banjir, jalan yang tidak memungkinkan, dan atau karena adanya perang, atau adanya teroris
maka inspektur SI akan mencoba sedapat mungkin untuk melakukan inspeksi untuk
memperoleh informasi yang diperlukan melalui berbagai alternatif. Jika inspeksi tidak dapat
dilakukan, walaupun mungkin unit ini sesuai dengan standar yang ada, maka setifikasi tidak
dapat diberikan. Jika unit pertanian ini tidak dapat disertifikasi karena tidak terjaminnya
-
7/29/2019 SPBO 7-9
10/11
keamanan dan kebebasan masuk maka unit ini dimasukkan dalam konversi tahun kedua dan
disertifikasi tahun berikutnya jika memungkinkan untuk melakukan inspeksi.
8. Penyimpangan
Penyimpangan terhadap standar pertanian organik dan standar SI yang ditemukan oleh
inspektur di tulis dalam formulir inspeksi. Pada saat memulai inspeksi, inspektur akan
memeriksa penyimpangan terhadap standar yang terjadi pada inspeksi sebelumnya. Jika
penyimpangan ini belum diperbaiki maka inspektur akan menulis kembali penyimpangan
tersebut didalam formulir inspeksi.
Disamping penyimpangan, inspektur juga menyebutkan hal-hal yang perlu mendapat
perhatian (point of attention). Hal yang perlu mendapat perhatian ini memang tidak
membahayakan sertifikasi saat ini tetapi mungkin di kemudian hari.
9. Pelaporan
Setelah melakukan inspeksi, inspektur mengirim formulir inspeksi yang telah diisi ke
Skal Internasional pusat di Netherland sebagai bahan sertifikasi. Data lainnya, misalnya
daftar petani, peta tinjau dan peta ditail, laporan tri wulan dari SPI, dan lain-lain juga dikirim
jika dianggap perlu untuk pertimbangan sertifikasi.
SERTIFIKASI
Setelah formulir inspeksi diterima oleh kantor pusat SI maka segera dilakukan pengechekan
berbagai hal. Jika diperlukan, SI akan menghubungi inspekturnya untuk klarifikasi atau untuk
memperoleh informasi tambahan yang diperlukan dalam sertifikasi.
Sertifikasi adalah tindakan yang diambil oleh pihak ketiga dengan penuh kepercayaan bahwa
produk, proses atau pelayanan yang diidentifikasi sesuai dengan standar tertentu dan dokumen
normatif lainnya. Penyimpangan-penyimpangan terhadap standar diperiksa dan diklasifikasi
misalnya apakah sifatnya prosedural atau yang mengancam secara langsung terhadap
keorganikan suatu produk. Penyimpangan-penyimpangan ini dapat menyebabkan dicabutnya
sertifikat. Pada permulaan sertifikasi, semua penyimpangan harus diperbaiki terlebih dahulu
sebelum sertifikasi.
-
7/29/2019 SPBO 7-9
11/11
Di dalam cakupan sertifikat (scope certificate) dicantumkan gambaran tentang proses, produk
dan usahatani yang disertifikasi per lisensi. Scope certificate diterbitkan dan dirobah oleh SI
pusat berdasarkan hasil inspeksi yang dilakukan oleh inspektur SI. Scope certificate dapat
diperbaharui setelah dilakukan inspeksi.
Laporan inspeksi dan sertifikasi kemudian dicetak dan ditandatangani oleh inspection manager
dan account manager SI, sedangkan sertifikat dan lampirannya ditanda tangani oleh managing
director SI. Fotokopi laporan dikirim kepada lisensi dan inspektur SI.
Sebagai lembaga inspeksi dan sertifikasi, SI diakreditasi olehDutch Council for Accreditation
(Raad voor Accreditatie atau RvA) menurut EN 45011 (seperti ISO 65). RvA adalah organisasi
yang didirikan dengan tujuan untuk mengatur sistem sertifikasi. Adanya akreditasi berarti SI
bekerja menurut prosedur yang baku dan jelas sebagaimana tertera dalam manual kualitastermasuk form dan aturan yang baku. Disamping itu, SI juga diakreditasi oleh FSC International
untuk program sertifikasi hutan berkelanjutan. SI dapat memberikan logo FSC kepada para
lisensinya. SI adalah anggota IFOAM
9. Sebutkan organisasi yang berperan dalam pertanian organic secara nasional maupun
internasional?
Internasional:
IFOAM (Federasi Internasional Gerakan Pertanian Organik) merupakan organisasi
internasional yang memberikan dukungan penuh terhadap sistem pertanian organik dan
demokratis. Pada saat ini IFOAM telah menyatukan lebih dari 750 organisasi yang ada di 116
negara.
Nasional:
MAPORINA ( Masyarakat Pertanian Organik Indonesia)
LEISA (Low External Input Suistainable Agriculture)