strategi dakwah radio wadi 102 fm dalam...
TRANSCRIPT
STRATEGI DAKWAH RADIO WADI 102 FM DALAM
MENINGKATKAN PROGRAM SIARAN RADIO
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
MELISA NURSODIYANTI NIM: 106051001842
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
STRATEGI DAKWAH RADIO WADI 102 FM DALAM
MENINGKATKAN PROGRAM SIARAN RADIO
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
Melisa Nursodiyanti NIM: 106051001842
Di Bawah Bimbingan
Dra. Nasichah, MA NIP. 196711261996032001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul STRATEGI DAKWAH RADIO WADI 102 FM DALAM
MENINGKATKAN PROGRAM SIARAN RADIO telah diujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada 10 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
Jakarta, 10 Juni 2010
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Drs. Jumroni, MSi Umi Musyarrofah, MA
NIP. 196305151992031006 NIP. 197108161997032002
Anggota,
Penguji I Penguji II
Dr. Fatmawati, MA Drs. H. Adi Badjuri, MM
NIP. 197609172001122002 NIP. 105408281980031001
Pembimbing
Dra. Nasichah, MA NIP. 196711261996032001
ABSTRAK
Melisa Nursodiyanti Strategi Dakwah Wadi 102 Fm dalam Meningkatkan Program Siaran Radio
Dakwah adalah mengajak, berarti menganjurkan, menyarankan, meminta bahkan memerintahkan ummat Islam untuk meningkatkan perannya dalam kegiatan keagamaan didalam agama Islam. Dakwah adalah menyeru kepada kebaikan dan menghindari keburukan. Posisi dakwah memiliki peranan penting didalam aktifitas masyarakat sehingga perlu dilakukan berbagai mediasi untuk meningkatkan kegiatan dakwah tersebut. Namun kadang kala cara dan tujuan dakwah tidak dilakukan dan diarahkan secara tepat sehingga hasil yang digunakan tidak memadai, berkaitan dengan masalah diatas, radio Wadi merupakan salah satu media elektronik yang difungsikan untuk berdakwah dan memiliki peran penting sehingga tujuan dakwah tercapai. Penulis melihat bagaimana strategi dakwah radio Wadi Fm dalam meningkatkan program siaran radio sehingga radio tersebut bisa menyuguhkan program-program secara berkualitas. Dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah yang dibahas dalam skripsi ini sebagai berikut, pertama, bagaimana strategi dakwah Wadi 102 Fm dalam meningkatkan program siaran radio dan kedua, bagaimana pengaruh strategi dakwah Wadi 102 Fm dalam meningkatkan program siaran radio. Metodologi dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif deskripif yaitu berdasarkan data-data yang diperoleh dan sumber-sumber tertulis mengenai pokok permasalahan yang dikaji. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi terhadap strategi dakwah radio Wadi 102 Fm Bogor. Proses strategi radio Wadi 102 Fm dalam meningkatkan program siaran radio menggunakan analisis SWOT, yaitu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi lembaga dakwah. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Dalam melakukan serangkaian penelitian, penulis menyimpulkan bahwa strategi dakwah radio wadi 102 fm menyangkut perumusan strategi radio Wadi memiliki visi dan misi yang jelas dalam suatu strategi, sehingga analisa SWOT dapat berjalan dengan baik sesuai apa yang diharapkan Wadi Fm dalam suatu program siaran radio. Dan dalam pengaruh strategi tersebut membuat dampak yang sangat bermanfaat, guna menarik pendengar supaya Stay tune dengan program-program andalan radio Wadi 102 Fm Bogor.
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan limpahan rahmat serta hidayah-Nya yang luar biasa, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam juga tak lupa
penulis ucapkan kepada Junjungan seluruh alam Baginda Rasulullah SAW,
kepada para keluarga, sahabat, dan juga kepada pengikutnya.
Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
Disamping itu penulis sangat menyadari banyak kendala yang dihadapi
merupakan sebuah proses yang indah yang memberikan motovasi kepada penulis.
Penulis menyadari karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna dan tanpa
dukungan berbagai pihak tidak akan mungkin karya tulis ini dapat selesai. Untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. Jumroni, M.Si, selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Umi Musyarofah, MA, selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Dra. Nasichah, MA, selaku Dosen Pembimbing, yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan bimbingan,
ii
dorongan, dan pengarahan kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi
ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah
mendidik dan membina selama perkuliahan.
6. Bapak dan Ibu Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Kepada pihak radio Wadi 102 Fm Bogor, pimpinan radio Wadi Bapak
Habib Husien Al-Hamid, Bapak Bagir Shahab selaku Penanggung Jawab
radio Wadi, Bapak Nanang Suwarna selaku Program Director radio Wadi
Fm, kepada seluruh kru radio Wadi Fm Bogor yang telah membantu dan
memberikan data yang diperlukan penulis.
8. Kepada Kedua orang tuaku, Ibu Hj. E. Nurhayati dan Bapak H. M. Sidik,
beserta Kakakku Dina Nursodiyanti dan Abd. Kamal, adik-adikku Silvi
Nursodiyanti dan Aden Multazam yang telah memberikan dukungan moril
maupun materiil kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.
9. Sahabatku yang tercinta, Kamalia Septiana, Erni Yunita, Annisa Dyah
Tovanni, Insia Rahma yang telah bersama disaat sedih maupun senang
selama SMA sampai sekarang, Friends 4ever Luph u All…
10. Teman-teman seperjuanganku KPI C angkatan 2006 yang telah sekian
lama bersama susah maupun senang saat kuliah, tiada kata yang dapat
penulis katakan, “Kebersamaan yang telah terjadi, jangan pernah hilang
sampai kapan pun”.
iii
iv
11. Seluruh penyiar RDK 107.7 Fm (Radionya Fakultas Dakwah dan
Komunikasi), Program Director kita kak Lukman dan seluruh staf RDK
Andri, Wiwit, Dora, De Pita, Lala, Riska, Bilqis, Puni, Shandika, Hardy,
Icha, Zaldy, Rani, Bella, Ditya, Rere, Dian, ade, Aziz Dimas, eko dll. yang
memberikan support kepada penulis, Thanks yaa All.......kangen bisa
kumpul-kumpul kalian semua.
12. Kepada seluruh pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini dan mensupport penulis.
Semoga jasa dan amal baik yang telah mereka berikan mendapatkan balasan
dari Allah SWT, Amien.
Jakarta, Juni 2010
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...........................................................1
B. Rumusan Permasalahan ...........................................................4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................4
D. Metodologi ...............................................................................5
E. Tinjauan Pustaka ......................................................................8
F. Sistematika Penulisan ..............................................................10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Srategi Dakwah .........................................................................11
1. Pengertian Strategi Dakwah...............................................11
2. Proses Strategi....................................................................17
3. Prinsip-Prinsip Strategi Dakwah........................................22
4. Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Strategi Dakwah..24
B. Program Siaran Radio ..............................................................26
1. Pengertian Radio ................................................................26
2. Fungsi Radio ......................................................................27
3. Karakteristik Radio ...........................................................29
4. Program Siaran Radio ........................................................31
v
vi
BAB III GAMBARAN UMUM RADIO WADI 10.2 FM BOGOR
A. Sejarah berdirinya ....................................................................35
B. Profil Perusahaan .....................................................................37
C. Visi dan Misi ............................................................................39
D. Struktur Kepengurusan ............................................................40
E. Program-program .....................................................................41
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Strategi Dakwah Wadi 102 Fm dalam Meningkatkan Program
Siaran Radio .............................................................................46
B. Pengaruh Strategi Dakwah Wadi 102 Fm dalam Meningkatkan
Program Siaran Radio ..............................................................65
C. Analisis Strategi Dakwah Wadi 102 Fm dalam Meningkatkan
Program Siaran Radio ..............................................................68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................73
B. Saran-Saran ..............................................................................74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang mengajak dan
memerintahkan umatnya untuk selalu menyebar dan menyiarkan ajaran Islam
kepada seluruh umat manusia1 Hal ini merupakan perintah langsung dari
Allah SWT untuk berdakwah. Dan menjadi suatu kewajiban setiap muslim
untuk mendakwahkan agama dengan cara tertentu bentuk dakwah sangat
beragam sesuai kemampuan masing-masing individu.
Dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks ini. Dakwah Islam
memerlukan sebuah strategi baru yang mampu mengantisipasi perubahan
zaman yang semakin dinamis. Oleh sebab itu dalam rekayasa peradaban Islam
sekarang ini guna menyongsong kebangkitan ummat di zaman modern saat ini
diperlukan formasi pola strategi yang tepat.2 Untuk itu dakwah haruslah
dikemas dengan cara dan metode yang tepat dan pas. Dakwah harus tampil
secara aktual, faktual, dan kontekstual. Aktual dalam arti memecahkan
masalah ke kini hangat di tengah masyarakat.3 Strategi dakwah harus
mempertimbangkan asas efektifitas dan efesiensi yaitu dalam berdakwah
1 Abd. Rosyad Shaleh, Managemen Dakwah Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), hal. 1. 2 M. Bahri Ghazali, Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah
(Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1997), cet ke-1, h. 33. 3 M. Munir, Metode Dakwah (Jakarta: Prenada Media, 2006), h. Ix.
1
2
harus ada usaha untuk mengembangkan antara biaya, waktu, maupun tenaga
yang dikeluarkan dengan pencapaian hasil yang maksimal mungkin.4
Ketika membahas tentang dakwah, maka pada umumnya merujuk firman
Allah SWT. Dalam Al-Qur’an surah Al-Nahl ayat 125 :
☺
☺
☺
☺
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Dakwah merupakan usaha untuk menyebarluaskan ajaran-ajaran agama
Islam dan realisasikan amar ma’ruf nahi munkar di kehidupan manusia, Thomas
W Arnold, seorang intelektual barat mengatakan bahwa “ Islam adalah agama
dakwah, ialah agama yang di dalam usahanya menyebarluaskan kebenaran dan
mengajak orang yang belum mempercayainya, dianggap tugas suci oleh
pendirinya dan penggantinya”.5
Oleh karena itu strategi dakwah mempunyai peranan yang sangat penting
untuk memajukan Islam yang diharapkan bisa memberikan bimbingan keIslaman
di tengah masyarakat modern sekarang ini.
4 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.
33. 5 Thomas W Arnold, The Presching of Islam : Sejarah Dakwah Islam (Jakarta: Wijaya,
1981), h. 1.
3
Dan upaya tersebut telah dilakukan oleh radio Wadi 102 Fm yang hadir
sebagai radio yang mengemas program secara khusus penuh kesalarasan antara
program dakwah, informasi dan hiburan, yang disajikan dengan penuh
kesungguhan hati bagi pendengarnya, sehingga memberikan nuansa kedamaian,
ketentraman dan kesejukan sesuai dengan tema programnya yaitu ”Damaikan
Hati, Sejukan Jiwa”.
Dengan berbagai program yang dikemas secara unik, menarik, dipadukan
dengan hiburan Islami maka hadirlah program-program seperti : Apa kata ustadz,
shirah Aulia, Kisah Juhud, serta beberapa program interaktif lainnya yang
memberikan kontribusi pengetahuan; seperti : Waditorial, Iqtishodi (talk show
bisnis Islami), Manasik hati (psikologi keluarga), tidak ketinggalan juga terdapat
program hiburan yang interaktif dan bermakna, seperti; Obsesi (obrolan seputar
Islam), Ta’tis (program kuis tahukah anda tentang Islam), Dunia anak (program
mingguan khusus ditunjukan bagi anak-anak).
Aktifitas tersebut membutuhkan solusi sesegera mungkin sehingga tidak
menambah dan menumpuk persoalan. Radio Wadi 102 Fm memberikan jawaban
atas persoalan-persoalan tersebut dengan tepat tanpa membuat masyarakat merasa
digurui, tetapi justru masyarakat pendengar radio Wadi merasakan pencerahan
dengan diajak untuk aktif turut serta dalam kegiatan-kegiatan atau program yang
diselenggarakan radio Wadi dengan secara tidak langsung mereka mendapat
pencerahan dan persoalan-persoalan masyarakat sedikit demi sedikit dapat diatasi.
Karena hal itulah penulis memberi judul skripsi, yaitu : ”Strategi Dakwah Radio
Wadi 102 Fm Dalam Meningkatkan Program Siaran Radio”.
4
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut penelitian ini di batasi pada strategi Wadi
Fm dalam meningkatkan program siaran radio di Bogor
Berdasarkan pembatasan di atas, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana strategi dakwah radio Wadi 102 Fm dalam meningkatkan
program siaran radio?
2. Bagaimana pengaruh strategi dakwah radio Wadi 102 Fm dalam
meningkatkan program siaran radio?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan yang dilakukan selalu didasarkan pada seperangkat tujuan
yang hendak dicapai. Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu
untuk :
a. Untuk mengetahui strategi dakwah radio Wadi 102 Fm dalam
meningkatkan program siaran radio.
b. Untuk mengetahui kegiatan program-program dakwah yang ada di
radio Wadi Fm Bogor.
2. Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Segi akademis
5
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi tentang
strategi dakwah bagi Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu komunikasi
khususnya jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, sehingga dapat
dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian yang akan datang.
b. Segi praktis
Diharapkan dapat memberikan bahan evaluasi yang positive bagi radio
Wadi Fm dan menambah pengetahuan penulis tentang meningkatkan
program siaran radio di era zaman sekarang ini.
D. Metodologi
1. Metode Penelitian
Sedangkan penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor adalah
sebagai prosedur penelitian yang mengahasilkan data deskriftif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati.6
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah kantor radio Wadi Fm yang beralamatkan Jl.
Veteran III Loji Tapos Ds. Cileungsi, Ciawi Bogor 16760, Telepon (0251)
8242894, on-air (0251) 8205000, Faximile (0251) 8205150, Website :
www.wadi.co.id, E-mail: [email protected]
3. Subyek dan Objek Penelitian
6 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 4.
6
Subyek penelitian ini adalah radio Wadi Fm Bogor. Sedangkan objek
penelitiannya adalah bagaimana strategi dakwah radio Wadi 102 Fm
dalam meningkatkan program siaran radio.
4. Sumber Data
Yang di maksud sumber data adalah subyek dari mana data dapat
diperoleh.7 Dalam penelitian ini yang dijadikan sumber data adalah
sebagai berikut :
a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh dari sasaran penelitian atau
informan, yaitu Nanang Suwarna sebagai Program Director dan M.
Bagir Shahab selaku Penanggung Jawab Wadi Fm.
b. Data Sekunder
Yaitu data berupa cacatan dan dokumen yang diperoleh dari lembaga
atau sumber media lain yang dapat menunjang kebutuhan penelitan
berupa dokumen lembaga, bulletin, jurnal dan artikel.
5. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berhubungan
dengan dakwah dalam program dakwah radio Wadi 102 Fm Bogor adalah
a. Wawancara
Poerwandi dalam buku Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian
Psikologi, menuliskan “Wawancara adalah percakapan dan Tanya
jawab yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu”. Dalam hal ini
7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V
(Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002) h. 107.
7
penelitian bermaksud melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap
strategi dakwah radio Wadi yang tidak dapat di lakukan melalui
pendekatan lain adapun wawancara ini ditujukan kepada Penanggung
jawab dan Program director radio Wadi Fm untuk memperoleh data
tentang pelaksanaan strategi dakwah dalam meningkatkan program
siaran radio.
b. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dimana peneliti mengadakan
pengamatan langsung terhadap gejala objek yang diteliti.8 Observasi
adalah berupa kegiatan mengenai yang berhubungan dengan
pengawasan, peninjauan, penyelidikan, dan riset. Teknik yang peneliti
gunakan dalam obeservasi ini adalah yang sifatnya pengamatan.
Observasi dilakukan langsung oleh penulis untuk mendapatkan data
mengenai strategi dakwah radio Wadi 102 Fm dalam meningkatan
program siaran radio. Dan untuk itu, penulis mengadakan kunjungan
langsung ke radio Wadi Fm di Bogor tepatnya : Jl. Veteran III Loji
Tapos Ds. Cileungsi, Ciawi Bogor 16760.
c. Dokmentasi
Teknik pengumpulan data dengan menginvestasi dokumen-dokumen
yang relevan dan terkait dengan permasalahan yang di teliti, yaitu
mempelajari dan menganalisa bahan-bahan berupa tulisan atau gambar
yang diambil dari buku, arsip-arsip, foto-foto dan yang lain
8 Winarno Surakhman, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1980), cet ke-7,
h. 102.
8
sebagainya, untuk penguat atas kebenaran data yang diperoleh melalui
observasi dan interview.
6. Teknik Analisa Data
Dalam pengolahan datanya skripsi ini menggunakan analisis deskriptif,
yaitu peneliti berusaha mengambarkan objek penelitian apa adaya sesuai
dengan kenyataan berdasarkan pada teori yang ada dan berusaha
memberikan pemecahan masalah sehingga menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati.9
7. Teknik penulisan
Teknik penulisan dan penyusunan skripsi pada buku: “Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang disusun oleh
tim penulis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007”.10
E. Tinjauan Pustaka
Sebelum menentukan judul skripsi ini, penulis melakukan tinjauan pustaka
ke beberapa perpustakaan, yaitu Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Perpustakan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, selama
tinjauan tersebut penulis menemukan beberapa judul skripsi yang berkaitan
dengan skripsi yang penulis teliti, yaitu
9 Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 186. 10 Tim Penulis, Pedoman, Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) CeQDA, Cetakan
ke-II, 2007.
9
”Strategi Dakwah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Dalam
Meningkatkan Ibadah Anggota” yang ditulis oleh Mahyudi jurusan
Manejemen Dakwah tahun 2008. Dalam skripsi ini lebih di tekankan strategi
dakwah dalam melakukan sebuah kegiatan-kegiatan dakwah terhadap anggota
dalam memberikan dan menjalankan agama yang benar khususnya masalah
ibadah bagi muslim etnis Tionghoa.
”Strategi BMT Al-Kautsar Dakta Dalam Mengembangkan Usaha Kecil
Dan Menengah Di Bekasi” yang ditulis oleh Herva Octaviana jurusan
Manejemen Dakwah tahun 2008. Dalam skripsi ini lebih di tekankan strategi
BMT Al-Kautsar dalam mengembangkan usaha kecil dan menengah bagi
masyarakat sekitar Bekasi.
”Analisis Deskriftif Program Nada Siar Islam Pada Radio Dapur Remaja
107.10 FM Sawangan Depok” yang ditulis oleh Taufan jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam tahun 2009. Dalam skripsi ini lebih di tekankan
mendeskripsikan (menggambarkan) program nada siar Islam dalam
menganalisis program di radio Dapur remaja 107.10 Fm Sawangan.
Sedangkan judul skripsi yang penulis susun berjudul ”Strategi Dakwah
Radio Wadi 102 Fm dalam Meningkatkan Program Siaran Radio”. Walaupun
sama dari sisi sebuah strategi dakwah dan program radio, tetapi disini penulis
melihat adanya perbedaan dengan penelitian yang penulis kaji yaitu menitik
beratkan kepada peningkatan program siaran radio di radio Wadi 102 Fm
Bogor.
10
G. Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari lima Bab, tiap-tiap bab memiliki beberapa sub yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan memuat latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian, tinjauan pustaka, sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bagian tinjauan teoritis, dalam hal ini penulis memaparkan
menganai strategi dakwah dan program siaran radio.
BAB III GAMBARAN UMUM RADIO WADI 10.2 FM BOGOR
Menjelaskan tentang gambaran umum radio 102 Wadi Fm Bogor,
mengenai sejarah berdirinya, profil perusahaan, visi dan misi,
struktur kepengurusan, dan program-programnya.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Menjelaskan strategi dakwah radio Wadi Fm dalam meningkatkan
program saat ini dengan menggunakan teori SWOT dalam proses
strategi, pengaruh strategi radio Wadi Fm dalam mengemas
program-program dakwahnya dan analisis strategi dakwah radio
Wadi dalam meningkatkan program siaran radio.
11
BAB V PENUTUP
Kesimpulan dan saran-saran yang menjadi penutup dari
pembahasan semua masalah yang ada dalam skripsi.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi Dakwah
1. Pengertian Strategi Dakwah
a. Pengertian Strategi
Dalam kamus bahasa Indonesia disebukan strategi adalah
ilmu seni menggunakan sumber daya bangsa-bangsa untuk
melaksanakan kebijakan tertentu di perang dan damai atau rencana
yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.1
Strategi sebagai sebuah kosa kata pada mulanya berasal
dari bahasa Yunani, yaitu “Strategos”. Kata “Strategos” ini berasal
dari kata “Stratos” yang berarti militer dan “Ag” yang artinya
memimpin. Berdasarkan pemaknaan ini, maka strategi pada
awalnya bukan kosa kata disiplin ilmu manajemen, namun lebih
dekat dengan bidang kemiliteran.2
Strategi adalah sekumpulan pilihan kritis untuk
perencanaan dan penerapan serangkaian rancana tindakan dan
alokasi sumber daya yang penting dalam mencapai tujuan dasar
dan sasaran dengan memperhatikan keunggulan kompetitif dan
sinergis yang ideal berkelanjutan, sebagai arah, cakupan, dan
1Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia
edisi ketiga, (Jakarta: Balai pustaka, 2005), h. 1092. 2 Triton PB, Manajemen Stategis, (Yogyakarta: Tugu Publisher, 2007), h. 13.
11
12
perspektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu
atau organisasi.3
Sedangkan strategi dalam pengertian terminologi terdapat
beberapa pendapat oleh beberapa pakar, untuk mengetahui lebih
jelas pengertian strategis, penulis mengedepankan pengertian
strategi, antara lain :
1) Faulkner dan Johnson sebagaimana dikutip Triton PB
menjelaskan bahwa strategi adalah :
”Strategi memperhatikan dengan sungguh-sungguh arah
jangka panjang dan cakupan organisasi. Strategi juga secara
kritis memperhatikan dengan sungguh-sungguh posisi
organisasi itu sendiri dengan memperhatikan lingkungan dan
secara khusus memperhatikan pesaingnya. Strategi
memperhatikan secara sungguh-sungguh pengadaan
keunggulan kompetitif, yang secara ideal berkelanjutan
sepanjang waktu, tidak dengan manuver teknis, tetapi dengan
menggunakan perspektif jangka secara keseluruhan.4
2) Dalam ilmu komunikasi, Onong Uchjana Effendi mengatakan
”Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan menejemen
untuk mencapai tujuan, akan tetapi untuk mencapai tujuan
tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya
3Triton PB, Manajemen Stategis, h. 17. 4Triton PB, Manajemen Stategis, h. 15.
13
memberikan arah saja melainkan harus mampu menunjukan
bagaimana taktik operasionalnya”.5
Setelah memperhatikan dari berbagai pendapat tentang strategi, secara
pengertian terminologi strategi adalah taktik atau cara yang disusun
dengan seksama untuk mencapai suatu keberhasilan.
Dalam strategi mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan,
program dan kegiatan yang nyata dengan mengantisipasi
perkembangannya. Kurangnya penerapan dalam strategi yang baik dapat
menyebabkan strategi yang telah direncanakan gagal. akan tetapi
penetapan strategi dengan baik dapat mengkokohkan strategi menjadi
lebih efektif.
b. Pengertian Dakwah
Pengertian dakwah secara Perpektif Etimologi, kata dakwah
berasal dari Bahasa Arab yakni da’aa, yad’u, du’aah/da’watan. Jadi kata
duaa’ atau dakwah adalah isim mashdar dari du’aa, yang keduanya
mempunyai arti yang sama yaitu ajakan atau panggilan. Kata dakwah
mempunyai arti ganda, tergantung kepada pemakaiannya dalam kalimat.
Namun dalam hal ini yang dimaksud adalah dakwah dalam arti seruan,
ajakan, atau panggilan. Panggilan itu adalah kepada Allah SWT.6
5 Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,1992), cet ke-1, h. 32. 6 Alwisral Imam Zaidallah, Strategi Dakwah dalam Membentuk Da’I dan Khotib
Profesional (Jakarta: Kalam Mulia 2005), cet-2, h. 1.
14
Sedangkan dakwah dalam pengertian terminologi terdapat beberapa
pendapat oleh beberapa pakar, untuk mengetahui lebih jelas pengertian
dakwah, penulis mengedepankan pengertian dakwah, antara lain :
1) Menurut Sayyid Quthub sebagaimana dikutip Ilyas Ismail dalam buku
”Paradigma Dakwah Sayyid Quthub” menjelaskan bahwa: ”Sesungguhnya
dakwah adalah dakwah (ajakan) ke jalan Allah, bukan ke jalan da’i atau
kaumnya. Tiada bagi da’i dari dakwah yang dilakukan, kecuali
menjalankan tugas dan kewajibannya kepada Allah SWT”.7
2) Menurut Hamzah Ya’cub sebagaimana dikutip Alwisral dalam buku
”Strategi Dakwah dalam membentuk Da’i dan Khotib Profesional”
menjelaskan bahwa dakwah adalah : ”Pengertian ilmu dakwah secara
umum adalah suatu pengetahuan yang mengajarkan dan teknik menarik
perhatian orang, guna mengikuti suatu ideologi dan pekerjaan tertentu.
Adapun definisi dakwah Islam adalah mengajak ummat manusia dengan
hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul”.8
Dengan demikian strategi dakwah merupakan perpaduan dari
perencanaan (Planning) dan management dakwah untuk mencapai suatu
tujuan. Di dalam mencapai tujuan tersebut strategi dakwah harus dapat
menunjukkan bagaimana operasionalnya secara tekhnik (Taktik) harus
dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (Approach) bisa berbeda
sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.
7 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub (Jakarta: Penamadani 2006), h. 146. 8 Zaidallah, Strategi Dakwah dalam Membentuk Da’I dan Khotib Profesional, h. 4.
15
c. Fungsi Strategi Dakwah
Strategi dakwah baik secara makro maupun secara mikro mempunyai fungsi
ganda yaitu:
1) Menyebarluaskan pesan-pesan dakwah yang bersifat informatif,
persuasif dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk
memperoleh hasil optimal.
2) Menjembatani "Cultur Gap" akibat kemudahan diperolehnya dan
kemudahan dioperasionalkannya media yang begitu ampuh, yang jika
dibiarkan akan merusak nilai-nilai dan norma-norma agama maupun
budaya.
Strategi dakwah yang dipergunakan di dalam usaha dakwah harus
memperhatikan beberapa asas dakwah antara lain :
a) Asas filosofis :
Asas ini terutama membicarakan masalah yang erat hubungannya
dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau dalam
aktifitas dakwah.
b) Asas kemampuan dan keahlian da’I :
Ahli da’I adalah muslim dan muslimat yang menjadikan dakwah
sebagai amaliyah pokok bagi tugas ulama. Ahli dakwah ialah wa’ad,
mubaligh (Juru penerang) yang menyeru, mengajak dan memberi
pengajaran dan pelajaran agama Islam.
16
c) Asas sosiologis
Asas ini membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi
dan kondisi sasaran dakwah. Dengan melihat situasi dan kondisi
seorang da’I mengetahui target apa yang inginkan mad’u.
d) Asas psikologis
Asas ini membahas masalah yang erat hubungannya dengan kejiawaan
manusia. Dengan adanya pemahaman psikologi manusia, seorang da’I
harus mengerti masalah yang terjadi di masyarakat sekitar sehingga
adanya solusi dalam permasalahan yang terjadi di masyarakat.
e) Asas efektifitas dan efisiensi
Asas ini maksudnya ialah di dalam aktifitas dakwah harus berusaha
menyeimbangkan antara biaya, waktu maupun tenaga yang
dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya, bahkan kalau bisa waktu,
biaya, dan tenaga dapat memperoleh hasil yang semaksimal mungkin.
Dengan kata lain ekonomis biaya, tenaga, dan waktu tetapi dapat
mencapai hasil semaksimal mungkin atau setidak-tidaknya seimbang
antara keduanya.9
Melihat asas-asas strategi dakwah di atas, seorang da’I perlu sekali
memiliki pengetahuan-pengetahuan yang erat hubungannya dengan asas-asas
tersebut. Memperhatikan pengertian strategi dan dakwah maka pengertian
strategi dakwah Islam adalah tata cara mencapai tujuan dakwah yang telah
disepakati bersama dengan memperhatikan kemampuan, kelemahan,
9 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Srategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 32.
17
kesempatan, dan ancaman yang ada baik dari Sumber Daya Manusia (SDM)
dan Sumber Daya Alam (SDA).
Jadi pengertian strategi dakwah adalah untuk mencapai tujuan, sedangkan
pentingnya suatu tujuan adalah untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Fokus
perhatian dari ahli dakwah memang penting untuk ditujukan kepada strategi
dakwah, karena berhasil tidaknya kegiatan dakwah secara efektif banyak
ditentukan oleh strategi dakwah itu sendiri. 10
2. Proses Strategi
Menurut Agustinus Sri Wahyudi menyatakan bahwa ”Manajemen
strategi adalah suatu seni dan ilmu dari pembuatan (Formulating), penerapan
(Implementing) dan evaluasi (Evaluating) keputusan-keputusan strategis antar
fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan
masa datang”.11
Dari definisi diatas, menyatakan bahwa manajemen strategi terdiri atas
tiga proses, yakni :
a. Perumusan Strategi
Perencanaan mencakup kegiatan penentuan tujuan media penyiaran serta
mempersiapkan rencana dan strategi yan akan digunakan untuk mencapai
tujuan tersebut. Dalam perencanaan harus diputuskan ”Apa yang harus
dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya, dan siapa
yang melakukannya”. Jadi perencanaan yang baik dapat dicapai dengan
10 Asep Faiz Muis, ”Dunia Manajemen Dakwah”, artikel diakses pada 17 Februari 2010
dari http://uchinfamiliar.blogspot/2009/04/strategi 11 Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategi Pengantar Proses Berfikir Strategi
(Jakarta: Binarupa Akasara, 1996), cet. Ke-1, h. 113.
18
mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dalam
perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan, serta
periode sekarang pada saat rencana dibuat.12
Dalam menetapkan tujuan, pengelola media penyiaran harus
mengacu kepada pernyataan misi (Mission statements) organisasi atau
perusahaan. Banyak perusahaan yang telah memiliki misi atau tujuan yang
dinyatakan secara tertulis baik yang bersifat jangka menengah maupun
jangka panjang. Suatu pernyataan misi perusahaan biasanya memiliki
karakteristik yang menunjukan kepedulian perusahaan atau organisasi
kepada masyarakat. Dengan kata lain, melalui pernyataan misi, perusahaan
ingin menunjukan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat.
Perencanaan akan mengurangi ketidakpastian dengan mendorong
da’i untuk melihat kedepan, mengantisipasi perubahan ummat,
mempertimbangkan feedback-nya yang kemudian menyusun tanggapan-
tanggapan yang tepat. Perencanaan juga memperjelas konsekuensi
tindakan-tindakan para mad’u yang kemudian dapat dengan cepat
ditanggapi oleh pelaku dakwah.13
Untuk membuat atau menentukan tujuan, sasaran dan strategi-strategi
yang akan diambil, diperlukan suatu analisa mendalam serta menyeluruh
mengenai lingkungan dimana perusahaan berada. Lingkungan tersebut
dapat dibagi dua, yaitu:
12Morrisan, Manajemen Strategi Penyiaran (Jakarta: Kencana, 2008), h. 130. 13M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana 2009), h. 106.
19
1. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal adalah suatu kekuatan yang berada diluar
perusahaan dimana perusahaan tidak mempunyai pengaruh sama sekali
terhadapnya (Uncontrolable) sehingga perubahan-perubahan yang
terjadi pada lingkungan ini akan berpengaruh kinerja semua
perusahaan dalam industri tersebut.
2. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah lebih pada analisa intern perusahaan dalam
rangka menilai atau mengindentifikasi kekuatan dan kelemahan.14
Dalam melakukan analisa eksternal dan internal, perusahaan menggali
dan mengindentifikasi semua Opportunity (Peluang) yang berkembang dan
menjadi trend pada saat itu serta Threat (ancaman) dari para pesaing dan
calon pesaing. Sedangkan analisa internal lebih memfokuskan pada
indentifikasi Strength (kekuatan) dan Weaknees (kelemahan) dari
perusahaan. Dengan melakukan analisa kedua tersebut maka perusahaan
dikenal dengan melakukan analisa SWOT.
Jika analisis bersifat menyeluruh maka menentukan tujuan, sasaran dan
strategi akan mudah untuk dilakukan. Banyak strategi yang dihasilkan dan
dikembangkan dari hasil analisa SWOT karena para perencana dibekali
dengan kerangka kerja yang luas dan lebih terstruktur.15
14 Wahyudi, Manajemen Strategi Pengantar Proses Berfikir Strategi, h. 47. 15 Wahyudi, Manajemen Strategi Pengantar Proses Berfikir Strategi, h. 50.
20
b. Implementasi Strategi
Setelah strategi ditentukan, maka strategi harus dipadukan kedalam
kegiatan organisasi sehari-hari. Strategi yang paling canggih dan kreatif
sekalipun tidak dapat menguntungkan organisasi kecuali dilaksanakan.16
Implementasi startegi bertumpu pada alokasi dan penggorganisasian
sumber daya manusia, yaitu:
1) Penetapan Struktur Organisasi
Alfred Chandler mengutarakan suatu prinsip, yaitu :”Struktur Follows
Strategi” yang berarti struktur organisasi harus dibentuk untuk
mendukung agar penetapan strategi yang telah dibuat dapat lebih
efektif. Jika suatu saat strategi diubah, maka perusahaan wajib untuk
mengubah atau menyelesaikan struktur organisasinya.17
2) Mekanisme Kepemimpinan
Dalam konteks manejemen strategi, kepemimpinan strategi adalah
kemampuan dalam mengantisipasi setiap permasalahan yang terjadi,
memiliki visi, mampu mempertahankan flektibilitas organisasi dan
dapat memberikan atau mendelegrasi kuasa kepada orang lain untuk
menciptakan perubahan strategis yang perlu.18
3) Budaya Organisasi
Setiap organisasi memiliki budaya yang terbentuk. Keberadaan
sebuah budaya dalam organisasi sangat memberikan peran yang
16 Ismail Yusanto dan M Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis Perspektif
Syariah, h. 92. 17 Wahyudi, Manajemen Strategi Pengantar Proses Berfikir Strategi, h. 113. 18 Amrullah dan Sri Budi Chantika, Manajemen Strategik, (Jogyakarta: Graha Ilmu,
2002), cet. Ke-1, h. 165.
21
penting bagi kelangsungan hidup organisasi dan dalam pelaksanaan
strategi organisasi. Budaya dapat menjadi pengikat sekaligus motivator
rasa kebersamaan para anggota organisasi melalui pemahaman yang
sama tentang tata cara dan batasan perilaku dalam organisasi.19
Dari uraian di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa
implementasi strategi dibutuhkan untuk mempraktekkan strategi.
Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya dalam
mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif,
mengubah arah, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan
memanfaatkan sistem informasi yang masuk. implementasi strategi
sering pula disebut sebagai tindakan dalam strategi karena
implementasi berarti juga mengubah strategi yang telah dirumuskan
menjadi tindakan.
c. Evaluasi Strategi
Tahapan terakhir dalam sebuah strategi adalah evaluasi strategi. Tiga
macam aktivitas mendasar untuk melakukan evaluasi strategi yaitu :
1) Pengukuran kinerja, yaitu perbandingan antara standar dengan
pelaksanaan.
2) Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan
kenyataan yang didapat), yaitu langkah untuk membandingkan hasil-
hasil yang telah diukur dengan target atau standar yang telah di
tetapkan sebelumnya.
19 Amrullah dan Sri Budi Chantika, Manajemen Strategik, h. 172.
22
3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi
sesuai dengan rencana.
Dalam mengambil tindakan korektif tidak harus berarti bahwa
strategi yang sudah ada akan ditinggalkan atau bahkan strategi baru
harus dirumuskan. Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau
hasil tidak sesuai dengan yang dibayangkan semula atau pencapaian
yang direncanakan maka disitulah tindakan korektif diperlukan.20
3. Prinsip-Prinsip Strategi Dakwah
Strategi dakwah harus luwes sedemikian rupa sehingga da'i sebagai
pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang
mempengaruhi, dalam kenyataannya mempunyai aspek-aspek tentang dakwah
ynag terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah, maka dalam hal ini ditemukan
prinsip strategi dakwah, antara lain sebagai berikut :
a. Memperjelas secara gamblang sasaran-sasaran ideal
Sebagai langkah awal dalam berdakwah, terlebih dahulu harus diperjelas
sasaran apa yang ingin dicapai, seperti apa kondisi yang diharapkan oleh
ummat Islam. Baik dalam wujudnya sebagai individu maupun wujudnya
sebagai suatu komunitas masyarakat.
b. Merumuskan masalah pokok umat Islam
Dakwah bertujuan untuk menyelamatkan umat dari kehancuran dan untuk
mewujudkan cita-cita ideal masyarakat. Rumuskanlah terlebih dahulu
masalah pokok yang dihadapi umat, kesejahteraan antara sasaran ideal dan
20Amrullah dan Sri Budi Chantika, Manajemen Strategik, h. 183.
23
kenyataan yang kongkret dari pribadi-pribadi muslim, serta kondisi
masyarakat dewasa ini.
c. Merumuskan isi dakwah
Jika kita sudah berhasil merumuskan sasaran dakwah beserta masalah
yang dihadapi masyarakat Islam, pada langkah selanjutnaya adalah
menentukan isi dakwah itu sendiri. Isi dakwah harus singkron dengan
masyarakat Islam sehingga tercapai sasaran yang telah ditetapkan.
Jadi untuk bisa menyusun isi dakwah secara tepat, dibutuhkan penguasaan
ilmu yang komprehensif, atau kalau tidak dengan menghimpun pemikiran-
pemikiran beberapa pakar dari berbagai disiplin ilmu.
d. Menyusun paket-paket dakwah
Menurut M. Natsir, sebagaimana dikutip dalam buku Alwisral
mengatakan bahwa ”Seorang da’i itu harus pandai-pandai melihat situasi
dan kondisi, dengan siapakah dia berhadapan dan bagaimana pula
tingkatan kecerdasan ummat. Agar sasaran dakwah dapat tercapai dengan
baik maka seorang da’i berbicara sesuai dengan tingkatan kecerdasan
mereka masing-masing”.21
Dan dalam perbedaan paket dakwah untuk sasaran non muslim dengan
paket dakwah khusus kaum muslim, sampai saat ini kita masih sulit
menentukan prioritas dakwah bagi kedua golongan masyarakat tersebut.
21 Zaidallah, Strategi Dakwah dalam Membentuk Da’I dan Khotib Profesional, h. 73.
24
e. Evaluasi kegiatan dakwah
Tugas yang paling penting adalah bagaimana mengkordinasikan
pelaksanaan dakwah itu, apa yang harus dikerjakan setelah dakwah
berjalan. Disinilah pentingnya koordinasi untuk mengadakan evaluasi,
sejauh mana hasil dakwah yang telah dicapai. Evaluasi sangat penting
karena bisa dilihat dari pengertiannya bahwa evaluasi adalah
penaksiran, perkiraan keadaan dan penentuan nilai dan mengkritisi
suatu program dengan melihat kekurangan, kelebihan, pada konteks,
input, proses, dan produk pada sebuah program. Maka sebelum hal itu
dilakukan, terlebih dahulu harus kita tetapkan target hasil dari setiap
paket dakwah yang kita jalankan sehingga memudahkan membuat
grafik perkembangan dakwah. Kerana dakwah adalah suatu proses
yang menuntut suatu perubahan dan perkembangan ke arah yang lebih
baik.
Menurut penulis unsur strategi dakwah Islam di atas, tidak terlepas
dari evaluasi strategis yang diperlukan, kerana keberhasilan hari ini bukan
merupakan jaminan keberhasilan di masa depan. Evaluasi mungkin berupa
tindakan yang kompleks dan peka, kerana banyak penekanan pada
evaluasi strategi merugikan suatu hasil yang dinyatakan telah dicapai.
4. Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Strategi Dakwah
Suatu strategi harus efektif dan jelas karena mengarahkan organisasi
kepada suatu tujuan, untuk itu konsep suatu strategi harus memperhatikan
faktor-faktor penetapan strategi, diantaranya :
25
a. Lingkungan
Lingkungan dakwah merupakan situasi dan kondisi dari masyarakat
yang menjadi arah dakwah tersebut. Lingkungan dakwah juga
menentukan keberhasilan seorang da’i dalam menyampaikan
dakwahnya. Relevansi antara lingkungan dakwah dan kegiatan
dakwahnya terletak pada adanya materi dakwah yang sesuai dengan
situasi dan kondisi masyarakatnya.22
b. Lingkungan Organisasi
Lingkungan organisasi yang meliputi segala sumber daya dan
kebijakan organisasi yang ada. Fungsi komponen lingkungan adalah
sasaran yang hendak dicapai yaitu menjadi lingkungan Islami yang
mencakup segala aspek kehidupan masyarakat sebagai lingkungan,
sekaligus sasaran dakwah senantiasa mengalami perubahan yang dapat
menimbulkan dampak sosial dan fisik.23
c. Kepemimpinan
Seorang pemimpin adalah orang yang tertinggi mengambil keputusan,
dengan jalan memberikan perintah atau petunjuk serta usaha-usaha
lainnya yang bersifat mempengaruhi dan menetapkan arah tindakan.24
22 M. Bahri Ghazali, Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi
Dakwah (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1997), cet ke-1, h. 10. 23 Zaidallah, Strategi Dakwah dalam Membentuk Da’I dan Khotib Profesional, h. 127. 24 S.P. Siagian, Manajemen Modern (Jakarta: Masagung, 1994), cet ke-2, h. 9.
26
B. Program Siaran Radio
1. Pengertian Radio
Secara teknologi, radio adalah pengiriman signal oleh modulasi
gelombang elektromagnetik. Gelombang ini melintas (merambat)
lewat udara ke angkasa, gelombang ini tidak memerlukan medium
pengangkutan.25 Radio merupakan media komunikasi yang
dimanfaatkan untuk mengirim warta atau pesan jarak jauh yang
ditangkap oleh sekelompok, orang yang mendengarkan melalui
pemancar radio yang diinginkan. Bagi pendengarnya, radio adalah
teman, sarana komunikasi, saran imajinasi pemberi infromasi, radio
adalah seorang sahabat yang mampu menghibur para pendengar.26
Radio adalah suara, suara merupakan modal utama terapan radio
khalayak dan stimulasi yang dikonstruksikan kepada khalayak, suara
dalam sebuah radio adalah suatu kombinasi takanan emosional,
perspektual dan fiskal yang timbul dan berasal dari suara yang
termediasi oleh teknologi yang kemudian memunculkan formasi
imaginasi visual tertentu di benak pendengar. Setiap suara memiliki
komponen yang mampu menciptakan gambaran percampuran antara
kata, musik dan efek suara lainnya, akan mempengaruhi emosi
pendengar pada saat berada di lokasi kejadian yang dikomunikasikan.
25 Wikipedia Bahasa Indonesia, artikel diakses pada 9 April 2010 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Radio 26 Masyudi Sifak, Diktat Kuliah Produksi Siaran RTF (Radio dan Televisi), (Jakarta :
Fakultas Dakwah dan Komunikasi 2006), h. 10.
27
Semua tersimpul dalam konsep yang dikenal sebagai The Theatre of
Mind.27
2. Fungsi Radio
Radio merupakan media audio (hanya bisa didengar) tetapi murah,
merakyat dan bisa di bawa atau didengarkan dimana-mana, radio
berperan sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan dan
hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi,
sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara
dan berupaya menvisualisasikan suara penyiar atau info aktual melalui
telinga pendengarnya.28
Pada awalnya, radio siaran hanya mempunyai tiga fungsi saja yaitu :
a. Sebagai sarana hiburan.
Seseorang akan merasa terhibur, menyenangkan hati seseorang.
Perilaku masyarakat menerima informasi selain untuk memenuhi
rasa aman juga menjadi sarana hiburan masyarakat. Apalagi pada
masa sekarang ini banyak penyajian informasi melalui sarana seni
hiburan.
b. Sebagai sarana Informasi
Seseorang dapat mengetahui, dan memahami sesuatu.
Memberikan informasi kepada masyarakat. Karena perilaku
27 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional (Yogyakarta: Pustaka Populer, 2004), h. 118.
28 Masduki, Jurnalistik Radio (Yogyakarta : Lkis, 2001), h. 3.
28
menerima informasi merupakan perilaku alamiah masyarakat.
Dengan menerima informasi yang benar masyarakat akan merasa
aman tentram. Informasi akurat diperlukan oleh beberapa bagian
masyarakat untuk bahan dalam pembuatan keputusan. Informasi
dapat dikaji secara mendalam sehingga melahirkan teori baru dengan
demikian akan menambah perkembangan ilmu pengetahuan.
Informasi disampaikan pada masyarakat melalui berbagai tatanan
komunikasi, tetapi yang lebih banyak melalui kegiatan mass
communication.
c. Sebagai Sarana Pendidikan.
Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan moral
seseorang Kegiatan komunikasi pada masyarakat dengan
memberikan berbagai informasi tidak lain agar masyarakat menjadi
lebih baik, lebih maju, lebih berkembang kebudayaannya. Kegiatan
mendidik masyarakat dalam arti luas adalah memberikan berbagai
informasi yang dapat menambah kemajuan masyarakat dengan
tatanan komunikasi massa. Sedangkan kegiatan mendidik
masyarakat dalam arti sempit adalah memberikan berbagai informasi
dan juga berbagai ilmu pengetahuan melalui berbagai tatanan
komunikasi kelompok pada pertemuan-pertemuan, kelas-kelas, dan
sebagainya.29
29 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori,Filsafat dan Komunikasi (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2003), h. 137-138.
29
Berbicara tentang fungsi siaran, tidak terlepas dari media massa itu sendiri.
Dalam hal ini Harold D. Laswell, seperti dikutip Onong Uchjana Effendi,
menyebutkan bahwa media massa mempunyai tiga fungsi utama :
1) The surveillance of the environment (mengungkapkan dan menyebarkan
informasi mengenai kejadian di suatu lingkungan dan penggarapan berita).
2) The correlation of part society responding to the environment. (kegiatan
yang mencakup tentang informasi mengenai lingkungan dalam beberapa
hal ini dapat dikatakan sebagai tajuk rencana atau propaganda.
3) The transmission of social heritage from one generation tothe next.
(difokuskan dari generasi ke genarasi lain atau angota lama dan norma
sosial dari generasi ke generasi lain atau dari anggota kepada pandangan
baru, ini sama dengan kegiatan pendidikan).30
3. Karakteristik Radio
Radio merupakan kelengkapan elektronika yang dapat digunakan
untuk mendengarkan informasi yang bagus dan aktual. Radio sebagai
media massa pada dasarnya memiliki fungsi yang sama dengan media
massa lainnya. Informasi, hiburan, dan pendidikan merupakan fungsi dari
media massa. Tidak terpenuhinya salah satu fungsi tersebut akan membuat
media massa kehilangan pendengar dan pada akhirnya digugat oleh
khalayak, sebab tidak memenuhi keinginan atau kemauan kebutuhan
khalayak.
30 Onong Uchjana Effendi, Dimensi-Dimensi Komunikasi (Bandung: Mandar Maju,
1986), h. 13.
30
Radio memiliki karakteristik yang berbeda dengan media massa
lainnya. Dibandingkan dengan media massa lain, radio memiliki
karakteristik khas sebagai berikut:
1) Auditori
Radio adalah “Suara” untuk didengar karenanya isi siaran bersifat
“Sepintas lalu” dan tidak dapat diulang. Pendengar tidak mungkin
“Menoleh ke belakang” sebagaimana pembaca Koran yang bisa
kembali kepada tulisan yang sudah dibaca atau mengulang bacaan.
2) Transmisi
Proses penyebarluasannya atau disampaikan kepada pendengar melalui
pemancar (Transmisi).
3) Mengandung gangguan
Seperti timbul tenggalam (Fading) dan gangguan teknis “Channel
noise factor”.
4) Theatre of mind.
Radio mencipta gambar dalam imajinasi pendengar dengan kekuatan
kata dan suara. Siaran radio merupakan seni memainkan imajinasi
pendengar melalui kata atau suara. Pendengar hanya membayangkan
dalam imajinasinya apa yang dikemukakan penyiar, bahkan tentang
sosok penyiarnya sendiri.
5) Identik dengan musik
Radio adalah sarana hiburan termurah dan tercepat sehingga manjadi
media utama untuk mendengarkan musik. Dalam hal musik, radio
31
memiliki daya surprise seketika atau memberi kejutan, karena
pendengar biasanya tidak tahu lagu apa yang disajikan berbeda dengan
memutar kaset yang sudah bisa ditebak urutan lagunya.31
4. Program Siaran Radio
Radio akan memiliki potensi yang besar dalam menyebarluaskan
informasi. Persoalannya adalah bagaimana memanfaatkan semaksimal
mungkin kemampuan yang dimiliki radio, agar setiap program yang
disajikan memberikan manfaat.
Program radio pada dasarnya adalah merupakan serangkaian
acara sepanjang hari yang disiarkan melalui pesawat radio berupa
berita, informasi, drama, musik dan sebagainya.
Dalam standar Unesco, penggolongan acara siaran
diklasifikasikan berdasarkan maksud dan tujuan sebagai berikut :
a. Siaran pemberitaan dan penerangan (News and Information
Programme) mencakup warta berita, reportase, penerangan umum,
dan pengumuman.
b. Siaran pendidikan (Education Programme) mencakup siaran anak-
anak, remaja, siaran sekolah, siaran pedesaan, siaran kelurga
berencana, siaran agama, urusan wanita, pengetahuan umum.
c. Siaran kebudayaan (Cultural Programme) mencakup kesusautraan,
(Literatur), kesenian daerah/tradisional (Folklore), apresiasi seni.
31 Asep Syamsul M. Romli. Broadcast Jurnalism (Bandung: Nuasa Cendikia, 2004), cet
ke-1, h. 22.
32
d. Siaran hiburan (Entertainments) mencakup musik daerah, musik
Indonesia, musik asing, hiburan ringan.
e. Siaran lain-lain, mencakup siaran iklan, pembukaan/penutup
siaran.32
Berdasarkan standar Unesco diatas, program siaran radio dibagi
menjadi lima kelompok. Setiap program radio mempunyai tugas masing-
masing. Dari keseluruhan program tersebut dapat dilihat bahwa dalam
fungsinya sebagai media komunikasi, secara umum radio berperan menjadi
lembaga yang dapat memberitahukan, mendidik, menghibur, dan
meningkatkan arus perdagangan.
Program radio adalah rangkaian acara radio sepanjang hari. Program
ini dikelompokan menjadi beberapa bagian berdasarkan waktu. Misalnya
program pagi hari, di siarkan pada pukul 06.00-09.00 WIB sedangkan pukul
09.00-12.00 WIB dan pukul 12.00-15.00 WIB masuk dalam kelompok
program siang hari. Begitu selanjutnya hingga acara pukul 24.00-06.00 WIB
yang termasuk dalam kelompok program dini hari. Pembagian program ini
tidaklah baku, penyelenggara siaran dapat mengalokasikan waktu sesuai
dengan kebutuhan, misalnya hanya membagi waktu siar menjadi tiga
kelompok.
Harus diingat bahwa produksi acara siaran radio adalah hasil kerja tim,
yang perlu dukungan, kekompakan bersama, misalnya setelah suatu acara
disiarkan, tidak berarti selesai sampai disitu. Tetapi masih ada tahap lain yang
32 Moeryanto Ginting Munthe (ed), Media Komunikasi Radio, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), 130.
33
perlu dikerjakan tim, yaitu evaluasi. Guna sejauh mana acara-acara yang
disiarkan mencapai tujuan. Evaluasi yang penting dilakukan untuk
menghindari kesalahan yang berkepanjangan, untuk meminimalkan kesalahan.
Hal ini dapat dilakukan misalnya tiga atau enam bulan setelah acara
disiarkan.33
Mengevaluasi suatu program siaran merupakan upaya yang objektif
untuk mengukur sampai dimana keefektifan program yang disiarkan. Dan
evaluasi, kita akan mengetahui dimana kegagalan dan keberhasilan kita dan
mengapa, sehingga kita dapat menentukan langkah lebih lanjut dalam
menyempurnakannya.
Evaluasi program dapat disimpulkan :
1) Evaluasi program merupakan upaya untuk mengukur atau menilai sampai
dimana program yang disiarkan telah berhasil mencapai tujuan.
2) Dalam hal evaluasi, tujuan tiap program siaran radio yang telah ditetapkan
menjadi ukuran atau kriteria penilaian, hasil evaluasi dijadikan bahan
perencanaan dan perbaikan mutu program siaran.
3) Evaluasi dapat dilakukan dengan membentuk tim guna mengevaluasi
program siaran.
4) Metode pengumpulan data untuk bahan evaluasi dapat dilakukan dengan
pengamatan, observasi, kuesioner atau wawancara.
33 Munthe (ed), Media Komunikasi Radio, h. 57.
34
5) Ciri program yang dievaluasi dapat berupa kualitas program, kesesuaian
program, efektifitas program, efisiensi program, dan pentingnya program
siaran.
6) Umpan balik atau respon pendengar atau lembaga lain baik langsung atau
tidak langsung menjadi bahan masukan untuk evaluasi program siaran
radio.34
34Munthe (ed), Media Komunikasi Radio h. 138.
35
BAB III
GAMBARAN UMUM RADIO WADI 102 FM BOGOR
A. Sejarah Berdiri
Radio Wadi (Wadah Dakwah Islam) adalah radio yang dikenal luas
oleh masyarakat, disiarkan bagi pencari kebenaran yang mempertahankan
tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi yang baru yang lebih baik,
dengan hadir sebgai radio yang mengemas program secara khusus penuh
keselarasan diantara dakwah, berita ringan dan hiburan, sesuai tema
“Damaikan Hati, Sejukan Jiwa”.1
Pada tahun 2006, berdiri stasiun radio Wadi yang memiliki konsep
siaran dakwah, didirikan oleh Habib Husien Al-Hamid SE. Kurang lebih 4
tahun bertepatan pada 1 Muharam 1426, berdirinya radio ini dengan frekuensi
106.4 fm dan hadir dengan tujuan untuk mensyiarkan Islam secara
menyeluruh dengan media melalui radio.2
Seiring perkembangan, dunia informasi yang semakin bertambah radio
Wadi ternyata dapat diterima dengan baik oleh pendengar, dengan loyalitas
yang cukup tinggi, hal ini terlihat dari pertisipasi dan respon pendengar ketika
sms masuk mencapai ratusan dalam durasi satu jam, artinya pendengar sangat
antusias dengan program siaran radio Wadi dan pada saat itulah radio Wadi
1 Company Profile 102 Wadi Fm. 2 Wawancara dengan M. Bagir Shahab (Penanggung Jawab Wadi), Bogor, 25 Maret
2010.
35
36
mampu merebut hati pendengar dari berbagai kalangan diberbagai wilayah
dalam jangkauan Jabodetabek.3
Selama setahun dengan frekuensi 106.4, radio Wadi berganti frekuensi
menjadi 102 Fm diakui oleh KPID (Komisi Penyiaran Indonesia Daerah), dan
sudah menjadi hak cipta frekuensi tesebut. Radio Wadi didirikan dengan
legalitas yang dikeluarkan oleh KPID serta izin operasional dengan nomor:
482/348/BPSFR.4
Untuk lebih didengar, maka sebutan bagi pendengar radio Wadi Fm di
udara adalah “Insan Allah Wadi Fm“, radio ini lebih fokus pada acara-acara
bersifat keagamaan yang mengetengahkan isu-isu dan wacana local dan
nasional dengan diselingi lagu-lagu pop religi, nasyid, musik timur tengah,
serta penempatan iklan disetiap jam dan tausiah, hal ini dilakukan agar
pendengar tidak merasa jenuh.
Untuk mensyiarkan dakwah Islam secara menyeluruh dan memenuhi
kebutuhan pendengar, radio Wadi hadir dengan beberapa frekuensi selain
Wadi 102 Fm di Bogor yaitu Wadi Sumedang 96.6 Fm, Wadi Purwakarta 91
Fm, Wadi Sukabumi 88 Fm, Wadi Kuningan 101.6 Fm.5
Disamping melalui On Air, radio Wadi juga melaksanakan program-
program Off Air yang dirancang dengan apik dan aspiratif, sehingga
kebutuhan pendengar tetap terjaga dan dapat respon yang positif dari para
pendengarnya. Kegiatan Off Air yang berhasil di gelar dalam upaya ingin
3 Wawancara dengan Nanang Suwana (Program Director Wadi), Bogor, 12 Februari
2010. 4 Wawancara dengan Nanang Suwana (Program Director Wadi), Bogor, 27 April 2010. 5 Wawancara dengan Nanang Suwana, Bogor, 12 Februari 2010.
37
meningkatkan diri dari pendengar radio Wadi, dan masyarakat Jabodetabek
dengan mengadakan pengajian bulanan dan juga memperingati hari-hari besar
Islam. 6
B. Profil Perusahaan
1. Wadi Identity
Nama perusahaan : PT. Bahana Suara Alam (BSA)
Alamat : Jl. Veteran III Loji Tapos Ds. Cileungsi, Ciawi
Bogor 16760
Telp : Telepon (0251) 8242894
Fax : (0251) 8205150
Email : [email protected]
Website : www.wadi.co.id
Station ID : 102 Wadi FM
Frekuensi : FM 102 MHz
Audience Call : Insan Allah Wadi FM
Kickers/Slogan : Radionya Keluarga Muslim
Coverage Area : Jabodetabek
Daya pancar : 5000 watt Pesawat pemancar Db (built up) 4bay
antenna Builtd-up,USA Tower Self supporting
Peralatan Audio : Mixer Solidyne XL2300 Flat Design audio,
Console Pentium 4, microphone Senseisher,
Software megamix.
6 Wawancara dengan Nanang Suwana, Bogor, 12 Februari 2010.
38
Busy Hours : Sunday to Saturday (4 am to 12 pm)
Jangkauan : Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi.
2. Target & Segmentasi Wadi
Gender : Pria 40 % dan Wanita 60%
Age : 15 – 65 tahun
S.E.S. : Menengah ke bawah dan sebagian kalangan atas.
Status Pendidikan : Pelajar/Mahasiswa, kalangan, intelektual
Status Pekerjaan : Pegawai Negeri, Wiraswasta, Pensiunan,
Ibu Rumah Tangga
Jenis Musik : Pop Religi, Nasyid, Middle Eastern.
Forum Pendengar : Majelis Al-Anwar, Gipsi.
On-Air Program : Dakwah, Dialog, Pendidikan, Quiz, Keluarga,
Request, Opini, dan lain-lain
Off-Air Program : Pengajian bulanan, Lomba-lomba,
Temu pendengar, pelatihan, seminar, pengobatan
gratis.
Most-Fame Program : Salam Merekat Silaturahmi, Sesi Ruang Publik,
Pemantap Hati.
3. Seven Reasons to Advertise Wadi
a. Wadi adalah radio terkemuka di Bogor
b. Populasi pendengar yang variatif
c. Mayoritas pendengar berusia produktif
39
d. Sistem penyiaran yang berimbang dan merata
e. Program yang berorientasi kepada pencerahan umat
f. Jangkauan siaran meliputi jabodetabek dan sekitarnya
g. SDM dan nara sumber Wadi yang berpengalaman
4. Wadi’s Busy Hours
Setiap hari radio Wadi menyajikan ruang untuk waktu siaran mulai
pukul empat pagi hingga pukul dua belas malam, yang terbagi atas dua
bagian :
a. Ruang Syi’ar : pukul (04.00 – 07.00 pagi), dan
pukul (17.00 sore – 22.00 malam)
b. Ruang Siar : pukul (07.00 pagi – 17.00 sore), dan
pukul (22.00 – 24.00 malam)
Bulan Ramadhan, Wadi menyelenggarakan waktu siaran mulai pukul
01.30 malam.7
C. Visi dan Misi
Visi :
Menjadikan media penyiaran yang Rahmatan lil alamin mewujudkan
wadah dakwah Islam yang turut membangun tatanan kehidupan
masyarakat beriman dan bertaqwa menuju terciptanya kehidupan
masyarakat Islam sebagai Khairu Ummah.
7 Company Profile 102 Wadi Fm.
40
Misi :
1. Pelayanan terdepan dalam meningkatkan pengetahuan tentang pola
kehidupan Islami.
2. Memproduksi layanan informasi dan pendidikan agama Islam guna
membangun kualitas sumber daya pembangunan.
3. Sarana para juru dakwah dalam melaksanakan amar maruf nahi
munkar dengan penuh kasih sayang, yang memberikan kesejukan
rohani ummat dan sarat akan semangat juang untuk membangun
ukhuwah Islamiyah.
4. Memperkuat dan melengkapi media yang secara khusus bergerak di
bidang penyiaran dakwah Islam;
5. Memberikan jasa layanan promosi usaha bagi produk produk usaha
yang ditujukan bagi umat muslim yang membawa berkah dan maslahat
bagi ummat.8
D. Struktur Kepengurusan
Radio Wadi Fm memiliki jumlah SDM sekitar 15 orang, mulai Direktur
utama sampai Penanggung jawab teknik. Berikut struktur organisasi radio
Wadi Fm berdasarkan wawancara dengan Penanggung jawab Wadi, dan
situs website yang telah dikunjungi. Berikut kepengurusan radio Wadi:
Direktur Utama : Husien Al-Hamid, SE
Penanggung Jawab Wadi : M. Bagir Shahab
Penanggung Jawab Program dan Siaran : Nanang Sultan
8 Company Profile 102 Wadi Fm.
41
Penanggung Jawab Dakwah : Habib Hasan Shahab, Sultan,
Hasbie, Ahmad Sahab, Fahmi
Al-jufri
Administrasi : Hilya Alatas
Humas : Fahmi Al- Jufrie
Penanggung Jawab Teknik : Jajat Supriyadi, Ahmad Riyadin
E. Program-Program
Radio Wadi 102 Fm adalah radio yang memberikan kesejukan hati
ditengah kondisi dan situasi masyarakat Bogor, khusus nya ummat Islam.
Program acara yang ada di radio Wadi Fm pada umumnya hampir sama
dengan program acara yang ada di radio lainnya, sehingga dalam
penyajiannya radio Wadi Fm memposisikan sebagai sahabat ummat
dengan program yang diharapkan memberikan gambaran tentang ummat
Islam dan memenuhi kebutuhan pendengar setia 102 Wadi Fm Bogor.
Dalam hal ini radio Wadi 102 Fm Bogor mengudara selama 20 jam,
dimulai dari pukul 04.00 WIB sampai dengan pukul 24.00 WIB. Hadir
sebagai radio yang mengemas secara khusus keselarasan antara program
dakwah, Informasi dan hiburan. Selain itu Radio Wadi juga hadir dengan
unsur pendidikan seperti dalam special program “Tajwid” yang disiarkan
hari Senin, Selasa, Rabu pada pukul 20.00 WIB. Di dalam program ini
banyak membahas masalah keagamaan, adapula acara dalam bentuk
hiburan seperti, “Salam Merekat Silaturahmi (SMS)” yaitu program untuk
42
para pendengar yang ingin berkirim salam, memilih lagu-lagu Nasyid, Pop
Religi dan Qasidah diselingi info-info ringan.
Ada dua jenis program siaran harian yang mengudara (On-Air) pada
radio Wadi 102 Fm, yakni :
1. Daily Programme
Program siaran rutin setiap harinya, dengan kriteria program yang
dilaksanakan secara terus menerus untuk menunjukan keakraban dengan
seluruh pendengar. Program acara harian tersebut diantaranya :
a. Opening Program
Program pembuka hari dalam kesejukan alunan Al-Quran murottal
dan wirid ba'da adzan Shubuh.
b. Renungan Fajar
Program Tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz dalam bentuk
Rekaman dengan materi yang khas dan menarik sebagai bekal
diawal aktifitas pagi.
c. Panji Subuh
Program Tausiyah kajian Tafsir dan Interaktif menjawab pertanyaan
pendengar seputar Islam lewat telepon.
d. Sisi Kebenaran
Program Ruang Publik untuk berbagai inspirasi segala sisi dengan
pendengar lewat telepon dan penyampaian informasi dalam bentuk
News yang aktual dan interaktif serta wawancara pilihan.
43
e. Pemantapan Hati
Program menemani aktifitas harian, lengkap dengan info, features,
interaktif yang langsung melibatkan pendengar lewat telepon.
f. Berita dan untuk dari Kawan (BEDUK)
Program khusus berbagai informasi kegiatan dengan pendengar baik
secara adlibs maupun lewat telepon.
g. Kisah dan Hikmah
Program khusus cerita-cerita menarik yang mengandung hikmah
untuk diteladani. Disajikan dengan penuh penghayatan dan dalam
bentuk drama.
h. Salam Merekat Silaturahmi (SMS SIANG)
Program untuk pendengar yang ingin berkirim salam, memilih lagu-
lagu Nasyid dan Qasidah, diselingi info-info ringan.
i. Terisi Hati
Program Tausiyah kajian kitab dan interaktif menjawab pertanyaan
pendengar lewat SMS maupun telepon.
j. Jelang Maghrib
Tausiah oleh para Ustadz juga pembacaan ayat-ayat Al-Quran.
k. Rotiban
Program khusus harian pembacaan Rotib dan Maulid Nabi
Muhammad Saw.
44
l. Obsesi
Program Talk Show dengan berbagai tema pilihan yang disajikan
secara interaktif dengan nara sumber Ustadz yang cukup kompeten
dalam bidangnya.
m. Salam Merekat Silaturahmi (SMS MALAM)
Program untuk pendengar yang ingin berkirim salam, memilih lagu-
lagu Nasyid, Qasidah, Timur Tengah maupun Pop Religi dengan
diwarnai berbagai rubrik menarik mulai dari Puisi Islami, Tausiyah,
Pantun Islami, kata mutiara, lantunan Sholawat dan lain-lainnya.9
2. Special Weekly Programme adalah program siaran yang disiarkan dalam
seminggu dan hari-hari tertentu, yakni :
a. Manasik Hati : Program Tausiah masalah hati dan penyakitnya.
b. Dunia Anak : Program khusus bagi anak-anak untuk bereaksi,
secara Islami melalui interaktif dan wawancara.
c. Tajwid : Program tadarus Al-Qur’an lewat telepon.
Adapun program acara siaran yang tidak mengudara (Off-Air) yang
disajikan radio Wadi 102 Fm Bogor, antara lain :
1 Pengajian Bulanan (Minggu ke-2)
2. Temu Pendengar (Minggu ke-2)
3. Lomba Hafidz Al-Qur’an (Bulan Ramadhan)
9 Company Profile 102 Wadi Fm.
45
4. Buka puasa bersama pendengar (Bulan Ramadhan)
5. Santunan anak yatim (Bulan Ramadhan)
6. Pesantren kilat saat liburan sekolah
7. Sunatan Massal.
46
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Strategi Dakwah Radio Wadi 102 Fm dalam Meningkatkan Program
Siaran Radio
Strategi dakwah radio Wadi 102 Fm dalam menentukan strategi penyiaran
melakukan pendekatan kepada pendengarnya dengan menyuguhkan program
yang berkualitas dengan tema program “Damaikan Hati, Sejukan Jiwa” dalam
melihat kondisi sasaran dakwah dan suasana yang melingkupinya yaitu
pendengar yang dituju.
Strategi dakwah adalah tahapan pencapaian dengan tujuan-tujuan
organisasi yang diinginkan dan sekaligus menantang dalam suatu proses
strategi untuk meningkatkan program siaran radio. Nanang Suwarna selaku
Program Director radio Wadi mengatakan bahwa “Dalam membentuk suatu
program harus mengandung unsur penyegaran dalam mengemas program dan
berdasarkan unsur-unsur untuk memikat agar tidak ditinggalkan oleh
pendengar, dalam menggunakan metode Wali Songo yaitu menerapkan
pendengar agar tertarik dengan Islam, supaya masyarakat bisa mendengarkan
siaran dengan enjoy dan istiqomah”.1
1 Wawancara dengan Nanang Suwana (Program Director Wadi), Bogor, 12 Februari
2010.
46
47
Adapun dalam proses strategi di bagi kepada tiga tahapan yaitu perumusan
strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Dilakukannya pembagian
dalam strategi yang penulis gunakan untuk mempermudah proses strategi
yang diamati. Berikut proses strategi dakwah radio Wadi 102 Fm, yakni:
1. Perumusan Strategi Dakwah Wadi 102 Fm
Inti pokok dari tahap ini adalah menghubungkan organisasi
dengan lingkungannya dan menciptakan strategi yang paling cocok untuk
mencapai misi suatu organisasi.
Sebuah strategi merupakan rencana yang berkaitan bagaimana
sebuah kegiatan akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi, misi dan
kebijakan yang telah ditetapkan dan dalam rangka pelaksanaan
perencanaan.
Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya adalah
pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal.
Perumusan strategi haruslah selalu melihat ke arah depan dengan tujuan.
artinya peran perencanaan amatlah penting dan memiliki andil besar.
Seperti penuturan Nanang Suwarna, Program Director radio Wadi Fm,
bahwa:
“Dengan adanya program siaran radio Wadi dalam membangun
tatanan kehidupan masyarakat beriman dan bertaqwa diharapkan bisa
48
memberikan terciptanya masyarakat Islam sebagai Khoiru Ummah sesuai
dengan visi Wadi sendiri”.2
Dan pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa visi dalam
membangaun tatanan nilai ke Islaman untuk masyarakat yang lebih baik.
Dimaksudkan karena sedikitnya pemahaman keagamaan yang ada di
masyarakat. Seperti yang kita ketahui, bahwa banyaknya anak muda yang
jauh dari pemahaman keagamaan dengan pergaulan zaman sekarang. Oleh
karena itu, ini merupakan tantangan besar dalam upaya yang dilakukan
radio Wadi agar program-program yang disajikan tidak monoton, unik,
dan tentunya berbeda dengan radio lain dalam pengemasannya, sehingga
apa yang disampaikan mudah dimengerti oleh sahabat Wadi.
Radio Wadi Fm pada dasarkan mempunyai pemikiran yang cukup
kuat dalam mensyiarkan Islam pada tahap penyusunan program dakwah,
karena dalam tahap perumusan yang dilaksanakan radio Wadi dalam
meningkatkan program siaran harus adanya keterkaitan antara unsur visi
dan misi, guna tercapainya hal-hal diharapkan kedepannya dengan didasari
niat karena Allah Swt.
Untuk memudahkannya suatu strategi agar berjalan dengan
maksimal harus adanya Analisis untuk menunjang apakah strategi yang
dijalankan radio Wadi berjalan dengan baik atau tidak. Analisis SWOT
radio Wadi 102 Fm merupakan analisis lingkungan internal dan analisis
eksternal organisasi. Hasil dari SWOT ini dapat menunjukan kualitas dan
2 Wawancara dengan Nanang Suwana (Program Director Wadi), Bogor, 27 April 2010.
49
kuantifikasi posisi organisasi, bila kekuatan dan kelemahannya positif
yang kemudian memberikan rekomendasi strategis terhadap strategi
kelembagaan serta fungsi kebutuhan atau modifikasi sumber daya
organisasi.
Menurut penulis, analisis ini diupayakan mencakup data-data
faktual yang terjadi disebuah lembaga hal ini dimaksudkan agar strategi
yang di ambil memiliki dasar yang dapat dipertanggung jawabkan. Hasil
analisa SWOT dapat menumbuhkan kualitas dan kuantitas posisi lembaga
dengan kemampuan yang dimilikinya. Analisa SWOT radio Wadi Fm.
Diantaranya meliputi :
1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan merupakan keuntungan yang dimiliki oleh suatu organisasi.
Dari beberapa keberhasilan yang telah dicapai oleh radio Wadi 102 Fm
dalam meningkatkan program, hal ini tidak terlepas dari beberapa
kekuatan yang dimiliki oleh radio Wadi Fm dalam segi eksternal dan
internal, yaitu :
Segi Internal :
a. Majelis Ta’lim Wadi.
Dengan adanya pengajian bulanan minggu ke-2 yang diadakan
radio Wadi Fm di Majelis Al-Anwar, merupakan wadah radio
Wadi dalam mensosialiasikan lembaga dakwah ke masyarakat,
dilihat dari antusiasme pada jamaah radio Wadi yang semakin hari
semakin bertambah.
50
b. Sarana penunjang operasional.
Radio Wadi Fm menyediakan sarana berupa ruang siaran, ruang
editing, dan ruang administrasi. Selain ruang administrasi yang
memadai untuk pelayanan iklan masuk, sarana yang ada seperti
penyimpanan arsip, alat-alat radio, komputer dan alat elektronik
Segi Eksternal :
a. UU No 32 Tahun 2002 tentang undang-undang penyiaran yang di
sah kan pemerintah Republik Indonesia. Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI D), memberi izin dalam menyiarkan siaran radio
Wadi 102 Fm dengan nomor : 482/348/BPSFR.
b. Didukung umat Islam.
Dukungan moril dari ummat Islam, karena niat radio Wadi Fm
dalam mensyiarkan dakwah untuk memajukan Islam sebagai media
penghubung yang bisa memberikan dampak baik dan pemenuhan
kebutuhan masyarakat.
c. Didukung moril oleh para Habaib.
Begitu pula para habaib yang mendukung dari segi moril dalam
pelaksanaan radio Wadi, baik menjadi penceramah, ikut serta
dalam manajemen radio Wadi dan memberikan dana. karena
dengan adanya kerjasama dengan pihak lain, khususnya Habaib
menjadikan radio Wadi sebagai Rahmatan lil alamin, agar suatu
misi menjangkau informasi yang bermanfaat untuk masyarakat.
51
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan merupakan keterbatasan yang dimiliki oleh suatu
organisasi. Sebagai lembaga yang baru, kurang lebihnya empat tahun
berdiri, radio Wadi memiliki beberapa kelemahan. Akan tetapi kelemahan
ini tidaklah dijadikan suatu penghambat dalam mensyiarkan Islam, bahkan
dengan adanya kelemahan tersebut menambah semangat dalam
mendapatkan apa yang harapkan kedepannya. Kelemahan radio Wadi Fm
dalam segi internal dan eksternal, yaitu :
Segi internal :
Saat ini masih adanya kekurangan kru yang memiliki SDM yang
memadai karena personil yang memiliki SDM cukup biasanya memilih
instalsi yang mengarah kepada bisnis dan keutungan semata sedangkan
kita semua mengetahui radio Wadi memiliki tujuan hanya untuk beribadah
semata.
Segi eksternal :
a. Terkadang terdapat kesulitan untuk mendapatkan akses sarana
pendukung yang menunjang kegiatan kegiatan radio Wadi yang
berkaitan dengan kemasyarakatan yang artinya radio Wadi belum
memiliki fasilitas-fasilitas untuk menjalin hubungan lebih erat dengan
masyarakat.
b. Masyarakat yang ingin mendapatkan akses dan meningkatkan peran
serta dukungannya terhadap radio Wadi belum dapat berperan aktif
karena lokasi radio Wadi yang berlokasi diluar kota. Sehingga layanan
52
radio Wadi terhadap masyarakat secara langsung belum terjalin
maksimal.
3. Peluang (Opportunitis)
Merupakan situasi yang menguntungkan bagi suatu lembaga.
Peluang yang dimiliki oleh radio Wadi Fm dalam segi internal dan
ekstrenal adalah:
Segi Internal:
Peluang yang dimiliki radio Wadi 102 Fm sangat memungkinkan
untuk berkembang sejalan dengan visi dan misi yang sudah dicanangkan
sebelumnya seiring dengan perkembangan radio Wadi itu sendiri. Peluang
ini berpotensi pula meningkat sepanjang seluruh personil radio Wadi
masih memiliki semangat yang tinggi untuk memperluas jaringan,
kemampuan, serta layanan masyarakatnya untuk meraih kemapanan
selayaknya sebuah media yang memiliki peringkat baik.
Segi eksternal:
Radio Wadi sungguh memiliki peluang yang sangat besar untuk
meningkatkan perannya dalam berbagai bidang seperti tidak hanya
melayani masyarakat tetapi juga dapat mengembangkan kelembagaannya
memfasilitasi masyarakat dalam kegiatan usaha sekaligus memberdayakan
masyarakat serta meningkatkan taraf hidup masyarakat minimal
dilingkungan sekitar.
53
1. Ancaman (Threats)
Ancaman merupakan keadaan yang sangat tidak menguntungkan suatu
lembaga dakwah. Ancaman yang dihadapi radio Wadi Fm dalam segi
internal da eksternal yaitu:
Segi internal :
Saat ini masih terdapat beberapa kegiatan yang diselenggarakan tanpa
rencana dan rancangan yang matang sehingga menjadi miskomunikasi
diantara personal di radio Wadi, akan tetapi karena niat yang bertujuan
untuk selalu seiring sejalan bersama maka permasalahan kecil ini selalu
dapat diatasi dengan baik.
Segi Eksternal:
Dalam bentuk ancaman terjadi juga adanya kontra dari pihak-pihak
yang punya pemahaman ke Islaman yang berbeda dengan misi radio Wadi,
contoh Program musik SMS yang pada awalnya dikritisi karena menurut
pendengar yang menganggap kurang syar’I. Pro dan kontra juga terjadi
dalam program interaktif, karena kebetulan yang mendengarkan radio
Wadi Fm itu orang yang paham agama.3
Dari uraian diatas tampak bahwa radio Wadi Fm telah
menggunakan analisis SWOT dalam menjalankan organisasinya. Sehingga
radio Wadi 102 Fm dapat mengetahui posisi organisasinya yang akan
menjadi bahan rujukan dalam menetapkan strategi selanjutnya dan dapat
3 Wawancara dengan Nanang Suwana (Program Director Wadi), Bogor, 27 April 2010.
54
memanfaatkan peluang yang ada untuk mengubah kelemahan yang
dimiliki menjadi suatu kekuatan.
2. Implementasi Strategi Dakwah
Tahapan penerapan merupakan suatu proses yang paling penting dan
vital bagi keberhasilan suatu organisasi. Tanpa adanya penerapan yang efektif,
penerapan hanya akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan. Pada tahap
ini dibutuhkan suatu aktifitas yang luas dan membutuhkan komitmen serta
kerja sama dari seluru kru dalam meningkatkan keberhasilan yang sempurna,
dan dalam pencapaian keberhasilan itu kita harus mengetahui apa dan siapa
saja yang menjadi inti dari keberhasilan radio Wadi.
Pada tahapan implementasi dibutuhkan suatu aktivitas dan komitmen
dalam kerja sama dari seluruh bidang untuk pencapaian keberhasilan suatu
organisasi.
a. Struktur organisasi
Struktur organisasi suatu lembaga merupakan hal yang penting.
Bagaimana pun kecilnya suatu lembaga, namun harus tetap memiliki
struktur organisasi yang baik, guna mempermudah pimpinan mengawasi
dan meminta pertanggung jawaban karyawannya. Dengan struktur
organisasi semua fungsi yang ada di dalamnya dapat dengan mudah
dikoordinasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Bentuk struktur organisasi radio Wadi 102 Fm tercermin pada
pembatasan wewenang dan tanggung jawab masing-masing divisi,
pimpinan lembaga untuk membuat peraturan dalam melaporkan hasil kerja
55
perbulan, per enam bulan dan per tahun. Setelah melaksanakan tugasnya
kemudian masing-masing divisi wajib melaporkan tugasnya untuk dilihat
hasilnya, apakah sesuai dengan tugasnya masing-masing serta mampu
mempertanggung jawabkan kepada pimpinan.4
Menurut penulis bentuk struktur organisasi radio Wadi 102 Fm
cukup baik karena memiliki komado yang bijaksana, dan rasa solidaritas
diantara karyawan pada umumnya tinggi.
Struktur organisasi atau pengelola radio wadi dan pengembangan sebagai
berikut:
1. Direktur Utama : Husien Al-Hamid, SE
2. Penanggung Jawab Wadi : M. Bagir Shahab
3. Penaggung Jawab Program dan Siaran : Nanang Suwarna
4. Penanggung Jawab Dakwah : Habib Hasan Shahab,
Sultan,Hasbie,Ahmad
Sahab, Fahmi
5. Administrasi : Hilya Alatas
6. Humas : Fahmi Al- Jufrie
7. Penanggung Jawab Teknik : Jajat Supriyadi, Ahmad
b. Kepemimpinan
Kepemimpinan radio Wadi Fm menggunakan kepemimpinan organisasi,
fungsi yaitu pimpinan yang mengendalikan bawahannya dan memiliki fungsi
yang menjadi tanggung jawabnya sebagai pemimpin. Guna menciptakan kerja
4 Wawancara dengan Nanang Suwana (Program Director Wadi), Bogor, 27 April 2010.
56
sama dalam mengambil langkah lebih jauh dan dukungan pimpinan tentunya,
dalam kegiatannya diadakannya meeting rutin setiap bulan. dan dalam
pengambilan keputusan akan diputuskan langsung oleh pimpinan.5
Menurut Data yang diperoleh, profil pimpinan radio Wadi, sebagai berikut :
1. Nama : Habib Husien Al-Hamid, SE
2. Profesi : Direktur Utama Wadi Fm.
3. Alamat : Jl. Veteran III Loji Tapos Ds. Cileungsi, Ciawi Bogor.
c. Budaya organisasi
Menurut fungsinya keberadaan budaya organisasi untuk menguatkan
kemampuan organisasi. Budaya yang kuat dalam suatu organisasi adalah
sebagai kunci kesuksesan suatu organisasi.
Dalam keberlangsungan di atas, maka radio Wadi Fm memberikan aturan
tentang lingkungan organisasinya atau perumusan konsep budayanya, sebagai
berikut:
1. Karyawan harus disiplin sesuai dengan job descriptionnya.
a. Direktur Utama
1) Memutuskan langkah-langkah tertentu untuk kelangsungan
program dan kebijakan.
2) Mengkoordinasi dengan pihak luar.
3) Mengambil keputusan intern dan ekstern.
5 Wawancara dengan Nanang Suwana (Program Director Wadi), Bogor, 12 Februari 2010.
57
b. Penanggung Jawab Wadi
1) Mengkoordinir mekanisme kerja tim kepenyiaran.
2) Menghadiri rapat/musyawarah dalam pertemuan yang membahas
kepentingan On Air.
3) Mengorganisir pelaksanaan pengembangan / pelatihan Tim.
c. Penanggung Jawab Program dan Siaran :
1) Membuat dan merancang sistem manajerial dan proses-proses
produksi program.
2) Menyusun dan melaksanakan Strategi tahunan Departement
Program.
3) Membuat jadwal penyiar dan operator secara optimal dengan
memperhatikan sasaran program dan target pengembangan SDM
tim.
4) Merencanakan, mengkordinasikan, melaksanakan, mengontrol dan
mengevaluasi program kerja dan kinerja tim departemen On Air,
Menyusun anggran bulanan dan tahunan tim.
d. Penangung Jawab Dakwah
1) Bertanggung jawab atas jalannya program-program acara dakwah.
2) Mengatur jalannya siaran Dakwah.
e. Administrasi
1) Mengelola administrasi data.
2) Membuat laporan berkala dari hasil rapat, dll.
58
f. Humas
1) Memberikan informasi kepada masyarakat secara terperinci.
2) Memberikan jawaban tentang radioan untuk pendengar.
3) Membuat koesioner untuk menentukan seberpa besar masyarakat
yang memiliki loyalitas terhadap radio Wadi.
g. Penanggung Jawab Teknik.
1) Bertanggung jawab dengan alat-alat radio
2) Mengatur bagian-bagian pengoperasian alat radio.
2. Betanggung jawab atas tugasnnya masing-masing.
3. Jam kerja Wadi dimulai dari jam 08.00 WIB sampai jam 04.00 WIB
(kecuali penyiar yang bertugas selain jam kerja).
d. Prosedur, Program, Anggaran
Dalam menjalankan program-program yang direncanakan oleh radio Wadi
Fm, karyawan melaksanakan tugas sesuai dengan subyek jabatan, tanggung
jawab dan wewenangnya masing-masing, hal ini terbukti dengan adanya rapat
bulanan untuk mengkontrol dan kreatifitas kerja tim. Dan pada tahap meeting
progam keseluruhan pada enam bulan sekali untuk mengevaluasi kelebihan
dan kekurangan radio Wadi Fm.
Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya yang didukung
strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan menyiapkan
anggaran yang dibutuhkan untuk kegiatan pembinaan. Implementasi strategi
radio Wadi yang diaplikasikan dalam bentuk meningkatkan program yaitu :
59
a. Menentukan program kegiatan
Pemograman dakwah merupakan salah satu program keberhasilan radio
Wadi sebagai unsur pendukung keberhasilan pembinaan secara
keseluruhan yang dilakukan. Dalam hal ini, Radio wadi sebagai radio
dakwah berfungsi sebagai sarana penyampaian pesan kepada mad’u untuk
mensukseskan program yang ingin dicapai. Seperti penuturan Nanang
Suwarna selaku Program Director radio Wadi Fm, bahwa:
“Program Wadi harus mengandung unsur penyegaran dalam
mengemas suatu program dan berdasarkan unsur-unsur yang memikat
pendengar agar tidak ditinggalkan, dalam menggunakan metode Wali
Songo yaitu menerapkan pendengar agar tertarik dengan Islam, supaya
masyarakat bisa mendengarkan siaran dengan enjoy dan istiqomah”.6
Sebagaimana dikemukakan oleh M. Bagir Shahab selaku penanggung
jawab radio Wadi mengatakan bahwa, “Program dakwah Wadi bertujuan
untuk niat semata hanya karena Allah Swt untuk mensyiarkan Islam
kepada masyarakat awam”.7
Dan yang menjadi sasaran pada peningkatan program radio yang telah
ditetapkan radio Wadi Fm, Adalah:
1. Memberikan pendidikan keagamaan kepada Pendengar dalam bentuk
program yang di kaji secara unik, permasalahan yang ada di masyarakat.
2. Mengadakan pengajian di minggu ke-2 di majelis Al-Anwar dengan
pembacaan hadiah, sholawat, ceramah keagamaan dan do’a. Adapun
6 Wawancara Pribadi dengan Nanang Suwana (Program Director Wadi), Bogor, 27 April 2010
7 Wawancara Pribadi dengan Bagir Shahab (Penanggung Jawab), Bogor 25 Maret 2010.
60
materi ceramah keagamaan yang diberikan oleh radio Wadi diataranya,
yaitu seputar materi tauhid, akhlak, fiqih, dan sejarah kebudayaan Islam
maupun pengetahuan lain tentang agama Islam. Metode yang digunakan
salah satunya dengan diskusi, dan tanya jawab, sehingga dapat
disampaikan pertanyaan untuk mad’u yang ingin bertanya.8
Dalam menetapkan program siaran radio, radio Wadi sudah cukup baik
dalam mensyiarkan dakwah Islam namun tataran pelaksanaannya masih
banyak kendala yang mesti dihadapi. Sehingga pengurus radio Wadi harus
pandai mensiasati agar tidak menimbulkan kejenuhan dalam setiap
menetapkan program kegiatan.
b. Membuat jadwal
Jadwal adalah pembagian program menurut deretan waktu tertentu yang
menunjukan kegiatan. Pada umumnya kegiatan yang dilakukan radio Wadi
Fm dimulai pada waktu 04.00 WIB hingga 24.00 WIB.
Hasil temuan di lapangan dalam dokumentasi wadi tentang jadwal
program siaran radio memiliki arti penting bagi proses kegiatan yang
berlangsung. Sebab dengan diketahuinya kapan pelaksanaan setiap kegiatan
itu, maka dapatlah dipersiapkan para kru dan fasilitas yang perlu digunakan
oleh masing-masing kegiatan itu.
c. Menetapkan prosedur.
Prosedur adalah rencana yang merupakan metode yang biasa
digunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Berbeda
8 Wawancara Pribadi dengan Nanang Suwana (Program Director Wadi), Bogor, 27 April 2010
61
dengan program, program yaitu kegiatan yang harus dikerjakan, maka
prosedur berbicara bagaimana melaksanakan program tersebut. Prosedur radio
Wadi pada dasarnya sama dengan prosedur yang ditetapkan oleh standarisasi
radio lainnya tetapi dapat diberikan pemahaman bahwa dakwah yang
dilakukan radio Wadi, hanya karena Allah Swt semata, guna untuk
meningkatkan pemahaman keagamaan pendengar. Adapun prosedur tersebut
antara lain sebagai berikut :
1. Kegiatan program dilaksanakan oleh penyiar yang professional
dibidangnya.
2. Program Director radio Wadi menyusun aturan-aturan seputar
pemograman dibantu dengan kru radio Wadi Fm.
3. Peraturan-peratuaran Wadi.
Penetapan prosedur yang dilakukan Wadi sudah cukup baik. Dilihat dari
adanya prosedur yang telah ditetapkan, karena prosedur tersebut
menunjukan pemilihan cara bertindak dan berhubungan dengan aktifitas-
aktifitas kegiatan radio Wadi, sehingga apa yang diinginkan dapat berjalan
dengan baik.9
d. Memperkirakan anggaran
Anggaran adalah suatu perkiraan atau taksiran yang harus
dikeluarkan oleh salah satu pihak dan pendapatan (income) yang diharapkan
pada masa datang guna mencapai hasil yang dihapakan. Dari hasil
wawancara dengan bapak Bagir Shahab “Dalam masalah pendanaan tidak
9Wawancara Pribadi dengan Nanang Suwana (Program Director Wadi), Bogor, 27 April
2010
62
ada alokasi khusus yang disediakan untuk program radio Wadi secara
khusus tetapi Sumber dana biasanya datang dari iklan yang masuk ke
redaksi radio Wadi dengan tarif iklan yang telah disepakati atau bentuk dana
dari pengurus”.10
3. Evaluasi Strategi Dakwah
Sebagaimana yang dikatakan Nanang Suwarna selaku Program
Director radio Wadi, Evaluasi sangat penting dalam setiap kegiatan yang
ada, diperlukan adanya strategi untuk membentuk suatu program menjadi
menarik.11
Dengan menggunakan analisis SWOT yang telah penulis utarakan
dalam perumusan strategi membuat suatu kemudahan dalam tahapan
evaluasi karena pada tahapan terakhir dalam suatu strategi menjadikan
suatu feedback antara strategi satu dengan yang lain sehingga tujuan yang
dijalankan radio Wadi menjadi optimal.
Pada tahapan terakhir dalam sebuah startegi adalah evaluasi.
Adanya tiga macam aktifitas mendasar dalam mengevaluasi strategi yaitu
meninjau faktor-faktor ekternal dan internal, mengukur prestasi dan
mengambil tindakan korektif. Adapun evaluasi yang dilakukan oleh radio
Wadi Fm, sebagai berikut :
10Wawancara Pribadi dengan Nanang Suwana (Program Director Wadi), Bogor, 27 April
2010. 11 Wawancara Pribadi dengan Nanang Suwana (Program Director Wadi), Bogor, 27
April 2010
63
1. Meninjau faktor eksternal dan internal
Faktor-faktor eksternal berapa peluang dan ancaman, dan
faktor-faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
oleh radio Wadi, strategi dakwah radio Wadi dalam perumusan strategi
telah melakukan analisa SWOT dan dalam hal ini erat kaitannya atas
feedback dalam tahapan strategi evaluasi tahap akhir ini, apakah radio
Wadi telah melaksanakan sesuai dengan apa yang diharapakan pada
tujuan dalam perumusan strategi, sehingga dengan ini pengurus radio
wadi mengetahui hasil dalam meningkatkan proram siaran.
Menurut Penulis, radio Wadi Fm dalam melakukan tahapan
perencanaan hingga evaluasi sesuai dengan program yang biasa
dilakukan kru radio Wadi diketahui hasil yang maksimal dalam
pembuatan suatu program, sesuai apa yang diharapkan dengan strategi
yang dijalankan.
2. Mengukur prestasi
Mengukur prestasi atau membandingkan hasil yang diharapkan
dengan kenyataan, langkah ini dilakukan untuk mengetahui sampai
seberapa jauh penyimpangan yang terjadi dan keberhasilan yang telah
dicapai dengan beberapa standar yang telah ditetapkan. Dalam
mengukur standar keberhasilan yang dilakukan radio Wadi khususnya
peningkatan program dapat dilihat dari perubahan, pemahaman
keIslaman sehingga program yang diberikan menjadi lebih efektif dan
efisien. Hal ini menjadikan masyarakat yang mendengarkan menjadi
64
lebih baik lagi. Tak terlepas dari itu radio Wadi memiliki salah satu
prestasi berupa piala dari lomba kategori Talk show terbaik pertama se
Jawa Barat dan juara ke dua untuk Lomba berita di acara KPID
(Komisi Penyiaran Indonesia Daerah), Award se Jawa Barat.12
Dalam membadingkan prestasi dan kegiatan telah sesuai
dengan kemampuan radio Wadi dalam kualitas yang tidak perlu
diragukan lagi dalam dunia siaran radio.
3. Mengambil tindakan korektif
Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi
sesuai dengan rencana yang diinginkan. Langkah ketiga ini dilakukan
dengan tujuan untuk perbaikan dan menyempurnakan segala kegiatan,
kebijakan serta hasil yang tidak sesuai dengan rencana atau standar.
Adapun upaya yang dilakukan radio Wadi Fm dalam mengkoreksi hasil
kegiatan program, apabila terjadi penyimpangan akan segera
memperbaikinya.
Radio Wadi dalam melakukan tindakan koreksi sudah cukup
baik. Hal ini terlihat jika adanya penyimpangan yang dapat
memperhambat dalam mensukseskan program radio Wadi, sehingga
penyimpangan yang terjadi tidak dibiarkan berlarut-larut.
Evaluasi terjadi pada rapat bulanan yang dilakukan 6 bulan
sekali dalam evaluasi dari standarisasi suatu program siaran radio,
12 Wawancara dengan Nanang Suwana (Program Director Wadi), Bogor, 12 Februari
2010.
65
dalam tahapan pengkontrolan dan kreatifitas kerja tim radio Wadi setiap
sebulan sekali , adanya tahapan-tahapan evaluasi radio Wadi, yaitu :
a. Setiap sms yang masuk setiap siaran, baik berupa kritik dan saran
di print out 2 hari sebelum meeting evaluasi, hal ini dapat
memberikan evaluasi kedepannya menjadi lebih efektif dan efisien.
b. Melalui jumpa pendengar dan pengajian minggu ke-2 setiap
bulannya di majelis Al-Anwar, kritik saran dari program pengajian
menjadi bahan evaluasi.13
B. Pengaruh Strategi Dakwah Radio Wadi Fm dalam Meningkatkan
Program Siaran Radio
Pengaruh adalah dampak dari apa yang dilakukan atau dikerjakan dalam
suatu kegiatan. Setelah penulis mewawancara bapak Nanang Suwarna selaku
Progam director mengatakan bahwa pengaruh strategi dakwah terhadap
pendengar dan kru radio Wadi sangat dinilai positive. Pendengar sangat
berpengaruh dengan jalannya sebuah strategi dakwah radio, sehingga apa yang
diinginkan pendengar bisa terlaksana dan berjalan dengan optimal. Maka dari
hasil data yang diperoleh penulis, Pengaruh strategi dakwah dalam
meningkatkan program, yaitu :
1. Mengoptimalkan program yang bermutu guna mencapai hasil yang
diinginkan dalam strategi dakwah yang dilakukan.
2. Menjadi semangat kerja staf radio Wadi Fm
13Wawancara dengan Nanang Suwana (Program Director Wadi), Bogor, 27 April 2010.
66
3. Meningkatkan pendengar dari yang pasif menjadi aktif dan meningkatkan
jumlah pendengar. Dilihat dari antusiasme mendengar dengan membuat
fans club Wadi dengan nama Mawar (Majelis Al-Anwar) dan Gipsi.14
Dalam hal ini pengaruh strategi dakwah radio Wadi sudah memperoleh
hasil yang cukup baik karena antusiasme dari pendengar,ini yang membuat
bertahannya radio Wadi Fm dengan menyajikan program-program yang
berkualias dan berdampak terhadap iklan masuk, dengan beban biaya radio
yang semakin banyak dengan iklan radio menjadi ringan dalam optimal dari
keseluruhan supaya memperoleh hasil yang seimbang dengan apa yang
dilakukan.
Menurut data yang saya amati bahwa kalau tidak adanya pendengar radio
wadi tidak berjalannya radio sesuai yang diharapkan, maka dari itu saya
selaku penulis menilai bahwa :
a. Pandangan pendengar terhadap Wadi Fm
Program yang diadakan wadi dengan mengusung tema “Damaikan
Hati Sejukan Jiwa” adalah salah satu upaya radio Wadi dalam mengajak
pendengar untuk mendengarkan siaran radio. Dengan jangkauan wilayah
JABODETABEK. Hal ini dilakukan untuk mensyiarkan nilai ke agamaan
secara menyeluruh, dengan tetap berlandaskan pada system keIslaman di
semua program, karena radio Wadi tetap berupaya untuk selalu
memberikan yang terbaik untuk pendengar wadi.
14Wawancara dengan Nanang Suwana (Program Director Wadi), Bogor, 27 April 2010.
67
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada
salah satu pendengar radio Wadi Fm, mereka sangat menyambut positif
terhadap program radio Wadi yang memberikan nilai keIslaman sehingga
bisa diterapkan dengan kehidupan sehari-hari agar menjadi lebih baik. Hal
ini dirasakan oleh para pendengar, menurutnya radio Wadi telah
memberikan program yang sesuai dengan kebutuhan keagamaan, dan
dapat dijadikan sebuah solusi yang bermanfaat dalam pemecahan suatu
permasalahan.
b. Data pendengar
Berdasarkan data Wadi Fm diperkirakan 5000 pendengar aktif
radio Wadi dari seluruh JABODETABEK yang mendengarkan siaran
radio Wadi, Dalam hal ini banyaknya sms dan telpon yang masuk ke meja
siaran, dan jamaah yang aktif hadir di pengajian bulanan Al-Anwar
diperkirakan 700 orang dalam sekali pengajian berlangsung, dan program
off-air dilaksanakan rutin setiap bulannya. Hal ini mempengaruhi
masyarakat yang haus akan nilai-nilai keIslaman. Disinilah peran strategi
dakwah radio Wadi 102 Fm dalam meningkatkan program siaran radio
agar tetap menyiarkan program siaran yang efektif, dan aktual.15
15 Wawancara dengan Nanang Suwana (Program Director Wadi), Bogor, 27 April 2010.
68
C. Analisis Strategi Dakwah Radio Wadi 102 Fm Bogor dalam
Meningkatkan Program Siaran Radio
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, analisis dapat diartikan sebagai
“Penyelidikan terhadap suatu peristiwa, seperti karangan, perbuatan, tindakan
dan lain sebagainya” untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya tentang
suatu hal menurut sebab akibat.16
Berdasarkan sejarah Radio Wadi 102 Fm Bogor, penulis meneliti bahwa
berdirinya radio ini tidak luput dari perkembangan teknologi informasi yang
begitu pesat. Radio Wadi 102 Fm berdiri atas keinginan pendiri Habib Husien
Al-Hamid untuk mensyiarkan dakwah ke Islaman lewat media radio.
Menurut penulis analisis SWOT dalam menganalisis suatu program
bermutu atau tidaknya dilihat dari segi internal dan eksternal. Ketika suatu
analisis berjalan dengan baik dalam sebuah lembaga maka akan berjalan
dengan teroganisir suatu lembaga Wadi dengan mengedepankan misi wadi itu
sendiri.
Dengan adanya internal suatu kekuatan dan kelemahan Wadi Fm
menjadikan kekuatan untuk memperkecil dampak eksternal dari ancaman dan
peluang Wadi. Dan untuk mengetahui apakah kelebihan suatu Wadi
memberikan startegi yang bermanfaat dan mencapai tujuan.
Menurut Penulis, penggunaan analisis SWOT dalam suatu strategi dakwah
radio Wadi menjadikan mempermudah dalam mengetahui langkah-langkah
tujuan yang dicapai untuk meningkatkan program siaran radio.
16 Departemen P dan K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 7.
69
Hal ini diamini oleh Nanang Suwarna selaku Program Director yang
mengatakan bahwa suatu keberhasilan dakwah radio Wadi menjadikan kru
semakin semangat karena dengan keberhasilan program yang telah dijalankan
menjadikan iklan banyak yang masuk, dan membuat bertambahnya
pendengar.17
Maka Penulis menganalisa hasil temuan yang telah didapat, yaitu :
1. Pada proses perumusan, penulis berpendapat startegi yang dilakukan radio
Wadi sesuai dengan Agustinus Sri Wahyudi, dalam buku “Manajemen
Strategik”, Yaitu dalam startegi terbagi tiga bagian yakni, strategi
perencanaan, strategi implementasi, strategi evaluasi.18
Lewat analisis ini, pada tahapan perumusan program siaran radio,
keterkaitannya organisasi dengan lingkungan dan menciptakan strategi
yang paling cocok sesuai visi misi radio Wadi sendiri yaitu menciptakan
masyarakat yang Khairu Ummah , Penulis melihat bahwa visi misi radio
Wadi telah sesuai dengan apa yang diharapkan. Sehingga hubungan antara
faktor pendukung dan penghambat yang dimiliki program radio Wadi Fm
bisa menjadi acuan kedepannya menjadi lebih baik, dan efisien dalam
pembuatan program siaran radio.
Faktor pendukung yang dimilikinya yaitu didukung oleh
kemudahan alat-alat elektronik dengan standarisasi penyiaran yang
menjadi solusi kemudahan bagi tahapan strategi radio Wadi Fm dalam
meningkatkan program siaran radio. Alat yang digunakan radio Wadi,
17 Wawancara dengan Nanang Suwana (Program Director Wadi), Bogor, 27 April 2010 18 Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategi Pengantar Proses Berfikir Strategi
(Jakarta: Binarupa Akasara, 1996), cet. Ke-1, h. 113.
70
yaitu : mixer XL2300 Flat Design Audio, Console Pentium 4, Microphone
Sensisher, Software Megamix, dan lain-lain. Kami menggunakan Oxygen
Phone untuk memudahkan kami dalam membacakan sms pendengar.19
Sedangkan dalam faktor penghambat adalah faktor dalam masalah
teknis maupun non teknis, yakni masalah dalam segi sosialisasi antar kru
dan pimpinan, harus adanya kehati-hatian dalam pembuatan program, dan
dari segi teknis, yakni kadang-kadang jaringan listrik terganggu karena
lingkungan sekitar penuh dengan pepohonan yang lebat, karena adanya
penebangan pohon dilingkungan sekitar. Hal ini bisa membuat tahapan
perencanaan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
2. Materi yang disampaikan penyiar dalam program-program radio Wadi Fm
biasanya berorientasi kepada pencerahan ummat sesuai dengan apa yang
terjadi di masyarakat, agar program siaran radio tetap aktual dalam
penyampaiannya dan didukung oleh SDM dan narasumber yang
berpengalaman dibidangnya, sehingga radio Wadi Fm bisa memberikan
program-program yang berkualiatas. Pada penyampaian materi siaran
menggunakan Al-Qur’an dan Hadist dan kitab-kitab kuning lainnya.
Dalam memberikan materi keagamaan radio Wadi Fm dan dalam
penyampaian tema siaran ditentukan dengan narasumber yang bertugas.20
Menurut pengamatan Penulis, materi yang terkandung dalam
keseluruhan program radio Wadi ini memberikan suatu nilai tersendiri,
karena penyampaian pesan-pesan dakwah senantiasa mengingatkan
19 Wawancara dengan Nanang Suwana (Program Director Wadi), Bogor, 12 Februari 2010.
20 Wawancara Pribadi dengan Bagir Shahab (Penanggung Jawab), Bogor 25 Maret 2010.
71
bagaimana berprilaku, etika, estetika supaya menjadi orang yang bertaqwa
kepada Allah Swt, dalam hal ini juga penulis tekankan bahwa hubungan
saling mempengaruhi satu dengan yang lain menjadikan silaturahmi antara
pendengar dan pengurus radio Wadi Fm. Maka selain program On-Air ada
pula program Off-air yaitu pengajian bulanan radio Wadi yang menambah
khasanah keIslaman yang terasa. Disini pengurus radio Wadi Fm merasa
bahwa pendengar mempunyai nilai yang sangat berharga dalam
memajukan siaran radio Wadi, karena dengan rasa kekeluargaan yang
diterima baik menjadikan radio ini dikenal oleh semua kalangan
masyarakat.
Dalam analisis ini, penulis berpendapat program keseluruhan radio
Wadi sesuai dengan Moeryanto Ginting Munthe, yang menyatakan dalam
bukunya “Media Komunikasi Radio”. Untuk membuat pendengar tetap
Tune in, unsur keragaman perlu pula mendapatkan perhatian dalam
pembuatan program. Agar perhatian pendengar terus menerus diikat,
dalam hal ini perubahan program terus menerus perlu dilakukan,
perubahan itu bisa pelakunya, bidang masalahnya dan waktu. Keragaman
dalam penyajian sangat diperlukan.21
Penulis melihat bahwa pembuatan program yang telah dijalankan
radio Wadi Fm telah sesuai dengan kebutuhan pendengar, selain
mempunyai nilai keIslaman yang tinggi dan tidak meninggalkan
keduniawian. Akan tetapi dalam pengemasan program setiap enam
21 Moeryanto Ginting Munthe (ed), Media Komunikasi Radio (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1996), h. 98.
72
bulannya berganti tema sesuai rapat evaluasi yang telah dijalankan radio
Wadi Fm. Seperti penuturan Nanang Suwarna, Program Director radio
Wadi Fm, bahwa:
“Pada tahapan perencanaan kami melakukan standarisasi sama
seperti radio lain, biasanya dilakukan enam bulan sekali untuk evaluasi
keseluruhan program dan untuk pengkontrolan, kreatifitas kerja tim
dilakukan sebulan sekali, biasanya perencanaan program baru, bisa dilihat
dari permintaan pendengar dan tim radio Wadi”.22
3. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan strategi dakwah yang
digunakan radio Wadi sudah cukup bagus dan mempunyai peran penting
untuk memajukan siaran radio dalam mengembangkan pendidikan
keagamaan, pengetahuan, pendidikan, informasi dan hiburan. Akan tetapi
strategi yang dijalankan dalam meningkatkan program siaran radio,
perlunya ekstra hati-hati dalam menjalankan strategi kedepannya karena
bukannya menjadi baik di khawatirkan suatu hal yang tidak diinginkan.
Dalam analisis ini, Penulis menilai startegi radio Wadi mempunyai
keterkaitan dengan tujuan startegi yang maksimal sesuai dengan Triton PB
yang menyatakan dalam bukunya “Manajemen Strategis” tujuan dan
sasaran strategis merupakan unsur strategi yang sangat vital karena
pencapaian tujuan dasar dan sasaran strategis ini merupakan acuan yang
menjadi dasar pengukuran berhasil atau tidaknya suatu strategi. Apabila
salah menentukan tujuan dasar dan sasaran strategis, maka akan salah pula
pemilihan alat ukur keberhasilan pencapaian suatu strategi.23
22 Wawancara Pribadi dengan Nanang Suwana, Bogor, 27 April 2010 23 Triton PB, Manajemen Strategis (Yogyakarta: Tugu Publisher, 2007), h. 21.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh maka penulis mengambil kesimpulan
sebagai berikut :
1 Strategi dakwah yang dilakukan radio Wadi 102 Fm dalam meningkatkan
program dakwahnya, sejauh ini terbukti mampu berjalan dengan baik,
memperoleh hasil yang sesuai dengan proses dan tahapan-tahapan yang
dilalui dengan cara sebaik-baiknya. Setelah berjalan sekian waktu, saat ini
terbukti radio Wadi 102 Fm memiliki program-program yang beragam,
interaktif, menghibur mencerahkan, menginspirasi, bnayak orang, serta
mampu merubah sikap dan prilaku masyarakat yang semula belum
mengenal keIslaman secara menyeluruh, maka sekarang sudah banyak
masyarakat khususnya pendengar radio Wadi 102 Fm memiliki
pengetahuan, pemahaman, serta keIslaman yang mampu menjadi
pegangan dan tuntunan hidup beragama berlandaskan Islam sesuai dengan
tujuan dakwah.
Selama periode berjalannya radio Wadi 102 Fm ternyata analisis SWOT
mampu menjadi tolak ukur yang senantiasa menjadi pengaruh dikala
kehilangan kendali, petunjuk dikala kebimbangan melanda serta pegangan
yang kokoh dikala kehilangan arah dan tujuannya.
+
73
74
B. Saran-saran
Ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan berkaitan dengan skripsi
ini, yakni:
1. Istiqomah dengan program ke Islaman dan dikemas dengan unik untuk
meraih pendengar sebanyak-banyaknya.
2. Berdirinya radio Wadi 102 Fm meskipun terbilang baru, akan tetapi
diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan program-program
yang bermutu dengan nilai keIslaman yang kuat. Sehingga Wadi Fm dapat
memberikan manfaat yang besar kepada pendengar radio Wadi.
3. Radio Wadi Fm diharapkan mengatasi hambatan-hambatan yang ada dan
dapat mengambil tindakan yang tepat, sehingga hambatan-hambatan dapat
diselesaikan dengan sebaik mungkin.
4. Untuk kepengurusan agar selalu meningkatkan sumber daya yang ada,
baik sumber daya manusia, sumber organisasi, sehingga pembinaan radio
Wadi dilakukan terus berlangsung dengan baik.