strategi dinas penerangan kodam iii/siliwangi dalam

22
Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 1-22 1 Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2, Nomor 1, 2018, 1-22 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung https://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/reputation Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam Meningkatkan Citra Positif Gandung Nuswantoro, Yusuf Zaenal Abidin, Paryati Jurusan Ilmu Komunikasi Hubungan Masyarakat UIN Sunan Gunung Djati Bandung Email : [email protected] ABSTRAK Pendam III/Siliwangi dalam menjalankan tugas adalah menyampaikan informasi secara benar dan profesional. Memberikan tanggapan yang simpatik manakala ada suatu informasi yang dianggap dapat merugikan citra positif Kodam III/Siliwangi. Selain itu sebagai institusi yang sekaligus agen informasi, bertugas mengolah informasi, mengelola informasi, baik untuk pihak internal maupun eksternal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi yang dilaksanakan oleh Pendam III/Siliwangi dalam meningkatkan citra positif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Kerangka berfikir atau landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan teori strategi yaitu formulasi misi, tujuan dan objektif dasar perusahaan, program dan kebijakan untuk mencapainya dan metode yang diperlukan untuk memastikan bahwa strategi di implementasikan untuk mencapai tujuan- tujuan perusahaan. teori citra di dalamnya terdapat jenis-jenis citra (mirror image, current image, wish image, multiple image). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa strategi yang dilakukan Pendam III/Siliwangi yaitu melaksanakan program-progam kegiatan dalam rangka untuk meningkatkan citra positif. Dalam meningkatkan citra memperhatikan unsur citra yaitu (mirror image, current image, wish image, multiple image) sebagai acuan meningkatkan citra positif. Kata Kunci : Penerangan, Strategi, Citra ABSTRACT Pendam III/Siliwangi in carrying out the duty is to convey information correctly and professional. Provide sympathetic responses when there is information that is considered to harm the positive image of Kodam III/Siliwangi. In addition, as an institution as

Upload: others

Post on 14-Apr-2022

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam

Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 1-22 1

Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2, Nomor 1, 2018, 1-22

Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung https://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/reputation

Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam Meningkatkan Citra Positif

Gandung Nuswantoro, Yusuf Zaenal Abidin, Paryati

Jurusan Ilmu Komunikasi Hubungan Masyarakat UIN Sunan Gunung Djati Bandung Email : [email protected]

ABSTRAK Pendam III/Siliwangi dalam menjalankan tugas adalah menyampaikan informasi secara benar dan profesional. Memberikan tanggapan yang simpatik manakala ada suatu informasi yang dianggap dapat merugikan citra positif Kodam III/Siliwangi. Selain itu sebagai institusi yang sekaligus agen informasi, bertugas mengolah informasi, mengelola informasi, baik untuk pihak internal maupun eksternal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi yang dilaksanakan oleh Pendam III/Siliwangi dalam meningkatkan citra positif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Kerangka berfikir atau landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan teori strategi yaitu formulasi misi, tujuan dan objektif dasar perusahaan, program dan kebijakan untuk mencapainya dan metode yang diperlukan untuk memastikan bahwa strategi di implementasikan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan. teori citra di dalamnya terdapat jenis-jenis citra (mirror image, current image, wish image, multiple image). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa strategi yang dilakukan Pendam III/Siliwangi yaitu melaksanakan program-progam kegiatan dalam rangka untuk meningkatkan citra positif. Dalam meningkatkan citra memperhatikan unsur citra yaitu (mirror image, current image, wish image, multiple image) sebagai acuan meningkatkan citra positif. Kata Kunci : Penerangan, Strategi, Citra

ABSTRACT Pendam III/Siliwangi in carrying out the duty is to convey information correctly and professional. Provide sympathetic responses when there is information that is considered to harm the positive image of Kodam III/Siliwangi. In addition, as an institution as

Page 2: Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam

Gandung N, Y.Z. Abidin, Paryati

2 Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 1-22

well as an information agent, in charge of processing information, managing information, both for internal and external parties. The purpose of this research is to know the strategy implemented by Pendam III/Siliwangi in improving the positive image. The research method used is qualitative study method. The data collection technique in this research is done by interview, observation and documentation. The framework of thinking or the theoretical basis used in this research, which is using strategy theory is mission formulation, objective and basic objective of company, program and policy to achieve it and method needed to ensure that strategy implemented to achieve company goals. image theory in it there are types of images (mirror image, current image, wish image, multiple image). The result of this research shows that the strategy of Pendam III/Siliwangi is to carry out activities programs in order to improve the positive image. In improving the image pay attention to the image element that is (mirror image, current image, wish image, multiple image) as a reference to improve the positive image. Keywords: Public Relations, strategy, positive image

PENDAHULUAN Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (disingkat TNI AD) merupakan bagian integral dari Tentara Nasional Indonesia, yang memiliki tugas pokok menegakkan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah darat negara Indonesia. Hal ini berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam rangka melindungi segenap bangsa Indonesia, dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa. Diharapkan dapat menjadi pilar dan ujung tombak dalam menjaga keutuhan nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa.

Salah satu tugas TNI AD bersinggungan langsung dengan masyarakat untuk melaksanakan tugas pokoknya. Keberhasilan tugas TNI AD, tak luput dari dukungan masyarakat. Hubungan antara TNI AD dan masyarakat menimbulkan kerjasama, salah satunya program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD).

Pada era globalisasi sekarang, telah timbul kesadaran tentang kepentingan eksistensi termasuk juga pada institusi TNI AD tentang kepentingan dukungan publik terhadap eksistensi. Kehadiran Tag line yang menyatakan bahwa: ”Publik merupakan penentu keberlanjutan suatu organisasi“ merupakan suatu pemikiran baru dalam manajemen organisasi.

Citra adalah gambaran lembaga/perusahaan yang timbul dari persepsi masyarakat dan dibentuk untuk dikenal oleh masyarakat.

Page 3: Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam

Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam Meningkatkan Citra Positif

Reputation Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 1-22 3

Menurut Bill Canton dalam Sukatendel, citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau perusahaan. Artinya bahwa citra itu dengan sengaja perlu diciptakan agar bernilai positif. Citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting dari suatu lembaga, perusahaan atau organisasi. (Soleh Soemirat, dkk, 2010:111)

Hubungan masyarakat (disingkat humas) bertujuan untuk menegakan dan mengembangkan suatu citra yang menguntungkan (favorable image) bagi instansi. Humas berupaya bersinergi dengan publik untuk memberikan pelayanan publik dan menjaga komunikasi yang baik. Bertrand R. Canfield dalam bukunya ”Public Relations Principles and Problem”, yang dikutip oleh Rosady Ruslan (1995:42) mengemukakan unsur-unsur utama dalam fungsi humas adalah mengabdi kepentingan publik, memelihara komunikasi yang baik dan menitik beratkan moral dan tingkah laku yang baik.

Penerangan Kodam III/Siliwangi merupakan ujung tombak dalam informasi dan penghubung antara eksternal dan internal. Karena fungsi Pendam III/Siliwangi itu sendiri adalah mendukung keberhasilan program kerja guna mewujudkan tujuan instansi secara umum akan sangat bersinggungan erat terkait isu-isu yang bersifat exsternal relations.

Pendam III/Siliwangi itu sendiri berfungsi sebagai humasnya Kodam III/Siliwangi. Pertama, Pendam III/Siliwangi bertujuan mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari masyarakat. Kedua, secara profesional, obyektif dan bijak berusaha menjadi mediator dalam rangka “Mengadvokasi” dari berbagai opini negatif yang tidak wajar dari luar. Parameter yang digunakan untuk menilai keberhasilan tersebut adalah jika terbangun situasi public understanding, public confidence, public supporting, dan public cooperation secara nyata dilapangan. Sehingga keberdaan benar-benar diterima oleh berbagai elemen masyarakat.

Pendam III/Siliwangi dalam menjalankan tugas sebagai salah satu institusi di jajaran Kodam III/Siliwangi adalah menyampaikan informasi secara benar dan profesional. Memberikan tanggapan yang simpatik manakala ada suatu informasi yang dianggap dapat merugikan citra positif Kodam III/Siliwangi. Selain itu sebagai institusi yang sekaligus agen informasi, bertugas mengolah informasi, mengelola informasi, baik untuk pihak internal maupun eksternal dan semua itu ditujukan dalam rangka mendukung tugas pokok Kodam III/Siliwangi.

Keberhasilan Pendam III/Siliwangi dalam memberikan informasi

Page 4: Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam

Gandung N, Y.Z. Abidin, Paryati

4 Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 1-22

kepada masyarakat, banyak masyarakat yang mendukung program-program Kodam III/Siliwangi. Seperti Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) masyarakat dapat diuntungkan dengan program tersebut. Sehingga masyarakat mendukung program tersebut. Disinilah publikasi Pendam III/Siliwangi bekerja dan citra positif terbentuk. Gencarnya pemberitaan yang baik, namun tetap proforsional. Semakin luasnya akses informasi yang didapat publik, dari pemberitaan media massa yang berkaitan dengan peran yang didedikasikan untuk publik. Maka akan semakin kuat ikatan saling pengertian dan kepercayaan publik.

Penerangan memiliki peranan penting dalam menjalin suatu komunikasi yang baik antara instansi dengan publiknya. Guna kepentingan instansi, baik internal ataupun eksternal. Untuk itu penulis akan membahas langkah-langkah strategi dan kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan Pendam III/Siliwangi untuk meningkatkan citra positif. Maka dari itu penulis mengambil judul penelitian tentang “Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi Dalam Meningkatkan Citra Positif”

Pengertian strategi secara umum adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Adapun pengertian strategi secara khusus merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa mengikuti) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.

Istilah strategi menurut Stainer dan Miner (Iriantara, 2004:12), yaitu “strategi mengacu pada formulasi misi, tujuan dan objektif dasar perusahaan, strategi-strategi program dan kebijakan untuk mencapainya; dan metode yang diperlukan untuk memastikan bahwa strategi di implementasikan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan”. Sedangkan Porter (Iriantara, 2004:12) mengartikan strategi adalah “sebagai formula berbasis luas mengenai cara bisnis bersaing; tujuan apa yang ingin dicapai, dan kebijakan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut”.

Istilah strategi sering pula disebut rencana strategi atau rencana jangka panjang lembaga. Strategi merupakan simpul taktik, dalam

Page 5: Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam

Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam Meningkatkan Citra Positif

Reputation Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 1-22 5

keperluan bagaimana tujuan yang diinginkan dapat diperoleh atau di dapat. Oleh sebab itu strategi biasanya terdiri atas dua atau lebih taktik, dengan anggapan yang satu lebih bagus dari pada yang lain. Dengan demikian strategi merupakan kumpulan taktik dengan maksud untuk mencapai tujuan dan sasaran dari perusahaan, instansi atau badan.

Mengacu kepada pola strategi public relations (1990), menurut Ahmad S. Adnanputra, batasan pengertian mengenai strategi public relations adalah “alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations dalam rangka satu rencana public relations (public relations plan)”. (Ruslan, 2005:124).

Penggunaan strategi humas akan sangat membantu dan mempermudah terhadap pencapaian visi dan misi lembaga atau perusahaan. Oleh karena itu, posisi humas di beberapa lembaga besar di Indonesia sudah ditempatkan dalam posisi yang sangat strategis. Sehingga, keberadaan humas akan sangat leluasa dalam menjalankan peran dan fungsinya secara profesional terutama yang menyangkut dengan masalah perubahan lingkungan sosial. Salah satu kunci keberhasilan humas dalam suatu lembaga yaitu kemampuan humas dalam mengadaptasi dengan perubahan lingkungan sosial. Karena kemampuan ini akan berimplikasi terhadap pembentukan citra publik pada lembaga, bahkan lebih menarik minat masyarakat untuk mempercayai suatu kepentingan dilembaga.

Bila berbicara mengenai citra, segera muncul dalam pemikiran adalah dua macam yaitu citra positif dan citra negatif. Peran citra ini sangat strategis pada perorangan maupun lembaga, sebab peran citra lah yang akan sangat mempengaruhi kehidupan seseorang ataupun eksistensi sebuah lembaga. Citra ini muncul dari sebuah penelitian kinerja sebuah lembaga, dengan kata lain ada proses sebab-akibat yang terjadi, yang melatarbelakangi citra itu terbentuk.

Sedangkan teori lain yang mendukung pada penelitian ini adalah teori pencitraan. Citra dalam kaitannya dengan humas diartikan sebagai kesan, perasaan, dan gambaran yang diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan, informasi-informasi yang didapat dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu objek baik objek tersebut berupa benda, maupun lembaga organisasi atau perusahaan dapat diketahui dari sikapnya terhadap objek tersebut.

Citra suatu lembaga perusahaan tidak akan terlepas dari dua citra yaitu citra positif dan citra negatif. Oleh karena itu seorang humas dituntut untuk menciptakan, memelihara, menjaga, bahkan meningkatkan

Page 6: Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam

Gandung N, Y.Z. Abidin, Paryati

6 Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 1-22

citra yang positif terhadap lembaga/perusahaan yang diwakilinya dengan jalan memberikan kesan yang baik dan benar yang sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan sesungguhnya (Anggoro, 2001: 69).

Menurut Bill Canton dalam Sukatendel mengatakan bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. Jadi ungkap Sukatendel, citra itu sendiri dengan sengaja perlu diciptakan agar bernilai positif. Citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi. Istilah lain adalah Favourable Opinion (Soemirat dan Ardianto, 2008: 90).

LANDASAN TEORITIS Hingga saat ini, belum ada kesepakatan yang mutlak tentang definisi humas. Ketidaksepakatan tersebut disebabkan beberapa hal, antara lain beragamnya definisi hubungan masyarakat yang dibuat oleh para pakar dan profesional yang didasarkan pada sudut pandang yang berbeda-beda. Perbedaan latar belakang dibuat oleh para ahli humas secara teori sudah pasti akan berbeda dengan definisi yang dibuat oleh para praktisi humas.

Menurut definisi yang dibuat oleh Frank Jefkins (1992), humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik ke dalam maupun ke luar antara sesuatu organisasi dengan khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang spesifik berlandaskan pada saling mengerti. Menurutnya, Public Relations pada intinya senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui informasi, membagi pengetahuan melalui kegiatan-kegiatan yang diharapkan akan memunculkan suatu dampak atau perubahan positif (Suryanto, 2013:8).

Kehumasan merupakan metode efektif untuk membantu manajemen memantau berbagai perubahan, menyampaikan informasi, dan membentuk opini publik sasaran. Selain itu, kehumasan menjadi sarana efektif untuk menanggapi aspirasi atau perilaku tertentu publik tentang perusahaan sehingga tercapai situasi: “sama-sama memperoleh manfaat”. Sementara itu, beberapa ahli yang lain menyebutkan bahwa public relations adalah seni dan ilmu untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik yang dapat memperbesar kepercayaan publik terhadap seseorang atau organisasi. Pendapat yang lain dikemukakan oleh J.C. Seidel sebagai berikut: public relations adalah proses yang kontinu dari usaha manajemen

Page 7: Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam

Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam Meningkatkan Citra Positif

Reputation Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 1-22 7

untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para pelanggannya, pegawainya, dan publik pada umumnya (Suryanto, 2013:9). Menurut Jatmiko (2003:4), Strategi merupakan suatu cara dimana organisasi akan mencapai tujuan-tujuannya, sesuai dengan peluang-peluang dan ancaman-ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi serta sumber daya dan kemampuan internal organisasi. Berdasarkan pada definisi tersebut, terdapat tiga faktor yang mempunyai pengaruh penting pada strategi, yaitu lingkungan eksternal, sumber daya dan kemampuan internal, serta tujuan yang akan dicapai. Intinya, suatu strategi organisasi memberikan dasar-dasar pemahaman tenyang bagaimana organisasi itu akan bersaing.

Strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang diartikan sebagai “the art of the general” atau seni seseorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Karl von Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan tentang pengguanaan pertempuran untuk memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri kelanjutan dari politik (Suwarsono,2001:138)

Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali mencampuradukkan ke dua kata tersebut.

Contoh berikut menggambarkan perbedaannya. "Strategi untuk memenangkan keseluruhan kejuaraan dengan taktik untuk memenangkan satu pertandingan". Pada awalnya kata ini dipergunakan untuk kepentingan militer saja tetapi kemudian berkembang ke berbagai bidang yang berbeda seperti strategi bisnis, olahraga (misalnya sepak bola dan tenis), catur, ekonomi, pemasaran, perdagangan, manajemen strategi, dll.

Teori strategi telah lama ditulis oleh kalangan militer profesional, termasuk didalamnya beberapa postulat (dalil) dasar yang merupakan pekerjaan yang signifikan tentang konsep strategi. Namun seperti itu juga pengetahuan lain, bahwa strategi juga sering melupakan tentang perubahan, yaitu perubahan tidak hanya tiap hari, tetapi seiring waktu, dan itu terus berkembang mempengaruhi straegi (Makmur Suprianto, 2014:141)

Strategi adalah prioritas atau arahan keseluruhan yang luas yang diambil oleh organisasi. Strategi juga merupakan pilihan-pilihan tentang

Page 8: Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam

Gandung N, Y.Z. Abidin, Paryati

8 Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 1-22

bagaimana cara terbaik untuk mencapai misi organisasi. (Allison dan Kaye, 2004:3). Menurut Frank Jefkins (Soemirat, 2004:119), ada beberapa jenis citra (image) yang dikenal di dunia aktivitas public relations atau kehumasan yaitu:

Teori strategi telah lama ditulis oleh kalangan militer profesional, termasuk didalamnya beberapa postulat (dalil) dasar yang merupakan pekerjaan yang signifikan tentang konsep strategi. Namun seperti itu juga pengetahuan lain, bahwa strategi juga sering melupakan tentang perubahan, yaitu perubahan tidak hanya tiap hari, tetapi seiring waktu, dan itu terus berkembang mempengaruhi straegi (Makmur Suprianto, 2014:141)

Dengan demikian tujuan dari strategi dalam bukunya tentang ilmu pertahanan, yakni Segala tindakan harus diambil ketika tindakan ini diindentifikasi dan bermanfaat serta memiliki tujuan. Adapun manfaat dan tujuan dari strategi dapat diindentifiksikan sebagai berikut:

Gambaran yang cukup jelas akan muncul dari konsepsi besar hingga implementasi terperinci tentang bagaimanan organisasi memenuhi mandatnya, mencapai misinya,dan secara efektif menanggulangi situasi yang dihadapinya.

Gambaran baru ini seharusnya muncul ari pertimbangan tentang sebarisan luas strategi alternative, yang didalam dirinya seharusnya mempertinggi kreativitas organisasi dan mengatasi kecendrungan organisasi untuk melakukan pencarian solusi yang sederhana, singkat, dan sempit terhadap masalahnya. Jika tindakan diambil ketika tindakan itu diindetifikasi dan berguna untuk meraih realitas baru, maka realitas baru akan muncul dari kenyataan, bukan hanya dalam konsep.

Implementasi awal atas sekurang-kurangnya strategi pokok akan mendukung pengetahuan organisasi. Organisasi akan dengan cepat apakah strateginya mungkin efektif, dan strategi itu bisa saja direvisi atau dikoreksi sebelum benar-benar diimplementasikan. Mempertinggi moral diantara para anggota tim perencanaan strategi, orang-orang penting pembuat keputusan, dan anggota organisasi lainnya bisa berasal dari penyempurnaan tugas dan keberhasilan awal dalam pemecahan isu penting.

Pengembangan tim strategi selanjutnya harus berasal dari disiplin yang terus menerus dalam memecahkan masalah pokok secara konstruktif. Anggota organisasi akan memiliki ijin yang mereka butuhkan untuk terus maju dengan implementasi strategi. Jika semua manfaat

Page 9: Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam

Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam Meningkatkan Citra Positif

Reputation Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 1-22 9

dicpai, organisasi akan mencapai kemajuan dalam cara yang efektif dan lancar.

Citra cermin (mirror image), citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi. Citra mengenai anggapan pihak luar terhadap organisasinya. Citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya, dapat juga sebagai kesan yang diyakini oleh perusahaan para pimpinan terhadap organisasinya secara sepihak tanpa mengacuhkan kesan dari luar.

Citra kini (current image), citra kini adalah suatu citra yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini berkaitan dengan pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini berkaitan dengan kesan yang diperoleh dari orang lain tentang perusahaan/organisasi atau hal lain yang berkaitan dengan produknya.

Citra keinginan (wish image), citra ini diaplikasikan untuk sesuatu yang baru sebelum publik eksternal memperoleh informasi secara lengkap. Citra ini merupakan kesan yang memang diharapkan terjadi oleh perusahaan/organisasi, atau seperti apa yang diinginkan dan dicapai oleh pihak manajemen terhadap lembaga/perusahaan, atau produk yang ditampilkan tersebut lebih dikenal (good awareness) menyenangkan dan diterima dengan kesan yang selalu positif diberikan (take and give) oleh publiknya.

Citra serba aneka atau berlapis (multiple image), yaitu sejumlah individu, kantor cabang atau perwakilan perusahaan lainnya dapat membentuk citra tertentu yang belum tentu sesuai dengan keseragaman citra seluruh organisasi.

Citra adalah kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertiannya terhadap fakta-fakta atau kenyataan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap objek dapat diketahui dari sikap terhadap objek tersebut. Solomon dalam Rakhmat, menyatakan semua sikap berumber pada organisasi kognitif pada informasi dan pengetahuan yang dia miliki. Efek kognitif dari komunikasi sangat mepengaruhi pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang.

Proses pembentukan citra dalam sturktur kognitif yang sesuai dengan pengertian sistem komunikasi dijelaskan oleh John S. Nimpoeno, dalam laporan penelitian tentang tingkah laku konsumen, seperti yang dikutip Danasaputra sebagai berikut:

Model pembentukan citra ini menunjukan bagaimana stim ulus

Page 10: Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam

Gandung N, Y.Z. Abidin, Paryati

10 Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 1-22

yang berasal dari luar organisasi dan mempengaruhi respon. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada individu dapat diterima atau tidak. Jika rangsang ditolak proses selanjutnya tidak akan berjalan, hal ini menunjukan bahwa rangsang tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi individu karena tidak ada perhatian dari individu tersebut. Sebaliknya, jika rangsang itu diterima oleh individu, maka terdapat komunikasi dan perhatian dari organisme, dengan demikian proses selanjutnya akan berjalan.

Empat komponen diatas yaitu persepsi-kognisi-motivasi-sikap menurut Walter Lipma diartikan sebagai citra individu terhadap rangsang. Ini disebut sebagai “picture in our head”. Selanjutnya Soemirat dan Elvinaro (2008:116) mendefinisikan komponen pembentukan citra tersebut sebagai berikut: Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang diartikan dengan suatu proses suatu pemaknaan. Dengan data lain, individu akan memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai rangsang. Kemampuan mempersiapkan itulah yang dapat dilanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi atau pandangan individu akan positif apabila informasi yang diberikan oleh rangsang dapat memenuhi kognisi individu.

Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulasi. Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu oleh pemberi rangsang, motif adalah keadaan dalam pribadi kegiatan yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.

Sikap adalah kecenderungan bertindak, persepsi, berfikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berprilaku dengan cara-cara tertentu. Sikap mempunyai daya dorong atau motivasi. Sikap menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan dinginkan. Sikap mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sikap ini juga dapat diperteguh atau diubah.

Dari keterangan diatas bahwa proses pembentukan citra pada akhirnya akan menghasilkan sikap, pendapat, tanggapan atau perilaku tertentu. Untuk mengetahui bagaimana citra suatu perusahaan atau lembaga dimata publiknya dibutuhkan adanya suatu penilaian. Melalui penelitian, perusahaan dapat mengetahui secara pasti sikap publik terhadap lembaga, mengetahui apa yang disukai dan apa yang tidak disukai oleh publiknya.

Page 11: Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam

Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam Meningkatkan Citra Positif

Reputation Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 1-22 11

HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tanggal 5 Oktober 1945 Pemerintah RI mengeluarkan maklumat pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Selaras dengan anjuran tersebut, di Jawa Barat di bentuk Komandemen I TKR yang membawahi 3 Divisi Yaitu :

Divisi I, meliputi Karesidenan Banten dan Bogor dengan markas Komando berkedudukan di Serang di bawah pimpinan Kolonel Kyai Sam'un. Divisi II, Meliputi Karesidenan Jakarta dan Cirebon dengan Markas Komando berkedudukan di Linggar jati dibawah pimpinan Kolonel Asikin. Divisi III, meliputi Karesidenan Priangan dibawah pimpinan Kolonel Aruji Karta Winata berpusat di Bandung. Pada tanggal 20 Mei 1946 ketiga divisi tersebut digabungkan menjadi satu dengan nama "Divisi Siliwangi" dipimpin oleh Kolonel A.H. Nasution, dan saat itu markas Komando Divisi berada di Tasikmalaya, momentum inilah yang dijadikan titik tolak hari jadi Kodam III/Siliwangi. Organisasi Kodam III/Siliwangi selama kurun waktu 1946 sampai sekarang mengalami beberapa perubahan sebagai berikut :

Divisi Siliwangi (tanggal 20 Mei 1946) dengan markas Komando Divisi di jalan Sutisna Sanjaya Tasikmalaya pimpinan Kolonel A.H. Nasution (dijadikan hari jadi Kodam III/Siliwangi). Tentara dan Teritorium III/Siliwangi berdasarkan penetapan KASAD Nomor : 83/KSAD/PNT/50 nama Divisi Siliwangi diganti menjadi Tentara dan Teritorium III/Siliwangi meliputi wilayah Jawa Barat berkedudukan di Bandung dengan Panglimanya Kolonel Sadikin

Komando Daerah Militer VI/Siliwangi (Kodam VI/Siliwangi) berdasarkan penetapan KASAD Nomor : 0-5 tanggal 5 Agustus 1958 atau keputusan KASAD Nomor : KPT 952/10/1959 tanggal 24 Oktober 1959 Teritorium III/Siliwangi berubah menjadi Kodam VI/Siliwangi berkedudukan di Bandung. Komando Daerah Militer III/Siliwangi berdasarkan No. Sprin/346/II/1985 tanggal 12 Pebruari 1985 atau keputusan KASAD No. Skep/131/II/1985 tanggal 12 Pebruari 1985 Kodam VI/Siliwangi diganti menjadi Kodam III/Siliwangi sampai sekarang.

Visi dan Misi Kodam III/Siliwangi Adapun Visi dan Misi dari Kodam III/ Siliwangi sebagai berikut Visi Kodam III/Siliwangi didalam mengemban tugasnya senantiasa berpegang teguh kepada norma-norma dasar keprajuritan serperti sapta marga, sumpah prajurit, 8 TNI wajib dan

Page 12: Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam

Gandung N, Y.Z. Abidin, Paryati

12 Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 1-22

petuah luhur Prabu Siliwangi yang dikenal dengan wangsit Siliwangi serta tidak terlepas dari kebijakan yang dikeluarkan oleh pimpinan Komando atas seperti Visi TNI AD yang dijadikan dasar bagi Visi kodam III/Siliwangi yaitu :

Memiliki sifat yang solid antara prajurit yang satu dengan yang lain didalam berinteraksi kesehariannya, sehingga ada rasa senasib sepenanggungan dalam perjuangan dan adanya rasa persaudaraan sebagai ikatan jiwa yang kuat memiliki profesionalisme didalam melaksanakan tugas sehingga setiap prajurit terampil dan mampu dalam penguasaan baik taktik maupun tehnik militer yang senantiasa berlandaskan kepada jati diri prajurit yaitu, sebagai tentara rakyat tentara pejuang dan tentara nasional.

Memiliki ketangguhan dan sifat sinatria yang diaplikasikan dikehidupannya baik dalam melaksanakan tugas aupun dalam bermasyarakat yaitu prajurit siliwangi harus berbudi luhur, adil menghargai sesama membela yang lemah ( gumati ka sileutik) tidak arogan, pantang menyerah dan selalu ikhlas dalam melaksanakan tugas serta senantiasa siap membela negara dan bangsa. Memilki wawasan kebangsaan yang luas dengan tidak berorientasi pada sara dan memiliki sikap netral dengan mengedepankan kehormatan prajurit yaitu menjaga kehormatan negara dan bangsa sebagai wujud dari pengabdian dan bhakti yang mulia serta berani mempersembahkan jiwa dan raganya untuk kepentingan negara dan bangsa

Menjadi suri tauladan didalam masyarakat agar prajurit siliwangi senantiasa dapat dicintai rakyat, sesuai dengan Motto Siliwangi bahwa "prajurit siliwangi adalah rakyat jawa barat, rakyat jawa barat adalah siliwangi". Serta Misi didalamnya sebagai berikut:

Memelihara dan memantapkan jiwa korsa satuan, menanamkan nilai-nilai luhur para pendahulu negara kepada Prajurit Siliwangi sesuai petuah luhur Prabu Siliwangi yang dikenal dengan “Wangsit Siliwangi” Memelihara dan meningkatkan kemampuan satuan intelijen jajaran Kodam III/ Siliwangi melalui peningkatan kemampuan aparat intelijen dalam rangka meningkatkan kemampuan deteksi dan cegah dini terhadap setiap gejolak kerawanan dan ancaman yang mungkin timbul, baik yang bersifat internal maupun eksternal, sehingga tidak berkembang menjadi ancaman nyata dengan menyelenggarakan pendidikan, latihan dan penataran secara bertahap dan berlanjut.

Menyiapkan satuan jajaran Kodam III/Siliwangi agar diperoleh kemampuan operasional yang profesional, efektif, efisien dan modern

Page 13: Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam

Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam Meningkatkan Citra Positif

Reputation Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 1-22 13

serta memiliki kualitas serta mobilitas yang tinggi untuk menangkal segala bentuk ancaman melalui pembinaan satuan dan pembinaan latihan termasuk melaksanakan latihan pra tugas untuk menghadapi tugas operasi penanggulangan gangguan keamanan (kontijensi) yang bersifat faktual dan memelihara kesiap-siagaan seluruh satuan yang berkemampuan deteksi dan cegah dini dihadapkan kepada prediksi ancaman yang mungkin terjadi dan bersifat pandadakan.

Memelihara dan meningkatkan kemampuan aparat dan satuan kewilayahan jajaran Kodam III/Siliwangi agar dapat membantu pelaksanaan tugas pembinaan teritorial dalam rangka menyiapkan ruang, alat dan kondisi juang bagi kepentingan pertahanan wilayah Jawa Barat dan Banten, serta menumbuhkan kepekaan dan daya tanggap terhadap dinamika lingkungan, situasi dan gejolak sosial di wilayah Jawa Barat dan Banten.

Meningkatkan kemampuan perorangan dan satuan agar dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat dalam upaya mensosialisasikan fungsi dan peran Kodam III/Siliwangi, memotivasi terwujudnya kemandirian masyarakat , memperkokoh kemanunggalan TNI-Rakyat dan ikut berperan aktif dalam mencegah terjadinya disintgrasi bangsa, di wilayah Jawa Barat dan Banten.

Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan dan latihan Rindam III/Siliwangi. Menyiapkan dan melaksanakan penyelenggaraan wajib militer matra darat bagi warga negara di wilayah Jawa Barat dan Banten sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menyiapkan personel dan satuan untuk melaksanakan tugas-tugas bantuan kemanusiaan di wilayah Jawa Barat dan Banten. Menyiapkan satuan dalam rangka membantu Polda Jawa Barat guna pemulihan dan memelihara stabilitas keamanan dalam negeri di wilayah Jawa Barat dan Banten. Memelihara dan meningkatkan hasil pemantapan satuan guna mendukung kesiapan operasional satuan yang siap ditugaskan sesuai perintah Komando Atas.

Penerangan Kodam, disingkat Pendam adalah Badan Pelaksana di tingkat Kodam yang berkedudukan langsung dibawah Pangdam. Pendam bertugas menyelengarakan fungsi penerangan dalam rangka mendukung tugas pokok Kodam.

Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas, Pendam melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut:

Penerangan Satuan. Menyelenggarakan kegiatan perencanaan, persiapan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian penyebaran

Page 14: Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam

Gandung N, Y.Z. Abidin, Paryati

14 Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 1-22

informasi ke satuan jajaran Kodam Penerangan Media Cetak. Meyelengarakan kegiatan perencanaan, persiapan, pelaksanaan, pengawasan, penyediaan, pengelolaan, dan penyebaran termasuk melayani informasi yang berkaitan dengan tugas-tugas Kodam melalui media cetak kepada masyarakat.

Penerangan Media Elektronik. Menyelenggarakan kegiatan perencanaan, persiapan, pelaksanaan, pengawasan, penyediaan, pengelolaan, dan penyebaran termasuk melayani informasi yang berkaitan dengan tugas-tugas Kodam melalui media elektronik kepada masyarakat.

Penerangan Media Online. Menyelenggarakan kegiatan perencanaan, persiapan, pelaksanaan, pengawasan, penyediaan, pengelolaan, dan penyebaran termasuk melayani informasi yang berkaitan dengan tugas-tugas Kodam melalui media online kepada masyarakat; dan

Penulisan Strategis. Menyelenggarakan kegiatan berkenaan dengan pembuatan tulisan strategis untuk kepentingan Kodam. Hasil penelitian ini di ambil dari lapangan dan di sesuaikan dengan susunan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini diambil dari konsep strategi dan citra yaitu penentuan rencana, penyusunan dan mirror image, current image, wish image, multiple image. selanjutnya dikembangkan untuk mendapatkan data asli dan baik. Dalam proses pengambilan data yaitu dilakukang dengan wawancara pada narasumber.

The Mirror Image (Cerminan Citra) Peran citra akan mempengaruhi suatu lembaga, sebab citra harus di bentuk dan di rencanakan oleh suatu lembaga. Cerminan citra atau dugaan citra manajemen terhadap publik eksternal dalam melihat lembaganya. Upaya apa yang dilakukan agar publik dapat mengetahui Pendam III/Siliwangi.

The Current Image (Citra Masih Ingat) Humas dituntut untuk menciptakan, memelihara, menjaga, bahkan meningkatkan citra yang positif terhadap lembaga/perusahan yang diwakilinya dengan jalan memberikan kesan yang baik dan benar yang sepenuhnya berdasarkan pengalaman.

The Wish Image (Citra yang diinginkan) Harapan suatu lembaga pada publik yaitu menginginkan citra yang baik.

The Multiple Image (Citra yang Berlapis) Langkah-langkah Pendam III/Siliwangi dalam pencapaian citra positif pada publik.

Formulasi Pendam III/Siliwangi Dalam Upaya Meningkatkan Citra Positif

Page 15: Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam

Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam Meningkatkan Citra Positif

Reputation Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 1-22 15

Menurut Jatmiko (2003:4), Strategi merupakan suatu cara dimana organisasi akan mencapai tujuan-tujuannya, sesuai dengan peluang-peluang dan ancaman-ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi serta sumber daya dan kemampuan internal organisasi. Berdasarkan pada definisi tersebut, terdapat tiga faktor yang mempunyai pengaruh penting pada strategi, yaitu lingkungan eksternal, sumber daya dan kemampuan internal, serta tujuan yang akan dicapai. Intinya, suatu strategi organisasi memberikan dasar-dasar pemahaman tenyang bagaimana organisasi itu akan bersaing.

Keberhasilan suatu kegiatan komunikasi banyak ditentukan oleh strategi komunikasinya. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. (Mukarom, 2011:617)

Strategi adalah prioritas atau arahan keseluruhan yang luas yang diambil oleh organisasi. Strategi juga merupakan pilihan-pilihan tentang bagaimana cara terbaik untuk mencapai misi organisasi. (Allison dan Kaye, 2004:3)

Menurut porter dalam buku Rangkuti (2009:4), strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing. Dari definisi para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi adalah cara atau teknik yang dilakukan sebuah perusahaan untuk mendapatkan keunggulan bersaing dengan mempelajari dan memahami lingkingan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) sehingga perusahaan bisa tetap bertahan.

Kehumasan merupakan metode efektif untuk membantu manajemen memantau berbagai perubahan, menyampaikan informasi, dan membentuk opini publik sasaran. Selain itu, kehumasan menjadi sarana efektif untuk menanggapi aspirasi atau perilaku tertentu publik tentang perusahaan sehingga tercapai situasi: “sama-sama memperoleh manfaat”.

Sementara itu, beberapa ahli yang lain menyebutkan bahwa public relations adalah seni dan ilmu untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik yang dapat memperbesar kepercayaan publik terhadap seseorang atau organisasi. Pendapat yang lain dikemukakan oleh J.C. Seidel sebagai berikut: public relations adalah proses yang kontinu dari usaha manajemen untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para pelanggannya, pegawainya, dan publik pada umumnya (Suryanto, 2013:9)

Page 16: Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam

Gandung N, Y.Z. Abidin, Paryati

16 Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 1-22

Strategi menjadi salah satu hal yang penting karena dapat dijadikan arah untuk melaksanakan program. Disamping itu perencanaan juga menentukan strategi yang lebih efektif yang dilaksanakan. Dalam pelaksanaan perencanaan yang akan dibahas oleh peneliti adalah keterkaitan unsur cerminan citra (mirror image), citra masih ingat (current image), citra diinginkan (wish image), citra berlapis (multiple image) dalam meningkatkan citra positif.

Berdasarkan hasil temuan di lapangan, strategi dalam meningkatkan citra positif yang dilakukan oleh Pendam III/Siliwangi yaitu dengan cara mengolah informasi, menyampaikan informasi, mengelola informasi, baik untuk pihak internal maupun eksternal dan semua itu ditujukan dalam rangka mendukung tugas pokok TNI Angkatan Darat.

Selain itu pula Pendam III/Siliwangi melakukan kerjasama yang baik dengan media-media masa (Media Cetak, Media Elektronik dan Media Online) yang ada di wilayah Kodam III/Siliwangi. Kerjasama ini dilakukan agar keterkaitan dengan media memberikan informasi yang benar dan saling koordinasi agar sumber yang didapat akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Hal ini dilakukan Penerangan itu sendiri mengabdi untuk kepentingan publik, memelihara komunikasi yang baik dan minitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik. Selain itu fungsinya bertujuan guna memperoleh kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding) dan citra yang baik (good image) dari masyarakat (public image).

Adapun sasarannya adalah menciptakan opini publik yang favoreble dan menguntukan semua pihak. Tugas itu tentu tidaklah semudah seperti membalik telapak tangan. Upaya-upaya yang dilakukan Penerangan haruslah usaha untuk menciptakan hubungan harmonis antara suatu organisasi dengan publiknya dan masyarakat luas melalui suatu proses komunikasi timbal balik atau dua arah.

Melengkapi sarana dan prasarana kepentingan tugas penerangan juga salah satu untuk menunjang keprofesionalan personel sehingga kinerja para staf dapat maksimal dan publikasi kegiatan-kegiatan yang ada di Kodam sehingga masyarakat dapat mengetahui melalui Pendam III/Siliwangi.

Program dan Kebijakan Pendam III/Siliwangi Mengelola Pandangan Negatif Untuk Meningkatkan Citra Positif

Page 17: Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam

Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam Meningkatkan Citra Positif

Reputation Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 1-22 17

Citra adalah kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertiannya terhadap fakta-fakta atau kenyataan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap objek dapat diketahui dari sikap terhadap objek tersebut. Solomon dalam Rakhmat, menyatakan semua sikap berumber pada organisasi kognitif pada informasi dan pengetahuan yang dia miliki. Efek kognitif dari komunikasi sangat mepengaruhi pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang.

Public relation mampu menciptakan citra positif kepada konsumen hingga mereka tetap loyal dan percaya pada kredibilitas perusahaan. Dalam melaksanakan perannya, manajemen modern public relations juga membutuhkan perencanaan yang cukup baik dalam menyusun strategi yang akan digunakan. Public relations sebagai garda terdepan dalam membangun citra/brand image mempunyai peran penting dalam meningkatkan kepercayaan publik. (Kusumawardani, 2016:17)

Menurut Frank Jefkins (Soemirat, 2004:119), ada beberapa jenis citra (image) yang dikenal di dunia aktivitas public relations atau kehumasan yaitu: Citra cermin (mirror image), citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi. Citra mengenai anggapan pihak luar terhadap organisasinya. Citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya, dapat juga sebagai kesan yang diyakini oleh perusahaan para pimpinan terhadap organisasinya secara sepihak tanpa mengacuhkan kesan dari luar.

Citra kini (current image), citra kini adalah suatu citra yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini berkaitan dengan pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini berkaitan dengan kesan yang diperoleh dari orang lain tentang perusahaan/organisasi atau hal lain yang berkaitan dengan produknya.

Citra keinginan (wish image), citra ini diaplikasikan untuk sesuatu yang baru sebelum publik eksternal memperoleh informasi secara lengkap. Citra ini merupakan kesan yang memang diharapkan terjadi oleh perusahaan/organisasi, atau seperti apa yang diinginkan dan dicapai oleh pihak manajemen terhadap lembaga/perusahaan, atau produk yang ditampilkan tersebut lebih dikenal (good awareness) menyenangkan dan diterima dengan kesan yang selalu positif diberikan (take and give) oleh publiknya.

Citra serba aneka atau berlapis (multiple image), yaitu sejumlah individu, kantor cabang atau perwakilan perusahaan lainnya dapat

Page 18: Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam

Gandung N, Y.Z. Abidin, Paryati

18 Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 1-22

membentuk citra tertentu yang belum tentu sesuai dengan keseragaman citra seluruh organisasi.

Adapun upaya Pendam III/Siliwangi dalam mengelola pandangan negatif untuk meningkatkan citra positif yaitu memberikan arahan kepada Prajurit baik melalui Penerangan Pasukan maupun tulisan-tulisan lainnya agar bertindak sesuai aturan. Hal ini untuk menjaga norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Selain itu memberikan sosialisasi UU No 34 tahun 2004 tentang TNI, khususnya Bab IV pasal 7 terkait dengan tugas pokok TNI. Tugas pokok disini yaitu yang diwujudkan dalam bentuk Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang memberikan amanat kepada TNI untuk membantu pemerintahan di daerah. Sosialisasi ini ditujukan kepada masyarakat dalam berbagai kesempatan terkait dengan tugas, fungsi dan peran TNI AD.

Selanjutnya mengadakan klarifikasi dan cuonter berita dengan berita yang negatif terkait TNI. Memberikan penjelasan yang jelas kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat kejelasan terkait isu-isu negatif pada TNI. Terkait dengan berbagai isu-isu negatif yang berkembang di masyarakat pihak Pendam tak luput mengadakan konperensi pers memberikan klarifikasi kepada media.

Implementasi Yang Dilakukan Pendam III/Siliwangi Untuk Mencapai Citra Positif Kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan citra yaitu penulisan press release yaitu informasi tertulis yang dikeluarkan oleh Pendam III/Siliwangi. Penulisan Feature yaitu tulisan hasil liputan mengenai suatu kegiatan yang bersifat memberikan informasi. Penulisan artikel yang di muat di media massa. Selain itu pula melakukan konperensi pers yang mana telah dipersiapkan jika itu diperlukan.

Di samping itu perlu memiliki proses pemikiran yang dinamis,yang dapat menganalisis secara objektif, faedah adri kebijaksanaan atau tindakan yang dilakukan oleh lembaga/perusahaan yang dipimpinnya. Bagaimana reaksi publik nanti terhadap tindakan itu, ini harus dipikirkan dengan seksama, begitu pula problema-problema apa yang dapat timbul akibat tindakan itu. (Rosyidi, 2009:582)

Press Release adalah informasi dalam bentuk berita yang dibuat oleh Public Relations (Humas) suatu organisasi/perusahaan yang disampaikan kepada pengelola pers/redaksi media massa (tv, radio, surat kabar, majalah) untuk dipublikasikan dalam media massa tersebut.

Page 19: Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam

Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam Meningkatkan Citra Positif

Reputation Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 1-22 19

(Soemirat:2012) Menulis Press release adalah kewajiaban bagi seorang Public Relations.

Biasanya dilakukan minimal sebulan sekali agar citra dan brand perusahaan yang diwakili tetap menjadi kepercayaan bagi konsumen dan pasar yang dibidik. Tidak sedikit dari PRO (Public Relations Officer) yang mengandalkan alat publisitas ini untuk meningkatkan penjualan. Selain gratis dan tidak dipungut biaya oleh media yang memuatnya, press release bisa menjadi soft-selling yang sangat ampuh untuk promosi.

Penulisan press release layak muat apabila cara menulisnya seperti halnya wartawan menulis berita langsung (straight news) dengan gaya piramida terbalik (inverted pyramid). Dimulai dengan membuat kepala berita sebagai paragraf pertama yang mengandung unsur 5W+1H. (what: apa yang terjadi, Where: dimana terjadinya, When: kapan peristiwa terjadi, Who: siapa yang terlibat, Why: mengapa peristiwa terjadi, How: bagaimana peristiwa terjadi)

Penulisan dengan gaya piramida terbalik ini digunakan dengan alasan Pertama, pembaca dikategorikan sebagai orang sibuk dan mempunyai waktu yang singkat untuk mendapatkan berita-berita yang faktual. Kedua, redaksi media massa harus memotong Press Release tersebut tanpa mengurangi isi pokok. Ketiga, redaksi tidak mempunyai cukup waktu untuk membaca keseluruhan Press Release. Sebelum redaksi memutuskan dibuang atau dipakai Release tersebut, mereka harus tahu dengan cepat apa keseluruhan isi release itu. (Cole dalam Soemirat dan Ardianto, 2004).

Feature adalah tulisan kreatif yang berfungsi untuk menginformasikan, atau kehidupan seseorang yang dikemas dengan kalimat hiburan yang menarik. Feature merupakan tulisan yang cukup ringan untuk dibaca jika dibandingkan dengan artikel, opini ataupun essay pada umumnya.

Karakteristik Feature yaitu Kreatif Memungkinkan penulis “mencipta” sebuah cerita (dengan teknik berkisah), namun bukan cerita fiktif. Laporan feature harus mengkreasikan sudut pandang penulis berdasarkan riset terhadap fakta-fakta yang telah ditelusuri.

Subjektif Dengan penggunaan model aku, memungkinkan penulis memasukkan emosi dan pikirannya. Sangat mungkin menggunakan sudut pandang orang pertama, atau “saya” dengan emosi campur nalar, sebagai cara mendapatkan fakta-fakta.

Informatif Feature memang terkadang tidak memiliki nilai berita. Ia

Page 20: Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam

Gandung N, Y.Z. Abidin, Paryati

20 Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 1-22

justru cenderung memberi nilai informasi mengenai situasi/aspek kehidupan. Materi laporan tentang hal yang ringan, namun berguna bagi masyarakat. Seperti situasi saat peristiwa terjadi dan tidak diliput media lain.

Menghibur Bahan feature dengan sengaja dicarikan dari cerita yang ekslusif dan ditulis secara mendalam, termasuk aspek humor yang menyertainya. Laporan harus berwarna-warni terhadap berita-berita rutin seperti pembunuhan, selingkuh, bencana alam dll, sehingga pembaca larut dalam kesedihan atau malah tertawa terbahak-bahak.

Awet /Tidak Dibatasi WaktuBerita bisa basi dalam 24 jam, tapi feature tak akan pernah basi bahwa feature tidak lapuk dimakan deadline, karena topiknya dibahas secara mendalam.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut: Formulasi yang dilakukan Pendam III/Siliwangi dalam meningkatkan citra positif yaitu mengolah informasi, menyampaikan informasi, mengelola informasi, baik untuk pihak internal maupun eksternal dan semua itu ditujukan dalam rangka mendukung tugas pokok TNI Angkatan Darat. Selain itu menjalin kerjasama yang baik dengan media-media masa (Media Cetak, media Elektronik dan Media Online) yang ada di wilayah Kodam III/Siliwangi. Untuk meningkatkan kempampuan SDM agar ke profesionalan dalam bekerja melaksanakan program-program yaitu mengikutsertakan personelnya (Militer/PNS) pada kegiatan Diklat atau Penataran. Terkait dengan tugas-tugas di bidang penerangan baik yang dilaksanakan oleh internal TNI seperti Suspa Jurnalitik, Suspa Penerangan, Susba Jurnalistik, Susba Penerangan, Susba Kameramen, Susba Editing Film, maupun oleh eksternal seperti Tar Perwira Jurnalistik, Tar Security Web, Tar Jaringan Komputer, Tar Penulisan Press Release, dsb. Dengan adanya program tersebut kepropesionalan personel dapat menunjang skill dan mahir di bidangnya sehingga dapat bekerja dengan baik.

Program dan kebijakan Pendam III/Siliwangi dalam mengelola pandangan negatif untuk meningkatkan citra positif yaitu dengan mengadakan klarifikasi dan cuonter berita dengan berita yang negatif terkait TNI. Memberikan penjelasan yang jelas kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat kejelasan terkait isu-isu negatif pada TNI.

Page 21: Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam

Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam Meningkatkan Citra Positif

Reputation Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 1-22 21

Terkait dengan berbagai isu-isu negatif yang berkembang di masyarakat pihak Pendam mengadakan konperensi pers memberikan klarifikasi kepada media.

Implementasi yang dilakukan Pendam III/Siliwangi untuk mencapai citra positif yaitu dengan penulisan press release yaitu informasi tertulis yang dikeluarkan oleh Pendam III/Siliwangi. Penulisan Feature yaitu tulisan hasil liputan mengenai suatu kegiatan yang bersifat meberikan informasi. Penulisan artikel yang di muat di media massa. Selain itu pula melakukan konperensi pers yang mana telah dipersiapkan jika itu diperlukan.

Formulasi yang dilakukan Pendam III/Siliwangi dalam meningkatkan citra positif pada pelaksanaanya terperinci, namun minimnya informasi kepada masyarakat salah satu eksistensi Pendam III/Siliwangi itu kurang muncul. Pelaksanaan dilapangan memaksimalkan media elektronik dapat dimanfaatkan, karena jaman yang semakin canggih. Lebih terbuka kepada publik seperti menyedikan media atau sarana yang menampung aspirasi untuk menyampaikan saran atau kritik sehingga untuk acuan dan bahan evaluasi. Memanfaatkan media elektronik dan aktif dalam penggunaanya sehingga publik dapat mudah mengakses informasi-informasi.

DAFTAR PUSTAKA

Soemirat Soleh, Ardianto Elvinaro. 2010. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Suryanto. 2013. Membangun Citra Dengan Metode Public Relations. Bandung: CV Arfino Raya.

Ruslan Rosady. 1998. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ardianto Elvinaro. 2010. Metode Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Rukman Ahmad, dkk. 2013. Buku Pintar Penerangan. Jakarta: Dispenad. Modul Organisasi dan Tugas Penerangan Kodam (Orgas Pendam). Kusumawardani, D. (2016). Strategi Komunikasi pada Pasar Modal

Syariah Berbasis Cyber Public Relations dalam Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies, 10(1), 17-36

Page 22: Strategi Dinas Penerangan Kodam III/Siliwangi dalam

Gandung N, Y.Z. Abidin, Paryati

22 Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 1-22

Mukarom, Z. (2011). Strategi Komunikasi Politik Perempuan di Lembaga Legislatif dalam Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies, 5(2), 617.

Rosyidi, I. (2009). Urgensi H uman Relations Dalam Kegiatan Public Relations dalam Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies, 4(13), 582.