steganografi teks menggunakan metode pencocokan lsb …
TRANSCRIPT
Steganografi Teks Menggunakan Metode
Pencocokan LSB dan Karakter Non-Breaking
Space Sebagai Penanda Pesan (Steganography using LSB Matching and Non-breaking Space Character
as Message Marker)
Ulil Amri, I Gede Pasek Suta Wijaya, Fitri Bimantoro
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
Jl. Majapahit 62, Mataram, Lombok NTB, INDONESIA
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstract - Steganography is one of methods
used to secure an information. This study aimed to
develop a steganography method applied in text media
and evaluate the method used in message insertion. In
this study, technique used to insert secret message into
text media was LSB (Least Significant Bit) matching
with non-breaking space character as message marker.
To evaluate quality of steganographic, Peak Signal to
Noise Ratio (PSNR) test, Jaro-Winkler distance score,
questionnaire, and calculation of capacity ratio were
done. The results give the PSNR value by a small
margin, the Jaro-Winkler distance score with an
average score of more than 0.8, the Mean Opinion
Score (MOS) value of 2.36 and 1.79 for each test
parameter, and the capacity ratio is less than 1%.
Therefore, this method has a good ability to hide the
message but has a relatively small capacity.
Kata Kunci: Steganografi Teks, Pencocokan LSB, non-
breaking space.
I. PENDAHULUAN
Steganografi adalah seni penyembunyian pesan ke
dalam pesan lainnya yang telah ada sejak sebelum masehi
[1]. Kini di tengah perkembangan serta kemajuan teknologi
jaringan, steganografi banyak dimanfaatkan untuk
mengirim pesan melalui jaringan Internet tanpa diketahui
orang lain.
Steganografi dapat diklasifikasikan ke dalam
steganografi gambar, audio, video, dan teks tergantung
pada media cover yang digunakan untuk menyisipkan data
rahasia. Dari beberapa jenis steganografi tersebut,
steganografi teks dipercaya sebagai salah satu steganografi
yang paling sulit digunakan. Hal ini dikarenakan
kurangnya redundansi informasi seperti yang ada pada file
gambar, audio, atau video. Struktur pada sebuah dokumen
teks bersifat identik dengan apa yang terlihat, sedangkan
pada jenis dokumen lainnya seperti pada gambar, struktur
dokumennya berbeda dengan apa yang terlihat. Karena
itulah pada jenis dokumen lainnya kita dapat
menyembunyikan informasi dengan melakukan perubahan
pada struktur dokumen tanpa membuat perubahan yang
terlihat jelas pada hasil keluaran. Perubahan yang tak
terlihat dapat dilakukan pada sebuah file gambar atau
audio, tetapi pada file teks, bahkan sebuah huruf atau tanda
baca tambahan dapat disadari dengan mudah oleh
pembaca. Tetapi proses sorting pada dokumen teks hanya
membutuhkan sedikit memori dan lebih cepat yang
membuat file teks lebih baik jika dibandingkan dengan
metode lainnya [2].
Atas dasar uraian di atas, maka paper ini akan
membahas mengenai bagaimana mengamankan pesan teks
dengan cara menyisipkan file pesan ke dalam file teks
dengan format (.txt atau .docx) dengan metode pencocokan
LSB (Least Significant Bit) dan penanda pesan.
Penggunaan metode pencocokan LSB dianggap mampu
mengatasi permasalahan pada file cover yang berupa teks.
Hal ini karena pada pencocokan LSB nilai LSB tidak
diubah tetapi hanya dicocokkan dengan bit pesan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Cara penyisipan pesan pada media teks dilakukan
dengan beberapa teknik, yaitu teknik LSB, teknik
manipulasi elemen teks, dan teknik Natural Language
Processing (NLP). Teknik LSB ini menyisipkan pesan
dengan cara mengganti bit-bit kurang berarti (Least
signifikan bit) dari bit cover dengan bit pesan. Hasil stego-
teks dari teknik ini akan sangat mencurigakan karena
perubahan bit karakter pada berkas teks sedikit saja akan
mengakibatkan perubahan yang cukup besar [3].
Perubahan format teks atau karakteristik dari sebuah
karakter dapat menghasilkan penanda (watermarking) pada
dokumen. Tujuan utamanya adalah membuat perubahan
pada teks sedemikian rupa agar perubahan yang dilakukan
tidak terlihat tetapi sandi yang ada dapat diuraikan.
Perubahan dapat diterapkan pada dokumen yang
direpresentasikan dalam bentuk gambar atau dalam file format dokumen [4].
Pencocokan bit pesan pada bit citra dilakukan dengan
metode divide and conquer yang terdiri dari 3 proses yaitu
divide, conquer dan combine. Artinya memecah masalah
J-COSINE, Vol. 1, No. 1, Desember 2017 E-ISSN:2541-0806, P-ISSN:2540-8895
http://jcosine.if.unram.ac.id/ 23
menjadi beberapa bagian kecil (divide), kemudian secara
rekursif menyelesaikan setiap masalah-masalah kecil
tersebut (conquer). Selanjutnya solusi dari setiap masalah
kecil tersebut hasilnya digabung menjadi satu solusi utama (combine)[5].
LSB (Least Significant Bit) replacement menanamkan
sebuah pesan ke dalam cover image dengan mengganti
nilai LSB dari cover image dengan nilai bit pesan dan
menghasilkan stego image. Metode ini menambahkan 1
pada nilai pixel genap dan mengurangi 1 pada nilai pixel
ganjil atau tidak melakukan perubahan nilai.
LSB matching juga mengubah nilai LSB dari cover
image dalam menyisipkan pesan. LSB matching tidak
langsung mengubah nilai LSB dari cover image seperti
yang dilakukan pada LSB replacement. Di mana jika bit
pesan tidak cocok dengan LSB dari cover image, lalu nilai
1 secara acak akan ditambahkan atau dikurangi dari nilai
pixel cover. Nilai pixel tidak pernah diubah menjadi nilai di luar batas yang diperbolehkan [6]
Steganografi pada media teks dengan menggunakan
metode LSB replacement dianggap sebagai metode
steganografi yang buruk karena perubahan yang terjadi
pada file stego akan sangat terlihat dan mencurigakan. Pada
penelitian ini akan mencoba penyisipan pesan pada media
teks dengan menggunakan metode LSB matching dan
penanda pesan. Berdasarkan teori dan cara kerjanya,
metode ini memungkinkan pesan disisipkan tanpa adanya perubahan mencolok pada file stego.
III. METODE USULAN
Bagian ini akan menjelaskan mengenai metode
steganografi yang diusulkan. Metode steganografi pada
paper ini adalah pencocokan LSB dan penggunaan karakter
non-breaking space sebagai penanda pesan. Secara garis
besar, tekniknya terbagi menjadi dua proses utama yaitu
penyisipan (embedding) pesan dan ekstraksi (extraction)
pesan yang tersembunyi. Hubungan antara kedua proses
tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
Pesan rahasia
(file teks)
Algoritma encoding
(embedding)
Algoritma decoding
(extraction)
File cover(file teks)
File cover(file teks)
Pesan rahasia
(file teks)
File stego(file teks)
Gambar 1 Diagram penyisipan dan ekstraksi pesan.
Proses penyisipan (embedding) pesan dimulai dengan
memilih file teks yang akan digunakan sebagai cover object
yang akan disisipkan pesan. Kemudian langkah selanjutnya
adalah menuliskan pesan yang akan disisipkan ke dalam
cover object dengan algoritma embedding yang digunakan.
Sedangkan pada proses ekstraksi (extraction) pesan
dimulai dengan memilih file stego (stego object).
Kemudian jalankan proses ekstraksi pesan dengan
menggunakan algoritma extraction. Dari proses ekstraksi
tersebut diperoleh pesan rahasia yang telah disisipkan.
Berikut merupakan algoritma yang akan menjelaskan
proses penyisipan pesan hingga menghasilkan stego object
dan proses ekstraksi pesan rahasia yang telah disisipkan pada stego object.
A. Algoritma Penyisipan Pesan
Proses penyisipan pesan pada file dokumen dengan
format TXT dan DOCX, dilakukan dengan menerapkan algoritma berikut.
Input: teks pesan dan file cover berjenis (DOCX
atau TXT).
Output: file stego.
Proses: 1. Masukkan teks pesan dan file
cover.
2. Ubah teks pesan ke dalam bentuk
biner dan tampung ke dalam
sebuah variabel array satu
dimensi.
3. Tampung file cover ke dalam
variabel array satu dimensi.
4. Deklarasikan variabel boolean
cek = false, int i = 0, int
jumlahBit = 0.
5. If i < panjang cover then pindai
karakter[i] pada file cover.
1) If karakter[i] == 32 (spasi) then
a) If cek == false then periksa
If i+1 < panjang
cover && jumlahBit <
panjang biner pesan
then if karakter
[i+1] < 255 then if
karakter [i+1] % 2 ==
nilai pesan
[jumlahBit] then
karakter [i] = 160,
cek = tua,
jumlahBit++.
b) Else cek = false. 2) Else if karakter[i] == 160
(non-breaking space) then
karakter [i] = 32.
3) i++.
6. Ulangi langkah 5 sampai akhir
file cover
7. Else
1) If panjang pesan != jumlahBit then tampilkan “pesan tidak
tersisipkan seluruhnya”
J-COSINE, Vol. 1, No. 1, Desember 2017 E-ISSN:2541-0806, P-ISSN:2540-8895
http://jcosine.if.unram.ac.id/ 24
2) Else tampilkan “pesan tersisipkan seluruhnya”
8. Simpan keluaran.
Berdasarkan algoritma penyisipan pesan tersebut dapat
bibuat sebuah ilustrasi, sebagai berikut.
Misalkan terdapat sebuah pesan dengan nilai biner 0,
yang akan disisipkan pada file cover dengan nilai biner
seperti yang terdapat pada Gambar 2.
Gambar 2 Nilai biner dari teks cover
Selanjutnya pada file cover tersebut dilakukan
pemindaian karakter spasi dengan nilai desimal 32, setelah
menemukan karakter spasi maka selanjutnya dilakukan
pencocokan nilai LSB dari karakter setelah karakter spasi
dengan bit pesan. Proses ini dapat dilihat pada Gambar 3,
di mana nilai biner yang digaris bawahi merupakan karakter spasi dan nilai LSB karakter setelahnya.
Gambar 3 Pemindaian karakter spasi dan nilai LSB karakter
setelahnya.
Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa nilai LSB dari
karakter setelah spasi dengan bit pesan yang akan di
sisipkan sama. Sehingga karakter spasi di ubah menjadi non-breaking space, seperti pada Gambar 4.
Gambar 4 Hasil penyisipan bit pesan dan perubahan karakter spasi.
Gambar 4 menunjukan perubahan nilai biner dari
karakter spasi dengan nilai 32 menjadi karakter non-breaking space dengan nilai 160.
B. Algoritma Ekstraksi Pesan
Proses ekstraksi pesan pada file dokumen dengan
format TXT dan DOCX, dilakukan dengan menerapkan
algoritma berikut.Input: file cover berjenis (DOCX atau
TXT).
Output: file stego.
Proses: 1. Masukkan file stego text. 2. Tampung file stego text ke dalam
variabel array satu dimensi.
3. Deklarasikan variabel String hasil=””, int i = 0.
4. If i < panjang stego text then pindai karakter[i] pada file
stego text.
1) If karakter[i] == 160 (non-breaking space).
a. If i+1 < panjang stego text then
int temp = karakter
[i+1] % 2
hasil += “”+temp
karakter [i] = 32.
2) i++. 5. Ulangi langkah 4 sampai akhir
file stego text.
6. Rangkai hasil menjadi rangkaian per 8 bit.
7. Konversi rangkaian 8 bit menjadi karakter
8. Simpan keluaran berupa pesan rahasia dan file cover.
Berdasarkan algoritma ekstraksi pesan tersebut dapat bibuat sebuah ilustrasi, sebagai berikut.
Misalkan terdapat file stego dengan nilai biner seperti
pada Gambar 5. Pada proses ekstraksi pesan, hal pertama
yang dilakukan adalah memindai karakter non-breaking
space.
Gambar 5 Pemindaian karakter non-breaking space
Pada Gambar 5, nilai biner yang berwarna merah
merupakan karakter non-breaking space. Setelah proses
menemukan karakter non-breaking space, maka dilakukan
pengecekan dan pengambilan nilai LSB dari karakter setelahnya.
Gambar 6 Pengecekan nilai LSB karakter setelah karakter non-
breaking space
Gambar 6 menunjukan proses pengecekan dan
pengambilan bit pesan yang disisipkan pada LSB karakter
setelah karakter non-breaking space. Nilai LSB tersebut
selanjutnya akan dirangkai menjadi pesan rahasia yang
disisipkan.
Untuk mengetahui kualitas dari metode steganografi
usulan, maka dilakukan pengujian untuk mengukur
beberapa parameter yaitu PSNR, skor Jaro-Winkler distance, nilai rasio kapasitas, Mean Opinion Score (MOS).
C. PSNR pada File Teks
Kualitas file teks hasil dari proses steganografi dapat
diukur dengan menggunakan metode PSNR. Pengujian
tersebut dilakukan dengan menghitung nilai MSE
menggunakan persamaan 1.
𝑀𝑆𝐸 = 1
𝑀 ∑[𝐼(𝑦) − 𝐼′(𝑦)]2 (1)
𝑀
𝑦=0
di mana :
- MSE = Nilai Mean Square Error citra
steganografi
- M = Panjang teks stego
- I(y) = nilai desimal karakter dari teks cover
- I’(y) = nilai desimal karakter dari teks stego
J-COSINE, Vol. 1, No. 1, Desember 2017 E-ISSN:2541-0806, P-ISSN:2540-8895
http://jcosine.if.unram.ac.id/ 25
Setelah diperoleh nilai MSE maka nilai PSNR dapat
dihitung dari kuadrat nila karakter maksimum dibagi
dengan nilai MSE. Secara matematis, nilai PSNR
dirumuskan seperti pada persamaan 2.
𝑃𝑆𝑁𝑅 = 10. log (𝑀𝐴𝑋𝑖2
𝑀𝑆𝐸) (2)
di mana:
- MSE = nilai perhitungan MSE
- MAXi = nilai maksimum dari karakter pada teks
yang digunakan
Nilai maksimal (MAXi) dari karakter pada percobaan
ini mengacu kepada nilai maksimal dari tabel ASCII 8-bit
yang mengacu pada ISO 8859-1, yaitu 255. Semakin
rendah nilai MSE maka akan semakin baik, dan semakin
besar nilai PSNR maka semakin baik kualitas teks
steganografi.
D. Algoritma Jaro-Winkler distance
Salah satu metode untuk mengetahui kualitas stego
object dari metode steganografi yang menggunakan file
cover berupa teks adalah algoritma Jaro-Winkler distance.
Algoritma ini berfungsi untuk memeriksa tingkat kesamaan
dari file cover dengan stego text yang dihasilkan. Algoritma
ini akan menghasilkan skor dengan rentang nilai 0 sampai
1. Di mana nilai 0 menandakan tidak ada kesamaan, dan 1 menandakan sama persis.
Pada algoritma Jaro perhitungan jarak (dj) antara dua
string yaitu 𝑠1 dan 𝑠2 dapat diakukan dengan
menggunakan persamaan 3.
𝑑𝑗 = 1
3 × (
𝑚
|𝑠1|+
𝑚
|𝑠2|+
𝑚 − 𝑡
𝑚 ) (3)
di mana :
m = jumlah karakter yang sama persis
|𝑠1| = panjang string 1
|𝑠2| = panjang string 2
t = jumlah transposisi
Jarak teoritis dua buah karakter yang disamakan dapat dibenarkan jika memenuhi kriteria persamaan 4.
( max(|𝑠1|, |𝑠2|)
𝑠 ) < −1 (4)
Jaro-Winkler distance menggunakan prefix scale (𝑝)
yang memberikan tingkat penilaian yang lebih, dan prefix
length (𝑙) yang menyatakan panjang awalan yaitu panjang
karakter yang sama dari string yang dibandingkan sampai
ditemukannya ketidaksamaan. Bila string 𝑠1 dan 𝑠2 yang
diperbandingkan, maka nilai Jaro-Winkler distance-nya
(𝑑𝑤) dapat dihitung dengan persamaan 5.
𝑑𝑤 = 𝑑𝑗 + (𝑙𝑝(1 − 𝑑𝑗) ) (5)
di mana :
𝑑𝑗 = Jaro distance untuk strings 𝑠1 dan 𝑠2
𝑙 = panjang prefiks umum di awal string nilai
maksimalnya 4 karakter (panjang karakter
yang sama sebelum ditemukan perbedaan
maksimal 4)
𝑝 = konstanta scaling factor. Nilai standar untuk
konstanta ini menurut Winkler adalah p =
0,1.
E. Kapasitas
Kapasitas atau daya tampung sebuah file cover
merupakan salah satu aspek penting dalam pengembangan
metode steganografi. Untuk mengetahui kapasitas sebuah
file cover dapat dilakukan dengan menghitung rasio
kapasitasnya. Rasio kapasitas sebuah file cover dapat di hitung dengan menggunakan persamaan 6.
Rasio kapasitas = (jumlah byte yang disembunyikan)
(ukuran teks 𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟 dalam byte) (6)
Jika diasumsikan satu karakter mewakili satu byte di
dalam memori, kita dapat menghitung persentase kapasitas
dengan cara persamaan 6 dikalikan 100.
IV. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
Data yang digunakan untuk melakukan pengujian
metode steganografi adalah 10 teks pesan dan 10 file cover
berjenis TXT dan DOCX. Adapun daftar pesan yang
digunakan dalam percobaan ini dapat dilihat pada
Lampiran 1, sedangkan informasi mengenai file cover yang digunakan pada percobaan ini dapat dilihat pada Tabel I.
TABEL I. DAFTAR FILE COVER YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES
PENGUJIAN.
No. File
Cover
Jenis
File
Ukuran
File (KB)
Panjang
Karakter
1 C1 TXT 27 26.629
2 C2 TXT 50 51.000
3 C3 TXT 89 90.144
4 C4 TXT 105 107.030
5 C5 TXT 117 118.831
6 C6 TXT 132 134.618
7 C7 TXT 142 144.518
8 C8 TXT 225 229.602
9 C9 TXT 343 350.372
10 C10 TXT 421 431.021
11 D1 DOCX 86 19.869
12 D 2 DOCX 93 45.640
13 D 3 DOCX 104 37.392
14 D 4 DOCX 105 17.939
15 D 5 DOCX 105 26.952
16 D 6 DOCX 107 24.729
17 D 7 DOCX 109 86.531
18 D 8 DOCX 144 16.725
19 D 9 DOCX 149 18.962
20 D 10 DOCX 152 29.463
A. Pengujian Kapasitas
Pengujian kapasitas bertujuan untuk mengetahui daya
tampung sebuah file cover. Besarnya daya tampung sebuah
file cover merupakan salah satu indikator baik atau
J-COSINE, Vol. 1, No. 1, Desember 2017 E-ISSN:2541-0806, P-ISSN:2540-8895
http://jcosine.if.unram.ac.id/ 26
tidaknya mutu dari metode steganografi yang digunakan.
Pengujian kapasitas dapat dilakukan dengan menghitung
jumlah karakter yang berhasil disisipkan dan rasio
kapasitas dari masing-masing cover file.
Sebelum melakukan perhitungan rasio kapasitas dari
sebuah file cover. Perlu dihitung terlebih dahulu jumlah
karakter yang berhasil disisipkan pada masing-masing file
cover. Setelah mendapatkan hasil perhitungan jumlah
karakter yang dapat disisipkan pada masing-masing file
cover, dapat dilakukan perhitungan rasio kapasitas dengan
menggunakan persamaan 6. Hasil perhitungan rata-rata
nilai rasio kapasitas pada percobaan ini disajikan dalam
bentuk grafik dan dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Grafik rasio kapasitas rata-rata pada setiap file cover.
Berdasarkan data grafik pada Gambar 7, dapat dilihat
bahwa pada file berjenis TXT semakin besar ukuran file
cover yang digunakan akan semakin kecil rasio kapasitas
yang dihasilkan. Sedangkan pada file berjenis DOCX
besarnya ukuran file yang digunakan tidak berpengaruh
besar terhadap nilai rasio kapasitas dari file cover yang
digunakan. Selain itu nilai rasio kapasitas yang dihasilkan
pada file berjenis DOCX lebih bervariatif. Hal ini
dikarenakan pada file berjenis DOCX tidak hanya berisi
karakter, tetapi juga berisi gambar atau konten lainnya yang
tidak digunakan dalam proses penyisipan, sehingga
menyebabkan sedikitnya jumlah karakter pada file DOCX
jika dibandingkan dengan file TXT. Sedikitnya karakter
pada file cover mengakibatkan nilai rasio kapasitas yang
dihasilkan cenderung lebih tinggi.
Gambar 8 Grafik rasio kapasitas rata-rata pada setiap teks pesan.
Grafik pada Gambar 8 menunjukkan bahwa rasio
kapasitas dari sebuah file cover akan semakin besar jika
selisih perbandingan antara jumlah karakter pesan yang
disisipkan dengan jumlah karakter pada file cover semakin
kecil. Berdasarkan grafik pada Gambar 8 dapat dilihat
perbedaan antara nilai rasio kapasitas pada file berjenis DOCX lebih besar nilai rasio pada file berjenis TXT.
Selain menggunakan file cover pada Tabel I, pada
pengujian ini juga dilakukan pengujian rasio kapasitas pada
file cover berjenis TXT dan DOCX dengan isi file yang
sama. Keterangan mengenai file cover yang akan digunakan dapat dilihat pada Tabel II.
TABEL II. DAFTAR FILE COVER DENGAN ISI SAMA PADA
PROSES PENGUJIAN RASIO KAPASITAS.
No. File
Cover
Jenis
File
Ukuran
File (KB)
Panjang
Karakter
1 C1 TXT 27 26.629
2 C2 TXT 50 51.000
3 C3 TXT 89 90.144
4 C4 TXT 105 107.030
5 C5 TXT 117 118.831
6 C1 DOCX 21 25.985
7 C2 DOCX 36 48.832
8 C3 DOCX 54 86.638
9 C4 DOCX 65 102.518
10 C5 DOCX 67 114.313
Sama seperti pengujian kapasitas rasio sebelumnya,
perlu dilakukan perhitungan jumlah karakter yang berhasil
disisipkan pada masing-masing file cover. Kemudian
dilakukan perhitungan rasio kapasitas dengan
menggunakan persamaan 6. Hasil perhitungan rata-rata
nilai rasio kapasitas pada percobaan ini disajikan dalam
bentuk grafik dan dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Grafik rasio kapasitas rata-rata pada setiap file cover.
Berdasarkan data grafik pada Gambar 9, dapat dilihat
bahwa pada pengujian dengan menggunakan file cover
berjenis TXT dan DOCX dengan isi sama, menghasilkan
rata-rata nilai rasio yang hampir sama. Dalam grafik
tersebut dapat dilihat bahwa file berjenis DOCX
menghasilkan rata-rata rasio kapasitas lebih besar.
Perbedaan tersebut dikarenakan adanya perbedaan jumlah
karakter yang dihasilkan pada file berjenis DOCX dengan
file berjenis TXT, di mana pada file DOCX jumlah karakter
0,00
0,05
0,10
0,15
0,20
0,25
0,30
0,35
0,40
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ras
io k
apas
itas
rat
a-r
ata
(%)
Teks Cover
TXT DOCX
0,0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Ras
io K
apas
itas
Rat
a-R
ata
(%)
Teks Pesan
TXT DOCX
0,00
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
0,70
1 2 3 4 5
Ras
io k
apas
itas
rat
a-ra
ta (
%)
Teks Cover
TXT DOCX
J-COSINE, Vol. 1, No. 1, Desember 2017 E-ISSN:2541-0806, P-ISSN:2540-8895
http://jcosine.if.unram.ac.id/ 27
yang terbaca lebih sedikit meskipun isi yang digunakan
pada file berjenis TXT dan DOCX sama. Hal tersebut
disebabkan oleh perbedaan proses encoding pada kedua
jenis file.
Gambar 10 Grafik rasio kapasitas rata-rata pada setiap teks pesan.
Grafik pada Gambar 10 menunjukkan bahwa
rasio kapasitas dari sebuah file cover akan semakin besar
jika selisih perbandingan antara jumlah karakter pesan
yang disisipkan dengan jumlah karakter pada file cover
semakin kecil.
Secara keseluruhan rasio kapasitas yang diperoleh
dengan menggunakan metode steganografi pada percobaan
ini tergolong kecil, di mana nilai rasio kapasitas dari kedua
jenis file cover tersebut kurang dari 1%. Hal ini
dikarenakan metode penyisipan yang digunakan hanya
dapat menyisipkan satu bit pesan pada satu karakter tertentu.
B. Pengujian Nilai PSNR
Pengujian nilai PSNR (Peak Signal to Noise Ratio)
dilakukan untuk mengetahui kualitas file stego. Proses
pengujian ini akan menghasilkan nilai MSE (Mean Square
Error) dan nilai PSNR dari sebuah file stego. Semakin
kecil nilai MSE yang dihasilkan maka semakin baik
kualitas file stego. Sedangkan nilai PSNR yang baik adalah
nilai yang besar dan mendekati nilai PSNR maksimal dari
file stego tersebut.
File cover yang digunakan pada pengujian ini
merupakan file yang diperoleh dari hasil proses ekstraksi
pesan di mana setelah proses ekstraksi dilakukan akan
menghasilkan dua output, yaitu file pesan dan file cover.
Pengujian pada file cover ini bertujuan untuk memeriksa
kesamaan file cover sebelum dan setelah digunakan dalam
metode steganografi ini. Selain itu pengujian ini juga
digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan algoritma
ekstraksi yang digunakan. Jika hasil pengujian MSE
semakin mendekati nol maka akan semakin baik.
Berdasarkan hasil pengujian file cover yang dilakukan
dalam percobaan ini semua nilai MSE yang dihasilkan
adalah 0. Hal tersebut menandakan bahwa seluruh file
cover hasil proses ekstraksi pesan dapat kembali ke bentuk
sebelumnya seperti file cover sebelum proses penyisipan pesan.
Berdasarkan data perhitungan nilai MSE dan PSNR
rata-rata yang dilakukan pada file berjenis TXT, diperoleh grafik dari nilai PSNR seperti pada Gambar 11.
Gambar 11 Grafik Perbandingan nilai rata-rata PSNR maksimal dan
hasil dari setiap file stego pada file TXT.
Grafik perbandingan nilai PSNR rata-rata pada file
berjenis TXT dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar
tersebut menunjukkan, dalam percobaan ini file stego 1,
file stego 2, dan file stego 4 memiliki selisih nilai yang
cukup besar. Sedangkan untuk file stego lainnya nilai
PSNR rata-rata hasil yang diperoleh mendekati nilai PSNR rata-rata maksimal dari file stego tersebut.
Berdasarkan data perhitungan nilai MSE dan PSNR
rata-rata yang dilakukan pada file berjenis DOCX, diperoleh grafik dari nilai PSNR seperti pada Gambar 7.
Gambar 12 Grafik perbandingan nilai rata-rata PSNR hasil dan
maksimal setiap file stego pada file DOCX.
Grafik perbandingan nilai PSNR rata-rata pada file
berjenis DOCX dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar
tersebut menunjukkan, dalam percobaan ini file stego 4 dan
file stego 7 memiliki selisih nilai terkecil. Sedangkan untuk
0,00
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
1 2 3 4 5
Ras
io k
apas
itas
rat
a-r
ata
(%)
Teks Pesan
TXT DOCX
0
5
10
15
20
25
30
35
40
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nil
ai P
SN
R (
dB
)
File stego
Maksimal Hasil
0
5
10
15
20
25
30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nil
ai P
SN
R (
dB
)
File stego
Maksimal Hasil
J-COSINE, Vol. 1, No. 1, Desember 2017 E-ISSN:2541-0806, P-ISSN:2540-8895
http://jcosine.if.unram.ac.id/ 28
file stego lainnya nilai PSNR rata-rata hasil yang diperoleh
memiliki nilai selisih yang cukup besar.
Nilai MSE dan PSNR rata-rata pada kedua jenis file
dalam percobaan ini dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, seperti nilai terbesar dari karakter pada file cover
dan perbandingan jumlah karakter pada file cover dengan
jumlah karakter pesan yang disisipkan. Semakin besar
selisih antar keduanya maka nilai MSE yang dihasilkan
akan semakin kecil, dan begitu pula sebaliknya. Semakin
kecil selisih antara keduanya maka semakin besar nilai
MSE yang dihasilkan.
Secara umum pengujian dengan metode PSNR pada
file teks tidak begitu akurat. Hal ini karena penggunaan
metode PSNR pada file teks memiliki batasan nilai karakter
yang dapat diuji, yaitu 255. Batasan nilai ini menyebabkan
apabila terdapat karakter dengan nilai lebih besar dari 255, maka karakter tersebut tidak akan diproses.
C. Pengujian Jaro-Winkler Distance
Pengujian Jaro-Winkler Distance ini dilakukan untuk
mengetahui tingkat kesamaan file stego dengan file cover
sebelum proses penyisipan. Pengujian ini dibutuhkan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh metode yang
digunakan terhadap perubahan yang terjadi pada file stego
dan file cover setelah dilakukan proses ekstraksi pesan.
Perbandingan hasil perhitungan skor Jaro-Winkler
Distance dari proses penyisipan pesan yang telah dilakukan
dapat ditampilkan dalam bentuk grafik. Grafik yang
dihasilkan dibagi menjadi dua, yaitu grafik skor rata-rata
berdasarkan setiap file stego yang digunakan dan grafik
skor rata-rata berdasarkan teks pesan yang digunakan.
Grafik tersebut dapat dilihat pada Gambar 13 dan Gambar 14.
Berdasarkan grafik pada Gambar 13 dan Gambar 14
dapat dilihat bahwa besar kecilnya skor yang dihasilkan
tergantung pada perbandingan jumlah karakter pesan
dengan jumlah karakter pada file cover. Semakin besar
selisih perbandingannya maka skor yang dihasilkan akan
semakin besar.
Gambar 13 Grafik perbandingan skor rata-rata dari proses penyisipan
pesan pada file TXT dan DOCX berdasarkan file stego yang digunakan.
Gambar 14 Grafik Perbandingan skor rata-rata dari proses penyisipan
pesan pada file TXT dan DOCX berdasarkan teks pesan yang
digunakan.
Berdasarkan pengujian dengan metode Jaro-Winkler
Distance tersebut dapat diketahui proses penyisipan pesan
mengakibatkan terjadinya perubahan pada file stego, tetapi
perubahan yang terjadi tidak terlalu besar dan masih
mendekati bentuk aslinya. Berdasarkan pengujian tersebut
dapat pula diketahui bahwa setelah pesan yang terkandung
pada file stego diekstrak atau diambil maka file tersebut akan kembali ke bentuk awalnya.
D. Pengujian Waktu Komputasi
Pengujian waktu komputasi cukup penting dilakukan
untuk mengetahui waktu komputasi rata-rata yang
dibutuhkan oleh sistem untuk melakukan proses penyisipan
ataupun ekstraksi pesan. Pengujian waktu komputasi pada
percobaan ini dilakukan dengan cara menghitung waktu
yang dibutuhkan oleh sistem untuk melakukan proses
penyisipan dan ekstraksi pesan. Pengujian ini dilakukan
pada dua jenis file cover yaitu TXT dan DOCX dengan menggunakan file yang telah disisipkan.
Hasil pengujian waktu komputasi yang dilakukan
menunjukkan bahwa jumlah karakter pada file yang
digunakan mempengaruhi waktu komputasi yang
dihasilkan. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi
waktu komputasi yang dibutuhkan adalah tingkat
kecocokan antara file yang digunakan dengan teks pesan yang disisipkan dan jumlah pesan yang berhasil disisipkan.
Sama seperti pada pengujian-pengujian lainnya yang
dilakukan pada file DOCX. Jumlah karakter dan
keberadaan konten lain pada file berjenis DOCX juga
mempengaruhi hasil pengujian waktu komputasinya. Hal
ini mengakibatkan terjadinya variasi waktu komputasi pada
file cover. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi waktu
komputasi yang dibutuhkan tidak berbeda dengan file
berjenis TXT, yaitu tingkat kecocokan antara file yang
digunakan dengan teks pesan yang disisipkan dan jumlah
pesan yang berhasil disisipkan. Grafik waktu komputasi
rata-rata pada setiap file cover dapat dilihat pada Gambar
15.
0,815
0,820
0,825
0,830
0,835
0,840
0,845
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sk
or
Jaro
-Win
gk
ler
Dis
tan
ce
File stego
Penyisipan (TXT) Penyisipan (DOCX)
0,810
0,815
0,820
0,825
0,830
0,835
0,840
0,845
0,850
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sk
or
Jaro
-Win
gk
ler
Dis
tan
ce
Teks pesan
Penyisipan (TXT) Penyisipan (DOCX)
J-COSINE, Vol. 1, No. 1, Desember 2017 E-ISSN:2541-0806, P-ISSN:2540-8895
http://jcosine.if.unram.ac.id/ 29
Gambar 15 Grafik waktu komputasi rata-rata pada setiap file cover.
Berdasarkan Gambar 15 dapat dilihat perbedaan waktu
komputasi antara file berjenis TXT dengan file berjenis
DOCX, serta perbedaan waktu komputasi antara proses
penyisipan dan ekstraksi pesan pada masing-masing jenis
file. Pengujian waktu komputasi pada file berjenis TXT
menghasilkan perbedaan signifikan antara file cover 1 dan
file stego 1 dengan file cover 10 dan file stego 10, di mana
file cover 1 dan file stego 1 memiliki jumlah karakter
terkecil sedangkan file cover 10 dan file stego 10 memiliki
jumlah karakter terbesar. Sedangkan pada file berjenis
DOCX terjadi variasi waktu komputasi yang disebabkan
oleh variasi jumlah karakter pada setiap file cover berjenis
DOCX.
Berdasarkan grafik tersebut juga terlihat jelas pada file
berjenis DOCX terjadi perbedaan waktu komputasi antara
file cover 1 atau file stego 1 dengan file lainnya, yang
merupakan efek penggunaan library Java pada file DOCX.
Efek yang disebabkan oleh penggunaan library tersebut
dapat dilihat dengan lebih jelas pada grafik waktu
komputasi rata-rata pada setiap teks pesan yang disajikan dalam Gambar 16.
Gambar 16 Grafik waktu komputasi rata-rata pada setiap teks pesan.
Berdasarkan Gambar 16, nilai rata-rata yang dihasilkan
oleh teks pesan 1 pada file berjenis DOCX memiliki nilai
terbesar. Hal ini terjadi karena teks pesan 1 merupakan
pesan yang pertama kali diproses, dan pada saat
pemrosesan tersebutlah terjadi proses pengaktifan dan
pengalokasian memori untuk library Java yang digunakan.
Sedangkan untuk file selanjutnya waktu komputasi rata-
rata yang dibutuhkan tidak lagi dipengaruhi oleh proses pengaktifan library tersebut.
Berdasarkan data pada Gambar 16 tersebut dapat dilihat
bahwa, tidak terjadi perbedaan signifikan dari waktu
komputasi yang dibutuhkan oleh setiap teks pesan
meskipun teks pesan memiliki panjang yang berbeda-beda.
Panjang teks pesan yang akan disisipkan tidak begitu
mempengaruhi waktu komputasi. Hal tersebut disebabkan
cepat atau tidaknya waktu komputasi lebih dipengaruhi
oleh tingkat kecocokan teks pesan dengan file cover yang
digunakan dan jumlah karakter pada file cover. Secara
umum waktu komputasi rata-rata yang dibutuhkan untuk
melakukan proses penyisipan dan ekstraksi pesan pada file
DOCX lebih cepat jika dibandingkan dengan file TXT. Hal
tersebut disebabkan oleh penggunaan library pada file
berjenis DOCX.
E. Hasil Ekstraksi Pesan
Dalam sebuah metode steganografi, kemampuan
recovery merupakan salah satu aspek penting yang
mempengruhi tingkat keberhasilan sebuah metode
steganografi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
melihat dan mengukur kemampuan recovery dari sebuah
metode steganografi, yaitu dengan cara memeriksa
kesamaan pesan yang di sisipkan dengan pesan yang telah
diekstrak. Metode steganografi yang baik akan
menghasilkan keluaran yang sama dengan pesan rahasia
yang disisipkan dan tidak mengandung karakter asing
ataupun karakter yang tidak disisipkan.
Pada percobaan yang telah dilakukan, didapatkan
bahwa hasil semua ekstraksi pesan tidak ada yang berbeda
dengan pesan sebelum disisipkan ke dalam file cover.
Namun ada beberapa pesan yang tidak dapat ditampilkan
semua, hal ini terjadi karena kurangnya daya tampung file cover sehingga pesan tidak sepenuhnya berhasil disisipkan.
F. Data Hasil Angket Kuesioner
Pengujian aspek impercepbility dari metode
steganografi yang dikembangkan dilakukan dengan
menyebarkan angket kuesioner kepada beberapa
responden. Kuesioner tersebut berisi beberapa pertanyaan
dan contoh keluaran yang dihasilkan dari proses
steganografi. Pengisian kuesioner dilakukan dengan
membandingkan tiga buah file, yaitu file cover, file stego,
dan file cover hasil dari proses ekstraksi pesan.
Survei dilakukan dengan membagikan kuesioner
kepada 30 orang mahasiswa sebagai responden.
Berdasarkan data yang diperoleh dalam percobaan ini akan
dilakukan perhitungan nilai MOS (Mean Opinion Score).
MOS merupakan metode evaluasi yang menggunakan
pendapat responden sebagai dasar penilaian. Perhitungan
skor dari metode MOS dilakukan berdasarkan skala standar
penilaian yang dimulai dari angka 1 hingga 5. Perhitungan
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
WA
KT
U R
AT
A-R
AT
A (
MS
)
FILE COVER/STEGO
Penyisipan (TXT) Ekstraksi (TXT)
Penyisipan (DOCX) Ekstraksi (DOCX)
0
100
200
300
400
500
600
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Wak
tu r
ata-
rata
(m
s)
Teks pesan
Penyisipan (TXT) Ekstraksi (TXT)
Penyisipan (DOCX) Ekstraksi (DOCX)
J-COSINE, Vol. 1, No. 1, Desember 2017 E-ISSN:2541-0806, P-ISSN:2540-8895
http://jcosine.if.unram.ac.id/ 30
nilai MOS dilakukan terhadap setiap pertanyaan dengan
menghitung jumlah responden pada setiap skor kemudian
mengalikannya dengan skor masing-masing dan
menjumlahkan seluruh hasil perkalian pada masing-masing
skor. Setelah itu hasil penjumlahan tersebut akan dibagi
dengan jumlah keseluruhan responden dan akan diperoleh
nilai MOS. Selain menghitung nilai MOS akan dihitung
pula persentase respon yang diberikan pada masing-masing pertanyaan.
Proses perhitungan MOS dilakukan dengan
mengelompokkan pertanyaan yang ada berdasarkan tujuan
dari masing-masing pertanyaan. Berikut ini merupakan
hasil perhitungan MOS dan persentase pada setiap kelompok pertanyaan.
Pertanyaan 1 sampai 5 adalah pertanyaan yang
bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran responden
terhadap perbedaan dan perubahan yang terjadi pada file
stego. Semakin rendah nilai yang diberikan terhadap setiap
pertanyaan maka akan semakin baik. Nilai yang rendah
menandakan kecilnya tingkat kesadaran responden
terhadap keberadaan pesan ataupun perubahan yang terjadi
pada file stego. Hasil perhitungan MOS pada pertanyaan 1
sampai 5, pertanyaan 1 sampai 4 skor yang diperoleh
berkisar di antara 2 hingga 3. Pertanyaan 1 sampai 4
merupakan pertanyaan mengenai perubahan yang terjadi
pada file stego, seperti perubahan makna kata, format
penulisan, dan penambahan serta pengurangan karakter.
Skor yang diperoleh pada pertanyaan tersebut menandakan
responden menyadari bahwa terdapat beberapa perubahan
yang terjadi terhadap file stego. Sedangkan pertanyaan ke-
5 memperoleh skor 1,73. Pertanyaan ke-5 merupakan
pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui tingkat
kemampuan responden untuk mengetahui isi pesan rahasia
ataupun tanda-tanda keberadaannya. Skor yang diperoleh
pada pertanyaan ke-5 menandakan mayoritas responden
tidak dapat mengetahui isi pesan rahasia yang disisipkan
pada file stego. Secara keseluruhan skor rata-rata yang
diperoleh pada pengujian tersebut adalah 2,37. Ini
menandakan bahwa perubahan pada file stego tidak terlalu
besar dan berpengaruh terhadap kemampuan responden
untuk mengetahui isi pesan rahasia. Persentase rata-rata
jawaban responden dari pertanyaan 1 sampai 5 dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17 menunjukkan bahwa pada pengujian
tersebut diperoleh persentase sebesar 32,67% tidak setuju,
25,33% kurang setuju, 20,67% cukup setuju, 15,33%
setuju, dan 6% sangat setuju. Berdasarkan data tersebut
dapat dikatakan bahwa perubahan yang terjadi pada file
stego tidak berpengaruh besar terhadap kemampuan
responden untuk mengetahui pesan rahasia yang tersimpan
di dalam file stego.
Pertanyaan 6 sampai 9 adalah pertanyaan yang
bertujuan untuk mengetahui tingkat perbedaan dan
perubahan yang terdapat di antara file cover dengan file
cover hasil dari proses ekstraksi pesan. Semakin rendah
nilai yang diberikan terhadap setiap pertanyaan maka akan
semakin baik. Nilai yang rendah menandakan kecilnya tingkat perbedaan atau perubahan yang terjadi.
Gambar 17 Grafik persentase jawaban rata-rata pada pertanyaan 1
sampai 5.
Berdasarkan data hasil perhitungan MOS yang
dilakukan, pada pertanyaan 6 sampai 9 skor yang diperoleh
berkisar di antara 1 hingga 2. Pertanyaan 6 sampai 9
merupakan pertanyaan mengenai perubahan yang terjadi
pada file cover hasil proses ekstraksi, seperti perubahan
makna kata, format penulisan, dan penambahan serta
pengurangan karakter. Skor yang diperoleh pada
pertanyaan tersebut menandakan mayoritas responden
tidak melihat adanya perbedaan. Persentase rata-rata
jawaban responden dari pertanyaan 6 sampai 9 dapat dilihat
pada Gambar 18.
Gambar 18 Grafik persentase jawaban rata-rata pertanyaan 6 sampai 9.
Gambar 18 menunjukkan bahwa pada pengujian
tersebut diperoleh persentase sebesar 50% tidak setuju,
31,67% kurang setuju, 10,83% cukup setuju, 4,17% setuju,
dan 3,33% sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
dikatakan bahwa perubahan yang terjadi pada file stego
tidak berpengaruh besar terhadap kemampuan responden
untuk mengetahui pesan rahasia yang tersimpan di dalam
file stego.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil implementasi dan hasil pengujian sistem
yang dilakukan pada percobaan ini, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
32,67
25,33
20,67
15,33
6
0
5
10
15
20
25
30
35
Rata-rata Persentase jawaban
Per
senta
se (
%)
Tidak Setuju Kurang setuju Cukup setuju
Setuju Sangat setuju
50
31,67
10,83
4,17 3,33
0
10
20
30
40
50
60
Rata-rata Persentase jawaban
Per
senta
se (
%)
Tidak Setuju Kurang setuju Cukup setuju
Setuju Sangat setuju
J-COSINE, Vol. 1, No. 1, Desember 2017 E-ISSN:2541-0806, P-ISSN:2540-8895
http://jcosine.if.unram.ac.id/ 31
a. Metode pencocokan LSB dan penggunaan
karakter penanda pesan dapat diterapkan dalam
steganografi pada file teks tanpa merusak atau
mengubah karakter penampung pesan.
b. Penggunaan karakter non-breaking space
mengakibatkan perubahan terhadap tampilan dari
isi file stego, tetapi tidak mengakibatkan
perubahan karakter, makna kata atau informasi
yang ada. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil
Pengujian nilai PSNR yang menghasilkan rata-
rata selisih yang kecil antara nilai PSNR
maksimum dengan PSNR hasil steganografi, skor
Jaro-Winkler Distance dengan skor rata-rata
lebih dari 0,8 pada file stego dan skor rata-rata 1
pada file yang telah diekstraksi, dan hasil
kuesioner dengan nilai rata-rata MOS 2,36 dan
1,79 untuk masing-masing katagori pertanyaan.
Hasil pengujian tersebut menujukan perubahan
yang terjadi tidak terlalu besar dan File dapat
kembali ke bentuk semula setelah diekstraksi.
c. Berdasarkan pengujian kapasitas yang telah
dilakukan, daya tampung dari file cover yang
digunakan pada metode tergolong kecil. Rasio
kapasitas rata-rata yang dihasilkan masih kurang
dari 1%. Hal ini disebabkan penggunaan karakter
spasi sebagai acuan penyisipan pesan dan
pencocokan LSB menyebabkan hanya karakter
tertentu pada file cover yang dapat disisipkan
pesan.
d. Waktu komputasi yang dibutuhkan dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, jumlah
karakter pada file, tingkat kecocokan pesan
dengan file cover, dan penggunaan bantuan
library pada sistem. Berdasarkan percobaan yang
dilakukan waktu komputasi pada file berjenis
DOCX relatif lebih cepat dari file berjenis TXT.
Hal ini disebabkan oleh penggunaan library Java
untuk pemrosesan file DOCX.
Adapun saran yang dapat disampaikan untuk
pengembangan metode dan sistem lebih lanjut adalah sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan keamanan dari metode ini
dapat dilakukan proses kriptografi terhadap teks
pesan sebelum proses penyisipan dilakukan.
b. Untuk meningkatkan daya tampung dari metode
ini dapat dilakukan penambahan karakter
penanda yang digunakan.
c. Metode penanda pesan dengan karakter dapat
diubah menjadi penggunaan file kunci. File kunci
tersebut dapat berisi pemetaan lokasi karakter
yang mengandung pesan.
d. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
metode pencocokan LSB (Least Significant Bit)
tidak mengubah nilai bit yang digunakan sebagai
wadah pesan, sehingga bit penampung pesan
yang dapat digunakan tidak hanya LSB, tetapi
seluruh bit pada karakter.
DAFTAR PUSTAKA
[1] P. Alatas, “Implementasi Teknik Steganografi dengan
Metode LSB pada Citra Digital,” Fakultas Ilmu Komputer & Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma, Depok,
2009.
[2] M. Argawal, “Text Steganographic Approaches: A
Comparison,” International Journal of Network Scurity & Its Applications (IJNSA), vol. 5, no. 1, p. 92, 2013.
[3] I. Andiniarti, “Implementasi Steganografi pada Media Teks
dengan Metode Line-Shift Coding dan Metode Centroid,”
Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2009.
[4] R. Popa, “An Analysis of Steganographic Techniques,” The
Politehnica University of Timisoara, Faculty of Automatics
and computers, Department of computer science and Software Engineering, 1998.
[5] B. Prasetiyo, “Kombinasi Steganografi Bit Matching dan
Kriptografi DES untuk Pengamanan Data,” Universitas
Diponegoro, Semarang, 2013.
[6] J. Mielikainen, “LSB Matching Revisited,” IEEE Signal
Processing Letters, vol. 13, no. 5, pp. 285-287, 2006.
VI. LAMPIRAN DAFTAR PERNTANYAAN MOS
No Pernyataan
1. Apakah secara umum terdapat perbedaan
signifikan antara file cover dengan file stego?
2.
Apakah terdapat perubahan huruf/karakter,
makna kata atau informasi pada file stego
(lampiran 2)?
3. Apakah terdapat penambahan atau pengurangan
karakter atau kata pada file stego (lampiran 2)?
4.
Apakah terjadi perubahan format penulisan pada
file stego (lampiran 2)? (ukuran karakter, letak
karakter, margin, dll.)
5. Apakah pesan rahasia yang disisipkan terlihat
jelas?
6. Apakah file cover (lampiran 1) sama persis
dengan file setelah ekstraksi pesan (lampiran 3)?
7.
Apakah terdapat perubahan huruf/karakter,
makna kata atau informasi pada file setelah
ekstraksi pesan (lampiran 3)?
8.
Apakah terdapat penambahan atau pengurangan
karakter atau kata pada file setelah ekstraksi pesan
(lampiran 3)?
9.
Apakah terjadi perubahan format penulisan pada
file setelah ekstraksi pesan (lampiran 3)? (ukuran
karakter, letak karakter, margin, dll.)
J-COSINE, Vol. 1, No. 1, Desember 2017 E-ISSN:2541-0806, P-ISSN:2540-8895
http://jcosine.if.unram.ac.id/ 32