strategi kampanye humas kementerian komunikasi...
TRANSCRIPT
STRATEGI KAMPANYE HUMAS KEMENTERIAN KOMUNIKASI
DAN INFORMATIKA (MENKOMINFO) PADA KAMPANYE
#MAJUEKONOMIDIGITAL DI SOSIAL MEDIA
Jerri Ilham Mahendra
D-III Hubungan Masyarakat, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri
Jakarta
Email: [email protected]
ABSTRACT
The development of the Digital Economy in Indonesia are very fast, in this case the government
especially the Ministry of Communication and Information seeks to provide awareness and invitation
to the public that there is a new government program, named the National 1000 Digital Startup
Movement. This study aims to determine what campaign concepts used by the Public Relations Ministry
of Communication and Information in carrying out the campaign.
The author uses the concept of the Public Relations Campaign. The variables in this study are
Nowak & Warneryd campaign models which have 8 dimensions, namely The intended effect,
Competiting Communication, The Communication Object, Population and Receiving Group Target,
The Channel, The Message, The Communicator, Obtained Effect..
This study uses descriptive qualitative research methods. Data collection techniques of this
research is documentation, in-depth interviews and observations. The author uses triangulation source
data analysis techniques.
Based on the results of the research, the Public Relations of the Ministry of Communication
and Informatics carried out an Advanced Digital Economy campaign with limited time. The Nowak &
Warneryd campaign model is an example of a traditional campaign model. In this model the campaign
process starts from the goal to be achieved and ends with the desired effect. the objectives of the
campaign cannot be achieved because there are obstacles between internal and external stakeholders,
the media selected in this campaign also become a disruption of the campaign because it is not right
with the intended target so the effects that appear are not in accordance with what is desired.
The conclusion of this study is the Public Relations Ministry of Communication and
Information did not succeed in running the Advanced Digital Economy campaign effectively because
it was unable to achieve the campaign goals that had been determined at the beginning.
Keywords: Public Relations Campaign, Government PR, Digital Economy
ABSTRAK
Perkembangan Ekonomi Digital di Indonesia sangatlah cepat, dalam hal ini pemerintah
khususnya Kementerian Komunikasi dan Informatika berupaya untuk memberikan kesadaran serta
ajakan terhadap masyarakat bahwa terdapat program baru pemerintah yaitu Gerakan Nasioinal 1000
Startup Digital, upaya yang dilakukan oleh Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika adalah
dengan membuat kampanye Maju Ekonomi Digital. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep
kampanye apa yang digunakan oleh Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam
menjalankan kampanye tersebut.
Penulis menggunakan konsep Public Relations Campaign. Variabel dalam penelitian ini adalah
model kampanye Nowak & Warneryd yang memiliki 8 dimensi yaitu The intended effect, Competiting
Communication, The Communication Object, Target Population and Receiving Group, The Channel,
The Message, The Communicator, Obtained Effect.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data
yang digunakan oleh penulis adalah dokumentasi, wawancara mendalam dan observasi. Penulis
menggunakan teknik analisis data triangulasi sumber .
Berdasarkan hasil penelitian, Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan
kampanye Maju Ekonomi Digital dengan keterbatasan waktu. Model kampanye Nowak & Warneryd
merupakan salah satu contoh model tradisional kampanye. Pada model ini proses kampanye dimulai
dari tujuan yang hendak dicapai dan diakhiri dengan efek yang diinginkan. tujuan dari kampanye
tersebut tidak dapat tercapai karena terdapat kendala antara stakeholder internal & eksternal, media
yang dipilih dalam kampanye ini juga menjadi gangguan kampanye karena tidak tepat dengan target
sasaran yang dituju sehingga efek yang muncul tidak sesuai dengan apa yang diinginkan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika tidak
berhasil menjalankan kampanye Maju Ekonomi Digital dengan efektif karena tidak dapat mencapai
tujuan kampanye yang sudah ditentukan diawal.
Kata Kunci: Kampanye Humas, Humas Pemerintah, Ekonomi Digital
PENDAHULUAN
Seiring dengan terus berkembangnya fungsi Humas sesuai dengan fokusya masing-masing.
Humas pemerintah dapat dikatakan sebagai ujung tombak dalam menyampaikkan program dan kinerja
pemerintah. Keseluruhan manajemen (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) komunikasi dengan
publik internal dan eksternal, yang dilakukan oleh lembaga/praktisi humas lembaga pemerintah, untuk
menyampaikkan informasi publik terkait aktivitas lembaga dan menerima umpan balik publik,
membangun dan mempertahankan hubungan baik dan bermanfaat antara lembaga dengan publik yang
mempengaruhi upaya mencapai tujuan program pemerintah. “Selain itu, Humas sebagai corong atau
sumber informasi, dituntut kemampuannya dalam menghadapi tantangan dan perubahan zaman yang
sangat cepat terutama menghadapi perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi” jelas Tulus
Subardjono selaku Komisioner Komisi Informasi Pusat. Sebagai ujung tombak sebuah institusi
pemerintahan, humas pemerintah dituntut agar dapat menyusun strategi humas dengan baik dalam
memberikan informasi kepada masyarakat mengenai program serta kinerja pemerintah.
Ekonomi digital sendiri lahir dan berkembang seiring penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi yang juga semakin mengglobal di dunia. Menurut Dalle (2016) sejarah ekonomi dunia telah
melalui empat era dalam hidup manusia yaitu era masyarakat pertanian, era mesin pasca revolusi
industri, era perburuan minyak, dan era kapitalisme korporasi multinasional. Presiden Joko Widodo
mengatakan bahwa kontribusi ekonomi digital di Indonesia bisa mencapai 8,5% terhadap pendapatan
domestik bruto, yang berarti meningkat dari tahun lalu “ Angka ini, angka yang jauh lebih tinggi
dibanding pertumbuhan ekonomi kita sebesar 5,1% .
#MajuEkonomiDigital adalah program kampanye digital Kementerian Komunikasi dan
Informatika yang dibuat untuk menunjang tujuan pemerintah pada sektor ekonomi digital di Indonesia
khususnya program gerakan nasional 1000 startup digital Indonesia. Strategi kampanye digital ini
ditujukan kepada alumni peserta gerakan nasional 1000 startup digital yang dibuat oleh kementerian
komunikasi dan informatika dengan tujuan untuk memberikan panggung keberhasilan mereka yang
sudah bisa membangun startup digitalnya masing-masing. Program ini sudah diselenggarakan pada
bulan agustus 2016 hingga mei 2018 di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta,
Bandung, Semarang, Malang, Denpasar, Makassar, Pontianak, Medan dengan total jumlah peserta
37.346 orang. Dengan banyaknya jumlah peserta yang terdaftar pada program gerakan nasional 1000
startup digital ini, hanya terdapat 8.893 orang yang berhasil lolos dari berbagai tahapan seleksi program
gerakan nasional 1000 startup digital.
Program kampanye digital #MajuEkonomiDigital ini sendiri sudah berlangsung tepatnya pada
25 oktober 2018 dengan jumlah 42 supports yang diantaranya terdiri dari 11 twitter twibbons, 30
facebook twibbons, dan 1 tweets, melihat sedikitnya jumlah supports atau partisipasi para alumni
gerakan nasional 1000 startup digital Indonesia.
Berdasarkan fakta yang ada, dalam hal ini penulis melihat adanya permasalahan dalam
publikasi strategi kampanye humas kementerian komunikasi dan informatika pada program kampanye
#MajuEkonomiDigital yang sudah berlangsung dan penulis tertarik untuk meneliti tentang
permasalahan publikasi strategi kampanye #MajuEkonomiDigital humas kementerian komunikasi dan
informatika dapat menyusun strategi humas dengan baik dalam memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai program serta kinerja pemerintah.
Humas yang menangani pemerintahan dan urusan publik sendiri adalah jenis hubungan
masyarakat yang berhubungan dengan bagaimana sebuah organisasi berinteraksi dengan pemerintah,
regulator pemerintah, badan legislatif dana aparat pemerintahan. Pada dasarnya, Humas sendiri di
definisikan sebagai penanggung jawab tata kelola komunikasi di sebuah lembaga. Dalam hal ini humas
pemerintah khususnya Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika membuat strategi kampanye
dengan tujuan untuk meningkatkan peluang ekonomi digital di Indonesia.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah yang dapat diambil oleh penulis
adalah:
bagaimana model kampanye humas yang dilakukan oleh humas pemerintah kementerian komunikasi
dan informatika dalam mempublikasikan program kampanye #MajuEkonomiDigital ?
TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah tersebut, tujuan dilakukan nya penelitian
ini adalah untuk mencari tau dan menemukan solusi yang efektif pada strategi kampanye humas dalam
mempublikasikan program kampanye #MajuEkonomiDigital
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.3 Teori Strategi Kampanye Humas
Pengertian secara umum tentang kampanye yang dikenal sejak tahun 1940-an campaign is
generally exemply persuasion in action (kampanye secara umum menampilkan suatu kegiatan yang
bertitik tolak untuk membujuk), dan telah banyak dikemukakan beberapa ilmuan, ahli dan praktisi
komunikasi, yaitu definisinya sebagai berikut:
a) Leslie B. Snyder
Secara garis besar bahwa kampanye komunikasi merupakan aktivitas yang terorganisasi, secara
langsung ditujukan khalayak tertentu, pada periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan
tertentu.
b) Pfau dan Parrot
Suatu kampanye yang secara sadar, menunjang dan meningkatkan proses pelaksanaan yang terencana
pada periode tertentu untuk bertujuan mempengaruhi khalayak sasaran tertentu.
Seperti definisi kampanye yang dinyatakan oleh Rogers dan Storey, yaitu serangkaian
tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah
besar khalayak yang dilakukan secara bekelanjutan pada kurun waktu tertentu. Kampanye juga dapat
didefinisikan sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan
efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu
tertentu” menurut Rogers dan Storey (1987 dalam Venus 2009:7)
2.2.3.1 Teori Khusus
2.2.3.1.1 Model Proses Komunikasi Kampanye Nowak dan Warneryd
Menurut McQuail dan Windahl (1993) model kampanye Nowak dan Warneryd merupakan salah satu
contoh model tradisional kampanye. Pada model ini proses kampanye dimulai dari tujuan yang hendak
dicapai dan diakhiri dengan efek yang diinginkan. Model ini merupakan deskriptif dari bermacam-
macam proses kerja dalam kampanye. Pada model kampanye Nowak dan Warneryd ini terdapat delapan
elemen kampanye yang harus diperhatikan yaitu: Intended Effect (Efek yang diharapkan), Competiting
communication (Persaingan komunikasi), Target population and Receiving group (Populasi target dan
kelompok penerima), The channel (Saluran), The massage (Pesan), The communicator/sender
(Pengirim pesan), The obtained effect (efek yang dicapai)
Nowak dan Warneryd
Gambar 2.1
Penjelasan unsur-unsur (element) dalam suatu bagan dari model of communication campaign, yaitu
sebagai berikut: (Venus, 2009)
a. The intended effect
Efek yang diharapkan dalam suatu kampanye harus dirumuskan dengan jelas dan detail. Dengan
begitu, penentuan elemen-elemen pendukung pencapaian hasil tersebut itu akan lebih mudah dan jelas
a. Competiting communication
Agar komunikasi kampanye berlangsung efektif dan lancar maka harus diperkirakan potensi-
potensi yang dapat mengganggu kampanye
b. The communication object
Kampanye biasanya memiliki tujuan dan tema utama. Setiap keberagaman tujuan kampanye dan
akan berbeda pula mengenai model kampanye komunikasinya, dan hal ini harus dipahami oleh juru
kampanye tersebut yang akan mengirim pesan kepada penerima
c. Target population and the receiving group
Kelompok penerima adalah bagian dari populasi target. Penyebaran lebih baik ditujukan kepada
opinion leader dari populasi target
d. The channel
Berbagai perbedaan bentuk atau jenis dari saluran komunikasi terkait erat dengan berbagai macam
pesan, dan perbedaan khalayak sebagai sasaran suatu kampanye. Melalui komunikasi tatap muka
(interpersonal) lebih dibutuhkan dan cocok untuk mempengaruhi perilaku masyarakat secara langsung
e. The message
Khususnya untuk pesan-pesan atau tema sentral perlu dipertajam perbedaannya yang berhadapan
dengan audiensi beragam, hal ini tergantung dari model kampanye yang dilaksanakan. Kampanye pada
tahap awalnya adalah membangun “awareness” dan pengetahuan bagi khalayaknya, kemudian tahap
kampanye selanjutnya adalah bersifat “persuasif” atau mempengaruhi perilakunya dan pada akhirnya
kampanye tersebut diharapkan mengubah suatu pola tindakan (acted wisely) khalayak yang lebih
bijaksana
f. The Communicator
Komunikator atau jubir (spokeperson) yang terpilih adalah selain memiliki keahlian, juga
kemampuan, legitimasi dan kepercayaan serta aktraktif di mata khalayaknya sangan penting agar pesan
dalam kampanye tersebut lebih diperhatikan oleh pihak publiknya.
g. Obtained Effect
Efek dari kampanye yang dilancarkan tersebut menghasilkan dampak yang diharapkan atau tidak,
bahkan mungkin bisa memperoleh tanggapan negatif atau positif. Kampanye tersebut dapat
mempengaruhi efek, baik yang bersifat kognisi, yaitu berkaitan dengan peningkatan pengetahuan atau
perhatian khalayak, sedangkan afeksi berkaitan dengan perasaan senang atau tidak senang, atau
perubahan sikap negatif menjadi positif. Dan maupun konasi yaitu berkaitan dengan perilaku, aktivitas
dan pelaksanaannya baik atau tidak baik.\
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Kualitatif menurut, menurut Chaedar Alwasilah (2003: 97) memiliki kelebihan yaitu
adanya fleksibilitas yang tinggi bagi peniliti ketika menentukan langkah-langkah penelitian.
Berdasarkan sifat realitas, metode kualitatif mengandung persepsi subjektif bahwa realitas
(komunikasi) bersifat ganda, rumit, semu, dinamis (mudah berubah), dan kebenaran realitas bersifat
relatif (Mulyana, 2001:147)
Menurut Bogdan dan Biklen (2008:4-5) penelitian kualitatif memiliki karakteristik salah
satunya adalah deskriptif. Penelitian kualitatif adalah deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih
mengambil bentuk kata-kata atau gambar daripada angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan kutipan
dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi. Data tersebut biasanya mencakup
data dari hasil wawancara, catatan lapangan, ataupun dokumentasi. Dalam karakteristik ini, peneliti
mencoba menganalisis data dengan segala upaya yang berbentuk transkrip.
. 4. Key Informan dan Informan
Dalam hal ini terdapat dua kategori informan, yaitu informan pengamat serta informan pelaku. Para
informan pengamat adalah informan yang memberikan informasi tentang orang lain atau suatu kejadian
atau suatu hal kepada peneliti, mereka ini biasa juga disebut sebagai informan kunci
Sedangkan informan pelaku adalah informan yang memberikan informasi tentang dirinya,
tentang perbuatannya serta tentang pikirannya
Berdasarkan pembagian definisi dari informan diatas, berikut adalah pihak pihak yang akan menjadi
narasumber dalam penelitian ini yaitu :
A. Aisyah Novanarima, Tenaga Humas Pemerintah Kementerian Komunikasi dan Informatika
B. Sonny, PIC Program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital Indonesia, Staff Aplikasi
Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika
C. Indri, Staff Program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital Indonesia Biro Humas
Kementerian Komunikasi dan Informatika
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola,
kategori, dan satuan uraian dasar. Taylor mendefinisikan analisis data sebagai proses yang memerinci
usaha secara fromal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan dan
sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis.
3.7 Uji Keabsahan Data
Dalam mencapai keabsahan data ini, salah satu cara nya adalah dengan melakukan triangulasi,
yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut Patton ada empat macam
triangulasi untuk mencapai keabsahan, yaitu sebagai berikut:
A. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang
telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga
menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan dengan tiga sumber tersebut.
PEMBAHASAN
STRATEGI KAMPANYE HUMAS KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
(MENKOMINFO) PADA KAMPANYE #MAJUEKONOMIDIGITAL DI SOSIAL MEDIA
4.3.1 Model Strategi Kampanye Humas Nowak & Warneryd
1. The Intended Effect
Pada dokumen TOR yang dimiliki penulis, dampak yang diharapkan pada program gerakan nasional
1000 Startup Digital ini sendiri adalah untuk meningkatkan motivasi kewirausahaan dan membangun
ekosistem Startup di Indonesia sehingga dapat menciptakan Startup Digital baru dan mempercepat
perkembangan Startup Digital di Indonesia untuk meningkatkan transaksi e-commerce secara khusus
dan meningkatkan perekonomian ekonomi nasional Indonesia secara umum, dan untuk menjadikan
Indonesia sebagai “The Digital Energy of ASEAN”.
Sementara, efek yang diharapkan dalam suatu kampanye harus dirumuskan dengan jelas dan
detail. Dengan begitu, penentuan elemen-elemen pendukung pencapaian hasil tersebut itu akan menjadi
lebih mudah dan jelas. Akibat atau hasil suatu kampanye yang diharapkan, sebagian besar permasalahan
dalam pelaksanaan tujuan kampanye komunikasi tersebut, yang berkaitan dengan ketidaktepatan
mengenai khalayak sasarannya, tujuan kurang jelas dan kurang mengetahui dalam memperkirakan
apakah pada akhirnya kampanye tersebut berhasil atau tidak. Kesalahan pada umumnya adalah
kampanye yang kurang memuaskan dan terlalu ‘overestimate’ dalam mencapai tujuan kampanye
sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu, akibat atau hasil yang diharapkan dari sebuah kampanye
menjadi bagian utama dalam pembuatan kampanye. Menentukan hasil yang ingin dicapai harus sesuai
dengan pesan apa yang kita tuju kepada khalayak sasarannya secara detail.
Berdasarkan brief kampanye yang dibuat oleh juru kampanye, tertulis bahwa menjadikan
Indonesia sebagai The Digital Energy of Asia adalah visi dari pemerintah dalam meningkatkan
perekonomian negara menjadi lebih baik. Lapangan kerja baru banyak bermunculan dan angka
pengangguran diharapkan menurun.
2. Competing Communication
Hal yang juga penting dalam mencapai efektivitas pelaksanaan kampanye yang tidak terganggu
oleh persaingan atau komunikasi yang bertentangan. Juru kampanye harus menyadari bahwa
kemungkinan pesan balasan (counter message) dalam mencapai tujuan yang sesungguhnya dari
kampanye tersebut Agar komunikasi kampanye berlangsung efektif dan lancar. Maka dari hal tersebut,
juru kampanye harus dapat memperkirakan potensi-potensi yang dapat menganggu berjalannya
kampanye tersebut.
Tahap ini lah yang tidak dilakukan atau diperkirakan pada kampanye Maju Ekonomi Digital,
dapat dilihat bahwa saluran komunikasi yang dipilih disini ternyata memiliki banyak gangguan dan
tidak tepat menuju sasaran khalayak peserta kampanye, yang pada akhirnya berdampak tidak efektifnya
kampanye Maju Ekonomi Digital tersebut. Selain itu, tidak efektifnya kampanye ini juga dapat dinilai
dengan gagalnya seorang juru kampanye melihat gangguan apa yang akan terjadi selama kampanye
Maju Ekonomi Digital ini disebarluaskan dan dimulai hingga berakhir.
3. The Communication Object
Berdasarkan term of reference dari program gerakan nasional 1000 startup digital yang ingin
dituju adalah untuk merealisasikan potensi masyarakat Indonesia, diperlukan suatu bentuk peningkatan
kapasitas manusia yang bertujuan untuk:
1. Memperkenalkan pola pikir kewirausahaan yang inovatif, bisa memberikan solusi, dan mau
bekerja keras.
2. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang inovasi, kewirausahaan, bisnis,
teknologi dan Startup Digital. Hal ini merupakan juga bagian dari visi Presiden Republik Indonesia,
Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai “The Digital Energy of ASEAN”, yang bertujuan
untuk menjadikan Indonesia pusat ekonomi digital terbesar di ASEAN.
Dengan alasan-alasan tersebut, dan dalam rangka mendukung pencapaian Nawacita 6 sub
Agenda 7 mengenai peningkatan kapasitas inovasi dan teknologi dan Sub Agenda 10 mengenai
peningkatan daya saing kerja, Kominfo menginisiasi program Gerakan Nasional 1000 Startu Digital
dengan tujuan melahirkan perusahaan–perusahaan Startup Digital baru berkualitas yang dapat
memberikan dampak positif kepada industri teknologi secara khusus dan perekonomian Indonesia
secara umum. Gerakan ini ditargetkan dapat menciptakan 1000 perusahaan Startup Digital baru pada
tahun 2020.
Dalam perencanaan komunikasinya, pertama adalah juru kampanye menyusun brief kampanye
ini, adapun media yang dipergunakan untuk menyebarkan kampanye ini adalah melalui media sosial,
di antaranya facebook dan twitter. Selain itu juru kampanye disini juga menyebarkan informasi ini
melalui e-mail kepada para alumni program gerakan nasional 1000 startup digital yang diantaranya
adalah founder dari sampah muda, tumbas.in dan karapan.
Sementara, pada kampanye Maju Ekonomi Digital juru kampanye memiliki misi sosial atau
tema sosial yang ingin mengajak masyarakat untuk ikut dan berpartisipasi secara langsung bersama
pemerintah dalam menjadikan indonesia sebagai The Digital Energy of Asia yang artinya Indonesia
harus bisa menciptakan banyak startup digital baru terutama pada bidang e-commerce dan melahirkan
Unicorn di masa depan yang pada akhirnya dapat mengangkat perekonomian negara secara
perlahan.
Dari hasil observasi, survey maupun wawancara terhadap juru kampanye dan orang orang yang
berperan dalam terselenggaranya program gerakan nasional 1000 startup digital Perancangan strategi
yang ditentukan nantinya mengacu pada konsep “sosial” dikarenakan tidak adanya model kampanye
khusus yang dipergunakan dan hanya ingin memberikan awareness dan persuasive dengan adanya
relevansi konten dengan kehidupan audience dapat menambahkan value pada hubungan yang
diciptakan nantinya antara kampanye dengan audience. Pemilihan media yang digunakan untuk
menyampaikan informasi adalah media digital sebagai basis utama wadah pelaksanaan campaign.
Sebagai touchpoint utama akan menggunakan e-mail sebagai pusat informasi campaign.
4. Target Population and Receiving Group
Khalayak atau penduduk sebagai sasaran dari tujuan kampanye tersebut harus jelas terlebih
dahulu, termasuk mengetahui kelompok masyarakat dan tokoh masyarakat tertentu sebagai komunikan.
Hal yang sering terjadi di lapangan, mungkin mudah untuk mencapainya dan bahkan sulit untuk
menyebarluaskan pesan-pesan kampanye tersebut karena adanya penolakan dari kelompok tertentu,
atau tidak memiliki kepentingan terhadap pesan-pesan kampanye. Menurut teori, Kelompok penerima
adalah bagian dari populasi target. Penyebaran lebih baik ditujukan kepada opinion leader (pemuka
pendapat) dari populasi target.
Selain itu, berdasarkan TOR program gerakan nasional 1000 startup digital target yang dimiliki
dan diinginkan pemerintah ialah produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga
bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa ASEAN lainnya.
Berdasarkan data yang datas yang didapatkan oleh penulis melalui dokumen program gerakan
nasional 1000 startup digita, juru kampanye memiliki target peserta atau opinion leader pada kampanye
Maju Ekonomi Digital ini sendiri adalah para alumni program gerakan nasional 1000 startup digital
yang sudah berhasil membuat dan membangun startup digital nya sendiri hingga saat ini, para alumni
program gerakan nasional 1000 startup digital tersebut dijadikan sebagai bukti nyata kesuksesan
program gerakan nasional 1000 startup digital yang baru dibuat oleh pemerintah. Selain dari itu,
masyarakat luas atau khalayak umum juga menjadi target yang ingin dipersuasi oleh pemerintah agar
tertarik dan ingin mengikuti program gerakan nasional 1000 startup digital ini pada tahun berikutnya
dan ikut berkontribusi dalam memajukan perekonomian negara.
5. The Channel
Berbagai perbedaan bentuk atau jenis dari saluran komunikasi terkait erat dengan berbagai
macam pesan, dan perbedaan khalayak sebagai sasaran suatu kampanye. Sebagai catatan bahwa
berbagai perbedaan bentuk atau jenis saluran komunikasi terkait erat dengan berbagai macam pesan,
dan perbedaan khalayak sebagai sasaran suatu kampanye. Melalui saluran media massa dinilai lebih
cocok untuk mengangkat isu atau agenda utama untuk memperoleh tanggapan publik yang beragam,
sedangkan melalui komunikasi tatap muka (interpersonal) lebih dibutuhkan atau cocok untuk
mempengaruhi perilaku masyarakat secara langsung.
Saluran komunikasi juga menjadi bagian yang gagal dianalisis oleh juru kampanye, karena pada
kenyataannya waktu serta relasi yang terbatas membuat juru kampanye tidak dapat menentukan saluran
komunikasi dengan baik dan hati-hati. Kesalahan pemilihan saluran komunikasi disini diakui sendiri
oleh juru kampanye. Penggunaan media twibbon pada sosial media dinilai gagal dan tidak efektif karena
tidak sesuai dengan target peserta yang sudah ditentukan di awal terbentuknya kampanye ini.
Para founder startup digital serta alumni program gerakan nasional 1000 startup digital yang
ternyata mayoritas adalah seseorang yang memiliki kepribadian introvert ternyata sangatlah tidak
tertarik untuk mengikuti kegiatan kampanye Maju Ekonomi Digital dengan membagikan foto mereka
di sosial media beserta dengan kalimat positif yang ditulis pada caption foto tersebut. Pada akhirnya,
selama berjalannya kampanye tersebut kesalahan ini membuat target kampanye ini malah tidak sesuai
target dan tidak efektif.
6. The Message
Khususnya untuk pesan pesan atau tema sentral perlu dipertajam perbedaannya yang
berhadapan dengan audiensi beragam, hal ini tergantung dari model kampanye yang dilaksanakan.
Kampanye pada tahap awalnya adalah membangun “awareness” dan pengetahuan bagi khalayaknya,
kemudian tahap kampanye selanjutnya adalah bersifat “persuasive” atau mempengaruhi perilakunya
dan pada akhirnya kampanye tersebut diharapkan mengubah suatu pola tindakan (acted wisely)
khalayak yang lebih bijaksana.
Pemilihan pesan yang dibuat pada kampanye Maju Ekonomi Digital ini terbilang tepat serta
sesuai dengan apa yang menjadi tujuan kampanye itu sendiri, dimulai dari pemilihan warna cerah pada
twibbon yang dibagikan kepada peserta kampanye, dan juga kalimat-kalimat serta seruan positif
#MajuEkonomiDigital yang juga disebarkan pada kampanye ini, dinilai dapat memberikan kesadaran
mengenai kesuksesan para alumni gerakan nasional 1000 startup digital setelah mengikuti program baru
yang dibuat oleh pemerintah ini. Tidak hanya itu, kalimat yang dibuat oleh para peserta yang mengikuti
kampanye ini pun mengajak masyarakat atau khalayak umum yang melihat untuk berani mencoba dan
ikut dalam program pemerintah gerakan nasional 1000 startup digital ini agar bisa menjadi bagian dari
perkembangan ekonomi digital di Indonesia.
7. The Communication (sender)
Spokeperson yang ahli dan memiliki legitimasi dan kepercayaan lebih adalah salah satu kunci
untuk membuat kampanye dapat mencapai tujuannya dengan baik. Tidak adanya seorang juru bicara
atau komunikator pada kampanye Maju Ekonomi Digital ini menjadi faktor tidak tercapainya tujuan
dari kampanye secara efektif, kurangnya penyampaian yang baik dari pihak pemerintah terhadap
khalayak, membuat mereka tidak memiliki ketertarikan dengan kampanye Maju Ekonomi Digital ini.
Elemen penting ini seharusnya dilakukan oleh juru kampanye dengan baik, keterbatasan waktu
seharusnya tidak menjadi alasan seorang juru kampanye untuk melupakan dan tidak memfokuskan
elemen ini.
8. Obtained Effect
Efek atau tanggapan yang hendak dicapai pada kampanye Maju Ekonomi Digital ini adalah
untuk mengajak khalayak lebih sadar dan paham tentang potensi perkembangan ekonomi digital di
Indonesia, hal tersebut diharapkan dapat mendorong khalayak untuk memiliki kemauan untuk menjadi
bagian dari dunia ekonomi digital dengan tertariknya mereka untuk bergabung dan belajar mengenai
startup digital di program gerakan nasional 1000 startup digital.
Tanggapan lain yang juga diharapkan oleh pemerintah dan juru kampanye dengan diadakannya
kampanye Maju Ekonomi Digital ini juga adalah untuk membuat masyarakat tau mengenai program
baru yang dimiliki pemerintah dalam menginisiasi peningkatan daya saing kerja, industri teknologi
digital secara khusus, dan perekonomian negara secara umum dalam rangka untuk mendukung
pencapaian menjadikan Indonesia sebagai “The Digital Energy of ASEAN“.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian hasil penelitian diatas, dapat ditarik simpulan bahwa strategi kampanye
humas yang dilakukan oleh kementerian komunikasi dan informatika (menkominfo) dalam
meningkatkan citra dan awareness masyarakat mengenai program gerakan nasional 1000 startup digital.
Setelah berlangsung nya kampanye Maju Ekonomi Digital ini, strategi ini pun dinilai kurang
efektif dan dianggap gagal oleh juru kampanye serta stakeholder lainnya. Sedikitnya jumlah peserta
yang mengikuti kampanye Maju Ekonomi Digital ini menjadi alasan mengapa kampanye ini dianggap
tidak efektif, selain itu tidak sesuainya target peserta dan target penerima dengan apa yang diharapkan
juga menjadi bukti bahwa strategi kampanye humas Maju Ekonomi Digital ini gagal. Kurangnya
analisis mengenai saluran komunikasi yang digunakan serta pengemasan pesan yang tidak tepat menjadi
faktor utama kegagalan strategi kampanye humas Maju Ekonomi Digital ini. Keterbatasan waktu yang
ada serta kurangnya kordinasi antara juru kampanye dengan para stakeholder internal dan relasi
stakeholder eksternal yang minim menjadi alasan mengapa tidak dilaksanakannya analisis saluran
komunikasi, media dan pesan sesuai dengan konsep kampanye Nowak dan Warneryd.
DAFTAR PUSTAKA
Kriyantono, Rachmat. 2019. Meneropong praktir public relations di Indonesia dengan teori dan
riset. Malang: Tim UB press.
Suwatno. 2018. Pengantar public relations kontemporer. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Kriyantono, Rachmat. 2019. Meneropong praktir public relations di Indonesia dengan teori dan
riset. Malang: Tim UB press.
Ruslan, Rosadi. 2013. Kiat dan strategi kampanye public relations. Jakarta: Rajawali pers.
Cangara, Hafied. 2017. Perencanaan dan strategi komunikasi. Jakarta: Rajawali pers.
Ruslan, Rosadi. 2016. Etika kehumasan: konsepsi & aplikasi. Jakarta: Rajawali pers.
Ruslan, Rosadi. 2005. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: PT. Raja grafindo
persada.
Antar dan Venus. 2012. Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Poniman, Budhi. 2018. Manajemen usaha kecil teori dan simulasinya. Yogyakarta: Deepublish.
Mark, Casson. 2012. Entrepreneurship Theory. Jakarta: Rajawali pers.
Suciati. 2017. Teori komunikasi dalam multi perspektif. Yogyakarta: Litera.
Ruslan, Rosadi. 2017. Metode Penelitian. Depok: PT Rajagrafindo.
Afrizal. 2017. Metode penelitian kualitatif. Depok: PT Rajagrafindo.
M Hikmat, Muhi. 2011. Metode Penelitian dalam perspektif ilmu komunikasi dan sastra.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Emzir. 2014. Metodologi penelitian; analisis data. Jakarta: Rajawali pers.
Afrizal. 2014. Metode penelitian kualitatif. Depok: PT. Rajagrafindo.
Emzir. 2014. Metodologi penelitian kualitatif: Analisis data. Jakarta: Rajawali pers.
Gunawan, Imam. 2017. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis data. Jakarta: Rajawali pers.
Afrizal. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Afrizal. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.
Tapscott, Don. 2013. Grown up digital. Jakarta: PT. Gramedia.