documentss

36
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kelimpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul “Gangguan Afektif”. Referat ini disusun untuk membantu dalam mengatasi pasien penderita pada gangguan afektif dan juga ilmu kedokteran kejiwaan RSUD Embung Fatimah Batam. Penulis sangat menyadari dalam penyusunan dan penulisan referat ini ada banyak sekali kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan dan memperluas wawasan penulis. Sekian saja kata pengantar dari penulis,semoga referat ini dapat memberi tambahan ilmu bagi penulis sendiri khususnya dan dapat memberikan manfaat bagi yang membaca referat ini.

Upload: darklove

Post on 06-Dec-2015

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Documentss

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kelimpahan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul

“Gangguan Afektif”.

Referat ini disusun untuk membantu dalam mengatasi pasien penderita pada gangguan

afektif dan juga ilmu kedokteran kejiwaan RSUD Embung Fatimah Batam.

Penulis sangat menyadari dalam penyusunan dan penulisan referat ini ada banyak

sekali kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membangun untuk perbaikan dan memperluas wawasan penulis.

Sekian saja kata pengantar dari penulis,semoga referat ini dapat memberi tambahan

ilmu bagi penulis sendiri khususnya dan dapat memberikan manfaat bagi yang membaca

referat ini.

Batam, 13 Oktober 2015

Penulis

Page 2: Documentss

DAFTAR ISIHalaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang................................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA1. Definisi ............................................................................................ 6

2. Etiologi ............................................................................................ 6

3. Manifestasi Klinis dan Diagnostik .................................................. 6

4. Pemeriksaan Status Mental ............................................................. 6

5. Perjalana Penyakit dan Prognosis ................................................... 6

6. Terapi .............................................................................................. 6

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 42

Page 3: Documentss

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Kelainan dari gangguan afektif (gangguan mood) adalah dimana gangguan

mencakup penyakit-penyakit dengan gangguan afektif sebagai gejala primer, dan

semua gejala lain yang menyertai hanya bersifat sekunder. Gejala utama dari

gangguan afektif adalah perubahan mood yang bergantian antara manik dan

depresi yang disebut unipolar sedangkan jika terjadi bersamaan disebut bipolar.

Semua gejala ini sifatnya primer, sedangkan apabila diikuti oleh kelainan

psikiatri lain atau penyakit fisik lain itu sifatnya sebagai sekunder.

Berdasarkan dari epidemiologi yang sudah ada, gangguan unipolar lebih banyak

diderita oleh wanita dari pada laki-laki. Sedangkan tingkat terjadinya gangguan

bipolar lebih jarang dari pada gangguan depresi berat, dan prevalensi pada laki-

laki dan perempuan sama. Apabila ditinjau dari usia, pada gangguan bipolar

biasanya terjadi mulai terjadi pada usia anak-anak ( mulai dari 5 tahun) sampai

dengan usia 50 tahun, rata-rata pada usia 30 tahun. Sedangkan pada gangguan

unipolar sering terjadi pada rentan usia antara 20 tahun sampai 50 tahun, dan

rata-rata usia tersering yang menderita adalah usia 40 tahun. Status dari

perkawinan sangat mempengaruhi, pada pasien dengan gangguan unipolar sangat

berhubungan dengan interpersonal yang erat atau yang bercerai atau berpisah.

Sedangkan pada gangguan bipolar lebih sering terjadi pada orang yang bercerai

dan hidup sendiri dari pada orang yang menikah. Pasien yang depresi merasa

hilangnya energi, perasaan bersalah, mudah tersinggung, hilangnya nafsu makan,

dan penarikan diri dari lingkungan sosial. Sedangkan pasien yang manic

menunjukkan kebahagiaan yang luar biasa, gagasan yang meloncat-loncat,

Page 4: Documentss

peninggian harga diri, emosi yang labil,hiperaktivitas,dll. Penurunan serotonin

dapat mencetuskan depresi tetapi peningkatan kadar serotonin dalam celah sinaps

neuron,khususnya pada sistem limbik, yang berdampak terhadap dopamine

receptor supersensitivity dapat mencetuskan manik. Cara kerja dari obat anti

mania adalah mengurangi dopamine receptor supersensitivity dengan cara

meningkatkan cholinergic-muscarinic activity, dan menghambat cyclic AMP

(adenosine monophosphate)& phosphoinositides. Sedangkan cara kerja obat anti

depresi adalah menghambat reuptake aminergic neurotransmitter dan

menghambat penghancuran enzyme monoamine oxidase sehingga terjadi

peningkatan jumlah aminergic neurotransmitter pada celah sinaps neuron tersebut

yang dapat meningkatkan aktivitas reseptor serotonin. Pemilihan atau pemberian

obat anti mania atau anti depresi prisnsipnya sama, tergantung pada toleransi

pasien terhadap efek samping dan penyesuaian efek samping terhadap kondisi

pasien, pada dasarnya pemberian obat anti mania tergantung pada gejala pada

pasien. Pada referat gangguan afektif ini saya akan menjelaskan secara detail

khususnya gangguan depresi.

Page 5: Documentss

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI

Mood adalah suatu emosi yang meresap dan mempertahankan, yang dialami

secara subyektif dan dilaporkan oleh pasien dan terlihat oleh orang lain.

Sedangkan afek adalah ekspresi eksternal dari mood saat itu.

2. ETIOLOGI

2.1 Faktor Biologis

Dari penelitian yang ada didapatkan hipotesis bahwa gangguan mood adalah

berhubungan dengan disregulasi heterogen pada amin biogenik. Norepinefrin dan

serotonin dari amin biogenik merupakan dua transmitter yang paling berperan

dalam patofisiologi mood. Penuruan serotonin merupakan salah satu pencetus

depresi, seperti penelitian yang dilakukan pada orang yang bunuh diri, didalam

cairan serebrospinal mereka ditemukan kadar serotonin yang rendah.

2.2 Faktor Genetika

Dari data penelitian pada faktor genetic dinyatakan bahwa perkembangan

gangguan mood sangat dipengaruhi oleh genetik. Peran dari faktor genetik pada

bipolar lebih besar dari depresi. Penelitian yang dilakukan dalam keluarga,

apabila satu orang dari orang tua penderita gangguan mood memiliki gangguan

mood maka anak mereka memiliki faktor resiko 50%. Contoh lain pada anak

kembar monozigotik, presentasi untuk bipolar sekitar 33%-90% sedangkan pada

depresi memiliki presentasi sekitar 50%, tetapi untuk anak kembar dizigotik

memiliki presentasi hanya 25%.

Page 6: Documentss

2.3 Faktor Psikosisoal

Dari pengamatan klinis yang diamati, peristiwa kehidupan sangatlah memainkan

peran dalam gangguan mood terutama depresi. Seperti adanya penelitian anak

yang kehilangan orang tuanya pada saat mereka berusia kurang dari 11 tahun atau

kehilangan pasangan merupakan stressor terbesar pada gangguan mood terutama

depresi.

3. MANIFESTASI KLINIK DAN DIAGNOSIS

Untuk menegakkan diagnosa depresi seseorang, maka harus ada gejala utama dan

gejala penyerta lainnya, lama gejala yang muncul, dan ada tidaknya episode

depresi ulang. Sebagaimana tersebut berikut ini :

3.1 Gangguan Depresi

3.1.1. Episode Depresi

- Gejala : - Gejala utama ( pada derajat ringan, sedang, dan berat ) :

- Afek depresif

- Kehilangan minat dan kegebiraan.

- Rasa cepat lelah dan menurunnya aktivitas.

- Gejala lain :

- Konsentrasi berkurang

- Kepercayaan berkurang

- Merasa bersalah dan tidak berguna

- Pesimistik

- Memiliki ide membahayakan diri sendiri (bunuh diri)

- Tidak ada nafsu makan

- Gangguan tidur

Page 7: Documentss

- Derajat :

- Episode depresif ringan

- Minimal harus ada 2-3 gejala utama depresi dan 2 gejala lain.

- Lamanya episode minimal berlangsung selama 2 minggu

- Tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-harinya

- Episode depresif sedang

- Minimal harus ada 2-3 gejala utama dan 3 gejala lain

- Lamanya episode minimal berlangsung 2 minggu.

- Mulai mengganggu aktivitas

- Episode depresi berat tanpa gejala psikotik :

- Semua gejala utama dan disertai 4 gejala tambahan.

- ketidak mampuan pasien untuk menceritakan secara rinci, misalnya

adanya agitasi atau retardari psikomotor yang mencolok.

- Lamanya berlangsung harus minimal 2 minggu tetapi apabila

onsetnya sangat cepat maka dapat dilakukan diagnosis sebelum 2

minggu.

- Pasien sudah tidak mungkin melakukan aktivitas.

- Episode depresif dengan gejala psikotik :

- Memenuhi criteria episode berat.

- waham dan halusinasi positif. Waham berupa kemiskinan,

malapetaka yang mengancam dan pasien merasa bertanggung jawab

akan hal tsb. Halusinasi berupa auditorik atau olfatorik, halusinasi

auditorik berupa suara yang menghina atau menuduh, sedangkan

Page 8: Documentss

halusinasi olfaktorik berupa pasien mencium bau kotoran atau daging

busuk.

- Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju stupor.

3.1.2. Gangguan depresif berulang

Gangguan ini tersifat dengan episode berulang dari :

- Gangguan depresif berulang episode kini ringan kriteria untuk gangguan

depresif berulang harus dipenuhi dena episode sekarang harus memenuhi kriteria

untuk episode depresif ringan.

- Gangguan depresif berulang episode kini sedang Kriteria untuk gangguan

depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus memenuhi kriteria

untuk episode depresif sedang.

- Gangguan depresif berulang episode kini berat tanpa gejala psikotik Kriteria

untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus

memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala psikotik Gangguan

depresif berulang episode kini berat dengan gejala psikotik Kriteria untuk

gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus

memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala psikotik.

- Gangguan depresif berulang kini dalam remisi Kriteria untuk gangguan depresif

berulang harus pernah dipenuhi masa lampau tetapi keadaan sekarang seharusnya

tidak memenuhi kriteria untuk episode depresif dengan derajat keparahan apapun

atau gangguan lain apapun.

Page 9: Documentss

Episode rata-rata berlangsung sekitar 6 bulan, akan tetapi frekuensinya lebih

jarang daripada gangguan afektif bipolar. Tanpa riwayat adanya episode

tersendiri dari peningkatan afek dan hieraktivitas yang memenuhi kriteria mania.

Namun kategori ini tetep harus digunakan jika ternyata ada episode singkat dari

peninggian afek dan hipersensitivitas ringan yang memenuhi kriteria hipomania

segera sesudah suatu periide depresif (kadang-kadang tampaknya dicetuskan oleh

pengobatan depresi ).

Tingkat pemuliahan pada gangguan depresi sangat sempurna, namun sebagian

kecil pasien pemulihan tidak terjadi secara sempurna dan akhirnya menetap

biasanya terutama terjadi pada usia lanjut ( untuk keadaan ini, kategori harus

tetap digunakan). Masing- masing episode dalam berbagai tingkat keparahannya,

sering kali dicetuskan oleh peristiwa kehidupan, misalnya stress atau trauma

mental lainnya ( adanya stress bukan menjadi alasan untuk penegakan diagnosis).

Pada semua episode, sekurang-kurangnya ada dua episode yang telah

berlangsung masing-masing selama 2 minggu dengan ada waktu beberapa bulan

tanpa gangguan afektif yang bermakna.

3.2. Gangguan Bipolar 1

Gangguan ini ditandai oleh adanya episode depresif dan episode manik yang

berlangsung secara berulang, dan pada keadaan tersebut afek dan aktivitas dari

pasien sangat terganggu, sebagai contoh pasien dalam waktu tertentu mengalami

peningkatan afek disertai dengan penambahan energi serta aktivitas yaitu mania

atau hipomania, dan dalam keadaan lain pasien bisa mengalami penurunan afek

disertai dengan pengurangan energi dan aktivitas yaitu depresi.

Page 10: Documentss

Yang khas dari bipolar adalah adanya waktu dimana dia sembuh atau tanpa gejala

apa-apa di antara dua episode. Kita lihat dari waktunya, episode depresi

cenderung berlangsung lebih lama yaitu kurang lebih selama 6 bulan dan jarang

sampai terjadi selama 1 tahun, 8 kecuali apabila terjadi pada orang yang lanjut

usia. Sedangkan pada episode mania, waktu terjadinya tiba-tiba dan berlangsung

antara 2 bulan hingga 4-5 bulan. Dua macam episode tersebut diatas biasanya

terjadi setelah pasien mengalami stressor yang berat atau adanya trauma mental

lainnya.

3.2.1. Macam-macam gangguan afek bipolar :

- Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik, episode kini harus memenuhi

kriteria hipomania.

- Gangguan afektif bipolar, episode kini manic tanpa gejala psikotik, episode

sekarang harus memenuhi kriteria episode kini tanpa gejala psikotik.

-Gangguan afektif bipolar, episode kini manic dengan gejala psikotik, episode

sekarang harus memenuhi kriteria episode kini dengan gejala manic.

- Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang, episode

yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan atau

sedang.

- Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik atau

dengan gejala psikotik, episode kini harus memenuhi kriteria depresif berat

dengan atau tanpa gejala psikotik.

- Gangguan afektif bipolar, episode kini campuran, episode yang sekarang

menunjukkan gejala-gejala campuran ( mania, hipomania, depresif) yang terjadi

bergantian secara cepat dan terjadi sekurang-kurangnya 2 minggu.

Page 11: Documentss

-Gangguan afektif bipolar, episode kini dalam remisi, pasien sekarang tidak

menderita gangguan afektif apapun tetapi pada masa lalu pernah mengalami

minimal 1 episode afektif. Pada semua episode harus ada sekurang-kurangnya 1

episode lain, yaitu hipomanik, manic, depresif atau campuran, yang semua itu

terjadi di masa lampau.

3.3. Gangguan Afektif menetap

3.3.1. Siklotimia

Siklotiamia merupakan ketidakstabilan yang menetap dari afek, dimana meliputi

banyanya episode depresi ringan dan hipomania ringan serta tidak adanya

episode yang berat atau yang terjadi dalam waktu cukup lama, sehingga tidak

dapat dikatagorikan dalam gangguan depresi berulang atau gangguan afektif

bipolar.

3.3.2. Distimia

Distimia memiliki ciri yaitu dimana terjadi afek depresif yang berlangsung dalam

waktu yang sangat lama tetapi jarang atau tidak pernah mencapai episode berat.

Oleh karena itu Distimia tidak dapat dikatagorikan dalam gangguan depresif

berulang ringan atau sedang.

3.4. Episode Manik

Manik adalah dimana keadaan afek yang meningkat, serta diikuti oleh

peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental, dalam

berbagai macam derajat keparahan. Adapun kategorinya yaitu :

- Hipomania

o Hipomania memiliki derajat gangguan yang lebih ringan dibandingkan

mania, afek yan meninggi atau berubah-ubah disertai dengan peningkatan

Page 12: Documentss

aktivitas, dan menetap selama minimal beberapa hari berturut-turut dalam

suatu derajat, serta melebihi apa yang ada pada siklotimia, dan perlu

diingat pada hipomania tidak disertai halusinasi atau waham.

o Pada Hipomania gangguan mulai terlihat dengan adanya kekacauan

dalam pekerjaan dan aktivitas sosial. Perlu diingat apabila kekacauan

berat atau sudah menyeluruh maka diagnosis mania harus ditegakkan.

- Mania tanpa gejala psikotik

o Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya selama 1 minggu, dan

episode cukup berat sehingga mengacaukan pekerjaan dan aktivitas sosial

yang biasa dilakukan.

o Perubahan afek yang terjadi harus diikuti oleh peningkatan energi

sehingga dapat terjadi aktivitas yang berlebih, serta percepatan dari

berbicara dan kebutuhan tidur yang berkuran, lalu adanya ide-ide yang

berhubungan dengan kebesaran dan pasien terlalu optimistic.

- Mania dengan gejala psikotik

o Gambaran klinisnya lebih berat dari mania tanpa gejala psikotik

o Pada mania dengan gejala psikotik waham mulai muncul. Seperti pada

keadaan pasien yang memiliki harga diri yang tinggi dan gagasan

kebesaran dapat berkembang menjadi waham kejar, contoh lain pasien

dengan kecurigaan juga akan muncul waham kejar. Waham dan halusinasi

yang muncul sesuai dengan keadaan afek pasien.

Page 13: Documentss

4. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL EPISODE DEPRESIF

4.1.1. Episode depresif

- Deskripsi umum

Psikomotor merupakan gajala yang paling umum. Menggenggamkan tangan dan

menarik rambut merupakan gejala agitasi yang paling sering. Postur orang

depresi yaitu membungkuk , tidak terdapat pergerakan yang sponta, dan

pandangan mata yang putus asa serta memalingkan pandangan. Pada

pemeriksaan fisik tampak pasien seperti pasien skizofrenia katatonik.

- Mood ,afek, dan perasaan

Setengah dari pasien yang memiliki gangguan depresi selalu menyangkal

penyakitnya. Pasien sering kali dibawa oleh anggota keluarganya atau teman

kerjanya oleh karena penarikan sosal dan penurunan aktivitas secara menyeluruh.

- Bicara

Banyak pasien terdepresi menunjukkan suatu kecepatan dan volume bicara yang

menurun, berespon terhadap pertanyaan dengan kata tunggal dan menunjukkan

respon yang melambat terhadap pertanyaan.

- Gangguan persepsi

Pasien terdepresi dengan waham atau halusinasi dikatakan menderita episode

depresi berat dengan cirri psikotik. Waham sesuai mood pada pasien terdepresi

adalah waham bersalah,memalukan, kegagalan, kemiskinan, tidak berguna,

Page 14: Documentss

penyakit somatic terminal (sebagai contoh penyakit kanker dan otak yang

membusuk). Halusinasi relative jarang terjadi.

- Pikiran

Pasien terdepresi biasanya memiliki pandangan negative tentang dunia dan

dirinya sendiri. Isi pikiran mereka sering kali melibatkan perenungan tentang

kehilangan, bersalah, bunuh diri dan kematian. Kira-kira 10% dari pasien

memiliki gejala jelas gangguan berpikir, biasanya penghambatan pikiran dan

kemiskinan isi pikiran.

- Daya ingat

Kira-kira 50%-70% dari semua pasien terdepresi memiliki suatu gangguan

kognitif yang sering kali dinamakan pseudodemensia depresif, dengan keluhan

gangguan konsentrasi dan mudah lupa.

- Pengendalian impuls

Kira-kira 10-15% pasien terdepresi melakukan bunuh diri dan kira-kira dua

pertiga memiliki gagasan bunuh diri. Resiko meninggi untuk melakukan bunuh

diri saat mereka mulai mebaik dan mendapat kembali energy yang diperlukan

untuk merencanakan dan melakukan suatu bunuh diri.

- Reliabilitas

Semua informasi yang didapat dari pasien selalu menonjolkan hal yang buruk dan

menekankan yang baik

Page 15: Documentss

4.1.2. Episode manic

- Deskripsi umum

Pasien yang sedang dalam episode manic akan banyak bicara, hiperaktif, dan

tereksitasi. Pada waktu tertentu mereka jelas sekali menunjukkan gejala psikotik

dan terdisorganisasi, sampai mereka memerlukan pengikatan fisik dan

penyuntikan intramuscular obat sedatif agar mereka dapat tenang dan terkontrol.

- Mood, afek dan perasaan

Pasien yang sedang dalam episode manic biasanya euphoria dan lekas marah.

Secara emosional mereka sangatlah labil, mereka bisa sangat gampang berubah

dari tertawa menjadi marah dan bisa menjadi depresi dalam waktu yang singkat.

- Bicara

Pasien dalam episode manic sangatlah susah untuk dipotong saat mereka sedang

berbicara dan sering kali menjadi pengganggu badi orang-orang disekitarnya.

Apabila mereka sedang dalam keadaan aktifitas yang meningkat, maka mereka

akan berbicara penuh kelucuan, dan banyaknya hal- hal yang tidak relefan. Dan

apabila aktifitas lebih meningkat lagi maka kemampuan konsentrasi mereka

mulai hilang sehingga akan muncul gagasan yang meloncat-loncat.

- Gangguan persepsi

Waham ditemukan 75% dari semua pasien manic.

- Pikiran

Isi pikirannya hanyalah kepercayaan dan kebesaran diri, pasien dengan episode

manic sering sekali perhatiannya mudah dialihkan. Sedangkan fungsi kognitifnya

tidak dapat dikendalikan, oleh sebab ide mereka begitu cepat dan tidak terkendali.

Page 16: Documentss

- Sensorium dan kognisi

pada pasien dengan episode manic mereka masih bisa orientasi dengan baik dan

daya ingat mereka juga cukup baik, meskipun pada beberapa pasien yang sangat

euforik, mereka sering kali menjawab secara tidak tepat(mania delirium).

- Pengendalian impuls

Pasien dengan episode manic rata-rata senang menyerang dan senang

mengancam.

- Pertimbangan dan Tilikan

Tanda dari pasien manic adalah gangguan pertimbangan, dan mereka senang

melanggar peraturan.

- Reliabilitas Pasien manic sudah sangat dikenal tidak dapat dipercaya

informasinya.

Page 17: Documentss

5. PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS PADA GANGGUAN

DEPRESI

5.1. Perjalanan penyakit

Dari banyak penelitian didapatkan hasil bagwa gangguan mood cenderung

memiliki perjalanan penyakit yang panjang dan pasien cenderung mengalami

kekambuhan. Stressor psikososial sebagai penyebab awal dari timbulnya

gangguan mood.

Kira-kira 50% dari pasien di dalam episode pertama gangguan depresi berat

mengalami gejala depresi yang bermakna sebelum episode pertama yang

diidentifikasi.

Episode depresif yang tidak diobati berlangsung 6 sampai 13 bulan, sebagian

besar episode yang diobati berlangsung kira-kira 3 bulan. Menghentikan obat anti

depresan sebelum 3 bulan hampir selalu menyebabkan kembalinya gejala.

Kira-kira 5-10% pasien dengan diagnosis awal gangguan depresif berat menderita

suatu episode manic 6-10 tahun setelah episode depresif awal. Sedangkan pada

gangguan Bipolar 1, paling sering dimulai oleh episode depresi dan merupkan

gangguan yang rekuren. Sebagian besar pasien dengan gangguan bipolar 1

mengalami episode depresi dan manic, meskipun ada yang hanya manic saja.

Episode manic biasanya memiliki onset yang cepat ( dalam beberapa jam atau

hari), tetapi dapat berkembang lebih dari 1 minggu.

Pada episode manic yang tidak diobati dapat berlangsung hinggal 3 bulan atau

lebih,oleh sebab itu, dokter tidak boleh menghentikan obat sebelum waktu

tersebut.

Page 18: Documentss

5.2 . Prognosis

- Prognosis baik apabila :

- Episodenya ringan, tidak ada gejala psikotik.

- Perawatan dirumah sakit hanya singkat.

- Selama masa remaja, pasien memiliki riwayat psikososial yang baik.

- Tidak ada gangguan psikiatrik komorbiditas.

- Tidak ada gangguan kepribadian.

- prognosis buruk apabila :

- Adanya penyerta gangguan distimik

- Penyalah gunaan zat

- Gejala gangguan cemas

- riwayat lebih dari satu episode depresi

- laki-laki lebih sering menjadi kronis dan mengganggu dibandingkan

perempuan.

Gangguan depresif berat bukan merupakan gangguan yang ringan. Keadaan ini

cenderung merupakan gangguan kronis, dan pasien cenderung akan meengalami

relaps. Pasien dengan gangguan bipolar lebih buruk prognosisnya dibadingkan

dengan pasien dengan gangguan depresif berat.

Page 19: Documentss

6. TERAPI

6.1. Tujuan

- Menjamin keamanan pasien

- Pemeriksaan diagnostic yang lengkap pada pasien

- Suatu rencana pengobatan bukan hanya untuk mengobati gejala saja melainkan

untuk kesehatan pasien selanjutnya.

6.2. Indikasi untuk perawatan dirumah sakit

- Perlu prosedur diagnostic

- Resiko bunuh diri atau membunuh

- Penurunan jelas kemampuan pasien untuk mendapatkan makanan atau tampat

berlindung

- Riwayat gejala yang berkembang dengan cepat

- Hancurnya sistem pendukung pasien.

6.3. Terapi psikososial

- Terapi kognitif

Tujuannya adalah menghilangkan episode depresi dan mencegah rekurennya

dengan membantu pasien mengidentifikasi dan uji kognitif negative.

Mengembangkan cara berpikir alternative, fleksibel, dan positif, serta melatih

kembali respon kognitif dan perilaku yang baru.

- Terapi interpersonal

Terapi interpersonal efektif didalam pengobatan gangguan depresif berat.

Program tersebut terdiri dari 12-16 sesi mingguan. Terapi ditandai dengan

pendekatan terapeutik aktif. Terapi perilaku Terapi didasarkan pada hipotesis

bahwa pola perilaku maladaptive menyebabkan seseorang mendapatkan sedikit

Page 20: Documentss

umpan balik positif dari masyarakat dan kemungkinan penolakan yang palsu.

Dengan demikian pasien belajar untuk berfungsi di dunia dengan cara tertentu

dimana mereka mendapatkan dorongan positif.

6.4. Farmakoterapi

Obat anti depresi digolonkan dalam :

1. Obat anti depresi trisiklik = Amitriptylin, Imipramine, Clomipramine,

Tianeptin.

2. Obat anti depresi tetrasiklik = Maprotilin, Mianserin, Amoxapine.

3. Obat anti depresi MAOI-reversible = Moclobemide

4. Obat anti depresi SSRI ( Selective Serotonin Reuptake Inhibitors ) = Sertraline,

Paroxetine, Fluvoxamine, Fluoxetine, Duloxetine, Citalopram.

5. Obat anti depresi”Atypical” = Trazodone, Mirtazapine, Venlafaxine.

Mekanisme dari obat anti depresi pada dasarnya adalah untuk menghambat

reuptake aminergic neurotransmitter dan menghambat penghancuran oleh enzim

monoamine oxidase. Sehingga terjadi peningkatan jumlah aminergic

neurotransmitter pada celah sinaps neuron tersebut yang dapat meningkatkan

aktivitas reseptor serotonin.

Pemilihan obat anti depresi tergantung pada toleransi pasien terhadap efek

samping dan penyesuaian efek samping terhadap kondisi pasien. Urutan

pemilihan obat anti depresi :

- Step 1 = Golongan SSRI

- Step 2 = Golongan Trisiklik

Page 21: Documentss

- Step - 3 = Golongan tetrasiklik,Atypical, MAOI reversible.

Pertimbangkan juga bahwa pergantian SSRI ke MAOI atau sebaliknya

membutuhkan waktu 2-4 minggu istirahat untuk “wash out period” guna

mencegah timbulnya “serotonin malignant syndrome”. Yaitu suatu gejala yang

timbul akibat dari interaksi obat SSRI+MAOI dengan gejala : gastrointestinal

distress ( mual,muntah,diare), agitasi (mudah marah, ganas), gelisah, gerakan

kedutan otot,dll.

Pengaturan dosis perlu pertimbangan :

o Onset efek primer : Sekitar 2-4 minggu

o Onset efek sekunder : Sekitar 12-24 jam

o Waktu paruh : 12-48 jam (pemberian 1-2x perhari)

Proses dalam pengaturan dosis :

1. Test dosis, untuk mencapai dosis anjuran selama 1 minggu

2. Optimal dosis, mulai dari dosis anjuran sampai dosis efektif

3. Dosis yang stabil, dosis optimal yang dipertahankan 2-3 bulan.

4. Dosis maintenance, selama 3-6 bulan. Dosis pemeliharaan biasanya ½ dosis

optimal.

5. Penurunan dosis,selama 1 bulan. Kebalikan dari test dosis. Dengan demikian

obat anti depresi dapat diberhentikan total. Apabila sindrom depresi kambuh lagi,

maka proses dimulai dari awal dan seterusnya.

Page 22: Documentss

BAB III KESIMPULAN

- Gangguan afektif merupakan sekelompok penyakit yang bervariasi beratnya.

Gejala utamanya adalah perubahan mood yang secara periodik berganti-gantian

antara manik dan depresi, biasanya diikuti oleh gejala-gejala yang khas. Faktor

penyebab gangguandepresi yang berperan penting adalah gangguan biologis,

faktor genetika, dan psikososial. Penurunan serotonin adalah salah satu pencetus

depresi. Penurunan reseptor serotonin setelah pemaparan jangka panjang dengan

antidepresan yang menurunkan jumlah tempat ambilan kembali serotonin dan

suatu peningkatan konsentrasi serotonin telah ditemukan postmortem pada otak

korban bunuh diri.

- Mekanisme obat anti depresi adalah menghambat reuptake aminergik

neurotransmitter dan menghambat penghancuran oleh enzim monoamine oxidase.

Sehingga terjadi peningkatan jumlah aminergic neurotransmitter pada celah

sinaps neuron tersebut yang dapat meningkatkan aktivitas reseptor serotonin.

Pemilihan obat anti depresi tergantung pada toleransi pasien terhadap efek

samping dan penyesuaian efek samping terhadap kondisi pasien.

- Gangguan depresi cenderung merupakan gangguan kronis, dan pasien

cenderung mengalami relaps. Adanya ciri psikotik mencerminkan keparahan

penyakit dan merupakan indicator prognosis yang buruk. Pasien dengan

gangguan bipolar 1 memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan dengan

pasien gangguan depresif berat. Hamper 1/3 dari pasien dengan gangguan bipolar

1 memiliki gejala kronis dan adanya penurunan sosial yang bermakna.

Page 23: Documentss

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan & saddock, harlock l, Kaplan MD, Benjamin D, saddock.”Sinopsis

Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis”. Gangguan Mood, bab 15.

Jilid I .Ed. VII, Jakarta. Binarupa Aksara, 1997.H;777-857.

2. Maslim Rusdi, Dr.”Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan Ringkas Dari PPDGJ-

III”. Pedoman Diagnostik : F 30-39 : gangguan suasana perasaan/mood

(gangguan afektif). Jakarta, Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK- UNIKA

Atmajaya. 2001. H; 58-69

3. Maslim Rusdi, Dr. “ Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik”.

Obat Anti Depresi. Ed III. Jakarta, Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-UNIKA

Atmajaya.2007 H; 23-30.

4. http://mercywords.blogspot.com/2008/08/depresi.html

5. http://hufmataurus.blogspot.com/p/depresi.html . Diunduh:26 juni 2010.

6. http://creasoft.wordpress.com/2008/04/19/depresi/ . Diunduh : 26 juni 2010

7. http://www.medscape.com/viewarticle/431115_6 . diunduh : 26 juni 2010

8.http://aryaverdiramadhani.blogspot.com/2008/07/vj37vii2008-mood disorders

.html. diunduh : 26 juni 2010

9. Ingram I M, Timbury G C, Mowbray R M. “Catatan Kuliah Psikiatri”.

Kelainan Afektif, Bab 7. Ed. VI, Jakarta. Penerbit buku kedokteran, 1993. H; 43-

50.