struktur sosial ekonomi masyarakat sekitar objek …
TRANSCRIPT
i
STRUKTUR SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR OBJEK WISATA PANTAI APPARALANG DESA ARA KECAMATAN
BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA
SKRIPSI
OLEH ANGGA SAPUTRA YT
105710207514
EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2020
ii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan kepada :
Ayah dan Ibuku yang telah banyak memberikan kasih sayang, nasehat,
serta berbagai dukungan baik moril maupun material yang tidak ternilai
harganya.
Saudara-saudaraku yang telah memberikan banyak bantuan kepada
penulis.
Teman-teman seperjuanganku RESOLUSI14 yang selalu mendukung
baik yang sudah selesai maupun belum.
Thank you my
friend!!!(SABA)
MOTTO HIDUP
Kesalahan adalah awal dari kebijaksanaan dan kegagalan adalah awal dari
keberhasilan. Oleh karena itu, segala sesuatu pasti ada waktunya. Yakinlah
akan hal tersebut.
“Allah tidak akan membebani sesorang hamba melainkan sesuai
kesanggupan”
(Q.S. Al-Baqarah: 286)
iii
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt.7 Tel. (0411) 866 972 Makassar
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Penelitian :”Struktur Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Objek
Wisata Pantai Apparalang Desa Ara,Kecamatan
Bontobahari,Kabupaten Bulukumba.”
Nama Mahasiswa : Angga Saputra YT
No. Stambuk/NIM : 105710207514
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Telah diujikan dan di seminarkan pada tanggal 29 Agusutus 2020
Makassar, 29 Agusutus 2020
Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Andi Jam’an, SE., M. Si A. NUR FITRIANTI, SE., M. Si
NIDN : 0902116603 NIDN : 0903058703
Mengetahui,
Ketua Program Studi EP,
Hj. Naidah, SE., M. Si NBM: 710 561
iv
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 gedung iqra lt. 7 Telp. (0411)- 866972 Makassar
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi atas nama Angga Saputra YT, NIM : 105710207514 diterima
dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan
Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: 0006/SK/-
Y/60201/091004/2020 Tanggal 10 Muharram 1442 H/ 29 Agustus 2020 M,
sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
program studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 10 Muharram 1442 H
29 Agustus 2020 M
PANITIA UJIAN
1. Pengawas Umum : Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM (……………..)
(Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : Ismail Rasulong, SE., MM (……………..)
(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR, SE., MM. (……………..)
(WD I Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
4. Penguji : 1. Dr. Andi Jam‟an SE., M.Si
2. Ismail Rasulong, SE., MM.
(……….….....)
(….…….…....)
3. A.NUR FITRIANTI, SE., M.Si (.…....…….....)
4. Asdar, SE., M.Si (.....….…..…..)
v
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 gedung iqra lt. 7 Telp. (0411)- 866972 Makassar
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Angga Saputra YT
Stambuk : 105710207514
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Dengan Judul : “Struktur Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar
Objek Wisata Pantai Apparalang Desa Ara
Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.
Dengan ini menyatakan bahwa :
Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah
ASLI hasil karya sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak
dibuat oleh siapa pun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya
bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 29 Agustus 2020
Yang membuat Pernyataan,
Angga Saputra YT
Diketahui Oleh :
Dekan, Ketua,
Fakultas Ekonomi & Bisnis Prodi Ekonomi Pembangunan
Ismail Rasulong, SE.,MM Hj. Naidah, SE.,M.Si
NBM: 903 078 NBM: 710 561
vi
ABSTRAK
Angga saputra yt, 2020. Judul “Struktur Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Objek Wisata Pantai Apparalang Desa Ara, Kecamatan Bontobahari,Kabupaten Bulukumba”, Skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Dr.Andi Jam‟an, SE., M. Si dan Pembimbing II A.Nur Fitrianti, SE., M. Si
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif untuk menggambarkan bagaimana dampak pariwisata dalam pengembangan objek wisata pantai Apparalang. Lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Bulukumba, lebih spesifik lagi di Kawasan objek wisata Pantai Apparalang, Desa Ara Kecamatan Bontobahari. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan teknik wawancara secara mendalam (indepth interview) untuk mencari data langsung dari sumbernya (data primer), untuk pendokumentasian dilakukan untuk mencari data sekunder. Informant diambil dengan teknik purposive sampling sehingga peneliti dapat memilih sampel yang benar-benar mengetahui permasalahan penelitian. Hasil penelitian ini didapatkan dampak dari pengembangan objek wisata terhadap perubahan struktur sosial berwujud pada perubahan struktur ekonomi yaitu adanya pergeseran okupasi dalam hal pekerjaan pada masyarakat sekitar objek wisata pantai Apparalang dan adanya peningkatan pendapatan. Perubahan struktur sosial yaitu adanya Peningkatan orientasi pendidikan. Adapun bentuk perubahan dalam suatu masyarakat yaitu perubahan peran terhadap istri, dan perubahan pola budaya masyarakat
Kata Kunci : Perubahan, Masyarakat. Struktur, Objek wisata
vii
ABSTRACT
Angga saputra yt, 2020. Title " Socio-Economic Structure Of Community Around Object Tourism Apparalang Design Of Ara, Bontobahari District, Regency Of Bulukumba", Thesis of Economic Study Program of Development Studies, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Advisor I Dr.Andi Jam‟an, SE., M. Si and A.Nur Fitrianti, SE., M. Si Supervisor II
In this research, the researcher uses a descriptive qualitative research to describe how the impact of tourism in the development of Apparalang beach tourism object. The research location is conducted in Bulukumba Regency, more specifically in Apparalang Beach tourist area, Ara Village, Bontobahari District. In the data collection the researcher uses in-depth interview technique (indepth interview) to search the data directly from the source (primary data), for documentation done to find secondary data. The Informant is taken by purposive sampling technique so that the researcher can choose the sample that really know the research problem. The results of this study obtained the impact of the development of tourist attraction to changes in tangible social structures in the economic structure changes that is the shift occupation in terms of work on the community around Apparalang beach attractions and the increase in income. Changes in the social structure that is the Increased orientation of education. The form of change in a society that is changing the role of the wife, and changes in cultural patterns of society.
Keyword: change, Society, Structure, Tourist Attraction
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, puji dan syukur senantiasa teriring lalam setiap
hela nafas atas kehadirat dan junjungan Allah SWT. Bingkisan salam dan
shalawat tercurah kepada kekasih Allah, Nabiullah Muhammad SAW, para
sahabat dan keluarganya serta ummat yang senantiasa istiqamah dijalan-Nya.
Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa tanjakan, tiada kesuksesan
tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan untuk terus melangkah,
akhirnya sampai dititik akhir penyelesaian proposal. Rasa Terima Kasih yang
sebesar besarnya kepada Kedua orang tua tercinta Muh yakin dan Pertiwi Sonda
yang tiada henti-hentinya mendoakan, memberi dorongan moril maupun materi
selama menempuh pendidikan. Ucapan Terima Kasih pula kepada Bapak
Dr.Andi Jam‟an, SE., M. Si dan Ibu A.Nur Fitrianti, SE., M. Si. selaku pembimbing
penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Terima kasih atas doa, motivasi dan bantuannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini.
Namun, semua tak lepas dari uluran tangan berbagai pihak lewat
dukungan, arahan, bimbingan, serta bantuan moril dan materil. Maka melalui
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE..MM. Selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM, Selaku Dekan Fakuftas Ekonomi dan
Bisnis.Universitas Muhammadiyah Makassar.
ix
3. Ibu Hj. Naidah, SE., M. Si, Selaku ketua Prodi Ekonomi Pembangunan
Universitas Muhammadiyah Makassar
4. Bapak Dr. Andi Jam‟an, SE., M. Si, Selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis,sehingga
Skripsi selesai dengan baik.
5. Ibu A. Nur Fitrianti, SE., M. Si, Selaku Pembimbing II yang telah berkenan
membantu selama dalam penyusunan Skripsi hingga ujian Skripsi.
6. Bapak Dr. AKHMAD, SE., M. Si, Selaku Penasehat Akademik
7. Bapak/ibu para dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal Lelah banyak menuangkan
ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.
8. Teman dan sahabat penulis, yang selalu memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Skripsi ini.
9. Terakhir ucapan terima kasih juga disampaikan kepada mereka yang
namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu tetapi banyak membantu
dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Penulis senantiasa mengharapkan mengharapkan kritikan dan saran dari
berbagai pihak yang sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu
persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan
Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri
pribadi penulis. Amin.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu‟alaikum Wr.Wb
Makassar, 29 Agustus 2020
Angga Saputra YT
x
DAFTAR ISI
SAMPUL ...............................................................................................................
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
PERSEMBAHAN .................................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN ........................................................................................ v
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ....................................................................... vi
ABSTRACT ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiv
I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 9
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 10
A. Kajian Pustaka ............................................................................................ 10
B. Tinjauan Empiris ......................................................................................... 21
C. Kerangka Pikir ............................................................................................ 25
III. METODE PENELITIAN .................................................................................. 26
xi
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 26
B. Fokus Penelitian ........................................................................................ 26
C. Informan .................................................................................................... 27
D. Pemilihan Lokasi Dan Situs Penelitian ..................................................... 27
E. Sumber Data ............................................................................................. 27
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 28
G. Instrumen Penelitian ................................................................................. 30
H. Metode Analisis ......................................................................................... 30
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................... 34
A. Gambaran Umum Objek Dan Lokasi Penelitian ...................................... 34
B. Data Hasil Wawancara ............................................................................. 39
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 51
V. PENUTUP ......................................................................................................... 67
A. Kesimpulan ................................................................................................ 67
B. Saran ......................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 69
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Tabel 1.1 Jumlah Wisatawan Asing Yang Datang Ke Bulukumba 5
Setiap Tahun 2015 -2019
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 22
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin 36
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur 36
Tabel 4.3 Keadaan Sosial Desa Ara 38
Tabel 4.4 Keadaan Ekonomi Penduduk Desa Ara 38
Tabel 4.5 Karakteristik Informant Dan Hasil Wawancara 40
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Wawancara 51
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir 25
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Peta Lokasi Penelitian 72
2. Pedoman Wawancara 73
3. Dokumentasi Foto Di Lapangan 74
4. Daftar Riwayat Hidup 82
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia terdiri atas pulau-pulau yang terbagi kedalam
propinsi-propinsi yang banyak memiliki potensi keindahan alam dan
kebudayaan. Hal tersebut menunjang negara Indonesia dikenal oleh dunia,
karena memiliki banyak obyek wisata yang menarik untuk dinikmati oleh
wisatawan domestik maupun asing. Sehubungan dengan itu, obyek wisata
alam dan budaya yang dimiliki oleh negara Indonesia seperti pegunungan,
pantai, gua-gua, candi dan masih banyak lagi yang tersebar di Indonesia
yang perlu dikembangkan dan dilestarikan.(Kustini. 2005)
Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.
Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah
daerah tempat obyek wisata itu berada mendapat pemasukan dari
pendapatan setiap obyek wisata. Berkembangnya sektor pariwisata di suatu
negara akan menarik sektor lain untuk berkembang pula karena produk-
produknya diperlukan untuk menunjang industri pariwisata, seperti sektor
pertanian, peternakan, perkebunan, kerajinan rakyat, peningkatan
kesempatan kerja, dan lain sebagainya. Mata rantai yang kegiatan yang
terkait dengan industri pariwisata tersebut mampu menghasilkan devisa dan
dapat pula digunakan sebagai sarana untuk menyerap tenaga kerja sehingga
dapat mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan angka
kesempatan kerja.(Rani. 2014)
Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan
jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik
2
wisata, usaha barang pariwisata dan usaha lain yang terkait dengan bidang
tersebut. Industri pariwisata adalah suatu susunan organisasi, baik pemerintah
maupun swasta, yang terkait dalam pengembangan, produksi dan pemasaran
produk suatu layanan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang
berpergian.
Pengembangan dan pendayagunaan pariwisata secara optimal mampu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mempertimbangkan hal tersebut maka
penanganan yang baik sangat diperlukan dalam upaya pengembangan
obyek- obyek wisata di Indonesia. Para pelaku pariwisata mulai
melakukan tindakan pengembangan dengan penelitian, observasi terhadap
obyek-obyek wisata di Indonesia. Langkah tersebut dilakukan guna
mengetahui potensi dan permasalahan yang ada pada setiap obyek untuk
kemudian mencari solusinya. Langkah lainnya adalah promosi dengan
media cetak, elektronik, maupun multimedia agar masyarakat juga
mengetahui akan keberadaan obyek-obyek tersebut dan turut berpartisipasi
dalam pengembangannya (Salah Wahab, 1997).
Pariwisata di daerah-daerah sangatlah banyak bila mampu
memanfaatkan potensi-potensi yang ada, pemerintah dan masyarakat daerah
saling membantu dalam pengembangannya tersebut sehingga akan
mengangkat segi ekonomi, budaya dan pendidikan daerah itu. Pariwisata
sangatlah mampu dalam mengatasi masalah kesejahteraan bila
dikembangkan secara propesional.
Alasan utama pengembangan pariwisata pada suatu daerah tujuan
wisata, baik wisata secara lokal, regional, atau ruang lingkup nasional pada
suatu negara sangat erat kaitannya dengan pembangunan daerah atau
3
negara tersebut, dengan kata lain pengembangan kepariwisataan pada
suatu daerah tujuan wisata selalu akan diperhitungkan dengan keuntungan
dan manfaat bagi rakyat banyak. Pembangunan di bidang kepariwisataan
merupakan salah satu terobosan untuk meningkatkan pendapatan daerah
dan negara. Sektor kepariwisataan akan disejajarkan kedudukannya dengan
sektor lain dalam usaha meningkatkan pendapatan negara, maka
kepariwisataan dapat disebut sektor industri pariwisata (Kristian. 2017)
Dengan diberlakukannya UU No.32 Tahun 2004, UU No.33 Tahun
2004 yang memberikan kewenangan lebih luas pada Pemerintah Daerah
untuk megelola wilayahnya, membawa implikasi semakin besarya tanggung
jawab dan tuntunan untuk menggali dan mengembangkan seluruh potensi
sumber daya yang dimiliki daerah dalam rangka menopang perjalanan
pembangunan di daerah. (Sari. 2011)
Pemerintah dalam hal ini para stakholders kepariwisataan yang
menyadari besarnya potensi kepariwisataan di daerah berusaha menggali,
mengembangkan serta membangun asset objek dan daya tarik wisata,
yang merupakan modal awal untuk bangkitnya kegiatan pariwisata.
Keputusan ini harus ditindak lanjuti dengan memikirkan dan mengusahakan
serta membenahi potensi objek wisata dan daya tarik wisata (Tahwin
2003).
Pengembangan sector pariwisata hakekatnya merupakan interaksi
antara proses sosial, ekonomi, dan industry. Oleh karena itu unsur-unsur
yang terlibat di dalam proses mempunyai fungsi masing- masing. Peran
serta masyarakat diharapkan mempunyai andil yang sangat besar dalam
proses ini. Untuk itu masyarakat ditempatkan pada posisi
4
memiliki,mengelola,merencanakan dan memutuskan tentang program yang
melibatkan kesejahteraannya (Korten Kusmayadi dan Ervina 2000).
Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah tujuan wisata di
wilayah Indonesia secara khusus di Kabupaten Bulukumba merupakan salah
satu kawasan yang menyimpan beragam kekayaan, baik kekayaan alam
maupun kekayaan budaya dan adat istiadat yang selalu mengisi setiap
ruang dalam aktivitas tradisional yang terdapat dalam masyarakat
Bulukumba.
Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu kunjungan wisatawan
terfavorit, terdapat banyak obyek wisata yang sangat potensial dan tentu
sangat berpengaruh dalam kinerja perekonomian Kabupaten Bulukumba.
Kabupaten Bulukumba memiliki beberapa potensi pariwisata yang
paling menonjol berada dikawasan pesisir Kecamatan Bontobahari.Karena
potensi Tersebut kecamatan ini dikembangkan sebagai objek wisata bahari
oleh pemerintah sempat. Saat ini terdapat 15 obyek wisata dengan berbagai
keindahan dan keunikan yang dikembangkan oleh pemerintah Kabupaten
Bulukumba. Antusias pengunjung ke berbagai pantai di Kabupaten
Bulukumba sangat bertambah setiap tahun, bahkan bukan masyarakat lokal
saja tetapi pengunjung dari berbagai daerah maupun wisatawan internasional
juga meramaikan kawasan wisata tersebut. Dengan wilayah geografis
yang eksotis antara pegunungan dan pantai, menjadikan Bulukumba menjadi
tujuan utama wisatawan yang berkunjung ke Sulawesi Selatan.
Berikut ini jumlah wisatawan Asing yang berkunjung ke Kabupaten
Bulukumba dari tahun 2015 – 2019
5
Tabel 1.1
Jumlah Wisatawan Asing Yang Datang Ke Kabupaten Bulukumba
Setiap Tahun, 2015 – 2019 5000
4500
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
2015 2016 2017 2018 2019
Sumber : Data Primer Diolah 2020
Kabupaten Bulukumba terletak di bagian paling ujung selatan Provinsi
Sulawesi Selatan yang memiliki luas sekitar 1.154,67 Km2 juga memiliki letak
strategis 4 dimensi yang terdiri dari gunung, dataran rendah, pantai, dan laut
lepas yang membuat Bulukumba sangat kaya dengan potensi wisata, baik
alam, bahari, sejarah dan budaya tersaji lengkap di kabupaten yang terkenal
dengan perahu phinisi hingga dijuluki “Butta Panrita Lopi” yang berarti “Tanah
Ahli Perahu”. Untuk wisata bahari sendiri, Bulukumba hampir tidak pernah
kehabisan destinasi yang eksotis dan indah untuk dikunjungi, baik oleh
wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Banyak wisatawan
yang melirik Bulukumba karena keindahan dan eksotisme destinasi wisata
bahari yang ada di pantai, laut, bawah laut dan pulau di Bulukumba. Namun
selama ini hanya Pantai Bira dan Pantai Bara yang menjadi tujuan destinasi
bahari bagi para wisatawan yang berkunjung ke Bulukumba, akan tetapi tidak
6
untuk beberapa tempat lainnya seperti Pantai Ujung, Pantai Samboang,
Pantai Mandalaria, Pantai Marumasa, Pantai Panrangluhu, Pantai Kasuso,
dan Pantai Apparalang.(Bulukumbakab. 2018)
Pantai Apparalang terletak di Desa Ara, Kecamatan Bontobahari,
Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Tebing Apparalang ini memiliki
panorama alam yang sangat indah dengan tebing-tebing yang curam dan
batuan karang, sehingga banyak orang-orang menyebutnya sebagai Raja
Ampatnya Bulukumba. Udaranya yang sejuk, dan suasana yang tenang
dengan suara deburan ombaknya, menjadi daya tarik tersendiri dari tebing
ini. Namun pantai Apparalang ini tidak seramai dan sepopuler Tanjung Bira
dan Tanjung Bara. Selain itu di Tebing Apparalang ini para wisatawan juga
dapat melakukan wisata air, seperti berenang di sekitar tebing, snorkeling
dan juga kadang para wisatawan yang berdatangan memberanikan diri untuk
melompat dari atas tebing dan mendaratkan diri di laut. (Tripadvisor. 2018)
Desa Ara merupakan pemekaran wilayah dari Desa Bira yang cukup
terkenal dengan destinasi pariwisata pasir putihnya di pantai. Sebagai salah
satu desa yang sangat jauh dari perkotaan. Desa Ara ini wilayah paling
potensial untuk Industri Kerajinan, Perdagangan, Perkebunan dan
Pariwisata.Desa Ara berusaha memanfaatkan potensi-potensi wilayah yang
mereka miliki dengan menjadikan desa wisata dengan menonjolkan
keindahan alam yang mereka miliki. Hal tersebut didukung oleh kondisi
geografis desa serta masyarakatnya, dukungan Pemerintah Daerah untuk
pengembangan potensi Perindustrian dan Pertukangan. Di desa ini
masyarakatnya memiliki profesi yang berbeda-beda, namun kebanyakan
masyarakat menggantungkan hidupnya dibidang perikanan dan perkebunan
7
tak lain kepala rumah tangga yang bekerja sebagai nelayan atau petani,
sedangkan ibu rumah tangga kebanyakan sebagai petenun sarung dan ibu
rumah tangga saja. Dengan adanya pantai apparalang serta perkembangan
pengunjung yang semakin meningkat ini menjadi salah satu sumber
penghasilan bagi masyarakat di sekitar daerah tersebut. Semakin ramainya
wisatawan yang berkunjung mampu membuka kesempatan kerja yang
semakin luas dan juga telah menumbuhkan harapan dan cita-cita munculnya
peluang meningkatkan pendidikan, karena penambahan pendapatan yang
dirasakan oleh masyarakat bisa digunakan untuk membiayai pendidikan anak
mereka sehingga anak-anak tersebut mempunyai kesempatan yang lebih
baik di masa datang.(Wikipedia. 2018)
Kunjungan wisatawan disuatu tempat menyebabkan terjadinya interaksi
sosial antara masyarakat setempat dengan wisatawan yang dapat
memberikan energi dobrak yang luar biasa, serta mampu membuat
masyarakat setempat mengalami perubahan dalam berbagai aspeknya.
Perlu kita sadari bahwa pada dasarnya industri pariwisata bersifat lintas
sektoral, menyentuh segala aspek kehidupan manusia, baik itu ekonomi,
pendidikan, sosial budaya maupun lingkungan alam di mana ia hidup
sehingga pariwisata dan pengembangannya dapat menimbulkan berbagai
dampak terhadap masyarakat maupun perorangan. Bahkan tidak jarang
pengembangan pariwisata tersebut mampu merubah tata kehidupan
masyarakat dimana pariwisata itu dikembangkan. Perubahan itu bisa
menyangkut perubahan pada struktur sosial budaya maupun ekonomi
masyarakat yang bersangkutan. (Liputan6. 2018)
8
Pada dasarnya perubahan-perubahan dalam masyarakat Indonesia
merupakan akibat dari adanya pembangunan yang dilaksanakan pemerintah
bersama rakyat Indonesia sendiri. Perhatian utama pemerintah dalam
pembangunan pedesaan, dengan menitik beratkan pada program
pembangunan untuk kemajuan pedesaan, karena sebagian besar penduduk
masih berpenghasilan rendah bahkan masih berada dalam garis kemiskinan.
Pengembangan pariwisata pada daerah tujuan wisata diharapkan
mampu memperhatikan kelestarian akan adat istiadat serta budaya lokal dan
mampu memberikan tambahan pendapatan pada masyarakat di daerah
tujuan wisata. Adanya pengembangan secara fisik serta arus keluar masuk
wisatawan sedikit banyak akan membawa pengaruh pada masyarakat lokal,
sehingga diperlukan perhatian sejak dini akan dampak pengembangan
pariwisata di suatu daerah tempat tujuan wisata guna mewujudkan
pengembangan pariwisata yang mampu menjaga kelestarian nilai budaya
dan berdaya guna bagi masyrakat.
Alasan saya menjadikan wisata apparalang menjadi lokasi penelitian
adalah melihat kebiasan masyarakat sekarang yang senang akan objek
wisata alam yang di mana kebiasaan ini turut mengubah sosial ekonomi
masyarakat setempat sehingga saya mengangkat judul “Struktur Sosial
Ekonomi Masyarakat Sekitar Objek Wisata Pantai Apparalang Desa Ara
Kec Bontobahari Kab Bulukumba” sebagai penelitian saya.
9
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimana bentuk perubahan sosial ekonomi yang
tejadi dimasyarakat akibat pengembangan objek wisata pantai
Apparalang dilihat dari pekerjaan, pendapatan dan pendidikan ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka tujuan
penelitian ini untuk mengidentifikasi perubahan yang terjadi dimasyarakat
akibat pengembangan objek wisata pantai Apparalang dilihat dari
pekerjaan, pendapatan dan pendidikan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dikemukakan menjadi dua bagian :
1. Manfaat Teoritis
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian dalam
Geografis Pariwisata.
b) Sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi penelitian sejenis.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Bulukumba,penelitian ini
diharapakn dapat bermanfaat sebagai tambahan informasi dan
masukan bagi lembaga-lembaga yang terkait dengan pembuatan
kebijakan yang berhubungan dengan perkembangan pariwisata di
Kabupaten Bulukumba.
b) Bagi masyarakat setempat, penelitian ini di harapkan dapat
merangsang keterlibatannya di sektor pariwisata
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Objek Wista
Obyek Wisata adalah perwujutan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni
budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai
daya tarik untuk dikunjungi wisatawan (Kodhyat & Ramaini, 2000 : 80).
Menurut Chafid Fandeli (2000: 58) objek wisata adalah perwujudan
daripada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa
dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi
wisatawan. Sedangkan obyek wisata alam adalah objek wisata yang daya
tariknya bersumber pada keindahan Sedangkan objek wisata alam adalah objek
wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan sumber daya alam dan
tata lingkungannya.
Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut
yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek
dan daya tarik wisata. Seorang wisatawan berkunjung ke suatu
tempat/daerah/Negara karena tertarik oleh sesuatu yang menarik dan
menyebabkan wisatawan berkunjng ke suatu tempat/daerah/Negara disebut
daya tarik dan atraksi wisata (Mappi, 2001:30).
Membangun objek wisata tersebut harus memperhatikan keadaan sosial
ekonomi masyrakat setempat, sosial budaya daerah setempat, nilai-nilai agama,
adat istiadat, lingkungan hidup dan objek wisata itu sendiri. Pembangunan objek
11
dan daya tarik wisata dapat dilakukan oleh Pemerintah, Badan Usaha maupun
Perseorangan dengan melibatkan dan bekerjasama pihak-pihak yang terkait.
UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan disebutkan bahwa daya
tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai
yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan
manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Kata
wisatawan (tourist) merujuk kepada orang. Secara umum wisatawan menjadi
subset atau bagian dari traveler atau visitor (Pitana 2009:35)
Berdasarkan hal tersebut diatas, objek wisata dapat diklasifikasikan berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia. Pada
dasarnya objek wisata pantai Marumasa ini mempunyai kekayaan alam dan hasil
buatan manusia karena selain memiliki panorama yang indah dengan keindahan
alamnya juga terdapat campur tangan manusia diantaranya jalan setapak dan
beberapa tempat untuk mengambil gambar(selfie) yang disediakan
2. Dampak Pengembangan Pariwisata
Pengembangan Kepariwisataan dapat didefinisikan secara khusus
sebagai upaya penyediaan atau peningkatan fasilitas dan pelayanan untuk
memenuhi kebutuhan wisatawan (Santoso, 2006:23). Kita menyadari bahwa
bila pada suatu daerah tujuan wisata yang berkembang baik dengan sendirinya
akan memberikan dampak positif pada daerah itu,karena itu dapat menciptakan
lapangan kerja yang cukup luas bagi penduduk sekitar, alasan utama
pengembangan pariwisata sangat erat hubungannya dengan pembangunan
ekonomi di daerah tempat di mana daerah tujuan wisata itu berada (Yoeti, 1997 :
33).
12
Menurut Oka A. Yoeti (1997:13-14), berkembangnya suatu objek wisata
tergantung pada produksi industri pariwisata yang meliputi daya tarik wisata,
kemudahan perjalanan, sarana dan fasilitas serta promosi. Negara yang sadar
akan pengembangan pariwisata berdasarkan Direktorat Jenderal Pariwisata
biasa mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a) Perencanaan pengembangan pariwisata harus menyeluruh sehingga
seluruh bagi pengembangan pariwisata di perhitungkan dengan
memperhatikan pula perhitungan untung rugi apabila dibandingkan
dengan pembangunan sektor lain
b) Pengembangan pariwisata harus diintegrasikan ke dalam pola dan
program pembangunan semasa ekonomi, fisik dan sosial sesuatu
negara
c) Pengembangan pariwisata harus diarahkan sedemikian rupa sehingga
membawakan kesejahteraan ekonomi yang tersebar luas dalam
masyarakat.
d) Pengembangan pariwisata harus sadar lingkungan sehingga
pengembangan mencerminkan ciri-ciri khas dan lingkungan alam
sesuatu negara, bukannya justru merusak lingkungan alam dan
budaya yang khas itu
e) Pengembangan pariwisata harus diarahkan sedemikian rupa sehingga
pertentangan sosial dapat dicegah seminimal mungkin dan dapat
menimbulkan perubahan-perubahan sosial yang positif
f) Tata cara pelaksanaannya harus disusun sejelas-jelasnya berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan yang masak sesuai kemampuan
13
g) Pencatatan (monitoring) secara terus-menerus mengenai pengaruh
pariwisata terhadap suatu masyarakat dan lingkungan sehingga
merupakan bahan yang baik untuk meluruskan kembali akibat
perkembangan pariwisata yang merugikan sehingga merupakan
sarana pengendalian pengembangan yang terarah.
Alasan utama dalam pengembangan pariwisata pada suatu daerah tujuan
wisata, baik secara lokal maupun regional atau ruang lingkup nasional pada
suatu negara sangat erat kaitannya dengan pembangunan perekonomian daerah
atau negara tersebut. Pengembangan kepariwisataan pada suatu daerah
tujuan wisata akan selalu diperhitungkan dengan keuntungan dan manfaat bagi
rakyat banyak. Alasan kedua pengembangan pariwisata itu lebih banyak
bersifat non ekonomis, adanya kegiatan pariwisata akan mengundang hasrat
dan keinginan untuk memelihara semua aset wisata yang dimaksud. Alasan
ketiga mengapa pariwisata perlu dikembangkan ialah untuk menghilangkan
kepicikan berpikir, mengurangi salah pengertian, mengetahui tingkah laku orang
lain terutama bagi masyarakat di mana proyek kepariwisataan dibangun
(Yoeti,1997 : 33-34).
Pengembangan objek wisata tidak dapat berdiri sendiri tetapi berkaitan erat
dengan sektor ekonomi, sosial, dan budaya dalam masyarakat, sehingga perlu
memperhatikan dalam segala macam segi tanpa terkecuali (Mill,Robert Christie,
2000:167).
Unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang
pengembangan pariwisata didaerah tujuan wisata menurut Suwantoro (2001 :
19-24) meliputi :
14
a. Objek dan daya tarik wisata
Daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi yang
menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Daya
tarik objek wisata pantai Marumasa adalah keindahan alam pantai dari atas
tebing. Pada umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada: (a)
adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman,
dan bersih, (b) adanya aksebilitas yang tinggi untuk mengunjunginya, (c) adanya
spesifikasi atau ciri khusus yang membuatnya langka, (d) adanya sarana dan
prasarana penunjang untuk melayani wisatawan, (e) objek wisata alam memiliki
daya tarik tinggi (pegunungan, sungai, pantai, hutan dan lain-lain).
b. Prasarana pariwisata
Prasarana pariwisata adalah sumber daya alam, sumber daya buatan
manusia mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah
tujuan wisata, seperti jalan, listrik, telekomunikasi, dan lain sebagainya.
c. Sarana pariwisata
Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang
diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan
wisatanya. Berbagai sarana wisata yang disediakan di daerah tujuan wisata
ialah, biro perjalanan, tempat makan serta sarana pendukung lainnya.
Pengembangan pariwisata tentu saja memberikan dampak positif maupun
dampak negatif terhadap tempat wisata tersebut. Suatu tempat wisata tentu
memiliki dampak-dampak lingkungan sekitarnya. Pengembangan pariwisata dan
kunjunga wisatawan yang meningkat dapat menimbulkan dampak dan pengaruh
positif maupun negative dan terkena dampak tersebut adalah masyarakat.
Lingkungan, ekonomi, serta sosial.
15
Masyarakat dalam lingkungan suatu obyek wisata sangatlah penting
dalam kehidupan suatu obyek wisata karena mereka memiliki kultur yang
dapat menjadi daya tarik wisata, dukungan masyarakat terhadap tempat wisata
berupa sarana kebutuhan pokok untuk tempat objek wisata, tenaga kerja yang
memadai di mana pihak pengelola objek wisata memerlukannya untuk
menunjang keberlangsungan hidup objek wisata dan memuaskan masyarakat
yang memerlukan pekerjaan dimana membuat kehidupan masyarakat menjadi
lebih baik.
Menurut Mill (Dalam landasan teori kepariwisataan 2009) Secara ringkas
dalam bidang ekonomi, kegiatan pariwisata dapat memberikan dampak positif
diantaranya:
1) Terbukanya lapangan pekerja baru
2) Meningkatkan taraf hidup dan pendapatan masyarakat
3) Meningkatkan kemampuan manajerial dan keterampilan masyarakat
yang memacu ekonomi lainnya
3. Konsep Perubahan Struktur Sosial Ekonomi Masyarakat
Berbicara tentang perubahan, kita membayangkan sesuatau yang terjadi
setelah jangka waktu tertentu, kita berurusan dengan perbedaan keadaan yang
diamati antara sebelum dan sesudah jangka waktu tertentu. Untuk dapat
menyatakan perbedaannya, konsep dasar perubahan mencakup tiga gagasan :
a) Perbedaan
b) Pada waktu berbeda
c) Diantara keadaan sistem sosial yang sama
Pada dasarnya setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini dalam
hidupnya dapat dipastikan akan mengalami apa yang dinamakan dengan
16
perubahan. Adanya perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan
suatu perbandingan dengan menelah suatu masyarakat pada masa tertentu
yang kemudian kita bandingkan dengan keadaan masyarakat pada waktu yang
lampau. Perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, pada dasarnya
merupakan suatu proses yang terus menerus, ini berarti bahwa setiap
masyarakat kenyataannya akan mengalami perubahan-perubahan. Tetapi
perubahan yang terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang
lain tidak selalu sama. Hal ini di karenakan adanya suatu masyarakat yang
mengalami perubahan tersebut, dapat berupa perubahan terjadi secara
lambat bahkan lebih cepat,baik dengan disengaja (intended change) maupun
secara tidak sengaja (unintended change). Pada umumnuya perubahan-
perubahan yang terjadi dalam masyarakat sebagai akibat adanya proses
formasi ataupun reformasi dari pola-pola dalam masyarakat tersebut, karena
pengaruh dari luar sehingga timbul perubahan dalam struktur.
Setiap kehidupan masyarakat manusia senantiasa mengalami perubahan-
perubahan Hal ini terjadi karena menusia mempunyai kepentingan-kepentingan
yang berbeda. Perubahan ini merupakan fenomena sosial yang wajar. Seperti
yang diungkapkan oleh Soekanto (2000: 264), bahwa setiap masyarakat pasti
pernah mengalami perubahan, ini disebabkan tidak adanya masyarakat yang
hidup secara terisolasi mutlak.
Perubahan dari aspek sosial merupakan suatu proses perubahan yang
terjadi di dalam masyarakat yang meliputi, aspek kehidupan sosial, interaksi
sosial, status sosial, dan tindakan sosial lainnya. Perubahan kendatinya terjadi
karena adanya perubahan sikap dan perasaan bahwa ingin merubah struktur
yang sudah ada menjadi lebih baik lagi, Sedangkan perubahan sosial dari
17
aspek ekonomi merupakan proses berubahnya system di masyarakat yang
meliputi perubahan perekomian masyarakat tersebut. Hal tersebut meliputi
perubahan mata pencaharian, perubahan penghasilan, bahkan sampai
peningkatan taraf kehidupan yang lebih baik lagi.
Menurut Wilbert Moore perubahan sosial didefinisikan sebagai perubahan
penting dari struktur sosial, dan yang dimaksud struktur sosial adalah pola-pola
perilaku dan interaksi sosial. Moore memasukan ke dalam definisi
perubahan sosial berbagai ekpresi mengenai struktur seperti norma, nilai dan
fenomena kultural. Perubahan sosial didefinisikan sebagai variasi atau modifikasi
dalam setiap aspek proses sosial, pola sosial dan bentuk-bentuk sosial serta
setiap modifikasi pola antar hubungan yang mapan dan standar perilaku
(Lauer, 2003:55).
Penekanan diatas ditujukan pada perubahan struktural karena perubahan
struktural lebih mengarah pada perubahan sistem sebagai keseluruhan. Struktur
sosial merupakan sejenis kerangka pembentukan masyarakat dan oprasinya.
Jika strukturnya berubah, maka semua unsur lain cendrung berubah pola
(Nasrullah, 2008:156-157). Empat tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu
pengetahuan, sikap, perilaku individual, dan perilaku kelompok. Setelah suatu
masalah dianalisa tentang kekuatannya maka pemahaman tentang tingkat-
tingkat perubahan dan siklus perubahan akan dapat berguna
Peletak dasar pemikiran perubahan sosial sebagai suatu bentuk “evolusi”
antara lain Herbert Spencer dan August Comte. Keduanya memiliki pandangan
tentang perubahan yang terjadi pada suatu masyarakat dalam bentuk
perkembangan yang linear menuju kearah yang positif. Perubahan sosial
18
menurut mereka berjalan lambat namun menuju suatu bentuk “kesempurnaan”
masyarakat.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi adalah kedudukan
atau posisi seseorang dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis
aktivitas ekonomi(pekerjaan), pendidikan serta pendapatan.
Faktor penyebab penyebab terjadinya perubahan sosial dinyatakan
Soekanto (2006:275) yaitu faktor internal, terjadinya pertambahan atau
penyusutan jumlah penduduk,penemuan-penemuan baru atau teknologi,
konflik/pemberontakan, yang terjadi didalam masyarakat itu sendiri. Faktor
eksternal terjadinya perubahan sosial adalah terjadinya peristiwa-peristiwa fisik
bencana alam, peperangan, kontak dengan pengaruh dari kebudayaan lain.
a. Faktor pendorong perubahan sosial
Menurut Soekanto (2007:287), adapun faktor pendorong adanya
perubahan yaitu :
1) Kontak dengan kebudayaan lain
2) Sistem pendidikan yang sudah maju
3) Sikap menghargai hasil karya orang lain dan keinginan-keinginan
untuk maju
4) Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (devition)
yang buka merupakan delik
5) Sistem terbuka dalam lapisan masyarakat (open stratification)
6) Adanya penduduk yang heterogen
7) Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
8) Orientasi ke masa depan
9) Nilai meningkatkan taraf hidup
19
b. Bentuk-bentuk perubahan sosial
Perubahan sosial dalam masyarakat dapat dibedakan kedalam beberapa
bentuk yaitu :
1) Perubahan lambat (Evolusi)
Perubahan secara lambat atau evolusi memerlukan waktu yang lama.
Perubahan ini biasanya merupakan rentetan perubahan kecil yang saling
mengikuti dengan lambat. Pada evolusi, perubahan terjadi dengan
sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu. Masyarakat hanya
berusaha menyesuaikan dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru
yang ditimbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat
2) Perubahan cepat (Revolusi)
Perubahan yang berlangsung secara cepat dinamakan dengan
revolusi. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan
terlebih dahulu maupun tanpa direncanakan. Selain itu dapat dijalankan
tanpa kekerasan maupun dengan kekerasan. Ukuran kecepatan suatu
perubahan sebenarnya relative karena revolusi pun dapat memakan waktu
lama. Perubahan-perubahan tersebut dianggap cepat Karena mengubah
sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat, seperti sistem kekeluargaan
dan hubungan antara manusia. Suatu revolusi dapat juga berlangsung
dengan didahului suatu pemberontakan.
Secara sosiologis, persyaratan berikut ini harus dipenuhi agar suatu
revolusi dapat tercapai.
a) Harus ada keinginan dari masyarakat banyak untuk mengadakan
perubahan. Didalam masyarakat harus ada perasaan tidak
20
puas terhadap keadaan dan harus ada keinginan untuk mencapai
keadaan yang lebih baik.
b) Ada seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu
memimpin masyarakat untuk mengadakan perubahan.
c) Pemimpin harus dapat menampung keinginan atau aspirasi dari rakyat
untuk kemudian merumuskan aspirasi tersebut menjadi suatu program
kerja.
d) Ada tujuan konkret yang dapat dicapai. Artinya, tujuan itu dapat dilihat
oleh masyarakat dan dilengkapi oleh suatu ideology tertentu.
e) Harus ada momentum yang tepat untuk mengadakan revolusi,
yaitu saat dimana keadaan sudah tepat dan baik untuk
megadakan suatu gerakan
3) Perubahan kecil
Perubahan kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada
unsur-unsur struktur social yang tidak membawa pengaruh langsung atau
berarti bagi masyarakat. Seperti contohnya yaitu pada zaman dahulu,
kaum perempuan di Indonesia setiap harinya mengenakan baju kebaya.
Seiring dengan perkembanagn zaman dan perubahan mode, model
pakaian yang mereka kenakan pun mengalami perubahan. Ada yang
memakai rok panjang, rok mini, celana panjang, kaos dan lain lain
4) Perubahan besar
Perubahan besar adalah perubahan yang berpengaruh terhadap
masyarakat dan lembaga-lembaganya, seperti dalam system kerja, system
hak milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat.
21
5) Perubahan yang dikehendaki
Perubahan ini adalah perubahan yang diperkirakan atau yang telah
direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan
perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak ini dinamakan agent of
change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat
kepercayaan masyarakat sebagai pemimpin dalam perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan.
6) Perubahan struktural
Perubahan struktural adalah perubahan yang sangat mendasar yang
menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam masyarakat.
7) Perubahan proses
Perubahan proses adalah perubahan yang sifatnya tidak mendasar.
Perubahan tersebut hanya merupakan penyempurnaan dari perubahan
sebelumny
B. Tinjauan Empiris
Tinjauan Empiris merupakan penelitian terdahulu atau jurnal ilmiah yang
relevan dan mendukung penelitian yang menyangkut bagaimana perubahan
sosial ekonomi yang terjadi di masyarakat sekitar objek wisata di lihat dari
pendapatan,pekerjaan dan pendidikan Adapun penelitian tersebut antara lain
sebagai berikut:
22
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Nama peneliti
Metode penelitian
Judul penelitian Hasil penelitian
1. Nungky Kurnia Putri
(2018)
Kualitatif Dengan Analisis deskriptif
Proses Perubahan Struktur Sosial Ekonomi Masyarakat Di Sekitar Lokasi Objek Wisata Talang Indah Dan Bukit Pangonan Desa Pajaresuk Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu
Adanya objek wisata talang indah dan bukit pangonan,pola pikir masyarakat mulai berubah,sebagian dari mereka berproses menggantungkan pada sektor industri pariwisata. Struktur sosial masyarakat sebelum adanya talang indah dan bukit pangonan adalah masyarakat agraris,hal ini karena jumlah masyarakat di desa tersebut mayoritas adalah petani,ketika beberapa tahun kedepan perubahan pekerjaan masyarakat pada sektor industry pariwisata mendominasi latar belakang pekerjaan masyarakat desa setempat,bisa di katakan juga struktur sosial masyarakat mungkin berubah karena struktur demografisnya berdasarkan jenis pekerjaan berubah
2. Wawan Kurniawan
(2017)
Kualitatif Deskriptif
Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Pariwisata Umbul Sidomukti Kecamatan Bandung Kabupaten Semarang
Menunjukkan bahwa peluang usaha di sekitar objek wisata Umbul Sidomukti termasuk dalam kategori tinggi.Warga sekitar memanfaatkan momen ini untuk berdagang,jasa
23
tourleader hingga menjadi karyawan objek wisata Umbul Sidomukti.Peningkatan pengunjung pasca renovasi benar-benar mampu meningkatkan pengunjung.
3. Erina Puspitasari
(2017)
Kualitatif Dengan Analisis Deskriptif
Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Lokal Pasca Dibangunnya Daerah Tujuan Wisata Goa Gelaran Indah
Masyarakat lokal di Dusun Gelaran Satu mengalami perubahan yang signifikan setelah berkembangnya objek wisata Goa Gelaran Indah. Masyarakat lokal mengalami peralihan pekerjaan yang semula mayoritas bekerja disektor pertanian beralih di sektor pariwisata. Kondisi sosial khususnya proses interaksi yang terjadi di masyarakat mengalami pergeseran waktu seperti pertemuan antarwarga yang dilakukan rutin dan pasti ada seperti rapat operator wisata,perkumpulan PKK,Karang Taruna. Masyarakat lokal mencoba memanfaatkan peluang untuk terjun ke sektor pelaku wisata dengan beralih profesi menjadi pedagang,tukang parkir dan pemandu wisata keberadaan tersebut membawa masyarakat mengalami peningkatan perekonomian. Masyarakat memperoleh penghasilan dari dua sektor yaitu sektor
24
pertanian dan sektor pariwisata
4. Titik Umaiyah Haryanti (2018)
Kualitatif Dengan Analisis Deskriptif
Peran Pantai Dalam Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Disekitar Pantai Bentar Kabupaten Probolinggo Jawa Timur
Adanya obyek wisata pantai Bentar ini mampu meningkatkan kondisi Sosial Ekonomi masyarakat sekitar pantai Bentar. Masyarakat disekitar pantai memanfaatkan pantai Bentar dengan mengelola keindahan pantai tersebut untuk dijadikan sebagai mata pencaharian masyarakat disekitar pantai
5. Yunita Dwi Rahmayanti
(2017)
Kualitatif Dengan Analisis Deskriptif
Dampak Keberadaan Objek Wisata Waduk Sermo Terdahap Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Sremo,Kulon Progo,Daerah Istimewa Yogyakarta
Menunjukkan bahwa adanya objek wisata Waduk Semo Sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat dari bentuk perubahan Sosial ekonominya yang mengharuskan mereka untuk merubah segalanya,dari mulai tempat tinggal,mata pencaharian, dan masih banyak lainnya. dampak perubahan sosial ekonominya dari segi positifnya membuat banyak munculnya lapangan kerja baru,akses jalan lebih mudah,meningkatkan kesejahteraan masyarakat sremo dan membuat pola fikir masyrakat lebih maju, dan segi negatifnya membuat gaya hidup kebarat-baratan wisatawan yang di tiru oleh masyarakat selain itu adanya penyalagunaan fungsi wilayah objek wisata waduk sermo
25
C. Kerangka Pikir
Pengembangan objek wisata telah mengalami perkembangan pesat dan
terjadi suatu fenomena yang melibatkan berbagai kalangan masyarakat.
Adanya pengembangan objek wisata mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat
dalam berbagai aspek di lihat dari pendapatan, pekerjaan dan pendidikan.
Dalam perkembangannya arus ekonomi yang semakin pesat dapat
menimbulkan sikap komersial di dalam kehidupan bersama dalam masyarakat
dan akan mengikis rasa saling kebersamaan yang telah ada dalam masyarakat,
Sehingga apabila dibuat skema akan nampak sebagai berikut.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Pengembangan objek
wisata Apparalang
Struktur sosial ekonomi
1. Pendapatan
2. Pekerjaan
3. Pendidikan
Bentuk perubahan
masyarakat
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan bersifat penelitian Kualitatif. Pada
penelitian data kualitatif, data yang dikumpulkan umumnya berbentuk kata-kata,
gambar dan jarang menggunakan angka-angka. Data yang dimaksud meliputi
wawancara, catatan di lapangan, dan dokumentasi pribadi. Termasuk di
dalamnya deskripsi situasi di lokasi penelitian.
Sebagaimana yang corak pada penelitian kualitatif deskriptif bahwa,
penelitian kualitatif tidak hanya penelitianya menetapkan pada variabel
penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti meliputi aspek tempat
(place), pelaku (actor), Dan aktifitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis
dengan objek yang diteliti.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian menurut Bungin (2014) “adalah fokus penelitian atau
pokok asal yang hendak diteliti, mengandung penjelasan mengenai dimensi apa
yang menjadi pusat penelitian dan hal yang kelak dibahas secara mendalam dan
tuntas.” Fokus penelitian merupakan pemusatan konsentrasi terhadap tujuan
penelitian yang sedang dilakukan. Fokus penelitian harus diungkapkan secara
eksplisit untuk mempermudah peneliti sebelum melaksanakan observasi. Fokus
penelitian adalah garis besar dari penelitian, jadi observasi serta analisa hasil
penelitian akan lebih terarah.
27
C. Informan
1. Pemilik warung/usaha 18
2. Pemandu wisata 2
3. Tukang parkir/penjaga loket 5
D. Pemilihan lokasi dan Situs Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bulukumba, menangkap keadaan
lokasi penelitian yang sebenarnya terdapat lokasi yang singkron dengan objek
penelitian yaitu di pantai Apparalang, Desa Ara, Kecamatan Bontobahari. yakni
Masyarakat di sekitar pantai Apparalang. maksud dalam penelitian ini adalah
siapa saja yang melakukan aktivitas sosial ekonomi di sekitar pantai Apparalang
Desa arah. Alasan peneliti mengambil tempat tersebut karena peneliti melihat
objek wisata di desa Ara merupakan obyek wisata yang sedang di kembangkan,
sehingga peneliti merasa perlu untuk mengadakan penelitian di tempat ini guna
menghindarkan akibat negatif yang akan timbul akibat adanya pengembangan
industri pariwisata tersebut. Waktu penelitian akan di laksanakan pada bulan
Februari sampai bulan Maret tahun 2019. Demi tercapainya tujuan penelitian
untuk mengetahui tingkat kesejahteraan Masyarakat.
E. Sumber Data
Menurut Arikunto (2015), “Sumber data penelitian merupakan subjek dari
mana data diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuisioner atau wawancara
dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang
yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan baik pertanyaan tertulis
maupun lisan.
28
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
A. Data primer adalah data yang secara langsung diperoler dari narasumber/
informan dengan cara wawancara mendalam (Indepth Interview).
B. Data Sekunder, yaitu data yang didapatkan dari studi kepustakaan atau
dokumentasi yang berupa buku-buku bacaan terkait dengan masalah
penelitian.
1. Majalah
2. Artikel
3. Dokumen pemerintah dalam hal ini desa Ara dan Dinas
Pariwisata kabupaten Bulukumba
F. Teknik Pengumpulan Data
Berkaitan dengan jenis data yaitu data primer(data yang secara
langsung diperoleh dari sumberdaya, melalui wawancara dan observasi)
data data sekunder (data yang tidak secara langsung diperoleh dari
sumberdaya berupa dokumen, catatan tertulis), maka penulis
menggunakan 3 teknik pengumpulan data yaitu :
A. Observasi langsung (pengamatan)
Observasi langsung adalah cara pengumpulan data dengan cara
melakukan pencatatan secara cermat dan sistematik. Metode observasi
adalah menjaring partisipan keterangan-keterangan empiris yang detail
dan aktual dari unit analisis penelitian.
Observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti, tujuannya untuk
mengamati realita yang ada. Ini dimaksudkan untuk mengatahui
obyektivitas dari kenyataan yang ada tentang keadaan dan kondisi objek
29
yang diteliti, serta peneliti juga dapat menetuntukan informan yang akan
diwawancarai.
B. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara
bertanya langsung kepada narasumber/informan, dengan maksud untuk
mencari informasi yang berkaitan dengan kajian dalam penelitian ini.
Percakapan itu dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pewawancara dan
yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan
penelitian. Tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang
hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung. Adapun
wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak bertrukstur dimana
dalam metode ini memungkinkan pertanyaan berlangsung luwas, arah
pertanyaan lebih terbuka, tetap fokus, sehingga diperoleh informasi yang
kaya dan pembicaraan tidak kaku.
Wawancara ditujukan pada informan yang telah terpilih secara
purposive sampling, kepada tokoh masyarakat setempat, pemilik warung
atau cinderamata, , serta bagian-bagian yang lain yang termusak dalam
aktivitas kepariwisataan, seperti pemandu wisata, lain sebagainya
C. Telaah Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006), metode telaah dokumentasi yaitu,
“mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan,
transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda
dan sebagainya.” Studi literatur sebagai teknik pengumpulan data kualitatif
dilakukan dengan cara menelusuri dokumen penting yang dianggap
berkaitan dengan fokus penelitian. Teknik ini disebut juga studi
30
kepustakaan. Data yang diperoleh dari studi kepustakaan bisa berupa teks
atau gambar. Dokumen yang menjadi sumber data tak melulu teks-teks
akademik seperti buku, laporan riet, policy brief, atau jurnal, tapi bisa juga,
pamflet, spanduk, kartu nama, dan laporan jurnalistik.
G. Instrumen Penelitian
Penelitian kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan
fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan
membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2015). Dalam penelitian
kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu
sendiri sehingga peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti,
meliputi; pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan
terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek
penelitian, baik secara akademik maupun logikanya (Sugiyono, 2015).
Selain dari pada itu, untuk memperoleh data yang lebih valid dan
kongkrit, peneliti akan menggunakan instrumen penelitian berupa alat
perekam, pulpen, buku catatan, dan berbagai macam alat yang akan
disesuaikan berdasarkan yang terjadi dalam observasi di lapangan nanti.
H. Metode Analisis
Menurut Moleong (2015), “Metode analisis data adalah kegiatan
analisis-analisis dalam penelitian yang dilakukan dengan menelaah seluruh
data yang tersedia dari instrumen penelitian, yang terdiri dari cacatan,
rekaman, dokumen, tes, dan lain sebagainya.” Analisa data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
31
hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Pekerjaan analisis data
dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan
kode dan mengkategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data
tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya
diangkat menjadi teori substantif. Analisis data kualitatif tidak sama dengan
analisis kuantitatif yang metode dan prosedurnya sudah pasti dan jelas.
Ketajaman analisis data kualitatif tergantung kepada peneliti. Peneliti yang
sudah terbiasa menggunakan pendekatan ini, biasanya mengulas hasil
penelitiannya secara mendalam dan kongkret. Adapun pendekatan yang
dilakukan dalam metode analisis kualitatif adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Reduksi data bisa dilakukan dengan jalan
melakukan abstrakasi. Abstraksi merupakan usaha membuat
rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu
dijaga sehingga tetap berada dalam data penelitian. Dengan kata lain
proses reduksi data ini dilakukan oleh peneliti secara terus menerus
saat melakukan penelitian untuk menghasilkan catatan-catatan inti dari
data yang diperoleh dari hasil penggalian data. Dengan demikian,
tujuan dari reduksi data ini adalah untuk menyederhanakan data yang
diperoleh selama penggalian data di lapangan. Data yang diperoleh
dalam penggalian data sudah barang tentu merupakan data yang
sangat rumit dan juga sering dijumpai data yang tidak ada kaitannya
dengan tema penelitian tetapi data tersebut bercampur baur dengan
32
data yang ada kaitannya dengan penelitian. Maka dengan kondisi data
seperti, maka peneliti perlu menyederhanakan data dan membuang
data yang tidak ada kaitannya dengan tema penelitian. Sehingga tujuan
penelitian tidak hanya untuk menyederhanakan data tetapi juga untuk
memastikan data yang diolah itu merupakan data yang tercakup dalam
scope penelitian.
2. Penyajian Data
Langkah ini dilakukan dengan menyajikan sekumpulan informasi yang
tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.
hal ini dilakukan dengan alasan data-data yang diperoleh selama
proses penelitian kualitatif biasanya berbentuk naratif, sehingga
memerlukan penyederhanaan tanpa mengurangi isinya. Penyajian data
dilakukan untuk dapat melihat gambaran keseluruhan atau bagian-
bagian tertentu dari gambaran keseluruhan. Pada tahap ini peneliti
berupaya mengklasifikasikan dan menyajikan data sesuai dengan
pokok permasalahan yang diawali dengan pengkodean pada setiap
sub-pokok permasalahan.
3. Kesimpulan dan Verifikasi
Kesimpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses analisa
data. Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data
yang telah diperoleh. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna
data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan, atau
perbedaan. Penarikan kesimpulan bisa dilakukan dengan jalan
membandingkan kesesuaian pernyataan dari subyek penelitian dengan
33
makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam penelitian
tersebut.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum objek dan lokasi penelitian
1. Kondisi Desa Ara
Desa Ara merupakan salah satu desa dalam wilayah Kecamatan
Bontobahari Kabupaten Bulukumba. Luas wilayah Desa Ara adalah 14,38 km²
Dan Kode wilayah 73.02.03.2006
Letak desa Ara kurang lebih antara 5° 25' 40, 80" LS- 4° 23' 27,24" LS
dan 102° 8' 21,4" BT - 102° 10' 7,32" BT Secara administratif, wilayah Desa Ara
memiliki batas sebagai berikut :
Sebelah Utara : berbatasan dengan Desa Lembanna
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Desa Darubiah
Sebela Timur : berbatasan dengan Teluk Bone
Sebelah Barat : berbatasan dengan Kelurahan Tanah Lemo
Sebagaimana wilayah tropis, Desa Ara mengalami musim kemarau dan
musim penghujan dalam tiap tahunnya. Jarak Pusat Pemerintahan Desa Ara
dengan ibukota Kecamatan 7 km dan ibukota Kabupaten 37 km. Kondisi
Topografi Daratan Desa Ara relatif berbukit dengan ketinggian sekitar 0-75 m
diatas permukaan laut dan keadaan suhu udara rata-rata sebesar 27°-39°.
Penggunaan sumber daya lahan untuk bangunan di Desa Ara relatif
beraneka ragam yakni Lahan Perkantoran seluas ± 4 ha, Lahan Sekolah seluas
± 4 ha, Tempat Peribadatan seluas ± 3 ha, Lahan Perkebunan seluas ± 127 ha,
Lahan Pemukiman seluas ± 430 Ha, dan Lahan Falilitas Umum seluas ±175 ha.
35
Desa Ara merupakan wilayah paling potensial untuk Industri Kerajinan,
Perdagangan, Perkebunan dan Pariwisata. Hal tersebut didukung oleh kondisi
geografis desa serta masyarakatnya, dukungan Pemerintah Daerah untuk
pengembangan potensi Perindustrian dan Pertukangan
2. Keadaan Penduduk
Kondisi demografis suatu wilayah memiliki keterkaitan dengan beberapa
unsur dalam kependudukan, antara lain adalah mengenai jumlah penduduk dan
komposisi penduduknya.Kondisi demografis di suatu wilayah tersebut dapat
dijadikan patokan dalam menentukan kebijaksanaan pembangunan suatu
pemerintahan.
2.1 Jumlah Penduduk
Jumlah keseluruhan penduduk di Desa Ara terhitung 2970 jiwa, (laki-laki
1.371 jiwa dan perempuan 1599 jiwa) terbagi dalam 877 KK.
2.2 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat dijadikan
petunjuk bagi kemungkinan perkembangan penduduk suatu daerah di masa
yang akan datang.Dalam hal ini usia produktif ditentukan antara umur 10 – 56
tahun. Untuk lebih jelasnya Jumlah Penduduk di Desa Ara Menurut Golongan
Umur dan Jenis Kelamin dapat kita lihat pada tabel berikut ini
36
Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Kantor Desa Ara, 2019
Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
No Kelompok Usia Jumlah
1 Usia 0 – 4 Tahun 69
2 Usia 5 – 9 Tahun 184
3 Usia 10 – 14 Tahun 245
4 Usia 15 – 19 Tahun 281
5 Usia 20 – 24 Tahun 207
6 Usia 25 - 29 Tahun 280
7 Usia 30 – 34 Tahun 224
8 Usia 35 – 39 Tahun 268
9 Usia 40 – 44 Tahun 232
10 Usia 45 – 49 Tahun 225
11 Usia 50 – 54 Tahun 205
12 Usia 54 – 59 Tahun 250
13 Usia 60 Tahun ke atas 300
Sumber : Kantor Desa Ara, 2019
Jenis Kelamin Desa Ara Jumlah
Laki-Laki 1.371 Jiwa 2970 jiwa
Perempuan 1599 Jiwa
Jumlah KK 877 KK 877 KK
37
Adanya komposisi penduduk menurut umur sangatlah penting, karena
dengan komposisi ini dapat memberikan gambaran mengenai pertumbuhan
penduduk, besarnya penduduk usia kerja, dan beban ketergantungan,Umur
juga merupakan suatu karakteristi yang pokok karena umur mempunyai
pengaruh yang penting terhadap tingkahlaku demografis dan sosial ekonomi
penduduk.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbesar
adalah pada kelompok usia 60 Tahun ke atas, yaitu sebesar 300 jiwa.
Sedangkan jumlah terkecil adalah pada usia 0-4 Tahun yaitu sebesar 69 jiwa.
Jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki dan perempuan masing- masing
sebesar 1.371 jiwa dan 1599 jiwa.
3. Keadaan Sosial
Pendidikan di Indonesia makin heboh, kehebohan tersebut bukan
disebabkan oleh kehabisan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak
disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di
Indonesia. Perasaan ini disebabkan karena beberapa hal yang mendasar.
Gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka, kemajuan teknologi
dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia
tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang
baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan
Negara lain.
Setelah kita amati, Nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam
peningkatan mutu Pendidikan di berbagai jenjang Pendidikan baik Pendidikan
formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu
Pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya manusia yang
38
mempunyai keahlian dan keterampilan memenuhi pembangunan bangsa di
berbagai bidang.
Tabel 4.3 Keadaan Sosial Desa Ara
Sumber : Kantor Desa Ara, 2019
4. Keadaan Ekonomi
Adanya mata pencaharian dalam suatu kehidupan masyarakat sangatlah
penting, karena dengan adanya mata pencaharian tersebut maka kebutuhan
ekonomi masyarakat akan terpenuhi. Keadaan ekonomi mata pencaharian
ini dapat menggambarkan karakteristik disuatu wilayah.
Tabel 4.4 Keadaan Ekonomi Penduduk Desa Ara
No. Uraian Jumlah
A. Kesejahteraan Sosial
1. Keluarga Prasejahtera 210
2. Keluarga Prasejahtera 1 265
3. Keluarga Prasejahtera 2 247
4. Keluarga Prasejahtera 3 197
No. Uraian Jumlah
A. Tingkat Pendidikan
1. Belum sekolah 86
2. SD / sederajat
3. SMP / sederajat 234
4. SMA / sederajat 87
5. Diploma / Sarjana 33
39
5. Keluarga Prasejahtera 3 plus 53
B. Mata Pencaharian
1. Nelayan 367
2. Petani 184
3. Buruh Tani/Nelayan 22
4. Tukang Kayu 18
5. Pedagang 160
6. Penjahit 15
7. PNS 33
8. TNI/Polri 8
9. Pengrajin 40
10. Industri kecil 283
11. Supir 14
12. Guru Swasta 35
Sumber : Kantor Desa Ara, 2019
Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah Nelayan, hal ini
disebabkan karena sudah turun temurun, sejak dulu bahwa masyarakat adalah
Nelayan dan juga minimnya tingkat pendidikan yang menyebabkan
masyarakat tidak mempunyai keahlian dan akhirnya mempunyai pilihan lain
selain menjadi nelayan, selain itu disusul industri kecil selain nelayan
B. Data Hasil Wawancara
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan, maka peneliti
melakukan beberapa item pertanyaan terhadap informan yang bersangkutan
dan seluruh data yang berhasil dihimpun pada saat penulis melakukan
penelitian lapangan di Desa Ara, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten
40
Bulukumba. Data yang dimaksud dalam hal ini merupakan data primer yang
bersumber dari jawaban para informan dengan menggunakan pedoman
wawancara atau wawancara secara langsung dan angket sebagai media
pengumpulan data yang dipakai untuk keperluan penelitian
Dari data ini diperoleh beberapa jawaban menyangkut tentang
bagaimana struktur sosial ekonomi akibat pengembangan objek pantai
Apparalang
Jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak dua puluh lima, dimana
dalam menentukan informan dilakukan dengan cara teknik (purposive) yang
dipilih secara sengaja berdasarkan kriteria tertentu yang telah di tetapkan yaitu
masyarakat yang beraktivitas sekitar pantai Apparalang.kriteria ini harus
sesuai dengan topik penelitian Dalam penentuan informan, pertama-tama
dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dua orang ini belum merasa
lengkap terhadap data yang diberikan. maka peneliti mencari orang lain
yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh
dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya sehingga jumlah informan yang
peneliti temukan sebanyak dua puluh lima orang.
Identitas informan yang dipilih atas beberapa identifikasi seperti nama,
umur, jenis kelamin, status dalam keluarga.
Tabel 4.5 Karakteristik Infomant Dan Hasil Wawancara
No Karakteristik Informan
Hasil Wawancara
1. Ibu Inisial RW,umur 45
tahun,Memiliki 3 orang anak,Pemilik salah satu warung makan.
“‟Dulu saya di rumah kerja sarung setiap hari, tapi penghasilannya tidak sebanding Dengan tenaga, jadi saya usahakan dapat modal untuk membuka usaha ditempat ini.sekarang saya sudah jarang menenun,saya hanya fokus jual”lan‟‟
“Semenjak ada ini wisata,pendapatan dan perekonomian saya meningkat,yang dulunya
41
penghasilan dari menenun sarung tidak seberapa dan uang hasilnya lama.sekarang pendapatan saya sudah meningkat, saya sudah bisa mengembangkan usaha saya”. “Dulu waktu saya masih bekerja sebagai petenun anak saya putus sekolah karena keuangan keluarga saya tidak mencukupi,apa lagi suami saya hanya nelayan,tidak seberapa penghasilan yang dia dapatkan tapi semenjak saya buka warung makan di sini alhamdulillah saya sudah bisa menyekolah kembali anak saya yang SMP dan SMA,habis pulang dari melaut suami saya ke warung untuk membantu saya untuk menjual,begitpun dengan anak” saya yang lain. “semenjak saya sibuk mencari nafkah anak saya kurang perhatian,apa lagi kalau ada tugas dari sekolah, karna anak-anak sekarang malas untuk belajar dan tidak ada waktu untuk mengajarnya karna seharian saya sibuk jualan”.
2. Bapak Inisial AM,umur 65
tahun.Memiliki 5 orang anak.sebagai tukang parkir dan pemandu wisata(Tokoh masyarakat)
‟dulu saya hanya nelayan sebelum kerja di tempat ini.istiri saya juga ingin kerja ditempat ini, maka dari itu saya usahakan membuatkan usaha di tempat in.‟‟ “Selama pengunjung meningkat setiap hari libur, masyarakat disini sebagian sudah cukup meningkat perekenomiannya dan sudah cukup memadai dalam arti relatif, berbicara masalah masih ada yang kekurangan,jelas masih ada. kalau hari biasa pengunjung tidak seberapa yang datang dan kalau hari biasa juga pendapatan penjual di tempat ini berbeda-beda, kadang ada yang sama sekali tidak ada dan ada juga yang banyak pengunjungannya karna rezeky setiap orang berbeda-beda” “Sekarang jalanan sudah memadai jadi banyak pengunjung yang berdatangan ke sini untuk liburan, dulu waktu jalanan masih jelek alat transportasi untuk masuk kesini sangat susah, sedangkan warga disini jarang yang menginjakkan kakinya ke tempat ini.hanya anak-anak yang berdatangan ke sini untuk memancing”
“Jelas sudah ada perubahan, karna orang tua sekitar kampung ini sangat kewalahan untuk menyekolahkn anaknya karena Cuma suami yang di harapkan untuk bekerja, sebagian
42
kebanyakan nelayan dan pendapatan nelayan tidak seberapa. Tapi akhir-akhir ini masalah Pendidikan anaknya sudah baik karna rata-rata anak-anaknya sudah sekolah, berbeda dengan tahun-tahun kemarin, ada anaknya yang mau bersekolah tapi tidak sanggup untuk membiayai karna faktor ekonomi”
3. Ibu Inisial BD,umur 50 tahun,memiliki 3 orang anak,Pemilik salah satu warung makan.
“Dulu saya hanya tinggal dirumah menenun, sambil berjualan manisan,saya kerja seperti ini karna untuk membantu suami, beban ekonomi keluarga sangat berat jika cuman suami yang bekerja dan banyak keperluan untuk sehari”, alangkah baiknya jika dua”nya bekerja. biasa saya bermalam di sini karna ada pengunjung yang bermalam dan membuka tenda. Jadi saya menjual sampai pagi. Anak-anak dan suami saya juga ikut bermalam disini jadi tempat ngumpul keluarga saya berbeda-beda.‟ “Selama saya kerja disini sudah ada yang bisa saya rasakan seperti bertambahnya menu-menu makanan yang saya jual,saya sudah bisa menabung,bayar sewa tempat dan lain-lain. Kalau Cuman pekerjaan suami masih kurang mencukupi karena suami saya hanya nelayan.
”Kalau masalah Pendidikan,sekarang sudah tidak berat seperti dulu.sekarang anak saya sudah ada yang sampai kuliah semenjak saya buka usaha ditempat ini.begitupun adik-adiknya sudah ada yang SD dan SMP.intinya saya sudah bisa melanjutkan sekolah anak saya.tidak seperti dulu waktu saya masih penenun sarung.lumayan berat pembayaran sekolah anak-anak saya.
4. Saudara inisial DY,umur 19 tahun.Sebagai Pemandu wisata dan tukang parkir
„‟Dulu saya cuman kerja sebagai nelayan dengan keluarga. Semenjak wisata ini buka banyak orang yang datang untuk berfoto maka dari itu keluarga saya menyarankan unuk membuka lahan parkir bagi pengunjung, saya harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keseharian saya karna orang tua sudah meninggal dan numpang tinggal dengan keluarga”. “kadang ada juga pengunjung yang tidak membayar parkiran, jadi kalau hari biasa cuma sedikit yang datang kesini ada juga yang tidak membayar, disitulah saya mendapatakan hasil tidak seberapa tapi tertutup dengan adanya orang yang ingin di antar turun ke tebing
43
untuk berfoto, disitulah saya mendapatkan tambahan. “kalau masalah sekolah, alhamdulillah saya sudah bisa membantu keluarga saya untuk biayai sekolah saya,,karna saya sudah memiliki gaji yang saya dapat dari sini”.
5. Ibu Inisial LK,umur 35
tahun,memiliki 4 orang anak,Pemilik salah satu usaha barang campuran
“Dulu saya hanya dirumah menenun,saya membuka usaha di sini untuk membantu suami,beban ekonomi keluarga sangat berat jika cuman suami yang bekerja dan banyak keperluan-keperluan sehari-hari, alangkah baiknya kalau semuanya bekerja.dan biasa saya bermalam di sini, karena biasa pengunjung bermalam dan membuka tenda di tempat ini. Jadi biasa saya menjual sampai pagi,anak” saya kadang juga ikut bermalam sebagian di sini ada juga yang di rumah” “Selama saya kerja disini alhamdulillah sudah ada bisa saya tabung dan renovasi rumah sedikit demi sedikit.,sudah bertambah juga menu” yang saya jual.”
”kalau penididkan alhamdulillah.sekarang anak saya sudah ada yang sampai kerjami semenjak saya buka usaha disini.begitupun adiknya sudah ada yang SD,SMP dan SMA.intinya saya sudah bisa kasih lanjut sekolah anak saya.tidak seperti dulu waktu masih penenun sarung.agak berat pembayaran sekolah sama kuliahnya anakku”
6. Ibu Inisial RK,umur 40 tahun,memiliki 4 orang anak.pemilik salah satu warung makan
“Dulu sebelum kerjaka di sini,di rumahja terus,menjualka juga bensin eceran dulu di rumah untuk bantu” sedkit suamiku”
“Kalau hari biasa paling sedikit saya mendapatkan Rp 50.000. Bulan lalu saya tidak mendapatkan sedikit pun dan saya tepat berusaha dan tidak bosan untuk bekerja. Hari sabtu dan minggu saya biasa mendapatkan Rp 160.000 karna lebih banyak pengunjung yang datang di hari libur.untuk masalah ekonomi sudah cukup membaik dan sekarang sudah bisa merenovasi rumah dan membantu suami dalam mencari nafkah.” “Dulu hampirma pergi merantau untuk biayai anakku.tapi semenjak kerjaka disini,alhamdulillah untuk biaya sekolahnya anakku tidak terlalu beratmi saya rasa.”
7. Ibu Inisial YA,umur 30 tahun,memiliki 3
“Dulu saya ibu rumah tangga sebelum bekerja di sini”
44
orang anak,Pemilik salah satu warung makan
“alhamdulillah semenjak saya buka warung makan disini ada”mi bisa saya tabung,cicil motor dan bantu suamiku cari nafkah” “kalau masalah biaya sekolahnya anakku alhamdulillah agak ringanmi saya rasa bahkan adami yang bisa saya kasih sekolah sampai SMP.
8. Ibu Inisial NT,umur30 tahun,memiliki 5 orang anak,Pemilik salah satu warung makan dan jualan campuran
“ibu rumah tangga sebelum saya kerja disini” “alhamdulillah agak membaikmi lah perekonomiannya keluargaku semenjak saya buka warung disini.bisama belli alat”masak untuk warungku”
“Sekarang kalau masalah Pendidikan sudah ada perubahan sedikit, seperti anak” saya Alhamdulillah sekolah semua,maka dari itu saya bersyukur karna dulu anak saya hampir tidak bisa melanjutkan ke tingkat SMA dan kalau cuma pendapatan suami tidak mencukupi untuk menyekolahkan anak” dan sekarang sudah ada pendapatan tambahan semenjak adanya objek wisata dan anak saya bisa melanjutkan sekolahnya”
9. Ibu Inisial VG ,umur21 tahun,memiliki 1 orang anak,Pemilik salah satu warung.
„‟Dulu saya cuma tinggal dirumah, dari pada tidak ada saya kerja mending saya buka usaha disini untuk bantu”suamiku juga.‟‟ “selama saya kerja disini sudah bisama belli apa yang saya perlukan dan kebutuhan keluargaku,adami juga bisa saya tabung sedikit.” “alhamdulillah kalau masalah pendidikannya anakku bisami saya kasih sekolah sampai SD,dan biayanya agak ringanmi saya rasa semenjak kerjaka juga disini”
10. Bapak inisial AS,umur 65 tahun,Pemilik usaha tempat foto (selfie)
“Dulu Cuma pensiunanja sebelum kerjaka di sini” “Alhamdulillah semejak wisata ini buka dampak terhadap perekonomian sangat baik. Kalau cuman gaji pensiunan tidak mencukupi.,Kalau hari biasa saya mendapatkan sekitar Rp.100.000 per hari, tapi kalau hari libur paling sedikit kalau Rp.250.000, apa yang saya dapatkan disini sudah bisa saya kembangkan tempat usaha ini karna bisa saja pengunjung bosan denga suasana tempat usaha saya” “sudah semuami menikah anakku nak‟jadi tidak adami saya biayai,biasa anak”ku mami kasih”ka uang,isriku juga meninggalmi”
45
11. Ibu Inisial LY,umur 55
tahun,memiliki 6 orang anak,Pemilik salah satu warung makan dan bahan campuran dan khas oleh” Bulukumba
“sebelum saya kerja disini saya sebagai penenun sarung dan Pendapatan suami saya tidak seberapa dan kalau suami saya tidak pergi kerja seperti datang angin kencang, suami saya tidak mendapatkan apa-apa.”
““Selama saya bekerja disini sudah ada yang bisa saya tabung dalam artian meningkatnya keuangan keluarga saya, karna saya bekerjaka untuk membantu suami mencari uang, kalau cuman suami yang bekerja untuk makan setiap hari mencukupi tapi untuk kebutuhan lain tidak mencukupiki, mana lagi kalau ada kebutuhan yang mendadak, lebih baik saya usaha‟, mumpung ada kemauan. dulu waktu sebelum puasa sama sudah lebaran, banyak sekali pengunjung setiap hari, waktu itu banyak pendapatan, hasil dari usaha saya pake untuk sewa warung yang sekarang dan tambah modal untuk membeli barang jualan” “alhamdulillah bisama bantu” anakku untuk kebutuhan sekolahnya sama kakaknya yang mau lanjut SMA,sebagian anakku adami sudah kerja dan sudah menikah.”
“kalau masalah belajarnya anakku di rumah selama kerjaka ada perubahan, karna sibukka kerja bahan untuk di jua besok,biasa kalau adaji waktu renggangku biasa saya temaniji anakku untuk kerja tugasnya”
12. Ibu Inisial HD,umur 32
tahun,3 orang anak,Pemilik salah satu warung makan
‟dulu saya sebagai ibu rumah tangga sebelum kerja disiniAdanya tempat wisata ini penduduk di sekitar sini bisa membuka usaha,kalau tidak ada tempat wisata ini mungkin warga sini cuman tinggal di rumah saja atau bertani,Bertani juga memiliki musim sendiri dan rata-rata ibu rumah tangga disini kerjanya cuman menenun dan bertani‟‟
““Suami saya setiap pulang kerja dari tangkap ikan biasanya na bawa hasil tangkapannya ke tempat pelelangan ikan dan saya Cuma petani,Bertani juga memiliki musim sendiri. untung ada keluarga yang menyuruh untuk membuka usaha di tempat wisata ini. Dan sudah ada perubahan pendapatan yang saya rasakan semenjak usaha di tempat ini.
“alhamdulillah sudah bisama kasih sekolah anakku sampai SMP adan juga yang SD.
“masih seringji saya ajar anakku kalau ada
46
tugas sekolahnya,biarpun itu sudah kerjaka disini tapi masih saya perhatikanji anakku masalah pelajarannya di sekolah atau ada tugasnya.”
13. Ibu Inisial HM,umur 35
tahun,memiliki 4 orang anak,Pemilik salah satu jualan oleh” khas Appalarang
‟kalau cuma menenun sarung saya mendapatkan pendapatan tapi tidak cukup untuk kehidupan sehari-hari, karna gaji yang kita terima itu perminggu, maka dari itu saya berfikir untuk membuka usaha disini,menjual oleh-oleh khas bulukumba sekalian gazebo untuk di duduki oleh pengujung yang datang, apa lagi suami saya cuman tukang kayu biasa membuat gantungan kunci unik dan lain-lain.keluaraga saya juga menjual di tempat ini Namanya Ibu HR” “alhamdulillah sudah agak membaikmi perekonomiannya keluarga,semenjak saya menjual di sini,tambah sudah menjualma juga barang campuran biarpun masih sedikit” “kalau dulu masih susah saya sekolahkan anakku waktu suamikuji yang kerja,tapi sekarang alhamdulillah adami anakku yang sudah tammat SMA semenjak saya buka usaha disini.”.
14. Ibu Inisial HR,umur 40 tahun,Memiliki 3 orang anak,Pemilik salah satu warung campuran.
„‟dulu saya ibu rumah tangga sebelum kerja di tempat ini. Sebelum orang luar menjual disini alangkah lebih baik saya membuka usaha di lokasi ini, jualan campuran. apalagi lumayan dekat rumah dari objek wisata ini.maka dari itu saya memanggil keluarga saya untuk membuka usaha di tempat ini sebelum ada orang luar yang membuka usaha di tempat ini(Ibu HM), saya merasa nyaman semenjak
menjual di tempat ini karna kalau suami saya pulang dari kerja(tukang kayu)suami saya ke sini untuk membantu saya begitupun dengan anak saya kalau selepas pulang sekolah,jadi saya tidak terlalu kecapean. Semenjak ada wisata ini pendapatan saya meningkat. Dulu saya cuman ibu rumah tangga tapi semenjak adanya wisata ini saya sudah bisa membantu-bantu suami saya dalam memenuhi kebutuhan keluarga”
“agak ringanmi biaya sekolahnya anakku,bahkan bisami saya kasih sekolah sampai SMA,anakku yang 1 sudah berkeluargami”
“biasa tidak adami kesempatanku untuk ajarki
47
anakku,tapi saya usahakan untuk bantu anakku kerja tugas sekolahnya,”
15. Saudara Inisial UA,umur 18 tahun,sebagai pemandu wisata dan tukang parkir.
„‟Dulu saya tidak memiliki pekerjaan dan perekonomian keluarga saya di bawah,adanya kabar ada tempat wisata yang buka dan banyak wisatawan yang kesini untuk foto dan makan maka dari itu paman saya menyuruh untuk membuka usaha tempat parkir dan menemani wisatawan naik turun tebing. Dan hasil yang saya dapat bisa saya gunakan untuk jajan dan memberi sedikit keluarga karna orang tua meninggal semenjak saya masih kecil dan numpang tinggal di keluarga saya,‟‟
“kalau masalah sekolahku kak.keluargaku kasih sekolahka sampai sekarang,tapi kerjaku disini,adami bisa saya kasih keluargaku untuk rasa terima kasihku”
16. Ibu Inisial RR,umur 33 tahun,memiliki 4 orang anak,pemilik salah satu jualan campuran.
“sebelum menjualka disni pekerjaanku dulu petenun sarung,tapi sekarang tidak saya lakukanmi karna sibukma jaga usahaku disini,dan lebih banyak saya rasa penghasilan saya dapat disini.”
“Suami saya setiap pulang kerja dari tangkap ikan biasanya keliling kampung untuk menjual hasil tangkapannya dan saya Cuma kerja menenun dan hasilnya di terima setiap 1 minggu, untung ada keluarga yang menyuruh untuk membuka usaha di tempat wisata ini. Dan sudah ada perubahan pendapatan yang saya rasakan semenjak usaha di tempat ini”
“alhamdulillah sudah bisama kasih sekolah semua anakku,dari hasil jualan”ku disini di tambah lagi pendapatannya suamiku,mencukupimi lah.
17. Ibu inisial HS,umur 35
tahun,memiliki 3 orang anak,Pemilik salah satu jualan campuran.
“dulu sebelum kerjaka disini,ibu rumah tanggaja” “alhamdulillah agak membaikmi perekonomian keluargaku,bisa di bilang mencukupimi semenjak bukaka usaha disini,karna bisama bantu”ki juga suamiku.ka kalau suamiku biasa tidak pergi melaut kalau kencang angin,” ““Dulu saya hampir merantau ke Malaysia sebelum saya bekerja disini,karna anak saya yang SD sama SMP tidak mau kesekolah kalau tidak ada uang jajannya, anak-anak sekarang pergi sekolah itu harus ada uang jajan, ini 1 yang masih kuliah butuh uang pembayaran dan
48
uang tidak cukup untuk pembayran kuliahnya dari pada anak saya putus sekolah, saya banting tulang untuk mencukupi anak saya.maka dari itu saya membuka usaha di tempat ini dan sudah bisa membiayai semua anak saya bersekolah” “masih saya ajarji anakku kalau ada tugasnya biarpun itu sibuk bagaimanaka.”
18. Ibu Inisial HT,umur 29 tahun,memiliki 2 orang anak,Pemilik salah satu jualan campuran
“dulu sebelum menjualka disini,dirumahja menenun sarung,tapi sekarang tidak saya lakukanmi karna pengerjaanya yang lama dan upahnya lama di terima,dan kalau masalah perekonomian alhamdulillah sudah mencukupimi dan adami juga bisa saya tabung” “iye semenjak kerjaka disini,bertambahmi penghasilannya keluargaku,anakku juga sekolahnya bisami na lanjutkan sampai SMP.
“Kalau masalah belajar dirumah selama saya bekerja ada perubahan, karna malam saya bekerja bahan-bahan yang mau di jual besok, dan sudah tidak ada waktu untuk menemani anak” mencari tugasnya”
19. Ibu Inisial RL,umur 23
tahun.memiliki 1 orang anak,Pemilik salah satu warung.
“dulu ibu rumah tangga sebelum saya buka usaha disini” “kalau masalah pendapatan keluargaku,agak meningkatmi,karena sekarang bisama belikn mainan anakku yang dia mau” “masalah biaya TKnya anakku dari dulu sudah cukupmi,apa lagi sekarang sudah lebih dari cukup” “masih seringja ajarki anakku membaca,tapi biasa juga tidak karna tidak ada waktuku,sibukka atur barang” untuk saya bawa ke warung besok”
20. Saudara RT,umur 21 tahun,sebagai penjaga loket/tukang parkir
“Sebelum saya kerja disini,saya penenun.” “alhamdulillah kak,bisama biayai sekolah adikku sampai SMP,biasa juga bawaka manisan dari rumah untuk saya jual disini, “kalau masalah pendapatan kak mencukupijilah” Semenjak saya kerja disini, saya tidak pernah menenun lagi karna sibuk jaga loket(tukang parkir) dan sudah tidak ada waktu lagi untuk menenun karna harus teliti,prosesnya yang begitu lama dan kerjanya tiap hari ”
21. Ibu Inisial AT,umur 30 “sebelum saya kerja disini,saya hanya ibu
49
tahun,memiliki 2 orang anak,salah satu tukang parkir,penjaga loket.
rumah tangga” “semenjak kerjaka di sini alhamdulillah agak membaikmi perekonomian keluargaku bisa di bilang mencukupi lah,bisama juga bantuki suamiku dalam mencari nafka,suamiku kerja disini sebagai tukang kayu,yang buat jembatan dll.” “anak saya juga sudah bisami na lanjutkan sekolahnya karna kerjama juga jadi ada tambahan penghasilan dari suamiku dan saya.” “masih seringji saya ajar anakku kalau ada waktu renggangku.tapi biasa juga tidak saya ajarki di rumah kalau capekma,”
22. Ibu Inisial SA,umur 34 tahun,memiliki 3 orang anak,salah satu penjaga loket/tukang parkir
“sebelum saya kerja disini,saya hanya ibu rumah tangga” “agak membaikmi perekonomian keluargaku semenjak kerjaka disini,ka dulu tidak ada pekerjaanku baru suamiku tukang kayu,tidak seberapaji kodong,baru biasa ada mauna belli anakku buku,adaji uang untuk beli buku tapi kepentinga yang lain agak susahmi. “kalau sekolahnya anakku alhamdulillah bisama kasih sekolahki sampai SMP,bahkan sekolah semuami.sebenarnya bisaji saya kasih sekolah anakku sebelumku kerja disini,tapikan agak ringanmi lagi semua kebutuhan semenjak disinima kerja.” “Masih seringja ajarki anakku kalau ada tugas sekolahnya,kalau bukan saya bapaknya yang ajarki,”
23 Ibu Inisial SG,umur 40
tahun,memiliki 5 orang anak,Pemilik salah satu warung.
“ibu rumah tanggaja dulu dek sebelum kerjaka disini” “agak lebih membaik lagi dek perekonomian semenjak bukaka usaha disini,sekarang bisama sewa tempat warungku yang sekarang.” “alhamdulillah,anakku bahkan adami yang kerja,dan adiknya adami yang SD.SMP,SMA,adami juga anakku yang tua bisa bantuka kasih sekolahki adiknya”nya” “masih seringji dek saya tanya anakku tentang ada tugasnya atau tidak”
24 Ibu Inisial TR,umur 25 tahun,memiliki 1 orang anak,Pemilik warung campuran.
“Saya ibu rumah tangga sebelum kerja disini,” “kalau masalah pendapatan dek, pasti bertambah,”suamiku juga guru swasta” “anakku masih kecil dek,tapi kalau masalah
50
kebutuhannya terpenuhiji dari dulu sbelum kerjaka disini,tapikan lebih terpenuhi lagi semenjak saya buka warung disini.
25 Ibu Inisial RM,umur 29 tahun,memiliki 2 orang anak”.Pemilik salah satu warung
“ibu rumah tangga dek sebelum kerjaka disini” “agak ada perubahan dek dari segi ekonominya keluargaku” “kalau masalah Pendidikan anakku adami TK sama SD”alhamdulillah ringanmi biaya pendidikannya anakku semenjak saya buka warung disini,apa lagi suamiku sopir makassar bulukumba,bisama juga bantu suamiku mencari nafkah” “masih seringja kasian ajarki anakku kalau ada tugasnya,atau biasa bapaknya juga ajarki kalau cepatki pulang kerja”
51
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Wawancara
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Sebagaimana telah diungkapkan di depan bahwa pariwisata merupakan
salah satu industri yang selama ini diyakini mampu menghasilkan pertumbuhan
ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan
penghasilan standar hidup serta menstimulasi sektor produktif lainnya, Sebagai
No. Pertanyaan Jawaban Jumlah
1. Perkerjaan awal - IRT 12
- Penenun 8
- Nelayan 2
- Tidak bekerja 3
2. Alasan bekerja/membuka usaha - Tuntutan
ekonomi 18
- Peluang
usaha 5
- Saran kerabat 2
3. Peningkatan ekonomi - Meningkat 25
- Tidak meningkat
-
4. Peningkatan Pendidikan - Meningkat 25
- Tidak meningkat
-
52
sektor yang kompleks ia juga meliputi industri klasik yang sebenarnya seperti
industri kerajinan tangan dan cinderamata.
Industri pariwisata dapat menghasilkan manfaat ekonomi yang sangat
besar baik bagi negara, bagi wilayah setempat yang bersangkutan, maupun
bagi negara asal dari para wisatawan yang datang berkunjung.
Timbulnya dampak pariwisata sebagai konsekuensi dari pengembangan
pariwisata itu jika dilihat dari segi ekonomi merupakan dampak yang positif
karena pariwisata mendatangkan devisa negara bagi masyarakat yang tinggal
di daerah tujuan wisata, perkembangan pariwisata tersebut berarti terbukanya
kesempatan kerja yang berarti mengurangi jumlah pengangguran dan adanya
kemungkinan bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatan dan standar
hidup mereka.
Kegiatan pariwisata ini dilakukan oleh masyarakat tersebut untuk
mendorong kemajuan perekonomian masyarakat setempat dan tidak dapat
dipungkiri bahwa kemajuan pariwisata mendorong kemajuan perekonomian
masyarakat sehingga dalam suatu Negara juga ikut berpengaruh karena
kemajuan perekonomian dari masing masing daerahnya dan beban yang
ditanggung oleh Negara pun ikut berkurang. Kita menyadari bahwa bila pada
suatu daerah tujuan wisata yang berkembang baik dengan sendirinya akan
memberikan dampak positif pada daerah itu, karena itu dapat menciptakan
lapangan kerja yang cukup luas bagi penduduk sekitar, alasan utama
pengembangan pariwisata sangat erat hubungannya dengan pembangunan
ekonomi di daerah tempat dimana daerah tujuan wisata itu berada.
53
Perkembangan pariwisata seringkali mampu mempengaruhi atau mampu
merubah tata kehidupan masyarakat di mana pariwisata tersebut
dikembangkan. Perubahan yang tampak jelas biasanya adalah perubahan pada
struktur ekonomi masyrakat, karena dengan adanya pengembangan pariwisata
ini masyarakat bisa memanfaatkan situasi tersebut untuk mencari rejeki
misalnya saja berjualan makanan dan minuman ,cinderamata di lokasi wisata.
Dengan demikian akan terjadi suatu pergeseran okupasi pada masyarakat dari
tani ke pariwisata. Terjadinya pergeseran ini diharapkan akan mampu
meningkatkan taraf hidup masyarakat sehingga dengan demikian kemampuan
untuk masyarakat memperbaiki Pendidikan pun akan meningkat
Sesuai dengan hasil dari transkrip wawancara yang telah dilakukan oleh
penulis di beberapa kesempatan terdahulu lebih tepatnya pada proses
wawancara mendalam di lapangan denga beberapa informan yang secara
sengaja dipilih untuk menjadi subjek penelitian kali ini dan sekaligus menjadi
output dari sumber data penelitian yang ingin dicapai, sehingga penelitian ini
diharapkan nantinya akan menemukan pokok permasalahan penelitian yang
diangkat oleh penulis. Adapun hasil penelitian secara spesifik akan diuraikan
yang dimana bagian rumusan masalah adalah sebagai berikut :
C.1 Perubahan Profesi Pekerjaan
Mata pencaharian dapat didefinisikan sebagai pekerjaan pokok yang
dilakukan oleh masyarakat, Selain itu perspektif mata pencaharian dalam
perubahan masyarakat desa dan pengembangan susunan atau bentuk dapat
dilihat sebagai tanggapan atau kritik terhadap pengembangan konseptual yang
mana sebagai proses yang dapat diatur dari bawah dan salah satu yang
54
berhubungan dalam campur tangan dan pemindahan sumber daya ( Leong, N
2015)
Perkembangan pariwisata seringkali mampu mempengaruhi atau mampu
merubah tata kehidupan masyarakat di mana pariwisata tersebut
dikembangkan. Perubahan yang tampak jelas biasanya adalah perubahan pada
struktur ekonomi masyarakat karena dengan adanya pengembangan pariwisata
ini masyarakat bisa memanfaatkan situasi tersebut untuk mencari rejeki
misalnya saja berjualan makanan dan minuman,cinderamata di lokasi wisata.
Dengan demikian akan terjadi suatu pergeseran okupasi pada masyarakat.
Terjadinya pergeseran ini diharapkan akan mampu meningkatkan taraf hidup
masyarakat sehingga dengan demikian kemampuan untuk masyarakat
memperbaiki Pendidikan pun akan meningkat. Perlibatan masyarakat
merupakan kata kunci untuk mempercepat pencapaian kesejahteraan melalui
pengembangan pariwisata. Hal ini di buktikan dengan beberapa informant di
atas yang menjelaskan bahwa setelah adanya objek wisata Apparalang hampir
seluruh informant mengungkapkan bahwa profesi lamanya telah tergantikan
oleh profesi baru yang di dapatkan setelah pengembangan objek wisata
apparalang
Berbicara masalah timbulnya pariwisata sebagai konsekuensi dari
pengembangan pariwisata itu jika dilihat dari segi ekonomi merupakan dampak
yang positif, karena pariwisata mendatangkan devisa negara dan bagi
masyarakat yang tinggal di daerah tujuan wisata, perkembangan pariwisata
tersebut berarti terbukanya kesempatan kerja yang berarti mengurangi jumlah
pengangguran dan adanya kemungkinan bagi masyarakat untuk meningkatkan
pendapatan dan standar hidup mereka, kajian yang banyak dilakukan para ahli
55
dengan jelas menyatakan bahwa hanya dengan keterlibatan masyarakat di
dalam pengambilan keputusan, pelaksanaan dan pembagian kerja maka
mereka dapat memperoleh manfaat dari pengembangan pariwisata.
Setiap masyarakat mengalami perubahan. Perubahan tidak berjalan
secara tiba tiba, namun mempunyai gejala atau tahapan-tahapan sebelum
mengalami perubahan. Setiap desa punya kecenderungan untuk mengalami
perubahan bergerak menuju pola kota, perubahan ini dapat terjadi apabila di
rencanakan secara sistematis, namun juga dapat terjadi apabila terkontrol atau
tidak terencana terlebih dahulu. Perubahan yang terjadi di Desa Ara ini tidak
direncanakan oleh pembuat kebijakan yang menentukan arahnya dari
perubahan yang dituju. Perubahan apapun bentuknya akan meninggalkan
bentuk yang diubah dan akan berjalan menuju kepada bentuk yang baru yang
di harapkan (meskipun tidak direncanakan tapi perubahan bisa di harapkan).
Demikian juga halnya dengan Desa Ara sebelum berkembang sebagai daerah
tujuan wisata seperti sekarang ini. Desa Ara merupakan daerah pertanian,
perikanan, pengrajin sarung tenun dan pengrajin perahu pinisi. Kondisi ini
tercermin dalam jenis mata pencaharian penduduknya yang kurang beragam,
karena sebagian besar masyarakat Desa Ara terutama yang tinggal di sekitar
objek wisata istrinya bermata pencaharian pokok sebagai pengrajin petenun
sarung dan ibu rumah tangga.Hal di atas terlihat pada hasil wawancara
beberapa informan yang menyatakan bahwa pekerjaan awal meraka dominan
penenun dan ibu rumah tangga
Salah satu faktor yang mendorong masyarakat pantai Apparalang untuk
membuka usaha, karena tuntutan ekonomi, dimana kita dapat melihat kondisi
56
sekarang yang tiap keluarga memiliki kebutuhan yang semakin banyak dan
tidak semua kebutuhan tersebut dapat terpenuhi dari penghasilan suami, serta
naiknya kebutuhan pokok yang cukup tinggi membuat para masyarakat istri di
Desa Ara sekitar pantai berfikir untuk mencari pekerjaan.kedudukan dan
peranan kaum istri nelayan pada masyarakat pesisir sangat penting karena
dalam sistem pembagian kerja secara seksual pada masyarakat nelayan, kaum
istri nelayan mengambil peranan yang besar dalam kegiatan sosial ekonomi
didarat, sedangkan suami berperan dilaut untuk mencari nafkah dengan
menangkap ikan. Dengan kata lain, darat adalah ranah istri, sedangkan laut
adalah ranah suami. Dampak pembagian kerja diatas mengharuskan kaum istri
untuk selalu terlibat dalam kegiatan publik, yaitu mencari nafkah keluarga
antisipasi jika suami mereka tidak memperoleh penghasilan. kegiatan melaut
merupakan kegiatan spekulatif dan terikat oleh musim, oleh karena itu nelayan
yang melaut belum bisa dipastikan memperoleh penghasilan. Dengan demikian
dalam menghadapi kerentanan ekonomi dan kemiskinan masyarakat nelayan,
pihak yang paling terbebani dan bertanggung jawab untuk mengatasi dan
menjaga kelangsungan hidup rumah tangga.
Setelah adanya perkembangan pantai Apparalang menjadi objek wisata
seperti sekarang ini cukup banyak perubahan yang terjadi dimasyaraka.
Dengan semakin ramainya objek wisata oleh kunjungan para wisatawan yang
biasanya bersifat massal dari berbagai daerah ternyata juga mampu
mempengaruhi atau merubah tata kehidupan masyarakat sekitarnya,terutama
masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi objek wisata tersebut. Perubahan ini
merupakan salah satu bentuk usaha penyesuaian diri (adaptasi) yang
dilakukan oleh masyarakat untuk mengatasi suatu keadaan alam biologi dan
57
lingkungan sosial tertentu untuk dapat memenuhi syarat-syarat dasar yang ada
agar dapat melangsungkan hidupnya.
Perkembangan pariwisata ini mendorong masyarakat untuk membuka
usaha pada objek wisata yang ada yang berhubungan langsung dengan wisata
tersebut. Seperti berdagang dengan membuka warung di sekitar pantai
apparalang ,menyewakan rumah-rumah/ gazebo unik, menyewakan kamar
mandi, menjadi tukang parkir(penjaga loket).
Hal ini dapat kita lihat bahwa perkembangan objek pantai Apparalang ini
mendorong masyarakat sekitar objek wisata melakukan pergeseran okupasi
dari pengrajin ke sektor pariwisata. Dimana setiap individu berhak untuk
melakukan pekerjaan sebagai alat untuk memenuhi tujuan dan keinginannya
yang melatar belakangi adanya pergeseran okupasi ini karena pada umumnya
masyarakat beranggapan bahwa keuntungan yang di dapat lebih banyak pada
sektor pariwisata tersebut sehingga bisa memenuhi kebutuhan hari-harinya.
C.2 Perubahan pendapatan
Berbicara masalah dampak ekonomi dari kegiatan pariwisata tentunya
sangat besar pengaruh kepada masyarakat sekitar objek wisata tersebut.
Perubahan mendasar dari dampak ekonomi ditimbulkan oleh kegiatan wisata
tersebut terhadap kondisi masyarakat seperti misalnya peningkatan
pendapatan masyarakat. Dampak dari ekonomi ini terbagi menjadi dua bagian
yaitu dampak secara langsung,merupakan manfaat yang langsung dirasakan
oleh masyarakat (Vanhove, 2015). Ketika pengunjung mengeluarkan sejumlah
uang untuk melakukan permintaan terhadap produk dan jasa di tingkat lokal
dan pada akhirnya akan menghasilkan pendapatan bagi masyarakat lokal yang
58
bekerja dilokasi itu. Kedua yaitu dampak tidak langsung adalah aktivitas
ekonomi lokal dari pembelanjaan unit usaha penerima dampak langsung.
Menurut sukirno (2006:47) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang
diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu,
baik harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan. Masalah pendapatan tidak
hanya dilihat dari jumlahnya saja, tetapi bagaimana distribusi pendapatan yang
diterima oleh masyarakat. Biro pusat statistik membedakan pendapatan
menjadi dua yaitu :
1) Pendapatan berupa barang
Pendapatan berupa barang merupakan segala penghasilan yang bersifat
regular dan biasa, akan tetapi tidak selalu berupa balas jasa dan diterimakan
dalam bentuk barang atau jasa. Barang dan jasa yang diterima /di peroleh
dimulai dengan harga pasar sekalipun tidak diimbangi atau disertai transaksi
uang oleh yang menikmati barang dan jasa tersebut, Demikian juga
penerimaan barang secara cuma-cuma, pembelian barang dan jasa dengan
harga subsidi atau reduksi dari majikan merupakan pendapatan berupa barang.
2) Pendapatan berupa uang
Berdasarkan bidang kegiatannya, pendapatan meliputi pendapatan
sektor formal dan pendapatan sektor informal. Pendapatan sektor formal
adalah segala penghasilan baik berupa barang atau uang yang bersifat regular
dan diterimakan biasanya balas jasa atau kontraprestasi di sektor formal yang
terdiri dari pendapatan berupa uang, meliputi: gaji, upah dan hasil infestasi dan
pendapatan berupa barang-barang meliputi: beras, pengobatan, transportasi,
perumahan, maupun berupa rekreasi.
59
Pendapat sektor informal adalah segala penghasilan baik berupa barang
maupun uang yang diterima segala balas jasa atau kontraprestasi di sektor
informal yang terdiri dari pendapatan dari hasil infestasi, pendapatan dari usaha
sendiri, yaitu hasil bersih usaha yang dilakukan sendiri, komisi dan penjualan
dari hasil kerajinan rumah.
Secara teoritis dalam Austriana (2015) semakin lama wisatawan tinggal
disuatu daerah tujuan wisata, maka semakin banyak pula uang yang
dibelanjakan di daerah atau tempat objek wisata tersebut. Dengan adanya
kegiatan konsumtif ini dari wisatawan yang datang maka akan memperbesar
pendapatan dari sektor pariwisata tersebut. Oleh karena itu semakin tingginya
arus kunjungan wisatawan, maka pendapatan masyarakat yang melakukan
aktivitas usaha di objek wisata tersebut semakin meningkat.
Seperti yang dikemukakan oleh Bapak AS dan ibu RK mengaku bahwa
pendapatan yang mereka dapatkan tidak menentu, apabila hari biasa
pendapatan yang dia peroleh beda dengan hari libur, tapi mereka bersyukur
dengan apa yang dia dapatkan karena sudah bisa memenuhi kebutuhan
sehari-harinya.
Keberadaan objek wisata pantai Apparalang membawa pengaruh besar
terhadap perubahan pendapatan masyarakat sekitar wisata tersebut. Seperti
yang dikatakan prakoso (2015) mengatakan bahwa pariwisata merupakan
salah satu sektor yang diandalkan oleh pemerintah untuk mendapatkan devisa
dan penghasilan. Hal tersebut terbukti pada masyarakat yang berada di sekitar
objek wisata pantai apparalang mengalami perubahan khususnya peningkatan
pendapatan.Hal ini di akui oleh beberapa informan yang mengungkapkan
60
bahwa setelah adanya pengembangan objek wisata apparalang mengalami
peningkatan khusunya pada pendapatan mereka.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup tentunya pendapatan sebagai
pemasukan merupakan sesuatu yang dianggap penting bagi seseorang.
Semakin seseorang memiliki pendapatan yang tinggi maka potensi mereka
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya juga semakin tinggi pula.Pengembangan
pariwisata dapat dikatakan salah satu bentuk pengelolaan Kawasan wisata
yang berupaya dan bertujuan untuk memberikan manfaat terutama bagi
perlindungan, pelestarian, serta pemanfaatan potensi wisata dan jasa
lingkungan sumber daya alam khususnya di wilayah sekitar wisata. Di lain
pihak masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara langsung di sektor
kepariwisataan melalui terbukanya lapangan usaha yang menciptakan
kesempatan kerja baru serta mampu meningkatkan pendapatan bagi
masyarakat (Damsar (2009 : 11).
Penyelenggaraan kepariwisataan ini juga ditujukan untuk meningkatkan
pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat, memperluas, meratakan kesempatan berusaha dan
lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan
mendaya gunakan objek dan daya tarik wisata Indonesia serta menumpuk rasa
cinta tanah air.
Sejak Desa Ara berkembang sebagai objek wisata yang ramai dikunjungi
oleh para wisatawan, kehidupan masyarakat di sekitar objek wisata mengalami
perubahan yang cukup berarti, karena pengunjung yang datang ke sana
memberikan kontribusi terhadap perekonomian masyarakat. Selain dari
pengembangan objek wisata, upaya yang bisa dilakukan oleh masyarakat
61
untuk mencapai kesejahteraan hidup salah satunya dengan berwirausaha ini
akan menciptakan masyarakat yang mandiri sehingga mampu untuk
meningkatkan ekonominya.
Aktivitas pariwisata akan mempengaruhi model ekonomi yang ada
diwilayah tersebut. Perubahan yang terjadi karena aktivitas pariwisata sangat
berpengaruh pula pada struktur ekonomi masyarakat. Kesempatan
kerja,pendapatan perkapital maupun distribusinya akan memberikan peluang
bagi kepada peningkatan produksi maupun kesejahteraan masyarakat. Adanya
perubahan kondisi ekonomi masyarakat mendorong komponen-komponen
ekonomi untuk merubah lingkungannya sesuai dengan daya dukung
lingkungan, baik dalam bentuk kelembagaan maupun infrastrukturnya.
Objek wisata pantai Apparalang sudah banyak mengalami perubahan
misalnya dari segi pembangunannya yang dulunya tempat wisata ini tidak
memiliki toilet umum dan kurangnya gazebo, namun sekarang sudah ada
perubahan yang hampir sempurna. Selama menjadi objek wisata yang menjadi
populer di mata masyarakat Bulukumba,selain keindahan pemandangan pantai
tebing apparalang juga bisa di tempati untuk wisatawan untuk buka tenda
untuk bermalam karna sudah di fasilitasi listrik,wc umum dan masjid yang
sementara dibangun, bakar-bakar ikan karena mudah didapatkan, bisa dari
nelayan di sekitar wisata bisa pula dari pelabuhan bira.
Dari beberapa hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dari
segi ekonomi ternyata perkembangan pariwisata pantai Apparalang di Desa
Ara menunjukkan suatu perubahan yang terjadi di masyarakat terlihat dari
aktivitas masyarakat yang lebih baik, di mana sebelum adanya pengembangan
objek wisata aktivitas masyarakat sekitar objek wisata hanya ibu rumah tangga,
62
pengrajin sarung(penenun) yang dalam artian pendapatan yang didapatkannya
tidak dapat tercukupi memenuhi kebutuhan hari-hari mereka, namun dengan
adanya pengembangan objek wisata masyarakat sekitar objek wisata bisa
mendapatkan pekerjaan untuk menambah pendapatan. Dengan kata lain,
berkembangnya pariwisata pada suatu daerah biasanya secara otomatis akan
memberikan kontribusi yang positif terhadap masyarakat, karena dengan
perkembangan pariwisata tersebut maka masyarakat dapat mengambil
keuntungan dari para wisatawan yang datang sejak objek wisata berkembang
menjadi obyek wisata yang ramai dikunjungi oleh para wisatawan, tingkat
perekonomian masyarakat di sekitar obyek wisata mulai mengalami
peningkatan.
C.3 Pendidikan
Industrialisasi dalam perspektif sosiologi dipandang menjadi penggerak
utama dari terjadinya perubahan sosial. Industrialisasi dapat menjadi
penggerak utama dari terjadinya perubahan sosial karena idustrialisasi dapat
merubah hubungan-hubungan produksi antar manusia, memberikan efek sosial
prime (urbanisasi, mobilitas horizontal dan vertical). Perubahan kelas sosial
sekunder (perubahan kehidupan keluarga atau Lembaga sosial lainnya). Dalam
hal ini pariwisata sebagai bentuk industri modern juga dapat dipandang sebagai
penyebab terjadinya perubahan sosial masyarakat karena pariwisata biasanya
akan datang pada suatu Kawasan / daerah denga memaksakan Bahasa prinsip
dagangannya dan dengan segala jalan akan membengkokkan nilai-nilai agraris
tradisional yang telah ada pada daerah yang didatanginya.
Perkembangan pariwisata diharapkan dapat membawa kemajuan bagi
masyarakat baik kemajuan di bidang kehidupan sosial seperti kemajuan
63
Pendidikan atau tingkat ilmu pengetahuan dan kemajuan ini diharapkan pula
dapat menaikkan atau merubah status sosial masyarakat.
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar dalam kehidupan serta
sebagai faktor yang dominan dalam pembentukan sumber daya manusia yang
berkualitas. Pendidikan selain penting dalam mengatasi dan mengikuti
tantangan zaman serta dapat membawa pengaruh positif dalam berbagai
sendi-sendi kehidupan sehingga tidaklah mengherankan apabila Pendidikan
senantiasa mendapat banyak perhatian yang lebih.
Setiap orang berhak untuk mendapatkan Pendidikan. Pada dasarnya
pendidikan itu mengajarkan setiap individu penerus generasi yang baik.
Pendidikan dewasa ini sudah banyak melahirkan berbagai macam model
pendidikan.
Pendidikan yang diselenggarakan pada suatu institusi sosial yang
disebut sekolah dan setelah mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi sampai
akhir peserta didik akan mendapatkan tanda tamat belajar(Ijazah) disebut
sebagai pendidikan formal. Sedangkan yang dimaksud pendidikan non formal
adalah pendidikan yang dilaksanakan di luar lingkungan sekolah dan tujuannya
adalah menambah pengetahuan dan keterampilan.
Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
nasional dijelaskan bahwa jalur pendidikan itu dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
Pendidikan formal. Pendidikan non formal dan Pendidikan informal sehingga
menimbulkan tiga Lembaga pendidikan pula.
Lingkungan keluarga khususnya orang tua memiliki pengaruh terhadap
keberhasilan anak dalam belajar, orang tua akan selalu berusaha memberikan
yang terbaik bagi anaknya terutama dalam hal Pendidikan, orang tua selalu
64
berharap agar Pendidikan anaknya lebih baik dari pada Pendidikan mereka.
Hal ini disebabkan karena orang tua beranggapan bahwa Pendidikan yang
tinggi akan membuat masa depan anak-anaknya lebih baik dari pada masa
depan mereka. Oleh karena itu tidak sedikit orang tua yang banyak lulusan
sekolah dasar tapi mampu menyekolahkan anaknya sampai sekolah menengah
bahkan ada yang sampai perguruan tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Ki
Hajar Dewantara bahwa seberapa pun keadaan Pendidikan orang tua
menginginkan anaknya lebih tinggi pendidikannya dibandingkan dirinya (Fauzi
Adhim, M 2004:13)
Pendidikan formal maupun Pendidikan non formal yang terlaksana di
dalam keluarga, sekolah dan lingkungan, masyarakat mempunyai peranan
yang sangat penting apa lagi di era globalisasi seperti saat ini. Untuk itu
kesadaran masyarakat tersebut dapat tumbuh karena adanya faktor-faktor
yang mempengaruhi misalnya saja adalah peningkatan kesejahteraan yang
dirasakan oleh masyarakat.
Pandangan masyarakat sekitar pantai Apparalang tentang Pendidikan
formal yang ada sekarang sudah mulai terbuka. Pada saat sekarang sudah
tidak didapatkan lagi anak-anak yang menginjak usia sekolah tapi tidak
sekolah. Bahkan sekarang sudah ada anak-anak yang berasal dari daerah
sekitar objek wisata yang sudah menjadi sarjana. Atau duduk di bangku
perguruan tinggi. Semuanya itu tentu saja tidak terlepas dari adanya
peningkatan ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat.
Dari yang di ungkapkan oleh Ibu NT dan Ibu HS diperoleh kesimpulan
bahwa sekarang para orang tua sudah mulai menyadari mengenai arti penting
dari Pendidikan anak-anaknya, maka dari itu mereka bekerja keras membantu
65
suami dalam hal mencari nafkah karena mereka juga mulai menyadari bahwa
dengan Pendidikan tinggi akan dapat lebih menjamin untuk mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik atau paling tidak dapat hidup lebih baik dari pada
para orang tua mereka.
Tingkat pendapatan orang tua erat hubungannya dengan Pendidikan
anak-anaknya. Untuk dalam menempuh Pendidikan anak tentunya memerlukan
sarana dan prasarana yang dibutuhkan misalnya bayar uang sekolah, alat tulis
menulis,pakaian, buku-buku, uang transportasi. Bagi keluarga yang
pendapatannya rendah tentunya biaya yang dialokasikan untuk pemenuhan
Pendidikan anak relative kecil atau bahkan tidak sama sekali. Sebagaimana
yang dikatakan Mulyanto dalam Zoel Fikar (2013:29-30) bahwa “Golongan
yang berpenghasilan kecil adalah golongan yang memperoleh pendapatan
sebagai imbalan terhadap kerja mereka yang jumlahnya jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan kebutuhan pokoknya. Jadi bagaimana mungkin
memenuhi kebutuhan-kebutuhan lain bila kebutuhan pokok pun sulit terpenuhi”.
Keadaan sosial ekonomi keluarga tentulah sangat berpengaruh terhadap
perkembangan anak dalam hal Pendidikan, apabila kita perhatikan bahwa
dengan adanya orang tua hidup dalam status sosial ekonomi serba cukup dan
kurang mengalami tekanan-tekanan fundamental seperti dalam memperoleh
perhatian yang lebih mendalam pada Pendidikan anak-anaknya apabila ia tidak
dibebani dengan masalah-masalah kebutuhan primer kehidupan manusia.
Seperti halnya yang diungkapkan salah satu informan yaitu Bapak AM
yang dianggap sebagai orang yang ditaui di objek wisata pantai Apparalang
dalam melihat masalah Pendidikan mengaku bahwa dalam hal Pendidikan
memang sudah ada perubahan karna faktor ekonomi orang tua yang sudah
66
mulai meningkat, dibandingkan sebelum adanya perkembangan objek wisata
pantai Apparalang tersebut, yang dulunya pendapatan dominan bisa
menghidupi keluarga hanya suami saja dengan penghasilan yang hanya cukup
untuk kebutuhan hari-hari, sekarang istri sudah mempunyai penghasilan
tambahan dalam rumah tangganya.
Meskipun masyarakat sekitar objek wisata dapat mengatasi masalah
peningkatan Pendidikan terhadap anak namun Pendidikan informal terhadap
anak juga dibutuhkan dalam perkembangan belajar. Sebagian orang tua yang
memiliki kesibukan dan menyita waktu untuk keluarga dalam hal
perkembangan Pendidikan anak. Mereka menjadi kurang perhatian atau tidak
pernah menanyakan ada pekerjaan rumah atau tidak dan tidak pernah
menanyakan ada masalah dalam pemenuhan kebutuhan sekolah. Hal itu
terjadi bahwa orang tua jarang dirumah.
Berkembangnya pariwisata di Desa Ara telah membawa perubahan-
perubahan yang cukup berarti bagi masyarakat yang melakukan aktivitas
khususnya di daerah sekitar objek wisata pantai Apparalang, dalam hal di
bidang Pendidikan. Dengan perkembangan pariwisata tersebut telah
mengakibatkan adanya peningkatan status ekonomi yang dirasakan oleh
masyarakat. Peningkatan status sosial ekonomi tersebut, telah mendorong
masyarakat terutama penduduk di sekitar objek wisata untuk lebih
meningkatkan Pendidikan anak-anaknya.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan berupa hasil dari
pembahasan data dan informasi yang telah diperoleh dilokasi penelitian
serta,melihat rumusan masalah maka disimpulkan bahwa;
1. Pengembangan objek wisata Apparalang menjadikan pandangan
masyarakat Desa Ara untuk membuka usaha sebagai penambah
pendapatan sehingga menggeser struktur ekonomi masyarakat Desa Ara
yang awalnya bergerak dibidang perikanan(nelayan) dan penenun
menjadi sektor pariwisata.
2. Pengembangan objek wisata apparalang membuat semakin banyak
wisatawan yang berkunjung, dan secara tidak langsung terjadi interaski
ekonomi antara wisatawan dan masyarakat sekitar sehingga terjadi
peningkatan pendapatan masyarakat dari bidang pariwisata
3. Peningkatan pendapatan mempunyai pengaruh besar terhadap
masyarakat sekitar objek wisata pantai Apparalang yaitu dalam bidang
Pendidikan anak-anaknya, dimana sebelumnya orang tua yang
mempunyai banyak anak merasakan sangat sulit untuk menyekolahkan
anaknya.
B. Saran
Berdasarkan temuan dalam penelitian ini mengenai struktur sosial ekonomi
masyarakat sekitar objek wisata pantai Apparalang Desa Ara maka disarankan
sebagai berikut :
1. Kepada aparat pemerintahan khususnya Dinas Sosial Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Bulukumba agar lebih memperhatikan
68
2. perkembangan lokasi wisata di Desa Ara Kecamatan Bontobahari agar
dapat mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraan yang lebih baik.
3. Wisatawan yang berkunjung diharapkan lebih menjaga kebersihan
lingkungan agar tetap terjaga kelestarian lingkungan.
4. Wisatawan yang telah berkunjung diharapkan untuk dapat menceritakan
kembali mengenai keindahan alam kepada teman, saudara, relasi, dan
lain-lain.
5. Masyarakat hendaknya dalam pengembangan dan pengelolaan objek
wisata lebih memperhatikan dalam usaha kelestarian lingkungan.
69
DAFTAR PUSTAKA
Andi Mappi Sammeng, 2015, “Cakrawala Parawisata”, Jakarta: Balai Pustaka
Austriana Ida. 2010, “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Daerah
dari Sektor Pariwisata”, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro
Arikunto Suharsimi, 1993, “Manajemen Penelitian”, Jakarta: Pt. Raja
Grafindo Persada Bungin, Burhan, 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi,
dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Edisi Pertama,
Cetakan Pertama, Prenada Media, Jakarta. Chaney David. 2015, “Lifstyle”, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Deddy Prasetya Maharani, 2014, “Pengembangan Potensi Pariwisata Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur”, Studi Kasus Pantai Lombang,
Vol 3 No 3 Dewi Kusuma, 2015, “Pengembangan Parawisata Obyek Wisata Pantai Sigandu Kabupaten Batang”, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro,
Semarang
Guswan, 2015, “Strategi Pengembangan Kawasan Pariwisata Tanjung Bira Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bulukumba” Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poitik, Universitas Hasanuddin, Makassar Hill BookDamank, Janianton dan Weber, 2015. “Perencanaan Ekowisata dari
Teori Ke Aplikasi”, Yogyakarta: Puspar UGM Khairunisa Afsari Nurfadillah, 2017, “Strategi Pengembangan Parawisata Pantai Pangandaran”, Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung, Bandar Lampung
Goffman Erving. 1959. “The Presentation of Self in Everyday Life”, Jakarta: Erlangga Fendeli Chafi dan Mukhlisom. 2014, “Pengusaha Ekowisata”, Yogyakarta Fakultas Kehutanan Gadjah Mada Jalal Fasli dan Dedi Supardi, 2012, “Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Ekonomi Daerah”, Yogyakarta: Adicitra Karya Nusa
70
Kurniawati Erna. 2014, “Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Perubahan Struktur Masyarakat di Kawasan Obyek Wisata Parangtritis”,
Surakarta: Fisip UNS Kristian, Yudi, 2017. “Pengelolaan Objek Wisata Oleh Dinas Pariwisata
Kabupaten Kutai Barat Di Danau Aco Kampung Linggang Melapeh Kecamatan Linggang Bingung” Vol.5 No 1
Kustini, Henny, 2015. “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Wisatawan di
Objek Wisata “Ndayu Park” Kabupaten Sragen” Vol.1 No 2
Kodhyat & Raimini, 2013 “Kamus Pariwisata dan Perhotelan”, Jakarta: Rasindo.. Lauer Robert H, 2015, “Perspektif Tentang Perubahan Sosial”, Jakarta
Rineka Cipta Lexy J. Moleong, 2015, “Metode Penelitian Kualitatif”, Bandung Remaja:
Rosdakarya Mill Robert Chritine, 2015, “Tourism The Internasional Business”, Jakarta: PT Grafindo Persada Nazzir Nasrulah, 2015, “Teori-Teori Sosiologi”, Bandung: Widya Padjajara
Poloma Margaret, 2015 “Sosiologi Kontemporer”, Jakarta: Rajawali Press
Rani. Deddy Prasetya Maha. 2014. “Pengembangan Potensi Pariwisata Kabupaten Sumenep, Madura,Jawa Timur(Studi Kasus: Pantai Lombang)” Vol.2 No 3
Soeranto, 1995, “Metode Penelitian”, Yogyakarta: UUP AMP YPKN
Sugiyono, 2015 “Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dan R&D”, Bandung: Alfabeta Sandra dan Sunarti, 2007, “Analisis Dampak Pembangunan Parawisata Pada
Aspek Ekonomi dan Sosial Budaya Masyarakat”, Studi kasus pada Desa
Wisata Bejiharjo. Malang, Vol, 49 No 2 Sari Dewi Kusuma,2011, “Pengembangan Pariwisata Obyek Wisata
Pantai Sigandu Kabupaten Batang”, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, Semarang
Teti Ika W, 2016, “Pengaruh Pendapatan Sektor Parawisata Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Makassar”, Fakultas Ekonomi dan
71
Bisnis Islam, UIN Alauddin Makassar, Makassar
Tahwin, Muhammad. 2015. “Pengembangan Objek Wisata Sebagai Sebuah Industri Kasus Kabupaten Rembang.” Vol.1 No 3
Sumber Lain : Http://Subadra./Wordpress.com/20070826/BaliTourismwatch/PERAN-
MASYARAKAT-LOKAL-DALAM-PEMBANGUNANm PARIWISATAran
http;//www.docstoc.com/docs/22044104/PERUBAHAN-SOSIAL-DARI-
PEMBERDAYAAN-KOMUNITAS-DALAM-PENYEDIAAN
http: Elearen. Ibrahim.bpplsp-reg5.go.id
https://www.bulukumbakab.go.id/ di akses pada tanggal 28 Desember 2018
https://www.liputan6.com/tag/pariwisata di akses pada tanggal 28 Januari 2019
https://www.tripadvisor.co.id/Attraction_Review-g3373378-d8666819-Reviews-Apparalang_Beach-Bulukumba_South_Sulawesi_Sulawesi.html di akses pada tangga 28 januari 2019
https://id.wikipedia.org/wiki/Ara,_Bonto_Bahari,_Bulukumba di akses pada
tanggal 28 Januari 2019
72
LAMPIRAN 1 :
PETA LOKASI PENELITIAN
73
LAMPIRAN 2 :
PEDOMAN WAWANCARA
A. Identitas Informan
1.Nama Lengkap : ..................................................
Umur : ..................................................
Alamat : ..................................................
Hari/ Tanggal wawancara :……………………………………
B. Indikator Pekerjaan ,Pendapatan, dan Pendidikan
2. Sebelum bekerja di objek wisata ini, apa pekerjaan anda ?
3. Apa yang mendorong Anda memilih untuk bekerja di objek wisata
pantai Apparalang ini ?
4. Menurut Anda, bagaimana dengan pendapatan yang didapatkan sehari-hari ?
5. Setelah anda bekerja di objek wisata pantai ini, dari segi ekonomi, apa saja
yang Anda rasakan ?
6. Menurut anda, apakah ada perubahan pendidikan anak-anak sekarang
setelah ada objek wisata pantai Apparalang ?
74
LAMPIRAN 3 :
DOKUMENTASI FOTO DI LAPANGAN
(Keterangan : Melakukan Wawancara dengan informan)
75
(Keterangan : Melakukan Wawancara dengan informan)
76
(Keterangan : Melakukan Wawancara dengan informan)
77
(Keterangan : Melakukan Wawancara dengan informan)
78
Keterangan: penjaga loket/tukang parkir,lahan parkiran
79
(Keterangan : Melakukan Wawancara dengan informan)
80
(Keterangan : Keindahan Pantai Tebing Apparalang)
81
(Keterangan : Keindahan Pantai Tebing Apparalang,pembangunan mesjid)
82
LAMPIRAN 4 :
RIWAYAT HIDUP
ANGGA SAPUTRA YT. Lahir di Bulukumba Tanggal 18 Juli
1995, anak pertama, dari pasangan ayahanda Muh.yakin
dengan ibunda Pertiwi Sonda. Penulis memulai pendidikan
pada tahun 2001 di Sekolah SD Negri 2 Terang-Terang
Bulukumba kemudian lulus pada tahun 2007. Kemudian pada tahun yang
sama penulis melanjutkan Sekolah SMP Negeri 2 Bulukumba dan lulus pada
tahun 2010. Kemudian melanjutkan lagi di SMK AL Irsyad Bulukumba lulus
pada tahun 2013. Setelah lulus kemudian terdaftar sebagai mahasiswa
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas
Muhammadiyah Makassar angkatan 2014 pada program studi Ekonomi
Pembangunan (IESP) di Universitas Muhammadiyah Makassar Program
Strata Satu (S1).
83
84
85