strategi pengembangan wisata air terjun curup …repository.stipram.ac.id/19/1/muhammad firly...

65
STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA AIR TERJUN CURUP PANJANG DI KABUPATEN LAHAT SUMATRA SELATAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan Gelar Sarjana Pariwisata Jurusan Hospitality Disusun Oleh : Nama : Muhammad Firly Akbar NIM : 17.02691 Jurusan : Hospitality Jenjang : Strata Satu SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMBARRUKMO (STIPRAM) YOGYAKARTA 2018

Upload: tranduong

Post on 07-Aug-2019

256 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA AIR TERJUN CURUP

PANJANG DI KABUPATEN LAHAT SUMATRA SELATAN

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan

Gelar Sarjana Pariwisata Jurusan Hospitality

Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Firly Akbar

NIM : 17.02691

Jurusan : Hospitality

Jenjang : Strata Satu

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMBARRUKMO (STIPRAM) YOGYAKARTA

2018

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat memenuhi tugas proposal penelitian artikel ilmiah,

yang berjudul “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA AIR TERJUN

CURUP PANJANG DI KABUPATEN LAHAT SUMATRA SELATAN ”. Tidak

lupa pula penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan

sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini. Terimakasih penulis

sampaikan kepada :

1. Bpk.Suhendroyono,SH,MM,M.par,.CHE selaku ketua STIPRAM.

2. Ibu Dra.Damiasih, MM,M.par,.CHE selaku pembimbing akademik.

3. Bpk.Moch Nor syamsu S.Pt , M.par,.CHE selaku kaprodi S-I.

4. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan baik

secara moril dan material.

5. Teman-teman, sahabat dan pihak-pihak yang tidak bisa di sebutkan

secara satu persatu.

Dalam pembuatan jurnal ini penulis menyadari masih banyak

kekurangan dan kesalahan yang di buat baik sengaja maupun tidak

sengaja,oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan kekurangan

tersebut dan penulis tidak menutup diri untuk menerima saran dan kritik serta

masukan.

Yogyakarta,....................

Penulis,

Muhammad Firly Akbar

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Halaman persembahan ini saya persembahan untuk :

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, rahmat, hidayah, rezeki dan

semua yang saya butuhkan.

2. Keluargaku tecintah Ayah,Ibu,Adek, terima kasih atas doa, motivasi,

semangat, cinta, kasih, sayang dan pengorbanan yang telah di berikan.

3. Sahabat sahabat ku dan Teman Teman Ngopi ku Terima kasaih selalu

menemani saya setiap hari nya untuk mengerjakan penelitian ini.

4. Bapak Nur Syamsu.S.Pt.,M.PAR,.CHE dan ibu Dra.Damiasih, MM.PAR.,

CHE Terima kasih atas segala Bantuan, Bimbingan dan motivasi.

5. STIPRAM Yogyakarta, Terima kasih atas pendidikan yang telah menuntun

saya sehingga bisa mendapatkan gelar sarjana.

vii

MOTTO

“Indah itu tak selalu ada, senang itu sementara

Jika senang jangan terlalu, jika sedih jangan terlalu”

-Nosstres-

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………………………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………………………………. iii

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………. iv

ABSTRACt ……………………………………………………………………………………………………. v

MOTTO ……………………………………………………………………………………………………….. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………………………………………. vii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………….. viii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………………………………… ix

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………………………………. x

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 3

C. Batasan Masalah ................................................................................... 3

D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4

E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 4

BAB II LANDASAN TEORI DAN METODOLOGI PENELITIAN ................................. 6

A. Landasan Teori ...................................................................................... 6

1. Pengertian Pariwisata ....................................................................... 6

2. Pengertian Pariwisata ....................................................................... 7

3. Pengertian Destinasi Wisata ............................................................ 7

4. Pengertian Strategi Pengembangan ................................................. 8

B. Metodologi Penelitian ........................................................................... 8

1. Jenis Penelitian ................................................................................. 8

ix

2. Spesifikasi Penelitian ........................................................................ 9

3. Materi Penelitian .............................................................................. 10

4. Metode Penelitian ............................................................................ 10

5. Waktu dan Tempat ........................................................................... 10

6. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 11

7. Teknik Pengelolahan Data ................................................................ 13

8. Analisis Data......................................................................................... 14

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ………………………………………… 15

A. Deskripsi Data ……………………………………………………………………………….. 15

B. Deskripsi Responden …………………………………………………………………….. 23

C. Pengaruh Faktor Lingkungan Internal …………………………………………… 28

D.Pengaruh Faktor Lingkungan Eksternal ……………………………………….... 34

E. Analisis S.W.O.T …………………………………………………………………………….. 38

F. Hasil Analisis Data ……………………………………………………………………....... 47

BAB IV PENUTUP …………………………………………………………………………………………. 50

A. Simpulan ………………………………………………………………………………………. 50

B. Saran …………………………………………………………………………………………… 50

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………… 52

LAMPIRAN ………………………………………………………………………………………………… 53

CV .................................................................................................... 54

x

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Peta Kabupaten Lahat ................................................................ 15

Gambar 2. Diagram Responden Menurut Jenis Kelamin ............................. 24

Gambar 3. Diagram Responden Menurut Umur .......................................... 25

Gambar 4. Diagram Responden Menurut Pendidikan Terakhir................... 26

Gambar 5. Diagram Responden Menurut Pekerjaan…………………………….. 27

Gambar 6. Diagram Responden Menurut Asal............................................ 28

xi

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Analisis Faktor Lingkungan Internal ................................................ 32

Tabel 2. Analisis Faktor Lingkungan Eksternal ............................................. 36

Tabel 3. Matriks Analisis SWOT ................................................................... 38

xii

ABSTARCT

STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA AIR TERJUN CURUP PANJANG

DI KABUPATEN LAHAT SUMATRA SELATAN

Muhammad Firly Akbar, 17.02691, hospitality, S1

(Sarjana Pariwisata)

Latar belakang penelitian ini ialah adanya

objek wisata Air Terjun Curup Panjang di

Kabupaten Lahat, Sumatra Selatan dimana wisata

Air Terjun Curup Panjang ini masuk sebagai

objek wisata potensial di Kabupaten Lahat. Namun

dalam pengelolaanny objek wisata Air Terjun

Curup Panjang ini mengalami penurunan kualitas

dan pengunjung. Hal ini disebabkan karena belum

adanya koordinasi antara pihak yang terkait.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.

Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah

observasi, wawancara, dokumentasi dan kuisioner sebagai

data pendukung. Data yang dikumpulkan juga bersumber

dari berbagai narasumber, seperti : Pengelola Objek

Wisata Curup Panjang, Pemerintah terkait, serta

masyarakat sekitar objek wisata Curup Panjang .

Dari penelitian ini menghasilkan beberapa

upaya yang dapat dilakukan untuk

mengembangkan objek wisata Air Terjun Curup

Panjang agar menjadi destinasi unggulan di

Kabupaten Lahat. Dimana upaya pengembangan

tersebut memerlukan kerjasama dan dukungan

yang baik dari pihak-pihak yang terkait. Seperti,

pengelola Objek Wisata Air Terjun Curup Panjang

harus melakukan koordinasi dengan pemerintah

dan investor dalam pengelolaan objek wisata Air

Terjun Curup Panjang .

Muhammad Firly Akbar, 17.02691, hospitality, S1

(Sarjana Pariwisata)

The background of this research is the

existence of Curup Panjang Waterfall object in

Lahat regency, South Sumatra where Curup

Panjang Waterfall tour is included as a potential

tourism object in Lahat Regency. However, in the

management of this attraction Curup Long

Waterfall has decreased quality and visitors. This is

because there is no coordination between the

parties concerned.

This study uses a qualitative method. Data

collection techniques used were observation,

interview, documentation and questionnaire as

supporting data. The data collected is also sourced

from various sources, such as: Management of

Curup Panjang Tourism Object, related

Government, and the public around Curup Long

attraction.

From this research resulted some effort that

can be done to develop Curup Panjang Waterfall

object to become the leading destination in Lahat

Regency. Where such development efforts require

good cooperation and support from the parties

concerned. Like, the manager of Curup Panjang

Waterfall Tourism Object should coordinate with

the government and investors in the management of

the attraction of Curup Long Waterfall.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan

suatu industri yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa

atau produk yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu tidak hanya

dalam jasa yang di hasilkan, tetapi juga dalam besarnya perusahaan, lokasi

tempat kedudukan, letak geografis, fungsi bentuk organisasi yang mengelola dan

metode atau cara pemasaranya.

Pariwisata adalah suatu kegiatan yang menyediakan jasa akomodasi,

transportasi, makanan, rekreasi serta jasa-jasa lainnya yang terkait.Perdagangan

pariwisata melibatkan berbagai aspek.Aspek-aspek tersebut antara lain aspek

ekonomi, budaya, sosial, agama, lingkungan, keamanan, dan aspek

lainnya.Aspek yang mendapatkan perhatian paling besar dalam pembangunan

pariwisata adalah aspek ekonomi.Terkait dengan aspek ekonomi inilah pariwisata

dikatakan sebagai suatu industri. Bahkan kegiatan pariwisata dikatakan sebagai

suatu kegiatan bisnis yang berorientasi dalam penyediaan jasa yang dibutuhkan

wisatawan

Pariwisata di Indonesia merupakan salah satu sektor yang memiliki potensi

besar untuk mendukung roda perekonomian negara.Berbagai lokasi wisata

dengan beragam budaya yang melekat dapat ditemukan di sepanjang wilayah

2

Bumi Pertiwi kian menarik perhatian pengunjung, baik wisatawan lokal maupun

asing.Hal inilah yang menjadi kekuatan bagi pengembangan pariwisata di

Indonesia hingga saat ini.

Lahat adalah suku bangsa yang menetap terutama di Kabupaten Lahat,

Provinsi Sumatera Selatan.Orang Lahat menyebut diri mereka jeme Lahat.Di

kalangan masyarakat Lahat sendiri sebenarnya masih dikenal lagi pembagian

kelompok masyarakatnya.Kelompok-kelompok masyarakat yang masih

tergolong ke dalam kelompok Lahat tersebut adalah orang Lematang, Kikim,

Pasemah, dan Lintang, sehingga dulu mereka sering juga disebut kelompok

Lekipali.Bahasa Lahat termasuk rumpun bahasa Melayu dengan dialek sendiri.

Di antara kelompok-kelompok khusus yang disebut Lekipali tersebut juga

berkembang dialek-dialek tersendiri yang berbeda satu sama lain. Dari perbedaan

dialek tersebut mereka saling mengetahui asal lawan bicaranya.

Curup Panjang adalah sebuah air terjun yang terletak di Kabupaten Lahat,

Sumatera Selatan. Air terjun yang lokasinya berjarak sekitar dua kilometer dari

Desa Tanjung Sirih, Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat ini memiliki

ketinggian berkisar 50an meter.Sekelilingnya tumbuh pepohonan dan berbagai

vegetasi yang menambah pesona Curup Panjang. Hutan yang tumbuh di kawasan

ini menjadi habitat hidup beragam fauna.Jadi, jangan heran jika sesekali

terdengar suara atau bahkan berjumpa hewan-hewan hutan. Air yang tercurah

dari Curup Panjang jatuh ke semacam kolam di bawah air terjun lalu mengalir ke

3

sungai kecil.Pengunjung dapat menikmati asyiknya berendam dan berendam di

kolam bawah air terjun yang airnya bersih dan dingin.

B. Rumusan Masalah

Dengan adanya latar belakang yang telah disebutkan diatas, maka penulis

membuat beberapa rumusan masalah yang berkaitan dengan bagaimana

pengelolaan Air Terjun Curup Panjang supaya dapat berkembang. Rumusan

masalah tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Bagaimana peran masyarakat dalam pengembangan Wisata Air Terjun Curup

Panjang di Kabupaten Lahat ?

2. Bagaimana peran pemerintah dalam pengembangan Wisata Air Terjun Curup

Panjang di Kabupaten Lahat ?

3. Bagaimana Upaya pengembangan Wisata Air Terjun Curup Panjang destinasi

unggulan di Kabupaten Lahat ?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah di lakukan untuk mempermudah penulis agar fokus

terhadap penelitian yang akan di lakukan dalam pengembangan potensi wisata

alam, peran pemerrintah dan lembaga serta masyarakat dalam upaya

mengembangkan potesi wisata Air Terjun curup panjang sebagai destinasi

unggulan di Kabupaten Lahat

4

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penulisan artikel ini sebagai berikut:

1. Mengetahui peran masyarakat dalam pengembangan Air Terjun Curup

Panjang di kabupaten Lahat.

2. Mengetahui peran pemerintah dalam pengembangan Air Terjun Curup

Panjang di kabupaten Lahat

3. Sebagai salah satu syarat penulis untuk mendapatkan gelar Sarjana Pariwisata

dari Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian

Dengan adanya artikel yang berjudul Strategi Pengembangan Wisata Air

Terjun Curup panjang di kabupaten Lahat, semoga dapat bermanfaat bagi:

1. Manfaat Bagi Penulis

a. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pengelolaan

Obyek wisata Air Terjun Curup Panjang

b. Untuk memenuhi syarat kelulusan dalam menyelesaikan program

strata satu Hospitality Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo

(STIPRAM) Yogyakarta.

2. Manfaat Bagi Lembaga Pendidikan (STIPRAM)

a. Mampu menjadi salah satu referensi dan tambahan literatur pustaka di

bidang pariwisata, terutama bagi mahasiswa STIPRAM.

5

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat membentuk mahasiswa

yang profesional di bidang pariwisata, yang nantinya sebagai bekal

untuk memasuki dunia kerja.

3. Manfaat Bagi Masyarakat

Menambah wawasan bagi masyarakat Desa Tanjung Sirih,

Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat, Sumatra Selatan, untuk

membantu mengembangkan dan mengelola wisata Air Terjun Curup

Panjang .

4. Manfaat Bagi Pemerintah

Sebagai masukan bagi pemerintah daerah setempat terutama Dinas

Pariwisata& Kebudayaan Kabupaten Lahat, Sumatra Selatan dalam

mengambil kebijakan khususnya dalam pengelolaan daya tarik wisata

unggulan dengan berbagai permasalahan yang dihadapinya.

6

BAB II

LANDASAN TEORI DAN METODE PENELITIAN

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pariwisata

Dalam UU No 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan telah dijelaskan

bahwa pengengrtian kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang

terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang

muncul sebagai wujud setiap orang dan negara antara wisatawan dan

mayarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah

danPengusaha.UU No 10 tahun 2009 menjelaskan pariwisata adalah

berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta

layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan

PemerintahDaerah.(UU No.10 tahun 2009)

Pariwisata merupakan industri yang memiliki relasi kuat dengan

lingkungan hidup karena fitur alam sebagai atraksi, adanya aspek

lingkungan yang dibangun untuk kebutuhan fasilitas dan infrastruktur, serta

pembangunan pariwisata dan konsumsi wisatawan yang menghasilkan

dampak lingkungan.(Nurdiyansah, 2014 : 16)

7

2. Pengertian wisatawan

Kata wisatawan (tourist) merujuk kepada orang.Secara umum

wisatawan menjadi subset atau bagian dari traveller atau visitor. Untuk

dapat disebut sebagai wisatawan, seseorang haruslah seorang traveller,

tetapi tidak semua traveller adalah tourist. Traveller memiliki konsep yang

lebih luas, yang dapat mengacu kepada orang yang mempunyai beragam

peran dalam masyarakat yang melakukan kegiatan rutin ke tempat kerja,

sekolah dan sebagainya sebagai aktivitas sehari hari. Orang–orang menurut

kategori ini sama sekali tidak dapat di katakan sebagaitourist.

Pengertian umum biasanya dipakai dalam pemikiran dan komunikasi

sehari – hari ketika seseorang mendeskripsikan berbagai perilaku atau

perwujudan, baik orang maupun tempat yang touristy (tempat yang banyak

dikunjungi orang sehingga dianggap daerah wisata) atau touristic (sifat

yang mencerminkan seseorang berperilaku seperti seorang wisatawan).

(Pitana,2009:35-36)

3. Pengertian Destinasi Pariwisata

Destinasi merupakan suatu tempat yang dikunjungi dengan waktu

yang signifikan selama perjalanan seseorang dibandingkan dengan tempat

lain yang dilalui selama perjalanan (misalnya daerah transit). Suatu tempat

8

pasti memiliki batas – batas tertentu, baik secara aktual maupun hukum.

(Pitana,2009 : 126)

4. Pengertian Srategi Pengembangan

Startegi pengembangan kepariwisataan bertujuan untuk

mengembangkan produk dan pelayanan yang berkualitas,seimbang dan

bertahap.(Suwantoro,2004:55)

Langkah pokok:

a. Mempertajam dan memantapkan citra kepariwisataan

b. Meningkatkan mutu tenaga kerja

c. Meningkatkan mutu pengelolaan

d. memanfaatkan produk yang ada

e. Memperbesar saham dari pasar pariwisata yang telah ada

B. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Sugiyono (2017:7) metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai

metode baru.Karena popularitasnya belum lama, danamakan metode

postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode

ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih

bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive

9

karena data hasil penelitiannya lebih berkenaan dengan interpretasi

terhadap data yang ditemukan di lapangan.

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna pada generalisasi.

2. Spesifikasi Penelitian

Sesuai dengan materi penelitian yang penulis buat, maka untuk

menyetarakan materi penelitian dengan tema Destination antara jurnal

ilmiah “Domestic Case Study yang berjudul “MAKAM RAJA–RAJA

SEBAGAI DESTINASI WISATA IMOGIRI YOGYAKARTA” dan

jurnal ilmiah Foreign Case Study yang berjudul “DAYA TARIK

KEINDAHAN LASER BUDDHA KHO CHI CHAN SEBAGAI DESTINASI

UNGGULAN DI THAILAND” maka dalam penulisan Proposal Artikel

Ilmiah ini judul yang penulis buat adalah” STRATEGI PENGEMBANGAN

WISATA AIR TERJUN CURUP PANJANG DI KABUPATEN LAHAT,

SUMATRA SELATAN” Penelitian ini memfokuskan pada pengembangan

potensi yang meliputi rencana pengembangan atau strategi pengembangan

di destinasi obyek wisata. Tujuannya agar destinasi wisata Air Terjun

10

Curup Panjang dapat menjadi destinasi wisata yang dikenal di masyarakat

dalam Negeri maupun Luar Negeri.

3. Materi Penelitian

Sesuai dengan judul yang penulis ajukan, yakni "Strategi

Pengmbangan Wisata Air Terjun Curup Panjang di Kabupaten Lahat,

Sumatra Selatan" , dikarenakan tempat ini masih layak untuk dikelola untuk

tujuan wisata di provinsi Sumatera Selatan umumnya, dan kabupaten Lahat

khususnya.

4. Metode Penelitian

Dalam penyusunan artikel ilmiah ini, penulis menggunakan metode

penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode

naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah

(natural setting) di sebut juga metode etnographi,karena pada awalnya

motede ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi

budaya, disebut sebagi metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan

analisisnya lebih bersifat kualitatif. (Sugiyono,2017:8)

5. Waktu dan Tempat

Dalam melakukan penelitian ini, penulis melaksanakan

kunjunganpada bulan maret tahun 2018 di Air Terjun Curup Panjang, Desa

Pulau Pinang, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan.

11

6. Teknik pengumpulan data

a. Observasi Terus-terang atau Tersamar

Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data

menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang

melakukan penelitian jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal

sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti

juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini dapat

menghindari kalau suatu data yang di cari merupakan data yang masih

dirahasiakan. kemungkinan kalau di lakukan dengan terus terang,

maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan

observasi.(Sugiyono,2017:228)

b. Wawancara Semi-struktur

Jenis wawancara ini sdah termasuk dalam kategori in-dept

interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibaningkan

wawncara terstruktur. Tujaun dari wawancara jenis ini adalah untuk

menemukan permasalahn secara lebih terbuka, dimana pihak yang di

ajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan

wawancara peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa

yang dikemukakan oleh informan.(Sugiyono,2017:233)

12

c. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalau.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Dokumen berbentuk tulisan misalnya

catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi,

peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto,

gambar hidup, sketsa dan lain- lain. Dokumen yang berbentuk karya

misalnya seni, dapat berupa gambar, patung, film, dan lain- lain. Studi

dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi

dan wawancara dalam penelitian kualitatif.(Sugiyono, 2017: 240)

d. Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai

teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai

teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti

melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya

peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data,

yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan

data dan berbagai sumber data.(Sugiyono, 2017: 241)

13

7. Teknik Pengolahan Data

a. Data Reduction (ReduksiData)

Data yang di peroleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,

untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah

dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan

semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan

analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berati merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting,dicari tema dan polannya. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya

bila diperlukan.(Sugiyono, 2017: 247)

b. Data Display (PenyajianData)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa di lakukan

dalambentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart

dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data

dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat

naratif.(Sugiyono, 2017: 249 )

c. ConclusionDrawing/verification

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

aan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung

14

pada tahap pengumpulan data berikutnya.Tetapi,apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

kosisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel. Dengan

dimikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat

menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin

juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan

rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara

dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.(Sugiyono,

2017: 252)

8. Analisis Data

Adapun teknik analisa data yang bisa di lakukan penulis dalam

penelitian ini salah satunya adalah analisis SWOT. Analisa SWOT

digunakan untuk mengidentifikasi relasi-relasi sumberdaya pariwisata

dengan sumberdaya lainnya. SWOT adalah singkatan dari lingkungan

internal stenght dan weakneses serta lingkungan eksternal opportunities

dan Theats yang dihadapi di dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan

antara faktor eksternal peluang(oppurtunites) dan ancaman (Theats) dengan

faktor internal kekuatan(Strenght) dan kelemahan(Weakness). (Rangkuti,

2015: 20)

15

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data

1. kabupaten Lahat

Kabupaten Lahat

Lambang Kabupaten Lahat

Moto: Seganti Setungguan

16

Peta lokasi Kabupaten Lahat di Sumatera Selatan

Koordinat: 3,25° - 4,5° LS

102,37° - 103,45° BT

Provinsi Sumatera Selatan

Dasar hukum UU No. 22 Tahun 1948, UU No.

22 Tahun 1999

Tanggal peresmian 20 mei 1869

Ibu kota Lahat

Pemerintahan

- Bupati H. Saifudin Aswari Riva'i, S.E.

- DAU Rp. 566.788.216.000.-(2013)[1]

Luas 4.361,83 km2

17

Batas wilayah

Utara Kabupaten Muara Enim dan kabupaten Musi Rawas

Selatan Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kota Pagar Alam

Populasi

- Total 384.600 jiwa (2013)

- Kepadatan 88,17 jiwa/km2

Demografi

- Kode area telepon 0731

Pembagian administratif

- Kecamatan 22

- Kelurahan 527 (14 kelurahan, 509 desa

definitif, 4 desa persiapan)

Simbol khas daerah

Situs web www.lahatkab.go.id

18

Barat Kabupaten Empat Lawang

Timur Kabupaten Muara Enim

Kabupaten Lahat adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera

Selatan. Kabupaten Lahat sebenarnya hanya terdiri 7 kecamatan induk yaitu

Lahat, Kikim, Kota Agung, Jarai, Tanjung Sakti, Pulau Pinang, dan Merapi.

Namun pasca pemekaran, jumlah Kecamatan di Kabupaten Lahat bertambah

menjadi 22 kecamatan

Sekitar tahun 1830 pada masa kesultanan Palembang di Kabupaten Lahat

telah ada marga, marga-marga ini terbentuk dari sumbai-sumbai dan suku-

suku yang ada pada waktu itu seperti Lematang, Basemah, Lintang, Gumai,

Tebing Tinggi, dan Kikim. Marga merupakan pemerintahan bagi sumbai-

sumbai dan suku-suku. Marga inilah merupakan cikal bakal adanya

Pemerintah di Kabupaten Lahat.

Pada masa Inggris berkuasa di Indonesia, marga tetap ada. Dan, pada

masa kekuasaan Belanda sesuai dengan kepentingannya pada waktu itu,

pemerintahan di Kabupaten Lahat dibagi dalam afdeling (Keresidenan) dan

onder afdelling (kewedanan). Dari 7 afdelling yang terdapat di Sumatera

19

Selatan, di Kabupaten Lahat terdapat 2 (dua) afdelling yaitu afdelling Tebing

Tinggi dengan 5 (lima) daerah onder afdelling, dan afdelling Lematang Ulu,

Lematang Ilir, Kikim serta Basemah dengan 4 onder afdelling. Dengan kata

lain, (waktu itu) di Kabupaten Lahat terdapat 2 keresidenan. Pada tanggal 20

Mei 1869 afdelling Lematang Ulu, Lematang Ilir, serta Basemah beribu kota

di Lahat dipimpin oleh PP Ducloux, dan posisi marga sebagai bagian dari

afdelling. Tanggal 20 Mei akhirnya ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten

Lahat sesuai dengan Keputusan Gebernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera

Selatan No. 008/SK/1998 tanggal 6 Januari 1988.

Masuknya tentara Jepang pada tahun 1942, afdelling yang dibentuk oleh

Pemerintah Belanda diubah namanya menjadi sidokan. Sidokan ini dipimpin

oleh orang pribumi atas penunjukkan pemerintah militer Jepang dengan nama

Gunco dan Fuku Gunco. Kekalahan Jepang pada tentara sekutu pada tanggal

14 Agustus 1945 dan bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya

pada tanggal 17 Agustus 1945, maka Kabupaten Lahat merupakan salah satu

kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan UU No. 22 Tahun 1948,

Keppres No. 141 Tahun 1950, PP Pengganti UU No. 3 Tahun 1950 tanggal 14

Agustus 1950. Kabupaten Lahat dipimpin oleh R. Sukarta Marta Atmajaya,

kemudian diganti oleh Surya Winata dan Amaludin dan dengan PP No. 1959

tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dalam Tingkat I provinsi Sumatera

Selatan,sehingga Kabupaten Lahat resmi sebagai Daerah Tingkat II hingga

20

sekarang, dan diperkuat dengan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi

Daerah dan diubah dengan UU No. 32 Tahun 2004 menjadi Kabupaten Lahat.

b. Wisata Air Terjun Curup Panjang

Curup Panjang adalah sebuah air terjun yang terletak di Kabupaten Lahat,

Sumatera Selatan Air terjun yang lokasinya berjarak sekitar dua kilometer dari

Desa Tanjung Sirih, Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat ini memiliki

ketinggian berkisar 50an meter.Sekelilingnya tumbuh pepohonan dan berbagai

vegetasi yang menambah pesona Curup Panjang.Hutan yang tumbuh di

kawasan ini menjadi habitat hidup beragam fauna. sesekali terdengar suara

atau bahkan berjumpa hewan-hewan hutan. Air yang tercurah dari Curup

Panjang jatuh ke semacam kolam di bawah air terjun lalu mengalir ke sungai

kecil. Wisatawan dapat menikmati asyiknya berenang dan berendam di kolam

bawah air terjun yang airnya bersih dan dingin. Air terjun Curup Panjang

layak menjadi bagian dari destinasi unggulan wisata Kabupaten Lahat.

Apalagi, air terjun ini letaknya dekat dengan komplek

Namun sangat di sayangkan objek wisata Air Terjun Curup Panjang ini

belum mempunyai fasilitas yang memadai seperti toilet, tempat sampah,

tempat ibadah, ruang ganti pakaian dan warung makan. Masih perlu banyak

lagi pembenahan terhadap fasilitas. untuk akses menuju Wisata Air Terjun

Curup Panjang ini lumayan susah di jangkau karena belum adanya plang

penujuk arah, rata-rata wisatawan mengandalkan gps dan bertanya ke warga

21

sekitar. Mayoritas Sumber Daya Manusia yang ada di curup panjang masih

belum professional dikarenakan rendahnya pendidikan dan kurangnya

pelatihan bagi warga. Rata-rata pendidikan SDM yang ada di curup panjang

ini berpendidikan antara SD-SMA. Hubungan Antara Sumber Daya Manusia

di Objek Wisata Curup Panjang ini sudah baik antar pengelolah tetapi

kurangnya keharmonisan antara pengelola air tejun curup panjang dan dinas

pariwisata kabupaten lahat yang mengakibatkan lambannya pergerakan untuk

pengembangan curup panjang itu sendiri. pengelolaan objek wisata Air Terjun

Curup panjang ini berasal dari Dana desa dan dari retrebusi tiket masuk.

Untuk biaya tiket masuk yaitu Rp. 30.000 untuk mobil dan Rp.10.000 untuk

motor.

kunjungan wisatawan Untuk hari-hari biasa berkisar antara 10 - 30

orang wisatawan perhari terkadang tidak ada pengunjung sama sekali. Tetapi

apabila ketika hari libur nasional dan weekend cukup ramai dikunjungi

wisatawan. Puncaknya pada liburan taun baru kemarin wisatawan

membeludak sampai sekitar 1000 wisatawan perhari. Air Terjun Curup

Panjang Baru melakukan promosi melalui media sosial seperti Instagram,

Facebook dan youtube. pesaing dari objek wisata Air Terjun Curup panjang

ini yaitu objek wisata Air Terjun Curup Buluh karena objek wisata ini lebih

dahulu berkembang dan sudah di kelolah oleh dinas Pariwita Kabupaten

Lahat. Wisata Air Terjun Curup Panjang ini adalah di targetkan untuk semua

22

kalangan dan semua usia. Belum ada Regulasi yang jelas terkait penggelolaan

objek Wisata Curup Panjang ini karena belum ada kerjasama antara pihak

pengelolah air terjun curup panajng dan dinas pariwisata Kabupaten Lahat

Di sepanjang jalur menuju air terjun ini, Wisatawan dapat menyaksikan

perbukitan, hamparan sawah, kebun kopi dan juga aliran Sungai

Lematang.Jangan lupa singgah di Desa Tanjung Sirih, Kecamatan Pulau

Pinang, Kabupaten Lahat.Di daerah ini wisatawan bisa singgah untuk

membeli makanan khas Lahat, lemang. untuk bisa sampai ke lokasi air terjun

jika pengunjung datang dari Kota Lahat, yang menjadi ibu kota kabupaten

Lahat, cukup menempuh jarak 20 kilometer menggunakan kendaraan

bermotor.Setibanya di Kecamatan Pulau Pinang, wisatawan bisa meminta

bantuan petunjuk arah kepada warga setempat untuk mendapat arah menuju

ke Curup Panjang. Selain Curup Panjang dan situs megalitikum, Kecamatan

Pulau Pinang ini juga memiliki banyak tempat wisata menarik, diantaranya

Air Terjun Buluh dan Air Terjun Maung.Para pecinta air terjun sebaiknya

meluangkan waktu beberapa hari jika melancong ke Kabupaten

Lahat.Terdapat ratusan air terjun di Kabupaten Lahat yang membuat

Pemerintah kabupaten Lahat sampat membidik rekor pemilik air terjun

terbanyak ke Museum Rekor Indonesia (MURI).Sebelumnya Lahat sudah

mencatatkan diri sebagai kabupaten yang mempunyai situs megalitikum

terbanyak di Indonesia.

23

B. Deskripsi Responden

1. Data Responden

Deskripsi responden adalah menguraikan identitas responden dalam

penelitian. Dengan menguraikan identitas responden akan diketahui sejauh

mana identitas responden dalam penelitian ini. Deskripsi responden diperoleh

dari hasil wawancara dan kuisioner selama penelitian terhadap beberapa

narasumber yang berkompeten dibidangnya seperti Dinas Pariwisata,

Pengelola objek wisata, Wisatawan dan Masyarakat sekitar objek

wisata.Dalam penelitian ini penulis menggunakan 75 responden untuk

mengetahui klasifikasi menurut umur, jenis kelamin, pendidikan serta

pekerjaan responden. Berikut merupakan deskripsi identitas responden:

2. Data Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis kelamin responden yang digunakan dalam penelitian ini terbagi

menjadi dua yaitu pria dan wanita. Setelah melakukan wawancara dan

kuisoner terhadap 75 responden,dari 75 responden diketahui sebanyak 56%

terdiri dari 41 orang responden adalah pria dan 44% terdiri dari 34 orang

responden adalah wanita, total responden 100%. Dari persentasi tersebut dapat

disimpulkan bahwa penulis melakukan wawancara yang lebih banyak

terhadap responden pria.

24

G

a

m

b

a

r

2 : Diagram Responden Menurut Jenis Kelamin

3. Data Responden Menurut Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia dibedakan menjadi 4 kelompok,

yaitu rentang usia 16 - 25 tahun, 26 - 35 tahun, 36 - 45 tahun, 46 - 55 tahun.

Dari 75 orang responden, diketahui sebanyak 60% terdiri dari 45 orang berada

direntang usia 16 - 25 tahun, 20% terdiri dari 15 orang berada direntang usia

26 - 35 tahun, 10,7% terdiri dari 8 orang berada direntang usia 36 - 45 tahun,

9,3% terdiri dari 7 orang berada direntang usia 46 – 55 tahun. Berikut adalah

diagram jumlah respondenya.

Laki-Laki

56%

Wanita

44%

Responden Menurut Jenis Kelamin

25

Gambar 3 : Diagram Responden Menurut Umur

4. Data Responden Menurut Pendidikan

Berdasarkan hasil data wawancara dan kuisioner tentang pendidikan

terakhir responden penulis kategorikan dalam 6 kelompok, yaitu Tidak

Sekolah, SD/Sederajat, SMP/Sederajat, SMA/Sederajat, Diploma/Sarjana,

Pascasarjana. Dari 75 responden diketahui sebanyak 1% terdiri dari 4 orang

Tidak Sekolah, 37% terdiri dari 28 orang lulusan SMP/Sederajat, 52% terdiri

dari 39 orang lulusan SMA/Sederajat, 7% terdiri dari 5 orang lulusan

Diploma/Sarjana, 3% terdiri dari 2 orang lulusan Pascasarjana. Untuk yang

pendidikan terakhir SD/Sederajat tidak ada. Berikut diagramnya

16-25 60%

26-35 20%

36-45 11%

46-55 9%

Responden Menurut Usia

26

3% 4%

5%

63%

20%

Responden Menurut Pendidikan

Tidak Sekolah = 2 orang

SD/Sederajat = 3 orang

SMP/Sederajat = 4 orang

SMA/Sederajat = 42 orang

Diploma/Sarjana = 15 orang

Pascasarjana = 4 orang

Gambar 4 : Diagram Responden Menurut Pendidikan Terakhir

5. Data Responden Menurut Pekerjaan

Responden yang diwawancarai dan mengisi kuisioner penulis memiliki

latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil wawancara

jenis pekerjaan dimiliki responden adalah sebagai berikut Pelajar/Mahasiswa

sejumlah 49,3% terdiri dari 37 orang, Wiraswasta sejumlah 12% terdiri dari 9

orang, PNS/TNI/POLRI sejumlah 28% terdiri dari 21 orang, Swasta 6,7%

terdiri dari 5 orang, Ibu Rumah Tangga 6,7% terdiri dari 5 orang . Berikut

diagramnya:

27

56% 17%

12%

11%

3%

Responden Menurut Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa = 42orang

Wiraswasta = 13orang

PNS/TNI/POLRI = 9orang

Swasta = 8orang

Ibu Rumah Tangga = 2orang

Gambar 5 : Diagram Responden Menurut Pekerjaan

6. Data Responden Berdasarkan Asal

Responden yang diwawancarai dan mengisi kuisioner penulis memiliki

latar belakang berdasarkan asal yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil

wawancara menurut asal responden adalah sebagai berikut Luar Kota

sejumlah 26,7% terdiri dari 20 orang, Dalam Kota 70,7% terdiri dari 53 orang,

Luar Provinsi sejumlah 2,7% terdiri dari 2 orang,. Berikut diagramnya

28

Gambar 6 : Diagram Responden Menurut Asal

C. Analisis Data

1. Analisis Faktor Lingkungan Data

Dalam melakukan penelitian terhadap objek wisata Air Terjun Curup

Panjang di Desa Pulau Pinang, Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat

Sumatra Selatan, Peneliti melakukan analisa terkait beberapa faktor internal

dalam lingkup destinasi ini. Berikut beberapa hasil analisa faktor lingkungan

internal yang peneliti dapatkan di lapangan :

a. Daya Tarik

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009

Tentang Kepariwisataan, Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang

memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman

Luar Kota 27%

Dalam Kota 73%

Luar Provinsi 0%

Data Responden Menurut Asal

29

kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran

atau tujuan kunjungan wisatawan. Di objek Wisata Air Terjun Curup

Panjang ini memiliki potensi alamnya yang sangat bagus. Keindahan

yang terkandung di pemandangan tempat wisata ini sangat mengagumkan

air terjun yang mempunyai ketinggian 50-60 meter ini makin ramai di

kunjungi wisatawan di hari-hari libur terutama pasangan muda mudi. Di

sekitar lokasi air terjun masih terdapat pohon-pohon besar yang di

perkirakan berumur ratusan tahun yang menambah daya tarik tersndiri

bagi objek wisata yang menjadi andalan kab lahat ini. Berlokasi di daerah

perbukitan tentunya mempunyai suhu yang dingin dan sejuk di tambah

lagi suasana lingkungan yang masih di huni binatang binatang yang mulai

langka.

b. Organisasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan cara wawancara,

observasi, dan kuesioner di objek wisata Air Terjun Curup Panjang.

Sudah ada organisisi. Organisasi ini di bentuk oleh inisiatip dari tuan

tanah yang mempunyai lahan di sekitaran Wisata Air Terjun curup

Panjang. Organisasi ini beranggota 16 orang di antaranya 15 orang dari

tuan tanah dan 1 orang dari perangkat desa. Organisasi ini telah di resmi

kan oleh kepala desa setempat namun belum di ketahui oleh Dinas

Pariwisata Kabupaten lahat. Organisasi ini telah mempunyai struktur

30

organisasinya sendiri yang gunanya untuk memudahkan kerja para

anggotanya.

c. Fasilitas

Fasilitas merupakan salah satu faktor untuk meningkat kan

kunjungan. wisatawan Berdasarkan hasil wawancara, observasi,

kuesioner dan dokumentasi, dapat disimpulkan bahwa objek wisata Air

Terjun Curup Panjang ini belum mempunyai fasilitas yang memadai

seperti toilet, tempat sampah, tempat ibadah, ruang ganti pakaian dan

warung makan. Masih perlu banyak lagi pembenahan terhadap fasilitas

pendukung lainnya. Wisatawan mengeluhkan jauhnya perjalanan dari

parkiran menuju objek wisata curup panjang ini di tambah lagi belum

adanya jalan setapak yang permanen untuk menuju objek wisata tersebut.

Wisatawan juga mengeluhkan tangga yang di gunakan untuk menuju ke

objek wisata curup panjang tangga ini terkesan di buat seadanya tampa

memperhatikan keselamatan wisatawan tangga ini di buat menggunakan

bambu dan bila mana hujan turun tangga ini sangat membhayakan

wisatawan karena licin dan curam.

d. Aksesbilitas

Dari hasil observasi dan wawancara dengan beberapa narasumber

menyatakan bahwa untuk akses menuju Wisata Air Terjun Curup Panjang

ini lumayan susah di jangkau karena belum adanya plang penujuk arah,

rata-rata wisatawan mengandalkan gps dan bertanya ke warga sekitar.

31

Untuk menuju Objek Wisata Curup Panjang dan mayoritas wisatawan

menggunakan kendaraan pribadi karena belum tersedianya transportasi

umum menuju kesana.

e. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia mempunyai peran penting dalam pengelolan

dan pengembangan suatu objek wisata. Sumber Daya Manusia yang ada

di Objek wisata Air terjun curup panjang ini belum sepenuhnya siap.

Rata-rata Sumber Daya Manusia yang ada di curup panjang masih belum

professional dikarenakan rendahnya pendidikan dan kurangnya pelatihan

bagi warga. Rata-rata pendidikan SDM yang ada di curup panjang ini

berpendidikan antara SD-SMA. Sangat di sayangkan selama ini belum

adanya pelatihan tentang professonalisme bekerja dalam industri

pariwisata di curup panjang ini .

f. Hubungan Antar Sumber Daya Manusia

Hubungan Antar Sumber Daya Manusia sangatlah penting demi

kelancaran dan keberlangsungan pengelolahan Objek Wisata Air Terjun

Curup Panjang. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara. Hubungan

Antara Sumber Daya Manusia di Objek Wisata Curup Panjang ini sudah

baik antar pengelolah tetapi kurangnya keharmonisan antara pengelola air

tejun curup panjang dan dinas pariwisata kabupaten lahat. yang

32

mengakibatkan lambannya pergerakan untuk pengembangan curup

panjang itu sendiri.

g. Pendanaan

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dana untuk

pengembangan dan pengelolaan objek wisata Air Terjun Curup panjang

ini berasal dari Dana desa dan dari retrebusi tiket masuk. Belum ada

kerjasama terkait pendanaan untuk pengelolaan objek wisata baik dari

pemerintah terkait khususnya dinas pariwasata maupun pihak ketiga atau

swasta.. Dari hasil penjualan tiket masuk biasanya digunakan juga untuk

biaya operasional. Untuk biaya tiket masuk yaitu Rp. 30.000 Untuk mobil

dan Rp.10.000 untuk motor.

Tabel.1

Faktor Lingkungan Internal

No

Faktor

Strenght

(Kekuatan)

Weakness

(Kelemahan)

1

Keindahan yang terkandung di

pemandangan tempat wisata ini

sangat mengagumkan air terjun yang

mempunyai ketinggian 50-60 meter

-

2 Sudah ada organisasi dan sudah ada

33

struktur organisasinya yang

memudahkan kerja anggotanya

-

3 Air Terjun Curup Panjang belum

mempunyai fasilitas yang memadai

seperti toilet, tempat sampah, tempat

ibadah, ruang ganti pakaian dan

warung makan

-

4

Aksesbilitas susah di jangkau karena

belum adanya plang penujuk arah,

rata-rata Wisatawan mengandalkan

gps dan bertanya ke warga sekitar

-

5 Sumber Daya Manusia yang ada di

Objek wisata Air terjun curup

panjang ini belum sepenuhnya siap.

dikarenakan rendahnya pendidikan

dan kurangnya pelatihan bagi warga

-

6 Hubungan Antara Sumber Daya

Manusia di Objek Wisata Curup

Panjang ini sudah baik antar

pengelolah tetapi kurangnya

keharmonisan antara pengelola air

-

34

tejun curup panjang dan dinas

pariwisata kabupaten lahat

7 Belum ada kerjasama terkait

pendanaan untuk pengelolaan objek

wisata baik dari pemerintah terkait

khususnya dinas pariwasata maupun

pihak ketiga atau swasta

-

2. Analisis Faktor Lingkungan Eksternal

Dalam melakukan penelitian terhadap objek wisata Air Terjun Curup

Panjang di Desa Tanjung Sirih, Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten

Lahat Sumatra Selatan, Peneliti melakukan analisa terkait beberapa faktor

eksternal dalam lingkup destinasi ini. Berikut beberapa hasil analisa faktor

lingkungan internal yang peneliti dapatkan di lapangan :

a. Regulasi

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola objek wisata Air

Terjun Curup Panjang dan dinas Pariwisata Kabupaten Lahat mengenai

Regulasi. Belum ada Regulasi yang jelas terkait penggelolaan objek Wisata

Curup Panjang ini. Selain itu belum adanya koordinasi antara pengelola

objek Wisata Curup Panjang dengan dinas pariwisata sehingga tidak ada

regulasi yang mengatur tentang pengelolaan pariwisata disana. Dari hal

35

tersebut pemerintah khususnya dinas pariwisata berharap agar pihak

Pengelolah segera melakukan koordinasi terkait regulasi yang mengatur

tentang pengelolaan di objek wisata Air Terjun Curup Panjang.

b. Wisatawan

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan kuesioner jumlah

kunjungan wisatawan Untuk hari-hari biasa berkisar antara 10 - 30 orang

wisatawan perhari terkadang tidak ada pengunjung sama sekali. Tetapi

apabila ketika hari libur nasional dan weekend cukup ramai dikunjungi

wisatawan. Puncaknya pada liburan taun baru kemarin wisatawan

membeludak sampai sekitar 1000 wisatawan perhari Namun untuk hari

biasa seperti hari senin- kamis dapat dikatakan sangat sepi dari kunjungan

wisatawan. Untuk wisatawan lebih di dominasi oleh kalangan remaja

c. Promosi

Promosi merupakan hal yang penting di lakukan untuk

memperkenalkan daya tarik wisata yang ada sehingga dapat menambah

kunjungan wisatwan yang secara otomatis dapat menambah pendapatan.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan kuesioner pengelolah

wisata Air Terjun Curup Panjang Baru melakukan promosi melalui media

sosial seperti Instagram, Facebook dan youtube .

d. Pesaing

Pesaing adalah anacaman bagi semua objek wisata, tentunya hal ini

berkaitan denga jumlah kedatangan pengunjungan. Berdasarkan observasi

36

dan wawancara yang peneliti lakukan menyimpulkan bahwa pesaing dari

objek wisata Air Terjun Curup panjang ini yaitu objek wisata Air Terjun

Curup Buluh karena objek wisata ini lebih dahulu berkembang dan sudah

di kelolah oleh dinas Pariwita Kabupaten Lahat.

e. Pangsa Pasar

Pangsa pasar adalah sasaran wisatawan yang ingin dituju oleh pihak

pengelolah Wisata Air Terjun Curup Panjang. Berdasarkan observasi dan

wawancara yang peneliti lakukan pangsa pasar wisata Air Terjun Curup

Panjang ini adalah di targetkan untuk semua kalangan dan semua usia.

Namun wisatawan yang datang di wisata Air Terjun Curup Panjang ini di

dominasi oleh kalangan remaja.

Tabel.2

Faktor Lingkungan Eksternal

NO FAKTOR (OPPORTUNITY)

PELUANG

(TREAT)

ANCAMAN

1 Belum ada Regulasi yang

jelas terkait penggelolaan

objek Wisata Curup

Panjang ini

-

2 kunjungan wisatawan

37

Untuk hari-hari biasa

berkisar antara 10 - 30

orang wisatawan perhari

terkadang tidak ada

pengunjung sama sekali

-

3 Air Terjun Curup

Panjang Baru melakukan

promosi melalui media

sosial seperti Instagram,

Facebook dan youtube

-

4 pesaing dari objek wisata

Air Terjun Curup

panjang ini yaitu objek

wisata Air Terjun Curup

Buluh karena objek

wisata ini lebih dahulu

berkembang dan sudah di

kelolah oleh dinas

Pariwita Kabupaten

-

38

Lahat

5 pangsa pasar wisata Air

Terjun Curup Panjang ini

adalah di targetkan untuk

semua kalangan dan

semua usia

-

Tabel 3, Matrik Analisis S.W.O.T

Internal

Stenght

1. Keindahan

yang

terkandung di

pemandangan

tempat wisata

ini sangat

mengagumkan

air terjun yang

mempunyai

Weakness

1. Sudah ada

organisasi dan

sudah ada

struktur

organisasinya

yang

memudahkan

kerja

anggotanya

E. Analisis S.W.O.T

39

ketinggian 50-

60 meter

2. Sudah ada

organisasi dan

sudah ada

struktur

organisasinya

yang

memudahkan

kerja

anggotanya

2. Aksesbilitas

susah di

jangkau karena

belum adanya

plang penujuk

arah, rata-rata

Wisatawan

mengandalkan

gps dan

bertanya ke

warga sekitar

3. Sumber Daya

Manusia yang

ada di Objek

wisata Air

terjun curup

panjang ini

belum

sepenuhnya

siap.

dikarenakan

40

rendahnya

pendidikan dan

kurangnya

pelatihan bagi

warga

4. Hubungan

Antara Sumber

Daya Manusia

di Objek

Wisata Curup

Panjang ini

sudah baik

antar

pengelolah

tetapi

kurangnya

keharmonisan

antara

pengelola air

tejun curup

panjang dan

41

Eksternal

dinas

pariwisata

kabupaten lahat

5. Belum ada

kerjasama

terkait

pendanaan

untuk

pengelolaan

objek wisata

baik dari

pemerintah

terkait

khususnya

dinas

pariwasata

maupun pihak

ketiga atau

swasta

Opportunity

Strategi S-O

Strategi W-O

42

1. pangsa pasar

wisata Air Terjun

Curup Panjang ini

adalah di

targetkan untuk

semua kalangan

dan semua usia

1. Menambah dan

membangun fasilitas-

fasilitas dan sarana

pendukung lain yang

diperlukan.

2. Pengelola objek

wisata Air Terjun

Curup Panjang

melakukan kegiatan

promosi yang lebih

menarik, sehingga

menambah minat

wisatawan untuk

berkunjung..

3. Membuat

cinderamata dan

produk lokal untuk

dijual kepada

wisatawan, sehingga

menambah spending

money wisatawan dan

1. Diadakannya

sosialisasi dan

penyuluhan kepada

pengelola dan

masyarakat sekitar

(Sumber Daya

Manusia) objek wisata

Air Terjun Curup

Panjang yang

berkaitan dengan

dasar-dasar priwisata

dan pelayanan

pariwisata.

3. Membentuk

kelompok sadar

wisata.

4. Menggandeng

pihak ke tiga sebagai

investor dalam

pengembangan objek

wisata Air Terjun

43

menambah pemasukan

pengelola dan

masyarakat sekitar

Curup Panjang

Threath

1. Belum ada

Regulasi yang

jelas terkait

penggelolaan

objek Wisata

Curup Panjang

ini

2. kunjungan

wisatawan

Untuk hari-hari

biasa berkisar

antara 10 - 30

orang

wisatawan

perhari

terkadang tidak

Strategi S – T

1. Melakukan

koordinasi mengenai

regulasi dengan dinas

pariwisata kabupaten

Lahat agar dinas dapat

memberikan peran

penuh terhadap

pengembangan Wisata

Air Terjun Curup

Panjang

2. Melakukan

kerjasama dengan

pengelola objek wisata

sekitar Air Terjun

Curup Panjang dalam

mengemas paket

Strategi W – T

1. Mendatangkan

sumber daya manusia

yang berpengalaman

dalam mengelola objek

wisata, kemudian

memberikan

pengarahan terhadap

pengelola setempat

serta masyarakat

sekitar sehingga bisa

mengembangkan dan

mempromosikan

potensi wisata Air

Terjun Curup Panjang

44

ada

pengunjung

sama sekali

3. Air Terjun

Curup Panjang

Baru

melakukan

promosi

melalui media

sosial seperti

Instagram,

Facebook dan

youtube

4. pesaing dari

objek wisata

Air Terjun

Curup panjang

ini yaitu objek

wisata Air

Terjun Curup

Buluh karena

wisata.

3. Penambahan

amenitas dengan

menyesuaikan kondisi

lingkungan di Objek

Wisata Air Terjun

Curup Panjang untuk

meningkatkan

kunjungan wisatawan

45

objek wisata

ini lebih

dahulu

berkembang

dan sudah di

kelolah oleh

dinas Pariwita

Kabupaten

Lahat

Dari hasil tabel Analisi SWOT yng dibuat ada beberapa alternative

yang dapat di gunakan untuk memajukan objek Wisata Air Terjun Curup

Panjang , yaitu sebagai berikut :

a. Pembuatan strategi S-O (Strength - Opportunity) yaitu menciptakan

strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang,

seperti:

1. Menambah dan membangun fasilitas- fasilitas dan sarana pendukung

lain yang diperlukan.

2. Melakukan kegiatan promosi yang lebih menarik, untuk menambah

minat wisatawan untuk berkunjung.

46

3. Melakukan kerjasama dengan Travel agent untuk mengemas paket

wisata yang menarik dan mengikuti perkembangan jaman.

4. Membuat cinderamata dan produk lokal untuk dijual kepada

wisatawan, sehingga menambah spending money wisatawan dan

menambah pemasukan pengelola dan masyarakat sekitar.

b. Pembuatan strategi S-T (Strength - Threat) yaitu strategi yang

menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, seperti:

1. Melakukan koordinasi mengenai regulasi dengan dinas pariwisata

Kabupaten Lahat agar dinas dapat memberikan peran penuh terhadap

pengembangan Objek Wisaata Air Terjun Curup Panjang.

2. Melakukan kerjasama dengan pengelola objek wisata sekitar Objek

Wisata Curup Panjang dalam mengemas paket wisata.

3. Penambahan amenitas dengan menyesuaikan kondisi lingkungan di

Objek Wisata Air Terjun Curup Panjang agar meningkatkan

kunjungan wisatawan.

c. Pembuatan strategi W-O (Weakness - Opportunity), yaitu menciptakan

strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang,

seperti:

1. Diadakannya sosialisasi dan penyuluhan kepada pengelola dan

masyarakat sekitar (Sumber Daya Manusia) objek wisata Air Terjun

Curup Panjang yang berkaitan dengan dasar-dasar priwisata dan

pelayanan pariwisata.

47

2. Membentuk kelompok sadar wisata.

3. Menggandeng pihak ke tiga sebagai investor dalam pengembangan

objek wisata Air Terjun Curup Panjang.

d. Pembuatan strategi W-T (Weakness - Threat), yaitu meminimalkan

kelemahan yang ada serta menghindari ancaman, yaitu :

1. Mendatangkan sumber daya manusia yang berpengalaman dalam

mengelola objek wisata, kemudian memberikan pengarahan

terhadap pengelola setempat serta masyarakat sekitar sehingga bisa

mengembangkan dan mempromosikan potensi wisata di Air Terjun

Curup Panjang.

F. Hasil Analisis Data

1. Bagaimana Peran masyarakat dalam pengembangan Wisata Air Terjun Curup

Panjang di kabupaten Lahat ?

Adanya kepedulian dari masyarakat terkait pengelolaan objek wisata

Air Terjun Curup Panjang karena rata-rata pengelolah Objek Wisata Air

Terjun Curup Panjang bersal dari desa pulau pinang. Desa pulau pinang

adalah desa yang berada di sekitaran Air Terjun Curup Panjang. Masyarakat

membantu dalam penyampaian informasi kepada wisatwan mengenai objek

wisata Air Terjun Curup Panjang membantu menjaga keamanan objek wisata

48

dan ikut serta dalam kegiatan parkir apabila ada hari-hari besar seperti hari

libur nasional dan weekend.

2. Bagaimana peran pemerintah dalam pengembangan Wisata Air Terjun Curup

Panjang di Kabupaten Lahat ?

Pemerintah khususnya dinas terkait yaitu Dinas Pariwisata Kabupaten

Lahat disini Belum berperan dalam memberikan penyuluhan, pengawasan dan

pendataan wisatawan. Belum ada peran yang lebih jauh terhadap

pengembangan Objek Wisata Air Terjun Curup Panjang . Hal ini dikarenakan

belum adanya koordinasi antara dinas Pariwisata Kabupaten Lahat dengan

Pihak Pengelolah terkait regulasi pengelolaan objek wisata Air Terjun Curup

Panjang. Walaupun begitu dinas pariwisata terus berusaha untuk melakukan

mediasi guna Pengembangan objek wisata Air Terjun Curup Panjang ini.

3. Bagaimana upaya pengembangan Objek Wisata Air Terjun Curup Panjang

sebagai destinasi unggulan di Kabupaten Lahat ?

Upaya yang dilakukan baik dari pengelola, pemerintah dan masyarakat

semua menginginkan objek wisata Air Terjun Curup Panjang menjadi lebih

baik dan ramai dikunjungi oleh wisatawan. Oleh karena itu perlu dilakukan

upaya atau strategi terkait pengembangan objek wisata Air Terjun Curup

Panjang agar menjadi destinasi unggulan di Kabupaten Lahat. Berikut upaya

atau setrateginya:

49

a. Pembentukan struktur organisasi yang mengelola objek wisata Air Terjun

Curup Panjang dengan melibatkan pemerintah, masyaarkat dan pihak

ketiga didalamnya

b. Pengelolaan objek wisata Air Terjun Curup Panjang dengan konsep

ekowisata.

c. Melakukan penambahan atraksi sebagai daya tarik untuk meningkatkan

kunjungan wisatwan.

d. Penambahan fasilitas dan sarana prasaran penunjang wisata di objek

wisata Air Terjun Curup Panjang .

e. Pendanaan terkait pengembangan dengan mengajak kerjasama pihak

ketiga sebagai investor.

f. Membuat web dan akun media sosial untuk menggalakan promosi.

g. Membuat event bulanan atau tahunan sebagai pendongkrak datangnya

wisatwan untuk berkunjung ke objek wisata Air Terjun Curup Panjang

50

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang di lakukan penulis di objek wista Air Terjun

Curup Panjang dapat di simpulkan bahwa objek wisata ini dapat di kembangkan

menjadi destinasi unggulan di Kabupaten Lahat. Objek Wisata Air Terjun Curup

Panjang ini memiliki Potensi wisata yang bagus untuk di kembangkan. Terletak

di kecamatan Pulau Pinang Kabupaten Lahat. Hanya saja masih banyak lagi yang

harus di benahi agar objek wisata curup panjang ini menjadi wisata unggulan di

kabupaaten lahat

B. Saran

Dari hasil penelitian terhadap objek wisata Air Terjun Curup Panjang

penulis memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat diantaranya,

adalah:

1. Pemerintah khususnya Dinas Pariwisata selaku pengelola lebih

memperhatikan kekurangan fasilitas yang saat ini ada di objek wisata Air

Terjun Curup Panjang, dan bisa membantu membangun fasilitas-fasilitas

yang dibutuhkan guna meningkatkan angka kunjungan wisatawan.

51

2. Perlu dilakukannya pelatihan dan pembinaan tentang pariwisata kepada

pengelola dan masyarakat sekitar. Sehingga masyarakat sekitar lebih mengerti

tentang pariwisata dan bagaimana cara pengembangannya.

3. Diharapkan Pengelolah segera melakukan koordinasi dengan pihak pihak

terkait seperti pemerintah, masyarakat dan swasta dalam penge lolaan objek

wisata di Air Terjun Curup Panjaung supaya dapat berkembang lebih baik.

Sebab apabila Pengelolah Objek Wisata Air Terjun Curup Panjang tidak mau

membuka diri untuk menjalin kerjasama dengan pihak ketiga maka

perkembangan objek wisata Air Terjun Curup Panjang akan mengalami

hambatan dan sulit berkembang menjadi destinasi unggulan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Damiasih, D. (2014). Pengembangan Desa Wisata Kembangarum Turi Sleman

untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Masyaraka. Jurnal

Kepariwisataan, 8(2), 73-86.

2. Ernawati, H., & Mahmudah, S. A. (2016). Strategi Pengembangan Desa Wisata

Seni & Kerajinan Kasongan, Bangunjiwo, Bantul, Yogyakarta. Jurnal

Kepariwisataan, 10(3), 49-64.

3. Isdarmanto, I. (2014). Strategi psikologis pengembangan Pariwisata Yogyakarta

menuju Era Globalisasi dan Asian Economy Community Year 2015. Jurnal

Kepariwisataan, 8(3), 105-118.

4. Isdarmanto, I. (2012). PENGEMBANGAN EKOWISATA DANAU SENTANI

PAPUA. Jurnal Kepariwisataan, 6(1), 41-48.

5. Kusumawati, P. (2007). Potensi Pengembangan Produk Pangan Fungsional

Berantioksidan Dari Makroalga Dan Mikroalga.

6. Nurdiyansah, (2014). Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia. Jakarta:

ALFABETA

7. Pitana, I Gede dan Diarta, I Ketut Surya. 2009. Pengantar Ilmu

Pariwisata.Yogyakarta: Andi

8. Prakoso, A. A., & Wibisono, I. B. H. (2008). Pengembangan Desa Wisata melalui

pendekatan rute wisata:Kasus Desa Wisata Srowolan, Sleman, DIY (Doctoral

dissertation, Universitas Gadjah Mada).

9. PRINTIANTO, I., & M Baiquni, M. A. (2015). Kinerja Karyawan Agrowisata

Dalam Mendukung Pengembangan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran,

Kabupaten Semarang (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

10. Rangkuti, Freddy.2015. Analisis SWOT Teknik membedah kasus Bisnis.

Jakarta:PT Gramedia

11. Sugiyono, 2017. Metode Penelitian K ualitatif, K uantitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

12. Sulistyo, A. (2017). Analisis Swot 8-K pada Objek Wisata Rekreasi dan Hiburan

Keluarga Kid’s Fun Yogyakarta. Jurnal Kepariwisataan, 11(2), 1-10.

13. Soeroso, A. (2010). Polikotomi Pilihan Pengembangan Ekowisata Kawasan

Borobudur. KINERJA, 14(2).

14. Syamsu, M. N. (2016). Pengembangan Desa Wisata Nganggring Kabupaten

Sleman Yogyakarta Pasca Erupsi Gunung Merapi. Jurnal Kepariwisataan, 10(3),

29-38

15. Syamsu, M. N. (2016). Pengembangan Desa Wisata Nganggring Kabupaten

Sleman Yogyakarta Pasca Erupsi Gunung Merapi. Jurnal Kepariwisataan, 10(3),

29-38.

16. Suwantoro,Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata.Yogyakarta: Penrbit Andi

53

LAMPIRAN

Foto penulis di depan pintu masuk Foto penulis bersama wisatawan

Foto penulis bersama pengelolah foto penulis bersama pedagang

54

MUHAMMAD FIRLY AKBAR [email protected] +6285268502212

Place/Date of Birth : Lahat, Desember 24th, 1996 Address : Jl. Letnan Amir Hamzah I no.18 pasar baru, kec Lahat,

Kab. Lahat Sex : male Religion : Moeslem Nationality : Indonesiana Marital Status : Single

FORMAL

2017 – 2018 : Ambarrukmo Tourism Institute (STIPRAM) Yogyakarta Majoring Hospitality (S1)

2014 - 2017 : Ambarrukmo Tourism Institute (STIPRAM) Yogyakarta Majoring Hospitality (D3)

2011 – 2014 : SMAN 1 Lahat

2008 – 2011 : SMPN 2 Lahat

2002 – 2008 : SDN 19 Lahat

Apr 2016 – Jul 2016 : On the job trainee at The Jayakarta Hotel

Standard Microsoft Office (Word, Excel, Power Point, Publisher)

English (Active & Passive)

I declare that the information and details furnished in these curriculum vitae are true and

correct to the best of my knowledge and belief and that I have not willfully suppressed any

material fact (s).

sincerely,

Muhammad Firly Akbar

EDUCATION

ABILITY

55