strategi public relations butik dian pelangi dalam...
TRANSCRIPT
STRATEGI PUBLIC RELATIONS BUTIK DIAN
PELANGI DALAM MENSOSIALISASIKAN BUSANA
MUSLIM MELALUI NEW MEDIA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Alyssa Mirratin
NIM. 109051000021
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2014 M
Nama : Alyssa Mirratin
ABSTRAK
STRATEGI PUBLIC RELATIONS BUTIK DIAN PELANGI DALAM
MENSOSIALISASIKAN BUSANA MUSLIM MELALUI NEW MEDIA
Dewasa ini, new media atau internet marak digunakan oleh masyarakat.
Kehadiran internet juga memudahkan public relations dalam melakukan tugasnya.
Begitu pun di butik Dian Pelangi dalam mensosialisasikan produknya melalui new
media. Sebagai media baru, tentunya internet berbeda dengan media lama. Oleh
karenanya, dibutuhkan strategi-strategi yang tepat agar pesan yang disampaikan
dapat diterima dengan baik oleh pengguna sosial media.
Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan penulisan ini adalah untuk
menjawab pertanyaan mayor dan minor. Adapun mayornya adalah bagaimana
strategi public relations officer di butik Dian Pelangi menerapkan sosialisasi
produk busana muslim mereka melalui new media? Kemudian minornya adalah
apa kelebihan dan kekurangan dari penggunaan new media dalam penerapan
strategi tersebut?
Strategi public relations yang dilakukan butik Dian Pelangi adalah strategi
persuasif, dilakukan untuk menarik perhatian publik eksternal yaitu rekan-rekan
dari media massa maupun konsumen, agar mereka tertarik dengan produk busana
muslim di butik Dian Pelangi. Strategi merangkul digunakan untuk membina
hubungan yang baik dan menjalin kerja sama yang baik pula. Strategi
penekanan/kekuatan digunakan untuk memecahkan masalah yang sedang
dihadapi terhadap konsumen-konsumennya, baik di dunia maya atau dunia nyata.
Dan strategi purchasing, dilakukan untuk menuruti permintaan yang diberikan
oleh konsumen atau peminjam saat terjadinya perundingan atau tawar menawar.
Metodologi yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara mendalam, observasi, dan
dokumentasi.
Kelebihan dari penggunaan new media dalam mensosialisasikan busana
muslim butik Dian Pelangi secara umum yaitu sebagai media silaturahim, bisa
lebih banyak memerkenalkan Dian Pelangi dan update informasi terbaru tentang
Dian Pelangi dan butik, serta sebagai media sosialisasi gratis. Kemudian
kekurangannya yakni banyak akun-akun palsu yang mengaku pribadi Dian
Pelangi atau butik, dan terlalu banyak pertanyaan/komentar dari pengguna sosial
media yang tidak dapat ditanggapi satu per satu oleh admin akun sosial media
butik.
Pengelola akun sebaiknya memerhatikan beberapa akun palsu yang sering
mengirim post tentang diskon atau kegiatan yang tidak dilakukan pihak butik,
kemudian diinformasikan kepada para konsumen. Hal ini dilakukan agar
konsumen tidak salah paham. Mensosialisasikan busana muslim di new media
tentu saja memerlukan keahlian khusus dalam menggunakan sosial media. Selain
itu juga dibutuhkan kerja sama tim yang baik untuk mencapai keberhasilan kerja
sama yang saling menguntungkan dan saling percaya.
Keywords: Butik Dian Pelangi, Public Relations, strategi, new media, dan busana
muslim.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberi kita begitu banyak nikmat dan senantiasa memberikan hidayah-Nya
kepada setiap makhluk ciptaan-Nya sehingga atas izin-Nya akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam kita haturkan kepada hamba Allah yang paling manis
tutur katanya, hamba Allah yang paling banyak sujudnya, hamba Allah yang
paling kasih dan bijaksana kepada umatnya, Nabi Muhammad SAW, beserta para
sahabatnya. Skripsi ini sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan judul “Strategi Public
Relations Butik Dian Pelangi dalam Mensosialisasikan Busana Muslim melalui
New Media”.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis sangat menyadari bahwa selesai
penulisan skripsi ini semata-mata bukan buah tangan sendiri, akan tetapi dari
hamba Allah yang senantiasa mendermakan ilmunya dengan setulus hati dan
meluangkan waktu untuk selalu berbagi pengetahuan. Penulis menyadari akan
kekurangan penyusunan penulisan ini dari segi materi dan cara penyajiannya.
Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof.
Dr. Komaruddin Hidayat, MA.
2. Dr. H. Arief Subhan,MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi beserta Dr. Suparto, M. Ed, MA. selaku Wakil Dekan I, Drs.
ii
Jumroni, M.Si. selaku Wakil Dekan II, Drs. Wahidin Saputra, M.A. selaku
Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
3. Rachmat Baihaki M.A, selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
dan Ibu Hj. Umi Musyarofah, MA selaku sekretaris Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam.
4. Dr. Armawati Arbi, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan pengarahan
serta dorongan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini sesuai dengan waktu yang diinginkan.
5. Para Dosen dan Staff Pengajar Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah memberikan ilmu pengetahuan dalam mendidik
penulis selama melakukan studi.
6. Dian Pelangi dan keluarga besar butik Dian Pelangi, Mba Endang Ratna
dan Kak Bilqis Prisbian Ningrum, yang telah memberikan informasi dan
meluangkan waktunya untuk penulis.
7. Orang Tua Penulis Bapak H. M. Abdul Azis dan Ibu Hj. Yayah
Komariyah, yang penuh kesabaran merawat penulis serta telah berupaya
memberikan motivasi baik moril maupun material. Terimakasih juga
untuk do’a terbaik yang selalu dipanjatkan untuk penulis.
8. Adik-adikku Melati Rizqiya Fitri dan Hafizhaturrayhana yang selalu
menghibur penulis dengan berbagai macam tingkah lucunya di rumah.
9. Untuk teman-teman KPI A 2009, khususnya Fitri Hanani yang telah
meluangkan waktunya dan selalu membantu serta menemani penulis
selama proses penulisan skripsi ini. Fazrin Sakhwan, terimakasih untuk
iii
dukungan motivasi dan perhatian yang diberikan kepada penulis, sehingga
skripsi ini bisa selesai. Irmalia Septiana Akbar, Dwi Isti Anggraini, Ika
Istiani, Ayu Diantika, Nurani Yahdiyani Zakkaha, dan Andri Rahmawan
yang telah menjadi teman diskusi dan selalu menghibur penulis.
10. Semua pihak, baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung yang
tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, namun tidak mengurangi rasa
hormat, penulis hanya bisa mengucapkan terimakasih atas segala bantuan
dan dukungannya. Semoga Allah SWT senantiasa membalas semua
kebaikan dan keikhlasan yang telah diberikan kepada penulis.
Semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca. Amin.
Ciputat, 10 Januari 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………… vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………….. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................. 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 6
D. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7
E. Kerangka Konsep ……………………………………………………... 10
F. Metodologi Penelitian …………………………………………........... 11
G. Sistematika Penulisan ......................................................................... 14
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Strategi Public Relations ..................................................................... 17
1. Pengertian Strategi …………………………………………… 17
2. Jenis Strategi …………………………………………………… 18
3. Public Relations ……………………………………………… 19
4. Strategi Public Relations ………………………………………… 31
v
5. Program Strategi Public Relations ………………………………. 33
6. Komponen Pembentuk Strategi Public Relations ………………… 36
7. Marketing Public Relations ……………………………………… 37
B. New Media .................................................................................. 39
BAB III GAMBARAN UMUM BUTIK DIAN PELANGI
A. Sejarah Jilbab dan Hijab di Indonesia ............................................. 47
B. Butik Dian Pelangi ............................................................................... 50
1. Visi Butik Dian Pelangi ……………………………………….. 50
2. Produk Butik Dian Pelangi ……………………………………. 50
3. Cabang-cabang Butik Dian Pelangi ……………………………. 52
4. Struktur Manajemen Perusahaan …………………………… 54
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
A. Strategi Public Relations Butik Dian Pelangi dalam Mensosialisasikan
Busana Muslim melalui New Media ............................................... 48
B. Kelebihan dan Kekurangan New Media yang dihadapi Public Relations
Butik Dian Pelangi dalam Mensosialisasikan Busana Muslim ........ 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 81
B. Saran .................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 84
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 Komponen Pembentuk Strategi Public Relations ......... 36
2. Tabel 2.2 Keuntungan dan Kerugian Internet …………….…. 46
vii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 4.1 Flyer Event Sisterhood 2013 ………………………….. 62
2. Gambar 4.2 Salah satu akun Facebook palsu Butik Dian Pelangi ……… 70
3. Gambar 4.3 Akun Resmi Facebook Fanpage butik Dian Pelangi ……. 71
4. Gambar 4.4 Akun Twitter Pribadi Dian Pelangi …………………... 72
5. Gambar 4.5 Akun Instagram Pribadi Dian Pelangi …………………... 74
6. Gambar 4.6 Akun Youtube Tito Haris Prasetyo …………………. 75
7. Gambar 4.7 Salah satu penampilan Dian Pelangi di acara
Sarah Sechan Net TV ………………………………….. 76
8. Gambar 4.8 Contoh Komentar di Youtube ………………………….. 77
9. Gambar 4.9 Salah satu post di blog Dian Pelangi ………………….. 79
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Foto di Butik Dian Pelangi Kemang, Jakarta Selatan ….. 87
Lampiran 1.2 Beberapa Cabang Butik Dian Pelangi ………….………. 89
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam kehidupan kita sehari-hari, disadari atau tidak; setiap orang pasti memiliki
strategi. Pada hakikatnya, strategi merupakan perencanaan (planning) dan manajemen
(management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi
komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis
dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu,
tergantung situasi dan kondisi. Strategi komunikasi sangat diperlukan dalam
menentukan sebuah langkah, agar pesan dapat tersampaikan secara efektif hingga
tercapainya tujuan secara umum1. Dalam sebuah organisasi, strategi diartikan sebagai
kiat, cara, dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan
fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi organisasi2.
Agar strategi komunikasi berjalan dengan lancar, maka pada praktiknya
dibutuhkan seseorang yang disebut public relation. Adanya public relation ini dalam
sebuah organisasi atau perusahaan merupakan salah satu indikasi bahwa public
relation tidak dapat dilepaskan dari dalam perputaran sistem yang ada dalam
manajemen dan lembaga atau organisasi tersebut. Keberadaan public relation ini
dinilai sangat penting, karena sangat erat hubungannya dengan perkembangan sosial,
1 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992),
h. 29. 2 Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non profit Bidang Pemerintahan,
(Yogyakarta: Gajah Mada Press, 2000), h. 147.
2
ekonomi, maupun politik yang muncul di negara tempat organisasi/perusahaan
berada.3 Edward L. Bernays (Public Relation University of Oklahoma Press)
mengemukakan bahwa humas atau public relation memiliki 3 pengertian, yaitu
memberi penerangan kepada masyarakat, pembujukan langsung terhadap masyarakat
guna mengubah sikap dan tindakan, dan usaha-usaha mengintegrasikan sikap dan
tindakan dari permasalahan dengan masyarakat dan dari masyarakat terhadap
permasalahannya. Prof. Drs. H.A.W. Widjaja dalam bukunya yang berjudul
Komunikasi: Komunikasi & Hubungan Masyarakat mengemukakan bahwa public
relation adalah profesi yang mengurusi hubungan antara sesuatu unit dan publiknya
yang menentukan hidup unit itu (Crystallizing Public Opinion). 4
Pada hakikatnya public relations bertujuan menanamkan serta mendapat
pengertian, goodwill, penghargaan dan kepercayaan dari public lembaga/perusahaan
yang bersangkutan, baik internal maupun eksternal. Oleh karena itu, ada dua bentuk
klasifikasi public, yaitu internal public (terdiri dari karyawan, pemegang saham,
manajer, direktur, dan sebagainya) dan external public, yaitu orang-orang yang
berada di luar organisasi yang mempunyai kaitan kepentingan dan yang diharapkan
memiliki kaitan kepentingan dalam rangka menjalin hubungan baik (customer
relations, community relations, government relations, press relations). 5
3 Wahidin Saputra & Rulli Nasrullah, Public Relation 2.0 Teori dan Praktik Public Relations
di Era Cyber, (Jakarta: Gramata Publishing, 2011), h.39. 4 H.A.W. Widjaja, KOMUNIKASI: Komunikasi & Hubungan Masyarakat, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008), h. 54. 5 H.A.W. Widjaja, KOMUNIKASI: Komunikasi & Hubungan Masyarakat, h. 71-73.
3
Dewasa ini banyak sekali bermunculan desainer muslimah muda di Indonesia.
Keberadaan para desainer muslimah mulai mempengaruhi busana muslim, sehingga
trend busana muslim di Indonesia sendiri mengalami banyak perubahan. Ghaida
Tsurayya, Jenahara, dan Dian Pelangi merupakan desainer-desainer muda yang
sangat berbakat. Mereka memiliki ciri khas dan karakter tersendiri dalam mendesain
pakaian. Misalnya, Ghaida Tsurayya yang memiliki clothing line GDa’s by Ghaida,
terkenal dengan ciri khas busana feminine, serta warna pastel cerah dan beberapa
warna earth tone.6 Kemudian ada Jenahara yang terkenal dengan desain bajunya yang
wearable, memiliki potongan yang unik dan memadupadankan menswear dan
womenswear.7
Salah satu desainer muslimah muda berbakat yang banyak menginspirasi adalah
Dian Pelangi. Karya-karya busana pemilik nama asli Dian Wahyu Utami ini memiliki
ciri khas berwarna-warni seperti pelangi. Selain itu, produk Dian Pelangi semuanya
hand made, dan menggunakan kain serta bahan khas Indonesia, seperti kain songket,
batik, tie dye, dan sebagainya. Dengan brand Dian Pelangi sebagai first line, ada pula
DP by Dian, Dian Pelangi Bride, dan Dian Pelangi Kids. Kesuksesan Dian Pelangi
sebagai seorang desainer dapat dilihat dari butiknya yang berkembang pesat. Tidak
hanya eksis di Indonesia saja, butik Dian Pelangi saat ini sudah sampai ke Malaysia8.
Melalui gayanya mengenakan hijab dan berpakaian, banyak orang; khususnya kaum
6 Ghaida Tsurayya, “GDa’s by Ghaida: about GDa’s by Ghaida”, diakses pada 27 Mei 2013
dari http://gdasbyghaida.blogspot.com/p/about.html. 7 Jenahara, “Blogger: Profil User: JENAHARA”, diakses pada 27 Mei 2013 dari
http://jenahara-shop.blogspot.com/. 8 Dian Pelangi, “Company Profile : Dian Pelangi Official Site”, diakses pada 27 Mei 2013
dari http://dianpelangi.com/about-us/company-profile/.
4
hawa yang berubah pikiran mengenai busana muslim. Mungkin selama ini banyak
wanita muslimah yang belum mau berjilbab karena menganggap tidak modis dan
tidak trendi. Bahkan tidak sedikit yang takut berhijab dan berbusana muslim karena
cenderung membuat wajah terlihat lebih tua.
Dalam menyampaikan pesan, seseorang/sumber membutuhkan sebuah media
(channel). Media massa sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari komunikasi
manusia. Pada hakikatnya, media merupakan perpanjangan lidah dan tangan yang
berjasa meningkatkan kapasitas manusia untuk mengembangkan struktur sosialnya.9
Media massa terbagi menjadi dua jenis, yaitu old media dan new media. Yang
termasuk dalam old media yaitu surat kabar/koran, majalah, televisi, radio, buku, dan
lainnya. Kemudian yang termasuk dalam new media adalah internet (Facebook,
Twitter, blog, website, video Youtube, Instagram). Dalam buku Komunikasi
Antarbudaya di Era Budaya Siber, pada awalnya APRAnet sebagai embrio internet
muncul untuk kepentingan militer pada tahun 1969. Awal 1970 internet mulai
merambah penggunaannya di perguruan tinggi dan memasuki 1980 internet sudah
bisa diakses oleh publik. Dengan adanya internet, media massa tradisional seperti
koran, majalah, radio, dan televisi perlahan-lahan bersaing dengan internet.
Penggunaan internet berkembang dari sekadar medium penyampai penerima pesan
menjadi fasilitas untuk membantu pekerjaan, mencari hiburan dan pengisi waktu
9 William L. Rivers, dkk., Media Massa &Masyarakat Modern. Penerjemah Haris Munandar
& Dudy Priatna (Jakarta:Kencana, 2008), h. 27.
5
luang, tempat mencari informasi, serta menjadi sarana untuk melakukan transaksi jual
beli. 10
Keberhasilan butik Dian Pelangi dalam mempromosikan dan menjual produk-
produknya tidak lepas dari peran sebuah strategi public relation yang dilakukannya.
Oleh karena itu, dalam penyampaian pesannya dibutuhkan strategi yang merupakan
paduan dari perencanaan komunikasi dengan media massa; dalam penelitian ini
adalah new media, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis mengangkat judul
skripsi: “STRATEGI PUBLIC RELATIONS BUTIK DIAN PELANGI DALAM
MENSOSIALISASIKAN BUSANA MUSLIM MELALUI NEW MEDIA”.
B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH
1. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah atau fokus penelitian ini adalah strategi
komunikasi yang diterapkan oleh public relations officer atau kepala humas
(sumber/source) di butik Dian Pelangi yang bernama Endang Ratna dalam
mensosialisasikan produk busana muslim mereka melalui salah satu jenis
media massa, yaitu new media, serta meneliti apa kelebihan dan kekurangan
dari penggunaan new media tersebut. Sebaliknya, penelitian ini tidak akan
membahas tentang pesan/message, penerima pesan/receiver, atau efeknya.
10
Rulli Nasrullah, Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2012), h. 55.
6
2. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah tersebut, penulis membuat rumusan masalah
secara garis besar, yaitu:
1. Bagaimana strategi public relation officer (PRO) di butik Dian
Pelangi menerapkan sosialisasi produk busana muslim mereka
melalui new media?
2. Apa kelebihan dan kekurangan dari penggunaan new media dalam
penerapan strategi tersebut?
C. TUJUAN PENELITIAN
Sehubungan dengan permasalahan yang telah dirumuskan oleh peneliti,
maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana public relations officer butik Dian Pelangi
menerapkan strategi PR dalam mensosialisasikan busana muslim melalui
new media.
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penggunaan new media
dalam penerapan strategi komunikasi yang dilakukan oleh public relation
officer butik Dian Pelangi.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu
komunikasi dalam konteks public relation, strategi komunikasi public
relation, serta new media.
7
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menyumbang ilmu pengetahuan bagi
praktisi komunikasi/humas, terutama mahasiswa Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam agar lebih mengetahui strategi public
relation yang dilakukan oleh butik Dian Pelangi. Penulis juga berharap agar
peneltian ini dapat memberikan masukan bagi butik Dian Pelangi untuk
membuat strategi public relations yang lebih tepat lagi.
E. TINJAUAN PUSTAKA
Langkah awal sebelum melakukan penelitian lebih lanjut kemudian menyusunnya
menjadi suatu karya ilmiah adalah menelaah terlebih dahulu skripsi dan penelitian
sebelumnya yang mempunyai judul atau objek dan subjek penelitian yang sama atau
hampir sama dengan yang akan diteliti. Maksudnya adalah agar dapat diketahui
bahwa apa yang diteliti sekarang tidak sama dengan penelitian skripsi terdahulu.
Setelah mengadakan suatu telaah kepustakaan ditemukan skripsi yang memiliki
judul hampir sama dengan yang akan diteliti, judul skripsi tersebut adalah:
1. Zalina menemukan bahwa pendekatan dakwah yang digunakan oleh Dian
Pelangi yaitu pendekatan kebudayaan, sebagai designer busana muslim. Baju
yang Dian Pelangi design sesuai dengan kaidah-kaidah Islam, benar-benar
berwarna, modern, tetap menurut aurat, berusaha menjadi universal dan tetap
mengedepankan unsur Indonesia seperti batik, jumputan, tenun dan songket.
Berdakwah melalui busana muslim Dian Pelangi dikatakan berdakwah apabila
8
produknya halal, baik, dan tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah Islam
bahkan mempromosikan nilai-nilai Islam.11
Persamaan dengan penelitian ini
adalah keduanya meneliti tentang Dian Pelangi. Kemudian perbedaannya jika
penelitian sebelumnya meneliti tentang karya busana muslim Dian Pelangi
sebagai media dakwah, penelitian ini berfokus pada strategi komunikasi yang
dilakukan oleh public relation officer di butik milik Dian Pelangi.
2. Zaldy Handi Aditia menemukan bahwa strategi komunikasi yang dilakukan
oleh Humas Kota Tangerang Selatan dalam upaya membentuk citra kota yang
cerdas, modern dan religious adalah melakukan kerja sama dengan media
massa, memasang spanduk, memantau berita, melakukan press conference,
dan mengadakan forum kehumasan. Adapun hambatan utama yang dihadapi
Humas Kota Tangsel adalah kurangnya tenaga ahli dan profesional. 12
Persamaan dengan penelitian ini adalah keduanya meneliti tentang strategi
komunikasi humas/ public relations. Lalu perbedaannya adalah penelitian
yang sebelumnya meneliti tentang bagaimana humas pemerintah kota
Tangerang Selatan menerapkan strategi komunikasi untuk membentuk citra
kota Tangerang Selatan, sedangkan penelitian ini meneliti tentang strategi
public relation officer butik Dian Pelangi dalam mensosialisasikan busana
muslim melalui new media.
11
Zalina. BUSANA SEBAGAI MEDIA DAKWAH: “Studi Karya Busana Muslim Dian
Pelangi”. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, 2012. 12
Zaldy Handi Aditia, “Strategi Komunikasi Humas Pemerintah Kota Tangerang Selatan
dalam Membentuk Citra Kota Cerdas, Modern, dan Religius. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, 2013.
9
3. Dian Putra menemukan bahwa strategi yang digunakan Rumah Busana Ranti
dalam mensosialisasikan busana Islami adalah dengan media atau komunikasi
secara langsung. Hal ini terbukti dengan kiprah Rumah Busana Ranti sebagai
rumah busana muslim yang populer selama 23 tahun, dan sudah menginjak
tahun ke-25 dengan banyaknya media-media komunikasi yang dijadikan alat
paling utama dalam mensosialisasikan busana muslim.13
Persamaan penelitian
yang dilakukan oleh Dian Putra dengan penelitian ini adalah keduanya
meneliti tentang bagaimana strategi komunikasi humas sebuah toko baju atau
butik dalam mensosialisasikan busana muslim. Dan yang membedakan kedua
penelitian ini adalah jika penelitian sebelumnya meneliti tentang usaha atau
strategi Rumah Busana Ranti dalam mensosialisasikan busana islami, maka
penelitian ini meneliti tentang strategi yang dilakukan public relations officer
di butik Dian Pelangi dalam mensosialisasikan busana muslim melalui new
media.
13
Dian Putra. “Strategi Komunikasi Rumah Busana Ranti dalam Mensosialisasikan Busana
Islami”. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, 2011.
10
F. KERANGKA KONSEP
Public Relations Officer (Kepala Humas)
1. Komunikator, yakni sebagai komunikator yang baik secara langsung maupun
tidak langsung.
2. Relationship, yaitu membangun hubungan yang baik antara perusahaan dengan
publiknya.
3. Back up management, yaitu mendukung pelaksanaan maupun kegiatan
manajemen perusahaan.
4. Good image maker, yakni menciptakan citra atau nama baik perusahaan.
(Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, 2005)
New Media
1. Social Networking (Facebook)
2. Publish
3. Photo Sharing (Instagram)
4. Audio
5. Video (Youtube)
6. Microblogging (Twitter)
7. Livecasting
8. Virtual Words
9. Gaming
10. Productivity Applications
11. Aggregators
12. RSS
13. Search
14. Mobile
15. Interpersonal
(Lon Safko, The Social Media Bible:
Tactics, Tools & Strategies for Business
Success, 2010)
Strategi Public Relation
1. Strategi membeli
(purchasing)
2. Strategi penekanan/kekuatan
(pressure/power)
3. Strategi persuasif
(persuasive)
4. Strategi merangkul
(patronage)
(Rosady Ruslan, Manajemen
Public Relations & Media
Komunikasi, 2005)
11
Berdasarkan kerangka konsep di atas, skripsi ini akan menjelaskan bagaimana
humas di butik Dian Pelangi menerapkan strategi-strategi public relation dalam
mensosialisasikan busana muslim mereka melalui new media. Di dalam kolom new
media terdapat 15 kategori sosial media. Tetapi, yang benar-benar akan dijelaskan
lebih mendalam hanya beberapa sosial media saja, tergantung dari sosial media mana
yang digunakan oleh humas butik Dian Pelangi.
G. METODOLOGI PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif,
yaitu memaparkan data dengan menerangkan, memberi gambaran yang
terkumpul kemudian disimpulkan.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian ini lebih
menekankan makna dari pada generalisasi. Metode penelitian ini sering pula
disebut sebagai metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan
pada kondisi yang alamiah (natural setting). 14
Menurut Bogdan dan Taylor
mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
14
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2010), h.1.
12
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati.15
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah informan atau tempat peneliti memperoleh
keterangan informasi atau data, yang dalam hal ini adalah public relation
officer butik Dian Pelangi yaitu Endang Ratna dan juga admin sosial media
butik, yaitu Bilqis Prisbian Ningrum. Sedangkan objek penelitiannya adalah
bagaimana public relations officer di butik tersebut menggunakan new media
meliputi Facebook, Twitter, Youtube, dan blog butik Dian Pelangi; sebagai
saluran atau channel dalam mensosialisasikan produk busana muslim mereka.
3. Tahapan Penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data
Untuk menyelesaikan penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data
agar lengkap dengan melakukan beberapa tekhnik, yaitu:
1) Wawancara mendalam merupakan instrumen utama dalam melakukan
penelitian ini. Wawancara dilakukan untuk menambah data yang
diperlukan melalui tanya jawab seputar topik yang terkait dengan
permasalahan ini. Yang akan menjadi sumber data utama adalah
public relation officer butik Dian Pelangi dan atau orang yang dapat
mewakili dan dianggap berkompeten untuk memberikan data yang
valid.
15
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosda Karya,
2004), h.4.
13
2) Observasi langsung untuk mengamati bagaimana penerapan strategi
komunikasi yang dilakukan oleh public relation officer butik Dian
Pelangi.
3) Dokumentasi, yaitu kegiatan mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
dan sebagainya.
b. Pengolahan Data
Setelah data dan informasi yang dibutuhkan terkumpul, selanjutnya
data-data tersebut akan diolah. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang
valid, pemeriksaan data juga diperlukan agar keabsahan data dapat
meningkatkan derajat kepercayaan dalam penelitian kualitatif. Dalam
keabsahan data ada lima teknik pemeriksaan data, yaitu: pertama, teknik
trianggulasi antarsumber data, antar-teknik pengumpulan data dan antar-
pengumpul data. Kedua, pengecekan kebenaran informasi yang tertulis dalam
naskah rencana laporan penelitian kepada para informan (member check).
Ketiga, akan mendiskusikan dengan teman sejawat. Keempat, analisis kasus
negatif, yakni kasus yang tidak sesuai dengan hasil penelitian yang sudah ada
hingga waktu tertentu. Kelima, perpanjangan waktu penelitian.16
Triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang
lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembandingan
16
Prof. Dr. Hamidi, M.Si, Metode Penelitian Kualitatif: Pendekatan Praktis Penulisan
Proposal dan Laporan Penelitian, (Malang: UMM Press, 2010), h.67-68.
14
terhadap itu.17
Pedoman dasar dalam penulisan skripsi ini bersandar pada
buku “Praktek Penulisan Karya Ilmiah” yang diterbitkan oleh Ceqda, Jakarta
2007, bertujuan agar mempermudah teknik penulisan skripsi.18
c. Analisis Data
Dari data-data yang dikumpulkan, kemudian penulis analisis dan dari
hasil analisis yang dirasa kurang tepat, peneliti kritisi lebih lanjut. Metode
yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, yang melaporkan data
dengan menerangkan, memberikan gambaran, dan mengklasifikasikan serta
menginterpretasikan data yang terkumpul apa adanya, untuk kemudian
disimpulkan.
4. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 3-6 bulan dan berlokasi di Jl. Kemang
Utara No. 51 A, Kemang, Jakarta Selatan.
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan ditujukan untuk memudahkan pemahaman
tentang penelitian ini, maka penulis membagi skripsi ini menjadi lima bagian
yang terdiri dari bab per bab, yang berkaitan dan merupakan satu kesatuan
yang utuh dari skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut:
17
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004), h. 178. 18
Hamid Nasuhi, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jakarta: Ceqda, 2007).
15
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian, kerangka teori, tinjauan pustaka, dan
sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORITIS
Bab ini membahas tinjauan teoritis yang meliputi penjelasan tentang
Strategi Public Relation (pengertian strategi, jenis-jenis strategi,
Public Relation, strategi public relation, program strategi public
relation, komponen pembentuk strategi public relation), serta new
media.
BAB III GAMBARAN UMUM BUTIK DIAN PELANGI
Bab ini membahas tentang biografi Dian Pelangi, tentang butik Dian
Pelangi (meliputi visi misi, produk butik Dian Pelangi, cabang-cabang
Butik Dian Pelangi, struktur manajemen perusahaan).
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
Bab ini menjelaskan tentang bentuk strategi public relation butik Dian
Pelangi dalam mensosialisasikan busana muslim melalui new media,
serta kelebihan dan kekurangan dari new media.
16
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini penulis menarik kesimpulan dari pembahasan dan hasil
penelitian, serta memberikan saran sebagai bahan pertimbangan.
17
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Strategi Public Relations
1. Pengertian Strategi
Strategi berasal dari kata bahasa Yunani “strategos” dan mengarah
kepada keseluruhan peran komando umum militer. Akan tetapi dalam hal
bisnis, strategi adalah menentukan lingkup dan arah suatu pengembangan
organisasi dan bagaimana dapat mencapai strategi yang kompetitif.1 Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.2
Adapun menurut Ahmad S. Adnanputra, M.A., M.S., pakar Humas
dalam naskah workshop berjudul PR Strategy (1990), mengatakan bahwa arti
strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana
merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya
perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen.3
Menurut Onong Uchjana Effendy, dalam bukunya yang berjudul
“Dinamika Komunikasi”, strategi merupakan perencanaan (planning) dan
1 Keith Butterick, Pengantar Public Relations: Teori dan Praktik. Penerjemah Nurul Hasfi
(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), h. 153. 2 Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 1092.
3 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media: Komunikasi Konsepsi dan
Aplikasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2006), h. 123.
18
manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. 4 Pada buku yang
ditulis oleh Rosady Ruslan yang berjudul “Kiat dan Strategi Kampanye
Public Relations”, menjelaskan bahwa strategi itu pada hakikatnya adalah
suatu perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu dalam
praktik operasionalnya. 5 Bennett (1996) menggambarkan strategi sebagai
„arah yang dipilih organisasi untuk diikuti dalam mencapai misinya‟. 6
2. Jenis Strategi
Dalam buku “Kebijakan dan Strategi Manajemen” yang ditulis oleh
George A. Steiner, dijelaskan bahwa tidak ada klasifikasi atau pengelompokan
strategi yang diterima secara umum. Namun, strategi dapat dilakukan
penggolongan menurut dimensi strateginya, yaitu:
a. Klasifikasi berdasarkan ruang lingkup yakni strategi dapat lebih luas atau
lebih sempit sesuai dengan pemahaman.
b. Klasifikasi berdasarkan hubungannya dengan tingkat organisasi yakni
strategi yang berdasar pada jenjang setiap divisi yang memiliki strateginya
masing-masing dan merupakan cabang dari strategi utama sebuah badan.
c. Klasifikasi berdasarkan keterkaitan strategi dengan sumber material atau
bukan material yakni dengan melihat bentuk fisik seperti SDM yang
tersedia atau gaya manajemen, pola pikir atau falsafah perusahaan.
4 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992),
h. 29. 5 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2007), h. 37. 6 Sandra Oliver, Strategi Public Relations, (London: KOGAN PAGE LTD, 2001), h. 2.
Penerjemah Sigit Purwanto, S.S.
19
d. Klasifikasi berdasarkan tujuan dan fungsi sebagai contoh pertumbuhan
adalah sasaran utama dari kebanyakan perusahaan dan terdapat banyak
strategi yang dapat dipilih untuk menjamin pertumbuhan tersebut.
e. Klasifikasi berdasarkan strategi pribadi manajer. Semakin tinggi tingkat
manajer, semakin penting strategi ini bagi kehidupan organisasi. 7
3. Public Relations
a. Pengertian Public Relations
Wahidin Saputra dan Rulli Nasrullah dalam bukunya yang berjudul
“Public Relations 2.0: Teori dan Praktik Public Relations di Era Cyber”,
ada beberapa definisi public relations, di antaranya:
1) J. H. Wright dalam buku Public Relations is Management (1949:3)
menjelaskan bahwa Public Relations yang modern adalah suatu
rencana tentang kebijaksanaan dan kepemimpinan yang akan
menanamkan kepercayaan publik dan menambah pengertian
mereka.
2) Glenn dan Denny Grisword dalam bukunya yang berjudul Your
Public Relations mengemukakan bahwa public relations adalah
suatu fungsi manajemen yang menilai sikap publik, menunjukkan
kebijaksanaan dan prosedur dari individu atau organisasi atas dasar
kepentingan publik dan melaksanakan rencana kerja untuk
memperoleh pengertian dan pengakuan dari publik.
7 George A. Steiner, Kebijakan dan Strategi Manajemen, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1997),
h. 15-16.
20
3) Bertrand Russel Canfield (1956:5) menyatakan bahwa public
relations adalah falsafah manajemen yang di dalam tiap keputusan
dan tindakannya mendahulukan kepentingan orang lain. 8
Adapun definisi public relations yang diambil dari The British
Institute of Public Relations yaitu sebagai berikut:
1) Aktivitas Public Relations adalah mengelola komunikasi antara
organisasi dan publiknya.
2) Praktik Public Relations adalah memikirkan, merencanakan dan
mencurahkan daya untuk membangun dan menjaga saling
pengertian antara organisasi dan publiknya. 9
Menurut Rosady Ruslan, S.H., M.M. dalam bukunya yang berjudul
“Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations” menarik kesimpulan
tentang public relations dari beberapa pendapat para ahli dan pakar:
1) Public Relations merupakan suatu seni untuk menciptakan
pengertian publik yang lebih baik yang dapat memperdalam
kepercayaan publik secara lebih baik atau pemberdayaan lebih
tinggi terhadap suatu lembaga atau organisasi.
2) Public Relations adalah suatu proses yang kontinu dari usaha
manajemen untuk memperoleh good will dan pengertian dari
pelanggan, konsumen, publik pada umumnya, termasuk para staf
8 Wahidin Saputra & Rulli Nasrullah, Public Relation 2.0 Teori dan Praktik Public Relations
di Era Cyber, (Jakarta: Gramata Publishing, 2011), h. 3-4. 9 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media: Komunikasi Konsepsi dan
Aplikasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2006), h.15-16.
21
pegawainya. Ke dalam, mengadakan perbaikan dan pembenahan
melalui corporate culture building berbentuk disiplin, memotivasi,
meningkatkan pelayanan, dan produktivitas kerja yang diharapkan
terciptanya sense of belonging terhadap perusahaannya. Sedangkan
keluar, berupaya menciptakan kepercayaan dan citra perusahaan
yang sekaligus memayungi serta mempertahankan citra
produknya. 10
International Public Relations Association (IPRA) memberi definisi
public relations (PR) karena pada tahun 1960 sudah banyak bermunculan
ribuan definisi PR. Karena dikhawatirkan akan mengaburkan pengertian
PR, maka pada bulan Mei 1960 anggota IPRA berkumpul di Den Haag,
Belanda. Definisi kerja PR yang resmi dari IPRA adalah sebagai berikut:
“Public Relations merupakan fungsi manajemen yang khas yang
mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi
dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan dan
kerja sama, melibatkan manajemen dalam permasalahan dan persoalan,;
membantu manajemen memberikan penerangan dan tanggapan dalam
hubungan dengan opini public; menetapkan dan menekankan tanggung
jawab manajemen untuk melayani kepentingan umum; menopang
manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif,
bertindak sebagai sistem peringatan yang dini dalam membantu
10
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2007), h. 8-9.
22
mendahului kecenderungan; dan menggunakan penelitian serta teknik
komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama”.11
b. Fungsi, Macam-macam PR, Sasaran dan Ruang Lingkup Public
Relations
1) Fungsi
Fungsi dari public relations adalah harapan publik terhadap apa
yang seharusnya dilakukan oleh public relations sesuai dengan
kedudukannya sebagai seorang public relations. Secara garis besar,
fungsi public relations adalah:
a) Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan
publiknya.
b) Melayani kepentingan publik dengan baik.
c) Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik.
Rahmat Kriyantono dalam bukunya yang berjudul “Public
Relations Writing: Teknik Produksi Media Public Relations dan
Publisitas Korporat” mengutip Scott M. Cutlip dan Allen H. Center
dalam buku “Effective Public Relations” menyebutkan fungsi
public relations sebagai berikut:
a) Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi.
11
Sr. Maria Assumpta Rumanti OSF, Dasar-Dasar Public Relations: Teori dan Praktik,
(Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002), h. 10-12.
23
b) Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan
menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan
menyalurkan opini publik kepada perusahaan.
c) Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan
perusahaan untuk kepentingan umum.
d) Membina hubungan secara harmonis antara perusahaan dan
publik, baik internal maupun eksternal. 12
Adapun fungsi public relations dalam buku Komunikasi &
Public Relations sebagai berikut:
a) Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan,
saling pengertian, dan citra yang baik dari publik atau masyarakat
pada umumnya.
b) Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa
diterima dan menguntungkan semua pihak.
c) Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang
spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan
organisasi atau perusahaan.
d) Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi
atau perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini
12
Rachmat Kriyantono, Public Relations Writing: Teknik Produksi Media Public Relations
dan Publisitas Korporat, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 21-22.
24
publik sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi
organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.
Kadar Nurjaman dan Khaerul Umam dalam bukunya yang berjudul
Komunikasi & Public Relations mengutip Black mengatakan dapat
disimpulkan bahwa fungsi public relations adalah memelihara,
mengembangbiakkan, mempertahankan komunikasi timbal balik yang
diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul, atau
meminimalkan munculnya masalah.13
2) Macam-macam Public Relations
a) Humas/PR Pemerintahan
Public relation di institusi pemerintahan dibentuk untuk
memublikasikan atau mempromosikan kebijakan-kebijakan
pemerintah. Mereka bertugas untuk memberikan informasi secara
teratur tentang kebijakan, rencana-rencana, serta hasil-hasil kerja
institusi serta memberi pengertian kepada masyarakat mengenai
peraturan dan perundang-undangan dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kehidupan masyarakat.
Selain itu, mereka juga harus memberikan masukan dan saran
untuk para pejabat tentang informasi yang dibutuhkan dan reaksi
atau kemungkinan reaksi masyarakat terhadap kebijakan mereka.
13
Kadar Nurjaman & Khaerul Umam, Komunikasi & Public Relations, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2012) , h. 114-115.
25
Ada dua sisi yang melatarbelakangi perkembangan PR
pemerintahan. Yang pertama, sisi pentingnya PR bagi
pemerintahan. Dan yang kedua, hambatan-hambatan yang dihadapi
oleh PR pemerintahan.
b) Humas/PR Industri dan Bisnis
Adanya PR atau humas di sebuah perusahaan merupakan
fungsi manajemen yang menentukan kesuksesan operasi suatu
perusahaan. PR industri tidak dapat dilepaskan dari prinsip
ekonomi karena industri dan bisnis berorientasi pada keuntungan
(profit oriented). Kehumasan dalam industri dan bisnis
berkembang seiring dengan peran masyarakat terhadap keputusan-
keputusan yang dibuat oleh manajemen utama dalam perusahaan.
Kemudian kemajuan teknologi yang ada saat ini juga
menimbulkan kewaspadaan berbagai kalangan. Kesadaran
masyarakat akan hal inilah yang mengakibatkan kalangan industri
dan bisnis melibatkan peranan masyarakat terhadap keputusan
mereka, sehingga ada hubungan timbal balik antara keduanya.
c) Humas/PR Sosial
Ada beberapa praktik humas dalam organisasi-organisasi
sosial, di antaranya yaitu yang pertama humas penegak hukum.
Termasuk juga humas yang berada dalam kepolisian. Penegak
hukum perlu mendengarkan dan tanggap terhadap kepentingan
umum supaya mereka dapat membantu masyarakat dengan baik.
26
Kedua, humas organisasi keagamaan. Saat ini organisasi-
organisasi keagamaan banyak memiliki staff humas yang
mengurusi publikasi, publisitas, penerangan, pengumpulan dana
dan penyelenggaraan special event.
Kemudian ketiga, humas profesi. Maksud utama dari
penerapan humas profesi adalah untuk mendapat pengakuan akan
keprofesionalan dan publikasi tentang apa yang telah mereka
lakukan bagi kepentingan masyarakat banyak. Dan yang keempat,
humas organisasi sukarela. Organisasi sukarela memerlukan
nasihat ahli humas dan menggunakan pendekatan kehumasan.
Divisi humas akan merancang suatu program humas yang
progresif, termasuk mengadakan hubungan dengan pers.
d) Humas/PR Organisasi Internasional
Lahirnya humas internasional disebabkan oleh adanya
perubahan sangat cepat dalam segala bidang, seperti
perkembangan bidang pariwisata, komunikasi, transportasi,
pendidikan, ekonomi, politik dan sebagainya. Humas internasional
menghadapi permasalahan yang sama dengan organisasi lainnya,
tetapi medannya jauh lebih luas sehingga kebijakan dan tekniknya
harus disesuaikan dengan keadaan setempat. Petugas humasnya
direkrut dari berbagai negara untuk menghindari bias.14
14
Frida Kusumastuti, Dasar-dasar Humas, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2004), h. 36-44.
27
3) Sasaran Public Relations
Firsan Nova dalam bukunya yang berjudul Crisis Public
Relations mengutip pendapat H. Fayol yang mengatakan bahwa ada
beberapa sasaran kegiatan public relations (PR), adalah sebagai
berikut:
a) Membangun identitas dan citra perusahaan (building corporate identity and
image).
1) Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif.
2) Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai
pihak.
b) Menghadapi krisis (facing of crisis.)
Menangani keluhan (complaint) dan menghadapi krisis yang terjadi dengan
bentuk manajemen krisis dan public relations (PR) recovery of image yang
bertugas memperbaiki lost of image and damage.
c) Mempromosikan aspek kemasyarakatan (promotion public causes).
1) Mempromosikan yang menyangkut kepentingan publik.
2) Mendukung kegiatan kampanye sosial, seperti anti-merokok dan
menghindari obat-obatan terlarang, dan sebagainya. 15
15
Firsan Nova, Crisis Public Relations, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 56-57.
28
4) Ruang Lingkup Public Relations
Ruang lingkup public relations pada umumnya dibagi berdasarkan
jenis organisasi yang pada garis besarnya adalah humas pemerintah,
humas perusahaan, dan humas internasional.
a. Humas (PR) Pemerintah
Lembaga-lembaga pemerintahan pusat sampai tingkat daerah
dilengkapi dengan bagian humas untuk mengelola informasi dan opini
publik. Dalam bukunya yang berjudul “Practical Public Relations”, Sam
Black mengklasifikasikan humas menjadi humas pemerintah pusat (center
government) dan humas pemerintahan daerah (local government).
b. Humas (PR) Perusahaan
Yang dimaksud dengan perusahaan disini mengacu pada organisasi
yang dengan manajemennya yang berorientasi untuk memperoleh
keuntungan, baik yang berbentuk bussines, company, firm, agency, dll.
Humas perusahaan terbagi menjadi enam macam, yaitu:
1) Hubungan dengan karyawan oleh humas (PR)
Kesuksesan sebuah perusahaan bergantung pada orang yang
bergerak dibelakangnya. Salah satu penggerak utama dari
perusahaan adalah karyawan. Adanya hubungan baik antara
karyawan dengan manajemen atau pimpinan perusahaan akan
menciptakan iklim kerja yang kondusif, dimana dengan iklim yang
kondusif tadi produktifitas karyawan akan meningkat.
29
2) Hubungan dengan pemegang saham (stockholder relations)
Dalam perusahaan yang sudah go international, humas juga
bertugas untuk membina hubungan baik antara pemegang saham
dengan jajaran direksi selaku pelaksana kebijakan. PR harus bisa
mengkomunikasikan kepada para pemegang saham bahwa arah
kebijakan direksi adalah positif, sehingga mereka percaya untuk
berinvestasi di perusahaan tersebut.
3) Hubungan dengan pelanggan (costumer relations)
Hubungan yang harus dibina antara perusahaan dengan para
pelanggan antara lain; mempromosikan produk kepada mereka,
antara lain dengan publikasi, event, berita, pendekatan komunikasi
konsumen, mencitrakan, serta program-program yang menyangkut
social responsibility.
4) Hubungan dengan komunitas khalayak sekitar (community
relations)
Perusahaan yang memiliki target tertentu, harus membina
hubungan baiknya dengan konsumen, apabila sudah terkumpul
dalam suatu komunitas. Dengan menggandeng komunitas
diharapkan perusahaan memiliki pelanggan setia yang ikut
membantu mempromosikan produk-produk dari perusahaan
kepada anggotanya.
30
5) Hubungan dengan pemerintah (government relations)
Hubungan baik dengan pemerintah akan membantu perusahaan
untuk mengkomunikasikan apa yang dihadapi oleh para
pengusaha, seperti pajak atau bea masuk.
6) Hubungan dengan pers (press relations)
Adanya hubungan baik dengan pers dapat membantu
perusahaan dengan segala produk-produknya, untuk memberikan
citra positif perusahaan tersebut pada masyarakat. Selain itu,
hubungan baik dengan pers juga menghindari perusahaan dari
pencitraan buruk dari pers.
c. Humas (PR) Internasional
Pada tahun 1950 Jhon W. Hill, seorang Amerika yang dianggap
pelopor dalam mengembangkan humas internasional, mengatakan bahwa
humas internasional akan berkembang pesat apabila suasananya didukung
oleh tiga unsur, yaitu:
1. Pemerintah yang mapan dan demokratis
2. Sistem ekonomi yang memungkinkan dikembangkan perusahaan
pribadi dan digalakkannya persaingan di segala lapangan yang
menuntut kerja keras.
3. Media yang besar dan merdeka, yang memperoleh pengawasan
pemerintah secara minimal.16
16
Wahidin Saputra & Rulli Nasrullah, Public Relation 2.0 Teori dan Praktik Public Relations
di Era Cyber, (Jakarta: Gramata Publishing, 2011), h. 54-60.
31
4. Strategi Public Relations
Firsan Nova dalam bukunya yang berjudul Crisis Public Relations
menyebutkan strategi public relations adalah sebagai berikut:
a. Publications (publikasi) adalah cara PR dalam menyebarkan informasi,
gagasan, atau ide kepada khalayaknya.
b. Event (acara) adalah setiap bentuk kegiatan yang dilakukan oleh PR dalam
proses penyebaran informasi kepada khalayak, seperti kampanye PR, seminar,
pameran, launching, CSR (Corporate Social Responsibility), charity, dan lain-
lain.
c. News (Pesan/Berita) adalah informasi yang dikomunikasikan kepada khalayak
yang dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung.
d. Corporate Identity (Citra Perusahaan) adalah cara pandang khalayak kepada
suatu perusahaan terhadap segala usaha yang dilakukan. Citra yang terbentuk
dapat berupa citra positif atau negative, tergantung dari usaha yang dilakukan
oleh perusahaan yang bersangkutan.
e. Community Involvement (Hubungan dengan Khalayak) adalah sebuah relasi
yang dibangun dengan khalayak (stakeholder, stockholder, media, masyarakat
di sekitar perusahaan, dan lain-lain).
32
f. Lobbying and Negotiation (Teknik Lobi dan Negosiasi) adalah sebuah
rencana jangka panjang maupun jangka pendek yang dibuat oleh PR dalam
rangka penyusunan budget yang dibutuhkan.
g. Social Responsibility. Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan
wacana yang sedang banyak digunakan oleh perusahaan dalam rangka
mengambil peran untuk melaksanakan aktivitasnya dalam rangka
mensejahterakan masyarakat disekitarnya. Berdasarkan sifatnya, pelaksanaan
program CSR dapat dibagi dua, yaitu Program Pengembangan Masyarakat
(Community Development) dan Program Pengembangan Hubungan/Relasi
dengan Publik (Relations Development).
Sasaran dari program CSR ini adalah: (1) pemberdayaan SDM lokal (pelajar,
pemuda, dan mahasiswa); pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar daerah operasi;
(3) pembangunan fasilitas sosial/umum, (4) pengembangan kesehatan masyarakat, (5)
pengembangan sosial budaya, dan lain-lain17
.
Rosady Ruslan dalam bukunya menyebutkan beberapa strategi PR melalui
program pendekatan dengan cara:
1. Jalur membujuk (persuasive), yaitu digunakan dalam jangka pendek untuk
mendapatkan publik eksternal sesuai keinginan perusahaan atau organisasi.
2. Jalur merangkul (patronage), yaitu digunakan dalam jangka panjang untuk
membina atau mempertahankan kerjasama dengan publik eksternal yang
sudah ada.
17
Firsan Nova, Crisis Public Relations, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 54-56.
33
3. Jalur penekanan/kekuatan (pressure/power), yaitu digunakan untuk
pencegahan penolakan secara langsung, agar publik eksternal bisa berubah
sikap untuk menerima keputusan suatu perusahaan atau organisasi.
4. Jalur membeli (purchasing), yaitu dengan mengabulkan atau menuruti
tuntutan yang diberikan oleh publik eksternal saat terjadinya perundingan atau
tawar menawar. 18
5. Program Strategi Public Relations
Rosady Ruslan dalam bukunya yang berjudul Manajemen Public
Relations dan Media mengutip dari Scott M. Cutlip & Allen H. Center
(Prentice-Hall, Inc. 1982:139), menyatakan bahwa proses perencanaan
program kerja melalui “proses empat tahapan atau langkah-langkah pokok”
yang menjadi landasan acuan untuk pelaksanaan program kerja PR adalah
sebagai berikut:
1) (Research-Listening)
Pada tahap ini akan ditetapkan suatu fakta dan informasi yang berkaitan
langsung dengan kepentingan organisasi, yaitu What‟s our Problem?
2) (Planning-Decision)
Dalam tahap ini sikap, opini, ide-ide dan reaksi yang berhubungan dengan
kebijaksanaan serta penetapan program kerja organisasi yang sesuai dengan
18
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media: Komunikasi Konsepsi dan
Aplikasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2006), h. 138.
34
kepentingan atau keinginan pihak yang berkepentingan mulai diberikan:
Here‟s what we can do?
3) (Communication-Action)
Dalam tahap ini informasi yang berkaitan dengan langkah-langkah yang akan
dilakukan, dijelaskan sehingga dapat menimbulkan kesan-kesan yang secara
efektif dapat mempengaruhi pihak-pihak yang dianggap penting untuk
memberikan dukungan: Here‟s what we did and why?
4) (Evaluation)
Di tahap ini, public relations menilai hasil-hasil dari program-program kerja
atau aktivitas PR yang telah dilaksanakan: How did we do? 19
Adapun dalam buku Hubungan Masyarakat juga terdapat tahapan-tahapan
metode kerja humas, di antaranya:
1. Penelitian
Sebagai tahap pertama dari metode kerja kehumasan, penelitian adalah
untuk mengetahui “what happening now” dengan hubungan-hubungan
organisasi yang terjadi. Dengan mengetahui “apa yang terjadi” bisa segera
dirumuskan permasalahan kehumasan dengan tepat. Seorang praktisi humas
juga sebaiknya harus memiliki kapasitas sebagai seorang peneliti yang
mampu menilai sebuah penelitian yang baik dan yang tidak.
19
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media: Komunikasi Konsepsi dan
Aplikasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2006), h. 148-149.
35
2. Perencanaan dan Pemrograman
Praktik kehumasan harus direncanakan, yakni melalui proses yang
dipikirkan secara matang, hati-hati dan bertanggung jawab. Fungsi sebuah
perencanaan humas adalah menyusun kerangka kerja sebuah program humas.
Meskipun banyak pendapat tentang unsure-unsur perencanaan sesuai dengan
kebutuhan, tapi hampir semua perencanaan memiliki unsure-unsur berikut:
perumusan masalah, penetapan sasaran dan tujuan, penentuan jadwal dan
biaya.
3. Implementasi
Implementasi dalam program humas meliputi strategi tindakan dan
strategi komunikasi. Strategi tindakan kehumasan adalah tindakan tanggung
jawab sosial oleh departemen humas atau bagian lain dari organisasi.
Kemudian strategi komunikasi dalam program humas berarti strategi dalam
membingkai pesan, memilih media yang tepat, dan kemampuan memahami
penerima pesan.
4. Evaluasi
Evaluasi program humas adalah melihat efektivitas suatu program
yang telah dilaksanakan dan sumbangan program humas ini bagi organisasi.
Tingkat dan tahapan evaluasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Evaluasi
Formatif atau evaluasi selama program berlangsung dan Evaluasi Sumatif atau
evaluasi setelah program humas dilaksanakan semua. 20
20
Liestianingsih Dwi Dayanti, Frida Kusumastuti, dan Ratih Puspo. Hubungan Masyarakat,
(Jakarta:Penerbit Universitas Terbuka, 2007), h. 6.2-6.40.
36
6. Komponen Pembentuk Strategi Public Relations
Dalam pembentukan strategi korporat, suatu strategi dipengaruhi oleh
unsur-unsur tertentu yang berkaitan dengan lingkungan, kondisi, visi atau
arah, tujuan dan sasaran dari suatu pola yang menjadi dasar budaya
perusahaan bersangkutan (corporate culture) yaitu:
a. Secara makro, lingkungan perusahaan/lembaga tersebut akan dipengaruhi
oleh unsur-unsur: kebijakan umum (public policy), budaya yang dianut,
sistem perekonomian dan teknologi yang dikuasai oleh organisasi yang
bersangkutan.
b. Secara mikro, tergantung dari misi perusahaan, sumber-sumber dimiliki
(sumber daya manusia dan sumber daya guna lainnya yang dikuasai),
sistem pengorganisasian, dan rencana atau program dalam jangka pendek
atau jangka panjang, serta tujuan dan sasarannya yang hendak dicapai. 21
Tabel 2.1
Komponen Pembentuk Strategi
21
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media: Komunikasi Konsepsi dan
Aplikasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2006), h. 130-131.
Komponen Pembentukan Strategi PR
1. Komponen sasaran
2. Komponen sarana
Satuan atau segmen yang akan digarap
Paduan atau bauran sarana untuk menggarap
suatu sasaran.
1
37
7. Marketing Public Relations (MPR)
Wahidin Saputra dan Rulli Nasrullah yang berjudul Public Relation 2.0 Teori
dan Praktik Public Relations di Era Cyber mengutip pendapat Philip Kotler yang
mengatakan bahwa marketing adalah sebuah ide untuk memuaskan keinginan
pelanggan dengan menampilkan produk dan segala sesuatu yang berkaitan
dengannya, yang diasosiasikan dengan pembuatan, pendistribusian dan akhirnya
pengkonsumsian produk tersebut. Sejak tahun 1990, berbagai kegiatan bisnis
khususnya bidang pemasaran sudah tidak mengacu kepada konsep-konsep pemasaran
konvensional yang pernah digunakan tahun 1960-an. Selama kurun waktu 1970-an,
muncul konsep-konsep pengembangan baru dalam bidang pemasaran dan lebih
dikenal dengan istilah pemasaran strategi, positioning, social marketing, macro
marketing, global marketing, dan mega marketing. Tahun 1980-an muncul lagi
konsep-konsep pemasaran yang lebih khusus dan lebih spesifik cakupannya. Yaitu
pengembangan dari 4-Ps (product, price, promotion, and placement) yang ditambah
dengan unsur kiat PR dan Power 2-Ps.
Dalam buku Wahidin Saputra dan Rulli Nasrullah yang berjudul Public
Relation 2.0 Teori dan Praktik Public Relations di Era Cyber mengatakan Philip
Kotler adalah orang pertama yang memunculkan konsep Mega Marketing yang
merupakan perpaduan antara kekuatan PR dan Marketing Mix. Kemudian muncul
istilah Marketing Public Relations (MPR), sebagai pengembangan tahap berikutnya
dari konsep sebelumnya (mega marketing) yang dipopulerkan oleh Thomas L. Harris
(1991) melalui bukunya yang berjudul The Marketer‟s Guide to Public Relations.
38
Menurutnya, Marketing Public Relations merupakan suatu proses perencanaan,
pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang dapat merangsang pembelian
dan kepuasan konsumen melalui pengkomunikasian informasi yang kredibel dan
kesan-kesan yang menghubungkan perusahaan, produk dengan kebutuhan, serta
perhatian pelanggan.
Secara garis besar terdapat tiga taktik dalam konsep MPR untuk mencapai
tujuan yaitu: pertama bahwa PR merupakan potensi untuk menyandang suatu taktik
pull strategy (menarik), sedangkan kedua adalah kekuatan sebagai penyandang, push
strategy (untuk mendorong) dalam hal pemasaran. Dan ketiga, pass strategy sebagai
upaya memengaruhi atau menciptakan opini publik yang menguntungkan. Adapun
fungsi pemasaran sebagaimana dijabarkan dalam bauran pemasaran (4-Ps) yaitu:
mengadakan riset pasar, menciptakan produk yang sesuai dari hasil riset pasar,
menentukan harga produk yang rasional dan kompetitif, menentukan dan memilih
target konsumen, komitmen terhadap pelayanan purna jual, merencanakan dan
melaksanakan kampanye promosi yang akan diluncurkan, serta mampu bersaing di
market plance dan cukup menarik (eye catching) baik segi kemasan, maupun kualitas
produk yang ditawarkan terhadap konsumennya.
Kecanggihan media elektronik juga memberikan manfaat bagi marketing
relations, yaitu: dapat lebih efektif dan efisien dalam penggunaan pembiayaan
publikasi, saling melengkapi dengan promosi periklanan, dapat meningkatkan
kredibilitas dari pesan-pesan yang disampaikan melalui jalur PR, dan kampanye
melalui PR tidak memerlukan space media agar dapat dimuat/ditayangkan daripada
39
beriklan di media elektronik dan media cetak. Perbedaan –perbedaan antara
marketing dan PR tetap ada, tapi perbedaan tersebut dapat dipersempit atau
diupayakan titik temu perannya dalam hal pencapaian tujuan utamanya dan khalayak
sasaran.
Dalam praktiknya, PR dapat berfungsi ganda yaitu di satu pihak sebagai MPR
untuk mencapai marketing objective, sedangkan pihak lain sebagai CPR (Corporate
Public Relations), untuk mencapai tujuan utama perusahaan dalam menciptakan
identitas dan citra perusahaan yang positif. Kiat-kiat MPR terdiri dari tiga komponen
yang berkaitan satu sama lain, pertama “Marketing PR Plan”, yang merupakan inti
dasar untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan perencanaannya. Kedua,
“Marketing PR Strategy”, yaitu sebagai sarana untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut, dan ketiga “Marketing PR Tactics” yaitu sebagai pelaksanaan program
untuk tujuan tersebut. 22
B. New Media (Media Baru)
Media massa mengalami perkembangan tahap demi tahap. Dari cetak (buku,
koran, majalah), berkembang ke ranah audio (radio), kemudian perpaduan audio dan
visual (televisi). Teknologi saat ini semakin berkembang pesat sampai akhirnya
ditemukan internet, yang memberikan sentuhan berbeda pada perkembangan media
massa selanjutnya. Berikut ini adalah jabaran mengenai new media.
22
Wahidin Saputra & Rulli Nasrullah, Public Relation 2.0 Teori dan Praktik Public Relations di Era
Cyber, (Jakarta: Gramata Publishing, 2011), h. 75-90.
40
Definisi mengenai new media, dijelaskan oleh Mark Poster dalam bukunya yang
berjudul The Second Media Age pada tahun 1990. Pengertian new media atau media
kedua menurut Poster merujuk kepada pengertian internet. Era media yang pertama
digambarkan oleh Mark Poster dengan ciri-ciri: sentralisasi produksi (satu menjadi
banyak), komunikasi satu arah, kendali situasi, reproduksi stratifikasi sosial dan
perbedaan melalui media, audiens massa yang terpecah dan kesadaran sosial. Era
media kedua, sebaliknya, dapat digambarkan sebagai: desentralisasi, dua arah, diluar
kendali situasi, demokratisasi, mengangkat kesadaran individu, orientasi individu.
Ada dua pandangan yang dominan tentang perbedaan antara era media pertama
dengan penekanannya pada penyiaran, sedangkan era media kedua penekanannya
pada jaringan. Kedua pandangan tersebut adalah pendekatan interaksi sosial (social
interaction) dan pendekatan integrasi sosial (social integration).23
Yang pertama, pendekatan interaksi sosial. Pendekatan ini membedakan media
menurut seberapa dekat media dengan model interaksi tatap muka. Bentuk media
penyiaran terdahulu dikatakan lebih menekankan pada penyebaran informasi saja,
sehingga mengurangi peluang untuk berinteraksi. Dan sebaliknya, media baru lebih
interaktif dan menciptakan sebuah pemahaman baru tentang komunikasi pribadi. 24
Internet memberikan tempat pertemuan semu yang memperluas dunia sosial,
23
David Holmes, Communication Theory: Media, Technology and Society, dalam Stephen W.
Littlejohn dan Karen A. Foss, Teori Komunikasi: Theories of Human Communication, terj.
Mohammad Yusuf Hamdan (Jakarta: Salemba Komunika, 2008), edisi IX, h. 413.
24
Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss, Teori Komunikasi: Theories of Human
Communication, terj. Mohammad Yusuf Hamdan (Jakarta: Salemba Komunika, 2008), edisi IX, h.
413.
41
menciptakan peluang pengetahuan baru, dan menyediakan tempat untuk berbagi
pandangan secara luas.25
Lalu pendekatan kedua adalah integrasi sosial. Pendekatan
ini menggambarkan media bukan dalam bentuk informasi, interaksi, atau
penyebarannya, tetapi dalam bentuk ritual, atau bagaimana manusia menggunakan
media sebagai cara menciptakan masyarakat. Menurut pandangan integrasi sosial,
interaksi bahkan bukanlah sebuah komponen penting dalam integrasi sosial melalui
ritual. Oleh karena itu, interaksi tatap muka bukan lagi menjadi standar utama atau
dasar bagi perbandingan media komunikasi. Seseorang tidak terlalu banyak
berinteraksi dengan orang lain, tetapi dengan media itu sendiri. 26
Adapun karakteristik dari media baru, yaitu network, information, interface,
archive, interactivity, dan simulation.
1. Network
Dalam ilmu komputer, network diartikan sebagai infrastruktur yang
menghubungkan antarkomputer dan perangkat keras lainnya, dan hasil dari
koneksi tersebut memungkinkan terjadinya komunikasi hingga akses dan
pertukaran data.
2. Information
25
Charles Soukup, “Computer-Mediated Communication as a Virtual Third Place: Building
Oldensburg‟s Great Good Places on the World Wide Web”, dalam Stephen W. Littlejohn dan Karen
A. Foss, Teori Komunikasi: Theories of Human Communication, terj. Mohammad Yusuf Hamdan
(Jakarta: Salemba Komunika, 2008), edisi IX, h. 414. 26
Stephen W Littlejohn dan Karen A. Foss, Teori Komunikasi: Theories of Human
Communication, terj. Mohammad Yusuf Hamdan (Jakarta: Salemba Komunika, 2008), edisi IX, h.
414.
42
Rulli Nasrullah dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Antarbudaya
di Era Budaya Siber mengutip Claude Shannon dan Warren Weaver
mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi ada komponen yang
memengaruhi bagaimana sebuah informasi itu diproses dan berjalan; yang
kemudian proses ini diskemakan sebagai model “of communication systems a
mathematical function” sebagaimana proses dalam radio atau televisi (Gane
and Beer, 2008:35-37). Komponen pertama adalah sumber informasi, bisa
berupa entitas, manusia, atau mesin yang memproduksi pesan atau urutan dari
pesan yang dikomunikasikan. Komponen kedua adalah transmitter atau media
yang mentransmisikan pesan. Lalu komponen ketiga dalam skema
komunikasi ini adalah channel yang merupakan medium dalam perjalanan
pesan. Dalam proses penyampaian pesan ini, sering kali ada gangguan (noise)
yang memengaruhi transmisi pesan. Marshal McLuhan (1964) memberikan
pernyataan bahwa dalam proses penyampaian pesan, tidak hanya gangguan
saja yang akan memengaruhi bagaimana pesan itu disampaikan atau diterima,
tetapi media yang membawa pesan itu sendiri memiliki pengaruh tersendiri.
3. Interface
Rulli Nasrullah dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Antarbudaya
di Era Budaya Siber mengutip Steven Johnson menjelaskan bahwa kata
„interface‟ merupakan perangkat lunak yang menghubungkan interaksi antara
pengguna dengan komputer. Interface berfungsi sebagai alat penerjemah
hingga memediasi antara dua entitas dalam sebuah network. Dalam media
baru, perangkat komputer bisa dikatakan sebagai interfaces. Perangkat seperti
43
mouse, keyboard, dan monitor adalah perangkat yang menghubungkan
manusia dengan jarngan. Dapat dikatakan bahwa interfaces dalam
karakteristik media baru sebagai penghubung dari berbagai lapisan yang ada
di sistem teknologi media baru yang memungkinkan terjadinya kontak di
antara entitas, dengan entitas di luar jaringan, dan beberapa kasus di antara
tubuh manusia di berbagai tempat. Bahkan menurut Manovich, komputer
tidak hanya medium yang menghubungkan manusia maupun mesin dalam
jaringan informasi di internet saja, tapi sudah menjadi budaya yang mengatur
bagaimana manusia melakukan koneksi dengan jaringan informasi atau
berhubungan dengan beragam data di internet.
4. Archive
Dalam media baru archive harus dipahami dalam kerangka teknologi
komunikasi yang mengubah cara dalam menghasilkan, mengakses, hingga
menaruh informasi itu sendiri. Media baru juga memungkinkan seseorang
untuk melakukan perubahan terhadap arsip yang tersimpan. Seperti yang
dijelaskan oleh Arjun Appadurai (2003:17) bahwa setidaknya ada dua hal
perubahan terhadap arsip dengan munculnya teknologi komunikasi, yaitu
kemampuan dari setiap pengguna internet untuk mengakses arsip dan
melakukan perubahan terhadapnya, dan terhadap arsip itu sendiri menjadi
lebih berkembang dikarenakan apa yang disebut Appadurai sebagai “the
nature and distributions of the users”.
5. Interactivity
44
Rulli Nasrullah dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Antarbudaya
di Era Budaya Siber mengutip menurut Graham, interactivity merupakan salah
satu cara yang berjalan di antara pengguna dan mesin/teknologi. Teknologi
telah memediasi segala aktivitas manusia. Manovich, dalam bukunya yang
berjudul The Language of New Media (2001) menyatakan bahwa pada
dasarnya baik teknologi media baru maupun media lama pada praktiknya
sama-sama menggunakan apa yang disebut dengan term interactivity.
Misalnya, ketika seseorang membaca buku fiksi yang harus berimajinasi
untuk memunculkan gambaran tokoh-tokoh dalam buku tersebut.
6. Simulation
Karakteristik dari media baru ini beranjak dari pemikiran Jean
Baudrillard dalam karyanya Symbolic Exchange and Death (1993) serta
Simulations and Simulacra (1994). Ia terkenal dengan gagasan simulasi; yaitu
suatu efek di mana masyarakat semakin berkurang tingkat kesadaran mereka
terhadap apa yang “real” karena imaji yang disajikan oleh media. Media,
dalam konsepsi Baudrillard, pada dasarnya bukanlah cerminan dari realitas,
tapi sudah menjadi realitas itu sendiri. Term simulacra ini terjadi melalui
empat tahap proses: pertama, tanda (sign) merupakan presentasi realitas;
kedua, tanda mendistorsi realitas; ketiga, bahwa realitas semakin kabur
bahkan menghilang, malah tanda merupakan representasi dari representasi itu
45
sendiri; dan keempat, bahwa tanda bukan lagi berhubungan dengan realitas,
dan imaji telah menjadi pengganti dari realitas itu sendiri. 27
Dalam bukunya yang berjudul The Social Media Bible: Tactics, Tools &
Strategies for Business Success, Lon Safko menyebutkan ada 15 kategori sosial
media, yaitu:
1. Social Networking (Facebook)
2. Publish
3. Photo Sharing (Instagram)
4. Audio
5. Video(Youtube)
6. Microblogging (Twitter)
7. Livecasting
8. Virtual Worlds
9. Gaming
10. Productivity Applications
11. Aggregators
12. RSS (Really Simple Syndication)
13. Search
14. Mobile (Blackberry)
15. Interpersonal 28
27
Rulli Nasrullah, Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2012), h. 69-90.
46
Dalam buku Stop Promotion, Start Communication terdapat beberapa
keuntungan dan kerugian menggunakan internet sebagai media pendukung
komunikasi dalam strategi pemasaran terpadu, yaitu:
Tabel 2.2
Keuntungan dan Kerugian Internet
KEUNTUNGAN KERUGIAN
1. Meningkatkan penjualan
2. Layanan cepat dan murah
3. Memudahkan pelanggan
4. Meningkatkan citra perusahaan
5. Penyampaian pesan lebih spesifik
6. Pelengkap strategi pemasaran
terpadu
7. Adanya interaksi dua arah antara
penjual dan pelanggan
8. Perusahaan menjadi mudah dikenal
pelanggan
9. Memudahkan pelanggan mencari
informasi tentang produk
1. Penyalahgunaan privasi pelanggan
2. Belum semua masyarakat sadar internet
3. Sulit melakukan pengawasan dan
pengendalian
4. Belum bisa menjangkau semua
kalangan pasar sasaran
5. Adanya potensi ancaman penipuan dan
kejahatan cyber lainnya
6. Munculnya berbagai gangguan yang
meresahkan pengguna internet29
28
Lon Safko, The Social Media Bible: Tactics, Tools & Strategies for Business Success, (New
Jersey: John Wiley & Sons Inc., 2010), h. 9. 29
Jenu Widjaja Tandjung, Teguh Prayogo dan Adi Prabowo. Stop Promotion, Start
Communication. (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2013), h. 68-69.
47
BAB III
SEJARAH JILBAB DAN HIJAB DI INDONESIA DAN GAMBARAN UMUM
BUTIK DIAN PELANGI
A. Sejarah Jilbab dan Hijab di Indonesia
Dalam agama Islam pakaian memiliki fungsi untuk menutup aurat demi menjaga
diri dari hal-hal yang tidak diinginkan. Pada awalnya penggunaan hijab di Indonesia
masih dianggap sebagai hal yang bersifat kuno dan fanatik terhadap agama. Bahkan
tahun 1979 pernah terjadi perlakuan diskriminatif yang dialami oleh siswi berjilbab di
SPG Negeri Bandung yang akhirnya melibatkan MUI Jawa Barat. Ada pula pada
tanggal 17 Maret 1982, Dirjen Pendidikan dan Menengah, Prof. Darji Darmohardjo,
SH., mengeluarkan SK 052/C/Kep/D.82 tentang Seragam Sekolah Nasional yang
implementasinya berujung pada pelarangan jilbab di sekolah.
Saat itu memang sedang marak penggusuran pemakai jilbab dari sekolah. Karena
kejadian-kejadian tersebut, banyak muslimah yang berhenti sekolah hanya karena
menjalankan syariatnya. Hal ini mengundang protes dari ribuan pelajar dan
mahasiswa berjilbab yang berujung pada revolusi jilbab. Sejak terjadinya gelombang
revolusi tersebut, akhirnya keluar SK Dirjen Dikdamen No. 100/C/Kep/D/1991 untuk
mencabut larangan pemakaian jilbab sebelumnya oleh pemerintah pusat. 1
1 Peneliti CGS (The Center for Gender Studies in Islamic Worldview), “Hijab Indonesia:
Sejarah yang Terlupakan,” artikel diakses pada 25 Januari 2014 dari http://thisisgender.com/hijab-
indonesia-sejarah-yang-terlupakan/
48
Ketika industri busana muslim dan jilbab sudah mapan, hijab mulai masuk ke
Indonesia. Meskipun jilbab dan hijab diartikan sebagai penutup kepala, keduanya
memiliki pengertian yang berbeda. Secara etimologis, jilbab yang merupakan kata
serapan dari bahasa Arab yaitu jalaba bermakna menghimpun atau membawa.
Sedangkan hijab dalam bahasa Arab yang berarti penghalang atau tabir penutup. 2
Pada tahun 2010, 30 orang Muslimah di Jakarta dari beragam profesi memiliki
inisiatif untuk membentuk sebuah komunitas muslimah yang bernama Hijabers
Community. Hijabers Community berusaha mengenalkan kepada masyarakat cara
mengenakan hijab yang trendy dan fashionable agar hijab tidak lagi dianggap kuno
dan tidak modern. Adanya komunitas hijab ini direspon sangat positif oleh kelas
menengah atas. Seiring berjalannya waktu semakin banyak muslimah yang tergerak
hatinya untuk menggunakan hijab. Hal ini menyebabkan munculnya desainer-
desainer baju muslim yang baru, seperti Jenahara, Ghaida Tsurayya, Lulu Elhasbu,
dan tentu saja Dian Pelangi.
Salah satu founder dari Hijabers Community adalah Dian Pelangi. Dian yang
memiliki latar belakang seorang pelajar jurusan tata busana di SMK Pekalongan, ia
melanjutkan studi ke ESMOD di Jakarta, lalu mengambil kursus lanjutan Bahasa
Arab di Mesir. Sekembalinya ke tanah air, ia mulai mengaplikasikan pengetahuannya
tentang mode fashion yang kini marak di kawasan Timur Tengah dan Eropa. Dian
Pelangi dapat dikatakan sebagai pengubah kebudayaan, karena dia bisa mendorong
2 www.hijabscorner.com, artikel diakses pada 25 Januari 2014 dari
http://www.hijabscorner.com/2012/05/pengertian-hijab-hijab-dalam-islam.html?m=1
49
sekaligus menginspirasi wanita muda di Indonesia bahwa mereka sebagai muslim
tertarik dengan gaya berbusana muslimah di Timur Tengah dan Eropa. Dian juga
mengakui bahwa dia banyak terinspirasi dari muslimah Timur Tengah.
Dian Pelangi yang tumbuh di keluarrga kental akan tradisi Islam, ayah pengusaha
garmen, dan ibu pemilik butik muslim merasa tertantang untuk mengubah pandangan
orang yang mengatakan bahwa berjilbab itu kuno atau kampungan.3 Ia merupakan
contoh nyata bagaimana seseorang yang mempunyai pengetahuan, kesadaran, dan
kemampuan tentang fashion. Tiga komponen inilah yang membentuk kemampuan
lintas budaya seorang agent of change. 4
Tentu saja fenomena hijab ini tidak terlepas dari pandangan atau pendapat yang
beragam dari khalayak. Tidak sedikit yang mempertanyakan apakah di balik
perkembangan jilbab dan hijab yang saat ini sedang menjadi tren fashion di Indonesia
ternyata disandingkan dengan ideologi kapitalis yang hakikatnya melekat dengan
dunia fashion. Penutup kepala bagi wanita muslim adalah simbol religiusitas
individunya. Simbol-simbol religius yang berupa hijab dan jilbab ini menjadi barang
dagangan yang diperjual belikan dengan pangsa pasar potensialnya yaitu wanita
muslim yang ingin tampil modis dengan hijabnya. Adanya pandangan ini menjadi
tanggung jawab para desainer baju muslim untuk lebih berhati-hati dalam berdakwah
melalui busananya.
3 “Profile Dian Pelangi: Cantik, Muda, dan Berbakat” dikutip dari vivanews.com diakses pada
26 Januari 2014 melalui http://quanesha.com/profile-dian-pelangi-cantik-muda-berbakat-dan-populer/ 4 Amanatia, “Kisah di Balik Penutup Kepala,” diakses pada 26 Januari 2014 melalui
http://m.kompasiana.com/post/read/525366/2/kisah-di-balik-penutup-kepala-iii
50
B. Butik Dian Pelangi
1. Visi Butik Dian Pelangi
Butik ini awal mulanya dikelola oleh orang tua Dian Pelangi, Bapak Ir. H.
Djamaloedin dan Ibu Hj. Hernani pada tahun 1991 di Palembang. Butik yang
menggunakan nama sang desainer ini memiliki visi “to propagate Islam and
Indonesian cultures through fashion and make the fabric and styles more
attractive to the world” (untuk menyebarkan; memperkenalkan Islam dan
budaya Indonesia lewat fashion dan membuat kain tenunan serta gayanya
menjadi lebih menarik di mata dunia).
2. Produk Butik Dian Pelangi
Dian Pelangi memadukan kain-kain tradisional Indonesia dalam desain
pakaian yang modis sekaligus universal. Oleh karena itu, karya-karyanya bisa
diterima oleh siapa pun, baik yang muslim maupun non-muslim, walau pun
sebenarnya busana-busana Dian Pelangi ini lebih dikhususkan untuk fashion
muslim. Saat ini, semua produksi Dian Pelangi dikerjakan oleh sekitar 500
pengrajin kain di Pekalongan. Yang menjadi ciri khas dari busana karya Dian
Pelangi ini adalah bahan dasarnya, yaitu:
Batik Pekalongan. Pekalongan sangat terkenal dengan seni batiknya yang
sudah turun temurun. Dibuat dengan tangan (handmade) para pengrajin batik,
menggunakan teknik wax-resist dyeing.
51
Songket, yaitu kain tradisional yang menggunakan teknik menyulam kain
sutra atau katun dengan benang berwarna emas atau perak.
Motif tie dye, yaitu salah satu teknik mewarnai kain dengan cara diikat dengan
tali atau karet, dijelujur, dilipat sampai kedap air, lalu dicelup dengan pewarna
batik. Di daerah asal orang tua Dian Pelangi, yaitu Palembang, tie dye lebih
dikenal dengan sebutan kain pelangi, karena hasil kainnya jadi berwarna-
warni.
Butik Dian Pelangi memiliki beberapa label berdasarkan jenis busananya,
yaitu Dian Pelangi, DP by Dian, Dian Pelangi Bride, Dian Pelangi Kids.
Dian Pelangi (main label)
Busana formal untuk kerja, formal meeting, dan untuk menghadiri
acara pernikahan. Di label ini ada dua kategori pakaian berdasarkan jenis
bahannya, yaitu Haute Couture yang menggunakan kain sutera dan manik-
manik; dan yang kedua adalah busana yang menggunakan bahan katun dan
diproduksi secara massal. Selain untuk wanita, label ini juga menyediakan
pakaian untuk pria. Target konsumen label ini yaitu pria atau wanita umur 20
hingga 50 tahun.
DP by Dian
Busana di label ini adalah busana kasual yang siap-pakai (ready to
wear) untuk wanita muslimah atau remaja putri yang berusia 15 hingga 30
tahun.
Dian Pelangi Bride
52
Dian Pelangi Bride dirancang khusus untuk para calon pengantin pria
dan wanita. Kostumer juga dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan
desainernya agar sesuai dengan keinginan mereka.
Dian Pelangi Kids
Dian Pelangi Kids merupakan label baru untuk anak-anak, namun
produksinya belum terlalu banyak.5
3. Cabang Butik Dian Pelangi
Hingga saat ini, butik Dian Pelangi memiliki 14 cabang yang tersebar di
Indonesia dan Malaysia, di antaranya yaitu:
Jakarta
Kemang Utara No. 51a, Kemang, Jakarta Selatan. Telp (62-21) 7181107, (62-
21) 9811 5377
Bintaro Raya Selatan blok N1 No. 1, Bintaro Sektor 1, Jakarta Selatan. Telp
(62-21) 7354223
Palembang
Jl. R. Soekamto, Komplek Permata Griya Blok E2, Palembang. Telp (62-711)
350557
Medan
5 Endang Ratna, Public Relation Officer Dian Pelangi. Dian Pelangi Company Profile
Presentation, 18 September 2013.
53
Jl. K.H. Zainul Arifin /Kampung Keling No. 115/129 (Sebelah Batik Danar
Hadi) Medan. Telp (62-61) 4577 664
Pekalongan
Jl. Kalimantan No. 16, Pekalongan, Jawa Tengah. Telp (62-285) 431709
Surabaya
Jl. Gayungsari VII, No. 31, Surabaya. Telp (62-31) 828 4549
Aceh
Jl. Banda Aceh – Medan Km. 7 Pagar Air, Aceh Besar. Telp 0811
6804984/0811 681250
Makassar
Jl. Hertasning No. 88c, Makassar, Sulawesi Selatan. Telp (62-411) 508 2946
Bandung
Jl. Karang Tingal No. 10 Sukajadi, Bandung.
Batam
Ruko Nusantara Golden Blok A No. 1 batam Center, Batam. Telp (62 778)
469270
Yogyakarta
Jl. Kyai H. Ahmad Dahlan No. 44. Telp (0274) 513228)
Pekanbaru
Jl. Jend. Sudirman, Sudirman City Square A 05, Pekanbaru, Riau. Telp (0761)
572991
Balikpapan
54
Jln. Jendral Sudirman Komp. Ruko Bandar B4, Balikpapan. Telp 0812 5349
8987
Malaysia
No. 17-1 Jalan Telawi 2, 59100 Bangsar Kuala Lumpur, Malaysia. Telp (60 3)
2202 17176
4. Struktur Manajemen Butik Dian Pelangi
Pemilik : Ir. H. Djamaloedin & Hj. Hernani
Manajer : Tito Haris Prasetyo
Desainer : Dian Pelangi
Accounting : Mika Putra
IT & Graphic : Achmad Fauzi
Public Relation : Endang Ratna
Personal Assistant : Bilqis Prisbian Ningrum
Event & Fashion Official : Achmad Musonef
Bridal : Pratiwi Rizsoeny
Assistant Designer : Ade Hanna Nurhasanah
6 Dian Pelangi, “Company Profile: Dian Pelangi Official Site”, diakses pada 27 September
2013 dari http://dianpelangi.com/about-us/company-profile/.
55
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS
A. Strategi Public Relations Butik Dian Pelangi dalam Mensosialisasikan
Busana Muslim melalui New Media
Azyumardi Azra mengutip Greg Fealy dalam artikelnya,Consuming Islam:
Commodified Religion and Aspirational Pietism in Contemporary Indonesia, dalam
Greg Fealy & Sally White (eds), Expressing Islam: Religious Life and Politics in
Indonesia (Singapore: ISEAS, 2008), mengemukakan, istilah komodifikasi berasal
dari commodity, yang antara lain berarti benda komersial atau objek perdagangan.
Jadi, komodifikasi Islam adalah komersialisasi Islam atau mengubah keimanan dan
simbol-simbolnya menjadi komoditas yang dapat diperjualbelikan untuk mendapat
keuntungan.
Memang istilah komodifikasi Islam tidak selalu berarti negatif. Apalagi proses
komodifikasi juga merupakan sebuah konsekuensi yang tidak disengaja dari
peningkatan semangat Islam di kalangan umat. Gejala ini kemudian difasilitasi oleh
kemajuan teknologi seperti teknologi komunikasi dan informasi yang meningkatkan
komodifikasi Islam tersebut. Perkembangan zaman yang dinamis membuat gejala-
gejala komodifikasi Islam tidak dapat dihindarkan.1
1 Azyumardi Azra, “Komodifikasi Islam,” artikel diakses pada 25 Januari 2014 melalui
http://www.uinjkt.ac.id/index.php/section-blog/28-artikel/265-komodifikasi-islam.html
56
Jika dilihat dalam fenomena hijabers saat ini, media berfungsi menghubungkan
wanita muslim Indonesia dengan tren fashion di luar negeri. Media sendiri memiliki
peran yang besar dalam menciptakan tren fashion, baik media tradisional atau media
baru. Media massa bersama media baru bersinergi untuk menciptakan kebutuhan
yang sebenarnya tidak dibutuhkan untuk khalayak. Dalam beberapa konteks, media
massa berperan sebagai etalase yang membius, sedangkan dunia maya adalah
perpanjangan tangan untuk mewujudkan apa yang ada di etalase tersebut.
Saat ini jilbab dan hijab yang mengusung ideologi spiritualitas disandingkan
dengan ideologi kapitalis yang melekat pada dunia fashion. Komodifikasi agama
Islam oleh media marak terjadi. Segala atribut Islam menjadi barang dagangan yang
laris diperjualbelikan, termasuk jilbab dan hijab. Representasi kesalehan yang
disebarkan oleh industri media akhirnya mampu perlahan menggeser konsep “umat”
sebagai komunitas religius ke konsep “pasar” sebagai kolektivitas pembeli. Dalam hal
ini, wanita muslim adalah “pasar media” yang potensial. 2
Akan tetapi kembali lagi bahwa komodifikasi Islam tidak harus selalu
mengandung hal-hal yang negatif. Kebutuhan wanita muslimah akan baju-baju
muslim membuat banyak desainer-desainer baju muslimah bermunculan. Dengan
semangat menjalankan syariat Islam, yaitu berhijab dan menutup aurat, para desainer
mencari cara bagaimana supaya baju muslimah bisa menarik dan membuat
pemakainya tidak terlihat tua atau sesuai dengan umurnya. Setiap desainer atau butik
2 Amanatia, “Kisah di Balik Penutup Kepala,” diakses pada 26 Januari 2014 melalui
http://m.kompasiana.com/post/read/525366/2/kisah-di-balik-penutup-kepala-iii
57
memiliki ciri khas atau visi dan misi masing-masing. Misalnya Ghaida Tsurayya yang
memiliki clothing line GDa’s by Ghaida, terkenal dengan ciri khas busana feminine,
serta warna pastel cerah dan beberapa warna earth tone.3 Kemudian ada Jenahara
yang terkenal dengan desain bajunya yang wearable, memiliki potongan yang unik
dan memadupadankan menswear dan womenswear.4
Butik Dian Pelangi sendiri memiliki visi untuk menyebarkan; memperkenalkan
Islam dan budaya Indonesia lewat fashion dan membuat kain tenunan serta gayanya
menjadi lebih menarik di mata dunia.5 Tentu bukan hal yang mudah bagi setiap
desainer baju muslimah untuk membuat busana muslim yang syar’i dan sesuai pakem
agama Islam sekaligus menarik. Apalagi ditambah dengan mengenalkan budaya
Indonesia sebagai negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam ke dunia
internasional. Tapi Dian Pelangi optimis bahwa tahun 2020 nanti Indonesia bisa
menjadi kiblat fashion muslim dunia.
Lon Safko, dalam bukunya yang berjudul The Social Media Bible: Tactics, Tools
& Strategies for Business Success menyebutkan 15 jenis kategori sosial media.
Namun berdasarkan kutipan wawancara di atas, di antara 15 kategori sosial media
tersebut hanya ada beberapa kategori saja yang digunakan oleh pihak butik Dian
Pelangi yaitu social networking (Facebook), microblogging (Twitter), video
3 Ghaida Tsurayya, “GDa’s by Ghaida: about GDa’s by Ghaida”, diakses pada 27 Mei 2013
dari http://gdasbyghaida.blogspot.com/p/about.html. 4 Jenahara, “Blogger: Profil User: JENAHARA”, diakses pada 27 Mei 2013 dari
http://jenahara-shop.blogspot.com/. 5 Endang Ratna, Public Relation Officer Dian Pelangi. Dian Pelangi Company Profile
Presentation, 18 September 2013.
58
(Youtube), dan photo sharing (Instagram). Untuk akun Facebook fanpage, blog, dan
Twitter butik (@dianpelangicom), dipegang oleh Wahidah Oktavia selaku admin
sosial media perusahaan Dian Pelangi.
Setiap cabang butik Dian Pelangi memiliki admin akun Twitter masing-masing,
di antaranya yaitu @dianpelangibatam, @dianpelangim’sia (Malaysia),
@dianpelangiYk (Yogyakarta), dan sebagainya. Selain akun Twitter butik Dian
Pelangi, ada juga akun Twitter @kamiidea yaitu akun twitter Kemudian, untuk akun
sosial media Instagram Dian Pelangi, dipegang oleh Bilqis Prisbian Ningrum selaku
asisten pribadi Dian Pelangi. Sedangkan akun Youtube yang digunakan adalah akun
milik pribadi suami dari Dian Pelangi, yaitu Tito Haris Prasetyo.
Meski di media tradisional seperti televisi dan suratkabar belum sampai pada
tahap sosialisasi hijab secara intens, tapi di media baru, siapa pun dapat mengakses
informasi tentang hijab. Tidak hanya di dunia maya, ekspansi hijab ini mulai
merambah ke lingkungan akademis dan pusat-pusat perbelanjaan dengan berbagai
workhsop tutorial, seminar, dan butik khusus hijab. Dalam hal publikasi di sosial
media, pihak manajemen butik khususnya humas dan admin sosial media memiliki
peranan yang penting. Dengan keberadaan sosial media sebagai media informasi yang
cepat dan praktis, mereka dapat memberikan informasi terbaru kepada konsumen dan
khalayak sosial media lainnya.
Seperti yang dikutip dari Rosady Ruslan dengan bukunya yang berjudul
Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, strategi diturunkan menjadi
59
taktik dalam program pendekatan dengan cara membeli (purchasing), jalur
penekanan/kekuatan (pressure/power), jalur membujuk (persuasive), dan taktik
merangkul (patronage).
Strategi yang dilakukan oleh public relations butik Dian Pelangi dalam
menerapkan sosialisasi produk busana muslim mereka yaitu:
1. Strategi Persuasif (Persuation)
Menurut Endang Ratna selaku public relations butik Dian Pelangi, strategi
persuasif mereka dalam menerapkan sosialisasi busana muslim adalah:
“Gini... Dian Pelangi dekat dengan media. Siapapun yang minjem baju
Dian Pelangi, pasti akan dikasih, dengan peraturan yang kalau balikin
harus dilaundry segala macem; itu salah satu syiar kita. Deket ke media…
promosi gratis tapi menjaga aja, saling menjaga tali silaturrahim yang
contohnya misalkan acara apa yaa, entertainment apaa, MC apa, sering
liat kaan, MC by Dian Pelangi. Waktu itu sempet juga kita wardrobe-in
Fathin, itu sebagian sih… sebenernya balik lagi sih, kita ngebantu untuk
orang yaa… ini loh Dian Pelangi… dengan cara seperti itu sih. Kita
selama ini tuh begitu… sama media dekat.”6
Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa humas butik Dian Pelangi
melakukan strategi persuasif mereka dengan cara dekat dengan teman-teman
media. Teman-teman media yang dimaksud disini adalah orang-orang yang
bekerja di media massa, baik media cetak, media televisi, atau media online.
Misalnya, ketika ada teman-teman dari media yang membutuhkan baju untuk
digunakan dalam sebuah acara atau show, butik Dian Pelangi bisa
6 Wawancara pribadi dengan Endang Ratna (Public Relation Officer) di butik Dian Pelangi,
Kamis, 31 Oktober 2013.
60
meminjamkannya dengan beberapa syarat dan ketentuan yang berlaku. Dian
Pelangi dan staff butik tidak hanya menjalin silaturrahmi dengan teman-teman
media saja, tentunya mereka juga harus memiliki hubungan yang baik dengan
para konsumennya. Hubungan baik yang terjalin tidak hanya di dunia nyata,
tapi juga di dunia maya. Menurut Endang Ratna, dengan saling menjaga
kepercayaan satu sama lain, mereka bisa menjalin hubungan yang baik dengan
siapa saja, baik dari kalangan media dan non media.7 Dalam buku Manajemen
Humas juga dikatakan bahwa humas atau public relations harus bisa
memelihara hubungan baik dengan media. Adanya hubungan erat ini dijalin
atas dasar saling menghormati dan percaya terhadap fungsi masing-masing
serta berdasarkan asas profesionalisme, bukan karena komitmen lainnya.8
Adanya hubungan baik dengan media tentu saja meberikan kesan yang baik
pula untuk butik Dian Pelangi.
2. Strategi Merangkul (Patronage)
Menurut Endang Ratna selaku public relations butik Dian Pelangi, strategi
butik dalam memelihara hubungan baik dengan khalayak adalah:
“Pasti, kita dengan cara ramah, itu udah pasti ya… sopan santun. Itu
udah pasti, klo misalnya masuk greeting itu udah pasti, tapi dengan
mengenal dia lebih dekat juga udah pasti. Klien kita itu kan premium
semua… ya dengan cara menjamu kaya gini, makanan khas Pekalongan,
suasana yang memang rumahnya rumah daerah dan segala macem…itu
kaya memang nyaman... dan disini juga kan ga ada fitting room yang
7 Wawancara pribadi dengan Endang Ratna (Public Relation Officer) di butik Dian Pelangi,
Kamis, 31 Oktober 2013.
8 Mahiddin Mahmud, Alex Rumondor, dan Agatha V. Hatta. Manajemen Humas, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007), h. 5.3.
61
gimana-gimana ya karena memang kita satukan dengan musholla gitu
kan.. ya memang adanya rumah begini…seperti rumah sendirilah…begitu
masuk dengan sofa-sofa mereka nyaman, mereka bisa mesen makanan
apa aja bisa disini gitu..9
Pendapat di atas dapat disimpulkan, dalam memelihara hubungan baik
dengan konsumen yang datang langsung ke butik Dian Pelangi adalah dengan
menjamu mereka dengan pelayanan yang ramah, mengenal konsumen lebih
dekat dan membuat suasana butik menjadi lebih nyaman.
Kemudian dalam menjalin hubungan baik dengan konsumen di sosial
media, Bilqis menambahkan sebagai berikut:
“Kalau di sosial media biasanya di twitter gitu. Kita ada official twitter
namanya @dianpelangicom, terus facebook dianpelangi fanpage, dan itu
kita open. Jadi terbuka untuk teman-teman gitu kan, yang mau bertanya
tentang Dian Pelangi, tentang apa, misalnya produk-produk terbaru, kita
welcome disitu. Jadi ada interaksi di sosial media itu kita manfaatin untuk
supaya lebih dekat dengan teman2, dengan customer, kaya gitu…
menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka: nah itu salah satu realisasinya
adalah Sisterhood, yaitu jumpa dengan teman-teman, customer, sebagai
ajang silaturrahim gitulah... kita berjabatan tangan, bertatap muka gitu
yaa.” 10
Pendapat Bilqis di atas dapat disimpulkan, bahwa dalam menjalin
hubungan baik antara mereka dan konsumen adalah dengan keterbukaan. Di
sosial media, para konsumen bebas untuk bertanya tentang apapun; produk
Dian Pelangi, aktivitas Dian Pelangi, dan sebagainya. Sebagai bentuk realisasi
silaturrahim di sosial media tersebut, Dian Pelangi akhirnya mengadakan
9 Wawancara pribadi dengan Endang Ratna (Public Relation Officer) di butik Dian Pelangi,
Kamis, 31 Oktober 2013. 10
Wawancara pribadi dengan Bilqis Prisbian Ningrum (Personal Assistant Dian Pelangi) di
butik Dian Pelangi, Kamis, 31 Oktober 2013.
62
acara Sisterhood. Acara yang disponsori oleh bank BNI dan Wardah ini
menjadi ajang silaturrahim antara Dian Pelangi dan konsumennya.
Berikut ini adalah flyer acara Sisterhood tahun 2013 yang disponsori oleh
bank BNI dan Wardah. Acara Sisterhood juga bekerja sama dengan beberapa
media di antaranya yaitu detikcom, detik forum, wolipop.com, dan majalah
Hijabella:
Gambar 4.1
Flyer Event Sisterhood 2013
3. Strategi Pressure & Power
Menurut Endang Ratna selaku public relations butik Dian Pelangi, strategi
mereka dalam menggunakan penekanan /kekuatan apabila mereka mengalami
kesulitan dalam menghadapi para konsumen atau khalayak sosial media:
63
“Kritikan itu pasti ada… tapi kita bikin kritik itu adalah suatu sarana kita
untuk membangkitkan kita untuk lebih baik lagi. Tapi balik lagi kita
adalah perusahaan yang kecil, dan baju-baju kita adalah baju-baju
handmade, kita bukannya pengen membesar atau gimana-gimana. Semua
itu kita harus pikirkan satu persatu, kaya misalkan reseller yang ga dapet
aja itu kan juga suatu kritikan. Tapi gimana kita menjelaskan kepada
mereka kalau ini adalah handmade, tolong ngerti gitu loh… kita tetep
menjaga kalo ini adalah kualitas dan produk yang memang khas
Indonesia… selama ini juga banyak sekali email-email yang mau jadi
reseller, sampe mereka tuh mencantumkan CVnya kalo kami tuh PT yg
terpercaya; tapi kita nggak bisa.”11
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kritik dan penekanan itu
pasti ada. Sebagai contoh, ketika ada kritik dari konsumen tentang butik
Dian Pelangi yang tidak dapat menerima reseller. Alasan pihak butik tidak
menerima reseller adalah agar kualitas dan keaslian produk butik Dian
Pelangi tetap terjaga. Karena banyak sekali yang berminat untuk menjadi
reseller, akhirnya pihak butik menjelaskan kepada mereka bahwa butik
Dian Pelangi tidak dapat menerima reseller karena beberapa alasan
tersebut. Setelah dijelaskan baik-baik, para peminat reseller pun akhirnya
mengerti dan memahami alasan dari pihak butik Dian Pelangi.
Akun sosial media seperti Twitter, Facebook, dan Instagram juga tidak
luput dari kritikan serta keluhan dari khalayak sosial media. Menurut
Bilqis Prisbian Ningrum, ketika ada kritikan atau bahkan komentar yang
negatif di sosial media, admin akun tersebut harus bisa melihat apakah
pertanyaan dan komentar-komentar tersebut harus dijawab dan ditanggapi
atau tidak. Kalau memang harus dijawab, sebisa mungkin pihak butik
11
Wawancara pribadi dengan Endang Ratna (Public Relation Officer) di butik Dian Pelangi,
Kamis, 31 Oktober 2013
64
menyikapinya dengan cara yang positif. Akan tetapi, seperti apapun
kritikan dan komentar yang datang dari khalayak, ini tetap akan menjadi
pembelajaran bagi pihak butik Dian Pelangi. Bahkan dalam buku Stop
Promotion, Start Communication, ada salah satu tips berkomunikasi di
Facebook bagi para pebisnis yang menyarankan untuk menanggapi
sewajarnya saja ketika menerima komentar yang ditujukan kepada status
atau post pebisnis tersebut. Begitu pula ketika pebisnis atau admin sosial
media berkomentar atau menyampaikan sebuah berita atau informasi,
hendaknya menggunakan bahasa yang sopan dan tidak menyakiti orang
lain. 12
4. Strategi Purchasing
Menurut Endang Ratna selaku PR di butik Dian Pelangi, strategi tawar
menawar dengan customer adalah:
“Sebenarnya harga disini sudah ditentukan sama pihak Pekalongan. Kita
disini tinggal menyampaikan ke customer aja. Label dan bandrol harga
itu udah dari Pekalongan. Jadi semua pusatnya di Pekalongan. Misalnya
kalau kita nih kewalahannya gini, kita ada fashion show. Tiba-tiba ada
buyer yang datang ke kita. Tapi kita belum rincikan tuh harganya. Kita
tetap harus telfon dulu ke Pekalongan. Karena mereka yang belanja, yang
benar-benar tahu detailnya. Memang prosesnya begitu, tapi yaitulah
keunikan dari Dian Pelangi kan… kita produksi disana, belanja disana,
segala macem disana, dan kita tenaga kerjanya disini. Kecuali kalau
manik-manik, mungkin kita belanja memang pasarnya di Jakarta. Tapi
kalau untuk produksinya, bahan tenun dan sebagainya itu balik lagi ke
Pekalongan.” 13
12
Jenu Widjaja Tandjung, Teguh Prayogo dan Adi Prabowo. Stop Promotion, Start
Communication. (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2013), h. 106. 13
Wawancara pribadi dengan Endang Ratna (Public Relation Officer) di butik Dian Pelangi,
Kamis, 31 Oktober 2013.
65
Pendapat Endang Ratna di atas dapat disimpulkan bahwa semua harga
produk busana muslim yang ada di butik Dian Pelangi sudah ditentukan oleh
pihak pusat yang ada di Pekalongan. Jika memang ada pembeli yang ingin
membeli baju yang belum ada label harganya, pihak butik tetap harus
konfirmasi ke pihak pusat butik disana. Jadi, mereka tidak bisa sembarangan
dalam menentukan harga baju-baju tersebut. Hal ini dikarenakan semua
produksi baju Dian Pelangi dilakukan di Pekalongan, mulai dari belanja bahan
baku, produksi, pengemasan sampai proses pengiriman ke berbagai cabang
butik Dian Pelangi.
Bilqis Prisbian Ningrum selaku personal assistant Dian Pelangi
menambahkan:
“Kita hampir setiap hari juga ada diskon hasil kerjasama sama bank BNI.
Misalnya nih yang di gentong (di dalam butik ada beberapa gentong baju) itu
sudah diskon berapa persen gitu... Jadi tiap-tiap item memang ada diskon
tersendiri, apalagi kalau menjelang Idul Adha, atau lebaran Idul Fitri itu
pasti ada diskon tersendiri buat para konsumen/ customer, begituu…”14
Adanya diskon tentu saja sangat ditunggu-tunggu oleh para konsumen.
Berdasarkan pernyataan Bilqis di atas dapat disimpulkan bahwa walaupun
harga baju sudah ditentukan dari pihak Pekalongan, pihak butik juga sering
memberikan penawaran potongan harga atau diskon hasil kerjasama dengan
bank BNI. Diskon ini berlaku bagi pelanggan pengguna kartu kredit/debit
bank BNI. Jadi, strategi tawar menawar yang dilakukan oleh butik Dian
14
Wawancara pribadi dengan Bilqis Prisbian Ningrum (Personal Assistant Dian Pelangi) di
butik Dian Pelangi, Kamis, 31 Oktober 2013.
66
Pelangi terjadi ketika mereka bekerjasama dengan pihak bank, dalam hal ini
bank BNI untuk menawarkan potongan harga atau diskon bagi customer yang
menggunakan kartu kredit/debit bank BNI. Adanya penawaran diskon ini juga
diinformasikan oleh pihak butik kepada para konusmennya melalui sosial
media mereka.
Endang Ratna selaku humas butik juga mengatakan bahwa strategi tawar
menawar tidak hanya dalam hal harga dan penawaran diskon saja. Strategi ini
juga terjadi ketika ada pihak lain atau pihak media yang ingin meminjam baju
di butik Dian Pelangi:
“Adapun dalam negosiasi atau tawar menawar peminjaman baju, Dian itu
ada bagian-bagiannnya. Kalau untuk peminjaman baju memang langsung
berhubungan dengan asisten desainer. sebelum mereka (asisten desainer)
mendapatkan tugas dalam hal pinjam-meminjam, kita berembuk dan bikin
form peminjaman. Mereka (peminjam) harus cuci standard-nya dimana,dan
membawa surat yang resmi dari instansinya; itu semua udah standarnya
seperti itu. Karena bukannya kenapa-kenapa, banyak sekali yang meminjam
untuk urusan pribadinya. Bukan kita negative thinking, tapi dengan seperti itu
kita jadi tidak curiga. Dengan adanya surat instansi yang jelas; jadi disitu
(form) nanti ada nama, jabatan, nomor telepon, nomor KTP. Kita juga
memberikan keleluasaan apapun tapi dengan batas waktu, kapan tanggalnya
dipulangkan yaitu 2 hari setelah laundry. Alhamdulillah so far selama ini
tidak ada masalah gitu… Jadi luwes tapi lebih jelas sebenarnya buat apa
(bajunya). Dan aku juga sebenarnya me-maintance di tv memang dia pakai,
secara ga langsung sih aku ngelihat aja, gitu oh iya ternyata dipakai
bajunya… jadi aku juga melihat, sebenarnya kan bukti tayang itu harus ada
“busana by Dian Pelangi”… selama ini sih kerja sama baik-baik saja. “
Berdasarkan pernyataan Endang tersebut, ketika ada pihak media yang
ingin meminjam baju di butik, mereka harus mengikuti beberapa ketentuan-
ketentuan yang berlaku di butik tersebut. Misalnya, ketika ada yang mau
67
meminjam baju, mereka (peminjam) harus membawa surat resmi dari instansi
tempat mereka bekerja. Menurut Endang, surat tersebut wajib dibawa untuk
kenyamanan dan rasa saling percaya antara kedua belah pihak. Kemudian,
peminjam juga harus laundry baju yang dipinjam di beberapa tempat yang
disarankan oleh pihak butik. Pihak butik pun memang sudah memiliki standar
tempat laundry mana yang bagus untuk menyuci baju-baju produk Dian
Pelangi. Ada pun batas waktu pengembalian baju yang dipinjam yaitu dua
hari setelah dicuci atau laundry. Endang juga mengatakan bahwa dirinya
sering melihat di televisi apakah baju yang dipinjam benar-benar digunakan
oleh media atau peminjam. Menurutnya, sejauh ini tidak ada masalah dalam
hal peminjaman baju dan pihak peminjam juga setuju mengikuti ketentuan-
ketentuan yang berlaku di butik Dian Pelangi.
B. Kelebihan dan Kekurangan New Media yang dihadapi Public Relations
Butik Dian Pelangi dalam mensosialisasikan Busana Muslim
Keberadaan new media (internet) tentunya sudah mengubah cara sebuah
perusahaan dalam hal berbisnis dan berinteraksi dengan pelanggannya. Internet
merupakan media yang sangat mendukung kegiatan “kehumasan” suatu perusahaan.
Semua informasi tentang perusahaan tersebut dapat dengan mudah tersajikan dan
dinikmati oleh para pelanggannya. Tapi dibalik semua kemudahan dan keuntungan
yang disediakan oleh internet beserta sosial media yang ada, tentunya terdapat
beberapa kekurangannya pula. Begitu pula dengan sosial media yang digunakan oleh
68
butik Dian Pelangi dalam mensosialisasikan busana muslim di new media. Tentu saja,
pihak public relations butik merasakan kelebihan dan kekurangan dari new media
yang mereka gunakan. Berikut hasil wawancara mengenai kelebihan dan kekurangan
new media:
1. Facebook fanpage butik Dian Pelangi dan Twitter
Kehadiran Facebook tidak dapat dipungkiri telah mengubah dan
memberikan warna baru pada cara berkomunikasi dengan orang lain. Bagi
para pelaku bisnis yang jeli, semua media yang dapat menghubungkan
pemilik produk dengan pasarnya akan dimaksimalkan pemakaiannya,
termasuk Facebook. 15
Keuntungan dari Facebook fanpage ini tentunya dapat
memudahkan butik Dian Pelangi dalam mengenalkan berbagai macam
produknya ke semua pengguna Facebook, lebih terbuka; tidak seperti akun
Facebook biasa yang harus meng-add friend akun lainnya untuk mengetahui
profil orang tersebut. Tapi dibalik keuntungan fanpage tersebut, ternyata ada
kekurangan yang dirasakan oleh butik Dian Pelangi seperti dalam wawancara
dengan Bilqis Prisbian Ningrum dibawah ini:
“Banyak akun-akun Dian Pelangi yang KW (palsu). Misalnya ada yang ga
Dian Pelangi lakukan (acara/kegiatan) atau butik lakukan tapi mereka (akun-
akun palsu) post ada kegiatan apaa gitu. Coba deh bisa di-cross check di
Facebook, ketik Dian Pelangi nanti yang muncul itu banyak banget kan.
Memang semuanya gambarnya Dian Pelangi, cuma ya gitu. Sekarang
memang marak ya, Facebook yang hijab inilah, hijab itulah, terus yang
update tentang tausiyah-tausiyah yang bagus-bagus dan positif gitu kan…
Tapi yang aku tahu DianPelangiCom itu ga kaya gitu. Maksudnya, akun Dian
15
Jenu Widjaja Tandjung, Teguh Prayogo dan Adi Prabowo. Stop Promotion, Start
Communication. (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2013), h. 105.
69
Pelangi itu selalu ada kontennya tersendiri, kita bisa bandingin kok, mana
yang resmi dan yang palsu. Kalau dia (masyarakat pengguna sosial media)
benar-benar jeli dan tahu, pasti dia juga tahu kan. Tapi sekarang dari mba
Dian pribadi sudah menutup akunnya yang di Facebook dan dia lebih priority
ke Dian Pelangi fanpage yang di Facebook itu. Adanya yang Facebook
fanpage itu, dan Facebook fanpage cuma tinggal di-like aja. Kalau Instagram
dan Twitter pribadi masih tetap ada ya. Jadi nggak ada akun-akun Dian
pelangi yang istilahnya kalau kita mau temenan dan harus add friend, itu ga
ada. Sempat bermasalahnya ya disitu, kok banyak banget Dian Pelangi KW
ya, gitu. Walaupun akun-akun itu nge-post hal-hal yang positif, tapi tetap aja
mereka bukan akun resmi Dian Pelangi. Kalau Twitter kan untungnya masih
bisa dibedain, Kalau misalnya Facebook agak susah, jadi akhirnya lebih ke
Facebook fanpage aja. Yang pasti karena satu admin (mba Via) yang megang
Facebook fanpage dan Twitter @dianpelangicom, setiap yang diupdate di
Twitter, pasti diupdate juga yang di Facebook, jadi bersamaan gitu. Misalnya
kita ada acara apa hari ini, terus diupdate di Twitter, otomatis Facebook
fanpage juga ke-update.”16
Berdasarkan pernyataan Bilqis di atas, salah satu kekurangan dari sosial media
Facebook adalah banyaknya akun-akun Dian Pelangi yang palsu. Hal ini disebabkan
karena mudahnya membuat akun Facebook sehingga memungkinkan munculnya
akun-akun palsu yang lain. Akun-akun palsu tersebut juga menggunakan foto-foto
Dian Pelangi. Sebenarnya tidak hanya di Facebook saja yang banyak akun-akun palsu
Dian Pelangi. Di Twitter pun juga tidak kalah “ramai” oleh akun-akun yang mengaku
akun pribadi Dian Pelangi atau butik Dian Pelangi. Tetapi, bagi para pengguna sosial
media yang jeli, baik Facebook maupun Twitter, pasti tidak sulit untuk membedakan
akun mana yang asli dan yang mana yang palsu. Namun untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan, akun Facebook Dian Pelangi pribadi pun akhirnya ditutup.
16
Wawancara pribadi dengan Bilqis Prisbian Ningrum (Personal Assistant Dian Pelangi) di
butik Dian Pelangi, Kamis, 19 Desember 2013.
70
Bilqis juga mengatakan bahwa walaupun di antara akun-akun tersebut banyak yang
mengirim post hal-hal positif, tapi tidak sedikit pula akun-akun palsu yang posting
kegiatan atau acara yang sebenarnya tidak dilakukan oleh pihak Dian Pelangi dan
butik.
Gambar 4.2
Salah satu akun Facebook palsu Butik Dian Pelangi
Gambar di atas merupakan salah satu akun Facebook palsu bernama “Butik Dian
Pelangi” yang menjual foto-foto baju bermotif jumputan yang hampir sama seperti
produk-produk Dian Pelangi. Padahal menurut Endang Ratna, butik Dian Pelangi
tidak melayani pembeli secara online. Sosial media yang dikelola oleh staff butik
hanya untuk mengenalkan, mempromosikan dan mensosialisasikan produk butik
sekaligus sharing kegiatan Dian pelangi dan butik.
Gambar di bawah ini merupakan akun resmi Facebook fanpage dari butik Dian
Pelangi yang dikelola oleh salah satu staff butik, Wahidah Oktavia:
71
Gambar 4.3
Akun Resmi Facebook Fanpage butik Dian Pelangi
Adapun untuk akun resmi Twitter butik Dian Pelangi yaitu @dianpelangicom dan
beberapa akun cabang, kelebihannya adalah dapat membangun kedekatan dan
berdialog secara langsung dengan follower. Twitter merupakan media komunikasi
dua arah atau interaktif, yang berarti komunikasi yang terjalin antara sumber (admin
akun) dengan penerima informasi (followers) adalah hubungan timbal balik. Untuk
membangun kedekatan dengan follower di Twitter, diperlukan waktu untuk
berinteraksi dengan mereka, baik melalui mention, merespon replies, sampai
menjawab direct messages. Tetapi, di antara beberapa kelebihan Twitter, kekuatan
yang sesungguhnya dari sosial media ini adalah sebagai media promosi sekaligus
sosialisasi yang murah.17
Hal ini juga diakui oleh Bilqis. Menurutnya, kehadiran
17
Ivan Dipa. Twitter is Money. (Jakarta: Mediakita, 2013), h. 3.
72
sosial media saat ini sangat membantu pihak butik dalam memberikan informasi
terbaru secepat mungkin kepada para followers atau konsumen18
. Kemudian
kekurangan dari Twitter, selain banyak akun palsu yang mengaku akun resmi Dian
Pelangi atau butik, kekurangannya juga terlihat jelas dari terbatasnya karakter/huruf
yang dapat digunakan dalam sekali update di Twitter, yaitu hanya 140 karakter. Hal
ini menyebabkan Twitter kurang efektif untuk penjelasan, tetapi menjadi sangat
efisien untuk penyampaian pesan. 19
Gambar di bawah ini merupakan gambar dari akun Twitter pribadi Dian Pelangi
yang dikelola sendiri oleh Dian:
Gambar 4.4
Akun Twitter Pribadi Dian Pelangi
18
Wawancara pribadi dengan Bilqis Prisbian Ningrum (Personal Assistant Dian Pelangi) di
butik Dian Pelangi, Kamis, 19 Desember 2013. 19
Jenu Widjaja Tandjung, Teguh Prayogo dan Adi Prabowo. Stop Promotion, Start
Communication. (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2013), h. 107.
73
2. Instagram
Adapun menurut Bliqis Prisbian Ningrum selaku asisten pribadi Dian Pelangi
sekaligus admin sosial media Instagram kekurangan dan kelebihan dari Instagram
adalah sebagai berikut:
“Terus kalau Instagram menurut aku (Bilqis) lebih banyak positifnya sih
daripada kekurangannya. Di Instagram aku update tentang kegiatan-kegiatan
mba Dian hari ini ada apa misalnya, gitu. Lebih simpel aja sih kalau di
Instagram. Kita tinggal update fotonya, terus update apa kegiatan mba Dian,
post, udah selesai. Terus kekurangannya Instagram kadang tuh suka banyak
pertanyaan-pertanyaan yang kurang penting. Tapi kalau misalnya ada komen-
komen yang baik dan bagus, kita ambil sebagai masukan positifnya aja.”20
Berdasarkan pernyataan Bilqis di atas, kelebihan dari Instagram adalah
Instagram merupakan salah satu sosial media yang mudah digunakan sekaligus
sudah bisa mencakup foto dan video. Penggunanya hanya perlu memilih foto
yang akan digunakan, lalu menuliskan keterangannya/caption, kemudian post di
Instagram. Ada pun kekurangan dari Instagram menurut Bilqis yaitu banyaknya
pertanyaan-pertanyaan atau komentar yang kurang penting dari followers. Hal ini
disebabkan karena memang sosial media merupakan media yang bebas, yang
artinya siapa pun dapat dengan bebas berbicara atau berpendapat apapun. Tentu
saja sebagai pengguna atau admin akun Instagram, Bilqis dapat memilih
komentar atau pendapat mana yang penting untuk dijawab dan yang mana yang
tidak perlu dijawab.
20
Wawancara pribadi dengan Bilqis Prisbian Ningrum (Personal Assistant Dian Pelangi) di
butik Dian Pelangi, Kamis, 19 Desember 2013.
74
Gambar 4.5
Akun Instagram Pribadi Dian Pelangi
Gambar di atas adalah header dari akun Instagram pribadi Dian Pelangi yang
dikelola oleh asisten pribadi Dian Pelangi, yaitu Bilqis Prisbian Ningrum. Dapat
dilihat dalam gambar tersebut beberapa foto Dian menggunakan baju muslim
rancangannya sendiri.
3. Youtube
Sosial media yang memiliki slogan “Broadcast Yourself” ini merupakan
sebuah situs web berbagi video yang memungkinkan penggunanya mengunggah,
menonton dan berbagi video.21
Kelebihan dari Youtube tentunya dapat
memberikan informasi kepada khalayak dalam format video. Tentu saja, Youtube
juga memiliki kolom komentar sehingga para pengguna Youtube yang melihat
21
http://id.wikipedia.org/wiki/YouTube . Diakses pada hari Senin, 6 Januari 2014.
75
video tersebut dapat bebas berpendapat mengenai apa yang mereka lihat. Menurut
Bilqis Prisbian Ningrum, butik Dian Pelangi belum memiliki akun resmi
Youtube, seperti dijelaskannya dalam hasil wawancara berikut ini:
“Terus kalau Youtube, masih pakai akun pribadinya mas Tito, suaminya mba
Dian. Kemarin sih sempat dibahas tentang Youtube, kita memang belum
punya official Youtube kaya Facebook fanpage atau Twitter official. Tapi
tetap di Youtube sendiri juga sudah banyak kok video acara atau kegiatannya
Dian Pelangi dari berbagai sumber. Kadang dari kita juga ada, kita
kumpulin, kita arsipkan dan dokumentasikan misalnya dari acara tv apa gitu.
Kan mereka (TV) juga suka share di Youtube.”22
Berdasarkan pernyataan Bilqis di atas, walaupun butik Dian Pelangi belum
memiliki akun resmi Youtube dan masih menggunakan akun milik pribadi dari
suami Dian Pelangi, para pengguna Youtube masih tetap bisa melihat video
tentang Dian Pelangi yang di-post oleh orang atau media lain. Pihak butik pun
juga mengumpulkan beberapa video mengenai Dian Pelangi, dan mereka simpan
untuk kemudian dijadikan sebagai arsip dokumentasi butik.
22
Wawancara pribadi dengan Bilqis Prisbian Ningrum (Personal Assistant Dian Pelangi) di
butik Dian Pelangi, Kamis, 19 Desember 2013.
76
Gambar 4.6
Akun Youtube Tito Haris Prasetyo (suami Dian Pelangi)
Gambar di atas merupakan akun Youtube dari suami Dian Pelangi, Tito Haris
Prasetyo. Sampai saat ini butik Dian Pelangi masih menggunakan akun tersebut
sebagai media sosialisasi beberapa event yang diadakan oleh Dian Pelangi dan
butiknya. Dalam gambar tersebut dapat dilihat beberapa video Dian Pelangi di
event JFW (Jakarta Fashion Week) 2012, acara Sisterhood tahun 2012, Dian
Pelangi dalam acara Ensiklopedia Islam di Metro TV, video pernikahan Dian
Pelangi dengan suami (wardrobe by Dian Pelangi Bride) sampai video Dian
Pelangi sebagai brand ambassador Wardah Cosmetics “Travel in Style” di Paris.
Gambar 4.7
Salah satu penampilan Dian Pelangi di acara Sarah Sechan Net TV
77
Gambar 4.8
Contoh komentar di Youtube
Gambar di atas (4.7 dan 4.8) adalah salah satu penampilan Dian Pelangi dalam
acara talkshow Sarah Sechan di Net TV. Video tersebut diunggah oleh akun
Youtube Netmediatama. Di gambar 4.8 terdapat beberapa komentar dari
pengguna Youtube yang menonton video tersebut. Ada yang mengomentari harga
dan produk busana Dian Pelangi, gaya berbusana Dian Pelangi sampai tinggi
badan Dian Pelangi. Komentar-komentar tersebut membuktikan bahwa siapa saja
bebas mengemukakan pendapat mereka di sosial media, baik positif maupun
negatif. Tentu saja pemilik akun atau orang yang dikomentari juga berhak
memilih untuk menanggapi komentar tersebut atau tidak.
4. Blog
Hasil wawancara dengan Bilqis Prisbian Ningrum selaku admin sosial
media butik Dian Pelangi:
78
“Kalau untuk blog itu lebih ke mba Dian pribadi sih. Mungkin kita semua
juga pertama kali kenal mba Dian lewat blognya ya, karena dari dulu dia
memang bloger aktif. Sampai saat ini juga dia selalu menyempatkan untuk
update outfit-nya, terus apa yang coming soon produknya dia, terus juga
kegiatan-kegiatannya ada di blog pribadinya mba Dian. Tapi blognya juga
ada yang megang (admin), biasanya bagian IT.“23
Blog merupakan singkatan dari web log, yaitu salah bentuk aplikasi
website yang menyerupai tulisan-tulisan yang dimuat sebagai posting pada
sebuah halaman web umum.24
Menurut penuturan Bilqis, Dian Pelangi
menggunakan blog pribadinya yaitu blog.dianpelangi.com (The Merchant
Daughter) untuk mensosialisasikan baju-bajunya. Dian Pelangi memang
sudah lama aktif sebagai fashion blogger. Tidak sedikit pula masyarakat yang
pada awalnya mengenal Dian melalui blog pribadinya. Kelebihan dari blog,
selain gratis, blog juga sangat cocok untuk bisnis. Sebagai contoh, para
konsumen butik Dian Pelangi dapat melihat beberapa model baju Dian
Pelangi yang di-post di blog tersebut. Jika mereka tertarik untuk membelinya,
mereka bisa langsung mengunjungi cabang butik Dian Pelangi terdekat.
Di blog pribadinya, Dian tidak hanya meng-update outfit-nya saja.
Ketika ada event atau kegiatan yang diselenggarakan oleh Dian Pelangi
maupun butik, Dian juga sering menggunakan blognya sebagai media
informasi bagi para viewer blog pribadinya. Adapun kekurangan dari blog
yaitu blogspot (Dian Pelangi meggunakan blogspot) hanya menyediakan file
23
Wawancara pribadi dengan Bilqis Prisbian Ningrum (Personal Assistant Dian Pelangi) di
butik Dian Pelangi, Kamis, 19 Desember 2013.
24
Jenu Widjaja Tandjung, Teguh Prayogo dan Adi Prabowo. Stop Promotion, Start
Communication. (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2013), h. 113.
79
upload untuk gambar saja, sehingga untuk file video dapat dilihat di Youtube
atau di Instagram.
Berikut ini merupakan gambar dari salah satu posting Dian Pelangi
menggunakan baju muslim rancangannya dan make up dari Wardah (gambar
4.9). Sebagai brand ambassador dari Wardah Cosmetics, Dian juga memiliki
tugas untuk mempromosikan produk Wardah di setiap penampilannya.
Gambar 4.9
Salah satu post di blog Dian Pelangi
80
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari berbagai penjelasan yang telah diuraikan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Strategi butik Dian Pelangi dalam mensosialisasikan busana muslim di
new media yaitu yang pertama, strategi persuasif. Butik Dian Pelangi
melakukan strategi ini dengan cara dekat dengan teman-teman media
massa,seperti media televisi dan media online. Dian Pelangi dan staff
butik tidak hanya menjalin silaturrahmi dengan teman-teman media saja,
Mereka juga harus memiliki hubungan yang baik dengan para
konsumennya, baik di dunia nyata, maupun di dunia maya (sosial media)
seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan sebagainya.
Lalu yang kedua adalah strategi merangkul. Ada dua cara dalam
memelihara hubungan baik, pertama dengan konsumen yang datang
langsung ke butik Dian Pelangi. Strateginya adalah dengan menjamu
konsumen dengan pelayanan yang ramah, mengenal pribadi mereka lebih
dekat dan membuat suasana butik menjadi lebih nyaman. Kedua di sosial
media, yaitu dengan cara keterbukaan. Di sosial media, para konsumen
bebas untuk bertanya tentang apapun; produk Dian Pelangi, aktivitas Dian
Pelangi, dan sebagainya melalui Twitter, Facebook fanpage atau
Instagram.
81
Ketiga, strategi pressure & power. Ketika ada kritikan atau bahkan
komentar yang negatif di sosial media tersebut di atas, pengelola akun
harus bisa melihat apakah pertanyaan dan komentar-komentar dari
pengguna sosial media harus dijawab dan ditanggapi atau tidak. Kalau
memang harus dijawab, sebisa mungkin pihak butik menyikapinya dengan
cara yang positif, misalnya dengan menjelaskan secara baik-baik.
Kemudian yang keempat, strategi purchasing. Strategi yang dilakukan
oleh butik Dian Pelangi terjadi ketika mereka bekerjasama dengan pihak
bank, dalam hal ini bank BNI untuk menawarkan potongan harga atau
diskon bagi customer yang menggunakan kartu kredit/debit bank BNI.
Strategi ini juga terjadi ketika ada pihak lain atau pihak media seperti
media televisi (RCTI, Trans TV, Global TV dsb) yang ingin meminjam
baju di butik ketika bulan Ramadhan untuk dipakai oleh presenter atau
talent mereka.
2. Adapun kelebihan dari sosial media Twitter, Facebook dan Instagram
yang pertama yaitu sebagai media silaturrahmi. Keberadaan sosial media
sangat membantu Dian Pelangi dan staff butik untuk mengenal lebih dekat
sekaligus berinteraksi dengan para konsumen atau customer mereka. Lalu
yang kedua, sosial media seperti yang tersebut di atas; ditambah Youtube
dapat lebih banyak memperkenalkan tentang Dian Pelangi dan update info
terbaru tentang Dian Pelangi. Setiap ada perkembangan atau kegiatan
yang dilakukan oleh Dian Pelangi pasti akan selalu diinfokan di sosial
82
media, baik melalui akun sosial media perusahaan maupun akun pribadi
Dian Pelangi dan Tito Haris Prasetyo. Ketiga, pengelola akun dapat
menginfokan apapun tentang Dian Pelangi secara gratis tanpa harus
memakan biaya yang banyak seperti di televisi atau radio.
Adapun kekurangan dari new media yang mereka alami yaitu pengelola
tidak bisa menjawab semua pertanyaan yang datang dari konsumen atau
khalayak sosial media. Hal ini dikarenakan jumlah pertanyaan yang
datang seringkali terlalu banyak sehingga mereka harus lebih selektif
dalam memilih pertanyaan mana yang harus dijawab, dan pertanyaan
mana yang tidak perlu dijawab. Agar semua pertanyaan bisa terjawab,
sebisa mungkin pengelola menjawabnya secara global dan menyeluruh.
Selain itu juga kekurangan dari sosial media adalah banyaknya akun-akun
palsu yang mengaku pribadi Dian Pelangi atau butiknya.
B. SARAN
1. Pengelola akun sosial media sebaiknya memerhatikan beberapa akun
palsu yang sering mengirim post tentang diskon atau kegiatan lain yang
sebenarnya tidak dilakukan pihak butik. Agar tidak terjadi salah paham,
pengelola harus segera menginformasikan kepada pelanggan bahwa butik
sedang tidak mengadakan diskon atau acara tersebut.
2. Penggunaan sosial media sebagai sarana sosialisasi produk busana muslim
Dian Pelangi sudah tepat. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini
sosial media marak digunakan oleh banyak orang, baik tua ataupun muda.
Adanya sosial media ini dapat lebih dimaksimalkan lagi kelebihannya
83
untuk memperkenalkan produk butik Dian Pelangi kepada masyarakat
luas.
3. Diharapkan Dian Pelangi dan butik suatu saat nanti dapat mengadakan
sebuah acara untuk umum atau mahasiswa, misalnya seperti workshop
mengenai produk tenun dan songket Dian Pelangi, lomba desain pakaian
yang menggunakan bahan dasar songket dan tenun, dan kegiatan-kegiatan
lainnya baik secara online dan non-online. Melalui beberapa kegiatan
tersebut Dian Pelangi dan butik bisa saja menemukan bakat-bakat
terpendam anak-anak Indonesia dalam dunia fashion muslim.
4. Dian Pelangi sebagai desainer muslimah yang banyak menginspirasi
wanita muslim di Indonesia sebaiknya terus memerhatikan pakem-pakem
busana muslim yang sesuai syariat Islam agar tidak ada anggapan miring
tentang busana muslim Dian Pelangi. Atau bisa saja dengan mengadakan
workshop, seminar atau mungkin diskusi umum tentang bagaimana baju
muslim syar’i tapi tetap modis.
84
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Aditia, Zaldy Handi. Strategi Komunikasi Humas Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam
Membentuk Citra Kota Cerdas, Modern, dan Religius. Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam, 2013.
Butterick, Keith. Pengantar Public Relations: Teori dan Praktik. Penerjemah Nurul Hasfi.
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012.
Dayanti, Liestianingsih Dwi. dkk. Hubungan Masyarakat. Jakarta:Penerbit Universitas Terbuka,
2007.
Dipa, Ivan. Twitter is Money. Jakarta: Mediakita, 2013.
Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992.
Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif: Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan
Penelitian, Malang: UMM Press, 2010.
Kriyantono, Rachmat. Public Relations Writing: Teknik Produksi Media Public Relations dan
Publisitas Korporat. Jakarta: Kencana, 2012.
Kusumastuti, Frida. Dasar-dasar Humas. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2004.
Littlejohn, Stephen W. dan A. Foss, Karen. Teori Komunikasi: Theories of Human
Communication. terj. Mohammad Yusuf Hamdan. Jakarta: Salemba Komunika, 2008.
edisi IX.
Mahmud, Mahiddin. dkk. Manajemen Humas, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya, 2004.
Nasrullah, Rulli, Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2012.
Nasuhi, Hamid. dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Ceqda, 2007.
Nawawi, Hadari. Manajemen Strategi Organisasi Non profit Bidang Pemerintahan, Yogyakarta:
Gajah Mada Press, 2000.
Nova, Firsan. Crisis Public Relations. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011.
Nurjaman, Kadar dan Umam, Khaerul. Komunikasi &Public Relations, Bandung: CV Pustaka
Setia, 2012.
Oliver, Sandra. Strategi Public Relations. London: KOGAN PAGE LTD, 2001. Penerjemah
Sigit Purwanto, S.S.
Pustaka, Balai. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2007.
85
Putra, Dian. “Strategi Komunikasi Rumah Busana Ranti dalam Mensosialisasikan Busana
Islami”. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, 2011.
Rivers, William L. dkk. Media Massa & Masyarakat Modern. Penerjemah Haris Munandar &
Dudy Priatna. Jakarta:Kencana, 2008.
Rumanti OSF, Sr. Maria Assumpta. Dasar-Dasar Public Relations: Teori dan Praktik. Jakarta:
PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002.
Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations dan Media: Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi,
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006.
------------------. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2007.
Saputra, Wahidin dan Nasrullah, Rulli. Public Relation 2.0 Teori dan Praktik Public Relations di
Era Cyber. Jakarta: Gramata Publishing, 2011.
Safko, Lon. The Social Media Bible: Tactics, Tools & Strategies for Business Success. New
Jersey: John Wiley & Sons Inc., 2010.
Steiner, George A. Kebijakan dan Strategi Manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1997.
Tandjung, Jenu Widjaja. dkk. Stop Promotion, Start Communication. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2013.
Widjaja, H.A.W. KOMUNIKASI: Komunikasi & Hubungan Masyarakat. Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008.
Wijayanto, Dian. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2012.
Zalina. BUSANA SEBAGAI MEDIA DAKWAH: “Studi Karya Busana Muslim Dian Pelangi”.
Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, 2012.
Internet
Amanatia. “Kisah di Balik Penutup Kepala,” diakses pada 26 Januari 2014 melalui
http://m.kompasiana.com/post/read/525366/2/kisah-di-balik-penutup-kepala-iii
Azra, Azyumardi. “Komodifikasi Islam,” artikel diakses pada 25 Januari 2014 melalui
http://www.uinjkt.ac.id/index.php/section-blog/28-artikel/265-komodifikasi-islam.html
CGS (The Center for Gender Studies in Islamic Worldview). “Hijab Indonesia: Sejarah yang
Terlupakan,” artikel diakses pada 25 Januari 2014 dari http://thisisgender.com/hijab-
indonesia-sejarah-yang-terlupakan1
Hijabscorner.com. artikel diakses pada 25 Januari 2014 dari
http://www.hijabscorner.com/2012/05/pengertian-hijab-hijab-dalam-islam.html?m=1
86
Jenahara. “Blogger: Profil User: JENAHARA.” Artikel diakses pada tanggal 27 Mei 2013 dari
http://jenahara-shop.blogspot.com/.
Pelangi, Dian. “Company Profile: Dian Pelangi Official Site.” Artikel diakses pada tanggal 27
September 2013 melalui http://dianpelangi.com/about-us/company-profile/.
Tsurayya, Ghaida. “GDa’s by Ghaida: about GDa’s by Ghaida.” Artikel diakses pada 27 Mei
2013 dari http://gdasbyghaida.blogspot.com/p/about.html. Wikipedia. “Pengertian Youtube.” Artikel diakses pada hari Senin, 6 Januari 2014 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/YouTube.
Dokumen
Dokumen Resmi dari Endang Ratna (Public Relations Officer butik Dian Pelangi), Dian Pelangi
Company Profile Presentation.
87
Lampiran 1.1
Foto - Foto di Butik Dian Pelangi Kemang, Jakarta Selatan.
Keterangan Foto:
Dari kiri atas searah jarum jam: Butik bagian tengah dalam, bagian tengah depan,
bagian lorong, meja tamu di butik bagian tengah dalam.
88
Keterangan Foto:
Dari kiri atas searah jarum jam: Ruang ganti butik, gentong berisi baju yang biasa
didiskon oleh butik, beberapa konsumen di ruang utama sekaligus kasir, peneliti
bersama narasumber yaitu Endang Ratna selaku PR butik dan Bilqis Prisbian
Ningrum selaku asisten pribadi Dian Pelangi.
89
Lampiran 1.2
Beberapa Cabang-cabang Butik Dian Pelangi
90
Keterangan Foto (halaman 84):
Kiri Atas : Cabang butik Dian Pelangi Makassar
Kanan Atas : Cabang butik Dian pelangi Batam
Kiri Bawah : Cabang butik Dian Pelangi Pekanbaru
Kanan Bawah : Cabang butik Dian Pelangi Malaysia
TRANSKIP WAWANCARA
Nama : Endang Ratna dan Bilqis Prisbian Ningrum
Posisi : Public Relations Officer dan Admin Sosial Media Dian Pelangi
Tanggal : 31 Oktober 2013 dan 19 Desember 2013
1. Dalam mengenalkan perusahaan/produk, memasarkan produk, dan keep in touch dengan
konsumen/khalayak umum, sosial media apa saja yang digunakan oleh butik DP?
Jawab: (Endang) Kalo untuk penjualan, terus terang, karena Dian handmade, Dian tuh
kan barangnya terbatas, jadi ga melayani online. Tapi sejalannya waktu, karena Dian itu
anak muda, dan Dian pun juga aktif di komunitas Hijabers dan Dian sendiri kan
foundernya jadi otomatis kegiatannya dia yang selalu; karenaa dia sendiri adalah icon
dari Dian Pelangi, pasti dia berbusana dengan baju produk dia sendiri. Itu yang membuat
secara otomatis dia mempromosikan produknya dia. Dan Dian itu selalu eksis; apa ya
namanya ya; Dian sendiri karena memang masih usia muda, setiap kegiatannya dia tuh
menginfokan kepada teman-temannya yang memang bagian dari syiarnya dia ya; pengen
menghijabkan wanita muslimah kan… jadi ya dia mensyiarkannya dengan cara
menceritakan update-update kegiatannya dia di sosial media, terutama Twitter dan
Instagram.
(Bilqis) Kita sendiri disini berperan juga, jadi kaya Facebook, juga ada bagian tersendiri
yang megang. Itu tadi dia juga selalu update kegiatan-kegiatan Dian Pelangi. Kalau
Youtube juga ada; setiap kegiatan, setiap abis kegiatan ada sendiri yaa, karena kan
memang manajernya, jadi kan karena memang Dian di belakangnya itu anak-anak muda.
Suaminya juga hobi banget dengan dunia video-video dan memang suka foto-foto, jadi
ketika Dian misalnya habis show, pasti kita menampilkan videonya itu di Youtube. Lebih
sebenernya bukan karena kita pamer atau apa yaa, lebih ke syiar aja.
2. Bagaimana strategi butik Dian Pelangi untuk menarik minat dan perhatian
konsumen/masyarakat luas; khususnya melalui sosial media?
Jawab: (Endang) Nah itu dia, yang aku bilang dengan Dian yang aktif, kegiatannya
banyak, dan dia memakai baju produk dia sendiri, desainnya dia sendiri, didukung
dengan Dian yang good looking dan banyak orang yang tertarik dengan style-nya; itu
yang memang mungkin membuat dia menjadi sadar kalau dia memang harus syiar
dengan cara busananya dia. Sebenarnya ga ada sama sekali strategi marketing segala
macem.. krna memang kan perusahaan ini sbnrnya perusahaan yg didirikan sama bapak
dan ibunya 22 thn yg lalu gitu kan, dan ketika dian masih kecil pun memang sudah
terbiasa yaa hidup dari pabrik, tekstil, dan lain-lain. dan dia akhirnya apa yaa dia punya
talent disitu, dia memang punya passion disitu.. jadi ya dia mengembangkan itu dan
akhirnya dia dari kecilnya memang dian suka warna-warni, dan itu dituangkan dan dia
pikir, awalnya dia memang yang namanya kita masih muda biasanya kan suka yang debat
aduh gila masa sih gw nerusin usaha orang tua masa sih gw ga bisa jadi diri sendiri, tapi
ketika dia mengambil cita2 diatas segala macem, dan dia nyaman dan enjoy di dunianya
dia sekarang ini..
3. Bagaimana strategi yang dilakukan oleh pihak butik ketika akan mengadakan event dan
ingin mempublikasikannya di sosial media? Apakah ada tahapan-tahapan khusus sebelum
mempublikasinya?
Jawab: (Bilqis) Tetap ada yang mengatur. Setiap akun sosial media Dian Pelangi
memiliki admin yang akan menginformasikan kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh
Dian Pelangi seperti acara Sisterhood, atau misalnya ketika ada diskon Idul Adha dan
Idul Fitri. Pasti ada diskon tersendiri buat para customer.
4. Apa saja kerjasama yang sukses dilakukan oleh butik DP dengan pihak lain?
Jawab: (Bilqis) Dian Pelangi, dia jadi brand ambassador Wardah, brand ambassador
Pertamina Pertamax tahun 2012, dan pernah juga menjadi brand ambassador AMD
Processor di tahun 2010. (Endang) Terus kebetulan karena Dian memang punya teman-
teman yang selama ini dia ga bisa me-maintance by sosial media, akhirnya dia bikin
acara namanya Sisterhood. Sisterhood itu disponsori oleh bank BNI dan Wardah. Yang
kita bilang sukses ya Sisterhood itu. Selain itu juga di acara Sisterhood juga ada bazarnya
ya, itu membantu banget penjualan kita.
5. Bagaimana strategi persuasif butik DP dalam mensosialisasikan busana muslim?
Jawab: (Endang) Gini… Dian Pelangi dekat dengan media. Siapapun yang mau minjem
baju Dian Pelangi, pasti akan dikasih, dengan peraturan yang kalau dibalikin harus
dilaundry, dan peraturan lainnya; itu salah satu syiar kita. Dekat ke teman-teman media,
promosi gratis tapi saling menjaga kepercayaan aja, saling menjaga tali silaturrahim.
Contohnya misalkan acara entertainment apaa, suka lihat kan: MC by Dian Pelangi.
Waktu itu sempat juga kita wardrobe-in Fathin di X-Factor RCTI. Kita selama ini
begitu… sama media dekat.
6. Apakah butik DP pernah meng-endorse seseorang untuk mempromosikan busana
muslimnya di sosial media?
Jawab: (Bilqis) Nggak, ga pernah. Paling konsumen yang “promosiin” sendiri.
Misalnya dia lagi pakai outfit by Dian Pelangi, terus dipajang di sosial medianya. Pernah
juga ada beberapa artis kaya Glen Fredly yang tertarik dengan bajunya D’Men, Marissa
Nasution, Oki Asokawati dan Reza Rahadian, mereka tertarik pakai baju-bajunya Dian
Pelangi. Dari pihak butik pun tidak pernah memaksa seseorang atau artis-artis untuk
meng-endorse produk-produk kita, tapi dengan sendirinya mereka memang sudah tertarik
sejak pertama kali pakai produk butik Dian Pelangi. Karena memang mereka ngerasa
cocok dan pas di badan mereka gitu.
7. Apakah ada konsumen setia butik DP yang terlibat dalam membantu butik?
Jawab: (Endang) Banyak. Membantu penjualan banyak. Kita punya cabang itu 14
termasuk yang di Malaysia. Itu semua yang membantu adalah rekanan Dian Pelangi. Kita
percaya, semua kerjasama, semua usaha itu harus diawali dengan niat positif. Mudah-
mudahan juga teman-teman yang disana pun akan berpikiran positif. Itu yang kita lihat
dari keluarga besarnya Dian Pelangi, yaitu kepercayaan. Dan kita lihat juga walaupun
disini adalah perusahaan keluarga, di manajemen juga oleh keluarga, tapi dengan cabang
14 itu, jadi beraneka ragam. Tidak hanya keluarga saja. Dari Dian, dari anggota
Hijabersnya juga ada. Disini juga ada reseller-nya, yaitu ada mbak-mbak (staff butik)
yang membantu kita untuk menginfokan ke konsumen kalau ada barang-barang baru.
Kebetulan karena kita adalah handmade dan terbatas, produk-produknya kita
diproduksinya di Pekalongan, jadi kita ga bisa megang reseller bebas. Jadi dibantu
dengan mbak-mbak ini, mereka yang menginformasikan ada barang baru nih. Kita tidak
bisa untuk membuka reseller bebas, paling kita buka cabang besar. Tapi selama ini juga
banyak sekali email-email yang mau menjadi reseller, sampai mereka tuh menyantumkan
CV-nya, bilang kalau kami perusahaan yang terpercaya; tapi kita tetap nggak bisa. Lebih
baik langsung datang kesini, belanja langsung, dan kenal sama mbak-mbak atau staff
yang ada disini. Mereka kan membantu kalau ada produk baru. Kita pun sebenernya
produknya tuh terbatas. Nggak yang sekali dateng tuh berapa truk itu ga bisa. Jadi karena
itu kita ga bisa menerima reseller, karena limited dan memang handmade. Dan harga
produk Dian terjangkau sekali, kerudungnya juga kan dibawah Rp.100.000. Dulunya
sebelum Dian berkecimpung di butik Dian Pelangi sendiri mungkin agak berat ya
bajunya, tenun dan sebagainya. Tapi ketika Dian konsen akhirnya dia menciptakan ready
to wear yang harganya pun terjangkau.
8. Bagaimana strategi butik DP dalam memelihara hubungan baik dengan para
konsumennya? Dan bagaimana strategi pihak butik dalam menjalin hubungan dengan
khalayak di sosial media?
Jawab: (Endang) Pasti, kita dengan cara yang ramah, itu udah pasti ya, sopan santun.
Kalau misalnya konsumen datang ke butik, kita greeting itu udah pasti. Tapi dengan
mengenal mereka lebih dekat juga sudah pasti. Klien kita itu kan premium semua.
Dengan cara menjamu mereka dengan makanan khas pekalongan, suasana yang nyaman
bernuansa rumah daerah… dan disini juga kan ga ada fitting room khusus karena
memang kita satukan dengan musholla, ya memang adanya rumah begini. Seperti rumah
sendirilah… begitu masuk dengan sofa2 mereka nyaman, mereka bisa mesen makanan
apa aja bisa disini gitu.
(Bilqis) Kalau di sosial media biasanya di Twitter gitu. Kita ada official twitter namanya
@dianpelangicom, terus Facebook dianpelangi fanpage, dan itu kita open. Jadi terbuka
untuk teman2 gitu kan, yang mau bertanya tentang dian pelangi, tentang apaa, misalnya
produk2 terbaru, kita welcome disitu. Jadi ada interaksi di sosial media itu kita manfaatin
untuk supaya lebih dekat dengan teman2, dengan customer, kaya gitu.. menjawab
pertanyaan2 mereka: nah itu salah satu realisasinya adalah sisterhood, yaitu jumpa
dengan teman2, customer, sbgai ajang silaturrahim gitulah.. kita berjabatan tangan,
bertatap muka gitu yaa.
9. Bagaimana strategi butik menggunakan power apabila mengalami kesulitan dalam
menghadapi berbagai macam keluhan, atau misalnya ada pendapat negatif dari orang lain
tentang produk busana muslimnya?
Jawab: (Endang) Pasti, tapi kita bikin kritik itu adalah suatu sarana kita untuk
membangkitkan kita untuk lebih baik lagi, tapi balik lagi kita adalah perusahaan yang
kecil, dan baju-baju kita adalah baju-baju handmade, kita bukannya pengen “membesar”
atau gimana-gimana, semua itu kita harus pikirkan satu persatu. Kaya misalkan reseller
yang ga dapet aja itu kan juga suatu kritikan. Tapi gimana kita menjelaskan kepada
mereka kalau ini adalah handmade, tolong ngerti gitu loh… kita tetap menjaga kalau ini
adalah kualitas dan produk yang memang khas Indonesia gitu kan, dimana Dian cintanya
dengan kain-kain Indonesia dan dia mau gimana ready to wear-nya dipakai setiap
harinya, gitu… itu memang sebenernya banyak yang cinta… klo dilihat di Thamrin City
atau Tanah Abang banyak banget itu tiruannya yaa… tapi balik lagi ke kita lagi
(konsumennya) karena memang kualitas dan colour aja itu udah beda kan… tapi
tantangan-tantangan itu yang membuat kita menjadi harus menjelaskan dan menjelaskan,
ya inilah kita, dengan keterbatasan-keterbatasan kita bukan berarti kita tidak mau “besar”,
tapi memang mau dipaksa seperti apa juga mereka kan sumber daya, tenaga kerjanya juga
kan memang SDM, yang memang kita banyak banget dibantu cuaca juga, harus
penjemuran segala macem, itu yang bikin kita harus menjelaskan kepada mereka klo kita
adalah produk handmade, gitu. Dan alhamdulillah, sampai sekarang belum pernah ada
masalah yang sampai harus melibatkan hukum. Jangan sampai deh, mudah-mudahan.
10. Bagaimana strategi pihak butik ketika ada keluhan atau komentar negatif dari
konsumen/masyarakat mengenai produk busana muslim Dian Pelangi?
Jawab: (Endang) Contoh misalkan, mereka jahit. Kita kan nerima jahitan, yang sebulan,
janji dua bulan, tiga bulan.. tapi kita menjelaskan ke mereka kalau kita tuh memang ga
bohong ga apa yaa.. cara pembuatan payetnya itu kan memang perlu satu-satu, detail dan
segala macem.. dan kita akhirnya dengan cara yang ngebatasin. Kalau pun order masuk,
misalnya kita janji nih ya, sebulan jadi, tiga minggu jadi, tapi kan makin lama makin
banyak orang kan kita ga bisa janji sebulan dua bulan, tiga empat bulan, tapi selama ini
ya mereka “ooh memang ga bisa kaya gitu”, jadi mereka tau memang di Dian Pelangi itu
handmade-nya ya memang harus pakai waktu yang lama, gitu. Jadi akhirnya mereka pun
ngerti gitu kan, jadi kalau memang mereka punya acara wedding dan segala macem dan
pengen dijahit dengan Dian, itu harus dari jauh-jauh hari. Karena memang handmade,
yang memang benar-benar yang harus teliti untuk hasil yang terbaik gitu. Kalau pun ada
keluhan, kita jelasin, dan mereka pasti balik lagi-balik lagi gitu... jadi kaya ketagihan
tetap ngejahit disini lagi, nggak kabur, tetap balik lagi. Kadang ibu-ibu biasa yaa,
misalnya mereka bilang gini: “bajuku disana udah gosong pasti yaa” kaya gitu-gitu.
Terus kita bilang lagi “ya belumlah buu, masa gosong...” tapi kita tetap menjelaskan, kita
kenalkan cara kerja kita tuh begini-begini, pasti mereka juga mengerti. Akhirnya juga kita
ga akan ngebohongin, yang akhirnya kita bilang: “maaf, bulan ini kita tutup ibu…
memang penjahitnya gini segala macem”, dan mereka akhirnya ngerti.. atau kita
menawarkan yang langsung jadi. Makanya kita ada penyewaan untuk bridal, dan lainnya
karena itu untuk membendung permintaan yang ga bisa kita pegang. Sampai kapan pun
permintaan tidak akan bisa kita pegang kalau kita sendiri, mau nambah SDM banyak pun
klo kita tidak bisa me-maintance dan me-manage dengan baik kan, gitu. Jadi gimana kita
berkomunikasi aja..dan yang kita lihat sih memang balik lagi komunikasi yang memang
harus dua arah, professional. Alhamdulillah sih kalau kaya terlambat selesai
pengerjaannya gitu ga ada, tapi yang menolak kita kerjakan itu yang biasanya begitu.
Tapi kan kita menjelaskan, klo kita tuh punya kerja segini…gitu.
(Bilqis) Ketika ada komentar negatif, misalnya di Facebook. Kalau kaya gitu ada yang
perlu kita jawab, ada yang perlu kita diamkan saja. Mungkin dengan orang yang bertanya
kaya gitu itu merupakan pancingan buat kita. Orangnya seperti apa, gitu kan… jadi
gimana caranya kita menyikapinya positif, gitu... walaupun orang-orang bicaranya apa,
negatif gitu ke Dian Pelangi, tapi kita berusaha menjawabnya dengan segi positifnya,
karena kita semua kan sedang proses.
11. Bagaimana strategi pihak butik dalam hal tawar menawar dengan para konsumen?
Jawab: (Endang) Sebenarnya harga disini sudah ditentukan sama pihak Pekalongan.
Kita disini tinggal menyampaikan ke customer aja. Label, bandrol harga itu udah dari
Pekalongan. Jadi semua pusatnya di Pekalongan. Misalnya kalau kita nih kewalahannya
gini, fashion show. Produksi-produksi-produksi. Tiba-tiba ada buyer yang datang ke kita,
Kita belum rincikan tuh satu-satu (harganya). Kita harus telfon dulu ke Pekalongan.
Karena mereka yang belanja, bener-bener tahu detailnya…gitu. Memang proses, tapi
yaitulah keunikan dari Dian Pelangi gitu kan… kita produksi disana, belanja disana,
segala macem disana, dan kita tenaga kerjanya disini. Kecuali kalau yang manik-manik,
mungkin kita belanja memang pasarnya di Jakarta yaa. Tapi kalau untuk produksi, bahan
tenun segala macem itu balik lagi ke Pekalongan. Dan ketika kita berdua disini
bergabung, kita menyadari kalau tenun-tenun dan produksi di Dian Pelangi ini sangat
jauh harganya lebih murah dibanding produk-produk handmade yang lainnya, yang tenun
yang berat segala macem... kita kan sekarang kaya pakai blazer atau coat gitu males yaa,
tapi dengan Dian yang berusaha untuk menyentuh, supaya ini enak dibuat anak muda gitu
kan, dengan dia berkomunikasi dengan karyawannya, gimana payet yang indah buat anak
muda dan segala macem. Itu yang akhirnya dipakai kan sama orang-orang. Jadi balik lagi
sih,.. disini alhamdulillah komunikasinya terhadap siapapun kekeluargaan. Kita tidak
pernah memandang tukang payet adalah tukang payet, kita tidak pernah memandang dia
adalah direktur, kita tetap kekeluargaan. Itu yang aku sebagai karyawan disini melihatnya
begitu.
Adapun dalam negosiasi atau tawar menawar peminjaman baju, Dian itu ada bagian-
bagiannnya. Kalau untuk peminjaman baju memang langsung berhubungan dengan
asisten desainer. Jadi ada tiga asisten desainer disini, Tiwi, Hana dan mas Diki. Diki
special di D’Man, Hana itu asisten di semua label Dian, dan Tiwi itu Bridal. Jadi mereka
punya kewajiban yang sama untuk mengenal barang satu sama lain dan peminjaman. Jadi
tugas aku (Endang) sebagai PR disini itu lebih mengarahkan peminjam/media mau
minjam apa. Lalu dilempar ke kontak mereka itu. Contoh, sebelum mereka (asisten
desainer) mendapatkan tugas dalam hal pinjam-meminjam, kita berembuk dan bikin form
peminjaman. Mereka (peminjam) harus cuci standard-nya dimana,dan membawa surat
yang resmi dari instansinya; itu semua udah standarnya seperti itu. Karena bukannya
kenapa-kenapa, banyak sekali yang meminjam untuk urusan pribadinya. Bukan kita
negative thinking, tapi dengan seperti itu kita jadi tidak curiga. Dengan adanya surat
instansi yang jelas; jadi disitu (form) nanti ada nama, jabatan, nomor telepon, nomor
KTP. Balik lagi, itu bukan karena kita eksklusif atau apa, tapi kita demi menjaga nama
baik aja dan aku rasa karena kita meminjamkan dia juga pasti berniat baik juga ya, untuk
memulangkan bajunya. Disitu (form) kita juga menjelaskan harus cuci dimana dan segala
macam. Baju itu minimal 3 outfit. Misalkan, ada satu media yang waktu mau Ramadhan
kemarin gitu ya, bilang gini “Mba, besok kita mau tutup nih, jadi takutnya mau minjem
kesini susah lagi, butik-butik di tempat lain susah…” akhirnya dia datang, misalnya
disitu dia ada infotainment-nya, kaya Insert lah ya, terus ada liputan beritanya juga… lalu
si stylist-stylistnya datang bawa surat resmi yang beda, ini dari Insert-nya, ini dari yang
liputan beritanya, ini dari olah raganya… kalau ada yang kaya gitu kita rundingan.
Asisten-asisten desainernya juga sering bilang sama aku, kalau ada kasus kaya gini itu
gimana? Terus aku bilang gini “Selagi dia punya niat baik, kenapa tidak?.” Terus kita
juga melihat medianya, kita juga memberikan keleluasaan apapun tapi dengan batas
waktu, kapan tanggalnya dipulangkan yaitu 2 hari setelah laundry. Alhamdulillah so far
selama ini tidak ada masalah gitu… Jadi luwes tapi lebih jelas sebenarnya buat apa
(bajunya). Dan aku juga sebenarnya me-maintance di tv memang dia pakai, secara ga
langsung sih aku ngelihat aja, gitu oh iya ternyata dipakai bajunya… jadi aku juga
melihat, sebenarnya kan bukti tayang itu harus ada “busana by Dian Pelangi”… selama
ini sih kerja sama baik-baik saja.
12. Apakah di butik DP terdapat program CSR (Corporate Social Responsibility)?
Jawab: CSR itu pasti, kita mendatangi kaya waktu puasa kemaren, bisa dilihat di
Instagram kita, atau di Twitternya Dian; kita ngedatengin yayasan kanker anak Indonesia,
kita berbagi sama dia, “siapa yang cita2nya jadi desainer?”, terus Dian tuh ngajarin
mereka jalan di catwalk karena Dian kan juga pernah belajar model juga. Hal-hal seperti
itu yang “kalau lo mau jadi desainer jadi gw nih” gitu kan, dan Dian pun sampai saat ini
membuka magang terhadap siapa saja yang memang mau belajar lebih dekat. Contohnya
kaya kemarin aja di JFW dan segala macem Dian dibantu beberapa mahasiswa yang
memang fashion, yang memang punya passion disini, ayo kita sama-sama belajar. Dan
Dian sangat sadar kalau dia memang dari keluarga yang passion-nya di fashion, jadi dia
berusaha untuk men-CSRkan ilmunya dia, begitu…
13. Apa kelebihan dan kekurangan sosial media yang anda hadapi?
Jawab: (Bilqis) Kelebihan pastinya kita jadi lebih dekat sama teman-teman, terus juga
aku kekurangannya paling gini: nggak semua pertanyaan kita bisa jawab kan, karena
memang terlalu banyak pertanyaan, yang dateng ke kita gitu kan… jadi kita berusaha
menjawab secara publik, secara global, jadi bisa kejawab kesemuanya…gitu. Selain itu
bisa jalin silaturrahim, terus juga bisa lebih banyak memperkenalkan tentang Dian
Pelangi, update info terbaru tentang Dian Pelangi, kita selalu infokan jadi setidaknya
orang-orang tuh tahu perkembangan tentang Dian Pelangi, hari ini ada acara apa, hari ini
Dian Pelangi lagi ada kegiatan apa… kaya misalnya kemaren ada roadshow di UIN, gitu..
jadi kelebihan sosial media ya itu… paling kekurangannya ya itu tadi, menjawab
pertanyaannya terbatas. (Endang) Tapi sosial media sangat ngebantu banget yang contoh
kemarin, aku ke Palembang sama Dian. Dian menghadiri IFF yang fashion show-nya itu
pemrakarsanya adalah Malaysia. Dian sedih, karena disitu adalah daerah kelahirannya
dia. Tapi dia tuh tidak bisa mengundang teman-temannya yang dari SD segala macem. Di
Instagram akhirnya Dian cuma bilang aku punya sepuluh tiket, siapa yang bisa jawab
pertanyaan aku, kalian bisa menghubungi nomor ini gitu kan... itu terbantukan dengan
sosial media, kalau nggak, gimana dia bisa mencurahkan rasa kangennya dia terhadap
tanah kelahirannya dia gitu kan. Bener-bener bisa jadi tempat silaturahmi banget sosial
media. Selain itu sosial media juga merupakan suatu strategi marketing secara gratis. Kita
bisa menginfokan apapun tentang Dian Pelangi secara gratis tanpa kita harus
mengiklankan seperti di tv, radio… itu salah satu strategi kita. Kita aware ajalah, lebih
selektif karena memang Dian itu desainer, bukan selebritis, bukan model. Kalau dia
multitasking dan segala macem itu adalah bagian dari dia desainer. Jadi gimana kita lebih
menjelaskan kepada masyarakat umum kalau Dian adalah bestcon desainer. Apapun
kebutuhan media, misalnya mereka mau beli baju; pinjam aja…gitu. Pertanyaan apapun,
aku pun juga sering share kepada teman-teman media...Dian baru pulang dari Eropa nih,
habis syuting segala macem… via online lagi, sosial media lagi. Aku lebih ngutamain
kepada wartawan-wartawan yang online, misalnya ke detikcom, okezone atau yang
lainnya. Seperti share foto, sedikit narasi aja, mereka yang langsung nyebarin begini-
begini...itu sangat membantu.
(Bilqis) Kekurangannya gini, tambahan kaya misalnya mba Dian update di Instagram
tentang kegiatannya. Mungkin ada aja yaa namanya orang ga semuanya suka. Pasti ada
yang komennya ga enak di hati atau apa, tapi kita berusaha menyikapinya dengan positif,
mungkin dia emang ga suka sama Dian Pelangi atau gimana, tapi ya itu, kritik kita bikin
jadi motivasi, karena kita kan semuanya dalam proses belajar ya, Dian Pelangi pun
seperti itu.. jadi klo yang aku denger banget quotenya Dian Pelangi itu; dia punya tujuan
untuk jadi desainer yang syar’I, menciptakan baju-baju yang syar’I, itu tujuan utamanya.
Tetapi semua itu butuh proses. Dan benar-benar kita mulai banget proses itu pelan-pelan.
Istilahnya gini; kita ada di ruangan yang gelap. Kita ingin menerangi ruangan yang gelap
itu dengan cara pelan-pelan. Kalau misalnya kita langsung kasih cahaya yang terang
benderang gitu pasti orang juga silau kan... makanya kita dengan pelan-pelan tapi
mencapai tujuan, insyaallah mohon doanya.
Terus ada juga kekurangan dari sosial medianya itu gini, banyak akun-akun Dian Pelangi
yang KW (palsu). Misalnya ada yang ga Dian Pelangi lakukan (acara/kegiatan) atau butik
lakukan tapi mereka (akun-akun palsu) post ada kegiatan apaa gitu. Coba deh bisa di-
cross check di Facebook, ketik Dian Pelangi nanti yang muncul itu banyak banget kan.
Memang semuanya gambarnya Dian Pelangi, cuma ya gitu. Sekarang memang marak ya,
Facebook yang hijab inilah, hijab itulah, terus yang update tentang tausiyah-tausiyah
yang bagus-bagus dan positif gitu kan… Tapi yang aku tahu DianPelangiCom itu ga kaya
gitu. Maksudnya akun Dian Pelangi itu selalu ada kontennya tersendiri, kita bisa
bandingin kok, mana yang resmi dan yang palsu. Kalau dia (masyarakat pengguna sosial
media) benar-benar jeli dan tahu, pasti dia juga tahu kan. Tapi sekarang dari mba Dian
pribadi sudah menutup akunnya yang di Facebook dan dia lebih priority ke Dian Pelangi
fanpage yang di Facebook itu. Adanya yang Facebook fanpage itu, dan Facebook
fanpage cuma tinggal di-like aja. Kalau Instagram dan Twitter pribadi m asih tetap ada
ya. Jadi nggak ada akun-akun Dian pelangi yang isitlahnya kalau kirta mau temenan dan
harus add friend, itu ga ada. Sempat bermasalahnya ya disitu, kok banyak banget Dian
Pelangi KW ya, gitu. Walaupun akun-akun itu nge-post hal-hal yang positif, tapi tetap aja
mereka bukan akun resmi Dian Pelangi. Kalau Twitter kan untungnya masih bisa
dibedain, kalau misalnya Facebook agak susah, jadi akhirnya lebih ke Facebook fanpage
aja. Yang pasti karena satu admin (mba Via) yang megang Facebook fanpage dan Twitter
@dianpelangicom, setiap yang diupdate di Twitter, pasti diupdate juga yang di
Facebook, jadi bersamaan gitu. Misalnya kita ada acara apa hari ini, terus diupdate di
Twitter, otomatis Facebook fanpage juga ke-update.
Terus kalau Instagram menurut aku (Bilqis) lebih banyak positifnya sih daripada
kekurangannya. Di Instagram aku update tentang kegiatan-kegiatan mba Dian hari ini ada
apa misalnya, gitu. Lebih simpel aja sih kalau di Instagram. Kita tinggal update fotonya,
terus update apa kegiatan mba Dian, post, udah selesai. Terus kekurangannya Instagram
kadang tuh suka banyak pertanyaan-pertanyaan yang kurang penting. Tapi kalau
misalnya ada komen-komen yang baik dan bagus, kita ambil sebagai masukan positifnya
aja. Terus bedanya kalau misalnya Dian pelangi nge-post di Twitter itu yang “nyamber”
ngga sebanyak yang di Instagram. Nggak tahu kenapa ya kalau ada post dari mba Dian
Pelangi di Instagram itu langsung banyak banget yang komen.
Terus kalau Youtube, masih pakai akun pribadinya mas Tito, suaminya mba Dian.
Kemarin sih sempat dibahas tentang Youtube, kita memang belum punya official
Youtube kaya Facebook fanpage atau Twitter official. Tapi tetap di Youtube sendiri juga
sudah banyak kok video acara atau kegiatannya Dian Pelangi dari berbagai sumber.
Kadang dari kita juga ada, kita kumpulin, kita arsipkan dan dokumentasikan misalnya
dari acara tv apa gitu. Kan mereka (TV) juga suka share di Youtube. Tapi kita sudah ada
rencana untuk bikin official Youtube sendiri kok. Terus kalau untuk blog itu lebih ke mba
Dian pribadi sih. Mungkin kita semua juga pertama kali kenal mba Dian lewat blognya
ya, karena dari dulu dia memang bloger aktif. Sampai saat ini juga dia selalu
menyempatkan untuk update outfit-nya, terus apa yang coming soon produknya dia, terus
juga kegiatan-kegiatannya ada di blog pribadinya mba Dian. Tapi blognya juga ada yang
megang (admin), biasanya bagian IT.
Narasumber I Narasumber II
Endang Ratna Bilqis Prisbian Ningrum