strategi pemasaran lembaga bimbingan...

Download STRATEGI PEMASARAN LEMBAGA BIMBINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28395/3/VITA... · of implementation of marketing strategies of the different sectors. For

If you can't read please download the document

Upload: ngophuc

Post on 11-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • STRATEGI PEMASARAN LEMBAGA BIMBINGAN

    BELAJAR PRIMAGAMA VILA NUSA INDAH BOGOR

    SKRIPSI

    Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan

    (S.Pd)

    Oleh :

    VITA HANAFIYAH

    NIM : 1110018200049

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

    JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1436 H / 2015 M

  • SURAT P.ERI\YATAAN KARYA SENDIRI

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

    Nama

    Tempat/ Tgl Lahir

    NIM

    Fakultas /Jurusan

    Alamat

    Dosen pembimbing 1NIPDosen pembimbing 2NIP

    MENYATAKAN DENGAN SESI.INGGT]HNYA

    Bahwa skripsi yang berjudul "Strategi Pemasaran Lembaga Bimbingan Belajar PrimagamaVilla Nusa Indah Bogor" adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan :

    Vita Hanafiyah

    Lamongan, 5 Februari 1992

    I I 1001820049

    FITI? Manajemen Pendidikan

    Jl. Wibawa Mukti 2no.l l7 RT. 06/ RW. 4 Jati Luhur-Jati Asih-Bekasi

    Dr. Fathi Ismail, MM19491012 197803 l 003Dr. Zahruddin, Lc.,M.Pd19730302 200s01 r 002

    menerima segala

    Jakarta ,6 April 2015

    Demikian surat Pernyatan ini saya buat dengan sesungguhnya dan sayakonsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

    siap

  • i

    ABSTRAK

    Vita Hanafiyah, NIM 1110018200049, Strategi Pemasaran Lembaga

    Bimbingan Belajar Primagama Vila Nusa Indah Bogor

    Maraknya lembaga bimbingan belajar yang saling melakukan persaingan dalam

    memasarkan produk unggulan yang dimilikinya, membuat semakin banyak pula

    antusias masyarakat dalam mengikuti bimbel pada lembaga tertentu sesuai dengan

    kebutuhan. Melihat fenomena tersebut, dilakukanlah penelitian pada Primagama

    Cabang Vila Nusa Indah yang merupakan lembaga bimbingan belajar terkemuka

    di Indonesia.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan strategi pemasaran

    Primagama dan menemukan strategi pemasaran yang tepat dalam marketing mix

    yang meliputi 5P (product, price, promotion, place, people) pada Lembaga

    Bimbingan Belajar Primagama Cabang Vila Nusa Indah untuk mencapai pasar

    target. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dapat menjawab

    permasalahan yang telah ditemukan oleh peneliti dan dilakukan analisa terhadap

    fenomena-fenomena yang terjadi di Primagama disertai dengan Analisa SWOT

    untuk meninjau kekuatan dan peluang yang dimiliki organisasi dan kemudian

    dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mengurangi kelemahan dan ancaman

    yang dihadapi.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi ketidaksignifikannya jumlah peserta

    bimbingan belajar sesuai dengan taget yang telah ditentukan oleh Primagama. Hal

    tersebut terjadi karena sedikitnya peminat pada tingkat SD kelas 3-4 dan tingkat

    SMA pada jurusan IPS. Setelah dilakukan analisa SWOT dan perumusan strategi

    baru, ternyata Primagama masih mendapat kendala dari pengimplementasian

    strategi pemasaran dari berbagai sektor. Untuk kedepannya, Primagama Vila Nusa

    Indah perlu mempertahankan strategi yang telah berhasil dijalankan dan

    mengembangkan diferensiasi produk yang lebih bervariatif serta memprioritaskan

    kegiatan promosi ke berbagai sekolah pada moment-moment tertentu.

    Key word: Lembaga bimbingan belajar, Marketing mix, Analisis SWOT, Jumlah

    siswa

  • ii

    ABSTRACT

    Vita Hanafiyah, NIM 1110018200049, Marketing Strategy to Primagama

    Guidance Study Branch of Vila Nusa Indah Bogor

    The rise of mutual tutoring agencies conducting competition in marketing

    products, making more and more also enthusiastic community in following course

    at certain institutions in accordance with their needs. Viewed such phenomena,

    research was undertaken on the Vila Nusa Indah Branch Primagama which is a

    leading institution of tutoring in Indonesia.

    The purpose of this research is to know the application of marketing strategy and

    finding Primagama proper marketing mix that includes 5 p (product, price,

    promotion, place, people) in the Tutoring Agency Primagama Vila Nusa Indah

    Branches to reach the target market. By using descriptive qualitative approach can

    respond to problems that have been found by researchers and done analysis of

    phenomena that occur in Primagama accompanied by a SWOT analysis to review

    the strengths and opportunities that belong to the Organization and then utilized as

    fully as possible to reduce the weaknesses and threats faced.

    The results showed that there is lack of significance number of participants

    tutoring in accordance with predetermined target by Primagama. This occurs

    because of a lack of demand at the level of ELEMENTARY SCHOOL grades 3-4

    and high school level in the Social Science Department. After you do a SWOT

    analysis and the formulation of a new strategy, it still gets Primagama constraints

    of implementation of marketing strategies of the different sectors. For the future,

    the Primagama Vila Nusa Indah needs to maintain the strategy that has

    successfully run and grow more product differentiation in price as well as the

    prioritization of activities in the different schools at the moments.

    Key word: Guidance study, Marketing mix, SWOT Analysis, Sum of student

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarokaatuh

    Alhamdulillaah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

    segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya, segala nikmat iman, Islam, kesempatan,

    serta kekuatan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul

    STRATEGI PEMASARAN LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR

    PRIMAGAMA CABANG VILA NUSA INDAH BOGOR sesuai dengan

    harapan.

    Shalawat beriring salam selalu tercurahkan kepada Nabi besar kita

    Muhammad SAW sebagai tuntunan dan suri tauladan yang baik bagi

    umatnya, beserta keluarga dan sahabat beliau yang senantiasa menjunjung tinggi

    nilai-nilai Islam yang sampai saat ini dapat dinikmati oleh seluruh manusia di

    penjuru dunia.

    Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, dukungan

    dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini penulis

    menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

    1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Dr. Hasyim Asyari, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan

    Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    3. Drs. Salman Tumangor, M.Pd sebagai dosen pembimbing akademik yang

    selalu memberikan nasehatan dan saran yang membangun selama 8 semester.

    4. Dr. Fathi Ismail, MM dan Dr. Zahruddin, Lc., M.Pd, sebagai dosen

    pembimbing skripsi yang selalu memberikan ilmu, bimbingan, arahan, kritik

  • iv

    yang sangat membangun dan selalu mengingatkan penulis untuk segera

    menyelesaikan skripsi ini.

    5. Kristiana Siningsih, SS Manager Primagama Cabang Vila Nusa Indah yang

    telah memberikan izin penulis dalam melakukan penelitian beserta seluruh

    pegawai administrasi, tentor, dan siswa yang ikut berpartisipasi dalam

    pemberian informasi mengenai Primagama Cabang Vila Nusa Indah kepada

    penulis sehingga sangat membantu penulis dalam penyelesaian skripsi.

    6. Orang tua penulis Ayahanda Ilham Bisri dan Ibunda Umu Hanik yang tak

    pernah mengenal lelah untuk membesarkan, mendidik, melanturkan doa,

    mengeluarkan keringat, memberikan motivasi, mendengar keluhan, dan

    memberikan kasih sayang dengan tulus kepada penulis sehingga penulis tetap

    mampu menyelesaikan skripsi meskipun terdapat berbagai macam cobaan dan

    rintangan yang penulis hadapi.

    7. Kakak-kakak tersayang Fitria Ningsih, Isa Anshori, Elif Rahmawati, dan

    Abdus Shonik atas kasih sayang yang diberikan dan selalu memberikan

    semangat, motivasi serta menjadi contoh panutan bagi penulis. Tak lupa

    penulis haturkan doa untuk Mas Ainur Rahman Almarhum yang sangat

    penulis sayangi dengan mewariskan buku-buku bacaan sebagai bahan bacaan

    penulis untuk penambah ilmu.

    8. Abdul Haris Rustaman sebagai sahabat maupun guru bagi penulis yang telah

    banyak membantu berupa tenaga, tak mengenal lelah menemani penulis dalam

    pencarian referensi sebagai bahan penguat penulisan skripsi di berbagai

    tempat, memeriksa setiap kata yang salah pengetikannya, memberikan

    inspirasi, semangat, motivasi dan selalu menghibur penulis ketika mulai down.

    9. Guru-guru RA AZAMI dan tentor-tentor bimbingan belajar RMI (Rajawali

    Mitra Indonesia) yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk

    menjadi seorang guru atau tentor, selalu memberikan motivasi, semangat

    kepada penulis, mampu memahami penulis, menghibur, dan memberikan

    banyak ilmu dalam kegiatan belajar mengajar.

  • v

    10. Teman-teman Manajemen Pendidikan angkatan 2010 dan khususnya MP kelas

    B yang telah berjuang bersama dalam mencari ilmu dan menyelesaikan tugas

    akhir skripsi.

    11. Sahabat-sahabatku tercinta Ika Saptiana (Banana), Sri Fuji (Jiung), Mbog

    Ajeng, Mbog Dani, Lina (Inuy), Mbak Ayu, Bunda Fajri, Isma, Dewi, Anisa,

    Iam, Iis Pong, Anis, Abang Guntur, Hamidah, Mr. Ibad yang tak pernah

    mengenal lelah untuk memberikan semangat, mendengarkan keluhan-keluhan,

    tempat berbagi ilmu, dan membantu penulis ketika menghadapi kesulitan.

    12. Teman-teman dari IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), Formala

    (Forum Mahasiswa Lamongan), MIC (Movement Inspiration Centre), Sanggar

    seni lukis Kalung Rautan sebagai wahana untuk berbagi ilmu, pengalaman, dan

    wahana untuk mengembangkan karya-karya penulis.

    13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

    dapat disebutkan satu persatu.

    Dalam penyusunan Skripsi ini tentunya masih sangat jauh dari kesempurnaan,

    oleh karenanya saran yang membangun dan kritik dari berbagai kalangan demi

    pengembangan karya-karya selanjutnya yang sangat penulis nantikan. Karena

    sesungguhnya kekurangan itu datangnya dari manusia dan kesempurnaan itu

    hanyalah milik Allah SWT.

    Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dari

    berbagai kalangan. Aamiin ya rabbal alamin

    Wassalamualaikum warahmatullahi wa barakaatuh

    Jakarta, 6 April 2015

    Penulis

  • vi

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK .........................................................................................................i

    KATA PENGANTAR .......................................................................................iii

    DAFTAR ISI ......................................................................................................vi

    DAFTAR TABEL .............................................................................................ix

    DAFTAR GAMBAR .........................................................................................x

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ..............................................................1

    B. Identifikasi Masalah ....................................................................10

    C. Batasan Masalah ..........................................................................10

    D. Rumusan Masalah .......................................................................10

    E. Tujuan Penelitian .........................................................................11

    F. Kegunaan Penelitian ....................................................................11

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Lembaga Bimbingan Belajar .......................................................13

    1. Pengertian Lembaga Bimbingan Belajar ..............................13

    2. Fungsi Bimbingan Belajar ....................................................17

    B. Strategi Pemasaran ......................................................................20

    1. Pengertian Pemasaran ...........................................................20

    2. Pengertian Strategi ...............................................................23

    3. Pengertian Strategi Pemasaran .............................................25

    4. Pemilihan Strategi Pemasaran ..............................................29

    C. Bauran Pemasaran .......................................................................31

    1. Implementasi Bauran Pemasaran .........................................31

    2. Unsur-unsur Utama Pemasaran ............................................43

    D. Hasil Penelitian yang Relevan .....................................................48

  • vii

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................51

    B. Fokus Penelitian ..........................................................................52

    C. Metode Penelitian ........................................................................52

    D. Sumber Data dan Jenis Data ........................................................52

    1. Sumber Data .........................................................................52

    2. Jenis Data .............................................................................53

    E. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................53

    1. Obeservasi ............................................................................54

    2. Wawancara ...........................................................................54

    3. Study Dokumentasi ..............................................................55

    F. Teknik Analisis Data ...................................................................56

    1. Reduksi Data ........................................................................56

    2. Penyajian Data ......................................................................56

    3. Verifikasi Data .....................................................................56

    G. Kisi-kisi Instrumen ......................................................................59

    1. Pedoman Wawancara (Interview Guide) ..............................59

    2. Daftar Cocok (checklist) Dokumen ......................................62

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Lembaga Bimbel Primagama Vila Nusa Indah

    .......................................................................................................63

    1. Sejarah Singkat Primagama Vila Nusa Indah .........................63

    2. Struktur Organisasi Primagama Vila Nusa Indah ...................65

    B. Pembahasan Hasil Penelitian dan Wawancara ..............................66

    1. Deskripsi Analisis dan Interpretasi Data ................................66

    a. Merencanakan Produk yang Sesuai dengan Kelebihan

    Konsumen (Product) .......................................................67

  • viii

    b. Menentukan Harga/Biaya (Price) ....................................74

    c. Melakukan Promosi (Promotion) ....................................79

    d. Tempat/Lokasi (Place) ....................................................88

    e. Menyediakan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kerja (People)

    .........................................................................................90

    C. Deskripsi Hasil Penelitian tentang Pelaksanaan Strategi Pemasaran

    Primagama Vila Nusa Indah ..........................................................98

    1. Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Jumlah Siswa .....98

    2. Deskripsi Implementasi Strategi Pemasaran Primagama

    Cabang Vila Nusa Indah .......................................................102

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ...............................................................................106

    B. Saran ..........................................................................................107

    DAFTAR PUSTAKA

  • ix

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Jumlah Lembaga Bimbingan Belajar di Jabodetabek tahun 2009 ........ 4

    Tabel 2.1 Perbedaan Karakteristik Pendidikan Formal dan Pendidikan Nonformal

    .............................................................................................................. 19

    Tabel 2.2 Unsur-unsur Pokok dalam Strategi Pemasaran .................................... 29

    Tabel 2.3 Tabel Bauran Pemasaran Bisnis Jasa ................................................... 32

    Tabel 2.4 Strategi Penyesuaian Harga .................................................................. 39

    Tabel 2.5 Langkah-langkah dalam Pemasaran Sasaran ........................................ 46

    Tabel 3.1 Rencana Penyusunan Skripsi ................................................................ 51

    Tabel 3.2 Kolom Analisis SWOT dan Perumusan Strategi .................................. 59

    Tabel 3.3 Pedoman Wawancara ........................................................................... 59

    Tabel 3.4 Daftar Checklist Dokumen ................................................................... 62

    Tabel 4.1. Analisis SWOT Aspek Product ........................................................... 71

    Tabel 4.2. Daftar Biaya Bimbingan Belajar Primagama Vila Nusa Indah Tahun

    Ajaran 2014-2015 ................................................................................. 77

    Tabel 4.3. Analisis SWOT Aspek Price ............................................................... 77

    Tabel 4.4. Analisis SWOT Aspek Promotion ....................................................... 84

    Tabel 4.5. Analisis SWOT Aspek Lokasi (Place) ................................................ 88

    Tabel 4.6. Analisis SWOT Aspek People ............................................................ 93

    Tabel 4.7. Matriks SWOT dan Perumusan Strategi Primagama Vila Nusa

    Indah .................................................................................................... 94

  • x

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Struktur Organisasi Lembaga Bimbingan Belajar ........................... 16

    Gambar 3.1 Proses Analisa Data .......................................................................... 56

    Gambar 4.1 Struktur Organisasi Primagama Vila Nusa Indah ............................ 66

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Penelitian

    Dengan diberlakukannya ASEAN Free Trade Area (ATFA) yang

    dimulai tahun 2015 membawa pengaruh penuh terhadap pendidikan di

    Indonesia, tantangan utama yang dihadapi oleh Indonesia adalah

    peningkatan daya saing dan keunggulan kompetitif di semua sektor

    terutama dalam pendidikan. Tidak ada pilihan lain bagi sumber daya

    manusia dalam menghadapi AFTA kecuali dengan meningkatkan

    kompetensi.1 Untuk menghadapi AFTA, pemerintah perlu meningkatkan

    pemerataan dan kualitas pendidikan. Akses pendidikan perlu dibuka seluas-

    luasnya untuk seluruh masyarakat dan pendidikan Indonesia pula

    seharusnya mampu dijangkau oleh semua lapisan masyarakat, bahkan

    hingga tingkat Perguruan Tinggi.2

    Pendidikan sendiri merupakan tanggung jawab bersama antara

    pemerintah dan masyarakat, hal tersebut pula telah ditetapkan di dalam

    Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa

    penyelenggaraan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara

    pemerintah dan masyarakat. Seiring dengan datangnya era globalisasi yang

    saling melakukan persaingan di berbagai aspek terutama pendidikan, maka

    banyak pula antusias masyarakat dalam membangun lembaga pendidikan

    1 Mendikbud: Tingkatkan Kompetensi untuk Hadapi AFTA 2015, 2014,

    http://kemdikbud.go.id, diakses pada tanggal 26 Mei 2015 pukul 09.52 WIB 2 Muhammad Zulfadli, 5 Hal Yang Mesti Dibenahi Menghadapi AFTA 2015, 2014,

    kompasiana, diakses pada tanggal 26 Mei 2015 pukul 09.52 WIB

    http://kemdikbud.go.id/

  • 2

    formal dari swasta maupun memajukan lembaga pendidikan negeri yang

    sudah ada.

    Seiring pula dengan konsep Tricentral atau tripusat pendidikan yang

    telah dikemukakan oleh Bapak Pendidikan Nasional kita Ki Hajar

    Dewantoro yaitu pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara

    keluarga, sekolah dan masyarakat. Di sini Ki Hajar Dewantoro memandang

    badan pendidikan dari segi wadah atau tempat terlaksananya proses

    pendidikan tersebut. Namun, tujuan akhirnya sama yaitu ingin menciptakan

    manusia yang unggul atau mempunyai keunggulan kompetitif dalam

    membangun bangsa dan Negara kita.3

    Philips H. Coombs mengategorikan metode menjadi tiga, yaitu

    informal, formal, dan nonformal. Hal ini juga tercantum di dalam Undang-

    undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 no. 10 yakni : Satuan

    pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan

    pendidikan pada jalur formal, non formal, dan informal pada setiap jenjang

    dan jenis pendidikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa penyelenggaraan

    pendidikan tidak hanya di sekolah formal saja tetapi juga dapat

    diselenggarakan di lembaga luar sekolah seperti pendidikan non formal

    yang biasanya berupa lembaga bimbingan belajar atau kursus. Oleh karena

    itu, lembaga bimbingan belajar pula memiliki peranan yang kuat sebagai

    wujud partisipasi masyarakat dalam mewujudkan cita-cita pendidikan yakni

    mencerdaskan anak bangsa.4

    Pada perkembangannya, sekolah menjadi hal yang penting, bahkan

    utama bagi sebagian besar anak-anak dan remaja di dunia, tak terkecuali di

    Indonesia. Saat ini, anak Indonesia yang bersekolah tidak hanya untuk

    sekedar sekolah saja. Namun, terdapat standar tinggi yang harus diraih di

    3 Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, 2005, Jakarta : UIN Jakarta Press, h. 20 4 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

    Nasional, pasal 26

  • 3

    sekolah yang akrab dengan istilah standar ketuntasan minimum baik untuk

    ujian tengah semester, ujian akhir semester, ujian kenaikan kelas, bahkan

    untuk Ujian Nasional. Kriteria ketuntasan untuk kompetensi dasar pada

    masing-masing mata pelajaran yang ditentukan sendiri oleh sekolah

    umumnya 75%. Tuntutan yang makin berat tersebut, memberikan ide bagi

    sebagian orang untuk membuat usaha yang kelak disebut Lembaga

    Bimbingan Belajar.5

    Proses belajar pada pendidikan nonformal terjadi secara

    terorganisasikan di luar sistem persekolahan atau pendidikan formal, baik

    dilaksanakan terpisah maupun merupakan bagian penting dari suatu

    kegiatan yang lebih besar yang dimaksudkan untuk melayani sasaran didik

    tertentu dan belajarnya tertentu pula.6

    Dalam UUD Sisdiknas dikatakan bahwa Pendidikan nonformal

    diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan

    pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau

    pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan

    sepanjang hayat. Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus,

    lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat,

    dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.

    Menurut informasi dari Diknas dan lembaga Bimbel, perkembangan

    jumlah siswa peserta bimbingan belajar setiap tahun mengalami

    peningkatan sekitar 10 20%. Berdasarkan penelitian, lembaga Bimbel

    yang baru dibuka satu semester dalam tahun 2010, sudah dapat mencapat

    target jumlah siswa 55 orang, yaitu 45 siswa SD dari 7 sekolah, 5 siswa

    SMP dari 2 sekolah dan 5 siswa SMA dari 2 sekolah. Lembaga Bimbel

    5 Ema Aprilisa, Mengalahkan Lembaga Bimbingan Belajar, Majalah Pendidikan Online

    Indonesia, 2012. 6 Saleh Marzuki, Pendidikan Nonformal (Dimensi dalam Keaksaraan Fungsional, pelatihan,

    dan Andragogi), 2012, Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, h. 137

  • 4

    tersebut juga sudah dapat melaksanakan try out untuk kelas 6 SD di 10 SD

    yang diikuti oleh 1000 siswa, menjelang UN 2010.7

    Jumlah Lembaga Bimbingan Belajar yang tercatat di Dinas

    Pendidikan Kabupaten/Kota adalah bimbingan belajar yang memiliki izin

    operasional dan memiliki NILEK. Pada tahun 2009 di pulau Jawa yaitu

    sebanyak 577 lembaga atau 50,8%, sisanya tersebar di seluruh provinsi di

    Indonesia dengan jumlah terbanyak di provinsi Sumatera Selatan (106

    lembaga), kepulauan Riau (87 lembaga), Lampung (54 lembaga), Sumatera

    Barat (42 lembaga), dan Sumatera Utara (41 lembaga) atau total sebesar

    29,16%. Jadi jumlah lembaga Bimbingan belajar di Jawa dan Sumatera

    79,96%, dan sisanya 20,04% yang tersebar di provinsi-provinsi lainnya.8

    Adapun data lembaga bimbingan belajar di Jabodetabek yang terdiri

    dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi berkisar sekitar 164

    lembaga bimbingan belajar atau 14,45% dari jumlah seluruh Indonesia.

    Prosentase terbanyak sebesar 63% terdapat pada 3 wilayah yaitu kota

    Jakarta, Kota Depok, dan Kota Bekasi. Penyebaran jumlah lembaga

    bimbingan belajar di ketiga kota tersebut sejalan dengan jumlah penduduk

    yang lebih besar di ketiga kota tersebut.

    Tabel 1.1

    Jumlah Lembaga Bimbingan Belajar di Jabodetabek tahun 2009

    (yang memiliki izin dan NILEK)

    No. Provinsi Jumlah Prosentase

    1. DKI Jakarta 37 22,56

    2. Kabupaten Bogor 2 1,22

    3. Kota Bogor 16 9,76

    4. Kota Depok 33 20,12

    7 Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Komoditas jasa Bimbingan Belajar, Bank

    Indonesia, h. 13 8 Ibid, h. 4

  • 5

    5. Kabupaten Tangerang 2 1,22

    6. Kota Tangerang 12 7,32

    7. Kabupaten Bekasi 28 17,07

    8. Kota Bekasi 34 20,73

    Jumlah 164 100,00

    Perubahan-perubahan pola pendidikan yang begitu cepat, silih

    berganti serta globalisasi di segala bidang termasuk bidang pendidikan,

    memunculkan persaingan yang sangat ketat di bidang bisnis jasa

    pendidikan. Lembaga non formal seperti bimbingan belajar harus selalu

    siap dengan perubahan-perubahan yang dikeluarkan pemerintah di bidang

    pendidikan seperti pada kurikulum yang selalu berganti, juga harus siap

    bersaing tidak hanya bimbingan belajar sejenis, tetapi sekolah yang

    menyelenggarakan bimbingan belajar juga merupakan saingan.9

    Dalam rangka pemenuhan kebutuhan akan kemampuan

    pengembangan potensi dalam proses pembelajaran, banyak bermunculan

    lembaga-lembaga pendidikan yang menyediakan jasa kursus. Salah satu

    industri jasa yang berkembang saat ini adalah jasa bimbingan belajar. Pada

    saat ini banyak Lembaga Bimbingan Belajar yang saling bersaing dengan

    menawarkan berbagai jenis program dan metode pembelajaran yang

    menarik. Banyak siswa yang dengan antusias mengikuti bimbingan belajar

    karena belajar di Lembaga Bimbingan Belajar tidak sekedar berupa materi

    pelajaran semata, tetapi juga disampaikan tentang kiat-kiat belajar efektif,

    kiat-kiat belajar di perguruan tinggi dan informasi seputar perguruan tinggi.

    Kebanyakan tujuan siswa mengikuti bimbingan belajar adalah untuk

    memasuki perguruan tinggi negeri, karena menurut mereka perguruan

    tinggi negeri lebih murah dibanding dengan perguruan tinggi swasta.

    9 Tesis Rosemelia Yeni Artati, Evaluasi Strategi Pemasaran Lembaga Bimbingan Belajar

    Cabang Sutoyo Semarang, 2007

  • 6

    Terdapat pula alasan lain yang mengatakan bahwa kemampuan guru di

    sekolah terbatas, kurangnya fasilitas belajar yang memadai, serta tuntutan

    kurikulum yang tidak realitis menyebabkan siswa mencari alternatif lain

    untuk belajar di luar sekolah. Sekolah juga dianggap tidak mampu

    menyediakan semua kebutuhan yang diperlukan siswa terlebih lagi

    kesiapan untuk berebut kursi di PTN yang diidam-idamkan.10

    Sebagai sebuah lembaga pendidikan nonformal ataupun lembaga

    bimbingan belajar yang menyediakan jasa pendidikan tentunya memiliki

    tujuan untuk dapat hidup dan berkembang, tujuan ini hanya akan dapat

    dicapai apabila bagian pemasaran melakukan strategi yang mantap untuk

    dapat menggunakan kesempatan atau peluang yang ada dalam pemasaran,

    sehingga posisi atau kedudukannya dapat dipertahankan dan sekaligus

    ditingkatkan.

    Setiap organisasi termasuk Lembaga Bimbingan belajar dalam

    memasarkan produk yang dihasilkannya menjalankan strategi pemasaran,

    sehingga dapat mencapai sasaran yang diharapkannya. Strategi pemasaran

    dapat dinyatakan sebagai dasar tindakan yang mengarahkan kegiatan atau

    usaha pemasaran dan suatu organisasi, dalam kondisi persaingan dan

    lingkungan yang selalu berubah, agar dapat mencapai tujuan yang

    diharapkan. Jadi, dalam menetapkan strategi pemasaran yang akan

    dijalankan, organisasi harus lebih dahulu melihat situasi dan kondisi pasar

    serta menilai posisinya di pasar. Seperti diketahui keadaan dunia usaha

    bersifat dinamis, yang diwarnai dengan adanya perubahan dari waktu ke

    waktu dan adanya keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena

    itu, strategi pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting untuk

    keberhasilan organisasi umumnya dan bidang pemasaran khususnya.11

    10 Bayu Sapta Hari dalam Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Komoditas jasa Bimbingan

    Belajar, Bank Indonesia, h. 10 11 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep, Strategi), cetakan ke-12, 2013,

    Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, h. 168

  • 7

    Strategi-strategi pemasaran merupakan sarana mencapai sasaran

    pemasaran dan umumnya berhubungan dengan empat P, antara lain :

    Produk (Product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).

    Strategi-strategi pemasaran yang umum sekarang dikembangkan menjadi

    sub sasaran khusus, yang masing-masing didukung oleh strategi dan

    pernyataan tindakan yang akan dilakukan secara lebih terperinci.12 Banyak

    organisasi menggunakan berbagai strategi untuk meningkatkan pangsa

    pasar, salah satunya melalui strategi kualitas. Dalam strategi pemasaran,

    konsumen merupakan tujuan jangka panjang perusahaan. Tujuan

    pemasaran adalah untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta

    keinginan konsumen.

    Pada saat sekarang ini maupun saat kedepan, strategi pemasaran yang

    diterapkan oleh suatu perusahaan atau lembaga harus disesuaikan tidak

    hanya pada sasaran konsumen semata, tetapi juga pada para pesaing yang

    mengincar pasar sasaran konsumen yang sama. Perusahaan sebelum

    menetapkan dan menjalankan strateginya hendaklah terlebih dahulu

    malakukan analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Treath)

    yaitu melihat dan menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang, dan

    ancaman yang dimilikinya sendiri dan juga yang dimiliki oleh para

    pesaingnya.13

    Primagama merupakan salah satu lembaga yang berkecimpung dalam

    dunia pendidikan. Primagama adalah usaha jasa pendidikan luar sekolah

    (Bimbingan Belajar) yang bergerak di bidang bimbingan belajar dengan

    memiliki pasar yang sangat luas dan saat ini memiliki 786 outlet/cabang

    diseluruh Indonesia yang berpusat di Yogyakarta. Primagama Vila Nusa

    Indah merupakan cabang dari Primagama yang berdiri di Yogyakarta.

    12 Malcolm HB McDonald, Rencana Pemasaran, 1991, Jakarta: PT Pustaka Binaman

    Pressindo, h. 30 13 Arlina Nurbaity Lubis, Strategi Pemasaran dalam Strategi Bisnis, USU Digital Library,

    2014, h. 10

  • 8

    Cabang Primagama untuk daerah Bogor sendiri sebanyak 26 outlet. Jumlah

    outlet tersebut tentu saja tidaklah sedikit karena begitu banyak kebutuhan

    siswa dalam mendapatkan tambahan belajar di luar sekolah dan semakin

    banyaknya lembaga bimbingan belajar lain yang saling melakukan

    persaingan dalam memasarkan program unggulan dari masing-masing

    lembaga.

    Dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional, Lembaga

    Bimbingan Belajar Primagama memiliki visi dan misi yang telah dirancang

    untuk mencapai tujuan dan cita-cita bersama. Adapun Visi Lembaga

    Bimbingan Belajar Primagama yaitu Menjadi Institusi Pendidikan luar

    sekolah yang terkemuka, terunggul, dan terbesar di Indonesia. Sedangkan

    Misi Lembaga Bimbingan Belajar Primagama adalah :14

    a. Menjadi lembaga pendidikan berskala nasional yang terdepan

    dalam prestasi.

    b. Menjadi tempat karyawan untuk membangun kesejahteraan

    bersama dan bersama-sama membangun kesejahteraan.

    c. Menjadi perusahaan yang sanggup dijadikan mitra usaha yang

    handal dan terpercaya.

    d. Menjadi tempat bagi setiap insan untuk berprestasi, berkreasi dan

    mengembangkan diri.

    e. Menjadi aset pendidikan nasional dan kebanggaan masyarakat.

    Primagama dikenal sebagai lembaga bimbingan belajar yang

    terkemuka dengan memiliki berbagai kiat-kiat maupun diferensiasi produk

    yang bervariasi untuk memenuhi kebutuhan siswa yang tidak didapatkan

    di sekolah. Namun, tidak semua cabang dari Primagama yang

    menyediakan seluruh program-program dari Primagama pusat. Salah

    satunya Primagama Vila Nusa Indah yang belum melaksanakan program

    14 Data dokumentasi awal pada Primagama Vila Nusa Indah tanggal 8 Desember 2014

  • 9

    SBMPTN. Hal tersebut tentu saja dikarenakan terdapat beberapa faktor

    yaitu kurangnya minat peserta SMA dalam mengikuti program SBMPTN.

    Pada umumnya target siswa peserta semua lembaga Bimbingan

    belajar adalah siswa sekolah umum mulai dari SD sampai SMA. Untuk SD

    sebagian lembaga bimbingan belajar ada juga yang melayani siswa SD

    mulai dari kelas 1, namun lebih banyak bimbingan belajar yang melayani

    siswa mulai dari kelas 3 s.d. 6. Ada sebagian kecil lembaga bimbingan

    beajar juga melayani siswa kelas Play Group/Taman Kanak-kanak.15

    Begitupula dengan Primagama Vila Nusa Indah yang membuka peserta

    bimbingan belajar dimulai dari jenjang SD, SMP hingga SMA. Namun,

    pada tingkat SD, Primagama membuka dari grade/kelas 3 hingga kelas 6,

    pada SMP dibuka kelas mulai dari kelas 1-3, serta SMA dibuka mulai dari

    kelas 1-3 di berbagai jurusan. Akan tetapi, sangat sedikit peminat peserta

    bimbingan belajar pada kelas 2 atau 3 di jurusan IPS dan pada kelas 3 SD.

    Dari hal tersebut terlihat adanya kelemahan pada strategi pemasaran yang

    akhirnya pendapatan jumlah peserta didik belum signifikan dari target

    yang telah ditetapkan. Hal ini memungkinkan karena ada beberapa

    kelemahan dalam pelaksanaan strategi pemasaran. Pendapatan peserta

    didik yang ditargetkan oleh Primagama Vila Nusa Indah tahun ajaran

    2014/2015 adalah sebanyak 200 siswa, namun ternyata jumlah peserta

    didik yang dihasilkan berjumlah 115 siswa.16 Untuk mencapai jumlah

    siswa yang sesuai dengan target, maka diperlukan strategi pemasaran yang

    baik dengan menggunakan analisis SWOT untuk meminimalisasi

    kelemahan maupun ancaman dan memaksimalkan kekuatan maupun

    peluang dari Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Cabang Vila Nusa

    Indah.

    15 Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Komoditas jasa Bimbingan Belajar, Bank

    Indonesia, h. 12 16 Hasil Wawancara awal dengan Manager Primagama Cabang Vila Nusa indah, Kristiana

    Siningsih pada tanggal 2 Desember 2014

  • 10

    Berdasarkan deskripsi tersebut, maka penulis tertarik mengkaji dan

    meneliti lebih lanjut dalam bentuk skripsi yang berjudul STRATEGI

    PEMASARAN LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA

    CABANG VILA NUSA INDAH BOGOR.

    B. Identifikasi Masalah

    1. Munculnya lembaga bimbingan belajar lain di daerah Vila Nusa

    Indah.

    2. Belum tercapainya jumlah siswa pada Primagama Vila Nusa Indah

    sesuai dengan jumlah yang telah ditargetkannya.

    3. Lembaga bimbingan belajar kurang memperhatikan tingkat strategis

    (Internal dan eksternal) dalam pelaksanaan kegiatan.

    4. Sedikitnya peminat siswa kelas 3, 4 SD dan siswa SMA jurusan IPS

    dalam mengikuti bimbingan belajar di Primagama Vila Nusa Indah.

    5. Primagama Vila Nusa Indah belum sepenuhnya memasarkan

    diferensiasi produk yang telah disediakan dari Primagama pusat.

    C. Batasan Masalah

    Dari identifikasi masalah diatas, maka diberikan pembatasan masalah

    agar penelitian dapat terfokus dan tidak meluas. Adapun pembatasan

    masalah pada penelitian ini adalah Strategi Pemasaran di Lembaga

    Bimbingan Belajar Primagama yang berfokus pada marketing mix meliputi

    5P (product, price, place, promotion, people).

    D. Rumusan Masalah Penelitian

    Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, dapat

    diambil rumusan masalah bahwa bagaimana penerapan marketing mix

    dalam strategi pemasaran pada Bimbingan belajar Primagama Cabang Vila

    Nusa Indah dalam meningkatkan jumlah siswa sesuai target lembaga

    dengan perincian sebagai berikut:

  • 11

    1. Bagaimana strategi yang dilakukan dalam pembuatan produk

    (product) untuk meningkatkan jumlah siswa sesuai dengan target

    yang ditentukan?

    2. Strategi apa yang dilakukan oleh Primagama dalam penyusunan

    harga (price) untuk meningkatkan jumlah siswa sesuai dengan target

    yang ditentukan?

    3. Bagaimana strategi yang dilakukan dalam bidang lokasi (place)

    untuk meningkatkan jumlah siswa sesuai dengan target yang

    ditentukan?

    4. Strategi apa yang dilakukan dalam bidang promosi (promotion)

    untuk meningkatkan jumlah siswa sesuai dengan target yang

    ditentukan?

    5. Bagaimana strategi yang dilakukan dalam pengadaan tenaga kerja

    (people) untuk meningkatkan jumlah siswa sesuai dengan target

    yang ditentukan?

    E. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan diadakan penelitian ini adalah

    1. Untuk menemukan strategi pemasaran yang tepat dalam marketing mix

    yang meliputi 5P (product, price, promotion, place, people) pada

    Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Cabang Vila Nusa Indah.

    2. Melakukan analisis SWOT (Strenght, weakness, opportunities dan

    threat) pada lembaga bimbingan belajar Primagama Vila Nusa Indah.

    F. Kegunaan Penelitian

    1. Bagi Akademisi

    Sebagai bahan rujukan atau bahan pertimbangan bagi peneliti lain

    dalam melakukan penelitian yang sama atau sejenis atau yang berkaitan

    dengan strategi pemasaran pendidikan di Lembaga Bimbingan Belajar.

  • 12

    2. Bagi Peneliti

    a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah

    wawasan, pengalaman, dan pengetahuan peneliti.

    b. Sebagai wahana pengayaan dalam pengembangan ilmu

    pengetahuan.

    3. Bagi Lembaga

    a. Sebagai masukan dalam upaya peningkatan kualitas Lembaga

    dalam menghadapi persaingan dengan Lembaga Bimbingan

    Belajar lain.

    b. Sebagai masukan dalam upaya pembuatan rencana strategik yang

    baru di berbagai bidang.

    c. Sebagai masukan dalam upaya memasarkan produk atau program

    yang ada di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama.

  • 13

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Lembaga Bimbingan Belajar

    1. Pengertian Lembaga Bimbingan Belajar

    Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk kegiatan ekstrakurikuler

    yang dilakukan diluar sekolah atau ditengah-tengah masyarakat yang bertujuan

    untuk membantu kebutuhan manusia akan pendidikan. Sebagai bentuk

    pendidikan non formal, bimbingan belajar ini sangat potensial untuk

    meningkatkan hasil belajar siswa.

    Dalam memberikan Bimbingan belajar, kita tidak dapat terlepas dari

    istilah Bimbingan. Bimbingan berasal dari kata bimbing yang dalam Bahasa

    Inggris disebut Guidance yang berarti mengarahkan, mengatur, atau menuntun.

    Sehubungan dengan itu, Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada

    seorang individu dari setiap umur, untuk menolong dia dalam mengatur

    kegiatan-kegiatan hidupnya, mengembangkan pendirian atau pandangan

    hidupnya, membuat putusan-putusan, dan memikul beban hidupnya sendiri.1

    Dengan demikian, bimbingan belajar adalah suatu proses pemberian

    bantuan dari guru/guru pembimbing kepada siswa dengan cara

    mengembangkan suasana belajar yang kondusif dan menumbuhkan

    kemampuan agar siswa terhindar dari dan atau dapat mengatasi kesulitan

    belajar yang mungkin dihadapinya sehingga mencapai hasil belajar yang

    1 Purwanto, digilib.unimed.ac.id, UNIMED-Undergraduate, 2008, diakses pada tanggal 17

    Februari 2015 pukul 09.41 WIB

    http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate

  • 14

    optimal. Hal ini mengandung arti bahwa para guru/guru pembimbing berupaya

    untuk memfasilitasi agar siswa dapat mengatasi kesulitan belajarnya dan

    sampai ada tujuan yang diharapkan.2

    Bimbingan belajar merupakan pendidikan non formal baik yang

    dilakukan di lingkungan sekolah maupun di lembaga pendidikan luar sekolah

    di luar jam pelajaran sekolah formal. Bimbingan belajar ini bertujuan untuk

    membantu siswa meningkatkan prestasi akademik di sekolah, meloloskan

    siswa yang meneruskan sekolah ke jenjang berikutnya sesuai dengan

    keinginannya.

    Pendidikan nonformal adalah setiap upaya pendidikan dalam arti luas

    yang di dalamnya terdapat komunikasi yang teratur dan terarah,

    diselenggarakan di luar subsistem pendidikan formal, sehingga seseorang atau

    kelompok memperoleh informasi, latihan, dan bimbingan sesuai dengan

    tingkatan usia dan kebutuhan hidupnya. Tujuannya ialah untuk

    mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan dan nilai-nilai yang

    memungkinkan bagi seseorang atau kelompok untuk berperan serta secara

    efisien dan efektif dalam lingkungan keluarganya, pekerjaannya, masyarakat,

    dan bahkan negaranya.3

    Menurut UUD 1945 pasal 31 dan UU No. 2 tahun 1989 tentang sistem

    pendidikan nasional disebutkan bahwa penyelenggaraan pendidikan menjadi

    tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. UUD 1945 pasal

    2 Suherman, Bimbingan Belajar, file.upi.edu, FIP Jur. Psikologi Pendidikan dan Bimbingan,

    Universitas Pendidikan Indonesia, h. 9 3 The South East Asian Ministery of Education Organization (SEAMEO), 1971 dalam Tim

    Pengembang Ilmu Pengetahuan, FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bagian 2 (Ilmu Pendidikan

    Praktis), PT IMTIMA, 2007, h. 28

  • 15

    31 dan UU No. 2 tahun 1989 telah banyak menciptakan peluang bisnis di bidang

    jasa pendidikan.

    Organisasi dan manajemen lembaga Bimbingan Belajar sangat

    sederhana, fleksible dan struktur organisasinya tergantung kesibukan masing-

    masing lembaga (cabang). Secara lengkap organisasi lembaga Bimbel terdiri

    dari Manajer Cabang atau Direktur, Bagian Akademik, Koordinator Marketing,

    Bagian Administrasi, Bagian Keuangan, yang masing-masing dijabat oleh satu

    orang. Di masing-masing bagian dapat dibantu oleh 1 2 orang staf tergantung

    dari banyaknya kegiatan lembaga.4

    Di bawah jenjang Direktur juga ada Kelompok Pendidik yang biasa

    disebut Tutor/Tentor/Instruktur yang jumlahnya tergantung pada jumlah siswa

    peserta kursus, jumlah jenjang kelas sekolah umum dan jumlah sekolah yang

    dilayani. Untuk lembaga Bimbel yang statusnya merupakan kantor cabang atau

    cabang franchisee, manajemen organisasi yang diatas Direktur terdapat

    Koordinator Wilayah yang menangani cabang-cabang dalam wilayah

    Administrasi Kabupaten/Kota. Secara rinci Bagan Organisasi dapat dilihat pada

    gambar dibawah ini.5

    4 Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Komoditas jasa Bimbingan Belajar, Bank Indonesia, h.

    10 5 Ibid

  • 16

    Gambar 2.1: Struktur Organisasi Lembaga Bimbingan Belajar

    DIREKTUR

    TUTOR/TENTOR/INSTRUKTUR

    MARKETINGKEUANGANAKADEMIK ADMINISTRASI

    Berdasarkan hasil penelitian Direktorat Pembinaan Kursus dan

    Kelembagaan Kemendiknas terhadap lembaga-lembaga kursus dan pelatihan,

    ratio Peserta/pendidik, yaitu antara 15 20 siswa, sehingga setiap jumlah siswa

    peserta 100 orang dibutuhkan 5 sampai 6 Tutor. Namun menurut lembaga

    Bimbel jumlah siswa tersebut sebenarnya terlalu banyak; agar proses

    pembelajaran dapat berlangsung efektif, jumah siswa per kelas/tutor adalah 8

    10 siswa. Jumlah siswa per kelas atau per tutor tersebut, ternyata juga menjadi

    pertimbangan utama orangtua siswa memasukkan anaknya di suatu lembaga

    Bimbel.

    Bimbingan belajar dan sekolah formal merupakan dua lembaga yang

    berbeda. Dilihat dari bentukmya, bimbingan belajar adalah lembaga pendidikan

    yang tidak diselenggarakan oleh pemerintah melainkan perorangan / Individu /

    swasta, sedangkan Sekolah formal adalah lembaga pendidikan yang

    diselenggarakan oleh pemerintah. Walaupun berbeda, keduanya mempunyai

    tujuan yang sama yaitu memberikan pendidikan kepada siswa.6

    6 Purwanto, digilib.unimed.ac.id, UNIMED Undergraduate, 2008, diakses pada tanggal 17

    Februari 2015 pukul 09.41 WIB

    http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate

  • 17

    2. Fungsi Bimbingan Belajar

    Fungsi dari bimbingan belajar adalah sebagai berikut:7

    a. Fungsi Pencegahan (Preventive Function)

    Bimbingan belajar berupaya untuk mencegah atau mereduksi

    kemungkinan timbulnya masalah.

    b. Fungsi Penyaluran (Distributive Function)

    Fungsi penyaluran berarti menyediakan kesempatan kepada siswa

    untuk menyalurkan bakat dan minat sehingga mencapai hasil belajar

    yang sesuai dengan kemampuannya.

    c. Fungsi Penyesuaian (Adjustive Function)

    Salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam studinya adalah

    faktor kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Guru

    pembimbing berupaya membantu siswa menyerasikan program

    pengajaran dengan kondisi obyektif mereka agar dapat menyesuaikan

    diri, memahami diri dengan tuntutan program pengajaran yang sedang

    dijalaninya. Atas dasar tersebut penyesuaian memiliki sasaran:

    1) Membantu siswa agar dapat menyesuaikan diri terhadap tuntutan

    program pendidikan.

    2) Membantu siswa menyerasikan program-program yang

    dikembangkan dengan tuntutan pengajaran.

    d. Fungsi Perbaikan (Remedial Function)

    Kenyataan di sekolah menunjukan bahwa sering ditemukan siswa

    yang mengalami kesulitan belajar. Dalam hal ini betapa pentingnya

    fungsi perbaikan dalam kegiatan pengajaran. Tugas para guru/guru

    pembimbing adalah upaya untuk memahami kesulitan belajar,

    7 Suherman, Bimbingan Belajar, file.upi.edu, FIP Jur. Psikologi Pendidikan dan Bimbingan,

    Universitas Pendidikan Indonesia, h. 9

  • 18

    mengetahui faktor penyebab, dan bersama siswa menggali solusinya.

    Salah satu contoh, fungsi perbaikan dalam bimbingan belajar adalah

    pengajaran remedial (remedial teaching).

    e. Fungsi Pemeliharaan (Maintencance and Development Function)

    Belajar dipandang positif harus tetap dipertahankan, atau bahkan harus

    ditingkatkan agar tidak mengalami kesulitan lagi.

    Ada dua jenis bimbingan belajar (bimbel) tambahan yang bisa dipilih,

    yaitu melalui lembaga bimbel atau privat. Pada lembaga bimbel,

    metode belajar yang digunakan adalah klasikal, dengan jumlah anak

    yang dibatasi, dan materi pelajaran yang telah disiapkan lembaga

    bimbel tadi. Sementara privat, metode belajar yang digunakan adalah

    pengajarnya mendatangi sang anak. Jumlah anak yang ikut bimbel

    privat pun biasanya hanya berjumlah 1-3 orang anak saja. Materi

    pelajaran yang diberikan lebih tergantung kepada kebutuhan anak.

    Biasanya, yang dipelajari adalah materi yang dianggap sangat sulit

    dipecahkan oleh sang anak.

    Terdapat perbedaan karakteristik pendidikan formal dan pendidikan non

    formal sebagaimana tercantum pada tabel 2.1, informasi dalam tabel tersebut

    memuat dua kelompok ciri yang berlawanan. Karakteristik tersebut

    digolongkan menjadi lima kategori yang meliputi : tujuan program, waktu

    penyelenggaraan, isi kegiatan, proses pembelajaran, dan pengendalian

    program.8

    8 Paulston (1972) dalam Tim Pengembang Ilmu Pengetahuan, FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi

    Pendidikan, Bagian 2 (Ilmu Pendidikan Praktis), PT IMTIMA, 2007, h. 20-22

  • 19

    Tabel 2.1

    Perbedaan Karakteristik Pendidikan Formal dan Pendidikan Nonformal

    PROGRAM PENDIDIKAN

    FORMAL

    PROGRAM PENDIDIKAN NON

    FORMAL

    TUJUAN

    1. Jangka panjang dan umum.

    2. Orientasi pada pemilihan

    ijazah.

    1. Jangka pendek dan khusus.

    2. Kurang menekankan

    pentingnya ijazah.

    WAKTU

    1. Relatif lama

    2. Berorientasi ke masa depan.

    3. Menggunakan waktu penuh

    dan terus menerus.

    1. Relatif singkat

    2. Menekankan masa sekarang

    3. Menggunakan waktu tidak

    terus menerus.

    ISI PROGRAM

    1. Bersifat akademis

    2. Seleksi penerimaan peserta

    didik dilakukan dengan

    persyaratan ketat

    1. Menggunakan aplikasi

    2. Persyaratan masuk diterapkan

    bersama peserta didik

    PROSES PEMBELAJARAN

    1. Dipusatkan di lingkungan

    sekolah

    2. Terlepas dari lingkungan

    kehidupan peserta didik di

    masyarakat.

    1. Dipusatkan di lingkungan

    masyarakat dan lembaga

    2. Berkaitan dengan kehidupan

    peserta didik dan masyarakat.

    3. Struktur program yang luwes

  • 20

    3. Struktur program yang ketat

    4. Berpusat pada pendidik

    5. Pengerahan daya dukung

    secara maksimal

    4. Berpusat pada peserta didik

    5. Penghematan sumber-sumber

    yang tersedia.

    PENGENDALIAN

    1. Dilakukan pengelola di

    tingkat yang lebih tinggi

    2. Pendekatan kekuasaan

    1. Dilakukan oleh pelaksana

    program dan peserta didik.

    2. Pendekatan demokratis

    B. STRATEGI PEMASARAN

    1. Pengertian Pemasaran

    Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh

    berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat

    dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu

    maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan

    menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai

    komoditas.9

    Pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan

    pengendalian atas program yang dirancang dengan cermat untuk

    menciptakan pertukaran nilai yang dilakukan secara sukarela dengan pasar

    sasaran demi tercapainya tujuan-tujuan organisasi.10

    9 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis (Reorientasi Konsep

    Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21), 1997, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, h. 48 10 Philip Kotler & Paul N. Bloom, Teknik dan Strategi Memasarkan Jasa Profesional, Intermedia,

    Jakarta : 1987, h. 5

  • 21

    Pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan

    kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga,

    hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa

    yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang

    potensial.11

    Ada beberapa hal yang patut dicatat sehubungan dengan definisi

    pemasaran tersebut :

    Pertama, pemasaran didefinisikan sebagai suatu proses manajerial yang

    memanifestasikan sendiri dalam program yang dirumuskan dengan

    seksama dan tidak sekedar tindakan serampangan yang dirancang untuk

    memperoleh tanggapan yang diinginkan.

    Kedua, pemasaran berupaya untuk menciptakan pertukaran nilai secara

    sukarela, pemasar berusaha mendapatkan tanggapan pihak lain, tetapi

    bukan tanggapan yang diperoleh dengan alat apa saja atau dengan harga

    berapa saja.

    Ketiga, pemasaran berarti pemilihan suatu pasar sasaran dan bukan suatu

    usaha serampangan untuk melayani semua pasar dan semua kebutuhan.

    Keempat, tujuan pemasaran adalah membantu organisasi untuk dapat

    menjamin kelanggengan hidupnya dan tetap sehat melalui pelayanan

    kepada pasarnya secara efektif.

    11 Husein Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta : PT Gramedia Pustaka

    Utama, 2005, h. 31

  • 22

    Kelima, pemasaran mengandalkan pada perancangan penawaran

    organisasi yang bukan dilihat dari segi selera pribadi penjual, melainkan

    harus ditilik dari sudut kebutuhan serta keinginan pembeli.

    Keenam, pemasaran menggunakan dan meramu seperangkat sarana yang

    disebut marketing mix, yakni perancangan penawaran, penetapan harga,

    komunikasi, dan distribusi.

    Pemasaran diartikan sebagai hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang

    langsung berkaitan dengan mengalirnya barang atau jasa dari produsen ke

    konsumen. Menurutnya, Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan

    seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan

    menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan

    dengan cara menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.12

    Menangani proses pertukaran ini membutuhkan banyak kerja dan

    keterampilan. Manajemen pemasaran terjadi ketika setidaknya satu pihak

    dalam sebuah pertukaran potensial berfikir tentang cara-cara untuk

    mencapai respons yang diinginkan pihak lain. Karenanya kita memandang

    manajemen pemasaran (marketing management) sebagai seni dan ilmu

    memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

    pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengomunikasikan

    nilai pelanggan yang unggul.13

    Tujuan pemasaran adalah, melalui kegiatan pertukaran yang

    mendapatkan keuntungan (value exchange) dan sekaligus memuaskan

    kedua pihak yang bertransaksi. Pihak penjual mendapat keuntungan

    12 Amerika Marketing Association, 2004 dalam Philip Kotler & Kevin Lane Keller, Manajemen

    Pemasaran, edisi ke-dua belas jilid 1, 2009, PT MACANAN JAYA CEMERLANG, h. 6 13 Philip Kotler & Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, edisi ke-tiga belas, jilid 1, 2008,

    Erlangga, Jakarta : 2008

  • 23

    financial yang diterimanya (sebagai value) dan pihak pembeli

    mendapatkan barang atau jasa yang bernilai seperti kepuasan (sebagai

    value).

    2. Pengertian Strategi

    Strategi berasal dari bahasa Yunani yakni strategos yang berarti

    jenderal. Oleh karena itu, kata strategi secara harfiah berarti seni para

    jenderal. Secara khusus, strategi adalah penempaan misi perusahaan,

    penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan

    internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran

    dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran

    utama organisasi akan tercapai.14

    Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan

    pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam

    kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim

    kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai

    dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam

    pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.15

    Berikut adalah perbedaan sudut pandang mengenai definisi strategi

    yang dikemukakan oleh para pakar:16

    14 George A. Steiner & John B. Miner, Kebijakan dan Strategi Menejemen, Erlangga, Jakarta :

    1997, h. 18 15 Wikipedia Bahasa Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/Strategi, diakses pada 15 Sept 2014

    pukul 11.16 WIB. 16 Fitri Lukiastuti Kurniawan & Muliawan Hamdani, Manajemen Strategik dalam Organisasi,

    Media Pressindo, Yogyakarta : 2008. Hlm. 11-12

    http://id.wikipedia.org/wiki/Gagasanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Waktuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Temahttp://id.wikipedia.org/wiki/Strategi

  • 24

    a. Alfred Chandler memandang strategi sebagai Penetapan sasaran dan

    tujuan jangka panjang suatu perusahaan dan alokasi sumber daya yang

    diperlukan untuk mencapai tujuan.

    b. Learned, Christensen, Andrews, dan Guth: Strategi merupakan alat

    untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu

    fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau

    tidak ada.

    c. Argyris, Mintzberg, Steiner dan Miner: Strategi merupakan respon

    secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman

    eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat dipengaruhi

    organisasi.

    d. Hamel dan Prahalad: Strategi merupakan tindakan yang bersifat

    incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dilakukan

    berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para

    pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi

    hamper selalu dimulai dari apa yang terjadi, bukan dimulai dari apa

    yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan

    pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies).

    Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang

    dilakukan.

    e. Kennet Andrew dalam the concept of corporate strategy mengartikan

    strategi sebagai upaya untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan

    perusahaan dibandingkan dengan peluang serta ancaman dalam

    lingkungan yang dihadapi.

    f. Kenichi Ohmae seorang pakar pemasaran sekaligus konsultan

    manajemen tersohor dan penulis buku The End of Nation State

    mengemukakan bahwa strategi adalah Keunggulan bersaing guna

    mengubah kekuatan perusahaan menjadi sebanding atau melebihi

    kekuatan pesaing melalui cara yang paling efisien.

  • 25

    g. Benjamin Tregoe dan John Willian Zimmerman mendefinisikan strategi

    sebagai Kerangka yang membimbing dan mengendalikan pilihan-

    pilihan yang menetapkan arah serta karakteristik suatu organisasi.

    h. Menurut Porter strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai

    keunggulan bersaing.17

    i. Menurut Stephanie K. Marrus, strategi didefinisikan sebagai suatu

    proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada

    tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau

    upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.18

    Dari pernyataan beberapa tokoh tersebut dapat diambil kesimpulan

    bahwa strategi adalah proses pembuatan rencana yang mengarahkan pada

    karakteristik suatu organisasi/lembaga dengan mengacu pada kelemahan

    serta kekuatan yang dimiliki organisasi untuk mencapai tujuan jangka

    panjang dan keunggulan bersaing melalui cara yang paling efektif dan

    efisien.

    3. Pengertian Strategi Pemasaran

    Strategi pemasaran adalah himpunan asas yang secara tepat, konsisten,

    dan layak dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai sasaran pasar yang

    dituju (target market) dalam jangka panjang dan tujuan perusahaan jangka

    panjang (objectives), dalam situasi persaingan tertentu.19 Strategi

    pemasaran (marketing strategy) menentukan pasar dan bauran pemasaran

    17 Husein Umar, Desain Penelitian Manajemen Strategik (Cara Mudah Meneliti Masalah-

    masalah Manajemen Strategik untuk Skripsi, Tesis, dan Praktik Bisnis), PT Raja Grafindo Persada,

    Jakarta : 2010, h. 16 18 Ibid 19 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep, Strategi), cetakan ke-12, 2013,

    Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, h. 198

  • 26

    yang terkait. Strategi ini merupakan gambaran besar mengenai yang akan

    dilakukan oleh suatu perusahaan di suatu pasar.20

    Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh,

    terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan

    tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan

    pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah

    serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah

    kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu, terutama sebagai

    tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan

    persaingan yang selalu berubah. Oleh karena itu, penentuan strategi

    pemasaran harus didasarkan atas analisis lingkungan dan internal

    perusahaan melalui analisis keunggulan dan kelemahan perusahaan, serta

    analisis kesempatan dan ancaman yang dihadapi perusahaan dari

    lingkungannya.21

    Berikut beberapa definisi mengenai strategi pemasaran yang

    dikemukakan oleh para ahli diantaranya:22

    a. Philip Kotler : Strategi pemasaran adalah sebuah pola pikir

    pemasaran yang akan dipakai untuk mencapai tujuan pemasaran

    suatu perusahaan, bisa berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran,

    penetapan posisi, bauran pemasaran, dan besarnya pengeluaran

    pemasaran.

    20 Cannon, Perreault & McCarthy, Pemasaran Dasar Pendekatan Global (Basic Marketing A

    Global-Management Approach), Jakarta : Salemba Empat, 2008, h. 40 21 Assauri, op. cit. h. 168 22 dilihatya.com Informasi Online, Pengertian Strategi Pemasaran Menurut Para Ahli, 2014,

    diakses pada tanggal 12 Mei 2015 pukul 10.48 WIB

    http://dilihatya.com/

  • 27

    b. Guiltinan dan Paul : Strategi pemasaran adalah pernyataan pokok

    mengenai dampak atau akibat yang diharapkan akan mencapai dalam

    hal permintaan pada target pasar yang ditentukan.

    c. Tjiptono : Strategi pemasaran adalah alat fundamental yang

    direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan

    mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan

    melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang dipakai

    untuk melayani pasar sasarannya.

    Dari pernyataan yang telah disebutkan oleh beberapa ahli, dapat

    diambil kesimpulan bahwa strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran

    yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan jangka panjang suatu

    perusahaan atau lembaga yang meliputi strategi spesifik untuk pasar sasaran,

    penetapan posisi, bauran pemasaran dengan mengembangkan keunggulan

    bersaing dan melihat dampak atau akibat yang diharapkan oleh Lembaga

    dalam mencapai target pemasaran dan tujuan yang telah ditetapkan tersebut.

    Adapun tujuan dari strategi pemasaran adalah:23

    a. Bagaimana caranya produk tersebut dikenal dan dibeli oleh

    masyarakat.

    b. Bagaimana caranya mendapatkan bagian pasar (market share) lebih

    besar dari rata-rata.

    c. Bagaimana caranya menjaga omset yang sudah besar tersebut.

    Strategi Pemasaran (marketing strategy) menentukan pasar target dan

    bauran pemasaran yang terkait. Strategi ini merupakan gambaran besar

    23 Eddy Soeryanto Soegoto, Enterpreneurship Menjadi Pebisnis Ulung (Panduan Bagi

    Pengusaha, Calon Pengusaha, Mahasiswa, Dan Kalangan Dunia Usaha), Edisi Revisi, 2010, Cetakan

    kedua, Jakarta: PT Elex Media Komputindo KOMPAS GRAMEDIA, h. 101

  • 28

    mengenai yang akan dilakukan oleh suatu perusahaan di suatu pasar.

    dibutuhkan dua bagian yang saling berkaitan:24

    1. Pasar target (target market) yaitu sekelompok pelanggan yang

    homogen yang ingin ditarik oleh perusahaan tersebut.

    2. Bauran pemasaran (marketing mix) yaitu variabel-variabel yang

    akan diawasi yang disusun oleh perusahaan tersebut untuk

    memuaskan kelompok yang ditarget.

    Faktor lingkungan yang dianalisis dalam penyusunan strategi

    pemasaran adalah keadaan pasar atau persaingan, perkembangan teknologi,

    keadaan ekonomi, peraturan kebijakan pemerintah, keadaan sosial budaya

    dan keadaan politik. Masing-masing faktor ini menimbulkan adanya

    kesempatan atau ancaman/hambatan bagi pemasaran produk suatu

    perusahaan.

    Strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi

    perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran

    terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu.

    Perusahaan dapat menggunakan dua atau lebih program pemasaran secara

    bersamaan, sebab setiap jenis program (seperti periklanan, promosi,

    penjualan, personil selling, layanan pelanggan, atau pengembangan produk)

    memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap program-program

    pemasaran agar program-program itu berjalan sejalan dan terintegrasi

    dengan sinergitik. Mekanisme ini disebut strategi pemasaran. Umumnya

    peluang pemasaran terbaik diperoleh dari upaya memperluas permintaan

    24 Cannon, Perreault & McCarthy, op. cit. h. 40

  • 29

    primer, sedangkan peluang pertumbuhan terbaik berasal dari upaya

    memperluas permintaan selektif.25

    Tabel 2.2

    Unsur-unsur pokok dalam strategi pemasaran

    UNSUR ALTERNATIF

    Pemilihan pasar sasaran Semua pembeli di pasar relevan

    Pembeli di beberapa segmen

    Pembeli di satu segmen ceruk pasar

    Tipe permintaan yang

    ingin distimulasi

    Permintaan primer

    Di antara para pemakai baru

    Di antara para pemakai saat ini

    Permintaan selektif

    Dalam served market yang baru

    Di antara pelanggan pesaing

    Dalam basis pelanggan saat ini

    Perlu juga dipahami bahwa di satu pihak, strategi pemasaran

    merupakan jembatan antara strategi korporat dan analisis situasi, dan di

    pihak lain dengan program pemasaran yang sifatnya action-oriented. Oleh

    karenanya, program pemasaran harus konsisten dan didasarkan pada strategi

    pemasaran.

    4. Pemilihan Strategi Pemasaran

    Proses pemilihan strategi pemasaran membutuhkan pertimbangan

    cermat atas sejumlah tipe informasi.

    25 Gregorius Chandra, Strategi & Program Pemasaran, 2002, Yogjakarta : ANDI, h. 93

  • 30

    a. Tujuan atau sasaran produk

    Tujuan produk harus dijadikan pedoman dalam menentukan tipe

    dasar strategi yang dibutuhkan. Sebagai contoh, jika tujuan utama

    produk adalah meningkatkan volume penjualan atau pertumbuhan

    pangsa pasar, maka biasanya alternatif utama yang dipertimbangkan

    adalah strategi permintaan selektif yang berfokus pada upaya merebut

    pelanggan dari pesaing atau memperluas pasar yang dilayani.

    Sebaliknya apabila tujuan produk lebih menekankan pada aliran kas dan

    profitabilitas, maka strategi pemasarannya difokuskan pada

    mempertahankan atau meningkatkan permintaan dari basis pelanggan

    saat ini.

    b. Peluang pasar

    Karakteristik dan besarnya peluang pasar harus ditetapkan

    secara jelas berdasarkan analisis pasar dan pengukuran pasar. Analisis

    pasar memberikan informasi mengenai siapa yang membeli bentuk

    produk (dan siapa yang tidak membelinya), berbagai situasi pemakaian

    produk (dan juga situasi yang tidak menggunakan produk), dan faktor-

    faktor yang mempengaruhi kesediaan dan kemampuan untuk membeli.

    Informasi seperti ini bermanfaat bagi para manager dalam memilih

    strategi dan program guna meningkatkan jumlah pemakaian. Melalui

    analisis permintaan selektif, para manajer dapat mendapatkan

    pemahaman atas berbagai alternatif peluang keputusan konsumen.

    Sementara itu, pengukuran pasar memberikan informasi mengenai

    besarnya gap permintaan primer (primary-demand gap) di antara

    potensi pasar dan penjualan industri. Semakin besar gap yang ada,

    semakin besar pula peluang untuk meningkatkan permintaan primer

    atas bentuk atau kelas produk. Semakin lambat pertumbuhan penjualan

  • 31

    industri, maka semakin penting upaya-upaya meningkatkan permintaan

    primer.

    c. Kesuksesan pasar

    Manajer pemasaran harus memahami jenis keunggulan bersaing

    dan tingkat pengeluaran pemasaran yaang diperlukan untuk mencapai

    kesuksesan pasar. Melalui analisis persaingan, perusahaan dapat

    memahami siapa pesaingnya, seberapa besar tingkat intensitas yang

    ada, dan keunggulan apa yang harus dikembangkan dalam rangka

    bersaing secara efektif menghadapi para pesaing merek langsung

    (strategi permintaan selektif) atau para pesaing kelas produk yang tidak

    langsung (strategi permintaan primer). Sedangkan analisis profitabilitas

    dan produktivitas bermanfaat dalam mengidentifikasi konsekuensi lain

    dari berbagai strategi dan program yang diperlukan untuk mencapai

    sasaran pangsa pasar.

    C. Bauran Pemasaran

    1. Implementasi Bauran Pemasaran

    Bauran pemasaran (Marketing Mix) adalah kombinasi dari variable-

    variabel pemasaran yang dapat dikendalikan oleh manajer untuk

    menjalankan strategi pemasaran dalam upaya mencapai tujuan perusahaan

    di dalam pasar sasaran tertentu.26 Variabel atau kegiatan tersebut perlu

    dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh perusahaan seefektif mungkin

    dalam melakukan tugas/kegiatan pemasarannya. Dengan demikian,

    perusahaan tidak hanya sekedar memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik

    26 Boyd, Walker & Larreche, Manajemen Pemasaran (Suatu Pendekatan Strategis dengan

    Orientasi Global), 1997, Jakarta : Erlangga, h. 21

  • 32

    saja, akan tetapi dapat mengkoordinasikan berbagai variabel marketing mix

    tersebut untuk melaksanakan program pemasaran scara efektif.27

    Bauran pemasaran adalah seperangkat alat taktik pemasaran yang

    terkendali dan diramu untuk mendapat tanggapan dari pasar sasaran.

    Bauran pemasaran terdiri dari apa saja yang dapat memengaruhi

    permintaan dari produknya. Apa saja tersebut dikelompokkan sebagian

    variabel yang dikenal dengan 4-P (Product, Price, Place, Promotion).28

    Akan tetapi, dalam pemasaran jasa, ada elemen-elemen lain yang bisa

    dikontrol dan dikoordinasikan untuk keperluan komunikasi dan

    memuaskan konsumen jasa. Elemen-elemen tersebut adalah : Orang

    (People or participants), lingkungan fisik di mana jasa diberikan atau bukti

    fisik (physical evidence), dan proses jasa itu sendiri (process). Dengan

    demikian 4Ps yang pada mulanya menjadi bauran pemasaran barang perlu

    diperluan menjadi 7 Ps jika ingin digunakan dalam pemasaran jasa.29

    Tabel 2.3

    Tabel Bauran Pemasaran Bisnis Jasa30

    UNSUR FOKUS UTAMA

    PRODUK Konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk tetapi

    manfaat dan nilai dari produk yang disebut the offer.

    Keunggulan produk jasa terletak pada kualitasnya, yang

    mencakup keandalan, ketanggapan, kepastian, dan empati.

    Kembangkan nilai tambah produk selain keistimewaan

    dasarnya, agar dapat dibedakan dengan produk lain dan

    27 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep, Strategi), cetakan ke-12, 2013,

    Jakarta : PT RajaGrafindo Persada h. 198 28 Ibid 29 Yazid, Pemasaran Jasa (Konsep dan Implementasi) edisi kedua, 2003, Depok : EKONISIA,

    h. 18 30 Rambat Lupiyoadi & A Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa edisi 2, 2006, Jakarta : Salemba

    Empat, h. 82

  • 33

    memiliki citra tersendiri. Dengan demikian, produk akan

    mampu bersaing.

    Fokus pada konsep The Brand to Commodity Continuum.

    Arahkan agar produk muncul dengan merek yang berbeda

    sehingga memberi kesan spesial. Lakukan pilihan

    pertumbuhan strategis dalam keputusan strategi produk jasa,

    melalui matriks Ansoff.

    HARGA Keputusan dan penentuan harga harus konsisten dengan

    strategi pemasaran. Strategi penentuan harga harus

    memerhatikan tujuan penentuan harga, yaitu Bertahan,

    Memaksimalkan laba, Memaksimalkan penjualan, Gengsi

    atau prestis, Pengembalian atas investasi (ROI). Faktor-faktor

    seperti positioning jasa, siklus hidup jasa, kepastian jasa

    merupakan hal yang memengaruhi penentuan harga dalam

    bisnis jasa.

    TEMPAT Tempat dalam bisnis jasa dimaksudkan sebagai cara

    penyampaian jasa (delivery system) kepada konsumen dan di

    mana lokasi yang strategis. Ada tiga pihak sebagai kunci

    keberhasilan yang perlu dilibatkan dalam penyampaian jasa,

    yaitu : Penyedia jasa, Perantara, dan Konsumen.

    Pilih tempat yang strategis dengan sistem penjualan langsung,

    jika pasar menginginkan pengiriman yang cepat, tepat waktu,

    dan sifat barang yang tidak tahan lama.

    PROMOSI Keberhasilan dalam promosi tergantung pada :

    Kemampuan mengidentifikasi audiens target sesuai

    segmen pasar.

  • 34

    Kemampuan menentukan tujuan promosi : apakah

    untuk menginformasikan, memengaruhi atau

    meningkatkan.

    Kemampuan mengembangkan pesan yang

    disampaikan : terkait dengan isi pesan (apa yang

    harus disampaikan), struktur pesan (bagaimana

    menyampaikan pesan secara logis), gaya pesan

    (ciptakan bahasa yang kuat), dan sumber pesan (siapa

    yang harus menyampaikannya).

    Kemampuan memilih bauran komunikasi : apakah

    komunikasi personal atau komunikasi nonpersonal.

    ORANG Orang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat memengaruhi

    kualitas jasa yang diberikan. Untuk mencapai kualitas

    diperlukan pelatihan staf sehingga karyawan mampu

    memberikan kepuasan kepada konsumen. Orang dalam

    pemasaran jasa berkaitan erat dengan pemasaran internal,

    merupakan interaksi setiap karyawan dan departemen dalam

    suatu perusahaan sebagai konsumen internal dan pemasok

    internal. Tujuannya untuk menolong orang dalam kinerja

    memberikan kepuasan kepada konsumen.

    PROSES Proses dalam pemasaran jasa terkait dengan kualitas jasa yang

    diberikan, terutama dalam hal sistem penyampaian jasa.

    Terdapat pilihan-pilihan dalam unsur proses untuk

    menghasilkan kualitas jasa, yaitu :

    Kemampuan membangun proses yang menghasilkan

    pengurangan biaya, peningkatan produktivitas, dan

    kemudahan distribusi. Hal ini terkait dengan unsur

    mengurangi keragaman.

  • 35

    Kecenderungan memperbanyak kostomisasi dan

    fleksibilitas dalam produksi yang mampu

    menimbulkan naiknya harga. Aktivitas ini terkait

    dengan unsur menambah keragaman.

    Kecenderungan menciptakan spesialisasi yang terkait

    dengan unsur mengurangi kompleksitas.

    Kemamuan melakukan penetrasi pasar dengan cara

    menambah pelayanan yang dibberikan. Hal ini terkait

    dengan menambah kompleksitas.

    LAYANAN

    KONSUMEN

    Layanan konsumen mengarah pada aktivitas pelayanan

    pratransaksi, saat transaksi, dan pascatransaksi. Kegiatan

    sebelum transaksi akan turut memengaruhi kegiatan transaksi

    dan setelah transaksi. Tujuan dari aktivitas ini adalah agar

    konsumen memberi respons yang positif dan menunjukkan

    loyalitas yang tinggi.

    Lakukan strategi layanan konsumen dengan mengenali tugas

    jasa, menentukan sasaran dari layanan konsumen,

    merumuskan strategi, dan menerapkan strategi layanan

    konsumen yang dipilih.

    a. Product (Produk/Jasa)

    Produk merupakan keseluruhan konsep atau proses yang

    memberikan sejumlah nilai kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan

    dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk

    itu saja tetapi membeli manfaaat dan nilai dari produk tersebut yang

    disebut the offer.

  • 36

    Kotler dan Amstrong mendefinisikan produk adalah segala

    sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk perhatian, akuisi,

    penggunaan dan konsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau

    kebutuhan. Dalam arti luas, produk mencakup barang fisik, jasa, orang,

    organisasi, gagasan atau gabungan dari semua itu. Jasa adalah produk

    yang terdiri atas aktifitas, manfaat yang ditawarkan untuk dijual.

    Dalam produk ini terkandung fungsi produk tersebut dan faktor

    lain yang diharapkan oleh konsumen tersebut, yang sering dinyatakan

    sebagai produk plus (pelayanan). Faktor-faktor yang terkandung dalam

    suatu produk adalah mutu/kualitas, penampilan (futures), pilihan yang

    ada (options), gaya (styles), merek (brand names), pengemasan

    (packaging), ukuran (sizes), jenis (product lines), macam (product

    items), jaminan (warranties), dan pelayanan (services).31

    Kebijaksanaan mengenai produk atau jasa meliputi jumlah

    barang/jasa yang akan ditawarkan perusahaan, pelayanan khusus yang

    ditawarkan perusahaan guna mendukung penjualan barang dan jasa,

    dan bentuk barang ataupun jasa yang ditawarkan. Produk merupakan

    elemen yang paling penting, sebab dengan inilah perusahaan berusaha

    untuk memenuhi "kebutuhan dan keinginan" dari konsumen. namun

    keputusan itu tidak berdiri sebab produk/jasa sangat erat hubungannya

    dengan target market yang dipilih. Sedangkan sifat dari produk/jasa

    tersebut adalah sebagai berikut:32

    31 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep, Strategi), cetakan ke-12, 2013,

    Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, h. 200 32 Arlina Nurbaity Lubis, Strategi Pemasaran dalam Persaingan Bisnis, USU Digital Library,

    2014, h. 5

  • 37

    1. Tidak berwujud

    Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, karena tidak bisa dilihat,

    dirasa, diraba, didengar atau dicium, sebelum ada transaksi

    pembelian.

    2. Tidak dapat dipisahkan

    Suatu produk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya,

    apakah sumber itu merupakan orang atau benda.

    3. Berubah-ubah

    Bidang jasa sesungguhnya sangat mudah berubah-ubah, sebab

    jasa ini sangat tergantung kepada siapa yang menyajikan, kapan

    disajikan dan dimana disajikan.

    4. Daya tahan : Jasa tidak dapat disimpan.

    Di dalam strategi marketing mix, strategi produk merupakan

    unsur yang paling penting, karena dapat mempengaruhi strategi

    pemasaran lainnya. Pemilihan jenis produk yang akan dihasilkan dan

    dipasarkan akan menentukan kegiatan promosi yang dibutuhkan, serta

    penentuan harga dan cara penyalurannya. Strategi produk yang dapat

    dilakukan mencakup keputusan tentang acuan/bauran produk (product

    mix), merek dagang (brand), cara pembungkusan/kemasan produk

    (product packaging), tingkat mutu/kualitas dari produk, dan pelayanan

    (services) yang diberikan.

    Pada hakikatnya, seseorang membeli suatu produk bukan hanya

    sekedar ia ingin memiliki produk tersebut. Para pembeli barang atau

    jasa, karena barang atau jasa tersebut dapat digunakan sebagai alat

    untuk memuaskan kebutuhan dengan keinginannya. Dengan kata lain,

    seseorang membeli produk bukan karena fisik produk itu semata-mata,

    tetapi karena manfaat yang ditimbulkan dari produk yang dibelinya

  • 38

    tersebut. Pada dasarnya produk yang dibeli konsumen itu dapat

    dibedakan atas tiga tingkatan yaitu: 33

    1. Produk inti (core product), yang merupakan inti atau dasar yang

    sesungguhnya dari produk yang ingin diperoleh atau didapatkan

    oleh seorang pembeli atau konsumen dari produk tersebut.

    2. Produk formal (formal product), yang merupakan bentuk,

    model, kualitas/mutu, merek dan kemasan yang menyertai

    produk tersebut.

    3. Produk tambahan (augemented product) adalah tambahan

    produk formal dengan berbagai jasa yang menyertainya, seperti

    pemasangan (instalasi), pelayanan, pemeliharaan, dan

    pengangkutan secara Cuma-Cuma.

    Dalam proses pengembangan produk baru terdapat 9 langkah yakni :34

    a) Mendapat ide

    b) Menyaring ide

    c) Pengembangan konsep dan testing

    d) Pengembangan strategi pemasaran

    e) Analisis bisnis

    f) Pengembangan produk

    g) Testing pemasaran

    h) Komersialisasi

    i) Percepatan pengembangan produk baru

    b. Price (Harga)

    Harga merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran

    untuk mendapatkan suatu barang atau jasa. Harga merupakan kunci

    33 Assauri, op. cit. h. 202 34 Nembah F. Hartimbul Ginting, Manajemen Pemasaran, 2011, Bandung : CV Yrama Widya,

    h. 118

  • 39

    pendapatan dan kunci keuntukngan bagi organisasi.35 Untuk

    mendapatkan keuntungan, para manager harus memilih suatu harga

    yang tidak teralu tinggi maupun terlalu rendah, suatu harga yang sama

    dengan nilai persepsi bagi target konsumen.36

    Strategi penentuan harga (pricing) sangat signifikan dalam

    pemberian nilai kepada konsumen dan memengaruhi citra produk, serta

    keputusan konsumen untuk membeli. Penentuan harga juga

    berhubungan dengan pendapatan dan turut memengaruhi penawaran

    atau saluran pemasaran. Akan tetapi hal terpenting adalah keputusan

    dalam penentuan harga harus konsisten dengan strategi pemasaran

    secara keseluruhan.37 Perusahaan menyesuaikan harga dasarnya untuk

    perbedaan pelanggan dan perubahan keadaan.

    Tabel 2.4

    Strategi Penyesuaian Harga

    Strategi Deskripsi

    Discount & Allowance Menurunkan harga untuk pembayaran awal atau

    promosi.

    Segmented Penyesuaian untuk perbedaan pelanggan,

    produk dan lokasi.

    Psychological Penyesuaian untuk efek psikologik.

    Promotional Menurunkan harga sementara untuk menaikkan

    penjualan jangka panjang.

    Penyesuaian nilai untuk

    member Geographical

    Kembinasi mutu dan jasa yang tepat.

    Penyesuaian mengikuti lokasi pelanggan.

    35 Lamb, Hair, & McDaniel, Pemasaran, 2001, Jakarta : Salemba Empat, h. 268 36 Ibid h. 269 37 Lupiyoadi. Rambat & A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa,Edisi 2, Salemba Empat,

    Jakarta: 2006, h. 72

  • 40

    International Penyesuaian untuk pasar dunia

    Metode dalam penentuan harga antara lain :38

    1. Penentuan harga biaya-plus (cost-plus pricing).

    2. Penentuan harga tingkat pengembalian (rate of return pricing).

    3. Penentuan harga paritas persaingan (competitive parity

    pricing).

    4. Penentuan harga rugi (loss leading pricing).

    5. Penentuan harga berdasarkan nilai (value-based pricing).

    6. Penentuan harga relasional (relationship pricing).

    c. Place (Saluran Distribusi)

    Setelah perusahaan berhasil menciptakan barang atau jasa yang

    dibutuhkan dan menetapkan harga yang layak, tahap berikutnya

    menentukan metode penyampaian produk/jasa ke pasar melalui rute-

    rute yang efektif hingga tiba pada tempat yang tepat, dengan harapan

    produk/jasa tersebut berada ditengah-tengah kebutuhan dan keinginan

    konsumen yang haus akan produk/jasa tersebut.

    Yang tidak boleh diabaikan dalam langkah kegiatan

    memperlancar arus barang/jasa adalah memilih saluran distribusi

    (Channel Of Distribution). Masalah pemilihan saluran distribusi adalah

    masalah yang berpengaruh bagi marketing, karena kesalahan dalam

    memilih dapat menghambat bahkan memacetkan usaha penyaluran

    produk/jasa dari produsen ke konsumen.

    Distributor-distributor atau penyalur ini bekerja aktif untuk

    mengusahakan perpindahan bukan hanya secara fisik tapi dalam arti

    38 Ibid, h. 73

  • 41

    agar jasa-jasa tersebut dapat diterima oleh konsumen. Dalam memilih

    saluran distribusi ini ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan,

    yaitu sebagai berikut:39

    1) Sifat pasar dan lokasi pembeli

    2) Lembaga-lembaga pemasaran terutama pedagang-pedagang

    perantara

    3) Pengendalian persediaan, yaitu menetapkan tingkat persediaan

    yang ekonomis.

    4) Jaringan pengangkutan.

    Lokasi berarti berhubungan dengan di mana perusahaan harus

    bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada

    tiga jenis interaksi yang memengaruhi lokasi, yaitu:40

    1) Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan): apabila

    keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting.

    Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen

    sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.

    2) Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak

    terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah

    penyampaian jasa harus tetap berkualitas.

    3) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung:

    berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana

    tertentu seperti telepon, komputer, atau surat. Dalam hal ini lokasi

    menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua

    pihak terlaksana dengan baik.

    39 Arlina Nurbaity Lubis, Strategi Pemasaran dalam Persaingan Bisnis, USU Digital Library,

    2014, h. 6 40 Lupiyoadi, op. cit. h. 73-74

  • 42

    d. Promotion (Promosi)

    Istilah promosi banyak diartikan sebagai upaya membujuk

    orang untuk menerima produk, konsep, dan gagasan. Aspek ini

    berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan informasi pada

    pasar tentang produk/jasa yang dijual, tempat dan saatnya. Ada

    beberapa cara menyebarkan informasi ini, antara lain periklanan

    (advertising), penjualan pribadi (Personal Selling), Promosi penjualan

    (Sales Promotion