spln 52-1-1984 pengaman transmisi
TRANSCRIPT
STAI\IDAFIa f Q g $ A ' r A A \ U M U M L I S T R I K N E G A R A
SIPLN 5e-1 i19El4
Lampiran Surat Keputusan Direksi PLN
No.: 090/DlR/84 tanggal 9 Jul i 1984
IIIIIll -tII
IlI
I
I
, f ' f
' t r - . *
PGILA PENGIAMANAN SiTSTEM
EIAGIAN SATu: El. SISiTEM TF|ANSiMISI 15O kV
D E P A I T E T I E T P E R T A M B A T G A T D A T E T E R G I
PERUSAHAAN UMUM LISTRIK NEGARA
JATAH TRUTTo.rcYO BLOK M I/135 KEBAYORAN BARU JAKARTA
SPLN tz--l: 1984
POLA PENGAMANAN STSTEM
Bagian Satu: B. Sistem Transmisi I50 kV
Disusun Oleh:
I" KELOIVIPOK PEMBAKUAN BIDANG TRANSMISIdeng,an Surat Keputusan flireksi PerosahaanUmum Listrik Neg,ara No. 02EIDIR/83 tanggal 5Apr i l 1983
2. KELOMPOK KERJA POLA PEI.fGAMANANAI{SISTEM dengan Surat Keputusan Direktur Pu-sat Penyelidikan Masalah Kelistrikan No.OIZ|LMK|SS tanggat l0 pebruari 1983.
Diterbitkan Oleh:
DEPARTEMEN PERTAMBAT{GAN DAN ENERGIPerusahaan Umum Listrik Negara
Jl. Trunojoyo Blok M | | 135 Kebayoran BaruJakarta
I 98+
IIt
i
S P L N 5 2 - 1 : 1 9 8 4
SUST]NAN AI\IGGOTA KEIOII{POK PEI{BAKUAN BIDANG TRANSUISI
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perusahaan tlmum Listrik Negara
No-: O2B/DIF./83 tanggal 5 April 1983
1. Kepala Dinas Pembakuan, Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan(ex-of f ic io) *) : Ketua
merangkap Anggota Tetap(Ditetapkan kemudian) : Sebagai Ketua Harian
merangkap Anggota TetapIr. Soenarjo Sastrosewojo: Sebagai Sekretaris
merangkap Anggota Tetap: Sebagai Wakil Sekretaris
nerangkap Anggota Tetap: Sebagai Anggota Tetap: Sebagai Anggota Tetap: Sebagai Anggota Tetap: Sebagai Anggota Tetap: Sebagai Anggota Tetap: Sebagai Anggota Tetap: Sebagai Anggota Tetap: Sebagai Anggota Tetap: Sebagai Anggota Tetap: Sebagai iMggota Tetap: Sebagai Anggota Tetap: Sebagai Anggota Tetap: Sebagai Anggota Tetap.
SUSIJNAN AlreC'OTA KEI,oI'IPOK KERJA POLA PEITGAMANAN SISTEITi
Surat Keputusan Direktur Pusat Penyelidikan t{asalah KelistrikanNo - : OOz/LrqK/83 tanggal 10 pebruari 1993
Ir. Djiteng Marsudi
2 -
3 .
4 .
5 -6 -7 .B .9 .
1 0 -1 1 -1 2 -1 3 .' t4 -1 5 -1 6 .1-7 .
(Ditetapkan kemudian)
Ir. ltoeljadi OetjiIr. KomariIr. Sambodho SumaniIr. Yuzwar LutanIr. P- Sihombingfr- Djiteng MarsudiI r . WoerjardjoIr . RosidI r - R . Moh. HosenI r . Soewad j iIr - GumirangI r . J . S o e k a r t oI r . N a b r i - s K a t i b
3 -4 -5 .6 .7 -8 -9 .1 0 -1 1 .1 2 -
2. Ir- Eden Napitupulu
Ketuamerangkap AnggdtaSekretarismerangkap AnggotaAnggotaAnggotaAnggotaAnggotaAnggotaAnggotaAnggotaAnggotaAnggotaAnggota
Ir. KonnriIr. Mahmud JunusIr. J- SoekartoIr. Itloel j adi Oetj iIr. Sambodho SunaniIr. Soemarto SoedirrnanIr- Roswiem RoeslanIr. Nabris KatibIr. Demdeur r RochadarI r . J -S- S i r ingorJ -nEo
r ) Ir . t lahmud Junus -
SPLN 52-l : l9t4
Daftar Isi
I Pasal Satu - Ruang Lingkup. . . c . . . . . . . . . . o . . . . . . . . .
2 P a s a l D u a - D e f i n i s i . . . . . . . . . . . . o . . . . . o . . . o o o . . o .
3 P a s a l T i g a - P o l a U m u m P e n g a m a n a n S i s t e m d a n . o . . . o . o . .Penerapannya di Lingkungan PLN
4 P a s a l E m p a t - P o l a P e n g a m a n a n S i s t e m T r a n s m i s i 1 5 0 k V . . . . .
T a b e l t A - P o l a P e n g a m a n a n S i s t e m T r a n s m i s i 1 5 0 k V . . . . . . o . .Saluran Udara
T a b e l l B - P o l a P e n g a m a n a n S i s t e m T r a n s m i s i 1 5 0 k V . . - . . . o . .Saluran l(abel Tanah
Tabe l I I - Pengamanan Re l . . . . o . . . . . . . . . . . . o o . . . . . . . '
LAMPIRAN A - PETUNJUK PEMILIHAN RELAI IMPEDANS . . . . . OSISTEM 150 KV
Halaman
I
I
3
l 9
2 T
23
t 4
L7
:
il=
- l -
SPLN 52-l: l9t4
Pola Pengamanan Sistem,
Bagian Satu: B. Sistem Transmisi 150 kV
Pasal Satu
Ruang Lingkup dan Tujuan
Ruang L ingkup
Standar in i d imaksudkan untuk menetapkan pola pengamanan bagi s is tem
pembangki tan, t ransmis i 66 kV, I50 kV ser ta s is tem dis t r ibus i 6 kV dan 20
kV. Standar pola pengamanan s is tem in i terd i r i dar i 3 bagian yai tu :
- Bagian Satu: A. Sis tem Transmis i 56 kV
B. S is tem Transmis i 150 kV
C. T rans fo rmato r 150166 kV, 150120 kV dan 66120 kv .
- Bagian Dua: Generator.
- Bagian Tiga: Sis tem Dist r ibus i 5 kV dan 20 kV.
Publ ikas i in i mel iput Bagian Satu: B. Sis tem Transmis i 150 kV.
Tu juan
Tujuannya ialah untuk memberikan pegangan yang terarah dan seragam bagi
Perencanaan pengamanan s is tem pembangki tan, t ransmis i 66 kV dan 150 kV
ser ta s is tem dis t r ibus i 5 kV dan 20 kV.
Pasal Dua
Definisi *)
Keanda lan (Re l iab i l i t y )
Kem ungkinan sebuah gawai akan beker ja tanpa kegagalan dalam suatu pe-
r rode waktu atau sejumlah penggunaan yang d i tentukan.
K etepercayaan (Dependabi l i ty )
ie : : keandalan yang berhubungan dengan dera jat kepast ian bahwa suatu re la i. : r - s i s tem re la i akan beker ja dengan tepa t .
1 - : I ca r r . {NSI / IEEE S td . 100- 1977 . L iha t j uga SPLN 52- l : 1983 Bag ian A
- l
!!t.}r t?-l: l9t4
. , ' - i ' - - r Jam inan (Secur i ty)
' .3 . keandaian yang berhubungan dengan dera jat kepast ian bahwa sebuah re-
. . :1 atau s is tem re la i t idak akan beker ja dengan t idak tepat .
Pengamanan Pi lo t (P i lo t Protect ion)
Suatu cara pengamanan saluran yang memakai sa luran komunikasi sebagai
sarana untuk memperbandingkan kondis i e lekt r is pada kedua terrn inal dar i
sa lu ran i tu .
Catatan: Dalam praktek terdapat dua macam(a) pola ja tuh-p indah dan (b) polas ing Aya t 7 dan 8 .
pola pengamanan p i lo t , yakni :b lok ing. L ihat masing-ma-
Jatuh Pindah (Transfer Tr ip)
Suatu cara penjatuhan dar i jauh d imana saluran komunikasi d ipakai untuk
mengir imkan s inyal penjatuhan dar i lokasi re la i ke suatu lokasi yang jauh.
R e la i B lok ing (B lock ing Re lay )
Sebuah re la i bantu yang fungsinya membuat re la i a tau gawai t idak beker ja
pada kondis i yang d i tentukan.
Catatan: Rela i b lok ing in i d ipakai pada pola b lok ing, d imana s inyal beker japada saluran yang t idak terganggu dan lengan pengi r iman s inyaldar i terminal yang dekat ke terminal yang jauh, re la i pada ter-minal yang jauh d icegah beker ja .Dengan gangguan yang ter jad i pada seksi sa luran antara PMB 3dan 4, s inyal akan d ik i r imkan dar i pengi r im ( t ransmiter) 2 kepener ima I dan dar i pengi r im 5 ke pener ima 6. PMB I dan 6 d i -cegah beker ja ( la tuf r ) walaupun arahnya sesuai dengarr penjatuhan Idan 6 dan gangguan ter jad i da lam jarak yang d iamankan o leh^a\ \ asan 2 darr re la i PMB 5. Sinyal -s inyal antara 3 dan 4 d icegah,- . r : r 'ena gangguan ter jad i antara 3 dan 4.
a
Ii 5 -
I<_a -- . - . f
-+
Sinyal
A+.....-*--T-----7
I
+ Tidak adaI sinyal
ir
SPLN 52-l: 1984
Pasal Tiga
Pola l-tnrn Penga:'anan Sistsn dan
Penerapannya di Lingkungan PLN
9. Berbeda dengan s is tem t ransmis i 66 kV d imana terdapat dua macam pen-
tanahan netra l s is tem, pada s is tem t ransmis i 150 kV in i terdapat hanya
satu macam pentanahan netra l s is tem yai tu pentanahan qfekt i f . Dengan
demik ian pelbagai a l ternat i f dar i po la pengamanan s is tem yang d ibahas
dan dua alternati f yang dipi l ih sebagai pengamanan utama dalam standar
ini t idak lagi didasarkan atas perbedaan ni lai arus gangguan ke-tanah yang,
ter jad i , mela inkan karena faktor- faktor yang la in.
10. Persamaan kr i ter ia dar i po la pengamanan pada s is tem 150 kV dengan 55 kV,
sebagaimana d iura ikan dalam Bagian Satu: A. , ia lah re la i yang beker ja cepat
untuk mengamankan pera latan dan mempertahankan kemantapdh, re la i yang
bekerja hanya pada seksi yang terganggu (melokal isasikan gangguan) yang
juga membantu mempertahankan kemantapan ser ta pemakaian penutup-bal ik
untuk memul ihkan s is tem dan menghindar i as inkron (ke letahan) . Perbeda-
annya ia lah pada s is tem 150 kV memer lukan kr i ter ia tambahan yang leb ih
spesif ik, terutama karena peranannya yang lebih penting sebagai urat nadi
s is tem tenaga l is t r ik d i l ingkungan PLN yang menuntut t ingkat- jaminan yang
lebih t inggi daripada sistem 66 kV.
Arus Bangguan yang sangat besar memer lukan waktu membebaskan gangguan
yang sangat singkat, sedang pengamanan rel diperlukan yang dipasang pada
t iap seksi agar t idak menghent ikan sama sel<al i penyaluran tenaga l is t r ik ke-
pada konsumen. Akhi rnya, untuk mempertahankan kemantapan seluruh s is-
tem sebagai srratu kesatuan harus ada bagian tnterkoneksi yang di-
per tahankan, te tapi juga harus ada bagian in terkoneksi yang la in yang
dikorbankan atau d i lepaskan dar i s is tem. Sehubungan dengan upaya mem-
per tahankan kemantapan tersebut , ge ja la yang ser ing mengancam ia lah ter-
jad inya bant ingan (swing) pada pembangki t .
- 3 -
il
SPLN 52-l: 1984
Untuk in i d iper lukan pengamanan tambahan yai tu re la i ant ibant ingan yang
merupakan subkomponen dari relai jarak atau komponen tersen<lir i yang be-
kerja sedemikian hingga bantingan t idak terl ihat sebagai gangguan.
Guna memperoleh penjatuhan yang sangat cepat maka pemakaian re la i ja-
rak (sepert i pada sistem 56 kV) pada sistem 150 kV ini harus di lengkapi de-
ngan re la i p i lo t . Pada dasarnya pemi l ihan pola pengamanan dengan p i io t
d imaksudkan untuk meningkatkan keandalan s is tem yai tu b i lamana e lemen
kawasan I pada re la i jarak gagal beker ja maka s is tem pi lo t dapat segera
mengatas inya, satu dan la in untuk mempertahankan kemantapan s is tem.
Dengan demik ian per lu d i te tapkan waktu dasar untuk membebaskan ganB-
guan. Makin pendek waktu membebaskan gangguan kemantapan sistem ma-
k in ter jamin. Oleh karena i tu b i lamana d ikehendaki terpel iharanya
kemantapan sistem dan kelangsungan penyaluran yang baik dengan memakai
penutup cepat, mutlak diperlukan pengamanan dengan pi lot. Tetapi se-
bal iknya bi lamana diperlukan pengamanan dengan pi lot t idak harus dipakai
penutup cepat karena hanya menghendaki terpel iharanya kemantapan sistem
sedang kelangsungan penyaluran sedikit ditunda.
Dua buah pola pengamanan dengan pi lot yang terkenal ialah pola bloking
(b lock ing scheme) dan pola ja tuh-p indah ( t ransfer- t r ip scheme). Pemi l ih
an antara kedua pola pengamanan i tu tergantung kepada faktor keandalan,
ekonomi serta pengoperasian dan pemeliharaannya. Keandalan kedua pola
rengamanan tersebut masing-masing mempunyai dua s i fa t ya i tu keteper-
^3\ 3.an (dependabil i ty) dan keterjaminan (security). Ketepercayaan me-
- . .- takan derajat kepastian pola pengamanan i tu akan bekerja t idak sek-
. - : - -3 . Tepercaya berar t i semua unsur dan faktor yang d i rancang posi t i f a-
- - : - le^er la dengan baik , sedang ter jamin berar t i semua unsur dan/atau f ak-
: - - . - : ^ i c rDerk i rakan (berpengaruh) nega t i f dapa t d i cegah a tau d ia tas i .
T2
- 4
SPLN 52-l: l9E4
Jadi bi lamana merancang suatu pola pengamanan yang lebih tepercayar hal
ini akan berakibat lebih t idak terjaminnya pola pengamanan i tu. Sebagai
contoh dapat dikemukakan bahwa pola bloking yang memang diciptakan un-
tuk memperoleh pola pengamanan yang lebih tepercaya dari pola jatuh-pin-
dah menjadi lebih t idak terjamin dari pola jatuh-pindah. Art inya, bi la pola
bloking gagal bekerja, maka akibat-akibatnya yang t idak dikehendaki t idak
teriamin dapat dicegah atau diatasi.
Pola bloking, yang mengutamakan pencegahan terjadinya pen jatuhan ai iuai
seksi yang di l indungi ( ialah seksi yang sedang mengalami gangguan), berart i
komponen PLC dan relai-relai (yang mencegah pen jatuhan) beker ja pada
seksi yang t idak terganggu, hal mana berart i pula keci l kemungkinannya
terjadi kegagalan operasi pada komponen PLC. Dengan demikian komponen
PLC dapat dioperasikan sesuai sepenuhnya dengan desain atau kehendak pe-
rancang. Sifat ini disebut tepercaya dan karenanya dapat diadakan per-
cobaan di laboratorium dengan seksama Buna memperoleh Penampilan yang
tepercaya i tu.
Sebaliknya pola jatuh-pindah, yang mengutamakan penjatuhan cepat dan se-
rentak (atau hampir serentak) daiam seksi yang di l indungi (sedang meng-
alami gangguan), berart i komponen PLC dan relai-relai bekerja menjatuhkan
pemutus-beban dan pada seksi yang sedang terganggu, hal mana berarti pula
adanya sumber gangguan bagi kemungkinan kegagalan operasi pada kom-
ponen PLC. Dengan demikian komponen PLC mungkin bekerja yang t idak
dikehendaki. Walau demikian perancang pengamanan selalu menyempurna-
kan desainnya agar pola pengamanan itu tidak sampai bekerja yang tidak
dikehendaki sepert i tersebut di atas, terutama dari data yang dihimpun dari
pengalaman. Sifat ini , bi la berhasi l disebut terjamin (secure).
Sebagaimana diuraikan di atas kedua pola pengamanan i tu masing-masing
mempunyai si fat ketepercayaan dan keterjaminan. Tetapi dengan uraian di
atas dapat ditegaskan bahwa pola bloking lebih tepercaya, sedang pola
jatuh-pindah lebih terjamin.
- 5 -
SPLN 52-l: l9E4
Dengan dem ikian dapat ditarik kesimpulan bah'uva pada pola bloking PLC
bukan saja dianggap kom ponen yang tepercaya melainkan juga ter jam in.
Bi lamana kegagalan PLC karena kurangnya pemel iharaan, maka komponen
PLC i tu d isebut tepercaya tapi kurang ter jamin, karena kurangnya perne-
l iharaan (yang t idak diperhitungkan sebelurnnya) merupakan sebob ke6aga!ai",
yang sul i t d iperh i tungkan ak ibatnya. Oleh karena i tu , den.qan kurang ter-jaminnya komponen PLC maka s i fa t tepercaya pada pola b lok ing r ,^reniadi
pudar . Sebal iknya s i ia t t idak ter jaminnya menjadi menonjo l karena ak i -
bat-ak ibat yang t idak d ikehendaki dar i kegagalan operas i i tu t idak dapat
d icegah atau d iatas i ya i tu ter jad inya salah langkah (mal funct ion, incorrect
operat ion) pada pemutus-beban yang la in sehingga t idak selekt i f lag i dan
pada g i l i rannya akan mengakibatkan penjatuhan pemutus (2) beban yang la in
secara serentak.
Pelbagai faktor yang di jadikan dasar pert imbangan bagi pemil ihan kedua
pola Pengamanan sepert i diuraikan di atas menghasi lkan keputusan untuk
menerima kedua pola tersebut sebagai standar pola pengamanan sistem dan
menetapkan pola ja tuh-p indah -dalam hal in i d ip i l ih pola ja tuh-p indah
tak-sampai yang permis i f (permiss ive underreach t ransfer- t r ip scheme)- se-
bagai pi l ihan pertama dan pola bloking sebagai pi l ihan kedua dengan per-
t rmbangan sebagai ber ikut :
a. Pola ja tuh-p indah tak-sampai yang permis i f :- Banyak dipakai di Eropa dan Indonesia karena telah menunjukl<an
penampi lannya yang leb ih ter jamin dar ipada pola b lok ing.- Lebih murah, baik karena pera latannya yang leb ih sederhana maupun
pemasangannya yang t idak per lu d ipasang pada set iap gardu induk lpu-s3t l is t r ik seper t i pada pola b lok ing. Rela i - re la i dan kompo-^: : -xomponennya t idak per lu d ibuat dar i satu fabr ik .
: - ' - - ' : - ' l . n operas i da r i PLC t idak mengak iba tkan pen ja tuhan pemu-
: -< - : ' : ' l 3 r l a in sepe t i mungk in te r jad i pada po la b lok ing .
t 3
:
SPLN 52-l: 1984
b . Po la b lok ing
- Pola in i leb ih tepercaya dar ipada pola ja tuh-p indah, te tapi menjadi ku-ran8 ter jamin karena ter jad inya kegagalan PLC yang d isebabkan o lehkurangnya pemel iharaan.
- Lebih mahal , karena d isamping pera iatannya yang t idak sederhana(subkomponen-subkomponen d ibuat /d ipasang terp isah) juga karena harusdipasang pada set iap gardu induk/pusat l is t r ik .
- Kegagalan operas i pada PLC mengakibatkan pola in i t idak selekt i f lag idan mungkin mengakibatkan penjatuhan pemutus (2) beban yang la in.
- PLC pada pola b lok ing (menurut s is tem Amer ika) hanya d ipakai untukpengamanan saja, sedarrg pLC pada pora ja tuh-p indah (menurut s is temEropa) d ipakai baik untuk pengamanan maupun hubungan jarak jauh danpengukuran jarak jauh
- Rela i - re la i dan komponen-komponennya yang d ipasang pada suatu seksi(dua terminal yang berhadapan) harus d ibuat dar i satu pabr ik .
catatan: Pola dasar can pengert ian pola pengamananr ika maupun d i Inggr is sama yai tu-bahwapengir iman s inyal ber langsung pada sel<s isedang pada pola b lok ing pengi r iman s inyalyang t idak terganggu, dan bahrva polanyempurnaan dar ipada pola ja tuh_pindah.Kepustakaan Amer ika l ) memlsahkanjatuh-p indah sedang kepustakaan Ingqr isjatuh-pindah dan pola bloking 2) ctari lOala tak-sampai dan pola melampaui 3) .
yang ber laku d i Ame-pada pola ja tuh-p indah
saluran yang terganggu,berlangsung pada sel<si
b lok ing merupakan pe-
pola b lok ing dan polaada yang memisahkan polapula yang mem isahkan po-
^ 'App l ied Pro tec t i ve Re lqy ing , \ x /es t inghouse E lec t r i c Corpora t ion , F lo r ida ,r ra-fa-7---T-U S A , S e c o n d @
? l- ' P r o t e c t i v e R e l - a y r A p p l i c a t i o n G u i d e T T h e G e n e r a l E i e c t r i c C o m p a n yl i -F , r ; ; eJn t rng , r e75 .
3 )- ' W e s t J a v a 1 5 0 k V a n d Z 0 kV Power Sys tem Pro tec t ton Des ign Manua l ,
Draf t , Pr iece Carder ,v and Rider Consu l t i ng engrneer ;Tusse&E n g l a n d , 1 9 7 9 .
- 7
In i t i a l
SPLN 52-l: 1984
Amer ika(A)
( i ) B lok ing( i i ) Unb lok ing( i i i ) Me lampau i
( s e l a l u p e r m i s r f )( iv) Tak-sam pa i
(a ) pe rmis i f(n) ta t<-permisr f
P e r b a n d i n g a n d a n p e r s a m a a n k e d u a a c u a n ( r e f e , r e n s i )t e r s e b u t s e b a g a t b e r i l < u t :
I nggr i s (B) Persam aandengan (A)
(* ) Tak-sanrpai(a ) pe r .m is i f(b) perpanja i - ,gan
j e n j a n g(s tep e :< tens ion .acce ie ra t ron )
( " " ) f t {e lampaui(a) utok ing .(b ) pe rmis i f
( i v ) ( a )
( i )( i i i )
Pola ja tuh-p indah d i te tapkan sebagai p i l ihan per tama karenaa . l . s i fa t ke te r jaminannya yang t i ngg i ya i tu kemampuannvamember ikan kepast ian untuk t idak beker j ; r yang t idak d ike-hendaki walaupun pola in i beker ja pada saluran yang terganggu.Sebal iknya pola b lok ing t idak d i te tapkan sebagai p i l ihan per-tama karena gagal dalam nrenampi lkan s i fa t ketepercayaannyai tu. Pola pengamanan inr akan tampi l tepercaya b i la kom-ponen-komponennya, termasuk PLC, beker ja tepercaya.Pola b lok ing d isebut leb ih tepercaya dar i po la ja tuh-p indahkarena yang per tama d i rancang dan beroperasi pada koncj is iyang posit i f (PLC baik dan saluran t idat_:g$g!ggg), sedangyang kedua d isebut leb ih ter jamin dar i yang per tama karenl
IanB kedua d i rancang dan beroperasi pada kondis i yang negat i f(PLC baik dan saluran terganggu).Dengan dem ik ian b i la PLC-n t t i end i r i pada po la b lok ing t i dakba ik , s i fa t ke tepercayaannya rnen jad i pudar , seh ingga po lab lok ing sebaga i po la penyempurnaan dar r po la la tuh -p rndahun tuk men ingka tkan ke tepercayaan i tu gaga l rnemenuhr f ung-s inva.
-rT-^ ' ' \ p p l l e d P r o t e c t i v e R e t a y i n g , W e s t i n g h o u s e E l e c t r r c C o r p o r a t i o n , F l o -
, ' d a 1 9 7 9^ l
- i : r :ect iu"_89le5_ 3pp -g!&n quide, The General E lect r ic ComDany
t /
- - - - - :ed . L i ve rpoo l , Eng ind , second Ed i t i on -F i rs t p r in t ing , 197 j .:
. 1 , . . . : , : , . r 150 kV and T0 kV power. : l . . f . f f i s e x ,
9 ' , . J: - - - :
- 8 -
SPLN 52-l: 1984
14 Wak tu membebaskan gangguan pada s i s tem i50 kV in i ha rus leb ih s ingka t
dar ipada s i s tem 66 kV . B i lamana pada s i s tem 66 kV wak tu dasarnya 150
mi l i sekon , maka pada s i s tem 150 kV in i d i rekomendas ikan 120 mi l r sekon un-
tuk Bangguan yang te r jad i da lam kawasan l , t en tunya pen ja tuhan in i t i dak
menunggu peng i r iman s inya l . Kemud ian , un tuk gangguan yang te r jad i da lam
kawasan 2 pada seks i i t u , d i rekomendas ikan I50 m i l i sekon se te iah pe-
ng i r iman s inya l . Dengan send i r inya rekomendas i demik ian hanya ber laku pa-
da pola ja tuh-p indah, yang memang beker ja pada saluran yang terganggu.
Pada pola b lok ing waktu membebaskan gangguan tebih lama dar i po la
jatuh-p indah, karena pola in i beker ja pada saluran yang t idak terganggu
yai tu mencegah pen ja tuhan pada saluran yang t idak terganggu. lad i
sebenarnya rvaktu yang leb ih lama r tu bukan waktu membebaskan gangguan
mela inkan wak tu memblok ing seks i yang t i dak te rganggu . Dengan demik ian
waktu membebaskan gangBuan pada set lap tempat sepanjang seksi yang
d iamankan i tu ia lah wak tu yang d ipe r lukan un tuk memblok ing seks i yang
t idak terganggu dan terd i r i dar i rvaktu s inyal pembawa, waktu penjatuhan
re la i dan waktu pembukaan P fu lB. Waktu s inyal pembawa diperk i rakan 20
mi l i sekon , wak tu pen ja tuhan re la i an ta ra 40 - 70 m i l i sekon dan wak tu pem-
bukaan PMB 60 mi l i sekon , seh ingga se lu ruhnya maks imum 150 mi l i sekon .
Wa lau demik ian berhubung d i l i ngkungan PLN te rdapa t pu la b lok ing yang
memakai re la i jarak dengan re la i ka 'uvasan I (seper t i misalnya d i Jarva
Barat) dan t idak memakai re la i kawasan I ( ja tuh karena re la i pembawa,
seper t i misalnya d i Jawa Timur) maka seyogyanya d i te tapkan waktu mem-
bebaskan gangguan yang ber laku bagi keduanya.
15 Pada s is tem 66 kV d ipasang pengaman cadangan yang terd i r i dar i peng-
amanan cadangan dar i jauh dan pengamanan cadang,an lokal . Pengamanan
cadangan dar i j auh d i laksanakan dengan pemi l i han re la i ;a rak kawasan ber -
jen jang (s tep -zone) . Pengamanan cadangan loka l d i s in i t i dak bera r t i bahwa
pengamanan tersebut segera beker ja b i larnana pengaturan utama gagal be-
ker ja . Pengamanan cadangan lokal d is in i drusahakan koord inasi vrakt r - rnya
dengan pengamanan utama di tempat ber ikutnva ) 'ang akan ber fungrs i se-
bagai pengamanan cadangan dar i jauh (pada kau asan 3) . Koord inasi waktu
d ibua t sedemik ian h ingga pengamanan cadanqar dar r j auh-beker ja leb ih du lu
dar i pengamanan cadangan loka l .
SPLN 52-L : l9t4
Hal ini berart i bahwa kemungkinan sekal i pengamanan cadangan dari jauh
akan bekerja lebih efekti f dari pengamanan cadangan lokal. Dengan de-
mikian berart i bahwa waktu penundaan bagi pengamanan cadangan lokal
cukup lama sehingga mungkin sekal i mengorbankan kemantapan sistem demi
keselamatan pera latan. Pada s is tem 150 kV in i , pengamanannya menjadi
leb ih handal karena pengamanan dengan p i lo t dapat sa l ing nrcnunjong Cengan
relai jaraknya sendir i (yang satu menjadi cadangan bagi yang lain secara
timbal bal ik) sehingga pengamanan cadangan lokal benar-benar hanYa me-
rupakan pengamanan t, ,rmbahan (redundant).
Berbeda dengan s is tem 66 kV yang d i tanahkan mela lur tahanan rendah dan
tahanan t inggi , ha l mana mempengaruhi pem i l ihan pengamanan cadangan
lokal maka pada s is tem 150 kV yang d i tanahkan langsung d i te tapka, , re le i
arus lebih berkarakter is t ik IDN,{T (waktu min imum ter tentu terbal ik = WN4TT)
sebagai cadangan lokal.
16 Untuk memperoleh t ingkat keandalan yang t inggi pada sistem 150 kV ini ha-
nya dipakai dua macam rel, yaitu rel PMB satu-setengah dan rel PMB tung-
gal rel ganda. Yang pertama mempunyai keandalan yang lebih t inggi dari
yang kedua dengan pengert ian bi lamana dipasang jenis pengamanan yang se-
suai t ingkat keandalannya. Oleh karena i tu perlu diketahui t ingkat kean-
dalan dari pelbagai jenis pengamanan rel, misalnya jenis penggandeng l inear
mempunyai t ingkat keandalan yang tert inggi, kemudian di ikut i jenis
impedansi t inggi dan terakhir jenis banyak-hambatan (mult i-restraint).
Oleh karena i tu pemil ihan kombinasi rnacam rel dengan jenis pengaman rel
ditetapkan dengan pengarahan sebagai berikut:
- Tingkat keandalan dimulai dari t ingkat ketepercayaan, art inya,
pengamanan yang tepercaya lebih t inggi t ingkat keandalannya dari peng-
amanan yang terjamin.
- Pengamanan rel jenis Penggandeng Linear hanya dipasang pada Rel PMB
satu-setengah seba;"ai pengamanan yang sangat tepercaya sedang jenis
Impedansi Tinggr d asang baik pada Rel PMB satu-setengah sebagai
rengamanan yang cuk p tepercaya maupun pada Rel PMB tunggal rel gan-
:3 sebagai pengamanan ),ang sangat terjamin.
Pe: i s:: , anan jenis Banyak-hambatan hanya dipasang pada Rel PMB tunggal
: 'e l g3^c3 sebagai pengamanan yang cukup ter jamin.
- 1 0 -
SPLN 52-l :1984
Kecual i macam re l dan pengamanan re l tersebut d i a tas te lah pula cJ ikenaldan d ipasang d i l ingkungan PLN sua. tu desain khusus dar i gardu induk yangmerupakan suatu s is tem sehingga macam re l dan pengarnanannya nrerupakanbagian yang terpadu dar i s is tem i tu dan desain in i d isebut gai -du induk ber-isdasi gas (Gas Jnsu)ated substation) d/mgkat G/BG).
17 Pada s is tem 150 kV d ianggap per lu memakai re la i ant i -bant ingan. Rela i in imerupakan re la i fakul ta t i f yang terpasang (bui l t - in) dalam re la i impedans.Mengingat peranan operas ional dar i s is tem 150 kv maka sebaiknya re la iimpedans yang d ipakai se la lu d i lengkapi dengan re la i ant i -bant ingan. paclas is tem dengan saluran radia l sebenarnya re la i ant i -bant ingan in i t idak d i -per lukan (kecual i mungkin ter jad i b i la mensupla i inc lust r i yang mempunyaimotor-motor besar), nam un untuk menyederhanakan pengadaan dan demikeluwesan pengadaan terhadap kemungkinan d ikemudian har i sa luran radia lmenjadi sa luran in terkoneksi antara dua sumber daya, sebaiknya semua re la iimpedans untuk s is tem t ransmis i 150 kV d i lengkapi dengan re la i ant i -ban-tingan, apalagi harga rehi ini cukup murah dibandingkan dengan perananoperasional s is tem t ransmis i l .50 kV.
l8 ' Pada s is tem 150 kv pemakaian penutup bal ik merupakan keharusan untukmempertahankan kemantapan s is tem. Berbeda dengan s is tem 66 kV, d i -mana hanya d ipakai penutup- lambat 3- fasa untuk memel ihara kont inu i taspenyaluran, pada s is tem 150 kV in i kecual i d ipakai penutup- lambat d ipakaipula penutup-cepat yang d isamping untuk memel ihara kont inu i tas penyalur-an d imaksudkan pula untuk memperbaik i kemantapan s is tem. Dengan de-mik ian untuk pemakaian penutup- lambat ketentuan untuk s is tem 66 kV se-per t i tercantum dalam Bagian Satu: A. Sis tem Transmisr 66 kV, pasal L ima.Ayat 4, te tap d iber lakukan pada s is tem l i0 kv.Selanjutnya, terhadap pemakaian penutup- lambat dan penutup-cepat d i -ber ikan pengarahan sebagai ber ikut :
l8-1 Penutup- lambat t iga- fasa d ipakai pada:- Saluran radia l .
- sa luran dengan dua sumber pada kedua u jungny,a dan kemampuan pe-nyaluran dar i sa luran in i t idak melebih i ITyo beban s is tem terendahdar i s i s tem d imana sa lu ran i tu be rada , mrsa lnya con toh yang ber i ku t :
- l l
SPLN 52-l: 1984
Bz = 440 MW
Beban terendah Bt = 560 MW'
Beban terendah Br= 449 MWKemampuan saluran Pe< 100 MW
Dengan kemampuan saluran yang rendah res iko kehi langan kemanrapansis tem pada waktu ter jad i gangguan sangat kec i l , sehrngga pe-nutup-bal ik yang d iper lukan cukup dengan penutup- lambat sa;a. Wak-tu-mat i sebaiknya t idak melebih i 5 det ik agar t idak d idahulu i o leh re-la i arus lebih dar i saruran yang mengalami beban leb ih. (B i lamana ter-jad i 8an88uan antara PQ, PMB di P dan Q jatuh, maka saluran masukke Q mengalami bebanlebih) .
18'2 Penutup-cepat satu-fasa dipakai pada saluran dengan dua sumber padakedua u jungnya dan kemampuan penyaluran dar i sa luran in i melebih i10" / " beban s is tem terendah dar i s is tem dimana saluran i tu berada.Dengan kemampuan yang re lat i f t inggi untuk merrgatas i res iko h i lang-nya kemantapan s is tem pada waktu ter jad i gangguan d iper lu l<an pe-nutup-cepat satu- fasa. Dalam hal in i d iper lukan sarana atau keleng-kapan yang mencegah penutup-bal ik b i lamana ter jad i gangguan t iga- fa-sa yang b iasanya bers i fa t permanen.
l8 '3 Penutup-cepat t iga- fasa d ipakai seper t i ha lnya penutup-cepat satu fasayai tu d imaksudkan untuk memperbaik i kemantapan s is tem. perbedaan-
nya ia lah pada i 'enutup-cepat t iga- fasa terdapat res iko kele lahan padaporos penggerak nula (pembangki t ) sebagai efek as inkron. Dengancem ik ian untuk p rmakaian penutup-cepat t iga- f asa d iper lukan per-s \ .a ra tan sebaga i be l i ku t :
'lI Beban Sistem Terendah =
) B t * BZ = 1000 MW.
- 1 2 -
SPLN 52- I : I984
a. Pada saluran dengan dua sumber daya pada kedua r: jungnya, maka
kemampuan penyaluran dari saluran ini t idak melebihi 5% beban ter-
endah dari sistem dimana saluran i tu berada.
b. Pada saluran dengan dua sumber daya pada kedua ujrrngnya di-
tambahkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
Sedikitnya ada dua saluran sirkit-ganda yang menghubungkan
sumber, setiap saluran sirki t-ganCa berada pada satu t iang.
Penutupan-bal ik pada satu-sirki t hanya boleh terjadi apabila
sebelahnya pada satu t iang jelas masih tertutup (bekerja).
d i jamin o leh suatu in ter lok.
kedua
sirk i t
Hal ini
Catatan: Interlok ini menutup kontak apabila PMB sirki t sebelahmasih masuk dan kontak ini dihubungkan seri dengankontak yang akan menutup apabila pada sirki t sebelah ie-las masih mengalir daya yang dideteksi oleh sebuah relaidaya.
c. Pada saluran radial pemakaian penutup-cepat ini t idak bertentangan
dengan syarat-syarat teknis konsumen.
Adapun mengenai jumlah penutupan seyogyanya dibedakan penutup-cepat sa
tu-fasa dengan tiga-fasa. Dengan penutup-cepat satu-fasa dapat dilakukan
penutupan sampai dua kali, sedang dengan penutup-cepat tiga-f asa hanya
dapat di lakukan satu kal i penutupan.
19 Pengamanan saluran kabel tanah pada prinsipnya sama dengan sistem trans-
misi 66 kV, seperti diuraikan dalam Bagian Satu: A. Sistem Transmisi 66
kV, Pasal Empat Ayat 15 dan 15.
- 1 3 -
21
SPLN 52-L: 1984
20
Pasal Empat
Pola Pengamanan Sistem Transmisi I50 kV
Untuk s is tem Transmis i 150 kV, yanB pada urnurnnva terdrr i dar i sa l r r ran
udara dan mempunyai pentanahan netral efekt i f di tetapkan dua macam pola
penggamanan utama sebagai berikut:
20,L Pola jatuh-pinCah tak-sampai yanB permisif . dengan pembawa saluran
tenaga (pSt=ptC) yang bekerja pada saluran ) 'ang terganggu.
20.2 Pola bloking dengan pembawa saluran tenaga (PST), ! 'ang bekerja pada
saluran yang tidak terganggu.
20.3 Pengamanan dengan pola jatuh-pindah ditetapkan sebagai oi l ihan per-
tama sedang pengamanan dengan pola bloking sebagai pi i ihan kedua.
Waktu membebaskan gangguan dari pola jatuh-pindah di tetapkan sebagai
berikut:
2 l . l Waktu dasar d i te tapkan maksimum 120 mi l isekon untuk gangguan yang
terjadi dalam kawasan I, dimana pen jatuhan ter jadi tanpa menunggu
pengir iman sinyal.
21.2 Waktu membebaskan gangguan pada waktu gangguan terjadi dalam ka-
wasan 2 pada saluran i tu ditetapkan maksimurn I5C mil isekon, dimana
penjatuhan terjadi setelah pengir iman sinyal.
22 Waktu membebaskan gangguan dari pola bloking ditetapkan sebagai berikut:
Waktu membebaskan gangguan pada setiap tempat sepanjang seksi yang di-
amankan ditetapkan maksimum 150 mil isekon dengan penjelasan sebagai be-
r ikut :
22.1 Waktu membe,' ,askan gangguan tersebut terdir i dari waktu sinyal pem-
bawa 20 mil ise rn, waktu penjatuhan relai 40 - 70 mil isekon dan waktu
pembukaan PMB 1r0 mil isekon.
t 4 -
SPLN 52- l : l9E4
22.2 Ketentuan waktu membebaskan BanBguan tersebut d i a tas ber laku bagi
semua pola b lok ing d i l ingkungan PLN, baik bagi pola pengarnanan yang
memakai re la i jarak dengan re la i kawasan I (seper t i misalnya d i Jawa
Barat) maupun yang t idak memakai re la i kawasan I (seper t i rn i : , ; l r iy 'a d i
Jawa Timur) .
Catatan: Yang d imaksud waktu rnembebaskan gangguan pada suatu seksiyang terganggu pada pola b lok ing ia lah waktu yang d iper lukan un-tuk memblok ing seksi la in yang t idak terganggu, karena pengi r imansinyal semata-mata d iper lukan untuk memblok ing seksi yang t idakterganggu.
23 Pengamanan cadangan terd i r i dar i pengamanan cadangan dar i jauh yang d i
laksanakan dengan re la i jarak kawasan ber jenjang dan pengamanan cadangan
lokal yang d i laksanakan dengan re la i arus lebih berkarakter is t ik IDMT (waktu
min imum ter tentu terbal ik = WMTT), baik sebagai pengamanan gangguan-fa-
sa maupun gangguan-tanah.
24 Pola pengamanan s is tem t ransmis i 1r0 kV in i d i lengkapi dengan
penutup- lambat t iga- fasa, ber ikut a lat -a lat pe lengkap cek s inkronisas i (CS)
dan pemer iksaan saluranmat i (PS) b i lamana kemampuan saluran t idak me-
lebihi 10"/" beban sistem terendah dimana saluran ini berada dengan penje-
lasan sebagai ber ikut :
24.1 Pada terminal dengan dua s i rk i t , ya i tu sa luran s i rk i t -ganda yang ber-
operas i para le l antara dua sumber d ipakai penutup lambat dengan in ter-
lok.
Bi lamana dapat d iusahakan sarana yang dapat mencegah beker janya pe-
nutup bal ik pada gangguan t iga- fasa, d ipakai penutup lambat dengan CS
dan PS.
24.2 Pada terminal dengan leb ih dar i dua s i rk i t , ya i tu teb ih dar i satu sa luran
si rk i t -ganda yang beroperasi para le l antara dua sumber atau leb ih d i -
pakai penutup lambat dengan CS dan PS.
Cata tan : l . B i lamana keb iasaan peme l iha raan sa lu ran udara d i laksanakan dengan mentanahkan kedua s i rk i t pada saluran s i rk i t -ganda, makaketentuan tercantum pada Sub ayat 24.1 d i a tas ber laku padaterminal dengan t iga s i rk i t , sedang pada Sub ayat 24.2 ber lakupada te rm ina l l eb ih dar i t i ga s i r k i t .
- 1 5 -
SPLN 52-l: 1984
25
2. Pada terminal dengan satu atau dua sirki t , yaitu saluran sir-ki t- tunggal atau sirki t-ganda yang beroperasi radial (satu sum-ber) dapat dipakai penutup lambat tiga-fasa (dengan alat-pe-lengkap yang dikehendaki) untuk beban yang penting.
Pola pengamanan sistem transmisi 150 kV ini di lengkapi dengan penutup-ce-
pat satu-fasa, bi lamana kemampuan saluran melebihi 10% beban sistem te-
rendah dari sistem dimana saluran ini berada.
Selanjutnya berlaku ketentuan pada Ayat 24 di atas.
Pola pengamanan sistem transmisi 150 kV ini, di lengkapi dengan penutup-ce-
pat t iga-fasa, bi lamana kemampuan saluran t idak melebihi 5% beban sistem
terendah dari sistem dimana saluran ini berada. Selanjutnya berlaku ke-
tentuan pada Ayat 24 di atas.
Untuk jaringan transmisi 150 kV, yang terdir i dari saluran kabel tanah di-
tetapkan pola pengamanan dengan relai dif erensial longitudinal sebagai
Pengamanan sistem, baik sebagai pengamanan gangguan fasa maupun sekal i-
gus sebagai pengamanan gangguan tanah.
Pengamanan utama tersebut di atas dibantu oleh pengamanan cadangan lo-
kal dengan relai aruslebih waktu-terbalik.
26
27
L 6 -
;sx '3:'.,tl
{I-art
'tg\;uLla+:::J
\r_tgflri
{J
'-1qm
s$;txt!UtH {
Hl. A c
G. t {
c ' ' J
E ' gH ( !].i ''l I( i F
f i F rc - ;E AtF Fn ;.yi l . n
llt. t HJ 5
{J 'q
5 !.F, E- H H.$ s.r ' H
9 ?6r
sr.^l* 1 {
f i a
l c ' \
t n a
+JF AH . l '
+ J c- d
c *F : .:: Y,l: ! r yF ; :s.x 'g . ix 8 .H *l ; uJ !
fu' t - \a
{ 'Ft
! i uHr .:
E . gs $ xfu rd {J
h . Jq E h lP * Wx !. ]J tr*i { \ t :A n f r
T J g Jf i f id I -
F U !, . v F {' . 1 \ { ' r
QI t4 Q, I
{ l F * ;r t r d d0 l * N
Fts..'l
$H
fr)4^E.Fl
u'F l A
c u
g EF - E
-l ! .Fr
A . ; H' . : d {
f s u i "> r 4 !
: 6 i : .d ' U J! , n *_ F t {
_" . , f ;- ^ v tq f i -
d d d* * t f.x )4 ..{E C . A6 d 6
d{ ;{ i1' F { . - {
6 d E' - r ' n r dlr lr >-o 0 J
* ^ !x ' x * .e H * -x x Hc r i Y .; : t " '3 3 . sY ' Y ' 7
o ctt
E E E] . J + J O
= a -
v y , t E^ ^ -a \ t n Q
r r g* *̂*
c(lLct
clL,acgu)
Jlora
ct)
FU'
GlL
F
oAA
CA
GI
GI
Glbo
c)
<o€G'F.
xq
Ix
t7g
\r . F i
!J ;il
8 c ' # C Fi ! : i x - - l . , {
E ! . . s I H : E ' ^+ f i : 5 H T F ;e s r afi; s s
lil
Fr{nI 'FIth
{T
EH
E
flet r u
$r*I
q 4= 9H A
I
) ^+ ) l
. 9 .
: L) r ' 4
E$NHTT
E E;sg$gnEflrE
xeF
F
fl^dUEtnx.
$sE b rX ! ! r ^s = i EE:E Eg
$r3 b . gl 4 I l ! ^s = l FE:EET
Fi t
EFH
$ei € f i * s f r -d s i d s € r h E l u ^ hiai A p fl{ e ' E i E n ;eeErgEE#$ frfl89$
FIH a
N Hx " t tt
i E f i * $ f r ^
$f{$6EfisFfiigeF{ r sfrEr
$t.Fl+)dr+{o)
J
t , F p r x f ro s - e { x 3 € A E I +f i n ! ; E * s a E ' i * E; i 1€ r f r $ r ! i l E
SPLN 52-l: l9t4
1 8 -
(kosong)
I('\
I
al-c tfi
'Ft
Pt +r
. n FC '-i 'tld ts \
6 p sE F , is l :E E $H 3 $[ { Fr H Ei l l EH t rn$ € 'F.T H'F { 5g.: H3 E E6 . { ' d
. g F . dt r ' E g; F . E
E g F' E : Ht E q
; 5 E.?l N( E Ec ( l c ' {8 " 4 E + ,
: *E f l# e r *: g s ' !Q - f ,: E i . j
i e n $s - ' r ( 4
n i J d e . u
f i e ; $ EI q ' r € . - ,' - , € f - S
$; F$ f rs . ! { e , r"E E : $ B
[$B;I{ E $ $ T _{ f r i : E! c P . H I 3i H E : ! $& : 8 f i H us I E H E ' ,c3 E E " c - !
S _
C ^ r . a J
; E E $ I IH i i d q S{ o o ' i l e B8.€ { d '3 E
; l q f i f l 8 - -f i l r ' l r i l fU
+ J l 1 5 - c r ^ i €
8 l i l " " &8 .
Gt
GIlr(uc\tvEclu,
JiotaF(
a,
tru)
clL
t-
ottt
(A
trGI
Gl
cda0tr(l)
O.cl
og.
osli
#{x)({ts
J(
x
F
I}tX,
E66
EE
F(l
E
fi.H
dl
I:lxFIFItT 'n
r$t
. i t
firE{, 6 f
- { Xg E
TI2l
raa tx
H+E $
l at r tirg
Z^ xC J -
a tL C€ ?
I
^ xe t
glIt \
I
HH'tE
$e
$r
Fn
U 8q i ' -' ; !
q q .? h& :
A6
qLO F {
H q+l '-l. J d
; { xv i i
E F? hX F l
rt{. F {
I,
dItl
GI
^ q H +H x - E : {d . l s 6 d . F. L E E - ) 4 ' i la 6 i), il..: n
I g E f r [ a' o - 9 i * f ic - { c J Gq * i a 4 t
- H - ! H H
a a d d i 4 l d l' J l 1 t l j d : ;
r Ex u tE ' dR - lH f l
x
l + 1I T' xt . -I r A
SPLN 52-l: l9t4
- 2 0 -
(kosong)
SPLN 52-l: l9t4
Tabel II: Pengaman4n Rel
Nourut
G . I . 8 . G .cam rel-r t u .
Dipasang padaP u s a t l i s t r i k /
Gardu induk
P u s a t L i s t r i kberkapas i tas
) z i o o o M W
P u s a t L i s t r i kberkapas i tas2 0 a 1 0 0 0 M W
Gardu indukberkapas i tas
>2OO MVA
P u s a t L i s t r i kberkapas i tas2 0 0 1 0 0 0 M v I
Gardu indukb e r k a p a s i t a s
>50 O MVA
Gardu indukberkapas i tas200 500 lv lvA
Gardu indukb e r i s o l a s i g a s( G . r . B . c . ) * )
T ingkatkeanda l -an
-<-*
Rel PMB satusetengah
Rel- PIvIBtunggalrel ganda
R e I * )
ada lah desa in khusus Aang merupakandan pengamanannga merupakan bagian
Sangattepercaya
Cukuptepercaya
Sangatt e r j a m i n
Sangatt e r j a m i n
Cukupter jamin
( Sangat )( cukup )t e r j a m i n
suatu s : .s te rn seh ingga ma '
Uang te rpadu dar i s:s tern
Pengamanan relI"lacam rel
*Penggandeng
l i n e a r
*Impedans
t ingg i
* Impedans
t i n g g i
*Banyak-
hambatan
Pengaman * )
- 2 1 -
SPLN 52-l: 1984
- 2 2 -(kosong)
SPLN 52-lz l9t4
LAMPIRAN A
PETUNJUK PEMILIHAN RELAI IMPEDANS SISTEM I'O KY
Sistem pentanahan
Sesuai SPLN 2: 1978 sistem 150 kV adalah sistem yang ditanahkan langsung.
Sehubungan dengan hal ini maka penggunaan relai mho terkutub siiang (MTS
= relai polarisasi silang) dapat lebih mengenai sasarannya untuk gangguan
hubung-tanah, sesuai uraian dalam Lampiran C Ayat I SPLN 52-l:1983 Pola
Pengamanam Sistem Bagian Sattr: A. Sistem Transmisi 66 kV.
Tinjauan dari segi operasi
Mengingat peranan sistem 150 kV secara operasional adatah lebih besar/pen-
ting daripada sistem 66 kV maka pertimbangan ini harus ditambahkan pada
pertimbangan-pertimbangan yang telah disebutkan dalam Lampiran C ter-
sebut di atas, dalam arti bahwa harus dipilih relai yang unjukkerjanya lebih
baik daripada yang untuk sistem 56 kV.
Pemilihan karakteristik relai jarak elektromekanis
3.1 Ruang l ingkup
Petunjuk ini dibatasi untuk SUTT 150 kV dan yang menggunakan kom-
ponen-komponen elektromekanis pada relai pengamannya.
3.2 Pemilihan perangkat relai pengaman utama
d. Untuk gangguan antarfasa
Dapat dipakai relai mho terkutub mandiri (self polarized mho)
maupun relai MTS.
b. Untuk gangguan fasa ke tanah
Sebaiknya dipakai relai MTS dengan tujuan agar gangguan fasa ke ta-
nah yang mempunyai tahanan besar sedapat mungkin dapat diatasi
oleh relai ini.
3.3 Untuk SUTT I 50 kV yang jaraknya kurang dari I 5 km dapat dipakai
relai MTS maupun relai reaktans.
j.L Untuk mengatasi masalah terjadinya gangguan tiga f asa dapat dipakai
ketentuan yang berlaku bagi sistem 66 kV seperti tersebut dalam Lam-piran C tersebut.
- 2 3 -
SPLN 52-l: l9E4
Pemi l ihan re la i jarak semi konduktor
4.1 Rela i jarak semikonduktor mempunyai karakter is t ik t idak bundar
sehingga masalah tahanan gangguan atau tahanan busur api dapat lebih
mudah d iatas i d isamping juga ker janya yang leb ih cepat dar ipada re la i
e lekt romekanis sehingga membantu kestabi lan s is tem dan mengurangi
masalah-masalah termal .
Tetapi karena pengalaman PLN dengan re la i jarak semikonduktor belum
banyak ser ta mengingat pula bahwa Indonesia adalah negara t ropis
dengan kelembaban re lat i f yang t inggi maka sebaiknya dalam mem i l ih
re la i jarak semikonduktor d ip i l ih re la i yang te lah terbukt i /beroperas i
dengan baik d i sa lah satu negara t ropis . Sela in masalah kelembaban
udara juga per lu d iperhat ikan insta las i penempatan re la i jarak semi-
konduktor , jangan sampai ter imbas o leh arus l is t r ik yang ada pada
pengawatan yang ada d i sek i tarnya untuk menghindarkan salah operas i
(ma I operat ion) dar i re la i tersebut .
4.2 Di lain pihak adalah me n jadi kenyataan bahwa pemakaian relai iarak
semikonduktor sudah d i ter ima o leh kebanyakan perusahaan l is t r ik d i du-
n ia, sehingga PLN pun harus berani menyesuaikan d i r i dengan per-
kembangan ini. Bahkan di beberapa negara akan segera dimulai peng-
gunaan pemroses mikro (micro processor) untuk keperluan pengamanan
hal mana merupakan langkah leb ih lan jut dar i penggunaan re la i jarak
semikonduktor .
4.3 Dalam seminar CEPSI 1982 d i Bangkok waki l -waki l dar i pabr ik re la i
BBC, ASEA dan GEC setu ju dengan pendapat bahwa dalam waktu yang
akan datang produksi mereka akan bera l ih dar i re la i e lekt romekanis ke
re la i j a rak semikonduk to r . Ha l i n i te ru tama d isebabkan ka rena re la i
jarak semikonduktor leb ih kompak dan leb ih murah ongkos pembuat-
annya dar i pada re la i e lekt romekanis.
4.4 Sehubungan dengan ura ian dalam Ayat 4.3 maka PLN seyogyanya
mempers iapkan d i r r terhadap perkembangan teknologi in i antara la in
dengan mempers iapkan tenaga- tenaga ahl i da lam bidang re la i jarak
semikonduktor sehingga tersedia tenaga- tenaga ahl i yang dapat me-
mel ihara dan memperbaik i re la i - re la i in i . Begi tu pula harus tersedia
pera latan beser ta suku cadang yang memadai untuk pemel iharaan dan
perba ikan re la i j a rak semikondu l< to r .
- 2 4 -