strategi pengembangan ushatani kakao theobroma cacao l …

66
STRATEGI PENGEMBANGAN USHATANI KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KELURAHAN LEBANG KECAMATAN WARA KOTA PALOPO TIARA SIS HARYANTI 1602405117 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO 2020

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

STRATEGI PENGEMBANGAN USHATANI KAKAO

(Theobroma cacao L.) DI KELURAHAN

LEBANG KECAMATAN WARA

KOTA PALOPO

TIARA SIS HARYANTI

1602405117

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2020

2

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI KAKAO (Theobroma cacao L) DI KELURAHAN LEBANG KECAMATAN WARA KOTA PALOPO

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian pada

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

UniversitasCokroaminotoPalopo

TIARA SIS HARYANTI

1602405117

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS COKROAMINTO PALOPO

2020

3

PENGESAHAN SKRIPSI

Judul : Strategi Pengembangan Usahatani kakao Kelurahan Lebang

Kecamatan Wara Kota Palopo

Nama : Tiara Sis Haryanti

Nim 1602405117

Prgram Studi : Agribisnis

Tanggal Ujian :

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Rahman Hairuddin, S.P.,M.Si. Dharma Fidyansari, S.Pi.,M.M.

Mengesahkan,

Ketua Program Studi Agribisnis, Dekan Fakultas Pertannian,

Abdul Rais, S.Si., M.Ling.. Rahman Hairuddin,S.P.,M.Si.

Tanggal: Tanggal:

4

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk yaitu : (1) Merumuskan Strategi Pengembangan

usahatani Kakao di masa yang akan datang di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara

Kota Palopo, (2) Untuk mengetahui faktor internal dan eksternal usahatani kakao

di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara Kota Palopo. Penelitian ini dilaksanakan

di Kelurahan Lebang Kecematan Wara Kota Palopo. Metode yang digunakan

adalah survey lapangan dengan mewancarai 24 petani sebagai responden. Sampel

yang digunakan adalah 24 orang petani dengan teknik penentuan secara sengaja

(purposive sampling). Penelitian ini menggunakan data primer dan skunder, jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif hasil penelitian

menujukkan: (1) Memberikan Penyuluh secara tahap, (2) Peningkatan akses

permodalan, (3) Mengoptimalkan kapasitas produksi yang ada, (4) Memperluas dan

mempertahankan jaringan pemasaran, (5) Memaksimalkan pemberdayaan lahan

usaha budidaya kakao (6) Memberikan bantuan modal dan bibit yang berkualitas,

(7) Melakukan peremajaan terhadap tanaman kakao yang sudah tua untuk meningkatkan

produksi.

Kata Kunci: Analisis SWOT, Kakao, Strategi, Usahatani

TIARA SIS HARYANTI, 2020. Strategi Pengembangan Usahatani Kakao (Theobroma cacao L) di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara Kota Palopo

dibimbing oleh (Rahman Hairuddin dan Dharma Fidyansari).

5

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

kekuatan, kesehatan, rahmat dan hidayahnya kepada penelitian sehingga dapat

menyelesaikan proposal dengan judul “Strategi Pengembangan Usahatani Kakao

di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara Kota Palopo”.

Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak menemui hambatan

dan kesulitan. Namun, berkat ketekunan dan kerja keras yang disertai dengan doa

sehingga semua hambatan dan kesulitan dapat penulis atasi dengan baik. Selain

itu, skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan, ktrik dan saran yang

membangun dari berbagai pihak. Olehnya itu, penulis mengucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua Patobun

Sarambuna dan Sainam Bithe yang selama ini telah memberikan dukungan dan

semangat.

Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Drs. H. Hanafie Mahtika M.Si, selaku Rektor Universitas

Cokroaminoto Palopo.

2. Bapak Rahman Hairuddin, S.P,.M.Si, selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Cokraminoto Palopo sekaligus sebagai Dosen pembimbing 1.

3. Abdul Rais, S.Si., M.Ling, selaku Ketua Program Studi Agribisnis

Universitas Cokroaminoto Palopo.

4. Ibu Dharma Fidyansari S.P.,M.M, selaku pembimbing 2 dalam penulisan

skripsi ini yang telah memberikan ilmu, perhatian, arahan, dan masukan

yang sangat berarti kepada penulis.

5. Segenap Dosen serta Staf Universitas Cokroaminoto Palopo atas

bantuannya selama penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo.

6. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa, dorongan dan semangat

selama penyusunan proposal penelitian ini.

7. Teman seperjuangan di Agribisnis C Reni Maryani, Muh. Dodi Alfayet,

Rahmat Sutisna, Andhini Sapitri, Ayu Pratiwi, Miftha Hul Jannah, Resti

Yuliasari, Lika Yurlina, dkk. Terima kasih untuk memberi semangat dalam

6

penyelesaian penelitian ini. Meskipun telah berusaha menyelesaikan

proposal penelitian ini sebaik mungkin, penulis menyadari bahwa proposal

penelitian ini masih ada kekuragan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

kriktik dan saran yang membangun dari para pembaca guna

menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak terutama penulis. Atas dukungan dan doanya

diucapkan terima kasih.

Palopo, 19 November 2019

Tiara Sis Haryanti

7

RIWAYAT HIDUP

TIARA SIS HARYANTI, Lahir di Kota Palopo pada tanggal

20 juli 1998, anak ketiga dari 3 bersaudara, dari pasangan

suami istri Bapak Patobun Sarambuna S.Pd dan Ibu Sainam

Bithe. Pendidikan formal yang telah dilalui adalah Sekolah

Dasar SDN 370 Lagaligo, Kemudian melanjutkan

kependidikan Sekolah Menengah Pertama SMP 2 Kota Palopo

dan melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas SMKN 1 Kota Palopo dan

tamat pada tahun 2016. Kemudian pada tahun 2016 mendaftar di perguruan tinggi

swasta palopo atau Universitas Cokroaminoto Palopo dan diterima sebagai salah

satu mahasiswa di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Cokroaminoto Kota Palopo. Diakhiri studi penulis menyusun skripsi dengan judul

“Startegi Pengembangan Usahatani Kakao di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara

Kota Palopo” selama mengikuti pendidikan Universitas Cokroaminoto Palopo

penulis menaati peraturan dan aktif dalam proses perkuliahan.

8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR............................................................................................ v

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 9

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 10

1.3 Tujuan Penelitian................................................................................. 10

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 10

BAB II TIJUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori ........................................................................................ 12

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan............................................................. 16

2.3 Kerangka Pikir .................................................................................... 19

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian .................................................................................... 20

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 20

3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................... 20

3.4 Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 21

3.5 Teknik Pengumpula Data .................................................................... 21

3.6 Teknnik Analisis Data ......................................................................... 21

3.7 Definisi Operasional ............................................................................ 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 28

4.2 Pembahasan ......................................................................................... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 49

5.2 Saran .................................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 50

LAMPIRAN .......................................................................................................... 51

9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) berasal dari hutan-hutan tropis

diAmerika Tengah dan di Amerika Selatan bagian Utara.Kakao mulai di

perkenalkan oleh orang-orang Spanyol ke Indonesia padatahun 1560 di Minahasa,

Sulawesi Utara. Pada tahun 1825-1838 Indonesia telahmengeksporsebanyak 92

ton kakao dari pelabuhanManado ke Manila. Nilaieksporitu di kabarkan menurun

karena adanya serangan hama pada tanamankakao. Namun pada tahun1919

Indonesia masih mampu mengekspor30 ton kakao, tetapi pada tahun 1928

eksporitu akhirnya terhenti. Pada tahun 1859 sudahterdapat 10.000-12.000

tanaman kakao di Ambon dan menghasilkan 11,6 tonkakao. Namun, tanaman itu

hilang tanpa informasi lebih lanjut (Wahyudiet al, 2010 Desy, 2016).

Perkebunan kakao di Indonesia sebagian besar terletak di Pulau Sulawesi.

Luas perkebunan ini sekitar 9,536,91 ha atau 60% dari seluruh perkebunan kakao

di Indonesia, meliputi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, da Sulawesi Tengah.

Total areal perkebunan kakao rakyat di provinsi Sulawesi Selatan tercatat sekitar

250,670 ha dengan total produksi 166,650 ton pertahun. Produktivitas 871 kg per

hektar per tahun, jumlah petani sebanyak 281,387 kepala keluarga dan rata-rata

kepemilikan lahan sekitar 1,04 ha per kepala keluarga (BPS Susel, 2016).

Salah satu alasan mengapa rata-rata produktivitas petani kakao di Kelurahan

Lebang Kecematan Wara Barat sangat rendah bukan karena mereka tidak

mengetahui teknik-teknik penanaman kakao yang baik. Mereka merasa tidak

punya dana yang cukup untuk memelihara tanaman kakao secara maksimal,

ditambah pendapatan mereka dari menjual biji kakao kerap tidak menutup biaya

produksi yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan mereka kurang termotivasi

dan mengurus tanaman kakao mereka dengan metode „seadanya‟.Maka dari itu

perlu adanya pengembangan usahatani bagi para petani kakao di kelurahan

lebang. Usahatani merupakan salah satu kegiatan yang mengorganisasi sarana

produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang menyangkut bidang

pertanian (Ir. Moehar Danial, M.S.). Selain itu, usahatani merupakan suatu proses

10

usaha pertanian dalam arti sempit yang bertujuan yakni untuk menghasilkan suatu

komoditas pertanian.

Dari permasalahan yang dihadapi oleh petani di Kelurahan Lebang Kecematan

Wara Barat maka perlu adanya pengembangan usaha tani bagi para petani kakao

yang dapat membantu serta meningkatkan hasil produksi panen kakao. Dengan

merumuskan strategi usahatani yang tepat bagi petani kakao di kelurahan Lebang

kecamatan Wara Kota Palopo, maka diharapkan akan meningkatkan pengetahuan

dan keterampilan petani dalam sektor tanaman kakao yang akan berimbas pada

produksi kakao yang melimpah dan kesejahteraan petani semakin meningkat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, rumusan masalah adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana faktor internal dan eksternal usahatani kakao di Kelurahan

Lebang Kecamatan Wara Kota Palopo?

2. Bagaimana strategi pengembangan usahatani kakao di Kelurahan Lebang

Kecamatan Wara Kota Palopo?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui faktor internal dan eksternal usahatani kakao di Kelurahan

Lebang Kecamatan Wara Kota Palopo

2. Merumuskan strategi pengembangan usahatani kakao di masa yang akan

datang di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara Kota Palopo.

1.4 Manfaat Penelitian

Aadapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi bagi para penentu kebijiakan untuk pengembangan

usahatani kakao.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak berkepentingan dalam

mengambil keputusan untuk pengembangan usahatani kakao.

3. Sebagai bahan referensi peneliti selanjutnya dalam bidang kakao

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

1. Pengertian strategi

Strategi merupakan hal penting bagi kelangsungan hidup dari suatu

perusahan untuk mencapai sasaran atau tujuan perusahaan yang efektif dan

efesien, perusahaan harus bisa menghadapi setiap masalah-masalah atau hambatan

yang dating dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan.

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan, dalam pengembangannya

konsep mengenai strategi harus terus memiliki perkembangan dan setiap orang

mempunyai pendapat atau definisi yang berbeda mngenai strategi.Strategi dalam

suatau dunia bisnis atau usaha sangatlah di butuhkan untuk pencapaian visi dan

misi yang sudah di terapkan oleh perusahaan, maupun untuk pencapaian sasaran

atau tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.

Menurut David (2015) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan

jangka panjang yang hendak dicapai.Strategi bisnis mencakup ekspansi georafis,

diversifikasi, akuisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetahuan,

divestasi, likuidasi, dan usaha patungan atau joint venture.Strategi adalah aksi

potensi yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya

perusahaan dalam jumlah besar.Jadi strategi adalah sebuah tindakan aksi atau

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau perusahaan untuk mencapai sasaran

atau tujuan yang telah di tetapkan.

Menurut Tjiptono (2014) istilah strategi berasaldari bahasa Yunani yaitu

strategi yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral.Strategi juga

bisa diartikan suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer

pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Sedagkan menurut

Menurut Pearce II dan Robinson (2008), strategi adalah rencana berskala besar,

degan orientasi masa depan, guna beriteraksi degan kondisi persaingan untuk

mencapai tujuan perusahaan dari definisi tersebut, dapat di simpulkan bahwa

pengertian dari strategi adalah sebuah tindakan proses perencanaan untuk

mencapai tujuan yang telah di tetapkan, dengan melakukan hal-hal yang bersifat

12

terus menerus sesuai keputusan bersama dan berdasarka sudut pandang

kebutuhuan pelanggan.

Rangkuti (2013) berpendapatan bahwa strategi adalah perencanaan induk

yang koprehensif, yang menjelaskan bagaimana perusahaan akan mencapai semua

tujuan yang telah di tetapkan berdasarkan misi yang telah di tetapkan sebelumnya.

Menurut Stoner, Freeman, Gilbert. Jr (2013), konsep strategi dapat di definisikan

berdasarkan dua perspektif yang berbeda yaitu: (1) dari perspektif apa suatu

organisasi ingin dilakukan (inten to d), da (2) dari perspektif apa yang

organisasi akhirnya dilakukan (eventually does).

Dari definisi-definisi di atas maka dapat di simpulkan bahwa strategi

adalah alat untuk mencapai tujuan atau keunggulan bersaing dengan melihat

faktor eksternal dan internal perusahaan. Perusahaan melakukan tindakan yang

dapt menjadikan keuntungan baik untuk perusahaan maupun pihak lain yang

berbeda di bawah naungan perusahaan.

2. Usahatani

Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana

seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efesien untuk

memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu (Riris, 2015)

Usahatani adalah suatu tempat dimana seseorang atau sekumpulan orang

berusaha mengelola unsure-unsur produksi seperti alam, modal dan keterampilan

dengan tujuan berproduksi untuk menghasilkan sesuatu dilapangan pertanian

(Agustina, 2011)

Usahatani pada skala yang luas umumnya bermodal besar, berteknologi

tiggi, manajemennya modern, lebih bersifat kmersial, dan sebaliknya usahatani

skala kecil umumnya bermdal pas-pasan, teknologinya tradisional, lebih bersifat

usahatani sederhana dan sifat usahatani subsistem (Riris, 2015)

Menurut Suratiyah (2014), berdasarkan tujuan dan prinsip social ekonomi,

perkembangan usahatani digolongkan dalam tiga golongan sebagai berikut:

a. Usahatani memiliki cirri-ciri ekonomi kapitalis misalnya perusahaan

pertanian/perkebunan di Indonesia yang berbadan hukum. Dalam hal ini

pengelolaan perusahaan terpisah dengan pengelolaan rumah tangga. Orientasi

13

usaha pada komoditas yang dipasarkan untuk memperoleh keuntungan yang

sebesar-besarya.

b. Usahatani yang memiliki dasar ekonomi, sosialis, dan komunitas misalnya

sovchos dan kolchos yang ada di rusia. Usahatani golongan menganggap

tenaga kerja manusia sebagai faktor yang terpenting, mampu memberikan

nilai lebih sehingga tenaga kerja dihargai dengan istimewa. Tujuan utamanya

adalah memproduksi hasil bumi untuk keperluan masyarakat banyak dan

diatur secara sentral menurut recana pemerintah.

c. Usahatani memiliki ciri-ciri eknomis yaitu usahatani yang berkembang

menjadi swasembada usahatani ke usahatani komersial.

Menurut Suratiyah (2011), mengemukakan bahwa usahatani memiliki 4

unsur pokok yaitu:

1. Lahan yang merupakan tempat kegiatan prduksi dan tempat tinggal keluarga

petani. Lahan berperan sebagai faktor produksi yang dipengaruhi oleh tingkat

kesuburan, luas lahan, letak lahan, hubungan lahan dan manusia, intensifikasi

lokasi, dan fasilitas-fasilitas.

2. Tenaga kerja yang dapat berasal dari keluarga petani sendiri, maupun tenaga

kerja yang berasal dari luar keluarga. Jika terjadi kelangkaan tenaga kerja

akan mengakibatkan mundurnya penanaman kemudian berpengaruh pada

pertumbuhan tanaman, produktivitas, dan kualitas produk.

3. Modal yang merupakan hasil perpaduan faktor produksi lahan dan tenaga

kerja. Modal ditujukan untuk meningkatkan produktivitas kerja dan kekayaan

usahatani itu sendiri. Menurut fungsinya modal dibagi menjadi modal tetap

atau modal yang dapat digunakan untuk lebih dari satu proses produksi, dan

modal lancar atau modal yang digunakan sekali proses produksi.

4. Pengelolaan atau manajemen yang merupakan kemampuan petani dalam

menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan faktor-faktor

produksi pertanian sebagaiman yang diharapkan.

14

2. Kakao

Kakao (Theobrma cacao L) merupakan salah satu komoditi perkebunan yang

perannya cukup penting bagi perekonomian nasional khusnya sebagai penyedia

lapangan kerja, sumber pendapatan, dan devisa Negara. Disamping itu kakao juga

berperan dalam mendorong pengembangan agroindustri (Didiek, 2014 dalam

Desy, 2016).

Adapun syarat tumbuh dan klafikasi tanaman kakao yaitu :

1. Kekuatan Hujan

Agar kakao tumbuh dengan baik, setidaknya daerah tersebut memiliki hujan

antara 1800 – 3000 mm dan merata disetiap tahunnya. Hujan yang stabil dan rata

berkaitan dengan pembentukan tunas muda. Jika hujan di daerah yang digunakan

tanaman kakao lebih rendah dari syarat ideal, bisa saja dilanjutkan dengan air

irigasi.

2. Udara

Daerah tumbuh kakao sebaiknya memiliki udara dengan kelembaban 80 –

90%.

3. Angin

Angin tidak boleh terlalu kencang atau terlalu rendah. Angin kencang akan

merusak tanaman kakao dan kelembaban udara sedangkan angin kering akan

mematikan sel jaringan daun pada kakao.

4. Intensitas Cahaya

Cahaya yang cukup didapatkan oleh kakao akan menghasilkan perbungaan

yang baik. Umumnya hutan hujan tropis adalah tempat yang ideal untuk kakao.

Tumbuhan pada hutan hujan tropis akan membantu menghalangi sinar matahari

yang berlebih pada kakao. Kakao sendiri bisa saja berfotosintesis pada suhu

rendah sekalipun secara lambat. Intensitas cahaya untuk fotosintesis kakao

berkisar 3 – 30 % dari cahaya matahari.

5. Suhu

Suhu untuk budidaya tanaman kakao berkisar 24 – 28 derajat celcius. Apabila

suhu terlalu rendah, daun pada kakao bisa saja gugur dan mengering serta

memperburuk biji kakao dengan banyak kandungan asam lemak. Kakao masih

15

mungkin bertahan hidup dengan jangka pendek apabila memiliki suhu diatas

syarat idealnya.

5. Media

Tanah yang digunakan sebagai syarat tumbuh kakao adalah tanah yang kaya

akan air dengan pH berkisar 5 -7 dan banyak nutrisi atau humus disekitarnya.

Akan lebih baik lagi jika tanah memiliki kemiringan sekitar 0 – 40 % dengan

ketebalan efektif diatas 90 cm.

7. Pembibitan Kakao

Syarat tumbuh tanaman kakao yang terakhir adalah perihal pembibitan. Kakao

dalam menumbuhkan benihnya perlu naungan agar tidak terkena matahari secara

berlebih. Penanaman akan lebih baik dilakukan pada pagi hari di musim

penghujan.

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Dicotyledonae

Sub Class : Dialypetalae

Ordo : Malvales

Family : Sterculiaceae

Genus : Theobroma

Spesies : Theobroma cacao L.

Faktor iklim merupakan salah satu syarat utama pembudidayaan tanaman

kakao.Tanaman kakao tumbuh didaerah yang berbeda pada 10o LU hingga 10o LS,

namaun dilihat dari peyebaran pertanaman kakao terdapat pada daerah antara 7o

LU hingga 18o LS.Tampaknya penyebaran tanaman kakao erat kaitanya dengan

penyebaran curah hujan dan jumlah penyinaran matahari sepanjang tahun. Oleh

karena itu, Indonesia yang terletak antara 5o LU dan 10o LS merupakan daerah

pengembangan yang cocok (Simon, 2014).

Pohon kakao mencapai tingkat produksi yang matang sesudah 6 atau 7 tahun

dan mulai berubah sesudah 4-5 tahun.Ada banyak varietas hibryda yang berbuah

dan mencapai tingkat kematangan lebih cepat dibandingkan dengan varietas

tradisional. Pohon terus menerus berbuah selama beberapa tahun, kadang-kadang

sebanyak 50-60 tahun, tetapi pada umumnya hasil buah turun pada umur kira-kira

16

20-25 tahun atau lebih awal lagi kalau pohon tidak dipelihara dengan baik atau

mengalami penyakit serius. Memang hasil sangat bergantung pada varietas yang

dibudidayakan, usia pohon dan manajemen serta faktor cuaca/iklim dan

lingkungan. Dalam keadaan yang normal, varietas tradisional yang dibudidayakan

tanpa pupuk dapat menghasilkan antara 150 sampai dengan 500 kg kakao (biji

kering = dry beans) per hektar. Kuantitasnya sangat bergantung kepada usia

pohon, sedangkan beberapa varietas hibryda baru dapat menghasilkan sampai jauh

diatas 1000 kg pada tahap matang. Pernah dilaporka bahwa beberapa varietas

menghasilkan lebih dari 2.500 kg dengan kondisi yang ideal (Arifin, 2014).

Tanaman kakao diperkirakan mencapai puncak produksi pada umur tanaman

memasuki tahun ke-10 sampai tahun ke-15, kemudian akan menurun pada tahun-

tahun berikutnya. Hingga saat ini pengembangan jenis cokelat Indonesia sebagian

besar ditujukan pada jenis Bulk/Hibryda.Jenis ini agak tahan lama dibandingkan

jenis Fine/Flavor Cocoa. Hal ini untuk menunjang program pengembangan coklat

di Indonesia (Soetrisno, 2013).

2.2 Penelitian Relevan

Penelitian dengan tema strategi pengembangan usahatani kakao

sebelumnya sudah pernah dilakukan. Berikut beberapa penelitian terdahulu.

1. Nainggolan, dkk (2015), dengan judul “Strategi Pengembangan Usahatani

Jagung di Desa Lau Sireme Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi”.

Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis kelayakan usahatani jagung

ditinjau dari keadaan financial didaerah penelitian (2) menjelaskan informasi

strategi pengembangan usahatani jagung (3) menjelaskan kebijakan yang

dilaksanakan guna mendorong pengembagan usaha budidaya jagung.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah BEP dan R/C dan untuk

menjelaskan strategi pengembangan digunakan analisis SWOT.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) usahatani jagung didaerah

penelitian layak untuk diusahakan, (2) strategi usahatani jagung yang perlu

dilaksanakan petani adalah strategi diversifikasi, (3) kebijakan yang perlu

dijalankan adalah meningkatkan pendapatan dengan diversifikasi usaha,

meningkatkan kelompok tani didaerah penelitian untuk meningkatkan kualitas

SDM.

17

2. Oktiani Hermayanti (2013), dengan judul “Strategi Pengembangan Usahatani

Jamur Tiram Putih di Desa Wadungasih Kecematan Buduran Kabupaten

Sidoarjo”.

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kelayakan usahatani jamur

tiram putih dalam ketidakpastian produksi dan harga.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah NPV at risk.

Untuk mencapai tujuan kedua digunakan analisis SWOT. Produksi dan

penerimaan usahatani jamur tiram putih tidak stabil.Produksi dan penerimaan

tertinggi pada tahun 2011 yaitu sebesar 25650 kg dan Rp. 333.450.000.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) pengembangkan pasar dengan

membentuk jaringan pasar lebih luas, (2) peningkatan teknologi untuk

meningkatkan produksi jamur tiram putih, (3) menekan biaya produksi, dan (4)

pemberian pinjaman dalam pengembangan produksi jamur tiram putih.

3. Eli Juntari (2016), dengan judul “Strategi Pengembangan Usahatani Padi di

Desa Payabenua Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk merumuskan alternatif strategi

pengembangan usahatani padi di Desa Payabenua Kecamatan Mendo Barat

Kabupaten Bangka dan merumuskan kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk

meningkatkan prduksi padi di Desa Payabenua Kecamatan Mendo Barat

Kabupaten Bangka.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa : (1) meningkatkan sarana dan

prasarana penunjang, (2) meningkatkan pelatihan dan pengembangan SDM

aparatur dan petani, (3) memfasilitas akses petani terhadap lembaga pembiayaaan

strategi S-T.

4. Khalida Utami (2012), dengan judul “Strategi PengembanganUsahatani Kopi

Arabica di Desa Cane Baru Kabupaten Gayo Lues”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perkembangan luas

tanaman dan prduksi di Gayo Lues untuk 5 tahun terakhir, utuk menganalisis

factor internal yang dimiliki dalam usaha pengembangan usahatani kopi gayo dan

untuk menganalisis bagaimana strategi pegembangan usahatani yang dapat

dilakukan didaerah penelitian.

18

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) Luas Lahan dan Produksi Kopi

Arabika di Kabupaten Gayo Lues berfluktuatif dari tahu 2007-2011, (2) faktor-

faktor internal yang berpengaruh terhadap strategi perkembangan usaha tani kopi

di Kabupaten Gayo yang memiliki bobot IFAS tertinggi yaitu ketersedian lahan

yang cukup dan petani kekuragan modal serta tidak mengetahui hasil penelitian

tentang kopi, (3) faktor-faktor eksternal yang berpengaruh terhadap strategi

perkembangan usaha tani kopi di Kabupaten Gayo.

2.3 Kerangka Pikir

Penelitian yang dilakukan adalah strategi pengembangan kakao di

Kelurahan lebang Kecamatan Wara Kota Palopo.Usahatani adalah bagaimana

orang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efesien untuk

memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.Usahatani kakao

diperkirakan mempunyai prospek yang cukup baik untuk dikembangkan. Untuk

mengetahui pengembangan perlu menganalisis faktor internal yang berupa

kekuatan dan kelemahan dan faktor ekternal yang berupa peluang dan ancaman,

sehingga kita dapat mengetahui strategi pengembangan usahatani kakao.

Langkah selanjutnya adalah menentukkan alternatif strategi. Berdasarkan

faktor internal dan eksternal yang ada kemudian dilakukan pembobotan dan

pemberian rating untuk menentukan skor dalam matriks Internal Faktor

Evaluation (IFE) dan Eksternal factor Evaluation (EFE). Setelah mendapatkan total

skor dari matriks IFE dan EFE, maka dilakukan pemetaan dalam Internal –

Eksternal Matriks (IE) untuk mengetahui posisi usahatani kakao di Kelurahan

Lebang. Langkah selanjutnya adalah menyusun alternatif strategi menggunakan

matriks Strenght Weakness, Opportunity, dan Threat (SWOT). Hasil dari

alternatif strategi akan dipilih beberapa alternatif strategi yang akan dijadikan

priotitas strategi terbaik untuk diterapkan dalam strategi pengembangan usahatani

di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara Kota Palopo.

19

Faktor Eksternal

(Peluang dan Ancaman)

Faktor Internal

(Kekuatan dan kelemahan)

Usahatani kakao

Matriks IE

Matriks EFE Matriks IFE

Matriks SWOT

Strategi Pengembangan

UsahaTani Kakao

Secara skematis kerangka pemikiran dapat di lihat pada gambar 1 berikut:

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir

20

3.1 Jenis Penelitian

BAB III

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yakni sebuah tipe penelitian

yang menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua atau lebih konsep

yang akan di teliti.

Teknik pelaksanaan dari penelitian ini menggunakan metode survey.

Metode survey merupakan metode yang digunakan sebagai kategori umum

penelitian yang menggunakan kuisioner dan wawancara (Gay dan Diehl, 2013).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara

Kota Palopo. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive

sampling) dengan pertimbangan bahwa daerah ini dipilih sebagai objek penelitian

didasarkan atas pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan daerah yang

potensial dalam usahatani kakao. Rencana penelitian ini akan dilaksanakan pada

bulan Desember 2019 sampai Januari.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan jumlah total dari keseluruhan elemen yang dianalisis

atau dipelajari. Populasi dapat berupa organisme, orang, benda, objek, peristiwa

atau laporan.

Menurut Sugiyono (2015) populasi merupakan yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh penelitian untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini, populasi meliputi para petani di Kelurahan Lebang

Kecamatan Wara Kota Palopo berjumlah 120 orang

Sampel dari penelitian ini diambil dari Dinas Kelurahan Lebang

Kecamatan Wara Kota Palopo dari populasi yang berjumlah 120 orang petani

maka ditarik kesimpulan sampel yang digunakan adalah 24 orang petani dengan

teknik penentuan secara sengaja (purposive sampling) Berdasarkan teori yang

dikemukakan oleh Arikuto (2006) yaitu jika sampel di atas 100 orang maka

diambil 20% dari jumlah populasi, jika kurang dari 100 orang maka sampel di

21

ambil dari jumlah populasi yang ada. Maka dari itu saya mengambil sampel 24

orang. Responden dalam penelitian ini meliputi dinas terkait sebagai informan.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data skunder. Sumber data yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Data Primer

Diperoleh melalui wawancara langsung dengan petani secara mendalam

dengan bantuan pengisian daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disiapkan

sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Ataupun juga data yang

diperoleh melalui wawancara langsung kepada pihak-pihak yang terkait dengan

masalah yang akan diteliti.

b. Data Sekunder

Sedangkan data sekunder adalah yang diperoleh dari lembaga atau instansi

yang berhubungan dengan penelitian ini seperti lurah, BPP (Balai Penyuluh

Pertanian), kantor serta literatur-literatur yang relevan seperti buku-buku, jurnal

penelitian dan laporan-laporan yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Observasi (mengadakan pengamatan/peninjauan secara langsung pada objek

yang akan diteliti).

2. Wawancara(percakapan/Tanya jawab secara langsung pada objek yang akan

diteliti).

3. Kuisioner (pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada

responden yang telah dipilih).

3.6 Teknik Analisis Data

Strategi pengembangan usahatani kakao dianalisis degan analisis SWOT.

Identifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi suatu industry serta analisis

terhadap faktor-faktor kunci menjadi bahan acuan dalam menetapkan strategi dan

kebijakan penanganan usaha (Amri,2013).

22

Analisis SWOT adalah analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman (strengths, weakness, opportuniyies, threats).Analisis SWOT merupakan

identifikasi yang bersifat sistematis, analisis ini digunakan untuk menemukan

faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan

ancaman) pada suatu organisasi. Berdasarkan hasil analisis akan ditentukan

strategi yang menyajikan kombinasi terbaik diantara keempatnya. Setelah

diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman selanjutnya dapat

menentukan strategi dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk

mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang ada (Rohman,2013).

Dalam mengidentifikasi berbagai masalah yang timbul dalam perusahaan,

maka sangat diperlukan penelitian yang sangat cermat sehingga mampu

menemukan strategi yang sangat cepat dan tepat dalam mengatasi masalah yang

timbul dalam perusahaan. Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam

mengambil keputusan antara lain :

1. Kekuatan (Strenght)

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan

lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau yang ingin

dilayani oleh perusahaan. Kekuatan terdapat pada sumber daya, keuangan, citra,

kepemimpinan pasar, hubungan pembeli-pemasok, dan faktr-faktor lain.

2. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan dalam hal sumberdaya

yang ada pada perusahaan baik itu keterampilan atau kemampuan yang menjadi

penghalang bagi kinerja organisasi.Keterbatasan atau kekurangan dalam

sumberdaya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja

efektif perusahaan.Fasilitas, sumberdaya keuangan, kapabilitas manajeman,

keterampilan pemasaran, dan citra merk dapat merupakan sumber kelemahan.

3. Peluang (Opportunity)

Peluang adalah berbagai hal dan situasi yang menguntungkan bagi suatu

perusahaan, serta kecendurungan-kecendrungan yang merupakan salah satu

sumber peluang.

23

4. Ancaman (Threat)

Acaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan

dalam perusahaan jika tidak diatasi maka akan menjadi hambatan bagi perusahaan

yang bersangkutan baik msa sekarang maupun yang akan datang.

Selain itu, analisis ini juga dapat digunakan untuk memperkecil atau

mengatasi kelemahan yang dimiliki untuk menghindari ancaman yang ada.

Strategi adalah cara terbaik untuk mencapai beberapa sasaran dan rencana yang

komprehensif. Strategi yang mengintegrasikan segala sumberdaya dan

kemampuan yang bertujuan jangka panjang untuk memenangkan kompetisi. Jadi

strategi adalah rencana yang mengandung cara komprehesif dan integrative yang

dapat dijadikan pegangan untuk bekerja, berjuang dan berbuat untuk memenagkan

kompetisi(Nuryani,2013).

1. Tahap pengumpulan data

2. Tahap analisis

3. Tahap pengambilan keputusan

a. Matriks Internal Faktor Evalution (IFE) dan Eksternal Faktor Evalution (EFE)

Matriks IFE adalah alat yang diguakan untuk mengevaluasi lingkugan

internal perusahaan dan untuk mengungkapkan kekuatan serta kelemahannya,

sedangkan matriks EFE adalah alat yang digunakan untuk menguji lingkungan

eksternal perusahaan dan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang ada.

Menurut David (2013), tahapan untuk membuat matriks IFE dan EFE

sebagai berikut:

1. Tuliskan semua kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari perusahaan.

2. Berikan bobot terhadap daftar yang telah dibuat untuk menunjukan tingkat

kepentingan faktor. Dalam penentuan bobot factor dilakukan dengan

menggunakan metode paired comparison. Dalam pemberian bobot setiap

factor digunakan skala 1,2, dan 3. Skala 1 diberikan jika indicator horizontal

kurang penting dari pada indikator vertikal. Skala 2 diberikan jika indikator

horizontal sama penting denga indikator vertical. Skala 3 diberikan jika

indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal.

3. Tentukan rating tiap faktor yang menunjukkan keefektifan strategi suatu

organisasi saat ini dalam merespon faktor-faktor tersebut. Untuk matriks IFE, 1

24

= kelemahan utama, 2 = kelemahan kecil, 3 = kekuatan kecil, 4 = kekuatan

utama. Sedangkan untuk matriks EFE, 1 = di bawah rata-rata, 2 = rata-rata, 3 =

diatas rata-rata, 4 = sangat bagus. Setiap rating digandakan dengan masing-

masing bobot untuk memperoleh skor pembobotan.

4. Jumlahkan skor bobot dari tiap faktor untuk menentukan total skor.

b. Matriks Internal- Eksternal (IE)

Matriks Internal-Eksternal (I-E) merupakan sebuah model yang

dikembangkan dari model general electric, parameter yang digunakan meliputi

parameter kekuatan interal perusahaan dan pengaruh eksternal perusahaan yang

dihadapi perusahaan. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk memperoleh

strategi bisnis ditingkat korporasi yang lebih detail (Rangkuti, 2011).

Dalam Matriks I-E, total skor bobot IFE pada sumbu x dan total skor

bobot EFE pada sumbu y. Pada sumbu x dalam matriks I-E, total skor bobot IFE

sebesar 1,00 hingga 1,99 mengambarkan posisi internal yang lemah, skor 2,00

hingga 2,99 merupakan pertimbangan rata-rata, dan skor 3,00 hingga 4,00 adalah

kuat. Begitu pula dengan sumbu y total skor bobot 1,00 hingga 1,99 adalah

pertimbangan rendah, skor 2,00 hingga 2,99 menegah dan skor 3,00 hingga 4,00

adalah tinggi.

25

Total Nilai IFE Yang Diberi Bobot

Kuat Rataan Lemah 3,0-4,0 2,0-2,99 1,0-1,99

Tinggi

Total 3,0-4,0

Nilai

EFE

3,0

Yang Sedang

Diberi 2,0-3,0 Bobot

4,0 3,0 2,0 1,0

Rendah

1,0-2,0

2,0

Gambar 3. Matriks IE (David, 2013)

Tahap berikutya membuat matriks SWOT dengan menggunakan faktor

strategi (eksternal maupun interal) sebagiamana telah dilakukan pada tahap

sebelumnya, yakni penjelasan yang terdapat dalam matriks IFE dan EFE. Peluang

dan ancaman yang terdapat dalam matriks EFE serta kekuatan dan kelemahan

yang terdapat matriks IFE dipindahkan dalam sel yang sesuai dalam matriks

SWOT. Berdasarkan pendekatan tersebut, dapat dibuat berbagai kemungkinan

strategi (SO, ST, WO, WT).

I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

IX

26

Tabel 1. Matriks SWOT

Internal

Eksternal

Kekuatan ( Strength)

Kelemahan (Weakness)

Peluang

(Opportunity)

Strategi SO

Ciptakan strategi yang menguntungkan kekuatan

untuk merebut dan

memanfaatkan peluang

sebesar-besarnya

Strategi WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan untuk

memanfaatkan peluang

Ancaman

(Threats)

Strategi ST

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman

Strategi WT

meminimalkan

kelemahan menghindari

ancaman

Dalam matriks SWOT dapat menghasilkan empat set kemunngkinan

alternative strategi yaitu :

a. Strategi SO (Strenght and Opportunity).Strategi ini dibuat berdasarkanjalan

pikiran perusahaan yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk

merebut dan memanfaatkan peluang sebesar besarnya.

b. Strategi ST (Strenght and Threats).Strategi dalam mengguakan kekuatan yang

dimiliki perusahaan yang mengatasi ancaman.

c. Strategi WO (Weakness and Opportunity). Strategi ini di terapkan berdasarkan

pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang

ada.

d. Strategi WT (Weakness and Threats).Strategi ini berdasarkan kegiatan yang

bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta

menghindari ancaman.

27

3.7 Definisi Operasional

1. Usahatani adalah bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada

secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada

waktu tertentu.

2. Usahatani kakao adalah kegiatan pertanian dalam mengusahakan produk kakao

dengan memanfaatkan factor produksi dan sarana produksi.

3. Prospek usahatani adalah peluang-peluang dari pengembangan usahatani kakao

dimasa yang akandatang.

4. Strategi pengembangan adalah suatu peluang untuk mengembangkan dan

memajukan usaha secara lebih baik dari kondisi sekarang ini.

5. Analisis SWOT merupakan identifikasi beberapa faktor untuk merumuskan

strategi perusahaan.

6. Strength (Kekuatan) merupakan analisis kekuatan, dengan melihat situasi

maupun kondisi yang menjadi sumber utama kekuatan pada sebuah organisasi.

7. Weakness (Kelemahan) merupakan analisis kelemahan, situasi maupun kondisi

yang menjadi kelemahan dari sebuah organisasi yang dialami saat ini.

8. Opportunity (Peluang) merupakan analisis peluang, situasi maupun kondisi

yang akan menjadi peluang bagi suatu organisasi

9. Threaths (Ancaman) merupakan analisis ancaman dengan cara menganalisis

segala macam dan tantangan yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan

maupun organisasi yang terkait dengan beberapa macam faktor.

28

4.1 Hasil Penelitian

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Gambaran Umum Keluruhan Lebang Kecamatan Wara Kota Palopo

a. Keadaan Geografis Kelurahan Lebang Kecamatan Wara Kota Palopo

Kelurahan Lebang Kecematan Wara merupakan salah satu kelurahan di Kota

Palopo memiliki luas 2,625 ha, terdiri dari 6 kelurahan. Keadaan geografis

Kelurahan Lebang Kecamatan Wara didominasi oleh topografi pengunungan.

Secara administratif, Kelurahan Lebang Kecamatan Wara berbatasan dengan

Kelurahan Salubulo disebelah Utara, Kelurahan Tamarundung disebelah Timur,

Kelurahan Kambo/Mukajang disebelah Selatan, Kelurahan Battang disebelah

Barat.

Batas-batas Kelurahan Lebang Kecamatan Wara :

1. Sebelah utara : Kelurahan Salubulo

2. Sebelah timur : Kelurahan Tamarundung/Pattene

3. Sebelah Selatan : Kelurahan Kambo/Mukajang

4. Sebelah Barat : Kelurahan Battang

Berdasarkan batas-batas Kelurahan Lebang Kecamatan Wara dengan

Kelurahan lain yakni meliputi batas utara, timur, selatan, dan barat, Kelurahan

Lebang memiliki batas yang jelas dan telah ditetapkan oleh pemerintah.

b. Keadaan Pendudukan Kelurahan Lebang

Jumlah penduduk merupakan salah satu faktor utama yang menentukan

kualitas perkembangan di dalam suatu masyarakat dan dapat dijadikan ukuran

keberhasilan pembangunan dalam perkembangan penduduk di dalam suatu

daerah. Klasifikasi penduduk menurut jenis kelamin secara garis besar dapat

dibagi menjadi dua golongan yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 1. Keadaan penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kelurahan Lebang

Kecematan Wara Kota Palopo No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1. Laki-laki 1.382 53.3

2. Perempuan 1.212 46.3

Jumlah 2.594 100

Sumber: Kantor Kelurahan Lebang Kecematan Wara Kota Palopo (2020)

29

Berdasarkan jenis kelaminnya jumlah penduduk di Kelurahan Lebang

Kecematan Wara terdiri atas 2594 jiwa, dengan jenis kelamin laki-laki 1.382 jiwa

atau sebesar 53.3% penduduk dan 1.212 jiwa atau 46,3% berjumlah kelamin

perempuan. Jadi dapat dilihat bahwa penduduk laki-laki lebih banyak dibanding

penduduk perempuan.

c. Keadaan Sarana dan Prasarana di Kelurahan Lebang Kecematan Wara

Sarana dan prasana adalah semua fasilitas yang memugkinkan proses

perekonomian berjalan dengan lancer sehingga memudahkan manusia untuk dapat

memenuhi kebutuhan. Adapun gambaran sarana dan prasana di Kelurahan Lebang

Kecamatan Wara Kota Palopo dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Keadaan Sarana dan Prasana di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara Kota Palopo

No Sarana dan Prasana Jumlah Keterangan

1. Jalan Kelurahan 1 Baik

2. Sekolah 4 Aktif

3. Posyandu 1 Aktif

4. Kantor Kelurahan 1 Aktif

5. Mesjid 2 Aktif

6. Gereja 5 Aktif Jumlah 15

Sumber: Kantor Kelurahan Lebang Kecamatan Wara Kota Palopo (2020)

Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan bahwa dari segi ketersedian

sarana dan prasana, keadaan Kelurahan Lebang Kecamatan Wara cukup baik.

Tersedia Tempat ibadah yaitu 1 bangunan masjid, 1 bangunan mushola, dan

gereja 5, tersedia 4 sarana pendidikan yaitu 1 bangunan TK, dan 3 bangunan SD,

tersedia pula sarana kesehatan, sarana pemerintah dan akses jalan baik.

2. Identitas Responden

Identitas adalah segala hal yang melekat pada diri seseorang berkaitan

dengan penelitian ini, maka identitas yang dimaksudkan yaitu:

a. Umur Petani

Umur merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap

produktifitas kerja maupun cara berpikir seseorang. Dalam hal ini, umur

mempengaruhi fisik dan pola pikir petani. Pada umumnya petani yang berusia

muda memiliki kemampuan fisik yang lebih baik disbanding dengan petani yang

berusia muda memiliki kemampuan fisik yang lebih dibanding dengan petani

30

yang berusia relatif tua. Seseorang yang masih mudah relatif lebih cepat

menerima hal-hal baru, lebih berani mengambil resiko dan lebih dinamis.

Sedangkan seseorang yang relatif tua mempunyai kapasitas pengelolaan yang

matang dan memiliki banyak pengalaman dalam mengelola usahataninya.

Sehingga ia sangat hati-hati dalam bertindak dan mengambil keputusan. Adapun

responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Responden Menurut Umur di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara Kota

Palopo

No Umur (Tahun) Jumlah (orang) Presentase (%)

1. 0-14 0 0

2. 15-64 24 100

3 >64 0 0 Jumlah 24 100

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa keseluruha responden

penelitian berumur 15-64. Selain itu tabel di atas juga menunjukkan seluruh

responden dalam penelitian ini berada dalam usia produktif karena usia 17 oranng

responden dalam penelitian ini masih dalam criteria usia produktif (usia 15-64

tahun).

b. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah berapa lama pendidikan formal yang pernah diikuti

oleh responden. Pendidikan pada umumnya akan mempengaruhi cara berpikir

petani. Pendidikan pada umumnya akan mempengaruhi cara berpikir petani.

Pendidikan yang tinggi dan umur yang muda tentu akan menjadikan petani lebih

muda menerima inovasi. Maju tidaknya suatu peradaban dalam lingkungan

masyarakat dapat diukur dengan melihat tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan

menunjukkan pengetahuan dan daya pikir yang tingkat pendidikan dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara Kota Palopo

No Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1. SD 10 41,7

2. SMP 8 33,3

3. SMA 6 25 Jumlah 24 100

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

31

Pada tabel 4 dapat diketahui bahwa pendidikan petani tingkat SD sebanyak

10 orang dengan persentase sebesar 41,7%, tingkat SMP sebanyak 8 orang dengan

persentase 33,3, dan tingkat SMA sebanyak 6 orang dengan persentase 25%.

c. Luas Lahan

Lahan adalah tanah yang digunakan untuk usaha pertanian. Luas

penguasaan lahan pertanian merupakan salah satu faktor produksi yang sangat

penting dalam proses usahatani. Lahan usahatani yang dimiliki petani pada daerah

penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Responden Menurut Luas Lahan di Kelurahan Lebang Kecamatan wara

Kota Palopo No Luas Lahan (ha) Jumlah (orang) Persentase (%)

1. 0,25 14 58,3

2 0,50 7 29,2

3 1 3 12,5 Jumlah 24 100

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang memiliki

persentase yang paling tinggi adalah petani yang memiliki luas lahan 1 hektar

berjumlah 3 orang atau sekitar 12,5%, kemudian diikuti responden dengan luas

lahan 0,50 hektar berjumlah 14 orang atau sekitar 58,3%, dan petani yang

memiliki luas lahan 0,25 atau sekitar 58,3%.

Berdasarkan data tersebut tampak bahwa sebagian besar petani responden

pada penelitian ini memiliki luas lahan 0,25 hektar, dimana luas lahan yang

dikelola petani sangat mempengaruhi tingkat produksi usahatani kakao di

Kelurahan Lebang Kecamatan Wara.

3. Analisis Lingkungan Petani Kakao di Kelurahan Lebang Kecamatan

Wara Kota Palopo

Analisis lingkungan bertujuan untuk mengidentifikasi linkungan petani

kakao baik secara internal maupun secara eksternal. Hasil dari analisis lingkungan

ini akan menghasilkan faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang

berpengaruh dalam perumusan strategi.

32

a. Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal meliputi faktor-faktor di dalam perusahaan yang dapat

memberikan informasi mengenai kekuatan dan kelemahan petani kakao di

Kelurahan Lebang Kecamatan Wara Kota Palopo. Adapun faktor-faktor internal

yang dianalisis meliputi aspek budidaya, aspek manajemen sumberdaya manusia,

aspek sumberdaya alam, aspek penelitian dan pengembangan, aspek keuanngan,

aspek manajemen dan organisasi.

1.) Aspek budidaya

Dalam melakukan usahatani (budidaya kakao), ketersedian lahan yang

sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kakao sangatlah penting untuk

dipertahankan. Sehingga untuk terus mempertahankan keunggulan tersebut perlu

menjaga kesuburan tanah, kelembabannya maupun indikator lain yang

mendukung kesesuaian lahan terhadap tanaman kakao itu sendiri.

a) Persiapan Lahan

Petani melaksanakan persiapan lahan atau tidak dapat diketahui dengan

menanyakan kepada petani kakao. Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa

sebagian responden melakukan persiapan lahan sebelum melakukan penanaman

kakao. Kegiatan persiapan lahan meliputi pembersihan lahan dari semak dan

gulma seperti penyemprotan alang-alang dengan racun atau dengan membajak dan

menggaru. Cara ini dilakukan untuk mengurangi perkembangbiakan hama dan

penyakit serta mempercepat pembusukkan.

b) Pemeliharan Tanaman

Pemangkasan merupakan kegiatan membuang dan memotong cabang-

cabang negatif, yaitu cabang mati, cabang kering, dan cabang sakit, serta

membuang cabang yang tidak produktif. Tanaman kakao bila tidak dipangkas

tingginya dapat mencapai 10 m, sedangkan tinggi maksimal tanaman kakao

sebagai tanaman kakao sebagai tanaman budidaya adalah 3-4 m. Oleh karena itu,

pemangkasan menjadi kegiatan pemeliharaan yang penting bagi pertanaman

kakao.

33

c) Panen

Buah kakao yang telah memenuhi kriteria siap panen harus segera dipetik

agar mutu bijinya tidak turun. Jika panen ditunda, biji bisa berkecambah saat

masih di dalam buah dan hal ini akan membuat kadar lemak biji turun secara

drastis. Biji-biji yang demikian umumnya memiliki harga jual sangat rendah.

Teknik pemanenan buah yang benar merujuk pada beberapa hal yaitu rotasi

panen, teknik pemetikan, pengupasan buah, serta persiapan olah pasca panen.

d) Pasca pannen

Untuk mendapatkan harga jual yang tinggi, biji kakao yang telah dipanen

harus segera diolah. Pengolahan pasca panen biji kakao yang benar dilakukan

dengan tahapan-tahapan yang mampu menjaga mutu biji agar tetap optimal.

Tahapan-tahapan pengolahan pasca panen kakao tersebut antar lain fermentasi,

pencucian, pengeringan, sortasi, pengemasan, dan penyimpangan.

2) Aspek Manajemen Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia merupakan suatu salah satu faktor penting dalam

perkembangan suatu usaha. Sumberdaya manusia berperan penting dalam proses

produksi suatu usaha. Petani kakao di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara Kota

Palopo umumnya menggunakan tenaga kerja dalam keluarga, selain itu ada juga

petani yang menggunan kantenaga kerja dari luar keluarga. Tenaga kerja dari luar

keluarga yang keluarga yang digunakan para petani didaerah penelitian berasal

dari lingkungan sekitar.

3) Aspek Sumber daya alam

Pengaruh perubahan iklim sangat berdampak terhadap pertanian.

Perubahan iklim yang terjadi dapat mempengaruhi kualitas dari hasil panen, hal

ini disebabkan oleh pada saat musim penghujan membuat calon buah kakao gugur

dan menghitam sehingga mempengaruhi jumlah buah yang akan menjadi bakal

buah. Selain itu perubahan iklim juga menyebabkan perkembangbiakkan hama

dan penyakit meningkat karena tanah lembab. Di Kelurahan Lebang Kecamatan

Wara Kota Palopo, saat musim penghujan petani kakao menyediakan drom untuk

menadah hujan agar memperoleh air untuk tanaman kakaonya.

34

4) Aspek penelitian dan pengembangan

Salah satu faktor penting dalam pengembangan suatu usahatani. Dari

kegiatan penyuluhan para petani dapat memperoleh berbagai informasi dalam

mengembangkan usahatani. Penyuluh di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara

Kota Palopo masih aktif dalam memberikan pembinaan, bimbingan, motivasi

serta informasi kepada para petani. Melalui kegiatan penyuluhan diharapkan

pembinaan para petani memiliki kemampuan dalam memperbaiki hidupnya,

membentuk pendapat yang sehat, serta membuat keputasan-keputusan yang

efektif terhadap masalah-masalah yang dihadapi.

5) Aspek Keuangan

Aspek keuangan merupakan salah satu masalah yang menghambat petani

responden dalam mengembangkan usahataninya. Modal yang digunakan oleh

petani responden dalam mengolah usahataninya adalah menggunakan modal

sendiri. Untuk memperluas skala produksi akan membutuhkan tambahan input

produksi (lahan, tenaga kerja, bibit, dan obat-obatan) sehingga dibutuhkan modal

tambahan. Kesulitan modal berupa uang menjadikan para petani tergantung

kepada pedagang pengumpul karena mereka meminjam uang kepada pedagang

pengumpul sehingga sebagian hasil panen dibayar untuk menutupi hutang modal

usaha.

6) Aspek Manajemen dan Organisasi

Manajemen dan organisasi seperti kelompok tani merupakan lembaga

pengaduan bagi petani, segala bentuk kendala dan kekurangan petani akan dapat

teratasi dengan baik jika adanya kelompok tani. Selain itu dengan adanya

kelompok tani akan membuka jalur komunikasi anatara petani dan pemerintah

khususnya dalam hal bantuan pemerintah bagi petani.

35

Berdasarkan analisis internal dapat disimpulkan beberapa poin penting

yang menjadi faktor sukses untuk dianalisis dalam matriks IFE. Seperti yang

terdapat dalam Tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6. Analisis IFE Petani Kakao di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara Kota

Palopo

Faktor Interal Kekuatan Kelemahan

Aspek budidaya 1. Lahan perkebunan

yang luas;

2. Penanaman kakao

cukup baik dan teratur

3. Pemeliharan kakao

dengan cara yang

cukup baik

Serangan

penyakit

hama dan

Aspek manajemen sumber

daya manusia

Ketidaktersedianya tenaga

kerja

Aspek sumber daya alam

Aspek penelitian dan

pengembangan

Penyuluhan

aktif

yang masih

Aspek keuangan Sumber modal pribadi

Aspek manajemen dan

organisasi

Memberikan motivasi

kepada diri sendiri

Sumber: Data primer yang telah diolah (2020)

b. Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal meliputi faktor-faktor di luar perusahaan yang dapat

memberikan informasi mengenai peluang dan ancaman petani kakao di Kelurahan

Lebang Kecamatan Wara Kota Palopo. Adapun faktor-faktor eksternal yang

dianalisis meliputi aspek ekonomi, aspek teknologi, aspek politik, aspek kebijakan

pemerintah, aspek harga benih kakao.

1) Aspek ekonomi

Kondisi perekonomian di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara sangat

berpengaruh terhadap hasil yang dihasilkan oleh tanaman kakao. Dan rata-rata

para petani kakao di Kelurahan Lebang mendominasi. Untuk harga benih kakao di

Kelurahan Lebang dalam bentuk benih dapat mempengaruhi hasil produktivitas

tanaman kakao dan juga bentuk biji mempengaruhi hasil penjualan kakao, dan

36

juga perawatan tanaman kakao bagus maka hasil yang di hasilkan dari biji pun

baik.

2) Aspek teknologi

Pengadaptasian teknologi pada usahatani kakao di Kelurahan Lebang

Kecamatan Wara Kota Palopo masi tergolong rendah sehingga diperlukan solusi

dan tindakan yang harus dilakukan oleh pemerintah selaku regulator untuk lebih

memperhatikan para petani dalam hal pemberian informasi serta pendampingan

teknologi dalam usahatani yang mereka geluti, agar kualitas, produktivitas, serta

nilai jual hasil panen dapat meningkat. Dimana teknologi yang digunakan petani

di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara Kota Palopo adalah cangkul, parang,

linggis, dan backpack sprayer.

3) Aspek politik

Aspek politik memiliki peran yang penting dari segala kebijakan yang

dirumuskan oleh pemerintah termasuk dalam sektor pertanian. Jika situasi politik

tidak kondusif maka akan berdampak kepada para petani.

4) Aspek kebijakan pemerintah

Pemeritah Kota Palopo telah menetapkan komoditas kakao sebagai salah

satu produk unggulan. Dukungan dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat

sangat banyak seperti pemberian bantuan sarana dan prasana produksi,

peningkatan kualitas sumber daya melalui bimbingan teknis, penanganan hama

dan penyakit, pengolahan dan pemasran hasil produksi.

5) Aspek harga benih kakao

Komoditi kakao yang tinggi mengakibatkan pesatnya perkembangan

budidaya kakao di kota palopo. Hal ini menjadi peluang dan kesempatan kepada

para petani untuk lebih meningkatkan produktivitas kakao. Selain itu permintaan

pasar yang tinggi untuk komoditi kakao sangat berdampak positif bagi

perekonomian para petani.

37

Tabel 7. Matriks EFE Usahatani Kakao di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara

Kota Palopo

Faktor interal Peluang Ancaman

Aspek ekonomi Perekonomian yang masih tidak mencukupi

Aspek teknologi Penggunaan teknologi yang masih rendah

Aspek politik Situasi politik yang

kondusif dalam usahatani kakao

Aspek kebijakan pemeritah Kebijakan pemeritah dalam mendukung usaha

Aspek harga benih kakao Hasil produksi belum

optimal

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

4. Analisis Strategi Pengembangan Usahatani Kakao

a. Analisis Matriks Internal Faktor Evalution (IFE)

Setelah diperoleh faktor-faktor strategi internal perusahaan yang meliputi

kekuatan dan kelemahan, maka dilakukan pemberian kuesioner mengenal

pemberian peringkat (rating) terhadap variabel-variabel kekuatan dan kelemahan

selanjutnya dilakukan pembobotan untuk mengetahui variable yang lebih penting.

Setelah diperoleh hasil peringkat dan pembobotan oleh para reponden,

maka tahapan selajutnya yakni mencari nilai rata-rata peringkat dan pembobotan

dari masing-masing variable kemudian dibagi dengan jumlah reponden. Hasil

peringkat dan pembobotan dapat dilihat pada bagian lampiran. Dilanjutkan

dengan mencari nilai bobot skor rata-rata dari masing-masinng variable. Tabel 8

merupakan hasil analisi matriks IFE pada usahatani kakao di Kelurahan Lebang

Kecamatan Wara.

38

Tabel 8. Analisis Matriks IFE Strategi Pengembangan Usahatani kakao di

Kelurahan Lebang Kecamatan Wara Kota Palopo

No. Faktor Strategis Internal Rating Rata-rata

Bobot Rata-rata

Skor Bobot

Kekuatan

1. Lahan perkebunan yang

luas

4 0,13 0,52

2. Penanaman kakao cukup baik dan teratur

3 0,125 0,375

3. Pemeliharaan kakao dengan cara yang cukup baik

3 0,125 0,375

4. Penyuluhan yang masih aktif

4 0,1 0,4

5. Sumber modal pribadi 4 0,08 0,32

6. Memberikan motivasi 3 0,08 0,24 Kelemahan

7. Pengetahuan budidaya petani yang tidak merata

2 0,17 0,34

8. Ketidaktersedianya tenaga

kerja

2 0,17 0,38

Total 2,95

Sumber: Data primer yang telah diolah, (2020)

Kekuatan dan kelemahan usaha tani kakao digambarkan pada tabel 8.

Kekuatan utama usahatani kakao adalah variable kekuatan yang memiliki nilai

skor bobot rata-rata terbesar, yakni lahan perkebunan yang luas, penanaman kakao

yang cukup baik dan teratur, pemeliharaan kakao dengan cara yang cukup baik,

dan sumber modal pribadi. Dengan bobot terbesar yakni 0,375.

Sedangkan kelemahan usahatani kakao adalah variable kelemahan yang

memiliki nilai bobot skor rata-rata terendah, yakni pengetahuan budidaya petani

yang tidak merata dan ketidaktersedianya tenaga kerja. Dengan bobot 0,34.

b. Analisis Matriks Eksternal Faktor Evalution (EFE)

Berdasarkan faktor-faktor eksternal yang ada di usahatani kakao di

Kelurahan Lebang Kecamatan Wara Kota Palopo diperoleh sejumlah peluang dan

ancaman yang disebut sebagai faktor strategis eksternal. Faktor strategis eksternal

tersebut kemudian dilakukan pembobotan dan pemberian peringkat. Tabel 9

merupakan hasil analisis dari matriks EFE pada usahatani kakao di Kelurahan

Lebang.

39

Matriks Tabel 9. Analisis EFE Usahatani Kakao di Kelurahan Lebang Kota Palopo

No. Faktor-faktor Strategis internal Rating

rata-rata

Bobot

Rata-rata

Skor

Bobot

Peluang

1. Situasi politik yang kondusif

dalam usahatani kakao

4 0,17 0,68

2. Kebijakan pemerintah dalam

mendukung usahatani kakao

4 0,17 0,68

Ancaman

3. Perekonomian yang masih tidak

mencukupi

2 0,3 0,6

4. Penggunaan teknologi yang

masih rendah

2 0,4 0,8

Total 2,76

Sumber: Data primer yang telah diolah, (2020)

Berdasarkan tabel 9. Terlihat skor total pada matriks EFE sebesar 2,76

menunjukkan usahatani kakao di Kelurahan Lebang berada pada posisi

sedang/rata-rata dalam memanfaatkan seluruh peluang yang ada untuk mengatasi

ancaman yang ada. Peluang utama yang dimiliki oleh usahatani kakao di

Kelurahan Lebang adalah situasi politik yang kondusif dalam usahatani kakao

dengan skor sebesar 0,68 dan kebijakan pemerintah dalam mendukung usahatani

kakao dengan skor sebesar 0,68. Keduanya memiliki skor yang sama

Sedangkan ancaman utama yang dirasakan oleh usahatani kakao di

Kelurahan Lebang adalah perekonomian yang masih tidak mencukupi dengan

skor sebesar 0,6 dan penggunaan teknologi yang masih rendah dengan skor

sebesar 0,8.

c. Analis Matriks Internal dan Eksternal (IE)

Matriks IE dihasilkan melalui penggabungan informasi yang diperoleh

dari matriks IFE dan EFE untuk mendapatkan informasi mengenai posisi

usahatani guna mempermudah dalam pemberian alternatif strategi. Nilai yang

didapatkan dari matriks IFE sebesar 2,95 menunjukkan usahatani kakao di

Kelurahan Lebang Kecamatan Wara Kota Palopo memiliki kemampuan rata-rata

dalam memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan

yang ada. Sedangkan nilai pada matriks EFE sebesar 2,76 menunjukkan usahatani

kakao di Kelurahan lebang Kecamatan Wara Kota Palopo memiliki kemampuan

40

V

yang sedang dalam memanfaatkan seluruh peluang yang dimiliki untuk mengatasi

ancaman yang dari luar.

Berdasarkan nilai matriks IFE dan EFE tersebut, didapatkan posisi

usahatani kakao di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara Kota Palopo berada pada

kuadran V.

Total Nilai IFE yang Diberi Bobot

Kuat Rataan Lemah

3,0-4,0 2,0-2,99 1,0-1,99

Tinggi

Total 3,0-4,0 Nilai Bobot

EFE

3,0

Sedang 2,0-3,0

4,0 3,0 2,0 1,0

Rendah

1,0-2,0

2,0

1,0

Gambar 2. Analisis Matriks IE (Sumber: Data primer yang telah diolah, 2020) IX

VIII VII

V VI IV

III II I

41

d. Analisis Matriks SWOT

Adapun matriks analisis SWOT dari hasil penelitian ini dapat dilihat pada

gambar berikut:

Kekuatan (Strengths-S)

1. Lahan kebun yang luas 2. Penanaman kakao

cukup baik dan teratur

3. Pemeliharan kakao

dengan cara yang cukup

baik

4. Penyuluhan yang masih aktif

5. Sumber modal pribadi 6. Memberikan motivasi

Kelemahan (Weaknesses-W)

1. Serangan hama dan penyakit

2. Ketidaktersedianya tenaga

kera

Peluang(Opportnities-O) STRATEGI S-O STRATEGI W-O

1. Memberikan bantuan modal

dan bibit yang berkualitas

(W3,W4,O1,O3)

2. Peningkatan akses

permodalan (W2,O1,O2,O3)

1. Situasi politik yang

kondusif dalam

usahatani kakao

2. Kebijakan pemerintah

dalam mendukung

usahatani kakao

1. Memaksimalkan

pemberdayaan lahan

usaha budidaya kakao

(S1,S3,S4,O1,O2)

2. Memberikan penyuluh

secara bertahap

(S2,S3,S4,O1)

Ancaman (Threats-T) STRATEGI S-T

Mengoptimalkan

kapasitas produksi yang

ada (S1,S4,T2,T3)

STRATEGI W-T

1. Perekonomian yang

masih tidak

mencukupi

2. Penggunaan teknologi

yang masih rendah

1. Memperluas dan

mempertahankan jaringan

pemasaran (W2,T3)

2. Melakukan peremajaan

terhadap tanaman kakao

yang sudah tua untuk

meningkatkan prduksi

(W3,T4)

Gambar 5. Matriks analisis SWOT

Berdasarkan dari hasil analisis SWOT akan dihasilkan beberapa alternatif

strategi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka

perumusan Strategi Pengembangan Usahatani Kakao di Kelurahan Lebang

Kecamatan Wara Kota Palopo.

42

a. Strategi SO (Strength-Opportunities)

Strategi pengembangan usahatani kakao di Kelurahan Lebang Kecamatan

Wara dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang

ada, yaitu:

1) Memaksimalkan pemberdayaan lahan usaha budidaya kakao (S1,S3,S4,O1,O2)

Potensi lahan budidaya tanaman kakao di Kelurahan Lebang Kecamatan

Wara Kota Palopo masih sangat besar maka potensi sumberdaya yang ada perlu

diberdayakan. Berdasarkan aspek kekuatan dan peluang yang ada, maka usaha

budidaya tanaman kakao di Kelurahan Lebang memungkikan untuk dilakukan

peningkatan produksi lebih besar daripada hasil saat ini sudah dicapai yaitu

dengan perluasan areal budidaya.

2). Memberikan Penyuluh secara tahap (S2,S3,S4,O1)

Penyuluhan merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan

usahatani kakao di Kelurahan Lebang. Menangkap peluang adanya dukungan dari

pemerintah melalui program penyuluhan memberikan pembudidaya kesempatan

dalam melakukan teknik budidaya yang baik. Program penyuluhan yang

dilakukan oleh pihak pemerintah sangat mendukung para petani kakao dalam

meningkatkan atau mengembangkan teknik atau cara budidaya yang selama ini

dilakukan petani.

b. Strategi WO (Weakness-Opportunities)

Strategi pengembangan kakao di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara Kota

Palopo meminimalkan kelamahan untuk memanfaatkan peluang yang ada yaitu:

1). Memberikan bantuan modal dan bibit yang berkualitas (W3,W4,O1,O3)

Pennggunaan bibit unggul diawal penanaman sangat berpengaruh terhadap

mutu produk kakao yang dihasilkan. Dalam hal ini, pemerintah hendaknya

memfasilitasi petani kakao dalam hal menyediakan atau memberikan bantuan

bibit yang berkualitas untuk meningkatkan kulitas dan kualitas produk kakao para

petani karena selama ini bibit yang digunakan petani didaerah penelitian kurang

berkualitas sehingga mempengaruhi produksi yang dihasilkan.

2). Peningkatan akses permodalan (W2,O1,O2,O3)

Skala usaha yang lebih luas umumnya bermodal besar. Pencarian sumber dana

baru harus dilakukan dengan berkoordinasi dengan pemerintah ataupun dari pihak lain.

43

Pemerintah telah menetapkan beberapa program untuk membantu petani dari segi

permodalan salah satunya adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pada strategi ini, petani

Mencari relasi sebanyak-banyaknya dan menjalin hubungan dengan relasi yang

dapat menyedikan modal untuk proses budidaya. Selain itu petani juga dapat

mempercepat hubungan relasi yang sebelumnya dan penyedia modal.

c. Strategi (Strengths-Threats)

Strategi pengembangan usahatani kakao di Kelurahan Lebang dengan

menggunakan seluruh kekuatan untuk mengatasi ancaman yang ada yaitu:

1). Mengoptimalkan kapasitas produksi yang ada (S1,S4,T2,T3)

Guna menghindari ancaman dari alam, perlu dipersiapkan keuntungan yang

sebesar-besarnya guna menghindari kerugian yang disebabkan oleh faktor alam dan

fluktuasi harga. Pada strategi ini, pembudidaya melakukan perluasan areal budidaya serta

meningkatkan kualitas.

d. Strategi WT (Weakness-Threats)

Strategi pengembangan usahatani kakao di Kelurahan Lebang dengan

meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada yaitu:

1). Memperluas dan mempertahankan jaringan pemasaran (W2,T3)

Informasi yang lebih memadai mengenai potensi produk yang laku

dipasaran sangatlah penting bagi petani. Informasi pasar yang lengkap juga akan

memudahkan penentuan jaringan pemasaran yang sesuai untuk dikembangkan

agar dapat menjangkau seluruh potensi pasar yang ada. Pada strategi ini, petani

mencari pedagang-pedagang besar yang sekiranya dapat melakukan transaksi produksi

kakao pada saat mendesak serta berbagai relasi dalam berbagai informasi tentanng

fluktasi harga yang tradi di pasaran.

2). Melakukan peremajaan terhadap tanaman kakao yang sudah tua untuk meningkatkan

prduksi (W3,T4)

Peremajaan sanngat pennting untuk dilakukan terhadap tanaman kakao

yang sudah tua, dimana tujuan dari peremajaan ini adalah untuk meningkatkan

produksi kakao dengan maksimal. Pada strategi ini petani harus melakukan

peremajaan terhadap tanaman kakao mereka mengingat tanaman kakao petani

memiliki umur yang sudah tua dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas kakao

dan meningkatkan produksi kakao petani

44

4.2 Pembahasan

1. Analisis Faktor Internal dan Eksternal

a. Faktor Internal

Faktor internal merupakan lingkungan internal organisasi atau perusahaan

yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang ada didalam suatu organisasi atau

perusahaan tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek maupun

jangka panjang dari manajemen puncak. Kekuatan dan kelemahan yang memiliki

oleh usahatani kakao di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara Kota Palopo antara

lain.

1. Kekuatan

a). Aspek budidaya

Dalam melakukan usahatani (budidaya kakao), ketersedian lahan yang

sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kakao sangatlah penting untuk

dipertahankan. Sehingga untuk terus mempertahankan keunggulan tersebut perlu

menjaga kesuburan tanah, kelembabannya maupun indikator lain yang

mendukung kesesuaian lahan terhadap tanaman kakao itu sendiri.

b). Aspek Manajemen Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia merupakan suatu salah satu faktor penting dalam

perkembangan suatu usaha. Sumberdaya manusia berperan penting dalam proses

produksi suatu usaha. Petani kakao di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara Kota

Palopo umumnya menggunakan tenaga kerja dalam keluarga, selain itu ada juga

petani yang menggunan kantenaga kerja dari luar keluarga. Tenaga kerja dari luar

keluarga yang keluarga yang digunakan para petani didaerah penelitian berasal

dari lingkungan sekitar.

c). Aspek Sumber daya alam

Pengaruh perubahan iklim sangat berdampak terhadap pertanian.

Perubahan iklim yang terjadi dapat mempengaruhi kualitas dari hasil panen, hal

ini disebabkan oleh pada saat musim penghujan membuat calon buah kakao gugur

dan menghitam sehingga mempengaruhi jumlah buah yang akan menjadi bakal

buah. Selain itu perubahan iklim juga menyebabkan perkembangbiakkan hama

dan penyakit meningkat karena tanah lembab. Di Kelurahan Lebang Kecamatan

45

Wara Kota Palopo, saat musim penghujan petani kakao menyediakan drom untuk

menadah hujan agar memperoleh air untuk tanaman kakaonya.

d). Aspek penelitian dan pengembangan

Salah satu faktor penting dalam pengembangan suatu usahatani. Dari

kegiatan penyuluhan para petani dapat memperoleh berbagai informasi dalam

mengembangkan usahatani. Penyuluh di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara

Kota Palopo masih aktif dalam memberikan pembinaan, bimbingan, motivasi

serta informasi kepada para petani. Melalui kegiatan penyuluhan diharapkan

pembinaan para petani memiliki kemampuan dalam memperbaiki hidupnya,

membentuk pendapat yang sehat, serta membuat keputasan-keputusan yang

efektif terhadap masalah-masalah yang dihadapi.

e). Aspek Keuangan

Aspek keuangan merupakan salah satu masalah yang menghambat petani

responden dalam mengembangkan usahataninya. Modal yang digunakan oleh

petani responden dalam mengolah usahataninya adalah menggunakan modal

sendiri. Untuk memperluas skala produksi akan membutuhkan tambahan input

produksi (lahan, tenaga kerja, bibit, dan obat-obatan) sehingga dibutuhkan modal

mtambahan. Kesulitan modal berupa uang menjadikan para petani tergantung

kepada pedagang pengumpul karena mereka meminjam uang kepada pedagang

pengumpul sehingga sebagian hasil panen dibayar untuk menutupi hutang modal

usaha.

f). Aspek Manajemen dan Organisasi

Manajemen dan organisasi seperti kelompok tani merupakan lembaga

pengaduan bagi petani, segala bentuk kendala dan kekurangan petani akan dapat

teratasi dengan baik jika adanya kelompok tani. Selain itu dengan adanya

kelompok tani akan membuka jalur komunikasi anatara petani dan pemerintah

khususnya dalam hal bantuan pemerintah bagi petani

2. Kelemahan

a). Serangan hama dan penyakit

Perubahan lingkungan yang fluktuaktif menyebabkan timbulnya hama dan

penyakit sehingga berpengaruh terhadap kapasitas produksi dari kualitas panen.

Saat ini intensitas serangan hama dan penyakit tanaman kakao di Kelurahan

46

Lebang Kecamatan Wara Kota Palopo masih cukup tinggi sehingga diperlukann

sebuah solusi dan tindakan yang harus dilakukan, agar serangan hama dan

penyakit dapat diatasi dan tidak menurunkan kualitas dan produktivitas buah

kakao yang di panen. Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman kakao

petani di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara Kota palopo adalah PBK

(penggerek buah kakao), babi hutan, busuk buah dan kanker batang.

b). Ketidak tersedianya tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan

suatu usaha. Tenaga kerja juga berperan penting dalam proses produksi suatu

usaha. Petani kakao di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara Kota palopo

umumnya menggunakan tenaga kerja dalam keluarga, dan juga petani di

Kelurahan Lebang mengelolah sendiri kakaonya tanpa ada tenaga kerja.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan lingkungan bisnis yang melengkapi operasi

perusahaan yang terdiri dari peluang dan ancaman. Peluang dan ancaman yang

dimiliki oleh usahatani kakao di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara Kota palopo

antara lain.

1. Peluang

a). Situasi politik yang kondusif dalam usahatani kakao

Situasi politik yang kondusif sangat penting, jika situasi politik tidak

kondusif akan berdampak kepada para petani. Politik memiliki peran yang sangat

penting juga dari segala kebijakan yang dirumuskan oleh pemerintah termasuk

dalam sektor pertanian

b). Kebijakan pemerintah dalam mendukung usahatani kakao

Pemerintahan Kota Palopo telah menetapkan komoditas kakao sebagai salah satu

produk unggulan. Dukungan dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat sangat banyak

antara lain: pemberian bantuan sara dan prasarana produksi, peningkatan kualitas sumber

daya melalui bimbingan teknis, penanganan hama dan penyakit, pengolahan dan

pemasaran hasil produksi.

47

2. Ancaman

a). Perekonomian yang masih tidak mencukupi

Kondisi perekonomian di Kelurahan Lebang Kecamatan Wara sangat

berpengaruh terhadap hasil yang dihasilkan oleh tanaman kakao. Dan rata-rata

para petani kakao di Kelurahan Lebang mendominasi. Untuk harga benih kakao di

Kelurahan Lebang dalam bentuk benih dapat mempengaruhi hasil produktivitas

tanaman kakao dan juga bentuk biji mempengaruhi hasil penjualan kakao, dan

juga perawatan tanaman kakao bagus maka hasil yang di hasilkan dari biji pun

baik.

b). Penggunaan teknologi yang masih rendah

Penggunaan tekologi pada usahatani kakao di Kelurahan Lebang Kecamatan

Wara Kota Palopo masih tergolong rendah sehingga diperlukan solusi dan tindakan yang

harus dilakukan oleh pemerintah selaku regulator untuk lebih memperhatikan para petani

dalam hal pemberian informasi serta produktivitas, serta pendampingan teknologi dalam

usahatani yang mereka geluti, agar kualitas, produktivitas, serta nilai jual hasil panen

dapat meningkat.

2. Strategi Pengembangan Usahatani Kakao di Kelurahan Lebang

Kecamatan Wara Kota Palopo

Berdasarkan analisis lingkungan usahatani kakao di Kelurahan Lebang di

peroleh kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Kekuatan yang dimiliki

usahatani kakao di Kelurahan Lebang diantaranya lahan kebun yang luas,

penanaman kakao cukup baik dan teratur, pemeliharan kakao dengan cara yang

cukup baik, penyuluhan yang masih aktif, sumber modal pribadi, dan memberikan

motivasi. Sementara kelemahan usahatani kakao di Kelurahan Lebang diantaranya

serangan hama dan penyakit dan ketidaktersedianya tenaga kerja. Sementara dari

faktor eksternal meliputi peluang diantaranya situasi politik yang kondusif dalam

usahatani kakao dan kebijakan pemerintah dalam mendukug usahatani kakao.

Hasil analisis matriks IE posisi perusahaan berada di posisi satu, yang

menunjukkan posisi yang cukup baik sehingga hanya beberapa aspek yang perlu

diperbaiki yaitu :

a). Meningkatkan penggunaan modal untuk memanfaatkan permintaan pasar yang

tinggi

48

Permintaan pasar untuk komoditi kakao yang tinggi mengakibatkan

pesatnya perkembagan budidaya kakao di Kota Palop. Hal ini menjadi peluang

dan kesempatan kepada para petani untuk lebih meningkatkan produktivitas

berdampak positif bagi perekonomian para petani.

b). Meningkatkan ketersediaan teknologi untuk memanfaatkan infrastruktur dan

permintaan pasar.

Pengadaptasian teknologi pada usahatani kakao di Kelurahan Lebang

Kecamatan Wara Kota Palopo masih tergolong rendah maka dari itu diperlukan

solusi dan tindakan yang harus dilakukan oleh pemerintah selaku regulator untuk

lebih memperhatikan para petani dalam hal pemberian informasi serta

pendamping teknologi dalam usahatani dalam usahtani yang mereka geluti, agar

kualitas, produktivitas, serta nilai jual hasil panen dapat meningkat. Petani di

Kelurahan Lebang hanya menggunakan teknologi seperti cangkul,parang,linggis,

dan sprayer.

c). Meminimalkan serangan hama penyakit dengan memanfaatkan iklim yang

sesuai dengan tanaman kakao.

Pengaruh perubahan iklim sangat berdampak terhadap pertanian.

Perubahan iklim yang terjadi dapat mempengaruhi kualitas dari hasil panen, hal

ini disebabkan oleh pada saat musim penghujanan membuat calon buah kakao

gugur dan menghitam sehingga mempengaruhi jumlah buah yang akan menjadi

bakal buah. Selain itu perubahan iklim juga menyebabkan perkembangbiakan

hama dan penyakit meningkat karena tanah menjadi lembab.

49

5.1 Kesimpulan

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan penelitian tentang strategi pengembangan usahatani kakao di

Kelurahan Lebang Kecamatan Wara dapat ditarik kesimpulan bahwa Memberikan

Penyuluh secara tahap, peningkatan akses permodalan, mengoptimalkan kapasitas

produksi yang ada, memperluas dan mempertahankan jaringan pemasaran,

memaksimalkan pemberdayaan lahan usaha budidaya kakao, memberikan bantuan

modal dan bibit yang berkualitas, melakukan peremajaan terhadap tanaman kakao

yang sudah tua untuk meningkatkan produksi.

5.1 Saran

Adapun saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan penelitian yang

dilakukan adalah Perlunya solusi dan tindakan yang harus dilakukan oleh pemerintah

selaku regulator untuk lebih memperhatikan para petani dalam hal pemberian informasi

serta produktivitas, serta pendampingan teknologi dalam usahatani yang mereka geluti,

agar kualitas, produktivitas, serta nilai jual hasil panen dapat meningkat.

50

DAFTAR PUSTAKA

Simon. 2010. Evaluasi Perkembangan Usahatani kakao di Kabupaten Tapanuli

Utara. Skripsi. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.

(online). http://respository.usu.ac.id. Diakes Pada Tanggal 27 Desember

2017. Medan.

Wahyudi, T dan Pujianto. 2011. Panduan Lengkap Kakao Manajemen Agribisnis

dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.

Badan Pusat Statistik Sulsel. 2014. Sulawesi Selatan dalam angka. Badan Pusat

Statistik. (online). http://sulsel.bps.go.id. Diakses Pada Tanggal 22

Desember 2017. Makassar.

Agustina, N. 2011. Media dan Pembelajaran. Palembang: Universitas Sriwijaya.

Soetrisno.2010. paradigma Baru Pembangunan Pertanian Sebuah Tinjuan

Sosiologis. Yogyakarta: Kanisius.

Amri. 2013. Faktor Budidaya Strategi Secara Subyektif. Matriks Propinsi di

Indonesia. Jakarta.

Sukmadinata, N.S. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosadakarya.

(online). http://daun2001.blogspot.co.id. Bandung

Gay. L.R. dan Diehl. P.L. 2013. Research Metohds For Business and

Management. Macmillan Publishing Company. (online).

http://setiawantopan.wordpress.com. New York.

51

LAMPIRAN

52

Lampiran 1. Rating dan Bobot Matriks IFE dan EFE

PENENTUAN RATING DAN BOBOT MATRIKS IFE DA EFE

Judul Penelitian : Strategi Pengembangan Usahatani Kakao di Kelurahan Lebang

Kecamatan Wara Kota Palopo

Petunjjuk:

1. Tentukan rating dari masinng faktor interal (kekuatan dann kelemahan)

dan faktor eksternal

2. Pilihan rating pada IFE daftar dengan isian bagian 1 terdiri dari:

Rating 4 : kekuatan utama.

Rating 3 : kekuatan kecil.

Rating 2 : kelemahan kecil.

Rating 1 : kelemahan utama.

3. Pilihan rating pada EFE daftar isian bagian 1 terdiri dari:

Rating 4 : respon sangat bagus.

Rating 3 : respon di atas rata-rata.

Rating 2 : respon rata-rata.

Rating 1 : respon di bawah rata-rata.

4. Pilihan bobot pada daftar isian 2 terdiri dari:

1 = jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal.

2 = jika indikator horisontal sama penting daripada indikator vertikal.

3 = jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal.

5. Jumlah bobot seluruh faktor internal dan faktor eksternal yang ada di

matriks IFE dan EFE harus sama dengan 1,0 atau 100%

53

Rating Matriks IFE dan EFE

Tabel 10. Kuesioner Rating IFE

Tabel 11. Kuesioner Rating EFE

Peluang 4 3 2 1

1. Situasi politik yang kondusif dalam usahatanni

kakao 4

2. Kebijakkan pemerintah dalam mendukung

usahatani kakao 4

Ancaman

1. Perekonomian yang masih tidak mencukupi 2

2. Penggunaan teknologi yang masih rendah 2

Keterangan:

Pilih rating pada IFE daftar isian terdiri dari

Rating 4: Kekuatan utama

Rating 3: Kekuatan kecil

Rating 2: Kelemahan kecil

Rating 1: Kelemahan utama

Pilih rating pada EFE daftar isisan terdiri dari

Rating 4: Respon sangat bagus

Rating 3: Respon diatas rata-rata

Rating 2: Respon rata

Rating 1: Respon dibawah rata-rata

Kekuatan 4 3 2 1

1. Lahan perkebunan yang luas 4

2. Penanaman kakao cukup baik 3

3. Pemeliharaan kakao dengan cara yang cukup

baik

3

4. Penyuluhan yang masih aktif 4

5. Sumber modal pribadi 4

6. Memberikan motivasi 3

Kelemahan

1. Serangan hama dan penyakit 2

2. Ketidaktersedianya tenaga kerja 2

54

Lanjutan Lampiran 1

Tabel 17. Bobot Matriks IFE Faktor Internal

A1

A2

A3

A4

A5

A6

B7

B8

Total

Bobot

A1 2 2 3 3 3 1 1 15 0,13

A2 2 2 2 3 3 1 1 14 0,125

A3 2 2 2 3 3 1 1 14 0,125

A4 1 2 2 2 2 1 1 11 0,1

A5 1 1 1 2 2 1 1 9 0,08

A6 1 1 1 2 2 1 1 9 0,08

B7 3 3 3 3 3 3 1 19 0,17

B8 3 3 3 3 3 3 3 21 0,1

Total 13 14 14 17 19 19 9 112 1

Tabel 18. Matriks EFE

Faktor Eksternal C1 C2 D3 D4 Total Bobot

C1 2 1 1 3 0,17

C2 2 1 1 4 0,17

D3 3 3 1 7 0,3

D4 3 3 3 9 0,4

Total 8 8 5 3 24 1

1 = jika indikatorr horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal 2 = jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal

3 = jika indikator horizontal lebih penting dari indikator vertikal

55

Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian

Gambar 3. Pengantaran surat izin penelitian di kantor Kelurahan Lebang

Kecamatan Wara Barat

Gambar 4. Kantor Lurah Lebang Kecamatan Wara Barat

56

Gambar 5. Mewawancarai dan memberikan pertanyaan dengan bapak Simon

Banting

57

Gambar 6. Mewawancarai dan memberikan pertanyaan dengan bapak Daniel

Endek

Gambar 7. Mewawancarai dan memberikan pertanyaan dengan Ibu Masni Fatma

58

Gambar 8. Mewawancarai dan memberikan pertanyaan dengan Bapak Petrus

59

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

Jalan Latmacelling No. 19 Kota Palopo, Sulawesi Selatan

Telp (0471) 22111,Fax,0471-523055,Website: www.uncp.ac.id

Judul Penelitian :

KUESIONER

Strategi Pengembangan Usahatani Kakao Kelurahan

Lebang Kecamatan Wara Kota Palopo

Nama Peneliti : Tiara Sis Haryanti

NIM 1602405117

No. Hp 082191879302

Petunjuk pengisian:

1. Kuesioner ini semata-mata untuk keperluan akademis, mohon dijawab dengan

benar.

2. Bacalah dan jawablah semua pertanyaan dengan teliti tanpa ada yang

terlewatkan, saya mengucapkan banyak terimakasih atas kerjasamanya

Ibu/Bapak yang telah meluangkan waktunya.

I. Identitas Responden

1. Nama : SIMON BANTING

2. Umur : 45

3. Jenis Kelamin : LAKI-LAKI

4. Alamat : KELURAHAN LEBANG

5. Pendidiksn Terakhir : SMA

6. Pekerjaan : PETANI

II. Daftar Pertanyaan

A. Faktor Internal

1. Aspek Budidaya

a. Persiapan Lahan

1) Berapa luas lahan kakao Bapak/Ibu?

Jawab:1 hektar

60

2) Apa saja alat-alat yang anda gunakan dalam persiapan lahan?

Jawab: Jangkul, sekup, dan parang .....................................................................

3) Bagaimana cara anda mengatasi tanaman penganggu?

Jawab: Semprot dengan racun ragen ..................................................................

4) Apakah luas lahan yang dimiliki berpengaruh terhadap hasil yang

dihasilkan?

Jawab Iya berpengaruh. Semakin luas lahan semakin banyak yang

dihasilkan ..........................................................................................................

5) Apakah ada cara khusus yang dilakukan untuk persiapan lahan budidaya

tanaman kakao?

Jawab: Semprot dengan racun pembakar, baru ditanami.....................................

b. Penanaman

1) Apakah ada cara khusus untuk melakukan penanaman kakao?

Jawab: Ada ........................................................................................................

2) Jika ada bagaimana cara tersebut?

Jawab: Berikan tanaman pelindung/naungan agar melindungi tanaman

kakao, pembibitan tanaman kakao, menanam bibit kakao,

pemangkasan, pemupukan, pengendalian hama dan pennyakit................

c. Pemeliharaan Tanaman

1) Apakah ada perlakuan khusus dalam pemeliharaan tanaman kakao?

Jawab: Ada. Seperti siapkan polybag yang diisi tanah dan pupuk, lalu tanam

biji. Bila biji sudah menjadi tumbuhan dan agak besar pindahkan ke

tanah ......................................................................................................

2) Apa saja alat yang digunakan dalam proses usahatani kakao?

Jawab: Cangkul, linggis, dan parang ..................................................................

3) Aapakah ada perawata khusus untuk pengendalian hama/penyakit dalam

budidaya kakao?

Jawab: Hanya dibersihkan lahannya, lalu disemprotkan dengan racun ragen ......

.....................................................................................................................

61

d. Panen

1) Kegiatan apa yang bapak lakukan setelah pemanenan buah kakao, sebelum

bijinya dijual?

Jawab: Memperhatikan biji-biji kakao apakah ada yang pecah dan lalu dijual

ke pengepul .......................................................................................

2) Berapa lama waktu budidaya kakao sampai panen?

Jawab: 5-6 bulan................................................................................................

3) Berapa kali dilakukan pemanenan dalam satu bulan?

Jawab: 3 kali tiap minggu ..................................................................................

4) Berapa jumlah pohon yang masih dapat dipanen?

Jawab: 20 pohon ................................................................................................

5) Bagaimana cara anda menangani hasil panen yang rendah, dikarenakan

tanaman anda sudah tua?

Jawab: melakukan pemangkasan tangkai yang tua dan penyemprotan hama

secara teratur......................................................................................................

6) Bagaimana proses pemanenan yang dilakukan oleh bapak?

Jawab: Dilakukan setiap minggu kemudian dipetik dengan menggunakan

sabit atau pisau ..................................................................................................

d. Pasca Panen

1) Kemanakah hasil produksi tanaman anda setelah pasca panen?

Jawab: Di jual ke pedagang pengepul.................................................................

..........................................................................................................................

3) Aapakah setelah pasca panen bapak membawa biji kakao anda ke pengepul

atau dijual langsung?

Jawab: ke pengepul ...........................................................................................

2. Aspek manajemen sumber daya manusia

1) Apakah sumber daya manusia berpengaruh dalam peningkatan

produktivitas tanaman kakao?

Jawab: Sangat mempengaruh untuk menyekolahkan anak.................................

2) Berapa banyak tenaga kerja yang digunakan dalam proses usahatani kakao?

Jawab:Tidak ada, saya melakukan sendiri bersama keluarga .............................

62

3) Adakah syarat khusus perekrutan petani kakao anda?

Jawab: Tidak ada ..............................................................................................

4) Menurut bapak apa saja yang menjadi kekuatan dalam menjalankan

usahatani kakao?

Jawab: Menjalankan dengan kemampuan mengelolah tanaman kakao dan

melakukan teknik sederhana ...................................................................

5) Menurut bapak apa sja menjadi ancaman dalam menjalankan usahatani

kakao?

Jawab: Serangan hama......................................................................................

3. Aspek sumber daya alam

1) Darimanakah anda memperoleh air untuk tanaman kakao anda?

Jawab: Disiapkan drom diwaktu hujan ...............................................................

2) Bagaimana sistem perawatan kakao?

Jawab: Penyemprotan hama dan pemangkasan ranting yang tidak

dibutuhkan ...........................................................................................

4. Aspek penelitian dan pengembangan

1) Aapakah selama anda melakukan budidaya kakao, penyuluh pertanian aktif

dalam melakukan pembinaan kakao?

Jawab: Iya ........................................................................................................

2) Bagaimana anda mengatasi kendala yang anda hadapi dalam proses

usahatani?

Jawab: .............................................................................................................

.........................................................................................................................

3) Apakah ada penyuluh yang biasa memberikan penyuluhan?

Jawab: Ada .......................................................................................................

5. Aspek keuangan

1) Berapakah modal yang anda gunakan dalam budidaya tanaman kakao?

Jawab: 5 juta.....................................................................................................

2) Apakah modal yang dimiliki berasal dari modal pribadi atau modal

pinjaman?

Jawab: Pribadi .................................................................................................

63

3) Jika pinjaman, dari manakah anda memperolehnya?

Jawab: ..............................................................................................................

6. Aspek manajemen dan organisasi

1) Bagaimana cara anda memberikan motivasi kepada diri anda sendiri

kepada pekerja anda?

Jawab: Semangat menjalankan usahatani kakao demi membiayai keluarga .......

.........................................................................................................................

2) Bagaimana anda melakukan pengawasan terhadap karyawan yang bekerja

di anda?

Jawab: Tidak ada ..............................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

3) Adakah struktur organisasi yang dimiliki oleh petani? Struktur seperti apa?

Jawab: Kelompok tani ......................................................................................

B. Lingkungan Eksternal

1. Aspek ekonomi

1) Bagaimana kondisi perekonomian petani anda secara umum?

Jawab: Cukup membiayai keluarga...................................................................

2) Apakah petani yang memiliki perekonomian yang lebih tinggi

mendominasi petani kakao disini?

Jawab: Tidak ....................................................................................................

3) Bagaimana strategi pemasaran yang bapak terapkan dalam menjalankan

usahatani kakao?

Jawab: Kadang-kadang jual langsung kadang-kadang juga ke pengepul............

2. Aspek teknologi

1) Apakah teknologi yang digunakan untuk budidaya tanaman kakao sudah

modern?

Jawab: Belum ...................................................................................................

2) Jika sudah modern, teknologi seperti apa?

Jawab: ..............................................................................................................

64

3) Apakah dengan menggunakan teknologi modern petani mengalami

kendala?

Jawab: ..............................................................................................................

4) Bagaimana tingkat perkembangan budidaya kakao setelah menggunakan

teknologi?

Jawab: ..............................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

3. Aspek politik

1) Bagaimana jika situasi politik tidak kondusif, apakah akan berdampak

negatif ke pertanian?

Jawab: Iya berdampak ......................................................................................

4. Aspek kebijikan pemerintah

1) Apakah ada kebijakan pemerintah terhadap budidaya peningkatan kakao?

Jawab: Iya ada ..................................................................................................

2) Jika iya, kebijakan apa?

Jawab: Penyuluh...............................................................................................

3) Bagaimana cara anda memberikan solusi terhadap infrastruktur pertanian

yang belum baik dan masih banyak yang belum diperbaiki?

Jawab: Bergotong royong bersama teman dalam kelompok tani dan

membasmi hama babi .......................................................................................

4) Apakah ada koperasi usaha pembibitan komoditi di daerah anda yang

menyalurkan bantuan bibit kepada petani?

Jawab: Tidak ada ..............................................................................................

5. Aspek harga benih kakao

1) Apakah bentuk biji kakao dapat mempengaruhi hasil penjualan kakao?

Jawab: Iya dapat berpengaruh, jika biji kakao kurang bagus maka hasil

penjualannya menurun......................................................................................

2) Jika menjual biji kakao berapa harganya (Rp 1kg)?

Jawab: Harga kakao Rp 25.000 perkg sedangkan kakao kering harganya Rp

20.000 sampai Rp 22.000 perkg........................................................................