studi aktivitas antibakteri dan identifikasi …/studi-ak... · hasil penelitian dan pembahasan ......

144
STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA EKSTRAK AKTIF ANTIBAKTERI BUAH GAMBAS (Luffa acutangula Roxb.) Disusun oleh: Tristiyanto M.0304068 SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains Kimia JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: doankhanh

Post on 01-Mar-2018

249 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

1

STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN

SENYAWA EKSTRAK AKTIF ANTIBAKTERI BUAH GAMBAS

(Luffa acutangula Roxb.)

Disusun oleh:

Tristiyanto

M.0304068

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains Kimia

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

2

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini dibimbing oleh :

Pembimbing I

Venty Suryanti, M. Phil. NIP. 19720817 199702 2001

Pembimbing II

Dr. Linar Zalinar Udin, MS. NIP. 19550120 198203 2001

Dipertahankan di depan TIM Penguji Skripsi pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 11 Juni 2009

Anggota TIM Penguji :

1. Dr. rer. nat. Fajar R. Wibowo, M. Si. NIP. 19730605 200003 1001 2. I. F. Nurcahyo, M. Si. NIP. 19780617 200501 1001

1. ………………………………

2. ………………………………

Disahkan oleh

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Ketua Jurusan Kimia,

Drs. Sentot Budi Rahardjo, Ph.D. NIP. 19560507 198601 1001

ii

Page 3: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

3

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi saya yang berjudul

“Studi aktivitas antibakteri dan identifikasi golongan senyawa ekstrak aktif

antibakteri buah gambas (Luffa acutangula Roxb.)" adalah benar-benar hasil

penelitian sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat kerja atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 31 Agustus 2009

TRISTIYANTO

iii

Page 4: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

4

ABSTRAK Tristiyanto, 2009. STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA EKSTRAK AKTIF ANTIBAKTERI BUAH GAMBAS (Luffa acutangula Roxb.). Skripsi. Jurusan Kimia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sebelas Maret.

Aktivitas antibakteri ekstrak buah gambas (Luffa acutangula Roxb.) telah diuji terhadap beberapa bakteri patogen. Simplisia buah gambas dimaserasi menggunakan metanol, selanjutnya ekstrak metanol diekstraksi berturut-turut menggunakan heksana, kloroform, etil asetat dan butanol. Aktivitas antibakteri dievaluasi dengan metode difusi lubang. Ekstrak dengan aktivitas antibakteri tertinggi diidentifikasi golongan senyawanya menggunakan metode penapisan fitokimia dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Aktivtas antibakteri dari ekstrak dengan aktivitas antibakteri tertinggi dibandingkan dengan ampisilin.

Ekstrak metanol menghambat pertumbuhan P. aeruginosa, E. coli, B.

subtilis dan S. aureus, tetapi tidak menghambat pertumbuhan E. aerogenes, S. dysentriae dan S. thypi. Ekstrak etil asetat menunjukkan aktivitas antibakteri tertinggi terhadap P. aeruginosa, E. coli, B. subtilis dan S. aureus, yang berturut-turut diikuti ekstrak kloroform, butanol dan heksana. Ekstrak etil asetat mengandung fenolat, tanin terkondensasi, flavonoid, saponin dan terpenoid. Berdasarkan KHM dan nilai banding ekstrak etil asetat terhadap ampisilin, aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat buah gambas lebih lemah jika dibandingkan dengan ampisilin

Kata kunci: buah gambas, Luffa acutangula Roxb., aktivitas antibakteri, difusi lubang, ekstrak etil asetat.

iv

Page 5: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

5

ABSTRACT Tristiyanto, 2009. STUDY OF ANTIBACTERIAL ACTIVITY AND CLASS OF COMPOUNDS IDENTIFICATION OF ANTIBACTERIAL ACTIVE EXTRACT OF ANGLED LOOFAH FRUIT (Luffa acutangula Roxb.). Thesis. Department of Chemistry, Faculty of Mathematics and Sciences. Sebelas Maret University.

Antibacterial activity of fruit extract of Angled Loofah (Luffa

acutangula Roxb.) has been assayed against some pathogenic bacterial. Fruit powder of Angled Loofah was was macerated with methanol, and then methanol extract extracted sequentially with hexane, chloroform, ethyl acetate and buthanol. Antibacterial activity was evaluated by well diffusion method. Extract which had the highest antibacterial activity was identified regarding their class of compounds using phytochemical screening and Thin Layer Chromathograpy (TLC) method. The antibacterial activity of extract which had the highest antibacterial activity was compared with that of the ampicillin used.

The methanol extract inhibited the growth of the P. aeruginosa, E. coli, B. subtilis and S. aureus, but did not inhibit the growth of the E. aerogenes, S. dysentriae and S. thypi. The ethyl acetate extract showed the highest antibacterial activity against P. aeruginosa, E. coli, B. subtilis and S. aureus, followed by chloroform, buthanol and hexane extract, respectively. The ethyl acetate extract possesed phenolics, condensed tannins, flavonoids, saponins dan terpenoids. Based on the MIC and the equivalent value of ethyl acetate extract compared with that of the ampisilin used, the antibacterial activity of ethyl acetate extract was lower than with that of the ampisilin used.

Key words: Angled Loofah fruit, Luffa acutangula Roxb., antibacterial activity, well diffusion, ethyl acetate extract.

v

Page 6: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

6

MOTTO

Kadang Allah yang mengetahui yang terbaik, akan memberi kesusahan untuk menguji kita

Kadang Ia pun melukai hati, supaya hikmah-Nya bisa tertanam dalam.

Jika kita kehilangan sesuatu, maka pasti ada alasan di baliknya.

Alasan yang kadang sulit untuk dimengerti, namun kita tetap harus percaya bahwa ketika Ia

mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang lebih baik.

u

Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan.

Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kamu sampai

kamu melupakan kegagalan kamu dan rasa sakit hati.

u

Ketika kamu lahir, kamu menangis dan semua orang di sekeliling kamu

tersenyum.

Hiduplah dengan hidupmu, jadi ketika kamu meninggal, kamu satu-satunya

yang tersenyum dan semua orang di sekeliling kamu menangis.

u

May the PURE of LOVE always in our heart

u

vi

Page 7: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

7

This Thesis I dedicated to ….

Allah SWT, thanks for give me the life, I

always try to justifies my life.

My father, mother, grandma and both my big

brother for given the prayer and spirit.

My sweetgirl, hope that devotion always in

our heart since we meet till the end.

Natural chemist past, now and future.

Friends, …

PERSEMBAHAN

vii

Page 8: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan karunia-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul

“STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN

SENYAWA EKSTRAK AKTIF ANTIBAKTERI BUAH GAMBAS (Luffa

acutangula Roxb.)". Sholawat dan salam senantiasa penulis sampaikan kepada

Rasulullah SAW sebagai pembimbing seluruh umat manusia.

Skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari banyak pihak,

karena itu dengan kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Drs. Sutarno, M.Sc, PhD. selaku Dekan FMIPA UNS.

2. Bapak Drs. Sentot Budi Rahardjo, PhD. selaku Ketua Jurusan Kimia.

3. Ibu Venty Suryanti, M. Phil. selaku pembimbing pertama yang telah

memberikan petunjuk, bimbingan, saran dan masukan untuk

terselesaikannya skripsi ini.

4. Ibu Dr. Linar Zalinar Udin, M. S. dari LIPI, Bandung selaku pembimbing

kedua yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, saran dan masukan

untuk terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret atas semua ilmu yang

berguna dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Indah, Ibu Vina dan Seluruh staff dan karyawan Laboratorium Biokimia

dan Kimia Organik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bandung.

7. Ibu Sholichatun, M.Si. selaku Ketua Sub Laboratorium Biologi

Laboratorium Pusat FMIPA UNS, Bapak Susilo, Bapak Hartono, dan staff

lainnya.

8. Bapak I.F. Nurcahyo, M.Si. selaku Pembimbing Akademis dan selaku Ketua

Laboratorium Kimia Dasar FMIPA UNS beserta staffnya : Mbak Nanik dan

Mas Anang.

9. Kepala Laboratorium Universitas Setya Budi Surakarta beserta teknisi.

10. Karyawan jurusan Kimia FMIPA UNS.

viii

Page 9: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

9

11. Teman-teman angkatan 2004.

12. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas jerih payah dan pengorbanan yaang telah

diberikan dengan balasan yang lebih baik. Amin.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan

skripsi ini. Namun demikian, penulis berharap semoga karya kecil ini bermanfaat

bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kita semua. Amin.

Surakarta, 31 Agustus 2009

TRISTIYANTO

ix

Page 10: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

10

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN.............................................................. iii

ABSTRAK ........................................................................................... iv

ABSTRACT......................................................................................... v

HALAMAN MOTTO.......................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................... vii

KATA PENGANTAR ......................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................... x

DAFTAR TABEL................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................ xv

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah.................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................. 2

1. Identifikasi Masalah ................................................... 2

2. Batasan masalah......................................................... 3

3. Rumusan Masalah...................................................... 4

C. Tujuan Penelitian . ............................................................ 4

D. Manfaat Penelitian. ........................................................... 5

BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................. 6

A. Tinjauan Pustaka .............................................................. 6

1. Suku Curcubitacae ..................................................... 6

2. Tanaman gambas (Luffa acutangula) ....................... 7

3. Bakteri dan Klasifikasi Bakteri Uji............................. 9

4. Pengertian Antibakteri ............................................... 14

x

Page 11: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

11

5. Obat Antibakteri Ampisilin dan Senyawa-Senyawa

Metabolit Sekunder yang Diduga Mempunyai

Aktivitas Antibakteri ................................................. 16

6. Metode Pengujian Aktivitas Antibakteri..................... 24

7. Ekstraksi Maserasi dan Ekstraksi Bertingkat .............. 26

8. Penapisan Fitokimia .................................................. 27

9. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ............................... 31

10. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM), Konsentrasi

Bakterisidal Minimum (KBM) dan Uji Banding......... 32

B. Kerangka Pemikiran.......................................................... 33

C. Hipotesis........................................................................... 35

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ......................................... 36

A. Metode Penelitian ............................................................ 36

B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................... 36

C. Alat dan Bahan ................................................................ 36

D. Bagan Alir Penelitian........................................................ 37

E. Prosedur Penelitian ........................................................... 37

F. Teknik Pengumpulan dan Analisa Data............................. 44

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 45

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.............................................. 63

A. Kesimpulan ....................................................................... 63

B. Saran ................................................................................ 63

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 64

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................. 70

xi

Page 12: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

12

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Beberapa ciri bakteri gram positif dan gram negatif. ................ 10

Tabel 2. Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Buah gambas 47

Tabel 3. Hasil Ekstraksi Bertingkat Ekstrak Metanol ............................. 50

Tabel 4. Hasil Pengujian Golongan Senyawa Antibakteri yang Terdapat

pada Ekstrak Metanol, Heksana, Kloroform, Etil Asetat dan

Butanol .................................................................................... 53

Tabel 5. Hasil Uji Golongan Senyawa yang Terdapat pada Ekstrak Etil

Asetat dengan Panapisan Fitokimia (PF) dan Kromatografi

Lapis Tipis (KLT) .................................................................... 54

Tabel 6. Hasil Pengujian KHM Ekstrak Etil Asetat (Uji ke-2)................ 58

Tabel 7. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ampisilin ................................ 60

Tabel 8. Hasil Penentapan Nilai Banding Ekstrak Etil Asetat Terhadap

Ampisilin ................................................................................. 62

xii

Page 13: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

13

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Tanaman gambas (Luffa acutangula)................................... 7

Gambar 2. Anatomi Umum dari Bakteri ............................................... 9

Gambar 3. Ikatan Kovalen antara Ampisilin dengan Enzim

Transpeptidase (Soekardjo dan Siswandono, 2000) ............. 17

Gambar 4 Senyawa-Senyawa Golongan Tanin (Shimamura et al.,

2007)................................................................................... 18

Gambar 5. Senyawa-Senyawa Golongan Flavonoid (Achmad, 1986)... 19

Gambar 6. Senyawa Steroid-Sapogenin (Wagner, 1984) ....................... 21

Gambar 7. Senyawa-Senyawa Terpenoid yang Bersifat Antibakteri

(Cowan, 1999; Daisy et al., 2008) ...................................... 22

Gambar 8. Golongan Senyawa Alkaloid Berdasarkan Penyusun Asam

Amino (Achmad, 1986) ....................................................... 23

Gambar 9. Senyawa-Senyawa Alkaloid yang Bersifat Antibakteri

(Cowan, 1999)..................................................................... 23

Gambar 10. Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999)............ 24

Gambar 11. Perkiraan Reaksi Uji Wagner (Marliana dkk., 2005)............ 28

Gambar 12. Perkiraan Reaksi Uji Tanin dengan FeCl3 (Syarifuddin,

1994)................................................................................... 29

Gambar 13. Reaksi Uji Flavonoid (Achmad, 1986) ...................................................... 29

Gambar 14. Reaksi Hidrolisis Saponin dalam Air (Marliana dkk., 2005). 30

Gambar 15. Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin – H2SO4 (Jork et al.,

1990)................................................................................... 30

Gambar 16. Reaksi Uji KLT Flavonoid dengan AlCl3 (Jork et al., 1990) 32

Gambar 17. Reaksi Uji saponin dengan SbCl3 (Jork et al., 1990)............ 32

Gambar 18. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Terhadap

Bakteri S. aureus, P. aeruginosa, E. coli, B. subtilis dan S.

thypi .................................................................................... 48

xiii

Page 14: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

14

Gambar 19. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak-ekstrak Hasil

Ekstraksi Bertingkat Terhadap Bakteri E. coli, B. subtilis, S.

aureus dan P. aeruginosa dengan Berat Ekstrak

15mg/lubang ....................................................................... 51

Gambar 20. Hasil Pengujian KHM Ekstrak Etil Asetat (Uji Ke-1) .......... 57

xiv

Page 15: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

15

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Bagan Alir Penelitian ...................................................... 70

Lampiran 2. Hasil Determinasi buah gambas (Luffa acutangula Roxb.) 72

Lampiran 3. Perhitungan Rendemen Ekstrak Metanol, Konversi

Konsentrasi Sampel dan Perhitungan Jumlah Bakteri Uji .. 73

Lampiran 4. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol............... 75 Lampiran 5. Analisa One Way ANOVA Pengaruh Variasi Bakteri Pada

Masing-Masing Berat Sampel Ekstrak Metanol. ............... 79

Lampiran 6. Analisa One Way ANOVA Pengaruh Variasi Berat

Sampel Ekstrak Metanol Pada Masing-Masing Bakteri ..... 83

Lampiran 7. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak-Ekstrak Hasil

Ekstraksi Bertingkat. ......................................................... 85

Lampiran 8. Analisa One Way-ANOVA Pengaruh Variasi Ekstrak

pada Masing-Masing Bakteri pada Uji Aktivitas

Antibakteri Ekstrak-Ekstrak Hasil Ekstraksi Bertingkat..... 88

Lampiran 9. Hasil Skrining Fitokimia terhadap Ekstrak Buah gambas... 92

Lampiran 10. Hasil KLT Ekstrak Etil Asetat ........................................... 93

Lampiran 11. Hasil Uji KHM Ekstrak Etil Asetat .................................. 97

Lampiran 12. Analisa One Way ANOVA Pengaruh Variasi Bakteri pada

Masing-Masing Konsentrasi ekstrak pada Penentuan

KHM Ekstrak Etil Asetat.................................................. 100

Lampiran 13. Analisa One Way ANOVA Pengaruh Variasi Konsentrasi

ekstrak pada Masing-Masing Bakteri pada Penentuan

KHM Ekstrak Etil Asetat.................................................. 103

Lampiran 14. Hasil Uji KHM dan Penentuan Nilai Banding Ekstrak

Etil Asetat terhadap Ampisilin ........................................... 107

Lampiran 15. Penentuan KHM Ampisilin ............................................... 110

Lampiran 16. Analisa One Way ANOVA Pengaruh Variasi Konsentrasi

Ampisilin pada Masing-Masing Bakteri pada Uji Aktivitas

Antibakteri Ampisilin........................................................ 111

xv

Page 16: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

16

Lampiran 17. Analisa One Way ANOVA Pengaruh Variasi Bakteri

Ampisilin pada Masing-Masing Konsentrasi pada Uji

Aktivitas Antibakteri Ampisilin......................................... 117

Lampiran 18. Perhitungan Nilai Banding ............................................... 123

xvi

Page 17: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyakit infeksi pada manusia salah satunya disebabkan oleh infeksi

bakteri patogen. Beberapa tahun terakhir ini, bakteri patogen yang resisten

terhadap obat semakin banyak dikarenakan pemakaian obat antimikroba komersil

yang tidak tepat pada pengobatan penyakit infeksi. Situasi tersebut ditambah

dengan efek samping yang tidak diinginkan dari beberapa obat antibiotik dan

kebutuhan yang mendesak untuk penyembuhan penyakit infeksi. Masalah-

masalah di atas merupakan problem yang serius dalam dunia kesehatan, sehingga

mendesak para ilmuwan untuk mencari obat antibakteri yang baru yang berasal

dari tanaman (Merchese and Shito, 2001; Karaman et al., 2003 dalam Aliero et

al., 2008).

Metode pengujian secara in-vitro untuk memilih ekstrak kasar tanaman

yang memiliki potensi antibakteri sangat berguna untuk penelitian lebih lanjut

tentang struktur kimia dan efek farmakologi dari senyawa-senyawa yang terdapat

pada ekstrak kasar tanaman (Aliero et al., 2008). Senyawa-senyawa metabolit

sekunder yang terdapat pada tanaman yang mempunyai aktivitas antibakteri antara

lain fenol dan persenyawaan fenolat (Soekardjo dan Siswandono, 2000; Cowan,

1999), saponin (Cheeke, 2000), beberapa senyawa dari golongan senyawa

flavonoid, alkaloid (Cowan,1999), tanin (Shimamura et al., 2007), triterpenoid,

terpenoid dan minyak atsiri (Cowan, 1999).

Tanaman suku Curcubitaceae yang telah dilakukan pengujian aktivitas

antibakteri antara lain spesies Luffa cylindrica (Belustru) dan Benincasa hispida

(Beligo). Ekstrak metanol, kloroform dan etanol, daun dan biji buah belustru

mampu menghambat pertumbuhan bakteri E. coli, S. aureus, S. thypi dan B.

subtilis. Daun dan biji buah belustru mengandung senyawa antibakteri alkaloid

dan saponin (Oyetayo et al., 2007). Ekstrak metanol buah beligo yang

mengandung senyawa triterpenoid dan flavanoid mampu menghambat

pertumbuhan bakteri P. acnes dan S. epidermidis (Kumar et al., 2006).

Page 18: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

2

Tanaman gambas merupakan salah satu spesies suku Curcubitaceae dan

buah gambas (Luffa acutangula Roxb.) selain digunakan masyarakat sebagai

sayuran juga sebagai obat. Buah gambas mempunyai efek pembersih darah,

mendinginkan perut, memperbanyak Air Susu Ibu (ASI), mengobati penyakit

wasir (Rukmana, 2000), anthelmintik, stomakik dan antipiretik (Grewal, et al.,

1943 dalam Tsuneatsu, et al., 1991). Biji buah gambas juga digunakkan sebagai

ekspektoran (Grewal, et al., 1943 dalam Tsuneatsu, et al., 1991).

Senyawa-senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada buah gambas

adalah golongan flavonoid (Miean et al., 2008), golongan alkaloid, golongan

terpenoid (saponin dan karotenoid), senyawa 3,5-Dihidroksi-6-metil-2,3-dihidro-

piran-4-one dan kolesterol (Astuti, 2005). Buah gambas juga mengandung

protein chitotetrose spesifik lectin (Anantharam et al., 1985) dan biji buah gambas

mengandung protein luffaculin (Min et al., 2006), curcubitacin B dan asam

oleanolat saponin (Barua et al., 1958 dalam Tsuneatsu et al., 1991)

Penelitian aktivitas antibakteri bagian tanaman spesies-spesies suku

Curcubitaceae telah dilakukan. Buah gambas merupakan salah satu suku

Curcubitaceae yang mengandung golongan senyawa flavonoid, alkaloid,

terpenoid dan saponin. Beberapa senyawa dari golongan senyawa flavonoid,

alkaloid, terpenoid dan saponin mempunyai aktivitas antibakteri (Cowan, 1999).

Dalam rangka pencarian obat antibakteri baru yang berasal dari tanaman,

pemanfaatan buah gambas sebagai antibakteri belum dilakukan penelitian secara

ilmiah. Maka perlu dilakukan pengujian secara ilmiah aktivitas antibakteri ekstrak

buah gambas.

B. Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Penelitian studi aktivitas antibakteri dan identifikasi golongan senyawa

ekstrak aktif antibakteri buah gambas terdapat masalah sebagai berikut :

Isolasi senyawa buah gambas dapat dilakukan dengan ekstraksi

maserasi, perkolasi, shoxletasi, ekstraksi cair-cair dan destilasi. Pelarut yang

digunakan untuk isolasi perlu diperhatikan sebagai contoh senyawa yang kurang

Page 19: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

3

polar dapat diisolasi dengan menggunakan pelarut heksana, petroleum eter,

benzena dan toluen dan senyawa yang lebih polar dapat diperoleh dengan pelarut

etil asetat, butanol, metanol dan air. Hasil isolasi dengan pelarut yang berbeda

akan menghasilkan ekstrak dengan senyawa yang berbeda sehingga akan

mempengaruhi aktivitas antibakteri dari ekstrak. Dari hal di atas perlu

diperhatikan cara isolasi senyawa buah gambas dengan pelarut yang tepat.

Aktivitas antibakteri buah gambas dapat diketahui dengan pengujian

secara in-vitro dan in-vivo ekstrak buah gambas. Pengujian secara in-vitro dapat

dilakukan dengan metode difusi (metode silinder, metode lubang dan metode

cakram kertas) dan metode pengenceran (pengenceran tabung dan pengenceran

agar). Dari hal di atas perlu diperhatikan cara pengujian aktivitas antibakteri

secara in-vitro terhadap ekstrak hasil isolasi senyawa buah gambas terhadap

bakteri uji untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak buah gambas.

Aktivitas antibakteri ekstrak aktif antibakteri buah gambas tergantung

dari golongan senyawa yang terdapat pada ekstrak. Untuk mengetahuai golongan

senyawa yang terdapat ekstrak, maka perlu dilakukan pengujian golongan

senyawa dengan metode penapisan fitokimia dan kromatografi lapis tipis (KLT).

Aktivitas antibakteri ekstrak aktif antibakteri tertinggi jika dibandingkan

dengan ampisilin dapat diketahui dengan mencari dan membandingkan

konsentrasi hambat minimum (KHM), konsentrasi bakterisidal minimum (KBM)

dan nilai banding ekstrak terhadap ampisilin. Untuk mengetahui perbandingan

aktivitas antibakteri ekstrak aktif antibakteri tertinggi buah gambas dengan

ampisilin, perlu dilakukan uji ekstrak aktif antibakteri tertinggi dan ampisilin.

2.Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian

ini dibatasi pada :

a. Isolasi senyawa pada buah gambas yang dibeli dari pasar Legi-Solo

menggunakan metode maserasi dengan pelarut metanol dan dilanjutkan

ekstraksi bertahap dengan pelarut heksana, kloroform, etil asetat dan butanol.

Page 20: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

4

b. Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak buah gambas dilakukan secara in-vitro

dengan metode difusi lubang.

c. Bakteri yang digunakan untuk pengujian aktivitas antibakteri adalah

E. coli, B. subtilis, S. aureus, P. aeruginosa, E. aerogenes, S. dysentriae dan

atau S. thypi.

d. Golongan senyawa yang diuji adalah golongan alkaloid, saponin, tanin,

fenolat, terpenoid dan flavonoid.

e. Metode yang digunakan untuk mengetahui perbandingan aktivitas antibakteri

dari ekstrak aktif antibakteri tertinggi buah gambas dengan ampisilin adalah

dengan mencari dan membandingkan KHM dan nilai banding ekstrak terhadap

ampisilin.

3.Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Apakah ekstrak metanol buah gambas mempunyai aktivitas antibakteri ?

b. Apakah ekstrak heksana, kloroform, etil asetat dan butanol buah gambas

mempunyai aktivitas antibakteri?

c. Apakah golongan senyawa alkaloid, saponin, tanin, fenolat, terpenoid dan

atau flavonoid terdapat pada ekstrak aktif antibakteri buah gambas ?

d. Bagaimana aktivitas antibakteri ekstrak aktif antibakteri tertinggi jika

dibandingkan dengan ampisilin?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak metanol buah gambas.

2. Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak heksana, kloroform, etil asetat dan

butanol.

3. Mengetahui golongan senyawa yang terdapat pada ekstrak aktif antibakteri

buah gambas.

Page 21: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

5

4. Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak aktif antibakteri tertinggi buah

gambas jika dibandingkan dengan ampisilin.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Segi praktis, memberikan informasi ilmiah untuk bidang farmasi dan dunia

kesehatan mengenai aktivitas antibakteri ekstrak buah gambas beserta

golongan-golongan senyawanya.

2. Segi teoritis, bermanfaat bagi ilmu pengetahuan yaitu mengembangkan analisa

kualitatif golongan-golongan senyawa yang terkandung dalam ekstrak buah

gambas.

Page 22: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Suku Curcubitaceae

Salah satu tanaman yang terdapat di Indonesia adalah suku

Curcubitaceae. Curcubitaceae merupakan suku tanaman yang kebanyakan berupa

tanaman banyak air yang bersulur dan jarang yang bersemak belukar.

Curcubitaceae dapat dikenali dengan batang yang bersudut 5 dan sulur-sulur

yang bergulung. Daun biasanya berlekuk lima atau terbagi, tidak ada penopang,

terdapat banyak hidatoda dan stomata terdapat pada satu permukaan atau dua

permukaan. Bunga bersifat aktinomorf dan hampir semua berumah satu. Buahnya

bertipe beri yang disebut labu (Watson, 1992).

Spesies-spesies suku Curcubitaceae yang telah diuji aktivitas

antibakterinya antara lain spesies Citrullus colocynthis L. Schrad, Luffa

cylindrica (belustru), Lagenaria breviflora, Coccinia grandis L. dan Benincasa

hispida (beligo). Ekstrak metanol, kloroform dan etanol, daun dan biji belustru

masing-masing mampu menghambat pertumbuhan bakteri E. coli, S. aureus, S.

thypi dan B. subtilis. Daun dan biji belustru mengandung senyawa antibakteri

alkaloid dan saponin (Oyetayo et al., 2007). Ekstrak metanol beligo yang

mengandung senyawa triterpenoid dan flavanoid mampu menghambat

pertumbuhan bakteri P. acnes dan S. epidermidis (Kumar et al., 2006). Ekstrak

daun C. colocynthis L. Schrad menghambat pertumbuhan yang kuat terhadap

bakteri E. coli, P. aeruginosa, B. subtilis dan P. vulgaris dan menghambat dengan

lemah bakteri S. aureus, K. pneumoniae dan S. typhi (Peter Paul, 2008). Ekstrak

etanol buah L. breviflora menghambat pertumbuhan bakteri E. coli, B. subtilis,

S. aureus dan P. aeruginosa. (Tomori et al., 2007). Ekstrak daun dan batang C.

grandis L. menghambat pertumbuhan bakteri B. cereus, C. diptheriae, S. aureus,

S. pyogenes, E. coli, K. pneumonia, P. mirabilis, P. aeruginosa, S. typhi dan S.

boydii. Ekstrak air daun dan ekstrak etanol batang C. grandis L. menghambat

pertumbuhan bakteri S. boydii. (Farrukh et al., 2008).

Page 23: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

7

2. Tanaman gambas (Luffa acutangula)

Tanaman gambas yang dikenal dengan nama latin Luffa acutangula

banyak dibudidayakan sebagai tanaman sela perkarangan, pematang sawah dan di

sawah setelah tanaman padi. Pemanfaatan buah gambas dapat dipakai sebagai

sayuran untuk dibuat masakan dan daun tanaman gambas dipakai sebagai sayuran

lalapan (Sutarya dkk., 1995). Nama lain dari tanaman ini adalah angled loofah

(Inggris), ketola sagi (Malaysia) dan sze kwa (Cina) (Rukmana, R, 2000). Buah

gambas di Indonesia dikenal dalam berbagai nama antara lain timput

(Palembang), emes/kimput (Sunda), kacur/oyong (Jawa) (Hyne, 1987). Daerah-

daerah di Indonesia yang membudidayakan tanaman gambas antara lain

Kabupaten Tanjung Barat, Provinsi Jambi (Maslian) dan Kabupaten Sumbawa

Barat, NTB (Anonim, 2006). Tanaman gambas dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Tanaman gambas (Luffa acutangula) . a. Klasifikasi tanaman

Kedudukan tanaman gambas dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai

berikut kingdom Plantae (dunia tumbuhan), sub-kingdom Tracheobionta

(tanaman vaskuler), devisi Spermatophyta (tanaman berbiji), subdevisi

Magnoliophyta, kelas Magnoliopsida/Dicotyledonae, subkelas Dilleniidae,

ordo/bangsa Violales, famili/suku Curcubitaceae (keluarga mentimun), genus/

Page 24: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

8

marga Luffa dan spesies Luffa acutangula Roxb. (Rukmana, 2000; Anonim,

2008).

b. Deskripsi tanaman

Tanaman gambas termasuk tumbuhan tahunan yang bersifat

merambat dan menjalar. Tanaman gambas berbatang lunak dengan bentuk

segi lima, serta bersulur sebagai alat untuk merambat. Sulur dahan muncul

dari sisi tangkai daun yang berbentuk spiral dan berbulu lebih panjang dari

bulu-bulu batang. Daun berbentuk lonjong (silindris) dengan pangkal mirip

bentuk jantung, ujung daun runcing dan berwarna hijau tua. Daun berukuran

panjang 10–25 cm, lebar 10–25 cm dan bertangkai sepanjang 5–10 cm

(Rukmana, 2000). Bunga tanaman gambas termasuk bunga berumah satu

(monococus), yaitu bunga jantan dan betina terdapat dalam satu tanaman.

Bunga berwarna kuning, umumnya mekar pada sore hari, serta dapat

menyerbuk sendiri dan menyerbuk silang. Buah gambas berbentuk bulat

panjang dengan bagian pangkal kecil. Buah berukuran panjang 15–60 cm,

lebar 5–12 cm dengan diameter 5–8 cm, bergeligir 10 mm dan tiap buah

berbiji banyak. Biji yang tua berwarna hitam dan berukuran 11–13 mm atau

7–9 mm dengan struktur kulit agak keras (Rukmana, 2000).

c. Kandungan senyawa kimia buah gambas

Senyawa-senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada buah gambas

adalah golongan flavonoid (Miean et al., 2008), golongan alkaloid, golongan

terpenoid (saponin dan karotenoid) dan senyawa 3,5-Dihidroksi-6-metil-2,3-

dihidro-piran-4-one dan kolesterol (Astuti, 2005). Buah gambas juga

mengandung protein chitotetrose spesifik lectin (Anantharam et al., 1985) dan

biji buah gambas mengandung protein luffaculin (Min. et al., 2006),

curcubitacin B dan asam oleanolat saponin (Barua et al., 1958 dalam

Tsuneatsu et al., 1991).

d. Manfaat tanaman

Nutrisi dalam buah gambas sangat berguna bagi kesehatan tubuh, antara

lain berfungsi untuk membersihkan darah, mendinginkan perut dan

memperbanyak Air Susu Ibu (ASI) (Rukmana, 2000), anthelmintik, stomakik

Page 25: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

9

dan antipiretik (Grewal et al., 1943 dalam Tsuneatsu et al., 1991). Biji buah

gambas juga digunakkan sebagai ekspektoran (Grewal et al., 1943 dalam

Tsuneatsu et al., 1991). Daun dan buah muda digunakan sebagai bahan sayur

dan lalapan, juga berkhasiat sebagai obat penyakit wasir (Rukmana, 2000).

3. Bakteri dan Klasifikasi Bakteri Uji

Bakteri termasuk golongan prokariota dan tidak memiliki nukleus,

mitokondria dan plastid. Golongan prokariota hanya memiliki satu kromosom dan

tidak memiliki histon yang bergabung dengan kromosom tersebut. Prokariota

tidak mempunyai mikrotubula (mungkin ada satu perkecualian) dan kerena itu

tidak terdapat sentriol, gelendong dan badan basal. Beberapa prokariota

mempunyai flagela, tetapi strukturnya tidak dibangun dari mikrotubula

sebagaimana flagela dan silia pada eukariota. Ribosom pada prokariota berbeda

dari ribosom pada eukariota dalam strukturnya (Kimbal, 1990). Anatomi umum

dari bakteri dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Anatomi Umum dari Bakteri. Dikutip dari : Microsoft Encarta Reference Library Premium, 2005.

Bakteri dibagi menjadi dua golongan, yaitu bakteri gram positif dan bakteri

gram negatif yang perbedaannya ditunjukkan pada Tabel 1. Perbedaan golongan

bakteri ini dapat ditentukan dengan pewarnaan bakteri. Bakteri diwarnai dengan

zat warna violet dan yodium, dibilas dengan alkohol, kemudian diwarnai lagi

dengan zat warna merah. Struktur dinding sel akan menentukan respon

pewarnaan. Bakteri gram positif yang sebagian besar dinding selnya terdiri dari

Page 26: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

10

peptidoglikan akan menjerat warna violet. Bakteri gram negatif memiliki lebih

sedikit peptidoglikan, yang terletak di suatu gel periplasmik antara membran

plasma dan suatu membran bagian luar. Zat warna violet yang digunakan dalam

pewarnaan gram sangat mudah dibilas oleh alkohol pada bakteri gram negatif,

tetapi selnya tetap menahan zat warna merah (Campbell et al., 2003).

Tabel 1. Beberapa ciri bakteri gram positif dan gram negatif.

Perbedaan Relatif Ciri Gram positif Gram negatif

Struktur dinding sel - Tebal (15 - 80 nm). - Berlapis tunggal (mono).

- Tipis (10 - 15 nm). - Berlapis tiga (multi).

Komposisi dinding sel

- Kandungan lipid rendah (1- 4%).

- Peptidoglikan sebagai lapisan tunggal, merupakan komponen utama bakteri dan jumlahnya lebih dari 50 % berat kering sel bakteri.

- Memiliki asam tekoat.

- Kandungan lipid tinggi (11 - 22%).

- Peptidoglikan terdapat di dalam lapisan kaku sebelah dalam, jumlahnya sedikit sekitar 10 % berat kering.

- Tidak memiliki asam tekoat.

Kerentanan terhadap penisilin

Lebih rentan. Kurang rentan.

Penghambatan pertumbuhan oleh zat-zat warna dasar, misalnya ungu kristal

Pertumbuhan dihambat dengan nyata.

Pertumbuhan tidak begitu dihambat.

Persyaratan nutrisi Relatif rumit Relatif sederhana. Resistensi terhadap gangguan fisik

Lebih resisten Kurang resisten

(Pelczar et al., 1986)

Bakteri uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bacillus subtilis

Kasifikasi:

Termasuk kedalam divisi Protophyta, kelas Schizophyta, ordo

Eubacteriales, famili Bacillaceae dan genus Bacillus (Salle, 1961).

Page 27: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

11

Morfologi :

Genus bacillus termasuk batang besar, gram positif, aerob dan

membentuk rantai. Umumnya bergerak, membentuk spora yang terletak di

tengah basil yang tidak bergerak dan tahan panas. Diameter sel 0,7-0,8 μm

dengan panjang 2-3 μm, sedangkan sporanya berdiameter 0,6-0,9 μm dengan

panjang 1-1,5 μm (Salle, 1961). Kebanyakan anggota genus ini adalah

organisme saprofit yang lazim terdapat dalam tanah, air, udara dan tumbuh-

tumbuhan. Beberapa diantaranya patogen bagi insekta, yaitu dapat

menyebabkan infeksi saluran usus dan menghasilkan enterotoksin yang

menyebabkan keracunan makanan (Jawetz et al., 1980). ‘

b. Escherichia coli

Klasifikasi :

Termasuk kedalam divisi Protophyta, kelas Schizomycetes, ordo

Eubacteriales, famili Enterobacteriaceae dan genus Escherichia (Salle, 1961).

Morfologi:

Merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang lurus dan pendek dan

bergerak dengan flagel peritik atau tidak dapat bergerak. Ukuran sel umumnya

berdiameter 0,5 μm dan panjang 1-3 μm (Salle, 1961).

E. coli merupakan flora normal yang terdapat dalam usus (Jawetz et al.,

2005). E. coli adalah penyebab yang paling lazim dari infeksi saluran kemih

dan merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama wanita muda. Selain

itu, dapat menyebabkan infeksi saluran empedu, hati, cystitis, meningitis dan

penyakit infeksi lainnya (Jawetz et al., 1980).

c. Staphylococcus aureus

Klasifikasi:

Termasuk kedalam divisi Protophyta, kelas Schizomycetes, ordo

Eubacteriales, Famili Micrococcaceae dan genus Staphylococcus (Salle,

1961).

Morfologi:

S. aureus adalah bakteri gram positif yang berbentuk bola dengan

diameter 1 μm tersusun dalam kelompok–kelompok yang tidak teratur. Pada

Page 28: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

12

media cair terlihat tunggal, berpasangan, tetrad dan membentuk rantai.

S. aureus biasanya membentuk koloni abu–abu hingga kuning emas. Bakteri

ini tumbuh dengan cepat pada temperatur 37°C. Sebagian besar galur

S. aureus mempunyai koagulase atau faktor penggumpalan dinding sel dan

ikatan koagulase secara non enzimatik pada fibrinogen (Jawetz et al., 2005).

S. aureus bersifat invasif, penyebab hemolisis, membentuk enterotoksin yang

bisa menyebabkan keracunan makanan (Syahrurachman dkk., 1994). S. aureus

sering menghuni kulit, saluran pernapasan dan saluran pencernakan, kecuali

jerawat yang menjengkelkan dan sesekali muncul bintil kecil meradang, kita

dapat hidup harmonis dengan organisme ini. Akan tetapi, jika mereka masuk

kebawah kulit karena luka, terbakar dan lain-lainnya dapat menyebabkan bisul

bernanah (Kimball, 1990).

d. Pseudomonas aeruginosa

Klasifikasi:

Termasuk kedalam devisi Protophyta, kelas Schizomycetes, ordo

Eubacteriales, famili Pseudomonaceae dan genus Pseudomonas (Salle, 1961).

Morfologi:

P. aeruginosa bergerak, berbentuk batang dan berukuran sekitar 0,6 x 2

μm. Bakteri ini gram negatif, terlihat sebagai bakteri tunggal, berpasangan,

dan kadang-kadang membentuk rantai yang pendek. P. aeruginosa tumbuh

dengan baik pada suhu 37-42°C, pertumbuhannya pada suhu 42°C membantu

membedakan spesies ini dari spesies Pseudomonas yang lain. Bakteri ini

oksidase positif dan tidak meragikan karbohidrat, tetapi banyak strain

mengoksidasi glukosa. Pengenalan biasanya berdasarkan morfologi, sifat

oksidase positif, adanya pigmen yang khas dan pertumbuhan pada suhu 42°C

(Jawetz et al., 1980). P. aeruginosa merupakan penyebab penyakit pada

orang tertentu yang resisten terhadap antibiotik. Bakteri ini menginfeksi darah,

kulit, telinga, mata, saluran kemih dan pada luka bakar akan menyerang darah

sehingga menghasilkan nanah. Penyakit yang serius yang ditimbulkan adalah

komplikasi cystic fibrosis merupakan infeksi saluran pernapasan. Kanker dan

Page 29: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

13

luka bakar pada pasien sering di infeksi dengan serius oleh bakteri ini

(Anonim, 2008).

e. Salmonella thypi.

Klasifikasi:

Termasuk kedalam devisi Protophyta, kelas Schizomycetes, ordo

Eubacteriales, famili Enterobacteriaceae dan genus Salmonellae (Salle, 1961).

Morfologi:

S. thypi merupakan bakteri gram negatif, berflagel, tidak berspora dan

sangat panjang. S. typhi memiliki 3 macam antigen yaitu antigen O (somatik

berupa kompleks polisakarida), antigen H (flagel), dan antigen Vi. Serum

penderita demam tifoid akan terbentuk antibodi terhadap ketiga macam

antigen tersebut. Penyakit yang disebabkan oleh S. typhi adalah demam tifoid,

Demam tifoid (tifus abdominalis, enteric fever) adalah penyakit infeksi akut

yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan dengan gejala demam yang

lebih dari 7 hari dan gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa

gangguan kesadaran (Jawetz et al., 1980).

f. Shigella dysentriae

Klasifikasi:

S. dysentriae termasuk kedalam devisi Protophyta, kelas Schizomycetes,

ordo Eubacteriales, famili Enterobacteriaceae dan genus Shigella (Salle,

1961).

Morfologi :

Shigella merupakan bakteri gram negatif, aerob, batang ramping, tidak

berkapsul, tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Penyakit yang

disebabkan oleh bakteri S. dysentriae adalah Shigellosis disebut juga desentri

basiler. Habitat alamiah kuman disentri adalah usus besar manusia, dimana

kuman tersebut dapat menyebabkan disentri basiler. Disentri sendiri artinya

gangguan yang ditandai dengan peradangan usus, terutama kolon yang disertai

nyeri perut dan buang air besar yang sering mengandung darah dan lendir.

Infeksi Shigella praktis selalu terbatas pada saluran pencernaan dan invasi

dalam darah sangat jarang (Jawetz et al., 1980).

Page 30: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

14

g. Entrobacter aerogenes

Klasifikasi:

Termasuk kedalam divisi Protophyta, kelas Schizomycetes, ordo

Eubacteriales, famili Enterobacteriaceae dan genus Entrobacter (Salle, 1961).

Morfologi :

E. aerogenes biasanya motil, memperlihatkan pertumbuhan mukoid

yang sedikit, mempunyai kapsul kecil, terdapat pada lingkungan luar dan

saluran pencernakan. E. aerogenes terdapat dalam usus, tetapi jika diluar

saluran pencernaan akan menyebabkan penyakit infeksi saluran kemih (Jawetz

et al., 1980).

4. Pengertian Antibakteri

Antibiotika adalah senyawa kimia yang khas yang dihasilkan oleh

mikroorganisme hidup termasuk turunan senyawa dan struktur analognya yang

dibuat secara sintetik dan dalam kadar yang rendah mampu menghambat proses

penting dalam kehidupan suatu mikroorganisme. Pada awalnya antibiotik diisolasi

dari mikrooorganisme, tetapi sekarang beberapa antiboitik didapatkan dari

tumbuhan tingkat tinggi dan binatang (Soekardjo dan Siswandono, 2000). Salah

satu contoh antiboitik adalah obat antibakteri. Antibakteri adalah zat yang

membunuh atau menekan pertumbuhan atau reproduksi bakteri. Suatu zat

antibakteri yang ideal harus memiliki sifat toksisitas selektif, artinya bahwa suatu

obat berbahaya terhadap parasit tetapi tidak membahayakan tuan rumah (hopses).

Zat antibakteri dibagi menjadi dua kelompok, yaitu antibakteri yang dapat

menghambat pertumbuhan bakteri (bakteriostatik) dan antibakteri yang dapat

membunuh bakteri (bakteriosid) (Talaro, 2008). Berdasarkan daya menghambat

atau membunuhnya, antibakteri dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu

berspektrum sempit (narrow spectrum) dan berspektrum luas (broad spectrum).

Antibakteri yang berspektrum sempit yaitu antibakteri yang hanya dapat bekerja

terhadap bakteri tertentu saja, misalnya hanya terhadap bakteri gram positif saja

atau gram negatif saja. Antibakteri yang berspektrum luas dapat bekerja baik pada

bakteri gram negatif maupun bakteri gram positif (Talaro, 2008).

Page 31: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

15

Berdasarkan mekanisme kerjanya, antibakteri dapat dibagi menjadi

empat cara, yaitu :

a. Penghambatan terhadap sintesis dinding sel.

Bakteri mempunyai lapisan luar yang kaku yaitu dinding sel yang

mengelilingi secara lengkap sitoplasma membran sel. Dinding sel berisi

polimer mucopeptida kompleks (peptidoglikan) yang secara kimia berisi

polisakarida dan campuran rantai polipeptida yang tinggi, polisakarida ini

berisi gula amino N-acetylglucosamine dan asam acetylmuramic (hanya

ditemui pada bakteri) (Jawetz et al., 2005). Dinding ini mempertahankan

bentuk mikroorganisme dan pelindung sel bakteri dari perbedaan tekanan

osmotik di dalam dan di luar sel yang tinggi. Dinding sel bakteri terdiri dari

peptidoglikan dan komponen yang lain. Sel yang aktif secara kontiyu

mensintesis peptidoglikan yang baru dan menempatkannya pada posisi yang

tepat pada amplop sel. Antibakteri bereaksi dengan satu atau banyak enzim

yang dibutuhkan pada proses sintesis, sehingga menyebabkan pembentukan

dinding sel yang lemah dan menyebabkan pemecahan osmotik (Talaro,

2008).

b. Penghambatan terhadap fungsi membran sel.

Sitoplasma semua sel hidup dibatasi oleh membran sitoplasma, yang

berperan sebagai barrier permeabilitas selektif, memiliki fungsi transport aktif,

dan kemudian mengontrol komposisi internal sel. Jika fungsi integritas dari

membran sitoplasma dirusak akan menyebabkan keluarnya makromolekul dan

ion dari sel, kemudian sel rusak atau terjadi kematian (Jawetz et al., 2005).

Sitoplasma semua sel hidup dibatasi oleh membran sitoplasma yang berperan

sebagai barrier permeabilitas selektif dan mengontrol komposisi internal sel.

Antibakteri (polymyxins) berikatan dengan membran fospolipid yang

menyebabkan pemecahan protein dan basa nitrogen sehingga membran

bakteri pecah yang menyebabkan kematian bakteri (Talaro, 2008).

c. Penghambatan terhadap sintesis protein (penghambatan translasi dan

transkripsi material genetik).

Page 32: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

16

DNA, RNA dan protein memegang peranan sangat penting di dalam

proses kehidupan normal sel. Hal ini berarti bahwa gangguan apapun yang

terjadi pada pembentukan atau pada fungsi zat-zat tersebut dapat

mengakibatkan kerusakan total pada sel (Pelczar et al., 1986). Kebanyakan

obat menghambat translasi atau sintesis protein, bereaksi dengan ribosom-

mRNA. Mekanisme kerjanya antara lain dengan menghalangi terikatnya RNA

pada tempat spesifik ribosom, selama pemanjangan rantai peptida (Pelczar et

al., 1986). Ribosom eukariotik berbeda dalam ukuran dan struktur dari

prokariotik, sehingga menyebabkan aksi yang selektif terhadap bakteri.

Bakteri mempunyai 70S ribosom, sedangkan sel mamalia mempunyai 80S

ribosom. Subunit masing-masing tipe ribosom, komposisi kimia dan

spesifikasi fungsinya berbeda. Perbedaan tersebut dapat untuk menerangkan

mengapa antibakteri dapat menghambat sintesis protein dalam ribosom bakteri

tanpa berpengaruh pada ribosom mamalia (Talaro, 2008; Jawetz et al., 2005).

d. Penghambatan terhadap sintesis asam nukleat.

Pembentukan DNA dan RNA bakteri merupakan perjalanan yang

panjang dan membutuhkan enzim di beberapa proses. Pembentukan DNA dan

RNA sangat penting dan berefek dalam metabolisme protein. Antibakteri

menginteferensi sintesis asam nukleat dengan menghambat sintesis nukleitida,

menghambat replikasi, atau menghentikan transkripsi. Obat berikatan sangat

kuat pada enzim DNA Dependent RNA Polymerase bakteri, sehingga

menghambat sintesis RNA bakteri. Resistensi pada obat-obat ini terjadi akibat

perubahan pada RNA polymerase akibat mutasi kromosom yang sangat sering

terjadi (Talaro, 2008; Jawetz et al., 2005)

5. Obat Antibakteri Ampisilin dan Senyawa-Senyawa Metabolit Sekunder yang

Diduga Mempunyai Aktivitas Antibakteri

a. Obat Antibakteri Ampisilin

Ampisilin adalah antiboitik dengan spektrum luas, digunakan untuk

pengobatan infeksi pada saluran napas dan saluran seni, gonorhu,

gastroenteritis, meningitis dan infeksi karena salmonella sp. seperti demam

Page 33: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

17

tipoid. Ampisilin adalah turunan penisilin yang tahan terhadap asam tetapi

tidak tahan terhadap enzim penisilinase. Absorpsi obat dalam saluran cerna

kurang baik (±30-40%) dan obat terikat oleh protein plasma ± 20 %

(Soekardjo dan Siswandono, 2000).

Ampisilin dapat menghambat kerja enzim transpeptidase dengan cara

mengikat enzim melalui ikatan kovalen sehingga mencegah pembentukan

dinding sel bakteri. Pada tingkat molekul, mekanisme kerjanya ditunjukkan

oleh serangan nukleofil dari gugus hidroksil serin enzim transpeptidase pada

karbonil karbon cincin β-laktam yang bermuatan positif, sehingga terjadi

hambatan biosintesis peptidoglikan. Ikatan kovalen antara ampisilin dengan

enzim transpeptidase ditunjukkan pada Gambar 3. Akibatnya dinding sel

menjadi lemah dan karena adanya tekanan turgor dari dalam, dinding sel

pecah atau lisis sehingga bakteri mati. Ampisiln dapat diinaktivasi dengan

adanya enzim β- laktamase/penisilinase yang dihasilkan oleh bakteri

(Soekardjo dan Siswandono, 2000).

HC

CONH

C N

O

S

CH3

CH3

O

HC

CONH

C

S

CH3

CH3

HNO

NH2NH2

COOHCOOH

transpeptidase

transpeptidase

O

Gambar 3. Ikatan Kovalen antara Ampisilin dengan Enzim Transpeptidase (Soekardjo dan Siswandono, 2000)

b. Senyawa-senyawa dari Golongan Senyawa Metabolit Sekunder yang diduga

Mempunyai Aktivitas Antibakteri.

Golongan senyawa metabolit sekunder yang mempunyai aktivitas

antibakteri dari tumbuhan antara lain persenyawaan fenolik (fenolat, tanin dan

flavonoid), alkaloid, saponin dan terpenoid.

Page 34: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

18

1. Tanin. Tanin merupakan penggambaran secara umum untuk golongan polimer

fenolik (Cowan, 1999). Tanin merupakan bahan yang dapat merubah kulit

mentah menjadi kulit siap pakai karena kemampuannya menyambung

silangkan protein (Harborne, 1996) dan mengendapkan gelatin dalam larutan

(Cowan, 1999). Berat molekulnya antara 500 sampai 28000 dan ditemukan

pada bagian tanaman kuncup, batang, daun, buah dan akar (Cowan, 1999).

Tanin dibagi menjadi 2 yaitu tanin terkondensasi dan tanin terhidrolisa.

Tanin terkondensasi contohnya epigallocatechin (EGC), epicatechin (EC)

dan catechin. Tanin terhidrolisa contohnya (-)-epigallocatechin gallate

(EGCg) dan (-)-epicatechin gallate (EGg) (Harborne, 1996; Shimamura et

al., 2007; Cowan, 1999). Contoh senyawa tanin dapat dilihat pada

Gambar 4.

O

OH

OH

HO

OH

OH

O

OH

HO

OH

OH

OH

OH

OHO

OH

OH

OH

OH

C

O

OH

OH

OH

O

OHO

OH

OH

OH

C

O

OH

OH

OH

O

(-) epicatechin (EC)

(-) epigallocatechin (EGC)(-) epicathechin gallate(ECg)

(-) epigallocatechin gallate (EGCg)

Gambar 4 Senyawa-Senyawa Golongan Tanin (Shimamura et al., 2007)

Tanin mempunyai aktivitas antibakteri melalui aksi molekulernya yaitu

membentuk kompleks dengan protein melalui ikatan hidrogen dan ikatan

hidrofobik (Cowan, 1999). Tanin dari daun teh (Camellia sinesis), (-)-

epigallocatechin gallate dan (-)-epicatechin gallate mempunyai aktivitas

antibakteri terhadap Multidrug-Resistent Stapylococcus aureus (MRSA),

karena senyawa tersebut berikatan dengan peptidoglikan dinding sel bakteri

Page 35: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

19

dan jika salah satu dari senyawa tersebut digabung dengan antibiotik

β -Laktam (pinisilin, ampisilin, metisilin) mempunyai efek sinergik yaitu

bersama-sama berikatan dengan peptidogikan yang menyebabkan bakteri

mati dan senyawa EGCg atau EGg menghambat aktivitas enzim

penisilinase yang merupakan enzim perusak antibiotik β –Laktam, sehingga

melindungi antibiotik tersebut dalam bekerja (Shimamura et al., 2007).

2. Flavonoid Salah satu kelas yang banyak tersebar dari senyawa fenolat adalah

flavonoid. Golongan senyawa ini memberikan warna pada buah dan bunga.

Flavonoid telah banyak dikarakterisasi dan digolongkan berdasarkan

struktur kimianya (Bylka and Pilewski, 2004). Flavonoid adalah senyawa

fenolat terhidroksilasi (Cowan, 1999) dan merupakan senyawa C6-C3-C6

dimana C6 diganti dengan cincin benzen dan C3 adalah rantai alifatik yang

terdiri dari cincin piran. Flavonoid dibagi menjadi 7 tipe yaitu flavon,

flavonol, flavonon, khalkon, xanton, isoflavon dan biflavon (Bylka and

Pilewski, 2004). Contoh golongan senyawa flavonoid dapat dilihat pada

Gambar 5.

O

O

flavon

O

O

flavonol

OH

O

O

flavanon

O

O

flavanonol

OH

O

O

Isoflavon

O

khalkon

Gambar 5. Senyawa-Senyawa Golongan Flavonoid (Achmad, 1986)

Banyak tanaman obat yang mengandung komponen flavonoid yang

digunakan untuk terapi penyakit sirkulasi, mengurangi tekanan darah dan

anti-alergi. Efek farmakologi dari flavonoid yang berhubungan dengan

Page 36: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

20

kemampuan flavonoid untuk bekerja sebagai antioksidan yang kuat dan

penangkap radikal bebas, membentuk khelat dengan logam dan berinteraksi

dengan enzim (Bylka, M. and Pilewski, 2004). Flavonoid disintesis oleh

tanaman sebagai respon terhadap infeksi mikroba, jadi secara in vitro

flavonoid efektif sebagai substansi antimikroba yang membunuh banyak

mikroorganisme. Kemungkinan aktivitasnya dikarenakan kemampuan

flavonoid membentuk ikatan dengan protein terlarut (Cowan, 1999).

Flavonoid yang diisolasi dari Artemisia, yaitu 6-methoxylapigenin atau

methoxy-6 trihydroxy-5,7,4’ flavone (6MAPI) dan 6-methoxyluteolin atau

methoxy-6 tetrahydroxy-5,7,3’,4’ flavone (6MLU) dapat berinteraksi

dengan enzim dihydrofolate reductase (DHFR) pada E. coli. Enzim DHFR

berperan dalam mensintesis basa nitrogen inti sel bakteri. Hal ini

menyebabkan inti sel bakteri tidak terbentuk sehingga bakteri akan mati

(Bensegueni et al.).

3. Saponin Pembentukan busa yang lama pada waktu ekstraksi atau ekstrak tanaman

yang pekat menunjukkan adanya saponin (Poither, 2000). Saponin

mempunyai bagian utama berupa turunan triterpen dengan sedikit steroid.

Residu gula dihubungkan oleh satu gugus –OH biasanya C3-OH dari aglikon

(monodesmoside saponin) dan jarang dengan dua gugus OH atau satu gugus

OH dan gugus karboksil (bis-desmiside saponin) (Wagner, 1984). Contoh

senyawa steroid sapogenin dapat dilihat pada Gambar 6.

Saponin mempunyai efek membranolitik yaitu membentuk komplek

dengan kolesterol di membran sel protozoa (Cheeke, 2000). Saponin

mempunyai efek antibakteri dan antijamur yang bagus. Efek antijamur dan

antibakteri terganggu dengan adanya gugus monosakarida dan turunannya

(Cheeke, 2000). Saponin dapat berfungsi seperti detergen. Detergen

memiliki struktur yang dapat berikatan dengan molekul hidrofilik dan

molekul-molekul organik non polar (lipofilik) sehingga mampu merusak

membran sitoplasma dan membunuh bakteri (Robber dkk., 1996 dalam

Indrayudha dkk., 2005).

Page 37: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

21

O

OCH2OH

HO

Nautigenin

Gambar 6. Senyawa Steroid-Sapogenin (Wagner, 1984)

4. Terpenoid Terpenoid adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen, atau

karbon, hidrogen dan oksigen yang tidak bersifat aromatis. Terpenoid

merupakan senyawa-senyawa yang mudah menguap terdiri 10 atom C dan

penyusun minyak atsiri (Achmad, 1986). Terpenoid dengan titik didih yang

lebih tinggi disusun oleh diterpen (C20), triterpen (C30), dan tetraterpen (C40)

dengan penambahan atom oksigen (Achmad, 1986; Cowan, 1999).

Mekanisme dari terpenoid sebagai antibakteri tidak begitu jelas

kemungkinan berhubungan dengan perusakan membran sel oleh senyawa

lipofilik (Cowan, 1999). Senyawa terpenoid yang terdapat pada cabai,

Capsaicin mempunyai banyak aktivitas biologi pada manusia yaitu bekerja

pada saraf, kardiovaskuler, saluran pencernakan dan digunakan sebagai

analgesik. Capsaisin menghambat pertumbuhan beberapa bakteri yang tidak

diinginkan (Cowan, 1999).

Terpenoid dari Elephantopus scaber menunjukkan penghambatan

terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus dengan menghambat enzim

autolisin, enzim yang terdapat pada peptidoglikan dinding sel bakteri.

Autolisin merupakan enzim yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan sel,

peremajaan dinding sel, waktu masak peptidoglikan, pembelahan sel,

pemisahan, motilitas, kemotaksis, kemampuan genetik dan pengeluaran

protein. Terpenoid dapat menghambat aktivitas enzim autolisin dengan

membentuk interaksi yang kuat dengan sisi aktif dari residu enzim autolisin

Page 38: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

22

(Daisy et al., 2008). Contoh senyawa terpenoid yang mempunyai aktivitas

antibakteri dapat dilihat pada Gambar 7.

H3CO

HO

N

O

CH3

CH3

H

capsaicinO O

22 26

27

24

20

21

19

17 16

24

11

8910

5

18

1

3

6-[1-(10,13-dymethyl-4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17 dodecahydro-1H-cyclopenta [alpha] phenan thren-17-yl) ethyl]-3-methyl-3,6-dihidro-2H-2-pyranone. dari tanaman Elephantopus scaber

Gambar 7. Senyawa-Senyawa Terpenoid yang Bersifat Antibakteri (Cowan, 1999 and Daisy et al., 2008)

5. Alkaloid

Alkaloid dari tanaman kebanyakan amina tersier dan yang lainnya terdiri

dari nitrogen primer, sekunder, dan quarterner (Poither, 2000). Semua

alkaloid mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya

bersifat basa dan sebagian besar atom nitrogen ini merupakan cincin

aromatis (Achmad, 1986).

Berdasarkan penyusun asam aminonya alkaloid dibedakan menjadi

alkaloid asiklis yang berasal dari asam amino ornitin dan lisin. Alkaloid

aromatis jenis fenilalanin berasal dari fenilalanin, tirosin dan 3,4-

dihidroksifenilalanin. Alkalod jenis indol yang berasal dari triptofan

(Achmad., 1986). Contoh senyawa alkaloid berdasarkan penyusun asam

aminonya dapat dilihat pada Gambar 8.

Mekanisme alkaloid sebagai antibakteri berhubungan dengan tingginya

senyawa aromatik quartener dari alkaloid seperti barberine dan harmane

yang mempunyai kontribusi untuk membentuk interkhelat dengan DNA.

Alkaloid diterpenoid yang biasa diisolasi dari tanaman Ranunculaceae telah

dibuktikan sebagai antibakteri (Cowan, 1999). Contoh senyawa alkaloid

yang mempunyai aktivias antibakteri dapat dilihat pada Gambar 9.

Page 39: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

23

N O

CH3

N

H3CO

H3CO

OCH3

CH3

CH3

NH

N

OPO3H2

CH3

CH3

Alkaloid Alisiklis

Higrin

Alkaloid fenilalanin

MezkalinAlkaloid Indol

Philosobin

Gambar 8. Golongan Senyawa Alkaloid Berdasarkan Penyusun Asam Aminonya (Achmad, 1986)

N+

O

O

H3CO

OCH3

HN

N

CH3

Barberine

harmane

Gambar 9. Senyawa-Senyawa Alkaloid yang Bersifat Antibakteri (Cowan, 1999)

6. Senyawa fenolat

Senyawa tumbuhan yang aktif terdiri dari sebuah cincin fenol

tersubstitusi. Asam sinnamat dan asam kaffeat biasanya mewakili kelompok

besar dari turunan senyawa fenilpropan yang mempunyai tingkat oksidasi

tinggi. Tumbuhan Terragon dan Thyme keduanya mengandung asam kaffeat

yang efektif membunuh virus, bakteri dan jamur (Cowan, 1999).

Catechol dan pyrogallol keduanya merupakan fenol teroksidasi

menunjukkan racun terhadap mikroorganisme. Catechol mempunyai 2

gugus fungsi –OH dan pyragallol mempunyai 3 gugus fungsi –OH.

Page 40: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

24

Tingkatan dan banyaknya gugus fungsi hidroksil pada golongan fenol

berhubungan dengan toksisitas pada mikroorganisme dengan bukti bahwa

bertambahnya hidroksilasi menghasilkan penambahan toksisitas (Cowan,

1999). Semakin tinggi fenol teroksidasi semakin kuat menghambat

pertumbuhan organisme. Mekanisme yang berhubungan dengan toksisitas

fenol terhadap mikroorganisme adalah penghambatan enzim oleh senyawa

teroksidasi kemungkinan lewat reaksi dengan gugus sulfihidril atau dengan

interaksi yang tidak spesifik oleh protein (Cowan, 1999). Contoh senyawa

fenol dapat dilihat pada Gambar 10.

Senyawa fenol dapat menyebabkan denaturasi protein melalui proses

adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen. Pada kadar rendah, terbentuk

kompleks protein-fenol dengan ikatan lemah dan segera mengalami

peruraian, diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan menyebabkan presipitasi

serta denaturasi protein. Pada kadar tinggi, fenol menyebabkan koagulasi

protein dan sel membran mengalami lisis, mengubah permeabilitas membran

bakteri (Soekardjo dan Siswandono, 2000).

HO

HO

HO

OH

H

HC CH

COOH

OH

OCH3

CH2

asam kaffeat

Catechol

eugenol

Gambar 10. Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999)

6. Metode Pengujian Aktivitas Antibakteri

Prinsip umum untuk menentukan aktivitas antibakteri adalah dengan

melihat adanya hambatan pertumbuhan bakteri. Zat antibakteri dapat diperoleh

Page 41: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

25

dari hasil fermentasi, sintetik dan dapat diperoleh dari hasil isolasi dari tanaman

(Kristanti dkk., 2008).

Pengujian aktivitas antibakteri suatu zat antibakteri yang biasanya

dilakukan dengan metode sebagai berikut :

a. Metode Penyebaran (Diffusion Method)

1. Metode silinder atau cairan dalam cincin (ring diffusion method)

Penelitian Sabir (2005) menggunakan metode silinder dengan proses

sebagai berikut, medium agar dimasukkan ke dalam cawan petri steril dan

dibuat menjadi 2 lapisan dengan ketebalan yang hampir sama (± 0,5 cm).

Lapisan pertama dibiarkan memadat, setelah itu dibuat lapisan kedua yang

telah dicampurkan dengan biakan bakteri sebanyak 1 ml dan dimasukkan

dalam cawan petri. Sebelum lapisan kedua memadat, ditempatkan silinder

stainless steel (diameter luar 8 mm dan diameter dalam 6 mm) pada cawan

petri. Pada silinder tersebut kemudian diisi dengan larutan sampel.

Pengukuran diameter dari setiap zone inhibisi pertumbuhan bakteri setelah

masa inkubasi 24 jam. Zone inhibisi adalah jarak terdekat (mm) dari tepi

luar selinder hingga mulai terjadinya pertumbuhan bakteri.

2. Metode lubang (well diffusion method)

Penelitian Yuliani (2001); Pambayun dkk. (2007); Yuharmen dkk.

(2002) mengunakkan metode lubang dengan cara kerja sebagai berikut :

Bakteri uji yang umurnya 18-24 jam disuspensikan ke dalam media agar

pada suhu sekitar 45°C. Media agar yang telah tersuspensi bakteri

dituangkan ke dalam cawan petri steril. Setelah agar memadat, dibuat

lubang-lubang dengan diameter 6-8 mm. Lubang tersebut dimasukkan

larutan zat yang diuji aktivitasnya, kemudian diinkubasi pada suhu 37°C

selama 18-24 jam. Aktivitas antibakteri dapat dilihat dari daerah bening

yang mengelilingi lubang.

3. Metode cakram kertas (disk diffusion method)

Zat yang diuji diserapkan ke dalam cakram kertas dengan cara

meneteskan pada cakram kertas kosong larutan antibakteri sejumlah

volume tertentu dengan kadar tertentu pula. Cakram kertas diletakan diatas

Page 42: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

26

permukaan agar padat yang telah diolesi bakteri, diinkubasi selama 18-24

jam pada suhu 37°C. Aktivitas antibakteri dapat dilihat dari diameter

hambat disekeliling cakram kertas. Metode cakram kertas telah dilakukan

dalam penelitian Ayo and Amupitan (2004); El-Rahiem et al. (2005).

b. Metode Pengenceran (Dilution Method)

1. Metode pengenceran tabung (tube dilution method)

Antibakteri disuspensikan dalam agar kemudian dilakukan pengenceran

dengan menggunakan beberapa tabung reaksi. Selanjutnya dilakukan

inokulasi bakteri uji, setelah diinkubasi pada suhu 37°C selama 18-29 jam.

Tabung yang keruh menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri, sedangkan

tabung yang jernih menunjukkan zat antibakteri yang bekerja. Metode

pengenceran tabung telah dilakukan pada penelitian Shanab et al. (2006).

2. Metode pengenceran agar (agar dilution method)

Zat antibakteri dicampur sampai homogen pada agar steril yang masih

cair dengan suhu serendah mungkin (± 45°C) dengan menggunakan

berbagai konsentrasi zat aktif. Larutan tersebut dituangkan kedalam cawan

petri steril, kemudian setelah memadat dioleskan bakteri uji pada

permukaannya. Penentuan penghambatan dilihat dengan tidak adanya

bakteri yang tumbuh pada permukaan (Collins, 1976 dalam Yuliani,

2001).

7. Ekstraksi Maserasi dan Ekstraksi Cair-Cair Bertahap

Penapisan awal untuk tanaman yang mempunyai aktivitas antimikroba

didahului ekstraksi menggunakan air atau alkohol dan dilanjutkan dengan

ekstraksi menggunakan berbagai pelarut organik (Cowan, 1999). Ekstraksi

maserasi adalah metode ekstraksi padat-cair yang dilakukan dengan jalan

membiarkan padatan/simplisia terendam dalam suatu pelarut (Kristanti dkk.,

2008). Prinsip ekstraksi maserasi yaitu mengekstrak zat aktif yang dilakukan

dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai pada

temperatur kamar terlindung dari cahaya (Kristanti dkk., 2008). Pelarut yang

digunakan biasa digunakan untuk mendapatkan ekstrak kasar dari tanaman adalah

Page 43: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

27

pelarut polar yang mudah menguap seperti metanol dan etanol. Penelitian

Pambayun dkk. (2007) menunjukkan bahwa dalam mengekstrak Gambir

(Uncaria gambir Roxb) hasil menunjukkan makin polar pelarut, berat bahan

terekstrak yang dihasilkan tidak berbeda antara ekstraksi menggunakan cara

maserasi dengan shoxletasi.

Setelah diperoleh larutan hasil ekstraksi, untuk memperoleh ekstrak

biasanya dilakukan pengupan dengan penguap vakum putar. Ekstraksi dapat

dilanjutkan dengan ekstraksi cair-cair menggunakan pelarut yang semakin

meningkat kepolarannya seperti heksana, kloroform, etil asetat dan butanol untuk

memisahkan senyawa yang terdapat pada ekstrak kasar berdasarkan perbedaan

kepolarannya dan larutan hasil ekstraksi diuapkan lagi untuk mendapatkan ekstrak

hasil ekstraksi bertahap. Metode pemisahan senyawa dari ekstrak kasar melalui

ekstraksi bertahap telah dilakukan pada penelitian Swantara (2005); Yuliani

(2001); Ćetković et al. (2007).

8. Penapisan Fitokimia

Fitokimia atau kimia tumbuhan merupakan disiplin ilmu mempelajari

aneka ragam senyawa organik pada tumbuhan, yaitu mengenai struktur kimia,

biosintesis, metabolisme, penyebaran secara ilmiah dan fungsi biologinya.

Pendekatan secara penapisan fitokimia meliputi analisis kualitatif kandungan

kimia dalam tumbuhan atau bagian tumbuhan (akar, batang, daun, bunga, buah

dan biji) terutama kandungan metabolit sekunder yang bioaktif seperti alkaloid,

antrakinon, flavonoid, glikosida jantung, kumarin, saponin (steroid dan

triterpenoid), tanin, polifenol dan minyak atsiri. Adapun tujuan utama dari

penapisan fitokimia adalah menganalisis tumbuhan untuk mengetahui kandungan

bioaktif atau kandungan yang berguna untuk pengobatan (Pedrosa, et al., 1978).

Metode yang digunakan untuk melakukan penapisan fitokimia harus

memenuhi beberapa persyaratan antara lain sederhana, cepat, dapat dilakukan

dengan peralatan minimal, selektif terhadap golongan senyawa yang dipelajari,

semikualitatif dan dapat memberikan keterangan tambahan ada atau tidaknya

senyawa tertentu dari golongan senyawa yang dipelajari (Pedrosa, et al., 1978).

Page 44: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

28

Uji penapisan fitokimia biasanya menggunakan reagen-reagen pendeteksi antara

lain untuk mengetahui senyawa alkaloid menggunakan reagen Wagner, tanin

menggunakan larutan gelatin dan FeCl3, flavonoid dengan penambahan HCl,

saponin dengan penambahan air dan terpenoid menggunakan vanillin-H2SO4.

Hasil positif uji alkaloid pada uji Wagner ditandai dengan terbentuknya

endapan. Endapan tersebut diperkirakan adalah kalium-alkaloid. Pada pembuatan

pereaksi Wagner, iodine bereaksi dengan I- dari kalium iodida menghasilkan ion

I3- yang berwarna coklat. Pada uji Wagner, ion logam K+ akan membentuk ikatan

kovalen koordinat dengan nitrogen pada alkaloid membentuk kompleks kalium-

alkaloid yang mengendap (Marliana dkk., 2005). Perkiraan reaksi yang terjadi

pada uji Wagner ditunjukkan pada Gambar 11.

I2+ I- I3

-

coklat

N

KI I2+ +

NK

+ I3-

Kalium - Alkaloid endapan

Perkiraan reaksi uji wagner

quinoline

Gambar 11. Perkiraan Reaksi Uji Wagner (Marliana dkk., 2005) Perubahan warna yang terjadi pada penambahan FeCl3 karena

terbentuknya kompleks Fe3+-tanin dan Fe3+-polifenol. Atom oksigen pada tanin

dan polifenol mempunyai pasangan elektron yang mampu mendonorkan

elektronnya pada Fe3+ yang mempunyai orbital d kosong membentuk ikatan

kovalen koordinat sehingga menjadi suatu kompleks (Syarifuddin, 1994).

Perkiraan reaksi uji tanin dengan FeCl3 dapat dilihat pada Gambar 12.

Uji flavonoid dengan penambahan digunakan untuk mendeteksi senyawa

yang mempunyai inti benzopiranon. Warna merah atau ungu yang terbentuk

merupakan garam benzopirilium, yang disebut juga garam flavilium (Achmad,

1986). Reaksi yang terjadi pada uji flavonoid ditunjukkan pada Gambar 13.

Page 45: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

29

Uji saponin timbulnya busa menunjukkan adanya glikosida yang

mempunyai kemampuan membentuk buih dalam air. Senyawa glikosida

terhidrolisis menjadi glukosa dan aglikon (Rusdi, 1990 dalam Marliana dkk.,

2005). Perkiraan reaksi yang terjadi pada uji saponin ditunjukkan pada

Gambar 14.

HO

OH

O

CH2

CH

CHOH

OH

OH

+ FeCl3

O

OH

O

CH2

CH

CHOH

O

Fe3+

O

Gambar 12. Perkiraan Reaksi Uji Tanin dengan FeCl3 (Syarifuddin, 1994)

O

OOH

HO

OH

OH

OH

O

OHOH

HO

OH

OH

OH

H

O

OHOH

HO

OH

OH

OH

O

OHOH

HO

OH

OH

OH

O

OHOH

HO

OH

OH

OHHCl

Garam Flavilium

Cl

Kuersetin

Gambar 13. Reaksi Uji Flavonoid (Achmad, 1986)

Uji terpenoid menggunakan reagen vanillin-H2SO4 menghasilkan warna

ungu, biru, biru-ungu, orange ke merah ungu dan atau merah cokelat (Wagner,

1984). Reaksi uji terpenoid ditunjukkan pada Gambar 15.

Page 46: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

30

CO

O

OOH

OH

OH

CH2OH

CO

O

OH

OH

OH

OH

CH2OH

OH

H2O

Arabinopiriosil-3β-asetil oleanolatAglikon

glukosa

+

Gambar 14. Reaksi Hidrolisis Saponin dalam Air (Marliana dkk., 2005)

OH

OCH3

C

OHCH3

OH

OH

C

HO

CH

H+

HO

H3CO

OH

H

HO

CH3

OH

OH

C CH

H3CO

H2O

HO

CH3

OH

OH

C CH

O

H+

Vanilin Suatu Terpenoid

Gambar 15. Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin – H2SO4

(Jork et al., 1990)

Page 47: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

31

9. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan pemisahan komponen kimia

berdasarkan prinsip adsorbsi dan partisi, yang ditentukan oleh fase diam

(adsorben) dan fase gerak (eluen). Komponen kimia bergerak naik mengikuti fase

gerak karena daya serap adsorben terhadap komponen-komponen kimia yang

berbeda sehingga komponen kimia dapat bergerak dengan kecepatan yang

berbeda berdasarkan tingkat kepolarannya, hal inilah yang menyebabkan

terjadinya pemisahan (Rohman, 2007).

Fase diam yang digunakan dalam KLT berupa zat padat silika atau

alumina yang mempunyai kemampuan mengabsorbsi bahan-bahan yang akan

dipisahkan (sebagai absorben) (Kristanti dkk., 2008). Fase gerak yang dipakai

adalah pelarut tunggal atau campuran pelarut dengan perbandingan tertentu.

Pemisahan yang bagus dapat dicari dengan mencoba-coba mengelusi dengan

berbagai perbandingan campuran pelarut. Penelitian Hayani (2007) menggunakan

berbagai perbandingan campuran pelarut untuk memisahkan komponen yang

terdapat pada rimpang Temu Kunci dan didapatkan perbandingan campuran

pelarut heksana : etil asetat 8,5 : 1,5 memberikan pemisahan yang bagus ditandai

banyaknya noda yang dipisahkan.

Pendeteksian senyawa dapat dilakukan dengan pengamatan langsung,

dibawah sinar UV dan disemprot dengan reagen spesifik. Reagen spesifik yang

dipakai antara lain pada uji flavonoid menggunakan penyemprot AlCl3 1%, uji

fenolat dan tanin menggunakan penyemprot FeCl3 1%, saponin menggunakan

penyemprot SbCl3 20 % dalam kloroform dan uji terpenoid menggunakan

penyemprot vanillin-H2SO4. Uji KLT fenolat dan tanin menggunakan penyemprot

FeCl3 1%. Fenolat dan tanin akan berwarna warna hijau, merah ungu, biru dan

atau hitam (Harborne, 1996). Uji KLT flavonoid menggunakan penyemprot AlCl3

1% berwarna coklat muda pada sinar tampak dan biru pada UV 365 nm (Wagner,

1984). Flavonoid setelah disemprot dengan AlCl3 dapat memberikan warna

kuning berflourensi pada sinar UV 254 nm (Harborne, 1996; Kristanti dkk.,

2008) dan kuning pada sinar tampak (Wagner, 1984). Reaksi uji flavonoid dengan

AlCl3 ditunjukkan pada Gambar 16.

Page 48: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

32

O

OH O

Al3+

O

OO

Al

-H++

Gambar 16. Reaksi Uji KLT Flavonoid dengan AlCl3 (Jork et al., 1990)

Reagen penyemprot pendeteksi saponin, SbCl3 20% dalam kloroform

akan memberikan noda berwarna merah violet dibawah sinar tampak dan merah

violet, biru dan hijau berflourensi dibawah sinar UV 365 nm (Wagner, 1984).

SbCl3 membentuk kompleks-π yang berwarna dengan ikatan rangkap dua (Jork et

al., 1990). Reaksi uji KLT saponin dapat dilihat pada Gambar 17.

C

C

Sb

Cl

Cl

Cl

C

C

Sb

Cl

Cl

Cl

C

C

Sb

Cl

Cl

Cl

Senyawa Ikatan Rangkap

Kompleks phi

Gambar 17. Reaksi Uji saponin dengan SbCl3 (Jork et al., 1990)

10. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM), Konsentrasi Bakterisidal Minimum

(KBM) dan Uji Banding

Konsentrasi hambat minimum (KHM) adalah konsentrasi terkecil

(pengenceran terbesar) suatu obat yang masih menghambat pertumbuhan bakteri.

KHM sangat penting untuk menentukan dosis efektif terkecil dari obat dan

memberikan indek perbandingan dengan obat yang lain (Talaro, 2008).

Konsentrasi Bakterisidal Minimum (KBM) adalah konsentrasi terkecil suatu obat

dimana obat masih dapat membunuh bakteri. Penelitian Shanab et al. (2006)

menunjukkan bahwa dengan metode dilusi yang membedakan antara KBM dan

KHM adalah cara kerjanya yaitu KBM ditentukan dengan cara mengambil

Page 49: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

33

suspensi dengan menggunakan ose dari tabung-tabung yang digunakan untuk

menentukan nilai KHM dan menyebarkannya pada cawan agar yang bebas dari

zat antibakteri lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C. Konsentrasi

terendah yang tidak menunjukkan pertumbuhan bakteri adalah nilai KBM.

Uji banding suatu sampel (zat antibakteri) bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana kekuatan atau daya aktivitas antibakteri sampel tersebut bila

dibandingkan terhadap suatu zat pembanding. Metode yang digunakan adalah

dengan cara membandingkan respon yang dihasilkan oleh zat antibakteri yang

diperiksa terhadap respon suatu zat antibakteri pembanding. Respon tersebut

berupa hambatan terhadap pertumbuhan bakteri uji (Yuliani, 2001). Uji banding

suatu sampel dapat dilakukan dengan cara membuat suatu grafik atau kurva

standart dari zat pembanding, dimana logaritma konsentrasi diplotkan terhadap

sumbu-x dan diameter hambatan diplotkan terhadap sumbu-y. Berdasarkan kurva

tersebut dapat diperoleh konsentrasi sampel pada diameter hambatan yang

dihasilkan dan nilai diameter hambatan sampel pada konsentrasi yang ditetapkan,

sehingga dapat ditetapkan nilai uji banding sampel terhadap zat pembanding, yaitu

dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

%100xsebenarnyasampeliKonsentras

kurvadarisampeliKonsentrasbandingujiNilai =

(Yuliani, 2001)

B. Kerangka Pemikiran

Bagian tanaman suku curcubitaceae telah banyak diuji aktivitas

antibakterinya. Buah gambas merupakan salah satu suku curcubitaceae yang

mengandung golongan senyawa flavonoid, alkaloid, terpenoid dan saponin.

Beberapa senyawa dari golongan senyawa flavonoid, alkaloid, terpenoid dan

saponin dapat menghambat pertumbuhan bakteri antara lain dengan membentuk

ikatan antara senyawa dengan peptidoglikan dinding sel bakteri dan menghambat

aktivitas enzim yang terdapat pada bakteri. Buah gambas dalam pemanfaatan

Page 50: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

34

sebagai tanaman obat antibakteri belum dilakukan penelitian secara ilmiah

aktivitas antibakterinya, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian secara ilmiah

aktivitas antibakteri ekstrak buah gambas.

Senyawa-senyawa antibakteri yang terdapat pada buah gambas dapat

diisolasi dengan ekstraksi maserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstraksi

bertahap terhadap ekstrak metanol berturut-turut dengan pelarut heksana,

kloroform, etil asetat dan butanol merupakan ekstraksi pemisahan senyawa-

senyawa yang terdapat pada buah gambas berdasarkan perbedaan kepolaran.

Metode pengujian aktivitas antibakteri difusi lubang dapat digunakan untuk

mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak buah gambas dengan menghitung panjang

diameter hambat yang terbentuk disekitar lubang, oleh karena itu perlu pengujian

aktivtas antibakteri ekstrak buah gambas untuk mengetahui aktivitas antibakteri

buah gambas.

Ekstraksi bertahap dengan kepolaran pelarut yang meningkat akan

memisahkan golongan senyawa/senyawa yang terdapat pada ekstrak metanol

berdasarkan perbedaan kepolaran antara lain golongan senyawa flavonoid,

alkaloid, terpenoid dan atau saponin. Pengujian golongan senyawa dengan

metode penapisan fitokimia dan kromatografi lapis tipis (KLT) dapat digunakan

untuk mengetahui adanya golongan senyawa yang terdapat pada masing-masing

ekstrak.

Ekstraksi bertahap menyebabkan senyawa-senyawa yang terdapat pada

ekstrak metanol terpisah ke dalam masing-masing ekstrak hasil ekstraksi bertahap

yang mempengaruhi aktivitas antibakteri masing-masing ekstrak. Golongan

senyawa/senyawa yang terkandung dalam ekstrak-ekstrak buah gambas berbeda-

beda dengan kadar yang berbeda pula, sehingga panjang diameter hambat yang

terbentuk berbeda-beda. Penentuan aktivitas antibakteri ekstrak aktif antibakteri

tertinggi buah gambas dapat dilakukan dengan membandingkan panjang diameter

hambat yang terbentuk.

Ekstrak buah gambas yang mempunyai aktivitas antibakteri tertinggi

masih merupakan ekstrak kasar, sehingga senyawa-senyawa yang terdapat pada

ekstrak belum murni, konsentrasinya rendah dan mekanisme penghambatan

Page 51: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

35

pertumbuhan bakteri oleh senyawa-senyawa yang terkandung dalam ekstrak

belum diketahui dengan pasti. Ampisilin merupakan senyawa tunggal dan

antibakteri yang berspektrum luas. Mekanisme penghambatan pertumbuhan

bakteri oleh ampisilin sudah diketahui yaitu dengan menghambat enzim

transpeptidase yang terdapat pada peptidoglikan dinding sel bakteri, sehingga

aktivitas antibakteri ekstrak aktif antibakteri tertinggi lebih lemah jika

dibandingkan dengan ampisilin. Aktivitas antibakteri ekstrak aktif antibakteri

tertinggi jika dibandingkan dengan ampisilin dapat diketahui dengan mencari dan

membandingkan konsentrasi hambat minimum (KHM) dan nilai banding ekstrak

terhadap ampisilin.

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran dapat diajukan hipotesis sebagai

berikut :

1. Ekstrak metanol mempunyai aktivitas antibakteri

2. Ekstrak hasil ekstraksi bertahap ekstrak metanol yaitu ekstrak heksana,

kloroform, etil asetat dan butanol mempunyai aktivitas antibakteri.

3. Golongan senyawa flavonoid, alkaloid, terpenoid dan atau saponin terdapat

pada ekstrak aktif antibakteri buah gambas.

4. Aktivitas antibakteri ekstrak aktif antibakteri tertinggi buah gambas lebih

lemah jika dibandingkan dengan ampisilin.

Page 52: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dalam laboratorium.

Isolasi senyawa serbuk buah gambas dilakukan dengan metode ekstraksi maserasi

menggunakan pelarut metanol. Ekstrak metanol yang didapatkan dilakukan

pengujian aktivitas antibakteri. Ekstrak metanol diekstraksi bertahap berturut-

turut menggunakan pelarut yang tingkat kepolarannya meningkat, yaitu heksana,

kloroform, etil asetat dan butanol. Ekstrak hasil ekstraksi bertahap kemudian

dilakukan pengujian aktivitas antibakteri. Terhadap ekstrak antibakteri kemudian

dilakukan penapisan fitokimia dan ekstrak antibakteri tertinggi dilakukan uji

penegasan golongan senyawa dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

dan penentuan KHM ekstrak serta nilai banding ekstrak terhadap ampisilin.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Organik dan Biokimia,

Pusat penelitian Kimia LIPI, Bandung, Sub Lab Biologi Laboratorium Pusat

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Laboratorium Kimia Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

dari bulan Januari 2008-Januari 2009.

C. Alat dan Bahan

1.Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah oven (Memmert

Modell 500), mesin penggiling, neraca timbang (Denver TL603D dan Scout

Pro/ohaus), statif dan klem, pelubang dengan diameter 6 mm, penguap vakum

putar (Bibby RE 200B), corong pisah, bejana KLT, hotplate-stirer (RCT Basic

Labortechnik), pendeteksi UV (PUV/BDH), penangas air, autoklaf (Presoclave 75

P-Selecta), botol semprot, handmixer (Vortec mixer VM 300), pembakar spirtus,

mikropipet 10-100 μL,100-1000 μL (Micropipette), jarum ose, cawan petri,

Page 53: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

37

laminar air flow (Minihelik II, dwyer), inkubator (Hotcold M P-Selecta), spatula

logam, lemari asam, lemari pendingin dan peralatan gelas lainnya yang biasa

digunakan di laboratorium.

2.Bahan

a. Bahan yang Diteliti

Bahan yang diteliti adalah buah gambas yang dibeli dari pasar Legi, Solo.

b. Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain metanol (Bratachem),

heksana (Bratachem), etil asetat (Bratachem), butanol (E. Merck), kloroform

(E. Merck), aseton (Bratachem) dan aquadest. Dimetil Sulfoksida (DMSO),

alkohol 70%, etanol absolut (Pro-Analisis) serbuk vanillin (pro-Analisis),

Nutrient Agar (NA) (E. Merck), ampisilin (yang diperoleh dari Universitas

Setia Budi, Solo), serbuk NaCl dan plat KLT silika gel 60 GF254 (E. Merck),

HCl pekat, serbuk FeCl3, H2SO4 pekat, serbuk KI, serbuk AlCl3, serbuk NaCl,

serbuk SbCl3, iodine dan gelatin.

c. Bakteri Uji

Bakteri uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah E. coli FNCC 0091, B.

subtilis FNCC 0059, S. aureus FNCC 0047, P. aeruginosa FNCC 0063 dan

S. thypi FNCC 0050 yang diperoleh dari PAU-UGM, Yogyakarta dan bakteri

E. aerogenes dan S. dysentriae dari LIPI, Bandung.

D. Bagan Alir Penelitian

(bagan alir penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.).

E. Prosedur Penelitian

a. Determinasi dan Preparasi Sampel

Buah gambas diideterminasi di Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah

Mada, Yogyakarta. Buah gambas dikupas, dicuci, diiris tipis-tipis, diangin-

anginkan selama 12 jam dan dikeringkan dalam oven selama 3 hari dengan suhu

oven 55°C. Bahan kering (simplisia) disimpan dalam wadah tertutup.

Page 54: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

38

b. Maserasi Simplisia.

Simplisia yang telah kering digiling dengan penggiling manual. Serbuk

yang didapatkan diekstraksi dengan metode maserasi (perendaman bahan)

menggunakan metanol selama 1 x 24 jam dan 3 x 30 jam dengan perincian

metanol yang digunakan 2,5 L, 850 mL, 990 mL dan 600 mL. Ekstrak yang

diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan secara vakum menggunakan penguap

vakum putar dengan suhu 40°C sehingga dihasilkan ekstrak metanol pekat.

c. Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol

Ekstrak metanol dibuat konsentrasi tertentu dengan pelarut dimetil

sulfoksida (DMSO). Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan Metode

difusi lubang dengan tahap kerja sebagai berikut :

a. Steril Alat yang Digunakan untuk Pengujian Antibakteri

Semua alat seperti cawan petri, pelubang, spatula logam, jarum ose, tempat

sampel dan peralatan gelas yang lainya yang digunakan untuk pengujian

aktivitas antibakteri disterilkan menggunakan autoklaf pada suhu 121°C

selama 20 menit.

b. Pembuatan Media

Media yang digunakkan adalah Nutrient Agar (NA) (E. Merck) dengan

kandungan bahan per Liter adalah pepton 5 g, ekstrak daging 3 g dan agar

12 g. NA ditimbang sebanyak 20 g kemudian dilarutan dalam 1 L aquadest,

dipanaskan di atas hotplate-stirer sampai mendidih dan terbentuk larutan agar

yang berwarna bening. Larutan agar tersebut dimasukan ke dalam tabung

reaksi sebanyak 5 mL untuk agar miring dan ke dalam botol kaca tertutup

sebanyak 15 mL untuk pengujian antibakteri. Tabung dan botol yang berisi

agar disterilkan memakai autoklaf pada suhu 121°C selama 20 menit.

c. Penyediaan Bakteri Uji

Bakteri uji ditanam pada agar miring dan diinkubasi pada suhu 37°C selama

20 jam, lalu disuspensikan ke dalam 3 mL aquadest steril.

Page 55: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

39

d. Perhitungan Bakteri Uji

Perhitungan bakteri uji dilakukan dengan metode total plate count (TPC) yaitu

dengan mengencerkan 1 mL suspensi yang telah dibuat diencerkan ke dalam

9 mL aquadest steril, sehingga didapatkan suspensi 10 mL dan didapatkan

perbandingan hasil pengenceran 1:10. Suspensi 10 mL diambil 1 mL

kemudian diencerkan lagi ke dalam 9 ml aquadest steril dengan perbandingan

pengenceran 1:100. Perlakuan diulang sampai suspensi tidak begitu keruh.

Seri suspensi yang didapat masing-masing diambil 100 μL kemudian

dimasukkan ke permukaan agar pada masing-masing cawan petri dan

diratakan. Cawan petri di inkubasi selama 20 jam. Kemudian dilakukan

perhitungan dengan total plate count (TPC) dan jumlah yang boleh digunakan

adalah yang masuk ke dalam range : 30-300 koloni bakteri (Tortora et al.,

2007).

e. Pengujian Aktivitas Antibakteri

Suspensi bakteri sebanyak 100 μL dimasukkan ke dalam cawan petri steril

kemudian ditambahkan 15 mL NA steril dalam keadaan hangat, digoyang

supaya bakteri dan agar tercampur secara homogen kemudian didiamkan

sampai agar memadat. Agar padat tersebut dibuat lubang-lubang

menggunakan pelubang dengan diameter 6 mm dengan jarak antar lubang

yang sama, lalu dimasukkan larutan ekstrak dengan konsentrasi tertentu (b/v)

dan larutan kontrol negatif (DMSO) ke dalam tiap-tiap lubang sebanyak 20 μL

dengan menggunakan mikropipet. Cawan kemudian diinkubasi di dalam

inkubator bersuhu 37°C selama 20 jam, setelah lewat masa inkubasi dengan

menggunakan jangka sorong diukur diameter hambat yang terbentuk berupa

daerah bening sekeliling lubang sebagai parameter untuk menentukan

besarnya aktivitas antibakteri dari ekstrak yang diuji.

f. Penyediaan Standart Pembanding Ampisilin

Sebanyak 100 mg ampisilin dilarutkan dalam 10 mL DMSO. Larutan ini

merupakan larutan ampisilin 0,01 mg/μL. Larutan tersebut diambil

menggunakan mikropipet dan dengan metode pengenceran dibuat berbagai

variasi konsentrasi standart ampisilin yang diinginkan.

Page 56: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

40

4. Ekstraksi Bertahap Ekstrak Metanol

Ekstrak metanol sebanyak 152,55 g ditambah 200 mL pelarut metanol-

air dengan perbandingan 4:1 yaitu dengan melarutkan ekstrak ke dalam 150 mL

metanol dan 50 mL aquadest, kemudian larutan diekstraksi dengan 300 mL

heksana dalam corong pisah, lapisan atas (heksana) dipekatkan dengan penguap

vakum putar dengan suhu 40°C sehingga dihasilkan ekstrak heksana. Lapisan

bawah kemudian diekstraksi dengan kloroform sebanyak 300 mL, lapisan bawah

(kloroform) diuapkan dengan penguap vakum putar dengan suhu 40°C sehingga

diperoleh ekstrak kloroform. Lapisan atas diekstraksi dengan etil asetat sebanyak

300 mL, lapisan atas (etil asetat) diuapkan dan diperoleh ekstrak etil asetat.

Lapisan bawah diekstraksi kembali dengan butanol sebanyak 150 mL, lapisan atas

(butanol) diuapkan sehingga dihasilkan ekstrak butanol, sedangkan lapisan bawah

(air) dipekatkan dan didapatkan ekstrak air. Setiap ekstraksi dibagi menjadi

beberapa corong pisah dengan volume total 100 mL untuk setiap corong pisah.

5. Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Hasil Ekstraksi Bertahap

Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak hasil ekstraksi bertahap sama

seperti pengujian yang dilakukan pada ekstrak metanol.

6. Pengujian Golongan Senyawa yang Bersifat Antibakteri

Pengujian kualitatif golongan senyawa dilakukan dengan penapisan

fitokimia dan uji penegasan golongan senyawa dengan KLT. Penapisan fitokimia

dilakukan untuk ekstrak antibakteri yaitu pengujian terhadap golongan senyawa

alkaloid, saponin, tanin dan polifenol, flavonoid, terpenoid dan fenolat. Uji

penegasan golongan senyawa dilakukan terhadap ekstrak antibakteri tertinggi

dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Metode penapisan fitokimia yang

digunakan berdasarkan Pedrosa et al. (1978); Farnsworth (1966); Harborne.

(1996).

A. Pembuatan reagen

1. FeCl3 1% : FeCl3 sebanyak 1 g dilarutkan dalam 100 ml aquadest.

Page 57: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

41

2. Larutan gelatin : Gelatin sebanyak 1 g dilarutkan ke dalam 100 ml

aquadest panas sambil diaduk.

3. NaCl 10% : NaCl sebanyak 10 g dilarutkan ke dalam 100 ml

aquadest.

4. AlCl3 1% : AlCl3 sebanyak 0,1 g dilarutkan ke dalam 10 ml

etanol absolut.

5. Penyemprot Vanillin–H2SO4 : (i) 5% H2SO4 dalam etanol, (ii) 1% vanilin

dalam etanol. Plat disemprot larutan (i)

kemudian larutan (ii).

6. Pereaksi Wagner : KI sebanyak 2 g dan iodine sebanyak 1,27 g

dilarutkan ke dalam aquadest sampai volumenya 100

ml, kemudian disimpan dalam botol gelap.

7. SbCl3 20% dalam kloroform : 2 g serbuk SbCl3 dilarutkan dalam 10 mL

kloroform.

8. HCl 2 M : 16,5 ml HCl pekat dilarutkan ke dalam aquadest

sampai volume 100 mL

B. Pengujian golongan senyawa

1. Pengujian alkaloid

Ekstrak diambil sedikit, ditambah dengan HCl 2M dan dipanaskan diatas

tangas air sambil diaduk, kemudian didinginkan hingga suhu ruang. NaCl

serbuk ditambahkan, diaduk dan disaring, kemudian filtrat ditambah HCl

2M hingga volume tertentu. Filtrat dibagi ke dalam 2 tabung reaksi,

tabung 1 ditambah dengan reagen Wagner dan tabung 2 sebagai blangko.

Tabung 1 diamati terbentuknya endapan dan dibandingkan dengan larutan

blangko pada tabung 2. Jika tidak terbentuk endapan, bahan tidak

mengandung alkaloid dan jika terbentuk endapan, bahan mengandung

alkaloid (Pedrosa et al., 1978).

2. Pengujian saponin

Diambil 1 mg ekstrak dan dimasukan dalam tabung reaksi. Ekstrak

ditambah aquadest dengan perbandingan 1 mg ekstrak : 1 μL aquadest,

kemudian dikocok dan didiamkan. Jika terbentuk buih yang tidak

Page 58: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

42

menghilang selama 30 menit, maka ekstrak tersebut mengandung saponin

(Pedrosa et al., 1978).

3. Pengujian flavonoid

Ekstrak ditambah heksana dan diaduk, kemudian fase heksana

dihilangkan. Perlakuan diulang sampai larutan heksana tidak berwarna.

Residu dilarutkan dengan etanol absolut dibagi menjadi 2 tabung,

tabung 1 sebagai blangko dan tabung 2 untuk uji. Tabung 2 ditambah

dengan 2 tetes HCl pekat, diamati warna yang terjadi dan dibandingkan

dengan blangko. Tabung 2 dihangatkan di atas penangas air selama 15

menit, kemudian diamati perubahan warna yang terjadi. Terbentuknya

warna merah kuat atau violet, menunjukkan adanya senyawa flavonoid

(Pedrosa et al., 1978).

4. Pengujian Tanin dan Polifenol

Ekstrak ditambah aquadest panas, kemudian diaduk dan didinginkan.

Setelah itu lima tetes NaCl 10% ditambahkan kemudian diisaring.

Filtrat dibagi 3 bagian, bagian A, B dan C. Filtrat A digunakan sebagai

blangko, ke dalam filtrat B ditambahkan 3 tetes pereaksi FeCl3 dan ke

dalam filtrat C ditambah larutan gelatin, kemudian diamati perubahan

yang terjadi. Jika terbentuk endapan pada filtrat C maka terdapat tanin.

Jika terbentuk warna hijau kehitaman pada fitrat B menunjukkan adanya

tanin terhidrolisa, jika terbentuk warna hijau kecoklatan pada fitrat B

menunjukkan adanya senyawa tanin terkondensasi dan terbentuk warna

selain warna di atas menunjukkan adanya senyawa polifenol (Pedrosa et

al., 1978).

5. Terpenoid

Ekstrak ditambah dengan vanilin dan H2SO4 pekat. Terpenoid positif jika

terjadi perubahan warna ungu (Farnsworth, 1966 dalam Yuliani, 2001).

6. Fenolat

Ekstrak ditambah dengan larutan besi (III) klorida 1%. Fenolat positif jika

terjadi perubahan warna hijau, merah ungu, biru/hitam (Harborne, 1996).

Page 59: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

43

Ekstrak antibakteri tertinggi dilakukan uji penegasan dengan metode

Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Plat yang digunakan adalah silika gel 60 GF254

dengan ukuran plat 7,5 х 1,25 cm dengan jarak tepi bawah dan tepi atas 1 cm.

Ekstrak ditotolkan pada plat dan dielusi dengan pengembang campuran kloroform

: etil asetat dengan perbandingan masing-masing 3:7, 1:1 dan 7:3. Hasil

pemisahan dideteksi bercaknya dengan sinar tampak, sinar UV 365 nm dan 254

nm dan dicari pengembang yang dapat memisahkan dengan baik. Setelah

mendapatkan pengembang dengan pemisahan yang baik, selanjutnya dilakukan uji

kualitatif golongan senyawa dengan penyemprotkan reagen spesifik dan

pengamatan bercak pada sinar tampak, UV 254 nm dan 365 nm. Reagen

penyemprot yang dipakai adalah AlCl3 untuk senyawa flavonoid, SbCl3 20%

dalam klorofrom untuk senyawa saponin, Vanilin-H2SO4 untuk senyawa

terpenoid dan FeCl3 untuk senyawa tanin dan fenolat.

7. Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Terhadap Ekstrak

Antibakteri Tertinggi

Penetapan KHM ekstrak mempunyai tujuan untuk mengetahui kadar

minimum ekstrak yang masih menimbulkan hambatan terhadap pertumbuhan

bakteri. Metode yang digunakan sama seperti metode yang dipakai dalam

pengujian aktivitas antibakteri ekstrak metanol yang membedakan adalah dalam

uji KHM menggunakan berbagai konsentrasi sampel dengan variasi konsentrasi

mulai dari 0 mg/μL.

8. Penentuan KHM ampisilin dan Penentuan Nilai Banding Ekstrak Antibakteri

Tertinggi dengan Standart Ampisilin

Penentuan KHM dan uji banding ampisilin dilakukan dengan

membandingkan standart ampisilin konsentrasi 1,5 10-5 mg/μL, 7,6.10-6 mg/μL,

3,8.10-6 mg/μL, 1,9.10-6 mg/μL, 10-6 mg/μL, 5.10-7 mg/μL, 2,5.10-7 mg/μL,

1,25.10-7 mg/μL dan 0 mg/μL dengan ekstrak antibakteri tertinggi dengan

konsentrasi tertinggi pada penentuan KHM ekstrak dan pengujian dilakukan

bersamaan. Metode pengujian yang digunakan sama seperti metode yang dipakai

Page 60: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

44

dalam pengujian aktivitas antibakteri ekstrak metanol. Nilai banding sampel

terhadap ampisilin ditentukan dengan cara membuat kurva standart ampisilin,

yaitu kurva plot antara logaritma konsentrasi (sumbu x) dengan diameter hambat

(sumbu y). Berdasarkan persamaan kurva dapat ditentukan nilai banding ekstrak

antibakteri terhadap ampisilin dengan menggunakan rumus yang telah dijelaskan

pada Bab II.

F. Tehnik Pengumpulan dan Analisa Data

Penelitian ini menghasilkan berbagai data. Uji aktivitas antibakteri pada

ekstrak dan ampisilin didapatkan data diameter hambat pada konsentrasi tertentu.

Penapisan fitokimia didapatkan data golongan senyawa yang terdapat pada

ekstrak. Analisa senyawa dengan metode KLT didapatkan penampakan sejumlah

noda, harga Rf dan data golongan senyawa yang terdapat pada ekstrak. Uji

penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) didapatkan data KHM. Uji

banding aktivitas terhadap ampisilin didapatkan data nilai banding. Pengaruh

variasi bakteri, variasi konsentrasi dan atau pengaruh variasi ekstrak dalam

menghambat pertumbuhan bakteri uji dianalisa dengan One-Way ANOVA dan

uji lanjut dengan LSD dengan nilai p > 0,05 dianggap signifikan.

Page 61: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Sampel

Determinasi buah gambas dilakukan di Fakultas Farmasi Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta. Hasil determinasi menunjukkan bahwa buah yang

diteliti merupakan jenis Luffa acutangula Roxb. Hasil determinasi dapat dilihat

pada Lampiran 2.

B. Preparasi Sampel

Sampel basah buah gambas 20,6 Kg dikeringkan dalam oven 55°C.

Pengeringan dilakukan dengan suhu rendah 55°C, karena pengeringan yang

dilakukan pada suhu terlalu tinggi mengakibatkan perubahan kimia pada

kandungan senyawa aktif (Anonim, 1985). Pengeringan dalam oven bertujuan

untuk mempercepat penghilangan air dan mendapatkan bahan dengan kadar air

yang rendah, sehingga bahan tidak menjadi busuk dalam penyimpanan. Bahan

kering (simplisia) yang didapatkan sebanyak 1256,4 g.

Bahan kering digiling sehingga didapatkan serbuk buah gambas

sebanyak 1000,4 g. Penggilingan bahan menjadi serbuk bertujuan untuk

memperluas permukaan, sehingga dalam proses ekstraksi kontak antara bahan

dengan pelarut semakin banyak yang diharapkan semua senyawa dapat terekstrak

ke dalam pelarut. Serbuk buah gambas untuk selanjutnya dilakukan ekstraksi

maserasi untuk mendapatkan senyawa-senyawa kimia buah gambas.

C. Maserasi Simplisia

Serbuk buah gambas sebanyak 1000,4 g diekstraksi dengan metode

maserasi (perendaman bahan) menggunakan pelarut metanol untuk mendapatkan

senyawa-senyawa kimia buah gambas. Ekstraksi dalam penelitian ini

menggunakan metode maserasi dengan alasan bahan yang diekstrak cukup

banyak dan mengurangi pemanasan yang berlebih terhadap simplisia, supaya

senyawa yang terekstrak tidak banyak yang rusak.

Page 62: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

46

Tujuan penggunaan metanol sebagai pelarut, karena semua senyawa

dari tanaman yang diduga sebagai senyawa antimikroorganisme adalah senyawa

yang terlarut pada pelarut organik, sehingga senyawa-senyawa tersebut bisa

didapatkan melalui ekstraksi dengan pelarut metanol (Cowan, 1999). Hal ini

disebabkan karena metanol dapat mengekstrak hampir semua senyawa, antara lain

senyawa antosianin, terpenoid, saponin, lakton, tanin, flavon dan polifenol

(Cowan, 1999). Penelitian Durmaz et al. (2006) menunjukkan bahwa ekstraksi

dengan metanol merupakan metode yang bagus untuk mengekstrak senyawa

antibakteri dari tanaman Allium vineale, Chaerophyllum macropodum dan

Prangos ferulacea. Perendaman dilakukan berkali-kali dengan metanol bertujuan

untuk mengoptimalkan ekstraksi senyawa-senyawa yang terdapat dalam simplisia.

Pada proses ekstraksi maserasi, pelarut menembus dinding sel dan

masuk ke rongga sel yang mengandung senyawa aktif yang melarutkan senyawa

tesebut, karena adanya perbedaan konsentrasi antara senyawa aktif di dalam sel

dengan di luar sel, maka larutan terpekat didesak ke luar sel (Anonim, 1986).

Ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan sehingga dihasilkan ekstrak metanol

pekat berwarna hijau kecoklatan sebanyak 261,6 g dengan redemen 26,14 % (b/b).

Perhitungan rendemen dapat dilihat pada Lampiran 3. Ekstrak metanol untuk

selanjutnya dilakukan pengujian aktivitas antibakteri.

D. Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol

Ekstrak metanol yang didapatkan dari ekstraksi maserasi, kemudian

dilakukan pengujian aktivitas antibakteri untuk mengetahui aktivitas antibakteri

dari ekstrak metanol. Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak metanol dilakukan

terhadap bakteri gram positif B. subtilis dan S. aureus dan bakteri gram negatif

P. aeruginosa, E. coli, E. aerogenes, S. dysentriae dan S. thypi. Tujuan

menggunakan 7 bakteri uji adalah untuk mengetahui selektivitas antibakteri

ekstrak metanol terhadap bakteri uji.

Untuk uji antibakteri ekstrak metanol dibuat konsentrasi masing-masing

sebesar 0,5 mg/μL atau berat sampel 10 mg/lubang, 0,75 mg/μL atau berat

sampel 15 mg/lubang dan 1 mg/μL atau berat sampel 20 mg/lubang dengan

Page 63: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

47

pelarut dimetil sulfoksida (DMSO) dan menggunakan kontrol negatif DMSO (0

mg/μL). Jumlah bakteri yang digunakan untuk uji adalah 3,32.106 bakteri/mL.

Perhitungan konversi konsentrasi sampel dan perhitungan jumlah bakteri untuk uji

dapat dilihat pada Lampiran 3. DMSO digunakan sebagai pelarut dan kontrol

negatif, karena DMSO merupakan pelarut polar aprotik tidak berwarna yang dapat

melarutkan senyawa polar dan non polar dengan range yang sangat luas seperti

halnya air (Kennedy, R.). Yuliani (2001) telah membuktikan bahwa DMSO tidak

aktif sebagai antibakteri. Hasil pengujian aktivitas antibakteri dapat dilihat pada

Tabel 2. Ekstrak metanol menghambat pertumbuhan bakteri E. coli, S. aureus, P.

aeruginosa dan B. subtilis. Ekstrak metanol tidak menghambat pertumbuhan

bakteri E. aerogenes dan S. dysentriae, sedangkan terhadap bakteri S. thypi hasil

uji menunjukkan diameter hambat yang didapat tidak begitu bening dan

meragukan.

Tabel 2. Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Buah gambas

Hasil Uji No Bakteri Uji

Berat Sampel 20 mg/lubang

Berat Sampel 15 mg/lubang

Berat Sampel 10 mg/lubang

1 S. aureus * + + 2 P. aeruginosa + + + 3 E. coli + + + 4 B. subtilis + * + 5 E. aerogenes - - - 6 S. dysentriae - - - 7 S. thypi * * *

Keterangan (+) = Positif antibakteri, (-) = Negatif antibakteri dan (*) = Diameter hambat tidak begitu bening (meragukan).

Selanjutnya terhadap ekstrak metanol dilakukan uji antibakteri kembali

menggunakan bakteri E. coli, S. aureus, P. aeruginosa dan B. subtilis untuk

mengetahui kekuatan ekstrak metanol dalam menghambat pertumbuhan bakteri.

Terhadap bakteri S. thypi dilakukan uji ulang untuk mengetahui apakah ekstrak

metanol benar-benar menghambat pertumbuhan bakteri S. thypi atau tidak.

Aktivitas antibakteri dievaluasi dalam dua konsentrasi yang berbeda yaitu

konsentrasi 0,50 mg/μL atau berat sampel 10 mg/lubang dan 0,75 mg/μL

atau berat sampel 15 mg/lubang. Hasil pengujian aktivitas antibakteri dapat

Page 64: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

48

dilihat pada Gambar 18. Hasil uji menunjukkan ekstrak metanol buah gambas

menghambat pertumbuhan bakteri E. coli, S. aureus, P. aeruginosa dan B.

subtilis, tetapi tidak menghambat pertumbuhan bakteri S. thypi. Penelitian

Kandhasamy et al. (2008) menunjukkan bahwa ekstrak metanol rimpang

Drynaria quercifolia mempunyai aktivitas antibakteri yang sama dengan ekstrak

metanol buah gambas yaitu dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus,

B. subtilis, P. aeruginosa dan E. coli. Hasil pengujian aktivitas antibakteri ekstrak

metanol buah gambas secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.

5,5

6,5

7,5

8,5

9,5

10,5

11,5

12,5

13,5

10mg/lubang 15 mg/lubang

Ra

ta-r

ata

Dia

me

ter

Ham

bat

(mm

)

S. aureus P. aeruginosa E. coli B. subtilis S. thypi

Gambar 18. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Terhadap Bakteri

S. aureus, P. aeruginosa, E. coli, B. subtilis dan S. thypi .

Pengaruh variasi bakteri pada masing-masing berat sampel dan pengaruh

bertambahnya berat sampel terhadap masing-masing bakteri dalam menghambat

pertumbuhan bakteri uji dapat diketahui dengan analisa data One Way-ANOVA.

Hasil analisa ANOVA pengaruh variasi bakteri pada berat ekstrak metanol 15

mg/lubang terhadap penghambatan pertumbuhan bakteri uji secara umum

menunjukkan adanya pengaruh variasi bakteri dalam menghambat pertumbuhan

bakteri, analisa lebih lanjut dengan LSD dilakukan untuk mengetahui pengaruh

antar bakteri dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Hasil analisa LSD

menunjukkan bahwa antar semua bakteri menunjukkan pengaruh yang beda,

kecuali antara bakteri P. aeruginosa dengan S. aureus mempunyai pengaruh yang

Page 65: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

49

sama. Pengaruh variasi bakteri uji pada berat sampel 10 mg/lubang secara umum

menunjukkan adanya pengaruh variasi bakteri dalam menghambat pertumbuhan

bakteri dan dengan analisa LSD secara umum menunjukkan pengaruh yang beda

antar semua bakteri uji, kecuali antara bakteri S. aureus dengan P. aeruginosa, B.

subtilis dengan S. aureus dan P. aeruginosa dengan B. subtilis memberikan

pengaruh yang sama dalam menghambat pertumbuhan bakteri uji. Hasil analisa

ANOVA pengaruh variasi bakteri pada masing-masing berat sampel ekstrak

metanol dapat dilihat pada Lampiran 5.

Hasil analisa ANOVA pengaruh bertambahnya berat sampel terhadap

masing-masing bakteri menunjukkan bertambahnya berat sampel ekstrak metanol

dari 10 mg/lubang ke 15 mg/lubang tidak berpengaruh dalam menghambat

pertumbuhan bakteri S. aureus, E. coli dan B. subtilis, tetapi berpengaruh dalam

menghambat pertumbuhan bakteri P. aeruginosa yang ditandai dengan beda

nyata signifikan antara berat sampel 10 mg/lubang dengan berat sampel 15

mg/lubang. Hasil analisa ANOVA pengaruh variasi berat sampel pada masing-

masing bakteri dapat dilihat pada Lampiran 6.

Penelitian Tomori et al. (2007) menunjukkan bahwa ekstrak etanol

buah L. breviflora (suku Curcubitaceae) menghambat pertumbuhan bakteri E.

coli, B. subtilis, S. aureus dan P. aeruginosa. Ekstrak metanol buah gambas

jika dibandingkan dengan ekstrak etanol buah L. breviflora menghambat

pertumbuhan bakteri yang sama yaitu bakteri gram positif seperti B. subtilis dan S.

aureus dan gram negatif seperti P. aeruginosa dan E. coli.

Bakteri gram negatif seperti E. aerogenes, S. dysentriae dan S. thypi

tidak dihambat oleh ekstrak metanol buah gambas. Hasil pengujian menunjukkan

bahwa ekstrak metanol tidak menghambat semua bakteri gram negatif. Hal

tersebut menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri ekstrak metanol buah gambas

tergantung pada masing-masing spesies bakteri uji. Durmaz et al. (2006)

menyatakan bahwa aktif tidaknya suatu antibakteri yang ditandai perbedaan

diameter hambat yang terjadi tergantung pada tipe dari ekstrak, spesies tanaman

dan spesies dari bakteri itu sendiri.

Page 66: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

50

Ekstrak metanol menghambat pertumbuhan bakteri gram positif (B.

subtilis dan S. aureus) dan bakteri gram negatif (P. aeruginosa dan E. coli),

walaupun ekstrak metanol tidak menghambat semua bakteri gram negatif bisa

dikatakan ekstrak metanol mewakili aktivitas antibakteri yang berspektrum luas.

Setelah ekstrak metanol mempunyai aktivitas antibakteri, ekstrak metanol

kemudian diekstraksi bertahap menggunakan pelarut dengan kepolaran yang

meningkat untuk memisahkan senyawa-senyawa yang terdapat pada ekstrak

metanol berdasarkan perbedaan kepolaran.

E. Ekstraksi Bertahap Ekstrak Metanol

Ekstrak metanol selanjutnya diekstraksi bertahap menggunakan pelarut

yang meningkat kepolarannya. Ekstrak metanol gambas sebanyak 152,55 g

diencerkan dengan campuran metanol : air (4:1). Pengenceran ekstrak bertujuan

untuk mendapatkan larutan yang tidak terlalu pekat sehingga memudahkan dalam

proses ekstraksi. Larutan hasil pengenceran yang didapat sebanyak 300 mL.

Larutan diekstraksi berturut-turut dengan pelarut heksana, kloroform, etil asetat

dan butanol. Semua larutan hasil ekstraksi dipekatkan kembali untuk

mendapatkan ekstrak pekat. Hasil ekstraksi bertahap dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Ekstraksi Bertahap Ekstrak Metanol

Hasil ekstraksi No Pelarut yang digunakan Berat ekstrak

(g) Warna

1 Heksana 6,27 Hijau kehitaman 2 Kloroform 3,63 Hijau tua 3 Etil asetat 3,25 Coklat tua 4 Butanol 3,39 Coklat muda 5 Air 100,32 Coklat tua

Ekstrak-ekstrak hasil ekstraksi bertahap untuk selanjutnya dilakukan

pengujian aktivitas antibakteri terhadap bakteri E. coli, S. aureus, P. aeruginosa

dan B. subtilis yang bertujuan untuk mengetahui ekstrak aktif antibakteri buah

gambas..

Page 67: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

51

F. Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Hasil Ekstraksi Bertahap

Ekstrak yang diperoleh dari ekstraksi bertahap dilakukan pengujian

aktivitas antibakteri untuk mengetahui ekstrak yang mempunyai aktivitas

antibakteri. Ekstrak dibuat konsentrasi 0,75 mg/μL atau berat sampel 15

mg/lubang dengan pelarut DMSO. Pemilihan konsentrasi 0,75 mg/μL atau berat

sampel 15 mg/lubang karena dengan konsentrasi yang besar secara jelas dapat

menghambat pertumbuhan bakteri dan dapat mencerminkan bahwa ekstrak

dengan konsentrasi tersebut dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Hasil dari

uji antibakteri ekstrak dari ekstraksi bertahap dapat dilihat pada Gambar 19 dan

hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak hasil ekstraksi bertahap dapat dilihat pada

Lampiran 7.

5,5

6,5

7,5

8,5

9,5

10,5

11,5

12,5

13,5

Ra

ta-R

ata

Dia

met

er H

am

ba

t

E. coli B. subtilis S. aureus P. aeruginosa

Heksana Kloroform Etil asetat Butanol Air

Gambar 19. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak-ekstrak Hasil Ekstraksi Bertahap Terhadap Bakteri E. coli, B. subtilis, S. aureus dan P. aeruginosa dengan Berat Ekstrak 15 mg/lubang

Ekstrak yang mempunyai aktivitas antibakteri yaitu ekstrak heksana,

kloroform, etil asetat dan butanol. Ekstrak aktif antibakteri tertinggi terhadap

semua bakteri uji adalah ekstrak etil asetat diikuti ekstrak kloroform, butanol dan

heksana. Ekstrak air tidak mempunyai aktivitas antibakteri terhadap semua

bakteri uji ditandai dengan tidak adanya diameter hambat disekitar lubang.

Page 68: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

52

Ekstrak etil asetat ditentukan sebagai ekstrak antibakteri tertinggi, karena

ekstrak etil asetat mempunyai rata-rata diameter hambat tertinggi untuk semua

bakteri uji dan didukung dengan analisa data One-way ANOVA dan LSD. Hasil

analisa ANOVA pengaruh variasi ekstrak pada masing-masing bakteri dapat

dilihat pada Lampiran 8. Hasil analisa ANOVA menunjukkan bahwa adanya

variasi ekstrak menunjukkan adanya pengaruh dalam menghambat pertumbuhan

bakteri. Analisa lanjut dengan LSD menunjukkan bakteri S. aureus, P. aeruginosa

dan E. coli terhadap ekstrak etil asetat mempunyai pengaruh yang berbeda dan

signifikan jika dibandingkan dengan ekstrak-ekstrak yang lain. Pada bakteri B.

subtilis, ekstrak etil asetat mempunyai pengaruh yang sedikit sama terhadap

ekstrak kloroform dalam menghambat pertumbuhan bakteri.

Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak hasil ekstraksi bertahap

mengindikasikan bahwa senyawa-senyawa yang diduga sebagai antibakteri

terdapat pada ekstrak heksana, kloroform, etil asetat dan butanol dan tidak

terdapat pada ekstrak air. Terhadap ekstrak aktif antibakteri selanjutnya dilakukan

pengujian golongan senyawa untuk mengetahui golongan senyawa yang terdapat

pada ekstrak aktif antibakteri. Sedangkan terhadap ekstrak etil asetat yang

mempunyai aktivitas antibakteri tertinggi dilakukan uji penegasan golongan

senyawa dengan metode KLT.

G. Pengujian Golongan Senyawa Ekstrak Aktif Antibakteri

Ekstrak metanol, heksana, kloroform, etil asetat dan butanol yang

mempunyai aktivitas antibakteri dilakukan pengujian golongan senyawa untuk

mengetahui golongan-golongan senyawa yang terdapat pada ekstrak. Pengujian

dilakukan dengan penapisan fitokimia terhadap golongan senyawa yang diduga

sebagai golongan senyawa aktif antibakteri seperti golongan senyawa alkaloid,

fenolat, terpenoid, tanin/polifenol, saponin dan flavonoid. Hasil pengujian

senyawa antibakteri dapat dilihat pada Tabel 4 dan hasil lengkap pengujian

penapisan fitokimia dapat dilihat pada Lampiran 9.

Ekstrak metanol memperlihatkan adanya semua golongan senyawa yang

diuji yaitu alkaloid, fenolat, saponin, tanin terkondensasi, flavonoid dan

Page 69: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

53

terpenoid. Ekstrak heksana hanya mengandung golongan senyawa terpenoid.

Ekstrak kloroform mengandung golongan senyawa alkaloid, fenolat, tanin

terkondensasi, terpenoid dan flavonoid, tetapi tidak mengandung golongan

senyawa saponin. Ekstrak etil asetat mengandung golongan senyawa fenolat, tanin

terkondensasi, terpenoid, saponin dan flavonoid, tetapi tidak mengandung

golongan senyawa alkaloid. Ekstrak butanol mengandung senyawa alkaloid,

fenolat, flavonoid dan tanin terkondensasi, tetapi tidak mengandung golongan

senyawa saponin dan terpenoid.

Tabel 4. Hasil Pengujian Golongan Senyawa Antibakteri yang Terdapat pada Ekstrak Metanol, Heksana, Kloroform, Etil Asetat dan Butanol

* tanin terkondensasi , (+) = Positif uji senyawa, (-) = Negatif uji senyawa

Ekstrak metanol yang mengandung semua golongan senyawa uji, jika

dibandingkan dengan ekstrak etil asetat mempunyai panjang diameter hambat

lebih kecil pada semua bakteri uji. Hal tersebut dikarenakan ekstrak metanol

masih merupakan ekstrak kasar ditandai dengan besarnya berat ekstrak air yang

tidak mempunyai aktivitas antibakteri sehingga konsentrasi golongan senyawa-

senyawa antibakteri yang terdapat pada ekstrak metanol rendah. Ekstrak heksana

yang hanya mengandung golongan senyawa terpenoid mempunyai aktivitas

antibakteri terkecil terhadap semua bakteri uji jika dibandingkan dengan ekstrak

yang lainnya. Hal tersebut dapat disimpulkan golongan senyawa terpenoid dalam

ekstrak heksana mempunyai kontribusi dalam menghambat pertumbuhan E. coli,

B. subtilis, S. aureus dan P. aeruginosa tetapi dengan kekuatan yang kecil.

Ekstrak etil asetat yang mempunyai aktivitas antibakteri tertinggi

dilakukan uji penegasan golongan senyawa dengan metode KLT yang bertujuan

Hasil pengujian No.

Golongan senyawa

yang diuji Ekstrak metanol

Ekstrak heksana

Ekstrak Kloroform

Ekstrak etil asetat

Ekstrak butanol

1 Alkaloid + - + - + 2 Fenolat + - + + + 3 Saponin + - - + - 4 Tanin * + - + + + 5 Flavonoid + - + + + 6 Terpenoid + + + + -

Page 70: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

54

untuk mempertegas golongan-golongan senyawa yang terdapat pada ekstrak etil

asetat. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat buah

gambas mengandung golongan senyawa flavonoid, tanin terkondensasi, fenolat,

terpenoid dan saponin. Oleh karena itu, uji penegasan dengan metode KLT

dilakukan hanya lima golongan senyawa tersebut. Pengembang (fase gerak)

dengan komposisi kloroform : etil asetat (1:1) menghasilkan banyak noda dengan

pemisahan yang baik daripada pengembang dengan komposisi kloroform : etil

asetat (3:7 dan 7:3). Pengembang (fase gerak) yang digunakan yaitu kloroform :

etil asetat dengan perbandingan 1:1, karena mempunyai pemisahan yang baik

yaitu pada sinar tampak menghasilkan 2 noda, sinar UV 254 nm menghasilkan 4

noda dan sinar UV 365 nm menghasilkan 3 noda. Plat KLT yang telah dielusi

kemudian disemprot dengan reagen spesifik dan diamati nodanya dibawah sinar

tampak, sinar UV 254 nm dan 365 nm. Hasil uji golongan senyawa ekstrak etil

asetat dapat dilihat pada Tabel 5 dan hasil lengkap uji golongan senyawa ekstrak

etil asetat dengan metode KLT dapat dilihat pada Lampiran 10.

Tabel 5. Hasil Uji Golongan Senyawa yang Terdapat pada Ekstrak Etil Asetat dengan Panapisan Fitokimia (PF) dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Keterangan : (+) positif senyawa uji, PF = Penapisan Fitokimia dan KLT= Kromatografi Lapis Tipis.

Hasil Pengamatan Plat KLT Tampak. UV 254 nm UV 365 nm

GolonganSenyawa

yang Diuji

Hasil PF

Rf Warna Ket. Rf warna Ket. Rf Warna Ket.

0,09 Kuning coklat

+

0,08

Hijau kuning

+ Flavonoid +

0,39 Kuninghijau

+

Tanin dan Fenolat

+ 0,18 Hitam abu-abu

+ 0,18 Hitam- abu

+ 0,18 Hitam abu-abu

+

Terpenoid + 0,41 Ungu +

0,25 Biru hijau

+ Saponin +

0,55 Biru +

Page 71: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

55

Reagen AlCl3 1% sebagai pedeteksi senyawa flavonoid. Plat setelah

disemprot reagen AlCl3 1% menimbulkan noda pada Rf 0,08 berwarna hijau

kuning dan Rf 0,39 berwarna kuning hijau dibawah sinar UV 365 nm dan kuning

pada Rf 0,09 dibawah sinar tampak menunjukkan adanya senyawa flavonoid

dalam ekstrak etil asetat, karena flavonoid setelah disemprot dengan AlCl3 dapat

memberikan warna kuning berflourensi pada sinar UV 365 nm (Harborne, 1996;

Kristanti dkk., 2008) dan kuning pada sinar tampak (Wagner, 1984). Penelitian

Yuliasari (2007) menggunakan reagen AlCl3 1% sebagai penyemprot pendeteksi

flavonoid. Plat KLT setelah disemprot dengan FeCl3 menunjukkan bahwa pada Rf

0,18 terbentuk noda berwarna warna hitam abu-abu dibawah sinar tampak, UV

254 nm, dan UV 365 nm. Persenyawaan fenol (Tanin dan fenolat) berwarna

hijau dan merah ungu hingga biru/kehitaman setelah disemprot larutan FeCl3

(Harborne, 1996), sehingga pada ekstrak etil asetat mengandung senyawa tanin

dan fenolat.

Penyemprot untuk mendeteksi senyawa terpenoid adalah reagen vanilin-

H2SO4, senyawa terpenoid memberikan warna ungu setelah disemprot reagen

vanilin-H2SO4 (Wagner, 1984). Plat setelah disemprot dengan vanilin-H2SO4 kira-

kira pada Rf 0,41 memberikan noda berwarna ungu setelah dikeringkan warna

ungu hilang. Hal tersebut menunjukkan pada ekstrak etil asetat terdapat senyawa

terpenoid tetapi dalam konsentrasi rendah sehingga terdeteksi tidak begitu jelas.

Reagen penyemprot pendeteksi saponin, SbCl3 20% dalam kloroform

memberikan noda berwarna merah violet dibawah sinar tampak dan merah violet,

biru dan hijau berflourensi dibawah sinar UV 365 nm (Wagner, 1984). Hasil uji

saponin menunjukkan pada Rf 0,25 dan 0,55 dibawah sinar UV 365 nm

memperlihatkan warna biru-hijau dan biru. Hasil tersebut memperlihatkan ekstrak

etil asetat mengandung saponin. Uji dengan metode KLT memperlihatkan bahwa

ekstrak etil asetat mengandung senyawa saponin, tanin dan fenolat, flavonoid dan

terpenoid yang mempertegas uji penapisan fitokimia.

Alkaloid mempunyai aktivitas antibakteri berhubungan dengan tingginya

senyawa aromatik quartener dari alkaloid yang mempunyai kontribusi untuk

membentuk interkhelat dengan DNA bakteri (Cowan, 1999). Flavonoid

Page 72: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

56

mempunyai aktivitas farmakologi berhubungan dengan kemampuannya untuk

bekerja sebagai antioksidan yang kuat, penangkap radikal bebas, membentuk kelat

dengan logam dan berinteraksi dengan enzim (Bylka. and Pilewski, 2004).

Flavonoid dapat membentuk ikatan dengan protein (Cowan, 1999).

Tanin mempunyai aktivitas antibakteri melalui aksi molekulernya yaitu

dengan membentuk kompleks dengan protein melalui ikatan hidrogen dan ikatan

hidrofobik (Cowan, 1999), berikatan dengan peptidoglikan dinding sel bakteri dan

menghambat aktivitas enzim β-Laktamase yang merupakan enzim perusak

antibiotik β–Laktam (Shimamura et al., 2007). Saponin dapat berfungsi seperti

detergen. Detergen memiliki struktur yang dapat berikatan dengan molekul

hidrofilik dan molekul-molekul organik non polar (lipofilik) sehingga mampu

merusak membran sitoplasma dan membunuh bakteri (Robber dkk, 1996 dalam

Indrayudha dkk., 2005). Terpenoid mempunyai aktivitas antibakteri berhubungan

dengan perusakan membran sel oleh senyawa lipofilik (Cowan, 1999). Senyawa

fenol dapat menyebabkan denaturasi protein melalui proses adsorpsi yang

melibatkan ikatan hidrogen (Soekardjo dan Siswandono, 2000).

Perbandingan aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat dengan ampisilin

dapat diketahui dengan membandingkan KHM ekstrak etil asetat dengan KHM

ampisilin dan mencari nilai banding ekstrak dengan ampisilin. Pengujian

selanjutnya terhadap ekstrak etil asetat adalah mencari KHM ekstrak etil asetat

dan membandingkan dengan ampisilin dan nilai banding terhadap ampisilin.

H. Perbandingan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Buah Gambas

dengan Ampisilin

Perbandingan aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat dengan ampisilin

dapat diketahui dengan membandingkan KHM ekstrak etil asetat dengan KHM

ampisilin dan mencari nilai banding ekstrak dengan ampisilin. KHM adalah

konsentrasi terendah antibakteri yang masih mampu menghambat pertumbuhan

bakteri. Untuk mengetahui KHM ekstrak etil asetat dan ampisilin, maka dilakukan

uji aktivitas antibakteri terhadap ekstrak etil asetat dan ampisilin.

Page 73: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

57

Pengujian KHM ekstrak etil asetat menggunakan konsentrasi 0,028

mg/μL atau berat sampel 0,57 mg/lubang, 0,10 mg/μL atau berat sampel 2,0

mg/lubang, 0,30 mg/μL atau berat sampel 6,0 mg/lubang dan 0,75 mg/μL atau

berat sampel 15 mg/lubang. Hasil pengujian KHM ekstrak etil asetat secara

lengkap dapat dilihat pada Lampiran 11 dan hasil pengujian KHM ekstrak etil

asetat (uji ke-1) dapat dilihat pada Gambar 20.

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Ra

ta-r

ata

Dia

me

ter

Ham

bat

(mm

)

E. coli B. subtilis S. aureus P. aeruginosa

0,75 mg/mikro L 0,30 mg/mikro L 0,10 mg/mikro L 0,028 mg/mikro L

Gambar 20. Hasil Pengujian KHM Ekstrak Etil Asetat (Uji Ke-1)

Ekstrak etil asetat dengan konsentrasi terkecil yaitu konsentrasi 0,028

mg/μL masih dapat menghambat pertumbuhan semua bakteri uji dan belum

ditemukannya konsentrasi yang sudah tidak dapat menghambat pertumbuhan

bakteri, maka uji diulang untuk ekstrak etil asetat yaitu dengan konsentrasi

ekstrak antara konsentrasi 0,10 mg/μL atau berat sampel 2,0 mg/lubang sampai

dengan 0,010 mg/μL atau berat sampel 0,20 mg/lubang. Hasil pengujian KHM

ekstrak etil asetat (uji ke-2) dapat dilihat pada Tabel 6.

Penelitian Yuliani (2001) menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat

rimpang temu putri (Curcuma petiolata Roxb.) dengan konsentrasi 0,10 mg/μL

atau berat sampel 2,0 mg/lubang tidak menghambat pertumbuhan bakteri

P. aeruginosa, B. subtilis, S. aureus dan menghambat pertumbuhan bakteri E.

coli. Ekstrak etil asetat gambas mempunyai aktivitas antibakteri lebih kuat jika

Page 74: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

58

dibandingkan dengan ekstrak etil asetat temu putri dalam menghambat

pertumbuhan bakteri P. aeruginosa, B. subtilis, S. aureus karena dengan

konsentrasi yang sama (0,10 mg/μL atau berat sampel 2,0 mg/lubang) dapat

menghambat bakteri P. aeruginosa, B. subtilis, S. aureus dengan rata-rata

diameter hambat masing-masing 12,87 mm, 9,78 mm, 10,03 mm.

Tabel 6. Hasil Pengujian KHM Ekstrak Etil Asetat (Uji ke-2)

Diameter hambat (mm) Konsentrasi mg/μL E. coli B. subtilis S. aureus P. aeruginosa

0,10 10,10 ± 0,33 9,78 ± 0,52 10,03± 0,47 12,87 ±0,34 0,050 8,50 ± 0,31 8,19 ± 0,31 8,43 ± 0,20 9,76 ± 0,31

0,030 7,58 ± 0,53 7,96 ± 0,35 7,88 ± 0,06 8,32 ± 0,35 0,020 6,89 ± 0,29 7,25 ± 0,16 7,34 ± 0,15 7,69 ± 0,06

0,010 6,00 ± 0,00 6,00 ± 0,00 6,00 ± 0,00 6,00 ± 0,00 Keterangan : Diameter hambat kontrol negatif 6 mm

Analisa data One-way ANOVA pada penentuan KHM etil asetat

bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi bakteri pada masing-masing

konsentrasi dan pengaruh variasi konsentrasi terhadap masing-masing bakteri uji

dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Hasil analisa ANOVA pengaruh variasi

bakteri pada masing-masing konsentrasi ekstrak etil asetat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri uji menunjukkan bahwa konsentrasi 0,10 mg/μL dan 0,050

mg/μL menunjukkan dengan adanya variasi bakteri berpengaruh dalam

penghambatan pertumbuhan bakteri, analisa lanjut dengan LSD menunjukkan

bahwa pada konsentrasi 0,10 mg/μL dan 0,050 mg/μL secara umum dengan

adanya variasi bakteri, antar bakteri mempunyai pengaruh yang berbeda, kecuali

pada bakteri S. aureus dengan E. coli, S. aureus dengan B. subtilis dan E. coli

dengan B. subtilis mempunyai pengaruh yang sama. Hasil analisa ANOVA pada

konsentrasi 0,030 mg/μL dan 0,020 mg/μL dengan adanya variasi bakteri uji tidak

berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan bakteri uji, analisa lanjut dengan

LSD menunjukkan bahwa secara umum pada konsentrasi 0,030 mg/μL dan 0,020

mg/μL dengan adanya variasi bakteri uji, antar bakteri mempunyai pengaruh yang

sama, kecuali pada konsentrasi 0,020 mg/μL antara bakteri P. aeruginosa

Page 75: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

59

dengan E. coli mempunyai pengaruh yang berbeda. Analisa ANOVA pengaruh

variasi bakteri pada masing-masing konsentrasi ekstrak etil asetat dapat dilihat

pada Lampiran 12.

Hasil analisa ANOVA pengaruh variasi konsentrasi ekstrak etil asetat

pada masing-masing bakteri uji menunjukkan bahwa pada keempat bakteri uji

dengan adanya variasi konsentrasi ekstrak etil asetat berpengaruh dalam

menghambat pertumbuhan bakteri uji, analisa lanjut dengan LSD menunjukkan

bahwa adanya variasi konsentrasi ekstrak etil asetat pada keempat bakteri uji

menunjukkan pengaruh yang berbeda, kecuali pada bakteri S. aureus dan B.

subtilis antara konsentrasi 0,030 mg/μL dengan 0,050 mg/μL dan antara

konsentrasi 0,030 mg/μL dengan 0,020 mg/μL dan pada bakteri P. aeruginosa

dan E. coli antara konsentrasi 0,030 mg/μL dengan 0,020 mg/μL mempunyai

pengaruh yang sama. Analisa ANOVA variasi konsentrasi ekstrak etil asetat pada

masing-masing bakteri uji dapat dilihat pada Lampiran 13.

KHM ekstrak etil asetat untuk bakteri S. aureus, P. aeruginosa, B.

subtilis dan E. coli adalah 0,020 mg/μL atau berat sampel 0,40 mg/lubang, karena

pada konsentrasi ekstrak 0,010 mg/μL atau berat sampel 0,20 mg/lubang, ekstrak

etil asetat sudah tidak menghambat pertumbuhan semua bakteri uji ditandai

dengan tidak adanya zona bening disekitar lubang. Semakin kecil konsentrasi

hambat minimum ekstrak menandakan semakin berpotensi sebagai kandidat

antibakteri, karena dengan konsentrasi minimum ekstrak sudah dapat menghambat

pertumbuhan bakteri.

Pengujian KHM ampisilin menggunakan konsentrasi 1,2. 10-7 mg/μL

atau berat sampel 0,0024 μg/lubang sampai dengan konsentrasi 1,5 10-5 mg/μL

atau berat sampel 0,30 μg/lubang. Hasil pengujian KHM ampisilin dapat dilihat

pada Tabel 7 dan Hasil uji KHM dan nilai banding ampisilin secara lengkap

dapat dilihat pada Lampiran 14 dan penentuan KHM ampisilin dapat dilihat pada

Lampiran 15.

Pengaruh variasi konsentrasi ampisilin pada masing-masing bakteri uji

pada uji aktivitas antibakteri ampisilin secara umum dengan analisa ANOVA

menunjukkan bahwa pada keempat bakteri uji dengan adanya variasi konsentrasi

Page 76: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

60

mempunyai pengaruh dalam menghambat pertumbuhan bakteri uji, analisa lanjut

dengan LSD menunjukkan bahwa pada keempat bakteri uji dengan adanya variasi

konsentrasi secara umum mempunyai pengaruh yang beda, kecuali pada bakteri B.

subtilis antara konsentrasi 2,5.10-7 mg/μL dengan 1,2.10-7 mg/μL, bakteri E. coli

antara konsentrasi 1,9.10-6 mg/μL dengan 1,0.10-6 mg/μL dan 2,5.10-7 mg/μL

dengan 1,2.10-7 mg/μL mempunyai pengaruh yang sama. Analisa ANOVA variasi

konsentrasi ampisilin pada masing-masing bakteri uji secara lengkap dapat dilihat

pada Lampiran 16.

Tabel 7. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ampisilin

Diameter hambat (mm) Konsentrasi mg/μL

E. coli B. subtilis S. aureus P. aeruginosa

1,5 .10-5 13,15 ± 0,20 12,24 ± 0,30 13,2 ± 0,14 13,26 ± 0,32 7,6.10-6 10,58 ± 0,47 10,35 ± 0,27 10,12 ± 0,26 10,12 ± 0,14 3,8.10-6 9,90 ± 0,06 9,96 ± 0,10 8,84 ± 0,28 9,30 ± 0,26 1,9.10-6 8,23 ± 0,21 8,82 ± 0,10 8,05 ± 0,148 7,34 ± 0,25 1,0.10-6 7,76 ± 0,11 7,93 ± 0,20 7,24 ± 0,09 6.00 ± 0,00 5,0.10-7 7,24 ± 0,09 7,23 ± 0,06 6.00 ± 0,00 6.00 ± 0,00 2,5.10-7 6.00 ± 0,00 6.00 ± 0,00 6.00 ± 0,00 6.00 ± 0,00 1,2.10-7 6.00 ± 0,00 6.00 ± 0,00 6.00 ± 0,00 6.00 ± 0,00

Keterangan : Diameter hambat kontrol negatif 6 mm

Hasil analisa ANOVA pengaruh variasi bakteri uji pada masing-masing

konsentrasi secara umum menunjukkan konsentrasi 1,5 10-5 mg/μL, 3,8.10-6

mg/μL, 1,9.10-6 mg/μL, 10-6 mg/μL dan 5,0.10-7 mg/μL dengan adanya variasi

bakteri mempunyai pengaruh dalam menghambat pertumbuhan bakteri uji dan

pada konsentrasi 7,6.10-6 mg/μL adanya variasi bakteri menunjukkan tidak

berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan bakteri uji. Analisa lebih lanjut

dengan LSD menunjukkan pada konsentrasi 1,5 10-5 mg/μL antara bakteri S.

aureus dengan P. aeruginosa, S. aureus dengan E. coli, dan E. coli dengan P.

aeruginosa dan pada konsentrasi 3,8.10-6 mg/μL antara bakteri S. aureus dengan

P. aeruginosa dan bakteri B. subtilis dengan E. coli menunjukkan pengaruh yang

sama. Analisa ANOVA variasi bakteri uji pada masing-masing konsentrasi

ampisilin secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 17.

Page 77: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

61

Hasil uji menunjukkan bahwa pada bakteri B. subtilis dan E. coli pada

konsentrasi dibawah 2,5.10-7 mg/μL, bakteri S. aureus pada konsentrasi dibawah

5,0.10-7 mg/μL pertumbuhan bakteri tidak dihambat lagi oleh ampisilin, bakteri P.

aeruginosa pada konsentrasi dibawah 1,0. 10-6 mg/μL pertumbuhan bakteri sudah

tidak dihambat, sehingga KHM ampisilin adalah 5,0.10-7 mg/μL atau berat

sampel 0,010 μg/lubang untuk bakteri B. subtilis dan E. coli, 1,0. 10-6 mg/μL

atau berat sampel 0,020 μg/lubang untuk bakteri S. aureus dan 1,9.10-6 mg/μL

atau berat sampel 0,038 μg/lubang untuk bakteri P. aeruginosa. Bakteri P.

aeruginosa sulit dihambat oleh ampisilin ditandai KHM-nya paling besar jika

dibandingkan dengan bakteri uji yang lain. KHM ektrak etil asetat lebih besar

daripada KHM ampisilin, sehingga aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat lebih

lemah jika dibandingkan dengan aktivitas antibakteri ampisilin. Pengujian

selanjutnya terhadap ekstrak etil asetat adalah menentukan nilai banding terhadap

ampisilin

Penentuan nilai banding ekstrak etil asetat menggunakan pembanding

ampisilin, karena ampisilin mempunyai aktivitas antibakteri yang berspektrum

yang luas (Soekardjo dan Siswandono, 2000) sehingga dapat digunakan untuk

menghambat semua bakteri uji. Pengujian aktivitas antibakteri terhadap

ampisilin dilakukan dengan variasi konsentrasi ampisilin menggunakan

konsentrasi 1,2. 10-7 mg/μL atau berat sampel 0,0024 μg/lubang sampai dengan

konsentrasi 1,5 10-5 mg/μL atau berat sampel 0,30 μg/lubang dan uji dilakukan

bersamaan dengan ekstrak etil asetat dengan konsentrasi 0,10 mg/μL atau berat

sampel 2,0 mg/lubang.

Nilai banding ekstrak etil asetat dengan standart ampisilin tertinggi

dimiliki oleh bakteri S. aureus, diikuti oleh bakteri P. aeruginosa, E. coli dan

terendah dimiliki bakteri B. subtilis. Semakin besar nilai banding terhadap

ampisilin semakin potensial ekstrak untuk menjadi kandidat obat antibakteri.

Hasil uji menunjukkan nilai banding ekstrak etil asetat terhadap ampisilin untuk

semua bakteri uji kecil, sehingga aktivitas ekstrak etil asetat lebih lemah jika di

bandingkan dengan ampisilin. Perhitungan nilai banding ekstrak etil asetat

terhadap ampisilin secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 18 dan hasil uji

Page 78: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

62

penentuan nilai banding ekstrak etil asetat terhadap ampisilin dapat dilihat pada

Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Penetapan Nilai Banding Ekstrak Etil Asetat Terhadap Ampisilin Bakteri Konsentrasi

ekstrak etil asetat yang sebenarnya

Konsentrasi ekstrak etil asetat yang setara dengan ampisilin

Nilai banding terhadap ampisilin

E. coli 0,10 mg/μL 3,2.10-6 mg/μL 0,0032 % B. subtilis 0,10 mg/μL 2,5.10-6 mg/μL 0,0025 % S. aureus 0,10 mg/μL 7,9.10-6 mg/μL 0,0079 % P. aeruginosa 0,10 mg/μL 6,3.10-6 mg/μL 0,0063 %

Ekstrak etil asetat masih merupakan ekstrak kasar, sehingga senyawa-

senyawa yang terdapat pada ekstrak etil asetat belum murni dengan konsentrasi

yang rendah dan mekanisme penghambatan pertumbuhan bakteri oleh senyawa-

senyawa yang terkandung dalam ekstrak etil asetat belum diketahui dengan pasti.

Ampisilin merupakan senyawa tunggal dan antibakteri yang berspektrum luas.

Mekanisme penghambatan pertumbuhan bakteri oleh ampisilin sudah diketahui

yaitu dengan menghambat enzim transpeptidase yang terdapat pada peptidoglikan

dinding sel bakteri, sehingga aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat dilihat dari

KHM dan nilai banding lebih lemah jika dibandingkan dengan aktivitas

antibakteri ampisilin.

Page 79: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

63

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Ekstrak metanol buah gambas menghambat pertumbuhan B. subtilis, S.

aureus, P. aeruginosa dan E. coli, tetapi tidak menghambat pertumbuhan

E. aerogenes, S. dysentriae dan S. thypi.

2. Ekstrak yang mempunyai aktivitas antibakteri tertinggi terhadap bakteri B.

subtilis, S. aureus, P. aeruginosa dan E. coli adalah ekstrak etil asetat, yang

diikuti ekstrak kloroform, butanol dan heksana.

3. Secara umum ekstrak aktif antibakteri buah gambas mempunyai golongan

senyawa alkaloid, fenolat, terpenoid, tanin/polifenol, saponin dan flavonoid,

kecuali ekstrak etil asetat tidak mengandung golongan senyawa alkaloid,

ekstrak kloroform tidak mengandung golongan senyawa saponin, ekstrak

butanol tidak mengandung golongan senyawa saponin dan terpenoid dan

ekstrak heksana hanya mengandung golongan senyawa terpenoid.

4. Aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat buah gambas lebih lemah jika

dibandingkan dengan ampisilin karena ekstrak etil asetat mempunyai KHM

lebih besar dari KHM ampisilin dan nilai banding ekstrak etil asetat terhadap

ampisilin yang kecil yaitu untuk E. coli adalah 0,0032 %, B. subtilis 0,0025

%, S. aureus 0,0079 % dan P. aeruginosa 0,0063 %.

B. Saran Berdasarkan hasil penelitian penulis memberikan saran :

Pemisahan senyawa-senyawa dan pengujian aktivitas antibakteri

senyawa-senyawa yang terdapat pada buah gambas perlu dilakukan penelitian

lebih lanjut.

Page 80: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

64

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, S. A., 1986, Buku Materi Pokok Kimia Organik Bahan Alam, Universitas Terbuka, Depdikbud, Jakarta.

Aliero, A., Aliero, B. L. and Buhari, U., 2008, Preliminary phytochemical and

antibacterial screening of Scadoxus multiflorus, Int. Jor. P. App. Scs., 2(4):13-17.

Anantharam, V., Patanjali, S. R. and Surolia, A., 1985, A chitotetrose specific

lectin from Luffa acutangula: Physicochemical properties and the assignment of orientation of sugars in the lectin binding site, Proc. Int. Symp. Biomol. Struct. Interactions, Suppl. J. Biosci., Vol. 8, Nos 1 & 2, August 1985, pp. 403–411.

Anonim,1985, Cara Pembuatan Simplisia, Dirjen POM, Departemen Kesehatan

RI, Jakarta. ______, 1986, Sedian Galenik, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. ______, 2006, Kajian Pemanfaatan Lahan Sempit untuk Meningkatan

Pendapatan Keluarga, Laporan Tahunan Balai Pengkajian Tehnologi Pertanian (BPTP), NTB.

______, 2008, Pseudomonas Genome Database V2 Improving Disease Treatment

Through Genome Research, http://www.pseudomonas.com/p_aerug.jsp. Tanggal akses 10 Januari 2008.

______, 2008, Plants Profile for Luffa acutangula (sinkwa towelsponge),

http://plants.usda.gov/index.html. Tanggal akses 18 Januari 2008. Astuti, I. Y., 2005, Skripsi: Isolasi Komponen Kimia Buah gambas (Luffa

acutangula (L.) Roxb.) Dengan Metode Ekstraksi dan Identifikasinya, Jurusan Kimia FMIPA-UNS, Surakarta.

Ayo, R. G. and Amupitan, J. O., 2004, Antimicrobial activity screening of crude

extract from leaves of Cassia nigricans Vahl, Chem Class Journal, 2004 (24-26).

Bensegueni, A., abdelouahad, C. and Mustapa, B., Article: Theoritical Study of

The Antibacterial Activity of Flavonoids, Algeria, Laboratory of Materials Chemistry, Faculty of Science, Mentaouri University, Constantine.www.eyesopen.com/about/events/cup8/bensegueni/cup8_poster_bensegueni.pdf. Tanggal akses 6 Mei 2009.

Page 81: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

65

Bylka, M. and Pilewski, 2004, Review Article: Natural Flavonoid as Antimicrobial Agent, JANA, Vol. 7, No.2, 2004

Campbell, N. A., Jane, B. R. and Lawrence, G. M., 2003, Biologi, Jilid II, Edisi

Kelima, Jakarta, Erlangga. Ćetković. G. S., Čanadanović-Brunet, J. M., Djilas, S. M., Tumbas, V. T.,

Markov, S. L. and Cvetković D. D., 2007, Antioxidant Potential, Lipid Peroxidation Inhibition and Antimicrobial Activities of Satureja montana L. subsp. Kitaibelii Extracts, Int. J. Mol. Sci. 2007, 8, 1013-1027.

Cheeke, P. R., 2000, Actual and Potential Applications of Yucca schidigera and

Quillaja saponaria Saponins in Human and Animal Nutrition, Proc. of the American Society of Animal Science

Cowan, 1999, Plant Product as Antimicrobial Agents, Clinical Microbiology

Reviews, October, p. 564-582, Vol. 12, No. 4. . Daisy, P., Mathew, S., Suveena, S., Rayan, N. A., 2008. A Novel Terpenoid from

Elephantopus Scaber – Antibacterial Activity on Staphylococcus aureus: A Substantiate Computational Approach, Int. J. Biomed. Sci., September 2008, Vol. 4. No. 3.

Durmaz, H., Sagun, E., Tarakci, Z. and Ozgokce, F., 2006, Antibacterial Activities of Allium vineale, Chaerophyllum macropodum and Prangos ferulacea, African Journal of Biotechnology Vol. 5 (19), pp. 1795-1798.

El-Rahiem, A., Ashour, A. and Zakaria, Y. E. A., 2005, Antimicrobial Activity of Some Palestinian Medical Plant Extracts: Effect of Crude Extracts and Some of Their Subfraction, Pak. J. Biol. Sci. 8 (11): 1592-1598, 2005.

Farrukh, U., Shareef, H. and Mahmud, S., 2008, Antibacterial Activities of Coccinia grandis L., Pak. J. Bot., 40(3): 1259-1262, 2008.

Harborne, J. B., 1996, Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan oleh J. B. Harborne, terbitan ke-2, terjemahan dari Phytochemical Method oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro. Penerbit ITB, Bandung.

Hayani, E., 2007, Pemisahan Komponen Rimpang Temu Kunci Secara Kromatografi Kolom, Buletin Teknik Pertanian Vol. 12 No. 1, 2007.

Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid III, Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta.

Page 82: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

66

Indrayudha, P. , Hariyani, J. dan Iravati, S., 2005, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Dewandaru (Eugenia Uniflora (Linn)) Terhadap Pseudomonas aeruginosa dan pseudomonas sp (Non Aeruginosa) Beserta Profil Kromatografi Lapis Tipisnya, Pharmacom, Vol. 6, No. 2, Desember 2005, 57-62.

Jawetz, E., Melnick, J. L. and Adelberg E. A., 1980, Review of Medical Microbiology 14 th edition, Lange Medical Publication, New York.

Jawetz, E., Melnick, J. L. and Adelberg E. A., 2005, Mikrobiologi Kedokteran, terjemahan dari Medical Microbiology oleh Mudihardi, Kuntaman, Warsito, Mertaniasih, Harsono, dan Alimsardjono, Salemba Medika, Surabaya.

Jork, H., Funk, W. and Fisher, W., 1990, Thin-Layer Cromathography: Reagen And Detection, Verlagsgese ll’schaft mbH, Weinhein.

Kandhasamy, M., Arunachalam, K. D. and Thatheyus, A. J., 2008, Drynaria

quercifolia (L.) J. Sm: A potential resource for antibacterial activity, African Journal of Microbiology Research Vol.(2) pp. 202-205.

Kennedy, R., DMSO Medical Library and Physician's Directory, Health

Information - DMSO (a.k.a. dimethylsulfoxide), www.medical library.net, Tanggal akses 20 Januari 2009.

Kimball, J. W., 1990, Biologi: Edisi Ke-5, terjemahan dari Biology, fifth edition

oleh Tjitrosomo, S. S. dan Sugiri, N, Penerbit Erlangga, Jakarta. Kristanti, A. N., Aminah, N. S., Tanjung, M. dan Kurniadi, B., 2008, Buku Ajar

Fitokimia, Airlangga University Press, Surabaya. Kumar, G. S., Swamy, V., B. M., Sanjay, P and Kumar, A., 2008, Abstract:

Antimicrobial Effect Of Benincasa hispida Against Acne Inducing bacteria, College of Pharmacy, Karnataka. www.udct.org/info/ar0708.pdf. Tanggal akses 6 Mei 2009.

Marliana, S. D., Suryanti, V., dan Suyono, 2005, Skrining Fitokimia dan Analisis

Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam (Sechium edule Jacq. Swartz) dalam Ekstrak Etanol, Biofarmasi 3(1) : 26-31.

Maslian, 2008, Bertanam Sayuran di Tanah Gambut, Yayasan Pinang Sebatang,

Jambi. www.cifor.cgiar.org/fire/pdf/pdf39.pdf. Tanggal akses 6 Mei 2009

Miean, K. H. and Mohamed, S., 2008, Journal: Flavonoid (Myricetin, Quercetin,

Kaempferol, Luteolin, and Apigenin) Content of Edible Tropical Plants,

Page 83: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

67

Putra Malaysia University, Serdang Selangor. http://www.aseanbiodiversity.info/scripts/count_article.asp?Article_code=53004731. Tanggal akses 13 Januari 2009

Min, H. X., Huang, C. M. and Ming, X .J., 2006, Crystallization and Preliminary Crystallographic Studies of Luffaculin 1, a Ribosome-inactivating Protein from the Seeds of Luffa Acutangula, Chinese J. Struct. Chem.Vol. 25, No. 9 2006, pp. 1035-1038.

Oyetayo, F. L., Oyetayo, V. O., Ajewole, V., 2007, Phytochemical Profile and Antibacterial Propeties of the Seed and Leaf of the Luffa Plant (Luffa cylindrical), J. Pharmacol. Toxicol. 2 (6): 586-589, 2007

Pambayun, R. , Gardjito, M., Sudarmadji, S., Kuswanto, K. R., 2007, Kandungan Fenol dan Sifat Antibakteri dari Berbagai Jenis Ekstrak Produk Gambir (Uncaria gambir Roxb.), Majalah Farmasi Indonesia 18(3), 141-146.

Poither, J., 2000, Natural Product/Thin Layer (Planar) Chromathography, University of Tours, Academic Press, Tours.

Pedrosa. C. et al., 1978, Acta Manilana Phytochemical, Microbiological and Pharmacological screening of Medical Plants, diterjemahkan oleh Kusuma Dewi, A. P., Badan Litbang Kesehatan, Departemen Kesehatan, RI.

Pelczar, M. J., Chan, E. C. S. and Pelczar, M. F.,1986, Dasar-dasar

Mikrobiologi, Penerjemah: Hadioetomo, R. S. dkk, Jilid I, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Peter Paul, J. J., 2008, Studies on Antimicrobial Efficiency of Citrullus

colocynthis (L.) Schrad: A Medicinal Plant, Ethnobotanical Leaflets 12: 944-47.

Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Rukmana, R., 2000, Budidaya Tanaman Oyong dan Blustru, Kanisius,

Yogyakarta. Sabir, A., 2005, Aktivitas antibakteri flavonoid propolis Trigona sp terhadap

bakteri Streptococcus mutans (in vitro), Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No. 3 Juli–September 2005: 135–14.

Salle, A. J., 1961, Fundamental Principles of Bacteriology, Fitth Edition, Mc.

Graw-Hill Book Company Inc., New York.

Page 84: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

68

Shanab B. A., Adwan, G., Jarrar, N., Hiljleh, A. A., Adwan, K., 2006, Antibacterial Activity of Four Plant Extracts Used in Palestine in Folkloric Medicine against Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus, Turk J Biol 30 (2006) 195-198.

Shimamura, T.; Zhao, W. H. and Hu, Z. Q., 2007, Mechanism of Action and

Potential for Use of Tea Catechin as Anti-infective Agent, Anti-Infective Agent In Medicinal Chemistry, 2007, 6, 57-62, Bentham Science Publishers Ltd.

Soekardjo, B. dan Siswandono, 2000, Kimia Medisinal, Edisi ke-2, Airlangga

University Press, Surabaya. Sutarya, R, Grubben, G. dan Sutarno, H., 1995, Pedoman Bertanam Sayuran

dataran Rendah, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Swantara, I. M. D. , 2005, Identifikasi Senyawa Aktif Antibakteri dalam

Tumbuhan Kentut-kentut (Paederia fooetida Auct.), J. Alchemy, Vol. 4, No. 2 (September 2005), 54-65.

Syahrurachman, dkk., 1994, Buku Ajar Mikrobiologi Kdokteran, Binarupa

Aksara, Jakarta. Syarifuddin, 1994, Ikatan Kimia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Talaro, K. P., 2008, Foundation in Microbiology: Basic Principles, Sixth Edition,

Mc Graw Hill, New York. Tomori, O.A., Saba, A. B. and Dada-Adegbola, H. O., 2007, Antibacterial

Activity of Ethanolic Extract Of Whole Fruits of Lagenaria breviflora Robert, J. Anim. Vet. Adv. 6(5): 752-757, 2007.

Tortora, G. J., Funke, B. R., and Case, C. L., Microbiology Am Introduction,

Pearson Education, Inc, Publishingas Benyamin Cummings, San Fransisco.

Tsuneatsu, N., Ryuichiro, T., Yukiko, I. and Hirosi, N., 1991, Studies on the

Constituents of Luffa acutangula Roxb. I. Structures of Acutosides A-G, Oleanane-Type Triterpene Saponins Isolated from the Herb, Chem. Pharm. Bull. Vol.39, No.3 (19910325) pp. 599-606.

Watson, L., and Dallwitz, M. J., 1992. The families of flowering plants: descriptions, illustrations, identification, and information retrieval. Version: 25th November 2008. http://delta-intkey.com/, Tanggal akses 23 Februari 2009.

Page 85: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

69

Wagner, H., 1984, Plant Drug Analysis, Springer-Verlag, Berlin. Yuharmen, Eryanti, Y. dan Nurbalatif, 2002, Laporan Penelitian : Uji Aktivitas

Antimikroba Minyak Atsiri dan Ekstrak Metanol Lengkuas (Alpinia galanga), Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Riau. www.scribd.com/doc/2559001/Prosiding-Seminar-Nasional-HKI-2006. Tanggal akses 6 Mei 2009

Yuliani, Y., 2001, Skripsi: Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Fraksi Ekstrak

Rimpang Temu Putri (Curcuma Petiolata Roxb.), Jurusan Farmasi, FMIPA, Universitas Padjadjaran.

Yuliasari, N. , 2007, Skripsi: Isolasi dan Identifikasi Komponen Kimia dalam

Ekstrak Umbi Teki (Cyperus rotundus L.), Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Sebelas Maret.

Page 86: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

70

Daging buah Gambas

1. Diiris tipis-tipis 2. Dikeringkan dalam oven suhu

55°C selama 3 hari 3. digiling dengan penggiling

Simplisia serbuk

1. Ekstraksi maserasi dengan metanol 1 х 24 jam, 3 х 30 jam dengan metanol berturut-turut 2,5 L, 850 mL, 990 mLdan 600 mL.

2. Evaporasi pelarut dengan penguap vakum putar suhu 40°C.

Ekstrak metanol

Pengujian aktivitas antibakteri terhadap bakteri E. coli, B. subtilis, S. aureus, P. aeruginosa, E. aerogenes, S. dysentriae dan S. thypi.

Ditambah 200 mL akuades : metanol dengan perbandingan 1:4 yaitu 50 mL air dengan 150 mL metanol

Larutan metanol-akuades

1. Ekstraksi bertingkat menggunakan pelarut berturut-turut heksana, kloroform, etil asetat dan butanol.

2. Evaporasi pelarut dengan penguap vakum putar suhu 40°C.

Ekstrak heksana

Ekstrak kloroform

m

Ekstrak etil asetat

Ekstrak butanol

Ekstrak residu/air

Pengujian aktivitas antibakteri terhadap bakteri yang dapat dihambat oleh ekstrak metanol

Lampiran 1. Bagan Alir Penelitian

Page 87: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

71

Ekstrak heksana

Ekstrak kloroform

m

Ekstrak etil asetat

Ekstrak butanol

Ekstrak residu/air

Pengujian aktivitas antibakteri terhadap bakteri yang dapat dihambat oleh ekstrak metanol

Ekstrak antibakteri

Penapisan fitokimia:

saponin, fenolat, tanin/polifenol,

flavonoid, terpenoid dan

alkaloid

Ekstrak antibakteri tertinggi

Penentuan KHM dan nilai

banding terhadap ampisilin

Uji penegasan golongan senyawa

dengan KLT

Penentuan ekstrak antibakteri tertinggi

dengan membandingkan diameter hambat yang terbentuk

Page 88: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

72

Lampiran 2. Hasil Determinasi buah Gambas (Luffa acutangula Roxb.) .

Page 89: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

73

Lampiran 3. Perhitungan Rendemen Ekstrak Metanol, Konversi Konsentrasi Sampel dan Perhitungan Jumlah Bakteri Uji.

Perhitungan Rendemen Ekstrak Metanol

Berat serbuk Gambas yang diekstraksi = 1000,4 g

Berat ekstrak metanol yang didapatkan = 261,6 g

%14,26%1004,1000

6,261%100Re =×=×=

g

g

EkstrakBerat

EkstrakBeratndemen

Perhitungan Konversi Konsentrasi Sampel Uji Aktivitas Antibakteri

Konversi satuan

a. Contoh konversi konsentrasi 100%

L

mg

L

mg

L

g

µµµ

0,1

100

100

100

10,0%100 ===

Dari konsentrasi 1,0 mg/μL diambil 20 μL untuk dimasukkan ke dalam

lubang, jadi berat sampel per lubang adalah

Lubangmg

Lubang

L

L

mglperLubangBeratSampe 20200,1

=×=µ

µ

Tabel 1. Konversi Satuan Konsentrasi Konsentrasi

(%) Konsentrasi

(mg/μL) Berat sampel per

lubang (mg/lubang) 100 1,0 20 75 0,75 15 50 0,50 10 30 0,30 6,0 10 0,10 2,0 5 0,050 1,0 3 0,030 0,60 2 0,020 0,40 1 0,010 0,20

b. Contoh konversi konsentrasi 1,5.10-5 mg/μL

Dari konsentrasi 1,5.10-5 mg/μL diambil 20 μL untuk dimasukkan ke

dalam lubang, jadi berat sampel per lubang adalah

Page 90: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

74

LubangL

LubangL

L

mgLubang

L

L

mgLubangperSampelBerat

µ

µµ

µµ

30,0

2010.5,12010.5,1 25

=

×=×=−−

Tabel 2. Konversi Satuan Konsentrasi

Konsentrasi (mg/μL)

Berat sampel per lubang (μg/lubang)

1,5.10-5 0,30 7,6.10-6 0,15 3,8.10-6 0,076 1,9.10-6 0,038 1,0.10-6 0,020 5,0.10-7 0,010 2,5.10-7 0,0050 1,2.10-7 0,0024

Perhitungan Jumlah Bakteri Uji. Pengenceran 1:10000 didapatkan jumlah koloni dengan metode TPC sebesar 332

koloni sehingga jumlah bakteri yang di gunakan untuk uji :

mLBakteri

mLBakteri

nPengenceraFaktorBakteriJumlahUjiBakteriJumlah

610.32,3

10000332

=

×=

×=

Page 91: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

75

Lampiran 4. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol

Uji aktivitas antibakteri ekstrak metanol terhadap bakteri S. aureus, P.

aeruginosa, B. subtilis, E. coli, S. dysenteriae, E. aerogenes dan S. thypi. Uji

dilakukan dengan berat sampel per lubang 20 mg/lubang, 15 mg/lubang dan 10

mg/lubang. Hasil uji sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol dengan Berat Sampel

per Lubang 20 mg/lubang, 15 mg/lubang dan 10 mg/lubang (Uji Ke-1)

Diameter Hambat (mm) Bakteri

Berat

Sampel 20

mg/lubang

Berat

Sampel 15

mg/lubang

Berat

Sampel 10

mg/lubang

Keterangan

S. aureus * 12,51 9,21 Gambar 1 P. aeruginosa 10,49 11,80 11,29 Gambar 2

B. subtilis 15,96 * 13,75 Gambar 3 E. coli 10,50 11,87 10,30 Gambar 4

S. dysenteriae 6,00 6,00 6,00 Gambar 5 E. aerogenes 6,00 6,00 6,00 Gambar 6

S. thypi * * * Gambar 7 Keterangan (+) = Positif antibakteri, (-) = Negatif antibakteri dan (*) = Diameter hambat tidak

begitu bening (meragukan).

Gambar Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol (Uji Ke-1)

Gambar 1 Gambar 2

Page 92: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

76

Gambar 3 Gambar 4

Gambar 5 Gambar 6

Gambar 7

Keterangan Gambar :

1. Pada gambar tertera konsentrasi 50% yang

sama dengan 0,50 mg/μL atau 10 mg/lubang

dan berlaku untuk semua konsentrasi.

2. Konsentrasi sampel yang dimasukkan ke

dalam lubang (searah jarum jam) adalah 100

%, 50 %, 75 % dan 0 % (DMSO) yang setara

dengan berat sampel 20 mg/lubang, 10

mg/lubang, 15 mg/lubang dan 0 mg/lubang.

Page 93: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

77

Karena hasil uji terhadap bakteri S. thypi meragukan dan untuk

mengetahui kekuatan ekstrak metanol dalam menghambat bakteri S. aureus, P.

aeruginosa, B. subtilis, E. coli. Uji diulang terhadap bakteri S. aureus, P.

aeruginosa, B. subtilis, E. coli dan S. thypi. Uji dilakukan dengan berat sampel

10mg/lubang dan 15 mg/lubang dan hasil uji sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol (Uji Ke-2)

Diameter Hambat (mm)

Berat sampel 10 mg/lubang

Berat sampel 15 mg/lubang

Bakteri

χ 1 χ 2 χ 1 χ 2

Keterangan

8,99 8,83 10,45 9,61 S. aureus 8,91±0,11 10,03±0,59

Gambar 8.

8,60 8,78 10,37 10,69 P. aeruginosa 8,69±0,12 10,53±0,22

Gambar 9.

12,06 12,64 12,92 13,15 E. coli 12,35±0,41 13,04±0,16

Gambar 10.

9,71 9,41 11,78 10,62 B. subtilis 9,56±0,21 11,20±0,82

Gambar 11.

6,00 6,00 6,00 6,00 S. thypi 6,00±0,00 6,00±0,00

Gambar 12.

Gambar Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol (Uji Ke-2)

Gambar 8 Gambar 9

Page 94: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

78

Gambar 10 Gambar 11

Gambar 12

Keterangan Gambar :

1. Pada gambar tertera konsentrasi 50 % yang

sama dengan 0,50 mg/μL atau

10mg/lubang dan berlaku untuk semua

konsentrasi.

2. Konsentrasi sampel yang dimasukkan ke

dalam lubang (searah jarum jam) adalah 75

%, 50 % dan 0 % (DMSO) yang setara

dengan berat sampel 15 mg/lubang, 10

mg/lubang dan 0 mg/lubang.

Page 95: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

79

Lampiran 5. Analisa One Way ANOVA Pengaruh Variasi Bakteri Pada Masing-Masing Berat Sampel Ekstrak Metanol.

Analisa One Way ANOVA untuk membandingkan kesamaan dalam

beberapa perlakuan. Analisa menggunakkan program aplikasi komputer SPSS.

Contoh langkah analisa data untuk uji aktivitas antibakteri ekstrak metanol data

Tabel 2 Lampiran 4.

IN PUT DATA

1. Mendefinisikan variabel sebagai berikut.

Variable View

No Name Type Label variabel Label value 1. Bakteri Numeric 8.2 1,00 = “ S. aureus”

2,00 = “ P. aeruginosa” 3,00 = “ E. coli” 4,00 = “ B. subtilis” 5,00 = “ S. thypi”

2. DH 10 Numeric 8.2 DH ekstrak methanol 10 mg/lubang

None

3. DH 15 Numeric 8.2 DH ekstrak methanol 15 mg/lubang

None

Keterangan = DH 10 (diameter Hambat 10 mg/lubang),DH 15 (Diameter Hambat 15

mg/lubang).

2. Data dari Tabel 2 Lampiran 4 dimasukan seperti dibawah ini

Data View

Bakteri DH 10 DH15 1,00 8,99 10,45 1,00 8,83 9,61 2,00 8,60 10,37 2,00 8,78 10,69 3,00 12,06 12,92 3,00 12,64 13,15 4,00 9,71 11,78 4,00 9,41 10,62 5,00 6,00 6,00 5,00 6,00 6,00

3. Klik analyse, compare means, one way anova

4. Masukkan data ke dependent list dan faktor ke faktor.

5. Klik posthoc beritanda pada LSD lalu klik continue

6. Klik option beri tanda pada descriptives

Page 96: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

80

7. Klik OK sehingga akan menghasilkan OUT PUT sebagai berikut :

OUT PUT ANALISA 1. Out Put descriptives menunjukkan gambaran secara umum data yang

dimasukkan dimana N (jumlah data), Mean (nilai rata-rata), Std deviation

(standart deviasi) dan minimum dan maximum merupakan nilai terendah dan

tertinggi data yang dimasukan

Descriptives

2 8,9100 ,11314 ,08000 7,8935 9,9265 8,83 8,99

2 8,6900 ,12728 ,09000 7,5464 9,8336 8,60 8,78

2 12,3500 ,41012 ,29000 8,6652 16,0348 12,06 12,64

2 9,5600 ,21213 ,15000 7,6541 11,4659 9,41 9,71

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

10 9,1020 2,14525 ,67839 7,5674 10,6366 6,00 12,64

2 10,0300 ,59397 ,42000 4,6934 15,3666 9,61 10,45

2 10,5300 ,22627 ,16000 8,4970 12,5630 10,37 10,69

2 13,0350 ,16263 ,11500 11,5738 14,4962 12,92 13,15

2 11,2000 ,82024 ,58000 3,8304 18,5696 10,62 11,78

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

10 10,1590 2,46569 ,77972 8,3952 11,9228 6,00 13,15

S. aureus

P. aeruginosa

E. coli

B. subtilis

S. thypii

Total

S. aureus

P. aeruginosa

E. coli

B. subtilis

S. thypii

Total

DH ekstrak metanol10mg/lubang

DH ekstrak metanol15 mg/lubang

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Contoh pada DH ekstrak metanol 10 mg/lubang bakteri S. aureus data yang

dimasukkan sebanyak 2 dengan rata-rata 8,91, standart deviasi 0,11314 dan

nilai tertinggi 8,99 dan nilai terendah 8,83.

2. Out Put ANOVA menunjukkan analisa secara keseluruhan pengaruh variasi

bakteri (faktor) pada masing-masing berat sampel ekstrak metanol (Dependent

List).

ANOVA

41,177 4 10,294 212,513 ,000

,242 5 ,048

41,419 9

53,613 4 13,403 60,745 ,000

1,103 5 ,221

54,716 9

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

DH ekstrak metanol10mg/lubang

DH ekstrak metanol15 mg/lubang

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Contoh pengujian ANOVA DH ekstrak metanol 10 mg/lubang (Dependent

List)

Nilai F = 212,513 dengan sig = 0,000

a. Ho : μ1 = μ2 = μ3 = μ4 = μ5 (tidak ada pengaruh variasi bakteri terhadap

penghambatan bakteri uji pada berat sampel 10 mg/lubang)

Page 97: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

81

H1 : μi ≠ μj (ada pengaruh variasi bakteri terhadap penghambatan bakteri

uji pada berat sampel 10 mg/lubang)

b. α = 0,05

c. daerah kritis

Ho ditolak jika p< 0,05

d. statistik uji p = 0,000

e. kesimpulan

Karena p < 0,05 maka Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa adanya

pengaruh variasi bakteri terhadap penghambatan pertumbuhan bakteri uji

pada berat sampel 10 mg/lubang.

3. Out Put Multiple Comparisons: LSD menunjukkan analisa antar bakteri

(faktor) untuk mengetahui antar bakteri mempunyai pengaruh yang sama atau

beda.

Multiple Comparisons

Dependent Variable: DH ekstrak metanol 10mg/lubang

LSD

,22000 ,22009 ,363 -,3458 ,7858

-3,44000* ,22009 ,000 -4,0058 -2,8742

-,65000* ,22009 ,032 -1,2158 -,0842

2,91000* ,22009 ,000 2,3442 3,4758

-,22000 ,22009 ,363 -,7858 ,3458

-3,66000* ,22009 ,000 -4,2258 -3,0942

-,87000* ,22009 ,011 -1,4358 -,3042

2,69000* ,22009 ,000 2,1242 3,2558

3,44000* ,22009 ,000 2,8742 4,0058

3,66000* ,22009 ,000 3,0942 4,2258

2,79000* ,22009 ,000 2,2242 3,3558

6,35000* ,22009 ,000 5,7842 6,9158

,65000* ,22009 ,032 ,0842 1,2158

,87000* ,22009 ,011 ,3042 1,4358

-2,79000* ,22009 ,000 -3,3558 -2,2242

3,56000* ,22009 ,000 2,9942 4,1258

-2,91000* ,22009 ,000 -3,4758 -2,3442

-2,69000* ,22009 ,000 -3,2558 -2,1242

-6,35000* ,22009 ,000 -6,9158 -5,7842

-3,56000* ,22009 ,000 -4,1258 -2,9942

(J) BakteriP. aeruginosa

E. coli

B. subtilis

S. thypii

S. aureus

E. coli

B. subtilis

S. thypii

S. aureus

P. aeruginosa

B. subtilis

S. thypii

S. aureus

P. aeruginosa

E. coli

S. thypii

S. aureus

P. aeruginosa

E. coli

B. subtilis

(I) BakteriS. aureus

P. aeruginosa

E. coli

B. subtilis

S. thypii

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Page 98: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

82

Contoh pengujian LSD ekstrak metanol berat sampel 10mg/lubang

Antara bakteri S. aureus dengan P. aeruginosa mempunyai sig 0,363 >

0,05, dapat disimpulkan antara bakteri S. aureus dengan P. aeruginosa

mempunyai pengaruh yang sama. Antara bakteri S. aureus dengan B. subtilis

mempunyai sig 0,032 < 0,05 dan dapat disimpulkan antara bakteri S. aureus

dengan B. subtilis mempunyai pengaruh yang beda

Kesimpulan hasil uji LSD ekstrak metanol berat sampel 10 mg/lubang.

No. Bakteri (I) Bakteri (J) Kesimpulan

1 S. aureus P. aeruginosa mempunyai pengaruh yang sama

E. coli mempunyai pengaruh yang beda

B. subtilis mempunyai pengaruh yang beda

S. thypi mempunyai pengaruh yang beda

......dst...... ......dst...... ................dst................................

Dan OUT PUT Multiple Comparisons: LSD berat sampel 15 mg/lubang adalah :

Multiple Comparisons

Dependent Variable: DH ekstrak metanol 15 mg/lubang

LSD

-,50000 ,46973 ,336 -1,7075 ,7075

-3,00500* ,46973 ,001 -4,2125 -1,7975

-1,17000 ,46973 ,055 -2,3775 ,0375

4,03000* ,46973 ,000 2,8225 5,2375

,50000 ,46973 ,336 -,7075 1,7075

-2,50500* ,46973 ,003 -3,7125 -1,2975

-,67000 ,46973 ,213 -1,8775 ,5375

4,53000* ,46973 ,000 3,3225 5,7375

3,00500* ,46973 ,001 1,7975 4,2125

2,50500* ,46973 ,003 1,2975 3,7125

1,83500* ,46973 ,011 ,6275 3,0425

7,03500* ,46973 ,000 5,8275 8,2425

1,17000 ,46973 ,055 -,0375 2,3775

,67000 ,46973 ,213 -,5375 1,8775

-1,83500* ,46973 ,011 -3,0425 -,6275

5,20000* ,46973 ,000 3,9925 6,4075

-4,03000* ,46973 ,000 -5,2375 -2,8225

-4,53000* ,46973 ,000 -5,7375 -3,3225

-7,03500* ,46973 ,000 -8,2425 -5,8275

-5,20000* ,46973 ,000 -6,4075 -3,9925

(J) BakteriP. aeruginosa

E. coli

B. subtilis

S. thypii

S. aureus

E. coli

B. subtilis

S. thypii

S. aureus

P. aeruginosa

B. subtilis

S. thypii

S. aureus

P. aeruginosa

E. coli

S. thypii

S. aureus

P. aeruginosa

E. coli

B. subtilis

(I) BakteriS. aureus

P. aeruginosa

E. coli

B. subtilis

S. thypii

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Page 99: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

83

Lampiran 6. Analisa One Way ANOVA Pengaruh Variasi Berat Sampel Ekstrak Metanol Pada Masing-Masing Bakteri.

Langkah-langkah analisa sama seperti pada analisa One Way ANOVA

pengaruh variasi bakteri pada masing-masing berat sampel ekstrak metanol

(Lampiran 5), tetapi dengan in put data Tabel 2 Lampiran 4 sebagai berikut :

IN PUT DATA

Variable View

No Name Type Label variabel Label value 1. Saur Numeric 8.2 Diameter hambat bakteri

S. aureus None

2. konstr Numeric 8.2 1,00 = “ Berat sampel 10mg/lubang” 2,00 = “Berat sampel 15 mg/lubang”

3. paru Numeric 8.2 Diameter hambat bakteri P. aeruginosa

None

4. ecoli Numeric 8.2 Diameter hambat bakteri E. coli

None

5. bsubt Numeric 8.2 Diameter hambat bakteri B. subtilis

None

6. sthypii Numeric 8.2 Diameter hambat bakteri S. thypi

None

Data View

No. Saur konstr paru ecoli bsubt sthypii 1. 8,99 1,00 8,60 12,06 9,41 6,00 2. 8,33 1,00 8,78 12,64 9,71 6,00 3. 10,45 2,00 10,37 12,92 11,78 6,00 4. 9,61 2,00 10,69 15,15 10,62 6,00

Page 100: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

84

Dari hasil analisa diperoleh OUT PUT sebagai berikut :

Descriptives

2 8,6600 ,46669 ,33000 4,4670 12,8530 8,33 8,99

2 10,0300 ,59397 ,42000 4,6934 15,3666 9,61 10,45

4 9,3450 ,90323 ,45162 7,9078 10,7822 8,33 10,45

2 8,6900 ,12728 ,09000 7,5464 9,8336 8,60 8,78

2 10,5300 ,22627 ,16000 8,4970 12,5630 10,37 10,69

4 9,6100 1,07285 ,53642 7,9029 11,3171 8,60 10,69

2 9,5600 ,21213 ,15000 7,6541 11,4659 9,41 9,71

2 11,2000 ,82024 ,58000 3,8304 18,5696 10,62 11,78

4 10,3800 1,06574 ,53287 8,6842 12,0758 9,41 11,78

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

4 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

2 12,3500 ,41012 ,29000 8,6652 16,0348 12,06 12,64

2 14,0350 1,57685 1,11500 -,1324 28,2024 12,92 15,15

4 13,1925 1,35325 ,67663 11,0392 15,3458 12,06 15,15

Berat sampel10mg/lubang

Berat sampel15 mg/sampel

Total

Berat sampel10mg/lubang

Berat sampel15 mg/sampel

Total

Berat sampel10mg/lubang

Berat sampel15 mg/sampel

Total

Berat sampel10mg/lubang

Berat sampel15 mg/sampel

Total

Berat sampel10mg/lubang

Berat sampel15 mg/sampel

Total

Diameter hambat bakteri S. aureus

Diameter hambatbakteri P. aeruginosa

Diameter Hambatbakteri B. subtilis

Diameter Hambatbakteri S.thypii

Diameter Hambatbakteri E. coli

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

ANOVA

1,877 1 1,877 6,579 ,124

,571 2 ,285

2,447 3

3,386 1 3,386 100,463 ,010

,067 2 ,034

3,453 3

2,690 1 2,690 7,494 ,112

,718 2 ,359

3,407 3

,000 1 ,000 . .

,000 2 ,000

,000 3

2,839 1 2,839 2,139 ,281

2,655 2 1,327

5,494 3

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Diameter hambat bakteri S. aureus

Diameter hambatbakteri P. aeruginosa

Diameter Hambatbakteri B. subtilis

Diameter Hambatbakteri S.thypii

Diameter Hambatbakteri E. coli

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Pada analisa pengaruh variasi berat sampel pada masing-masing bakteri tidak dapat dilakukan analisa LSD karena variasi berat sampel hanya 2 variasi.

Page 101: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

85

Lampiran 7. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak-Ekstrak Hasil Ekstraksi Bertingkat.

Tabel 1. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak-Ekstrak Hasil Ekstraksi Bertingkat

dengan Berat Sampel ekstrak 15 mg/lubang.

Keterangan : diameter lubang = 6 mm

Gambar Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak-Ekstrak Hasil Ekstraksi Bertingkat.

a. Bakteri B. subtilis

Gambar 1 Gambar 2

Diameter hambat (mm)

B. subtilis S. aureus E. coli P. aeruginosa

Nama ekstrak

χ 1 χ 2 χ 1 χ 2 χ 1 χ 2 χ 1 χ 2 8,76 9,32 7,87 8,42 9,24 8,42 8,14 9,33 Heksana

8,99±0,46 8,14±0,39 8,83±0,58 8,73±0,84 12,59 11,77 11,03 11,16 10,28 11,71 10,17 10,34 Kloroform

12,18±0,58 11,09±0,09 10,99±1,01 10,25±0,12 12,31 13,21 13,07 12,41 12,55 13,21 11,85 11,34 Etil asetat

12,67±0,76 12,74±0,47 12,88±0,47 11,59±0,36 11,09 10,59 10,31 11,11 10,17 10,83 10,1 10,07 Butanol

10,84±0,35 10,71±0,57 10,50±0,47 10,08±0,02 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 Air 6,00 ± 0,00 6,00 ± 0,00 6,00 ± 0,00 6,00 ± 0,00

Keterangan Gambar 1 dan gambar 2

Gambar 3 dan gambar 4

Gambar 5 dan gambar 6

Gambar 7 dan gambar 8

Page 102: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

86

Ekstrak heksana, kloroform, butanol dan etil asetat menghambat pertumbuhan

bakteri, sedangkan ekstrak air tidak menghambat pertumbuhan bakteri B. subtilis

b. Bakteri S. aureus

Gambar 4 Gambar 5

Ekstrak heksana, kloroform, butanol dan etil asetat menghambat pertumbuhan

bakteri, sedangkan ekstrak air tidak menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus

c. Bakteri E. coli

Gambar 5 Gambar 6

Page 103: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

87

Ekstrak heksana, kloroform, butanol dan etil asetat menghambat pertumbuhan

bakteri, sedangkan ekstrak air tidak menghambat pertumbuhan bakteri E. coli.

d. Bakteri P. aeruginosa

Gambar 7 Gambar 8

Ekstrak heksana, kloroform, butanol dan etil asetat menghambat pertumbuhan

bakteri, sedangkan ekstrak air tidak menghambat pertumbuhan bakteri

P. aeruginosa.

Keterangan Gambar :

3. Pada gambar tertera konsentrasi 75 % yang sama dengan 0,75 mg/μL atau

15 mg/lubang.

4. Ekstrak yang dimasukkan ke dalam lubang (searah jarum jam) adalah

DMSO, butanol, kloroform dan heksana (gambar kiri) dan air, etil asetat

dan DMSO (gambar kanan).

Page 104: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

88

Lampiran 8. Analisa One Way-ANOVA Pengaruh Variasi Ekstrak pada Masing-Masing Bakteri pada Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak-Ekstrak Hasil Ekstraksi Bertingkat

Analisa data dilakukan seperti pada analisa one way ANOVA pengaruh

variasi bakteri pada masing-masing berat sampel ekstrak metanol (Lampiran 5)

dan data dari Tabel 1 Lampiran 7 dimasukan sebagai berikut

IN PUT DATA

Variable View

No Name Type Label variabel Label value 1. DhSaureus Numeric

8.2 Diameter Hambat Bakteri S.aureus

None

2. DhPaerugin Numeric 8.2

Diameter Hambat Bakteri P.aeruginosa

None

3. DhEcoli Numeric 8.2

Diameter Hambat Bakteri E.coli

None

4. DhBsubtilis Numeric 8.2

Diameter Hambat Bakteri B.subtilis

None

5. ekstrak Numeric 8.2

Ekstrak 1,00 = “ Heksana ” 2,00 = “ Kloroform” 3,00 = “ Etil asetat” 4,00 = “ Butanol” 5,00 = “ Air”

Data View

DhSaureus DhPaerugin DhEcoli DhBsubtilis ekstrak 7,87 8,14 9,24 8,76 1,00 8,42 9,33 8,42 9,32 1,00

11,03 10,17 10,28 12,59 2,00 11,16 10,34 11,71 11,77 2,00 13,07 11,85 12,55 12,31 3,00 12,41 11,34 13,21 13,21 3,00 10,31 10,10 10,17 11,09 4,00 11,11 10,07 10,83 10,59 4,00 6,00 6,00 6,00 6,00 5,00 6,00 6,00 6,00 6,00 5,00

Page 105: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

89

OUT PUT DATA

Descriptives

2 8,1450 ,38891 ,27500 4,6508 11,6392 7,87 8,42

2 11,0950 ,09192 ,06500 10,2691 11,9209 11,03 11,16

2 12,7400 ,46669 ,33000 8,5470 16,9330 12,41 13,07

2 10,7100 ,56569 ,40000 5,6275 15,7925 10,31 11,11

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

10 9,7380 2,52355 ,79802 7,9328 11,5432 6,00 13,07

2 8,7350 ,84146 ,59500 1,1748 16,2952 8,14 9,33

2 10,2550 ,12021 ,08500 9,1750 11,3350 10,17 10,34

2 11,5950 ,36062 ,25500 8,3549 14,8351 11,34 11,85

2 10,0850 ,02121 ,01500 9,8944 10,2756 10,07 10,10

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

10 9,3340 2,02349 ,63988 7,8865 10,7815 6,00 11,85

2 8,8300 ,57983 ,41000 3,6205 14,0395 8,42 9,24

2 10,9950 1,01116 ,71500 1,9101 20,0799 10,28 11,71

2 12,8800 ,46669 ,33000 8,6870 17,0730 12,55 13,21

2 10,5000 ,46669 ,33000 6,3070 14,6930 10,17 10,83

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

10 9,8410 2,47988 ,78421 8,0670 11,6150 6,00 13,21

2 9,0400 ,39598 ,28000 5,4823 12,5977 8,76 9,32

2 12,1800 ,57983 ,41000 6,9705 17,3895 11,77 12,59

2 12,7600 ,63640 ,45000 7,0422 18,4778 12,31 13,21

2 10,8400 ,35355 ,25000 7,6634 14,0166 10,59 11,09

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

10 10,1640 2,59804 ,82157 8,3055 12,0225 6,00 13,21

Heksana

Kloroform

Etil asetat

Butanol

Air

Total

Heksana

Kloroform

Etil asetat

Butanol

Air

Total

Heksana

Kloroform

Etil asetat

Butanol

Air

Total

Heksana

Kloroform

Etil asetat

Butanol

Air

Total

Diameter HambatBakteri S.aureus

Diameter HambatBakteri P.aeruginosa

Diameter HambatBakteri E.coli

Diameter HambatBakteri B.subtilis

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

ANOVA

56,617 4 14,154 101,464 ,000

,697 5 ,139

57,315 9

35,997 4 8,999 52,751 ,000

,853 5 ,171

36,850 9

53,554 4 13,388 37,309 ,001

1,794 5 ,359

55,348 9

59,725 4 14,931 72,978 ,000

1,023 5 ,205

60,748 9

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Diameter HambatBakteri S.aureus

Diameter HambatBakteri P.aeruginosa

Diameter HambatBakteri E.coli

Diameter HambatBakteri B.subtilis

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Page 106: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

90

Multiple Comparisons

LSD

-2,95000* ,37350 ,001 -3,9101 -1,9899

-4,59500* ,37350 ,000 -5,5551 -3,6349

-2,56500* ,37350 ,001 -3,5251 -1,6049

2,14500* ,37350 ,002 1,1849 3,1051

2,95000* ,37350 ,001 1,9899 3,9101

-1,64500* ,37350 ,007 -2,6051 -,6849

,38500 ,37350 ,350 -,5751 1,3451

5,09500* ,37350 ,000 4,1349 6,0551

4,59500* ,37350 ,000 3,6349 5,5551

1,64500* ,37350 ,007 ,6849 2,6051

2,03000* ,37350 ,003 1,0699 2,9901

6,74000* ,37350 ,000 5,7799 7,7001

2,56500* ,37350 ,001 1,6049 3,5251

-,38500 ,37350 ,350 -1,3451 ,5751

-2,03000* ,37350 ,003 -2,9901 -1,0699

4,71000* ,37350 ,000 3,7499 5,6701

-2,14500* ,37350 ,002 -3,1051 -1,1849

-5,09500* ,37350 ,000 -6,0551 -4,1349

-6,74000* ,37350 ,000 -7,7001 -5,7799

-4,71000* ,37350 ,000 -5,6701 -3,7499

-1,52000* ,41304 ,014 -2,5817 -,4583

-2,86000* ,41304 ,001 -3,9217 -1,7983

-1,35000* ,41304 ,022 -2,4117 -,2883

2,73500* ,41304 ,001 1,6733 3,7967

1,52000* ,41304 ,014 ,4583 2,5817

-1,34000* ,41304 ,023 -2,4017 -,2783

,17000 ,41304 ,698 -,8917 1,2317

4,25500* ,41304 ,000 3,1933 5,3167

2,86000* ,41304 ,001 1,7983 3,9217

1,34000* ,41304 ,023 ,2783 2,4017

1,51000* ,41304 ,015 ,4483 2,5717

5,59500* ,41304 ,000 4,5333 6,6567

1,35000* ,41304 ,022 ,2883 2,4117

-,17000 ,41304 ,698 -1,2317 ,8917

-1,51000* ,41304 ,015 -2,5717 -,4483

4,08500* ,41304 ,000 3,0233 5,1467

-2,73500* ,41304 ,001 -3,7967 -1,6733

-4,25500* ,41304 ,000 -5,3167 -3,1933

-5,59500* ,41304 ,000 -6,6567 -4,5333

-4,08500* ,41304 ,000 -5,1467 -3,0233

(J) EkstrakKloroform

Etil asetat

Butanol

Air

Heksana

Etil asetat

Butanol

Air

Heksana

Kloroform

Butanol

Air

Heksana

Kloroform

Etil asetat

Air

Heksana

Kloroform

Etil asetat

Butanol

Kloroform

Etil asetat

Butanol

Air

Heksana

Etil asetat

Butanol

Air

Heksana

Kloroform

Butanol

Air

Heksana

Kloroform

Etil asetat

Air

Heksana

Kloroform

Etil asetat

Butanol

(I) EkstrakHeksana

Kloroform

Etil asetat

Butanol

Air

Heksana

Kloroform

Etil asetat

Butanol

Air

Dependent VariableDiameter Hambat

Bakteri S.aureus

Diameter HambatBakteri P.aeruginosa

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Page 107: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

91

Multiple Comparisons

LSD

-2,16500* ,59904 ,015 -3,7049 -,6251

-4,05000* ,59904 ,001 -5,5899 -2,5101

-1,67000* ,59904 ,039 -3,2099 -,1301

2,83000* ,59904 ,005 1,2901 4,3699

2,16500* ,59904 ,015 ,6251 3,7049

-1,88500* ,59904 ,025 -3,4249 -,3451

,49500 ,59904 ,446 -1,0449 2,0349

4,99500* ,59904 ,000 3,4551 6,5349

4,05000* ,59904 ,001 2,5101 5,5899

1,88500* ,59904 ,025 ,3451 3,4249

2,38000* ,59904 ,011 ,8401 3,9199

6,88000* ,59904 ,000 5,3401 8,4199

1,67000* ,59904 ,039 ,1301 3,2099

-,49500 ,59904 ,446 -2,0349 1,0449

-2,38000* ,59904 ,011 -3,9199 -,8401

4,50000* ,59904 ,001 2,9601 6,0399

-2,83000* ,59904 ,005 -4,3699 -1,2901

-4,99500* ,59904 ,000 -6,5349 -3,4551

-6,88000* ,59904 ,000 -8,4199 -5,3401

-4,50000* ,59904 ,001 -6,0399 -2,9601

-3,14000* ,45233 ,001 -4,3027 -1,9773

-3,72000* ,45233 ,000 -4,8827 -2,5573

-1,80000* ,45233 ,011 -2,9627 -,6373

3,04000* ,45233 ,001 1,8773 4,2027

3,14000* ,45233 ,001 1,9773 4,3027

-,58000 ,45233 ,256 -1,7427 ,5827

1,34000* ,45233 ,031 ,1773 2,5027

6,18000* ,45233 ,000 5,0173 7,3427

3,72000* ,45233 ,000 2,5573 4,8827

,58000 ,45233 ,256 -,5827 1,7427

1,92000* ,45233 ,008 ,7573 3,0827

6,76000* ,45233 ,000 5,5973 7,9227

1,80000* ,45233 ,011 ,6373 2,9627

-1,34000* ,45233 ,031 -2,5027 -,1773

-1,92000* ,45233 ,008 -3,0827 -,7573

4,84000* ,45233 ,000 3,6773 6,0027

-3,04000* ,45233 ,001 -4,2027 -1,8773

-6,18000* ,45233 ,000 -7,3427 -5,0173

-6,76000* ,45233 ,000 -7,9227 -5,5973

-4,84000* ,45233 ,000 -6,0027 -3,6773

(J) EkstrakKloroform

Etil asetat

Butanol

Air

Heksana

Etil asetat

Butanol

Air

Heksana

Kloroform

Butanol

Air

Heksana

Kloroform

Etil asetat

Air

Heksana

Kloroform

Etil asetat

Butanol

Kloroform

Etil asetat

Butanol

Air

Heksana

Etil asetat

Butanol

Air

Heksana

Kloroform

Butanol

Air

Heksana

Kloroform

Etil asetat

Air

Heksana

Kloroform

Etil asetat

Butanol

(I) EkstrakHeksana

Kloroform

Etil asetat

Butanol

Air

Heksana

Kloroform

Etil asetat

Butanol

Air

Dependent VariableDiameter HambatBakteri E.coli

Diameter HambatBakteri B.subtilis

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Page 108: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

92

Lampiran 9. Hasil Skrining Fitokimia terhadap Ekstrak Buah Gambas

Keterangan : (-) = tidak ada perubahan, (+) terjadi perubahan atau positif senyawa uji

Perubahan yang Terjadi pada Waktu Pengujian Pengujian Golongan Senyawa

Test yang Dilakukan

Perubahan Berdasarkan Teori (jika ekstrak terdapat golongan

senyawa uji). Ekstrak Metanol

Ekstrak Heksana

Ekstrak Kloroform

Ekstrak Etil asetat

Ekstrak Butanol

1. Alkaloid

Test Wagner

Terjadi Endapan . Endapan (+) (-) Endapan (+) (-) Endapan (+)

2. Fenolat Test FeCl3 Terjadi perubahan warna menjadi merah ungu, biru/hitam.

Hijau kecoklatan (+)

(-) Hijau (+) Hijau tua (+)

Coklat kehijauan (+)

3. Saponin

Test busa Terbentuk busa yang stabil selama ± 30 menit.

Terbentuk busa stabil (+)

(-) (-) Terbentuk busa stabil

(+)

(-)

Test FeCl3 Terjadi perubahan warna menjadi biru kehitaman (tanin terhidrolisa), hijau kecoklatan (tanin terkondensasi), selain warna tersebut (polifenol).

Hijau kecoklatan (+)

(-)

Hijau (+) Hijau (+) Hijau kecoklatan (+)

4.Tanin dan polifenol

Test Gelatin

Terbentuk endapan. Terbentuk endapan (+)

(-)

Terbentuk endapan (+)

Terbentuk endapan

(+)

Terbentuk endapan (+)

5.Flavonoid

Test HCl dan dipanaskan

Perubahan warna menjadi merah kuat/violet/ungu.

Ungu (+)

(-)

Ungu tua

(+)

Merah hati

(+)

Merah Coklat

(+)

6.Terpenoid Test Vanilin-H2SO4

Terjadi perubahan warna ungu. ungu (+) ungu (+) ungu (+) ungu (+) (-)

92

Page 109: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

93

Lampiran 10. Hasil KLT Ekstrak Etil Asetat.

Dari hasil pengujian plat KLT setelah penyemprotan reagen spesifik

didapatkan sejumlah noda dengan nilai Rf dan warna tertentu yang diamati

dibawah sinar tampak, UV 254 nm dan UV 365 nm. Penampakkan sejumlah

noda dicocokkan warnanya dengan dasar teori dan hasil pengamatan plat KLT

sebagai berikut :

1. Tabel Hasil pengamatan plat KLT

Keterangan : Rf = Retardation factor, Ket = Keterangan : (-) = negatif senyawa uji, (+) = positif senyawa uji.

Hasil Pengamatan Plat KLT Sinar Tampak Sinar UV 254 nm Sinar UV 365 nm

Reagen Yang Disemprotkan dan Senyawa

yang Diuji Rf Warna Ke

t. Rf Warna K

et.

Rf Warna Ket.

0,13 Coklat pudar

- 0,15

Coklat pudar

- 0,090

Kuning hijau

-

0,33 Coklat pudar

- 0,34

Coklat - 0,38

Biru hijau

-

Tanpa Reagen

0,51

Coklat - 0,82

Biru terang

0,090 Kuning coklat

+ 0,090

Coklat merah

- 0,080

Hijau kuning

+

0,39 Kuning coklat

- 0,41

Coklat merah

- 0,20

Biru terang

-

0,60 Coklat merah

- 0,39

Kuning hijau

+

AlCl3 (flavonoid)

0,95 Coklat merah

- 0,84

Biru terang

-

FeCl3 (Tanin dan Fenolat)

0,18 Hitam abu-abu

+ 0,18 Hitam abu-abu

+ 0,18 Hitam abu-abu

+

0,090 Hitam abu-abu

- 0,090 Hitam abu-abu

- 0,090 Hitam abu-abu

- Vanilin-H2SO4

(Terpenoid)

0,41 Ungu + - - -

0,080 Coklat merah

- 0,090

Hijau kuning

-

0,25 Coklat merah

- 0,25

Biru hijau

+

SbCl3 20% dalam

kloroform (Saponin)

0,55

Biru +

Page 110: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

94

2. Gambar Hasil Pengamatan Uji KLT Ekstrak Etil Asetat. a. Gambar plat KLT dengan Pengembang kloroform : etil asetat (1:1) sebelum

disemprot.

b. Gambar hasil uji KLT senyawa flavonoid (Plat setelah disemprot AlCl3)

Sinar Tampak Sinar UV 254 nm Sinar UV 365 nm

Rf = 0,39

Rf = 0,090 Rf = 0,090

Rf = 0,41

Rf = 0,60

Rf = 0,95

Rf = 0,84

Rf = 0,39

Rf = 0,20

Rf = 0,080

Sinar Tampak Sinar UV 365 nm

Sinar UV 254 nm

Rf = 0,13

Rf = 0,33

Rf = 0,62

Rf = 0,51

Rf = 0,34

Rf = 0,15

Rf = 0,38

Rf = 0,82

Rf = 0,090

Page 111: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

95

c. Gambar hasil uji KLT senyawa Tanin dan Fenolat (Plat setelah disemprot

FeCl3)

d. Gambar hasil uji KLT senyawa Terpenoid (Plat setelah disemprot Vanilin-

H2SO4 )

Sinar Tampak Sinar UV 254 nm Sinar UV 365 nm

Rf = 0,090

Rf = 0,41

Rf = 0,090 Rf = 0,090

Sinar Tampak Sinar UV 365 nm

Sinar UV 254 nm

Rf = 0,18 Rf = 0,18 Rf = 0,18

Page 112: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

96

e. Gambar hasil uji KLT senyawa Saponin (Plat setelah disemprot SbCl3 20%

dalam kloroform)

Sinar Tampak Sinar UV 365 nm

Sinar UV 254 nm

Rf = 0,080

Rf = 0,25

Rf = 0,55

Rf = 0,25

Rf = 0,090

Page 113: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

97

Lampiran 11. Hasil Uji KHM Ekstrak Etil Asetat

Tabel 1. Hasil Uji KHM Ekstrak Etil Asetat (Uji ke-1)

Diameter hambat (mm)

E. coli B. subtilis S. aureus P. aeruginosa

Konsentrasi mg/μL

χ 1 χ 2 χ 1 χ 2 χ 1 χ 2 χ 1 χ 2 13,42 13,33 14,12 13,97 13,63 13,82 13,49 13,16 0,75 13,38 ± 0,07 14,05 ± 0,11 13,73 ± 0,134 13,33 ± 0,23

10,77 11,44 11,71 12,29 11,43 11,12 11,09 10,88 0,30 10,47 ± 1,11 12,00 ± 0,41 11,28 ± 0,219 10,99 ± 0,15 9,85 9,36 8,3 8,74 9,22 9,14 9,93 9,68 0,10 9,61 ± 0,35 8,52 ± 0,31 9,18 ± 0,06 9,81 ± 0,18

7,95 7,9 7,17 7,41 7,36 7,69 7,64 7,35 0,029 7,93 ± 0,04 7,29 ± 0,17 7,53 ± 0,23 7,50 ± 0,20

Keterangan Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Keterangan : diameter lubang = 6 mm Gambar Uji KHM Ekstrak Etil Asetat (Uji ke-1)

Gambar 1 Gambar 2

Keterangan Gambar :

5. Konsentrasi sampel yang dimasukkan ke dalam lubang (searah jarum jam)

adalah 75%, 25%, 50% dan 10% yang setara dengan berat sampel 0,75

mg/lubang, 0,30 mg/lubang, 0,10 mg/lubang dan 0,029 mg/lubang dan lubang

berada di tengah diisi dengan DMSO

Page 114: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

98

Gambar 3 Gambar 4

Karena pada uji pertama konsentrasi terkecil ekstrak etil asetat 0,0286

mg/μL masih menghambat pertumbuhan semua bakteri uji dan belum diketahui

konsentrasi yang sudah tidak menghambat lagi maka dilakukan uji lagi dengan

hasil uji ke-2 sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil Uji KHM Ekstrak Etil Asetat (Uji ke-2)

Diameter hambat (mm)

E. coli B. subtilis S. aureus P. aeruginosa

Konsentrasi mg/μL

χ 1 χ 2 χ 1 χ 2 χ 1 χ 2 χ 1 χ 2 0,10 9,90 10,37 9,42 10,15 9,70 10,36 13,11 12,63 0,050 8,72 8,28 7,97 8,41 8,28 8,57 9,54 9,98 0,030 7,20 7,95 8,21 7,71 7,84 7,92 8,57 8,07 0,020 6,68 7,09 7,36 7,14 7,23 7,44 7,73 7,65 0,010 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00

Keterangan Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 Gambar 8 Keterangan : diameter lubang = 6 mm

Dari tabel 2. dapat disimpulkan bahwa KHM ekstrak etil asetat adalah

0,020 mg/μL atau berat sampel 0,40 mg/lubang untuk keempat bakteri uji,

karena pada konsentrasi 0,010 mg/μL ekstrak sudah tidak menghambat

pertumbuhan pada semua bakteri.

Page 115: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

99

Gambar Uji KHM Ekstrak Etil Asetat (Uji ke-2)

(pada gambar tertera konsentrasi 10% yang sama dengan 0,10 mg/μL dan berlaku

untuk semua konsentrasi)

Gambar 5 Gambar 6

Gambar 7 Gambar 8

Keterangan Gambar :

Konsentrasi sampel yang dimasukkan ke dalam lubang (searah jarum jam)

adalah 10%, 1%, 5%, 3% dan 2% yang setara dengan berat sampel 2,0

mg/lubang, 0,20 mg/lubang, 1,0 mg/lubang, 0,60 mg/lubang dan 0,40

mg/lubang dan lubang yang berada di tengah diisi dengan DMSO

Page 116: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

100

Lampiran 12. Analisa One Way ANOVA Pengaruh Variasi Bakteri pada Masing-Masing Konsentrasi ekstrak pada Penentuan KHM Ekstrak Etil Asetat.

Analisa data dilakukan seperti pada analisa one way ANOVA pengaruh

variasi bakteri pada masing-masing berat sampel ekstrak metanol (Lampiran 5)

dan data dari tabel 2 Lampiran 11 dimasukan sebagai berikut :

IN PUT DATA

Variable View

No Name Type Label variabel Label value 1. EA 0,10 Numeric 8.2 Diameter hambat etil

asetat 0,10 mg/mikro L None

2. EA 0,050 Numeric 8.2 Diameter hambat etil asetat 0,05 mg/mikro L

None

3. EA 0,030 Numeric 8.2 Diameter hambat etil asetat 0,03 mg/mikro L

None

4. EA 0,020 Numeric 8.2 Diameter hambat etil asetat 0,02 mg/mikro L

None

5. EA 0,010 Numeric 8.2 Diameter hambat etil asetat 0,01 mg/mikro L

None

Bakteri Numeric 8.2 Bakteri 1,00 = “ S. aureus” 2,00 = “ P. aeruginosa” 3,00 = “ E. coli” 4,00 = “ B. subtilis”

Data View EA 0,10

EA 0,05

EA 0,03

EA 0,02

EA 0,01

Bakteri

9,90 8,72 7,20 6,68 6,00 3,00 10,37 8,28 7,95 7,09 6,00 3,00 9,42 7,97 8,21 7,36 6,00 4,00 10,15 8,41 7,71 7,14 6,00 4,00 9,70 8,28 7,84 7,23 6,00 1,00 10,36 8,57 7,92 7,44 6,00 1,00 13,11 9,54 8,57 7,73 6,00 2,00 12,63 9,98 8,07 7,65 6,00 2,00

Page 117: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

101

OUT PUT DATA

Descriptives

2 10,0300 ,46669 ,33000 5,8370 14,2230 9,70 10,36

2 12,8700 ,33941 ,24000 9,8205 15,9195 12,63 13,11

2 10,1350 ,33234 ,23500 7,1490 13,1210 9,90 10,37

2 9,7850 ,51619 ,36500 5,1472 14,4228 9,42 10,15

8 10,7050 1,38038 ,48804 9,5510 11,8590 9,42 13,11

2 8,4250 ,20506 ,14500 6,5826 10,2674 8,28 8,57

2 9,7600 ,31113 ,22000 6,9646 12,5554 9,54 9,98

2 8,5000 ,31113 ,22000 5,7046 11,2954 8,28 8,72

2 8,1900 ,31113 ,22000 5,3946 10,9854 7,97 8,41

8 8,7188 ,68954 ,24379 8,1423 9,2952 7,97 9,98

2 7,8800 ,05657 ,04000 7,3718 8,3882 7,84 7,92

2 8,3200 ,35355 ,25000 5,1434 11,4966 8,07 8,57

2 7,5750 ,53033 ,37500 2,8102 12,3398 7,20 7,95

2 7,9600 ,35355 ,25000 4,7834 11,1366 7,71 8,21

8 7,9338 ,39594 ,13999 7,6027 8,2648 7,20 8,57

2 7,3350 ,14849 ,10500 6,0008 8,6692 7,23 7,44

2 7,6900 ,05657 ,04000 7,1818 8,1982 7,65 7,73

2 6,8850 ,28991 ,20500 4,2802 9,4898 6,68 7,09

2 7,2500 ,15556 ,11000 5,8523 8,6477 7,14 7,36

8 7,2900 ,33569 ,11868 7,0094 7,5706 6,68 7,73

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

8 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

S. aures

P.aeruginosa

E. coli

B.subtilis

Total

S. aures

P.aeruginosa

E. coli

B.subtilis

Total

S. aures

P.aeruginosa

E. coli

B.subtilis

Total

S. aures

P.aeruginosa

E. coli

B.subtilis

Total

S. aures

P.aeruginosa

E. coli

B.subtilis

Total

Diameter hambat etilasetat 0,10 mg/mikro L

Diameter hambat etilasetat 0,050 mg/mikro L

Diameter hambat etilasetat 0,030 mg/mikro L

Diameter hambat etilasetat 0,020 mg/mikro L

Diameter hambat etilasetat 0,010 mg/mikro L

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

ANOVA

12,628 3 4,209 23,718 ,005

,710 4 ,177

13,338 7

2,996 3 ,999 12,015 ,018

,332 4 ,083

3,328 7

,563 3 ,188 1,404 ,364

,534 4 ,134

1,097 7

,655 3 ,218 6,545 ,051

,134 4 ,033

,789 7

,000 3 ,000 . .

,000 4 ,000

,000 7

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Diameter hambat etilasetat 0,10 mg/mikro L

Diameter hambat etilasetat 0,050 mg/mikro L

Diameter hambat etilasetat 0,030 mg/mikro L

Diameter hambat etilasetat 0,020 mg/mikro L

Diameter hambat etilasetat 0,010 mg/mikro L

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Page 118: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

102

Multiple Comparisons

LSD

-2,84000* ,42128 ,003 -4,0097 -1,6703

-,10500 ,42128 ,815 -1,2747 1,0647

,24500 ,42128 ,592 -,9247 1,4147

2,84000* ,42128 ,003 1,6703 4,0097

2,73500* ,42128 ,003 1,5653 3,9047

3,08500* ,42128 ,002 1,9153 4,2547

,10500 ,42128 ,815 -1,0647 1,2747

-2,73500* ,42128 ,003 -3,9047 -1,5653

,35000 ,42128 ,453 -,8197 1,5197

-,24500 ,42128 ,592 -1,4147 ,9247

-3,08500* ,42128 ,002 -4,2547 -1,9153

-,35000 ,42128 ,453 -1,5197 ,8197

-1,33500* ,28829 ,010 -2,1354 -,5346

-,07500 ,28829 ,808 -,8754 ,7254

,23500 ,28829 ,461 -,5654 1,0354

1,33500* ,28829 ,010 ,5346 2,1354

1,26000* ,28829 ,012 ,4596 2,0604

1,57000* ,28829 ,006 ,7696 2,3704

,07500 ,28829 ,808 -,7254 ,8754

-1,26000* ,28829 ,012 -2,0604 -,4596

,31000 ,28829 ,343 -,4904 1,1104

-,23500 ,28829 ,461 -1,0354 ,5654

-1,57000* ,28829 ,006 -2,3704 -,7696

-,31000 ,28829 ,343 -1,1104 ,4904

-,44000 ,36553 ,295 -1,4549 ,5749

,30500 ,36553 ,451 -,7099 1,3199

-,08000 ,36553 ,837 -1,0949 ,9349

,44000 ,36553 ,295 -,5749 1,4549

,74500 ,36553 ,111 -,2699 1,7599

,36000 ,36553 ,380 -,6549 1,3749

-,30500 ,36553 ,451 -1,3199 ,7099

-,74500 ,36553 ,111 -1,7599 ,2699

-,38500 ,36553 ,352 -1,3999 ,6299

,08000 ,36553 ,837 -,9349 1,0949

-,36000 ,36553 ,380 -1,3749 ,6549

,38500 ,36553 ,352 -,6299 1,3999

-,35500 ,18269 ,124 -,8622 ,1522

,45000 ,18269 ,069 -,0572 ,9572

,08500 ,18269 ,666 -,4222 ,5922

,35500 ,18269 ,124 -,1522 ,8622

,80500* ,18269 ,012 ,2978 1,3122

,44000 ,18269 ,074 -,0672 ,9472

-,45000 ,18269 ,069 -,9572 ,0572

-,80500* ,18269 ,012 -1,3122 -,2978

-,36500 ,18269 ,116 -,8722 ,1422

-,08500 ,18269 ,666 -,5922 ,4222

-,44000 ,18269 ,074 -,9472 ,0672

,36500 ,18269 ,116 -,1422 ,8722

(J) Bakteri

P.aeruginosa

E. coli

B.subtilis

S. aures

E. coli

B.subtilis

S. aures

P.aeruginosa

B.subtilis

S. aures

P.aeruginosa

E. coli

P.aeruginosa

E. coli

B.subtilis

S. aures

E. coli

B.subtilis

S. aures

P.aeruginosa

B.subtilis

S. aures

P.aeruginosa

E. coli

P.aeruginosa

E. coli

B.subtilis

S. aures

E. coli

B.subtilis

S. aures

P.aeruginosa

B.subtilis

S. aures

P.aeruginosa

E. coli

P.aeruginosa

E. coli

B.subtilis

S. aures

E. coli

B.subtilis

S. aures

P.aeruginosa

B.subtilis

S. aures

P.aeruginosa

E. coli

(I) Bakteri

S. aures

P.aeruginosa

E. coli

B.subtilis

S. aures

P.aeruginosa

E. coli

B.subtilis

S. aures

P.aeruginosa

E. coli

B.subtilis

S. aures

P.aeruginosa

E. coli

B.subtilis

Dependent Variable

Diameter hambat etilasetat 0,10 mg/mikro L

Diameter hambat etilasetat 0,050 mg/mikro L

Diameter hambat etilasetat 0,030 mg/mikro L

Diameter hambat etilasetat 0,020 mg/mikro L

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Page 119: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

103

Lampiran 13. Analisa One Way ANOVA Pengaruh Variasi Konsentrasi ekstrak pada Masing-Masing Bakteri pada Penentuan KHM Ekstrak Etil Asetat.

Analisa data dilakukan seperti pada analisa one way ANOVA pengaruh

variasi bakteri pada masing-masing berat sampel ekstrak metanol (Lampiran 5)

dan data dari Tabel 2 Lampiran 11 dimasukan sebagai berikut :

IN PUT DATA

Variable View

No

Name Type Label variabel Label value

1. Dhsaur Numeric 8.2 DH S.aureus None 2. Dhpaeru Numeric 8.2 DH P.aeruginosa None 3. Dhecoli Numeric 8.2 DH E.coli None 4. Dhbsubtil Numeric 8.2 DH B.subtilis None 5. Konsent Numeric 8.2 Konsentrasi 1,00 = “EA 0,10 mg/mikro L”

2,00 = “EA 0,050 mg/mikro L ” 3,00 = “EA 0,030 mg/mikro L ” 4,00 = “EA 0,020 mg/mikro L” 5,00 = “EA 0,010 mg/mikro L ”

Data View Dhsaur Dhpaeru Dhecoli Dhbsubtil Konsent 9,70 13,11 9,90 9,42 1,00 10,36 12,63 10,37 10,15 1,00 8,28 9,54 8,72 7,97 2,00 8,57 9,98 8,28 8,41 2,00 7,84 8,57 7,20 8,21 3,00 7,92 8,07 7,95 7,71 3,00 7,23 7,73 6,68 7,36 4,00 7,44 7,65 7,09 7,14 4,00 6,00 6,00 6,00 6,00 5,00 6,00 6,00 6,00 6,00 5,00

Page 120: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

104

OUT PUT DATA

Descriptives

2 10,0300 ,46669 ,33000 5,8370 14,2230 9,70 10,36

2 8,4250 ,20506 ,14500 6,5826 10,2674 8,28 8,57

2 7,8800 ,05657 ,04000 7,3718 8,3882 7,84 7,92

2 7,3350 ,14849 ,10500 6,0008 8,6692 7,23 7,44

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

10 7,9340 1,40467 ,44420 6,9292 8,9388 6,00 10,36

2 12,8700 ,33941 ,24000 9,8205 15,9195 12,63 13,11

2 9,7600 ,31113 ,22000 6,9646 12,5554 9,54 9,98

2 8,3200 ,35355 ,25000 5,1434 11,4966 8,07 8,57

2 7,6900 ,05657 ,04000 7,1818 8,1982 7,65 7,73

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

10 8,9280 2,44391 ,77283 7,1797 10,6763 6,00 13,11

2 10,1350 ,33234 ,23500 7,1490 13,1210 9,90 10,37

2 8,5000 ,31113 ,22000 5,7046 11,2954 8,28 8,72

2 7,5750 ,53033 ,37500 2,8102 12,3398 7,20 7,95

2 6,8850 ,28991 ,20500 4,2802 9,4898 6,68 7,09

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

10 7,8190 1,51691 ,47969 6,7339 8,9041 6,00 10,37

2 9,7850 ,51619 ,36500 5,1472 14,4228 9,42 10,15

2 8,1900 ,31113 ,22000 5,3946 10,9854 7,97 8,41

2 7,9600 ,35355 ,25000 4,7834 11,1366 7,71 8,21

2 7,2500 ,15556 ,11000 5,8523 8,6477 7,14 7,36

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

10 7,8370 1,32580 ,41925 6,8886 8,7854 6,00 10,15

EA 0,10 mg/mikro L

EA 0,050 mg/mikro L

EA 0,030 mg/mikro L

EA 0,020 mg/mikro L

EA 0,010 mg/mikro L

Total

EA 0,10 mg/mikro L

EA 0,050 mg/mikro L

EA 0,030 mg/mikro L

EA 0,020 mg/mikro L

EA 0,010 mg/mikro L

Total

EA 0,10 mg/mikro L

EA 0,050 mg/mikro L

EA 0,030 mg/mikro L

EA 0,020 mg/mikro L

EA 0,010 mg/mikro L

Total

EA 0,10 mg/mikro L

EA 0,050 mg/mikro L

EA 0,030 mg/mikro L

EA 0,020 mg/mikro L

EA 0,010 mg/mikro L

Total

DH S.aureus

DH P.aeruginosa

DH E.coli

DH B.subtilis

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

ANOVA

20,137 4 5,034 43,962 ,000

,573 5 ,115

20,709 9

17,473 4 4,368 76,608 ,000

,285 5 ,057

17,758 9

53,414 4 13,354 196,260 ,000

,340 5 ,068

53,754 9

15,307 4 3,827 37,338 ,001

,512 5 ,102

15,820 9

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

DH E.coli

DH S.aureus

DH P.aeruginosa

DH B.subtilis

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Page 121: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

105

Multiple Comparisons

LSD

1,60500* ,23879 ,001 ,9912 2,2188

2,15000* ,23879 ,000 1,5362 2,7638

2,69500* ,23879 ,000 2,0812 3,3088

4,03000* ,23879 ,000 3,4162 4,6438

-1,60500* ,23879 ,001 -2,2188 -,9912

,54500 ,23879 ,071 -,0688 1,1588

1,09000* ,23879 ,006 ,4762 1,7038

2,42500* ,23879 ,000 1,8112 3,0388

-2,15000* ,23879 ,000 -2,7638 -1,5362

-,54500 ,23879 ,071 -1,1588 ,0688

,54500 ,23879 ,071 -,0688 1,1588

1,88000* ,23879 ,001 1,2662 2,4938

-2,69500* ,23879 ,000 -3,3088 -2,0812

-1,09000* ,23879 ,006 -1,7038 -,4762

-,54500 ,23879 ,071 -1,1588 ,0688

1,33500* ,23879 ,003 ,7212 1,9488

-4,03000* ,23879 ,000 -4,6438 -3,4162

-2,42500* ,23879 ,000 -3,0388 -1,8112

-1,88000* ,23879 ,001 -2,4938 -1,2662

-1,33500* ,23879 ,003 -1,9488 -,7212

3,11000* ,26084 ,000 2,4395 3,7805

4,55000* ,26084 ,000 3,8795 5,2205

5,18000* ,26084 ,000 4,5095 5,8505

6,87000* ,26084 ,000 6,1995 7,5405

-3,11000* ,26084 ,000 -3,7805 -2,4395

1,44000* ,26084 ,003 ,7695 2,1105

2,07000* ,26084 ,001 1,3995 2,7405

3,76000* ,26084 ,000 3,0895 4,4305

-4,55000* ,26084 ,000 -5,2205 -3,8795

-1,44000* ,26084 ,003 -2,1105 -,7695

,63000 ,26084 ,060 -,0405 1,3005

2,32000* ,26084 ,000 1,6495 2,9905

-5,18000* ,26084 ,000 -5,8505 -4,5095

-2,07000* ,26084 ,001 -2,7405 -1,3995

-,63000 ,26084 ,060 -1,3005 ,0405

1,69000* ,26084 ,001 1,0195 2,3605

-6,87000* ,26084 ,000 -7,5405 -6,1995

-3,76000* ,26084 ,000 -4,4305 -3,0895

-2,32000* ,26084 ,000 -2,9905 -1,6495

-1,69000* ,26084 ,001 -2,3605 -1,0195

(J) Konsentrasi(mg/mikro L)EA 0,050 mg/mikro L

EA 0,030 mg/mikro L

EA 0,020 mg/mikro L

EA 0,010 mg/mikro L

EA 0,10 mg/mikro L

EA 0,030 mg/mikro L

EA 0,020 mg/mikro L

EA 0,010 mg/mikro L

EA 0,10 mg/mikro L

EA 0,050 mg/mikro L

EA 0,020 mg/mikro L

EA 0,010 mg/mikro L

EA 0,10 mg/mikro L

EA 0,050 mg/mikro L

EA 0,030 mg/mikro L

EA 0,010 mg/mikro L

EA 0,10 mg/mikro L

EA 0,050 mg/mikro L

EA 0,030 mg/mikro L

EA 0,020 mg/mikro L

EA 0,050 mg/mikro L

EA 0,030 mg/mikro L

EA 0,020 mg/mikro L

EA 0,010 mg/mikro L

EA 0,10 mg/mikro L

EA 0,030 mg/mikro L

EA 0,020 mg/mikro L

EA 0,010 mg/mikro L

EA 0,10 mg/mikro L

EA 0,050 mg/mikro L

EA 0,020 mg/mikro L

EA 0,010 mg/mikro L

EA 0,10 mg/mikro L

EA 0,050 mg/mikro L

EA 0,030 mg/mikro L

EA 0,010 mg/mikro L

EA 0,10 mg/mikro L

EA 0,050 mg/mikro L

EA 0,030 mg/mikro L

EA 0,020 mg/mikro L

(I) Konsentrasi(mg/mikro L)EA 0,10 mg/mikro L

EA 0,050 mg/mikro L

EA 0,030 mg/mikro L

EA 0,020 mg/mikro L

EA 0,010 mg/mikro L

EA 0,10 mg/mikro L

EA 0,050 mg/mikro L

EA 0,030 mg/mikro L

EA 0,020 mg/mikro L

EA 0,010 mg/mikro L

Dependent VariableDH S.aureus

DH P.aeruginosa

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Page 122: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

106

Multiple Comparisons

LSD

1,63500* ,33839 ,005 ,7651 2,5049

2,56000* ,33839 ,001 1,6901 3,4299

3,25000* ,33839 ,000 2,3801 4,1199

4,13500* ,33839 ,000 3,2651 5,0049

-1,63500* ,33839 ,005 -2,5049 -,7651

,92500* ,33839 ,041 ,0551 1,7949

1,61500* ,33839 ,005 ,7451 2,4849

2,50000* ,33839 ,001 1,6301 3,3699

-2,56000* ,33839 ,001 -3,4299 -1,6901

-,92500* ,33839 ,041 -1,7949 -,0551

,69000 ,33839 ,097 -,1799 1,5599

1,57500* ,33839 ,006 ,7051 2,4449

-3,25000* ,33839 ,000 -4,1199 -2,3801

-1,61500* ,33839 ,005 -2,4849 -,7451

-,69000 ,33839 ,097 -1,5599 ,1799

,88500* ,33839 ,047 ,0151 1,7549

-4,13500* ,33839 ,000 -5,0049 -3,2651

-2,50000* ,33839 ,001 -3,3699 -1,6301

-1,57500* ,33839 ,006 -2,4449 -,7051

-,88500* ,33839 ,047 -1,7549 -,0151

1,59500* ,32014 ,004 ,7721 2,4179

1,82500* ,32014 ,002 1,0021 2,6479

2,53500* ,32014 ,001 1,7121 3,3579

3,78500* ,32014 ,000 2,9621 4,6079

-1,59500* ,32014 ,004 -2,4179 -,7721

,23000 ,32014 ,505 -,5929 1,0529

,94000* ,32014 ,032 ,1171 1,7629

2,19000* ,32014 ,001 1,3671 3,0129

-1,82500* ,32014 ,002 -2,6479 -1,0021

-,23000 ,32014 ,505 -1,0529 ,5929

,71000 ,32014 ,077 -,1129 1,5329

1,96000* ,32014 ,002 1,1371 2,7829

-2,53500* ,32014 ,001 -3,3579 -1,7121

-,94000* ,32014 ,032 -1,7629 -,1171

-,71000 ,32014 ,077 -1,5329 ,1129

1,25000* ,32014 ,011 ,4271 2,0729

-3,78500* ,32014 ,000 -4,6079 -2,9621

-2,19000* ,32014 ,001 -3,0129 -1,3671

-1,96000* ,32014 ,002 -2,7829 -1,1371

-1,25000* ,32014 ,011 -2,0729 -,4271

(J) Konsentrasi(mg/mikro L)EA 0,050 mg/mikro L

EA 0,030 mg/mikro L

EA 0,020 mg/mikro L

EA 0,010 mg/mikro L

EA 0,10 mg/mikro L

EA 0,030 mg/mikro L

EA 0,020 mg/mikro L

EA 0,010 mg/mikro L

EA 0,10 mg/mikro L

EA 0,050 mg/mikro L

EA 0,020 mg/mikro L

EA 0,010 mg/mikro L

EA 0,10 mg/mikro L

EA 0,050 mg/mikro L

EA 0,030 mg/mikro L

EA 0,010 mg/mikro L

EA 0,10 mg/mikro L

EA 0,050 mg/mikro L

EA 0,030 mg/mikro L

EA 0,020 mg/mikro L

EA 0,050 mg/mikro L

EA 0,030 mg/mikro L

EA 0,020 mg/mikro L

EA 0,010 mg/mikro L

EA 0,10 mg/mikro L

EA 0,030 mg/mikro L

EA 0,020 mg/mikro L

EA 0,010 mg/mikro L

EA 0,10 mg/mikro L

EA 0,050 mg/mikro L

EA 0,020 mg/mikro L

EA 0,010 mg/mikro L

EA 0,10 mg/mikro L

EA 0,050 mg/mikro L

EA 0,030 mg/mikro L

EA 0,010 mg/mikro L

EA 0,10 mg/mikro L

EA 0,050 mg/mikro L

EA 0,030 mg/mikro L

EA 0,020 mg/mikro L

(I) Konsentrasi(mg/mikro L)EA 0,10 mg/mikro L

EA 0,050 mg/mikro L

EA 0,030 mg/mikro L

EA 0,020 mg/mikro L

EA 0,010 mg/mikro L

EA 0,10 mg/mikro L

EA 0,050 mg/mikro L

EA 0,030 mg/mikro L

EA 0,020 mg/mikro L

EA 0,010 mg/mikro L

Dependent VariableDH E.coli

DH B.subtilis

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Page 123: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

107

Lampiran 14. Hasil Uji KHM dan Penentuan Nilai Banding Ekstrak Etil Asetat terhadap Ampisilin

Untuk menentukan KHM Ampisilin dan nilai banding maka dilakukan

uji antibakteri ampisilin dengan berbagai konsentrasi dan hasil uji sebagai berikut

Tabel 1. Uji Aktivitas Antibakteri Ampisilin

Diameter hambat (mm) Konsentrasi mg/μL

E. coli B. subtilis S. aureus P. aeruginosa

1,5 .10-5 13,01 13,29 12,03 12,46 13,30 13,10 13,49 13,03 7,6.10-6 10,92 10,25 10,16 10,54 10,30 9,94 10,22 10,02 3,8.10-6 9,94 9,86 9,89 10,03 8,64 9,03 9,11 9,48 1,9.10-6 8,08 8,38 8,89 8,75 7,94 8,15 7,51 7,16 1,0.10-6 7,68 7,84 7,79 8,07 7,17 7,30 6,00 6,00 5,0.10-7 7,17 7,30 7,18 7,27 6,00 6,00 6,00 6,00 2,5.10-7 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 1,2.10-7 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00

Keterangan Gambar 1 dan gambar 2

Gambar 3 dan gambar 4

Gambar 5 dan gambar 6

Gambar 7 dan gambar 8

Gambar Uji Aktivitas Antibakteri Ampisilin

(pada gambar tertera konsentrasi 15 ppm yang sama dengan 1,5 .10-5 mg/μL dan

berlaku untuk semua konsentrasi)

a. Bakteri E. coli.

Gambar 1 Gambar 2

Page 124: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

108

b. Bakteri B. subtilis.

Gambar 3 Gambar 4 c. Bakteri S. auerus.

Gambar 5 Gambar 6

Keterangan Gambar :

6. Pada gambar tertera konsentrasi 0,125 ppm yang sama dengan 1,2.10-7

mg/μL dan berlaku untuk semua konsentrasi.

7. konsentrasi yang dimasukkan ke dalam lubang (searah jarum jam) adalah

(gambar kiri) 0,125 ppm, 3,8 ppm, 0,25 ppm, 15 ppm dan tengah diisi

DMSO dan (gambar kanan) 1 ppm, 1,9 ppm, 0,5 ppm,7,6 ppm dan

ditengah diisi DMSO.

Page 125: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

109

d. Bakteri P. aeruginosa.

Gambar 7 Gambar 8

Uji penentuan nilai banding dilakukan bersamaan dengan ekstrak etil

asetat dengan konsentrasi 0,1 mg/μL. Hasil pengujian sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat

Diameter hambat (mm) Konsentrasi Ekstrak etil

asetat E. coli B. subtilis S. aureus P. aeruginosa

10,39 9,93 9,81 9,68 10,88 11,13 11,68 11,96 0,10 mg/μL 10,16±0,23 9,74±0,06 11,01±0,12 11,32±0,38

Page 126: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

110

Lampiran 15. Penentuan KHM Ampisilin Dari Tabel 1 Lampiran 14 didapatkan data sebagai berikut

Tabel 1. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ampisilin

Diameter hambat (mm) Konsentrasi mg/μL

E. coli B. subtilis S. aureus P. aeruginosa

1,5 .10-5 13,01 13,29 12,03 12,46 13,30 13,10 13,49 13,03 7,6.10-6 10,92 10,25 10,16 10,54 10,30 9,94 10,22 10,02 3,8.10-6 9,94 9,86 9,89 10,03 8,64 9,03 9,11 9,48 1,9.10-6 8,08 8,38 8,89 8,75 7,94 8,15 7,51 7,16 1,0.10-6 7,68 7,84 7,79 8,07 7,17 7,30 6,00 6,00 5,0.10-7 7,17 7,30 7,18 7,27 6,00 6,00 6,00 6,00 2,5.10-7 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 1,2.10-7 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00

KHM ditentukan dengan memilih konsentrasi terkecil ekstrak yang

masih menghambat pertumbuhan bakteri uji, contoh pada bakteri B. subtilis

konsentrasi 5.10-7mg/μL merupakan konsentrasi terkecil ampisilin yang masih

dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditandai pada konsentrasi dibawahnya

yaitu konsentrasi 2,5.10-7 mg/μL dan 1,25.10-7 mg/μL ampisilin sudah tidak

menghambat pertumbuhan bakteri B. subtilis lagi. KHM ampisilin untuk bakteri

B. subtilis adalah 5.10-7mg/μL dan KHM ampisilin untuk semua bakteri uji

adalah sebagai berikut sebagai berikut : E.coli 5,0.10-7 mg/μL, B.subtilis 5,0.10-

7mg/μL, S.aureus 1,0.10-6mg/μL, P.aeruginosa 1,9.10-6mg/μL

Page 127: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

111

Lampiran 16. Analisa One Way ANOVA Pengaruh Variasi Konsentrasi Ampisilin pada Masing-Masing Bakteri pada Uji Aktivitas Antibakteri Ampisilin.

Analisa data dilakukan seperti pada analisa one way ANOVA pengaruh

variasi bakteri pada masing-masing berat sampel ekstrak metanol (Lampiran 5)

dan data dari tabel 1 Lampiran 14 dimasukan sebagai berikut :

IN PUT DATA

Variable View

No Name Type Label variabel Label value 1. DHSaur Numeric 8.2 DH (S.aureus) 2. DHpaeru Numeric 8.2 DH (P.aeruginosa) 3. DHecol Numeric 8.2 DH (E.coli) 4. DHBsubtil Numeric 8.2 DH (B.subtilis) 5. Konsentrasi Numeric 8.2 Konsentrasi 1,00 = “1,5.10^ -5”

2,00 = “7,6.10^ -6” 3,00 = “3,8.10^ -6” 4,00 = “1,9.10^ -6” 5,00 = “1,0.10^ -6” 6,00 = “5,0.10^ -7” 7,00 = “2,5.10^ -7” 8,00 = “1,2.10^ -7”

Data View

DHSaur DHpaeru DHecol DHBsubtil Konsentrasi 13,30 13,49 13,01 12,03 1,00 13,10 13,03 13,29 12,46 1,00 10,30 10,22 10,92 10,16 2,00 9,94 10,03 10,25 10,54 2,00 8,64 9,11 9,94 9,89 3,00 9,03 9,48 9,86 10,03 3,00 7,94 7,16 8,08 8,89 4,00 8,15 7,51 8,38 8,75 4,00 7,17 6,00 7,68 7,79 5,00 7,30 6,00 7,84 8,07 5,00 6,00 6,00 7,17 7,18 6,00 6,00 6,00 7,30 7,27 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 7,00 6,00 6,00 6,00 6,00 7,00 6,00 6,00 6,00 6,00 8,00 6,00 6,00 6,00 6,00 8,00

Page 128: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

112

OUT PUT DATA

Descriptives

2 13,2000 ,14142 ,10000 11,9294 14,4706 13,10 13,30

2 10,1200 ,25456 ,18000 7,8329 12,4071 9,94 10,30

2 8,8350 ,27577 ,19500 6,3573 11,3127 8,64 9,03

2 8,0450 ,14849 ,10500 6,7108 9,3792 7,94 8,15

2 7,2350 ,09192 ,06500 6,4091 8,0609 7,17 7,30

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

16 8,1794 2,44014 ,61004 6,8791 9,4796 6,00 13,30

2 13,2600 ,32527 ,23000 10,3376 16,1824 13,03 13,49

2 10,1250 ,13435 ,09500 8,9179 11,3321 10,03 10,22

2 9,2950 ,26163 ,18500 6,9444 11,6456 9,11 9,48

2 7,3350 ,24749 ,17500 5,1114 9,5586 7,16 7,51

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

16 8,0019 2,59305 ,64826 6,6201 9,3836 6,00 13,49

2 13,1500 ,19799 ,14000 11,3711 14,9289 13,01 13,29

2 10,5850 ,47376 ,33500 6,3284 14,8416 10,25 10,92

2 9,9000 ,05657 ,04000 9,3918 10,4082 9,86 9,94

2 8,2300 ,21213 ,15000 6,3241 10,1359 8,08 8,38

2 7,7600 ,11314 ,08000 6,7435 8,7765 7,68 7,84

2 7,2350 ,09192 ,06500 6,4091 8,0609 7,17 7,30

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

16 8,6075 2,38676 ,59669 7,3357 9,8793 6,00 13,29

2 12,2450 ,30406 ,21500 9,5132 14,9768 12,03 12,46

2 10,3500 ,26870 ,19000 7,9358 12,7642 10,16 10,54

2 9,9600 ,09899 ,07000 9,0706 10,8494 9,89 10,03

2 8,8200 ,09899 ,07000 7,9306 9,7094 8,75 8,89

2 7,9300 ,19799 ,14000 6,1511 9,7089 7,79 8,07

2 7,2250 ,06364 ,04500 6,6532 7,7968 7,18 7,27

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

16 8,5663 2,13575 ,53394 7,4282 9,7043 6,00 12,46

1,5.10^-5

7,9.10^-6

3,6.10^-5

1,9.10^-5

1,0.10^-6

5,0.10^-7

2,5.10^-7

1,2.10^-7

Total

1,5.10^-5

7,9.10^-6

3,6.10^-5

1,9.10^-5

1,0.10^-6

5,0.10^-7

2,5.10^-7

1,2.10^-7

Total

1,5.10^-5

7,9.10^-6

3,6.10^-5

1,9.10^-5

1,0.10^-6

5,0.10^-7

2,5.10^-7

1,2.10^-7

Total

1,5.10^-5

7,9.10^-6

3,6.10^-5

1,9.10^-5

1,0.10^-6

5,0.10^-7

2,5.10^-7

1,2.10^-7

Total

DH (S.aureus)

DH (P.aeruginosa)

DH (E.coli)

DH (B.subtilis)

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

ANOVA

89,123 7 12,732 532,296 ,000

,191 8 ,024

89,314 15

100,605 7 14,372 453,469 ,000

,254 8 ,032

100,858 15

85,116 7 12,159 292,031 ,000

,333 8 ,042

85,449 15

68,194 7 9,742 342,575 ,000

,228 8 ,028

68,421 15

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

DH (S.aureus)

DH (P.aeruginosa)

DH (E.coli)

DH (B.subtilis)

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Page 129: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

113

Multiple Comparisons

Dependent Variable: DH (S.aureus)

LSD

3,08000* ,15466 ,000 2,7234 3,4366

4,36500* ,15466 ,000 4,0084 4,7216

5,15500* ,15466 ,000 4,7984 5,5116

5,96500* ,15466 ,000 5,6084 6,3216

7,20000* ,15466 ,000 6,8434 7,5566

7,20000* ,15466 ,000 6,8434 7,5566

7,20000* ,15466 ,000 6,8434 7,5566

-3,08000* ,15466 ,000 -3,4366 -2,7234

1,28500* ,15466 ,000 ,9284 1,6416

2,07500* ,15466 ,000 1,7184 2,4316

2,88500* ,15466 ,000 2,5284 3,2416

4,12000* ,15466 ,000 3,7634 4,4766

4,12000* ,15466 ,000 3,7634 4,4766

4,12000* ,15466 ,000 3,7634 4,4766

-4,36500* ,15466 ,000 -4,7216 -4,0084

-1,28500* ,15466 ,000 -1,6416 -,9284

,79000* ,15466 ,001 ,4334 1,1466

1,60000* ,15466 ,000 1,2434 1,9566

2,83500* ,15466 ,000 2,4784 3,1916

2,83500* ,15466 ,000 2,4784 3,1916

2,83500* ,15466 ,000 2,4784 3,1916

-5,15500* ,15466 ,000 -5,5116 -4,7984

-2,07500* ,15466 ,000 -2,4316 -1,7184

-,79000* ,15466 ,001 -1,1466 -,4334

,81000* ,15466 ,001 ,4534 1,1666

2,04500* ,15466 ,000 1,6884 2,4016

2,04500* ,15466 ,000 1,6884 2,4016

2,04500* ,15466 ,000 1,6884 2,4016

-5,96500* ,15466 ,000 -6,3216 -5,6084

-2,88500* ,15466 ,000 -3,2416 -2,5284

-1,60000* ,15466 ,000 -1,9566 -1,2434

-,81000* ,15466 ,001 -1,1666 -,4534

1,23500* ,15466 ,000 ,8784 1,5916

1,23500* ,15466 ,000 ,8784 1,5916

1,23500* ,15466 ,000 ,8784 1,5916

-7,20000* ,15466 ,000 -7,5566 -6,8434

-4,12000* ,15466 ,000 -4,4766 -3,7634

-2,83500* ,15466 ,000 -3,1916 -2,4784

-2,04500* ,15466 ,000 -2,4016 -1,6884

-1,23500* ,15466 ,000 -1,5916 -,8784

,00000 ,15466 1,000 -,3566 ,3566

,00000 ,15466 1,000 -,3566 ,3566

-7,20000* ,15466 ,000 -7,5566 -6,8434

-4,12000* ,15466 ,000 -4,4766 -3,7634

-2,83500* ,15466 ,000 -3,1916 -2,4784

-2,04500* ,15466 ,000 -2,4016 -1,6884

-1,23500* ,15466 ,000 -1,5916 -,8784

,00000 ,15466 1,000 -,3566 ,3566

,00000 ,15466 1,000 -,3566 ,3566

-7,20000* ,15466 ,000 -7,5566 -6,8434

-4,12000* ,15466 ,000 -4,4766 -3,7634

-2,83500* ,15466 ,000 -3,1916 -2,4784

-2,04500* ,15466 ,000 -2,4016 -1,6884

-1,23500* ,15466 ,000 -1,5916 -,8784

,00000 ,15466 1,000 -,3566 ,3566

,00000 ,15466 1,000 -,3566 ,3566

(J) Konsentrasi7,9.10^-6

3,6.10^-5

1,9.10^-5

1,0.10^-6

5,0.10^-7

2,5.10^-7

1,2.10^-7

1,5.10^-5

3,6.10^-5

1,9.10^-5

1,0.10^-6

5,0.10^-7

2,5.10^-7

1,2.10^-7

1,5.10^-5

7,9.10^-6

1,9.10^-5

1,0.10^-6

5,0.10^-7

2,5.10^-7

1,2.10^-7

1,5.10^-5

7,9.10^-6

3,6.10^-5

1,0.10^-6

5,0.10^-7

2,5.10^-7

1,2.10^-7

1,5.10^-5

7,9.10^-6

3,6.10^-5

1,9.10^-5

5,0.10^-7

2,5.10^-7

1,2.10^-7

1,5.10^-5

7,9.10^-6

3,6.10^-5

1,9.10^-5

1,0.10^-6

2,5.10^-7

1,2.10^-7

1,5.10^-5

7,9.10^-6

3,6.10^-5

1,9.10^-5

1,0.10^-6

5,0.10^-7

1,2.10^-7

1,5.10^-5

7,9.10^-6

3,6.10^-5

1,9.10^-5

1,0.10^-6

5,0.10^-7

2,5.10^-7

(I) Konsentrasi1,5.10^-5

7,9.10^-6

3,6.10^-5

1,9.10^-5

1,0.10^-6

5,0.10^-7

2,5.10^-7

1,2.10^-7

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Page 130: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

114

Multiple Comparisons

Dependent Variable: DH (P.aeruginosa)

LSD

3,13500* ,17803 ,000 2,7245 3,5455

3,96500* ,17803 ,000 3,5545 4,3755

5,92500* ,17803 ,000 5,5145 6,3355

7,26000* ,17803 ,000 6,8495 7,6705

7,26000* ,17803 ,000 6,8495 7,6705

7,26000* ,17803 ,000 6,8495 7,6705

7,26000* ,17803 ,000 6,8495 7,6705

-3,13500* ,17803 ,000 -3,5455 -2,7245

,83000* ,17803 ,002 ,4195 1,2405

2,79000* ,17803 ,000 2,3795 3,2005

4,12500* ,17803 ,000 3,7145 4,5355

4,12500* ,17803 ,000 3,7145 4,5355

4,12500* ,17803 ,000 3,7145 4,5355

4,12500* ,17803 ,000 3,7145 4,5355

-3,96500* ,17803 ,000 -4,3755 -3,5545

-,83000* ,17803 ,002 -1,2405 -,4195

1,96000* ,17803 ,000 1,5495 2,3705

3,29500* ,17803 ,000 2,8845 3,7055

3,29500* ,17803 ,000 2,8845 3,7055

3,29500* ,17803 ,000 2,8845 3,7055

3,29500* ,17803 ,000 2,8845 3,7055

-5,92500* ,17803 ,000 -6,3355 -5,5145

-2,79000* ,17803 ,000 -3,2005 -2,3795

-1,96000* ,17803 ,000 -2,3705 -1,5495

1,33500* ,17803 ,000 ,9245 1,7455

1,33500* ,17803 ,000 ,9245 1,7455

1,33500* ,17803 ,000 ,9245 1,7455

1,33500* ,17803 ,000 ,9245 1,7455

-7,26000* ,17803 ,000 -7,6705 -6,8495

-4,12500* ,17803 ,000 -4,5355 -3,7145

-3,29500* ,17803 ,000 -3,7055 -2,8845

-1,33500* ,17803 ,000 -1,7455 -,9245

,00000 ,17803 1,000 -,4105 ,4105

,00000 ,17803 1,000 -,4105 ,4105

,00000 ,17803 1,000 -,4105 ,4105

-7,26000* ,17803 ,000 -7,6705 -6,8495

-4,12500* ,17803 ,000 -4,5355 -3,7145

-3,29500* ,17803 ,000 -3,7055 -2,8845

-1,33500* ,17803 ,000 -1,7455 -,9245

,00000 ,17803 1,000 -,4105 ,4105

,00000 ,17803 1,000 -,4105 ,4105

,00000 ,17803 1,000 -,4105 ,4105

-7,26000* ,17803 ,000 -7,6705 -6,8495

-4,12500* ,17803 ,000 -4,5355 -3,7145

-3,29500* ,17803 ,000 -3,7055 -2,8845

-1,33500* ,17803 ,000 -1,7455 -,9245

,00000 ,17803 1,000 -,4105 ,4105

,00000 ,17803 1,000 -,4105 ,4105

,00000 ,17803 1,000 -,4105 ,4105

-7,26000* ,17803 ,000 -7,6705 -6,8495

-4,12500* ,17803 ,000 -4,5355 -3,7145

-3,29500* ,17803 ,000 -3,7055 -2,8845

-1,33500* ,17803 ,000 -1,7455 -,9245

,00000 ,17803 1,000 -,4105 ,4105

,00000 ,17803 1,000 -,4105 ,4105

,00000 ,17803 1,000 -,4105 ,4105

(J) Konsentrasi7,9.10^-6

3,6.10^-5

1,9.10^-5

1,0.10^-6

5,0.10^-7

2,5.10^-7

1,2.10^-7

1,5.10^-5

3,6.10^-5

1,9.10^-5

1,0.10^-6

5,0.10^-7

2,5.10^-7

1,2.10^-7

1,5.10^-5

7,9.10^-6

1,9.10^-5

1,0.10^-6

5,0.10^-7

2,5.10^-7

1,2.10^-7

1,5.10^-5

7,9.10^-6

3,6.10^-5

1,0.10^-6

5,0.10^-7

2,5.10^-7

1,2.10^-7

1,5.10^-5

7,9.10^-6

3,6.10^-5

1,9.10^-5

5,0.10^-7

2,5.10^-7

1,2.10^-7

1,5.10^-5

7,9.10^-6

3,6.10^-5

1,9.10^-5

1,0.10^-6

2,5.10^-7

1,2.10^-7

1,5.10^-5

7,9.10^-6

3,6.10^-5

1,9.10^-5

1,0.10^-6

5,0.10^-7

1,2.10^-7

1,5.10^-5

7,9.10^-6

3,6.10^-5

1,9.10^-5

1,0.10^-6

5,0.10^-7

2,5.10^-7

(I) Konsentrasi1,5.10^-5

7,9.10^-6

3,6.10^-5

1,9.10^-5

1,0.10^-6

5,0.10^-7

2,5.10^-7

1,2.10^-7

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Page 131: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

115

Multiple Comparisons

Dependent Variable: DH (B.subtilis)

LSD

1,89500* ,16863 ,000 1,5061 2,2839

2,28500* ,16863 ,000 1,8961 2,6739

3,42500* ,16863 ,000 3,0361 3,8139

4,31500* ,16863 ,000 3,9261 4,7039

5,02000* ,16863 ,000 4,6311 5,4089

6,24500* ,16863 ,000 5,8561 6,6339

6,24500* ,16863 ,000 5,8561 6,6339

-1,89500* ,16863 ,000 -2,2839 -1,5061

,39000* ,16863 ,049 ,0011 ,7789

1,53000* ,16863 ,000 1,1411 1,9189

2,42000* ,16863 ,000 2,0311 2,8089

3,12500* ,16863 ,000 2,7361 3,5139

4,35000* ,16863 ,000 3,9611 4,7389

4,35000* ,16863 ,000 3,9611 4,7389

-2,28500* ,16863 ,000 -2,6739 -1,8961

-,39000* ,16863 ,049 -,7789 -,0011

1,14000* ,16863 ,000 ,7511 1,5289

2,03000* ,16863 ,000 1,6411 2,4189

2,73500* ,16863 ,000 2,3461 3,1239

3,96000* ,16863 ,000 3,5711 4,3489

3,96000* ,16863 ,000 3,5711 4,3489

-3,42500* ,16863 ,000 -3,8139 -3,0361

-1,53000* ,16863 ,000 -1,9189 -1,1411

-1,14000* ,16863 ,000 -1,5289 -,7511

,89000* ,16863 ,001 ,5011 1,2789

1,59500* ,16863 ,000 1,2061 1,9839

2,82000* ,16863 ,000 2,4311 3,2089

2,82000* ,16863 ,000 2,4311 3,2089

-4,31500* ,16863 ,000 -4,7039 -3,9261

-2,42000* ,16863 ,000 -2,8089 -2,0311

-2,03000* ,16863 ,000 -2,4189 -1,6411

-,89000* ,16863 ,001 -1,2789 -,5011

,70500* ,16863 ,003 ,3161 1,0939

1,93000* ,16863 ,000 1,5411 2,3189

1,93000* ,16863 ,000 1,5411 2,3189

-5,02000* ,16863 ,000 -5,4089 -4,6311

-3,12500* ,16863 ,000 -3,5139 -2,7361

-2,73500* ,16863 ,000 -3,1239 -2,3461

-1,59500* ,16863 ,000 -1,9839 -1,2061

-,70500* ,16863 ,003 -1,0939 -,3161

1,22500* ,16863 ,000 ,8361 1,6139

1,22500* ,16863 ,000 ,8361 1,6139

-6,24500* ,16863 ,000 -6,6339 -5,8561

-4,35000* ,16863 ,000 -4,7389 -3,9611

-3,96000* ,16863 ,000 -4,3489 -3,5711

-2,82000* ,16863 ,000 -3,2089 -2,4311

-1,93000* ,16863 ,000 -2,3189 -1,5411

-1,22500* ,16863 ,000 -1,6139 -,8361

,00000 ,16863 1,000 -,3889 ,3889

-6,24500* ,16863 ,000 -6,6339 -5,8561

-4,35000* ,16863 ,000 -4,7389 -3,9611

-3,96000* ,16863 ,000 -4,3489 -3,5711

-2,82000* ,16863 ,000 -3,2089 -2,4311

-1,93000* ,16863 ,000 -2,3189 -1,5411

-1,22500* ,16863 ,000 -1,6139 -,8361

,00000 ,16863 1,000 -,3889 ,3889

(J) Konsentrasi

7,9.10^-6

3,6.10^-5

1,9.10^-5

1,0.10^-6

5,0.10^-7

2,5.10^-7

1,2.10^-7

1,5.10^-5

3,6.10^-5

1,9.10^-5

1,0.10^-6

5,0.10^-7

2,5.10^-7

1,2.10^-7

1,5.10^-5

7,9.10^-6

1,9.10^-5

1,0.10^-6

5,0.10^-7

2,5.10^-7

1,2.10^-7

1,5.10^-5

7,9.10^-6

3,6.10^-5

1,0.10^-6

5,0.10^-7

2,5.10^-7

1,2.10^-7

1,5.10^-5

7,9.10^-6

3,6.10^-5

1,9.10^-5

5,0.10^-7

2,5.10^-7

1,2.10^-7

1,5.10^-5

7,9.10^-6

3,6.10^-5

1,9.10^-5

1,0.10^-6

2,5.10^-7

1,2.10^-7

1,5.10^-5

7,9.10^-6

3,6.10^-5

1,9.10^-5

1,0.10^-6

5,0.10^-7

1,2.10^-7

1,5.10^-5

7,9.10^-6

3,6.10^-5

1,9.10^-5

1,0.10^-6

5,0.10^-7

2,5.10^-7

(I) Konsentrasi

1,5.10^-5

7,9.10^-6

3,6.10^-5

1,9.10^-5

1,0.10^-6

5,0.10^-7

2,5.10^-7

1,2.10^-7

Mean

Difference(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Page 132: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

116

Kesimpulan

Secara umum dengan analisa ANOVA menunjukkan bahwa pada

keempat bakteri uji dengan adanya variasi konsentrasi mempunyai pengaruh

dalam menghambat pertumbuhan bakteri uji, analisa lanjut dengan LSD

menunjukkan bahwa pada keempat bakteri uji dengan adanya variasi konsentrasi

secara umum mempunyai pengaruh yang beda, kecuali pada :

1. Bakteri S. aureus antara konsentrasi 5.10-7 mg/μL dengan 2,5.10-7 mg/μL,

5.10-7 mg/μL dengan 1,25.10-7 mg/μL dan 2,5.10-7 mg/μL dengan 1,25.10-7

mg/μL,

2. Bakteri P. aeruginosa antara konsentrasi 10-6 mg/μL dengan 5.10-7 mg/μL, 10-

6 mg/μL dengan 2,5.10-7mg/μL, 10-6 mg/μL dengan 1,25.10-7 mg/μL, 5.10-7

mg/μL dengan 2,5.10-7 mg/μL, 5.10-7 mg/μL dengan 1,25.10-7 mg/μL dan

2,5.10-7 mg/μL dengan 1,25.10-7 mg/μL,

3. Bakteri E. coli antara konsentrasi 1,9.10-6 mg/μL dengan 10-6 mg/μL dan

2,5.10-7 mg/μL dengan 1,25.10-7 mg/μL,

4. Bakteri B. subtilis antara konsentrasi 2,5.10-7 mg/μL dengan 1,25.10-7 mg/μL,

dengan analisa LSD menunjukkan pengaruh yang sama.

Page 133: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

117

Lampiran 17. Analisa One Way ANOVA Pengaruh Variasi Bakteri Ampisilin pada Masing-Masing Konsentrasi pada Uji Aktivitas Antibakteri Ampisilin.

Analisa data dilakukan seperti pada analisa one way ANOVA pengaruh

variasi bakteri pada masing-masing berat sampel ekstrak metanol (Lampiran 5.)

dan data dari tabel 1. Lampiran 14 dimasukan sebagai berikut :

IN PUT DATA

Variable View

No Name Type Label variabel Label value 1. ampls15 Numeric 8.2 DH amp 1,5.10^ -5 None 2. ampls7.6 Numeric 8.2 DH amp 7,6.10^ -6 None 3. ampls3.8 Numeric 8.2 DH amp 3,8.10^ -6 None 4. ampls1.9 Numeric 8.2 DH amp 1,9.10^ -6 None 5. ampls1 Numeric 8.2 DH amp 1,0.10^ -6 None 6. ampls0.5 Numeric 8.2 DH amp 5,0.10^ -7 None 7. ampls0.25 Numeric 8.2 DH amp 2,5.10^ -7 None 8 Bakteri Numeric 8.2 Bakteri 1,00 = “ S. aureus”

2,00 = “ P. aeruginosa” 3,00 = “ E. coli” 4,00 = “ B. subtilis” 5,00 = “ S. thypi”

.9. ampls0.125 Numeric 8.2 DH amp 1,2.10^ -7

Data View

ampls 15

ampls 7.6

ampls 3.8

ampls 1.9

ampls 1

ampls 0.5

ampls 0.25

Bakteri Ampls 0.125

13,01 10,92 9,94 8,08 8,08 7,17 6,00 3,00 6,00 13,29 10,25 9,86 8,38 8,38 7,30 6,00 3,00 6,00 12,03 10,16 9,89 8,89 7,79 7,18 6,00 4,00 6,00 12,46 10,54 10,03 8,75 8,07 7,27 6,00 4,00 6,00 13,30 10,30 8,64 7,94 7,17 6,00 6,00 1,00 6,00 13,10 9,94 9,03 8,15 7,30 6,00 6,00 1,00 6,00 13,49 10,22 9,11 7,51 6,00 6,00 6,00 2,00 6,00 13,03 10,02 9,48 7,16 6,00 6,00 6,00 2,00 6,00

Page 134: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

118

OUT PUT DATA

Descriptives

2 13,2000 ,14142 ,10000 11,9294 14,4706 13,10 13,30

2 13,2600 ,32527 ,23000 10,3376 16,1824 13,03 13,49

2 13,1500 ,19799 ,14000 11,3711 14,9289 13,01 13,29

2 12,2450 ,30406 ,21500 9,5132 14,9768 12,03 12,46

8 12,9638 ,48509 ,17151 12,5582 13,3693 12,03 13,49

2 10,1200 ,25456 ,18000 7,8329 12,4071 9,94 10,30

2 10,1200 ,14142 ,10000 8,8494 11,3906 10,02 10,22

2 10,5850 ,47376 ,33500 6,3284 14,8416 10,25 10,92

2 10,3500 ,26870 ,19000 7,9358 12,7642 10,16 10,54

8 10,2938 ,31126 ,11005 10,0335 10,5540 9,94 10,92

2 8,8350 ,27577 ,19500 6,3573 11,3127 8,64 9,03

2 9,2950 ,26163 ,18500 6,9444 11,6456 9,11 9,48

2 9,9000 ,05657 ,04000 9,3918 10,4082 9,86 9,94

2 9,9600 ,09899 ,07000 9,0706 10,8494 9,89 10,03

8 9,4975 ,51674 ,18270 9,0655 9,9295 8,64 10,03

2 8,0450 ,14849 ,10500 6,7108 9,3792 7,94 8,15

2 7,3350 ,24749 ,17500 5,1114 9,5586 7,16 7,51

2 8,2300 ,21213 ,15000 6,3241 10,1359 8,08 8,38

2 8,8200 ,09899 ,07000 7,9306 9,7094 8,75 8,89

8 8,1075 ,58368 ,20636 7,6195 8,5955 7,16 8,89

2 7,2350 ,09192 ,06500 6,4091 8,0609 7,17 7,30

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

2 8,2300 ,21213 ,15000 6,3241 10,1359 8,08 8,38

2 7,9300 ,19799 ,14000 6,1511 9,7089 7,79 8,07

8 7,3488 ,92472 ,32694 6,5757 8,1218 6,00 8,38

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

2 7,2350 ,09192 ,06500 6,4091 8,0609 7,17 7,30

2 7,2250 ,06364 ,04500 6,6532 7,7968 7,18 7,27

8 6,6150 ,65883 ,23293 6,0642 7,1658 6,00 7,30

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

8 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

2 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

8 6,0000 ,00000 ,00000 6,0000 6,0000 6,00 6,00

S.aureus

P.aeruginosa

E.coli

B.subtilis

Total

S.aureus

P.aeruginosa

E.coli

B.subtilis

Total

S.aureus

P.aeruginosa

E.coli

B.subtilis

Total

S.aureus

P.aeruginosa

E.coli

B.subtilis

Total

S.aureus

P.aeruginosa

E.coli

B.subtilis

Total

S.aureus

P.aeruginosa

E.coli

B.subtilis

Total

S.aureus

P.aeruginosa

E.coli

B.subtilis

Total

S.aureus

P.aeruginosa

E.coli

B.subtilis

Total

DH amp 1,5.10^ -5

DH amp 7,6.10^ -6

DH amp 3,8.10^ -6

DH amp 1,9.10^ -6

DH amp 1,0.10^ -6

DH amp 5,0.10^ -7

DH amp 2,5.10^ -7

DH amp 1,2.10^ -7

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Page 135: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

119

ANOVA

1,390 3 ,463 7,197 ,043

,257 4 ,064

1,647 7

,297 3 ,099 1,037 ,466

,381 4 ,095

,678 7

1,712 3 ,571 14,490 ,013

,157 4 ,039

1,869 7

2,247 3 ,749 21,691 ,006

,138 4 ,035

2,385 7

5,893 3 1,964 84,807 ,000

,093 4 ,023

5,986 7

3,026 3 1,009 322,763 ,000

,012 4 ,003

3,038 7

,000 3 ,000 . .

,000 4 ,000

,000 7

,000 3 ,000 . .

,000 4 ,000

,000 7

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

DH amp 1,5.10^ -5

DH amp 7,6.10^ -6

DH amp 3,8.10^ -6

DH amp 1,9.10^ -6

DH amp 1,0.10^ -6

DH amp 5,0.10^ -7

DH amp 2,5.10^ -7

DH amp 1,2.10^ -7

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Multiple Comparisons

Dependent Variable: DH amp 1,5.10^ -5

LSD

-,06000 ,25370 ,825 -,7644 ,6444

,05000 ,25370 ,853 -,6544 ,7544

,95500* ,25370 ,020 ,2506 1,6594

,06000 ,25370 ,825 -,6444 ,7644

,11000 ,25370 ,687 -,5944 ,8144

1,01500* ,25370 ,016 ,3106 1,7194

-,05000 ,25370 ,853 -,7544 ,6544

-,11000 ,25370 ,687 -,8144 ,5944

,90500* ,25370 ,023 ,2006 1,6094

-,95500* ,25370 ,020 -1,6594 -,2506

-1,01500* ,25370 ,016 -1,7194 -,3106

-,90500* ,25370 ,023 -1,6094 -,2006

(J) BakteriP.aeruginosa

E.coli

B.subtilis

S.aureus

E.coli

B.subtilis

S.aureus

P.aeruginosa

B.subtilis

S.aureus

P.aeruginosa

E.coli

(I) BakteriS.aureus

P.aeruginosa

E.coli

B.subtilis

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Page 136: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

120

Multiple Comparisons

Dependent Variable: DH amp 7,6.10^ -6

LSD

,00000 ,30881 1,000 -,8574 ,8574

-,46500 ,30881 ,207 -1,3224 ,3924

-,23000 ,30881 ,498 -1,0874 ,6274

,00000 ,30881 1,000 -,8574 ,8574

-,46500 ,30881 ,207 -1,3224 ,3924

-,23000 ,30881 ,498 -1,0874 ,6274

,46500 ,30881 ,207 -,3924 1,3224

,46500 ,30881 ,207 -,3924 1,3224

,23500 ,30881 ,489 -,6224 1,0924

,23000 ,30881 ,498 -,6274 1,0874

,23000 ,30881 ,498 -,6274 1,0874

-,23500 ,30881 ,489 -1,0924 ,6224

(J) BakteriP.aeruginosa

E.coli

B.subtilis

S.aureus

E.coli

B.subtilis

S.aureus

P.aeruginosa

B.subtilis

S.aureus

P.aeruginosa

E.coli

(I) BakteriS.aureus

P.aeruginosa

E.coli

B.subtilis

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

Multiple Comparisons

Dependent Variable: DH amp 3,8.10^ -6

LSD

-,46000 ,19843 ,081 -1,0109 ,0909

-1,06500* ,19843 ,006 -1,6159 -,5141

-1,12500* ,19843 ,005 -1,6759 -,5741

,46000 ,19843 ,081 -,0909 1,0109

-,60500* ,19843 ,038 -1,1559 -,0541

-,66500* ,19843 ,029 -1,2159 -,1141

1,06500* ,19843 ,006 ,5141 1,6159

,60500* ,19843 ,038 ,0541 1,1559

-,06000 ,19843 ,777 -,6109 ,4909

1,12500* ,19843 ,005 ,5741 1,6759

,66500* ,19843 ,029 ,1141 1,2159

,06000 ,19843 ,777 -,4909 ,6109

(J) BakteriP.aeruginosa

E.coli

B.subtilis

S.aureus

E.coli

B.subtilis

S.aureus

P.aeruginosa

B.subtilis

S.aureus

P.aeruginosa

E.coli

(I) BakteriS.aureus

P.aeruginosa

E.coli

B.subtilis

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Page 137: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

121

Multiple Comparisons

Dependent Variable: DH amp 1,9.10^ -6

LSD

,71000* ,18581 ,019 ,1941 1,2259

-,18500 ,18581 ,376 -,7009 ,3309

-,77500* ,18581 ,014 -1,2909 -,2591

-,71000* ,18581 ,019 -1,2259 -,1941

-,89500* ,18581 ,009 -1,4109 -,3791

-1,48500* ,18581 ,001 -2,0009 -,9691

,18500 ,18581 ,376 -,3309 ,7009

,89500* ,18581 ,009 ,3791 1,4109

-,59000* ,18581 ,034 -1,1059 -,0741

,77500* ,18581 ,014 ,2591 1,2909

1,48500* ,18581 ,001 ,9691 2,0009

,59000* ,18581 ,034 ,0741 1,1059

(J) BakteriP.aeruginosa

E.coli

B.subtilis

S.aureus

E.coli

B.subtilis

S.aureus

P.aeruginosa

B.subtilis

S.aureus

P.aeruginosa

E.coli

(I) BakteriS.aureus

P.aeruginosa

E.coli

B.subtilis

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Multiple Comparisons

Dependent Variable: DH amp 1,0.10^ -6

LSD

1,23500* ,15219 ,001 ,8124 1,6576

-,99500* ,15219 ,003 -1,4176 -,5724

-,69500* ,15219 ,010 -1,1176 -,2724

-1,23500* ,15219 ,001 -1,6576 -,8124

-2,23000* ,15219 ,000 -2,6526 -1,8074

-1,93000* ,15219 ,000 -2,3526 -1,5074

,99500* ,15219 ,003 ,5724 1,4176

2,23000* ,15219 ,000 1,8074 2,6526

,30000 ,15219 ,120 -,1226 ,7226

,69500* ,15219 ,010 ,2724 1,1176

1,93000* ,15219 ,000 1,5074 2,3526

-,30000 ,15219 ,120 -,7226 ,1226

(J) BakteriP.aeruginosa

E.coli

B.subtilis

S.aureus

E.coli

B.subtilis

S.aureus

P.aeruginosa

B.subtilis

S.aureus

P.aeruginosa

E.coli

(I) BakteriS.aureus

P.aeruginosa

E.coli

B.subtilis

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Page 138: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

122

Multiple Comparisons

Dependent Variable: DH amp 5,0.10^ -7

LSD

,00000 ,05590 1,000 -,1552 ,1552

-1,23500* ,05590 ,000 -1,3902 -1,0798

-1,22500* ,05590 ,000 -1,3802 -1,0698

,00000 ,05590 1,000 -,1552 ,1552

-1,23500* ,05590 ,000 -1,3902 -1,0798

-1,22500* ,05590 ,000 -1,3802 -1,0698

1,23500* ,05590 ,000 1,0798 1,3902

1,23500* ,05590 ,000 1,0798 1,3902

,01000 ,05590 ,867 -,1452 ,1652

1,22500* ,05590 ,000 1,0698 1,3802

1,22500* ,05590 ,000 1,0698 1,3802

-,01000 ,05590 ,867 -,1652 ,1452

(J) BakteriP.aeruginosa

E.coli

B.subtilis

S.aureus

E.coli

B.subtilis

S.aureus

P.aeruginosa

B.subtilis

S.aureus

P.aeruginosa

E.coli

(I) BakteriS.aureus

P.aeruginosa

E.coli

B.subtilis

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Kesimpulan

Hasil Analisa ANOVA secara umum menunjukkan konsentrasi 1,5 10-5

mg/μL, 3,8.10-6 mg/μL, 1,9.10-6 mg/μL, 10-6 mg/μL dan 5.10-7 mg/μL dengan

adanya variasi bakteri mempunyai pengaruh dalam menghambat pertumbuhan

bakteri uji dan pada konsentrasi 7,6.10-6 mg/μL adanya variasi bakteri

menunjukkan tidak berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan bakteri uji.

Analisa lebih lanjut dengan LSD menunjukkan pada :

1. konsentrasi 1,5 10-5 mg/μL antara bakteri S. aureus dengan P. aeruginosa,

S. aureus dengan E. coli, dan E. coli dengan P. aeruginosa,

2. konsentrasi 3,8.10-6 mg/μL antara bakteri S. aureus dengan P. aeruginosa dan

bakteri B. subtilis dengan E. coli,

3. Konsentrasi 1,9.10-6 mg/μL antara bakteri S. aureus dengan E. coli,

4. konsentrasi 10-6mg/μL antara bakteri E. coli dengan B. subtilis, dan

5. konsentrasi 5.10-7mg/μL antara bakteri S. aureus dengan P. aeruginosa dan

bakteri B. subtilis dengan E. coli

dengan adanya variasi bakteri menunjukkan pengaruh yang sama

Page 139: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

123

Lampiran 18. Perhitungan Nilai Banding

Untuk menghitung nilai banding ekstrak terlebih dahulu dilakukan

perhitungan rata-rata diameter hambat dan logaritma konsentrasi sampel dari

pengujian aktivitas antibakteri ampisilin (data dari Tabel 1. Lampiran 14.). Hasil

perhitungan diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil Perhitungan Rata-Rata Diameter Hambat dan Logaritma Konsentrasi Sampel

Bakteri Logaritma

Konsentrasi (mg/μL)

Rata-Rata Diameter

Hambat (mm)

-4,8 13,20 -5,1 10,60 -5,4 9,91 -5,7 8,23 -6,0 7,76 -6,3 7,24

E. coli

-6,6 6,00 -4,8 12,20 -5,1 10,40 -5,4 9,96 -5,7 8,82 -6,0 7,93 -6,3 7,23

B. subtilis

-6,6 6,00 -4,8 13,20 -5,1 10,10 -5,4 8,84 -5,7 8,05 -6,0 7,24

S. aureus

-6,3 6,00 -4,8 13,30 -5,1 10,10 -5,4 9,30 -5,7 7,34

P. aeruginosa

-6,0 6,00 Keterangan: Data yang diambil dari tabel 1 Lampiran 14 adalah data sampai rata-

rata diameter hambat 6 mm yang pertama pada masing-masing bakteri uji.

Page 140: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

124

Dari tabel 1 dibuat grafik standart konsentrasi ampisilin dengan rata-

rata diameter hambat untuk masing-masing bakteri dengan cara memplotkan

sumbu-X dengan logaritma konsentrasi Ampisilin dan sumbu-Y dengan rata-rata

diameter hambat, didapatkan grafik standart dan persamaan garis sebagai berikut :

Grafik 1. Standart Konsentrasi Ampisilin (mg/μL) dengan Rata-Rata Diameter

Hambat (mm) untuk Bakteri E. coli

y = 3,66x + 29,90

R2 = 0,94

0

5

10

15

20

25

30

35

40

-8 -6 -4 -2 0

Log konsentrasi (mg/mikro L)

Rata

-Rata

Dia

mete

r H

am

bat

(mm

)

Grafik 2. Standart Konsentrasi Ampisilin (mg/μL) dengan Rata-Rata Diameter Hambat (mm) untuk Bakteri B. subtilis

y = 3,26x + 27,58

R2 = 0,98

0

5

10

15

20

25

30

35

-8 -6 -4 -2 0

Log Konsentrasi (mg/mikro L)

Rat

a-R

ata

Dia

met

er H

amba

t (m

m)

]

Page 141: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

125

Grafik 3. Standart Konsentrasi Ampisilin (mg/μL) dengan Rata-Rata Diameter Hambat (mm) untuk Bakteri S. aureus

y = 4,40x + 33,41

R2 = 0,93

0

5

10

15

20

25

30

35

40

-8 -6 -4 -2 0 2

Log Konsentrasi (mg/mikro L)

Ra

ta-R

ata

Dia

me

ter

Ha

mb

at

(mm

)

Grafik 4. Standart Konsentrasi Ampisilin (mg/μL) dengan Rata-Rata Diameter Hambat (mm) untuk Bakteri P. aeruginosa

y = 5,86x + 40,94

R2 = 0,96

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

-8 -6 -4 -2 0 2Log Konsentrasi (mg/mikro L)

Rat

a-R

ata

Dia

met

er H

amb

at

(mm

)

Page 142: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

126

Persamaan garis linear yang didapatkan dari grafik standart untuk

selanjutnya digunakan untuk menghitung konsentrasi ekstrak etil asetat yang

setara dengan konsentrasi ampisilin. Perhitungan dengan memplotkan rata-rata

diameter hambat ekstrak etil asetat konsentrasi 0,1 mg/μL ke persamaan garis

untuk masing-masing bakteri. Persamaan garis linear yang didapat dan rata-rata

diameter hambat ekstrak etil asetat didapatkan dari data uji banding ekstrak etil

asetat (data dari Tabel 2 Lampiran 14) nilainya sebagai berikut :

Tabel 2. Persamaan Garis dan Rata-rata Diameter Hambat Ekstrak Etil Asetat

Konsentrasi 0,10 mg/μL untuk Masing-masing Bakteri

Bakteri Persamaan Garis Rata-rata diameter

hambat ekstrak etil asetat

konsentrasi 0,10 mg/μL

E. coli y = 3,6x + 29,9 10,16±0,23

B. subtilis y = 3,2x + 27,6 9,74±0,06

S. aureus y = 4,4x + 33,4 11,01±0,12

P. aeruginosa y = 5,7x + 40,9 11,32±0,38

Perhitungan konsentrasi etil asetat yang setara dengan ampisilin

untuk masing-masing bakteri sebagai berikut :

Persamaam garis pada masing-masing bakteri secara umum adalah

ABxy +=

Keterangan

x: Logaritma konsentrasi ampisilin

y: Rata-rata diameter hambat

Untuk menghitung konsentrasi ekstrak etil asetat yang setara dengan

ampisilin yaitu dengan menganti nilai y dengan rata-rata diameter hambat ekstrak

etil asetat dan nilai x dicari antilognya untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak

yang setara dengan ampisilin.

Page 143: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

127

Contoh perhitungan untuk bakteri E. coli :

Persamaan garis untuk bakteri E. coli. : y = 3,6 x + 29,9

Rata-rata diameter hambat ekstrak etil asetat untuk bakteri E. coli : 10,16 mm

Sehingga perhitungannya sebagai berikut :

610.2,3log

5,5

6,3

9,2916,10

6,3

9,29

9,296,3

−=

−=

−=

−=

+=

xanti

x

x

yx

xy

Konsentrasi ekstrak etil asetat yang setara dengan ampisilin3,2 .10-6 mg/μL.

Setelah didapatkan konsentrasi ekstrak etil asetat yang setara dengan

ampisilin maka dilakukan perhitungan nilai banding dengan rumus :

%100×=sebenarnyayangasetatetilekstrakikonsentras

ampisilindengansetarayangasetatetilekstrakiKonsentrasBandingNilai

Contoh perhitungan nilai banding untuk bakteri E. coli :

Konsentrasi ekstrak etil asetat yang setara dengan ampisilin = 4,046.10-6 mg/μL

Konsentrasi ekstrak yang sebenarnya = 0,10 mg/μL

Perhitungan :

%0032,0%10010,0

10.2,3 6

=×=

Lmg

Lmg

BandingNilai

µ

µ

Dan Nilai banding ekstrak etil asetat terhadap ampisilin untuk bakteri E. coli

adalah 0,0032 %.

Hasil perhitungan konsentrasi ekstrak etil asetat yang setara dengan

ampisilin dan nilai banding ekstrak etil asetat terhadap ampisilin untuk masing-

masing bakteri sebagai berikut :

Page 144: STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI …/Studi-ak... · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Senyawa-Senyawa Golongan Fenol (Cowan, 1999) ... Reaksi Uji Terpenoid dengan vanillin

128

Tabel 4. Konsentrasi Ekstrak Etil Asetat yang Setara dengan Ampisilin dan Nilai Banding Ekstrak Etil Asetat terhadap Ampisilin

Bakteri Konsentrasi

ekstrak etil asetat yang sebenarnya

Konsentrasi ekstrak etil asetat yang setara dengan ampisilin

Nilai banding terhadap ampisilin

E. coli 0,10 mg/μL 3,2.10-6 mg/μL 0,0032 % B. subtilis 0,10 mg/μL 2,5.10-6 mg/μL 0,0025 % S. aureus 0,10 mg/μL 7,9.10-6 mg/μL 0,0079 % P. aeruginosa 0,10 mg/μL 6,3.10-6 mg/μL 0,0063 %