strategi pengembangan tata ruang kota...
TRANSCRIPT
-
STRATEGI PENGEMBANGAN TATA RUANG KOTA
TANJUNGPINANG
(Studi Di Dinas Tata Kota Dan Pengawasan Bangunan Kota Tanjungpinang)
NASKAH PUBLIKASI
Oleh
IMADUDDIN ABDURRACHIM
NIM. 100563201108
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
-
SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi
mahasiswa yang di sebut dibawah ini :
Nama : IMADUDDIN ABDURRACHIM
NIM : 100563201108
Jurusan/Prodi : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Alamat : JL. PADAT KARYA NO. 34 RT 02,
KELURAHAN MUARA RAPAK,
KECAMATAN BALIKPAPAN UTARA, KOTA
BALIKPAPAN.
No. Telp/hp : 081649566929
Email : [email protected]
Judul Naskah : STRATEGI PENGEMBANGAN TATA RUANG
KOTA TANJUNGPINANG (STUDI DI DINAS
TATA KOTA DAN PENGAWASAN
BANGUNAN KOTA TANJUNGPINANG).
Menyatakan bahwa judul tersebut sesuai dengan aturan tata tulis naskah
ilmiah dan untuk dapat diterbitkan.
Tanjungpinang, 2 February 2017
Yang Menyatakan,
Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing
Agus Hendrayady, M. Si. Dian Prima Safitri, M. AP.
NIDN. 1005087301 NIDN. 1001068503
-
STRATEGI PENGEMBANGAN TATA RUANG KOTA
TANJUNGPINANG
(Studi Di Dinas Tata Kota Dan Pengawasan Bangunan Kota Tanjungpinang)
IMADUDDIN ABDURRACHIM
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISIP, UMRAH
Pembimbing I :Agus Hendrayady, M.Si
Pembimbing II : Dian Prima Safitri, M.PA.
ABSTRAK
Strategi pengembangan dalam melakukan penataan ruang kota menjadi hal
yang sangat penting dalam menjalankan tugas sebagai pemerintahan daerah.
Didalam menjalankan tugas pemerintahan daerah terdapat strategi
pengembangan yang harus dijalankan agar terciptanya pengendalian pemanfaatan
ruang dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses penataan ruang
pemerintahan yang baik dan bersih.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian Deskriptif
Kualitatif karena ingin mengetahui lebih mendalam mengenai strategi
pengembangan tata ruang kota tanjungpinang.
Dalam melaksanakan dan mengimplementasikan tugasnya sebagai
penyelenggara pemerintahan, Dinas Tata Kota Dan Pengawasan Bangunan Kota
Tanjungpinang melakukan Analisis, Keputusan, dan Aksi. Untuk itu penulis
menyarankan agar Dinas Tata Kota dan Pengawasan Bangunan Kota
Tanjungpinang tetap konsisten menjalankan tugasnya sesuai dengan peraturan
yang berlaku agar terciptanya Kota yang tertata, aman nyaman dan berkarakter
budaya melayu sesuai dengan visi dan misi.
Kata kunci : Strategi, Tata Ruang Kota, Perencanaan
2
mailto:[email protected]
-
STRATEGI PENGEMBANGAN TATA RUANG KOTA
TANJUNGPINANG
(Studi Di Dinas Tata Kota Dan Pengawasan Bangunan Kota Tanjungpinang)
IMADUDDIN ABDURRACHIM
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISIP, UMRAH
Pembimbing I :Agus Hendrayady, M.Si
Pembimbing II : Dian Prima Safitri, M.PA.
ABSTRACT
The development strategy in making the arrangement of urban space
becomes very important in performing their duties as local government.
In the line of duty of local government are developing strategies that
must be executed in order to control the creation and utilization of space
becomes an integral part of the process of spatial planning and good
governance are clean.
In this study , researchers used a qualitative descriptive type of
research because they want to know more in depth about the spatial
development strategy of the city Tanjungpinang.
In carrying out his duties as organizing and implementing the
government , Department of City Planning and Building Control
Tanjungpinang doing Analysis , Decision , and Action . To the authors
suggest that City Planning and Building Control Tanjungpinang consistently
carry out their duties in accordance with applicable regulations for the
creation of the City orderly , safe, comfortable and characterless Malay
culture in accordance with the vision and mission.
Keywords : Strategy , the City Spatial, Planning
3
mailto:[email protected]
-
I. PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Kota pada dasarnya adalah
sebuah lingkungan yang dinamis
yang senantiasa mengalami
pertumbuhan dan perkembangan dari
tahun ke tahun. Perkembangan kota
yang pesat dan tanpa pengendalian
dapat menimbulkan ketidakteraturan
pembangunan di perkotaan,
akibatnya pemanfaatan ruang untuk
permukiman, perdagangan, industri
dan lain-lainnya tidak terkendali /
tidak sesuai dengan rencana tata
ruang yang telah ada, sehingga kota
menjadi tidak teratur serta sering
terjadi pelanggaran pembangunan
serta alih fungsi pemanfaatan ruang.
Pertumbuhan dan perkembangan
tersebut tidak bisa dilepaskan dari
penduduk sebagai salah satu elemen
utama dalam kehidupan suatu kota.
Kehidupan kota yang terus berjalan
dari waktu ke waktu akan
mendorong penduduk untuk
melakukan aktivitas atau kegiatan
untuk memenuhi kebutuhannya,
sehingga dari beragam aktivitas yang
dilakukan penduduk kota yang saling
berinteraksi akan membentuk sistem
aktivitas masyarakat kota.
Salah satu pembangunan
nasional yang mempunyai
kedudukan penting dalam
pembangunan nasional di Indonesia
adalah pembangunan penataan
ruang. Hal ini disebabkan aspek
penataan ruang terkait dengan
hampir semua kegiatan dalam
kehidupan manusia. Untuk upaya
dalam pelaksanaan pembangunan
selalu dikaitkan dengan kepentingan
pelestarian fungsi lingkungan hidup
dan pengembangan tata ruang.
Pengendalian pemanfaatan
ruang menjadi bagian yang tidak
-
terpisahkan dari proses penataan
ruang. Pemanfaatan ruang diberbagai
wilayah Indonesia dalam
pelaksanaannya sering atau tidak
sejalan dengan rencana tata ruang
yang telah ditetapkan. Beberapa
faktor yang mempengaruhi
ketidaksesuaian tersebut antara lain
tekanan perkembangan pasar
terhadap ruang, belum jelasnya
mekanisme pengendalian dan
lemahnya penegakan hukum (low
enforcement) terhadap pelanggaran
yang terjadi. Kecenderungan
penyimpangan-penyimpangan
pemanfaatan ruang dapat terjadi
karena produk rencana tata ruang
kurang memperhatikan aspek-aspek
pelaksanaan atau sebaliknya bahwa
pemanfaatan ruang kurang
memperhatikan rencana tata ruang
yang sudah ditetapkan.
Berkaitan dengan hal
tersebut, peranan tata ruang yang
pada hakekatnya dimaksudkan untuk
mencapai pemanfaatan sumber daya
optimal dengan sedapat mungkin
menghindari konflik pemanfaatan
sumber daya, dapat mencegah
timbulnya kerusakan lingkungan
hidup serta meningkatkan
keselarasan. Dalam lingkup tata
ruang itulah maka pemanfaatan dan
alokasi lahan menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dengan konsep
ruang dalam pembangunan baik
sebagai hasil atau akibat dari
pembangunan maupun sebagai
arahan atau rencana pembangunan
yang dikehendaki.
Sesuai Undang-Undang No.
26 tahun 2007 tentang Penataan
Ruang Pasal 11 ayat (2), pemerintah
daerah kota mempunyai wewenang
dalam pelaksanaan penataan ruang
-
wilayah kota yang meliputi
perencanaan tata ruang wilayah kota,
pemanfaatan ruang wilayah kota dan
pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah kota. Perencanaan tata ruang
wilayah kota meliputi proses dan
prosedur penyusunan serta penetapan
rencana tata ruang wilayah (RTRW)
kota. Penyusunan RTRW kota
dilakukan dengan berasaskan pada
kaidah-kaidah perencanaan yang
mencakup asas keselarasan,
keserasian, keterpaduan, kelestarian,
keberlanjutan serta keterkaitan
antarwilayah baik di dalam kota itu
sendiri maupun dengan kota
sekitarnya.
Tanjungpinang merupakan
salah satu kota yang berada di
Provinsi Kepulauan Riau dan
merupakan Ibu Kota Provinsi
tersebut. Beragamnya situs-situs
budaya dan sejarah, memiliki
kawasan strategi kota, ruang terbuka
hijai dan pemandangan indah kota
Tanjungpinang, namun dalam
pelaksanaannya belum sepenuh nya
berjalan sesuai dengan RTRW Kota
Tanjungpinang. Peraturan Daerah
Nomor 10 tahun 2014 Tentang
RTRW Kota Tanjungpinang dengan
jelas menjelaskan program utama
pembangunan maupun zonasi dalam
pembangunan Kota Tanjungpinang
dalam 20 tahun kedepan. Dalam Bab
1 pasal 1 ayat 35 dijelaskan bahwa,
Kawasan Strategis Kota adalah
kawasan yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai
pengaruh sangat penting dalam
lingkup kota terhadap ekonomi,
sosial, budaya, dan/atau lingkungan,
dan pendayagunaan sumber daya
alam dan teknologi tinggi. Dengan
memanfaatkan wilayah, peniggalan
sejarah yang ada, serta ruang
-
terbuka hijau, seharusnya Kota
Tanjungpinang dapat membenahi
tata ruang menjadi lebih baik dari
waktu ke waktu. Dalam Bab 1 pasal
1 ayat 31 dijelaskan bahwa ruang
terbuka hijau yang selanjutnya
disingkat RTH adalah area
memanjang/jalur dan/atau
mengelompok, yang penggunaannya
lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh
tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja
ditanam. Meningkatnya pertambahan
penduduk juga menimbulkan efek
negatif berupa semakin
meningkatnya tingkat pembangunan
pemukiman serta munculnya
kawasan kumuh (slum area) pada
kawasan Kota Tanjungpinang.
Kondisi ini menimbulkan
kekumuhan dan semakin berkurang
nya ruang terbuka hijau. Persoalan
lainnya berupa pembangunan tempat
tinggal dan berbagai usaha
masyarakat pada sekitar ruang publik
yang tidak semestinya, yaitu
pemanfaatan taman kota untuk
berjualan, pedagang kaki lima/sektor
informal menempati koridor jalan
dan trotoar, serta alih fungsi lahan
saluran irigasi yang tidak dilengkapi
dengan sarana prasarana
permukiman secara memadai
sehingga berdampak pada
menurunnya kualitas lingkungan
hidup. Pada beberapa kawasan
permukiman terjadi genangan air dan
banjir pada saat musim hujan, akibat
jaringan drainase tidak memadai dan
berfungsi dengan baik seperti yang
sering terjadi di jalan pemuda Kota
Tanjungpinang.
Bertitik tolak dari adanya
latar belakang permasalahan tersebut
di atas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian lebih yang
-
dituangkan dalam usulan penelitian
yang berjudul : STRATEGI
PENGEMBANGAN TATA
RUANG KOTA
TANJUNGPINANG (Studi Di Dinas
Tata Kota Dan Pengawasan
Bangunan Kota Tanjungpinang).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas, maka penulis dapat
merumuskan permasalahan sebagai
berikut : Bagaimana Strategi
Pengembangan Tata Ruang Kota
Tanjungpinang ?
C. Tujuan Dan Kegunaan
Penelitian.
1. Tujuan Penelitian.
Adapun yang menjadi tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana Strategi
Pengembangan Tata Ruang Kota
Tanjungpinang.
2. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan secara teoritis,
penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan
pengalaman serta memperluas
wawasan dalam menerapkan
teori - teori yang penulis
peroleh selama perkuliahan dan
bagi pengembangan Ilmu
Administrasi Negara pada
umumnya, khususnya
mengenai Strategi
Pengembangan Tata Ruang
Kota Tanjungpinang.
Kegunaan Akademis.
2. Kegunaan secara praktis, hasil
penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat sebagai bahan
masukan untuk pertimbangan
dan sumbangan pemikiran yang
bermanfaat mengenai masalah
yang menyangkut
Pengembangan Tata Ruang
Kota.
-
D. Konsep Teoritis
Dalam rangka memperjelas
uraian penulisan ini dan untuk
mendapat pengertian - pengertian
yang lebih mendasar sesuai dengan
yang ditengahkan, maka dibawah ini
akan diuraikan kerangka teori yang
berkaitan dengan permasalahan yang
akan dibahas.
1. Strategi
Menurut Hamel dan Prahalad
dalam Rangkuti (2006:4) strategi
merupakan tindakan yang bersifat
incremental (senantiasa meningkat)
dan terus menerus, serta dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang
apa yang diharapkan oleh para
pelanggan di masa depan. Dengan
demikian strategi dapat dimulai
dengan apa yang dapat terjadi bukan
dimulai dari apa yang telah terjadi.
Menurut Buchory (2005:1)
strategi adalah suatu kesatuan
rencana yang menyeluruh,
kenprehensif, dan terpadu yang
diarahkan untuk mencapai tujuan
dari suatu perusahaan atau
organisasi.
2. Tata Ruang
Dalam Peraturan Daerah
Nomor 10 tahun 2014 Tentang
RTRW Kota Tanjungpinang
dijelaskan bahwa Tata ruang adalah
wujud struktur ruang dan pola ruang.
Ruang merupakan wadah yang
meliputi ruang daratan, ruang lautan
dan ruang udara sebagai satu
kesatuan wilayah tempat manusia
dan makhluk hidup lainnya hidup
dan melakukan kegiatan serta
memelihara kelangsungan hidupnya
tersebut. Dalam ruang terdapat tiga
komponen-komponen lingkungan
yang dapat berupa biotik dan abiotik
-
serta cultural. Ketiga komponen
tersebut selalu saling interaksi,
integrasi dan interdependensi dalam
suatu ruang. Karenanya untuk tidak
menurunkan fungsi ketiga komponen
tersebut, maka diperlukan
pengelolaannya.
3. Proses Perencanaan Tata Ruang
Proses perencanaan tata
ruang merupakan rangkaian tahapan
kegiatan mulai dari pengumpulan
data pendukung, pengolahan data
sampai dengan penetapan zona
peruntukan ruang. Pemanfaatan
ruang dilakukan dalam penggunaan
ruang harus sesuai dengan
peruntukannya.
Dalam upaya
mengaktualisasikan ruang
merupakan common goods melalui
sistem kontrak sosial dilakukan
pemberian kedaulatan kepada negara
yang pada realitasnya dilakukan oleh
pemerintah dengan melakukan
penyelenggaraan penataan ruang
melalui aktifitas-aktifitas pengaturan,
pembinaan, pelaksanaan, dan
pengawasan penataan ruang (Pasal 1
angka 6 UU No 26 tahun 2007).
Perwujudan dari pengaturan sebagai
bagian integral dari sistem
penyelenggaraan penataan ruang
dilakukan dengan perwujudan
pengaturan dalam peraturan
perundang-undangan mulai dari
Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Presiden,
sampai ke Peraturan Daerah.
E. Konsep Operasional
Operasional sangat penting
dalam suatu penelitian, karena
merupakan suatu petunjuk
bagaimana variabel dapat diukur.
Atau dengan kata lain konsep
operasional merupakan jembatan
teori dan praktek, dengan begitu
-
konsep operasional merupakan
penetepan dari indikator-indikator
yang akan dipelajari dan dianalisis,
sehingga nantinya dapat diperoleh
gambaran yang jelas terhadap
variabel-variabel gejalanya.
Dess Gregory G dan Miller
Alex (dalam Buchory, 2005:2-5),
membagi strategi dalam dua bentuk,
yaitu strategi yang dikehendaki dan
strategi yang direalisasikan.
1. Strategi yang dikehendaki
(intended strategic) : terdiri dari
3 elemen yaitu:
a. Sasaran sasaran (goals) :
apa yang ingin dicapai
organisasi / perusahaan.
Sasaran ini mempunyai arti
yang luas dan sempit.
Selanjutnya Dess, membagi
hirarki atau tingkatan dari
sasaran tersebut menjadi :
1) Visi (Vission) : apa yang
akan dilakukan organisasi /
perusahaan, visi merupakan
kerangka acuan dan persfektif
sebagai satu kesatuan yang
tercermin dalam kegiatan
nyata.
2) Misi (Mission) : banyaknya
batasan sasaran yang akan
dicapai. Misi merupakan
tugas dan prinsip pokok
dalam mewujudkan visi.
3) Tujuan tujuan
(Objectives) : tujuan yang
lebih spesifik ingin dicapai.
Secara ideal berarti kita harus
mencari suatu kepastian
akhir.
b. Kebijakan (Policies) :
merupakan garis pedoman
untuk bertindak, bagaimana
sebuah organisasi mencapai
sasaran sasaran tersebut.
-
c. Rencana (Plan) : suatu
pernyataan dari tindakan
seseorang manager organisasi
terhadap apa yang diharapkan
akan terjadi.
Strategi yang direalisasikan
(Realized Strategic) :
merupakan apa yang dicapai
atau apa yang telah terwujudkan.
Strategi yang original itu sering
mengalami perubahan dalam
keseluruhan implementasinya, sesuai
dengan peluang dan ancaman yang
dihadapi. Strategi yang sebenarnya
terwujudkan selalu lebih banyak atau
sedikit daripada strategi yang
dikehendaki.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat
deskriptif Kualitatif, inti penelitian
deskriptif menurut Sugiyono
(2005:11) penelitian deskriptif
adalah penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih
tanpa membuat perbandingan, atau
menghubungkan antara variabel satu
dengan variabel lain. Sedangkan
Kualitatif adalah data berbentuk kata,
kalimat, skema dan gambar dimana
bertujuan mendiskripsikan secara
sistematis, faktual dan akurat
terhadap suatu populasi atau daerah
mengenai berbagai sifat dan faktor
tertentu.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian bertempat
di Jalan Gatot Subroto, Km. 5
Bawah, Kota Tanjungpinang.
3. Sumber dan Jenis Data
a. Data Primer
Data primer yaitu data utama
yang terjaring langsung dari
informan, berkaitan dengan realitas
yang ada di Kantor Dinas Tata Kota
-
Dan Pengawasan Bangunan Kota
Tanjungpinang.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber
data dimana data yang diperoleh
tidak langsung dikumpulkan sendiri
oleh peneliti di lapangan melainkan
dari pihak lain seperti mempelajari
literatur literartur serta dokumen
dokumen resmi yang ada di lapangan
yang terkait dengan objek penelitian,
laporan bulanan pendamping,
instansi pemerintah, seperti di Kantor
Dinas Tata Kota Dan Pengawasan
Bangunan Kota Tanjungpinang.
4. Informan
Dalam hal ini tidak mengenai
populasi dan sampel melainkan
informan, hal ini serupa dengan yang
diungkapkan Sugiyono (2010:65)
yang menyatakan bahwa, dalam
penelitian kualitatif tidak mengenal
populasi dan sampel. Ini
dikarenakan metode penelitian yang
digunakan adalah deskriptif
kualitatif, maka untuk memperoleh
informasi yang lebih jelas mengenai
masalah penelitian yang sedang
dibahas dipergunakan teknik
informan. Informan adalah seseorang
yang benar benar mengetahui suatu
persoalan atau permasalahan tertentu
yang darinya dapat diperoleh
informasi yang jelas, akurat, dan
terpercaya baik berupa pernyataan,
keterangan, atau data data yang
dapat membantu dalam memahami
persoalan atau permasalahan
tersebut.
Dalam melakukan penelitian
ini yang dijadikan sebagai Informan
adalah Kepala Dinas Tata Kota Dan
Pengawasan Bangunan, Kepala
Bagian Bidang Tata Kota, Kepala
Bagian Bidang Tata Bangunan, dan
18
-
Kepala Bagian Bidang Pengawasan
Dan Penertiban.
5. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah teknik
pengumpulan data dengan
mengamati obyek penelitian secara
langsung dan meninjau lokasi yang
menjadi objek penelitian, serta
mencatat hal-hal yang ada
hubungannya dengan bahan
penelitian.
2. Wawancara
Wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data
apabila penulis ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan
masalah yang harus diteliti, dan juga
apabila penulis ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah responden
sedikit atau kecil.Wawancara dapat
dilakukan secara terstruktur maupun
tidak terstruktur dan dapat dilakukan
dengan tatap muka maupun dengan
menggunakan handphone.Dalam
wawancara, penulis menggunakan
teknik purposive sampling.Menurut
Arikunto (2006) teknik purposive
sampling adalah teknik mengambil
sampel dengan tidak berdasarkan
random, daerah atau strata,
melainkan berdasarkan atas adanya
pertimbangan yang berfokus pada
tujuan tertentu.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses
penyederhanaan data kedalam bentuk
yang lebih mudah di baca dan di
interpretasikan. Dalam penelitian ini,
penulis menggunakan teknik analisis
data deskriptif-kualitatif.
Data yang diperoleh dari
responden dikumpulkan dan direkam
yang mungkin data tersebut dalam
bentuk kata-kata, gambar atau video.
-
Data tersebut kemudian diolah dan di
analisis.Data diolah untuk
mendapatkan data yang siap di
analisis (getting data ready for
analysis).Pengolahan data mengubah
data menjadi informasi.Setelah data
tersebut menjadi sebuah informasi,
kemudian informasi tersebut
dipaparkan dalam bentuk kata-kata
atau kalimat yang tepat dan mudah
dimengerti.
Teknik ini digunakan agar
dapat menggambarkan fenomena
tertentu secara lebih konkret dan
terperinci.Teknik analisis data ini
penulis gunakan karena mampu
menggali informasi secara lebih luas,
lebih terperinci serta lebih
mendalam.
II. PEMBAHASAN A. Deskripsi Informan
Penelitian.
1. Drs. Efiyar M. Amin (Kepala
Dinas Tata Kota Dan
Pengawasan Bangunan Kota
Tanjungpinang)
2. Zuhenny, ST, MT (Kepala
Bagian Bidang Tata Kota)
3. Raja Muhamad Ruslan, ST,
MT (Kepala Bagian Bidang
Tata Bangunan)
4. Eddy Rivana, ST (Kepala
Seksi Pengawasan Bangunan)
B. Deskripsi Pembahasan
1. Strategi yang dikehendaki
(intended strategic)
Drs. Efiyar M. Amin yang
merupakan informan kunci terkait
Strategi Pengembangan Tata Ruang
Kota juga mengungkapkan hal yang
serupa. Efiyar M. Amin mengatakan
bahwa Dinas Tata Kota Dan
Pengawasan Bangunan Kota
Tanjungpinang selalu menjalankan
apa yang sudah tertulis dalam visi
dan misi Dinas Tata Kota dan
Pengawasan Bangunan Kota
21
-
Tanjungpinang. Berikut kutipan
wawancara bersama Efiyar M. Amin
:
Kami, Dinas Tata Kota dan
Pengawasan Bangunan Kota
Tanjungpinang paham akan visi dan
misi yang diemban, sehingga
mencoba sebaik mungkin untuk
mengimplementasikaannya untuk
Kota Tanjungpinang tercinta ini.
Kemudian ditambahkan oleh
Efiyar M. Amin sebagai bagian dari
pemerintahan Dinas Tata Kota Dan
Pengawasan Bangunan Kota
Tanjungpinang memiliki sebuah
kebijakan atau sebuah garis
pedoman untuk bertindak dalam
mencapai sasaran sasaran tersebut.
Berikut kutipan wawancara :
Pedoman kami selain
berasal dari RTRW Kota
Tanjungpinang, ada juga Peraturan
Walikota Nomor 11 Tahun 2015
Tentang uraian tugas pokok dan
fungsi organisasi dan tata kerja
Dinas Tata Kota dan Pengawasan
Bangunan Kota Tanjungpinang.
Sama halnya seperti kitab suci, kita
tidak boleh lari dari pedoman ini,
namun pada saat implementasinya
kita menyesuaikan ketika dilapangan
nantinya.
Dijelaskan oleh Efiyar M.
Amin dalam wawancara yang
menyebutkan bahwa Dinas Tata
Kota Dan Pengawasan Bangunan
Kota Tanjungpinang selain
mengembangkan Tanjungpinang
menjadi kota yang berkarakter
melayu, juga mempunyai rencana
untuk menjadikan Kota
Tanjungpinang menjadi Kota Hijau.
Berikut kutipan wawancara bersama
Efiyar M. Amin :
Kota Tanjungpinang sudah
menjadi iconic dari Kota Melayu
-
yang ada di Indonesia, namun siapa
yang tidak ingin hidup ditengah kota
yang sejuk, nyaman, bebas dari
krisis lingkungan, dan memberi
ruang tumbuh kembang yang
maksimal ? inilah cita cita kita
bersama. Satu hal yang sangat jelas,
mewujudkan kota hijau tidak hanya
bermanfaat buat kita yang sekarang
ini menghuni bumi. Tetapi juga
menciptakan ruang hunian yang
nyaman sebagai warisan bagi anak
cucu kita kelak. Seluruh dunia
sedang bergerak mewujudkannya.
saya berharap rencana ini tidak
hanya sebagai sekedar cita cita saja
namun tetap harus diwujudkan untuk
kenyamanan bersama di Kota
Tanjungpinang.
Dari apa yang dikemukakan
oleh informan kunci tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa Dinas Tata
Ruang Dan Pengawasan Bangunan
Kota Tanjungpinang dalam
menjalankan Strategi Pengembangan
Tata Ruang Kota memiliki sasaran
sasaran, kebijakan, dan rencana yang
dipersiapkan untuk merealisasikan
serta menjalankan tugasnya
berlandaskan pada Peraturan Daerah
Kota Tanjungpinang Nomor 10
Tahun 2014 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota
Tanjungpinang. Hal tersebut menjadi
pedoman dalam menjalankan tugas
nya sebagai salah satu unsur
Pemerintahan Daerah.
2. Strategi yang direalisasikan
(Realized Strategic)
Efiyar M. Amin menjelaskan
dalam wawancaranya bahwa strategi
yang terealisasi dengan yang
dikehendaki selalu tidak sejalan,
dikarnakan waktu dan kondisi teknis
dilapangan yang selalu berubah
mengikuti perkembangan. Berikut
-
kutipan wawancara dengan Efiyar M.
Amin :
Memang benar apa yang
sudah direncanakan oleh Dinas Tata
Kota dan Pengawasan Bangunan
Kota Tanjungpinang terkadang tidak
berbanding lurus dengan
realisasinya. Ada beberapa factor
yang menjadi alas an tersebut :
pertama kondisi teknis dilapangan
yang berubah ubah; kedua masih
kurang nya sumber daya manusia
didalam tubuh Dinas Tata Kota dan
Pengawasan Bangunan Kota
Tanjungpinang itu sendiri sehingga
menyulitkan nya pergerakan karna
kurang nya orang yang memahami
dilapangan; ketiga waktu
pelaksanaan nya yang tidak sesuai
dengan perkiraan.
Dari penjelasan Efiyar M.
Amin mengenai beberapa strategi
yang telah direalisasikan oleh Dinas
Tata Kota dan Pengawasan
Bangunan Kota Tanjungpinang
dalam kurung waktu satu tahun
antara tahun 2015 2016 dapat
ditarik kesimpulan bahwa masih
banyak yang harus dilakukan oleh
Dinas Tata Kota dan Pengawasan
Bangunan Kota Tanjungpinang
untuk merealisasikan perencanaan
yang sudah tersusun sesuai dengan
RTRW Kota Tanjungpinang.
3. Strategi Pengembangan Tata
Ruang Kota Tanjungpinang
Drs. Efiyar M. Amin yang
merupakan informan kunci terkait
Strategi Pengembangan Tata Ruang
Kota juga mengungkapkan hal yang
serupa. Efiyar M. Amin mengatakan
bahwa memang benar Dinas Tata
Kota Dan Pengawasan Bangunan
Kota Tanjungpinang sebagai
implementasi dari Peraturan Daerah
Tentang Tata Ruang Wilayah Kota
Tanjungpinang. Berikut kutipan
-
wawancara bersama Efiyar M. Amin
:
Betul sekali. Disini saya
perjelas bahwa memang kami Dinas
Tata Kota Dan Pengawasan
Bangunan Kota Tanjungpinang
sebagai pelaksana atau
pengimplementasian dari Perda
RTRW tersebut. didalam Peraturan
Daerah Kota Tanjungpinang Nomor
10 Tahun 2014 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota
Tanjungpinang Tahun 2014 2034
sudah mengatur tujuan, kebijakan,
dan strategi dalam penataan tata
ruang kota.
Kemudian ditambahkan oleh
Efiyar M. Amin sebagai bagian dari
pemerintah, Dinas Tata Kota Dan
Pengawasan Bangunan Kota
Tanjungpinang lebih memfokuskan
pada dua hal permasalahan yang
sedang dihadapi oleh Kota
Tanjungpinang, yaitu pertumbuhan
penduduk dan ruang terbuka hijau.
Berikut kutipan wawancara :
Kalau ditanyak apa yang sudah
kami lakukan, kami sedang focus
terhadap permasalahan pertumbuhan
penduduk yang mengancam tata
ruang di Kota Tanjungpinanag dan
juga permasalahan Ruang Terbuka
Hijau.
Dari apa yang dikemukakan
oleh informan kunci tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa Dinas Tata
Ruang Dan Pengawasan Bangunan
Kota Tanjungpinang dalam
menjalankan Strategi Pengembangan
Tata Ruang Kota berlandaskan pada
Peraturan Daerah Kota
Tanjungpinang Nomor 10 Tahun
2014 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Tanjungpinang. Hal
tersebut menjadi pedoman dalam
-
menjalankan tugas nya sebagai salah
satu unsur Pemerintahan Daerah.
III. PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan di Dinas Tata Kota
Dan Pengawasan Bangunan Kota
Tanjungpinang, maka dapat
disimpulkan bahwa strategi yang
dijalankan oleh Dinas Tata Kota Dan
Pengawasan Bangunan Kota
Tanjungpinang, sesuai dengan
peraturan, yang sebagaimana tertulis
didalam Peraturan Daerah Kota
Tanjungpinang Nomor 10 Tahun
2014 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Tanjungpinang Tahun
2014 2034 pada Bab II pasal 10,
dijelaskan bahwa strategi yang harus
dikembangkan antara lain :
1. Strategi untuk peningkatan
pelayanan pusat-pusat kegiatan
yang fungsional, berhierarki dan
terintegrasi.
2. Strategi untuk peningkatan
kualitas dan jangkauan pelayanan
jaringan transportasi, sumberdaya
air, energi, telekomunikasi, dan
prasarana wilayah yang terpadu
dan merata di seluruh wilayah
Kota Tanjungpinang, dengan
tanpa mengakibatkan alih fungsi
lahan utama pertanian dan
kawasan lindung.
3. Strategi untuk pemeliharaan dan
perwujudan kelestarian fungsi
lingkungan hidup.
4. Strategi untuk perwujudan dan
peningkatan keterpaduan dan
keterkaitan antarkegiatan
budidaya.
5. Strategi untuk pengembangan
kawasan ekonomi yang
prospektif dan menarik di dalam
Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas (KPBPB) dan
di luar KPBPB.
-
6. Strategi untuk pengendalian
perkembangan kegiatan budidaya
agar sesuai fungsi dan tidak
melampaui daya dukung dan
daya tampung lingkungan.
7. Strategi untuk peningkatan fungsi
kawasan untuk pertahanan dan
keamanan Negara.
B. Saran
Dari pembahasan dan
kesimpulan yang dipaparkan oleh
penulis, maka bisa dilihat strategi
pengembangan tata ruang kota
Tanjungpinang yang dilakukan Dinas
Tata Kota dan Pengawasan
Bangunan Kota Tanjungpinang yang
sudah cukup baik, hanya saja untuk
tahun-tahun selanjutnya, hal ini
masih perlu ditingkatkan dan
dilakukan secara optimal agar apa
yang menjadi tujuan dari sebagai
salah satu unsur pembantu walikota
dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah sesuai dengan
peraturan yang berlaku dan
terselenggaranya pemerintahan yang
baik dan bersih, serta penulis
menyarankan antara lain :
a. Agar adanya evaluasi dari setiap
pengawasan bangunan yang baru
dibangun agar nantinya tidak ada
permasalahan tata ruang yang
timbul dikemudian harinya;
b. Perlu ditingkatkan nya sumber
daya manusia didalam
management sehingga lebih
banyak lagi strategi yang dapat
dikembangkan dalam penataan
ruang kota Tanjungpinang;
c. Serta penindakan yang tegas
terhadap pelanggaran yang
menjadi ancaman tata ruang kota;
d. Perlu adanya pemfokusan
penataan kawasan melalui
perencanaan dan pembangunan
kawasan yang mendukung
-
pelestarian dan ruang terbuka
hijau;
e. Perlu ditingkatkannya kualitas
dan jangkauan pelayanan
diberbagai bidang dalam
manajemen;
f. Diperlukan sistem manajemen
dan promosi agar dapat
meningkatkan pengelolaan secara
professional dan terintegrasi serta
perlu adanya kerjasama antara
masyarakat, pihak swasta dan
pemerintah agar pengembangan
tata ruang kota sesuai dengan visi
dan misi Kota Tanjungpinang.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Adisasmita, R. 2013. Pembangunan
Kawasan dan Tata Ruang.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Arikunto, Suharsimi. 1998, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.
Budihardjo, Eko, 1997, Lingkungan
Binaan dan Tata Ruang Kota.
Penerbit Andi. Yogyakarta.
D. Sujarto, 1999, Kota
Berkelanjutan. Penerbit Alumni.
Bandung.
Herry Achmad Buchory. 2005.
Manajemen Strategik, Linda Karya,
Jakarta.
Mirsa, R. 2012. Elemen Tata Ruang
Kota. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Moleong, Lexy J, 2007. Metode
Penelitian Kualitatif, Rosda,
Bandung.
Muchsin, Imam Koeswahyono,
2008, Aspek Kebijaksanaan Hukum
Penatagunaan Tanah Dan Penataan
Ruang, Cetakan Pertama. Sinar
Grafika. Jakarta.
Sabari, Hadi. 2014, Klasifikasi Kota,
Cetakan Ketiga. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
----------------- 2015a, Struktur Tata
Ruang Kota, Cetakan Kesepuluh.
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
----------------- 2015b, Manajemen
Kota Perspektif Spasial, Cetakan
Keempat. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
28
-
Siagian, Sondang P. 2003,
Manajemen Strategi. Jakarta : Bumi
Aksara.
Sugiyono. 2008, Metode Penelitian
Administrasi, Alfabeta, Jakarta.
Sumardjono, Maria SW, 2008,
Tanah Dalam Presfektif Hak
Ekonomi, Sosial Dan Budaya.
Cetakan Pertama. Buku Kompas.
Yogyakarta.
Tarigan, Robinson. 2015,
Perencanaan Pembangunan
Wilayah, Cetakan Ketujuh. Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
B. Undang Undang dan
Peraturan
Undang-Undang Nomor 26 tahun
2007 tentang Penataan Ruang
Peraturan Mentri Pekerjaan Umum
Tahun 2009 tentang Pedoman
Penyusunan Tata Ruang Wilayah
Kota
Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun
2014 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Tanjungpinang
C. Internet
http://mhamamalmahmud.blogspot.c
o.id/2013/04/sistem-pengawasan-
terhadap.html
http://www.edukasippkn.com/2015/1
0/penyelenggara pemerintahan.html