staffing di rumah sakit.docx

Upload: emmi-valentina-pardede

Post on 13-Oct-2015

118 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Staffing di Rumah SakitPerencanaan merupakan fungsi organic manajemen yang merupakan dasar atau titik tolak dan kegiatan pelaksanaan kegiatan tertentu dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Apabila proses perencanaan dilakukan dengan baik akan memberikan jaminan pelaksanaan kegiatan menjadi baik sehingga dapat mencapai tujuan organisasi yang akan diciptakan, pengadaan dan penggunaan tenaga kerja, system dan prosedur yang hendak digunakan serta peralatan yang dibutuhkan untuk kelancaran suatu kegiatan. Perencanaan harus memenuhi prinsip yang sesuai dengan situasi dan kondisi suatu organisasi.Perencanaan tenaga keperawatan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan pelayanan keperawatan yang optimal dan bermutu tinggi. Perencanaan ketenagaan menjadi permasalahan besar diberbagai organisasi keperawatan seperti di tatanan rumah sakit, perawatan di rumah dan tempat- tempat pelayanan keperawatan lain. Oleh karena itu, perencanaan ketenagaan harus sesuai dengan ketentuan atau pedoman yang berlaku, tenaga yang dibutuhkan dalam memberikan pelayanan keperawatan harus sesuai dengan standart keperawatan yang ada.Perencanaan tenaga keperawatan dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain lingkungan (external change), keputusan, organisasi yang dapat berbentuk pension, pemutusan hubungan kerja (PHK) dan kematian. Perencanaan ketenagaan merupakan suatu proses yang komplek yang memerlukan ketelitian dalam menerapkan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan dalam mencapai tujuan organisasi. Jumlah tenaga yang ada perlu ditata atau dikelola dalam melaksanakan kegiatan melalui penjadwalan yang sistematis dan terencana secara matang sehingga kegiatan yang dilakukan secara optimal.PRINSIP PERENCANAANMenurut Siagian (1983) perencanaan yang baik harus memiliki prinsip:a. Mengethui sifat atau cirri suatu rencana yang baik yaitu Mempermudah tercapainya tujuan organisasi karena rencana merupakan suatu keputusan yang menentukan kegiatan yang menentukan kegiatan akan dilakukan dalam rangka mencapai tujuanb. Dibuat oleh orang yang benar- benar memahami tujuan organisasic. Dibuat oleh orang yang sungguh- sungguh mendalami teknik perencanaand. Adanya suatu perincian yang teliti, yang berarti rencana harus segera diikuti program kegiatan terperinci.e. Tidak boleh terlepas dari pelaksanaan artinya harus tergambar bagaimana rencana tersebut dilaksanakanf. Bersifat sederhana yang berarti disusun secara sistematis dan prioritasnya jelas terlihatg. Bersifat luwes, yang berarti bias diadajab penyesuaian bila ada perubahanh. Terdapat tempat pengambilan resiko karena tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang akan terjadi pada masa yang akan dating.i. Bersifat praktis, yang berarti bias dilaksanakan sesuai dengan kondisi organisasij. Merupakan prakiraan atau peramalah atas keadaan yang mungkin terjadiMemandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus diselesaikan dengan menggunakan teknik ilmiah artinya harus disususn dengan cara sistematis dan didasarkan pada langkah sebagai berikut.a. Mengetahui sifat hakiki dan masalah yang dihadapib. Mengetahui data yang akurat sebelum menyusun rencanac. Menganalisis dan menginterpretasi data yang telah terkumpuld. Menetapkan beberapa alternative pemecahan masalahe. Memilih cara yang terbaik untuk menyelesaikan masalahf. Melaksanakan rencana yang telah tersusung. Menilai hasil yang telah dicapai

PERENCANAAN TENAGA KEPERAWATANPerencanaan tenaga atau staffing merupakan salah satu fungsi utama seorang pemimpin organisasi, termasuk organisasi keperawatan. Keberhasilan suatu organisasi salah satunya ditentukan oleh kualitas SDM. Hal ini berhubungan erat dengan bagaimana seorang pimpinan merencanakan ketenagaan di unit kerjanya.Langkah perencanaan tenaga keperawatan menurut Gilies 1994 meliputi hal- hal sebagai berikut:a. Mengidentifikasi bentuk dan beban pelayanan keperawatan yang akan diberikanb. Menentukan kategori perawat yang akan ditugaskan untuk melaksanakan pelayanan keperawatanc. Menentukan jumlah masing- masing kategori perawat yang dibutuhkand. Menerima dan menyaribng untuk mengisi posisi yang adae. Melakukan seleksi calon- calon yang adaf. Menentukan tenaga perawat sesuai dengan unit atau shiftg. Memberikan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas pelayanan keperawatanPenentuan tenaga keperawatan dipengaruhi oleh keinginan untuk menggunakan tenaga keperawatan yang sesuai. Untuk lebih akuratnya selain perencanaan tenaga keperawatan, maka pimpinan keperawatan harus mempunyai keyakinan tertentu dalam organisasinya seperti:a. Rasio antara perawat dan klien didalam ruangan perawatan intensif adalah 1: 1 atau 1:2b. Perbandingan perawat ahli dan terampil di ruang medikal bedah, kebidanan, anak dan psikiatri adalah 2:1 atau 3:1c. Rasio antara perawat dan klien shift pagi dan sore adalah 1:5 untuk malam hari du ruang rawat dan lain- lain 1:10d. Jumlah tenaga terampil ditentukan oleh tingkat ketergantungan klien.PERKIRAAN KEBUTUHAN TENAGAPenetapan jumlah tenaga keperawatan harus disesuaikan dengan kategori yang akan dibutuhkan untuk asuhan keperawatan klien di setiap unit. Beberapa pendekatan dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah staf yang dibutuhkan berdasarkan ketegori klien yang dirawat, rasio perawat dan klien untuk memenuhi standart praktek keperawatan.Kategori perawatan klien:a. Perawatan mandiiri (self care) yaitu klien memerlukan bantuan minimal dalam melakukan tindakan keperawatan dan pengobatan. Klien melakukan aktivitas perawatan diri secara mandirib. Perawatan sebagian (partial care) yaitu klien memerlukan bantuan sebagian dalam tindakan keperawatan dan pengobatan tertentu misalnya pemberian obat intravena, mengatur posisi, dsbc. Perawatan total (total care) yaitu klien yang memerlukan bantuan secara penuh dalam perawatan diri dan memerlukan observasi secara ketatd. Perawatan intensif (intensive care) yaitu klien memerlukan obervasi dan tindakan keperawatan yang terus menerusCara menentukan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk setiap unit sebagai berikut:a. Rasio perawat klien disesuaikan dengan standart perkiraan jumlah klien sesuai data sensusb. Pendekatan teknik industri yaitu identitas tugas perawat dengan menganalisis alur kerja perawat atau work flow rata- rata frekuensi dan waktu kerja ditentukan dengan data sensus klien. Dihitung untuk menentukan jumlah perawat yang dibutuhkan.c. Sistem approach staffing atau pendekatan sistem ketenagaan dapat menentukan jumlah optimal yang sesuai dengan kategori perawat untuk setiap unit serta mempertimbangkan komponen input- proses-ouutput- umpan balikKebutuhan tenaga dapat ditinjau berdasarkan waktu. Perawatan langsung, waktu perawatan tidak langsung dan waktu pendidikan kesehatan. Perkiraan jumlah tenaga dapat dihitung berdasarkan waktu perawatan langsung yang dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan klien. Rata- rata waktu yang dibutuhkan untuk perawatan langsung (direct care adalah berkisar 4-5 jam/klien/hari. Dalam Gillien 1994 waktu yang dibuthhkan untuk perawatan langsung didasarkan pada kategori berikut:a. Perawatan mandiri (self care) adalah x 4 jam = 2 jamb. Perawatan sebagian (partial care) adalah 3/44 jam = 3 jamc. Perawatan total (total care) adalah 1- 1,5 x 4 jam = 4-6 jamd. Perawatan intensif (intensive care) adalah 2 x 4 jam = 8 jamPerkiraan jumlah tenaga juga dapat didasarkan atas waktu perawaan tidak langsung. Berdasarkan penelitian perawatan di rumah sakit menyatakan bahwa rata- rata waktu yang dibutuhkan untuk perawatan tidak langsung adalah 36 menit/ klien/ hari. Di pihak lain, menurut Wolfe dan Yong (1965) dalam buku yang sama menyatakan sebesar 60 menit/klien/ hari.Selain cara diatas, waktu pendidikan kesehatan dapat juga digunakan sebagai dasar perhitungan kebutuhan tenaga. Menurut Gilies, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pendidikan kesehatan berkisar 15 menit/ klien/ hari.Menghitung waktu yang dibuuhkan dalam perawatan klien per hari, perlu menjumlahkan ketiga cara tersebut yaitu waktu perawatan langsung, waktu perawatan tidak langsung dan waktu pendidikan kesehatan. Selanjutnya jumlah tenaga yang dibutuhkan dihitung berdasarkan beban kerja perawat.Hal- hal yang perlu dipertimbnagkan dalam menentukan beban kerja perawat yaitu:a. Jumlah klien yang dirawat setiap hari/ bulan/ tahun di unit tersebutb. Kondisi atau tingkat ketergantunganc. Rata- rata lama perawatand. Pengukuran keperawatan langsung, tidak langsung dan pendidikan kesehatane. Frekuensi tindakan keperawatan yang dibutuhkan klienf. Rata- rata waktu perawatan langsung, tidak langsung dan pendidikan kesehatanDisamping itu ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi beban kerja perawat yaitu masalah komunitas, bencana alam, kemajuan IPTEk, pendidikan konsumen, keadaan ekonomi, iklim/musim, politik dan hukum /perarturan.Dengan mengelompokkan klien menurut jumlah dan kompleksitas pelayanan keperawatan yang dibutuhkan untuk masing- masing unit. Metode penghitungan yang digunakan yaitu metode rasio, metode Gilies, metode lokakarya keperawatan, metode di Thailanda dan Filiphina dan metode penghitungan ISN (indicator staf need) Metode rasio didasarkan surat keputusan menteri kesehatan nomor 262 tahun 1979, kebutuhan tenaga didasarkan pada rasio tempat tidur yang tersedia di kelas masing- masing.Rumah sakitPerbandingan

kelas A dan Btempat tidur; tenaga medis = 4-7 : 1tempat tidur : tenaga keperawatan = 2 : 3 4tempat tidur : tenaga non keperawatan = 3 : 1tempat tidur : tenaga non medis = 1:1

kelas Ctempat tidur; tenaga medis = 9 : 1tempat tidur : tenaga keperawatan = 2 : 3 4tempat tidur : tenaga non keperawatan = 5 : 1tempat tidur : tenaga non medis = 3:4

kelasDtempat tidur; tenaga medis = 15:1tempat tidur : tenaga keperawatan = 2 : 1tempat tidur : tenaga non medis = 6:1

Metode metode Cara Perhitungan KetenagakerjaanTingkat ketergantungan perhitungan tenaga perawat ada beberapa metode, antara lain yaitu1. Metode Douglas2. Metode Sistem Akuitas3. Metode Gillies4. Metode Swanburg

Penjelasan dari metode-metode cara perhitungan ketenagakerjaan adalah sebagai berikut :1. Metode DouglasDouglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana masingmasing kategori mempunyai nilai standar per shift nya, yaitu sebagai berikut :JumlahPasienKlasifikasi KLien

MinimalParsialTotal

PagiSoreMalamPagiSoreMalamPagiSoreMalam

10,170,140,070,270,150,100,360,300,20

20,340,280,140,540,300,200,720,600,40

30,510,420,210,810,450,301,080,900,60

dst

Contoh kasus : Ruang rawat dengan 17 orang klien, dimana 3 orang dengan ketergantungan minimal, 8 orang dengan ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total.

Maka jumlah perawat yang dibutuhkan :MinimalParsialTotalJumlah

Pagi0,17 x 3 = 0,510.27 x 8 = 2.160.36 x 6 = 2.164.83 (5) orang

Sore0.14 x 3 = 0.420.15 x 8 = 1.20.3 x 6 = 1.83.42 (4) orang

Malam0.07 x 3 = 0.210.10 x 8 = 0.80.2 x 6 = 1.22.21 (2) orang

Jumlah secara keseluruhan perawat perhari11 Orang

2. Metode Sistem Akuitasa. Kelas I : 2 jam/harib. Kelas II : 3 jam/haric. Kelas III : 4,5 jam/harid. Kelas IV : 6 jam/hariUntuk tiga kali pergantian shift Pagi : Sore : Malam = 35% : 35 % : 30%Contoh :Rata rata jumlah klien1. kelas I= 3 orang x 2 jam/hari= 6 jam2. kelas II= 8 orang x 3 jam/hari= 24 jam3. kelas III= 4 orang x 4.5 jam/hari= 18 jam4. kelas IV= 2 orang x 6 jam/hari= 12 jamJumlah jam:60 jam-pagi/sore =60 jam x 35%= 2.625 orang (3 orang)8 jam-Malam =60 jam x 30%= 2.25 orang (2 orang )8 jamjadi jumlah perawat dinas 1 hari = 3+3+2 = 8 orang.

3. Metode GilliesGillies (1994) menjelaskan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit perawatan adalah sebagai berikut :

Jumlah tenaga = (A x B x 365) : (hari libur 1 tahun x jam kerja per hari)Keterangan :A: jumlah kerja tenaga keperawatan per hariB: jumlah pasien rata- rata per hariPrinsip perhitungan rumus Gillies :Jumlah Jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari adalah :1. waktu keperawatan langsung (rata rata 4-5 jam/klien/hari) dengan spesifikasi pembagian adalah : keperawatan mandiri (self care) = x 4 = 1 jam , keperawatanpartial (partial care ) = x 4 = 3 jam , keperawatan total (total care) = 1-1.5 x 4 = 4-6jam dan keperawatan intensif (intensive care) = 2 x 4 jam = 8 jam.2. Waktu keperawatan tidak langsung menurut RS Detroit (Gillies, 1994) = 38 menit/klien/hari menurut Wolfe & Young ( Gillies, 1994) = 60 menit/klien/hari= 1 jam/klien/hari3. Waktu penyuluhan kesehatan lebih kurang 15 menit/hari/klien = 0,25 jam/hari/klien4. Rata rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit berdasarkan rata- rata biaya atau menurutBed Occupancy Rate (BOR) dengan rumus :Jumlah hari perawatan RS dalam waktu tertentux 100 %Jumlah tempat tidur x 365 hari5. Jumlah hari pertahun yaitu : 365 hari.6. Hari libur masing-masing perawat per tahun, yaitu : 73 hari ( hariminggu/libur = 52 hari ( untuk hari sabtu tergantung kebijakan rumah sakit setempat, kalau ini merupakan hari libur maka harus diperhitungkan , begitu juga sebaliknya ), hari libur nasional = 13 hari, dan cuti tahunan = 8 hari).7. Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja efektif 6hari maka 40/6 = 6.6 = 7 jam per hari, kalau hari kerja efektif 5 hari8. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus ditambah 20% (untuk antisipasi kekurangan /cadangan ).9. Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 %Contoh:a. Rata rata jam perawatan klien per hari = 5 jam/harib. Rata rata = 17 klien / hari (3 orang dengan ketergantungan minimal, 8 orang denganketergantungan partial dan 6 orang denganketergantungan total)c. Jumlah jam kerja tiap perawat = 40 jam/minggu ( 6 hari/minggu ) jadi jumlah jam kerjaperhari 40 jam dibagi 6 = 7 jam /harid. Jumlah hari libur : 73 hari ( 52 +8 (cuti) + 13 (libur nasional)

Jumlah jam keperawatan langsung- Ketergantungan minimal= 3 orang x 1 jam = 3 jam- Ketergantungan partial= 8 orang x 3 jam = 24 jam- Ketergantungan total= 6 orang x 6 jam= 36 jamJumlah jam= 63 jam Jumlah keperawatan tidak langsung17 orang klien x 1 jam = 17 jam Pendidikan Kesehatan = 17 orang klien x 0,25 = 4,25 jam

Sehingga Jumlah total jam keperawatan /klien/hari :63 jam + 17 jam + 4,25 jam= 4,96 Jam/klien/hari17 orangJadi,a. Jumlah tenaga yang dibutuhkan :4,96 x 17 x 365=30.776,8= 15,06 orang ( 15 orang )(365 73) x 72044b. Untuk cadangan 20% menjadi 15 x 20% = 3 orangc. Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 15 + 3 = 18 orang /harid. Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 % = 10 : 8 orang

4. Metode SwansburgContoh:Pada suatu unit dengan 24 tempat tidur dan 17 klien rata rata perhari .Jumlah jam kontak langsung perawat klien = 5 jam /klien/hari.1. total jam perawat /hari : 17 x 5 jam = 85 jamjumlah perawat yang dibutuhkan : 85 / 7 = 12,143 ( 12 orang) perawat/hari2. Total jam kerja /minggu = 40 jam jumlah shift perminggu = 12 x 7 (1 minggu) = 84 shift/minggu jumlah staf yang dibutuhkan perhari = 84/6 = 14 orang (jumlah staf sama bekerja setiap hari dengan 6 hari kerja perminggu dan 7 jam/shift). MenurutWarstler dalam Swansburg dan Swansburg (1999), merekomendasikan untuk pembagian proporsi dinas dalam satu hari pagi : siang : malam = 47 % : 36 % : 17 %Sehingga jika jumlah total staf keperawatan /hari = 14 orang Pagi: 47% x 14 = 6,58 = 7 orang Sore: 36% x 14 = 5,04 = 5 orang Malam : 17% x 14 = 2,38 = 2 orangPENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN STAF1. In service educationPendekatan yang dilakukan adalah bagaimana staf akan terlibat dalam proses pendidikan melalui berlangsungnya pelayanan kesehatan atau keperawatan yang terus diberikan kepada klien. Hal demikian dapat dilakukan baik di dalam maupun diluar rumah sakit.2. OrientasiProgram ini diberikan kepada staf yang baru atau sebaliknya untuk mengenalkan tugas- tugas yang harus dilakukannya atau mengetahui adanya perkembangan teknologi di bidang kesehatan.3. Job trainingDilakukan melaui program pelatihan bagi staf sesuai bidang penugasannya atau job tertentu4. Continuing nursing educationProgram ini merupakan program berkelanjutan sesuai dengan sistem pendidikan formal yang berlaku yaitu sistem pendidikan tinggi bagi perawat selaras dengan statusnya sebagai insan profesi. Sesuai dengan kebutuhan pengembangan, seluruh perawat layak untuk mengikuti program ini dengan pertimbangan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada5. Pelatihan kepemimpinanHakekatnya semua perawat adalah pemimpin. Oleh sebab itu ia perlu mengembangkan kemampuan leadershipnya sebagai seorang profesional6. Pengembangan karierStaf mempunyai hak atas pengembangan karirnya sesuai dengan sistem yang berlaku. Pimpinan harus mampu merencanakan, melaksanakan dan menilai pengembangan masing- masing stafnya serta melihat semua itu sebagai upaya memotivasi, menstimulasi dan memberikan penghargaan untuk peningkatan prestasi kerja7. Studi bandingUnit kerja satu dengan yang lain ternyata bersifat kompetitif. Oleh sebab itu bukan tidak mungkin unit kerja lain mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan unit kerja sendiri. Rencana untuk tukar pengalaman dan institusi atau unit kerja lain perlu diprogramkan dalam rangka membangun motivasi, pengembangan dan peningkatan prestasi kerja. Bentuk lain yang sekarang sedang menjadi tren aalah melalui kegiatan study branch marking8. Penilaian kinerjaSeluruh staf diberikan penilaian atas kinerjanya melalui sistem penilaian yang berlaku. Cakupannya antara lain tanggung jawab, loyalitas, kerajinan, kedisiplinan, kepemimpinan dan kejujuran

9. Pendidikan dan pelatihanProgram ini dirancang untuk memberikan pendidikan dan pelatihan terhadap staf melalui kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dengan target waktu tertentu (waktu, materi, ketrampilan). Pelaksanaan dan program ini adalah melalui kepanitiaan atau lembaga institusi tertentu yang berkompeten10. Magang di rumah sakit yang lebih majuHarus diakui bahwa rumah sakit lain yang memiliki nilai lebih harus menjadi target untuk mencari serta menambah ilmu. Program ini dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan kedua belah pihak yang terlibat.11. Kelompok kerja keperawatanProgram ini perlu dilaksanakan selaras dengan keperawatan sebagai profesi yang telah, tengah dan terus dikembangkan. Produk kelompok kerja ini adalah hasil diskusi pengembangan keperawatan, karya tulis dan prosedur tetap, materi buku ajar, temu ilmiah, penelitian keperawatan, pengembangan sistem pendidikan keperawatan dan masukan untuk organisasi profesi12. Pengembangan kerja tim di ruanganKonsep kerja tim ini masih banyak kendala dalam pelaksanaanya, namun semua komponen dalam tim tersebut perlu mengidentifikasi semua masalah di lapangan yang dilakukan oleh semua profesi kesehatan yang terlibat. Staf keperawatan dengan otonomi dan kemandiriannya harus lebih proaktif dalam membangun pelaksanaan kerja tim dalam memeberikan asuhan keperawatan secara paripurna.

STAFFING PUSKESMASA. Sejarah Perkembangan PuskesmasDi Indonesia Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama. Konsep puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan rapat KERJA NASIONAL ( Rakernas ) di Jakarta. Waktu itu dibicarakan upaya mengorganisasi sistem pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan, dan dari kegiatan-kegiatan seperti : BKIA, BP, P4M dan sebagainya masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan. Melalui rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan kesehatan tingkat pertama ke dalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi namaPUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ( Puskesmas ) dan puskesmas waktu itu dibedakan menjadi 4 macam :1. Puskesmas tingkat Desa2. Puskesmas tingkat Kecamatan3. Puskesmas tingkat Kawedanan4. Puskesmas tingkat Kabupaten

Pada Rakernas ke II 1969 pembagian puskesmas dibagi menjadi 3 kategori :1. Puskesmas tipe A dipimpin oleh dokter secara penuh2. Puskesmas tipe B dipimpin oleh dokter tidak secara penuh3. Puskesmas tipe C dipimpin oleh paramedik

Pada tahun 1970 ketika dilangsungkan rakerkesnas dirasakan pembagian puskesmas didasarkan kategori tenaga ini kurang sesuai karena puskasmas tipe B dan tipe C tidak dipimpin dokter secara penuh atau sama sekali tidak ada tenaga dokternya, sehingga Dirasakan sulit untuk mengembangkannya. Sehingga mulai tahun 1970 ditetapkan hanya satu macam puskesmas dengan wilayah kerja tingkat kecamatan dengan jumlah penduduk 30 000 sampai 50 000 jiwa orang penduduk. Konsep wilayah kerja puskasmas ini dipertahankan sampai akhir Pelita tahap II tahun 1979, dan ini lebih dikenal dengan nama :KONSEP WILAYAHSesuai dengan perkembangan dan kemampuan pemerintah dan dikeluarkannya INPRES Kesehatan No 5 Th 1974, Nomor 7 tahun 1975 dan nomor 4 tahun 1976 dan berhasil mendirikan dan menempatkan tenaga dokter diseluruh pelosok tanah air maka sejak Pelita III maka konsep wilayah diperkecil yang mencakup suatu wilayah yang mempunyai jumlah penduduk 30.000 jiwa.Sejak tahun 1979 mulai dirintis pembangunan puskesmas di daerah-daerah tingkat kelurahan atau desa yang memiliki jumalah penduduk 30.000 jiwa. Dan untuk mengkoordinasi kegiatan kegiatan yang berada di suatu kecamatan maka salah satu puskesmas tersebut ditunjuk sebagai penanggungjawab yang selanjutnya disebut sebagai puskesmas induk sedang yang lain disebut puskesmas pembantu yang dikenal sampai sekarang.Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah kesehatan diwilayah kerjanya walaupun wilayah kerjanya itu mempunyai lokasi yang berkilo-kilo meter dari puskesmas. Dengan azas inilah puskesmas dituntut untuk mengutamakan pencegahan penyakit. Dengan demikian puskesmas dituntut secara aktif terjun kemasyarakat dan bukan puskesmas menunggu kunjungan masyarakat saja.Wilayah kerja puskesmas bisa didasarkan dari : area kecamatan, faktor kepadatan penduduk, luas wilayah, keadaan goegrafi dan keadaan infra struktur lainnya yang bisa untuk pertimbangan untuk pembagian wilayah kerja puskesmas.Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagiaan wilayah puskesmas ditetapkan oleh BUPATI KEPALA DAERAH.Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas bisa hanya satu kelurahan, sedangkan puskesmas di ibu kota kecamatan bisa sebagai tempat pelayanan rujukan dari puskesmas kelurahan yang juga mempunyai fungsi koordinasi. Luas wilayah yang masih dianggap efektif mempunyai ratio 5 km sedangkan luas wilayah yang dipandang optimal mempunyai ratio / jari wilayah 3 km.Dimana program kerjanya telah terlihat dan mencapai hasil yang cukup baik, antara lain :1. Angka Kematian Ibu(AKI) menurut SKRT tahun 1995 mencapai 373 turun menjadi 334/100.000 kelahiran hidup(SDKI97)2. Angka Kematian Bayi(AKB) mencapai 60 menurut susenas tahun 1995 turun menjadi 51/1000 kelahiran hidup(susenas01)3. Usia Harapan Hidup(UHH) rata-rata 40 tahun (1970) menjadi 65 tahun(2000).

Sebagai sarana pelayanan dan penyelenggaraan program kesehatan sampai saat ini telah tercatat jumlah puskesmas yang ada di indonesia,yaitu :1. Jumlah Puskesmas : 7277 unit2. Puskesmas dengan fasilitas rawat inap : 1818 unit3. Puskesmas pembantu : 21587 unit4. Fasilitas puskesmas keliling : 5084 unitB. Definisi Puskesmas1. Dr AZRUL AZWAR, MPH ( 1990 )Pusat Kesehatan Masyarakat : adalah suatu keseatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk-bentuk usaha kesehatan pokok.2. DEPARTEMEN KESEHATAN RI 1981Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah : suatu kesatuan organisasi Kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi di masyaakat disuatu wilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok3. DEPARTEMEN KESEHATAN RI 1987Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.4. Puskesmas adalah : suatu unit organisasi fungsional yang secara profesional melakukan upaya pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta masyarakat secara aktif untuk dapat memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu.5. Menurut Kepmenkes RI No.128/Menkes/SK/II/2004Puskesmas adalah UPTD Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.6. Departemen Kesehatan RI 1991Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

C. Visi, Misi, Tujuan, dan Fungsi puskesmas1. Visi : Tercapainya kecamatan sehatmenuju terwujudnya indonesia sehat 2010.Masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.2. Misia. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.c. Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya.d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.3. Tujuan : Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni; meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.4. Fungsi Puskesmasa. Pusat pembangunan berwawasan kesehatan. Mengupayakan program-program pembangunan yang berwawasan kesehatan,yaitu :1) Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan.2) Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.3) Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.b. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat. Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga, dan masyarakat :1) Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat.2) Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan.3) Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Yaitu menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan yang meliputi :1) Pelayanan kesehatan masyarakat (public goods)2) Pelayanan kesehatan perorangan(private goods)

D. Pengorganisasian Puskesmasa. Organisasi Puskesmas.Sebagai salah satu organisasi kesehatan yang fungsional, Puskesmas mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, yaitu :a. Sistem Kesehatan Nasional, yaitu sebagai sarana pelayanan kesehatan (perorangan dan masyarakat) strata pertama.b. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota, yaitu sebagai unit pelaksana teknis dinas yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten atau kota.c. Sistem Pemerintah Daerah, yaitu sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang merupakan unit struktural pemerintah daerah kabupaten atau kota.d. Antar sarana pelayanan kesehatan strata pertama, yaitu sebagai mitra pelayanan kesehatan swasta starta pertama.e. Sebagai pembina pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat.b. Struktur Organisasi Puskesmas.Menurut Endang S adalah Pengorganisasian Puskesmas adalah struktur organisasi dan tata kerja Puskesmas yang merupakan perpaduan antara kegiatan dan tenaga pelaksanan Puskesmas. Struktur organisasi puskesmas menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor siapa, dan mekanisme koordinasi formal serta pola interaksi yang akan diikuti.

Adapun faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi Puskesmas adalah :a. Strategi untuk mencapai tujuan Puskesmas. Strategi akan menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun diantara pimpinan dengan pegawai Puskesmas.b. Ukuran organisasi Puskesmas. Besarnya organisasi Puskesmas secara keseluruhan maupun unit-unit kerja fungsional akan mempengaruhi struktur organisasi Puskesmas.c. Tingkat penggunaan teknologi, yaitu tingkat rutinitas penggunaan teknologi oleh Puskesmas untuk memberikan jasa layanan kesehatan Puskesmas. Pada layanan kesehatan dengan menggunakan teknologi tinggi akan memerlukan tingkat standarisasi dan spesialisasi yang lebih tinggi dibanding dengan pelayanan kesehatan dasar.d. Tingkat ketidakpastian lingkungan organisasi Puskesmas.e. Preferensi(kesukaan) yang menguntungkan pribadi dari individu atau kelompok yang memegang kekuasaan dan kontrol dalam organisasi Puskesmas.f. Pegawai danstakeholderdalam organisasi Puskesmas. Kemampuan dan cara berfikir para pegawai danstakeholderPuskesmas serta kebutuhan mereka untuk bekerjasama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi Puskesmas. Kebutuhan pegawai danstakeholderPuskesmas dalam pembuatan keputusan akan mempengaruhi saluran komunikasi, wewenang dan hubungan diantara unit-unit kerja fungsional.(Endang S.2011)

Pembuatan pola struktur organisasi Puskesmas dapat mengacu pada :a. Kebijakan Dasar Puskesmas (Keputusan Menteri Kesehatan RI No.128/Menkes/SK/II/2004),menetapkan pola struktur organisasi Puskesmas sebagai berikut :1) Kepala Puskesmas,yaitu seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat. Struktur tergantung jenis kegiatan dan beban kerja.2) Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas dalam mengelola :a) Data dan informasib) Perencanaan dan penilaianc) Keuangand) Umum dan kepegawaian3) Unit pelaksana teknis fungsional yaitua) Staf teknis untuk upaya kesehatan perorangan danb) Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan UKBM(Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat)4) Jaringan pelayanan, meliputi :a) Puskesmas pembantuAdalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan bersifat menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan puskesmas yang ruang lingkupnya lebih kecil. Pustu secara umum melaksanakan pelayanan di bawah puskesmas induk dengan wilayah kerja antara 2-3 desa. Sasaran pelayanan kesehatan sekitar 2500 jiwa(untuk luar jawa), dan 10.000 jiwa (untuk p.jawa dan bali)b) Puskesmas kelilingAdalah salah satu kegiatan puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan memberikan pelayanan di daerah terpencil. Kegiatan pusling, yaitu : Melakukan penyelidikan kejadian luar biasa(KLB) Sebagai alat transportasi penderita untuk rujukan. Melakukan penyuluhan kesehatan menggunakan audio visual.c) Bidan di Desa/komunitas.Adalah salah satu kegiatan pelayanan kesehatan maupun penyuluhan di desa/kelurahan oleh tenaga Bidan yang ditunjuk oleh Puskesmas Induk.d) PosyanduMerupakan kegiatan keterpaduan antara Puskesmas dan masyarakat di tingkat desa yang diwujudkan dalam bentuk Pos Pelayanan Terpadu. Semula Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan KB dan kesehatan.Dalam pengembangannya Posyandu dapat dibina menjadi forum komunikasi dan pelayanan di masyarakat, antara sektor yang memadukan kegiatan pembangunan sektoralnya dengan kegiatan masyarakat, untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memecahkan masalah melalui alih teknologi. Satu Posyandu sebaiknya melayani sekitar 100 balita (120 kepala keluarga), atau sesuai dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat.Tujuan Posyandu : mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran. Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai dengan kebutuhan.Sasaran Posyandu : Ibu hamil berisiko tinggi Ibu menyusui Bayi Balita Pasangan Usia Subur (PUS)Pelaksanaan PosyanduPosyandu direncanakan dan dikembangkan oleh kader kesehatan desa bersama Kepala Desa dan LKMD (seksi KB Kesehatan dan PKK) dengan bimbingan Tim Pembina LKMD Tingkat Kecamatan. Penyelenggaraan dilakukan oleh kader-kader terlatih di bidang KB-Kes, berasal dari PKK, tokoh masyarakat, pemuda dan lain-lain dengan bimbingan Tim Pembina LKMD tingkat Kecamatan.Posyandu dapat melayani semua anggota masyarakat, terutamaiIbu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita serta Pasangan Usia Subur (PUS).Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi masyarakat dan ditentukan oleh masyarakat sendiri. Dengan demikian kegiatan Posyandu dilaksanakan di pos pelayanan yang telah ada, rumah penduduk, balai desa, tempat pertemuan RT/RW atau di tempat khusus yang dibangun masyarakat.

Keputusan Menteri Dalam Negeri No.23 tahun 1994, menetapkan pola struktur organisasi Puskesmas terdiri atas :1. Kepala PuskesmasTata Usaha yang membidangi Administrasi Umum, Pencatatan dan Pelaporan, Bendahara, Pengemudi, dan Penjaga.2. Unit-unit fungsional yang dikelompokkan ke dalam 7 unit,yaitu :a. Unit 1 : Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.b. Unit 2 : Peningkatan dan Kesejahteraan Keluarga.c. Unit 3 : Pemulihan Kesehatan dan Rujukan.d. Unit 4 : Kesehatan lingkungan, penyuluhan dan peran serta masyarakat (PSM)e. Unit 5 : Perawatan(untuk Puskesmas dengan tempat perawatan)f. Unit 6 : Penunjang, dang. Unit 7 : Pelaksana Khusus.Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya, Puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagai obyek dan subyek pembangunan. Dukungan aktif tersebut diwujudkan melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas(BPP), yang menghimpun berbagai potensi masyarakat seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM, organisasi kemasyarakatan, serta dunia usaha. BPP tersebut berperan sebagai mitra puskesmas dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.

Secara kelembagaan BPP menjadi bagian dari struktur organisasi puskesmas, sebagai lembaga mitra Puskesmas yang berfungsi :1. Melayani pemenuhan kebutuhan penyelenggaraan pembangunan oleh Puskesmas(to serve)2. Memperjuangkan kepentingan dan keberhasilan pembangunan kesehatan ooleh Puskesmas (to advocate)dan3. Melaksanakan tinjauan kritis dan memberikan masukan tentang kinerja Puskesmas (to watch).

Tata kerja puskesmas : 1. Melakukan koordinasi dengan kantor kecamatan.2. Bertanggungjawab kepada dinas kesehatan kabupaten/kota3. Bermitra dan menjalin kerjasama dengan sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya.4. Menjalin kerjasama dengan fasilitas rujukan.5. Melakukan koordinasi dengan lintas sektoral.6. Bermitra dengan masyarakat melalui BPP;organisasi yang menghimpun tokoh masyarakat yang peduli dengan kesehatan masyarakat.

Upaya Kesehatan Puskesmas1. Upaya kesehatan wajib puskesmas2. Upaya promosi kesehatan3. Upaya kesehatan lingkungan4. Upaya perbaikan gizi5. Upaya pencegahan & pemberantasan penyakit menular6. Upaya kesehatan ibu, anak dan KB7. Upaya pengobatan dasar.

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dilaksanakan sesuai dengan masalah kesehatan masyarakat yang ada dan kemampuan puskesmas, atau pelaksanaan dilakukan oleh dinkes kab/kota. Dapat dilaksanakan jika upaya kesehatan wajib telah dilaksanakan secara optimal (target&mutu terpenuhi)

Kegiatan Pokok PuskesmasSesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda, maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah Puskesmas akan berbeda-beda pula. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :1. Kesejahteraan Ibu dan Anak.2. Keluarga Berencana.3. Usaha Peningkatan Gizi.4. Kesehatan Lingkungan.5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.6. Pengobatan Termasuk Pelayanan Darurat Karena Kecelakaan.7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.8. Kesehatan Sekolah.9. Kesehatan Olahraga.10. Perawatan Kesehatan Masyarakat.11. Kesehatan Kerja.12. Kesehatan Gigi dan Mulut.13. Kesehatan Jiwa.14. Kesehatan Mata.15. Laboratorium Sederhana.16. Pencatatan dan Pelaporan Dalam Rangka Sistem Informasi Kesehatan.17. Kesehatan Lanjut Usia.18. Pembinaan Pengobatan Tradisional.

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil. Setiap kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).Azas Puskesmas1. Azas pertanggungjawaban wilayah.a. Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya.b. Melakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedungc. Setiap kegiatan ditunjang dengan puskesmas pembantu, bidan di desa, dan puskesmas keliling.2. Azas pemberdayaan masyarakat.Puskesmas harus memberdayakan perorangan, keluarga, dan masyarakat agar berperan aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas. Potensi masyarakat perlu dihimpun melalui UKBM(upaya kesehatan bersumber daya masyarakat)3. Azas keterpaduan.Setiap upaya/program kerja diselenggarakan secara terpadu, yang meliputi :a. Keterpaduan lintas program : Lokakarya mini bulananb. Keterpaduan lintas sektoral : Lokakarya mini tribulan4. Azas rujukanDefinisi : suatau jaringan sistem pelayanan kesehatan yang mungkin penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya suatu masalah kesehatan masyarakat baik secara vertikal maupun horizontalTujuan Khusus :a. Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan rehabilitatifb. Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif

Jenis rujukan dibedakan menjadi 2, yaitu :a. Rujukan Medik meliputi :1) Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostic, pengobatan , tindakan operatif (kasus)2) Pengiriman bahan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium (Pemeriksaan)3) mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau yang lebih ahli untuk pelayanan kesehatan (pengetahuan)b. Rujukan Kesehatan adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang bersifat preventif, promotif (sarana, logistik, tenaga, operasional) yang meliputi :1) Survei Epidemiologi dan pemberantasan penyakit2) Pemberian pangan dalam kelaparan di suatu wilayah kerja3) Penyidikan sebab-sebab keracunan, bantuan teknologi, dan penangan keracunan4) Pemeriksaan spesimen air di laboratorium kesehatan

Langkah-langkah dalam rujukan adalah :1. Meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas dalam menampung rujukan dari puskesmas pembantu dan pos kesehatan, serta posyandu.2. Mengadakan pusat rujukan dengan mengadakan ruang tambahan bagi pasien yang gawat darurat3. Meningkatkan sarana komunikasi antara unit-unit pelayanan kesehatan4. Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan yang memadai baik rujukan medik ataupun rujukan kesehatan5. Meningkatkan upaya dana sehat untuk menunjang pelayanan rujukan.Alur sistem rujukan puskesmas1. Stratifikasi PuskesmasAdalah upaya untuk melakukan penilaian prestasi kerja Puskesmas, dalam rangka perkembangan fungsi puskesmas sehingga dalam rangka fungsi puskesmas dapat dilaksanakan lebih terarah. Tujuan Stratifikasi Puskesmas : Mendapatkan gambaran secara menyeluruh perkembangan Puskesmas dalam rangka mawas diri. Mendapatkan masukan untuk perencanaan puskesmas dalam waktu mendatang. Mendapatkan informasi tentang masalah dan hambatan pelaksanaan puskesmas sebagai masukan untuk pembinaan lebih lanjut. Pengelompokan StratifikasiPengelompokan Strata dibagi menjadi 3 :a. Strata I Puskesmas dengan Prestasi kerja Baik (warna hijau)b. Strat II Puskesmas dengan Prestasi kerja Cukup (warna kuning)c. Strata III Puskesmas dengan Prestasi kerja Kurang (warna merah) Sasaran dari stratifikasi Puskesmas adalah :a. Puskesmas tingkat Kecamatanb. Puskesmas tingkat kelurahan ( Puskesmas pembantu )c. Unit-unit kesehatan laind. Pembinaan peran serta masyarakat2. Perencanaan Mikro (MikroPlaning)Penyusunan rencana tingkat puskesmas untuk jangka waktu 5 tahun dengan segala rincian/rencana tiap tahunnya. Tujuan :a. Tersusunnya rencana kerja puskesmas selama 5 tahun secara tertulis.b. Tersusunnya rencana kerja puskesmas tahunan sebagai penjabaran dari rencana kerja 5 tahunan. Langah-langkah PenyusunanIdentifikasi keadaan dan masalah, kegiatan yang yang dilakukan dalam tahap ini :1) Mengetahui kebijakan yang telah ditetapkan baik oleh pusat maupun daerah.2) Pengumpulan data yang mencakup ; Data umum Data wilayah Data penduduk Sumber daya puskesmas sarana dan prasarana fisik tenaga dana dan sumber daya masyarakat Data status kesehatan Data cakupan program3) Analisa Data Analisa derajat kesehatan ; dimana, kapan, jumlah, adanya masalah. Analisa kependudukan ( demografi penduduk ) Analisa pelayanan kesehatan ( input, proses, out put ) Analisa perilaku : menggambarkan tentang sikap dan perilaku.4) Perumusan Masalah : mengidentifikasi masalah yang dihadapi kemudian ditetapkan dan disepakati mrupakan sebagai masalah pada masyarakat.5) Penentuan prioritas masalah : dengan system Delbecq : secara musyawarah antar peserta / anggota puskesmas dengan saran dan nara sumber Hanlon : semua anggota bisa menyampaikan pendapat dengan cara memberikan nilai atau skor terhadap masalah.3. Penyusunan Rencana. Perencanaan yang disusun berdasarkan preoritaas masalah yang disusun secara sistematis dengan urutan sebagai berikut :a. Perumusan tujuan dan sasaranb. Perumusan kebijakan dan langkah-langkahc. Perumusan kegiatand. Perumusan sumber daya. Penyusunan Rencana Pelaksanaan ( Plan of Action )4. Penjadwalan meliputi :a. Penentuan waktub. Penentuan lokasi dan sasaranc. Pengorganisasian5. Pengalokasian sumber daya menliputia. Dana : sumber dana ( besarnya), dan pemaanfaatannyab. Jenis dan jumlah sarana yang dipergunakanc. Jumlah tenaga yang diperlukan6. Pelaksanaan kegiatan yang meliputi :a. Persiapanb. Penggerakan dan pelaksanaanc. Pengawasan, pengendalian, dan penilaian.