standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

82
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 ISI HAL/ PAGE CONTENTS LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN --------------------------------------- 1 - 2 INDEPENDENT AUDITOR’S ----------------------------------------------------- REPORT NERACA GABUNGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 --------------- 3 - 4 COMBINED BALANCE SHEETS --------------- 31 DECEMBER 2010 AND 2009 LAPORAN LABA RUGI GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 ---------------- 5 COMBINED STATEMENTS OF INCOME YEARS ENDED ---------------- 31 DECEMBER 2010 AND 2009 LAPORAN PERUBAHAN REKENING KANTOR PUSAT GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 ---------------- 6 COMBINED STATEMENTS OF CHANGES IN HEAD OFFICE ACCOUNTS YEARS ENDED ---------------- 31 DECEMBER 2010 AND 2009 LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 ---------------- 7 - 8 COMBINED STATEMENTS OF CASH FLOWS YEARS ENDED ---------------- 31 DECEMBER 2010 AND 2009 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 ---------------- 9 - 81 NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED ------------- 31 DECEMBER 2010 AND 2009

Upload: vuongnhu

Post on 14-Jan-2017

228 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR

31 DESEMBER 2010 DAN 2009

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED

31 DECEMBER 2010 AND 2009

ISI

HAL/ PAGE CONTENTS

LAPORAN AUDITOR

INDEPENDEN --------------------------------------- 1 - 2 INDEPENDENT AUDITOR’S

----------------------------------------------------- REPORT

NERACA GABUNGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 ---------------

3 - 4

COMBINED BALANCE SHEETS --------------- 31 DECEMBER 2010 AND 2009

LAPORAN LABA RUGI GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 ----------------

5

COMBINED STATEMENTS OF INCOME YEARS ENDED

---------------- 31 DECEMBER 2010 AND 2009

LAPORAN PERUBAHAN REKENING KANTOR PUSAT GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 ----------------

6

COMBINED STATEMENTS OF CHANGES IN HEAD OFFICE ACCOUNTS

YEARS ENDED ---------------- 31 DECEMBER 2010 AND 2009

LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 ----------------

7 - 8

COMBINED STATEMENTS OF CASH FLOWSYEARS ENDED

---------------- 31 DECEMBER 2010 AND 2009

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 ----------------

9 - 81

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED ------------- 31 DECEMBER 2010 AND 2009

Page 2: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan
Page 3: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan
Page 4: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

3

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NERACA GABUNGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

COMBINED BALANCE SHEETS 31 DECEMBER 2010 AND 2009

(In millions of rupiah, unless otherwise specified)

Catatan/

Notes 2010 2009

ASET ASSETS Kas 2a,2f,20 135.392) 86.903) Cash on hand

Giro pada Bank Indonesia 2a,2f,2g,5,20,

29 1.296.032) 921.616) Demand deposits with Bank Indonesia

Giro pada bank-bank lain 2a,2c,2f,2g,2n,

20,29,31,34 123.115) 132.147) Demand deposits with other banks

Tagihan dari cabang-cabang lain 2c,2f,20,27,

29,31 97.685) 50.255) Due from other branchesPenempatan pada Bank Indonesia dan

bank-bank lain 2a,2c,2f,2h,2n,6, 20,27,29,31,34 7.442.686) 7.485.423)

Placements with Bank Indonesia andother banks

Efek-efek yang diperdagangkan 2a,2f,2i,2n,7,20,29,

32,34 1.305.531) 1.494.001) Trading securities

Tagihan derivatif 2c,2f,2j,2n,8,20,27,

29,31,34 1.798.407) 2.208.333) Derivative receivables

Kredit yang diberikan 2c,2f,2k,2n

9,20,29,31,34 21.833.493) 19.575.613) Loans

Tagihan akseptasi 2c,2f,2l,2n,10,20,

29,31,34 993.959) 727.592) Acceptance receivables

Efek-efek untuk tujuan investasi 2a,2f,2m,2n,11,20,

29,32 1.128.788) 1.577.416) Investment securities

Tagihan atas pinjaman yang dijamin 2c,2f,2n,2p,12,20,

29,31 1.837.550) 3.437.500) Receivables under secured borrowingsPembayaran dimuka lainnya 102.711) 34.191) Other prepaymentsAset tetap, bersih 2q 95.038) 93.073) Fixed assets, netAset pajak tangguhan, bersih 2s,16,34 212.076) 214.533) Deferred tax assets, net

Aset lain-lain, bersih 2c,2f,2n,2o,13,

20,31,32 1.305.249) 786.466) Other assets, net

JUMLAH ASET 39.707.712) 38.825.062) TOTAL ASSETS

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.

See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.

Page 5: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

4

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NERACA GABUNGAN (Lanjutan) 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

COMBINED BALANCE SHEETS (Continued) 31 DECEMBER 2010 AND 2009

(In millions of rupiah, unless otherwise specified)

Catatan/

Notes 2010 2009

KEWAJIBAN DAN REKENING

KANTOR PUSAT LIABILITIES AND HEAD OFFICE

ACCOUNTS KEWAJIBAN LIABILITIESSimpanan oleh nasabah bukan bank 2f,2r,14,20 18.782.285) 19.122.703) Deposits by non-bank customersSimpanan oleh bank-bank lain 2c,2f,2r,14,20,31 2.564.737) 1.092.240) Deposits by other banks

Kewajiban derivatif 2c,2f,2j,8,20,

27,31 1.749.131) 1.714.069) Derivative payables

Kewajiban akseptasi 2c,2f,2l,10,20,

27,31 995.219) 736.421) Acceptance payablesKewajiban untuk mengembalikan surat-surat

berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin

2f,2p,12,20 661.854) 1.314.182)

Obligation to return securities receivedunder secured borrowings

Beban masih harus dibayar 2c,2f,15,20,

27,31 634.935) 618.429) Accrued expensesHutang pajak 16 202.204) 152.455) Taxes payablePinjaman yang diterima 2c,2f,12,20,31 337.550) 687.500) BorrowingsTaksiran kerugian dari transaksi rekening

administratif 2n,17 138.000) 136.877)Estimated losses from off - balance sheet

transactions Kewajiban kepada Kantor Pusat dan

cabang-cabang lain 2c,2f,18,20,27,31 11.705.746) 12.444.674) Due to Head Office and other branchesKewajiban lain-lain 2c,2t,31 543.155) 406.844) Other liabilities

JUMLAH KEWAJIBAN 38.314.816) 38.426.394) TOTAL LIABILITIES REKENING KANTOR PUSAT HEAD OFFICE ACCOUNTSPenyertaan Kantor Pusat 21,27 901.217 867) Head Office investmentLaba (rugi) belum direalisasi atas perubahan

nilai wajar efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual, bersih 2m,11 7.009) (12.033)

Unrealized gain (loss) from changes in fair value of available-for-sale

investments securities, net Laba yang belum dipindahkan ke Kantor

Pusat 34 484.670) 409.834) Unremitted profit

JUMLAH REKENING KANTOR PUSAT 1.392.896) 398.668) TOTAL HEAD OFFICE ACCOUNTS

JUMLAH KEWAJIBAN DAN TOTAL LIABILITIES AND

REKENING KANTOR PUSAT 39.707.712) 38.825.062) HEAD OFFICE ACCOUNTS

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.

See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.

Page 6: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

5

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

LAPORAN LABA RUGI GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 dan 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

COMBINED STATEMENTS OF INCOME YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009

(In millions of rupiah, unless otherwise specified)

Catatan/ Notes 2010 2009 PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL

OPERATING REVENUE AND EXPENSES

Pendapatan bunga 2c,2d,22,31,32 2.240.612) 2.617.901) Interest incomeBeban bunga 2c,2d,23,31,32 (896.996) (1.058.793) Interest expenses

Pendapatan bunga bersih 1.343.616) 1.559.108) Net interest income

PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA:

OTHER OPERATING REVENUE:

Laba selisih kurs, bersih 2b 679.875) 365.171) Foreign exchange gain, net Provisi dan komisi 2c,2e,24,31,32 647.186) 639.301) Fees and commissions Laba (rugi) atas penjualan efek-efek

yang diperdagangkan, bersih 2i,32 277.683) (54.176)Gain (loss) on sale of trading

securities,net Laba atas penjualan efek-efek untuk

tujuan investasi, bersih 2m,32 30.265) 35.556 Gain on sale of investment

securities, net Rugi atas instrumen derivatif, bersih 2j,32 (203.186) (6.570) Loss on derivative instruments, net(Rugi) laba atas perubahan nilai wajar (Loss) gain from changes in fair

atas instrumen keuangan, bersih 2f,2i,2j,2p,32 (81.912) 357.505 value of financial instruments, net 1.349.911) 1.336.787)

BEBAN OPERASIONAL: OPERATING EXPENSES: Beban karyawan 2c,2t,31 (578.939) (450.477) Personnel expenses Kerugian penurunan nilai bersih 2n,26,32 (456.111) (557.544) Net impairment losses

Beban umum dan administrasi 2c,25,31 (1.027.065) (969.231)General and administrative

expenses (2.062.115) (1.977.252)

Beban operasional lainnya, bersih (712.204) (640.465) Other operating expenses, net LABA OPERASIONAL BERSIH 631.412) 918.643) NET OPERATING INCOME(BEBAN) PENDAPATAN NON-

OPERASIONAL, BERSIH (5.769) 21.203)NET NON-OPERATIONAL (EXPENSE)

INCOME, NET LABA SEBELUM PAJAK 625.643) 939.846) INCOME BEFORE TAXBEBAN PAJAK 2s,16 (219.958) (349.417) INCOME TAX EXPENSE

LABA BERSIH 405.685) 590.429) NET INCOME

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.

See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.

Page 7: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

6

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

LAPORAN PERUBAHAN REKENING KANTOR PUSAT GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 dan 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

COMBINED STATEMENTS OF CHANGES IN HEAD OFFICE ACCOUNTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

Penyertaan Kantor Pusat/Head Office

Laba (rugi) belum

direalisasi atas

perubahan nilai wajar efek-

efek untuk tujuan investasi

yang tersedia untuk dijual,

bersih/ Unrealized gain

(loss) from changes in fair

value of available- for-sale

investment

Laba yang belum

dipindahkan ke Kantor Pusat/

Unremitted

Jumlah rekening

Kantor Pusat/ Total

Head Office investment securities, net profit accounts

Saldo, 31 Desember 2008 867 (5.546) 329.505) 324.826 Balance as of 31 December 2008 Laba bersih tahun berjalan - - 590.429) 590.429 Net income for the year Pemindahan laba ke Kantor Pusat - - (510.100) (510.100) Profit remitted to Head Office Perubahan laba (rugi) belum

direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual, bersih (Catatan 2m dan11) - (6.487) - (6.487)

Movement of unrealized gain (loss) from changes in fair value of available-for-sale investment

securities, net (Notes 2m and 11)

Saldo, 31 Desember 2009 867 (12.033) 409.834) 398.668 Balance as of 31December 2009 Dampak penerapan pertama PSAK

(Catatan 2f,34) - - 193.407) 193.407) Effect of first adoption of SFAS

(Notes 2f,34) Saldo, 1 Januari 2010, setelah

penerapan pertama PSAK 867 (12.033) 603.241) 592.075) Balance, 1 January 2010 after

effect of first adoption of SFAS Laba bersih tahun berjalan - - 405.685) 405.685) Net income for the year Tambahan penyertaan Kantor Pusat

(Catatan 21) 900.350 - - 900.350 Additional Head Office investment

(Note 21) Pemindahan laba ke Kantor Pusat - - (524.256) (524.256) Profit remitted to Head Office Perubahan laba (rugi) belum

direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual, bersih (Catatan 2m dan11) - 19.042) - 19.042

Movement of unrealized gain (loss) from changes in fair value of available-for-sale investment

securities, net (Notes 2m and 11)

Saldo, 31 Desember 2010 901.217 7.009) 484.670 1.392.896 Balance as of 31December 2010

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.

See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.

Page 8: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

7

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

COMBINED STATEMENTS OF CASH FLOWS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009

(In millions of rupiah, unless otherwise specified)

2010 2009* ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI: CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES:

Laba sebelum pajak 625.643) 939.846) Income before tax Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba sebelum

pajak ke kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi:

Adjustments to reconcile income before tax to net cash used in operating

activities: Penyusutan aset tetap 45.780) 48.368) Depreciation of fixed assets Laba atas penjualan aset tetap (367) -) Gain on sale of fixed assets Rugi (laba) belum direalisasi atas perubahan

nilai wajar instrumen keuangan, bersih 81.912) (357.505)Unrealized loss (gain) from changes in

fair value of financial instruments,net Penambahan cadangan kerugian penurunan

nilai 456.111) 557.543)Addition of allowance for

impairment losses Rugi selisih kurs, bersih (13.132) 704.750) Foreign exchange loss, net Pendapatan bunga (2.240.612) (2.617.901) Interest income Beban bunga 896.996) 1.058.793) Interest expenses Perubahan pada aset dan kewajiban: Changes in assets and liabilities:

Tagihan dari cabang-cabang lain (50.547) (45.699) Due from other branchesPenempatan pada bank-bank lain (3.086.805) -) Placements with other banks Efek-efek yang diperdagangkan (96.025) (480.397) Trading securities Tagihan derivatif 466.110) 6.543.362) Derivative receivables Kredit yang diberikan (3.034.694) (2.682.275) Loans

Tagihan atas pinjaman yang dijamin 1.599.950) 1.534.063)Receivables under secured

borrowings Pembayaran dimuka lainnya (68.520) 647) Other prepayments Aset lain-lain (554.816) (53.026) Other assets Simpanan oleh nasabah bukan bank 23.043) (35.843) Deposits by non-bank customers Simpanan oleh bank-bank lain 1.492.364) (1.305.600) Deposits by other banks

Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali -) (285.956)Securities sold under

repurchase agreementsKewajiban derivatif 54.685) (6.511.050) Derivative payables Kewajiban untuk mengembalikan surat-

surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin (749.926) 847.960)

Obligation to return securities received under

secured borrowingsBeban masih harus dibayar 22.803) (50.576) Accrued expenses Hutang pajak 12.512) (3.225) Taxes payable Pinjaman yang diterima (349.950) (250.000) Borrowings Kewajiban kepada cabang-cabang lain (278.853) 261.191) Due to other branches Kewajiban lain-lain 164.818) (67.134) Other liabilities

Pembayaran bunga (903.293) (1.094.351) Payments of interest Penerimaan bunga 2.219.648) 2.158.461) Receipts of interest Pembayaran pajak penghasilan badan (284.533) (449.677) Payments of corporate income tax

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi (3.549.698) (1.635.231)

Net cash used in operating activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI: CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES:

Perolehan aset tetap (47.746) (8.869) Acquisition of fixed assets Penerimaan dari penjualan aset tetap 367) -) Proceeds from sale of fixed assetsPerubahan bersih surat-surat berharga tersedia

untuk dijual (115.739) 2.309.600)Net changes in available-for-sale marketable

securities Kas bersih yang (digunakan untuk)

diperoleh dari aktivitas investasi (163.118) 2.300.731)Net cash (used in) provided by

investing activities

* Seperti disajikan kembali (Catatan 2a dan 33) As restated (Notes 2a and 33) *

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.

See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.

Page 9: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

8

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN (Lanjutan)

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

COMBINED STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued)

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

2010 2009*

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN: CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES:

Tambahan penyertaan Kantor Pusat 900.350) -) Additional Head Office investment Pemindahan laba ke Kantor Pusat (524.256) (510.100) Profit remitted to Head Office Perubahan bersih kewajiban kepada Kantor

Pusat -) 3.864.613) Net changes in due to Head Office Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas

pendanaan 376.094) 3.354.513)Net cash provided by financing

activities

Efek perubahan kurs terhadap kas dan setara kas (184.801) (888.564)

Effect of exchange rate changes on cash and cash equivalents

(Penurunan) kenaikan bersih kas dan setara kas (3.521.523) 3.131.449)Net (decrease) increase in cash and cash

equivalentsKas dan setara kas, awal tahun 9.545.831 6.414.382) Cash and cash equivalents, beginning of year

Kas dan setara kas, akhir tahun 6.024.308 9.545.831) Cash and cash equivalents, end of year Kas dan setara kas terdiri dari: Cash and cash equivalents consist of:

Kas 135.392 86.903) Cash on handGiro pada Bank Indonesia 1.296.032 921.616) Demand deposits with Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain 123.115 133.482) Demand deposits with other banks Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-

bank lain - jatuh tempo dalam 3 bulan sejak tanggal perolehan 4.469.769 7.559.509)

Placements with Bank Indonesia and other banks - mature within 3 months from the

date of acquisition Sertifikat Bank Indonesia - jatuh tempo dalam

3 bulan sejak tanggal perolehan - 844.321)Certificates of Bank Indonesia - mature within

3 months from the date of acquisition

6.024.308 9.545.831)

* Seperti disajikan kembali (Catatan 2a dan 33) As restated (Notes 2a and 33) *

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.

See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.

Page 10: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

9

1. UMUM 1. GENERAL

a. Standard Chartered Bank Indonesia ("Bank")merupakan kantor cabang Standard Chartered Bank,UK yang berkantor pusat di London, dengan lokasi diMenara Standard Chartered, Jl. Prof. DR. SatrioNo. 164, Jakarta 12930. Bank diatur oleh Undang-Undang Perbankan Indonesia No. 14 tahun 1967.Pada tanggal 1 Oktober 1968, Bank memperoleh izinmelakukan usaha bank umum dari Menteri Keuanganmelalui Surat Keputusan No. D.15.6.5.19. OperasiBank dilakukan di kantor cabang utama di Jakarta dankantor-kantor cabang pembantu di Surabaya,Bandung, Medan, Semarang dan Denpasar.

a. Standard Chartered Bank Indonesia (“the Bank”), an unincorporated component of Standard Chartered Bank, UK with head office in London, is located at Menara Standard Chartered, Jl. Prof. DR. Satrio No. 164, Jakarta 12930. The Bank is governed by the Indonesian Banking Law No. 14 of 1967. On 1 October 1968, the Bank received its business license as a commercial bank through the Decree of Minister of Finance No. D.15.6.5.19. The Bank's operations are conducted through the Jakarta main office and its sub-branches in Surabaya, Bandung, Medan, Semarang and Denpasar.

Pada tanggal 11 Nopember 2010 dan 18 Nopember2010, Bank telah memperoleh persetujuan tertulis dariBank Indonesia untuk pengoperasian kantor-kantorcabang pembantu di Palembang dan Makasar.

On 11 November 2010 and 18 November 2010, the Bank has obtained written approval from Bank Indonesia for the operation of sub-branches in Palembang and Makasar.

Induk perusahaan Bank adalah Standard CharteredPLC, yang memiliki banyak anak perusahaan dancabang di seluruh dunia.

The Bank is ultimately part of Standard Chartered PLC, which has subsidiaries and branches throughout the world.

b. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Chief

Executive Officer Bank adalah Thomas John Aaker. b. As of 31 December 2010 and 2009, the Bank’s

Chief Executive Officer was Thomas John Aaker.

c. Jumlah karyawan tetap Bank pada akhir tahun 2010dan 2009 masing-masing 1.688 dan 1.326 orang.

c. The Bank employed 1,688 and 1,326 permanent employees at year end 2010 and 2009, respectively.

d. Laporan keuangan gabungan disetujui untuk

diterbitkan oleh manajemen pada tanggal 27 April2011.

d. The combined financial statements were authorized for issue by the management on 27 April 2011.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

Dalam pembukuan dan pelaporan keuangannya, Bankmenganut kebijakan akuntansi sesuai dengan prinsipakuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting, yang diterapkandalam penyusunan laporan keuangan gabungan tahunberakhir 31 Desember 2010 dan 2009, adalah sebagaiberikut:

The accounting and reporting policies adopted by the Bank conform to accounting principles generally accepted in Indonesia. The significant accounting policies, applied in the preparation of the combined financial statements for the years ended 31 December 2010 and 2009, were as follows:

a. Dasar penyusunan laporan keuangan gabungan a. Basis for preparation of combined financial statements

Laporan keuangan gabungan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, termasuk Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia 2008 yang diterbitkan atas kerjasama Ikatan Akuntan Indonesia dengan Bank Indonesia.

The combined financial statements for the year ended 31 December 2010 was prepared in accordance with the accounting principles generally accepted in Indonesia, including the accounting and reporting guidelines for Indonesian Banking Industry (Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia 2008) issued through a joint task of the Indonesian Institute of Accountants and Bank Indonesia.

Page 11: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

a. Dasar penyusunan laporan keuangan gabungan (Lanjutan)

a. Basis for preparation of combined financial statements (Continued)

Laporan keuangan gabungan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2009 disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, khususnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 31 (Revisi 2000) tentang “Akuntansi Perbankan” dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia 2001 yang diterbitkan atas kerjasama Ikatan Akuntan Indonesia dengan Bank Indonesia.

The combined financial statements for the year ended 31 December 2009 was prepared in accordance with the accounting principles generally accepted in Indonesia, particularly the Statement of Financial Accounting Standards (“SFAS”) No. 31 (2000 Revision) regarding “Accounting for Banking Industry” and the accounting and reporting guidelines for Indonesian Banking Industry (Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia 2001) issued through a joint task of the Indonesian Institute of Accountants and Bank Indonesia.

Laporan keuangan Bank merupakan gabungan dari akun-akun kantor cabang utama dan seluruh kantor cabang pembantu. Saldo antar cabang di Indonesia telah dieliminasi.

The Bank's financial statements are combined from the accounts of main office and all the sub-branches. Inter-branch balances in Indonesia have been eliminated.

Laporan keuangan gabungan Bank, yang disajikan dalam jumlah jutaan Rupiah, disusun dengan basis akrual dengan konsep nilai historis, kecuali yang dinyatakan secara khusus.

The Bank’s combined financial statements, presented in millions of Rupiah, are prepared on the accrual basis using the historical cost concept, except otherwise stated.

Laporan arus kas gabungan menyajikan perubahan dalam kas dan setara kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas disusun dengan metode tidak langsung. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas meliputi kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain dan Sertifikat Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya. Sebelum tanggal 1Januari 2010, kas dan setara kas hanya terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank-bank lain sesuai dengan ketentuan PSAK 31 (2000) yang telah tidak berlaku/dicabut sejak tanggal 1 Januari 2010. Untuk tujuan komparatif, laporan arus kas untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2009 telah disajikan kembali (Catatan33).

The combined statements of cash flows present the changes in cash and cash equivalents from operating, investing, and financing activities. The statements of cash flows are prepared using the indirect method. For the purpose of the statements of cash flows, cash and cash equivalents consist of cash, demand deposits with Bank Indonesia, demand deposits with other banks, placements with Bank Indonesia and other banks and Certificates of Bank Indonesia that mature within three months from the date of acquisition, as long as they are not being pledged as collateral for borrowings nor restricted. Prior to 1 January 2010, cash and cash equivalents only consisted of cash, demand deposits with Bank Indonesia and demand deposits with other banks in accordance with the provisions of SFAS No. 31 (2000) which is no longer valid/revoked effective since 1 January 2010. Accordingly, for comparative purposes, the statement of cash flows for the year ended 31 December 2009 has been restated (Note33).

b. Penjabaran transaksi dan saldo dalam mata uang asing

b. Foreign currency transactions and balances translation

Bank menyelenggarakan pembukuannya dalam Rupiah. Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi.

The Bank maintains its accounting records in Rupiah. Transactions in foreign currencies are translated into Rupiah at the rates prevailing at the transaction date.

Saldo akhir tahun aset moneter dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dalam Rupiah dengan kurs tengah Reuters pada tanggal neraca pukul 16:00 WIB.

Year-end balances of monetary assets and monetary liabilities denominated in foreign currencies are translated into Rupiah using the Reuter’s middle rates on balance sheet date at 16:00 Western Indonesian Time.

Page 12: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

b. Penjabaran transaksi dalam mata uang asing (Lanjutan)

b. Foreign currency translation (Continued)

Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing diakui pada laporan laba rugi gabungan tahun berjalan.

The exchange gains and losses arising from transactions in foreign currencies and from the translation of foreign currencies monetary assets and liabilities are recognized in the combined statement of income for the year.

Sejak tanggal 1 Januari 2010, keuntungan atau kerugian kurs mata uang asing atas aset dan kewajiban moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun, disesuaikan dengan suku bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dan biaya perolehan diamortisasi dalam mata uang asing yang dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada akhir tahun.

Starting 1 January 2010, the foreign currency gain or loss on monetary assets and liabilities is the difference between amortized cost in Rupiah at the beginning of the year, adjusted for effective interest and payments during the year, and the amortized cost in foreign currency translated into Rupiah at the exchange rate at the end of the year.

Kurs mata uang asing utama pada akhir tahun 2010dan 2009 adalah sebagai berikut:

The major rates of exchange used at year end 2010 and 2009 were as follows:

2010 2009

Rp RpJenis mata uang asing Foreign currencies USD 1 9.010,00 9.395,00 USD 1AUD 1 9.169,48 8.453,16 AUD 1 SGD 1 7.025,89 6.704,50 SGD 1HKD 1 1.159,08 1.211,48 HKD 1GBP 1 13.941,18 15.164,94 GBP 1JPY 100 11.075,00 10.219,00 JPY 100EUR 1 12.017,99 13.542,43 EUR 1

c. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai

hubungan istimewa c. Transaction with related parties

Dalam laporan keuangan gabungan ini, istilah pihak yang mempunyai hubungan istimewa digunakan sesuai dengan definisi di dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.

In these combined financial statements, the term related parties is used as defined in the SFAS No.7, “Related Party Disclosures”.

Transaksi dan saldo dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, diungkapkan dalam laporan keuangan gabungan (Catatan 31).

Transactions and balance of accounts with related parties, are disclosed in the combined financial statements (Note 31).

d. Pengakuan pendapatan dan beban bunga d. Recognition of interest income and expenses

Sejak tanggal 1Januari 2010, pendapatan dan beban bunga diakui pada laporan laba rugi gabungan dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran dan penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan atau kewajiban keuangan (atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat) untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau kewajiban keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa mendatang.

Starting 1 January 2010, interest income and expense are recognized in the combined statement of income using the effective interest method. The effective interest rate is the rate that exactly discounts the estimated future cash payments and receipts through the expected life of the financial asset or financial liability (or, where appropriate, a shorter period) to the carrying amount of the financial asset or financial liability. When calculating the effective interest rate, the Bank estimates future cash flows considering all contractual terms of the financial instrument but not future credit losses.

Page 13: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

d. Pengakuan pendapatan dan beban bunga (Lanjutan)

d. Recognition of interest income and expenses (Continued)

Perhitungan suku bunga efektif mencakup biaya transaksi (Catatan 2f.2) dan imbalan/provisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

The calculation of the effective interest rate includes transaction costs (Note 2f.2) and fees/provisions and points paid or received that are an integral part of the effective interest rate.

Pendapatan dan beban bunga yang disajikan pada laporan laba rugi gabungan meliputi:

Interest income and expense presented in the combined statements of income include:

• Bunga atas aset keuangan dan kewajiban keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi yang dihitung dengan metode suku bunga efektif;

• Interest on financial assets and liabilities at amortized cost calculated on an effective interest method;

•Bunga atas efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual yang dihitung dengan metode suku bunga efektif.

• Interest on available-for-sale investmentsecurities calculated on an effective interest method.

Pendapatan bunga dari semua aset keuangan yang diperdagangkan dipandang tidak signifikan terhadap kegiatan perdagangan Bank dan disajikan sebagai bagian dari pendapatan bunga atas dasar akrual.

Interest income on all trading financial assets are considered to be incidental to the Bank’s trading operations and are presented as part of interest income on the accrual basis.

Kredit yang diberikan yang pembayaran angsuran pokok atau bunganya telah lewat 90 hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu diragukan, secara umum diklasifikasikan sebagai kredit yang mengalami penurunan nilai (2009 sebagai kredit non-performing).

Loans which their principal or interest have been past due for 90 days or more, or where reasonable doubt exists as to the timely collection, are generally classified as impaired loans (2009 as non-performing loans).

Sebelum tanggal 1 Januari 2010, pendapatan dan beban bunga dari aset yang menghasilkan bunga dan kewajiban berbunga diakui atas dasar akrual. Diskonto atau premi diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus dan dicatat sebagai penyesuaian atas bunga.

Prior to 1 January 2010, interest income and expenses from interest-earning assets and interest-bearing liabilities are recognized on the accrual basis. Discounts or premiums are amortized on a straight-line method and are reflected as an adjustment to interest.

Pengakuan pendapatan bunga dari kredit dan aset produktif lainnya dihentikan pada saat kredit dan aset produktif lainnya tersebut diklasifikasikan sebagai non-performing. Kredit non-performing pada tahun 2009 terdiri dari kredit yang digolongkan sebagai kredit kurang lancar, diragukan dan macet sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Pendapatan bunga atas kredit yang telah mengalami penurunan nilai yang telah diakui tetapi belum tertagih akan dibatalkan pada saat kredit diklasifikasikan sebagai kredit non-performing. Pendapatan bunga dari kredit dan aset produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai non-performing dilaporkan sebagai tagihan kontinjensi dan akan diakui sebagai pendapatan pada saat kas diterima (cash basis).

The recognition of interest income on loans and other productive assets is discontinued when they are classified as non-performing loans and other productive assets. Non-performing loans in 2009 include loans classified as substandard, doubtful and loss in accordance with Bank Indonesia regulation. Interest income on impaired loans accrued but not yet collected is reversed when a loan is classified as non-performing loans. Interest income from non-performing loans and other productive assets is reported as contingent receivables and to be recognized as income when the cash is received (cash basis).

Seluruh penerimaan kas yang berhubungan dengan kredit non-performing yang diklasifikasikan sebagai diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan penerimaan kas di atas pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan.

All cash receipts related to non-performing loans classified as doubtful and loss are applied as a reduction to the principal. The excess of cash receipts over the outstanding principal is recognized as interest income in the combined statement of income for the year.

Page 14: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

e. Provisi dan komisi e. Fees and commissions

Sejak tanggal 1 Januari 2010, pendapatan dan beban provisi dan komisi yang signifikan dan merupakan bagian integral dari suku bunga efektif atas aset keuangan atau kewajiban keuangan dimasukkan dalam pengukuran suku bunga efektif.

Starting 1 January 2010, significant fees and commission income and expenses that are integral to the effective interest rate on a financial asset or liability are included in the measurement of the effective interest rate.

Pendapatan provisi dan komisi lainnya, termasuk provisi yang terkait kegiatan ekspor impor, provisi atas manajemen kas, dan provisi atas jasa diakui pada saat jasa diberikan. Atas komitmen kredit yang tidak diharapkan adanya penarikan kredit, provisi dari komitmen kredit tersebut diakui berdasarkan metode garis lurus selama jangka waktu komitmen.

Other commission and commitment fees, including export import related fees, cash management fees, and service fees are recognized as the related services are performed. When a loan commitment is not expected to result in the draw-down of a loan, loan commitment fees are recognized on a straight-line basis over the commitment period.

Beban provisi dan komisi lainnya diakui sebagai beban pada saat jasa tersebut diterima.

Other commission and commitment expenses are expensed as the services are received.

Sebelum tanggal 1 Januari 2010, pendapatan dan beban provisi dan komisi, termasuk yang berhubungan langsung dengan kegiatan pemberian kredit dan/atau mempunyai jangka waktu tertentu dan jumlahnya signifikan, diakui sebagai pendapatan ditangguhkan/beban dibayar dimuka dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu kredit tersebut. Saldo pendapatan provisi dan komisi yang ditangguhkan dari kredit yang diakhiri atau diselesaikan sebelum jatuh tempo, diakui sebagai pendapatan pada saat penyelesaian kredit.

Prior to 1 January 2010, commissions and commitment fees and expenses, including those which are directly related to lending activities and/or related to a specific period and the amount is significant, are recognized as unearned income/prepaid expenses and amortized based on the straight-line method over the terms of the related loans. The outstanding balances of deferred commissions and commitment fees on loans terminated or settled prior to maturity are recognized as income at settlement.

f. Aset keuangan dan kewajiban keuangan f. Financial assets and liabilities

Aset keuangan Bank terutama terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, tagihan dari cabang-cabang lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain, efek-efek yang diperdagangkan, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, tagihan akseptasi, efek-efek untuk tujuan investasi, tagihan atas pinjaman yang dijamin, pendapatan yang akan diterima dan tagihan lainnya (yang merupakan bagian dari aset lain-lain).

The Bank’s financial assets mainly consist of cash, current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks, due from other branches, placements with Bank Indonesia and other banks, trading securities, derivative receivables, loans, acceptance receivables, investment securities, receivables under secured borrowings, accrued income and other receivables (which are presented as part of other assets).

Kewajiban keuangan Bank terutama terdiri dari simpanan oleh nasabah bukan bank, simpanan oleh bank-bank lain, kewajiban derivatif, kewajiban akseptasi, kewajiban untuk mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin, beban masih harus dibayar, pinjaman yang diterima, dan kewajiban kepada Kantor Pusat dan cabang-cabang lain.

The Bank’s financial liabilities mainly consist of deposits by non-bank customers, deposits by other banks, derivative payables, acceptance payables, obligation to return securities received under secured borrowings, accrued expenses, borrowings, and due to Head office and other branches.

Page 15: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

f. Aset keuangan dan kewajiban keuangan (Lanjutan)

f. Financial assets and liabilities (Continued)

Bank menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” efektif sejak tanggal 1Januari 2010.

The Bank adopted SFAS No. 55 (2006 Revision), “Financial Instruments: Recognition and Measurement” and SFAS No. 50 (2006 Revision), “Financial Instruments: Presentation and Disclosures” with effect from 1 January 2010.

Dampak penerapan pertama PSAK No. 55 (Revisi 2006) dan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dijelaskan pada Catatan 34.

The effect of first adoption of SFAS No. 55 (2006 Revision) and SFAS No. 50 (2006 Revision) is discussed in Note 34.

f.1. Klasifikasi f.1. Classification

Sejak tanggal 1 Januari 2010, Bank mengklasifikasikan aset keuangannya ke dalam kategori berikut pada saat pengakuan awal:

Starting 1 January 2010, the Bank classified its financial assets in the following categories on initial recognition:

i. Diukur pada nilai wajar melalui laporan

laba rugi, yang memiliki 2 (dua) sub-klasifikasi, yaitu aset keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan;

ii. Tersedia untuk dijual; iii. Dimiliki hingga jatuh tempo; iv. Pinjaman yang diberikan dan piutang.

i. Fair value through profit or loss, which has 2 (two) sub-classifications, i.e. financial assets designated as such upon initial recognition and financial assets classified as held for trading;

ii. Available-for-sale; iii. Held-to-maturity; iv. Loans and receivables.

Kewajiban keuangan diklasifikasikan ke dalamkategori berikut pada saat pengakuan awal:

i. Diukur pada nilai wajar melalui laporan

laba rugi, yang memiliki 2 (dua) sub-klasifikasi, yaitu kewajiban keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan kewajiban keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan;

ii. Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

Kategori untuk diperdagangkan adalah aset keuangan dan kewajiban keuangan yang diperoleh atau dimiliki Bank terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dari perubahan harga atau suku bunga dalam jangka pendek atau untuk lindung nilai instrumen trading book lainnya.

Financial liabilities are classified into the following categories on initial recognition:

i. Fair value through profit or loss, which

has (2) two sub-classifications, i.e. those designated as such upon initial recognition and those classified as held for trading;

ii. Financial liabilities measured at amortized cost.

Held for trading are those financial assets and financial liabilities that the Bank acquires or incurs principally for the purpose of selling or repurchasing with the intention of benefiting from short term price or interest rate movements, or hedging other elements of the trading book.

Page 16: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

PENTING (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

f. Aset keuangan dan kewajiban keuangan (Lanjutan)

f. Financial assets and liabilities (Continued)

f.1. Klasifikasi (Lanjutan) f.1. Classification (Continued)

Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori aset keuangan lainnya.

The available-for-sale category consists of non-derivative financial assets that are designated as available-for-sale or are not classified in one of the other categories of financial assets.

Bank tidak mempunyai aset keuangan dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo.

The Bank did not have any financial assets which are classified as held-to-maturity.

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Bank tidak berniat untuk menjualnya segera atau dalam waktu dekat.

Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market and that the Bank does not intend to sell immediately or in the near term.

Sebelum tanggal 1 Januari 2010, efek-efek diklasifikasikan ke dalam salah satu dari kategori berikut ini: dimiliki hingga jatuh tempo, diperdagangkan dan tersedia untuk dijual sesuai dengan PSAK No. 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”.

Prior to 1 January 2010, securities were classified into one of the following categories: held-to-maturity, trading and available-for-sale in accordance with SFAS No. 50, “Accounting for Investments in Certain Securities”.

f.2. Pengakuan f.2. Recognition

Kredit yang diberikan serta simpanan diakui pada tanggal perolehan.

Loans and deposits are recognised on the date of origination.

Pembelian dan penjualan aset keuangan yang lazim (regular) diakui pada tanggal perdagangan dimana Bank memiliki komitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.

Regular way purchases and sales of financial assets are recognized on the trade date at which the Bank commits to purchase or sell the asset.

Semua instrumen keuangan lainnya diakui pada tanggal perdagangan dimana Bank menjadi suatu pihak dalam ketentuan kontraktual instrumen tersebut.

All other financial are recognized on the trade date at which the Bank becomes a party to the contractual provisions of the instrument.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan atau kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar ditambah (untuk item yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi setelah pengakuan awal) biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan kewajiban keuangan. Pengukuran aset keuangan dan kewajiban keuangan setelah pengakuan awal bergantung pada klasifikasi aset keuangan dan kewajiban keuangan tersebut.

A financial asset or financial liability is initially measured at fair value plus (for an item not subsequently measured at fair value through profit or loss) transaction costs that are directly attributable to the acquisition of financial assets or issuance of financial liability. The subsequent measurement of financial assets and financial liabilities depends on their classification.

Page 17: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

PENTING (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

f. Aset keuangan dan kewajiban keuangan (Lanjutan)

f. Financial assets and liabilities (Continued)

f.2. Pengakuan (Lanjutan) f.2. Recognition (Continued)

Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan suatu aset keuangan atau penerbitan suatu kewajiban keuangan dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila instrumen keuangan tersebut tidak diperoleh atau diterbitkan. Untuk aset keuangan, biaya transaksi ditambahkan pada jumlah yang diakui pada awal pengakuan aset, sedangkan untuk kewajiban keuangan, biayatransaksi dikurangkan dari jumlah hutang yang diakui pada awal pengakuan kewajiban.

Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the acquisition of a financial asset or issue of a financial liability and are incremental costs that would not have been incurred if the instrument had not been acquired or issued. In the case of financial assets, transaction costs are added to the amount recognized initially, while for financial liabilities, transaction costs are deducted from the amount of debt initially recognized.

Biaya transaksi tersebut diamortisasi selama umur instrumen berdasarkan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan aset keuangan atau sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan kewajiban keuangan.

Such transaction costs are amortized over the terms of the instruments based on the effective interest method and are recorded as part of interest income for transaction costs related to financial assets or interest expense for transaction costs related to financial liabilities.

Sebelum tanggal 1 Januari 2010, seluruh biaya transaksi dibebankan pada laporan laba rugi gabungan pada saat terjadinya, kecuali untuk biaya transaksi tagihan kartu kredit dan kredit tanpa agunan dimana biaya transaksi tersebut diamortisasi selama umur instrumen dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga.

Prior to 1 January 2010, all transaction costs were charged to the combined statements of income as incurred, except for transaction costs of credit cards receivables and personal loans whereby the amount is amortised over the life of the instruments and recognised as part of interest income.

f.3. Penghentian pengakuan f.3. Derecognition

Bank menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluwarsa, atau Bank mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi dimana Bank secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau kewajiban atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Bank diakui sebagai aset atau kewajiban secara terpisah.

The Bank derecognizes a financial asset when the contractual rights to the cash flows from the financial asset expire, or when it transfers the rights to receive the contractual cash flows on the financial asset in a transaction in which substantially all the risks and rewards of ownership of the financial asset are transferred. Any interest in transferred financial assets that is created or retained by the Bank is recognized as a separate asset or liability.

Page 18: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

PENTING (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

f. Aset keuangan dan kewajiban keuangan (Lanjutan)

f. Financial assets and liabilities (Continued)

f.3. Penghentian pengakuan (Lanjutan) f.3. Derecognition (Continued)

Dalam transaksi dimana Bank secara substansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Bank menghentikan pengakuan aset tersebut jika Bank tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau kewajiban. Dalam transfer dimana pengendalian atas aset masih dimiliki, Bank tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan berkelanjutan, dimana tingkat keberlanjutan Bank dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.

In transactions in which the Bank neither retains nor transfers substantially all the risks and rewards of ownership of a financial asset, the Bank derecognizes the asset if it does not retain control over the asset. The rights and obligations retained in the transfer are recognized separately as assets and liabilities as appropriate. In transfers in which control over the asset is retained, the Bank continues to recognize the asset to the extent of its continuing involvement, determined by the extent to which it is exposed to changes in the value of the transferred asset.

Bank menghapusbukukan aset keuangan dan cadangan kerugian penurunan nilai terkait, pada saat Bank menentukan bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan informasi seperti telah terjadinya perubahan signifikan pada posisi keuangan debitur/penerbit aset keuangan sehingga debitur/penerbit tidak lagi dapat melunasi kewajibannya, atau hasil penjualan agunan tidak akan cukup untuk melunasi seluruh eksposur.

The Bank writes off a financial asset and any related allowance for impairment losses, when the Bank determines that the financial asset is uncollectible. This decision is reached after considering information such as the occurrence of significant changes in the financial position of borrower/financial asset issuer such that the borrower/issuer can no longer pay the obligation, or that proceeds from collateral will not be sufficient to pay back the entire exposure.

Bank menghentikan pengakuan kewajiban keuangan pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

The Bank derecognizes a financial liability when its contractual obligations are discharged or cancelled or expire.

f.4. Saling hapus f.4. Offsetting

Aset keuangan dan kewajiban keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca gabungan jika, dan hanya jika, Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan.

Financial assets and liabilities are set off and the net amount is presented in the combined balance sheets when, and only when, the Bank has a legal right to set off the amounts and intends either to settle on a net basis or realize the asset and settle the liability simultaneously.

Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.

Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards.

Page 19: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

PENTING (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

f. Aset keuangan dan kewajiban keuangan (Lanjutan)

f. Financial assets and liabilities (Continued)

f.5. Pengukuran biaya perolehan diamortisasi f.5. Amortized cost measurement

Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan adalah jumlah aset atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal, dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.

The amortized cost of a financial asset or liability is the amount at which the financial asset or liability is measured at initial recognition, minus principal repayments, plus or minus the cumulative amortization using the effective interest method of any difference between the initial amount recognized and the maturity amount, and minus any reduction for impairment.

f.6. Pengukuran nilai wajar f.6. Fair value measurement

Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran.

Fair value is the amount for which an asset could be exchanged, or a liability settled, between knowledgeable, willing parties in an arm’s length transaction on the measurement date.

Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar.

When available, the Bank measures the fair value of an instrument using quoted prices in an active market for that instrument. A market is regarded as active if quoted prices are readily and regularly available and represent actual and regularly occurring market transactions on an arm’s length basis.

Jika pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Bank menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model). Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan taksiran yang bersifat spesifik dari Bank, memasukkan semua faktor yang akan dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi ekonomi yang dapat diterima dalam penetapan harga instrumen keuangan. Input yang digunakan dalam teknik penilaian secara memadai mencerminkan ekspektasi pasar dan ukuran atas faktor risiko dan pengembalian (risk-return) yang melekat pada instrumen keuangan. Bank mengkalibrasi teknik penilaian dan menguji validitasnya dengan menggunakan harga-harga dari transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi untuk instrumen yang sama atau atas dasar data pasar lainnya yang tersedia yang dapat diobservasi.

If a market for a financial instrument is not active, the Bank establishes fair value using a valuation technique. Valuation techniques include using recent arm’s length transactions between knowledgeable, willing parties, and if available, reference to the current fair value of other instruments that are substantially the same, discounted cash flows analysis and option pricing models. The chosen valuation technique makes maximum use of market inputs, relies as little as possible on estimates specific to the Bank, incorporates all factors that market participants would consider in setting a price, and is consistent with accepted economic methodologies for pricing financial instruments. Inputs to valuation techniques reasonably represent market expectations and measures of the risk-return factors inherent in the financial instrument. The Bank calibrates valuation techniques and tests them for validity using prices from observable current market transactions in the same instrument or based on other available observable market data.

Page 20: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

f. Aset keuangan dan kewajiban keuangan (Lanjutan)

f. Financial assets and liabilities (Continued)

f.6. Pengukuran nilai wajar (Lanjutan) f.6. Fair value measurement (Continued)

Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah harga transaksi, yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima, kecuali jika nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut ditentukan dengan perbandingan terhadap transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi dari suatu instrumen yang sama atau berdasarkan suatu teknik penilaian yang variabelnya hanya menggunakan data dari pasar yang dapat diobservasi.

The best evidence of the fair value of a financial instrument at initial recognition is the transaction price, i.e., the fair value of the consideration given or received, unless the fair value of that instrument is evidenced by comparison with other observable current market transactions in the same instrument or based on a valuation technique whose variables include only data from observable markets.

Jika harga transaksi memberikan bukti terbaik atas nilai wajar pada saat pengakuan awal, maka instrumen keuangan pada awalnya diukur pada harga transaksi dan selisih antara harga transaksi dan nilai yang sebelumnya diperoleh dari model penilaian diakui dalam laporan laba rugi gabungan setelah pengakuan awal tergantung pada masing-masing fakta dan keadaan dari transaksi tersebut didukung sepenuhnya oleh data pasar yang dapat diobservasi atau saat transaksi ditutup.

When transaction price provides the best evidence of fair value at initial recognition, the financial instrument is initially measured at the transaction price and any difference between this price and the value initially obtained from a valuation model is subsequently recognized in the combined statements of income depending on the individual facts and circumstances of the transaction but not later than when the valuation is supported wholly by observable market data or the transaction is closed out.

Nilai wajar mencerminkan risiko kredit atas instrumen keuangan dan termasuk penyesuaian yang dilakukan untuk memasukkan risiko kredit Bank dan pihak lawan, mana yang lebih sesuai. Taksiran nilai wajar yang diperoleh dari model penilaian akan disesuaikan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti risiko likuiditas atau ketidakpastian model penilaian, sepanjang Bank yakin bahwa keterlibatan suatu pasar pihak ketiga akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam penetapan harga suatu transaksi.

Fair values reflect the credit risk of the instrument and include adjustments to take account of the credit risk of the Bank and counterparty where appropriate. Fair value estimates obtained from models are adjusted for any other factors, such as liquidity risk or model uncertainties, to the extent that the Bank believes a third-party market participation would take them into account in pricing a transaction.

Aset keuangan dan long position diukur menggunakan harga penawaran; kewajiban keuangan dan short position diukur menggunakan harga permintaan. Jika Bank memiliki posisi aset dan kewajiban dimana risiko pasarnya saling hapus, maka Bank dapat menggunakan nilai tengah dari harga pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka neto (net open position), mana yang lebih sesuai.

Financial assets and long positions are measured at a bid price; financial liabilities and short positions are measured at an ask price. Where the Bank has positions with offsetting risk, mid-market prices are used to measure the offsetting risk positions and a bid or ask price adjustment is applied only to the net open position as appropriate.

Page 21: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

PENTING (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

g. Giro pada Bank Indonesia dan bank-bank Lain g. Demand deposits with Bank Indonesia and other banks

Sejak tanggal 1 Januari 2010, setelah pengakuan awal, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank-bank lain dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif di neraca gabungan.

Starting 1 January 2010, subsequent to initial recognition, demand deposits with Bank Indonesia and other banks were carried at amortized cost using effective interest method on the combined balance sheet.

Sebelum tanggal 1 Januari 2010, giro pada Bank Indonesia dinyatakan sebesar saldo giro, sedangkan giro pada bank-bank lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.

Prior to 1 January 2010, demand deposits with Bank Indonesia were stated at their outstanding balances, while demand deposits with other banks were stated at their outstanding balances less allowance for impairment losses.

h. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank -

bank lain h. Placements with Bank Indonesia and other

banks

Sejak tanggal 1 Januari 2010, penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.

Starting 1 January 2010, placements with Bank Indonesia and other banks are initially measured at fair value plus incremental direct transaction costs, and subsequently measured at their amortized cost using the effective interest method.

Sebelum tanggal 1 Januari 2010, penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain dinyatakan sebesar saldo penempatan dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.

Prior to 1 January 2010, placements with Bank Indonesia and other banks were stated at their outstanding balances less allowance for impairment losses.

i. Efek-efek yang diperdagangkan i. Trading securities

Surat-surat berharga yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan disajikan sebesar nilai wajar pada saat pengakuan awal dan setelah pengakuan awal. Selisih antara nilai wajar dan harga perolehan surat-surat berharga untuk tujuan diperdagangkan yang belum direalisasi diakui (dibebankan) dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan.

The marketable securities which are classified as trading, are stated at fair value at initial recognition and subsequent measurement. Unrealized gain or loss from the difference between the fair value and the acquisition cost of trading securities, are recognized (charged) in the combined statement of income for the year.

Laba atau rugi yang telah direalisasi dari penjualan surat-surat berharga diakui atau dibebankan dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan.

Realized gains or losses from selling of marketable securities are recognized in or charged to the combined statement of income for the year.

Page 22: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

21

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

j. Instrumen derivatif dan aktivitas lindung nilai j. Derivative instruments and hedging

activities

Instrumen derivatif diakui dalam laporan keuangan sebesar nilai wajarnya, pada pengakuan awal maupun setelah pengakuan awal. Untuk memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai, PSAK No. 55 (Revisi 2006) mensyaratkan beberapa kriteria tertentu yang harus dipenuhi, termasuk adanya dokumentasi formal pada awal lindung nilai. Pada saat pengakuan awal dan secara berkesinambungan (sekurang-kurangnya setiap tanggal pelaporan eksternal), Bank secara formal menelaah kembali apakah derivatif yang digunakan dalam transaksi lindung nilai terjadi saling hapus yang sangat efektif dengan perubahan dalam nilai wajar atau arus kas dari transaksi yang dilindung nilai.

Derivative instruments are recognized in the financial statements at fair value, both at and after initial recognition. To qualify for hedge accounting, SFAS No. 55 (2006 Revision) requires certain criteria to be met, including documentation required to have been in place at the inception of the hedge. Both at inception and on an ongoing basis (at least on each external reporting dates) thereafter, the Bank formally assesses whether the derivatives that are used in hedging transactions are highly effective in offsetting changes in either the fair value or cash flows of the hedged item.

Akuntansi untuk perubahan nilai wajar suatu instrumen derivatif bergantung pada apakah instrumen derivatif tersebut ditujukan untuk dan memenuhi kriteria sebagai lindung nilai, serta jenis hubungan lindung nilai. Untuk instrumen derivatif yang memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai, Bank harus menetapkan jenis lindung nilai atas instrumen tersebut, apakah sebagai lindung nilai atas nilai wajar atau lindung nilai arus kas, sesuai dengan eksposur yang dilindung nilai. Bank secara formal mendokumentasikan seluruh hubungan antara instrumen lindung nilai dan transaksi yang dilindung nilai, termasuk tujuan dan strategi manajemen risiko untuk melakukan berbagai transaksi tersebut. Pada saat pengakuan awal dan secara berkesinambungan (sekurang-kurangnya setiap tanggal pelaporan eksternal), Bank secara formal menelaah kembali apakah derivatif yang digunakan dalam transaksi lindung nilai terjadi saling hapus yang sangat efektif dengan perubahan dalam nilai wajar atau arus kas dari transaksi yang dilindung nilai. Jika tidak terjadi saling hapus dengan sangat efektif, maka Bank menghentikan akuntansi lindung nilai secara prospektif.

The accounting for changes in the fair value of a derivative instrument depends on whether it has been designated and qualifies as part of a hedging relationship, and further, on the type of hedging relationship. For derivative instruments that qualify for hedge accounting, the Bank must designate the hedging instrument as a fair value hedge or cash flow hedge based on the exposure being hedged. The Bank formally documents all relationship between hedging instruments and hedged items, as well as its risk management objectives and strategies for undertaking various transactions. Both at inception and on an ongoing basis (at least on each external reporting dates) thereafter, the Bank formally assesses whether the derivatives that are used in hedging transactions are highly effective in offsetting changes in either the fair value or cash flows of the hedged item. If a derivative ceases to be a highly effective hedge, the Bank discontinues hedge accounting prospectively.

Perubahan nilai wajar derivatif yang sangat efektif dengan tujuan lindung nilai atas nilai wajar, bersama dengan perubahan atas nilai wajar transaksi yang dilindung nilai yang dapat diatribusikan pada risiko lindung nilai diakui dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan.

Changes in the fair value of highly effective derivatives designated as fair value hedges together with changes in the fair value of the hedged items that are attributable to the hedged risks are recognized in the combined statement of income for the year.

Page 23: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

22

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

j. Instrumen derivatif dan aktivitas lindung nilai (Lanjutan)

j. Derivative instruments and hedging activities (Continued)

Untuk lindung nilai arus kas, bagian efektif perubahan nilai wajar atas instrumen derivatif dicatat sebagai laba atau rugi belum direalisasi atas perubahan nilai wajar instrumen derivatif untuk tujuan lindung nilai arus kas pada rekening kantor pusat, dan diakui dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan pada saat transaksi yang dilindung nilai tersebut mempengaruhi laba. Bagian yang tidak efektif, termasuk bagian yang timbul dari kemungkinan bahwa transaksi yang diperkirakan tidak akan terjadi, diakui segera dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan.

For cash flow hedges, the effective portion of changes in the fair value of the derivatives instruments are recorded in unrealized gain or loss from change in fair value of cash flow hedges derivative instruments in head office accounts, and are recognized in the combined statement of income for the year when the related hedged items affect income. Any portion considered to be ineffective including that arising from the unlikelihood of an anticipated transaction to occur, is recognized immediately in the combined statement of income.

Untuk instrumen derivatif yang tidak memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai atau tidak ditetapkan untuk tujuan lindung nilai, perubahan nilai wajar atas derivatif diakui sebagai laba atau rugi dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan.

For derivative instruments which do not qualify for hedge accounting or which are not designated as hedges, changes in fair value of the derivative instruments are recognized as gains or losses in the combined statement of income for the year.

k. Kredit yang diberikan k. Loans

Sejak tanggal 1 Januari 2010, kredit yang diberikan, termasuk kredit yang direstrukturisasi, pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.

Starting 1 January 2010, loans, including those that are restructured, are initially measured at fair value plus incremental direct transaction costs, and subsquently measured at their amortized cost using the effective interest method.

Kredit dalam rangka pembiayaan bersama (kredit sindikasi) dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank.

Syndicated loans are stated at amortized cost in accordance with the risk borne by the Bank.

Sebelum tanggal 1 Januari 2010, kredit yang diberikan disajikan sebesar jumlah pokok kredit, dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai dan pendapatan bunga ditangguhkan.

Prior to 1 January 2010, loans were stated at the principal amount outstanding, net of allowance for impairment losses and unearned interest income.

Bank mencatat restrukturisasi kredit bermasalah berdasarkan jenis restrukturisasi.

The Bank accounts for troubled debt restructuring in accordance with the type of restructuring.

Dalam restrukturisasi kredit bermasalah yang dilakukan dengan penerimaan aset (termasuk perolehan saham dari debitur), Bank mencatat aset tersebut (termasuk perolehan saham) sebesar nilai wajarnya pada saat restrukturisasi. Kelebihan nilai tercatat kredit yang diberikan di atas nilai wajar aset yang diterima setelah dikurangi estimasi beban untuk menjual aset tersebut, diakui sebagai kerugian dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan.

In troubled debt restructuring which involves a receipt of assets (including an equity interest of the debtor), the Bank records those assets (including an equity interest) at their fair values at the time of restructuring. The excess of the carrying amount of the loans over the fair values of assets received less estimated costs to sell, is recognized as loss in the combined statement of income for the year.

Page 24: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

23

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

PENTING (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

k. Kredit yang diberikan (Lanjutan) k. Loans (Continued)

Dalam hal restrukturisasi kredit bermasalah dilakukan hanya dengan modifikasi persyaratan kredit, Bank mencatat dampak restrukturisasi tersebut secara prospektif dan tidak mengubah nilai tercatat kredit yang diberikan pada tanggal restrukturisasi, kecuali jika jumlahnya melebihi nilai kini penerimaan kas masa depan yang ditentukan dalam persyaratan baru. Jika nilai kini penerimaan kas masa depan sebagaimana yang ditentukan dalam persyaratan baru dari kredit yang direstrukturisasi tersebut lebih rendah daripada nilai tercatat kredit yang diberikan sebelum restrukturisasi, Bank harus mengurangi saldo kredit yang diberikan ke suatu jumlah yang sama dengan jumlah nilai kini penerimaan kas masa depan. Jumlah pengurangan tersebut harus diakui sebagai biaya cadangan kerugian penurunan nilai individual.

In troubled debt restructuring which involves only a modification of terms, the Bank accounts for the effect of the restructuring prospectively and does not change the carrying value of receivables at the time of restructuring unless the amount exceeds the present value of the total future cash receipts specified in the new terms. If the present value of the total future cash receipts specified in the new terms is lower than the recorded receivables balance prior to restructuring, the Bank reduces the receivables balance to the amount equal to the present value of the total future cash receipts. The amount of the reduction is recognized as individual allowance for impairment losses.

Sebelum 1 Januari 2010, jumlah bruto kredit yang direstrukturisasi mencakup pokok kredit, bunga dan beban lainnya yang dikapitalisasi ke pokok kredit. Bunga yang dikapitalisasi ke pokok kredit tersebut diakui sebagai pendapatan bunga ditangguhkan dan disajikan sebagai pendapatan bunga yang dihentikan pengakuannya (interest in suspense).

Prior to 1 January 2010, restructured loans consist of principal amount, interest and other charges which are capitalized to the principal amount. The capitalized interest is recognized as unearned interest income which is presented as interest in suspense.

l. Tagihan dan kewajiban akseptasi l.Acceptance receivables and payables

Sejak tanggal 1 Januari 2010, tagihan dan kewajiban akseptasi dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.

Starting 1 January 2010, acceptance receivables and payables are stated at amortized cost, using effective interest method.

Sebelum tanggal 1 Januari 2010, tagihan dan kewajiban akseptasi disajikan sebesar nilai nominal letter of credit (L/C) atau nilai realisasi L/C yang diaksep oleh bank pengaksep (accepting bank). Tagihan akseptasi disajikan bersih setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.

Prior to 1 January 2010, acceptance receivables and payables are stated at nominal value of the letters of credit (L/C) or realizable value of the L/C accepted by accepting banks. Acceptance receivable are stated net of allowance for impairment losses.

m. Efek-efek untuk tujuan investasi m. investment securities

Efek-efek untuk tujuan investasi diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan pinjaman yang diberikan dan piutang.

Investment securities are classified as available-for-sale and loans and receivables.

Efek-efek untuk tujuan investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual dan pinjaman yang diberikan dan piutang pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual dinyatakan pada nilai wajar, sedangkan efek-efek untuk tujuan investasi dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.

Investment securities classified as available-for-sale and loans and receivables are initially measured at fair value plus transaction costs. After initial measurement, investment securties classified as available-for-sale are measured at fair value, while investment securities classified as loans and receivables are carried at amortized cost.

Page 25: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

24

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

PENTING (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

m. Efek-efek untuk tujuan investasi (Lanjutan) m. investment securities (Continued)

Pendapatan bunga diakui dalam laporan laba rugi gabungan menggunakan metode suku bunga efektif. Laba atau rugi selisih kurs atas efek-efek untuk tujuan investasi diakui pada laporan laba rugi gabungan tahun berjalan.

Interest income is recognized in the combined statements of income using the effective interest method. Foreign exchange gains or losses on investment securities are recognized in the combined statement of income for the year.

Perubahan nilai wajar lainnya atas efek-efek untuk tujuan investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui secara langsung sebagai bagian dari rekening kantor pusat sampai investasi tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, dimana keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam rekening kantor pusat harus diakui pada laporan laba rugi gabungan.

Other fair value changes for investment securities classified as available-for-sale are recognized directly as a component of head office accounts until the investment is sold or impaired, upon which the cumulative gains and losses previously recognized in head office accounts are recognized in the combined statements of income.

n. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai

aset keuangan n. Identification and measurement of impairment of financial assets

Sejak tanggal 1 Januari 2010, pada setiap tanggal neraca, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

Starting 1 January 2010, at each balance sheet date the Bank assesses whether there is objective evidence that financial assets not carried at fair value through profit or loss are impaired. Financial assets are impaired when objective evidence demonstrates that a loss event has occurred after the initial recognition of the asset, and that the loss event has an impact on the future cash flows on the asset that can be estimated reliably.

Bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi wanprestasi atau tunggakan pembayaran oleh debitur, restrukturisasi kredit atau uang muka oleh Bank dengan persyaratan yang tidak mungkin diberikan jika debitur tidak mengalami kesulitan keuangan, indikasi bahwa debitur atau penerbit akan dinyatakan pailit, hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan, atau data yang dapat diobservasi lainnya yang terkait dengan kelompok aset keuangan seperti memburuknya status pembayaran debitur atau penerbit dalam kelompok tersebut, atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.

Objective evidence that financial assets are impaired can include default or delinquency by a borrower, restructuring of a loan or advance by the Bank on terms that the Bank would not otherwise consider, indications that a borrower or issuer will enter bankruptcy, the disappearance of an active market for a security due to financial difficulties, or other observable data relating to a group of assets such as adverse changes in the payment status of borrowers or issuers in the group, or economic conditions that correlate with defaults in the group.

Bank menentukan bukti penurunan nilai atas aset keuangan secara individual dan kolektif. Evaluasi penurunan nilai secara individual dilakukan terhadap aset keuangan yang signifikan secara individual.

The Bank considers evidence of impairment for financial assets at both a specific asset and collective level. All individually significant financial assets are assessed for specific impairment.

Page 26: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

25

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

n. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai

aset keuangan (lanjutan) n. Identification and measurement of

impairment of financial assets (continued)

Semua aset keuangan yang signifikan secara individual yang tidak mengalami penurunan nilai secara individual dievaluasi secara kolektif untuk menentukan penurunan nilai yang sudah terjadi namun belum diidentifikasi. Aset keuangan yang tidak signifikan secara individual akan dievaluasi secara kolektif untuk menentukan penurunan nilainya dengan mengelompokkan aset keuangan tersebut berdasarkan karakteristik risiko yang serupa. Aset keuangan yang dievaluasi secara individual untuk penurunan nilai, dan dimana kerugian penurunan nilai diakui tidak lagi termasuk dalam penurunan nilai secara kolektif.

All individually significant financial assets not to be specifically impaired are then collectively assessed for any impairment that has been incurred but not yet identified. Financial assets that are not individually significant are collectively assessed for impairment by grouping together such financial assets with similar risk characteristics. Financial assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is recognized are no longer included in a collective assessment of impairment.

Dalam mengevaluasi penurunan nilai secara kolektif, Bank menggunakan model statistik dari tren probability of default di masa lalu, waktu pemulihan dan jumlah kerugian yang terjadi, yang disesuaikan dengan pertimbangan manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kondisi kredit saat ini mungkin menyebabkan kerugian aktual lebih besar atau lebih kecil daripada yang dihasilkan oleh model statistik. Tingkat wanprestasi, tingkat kerugian dan waktu pemulihan yang diharapkan di masa datang secara berkala dibandingkan dengan hasil aktual yang diperoleh untuk memastikan bahwa model statistik yang digunakan masih memadai.

In assessing collective impairment, the Bank uses statistical modeling of historical trends of the probability of default, timing of recoveries and the amount of loss incurred, adjusted for management’s judgment as to whether current economic and credit conditions are such that the actual losses are likely to be greater or less than suggested by historical modeling. Default rates, loss rates and the expected timing of future recoveries are regularly benchmarked against actual outcomes to ensure that they remain appropriate.

Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut.

Impairment losses on financial assets carried at amortized cost are measured as the difference between the carrying amount of the financial assets and the present value of estimated future cash flows discounted at the financial assets’ original effective interest rate.

Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralised financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak. Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi gabungan dan dicatat pada akun cadangan kerugian atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai menyebabkan jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi gabungan.

The calculation of the present value of the estimated future cash flows of a collateralised financial asset reflects the cash flows that may result from foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral, whether or not foreclosure is probable. Losses are recognized in the combined statements of income and reflected in an allowance account against financial assets carried at amortized cost. Interest on the impaired financial asset continues to be recognized using the rate of interest used to discount the future cash flows for the purpose of measuring the impairment loss. When a subsequent event causes the amount of impairment loss to decrease, the impairment loss is reversed through the combined statements of income.

Page 27: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

26

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

n. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilaiaset keuangan (lanjutan)

n. Identification and measurement of impairment of financial assets (continued)

Kerugian penurunan nilai atas efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam rekening Kantor Pusat ke dalam laporan laba rugi gabungan. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari rekening Kantor Pusat dan diakui pada laporan laba rugi merupakan selisih antara biaya perolehan, setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi, dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi gabungan. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai yang dapat diatribusikan pada nilai waktu (time value) tercermin sebagai komponen pendapatan bunga.

Impairment losses on available-for-sale investment securities are recognized by transferring the cumulative loss that has been recognized directly in Head Office accounts to the combined statements of income. The cumulative loss that has been removed from Head Office accounts and recognized in the combined statements of income is the difference between the acquisition cost, net of any principal repayment and amortization, and the current fair value, less any impairment loss previously recognized in the combined statements of income. Changes in impairment provisions attributable to time value are reflected as a component of interest income.

Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen hutang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual yang mengalami penurunan nilai meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi gabungan, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi gabungan.

If, in a subsequent period, the fair value of an impaired available-for-sale debt instrument increases and the increase can be objectively related to an event occurring after the impairment loss was recognized in the combined statements of income, the impairment loss is reversed, with the amount of reversal recognized in the combined statements of income.

Jika persyaratan kredit atau piutang dinegosiasi ulang atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah.

If the terms of a loan or receivable are renegotiated or otherwise modified because of financial difficulties of the borrower or issuer, impairment is measured using the original effective interest rate before the modification of terms.

Bank mencatat taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif sesuai dengan peraturan Bank Indonesia dan disajikan di sisi kewajiban pada neraca gabungan.

The Bank recorded estimated losses from off-balance sheet transactions in accordance with Bank Indonesia regulations and presented as liabilities in the combined balance sheet.

Sebelum tanggal 1 Januari 2010, Bank membentuk cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif serta taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif.

Prior to 1 January 2010, the Bank provided an allowance for impairment of productive assets and estimated losses from off-balance sheet transactions.

Aset produktif meliputi giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, tagihan dari cabang-cabang lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain, efek-efek yang diperdagangkan, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, tagihan akseptasi, efek-efek untuk tujuan investasi dan tagihan atas pinjaman yang dijamin.

Productive assets of the Bank include demand deposits with Bank Indonesia, demand deposits with other banks, due from other branches, placements with Bank Indonesia and other banks, trading securities, derivative receivables, loans, acceptance receivables, investment securities and receivables under secured borrowings.

Komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit meliputi fasilitas kredit yang belum digunakan (komitmen), fasilitas letters of credit yang tidak dapat dibatalkan dan bank garansi yang diterbitkan kepada nasabah.

Commitments and contingencies which carry credit risk include of unused loan facilities (committed), irrevocable letters of credit and bank guarantees issued to customers.

Page 28: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

27

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

PENTING (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

n. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilaiaset keuangan (lanjutan)

n. Identification and measurement of impairment of financial assets (continued)

Cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif dibentuk berdasarkan hasil evaluasi terhadap kolektibilitas dari masing-masing aset produktif dan transaksi rekening administratif yang mempunyai risiko kredit sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (“BI”) tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum. Evaluasi manajemen atas kolektibilitas masing-masing aset produktif dan transaksi rekening administratif dilakukan berdasarkan sejumlah faktor, termasuk keadaan ekonomi/prospek usaha saat ini maupun yang diantisipasi untuk masa yang akan datang, kondisi keuangan, kemampuan membayar serta faktor-faktor lain yang relevan.

The allowance for impairment losses from productive assets and estimated losses from off-balance sheet transactions are determined based on an evaluation of the collectibility of each individual productive asset and off-balance sheet transaction with credit risk in accordance with Bank Indonesia (“BI”) regulations on Asset Quality Rating for Commercial Banks. Management’s evaluation on the collectibility of each individual productive asset and off-balance sheet transaction is based on a number of factors, including current and anticipated economic condition/business prospects, financial conditions, payment ability and other relevant factors.

Sesuai dengan ketentuan BI, cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dan transaksi rekening administratif adalah sebagai berikut:

In accordance with BI regulations, the allowance for losses from productive assets and estimated losses from off-balance sheet transactions are as follows:

1. Cadangan umum sekurang-kurangnya 1%

dari aset produktif dan transaksi rekening administratif yang digolongkan lancar.

1. General allowance at a minimum of 1% of productive assets and off-balance sheet transactions that are classified as current.

2. Cadangan khusus untuk aset produktif dan

transaksi rekening administratif: 2. Specific allowance for productive assets

and off-balance sheet transactions:

Penggolongan Persentase minimum/Minimum percentage Classification

Dalam perhatian khusus 115% Special mentionKurang lancar 115% Substandard Diragukan 150% Doubtful Macet 100% Loss

Cadangan khusus untuk aset produktif dan transaksi rekening administratif yang digolongkan sebagai dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet dihitung atas jumlah pokok pinjaman setelah dikurangi dengan nilai agunan yang diperkenankan.

Specific allowance for productive assets and off-balance sheet transactions classified as special mention, substandard, doubtful and loss, is calculated after deducting the value of allowable collateral.

Taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif disajikan di sisi kewajiban pada neraca gabungan.

Estimated losses from off-balance sheet transactions are presented on the liability section of the combined balance sheet.

Page 29: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

28

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

PENTING (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

o. Cadangan kerugian aset non-produktif o. Allowance for losses on non-productive assets

Bank membentuk cadangan kerugian aset non-produktif sesuai dengan peraturan Bank Indonesia.

The Bank provides an allowance for losses from non-productive asets in accordance with Bank Indonesia regulation.

Aset non-produktif terdiri dari rekening antar kantor dan suspense accounts.

Non-productive assets consist of inter-office and suspense accounts.

Penyesuaian atas cadangan kerugian aset non-produktif dicatat dalam tahun di mana penyesuaian tersebut diketahui atau dapat ditaksir secara wajar. Termasuk dalam penyesuaian ini adalah penambahan cadangan kerugian aset non-produktif, maupun pemulihan aset yang telah dihapusbukukan sebelumnya.

Adjustments to the allowance for losses from non-productive assets are reported in the year such adjustments become known or can be reasonably estimated. These adjustments include additional allowance for losses from non-productive assets, as well as recoveries of previously written-off assets.

Aset non-produktif dihapusbukukan dengan mengurangi cadangan kerugian yang bersangkutan apabila menurut manajemen aset tersebut tidak mungkin dipulihkan lagi.

Non-productive assets are written-off against the respective allowance for losses when management believes that the recoverability of the asset is unlikely.

p. Pinjaman yang dijamin p. Secured borrowings

Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) namun tidak menanggung risiko dan manfaat atas kepemilikannya diperlakukan sebagai pinjaman yang dijamin, dan surat-surat berharga tersebut tidak dicatat di neraca gabungan.

Marketable securities purchased with a commitment to resell (a “reverse repo”) but does not acquire the risks and rewards of ownership are treated as collateralized loans or secured borrowings, and the marketable securities are not included in the combined balance sheet.

Pinjaman yang dijamin dinyatakan sebesar harga jual kembali efek yang disepakati dikurangi pendapatan bunga yang belum diakui. Pendapatan bunga yang belum diakui merupakan selisih antara harga beli dan harga jual kembali yang disepakati dan diakui sebagai pendapatan selama jangka waktu sejak tanggal perolehan hingga tanggal dijual kembali dengan menggunakan metode tingkat bunga efektif.

Secured borrowings are stated at the agreed resale price less unearned interest income. Unearned interest income which represents a difference between the purchase price and the agreed resale price is recognized as income over the period commencing from the acquisition date to the resale date using the effective interest method.

Surat-surat berharga dari pinjaman yang dijamin, yang dijual ke pihak ketiga dicatat sebagai kewajiban untuk mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin sebesar nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar surat-surat berharga diakui atau dibebankan sebagai laba (rugi) dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan.

Marketable securities under secured borrowings which are sold to a third party are recorded as an obligation to return the marketable securities received under the secured borrowings at fair value. Changes in the fair value should be recognized or charged as gains (losses) in the current year combined statement of income.

q. Aset tetap q. Fixed assets

Aset tetap diakui pada awalnya sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan meliputi harga perolehannya dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan manajemen.

Fixed assets are initially recognized at cost. Cost includes its purchase price and any costs directly attributable to bringing the asset to the location and condition necessary for it to be capable of operating in the manner intended by management.

Page 30: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

29

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING

(Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

q. Aset tetap (Lanjutan) q. Fixed assets (Continued)

Setelah pengukuran awal, aset tetap diukur dengan model biaya, yaitu dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset. Penyusutan dihitung sejak bulan aset yang bersangkutan digunakan, dengan metode garis lurus selama taksiran masa manfaatnya sebagai berikut:

After initial measurement, fixed assets are measured using cost model, i.e. carried at its cost less any accumulated depreciation and any accumulated impairment losses. Depreciation is calculated from the month the asset is placed into service, based on straight-line method over the estimated useful lives as follows:

Tahun/Year Renovasi bangunan sewa 3 - 10 Leasehold improvements Perelatan kantor 3 - 5 Office equipment Perabot kantor 3 - 5 Furniture and fittings Kendaraan bermotor 3 Motor vehicles

Jika nilai tercatat aset tetap lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset tetap diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai aset dibebankan pada laporan laba rugi gabngan tahun berjalan.

If the carrying amount of fixed assets exceeds its recoverable amount, the carrying amount of fixed assets shall be reduced to its recoverable amount and the impairment losses are charged to the combined statement of income for the year.

r. Simpanan oleh nasabah bukan bank dan bank bank lain

r. Deposits by non-bank customers and other banks

Sejak tanggal 1 Januari 2010, setelah pengakuan awal, giro, tabungan, deposito berjangka, dan simpanan oleh bank-bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi. Sebelum tanggal 1 Januari 2010, giro, tabungan, deposito berjangka, dan simpanan oleh bank-bank lain dinyatakan sebesar nilai kewajiban Bank masing-masing kepada nasabah atau bank-bank lain.

Starting 1 January 2010, after initial recognition, demand deposits, savings, time deposits, and deposits by other banks are carried at amortized cost. Prior to 1 January 2010, demand deposits, savings time deposits, and deposits by other banks are stated at the amounts payable to the account holders and other banks.

s. Pajak penghasilan s. Income tax

Beban pajak terdiri dari beban pajak kini dan beban pajak tangguhan. Beban pajak diakui pada laporan laba rugi gabungan kecuali untuk item yang diakui secara langsung di rekening Kantor Pusat, beban pajak yang terkait dengan item tersebut diakui di rekening Kantor Pusat. Beban pajak kini merupakan estimasi hutang pajak yang dihitung atas laba kena pajak untuk periode yang bersangkutan dengan menggunakan tariff pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Bank menerapkan metode aset dan kewajiban dalam menghitung beban pajak. Dengan metode ini, aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui pada setiap tanggal pelaporan sebesar perbedaan temporer aset dan kewajiban untuk tujuan akuntansi dan tujuan pajak. Metode ini juga mengharuskan pengakuan manfaat pajak di masa yang akan datang, seperti kompensasi rugi fiskal, jika kemungkinan realisasi manfaat tersebut di masa mendatang cukup besar (probable). Tarif pajak yang berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan.

Income tax expense comprises current and deferred tax. Income tax expense is recognized in the combined statement of income except to the extent that it relates to items recognized directly in Head Office accounts, in which case it is recognized in Head Office accounts. Current tax is the expected tax payable on the taxable income for the period, using tax rates enacted or substantially enacted at the balance sheet date. The Bank adopts asset and liability method in determining its income tax expense. Under this method, deferred tax assets and liabilities are recognized for temporary differences between the financial and tax bases of assets and liabilities at each reporting date. This method also requires the recognition of future tax benefits, such as tax loss carryforwards, to the extent that realization of such benefits is probable. Currently enacted tax rates are used in the determination of deferred income tax.

Page 31: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

30

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

s. Pajak penghasilan (Lanjutan) s. Income tax (Continued)

Koreksi atas kewajiban pajak diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima, atau apabila diajukan keberatan dan atau banding, maka koreksi diakui pada saat keputusan atas keberatan atau banding itu diterima.

Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received, or if objection and or appeal is filed, when the results of the objection or the appeal has been determined.

t. Imbalan pasca-kerja t. Post-employment benefits

Kewajiban Bank atas imbalan pasca-kerja dihitung sebesar nilai kini dari taksiran jumlah imbalan pasca-kerja di masa depan yang timbul dari jasa yang telah diberikan oleh karyawan tersebut pada masa kini dan masa lalu, dikurangi nilai wajar aset program yang ada. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen dengan metode projected-unit-credit. Ketika imbalan pasca-kerja berubah, porsi kenaikan atau penurunan imbalan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan pada laporan laba rugi gabungan dengan menggunakan metode garis lurus selama taksiran jangka waktu rata-rata hingga imbalan pasca-kerja menjadi hak karyawan (vested). Imbalan pasca-kerja yang telah menjadi hak karyawan diakui segera sebagai beban dalam laporan laba rugi gabungan tahun berjalan.

The Bank’s obligation for post-employment benefits is calculated at present value of estimated future benefits that the employees have earned in return for their services in the current and prior periods, deducted by the fair value of any plan assets. The calculation is performed by an independent actuary using the projected-unit-credit method. When the benefits of a plan change, the portion of the increased or decreased benefits relating to past service by employees is charged or credited to the combined statement of income on a straight-line basis over the estimated average period until the benefits become vested. To the extent that the benefits vest immediately, the expense is recognized immediately in the combined statement of income.

Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% atas nilai yang lebih besar antara nilai kini kewajiban imbalan pasti (sebelum dikurangi aset program) dan nilai wajar dari aset program pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diharapkan. Jika tidak, keuntungan atau kerugian aktuaria tidak diakui.

Actuarial gains and losses are recognized as income or expense when the cumulative unrecognized actuarial gains or losses at the end of the previous reporting year exceeded 10 percent of the greater of the present value of the defined benefit obligation (before being deducted by plan assets) and the fair value of the plan assets at the date. These gains or losses are recognized on a straight-line basis over the expected average remaining working lives of the employees. Otherwise, the actuarial gains or losses are not recognized.

u. Penggunaan pertimbangan, taksiran dan asumsi

u. Use of judgments, estimates and assumptions

Penyusunan laporan keuangan gabungan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan-pertimbangan, taksiran-taksiran dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, kewajiban, pendapatan dan beban yang dilaporkan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan kegiatan saat ini, hasil aktual dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi. Taksiran-taksiran dan asumsi-asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas taksiran akuntansi diakui pada periode dimana taksiran tersebut direvisi dan periode-periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi taksiran tersebut.

The preparation of combined financial statements in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the application of accounting policies and the reported amounts of assets, liabilities, income and expenses. Although these estimates are based on management’s best knowledge of current evens and activities, actual results may differ from those estimates. Estimates and underlying assumptions are reviewed on an ongoing basis. Revisions to accounting estimates are recognized in the period in which the estimate is revised and in any future periods affected.

Page 32: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

31

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT

a. Pengenalan dan overview a. Introduction and overview

Manajemen risiko yang efektif merupakan hal yang fundamental untuk dapat menghasilkan laba secara konsisten dan berkesinambungan dan merupakan hal utama dalam manajemen keuangan dan operasional Bank. Melalui kerangka kerja manajemen risiko Bank mengelola seluruh risiko usaha, dengan tujuan untuk memaksimalkan risk-adjusted returns namun tetap dalam batasan risk appetite Bank.

Effective risk management is fundamental to being able to generate profits consistently and sustainably and is thus a central part of the financial and operational management of the Bank. Through risk management framework, the bank manages enterprise-wide risks, with the objective of maximising risk-adjusted returns while remaining within the Bank’s risk appetite.

Risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang dihadapi oleh Bank termasuk risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar dan risiko operasional.

The risk arising from financial instruments to which the Bank is exposed include credit risk, liquidity risk, market risk and operational risk.

b. Risiko kredit b. Credit risk

Risiko kredit adalah kemungkinan terjadinya kerugian sebagai akibat kegagalan pihak lawan dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar kepada Bank sesuai dengan kesepakatan. Eksposur kredit dapat timbul baik pada banking book maupun trading book. Risiko kredit dikelola melalui suatu kerangka kerja yang menetapkan kebijakan dan prosedur yang mencakup pengukuran dan pengelolaan risiko kredit. Terdapat pemisahan tugas yang jelas antara pihak yang melakukan transaksi dalam bisnis dan pihak yang menyetujui dalam masing-masing unit Risiko. Seluruh pagu kredit disetujui berdasarkan kerangka wewenang persetujuan kredit yang ditetapkan.

Credit risk is the potential for loss due to the failure of a counterparty to meet its obligations to pay the Bank in accordance with agreed terms. Credit exposures may arise from both the banking and trading books. Credit risk is managed through a framework that sets out policies and procedures covering the measurement and management of credit risk. There is a clear segregation of duties between transaction originators in the businesses and approvers in the Risk function. All credit exposure limits are approved within a defined credit approval authority framework.

i. Pengelolaan risiko kredit i. Credit risk management

Pengukuran risiko memainkan peranan penting, seiring dengan penilaian dan pengalaman, dalam menginformasikan keputusan pengambilan risiko dan pengelolaan portofolio. Mayoritas eksposur Bank tercakup dalam metode yang mengadopsi pendekatan Advanced IRB. Untuk portofolio yang tercakup dalam pendekatan Advanced IRB, digunakan peringkat risiko kredit standar alfanumerik (CG) baik untuk Wholesale maupun Consumer Banking. Peringkat risiko kredit berdasarkan estimasi internal Bank mengenai kemungkinan wanprestasi dalam periode satu tahun yang terjadi pada nasabah atau portofolio yang dianalisa terhadap faktor kuantitatif dan kualitatif tertentu. Peringkat risiko kredit dimulai dari 1 hingga 14 dan beberapa peringkat disub-klasifikasikan sebagai A, B, atau C. Peringkat risiko kredit yang lebih rendah mengindikasikan kemungkinan yang lebih kecil terjadi wanprestasi. Peringkat kredit 1A hingga 12C dialokasikan untuk nasabah performing sedangkan risiko kredit 13 dan 14 dialokasikan untuk nasabah wanprestasi (non-performing). Model Advanced IRB digunakan secara luas dalam penilaian risiko kredit baik untuk nasabah individual maupun portofolio aset, penentuan strategi dan optimalisasi keputusan risk-return Bank.

Risk measurement plays a central role, along with judgment and experience, in informing risk taking and portfolio management decisions. The majority of the Bank’s exposure is covered by Advanced IRB compliant models. For Advanced IRB portfolios, a standard alphanumeric credit risk grade (CG) system is used in both Wholesale and Consumer Banking. The grading is based on the Bank’s internal estimate of probability of default over a one-year horizon, with customers or portfolios assessed against a range of quantitative and qualitative factors. The numeric grades run from 1 to 14 and some of the grades are further sub-classified A, B or C. Lower credit grades are indicative of a lower likelihood of default. Credit grades 1A to 12C are assigned to performing customers or accounts, while credit grades 13 and 14 are assigned to non-performing or defaulted customers. Advanced IRB models are used extensively in assessing risks at a customer and portfolio level, setting strategy and optimising the Bank’s risk-return decisions.

ii. Kebijakan penurunan nilai dan pembentukan

cadangan ii. Impairment and provisioning policies

Cadangan kerugian penurunan nilai individual(“IIP”) dibentuk untuk aset keuangan spesifik sedangkan cadangan kerugian penurunan nilai portofolio (“PIP”) dibentuk untuk kerugian-kerugian yang tidak diidentifikasi dengan spesifik tetapi diketahui terdapat di dalam portofolio kredit yang diberikan berdasarkan pengalaman.

Individual Impairment Provisions (“IIP”) are raised against specific financial assets whereas Portfolio Impairment Provisions (“PIP”) are raised against losses that are not specifically identified but are known by experience to be present in the loan portfolio.

Page 33: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

32

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)

ii. Kebijakan penurunan nilai dan pembentukancadangan (Lanjutan)

ii. Impairment and provisioning policies(Continued)

Cadangan kerugian penurunan nilai portofolio (PIP) Portfolio Impairment Provisions

Metodologi PIP digunakan untuk portofolio dimana cadangan kerugian penurunan nilai individual belum dibentuk, baik secara individual maupun secara kolektif. PIP dibentuk dalam portofolio basis untuk semua produk, dan ditentukan berdasarkan tingkat estimasi kerugian, berdasarkan pengalaman masa lalu yang dilengkapi dengan penilaian atas faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi portofolio yang bersangkutan. Hal ini termasuk penilaian terhadap dampak dari kondisi ekonomi, perubahan peraturan dan karakteristik portofolio seperti delinquency trends dan early alert trends. Metodologi ini menetapkan cadangan kerugian terhadap akun yang delinquent namun belum dianggap mengalami penurunan nilai.

The PIP methodology provides for accounts for which an individual impairment provision has not been raised, either individually or collectively. PIP is raised on a portfolio basis for all products, and is set using expected loss rates, based on past experience supplemented by an assessment of specific factors affecting the relevant portfolio. These include an assessment of the impact of economic conditions, regulatory changes and portfolio characteristics such as delinquency trends and early alert trends. The methodology applies a larger provision against accounts that are delinquent but not yet considered impaired.

Cadangan kerugian penurunan nilai individual (IIP) Individual Impairment Provisions

Wholesale Banking

Kredit dianggap mengalami penurunan nilai dan dikategorikan sebagai kredit bermasalah (non-performing) ketika hasil analisia dan kajian menunjukkan bahwa pembayaran penuh atas bunga maupun pokok pinjaman dipertanyakan, atau ketika pembayaran bunga atau pokok pinjaman lewat 90 hari setelah jatuh tempo. Akun-akun yang mengalami penurunan nilai dikelola oleh unit recovery, Group Special Assets Management (GSAM), yang terpisah dari unit bisnis Bank. Ketika suatu jumlah diperkirakan tidak dapat diperoleh kembali, maka akan dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai individual. Cadangan kerugian ini merupakan selisih antara jumlah tercatat kredit yang diberikan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan. Keadaan individual dari masing-masing nasabah diperhitungkan saat GSAM membuat estimasi arus kas masa depan. Semua sumber yang tersedia, seperti arus kas operasional, hasil penjualan aset atau anak perusahaan, agunan yang terealisasi atau pembayaran dari jaminan, menjadi hal yang dipertimbangkan. Dalam setiap keputusan yang berkaitan dengan pembentukan cadangan kerugian, Bank memperhitungkan keseimbangan antara kondisi ekonomi, pengetahuan lokal dan pengalaman, dan hasil tinjauan independen terhadap aset tersebut. Apabila tidak terdapat prospek yang realistis untuk pemulihan sebagian dari eksposur kredit untuk mana cadangan kerugian penurunan nilai yang telah dibentuk, maka jumlah tersebut akan dihapus-bukukan.

Wholesale Banking Loans are classified as impaired and considered non-performing where analysis and review indicates that full payment of either interest or principal is questionable, or as soon as payment of interest or principal is 90 days overdue. Impaired accounts are managed by the Bank’s specialist recovery unit, Group Special Assets Management (GSAM), which is separate from the main businesses. Where any amount is considered irrecoverable, an individual impairment provision is raised. This provision is the difference between the loan carrying amount and the present value of estimated future cash flows. The individual circumstances of each customer are taken into account when Group Special Assets Management (GSAM) estimates future cash flows. All available sources, such as cash flows arising from operations, selling assets or subsidiaries, realising collateral or payments under guarantees, are considered. In any decision relating to the raising of provisions, we attempt to balance economic conditions, local knowledge and experience, and the results of independent asset reviews. Where it is considered that there is no realistic prospect of recovering a portion of an exposure against which an impairment provision has been raised, that amount will be written off.

Page 34: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

33

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)

Consumer Banking Consumer Banking

Pada Consumer Banking, dimana terdapat sejumlah besar kredit yang diberikan dalam jumlah individual yang kecil, indikator utama penurunan nilai portofolio adalah keterlambatan pembayaran oleh nasabah. Kredit yang diberikan dikategorikan delinquent (lewat jatuh tempo) ketika counterparty gagal untuk melakukan pembayaran pokok atau bunga pinjaman pada saat kontrak telah jatuh tempo. Akan tetapi, tidak semua kredit delinquent (terutama kredit yang masih dalam tahap awal menjadi delinquent) mengalami penurunan nilai. Untuk tujuan pelaporan delinquency Bank mengikuti standar industri, yang terdiri dari 1, 30, 60, 90, 120 dan 150 hari jatuh tempo. Kredit yang telah lewat 30 hari jatuh tempo akan dimonitor dengan ketat. Untuk kredit dalam kategori ini, dilakukan proses penagihan khusus. Kredit bermasalah merupakan kredit yang telah lewat 90 hari jatuh tempo atau yang secara individual mengalami penurunan nilai, dan tidak termasuk:

Kredit yang dinegosiasi ulang sebelum 90

hari lewat jatuh tempo, dan tidak terdapat wanprestasi dalam pembayaran bunga pinjaman ataupun kerugian dari pokok pinjaman.

Kredit yang dinegosiasi ulang pada atau setelah lewat 90 hari jatuh tempo, namun belum terjadi kegagalan pembayaran bunga atau pokok pinjaman selama lebih dari 180 hari sejak renegosiasi, dan tidak terjadi kerugian dari pokok pinjaman.

Kredit yang mengalami penurunan nilai secara individual merupakan kredit di mana cadangan kerugian penurunan nilai individual telah dibentuk. Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai untuk Consumer Banking menunjukkan fakta bahwa portofolio produk (tidak termasuk unit usaha SME dan nasabah elite priority) terdiri dari sejumlah besar eksposure bernilai relatif kecil. Penilaian penurunan nilai kredit pemilikan rumah dilakukan untuk masing-masing kredit secara individual namun untuk produk lainnya dinilai tidak praktis untuk memonitor masing-masing kredit delinquent dan penurunan nilai secara individual, dan oleh karenanya penilaian dilakukan secara kolektif.

In Consumer Banking, where there are large numbers of small-value loans, a primary indicator of potential impairment is delinquency. A loan is considered delinquent (past due) when the counterparty has failed to make a principal or interest payment when contractually due.

However, not all delinquent loans (particularly those in the early stage of delinquency) will be impaired. For delinquency reporting purposes we follow industry standards, measuring delinquency as of 1, 30, 60, 90, 120 and 150 days past due. Accounts that are overdue by more than 30 days are more closely monitored and subject to specific collections processes. A non-performing loan is any loan that is more than 90 days past due or is otherwise individually impaired, and excludes: Loans renegotiated before 90 days past

due, and on which no default in interest payments or loss of principal is expected.

Loans renegotiated at or after 90 days

past due, but on which there has been no default in interest or principal payments for more than 180 days since renegotiation, and against which no loss of principal is expected.

Individually impaired loans are those loans against which individual impairment provisions have been raised. Provisioning within Consumer Banking reflects the fact that the product portfolios (excluding medium-sized enterprises among SME customers and elite priority banking customers) consist of a large number of comparatively small exposures. Mortgages are assessed for individual impairment on an account-by-account basis, but for other products it is impractical to monitor each delinquent loan individually and individual impairment is therefore assessed collectively.

Page 35: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

34

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)

Consumer Banking (Lanjutan) Consumer Banking (Continued)

Cadangan kerugian penurunan nilai individual dibentuk untuk kredit dengan jumlah hari tunggakan 150 hari (untuk kredit tanpa agunan, kredit yang dijamin dengan kendaraan, dan kredit pemilikan rumah) atau 90 hari (untuk kredit wealth management). Cadangan kerugian penurunan nilai didasarkan pada estimasi nilai kini dari arus kas masa depan, khususnya jumlah yang dihasilkan dari penjualan agunan. Sisa jumlah kredit yang tidak dapat ditagih kembali akan dihapus- bukukan. Jumlah hari tunggakan digunakan sebagai pemicu cadangan kerugian penurunan nilai individual secara umum ditentukan oleh pengalaman masa lalu, yang menunjukkan bahwa ketika kredit yang diberikan mencapai jumlah hari tunggakan tertentu, kemungkinan penagihan kembali (selain dari hasil penjualan agunan, apabila relevan) adalah rendah. Untuk seluruh produk terdapat situasi tertentu dimana pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai individual atau penghapusbukuan kredit dipercepat, seperti dalam kasus kebangkrutan, fraud maupun kematian nasabah. Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai individual dipercepat untuk seluruh kredit yang telah direstrukturisasi dengan jumlah hari tunggakan 90 hari (untuk kredit tanpa agunan dan kredit pembiayaan kendaraan bermotor) dan kredit dengan jumlah hari tunggakan 120 hari (untuk kredit dengan agunan).

Individual impairment provision (IIPs) are generally raised at either 150 days past due (for unsecured loans, loans secured by automobiles, and mortgages) or 90 days (wealth management loans). The provisions are based on the present values of estimated future cash-flows, in particular those resulting from the realisation of security. Following such realisation any remaining loan will be written off. The days past due used to trigger IIPs are broadly driven by past experience, which shows that once an account reaches the relevant number of days past due, the probability of recovery (other than by realising security where appropriate) is low. For all products there are certain situations where the individual impairment provisioning or write-off process is accelerated, such as in cases involving bankruptcy, customer fraud and death. IIPs are accelerated for all restructured accounts to 90 days past due (unsecured and automobile finance) and 120 days past due (secured), respectively.

iii. Mitigasi risiko iii. Risk mitigation

Potensi kerugian kredit dari setiap eksposur, nasabah, maupun portofolio akan dimitigasi dengan berbagai cara, termasuk agunan, jaminan dan asuransi kredit. Upaya mitigasi ini dinilai secara seksama dalam hal kepastian hukum dan keberhasilan pelaksanaannya, korelasi penilaian pasar dan risiko counterparty dari pemberi jaminan. Kebijakan yang berkaitan dengan mitigasi risiko menentukan kelayakan jenis agunan. Jenis agunan yang memenuhi syarat untuk mitigasi risiko mencakup kas; perumahan; properti komersial dan industri; aset tetap seperti kendaraan bermotor, pesawat, pabrik dan mesin; surat berharga; komoditas; dan jaminan bank.

Potential credit losses from any given account, customer or portfolio are mitigated using a range of tools. These include collateral, guarantees and credit insurance. The reliance that can be placed on these mitigants is carefully assessed in light of issues such as legal certainty and enforceability, market valuation correlation and counterparty risk of the guarantor. Risk mitigation policies determine the eligibility of collateral types. Collateral types that are eligible for risk mitigation include cash; residential, commercial and industrial property; and fixed assets such as motor vehicles, aircraft, plant and machinery; marketable securities; commodities; and bank guarantees.

Page 36: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

35

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)

iv. Pengawasan portfolio kredit iv. Credit portfolio monitoring

Bank secara berkala memonitor risiko kredit, kinerja portofolio dan tren eksternal yang dapat mempengaruhi hasil pengelolaan risiko. Laporan pengelolaan risiko internal yang disampaikan kepada Country Risk Committee, mencakup informasi mengenai tren utama mengenai lingkungan, politik dan ekonomi yang mempengaruhi portofolio bisnis Bank; delinquency portofolio dan penurunan nilai kredit, dan metrik portofolio IRB termasuk migrasi peringkat kredit. Eksposur dan portofolio korporasi dikategorikan sebagai portofolio early alert ketika eksposur tersebut menunjukkan gejala penurunan maupun kelemahan secara financial, misalnya dalam hal terjadi penurunan posisi nasabah di industri terkait, pelanggaran perjanjian, kegagalan pemenuhan kewajiban, atau terdapat masalah terkait pemilikan atau manajemen perusahaan. Terhadap eksposur dan portofolio tersebut akan dilakukan proses tertentu yang diawasi oleh Early Alert Committee. Rencana khusus terhadap eksposur tersebut akan ditelaah kembali, langkah-langkah perbaikan akan disepakati dan dimonitor. Tindakan perbaikan termasuk, namun tidak terbatas pada, penurunan eksposur, penambahan jaminan, penghentian pemberian tambahan kredit, atau pemindahan pengawasan eksposur ke dalam pengendalian khusus oleh GSAM, unit khusus pemulihan kredit. Untuk Consumer Banking, tren delinquency portofolio dimonitor secara detil dan berkesinambungan. Perilaku nasabah individu diawasi dan menjadi hal yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan pemberian kredit. Terhadap eksposur yang mengalami tunggakan pembayaran dilakukan proses penagihan yang dikelola secara independen oleh unit Risiko. Penghapusbukuan eksposur dikelola oleh unit khusus pemulihan kredit. Unit usaha SME dikelola oleh Consumer Banking dalam dua sub-segmen yang berbeda: usaha kecil dan menengah, yang dibedakan berdasarkan jumlah pendapatan nasabah. Proses pengelolaan kredit ini dikategorikan lebih lanjut berdasarkan risiko eksposur. Eksposur yang lebih besar dikelola melalui pendekatan Discretionary Lending, sesuai dengan prosedur Wholesale Banking, dan eksposur yang lebih kecil dikelola melalui Programmed Lending, sesuai dengan prosedur Consumer Banking.

The Bank regularly monitors credit exposures, portfolio performance and external trends that may impact risk management outcomes. Internal risk management reports are presented to the Country Risk Committee, containing information on key environmental, political and economic trends across our business portfolios; portfolio delinquency and loan impairment performance; and IRB portfolio metrics including credit grade migration. Corporate accounts or portfolios are placed on early alert when they display signs of weakness or financial deterioration, for example, where there is a decline in the customer’s position within the industry, a breach of covenants, non-performance of an obligation, or there are issues relating to ownership or management. Such accounts and portfolios are subjected to a dedicated process overseen by the Early Alert Committee. Account plans are re-evaluated and remedial actions are agreed and monitored. Remedial actions include, but are not limited to, exposure reduction, security enhancement, exiting the account or immediate movement of the account into the control of GSAM, the specialist recovery unit. In Consumer Banking, portfolio delinquency trends are monitored continuously at a detailed level. Individual customer behaviour is also tracked and is considered for lending decisions. Accounts that are past due are subject to a collections process, managed independently by the Risk function. Charged-off accounts are managed by specialist recovery teams. The small and medium-sized enterprise (SME) business is managed within Consumer Banking in two distinct customer sub-segments: small businesses and medium enterprises, differentiated by the annual turnover of the counterparty. The credit processes are further refined based on exposure at risk. Larger exposures are managed through the Discretionary Lending approach, in line with Wholesale Banking procedures, and smaller exposures are managed through Programmed Lending, in line with Consumer Banking procedures.

Page 37: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

36

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)

v. Eksposur maksimum v. Maximum exposures

Jumlah nilai tercatat ekposur risiko kredit terkait untuk asset dan rekening administratif (tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya) pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

Credit risk exposures relating to on and off-balance sheet assets at their carrying amounts (without taking into account any collaterals held or other credit supports) as of 31 December 2010 and 2009 are as follows:

2010 2009

Neraca: On-balance sheet:Giro pada Bank Indonesia 1.296.032 921.616 Demand deposits with Bank IndonesiaGiro pada bank-bank lain 123.115 132.147 Demand deposits with other banks Tagihan dari cabang-cabang lain 97.685 50.255 Due from other branches Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-

bank lain 7.442.686 7.485.423Placements with Bank Indonesia and

other banksEfek-efek yang diperdagangkan 1.305.531 1.494.001 Trading securitiesTagihan derivatif 1.798.407 2.208.333 Derivative receivablesKredit yang diberikan 21.833.493 19.575.613 Loans Tagihan akseptasi 993.959 727.592 Acceptance receivablesEfek-efek untuk tujuan investasi 1.128.788 1.577.416 Investment securitiesTagihan atas pinjaman yang dijamin 1.837.550 3.437.500 Receivables under secured borrowings Aset lain-lain 675.384 712.663 Other assets

Rekening administratif: Off-balance sheet:

Bank garansi dan garansi pengapalan yang diterbitkan kepada nasabah 5.646.075 5.759.396

Bank guarantees and shipping guaranteesissued to customers

Fasilitas kredit yang belum digunakan 6.418.289 3.218.188 Unused loan facilitiesFasilitas Letters of credit yang tidak dapat

dibatalkan yang diberikan ke nasabah 1.353.810 1.131.289Irrevocable L/C facilitiesprovided to customers

vi. Konsentrasi pada analisa risiko kredit vi. Concentration of Credit Risk Analysis

Konsentrasi risiko kredit timbul ketika sejumlah nasabah menjalankan kegiatan atau aktivitas usaha yang serupa dalam wilayah geografis yang sama, atau ketika nasabah memiliki karakteristik sejenis yang akan menyebabkan kemampuan untuk memenuhi kewajiban kontraktualnya secara bersama dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi atau kondisi lainnya. Bank mensyaratkan diversifikasi portfolio kredit berdasarkan jenis debitur, jenis kredit, dan sektor industri sebagai upaya untuk meminimalkan risiko kredit. Konsentrasi risiko kredit berdasarkan jenis debitur:

Concentrations of credit risk arise when a number of customers are engaged in similar business activities or activities within the same geographic region, or when they have similar characteristics that would cause their ability to meet contractual obligations to be similarly affected by changes in economic or other conditions. The Bank encourages the diversification of its credit portfolio among a variety of type of debtor, type of loans and industries in order to minimize the credit risk. Credit risk concentration on by type of debtors:

31 Desember / December2010

Korporasi/ Corporate

Pemerintah dan Bank Indonesia/

Government and Bank Indonesia Bank/Banks Ritel/Retail Jumlah/Total

Giro pada Bank Indonesia -

1.296.032 - - 1.296.032 Demand deposits with Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain - - 123.115 - 123.115 Demand deposits with other banks Tagihan dari cabang-cabang

lain - - 97.685 - 97.685 Due from other branches Penempatan pada Bank

Indonesia dan bank-bank lain -

793.507 6.649.179 - 7.442.686

Placements from Bank Indonesia and other banks

Efek-efek yang diperdagangkan 76.715 1.228.816 - - 1.305.531 Trading securities Tagihan derivatif 472.690 22.431 1.297.661 5.625 1.798.407 Derivative receivables Kredit yang diberikan 13.441.168 586.672 3.675.180 4.130.473 21.833.493 Loans Tagihan akseptasi 993.959 - - - 993.959 Acceptance Receivables

Efek-efek untuk tujuan investasi - 1.128.788 - - 1.128.788 Investment securities Tagihan atas pinjaman yang

dijamin - - 1.837.550 - 1.837.550 Receivables under secured borrowings Aset lain-lain 560.741 982 67.310 46.351 675.384 Other assets

Rekening administratif 8.283.607 488.235 1.882.000 2.764.332 13.418.174 Off-balance sheet

Jumlah 23.828.880 5.545.463 15.629.680 6.946.781 51,950,804

Total

Persentase 46% 11% 30% 13% 100% Percentage

Page 38: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

37

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)

vi. Analisa Risiko Konsentrasi Kredit (Lanjutan) vi. Concentration of Credit Risk Analysis (Continued)

31 Desember / December2009

Korporasi/ Corporate

Pemerintah dan Bank Indonesia/

Government and Bank Indonesia Bank/Banks Ritel/Retail Jumlah/Total

Giro pada Bank Indonesia - 921.616 - - 921.616 Demand deposits with Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain - - 132.147 - 132.147 Demand deposits with other banks Tagihan dari cabang-cabang

lain - - 50.255 - 50.255 Due from other branches Penempatan pada Bank

Indonesia dan bank-bank lain - 150.899 7.334.524 - 7.485.423

Placements from Bank Indonesia and other banks

Efek-efek yang diperdagangkan 108.954 1.385.047 - - 1.494.001 Trading securities Tagihan derivatif 576.102 32.763 1.595.287 4.181 2.208.333 Derivative receivables Kredit yang diberikan 10.157.989 2.043.938 4.211.876 3.161.810 19.575.613 Loans Tagihan akseptasi 727.592 - - - 727.592 Acceptance Receivables

Efek-efek untuk tujuan investasi - 1.577.416 - - 1.577.416 Investment securities Tagihan atas pinjaman yang

dijamin - - 3.437.500 - 3.437.500 Receivables under secured borrowings Aset lain-lain 618.154 3.233 53.198 38.078 712.663 Other assets

Rekening administratif 7.648.095 290.553 175.167 1.995.058 10.108.873 Off-balance sheet

Jumlah 19.836.886 6.405.465 16.989.954 5.199.127 48.431.432

Total

Persentase 41% 13% 35% 11% 100% Percentage

Konsentrasi kredit yang diberikan berdasarkan jenis kredit dan sektor industri diungkapkan pada Catatan 9.

The contentration of loans by type of loans and economic sectors is disclosed in Note 9.

c. Risiko pasar c. Market risk

Bank mengidentifikasi risiko pasar sebagai potensi kehilangan pendapatan atau nilai ekonomi dikarenakan perubahan yang merugikan dalam nilai pasar keuangan atau harga. Eksposur Bank untuk risiko pasar terutama timbul dari transaksi customer-driven. Tujuan dari kebijakan dan prosedur risiko pasar adalah untuk memperoleh keseimbangan terbaik antara risiko dan imbal hasil, selain untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Kategori utama risiko pasar adalah sebagai berikut: Risiko suku bunga: timbul dari perubahan kurva

imbal hasil, spread kredit dan volatilitas pada opsi suku bunga.

Risiko nilai tukar mata uang: timbul dari

perubahan kurs dan volatilitas pada opsi valuta asing.

The Bank recognises market risk as the potential for loss of earnings or economic value due to adverse changes in financial market rates or prices. The Bank’s exposure to market risk arises principally from customer-driven transactions. The objective of the Bank’s market risk policies and processes is to obtain the best balance of risk and return whilst meeting customers’ requirements. The primary categories of market risk are: interest rate risk: arising from changes in yield

curves, credit spreads and implied volatilities on interest rate options.

currency exchange rate risk: arising from

changes in exchange rates and implied volatilities on foreign exchange options.

i. Pengawasan limit i. Limit monitoring

Limit risiko pasar merupakan pengendalian utama yang digunakan untuk memastikan bahwa eksposur risiko pasar Bank sejalan dengan appetite untuk risiko pasar. Kebijakan tersebut berlaku untuk seluruh bisnis yang memiliki risiko pasar.

Market risk limits are key controls designed to ensure that the Bank's market risk exposure is aligned with its appetite for market risk. The Policy is applicable to all businesses that take market risk.

Page 39: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

38

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

c. Risiko pasar (Lanjutan) c. Market risk (Continued)

i. Pengawasan limit (Lanjutan) i. Limit monitoring (Continued)

Limit untuk masing-masing lokasi dan portofolio ditentukan oleh unit bisnis sesuai dengan kebijakan yang disepakati. Unit Risiko Pasar menyetujui limit-limit yang sesuai dengan wewenang yang telah didelegasikan dan memonitor eksposur terhadap limit-limit tersebut. Tambahan limit diterapkan untuk instrumen tertentu dan konsentrasi posisi sesuai dengan kebutuhan. Di samping VaR, pengukuran sensitivitas juga digunakan sebagai alat manajemen risiko. Sebagai contoh, sensitivitas suku bunga diukur terhadap suatu eksposur terhadap setiap kenaikan satu basis point dalam imbal hasil, sedangkan sensitivitas valuta diukur terhadap nilai atau jumlah yang mendasari. Seluruh unit bisnis yang memiliki risiko pasar harus memiliki limit yang telah disetujui untuk mengendalikan risiko pasar. Limit risiko pasar harus ditinjau sedikitnya sekali setiap tahun, dengan mempertimbangkan strategi bisnis dan risk appetite Grup. Limit risiko pasar harus ditinjau lebih sering dalam hal terdapat perubahan signifikan dalam strategi bisnis atau risk appetite Group.

Limits by location and portfolio are proposed by the businesses within the terms of agreed policy. Market Risk approves the limits within delegated authorities and monitors exposures against these limits. Additional limits are placed on specific instruments and position concentrations where appropriate. Sensitivity measures are used in addition to VaR as risk management tools. For example, interest rate sensitivity is measured in terms of exposure to a one basis point increase in yields, whereas foreign exchange sensitivities are measured in terms of the underlying values or amounts involved.

All business units taking market risk must have agreed limits in place to control market risk. Market risk limits must be reviewed at least annually, taking into consideration the business strategy and Group risk appetite. Market risk limits must be reviewed more frequently where there is a significant change in business strategy or the Group risk appetite.

ii. Stress testing ii. Stress testing

Kerugian yang terjadi di luar confidence intervaltidak dapat diidentifikasi dengan perhitungan VaR, oleh karena itu tidak memberikan indikasi jumlah kerugian yang tidak terduga dalam situasi ini. Unit Risiko Pasar melengkapi pengukuran VaR dengan stress testing eksposur risiko pasar yang dilakukan secara mingguan untuk mengidentifikasi risiko potensial yang mungkin timbul dari peristiwa pasar ekstrim yang jarang namun mungkin terjadi. Stress testing merupakan bagian integral dari kerangka kerja manajemen risiko pasar dan mempertimbangkan baik data historis peristiwa pasar dan skenario forward looking. Metodologi stress testing yang konsisten diaplikasikan baik untuk transaksi trading maupun non-trading. Skenario stress testing secara rutin diperbarui.

Losses beyond the confidence interval are not captured by a VaR calculation, which therefore gives no indication of the size of unexpected losses in these situations. The Bank’s Market Risk function complements the VaR measurement by weekly stress testing of market risk exposures to highlight the potential risk that may arise from extreme market events that are rare but plausible. Stress testing is an integral part of the market risk management framework and considers both historical market events and forward-looking scenarios. A consistent stress testing methodology is applied to trading and non-trading books. Stress scenarios are updated on a regular basis.

Kategori-kategori utama dari risiko pasar adalah:

The primary categories of market risk are:

Risiko mata uang Currency risk

Bank terekspos oleh risiko mata uang sebagai akibat transaksi dalam mata uang asing. Bank memonitor setiap risiko konsentrasi yang berkaitan dengan masing-masing mata uang sehubungan dengan penjabaran transaksi maupun aset dan kewajiban dalam mata uang asing ke dalam mata uang Rupiah.

The Bank is exposed to currency risk through transaction in foreign currencies. The Bank monitors any concentration risk in relation to any individual currency in regard to the translation of foreign currency transactions and monetary assets and liabilities into Rupiah.

Page 40: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

39

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

c. Risiko pasar (Lanjutan) c. Market risk (Continued)

Risiko mata uang (Lanjutan) Currency risk (Continued)

Posisi devisa neto Bank untuk masing-masing mata uang utama per tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 seperti terlihat pada tabel berikut ini dihitung berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. Sesuai dengan peraturan tersebut, bank diwajibkan untuk memelihara posisi devisa neto bersih agregat dan neraca maksimum sebesar 20% dari modal.

The Bank’s net foreign exchange position by major currencies as at 31 December 2010 and 2009 as shown in the following table was calculated based on Bank Indonesia’s prevailing regulations. In accordance with the regulations, banks are required to maintain its aggregate and balance sheet net foreign exchange position at a maximum of 20% of its capital.

31 Desember 2010/31 December 2010

Posisi devisa neto

untuk neraca (selisih bersih aset

dan kewajiban)/Balance

sheet net foreign exchange position

(net differences between assets and liabilities)

Selisih bersih tagihan dan

kewajiban pada rekening

administratif/ Net differences

between receivables and liabilities in off- balance sheet transactions

Posisi devisa neto secara

agregat (nilai absolut)/

Aggregate net foreign exchange position (absolute amount)

Dolar Amerika Serikat (42.485) (474.627) 517.112 United States Dollar Yen Jepang 18.317) (21.481) 3.164 Japanese Yen Dolar Singapura (9.206) 1.731) 7.475 Singapore Dollar Poundsterling Inggris (5.259) 2.453) 2.806 British PoundsterlingDolar Australia 41.193) (22.510) 18.683 Australian Dollar Dolar Kanada 2.783) (789) 1.994 Canadian Dollar Euro (740) 4.430) 3.690 Euro Dolar Hong Kong (770) 90) 680 Hong Kong Dollar Lain-lain 10.807) (5.979) 4.828 Others Jumlah 14.640) 560.432 Total Jumlah Modal (Catatan 28) 4.049.199) 4.049.199 Total Capital (Note 28) Persentase posisi devisa

neto terhadap modal 0,36%) 13,84%

Percentage of net foreign exchange position to

capital

31 Desember 2009/31 December 2009

Posisi devisa neto

untuk neraca (selisih bersih aset

dan kewajiban)/Balance

sheet net foreign exchange position

(net differences between assets and liabilities)

Selisih bersih tagihan dan

kewajiban pada rekening

administratif/ Net differences

between receivables and liabilities in off- balance sheet transactions

Posisi devisa neto secara

agregat (nilai absolut)/

Aggregate net foreign exchange position (absolute amount)

Dolar Amerika Serikat 4.883) (289.237) 284.354 United States DollarYen Jepan 824) (1.579) 755 Japanese Yen Dolar Singapura (6.739) (1.057) 7.796 Singapore Dollar Poundsterling Inggris (405) 1.291) 886 British PoundsterlingDolar Australia 2.040) 445) 2.485 Australian DollarDolar Kanada 20) -) 20 Canadian Dollar Euro (663) 581) 82 Euro Dolar Hong Kong (340) (8) 348 Hong Kong Dollar Lain-lain 1.259) -) 1.259 Others Jumlah 879) 297.985 TotalJumlah Modal (Catatan 28) 3.125.142) 3.125.142 Total Capital (Note 28) Persentase posisi devisa

neto terhadap modal 0,03% 9,54%

Percentage of net foreign

exchange position to capital

Page 41: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

40

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

c. Risiko pasar (Lanjutan) c. Market risk (Continued)

ii. Stress testing (Lanjutan) ii. Stress testing (Continued)

Risiko suku bunga Interest rate risk

Kegiatan operasional Bank terekspos oleh risiko suku bunga, yaitu risiko fluktuasi suku bunga dalam hal aset produktif dan kewajiban yang berbunga jatuh tempo atau dilakukan peninjauan kembali suku bunga (reprice) pada waktu yang berbeda atau dalam jumlah yang berbeda. Aktivitas manajemen risiko bertujuan untuk mengoptimalkan pendapatan bunga bersih, dalam hal tingkat bunga pasar konsisten dengan strategi bisnis Bank. Pengelolaan risiko aset dan kewajiban dilakukan berdasarkan tingkat sensitivitas Bank terhadap perubahan suku bunga. Secara umum, Bank memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dalam portofolio kewajiban karena aset berbunga memiliki durasi yang lebih panjang dan peninjauan kembali suku bunga (re-pricing) kurang sering dibandingkan dengan kewajiban berbunga. Artinya dengan kondisi suku bunga yang cenderung meningkat, marjin yang dihasilkan akan mengecil akibat adanya re-pricing dalam kewajiban. Meskipun demikian, pengaruhnya secara aktual bergantung pada banyak faktor, termasuk apakah terjadi pembayaran kembali yang lebih cepat atau lebih lama dari tanggal kontraktualnya dan variasi dari sensitivitas suku bunga selama periode re-pricing dan di antara berbagai mata uang.

The Bank’s operation is exposed to interest rate risk, which is the risk of interest rate fluctuations to the extent that interest earning assets and interest bearing liabilities mature or reprice at different times or amounts. Risk management activities are aimed at optimizing net interest income, given market interest rate levels consistent with the Bank’s business strategies.

Assets and liabilities risk management activities are conducted in the context of the Bank’s sensitivity to interest rate changes. In general, the Bank has larger interest rate sensitivity in liabilities rather then assets because its interest-earning assets have longer duration and reprice less frequently than interest bearing liabilities. This means that in rising interest rate environments, margin earned will narrow as liabilities reprice. However, the actual effect will depend on a number of factors, including the extent to which repayments are made earlier or later than the contractual dates and variations in interest rate sensitivity within repricing periods and among currencies.

Tabel dibawah ini merangkum rata-rata tertimbang suku bunga efektif setahun yang signifikan.

The table below summarises the significant weighted average effective interest rate per annum.

31 Desember/December 2010

Rupiah/Rupiah %

Valuta asing/ Foreign currency

%

ASET ASSETSPenempatan pada Bank Indonesia

dan bank-bank lain 5,92 0,68Placements with Bank Indonesia and

other banks Efek-efek yang diperdagangkan 7,25 - Trading securities Kredit yang diberikan 18,00 3,36 Loans Efek-efek untuk tujuan investasi: Investment securities:

- Sertifikat Bank Indonesia 5,95 - Certificates of Bank Indonesia - - Obligasi Pemerintah 6,61 - Government Bonds -

Tagihan atas pinjaman yang dijamin 7,47 - Receivables under secured borrowings

KEWAJIBAN LIABILITIESSimpanan oleh nasabah bukan bank 4,64 0,16 Deposits by non-bank customers Simpanan oleh bank-bank lain 3,47 0,05 Deposits by other banks Pinjaman yang diterima 7,73 - Borrowings Kewajiban kepada Kantor Pusat dan

cabang-cabang lain - 1,51 Due to Head Office and other branches

Page 42: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

41

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

31 Desember/December 2009

Rupiah/Rupiah %

Valuta asing/ Foreign currency

%

ASET ASSETS

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain 6,67 0,18

Placements with Bank Indonesia and other banks

Efek-efek yang diperdagangkan 8,37 - Trading securities Kredit yang diberikan 19,94 4,64 Loans Efek-efek untuk tujuan investasi: Investment securities:

- Sertifikat Bank Indonesia 6,40 - Certificates of Bank Indonesia - - Obligasi Pemerintah 7,75 - Government Bonds -

Tagihan atas pinjaman yang dijamin 9,73 - Receivables under secured borrowings

KEWAJIBAN LIABILITIESSimpanan oleh nasabah bukan bank 5,15 1,02 Deposits by non-bank customers Simpanan oleh bank-bank lain 6,04 0,16 Deposits by other banks Pinjaman yang diterima 7,73 - Borrowings Kewajiban kepada Kantor Pusat dan

cabang-cabang lain - 1,24 Due to Head Office and other branches

Tabel di bawah ini merangkum profil risiko suku bunga untuk portofolio Banking Book pada nilai tercatatnya yang dikategorikan berdasarkan mana yang terlebih dahulu antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo:

The below table summarizes interest rate risk Banking Book portfolio profile at carrying amounts categorized by the earlier of contractual repricing or maturity dates:

31 Desember/December 2010 Nilai

Tercatat/ Carrying

Kurang dari 3 bulan/

Less than

3 bulan - 1 tahun/

3 months -

> 1 - 5 tahun/ > 1 - 5 > 5 tahun/

Amount 3 months 1 year years > 5years Penempatan pada Bank Placements with

Indonesia dan bank- bank lain 7.442.686) 5.280.286) 2.162.400) -) -

Bank Indonesia and other banks

Kredit yang diberikan 21.833.493) 7.756.154) 1.806.640) 9.919.992) 2.350.707 Loans Efek-efek untuk tujuan

investasi 1.128.788) -) 489.641) 639.147) - Investment securities 30.404.967) 13.036.440) 4.458.681) 10.559.139) 2.350.707 Simpanan oleh nasabah

bukan bank (18.782.285) (18.362.653) (409.919) (9.713) - Deposits by non-bank

customers Simpanan oleh bank-

bank lain (2.564.737) (2.564.737) -) -) - Deposits by other

banks Pinjaman yang diterima (337.550) -) (187.550) (150.000) - Borrowings (21.684.572) (20.927.390) (597.469) (159.713) -

Jumlah 8.720.395) (7.890.950) 3.861.212) 10.399.426) 2.350.707 Total

Analisa sensitivitas atas risiko suku bunga Pengelolaan dari risiko bunga terhadap interest rate gap limits dilengkapi dengan pemantauan sensitivitas terhadap aset keuangan dan kewajiban keuangan Bank. Sensitivitas diukur menggunakan PV01, yaitu perubahan nilai portofolio akibat kenaikan suku bunga 1 basis poin (bp).

Sensitivity analysis on interest rate risk The management of interest rate risk against interest rate gap limits is supplemented by monitoring the sensitivity of Bank’s financial assets and liabilities. Sensitivity is measured using PV01, which is the changes in portfolio due to 1 basis point (bp) increase of interest rate.

Page 43: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

42

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

d. Risiko likuiditas d. Liquidity risk

Risiko likuiditas merupakan risiko dimana Bank tidak memiliki sumber daya keuangan yang memadai untuk memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo, atau dimana sumber-daya keuangan tersebut hanya dapat digunakan dengan biaya yang sangat mahal. Merupakan kebijakan Bank untuk setiap saat menjaga posisi likuiditas yang memadai untuk semua mata uang, sehingga dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Bank mengelola risiko likuiditas dalam jangka pendek dan jangka menengah. Dalam jangka pendek, fokus Bank adalah untuk memastikan bahwa kebutuhan arus kas dapat dipenuhi melalui aset yang jatuh tempo, simpanan nasabah dan pendanaan wholesale apabila dibutuhkan. Dalam jangka menengah, fokus Bank adalah untuk memastikan neraca tetap sehat secara struktural dan sesuai dengan strategi Bank. ALCO bertanggung jawab untuk memastikan kebijakan manajemen likuiditas dipatuhi dan tetap dalam batas likuiditas yang telah ditentukan.

Liquidity risk is the risk that the Bank either does not have sufficient financial resources available to meet our obligations as they fall due, or can only access these financial resources at excessive cost. It is the Bank’s policy to maintain adequate liquidity at all times for all currencies, and hence to be in a position to meet obligations as they fall due. The Bank manages liquidity risk both on a short-term and medium-term basis. In the short-term, the Bank’s focus is on ensuring that the cash flow demands can be met through asset maturities, customer deposits and wholesale funding where required. In the medium-term, the focus is on ensuring the balance sheet remains structurally sound and aligned to the Bank’s strategy. The ALCO Committee is responsible for ensuring liquidity management policies are complied with and liquidity is within the pre-defined liquidity limits.

Peristiwa pasar yang tidak biasa dapat berdampak buruk bagi Bank, sehingga mempengaruhi kemampuan Bank untuk memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Ketidakpastian utama untuk risiko likuiditas adalah ketika nasabah menarik simpanan lebih cepat dari yang diperkirakan, atau ketika pembayaran aset tidak diterima pada tanggal jatuh tempo. Untuk mengurangi ketidakpastian ini, basis nasabah untuk simpanan didiversifikasikan berdasarkan jenis simpanan dan tanggal jatuh tempo. Selain itu Bank memiliki rencana pendanaan kontinjensi termasuk portofolio aset likuid yang dapat direalisasikan ketika terjadi tekanan likuiditas (liquidity stress), serta akses terhadap dana wholesale dalam kondisi pasar normal.

Exceptional market events can impact the Bank adversely, thereby affecting its ability to fulfill its obligations as they fall due. The principal uncertainties for liquidity risk are that customers withdraw their deposits at a substantially faster rate than expected, or that asset repayments are not received on the intended maturity date. To mitigate these uncertainties, the Bank’s customer deposit base is diversified by type and maturity. In addition, the Bank has contingency funding plans including a portfolio of liquid assets that can be realized if a liquidity stress occurs, as well as ready access to wholesale funds under normal market conditions.

i. Rencana manajemen krisis likuiditas i. Liquidity crisis management plan

Kejadian tak terduga dapat mengubah perilaku nasabah dan menyebabkan arus kas keluar secara tiba-tiba. Apabila hal ini tidak dikelola dengan benar, hal ini dapat menyebabkan situasi krisis yang lebih buruk dan pada akhirnya dapat menyebabkan risiko kelangsungan usaha Grup. Kebijakan Grup SCB mengharuskan untuk membentuk Rencana Manajemen Krisis Likuiditas yang harus disetujui setidaknya setiap tahun, sebagai pertahanan terhadap krisis likuiditas. Rencana ini harus diperbarui apabila terjadi perubahan signifikan yang terjadi baik dalam kegiatan usaha, lingkungan pasar atau manajemen.

Unexpected events can change customer behaviour and cause a sudden net cash outflow. If mismanaged, the crisis can get worse and ultimately risk the survival of the Group. SCB Group policy requires a Liquidity Crisis Management Plan to be established and approved at least annually, as a defence to a liquidity crisis. This plan must be updated where there is a significant change either in the business, market environment or management.

Page 44: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

43

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

d. Risiko likuiditas (Lanjutan) d. Liquidity risk (Continued)

ii. Eksposur terhadap risiko likuiditas ii. Exposure to liquidity risk

Analisa jatuh tempo kontraktual aset keuangan dan kewajiban keuangan berdasarkan periode tersisa sampai dengan tanggal jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

The contractual maturity analysis of financial assets and liabilities based on remaining period to maturity as of 31 December 2010 and 2009 are as follows:

31 Desember/December 2010

Nilai tercatat / Carrying

Kontrak tanpa

tanggal jatuh

tempo/ Contract without maturity

Kurang dari 1 bulan/

Less than

1-3 bulan/ 1-3

>3-12 bulan/ >3-12

>12-60 bulan/ >12-60

Lebih dari 60 bulan/ More than

Amount*) date 1 month months months months 60 months

ASET KEUANGAN FINANCIAL ASSETSKas 135.392 135.392) -) - - - - Cash Giro pada Bank Indonesia 1.296.032 1.296.032) -) - - - -

Current accounts with Bank Indonesia

Giro pada bank-bank lain 123.115 123.115) -) - - - -

Current accounts with other banks

Tagihan dari cabang-cabang lain 97.685 97.685) -) - - - - Due from other branches

Penempatan pada Bank Placements with Bank Indonesia dan bank-bank lain 7.443.069 -) 3.850.829) 1.429.840 2.162.400 - - Indonesia and other banks Efek-efek yang

diperdagangkan 1.305.531 -) 226) 470 596.787 187.687 520.361 Trading securitiesTagihan derivatif 1.798.407 -) 60.303) 92.876 548.136 1.056.734 40.358 Derivative receivables Kredit yang diberikan 23.187.916 -) 5.622.225) 2.664.625 3.047.083 10.407.727 1.446.256 Loans Tagihan akseptasi 995.219 -) 510.687) 371.360 113.172 - - Acceptance receivables Efek-efek untuk tujuan

investasi 1.128.788 -) -) - 489.641 639.147 - Investment securities Tagihan atas pinjaman yang

dijamin 1.837.550 -) -) - - 1.525.000 312.550 Receivables under secured

borrowings Aset lain-lain 1.138.958 1.138.958) -) - - - - Other assets

40.487.662 2.791.182) 10.044.270) 4.559.171 6.957.219 13.816.295 2.319.525

KEWAJIBAN KEUANGAN FINANCIAL LIABILITIESSimpanan oleh nasabah bukan

bank 18.782.285 -) 16.611.776) 1.750.877 409.919 9.713 - Deposits by non-bank

customers Simpanan oleh bank-bank lain 2.564.737 -) 2.564.737) - - - - Deposits by other banksKewajiban derivatif 1.749.131 -) 49.839) 60.777 423.303 1.214.272 940 Derivative payablesKewajiban akseptasi 995.219 -) 510.687) 371.360 113.172 - - Acceptance payablesKewajiban untuk

mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin 661.854 -) -) - - 432.584 229.270

Obligation to return securities received under secured

borrowings Beban masih harus dibayar 634.935 634.935) -) - - - - Accrued expenses Pinjaman yang diterima 337.550 -) -) - 187.550 150.000 - BorrowingsKewajiban kepada Kantor

Pusat dan cabang-cabang lain 11.705.746 -) -) 1.389.296 3.153.500 7.162.950 -

Due to Head Office and other branches

37.431.457 634.935) 19.737.039) 3.572.310 4.287.444 8.969.519 230.210

Selisih 3.056.205 2.156.247) (9.692.769) 986.861 2.669.775 4.846.776 2.089.315 Difference

*) sebelum cadangan kerugian penurunan nilai Before allowance for impairment losses *)

Page 45: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

44

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

ii. Eksposur terhadap risiko likuiditas (Lanjutan) ii. Exposure to liquidity risk (Continued)

31 Desember/December 2009

Nilai tercatat/ Carrying

Kontrak tanpa

tanggal jatuh

tempo/ Contract without maturity

Kurang dari 1 bulan/

Less than

1-3 bulan/ 1-3

>3-12 bulan/ >3-12

>12-60 bulan/ >12-60

Lebih dari 60 bulan/ More than

amount*) date 1 month months Months months 60 months

ASET KEUANGAN FINANCIAL ASSETSKas 86.903 86.903 -) - -) - -) Cash Giro pada Bank Indonesia 921.616 921.616 -) - -) - -)

Current accounts with Bank Indonesia

Giro pada bank-bank lain 133.482 133.482 -) - -) - -)

Current accounts with other banks

Tagihan dari cabang-cabang lain 50.255 50.255) -) - -) - -) Due from other branches

Penempatan pada Bank Placements with Bank Indonesia dan bank-bank lain 7.559.509 - 7.559.509) - -) - -) Indonesia and other banks Efek-efek yang

diperdagangkan 1.495.102 - 285.211) 224.296 45.650) 664.629 275.316) Trading securitiesTagihan derivatif 2.241.088 - 163.727) 261.959 981.506) 702.730 131.166) Derivative receivables Kredit yang diberikan 20.773.613 - 3.937.624) 2.984.417 1.455.715) 10.536.073 1.859.784) Loans Tagihan akseptasi 736.421 - 108.908) 203.853 423.660) - -) Acceptance receivablesEfek-efek untuk tujuan

investasi 1.577.416 - -) 1.086.571 -) 368.925 121.920) Investment securities Tagihan atas pinjaman yang

dijamin 3.437.500 - -) - 1.250.000) 2.187.500 -) Receivables under secured

borrowings Aset lain-lain 1.122.925 1.122.925 - -) - -) -) Other Assets

40.135.830 2.315.181 12.054.979 4.761.096 4.156.531) 14.459.857 2.388.186)

KEWAJIBAN KEUANGAN FINANCIAL LIABILITIESSimpanan oleh nasabah bukan

bank 19.122.703 - 13.482.292) 3.154.558 2.241.640) 244.213 -) Deposits by non-bank

customers Simpanan oleh bank-bank lain 1.092.240 - 809.731) 282.509 -) - -) Deposits by other banksKewajiban derivatif 1.714.069 - 107.965) 229.509 327.213) 964.227 85.155) Derivative payablesKewajiban akseptasi 736.421 - 114.837) 200.654 420.930) - -) Acceptance payablesKewajiban untuk

mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin 1.314.182 - -) -

-00—l-----)—09uj-) 1.314.182 -)

Obligation to return securities received under secured

borrowings Beban masih harus dibayar 618.429 618.429 - - -) - -) Accrued expenses Pinjaman yang diterima 687.500 - -) 125.000 -) 562.500 -) BorrowingsKewajiban kepada Kantor

Pusat dan cabang-cabang lain 12.444.674 - 278.853) - -) 3.240.571 8.925.250)

Due to Head Office and other branches

37.730.218 618.429 14.793.678 3.992.230 2.989.783) 6.325.693 9.010.405)

Selisih 2.405.612 1.696.752 (2.738.699) 768.866 1.166.748 8.134.164 (6.622.219) Difference

*) sebelum cadangan kerugian penurunan nilai Before allowance for impairment losses *)

Bank menggunakan Maximum Cummulative Outflow (“MCO”) sebagai pengukuran utama dalam pengelolaan risiko likuiditas. MCO merupakan jumlah arus kas masuk/keluar bersih dari seluruh komponen neraca dan rekening administratif dalam kondisi normal. Bank harus menghitung arus kas untuk masing-masing mata uang untuk masing-masing komponen utama neraca dan rekening administratif dalam kondisi usaha normal setiap hari selama 30 hari. Bank menentukan limit untuk masing-masing kategori selama 30 hari ke depan untuk jumlah gabungan Rupiah dan valuta asing berdasarkan asumsi perilaku arus kas.

The key measure used by the Bank for managing liquidity risk is Maximum Cummulative Outflow (“MCO”). MCO is the net cash inflow/ outflow from all on-balance sheet and off-balance sheet items under normal conditions. The Bank must calculate the cash flows by currency for major on and off-balance sheet categories under business-as-usual conditions each day for the next 30 days. The Bank determined the limits for each category for the next 30 days for total combined Rupiah and foreign currencies based on behaviour assumptions of the particular cash flows.

Page 46: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

45

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

ii. Eksposur terhadap risiko likuiditas (Lanjutan) ii. Exposure to liquidity risk (Continued)

Berikut merupakan perhitungan MCO untuk 30 hari ke depan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.

The table below summarizes the calculation of MCO for the next 30 days as of 31 December 2010 and 2009.

Jangka waktu

31 Desember/ December

2010

31 Desember/ December

2009 Tenor MCO Gabungan 1 hari - - Overnight Combined MCO 2-7 hari - - 2-7 days 8-30 hari 3.600.362 5.645.282 8-30 days

e. Manajemen Risiko Operasional e. Operational risk management

Risiko operasional adalah potensi kerugian yang timbul dari kegagalan personil, proses atau teknologi atau dampak dari peristiwa eksternal. Bank berusaha untuk meminimalisasi eksposur terhadap risiko operasional, dengan mempertimbangkan trade-offs biaya. Eksposur risiko operasional dikelola melalui serangkaian proses manajemen yang diterapkan secara konsisten, untuk identifikasi, penilaian, pengendalian dan pengawasan risiko. The Country Operational Risk Committee mengawasi pengelolaan risiko operasional di seluruh unit usaha di negara yang bersangkutan, yang didukung oleh komite di tingkat bisnis dan fungsional. Struktur formal tata kelola ini memberikan keyakinan bahwa risiko operasional telah diidentifikasi dan dikelola secara efektif. Pengaturan dan pemeliharaan standar untuk pengukuran dan manajemen risiko operasional merupakan tanggung jawab Grup SCB. Manajemen risiko operasional bank terdiri dari tiga tahapan Assurance sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan oleh Group Operational Risk Committee dalam kerangka kerja Manajemen Risko Operasional. Tahap pertama dibagi menjadi dua bagian: (1) tanggung jawab seluruh staf terhadap pengendalian internal melalui kepatuhan terhadap kebijakan internal/peraturan eksternal (2) program self-assessment secara berkala terhadap pengendalian kunci yang dilaksanakan oleh masing-masing unit operasional, mencakup ketentuan pengendalian kunci yang bersifat Generic, Business Specific dan yang terkait peraturan lokal. Tahap kedua merupakan review independen secara berkala yang dilakukan oleh tim Country Assurance dan Audit atas dua aspek yang dijelaskan pada tahap pertama. Tahap ketiga merupakan audit berkala yang dilakukan oleh Group Internal Audit terhadap topik yang lebih bersifat stratejik atau spesifik.

Operational risk is the potential for loss arising from the failure of people, process or technology or the impact of external events. The Bank seeks to minimise our exposure to operational risk, subject to cost trade-offs. Operational risk exposures are managed through a consistent set of management processes that drive risk identification, assessment, control and monitoring. The Country Operational Risk Committee oversees the management of operational risks across the country, supported by business, and functional level committees. This formal structure of governance provides the management committee with confidence that operational risks are being proactively identified and effectively managed. The setting and maintaining of standards for operational risk management and measurement is the responsibility of SCB Group. Operational risk management recognizes three level of Assurance aligned with guidelines that set by Group Operational Risk Committee in the Operational Risk Management framework. First stage is divided into two parts: (1) all staff responsibility on internal control by adhering to internal policy/external regulations (2) periodic self assessment program on the key controls performed by each operating unit covers Generic, Business Specific and Local regulation key control guidelines. Second stage is a continous independent review by Country Assurance and Audit team on the two aspects mentioned in the first stage. Third stage is a regular audit performed by Group Internal Audit on more strategic or specific topic.

Page 47: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

46

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

e. Manajemen Risiko Operasional (Lanjutan) e. Operational risk management (Continued)

Masalah-masalah risiko operasional yang diidentifikasi melalui tiga tahapan Assurance akan dinilai dengan menggunakan risk grading matrix, yaitu tingkat resiko rendah, menengah dan tinggi. Seluruh masalah risiko operasional yang diidentifikasi akan didiskusikan dalam pertemuan Business Operational Risk Committee yang diselenggarakan secara bulanan, untuk menentukan tindakan koreksi, tenggat waktu dan pertanggungjawaban dari pihak-pihak terkait. Business Operational Risk Committee akan mengidentifikasi lima masalah risiko operasional dengan risiko tinggi dan menengah, dan melaporkannya ke pertemuan Country Operational Risk Committee. Country Operational Risk Committee merupakan tatakelola tertinggi dalam tingkatan- negara yang bertanggungjawab untuk memastikan seluruh risiko operasional telah dipantau, dimitigasi, dan tindak lanjut yang efektif dan tepat waktu telah dilakukan sebagaimana mestinya untuk memitigasi risiko. Country Operational Risk Committee dalam pertemuan yang dilakukan secara bulanan juga akan menentukan lima masalah risiko operasional utama dan melaporkannya ke Group Operational Risk Committee. Penerapan kerangka kerja Manajemen Risiko Operasional akan diaudit untuk memastikan efektivitas pengendalian internal Bank secara keseluruhan. Dalam tahun 2010, Kerangka Kerja Manajemen Risiko telah disempurnakan dengan tujuan untuk memperjelas dan melengkapi manajemen risiko dan disiplin pengendalian yang ada. Sejumlah aspek khusus Kerangka Kerja Manajemen Risiko juga telah disempurnakan dan dikembangkan. Perubahan dan pengembangan kerangka kerja ini membantu komunikasi pendekatan menyeluruh Grup terhadap manajemen risiko dan juga menyediakan referensi kepada karyawan secara berkesinambungan. Hal ini juga membantu untuk melekatkan dan memelihara praktik disiplin serta mengurangi terjadinya duplikasi maupun ketidak sesuaian dalam proses manajemen risiko. Secara khusus perubahan kerangka kerja ini bertujuan mencapai hal-hal sebagai berikut: Perbaikan pelaporan risiko operasional. Pertanggungjawaban manajemen dan

pengendalian risiko yang lebih jelas. Keyakinan yang lebih menyeluruh dan

konsisten atas pengendalian yang efektif. Perbaikan budaya risiko dan pemahaman

mengenai bagaimana risiko dikendalikan.

Operational risk issues identified through the three levels of Assurance will be assessed using risk grading matrix whether they are low, medium or high risk. All identified operational risk issues will be discussed at monthly Business Operational Risk Committee meetings to agree status of action, timeline and accountability of the issues. Business Operational Risk Committee will identify their top five medium and high risk issues, and escalate them to Country Operational Risk Committee meeting. Country Operational Risk Committee meeting is the highest governance in the Country level whose main responsibility is to ensure that all operational risk is monitored, mitigated and effective and timely action take place as it should be to mitigate the risk. The Country Operational Risk Committee on their monthly meetings will also decide on too five country operational risk issues and escalate it to Group Operational Risk Committee. The implementation of Operational Risk Management framework will be audited to ensure effectiveness of overall bank’s internal control. In 2010, Risk Management Framework has been revised with a view to clarifying and building on existing risk management and control disciplines. A number of specific aspects of the Risk Management Framework have also been revised and enhanced. This revised and expanded framework facilitates the communication of the Group’s holistic approach to risk management as well as provide an ongoing reference to staff. It will help to embed and maintain these disciplines and to reduce the incidence of gaps and duplication in risk management processes. In particular it is intended that the revisions to the Risk Management Framework will achieve the following outcomes: Improved operational risk reporting. Clearer accountability for risk management

and control. More coherent and consistent assurance that

controls are effective. Improved risk culture and understanding of

how risk is managed.

Page 48: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

47

4. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN 4. USE OF ESTIMATES AND JUDGMENT

Pengungkapan ini merupakan tambahan atas pembahasan tentang manajemen risiko keuangan (Catatan 3).

These disclosures supplement the commentary on financial risk management (Note 3).

a. Sumber utama atas ketidakpastian estimasi a. Key sources of estimation uncertainty

a.1. Cadangan kerugian penurunan nilai aset

keuangan

Evaluasi atas kerugian penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dijelaskan di Catatan 2n.

a.1. Allowance for impairment losses of financial assets

Financial assets accounted for at amortized cost are evaluated for impairment on a basis described in Note 2n.

Cadangan kerugian penurunan nilai terkait dengan pihak lawan spesifik dalam seluruh cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas tagihan yang penurunan nilainya dievaluasi secara individual berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai tunai arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas ini, manajemen membuat pertimbangan mengenai kondisi keuangan dari pihak lawan dan nilai bersih yang dapat direalisasi dari agunan yang diterima. Setiap aset yang mengalami penurunan nilai dievaluasi, dan strategi penyelesaian serta estimasi arus kas yang dapat diperoleh disetujui secara independen oleh unit GSAM.

The specific counterparty component of the total allowances for impairment applies to claims evaluated individually for impairment and is based upon management’s best estimate of the present value of the cash flows that are expected to be received. In estimating these cash flows, management makes judgments about the counterparty’s financial situation and the net realizable value of any underlying collateral. Each impaired asset is assessed on its merits, and the workout strategy and estimate of cash flows considered recoverable are independently approved by the GSAM Unit.

Evaluasi cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat pada portofolio tagihan dengan karakteristik ekonomi yang serupa ketika terdapat bukti obyektif bahwa telah terjadi penurunan nilai tagihan dalam portofolio tersebut namun penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam menentukan perlunya membentuk cadangan kerugian penurunan nilai kredit secara kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit, besarnya portofolio, konsentrasi kredit dan faktor-faktor ekonomi. Dalam mengestimasi cadangan yang diperlukan, asumsi-asumsi dibuat untuk menentukan model kerugian bawaan dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman historis dan kondisi ekonomi saat ini. Ketepatan dari cadangan ini tergantung pada seberapa tepat estimasi arus kas masa depan untuk menentukan cadangan individual serta asumsi model dan parameter yang digunakan dalam menentukan penyisihan kolektif.

Collectively assessed impairment allowances cover credit losses inherent in portfolios of claims with similar economic characteristics when there is objective evidence to suggest that they contain impaired claims, but the individual impaired items cannot yet be identified. In assessing the need for collective loan loss allowances, management considers factors such as credit quality, portfolio size, concentrations, and economic factors. In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modeled and to determine the required input parameters, based on historical experience and current economic conditions. The accuracy of the allowances depends on how well these estimate future cash flows for specific counterparty allowances and the model assumptions and parameters used in detemining collective allowances.

Page 49: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

48

4. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN (lanjutan)

4. USE OF ESTIMATES AND JUDGMENT (continued)

a. .Sumber utama atas ketidakpastian estimasi(Lanjutan)

a. Key sources of estimation uncertainty(Continued)

a.2. Penentuan nilai wajar

Dalam menentukan nilai wajar atas aset keuangan dan kewajiban keuangan dimana tidak terdapat harga pasar yang dapat diobservasi, Bank harus menggunakan teknik penilaian seperti dijelaskan pada Catatan 2f.6. Untuk instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan tidak memiliki harga yang transparan, nilai wajarnya menjadi kurang obyektif dan karenanya, membutuhkan tingkat pertimbangan yang beragam, tergantung pada likuiditas, konsentrasi, ketidakpastian faktor pasar, asumsi penentuan harga, dan risiko lainnya yang mempengaruhi instrumen tertentu.

a.2. Determining fair values

The determination of fair value for financial assets and liabilities for which there is no observable market price requires the use of valuation techniques as described in Note 2f.6. For financial instruments that trade infrequently and have little price transparency, fair value is less objective, and requires varying degrees of judgment depending on liquidity, concentration, uncertainty of market factors, pricing assumptions and other risks affecting the specific instrument.

b.. Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank

b. Critical accounting judgments in applying the Bank’s accounting policies

Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank meliputi:

Critical accounting judgments made in applying the Bank’s accounting policies include:

b.1. Penilaian instrumen keuangan

Kebijakan akuntansi Bank untuk pengukuran nilai wajar dibahas di Catatan 2f.6.

b.1. Valuation of financial instruments

The Bank’s accounting policy on fair value measurements is discussed in Note 2f.6.

Bank mengukur nilai wajar dengan menggunakan hirarki dari metode berikut:

Harga kuotasi di pasar aktif untuk

instrumen keuangan yang sejenis. Teknik penilaian berdasarkan input yang

dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen keuangan yang dinilai dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen yang sejenis; harga kuotasi untuk instrumen keuangan yang sejenis di pasar yang kurang aktif; atau teknik penilaian lainnya dimana seluruh input signifikan yang digunakan dapat diobservasi secara langsung ataupun tidak langsung dari data yang tersedia di pasar.

Teknik penilaian yang menggunakan input signifikan yang tidak dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah semua instrumen keuangan dimana teknik penilaiannya tidak menggunakan data yang dapat diobservasi dan dapat memiliki dampak signifikan terhadap penilaian instrumen keuangan. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen yang dinilai berdasarkan harga kuotasi atas instrumen sejenis dimana dibutuhkan penyesuaian atau asumsi-asumsi yang tidak dapat diobservasi untuk mencerminkan perbedaan antara instrumen keuangan yang diperbandingkan.

The Bank measures fair values using the following hierarchy of methods:

Quoted market price in an active market for an identical instrument.

Valuation techniques based on observable inputs. This category includes instruments valued using quoted market prices in active markets for similar instruments; quoted prices for similar instrumens in market that are considered less than active; or other valuation techniques where all significant inputs are directly or indirectly observable from market data.

Valuation techniques using significant unobservable inputs. This category includes all instruments where the valuation technique includes inputs not based on observable data and the unobservable inputs could have a significant effect on the instrument’s valuation. This category includes instruments that are valued based on quoted prices for similar instruments where significant unobservable adjustments or assumptions are required to reflect differences between the instruments.

Page 50: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

49

4. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN (lanjutan)

4. USE OF ESTIMATES AND JUDGMENT (continued)

b.. Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank

(Lanjutan)

b. Critical accounting judgments in applying the Bank’s accounting policies (Continued)

b.1. Penilaian instrumen keuangan (Lanjutan) b.1. Valuation of financial instruments (Continued)

Nilai wajar dari aset keuangan dan kewajiban keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif didasarkan pada kuotasi harga pasar atau kuotasi dari harga dealer. Untuk seluruh instrumen keuangan lainnya, Bank menentukan nilai wajar menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian termasuk model nilai tunai dan arus kas yang didiskontokan, dan perbandingan dengan instrumen yang sejenis dimana terdapat harga pasar yang dapat diobservasi. Asumsi dan input yang digunakan dalam teknik penilaian termasuk suku bunga bebas risiko (risk-free) dan suku bunga acuan, credit spread dan variabel lainnya yang digunakan dalam mengestimasi tingkat diskonto, harga obligasi, kurs mata uang asing, serta tingkat kerentanan dan korelasi harga yang diharapkan. Tujuan dari teknik penilaian adalah penentuan nilai wajar yang mencerminkan harga dari instrumen keuangan pada tanggal pelaporan yang akan ditentukan oleh para partisipan di pasar dalam suatu transaksi yang wajar.

Fair values of financial assets and financial liabilities that are traded in active markets are based on quoted market prices or dealer price quotations. For all other financial instruments, the Bank determines fair values using valuation techniques. Valuation techniques include net present value and discounted cash flow models, and comparison to similar instruments for which market observable prices exist. Assumptions and inputs used in valuation techniques include risk-free and benchmark interest rates, credit spreads and other variables used in estimating discount rates, bond prices, foreign currency exchange rates, and expected price volatilities and correlations. The objective of valuation techniques is to arrive at a fair value determination that reflects the price of the financial instrument at the reporting date that would have been determined by market participants acting at arm’s length.

b.2. Klasifikasi aset dan kewajiban keuangan

Kebijakan akuntansi Bank memberikan keleluasaan untuk menetapkan aset dan kewajiban keuangan ke dalam berbagai kategori pada saat pengakuan awal sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku berdasarkan kondisi tertentu:

Dalam mengklasifikasikan aset

keuangan ke dalam kelompok “diperdagangkan”, Bank telah menetapkan bahwa aset tersebut sesuai dengan definisi aset dalam kelompok diperdagangkan yang dijabarkan pada Catatan 2f.

Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank menyesuaikan kategori pengelompokan atas efek-efek yang diperdagangkan dan kredit yang diberikan tertentu, sesuai dengan perubahan tujuan manajemen atas aset keuangan tersebut (Catatan 34).

b.2. Financial asset and liability classification

The Bank’s accounting policies provide scope for assets and liabilities to be designated on inception into different accounting categories in certain circumstances:

In classifying financial assets as “trading”, the Bank has determined that it meets the description of trading assets set out in Note 2f.

On 1 January 2010, the Bank adjusted the categories of certain trading securities and loans, in accordance with the management intention on holding such assets (Note 34).

Page 51: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

50

5. GIRO PADA BANK INDONESIA 5. DEMAND DEPOSITS WITH BANK INDONESIA

Akun ini terdiri dari: This account consists of the following:

2010 2009 Rupiah 1.087.901 705.531 Rupiah Dolar Amerika Serikat 208.131 216.085 United States Dollar

Jumlah 1.296.032 921.616 Total

Saldo giro pada Bank Indonesia disediakan untuk memenuhi persyaratan giro wajib minimum dari Bank Indonesia.

Current accounts with Bank Indonesia are provided to fulfill Bank Indonesia requirements on minimum reserve requirements.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, rasio Giro Wajib Minimum (GWM) Bank masing-masing sebesar 34,26% dan 41,34% untuk mata uang Rupiah serta masing-masing sebesar 1,09% dan 1,01% untuk mata uang Dollar Amerika Serikat.

As of 31 December 2010 and 2009, the minimum reserve requirements ratios of the Bank were 34.26% and 41.34% for Rupiah currency, respectively, and 1.09% and 1.01% for US Dollar currency, respectively.

Rasio GWM untuk mata uang Rupiah pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 terdiri dari rasio GWM Primer masing-masing sebesar 8,13% dan 5,07% dengan menggunakan saldo rekening giro Rupiah pada Bank Indonesia, dan rasio GWM Sekunder masing-masing sebesar 26,13% dan 36,27% dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia dan obligasi pemerintah.

The minimum reserve requirements ratio of the Bank for Rupiah currency as of 31.December 2010 and 2009 consists of primary GWM ratio of 8.13% and 5.07%, respectively, using current accounts with Bank Indonesia and secondary GWM ratio of 26.13% and 36.27%, respectively, in the form of Certificates of Bank Indonesia and government bonds, respectively.

Bank telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang berlaku tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum.

The Bank has fulfilled Bank Indonesia’s regulation regarding minimum reserve requirements of Commercial Banks.

6. PENEMPATAN BANK INDONESIA DAN PADA

BANK-BANK LAIN 6. PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND

OTHER BANKS

Jangka waktu/Period (bulan/months)

2010 2009 2010 2009 Call money: Call money:

Rupiah <1 <1 399.817) 500.899) Rupiah Mata uang asing 1-12 <1 6.649.561) ) 7.058.610) Foreign currencies

7.049.378) 7.559.509) )

Deposito berjangka: Time deposits:Rupiah 1-12 1-12 393.691) - Rupiah

393.691) -)Jumlah sebelum cadangan

kerugian penurunan nilai 7.443.069) 7.559.509)Total before allowance

for impairment losses Cadangan kerugian penurunan

nilai (383) (74.086) Allowance for impairment losses

Jumlah, bersih 7.442.686) 7.485.423 Total, net

Page 52: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

51

6. PENEMPATAN BANK INDONESIA DAN PADA BANK-BANK LAIN (Lanjutan)

6. PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS (Continued)

Pada tanggal 31 Desember 2010, seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain tidak mengalami penurunan nilai (31 Desember 2009: diklasifikasikan sebagai “lancar”).

As of 31 December 2010, all placements with Bank Indonesia and other banks were not impaired (31 December 2009: classified as “current”).

7. EFEK-EFEK YANG DIPERDAGANGKAN 7. TRADING SECURITIES

2010 2009

Sertifikat Bank Indonesia 586.659 253.735) Certificates of Bank IndonesiaObligasi pemerintah 642.157 1.131.312) Government bondsObligasi perusahaan 76.715 110.055) Corporate bonds 1.305.531 1.495.102)

Cadangan kerugian penurunan nilai - (1.101) Allowance for impairment losses

Jumlah, bersih 1.305.531 1.494.001) Total, net

Pada tanggal 31 Desember 2010, seluruh efek-efek yang diperdagangkan tidak mengalami penurunan nilai (31 Desember 2009: diklasifikasikan sebagai “lancar”).

As of 31 December 2010, all trading securities were not impaired (31 December 2009: classified as “current”).

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, obligasi perusahaan tersebut di atas diperingkat oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) masing-masing berkisar antara idAA- sampai dengan idAA+ dan idAA- sampai dengan idAAA.

As of 31 December 2010 and 2009, the above corporate bonds were rated by PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) ranging between idAA- to idAA+ and idAA- to idAAA, respectively.

8. TAGIHAN DAN KEWAJIBAN DERIVATIF 8. DERIVATIVE RECEIVABLES AND PAYABLES

2010 2009

Tagihan Derivatif/ Derivative

receivables

Kewajiban Derivatif/ Derivative payables

Tagihan Derivatif/ Derivative receivables

Kewajiban Derivatif/ Derivative payables

Kontrak berjangka mata uang

asing 85.471 (318.853) 529.040) (379.044)Foreign currency forward

contracts Kontrak cross currency swap 1.233.338 (957.800) 1.110.211) (734.923) Cross currency swap contractsKontrak swap suku bunga 449.522 (469.975) 405.039) (401.412) Interest rate swap contractsKontrak currency option 26.719 -) 121.843) (18.402) Currency option contractsLainnya 3.357 (2.503) 74.955) (180.288) Others

Jumlah tagihan (kewajiban) derivatif 1.798.407) (1.749.131) 2.241.088) (1.714.069)

Total derivative receivables (payables)

Cadangan kerugian penurunan nilai -) (32.755) Allowance for impairment losses

Jumlah, bersih 1.798.407 2.208.333 Total, net

Page 53: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

52

8. TAGIHAN DAN KEWAJIBAN DERIVATIF (Lanjutan) 8. DERIVATIVE RECEIVABLES AND PAYABLES (Continued)

Nilai kontrak dan rata-rata tertimbang periode kontrak dari kontrak berjangka mata uang asing dan kontrak currency option adalah sebagai berikut:

The contract amount and the weighted average contract period of foreign currency forward contracts and currency option contracts were as follows:

2010 2009

Rata-rata

tertimbangRata-rata

tertimbang periode periode Nilai kontrak kontrak kontrak

Mata

uang/Currency

(mata uang asal)/

Contract amount (in

original currency)

(hari)/ Weighted average contract period (days)

Nilai kontrak(mata uang

asal)/Contract amount (in

original currency)

(hari)/ Weighted average contract period (days)

Kontrak pembelian

berjangka mata uang asing

USD 1.101.773.842 129 1.009.449.151 127

Foreign currencyforward buying

contracts Lainnya,

ekuivalen USD/ Others, USD)equivalent 1.243.145.288 109 1.140.123.689

128

Kontrak penjualan berjangka mata uang asing

USD 1.107.763.517 105 996.932.300 127

Foreign currencyforward selling

contracts Lainnya,

ekuivalen USD/ Others, USD)equivalent 1.243.632.465 132 1.102.036.809

128

Kontrak pembelian currency option

USD 293.851.276 1.428 100.515.700 683

Currency option buying contracts

Lainnya, ekuivalen USD/ Others, USD)equivalent

Kontrak penjualan

currency option USD - - 7.700.373 732

Currency option selling contracts

Lainnya, ekuivalen USD/ Others, USD)equivalent

Jumlah nosional, tingkat suku bunga rata-rata tertimbang dan rata-rata tertimbang periode kontrak cross currency swap adalah sebagai berikut:

The notional amount, weighted average interest rate and weighted average contract period of cross currency swap contracts were as follows:

Rata-rata

Mata Jumlah nosional (mata uang asal)/Notional

amount (in original currency)

Tingkat suku bunga rata-rata tertimbang setahun/Weighted

average interest rate per annum (%)

tertimbang periode kontrak

(hari)/Weighted average contract

period (days) uang 2010 2009 2010 2009 2010 2009

Kontrak pembelian cross currency swap

USD 1.867.860.450 1.505.931.936 0,51 1,42 1.156 1.276

Cross currency swap buying

contracts IDR 18.011.101.038.326 12.878.706.025.660 7,66 10,23 998 1.123

JPY 27.096.868.132 25.077.487.395 0,95 1,24 712 706 SGD - 10.867.203 - 0,25 - 1.098

Kontrak penjualan cross currency swap

USD 1.697.055.963 1.224.221.183 1,18 1,87 1.051 1.194

Cross currency swap selling

contracts IDR 19.732.580.476.655 15.771.387.247.555 7,69 10,24 1.093 1.200 JPY 25.543.028.885 18.545.026.446 1,58 2,81 699 665 SGD - 10.867.203 - 0,25 - 1.098

Page 54: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

53

8. TAGIHAN DAN KEWAJIBAN DERIVATIF (Lanjutan) 8. DERIVATIVE RECEIVABLES AND PAYABLES

(Continued)

Jumlah nosional, tingkat suku bunga rata-rata tertimbang dan rata-rata tertimbang periode kontrak swap suku bunga adalah sebagai berikut:

The notional amount, weighted average interest rate and weighted average contract period of interest rate swap contracts were as follows:

Jumlah nosional (mata uang asal)/

Notional amount (in original currency)

Tingkat suku bunga rata-rata tertimbang

setahun (%)/Weighted

average interest rate per

annum (%)

Rata-rata tertimbang

periode kontrak (hari)/Weighted

average contract period (days)

Currency 2010 2009 2010 2009 2010 2009

Yang akan diterima USD 1.655.747.991 1.816.602.820 3,81 3,93 1.727 1.689 To be received IDR 6.419.349.335.844 5.821.462.337.252 9,49 10,62 1.325 1.207

JPY - 600.000.000 - 0,45 - 370 Yang akan dibayar USD 1.655.747.991 1.816.602.820 3,95 3,86 1.685 1.655 To be paid

IDR 6.419.349.335.844 5.821.462.337.252 10,70 10,89 1.591 1.505 JPY - 600.000.000 - 0,45 - 370

Bunga dari kontrak cross currency swap dan swap suku bunga di atas akan dipertukarkan setiap tiga bulan, enam bulan dan satu tahun.

The interest of the above cross currency swap and interest rate swap contracts will be exercised on a quarterly, semi-annual and annual basis.

Bank menggunakan transaksi swap suku bunga untuk tujuan lindung nilai atas perubahan nilai wajar kredit yang diberikan dan efek-efek untuk tujuan investasi dengan suku bunga tetap, yang dapat diatribusikan pada perubahan suku bunga pasar. Transaksi swap suku bunga tersebut digunakan untuk lindung nilai kredit yang diberikan dan efek-efek untuk tujuan investasi tertentu untuk memastikan tingkat efektivitas lindung nilai yang tinggi. Atas transaksi swap suku bunga tersebut, Bank menerapkan akuntansi lindung nilai.

The Bank uses interest rate swaps to hedge its exposure to changes in the fair value of its fixed-rate loans and investment securities which are attributable to change in market interest rates. Interest rate swaps are used to hedge specific loans and investment securities to ensure high level of hedge effectiveness. For the respective interest rate swaps, the Bank applied hedge accounting.

Pada tanggal 31 Desember 2010 and 2009, nilai wajar derivatif yang digunakan untuk tujuan lindung nilai atas nilai wajar masing-masing sebesar Rp 47.330 juta dan Rp 34.702 juta, yang dicatat sebagai kewajiban derivatif.

As of 31 December 2010 and 2009, the fair value of derivatives designated as fair value hedges are Rp 47,330 million and Rp 34,702 million, respectively, presented as derivative payables.

Selama tahun berakhir 31 Desember 2010 dan 2009, seluruh derivatif yang digunakan dalam transaksi lindung nilai terjadi saling hapus yang sangat efektif dengan perubahan nilai wajar transaksi yang dilindung nilai.

During the years ended 31 December 2010 and 2009, all derivatives that are used in hedging transactions are highly effective in offsetting changes in either the fair value of the hedged item.

Pada tanggal 31 Desember 2009, seluruh tagihan derivatif diklasifikasikan sebagai “lancar”.

As of 31 December 2009, all outstanding derivative receivables were classified as “current”.

Selain yang diungkapkan di atas dan dalam Catatan 9 dan 11 mengenai lindung nilai atas nilai wajar, Bank melakukan kontrak derivatif untuk tujuan diperdagangkan dan untuk tujuan lindung nilai terhadap posisi devisa neto Bank, risiko selisih tingkat bunga, risiko beda jatuh tempo, dan risiko lainnya dalam kegiatan operasional Bank sehari-hari, dan tidak memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai. Oleh karenanya, perubahan nilai wajar dari kontrak derivatif ini dibebankan (dikreditkan) pada laporan laba rugi gabungan tahun berjalan.

Except as disclosed above and in Note 9 and 11 regarding fair value hedge, the Bank entered into derivative contracts for trading as well as for hedging the Bank’s net open position, interest rate gap risk, maturity gap risk, and other risks in the Bank’s daily operations, and did not qualify for hedge accounting. As such, changes in fair value of these derivative contracts are charged (credited) to the current year combined statement of income.

Page 55: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

54

9. KREDIT YANG DIBERIKAN 9. LOANS

2010 2009 Pada biaya perolehan diamortisasi 22.188.289) 20.773.613) At amortized costDiukur pada nilai wajar melalui laporan laba

rugi 999.627) -) At fair value through profit or loss Cadangan kerugian penurunan nilai (1.354.423) (1.198.000) Allowance for impairment lossesJumlah, bersih 21.833.493) 19.575.613) Total, net

Kredit yang diberikan terdiri dari:

Loans consist of the followings:

a. Menurut jenis dan mata uang

a. By type and currency

2010 2009Rupiah Rupiah

Modal kerja 2.435.080) 2.224.633) Working capitalKonsumen dan kartu kredit 4.787.937) 3.609.874) Consumer and credit cardsTrade bills 288.360) 735.691) Trade billsPinjaman karyawan 171.846) 166.305) Staff loansInvestasi 2.385.124) 364.915) Investment

10.068.347) 7.101.418)Mata uang asing Foreign currencies

Modal kerja 4.683.986) 5.102.249) Working capitalKonsumen 3.509) 886) Consumer Trade bills 1.820.639) 1.445.213) Trade billsInvestasi 6.619.038) 7.135.843) Investment

13.127.172) 13.684.191) Pendapatan bunga yang dihentikan Interest in suspense

Rupiah (158) (4.027) RupiahMata uang asing (7.445) (7.969) Foreign curencies

(7.603) (11.996)

Jumlah sebelum cadangan kerugian penurunan nilai 23.187.916) 20.773.613)

Total before allowance for impairment losses

Cadangan kerugian penurunan nilai (1.354.423) (1.198.000) Allowance for impairment losses Jumlah, bersih 21.833.493) 19.575.613) Total, net

b. Menurut sektor industri

b. By type of industry

2010 2009Rupiah Rupiah

Manufaktur 739.851) 728.460) ManufacturingJasa keuangan 875.284) 1.134.221) Financial servicesPerdagangan 2.021.240) 644.552) CommercePertanian 170.605) 69.815) AgriculturePerorangan 5.085.699) 3.940.745) IndividualLainnya 1.175.668) 583.625) Others

10.068.347) 7.101.418) Mata uang asing Foreign currency

Manufaktur 2.728.799) 2.282.656) ManufacturingJasa keuangan 4.592.898) 5.147.398) Financial servicesPerdagangan 542.285) 262.140) CommercePertanian 965.956) 754.052) AgriculturePerorangan 44.440) 18) IndividualLainnya 4.252.794) 5.237.927) Others

13.127.172) 13.684.191)Pendapatan bunga yang dihentikan Interest in suspense

Rupiah (158) (4.027) RupiahMata uang asing (7.445) (7.969) Foreign curencies

(7.603) (11.996)

Jumlah sebelum cadangan kerugian

penurunan nilai 23.187.916) 20.773.613)Total loans before allowance

for impairment lossesCadangan kerugian penurunan nilai (1.354.423) (1.198.000) Allowance for impairment losses Jumlah, bersih 21.833.493) 19.575.613) Total, net

Page 56: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

55

9. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) 9. LOANS (Continued)

c. Jangka waktu c. Loan periods

Kredit yang diberikan (sebelum pendapatan bunga yang dihentikan pengakuannya dan cadangan kerugian penurunan nilai) menurut periode jatuh tempo berdasarkan perjanjian kredit:

Maturity period of loans (before interest in suspense and allowance for impairment losses) based on loan agreement:

2010 2009

Rupiah

Mata uang asing/

Foreign currencies Jumlah/Total Rupiah

Mata uang asing/

Foreign currencies Jumlah/Total

< 1 tahun 3.476.756 5.157.520 8.634.276 3.699.186 11.013.946 14.713.132 < 1 year1 - 5 tahun 3.596.523 6.274.774 9.871.297 3.367.220 2.506.011 5.873.231 1 - 5 years> 5 tahun 2.995.068 1.694.878 4.689.946 35.012 164.234 199.246 > 5 years

10.068.347 13.127.172 23.195.519 7.101.418 13.684.191 20.785.609

Kredit yang diberikan (sebelum pendapatan bunga yang dihentikan pengakuannya dan cadangan kerugian penurunan nilai) menurut periode jatuh tempo berdasarkan periode yang tersisa sampai dengan tanggal jatuh tempo:

Maturity period of loans (before interest in suspense and allowance for impairment losses) based on the remaining period to the maturity date:

2010 2009

Rupiah

Mata uang asing/

Foreign currencies Jumlah/Total Rupiah

Mata uang asing/

Foreign currencies Jumlah/Total

< 1 tahun 4.320.502 7.133.362 11.453.864 4.240.849 11.295.796 15.536.645 < 1 year1 - 5 tahun 4.384.641 5.912.720 10.297.361 2.858.027 2.365.086 5.223.113 1 - 5 years> 5 tahun 1.363.204 81.090 1.444.294 2.542 23.309 25.851 > 5 years

10.068.347 13.127.172 23.195.519 7.101.418 13.684.191 20.785.609

d. Cadangan kerugian penurunan nilai d. Allowance for impairment losses

Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan untuk tahun berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

The movement of allowance for impairment losses loans during the years ended 31.December 2010 and 2009 was as follows:

2010 2009

Cadangan kerugian

penurunan nilai kolektif/

Collective impairment provision

Cadangan kerugian

penurunan nilai individual/ Individual

impairment provision

Jumlah/ Total

Cadangan kerugian

penurunan nilai/

Allowance for impairment

losses

Saldo, awal tahun (309.687) (888.313) (1.198.000) (936.678) Balance, beginning of yearPenyesuaian sehubungan

dengan penerapan PSAK No. 55 (Revisi 2006) (Catatan 34) 173.814) -) 173.814) -)

Adjustment in connection with the implementation of SFAS

No. 55 (2006 Revision) (Note 34)

Penambahan cadangan kerugian penurunan nilai (13.883) (337.057) (350.940) (355.557)

Additions of allowance for impairment losses

Penghapusan kredit yang diberikan -) 32.864) 32.864) 66.637) Loans written-off

Efek diskonto -) 2.362) 2.362) -) Effect of discountingSelisih kurs (14.523) -) (14.523) 27.598) Exchange rate difference

Saldo, akhir tahun (164.279) (1.190.144) (1.354.423) (1.198.000) Balance, end of year

Page 57: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

56

9. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) 9. LOANS (Continued)

e. Kredit sindikasi e. Syndicated loans

Kredit sindikasi merupakan kredit yang diberikan kepada debitur berdasarkan perjanjian pembiayaan sindikasi dan perjanjian pemberian kredit bersama dengan bank-bank lain.

Syndicated loans represent loans provided to borrowers under syndication agreements and club deal agreements with other banks.

Jumlah partisipasi Bank dalam kredit sindikasi bersama bank-bank lain pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing berjumlah ekuivalen Rp 4.477.530 juta dan Rp 3.824.834 juta. Partisipasi Bank dalam kredit sindikasi tersebut pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing berkisar antara 3% - 96% dan 0,17% - 62%.

The Bank’s total participation in syndicated loans with other banks as of 31 December 2010 and 2009 amounted to equivalent Rp 4,477,530 million and Rp 3,824,834 million, respectively. The Bank's participation on those syndicated loans as of 31 December2010 and 2009 ranged between 3% - 96% and 0.17% - 62%, respectively.

f. Kredit yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

f. Loans measured at fair value through profit or loss

Pada bulan Juni dan September 2010, Bank melakukan kontrak swap suku bunga (instrumen lindung nilai) untuk tujuan lindung nilai terhadap kredit yang diberikan dengan suku bunga tetap tertentu (item yang dilindung nilai). Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo kredit yang diberikan dari transaksi tersebut adalah sebesar Rp 400.611 juta. Tujuan dari transaksi tersebut adalah untuk melakukan lindung nilai atas perubahan nilai wajar kredit yang diberikan yang dikarenakan oleh perubahan suku bunga pasar. Transaksi lindung nilai atas nilai wajar ini memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai.

In June and September 2010, the Bank entered into interest rate swap transactions (hedging instruments) in order to hedge certain fixed-rate loans (hedged items). As of 31 December 2010, balance of loans which are being hedge was Rp 400,611 million. The objective of the hedging is to hedge the fair value of the loans due to changes in the market interest rate. These fair value hedge transactions qualified for hedge accounting.

Selama tahun berakhir 31Desember 2010 dan 2009, atas seluruh instrumen lindung nilai terjadi saling hapus yang sangat efektif dengan perubahan nilai wajar dari item yang dilindung nilai. Perubahan nilai wajar instrumen lindung nilai dan item yang dilindung nilai diakui dalam laporan laba rugi gabungan tahun berjalan.

During the year ended 31 December 2010 and 2009, all the hedging instruments were highly effective in offsetting changes in the fair value of the hedged items. Changes in the fair value of the hedging instruments and the hedged items were recognized in current year combined statement of income.

Pada tanggal 31 Desember 2010, kredit yang diberikan sejumlah Rp 488.750 juta diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan.

As of 31 December 2010, loans amounted to Rp 488,750 million were classified as held for trading.

Pada tanggal 1 Januari 2010, sebagaimana dijelaskan pada Catatan 34, sesuai dengan perubahan tujuan manajemen atas pemilikan kredit yang diberikan tertentu dan untuk mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan pengukuran dan pengakuan (accounting mismatch), Bank menetapkan kredit yang diberikan sejumlah Rp 140.925 juta pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (fair value option). Pada tanggal 31 Desember 2010, nilai wajar kredit yang diberikan tersebut berjumlah Rp 110.266 juta.

On 1 January 2010, as described in Note 34, in accordance with the change in management’s intention in holding certain loans and to significantly reduce a measurement or recognition inconsistency (accounting mismatch), the Bank designated loans amounting to Rp 140,925 million at fair value through profit or loss (fair value option). As of 31 December 2010, the fair value of such loans was Rp 110,266 million.

Page 58: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

57

9. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) 9. LOANS (Continued)

g. Kredit yang direstrukturisasi g. Restructured loans

Kredit yang direstrukturisasi pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing berjumlah ekuivalen Rp 244.995 juta dan Rp 247.248 juta dengan cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan masing-masing berjumlah ekuivalen Rp 8.445 juta dan Rp 25.055 juta. Skema restrukturisasi kredit terdiri dari modifikasi persyaratan kredit. Atas kredit-kredit yang telah direstrukturisasi ini, Bank tidak memiliki komitmen untuk memberikan tambahan kredit.

The restructured loans as of 31 December 2010 and 2009 amounted to equivalent Rp 244,995 million and Rp 247,248 million, respectively, with the related allowance for impairment losses amounted to equivalent Rp 8,445 million and equivalent Rp 25,055 million, respectively. The scheme of restructuring consisted of modification of terms. On the restructured loans, the Bank did not have any commitments to extend additional loans.

h. Informasi pokok lainnya sehubungan dengan

kredit yang diberikan h. Other significant information relating to loans

Pada tanggal 31 Desember 2010, tidak terdapat pelanggaran maupun pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).

As of 31 December 2010, there were no breaches nor excess of Legal Lending Limit (LLL).

Dalam laporan Bank kepada Bank Indonesia dinyatakan bahwa terdapat pelampauan BMPK atas 1 (satu) debitur pada tanggal 31 Desember 2009.

The Bank’s reports to Bank Indonesia stated that there was excess (pelampauan) of LLL as of 31 December 2009 from 1 (one) debtor.

Pada tanggal 1 April 2010, Bank telah mendapatkan persetujuan Bank Indonesia untuk penambahan penyertaan Kantor Pusat untuk menyelesaikan pelampauan BMPK tersebut. Pada tanggal 26 dan 27 April 2010, Bank telah menerima tambahan penyertaan Kantor Pusat sebesar Rp 900.350 juta (Catatan 21).

On 1 April 2010, the Bank obtained the approval from Bank Indonesia for additional Head Office investment to resolve excess LLL. On 26 and 27 April 2010, the Bank received the additional Head office Investment of Rp 900,350 million (Note 21).

Kredit yang diberikan dijamin dengan agunan yang diikat dengan hipotik, hak tanggungan atau surat kuasa untuk menjual, deposito berjangka dan jaminan lainnya. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah kredit yang diberikan dijamin dengan jaminan tunai (termasuk stand by letter of credits yang telah memenuhi peraturan Bank Indonesia) masing-masing sebesar Rp 8.046.494 juta dan Rp 5.560.712 juta.

Loans are generally collateralized by registered mortgages, powers of attorney to mortgage or sell, time deposits, and by other guarantees. As at 31 December 2010 and 2009, the loans collateralized by cash collateral (including standby letter of credits which fulfilled Bank Indonesia’s Regulation) amounted to Rp 8,046,494 million and Rp 5,560,712 million, respectively.

Kredit non-performing Bank (non-performing loan/NPL, yang diklasifikasikan sebagai kurang lancar, diragukan dan macet sesuai dengan peraturan Bank Indonesia) pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing berjumlah ekuivalen Rp 1.367.417 juta dan Rp 1.369.329 juta (setelah dikurangi pendapatan bunga yang dihentikan pengakuannya), masing-masing meliputi 5,90% dan 6,59% dari jumlah kredit yang diberikan. Secara neto, rasio NPL pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar 0,80% dan 1,80%.

The Bank's non-performing loans and advances (NPL, classified as substandard, doubtful and loss in accordance with Bank Indonesia regulation) as of 31 December 2010 and 2009 amounted to equivalent Rp 1,367,417 million and equivalent Rp1,369,329 million (net of interest in suspense) which represents 5.90% and 6.59% of total loans and advances, respectively. Ratio of NPL - net as of 31December 2010 and 2009 was 0.80% and 1.80%, respectively.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, kredit yang bermasalah yang telah dihentikan pencatatan bunganya adalah masing-masing sebesar Rp 7.603 juta dan Rp 19.765 juta.

As at 31 December 2010 and 2009, non-performing loans on which interest is not accrued amounted to Rp 7,603 million and Rp 19,765 million, respectively.

Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank terdiri dari kredit yang diberikan untuk pembelian kendaraan, rumah dan keperluan lainnya dengan berbagai jangka waktu yang pelunasannya dilakukan melalui pemotongan gaji setiap bulan.

Loans to the Bank’s employees consist of car loans, housing loans and loans for other purposes with various terms of repayment which will be effected through monthly salary deductions.

Page 59: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

58

10. TAGIHAN DAN KEWAJIBAN AKSEPTASI 10. ACCEPTANCE RECEIVABLES AND PAYABLES

Rincian tagihan dan kewajiban akseptasi adalah sebagai berikut:

The details of acceptance receivables and payables were as follows:

2010 2009 Tagihan

akseptasi/ Acceptance

Kewajibanakseptasi/

Acceptance

Tagihanakseptasi/

Acceptance

Kewajibanakseptasi/

Acceptance

receivables payables receivables payables

Rupiah 1.403) (1.403) 3.179) (3.179) RupiahMata uang asing 993.816) (993.816) 733.242) (733.242) Foreign currencies

995.219) (995.219) 736.421) (736.421)

Dikurangi: Less:Cadangan kerugian

penurunan nilai (1.260) (8.829) Allowance for

impairment losses

Jumlah, bersih 993.959) 727.592) Total, net

Pada tanggal 31 December 2010, seluruh tagihan akseptasi tidak mengalami penurunan nilai (31 Desember 2009: diklasifikasikan sebagai “lancar”).

As of 31 December 2010, all acceptance receivables were not impaired (31 December 2009: classified as “current”).

11. EFEK-EFEK UNTUK TUJUAN INVESTASI

11. INVESTMENT SECURITIES

Efek-efek untuk tujuan investasi yang dikategorikan berdasarkan jenis mata uang dan kategori aset keuangan:

Investment securities categorized by currency and category of financial assets:

Mata uang/ Currency 2010 2009Pinjaman yang diberikan dan

piutang:

Loans and receivables:Obligasi pemerintah Rupiah 10.767 - Government bonds

Tersedia untuk dijual: Available-for-sale:

Obligasi pemerintah Rupiah 628.380 939.229 Government bondsSertifikat Bank Indonesia Rupiah 489.641 638.187 Bank Indonesia Certificates

1.128.788 1.577.416

Pada bulan Juni 2008, Bank melakukan kontrak swap suku bunga (instrumen lindung nilai) untuk tujuan lindung nilai terhadap obligasi pemerintah dengan suku bunga tetap tertentu (item yang dilindung nilai), yang dicatat pada akun surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual dengan jumlah nilai nosional sebesar Rp 260.000 juta. Tujuan dari transaksi tersebut adalah untuk melakukan lindung nilai atas perubahan nilai wajar obligasi pemerintah yang dikarenakan oleh perubahan suku bunga yang diacu. Transaksi lindung nilai atas nilai wajar ini memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai.

In June 2008, the Bank entered into interest rate swap transactions (hedging instruments) with total notional amount of Rp 260,000 million in order to hedge certain fixed-rate government bonds (hedged items) of the same amount, which were held in available-for-sale category. The objective of the transaction is to hedge the fair value of the government bonds due to changes in the benchmark interest rate. These fair value hedge transactions qualified for hedge accounting.

Selama tahun berakhir 31Desember 2010 dan 2009, atas seluruh instrumen lindung nilai terjadi saling hapus yang sangat efektif dengan perubahan nilai wajar dari item yang dilindung nilai. Perubahan nilai wajar instrumen lindung nilai dan item yang dilindung nilai diakui dalam laporan laba rugi gabungan tahun berjalan.

During the year ended 31 December 2010 and 2009, all the hedging instruments were highly effective in offsetting changes in the fair value of the hedged items. Changes in the fair value of the hedging instruments and the hedged items were recognized in current year combined statement of income.

Page 60: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

59

11. EFEK-EFEK UNTUK TUJUAN INVESTASI (Lanjutan)

11. INVESTMENT SECURITIES (Continued)

Perubahan laba (rugi) belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual selama tahun berakhir 310Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

Movement of unrealized gain (loss) from changes in fair value of available-for-sale investment securities during the years ended 31 December 2010 and 2009 were as follows:

2010 2009

Saldo rugi belum direalisasi - bersih, sebelum

pajak tangguhan, awal tahun (17.827) (8.384)Balance of unrealized loss - net, before

deferred income tax, beginning of year Laba belum direalisasi selama tahun

berjalan - bersih 88.642) 56.858) Unrealized gain during the year - netLaba yang direalisasi dari penjualan efek-efek

untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual selama tahun berjalan - bersih (30.265) (35.556)

Realized gain from sale of available-for-sale investment securities during

the year - net Rugi belum direalisasi dari item yang

dilindung nilai yang dibebankan ke laporan laba rugi gabungan tahun berjalan (30.166) (30.745)

Unrealized loss from hedged items which is charged to current year combined statement

of income Saldo laba (rugi) belum direalisasi - bersih,

sebelum pajak tangguhan, akhir tahun 10.384) (17.827)Balance of unrealized gain (loss) - net, before

deferred income tax, end of year Pajak tangguhan (Catatan 16) (3.375) 5.794) Deferred income tax (Note 16)Saldo laba (rugi )belum direalisasi - bersih,

setelah pajak tangguhan, akhir tahun 7.009) (12.033)Balance of unrealized gain (loss) - net, after

deferred income tax, end of year

Penerimaan dari penjualan surat-surat berharga dalam kelompok tersedia untuk dijual selama tahun berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 adalah masing-masing sebesar Rp 921.574 juta dan Rp 1.038.773 juta. Pada tanggal 31 Desember 2010, seluruh efek-efek untuk tujuan investasi tidak mengalami penurunan nilai (31 Desember 2009: diklasifikasikan sebagai “lancar”).

Proceeds from the sale of available-for-sale marketable securities during the years ended 31 December 2010 and 2009 were Rp 921,574 million and Rp 1,038,773 million, respectively. As of 31 December 2010, all investment securities were not impaired (31 December 2009: classified as “current”).

12. TAGIHAN ATAS PINJAMAN YANG DIJAMIN 12. RECEIVABLES UNDER SECURED BORROWINGS

Pada bulan Pebruari 2005 dan selama tahun 2008, Bank melakukan beberapa transaksi yang terdiri dari 2 skema sebagai berikut:

In February 2005 and during 2008, the Bank entered into several transactions which consist of 2 schemes as follows:

Pembelian dan penjualan obligasi pemerintah

dengan harga pembelian dan harga penjualan kembali pada tanggal jatuh tempo dengan saldo tagihan pada tanggal 31Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp)1.837.550 juta dan Rp 3.437.500 juta. Bagian dari transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijamin.

Buy and sell transaction of government bonds at purchase price and resale price on maturity date with outstanding total receivables as of 31December 2010 and 2009 amounted to Rp01,837,550 million and Rp 3,437,500 million, respectively. This part of transaction is recorded as receivables under secured borrowings.

Pinjaman yang diterima dari bank lain dengan

saldo pada tanggal 31Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp)337.550 juta dan Rp0687.500 juta.

Borrowings from other banks with total outstanding amount as of 31December 2010 and 2009 amounted to Rp 337,550 million and Rp 687,500 million, respectively.

Page 61: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

60

12. TAGIHAN ATAS PINJAMAN YANG DIJAMIN (Lanjutan)

12. RECEIVABLES UNDER SECURED BORROWINGS(Continued)

Transaksi-transaksi ini dilengkapi dengan persyaratan klausa peristiwa pasar (market event clause) dan klausa penyelesaian sebelum jatuh tempo (early settlement clause).

These transactions are subject to market event and early settlement clauses.

Klausa peristiwa pasar (market event clause) dimaksudkan untuk mempertahankan nilai pasar dari obligasi pemerintah yang dicatat dalam tagihan atas pinjaman yang dijamin. Klausa ini mengharuskan salah satu pihak (baik Bank ataupun nasabah) untuk menambah nilai transaksi jika terjadi fluktuasi yang signifikan terhadap nilai pasar obligasi pemerintah.

Market event clause is intended to preserve the market value of the government bonds recorded in the receivables under secured borrowings. This clause requires certain party (either the Bank or the counter party) to top up the amount transacted if there is a significant fluctuation of government bonds market value.

Klausa peristiwa pertukaran mata uang (foreign exchange event clause) dimaksudkan untuk mempertahankan harga spot dari transaksi cross currency swap. Klausa ini mengharuskan salah satu pihak (baik Bank ataupun nasabah) untuk menambah nilai transaksi jika terjadi fluktuasi signifikan dalam pergerakan kurs pertukaran mata uang (USD terhadap Rupiah).

Foreign exchange events clause is intended to preserve the spot reference of the cross currency swap transaction. This clause requires certain party (either the Bank or the counter party) to top up the amount transacted if there is a significant fluctuation of foreign exchange movements (USD against Rupiah).

Selama tahun 2010 dan 2009, tidak terjadi peristiwa pasar (market event) dan peristiwa pemicu yang menyebabkan peristiwa penyelesaian sebelum jatuh tempo (early settlement).

During the year 2010 and 2009, there were no occurrence of market events and trigger events which can cause early settlements.

Pada tanggal 31 Desember 2010, tanggal jatuh tempo transaksi-transaksi ini berkisar antara 15 Agustus 2011 dan 27)Januari 2014. Pada tanggal 31 Desember 2009, tanggal jatuh tempo transaksi-transaksi ini berkisar antara 18 Pebruari 2010 dan 15Agustus 2011.

As of 31 December 2010, the maturity dates of these transactions were on various dates between 15)August 2011 and 27 January 2014. As of 31December 2009, the maturity dates of these transactions were on various dates between 180February 2010 and 15)August 2011.

Pada tanggal 31 Desember 2010 seluruh tagihan atas pinjaman yang dijamin tidak mengalami penurunan nilai (31 Desember 2009: diklasifikasikan sebagai “lancar” dan tidak ada cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk oleh manajemen karena aset yang mendasari transaksi ini adalah obligasi pemerintah).

As of 31 December 2010 all receivables under secured borrowings were not impaired (31 December 2009: classified as “current” and no allowance for impairment losses was provided by management as the underlying assets are the government bonds).

Selama tahun 2010 dan 2009, Bank menjual sebagian dari obligasi pemerintah atas pinjaman yang dijamin masing-masing sebesar Rp 661.854 juta dan Rp1.314.182 juta kepada pihak ketiga yang dicatat sebagai kewajiban untuk mengembalikan obligasi pemerintah atas pinjaman yang dijamin. Jumlah ini merupakan nilai wajar dari obligasi pemerintah yang dijual.

During 2010 and 2009, the Bank sold part of the government bonds under secured borrowings amounted Rp 661,854 million and Rp 1,314,182 million, respectively, to third party which was recorded as an obligation to return the government bonds under the secured borrowings. This amount represented the fair value of the sold government bonds.

Page 62: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

61

13. ASET LAIN-LAIN 13. OTHER ASSETS

Aset lain-lain termasuk jumlah tagihan derivatif yang gagal diserahkan nasabah atas kontrak-kontrak terstruktur, sebagaimana dijelaskan di bawah ini.

Other assets included the balance of defaulted derivative receivables arising from structured contracts, as described below.

Selama tahun berakhir 31Desember 2008, Bank melakukan beberapa kontrak berjangka mata uang asing terstruktur dengan fitur option khusus. Kontrak-kontrak ini memiliki beberapa karakteristik khusus seperti adanya keharusan untuk menyerahkan sejumlah mata uang asing sebagai penyelesaian transaksi pada tanggal penyerahan yang telah ditentukan terlebih dahulu (mingguan atau dua mingguan) selama jangka waktu tertentu (berkisar 26 sampai dengan 52 minggu). Apabila kurs mata uang menyentuh atau berada di atas strike rate yang telah ditentukan sebelumnya, nasabah (bank dan bukan bank) berkewajiban untuk menyerahkan sejumlah mata uang asing sebesar dua kali lipat dari jumlah penyelesaian semula.

During the year ended 31December 2008, the Bank entered into several structured foreign exchange forward contracts with specific option features. These contracts have certain specific characteristics such as the requirement to deliver a series of foreign currency exchange settlements on pre-determined delivery dates (weekly or bi-weekly) during a period of time (ranging from 26 to 52 weeks). If the exchange rate is at or above a predetermined strike rate, the Bank’s counterparty customers (banks and non-banks) are obligated to deliver an amount of foreign currency which is double the original settlement amount.

Kontrak-kontrak terstruktur ini dilakukan berdasarkan arus kas mata uang asing nasabah bukan bank dan tidak mencerminkan aktivitas perdagangan Bank. Untuk mengeliminasi risiko pasar yang timbul, Bank telah melakukan kontrak back-to-back dengan beberapa nasabah bank dengan persyaratan dan kondisi yang sama (mirroring) untuk sebagian besar kontrak terstruktur tersebut.

These structured contracts have been executed based on the underlying foreign exchange cash flows of the Bank’s counterparty customers and do not represent proprietary trading activities of the Bank. In order to eliminate the market risk arising, the Bank has entered into back-to-back contracts with several counterparty banks with the same terms and conditions (mirroring) for most of the structured contracts.

Karena adanya kenaikan signifikan pada nilai tukar mata uang Dolar Amerika Serikat pada Rupiah pada kuartal keempat tahun 2008, dan pengaruh memburuknya kondisi ekonomi global terhadap kegiatan usaha nasabah, beberapa nasabah bukan bank gagal dalam menyerahkan sejumlah mata uang asing (USD) kepada Bank pada saat jatuh tempo.

Due to a significant increase in United States Dollar foreign exchange rate against Rupiah in the last quarter of 2008, and the impact of the unfavorable global economic conditions to their businesses, certain counterparty customers failed to deliver the foreign currency amount (USD) to the Bank when they were due.

Selama tahun 2010 dan 2009, Bank secara aktif telah melakukan diskusi dengan nasabah untuk melakukan restrukturisasi atau pemutusan kontrak dengan kesepakatan untuk nasabah-nasabah yang terkait. Apabila kesepakatan dengan nasabah telah dicapai, maka kontrak-kontrak tersebut akan direstrukturisasi atau diakhiri. Bank selalu memiliki hak untuk memutuskan dan melakukan restrukturisasi atas kontrak-kontrak tersebut apabila kesepakatan dengan nasabah tidak tercapai.

During 2010 and 2009, the Bank has been actively engaging counterparty customers to restructure or terminate the underlying contracts with the consent of the counterparty customers impacted. Where agreement with the counterparty customers has been reached, the contracts were restructured or terminated. The Bank continues to reserve the rights to terminate those restructured contracts where agreement with the counterparty customer cannot be reached.

Restrukturisasi dilakukan dengan konversi piutang menjadi pembayaran berkala (installment payments), kredit yang diberikan atau kontrak derivatif biasa (plain vanilla).

The restructuring was done through conversion into installment payments, loans and advances or plain vanilla derivative contracts.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, tagihan yang gagal diserahkan nasabah dan telah direstrukturisasi menjadi pembayaran berkala berjumlah masing-masing Rp 4.280 juta dan Rp 7.281 juta dengan cadangan kerugian penurunan nilai sejumlah masing-masing Rp 214 juta dan Rp 364 juta.

As of 31 December 2010 and 2009, the balance of defaulted receivables which have been restructured into installment payments amounted to Rp 4,280 million and Rp 7,281 million with total allowance for impairment losses amounted to Rp 214 million and Rp.364 million, respectively.

Page 63: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

62

13. ASET LAIN-LAIN (Lanjutan) 13. OTHER ASSETS Continued)

Pada tanggal 31 Desember 2009, tagihan yang gagal diserahkan nasabah dan dalam proses restrukturisasi menjadi kredit yang diberikan atau pembayaran berkala berjumlah masing-masing Rp 25.676 juta dan Rp27.661 juta dengan cadangan kerugian penurunan nilai sejumlah masing-masing Rp 215 juta dan Rp 938 juta.

As of 31 December 2010 and 2009, the balance of defaulted receivables which were under restructuring to be converted into loans or installment payments amounted to Rp 25,676 million and Rp 27,661 million with total allowance for impairment losses amounted to Rp 215 million and Rp 938 million, respectively.

Pada tanggal 31 Desember 2009, seluruh transaksi mirroring dengan nasabah bank telah diselesaikan.

As of 31 December 2009, all the mirroring transactions with counterparty banks have been fully settled.

Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah aset lain-lain termasuk tagihan bersih derivatif yang gagal diserahkan nasabah, sebelum cadangan kerugian penurunan nilai, sebesar Rp 8.596 juta dan Rp)928.422 juta, masing-masing diklasifikasikan sebagai “dalam perhatian khusus” dan “diragukan”.

As of 31 December 2010, total other assets included the defaulted net derivative receivables, before allowance for impairment losses, amounted to Rp)8,596 million and Rp 928,422 million, were classified as “special mention” and “doubtful”, respectively.

Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah aset lain-lain termasuk tagihan bersih derivatif yang gagal diserahkan nasabah, sebelum cadangan kerugian penurunan nilai, sebesar Rp 11.781 juta, Rp 1.800 juta dan Rp 928.422 juta, masing-masing diklasifikasikan sebagai “dalam perhatian khusus”, “kurang lancar” dan “diragukan”.

As of 31 December 2009, total other assets included the defaulted net derivative receivables, before allowance for impairment losses, amounted to Rp 11,781 million, Rp 1,800 million and Rp 928,422 million, were classified as “special mention”, “substandard” and “doubtful”, respectively.

14. SIMPANAN OLEH NASABAH BUKAN BANK DAN SIMPANAN OLEH BANK-BANK LAIN

14. DEPOSITS BY NON-BANK CUSTOMERS AND DEPOSITS BY OTHER BANKS

2010 2009 Mata uang Mata uang asing/ asing/ Foreign Jumlah/ Foreign Jumlah/

Rupiah currencies Total Rupiah currencies Total Simpanan oleh nasabah

bukan bank Deposits by non-bank

customersGiro 2.992.626 4.916.154 7.908.780 3.531.604 5.150.132 8.681.736 Demand deposits

Tabungan 2.251.304 1.719.282 3.970.586 1.673.368 1.101.282 2.774.650 Saving accounts

Deposito berjangka 5.032.432 1.870.487 6.902.919 4.833.154 2.833.163 7.666.317 Time deposits

Jumlah simpanan oleh Total deposits by

nasabah bukan bank 10.276.362 8.505.923 18.782.285 10.038.126 9.084.577 19.122.703 non-bank customers

Simpanan oleh bank-

bank lain Deposits by other banksGiro 938.337 786.400 1.724.737 545.108 43.788 588.896 Demand deposits

Interbank call money 840.000 - 840.000 115.000 105.835 220.835 Interbank call money

Deposito berjangka - - - 282.509 - 282.509 Time deposits

Jumlah simpanan oleh Total deposits by

bank-bank lain 1.778.337 786.400 2.564.737 942.617 149.623 1.092.240 other banks

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, deposito berjangka dan giro yang dijadikan jaminan untuk fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank kepada nasabahnya, masing-masing berjumlah ekuivalen Rp 643.653 juta dan Rp 963.459 juta.

As of 31 December 2010 and 2009, total time deposits and current accounts pledged as collaterals to credit facilities granted by the Bank to its customers amounted to equivalent Rp 643,653 million and equivalent Rp 963,459 million, respectively.

Page 64: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

63

15. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR 15. ACCRUED EXPENSES

2010 2009

Beban bunga masih harus dibayar 57.327 63.624) Accrued interest payablesAlokasi beban Kantor Pusat 339.037 314.894) Head Office allocation expensesArea reimbursement 151.851 146.525) Area reimbursement Lainnya 86.720 93.386) Others 634.935 618.429)

16. PERPAJAKAN 16. TAXATION

a. Hutang pajak terdiri dari: a. Taxes payable consists of:

2010 2009

Pajak Penghasilan pasal 21 5.497) 6.731) Income Tax article 21Pajak Penghasilan pasal 4 (2), 23 dan

26

116.479) 101.900) Income Tax article 4 (2), 23 and 26Pajak Penghasilan pasal 25 dan 29 76.144) 42.659) Income Tax article 25 and 29Pajak Pertambahan Nilai 4.084) 1.165) Value Added Tax

202.204) 152.455)

b. Komponen beban pajak adalah sebagai berikut: b. .The components of income tax expense were as

follows:

2010 2009Pajak kini: Current:

Pajak penghasilan badan 247.515) 274.175) Corporate income taxPajak penghasilan kantor cabang 74.255) 70.502) Branch profit taxPenyesuaian pajak 2008 -) 65.957) 2008 tax adjustment

321.770) 410.634)

Pajak tangguhan: Deferred:Pajak penghasilan badan ) Corporate income tax and

dan kantor cabang (101.812) 824) branch profit taxPenyesuaian pajak 2008 -) (62.041) 2008 tax adjustment

(101.812) (61.217) 219.958) 349.417)

c. Rekonsiliasi antara hasil perkalian laba akuntansi

sebelum pajak dengan tarif pajak maksimum yang berlaku dan beban pajak adalah sebagai berikut:

c. The reconciliation between income before tax multiplied by the maximum marginal tax rate and income tax expense was as follows:

2010 2009

Laba akuntansi sebelum pajak 625.643) 939.846) Income before taxTarif pajak maksimum yang berlaku 32,5%) 35,2%) Enacted maximum marginal tax rate 203.334) 330.826)Perbedaan permanen dengan tarif

pajak maksimum

24.562) 5.692)Permanent differences at maximum

marginal tax rateKoreksi lainnya (7.938) -) Other adjustmentsPerubahan penyisihan aset pajak

tangguhan

-) (35.577)Change in valuation allowance of

deferred tax assetsPenghapusan aset pajak tangguhan -) 35.577) Write-off of deferred tax assetPenyesuaian pajak 2008 -) 3.915) 2008 tax adjustmentDampak perubahan tarif pajak -) 8.984) Effect of changes in enacted tax rate

Beban pajak 219.958) 349.417) Income tax expense

Pajak penghasilan badan tahun 2008 yang dibayarkan dan dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan berbeda dengan perhitungan pajak penghasilan badan yang dibukukan Bank sebelumnya. Dampak kekurangan tersebut telah disesuaikan di laporan laba rugi tahun yang berakhir 31 Desember 2009 karena tidak material.

The 2008 corporate income tax paid and reported in the Annual Corporate Tax Return was different from corporate income tax calculation previously booked by the Bank. On the ground of immateriality, the impact has been adjusted and charged to the year ended 31)December 2009 statement of income, since immaterial.

Page 65: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

64

16. PERPAJAKAN (Lanjutan) 16. TAXATION (Continued)

d. Bagian signifikan dari aset dan kewajiban pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

d. The items that give rise to significant portions of the deferred tax assets and liabilities as of 31 December 2010 and 2009 were as follows:

2010 2009

Aset pajak tangguhan: Deferred tax assets:

Rugi belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual -) 5.794)

Unrealized loss from changes in fair value of available-for-sale investment

securities Rugi belum direalisasi atas

perubahan nilai wajar kewajiban untuk mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin 16.989) -)

Unrealized loss from changes in fair value of obligation to return securities

received under secured borrowingsCadangan kerugian penurunan nilai

aset dan estimasi kerugian dari transaksi rekening administratif -) 72.065)

Allowance for impairment losses assetsand estimated losses from off-

balance sheet transactionsKewajiban imbalan pasca-kerja 6.309) 4.000) Obligation for post-employment benefitsPenyusutan aset tetap 1.273) 570) Depreciation of fixed assetsPenyisihan penghapusan tagihan

derivatif yang gagal diserahkan 150.662) 133.345)Allowance for defaulted derivative

ReceivablesBonus yang masih harus dibayar 32.390) 27.355) Accrued bonus Lain-lain 8.758) 2.074) Others

216.381) 245.203)Kewajiban pajak tangguhan: Deferred tax liabilities:

Laba belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual (3.375) -)

Unrealized gain from changes in fair value of available-for-sale investment

securities Laba belum direalisasi atas

perubahan nilai wajar kewajiban untuk mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin -) (14.730)

Unrealized gain from changes in fair value of obligation to return securities

received under secured borrowingsLaba belum direalisasi atas

perubahan nilai wajar efek-efek diperdagangkan (63) (15.940)

Unrealized gain from changes in fair value of trading securities

Cadangan kerugian penurunan nilai aset dan estimasi kerugian dari transaksi rekening administratif (867) -)

Allowance for impairment losses assetsand estimated losses from off-

balance sheet transactions

(4.305) (30.670) Aset pajak tangguhan, bersih 212.076) 214.533) Deferred tax assets, net

e. Pada bulan September 2008, Undang-Undang

No. 36 tahun 2008 yang merupakan perubahan ke empat atas Undang-Undang No. 7 tahun 1983 mengenai pajak penghasilan telah disahkan. Undang-undang ini berlaku efektif sejak 1 Januari 2009. Perubahan signifikan yang diatur dalam Undang-Undang ini adalah perubahan tarif pajak penghasilan badan menjadi tarif tunggal, yaitu sebesar 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Sebagai kantor cabang, Bank juga dikenakan pajak penghasilan kantor cabang sebesar 10% dari laba bersih.

e. In September 2008, Law No. 36 year 2008 which is the fourth amendment of Law No. 7 year 1983 regarding income tax has been approved. The law is effective starting 1 January 2009. The significant change stipulated in this law is to change the graduated corporate income tax rates to a single tax rate of 28% for fiscal year 2009 and 25% for fiscal year 2010 and onwards. As a branch, the Bank also has applied branch income tax of 10% from net income.

f. Aset pajak tangguhan yang berasal dari (laba) rugi

belum direalisasi atas perubahan nilai wajar surat-surat berharga tersedia untuk dijual pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar (Rp 3.375 juta) dan Rp 5.794 juta, dicatat sebagai bagian dari rekening Kantor Pusat.

f. Deferred tax asset arising from unrealized (gain) loss from changes in fair value of available-for-sale marketable securities amounting to (Rp 3,375 million) and Rp 5,794 million as of 31 December 2010 and 2009, respectively, were recorded as part of Head Office accounts.

Page 66: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

65

16. PERPAJAKAN (Lanjutan) 16. TAXATION (Continued)

g. Pada tahun 2005, surat pemberitahuan pajak Bank tahun 2002 (berkaitan dengan berbagai pajak penghasilan, pajak penghasilan badan dan pajak pertambahan nilai) telah diperiksa oleh kantor pajak dengan hasil pengembalian pajak bersih sebesar Rp 21.617 juta. Bank telah menerima pengembalian pajak dari kantor pajak dan mengakuinya sebagai pendapatan non-operasional di dalam laporan laba rugi gabungan tahun 2005. Tetapi, Bank hanya menerima sebagian dari tambahan beban pajak dan surat tagihan pajak sebesar Rp 377 juta. Bank berpendapat bahwa pengembalian pajak setelah dikurangi Rp 377 juta tersebut seharusnya adalah sebesar Rp 40.124 juta, bukan sebesar Rp 21.994 juta.

g. In 2005, the Bank’s 2002 tax returns (related to various withholding taxes, corporate income tax and value added tax) was audited by the tax authorities, resulting in a net tax refund of Rp 21,617 million. The Bank received the tax refund from the tax office and recognized as non-operational income in the 2005 combined statement of income. However, the Bank only accepted part of additional tax expenses and tax collection letter amounting to Rp 377 million. The Bank was of the view that the net tax refund after deducting the accepted part of Rp 377 million should be Rp 40,124 million instead of Rp 21,994 million.

Pada bulan Juli 2005, Bank mengajukan surat keberatan berkaitan dengan hasil pemeriksaan pajak tahun 2002 dengan jumlah sebesar Rp 18.130 juta. Kantor pajak menerima sebagian dari keberatan tersebut sebesar Rp 1.249 juta dan telah memindahbukukan jumlah ini untuk pembayaran pajak penghasilan pasal 25 tahun 2005.

In July 2005, the Bank submitted an objection related to the result of 2002 tax audit with the disputed tax amount of Rp 18,130 million. The tax office received part of the objection amounted to Rp 1,249 million and has compensated this amount to 2005 income tax article 25.

Pada bulan Juli 2006, kantor pajak menerbitkan surat yang menyatakan pengembalian pajak sebesar Rp 1.198 juta dan jumlah ini telah dipindahbukukan untuk pembayaran pajak penghasilan pasal 25 tahun 2006.

In July 2006, the tax office issued another letter resulting in a refund of Rp 1,198 million and has compensated this amount to 2006 income tax article 25.

Pada bulan Oktober 2006, Bank mengajukan banding ke pengadilan pajak.

In October 2006, the Bank appealed to tax court.

Pada tahun 2008, Bank menerima pengembalian pajak sebesar Rp 2.284 juta dari pengadilan pajak, dari pajak pertambahan nilai dalam negeri dan pajak penghasilan, dan diakui dalam laporan laba rugi gabungan tahun 2008. Bank menerima sebagian dari tambahan beban pajak dan surat tagihan pajak sebesar Rp 441 juta. Atas sisa lebih bayar pajak sebesar Rp 12.958 juta, Bank mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung pada bulan Juni 2008. Pada tanggal 31 Desember 2010, hasil peninjauan kembali tersebut masih belum diketahui.

In 2008, the Bank received the tax refund of Rp 2,284 million from the tax court, from onshore VAT and withholding tax, and recognized in the 2008 combined statement of income. The Bank accepted part of additional tax expense and tax collection letter amounting to Rp 441 million. For the remaining tax overpayment amounting to Rp 12,958 million, the Bank submitted a judicial review to the Supreme Court in June 2008. As of 31 December 2010, the result of this judicial review have not yet known.

h. Pada tanggal 31 Desember 2004, Bank memiliki kelebihan bayar pajak penghasilan badan dan pajak penghasilan kantor cabang sebesar Rp 13.979 juta. Jumlah ini telah dicatat sebagai pajak dibayar dimuka di neraca gabungan tahun 2004. Setelah itu, Bank menerima sertifikat akhir tahun untuk beban-beban alokasi dari Kantor Pusat dimana jumlahnya lebih tinggi dari jumlah yang sebelumnya diperhitungkan di pajak penghasilan badan tahun 2004. Oleh karena itu, lebih bayar pajak Bank meningkat sebesar Rp 3.847 juta. Bank merevisi pajak penghasilan badan dan pajak penghasilan kantor cabang untuk tahun 2004 dan mengklaim lebih bayar tersebut ke kantor pajak di tahun 2005. Pada tanggal 31 Desember 2005, jumlah keseluruhan lebih bayar pajak penghasilan tahunan untuk tahun 2004 adalah Rp 17.826 juta. Lebih bayar pajak ini dicatat sebagai pajak dibayar dimuka dalam neraca gabungan tahun 2005.

h. As of 31 December 2004, the Bank had an overpayment of corporate income tax and branch profit tax of Rp 13,979 million. This amount was recorded as prepaid tax in the 2004 combined balance sheet. Subsequently, the Bank received a final certificate for its Head Office Allocation Expenses with the amount higher than the amount previously accounted in its 2004 corporate income tax calculation. Therefore, the Bank’s overpayment increased by Rp 3,847 million. The Bank revised the 2004 income tax and branch profit tax and claimed the overpayment to tax office in 2005. The total overpayment for 2004 annual income tax as of 31 December 2005 was Rp 17,826 million, and recorded as prepaid tax in the 2005 combined balance sheet.

Page 67: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

66

16. PERPAJAKAN (Lanjutan) 16. TAXATION (Continued)

Pada bulan Juni 2006, kantor pajak menerbitkan surat ketetapan pajak atas pajak pertambahan nilai, pajak penghasilan badan dan berbagai pajak penghasilan untuk tahun 2004, yang menghasilkan kurang bayar pajak dan penalti sebesar Rp 24.249 juta. Bank telah membayar jumlah ini dan mengakuinya sebagai beban non-operasional di dalam laporan laba rugi gabungan tahun 2006. Bank juga membebankan pajak dibayar dimuka sebesar Rp 17.826 juta sebagai beban non-operasional dalam laporan laba rugi gabungan tahun 2006.

In June 2006, the tax office issued tax assessment letters on the Bank’s value added tax, corporate income tax and various withholding taxes for year 2004, which resulted in tax underpayments and penalties amounting to Rp 24,249 million. The Bank settled this amount and recorded it as non-operational expenses in 2006 combined statement of income. The Bank also charged the prepaid tax of Rp 17,826 million to non-operational expenses in the 2006 combined statement of income.

Pada bulan September 2006, Bank mengajukan keberatan ke kantor pajak sehubungan dengan berbagai koreksi pajak dan tambahan beban pajak yang berkaitan dengan pemeriksaan pajak tahun 2004. Kantor pajak menerima sebagian dari keberatan tersebut sebesar Rp 13.177 juta dan telah memindahbukukan jumlah ini untuk pembayaran pajak penghasilan pasal 25 tahun 2007. Bank menerima sebagian dari tambahan beban pajak dan surat tagihan pajak sebesar Rp 3.958 juta. Pada bulan Desember 2007, atas sisa lebih bayar pajak sebesar Rp 24.940 juta, Bank mengajukan banding ke pengadilan pajak.

In September 2006, the Bank submitted an objection to the tax office regarding various tax corrections and additional tax expenses related to the result of 2004 tax audit. The tax office received part of the objection amounted to Rp 13,177 million and has compensated this amount to 2007 income tax article 25 through tax overbooking process. The Bank accepted part of additional tax expenses and tax collection letter with amount of Rp 3,958 million. In December 2007, for the remaining tax overpayment amounting to Rp 24,940 million, the Bank appealed to tax court.

Pada bulan Agustus dan September 2009, pengadilan pajak menerbitkan surat putusan, dimana pengadilan pajak mengabulkan sebagian permohonan keberatan Bank. Sebesar jumlah yang telah disetujui oleh pengadilan pajak untuk dikembalikan ke Bank, Bank telah memindahbukukan jumlah tersebut untuk pembayaran pajak penghasilan pasal 25 tahun 2009. Atas jumlah tersebut kantor pajak mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung.

In August and September 2009, the tax court issued its decision letters, whereby the tax court accepted part of the Bank’s objection. The Bank has compensated the amount approved by tax court to be refunded to the Bank to the 2009 income tax article 25 through overbooking process. On this amount, tax office requested for judicial review to Supreme Court.

Atas sisa jumlah yang belum disetujui oleh pengadilan pajak sebesar Rp 44 juta, pada bulan Desember 2009, Bank mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung. Pada tanggal 31 Desember 2010, hasil peninjauan kembali tersebut masih belum diketahui.

On the amount of Rp 44 million which has not been approved by tax court, in December 2009, the Bank requested for judicial review to Supreme Court. As of 31 December 2010, the result of these judicial reviews have not yet known.

i. Sesuai peraturan perpajakan di Indonesia, Bank

melaporkan/menyetorkan pajak-pajaknya berdasarkan sistem self-assessment. Fiskus dapat menetapkan/ mengubah pajak-pajak tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai peraturan yang berlaku.

i. Under the taxation laws of Indonesia, the Bank submits its tax returns on the basis of self-assessment. The tax authorities may assess or amend taxes within the statute of limitations, under prevailing regulations.

j. Aset pajak tangguhan yang timbul dari cadangan

kerugian penurunan nilai aset keuangan dan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif sejumlah Rp 93.122 juta telah disesuaikan ke laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat pada tanggal 1 Januari 2010 sehubungan dengan penerapan pertama PSAK 55 (Revisi 2006) (Catatan 34).

j. The deferred tax assets arising from allowance for impairment losses of financial assets and estimated losses from off-balance sheet transactions amounting to Rp 93,122 million was adjusted to unremitted profit as of 1 January 2010 in relation with the first adoption of PSAK 55 (2006 Revision) (Catatan 34).

Page 68: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

67

17. TAKSIRAN KERUGIAN DARI TRANSAKSI

REKENING ADMINISTRATIF 17. ESTIMATED LOSSES FROM OFF-BALANCE

SHEET TRANSACTIONS

Akun ini merupakan taksiran kerugian atas letters of credit (L/C), bank garansi yang diterbitkan dan fasilitas kredit yang belum digunakan (komitmen).

This account represents the estimated losses on letters of credit (L/C), bank guarantees issued and unused loan facilities (committed).

Perubahan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif adalah sebagai berikut:

The movement of estimated losses from of off balance sheet transactions was as follows:

2010 2009

Saldo, awal tahun 136.877 156.847) Beginning balance

Penambahan (pemulihan) selama tahun berjalan - bersih 1.123 (19.970)

Additon (reversal)during the year - net

Saldo, akhir tahun 138.000 136.877) Ending balance

18. KEWAJIBAN KEPADA KANTOR PUSAT DAN CABANG-CABANG LAIN

18. DUE TO HEAD OFFICE AND OTHER BRANCHES

Merupakan dana yang ditempatkan di Indonesia oleh Kantor Pusat dan cabang-cabang lain. Kewajiban kepada Kantor Pusat dapat diperpanjang secara periodik.

Represents the funds placed in Indonesia by the Head Office and other branches. Due to Head Office is rolled-over on a periodical basis.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo kewajiban kepada Kantor Pusat dan cabang-cabang lain adalah sebagai berikut:

As of 31 December 2010 and 2009, the balance of due to Head Office and other branches was as follows:

2010 2009 Kewajiban kepada Kantor Pusat

(Catatan 27): Due to Head Office (Note 27):Rupiah, 2010: jatuh tempo 28 Pebruari

2011; 2009: jatuh tempo 25Pebruari 2010 938.796 938.796

Rupiah, 2010: due on 28 February 2011; 2009: due on 25 February 2010

Mata uang asing, 2010: jatuh tempo

16 September 2011, 17 September 2012, 25 Januari 2012, dan

18 September 2014; 2009: jatuh tempo 25 Januari 2010, 31 Maret 2010, 16 September 2011, 17 September 2012, dan 18 September 2014 6.261.950 6.529.525

Foreign currencies, 2010: due on 16 September 2011, 17 September 2012, 25 January 2012, and 18 September

2014; 2009: due on 25 January 2010, 31 March 2010, 16 September 2011,

17 September 2012, and 18 September 2014 7.200.746 7.468.321

Kewajiban kepada cabang-cabang lain: Due to other branches:Rupiah - 274.665 Rupiah Mata uang asing 4.505.000 4.701.688 Foreign currencies

11.705.746 12.444.674

Page 69: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

68

19. KOMITMEN DAN KONTIJENSI 19. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES

2010 2009 Mata uang Mata uang

Rupiah

asing/ Foreign

currencies Jumlah/ Total Rupiah

asing/ Foreign

currencies Jumlah/

Total KOMITMEN COMMITMENTS Tagihan komitmen Committed receivables

Kontrak pembelian tunai yang belum selesai 1.243.442) 567.782) 1.811.224) 482.822) 566.977) 1.049.799)

Unsettled spot purchase contracts

Kewajiban komitmen Committed liabilities

Fasilitas kredit yang belum digunakan (3.828.633) (2.656.858) (6.485.491) (2.241.910) (1.015.742) (3.257.652)

Unused loan facilities

Fasilitas letters of

credit yang tidak dapat dibatalkan yang diberikan ke nasabah (24.525) (1.344.284) (1.368.809) (65.892) (1.078.059) (1.143.951)

Irrevocable L/C facilities provided

to customers

Kontrak penjualan tunai yang belum selesai (932.198) (816.971) (1.749.169) (454.865) (594.473) (1.049.338)

Unsettled spot selling contracts

Jumlah kewajiban

komitmen (4.785.356) (4.818.113) (9.603.469) (2.762.667) (2.688.274) (5.450.941) Total committed

liabilities Jumlah komitmen -

kewajiban bersih (3.541.914) (4.250.331) (7.792.245) (2.279.845) (2.121.297) (4.401.142) Total commitments -

net liabilities

KONTINJENSI CONTINGENCIES Tagihan kontinjensi Contingent receivables

Garansi yang diterima dari bank-bank lain (Catatan 2c dan 31) -) 11.824.814) 11.824.814) 18.000) 10.978.334)

10.996.334)

Guarantees received from

other banks (Notes 2c and 31)

Pendapatan bunga

dari kredit non-performing 1.216) 7.444) 8.660) 4.027) 7.970) 11.997)

Interest on non- performing loans

and advances )

Jumlah tagihan kontinjensi 1.216) 11.832.258) 11.833.474) 22.027) 10.986.304) 11.008.331)

Total contingent receivables

Kewajiban kontinjensi Contingent liabilities

Bank garansi yang diterbitkan kepada nasabah (Catatan 2c dan 31) (1.620.084) (4.081.790) (5.701.874) (1.060.759) (4.780.394) (5.841.153)

Bank guarantees issued to

customers (Notes 2c and 31)

Garansi pengapalan

(shipping guarantees) -) -) -) -) (2.994) (2.994) Shipping guarantees

Jumlah kewajiban

kontinjensi (1.620.084) (4.081.790) (5.701.874) (1.060.759) (4.783.388) (5.844.147) Total contingent

liabilities

Jumlah kontinjensi -tagihan (kewajiban) bersih (1.618.868) 7.750.468) 6.131.600) (1.038.732) 6.202.916) 5.164.184)

Total contingencies-net receivables

(liabilities)

Page 70: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

69

19. KOMITMEN DAN KONTIJENSI (Lanjutan) 19. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (Continued)

Jumlah fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan (uncommitted) pada tanggal 31 December 2010 dan 2009 adalah masing-masing sebesarRp 4.655.720 juta dan Rp 2.124.618 juta. Bank menghadapi berbagai macam jenis tuntutan hukum, pengurusan administrasi dan klaim yang belum terselesaikan, dalam kegiatan usahanya. Tidak mungkin untuk memastikan apakah Bank akan memenangkan masalah atau tuntutan hukum tersebut, atau dampaknya jika Bank kalah. Namun demikian, manajemen Bank yakin bahwa hasil keputusan masalah atau tuntutan hukum tersebut tidak akan membawa dampak buruk yang signifikan pada kelangsungan usaha Bank.

Unused loan facilities (uncommitted) granted to customers as of 31 December 2010 and 2009 amounted to Rp 4,655,720 million and Rp 2,124,618 million, respectively. The Bank is a party to various unresolved legal actions, administrative proceedings, and claims in the ordinary course of its business. It is not possible to predict with certainty whether or not the Bank will ultimately be successful in any of these legal matters or, if not, what the impact might be. However, the Bank’s management believes that the results in any of these proceedings will not have significant adverse impacts on the Bank’s ability to operate as a going concern.

20. ASET KEUANGAN DAN KEWAJIBAN KEUANGAN 20. FINANCIAL ASSETS AND FINANCIAL LIABILITIES

Di bawah ini disajikan perbandingan antara nilai tercatat, seperti dilaporkan dalam neraca, dan nilai wajar semua aset keuangan dan kewajiban keuangan. Pada tabel di bawah ini, instrumen keuangan telah dikelompokkan berdasarkan klasifikasi masing-masing. Kebijakan akuntansi yang penting di Catatan2fmenjelaskan bagaimana kategori aset keuangan dan kewajiban keuangan tersebut diukur dan bagaimana pendapatan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian nilai wajar (perubahan nilai wajar instrumen keuangan), diakui.

Below is the comparison of the carrying amounts, as reported on the balance sheet, and the fair value of all financial assets and liabilities. In the below table, financial instruments have been allocated based on their classification. The significant accounting policies in Note 2f describe how the categories of the financial assets and financial liabilities are measured and how income and expenses, including fair value gains and losses (changes in fair value of financial instruments), are recognised.

Aset keuangan telah dikelompokkan ke dalam aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang dan aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Sama halnya dengan aset keuangan, tiap kewajiban keuangan telah dikelompokkan ke dalam kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan kewajiban keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi lainnya. Nilai wajar yang diungkapkan di bawah ini adalah berdasarkan informasi relevan yang tersedia pada tanggal neraca dan tidak diperbaharui untuk mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar yang terjadi setelah tanggal neraca.

Financial asset classes have been allocated into fair value through profit or loss, loans and receivables and available-for-sale financial assets. Similarly, each financial liability has been allocated into fair value through profit or loss and other amortised cost. The fair values are based on relevant information available as at the balance sheet date and have not been updated to reflect changes in market condition after the balance sheet date.

Page 71: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

70

20. ASET KEUANGAN DAN KEWAJIBAN KEUANGAN (Lanjutan)

20. FINANCIAL ASSETS AND FINANCIAL LIABILITIES (Continued)

Tabel di bawah menyajikan nilai tercatat dan nilai wajar aset dan kewajiban keuangan Bank pada tanggal 31 Desember 2010.

The table below sets out the carrying amount and fair values of the Bank’s financial assets and liabilities as of 31 December 2010.

Diukur pada nilai wajar melalui

laporan laba rugi/ Fair value through

profit or loss

Pinjaman yang diberikan dan

piutang/ Loans and receivables

Tersedia untuk dijual/

Available-for-sale

Biaya perolehan

diamortisasi lainnya/ Other

amortised cost

Jumlah nilai tercatat/

Total carrying amount

Nilai wajar/ Total fair value

Aset keuangan Financial assets

Kas - - 135.392 - 135.392 135.392 Cash Giro pada Bank

Indonesia - 1.296.032 - - 1.296.032 1.296.032 Demand deposits with

Bank Indonesia Giro pada bank-bank

lain - 123.115 - - 123.115 123.115 Demand deposits with

other banks Tagihan dari cabang-

cabang lain - 97.685 - - 97.685 97.685 Due from other

branches Penempatan pada Bank

Indonesia dan bank-bank lain - 7.442.686 - - 7.442.686 7.442.686

Placements with BankIndonesia and other

banks Efek-efek yang

diperdagangkan 1.305.531 - - - 1.305.531 1.305.531 Trading securities Tagihan derivatif 1.798.407 - - - 1.798.407 1.798.407 Derivative receivablesKredit yang diberikan 999.627 20.833.866 - - 21.833.493 21.328.245 LoansTagihan akseptasi - 993.959 - - 993.959 993.959 Acceptance receivables Efek-efek untuk tujuan

investasi - 10.767 1.118.021 - 1.128.788 1.128.788 Investment securitiesTagihan atas pinjaman

yang dijamin - 1.837.550 - - 1.837.550 1.896.690 Receivables under

secured borrowingsAset lain-lain - 675.384 - - 675.384 675.384 Other assets

4.103.565 33.311.044 1.253.413 - 38.668.022 38.221.914

Kewajiban keuangan Financial liabilities Simpanan oleh

nasabah bukan bank - - - 18.782.285 18.782.285 18.782.285

Deposits by non-bank customers

Simpanan oleh bank-bank lain - - - 2.564.737 2.564.737 2.564.737

Deposits by other banks

Kewajiban derivatif 1.749.131 - - - 1.749.131 1.749.131 Derivative payablesKewajiban akseptasi - - - 995.219 995.219 995.219 Acceptance payablesKewajiban untuk

mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin - - - 661.854 661.854 661.854

Obligation to returnsecurities received

under secured borrowings

Beban masih harus dibayar - - - 634.935 634.935 634.935 Accrued expenses

Pinjaman yang diterima - - - 337.550 337.550 350.595 BorrowingsKewajiban kepada

Kantor Pusat dan cabang-cabang lain - - - 11.705.746 11.705.746 11.705.746

Due to Head Officeand other branches

1.749.131 - - 35.682.326 37.431.457 37.444.502

Nilai wajar efek-efek yang diperdagangkan dan untuk tujuan investasi pada tanggal 31 Desember 2010 adalah berdasarkan harga kuotasi pasar.

The fair value of trading and investment securities as of 31 December 2010 is based on quoted market prices.

Nilai wajar kredit yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2010 dinilai dengan analisa arus kas yang didiskonto berdasarkan tingkat suku bunga pasar.

The fair value of loans as of 31 December 2010 was measured using discounted cash flows analysis using market interest rate.

Nilai wajar aset keuangan dan kewajiban keuangan mendekati nilai tercatatnya karena aset keuangan dan kewajiban keuangan dalam jumlah signifikan memiliki jangka waktu yang pendek, dan/atau suku bunganya sering ditinjau ulang.

The fair value of financial assets and liabilities approximate their carrying amount as substantially financial assets and liabilities are short-term in nature, and/or repriced frequently.

Page 72: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

71

21. PENYERTAAN KANTOR PUSAT 21. HEAD OFFICE INVESTMENT

Merupakan penyertaan Kantor Pusat di Bank sebesar Rp 867 juta pada awal pendirian Bank di Indonesia dan tambahan penyertaan sebesar Rp 900.350 juta yang diterima pada tanggal 26 April 2010 dan 27 April 2010. Tambahan penyertaan Kantor Pusat pada tahun 2010 ini diperhitungkan sebagai bagian dari declared Dana Usaha (Catatan 27).

Represents the Head Office investment in the Bank of Rp 867 million on the establishment of the Bank in Indonesia and additional investment amounting to Rp 900,350 million which were received on 26 April 2010 and 27 April 2010. This additional Head Office Investment in 2010 is accounted for as part of declared Operating Fund (Note 27).

22. PENDAPATAN BUNGA 22. INTEREST INCOME

Merupakan pendapatan bunga dari: Represents interest income from:

2010 2009

Kredit yang diberikan 1.848.097 1.700.058 LoansPenempatan pada bank-bank lain 171.394 148.575 Placements with other banksEfek-efek yang diperdagangkan 66.295 517.643 Trading securitiesEfek-efek untuk tujuan investasi 136.873 240.357 Investment securitiesLainnya 17.953 11.268 Others

2.240.612 2.617.901

Pendapatan bunga yang dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dilaporkan di atas, yang terkait dengan aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah sebesar Rp 2.069.529 juta untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010.

Interest income calculated using the effective interest method reported above that relates to financial assets not carried at fair value through profit or loss were Rp 2,069,529 million for the year ended 31 December 2010.

23. BEBAN BUNGA 23. INTEREST EXPENSES

Merupakan beban bunga atas: Represents interest expenses on:

2010 2009 Giro 81.246 89.178 Demand depositsTabungan 110.985 63.576 Saving accountsDeposito berjangka/deposito on call 368.624 580.989 Time/call depositsInterbank call money 92.705 138.382 Interbank call moneyKewajiban kepada Kantor Pusat dan

cabang-cabang lain 165.897 125.993 Due to Head Office and other branchesLainnya 77.539 60.675 Others

896.996 1.058.793

24. PROVISI DAN KOMISI 24. FEES AND COMMISSIONS

Akun ini terdiri dari: 2010 2009 This account consists of the following: Kredit ritel yang tidak dijamin 122.176 111.578 Unsecured retail loansKredit yang diberikan 114.650 126.577 Loans Asuransi 90.954 25.141 InsuranceKustodian 85.655 64.913 CustodyUnit trusts 75.213 113.199 Unite trustsEkspor/impor 63.931 102.721 Exports/importsBank garansi 29.375 4.438 Bank guaranteesAccount services 11.769 13.913 Account servicesLainnya 53.463 76.821 Others 647.186 639.301

Page 73: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

72

25. KERUGIAN PENURUNAN NILAI-BERSIH 25. NET IMPAIRMENT LOSSES

2010 2009 Beban (pemulihan) selama tahun berjalan: Charges (recoveries) for the year:Kredit yang diberikan 348.578 355.557) LoansAset keuangan lainnya 106.410 221.957) Other financial assetsTaksiran kerugian atas transaksi rekening

administratif 1.123 (19.970)Estimated losses from off-balance sheet

transactions

Jumlah 456.111 557.544) Total

26. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 26. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES

2010 2009 Alokasi beban Kantor Pusat 297.911 371.928 Head Office allocation expensesArea reimbursements 196.749 126.133 Area reimbursementsIklan 101.024 72.341 AdvertisingGedung 83.191 69.458 PremisesKomputer 75.274 51.520 ComputerPenyusutan aset tetap 45.780 48.368 Depreciation of fixed assetsTelekomunikasi 39.277 37.159 TelecommunicationPerjalanan dan transportasi 30.303 24.171 Travel and transportationJasa profesional 30.207 27.794 Professional feesLainnya 127.349 140.359 Others

1.027.065 969.231

27. DANA USAHA 27. OPERATING FUNDS

Dana usaha merupakan selisih antara dana yang ditempatkan di Indonesia oleh Kantor Pusat dengan dana yang ditempatkan oleh Bank di Kantor Pusat dan kantor-kantor cabang di luar Indonesia, sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/37/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 mengenai ketentuan dan tata cara pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor perwakilan bank asing.

Operating funds represent the difference between the funds placed in Indonesia by Head Office and the funds placed by the Bank with its Head Office and other branches outside Indonesia, in accordance with the decree of the Directors of Bank Indonesia No. 32/37/KEP/DIR dated 12 May 1999 concerning the requirements and procedures for the opening of branch offices, sub-branch offices and representative offices of foreign banks.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, dana usaha Bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, terdiri dari:

As of 31 December 2010 and 2009, the Bank’s operating funds in accordance with prevailing Bank Indonesia regulation comprised of:

2010 2009 Tagihan dari cabang-cabang lain 97.685) 50.255) Due from other branchesPenempatan pada cabang-cabang lain 4.528.263 - Placements with other branchesKewajiban kepada Kantor Pusat (Catatan 18) (7.200.746) (7.468.321) Due to Head Office (Note 18)Tagihan derivatif dari Kantor Pusat dan

cabang-cabang lain 154.958) 174.264)Derivative receivables from Head Office and

other branches Kewajiban derivatif kepada Kantor Pusat (373.969) (321.893) Derivative payables to Head OfficeKewajiban akseptasi kepada Kantor Pusat -) (21.731) Acceptance payables to Head OfficeBeban yang masih harus dibayar kepada

Kantor Pusat (351.360) -)Accrued expenses to Head Office

Tambahan penyertaan Kantor Pusat (Catatan 21) (900.350) -) Additional Head Office investment (Note 21)

Dana usaha (4.045.519) (7.587.426) Operating funds

Page 74: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

73

27. DANA USAHA (Lanjutan) 27. OPERATING FUNDS (Continued)

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Bank melaporkan dana usaha masing-masing sejumlah ekuivalen Rp 3.596.096 juta dan Rp 2.770.821 juta. Pelaporan untuk tahun berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 telah dilakukan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku mengenai pinjaman luar negeri.

As of 31 December 2010 and 2009, the Bank’s declared operating funds amounted to equivalent Rp 3,596,096 million and Rp 2,770,821 million, respectively. The declaration for the years ended 31 December 2010 and 2009 was made in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations concerning receiving of commercial offshore borrowings.

Dana usaha atau dana usaha yang dilaporkan (declared operating funds), mana yang lebih rendah, dimasukkan ke dalam perhitungan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank (Catatan 28).

The operating funds or the declared operating funds, whichever is lower, is included in the calculation of the Bank’s Capital Adequacy Ratio (Note 28).

28. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODALMINIMUM

28. CAPITAL ADEQUACY RATIO

Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (“KPMM”) pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 dihitung sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, bank-bank komersial di Indonesia wajib mempertahankan rasio KPMM minimum sebesar 8% dan memasukkan risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional dalam perhitungan rasio KPMM.

The Bank’s Capital Adequacy Ratio (”CAR”) as of 31.December 2010 and 2009 was calculated in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations. Under the prevailing Bank Indonesia regulations, commercial banks in Indonesia are required to maintain a minimum CAR of 8% and to include credit risk, market risk and operational risk in the computation of CAR.

Rasio KPMM Bank pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, dihitung sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku adalah sebagai berikut:

The Bank’s CAR as of 31 December 2010 and 2009, computed in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations was as follows:

2010 2009

Komponen modal: Components of capital:Penyertaan Kantor Pusat 867 867 Head Office investmentDana usaha (Catatan 27) 3.596.096 2.770.821 Operating funds (Note 27)Laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat 171.280 99.201 Unremitted profit to Head OfficeCadangan umum penyisihan penghapusan aset

produktif (maksimum 1,25% dari Aset General reserve for allowance for

productive assets (maximum 1.25% of Tertimbang Menurut Risiko) 280.956 254.253 Risk Weighted Assets)

Jumlah modal 4.049.199 3.125.142 Total capital Aset Tertimbang Menurut Risiko - untuk risiko

kredit

23.279.970 20.328.954 Risk Weighted Assets - credit risk

Aset Tertimbang Menurut Risiko - untuk risiko pasar

1.426.135 1.122.978 Risk Weighted Assets - market risk

Aset Tertimbang Menurut Risiko - untuk risiko operasional

3.500.652 - Risk Weighted Assets - operational risk

Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum -

risiko kredit dan risiko pasar

16,39% 14,57% Capital Adequacy Ratio - credit risk and market riskRasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum -

risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional

14,36% 14,57%Capital Adequacy Ratio - credit risk, market risk

and operational risk Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

Yang Diwajibkan

8,00% 8,00% Required Capital Adequancy Ratio

Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, rasio KPMM dihitung dengan tidak menyertakan dampak dari pajak penghasilan tangguhan.

In accordance with the prevailing Bank Indonesia regulation, the CAR should be calculated without including the tax effect of deferred income tax.

Page 75: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

74

29. KUALITAS ASET PRODUKTIF 29. QUALITY OF PRODUCTIVE ASSETS

Tabel di bawah ini menunjukkan kolektibilitas aset produktif Bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku:

Tabel below presents the grading of productive assets of the Bank in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations:

2010

Lancar/ Current

Dalam perhatian khusus/ Special mention

Kurang lancar/

Substandard Diragukan/ Doubtful Macet/Loss Jumlah/Total *)

Giro pada Bank

Indonesia 1.296.032 - - - - 1.296.032 Demand deposits

with Bank IndonesiaGiro pada bank-

bank lain 123.115 - - - - 123.115 Demand deposits

with other banksTagihan dari

cabang-cabang lain 97.685 - - - - 97.685

Due from otherbranches

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain 7.443.069 - - - - 7.443.069

Placements with BankIndonesia and other

banksEfek-efek yang

diperdagangkan 1.305.531 - - - - 1.305.531 Trading securitiesTagihan derivatif 1.798.407 - - - - 1.798.407 Derivative receivablesKredit yang

diberikan 21.375.097 445.403 97.650 29.011 1.240.755 23.187.916 LoansTagihan akseptasi 979.073 16.146 - - - 995.219 Acceptance receivablesEfek-efek untuk

tujuan investasi 1.128.788 - - - - 1.128.788 Investment securitiesTagihan atas

pinjaman yang dijamin 1.837.550 - - - - 1.837.550

Receivables undersecured borrowing

Rekening administratif 13.437.599 114.708 2.696 1.091 80 13.556.174

Off-balance sheettransactions

2009

Lancar/ Current

Dalam perhatian khusus/ Special mention

Kurang lancar/ Substandard

Diragukan/ Doubtful Macet/Loss Jumlah/Total *)

Giro pada Bank

Indonesia 921.616 - - - - 921.616 Demand deposits

with Bank IndonesiaGiro pada bank-

bank lain 133.482 - - - - 133.482 Demand deposits

with other banksTagihan dari

cabang-cabang lain 50.255 - - - - 50.255

Due from otherbranches

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain 7.559.509 - - - - 7.559.509

Placements with BankIndonesia and other

banksEfek-efek yang

diperdagangkan 1.495.102 - - - - 1.495.102 Trading securitiesTagihan derivatif 2.241.088 - - - - 2.241.088 Derivative receivablesKredit yang

diberikan 18.623.755 780.529 386.867 45.021 937.441 20.773.613 LoansTagihan akseptasi 699.797 36.624 - - - 736.421 Acceptance receivablesEfek-efek untuk

tujuan investasi 1.577.416 - - - - 1.577.416 Investment securitiesTagihan atas

pinjaman yang dijamin 3.437.500 - - - - 3.437.500

Receivables undersecured borrowing

Rekening administratif 9.839.984 202.195 201.477 2.094 - 10.245.750

Off-balance sheettransactions

*) Sebelum cadangan kerugian penurunan nilai Before allowance for impairment losses *).

Page 76: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

75

30. JASA KUSTODIAN 30. CUSTODIAL SERVICES

Divisi Kustodian Bank memperoleh izin untuk memberikan jasa kustodian pada tanggal 26 Juni 1991 dari Badan Pengawas Pasar Modal (sekarang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan) berdasarkan Surat Keputusan No. KEP-35/PM.WK/ 1991.

The Bank’s Custodial Services Division obtained a license to conduct custodial services on 26 June 1991 from the Capital Market Supervisory Board (now Capital Market and Financial Institution Supervisory Board) under its Decision Letter No. KEP-35/PM.WK/ 1991.

Jasa yang ditawarkan oleh Divisi Kustodian Bank meliputi jasa penyimpanan, penyelesaian dan penanganan transaksi, penagihan pendapatan, proxy, corporate action, pengelolaan kas, pelaporan dan pencatatan investasi, pengembalian pajak, unit registry dan sub-registry.

The services offered by the Bank’s Custodial Services Division include safekeeping, settlement and transaction handling, income collection, proxy, corporate action, cash management, investment accounting/reporting, tax reclamation, unit registry and sub-registry.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, aset yang diadministrasikan oleh Divisi Kustodian Bank terdiri dari saham, obligasi, deposito berjangka, sertifikat deposito, commercial papers dan instrumen pasar modal dan pasar uang lainnya, dengan jumlah masing-masing ekuivalen Rp 357.106.012 juta dan Rp 228.121.665 juta.

As of 31 December 2010 and 2009, the assets which were administered by the Bank’s Custodial Services Division consist of shares, bonds, time deposits, certificate of deposits, commercial papers and other capital market and money market instruments, with total amount of equivalent Rp 357,106,012 million and equivalent Rp 228,121,665 million, respectively.

31. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAIHUBUNGAN ISTIMEWA

31. .RELATED PARTY TRANSACTIONS

Bank melakukan transaksi keuangan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dilakukan sesuai dengan syarat dan kondisi seperti yang dilakukan dengan pihak ketiga, kecuali pinjaman tertentu yang diberikan kepada karyawan kunci.

The Bank has financial transactions with related parties which were made under the normal terms and conditions as with the third parties, except for certain loans to key management.

Perincian transaksi dan saldo signifikan (termasuk komitmen dan kontinjensi) dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

The details of significant transactions and balances (including commitments and contingencies) with related parties were as follows:

2010 2009

Giro pada bank-bank lain 35.432 49.753 Demand deposits with other banksTagihan dari cabang-cabang lain 97.685 50.255 Due from other branches Penempatan pada Bank Indonesia dan

bank-bank lain 4.528.263 - Placements with Bank Indonesia and other

banksTagihan derivatif 199.619 226.801 Derivative receivablesKredit yang diberikan 962.687 804.221 LoansTagihan akseptasi 435.024 4.270 Acceptance receivableTagihan atas pinjaman yang dijamin 1.525.000 2.812.500 Receivables under secured borrowings Aset lain-lain 60.891 30.026 Other assetsSimpanan oleh bank-bank lain 26.872 32.320 Deposits by other banksKewajiban derivatif 1.332.608 927.927 Derivative payablesKewajiban akseptasi 97.227 - Acceptance payableBeban masih harus dibayar 490.888 461.420 Accrued expensesPinjaman yang diterima 275.000 562.500 BorrowingsKewajiban kepada Kantor Pusat dan

cabang-cabang lain

11.705.746 12.444.674

Due to Head Office and other branchesKewajiban lain-lain 70.562 79.032 Other liabilities Pendapatan bunga 26.148 309 Interest incomeBeban bunga 165.897 125.994 Interest expensesProvisi dan komisi 2.019 - Fees and commissionsBeban karyawan 10.228 - Personnel expensesBeban umum dan administrasi 558.475 498.068 General and administrative expensesGaransi yang diterima dari bank-bank

lain (tagihan kontinjensi)

11.314.375 10.208.791 Guarantees received from other banks

(contingent receivables) Bank garansi yang diterbitkan kepada

nasabah (kewajiban kontinjensi)

492.874 2.090.233 Bank guarantees issued to customers

(contingent liabilities)

Page 77: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

76

32. REKLASIFIKASI AKUN 32. RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS

Beberapa akun dalam laporan keuangan untuk tahun 2009 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan untuk tahun 2010.

Certain accounts in the 2009 financial statements have been reclassified to conform with the presentation of the 2010 financial statements.

2009 Sebelum Setelah

Reklasifikasi/ Reklasifikasi/ Before Reklasifikasi/ After

reclassification Reclassification reclassification

Neraca Gabungan Combined Balance sheet Surat-surat berharga 3.071.417) (3.071.417) -) Marketable securities Efek-efek yang diperdagangkan -) 1.494.001) 1.494.001) Trading securitiesEfek-efek untuk tujuan investasi -) 1.577.416) 1.577.416) Investment securities Pendapatan yang akan diterima 180.922) (180.922) -) Accrued income Aset lain-lain, bersih 605.544) 180.922) 786.466) Other assets, net

Laporan laba Rugi Gabungan Combined Statement of

income Pendapatan dan beban bunga Interest income and expenses

Provisi dan komisi (52.873) 52.873) - Fees and commissions Pendapatan dan beban

operasional lainnya Other operating revenue

and expenses Provisi dan komisi 692.174) (52.873) 639.301 Fees and commissions Laba (rugi) atas instrumen

derivatif, bersih 253.991) (260.561) (6.570)Gain (loss) on derivative

Instruments, netRugi atas penjualan surat-

surat berharga, bersih (18.620) 18.620) -)Loss on sale of marketable

securities, net Rugi atas penjualan efek-efek

yang diperdagangkan, bersih -) (54.176) (54.176)

Loss on sales of trading securities, net

Laba atas penjualan efek-efek untuk tujuan investasi, bersih -) 35.556) 35.556)

Gain from sales of Investment securities,

netLaba atas perubahan nilai

wajar atas instrumen keuangan, bersih -) 357.505) 357.505)

Gain from changes in fair value of financial

instruments, netLaba belum direalisasi atas

surat-surat berharga untuk tujuan diperdagangkan, bersih 56.769) (56.769) -)

Unrealized gain on trading marketable

securities, netLaba belum direalisasi atas

kewajiban untuk mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin, bersih 40.175) (40.175) -)

Unrealized gain on obligation to return securities received

under secured borrowings, net

Penambahan penyisihan penghapusan (557.544) 557.544 -)

Addition of allowance for uncollectible accounts

Kerugian penurunan nilai bersih - (557.544) (557.544) Net impairment losses

33. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN ARUS KAS

GABUNGAN 33. RESTATEMENT OF COMBINED STATEMENT

OF CASH FLOWS

Efektif tanggal 1 Januari 2010, komponen kas dan setara kas telah diubah seperti dijelaskan dalam Catatan 2a. Oleh karenanya, laporan arus kas gabungan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2009 telah disajikan kembali.

Effective 1 January 2010, the components of cash and cash equivalents have been changed as explained in Note 2a. Accordingly, the combined statement of cash flows for the years ended 31 December 2009 have been restated.

Page 78: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

77

33. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN ARUS KAS

GABUNGAN (Lanjutan) 33. RESTATEMENT OF COMBINED STATEMENT

OF CASH FLOWS (Continued)

Tahun berakhir 31 Desember 2009/ Year ended 31 December 2009

Dilaporkan sebelumnya/ As previously reported

Penyajian kembali/

Restatements

Setelah disajikan kembali/

As restated

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi (4.950.190) 3.314.959 (1.635.231)

Net cash used in operating activities

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas investasi 1.708.154 592.577 2.300.731

Net cash provided by investing activities

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan 3.354.513 - 3.354.513

Net cash provided by financingactivities

Efek perubahan kurs terhadap kas dan setara kas (34.135) (854.429) (888.564)

Effect of exchange rate changes oncash and cash equivalent

Kenaikan bersih kas dan setara kas 78.342 3.053.107 3.131.449

Net increase in cash and cash equivalents

Kas dan setara kas, awal tahun 1.063.659 5.350.723 6.414.382 Cash and cash equivalents,

beginning of year

Kas dan setara kas, akhir tahun 1.142.001 8.403.830 9.545.831 Cash and cash equivalents,

end of year 34. PENERAPAN PERTAMA PSAK NO. 50 (REVISI

2006) DAN PSAK NO. 55 (REVISI 2006) 34. FIRST IMPLEMENTATION OF SFAS NO. 50

(2006 REVISION) AND SFAS NO. 55 (2006 REVISION)

Efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, Bank menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” secara prospektif.

Effective 1 January 2010, the Bank prospectively adopted SFAS No. 50 (2006 Revision), “Financial Instruments: Presentation and Disclosures” and SFAS No. 55 (2006 Revision), “Financial Instruments: Recognition and Measurement”.

Dalam penerapan standar baru ini, Bank telah mengidentifikasi penyesuaian transisi sesuai dengan standar akuntansi tersebut, dan Buletin Teknis No. 4 mengenai ketentuan transisi untuk penerapan pertama standar-standar tersebut. Penyesuaian transisi terutama berasal dari perhitungan ulang atas cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih antara cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung dengan standar yang baru dengan standar sebelumnya disesuaikan ke saldo rekening kantor pusat pada tanggal 1 Januari 2010.

In adopting these new standards, the Bank has identified the transitional adjustments in accordance with the accounting standards, and the Technical Bulletin No. 4 concerning the transitional provisions for the first implementation of those standards. The transitional adjustments mainly derived from reassessment of allowance for impairment losses. The difference between allowance for impairment losses calculated based on new standards and previous standards was adjusted to the beginning head office accounts as of 1 January 2010.

Page 79: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

78

34. PENERAPAN PERTAMA PSAK NO. 50 (REVISI

2006) DAN PSAK NO. 55 (REVISI 2006) (Lanjutan) 34. FIRST IMPLEMENTATION OF SFAS NO. 50

(2006 REVISION) AND SFAS NO. 55 (2006 REVISION) (Continued)

Penyesuaian transisi tersebut adalah sebagai berikut:

The transitional adjustments were as follows:

1 Januari 2010/1 January 2010

Penyesuaian transisi penerapan

PSAK No. 50

(Revisi 2006)

dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) / Transitional Yang adjustments dilaporkan to SFAS No. 50 Setelah sebelumnya/ (2006 Revision) disesuaikan/ As previously and SFAS No. 55 As

reported (2006 Revision) adjusted

Aset Assets

Giro pada bank-bank lain, bersih

132.147) 1.335) 133.482) Current accounts with other

banks, net Penempatan pada bank-bank

lain, bersih

7.485.423) 73.295) 7.558.718) Placements with other

banks, netEfek-efek yang diperdagangkan,

bersih

1.494.001) 1.101) 1.495.102) Trading securities, net Tagihan derivatif, bersih 2.208.333) 22.062) 2.230.395) Derivative receivables, net Kredit yang diberikan, bersih 19.575.613) 181.559) 19.757.172) Loans, net Tagihan akseptasi, bersih 727.592) 7.177) 734.769) Acceptance receivables, net Aset pajak tangguhan, bersih 214.533) (93.122) 121.411) Deferred tax assets, net Rekening Kantor Pusat Head Office Accounts Laba yang belum dipindahkan ke

Kantor Pusat

(409.834) (193.407) (603.241) Unremitted profit

Penyesuaian transisi terhadap kredit yang diberikan termasuk pendapatan bunga yang dihentikan untuk kredit-kredit yang sebelumnya dinilai sebagai non-performing sesuai dengan peraturan Bank Indonesia sebesar Rp 7.745 juta.

Transitional adjustments to loans include interest in suspense for loans previously graded as non-performing loan in accordance with Bank Indonesia regulations amounting to Rp 7,745 millon.

Pada tanggal 1 Januari 2010 Bank menyesuaikan kategori surat berharga tertentu dari tujuan untuk diperdagangkan menjadi pinjaman yang diberikan dan piutang dan tersedia untuk dijual sebesar masing-masing Rp 159.000 juta dan Rp 180.126 juta. Dari jumlah tersebut, jumlah nominal yang masih tercatat pada tanggal 31 Desember 2010 adalah masing-masing Rp 10.000 juta dan Rp.180.126 juta.

On 1 January 2010 the Bank reclasified certain securities from trading purposes to loans and receivables and available-for-sale securities of Rp159.000 million and Rp 180,126 million respectively. Of these amounts, outstanding principal balances as at 31 December 2010 were Rp.10,000 million and Rp 180,126 million, respectively.

Selain itu, Bank juga melakukan reklasifikasi kredit yang diberikan menjadi kelompok diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi sebesar Rp 1.268.325 juta. Dari jumlah tersebut, jumlah nominal yang masih tercatat pada tanggal 31.Desember 2010 adalah Rp 108.120 juta.

In addition, the Bank also reclassified certain loans to fair value through profit or loss category amounting to Rp.1,268,325 million. Of these amounts, outstanding principal balance as at 31 December 2010 was Rp 108,120 million.

Reklasifikasi dilakukan berdasarkan perubahan tujuan manajemen atas pemilikan aset tersebut. Nilai tercatat pada tanggal 1 Januari 2010 dianggap sebagai harga perolehan (deemed cost) pada saat reklasifikasi.

Reclassification was based on the change in management’s intention in holding such assets. The carrying amount of these financial assets as of 1.January 2010 is treated as the deemed cost upon the reclassification.

Page 80: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

79

35. .PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA 35. .SUBSEQUENT EVENTS

Pada bulan April 2011, Bank mengadakan perjanjian dengan PT Jakarta Land untuk menyewa gedung kantor yang berlokasi di lantai 3-7 gedung WTC II untuk jangka waktu 10 tahun sejak tanggal 1 Pebruari 2013. Jumlah komitmen beban sewa adalah maksimum sebesar USD 23,7 juta. Berdasarkan ketentuan dalam perjanjian tersebut, Bank berhak melepaskan hak sewa hingga sebesar 25% dari luas area kantor yang disewa setelah lima tahun pertama.

In April 2011, the Bank has entered into an agreement with PT.Jakarta Land for office space lease located on 3rd to 7th floor WTC II building for a period of 10 years commencing 1 February 2013. Total maximum committed lease expense is USD 23.7 million. As per the agreement, Bank has the right to surrender up to 25% of the lease space after first 5 years.

36. STANDAR AKUNTANSI BARU 36. NEW ACCOUNTING STANDARDS

Terdapat beberapa standar akuntansi yang sudah diterbitkan tetapi belum efektif untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010, dan belum diterapkan di dalam penyusunan laporan keuangan gabungan ini, yaitu sebagai berikut:

A number of new accounting standards have been issued but are not yet effective for the year ended 31.December 2010, and have not been applied in preparing the combined financial statements, as follows:

Standar akuntansi yang akan berlaku efektif

untuk laporan keuangan dengan periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011:

The accounting standards which will become effective for financial statements beginning on or after 1 January 2011:

PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”.

SFAS No. 1 (2009 Revision), “Presentation of Financial Statements”.

PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas”.

SFAS No. 2 (2009 Revision), “Statement of Cash Flows”.

PSAK No. 3 (Revisi 2010), “Laporan Keuangan Interim”.

SFAS No. 3 (2010 Revision), “Interim Financial Reporting”.

PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Keuangan Tersendiri”.

SFAS No. 4 (2009 Revision), “Consolidated and Separate Financial Statements”.

PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”.

SFAS No. 5 (2009 Revision), “Operating Segments”.

PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi”.

SFAS No. 7 (2010 Revision), “Related Parties Disclosures”.

PSAK No. 8 (Revisi 2010), “Peristiwa Setelah Periode Pelaporan”.

SFAS No. 8 (2010 Revision), “Events After the Reporting Period”.

PSAK No. 12 (Revisi 2009), “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama”.

SFAS No. 12 (2009 Revision), “Interests in Joint Ventures”.

PSAK No. 15 (Revisi 2009), “Investasi pada Entitas Asosiasi”.

SFAS No. 15 (2009 Revision), “Investments in Associates”.

PSAK No. 19 (Revisi 2010), “Aset Tak Berwujud”.

SFAS No. 19 (2010 Revision), “Intangible Assets”.

PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”.

SFAS No. 22 (2010 Revision), “Business Combinations”.

PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. SFAS No. 23 (2010 Revision), “Revenue”.

Page 81: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

80

36. STANDAR AKUNTANSI BARU (lanjutan) 36. NEW ACCOUNTING STANDARDS (continued)

PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”.

SFAS No. 25 (2009 Revision), “Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors”.

PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”.

SFAS No. 48 (2009 Revision), “Impairment of Assets”.

PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi”.

SFAS No. 57 (2009 Revision), “Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets”.

PSAK No. 58 (Revisi 2009), “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”.

SFAS No. 58 (2009 Revision), “Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operation”.

ISAK No. 7 (Revisi 2009), “Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus”.

IFAS No. 7 (2009 Revision), “Consolidation of Special Purpose Entities”.

ISAK No. 9, “Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa”.

IFAS No. 9, “Changes in ExistingDecommisioning, Restoration and Similar Liabilities”.

ISAK No. 10, “Program Loyalitas Pelanggan”.

IFAS No. 10, “Customer Loyalty Programmes”.

ISAK No. 11, “Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik”.

IFAS No. 11, “Distribution of Non-Cash Assets to Owners”.

ISAK No. 12, “Pengendalian Bersama

Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer”.

IFAS No. 12, “Jointly Controlled Entities: Non-Monetary Contributions by Venturers”.

ISAK No. 14 (Revisi 2010), “Aset Tak Berwujud - Biaya Situs Web”.

IFAS No. 14 (2010 Revision), “Intangible Assets - Web Site Costs”.

ISAK No. 17, “Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai”.

IFAS No. 17, “Interim Financial Reporting and Impairment”.

Standar akuntansi yang akan berlaku efektif untuk laporan keuangan dengan periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012:

The accounting standards which will become effective for financial statements beginning on or after 1 January 2012:

PSAK No. 10 (Revisi 2010), "Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing".

SFAS No. 10 (2010 Revision), “The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates”.

PSAK No. 18 (Revisi 2010), "Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya".

SFAS No. 18 (2010 Revision), “Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans”.

PSAK No. 24 (Revisi 2010), "Imbalan Kerja".

SFAS No. 24 (2010 Revision), “Employee.

Benefits”.

PSAK No. 46 (Revisi 2010), "Akuntansi Pajak Penghasilan".

SFAS No. 46 (2010 Revision), “Income Taxes”.

PSAK No. 50 (Revisi 2010), "Instrumen Keuangan: Penyajian".

SFAS No. 50 (2010 Revision), “Financial.Instruments: Presentation”.

PSAK No. 53 (Revisi 2010), "Pembayaran Berbasis Saham".

SFAS No. 53 (2010 Revision), “Share-based.

Payments”.

PSAK No. 60 (Revisi 2010), "Instrumen Keuangan: Pengungkapan".

SFAS No. 60 (2010 Revision), “Financial.Instruments: Disclosures”.

Page 82: standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)

81

36. STANDAR AKUNTANSI BARU (lanjutan) 36. NEW ACCOUNTING STANDARDS (continued)

PSAK No. 61 "Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah".

SFAS No. 61 “Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance”.

ISAK No. 13, "Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri".

IFAS No. 13, “Hedges of a Net Investment in. a Foreign Operation”.

ISAK No. 15, "Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya".

IFAS No. 15, “Limit on a Defined Benefit.

Asset, Minimum Funding Requirements and Their Interaction”.

ISAK No. 18, "Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi".

IFAS No. 18, “Government Assistance No Specific Relation to Operating Activities”.

ISAK No. 20, "Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham".

IFAS No. 20, “Changes in the Tax Status of. an Entity or its Shareholders”.

Bank sedang dalam proses menganalisa dampak yang akan ditimbulkan dari penerapan standar-standar baru tersebut yang relevan untuk Bank.

The Bank is in the process of analyzing the impact that will result from adopting those new standards which are relevant for the Bank.