struktur dan fungsi beberapa alat pencernaan pada tubuh manusia
DESCRIPTION
ambil ganTRANSCRIPT
Struktur dan Mekanisme Alat Pencernaan yang Memengaruhi
Pencernaan dan Penyerapan Lemak
Welly Surya
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2013
Abstrak: Setiap manusia di bumi ini pasti perlu makan untuk memenuhi kebutuhan gizi
serta energi untuk bertahan hidup. Makanan-makanan yang dimakan akan dipecah
menjadi struktur yang lebih kecil dan kompleks dalam tubuh karena tubuh tidak bisa
menyerap zat yang besar. Sistem pencernaan ada untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Sistem pencernaan dimulai dari mulut dan berakhir di anus, yaitu pembuangan zat sisa
yang tidak terpakai oleh tubuh. Urutan dari sistem pencernaan yaitu mulut, farinx,
oesophagus, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan terakhir anus. Pemecahan
makanan dibagi menjadi pemecahan karbohidrat, protein, dan lemak. Pemecahan
makanan ini memerlukan enzim-enzim yang dihasilkan oleh kelenjar dan sel dalam
tubuh. Pencernaan dan penyerapan dalam setiap organ berbeda baik itu fungsi atau
mekanismenya. Jika ada salah satu organ yang tidak berfungsi dengan baik akan
memengaruhi keseluruhan dari pencernaan. Sisa-sisa makanan yang tidak dibutuhkan
oleh tubuh akan diurai oleh bakteri pembusuk yang ada dalam tubuh manusia yang
akhirnya akan dibuang melalui anus.
Kata kunci: Pencernaan, penyerapan, dan penguraian
Abstract: Every human being on this earth definitely needs to eat to meet the nutrient and
energy needs to survive. Foods eaten are broken down into smaller structures and
complexes in the body because the body can not absorb whole foods. There is a digestive
system to meet those needs. The digestive system starts from the mouth and ends at the
anus, which is the disposal of waste materials that are not used by the body. The order of
the digestive system is the mouth, farinx, esophagus, stomach, small intestine, large
1
intestine, rectum, and anus last. Solving the food is divided into the breakdown of
carbohydrates, proteins, and fats. Solving this requires food enzymes produced by the
glands and cells in the body. Digestion and absorption of different organs in each well it
functions or mechanisms. If there is one organ that is not functioning properly will affect
the whole of the digestive tract. Remnants of food that are not needed by the body will be
parsed by spoilage bacteria present in the human body that eventually will be discharged
through the anus.
Key words: Digestion, Absorption, and decomposition
Pendahuluan
Latar Belakang
Setiap manusia pasti perlu makan untuk bertahan hidup dan menambah gizi. Manusia
tidak akan bisa melanjutkan hidup jika tidak makan apapun. Makanan yang masuk ke
dalam tubuh manusia tidak akan sama saat makanan tersebut belum dimakan. Makanan
akan dicerna dan diserap dalam tubuh untuk memnuhi kebutuhannya yaitu beraktivitas.
Pencernaan makanan dimulai saat makanan mulai masuk ke dalam mulut dan berakhir
saat dibuang sisa-sisanya saat buang air besar. Alat-alat pada pencernaan dimulai dari
mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan terakhir dibuang melalui
anus.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur dari alat-alat pencernaan yang ada dalam tubuh manusia?
2. Bagaimana mekanisme kerja setiap alat tersebut pada pencernaan tubuh manusia?
Tujuan
Mahasiswa kedokteran tahu fungsi dan kerja alat pencernaan tubuh manusia normal.
Struktur Makroskopis dan Mikroskopis Gaster
Gaster adalah kelanjutan dari esofagus, berbentuk seperti kantung. Gaster terdiri dari
cardia, fundus, antrum,dan pylorus. Makanan masuk ke dalam lambung dari
2
kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfingter), yang bisa membuka dan menutup.
Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam
kerongkongan dengan cara kontraksi sfingter oleh otot polos. Lambung (gaster) berfungsi
sebagai gudang makanan yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan
dengan enzim-enzim. Gaster dapat menampung makanan atau minuman sebanyak satu
liter hingga dua liter. Dinding gaster disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi untuk
menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada tiga jenis
otot polos yang menyusun gaster, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot
menyerong. Gaster terletak di bagian atas abdomen terbentang dari permukaan bawah
arcus costalis sinistra sampai regio epigastrica dan umbilicalis. Sebagian besar gaster
terletak di bawah costae bagian bawah. Secara kasar gaster berbentuk huruf J dan
mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan ostium pyloricum serta memiliki dua
curvatura, curvatura major dan curvatura minor; dan dua dinding, paries anterior dan
paries posterior. Gaster relatif terfiksasi pada kedua ujungnya, tetapi di antara ujung-
ujung tersebut gaster sangat mudah bergerak. Gaster cenderung terletak tinggi dan
tranversum pada orang pendek dan gemuk (gaster steer-horn) dan memanjang vertikal
pada orang yang tinggi dan kurus (gaster berbentuk huruf J). Bentuk gaster sangat
berbeda-beda pada orang yang sama dan tergantung pada isi, posisi tubuh, dan fase
pernapasan.1.2
Perdarahan gaster berasal dari cabang truncus coeliacus. Arteri gastrica sinistra berasal
dari truncus coeliacus. Arteria gastrica dextra bersal dari arteria hepatica communis.
Arteria gastricae brevis bersal dari arteri lienalis. Arteria gastroomentalis sinistra berasal
dari arteria splenica. Arteri gastroomentalis dextra berasal dari arteri gastroduodenalis.
Vena mengalirkan dari ke dalam sirkulasi portal. Vena gastrica sinistra dan dextra
bermuara langsung ke vena portae hepatis. Vena gastrica breves dan vena
gastroomentalis sinistra bermuara ke dalam vena lienalis. Vena gastroomentalis dextra
bermuara ke dalam vena mesenterica superior. Persarafan termasuk serabut-serabut
simpatis yang berasal dari plexus coeliacus dan serabut-serabut parasimpatis dari nervus
vagus dextra dan sinistra.3
3
Struktur mikroskopis gaster terdiri atas empat lapisan, yaitu:
- Lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa.
- Lapisan berotot yang terdiri atas tiga lapis, (a) serabut longitudinal, yang tidak
dalam dan bersambung dengan otot esofagus, (b) serabut sirkuler yang paling
tebal dan terletak di pilorus serta membentuk otot sfinkter; dan berada di bawah
lapisan pertama, dan (c) serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus
lambung dan berjalan dari orifisium kardiak, kemudian membelok ke bawah
melalui kurvatura minor (lengkung kecil).
- Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah dan
saluran limfe.
- Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak
kerutan atau rugue, yang hilang bila organ itu mengembang karena berisi
makanan. Membran mukosa dilapisi epitelium silindris dan berisi banyak saluran
limfe. Semua sel-sel itu mengeluarkan sekret mukus. Permukaan mukosa ini
dilintasi saluran-saluran kecil dari kelenjar-kelenjar lambung. Semua ini berjalan
dari kelenjar lambung tubuler yang bercabang-cabang dan lubang-lubang
salurannya dilapisi oleh epithelium silinder. Epithelium ini bersambung dengan
permukaan mukosa dari lambung. Epithelium dari bagian kelejar yang
mengeluarkan sekret berubah-ubah dan berbeda-beda di beberapa daerah
lambung.4
Struktur Makroskopis dan Mikroskopis Intestinum Tenue
Duodenum
Duodenum merupakan saluran berbentuk huruf C dengan panjang sekitar 25 cm yang
merupakan organ penghubung gaster dengan jejunum. Dudoneum melengkung di sekitar
caput pancreatis. Satu inci (2,5 cm) pertama duodenum menyerupai gaster, yang
permukaan anterior dan posteriornya diliputi oleh peritoneum dan mempunyai omentum
minus yang melekat pada pinggir atasnya dan omentum majus yang melekat pada pinggir
bawahnya. Bursa omentalis terletak di belakang segmen yang pendek ini. Sisa duodenum
4
yang lain terletak retroperitoneal, hanya sebagian saja yang diliputi oleh peritoneum.
Duodenum ini terletak di regio epigastrica. Duodenum dibagi menjadi empat pars, yaitu:1
- Pars Superior Duodenum panjangnya 5 cm, mulai dari pylorus dan berjalan ke
atas dan belakang pada sisi kanan vertebra lumbalis l. Jadi bagian ini terletak pada
planum transpyloricum.
- Pars Descendens Duodenum, bagian kedua duodenum panjangnya 8 cm dan
berjalan vertikal ke bawah di depan hilum renale dextra, di sebelah kanan
vertebrae lumbales II dan III. Kira-kira pertengahan arah ke bawah, pada margo
medialis, ductus choledochus dan ductus pancreaticus menembus dinding
duodenum. Kedua ductus ini bergabung untuk membentuk ampula
hepatopancreatica yang akan bermuara pada papilla duodeni major. Ductus
pancreaticus acessorius, bila ada, muara ke dalam duodenum sedikit lebih tinggi,
yaitu pada papilla duodeni minor.
- Pars Horizontalis Duodenum panjangnya 8 cm dan berjalan horizontal ke kiri
pada planum subcostale, berjalan di depan columna vertebralis dan mengikuti
pinggir bawah caput pancreatis.
- Pars Ascendens Duodenum panjangnya 5 cm dan berjalan ke atas dan ke kiri ke
flexura duodenojejunalis. Flexura ini difiksasi oleh lipatan peritoneum,
ligamentum Treitz, yang melekat pada crus dextrum diaphragma.
Setengah bagian atas duodenum diperdarahi oleh arteria pancreaticoduodenalis superior,
cabang arteria gastroduodenalis. Setengah bagian bawah diperdarahi oleh arteria
pancreaticoduodenalis inferior, cabang arteria mesenterica superior. Vena
pancreaticoduodenalis superior bermuara ke vena porta hepatik, vena
pancreaticoduodenalis inferior bermuara ke vena mesenterica superior. Saraf-saraf berasal
dari saraf simpatis dan parasimpatis (vagus) dari plexus coeliacus dan plexus
mesentericus superior.1
Struktur mikroskopis dinding duodenum terdiri atas empat lapisan: mukosa dengan epitel
pelapisnya, lamina propria, dan mukosa muskularis; jaringan ikat submukosa di
bawahnya dengan kelenjar duodenal (Brunner) mukosa; kedua lapisan otot polos
5
muskularis eksterna; dan serosa (peritoneum viseral). Lapisan-lapisan ini menyatu
dengan lapisan yang serupa pada gaster, usus halus, dan usus besar.5
Jejunum dan Ileum
Jejunum dan ileum panjangnya 6 meter, dua per lima bagian atas merupakan jejunum.
Masing- masing bagian mempunyai gambaran yang berbeda, tetapi dapat perubahan yang
bertahap dari bagian yang satu ke bagian yang lain. Jejunum dimulai pada
duodenojejunalis dan ileum berakhir pada junctura ileocaecalis.1
Pembuluh arteri yang mendarahi jejunum dan ileum berasal dari cabang-cabang arteria
mesenterica superior. Cabang-cabang intestinal berasal dari sisi kiri arteria dan berjalan
di dalam mesenterium untuk mencapai usus. Pembuluh-pembuluh ini beranastomis satu
dengan yang lain untuk membentuk serangkaian arcade. Bagian paling bawah ileum
diperdarahi juga oleh arteria ileocolica. Vena sesuai dengan cabang-cabang arteria
mesenterica superior dan mengalirkan darahnya ke dalam vena mesenterica superior.
Saraf-saraf berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis (nervus vagus) plexus
mesentericus superior.1
Perbedaan antara jejunum dan ileum pada orang yang masih hidup: 1
Lengkung-lengkung jejunum terletak pada bagian atas cavitas peritonealis di bawah sisi
kiri mesocolon transversum; ileum terletak pada bagian bawah cavitas peritonealis dan di
dalam pelvis.
Jejunum lebih lebar, berdinding lebih tebal, dan lebih merah dibandingkan ileum.
Dinding jejunum terasa lebih tebal; karena lipatan yang lebih permanen pada tunica
mucosa, plicae circulares lebih besar, lebih banyak, dan tersusun lebih rapat pada
jejunum; sedangkan pada bagian atas ileum plica circulares lebih kecil dan lebih jarang;
dan di bagian bawah ileum tidak ada plicae circulares.
Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen di atas dan kiri aorta,
sedangkan mesenterium ileum melekat di bawah dan kanan aorta.
6
Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya membentuk satu atau dua arcade dengan
cabang- cabang panjang dan jarang yang berjalan ke dinding intestinum tenue. Ileum
menerima banyak pembuluh darah pendek yang berasal dari tiga atau empat atau lebih
arcade.
- Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat radix dan jarang
ditemukan di dekat dinding jejunum. Pada ujung mesenterium ileum, lemak
disimpan di seluruh bagian sehingga lemak ditemukan mulai dari radix sampai
dinding ileum.
- Kelompok jaringan limfoid (lempeng Peyer) terdapat pada tunica mucosa ileum
bagian bawah sepanjang pinggir antimesenterica. Pada orang hidup, lempeng
Peyer dapat dilihat dari luar pada dinding ileum.
Jejunum dan ileum serupa dengan duodenum bagian atas. Perkecualiannya adalah tidak
ada kelenjar duodenal (Brunner) yang hanya terbatas pada bagian atas duodenum. Vili
memiliki ukuran dan bentuk yang bervariasi pada bagian-bagian usus halus berbeda,
namun hal ini tidak selalu jelas pada sediaan histologik. Di bagian akhir ileum, terdapat
kumpulan limfonoduli (plak Peyer) dengan interval tertentu.5
Tampilan dan distribusi mukosa muskularis, submukosa, muskularis eksterna, dan serosa
adalah khas untuk usus halus. Sel-sel ganglion parasimpatis pleksus mienterikus terlihat
di dalam jaringan ikat di antara lapisan otot polos sirkular (dalam) dan longitudinal (luar)
muskularis eksterna. Sel-sel ganglion pleksus submukosus juga terdapat di usus halus.5
Struktur mikroskopis usus halus secara umumnya ditandai dengan banyak tonjolan mirip
jari yang disebut vili; epitel pelapis berupa selapis sel silindris dengan mikrovili yang
membentuk striated borders; sel-sel goblet yang terpulas pucat; dan kelenjar intestinal
tubular pendek (kripti Lieberkuhn) di dalam lamina propria. Kelenjar duodenal di dalam
submukosa menjadi ciri duodenum bagian awal. Kelenjar ini tidak terdapat pada bagian
lain usus halus maupun usus besar.5
Lamina propria mengandung kelenjar intestinal; kelenjar ini bermuara ke dalam ruang
antarvili. Lamina propria juga mengandung serat-serat jaringan ikat halus dengan sel
7
retikulum, jaringan limfoid difus, dan/atau limfonoduli. Di duodenum, hampir seluruh
submukosanya diisi oleh kelenjar duodenal tubular yang sangat bercabang.5
Pada potongan melintang sediaan duodenum biasa, muskularis eksterna terdiri atas
lapisan sirkular dalam dan lapisan longitudinal luar otot polos. Juga tampak sarang sel-sel
ganglion parasimpatis pleksus saraf mienterikus (Auerbach) di dalam jaringan ikat di
antara kedua lapisan otot muskularis eksterna. Serosa (peritoneum viseral) mengandung
sel-sel jaringan ikat, pembuluh darah, dan sel-sel lemak) serosa adalah lapisan terluar
duodenum.5
Struktur Makroskopis dan Mikroskopis Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin kelenjar
menghasilkan sekret yang mengandung enzim-enzim yang dapat menghidrolisis protein,
lemak, dan karbohidrat. Pankreas merupakan organ yang memanjang dan terletak pada
regio epigastrium dan kuadran kiri atas. Strukturnya lunak, berlobulus, dan terletak pada
dinding posterior abdomen di belakang peritoneum. Pankreas menyilang planum
transpyloricum. Pankreas dapat dibagi dalam caput, collum, corpus, dan cauda.1
Bagian-bagian pankreas yakni caput pancreas, collum pancreas, corpus pancreas, dan
cauda pancreas. Endokrin pankreas banyak terdapat di cauda pancreas (pulau-pulau
Langerhans). Saluran bercabang-cabang pada pankreas disebut herring bone.
Perdarahannya oleh a. pancreatico duodenale superior (cabang a. gastroduodenalis), a.
pancreatico duodenalis inferior (cabang a. mesenterica superior); dan pembuluh balik
darah dialirkan ke dalam v. lienalis dan v. mesenterica superior. 6
Pankreas memiliki unsur eksokrin maupun endokrin yang menempati sebagian besar
kelenjar. Pankreas eksokrin yang merupakan bagian terbesar dari kelenjar, terdiri atas
asini serosa yang berhimpitan, tersusun dalam banyak lobulus kecil. Lobuli dikelilingi
septa intra- dan interlobular, dengan pembuluh darah, duktus, saraf, dan kadang-kadang
badan Pacini. Di dalam massa asini serosa, terdapat pulau Langerhans yang terisolasi.
Pulau ini adalah bagian endokrin pankreas dan merupakan ciri khas pankreas.5
8
Sebuah asinus pankreas terdiri atas sel-sel zimogen penghasil-protein berbentuk piramid
mengelilingi sebuah lumen sentral yang kecil. Duktus ekskretorius meluas ke dalam
setiap asinus dan tampak sebagai sel sentroasinar yang terpulas pucat di dalam lumennya.
Produk sekresi asini dikeluarkan melalui duktus interkalaris (intralobular) yang sempit.
Duktus ini memiliki lumen kecil dengan epitel kuboid rendah. Sel sentroasinar berlanjut
sebagai epitel duktus interkalaris. Duktus interkalaris kemudian berlanjut sebagai duktus
interlobular yang terdapat di dalam septa jaringan ikat yang terdapad di antara lobuli.
Duktus interlobular dilapisi epitel selapis kuboid yang makin tinggi dan menjadi berlapis
pada duktus yang lebih besar.5
Struktur Makroskopis dan Mikroskopis Hepar
Hepar merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh dan mempunyai banyak fungsi. Hepar
bertekstur lunak, lentur, dan terletak di bagian atas cavitas abdominalis tepat di bawah
diaphragma. Sebagian besar hepar terletak di profunda arcus costalis dextra, dan
hemidiaphragma dextra memisahkan hepar dari pleura, pulmo, pericardium, dan cor.
Hepar terbentang ke sebelah kiri untuk mencapai hemidiaphragma sinistra. Permukaan
atas hepar yang cembung melengkung di bawah kubah diaphragma. Facies visceralis,
atau posteroinferior, membentuk cetakan visera yang letaknya berdekatan sehingga
bentuknya menjadi tidak beraturan. Permukaan ini berhubungan dengan pars abdominalis
oesophagus, gaster, duodenum, flexura coli dextra, ren dextra dan glandula suprarenalis
dextra, serta vesica biliaris.1
Hati (hepar) dilapisi oleh peritoneum kecuali yang berbatasan dengan diaphragma yang
disebut bare area atau area nuda hepatis. Hepar terdiri atas dua lobus, yaitu lobus sinistra
hepatica, dan lobus dextra hepatica. Lobus dextra hepatica terbagi menjadi dua yaitu
lobus caudatus dan quadratus. Batas lobus dexter dan sinister adalah alur yang ditempati
oleh ligamentum teres hepatis & ligamentum venosum arantii.1
Hepar terdiri atas tiga facies, yaitu facies diapraghmatica, adalah facies yang berbatasan
langsung dengan permukaan bawah paru dan jantung ke impressio cardiaca; facies
visceralis, yaitu facies inferior; dan facies superior yaitu bare area.6
9
Seluruh hepar dikelilingi oleh capsulafibrosa, tetapi hanya sebagian ditutupi oleh
peritoneum. Hepar tersusun atas lobuli hepatis. Vena centralis pada masing-masing
lobulus bermuara ke vena hepaticae. Di dalam ruangan di antara lobulus-lobulus terdapat
cananis hepatis yang berisi cabang-cabang arteria hepatica, vena portae hepatis, dan
sebuah cabang ductus choledochus (trias hepatis). Darah arteria dan vena berjalan di
antara sel-sel hepar melalui sinusoid dan dialirkan ke vena centralis.1
Perdarahan hepar adalah arteria hepatica propria, cabang truncus coeliacus, berakhir
dengan bercabang menjadi ramus dexter dan sinister yang masuk ke dalam porta hepatis.
Vena portae hepatis bercabang dua menjadi dua cabang terminal yaitu ramus dexter dan
sinister yang masuk porta hepatis di belakang arteri. Vena hepaticae (tiga buah atau lebih)
muncul dari pars posterior hepatis dan bermuara ke dalam vena cava inferior.1
Pada hati primata atau manusia, septa jaringan ikat di antara lobuli hati tidak sejelas septa
jaringan ikat pada hati babi. Akibatnya, sinusoid hati lobulus satu dapat berhubungan
langsung dengan sinusoid lobulus lain. Selain perbedaan ini, daerah porta tetap
mengandung cabang-cabang vena porta, arteria hepatika, dan duktus biliaris. Pada pusat
setiap lobulus hati, terdapat vena sentral. Sinusoid hati terlihat di antara lempeng-
lempeng sel hati yang memancar dari vena sentral ke arah tepi lobulus hati. Banyak
cabang pembuluh interlobular dan duktus biliaris terlihat di daerah porta lobulus hati.5
Struktur Makroskopis dan Mikroskopis Vesica Fellea
Vesica fellea (kantung empedu) adalah sebuah kantong berbentuk buah pir yang terletak
pada permukaan bawah (facies visceralis) hepar. Vesica fellea dapat menyimpan sekitar
50ml empedu yang dibutuhkan untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung
empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap karena warna cairan empedu
yang dikandungnya, bukan karena warna jaringannya. Organ ini terhubung dengan hati
dan usus dua belas jari. Vesica fellea dibagi menjadi fundus, corpus, dan collum. Fundus
vesicae fellea berbentuk bulat dan biasanya menonjol di bawah margo inferior hepar,
penonjolan ini merupakan tempat fundus bersentuhan dengan dinding anterior abdomen
10
setinggi ujung cartilago costalis IX dextra. Corpus vesica fellea terletak dan berhubungan
dengan facies visceralis hepar dan arahnya ke atas, belakang, dan kiri. Collum vesicae
fellea melanjutkan diri sebagai ductus cysticus, yang berbelok ke dalam omentum minus
dan bergabung dengan sisi kanan ductus hepaticus communis untuk membentuk ductus
choledochus.1,6
Perdarahan vesica fellea adalah arteria cystica, cabang arteria hepatica dextra. Vena
cystica mengalirkan darah langsung ke vena porta. Sejumlah arteri dan vena kecil juga
berjalan di antara hepar dan vesica fellea. Saraf simpatis dan parasimpatis membentuk
plexus coeliacus. Vesica fellea berkontraksi sebagai respons terhadap hormon
kolesistokinin yang dihasilkan oleh tunica mucosa duodenum karena masuknya makanan
berlemak dari gaster.1
Serat otot polos di dalam lapisan fibromuskular berbaur dengan lapisan-lapisan jaringan
ikat longgar yang kaya serat elastin. Berbeda dengan organ lain yang mempunyai serosa
atau adventisia menutupi lapisan muskular, kandung empedu memiliki lapisan lebar yang
terdiri dari jaringan ikat longgar perimuskular yang mengandung pembuluh darah,
pembuluh limf, dan saraf; serosa adalah lapisan terluar dan menutupi semua bangunan
ini.5
Vesica Fellea merupakan organ penampang empedu yang akan berkontraksi
mengeluarkan empedu bila diransang oleh kolesistokinin yang berasal dari mukosa usus
halus. Ciri utama yang membedakan vesica fellea dengan organ lainnya ialah tidak
terdapatnya tunika muskularis mukosa. Tunika mukosa pada vesica fellea terdiri dari
epitel selapis toraks sementara tunika muskularisnya tidak teratur. Tunika perimuskularis
beruapa anyaman jaringan penyambung jarang. Sedangkan pada tunika adventitia
terdapat membran serosa.7
Mekanisme Pencernaan
11
Fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien, air, dan
elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Secara
umum semua organ dan kelenjar yang berada dalam lingkup saluran pencernaan
berfungsi untuk memecahkan molekul organik yang besar yang ada makanan menjadi
molekul yang kecil untuk kemudian diserap sehingga daspat digunakan untuk
metabolisme tubuh. Terdapat beberapa proses dasar untuk memindahkan zat tersebut
daklam sistem pencernaan yaitu motilitas, sekresi, digesti, dan absorpsi.8
Motilitas
Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan,
otot polos di dinding saluran pencernaan secara terus menerus berkontraksi dengan
kekuatan rendah yang disebut dengan tonus. Tonus ini sangat penting untuk
mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap dan untuk mencegah
dinding saluran pencernaan melebar secara permanen setelah mengalami distensi
(peregangan).8
Dalam proses motilitas terjadi dua gerakan yaitu:8
- Gerakan propulsif yaitu gerakan mendorong atau memajukan isi saluran
pencernaan sehingga berpindah tempat ke segmen berikutnya, dimana gerakan ini
pada setiap segmen akan berbeda tingkat kecepatannya sesuai dengan fungsi dari
regio saluran pencernaan, contohnya gerakan propulsif yang mendorong makanan
melalui esofagus berlangsung cepat tapi sebaliknya di usus halus tempat utama
berlangsungnya pencernaan dan penyerapan makanan bergerak sangat lambat.
- Gerakan mencampur, gerakan ini mempunyai 2 fungsi yaitu mencampur makanan
dengan getah pencernaan dan mempermudah penyerapan pada usus. Yang
berperan dalam kedua gerakan ini salah satunya yaitu muskularis eksterna suatu
lapisan otot polos utama di saluran pencernaan yang mengelilingi submukosa. Di
sebagian besar saluran pencernaan lapisan ini terdiri dari dua bagian yaitu lapisan
sirkuler dalam dan lapisan longitudinal luar. Serat-serat lapisan otot polos bagian
dalam berjalan sirkuler mengelilingi saluran, kontraksi serat-serat sirkuler ini
menyebabkan kontriksi, sedangkan kontraksi serat-serat di lapisan luar yang
12
berjalan secara longitudinal menyebabkan saluran memendek, aktivitas kontraktil
lapisan otot polos ini menghasilkan gerakan propulsif dan mencampur.
Sekresi
Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke lumen saluran pencernaan oleh kelenjar
eksokrin. Sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen organik spesifik
seperti enzim, garam empedu, atau mukus. Sekresi ini memerlukan ATP, baik untuk
transport aktif bahan-bahan ke dalam sel maupun untuk sintesis produk sekretorik oleh
Retikulum Endoplasma. Sekresi tersebut dikeluarkan ke lumen saluran pencernaan
karena adanya rangsangan saraf atau hormon yang sesuai.8
Digesti
Digesti merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks menjadi
satuan-satuan yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi
didalam sistem pencernaan. Pencernaan dilakukan melalui proses hidrolisis enzimatik.
Dengan menambahkan H2O di tempat ikatan, enzim dalam sekresi pencernaan
memutuskan ikatan-ikatan yang menyatukan subunit-subunit. Karbohidrat atau
polisakarida menjadi monosakarida, lemak yang pada umumnya adalah trigliserida
dipecah menjadi monogliserida dan asam lemak, sedangkan protein diubah menajdi
asam-asam amino.8
Absorbsi
Setelah proses digesti molekul-molekul yang telah menjadi satuan-satuan kecil dapat
diabsorpsi bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dari lumen saluran pencernaan ke
dalam darah atau limfe. Absorpsi sebagian besar terjadi di usus halus.8
Pencernaan dalam Gaster
Terbagi menjadi beberapa bagian yaitu fundus adalah bagian lambung yang terletak di
atas lubang esofagus, korpus yaitu bagian tengah atau utama lambung, lambung bagian
bawah yaitu antrum, bagian akhir lambung adalah sfingter pilorus, yang berfungsi
sebagai sawar antara lambung dan bagian atas usus halus, duodenum. Motilistas
dilambung dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu:8
13
a. Empty Stomach Contractility. Kontraksi pada lambung menuju bagian distal dari
saluran pencernaan. Diperlukan waktu 90 menit untuk mencapai usus besar.
Berfungsi sebagai housekeeping , menyapu sisa-sisa makanan dan bakteri keluar
dari traktus GI ke usus besar
b. Pengisian Lambung. Volume lambung jika kosong sekitar 50 ml, tetapi organ ini
dapat mengembang hingga kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter ketika makan.
Akomodasi perubahan volume ini dapat menyebabkan ketegangan pada dinding
lambung dan meningkatkan tekanan intralambung, tapi hal ini tidak akan terjadi
karena adanya faktor plastisitas otot polos lambung dan relaksasi resesif lambung
pada saat terisi.
c. Pencampuran Lambung. Volume telah menyentuh 1 L, tekanan dalam lambung
akan meingkat. Ketika Kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakan
penyebab makanan bercampur dengan sekresi lambung, seperti asam dan enzim
pencernaan, dan menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik antrum
mendorong kimus ke depan ke arah sfingter pilorus. Apabila kimus terdorong
oleh kontraksi peristaltik yang kuat akan melewati sfingter pilorus dan terdorong
ke duodenum tetapi hanya sebagian kecil saja. Sebelum lebih banyak kimus dapat
diperas keluar, gelombang peristaltik sudah mencapai sfingter pilorus
menyebabkan sfingter berkontraksi lebih kuat, menutup dan menghambat aliran
kimus ke dalam duodenum. Sebagian besar kimus antrum yang terdorong ke
depan tapi tidak masuk ke duodenum berhenti secara tiba-tiba pada sfingter yang
tertutup dan bertolak kembali ke dalam antrum, hanya untuk didorong ke depan
dan bertolak kembali pada saat gelombang peristaltik yang baru datang. Gerakan
maju mundur tersebut disebut retropulsi, menyebabkan kimus bercampur secara
merata di antrum. Motilitas gastric dibawah kontrol saraf dan ini distimulasi oleh
distensi lambung.
d. Pengosongan Lambung. Kontraksi peristaltik antrum, selain menyebabkan
pencampuran lambung juga menghasilkan gaya pendorong untuk mengosongkan
lambung. Jumlah kimus yang masuk ke duodenum pada setiap gelombang
peristaltik sebelum sfingter pilorus tertutup tergantung pada kekuatan peristaltik.
14
Intensitas peristaltik antrum sangat bervariasi tergantung dari pengaruh berbagai
sinyal dari lambung dan duodenum.
Mukosa lambung mempunyai dua tipe kelenjar tubular yang penting, yaitu kelenjar
Oksintik (disebut juga kelenjar gastrik) dan kelenjar pilorik. Kelenjar oksintik
menyekresi asam hidroklorida, pepsinogen, faktor intrinsik, dan mukus. Kelenjar pilorik
terutama menyekresi mukus untuk melindungi mukosa pilorus dari asam lambung.
Kelenjar pilorik juga menyekresi hormon gastrin.8
Sel-sel parietal secara aktif mengeluarhan HCl ke dalam lumen kantung lambung, hal ini
menyebabkan pH lumen turun sampai 2. Pepsinogen merupakan enzim inaktif yang
disintesa oleh aparatus golgi dan retikulum endoplasma kemudian disimpan di sitoplasma
dalam vesikel sekretorik yang dikenal dengan granula zimogen. Pepsinogen mengalami
penguraian oleh HCl menjadi enzim bentuk aktif yaitu pepsin. Pepsin berfungsi untuk
mengaktifkan kembali pepsinogen (proses otokatalitik) dan sintesa protein dengan
memecah ikatan asam amino menjadi peptida.Sekresi mukus berfungsi sebagai sawar
protektif dari cedera terhadap mukosa lambung karena sifat lubrikalis dan alkalisnya
dengan menetralisasi HCl yang terdapat di dekat mukosa lambung. Hormon gastrin
disekresikan oleh sel-sel gastrin (sel-sel G) yang terletak di daerah kelenjar pilorus
lambung, gastrin merangsang peningkatan sekresi getah lambung yang bersifat asam, dan
mendorong pertumbuhan mukosa lambung dan usus halus, sehingga keduanya dapat
mempertahankan kemampuan sekresi mereka.8
Pencernaan dalam Usus Halus
Terbagi menjadi tiga segmen yaitu duodenum, jejenum dan ilieum. Pada usus halus ini
terjadi sebagian besar pencernaan dan penyerapan. Motilitas pada usus halus adalah
segmentasi, metode motilitas utama usus halus yaitu proses mencampur dan mendorong
secara perlahan kimus dengan cara kontraksi bentuk cincin otot polos sirkuler di
sepanjang usus halus, diantara segmen yang berkontraksi terdapat daerah yang berisi
kimus. Cincin-cincin kontraktil timbul setiap beberapa sentimeter, membagi usus halus
menjadi segmen-segmen seperti rantai sosis. Segmen-segmen yang berkontraksi, setelah
jeda singkat, melemas dan kontraksi kontraksi berbentuk cincin kemudian muncul di
15
daerah yang semula melemas. Perjalanan isi usus biasanya memerlukan waktu 3-5 jam
untuk melintasi seluruh panjang usus halus, sehingga tersedia cukup waktu untuk
berlangsungnya proses pencernaan dan penyerapan.
Sekresi usus halus, kelenjar brunner di duodenum mensekresikan mukus alkalis kental
yang membantu melindungi mukosa duodenum dari asam lambung. Rangsang vagus
meningkatkan sekresi kelenjar brunner tetapi mungkin tidak menimbulkan efek pada
kelenjar usus. Selain itu, juga terdapat sekresi HCO3- dalam jumlah yang cukup banyak
yang independen terhadap kelenjar brunner. Setiap hari kelenjar eksokrin yang terletak di
mukosa usus halus mengeluarkan 1,5 liter larutan garam dan mukus cair (succus
entericus).8
Pencernaan di dalam lumen usus halus dilaksanakan oleh enzim-enzim pankreas dan
sekresi empedu. Enzim pankreas meyebabkan lemak direduksi menjadi satuan-satuan
monogliserida dan asam lemak bebas yang dapat diserap, protein diuraikan menjadi
fragmen peptida kecil dan beberapa asam amino, dan karbohidrat direduksi menjadi
disakarida dan beberapa monosakarida. Dengan demikian proses pencernaan lemak
selesai dalam lumen usus halus tapi pencernaan protein dan karbohidrat belum. Dari
permukaan luminal sel-sel epitel usus halus terbentuk tonjolan-tonjolan seperti rambut
yang disebut Brush Border, yang mengandung tiga kategori enzim, yaitu : Enterikinase,
mengaktifkan enzim pankreas tripsinogen; disakaridase (sukrose, maltase dan laktase),
yang menyelesaikan pencernaan karbohidrat dengan menghidrolisis disakarida yang
tersisa menjadi monosakarida penyusunnya; aminopeptidase, yang menghidrolisis
peptida menjadi komponen asam aminonya, sehingga pencernaan protein selesai.8
Beberapa pencernaan yang terjadi di usus halus:8
a) Penyerapan Garam dan Air.
Air diabsorpsi melalui mukosa usus ke dalam darah hampir seluruhnya melalui
osmosis. Jumlah air yang diserap per harinya dari makanan adalah 2000 ml dan
dari getah-getah pencernaan sebanyak 7000 ml/ harinya. 95%nya diabsorpsi dan
hanya 100-200 ml air per hari yang dikeluarkan bersama feses. Natrium diserap
16
secara transpor aktif dari dalam sel epitel melalui bagian basal dan sisi dinding sel
masuk ke dalam ruang paraseluler. Sebagian Na diabsorpsi bersama dengan ion
klorida, dimana ion klorida bermuatan negatif secara pasif ditarik oleh muatan
listrik positif ion natrium.
b) Penyerapan Karbohidrat.
Karbohidrat diserap dalam bentuk disakarida maltosa, sukrosa, dan laktosa.
Disakaridase yang ada di brush border menguraikan disakarida ini menjadi
monosakarida yang dapat diserap yaitu glukosa, galaktosa dan fruktosa. Glukosa
dan galaktosa diserap oleh transportasi aktif sekunder sedangkan fruktosa diserap
melalui difusi terfasilitasi
c) Penyerapan Protein.
Protein diserap di usus halus dalam bentuk asam amino dan peptida, asam amino
diserap menembus sel usus halus melalui transpor aktif sekunder, peptida masuk
melalui bantuan pembawa lain dan diuraikan menjadi konstituen asam aminonya
oleh aminopeptidase di brush border atau oleh peptidase intrasel, dan masuk ke
jaringan kapiler yang ada di dalam vilus. Dengan demikian proses penyerapan
karbohidrat dan protein melibatkan sistem transportasi khusus yang diperantarai
oleh pembawa dan memerlukan pengeluaran energi serta kotransportasi Na.
d) Penyerapan Lemak.
Lemak diabsorpsi dalam bentuk monogliserida dan asam lemak bebas, keduanya
akan larut dalam gugus pusat lipid dari misel empedu, dan zat-zat ini dapat larut
dalam kimus. Dalam bentuk ini, monogliserida dan asam lemak bebas ditranspor
ke permukaan mikrovili brush border sel usus dan kemudian menembus ke dalam
ceruk diantara mikrovili yang bergerak. Dari sini keduanya segera berdifusi
keluar misel dan masuk ke bagian dalam sel epitel. Proses ini meninggalkan misel
empedu tetap di dalam kimus, yang selanjutnya akan melakukan fungsinya
berkali-kali membantu absorpsi monogliserida dan asam lemak.
Fungsi Pankreas dalam Pencernaan
17
Sekresi eksokrin pankreas dipengaruhi oleh aktivitsa refleks saraf selama tahap sefalik
dan lambung pada sekresi lambung. Walaupun demikian, kendali utama terletak pada
hormon duodenum yang diabsorpsi ke dalam aliran darah untuk mencapai pankreas. 9
Sekretin diproduksi oleh sel-sel mukosa duodenum dan diabsorpsi ke dalam darah untuk
mencapai pankreas. Sekretin akan dilepas jika kimus asam masuk memasuki usus dan
mengeluarkan sejumlah besar cairan yang mengandung natrium bikarbonat. Bikarbonat
menetralisir asam dan membentuk lingkungan basa untuk kerja enzim pankras dan usus.9
CCK (Cholecystokinin) diproduksi oleh sel-sel mukosa duodenum sebagai respons
terhadap lemak dan protein separuh tercerna yang masuk dari lambung. CCK ini
menstimulasi sekresi sejumlah besar enzim pankreas.9
Cairan pankreas mengandung enzim-enzim untuk mencerna protein, karbohidrat, dan
lemak. Enzim-enzim tersebut adalah:9
1. Enzim proteolitik pankreas (protease)
a. Tripsinogen yang disekresi pankreas diaktivasi menjadi tripsin oleh
enterokinase yang diproduksi usus halus. Tripsin mencerna protein dan
polipeptida yang besar untuk membentuk polipepti dan peptida yang lebih
kecil.
b. Kimotripsin teraktivasi dari kimotripsinogen oleh tripsin. Kimotripsin
memiliki fungsi yang sama seperti tripsin terhadap protein.
c. Karboksipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptidase adalah enzim
yang melanjutkan proses pencernaan protein untuk menghasilkan asam-
asam amino bebas.
2. Lipase pankreas menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol setelah
lemak diemulsi oleh garam-garam empedu
3. Amilase pankreas menghidrolisis zat tepung yang tidak tercerna oleh amilase
saliva menjadi disakarida (maltosa, sukrosa, dan laktosa).
4. Ribonuklease dan deoksiribonuklease menghidrolisis RNA dan DNA menjadi
blok-blok pembentuk nukleotidanya.
18
Fungsi Hati dan Sekresi Empedu dalam Pencernaan
Sekresi hati yaitu hati memroduksi empedu yang berperan dalam dalam emulsifikasi dan
absorpsi lemak. Hati memetabolis protein, lemak, dan karbohidrat tercerna. Fungsi hati
yang berperan dalam metabolisme tersebut yaitu:9
1. Hati berperan penting dalam mempertahankan homeostatik gula darah. Hati
menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan mengubahnya kembali menjadi
glukosa jika diperlukan tubuh.
2. Hati mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah yang rusak. Organ
ini membentuk urea dari asam amino berlebih dan sisa nitrogen.
3. Hati menyintesis lemak dari karbohidrat dan protein dan terlibat dalam
penyimpanan dan pemakaian lemak.
4. Hati menyintesis unsur-unsur pokok membran sel (lipoprotein, kolesterol, dan
fosfolipid).
5. Hati menyintesis protein plasma dan faktor-faktor pembekuan darah. Organ ini
juga menyintesis bilirubin dari produk penguraian hemoglobin dan mensekresinya
ke dalam empedu.
Hati menyimpan mineral, seperti zat besi dan tembaga, serta vitamin larut lemak (A, D,
E, dan K) dan hati menyimpan toksin tertentu serta obat yang tidak dapat diuraikan dan
diekskresikan. Hati juga memunyai peran dalam detoksifikasi, yaitu hati melakukan
inaktivasi hormon dan detoksifikasi toksin dan obat. Hati memfagosit eritrosit dan benda
asing yang terdisintegrasi dalam darah. Berbagai aktivitas kimia dalam hati menjadikan
hati sebagai sumber utama panas tubuh, terutama saat tidur. Hati juga berperan sebagai
reservoir untuk sekitar 30% curah jantung dan bersama dengan limpa mengatur volume
darah yang diperlukan tubuh.9
Empedu memiliki beberapa komposisi yaitu, 97% air, pigmen empedu, dan garam
empedu. 9
19
1. Pigmen empedu terdiri dari biliverdin (hijau) dan bilirubin (kuning). Pigmen ini
merupakan hasil penguraian hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah
terdisintegrasi.
Pigmen utamanya adalah bilirubin yang meemberi warna kuning pada urin
dan feses.
Jaundice atau warna kekuningan pada jaringan merupakan akibat dari
peningkatan kadar bilirubin darah. Ini merupakan indikasi kerusakan
fungsi hati dan dapat disebabkan oleh kerusakan sel-sel hati (hepatitis),
peningkatan destruksi sel darah merah, atau obstruksi duktus empedu oleh
batu empedu.
2. Garam-garam empedu terbentuk dari asam empedu yang berikatan dengan
kolesterol dan asam amino. Setelah disekresi ke dalam usus, garam tersebut
direabsorpsi dari ileum bagian bawah kembali ke hati dan didaur ulang kembali.
Peristiwa ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatika garam empedu.
Fungsi garam empedu dalam usus halus yaitu:9
Emulsifikasi lemak. Garam empedu mengemulsi globulus lemak besar dalam
usus halus yang kemudian menghasilkan globulus lemak lebih kecil dan area
permukaan yang lebih luas untuk kerja enzim.
Absorpsi lemak. Garam empedu membantu absorpsi zat terlarut lemak dengan
cara memfasilitasi jalurnya menembus membran sel.
Pengeluaran kolesterol dari tubuh. Garam empedu berikatan dengan kolesterol
dan lesitin untuk membentuk agregasi kecil disebut micelle yang akan dibuang
melalui feses.
Sekresi empedu diatur oleh faktor saraf (impuls parasimpatis) dan hormon (sekretin dan
CCK) yang sama dengan yang mengatur sekresi cairan pankreas. Saat asam lemak dan
asam amino mencapai usus halus, CCK dilepas untuk mengontraksi otot kandung
empedu dan merelaksasi sfingter oddi. Cairan empedu kemudian didorong ke dalam
duodenum. 9
20
Enzim Sumber sekresi Aksi
Karbohirat
Amilase saliva (ptialin) Kenjar saliva Zat tepung --> Maltosa
Amilase pangkreas Pankreas Zat tepung --> Disakarida dan
maltosa
Maltase Usus halus Maltosa --> Glukosa
Sukrosa Usus halus Sukrosa --> Glukosa dan
fruktosa
Laktase Usus halus Laktosa --> Glukosa dan
galaktosa
Protein
Pepsin Lambung (pepsinogen
diaktivikasi oleh HCl
lambung)
Protein--> polipeptida
Tripsin Pankreas (tripsinogen
diaktivikasi oleh
enterokinase)
Protein dan polipeptida -->
peptida yang lebih kecil
Kimotripsin Pankreas (kimotripsinogen
diaktivasi oleh tripsin)
Protein dan peptida -->
peptida yang lebih kecil
Peptidase Usus halus Dipeptida --> asam amino
Lemak
Lipase pankreas Pankreas (dengan garam
empedu)
Trigliserida --> monogliserida
dan asam lemak
Lipase usus Usus halus (dengan garam
empedu)
Monogliserida --> asam lemak
dan gliserida
Tabel 1. Enzim pencernaan karbohidrat, protein, dan lemak9
21
Kerja Bakteri Pembusuk pada Tubuh Manusia.
Pada tubuh manusia terdapat 500-1000 spesies bakteri yang berkembang khususnya pada
kolon manusia, bakteri bakteri ini setidaknya berat 1000g (1kg). Bakteri-bakteri ini
banyak berkembang di kolon karena kolon mempunyai gerakan yang lambat maka
bakteri memiliki waktu untuk tumbuh dan menumpuk di dalam kolon. Sebaliknya di usus
halus manusia, usus halus memiliki motilitas yang sangat cepat sehingga bakteri tidak
dapat tumbuh, selain itu mulut, lambung dan usus halus mengeluarkan bahan-bahan
antibakteri, tetapi kolon tidak. Namun tidak semua bakteri yang tertelan dapat
dihancurkan oleh lisozim dan HCL, bakteri yang dapat bertahan hidup akan terus
berkembang di kolon, perkiraan jumlah bakteri dikolon manusia adalah 10 kali lebih
banyak dari sel tubuh manusia.8
Mikroorgannisme kolon ini biasanya tidak saja membahayakan tetapi juga dapat
bermanfaat. Sebagai contoh: 1. Bakteri dapat meningkatkan imunitas usus dengan
berkompetisi memperebutkan nutrient dan ruangan dengan mikroba yang berpotensi
sebagai pathogen 2. Mendorongmotilitas kolon 3. Membantu memelihara integritas
mukosa kolon dan memberikan kontribusi nutrisi, contohnya ada bakteru tang mensitesis
vitamin K yang dapat diserap dan dapat meningkatkan keasaman kolon sehingga
mempermudahkan penyerapan kalsium magnesium dan seng.8
Kesimpulan
Makanan yang masuk ke dalam mulut manusia akan mulai dicerna dengan enzim-enzim
yang disekresikan oleh kelenjar dan sel yang ada. Makanan yang diserap dalam tubuh
manusia bentuknya itu harus kecil tidak bisa dalam bentuk yang besar. Khusus
pencernaan lemak, ia akan dimulai saat masuk usus halus dan akan berakhir pula di usus
halus.
Daftar Pustaka
1. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta : EGC; 2006.
2. Wong WW. Buku ajar anatomi sistem digestivus 1. Jakarta: Bagian Anatomi
Universitas Kristen Krida Wacana 2010.
22
3. Gruendemann BJ, Fernsebner B. Keperawatan perioperatif. Jakarta: EGC; 2006.
4. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT. Gramedia; 2009.
5. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-9.
Jakarta: EGC; 2003.
6. Wibowo Daniel S. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Gracindo;2000.
7. Johnson KE. Histologi dan biologi sel. Jakarta: Binarupa Aksara 1999.
8. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2011.
9. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004.
23