strategi transparency international indonesia …

142
STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA (TII) DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Muhammad Haiqal Arifianto 1110111000012 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Upload: others

Post on 11-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA

(TII) DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Muhammad Haiqal Arifianto

1110111000012

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …
Page 3: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …
Page 4: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …
Page 5: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

v

ABSTRAKSI

Skripsi ini menganalisa strategi yang digunakan oleh Transparency

International Indonesia (TII) dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Penelitian

ini bertujuan menjelaskan strategi yang digunakan oleh TII dalam ikut serta

memberantas korupsi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metodologi

penelitian kualitatif dengan teknik pengambilan sampel purposif. Subjek penelitian

sebanyak lima belas informan terdiri dari staff (board) TII, anggota (volunteer) TII,

dan masyarakat umum. Kemudian data tersebut diperoleh dari hasil wawancara dan

observasi.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan strategi gerakan

sosial (resource mobilization) terkait teori rekrutmen David Snow. Teori rekrutmen

Snow digunakan untuk menjelaskan cara yang dilakukan oleh TII dalam mengajak

partisipan untuk ikut dalam sebuah identitas kolektif melawan korupsi. Dalam

analisa teori ini TII menggunakan empat strategi dalam upaya memberantas

korupsi, diantaranya: public face to face, private face to face, public mediated, dan

private mediated.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa TII menggunakan keempat

unsur yang ditemukan oleh Snow untuk menjaring partisipan dalam sebuah

kampanye. TII memberikan kampanye anti korupsi secara masal ataupun personal

dan dengan cara bertemu langsung ataupun melalui media, diantaranya pelatihan,

workshop, aksi dukungan terhadap KPK dan pengembangan organisasi masyarakat,

pembentukkan agen-agen lapangan, film antikorupsi, twitter, web dan lain-lain.

Cara tersebut digunakan oleh TII agar secara bersama-sama masyarakat mampu

melawan korupsi dan menutup celah korupsi. Kampanye antikorupsi TII menyasar

pada tiga element, yaitu para pelaku bisnis, pemerintah dan masyarakat. Adapun

faktor yang mendorong TII menggunakan strategi tersebut adalah adanya dinamika

dan tantangan yang berkembang dan pelajaran yang diambil dari pengalaman

sebelumnya.

Kata Kunci : Anti korupsi, mobilisasi sumber daya, Transparency International

Indonesia

Page 6: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

vi

KATA PENGANTAR

Korupsi merupakan bentuk tindakan pidana yang selalu menjadi perhatian

masyarakat baik ditingkat nasional maupun daerah karena menjadi penghambat

pembangunan bangsa. Karen sebagai penghambat pembangunan nasional korupsi

menjadi musuh bersama untuk diberantas oleh pemerintah maupun LSM (civil

society). Transparency International Indonesia merupakan pengejewantahan LSM

(civil society) untuk melawan korupsi ketika pemerintah perlu dukungan unsur-

unsur lain. Atas dasar itu penelitian ini menjelaskan strategi Transparency

International Indonesia dalam melawan korupsi. Yaitu dengan menganalisis

menggunakan teori Snow untuk mengajak partisipan dalam sebuah identitas

kolektif melawan korupsi.

Sistematika penulisan skripsi ini mencakup empat BAB. BAB I berisi

pernyataan masalah penelitian, pertanyaan masalah penelitian, tujuan dan manfaat

penelitian, literatur review, kerangka teoritis dan metode penelitian yang

digunakan. BAB II berisikan gambaran-gambaran umum seputar sejarah

pembentukkan, profil dan struktur organisasi TII. BAB III berisi analisa teoritis

terhadap hasil atau temuan-temuan penelitian. BAB IV berisi kesimpulan dan saran.

Penyelesaian penelitian ini tentunya melibatkan banyak pihak, oleh

karenanya penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Ayahanda H. Zaenal Arifin (alm) dan Ibunda Hj. Tuty Herawati tercinta atas

pendidikan, bimbingan moral dan spiritual, dukungan, do’a dan restunya,

terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT senantiasa

Page 7: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

vii

memberikan rahmat, keselamatan dan kesehatan. Serta Mas Ryan (Boim)

atas supportnya.

2. Prof. Dr. Zulkifly, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Cucu Nurhayati, M.Si., Selaku Ketua Program Studi Sosiologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bpk. Husnul Khitam, M.Si., selaku

Sekretaris Program Studi Sosiologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Juga

Dra. Ida Rosyidah, MA, selaku dosen pembimbing akademik, dosen

pengajar yang luar biasa membimbing penulis sehingga mampu

menyelesaikan tugas akhir.

4. Bpk. M. Hasan Ansori, Ph D., selaku pembimbing skripsi penulis yang

senantiasa membimbing, memotivasi dan menginspirasi penulis, sehingga

penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Segenap dosen civitas akademika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Khususnya Program Studi

Sosiologi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas segala ilmu

dan pengetahuan selama penulis menempuh studi di kampus tercinta ini,

baik di dalam maupun di luar kelas perkuliahan.

6. Segenap staf Transparency International Indonesia (TII) serta kawan-kawan

Youth Proactive yang telah membantu penulis untuk memberikan informasi

terkait strategi korupsi dan pengetahuan mendalam tentang korupsi. Keep

fight again corruption guys.

Page 8: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

viii

7. Kawan-kawan Sosiologi angkatan 2010, terimakasih atas persaudaraan,

pengalaman didalam dan luar kelas.

8. Gadis pesantren Indaha Sakinah yang selalu menemani dan memberikan

support untuk segalanya. Merci Beaucoup. Je t’aime.

9. Kawan-kawan forum kajian sosiologi (KASOGI), Suhu Sulaiman, Cecep

Sopandi, Nana Sae, Ikhsan, Wira, Egits dan kawan-kawan angkatan

kontemporer Rusdan, Saikhu, Gopay, Galih, Ojay Reza, Ihsan dll.

Terimakasih atas pelajaran berdiskusi hingga kita bisa menciptakan dunia

kita sendiri

10. Kawan-Kawan kajian Indonesian Culture Academi, Aqib, Abdi, Kholil dkk

yang dalam setiap diskusi kita sampai tak percaya dengan segala bentuk

produk budaya.

11. Kanda-Yunda HMI Cabang Ciputat periode 2014-2015 dan HMI Komfisip

yang selalu memberikan segala pelajaran dan pendidikan. Teruslah

menjalankan estafet kaderisasi. YAKUSA.

Ciputat, 08 Oktober 2015

M. Haiqal Arifianto

Page 9: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

ix

Daftar Isi

ABSTRAK ....................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah ............................................................................. 1

B. Pertanyaan Penelitian ........................................................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 4

D. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 5

E. Kerangka teoritis .................................................................................. 9

1. Konsep Gerakan Sosial .................................................................. 9

a. Struktur Kesempatan Politik .................................................... 11

b. Mobilisasi Sumber Daya .......................................................... 13

c. Pembingkaian ........................................................................... 14

2. Strategi Gerakan Sosial .................................................................. 15

a. Face to face .............................................................................. 17

b. Mediated ................................................................................... 19

F. Metodologi Penelitian .......................................................................... 21

1. Pendekatan Penelitian .................................................................... 21

2. Teknik Penentuan Informan ........................................................... 22

3. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 23

4. Informan Penelitian ........................................................................ 25

G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 27

Page 10: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

x

BAB II: Gambaran Umum

A. Sejarah Transparency International...................................................... 28

B. Transparency International Indonesia .................................................. 32

C. Visi Misi dan Program Transparency International Indonesia ............ 33

D. Struktur Organisasi Transparency International Indonesia .................. 36

BAB III: Transparency International Indonesia (TII) dan Strategi

Pemberantasan Korupsi

A. Berbagai Strategi Transparency International Indonesia dalam

Pemberantasan Korupsi Di Indonesia .................................................. 40

B. Berbagai Faktor yang Mendorong Adopsi Strategi Antikorupsi

Transparency International Indonesia .................................................. 67

BAB IV: Kesimpulan dan Rekomendasi

A. Kesimpulan .......................................................................................... 77

B. Rekomendasi ........................................................................................ 80

Daftar Pustaka .................................................................................................. 82

Page 11: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

xi

Daftar Tabel

Tabel I.F.1 Rasionalisasi Informan .................................................................. 23

Tabel I.F.2 Klasifikasi Informan ...................................................................... 25

Tabel III.A.1 Matriks Berdasarkan Strategi Private Face To Face ................. 44

Tabel III.A.2 Matriks Berdasarkan Strategi Public Face To Face .................. 58

Tabel III.A.3 Matriks Berdasarkan Strategi Public Mediated ......................... 65

Tabel III.B.1 Matrik berdasarkan tolak ukur efektifitas program TII .............. 72

Page 12: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Di negara berkembang seperti Indonesia permasalahan korupsi menjadi momok

yang sulit untuk dihindari. Keinginan untuk terhindar dari tindak korupsi tidak disertai

oleh pejabat negeri yang justru terlibat dalam kasus korupsi itu sendiri. Di setiap rezim

sejak kemerdekaan Indonesia hingga sekarang, korupsi selalu menghinggapi

pemerintah dan dianggap telah membudaya. Menurut Mansyur Semma dalam bukunya

Negara dan Korupsi menyebutkan bahwa korupsi membudaya dalam masyarakat

karena masyarakat memandang sebagai suatu kewajaran yang telah terjadi sejak

dahulu, terwariskan, dan par excellence (harus diterima). (Mansyur : 2008 : 195)

Hingga saat ini tindak pidana korupsi terdistribusi pada tingkat pemerintahan.

Korupsi pada saat ini merebak diberbagai tingkat pemerintahan dari eksekutif,

legislatif, hingga yudikatif dan yang paling besar adalah birokrasi (Ajip Rosidi: 2009:

27-30). Tindak korupsi yang terdistribusi diberbagai tingkatan daerah tersebutlah yang

membuat korupsi sulit untuk diberantas.

Tingkat korupsi di Indonesia terhitung sangat tinggi. Berdasarkan data yang

dilansir oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merilis bahwa keseluruhan jumlah

penanganan perkara tahun 2013 meliputi 76 kegiatan penyelidikan, 102 penyidikan,

dan 66 kegiatan penuntutan, baik kasus baru maupun sisa penanganan pada tahun

sebelumnya. Dari sejumlah perkara yang ditangani, KPK berhasil menyelamatkan uang

Page 13: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

2

negara sebesar 1,196 triliun rupiah, dengan perincian 1,178 triliun rupiah dari

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) perkara dan 18,568 miliar rupiah dari lelang

gratifikasi. (Diambil dari situs http://kpk.go.id/id/berita/berita-sub/1601-jumlah-

korupsi-meningkat-dua-kali-lipat-pada-2013 yang di akses pada tanggal 16 juni 2014)

Tingginya tingkat korupsi tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara

dengan tingkat korup peringkat 144 dari 177 negara di dunia pada tahun 2013, yang

dikaji oleh lembaga Transparency International Indonesia yang setiap tahunnya merilis

tingkat korupsi di Indonesia. Sedangkan pada tahun 2012 Indonesia berada pada

Peringkat 176 dari 188 dunia negara dunia. (Diambil dari situs

http://www.ti.or.id/index.php/publication/2013/12/03/corruption-perception-index-

2013 yang diakses pada tanggal 24 juni 2014)

Berdasarkan data yang disajikan diatas, Indonesia menjadi negara yang masih

dikhawatirkan dalam tindak korupsi. Kenaikan tingkat korupsi dari tahun 2012 hingga

2013 menggambarkan betapa Indonesia harus punya pengawasan lebih dalam

meminimalisir tingkat korupsi selain itu juga menumbuhkan moral bahwa korupsi

menjadi common enemy dalam kehidupan berbangsa. Bahkan tidak heran jika Ajip

Rosidi (2009) menyebut bahwa korupsi di Indonesia merupakan sebuah sistem. (h.24)

Pemerintah harus tetap mempunyai pengawasan (kontrol) dalam upaya

pengelolaan negara. Meski Indonesia mempunyai lembaga negara untuk pengawasan

korupsi namun tetap saja seakan kewalahan menghadapinya. Lembaga negara yang

menangani tindak korupsi masih tetap tunduk pada penguasa negara, bagaimanapun

juga masih berada di bawah negara. Ketika masalah korupsi sudah tidak mampu di

Page 14: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

3

berantas pada tingkat pemerintahan maka harapan terbesar saat ini berada pada Civil

Society dan gerakan yang dibangunnya. Salah satu elemen dari Civil Society yang

berperan besar adalah lembaga-lembaga swadaya masyarakat. Menurut Damsar

kemunculan civil society di Indonesia ditandai dengan pesatnya perkembangan

lembaga swadaya masyarakat bermula pada awal era reformasi (Damsar: 2012: 128).

Indonesia mempunyai beberapa lembaga yang dilabelkan sebagai lembaga

pemberantasan korupsi seperti, Indonesia Coruption Watch (ICW), Solidaritas

masyarakat untuk transparansi, Garut Governance Watch dan yang lainnya Meski

demikian, pola yang dipakai oleh lembaga tersebut berbeda caranya. Kebanyakan dari

LSM anti korupsi tersebut bergerak pada penyelidikan korupsi di pemerintahan.

Berdasarkan permasalahan di atas, skripsi ini bermaksud untuk mengkaji salah

satu lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam memperjuangkan agenda

pemberantasan korupsi dengan mengambil kasus Transparency International Indonesia

yang memperjuangkan isu pemberantasan korupsi. Menarik bagi peneliti untuk

menemukan strategi gerakan yang dipakai oleh lembaga Transparency International

Indonesia dalam mengkampanyekan pemberantas korupsi di Indonesia serta cara yang

digunakan oleh TII dalam mengajak dan menjaring masyarakat agar terlibat dalam

aktivitas melawan korupsi. Berbeda dengan LSM lain TII tidak melakukan pengawasan

dan penyelidikan korupsi, namun bekerjasama dengan organisasi yang melakukannya.

TII secara rutin merilis indeks persepsi korupsi tiap tahunnya, melakukan riset korupsi,

dan juga aktif mengadvokasi bahaya korupsi kepada anak-anak muda Jakarta. (profil

TII dalam www.tii.or.id )

Page 15: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

4

Lembaga ini menjadi menarik untuk dibahas bagi peneliti karena merupakan

lembaga yang tidak terfokus pada pengawalan dan penyelidikan kasus. Alasan peneliti

menggunakan lembaga TII karena ingin mengetahui sejauh mana lembaga yang

terfokus pada pendidikan dan penyadaran korupsi bisa melawan korupsi. Secara lebih

spesifik, Skripsi ini difokuskan pada pembahasan strategi gerakan Transparency

International Indonesia (TII) dalam upaya pemberatasan korupsi di Indonesia.

B. Pertanyaan Penelitian

Skripsi ini akan membahas Transparency International Indonesia (TII) dan

gerakan pemberantasan korupsi. Untuk memperjelas permasalahan yang di angkat

maka peneliti mengajukan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana strategi TII dalam pemberantasan korupsi di Indonesia ?

2. Apa saja faktor yang mendorong TII untuk menggunakan strategi

tersebut ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan strategi yang dipakai

oleh lembaga Transparency International Indonesia dalam upaya memberantas dan

mengkampanyekan tindak anti korupsi serta gerakan sosial anti korupsi. selain itu ada

beberapa tujuan lain yang bisa diketahui dari penelitian ini di antaranya:

Page 16: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

5

1. Menjelaskan strategi yang digunakan TII dalam ikut membantu

pemberantasan korupsi di Indonesia.

2. Menjelaskan faktor yang mendorong TII melakukan strateginya dalam

pemberantasan korupsi.

Berdasarkan tujuan yang ingin di capai tersebut maka manfaat yang bisa di

ambil dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat akademik: penelitian ini bisa menambah khasanah keilmuan

dalam bidang gerakan sosial guna menunjang referensi dan landasan

dalam kajian gerakan anti korupsi khususnya di jurusan sosiologi.

2. Manfaat Praktis: bagi lembaga TII penelitian ini bisa menjadi acuan

guna menambah khasanah dalam meningkatkan gerakan anti korupsi.

D. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang dilakukan oleh Noldy (2012), mengenai Tugas dan Peranan

Komisi Pemberantasan Korupsi Di Indonesia. Penelitian ini termasuk dalam penelitian

hukum normatif yaitu pendekatan analisis normatif dengan mengikuti langkah-langkah

identifikasi sumber hukum yang menjadi dasar rumusan masalah.

Teori yang digunakan dalam penelitian Noldy menggunakan kajian budaya

dalam melihat pemberantasan korupsi. Hasilnya undang-undang memberikan

wewenang kepada lembaga Komisi Pemberantasan korupsi dalam melakukan

penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi. Selain itu Komisi

Page 17: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

6

pemberantasan Korupsi juga bertugas untuk kordinasi dengan instansi pemberantasan

korupsi, supervisi terhadap instansi, melakukan tindak pencegahan korupsi, hingga

memonitor penyelenggaraan pemerintahan Negara (Noldy Mohede: 2012).

Selanjutnya penelitian Khairullah dalam bentuk tesis ini hampir menyerupai

dengan skripsi ini yaitu tentang Indonesia Corruption Watch (ICW) dan pemberantasan

korupsi di Indonesia. Penelitian ini juga membahas bagaimana lembaga swadaya

masyarakat (LSM) dalam memberantas korupsi di Indonesia. Penelitian ini

menggunakan pendekatan metodologi penelitian kualitatif dengan paradigma

konstruktivisme. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori gerakan sosial

yang dipakai ICW dalam memberantas korupsi di Indonesia juga menambahkan

konsep tentang korupsi dan konsep LSM didalamnya. Hasil yang didapat dari

penelitian ini bahwa ICW termasuk salah satu bentuk gerakan sosial yang ada di

Indonesia. ICW tergolong dalam LSM advokasi dengan karakteristik pemantauan dan

terminasi. Strategi gerakan yang digunakan oleh ICW yaitu dengan aliansi, jaringan,

publikasi, individu ataupun organisasi. Pendekatan yang digunakan untuk gerakannya

tersebut yaitu dengan penelitian, investigasi, advokasi, kampanye, dan alternatif

kebijakan. Dan dalam aksi program ICW banyak melakukan kontrol publik baik

terhadap Negara maupun sektor swasta. (Khoirullah: 2004)

Serupa penelitian sebelumnya, penelitian Mufrikhah tentang peran lembaga

swadaya masyarakat (LSM) dalam pemberantasan korupsi (studi penanganan korupsi

mantan Bupati Kendal Hendy Boedoro). Penelitian ini menggunakan pendekatan

analisis kuantitatif. Pendekatan ini berusaha menganalisis isi terhadap LSM FKPPK

Page 18: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

7

beserta analisis LSM lain sebagai unit analisis. Hasil yang didapat dari penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa LSM mempunyai pengaruh dan peran penting dalam

pengungkapan kasus korupsi Hendy Boedoro, selain itu juga menjadi alat untuk

pemberantasan korupsi di Kendal. Untuk mengungkap kasus tersebut strategi yang

digunakan FKPPK adalah dengan memantau terus perkembangan kasus tersebut dan

membentuk tim inti dan tim gugus sebagai pencari data kemudian berkumpul dengan

wadah aliansi masyarakat Kendal (AMK) yang bekerjasama dengan pemerintah, KPK

dan POLRI sehingga akhirnya di pengadilan tipikor Hendy dinyatakan bersalah.

Selanjutnya penelitian Shidqul Wafa mengenai peran serta masyarakat dalam

pemberantasan tindak pidana korupsi di kabupaten Kudus. Penelitian ini berusaha

melihat sejauhmana peran serta masyarakat dalam pemberantasan tindak pidana

korupsi dan kendala yang dihadapinya. Metodologi yang dipakai dalam penelitian ini

menggunakan metode kualitatif. Dengan menggunakan kajian teori peran dan

partisipasi. Hasil yang didapat dari penelitian ini bahwa peran masyarakat dalam

pemberantasan tindak pidana korupsi di kabupaten Kudus terkendala dalam hal

melaporkan tindak pidana korupsi, seperti, rasa tidak percaya diri kepada aparat

hukum, dan rasa takut. Dan kendala dari luar yaitu kurangnya data, ancaman dari

pelaku tindak pidana korupsi, dan lamanya proses penyidikan oleh aparat. Kemudian

peran yang dilakukan masyarakat dalam pemberantasan korupsi tersebut dengan

melaporkan tindak pidana korupsi, mengawal kasus korupsi hingga selesai, dan

kampanye gerakan antikorupsi. (Shidqul Wafa: 2013)

Page 19: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

8

Kemudian tesis yang di rampungkan oleh Yuna Farhan (2006) tentang Peran

koalisi LSM dalam Pemberantasan korupsi di Indonesia: studi kasus korupsi KPU.

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu Civil Society dalam artian Toqueville, Habermas, dan Putnam

sedangkan LSM dan korupsi menggunakan teori dari Alatas dan Klitgaard. Kemudian

hasil yang di peroleh dari penelitian ini bahwa Peran Koalisi LSM untuk Pemilu Bersih

dan Berkualitas yang terdiri dari 5 LSM ini (FITRA, FORMAPPI, LBH Jakarta, IPW

dan KIPP Indonesia) masih belum mampu untuk membedah secara mendalam korupsi

sistemik yang terjadi di KPU. Laporan dugaan korupsi KPU yang disusun Koalisi LSM

masih sebatas pengungkapan kasus korupsi yang muncul ke permukaan dan belum

menunjukan secara nyata terjadinya korupsi di KPU. Gerakan Koalisi LSM ini dapat

dikategorikan dalam gerakan sosial baru karena tidak lagi mengandalkan massa (Yuni

Farhan: 2006).

Beberapa tinjauan pustaka yang disajikan diatas terlihat perbedaan penelitian

sebelumnya dengan penelitian dalam bentuk skripsi ini. Penelitian Noldhy, Mufrikhah,

Shidqul Wafa, dan Yuni meski tema yang diangkat mengenai isu korupsi namun

keempat penelitian ini tidak menggunakan teori gerakan sosial, sedangkan skripsi ini

menggunakan teori gerakan sosial untuk menganalisa strategi pemberantasan korupsi

TII. Adapun penelitian Khoirullah yang mirip dengan skripsi ini yaitu dengan meneliti

LSM dalam pemberantasan korupsi dan dengan kajian teori gerakan sosial, teori

gerakan yang digunakan yaitu dengan menggunakan aliansi, jaringan, publikasi,

Page 20: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

9

individu ataupun organisasi. Tetapi perbedaannya adalah ketika Khoirullah menjadikan

ICW sebagai subjek dan skripsi ini menjadikan TII sebagai subjek.

Kemudian dari semua tinjauan pustaka tersebut kajian yang selama ini ada yaitu

membahas lembaga yang bergerak penyelidikan dan pengawasan pemerintahan

terhadap korupsi. Lembaga-lembaga tersebut tidak ada yang membahas strategi

gerakan anti korupsi. Sedangkan skripsi ini menjadi pembaruan dalam kajian strategi

gerakan anti korupsi di Indonesia dengan meneliti TII sebagai studi kasus.

E. Kerangka Teoritis

1. Konsep Gerakan Sosial

Studi ini menggunakan teori gerakan sosial sebagai landasan penelitian. Pada

awal 1970an menurut Gary & McAdam kemunculan teori gerakan sosial bersandar

pada pendekatan perilaku kolektif yang mengasumsikan bahwa gerakan sosial

merupakan bentuk dari kerumunan dan kepanikan sosial berkepanjangan. Kemudian

pendukung teori mobilisasi sumber daya memformulasikan mengenai pentingnya

faktor-faktor organisasi dan struktur politik untuk mengkaji gerakan sosial.

(Burhanuddin: 2012: 50)

Secara umum teori gerakan sosial menurut Diani dan Bison dalam Darmawan

(2006) adalah bentuk aksi kolektif dengan orientasi konfliktual (pertentangan) yang

jelas terhadap lawan sosial dan politik tertentu, yang dilakukan dalam konteks jejaring

lintas kelembagaan atau organisasi yang erat oleh aktor-aktor, aksi tersebut diikat oleh

Page 21: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

10

rasa solidaritas dan identitas kolektif yang kuat melebihi bentuk-bentuk ikatan dalam

koalisi dan kampanye bersama. (Darmawan: 2006: 5)

Sebuah gerakan protes kelompok tersebut tentunya didasari oleh kepentingan-

kepentingan agar dapat bisa diterima oleh masyarakat. Serupa dengan Diani dan Bison,

Tarrow (1994) dalam Miriam berpendapat bahwa gerakan sosial adalah sebuah

tantangan kolektif kelompok yang mempunyai tujuan bersama dengan solidaritas yang

kuat. Yang dilaksanakan melalui interaksi dengan para elit, lawan kepentingan dan para

pejabat. (Miriam: 2009: 383)

Gerakan sosial didasari oleh perilaku kolektif dari kelompok kepentingan yang

berusaha menjalankan kepentingannya hingga mampu mempengaruhi sebuah

kebijakan yang dapat dijalankan.

Bagi Diani dan Bison (2004) satu organisasi tertentu tidak bisa

merepresentasikan sebagai gerakan sosial. Gerakan sosial sebagai proses yang

melibatkan pertukaran sumber daya bagi pencapaian tujuan bersama oleh aktor

individu atau maupun kelembagaan. Ciri khas dari gerakan sosial adalah aktor yang

terlibat oleh identitas kolektif atas kebutuhan dan kesadaran keterhubungan.

(Darmawan: 2006: 6)

Selain itu perilaku kolektif dapat disebut sebagai gerakan sosial ketika terdapat

karakteristik gerakan sosial sebagaimana dikemukakan McAdam & Snow yaitu, a)

berbentuk aksi-aksi kolektif atau bersama, b) memiliki tujuan yang berorientasi pada

perubahan, c) berbentuk organisasi, d) berkelanjutan atau kadang temporal, e) bersifat

Page 22: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

11

ekstra-institusional atau kombinasi antara aksi-aksi ekstra-institusional (demonstrasi)

dan institusional (lobi). (Burhanuddin: 2012: 51)

Kemudian definisi gerakan sosial yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

sebuah bentuk aksi kolektif yang dilakukan oleh sebuah organisasi atau gabungan

organisasi yang memiliki tujuan agar terjadi sebuah perubahan yang diinginkan dan

dijalankan secara terus menerus sampai tujuan itu berhasil. Sesuai dengan penelitian

ini bahwa TII sebagai sebuah organisasi dengan tujuan Indonesia yang bebas korupsi

dan selalu dijalankan secara terus menerus.

Dalam teori gerakan sosial terdapat tiga perspektif besar untuk menganalisis

sebuah gerakan sosial yaitu struktur kesempatan politik (political opportunity

structure), mobilisasi sumber daya (resource mobilization), dan pembingkaian aksi

kolektif (framing). Masing-masing perspektif tersebut mempunyai cara pandang yang

berbeda dalam melihat sebuah gerakan sosial sebagai aksi kolektif.

a. Struktur Kesempatan Politik (Political Opportunity Structure)

Perspektif ini melihat bahwa kajian gerakan sosial fokus pada faktor-faktor

eksternal yang mempengaruhi kemampuan aktor dalam menciptakan perubahan sosial.

Faktor-faktor eksternal yang biasa menjadi pengaruh dari perubahan sosial tersebut

ialah pemerintah yang sejauh mana dapat mengambil kesempatan politik. Eisinger

menjelaskan struktur kesempatan politik ini menekankan signifikansi terbukanya celah

kesempatan politik ketika Negara begitu rentan, sehingga dapat memicu munculnya

gerakan-gerakan sosial. (Burhanuddin: 2012: 21)

Page 23: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

12

Serupa dengan Eisinger, Tarrow juga melihat dimensi struktrur kesempatan

politik menekankan pada keterbukaan dan ketertutupan sistem politik. Lebih jauh dia

menjelaskan situasi politik yang konsisten tidak formal atau permanen memberi

insentif bagi pelaku aksi kolektif, sehingga membentuk ekspektasi mereka dengan

kesuksesan atau kegagalan sebuah gerakan. (Burhanuddin: 2012: 92)

Perspektif struktur kesempatan politik yang melihat bahwa dengan keterbukaan

sistem politik memungkinkan untuk sebuah gerakan sosial yang massif lain halnya

dengan ketertutupan sistem politik yang akan membuat sebuah gerakan yang tidak akan

berkembang. Apalagi jika berada pada sistem pemerintahan yang otoriter, sebuah

gerakan akan stagnan karena sering kali terdapat tindakan represif dari pemerintah.

Kondisi demikian memungkinkan sebuah gerakan menunggu kondisi

pemerintahan yang kondusif dan menunggu peluang politik yang tepat. Peluang politik

adalah konsep terkait perubahan akses terhadap kekuasaan yang memungkinkan pihak

yang berada diluar sistem politik untuk mendapat akses pada proses di dalamnya.

(Darmawan: 2006: 101)

Dari berbagai konsep mengenai struktur kesempatan politik, McAdam

mengajukan beberapa dimensi-dimensi dalam struktur kesempatan politik dengan

maksud mencari sintesa dari berbagai cara pandang yaitu harus memenuhi: relativitas

keterbukaan dan ketertutupan sistem politik, stabilitas atau instabilitas jejaring

persekutuan elit, ada atau tidak adanya aliansi-aliansi elit, dan kapasitas atau

kemampuan Negara untuk melakukan represi. (Burhanuddin: 2012: 92)

Page 24: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

13

b. Mobilisasi Sumber Daya (Resource Mobilisation)

Jika pendekatan struktur kesempatan politik melihat kondisi eksternal dari

gerakan dan melihat kondisi politik yang kondusif bisa membuat gerakan sosial

menjadi lebih mantap dalam sebuah gerakan, namun tetap saja gerakan sosial tidak bisa

muncul dari struktur politik yang kondusif tanpa diiringi mobilisasi sumber daya yang

baik pula. Maka dari itu dibutuhkan strategi dalam gerakan sosial dengan mobilisasi

sumber daya.

Pendekatan mobilisasi sumber daya lebih banyak membahas aspek teknis dan

strategis dari aksi kolektif sebuah gerakan sosial. Hal ini disebabkan karena pendekatan

ini menekankan pada pemahaman sisi politik gerakan sosial serta memandangnya

sebagai konflik dalam pasar politik. Selain itu pendekatan ini juga membahas

keberlanjutan sejarah antara gerakan sosial kontemporer dengan aktivisme kolektif

masyarakat sipil berbasis kelas. (Darmawan: 2006: 9)

Keberlangsungan sebuah gerakan sosial banyak dibahas dalam teori mobilisasi

sumber daya karena gerakan sosial juga dilihat dari konsistensi partisipan untuk ikut

serta dalam aksi kolektif tersebut. Menurut McAdam teori mobilisasi sumber daya

didefinisikan oleh para sarjana sebagai sarana formal atau informal yang didalamnya

orang-orang dimobilisasi dan juga terlibat aktif dalam aksi kolektif. (Burhanuddin:

2012: 118)

Keikutsertaan seseorang dalam aksi kolektif dibalut dengan keiinginan bersama

dalam bentuk isu atau fokus pergerakan. Perihal mobilisasi sumber daya Maguire

membedakan sumber daya dalam dua kategori, yaitu sumber daya yang bersifat nyata

Page 25: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

14

(tangible), mobilisasi dalam kategori ini meliputi uang, ruang, perlengkapan dan

seterusnya yang bersifat material. Dan yang kedua sumber daya yang tidak nyata

(intangible) yang meliputi kapasitas kepemimpinan, manajerial pengalaman

organisasi, justifikasi ideologis, taktik dan semacamnya. (Burhanuddin: 2012: 118)

c. Strategi Pembingkaian (Framing Strategy)

Istilah frame (pembingkaian) berakar pada studi meta-komunikatif sebagai

tawaran yang menjadi parameter untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi. Menurut

Snow pembingkaian memotivasi seseorang untuk terlibat dalam aksi-aksi kolektif

(Burhanuddin: 2012: 24-25). Dengan adanya dasar permasalahan yang dijadikan isu

dalam aksi kolektif keterlibatan seseorang untuk ikut serta menjadi magnet tersendiri

dalam gerakan sosial.

Strategi pembingkaian dalam gerakan sosial secara sederhana membentuk isu

dalam gerakan agar sebuah gerakan dipandang sebagai gerakan dengan fokus yang

jelas. Bagi Benford dan Snow (2000) proses pembingkaian merupakan proses

konstruksi makna dalam gerakan sosial dari berbagai macam peristiwa dan realitas

terkait gerakan yang disederhanakan dan dipadatkan dengan tujuan memobilisasi

pengikut dan konstituen guna memperoleh dukungan. (Darmawan: 2006: 122)

Dalam konsep pembingkaian terdapat pula konsep resonansi pembingkaian

untuk menjelaskan pembingkaian dalam gerakan sosial yaitu, menjelaskan kapasitas

gerakan dalam aktualisasi potensi mobilisasi dalam bentuk aksi kolektif yang konkrit.

Bagi Wiktorowicz, konsep ini digunakan untuk menguji kemampuan gerakan sosial

Page 26: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

15

dalam transformasi potensi mobilisasi ke aktual gerakan tergantung pada kemampuan

sebuah framing untuk menjaring calon partisipan. (Burhanuddin: 2012: 165)

Menurut Benford dan Snow, dalam proses pembingkaian terdapat proses yang

meliputi pertama, proses pembingkaian diagnostik (diagnostic framing) yaitu untuk

mendefinisikan masalah dan identifikasi penyebab masalah serta memprediksi

masalah. Kedua proses pembingkaian prognostik (prognostic framing) yaitu, untuk

mengidentifikasi target, strategi dan taktik untuk memecah serta justifikasi masalah.

Dan yang ketiga, proses pembingkaian motivasi (motivational framing) yaitu proses

untuk membangun pembenaran bagi tindakan tersebut atau mengajak partisipan untuk

bergerak dan beraksi. (Darmawan: 2006: 122)

2. Strategi Gerakan Sosial (Resource Mobilization)

Pendekatan Resource Mobilization bagi Canel (1997) merupakan teori yang

memusatkan analisisnya pada proses konstektual yaitu keputusan mengenai

pengelolaansumber daya, dinamika organisasi serta perubahan politik agar sebuah

gerakan sosial mampu mengoptimalkan potensi-potensi struktural yang dimiliki guna

mencapai tujuan. (Darmawan: 2006: 11)

Pendekatan ini seperti yang dijelaskan diatas menganalisis cara para aktor

gerakan sosial mengembangkan strategi dan interaksi dengan lingkungannya untuk

memperjuangkan kepentingannya. Strategi teori gerakan resource mobilization dalam

gerakan sosial menjadi pisau analisis peneliti dalam skripsi tentang strategi gerakan

Page 27: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

16

anti korupsi TII karena teori ini melihat gerakan sebagai sesuatu yang rasional,

manifestasi tindakan kolektif yang terorganisasi. (Quintan:2012 :56)

Untuk itu gerakan-gerakan membentuk wadah bagi mobilisasi, mekanisme

komunikasi, dan staf-staf profesional melalui proses birokratisasi dan desain

diferensiasi kelembagaan untuk mengkoordinasi dan mengorganisasi perseteruan.

Dengan infrastruktur yang kuat dan kokoh, lembaga-lembaga formal, sumber daya,

komunitas organik, dan pembagian kerja, gerakan secara strategis dapat mengarahkan

dampak dan pengaruh tujuan yang ingin dicapai. (Quintan: 2012 :57)

Hal ini sejalan dengan gerakan mobilisasi TII dengan isu pemberantasan

korupsi sebagai isu kolektif dengan membangun lembaga yang di koordinasikan

dengan jelas dalam bentuk staf juga membangun gerakan pada kelompok-kelompok

pemuda. Karena sesuai dengan teori mobilisasi sumber daya yang menjelaskan bahwa

para pengelola gerakan nantinya akan membentuk organisasi-organisasi gerakan sosial

dan infrastruktur kelembagaan yang secara strategis memobilisasi sumber daya yang

menghasilkan tindakan efektif sesuai tujuan bersama. (Quintan: 2012 :57)

Mobilisasi gerakan sosial bukan hanya berupa bagaimana cara mengajak

partisipan untuk ikut serta dalam sebuah gerakan sosial, tetapi lebih dari itu juga

membahas manajemen gerakan dan strategi dalam gerakan sosial tersebut guna

mendukung gerakan agar terdapat komitmen yang kuat dalam sebuah aksi kolektif.

Untuk dapat membangun sebuah bentuk gerakan dan menyebarkannya pada

kelompok-kelompok lain yang disebutkan diatas, peneliti menggunakan sebuah teori

strategi rekrutmen untuk melihat sejauhmana TII mampu mengajak kelompok-

Page 28: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

17

kelompok lain dan lapisan masyarakat sebagai partisipan atau aktivis gerakan

antikorupsi. Bagi Bourdieu gerakan sosial terletak pada para pelaku gerakan dalam

memenangkan pertempuran. Para pelaku gerakan tersebut memiliki tugas penting

dalam sebuah perjuangannya melalui membuat framing, masalah sosial (isu gerakan)

dan ketidakadilan dengan cara meyakinkan kelompok sasaran atau masyarakat luas

sehingga mereka terdorong untuk memformulasikan sekumpulan konsep dengan

sebuah aksi gerakan melalui beragam medium. Dengan berbagai medium tersebut

adalah bentuk mensosialisasikan isu sehingga kelompok masyarakat berkeinginan

terlibat dalam gerakan sosial. (Jurnal Basis Edisi Khusus Pierre Bourdieu, 2003)

Cara untuk mensosialisasikan tersebut merupakan pisau analisis dalam

melihat strategi kampanye TII. Dalam melihat strategi kampanye tersebut peneliti

menggunakan strategi rekrutmen dalam domain gerakan sosial. Menurut Snow dkk

terdapat beberapa cara yang bisa digunakan dalam strategi penyebaran isu atau Sarana

penyebaran informasi dapat dikonseptualisasikan dengan tatap muka (face to face) dan

dengan komunikasi mediasi (mediate) atau tidak langsung bertatap muka. (Snow dkk:

1980:789-795)

a. Tatap muka (face to face)

Dengan komunikasi tatap muka, kita dapat menyebarkan semua informasi atau

isu gerakan yang akan dikampanyekan, baik itu secara verbal (dengan lisan) atau

nonverbal. Metode dengan tatap muka ini dapat disampaikan ketika dua atau lebih

Page 29: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

18

individu ataupun kelompok hadir secara fisik. Artinya mereka secara langsung

memberikan pemahaman terkait isu yang ingin disampaikan. Bagi Snow kampanye

atau rekrutmen simpatisan dengan ranah publik ini lebih efektif. Dalam penyebaran

informasi yang dilakukan secara langsung atau tatap muka dibagi dalam dua bentuk

yaitu bertatap muka dalam ranah publik (public face to face) dan bertatap muka dalam

bentuk personal (private face to face).

1. Public face to face

Bentuk ini dapat dilakukan dengan cara bertemu tatap muka dengan para simpatisan,

membuat selebaran terkait isu, membuat petisi, penyampaian atau mengajak para

simpatisan di ranah publik, dan partisipasi dalam acara-acara publik, seperti parade,

pementasan acara untuk konsumsi publik, seperti, protes, gerakan konvensional dan

festival. Mereka bisa menyalurkan promosi dan perekrutan usaha mereka di antara

orang-orang asing di tempat umum dengan tatap muka. Cara ini dianggap lebih efektif

karena secara langsung menyebarkan isu dalam sebuah kampanye diranah publik

kemungkinan terjaringnya partisipan menjadi lebih besar.

2. Private face to face

Bentuk yang dilakukan dengan memberikan informasi atau metode kampanye dengan

bertemu dengan dua pihak dan mempengaruhi yang lainnya. Seperti pertemuan dengan

yang dilakukan dalam lingkup keluarga ataupun lingkungan pertemanan. Menurut

Snow dapat dilakukan dengan melakukan penjaringan dari pintu ke pintu kepada

Page 30: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

19

keluarga atau teman, memberikan selebaran terkait isu gerakan, membuat petisi, dan

dan memberi penyampaian mengenai identitas kolektif; penyebaran informasi dan

perekrutan antara lain dilakukan oleh promotor gerakan kepada antar sepanjang baris

jaringan.

b. Melalui perantara (mediated)

Bagi Snow secara skematik bentuk komunikasi ini merangkum jalan alternatif, ketika

masing-masing dibedakan oleh domain spasial kehidupan sosial dimana kontak dapat

didirikan melalui sarana sehingga dapat mengkampanyekan atau mengkomunikasikan

informasi kepada masyarakat. komunikasi yang dimediasi (mediated) mengacu pada

mekanisme penyebaran melalui komunikasi informasi, seperti radio dan televisi, atau

melalui tanpa kelembagaan, tapi individual dan diprivatisasi, mekanisme komunikasi

seperti surat dan telepon. Bentuk ini terbagi dalam dua cara yaitu public mediated dan

private mediated.

1. Public mediated

Cara ini dilakukan menggunakan media yang dilihat secara publik dimana

media yang digunakan untuk penyebaran isu atau komunikasi menggunakan media

yang bersifat masal atau jamak baik menggunakan media cetak ataupun elektronik.

Bagi Snow cara ini bisa dilakukan dengan promosi dan rekrutmen melalui radio,

Page 31: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

20

televisi dan Koran. Kemudian Mereka dapat mempromosikan melalui sebuah lembaga,

dengan mekanisme komunikasi massa

2. Private mediated

Bentuk komunikasi dan penyebaran isu ini melalui media yang dilihat secara

pribadi yaitu media komunikasi dengan media yang lebih intens melalui email, sms

atau bbm. Cara ini dilakukan oleh para pelaku gerakan untuk mengajak untuk ikut

menjadi partisipan agar lebih terlibat dengan cara yang sulit disentuh. Biasanya para

pelaku gerakan menggunakan email untuk menandatangani petisi tersebut melalui

email. Tipe kampanye atau rekrutmen yang seperti ini bagi Snow kurang efektif.

FACE TO FACE

Face to face leafleating, petitioning, and door to door leafleating, petitioning and

proselytizing on sidewalks; participation proselytizing; information dissemination

in public events, such as parades; staging and recruitment among familiar others

events for public consumption, such as along the lines of promoter’s extra-

sit-ins, protests, movement-sponsored movement interpersonal networks.

conventions and festivals.

PUBLIC PRIVATE

CHANNELS CHANNELS

Promotion and recruitment via radio, promotion and recruitment via mail

television, and newspapers. and telephone.

MEDIATED

Page 32: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

21

Sumber: Snow dkk, Social Networks And Social Movement: A Microstructural

Approach To Differential Recruitment. American Sociological review 1980, hal 790.

F. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

dengan metode studi kasus. Pendekatan Kualitatif disebut sebagai metode yang

naturalistik yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme karena dilakukan pada

kondisi alamiah, peneliti ditempatkan sebagai instrument kunci. Hubungan peneliti

dengan yang diteliti bersifat interaktif dengan sumber data agar memperoleh makna

(Sugiyono: 2009: 8-10). Studi kasus secara umum merupakan strategi yang cocok bila

pokok pertanyaaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, peneliti hanya

memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki,

dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer didalam

kehidupan nyata. Selain itu, studi kasus dibagi menjadi tiga tipe yaitu: studi kasus

eksplanatoris (menjelaskan), eksploratoris (penyelidikan), dan deskriptif (Robert

K.Yin: 2004: 1).

Diantara ketiganya, penelitian ini menggunakan tipe deskriptif, yaitu

menggambarkan sebuah topik menjadi sebuah narasi yang menjelaskan dan

menggambarkan strategi TII dalam melawan korupsi.

Page 33: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

22

2. Teknik Penentuan Informan

Penelitian ini menggunakan rancangan sampel nonprobabilitas atau yang

disebut rancangan sampel nonrandom, yaitu rancangan pengambilan sampel yang tidak

menggunakan teknik random dan tidak didasarkan hukum probabilitas. Kemudian

peneliti menggunakan teknik penentuan informan dengan metode purposif yaitu

penentuan informan yang ditetapkan secara sengaja oleh peneliti, penetapan informan

tersebut didasarkan dengan pertimbangan tertentu tergantung perihal terkait yang ingin

diteliti. (Sanapiah: 2010: 67)

Kriteria informan berdasarkan yang ditetapkan oleh peneliti yaitu, staff (board)

TII, anggota (volunteer) TII, dan masyarakat umum. Kriteria ini ditetapkan atas dasar

kesinambungan pertanyaan penelitian dengan jawaban yang ingin dicapai. Kategori

staff TII ditentukan sebagai informasi utama strategi gerakan antikorupsi dijalankan,

kategori anggota ditentukan karena sebagai pelaku atau eksekutor gerakan, dan

kategori masyarakat umum sebagai bentuk konfirmasi atau pandangan umum serta

efektivitas program.

Page 34: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

23

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka (face

to face) dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh kedua

pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan,

dan diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu (Iin dan trisdiadi: 2004:63).

Wawancara penelitian lapangan berlangsung dalam cara tidak

terstruktur, mendalam, pertanyaan terbuka, informal dan lama.

Melibatkan satu orang atau lebih yang hadir di lapangan dan melakukan

wawancara dalam pelbagai arah (Fontana dan Frey 1994 dalam Neuman

2013: 494).

Wawancara dilakukan dari 5 Maret- 1 Juli 2015, lamanya proses

wawancara karena harus menyesuaikan dengan penetuan waktu para

informan dan menggali lebih mendalam terkait topik.

Page 35: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

24

Tabel I.F.1 Rasionalisasi Informan

Posisi Tugas Rasionalisasi

Informan

Deputi Sekjen Utusan lembaga untuk

menjalankan program

kerjasama dengan

lembaga lain.

Mengetahui perihal

urusan kantor (strategi

gerakan) dan relasi

lembaga lain

Direktur Program Perancang strategi

program yang ingin

dijalankan.

Mengetahui alasan-

alasan yang digunakan

dalam penentuan

strategi program.

Koodinator Program

Media dan Campaign

Media relation and

advocacy officer.

Bertugas dalam

kampanye program dan

menjalankan media.

Mengetahui lebih jauh

dalam menjalankan

program dilapangan.

Officer forestry peningkatan kapasitas

masyarakat sipil dalam

membangun integritas

nasional.

Memperoleh informasi

terkait fokus TII dalam

skala nasional

Program officer

pemuda

Sosialisasi anti korupsi

dan menginisiasi

program antikorupsi

kepada pemuda.

Memperoleh informasi

terkait program-

program kepada

pemuda.

5 Orang Volunteer Mengikuti segala

kegiatan TII

Orang yang dengan

aktif mengikuti setiap

agenda

5 Orang Masyarakat

Umum

Mengetahui pandangan

umum tentang lembaga

tersebut

b. Observasi

Istilah observasi berasal dari bahasa latin yang berarti “melihat”

dan “memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan

Page 36: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

25

memperhatikan secara akurat, dan mencatat fenomena yang muncul dan

mempertimbangkan hubungan antaraspek dalam fenomena tersebut (Iin

dan trisdiadi: 2004:1).

Observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan melihat dan

memperhatikan kegiatan yan dilakukan oleh TII mengenai pendidikan

antikorupsi juga kampanye kreatif melalui media web, dan media sosial

lainnya. Dalam hal ini peneliti melakukan observasi dengan ikut

mengamati kegiatan integrity goes to campus di STAN, ikut serta dalam

pembuatan riset TII tentang persepsi anak muda terkait korupsi dan juga

mengamati strategi kampanye media TII dalam bentuk web, twitter

yang menjadi konsumsi masyarakat.

4. Informan Penelitian

Informan penelitian mencakup Deputi Sekjen, Direktur Program, Koodinator

Program Media dan Campaign, Officer forestry, Program officer pemuda, lima orang

volunteer dan lima orang masyarakat umum (terdiri dari lapisan masyarakat yang

mengetahui lembaga TII) yang secara keseluruhan berjumlah 15 orang dengan rincian,

Page 37: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

26

Tabel I.F.2 Klasifikasi Informan

Kategori Nama Usia Jenis

Kelamin

Asal Jabatan

Staff TII

(Board)

DH Laki-Laki Deputi Sekjen

IL 39 Laki-Laki Jakarta Direktur Program

WI Laki-Laki Jakarta Asociate Program

Pemuda

UN Perempuan Tangerang

Selatan

Program Officer

NF Laki-Laki Media Campaign

Volunteer HI 23 Laki-Laki Tangerang

Selatan

Volunteer Youth

Proactive

YU Laki-Laki Tangerang

Selatan

Volunteer Youth

Proactive

MA 24 Perempuan Jakarta Volunteer Youth

Proactive

AY Perempuan Jakarta Volunteer Youth

Proactive

BA Laki-Laki Bintaro Volunteer Youth

Proactive

Masyarakat

Umum

AF 27 Laki-Laki Gresik Peneliti SETARA

Institute

DN 25 Perempuan Subang Aktivis

SS 28 Laki-Laki Jakarta LBH Jakarta

ASP 25 Laki-Laki Jakarta LBH Jakarta

LHH 24 Laki-Laki Jakarta LBH Jakarta

Page 38: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

27

G. Sistematika Penulisan

Penelitian dalam bentuk skripsi ini akan ditulis dalam empat bab, masing-masing bab

akan memaparkan informasi sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, pada bab ini akan memaparkan tentang pernyataan masalah,

pertanyaan penelitian, tujuan serta manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori,

metode penelitian dan sistematika penelitian.

Bab II Gambaran Umum Lembaga Transparency International Indonesia (TII) sebagai

subjek penelitian.

Bab III Merupakan hasil dari wawancara serta analisis penelitian.

Bab IV Penutup dan kesimpulan, bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan yang

merupakan rangkuman dari data-data yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian,

dalam bentuk kesimpulan dan saran.

Daftar Pustaka, halaman ini berisi pustaka yang diacu dalam penulisan skripsi. Pustaka

yang diacu harus dipastikan berasal dari sumber yang terpercaya, misalnya buku teks,

jurnal ilmiah, prosiding, laporan teknis/penelitian, majalah ilmiah, dan dokumen.

Page 39: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

28

BAB II

Gambaran Umum

A. Sejarah Transparency International

Transparency International (TI) merupakan Non Government Organization

(NGO) anti korupsi yang mempromosikan transparansi serta akuntabilitas yang

terfokus kepada lembaga-lembaga seperti negara, partai politik, pasar dan masyarakat

sipil. (wawancara DH, Deputi Sekjen pada 5 Maret 2015 di Sekretariat TII)

Transparency International didirikan pada tahun 1993 oleh pensiunan pejabat

bank Dunia, Peter Eigen bersama dengan sembilan orang lainnya di Berlin.

Transparency international adalah sebuah organisasi non pemerintahan yang didanai

oleh berbagai lembaga pemerintahan, yayasan internasional dan perusahaan. Lembaga

ini memiliki 90 chapter diseluruh dunia. (Allen dan Overy: 2)

Dengan dilatarbelakangi oleh kejadian pada Setiap harinya di seluruh dunia,

orang-orang biasa menanggung biaya korupsi. Di banyak negara, korupsi

mempengaruhi orang dari lahir sampai mati. Di Zimbabwe, wanita melahirkan di

rumah sakit setempat telah didakwa US $ 5 setiap kali mereka berteriak sebagai

hukuman untuk menaikkan alarm palsu. Di Bangladesh, runtuhnya Pabrik bertingkat

baru, yang menewaskan lebih dari 1.100 orang. Hal ini disebabkan karena terdapat

pelanggaran standar keselamatan dasar, yang telah dikaitkan dengan tuduhan korupsi.

(Hardoon dan Heinrich: 2013: 3)

Page 40: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

29

Pendirian organisasi ini juga didukung dengan maraknya topik korupsi yang

kian menjadi tabu yaitu ketika terdapat beberapa kepala Negara melakukan korupsi,

dan tidak ada konvensi global yang bertujuan untuk memberantas korupsi juga tidak

ada cara untuk mengukur korupsi pada skala global. (Our History, Transparency.org)

Karena bertujuan untuk memiliki dampak global, pendiri Transparency

International mengakui banyak Negara yang memenangi pertempuran anti korupsi di

tingkat nasional. Kemudian TI menggabungkan advokasi global dengan memperluas

jaringan chapter nasional di Denmark, Ekuador, Jerman, Inggris dan Amerika Serikat.

Kemudian Argentina Negara pertama yang bergabung menjadi chapter TI. (Our

History, Transparency.org)

Pada 1994 korupsi menjadi agenda dunia yang menjadi sorotan. Saat itu TI

mendorong Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memberikan

rekomendasi untuk mengkriminalisasi suap asing. Dan kemudian chapter Ekuador TI

merintis fakta integritas pertama pada proyek rehabilitasi kilang minyak. (Our History,

Transparency.org)

Di tahun selanjutnya TI berkembang dengan adanya 26 chapter nasional dan

mulai mempublikasikan indeks persepsi korupsi (CPI) perdana, sebuah tonggak dalam

upaya mengukur tingkat korupsi ke sektor publik. Dirilisnya CPI tersebut ternyata

cepat dijemput oleh media di seluruh dunia karena dianggap mampu meningkatkan

kesadaran masyarakat tentang korupsi dan memicu persaingan antar negara untuk

Page 41: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

30

meningkatkan nilai mereka dalam hal meminimalisir korupsi. Disaat itu sekretariat TI

terlibat dalam mengorganisir konferensi internasional anti korupsi (IACC) sebuah

peristiwa besar yang terus mempertemukan lebih dari 1.500 aktivis anti-korupsi dan

ahli setiap dua tahun. (Our History, Transparency.org)

Pada tahun 1997 chapter TI dari 34 negara sepakat untuk memberlakukan dan

menegakkan hukum yang melarang membayar suap kepada pihak berwenang di negara

lain. Dan siapa pun yang melanggar dari Konvensi OECD dapat dituntut berdasarkan

hukum pidana nasional. Dan di akhir tahun TI berkembang memiliki 49 chapter hingga

tahun 1998 Indeks Persepsi Korupsi tumbuh untuk menjadi 85 negara. (Our History,

Transparency.org)

Di awal tahun 2000, TI membuat inovasi baru dalam pemberantasan korupsi

yaitu bekerja bersama 11 bank internasional besar dengan memfasilitasi penciptaan

prinsip anti pencucian uang Wolfsberg. Selama tahun 2002, Transparency International

bekerja sama dengan berbagai kelompok pemangku kepentingan dari perusahaan

besar, serikat pekerja, akademisi dan LSM lainnya untuk mengembangkan Prinsip

Bisnis untuk Melawan Penyuapan. Publikasi ini bertemu kebutuhan dasar namun

penting, membimbing perusahaan mengenai bagaimana merancang dan memperbaiki

program anti-penyuapan mereka. (Our History, Transparency.org)

Di tahun 2004 melihat inisiatif baru untuk memperkuat keterlibatan bisnis anti-

korupsi. Transparency International membantu mengembangkan Kemitraan Against

Page 42: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

31

Corruption Initiative (PACI) atau dalam bahasa Indonesia merupakan Prinsip Forum

Ekonomi Dunia. Di bawah PACI, dalam waktu CEO dari lebih dari 125 perusahaan

besar sepakat untuk membuat program anti-korupsi dan mengadopsi toleransi suap.

(Our History, Transparency.org)

Pada tahun 2008 TI ikut membantu pada industri minyak dan gas. TI

'mempromosikan laporan transparansi pendapatan, memeriksa transparansi

pembayaran dari perusahaan kepada pemerintah untuk hak ekstraksi sumber daya,

mencari ruang untuk perbaikan. (Our History, Transparency.org)

Melihat perjalanan yang telah dilakukan, Transparency International berusaha

menjadi organisasi msayarakat sipil global yang memimpin perjuangan melawan

korupsi bersama dengan negera-negara diseluruh dunia untuk mengakhiri dampak

buruk korupsi.

Dengan beberapa langkah dan strategi anti korupsi TI menganggap cara yang

dilakukannya tersebut telah meningkatkan kesadaran dan mengurangi sikap apatis dan

toleran terhadap korupsi.

Secara garis besar TI tidak melakukan penyelidikan dugaan korupsi atau

mengekspos kasus-kasus tertentu, dengan membantu organisasi atau lembaga lain

dalam melakukannya. (wawancara DH, Deputi Sekjen)

Page 43: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

32

B. Transparency International Indonesia

Semangat Transparency International untuk memerangi korupsi masuk sampai

ke Indonesia. Pada tanggal 18 September tahun 2000 didirikanlah Transparency

International Indonesia yang berkedudukan di Jakarta. Transparency International

Indonesia (TII) merupakan salah satu chapter lembaga internasional bersama dengan

90 chapter Transparency International di berbagai negara. (Anggaran dasar TII)

TII berjuang membangun dunia yang bersih dari praktik dan dampak korupsi.

Sesuai dengan anggaran dasar TII pasal 3 ayat 2 tentang kedudukan TII berafiliasi

dengan Transparency International, berkedudukan di Berlin, Jerman, suatu organisasi

yang menggalang koalisi global untuk menghapus korupsi dalam lingkup international.

(Anggaran dasar TII)

Transparency International dapat berkembang di Indonesia karena semangat

yang dibangun oleh TI kemudian sesuai dengan cita-cita untuk menjadikan Indonesia

terbebas dari korupsi.

Untuk bisa mencapai tujuan tersebut, TII memadukan kerja Think thank dan

gerakan sosial. Kerja think thank tersebut dilakukan dengan review kebijakan

mendorong reformasi lembaga penegak hukum, dan secara konsisten melakukan

pengukuran korupsi melalui indeks persepsi korupsi, crinis project, dan berbagai

Page 44: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

33

publikasi riset serta mengembangkan fakta integritas sebagai sistem pencegahan

korupsi di birokrasi pemerintahan. (profil TII dalam ti.or.id)

Dalam hal gerakan sosial, TII terlibat aktif dalam berbagai koalisi dan inisiatif

gerakan anti korupsi di Indonesia dengan merangkul mitra lembaga lokal dalam

melaksanakan berbagai program. Gerakan ini menurut WI juga aktif merangkul anak

muda untuk ikut serta dalam gerakan anti korupsi dan mengadvokasi bahaya korupsi.

(wawancara dengan WI, pada tanggal 5 Maret 2015)

Kemudian dari beberapa program kerja yang dijalankan oleh TII untuk

melawan korupsi tentu saja dilaksanakan dengan dukungan dana oleh berbagai pihak.

Setiap perjuangan juga membutuhkan biaya agar perjuangan tersebut mampu berjalan

dengan baik. Menurut NF, dana yang didapat oleh TII itu bersumber dari Denmark,

Berlin, British Embasy, IVOS, NORAD, dan banyak lagi tergantung fokusnya.

C. Visi Misi dan Program Transparency International Indonesia

Sebagai sebuah organisasi non pemerintah yang mempunyai tekad untuk

memberantas korupsi, Transparency International Indonesia mempunyai tujuan

sebagaimana tercantum dalam AD TII pasal 5 yaitu mendorong tumbuhnya

transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan dan kegiatan

usaha di Indonesia sebagai bagian dari upaya global untuk menghapuskan korupsi. (AD

TII BAB II Pasal 5)

Page 45: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

34

Secara lebih spesifik visi TII adalah Indonesia yang bebas korupsi, demokratis,

dan berkeadilan sosial. Visi ini tercantum dalam bentuk strategi TII memberantas

korupsi dalam jangka tahun 2012 hingga tahun 2017 mendatang. Juga yang di

ungkapkan oleh “UN” (program officer),

“Wah tujuan besarnya sih mewujudkan Indonesia yang bebas korupsi,

demokratis, dan berkeadilan sosial.” (wawancara “UN” di secretariat TII, 5

Maret 2015)

Misi yang dicanangkan untuk mencapai visi tersebut adalah mendorong dan

memperkuat gerakan sosial melawan korupsi yang didukung dengan nilai-nilai

integritas, transparansi, akuntabilitas, partisipasi, kesetaraan, dan kepedulian dalam

berbagai proses, sektor dan level kehidupan masyarakat. (strategi TI Indonesia 2012-

2017)

Guna mencapai tujuan tersebut, usaha-usaha yang dilakukan TII adalah

membuat program yang sejalan dengan tujuan organisasi. Menurut “UN” ada beberapa

program yang dijalankan oleh TII diantaranya,

“Program yang dijalankan yaitu pertama democratic governance, terus hukum

dan peradilan, kemudian pendidikan bagi kalangan muda ada juga perubahan

iklim dan kehutanan, procurement, kampanye dan advokasi, dan economic

governance.” (wawancara dengan “UN” pada 5 Maret 2015)

Beberapa program tersebut dijalankan oleh masing-masing bidang yang

mempunyai fokusnya tersendiri. “UN” sebagai program bertugas untuk mengkontrol

dan memastikan bahwa program yang sudah ditetapkan agar dapat berjalan tepat

Page 46: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

35

waktu. Dan masing-masing divisi secara kreatif menjalankan program secara garis

besar sudah ditentukan.

Selain itu program yang sudah ditetapkan itu dibuat dan dibahas oleh semua

staf yang terlibat dan memberi dukungan pada setiap program. Tetapi meski TII

terpusat pada organisasi global Transparency International menurut “DH” (Deputi

Sekjen), TII mempunyai otonomi untuk kegiatan-kegiatan yang berbeda, terdapat

keleluasaan dalam menentukan program, sumber daya dan prioritas. (wawancara

dengan “DH” Deputi Sekjen, pada tanggal 5 Maret 2015)

Seperti misalnya program tentang pendidikan anti korupsi untuk anak muda itu

dijalankan oleh bidang youth officer. Bidang ini secara kreatif menjalankan program

kepemudaan yang targetnya tidak hanya sekedar pemahaman pemuda, tetapi pemuda

mampu bertindak untuk melawan korupsi. Program tersebut seperti yang dikatakan

oleh associate youth program yaitu,

“Kita punya Youth proactive, youth integrity camp, youth report center,

kompetisi mata muda, roadshow anti korupsi, pendidikan anti korupsi. dengan

youth integrity camp kita sebar kompetisi mata muda, making the conection, youth anti

corruption and human right kita bikin kegiatan semacam kompetisi untuk anak muda

seluruh Indonesia untuk gabung isu yang diangkat adalah anti korupsi dan HAM. Dari

seleksi 33 orang kita undang ke Jakarta kita kasih pendidikan anti kuropsi dan HAM

nah itu program dibulan januari. Dan saat ini kita punya ngopi (ngobrol Pintar) kita

punya konsep orang ngopi dibuat santai seru tapi ada point isu anti korupsi sebulan 2

kali. Kedepannya ada youth integrity goes to campus kita datangi kampus-kampus

yang sudah kita petakan itu ada sekitar 8 SMA di Jakarta dan juga kampus se-

jabodetabek dan 3 diluar daerah kalimantan timur, sumatera utara, dan lampung.”

(wawancara “WI” pada 5 Maret 2015 di Jakarta)

Page 47: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

36

Program tersebut secara konsisten dilakukan oleh TII untuk mencapai tujuan

organisasi. TII menganggap bahwa pendidikan anti korupsi merupakan bentuk

pencegahan awal agar seseorang, perusahaan/institusi, ataupun lembaga Negara agar

bisa terhindar dari tindak korupsi.

Program tersebut seperti youth proactive merupakan organisasi dibawah

department youth TII yang bertugas mengorganisir anak muda untuk ikut melawan

korupsi. Youth integrity camp merupakan program integritas anak muda di daerah

untuk lebih terlibat dalam permasalahan pemerintah daerah. Dan youth report center

merupakan program pelaporan yang dilakukan anak muda jika ada permasalah dan

penyimpangan di daerah. Semua program itu berada dibawah department pemuda TII.

D. Struktur Organisasi Transparency International Indonesia

Transparency International Indonesia sebagaimana dengan organisasi/lembaga

lain mempunyai struktur organisasi sebagai pedoman atau garis instruksi dalam

menjalankan agenda-agenda organisasi. Struktur organisasi TII adalah sebagai berikut:

Page 48: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

37

Sumber: http://ti.or.id/index.php/public-info/struktur-organisasi-ti-indonesia

Dari masing-masing bagian seperti Sekretariat, Dewan Pengurus, Dewan

Pengawas sampai ke rapat anggota mempunyai wewenangnya sendiri dalam anggaran

rumah tangga TII. Tapi tidak untuk bidang dibawahnya, karena menurut Dedi, Deputi

Sekjen bahwa TII mempunyai otonomi dalam hal sumber daya termasuk dalam

penentuan bidang yang membantu secretariat. Berikut adalah penjelasan status dan

wewenang struktur yang diatur dalam anggaran dasar TII:

a. Rapat anggota merupakan otoritas tertinggi dalam organisasi TII dan

merupakan perwujudan dari kedaulatan anggota. Dengan wewenang

menetapkan, mengubah, atau menambah ketentuan dalam AD dan ART,

mengesahkan rencana strategis organisasi, menetapkan pendirian cabang TI-

Page 49: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

38

Indonesia dan beberapa kewenangan lain yang di atur dalam ART TII pasal

nomor 8.

b. Dewan pengawas merupakan representasi dari rapat anggota yang bertugas

mengawasi dewan pengurus dalam mengelola organisasi dan melaksanakan

anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan semua keputusan rapat anggota

serta mengawasi ketaatan anggota terhadap kode etik keanggotaan TII. Dengan

wewenang memantau pengelolaan organisasi dan memberikan usulan,

pendapat, dan saran, baik diminta maupun tidak diminta kepada dewan

pengurus menyangkut pengelolaan organisasi serta kewenangan-kewenangan

lain yang di atur dalam ART TII pasal 5.

c. Dewan pengurus merupakan lembaga eksekutif yang mengelola organisasi dan

melaksanakan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan semua keputusan

rapat anggota. Dengan wewenang mewakili organisasi di dalam dan diluar

pengadilan serta melakukan segala bentuk perikatan hukum dengan pihak lain,

menyusun dan merevisi secara berkala rencana strategis TII, serta kewenangan-

kewenangan lain yang di atur dalam ART TII pasal 6.

d. Sekretariat TII merupakan unit organisasi yang di pimpin oleh Sekretaris

Jendral dan bertugas mengelola aktivitas operasional dan administrasi

organisasi sehari-hari. Sekretariat mempunyai kewenangan melaksanakan

kewenangan dewan pengurus yang dilimpahkan kepada sekretariat.

Page 50: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

39

Untuk menjalankan strategi pemberantasan korupsi dan program-program yang

dirancang, seluruh elemen/bagian terlibat dan mengambil peran didalamnya guna

mencapai tujuan organisasi.

Page 51: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

40

BAB III

Transparency International Indonesia (TII) dan Strategi Pemberantasan

korupsi

A. Berbagai Strategi Transparency International Indonesia (TII) Dalam

Pemberantasan Korupsi Di Indonesia

Perjuangan melawan korupsi merupakan agenda berat yang harus dipikul

bersama, dengan menyadari bahwa upaya melawan korupsi harus dilakukan dari

berbagai arah. Semua aspek masyarakat (civil society), para pelaku bisnis, juga elit

pemerintah harus ikut serta dalam pembangunan pemerintahan yang bersih.

Guna membangun Indonesia yang bersih dari korupsi meskipun sebuah

Negara mustahil untuk terbebas dari korupsi, Transparency International Indonesia

(TII) membangun sebuah desain strategi pemberantasan korupsi. Hal ini adalah

upaya sebuah gerakan sosial anti korupsi yang dilakukan sesuai dengan tujuan TII.

Strategi tersebut seperti yang diuraikan oleh “IL” direktur program TII adalah;

“strategi TII adalah menggalang gerakan sosial agar secara bersama-sama

setiap orang itu saling mengkontrol, setiap orang-orang itu maksudnya

lembaga Negara, masyarakat sipil, pebisnis, dan anggota DPR itu semuanya

memberikan kontrol sehingga ruang gerak korupsi itu lebih kecil, jadi bukan

cuma pendekatannya efek jera. Kalo kita berusaha saling check and balances

sehingga setiap orang mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan dan

menutup celah korupsi.” (wawancara “IL”, direktur program TII di Jakarta

pada 8 Mei 2015)

Secara garis besar, gerakan sosial antikorupsi adalah bentuk strategi TII dalam

melawan korupsi. TII berupaya melawan korupsi dari berbagai sektor dalam sebuah

Page 52: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

41

kerangka gerakan sosial antikorupsi. Bentuknya, menurut “DH” sebagai Deputi

Sekjen, TII berusaha melakukan monitoring terhadap pemerintah maupun sektor

bisnis. Dan juga membentuk kesadaran masyarakat dengan pelatihan dan workshop.

Strategi yang digunakan TII bersangkutan dengan keterlibatan pemerintah dan

masyarakat dalam menjalankan sebuah program. Untuk itu menarik bagi peneliti

melihat sejauhmana TII mampu mengajak pemerintah dan masyarakat untuk menjadi

partisipan agar mampu mengaktivasi jaringan dalam merekrut para partisipan gerakan

anti korupsi dan menjadikan isu melawan korupsi menjadi isu bersama atau menjadi

sebuah identitas kolektif.

Dalam usaha menuju tujuan besar tersebut dan membentuk kesadaran untuk

memberantas korupsi juga upaya kontroling, TII membangun strategi tersebut dengan

empat langkah seperti organized citizen (masyarakat yang terorganisir), empowered

participatory governance (pemerintah yang partisipatif), corporate active citizenship

(perusahaan yang berkewarganegaraan), dan law and justice (hukum dan keadilan).

Dengan keempat strategi tersebut TII menganggap bahwa Indonesia akan mencapai

keadaan yang terbebas dari korupsi, demokratis, dan berkeadilan sosial. (Strategy TI

Indonesia 2012-2017)

Keempat strategi tersebut peneliti menganalisa sejauhmana TII

menjalankan dan menginternalisasi pada kehidupan dan kebudayaan seluruh

lapisan masyarakat. Dengan menggunakan pendekatan teori rekrutmen Snow yaitu

Page 53: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

42

dengan melihat sejauhmana cara TII mengajak atau merekrut para partisipan agar

strategi tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Analisis ini

digunakan karena berbagai strategi tersebut pasti dijalankan oleh TII dengan

menggunakan cara atau dimensi yang berbeda.

Bagi Snow dkk terdapat empat dimensi dalam mengajak seseorang untuk

ikut dalam sebuah gerakan sosial yaitu dengan private face to face, public face to

face, private mediated dan public mediated. Cara ini sebagai pisau analisis

sejauhmana TII menjaring atau merekrut partisipan dalam perjuangan melawan

korupsi. (Snow dkk: 1980:790)

1. Private face to face

Bentuk ini dilakukan dengan memberikan informasi atau metode kampanye

dengan bertemu dengan dua pihak dan mempengaruhi yang lainnya. Seperti

pertemuan dalam lingkup keluarga ataupun lingkungan pertemanan. Menurut Snow

dapat dilakukan dengan melakukan penjaringan dari pintu ke pintu kepada keluarga

atau teman, memberikan selebaran terkait isu gerakan, membuat petisi, dan dan

memberi penyampaian mengenai identitas kolektif; penyebaran informasi dan

perekrutan antara lain dilakukan oleh promotor gerakan kepada antar partisipan

sepanjang baris jaringan. (Snow dkk: 1980:790)

Dalam hal ini TII menyampaikan ajakan atau melakukan kampanye dan

mengajak masyarakat agar ikut terlibat agenda TII dengan cara mengajak tokoh

Page 54: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

43

masyarakat untuk terlibat dan lebih banyak mengajak masyarakat lain dalam

memberantas korupsi. Terkait hal ini “IL” mengemukakan bahwa

“Membentuk agen-agen dilapangan, dimasyarakat tokoh maupun yang

belom tokoh, kapasitas yang semacam itu yang dibangun disamping sistem

yang kita bikin untuk memastikan orang ini punya peran”. (wawancara

pada 8 Mei 2015 di Cikini)

Efektivitas gerakan TII berusaha membangun atau mengkader para aktivis

antikorupsi dan aktivis tersebut nantinya menyebarkan isu gerakan pada

masyarakat yang lebih luas.

Selain itu mengajak masyarakat untuk terlibat, strategi TII digunakan untuk

mengajak para pelaku bisnis yang bersih dari korupsi juga dilakukan dengan cara

langsung secara pribadi (private face to face). Strategi ini berupaya membangun

kepemimpinan berbasis nilai integritas dan bisnis yang sehat. Pendekatan ini

berupaya membangun bisnis dengan kultur awal yang mendukung inisiatif

antikorupsi dan mempunyai visi bisnis yang berintegritas. Cara yang dilakukan

oleh TII adalah dengan mengintensifkan lobby dan kampanye kepada pengusaha-

pengusaha untuk mendukung inisiatif antikorupsi. (Strategy TI Indonesia 2012-

2017)

Untuk itu TII mendorong para pelaku bisnis agar aktif melawan korupsi.

Hal ini ditunjukkan ketika TII membantu perusahaan listrik Negara (PLN) dalam

mengurangi korupsi di lembaga non sektor, seperti yang dijelaskan “DH”;

Page 55: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

44

“kita kerjasama dengan PLN untuk mengurangi korupsi di lembaga

non sector diantaranya memperbaiki pelayanan terhadap konsumen,

tentang efektivitasnya sejauh ini karena TII bergerak di pencegahan.

Ada yang bisa dibilang cukup efektif, melihat sekarang PLN baik

pengelolaannya, lebih transparan ya intinya PLN sudah bisa jadi lebih

baik kepatuhannya pada undang-undang. Jadi kalau dibilang

efektifitaskah sekarang PLN bisa bebas tanpa korupsi”. (wawancara

pada 5 Maret 2015)

Bentuk pencegahan korupsi pada lembaga non sektor seperti diatas adalah

upaya membangun perusahaan yang bersih. Membangun bisnis yang berkeinginan

dalam melawan korupsi dan memprioritaskan kebutuhan masyarakat merupakan

sesuatu yang ingin dicapai dari strategi ini.

Dalam rangka memerangi korupsi di Indonesia, TII melihat peluang pada

pembentukkan para pelaku bisnis dan sektor keuangan yang memiliki kepedulian

terhadap keadilan sosial dan antikorupsi. Para pelaku bisnis, dalam kajian TII

merupakan salah satu penyuplai tinggi dalam perilaku korupsi seiring dengan

banyaknya para pelaku bisnis yang ikut berpolitik praktis. (Strategy TI Indonesia 2012-

2017)

Tidak hanya itu, praktek kejahatan keuangan banyak terjadi dalam dunia bisnis

seperti, suap, pungutan, penggelapan atau yang lainnya. Setidaknya dengan terlibatnya

para pelaku bisnis untuk peduli dalam melawan kejahatan bisnis tersebut, maka ruang

gerak korupsi akan semakin sempit dan harus ada manfaat bagi masyarakat. Dalam

sebuah kesempatan “IL” menyebutkan terkait pelaku bisnis

Page 56: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

45

“Jadi bisnis itu jangan berfikir profit saja tetapi bisnis juga berfikir tetang

ekonomi yang punya tujuan untuk membangun keadilan dan kepedulian,

jadi harus juga ada manfaat bagi warga, dan itu hanya bisa terwujud jika

dia tidak melakukan pelanggaran HAM, tidak korup dan seterusnya”.

(wawancara pada 8 Mei 2015, di Cikini, Jakarta Pusat)

Hal ini serupa dengan yang dikemukakan oleh Syed Husein dalam Mansyur

Semma bahwa menurutnya harga barang dan jasa di dunia ketiga tidak terlepas dari

tingkat korupsi yang ada didalamnya. Dengan pernyataannya tersebut juga banyak

juga ditampilkan bahwa dunia bisnis barang dan jasa juga terkait dengan kasus

suap. Lebih lanjut Syed menegaskan bahwa korupsi merupakan penghalang bagi

industrialisasi sejati, yaitu yang berpihak atau menguntungkan bagi lapisan

masyarakat. (Mansyur Semma: 2008: 55-56)

Dari beberapa rangkuman peneliti dengan semua informan dapat ditemui

bahwa strategi private face to face juga menjadi sebuah cara yang dipakai untuk

memupuk personal masyarakat tentang pemahaman korupsi. Berikut merupakan

matrik wawancara berdasarkan strategi private face to face,

Page 57: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

46

Tabel III.A.1 Matriks Berdasarkan Strategi Private Face To Face

NAMA Program atau Strategi yang Dijalankan

DH - Melakukan monitoring, melakukan kontrol atau Pengawasan

- Bekerjasama dengan PLN mengurangi di lembaga non sektor

IL - Pengaduan atau monitoring itu bentuknya memastikan bahwa setelah

ada hak, ada space, ada channel untuk menyampaikan tinggal pengaduan

yang dibangun. Yang penting sudah banyak pengaduan

- Membentuk agen-agen dilapangan (didaerah secara personal) tokoh

maupun yang belum tokoh. Kapasitas semacam itu dibangun untuk

memastikan orang ini punya peran

WI - Dibidang kepemudaan kita punya Youth proactive, merekrut anak muda

usia 18-30 tahun untuk ikut gabung dengan kita sebagai chance maker

untuk sama-sama membantu isu korupsi untuk kepemudaan.

- Seperti PLN untuk mendapat dampingan dari TII untuk melakukan

terbebas dari korupsi

NF - Advokasi dengan pemerintah dan kementerian agar bisa sedikit

mempengaruhi kebijakan pemerintah.

- Melakukan advokasi seperti halnya begini, saya ingin tahu berapa

anggaran di kabupaten ini, nah kita kasih tau caranya nanti mereka dapat

dan temukan penyimpangan.

HI - Volunteer diberikan capacity building untuk meningkatkan kapasitas

sebagai volunteer

MA - Nah terus buat kita sebagai volunteer kita ada capacity buiding. Itu

seperti biar setelah jadi volunteer di TII kita jadi terbuka wawasannya.

Matrik diatas menunjukkan bahwa program yang dijalankan TII dengan

strategi face to face yaitu menurut DH dengan bekerjasama dengan lembaga

nonsektor untuk mengurangi korupsi seperti PLN. DH juga menyebutkan bahwa

kontrol atau pengawasan juga selalu dilakukan oleh TII. Terkait kontrol atau

pengawasan ini juga diperkuat oleh IL bahwa pengaduan itu juga dilakukan setelah

ada hak, space dan channel untuk aduan tersebut.

Page 58: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

47

Disamping itu menurut NF, TII menjalankan advokasi pada pemerintah dan

daerah untuk transparansi anggaran dan setidaknya bisa sedikit mempengaruhi

kebijakan pemerintah. Bagi volunteer TII, peningkatan capacity building diberikan

untuk peningkatan kualitas juga membuka wawasan pemahaman korupsi.

2. Public Face to Face

Bentuk ini dapat dilakukan dengan cara bertemu tatap muka dengan para

simpatisan, membuat petisi, penyampaian atau mengajak para simpatisan di ranah

publik, dan partisipasi dalam acara-acara publik, seperti parade, pementasan acara

untuk konsumsi publik, gerakan konvensional dan festival. Mereka bisa

menyalurkan promosi dan perekrutan usaha mereka di antara orang-orang asing di

tempat umum dengan tatap muka. (Snow dkk: 1980:790)

Dari keempat strategi pemberantasan korupsi yang dimiliki oleh TII, tiga

diantaranya banyak menggunakan cara menginformasikan atau menyampaikan

secara langsung dihadapan publik karena cara ini juga paling efektif untuk

menginformasikan sebuah identitas kolektif. Cara rekrutmen yang paling efektif

ini dimanfaatkan oleh TII dengan mengkampanye pentingnya melawan korupsi.

Peluang tersebut diambil oleh TII seperti mengajak masyarakat menjadi partisipan

yang menurut “DH” selaku deputi sekjen yaitu dengan

“Dalam membentuk kesadaran warga ada berbagai bentuk pelatih an,

workshop dengan follow up action plan dan ada rencana tingkat lanjut pada

setiap pelatihan. Pengembangan organisasi warga bersama-sama melakukan

Page 59: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

48

gerakan anti korupsi“. (wawancara pada 5 Maret 2015 di Sekretariat TII

Jakarta)

Pembentukan kesadaran dengan pelatihan dan workshop merupakan bentuk

sosialisasi masal yang dilakukan secara terus-menerus membuat masyarakat

mampu terlibat menjadi partisipan yang aktif. Cara ini mampu sekaligus menjaring

dengan banyak partisipan.

Untuk bidang kepemudaan TII menurut “WI” menjaring pemuda dengan

program youth proactive. Lebih lanjut “WI” menjelaskan bahwa

“Melalui bidang kepemudaan atau youth program itu punya program yg

namanya youth proactive adalah untuk anak muda usia 18-30 tahun, mereka

ikut gabung dengan kita sebagai the chance maker untuk sama-sama membantu

isu isu korupsi untuk kepemudaan. Dan saat ini kita punya ngopi (ngobrol

Pintar) kita punya konsep orang ngopi dibuat santai seru tapi ada point isu anti

korupsi sebulan 2 kali. Dengan begitu banyak komunitas-komunitas yang

terbentuk berkat sosialisasi anti korupsi.” (wawancara pada 5 Maret 2015 di

Sekretariat TII Jakarta)

Meski dengan konsep yang santai fokus isu utama antikorupsi tetap menjadi sasaran

dari rangkaian program tersebut. Karena dalam menjaring para partisipan harus

menggunakan metode yang baik agar keterlibatan dalam sebuah isu menjadi lebih

kuat.

Strategi pemberantasan korupsi TII seperti membangun masyarakat yang

terorganisir (organized citizen) agar mampu mengenali dan melawan korupsi

dilakukan dengan cara bertatap muka langsung dengan masyarakat (public face to

face). Untuk membangun masyarakat yang terorganisir tersebut TII membagi

strategi menjadi tiga bagian yaitu pemberdayaan, engagement dan aksi kolektif.

Page 60: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

49

a. Pemberdayaan

Cara ini digunakan untuk memberikan pembekalan kepada masyarakat

terhadap dukungan, ruang, dan kapasitas pengorganisiran dalam melawan korupsi.

Tujuannya dapat membangun organized citizen yang kuat untuk terlibat dalam arena-

arena publik sehingga terjadi fungsi kontrol dan bargaining kepentingan oleh

masyarakat sipil terhadap pemerintah. Serupa dengan itu Mansyur Semma dalam

bukunya juga menegaskan bahwa yang dapat dilakukan dalam penyembuhan korupsi

di Negara berkembang yaitu salah satunya dengan memperluas pendidikan yang

memungkinkan masyarakat paham tentang korupsi itu sendiri. (Mansyur Semma:

2008: 75)

Dengan strategi pemberdayaan masyarakat tersebut, TII menggunakan tiga

pendekatan, pertama mendorong dan meningkatkan kualitas ruang politik lokal untuk

pertimbangan kebijakan. Pendekatan ini memastikan agar ruang politik untuk

perencanaan maupun evaluasi pembangunan tidak hanya sekedar formalitas tanpa

mengakomodasi aspirasi dan kritik dari masyarakat sipil. Perencanaan dan evaluasi

tersebut ditempuh melalui mengintensifkan lobby dan kampanye untuk keterbukaan

pemerintah sekaligus memperkuat keterlibatan gerakan sosial kedalam forum-forum

masyarakat. Kedua, memperkuat infrastruktur pendukung gerakan yaitu ketika

pengorganisasian masyarakat melawan korupsi perlu didukung oleh infrastruktur

gerakan yang handal dan berkelanjutan. Untuk itu TII berusaha memfasilitasi

penguatan pengetahuan isu-isu sektoral, kemudian menciptakan sistem kesukarelaan

Page 61: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

50

untuk perkaderan aktivis antikorupsi dan membangun model pendanaan yang

berkelanjutan dari masyarakat maupun sektor pribadi. (Strategy TI Indonesia 2012-

2017)

Pendekatan yang digunakan oleh TII tersebut adalah sebuah bentuk untuk

menekankan identitas kolektif pada masyarakat terkait isu gerakan. Menurut

Singerman identitas kolektif adalah sesuatu atau isu gerakan yang dibentuk secara

sadar ataupun tidak oleh para pelaku gerakan. Bagi Melucci, identitas kolektif tersebut

sebagai sebuah proses mencakup tujuan, sarana, dan bidang tindakan. (Quintan

wictorowicz,ed: 2012: 284)

Sebuah pembangunan identitas kolektif dan pembekalan masyarakat tentang

pentingnya sebuah pengetahuan terkait korupsi dan integritas department youth TII

mengambil langkah seperti yang dijelaskan oleh “WI” seperti

“Ada beberapa kegiatan yang sudah dilakukan sama anak-anak proactive

kemarin yaitu youth integrity camp, kompetisi mata muda dan juga road show,

ada 7 kota yang sudah kita datangi untuk road show kita beri workhop anti

korupsi dan pendidikan anti korupsi di kampus-kampus dan SMA nah temen-

temen di youth practive itu ikut gabung sama kita untuk membantu teknis dan

lain-lain lalu dilanjutkan dengan youth integrity camp kita sebar kompetisi

mata muda, making the conection, youth anti corruption and human right kita

bikin kegiatan semacam kompetisi untuk anak muda seluruh Indonesia untuk

gabung isu yang diangkat adalah anti korupsi dan HAM. Dari seleksi 33 orang

kita undang ke Jakarta kita kasih pendidikan anti korupsi dan HAM nah itu

program dibulan januari. Dan saat ini kita punya ngopi (ngobrol Pintar) kita

punya konsep orang ngopi dibuat santai seru tapi ada point isu anti korupsi

sebulan 2 kali. Kedepannya ada youth integrity goes to campus kita datangi

kampus-kampus yang sudah kita petakan itu ada sekitar 8 SMA di Jakarta

danjuga kampus se-jabodetabek dan 3 diluar daerah kalimantan timur,

sumatera utara, dan lampung. Youth proactive sudah menjangkau 1500 anak

Page 62: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

51

muda dan yang sudah diaksanakan adalah workhop tadi agar anak muda tau

perilaku koruptif isu koruptif, pendampingan yang sudah dilakukan terkait

program yaitu lahirnya youth report center mencoba dalam 4 kota dan yang

berjalan dengan baik Kupang dan Lombok”. (wawancara pada 5 Maret 2015 di

sekretariat TII)

Beberapa program yang disebutkan diatas merupakan bentuk pemberdayaan

dengan target anak muda dan masyarakat luas. Terlihat bahwa TII menyasar ke

anak muda masuk ke kampus ataupun ke sekolah. Kemudian konsep “ngopi” dan

diskusi untuk masyarakat umum dengan tema besar melawan korupsi.

Workhop integrity goes to campus di kampus STAN Jakarta oleh TI-Indonesia

b. Keterlibatan (engagement)

Yaitu ketika melibatkan gerakan sosial kedalam forum-forum masyarakat dan

pengambilan kebijakan publik. Karena dalam proses pengambilan kebijakan,

masyarakat sipil dalam gerakan sosial mampu mengkontrol sebuah kebijakan publik.

Cara ini dilakukan agar dapat menjembatani gerakan sosial dengan agenda-agenda

Page 63: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

52

politik untuk memastikan bahwa aspirasi masyarakat bisa diadopsi dalam keputusan-

keputusan politik atau kebijakan. (Strategy TI Indonesia 2012-2017)

Untuk memastikan aspirasi masyarakat mampu diadopsi dalam sebuah

keputusan politik, TII menggunakan pendekatan dengan menggalang pengorganisasian

masyarakat. Hal ini diperlukan karena untuk melawan korupsi sebuah gerakan sosial

memerlukan pengorganisasian diberbagai elemen. Bentuk konkrit yang dilakukan TII

adalah dengan mengkampanyekan dan memberikan edukasi dalam melawan korupsi,

kemudian memobilisasi masyarakat untuk terlibat dan mempertajam keterlibatan

dalam pengambilan kebijakan publik, dan menggalang warga ketika pembayar pajak

maka harus dalam memonitor pelayanan publik. (Strategy TI Indonesia 2012-2017)

Terkait engagement masyarakat TII menggunakan sebuah identitas kolektif

dalam bentuk mobilisasi sumber daya. Bentuk gerakan itu menurut Singerman

mempunyai kemampuan untuk membalik seorang simpatisan menjadi seorang aktivis.

Dengan membuat masyarakat lebih terlibat dalam sebuah gerakan dan identitas

kolektif. (Quintan Wictorowicz: 2012: 285)

Dalam rangka menerjemahkan gagasan dalam sebuah aksi, strategi tersebut

pernah dilakukan oleh TII di daerah Batang. “NF” menyebutkan proses yang dilakukan

pada awal adalah memberikan akses informasi yang cukup terhadap masyarakat

Batang kemudian mengadvokasi.

“ada daerah tandingan contohnya di Batang itu masyarakatnya kritis, aktif

dan partisipatif kebetulan kepala daerahnya juga bisa kita bilang bersih

Page 64: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

53

cuma masyarakatnya belum tau bagaimana cara mengakses, mendapatkan

agar kehidupannya lebih baik. Apalagi mereka ga tau berapa sih APBD yang

ada di daerah Batang nah biasanya dengan program kita beradayakan

mereka memberitahu mereka dengan bagaimana membaca, bagaimana untuk

mendapatkan informasi dan untuk melakukan advokasi-advokasi seperti

halnya begini, saya ingin tau berapa anggaran di kabupaten ini untuk bidang

kesehatan dan kita kasih tau bagaimana caranya nanti mereka dapet dan

ternyata mereka temukan penyimpangan. kita bentuk juga namanya

fasilitator LINIDA (lumbung informasi desa) merupakan program TII

bekerjasama dengan mitra kita di batang namanya lascar batang untuk

membentuk fasilitator-fasilitator daerah LINIDA di desanya masing-masing.

jadi fasilitator LINIDA itu bertugas capaiannya di musrembangdes kemarin

mereka dampingin, usulannya masuk atau tidak sekarang kan masih di tahap

kecamatan beberapa ke 10 desa ada 2 desa mengawal ke kecamatan. Nah itu

udah jadi kemenangan kecil yang capaiannya besar. Terus bupati Batang

sendiri itu sudah menandatangani MoU bahwa segala yang dilakukan linida

ini pemerintah batang mendukung (wawancara pada 20 April 2015 di

Sekretariat TII)

Pendampingan masyarakat seperti di daerah Batang tersebut aktif dilakukan

oleh TII diberbagai daerah. Tujuannya yaitu untuk memberi pendidikan terkait

korupsi dan membuat masyarakat agar terlibat dalam memberantas korupsi.

Membuat masyarakat mengenal tindak korupsi dan mau melawan korupsi ini

dilakukan secara kontinu atau berkelanjutan dalam lingkup masyarakat luas atau

dilakukan dalam ranah publik secara langsung.

c. Aksi kolektif

Aksi kolektif gerakan sosial TII berusaha menjadikan antikorupsi sebagai isu

bersama. Bentuk aksi kolektif ini bertujuan untuk arus balik (mainstreaming) isu

antikorupsi dalam advokasi lintas sektoral agar terbangun agenda bersama sebagai

gerakan sosial yang integral. Bagi “IL” aksi kolektif itu menuntut untuk berubah dan

Page 65: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

54

bersaing sehat. Jadi dimulai dari kelompok itu sendiri mengatakan bahwa tidak akan

korup. Kalau ada yang korup, akan dimusuhi dan dilaporkan.

Untuk mencapai tujuan tersebut TII menggunakan dua pendekatan. Pertama,

membangun identitas kolektif dan aksi kolektif yaitu dengan menyatukan berbagai

sektor pengorganisasian masyarakat yang memerlukan penyatuan cara pandang,

kesepahaman, dan upaya saling mengisi. Pendekatan itu dilakukan dengan cara

menjalin komunikasi dan konsolidasi gerakan sosial dan melakukan eksperimen-

eksperimen dalam program umum dan advokasi. Kedua, mengupayakan antikorupsi

menjadi isu dalam advokasi sektoral, pendekatan ini dilakukan karena isu korupsi

seringkali merupakan akar maupun faktor pendukung yang berlarut-larut berbagai

permasalahan sektoral karena itu TII mempertajam perspektif gerakan sosial.

Pendekatan yang demikian TII menggunakan cara menjadikan korupsi sebagai bagian

dari penjelasan persoalan-persoalan sosial. (Strategy TI Indonesia 2012-2017)

Dari strategi tersebut lebih dalam “IL” memaparkan dalam bentuk program

yaitu;

“yang dilakukan oleh TII ada program pemantauan barang dan jasa di

daerah, ada audit sosial bagaimana masyarakat membandingkan apa

yang direncanakan dan di realisasikan dengan melihat dan melakukan

export, itu ada teknisnya lagi dan itu dilakukan di berbagai daerah. Youth

melakukannya mereka dengan youth report center, wawan melakukan

dengan cek sekolahku nah itu contoh organize citizen”. (wawancara

dengan “IL” pada 8 Mei 2015 di Cikini)

Berdasarkan yang dipaparkan oleh “IL” bahwa beberapa program tersebut

dijalankan oleh masing-masing bidang sesuai dengan rancangan strategi yang

Page 66: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

55

sudah dibuat dengan tujuan yaitu membentuk masyarakat yang mempunyai daya

tawar yang baik dalam segala bentuk kejahatan korupsi.

Strategi aksi kolektif atau tindakan kolektif TII tersebut sesuai dengan yang

dijelaskan oleh Melucci terkait tindakan kolektif, menurutnya tindakan kolektif

adalah sebagai suatu fenomena yang berakar dalam pembentukan identitas yang

bergantung pada isu-isu atau gagasan yang dibentuk. Pembentukan sebuah isu dan

gagasan tersebut dibangun secara historis dan budaya tentang yang publik dan

privat yang didasarkan jaringan informal dalam hal ini TII sebagai regenerasi terus

menerus. (Quintan Wictorowicz: 2012: 283)

TII dalam strategic plan menganggap bahwa korupsi tidak dapat dilawan

dengan reformasi hukum dan kelembagaan saja tetapi harus ada upaya dalam melawan

korupsi yang mengintegrasikan perjuangan politik dan gerakan demokrasi untuk

mencapai kepentingan-kepentingan publik. Karena dalam sebuah perjuangan politik

keberhasilan juga disertai dengan kemauan politik (political will) yang sejalan

sehingga cita-cita politik juga mampu tercapai. (Strategy TI Indonesia 2012-2017)

Strategi ini berupaya melakukan transformasi struktural melawan korupsi yang

dilakukan oleh rakyat dan jaringan melalui penguatan sebelumnya. Untuk membangun

rakyat dan jaringan yang kuat maka dibutuhkan pembangunan organized citizen yang

kuat untuk terlibat dalam arena-arena politik. Selain itu strategi ini menurut “IL” selaku

Direktur Program dalam kesempatan wawancara mengungkapkan bahwa TII secara

Page 67: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

56

bersama-sama berusaha untuk merubah pemerintah yang korup dan punya kekuasaan

tinggi yang merasa bahwa kekuasaan itu adalah miliknya, dalam situasi ini maka

masyarakat harus punya daya tawar dalam mengubah pola politik yang demikian.

Untuk mencapai pendidikan antikorupsi yang cukup dan keinginan

mengorganisir masyarakat agar mampu secara aktif menjadi daya tawar bagi korupsi

maka TII menginisiasi dengan sebuah gerakan sosial antikorupsi. Inisiatif antikorupsi

sebagai gerakan sosial tersebut berupaya mengintegrasikan agenda antikorupsi dalam

gerakan demokrasi dengan melibatkan lebih banyak kelompok-kelompok strategis

masyarakat sipil untuk memerangi korupsi dan mengorganisir warga dalam

pertimbangan pengambilan kebijakan. (Strategy TI Indonesia 2012-2017)

Dalam rangka memberikan dukungan terhadap upaya melawan korupsi TII juga

menggunakan pendekatan untuk memperkuat dukungan publik terhadap KPK. Para

koruptor akan senantiasa menyerang balik siapapun yang menghalangi untuk bertindak

korup, termasuk menyerang KPK dalam bentuk politik maupun hukum. Oleh karena

itu TII menggunakan cara-cara seperti kampanye dan dukungan terhadap KPK,

mengadvokasi perbaikan regulasi komisi antikorupsi, dan mendorong KPK untuk aktif

menangani kasus korupsi. (Strategy TI Indonesia 2012-2017)

Terkait dengan strategi law and justice TII terhadap dukungannya kepada

KPK “IL” menjelaskan bahwa

“percuma melawan korupsi kalau kita itu tidak punya hukum yang

menjadikan keadilan itu sebagai tujuannya, KPK itu representasinya.

Page 68: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

57

kalau menyerang KPK terus percuma aja melawan korupsi, nah itu

upaya terbaik melawan korupsi. Program kita kepada KPK itu soal

penguatan kapasitas dan kampanye.” (wawancara dengan “IL” pada

8 Mei 2015 di Cikini, Jakarta Pusat)

Sebagai lembaga hukum yang menangani kasus kejahatan korupsi menurut “IL”

tidak lain adalah mendukung dan membantu KPK dalam melawan korupsi.

Gerakan ini efektif guna menjadikan korupsi untuk diberantas. Karena sebuah

gerakan sosial juga harus didukung oleh lembaga yang terlegitimasi dalam hal ini

KPK.

Terkait dukungannya terhadap KPK untuk memberantas korupsi “HI”

volunteer youth proactive yang sering mengikuti segala rangkaian dukungan

dengan KPK menyebutkan bahwa;

“TII dengan lembaga lain cukup baik apalagi dengan KPK karena TII itu

kaya adiknya KPK. Jadi apapun yang dilakukan KPK TII pasti bantu,

apapun yg dilakukan TII, KPK pasti dukung.” (wawancara pada 13 April

2015 di Ciputat)

Strategi pemberantasan korupsi TII tersebut menggunakan pendekatan tatap

muka langsung dengan publik adalah membangun partisipasi tata kelola

kepemerintahan. Pada dasarnya strategi ini digunakan agar masyarakat juga mampu

mengkontrol apa yang dilakukan oleh pemerintah dan juga mendorong masyarakat

agar terlibat untuk berpartisipasi dalam tata kelola kepemerintahan. (Strategy TI

Indonesia 2012-2017)

Pendekatan yang dilakukan dalam strategi tersebut adalah pertama, dengan

mempengaruhi kekuasaan untuk melakukan inklusi politik terhadap masyarakat sipil.

Page 69: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

58

TII berusaha memberikan tekanan dan kesepahaman dengan pemerintah untuk

memperkuat akses dan partisipasi masyarakat sipil dengan pembangunan. Cara yang

digunakan dalam pendekatan tersebut yaitu dengan meneruskan dialog dan konsultasi

dengan kementerian dan lembaga juga mengoptimalkan para ahli dan inisiator

antikorupsi agar pemerintahan semakin terbuka dengan masukan masyarakat sipil.

Pendekatan kedua, yaitu dengan membangun relasi politik yaitu dengan menjalankan

agenda-agenda publik. Dengan pendekatan ini TII mendoronh partai dan pemimpin

politik untuk memberikan dukungan pada agenda masyarakat sipil pada legislasi

dengan meneruskan kampanye, lobi, dan advokasi kebijakan yang lebih intensif.

(Strategy TI Indonesia 2012-2017)

Beberapa pendekatan tersebut diterjemahkan oleh TII salah satunya dengan

bentuk program pakta integritas pada kepemerintahan agar terjadi check and balances

antara masyarakat dengan pemerintah, program tersebut ‘IL’ menjelaskan bahwa

Program participacy governance TII mengembangkan namanya pakta

integritas, nah itu kira-kira begini, ada deklarasi bahwa seorang pemimpin

politik di daerah ataupun disebuah lembaga kepemerintahan agar tidak ada

praktek suap dan korupsi, terutama sektor yang paling banyak terjadi

korupsi sektor barang dan jasa 30-40% itu di korupsi. Kalo pengadaan

barang dan jasa itu berkurang maka korupsi itu meningkat. Dan dia (sektor

barang dan jasa) bersedia diawasi masyarakat sipil. (wawancara ‘IL’, pada

8 Mei 2015 di Cikini, Jakarta Pusat)

TII berkeyakinan bahwa dengan bentuk pakta integritas dalam setiap

kontrak politik ataupun bisnis setidaknya mampu memberikan sebuah perjanjian

yang nantinya akan mempersempit gerak korupsi.

Page 70: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

59

Semua strategi yang disebutkan diatas yang dilakukan secara langsung

secara masal atau jamak (Public Face to Face) peneiti rangkum dalam bentuk

matrik sebagai berikut,

Tabel III.A.2 Matriks Berdasarkan Strategi Public Face To Face

NAMA Program Atau Strategi Yang Dijalankan

DH - Dalam bentuk kesadaran warga ada berbagai bentuk pelatihan, workshop

dengan follow up action plan dan ada rencana tindak lanjut pada setiap

pelatihan. Kemudian pengembangan organisasi warga bersama-sama

melakukan gerakan anti korupsi.

- Untuk pemuda ada youth integrity program, melakukan kajian tentang

persepsi pemuda terhadap korupsi, tindak lanjutnya ada report youth

center, bagaimana pemuda melakukan kegiatan meningkatkan kualitas

pelayanan publik.

IL - Sebagai ilustrasi kalau ingin meningkatkan kapasitas dan kedua

kapasitasyang sudah meningkat ini kemudian diarahkan ke penyadaran,

peningkatan kapasitas dan aksi nyata dari berbagai bentuk.

- Dari kesadaran, kapasitas, dan aksi nyata dalam berbagai bentuk tersebut,

yang dilakukan TII ada pemantauan barang dan jasa di daerah, juga ada

audit sosial bagaimana masyarakat membandingkan yang direncanakan

dan yang direalisasikan dengan melihat dan melakukan ekspert. Kami

melakukannya dengan youth report center dan cek sekolahku

- Program kita kepada KPK itu soal penguatan kapasitas dan kampanye

proram campaign kita ini bagaimana publik semakin tau bikin petisi

bentuk cinta pada KPK.

WI - Youth report center adalah program yang dilakukan anak muda terkait isu

korupsi yang sudah berjalan di Kupang dan di Lombok. Setelah kita

berikan workshop anti korupsi mereka membentuk pusat pelaporan.

- Mengajak dinas-dinas terkait memberikan urgensi bahwa pendidikan anti

korupsi itu penting.

- Kita punya youth proactive, youth integrity camp, youth report center,

kompetisi mata muda, road show anti korupsi, pendidikan anti korupsi.

Dengan youth integrity camp kita sebar kompetisi anak muda, making the

connection, youth anti corruption and human right kita bikin kegiatan

semacam kompetisi untuk anak muda seluruh Indonesia untuk gabung isu

yang diangkat adalah anti korupsi dan HAM. Dari seleksi 33 orang kita

Page 71: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

60

undang ke Jakarta kita kasih pendidikan anti kuropsi dan HAM nah itu

program dibulan januari. Dan saat ini kita punya ngopi (ngobrol Pintar)

kita punya konsep orang ngopi dibuat santai seru tapi ada point isu anti

korupsi sebulan 2 kali. Kedepannya ada youth integrity goes to campus

kita datangi kampus-kampus yang sudah kita petakan itu ada sekitar 8

SMA di Jakarta dan juga kampus se-jabodetabek dan 3 diluar daerah

kalimantan timur, sumatera utara, dan lampung.

- Youth proactive sudah menjangkau 1500 anak muda dan yang sudah

diaksanakan adalah workhop tadi agar anak muda tau perilaku koruptif

isu koruptif, pendampingan yang sudah dilakukan terkait program yaitu

lahirnya youth report center mencoba dalam 4 kota dan yang berjalan

dengan baik kupang dan Lombok.

- Banyaknya komunitas-komunitas yang terbentuk berkat sosialisasi anti

korupsi. Pendampingan TI terhadap komunitas” yang ada.

NF - Di Batang dengan program kita berdayakan mereka, beritahu mereka

bagaimana membaca, mendapatkan informasi untuk melakukan advokasi.

- Di Batang itu udah mulai aktif kita bentuk namanya fasilitator LINIDA

(lumbung informasi desa) merupakan program TII bekerjasama dengan

mitra kita di batang namanya lascar batang untuk membentuk fasilitator-

fasilitator daerah linida di desanya masing-masing. Nah jadi kalo di desa

itu kana da namanya musrembangdes dari RT, ke desa, kecamatan baru

ke DPR, nah biasanya yang sudah-sudah masyarakat tidak terlibat aktif

dalam musrembangdes itu jadi yang di undang ya orang-orang biasa aja

suruh datang absen kasih duit dia ga tau usulannya di terima atau nggak

tepat guna atau tidak nah kita bikin fasilitator LINIDA itu untuk

mengawal proses itu , jadi fasilitator LINIDA itu bertugas capaiannya di

musrembangdes kemarin mereka dampingin, usulannya masuk atau tidak

sekarang kan masih di tahap kecamatan beberapa ke 10 desa ada 2 desa

mengawal ke kecamatan.

HI - Kaya di youth department itu dia mengadakan workshop, bikin youth

report center di berbagai daerah, terus dia bikin survey, terus mengadakan

survey CPI, survey itu cukup strategis mengurangi korupsi. Integrity goes

to you, ngopi (ngobrol pintar), social media, youth integrity camp.

- Untuk Youth repoth center itu kana di garut Kupang sama Lombok,

basiknya kenapa itu dilakukan karena pengen meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam mengawasi pelayanan public, intinya bagaimana

pelayanan public bisa jalan dengan seharusnya dengan meminimalisir

tindak pidana korupsi disana mulai dari pungli dan segala macam.

- mulai dari ngobrol pintar yang dilaksanakan untuk orang yang tadinya

apolitis biar bisa sharing dengan cara santai, trus integrity goes to you itu

kita mengedukasi temen2 mahasiswa dan pelajar untuk lebih aware

dengan korupsi, gue rasa itu efektif untuk mencegah korupsi.

Page 72: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

61

YU - kami selalu datang ke daerah-daerah karena permasalahn yang real

korupsi itu bukan hanya terjadi di tingkat pusat justeru permasalahn utama

mendasar korupsi itu ada di daerah-daerah makanya kami selalu

melakukan pemberdayaan melakukan pendampingan yang masuk ke

kelompok-kelompok muda yang ada di daerah-daerah nah permasalahan

korupsi yang paling terasa itu adalah berangkat dar daerah masing-masing

itu dasarnya kita sering melakukan kegiatan di daerah-daerah. Perwakilan

kita ada di aceh garut Lombok. Dan untuk department lain punya basis di

daerahnya masing-masing.

- Kita biasa ada program satu tahunan bikin kegiatan. Kegiatan rutinnya

workshop integrity ke kampus-kampus sasarannya kampus-kampus yang

berbeda, terus diskusi bulanan tiap sebulan sekali kita ada kegiatan survey

integritas anak muda jadi dari beberapa kota kita ukur sejauhmana

pemahaman anak muda di perkotaan. Kita belum lama lakukan di Jakarta.

Belum lama kita bikin kompetisi mata muda kerjasama dengan beberapa

lembaga kita bikin essay lomba foto yang semuanya bertemakan anti

korupsi jadi seindonesia kita gunakan lomba itu untuk siapapun yang

menang di undang di Jakarta di berikan camp selama seminggu waktu itu

sekitar 30 orang kita seleksi dari seluruh Indonesia dan selama satu

minggu kita berikan workshop anti korupsi.

MA - Ada program-program TII namanya ngopi itu ngobrol pintar ngomongin

soal korupsi, gimana anak muda bicara soal pemberantasan korupsi, terus

ada integrity goes to you itu menanamkan nilai-nilai anti korupsi ke

kampus dan sekolah, menurut gue itu udah cukup bagus karena banyak

respon dari peserta nyadar kalo mereka itu pelaku korupsi. Di department

lain ada riset, advokasi, mengadakan konsolidasi nasional NGO anti

korupsi.

- Ngopi (ngobrol pintar), integrity goes to you, integrity goes to campus,

integrity youth camp jadi kaya anak-anak muda di seleksi, ngasih

karyanya essai, fotografi dan segala macam terus dikumpulkan disatu

tempat dan dikasih pendidikan anti korupsi seperti workshop, tapi ga soal

anti korupsi doang sebenernya jadi juga tentang HAM

- jadi setiap workshop kita selalu minta program dari mereka tentang

korupsi semacam rencana tindak lanjut. Kaya di daerah udah punya youth

integrity report center gitu jadi mereka bisa terlibat pada isu anti korupsi,

dan itu inisiasi dari TII yang follow up dan bantuin.

Page 73: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

62

AY - Menyebarkan virus anti korupsi integritas untuk anak muda, ada integrity

goes to you dengan memberi pemahaman tentang korupsi dan

ketidakjujuran ke anak muda di jabodetabek dan diluar Jakarta. Trus ada

juga youth report center itu yang sudah berjalan dari 2013 di beberapa

daerah di Indonesia seperti aceh kupang Lombok garut.

- Menggunakan strategi youth full, ada cek sekolahku

- Ikut serta mendampingi kelemahan KPK

BA - Roadshow ke anak-anak muda tentang apa itu korupsi, kita jemput bola

nyamperin anak-anak muda seperti integrity goes to you, selain itu kita

jalin kerjasama dengan LSM-LSM lain seperti program mata muda kita.

- Ikut aksi-aksi anti korupsi seperti penahanan BW.

Beberapa hal yang ingin dicapai dari beberapa program tersebut yaitu

masyarakat dan anak muda secara sadar dan paham sehingga akan terlibat aktif

dalam gerakan melawan korupsi. Selain itu, dengan program tersebut masyarakat

bisa secara bersama-sama mengontrol pemerintah dalam pengelolaan

pembangunan dan menjunjung transparansi pada setiap pemakaian anggaran.

3. Private Mediated

Bentuk komunikasi dan penyebaran isu ini melalui media yang dilihat secara

pribadi yaitu media komunikasi dengan media yang lebih intens melalui email, telepon,

sms atau bbm. Cara ini biasa digunakan ketika satu sama lain tidak mengenal satu sama

lain dan sulit untuk bisa bertatap muka langsung karena keterbatasan jarak. Meski cara

ini kerap digunakan tapi hanya beberapa yang menggunakannya karena cara tersebut

dianggap kurang efektif dalam menjaring partisipan.

Page 74: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

63

TII termasuk lembaga yang jarang menggunakan cara ini. Cara ini biasa

dilakukan oleh TII ketika mem-follow up dari kegiatan yang sudah mereka berikan.

Jadi fasilitator mengingatkan sudah sejauh mana progres yang sudah dijalankan setelah

diberikan pendampingan oleh TII. Seperti yang dikemukakan oleh “HI” salah seorang

volunteer youth proactive, menurutnya;

“setelah itu kita tetep follow up apa yang mereka lakukan setelah ikut program

kita. Misalnya kita whatsapp mereka tentang pengawalan kasus korupsi,

pengawalan tentang pemilihan komisioner KPK, roadshow nyari calon

komisioner dan sebagainya ya seperti itu”. (wawancara pada 13 April 2015 di

Ciputat)

Whatsapp menjadi media private yang digunakan oleh TII untuk berkomunikasi

dengan masyarakat dalam hal melawan korupsi dan mendukung pemimpin yang

berintegritas. Dengan whatsapp TII akan lebih intens dengan seseorang untuk

menyebarkan identitas kolektif melawan korupsi kendati tidak terlihat langsung seperti

sejauhmana seseorang bisa ikut serta dalam melawan tindak korupsi.

Dari berbagai sumber informan hanya “HI” yang menyebutkan bahwa media

whatsapp yang menjadi strategi TII dalam private mediated. Terlihat ketika wawancara

tidak ada yang menyebutkan strategi ini. Hal ini menunjukkan bahwa informan lain

tidak terlibat langsung dalam strategi ini. Kemudian strategi private mediated juga

bukanlah strategi utama dan penting untuk dijalankan oleh TII.

Page 75: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

64

4. Public Mediated

Cara ini dilakukan menggunakan media yang dilihat secara publik dimana

media yang digunakan untuk penyebaran isu atau komunikasi menggunakan media

yang bersifat masal atau jamak baik menggunakan media cetak ataupun elektronik.

Bagi Snow cara ini bisa dilakukan dengan promosi dan rekrutmen melalui radio,

televisi dan Koran. Kemudian Mereka dapat mempromosikan melalui sebuah

lembaga, dengan mekanisme komunikasi massa. (Snow dkk: 1980:790-791)

TII terbilang sering menggunakan media dalam kampanyenya dan

menjaring partisipan. Tujuannya memproduksi dan menyebarluaskan pengajaran

kritis yaitu upaya perlawanan terhadap kekuatan koruptif dan otoritarian yang

meniscayakan perumusan bahasa-bahasa perlawanan spesifik yang mengandung

keberpihakan, perasaan tertindas dan kemarahan melawan elit. Pendekatan tersebut

didorong dengan melakukan penciptaan simbol-simbol perlawanan yang baru, dan

menggunakan medium cyber sosial media dan medium kreatif lain untuk

penyebarluasan perlawanan. (Strategy TI Indonesia 2012-2017)

Bentuk ajakan melawan korupsi via media sosial dan jurnal atau web, TII

juga menjaring partisipan melalui film. “NF” menyebutkan bahwa;

“kampanye kreatif itu dirasa lebih mudah seperti contoh mungkin pernah

dengar melalui film kapesuska kasus-kasus korupsi itu terbit ditahun 2012.

Lalu kenapa film, sebenernya gini, anak muda dan masyarakat umum kalo

dikasih ceramah dia gak tahu, tapi kalo di kasih film dan ditonton itu lebih

mengena.” (wawancara pada 20 April 2015 di Sekretariat TII)

Page 76: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

65

Bagi TII untuk mengajak para relawan dalam ikut serta gerakan antikorupsi dengan

target yang susah untuk ditemui secara langsung cara ini merupakan bentuk yang

mudah dalam kampanye dan merekrut kedalam sebuah gerakan.

Selain melalui film, berdasarkan obervasi peneliti TII juga menggunakan media

sosial twitter maupun web dalam mengajak masyarakat ikut memerangi korupsi.

Masyarakat yang gandrung menggunakan media sosial di era modern membuat TII

juga menggunakan media sosial untuk menyebarkan bentuk refleksi kritis terhadap

pemerintahan yang korup. Di media sosial tersebut TII aktif mengajak masyarakat

untuk terlibat dalam aksi pemberantasan korupsi. Sepanjang waktu penelitian terlihat

web dan twitter TII tersebut terfokus pada upaya membantu pelemahan KPK, dengan

mendukung kuat KPK.

Tweet akun @TIIndonesia dan @YouthProactive terkait aksi melawan korupsi

Page 77: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

66

Hasil observasi peneliti dengan gambar tersebut menunjukkan bahwa TII secara aktif

melakukan ajakan dalam melawan korupsi sebagai identitas kolektif gerakan sosial TII.

Dengan media twitter tersebut yang secara masal dapat dikonsumsi oleh publik. Di era

modernisasi dimana seseorang lebih intens dengan media sosial strategi ini dianggap

mampu menjaring masyarakat secara luas pada masyarakat yang tidak bertemu

langsung. Selain itu, media twitter yang digunakan oleh TII mampu membentuk

persepsi masyarakat dalam melawan korupsi dan juga menjadi alat rekrutmen secara

online.

Kendati TII terbilang rutin untuk menyebarkan pedagogi kritis terkait korupsi

melalui media massa, tapi eksistensi TII kurang banyak diketahui oleh publik. Hal ini

disampaikan oleh wawancara dengan masyarakat umum yang juga sebagai staf

lembaga bantuan hukum (LBH) Jakarta. Menurut “SS”;

Keunggulan (TII) selalu cepat dalam merespon isu terkait Pemberantasan

Korupsi. Kelemahan, kurang disorot oleh Media sehingga belum dapat dikenal

oleh Publik. (wawancara pada 14 Mei 2015 di Jakarta)

TII dianggap perlu untuk disorot oleh media, hal ini diperlukan selain untuk

menunjukkan eksistensi juga untuk melihat sejauhmana TII bekerja. Dengan

banyaknya kegiatan TII yang disorot media untuk pencegahan korupsi, maka

setidaknya ada minat dari masyarakat untuk ikut bergabung dalam melawan korupsi.

Berikut merupakan rangkuman hasil wawancara informan yang menyebutkan

dengan strategi public mediated,

Page 78: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

67

Tabel III.A.3 Matriks Berdasarkan Strategi Public Mediated

Nama Program atau Strategi yang Dijalankan

DH - Ada kerja-kerja media, kerja sama dengan media biar bisa melakukan

kontrol.

IL - TII meluncurkan CPI sebagai tolak ukur sejauh mana kinerja

pemerintah, juga sebagai evaluasi.

WI - TII bekerja dengan mitra local atau aktivis-aktivis lain tetapi yang ikut ke

sini ada media campaign bekerja sama dengan serum studio untuk masuk

pada stakeholder terkait tanggung jawab pemerintah untuk isu korupsi.

NF - Melalui film kapesuska yang terbit tahun 2012 tentang kasus-kasus

korupsi. Lalu kenapa film, sebenarnya gini, anak muda dan masyarakat

umum kalau dikasih ceramah dia gak tau, tapi kalau dikasih film dan

ditonton itu lebih mengena. Karena kemaren waktu training di Batam juga

begitu, kita kasih materi-materi dan sebagainya mereka bingung tapi,

ketika kita kasih film jadi lebih mengena, bisa dijadikan contoh untuk

mereka bertindak.

- Berbagai cara yang kita lakukan diantaranya kita menggandeng

komunitas-komunitas kreatif, komunitas moral, komunitas teater,

komunitas komik kita gabungkan ide mereka untuk pemberantasan

korupsi.

- Kita bergabung dengan kampanye kreatif kita dudukin bareng. Kemudian

kita undan kota-kota di Indonesia untuk aksi bersama.

HI - Mengadakan survey CPI, survey itu cukup strategis mengurangi korupsi.

MA - Melakukan riset.

B. Berbagai Faktor yang Mendorong Adopsi Strategi Antikorupsi

Transparency International Indonesia (TII)

Sebuah upaya pemberantasan korupsi yang digunakan pada umumnya

berasal dari sejauhmana kajian yang sudah dilakukan agar strategi tersebut dapat

Page 79: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

68

berjalan dengan baik dan efektif. Begitu pula yang telah dilakukan oleh TII dengan

kajian yang panjang dan melibatkan para ahli (expert). Adapun faktor yang

mendorong TII menggunakan strategi antikorupsi tersebut adalah adanya dinamika

dan tantangan yang berkembang dan Pelajaran yang Diambil (Lesson Learned) dari

Pengalaman sebelumnya. (Strategy TI Indonesia 2012-2017)

1. Dinamika dan Tantangan yang Berkembang

Seiring dengan bergulirnya era modernisasi para pegiat antikorupsi sudah

seharusnya menggunakan cara-cara baru untuk melawan korupsi sesuai dengan

konteks zaman. Era globalisasi menuntut bagi para pelaku gerakan untuk

menyesuaikan dengan kondisi kekinian agar sebuah gerakan mampu berjalan

dinamis dan progresif. Menurut Huntington korupsi cenderung meningkat dalam

periode pertumbuhan dan modernisasi yang cepat karena didalamnya terdapat

perubahan nilai-nilai, sumber-sumber baru dari kekayaan dan kekuasaan, dan

perluasan dalam sebuah pemerintahan. (Mansyur Semma: 2008: 41)

Untuk bisa menyesuaikan strategi gerakan sosial antikorupsi dengan

konteks zaman, TII mengambil peluang tersebut dalam sebuah strategi gerakan.

Strategi yang dibangun oleh TII diatas merupakan hasil dari sebuah penglihatan

kondisi sosial masyarakatnya. Strategi tersebut kini dibuat dalam bentuk yang

kreatif dan membuat masyarakat agar terlibat dalam sebuah gerakan yang

menyenangkan.

Page 80: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

69

Untuk membangun strategi kampanye yang kreatif TII menjalankan

kampanyenya dengan kampanye visual kreatif. Terkait strategi ini “NF”

menjelaskan,

Awalnya cara-cara biasa kaya demo dan sebagainya, efektif Cuma agak

lama. makanya TII lebih mendorong ke kampanye kreatif, kampanye kreatif

itu dirasa lebih mudah seperti contoh melalui film. (wawancara pada 20

April 2015 di Sekretariat TII)

Kampanye kreatif melalui film ini menurut “NF” efektif dalam membangun sebuah

identitas kolektif sebuah gerakan sosial melawan korupsi. Kecenderungan

masyarakat dalam menangkap sebuah isu yang menjadi identitas kolektif harus

didasarkan pada sejauhmana masyarakat mampu menangkap nilai yang ingin

disampaikan. Lebih jauh Nurfajrin menjelaskan bahwa dengan kampanye kreatif

masyarakat dengan mudah menangkap nilai yang ingin disampaikan. “NF”

menuturkan bahwa,

“Lalu kenapa film, sebenernya gini, anak muda dan masyarakat umum kalo

dikasih ceramah dia gak tahu, tapi kalo di kasih film dan ditonton itu lebih

mengena. Jadi kita berusaha membuat masyarakat sadar dengan budaya

yang mudah (pop culture) karena kemaren waktu training di Batang juga

begitu, kita kasih materi-materi dan sebagainya mereka bingung, tapi

ketika kasih film jadi lebih mengena, bisa dijadikan contoh untuk mereka

bertindak. Jadi selain kita advokasi ke pemerintah kita juga ke warganya

jangan sampai warga itu apatis. Padahal dampak dari korupsi itu langsung

kena ke rakyat”. (wawancara pada 20 April 2015 di Jakarta)

Bagi TII melalui pernyataan “NF” tersebut menunjukkan bahwa model

kampanye kreatif adalah proses pembentukkan nilai-nilai antikorupsi yang sesuai

dengan konteks kekinian dengan mengikuti masyarakat yang selalu dinamis.

Page 81: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

70

Dengan berkembangnya tindak korupsi maka harus ada perubahan strategi yang

lebih baik dalam mengatasi tindak korupsi tersebut.

Selain menggunkan strategi kampanye kreatif untuk pendidikan

masyarakat, TII juga melakukakan kampanye kreatif dengan sesama lembaga lain

untuk melawan korupsi. Bentuk ini juga yang membedakan strategi kampanye TII

dengan lembaga lain, menurutnya;

“Saya rasa berada pada cara-cara TII melakukan pemberantasan korupsi

itu, kita bergabung dengan kampanye kreatif. Kita ajak kawan-kawan

kreatif, kita dudukin bareng. Kita bukan di Jakarta aja, beberapa hari yang

lalu kita undang kota-kota di Indonesia untuk aksi bersama-sama”.

(wawancara pada 20 April 2015 di Jakarta)

Langkah kampanye kreatif TII dengan masyarakat dan lembaga lain tersebut adalah

bentuk dari konteks dari dinamika gerakan anti korupsi yang berkembang.

TII sebagai sebuah lembaga antikorupsi yang bergerak dengan memberikan

penyadaran terhadap masyarakat dan pejabat publik tidak dilakukan dengan metode

yang kuat pula. Menurut “IL” bentuk penyadaran tersebut jika sesuai dengan

konteks kekinian maka dibangun dengan metode yang lebih kultural dan dapat

dengan mudah diterima.

2. Pelajaran yang Diambil (Lesson Learned) dari Pengalaman Sebelumnya

Pada pengalaman antikorupsi masa reformasi metode-metode yang

digunakan oleh para pelaku gerakan antikorupsi atau non government organization

(NGO) yang bergerak pada pemberantasan korupsi tertuju pada pengungkapan

Page 82: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

71

skandal korupsi sampai pada penyelesaian-penyelesaian kasus. Semangat untuk

melawan korupsi dengan cara tersebut bisa saja berhasil namun akan banyak

halangan dan tidak bisa melawan korupsi yang sudah membudaya. Bagi Muchtar

Lubis untuk melawan korupsi di Indonesia kita harus berusaha merubah maindset

bahwa korupsi sudah membudaya dalam masyarakat dan menyusupkan nilai-nilai

dengan pendidikan upaya transformasi budaya, sehingga korupsi tidak lagi menjadi

budaya. (Mansyur Semma: 2008: 207)

Kemudian untuk merubah mainset tentang korupsi yang membudaya

tersebut dan sebagai upaya kritis dari pengalaman sebelumnya, TII menggunakan

strategi baru dalam melawan korupsi. Menurut “YU”, TII dalam melawan korupsi

berusaha memberi penyadaran kepada masyarakat bahwa korupsi itu bukanlah

budaya. Seperti yang dikatakannya dalam kesempatan wawancara;

Bicara memberantas korupsi kita (TII) ga focus pada kasus per kasus, kita (TII)

lebih ke penyadaran, pemberdayaan masyarakat empowermen, bikin kajian

bikin kegiatan yang lebih kepada ngasih pemahaman kemasyarakat tentang

dampak-dampak anti korupsi diberbagai sector. Kalo untuk pemberantasan

karena kita (TII) fokusnya dipencegahan. Kita lebih kepenyadaran dan

pencegahan tentang dampak anti korupsi. (wawancara pada 28 Maret 2015, di

Bintaro)

Dengan begitu TII menggunakan cara penyadaran masyarakat dalam melawan

korupsi dan sebagai refleksi kritis dari pengalaman yang sebelumnya dengan

penanganan kasus tapi masyarakatnya tidak sadar. TII lebih memilih menyadarkan

masyarakat dan pemerintah tentang bahaya korupsi agar masyarakat dan

Page 83: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

72

pemerintah tahu bahwa dengan korupsi dapat menimbulkan dampak yang sangat

buruk bagi seluruh elemen Negara.

Memberikan penyadaran itu terus dilakukan oleh TII dalam rangka

melawan korupsi. Menurut “AY” langkah dan target yang diambil untuk

penyadaran itu adalah dengan membuat masyarakat khususnya anak muda yang

setelah mengikuti program TII bisa mengajak untuk melawan korupsi sejak dini.

TII memulai strateginya dengan hal yang baru terhadap pelajaran yang

diambil sebelumnya, selain strategi TII dengan memberikan penyadaran, “BA”

menegaskan langkah strategis TII yang berbeda dari sebelumnya yaitu;

“TII mulai menyasar ke kalangan anak muda untuk memerangi korupsi

karena anak muda masih bisa di bentuk mindsetnya, TII melalui youth

proactive menyasar ke anak muda utk membentuk mindset anti korupsi”.

(wawancara pada 27 April 2015 di Bintaro)

Langkah baru tersebut tentunya didorong oleh asumsi anak muda yang mampu

dengan baik berperan akti dalam melawan korupsi. “WI” lebih lanjut menjelaskan

mengapa TII menyasar anak muda dalam rangka pencegahan dini terhadap korupsi,

bahwa;

“Ada 65 juta pemuda, anak muda adalah pusat dari perubahan sejarah, pusat

regenerasi. Melihat bangsa ya lihat pemudanya. Kalo pemuda cuek ya bakal

jadi masalah. Mendorong anak muda untuk berani melakukan tindakan-

tindakan anti korupsi. Anak muda cenderung tidak berani membongkar kasus

korupsi disekitar mereka. Tantangan yang di hadapi anak muda sekarang

cukup banyak, mereka jauh dengan isu-isu politik. Kita ingin ubah paradigma

itu bahwa politik itu deket”. (wawancara pada 5 Maret 2015 di Jakarta)

Page 84: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

73

Atas dasar tersebut TII melalui youth department selalu berusaha

memberikan pendampingan dan penyadaran terkait korupsi yang nantinya anak

muda mau terlibat dalam memberantas korupsi tersebut. Dilain kesempatan

wawancara dengan masyarakat umum yang juga sebagai peneliti SETARA Institute

“AF” mengkonfirmasi mengenai keunggulan TII dalam mengorganisir anak muda,

menurutnya;

“Program yang bagus TII itu program pengorganisiran anak muda. TII kuat

di pengorganisiran anak muda, ketika TII mengambil peran mengorganisir

anak muda itu udah sangat strategis. Itu efektif, dia nyari segmen bagian

masyarakat untuk partisipasi gerakan anti korupsi”. (wawancara pada 1 Juli

2015 di Ciputat)

Dengan konfirmasi tersebut TII menunjukkan bahwa dalam hal pengorganisiran

anak muda untuk mengenal dan melawan korupsi berjalan dengan efektif dan

mampu dikenal dengan baik. TII dengan belajar dari pengalaman sebelumnya

menunjukkan bahwa pengorganisiran anak muda untuk melawan korupsi

melakukan terobosan yang baru dalam mencegah dan melawan korupsi.

Keseluruhan program yang dijalankan oleh TII pada akhirnya akan terlihat

efektivitas sebagai bahan evaluasi TII agar bergerak lebih massif. Dari seluruh

informan menyebutkan keefektifan program dalam matrik berikut,

Tabel III.B.1 Matrik berdasarkan tolak ukur efektifitas program TII

Kategori Nama Sejauhmana Efektivitas Program TII?

DH Ada yang bisa dibilang cukup efektif, melihat sekarang

PLN baik pengelolaannya, lebih transparan ya intinya

Page 85: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

74

Staff TII

(Board)

PLN sudah bisa jadi lebih baik kepatuhannya pada

undang-undang. Jadi kalau dibilang efektifitaskah

sekarang PLN bisa bebas tanpa korupsi.

IL Kalo di campaign itu efektifitasnya KPK sampai sekarang

bertahan karena dukungan public, kalo program

campaign kita ini kan bagaimana public ini semakin tau

mereka semakin tau bikin petisi bentuk cinta pada KPK.

Trus kalo soal monitoring audit sosial itu efektif karena

masyarakat sekarang sudah bisa mengakses informasi

dan juga menggunakan haknya untuk melakukan

monitoring pembangunan itu sudah bisa terjadi.

WI untuk ukuran kesuksesan aku rasa harus ada survey lebih

lanjut dan kita belum sampai pada itu.

UN Sangat efektif menurut saya

NF Kalo untuk mengukur seberapa efektif kita belum

mengukur tapi kalo kita ambil contoh di batang itu

masyarakat di batang itu sudah mulai aktif. Nah itu udah

jadi kemenangan kecil yang capaiannya besar

Volunteer HI Bentuk efektivitasnya sampai saat ini belum tau,

maksudnya evalusi dari tiap kegiatan itu tolak ukurnya.

Tapi sepenglihatan saya itu cukup efektif karena paling

tidak orang yang ga paham korupsi paling nggak dia jadi

paham mereka jadi takut untuk melakukan korupsi.

YU Kalo efektif iya, tapi kita jga harus semakin gencar

kampanye karena jangkauan kita masih terbatas salah

satu jalannya kita harus tetap melakukan kampanye

dengan massive dan menambah jangkauan kita.

MA Efektif, Cuma kalo liat outputnya kedepan kurang tau,

nah itu efektif karena kita selalu minta feedback dari

peserta kita selalu follow up, jadi setiap workshop kita

selalu minta program dari mereka tentang korupsi

semacam rencana tindak lanjut.

Page 86: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

75

AY Menurut aku sih efektif

BA Saya sendiri juga masih mencari tau seberapa efektif

kegiatan kita. Keefektifannya kita membentuk jaringan

dengan LSM lokal untuk bekerjasama berantas korupsi.

LSM lokal itu lengan kita di daerah. Itu efektif dengan

support finansial dan pengembangan SDM, TII itu

menurut saya membantu kegiatan rencana di daerah.

Masyarakat

Umum

AF TII kuat di pengorganisiran anak muda, ketika TII

mengambil peran mengorganisir anak muda itu udah

sangat strategis. Itu efektif, dia nyari segmen bagian

masyarakat untuk partisipasi gerakan anti korupsi.

DN Saya tidak tahu apakah TII sangat berperan atau tidak

untuk memberantas korupsi di Indonesia, karena sejauh

ini saya jarang mendengar keterlibatannya.

SS Menurut saya sudah efektif

ASP Sudah Efektif, namun perlu dilakukan sosialisasi secara

rutin terhadap masyarakat terkait pencegahan korupsi di

Indonesia.

LHH Efektif

Bagi “DH”, beberapa program sudah menunjukkan keefektifannya dengan

mencontohkan program pendampingan PLN. Hal ini diperkuat oleh “IL” bahwa terkait

campaign dan monitoring sudah mampu berjalan dengan baik. Serupa dengan “DH”

dan “IL”, “AF” juga setuju bahwa TII kuat untuk mengorganisir anak muda dalam

melawan korupsi.

Page 87: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

76

Namun kebanyakan yang lain bagi staff TII dan volunteer masih ragu tentang

efektifitas program tersebut. Baginya TII harus melakukan survey menyeluruh agar

bisa mengetahui efektifitas programnya tersebut. Bahkan bagi “DN” dirinya hanya

sedikit mengetahui yang dilakukan TII dan tidak banyak mendengar TII mampu secara

aktif melawan korupsi. “SS” juga menambahkan bahwa TII tidak terliput media dalam

menjalankan program, jadi tidak banyak yang mengetahui.

Page 88: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

77

BAB IV

Kesimpulan dan Rekomendasi

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada penelitian tentang strategi dan faktor yang mendorong

melawan korupsi di lembaga Transparency International Indonesia dan analisis dengan

menggunakan teori Snow dan kawan-kawan tentang teori rekrutmen dan menjaring

partisipan. Peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa:

1. TII sebagai NGO antikorupsi bergerak pada penyadaran dan pendidikan tentang

dampak korupsi yang bisa merugikan atau membunuh masyarakat. Untuk itu

TII menggunakan empat strategi untuk melawan korupsi, diantaranya;

a. Meningkatkan kapasitas masyarakat, yaitu dengan memberikan pendidikan

yang baik untuk masyarakat agar sadar tentang dampak korupsi yang

merusak sendi kehidupan. Dalam hal ini TII mendorong masyarakat,

memberi dukungan, dan mengorganisir masyarakat melawan korupsi.

b. Participatory govenance, yaitu strategi untuk membuat masyarakat terlibat

dalam pengambilan kebijakan publik. Dalam strategi ini salah satunya TII

mengembangkan pakta integritas. Dengan pakta integritas pemerintah

bersedia diawasi dalam pengambilan kebijakan publik.

c. Membangun perusahaan yang berkewarganegaraan. Para pelaku bisnis,

dalam kajian TII merupakan salah satu penyuplai tinggi dalam perilaku

Page 89: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

78

korupsi seiring dengan banyaknya para pelaku bisnis yang ikut berpolitik

praktis. Untuk itu melalui strategi ini TII berusaha membangun bisnis yang

berkeinginan dalam melawan korupsi dan memprioritaskan kebutuhan

masyarakat. Sebagai contoh TII membantu Perusahaan Listrik Negara

(PLN) dalam pengelolaan perusahaan yang transparan, efektivitas,

perbaikan layanan konsumen.

d. Hukum dan kebijakan. Untuk mewujudkan penegakan hukum yang

mendukung pada agenda pemberantasan korupsi TII menjalaninya dalam

tiga proses, pertama dengan kebijakan antikorupsi untuk mendorong

reformasi kebijakan untuk melawan kekuatan oligarki ekonomi dan politik.

Kedua, melawan patronase politik dan bisnis tujuannya yaitu memotong

mata rantai oligarki politik dan bisnis. Ketiga mendorong peningkatan

kualitas dan efektivitas penegakkan hukum dalam menjerat koruptor.

Dalam hal ini TII mendukung KPK untuk menjaga stabilitas hukum dan

kebijakan untuk pemberantasan korupsi.

2. Strategi tersebut tentu saja didorong atas dasar proses untuk melawan korupsi

yang jauh dari harapan. Kemudian TII dalam merancang strategi tersebut

didasari dengan pertama, dinamika dan tantangan yang berkembang, faktor

pendorong ini didasari dengan bergulirnya era globalisasi dan menuntut strategi

baru dalam melawan korupsi. Kedua, pelajaran yang diambil (lesson learned)

dari pengalaman sebelumnya, bagi TII cara-cara lama dalam melawan korupsi

akan sulit ketika cara pandang masyarakat belum berubah. Untuk itu

Page 90: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

79

pendekatan yang dipakai adalah dengan mengubah cara pandang dan

menyebarkan isu melawan korupsi dengan budaya yang populer.

3. Kemudian untuk mampu menjalankan strategi diatas maka TII harus

melibatkan berbagai element. Teori Snow tentang rekrutmen membantu

peneliti dalam menganalisa bagaimana TII mampu menjaring para partisipan

agar terlibat dalam strateginya tersebut. Analisis teori rekrutmen Snow tersebut

meliputi;

a. Private face to face yaitu memberikan informasi atau media kampanye

bertemunya kedua belah pihak dan mempengaruhi yang lainnya. Cara ini

juga digunakan TII dengan membentuk agen-agen dilapangan agar

mempunyai peran dalam masyarakat untuk melawan korupsi.

b. Publik face to face yaitu dilakukan dengan bertemunya dalam ruang publik

yang lebih luas seperti parade, pementasan acara untuk konsumsi publik,

gerakan konvensional dan festival. Langkah yang diambil oleh TII adalah

dengan bentuk pelatihan, workshop, aksi dukungan terhadap KPK dan

pengembangan organisasi masyarakat.

c. Private mediated, cara ini digunakan melalui media sebagai medium dalam

rekrutmen seperti menggunakan email, sms, atau bbm. Peneliti

menyimpulkan bahwa TII menggunakan cara ini untuk mem-follow up

masyarakat setelah ikut dalam pelatihan atau workshop dari TII. Media

yang digunakan adalah media whatsapp.

Page 91: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

80

d. Publik mediated yaitu cara merekrut melalui media yang dikonsumsi secara

umum, misalnya Koran, televisi, radio ataupun media online. Dalam hal ini

TII menyebarkan isunya yang lebih banyak digunakan dengan media online

untuk menjaring partisipan, sebagai contoh melalui film dan terekrutnya

kelompok youth proactive melalui media online. Juga melalui media web

dan twitter. Kendati TII banyak menggunakan media sosial tetapi tidak

banyak masyarakat yang mengenal TII. Dalam artian TII kurang

diberitakan oleh media lain.

B. Rekomendasi

Rekomendasi ini didasari dari wawancara peneliti dengan beberapa masyarakat

umum dan hasil pengamatan peneliti selama mengikuti proses kampanye TII dalam

melawan korupsi. Adapun rekomendasi tersebut adalah

1. Dalam menjaring partisipan TII harus lebih banyak menggandeng media agar

isu melawan korupsi TII dapat tersebar luas. Yang dilakukan selama ini TII

hanya kurang dikenal baik oleh masyarakat dan akan lebih efektif dengan

media. Kedua, untuk bisa memberikan contoh kepada aktivis antikorupsi lain

sebaiknya TII meliput segala kegiatan seperti pengawasan transparansi

anggaran daerah, pengelolaan PLN yang lebih transparan tersebut pada

masyarakat umum. Kemudian yang ketiga, membuat posko antikorupsi kepada

Page 92: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

81

daerah yang sudah diberikan penyuluhan antikorupsi agar dapat terus berjalan

dan dapat dikontrol ketika masyarakat yang sudah diberikan penyuluhan tetap

mengkontrol pemerintahan daerahnya.

2. Untuk pemerintah, isu terkait korupsi merupakan isu sentral dalam

keseimbangan kepemerintahan dan kelancaran pembangunan. Pemerintah

harus lebih serius menangani pemberantasan korupsi. Mendukung gerakan

masyarakat antikorupsi dan mau mendengar suara aktivis antikorupsi terhadap

permasalahan korupsi.

3. Untuk penelitian selanjutnya, tentang yang meneliti gerakan sosial antikorupsi

dan sosiologi organisasi agar fokus pada satu kasus dan lebih mendalam.

Misalnya meneliti suatu gerakan suatu lembaga antikorupsi lain dalam

penanganan atau penguatan isu sentral pelemahan KPK.

Page 93: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

82

Daftar Pustaka

Semma, Mansyur. 2008. Negara dan Korupsi: Pemikiran Mochtar Lubis Atas Negara,

Manusia Indonesia, dan Perilaku Politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Rosidi, Ajip. 2009. Korupsi dan Kebudayaan. Bogor: Grafika Mardi Yuana.

Damsar. 2012. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Muhtadi, Burhanuddin. 2012. Dilema PKS Suara dan Syariah. Jakarta: Gramedia.

Triwibowo, Darmawan. 2006. Gerakan Sosial Wahana Civil Society Bagi

Demokratisasi. Jakarta: LP3ES.

Budiardjo, Miriam. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Wiktorowicz, Quintan (ed). 2012. Aktivisme Islam Pendekatan Teori Gerakan Sosial.

Jakarta: Democracy Project Yayasan Abad Demokrasi.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Yin, K, Robert. 2004. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Faisal, Sanapiah. 2010. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.

Tri, Iin dan Ardi Tristiadi. 2004. Observasi dan Wawancara. Malang: Banyumeda

Publishing.

Page 94: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

83

Neuman, Lawrence. 2011. Metodologi Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif. Jakarta: PT Indeks.

Allen dan Overy. At a Glance Guide to Transparency International. Advocates for

intenational development.

Hardoon, and Heinrich. 2013. Global Corruption Barometer 2013. Berlin:

Transparency International.

Mohede, Noldy. Tugas Dan Peranan Komisi Pemberantasan Korupsi Di Indonesia.

Jakarta Vol.XX/No.1/Januari-Maret/2012

Khoirullah. (2005). Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Pemberantasan Korupsi

di Indonesia. Tesis Magister tidak diterbitkan untuk umum. Depok: Program

Pasca Sarjana Departemen Sosiologi, Universitas Indonesia

Mufrikhah, Solkhah. 2011. Peran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Dalam

Pemberantasan Korupsi (Studi Penanganan Korupsi Mantan Bupati Kendal

Hendy Boedoro). Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.

Wafa, Shidqul (2013). Peran Serta Masyarakat Dalam Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi Di Kabupaten Kudus. Kudus: Program Studi Ilmu Hukum

Dengan Kekhususan Hukum Pidana, Universitas Muria Kudus.

Page 95: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

84

Farhan, Yuna. (2006). Peran Koalisi LSM Dalam Pemberantasan Korupsi Di

Indonesia: Studi Kasus Korupsi KPU. Tesis Magister tidak diterbitkan

untuk umum. Depok: Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia.

Jurnal Basis Edisi khusus Piere Bourdie. Dua bulanan, No 11-12, Tahun ke 52.

November-Desember 2003

Snow, David dkk. 1980. Social Network And Social Movement: A Microstructural

Approach To Differential Recruitment. American Sociological Review,

Vol, 45. Oktober: 787-801

Anggaran Dasar Transparency International Indonesia

Strategy TI Indonesia 2012-2017

Internet

Data korupsi http://kpk.go.id/id/berita/berita-sub/1601-jumlah-korupsi-meningkat-

dua-kali-lipat-pada-2013 yang di akses pada tanggal 16 juni 2014

Data korupsi http://www.ti.or.id/index.php/publication/2013/12/03/corruption-

perception-index-2013 yang diakses pada tanggal 24 juni 2014

www.tii.or.id

Page 96: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

85

Our history www.transparency.org

Wawancara

Wawancara dengan DH pada 5 Maret 2015.

Wawancara dengan WI pada 5 Maret 2015.

Wawancara dengan UN pada 5 Maret 2015.

Wawancara dengan YU pada 28 Maret 2015.

Wawancara dengan HI pada 13 April 2015.

Wawancara dengan NF pada 20 April 2015.

Wawancara dengan AY pada 20 April 2015.

Wawancara dengan BA pada 27 April 2015.

Wawancara dengan IL pada 8 Mei 2015.

Wawancara dengan MA 10 Mei 2015.

Wawancara dengan DN pada 14 Mei 2015.

Wawancara dengan SS pada 14 Mei 2015.

Wawancara dengan LHH pada 15 Mei 2015.

Wawancara dengan ASP pada 15 Mei 2015.

Wawancara dengan AF pada 1 Juli 2015.

Page 97: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

Lampiran Wawancara

Wawancara Board/staff TII

Wawancara pada 5 Maret 2015 di Jakarta.

1. Nama,?

DH

2. Apa pendidikan terakhir Anda ?

S2

3. Apa Jabatan Anda di TII ?

Deputi Sekjen

4. Apa tugas dari jabatan tersebut ?

Membawahi isu-isu internal, keuangan, sumber daya manusia, dan

perkantoran

5. Faktor apa yang mendorong Anda untuk terlibat atau bergabung dengan

TII?

Dulu saya juga aktif dalam kegiatan anti korupsi, lalu juga diminta

bergabung oleh pak teten

6. Sudah berapa lama Anda bertugas/ menjadi staf ?

3 tahun lalu, tahun 2012

7. Pernahkan Anda bergabung dalam lembaga anti-korupsi lain ?

Saya pernah gabung di ASOKA (social entrepreneur)

8. Apa yang membedakan TII dengan lembaga anti korupsi yang lain ?

TII melakukan pendekatan, konsen terhadap masalah, terlibat dan

mempunyai intrumen

9. Menurut Anda, apa saja tujuan dari TII?

Lembaga bagian international, melakukan advokasi anti korupsi, agar tata

kelola kepemerintahan di Indonesia itu korupsinya minimum, mencapai

keadilan social (social justice)

10. Apa saja strategi TII dalam pemberantasan korupsi ?

Melakukan riset, melakukan monitoring, meningkatkan kapasitas warga

melakukan suatu control atau pengawasan, diluar itu ada kerja-kerja media,

kerja sama dengan media biar bisa melakukan control. Dalam membentuk

kesadaran warga ada berbagai bentuk pelatihan, workshop dengan follow

up action plan dan ada rencana tinkat lanjut pada setiap pelatihan.

Page 98: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

Pengembangan organisasi warga Bersama-sama melakukan gerakan anti

korupsi

11. Program apa saja yang dijalankan untuk mencapai strategi tersebut ?

Untuk pemuda ada youth integrity program, melakukan kajian tentang

persepsi pemuda terhadap korupsi, tindak lanjutnya ada report youth center,

bagaimana pemuda melakukan kajian meningkatkan kualitas pelayanan

publik. Pelaporan tersebut disampaikan ke pemerintah

12. Seberapa efektifkah menurut anda strategi tersebut tersebut ?

Selain dengan pemuda tadi kita kerjasama dengan PLN untuk mengurangi

korupsi di lembaga non sector diantaranya memperbaiki pelayanan terhadap

konsumen, tentang efektivitasnya sejauh ini karena TII bergerak di

pencegahan. Ada yang bisa dibilang cukup efektif, melihat sekarang PLN

baik pengelolaannya, lebih transparan ya intinya PLN sudah bisa jadi lebih

baik kepatuhannya pada undang-undang. Jadi kalau dibilang efektifitaskah

sekarang PLN bisa bebas tanpa korupsi. Tapi ada beberapa program berjalan

lebih baik

13. Apakah strategi tersebut menjangkau seluruh daerah di Indonesia ?

Dulu kami punya 13 cabang seluruh Indonesia dan bergerak di beberapa

daerah dan bekerjasama dengan aktivis anti korupsi di daerah tapi tidak

semua daerah hanya 13 provinsi

14. Mengapa TII menggunakan strategi tersebut ?

Kta menggunakan pencegahan dan LSO tidak punya kewenagan untuk

menangkap orang bisa memanggil, menyidk, jadi pada umumnya LSM

seperti TI akan bekerja pada wilayah pencegahan. Kewenangannya ada

pada polisi dan KPK. Pentingnya bentuk penyadaran ini karena yang

sekarang terlibat dalam kegiatan anti korupsi, kalau semakin banyak orang

yang sadar terkadang desakan dari public itu akan semakin kuat, beda

dengan kalau uma seorang dua orang

15. Siapa yang merancang strategi tersebut ?

Ada direktur program, ada manager program, ada coordinator program

mereka yang lebih punya kewenangan dalam mendesign program dan

dibahas oleh seluruh staf. Karena program juga harus sesuai dengan

keuangan. Dibidang administrasi juga memberikan dukungan untuk

pelaksanaan program. Meski ada TI pusat kita punya otonom untuk

kegiatan-kegiatan yang berbeda dengan secretariat jadi ada otonomi

keleluasaan dalam menentukan program, sumber daya dan prioritas.

Page 99: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

16. Sejauhmana strategi tersebut membantu TII dalam mencapai tujuannya?

Beberapa sudah yang tadi tentang PLN dan masyarakat sipil juga

17. Apa saja faktor yang mendorong TII untuk menggunakan pola/strategi

tersebut ?

Ini juga karena posisioning, harus berbeda karena orang lain sudah memakai

yg itu kita juga harus berbeda, kalau bertindak itu. Kita juga tidak punya

kewenangan menyidik

18. Siapa yang menjadi target kampanye anti korupsi TII ?

Masyarakat, civil society, warga, supaya kta bisa melakukan control

terhadap kepemerintahan, juga bekerja bersama sektor2 swasta, untuk bisa

mengetahui pencegahan korupsi di perusahaannya dan juga bekerjasama

dengan pemerintah untuk memperbaiki tata kelola

19. Apakah strategi yang digunakan TII mampu mengurangi tingkat korupsi di

Indonesia?

Indeks korupsi yang bergerak terlhat ada progress itu tapi masih amat

rendah. Ada kemajuan. Meski bukan sepenuhnya karena TI tapi lumayan

Indonesia sebenarnya ada progress

20. Bagaimana relasi dengan pemerintah terkait strategi pemberantasan korupsi

TII ?

Kita lebih dekat dengan pemerintah dalam artian berelasi dan berkerja sama,

contohnya CPI itu dijadikan tolak ukur untuk pemerintah sebgai melihat

sukses atau tidaknya

21. Sejauhmana keterlibatan masyarakat ?

Masyarakat mampu menerima apa yang kita berikan dan mau menjalankan.

22. Menurut Anda sejauhmana pemerintahan Jokowi mampu memberantas

korupsi ?

Kewenagan jokowi kan ada 2, terhadap kejaksaan dan kepolisian melihat

kondisi yang seperti itu kelihatannya. Statemen politknya sih tidak

mendukung dia ingin memperkuat KPK tapi tidak keliatan dengan cara apa.

Patut diragukan janji-janjinya karena janji dan tindakan sejauh ini masih ada

gap.

Page 100: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

Wawancara pada 8 Mei 2015 di Jakarta

1. Nama, Alamat, Usia ?

“IL”, Pondok Gede, 39

2. Apa pendidikan terakhir Anda ?

S2

3. Apa Jabatan Anda di TII ?

Direktur Program

4. Apa tugas dari jabatan tersebut ?

Merencanakan, mensupervisi program, serta cari uang

5. Faktor apa yang mendorong Anda untuk terlibat atau bergabung dengan

TII?

Diminta Pak Teten untuk gabung

6. Sudah berapa lama Anda bertugas/ menjadi staf ?

Sejak 2007, off sebentar pada 2009 dan gabung lagi pada 2010

7. Pernahkan Anda bergabung dalam lembaga anti-korupsi lain ?

Tidak

8. Apa yang membedakan TII dengan lembaga anti korupsi yang lain ?

TII bergerak pada penyadaran masyarakat tentang korupsi.

9. Menurut Anda, apa saja tujuan dari TII?

Kalo visinya TII itu kan Indonesia yang berkeadilan dan bebas korupsi, TI

diseluruh Negara itu memperjuangkan suatu kondisi pemerintahan dan

masyarakat yang bebas dari korupsi karena korupsi itu dampaknya pada

laki-laki dan perempuan dan juga anak-anak.

10. Apa saja strategi TII dalam pemberantasan korupsi ?

Strategi melawan korupsi itu kan banyak, ada strategi yang menimbulkan

efek jera dengan penjara seumur hidup bahkan ada hukumannya yang

sangat keras. TII tidak mengambil posisi itu, strategi TII adalah menggalang

gerakan sosial agar secara bersama-sama setiap orang itu saling

mengcontrol, setiap orang-orang itu maksudnya lembaga Negara,

masyarakat sipil, pebisnis, dan anggota DPR itu semuanya memberikan

control sehingga ruang gerak korupsi itu lebih kecil, jadi bukan Cuma

pendekatannya efek jera jika ada yang tertangkap hokum sekeras-kerasnya

Page 101: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

hingga orang semuanya takut. Kalo kita nggak, berusaha saling membalance

cek and balances sehingga setiap orang mempertanggung jawabkan apa

yang dilakukan dan menutup celah korupsi. Kata kuncinya gerakan sosial

melawan korupsi

11. Program apa saja yang dijalankan untuk mencapai strategi tersebut ?

Itu ada di strategic priority TII, ada empat cluster yang menjadi pilar

bagaimana strategi itu dijalankan dalam gerakan sosial tadi. Pertama

membangun yang namanya organized citizen, untuk merubah pemerintah

yang korup dan punya kekuasaan yang tinggi yang merasa bahwa kekuasaan

itu adalah miliknya maka masyarakat harus membangun daya tawar jadi

punya mandate bicara face to face atau punya penawar kekuasaan, nah itu

organized kekuasaan, yang kedua participasi governance, kita harus

mendorong para reformis didalam lembaga-lembaga pemerintah untuk

memanfaatkan posisinya dan peluang politik yang membuatnya tersambung

dengan masyarakat dan membuka diri pada partisipatori jadi basis kekuatan

dari suatu pemimpin politik di daerah seperti kepala daerah, anggota

parlemen bukan lagi formalitas dipilih secara formal atau basisnya legal

oleh pemilih setiap lima tahun tapi karena mereka punya legitimasi yang

kuat melakukan sesuatu dan seterusnya , jadi partisipasi governance itu

mengajak masyarakat untuk terlibat mengambil keputusan pemerintah. Jadi

bertemu antara bargaining masyarakat sipil kemudian ada pemerintah yang

dia merasa tidak bisa maju tanpa dukungan dan legitimasi dari masyarakat.

Seperti contoh dulu soeharto turun bukan karena lemah, dia itu krisis

legitimasi dan dia merasa tidak berhak lagi memimpin dan dia turun. Jadi

harus dikaitkan dengan berfikir besar seperti itu. Yang ketiga itu corporate

active citizenship atau bisnis yang berpihak pada pemberantasan korupsi.

Jadi bisnis itu jangan berfikir profit saja tetapi bisnis juga berfikir tetang

ekonomi yang punya tujuan untuk membangun keadilan dan kepedulian,

jadi harus juga ada manfaat bagi warga, dan itu hanya bisa terwujud jika dia

tidak melakukan pelanggaran HAM, tidak korup dan seterusnya, omong

kosong mereka. Dan yang terakhir itu law and justice, bahwa kita itu harus

punya susuatu yang kokoh dalam sebuah hokum dan kebijakan yang

berkeadilan. Tujuan dari pemberantasan korupsi itu bukan pada

pemberantasan korupsi untuk pemberantasan korupsi tapi untuk

menyampaikan pembangunan atau menyampaikan rasa keadilan

masyarakat, itu secara umum. Progamnya macam-macam, tapi sebagai

ilustrasi kalo ingin mengorganisir masyarakat harus meningkatkan

kapasitas itu, dan yang kedua kapasitas yang sudah meningkat ini kemudian

diarahkan penyadaran, peningkatan kapasitas dan aksi-aksi yang nyata

dalam berbagai bentuk. Korupsi itu tidak muncul pada korupsi dilapangan

itu saja, tapi pada saat mulai dirancangnya anggaran, kalau masyarakat tidak

mempunyai kapasitas untuk membaca anggaran, korupsi bisa terjadi mulai

dari awal, nah kemudian yang kedua ktika masyarakat tidak mampu

Page 102: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

mengakses informasi mereka tidak akan tahu fakta yang sebenarnya. Nah

jadi itu maksudnya, kapasitas yang meningkat itu menjadi kunci mereka ikut

melawan korupsi. Jadi dari kesadaran, kapasitas, kemudian aksi nyata dalam

berbagai bentuknya, nah itu tadi organize, yang dilakukan oleh TII ada

program pemantauan barang dan jasa di daerah, ada audit sosial bagaimana

masyarakat membadingkan apa yang direncanakan dan di realisasikan

dengan melihat dan melakukan export, itu ada teknisnya lagi dan itu

dilakukan di berbagai daerah. Youth melakukannya mereka dengan youth

report center, wawan melakukan dengan cek sekolahku nah itu contoh

organize citizen. Dan dengan bisnis, ada namanya collective action

melawan korupsi, programnya sepeti di PLN, yang disebut collective action

ini vendor-vendor terlibat dalam pengadaan barang dan jasa itu gak mau

korupsi, kolusi, dan nepotisme lagi. Nah diperusahaan terjadi kolusi, terjadi

ketakutan yang menyeluruh bahwa kita gak mau bersih karena yang lain

tidak bersih. Nah collective action itu menuntut untuk berubah dan bersaing

sehat. Jadi mulai dari kelompok itu sendiri mengatakan bahwa tidak akan

korup. Kalau ada yang korup, dimusuhi dan dilaporkan. Terakhir law and

justice, maksudnya percuma melawan korupsi kalau kita itu tidak punya

hokum yang menjadikan keadilan itu sebgai tujuannya, KPK itu

representasinya, kalau menyerang KPK terus percuma aja melawan korupsi,

nah itu upaya terbaik melawan korupsi. Program kita kepada KPK itu soal

penguatan kapasitas dan kampanye

12. Seberapa efektifkah menurut anda strategi tersebut tersebut ?

Kalau efektivitas melawan korupsi itu harus melihat pengukuran, TII kan

selalu melakukan pengukuran di seluruh Indonesia secara global, kita itu

bergeraknya 2 point atau nol persekian point corruption perception index

tapi itu tidk menunjukkan itu usaha TII, itu menunjukkan usaha Negara

melawan korupsi masih tanggung memang tidak pernah draw dan selalu

naik tiap lima tahun terakhir dan itu tidak menunjukkan suatu perbaikan

yang signifikan, Negara kita masih lemah melawan korupsi meskipun ada

KPK yang kuat, koruptor membangun strategi juga untuk korupsi. Kalo TII

sendiri mengukurnya sejauhmana berubah persepsinya. Kalau perspektif

pemerintah ini sebgian udah berubah, tetapi jajaran birokrasi masih korup,

DPR masih korup. Jadi kalo dibilang efektif tergantung capaiannya. Kalo

dipengaduan barang dan jasa udah efektif itu mengurangi tingkat korupsi.

Sekarang bentuknya seperti katalog. Kalo di campaign itu efektifitasnya

KPK sampai sekarang bertahan karena dukungan public, kalo program

campaign kita ini kan bagaimana public ini semakin tau mereka semakin tau

bikin petisi bentuk cinta pada KPK. Trus kalo soal monitoring audit sosial

itu efektif karena masyarakat sekarang sudah bisa mengakses informasi dan

juga menggunakan haknya untuk melakukan monitoring pembangunan itu

sudah bisa terjadi. Sadar itu kan begini pertama mereka tau bahwa

Page 103: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

mengkrtik itu hak dasar kalau itu sudah sampe semua, untuk mengontrol itu

semuanya udah terbangun di wilayah-wilayah mereka bekerja. Yang kedua

itu setelah ada hak ada space ada channel untuk menyampaikan tinggal

pengaduan dibangun yang penting sudah banyak pengaduan. Setelah ada itu

semua dia bisa mengetahui secara efektif, dia berani menyuarakan dia bisa

menghitung ada penyelesaian. Yang kurang efektif itu justru ditingkat

pemerintah, strategi partisipasi governance itu yang agak susah, figure

politik itu gampang diganti, yang kedua membangun sistem di

pemerintahan juga susah

13. Apakah strategi tersebut menjangkau seluruh daerah di Indonesia ?

NGO itu tidak bisa menjangkau seluruh Indonesia, justru NGO fungsinya

adalah memastikan suatu model yang apabila berjalan di adopsi oleh

Negara. Campaign itu sudah di adopsi seperti pajak itu, PLN model itu

sudah digunakan sluruh nasional

14. Mengapa TII menggunakan strategi tersebut ?

Ada yang sifatnya …. Kita itu melakukan program yang membangun bukan

hanya mekanisme mereka melakukan monitoring pemantauan kasus

korupsi ataupun pelanggaran ataupun penyelewengan kualitas pelayanan

public yang buruk, kualitas yang buruk itu belum tentu korupsi tapi bisa

berhubungan tetapi juga membentuk agen-agen dilapangan, di masyarakat

tokoh maupun yang belom tokoh, kapasitas yang semacam itu yang

dibangun disamping sistem yang kita bikin untuk memastikan orang ini

punya peran.

15. Siapa yang merancang strategi tersebut ?

Oh itu sama-sama, kolaborasi. Intinya begini kita membaca perkembangan

nasional dan global darisana kita undang expert. Kemudian expert memberi

masukan yang terjadi nah itu yang di ramu.

16. Sejauhmana strategi tersebut membantu TII dalam mencapai tujuannya?

Kita itu melakukan program yang membangun bukan hanya mekanisme

mereka melakukan monitoring pemantauan kasus korupsi ataupun

pelanggaran ataupun penyelewengan kualitas pelayanan public yang buruk,

kualitas yang buruk itu belum tentu korupsi tapi bisa berhubungan tetapi

juga membentuk agen-agen dilapangan, di masyarakat tokoh maupun yang

belom tokoh, kapasitas yang semacam itu yang dibangun disamping sistem

yang kita bikin untuk memastikan orang ini punya peran

17. Apa saja faktor yang mendorong TII untuk menggunakan pola/strategi

tersebut ?

Page 104: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

Efek jera hanya membuat polisi dan penegak hokum kerepotan yang hanya

takut di awal. Yang paling penting adalah kita ingin pertama agar upaya

melawan korupsi itu merubah perilaku dari pejabat public ataupun warga

dan sama-sama merasa bahwa perbuatan korupsi itu bukan hanya perbuatan

pidana yang merugikan Negara dan masyarakat tetapi sesuatu yang tak

pantas dan memalukan jadi agak cultural gitu caranya. Yang kedua kita

merasa bahwa solusi hokum untuk melawan korupsi itu tidak akan memadai

kalau persoalan sesungguhnya adalah lembaga-lembaga itu sendiri lemah,

bukan hanya individu tapi sistem karena mereka juga dimintai pajak uang

dan sebagainya penegak hokum dan aparatur juga terkena dampak korupsi

dengan cara mereka tidak punya suatu yang tegas, mereka akan tersiksa

pada suatu kondisi sehingga semuanya bekerjasama untuk membuat korupsi

suatu yang beresiko.

18. Siapa yang menjadi target kampanye anti korupsi TII ?

Bekerja pada tiga wilayah, people organize citizen yang kedua participacy

governance dan bisnis, jadi targetnya TII itu tiga actor tadi terlepas pada

posisi politik atau apapun. TII mempunyai banyak department masing-

masing department mempunyai target yang lain actor kunci. Intinya TII

menyasar pada kelompok-kelompok yang strategis tergantung isunya

masing-masing

19. Apakah strategi yang digunakan TII mampu mengurangi tingkat korupsi di

Indonesia?

Kita acuannya dari CPI, tapi itu ga semua karena TII

20. Bagaimana relasi dengan pemerintah terkait strategi pemberantasan korupsi

TII ?

Independen. Ya relasinya itu independent. Kalo dengan lembaga lain itu kita

check and balances mengontrol pemerintah. Nah jadi ada diluar teriak itu

ICW. Kalo TII kita engagement critical dan constructive. Hubungannya

independent secara posisi tetapi dalam bekerja itu ikut mempengaruhi dan

ikut bertanggung jawab

21. Sejauhmana keterlibatan masyarakat ?

Masyarakat mau terlibat dengan gerakan anti korupsi tapi ga mau bergerak.

Makanya kita usahakan.

22. Menurut Anda sejauhmana pemerintahan Jokowi mampu memberantas

korupsi ?

Pemerintahan Jokowi harus mampu mengambil sikap dengan dukungannya

terhadap pemberantasan korupsi juga dengan memperkuat KPK.

Page 105: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

Wawancara pada 5 Maret 2015 di Jakarta.

1. Nama,?

WI

2. Apa pendidikan terakhir Anda ?

S1

3. Apa Jabatan Anda di TII ?

Program Officer Pemuda, Associate

4. Apa tugas dari jabatan tersebut ?

Sebenernya bidang ini ada 3, youth program coordinator (Youth coordinator

itu memprogram program2 TI terkait kebutuhan pemuda melawan korupsi),

youth program officer (eksekusi, brain storming, dan dilaksanakan) ,

associate (pendampingan2 komunitas anak muda agar bisa dibuat gerakan

bareng).

5. Faktor apa yang mendorong Anda untuk terlibat atau bergabung dengan

TII?

Awalnya ga sengaja, saya sebgai fresh graduate melihat TII bikin roadshow

yang unik diadakan di 5 kota saat itu aku masih jadi volunteer. Ngomongin

anti korupsi didaerah dan engga ngomonging skala nasional. Waktu itu di

garut ngumpulin 150 pemuda dari berbgai macam background ngomongin

politik daerah, isu korupsi yang pernah dirasakan. Atas dasar roadshow

tersebut dan TI butuh associate dan akhirnya masuk

6. Sudah berapa lama Anda bertugas/ menjadi staf ?

Sejak tahun 2012

7. Pernahkan Anda bergabung dalam lembaga anti-korupsi lain ?

Belom

8. Apa yang membedakan TII dengan lembaga anti korupsi yang lain ?

Terpapar isu anak muda anti korupsi itu pertama dari TI. TI mengadakan

roadshow anti korupsi itu, anak muda punya peran, anak muda harus tau

tentang politik, anak muda bisa mengubah itu dan aku dapet itu dari TI dia

membawakan dengan cara simple dan sederhana. Idea dan sudut pandang

TI tentang anak muda. Dengan ikut roadshow tersebut maka menjadi

jaringan TI kampus dan komunitas kamu bisa gabung ke TI. TI punya output

dengan youth integrity survey terkait pemahaman anak muda tentang

integritas TI langsung mengadakan youth integrity camp.

9. Menurut Anda, apa saja tujuan dari TII?

Lebih spesifiknya anak muda tau pendidikan anti korupsi secara

menyeluruh, tau isu-isu anti korupsi. Anak muda berani berbuat. Beberapa

daerah yang melakukan youth report center adalah program pelaporan yang

dilakukan anak muda terkait isu korupsi yang sudah berjalan di kupang dan

Lombok. Setelah kita berikan workshop anti korupsi mereka membentuk

pusat pelaporan

Page 106: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

10. Apa saja strategi TII dalam pemberantasan korupsi ?

Strategi yang dilakukan tidak dibuat dengan kapasitas besar, mengajak

dinas2 terkait memberikan urgensi bahwa pendidikan anti korupsi itu

penting. Masuk ke daerah2 menyelesaikan suatu hal yang bisa dibantu.

Masuk pada stakeholder bahwa pemerintah punya tanggung jawab terhadap

isu” korupsi. TI bekerja dengan mitra local atau aktivis2 lain tetapi yang

ikut aksi kesini itu ada di media campaign bekerja sama dengan serum

studio yaitu. Aktivis yg kedua yaitu youth proactive TI melalui bidang

kepemudaan atau youth program itu punya program yg namanya youth

proactive adalah untuk anak muda usia 18-30 tahun, mereka ikut gabung

dengan kita sebagai the chance maker untuk sama-sama membantu isu isu

korupsi untuk kepemudaan.

11. Program apa saja yang dijalankan untuk mencapai strategi tersebut ?

Kita punya Youth proactive, youth integrity camp, youth report center,

kompetisi mata muda, roadshow anti korupsi, pendidikan anti korupsi.

dengan youth integrity camp kita sebar kompetisi mata muda, making the

conection, youth anti corruption and human right kita bikin kegiatan

semacam kompetisi untuk anak muda seluruh Indonesia untuk gabung isu

yang diangkat adalah anti korupsi dan HAM. Dari seleksi 33 orang kita

undang ke Jakarta kita kasih pendidikan anti kuropsi dan HAM nah itu

program dibulan januari. Dan saat ini kita punya ngopi (ngobrol Pintar) kita

punya konsep orang ngopi dibuat santai seru tapi ada point isu anti korupsi

sebulan 2 kali. Kedepannya ada youth integrity goes to campus kita datangi

kampus-kampus yang sudah kita petakan itu ada sekitar 8 SMA di Jakarta

dan juga kampus se-jabodetabek dan 3 diluar daerah kalimantan timur,

sumatera utara, dan lampung.

12. Seberapa efektifkah menurut anda strategi tersebut tersebut ?

Youth proactive sudah menjangkau 1500 anak muda dan yang sudah

diaksanakan adalah workhop tadi agar anak muda tau perilaku koruptif isu

koruptif, pendampingan yang sudah dilakukan terkait program yaitu

lahirnya youth report center mencoba dalam 4 kota dan yang berjalan

dengan baik kupang dan Lombok. Tapi untuk ukuran kesuksesan aku rasa

harus ada survey lebih lanjut dan kita belum sampai pada itu.

13. Apakah strategi tersebut menjangkau seluruh daerah di Indonesia ?

Pernah kita lakukan program di jabodetabek kupang, Lombok, Kalimantan

timur sumatera utara dan lampung

14. Mengapa TII menggunakan strategi tersebut ?

Ada 65 juta pemuda, anak muda adalah pusat dari perubahan sejarah, pusat

regenerasi. Melihat bangsa ya lihat pemudanya. Kalo pemuda cuek ya bakal

jadi masalah. Mendorong anak muda untuk berani melakukan tindakan-

Page 107: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

tindakan anti korupsi. Anak muda cenderung tidak berani membongkar

kasus korupsi disekitar mereka. Tantangan yang di hadapi anak muda

sekrang cukup banyak, mereka jauh dengan isu-isu politik. Kita ingin ubah

paradigm itu bahwa politik itu deket.

15. Siapa yang merancang strategi tersebut ?

Sama youth coordinator sama youth officer saya dan temen2 youth

proactive.

16. Sejauhmana strategi tersebut membantu TII dalam mencapai tujuannya?

Perlu ada survey menyeluruh.

17. Apa saja faktor yang mendorong TII untuk menggunakan pola/strategi

tersebut ?

Adanya youth integrity juga bentuk penyadaran pada dinas bahwa

pendidikan anti korupsi ini penting

18. Siapa yang menjadi target kampanye anti korupsi TII ?

Itu ya stakeholder tadi, kaya PLN mendapat dampingan dari TII untuk

melakukan kegiatan biar terbebas dari korupsi nah target TII bgaimana

pencegahannya. Dan masyarakat sipil juga terlibat.

19. Apakah strategi yang digunakan TII mampu mengurangi tingkat korupsi di

Indonesia?

Ya lagi-lagi harus ada survey menyeluruh.

20. Bagaimana relasi dengan pemerintah terkait strategi pemberantasan korupsi

TII ?

CPI menjadi bahan evaluasi pemerintah terhadap tindak korupsi dalam

kinerja pemerintah.

21. Sejauhmana keterlibatan masyarakat ?

Banyaknya komunitas-komunitas yang terbentuk berkat sosialisasi anti

korupsi. Pendampingan TI terhadap komunitas” yang ada. Masyarakat

banyak yang peduli akan isu anti korupsi, mereka masih menganggap politik

dan korupsi itu urusan yang disana. Kalau masyarakat dan civil society yang

ada bisa bergabung aku yakin kriminalisasi KPK bisa berenti. Keterlibatan

masyarakat masih kurang

22. Menurut Anda sejauhmana pemerintahan Jokowi mampu memberantas

korupsi ?

Ini adalah beyond politik lebih dari sekedar pelemahan KPK. TI pernah

mengundang lembaga anti korupsi termasuk jejaring kita sekolh anti korupsi

aceh hasilnya sama. Aku bukan pesimis tapi menganggap PR kita jauh lebih

banyak

Page 108: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

Wawancara pada 5 Maret 2015

1. Nama ?

Nama saya UN, biasa temen-temen disini manggilnya Mbak Mm

2. Apa pendidikan terakhir Anda ?

Pendidikan terakhir saya Alhamdulillah S1

3. Apa Jabatan Anda di TII ?

Program Officer

4. Apa tugas dari jabatan tersebut ?

Itu agar kegiatan yang dijalankan bisa tepat waktu.

5. Faktor apa yang mendorong Anda untuk terlibat atau bergabung dengan

TII?

Eemmhh karena korupsi tanpa disadari atau tidak telah membudaya dan

dampak dari korupsi itu adalah kemiskinan, turunnya standar kehidupan

masyarakat, pendidikan, sandang, pangan, papan. Korupsi juga

mengancam semua aspek kehidupan manusia, bahkan dapat menimbulkan

konflik yang nanti berujung kematian Mas. Karena dampaknya yang luas

tersebut penting bagi setiap orang untuk menaruh perhatian pada masalah

ini. Jadi deh saya gabung dengan TII

6. Sudah berapa lama Anda bertugas/ menjadi staf ?

Sudah 10 tahun

7. Pernahkan Anda bergabung dalam lembaga anti-korupsi lain ?

tidak

8. Apa yang membedakan TII dengan lembaga anti korupsi yang lain ?

TII tidak fokus pada kasus tertentu tapi melihat problem korupsi sebagai

problem yang ada pada suatu sistem.

9. Menurut Anda, apa saja tujuan dari TII?

Wah tujuan besarnya sih mewujudkan Indonesia yang bebas korupsi,

demokratis, dan berkeadilan sosial.

10. Apa saja strategi TII dalam pemberantasan korupsi ?

Pertama, penguatan organized citizen untuk melakukan transformasi

structural melawan korupsi. Kedua, pembentukan participatory

governance untuk inklusi warga kedalam pengambilan kebijakan publik.

Ketiga, bisnis dan sector keungan yang memiliki kepedulian terhadap

keadilan social dan anti korupsi. Keempat, kebijakan law enforcement

yang berpihak pada kepentingan public.

11. Program apa saja yang dijalankan untuk mencapai strategi tersebut ?

Program yang dijalankan yaitu pertama democratic governance, terus

hukum dan peradilan, kemudian pendidikan bagi kalangan muda ada juga

perubahan iklim dan kehutanan, procurement, kampanye dan advokasi,

dan economic governance

12. Seberapa efektifkah menurut anda strategi tersebut tersebut ?

Page 109: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

Sangat efektif menurut saya

13. Apakah strategi tersebut menjangkau seluruh daerah di Indonesia ?

Strategi dapat menjangkau seluruh daerah melalui dampak yang

ditimbulkannya.

14. Mengapa TII menggunakan strategi tersebut ?

Karena strategi tersebut merupakan kunci untuk melakukan perubahan.

15. Siapa yang merancang strategi tersebut ?

Seluruh staf TII secara bersama-sama

16. Sejauhmana strategi tersebut membantu TII dalam mencapai tujuannya?

Sampai saat ini sangat baik

17. Apa saja faktor yang mendorong TII untuk menggunakan pola/strategi

tersebut ?

Factor yang mendorong itu karena, angka/score CPI yang masih dibawah

5 terus korupsi merupakan ibarat gunung es yang keliatan sedikit, jadi buat

kita harus berantasnya

18. Siapa yang menjadi target kampanye anti korupsi TII ?

Pemerintah (eksekutif, legislative), pelaku usaha, dan masyarakat.

19. Apakah strategi yang digunakan TII mampu mengurangi tingkat korupsi di

Indonesia?

Mampu, namun TII tidak dapat bekerja sendiri, perlu dukungan dari

masyarakat luas.

20. Bagaimana relasi dengan pemerintah terkait strategi pemberantasan

korupsi TII ?

Sejauh ini baik mas

21. Sejauhmana keterlibatan masyarakat ?

Masyarakat dapat terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan TII

22. Menurut Anda sejauhmana pemerintahan Jokowi mampu memberantas

korupsi ?

Terlalu dini untuk menilai pemerintahan jokowi saat ini. Namun sebagai

tahap awal dapat dinilai dari pemilihan orang-orang yang berintegritas dan

capable untuk duduk dalam pemerintahan jokowi.

Page 110: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

Wawancara pada 20 April 2015

1. Nama, ?

NF

2. Apa pendidikan terakhir Anda ?

Saya pendidikan Terakhir SMA

3. Apa Jabatan Anda di TII ?

Media Campaign

4. Apa tugas dari jabatan tersebut ?

Jadi kalo tugas dari media campaign itu adalah mengkampanyekan strategi-

strategi pemberantasan korupsi yang di punyai TII. Jadi TII Indonesia itu

kan lebih ke pencegahan bukan di bidang penanganan kasus jadi kita lebih

banyak ke penyadaran-penyadaran warga, penyadaran masyarakat tentang

korupsi, berbagai cara yang kita lakukan diantaranya kita menggandeng

komunitas-komunitas kreatif seperti komunitas film, komunitas moral,

komunitas teater, komunitas komik. Kita gabungkan ide mereka untuk

pemberantasan korupsi ini

5. Faktor apa yang mendorong Anda untuk terlibat atau bergabung dengan

TII?

Di ajak dengan kerabat saya jadi saya masuk.

6. Sudah berapa lama Anda bertugas/ menjadi staf ?

Sekitar 5 tahun yang lalu

7. Pernahkan Anda bergabung dalam lembaga anti-korupsi lain ?

Belum pernah

8. Apa yang membedakan TII dengan lembaga anti korupsi yang lain ?

Saya rasa berada pada cara-cara TII melakukan pemberantasan korupsi itu,

kita bergabung dengan kampanye kreatif. Kita ajak kawan-kawan kreatif,

kita dudukin bareng. Kita bukan di Jakarta aja, beberapa hari yang lalu kita

undang kota-kota di Indonesia untuk aksi bersama-sama, jadi kita lebih

turun ke jalan. Kaya misalkan ICW lebih ke kasus-kasus, advokasi nah TII

pendekatannya itu pop culture

9. Menurut Anda, apa saja tujuan dari TII?

Memastikan masyarakat sadar tentang korupsi

10. Apa saja strategi TII dalam pemberantasan korupsi ?

Yang pertama kampanye media kreatif, kedua kita mengadakan pers

briefing, dan yang ketiga kita mengadakan FGD atau advokasi ke

kementerian atau ke kelembagaan.

11. Program apa saja yang dijalankan untuk mencapai strategi tersebut ?

Misalnya dalam hal advokasi, biasanya dalam hal advokasi itu kita

melakukan diskusi dengan kementrian agar bisa sedikit mempengaruhi

kebijakan pemerintah seperti contohnya dalam hal di daerah ada daerah

Page 111: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

tandingan contohnya di Batang itu masyarakatnya kritis, aktif dan

partisipatif kebetulan kepala daerahnya juga bisa kita bilang bersih Cuma

masyarakatnya belum tau bagaimana cara mengakses, mendapatkan agar

kehidupannya lebih baik. Apalagi mereka ga tau berapa sih APBD yang ada

di daerah Batang nah biasanya dengan program kita beradayakan mereka

memberitahu mereka dengan bagaimana membaca, bagaimana untuk

mendapatkan informasi dan untuk melakukan advokasi-advokasi seperti

halnya begini, saya ingin tau berapa anggaran di kabupaten ini untuk bidang

kesehatan dan kita kasih tau bagaimana caranya nanti mereka dapet dan

ternyata mereka temukan penyimpangan.

12. Seberapa efektifkah menurut anda strategi tersebut tersebut ?

Kalo untuk mengukur seberapa efektif kita belum mengukur tapi kalo kita

ambil contoh di batang itu masyarakat di batang itu sudah mulai aktif, kan

kita bentuk juga namanya fasilitator linida (lumbung informasi desa)

merupakan program TII bekerjasama dengan mitra kita di batang namanya

lascar batang untuk membentuk fasilitator-fasilitator daerah linida di

desanya masing-masing. Nah jadi kalo di desa itu kana da namanya

musrembangdes dari RT, ke desa, kecamatan baru ke DPR, nah biasanya

yang sudah-sudah masyarakat tidak terlibat aktif dalam musrembangdes itu

jadi yang di undang ya orang-orang biasa aja suruh datang absen kasih duit

dia ga tau usulannya di terima atau nggak tepat guna atau tidak nah kita

bikin fasilitator linida itu untuk mengawal proses itu , jadi fasilitator linida

itu bertugas capaiannya di musrembangdes kemarin mereka dampingin,

usulannya masuk atau tidak sekarang kan masih di tahap kecamatan

beberapa ke 10 desa ada 2 desa mengawal ke kecamatan. Nah itu udah jadi

kemenangan kecil yang capaiannya besar. Terus bupati Batang sendiri itu

sudah menandatangani MoU bahwa segala yang dilakukan linida ini

pemerintah batang mendukung apa yangdilakukan fasilitator linida ini juga

dosen stain pekalongan yang lagi kkn minta pendampingan ke fasilitator

linida itu. Untuk di daerah sih banyak itu hanya contoh kecil di batang

karena kita ada 6 wilayah batang makasar banjarbaru Pontianak

palangkaraya semarang.

13. Apakah strategi tersebut menjangkau seluruh daerah di Indonesia ?

Iya, kita mencoba menjangkau ke beberapa daerah.

14. Mengapa TII menggunakan strategi tersebut ?

Era modernisasi menuntut kita untuk selalu dinamis

15. Siapa yang merancang strategi tersebut ?

Ketika ada project disesuain di internal bareng-bareng kita semua dari

seluruh staf. Kita awalnya gelar perkara kita undang kawan-kawan yang

tertarik dengan isu ini kita kumpulkan minta masukan dari mereka semua

baru kita rumuskan dan yang menjalankan itu masing-masing department

yang sesuai dengan bidangnya. Dari sana kita juga tahu berapa dana yang

Page 112: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

kita keluarkan untuk program tersebut. Nah dana kita itu bersumber dari

Denmark, Berlin, british embasy, IVOS, NORAD, banyak lagi tergantung

fokusnya

16. Sejauhmana strategi tersebut membantu TII dalam mencapai tujuannya?

indeks persepsi korupsi di daerah-daerah, yang dari dulu kita jadi rujukan

sampai sekarang nah ini pengen kita pakai lagi untuk mengukur dari 10 kota,

itu di pakai untuk mengukur seberapa besar korupsi di daerah-daerah, dan

yang sedang kita kembangakan berbasis ICT portal-portal begitu soal

pelaporan. Pengukuran kita dari sana

17. Apa saja faktor yang mendorong TII untuk menggunakan pola/strategi

tersebut ?

Awalnya cara-cara biasa kaya demo dan sebagainya, efektif Cuma agak

lama makanya TII lebih mendorong ke kampanye kreatif, kampanye kreatif

itu dirasa lebih mudah seperti contoh mungkin pernah dengar melalui film

kapesuska kasus-kasus korupsi itu terbit ditahun 2012. Lalu kenapa film,

sebenernya gini, anak muda dan masyarakat umum kalo dikasih ceramah

dia gak tahu, tapi kalo di kasih film dan ditonton itu lebih mengena.

Mungkin pernah juga liat film Rambo, bagaimana Rambo seorang diri bisa

menghabisi Bethan. Jadi kita berusaha membuat masyarakat sadar dengan

budaya yang mudah (pop culture) karena kemaren waktu training di batam

juga begitu, kita kasih materi-materi dan sebagainya mereka bingung, tapi

ketika kasih film jadi lebih mengena, bisa dijadikan contoh untuk mereka

bertindak. Jadi selain kita advokasi ke pemerintah kita juga ke warganya

jangan sampai warga itu apatis. Padahal dampak dari korupsi itu langsung

kena ke rakyat

18. Siapa yang menjadi target kampanye anti korupsi TII ?

Targetnya lebih ke masyarakat luas dan kementrian/lembaga

19. Apakah strategi yang digunakan TII mampu mengurangi tingkat korupsi di

Indonesia?

Kita sama-sama bergerak. Saya rasa bukan murni kita yang berbuat. Kita

lebih meruntut ke hasil Indeks persepsi korupsi, peringkat indonesia itu 107

dari 117 negara di dunia dengan score 32, setiap tahun naik Cuma kurang

signifikan

20. Bagaimana relasi dengan pemerintah terkait strategi pemberantasan korupsi

TII ?

Kita bermitra dengan pemerintah namun kita bersifat independen

21. Sejauhmana keterlibatan masyarakat ?

Page 113: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

Saya ambil contoh di batang, kita mendampingi saja, jadi disana bupatinya

bersih, terus masyarakatnya peduli terus kita damping. Disana ada

pelaporan, jadi kalo ada masalah-masalah public mereka lapor kita kasih

portal. Jadi setiap pelaporan ada tindak lanjutnya

22. Menurut Anda sejauhmana pemerintahan Jokowi mampu memberantas

korupsi ?

Jokowi bersama kabinetnya harus bahu membahu melawan korupsi. Jangan

bergerak berdasarkan orang dibelakangnya.

Page 114: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

Wawancara Anggota/volunteer TII

Wawancara pada 13 April 2015

1. Nama, alamat, usia ?

HI, jl Anggrek Bintaro, 23tahun.

2. Apa pendidikan terakhir Anda ?

SMA

3. Sudah berapa lama Anda aktif dalam kegiatan TII ?

Sudah jalan 5 bulan

4. Menurut Anda sejauhmana TII mampu memberantas korupsi ?

Menurut gue lumayan, TII bukan memberantas korupsi secara langsung

ngobati trus di kasih obatnya, nggak bukan gitu dia itu lebih kepada

pengedukasiannya melakukan cara-cara yang lebih strategis

5. Pernahkan Anda bergabung dengan lembaga anti korupsi lain ?

Belum, TII itu lembaga anti korupsi pertama gue

6. Seberapa sering anda mengikuti kegiatan TII ?

Untuk kegiatan TII secara keselurahan nggak, tapi kegiatan di youth

departemen semuanya ikut

7. Bagaimana pendapat Anda tentang korupsi di Indonesia ?

Korupsi di Indonesia ternyata bukan pejabat doang yang korupsi, yang bawa

motor dijalanan, yang lagi ujian disekolah, yang lagi di samsat bikin SIM

ya itu calon koruptor semua kalo bikin SIM nyogok terus lampu merah

nerobos, lagi ujian nyontek ya itu korupsi, pelakunya bisa disebut koruptor

juga dan itu benih-benihnya.

8. Apa saja strategi TII dalam pemberantasan korupsi ?

Membangun kejujuran anak muda, anak muda tau tentang korupsi dan

memberi pendidikan korupsi.

9. Program apa saja yang dijalankan untuk mencapai strategi tersebut ?

Kaya di youth department itu dia mengadakan workshop, bikin youth report

center di berbagai daerah, terus dia bikin survey, terus mengadakan survey

CPI, survey itu cukup strategis mengurangi korupsi. Integrity goes to you,

ngopi (ngobrol pintar), social media, youth integrity camp.

Page 115: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

10. Apa saja faktor yang mendorong TII untuk menggunakan pola/strategi

tersebut ?

Untuk Youth repoth center itu kana di garut Kupang sama Lombok,

basiknya kenapa itu dilakukan karena pengen meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam mengawasi pelayanan public, intinya bagaimana

pelayanan public bisa jalan dengan seharusnya dengan meminimalisir

tindak pidana korupsi disana mulai dari pungli dan segala macam.

11. Bagaimana menurut Anda program TII dalam pemberantasan korupsi ?

Kalo memberantas sebenernya ga yakin karena itu wewenang KPK, tapi

untuk pecegahan itu sangat efektif, mulai dari ngobrol pintar yang

dilaksanakan untuk orang yang tadinya apolitis biar bisa sharing dengan

cara santai, trus integrity goes to you itu kita mengedukasi temen2

mahasiswa dan pelajar untuk lebih aware dengan korupsi, gue rasa itu

efektif untuk mencegah korupsi.

12. Mengapa TII menggunakan program tersebut ?

Karena kapasitas kita mengedukasi masyarakat.

13. Apakah menurut anda program tersebut efektif ?

Bentuk efektivitasnya sampai saat ini belum tau, maksudnya evalusi dari

tiap kegiatan itu tolak ukurnya. Misalnya setelah ada program integrity goes

to you ini. Melhat persepsi masyarakat tentng korupsi ini gue belum tau.

Tapi sepenglihatan saya itu cukup efektif karena paling tidak orang yang ga

paham korupsi paling nggak dia jadi paham mereka jadi takut untuk

melakukan korupsi.

14. Bagaimana menurut Anda bentuk strategi pemberantasan korupsi yang

efektif ?

Yang paling efektif itu ya IGT itu karena kita mengkonsep acara itu bukan

seminar dan worshop kita itu sharing. Selama gue gabung semua program

youth departemen itu efektif, karena setelah itu kita tetep follow up apa yang

mereka lakukan setelah ikut program kita. Misalnya kita whatsapp mereka

tentang pengawalan kasus korupsi, pengawalan tentang pemilihan

komisioner KPK, roadshow nyari calon komisioner dan sebagainya ya

seperti itu.

15. Apakah anggota dilibatkan juga dalam membuat program ?

Iya.

16. Sejauhmana keterlibatan anggota ?

Page 116: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

Karena posisi kita sebagai volunteer kita bantu-bantu aja, tapi suara kita

juga di dengar kita di akui sebagai keluarga TII

17. Apa hak dan kewajiban anggota ?

Kita mendapat edukasi pembelajaran ani korupsi, trus juga ada kapasity

building untuk meningkatkan kapasitas kita sebagai volunteer kita ga Cuma

bantu. Kewajibannya Kita wajib membantu youth department dalam setiap

kegiatannya, kita kontrak dating kantor minimal 2 kali dalam sabtu minggu.

18. Setujukah anda dengan program tersebut ?

Ketika saya sudah terlibat berarti saya setuju dengan itu

19. Bagaimana program yang menurut anda baik ?

Mengembangkan youth report center keseluruh wilayah di Indonesia yang

menurut gue bisa mencegah memberantas korupsi

20. Apa yang dilakukan TII untuk memberantas korupsi ?

Ya itu tadi kita buat masyarakat itu sadar bahaya korupsi.

21. Apakah yang dilakukan TII selama ini mampu memberantas korupsi ?

Bisa ditanyakan mas ilham sebagai coordinator program.

22. Apa yang seharusnya dilakukan pemerintah ?

Mengedukasi masyarakat, pemerintah sendiri harus memberikan teladan,

kalau pemerintahnya aja korupsi gimana warganya ga korupsi, kan gitu !

23. Bagaimana relasi TII dengan lembaga anti korupsi lain ?

Hubungan TII dengan lembaga lain cukup baik apalagi dengan KPK karena

TII itu kaya adiknya KPK. Jadi apapun yang dilakukan KPK TII pasti bantu,

apapun yg dilakukan TII, KPK pasti dukung. TII juga kerjasama dengan

organisasi kepemudaan, ada kontras ada ICW. Kerjasama dalam isu

korupsi, tapi diluar itu TII bergerak dibidang kemanusiaan, HAM,

kepemudaan.

Page 117: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

Wawancara pada 8 Maret 2015

1. Nama?

YU

2. Apa pendidikan terakhir Anda ?

SMA

3. Sudah berapa lama Anda aktif dalam kegiatan TII ?

Kalo untuk jadi volunteer itu baru sekitar 6 bulan, kalo kerjasama

partnership itu udah 2 tahun itu udah bikin kegiatan di UIN, sebelum jadi

volunteer saya udah sering membantu kegiatan-kegiatan TII di beberapa

tempat

4. Menurut Anda sejauhmana TII mampu memberantas korupsi ?

Bicara memberantas korupsi kita ga focus pada kasus per kasus, kita lebih

ke penyadaran, pemberdayaan masyarakat empowermen, bikin kajian bikin

kegiatan yang lebih kepada ngasih pemahaman ke masyarakat tentang

dampak-dampak anti korupsi di berbagai sector. Kalo untuk pemberantasan

karena kita fokusnya di pencegahan. Kita lebih ke penyadaran dan

pencegahan tentang dampak anti korupsi

5. Pernahkan Anda bergabung dengan lembaga anti korupsi lain ?

Saya pernah menjadi peneliti utama di ICW tahun 2012, soal pengadaan

barang dan jasa, saya sekarang panitia sekolah anti korupsi di tangsel jadi

steering commite tangerang publc transparency watch (TRUTH) nah kalo it

penanganan kasus-kasus korupsi

6. Seberapa sering anda mengikuti kegiatan TII ?

Saya sering banget malah ikut kegiatan TII

7. Bagaimana pendapat Anda tentang korupsi di Indonesia ?

Korupsi di Indonesia bukan persoalan gampang untuk di berantas dan

dihilangkan, kita tidak usah muluk-muluk tentang zero korupsi. Tapi kita

mula dari hal-hal kecil aja dulu bahwa berbicara korupsi kita harus pada diri

kita sendiri dulu. Kalo kita ngomongin pemberantasan korrupsi tapi kita

masih bikin SIM pake calo, pungli dan sebagainya itu bullshit. Tapi

berbicara korupsi ya musuh bersama. Mulai dari dini tentang pendidikan

anti korupsi di daerah dan sekolah. Jadi anak-anak dibikin sadar dulu bahwa

dampak korupsi itu luar biasa merusak Negara, perekonomian, dan

semacamnya.

Page 118: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

8. Apa saja strategi TII dalam pemberantasan korupsi ?

Di TII ada beberapa bidang ada di bidang ekonomi government, ada yang

focus di penegakkan hukum, ada yang focus soal forestry kehutanan.

Kebetulan saya di bidang youth department ya strategi kami selalu datang

ke daerah-daerah karena permasalahn yang real korupsi itu bukan hanya

terjadi di tingkat pusat justeru permasalahn utama mendasar korupsi itu ada

di daerah-daerah makanya kami selalu melakukan pemberdayaan

melakukan pendampingan yang masuk ke kelompok-kelompok muda yang

ada di daerah-daerah nah permasalahan korupsi yang paling terasa itu

adalah berangkat dar daerah masing-masing itu dasarnya kita sering

melakukan kegiatan di daerah-daerah. Perwakilan kita ada di aceh garut

Lombok. Dan untuk department lain punya basis di daerahnya masing-

masing.

9. Program apa saja yang dijalankan untuk mencapai strategi tersebut ?

Kita biasa ada program satu tahunan bikin kegiatan. Kegiatan rutinnya

workshop integrity ke kampus-kampus sasarannya kampus-kampus yang

berbeda, terus diskusi bulanan tiap sebulan sekali kita ada kegiatan survey

integritas anak muda jadi dari beberapa kota kita ukur sejauhmana

pemahaman anak muda di perkotaan. Kita belum lama lakukan di Jakarta.

Belum lama kita bikin kompetisi mata muda kerjasama dengan beberapa

lembaga kita bikin essay lomba foto yang semuanya bertemakan anti

korupsi jadi seindonesia kita gunakan lomba itu untuk siapapun yang

menang di undang di Jakarta di berikan camp selama seminggu waktu itu

sekitar 30 orang kita seleksi dari seluruh Indonesia dan selama satu minggu

kita berikan workshop anti korupsi.

10. Apa saja faktor yang mendorong TII untuk menggunakan pola/strategi

tersebut ?

Memberikan pemahaman anak muda yang tidak baku dan normative

caranya melakukan kegiatan-kegiatan kreatif.

11. Bagaimana menurut Anda program TII dalam pemberantasan korupsi ?

Cukup baik.

12. Mengapa TII menggunakan program tersebut ?

Tuntutan kita harus menggunakan program kreatif.

13. Apakah menurut anda program tersebut efektif ?

Sejauh ini respon yang kita terima dari berbagai daerah itu cukup baik, dan

mereka selalu merespon untuk selalu memfollow up. respon dari kelompok

muda dan pemerintah lokal itu rata-rata baik. Kalo efektif iya tapi kita jga

Page 119: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

harus semakin gencar kampanye karena jangkauan kita masih terbatas salah

satu jalannya kita harus tetap melakukan kampanye dengan massive dan

menambah jangkauan kita.

14. Bagaimana menurut Anda bentuk strategi pemberantasan korupsi yang

efektif ?

Ya dengan yang kita lakukan juga termasuk efektif, bentuknya penyadaran.

15. Apakah anggota dilibatkan juga dalam membuat program ?

Iya dilibatkan.

16. Sejauhmana keterlibatan anggota ?

Kalo untuk program workshop dan diskusi bulanan kami selalu dilibatkan,

kita menentukan tema, narasumber. Kalo department lain butuh bantuan kita

juga ikut bantu-bantu.

17. Apa hak dan kewajiban anggota ?

Setiap kedatangan ada penggantian transport, setiap kunjungan ke daerah

kita dapet akomodasi. Kewajibannya menjalankan setiap kegiatan.

18. Setujukah anda dengan program tersebut ?

Setuju, karena kita ikut pembuatan program.

19. Bagaimana program yang menurut anda baik ?

Integrity goes to campus. Dan banyak yang antusias.

20. Apa yang dilakukan TII untuk memberantas korupsi ?

Memberikan penyadaran secara terus-menerus.

21. Apakah yang dilakukan TII selama ini mampu memberantas korupsi ?

Kami dalam melakukan program dan memberantas korupsi itu ga muluk-

muluk. Kita juga dibantu sam organisasi masyarakat dan lembga masyarkat

sipil lainnya. Mimpi kami bahwa korupsi bisa berkuarang di Indonesia,

pelayanan public juga baik. Kami sudah melakukan usaha semaksimal

mungkin untuk pencegahan korupsi. Lagi-lagi yang menilai kan

masyarakat.

22. Apa yang seharusnya dilakukan pemerintah ?

Posisi kita jelas, lembaga non pemeritah, fokus kami mengkritisi kebijakan-

kebijakan pemerintah membaantu pemrintah daerah untuk melaksanakn

kegiatan. KPK harus di perkuat pemerintah dengan merevisi undang-

undang misalkan bahwa pimpinan KPK ketika menjabat tidak bisa di

kriminalisasi, menambah banyak jumlah penyidik, menambah anggaran

Page 120: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

KPK bangun infrastruktur yang baik. Itulah yang menunjukkan kalo

pemeritah itu pro terhdap pembahasan korupsi.

23. Bagaimana relasi TII dengan lembaga anti korupsi lain ?

Setiap kita aksi pasti gabung dengan lembaga lain.

Page 121: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

Wawancara pada 10 Mei 2015

1. Nama, alamat, usia ?

MA, Jl tegal parang utara no 7, 24 tahun.

2. Apa pendidikan terakhir Anda ?

S1 Paramadina Hubungan International

3. Sudah berapa lama Anda aktif dalam kegiatan TII ?

Dari Desember, itungan kontrak kita sih dari desember. Sudah sekitar 6

bulan.

4. Menurut Anda sejauhmana TII mampu memberantas korupsi ?

Menurut aku TII itu lebih pada promosi, karena aku kan di youth department

TII promosi bagaimana menumbuhkan sikap integritas dan anti korupsi di

kalangan anak muda gimana caranya mempersiapkan generasi muda biar

ntar ketika jadi pemimpin ga koruptor masih pada pencegahan, tapi kalo

department lain udah advokasi bagaimana cara mereka memberantas

korupsi bagi aku udah cukup baik.

5. Pernahkan Anda bergabung dengan lembaga anti korupsi lain ?

Belom pernah, ini yang pertama.

6. Seberapa sering anda mengikuti kegiatan TII ?

Lumayan sih tiap bulan aku ikutan, jarang ikut piketnya tapi karena banyak

program di YP aku lumayan banyak terlibat sih.

7. Bagaimana pendapat Anda tentang korupsi di Indonesia ?

Kalo mau bahas korupsi ya ke akarnya dulu, dari orde lama orde baru ke era

reformasi sekarang menurut aku tuh beda. Kalo di era reformasi sekarang

sudah terbuka dengan demokrasi dan orang-orang juga udah terpapah

dengan korupsi. Menurut aku soal korupsi itu soal budaya sih buka karena

korupsi itu semata-mata ada kesempatan atau nggak, tapi karena memang

anggota masyarakat ga tau bibit dari korupsi. Jadi korupsi itu kaya budaya

sih menurut aku, tapi masih bisa di rubah.

8. Apa saja strategi TII dalam pemberantasan korupsi ?

Karena korupsi menjadi hal yang sudah membudaya makanya kita harus

merubah budaya itu dengan cara membuat kegiatan untuk mencegah

korupsi itu. Jadi program TII itu membuka mata soal korupsi dari hal-hal

yang kecil seperti tiindak tidak jujur, nah hal kecil seperti itu kan kalo ga di

benarkan sejak kecil sampe gede kan jadi kebiasaan. Nah nanti setiap

kerjaan mereka bisa menjurus pada korupsi. Ada program-program TII

Page 122: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

namanya ngopi itu ngobrol pintar ngomongin soal korupsi, gimana anak

muda bicara soal pemberantasan korupsi, terus ada integrity goes to you itu

menanamkan nilai-nilai anti korupsi ke kampus dan sekolah, menurut gue

itu udah cukup bagus karena banyak respon dari peserta nyadar kalo mereka

itu pelaku korupsi. Di department lain ada riset, advokasi, mengadakan

konsolidasi nasional NGO anti korupsi.

9. Program apa saja yang dijalankan untuk mencapai strategi tersebut ?

Ngopi (ngobrol pintar), integrity goes to you, integrity goes to campus,

integrity youth camp jadi kaya anak-anak muda di seleksi, ngasih karyanya

essai, fotografi dan segala macam terus dikumpulkan disatu tempat dan

dikasih pendidikan anti korupsi seperti workshop, tapi ga soal anti korupsi

doang sebenernya jadi juga tentang HAM, trus buat kita sebagai volunteer

kita ada capacity building itu seperti biar setelah jadi volunteer di TII kita

jadi terbuka wawasannya.

10. Apa saja faktor yang mendorong TII untuk menggunakan strategi tersebut

?

Kampanye anti korupsi seperti music, lukisan dll itu kurang mengena. Tapi

kalo langsung dengan workshop terus dialog face to face dan brainstorming

itu lebih mengena sih. Karena sasarannya anak muda muda di cerna dan

dibuat lebih fun dan anak muda banget yang bisa lebiih efektif.

11. Bagaimana menurut Anda program TII dalam pemberantasan korupsi ?

TII bagus, menggunakan cara yang berbeda dengan yang lain.

12. Mengapa TII menggunakan program tersebut ?

Karena fokusnya TII pada penyadaran.

13. Apakah menurut anda program tersebut efektif ?

Efektif, Cuma kalo liat outputnya kedepan kurang tau, nah itu efektif karena

kita selalu minta feedback dari peserta kita selalu follow up, jadi setiap

workshop kita selalu minta program dari mereka tentang korupsi semacam

rencana tindak lanjut. Kaya di daerah udah punya youth integrity report

center gitu jadi mereka bisa terlibat pada isu anti korupsi, dan itu inisiasi

dari TII yang follow up dan bantuin.

14. Bagaimana menurut Anda bentuk strategi pemberantasan korupsi yang

efektif ?

Bahas korupsi ga mungkin Indonesia itu no corruption ya tapi untuk

memperkecil korupsi itu sangat mungkin. Jadi menrut gue harusnya berawal

dari anak muda dulu menceegah anak muda jadi koruptor untuk sekarang

Page 123: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

ya paparan tentang apa itu korupsi biar mereka juga paham. Yang paling

memungkinkan ya pemahaman anak mudanya.

15. Apakah anggota dilibatkan juga dalam membuat program ?

Sangat dilibatkan, jadi setiap program dan kegiatan kita evaluasi disitu

volunteer diminta berperan aktif buat berpendapat.

16. Sejauhmana keterlibatan anggota ?

Kita implementasi program, terus kita yang jalanin program.

17. Apa hak dan kewajiban anggota ?

Kita dapet hak finansial pada tiap program, bebas mengakses informasi apa

aja di TII. Kewajibannya kita harus ikut programnya dan tiap orang harus

melakukan job desknya masing2. Membawa nama baik TII.

18. Setujukah anda dengan program tersebut ?

Sejauh ini aku sangat mendukung.

19. Bagaimana program yang menurut anda baik ?

Memberikan pengetahuan lebih luas tentang korupsi ke masyarakat luas itu

baik banget.

20. Apa yang dilakukan TII untuk memberantas korupsi ?

TII secara terus-menerus akan fight againt corruption.

21. Apakah yang dilakukan TII selama ini mampu memberantas korupsi ?

Impactnya sih belom keliatan dari pejabat yang korup, tapi untuk mencegah

kita udah mampu.

22. Apa yang seharusnya dilakukan pemerintah ?

Pemerintah seharusnya bisa melakukan sesuatu yang tegas, mau sebagus

apapun pemimpinnya kalo dibawahnya korup ya sama aja kedua banyak

mendengarkan suara LSM dan NGO yang lain.

23. Bagaimana relasi TII dengan lembaga anti korupsi lain ?

Cukup bagus sih, jadi waktu acara youth integrity camp kita kerjasama sama

kontras, pamphlet dll.

Page 124: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

Wawancara pada 20 April 2015

1. Nama?

AY

2. Apa pendidikan terakhir Anda ?

D3 bahasa inggris.

3. Sudah berapa lama Anda aktif dalam kegiatan TII ?

Dari bulan November 2014.

4. Menurut Anda sejauhmana TII mampu memberantas korupsi ?

Karena aku di bagian youth department jadi, untuk anak mudanya setelah

mengikuti program youth di TII ya mereka mengajak memberantas korupsi

dari dini banget.

5. Pernahkan Anda bergabung dengan lembaga anti korupsi lain ?

Belum pernah, ini baru pertama.

6. Seberapa sering anda mengikuti kegiatan TII ?

Lumayan sering, jadi TII ga ngebatasin waktu antara kuliah saya dengan di

TII, fleksible kalo saya bisa di kegiatan TII ya saya gabung. Tapi sejauh ini

dari bulan November ini sering mengikuti kegiatan di TII.

7. Bagaimana pendapat Anda tentang korupsi di Indonesia ?

Kadang pesimis bahwa korupsi itu ya memang ga bisa di berantas kalo

emang dari sistem dan pribadi orang2 yang berpotensi melakukan itu ga

sadar diri bahwa ini bisa merugikan orang banyak dan diri sendiri juga.

8. Apa saja strategi TII dalam pemberantasan korupsi ?

Strategi di youth itu menjaring anak2 muda untuk lebih proaktiv di

daerahnya dan di sekitarnya untuk bersikap jujur di lingkungan sepermainan

dan lingkungan keluarga lebih aktif dan kritis di daerahnya kaya birokrasi-

birokrasi yang ada di daerahnya gitu sih.

9. Program apa saja yang dijalankan untuk mencapai strategi tersebut ?

Menyebarkan virus anti korupsi integritas untuk anak muda, ada integrity

goes to you dengan memberi pemahaman tentang korupsi dan

ketidakjujuran ke anak muda di jabodetabek dan diluar Jakarta. Trus ada

juga youth report center itu yang sudah berjalan dari 2013 di beberapa

daerah di Indonesia seperti aceh kupang Lombok garut.

10. Apa saja faktor yang mendorong TII untuk menggunakan pola/strategi

tersebut ?

Page 125: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

Untuk mengajak anak muda lebih proacktif di daerahnya karena bagaimana

pun jga anak muda itu asset, mereka masih punya idealism yang tinggi

masih bisa di ajak dari pada orang tua yang sudah punya pemikiran yang

susah utk diajak memberantas korupsi.

11. Bagaimana menurut Anda program TII dalam pemberantasan korupsi ?

Sudah baik. TII mampu mengorganisir masyarakat dan anak muda.

12. Mengapa TII menggunakan program tersebut ?

Karena anak muda suka dengan hal yang tidak memberatkan mereka.

Menggunakan strategi yang youth full gitu kaya ada cek sekolahku terus ada

survey di daerahnya mereka. Mereka mau bergerak dengan sesuatu yang fun

tapi juga berguna untuk mereka.

13. Apakah menurut anda program tersebut efektif ?

Menurut aku sih efektif, kaya di daerah aku mereka baru tau tentang

korupsi, dan setelah mereka sadar mereka tidak mau melakukannya lagi dan

lebih kritis kepada warganya sendiri. Dan lebih jujur kepada keluarganya

sendiri. nah menurut aku untuk anak mudanya itu efektif.

14. Bagaimana menurut Anda bentuk strategi pemberantasan korupsi yang

efektif ?

Lebih ke personal bagaimana orang lain melihat kita bersikap jujur dalam

menghadapi tindal korupsi itu sendiri.

15. Apakah anggota dilibatkan juga dalam membuat program ?

Iya di libatkan.

16. Sejauhmana keterlibatan anggota ?

dari department TII itu mnta pendapat bagaimana pembuatan program yang

ideal kan kita dari beberapa latar belakang yang berbeda dan kita memberi

ide tentang pemberantasan korupsi membuat kegiatan yang fun dan youth

full dan bermanfaat untuk yang lain.

17. Apa hak dan kewajiban anggota ?

Haknya Memberikan aspirasi dan kita memberi pendapat bagaimana

program yang kita jalankan bisa lebih baik, selain itu haknya aktif di youth

department TII. Kewajiban itu untuk melakukan kegiatan dan memaintein

kegiatan yang ada di beberapa kampus. Kewajibannya mengerjakan bagian

dari tiap kegiatan.

18. Setujukah anda dengan program tersebut ?

Page 126: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

Untuk integrity goes to you ya ssaya setuju dan untuk ngopi kiranya kita

butuh pembaruan konsep karena kita sudah beberapa kali ngadain itu kita

kurang sesuai target.

19. Bagaimana program yang menurut anda baik ?

Menjaring komunitas-komunitas di Jakarta dengan visi yang sama dan

menyatuka misi-misi kita yang beda terus menjaring temen-temen di

kampus.

20. Apa yang dilakukan TII untuk memberantas korupsi ?

Ikut serta mendampingi pelemahan KPK.

21. Apakah yang dilakukan TII selama ini mampu memberantas korupsi ?

Ya belum semuanya, tapi kita tetep fight again corruption.

22. Apa yang seharusnya dilakukan pemerintah ?

Menjangkau dan mendengarkan masyarakat sipil yang punya kekhawatiran

sama tapi bedanya masyarakat sipil lebih bergerak aktif kepada masyarakat

awam yang seharusnya pemerintah bisa lebih bekerjasama mendengarkan

aspirasi masyarakat karena juga membantu kerja pemerintah.

23. Bagaimana relasi TII dengan lembaga anti korupsi lain ?

Dengan lembga yang punya visi bersama ya meraka punya relasi yang baik

seperti TII dengan pamphlet ya mereka menjalankan program yang sama

untuk memberantas korupsi, dan soal integritas, HAM.

Page 127: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

Wawancara pada 27 April 2015

1. Nama,?

BA

2. Apa pendidikan terakhir Anda ?

SMA

3. Sudah berapa lama Anda aktif dalam kegiatan TII ?

Sudah satu semester, 6 bulan

4. Menurut Anda sejauhmana TII mampu memberantas korupsi ?

5. Pernahkan Anda bergabung dengan lembaga anti korupsi lain ?

Belom pernah.

6. Seberapa sering anda mengikuti kegiatan TII ?

Saya ikut kegiatan yg sifatnya major, kaya youth integrity camp, mata muda

ikut beberapa kali NGOPI (ngobrol pintar) dan terakhir ikut integrity goes

to you

7. Bagaimana pendapat Anda tentang korupsi di Indonesia ?

Media banyak meliput korupsi di pejabat, padahal korupsi tidak sebatas itu.

Orang banyak ngeliat Indonesia sering ada kasus-kasus korupsi. Tanpa

mereka sadari korupsi ada pada mereka sendiri, tidak hanya di pejabat aja

bahkan di dalam masyarakat sendiripun masih ada, contohnya paling

gampang di desa gitu memberi uang kepada pengurus desa itu termasuk

korupsi

8. Apa saja strategi TII dalam pemberantasan korupsi ?

TII mulai menyasar ke kalangan anak muda untuk memerangi korupsi

karena anak muda masih bisa di bentuk mindsetnya, TII melalui youth

proactive menyasar ke anak muda utk membentuk mindset anti korupsi.

9. Program apa saja yang dijalankan untuk mencapai strategi tersebut ?

Roadshow ke anak-anak muda tentang apa itu korupsi, kita jemput bola

nyamperin anak-anak muda seperti integrity goes to you, selain itu kita jalin

kerjasama dengan LSM-LSM lain seperti program mata muda kita.

10. Apa saja faktor yang mendorong TII untuk menggunakan strategi tersebut

?

Kita jemput bola dengan menghubungi BEM atau osis untuk kita adakan

kegiatan anti korupsi, ikut aksi-aksi anti korupsi seperti penahanan bambang

wijayanto.

Page 128: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

11. Bagaimana menurut Anda program TII dalam pemberantasan korupsi ?

Program itu menurut saya sudah menunjukkan keaktifan kita tapi saya

masih ragu apakah program itu mampu efektif, menurut saya kegiatan yang

efektif itu langsung terjun ke daerah itu seperti apa yang dilakukan oleh TII.

12. Mengapa TII menggunakan program tersebut ?

Karena TII ingin masyarakat sadar, dan mau bergerak.

13. Apakah menurut anda program tersebut efektif ?

Saya sendiri juga masih mencari tau seberapa efektif kegiatan kita.

Keefektifannya kita membentuk jaringan dengan LSM lokal untuk

bekerjasama berantas korupsi. LSM lokal itu lengan kita di daerah. Itu

efektif dengan support finansial dan pengembangan SDM, TII itu menurut

saya membantu kegiatan rencana di daerah.

14. Bagaimana menurut Anda bentuk strategi pemberantasan korupsi yang

efektif ?

Terjun langsung ke daerah.

15. Apakah anggota dilibatkan juga dalam membuat program ?

Iya dilibatkan, dengan membangun koneksi dengan anak muda yang kita

tuju.

16. Sejauhmana keterlibatan anggota ?

Banyak sih kita bisa langsung terjun langsung ke daerah ikut memantau

daerah.

17. Apa hak dan kewajiban anggota ?

Setiap kali piket kita dapet uang transport 50.000. kewajibannya itu serta

aktif dalam setiap kegiatan nah dari situ kita dapet peljaran berupa soft skil

ataupun hard skill.

18. Setujukah anda dengan program tersebut ?

Saya sih ngikut aja berarti saya juga setuju kan, dan menurut saya yang lebih

efektif itu terjun langsung ke daerah tersebut

19. Bagaimana program yang menurut anda baik ?

Youth report center yang lebih ke daerah.

20. Apa yang dilakukan TII untuk memberantas korupsi ?

Menjemput bola dalam melakukan pemberantasan korupsi.

Page 129: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

21. Apakah yang dilakukan TII selama ini mampu memberantas korupsi ?

Karena semacam NGO pasti TII berjalan bersama dengan LSM lain untuk

memberantas korupsi. Yang bagus itu dengan cara massif dan terstruktur

22. Apa yang seharusnya dilakukan pemerintah ?

Berpihak pada masyarakat untuk memberantas korupsi.

23. Bagaimana relasi TII dengan lembaga anti korupsi lain ?

Menurut saya sih bagus dari KPK dan LSM lain itu bagus. Seperti kemarin

kasus BW dan BG kita koordinasi dan laksanain aksi bareng kalo dengan

pemrintah TII juga membuat pakta integritas dengan kementrian-

kementerian lain

Page 130: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

Wawancara Masyarakat Umum

Wawancara pada 1 Juli 2015

1. Nama ?

AF

2. Apa pendidikan terakhir Anda ?

S1

3. Bagaimana pendapat Anda mengenai korupsi di Indonesia ?

Korupsi menjadi problem dasar karena sekarang menjadi perhatian

masyarakat Indonesia dan yang paling disorot itu isu korupsi, jadi

persoalan-persoalan yang dianggap darurat sekarang ya korupsi itu yang gue

liat ya. Kalo masyarakat Indonesia memandang, mana persolan yang paling

fundamental ya itu korupsi. Karena dampaknya kentara terutama frame

media tentang pemberitaan korupsi. Media mem-frame bahwa korupsi itu

langsung kena ke masyarakat gitu kan, nah di satu sisi media itu, soal

pelaku-pelaku korupsi itu gencar kan jadi bahan utama perbincangan

masyarakat Indonesia, nah akhirnya masyarakat Indonesia memandang

bahwa persoalan korupsi yang paling fundamental juga yang paling bisa

mempengaruhi kehidupan mereka, misalnya seorang sekolah kok bayarnya

tinggi banget ga sesuai sama undang-undangan yang ada, ga sesuai sama

tatanan yang ideal kalau di konstitusi ada, bahwa Negara wajib

mencerdaskan. Nah ketika melihat fenomena ternyata korupsi yang paling

kena persoalannya. Itu kan yang harus dirubah oleh pemerintahnya kan.

Pemberantasan korupsi itu mash parsial ga sistematis.

4. Pernahkah Anda mengikuti kampanye anti-korupsi ?

Pernah, khususnya baru-baru ini ikut konsolidasi forum. Semenjak kasus

Budi Gunawan itu yang dijadikan tersangka sampe ada upaya pelemahan

KPK itu. Gerakan anti korupsi yang paling gencar itu masalah pelemahan

KPK itu.

5. Tahukah anda terdapat lembaga anti korupsi yang juga ikut membantu

memberantas korupsi ?

Iya tahu.

6. Lembaga apa saja yang anda ketahui ?

Page 131: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

Ada beberapa, yang ad hock itu KPK yang ada garis koordinasinya. Saya

sih taunya KPK, ICW, TII, trus lembaga anti korupsi daerah yang afiliasinya

sama TII dan ICW. Kaya misalnya di malang ada MCW, MCW ini punya

garis koordinasi sama ICW sama TII. Dan yang di tangsel juga ada gerakan

anti korupsi dan jaringannya ke TII, jadi di daerah juga mengikuti yang di

pusat.

7. Apakah Anda mengetahui tentang lembaga TII ?

Iya

8. Jika iya, Apa yang anda ketahui ?

Yang saya tau tentang relasi antar aktivis. Program yang bagus TII itu

program pengorganisiran anak muda kemudian data-data lapangan yang

dikeluarkan. TII lebih banyak ke sosialisasi trus riset.

9. Bagaimana menurut Anda kontribusi TII dalam pemberantasan korupsi ?

Sampai saat ini mereka mampu mewarnai gerakan anti korupsi di Indonesia.

10. Apakah menurut Anda strategi pemberantasan korupsi oleh TII sudah

efektif atau bahkan sukses ?

TII kuat di pengorganisiran anak muda, ketika TII mengambil peran

mengorganisir anak muda itu udah sangat strategis. Itu efektif, dia nyari

segmen bagian masyarakat untuk partisipasi gerakan anti korupsi.

11. Apa saran Anda untuk strategi pemberantasan korupsi ?

Yang masih lemah itu soal transparansi dana di lembaga anti korupsi itu

sendiri, mereka harus berikan kepercayaan kepada masyarakat dimulai

dengan transparansi mereka sendri dulu. Strateginya ya mengajak anak

muda melek soal korupsi. Penyadaran bahwa korupsi itu ternyata bukan

diluar diri kita.

12. Apa yang anda ketahui perbedaan TII dengan lembaga Anti korupsi lain?

Yang saya ketahui tentang pengorganisiran anak muda yang dilakukan TII.

13. Dimana keunggulan dan kelemahan TII ?

Soal pengorganisiran anak muda itu sehingga anak muda ini siap pasang

badan , risetnya juga bagus. Kelemahannya Penanganan kasus yang masih

belum kelihatan

14. Setujukah Anda jika lembaga anti korupsi mempunyai tugas dan wewenang

yang sama dengan KPK ?

Kalau wewenang yang sama ya ga mungkin lah, karena masyarakat sipil

dan lembaga Negara itu punya jarak, secara utopis sih setuju, tapi itu ga

Page 132: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

mungkin, yang paling mungkin sekarang itu menguatkan wewenangnya

KPK. Lembaga anti korupsi itu menguatkan penegak hukum ini. Yang

namanya organisasi masyarakat sipil itu mendorng kelembagaan Negara

untuk memberantas korupsi, tapi mendorong penguatan wewenang. Jadi

tugas lembaga anti korupsi lain kaya TII, ICW ya menguatkan kelembagaan

Negara komisi ad hock ini untuk berinisiatif melakukan political will

pemberantasan korupsi ga uma kebijakan tetapi juga secara aturan juga

dikuatkan.

15. Kebijakan apa saja yang harus dikeluarkan pemerintah untuk memberantas

korupsi ?

Tegas menguatkan KPK dan juga tegas menguatkan arah hukum di

kejaksaan agung, khususnya, kedua putusan sarpin juga harus di batalkan.

16. Bagaimana menurut Anda memfungsikan lembaga anti korupsi ?

Harus secara serius mengawal pemerintahan, dan penyelewangan.

Page 133: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

Wawancara pada 14 Mei 2015

1. Nama, Alamat, usia ?

SS, Jl. Komplek Hankam Blok H. No.20, Pondok Labu, Jakarta Selatan,

28 Tahun

2. Apa pendidikan terakhir Anda ?

Sarjana Hukum

3. Bagaimana pendapat Anda mengenai korupsi di Indonesia ?

Korupsi di Indonesia, menurut saya sudah sangat memprihatinkan karena

Korupsi sudah dilakukan di hampir seluruh Lembaga Negara Legislatif,

Yudikatif maupun Eksekutif. Hal ini terjadi karena kurangnya pengawasan,

pencegahan dan penegakan hukum yang masih tebang pilih. Adanya konflik

kepentingan antara KPK dan POLRI sebagai salah satu contoh lemahnya

penegakan hukum. Karena penegakan hukum sudah diintervensi oleh

penguasa dan kepentingan para elit politik.

4. Pernahkah Anda mengikuti kampanye anti-korupsi ?

Pernah

5. Tahukah anda terdapat lembaga anti korupsi yang juga ikut membantu

memberantas korupsi ?

Iya saya tahu

6. Lembaga apa saja yang anda ketahui ?

Indonesia Corruption Watch ( ICW ), PUKAT, FITRA, TII

7. Apakah Anda mengetahui tentang lembaga TII ?

Iya saya tahu

8. Jika iya, Apa yang anda ketahui ?

TII adalah Transparansi Internasional Indonesia sebuah lembaga

nonpemerintah yang fokus dengan masalah Korupsi di Indonesia dan TII

Mendukung penguatan Lembaga KPK dalam pemberantasan Korupsi

Page 134: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

9. Bagaimana menurut Anda kontribusi TII dalam pemberantasan korupsi ?

Jawab: Menururt saya kontribusi TII sudah sangat baik karena TII selalu aktif

dalam gerakan sosial dalam pemberantasan korupsi dan penguatan KPK Sebagai

Lembaga Negara yang independen dalam pemberantasan Korupsi.

10. Apakah menurut Anda strategi pemberantasan korupsi oleh TII sudah efektif

atau bahkan sukses ?

Menurut saya sudah efektif

11. Apa saran Anda untuk strategi pemberantasan korupsi ?

Saran saya agar TII lebih fokus terhadap masalah korupsi yang terjadi di BUMN

12. Apa yang anda ketahui perbedaan TII dengan lembaga Anti korupsi lain?

TII data-datanya lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan

13. Dimana keunggulan dan kelemahan TII ?

Keunggulan, selalu cepat dalam merespon isu terkait Pemberantasan Korupsi

Kelemahan, kurang disorot oleh Media sehingga belum dapat di kenal oleh Publik

14. Setujukah Anda jika lembaga anti korupsi mempunyai tugas dan wewenang

yang sama dengan KPK ?

Tidak setuju

15. Kebijakan apa saja yang harus dikeluarkan pemerintah untuk memberantas

korupsi ?

Kebijakan agar pendapatan seluruh pejabat negara dapat diketahui oleh

publik sehingga bila ada kenaikan jumlah kekayaan yang drastis dapat di

pertanggungjawabkan kepada publik.

16. Bagaimana menurut Anda memfungsikan lembaga anti korupsi ?

Lembaga Anti korupsi di fungsikan sebagai pengawas dan alat control

pemerintah dalam penegakan dan pemberantasan korupsi.

Page 135: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

Wawancara pada 15 Mei 2015

1. Nama, Alamat, usia ?

- ASP

- Jl. Ophir II No. 12 Kebayoran Baru Jakarta Selatan,

- 25 Tahun

2. Apa pendidikan terakhir Anda ?

- Strata 1 (S1) Hukum.

3. Bagaimana pendapat Anda mengenai korupsi di Indonesia ?

- Menurut saya korupsi di Indonesia sudah membahayakan karena mulai

dari segala sektor terjadi suap-menyuap, bahaya korupsi ini sekarang

sudah menjadi budaya bangsa indonesia, oleh karenanya perlu

dilakukan tindak secara tegas terhadap para pelaku korupsi.

4. Pernahkah Anda mengikuti kampanye anti-korupsi ?

- Tidak Pernah.

5. Tahukah anda terdapat lembaga anti korupsi yang juga ikut membantu

memberantas korupsi ?

- Iya Tahu.

6. Lembaga apa saja yang anda ketahui ?

- KPK, Kepolisian. Kejaksaan.

7. Apakah Anda mengetahui tentang lembaga TII ?

- Iya Tahu.

8. Jika iya, Apa yang anda ketahui ?

- NGO antikorupsi yang memperjuangkan bebas korupsi.

9. Bagaimana menurut Anda kontribusi TII dalam pemberantasan korupsi ?

- Sangat membantu terutama Pencegahan secara tidak langsung

10. Apakah menurut Anda strategi pemberantasan korupsi oleh TII sudah

efektif atau bahkan sukses ?

- Sudah Efektif,

11. Apa saran Anda untuk strategi pemberantasan korupsi ?

Page 136: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

- Pendidikan sejak dini untuk mencegah Pemeberantasan Korupsi, kalau

bisa perlu dimasukan dalam kurikulum pendidikan.

12. Apa yang anda ketahui perbedaan TII dengan lembaga Anti korupsi lain?

- TII merupakan NGO yang concern terhadap Transaparansi sedangkan

lembaga lain seperti KPK, kepolisan dan kejaksaan merupakan

penindak secara langsung pelaku korupsi.

13. Dimana keunggulan dan kelemahan TII ?

- Keunggulan TII sebagai lembaga penyadaran msyarakat tentang

korupsi

- Kelemahan TII tidak seperti lembaga korupsi seperti KPK

14. Setujukah Anda jika lembaga anti korupsi mempunyai tugas dan

wewenang yang sama dengan KPK ?

- Setuju saja asal mampu mengatur regulasi dengan baik

15. Kebijakan apa saja yang harus dikeluarkan pemerintah untuk memberantas

korupsi ?

- Memasukan kurikulum pencegahan korupsi di pendidikan untuk

mencegah terjadinya korupsi.

16. Bagaimana menurut Anda memfungsikan lembaga anti korupsi ?

- Memfungsikan lembaga anti korupsi dengan memberikan kewenangan

khusus.

Page 137: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

Wawancara pada 15 Mei 2015

1. Nama, Alamat, usia ?

- LHH

- Jl. Usaha No 27a Cawang Jakarta Timur,

- 24 Tahun

2. Apa pendidikan terakhir Anda ?

- Strata 1 (S1) Hukum.

3. Bagaimana pendapat Anda mengenai korupsi di Indonesia ?

- Korupsi di Indonesia masuk dalam kategori bahaya, karena Korupsi

sudah mengakar dan membudaya di kalangan Birokrat, Pejabat

Pemerintah dan Aparatur Negara. Bahkan praktek korupsi sudah

menjadi kebiasaan dalam perekrutan CPNS, Polisi dan Tentara.

4. Pernahkah Anda mengikuti kampanye anti-korupsi ?

- Pernah

5. Tahukah anda terdapat lembaga anti korupsi yang juga ikut membantu

memberantas korupsi ?

- Iya saya Tahu.

6. Lembaga apa saja yang anda ketahui ?

- Komisi Pemberantas Korupsi.

- Kepolisian.

- Kejaksaan.

7. Apakah Anda mengetahui tentang lembaga TII ?

- Saya Tahu dari Web TII.

8. Jika iya, Apa yang anda ketahui ?

- NGO antikorupsi yang mempromosikan transparansi dan akuntabilitas

kepada lembaga-lembaga negara, partai politik, bisnis, dan masyarakat

sipil. Bersama lebih dari 90 chapter lainnya, TII berjuang membangun

dunia yang bersih dari praktik dan dampak korupsi di seluruh dunia.

9. Bagaimana menurut Anda kontribusi TII dalam pemberantasan korupsi ?

Page 138: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

- Sangat membantu terutama Pencegahan secara tidak langsung dengan

memberikan suport terhadap Isu Pemberantansan Korupsi di

Indonesia.

10. Apakah menurut Anda strategi pemberantasan korupsi oleh TII sudah

efektif atau bahkan sukses ?

- Sudah Efektif

11. Apa saran Anda untuk strategi pemberantasan korupsi ?

- Pengawasan eksternal yang ketat pada penerimaan pegawai negri sipil,

polisi dan TNI.

12. Apa yang anda ketahui perbedaan TII dengan lembaga Anti korupsi lain?

- TII merupakan NGO yang concern terhadap Transaparansi sedangkan

lembaga lain seperti KPK, kepolisan dan kejaksaan merupakan

penindak secara langsung pelaku korupsi.

13. Dimana keunggulan dan kelemahan TII ?

- Keunggulan TII sebagai lembaga NGO yang mewakili kepentingan

publik dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.

- Kelamahan TII tidak seperti lembaga korupsi seperti KPK yang bisa

langsung mengambil tindakan kepada pelaku korupsi.

14. Setujukah Anda jika lembaga anti korupsi mempunyai tugas dan

wewenang yang sama dengan KPK ?

- Setuju saja asal bisa dibuat aturan lebih lanjut.

15. Kebijakan apa saja yang harus dikeluarkan pemerintah untuk memberantas

korupsi ?

- Pengawasan yang ketat pada penerimaan calon pegawai negri sipil,

polisi, jaksa, hakim, TNI

16. Bagaimana menurut Anda memfungsikan lembaga anti korupsi ?

- Memfungsikan lembaga anti korupsi dengan menjadikan lembaga

yang akan menjadi garda utama dalam mecegah dan memberantas

korupsi dengan semaksimal mungkin sehingga dapat mencegah bahaya

korupsi.

Page 139: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

Wawancara pada 14 Mei 2015

1. Nama, Alamat, usia ?

DN, 24 Tahun

2. Apa pendidikan terakhir Anda ?

S1

3. Bagaimana pendapat Anda mengenai korupsi di Indonesia ?

Korupsi di Indonesia sekarang ini sudah semakin berkembang banyak

kalangan yang menyatakan bahwa korupsi itu merupakan hal biasa asal

tidak ketahuan saja.

4. Pernahkah Anda mengikuti kampanye anti-korupsi ?

Tidak

5. Tahukah anda terdapat lembaga anti korupsi yang juga ikut membantu

memberantas korupsi ?

Tahu.

6. Lembaga apa saja yang anda ketahui ?

KPK, TII, ICW, Konstan, MTI

7. Apakah Anda mengetahui tentang lembaga TII ?

Tahu

8. Jika iya, Apa yang anda ketahui ?

Lembaga tersebut merupakan NGO anti korupsi yang mempromosikan

tranparansi dan akuntabilitas keuangan lembaga-lembaga baik negara,

masyarakat sipil, parpol ataupun lembaga lainnya.

9. Bagaimana menurut Anda kontribusi TII dalam pemberantasan korupsi ?

Sejauh ini saya tidak melihat kontribusi TII

10. Apakah menurut Anda strategi pemberantasan korupsi oleh TII sudah

efektif atau bahkan sukses ?

Saya tidak tau apakah TII sangat berperan atau tidak untuk memberantas

korupsi di Indonesia, karena sejauh ini saya jarang mendengar

keterlibatannya.

11. Apa saran Anda untuk strategi pemberantasan korupsi ?

Menurut saya cara untuk memberantas korupsi yang pertama adalah harus

ada niatan yang sungguh-sungguh dari kepala, mencari akar permasalahan

yang menyebabkan adanya korupsi, kalau saya pikir orang melakukan

korupsi itu karena dia merasa kurang dengan gaji atau bayaran yang dia

terima selama ini makanya orang tersebut terus mencari bagaimana caranya

agar mendapatkan uang yang banyak dan bisa mencukupi semua

kebutuhannya. Melihat hal tersebut harus ada gaji atau penghasilan yang

memadai dan layak diberikan yang bisa mencukupi kebutuhan untuk

kesehatan, pendidikan dan kebutuhan lainnya. Selain itu harus adanya

sistem kontrol yang ketat, karena orang melakukan korupsi karena melihat

Page 140: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

adanya peluang untuk melakukan hal tersebut. Pemberantasan korupsi harus

dilakukan tidak pandang bulu siapapun orangnya dan apapun jabatannya

jika melakukan korupsi makan harus di tindak sesuai hukum yang berlaku.

Harus mendapatkan hukuman yang sesuai dan mengembalikan uang

korupsinya tersebut.

12. Apa yang anda ketahui perbedaan TII dengan lembaga Anti korupsi lain?

Saya tidak tahu

13. Dimana keunggulan dan kelemahan TII ?

Saya tidak tahu

14. Setujukah Anda jika lembaga anti korupsi mempunyai tugas dan

wewenang yang sama dengan KPK ?

Tidak setuju karena bagaimana juga kan lembaga negara dan non negara

berbeda mungkin untuk lembaga non negara berfungsi sebagai pengawas

dalam artian mengawasi kinerja dan mengusut kasus korupsi, atau

melakukan pengamatan lalu yang menjalankan KPK,

15. Kebijakan apa saja yang harus dikeluarkan pemerintah untuk memberantas

korupsi ?

Menurut saya tidak perlu ada kebijakan baru karena sebenarnya sudah

cukup ada aturan yang menjelaskan tentang hal itu akan tetapi penerapan

dan prosesnya yang belum maksimal, dan memberikan sanksi yang tegas

bagi para koruptor. Selain itu juga harus ada transparansi kekayaan pejabat

negara agar mudah dikendalikan

16. Bagaimana menurut Anda memfungsikan lembaga anti korupsi ?

Lembaga anti korupsi sebaiknya difungsikan sebagai partner pemerintah

dalam menangani masalah korupsi misalkan difungsikan sebagai

pengawasnya.

Page 141: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

Lampiran Foto Wawancara Dan Kegiatan

Page 142: STRATEGI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA …

Kegiatan Pendidikan Anak Muda

Bentuk Kampanye Anti Korupsi TII dengan Media