step 1 5
TRANSCRIPT
![Page 1: Step 1 5](https://reader030.vdocuments.net/reader030/viewer/2022020807/557201094979599169a09e11/html5/thumbnails/1.jpg)
5/17/2018 Step 1 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-55b07d8f3e39f 1/18
1
Skenario II
Metode Penelitian
Sekelompok mahasiswa FK Unila yang sedang merencanakan menulis karya tulis ilmiah tampak
sibuk di perpustakaan mencari referensi. Mereka berusaha membaca jurnal-jurnal ilmiah untuk
menemukan permasalahan yang nantinya diharapkan dapat menjadi judul karya tulis ilmiah.
Beberapa mahasiswa telah melangkah lebih jauh mendiskusikan tentang desain penelitian,
variabel penelitian, besar sampel dan uji statistik yang akan dipakai.
![Page 2: Step 1 5](https://reader030.vdocuments.net/reader030/viewer/2022020807/557201094979599169a09e11/html5/thumbnails/2.jpg)
5/17/2018 Step 1 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-55b07d8f3e39f 2/18
2
STEP 1
Clearing Unfamiliar Terms
1. Uji statistik
Uji statistik yang dikenal dengan nama lain uji hipotesis adalah prosedur statistika untuk
menunjukkan kesahihan suatu hipotesis. Uji ini diperlukan oleh karena penelitian
dilakukan pada sampel, tidak pada populasi, sedangkan peneliti ingin menggeneralisasi
hasil studinya pada populasi. Dengan uji hipotesis dapat ditentukan apakah perbedaan
(atau tidak ada perbedaan) yang diperoleh dari data pada sampel, berlaku untuk populasi
yang diwakili oleh sampel yang diteliti tersebut dengan tingkat kesalahan yang
ditentukan oleh peneliti.
2. Besar sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yaitu sebagian atau wakil dari populasi yang diambil
sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Jadi besar sampel adalah
jumlah sampel yang digunakan pada penelitian.
3. Variabel penelitian
Variabel adalah karakteristik subjek penelitian yang berubah dari satu subjek ke subjek
lain.
4. Desain penelitian
Desain penelitian adalah rancangan penelitian atau uraian yang mencerminkan langkah-
langkah teknis dan operasional penelitian. Merupakan rancangan penelitian yang disusun
sedemikian rupa sehingga dapat menuntun peneliti untuk dapat memperoleh jawabanterhadap pertanyaan penelitian.
![Page 3: Step 1 5](https://reader030.vdocuments.net/reader030/viewer/2022020807/557201094979599169a09e11/html5/thumbnails/3.jpg)
5/17/2018 Step 1 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-55b07d8f3e39f 3/18
3
STEP 2
Problem Definition
1. Apa saja jenis-jenis desain penelitian?
2. Apa saja isi dari metode penelitian?
3. Bagaimana cara menentukan besar sampel?
4. Apa saja bentuk-bentuk uji statistik?
5. Apa gunanya sampel?
6. Apa saja jenis variabel?
![Page 4: Step 1 5](https://reader030.vdocuments.net/reader030/viewer/2022020807/557201094979599169a09e11/html5/thumbnails/4.jpg)
5/17/2018 Step 1 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-55b07d8f3e39f 4/18
4
STEP 3
Brain Storming
1. Klasifikasi jenis penelitian antara lain:
a. Berdasarkan pada ruang lingkup penelitian
Penelitian klinis
Penelitian lapangan
Penelitian laboratorium
b. Berdasarkan pada waktu
Penelitian transversal (cross-sectional): prospektif atau retrospektif
Penelitian longitudinal: prospektif atau retrospektif
c. Berdasarkan pada substansi
Penelitian dasar
Penelitian terapan
d. Berdasarkan pada ada atau tidaknya analisis hubungan antar-variabel
Penelitian deskriptif
Penelitian analitik
e. Desain khusus
Uji diagnostik
Analisis kesintasan
Meta-analisis
2. Dalam metode penelitian akan diuraikan tentang metode atau cara yang akan digunakan
dalam penelitian. Oleh sebab itu, dalam uraian tersebut tercermin langkah-langkah teknis dan
operasional penelitian yang akan dilaksanakan. Dalam uraian metode penelitian mencakup :
a. Jenis penelitianb. Lokasi dan waktu penelitian
c. Populasi dan sampel
d. Cara pengumpulan data
e. Instrument penelitian
f. Rencana pengelolaan dan analisis data
![Page 5: Step 1 5](https://reader030.vdocuments.net/reader030/viewer/2022020807/557201094979599169a09e11/html5/thumbnails/5.jpg)
5/17/2018 Step 1 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-55b07d8f3e39f 5/18
5
3. Menetapkan besarnya atau jumlah sampel suatu penelitian tergantung dua hal, yaitu adanya
sumber-sumber yang dapat digunakan untuk menentukan batas maksimal dari besarnya
sampel dan kebutuhan dari rencana analisis yang menentukan batas minimal dari besarnya
sampel. Sebelum mengetahui besar sampel, terlebih dahulu perlu diketahui tiga hal, yaitu :
a. Perkiraan proporsi untuk sifat tertentu yang terjadi dalam populasi. Apabila tidak
diketahui proporsi atau sifat tertentu tersebut maka P (proporsi = 0,50 atau 50%)
b. Presisi adalah derajat ketepatan yang diinginkan, berarti penyimpangan terhadap
populasi, biasnya 0,05 (5%) atau 0,10 (10%)
c. Derajat kepercayaan
4. Uji statistik yang dikenal dengan nama lain uji hipotesis adalah prosedur statistika untuk
menunjukkan kesahihan suatu hipotesis. Uji hipotesis dilakukan dengan pernyataan hipotesis
nol, yaitu hipotesis tidak beda atau tidak ada hubungan. Kemudian terhadap data pada sampel
dilakukan uji untuk memperoleh angka apakah cukup bukti untuk menolak hipotesis nol,
hingga dapat disimpulkan ada atau tidaknya perbedaan antar kelompok. Uji hipotesis yang
paling sering digunakan dalam penelitian klinis adalah uji x2 , uji t, analisis varians, korelasi
dan regresi, serta uji multivariat (regresi multipel dan regresi logistik).
5. Terdapat beberapa kegunaan / keuntungan dengan menggunakan sample dalampenelitian, yaitu :
a. Biaya yang lebih murah
b. Waktu yang relatif singkat
c. Kualitas informasi lebih baik, karena :
i. Jumlah yang relatif kecil memungkinkan dapat menggunakan tenaga
peneliti / asisten peneliti yang lebih terlatih,
ii. Supervise yang ketat terhadap pengumpul data lebih mungkin
dilakukan,
iii. Kelompok penelitian yang lebih kecil memungkinkan untuk
menggunakan metode pengumpulan data yang lebih kompleks dan lebih
akurat.
d. Data yang dikumpulkan dapat lebih menyeluruh (Komprehensif)
![Page 6: Step 1 5](https://reader030.vdocuments.net/reader030/viewer/2022020807/557201094979599169a09e11/html5/thumbnails/6.jpg)
5/17/2018 Step 1 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-55b07d8f3e39f 6/18
6
e. Memperoleh hasil yang lebih akurat
6. Yang dimaksud dengan variabel adalah karakteristik suatu subjek, bukan subjek atau
bendanya sendiri. Variabel dapat berskala kategorikal (yang dibagi menjadi skala nominal
dan ordinal), dan skala numerik (yang dapat dibedakan menjadi skala interval dan rasio).
Menurut fungsinya dalam konteks penelitian, khususnya dalam hubungan antar-variabel,
terdapat beberapa jenis variabel:
a. Variabel bebas dan variabel tergantung
b. Variabel perancu
![Page 7: Step 1 5](https://reader030.vdocuments.net/reader030/viewer/2022020807/557201094979599169a09e11/html5/thumbnails/7.jpg)
5/17/2018 Step 1 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-55b07d8f3e39f 7/18
7
STEP 4
Analyze the Problem
1. Apa saja jenis-jenis desain penelitian?
Klasifikasi jenis penelitian yang sering dikemukakan adalah:
A. Peneitian observasioanal
Peneliti melakukan pengamatan atau pengukuran terhadap berbagai variabel
subyek penelitian menurut keadaan alamiah tanpa melakukan manipulasi atau
intervensi. Penelitian observasional terbagi menjadi:
a. Penelitian deskriptif
Adalah penelitian yang bertujuan melakukan deskripsi mengenai fenomena
yang ditemukan, baik yang berupa faktor resiko maupun efek atau hasil.
Data hasil penelitian disajikan apa adanya, peneliti tidak menganalisis
mengapa fenomena itu dapat terjadi, karena itu pada studi deskriptif tidak
diperlukan hipotesis. Konsekuensinya, dalam penelitian deskriptif tidak
ada uji hipotesis (uji statistika) seperti uji atau uji-t maupun
penghitungan resiko relative, rasio odds dan sejenisnya.
Contoh penelitian deskriptif :
survey morbiditas dan mortalitas
gambaran klinis dan laboratorium suatu sindrom atau penyakit
b. Penelitian analitik
Peneliti berupaya mencari hubungan antar-variabel. Pada penelitian
analitik dilakukan analisis terhadap data yang telah terkumpul, oleh karena
itu pada penelitian analitik perlu dibuat hipotesis dan dalam hasil harus ada
uji hipotesis (uji statistika).
Penelitian analitik observasional umumnya dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
Studi cross-sectional
Dalam penelitian cross-sectional peneliti melakukan observasi atau
pengukuran variabel pada satu saat tertentu, yaitu tiap subyek
![Page 8: Step 1 5](https://reader030.vdocuments.net/reader030/viewer/2022020807/557201094979599169a09e11/html5/thumbnails/8.jpg)
5/17/2018 Step 1 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-55b07d8f3e39f 8/18
8
penelitian hanya diobservasi satu kali dan pengukuran variabel
subyek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut.
Pada studi cross-sectional peneliti tidak melakukan tindak lanjut
terhadap pengukuran yang dilakukan. Desain cross-sectioanl
merupakam desain yang sering digunakan baik dalam studi klinis
mupun lapangan.
Dalam studi analitik cross-sectional yang mempelajari hubungan
antara faktor resiko dengan penyakit, observasi atau pengukuran
terhadap variabel bebas dan variabel tergantung dilakukan sekali
dan dalam waktu yang bersamaan. Dari pengukuran tersebut dapat
diketaui jumlah subyek yang mengalami efek, baik pada kelompok
subyek yang faktor resiko, maupun pada kelompok tanpa faktor
resiko.
Hasil pengukuran biasanya disusun dalam table 2x2. Dari table
tersebut dapat dilihat prevalens penyakit pada kelompok dengan
atau tanpa faktor resiko, dapat dihitung rasio prevalens, yakni
perbandingan antara prevalens efek pada kelompok subyek yang
memiliki faktor resiko dengan prevalens efek pada kelompok
subyek tanpa faktor resiko. Studi kasus-kontrol
Observasi atau pengukuran variabel bebas dan tergantung tidak
dilakukan pada saat yang sama. Peneliti melakukan pengukuran
variabel tergantung, yakni efek, sedangkan variabel bebasnya
dicari secara retrospektif; karena itu studi kasus-kontrol disebut
studi longitudinal, artinya subyek penelitian tidak hanya
diobservasi pada satu saat tetapi diikuti selama preriode yang
ditentukan.
Pada studi kasus-kontrol dilakukan identifikasi subyek (kasus)
yang telah terkena penyakit (efek), kemudian ditelusuri secara
retrospektif ada atau tidak adanya faktor resiko yang diduga
berperan. Untuk kontrol dipilih subyek yang berasal dari populasi
![Page 9: Step 1 5](https://reader030.vdocuments.net/reader030/viewer/2022020807/557201094979599169a09e11/html5/thumbnails/9.jpg)
5/17/2018 Step 1 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-55b07d8f3e39f 9/18
9
dengan karakteristik yang sama dengan kasus; bedanya kelompok
kontrol ini tidak menderita penyakitatau kelainan yang akan
diteliti. Pemilihn subyek sebagai kontrol dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu dengan cara matching atau tanpa matching.
Hasil pengukuran pada studi kasus-kontrol disusun dalam table
2x2. Hubungan sebab akibat antara faktor resiko dan efek
diperoleh secara tidak langsung, yakni dengan menghitung resiko
relative yang dalam studi kasus-kontrol dinyatakan sebagai rasio
odds.
Studi kohort
Pada penelitian kohort yang diidentifikasi dulu adalah kausa atau
faktor resikonya, kemudian subyek diikuti secara prospektif untuk
mencari terjadi atau tidaknya efek. Pada penelitian kohort murni,
yang diamati adalah subyek yang belum mengalami pajanan faktor
resiko serta belum mengalami efek.
Sebagian subyek tersebut secara alamiah akan mengalami pajanan
terhadap faktor resiko tertentu., sebagian lainnya tidak. Subyek
yang terpajan faktor resiko menjadi kelompok yang diteliti, sedang
subyek yang tidak terpajan menjadi kelompok kontrol. Dalamkedaaan ini, karena kedua kelompok berangkat dari populasi yang
sama, maka biasanya keduanya sebanding kecuali dalam hal
adanya pajanan terhadap faktor resiko. Kedua kelompok tersebut
kemudian diikuti selama periode tertentu, untuk kemudian
ditentukan apakah telah terjadi efek atau penyakit yang diteliti.
Hasil pengamatan studi kohort disusun dalam table 2x2, dan dapat
dilakukan insidens terjadinya efek pada kelompok terpajan dan
kelompok kontrol.
Selain studi kohort prospektof, juga dikenal studi kohort
retrospektif. Pada desain ini peneliti mengidentifikasi faktor resiko
dan efek pada kohort yang telah terjadi di masa lalu. Jenis analisi
yang digunakan sama dengan pada studi kohort prospektif.
![Page 10: Step 1 5](https://reader030.vdocuments.net/reader030/viewer/2022020807/557201094979599169a09e11/html5/thumbnails/10.jpg)
5/17/2018 Step 1 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-55b07d8f3e39f 10/18
10
B. Penelitian intervensional
Peneliti melakukan manipulasi terhadap satu atau lebih variabel penelitian dan
kemudian mempelajari efek perlakuan tersebut.
Penelitian eksperimental sering disebut sebagai studi intervasional, yaitu desain
penelitian yang digunakan untuk mencari sebab-akibat. Studi eksperimental
mempunyai kapasitas asosiasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan studi
observasional. Simpulan adanya hubungan sebab-akibat pada studi observasional
hanya sampai pada tingkat dugaan atau dugaan kuatdengan landasan teori atau
telaah logis. Pada penelitian eksperimental asosiasi sebab-akibat yang diperoleh
lebih tegas dan lebih nyata, sehingga simpulan yang diperoleh pun lebih definitive
daripada yang diperoleh dari studi observasional.
Penelitian intervasional terbagi menjadi:
1. Uji klinis
2. Intervensi
Pendidikan
Perilaku
Kesehatan masyarakat
2. Apa saja isi dari metode penelitian?
Dalam bagian ini diuraikan tentang metode atau cara yang akan digunakan dalam
penelitian. Oleh sebab itu, dalam metode penelitian akan tercermin langkah-langkah
teknis dan operasional penelitian yang akan dilaksanakan. Dalam metode penelitian
mencakup:
a. Jenis penelitian
Merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian atau untuk menguji
kesahihan hipotesis. Dalam satu penelitian dapat diperlukan dua atau lebih desain;
misalnya bagian pertama dilakukan studi untuk menentukan prevalenspenyakit,
kemudian terhadap subyek yang menderita penyakitdilakukan studi intervensi. Untuk
itu harus dinyatakan desain apa yang digunakan untuk penelitian yang sama.
![Page 11: Step 1 5](https://reader030.vdocuments.net/reader030/viewer/2022020807/557201094979599169a09e11/html5/thumbnails/11.jpg)
5/17/2018 Step 1 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-55b07d8f3e39f 11/18
11
Contoh :
Penelitian ini dapat dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan studi
cross-sectional untuk menentukan prevalens miokarditis pada pasien demam tifoid.
Bagian kedua merupakan uji klinis acak tersamar ganda untuk mengetahui manfaat
obat X dalam tata laksana miokarditis pada pasien demam tifoid.
b. Waktu dan tempat penelitian
Disebutkan rencana tempat dan waktu dilakukannya penelitian.
c. Populasi dan sampel
Yang dimaksud populasi dalam penelitian adalah sekelompok subyek atau data dengan
karakteristik tertentu. Populasi dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
Populasi target
Ditandai oleh karakteristik klinis dan demografis. Misalnya pasien karsinoma
paru berumur dibawah 40 tahun.
Populasi terjangkau
Yakni bagian dari populasi target yang diabatasi oleh tempat dan waktu.
Misalnya pasien karsinoma paru berusia dibawah 40 tahun yang berobat ke
RSCM selama tahun 2009-2011
d. Sampel dan cara pemilihan sampel
Sampel adalah bagian populasi yang diteliti. Cara pemilihan sampel bermacam-
macam. Dalam penelitian cara pemilihan subyek harus ditegaskan secara eksplisit dan
rinci.
Cara pemilihan sampel dapat diabgi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Probability sampling
Bahwa tiap subyek dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel penelitian. Jenis
probability sampling:
Simple random sampling
![Page 12: Step 1 5](https://reader030.vdocuments.net/reader030/viewer/2022020807/557201094979599169a09e11/html5/thumbnails/12.jpg)
5/17/2018 Step 1 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-55b07d8f3e39f 12/18
12
Menghitung terlebih dahulu jumlah subyek dalam populasi yang akan
dipilih sampelnya, kemudian tiap subyek diberi nomer dan dipilih
sebagian dari mereka dengan bantuan table angka random.
Systematic sampling
Ditentukan bahwa dari seluruh subyek yang dapat dipilih, setiap subyek
nomor kesekian dipilih sebagai sampel. Apabila ingin mengambil 1/n
dari populasi, maka tiap pasien nomor ke-n dipilih sebagai sampel.
Stratified random sampling
Sampel dipilih secara acak untuk setiap strata, kemudian hasilnya dapat
digabungkan menjadi satu sampel yang terbebas dari variasi untuk
setiap strata.
Cluster sampling
Proses penarikan sampel secara acak pada kelompok individu dalam
populasi yang terjadi secara alamiah, misalnya berdasarkan wilayah.
2. Non-probability sampling
Merupakan cara pemilihan sampel yang lebih praktis dan lebih mudah
dilakukan daripada probability sampling, karenanya dalam penelitian
klinis lebih sering digunakan daripada probability sampling.Terdapat tiga jenis non-probability sampling:
Consecutive sampling
Semua subyek yang datang dan memenuhi kiteria pemilihan
dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan
terpenuhi.
Convinent sampling
Sampel diambil tanpa sistematika tertentu, hingga jarang dapat
dianggap mewakili populasi.
Judgmental sampling
Peneliti memilih subyek berdasarkan pada pertimbangan subyektifnya,
bahwa responden atau subyek dapat memberikan informasi yang
memadai untuk menjawab pertanyaan penelitian.
![Page 13: Step 1 5](https://reader030.vdocuments.net/reader030/viewer/2022020807/557201094979599169a09e11/html5/thumbnails/13.jpg)
5/17/2018 Step 1 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-55b07d8f3e39f 13/18
13
e. Estimasi besar sampel
Usulan penelitian yang baik harus memuat perkiraan besar sampel yang diperlukan,
tujuannya:
Agar simpulan penelitian yang diperoleh mempunyai tingkat kepercayaan yang
dikehendaki
Apabila digunakan uji hipotesis, agar kemaknaan statistic juga berarti
kemaknaan klinis.
f. Kriteria inklusi dan eksklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada populasi target dan
pada populasi terjangkau. kriteria inklusi harus relevan dengan masalah penelitian.
Kriteria eksklusi adalah sebagian subyek yang memenuhi kriteria inklusi harus
dikeluarkan dari penelitian. Keadaan yang menyebabkan hal itu adalah:
Terdapat keadaan atau penyakit lain yang mengganggu pengukuran atau
interpretasi.
Terdapat keadaan yang mengganggu kemampulaksanaan
Hambatan etis
Subyek menolak untuk berpartisipasi
g. Persetujuan setelah penjelasan
Semua penelitian dengan subyek manusia baru dapat dilaksanaan bila telah diperolaeh
informed consent dari calon subyek atau keluarganya.
h. Cara kerja
Alokasi subyek
Dalam setiap penelitian yang membandingkan variabel harus disebutkan
dengan jelas subyek mana yang menjadi kelompok yang diteliti, mana yang
menjadi kelonpok kontrol. Cara alokasi subyek harus disebut dengan eksplist.
Pengukuran dan intervensi
![Page 14: Step 1 5](https://reader030.vdocuments.net/reader030/viewer/2022020807/557201094979599169a09e11/html5/thumbnails/14.jpg)
5/17/2018 Step 1 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-55b07d8f3e39f 14/18
14
Diuraikan secara rinci dengan bahasa teknis semua metode pengukuran yang
digunakan. Teknik penhukuran yang sudah lazim tidak perlu dirinci, cukup
disebutkan teknikyang dipakai.
Kriteria penghentian penelitian
i. Identifikasi variabel
Semua variabel yang diteliliti harus diidentifikasi, variabel apa yang termasuk variabel
bebas, variabel tergantung, dan variabel perancu.
j. Definisi operasional
Semua konsep yang adadalam penelitian harus dibuat batasan dalam istilah yang
operasional. Maksudnya adalah agar tidak ada makna gandadari istilah yang
digunakan dalam penelitian tersebut.
k. Rencana pengolahan dan analisis data
Disebutkan secara ringkas bagaimana data yang terkumpul akan diolah, dianalisis, dan
disajikan.
3. Bagaimana cara menentukan besar sampel? (LO)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan sampel:
Sampel yang lebih besar akan memberikan hasil yang lebih akurat, tetapi
memerlukan lebih banyak waktu, tenaga, biaya, dan fasilitas-fasilitas lain.
Pengambilan sampel secara acak memberikan data kuantitatif yang lebih
representative dan populasi yang besar daripada pengambilan sampel yang
nonrandom. Tetapi sampel yang nonrandom dapat digunakan untuk
memaksimalkan data kualitatif dari sampel yang relative kecil
Besar atau kcilnya sampel bukan satu-satunya ukuran untuk menentukan
representative atau tidak represantatifnya terhadap populasi. Hal ini tergantung
pula pada sifat-sifatpopulasi yang diwakilinya.
Rumus jumlah sampel :
![Page 15: Step 1 5](https://reader030.vdocuments.net/reader030/viewer/2022020807/557201094979599169a09e11/html5/thumbnails/15.jpg)
5/17/2018 Step 1 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-55b07d8f3e39f 15/18
15
Keterangan :
n : jumlah sampel
N: jumlah populasi
d : tingkat signifikan
4. Apa saja bentuk-bentuk uji statistik?
1 variabel terikat dan 1 variabel bebas Variabel bebas Variabel terikat Uji statistika
Nominal Nominal Uji kai kuadrat, uji fisher
Nominal Numeric Uji t independent, uji t
berpasangan
Nominal lebih dari 2
kelompok
Numeric anova
numerik numerik Regresi linier atau korelasi
1 variabel terikat denag lebih dari 1 variabel bebas
Variabel bebas Variabel terikat Uji statistika
numerik Numeric Regresi ganda
nominal nominal Regresi logistik
5. Apa gunanya sampel?
Penggunaan sampel pada penelitian selalu dilakukn pada sampel, bukan pada populasi.
Penggunaan sampel padapenelitian ini mengandung berbagai keuntungan, diantaranya
adalah:
1. Lebih murah
![Page 16: Step 1 5](https://reader030.vdocuments.net/reader030/viewer/2022020807/557201094979599169a09e11/html5/thumbnails/16.jpg)
5/17/2018 Step 1 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-55b07d8f3e39f 16/18
16
Dengan hanya meneliti sebagian subyek dari populasi, maka biaya yang
diperlukan untuk penelitian menjadi jauh lebih murah dibanding dengan bila
penelitian dilakukan pada seluruh populasi.
2. Lebih mudah
Dengan hanya menggunakan pengukuran pada sebagian subyek dari populasi,
pelaksanaan penelitian juga menjadi lebih mudah.
3. Lebih cepat
Dengan meneliti lebih sedikit subyek, maka hsil penelitian yang diharapkan juga
lebih cepat diperoleh.
4. Lebih akurat
Dalam banyak hal pemeriksaan atau pengukuran terhadap sedikit subyek
memungkinkan pemeriksaan yang lebih telilti.dibandingkan dengan pemeriksaan
terhadap seluruh populasi.
5. Mewakili populasi
Bila dipilih dengan cara yang benar, maka sampel dapat mewakili populasi,
sedangkan inferensi hasilnya dapat dilakukan dengan tingkat kesalahan yang
ditetapkan.
6. Lebih spesifik
Banyak penyakit memiliki manifestasi klinis yang bervariasi. Dengan memilihsampel, maka dapat direkrut pasien dengan sifat tertentu, sehingga dapat
diperoleh data pada kelompok pasien yang lebih homogen.
Sampel yang dipilih dari populasi terjangkau ini harus representative atau
dianggap representative (mewakili) populasi, agar dapat dilakukan geralisasi atau
inferensi dengan tingkat kesalahan yang ditetapkan.
6. Apa saja jenis variabel?
Variabel adalah karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek ke subyek
lain. Menurut fungsinya dalam konteks penelitian:
Variabel bebas
![Page 17: Step 1 5](https://reader030.vdocuments.net/reader030/viewer/2022020807/557201094979599169a09e11/html5/thumbnails/17.jpg)
5/17/2018 Step 1 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-55b07d8f3e39f 17/18
17
Adalah variabel yang bila ia berubah akan mengakibatkan perubahan pada
variabel lain.
Variabel tergantung
Adalah variabel yang berubah akibat perubahan variabel bebas.
Variabel perancu
Adalah jenis variabel yang berhubungan dengan variabel bebas dan variabl
tergantung tetapi bukan variabel antara.
Variabel menurut skala pengukuran:
Skala kategorik
Skala nominal
Hanya membedakan, tidak mengandung informasi peringkat.
Contoh: jenis kelamin, golongan darah.
Skala ordinal
Terdapat informasi peringkat tetapi jarak antara dua peringkat tidak sama
dan tidak dapat diukur.
Contoh: tingkat pendidikan (SD, SMP, SMA)
Skala numerik
Skala intervalTerdapat informasi peringkat yang lengkap serta dapat diukur. Tidak
mempunyai nilai 0 absolut.
Contoh: suhu tubuh
Skala rasio
Terdapat informasi peringkat yang lengkap dan dapat diukur serta
mempunyai nilai 0 absolut.
Contoh: berat badan, tinggi badan.
![Page 18: Step 1 5](https://reader030.vdocuments.net/reader030/viewer/2022020807/557201094979599169a09e11/html5/thumbnails/18.jpg)
5/17/2018 Step 1 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-55b07d8f3e39f 18/18
18
STEP 5
Learning objective
1. Rumus besar sampel
2. Uji statistika
3. Tahap pemilihan desain penelitian