spectra 24-xii juli 2014
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
1/90
Nomor 24 Volume XII Juli 2014 ISSN 1693-0134
Analisis Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)pada Bengkel Politeknik Negeri Kupang
Provinsi Nusa Tenggara TimurKoila l Alokabel ; Agoes Soehardjono ; Arief Rachmansyah
Kajian Standarisasi Kebutuhan Satuan Ruang Parkir(SRP) untuk Apartemen di SurabayaAnik B udiat i ; Nurul Imamah
Analisis Pengaruh Faktor Keterlambatan Proyekpada Pembuatan Dermaga di Provinsi Maluku Utara
Hatta Annur ; Agoes Soehardjono ; Yulvi Zaika
Optimalisasi Penggunaan Dua Merek Semen yang BerbedaPengaruhnya Terhadap Kuat Tekan Mortar dan Biaya untuk Pembuatan
Mortar dengan Berbagai Variasi Proporsi Campuran yang BerbedaHeri Sujatmiko
Evaluasi Pengendalian Pelaksanaan Konstruksipada Proyek Civil Work di SMK Negeri 1 Kediri
Niken Peni Wardani ; M. Ruslin A nwar ; Indradi Wij atmiko
Studi Pascahuni RSS Berdasarkan Tinjauan Aspek Kepuasan Penghunidi Kota Malang
Studi Kasus: RSS Citramas Raya TidarTit ik Poerwati ; Tri Bhuana Tungg a Dewi
Penelusuran Genius Loci pada Permukiman Suku Dayak Ngajudi Kalimantan Tengah
Ave Harysakt i ; Lalu Mulyadi
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
2/90
PETUNJUK UMUM BAGI PENULIS
SSppeeccttrraa merupakan Jurnal Ilmiah
Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanITN Malang yang memuat artikel asli
para Penulis, baik yang berasal dari
dalam maupun luar lingkungan
fakultas.
Artikel bersifat ilmiah dan dapat ditulis
dalam Bahasa Indonesia maupun
dalam Bahasa Inggris.
Semua grafik, peta, dan gambar lain
yang diperlukan dalam artikel disebut
Gambar dan diberi nomor dengan
simbol angka Arab diikuti dengan judul.
Semua tabel dan daftar yang
diperlukan dalam artikel disebut Tabel
dan diberi nomor dengan simbol
angka Arab diikuti dengan judul yang
ditulis di atas setiap tabel.
Semua foto dalam artikel tetap
disebut Foto dan diberi nomor
dengan simbol angka Arab diikuti
dengan judul yang ditulis di bawah
setiap foto.
H A K D E W A N R E D A K S I
Dewan Redaksi berhak menolak
suatu artikel yang kurang memenuhi
syarat setelah meminta pertimbangan
Dewan Redaksi dan/atau Tenaga
Ahli.
Dewan Redaksi dapat menyesuaikan
bahasa dan/atau istilah tanpamengubah isi dan pengertiannya
dengan tidak memberi tahu kepada
Penulis, apabila dipandang perlu
untuk mengubah isi artikel.
Artikel ilmiah yang dimuat dalam
jurnal ini menjadi hak Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan ITN Malang,
sehingga penerbitan kembali oleh
siapapun harus meminta ijin Dewan
Redaksi.
Nomor 24 Volume XII Juli 2014
ISSN 1693-0134
Pembina
Dekan FTSP ITN Malang
Pemimpin Umum / Penanggungjawab
Dr. Ir. Kustamar, MT.
Redaktur Pelaksana
Ir. Y. Setyo Pramono, MT.
Staf Redaksi
Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MT.Dr. Ir. Ibnu Sasongko, MT.
Dr. Ir. Hery Setyobudiarso, MSc.Ir. Eding Iskak Imananto, MT.
Ir. J. Pradono de Deo, MT.
Alamat Redaksi
Gedung FTSP Lt. II ITN MalangJl. Bend. Sigura-gura No. 2 MalangTelepon: (0341) 551431 Pes. 212
Facsimile: (0341) 553015E-mail: [email protected]
SSppeeccttrraa kembali mengupas tuntaspelbagai pengembangan bidang ilmu
teknik sipil dan perencanaan yanglebih beragam. Edisi ini terbit dengankomitmen yang tetap untuk memberiwacana ilmiah yang lebih mendalamatas apa yang kami geluti selama ini.
Semoga penampilan SSppeeccttrraa kali initetap menggema di medio 2014.
SSppeeccttrraa
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
3/90
Nomor 24 Volume XII Juli 2014
Analisis Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
pada Bengkel Politeknik Negeri KupangProvinsi Nusa Tenggara TimurKoila l Alokabel ; Agoes Soehardjono ; Arief Rachmansyah 1
Kajian Standarisasi Kebutuhan Satuan Ruang Parkir (SRP)untuk Apartemen di SurabayaAnik B udiat i ; Nurul Imamah 13
Analisis Pengaruh Faktor Keterlambatan Proyekpada Pembuatan Dermaga di Provinsi Maluku Utara
Hatta Annur ; Agoes Soehardjono ; Yulvi Zaika 24
Optimalisasi Penggunaan Dua Merek Semen yang BerbedaPengaruhnya Terhadap Kuat Tekan Mortar dan Biaya Untuk PembuatanMortar dengan Berbagai Variasi Proporsi Campuran yang BerbedaHeri Sujatmiko 35
Evaluasi Pengendalian Pelaksanaan Konstruksipada Proyek Civil Work di SMK Negeri 1 KediriNiken Peni Wardani ; M. Ruslin Anw ar ; Indradi Wijatm iko 48
Studi Pascahuni RSS Berdasarkan Tinjauan Aspek Kepuasan Penghunidi Kota MalangStudi Kasus: RSS Citramas Raya TidarTit ik Poerwati ; Tri Bhuana Tungg a Dewi 64
Penelusuran Genius Loci pada Permukiman Suku Dayak Ngajudi Kalimantan TengahAve Harysakt i ; Lalu Mulyadi 72
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
4/90
Sistem Manajemen K3| Koilal Alokabel | A. Soehardjono | Arief Rachmansyahi
1
ANALISIS SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA (SMK3)
PADA BENGKEL POLITEKNIK NEGERI KUPANG
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Koila l Alok abel
Agoes Soehardjono
Arief Rachmansyah
Program Pascasarjana Teknik Sipil (S-2) Universitas Brawijaya Malang
ABSTRAKSI
Politeknik Negeri Kupang Provinsi NTT, khususnya Bengkel TeknikSipil dan Bengkel Teknik Mesin, dalam pelaksanaan praktek sudahmenerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja(SMK3).Namun demikian, dalam pelaksanaan SMK3 tersebut belummaksimal.Oleh karena itu, dibutuhkan sumberdaya manusia (SDM)yang cukup, sehingga pelaksanaannya bisa semaksimal mungkin.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan SMK3 diBengkel Teknik Sipil mencapai 61,10%, sedangkan di Bengkel TeknikMesin mencapai 49,50%. Faktor yang mempengaruhi kesuksesanSMK-3 di Bengkel Teknik Sipil adalah komitmen dan kebijakan dengantingkat pengaruh 28,75%, perencanaan 61,25%, penerapan 52,50%,
pengukuran dan evaluasi 50%, serta tinjauan ulang 51,25%; sedangkandi Bengkel Teknk Mesin komitmen dan kebijakan dengan tingkat pengaruh 25,88%, perencanaan 75,29%, penerapan 57,65%, pengukuran dan evaluasi 57,65%, serta tinjauan ulang 74,12%.
Kata Kunci: Bengkel Teknik Sipil, Bengkel Teknik Mesin, SMK3
PENDAHULUAN
Pembangunan di Indonesia sedang memasuki era industrialisasi danglobalisasi yang ditandai dengan semakin berkembangnya perindustriandengan menggunakan teknologi tinggi, sehingga diperlukan peningkatankualitas sumberdaya manusia serta pelaksanaan yang konsisten dari SistemManajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja(SMK3) bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan kerja yang aman,selamat dan nyaman, serta terbebas dari resiko bahaya yang mungkintimbul. Pada gilirannya, perusahaan akan memperoleh pekerja yang sehatdan produktif.
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
5/90
SSppeeccttrraa Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 1-12
2
Dalam menunjang kegiatan praktikum di Politeknik Negeri KupangProvinsi NTT dilengkapi dengan bengkel di masing-masing unit. Aktivitassetiap bengkel sudah menerapkan program Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan (SMK3) guna memberikan rasa aman,nyaman, keselamatan, serta mencegah resiko kecelakaan kerja. PoliteknikNegeri Kupang diharapkan dapat menjalankan Sistem ManajemenKeselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sebaik mungkin agar terhindardari kecelakaan kerja.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis SMK3 di PoliteknikNegeri Kupang, khususnya di Bengkel Teknik Sipil dan Teknik Mesin, serta(2) mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan SMK3tersebut.
TINJAUAN PUSTAKAPengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Beberapa pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), antaralain adalah sebagai berikut:
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungikeselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja melalui upayapencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP 50Tahun 2012).
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu kondisi ataufaktor-faktor yang mempengaruhi atau dapat mempengaruhikesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja lainnya(termasuk pekerja sementara dan kontraktor), tamu atau orang laindi tempat kerja (Ramli S, 2009).
3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut American Society ofSafety Engineers (ASSE) diartikan sebagai bidang kegiatan yangditunjuk untuk mencegah semua jenis kecelakaan demi kesehatanpekerja yang kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja(Silalahi, 1995).
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Beberapa pengertian Sistem Manajemen Keselamatan dan KesehatanKerja (SMK3), antara lain adalah sebagai berikut:
1. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalahbagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputistruktur organisasi, perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan,prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagipengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian danpemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
6/90
Sistem Manajemen K3| Koilal Alokabel | A. Soehardjono | Arief Rachmansyahi
3
rangka mengendalikan resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerjaguna terciptanya tempat kerja yang aman, efesien dan produktif(Permenaker No. 5 Tahun 1996).
2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakanbagian dari sistem manajemen organisasi yang digunakan untukmengembangkan dan menerapkan kebijakan K3 dan mengelolaresiko (Ramli S, 2009).
Pedoman dan Implementasi SMK3
Pedoman dan implementasi SMK3 terdiri dari 5 (lima) prinsip dasar,yaitu:
1. Komitmen dan kebijakan2. Perencanaan
3. Penerapan4. Pengukuran dan evaluasi5. Tinjau ulang dan peningkatanKelima prinsip dasar tersebut di atas dilakukan secara terus menerus
dan berkesinambungan, sehingga dapat menjamin peningkatanberkelanjutan.
Gambar 1.Prinsip Dasar SMK3
METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dankuantitatif dengan metode survey melalui penyebaran kuesioner. Penelitiandilakukan pada Bengkel Teknik Sipil dan Teknik Mesin Politeknik NegeriKupang, Provinsi NTT. Kuesioner disebarkan kepada Mahasiswa, Instruktur/Teknisi, dan Dosen/Pengelola di kedua bengkel tersebut.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan datasekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara, berupa daftarpertanyaan (kuesioner) kepada responden yang bersangkutan. Datasekunder diperoleh dari dokumen serta publikasi lainnya yang memuat
informasi tentang penelitian.
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
7/90
SSppeeccttrraa Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 1-12
4
Variabel penelitian dibedakan menjadi variabel terikat dan variabelbebas. Variabel terikat adalah SMK3 (Y), sedangkan variabel bebasmerupakan variabel yang nantinya akan mempengaruhi variabel terikat (X),
antara lain komitmen dan kebijakan, perencanaan, penerapan, pengukurandan evaluasi, serta tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen.
Tahapan penelitian dapat dijelaskan dalam bagan alir berikut ini.
Gambar 2.Bagan Alir Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran UmumPoliteknik Negeri Kupang didirikan melalui Surat Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 80/DIKTI/KEP/1985 dengan 3 Jurusan,yaitu Teknik Sipil, Teknik Mesin dan Teknik Elektro.
Dalam menunjang kegiatan praktikum Politeknik Negeri Kupangdilengkapi dengan bengkel masing-masing. Pada Jurusan Teknik Sipil danTeknik Mesin aktivitas setiap bengkel sudah menerapkan program SistemManajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), namun optimalisasidari SMK3 tersebut belum maksimal sesuai dengan Permenaker Nomor 05Tahun 1996.
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
8/90
Sistem Manajemen K3| Koilal Alokabel | A. Soehardjono | Arief Rachmansyahi
5
Karakteristik Responden
Tabel 2.Karakteristik RespondenTeknik Sipil
KarakteristikResponden
Teknik Sipil Teknik Mesin
Jumlah (org) (%) Jumlah (org) (%)
Jenis kelamin- Laki-laki- PerempuanUsia- 18 – 20 tahun- > 20 tahun- < 41 tahun- 42 – 50 tahun- > 50 tahun
Pekerjaan- 11 – 20 tahun- 21 – 30 tahun- > 31 tahunPendidikan- D III- D IV- S2
8912
628131710
111514
5530
89,0910,91
88,5711,4332,5042,5025,00
27,5037,5033,00
50,0050,00
100,00
1123
641315149
131411
4430
89,0910,91
88,5711,4332,5042,5025,00
34,2136,8428,95
50,0050,00100,00
Deskripsi Jawaban Responden
Tabel 3.Distribusi Frekuensi Variabel SMK3 Instruktur/Teknisi/Mahasiswa Teknik Sipil
No Pernyataan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1 2 3 4 Rata-rataF % F % F % F %
1Keterlibatan Instruktur/Teknisidalam K3
16 20.00 4 5.00 59 73.75 1 1.25 2.56
2 Struktur organisasi K3 65 81.25 6 7.50 8 10.00 1 1.25 1.31
3 Sosialisasi K3 12 15.00 59 73.75 8 10.00 1 1.25 1.98
4 Identifikasi bahaya resiko 0 0.00 10 12.50 32 40.00 38 47.50 3.35
5 Penyajian K3 sebelum praktek 0 0.00 4 5.00 56 70.00 20 25.00 3.20
6 Penyediaan P3K 0 0.00 4 5.00 52 65.00 24 30.00 3.25
7 Penyiapan APD sebelum praktek 16 20.00 57 71.25 1 1.25 6 7.50 1.96
8 Kenyamana lingkungan praktek 7 8.75 68 85.00 1 1.25 4 5.00 2.03
9Bahan (material) praktek yangpotensi membahayakan kerja
0 0.00 57 23.00 4 5.00 0 0.00 1.58
10Urgensi demo mesin/alat sebelumpraktek
0 0.00 0 0.00 54 67.50 26 32.50 3.33
Rata-rata Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2.45
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
9/90
SSppeeccttrraa Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 1-12
6
Tabel 4.Distribusi Frekuensi Variabel SMK3 Dosen Teknik Sipil
No Pernyataan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1 2 3 4 Rata-rataF % F % F % F %
1Keterlibatan Instruktur/Teknisidalam K3
5 16.67 0 0.00 25 83.33 0 0.00 2.67
2 Struktur organisasi K3 24 80.00 0 0.00 6 20.00 0 0.00 1.40
3 Sosialisasi K3 1 3.33 27 90.00 2 6.67 0 0.00 2.03
4 Identifikasi bahaya resiko 0 0.00 6 20.00 6 20.00 18 60.00 3.40
5 Penyajian K3 sebelum praktek 0 0.00 4 13.33 20 66.67 6 20.00 3.07
6 Penyediaan P3K 0 0.00 4 13.33 22 73.33 4 13.33 3.00
7 Penyiapan APD sebelum praktek 0 0.00 26 86.67 0 0.00 4 13.33 2.27
8 Kenyamana lingkungan praktek 0 0.00 26 86.67 0 0.00 4 13.33 2.27
9Bahan (material) praktek yangpotensi membahayakan kerja
0 0.00 26 86.67 4 13.33 0 0.00 2.13
10Urgensi demo mesin/alat sebelumpraktek
0 0.00 0 0.00 27 90.00 3 10.00 3.10
Rata-rata Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2.53
Tabel 5.Distribusi Frekuensi Variabel SMK3 Instruktur/Teknisi/Mahasiswa Teknik Mesin
No Pernyataan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1 2 3 4 Rata-rataF % F % F % F %
1Keterlibatan Instruktur/Teknisidalam K3
1 1.18 1 1.18 79 92.94 4 4.71 3.01
2 Struktur organisasi K3 58 68.24 2 2.35 17 20.00 8 9.41 1.71
3 Sosialisasi K3 1 1.18 80 94.12 0 0.00 4 4.71 2.08
4 Identif ikasi bahaya resiko 0 0.00 6 7.06 32 37.65 47 55.29 3.48
5 Penyajian K3 sebelum praktek 0 0.00 0 0.00 48 56.47 37 43.53 3.44
6 Penyediaan P3K 0 0.00 4 4.71 62 72.94 19 22.35 3.18
7 Penyiapan APD sebelum praktek 0 0.00 76 89.41 1 1.18 8 9.41 2.20
8 Kenyamana lingkungan praktek 0 0.00 0 0.00 78 91.76 7 8.24 3.08
9Bahan (material) praktek yangpotensi membahayakan kerja
0 0.00 67 23.00 15 17.65 2 2.35 2.20
10Urgensi demo mesin/alat sebelumpraktek
0 0.00 0 0.00 44 51.76 41 48.24 3.48
Rata-rata Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2.79
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
10/90
Sistem Manajemen K3| Koilal Alokabel | A. Soehardjono | Arief Rachmansyahi
7
Tabel 6.Distribusi Frekuensi Variabel SMK3 Dosen Teknik Mesin
No Pernyataan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1 2 3 4 Rata-rataF % F % F % F %
1Keterlibatan Instruktur/Teknisidalam K3
0 0.00 0 0.00 27 90.00 3 10.00 3.10
2 Struktur organisasi K3 14 46.67 2 6.67 8 26.67 6 20.00 2.20
3 Sosialisasi K3 0 0.00 27 90.00 0 0.00 3 10.00 2.20
4 Identifikasi bahaya resiko 0 0.00 3 10.00 14 46.67 13 43.33 3.33
5 Penyajian K3 sebelum praktek 0 0.00 0 0.00 13 43.33 17 56.67 3.57
6 Penyediaan P3K 0 0.00 2 6.67 19 63.33 9 30.00 3.23
7 Penyiapan APD sebelum praktek 0 0.00 24 80.00 1 3.33 5 16.67 2.37
8 Kenyamana lingkungan praktek 0 0.00 0 0.00 26 86.67 4 13.33 3.13
9Bahan (material) praktek yangpotensi membahayakan kerja
0 0.00 28 93.33 8 26.67 1 3.33 2.80
10Urgensi demo mesin/alat sebelumpraktek
0 0.00 0 0.00 16 53.33 14 46.67 3.47
Rata-rata Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2.53
Uji Validitas
Hasil uji validitas instrument penelitian ini dapat di lihat pada tabel di
bawah ini.Uji validitas dengan menggunakan software SPSS 17 for window
terlihat bahwa semua item dalam indikator pada setiap variabel valid, yaitunilai indeks korelasi product momen (r) >0,3.
Tabel 7.Uji Validitas Instrumen untuk Instruktur/Teknisi/Mahasiswa
Variabel ItemTeknik Sipil Teknik Mesin
r Signifikansi Ket. r Signifikansi Ket.
Komitmen danKebijakan (X1)
X1.1 0.801 0.000 Valid 0.803 0.000 Valid
X1.2 0.625 0.000 Valid 0.563 0.000 Valid
X1.3 0.809 0.000 Valid 0.868 0.000 Valid
Perencanaan (X2)
X2.1 0.712 0.000 Valid 0.641 0.000 Valid
X2.2 0.666 0.000 Valid 0.610 0.000 Valid
X2.3 0.535 0.000 Valid 0.621 0.000 Valid
X2.4 0.558 0.000 Valid 0.636 0.000 Valid
X2.5 0.699 0.000 Valid 0.749 0.000 Valid
Penerapan (X3)
X3.1 0.782 0.000 Valid 0.829 0.000 Valid
X3.2 0.747 0.000 Valid 0.835 0.000 Valid
X3.3 0.725 0.000 Valid 0.638 0.000 Valid
Pengukuran danEvaluasi (X4)
X4.1 0.811 0.000 Valid 0.835 0.000 Valid
X4.2 0.515 0.000 Valid 0.657 0.000 Valid
X4.3
0.885 0.000 Valid 0.778 0.000 Valid
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
11/90
SSppeeccttrraa Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 1-12
8
Variabel ItemTeknik Sipil Teknik Mesin
r Signifikansi Ket. r Signifikansi Ket.
Tinjauan Ulang danPeningkatan oleh
Manajemen (X5)
X5.1 0.856 0.000 Valid 0.841 0.000 Valid
X5.2 0.842 0.000 Valid 0.874 0.000 Valid
Sistem ManajemenKeselamatan dan
Kesehatan Kerja (Y)
Y1 0.539 0.000 Valid 0.503 0.000 Valid
Y2 0.401 0.000 Valid 0.892 0.000 Valid
Y3 0.495 0.000 Valid 0.438 0.000 Valid
Y4 0.634 0.000 Valid 0.290 0.004 Valid
Y5 0.578 0.000 Valid 0.702 0.000 Valid
Y6 0.534 0.000 Valid 0.504 0.000 Valid
Y7 0.387 0.000 Valid 0.605 0.000 Valid
Y8 0.392 0.000 Valid 0.571 0.000 Valid
Y9 0.405 0.000 Valid 0.511 0.000 Valid
Y10 0.421 0.000 Valid 0.591 0.000 Valid
Tabel 8.Uji Validitas Instrumen untuk Dosen
Variabel ItemTeknik Sipil Teknik Mesin
r Signifikansi Ket. r Signifikansi Ket.
Komitmen danKebijakan (X1)
X1.1 0.861 0.000 Valid 0.831 0.000 Valid
X1.2 0.395 0.015 Valid 0.640 0.000 Valid
X1.3 0.930 0.000 Valid 0.892 0.000 Valid
Perencanaan (X2)
X2.1 0.451 0.006 Valid 0.490 0.003 Valid
X2.2 0.705 0.000 Valid 0.684 0.000 Valid
X2.3 0.731 0.000 Valid 0.606 0.000 Valid
X2.4 0.587 0.000 Valid 0.775 0.000 Valid
X2.5 0.650 0.000 Valid 0.748 0.000 Valid
Penerapan (X3)
X3.1 0.733 0.000 Valid 0.817 0.000 Valid
X3.2 0.809 0.000 Valid 0.761 0.000 Valid
X3.3 0.719 0.000 Valid 0.845 0.000 Valid
Pengukuran danEvaluasi (X4)
X4.1 0.759 0.000 Valid 0.887 0.000 Valid
X4.2 0.636 0.000 Valid 0.569 0.001 Valid
X4.3 0.913 0.000 Valid 0.842 0.000 Valid
Tinjauan Ulang danPeningkatan olehManajemen (X5)
X5.1 0.868 0.000 Valid 0.859 0.000 Valid
X5.2 0.832 0.000 Valid 0.901 0.000 Valid
Sistem ManajemenKeselamatan dan
Kesehatan Kerja (Y)
Y1 0.701 0.000 Valid 0.526 0.001 Valid
Y2 0.437 0.008 Valid 0.917 0.000 Valid
Y3 0.547 0.001 Valid 0.442 0.007 Valid
Y4 0.688 0.000 Valid 0.443 0.007 Valid
Y5 0.854 0.000 Valid 0.776 0.000 Valid
Y6 0.865 0.000 Valid 0.488 0.003 Valid
Y7 0.683 0.000 Valid 0.628 0.000 Valid
Y8 0.683 0.000 Valid 0.561 0.001 Valid
Y9 0.575 0.000 Valid 0.427 0.009 Valid
Y10 0.595 0.000 Valid 0.808 0.000 Valid
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
12/90
Sistem Manajemen K3| Koilal Alokabel | A. Soehardjono | Arief Rachmansyahi
9
Uji Reliabilitas Instrumen
Pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan teknik alpha
cronbach. Reabilitas instrumen dianggap andal jika memiliki koefesienreliabilitas ≥ 0.6 (Sugiyono, 2012).
Tabel 9.Uji Reliabilitas Instrumen untuk Instruktur/Teknisi/Mahasiswa/Dosen
VariabelTeknik Sipil Teknik Mesin
KoefisienAlpha Cronbach
Ket.Koefisien
Alpha CronbachKet.
Komitmen dan Kebijakan 0,602 Reliabel 0,623 Reliabel
Perencanaan 0,627 Reliabel 0,657 Reliabel
Penerapan 0,613 Reliabel 0,658 Reliabel
Pengukuran dan Evaluasi 0,621 Reliabel 0,622 Reliabel
Tinjauan Ulang & Peningkatan 0,612 Reliabel 0,638 ReliabelSistem Manajemen K3 0,614 Reliabel 0,758 Reliabel
Uji Asumsi Klasik
Multikolinieritas
Pada analisis regresi linier berganda, diharapkan bahwa tidak terdapatgejala multikolinieritas (hubungan linier antar variabel-variabel bebas).
Untuk mendeteksi multikolinieritas adalah dengan menggunakan nilaiVariance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF > 10, maka menunjukkanadanya multikolinieritas. Apabila sebaliknya, VIF < 10, maka tidak terjadimultikolinieritas.
Heteroskedastisitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel-variabel modelregresi memiliki ragam (variance) residual sama atau tidak. Model regresiyang baik adalah model yang memiliki ragam residual homogen (bersifathomoskedastisitas).
Normalitas
Pada analisis regresi linier berganda, data yang digunakan adalahdata yang berdistribusi normal. Untuk menguji asumsi ini digunakan metodeKolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian yang digunakan adalah tolak H0 jikanilai signifikansi < 0,05, dan sebaliknya terima H0 jika nilai signifikansi > 0,05.
Analisis Regresi Linier Berganda
Instruktur/Teknisi/Mahasiswa Teknik Sipil
Dalam pengolahan data menggunakan analisis linier berganda,diperoleh hasil bahwa model regresi hubungan Komitmen dan Kebijakan,Perencanaan, Penerapan, Pengukuran dan Evaluasi, serta Tinjauan Ulang
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
13/90
SSppeeccttrraa Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 1-12
10
dan Peningkatan oleh Manajemen terhadap Sistem ManajemenKeselamatan dan Kesehatan Kerja adalah:
Y = 0,697 + 0,263X1 + 0,205X2+ 0,219X4
Dosen Teknik Sipil
Dalam pengolahan data menggunakkan analisis linier berganda,diperoleh hasil bahwa model regresi hubungan Komitmen dan Kebijakan,Perencanaan, Penerapan, Pengukuran dan Evaluasi, serta Tinjauan Ulangdan Peningkatan oleh Manajemen terhadap Sistem ManajemenKeselamatan dan Kesehatan Kerja adalah:
Y = 0,208 + 0,278X1 + 0,301X2+ 0,226X4
Instruktur/Teknisi/Mahasiswa Teknik Mesin
Dalam pengolahan data menggunakkan analisis linier berganda,diperoleh hasil bahwa model regresi hubungan Komitmen dan Kebijakan,Perencanaan, Penerapan, Pengukuran dan Evaluasi, serta Tinjauan Ulangdan Peningkatan oleh Manajemen terhadap Sistem ManajemenKeselamatan dan Kesehatan Kerja adalah:
Y = 1,091 + 0,248X1 +0,163X3+ 0,240X4
Dosen Teknik Mesin
Dalam pengolahan data menggunakkan analisis linier berganda,diperoleh hasil adalah model regresi hubungan Komitmen dan Kebijakan,Perencanaan, Penerapan, Pengukuran dan Evaluasi, serta Tinjauan Ulangdan Peningkatan oleh Manajemen terhadap Sistem ManajemenKeselamatan dan Kesehatan Kerja adalah:
Y = 0,657 + 0,305X1
Hasil Analisis
1. Untuk Instruktur/Teknisi/Mahasiswa Teknik SipilHasil analisis penelitian untuk pelaksanaan SMK3 di BengkelTeknik Sipil menunjukkan bahwa Komitmen dan Kebijakan,
Perencanaan, serta Pengukuran dan Evaluasi berpengaruhsignifikan terhadap SMK3; sedangkan variabel Penerapan, sertaTinjauan Ulang dan Peningkatan oleh Manajemen tidakberpengaruh signifikan terhadap SMK3. Tingkat keberhasilanpelaksanaan SMK3 di Bengkel Teknik Sipil mencapai 61,10%.
2. Untuk Dosen Teknik SipilHasil analisis penelitian pada tingkat manajemen SMK3 di TeknikSipil menunjukkan bahwa Komitmen dan Kebijakan, Perencanaan,serta Pengukuran dan Evaluasi berpengaruh signifikan terhadapSMK3; sedangkan variabel Penerapan serta Tinjauan Ulang dan
Peningkatan oleh Manajemen tidak berpengaruh signifikan
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
14/90
Sistem Manajemen K3| Koilal Alokabel | A. Soehardjono | Arief Rachmansyahi
11
terhadap SMK3. Tingkat keberhasilan pelaksanaan SMK3 di tingkatmanajemen Bengkel Teknik Sipil mencapai 87,80%.
3. Untuk Instruktur/Teknisi/Mahasiswa Teknik Mesin
Hasil analisis penelitian untuk pelaksanaan SMK3 di Bengkel Mesinmenunjukkan bahwa Komitmen dan Kebijakan, Perencanaan, sertaPengukuran dan Evaluasi berpengaruh signifikan terhadap SMK3;sedangkan variabel Penerapan serta Tinjauan Ulang danPeningkatan oleh Manajemen tidak berpengaruh signifikanterhadap SMK3. Tingkat keberhasilan pelaksanaan SMK3 diBengkel Teknik Mesin mencapai 49,50%.
4. Untuk Dosen Teknik Mesin Hasil analisis penelitian pada tingkat manajemen SMK3 di BengkelMesin menunjukkan bahwa Komitmen dan Kebijakan, serta
Perencanaan berpengaruh signifikan terhadap SMK3; sedangkanvariabel Penerapan, Pengukuran dan Evaluasi, serta TinjauanUlang tidak berpengaruh signifikan terhadap SMK3. Tingkatkeberhasilan pelaksanaan SMK3 di tingkat manajemen di BengkelMesin mencapai 63,70%.
PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian ini dilaksanakan pada Mahasiswa, Instruktur/Teknisi, dan
Dosen di Bengkel Teknik Sipil dan Teknik Mesin Politeknik Negeri Kupang,Provinsi NTT. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telahdilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pelaksanaan SMK3 di Bengkel Sipil mencapai 61,10%, sedangkandi Bengkel Mesin mencapai 49,50%.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan SMK3 adalahKomitmen dan Kebijakan dengan tingkat pengaruh 2,23 (28,75%),Perencanaan 2,56 (61,25%), Penerapan 2,48 (52,50%),Pengukuran dan Evaluasi 2,28 (50%), serta Tinjauan Ulang danpeningkatan oleh Manajemen 2,46 (51,25%) untuk Teknik Sipil;
sedangkan di Bengkel Mesin adalah Komitmen dan Kebijakandengan tingkat pengaruh 1,91 (25,88%), Perencanaan 2,62(75,29%), Penerapan 2,52 (57,65%), Pengukuran dan Evaluasi2,49 (57,65%), serta Tinjauan Ulang dan Peningkatan olehManajemen 2,74 (74,12%).
Saran
Saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:1. Sebagai masukan bagi Politeknik Negeri Kupang khususnya
Direktur dan Pimpinan lainnya (Ketua Jurusan Teknik Sipil dan
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
15/90
SSppeeccttrraa Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 1-12
12
Teknik Mesin) untuk lebih memperhatikan variabel Penerapan sertaTinjauan Ulang dan Peningkatan oleh Manajemen.
2. Hasil penelitian ini mempunyai keterbatasan dalam indikator-
indikator secara teoritis, sehingga untuk peneliti selanjutnya dapatmendalami dan mengembangkan penelitian ke indikator-indikatoryang lebih beragam. Selain itu, perlu dipertimbangkan penerapananalisis selain analisis regresi linier berganda, seperti mengukurhubungan antara indikator terhadap variabelnya, sehingga tidakhanya mempertimbangkan hubungan antar variabel saja.
DAFTAR PUSTAKA
David P. et al. 2012. Comparative Analysis Of Safety Culture Perceptions Among
Home Safe Manager and Workers In Residential Contruction.Luckyta, Dhinar Tiara dan Partiwi, Sri Gunani. 2012. Evaluasi dan PerancanganSistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalamRangka Perbaikan Safety Behavior Pekerja.
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Sistem PenerapanManajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 05/MEN/1996 Tentang Sistem ManajemenKeselamatan dan Kesehatan Kerja.
Ramli S. 2009. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. (OHSAS18001). Penerbit Dian Rakyat.
Silalahi B.NB. dkk. 1995. Manajemen keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta:Penerbit PT Pustaka Binaman Presindo.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfa Beta.Triatmidi, Bambang. 2010. Kontribusi Pemahaman dan Sikap Guru Tentang K3
Terhadap Pelaksanaan K3 Dalam Pembelajaran Praktik di Bengkel MekanikOtomotif se-Kota Malang .
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
16/90
Kajian Standarisasi Kebutuhan SRP| Anik Budiati | Nurul Imamah
13
KAJIAN STANDARISASI KEBUTUHAN SATUAN RUANG PARKIR(SRP) UNTUK APARTEMEN DI SURABAYA
Anik Budiat i
Fakultas Teknik Universitas Bhayangkara Surabaya
Nurul Imamah
Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya
ABSTRAKSI
Penyediaan lahan parkir untuk apartemen di Surabaya didasarkan padadua peraturan, yaitu: (1) Pedoman Perencanaan dan Bangunan FisikBidang Tata Ruang Wilayah Kotamadya Surabaya tahun 1996 dan (2)
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Nomor 272/HK.105/DRJD/96tentang Pedoman Teknik Penyelenggaraan Fasilitas Parkir.Berdasarkan hal tersebut, perlu kajian terhadap standarisasi kebutuhanruang parkir yang didasarkan atas 2 (dua) peraturan tersebut serta pada variasi luas unit dan fasilitas pendukungnya. Penelitian inidilaksanakan dengan menggunakan survey di 4 (empat) apartemen diSurabaya guna mendapatkan jumlah kendaraan parkir, luas lahan parkir dan kapasitas lahan parkir.Dari penelitian ini dihasilkan keperluan SRP didasarkan pada PedomanPerencanaan dan Bangunan Fisik Bidang Tata Ruang WilayahKotamadya Surabaya dan Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan
Nomor 272/HK.105/DRJD96 untuk luas lantai efektif bahwa lahan parkirtersedia > nilai yang diperlukan atau lahan parkir memenuhi peryaratan,atau lahan parkir > ketentuan SK Dirjen Perhub no. 272/HK.105/DRJD96.
Kata Kunci: Apartemen, SRP, Pedoman, Lahan Efektif.
PENDAHULUANPerkembangan Kota Surabaya dan terbatasnya lahan membawa
dampak terhadap kebutuhan sarana tempat tinggal. Salah satu solusi gunamemenuhi kebutuhan adalah pembangunan rumah tinggal yang dibangunsecara bersusun yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang, salah satunyaadalah apartemen. Konsekuensi logis terhadap pembangunan apartemenadalah penyediaan sarana dan prasarana transportasi, termasukdiantaranya adalah penyediaan fasilitas parkir.
Terdapat 2 (dua) peraturan tentang penyediaan lahan parkir untukapartemen di Surabaya. Pertama berdasarkan Pedoman Perencanaan danBangunan Fisik Bidang Tata Ruang Kotamadya Surabaya Tahun 1996.Pedoman ini mensyaratkan bahwa rasio kebutuhan ruang parkir untuk
setiap 5 (lima) unit apartemen harus menyediakan 1 (satu) unit tempat parkir
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
17/90
Spectra
Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 13-23
14
mobil. Kedua berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal PerhubunganNomor 272/HK.105/DRJD/96 tentang Pedoman Teknik PenyelenggaraanFasilitas Parkir, dimana perhitungan luasan efektif area parkir apartemen
dengan luas unit hunian < 70 m2 dibutuhkan 1 (satu) satuan ruang parkir(SRP) untuk 5 unit.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji terhadap standarisasiSatuan Ruang Parkir (SRP) didasarkan pada Pedoman Perencanaan danBangunan Fisik Bidang Tata Ruang Kotamadya Surabaya Tahun 1996 danKeputusan Direktur Jenderal Perhubungan Nomor 272/HK.105/DRJD/96.
Penelitian dilakukan terhadap 4 (empat) apartemen di Surabaya, yaitu: Apartemen Gunawangsa, Apartemen Metropolis, Apartemen Cosmopolis,dan Surabaya Educity Resident.
TINJAUAN PUSTAKAParkir didefinisikan sebagai keadaan tidak bergerak suatu kendaraan
yang tidak bersifat sementera. Berdasarkan jenis fasilititas dan tempat,parkir dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu antara lain adalah sebagai berikutonstreet parking dan offstreet parking (Dephub, 1999). Satuan Ruang Parkir(SRP) merupakan ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan,termasuk ruang bebas pengendara dan lebar bukaan pintu.
Tabel 1.Penggolongan Jenis Kendaraan dan Kebutuhan SRP
Jenis kendaraan SRP (m²)1 a. Mobil penumpang untuk golongan I
b. Mobil penumpang untuk golongan IIc. Mobil penumpang untuk golongan III
2.30 x 5.002.50 x 5.003.30 x 5.00
2. Bus mini 3.40 x 12.50
3. Sepeda motor 0.75 x 2.00
Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1999.
Gambar 1.Jarak Bebas Lateral dan Longitudinal Untuk Mobil Penumpang.
Kapasitas Ruang Parkir
SRP
B O R
L
a1
a2
Bp
Lp
Keterangan :
B = lebar kendaraan R = jarak bebas samping
L = panjang kendaraan Bp = lebar minimum SRP
O = lebar bukaan pintu Lp = panjang minium SRP
a1/a2 = jarak bebas depan/belakang
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
18/90
Kajian Standarisasi Kebutuhan SRP| Anik Budiati | Nurul Imamah
15
Berdasarkan karakteristiknya, kapasitas ruang parkir dapat dibedakanmenjadi 2 katagori, yaitu:
Kapasitas StatisKapasitas statis adalah jumlah ruang parkir yang tersedia pada suatu
lahan parkir. Persamaan kapasitas statis menurut Hobbs (1995) adalah:
=
(1)
Keterangan: = Kapasitas statis = Panjang efektif lahan
= Satuan Ruang Parkir (SRP) yang digunakan
Kapasitas DinamisKapasitas dinamis merupakan kemampuan suatu lahan parkir
menampung kendaraan yang mempunyai karakteristik parkir berbeda-beda.Persamaan kapasitas dinamis menurut McShanne (1990) adalah:
=
(2)
Keterangan: Ks = Kapasitas statis (SRP)
T = Lamanya pengamatan di lahan parkir dalam jam
D = Durasi parkir selama periode waktu pengamatan (jam)
F = Faktor pengurangan, besarnya antara 0,85 s/d 0,95
Volume Parkir
Volume parkir merupakan jumlah kendaraan pada suatu lahan parkir(Hobbs, 1995). Persamaan yang digunakan untuk menghitung volume parkir(V) adalah:
= + (3)
Keterangan: Ei = Jumlah kendaraan yang masuk lokasi
x = jumlah kendaraan yang sudah ada
Durasi ParkirDurasi parkir adalah lamanya waktu yang dibutuhkan kendaraan mulai
dari masuk tempat parkir sampai meninggalkan tempat parkir. Persamaanyang diberikan oleh Hobbs (1995) adalah sebagai berikut:
= + (4)
Keterangan : Tx = Waktu tercatat pada saat kendaraan keluar lokasi parkir
Ti = Waktu tercatat pada saat kendaraan masuk lokasi parkir
Turnover Parkir
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
19/90
Spectra
Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 13-23
16
Turnover parkir adalah suatu angka yang menunjukkan perbandinganantara volume parkir dengan jumlah ruang yang tersedia (kapasitas statis)pada suatu lahan parkir dalam satu periode tertentu (Hobbs, 1995).
Persamaannya adalah:
=.
(5)
Akumulasi Parkir
Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan yang parkir pada suatulahan parkir pada waktu tertentu (Hobbs, 1995). Persamaannya adalah:
= − − (6)
Keterangan: AP = Akumulasi parkirKM = jumlah kendaraan masuk
KK = jumlah kendaraan keluar
P = jumlah kendaraan yang masih ada di lahan parkir
Indeks Parkir
Indeks Parkir merupakan persentase dari akumulasi jumlah kendaraanpada selang waktu tertentu dibagi dengan ruang parkir yang tersediadikalikan 10% (Hobbs, 1995). Persamaannya adalah:
=
100% (7)
Kebutuhan Ruang Parkir
Kebutuhan ruang parkir adalah jumlah ruang parkir dengandipengaruhi faktor pemilikan kendaraan pribadi, tingkat kesulitannya menujudaerah yang bersangkutan, dan lain-lain.
= 1.2. ℎ (8)
Keterangan: KRP = Kebutuhan Ruang ParkirF1 = Faktor akumulasi
F2 = Faktor fluktuasi (Dirjen Perhubungan Darat 1.1-1.25)
METODE PENELITIANMetodologi pelaksanaan penelitian dilakukan di 4 (empat) apartemen
di Surabaya dengan mengamati kendaraan yang melakukan kegiatan parkir(keluar dan masuk). Kegiatan tersebut dilakukan mulai pukul 05.00 WIBsampai dengan pukul 23.00 WIB untuk setiap hari Senin (dianggap sebagaihari efektif) dan hari Minggu (hari libur). Selain data keluar-masuk, variabellainnya meliputi luas lahan parkir dan jumlah unit kamar. Data ini kemudiandievaluasi guna mendapatkan SRP yang diperlukan, kemudian dikaji
berdasarkan pedoman peraturan yang ada. Analisa data meliputi akumulasi
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
20/90
Kajian Standarisasi Kebutuhan SRP| Anik Budiati | Nurul Imamah
17
parkir, indeks parkir, serta kebutuhan SRP. Gambar di bawah ini adalahdiagram alir untuk menyelesaikan permasalahan.
Lingkup studi dan
Permasalahan
Standar Kebutuhan
Ruang Parkir
Untuk Apartemen
Data Sekunder :
- Jumlah Unit Kamar
- Jumlah petak Parkir
- Jumlah Lantai
Pembahasan berdasar
Peraturan Pemkot
Surabaya
Kesimpulan dan
Saran
Data Primer :
Kendaraan
Keluar - Masuk
Identifikasi dan
Pengumpulan data
Tinjauan Pustaka
Pembahasan berdasar
Peraturan DirjenHub
Analisa data
Gambar 2.Diagram Alir Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASANAkumulasi Parkir
Perhitungan akumulasi dilakukan di Apartemen Metropolis danCosmopolis pada pukul 05.00 – 22.00 WIB untuk kendaraan R2 dan R4.
Pelaksanaan dilakukan pada hari Senin untuk mewakili hari efektif dan hariMinggu untuk mewakili hari libur. Akumulasi tersebut dihitung sesuaipersamaan (6). Grafik kumulatif kendaraan parkir dapat dilihat pada gambardi bawah ini.
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
21/90
Spectra
Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 13-23
18
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Pukul05.00
06.00
05.00
06.00
07.00
08.00
08.00
09.00
09.00
10.00
10.00
11.00
11.00
12.00
12.00
13.00
13.00
14.00
14.00
15.00
15.00
16.00
16.00
17.00
17.00
18.00
18.00
19.00
19.00
20.00
20.00
21.00
21.00
22.00
22.00
23.00
Komulatif R4 4 10 13 26 17 20 17 35 32 29 37 52 76 98 108 98 95 93
Komulatif R2 15 29 52 58 57 56 59 56 58 51 66 83 94 104 106 105 110 115
4 10
13
26
17 20
17
3532 29
37
52
76
98
108
9895 93
15
29
52 58 57 56
5956 58
51
66
83
94
104 106 105 110
115
0
20
40
60
80
100
120
140
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Komulatif R4
Komulatif R2
Gambar 3.Grafik Data Akumulasi Parkir Apartemen Metropolis pada Hari Senin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Pukul05.00
06.00
05.00
06.00
07.00
08.00
08.00
09.00
09.00
10.00
10.00
11.00
11.00
12.00
12.00
13.00
13.00
14.00
14.00
15.00
15.00
16.00
16.00
17.00
17.00
18.00
18.00
19.00
19.00
20.00
20.00
21.00
21.00
22.00
22.00
23.00
Komulatif R4 3 6 9 23 20 23 22 40 35 30 38 55 79 101 111 101 100 94
Komulatif R2 15 29 52 58 57 56 59 56 58 51 66 83 94 104 106 105 110 109
3 6
9
2320
23 22
4035
30
38
55
79
101
111
101 10094
15
29
5258 57 56
5956 58
51
66
83
94
104 106 105 110 109
0
20
40
60
80
100
120
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Komulatif R4
Komulatif R2
Gambar 4.Grafik Data Akumulasi Parkir Apartemen Metropolis pada Hari Minggu
Akumulasi parkir rata-rata adalah 2.135 kendaraan per 18 jam atausama dengan 118 kendaraan per jam pada hari Senin dan 2.158 kendaraan
per 18 jam atau sama dengan 120 kendaraan per jam pada hari Minggu.
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
22/90
Kajian Standarisasi Kebutuhan SRP| Anik Budiati | Nurul Imamah
19
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Pukul05.00
06.00
05.00
06.00
07.00
08.00
08.00
09.00
09.00
10.00
10.00
11.00
11.00
12.00
12.00
13.00
13.00
14.00
14.00
15.00
15.00
16.00
16.00
17.00
17.00
18.00
18.00
19.00
19.00
20.00
20.00
21.00
21.00
22.00
22.00
23.00
Komulatif R4 4 10 20 30 37 38 39 39 43 50 57 62 71 76 78 80 90 92
Komulatif R2 2 6 15 17 18 22 24 27 30 31 36 38 40 43 47 49 54 56
4
10
20
30
37 38 39 39 43
50
5762
7176 78
80
90 92
2 6
15 17 18
22 24 27
30 3136 38
40 43
47 4954 56
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Komulatif R4
Komulatif R2
Gambar 5Grafik Data Akumulasi Parkir Apartemen Cosmopolis pada Hari Senin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Pukul05.00
06.00
05.00
06.00
07.00
08.00
08.00
09.00
09.00
10.00
10.00
11.00
11.00
12.00
12.00
13.00
13.00
14.00
14.00
15.00
15.00
16.00
16.00
17.00
17.00
18.00
18.00
19.00
19.00
20.00
20.00
21.00
21.00
22.00
22.00
23.00
Komulatif R4 3 5 10 18 26 30 37 42 45 51 53 60 62 67 75 79 84 88
Komulatif R2 0 1 4 5 7 7 5 4 4 6 2 6 7 2 3 2 10 11
3 510
18
26 30
3742
45
51 53
60 6267
75 79
84 88
0 1 4 5
7 7 5 4 4 6 2 6 7
2 3 2
10 11
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Komulatif R4
Komulatif R2
Gambar 6Grafik Data Akumulasi Parkir Apartemen Cosmopolis pada Hari Minggu
Akumulasi parkir rata-rata adalah 1.471 kendaraan per 18 jam atausama dengan 82 kendaraan per jam pada hari Senin dan 921 kendaraan per18 jam atau sama dengan 51 kendaraan per jam pada hari Minggu.
Indeks Parkir
Perhitungan indeks parkir maksimum sesuai denngan persamaan (7)di Apartement Metropholis pada hari Minggu adalah:
%63,25%100433
111 x IP
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
23/90
Spectra
Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 13-23
20
Tabel 2.Indeks Parkir Maksimum di Apartement Metropholis dan Cosmopolis
No Kendaraan Parkir
Akumulasi
Maksimum(Kendaraan) Kapasitas Statis(SRP) IP Maksimum(%)
A B A B A B
1 R2 hari Efektif 115 56 182 45 63,18 100
2 R2 Hari Libur 109 11 182 45 59,89 24,44
3 R4 Hari Efekfit 108 92 433 133 25,00 69,17
4 R4 Hari Libur 111 88 433 133 25.63 66,16
Keterangan: A = Apartemen MetropolisB = Apartemen Cosmopolis
Dari analisa tersebut di atas diperoleh indeks parkir
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
24/90
Kajian Standarisasi Kebutuhan SRP| Anik Budiati | Nurul Imamah
21
b. Apartemen Cosmopolis:
SRP m
SRP xSRP
m KRP /
2232,1
)38245/1(5098
204.7224
Dari data di dua apartemen tersebut, maka luasan keperluan parkirrata-rata untuk 1 SRP = 1,45 m2 dan 1,2 m2. Untuk keperluan apartemenluasan SRP untuk Golongan I seluas 11,5 m2; sehingga lahan yangdisiapkan untuk keperluan parkir kurang memenuhi.
1. Menurut Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Nomor272/HK.105/DRJD/96, maka untuk setiap lahan efektif tiap 60 m2harus menyiapkan 1 SRP.
a. Apartemen Metropolis
SRP
SRP m
m KRP 415.136/
260
29.8184
b. Apartemen Cosmopolis
SRP
SRP m
m KRP 400,120
/2
60
204,7224
c. Apartemen Guna Wangsa
SRP
SRP m
m KRP 93,127
/2
60
27676
d. Educity Resident
SRP
SRP m
m KRP 771
/2
60
2273.46
Dari data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa luas lantaiefektif yang disiapkan lebih besar dari akumulasi maksimumkendaraan parkir.
2. Berdasarkan Pedoman Perencanaan dan Bangunan Fisik BidangTata Ruang Kotamadya Surabaya Tahun 1996, bahwa setiap 5
(lima) unit apartemen di haruskan menyiapkan 1 (satu) unit tempatparkir, serta
SRP SRP Kamar Unit Jumlah
Parkir Lahan Luas KRP
]5/[
][
a. Apartemen Cosmopolis.
SRP
SRP Unit
m KRP 42
5/145
204,7224
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
25/90
Spectra
Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 13-23
22
b. Apartemen Metropolis.
SRP
SRP Unit
m KRP 52
5/787
29.8184
c. Apartemen Guna Wangsa
SRP
SRP Unit
m KRP 34
5/1146
27676
d. Educity Resident
SRP
SRP Unit
m KRP 72
5/213.3
2273.46
Dari data jumlah unit kamar dapat disimpulkan bahwa luas lantaiefektif yang disiapkan untuk keperluan parkir lebih besar daripadayang dibutuhkan.
Kebutuhan SRP Berdasarkan Fasilitas Pendukung
Kebutuhan SRP berdasarkan fasilitas pendukungnya denganketentuan standar kebutuhan parkir gedung kantor, yaitu 1 : 100, adalahseperti ditunjukkan dalam Tabel berikut ini.
Tabel 4.Kebutuhan SRP untuk Keperluan Fasilitas Pendukung
No Apartemen Luas FasilitasPendukung (m²)
SRP
1 Cosmopolis 1.219,76 12
2 Metropolis 610,00 6
3 Guna Wangsa 610,00 6
4 Educity Resident 897,00 9
KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkansebagai berikut:
1. Apabila didasarkan pada Peraturan Daerah Pemerintah Kota
Surabaya, dimana setiap SRP adalah seluas 60 m2 untuk luaslantai efektif, maka keperluan SRP di 4 (empat) apartemen diSurabaya telah memenuhi syarat, dimana ketersediaan lahan parkirmelebihi keperluan.
2. Apabila didasarkan pada Keputusan Direktorat JenderalPerhubungan Nomor 272/HK.105/DRJD/96 dan syarat-syaratzoning dalam Pedoman Perencanaan dan Bangunan Fisik BidangTata Ruang Kotamadya Surabaya Tahun 1996, dimana ratiokebutuhan parkir adalah setiap 5 (lima) unit hunian apartemendiharuskan menyediakan 1 (satu) unit tempat parkir mobil, maka
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
26/90
Kajian Standarisasi Kebutuhan SRP| Anik Budiati | Nurul Imamah
23
kebutuhan parkir di 4 (empat) apartemen di Surabaya telahmemenuhi syarat.
Tabel 5.Rekapitulasi Keperluan SRP di Apartemen
Metropolis, Cosmopolis, Gunawangsa dan Educity Resident
No Apartemen
Perda PemkotSurabaya bahwasetiap SRP/60 m ²untuk luas lantai
efektif
PedomanPerencanaan danBangunan Fisik
Bidang Tata RuangKotamadyaSurabaya
KeputusanDirektorat Jenderal
PerhubunganNomor
272/HK.105/DRJD/96Keperluan Tersedia
1 Metropolis 137 712 52 52
2 Cosmopolis 120 628 42 42
3 Guna Wangsa 129 667 34 34
4 Educity Resident 771 4024 72 72
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998. Pedoman Perencanaan danPengoperasian Fasilitas Parkir . Jakarta: Direktorat Bina Sistem Lalulintas dan Angkutan Kota.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1996. Pedoman Teknis PenyelenggaraanFasilitas Parkir . Jakarta.
Hobbs, FD. 2004. Perencanaan Teknik Lalu Lintas. Edisi Kedua. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
Mc. Shane, W.R and Roess, R.P. 1990. Traffic Engineering . New Jersey: PrenticeHall.
Pemerintah Kota Surabaya. 1996. Pedoman Perencanaan dan Bangunan FisikBidang Tata Ruang Wilayah Kotamadya Surabaya Tahun 1996 . Surabaya.
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
27/90
Spectra Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 24-34
24
ANALISIS PENGARUH FAKTOR KETERLAMBATAN PROYEKPADA PEMBUATAN DERMAGA DI PROVINSI MALUKU UTARA
Hatta Ann ur
Agoes Soehard jono
Yulv i Zaika
Program Pascasarjana Teknik Sipil (S-2) Universitas Brawijaya Malang
ABSTRAKSI
Keterlambatan proyek adalah penyelesaian pekerjaan atau proyek yangtidak sesuai dengan waktu yang direncanakan akibat kendala di luar perhitungan Perencana. Penelitian ini dilakukan untuk: (1) mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan proyek dermaga diProvinsi Maluku Utara; dan (2) mengetahui indikator apa yangmempengaruhi keterlambatan proyek.Hasil analisa menunjukkan bahwa nilai rata-rata perencanaan dan penjadwalan pekerjaan adalah 1.9; lingkup dan dokumen pekerjaan2.0; perencanaan organisasi, koordinasi dan komunikasi 2.4; kesiapanatau penyiapan sumberdaya 2.3; sistem inpeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan 2.2; serta force majeure 1.6.Indikator yang terkuat membentuk keterlambatan proyek adalahketidak-sesuaian dengan rencana penyelesaian proyek sebesar 3.3dan tahapan penyelesaian pekerjaan tidak berjalan sesuai dengan
rencana sebesar 2,1. Sedangkan pengaruh faktor variabel independendengan tingkat signifikasi sebesar 0.00 < 0.05 adalah perencanaan dan penjadwalan pekerjaan sebesar 56.1%, kesiapan atau penyiapansumberdaya 75.4%, dan force majeure sebesar 75.4%.
Kata Kunci:Force Majeur, Kesiapan Sumberdaya, KeterlambatanProyek, Perencanaan dan Penjadwalan Pekerjaan.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi biasanya terjadikendala yang di luar perhitungan Perencana. Kendala tersebut menjadipenyebab terlambatnya penyelesaian proyek, sehingga proyek tersebuttidak berlangsung sesuai dengan rencana, bahkan bisa dikatakan hampirsebagian besar proyek mengalami keterlambatan.
Maluku Utara merupakan daerah kepulauan yang terletak di Indonesiabagian Timur yang hampir sebagian besar daerahnya adalah daerahperairan laut. Sistem transportasi dari kota ke kota dan dari kabupaten ke
kabupaten sebagian besar menggunakan sistem transportasi laut. Untuk
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
28/90
Analisa Faktor Keterlambatan Proyek | Hatta Annur | A. Soehardjono | Yulvi Zaika
25
mempermudah transporatasi laut, maka pemerintah pada saat ini melakukanpembangunan dermaga di beberapa daerah di Provinsi Maluku Utara.Dalam pembangunan dermaga ini proses pelaksanannya sering terjadi
keterlambatan karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yangmengakibatkan proyek berjalan sering tidak sesuai dengan waktu yangdirencanakan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dibahas, maka dapat dirumuskanpermasalahan, yaitu apakah perencanaan dan penjadwalan pekerjaan;lingkup dan dokumen pekerjaan; organisasi, koordinasi, dan komunikasi;kesiapan/penyiapan sumberdaya; sistem inspeksi, kontrol dan evaluasipekerjaan; serta kondisi force majeure berpengaruh terhadap keterlambatanproyek dermaga di Provinsi Maluku Utara.
Maksud dan Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apasaja yang berpengaruh terhadap keterlambatan proyek dermaga di ProvinsiMaluku Utara dikaitkan dengan 6 (enam) aspek kajian, yaitu: (1)perencanaan dan penjadwalan pekerjaan; (2) lingkup dan dokumenpekerjaan; (3) organisasi, koordinasi dan komunikasi; (4) kesiapan/penyiapan sumberdaya; (5) sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan;
serta (6) kondisi force majeure.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Dasar Keterlambatan
Pengertian keterlambatan menurut Ervianto (2005) adalah waktupelaksanaan yang tidak dimanfaatkan sesuai dengan rencana kegiatan,sehingga menyebabkan satu atau beberapa kegiatan yang mengikutinyamenjadi tertunda atau tidak diselesaikan tepat waktu.
Pengkajian Jenis Penyebab KeterlambatanDalam aspek manajemen konstruksi, menurut Proboyo dalam Bakran
(2012), jenis keterlambatan proyek diklasifikasi dalam 6 (enam) aspek kajianyaitu:
1. Aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan2. Aspek lingkungan dan dokumen pekerjaan3. Aspek sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi4. Aspek kesiapan/penyiapan sumber daya5. Aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan6. Aspek force majeure
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
29/90
Spectra Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 24-34
26
METODE PENELITIAN
Metode Analisis
Metode analisis menggunakan analisis berganda denganmengumpulkan informasi yang berupa data primer dengan menggunakankuesioner (angket) dan interview (wawancara).
Alur Penelitian
Gambar 1.Bagan Alir Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proyek dermaga di Provinsi Maluku Utara meliputi 11 kegiatan yangsedang berlangsung di beberapa tempat di wilayah Provinsi Maluku utara,yaitu Tobelo, Weda, Dorosagu, Manitinting, Mangga Dua, Bastinong, Moti,Makian, Bisui, Saketa, dan Kupal. Keseluruhannya dilaksanakan dandiawasi oleh beberapa perusahan yang terdapat di wilayah Provinsi MalukuUtara.
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
30/90
Analisa Faktor Keterlambatan Proyek | Hatta Annur | A. Soehardjono | Yulvi Zaika
27
Gambaran Responden
Jabatan
Gambar 2.Responden Berdasarkan Jabatan
Berdasarkan Instansi
Gambar 3.Responden Berdasarkan Instansi
Jenis Dermaga
Gambar 4.Responden Berdasarkan Pelabuhan
Deskripsi Jawaban Responden
Tabel 1.Nilai Skor dan Kategori
Skor Pernyataan
3,7 – 4,0 Sangat Tinggi2,8 – 3,6 Tinggi1,9 – 2,7 Cukup Tinggi1,0 – 1,8 Rendah
34%
33%
33% Pemilik PPK
Pelaksana Kontraktor
Pengawas
12%
21%
34%
33%Dinas Perhubungan
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
Kontraktor
Konsultan
27%
55%
9%9% Dermaga Ferry
Dermaga Rakyat
Dermaga speed
Dermaga Kontener
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
31/90
Spectra Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 24-34
28
Perencanaan dan Penjadwalan Pekerjaan (X1)
Tabel 2.Distribusi Frekuensi Variabel Perencanaan dan Penjadwalan Pekerjaan
Item1 2 3 4 Rata-
rataF % F % F % F %
X1.1 3 9.1 12 36.4 12 36.4 6 18.2 2.6X1.2 10 30.3 19 57.6 4 12.1 0 0.0 1.8
X1.3 12 36.4 15 45.5 6 18.2 0 0.0 1.8
X1.4 11 33.3 14 42.4 6 18.2 2 6.1 2.0X1.5 28 84.8 5 15.2 0 0.0 0 0.0 1.2
Rata-rata 1.9
Dari kelima indikator yang terkuat membentuk perencanaan danpenjadwalan pekerjaan adalah penetapan jadwal proyek yang amat ketat
oleh pemilik (X1.1) dengan nilai rata-rata 2,6.
Lingkup dan Dokumen Pekerjaan (X2)
Tabel 3.Distribusi Frekuensi Variabel Lingkup dan Dokumen Pekerjaan
Item1 2 3 4 Rata-
rataF % F % F % F %
X2.1 10 30.3 14 42.4 8 24.2 1 3.0 2.0X2.2 5 15.2 24 72.7 4 12.1 0 0.0 2.0
X2.3 12 36.4 21 63.6 0 0.0 0 0.0 1.6
X2.4 3 9.1 14 42.4 15 45.5 1 3.0 2.4
X2.5 15 45.5 10 30.3 7 21.2 1 3.0 1.8X2.6 2 6.1 9 27.3 6 18.2 16 48.5 3.1X2.7 13 39.4 17 51.5 1 3.0 2 6.1 1.8X2.8 25 75.8 8 24.2 0 0.0 0 0.0 1.2
Rata-rata 2.0
Dari kedelapan indikator yang terkuat membentuk lingkup dandokumen pekerjaan adalah ketidaksepahaman aturan pembuatan gambarkerja (X2.6) dengan nilai rata-rata 3,1.
Organisasi, Koordinasi, dan Komunikasi (X3)
Tabel 4.Distribusi Frekuensi Variabel Organisasi, Koordinasi dan Komunikasi
Item1 2 3 4 Rata-
rataF % F % F % F %
X3.1 1 3.0 7 21.2 14 42.4 11 33.3 3.1
X3.2 12 36.4 13 39.4 7 21.2 1 3.0 1.9
X3.3 1 3.0 4 12.1 25 75.8 3 9.1 2.9X3.4 14 42.4 15 45.5 4 12.1 0 0.0 1.7X3.5 15 45.5 14 42.4 4 12.1 0 0.0 1.7X3.6 2 6.1 11 33.3 15 45.5 5 15.2 2.7X3.7 2 6.1 11 33.3 14 42.4 6 18.2 2.7X3.8 2 6.1 13 39.4 18 54.5 0 0.0 2.5X3.9 3 9.1 24 72.7 6 18.2 0 0.0 2.1
Rata-rata 2.4
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
32/90
Analisa Faktor Keterlambatan Proyek | Hatta Annur | A. Soehardjono | Yulvi Zaika
29
Dari kesembilan indikator yang terkuat membentuk perencanaanorganisasi, koordinasi dan komunikasi adalah keterbatasan wewenangpersonil pemilik dalam mengambil keputusan (X3.1) dengan nilai rata-rata
3,1.
Kesiapan atau Penyiapan Sumberdaya (X4)
Tabel 5.Distribusi Frekuensi Variabel Kesiapan atau Penyiapan Sumberdaya
Item1 2 3 4 Rata-
rataF % F % F % F %
X4.1 2 6.1 16 48.5 9 27.3 6 18.2 2.6X4.2 4 12.1 14 42.4 11 33.3 4 12.1 2.5
X4.3 3 9.1 8 24.2 15 45.5 7 21.2 2.8
X4.4 3 9.1 12 36.4 8 24.2 10 30.3 2.8
X4.5 2 6.1 9 27.3 14 42.4 8 24.2 2.8X4.6 6 18.2 20 60.6 6 18.2 1 3.0 2.1X4.7 14 42.4 16 48.5 3 9.1 0 0.0 1.7X4.8 23 69.7 10 30.3 0 0.0 0 0.0 1.3
Rata-rata 2.3
Dari kedelapan indikator yang terkuat membentuk kesiapan ataupenyiapan sumberdaya adalah tidak tersedia bahan yang cukup pasti sesuaikebutuhan (X4.5) dengan nilai rata-rata 2,85.
Sistem Inspeksi, Kontrol, dan Evaluasi Pekerjaan (X5)
Tabel 6.Distribusi Frekuensi Variabel Sistem Inspeksi, Kontrol, dan Evaluasi Pekerjaan
Item1 2 3 4 Rata-
rataF % F % F % F %
X5.1 4 12.1 13 39.4 13 39.4 3 9.1 2.5X5.2 7 21.2 14 42.4 10 30.3 2 6.1 2.2X5.3 3 9.1 17 51.5 11 33.3 2 6.1 2.4
X5.4 10 30.3 15 45.5 6 18.2 2 6.1 2.0
X5.5 7 21.2 13 39.4 12 36.4 1 3.0 2.2X5.6 9 27.3 22 66.7 2 6.1 0 0.0 1.8X5.7 8 24.2 13 39.4 10 30.3 2 6.1 2.2
Rata-rata 2.2
Dari ketujuh indikator yang terkuat membentuk sistem inpeksi, kontroldan evaluasi pekerjaan adalah pengajuan contoh bahan dari kontraktor yangtidak terjadwal (X5.1) dengan nilai rata-rata 2,5.
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
33/90
Spectra Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 24-34
30
Force Majeure (X6)Tabel 7.
Distribusi Frekuensi Variabel Force Majeure
Item 1 2 3 4 Rata-rataF % F % F % F %
X6.1 13 39.4 17 51.5 3 9.1 0 0.0 1.7X6.2 13 39.4 8 24.2 8 24.2 4 12.1 2.1X6.3 3 9.1 17 51.5 10 30.3 3 9.1 2.4X6.4 27 81.8 5 15.2 1 3.0 0 0.0 1.2X6.5 28 84.8 5 15.2 0 0.0 0 0.0 1.2X6.6 24 72.7 9 27.3 0 0.0 0 0.0 1.3
Rata-rata 1.6
Dari keenam indikator yang terkuat membentuk force majeureadalahterjadi hal-hal yang tidak terduga seperti kebakaran, banjir, badai/angin ribut,
gempa bumi, tanah longsor, cuaca amat buruk (X6.3) dengan nilai rata-rata2,39.
Keterlambatan Proyek (Y)
Tabel 8.Distribusi Frekuensi Variabel Keterlambatan Proyek
Item1 2 3 4 Rata-
rataF % F % F % F %
Y1 1 3.0 6 18.2 8 24.2 18 54.5 3.3
Y2 11 33.3 10 30.3 11 33.3 1 3.0 2.1
Dari kedua indikator yang terkuat membentuk keterlambatan proyekadalah tidak sesuai rencana dengan penyelesaian proyek (Y1) dengan nilairata-rata 3,3. Hasil ini menunjukan bahwa rata-rata responden memberikan
jawaban keterlambatan yang tinggi.Tahapan penyelesaian pekerjaan tidak berjalan sesuai dengan
rencana (Y2) dengan nilai rata-rata 2,1. Hasil ini menunjukan bahwa rata-rata responden memberikan jawaban keterlambatan cukup tinggi.
Uji Reliabilitas Instrumen
Suatu instrumen dikatakan handal apabila nilai alpha cronbach besarnya sama atau lebih besar dari 0,6.
Tabel 9.Uji Reliabilitas Item Instrumen
Variabel Nilai Alpha Cronbach Keputusan
X1 0.655 ReliabelX2 0.619 ReliabelX3 0.776 ReliabelX4 0.773 ReliabelX5 0.677 ReliabelX6 0.675 Reliabel
Yrata-rata 0.609 Reliabel
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
34/90
Analisa Faktor Keterlambatan Proyek | Hatta Annur | A. Soehardjono | Yulvi Zaika
31
Berdasarkan hasil uji menunjukan bahwa semua item instrumenpenelitian dapat dikatakan reliabel karena telah memenuhi kreteriapengujian reliabilitas item instrumen yang digunakan, yaitu nilai alpha
cronbach lebih besar atau sama dengan 0,6.
Asumsi Klasik
Multikolinieritas
Dari hasil analisis nilai VIF masing-masing variabel bebasmenunjukkan nilai VIF yang tidak lebih dari nilai 10, maka disimpulkanbahwa asumsi non-multikolinieritas telah terpenuhi.
Heteroskedastisitas
Dari hasil scatterplot titik-titik tersebar baik di atas maupun di bawahangka 0 pada sumbu Y, serta tidak terdapat pola yang jelas. sehinggadisimpulkan tidak terjadi sehingga asumsi Non Heteroskedastisitasterpenuhi.
Normalitas
Tabel 10.Uji Asumsi Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Test
Y X1 X2 X3 X4 X5 X6
N 33 33 33 33 33 33 33Kolmogorov-Smirnov Z 1.178 .728 1.225 .797 .589 .941 1.121
Signifikansi .125 .665 .099 .549 .879 .339 .162
Berdasarkan pengujian Kolmogorov-Smirnov diperoleh signifikansibernilai lebih besar dari pada α = 0,05. Asumsi normalitas telah terpenuhi,sehingga dapat dinyatakan bahwa model regresi selanjutnya dapatdilakukan.
Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam pengolahan data menggunakan analisis regresi linier bergandadiperoleh hasil seperti pada Tabel berikut ini.
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
35/90
Spectra Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 24-34
32
Tabel 13.Hasil Analisis Regresi
Variabel
Dependen
Variabel Independen B thitung Sig. Keterangan
KeterlambatanProyek
Konstanta 0.041
Perencanaan danpenjadwalan pekerjaan
0.561 2.134 0.042 Signifikan
Lingkup dan dokumenpekerjaan
-0.493 -1.428 0.165 Tidak Signifikan
Organisasi, koordinasidan komunikasi
-0.339 -1.078 0.291 Tidak Signifikan
Kesiapan ataupenyiapan sumberdaya
0.754 2.991 0.006 Signifikan
Sistem inspeksi, kontroldan evaluasi pekerjaan
0.183 0.681 0.502 Tidak Signifikan
Force majeure 0.754 2.318 0.029 Signifikan
Α RR Square F-hitungSignifikansi
= 0.050= 0.768= 0.590= 6.235= 0.000
Dari Tabel tersebut di atas diperoleh model regresi sebagai berikut: Y = 0,041 + 0,561X1+ 0,754X4 + 0,754X6
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil kajian empiris ditemukan bukti bahwa perencanaan
dan penjadwalan pekerjaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadapketerlambatan proyek. Penetapan jadwal proyek pada umumnya ditentukanoleh pemilik untuk kepentingan pemakaian sesegera mungkin yangmendesak. Proyek selalu dibangun dalam tekanan waktu, walaupun adabanyak ketidakpastian tentang kejadian-kejadian di masa yang akan datangdengan kondisi yang selalu berubah.
Kesiapan atau penyiapan sumberdaya mempunyai pengaruh yangsignifikan pada keterlambatan proyek. Hal ini dapat dijelaskan bahwa tidaktersedianya alat atau peralatan kerja yang cukup memadai sesuai dengankebutuhan, sehingga mempengaruhi penyelesaian waktu pelaksanaan
pekerjaan proyek dan penyediaan tenaga kerja yang kurang memadai ataukurang sesuai dengan aktivitas pekerjaan yang ada membuat pelaksanaanpekerjaan proyek tidak maksimal, sehingga mengakibatkan pekerjaanmenjadi terlambat. Penyediaan sumberdaya yang tidak terencana denganbaik dan bahkan tidak memadai sesuai dengan kebutuhan volumepekerjaan dan durasi waktu yang tersedia akan menghambat laju pekerjaanyang direncanakan.
Force majeure mempunyai pengaruh yang signifikan padaketerlambatan proyek. Hal ini dapat dijelaskan bahwa kondisi lokasi yangtidak sesuai dengan dugaan akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,
akses untuk menuju lokasi yang sulit dan desain yang ada tidak sesuai
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
36/90
Analisa Faktor Keterlambatan Proyek | Hatta Annur | A. Soehardjono | Yulvi Zaika
33
dengan kondisi tapak juga akan menghambat sistem pelaksanaanpekerjaan. Terjadinya hal-hal tak terduga seperti cuaca amat buruk, kejadiantersebut merupakan faktor alam yang sering mengakibatkan keterlambatan
suatu proyek.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat diambilkesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan dan penjadwalan pekerjaan mempunyai pengaruhterhadap keterlambatan proyek dermaga dengan nilai sebesar56,1%. Untuk mengurangi keterlambatan proyek dermaga perludiperhatikan perencanaan dan penjadwalan pekerjaan, terutamapada penetapan jadwal proyek dari pemilik yang mendesak dantekanan waktu dari pemilik yang berkaitan dengan jadwal yangtidak realistis.
2. Lingkup dan dokumen pekerjaan tidak berpengaruh terhadapketerlambatan proyek dermaga dengan nilai sebesar 49,3%. Hal inidisebabkan oleh perencanaan gambar dan spesifikasi sudah cukuplengkap dan layak, perubahan desain atau detail pekerjaan padawaktu pelaksanaan sangat sedikit, serta sepahamannya antarapemilik dan kontraktor dalam pembuatan gambar kerja.
3. Organisasi, kordinasi, dan komunikasi tidak berpengaruh terhadapketerlambatan proyek dermaga dengan nilai sebesar 33,9%. Hal inidisebabkan oleh wewenang personil pemilik dalam pengambilankeputusan tidak terbatas dan mengkoordinasi penyerahan ataupenggunaan lahan yang dijadikan tempat pelaksanaanpembangunan dengan baik, sehingga pelaksanaan tidakmengalami keterlambatan.
4. Kesiapan atau penyiapan sumberdaya mempunyai pengaruhterhadap keterlambatan proyek dermaga dengan nilai sebesar75,4%. Untuk mengurangi keterlambatan proyek dermaga perludiperhatikan kesiapan atau penyiapan sumberdaya, terutama padaperalatan kerja yang sesuai dengan kebutuhan, penyediaan tenaga
kerja yang memadai, serta pengaturan pengelola lahan kerjadirencanakan dan ditata dengan baik.
5. Sistem inspeksi, kontrol, dan evaluasi pekerjaan tidak berpengaruhterhadap keterlambatan proyek dermaga dengan nilai sebesar18,3%. Hal ini disebabkan oleh proses persetujuan ijin kerja daripemilik tidak susah, kontrol dan evaluasi dari pemilik sesuai denganwaktu yang ditentukan, serta tidak ada kegagalan kontraktorselama melaksanakan pekerjaan dan tidak ada hasil pekerjaanyang diperbaiki atau diulang.
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
37/90
Spectra Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 24-34
34
6. Force majeure mempunyai pengaruh terhadap keterlambatanproyek dermaga dengan nilai sebesar 75,4%. Untuk mengurangiketerlambatan proyek dermaga perlu diperhatikan force majeure,
terutama pada perencanaan kondisi lokasi sesuai desain, aksesuntuk menuju lokasi diperhitungkan, serta perencanaan kondisilokasi sesuai dengan kondisi cuaca.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka saran dan implikasi penelitianini adalah:
1. Untuk mengatasi keterlambatan proyek dermaga di Provinsi MalukuUtara perlu memperhatikan perencanaan dan penjadwalan proyek,kesiapan atau penyiapan sumberdaya dan force majeure.
2. Sebagai masukan bagi perusahaan dan pemerintah daerah yang
terlibat dalam proyek pembangunan dermaga agar lebihmemperhatikan keterlambatan proyek dermaga di wilayah ProvinsiMaluku Utara.
3. Perlu melakukan penelitian selanjutnya dengan melakukanpembagian kuesioner kepada seluruh karyawan yang terlibat dalampelaksanaan proyek dermaga di Provinsi Maluku Utara.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiyar, Ariful. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan
Proyek Konstruksi Pembangunan Gedung di Kota Lamongan. JurnalRekayasa Sipil. Vol. 6, No. 1 – 2012. ISSN 1978-5658.
Bakran, Nanang. 2012. Evaluasi Faktor-faktor Keterlambatan Proyek KonstruksiBidang Bangunan Gedung dan Jasa Konstruksi pada Dinas Pekerjaan UmumKabupaten Berau. Tesis. Program Studi Teknik Sipil Universitas BrawijayaMalang.
Ervianto, Wulfram I. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi . Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Offset.
Riduwan. 2010. Dasar-Dasar Statistik . Bandung: Alfabeta.Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sujianto, Agus Eko. 2009. Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0 . Jakarta: PrestasiPustakarya.
Waluyo, Rudi. 2009. Kajian Faktor Penyebab Keterlambatan Waktu PelaksanaanProyek Konstruksi . Jurnal Media Komunikasi Teknik Sipil. Fakultas TeknikSipil Universitas Palangka Raya. No. 2 Juni 2009.
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
38/90
Optimalisasi Penggunaan Dua Merek Semen| Heri Sujatmiko
35
OPTIMALISASI PENGGUNAAN DUA MEREK SEMEN YANGBERBEDA PENGARUHNYA TERHADAP KUAT TEKAN MORTARDAN BIAYA UNTUK PEMBUATAN MORTAR DENGAN BERBAGAI
VARIASI PROPORSI CAMPURAN YANG BERBEDA
Heri Sujatmiko
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi
ABSTRAKSI
Semen merupakan bahan pengikat hidrolis yang mengeras jikadicampur dengan air dalam jumlah tertentu; sedangkan kuat tekan yangdihasilkan dipengaruhi oleh komposisi merek semen itu sendiri.
Antara merek semen satu dengan yang lain memiliki daya ikat masing-masing yang akan menghasilkan perbedaan kuat tekan mortar. Secararasional kualitas semen yang baik memiliki daya rekat dan kuat tekanyang tinggi, sehingga perlu dibuktikan secara ilmiah.Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh perbedaan kekuatan antara semen yang satu dengan yang lain.Berdasarkan hasil uji laboratorium tentang kuat tekan mortar secaraurut dapat diketahui perbedaan sebagai berikut: Campuran 1: Gresik197,13 Puger 154,71; Campuran 2: Gresik 163,26 Puger 124,09;Campuran 3: Gresik 98,36 Puger 85,8; Campuran 4: Gresik 89,52Puger 68,81; dan mendapatkan selisih biaya sebesar Rp 2.330 atau
sebesar 6,4%.
Kata Kunci:Semen, Kuat Tekan, Biaya
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mortar adalah campuran yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahanpengikat (kapur, semen portland, tanah liat), dan air. Mortar berfungsi
sebagai pengikat bagian non struktural. Mortar digunakan untuk konstruksiyang bersifat struktural, misalnya pada bangunan pondasi, dan digunakanpada konstruksi yang bersifat non struktural, misalnya pada spesi untukpasangan batu bata. Komposisi mortar bisa berubah dan dapat divariasiberdasarkan untuk apa mortar tersebut dipergunakan.
Mengingat pentingnya mortar sebagai bagian dari kontruksi yangmemikul beban, maka standar spesifikasi mortar mengacu pada kuattekannya, yaitu kemampuan mortar dalam menerima beban. Sama halnyadengan beton, kekuatan tekan mortar dipengaruhi oleh beberapa faktor,antara lain faktor air semen dan kepadatan, jenis semen, jumlah semen,sifat agregat, dan jumlah umur mortar.
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
39/90
Spectra
Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 35-47
36
Dalam penelitian ini, bahan dasar mortar yaitu semen dan pasir.Semen yang digunakan mempunyai karateristik dan kuat tekan yangberbeda, sehingga perlu diuji untuk mengetahui perbedaan dari kedua
semen. Semen yang digunakan dalam pembuatan benda uji kali ini adalahsemen berasal dari gunung kapur Puger (Jember) dan gunung kapur Gresik(Gresik). Semen dari Jember ini masih baru berproduksi, maka penelitian inimembandingkan semen produksi baru dari Jember dengan semen dariGresik yang sudah lama digunakan.
Mortar dalam campuran biasa menggunakan perbandingan 1:6(semen:pasir). Namun, perbandingan yang diambil dalam penelitian iniadalah variasi 1:6, 1:5, 1:4, dan 1:3 untuk mengetahui perbedaan kuat tekandan pengaruhnya terhadap biaya.
Rumusan MasalahSehubungan dengan latar belakang tersebut di atas, maka dirumuskan
permasalahan penelitian, yaitu sebagai berikut:1. Bagaimana hasil uji karakteristik dari kedua merek semen yang
berbeda?2. Bagaimana hasil kuat tekan mortar dari kedua semen pada proporsi
campuran dan fas yang sama?
Batasan Masalah
Demi mendapatkan hasil yang valid, penelitian ini dibatasi pada hal-halsebagai berikut:1. Penelitian hanya membandingkan karateristik dan kuat tekan dari
dua semen yang berasal dari daerah Puger dan Gresik.2. Benda uji yang dipakai hanya mortar.3. Agregat halus (pasir) digunakan pasir dari Lumajang.4. Proporsi campuran yang dipakai adalah 1:3, 1:4, 1:5, 1:6
(semen:pasir).5. Pengujian kuat tekan mortar dilakukan pada hari ke-28.6. Setiap proporsi campuran dilakukan benda uji sebanyak 25 buah.7. Tidak meneliti unsur kimia dari semen.
Tujuan Penelitian
Adapun hasil yang akan didapat dari penelitian ini adalah sebagaiberikut:
1. Mengetahui hasil uji karakteristik dari kedua merek semen yangberbeda.
2. Mengetahui hasil kuat tekan mortar dari kedua semen padaproporsi campuran dan fas yang sama.
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
40/90
Optimalisasi Penggunaan Dua Merek Semen| Heri Sujatmiko
37
Manfaat Penelitian
Dengan mengetahui karateristik dan kuat tekan dari kedua merek
semen yang berasal dari Puger dan Gresik tersebut, maka dapat dijadikaninformasi kepada masyarakat agar lebih biasa menggunakan semensebagai bahan konstruksi yang sesuai dengan kemampuan semen.
TINJAUAN PUSTAKA
Mortar
Menurut SNI 03-6825-2002 mortar didefinisikan sebagai campuranmaterial yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (kapur, tanahliat, semen portland ), dan air dengan komposisi tertentu.
Adapun macam mortar adalah:1. Mortar lumpur (mud mortar), yaitu mortar dengan perekat tanah.2. Mortar kapur, yaitu mortar dengan bahan perekat kapur.3. Mortar semen, yaitu mortar dengan bahan perekat semen.
Kuat Tekan Mortar
Kuat Tekan Mortar untuk mengetahui perbandingan kuat tekan mortardengan varian berbeda, perhitungan kuat tekan mortar menggunakanrumus:
F’m = P / A ......................................................................................... (1.1)
Dimana:F’m = kuat tekan mortar (Mpa)P = Beban maksimum Total (N) A = Luas permukaan yang dibebani (mm)
Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi kuat tekan dan kuat tariklentur mortar diantaranya adalah air semen, jumlah semen, umur mortar,dan sifat agregat.
Gradasi Agregat Halus
Gradasi agregat ialah distribusi dari ukuran agregat. Berdasarkanstandar pengujian ASTM C 109 dan SNI 15-2049-2004, agregat halus yangdipergunakan untuk campuran pembuatan benda uji kuat tekan mortaradalah pasir dengan gradasi lolos ayakan no. 16 (1,18 mm), no. 20 (850 μ m), no. 30 (600 μ m), no. 40 (425 μ m), no. 50 (300 μ m), dan no. 100 (150 μ m).
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
41/90
Spectra
Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 35-47
38
Tabel 1.Analisa Ayakan
Lubang ayakan
inci (mm)
Persentase Berat Butir Lolos
Ukuran Maksimum Agregat Agregathalus 2 in. 1,5 in. 1 in. 0,75 in.
2 (50) 95-100 100 - - -
1 1/2 (37,5) - 95-100 100 - -
1 (25,0) 25-70 - 95-100 100 -
¾ (19,0) - 35-70 - 90-100 -
½ (12,5) 10-30 - 26-60 - -
3/8 (9,5) - 10-30 - 20-25 100
No.4 (4,75) 0-5 0-5 10-30 0-10 95-100
No.8 (2,36) 0 0 0-5 0-5 80-100
No.16 (1,18) 0 0 0 0 50-85
No.30 (0,6) 0 0 0 0 25-60
No.50 (0,3) 0 0 0 0 10-30
No.100 (0,15) 0 0 0 0 2-10
Sumber: SNI 15-2049-2004
Kadar Air Agregat Halus
Kandungan air yang terdapat pada suatu agregat (di lapangan) perludiketahui untuk menghitung jumlah air yang diperlukan dalam campuranmortar dan untuk mengetahui berat satuan agregat. Keadaan yang dipakaisebagai dasar perhitungan adalah agregat kering tungku dan jenuh keringpermukaan (SSD) karena konstan untuk agregat tertentu.
Atamb = ((K – Kssd)/100) x Wag .............................................................. (1.2)
dimana: Atamb : air tambahan dari agregat, dalam literK : kadar air di lapangan, dalam %Kssd : kadar air jenuh kering muka/SSD, dalam %Wag : berat agregat jenuh kering muka/SSD, dalam kg
Sedangkan kadar air dalam pasir dapat diukur dengan cara sebagai berikut:
Kadar air = ((berat semula – berat kering)/berat kering) x 100 ........ (1.3)
METODOLOGI
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboraturium Teknologi Beton FakultasTeknik Sipil Universitas17 Agustus 1945 Banyuwangi.
Penelitian ini dilakukan mulai September - Nopember 2013 mulai daripersiapan bahan sampai penelitian selesai.
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
42/90
Optimalisasi Penggunaan Dua Merek Semen| Heri Sujatmiko
39
Desain Campuran Mortar
Desain campuran mortar dilakukan untuk membuat komposisi benda
uji mortar (semen, pasir, air). Perhitungan desain campuran dilakukan padaempat proporsi campuran, yaitu 1pc:3ps, 1pc:4ps, 1pc:5ps, dan 1pc:6ps,adalah sebagai berikut:
1. Proporsi campuran 1 = 1pc : 3ps = 5 kg semen : 15 kg pasir2. Proporsi campuran 2 = 1pc : 4ps = 3,5 kg semen : 15 kg pasir3. Proporsi campuran 3 = 1pc : 5ps = 3 kg semen : 15 kg pasir4. Proporsi campuran 4 = 1pc : 6ps = 2,5 kg semen : 15 kg pasir
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang didapat adalah hasil dari pengujian di Laboraturium.
Pengolahan data tersebut dilakukan guna menganalisa hasil pengujian danmengambil kesimpulan dari serangkaian pengujian yang telah dilakukan.
Data Hasil Pengujian
Setelah melakukan pengujian material, didapatkan data material yangnantinya dibuat benda uji mortar. Data-data tersebut adalah sebagai berikut:
Berat Jenis Semen
Hasil pengujian berat jenis yang dilakukan di laboratorium didapat nilai
sebagai berikut:
Tabel 2.Analisis Pengujian Berat Jenis Semen
No. Jenis Pengujian Rata-rata
1 Berat Jenis Semen Puger 2,90
2 Berat Jenis Semen Gresik 3,26
Sumber: Hasil Uji Laboratorium, 2014
Berat Volume Semen
Hasil pengujian volume semen yang dilakukan di laboratorium didapatnilai sebagai berikut:
Tabel 3.Analisis Pengujian Berat Volume Semen
No. Jenis PengujianDenganRojokan
TanpaRojokan
Rata-rata(gr/cm3)
1 Berat Volume Semen Puger 1,192 1,208 1,200
2 Berat Volume Semen Gresik 1,201 1,215 1,208
Sumber: Hasil Uji Laboratorium, 2014
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
43/90
Spectra
Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 35-47
40
Kehalusan Semen
Tabel 4.Analisis Pengujian Kehalusan Semen
No. Jenis Pengujian Rata-rata (%)
1 Kehalusan Semen Puger 0,114
2 Kehalusan Semen Gresik 0,081
Sumber: Hasil Uji Laboratorium, 2014
Agregat Halus
Pengujian agregat halus dilakukan untuk mendapatkan data yangnantinya dipakai. Berikut ini adalah hasil pengujian hasil pengujian agregathalus secara menyeluruh.
Tabel 5.Analisis Pengujian Agregat Halus
No. Jenis Pengujian Rata-rata
1 Modulus Kehalusan 313,23
2 Berat Jenis 2,825
3 Berat Volume 1,243 gr/cm³
4 Kelembaban 5,58%
5 Air Resapan 10,86%
6 Kadar Lumpur 4,53%
Sumber: Hasil Uji Laboratorium, 2014
Rencana Desain Campuran Mortar
Sebelum tahap pengecoran atau pembuatan benda uji, perlu dilakukanadanya perencanaan campuran mortar dan mengetahui kebutuhan air yangharus dicampurkan dalam campuran tersebut. Berikut rincian percampuranyang akan dilakukan:
Kelembaban pasir = 5,58%Resapan air pasir = 10,86%
Jadi setiap desain proporsi campuran harus ditambah air sebanyak 5,28%(10,86% – 5,58%) dengan fas yang digunakan 0,5
Tabel 6.Kebutuhan Air Tiap Proporsi Campuran
Proporsi campuran 1 : 3. 1.000 gram semen : 3.000 gram pasir. ((5,28/100)x 3) + 0,5 = 0,66 liter
Proporsi campuran 1 : 4. 1.000 gram semen : 4.000 gram pasir. ((5,28/100)x 4) + 0,5 = 0,71 liter
Proporsi campuran 1 : 5. 1.000 gram semen : 5.000 gram pasir. ((5,28/100)x 5) + 0,5 = 0,76 liter
Proporsi campuran 1 : 6. 1.000 gram semen : 6.000 gram pasir. ((5,28/100)x 6) + 0,5 = 0,816 liter
Sumber: Hasil Analisis Data Uji Laboratorium, 2014
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
44/90
Optimalisasi Penggunaan Dua Merek Semen| Heri Sujatmiko
41
Berikut kebutuhan total proporsi campuran untuk membuat 50 buah bendauji:
Tabel 7.Sampel Mortar pada Masing-masing Proporsi Campuran
SemenProporsi
Campuran
Jumlah Benda Ujiuntuk Pengujian Hari ke Total
Benda ujiketerangan
14 21 28
Puger
1 ; 3 10 10 10 30 Mortar Normal
1 ; 4 10 10 10 30 Mortar Normal
1 ; 5 10 10 10 30 Mortar Normal
1 ; 6 10 10 10 30 Mortar Normal
Gresik
1 ; 3 10 10 10 30 Mortar Normal
1 ; 4 10 10 10 30 Mortar Normal
1 ; 5 10 10 10 30 Mortar Normal
1 ; 6 10 10 10 30 Mortar Normal∑ ( Jumlah Benda Uji ) 240 Buah
Sumber: Hasil Perhitungan, 2014
Pengujian Kuat Tekan Mortar
Pengujian kuat tekan mortar dilakukan di Laboratorium StrukturFakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi.
Contoh pengujian kuat tekan mortar adalah sebagai berikut:P = 5 KN = 5000N
A = 50 x 50 = 2500 mm²
Kuat tekan ( f’c) =
=5000
2500= 2 Mpa
Analisa Hasil Pengujian Kuat Tekan Mortar
Hasil pengujian kuat tekan mortar pada penelitian ini menunjukkanbahwa kuat tekan rata-rata pada umur 14, 21, dan 28 hari denganpercobaan komposisi yang telah ditentukan adalah sebagai berikut.
Tabel 8.Hasil Rata-rata Kuat Tekan Mortar Semen Puger
CAMPURAN UMUR 14 UMUR 21 UMUR 28
1 : 3 113,2 136,67 154,71
1 : 4 94,89 116,52 124,09
1 : 5 78,52 83,56 85,8
1 : 6 56,05 68,06 68,81
Sumber: Hasil Analisis Data Uji Laboratorium, 2014
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
45/90
Spectra
Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 35-47
42
0
50
100
150
200
1 : 3.1 : 4.
1 : 5.1 : 6.
124,64
101,56
86,42
53,12
158,2
135,88
90,87
70,9
197,13
163,26
98,36
89,52
K U A T T E K A N
PROPORSI CAMPURAN
Rata-rata Kuat Tekan Gresik
14 hari
21 hari
28 hari
Gambar 2Grafik Rata-rata Kuat Tekan Mortar Semen Puger
Tabel 9Hasil Rata-rata Kuat Tekan Mortar Semen Gresik
CAMPURAN 14 hari 21 hari 28 hari
1 : 3 124,64 158,2 197,13
1 : 4 101,56 135,88 163,26
1 : 5 86,42 90,87 98,36
1 : 6 53,12 70,9 89,52
Sumber: Hasil Analisis Data Uji Laboratorium, 2014
Gambar 3.
Grafik Rata-rata Kuat Tekan Mortar Semen Gresik
0
50
100
150
200
1 : 3.1 : 4.
1 : 5.1 : 6.
113,2
94,89
78,52
56,05
136,67
116,52
83,56
68,06
154,71124,09
85,8
68,81
K U A T T E K A N
PROPORSI CAMPURAN
Rata-rata Kuat Tekan Puger
14 hari
21 hari
28 hari
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
46/90
Optimalisasi Penggunaan Dua Merek Semen| Heri Sujatmiko
43
Perbandingan Kuat Tekan
Tabel 10.Hasil Rata-rata Kuat Tekan Mortar Semen Gresik dan Semen Puger
UMUR 28 Gresik Puger
1 : 3 197,13 154,71
1 : 4 163,26 124,09
1 : 5 98,36 85,8
1 : 6 89,52 68,81
Sumber: Hasil Analisis Data Uji Laboratorium, 2014
Perbandingan Perhitungan Biaya Untuk Pembuatan Mortar Semen
Tabel 11.Hasil Perhitungan Biaya Mortar Semen Puger
Memasang 1 m2 Mortar 1 pc : 3 ps
Bahan
Jumlah Sat Nama Harga (Rp) Jumlah
7,776 kg Semen 1.200,00 Rp 9.331,20
0,023 m3 Pasir 118.000,00 Rp 2.714,00
1,200 ltr Air 350,00 Rp 420,00
Tenaga Jumlah (I) Rp 12.465,20
0,300 OH Pekerja 40.000,00 Rp 12.000,00
0,150 OH Tukang batu 55.000,00 Rp 8.250,00
0,015 OH Kepala tukang 60.000,00 Rp 900,00
0,010 OH Mandor 70.000,00 Rp 700,00Jumlah (II) Rp 21.850,00
Harga satuan pekerjaan Rp 34.315,20
Harga setelah dibulatkan Rp 34.310,00
Memasang 1 m2 Mortar 1 pc : 4 ps
Bahan
Jumlah Sat Nama Harga (Rp) Jumlah
6,240 kg Semen 1.200,00 Rp 7.488,00
0,024 m3 Pasir pasang 118.000,00 Rp 2.832,00
1,400 ltr Air 350,00 Rp 490,00
Tenaga Jumlah (I) Rp 10.810,00
0,300 OH Pekerja 40.000,00 Rp 12.000,00
0,150 OH Tukang batu 55.000,00 Rp 8.250,00
0,015 OH Kepala tukang 60.000,00 Rp 900,00
0,010 OH Mandor 70.000,00 Rp 700,00
Jumlah (II) Rp 21.850,00
Harga satuan pekerjaan Rp 32.660,00
Harga setelah dibulatkan Rp 32.660,00
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
47/90
Spectra
Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 35-47
44
Memasang 1 m2 Mortar 1 pc : 5 ps
Bahan
Jumlah Sat Nama Harga (Rp) Jumlah
5,184 kg Semen 1.200,00 Rp 6.220,80
0,026 m3 Pasir pasang 118.000,00 Rp 3.068,001,600 ltr Air 350,00 Rp 560,00
Tenaga Jumlah (I) Rp 10.221,92
0,300 OH Pekerja 40.000,00 Rp 12.000,00
0,150 OH Tukang batu 55.000,00 Rp 8.250,00
0,015 OH Kepala tukang 60.000,00 Rp 900,00
0,010 OH Mandor 70.000,00 Rp 700,00
Jumlah (II) Rp 21.850,00
Harga satuan pekerjaan Rp 32.071,92
Harga setelah dibulatkan Rp 32.070,00
Memasang 1 m2 Mortar 1 pc : 6 ps
Bahan
Jumlah Sat Nama Harga (Rp) Jumlah
4,416 kg Semen 1.200,00 Rp 5.299,200,027 m3 Pasir pasang 118.000,00 Rp 3.186,00
1,800 ltr Air 350,00 Rp 630,00
Tenaga Jumlah (I) Rp 9.280,08
0,300 OH Pekerja 40.000,00 Rp 12.000,00
0,150 OH Tukang batu 55.000,00 Rp 8.250,00
0,015 OH Kepala tukang 60.000,00 Rp 900,00
0,015 OH Mandor 70.000,00 Rp 1.050,00
Jumlah (II) Rp 22.200,00
Harga satuan pekerjaan Rp 31.480,08
Harga setelah dibulatkan Rp 31.480,00
Sumber: Hasil Perhitungan, 2014
Tabel 12Hasil Perhitungan Biaya Mortar Semen Gresik
.Memasang 1 m2 Mortar 1 pc : 3 ps
Bahan
Jumlah Sat Nama Harga (Rp) Jumlah
7,776 kg Semen 1.500,00 Rp 11.664,00
0,023 m3 Pasir 118.000,00 Rp 2.714,00
1,200 ltr Air 350,00 Rp 420,00
Tenaga Jumlah (I) Rp 14.798,00
0,300 OH Pekerja 40.000,00 Rp 12.000,00
0,150 OH Tukang batu 55.000,00 Rp 8.250,00
0,015 OH Kepala tukang 60.000,00 Rp 900,00
0,010 OH Mandor 70.000,00 Rp 700,00Jumlah (II) Rp 21.850,00
Harga satuan pekerjaan Rp 36.648,00
Harga setelah dibulatkan Rp 36.640,00
-
8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014
48/90
Optimali