strategi penempatan kekuatan militer us di asia pacific--yosua praditya-libre

26
Yosua Praditya; Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik Asia-Pacific Security Module; Juli 2013 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam satu dekade terakhir, kawasan Asia Pasifik menjadi sorotan dunia karena dianggap sebagai poros kawasan strategis internasional. Hal ini dipertegas dengan faktor ekonomi dan militer negara-negara Asia Pasifik yang terus berkembang dan mampu menyamai bahkan melebihi kawasan Eropa. Saat ini, pertumbuhan rata-rata gross domestic product negara Asia Pasifik (diluar Amerika Serikat dan Australia) secara kolektif mencapai 6,4%, dimana angka ini melewati pertumbuhan GDP kawasan Eropa yang hanya di bawah 4%. 1 Sedangkan dalam bidang militer, negara-negara Asia Pasifik terus meningkatkan anggaran belanja miiliter setiap tahunnya. Sejak tahun 2006, negara Cina, Singapura, Taiwan, Korea Utara, Korea Selatan, dan Australia masuk ke dalam daftar 25 negara yang menghabiskan dana diatas lima miliar US dollar per tahun untuk belanja militer. 2 Peningkatan kapasitas militer yang dilakukan negara-negara Asia Pasifik menunjukkan bahwa mereka sangat peduli pada aspek pertahanan dan keamanan. Meningkatnya kekuatan militer di kawasan Asia Pasifik merupakan realita yang membuat Amerika Serikat (AS) semakin melirik kawasan ini dan secara perlahan meninggalkan Timur Tengah. Semenjak era pemerintahan Presiden Obama, kebijakan politik luar negeri AS mengalami perubahan yang signifikan dibandingkan era Presiden Bush. Perubahan kebijakan yang dilakukan oleh AS terkait pada aspek politik, ekonomi, dan militer secara berkala masuk ke dalam kawasan Asia Pasifik. Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton pada tahun 2010 yang menyatakan (dibalik): 1 Beyond Asia New Patterns of Trade dalam Earns and Young Report, 2012, hal 7 2 “25 Top Spenders,” Defense News, 2006, dalam US CSR report for Congress tahun 2007, hal 9

Upload: gatotsreal

Post on 18-Jan-2016

19 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Strategi

TRANSCRIPT

Page 1: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

1"

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam satu dekade terakhir, kawasan Asia Pasifik menjadi sorotan dunia

karena dianggap sebagai poros kawasan strategis internasional. Hal ini

dipertegas dengan faktor ekonomi dan militer negara-negara Asia Pasifik yang

terus berkembang dan mampu menyamai bahkan melebihi kawasan Eropa. Saat

ini, pertumbuhan rata-rata gross domestic product negara Asia Pasifik (diluar

Amerika Serikat dan Australia) secara kolektif mencapai 6,4%, dimana angka ini

melewati pertumbuhan GDP kawasan Eropa yang hanya di bawah 4%.1

Sedangkan dalam bidang militer, negara-negara Asia Pasifik terus meningkatkan

anggaran belanja miiliter setiap tahunnya. Sejak tahun 2006, negara Cina,

Singapura, Taiwan, Korea Utara, Korea Selatan, dan Australia masuk ke dalam

daftar 25 negara yang menghabiskan dana diatas lima miliar US dollar per tahun

untuk belanja militer.2

Peningkatan kapasitas militer yang dilakukan negara-negara Asia Pasifik

menunjukkan bahwa mereka sangat peduli pada aspek pertahanan dan

keamanan. Meningkatnya kekuatan militer di kawasan Asia Pasifik merupakan

realita yang membuat Amerika Serikat (AS) semakin melirik kawasan ini dan

secara perlahan meninggalkan Timur Tengah. Semenjak era pemerintahan

Presiden Obama, kebijakan politik luar negeri AS mengalami perubahan yang

signifikan dibandingkan era Presiden Bush. Perubahan kebijakan yang dilakukan

oleh AS terkait pada aspek politik, ekonomi, dan militer secara berkala masuk ke

dalam kawasan Asia Pasifik. Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS

Hillary Clinton pada tahun 2010 yang menyatakan (dibalik):

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

1"Beyond Asia New Patterns of Trade dalam Earns and Young Report, 2012, hal 7"2"“25 Top Spenders,” Defense News, 2006, dalam US CSR report for Congress tahun 2007, hal 9"

Page 2: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

2"

It is increasingly clear that the strategic and economic center of gravity

of the world in the 21st century will be the Asia-Pacific region.3

Pernyataan resmi di atas menunjukkan bahwa Asia Pasifik merupakan

poros kawasan strategis dunia yang harus diperhatikan oleh AS. Oleh karena itu,

melalui transformasi kebijakan politik luar negerinya, kekuatan militer AS yang

sebelumnya fokus di Timur Tengah secara berkala dipindahkan ke kawasan Asia

Pasifik. Tujuan pemindahan kekuatan militer AS adalah untuk menjaga keamanan

regional Asia Pasifik karena kawasan ini dianggap sebagai pusat perekonomian

dunia.4 Namun demikian, ada empat alasan krusial yang turut menjadi penyebab

pemindahan pasukan militer AS, yaitu pertama, melakukan usaha

penyeimbangan terhadap hegemoni militer Cina. Kedua, membantu kekuatan

pertahanan setiap aliansi AS yang berada di kawasan Asia Pasifik dalam

menghadapi ancaman. Ketiga, berpartisipasi dalam penyelesaian internal conflict

yang melanda Asia Pasifik, seperti isu North Korea Peninsula, Senkaku Dispute,

serta konflik Laut Cina Selatan. Keempat, meningkatnya arms race antar negara

di kawasan Asia Pasifik.5

Berbagai alasan diatas membuat kebijakan militer AS fokus terhadap isu-

isu strategis yang terjadi di kawasan Asia Pasifik. Melalui pemindahan kekuatan

militernya, AS ingin menunjukkan kehadiran dan pengaruhnya yang besar.

Penguatan diplomasi militer terus dilakukan AS dalam menjaga hubungan dengan

aliansinya seperti Australia, Jepang, Korea Selatan, Thailand, dan Filipina. Pada

tahun 2006, Trilateral Security Dialogue antara AS, Jepang, dan Australia

dikukuhkan dalam rangka meningkatkan kerjasama militer untuk menjaga

stabilitas keamanan regional Asia Pasifik.6 Kerjasama multilateral tersebut

menandakan bahwa AS turut berpartisiasi dalam menjaga kawasan Asia Pasifik

melalui penempatan pasukan militernya di Jepang dan Australia. Selain itu, AS

turut melakukan kerjasama militer dengan Korea Selatan melalui Mutual Defense

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

3 Pidato resmi Hillary Clinton yang diambil dari jurnal ilmiah The Obama Administration’s

Asia-Pacific Strateg karya Wu Xinbo, hal 79 4 Ibid hal 83

5 US Strategic and Defense Relationship in the Asia Pacific dalam CSR Report for

Congress, hal 2–5.""6 Tow, William, dan Acharaya, Amitav. Obstinate or Obsolete? The US Alliance Structure

in the Asia-Pacific. Carnbera, 2007, hal 23

Page 3: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

3"

Treaty dalam menghadapi ancaman nuklir dari Korea Utara.7 Sedangkan pada

kawasan Asia Tenggara, AS siap membantu Thailand dan Filipina dalam

menghadapi Cina pada isu konflik Laut China Selatan. Negara AS menyatakan

akan membantu aliansinya di Asia Tenggara apabila mendapat tekanan dan

ancaman militer dari Cina.

1.2 Signifikansi Penelitian

Mengacu pada latar belakang di atas, maka penelitian ini memperlihatkan

isu penting telah terjadi di kawasan Asia Pasifik. Kekuatan militer negara-negara

Asia Pasifik terus meningkat yang diikuti oleh peningkatan alutsista dan anggaran

pertahanannya. Hal utama yang menjadi isu penting adalah status Cina sebagai

hegemoni di kawasan Asia Timur dan Korea Utara yang kerap mensinyalkan

ancaman nuklirnya kepada sekutu AS. Kedua hal ini menjadi alasan dasar

mengapa AS menempatkan pasukannya di kawasan Asia Pasifik, dimana hal

tersebut merupakan salah satu bentuk investasi militer jangka panjang. Oleh

karena itu, penelitian ini akan mengkaji dan menganalisis strategi penempatan

pasukan AS di kawasan Asia Pasifik.

1.3 Tinjauan Pustaka/Penelitian Terdahulu

Transformasi kebijakan militer AS saat ini tertuju pada penempatan

pasukannya di kawasan Asia Pasifik. Dimana hal ini sebelumnya turut

disampaikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Michael Schiffer (2011) yang

berjudul “US Defense Posture in the Asia-Pacific Region”. Dalam penelitiannya,

Schiffer mengatakan bahwa AS sudah tidak lagi melakukan strategi direct attack,

namun demikian AS lebih memilih untuk melakukan investasi penempatan

pasukan militernya di tiap aliansinya.8 Penempatan posisi pasukan tempur

merupakan elemen yang penting karena hal ini adalah strategi untuk melakukan

pencegahan ancaman, respon darurat, aktif membentuk lingkungan yang strategis,

dan menguntungkan dalam sudut pandang geografis dan taktik.

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

7 Ibid, hal 9

8 Schiffer, Michael. US Defense Posture in the Asia-Pacific Region. Proquest, 2011, hal 2

Page 4: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

4"

Sedangkan menurut David Beitelman (2012) dalam penelitiannya yang

berjudul America’s Pacific Pivot, mengatakan bahwa hal utama yang membuat

AS memindahkan pasukan tempurnya adalah kekuatan militer Cina yang semakin

besar. Hegemoni Cina di kawasan Asia saat ini menjadi sorotan dunia, dimana

strategi penempatan kekuatan tempur AS bertujuan untuk menyeimbangkan

kekuatan Cina di tataran global.9 Mengacu pada dua penelitian sebelumnya, maka

dapat disimpulkan bahwa prioritas utama militer AS dikarenakan hegemoni Cina,

dimana strategi pertahanan AS saat ini bukan lagi dalam bentuk represif atau

agresif, namun lebih kepada investasi pasukan militer di tiap aliansinya yang

berada di kawasan Asia Pasifik.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan penelitian yang terdahulu, maka dalam penelitian ini peneliti

mencoba mengkaji dan menganalisis pertanyaan terkait dengan strategi

penempatan dan perkembangan pasukan militer AS di kawasan Asia Pasifik. Oleh

karena itu dalam penelitian ini, pertanyaan akan dibagi menjadi sub-bab sebagai

berikut :

1. Bagaimana strategi penempatan pasukan militer AS di kawasan Asia

Pasifik?

2. Bagaimana investasi militer AS dengan sekutunya di kawasan Asia

Pasifik?

1.5 Landasan Teori

1.5.1 Defensive Structural Realism

Dalam menganalisis transformasi kebijakan militer AS di kawasan Asia

Pasifk, peneliti mengacu pada teori Realism yang menyatakan bahwa isu ancaman

akan selalu ada pada tataran lingkungan global. Menurut Colin Elman, teori

Realism menegaskan bahwa adanya hasrat dari negara sebagai aktor utama dalam

meningkatkan kapabilitasnya secara kontinu untuk melakukan perlawanan pada

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

9 Beitelman, David. America’s Pacific Pivot. Proquest, 2012, hlm 2"

Page 5: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

5"

tiap ancaman yang datang.10

Oleh karena itu, setiap negara akan meningkatkan

kekuatan militernya dalam rangka menjaga pertahanan dan kedaulatan. Usaha

tersebut secara tidak langsung turut menimbulkan efek domino pada negara-

negara tetangganya yang juga akan melakukan tindakan yang sama. Lebih dari

itu, peneliti mengacu pandangan Defensive Structural Realism yang berasumsi

bahwa negara melakukan upaya untuk menciptakan keamanan dan

penyeimbangan sebagai pilihan yang rasional.11

Usaha tersebut dilakukan oleh

suatu negara bersama dengan aliansinya untuk menghadapi hegemoni atau satu

kekuatan besar yang dianggap sebagi ancaman.

Mengacu pada teori diatas, peneliti melihat kehadiran AS di kawasan Asia

Pasifik tidak lepas dari alasan isu keamanan aliansinya. Realita memperlihatkan

bahwa aliansi AS berpotensi mendapat ancaman militer dari Cina dan Korea

Utara. Potensi ancaman militer dapat datang dari Cina terhadap Jepang dalam

sengketa Senkaku Island. Selain itu, Hegemoni Cina di Laut Cina Selatan

dianggap sebagai ancaman kedaulatan bagi Vietnam, Thailand, dan Filipina.

Sedangkan pada isu Korea Peninsula, ancaman nuklir Korea Utara dianggap

dapat menghancurkan stabilitas keamanan Asia Pasifik. Melihat realita ini, AS

merasa perlu melakukan gelar kekuatan militernya di kawasan Asia Pasifik untuk

melindungi aliansinya dan menunjukkan kehadirannya. Tindakan yang dilakukan

AS tidak bersifat agresi, melainkan lebih pada deterrence effect terhadap negara

yang mengancam aliansinya. Negara AS hanya menempatkan kekuatan militernya

sebatas pengamanan dan tidak untuk menyerang Cina serta Korea Utara. Namun

demikian, pasukan AS bersama sekutunya sangat siap untuk membalas apabila

mendapat serangan militer terlebih dahulu. Selain itu, AS juga menempatkan

kapal tempur freedom pada pertegahan 2012 di Singapura sebagai bentuk

komitmen dalam menjaga aliansinya di Asia Tenggara.12

Penempatan ini

diberlakukan selama 10 bulan kedepan untuk membantu aliansinya menghadapi

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

10 Collin Elman dalam Williams, Paul. Security Studies an Introduction. Routledge, New York,

2008, hal 15 11

Ibid, hal 20 12

Pernyataan dari mantan Menteri Pertahanan AS Leon Panetta dalam artikel, “U.S. plans 10-

month warship deployment to Singapore”, diakses di

http://www.reuters.com/article/2012/05/10/us-usa-singapore-warship-idUSBRE8481IE20120510

Page 6: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

6"

hegemoni Cina dalam konflik Laut Cina Selatan. Oleh karena itu operasi militer

yang dilakukan AS dilihat oleh peneliti dari sudut pandang Defense Structure

Realism. Tindakan yang dilakukan AS tidak dalam bentuk upaya penghancuran,

namun demikian adalah tindakan pengamanan.

1.5.2 DIME Sebagai Elemen Kekuatan Nasional AS

Negara AS memiliki elemen diplomacy, information, military, dan

economiy (DIME) sebagai kekuatan nasionalnya yang komprehensif dalam

menghadapi situasi yang kompleks di abad ke-21. Konsep DIME digunakan AS

dalam melakukan strateginya terkait dengan tujuan, sumber daya yang dimilki,

dan proses melakukannya (ends, means, way).13

Kombinasi tiap elemen DIME

memperlihatkan bahwa kekuatan negara bertumpu pada berbagai aspek yang

saling terkait. Pada contohnya adalah kekuatan ekonomi suatu negara secara

signifikan akan mempengaruhi operasi militer. Selain itu, upaya diplomasi dan

informasi akan membantu suatu negara dalam menggalang aliansi untuk

meningkatkan kekuatan militernya.

Mengacu pada konsep di atas, strategi yang dilakukan AS dalam usaha

masuk ke kawasan Asia Pasifik sangat didasari konsep DIME. Penempatan

pasukan militer di Jepang, Korea Selatan, Australia dipengaruhi oleh: pertama,

yaitu kemampuan diplomasi pertahanan yang dilakukan AS. Kemampuan

diplomasi yang unggul membuat AS menempatkan pasukan militer di setiap

aliansinya. Oleh karena itu, gelar kekuatan militer yang dilakukan AS secara

bertahap membatasi pergerakkan Cina dan Korea Utara. Kedua, kekuatan militer

AS juga tidak lepas dari aspek informasi sebagai upaya surveillance dalam

mengumpulkan data-data dan informasi penting terhadap kekuatan Cina dan

Korea Utara. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Intelejen Nasional James Clapper,

yang mengatakan peran intelejen AS terus mengamati perkembangan politik,

teknologi, ekonomi dan kemajuan militer Cina. 14

Ketiga, kekuatan negara AS

tidak terlepas dari kapabilitas militernya yang canggih, modern, dan berada di atas

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

13 Taylor, Richard, Tribal Alliance: Ends, Means, and Ways to Successful Strategy. Strategic

Studies Institute, 2005, hal 3 14 Clapper, James dalam Statement for the Record Worldwide Threat Assessment of the US

Intelligence Community. 2013, hal 23

Page 7: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

7"

rata-rata negara di dunia. Kekuatan militer AS dapat dilihat dari kapasitas man

power, land system, air power, naval power, logistical, dan resources yang

nilainya melebihi negara-negara lain.15

Dan, keempat adalah kekuatan ekonomi

yang mendukung kapabilitas pertahanan secara signifikan. Melalui anggaran

pertahanan yang tinggi maka peningkatan kapabilitas militer AS juga akan

meningkat. Berdasarkan data yang diperoleh, anggaran pertahanan AS saat ini

adalah sebesar 689 milliar US dollar.16

Melalui kekuatan elemen ekonomi, diplomasi, dan informasi, peneliti

secara subjekif percaya bahwa semua elemen tersebut akan mempengaruhi

kekuatan militer ekonomi secara signifkan. Ketepatan informasi yang akurat akan

sangat membantu AS mengetahui kekuatan militer Cina dan Korea Utara.

Keberadaan diplomat yang unggul mampu membantu kerjasama dan penempatan

kekuatan militer AS di kawasan Asia Pasifik. Kerjasama bilateral dan multilateral

di bidang ekonomi juga akan mengisi kas keuangan AS yang akan berdampak

positif pada kekuatan militernya. Peneliti menganggap konsep DIME dipakai oleh

AS untuk mewujudkan kepentingan negaranya di kawasan Asia-Pasifk.

1.6 Struktur Penelitian

Bab 1 (satu) : membahas latar belakang, signifikansi penelitian, tinjauan

pustaka, dan landasan teori yang digunakan dalam menganalisis penempatan

pasukan militer AS di kawasan Asia Pasifik.

Bab 2 (dua) : membahas strategi penempatan pasukan militer di kawasan Asia

Pasifik. Penempatan pasukan militer di Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan

Australia akan dibahas secara komprehensif dalam bab ini. Selain itu, peneliti

turut membahas penempatan pasukan militer di kawasan Hawaii dan Guam yang

masih menjadi wilayah teritori AS di kawasan Pasifik.

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

15 See http://www.globalfirepower.com/country-military-strength-detail.asp?country_id=United-

States-of-America 16 Ibid.!!

Page 8: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

8"

Bab 3 (tiga) : membahas investasi militer yang dilakukan AS di kawasan Asia

Pasifik, yakni pengembangan infrastruktur dan teknologi bersama dengan para

aliansinya.

Bab 4 (empat) : memberikan kesimpulan dan rekomendasi terhadap dampak

penempatan pasukan AS di kawasan Asia Pasifik.

Page 9: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

9"

BAB 2

STRATEGI PENEMPATAN PASUKAN MILITER AS

DI ASIA PASIFIK

2.1 USPACOM Sebagai Landasan Strategi AS

Dalam rangka melaksanakan kebijakan penempatan pasukan militernya,

negara AS membuat kebijakan United States Pacific Command (USPACOM)

pada tahun 1947.17

Upaya untuk berpartisipasi di kawasan Asia Pasifik memang

sudah lama dicanangkan, namun demikian usaha ini sempat tersendat dikarenakan

misi AS dalam melawan teroris yang fokus di kawasan Timur Tengah pada era

Bush. Bertolak pada kebijakan Obama yang baru dan kebangkitan Cina membuat

kebijakan USPACOM kembali dijadikan pedoman utama AS. USPACOM

dijadikan landasan untuk mendukung transformasi militer AS melalui ketujuh

prinsipnya yakni, pertama international rules yang merupakan serangkain aturan

terhadap tiap matranya untuk menyelesaikan sengketa tanpa paksaan. Kedua,

partnership untuk meningkatkan hubungan tiap aliansi dan sekutu AS. Ketiga,

Presence yang menyatakan kehadiran AS harus dapat beradaptasi pada perubahan

lingkungan strategis. Keempat, force projection yang merupakan kebijakan

investasi militer AS yang dilakukan di kawasan Asia Pasifik. Kelima, Unity of

Effort yang merupakan kesatuan penuh dari semua sektor pemerintahan untuk

mendukung kekuatan militer AS. Keenam, strategic communication untuk

memastikan lancarya komunikasi yang dilakukan AS terhadap pada sekutunya di

Asia Pasifik. Dan Ketujuh, Readiness to fight and win yang menyatakan bahwa

USPACOM memiliki perintah komando untuk menyatakan perang dalam

menjaga keamanan Asia Pasifik.18

Ketujuh dasar USPACOM menjadi ladasan

kuat bagi AS untuk menempatkan kekuatan darat, udara, dan lautnya di kawasan

Asia – Pasifik. USPACOM turut menjadi haluan dan strategi agar penempatan

pasukan militer AS dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

17 See history of USPACOM di http://www.pacom.mil/about-uspacom/history.shtml

18 See guiding principles of USPACOM di http://www.pacom.mil/about-uspacom/2013-uspacom-

strategy.shtml!"

Page 10: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

10"

2.1.1 Strategi Penempatan Pasukan Berdasarkan USPACOM

Mengacu pada pedoman USPACOM, maka negara AS menetapkan

strategi penempatan pasukannya yang terintegrasi di kawasan Asia Pasifik.

Kebijakan tersebut mencakup kekuatan matra darat, udara, dan laut yang

merupakan kekuatan gabungan. Strategi ini terbagi menjadi lima bagian yang

masing-masing menjabarkan peta kekuatan militer amerika di Asia Pasifik.

Strategi ini secara jelas menyatakan bahwa AS melakukan transformasi militernya

secara serius.19

a. Strategi USPACFLT (United Sates Pacific Fleet)

Strategi ini terkait dengan peluncuran armada kapal induk AS yang

ditempatkan di dekat kawasan Jepang yang mampu membawa puluhan

pesawat tempurnya. Selain itu, strategi PACFLT memiliki kapasitas 180

kapal tempur dan 140,000 personel angkatan laut.20

b. Strategi MARFORPAC (The Marine Forces Pacific)

Strategi ini merupakan kekuatan marinir AS yang mampu mengerahkan

pasukannya di pesisir laut dan ditengah laut. Kekuatan total dari

MARFORPAC mencangkup 74 ribu personel marinir.21

c. Strategi PACAF (The Pacific Air Force)

Strategi ini merupakan operasi militer angkatan udara AS yang didukung

oleh sembilan pangkalan udara militer yang berlokasi di kawsan Asia

Pasifik. Selain itu PACAF turut memiliki kekuatan tempur sebanyak 300

pesawat tempur dengan dukungan 40 ribu personel angkatan udaranya.22

d. Strategi USARPAC (The US Army Pacific Command)

Strategi ini merupakan kekuatan operasi militer angkatan darat AS di

kawasan Asia pasifik yang memiliki kekuatan 600 ribu personel.

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

19 Lima strategi militer AS di kawasan Asia Pasifik yang diperoleh dari CSIS report (Asia-Pacific

Region, 2012), hal 48 20

United States Pacific Fleet – Facts, diakses di http://www.cpf.navy.mil/about/facts/, 21

data diperoleh di http://www.globalsecurity.org/military/agency/usmc/marforpac.htm 22

data diperoleh di PACAF Fact Sheet, http://www.pacaf.af.mil/library/factsheets/index.asp,

Page 11: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

11"

e. Strategi SOCPAC (The Special Operations Pacific Command)

Strategi ini merupakan kekuatan operasi militer AS yang terdiri dari 1,200

pasukan khusus yang memiliki multi dispilin ilmu militer.23

Strategi

SOCPAC mampu melaksanakan operasi gabungan militer yang dilakukan

di kawasan Asia Pasifik.

2.2 Jumlah dan Lokasi Penempatan Pasukan AS

Dalam kawasan Asia-Pasifik, sekutu AS terdiri dari Australia, Jepang,

Korea Selatan, dan Singapura. Oleh karena itu, penempatan kekuatan militer AS

dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2.1

Gelar Kekuatan AS di Kawasab Asia Pasifik tahun 201224

Gelar Kekuatan AS di Asia Timur dan Tenggara

Kekuatan Tempur Jumlah

Personel

Kerjasama

Jepang Army: 78th

Avn, 78th

Signal BDE, 83rd

Ordinance BDE, MP BDE

Air force: 35th

fighter wing, 374th

airlift

wing, 18th

wing

Navy/Marines:7th

fleet, carrier strike

group 5, CVN-73, CVW-5, DESRON

35,000 US

military

5000 DoD

civilian

US-Japan Special

Action Committee

(2005, 2006, dan

2012)

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

23 data diperoleh di http://www.socpac.socom.mil/default.aspx "

24 data diperoleh dari CSIS report (US Force Posture in Asia Pacific), 2012, hlm 51 - 61

Page 12: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

12"

Korea

Selatan

Army: 1st Signal BDE, 501st military

Intel BDE, 19th

Expeditionary, 35th

ADA BDE.

Air force: 7th

AF, 51st fighter wing, air

operation center, 8th

fighter wing

Naval/Marines: Fleet Activities dan

MARFOR-K

30,000 US

military

52,000 DoD

civilian

The ROK-US

Mutual Defense

Treaty (2008 dan

2012)

Singapura Naval: four Littoral Combat Ship (LCS)

Air force & Army :-

No personnel Agreement in

Shangri-La

Dialogue Open

Gelar Kekuatan AS di kawasan Pasifik

Kekuatan Tempur Jumlah

Personel

Kerjasama

Australia Marines: Marine Air Ground Task

Air force & Army: -

2,500

marines

Bilateral Training

Operations between

US & Australian

Defense Force

Guam Army: 1st BDE, 105 Troop CMD, 94

th

WMD

Air force: 36th wing, AF Contingency

group, GUAM MSFN

Navy/Marines: COMSUBRON,

ESMC, & Naval Ordnance Annex

3200 unit

deployment

program

-

Hawaii Army: 3-25th

Infantry BCT, 25th

CAB,

18th

MEDCOM, 9th

MSC, 2-25th

Stryker BCT

Air force: 13th

AF, 15th

Wing, Air

Operation Center

Navy/Marines: 3 VPs, 1 HSL, 1 VR,

1PMRF 9 SSNs, 10 SSNs,

MARFORCPAC

2,700 USMC -

Page 13: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

13"

Mengacu pada penempatan kekuatan militer AS, dapat dilihat bahwa

secara tidak langsung AS sudah mengepung kawasan Asia Pasifik. Pasukan

militer AS telah ditempatkan di kawasan Asia Timur seperti Jepang dan Korea

Selatan melalui kekuatan matra darat, udara, dan laut. Jumlah pasukan militer di

Jepang sebanyak 35,000 personel, sedangkan di Korea Selatan sebanyak 30,000.

Hal ini menegaskan bahwa AS selalu siap sedia apabila Jepang mendapatkan

tekanan dan agresi dari Cina dalam kasus Senkaku Island.25

Sedangkan

penempatan pasukan di Korea Selatan juga menandai bahwa AS selalu siap

melawan agresi dan ancaman nuklir dari Korea Utara. Pasukan tempur AS

melakukan latihan militer secara rutin dengan pasukan Korea Selatan dalam

rangka knowledge transfer dan juga sebagai usaha untuk melawan ancaman nuklir

Korea Utara.26

Sedangkan pada kawasan Asia Tenggara, negara AS juga telah

menempatkan empat littoral combat ship-nya di Singapura. Penempatan kapal

tempur ini bertujuan untuk siap siaga apabila Singapura, Filipina, dan Thailand

mendapat tekanan dan agresi dari Cina pada kasus South China Sea.27

. Pada

kawasan Australia, Guam, dan Hawaii, terlihat bahwa terjadi penambahan jumlah

pasukan militer AS. Sebanyak 2,500 pasukan marinir AS ditempatkan di Australia

sebagai bentuk partisipasi dalam menjaga stabilitas keamanan wilayah Pasifik.

Sedangkan di kawasan Guam dan Hawaii, kekuatan tempur AS hadir melalui

masing-masing matra darat, udara, dan laut.

Mengacu pada jumlah dan penempatan pasukan militer AS, realita ini

selaras dengan konsep defensive structural realism yang mengatakan bahwa tiap

negara selalu melakukan tindakan untuk menciptakan kemananan. Pihak AS tidak

melakukan serangan secara langsung kepada Cina ataupun Korea Utara, namun

demikian AS membangun kekuatan militer melalui penempatan pasukannya di

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

25 FlorCrus, Michelle, US takes Japan’s side on Disputed Territory in East China Sea, diakses di

http://www.ibtimes.com/us-takes-japans-side-disputed-territory-east-china-sea-saying-senkaku-

islands-fall-under-security# 26 Harding, Alison. Key dates in US military moves near North Korea. diakses di

http://edition.cnn.com/2013/04/04/world/asia/korea-us-military-action-dates 27 USS Freedom Arrives in Singapore as a part of US ‘Pivot”, diakses di

http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-22156283

Page 14: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

14"

tiap aliansi dan sekutunya. Hal ini secara jelas memperlihatkan bahwa AS

meningkatkan kapabilitas militernnya secara rasional, melalui penguatan

hubungan diplomatik dan kerjasama militer dengan Jepang, Korea Selatan, dan

Australia. Selain itu, penempatan pasukan militer juga selaras dengan konsep

diplomasi (DIME), yakni bagaimana AS tetap menjalin hubungan dengan

aliansinya sehingga gelar kekuatan militernya mendapat dukungan penuh.

2.3 Elemen Strategis Terhadap Penempatan Kekuatan AS

Upaya penempatan pasukan militer AS di kawasan Asia Pasifik didukung

oleh empat elemen rencana strategis. Keempat elemen tersebut tertuang dalam

rencana transformasi militer AS melalui empat kebijakan pertahanannya yang

dapat dijabarkan sebagai berikut:28

a. Geostrategic Political Military

Elemen ini memperlihatkan sejauh mana AS meningkatkan hubungan

dengan sekutu dan mitranya di kawasan Asia. Peningkatan hubungan

dengan tiap aliansinya selaras dengan konsep diplomacy yang tertuang

pada konsep DIME. Usaha AS dalam rangka menempatkan pasukan

militernya di kawasan Asia Pasifik tidak dapat lepas dari bantuan

Jepang, Korea Selatan, Filipina, dan Thailand. Hubungan diplomatik

yang kuat secara signifikan mempengaruhi penempatan pasukan AS

secara efektif dan efisien di kawasan Asia Pasifik.

b. Force Structure and Management

Elemen ini memperlihatkan sejauh mana kapabilitas militer AS yang

diharapkan mampu memelihara perdamaian, menjamin keamanan, dan

menghadapi tiap gangguan yang berpotensi datang. Postur manajemen

kekuatan militer AS saat ini tertuang dalam kebijakan United States

Pacific Command (USPACOM). Kebijakan USPACOM sangat

mendukung strategi militer AS melalui salah satu guiding principles-

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

28 Rencana strategis AS yang diambil dari CSIS Report (US Forces Posture Strategy in Asia

Pacific) tahun 2012, hal 12

Page 15: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

15"

nya, yakni, Force Projection yang terkait erat dalam serangkaian

investasi militer berkelanjutan di kawasan Asia pasifik.29

c. Affordability

Elemen ini memperihatkan sejauh mana kesanggupan AS dalam

menjamin kegiatan militernya di Asia Pasifik. Kesanggupan ini dilihat

dari sudut pandang ketersediaan anggaran pertahanan AS selama

menjalankan misi penempatan kekuatan militernya di Asia Pasifik.

Sumber data menyebutkan bahwa, weapons spending AS di kawasan

Asia Pasifik akan menembus angka 500 miliar US dollar dalam

periode 2013 – 2021.30

Biaya militer yang tinggi menjadi perhatian AS

karena saat ini pertumbuhan perekonomiannya tidak cukup baik, yakni

hanya mencapai 4,1% pada tahun 2012.31

d. Executability

Elemen ini memperihatkan berbagai opsi, pilihan, dan sumber daya

yang dimiliki AS dalam menempatkan kekuatan militernya di Asia

Pasifik. Opsi dan sumber daya yang dimiliki tentunya harus feasible

dan dapat diimplementasikan. Sebagai contoh adalah ketersediaan

Jepang, Korea Selatan, dan Filipina yang mau memberikan tempat

untuk berlabuhnya pasukan militer AS di Asia Pasifik. Hal ini secara

jelas membuat penggunaan anggaran militer AS tidak begitu banyak

dibandingkan harus membuat pos militer seperti di kawasan Timur

Tengah.

Mengacu pada empat elemen strategis di atas memperlihatkan bahwa

upaya transformasi militer yang dilakukan oleh AS terkait erat dengan konsep

DIME. Aspek diplomasi terkait erat dengan rencana geostrategic political

military yang mengharuskan AS meningkatkan hubungan yang kuat dengan

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

29 Salah satu guiding principles USPACOM, diakses di http://www.pacom.mil/about-

uspacom/2013-uspacom-strategy.shtml 30

data diperoleh dari artikel Asia Pacific Defense Budgets North America by 2021, diakses di

http://www.defensenews.com/article/20130625/DEFREG03/306250018/Asia-Pacific-Defense-

Budgets-Outstrip-N-America-By-2021- 31

data diperoleh dari http://www.tradingeconomics.com/united-states/gdp-growth""

Page 16: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

16"

sekutunya. Sedangkan pada aspek Military selaras dengan strategi force structure

management yang mengharuskan AS mengevaluasi manajemen kekuatan

militernya. Pada aspek economy mengharuskan AS untuk terus memantau kondisi

perekonomiannya yang sangat mempengaruhi anggaran militernya. Sedangkan

pada aspek information, terkait dengan informasi-informasi sumber daya, opsi,

dan pilihan yang dimiliki AS untuk menjalankan upaya transformasi militernya di

Asia Pasifik.

2.4 Keuntungan AS Atas Dampak Penempatan Pasukannya

Strategi penempatan yang diberlakukan AS di kawasan Asia Pasifik

memberikan keuntungan militer yang sangat besar. Keuntungan tersebut

berpengaruh positif pada rencana dan strategi AS untuk memperkuat posisinya di

kawasan Asia Pasifik. Oleh karena itu, beberapa keuntungan dari penempatan

pasukannya dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Hubungan aliansi yang semakin kuat

Dampak penempatan pasukan militer yang dilakukan AS tidak hanya

memberikan keuntungan operasi militer saja, namun demikian AS

turut memperkuat hubungan dengan aliansinya. Hubungan dengan

Jepang, Korea Selatan, Singapura, Filipina, dan Australia dijadikan AS

sebagai bentuk investasi pertahanan global.

b. Penguatan basis-basis pertahanan

Penempatan pasukan yang dilakukan AS secara signifikan

memperkuat basis-basis pertahanan mereka di luar wilayah teritorinya.

Basis pertahanan tersebut pada dasarnya merupakan milik sekutunya,

namun demikian penggunaan basis tersebut dilakukan secara bersama-

sama. Pada contohnya, di Jepang terdapat delapan basis seperti

Kadena Air Base, Funtena Air Base, Iwakuni Base, Misawe Base,

Yokota Air Base, Yokosuka Naval Base, Atsugi Air Base, dan Sasebo

Naval Base yang digunakan AS untuk menempatkan pasukan darat,

Page 17: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

17"

udara, dan lautnya.32

Sedangkan pada kawasan Korea Selatan, terdapat

empat basis pertahanan seperti Casey Base, Red Cloud Base, Kunsan

Base, dan Humphreys Base yang digunakan oleh AS.33

Dua basis

pertahanan AS di area ini sangat jelas bertujuan untuk menghadapi

potensi ancaman yang dapat dilakukan oleh Cina dan Korea Utara.

Basis-basis pertahanan AS juga memberikan dampak positif terhadap

Jepang dan Korea Selatan, karena wilayah mereka akan lebih aman

dengan hadirnya kekuatan militer AS.

c. Bantuan dana operasional dari sekutunya sebagai tuan rumah (Host

Nation Support)

Negara AS mendapat keuntungan ekonomi dari penempatan pasukan

militernya di kawasan Asia Pasifik, khususnya di Korea Selatan dan

Jepang. Host Nation Support (HNS) yang diterima AS dari Jepang

adalah sebesar 2,3 milliar US Dollar pada tahun 2012 , sedangkan

Korea Selatan membantu sebesar 756 juta US Dollar pada tahun

2012.34

Dana tersebut merupakan bantuan dari Jepang dan Korea

Selatan terhadap kebutuhan harian pasukan AS, logistik militer yang

bersifat minor, biaya perawatan military base, dan perlengkapan

militer lainnya.

d. Keuntungan rotasi militer dari kawasan Irak menuju Asia Pasifik

Rotasi pasukan militer dari Irak memberikan beberapa keuntungan

terhadap kekuatan darat, udar, dan laut. Pada matra darat, army akan

fokus pada CONUS (Continental United States) di Asia Pasifik.35

Pada

matra laut, navy dapat menggunakan beberapa kapal tempur yang baru

di kawasan perairan Asia Pasifik. Sedangkan pada kekuatan darat, air

force akan mampu menempatkan jumlah persawat tempurnya di basis-

basis pertahanan milik Jepang dan Korea Selatan. Hal ini

memperlihatkan bahwa, penempatan pasukan di kawasan Asia Pasifik

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

32 Green, Michael & Berteu, David Op.cit hlm 53 33 Ibid hlm 52"34 Ibid hlm 18 35"Ibid!hlm!19!!

Page 18: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

18"

membuat kapabilitas laut, udara, dan darat akan meningkat secara

seimbang dan proporsional. Hal ini sedikit berbeda dengan perang

Irak, karena pada saat itu kekuatan laut AS tidak berkembang karena

tidak digunakan.

Semua upaya yang terkait strategi penempatan pasukan AS di kawasan

Asia Pasifik, sangat terkait dengan DIME sebagai elemen kekuatannya. Upaya

penyebaran pasukan sangat didukung dengan peran diplomasi AS terhadap para

sekutunya, sehingga AS mendapatkan bantuan area dan kawasan untuk dijadikan

basis pertahanannya. Melalui pendekatan diplomasi yang baik maka hubungan AS

dengan sekutunya tetap terjaga dan semakin erat, sehingga hal ini menjadi salah

satu bentuk investasi jangka panjang AS. Selain itu, elemen informasi dilakukan

AS dalam bentuk pengumpulan data-data penting terhadap Cina dan Korea Utara.

Usaha pengintaian (surveillance) dilakukan untuk mengetahui rencana dan potensi

apa saja yang dapat dilakukan oleh lawannya, sehingga AS mampu menyusun

strategi yang lebih unggul.

Strategi penempatan pasukan AS turut didukung oleh kapabilitas kekuatan

militernya, dimana hal ini dapat dilihat dari gelar kekuatan yang komprehensif,

yakni darat, udara, laut, dan marinir. Kapabilitas pasukan militer AS

dikembangkan secara seimbang di setiap basisnya, dimana kekuatan laut tidak

lebih lemah dibandingkan kekuatan udara dan daratnya ataupun sebaliknya.

Teknologi militer pun turut digunakan AS dan juga diberikan kepada para

sekutunya sebagai bentuk military transfer knowledge. Sedangkan pada elemen

ekonomi, negara AS mendapatkan keuntungan dari HNS yang sangat membantu

kondisi financialnya yang sedang dalam performa tidak baik. Penempatan

pasukan AS di Jepang dan Singapura mendapat bantuan ekonomi seperti, biaya

konsumsi, akomodasi, logistik minor, dan bahkan biaya perawatan. Bantuan-

bantuan tersebut sangat memberikan efek positif pada gelar pasukan AS di

kawasan Asia Pasifik.

Page 19: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

19"

BAB 3

INVESTASI KEKUATAN MILITER AS

DENGAN SEKUTUNYA

3.1 Peningkatan Investasi Militer AS di Asia Timur

Penempatan pasukan milter yang dilakukan AS turut diikuti oleh investasi

militer bersama dari tiap sekutunya seperti Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.

Investasi militer tidak hanya mengacu pada penambahan anggaran militer saja,

namun demikian investasi dapat dilihat dari sebuah bentuk kerjasama militer,

transfer teknologi, transfer pengetahuan militer, dan pembangunan infrastruktur

serta sarana pendukung perang. Investasi militer memberikan berbagai

keuntungan dibandingkan hanya sekedar melakukan penempatan angkatan tempur

saja. Investasi militer merupakan bentuk strategi AS bersama para sekutunya

dalam meningkatkan kekuatan tempur dalam menghadapi berbagai ancaman dan

agresi dari Cina dan Korea Utara. Oleh karena itu, masing-masing investasi

militer antara AS dengan negara-negara kawasan Asia Timur dijabarkan sebagai

berikut36.

3.1.1 Investasi Militer di Jepang

Dalam rangka meningkatkan kemampuan tempurnya, AS melakukan

berbagai investasi militer secara kontinu di Jepang melalui:

a. Peningkatan fasilitas Airbase

Negara AS bersama Jepang bekerjasama dalam membangun fasilitias

pelabuhan udara (Air Base) untuk memastikan lancarnya penempatan

pesawat-pesawat tempur milik AS. Lapangan udara merupakan

fasilitas penting bagi AS sebagai tempat transit dan pemusatan

kekuatan sementara di Jepang. Sebagai contonya, melalui fasilitas

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

36 See expanding partner contribution hlm 18-21, pada Transforming US Military Strategy in Asia,

2012

Page 20: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

20"

lapangan udara yang memadai, AS mampu menempatkan sebanyak

130 Air Forces Fighters di Misawa dan Kadena.37

Misawa dan Kadena merupakan dua air base yang sangat signifikan

dalam membantu kekuatan udara AS maupun pasukan militer Jepang

(Japan Self Defense Force) dalam melakukan latihan militer matra

udara. Oleh karena itu konsep harden facilities pada tiap airbase dan

airfield merupakan faktor krusial dalam hal investasi kekuatan udara

AS di Jepang.

b. Pengembangan kapabilitas antisubmarine war craft (ASW)

Saat ini, pengembangan kekuatan maritim menjadi prioritas Jepang

dan AS melalui pengadaan ASW yang modern untuk mendeteksi,

menelusuri, dan menghancurkan musuh. ASW merupakan bagian dari

kekuatan tempur maritim yang terdiri dari kapal tempur, pesawat

tempur, dan kapal selam. Pada tahun 2009, Jepang melakukan

pengadaan ASW Two Kawasaki P-1 Patrol Maritime untuk

mendukung program C4ISR (Command Control Communication

Computers Intelligence Surveillance and Reconnaissance) yang

ditetapkan oleh AS.38 Melalui pengembangan ASW, maka AS bersama

Jepang akan mampu menyeimbangi kekuatan maritim Cina yang saat

ini juga mengalami peningkatan yang signifikan. Saat ini Cina

merupakan ancaman Jepang dan AS, karena Cina juga melakukan

investasi yang besar dalam melakukan pengembangan ASW untuk

meningkatkan kekuatan tempurnya.39

3.1.2 Investasi Militer di Korea Selatan

Negara AS juga melakukan investasi militer dalam bentuk pembangunan

saranan dan infrastrukur militer, transfer teknologi, dan pengetahuan

militer dengan Korea Selatan untuk menghadapi ancaman dari Korea

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

37"Data"diperoleh"dari"http://www.misawa.af.mil/index.asp""38 Hardy, James. Japan’s Navy: Sailing Towards the Future, diakses di

http://thediplomat.com/2013/01/21/japans-navy-steaming-towards-the-future/ 39 Apthrop, Clarie, ASW Capabilities in the Asian Region.

http://www.defencereviewasia.com/articles/155/Anti-Submarine-Warfare

Page 21: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

21"

Utara. Ancaman nuklir yang dilontarkan Korea Utara menjadi salah satu

prioritas utama yang dihadapi AS dalam rangka mewujudkan stabilitas

keamanan di Asia Pasifik. Oleh karena itu, negara AS melakukan investasi

militer di Korea Selatan yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Pengembangan Ground Forces di Korea Selatan

Ground Forces merupakan elemen penting bagi kekuatan tempur darat

(army) yang dimiliki AS. Pengembangan ground forces merupakan salah

bentuk investasi militer AS melalui pengadaan infantri, kavaleri, artileri,

dan berbagai alat tempur darat lainnya. Pengembangan ground forces

dilakukan bersama dengan pasukan militer Korea Selatan untuk

menghadapi potensi ancaman dari Korea Utara. Pengembangan ground

forces di Korea Selatan dimulai sejak tahun 2010, dibawah komando Gen.

James D. Thurman (AS) dan Gen. Jung Seung Jo (Korea Selatan).40

b. Pengembangan fasilitas lapangan udara di Korea Selatan

Negara AS bersama Korea Selatan saat ini terus mengembangkan fasilitas

bandara udara militer yakni, US 7th Air Force Headquarters di Osan41.

Keberadaan fasilitas lapangan udara meupaka hal vital, karena negara AS

saat ini tengah menempatkan pesawat tempur F-16x40 sebanyak 60 unit

dengan personel sebanyak 8,000 pasukan udara di Osan.42 Investasi

kekuatan udara yang dilakukan AS bertujuan untuk memantau

perkembangan dari potensi ancaman nuklir yang dilontarkan oleh Korea

Utara. Melalui kekuatan udara yang canggih, maka AS dapat melakukan

pengintaian terhadap perkembangan yang terjadi di Korea Utara.

3.1.3 Investasi Militer di Taiwan

Dalam menghadapi hegemoni Cina, negara AS merangkul Taiwan untuk

meningkatkan kapabilitas kekuatan tempur bersamanya di kawasan Asia

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

40 Kwon relieves Jung as Deputy CFC, diakses di

http://www.usfk.mil/usfk/(S(mvcn3sjoy5n11zcqylpradrp))/press-

release.kwon.relieves.jung.as.deputy.cfc.gcc.commander.printview.918?AspxAutoDetectCookieS

upport=1 41 Cordesman, Anthony. The Korean Military Balance: Comparative Korean Forces and the

Forces of Key Neighboring States, CSIS Report, 2011, hlm 62 42 Ibid, hlm 63!!

Page 22: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

22"

Timur. Hal ini dilakukan AS mengingat Cina tidak memiliki hubungan

diplomatik terhadap Taiwan, dengan demikian hal ini dijadikan AS

sebagai penambahan kekuatan militernya. Oleh karena itu, investasi

militer yang dilakukan AS di Taiwan dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pengembangan antiship cruise missiles (ASCMs) di Taiwan

Negara AS tengah melakukan investasi penanaman rudal di berbagai

kawasan wilayah Taiwan. Investasi kekuatan rudal ini merupakan

salah bentuk upaya AS dalam menghadapi hegemoni Cina. Saat ini

Cina telah membuat lebih dari 1,000 rudal balistik dan ASCMs. 43

Dengan demikian, upaya invesasi ASCMs di Taiwan akan memberikan

kekuatan bagi AS dalam menyeimbankan pengaruh Cina di perairan

Taiwan.

b. Pengadaan diesel Submarine di Taiwan

Melalui kekuatan diplomatiknya, AS mendorong Taiwan dalam usaha

produksi kapal selam berkekuatan diesel. Saat ini Taiwan negara yang

unggul dalam pembuatan kapal selam militer untuk kawasan Asia

Timur. Kemampuan Taiwan tentunya dimanfaatkan oleh AS dengan

membeli delapan kapal selam berkekuatan diesel seharga 12 miliar US

dollar.44

Pengadaan diesel submarine yang dilakukan AS ditempatkan di

perairan Taiwan (Taiwan Strait) sebagai bentuk deterrence kepada

Cina. Kemampuan Taiwan dalam memproduksi diesel submarine tidak

lepas juga dari bantuan AS yang memberikan hubungan (link) ke

negara-negara maju seperti Jerman dan Jepang.45 Kerjasama dengan

Jerman dan Jepang memberikan dampak pada transfer teknologi atas

pembuatan kapal selam terhadap Taiwan.

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

43 Annual Report to Congress: Military and Security Developments Involving the People’s

Republic of China 2013, hlm 59""44 Cole, Michael. Taiwan’s New Source for Submarine Tech, diakses di

http://thediplomat.com/flashpoints-blog/2013/04/15/taiwans-new-source-for-submarine-tech/ 45 Ibid.

Page 23: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

23"

3.2 Peningkatan Investasi Militer AS di Australia/Pasifik

Dalam rangka menjalani strategi Pivot to Asia Pacific, negara AS

merangkul Australia sebagai mitra untuk meningkatkan kapabilitas militernya.

Hubungan dekat antara AS dan Australia dapat dilihat dari berbagai program

militer yang telah dan sedang dilakukan. Program-program latihan militer

merupakan salah satu bentuk investasi militer AS di kawasan Pasifik, dimana hal

ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Darwin Sebagai Kawasan Pengembangan Marinir AS

Negara AS menempatkan sebanyak 2,500 pasukan marinirnya di

kawasan Darwin, dimana hal ini ditegaskan langsung oleh Obama pada

tahun 2011.46 Penempatan pasukan tersebut merupakan strategi AS

dalam mengembangkan kekuatan maritimnya di kawasan Asia Pasifik.

Penempatan pasukan marinir merupakan program berkelanjutan

sampai dengan tahun 2016 dengan biaya 1,6 miliar US dollar per

tahunnya.47 Penempatan pasukan AS tidak lepas dari bantuan dari

Australia yang mau menyediakan tempat latihan militer bagi pasukan

marinir AS. Apabila tidak ada bantuan pinjaman kawasan, maka besar

kemungkinan biayanya akan sangat tinggi.

b. Pelatihan anti submarine warfare (ASW)

Sebanyak 1,000 personel militer Australia dan 8,000 personnel AS

melakukan latihan militer ASW di kawasan pantai utara Australia.

Kedua pasukan militer masing-masing saling memberikan konstribusi

atas pengetahuan dan ilmu militer. Pelatihan ini turut

mengikutsertakan beberapa kapal dan rudal tempur seperti (1) aircraft

carrier USS George Washington/CVN 73; (2) carrier air wing / CVW

5; (3) guided-missile cruiser USS Antietam / CG 54; (4) guided missile

destroyer lassen / DDG 82; dan (5) RAN guided missile frigate

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

46 Calmies, Jackie. US. Marine Base for Australia Irritates China, diakses di

http://www.nytimes.com/2011/11/17/world/asia/obama-and-gillard-expand-us-australia-military-

ties.html?pagewanted=all&_r=0""47 Hill, Craig. US Marines Based in Australia will cost 1,6 Billion, diakses di

http://chinadailymail.com/2013/04/23/u-s-marines-based-in-australia-will-cost-1-6-billion/

Page 24: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

24"

HMAS Sydney (FFG 03)48 Pelatihan ASW yang dilakukan AS

bersama Australia merupakan bentuk dari investasi militer yang

diterapkan di kawasan Pasifik.

Mengacu pada seluruh investasi militer yang dilakukan oleh AS, hal ini

selaras dengan konsep defensive structural realism, dimana AS melakukan

investasi sebagai bentuk perlindungan terhadap dirinya dan sekutunya terhadap

potensi ancaman Cina dan Korea Utara. Usaha investasi militer yang dilakukan

AS tidak bersifat represif ataupun agresif dengan tidak serta merta langsung

menyerang Cina dan Korea Utara. Namun demikian, investasi militer AS lebih

mengarah kepada tujuan rasional yang berjangka panjang, bersifat strategis, dan

bertujuan untuk melindungi aliansinya. Seluruh investasi militer di kawasan

Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, dan Australia merupakan langkah

bijak AS untuk meningkatkan kekuatan militernya untuk diperlihatkan kepada

Cina dan Korea Utara sebagai bentuk efek getar.

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

48 Kelly, Paul. US, Australian Navies Conduct ASW Exercises hlm 27

Page 25: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

25"

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Penempatan pasukan militer AS dikawasan Asia Pasifik merupakan

kebijakan strategis yang diterapkan oleh pemerintahan Obama, hal ini

dikarenakan kawasan Asia Pasifik merupakan poros perkembangan dunia, baik itu

di sisi militer maupun ekonomi. Obama menyadari bahwa apabila AS mampu

menempatkan posisinya di kawasan Asia Pasifik, maka AS akan mampu menjaga

kapabilitasnya sebagai negara yang dominan di dunia. Oleh karena itu, dalam

rangka mendukung strategi AS, kekuatan militer digunakan oleh Obama sebagai

salah satu perangkat yang paling efektif. Pendekatan militer yang digunakan

Obama dilakukan melalui strategi penyebaran pasukannya di kawasan Asia

Pasifik. Negara AS berhasil menyebar kekuatan militernya di semua aliansinya

seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan Australia. Selain itu, AS juga telah

menempatkan kekuatan pasukannya di kawasan Pasifik yang masih menjadi

wilayah teritorinya, seperti Guam dan Hawaii. Sedangkan pada negara Singapura,

Vietnam, dan Filipina, AS turut menempatkan pasukannya, namun hanya sebatas

transit dan usaha siap siaga. Melalui penempatan pasukan militernya, negara AS

berhasil membangun kapabilitas basis-basis pertahanan yang secara tidak

langsung sudah mengepung kawasan Asia Pasifik. Penyebaran pasukan AS

tentunya telah membuat pergerakkan Cina menjadi terbatas, serta melindungi

aliansinya dari ancaman Korea Utara. Selain itu, gelar kekuatan AS di kawasan

Asia Pasifik bertujuan sebagai efek getar terhadap Cina dan Korea Utara.

4.2 Saran

Usaha yang dilakukan AS pada dasaranya sudah mencapai sasaran, karena

penempatan pasukan militernya berjalan dengan efisien dan efektif berkat bantuan

aliansinya. Namun demikian, usaha AS akan lebih baik apabila AS juga mampu

membangun basis pertahanan yang bersifat jangka panjang di kawasan Asia

Tenggara, seperti di Filipina dan Singapura, sehingga AS akan memiliki

keunggulan militer yang lebih kompetitif,

Page 26: Strategi Penempatan Kekuatan Militer US Di Asia Pacific--Yosua Praditya-libre

Yosua Praditya;

Strategi Penempatan Kekuatan Militer AS di Kawasan Asia Pasifik

Asia-Pacific Security Module; Juli 2013

26"