(studi analisis tafsir al-qur an dengan pendekatan...
TRANSCRIPT
ANGIN DALAM AL-QURAN
(Studi Analisis Tafsir al-Quran dengan Pendekatan Sains)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)
dalam Ilmu Ushuluddin dan Humaniora
Jurusan Tafsir adi
Oleh:
SAIFUL IMAM
134211073
FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2018
.
DEKLARASI
Dengan penuh tanggung jawab dan kejujuran penulis menyatakan
bahwa skripsi ini merupakan hasil penelitian sendiri yang belum
pernah atau diterbitkan oleh orang lain guna memperoleh gelar
kesarjanaan. Demikian juga bahwa skripsi ini tidak berisi pemikiran
orang lain kecuali yang dicantumkan dalam referensi sebagai bahan
rujukan. Demikian deklarasi ini penulis buat dengan sebenarnya.
Semarang, 30 Januari 2018
Penulis
SAIFUL IMAM
NIM: 134211073
ii
.
ANGIN DALAM AL-QURAN
(Studi Analisis Tafsir al-Quran dengan Pendekatan Sains)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Dalam Ilmu Ushuludin
Jurusan Tafsir adi
Oleh:
SAIFUL IMAM
134211073
Semarang,
30 Januari
2018
Disetujui oleh
Pembimbing I
Pembimbing II
iii
.
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 3 (tiga) eksemplar
Hal : Persetujuan Naskah Skripsi
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Ushuludin dan Humaniora
UIN Walisongo Semarang
di Semarang
Assalamualaikum wr. wb.
Setelah membaca, mengadakan koreksi dan perbaikan
sebagaimana mestinya, maka saya menyatakan bahwa skripsi saudara:
Nama : SAIFUL IMAM
NIM : 134211073
Jurusan : Ushuludin/TH
Judul Skripsi :ANGIN DALAM AL-QURAN (Studi
Analisis tafsir al-Quran dengan pendekatan Sains)
Dengan ini telah kami setujui dan mohon agar segera diujikan.
Demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum wr. wb
.
Semarang, 30
Januari 2018
Pembimbing I
Pembimbing II
iv
.
PENGESAHAN Skripsi saudara SAIFUL IMAM No.
Induk 134211073 telah
dimunaqasyahkan oleh Dewan
Penguji Skripsi Fakultas Ushuludin
dan Humaniora Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang, pada
tanggal 18 Januari 2018 dan telah
diterima serta disahkan sebagai salah
satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana (S.1) dalam Ilmu Ushuludin
dan Humaniora, Jurusan Tafsir dan
Hadist.
Ketua
Sidang
Pembimbing I Penguji I
Pembimbing II Penguji II
Sekretaris Sidang
Moh.Masrur, M.Ag
NIP. 19720809 200003 1002
v
.
MOTTO
Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-
tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri
minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang
menyimpannya. (surat al-ijjr:22).
vi
.
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Penulisan transliterasi Arab-latin dalam penelitian ini
menggunakan pedoman transliterasi dari keputusan bersama Menteri
Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 150 tahun
1987 dan No. 0543b/U/1987. Secara garis besar uraiannya sebagai
berikut :
1. Konsonan Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan
Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian
dialambangkan dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan
tanda, dan sebagian lain lagi dengan huruf dan tanda sekaligus. Di
bawah ini daftar huruf Arab itu dan Transliterasinya dengan huruf
latin. Huruf
Arab Nama Huruf Latin Nama
Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan Ba B Be Ta T Te (Sa es (dengan titik di atas Jim J Je (Ha ha (dengan titik di bawah Kha Kh ka dan ha Dal D De (Zal zet (dengan titik di atas Ra R Er Zai Z Zet Sin S Es Syin Sy es dan ye (Sad es (dengan titik di bawah (Dad de (dengan titik di bawah (Ta te (dengan titik di bawah (Za zet (dengan titik di bawah (ain koma terbalik (di atas
vii
.
Gain G Ge Fa F Ef Qaf Q Ki Kaf K Ka Lam L El Mim M Em Nun N En Wau W We Ha H Ha Hamzah Apostrof Ya Y Ye
2. Vokal Vokal adalah bahasa Arab, seperti vokal bahasa
Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal
rangkap atau diftong.
a. Vokal tunggal Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya
berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai
berikut:
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
--- --- Fathah A A
--- --- Kasrah I I
--- --- Dhammah U U
b. Vokal rangkap Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya
berupa gabungan antara harakat dan huruf,
transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
fathah dan ya` ai a-i -- --
-- fathah dan wau au a-u
kataba - yahabu
faala - suila
viii
.
ukira - kaifa -
haula
3. Maddah Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa
harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
Huruf
Arab Nama Huruf Latin Nama
fathah dan alif a dan garis di atas
fathah dan ya a dan garis di atas
kasrah dan ya i dan garis di atas
Dhammah dan wawu U dan garis di atas
Contoh:
qla - ram - qla - yaqlu -
4. Ta Marbutah Transliterasi untuk ta marbutah ada dua:
a. Ta marbutah hidup Ta marbutah yang hidup atau mendapat harakat
fathah, kasrah dan dhammah, transliterasinya adalah /t/.
b. Ta marbutah mati Ta marbutah yang mati atau mendapat harakat
sukun, transliterasinya adalah /h/.
c. Kalau pada kata yang terakhir dengan ta marbutah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al serta bacaan
kedua kata itu terpisah maka ta marbutah itu
ditransliterasikan dengan ha (h).
Contoh:
rauah al-afl - rauatul afl -
ix
.
al-Madnah al-Munawwarah - atau al-Madnatul Munawwarah
alah -
5. Syaddah (Tasydid) Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda
tasydid, dalam transliterasi ini tanda syaddah tersebut
dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan
huruf yang diberi tanda syaddah itu.
Contoh:
rabban - nazzala - al-birr - al-hajj - naama -
6. Kata Sandang Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan huruf namun dalam transliterasi ini kata sandang
dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah dan
kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah.
a. Kata sandang yang diikuti huruf syamsiah Kata sandang yang dikuti oleh huruf syamsiah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf /l/
diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung
mengikuti kata sandang itu.
b. Kata sandang yang diikuti huruf qamariah Kata sandang yang diikuti huruf qamariah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di
depan dan sesuai pula dengan bunyinya.
x
.
Baik diikuti oleh huruf syamsiah maupun huruf
qamariah, kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti
dan dihubungkan dengan kata sandang.
Contoh:
ar-rajulu - as-sayyidatu - asy-syamsu - al-qalamu -
7. Hamzah Dinyatakan di depan bahwa hamzah ditransliterasikan
dengan apostrof, namun itu hanya berlaku bagi hamzah yang
terletak di tengah dan di akhir kata. Bila hamzah itu terletak di
awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab
berupa alif.
Contoh:
- takhuna an-nau - syaiun -
8. Penulisan Kata Pada dasarnya setiap kata, baik fiil, isim maupun harf,
ditulis terpisah, hanya kata-kata tertentu yang penulisannya
dengan huruf Arab sudah lazimnya dirangkaikan dengan kata lain
karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan maka dalam
transliterasi ini penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan
kata lain yang mengikutinya.
Contoh:
Wa innallha lahuwa khair arrziqn Wa innallha lahuwa khairurrziqn
Fa aufu al- kaila wal mzna
xi
.
Fa auful kaila wal mzna
Ibrhm al-khall Ibrhmul khall
Bismillhi majrh wa mursah Walillhi alan nsi hijju al-baiti
Manistaa ilaihi sabl
9. Huruf Kapital Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak
dikenal, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga.
Penggunaan huruf kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD,
di antaranya: huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf
awal nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu
didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf
kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata
sandangnya.
Contoh:
Wa m Muammadun ill rasl Inna awwala baitin wua linnsi lalla bi Bakkata
mubrakatan
Syahru Ramana al-la unzila fihi al-Qurnu, atau
Syahru Ramana al-la unzila fihil Qurnu
Wa laqad rahu bi al-ufuq al-mubni
Alamdu lillhi rabbi al-lamna, atau
Alamdu lillhi rabbil lamna
xii
.
Penggunaan huruf kapital Allah hanya berlaku bila dalam
tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan
itu disatukan dengan kata lain, sehingga ada huruf atau harakat
yang dihilangkan, huruf kapital tidak tidak digunakan.
Contoh:
Narun minallhi wa fatun qarb Lillhi al-amru jaman
Lillhil amru jaman
Wallhu bikulli syain alm
10. Tajwid Bagi mereka yang menginginkan kefashihan dalam
bacaan, pedoman transliterasi ini merupakan bagian yang tak
terpisahkan dengan Ilmu Tajwid. Karena itu, peresmian pedoman
transliterasi Arab Latin (versi Internasional) ini perlu disertai
dengan pedoman tajwid.
xiii
.
UCAPAN TERIMAKASIH
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang, bahwa atas nikmat, rahmat, taufiq, hidayah, serta inayah-
Nya, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul ANGIN DALAM AL-QURAN (Studi
Analisis Tafsir al-Quran dengan Pendekatan Sains), disusun
untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Strata satu (S.1) Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN)
Walisongo Semarang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan
skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan
banyak terima kasih kepada:
1. Yang Terhormat Rektor Universitas Islam Nageri Walisongo
Semarang Prof. Dr. Muhibbin, M. Ag, selaku penanggung jawab
penuh terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar di
lingkungan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
2. Yang Terhormat Dr. Mukhsin Jamil, M. Ag, sebagai Dekan
Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang
yang telah merestui pembahasan skripsi ini.
3. Bapak Mochammad Syaroni, M. Ag dan Hj. Sri Purwaningsih,
M. Ag, selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Tafsir Hadis UIN
Walisongo Semarang yang telah bersedia menjadi teman untuk
berkonsultasi masalah judul pembahasan ini.
4. Bapak Mundhir, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I (Bidang
Materi) dan, Bapak Moh. Masrur, M.Ag selaku Dosen
Pembimbing II (Bidang Metodologi) yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Moh. Masrur, M.Ag selaku wali dosen dan sekaligus
dosen pembimbing yang tak lelah memberi masukan serta terus
xiv
.
mendukung dan selalu memberikan semangat dan arahan serta
bimbingan kepada penulis selama proses studi S.1 ini.
6. Bapak H. Ulin Niam Masruri, M.A, selaku Kepala Perpustakaan
Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang
yang telah memberikan izin dan layanan kepustakaan yang
diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Para Dosen Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo
Semarang yang telah membekali berbagai pengetahuan sehingga
penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi.
8. Teruntuk Keluargaku tercinta, khususnya bapak Munawir yang
masih rela serta tulus ikhlas mendukungku baik dari segi materi
maupun moral. Ibunda tercinta Siti Alfiyah yang tak mungkin
kubalas segala kebaikanya. Kakakku tercinta Amir Hamzah atas
segala kepercayaanya.
9. Yang penulis hormati dan muliakan, Direktur Perguruan Islam
Mathaliul Falah Kajen Margoyoso Pati al-Magfurlah Dr. KH
Sahal Mahfuzd, yang senantiasa mendoakan dan telah
membimbing para santri dengan penuh rasa tulus, ikhlas, sabar,
dan ridha, sehingga penulis mampu menyelesaikan jenjang
pendidikan dengan selesainya penyusunan skripsi ini.
10. Yang penulis hormati dan muliakan, pengasuh Pondok
Pesantren Kulon Banon Kajen Margoyoso Pati al-Magfurlah KH.
M. Numan Thohir beserta keluarga. Yang dengan penuh rasa
tulus, ikhlas, sabar, dan ridha dalam mengajarkan kami berbagai
macam ilmu terutama ilmu KeIslaman.
11. Yang penulis hormati dan muliakan, pengasuh Pondok
Pesantren Madrosatul Quranil Aziziyyah Bringin Ngaliyan
Semarang al-Magfurlah KH Soleh Mahalli AH sekeluarga. Yang
penuh ketelatenan dan sangat sabar dalam membibing penulis
untuk mempelajari al-Quran.
12. Para Guru-Guruku yang selama ini bersedia memberikan ilmu-
ilmunya.
xv
.
13. Sahabat-sahabatku pondok Kulon Banon semua yang tidak bisa
kusebut satu-persatu.
14. Sahabat-sahabatku pondok Pesantren Madrosatul Quranil
Aziziyyah semua yang tidak bisa kusebut satu-persatu
15. Sahabat-sahabatku di lingkungan Fakultas Ushuluddin dan
Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo
Semarang, khususnya Kelas TH. D 2013, TH.c (2013) TH PK
(2013) dan TH.e (2013).
16. Teman-temanku KKN UIN Walisongo ke-67 Posko 2 Desa Bolo
Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali (Abu, Galang, Lea,
Ibnu, Aniq, Nazla, Ifeh,Maimonah, Izza, Masyitoh, Ambar,
Atika, Miftah) khususnya pak Carek dan Bu Carek yang
menerima kami layaknya anak sendiri, semoga kita dipermudah
dalam segala urusannya dan dapat berkumpul kembali.
17. Berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung
telah membantu, baik dukungan moral maupun material dalam
penyusunan skripsi. Semoga Allah membalas kebaikan mereka
semua dengan sebaik-baiknya balasan.
Pada akhirnya peneliti menyadari bahwa penulisan
skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti sebenarnya,
namun peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
peneliti sendiri khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Semarang, 30 Januari 2018
Penulis
SAIFUL IMAM
xvi
.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................... i
HALAMAN DEKLARASI KEASLIAN ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................ v
HALAMAN MOTTO ................................................................... vi
HALAMAN TRANSLITERASI .................................................. vii
HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH .................................. xiv
DAFTAR ISI .............................................................................. xvii
HALAMAN ABSTRAK ............................................................. xix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 10
D. Kajian Kepustakaan ........................................................ 11
E. Metode Penelitian ............................................................ 13
F. Sistematika Penulisan ...................................................... 18
BAB II : GAMBARAN UMUM ANGIN
A. Definisi Angin ................................................................. 20
B. Faktor Terbentuknya Angin ............................................. 23
C. Hubungan Hujan dan Angin ............................................ 28
D. Peran Penting Angin ........................................................ 30
E. Macam-Macam Angin ..................................................... 31
xvii
.
BAB III : ANGIN DALAM AL-QURAN
A. Term Angin dalam al-Quran .......................................... 44
1. Ar-Rh ....................................................................... 56
2. Isrun ...................................................................... 60
3. Az-ariyt ................................................................. 61
4. Al-ifat ................................................................... 63
5. Al-Mursalt ............................................................... 64
B. Penafsiran ayat ................................................................ 65
BAB IV : ANALISIS TENTANG ANGIN DALAM AL-QURAN
A. Macam-macam angin .................................................... 130
1. Term angin dari pengunaanya ................................. 130
2. Term angin dari manfaatnya ................................... 135
B. Dimensi Angin dalam sains ........................................... 137
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................... 146
B. Saran-saran .................................................................... 147
DAFTAR PUSTAKA
xviii
.
ABSTRAK
Al-Quran merupakan sebuah mukjizat ilmiah yang diturunkan
kepada umat manusia. Salah satu mukjizat ilmiah yang menjadi bukti
kebenaran al-Quran adalah penemuan-penemuan ilmiah modern yang
berkaitan dengan angin. Angin dalam dunia sains diartikan sebagai
udara yang bergerak secara vertikal dan horizontal. Dalam al-Quran
angin di ungkapkan dengan berbagai kata. Kata angin dalam al Quran
diungkapkan dengan bentuk mufrod ar-rh dan bentuk jamak ar-riyh,
selain itu terkadang angin juga diungkapkan dengan kata isarun, al-
ariyt, rihukum, al-Mursalt dan al-Asift. Pola seperti ini banyak
dijumpai dalam ayat-ayat al-Quran yang perlu dikaji agar tidak terjadi
kekeliruan dalam memahaminya.
Masalah yang dikemukakan dalam skripsi ini adalah 1).
Bagaimana macam-macam angin dalam al-Quran? 2). Bagaimana
kolerasinya dengan sains modern?.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan
kualitatif. Metode maui (tematik) untuk menjawab rumusan
masalah dengan mengumpulkan ayat-ayat bentuk-bentuk angin.
Dengan metode ini penulis dapat memperoleh gambaran terkait ayat-
ayat bentuk-bentuk angin dalam al-Quran. Penulis juga menggunakan
metode deskriptif-analitik. Dengan cara deskriptif dimaksudkan untuk
mendapatkan gambaran secara utuh terkait penafsiran ayat-ayat
bentuk-bentuk angin yaitu rh,riyh, isrun, al-riyt, rhukum, al-
Mursalt dan al-ifat.
Setelah melakukan penelitian ini penulis berkesimpulan
bahwa angin memiliki macam-macam bentuk. Angin dalam bentuk
mufrod rh memiliki makna negatif sedangkan angin dalam bentuk
jamak riyh memiliki arti positif. Sedangkan dengan ungkapan lain
seperti al-riyt, isrun, dan al-ifat adalah ungkapan untuk angin
badai. Adapun dengan ungkapan rihukum, dan al-Mursalt angin
digambarkan sebagai kekuatan dan juga malaikat. Dalam hal ini,
angin memiliki hubungannya dengan kehidupan saat ini yaitu angin
dapat membantu proses turunnya hujan dan penyerbukan dalam
tumbuh-tumbuhan, serta sebagai gaya penggerak bagi perahu layar.
Sedangkan dalam kekuatan hembusanya sama dengan apa yang
diungkapkan Francis Beufort yang membagi kecepatan angin dari
tingkatan 0 sampai 12.
Kata kunci: al-Quran, angin, kecepatan, sains
xix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran adalah wahyu dari Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad untuk umat manusia. Proses pewahyuan al-
Quran meski secara bertahap tetapi cakupan maknanya
menjangkau keseluruhan ruang dan waktu manusia. Karena itu,
originalitas al-Quran selalu diperhatikan dalam dua hal pokok.
Pertama bagaimana al-Quran selalu koheren dengan kebutuhan
masyarakatnya. Kedua, bagaimana orisinalitas keberadaan al-
Quran tetap terjaga meski penafsiran atasnya berubah-rubah.
Atas dasar tersebut, dapat dipastikan bahwa hampir dalam segala
hal al-Quran berbeda dengan kitab-kitab wahyu sebelumnya,
seperti terlihat dari segi sejarah turun dan proses penyusunanya,
begitu pula dari segi orientasi ajaran-ajarannya.1
Kajian al-Quran selalu mengalami perkembangan dari
setiap masanya seiring dengan akselerasi perkembangan kondisi
sosial-budaya dan peradaban manusia. Hal ini terbukti dengan
munculnya karya-karya tafsir, mulai dari klasik hingga
kontemporer, dan berbagai corak, metode, dan pendekatan yang
digunakan.
Pada dasarnya penafsiran al-Quran dengan pendekatan ilmu
pengetahuan modern sudah mulai dilirik oleh para mufassir
belakangan ini. Mereka beranggapan bahwa sudah bukan
1 Umar Shihab, Kontenkstualitas Al-Quran kajian tematik atas ayat-
ayat hokum dalam Al-Quran.(PT Permadani: Jakarta,2005) cet. 3 h. 179
2
waktunya lagi kaum muslimin menafsirkan al-Quran dengan
menggunakan perangkat filosofis maupun intelektual Yunani dan
lainnya. Kita saat ini berada pada zaman yang telah berubah serta
telah terjadi banyak peristiwa yang menuntut para mufassir untuk
melakukan penafsiran dengan pendekatan-pendekatan modern.
Gagasan dasar yang menjadi pedoman bagi para mufassir
modern adalah al-Quran tidak mungkin mengandung suatu ajaran
yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan, karena kitab Allah
tersebut mencakup semua konsepsi-konsepsi yang ada pada ilmu
pengetahuan baik abad 19 maupun 20, meskipun hal itu kurang di
ketahui oleh mereka yang berpengetahuan terbatas. Maka sudah
menjadi sebuah keharusan al-Quran mulai ditafsirkan dengan
pendekatan-pendekatan yang ada pada masa ini.2
Salah satu pendekatan penafsiran yang digunakan adalah
Tafsir bil Ilmy. Sebagai salah satu corak atau kecenderungan
penafsiran yang menempatkan berbagai terminologi ilmiah
berdasarkan ungkapan-ungkapan dalam ayat-ayat al-Quran, atau
berusaha mendeduksi berbagai ilmu serta pandangan filosofinya
dari ayat-ayat al-Quran. Ada juga yang mendefinisikan sebagai
tafsir yang mencoba memindahkan semua pengetahuan
kemanusiaan yang memungkinkan ke dalam penafsiran al-
Quran.3 Atau ada juga yang mengartikan sebagai tafsir al-Quran
yang mengkhususkan objek kajianya pada ayat-ayat ilmu
2 Ignaz Goldziher. Mazhab Tafsir dari Klasik Hingga Modern. terj M
Alaika Salamullah dkk.( elSAQ Press, Yogyakarta,2003) h. 428 3 Hamdani, Pengantar Studi Al-Quran. ( CV.Karya Abadi Jaya:
semarang, 2005) cet. 1 h. 152
3
pengetahuan, baik yang terkait dengan ilmu alam ataupun ilmu-
ilmu yang lain.4
Salah satu kajian saintifik al-Quran adalah tema-tema yang
berkaitan dengan penemuan ilmiah modern. Seperti dalam bidang
meteorologi dan geofisika, dan lebih khususnya adalah tema yang
berkaitan dengan fenomena angin. Sejak 300 tahun yang lalu, para
saintis Barat seperti Luke Howard, Francis Beaufort, Cleveland
Abbe, dan Vilhelm Bjerknes memang telah berhasil membuat
kajian tentang meteorologi dan geofisika. Meskipun demikian al-
Quran telah membicarakannya lebih kurang 14 abad silam.
Meteorologi merupakan kajian saintifik tentang atmosfer dan
berbagai proses yang berlaku di dalamnya. Ia merupakan suatu
disiplin ilmu yang menghasilkan berbagai kajian sains, seperti
klimatologi, hidrologi, strata vegetasi, botani, zoologi, dan
biografi. Oleh karena itu, dalam disiplin ilmu ini banyak
dibicarakan tentang atmosfer bumi, cahaya, suhu udara, arah
angin, pembentukan awan, radiasi elektromagnetik tekan udara
dan seterusnya.5
Sebagai gambaran di dalam disiplin ilmu meteorologi ada
pembahasan tentang tema angin. Angin adalah udara yang
bergerak akibat adanya perbedaan tekanan udara dengan arah
aliran angin dari tempat yang memiliki tekanan tinggi ke tempat
bertekanan rendah atau dari daerah yang memiliki suhu/
4 Andi Rosadisastra,Metode Tafsir Ayat Sains dan Sosial. (Amzah:
Jakarta,2012) cet 1 h. 47 5 Lajnah pentashih mushaf Al-Quran. Tafsir Tematik Pelestarian
Lingkungan Hidup.( Jakarta,2009) h. 154
4
temperatur rendah ke wilayah bersuhu tinggi.6 Dengan kata lain,
angin adalah arus udara yang terbentuk di antara dua ozon yang
memiliki suhu yang berbeda. Perbedaan suhu di atmosfer
menyebabkan perbedaan tekanan udara, dan mengakibatkan udara
terus-menerus mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
Bila terjadi perbedaan di antara pusat tekanan (yakni suhu
atmosfer) terlalu tinggi arus udara (yakni angin) menjadi sangat
kuat. Demikianlah terbentuknya angin yang merusak misalnya
angin tornado.
Telah sangat dikenal tornado adalah fenomena meteorologis
yang paling dahsyat yang biasanya dikaitkan dengan awan badai.
Salah satu dari manifestasi badai guruh yang merusak. Tornado
terjadi akibat badai guruh yang terbentuk dalam lingkungan geser
angin (wind shear) yang kuat dan kelebihan konvektiv yang besar.
Observasi dengan Doppler menunjukkan bahwa pelopor
(precursor) tornado adalah pertumbuhan mesosiklon yaitu
sirkulasi horizontal yang melintasi jarak sekitar 10 km dengan
nilai vertical berkode 10-2 s-1. Tornado memiliki kecepatan
angin sangat kencang dengan kecepatan mencapai 130 ms (hampir
300 jam). Tornado selalu dikaitkan dengan badai guruh bengis
dan biasanya dengan awan badai.7
6 Nadiah Thayyarah, Buku Pintar Sains dalam Al-Quran. Penerj M
Zainal Arifin dkk (zaman,Jakarta,2013) h. 506 7 E-book: Bayong Tjasyano dan Sri woro B. Harijono. Meteorology
Indonesia II: awan dan hujan monsoon ( badan meteorology klimatologi dan
geofisika, Jakarta. 2012) cet-IV h. 130-133
5
Hampir sejenis dengan tornado angin topan juga merupakan
salah satu dari angin yang sangat dahsyat hembusannya. Angin
topan sering terjadi di daerah yang mempunyai iklim tropis,
terutama di daerah yang dekat dengan garis balik utara dan garis
balik selatan (kecuali yang sangat dekat dengan garis lintang nol
derajat atau garis khatulistiwa). Angin topan berwujud pusaran
angin yang kencang dengan kecepatan angin sekitar 120 km/ jam
atau lebih, bahkan di level tertingginya kecepatan angin topan
mencapai hingga 250 km per jamnya. Luar biasa. Angin topan
biasa muncul ketika pergantian musim.8
Dalam al-Quran juga bisa ditemukan pembahasan tentang
angin, antara lain: dalam Surah al-Araf/7:57, an-Nahl/16:65, al-
Muminun/23:18,an-Nur/24:43, al-Furqan/25:48-50, ar-
Rum/30:48, as-Sajdah/32:27, Fussilat/41:39 dan al-Mulk/67:30.
Dalam surah Al Hijr/15:22 misalnya, Allah berfirman:
Dan kami meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-
tumbuhan) dan kami turunkan hujan dari awan, lalu kami beri
minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukan kamulah yang
menyimpanya.9
8 http://ilmugeografi.com/bencana-alam/angin-topan di akses pada
hari senin jam 14:00 tgl 24 juni 2017. 9 Departemen Agama, al-Quran dan Terjemahnya. Jakarta 1971. h
392
6
Ayat di atas bisa dipandang sebagai hal yang menunjukkan
kepada kita bahwa angin seperti yang diketahui oleh ahli botani
pada zaman modern ini, berpendapat bahwa angin merupakan
faktor penting dalam pembuahan banyak jenis tanaman. Seperti
yang disebutkan dalam al-Quran berabad-abad lalu sebagai alat
pembuahan. Di pihak lain, angin juga merupakan faktor penting
yang mengendalikan awan, menaburinya dengan inti (neclus) dari
kondensasi dan mengumpulkanya di angkasa menjadi hujan. Yang
paling menakjubkan dalam al-Quran sehubungan dengan ini ialah
al-Quran selalu merangkaikan jatuhnya hujan dari angkasa
dengan mengirimkan angin, dengan meniupkanya. Istilah
ilmiahnya adalah konvergensi. Kedua gejala ini, yang ada dalam
ayat di atas dihubungkan satu dengan lainya, adalah uraian yang
sesuai dengan fakta ilmiah modern yang menjadi landasan pokok
orang untuk menerangkan proses terjadinya hujan.10
Dalam ayat
lain yang berbunyi:
Allah, Dialah yang mengirimkan angin, lalu angin itu
mengerakan awan dan Allah mebentangkannya di langit
menurut yang di kehendaki-Nya dan menjadikanya
bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-
10
Muhammad jamaluddin El Fandy, Al-Quran tentang Alam
semesta; terj, Abdul Bar Salim. ( Jakarta,bumi aksara,1991) cet 1 h. 30
7
celahnya, maka apabila hujan turun mengenai hamba-
hambanya yang dikehendakinya tiba-tiba mereka jadi
gembira.(QS Ar Rum: 48).11
Berbeda dengan ayat sebelumnya (Al Hijr/15:22). pada ayat
tersebut, al-Quran telah mengisyaratkan tentang proses yang
terjadi di dalam atmosfer sebelum hujan turun. Dimulai dengan
awan bergerak (dengan bantuan angin), lalu awan membentang,
kemudian bergumpal, dan hujan pun turun.12
Di dalam surat fatir terdapat ayat lain yang berbunyi sebagai
berikut:
Dan Allah, Dialah yang mengirimkan angin; lalu angin itu
menggerakkan awan, Maka Kami halau awan itu ke suatu negeri
yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan
itu. Demikianlah kebangkitan itu.13
Ayat ini menujukan, bahwa setelah memasukkan fakta
ilmiah yang penting al-Quran mengingatkan sekali lagi pada
manusia bahwa kelak akan terjadi hari kebagkitan, sebagai mana
proses terjadinya hujan yang membangkitkan kembali bumi yang
mati.14
11
Departemen Agama, op cit h 648 12
Lajnah pentashih mushaf Al-Quran. Op. cit. h 155 13
Departemen Agama, op cit h 696 14
Muhammad Jamaluddin El Fandy, op. cit. h 33-34
8
Jika diamati dengan seksama semua ayat-ayat di atas
menerangkan dengan tegas bahwa angin membawa kabar
gembira, yaitu hujan. Ilmu pengetahuan modern telah menjelaskan
sejauh mana keharmonisan antara awan, hujan dan angin. Ini
seperti yang telah dipaparkan pada ayat-ayat di atas yang mana di
dalamnya terdapat fakta ilmiah yang sulit untuk disanggah.
Kebanyakan pendapat menyatakan bahwa hujan itu turun
dari langit tanpa terlintas di pikiran seorang pun bahwa anginlah
yang mempengaruhi awan dan menimbulkan hujan. Hal itu
berlangsung sampai ditetapkan dalam ilmu meteorologi akhir-
akhir ini bahwa pengaruh terhadap awan dan hujan yang turun
adalah akibat dari pergerakan angin yang berkumpul di suatu
tempat. Pembagian ilmiah yang terakhir tertuju pada
pengelompokan jenis awan dan hujan yang sifatnya sejalan
dengan arus arah angin yang menimbulkannya.15
Di antara tanda kekuasaan Allah yang sangat besar, dan
menjadi bukti keesaan-Nya bahwa Allah benar-benar esa dan
segala urusan berada pada genggaman-Nya diatur penuh oleh diri-
Nya. Angin adalah gambaran nyata tentang kekuasaan Allah.
Angin bertiup mengikuti perintah-Nya dan dengan seizin-Nya.
Semua tiupan angin itu semua perintah dari Allah terkadang
tiupan angin membawa kabar gembira dan rahmat dari Allah. Di
lain waktu angin juga bisa menjadi azab dan cobaan dari Allah.
15
Muhammad kamil Abdushshamad. Mukjizat ilmiah dalam Al-
Quran. Terj alimin dkk. (Akbar medika saran: Jakarta, 2003) h. 108
9
Angin adalah salah satu dari tanda kekuasaan Allah. Sudah
sepantasnya manusia mengambil pelajaran dan hikmah apa yang
ada di balik kekuasaan Allah melalui angin. Dengan mempelajari
dan melihat gerak angin manusia dapat belajar tentang kekuasaan
dan keagungan Allah. Diaturnya angin adalah nikmat dari Allah
yang sangat besar teruntuk manusia. sebab jika angin tidak diatur
oleh Allah tentu tidak akan ada kehidupan bagi manusia di bumi
ini.
Manfaat dan pengaruh angin sangat besar sekali, tak bisa
dibayangkan bagaimana kehidupan alam dunia tanpa adanya
peran angin, pasti awan tidak akan menurunkan hujannya
disebabkan tidak bertiupnya angin, karena proses terjadinya hujan
adalah berkat bantuan dari bertiup angin. Jikalau awan tak
menurunkan air pasti kehidupan bumi menjadi gersang dan tidak
akan ada tanda-tanda kehidupan.
Jadi bertiupnya angin adalah sebuah nikmat dari Allah yang
sudah seharusnya disyukuri dan diagungkan kebesaranya. Karena
dengan pergerakan angin udara menjadi bersih. Berbagai penyakit
menjadi hilang dan berbagai manfaat yang besar pun datang
seiring dengan bertiupnya angin. Dan semuanya itu diatur oleh
Allah SWT.
Terkadang bertiupnya angin juga sebuah bencana dan
peringatan dari Allah SWT. sebagai siksaan dan hukuman bagi
para pelanggar aturan-aturannya. Angin datang dengan
menghancurkan berbagai hal yang ada di muka bumi, mulai dari
manusia, tumbuhan, dan berbagai binatang. Semua ini sebagai
10
pelajaran dari Allah yang bisa diambil bagi orang yang mau
memahaminya.
Dari pemaparan di atas, menurut hemat penulis sudah cukup
menjadi bukti bahwa penelitian ini menarik untuk dikaji lebih
dalam. Oleh karena itu diperlukan penelitian lebih lanjut tentang
Angin dalam al-Quran (studi analisis tafsir al-Quran dengan
pendekatan sains modern).
B. Rumusan Masalah
Setiap penulisan karya ilmiah disebabkan karena masih ada
permasalahan yang menjadi teka-teki yang belum terpecahkan
ataupun melengkapi wawasan bacaan yang sudah ada. Begitu pula
dalam penulisan skripsi ini, ada beberapa persoalan yang ingin
kami kemukakan, yaitu:
1. Bagaimana macam-macam angin dalam al-Quran?
2. Bagaimana korelasinya dengan sains modern ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
a. untuk mengetahui apa saja macam-macam angin dalam al-
Quran.
b. Untuk mengetahui bagaimana korelasinya dengan sains
modern.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Yaitu guna menambah wawasan mengenai angin dalam
khazanah kepustakaan tafsir al-Quran.
11
b. Manfaat Praktis
Hasil pembahasan ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi yang positif dalam pemahaman angin dalam
kajian al-Quran bagi umat Islam.
D. Kajian Pustaka
Penulis tertarik untuk meneliti permasalahan ini karena
masih belum ditemukan pembahasan khusus mengenai
permasalahan angin dalam dua kajian yang berbeda, yakni kajian
al-Quran dan sains, walaupun penelitian ini lebih terfokus pada
pembahasan al-Quran. Kalaupun ditemukan mengenai
pembahasan ini, hanya dibahas secara terpisah. Sehingga
penelitian ini mencoba untuk membahasnya secara bersamaan.
Bahkan sebenarnya juga masih belum ditemukan pembahasan
mengenai angin yang utuh dalam kajian al-Quran. Jadi,dalam
skripsi ini yang utama penulis ingin membahas angin dalam kajian
al-Quran yang kemudian dianalisis dengan pendekatan sains
modern.
Ada beberapa karya ilmiah mengenai pembahasan ini yang
pernah ditulis lebih dahulu, diantaranya berjudul: Angin dalam al-
Quran (Studi atas penafsiran Tantawi Jauhari dalam kitab Al-
Jawahir Fi Tafsir al-Quran al-Karim). Penelitian ini di tulis oleh
Achmad Fachrur Rozi (2016), mahasiswa Fakultas Ushuluddin
dan Ilmu Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
penelitian ini dibahas menggunakan metode kualitatif dalam
lingkup kajian perspektif Tantawi Jauhari dalam kitab Al-Jawahir
12
Fi Tafsir al-Quran al-Karim. Berbeda dengan apa yang akan
penulis bahas dalam skripsi ini yang akan mengunakan metode
kualitatif dengan pendekatan al-Quran dan sains secara
komprehensif.
Sains dalam al-Quran karya Nadiah Thayyarah
(Jakarta,zaman 2013). Yang mana di dalamnya di jelaskan tentang
mukjizat ilmiah yang terkandung dalam al-Quran. Mulai dari
bidang embriologi, alam semesta, kedokteran, astronomi, bumi
yang mana di dalamnya di jelaskan mengenai angin dan
manfaatnya bagi kehidupan di bumi. Beliau menjelaskan angin
secara umum dalam sains, dan belum membahas tentang angin
dari segi sains dan al-Quran secara rinci.
Bencana Angin Dan Banjir Dalam Al-Quran karya Nikmah
Rasyid Ridha (2013), mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Ilmu
Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.penilitian ini
dibahas dengan metode kualitatif dalam lingkup kajian al-Quran
dan Tafsir, yang mana didalamnya menjelaskan tentang konsep
angin dan banjir sebagai bencana, amat sangat berbeda sekali
dengan apa yang akan penulis bahas.
Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Angin Menurut Muhammad
Quraish Shihab Dalam Tafsir Al Misbah karya Dede Samrotul
Puadah (2016), mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Humaniora
Uin Walisongo Semarang. penelitian ini dibahas dengan metode
kualitatif dalam lingkup kajian al-Quran dan Tafsir, yang mana
didalamnya menjelaskan tentang konsep angin menurut pendapat
13
M Quraish Shihab, hal ini berbeda dengan apa yang akan penulis
bahas.
Ada juga buku Tafsir Tematik (pelestarian lingkungan
hidup). Buku yang di terbitkan oleh lajnah pentashih mushaf al-
Quran Balitbang departemen Agama RI Tahun 2012. Buku ini
didalamnya menjelaskan berbagai tema terkait dengan pelestarian
lingkungan hidup mulai dari eksistensi gunung, eksistensi laut,
eksistensi air, eksistensi awan dan angin, eksistensi tetumbuhan
dan pepohonan, eksistensi binatang, kebersihan lingkungan, term
al-Quran yang terkait dengan kerusakan lingkungan. Semua tema
tadi dibahas hanya sekedar permukaanya saja, jadi sangat amat
berbeda jauh dengan apa yang akan penulis bahas.
E. Metode Penelitian
Dalam penulisan ini, nantinya akan digunakan beberapa
metode sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian pustaka
(library research) dan merupakan jenis penelitian kualitatif,
yaitu sebuah kegiatan mengumpulkan, mengedit,
mengklasifikasikan, mereduksi menguji dan menginterpretasi-
kan sesuai dengan data yang di peroleh.16
Data diambil dari
berbagai sumber tertulis, sumber yang dimaksud adalah berupa
buku-buku, bahan-bahan dokumentasi dan sebagainya.
16
Suwartono, dasa-dasar metodologi penelitian.(andi offset,
yogyakarta. 2014).h. 40
14
2. Sumber Data dan Pengumpulan data
a. Sumber Data
Dalam penelitian ini, penulis mengambil data yang ada
dalam perpustakaan yang terdiri dari data primer dan
sekunder. jenis data primer adalah data pokok yang
berkaitan dan diperoleh secara langsung dari obyek
penelitian, sumber data primer adalah sumber data yang
dapat memberikan data penelitian secara langsung.17
Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan data primer maupun
sekunder yang berkaitan. Sumber primer yang dipilih
adalah al-Quran al-Karim. sedangkan Untuk memeriksa
keabsahan data, digunakan teknik triangulasi, yaitu teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
data dari luar, untuk pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data yang di peroleh.18
Untuk itu dipilih beberapa
karya tafsir: Tafsir al-Misbah karya M Quraish Shihab,
Tafsir al-Jawahir fi Tafsir al-Quran al-Karim karya
Tantawi Jauhari, Tafsir al-Jami li ahkaam al-Quran karya
Imam al-Qurtuby.
Akan tetapi guna untuk menambah wawasan dalam
tafsir, tentu akan pula dimasukkan pendapat-pendapat dari
mufassir-mufassir yang lain.
17
Suharsimin Arikunto,prosedur penelitian suatu pendekatan praktek,
Rieneka Cipta, Jakarta,2002, h 117 18
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Remaja
Rosdakarya, Bandung, 1996). h. 330
15
Sumber data sekunder, yaitu sumber data pendukung
yang mampu atau dapat memberikan informasi data
tambahan. Yaitu berupa hadis-hadis, buku-buku dan kitab-
kitab lainnya yang menunjang dan relevan.
b. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian
kepustakaan (library research), artinya pengumpulan data
yang dilakukan dengan bersumber dari buku-buku, bahan-
bahan dokumentasi dan sebagainya.
Dalam pengumpulan data ada prosedur sistematis yang
digunakan. Adapun pengumpulan data yang digunakan
adalah metode tematik dengan mengumpulkan ayat-ayat
yang berkaitan dengan angin. Metode ini adalah suatu
metode yang memfokuskan penafsiran kepada satu tema
tertentu, dengan cara mengumpulkan ayat-ayat yang
mempunyai kesamaan tema, asbab an-Nuzul, dan kronologi
yang sama, ayat-ayat tersebut dianalisis dan dikaitkan
kesamaanya satu sama lain, serta mengaitkan penafsiranya
dengan hadist-hadist yang berkaitan kemudian disimpulkan
dalam satu tulisan pandangan menyeluruh dan tuntas
menyangkut tema yang dibahas itu.19
Menurut al-Farmawi, hingga kini setidak-tidaknya
terdapat empat macam metode utama dalam penafsiran al-
19
M Quraish Shihab, kaidah tafsir syarat,ketentuan, dan aturan yang
patut anda ketahui dalam memahami al-Quran ( lentera Hati, tangerang,
2013) h. 385
16
Quran, yaitu: metode tahlili, ijmali, muqarin, dan metode
maudui, yang terakhir ini adalah suatu metode tafsir yang
berusaha mencari jawaban al-Quran tentang suatu masalah
tertentu dengan jalan menghimpun seluruh ayat-ayat yang
dimaksud, lalu menganalisisnya lewat ilmu-ilmu bantu
yang relevan dengan masalah yang dibahas, untuk
kemudian melahirkan konsep yang utuh dari al-Quran
tentang masalah tersebut.20
Menurut al-Farmawi langkah-langkah atau cara kerja
metode tafsir maudui dapat dirinci sebagai berikut:
1) Memilih atau menetapkan masalah al-Quran yang
akan dikaji secara maudi (tematik)
2) Melacak dan menghimpun ayat-ayat yang berkaitan
dengan masalah yang telah ditetapkan, ayat Makiyah
dan Madaniyah
3) Menyusun ayat tersebut secara runtut menurut
kronologi masa turunnya, disertai pengetahuan
mengenai latar belakang turunnya ayat atau sebab
turunnya al-Quran atau asbabunnuzul
4) Mengetahui korelasi (munasabah) ayat-ayat tersebut
dalam masing-masing suratnya
5) Menyusun tema bahasan di dalam kerangka yang pas,
sistematis, sempurna dan utuh (out line)
20
Abd.Al-Hayy al-Farmawi, Metode Tafsir Maudui Suatu Pengantar,
terj. Suryan A Jamrah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996, h. 36.
17
6) Melengkapi pembahasan uraian dengan hadits bila
dipandang perlu, sehingga pembahasan menjadi
semakin sempurna dan semakin jelas.
7) Mempelajari ayat-ayat tersebut secara tematik dan
menyeluruh dengan cara menghimpun ayat-ayat yang
mengandung pengertian serupa, mengkompromikan
antara pengertian yang am dan khas antara yang
mutlaq dan yang muqayad, mensingkronkan ayat-
ayat yang lahirnya tampak kontradiktif, menjelaskan
ayat nasikh dan mansukh. Sehingga semua ayat
tersebut bertemu pada satu muara, tanpa perbedaan
dan kontradiksi dan tindakan pemaksaan terhadap
sebagian ayat terhadap makna-makna yang
sebenarnya tidak tepat.21
c. Analisis Data
Untuk menganalisa data temuan atau hal baru dari
penelitian maka diperlukan analisa data. Dalam penelitian
ini, penulis menggunakan analisa data deskriptif-analitik,
yakni menuturkan, menggambarkan dan mengklafikasi
secara objektif data yang dikaji sekaligus
menginterpretasikan dan menganalisa data.22
21
Ibid, h. 45-56 22
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi. Alfabet,Bandung,2016. h 11
18
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan adalah hal yang paling penting dalam
penelitian karena mempunyai peran sebagai alat penyambung
untuk menyatakan garis besar dari masing-masing bab yang saling
berurutan. Hal ini agar dapat melahirkan suatu penelitan yang
lebih baik dan sangat sistematis serta sesuai dengan mekanisme
yang ada. Maka dalam penelitian skripsi ini penulis ingin
membagi dalam lima bab dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
Bab pertama berisi pendahuluan yang merupakan garis besar
dari keseluruhan pola berpikir dan dituangkan dalam konteks yang
jelas serta padat. Atas dasar itu, deskripsi awal diawali dengan
latar belakang masalah yang terangkum di dalamnya tentang
alasan pemilihan judul dan bentuk pokok permasalahannya.
Selanjutnya, untuk memperjelas isi, maka dikemukakan pula
tujuan dan manfaat penulisan, baik ditinjau secara teoritis maupun
praktis. Penjelasan ini akan mengungkap seberapa jauh
signifikansi tulisan ini. Demikian pula metode penulisan diungkap
apa adanya dengan harapan dapat diketahui sumber data, teknik
pengumpulan data, dan analisis data.
Bab Kedua berisi tentang tinjauan umum tentang angin,
manfaat dan musibah bagi kehidupan manusia. Bab ini akan di
susun dengan sistematika pendekatan sains dan ilmu pengetahuan
modern yang meliputi tentang pengetahuan umum pengertian
angin, faktor yang mempengaruhi terjadinya angin serta proses
terjadinya hujan dan angin, dilanjutkan dengan penjelasan fungsi
19
serta peran angin, macam-macam bentuk angin, serta pendapat
para peneliti modern.
Bab Ketiga merupakan pembahasan pokok yang ingin
penulis sampaikan sejak awal, yaitu mengenai angin dalam al-
Quran. Lebih detailnya meliputi pembahasan mengenai term-
term dan ayat-ayat al-Quran yang membahas tentang angin,
asbabun nuzul jika ditemukan, munasabah ayat, dan beberapa
pandangan para mufassir dengan penafsiran sesuai dengan ilmu
pengetahuan pada zamannya.
Bab Keempat berisi tentang tinjauan sains terhadap angin
menurut al-Quran. Dalam bab ini penulis akan mencoba
menganalisa bagaimana kajian angin dalam al-Quran dan
korelasinya dengan sains modern.
Bab kelima merupakan bab penutup yang di dalamnya akan
dikemukakan kesimpulan dari seluruh upaya yang penulis lakukan
dalam penelitian ini. Di samping itu penulis tidak lupa
memberikan bagian untuk saran-saran dari pembaca dan diakhiri
dengan harapan-harapan mengenai apa yang penulis lakukan
supaya mendapat kritik dari pembaca, sehingga dapat mendobrak
penulis untuk mendapatkan kualitas yang lebih baik.
20
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG ANGIN
A. Pengertian Angin
Angin (wind) adalah gerakan (biasanya horizontal) dari
udara relative terhadap permukaan bumi. Sirkulasi atmosfer
secara umum (pola-pola angin dan tekanan dalam setiap tahun
atau setiap musim) disebabkan oleh adanya perbedaan dalam
jumlah radiasi yang diterima permukaan bumi. Akan tetapi, ini
dimodifikasi oleh rotasi bumi, adanya halangan-halangan berupa
gunung, penyebaran daratan dan laut,dan posisi-posisi dari arus
laut. Meskipun pola-pola sirkulasi angin yang dihasilkan bersifat
komplek,mereka dapat disederhanakan menjadi suatu menjadi
suatu rangkaian sabuk-sabuk. Pemanasan permukaan, yang
mencapai titik tertinggi pada ekuator, menciptakan suatu sabuk
bertekanan rendah the intertropical convergence zone (ITCZ,
zona konvergensi interrtropical) ke mana aliran udara dari
belahan bumi utara dan selatan mengumpul. Pada tiap-tiap sisi
dari ITCZ terdapat angin pasat: angin pasat timur laut pada
belahan bumi utara dan angin pasat tenggara pada belahan bumi
selatan. Angin-angin pasat di pisahkan dari angin barat angin
yang dominan pada daerah garis lintang tengah dari kedua belah
bumi oleh sabuk bertekanan tinggi subtropis (garis lintang
kuda), yang terletak antara sekitar 30 dan 35 garis lintang.
21
Dekat dengan kutub-kutub adalah angin timur kutub, dipisahkan
dari angin barat oleh palung-palung bertekanan rendah subkutub.1
Menurut Soekardi Wisnubroto angin adalah pergerakan
udara pada arah horizontal atau hampir horizontal. Sedangkan
pergerakan arah vertical dinamai aliran udara. Angin selalu
bertiup dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang
bertekanan rendah dengan mengikuti hukum Buys-Ballot yaitu di
belahan bumi utara angin membelok ke kanan dan di sebelah
selatan angin membelok ke kiri. Penyimpangan ini disebabkan
oleh perputaran bumi pada porosnya (rotasi). Kekuatan
penyimpangan tersebut disebut kekuatan coriolis. Besarnya
pengaruh kekuatan coriolis tergantung pada kecepatan angin dan
letak geografis suatu tempat. Makin cepat pergerakan angin dan
makin ke utara atau ke selatan dari katulistiwa makin besar
kekuata coriolis yang berarti penyimpangan angin makin besar.
Kekuatan coriolis adalah nol di katulistiwa dan besar di kutub.2
Menurut seorang ahli ilmu cuaca dari Prancis Buys Ballot
mengemukakan dua pernyataan yang dikenal dengan Hukum
Buys Ballot. Menurut Buys Ballot angin adalah massa udara
bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi (maksimum) ke
daerah bertekanan rendah (minimum), di belahan bumi utara
(BBU) arah gerakan angin dibelokkan ke kanan, sedangkan di
belahan bumi selatan (BBS) arah angin dibelokan ke kiri,
1 Elizabeht A Martin, Kamus Sains, terj Ahmad Lintang Lazuardi,
pustaka pelajar,Yogyakarta, 2010. h, 45 2 Soekardi Wisnubroto dkk. Asas-asa meteorologi pertanian. Ghalia,
Jakarta, 1986. h 62
22
Pembelokan arah angin dikarenakan adanya gaya corriolis akibat
dari rotasi bumi.
Menurut Turyanti dan Efendi, angin adalah dinamika
perpindahan massa udara secara mendatar (horizontal), yang pada
umumnya diukur dalam dua para meter yaitu kecepatan dan arah.
Gerak vertical massa udara dapat diabaikan karena gerak vertical
setara dengan gaya grafitasi. Kecepatan angin umumnya di ukur
dengan anemometer sedangkan arah angin diukur dengan panah
angin (wind vane) dan kantong angin (wind sack). Namun seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
pengukuran angin sudah dilakukan dengan mengunakan
teknologi penginderaan.
Angin adalah massa udara yang bergerak akibat adanya
perbedaan tekanan udara dengan arah aliran angin dari tempat
yang memiliki tekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah
atau dari daerah yang memiliki suhu / temperatur rendah ke
wilayah bersuhu tinggi. Selain itu menurut Pariwono dan Manan,
angin didefinisikan sebagai gerakan udara mendatar (horizontal)
yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya
perbedaan tekanan udara ( tekanan tinggi ke tekanan rendah) di
sekitarnya. Gradien tekanan disebabkan oleh adanya perbedaan
suhu udara maka imiplikasinya adalah semakin besar pula angin
yang bertiup atau massa udara yang bergerak menuju satu lokasi
tertentu.
Menurut Ahrens, angin merupakan gerakan udara yang
kekuatanya sangat bergantung pada gradien tekanan dan
23
merupakan proses penting dalam transport panas, kelembapan,
uap air, mikroganisme, dan material lainya dari suatu tempat
menuju tempat lain.
Pergerakan angin sangant sering dikaitkan dengan
mengunakan hukum II Newton tentang gerak dalam berbagai
kerangka acuan. Dimana angin yang bergerak akan senantiasa
mengikuti laju perubahan momentum persatuan waktu.
Pendekatan untuk menentukan arah dan kecepatan angin adalah
analisis dengan mengunakan persamaan momentum untuk massa
udara dalam kerangka acuan non-inersia (geosentris) khususnya
dalam skala besar ( large scale).3
B. Faktor Terbentunya Angin
Angin memiliki hubungan yang sangat erat dengan sinar
matahari karena daerah yang banyak terkena paparan sinar
mentari akan memiliki suhu yang lebih tinggi serta tekanan udara
yang lebih rendah dari daerah lain di sekitarnya sehingga
menyebakan terjadinya aliran udara. Angin juga dapat
disebabkan oleh pergerakan benda sehingga mendorong udara di
sekitarnya untuk bergerak ke tempat lain.
Proses terjadinya merupakan proses yang relevan dengan
fungsi suhu dan unsur cuaca lainnya. Secara umum angin
terbentuk karena gradien tekanan atau slope tekanan udara paada
dua wilayah yang berbeda. Hal ini berkaitn dengan besarnya
3 Sandro Wellyanto Lubis, Angin. Laboratorium Departemen Ilmu
dan Teknologi Kelautan Fakultas perikanan dan Ilmu kelautan Istitut
Pertanian Bogor pdf https://www.scribd.com/mobile/doc/85019707/angin. h
4-5
24
energi panas matahari yang diterima oleh bumi. Jika suatu
wilayah menerima radiasi matahari lebih besar maka suhu udara
yang dimilikinya akan lebih panas dan tekanan udara yang
terbentuk akan lebih rendah. Perbedaan kerapatan massa udara
akan terjadi antara daerah yang menerima energi panas lebih
besar dari daerah yang lain yang lebih sedikit menerima energi
panas, sehingga mengakibatkan terbentuknya aliran udara pada
wilayah tersebut dari tekanan yang lebih tinggi (antilsiklonik)
menuju pusat tekan yang lebih rendah (siklonik). Dengan kata
lain bahwa pada pusat tekanan rendah, tekanan udara di
sekitarnya akan menurun karena udara di sekitarnya berkuarang
akibat dari pemanasan implikasinya adalah udara dingin yang
memiliki massa lebih tinggi (padat) dan yang bertekanan tinggi
akan mengalir menuju daerah yang memiliki tekanan lebih
rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tekanan dan suhu
udara sangat penting dalam proses terjadinya angin.4
Angin juga dapat disebabkan oleh pergerakan benda
sehingga mendorong udara di sekitarnya untuk bergerak ke
tempat lain. Angin buatan dapat dibuat dengan menggunakan
berbagai alat mulai dari yang sederhana hingga yang rumit.
Secara sederhana angin dapat kita ciptakan sendiri dengan
menggunakan telapak tangan, kipas sate, koran, majalah, dan lain
sebagainya dengan cara dikibaskan. Sedangkan secara rumit
angin dapat kita buat dengan kipas angin listrik, pengering
4 Ibid, h 6-7
25
tangan, hair dryer, pompa ban, dan lain sebagainya. Secara alami
kita bisa menggunakan mulut, hidung, lubang dubur, dan
sebagainya untuk menciptakan angin. Udara dapat membawa
partikel bau dari suatu zat sehingga angin dapat membawa bau
atau aroma mulai dari aroma yang sedap hingga aroma yang tidak
sedap di hidung kita. Bau masakan, bau amis, bau laut, bau
sampah, bau bensin, bau gas, bau kentut, bau kotoran, dan lain
sebagainya adalah beberapa contoh bau yang dapat dibawa
angin.5
Selain itu faktor penyebab timbulnya angin adalah adanya
gradien tekanan. Gaya gradien tekanan timbul karena adanya
perbedaan suhu udara. Dalam hal ini hubungan antara permukaan
bumi dalam menerima energi radiasi matahari yang sama tapi
mempunyai laju pemanasan yang berbeda-beda dari satu tempat
ke tempat yang lain. Perbedaan tekanan udara pemanasan terlihat
dari suhu udara yang berada langsung diatas permukaan yang
terpanasi sehingga menyebabkan ketidakseimbangan yang
menimbulkan perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan
tempat yang lain. Gradien tekanan ini akan memicu terjadinya
angin. Atmosfer selalu berusaha membentuk sebaran tekanan
yang seragam, maka massa udara yang padat dari tekanan tinggi
mengalir ke tempat bertekanan rendah dimana massa udaranya
relatif lebih renggang. Kuat atau lemahnya hembusan angin
ditentukan oleh besarnya kelandaian tekanan udara atau dengan
5Miyasu Aprili,https://www.academia.edu/12569645/Makalah_angin_
agroklimatologi. di akses 09/08/2017 jam 11:00 h. 5
26
kata lain kecepatan angin sebanding dengan kelandaian tekanan
udaranya.
Disamping kelandaian tekanan, gerak angin ditentukan oleh
faktor-faktor lain seperti pengaruh rotasi bumi dan gaya gesek
(frictional force) (Pariwono, 1989). Semakin besar perbedaan
tekanan udara maka semakin besar pula kecepatan angin
berhembus (Hasse dan Dobson, 1986 dalam Farita, 2006). Faktor
lain yang berpengaruh dalam pembentukan angin adalah gaya
coriolis. Gaya coriolis timbul akibat rotasi bumi. Gaya coriolis
menyebabkan perubahan gerak angin ke arah kanan pada belahan
bumi bagian utara dan pembelokan angin ke arah kiri pada
belahan bumi bagian selatan.
Arah angin dipengaruhi oleh tiga faktor :
1) Gradien barometrik
2) Rotasi bumi
3) Kekuatan yang menahan (rintangan)
Makin besar gradien barometrik, makin besar pula
kekuatannya. Angin yang besar kekuatannya makin sulit berbelok
arah. Rotasi bumi, dengan bentuk bumi yang bulat, menyebabkan
pembelokan arah angin. Pembelokan angin di ekuator sama
dengan 0 (nol) Makin ke arah kutub pembelokannya makin besar.
Pembelokan angin yang mencapai 900 sehingga sejajar dengan
garis isobar disebut angin geotropik. Hal ini banyak terjadi di
daerah beriklim sedang di atas samudra. Kekuatan yang menahan
27
dapat membelokan arah angin. Sebagai contoh, pada saat melalui
gunung, angin akan berbelok ke arah kiri, ke kanan atau ke atas. 6
Selain itu dalam wikipedia bebas, proses terbentuknya angin
di pengaruhi oleh empat factor yaitu gradien barometris, letak
tempat, tinggi tempat dan waktu.
1. Gradien barometris
Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2
isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar gradien
barometrisnya, makin cepat tiupan angin.
2. Letak tempat
Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang
jauh dari garis khatulistiwa.
3. Tinggi tempat
Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang
bertiup, hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang
menghambat laju udara. Di permukaan bumi, gunung, pohon,
dan topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya
gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya
gesekan ini semakin kecil.
4. Waktu
Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam
hari.7
6 karyatulisilmiah.com/definisi-pengertian-angin-dan-penyebab-
terjadinya/?upm...pdf diakses pada tgl 13/09/2017 jam 14:12 7 https://id.wikipedia.org/wiki/Angin diakses pada tgl 12/09/2017 jam
09:23
28
C. Hubungan Hujan dan Angin
Angin memiliki peran penting atas terbentuknya hujan. Pada
abad modern di temukan fungsi angin yang lain. Yaitu angin
berperan mengawinkan dalam pembentukan hujan.
Mekanismenya adalah di atas permukaan lautan dan samudra
terbentuk gelombang udara yang tak terhitung jumlahnya.
Gelembung udara ini terbentuk akibat pembentukan buih. Salah
satu pencetus buih adalah adanya gelombang yang pecah ke
pantai. Saat gelembung-gelembung udara ini pecah, ribuan
partikel kecil dengan diameter seperseratus milimeter terlempar
ke udara.
Partikel yang disebut aerosenol ini bercampur dengan uap
air daratan yang terbawa oleh angin yang selanjutnya terbawa ke
lapisan atas atmosfer. Partikel-partikel ini dibawa naik lebih
tinggi kea wan dan berubah jadi butiran-butiran air. Butiran-
butiran air ini mula-mula berkumpul dan membentuk awan,
kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan.
Angin mengawinkan uap air yang melayang di udara dengan
partikel-partikel yang di bawanya dari laut, dan akhirnya
membantu pembentukan awan hujan.apabila angin tidak
membantu hal ini, butiran-butiran air di atmosfer bagian atas
tidak akan pernah terbentuk dan hujan pun tidak akan pernah
terjadi.8
8 Nurul Magfiroh, 99 fenomena menakjubkan dalam Al-Quran. PT
Mizan Pustaka,Bandung,2015. h 130
29
Pada abad ke-7 SM Thales dari Miletus mengemukakan
bahwa hujan terjadi karena percikan-percikan air di permukaan
lautan. Percikan-percikan ini terbawa oleh angin dan di angkut ke
atas daratan oleh angin dan jatuh sebagai hujan. Mengenai air
bawah tanah, mereka berasumsi bahwa air tanah berasal dari laut.
Air laut yang berada di bawah pengaruh angin terdesak ke
daratan. Mereka juaga percaya bahwa air-air itu kembali melalui
satu jalan rahasia yang di sebut Great Abyys. Jalan ini di
hubngkan dengan lautan dan di namakan dengan Tartarus
sejak zaman Plato.
Meneurut teori ini air mengalami pengembungan di gua-gua
pengunungan yang sejuk sehingga terbentuk danau-danau bawah
tanah yang mengalirkan mata air. Namun, kini telah diketahui
bahwa yang bertangung jawah atas adanya air bawah tanah
adalah air hujan yang meresap ke dalam bawah tanah.
Teori tentang siklus air yang dibenarkan para ahli adalah
siklus yang dikemukakan oleh Bernard Palissy pada 1580. Ia
menyatakan bahwa air menguap dari laut dan menjadi dingin
sehingga terbentuk awan. Awan itu naik ke daratan, mengalami
pengembunan dan turun sebagai hujan. Air ini berkumpul sebagai
danau dan sungai, dan mengalir kembali ke samudra dalam siklus
yang terus-menerus.9
9 Ibid, h 132
30
D. Peran Penting Angin
Angin adalah udara yang bergerak akibat adanya perbedaan
tekanan udara dengan arah aliran angin dari tempat yang
memiliki tekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah atau
dari daerah yang memiliki suhu/temperatur rendah ke wilayah
bersuhu tinggi. Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar
matahari karena daerah yang terkena banyak paparan sinar
matahari akan memiliki suhu yang lebih tinggi serta tekanan
udara yang lebih rendah dari daerah lain di sekitarnya sehingga
menyebabkan terjadinya aliran udara. Angin juga dapat
disebabkan oleh pergerakan benda sehingga mendorong udara di
sekitarnya untuk bergerak ke tempat lain. Angin memiliki
kegunaan dan peran sangat penting sebagai berikut:
1. Angin Laut (Angin Siang)
Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke
arah darat yang umumnya terjadi pada siang hari dari pukul
09.00 sampai dengan pukul 16.00. Angin ini umumnya
dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari menangkap
ikan di laut.
2. Angin Darat (Angin Malam)
Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat
ke arah laut yang umumnya terjadi pada saat malam hari dari
jam 20.00 sampai dengan jam 06.00. Angin jenis ini
bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan
dengan perahu bertenaga angin sederhana.
31
3. Angin untuk menggerakan perahu layar menelusuri
nusantara, bahkan untuk menembus batas lintas negara,
misalnya seperti orang Buton.
4. Angin sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel
atau batubara, di negara Australia angin digunakan sebagai
tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel atau batubara.
5. Angin sangat berguna untuk perjalanan para nelayan pulang
dan pergi.
6. Angin juga bermanfaat untuk menghilangkan rasa panas dan
gerah. seperti pada alat kipas angin. Di bidang olahraga, ski
air, paralayang , dan lain-lain.
7. Angin juga memiliki peran sangat penting dalam membantu
penyebaran biji-bijan, buah-buahan dan hewan.
8. Angin juga berfungsi sebagai instrumen untuk membantu
take-off atau landing pesawat di landasan pacu bandara.
9. Angin juga berfungsi sebagai pendukung proses
pengkristalan garam di lahan garam.10
E. Macam-Macam Angin
Angin bisa di bedakan ke dalam beberapa kelompok.
Berdasarkan akibat adanya gaya tersebut maka timbul jenis angin
seperti:
10
Sudarto, Pemanfaatan dan Pengembangan Energi Angin untuk
Proses Reproduksi Garam di Kawasan Timur Indonesia dalam,Triton VII 2
(Oktober 2011) h 61
32
1. Angin Geostropik
Angin yang terjadi di antara dua isobar yang saling sejajar
dimana terjadinya kesetimbangan antara gaya gradien tekanan
dan gaya coriolis bumi. Angin geostropik adalah angin dalam
skala besar tanpa gesekan (frictionless).
2. Angin Inersia (inertial flow)
Angin yang terjadi karena adanya keseimbangan antara
sentrifugal dan gaya coriolis. Gaya gradien tekanan dalam
sistem persamaan momentum angin ini di abaikan karena
sistem angin melewati garis isobar yang seragama (homogen)
artinya tidak terdapat perubahan gradien geopotensial terhadap
waktu.
3. Angin Thermal
Angin yang terbentuk karena resultan dari dua angin
geostropik pada level yang berbeda dan karena adanya
restribusi suhu rata-rata paada setiap level. Angin thermal
sangat bermanfaat khususnya dalam analisis atau penentuan
dan prediksi angin pada level isobaric yang berbeda di
permukaan bumi.
4. Angin Gradien
Angin yang terjadi karena lewatnya massa udara diantara
isobar yang melengkung pada pusat tekanan tinggi
(antisiklonik) dan tekanan rendah (siklon). Angin ini
merupakan resultan dari gaya sentrifugal, coriolis dan gradien
tekanan.
33
5. Angin Siklostropik
Angin yang terbentuk akibat adanya pengabaian (neglected)
gaya coriolis dan terbetuknya keseimbangan antara gaya
gradien tekanan dan gaya sentrifugal akibat rotasi bumi.11
Dalam klasifikasi periodik angin dapat di bedakan
menjadi tiga yaitu:
- Angin Muson dengan periode enam bulan.
- Angin Darat dan Laut periode perhari
- Angin Lembah dan Gunung dengan periode perhari.
a) Angin Muson
Angin Muson adalah angin periodik yang diwaktu
musim Summer mengalir masuk ke dalam benua, dan waktu
musim Winter mengalir ke luar dari benua. Di Indonesia
sebelah utara equator mengalami angin Muson timur laut
antara bulan Oktober sampai bulan Mei, dan angin Muson
Barat Daya antara bulan Mei sampai bulan Oktober. Di
Indonesia sebelah selatan Equator mengalami angin Muson
Barat laut antara bulan Oktober sampai bulan Mei, dan angin
Muson Tenggara antara bulan Mei sampai bulan Oktober.
b) Angin Darat dan Angin Laut
Angin Darat dan Angin Laut adalah angin Periodik
yang terdapat di daerah pantai. Pada suatu hari terdapat angin
laut, yang bertiup dari laut masuk ke daratan, dan pada malam
hari terdapat angin darat yang beritup dari darat menuju ke
11
Sandro Wellyanto Lubis. Op cit , h 11-13
34
laut. Dengan demikian, maka angin darat/laut adalah angin
periodik yang berperiode satu hari. Angin Darat/Laut Iebih
nampak di daerah Equator dan pada daerah sedang, karena di
daerah Equator amplitudo harian temperatur Iebih besar dan
pada daerah sedang. Besarnya amplitudo harian temperatur
udara itu mempengaruhi nilai perbedaan tekanan udara antara
daerah permukaan laut di sekitar garis pantai, makin besar nilai
amplitudo temperatur harian maka makin besar pula nilai
perbedaan tekanan darat antara permukaan daratan dan
permukaan laut, dan dengan perbedaan tekanan udara yang
besar berarti pula bahwa nilai gradien dan udara adalah besar.
Dengan demikian maka mudahlah dimengerti bahwa angin
darat dan angin laut nampak lebih jelas di peroleh Equator
daripada di daerah sedang.
Pada siang hari permukaan darat menjadi lebih panas
dari pada permukaan laut. OIeh sebab itu tekanan udara di atas
darat pada siang hari menjadi Iebih rendah dari pada di atas
permukaan laut, sehingga udara mengalir dari laut masuk ke
darat. Pada malam hari permukaan darat disebabkan panas
Iebih cepat 57 dari pada permukaan air laut dapat menyimpan
panas Iebih dahulu daripada darat. Hal ini menyebabkan
temperatur udara di atas darat lebih rendah dari pada di atas
permukaan laut, hal mana mengakibatkan tekanan udara pada
35
malam hari di atas permukaan laut menjadi lebih rendah dari
darat, sehingga udara dari daratan mengalir turun ke laut.12
c) Angin Gunung dan Angin Lembah
Di daerah pegunungan tropis. sering terjadi sistem
angin harian yang kuat dan reguler, yang disebabkan oleh
pemanasan dan pendinginan udara pada lereng. Pada siang
yang bermatahari lereng gunung mendapat panas secara cepat
akibat radiasi yang diterima besar. Atmosfer bebas di atas
dataran rendah kurang dipengaruhi oleh masukan insolasi besar
ini sehingga udara sedikit lebih dingin dibandingkan udara di
atas lereng gunung. Karena itu udara lereng gunung menjadi
labil dan cenderung menaiki lereng disebut angin lembah
(valley wind) atau arus anabatik, lihat Gambar 5.13a. Angin
lembah dengan mudah dapat dikenali karena sering dibarengi
dengan formasi awan cumulus dekat puncak gunung atau di
atas lereng gunung (escarpments). Pada malam hari, terjadi
perbedaan temperatur kebalikannya, ketika dataran tinggi
menjadi dingin secara cepat akibat kehilangan radiasi
gelombang panjang. Udara yang lebih dingin (densitas lebih
besar) kemudian bergerak menuruni lereng di bawah pengaruh
gravitasi dan disebut angin gunung (mountain wind) atau arus
katabatik. lihat Gambar 5.13a
12
http://bp3ipjakarta.ac.id/attachments/article/615/METEOROLOGI%20BAB
%20VI.pdf diakses pada tgl 23/09/2017 jam 13:42
36
Arus anabatik (anabatic flows) biasanya lebih kuat dan lebih
persisten (tidak berubah-ubah) dari pada arus katabatik. Arus anabatic
cenderung kuat di luar daerah tropis pada waktu musim panas, ketika
insolasi sangat kuat dan malamnya pendek. Dalam keadaan demikian
angin anabatik (anabatic winds) dapat kontinyu sepanjang malam jika
terjadi pada skala luas. Ini terjadi misalnya pada kaki bukit (foothills)
gunung Himalaya. Untuk daerah tanah tinggi Papua New Guinea
dimana gunung besar mengelilingi cekungan terbuka (open basin),
arus anabatik mantap pada sore hari mempunyai kecepatan 12 13
m/s. Angin anabatik biasanya memperkuat monsun atau angin pasat
pada lereng di atas angin (windward side) gunung. Angin ini dapat
memberi kontribusi pada curah hujan orografik, dan daerah ini sering
memperlihatkan curah hujan maksimum pada sore hari (afternoon).
Tetapi pada lereng di bawah angin (leewards slopes) angin anabatic
biasanya ditindas oleh angin sirkulasi umum (atau monsun).
Gambar 5.13. Pola dasar angin lembah dan gunung : (a) angin lembah atau arus anabatik, siang hari dan (b) angin gunung atau arus katabatik malam
hari. Gans-garis horizontal menunjukkan permukaan isobar*.
37
Angin katabatik biasanya lebih lemah dari pada angin
anabatic karena beda termal biasanya lebih kecil dan gesekan
mengurangi kecepatan angin dekat permukaan bumi. Tetapi angin
katabatik dapat menjadi kuat keadaan ini terjadi untuk gunung tropis
yang tinggi, karena efek elevasi maka pendinginan malam hari dapat
sangat cepat di bawah keadaan langit cerah. Dalam keadaan ini, arus
katabatik dapat sangat kuat, kecepatannya melebihi 15 m/s pada
gunung Wihelm di Papua New Guinea. Efek utama yang tampak dari
angin katabatik adalah pembuyaran cepat awan-awan dekat puncak
gunung atau di atas lereng seperti gunung Kenya. Udara dingin yang
turun mengakibatkan formasi kabut lembah dan cekungan karena arus
katabatik mendinginkan udara lembah sampai temperatur titik
embunnya. Dalam anomali kondisi iklim seperti yang terjadi di Papua
New Guinea selama peristiwa el-Nino, arus katabatik sepoi-poi (gentle
katabatic flow) dapat meningkatkan potensial formasi embun beku
(frost). Arus katabatik dan angin darat dapat juga bergabung dalam
area topografi pantai yang curam untuk meningkatkan arus udara
lepas pantai (offshore) malam hari. Arus ini dapat memusat dengan
arus musiman skala sinoptik yang arahnya berlawanan dan
menghasilkan zona konveksi lepas pantai malam hari, lihat Gambar
5.14.
38
Gambar 5.14. Beda area zona konvektif lepas pantai sekitar Papua New Guinea selama (a) monsun barat laut (musim basah) dan (b) monsun tenggara (musim kering). Sumber Mc Gregor and Nieuwolt, 1998.
Ada juga angin yang timbul akibat dari kondisi lokal yang
biasanya di sebabkan oleh perbedaan suhu dan topografi. Angin ini
terjadi di daerah yang kecil wilayahnya. Seperti:
1) Angin Fonh
Angin Fhn dikenal di Austria dan Jerman di mana angin
ini sering ditemukan pada lereng utara pegunungan Alpen. Di
sebelah barat Amerika Serikat dan Kanada, angin ini disebut
chinook. Biasanya angin chinook disertai dengan aktivitas siklonik
yang menghasilkan awan dan endapan pada lereng di atas angin
(windward). Setelah angin Fhn turun pada lereng di bawah angin
(leeward), maka udara mengalami pemanasan secara adiabatik
sehingga kelembapannya kecil dan temperaturnya menjadi
semakin panas (Gambar 5.15). Angin yang lembap jika menaiki
gunung akan menghasilkan hujan, kemudian pada waktu turun
dari pegunungan akan bersifat panas dan kering. Tinjau proses
terjadinya angin Fhn pada Gambar 5.15.
39
Anggap bahwa angin relatif lembap menaiki daerah
pegunungan dengan puncak 4000 m. Setelah udara naik setinggi
1500 (dasar awan) maka udara akan mengalami kondensasi dan
terjadi pembentukan awan. Jika temperatur permukaan tanah
adalah 10 C, maka udara akan mengalami pendinginan sebesar
1C/100 m, yaitu pada susuttemperatur (lapse rate) adiabatik
kering, dan temperaturn
Kenaikan udara selanjutnya menyebabkan pendinginan 0,6oC/100
m pada susut temperatur adiabatik jenuh karena adanya panas
laten kondensasi yang diberikan pada udara.
Gambar 5.15. Terjadinya Angin Fonh
Pada ketinggian 5500 m yaitu pada puncak awan maka
temperaturnya menjadi 29 C. Pada lereng di bawah angin
(leeward), udara akan menjadi panas dengan 1 C/100 m oleh
proses adiabatik di bawah angin (leeward) menjadi 11 C
dibandingkan 5 C pada lereng di atas angin (windward)
ketinggian 1,5 km, dan pada waktu mencapai permukaan tanah
40
kembali temperaturnya menjadi 26 oC dibandingkan dengan 10
C pada waktu udara belum menaiki pegunungan. lni berarti pada
waktu angin Fhn turun dari pegunungan, temperaturnya 16 C
lebih panas dari pada sebelum menaiki lereng pegunungan. Fhn
yang sangat kuat tidak menyenangkan, karena angin tersebut
panas, kering, dan kencang, sehingga dapat mempengaruhi
macam-macam reaksi fisiologis (fisik) atau psikologis (jiwa)
misalnya dapat lekas marah, sakit kepala dan sebagainya. Selain
itu dapat juga menimbulkan kekeringan pada tanah, pohon-pohon,
ranting, sehingga mudah menimbulkan kebakaran hutan.13
2) Angin Pasat
Angin Pasat adalah sistem angin yang terbentuk akibat
adanya perbedaan gradien global hemisphere bumi utara dan
selatan sehingga mengakibatkan terbentuknya pergerakaan udara.
Angin Pasat menurut Turyanti dan Efendy, (2006) adalah udara
yang bergerak menuju ekuator dari timur laut dari sebelah bumi
utara dan dari arah tenggara di belahan bumi selatan angin ini
terbentuk di lintang kuda yaitu adanya sabuk tekanan tinggi 25-
30 LU/LS. Tekanan tinggi ini mendorong udara menuju ke sabuk
tekanan rendah di sepanjang ekuator yang dikenal dengan nama
doldrums. Wilayah sebaliknya mengalami apa yang disebut angin
anti pasat. Udara yang berada di atas daerah ekuator yang
mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum
13
E-book: Bayong Tjasyano. Meteorology Indonesia I : Karakteristik dan Sirkulasi Atmosfer (badan meteorology klimatologi dan geofisika,
Jakarta. 2009) cet-III h 147-149
41
subtropik merupakan angin anti pasat. Dibelahan bumi utara
disebut angin anti pasat barat daya dan di belahan bumi selatan
disebut angin anti pasat barat laut. Pada daerah sekitar lintang 20-
30 LU dan LS, angin anti pasat kembali turun secara vertikal
sebagai angin yang kering. Angin kering ini menyerap uap air di
udara dan permukaan daratan. akibatnya terbentuk gurun di muka
bumi.14
3) Angin Lautan
Dalam informasi cuaca kelautan, untuk menyatakan arah
angin umumnya digunakan arah kompas misalnya utara, timur,
barat daya, dll. tidak dengan menggunakan derajat arah.
Kecepatan dinyatakan dengan knot, kekuatannya dinyatakan
dengan skala Beaufort. Angin mempunyai energi yang besarnya
setara dengan kecepatannya; makin kencang makin besar energi
yang dibawanya. Berkaitan dengan energi tersebut oleh Beaufort
angin dibedakan tingkatnya dari kekuatannya dan dinyatakan
dengan skala yang dikenal dengan skala Beaufort.
Hubungan antara skala Beaufort dan kecepatan angin
dikemukakan oleh G. C. Simpson (Meteorological Office
Publication No. 180, London, 1906) dalam rumus :
V = 0,836 B3 /2 (3.4)
dengan V = kecepatan angin dinyatakan dalam m/dt, dan B
besarnya skala Beaufort.
14
Sandro Wellyanto Lubis. Op cit , h 18
42
Angin adalah unsur yang banyak andilnya dalam
pembentukan gelombang laut; tetapi data hasil pengukuran
langsung masih kurang. Untuk itu untuk memperoleh data angin
selain dari data satelit, diperoleh dari analisis, baik analisis
objektif maupun analisis sinoptik. Dari analisis sinoptik isobar
dapat dilakukan penaksiran angin, misalnya angin geostrofik
(geostrophic wind), angin landaian (gradient wind), angin termal
(thermal wind), angin isalobar (isalobaric wind).15 Hubungan
antara kecepatan dan kekuatan terlihat seperti yang terdapat dalam
tabel skala Beufort berikut:
15
E-book: Soerjadi Wirjohamidjojo. Praktek Meteorologi Kelautan
(badan meteorology klimatologi dan geofisika, Jakarta. 2008). h 39-40
43
Gambar Tabel skala angin Beufort.
44
BAB III
ANGIN DALAM AL-QURAN
A. Term Angin dalam Al-Quran
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab-bab
sebelumnya bahwa angin adalah pergerakan udara pada arah
horizontal atau hampir horizontal. Sedangkan pergerakan arah
vertikal di namai aliran udara. Dalam al-Quran terdapat
beberapa kata yang digunakan untuk mengungkapkan makna
angin. Kata yang paling jelas mempunyai makna angin adalah
kata ar-Rh dengan beberapa derivasi katanya. Sedangkan
kata yang disebutkan sebagai macam dari angin seperti
irun, a-ariyat, al-Mursalt, al-sifat.
Setidaknya terdapat sepuluh ayat di dalam al-Quran
yang mengungkapkan angin dengan kata Aa-Riyh. Yaitu
pertama terdapat pada surat al-Baqarah ayat 164.
Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di
45
laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang
Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia
hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di
bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan
yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat)
tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan. (QS. Al-Baqarah 1:164).1
Kedua terdapat pada surat Al-Kahfi ayat 45.
Artinya Dan berilah perumpamaan kepada mereka
(manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami
turunkan dari langit, Maka menjadi subur karenanya tumbuh-
tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu
menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. dan adalah
Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu. ( QS. Al-Kahfi
18:45).2
Ketiga, terdapat di dalam surat al-Araf ayat 57.
1 Departemen Agama, al-Quran dan Terjemahnya, Jakarta,1971 h. 40
2 Ibid, h 450
46
Artinya, dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa
berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan);
hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung,
Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan
hujan di daerah itu, Maka Kami keluarkan dengan sebab hujan
itu pelbagai macam buah-buahan. seperti Itulah Kami
membangkitkan orang-orang yang telah mati, Mudah-
mudahan kamu mengambil pelajaran. (QS Al-Araf 7:57).3
Keempat, terdapat pada surat Fair ayat 9.
Artinya, dan Allah, Dialah yang mengirimkan angin; lalu
angin itu menggerakkan awan, Maka Kami halau awan itu
kesuatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah
matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu. (QS
Fatir 35:9).4
Kelima, terdapat pada surat Al-Jiyat ayat 5.
Artinya, dan pada pergantian malam dan siang dan
hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya
3 Ibid, h 231
4 Ibid, h 696
47
dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada
perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
kaum yang berakal. (QS Al-Jasiyat 45:5).5
Keenam, terdapat pada surat al-Furqn ayat 48.
Artinya,Dia lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa
kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan);
dan Kami turunkan dari langit air yang Amat bersih, (QS Al-
Furqon 25:48).6
Ketujuh, terdapat pada surat An-Naml ayat 63.
Artinya,atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan
di dataran dan lautan dan siapa (pula)kah yang mendatangkan
angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat-
Nya? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? Maha
Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan
(dengan-Nya). (QS An-Naml 27:63).7
5 Ibid, h 815
6 Ibid, h 566
7 Ibid, h 602
48
Kedelapan,terdapat pada surat ar-Rm ayat 48.
Artinya, Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu
menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit
menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya
bergumpal-gumpal; lalu kamu Lihat hujan keluar dari celah-
celahnya, Maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-
hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi
gembira. (QS ar-Rm 30:48).8
Kesembilan, terdapat pada surat ar-Rm ayat 46.
Artinya, dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah
bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita
gembiradan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-
Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nyadan
(juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya; mudah-
mudahn kamu bersyukur. (QS ar-Rm 30:46).9
8 Ibid, h 648
9 Ibid, h 648
49
Kesepuluh, terdapat pada surat al-ijr ayat 22.
Artinya dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan
(tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu
Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali
bukanlah kamu yang menyimpannya.(QS Al-ijr 15:22).10
Ar-Rh.
Sedangakan ungkapan angin dalam bentuk kata ar-
Rh ada 16 ayat. Yaitu pertama pada surat ad ayat 36.
Artinya,kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang
berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang
dikehendakiNya. (QS.ad:36).11
Yang kedua pada surat asy-Syura ayat 33.
Artinya