step 1-5

8
SKENARIO 2 MALPRAKTEK DAN RESIKO MEDIK Drg. Jakotomo yang baru lulus dan sudah memiliki STR tetapi belum memiliki SIP sudah melakukan praktek dokter gigi di desanya. Pada saat melakukan pencabutan gigi, lupa atau kealpaan tidak melakukan secara cermat terhadap kondisi kesehatan pasien. Pada saat pemberian suntikan local anastesia tiba-tiba keadaan umum pasien menurun, kemudian setelah kelihatan tanda-tanda mau muntah drg tersebut kemudian memberikan suntikan kortison 2cc IM. Oleh karena kondisi pasien tidak ada perbaikan, maka pasien dirujuk ke RSUD setempat, sesampai di UGD pasien sudah tidak sadar dan 15 menit kemudian dinyatakan meninggal dunia. Kesimpulan visum : a. Kelainan/cacat/luka-luka yang tersebut diatas sebabkan oleh karena reaksi tubuh yang tidak tahan obat yang diterima b. Sebagaimana akibat tindakan tersebut, yang bersangkutan dinyatakan meninggal dunia lima belas menit setelah mendapatkan pertolongan di RSUD setempat Pelanggaran yang di dakwakan 1. UU Praktek kedokteran 2. KUHP pasal 359 junto pasal 360 STEP 1 1. Belum memiliki SIP SIP atau Surat Ijin Praktek merupakan bukti tertulis dari ikatan profesi untuk dokter atau dokter gigi yang melakukan praktek. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 512/Menkes/PER/IV/2007 tentang Izin praktik dan Pelaksanan Praktik Kedokteran, setiap dokter atau dokter gigi yang akan melakukan praktik kedokteran wajib memiliki SIP. Jika terbukti dokter tidak memiliki SIP maka menurut

Upload: nila-khurinin

Post on 14-Sep-2015

223 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

xx

TRANSCRIPT

SKENARIO 2 MALPRAKTEK DAN RESIKO MEDIKDrg. Jakotomo yang baru lulus dan sudah memiliki STR tetapi belum memiliki SIP sudah melakukan praktek dokter gigi di desanya. Pada saat melakukan pencabutan gigi, lupa atau kealpaan tidak melakukan secara cermat terhadap kondisi kesehatan pasien. Pada saat pemberian suntikan local anastesia tiba-tiba keadaan umum pasien menurun, kemudian setelah kelihatan tanda-tanda mau muntah drg tersebut kemudian memberikan suntikan kortison 2cc IM. Oleh karena kondisi pasien tidak ada perbaikan, maka pasien dirujuk ke RSUD setempat, sesampai di UGD pasien sudah tidak sadar dan 15 menit kemudian dinyatakan meninggal dunia.Kesimpulan visum :a. Kelainan/cacat/luka-luka yang tersebut diatas sebabkan oleh karena reaksi tubuh yang tidak tahan obat yang diterimab. Sebagaimana akibat tindakan tersebut, yang bersangkutan dinyatakan meninggal dunia lima belas menit setelah mendapatkan pertolongan di RSUD setempatPelanggaran yang di dakwakan1. UU Praktek kedokteran2. KUHP pasal 359 junto pasal 360

STEP 11. Belum memiliki SIP SIP atau Surat Ijin Praktek merupakan bukti tertulis dari ikatan profesi untuk dokter atau dokter gigi yang melakukan praktek. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 512/Menkes/PER/IV/2007 tentang Izin praktik dan Pelaksanan Praktik Kedokteran, setiap dokter atau dokter gigi yang akan melakukan praktik kedokteran wajib memiliki SIP. Jika terbukti dokter tidak memiliki SIP maka menurut konsepsi UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran, dokter tersebut terancam hukuman maksimal tiga tahun penjara dan denda maksimal seratus juta rupiah.2. KealpaanKesalahan yang dilakukan oleh seseorang karena kurang hati-hati, karena ketidak telitian dan ketidak mampuan membayangkan sebelumnya atau ketidakwaspadaan atau tidak mampumemperkirakan sebelumnya yang mana atas perbuatannya itu tidak ia kehendaki.3. Keadaan umum pasien menurunKondisi sistemik pasien yang menurun, bisa dilihat dari respirasi, kesadaran, respon motorik yang menurun.4. Suntikan kortison 2cc IM Suntikan steroid sebagai antialergi, dimana kortison tersebut dapat menaikkan tekanan darah dan juga kadar gula darah.5. Suntikan erladryl 2ccSuntikan antihistamin sebagai depresan saraf pusat, menaikkan permeabilitas kapiler, serta anti muntah.6. DirujukPelimpahan wewenang pasien sepenuhnya kepada pihak yang dituju7. KUHP pasal 359 junto pasal 360Pasal 359 berbunyi : Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahunSedangkan pasal berbunyi sebagai berikut:(1) Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka berat dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya lima tahun atau hukuman kurungan selama-lamanya satu tahun.(2) Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka sedemikian rupa sehingga orang itu menjadi sakit sementara atau tidak dapat menjalankan jabatannya atau pekerjaannya sementara, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan bulan atau hukuman kurungan selama-lamanya enam bulan atau hukuman denda setinggi-tingginya Rp. 4.500,-.STEP 21) a. Apa yang dimaksud malpraktek dan resiko medik ? Apa perbedaannya?b.Bagaimana suatu tindakan medik dikatakan malpraktek atau resiko medik pada kasus di skenario? 2) Apakah tindakan dokter saat menangani pasien yang syok anafilaktik sudah sesuai dengan prosedur?3) Peraturan apa saja yang dilanggar oleh dokter gigi dalam skenario?4) Apa sanksi yang diterima oleh dokter bila terbukti tindakan tersebut tergolong malpraktek?5) Apa pembelaan yang bisa dilakukan oleh dokter gigi dalam skenario?STEP 31) a. Pengertian MalpraktekMal berarti buruk, praktik berarti melakukan pekerjaan. Jadi Malpraktek sendiri memiliki pengertian bekerja dibawah standar operasional atau malah tidak sesuai standar.Menurut World Dental Association, malpraktek berarti bekerja tidak sesuai standar pengobatan yang benar, dan didalamnya ada unsure kelalaian yang menyebabkan kecacatan.Suatu tindakan dikatakan malpraktek bila mengandung salah satu unsur dari hal berikut: Kurang menguasai ilmu Memberikan pelayanan medic dibawah standar Kelalaian berat Bertentangan dengan hokumIndikator dari malpraktek: Wujud tindakan bisa aktif atau pasif Dilakukan oleh dokter/ dokter gigi Dilakukan kepada pasien Sengaja atau kealpaan Bertentangan dengan STR, SIP, Informed Consent Menimbulkan kerugian bagi pasienBukti dari kelalaian dalam malpraktek ada 4 hal, yaitu adanya duty, dereliction of duty, direct causation, atau damage.Pengertian Resiko MedikMerupakan suatu keadaan yang tidak dikehendaki walaupun sudah bekerja sesuai dengan standar namum hal tersebut tetap terjadib. Kasus dalam skenario termasuk dalam tindakan malpraktek dengan alasan: Dokter gigi tidak menggali info lebih da;am dari pasien (anamnesa) tentang pemberian anastesi pada perawatan sebelumnya. Dokter gigi kurang cermat dalam memeriksa keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien Dokter gigi tersebut tidak memiliki SIP Dokter gigi tidak bekerja sesuai standar pelayanan medik2) Pada skenario, pemberian suntikan adrenalin pada pasien yang mengalami syok anafilaktik sudah benar. Pemberian hidrokortison dan juga erladryl disini berperan sebagai anti alergi. Bila pada pasien kegawat daruratan seperti pada skenario juga mengalami sesak napas bisa diberi bantuan respirasi. Apabila tekanan darah dari pasien rendah, posisi kepala pasien bisa lebih direndahkan daripada kaki agar aliran darah ke otak menjai lancer.3) Peraturan yang dilanggar antara lain: KODEKI Pasal 2 yang berbunyi:Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi. KODEKI Pasal 8 yang berbunyi:Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya. KODEKI Pasal 10 yang berbunyi:Setiap dokten wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien,ia wajib menujuk pasien kepada dokten yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut. Pasal 359 KUHP:Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun. Pasal 360 KUHP berbunyi sebagai berikut:(1) Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka berat dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya lima tahun atau hukuman kurungan selama-lamanya satu tahun.(2) Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka sedemikian rupa sehingga orang itu menjadi sakit sementara atau tidak dapat menjalankan jabatannya atau pekerjaannya sementara, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan bulan atau hukuman kurungan selama-lamanya enam bulan atau hukuman denda setinggi-tingginya Rp. 4.500,-. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Bab VII Pasal 36 yang berbunyi:Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat izin praktik.4) Sanksi dapat diberikan oleh MKDKI berupa sanksi disiplin, yaitu dengan pencabutan STR dokter dan pelatihan kembali terhadap dokter tersebut.Untuk sanksi malpraktek yang dapat dijatuhkan ada dua: Malpraktek administratifSesuai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Pasal 76 : Setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Malpraktek yuridisSesuai dengan pasal 359 KUHP:Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.Beserta pasal 360 KUHP :(1) Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka berat dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya lima tahun atau hukuman kurungan selama-lamanya satu tahun.(2) Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka sedemikian rupa sehingga orang itu menjadi sakit sementara atau tidak dapat menjalankan jabatannya atau pekerjaannya sementara, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan bulan atau hukuman kurungan selama-lamanya enam bulan atau hukuman denda setinggi-tingginya Rp. 4.500,-. 5) Dalam hal malpraktek yuridis tersebut dapat dilakukan pembelaan dengan alasan: pasien belum dalam keadaan meninggal saat dibawa ke UGD dan dokter sudah memberi pertolongan. Jika dalam rekam medik sudah terdapat anamnesa yang lengkap, dapat dijadikan bukti untuk pembelaan.

STEP 4

KriteriaTindakan Medik

Resiko MedikMalpraktek

AdministrasiYuridisEtik

Sanksi

STEP 5Mahasiswa mampu menganalisis:1) Perbedaan antara Malpraktek dan Resiko Medik2) Jenis Malpraktek3) Sanksi dari Malpraktek