studi etnometodologi komunitas radio karya bersama...

115
STUDI ETNOMETODOLOGI KOMUNITAS RADIO KARYA BERSAMA ANTARA IDEALISME DAN PRAKTIK JURNALISTIK Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Sos) Oleh Siti Lailatus Sa’idah NIM. 11140510000065 PROGRAM STUDI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M  

Upload: vulien

Post on 26-Aug-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

STUDI ETNOMETODOLOGI

KOMUNITAS RADIO KARYA BERSAMA

ANTARA IDEALISME DAN PRAKTIK JURNALISTIK

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Sos)

Oleh

Siti Lailatus Sa’idah

NIM. 11140510000065

PROGRAM STUDI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

 

STUDI ETNOMETODOLOGI

KOMUNITAS RADIO KARYA BERSAMA

ANTARA IDEALISME DAN PRAKTIK JURNALISTIK

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Sos)

Oleh

Siti Lailatus Sa’idah

NIM. 11140510000065

Pembimbing

Siti Nurbaya, M. Si

NIP. 19790823 200912 2 002

PROGRAM STUDI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

 

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “STUDI ETNOMETODOLOGI KOMUNITAS RADIO

KARYA BERSAMA ANTARA IDEALISME DAN PRAKTIK

JURNALISTIK” oleh Siti Lailatus Sa’idah (11140510000065) telah diujikan dalam

sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada 7 Februari 2019 . Skripsi ini telah diterima sebagai salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Program Studi Jurnalistik.

Jakarta, 7 Februari 2019

Sidang Munaqasah

Ketua Sekretaris

Kholis Ridho, M. Si Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA

NIP. 19780114 200912 1 002 NIP. 19710412 200003 2 001

Anggota

Penguji I Penguji II

Drs. Jumroni, M. Si Umi Musyarofah, MA

NIP. 19630515 199203 1 006 NIP. 19710816 199703 2 002

Pembimbing

Siti Nurbaya, M. Si

NIP. 19790823 200912 2 002

 

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Siti Lailatus Sa’idah

NIM : 11140510000065

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “STUDI

ETNOMETODOLOGI KOMUNITAS RADIO KARYA BERSAMA ANTARA

IDEALISME DAN PRAKTIK JURNALISTIK” adalah benar merupakan karya

saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun

kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber

kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini sebagian atau

keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Jakarta, 7 Februari 2019

Siti Lailatus Sa’idah

NIM 11140510000065

 

i

ABSTRAK

Siti Lailatus Sa’idah

11140510000065

“Studi Etnometodologi Komunitas Radio Karya Bersama Antara Idealisme

Dan Praktik Jurnalistik”

Media massa radio terus mengalami berbagai perkembangan mengikuti zaman

saat ini. Dalam radio maupun media massa lain, tentu terdapat ideologi yang diyakini

kebenarannya untuk diterapkan dalam memenuhi visi dan misi media di tengah

masyarakat. Penerapan ideologi berkaitan dengan pemberian jawaban atas krisis

melawan keterbelakangan dalam berbagai aspek kehidupan terutama mengenai

informasi. Hal inilah yang menjadi sorotan RKB FM sebagai salah satu radio

komunitas untuk menunjang informasi bagi para pendengar dengan menuangkan

berbagai pemikiran dalam bentuk program berita yang diharapkan mampu

memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, bagaimana RKB FM menjalankan

fungsinya sebagai organisasi media antara idealisme dan praktik jurnalistik?

Dalam penerapannya, RKB FM menjalankan seluruh aktivitas keradioan

menggunakan ideologi pancasila yang tentu juga berlaku bagi penyebaran informasi.

Pemenuhan informasi tertuang melalui program berita yang dilandaskan pada nilai-

nilai dalam ideologi pancasila. RKB FM berupaya menerapkan nilai-nilai tersebut ke

dalam praktik jurnalistik yang berlaku bagi wartawan terhadap pemberitaan yang

dikelola dari pengumpulan hingga menjadi berita yang siap mengudara.

Penelitian ini menggunakan Etnometodologi oleh Harold Garfinkel yang

membahas mengenai bagaimana seseorang atau sekelompok orang dalam

memahami, menjelaskan, menggambarkan kemudian menata realitas kehidupan dan

lingkungan sehari-hari. Teori ini menekankan aktor sosial dan interaksi sosial yang

terjadi selama berlangsungnya penelitian. Adapun paradigma yang digunakan dalam

penelitian ini adalah paradigma kritis dan menggunakan pendekatan kualitatif.

Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, RKB FM dalam melaksanakan

ideologi pancasila yang menjadi landasan utama dalam menjalankan radio terutama

dalam pemberitaan, hanya menjalankan beberapa poin saja pada praktik

kesehariannya. Idealisme dan praktik jurnalistik yang menggambarkan nilai-nilai

ideologi serta kode etik jurnalistik tidak terpenuhi dalam menghadapi kebutuhan

masyarakat. RKB FM berada dalam posisi tidak dapat menyeimbangkan atau

terdapat perbedaan antara ideologi dan kenyataan praktik dalam mengelola proses

pemberitaan. Hal tersebut dilandasi oleh perubahan zaman dan tekanan masyarakat,

sehingga tanpa disadari pola pikir RKB FM dalam menangani kebutuhan dan

keinginan pendengar berubah menjadi suatu keadaan untuk tetap bertahan di tengah

masyarakat.

Kata Kunci: Ideologi, Praktik Jurnalistik, Berita, RKB FM, dan Etnometodologi

 

ii

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan berbagai nikmat dan karunia-Nya serta kemudahan dalam penyusunan

skripsi ini, sehingga penulis dapat menjalankan dan menyelesaikan tahapan-tahapan

penulisan skripsi dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam semoga selalu

tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW dan para keluarganya,

sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis dalam menyusun skripsi ini mengambil judul “Studi

Etnometodologi Komunitas Radio Karya Bersama Antara Idealisme Dan

Praktik Jurnalistik” sebagai salah satu syarat yang diajukan untuk memperoleh

gelar Sarjana Sosial (S. Sos) pada Program Studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Adapun dalam penulisan skripsi, tentu masih terdapat banyak kelemahan dan

kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh

penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya saran dan pengarahan agar

kedepannya penulis dapat menyusun karya ilmiah dengan lebih baik.

Selain itu, penulisan skripsi ini telah melibatkan berbagai pihak yang

memberikan dukungan, semangat, serta bantuan baik secara moril dan materi yang

dapat menyempurnakan tugas akhir perkuliahan ini. Pada kesempatan ini, penulis

ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

 

iii

1. Kedua orangtua yang penulis cintai, Ayahanda Thohir dan Ibunda Rofiqoh,

yang memberikan kasih sayang, dorongan dan doa tanpa mengenal rasa lelah.

2. Saudari tersayang, Putri Zahrotus Syifa yang juga selalu memberikan doa dan

semangat apabila penulis sedang dalam mode down.

3. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, MA sebagai Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Dr. H. Arief Subhan, M. Ag. Wakil Dekan I Bidang Akademik,

Suparto, M. Ed, Ph. D. Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Dr. Hj.

Roudhonah, M. Ag. Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan

Kerja sama, Dr. Suhaimi, M. Si.

5. Ketua Jurusan Jurnalistik, Kholis Ridho, M. Si dan Sekretaris Jurusan

Jurnalistik, Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA yang telah memberikan

pengetahuan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Dosen Pembimbing Akademik Jurnalistik B angkatan 2014, Rubiyanah, MA

yang memberikan saran dan solusi pada proses penyusunan skripsi.

7. Dosen Pembimbing Skripsi, Siti Nurbaya, M. Si yang telah meluangkan waktu

untuk bimbingan dan memberikan ilmu serta nasihat dalam membantu penulis

menyempurnakan skripsi ini.

8. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah mengajar dan memberikan banyak wawasan

dari awal hingga akhir perkuliahan, serta berbagai pengalaman bagi penulis.

9. Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang memberikan banyak referensi dalam penyusunan skripsi ini.

 

iv

10. Keluarga besar Radio Karya Bersama (RKB FM), Sarkih sebagai Wakil Ketua,

H. Nursad sebagai Penasihat beserta seluruh jajarannya, yang telah

memberikan sambutan hangat dan bantuan selama proses penelitian.

11. Edah Jubaedah sebagai warga sekitar yang berperan aktif menjadi Citizen

Journalism dan Sugiarto S. E yang juga sebagai warga lainnya turut membantu

memberi data tambahan untuk skripsi ini.

12. Teman-teman seperjuangan, Minnions, Neneng Heryani, Fitri Noviyanti, Elmy

Tasya, Ratu Aisyah, dan Ria Umala yang memberikan rasa kebersamaan

selama perkuliahan dan memotivasi untuk menyelesaikan skripsi.

13. Keluarga besar RDK FM angkatan 2014, yang memberikan ilmu dan

pengalaman luar biasa dalam organisasi radio. Terutama untuk Desi Eliska dan

Dimas Lazuardy yang memberi canda dan tawa selama kepengurusan.

14. KKN EKAGUNA yang juga memberikan pengalaman dan pertemanan

berharga atas kebersamaan melewati suka dan duka.

15. Seluruh teman-teman Jurnalistik angkatan 2014, yang melewati masa-masa

menyenangkan di bangku perkuliahan.

16. Sahabat semasa sekolah, Sartika, Futri Astuti, Sri Devi dan Eka setiawati, yang

selalu memberikan semangat dan doa dalam masa-masa penyusunan skripsi.

Akhir kata, semoga amal baik menjadi balasan atas semua bantuan yang telah

diberikan dan skripsi ini dapat memenuhi syarat serta bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, 28 Januari 2019

Siti Lailatus Sa’idah

 

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 4

D. Kerangka Teori ..................................................................... 5

E. Metodologi Penelitian .......................................................... 8

F. Tinjauan Pustaka .................................................................. 12

G. Sistematika Penulisan ........................................................... 13

BAB II LANDASAN TEORI

A. Media Massa ......................................................................... 15

B. Radio .................................................................................... 19

C. Berita Radio ......................................................................... 22

D. Ideologi ................................................................................ 25

E. Radio Komunitas .................................................................. 32

F. Praktik Jurnalistik ................................................................ 38

G. Etnometodologi .................................................................... 41

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Berdirinya RKB FM ................................................. 43

B. Visi dan Misi ........................................................................ 46

C. Logo RKB FM .................................................................... 46

D. Struktur Organisasi RKB FM ............................................. 48

 

vi

BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Ideologi Radio Karya Bersama dalam Organisasi Media ..... 49

B. Praktik Antara Ideologi dan Jurnalistik Radio Karya Bersama

dalam Organisasi Media ....................................................... 56

1. Praktik Nilai-nilai Ideologi Pancasila ............................ 57

2. Kode Etik Jurnalistik ...................................................... 66

C. Prinsip Perubahan dan Pembaruan ....................................... 72

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 74

B. Saran ..................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 77

LAMPIRAN

 

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Saluran Informasi ........................................................................... 16

Gambar 3.1 Atensi ............................................................................................. 44

Gambar 3.2 Logo RKB FM ............................................................................... 46

Gambar 3.3 Struktur Organisasi RKB FM ......................................................... 48

 

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Media Massa Cetak dan Media Massa Elektronik ........... 17

Tabel 2.2 Tipologi Radio Komunitas ................................................................. 37

Tabel 4.1 Ideologi Pancasila dan Praktik Ideologi ............................................. 57

Tabel 4.2 Kode Etik Jurnalistik .......................................................................... 67

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Radio Karya Bersama atau lebih dikenal dengan sebutan RKB FM

merupakan salah satu radio lokal berbasis komunitas yang masih eksis berdiri

dari tahun 1998 hingga saat ini di kota Tangerang Selatan. Meski dengan skala

kecil, RKB FM mampu bertahan karena tekad para pendirinya dalam

memperjuangkan media komunikasi bagi kelompok atau masyarakatnya yang

terisolir oleh perkembangan teknologi komunikasi.

RKB FM menjadi media yang berupaya menjalankan fungsinya sebagai

sumber informasi bagi warga dalam melawan krisis keterbelakangan informasi.

Dalam data UNESCO tahun 2000, pencapaian pendidikan di Indonesia sangat

memprihatinkan dan mengalami penurunan hingga berada pada status angka

pendidikan rendah. Indonesia berada pada urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997),

ke-105 (1998) dan ke-109 (1999) diantara 174 negara di dunia.1

Keadaan penduduk yang cenderung terbatas mengenai pendidikan dan

masih bersifat tradisional inilah yang menjadi tujuan awal berdirinya RKB FM

untuk merubah tatanan kehidupan warganya dalam menjangkau setiap aspek

melalui informasi yang dapat disebarluaskan dengan media massa radio.

RKB FM menyajikan berbagai konten yang berisi hiburan dan informasi

bagi para pendengarnya yang bersifat ringan, berat hingga up to date. Namun,

disisi lain pemenuhan penyampaian informasi tersebut tidak lepas dari ideologi

yang mempengaruhi jalannya aktivitas media penyiaran.

1 https://www.suara.com/yoursay/2018/01/01/172632/ada-apa-dengan-pendidikan diakses pada

13 Agustus 2018

 

2

Ideologi media adalah aturan dan nilai yang dibangun oleh kelompok

dominan dengan tujuan untuk mereproduksi dan melegitimasi dominasi mereka.

Kelompok dominan membuat khalayak memiliki kesadaran dalam menerima

dominan yang telah dibuat atau taken for granted.2

Hadirnya ideologi memang menjadi tonggak bagi suatu organisasi atau

perusahaan media dalam menjalankan dan bertahan di industri media massa.

Ideologi merupakan kekuatan yang mampu memberikan dampak pada

keseluruhan organisasi media.

Organisasi media berkaitan dengan tata cara pengelolaan dan produksi

media yang terstruktur dan penuh tanggung jawab pada setiap kewenangan

untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, organisasi media yang

ditetapkan akan mengikuti ideologi yang ditetapkan oleh pemilik media.

Kedua hal tersebut baik ideologi dan organisasi media mampu

mempengaruhi RKB FM dalam menjalankan praktiknya terutama pada sistem

pemberitaan yang berkaitan dengan kegiatan jurnalistik untuk menentukan

penilaian suatu peristiwa layak atau tidak disiarkan kepada pendengar.

Sedangkan, di sisi lain berkaitan dengan kebutuhan pasar untuk bertahan atau

tidak ditengah-tengah masyarakat.

Masyarakat dewasa ini, berkembang dan mengikuti arus sesuai dengan

perubahan zaman. Semakin canggih teknologi, maka pola pikir individu juga

akan menyertainya. Masyarakat dengan cepat mengakses informasi yang dapat

memuaskan kebutuhannya.

Digambarkan Thomas A. Stewart lewat bukunya Intellectual Capital (1997)

yang dikutip Majalah Fortune, mengatakan,

2 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001), h. 13

 

3

“Orang-orang yang berkomunikasi lewat jaringan elektronik tidak terlalu

mementingkan perbedaan posisi mereka dan cenderung lebih terbuka dalam

mengeluarkan pemikirannya, bahkan seringkali tanpa ada batasan.”3

Radio memang salah satu media massa yang masih berkembang hingga

sekarang. Sifatnya yang murah, mudah, serta dapat digunakan kapan saja

menjadi pilihan yang diminati masyarakat. Selain itu, isi konten siaran yang

dibawakan oleh penyiar menggunakan bahasa yang tidak baku, menjadi salah

satu faktor yang disenangi karena pendengar merasa memiliki hubungan yang

dekat dengan penyiar.

Media massa memang sangat diperlukan oleh semua kalangan.

Perkembangan tersebut jangan sampai disalahgunakan sehingga akan

memberikan dampak buruk baik secara pribadi maupun semua pihak.

Marshall McLuhan mengemukakan dalam pendapatnya mengenai Global

Village, dimana media membuat jutaan orang bisa “melihat dunia” secara

langsung dan serentak.4

Hal ini membuktikan, media massa merupakan alat komunikasi yang

sangat penting dalam menyampaikan berbagai informasi kepada masyarakat

yang tersebar dengan cepat ke berbagai belahan dunia hanya dengan waktu yang

sangat singkat.

Dari latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Studi Etnometodologi Komunitas Radio Karya

Bersama Antara Idealisme Dan Praktik Jurnalistik.”

3 Idi Subandy Ibrahim, Budaya Populer Sebagai Komunikasi : Dinamika Popscape dan

Mediascape di Indonesia Kontemporer, (Yogyakarta: Jalasutra Anggota IKAPI, 2007), h. 39 4 Septiawan Santana K., Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005),

h. 151

 

4

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan permasalahan pada penelitian ini, maka peneliti

membatasi permasalahan pada ideologi dan praktik jurnalistik yang

diterapkan oleh Radio Karya Bersama (RKB FM) dalam menjalankan

fungsinya sebagai organisasi media.

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana

RKB FM menjalankan fungsinya sebagai organisasi media antara idealisme

dan praktik jurnalistik?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana RKB FM

menjalankan fungsinya sebagai organisasi media antara idealisme dan

praktik jurnalistik.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan

ataupun wacana tambahan khususnya dalam berbagai disiplin ilmu

jurnalistik dan menjadi referensi lebih lanjut mengenai ideologi dan

praktik jurnalistik yang diterapkan di dalam radio lokal berbasis

komunitas dalam menjalankan fungsinya sebagai organisasi media.

 

5

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan baik bagi

peneliti maupun untuk pembaca atau mahasiswa Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

mengenai ideologi dan praktik jurnalistik di suatu media massa

terutama radio lokal. Selain itu, sebagai panduan bagi media massa

untuk selalu memperhatikan setiap keputusan yang akan menjadi

pedoman hidup bagi perusahaan medianya dalam memenuhi setiap

kebutuhan terutama berita atau informasi dan kesejahteraan baik dari

perusahaan itu sendiri (pihak dalam dan luar) maupun masyarakat.

D. Kerangka Teori

1. Media Massa

Media massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan komunikasi

disebarluaskan secara bersamaan dengan kurun waktu yang sangat singkat

tanpa mengenal batasan kepada penerima pesan (komunikan) yang luas dan

beragam.5

Media massa merupakan tuntutan yang berasal dari masyarakat atas

hak mendapatkan dan mengetahui informasi. Media massa mampu menjadi

penghubung antar elemen dengan produk berupa informasi dan berita agar

mendapatkan umpan balik dari komunikan. Adapun bentuk dari media

massa adalah radio, koran, film, televisi, seminar, diskusi, dan lain

sebagainya.

5 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), h. 9

 

6

2. Radio

Radio adalah salah satu media massa elektronik bersifat audio yang

digunakan dalam penyampaian informasi melalui gelombang

elektromagnetik. Radio bersifat murah, mudah, dan dapat digunakan

dimana saja. Radio memiliki kelemahan karena frekuensi terjangkau dan

tidak bisa diulang, tetapi radio masih menjadi pilihan publik dalam

memenuhi berbagai kebutuhan informasi.

Radio merupakan “kekuatan kelima” setelah lembaga eksekutif

(pemerintah), lembaga legislatif (parlemen) lembaga yudikatif (peradilan)

dan pers.6 Perkembangan radio dari radio penyiaran publik, radio penyiaran

swasta dan radio siaran komunitas, membuktikan radio terus-menerus

berkembang mengikuti zaman.

3. Berita Radio

Berita radio adalah suatu peristiwa berisi fakta dan opini yang terjadi,

disiarkan kepada masyarakat dengan segera serta memenuhi standar

pemberitaan dan kode etik jurnalistik. Berita radio menyajikan informasi

dan berita yang menjadi kebutuhan masyarakat secara konsisten dan

kontinu.

Berita yang disiarkan melalui radio mengandung unsur 5W+1H,

berimbang, adil, jujur, terbuka dan tidak memihak. Berita radio

menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami (formula easy

listening) oleh pendengar sehingga feedback yang diinginkan dapat diterima

dengan cepat dan radio memiliki kredibilitas dalam penyajian pemberitaan.

6 Asep Syaiful Romli, Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter dan Script

Writer, (Bandung: Nuansa, 2010), h. 19

 

7

4. Ideologi

Ideologi adalah kumpulan konsep yang bersistem yang dijadikan asas

pendapat yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup yang

akan dicapai dan sesuai dengan yang diharapkan.7

Pentingnya ideologi sebagai tolak ukur yang akan dicapai dalam suatu

media perlu diperhatikan dan dipertimbangkan karena menyangkut

kesejahteraan bagi organisasi media. Tanpa ada suatu ideologi yang

diterapkan pada suatu media, maka media akan kehilangan arah dan tujuan

sehingga berakibat media akan terpuruk dengan sendirinya.

5. Radio Komunitas

Radio komunitas merupakan suatu sistem yang dibuat dan

diperuntukkan untuk masyarakat tertentu dalam upaya memenuhi maksud

dan tujuan yang sama dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam

produksinya. Radio komunitas berprinsip “dari, oleh, dan untuk komunitas.”

Radio komunitas didasari oleh semangat para perintis dan pengelola

untuk memiliki radio komunitas serta dipengaruhi oleh masyarakat yang

menularkan semangat bebas berekspresi melalui radio. Tujuan berdirinya

radio komunitas adalah melayani kebutuhan informasi masyarakat atau

warga komunitas dan sebagai pemecah masalah yang terjadi di dalam

komunitasnya.

6. Praktik Jurnalistik

Jurnalistik tidak lepas dari paham atau aliran yang dinamakan

jurnalisme. Dalam jurnalisme menggambarkan kegiatan kejurnalistikan

7 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, “Ideologi”, pengertian diakses pada 5 April

2018 dari http://kbbi.web.id/ideologi

 

8

mulai dari mencari, mengelola hingga pada tahap menyiarkan pemberitaan

kepada masyarakat luas melalui media massa.

Dalam praktik jurnalistik, berita yang ditulis harus memperhatikan

nilai-nilai kelayakan yang menjadi acuan para jurnalis. Adapun nilai-nilai

tersebut diantaranya, keakuratan, universal, jujur, adil, terdapat sisi

kemanusiaan dan segera.8

Wartawan harus pandai memilih dan menulis berita tanpa

menyinggung pihak terkait ataupun masyarakat. Hal ini berkaitan dengan

aturan-aturan pemberitaan yang disebut kode etik jurnalistik. Kode etik

jurnalistik merupakan aturan-aturan tertulis yang harus ditaati dan dipatuhi

bagi para wartawan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Kode etik bagi jurnalis banyak dikeluarkan oleh organisasi wartawan

Indonesia seperti Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Kode Etik Wartawan

Indonesia (KEWI), dan lain sebagainya.

E. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian merupakan suatu kerangka berfikir yang terdiri

atas kumpulan dari sejumlah asumsi dan konsep mengenai cara berfikir atau

sudut pandang yang dimiliki oleh seorang peneliti dalam melakukan suatu

penelitian. Paradigma yang digunakan adalah kritis yang memandang

realitas merupakan kenyataan yang tidak nampak. Paradigma kritis

menggali suatu data terhadap realitas yang tidak terlihat guna menemukan

sesuatu yang terjadi dibalik itu.

8 Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori dan Praktik, (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2011), h. 77

 

9

Paradigma kritis beranggapan apa yang dianggap nyata dan dapat

diketahui dalam dunia sosial adalah produk interaksi antara struktur (aturan,

norma dan kepercayaan), agensi (perilaku dan interaksi dengan dunia),

dialektika (perebutan dan perdebatan).9 Dalam hal ini, beberapa aspek dari

dunia sosial benar-benar keliru dan tidak terkontrol sehingga membutuhkan

suatu perubahan.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian adalah suatu cara pandang yang digunakan

dalam melihat suatu permasalahan yang terjadi untuk dijadikan bahan

penelitian oleh peneliti. Pendekatan yang digunakan untuk penelitian ini

adalah pendekatan kualitatif deskriptif.

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menjelaskan suatu peristiwa

secara lebih mendalam dengan adanya data yang diperoleh dari berbagai

sumber terpercaya. Data tersebut berupa ucapan maupun tulisan mengenai

perilaku orang-orang yang akan diteliti dan nantinya akan dideskripsikan

secara sistematis dalam penelitian.10

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode

etnometodologi oleh Harold Garfinkel tahun 1955. Hal ini dilakukan guna

mengungkap sistem ideologi dan praktik jurnalistik yang diterapkan oleh

RKB FM dalam upaya menjawab dan melakukan perubahan dalam konten

pemberitaan yang disajikan melalui siaran langsung.

9 Stanley J. Baran dan Dennis K. Davis, Teori Komunikasi Massa: Dasar, Pergolakan dan

Masa Depan, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h. 16 10

Basrowi Sukidin, Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro, (Surabaya: Insan Cendikia,

2002), h.1

 

10

Pemikiran Harold Garfinkel mengenai etnometodologi menekankan

“aktor sosial” yang sangat menentukan karena tidak pernah dibatasi oleh

struktur dan pranata sosial serta menekankan pada kekuatan pendengaran

dan eksperimen melalui simulasi.11

Etnometodologi berupaya memahami bagaimana cara seseorang atau

sekelompok orang dalam memandang, kemudian menjelaskan dan

menggambarkan realitas kehidupan sehari-hari dengan mengamati setiap

interaksi sosial. Adapun hasil dari etnometodologi dapat berupa program

atau prinsip perubahan dan pembaruan.

4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Radio Karya Bersama (RKB FM),

sedangkan obyek dari penelitian ini adalah seputar ideologi dan praktik

jurnalistik yang diterapkan oleh RKB FM dalam menjalankan fungsinya

sebagai sarana informasi pada organisasi media.

5. Waktu dan Tempat Penelitian

a. Waktu Penelitian

Penelitian ini sudah dilakukan sejak bulan Juli hingga Desember

2018.

b. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan secara langsung di studio Radio

Karya Bersama (RKB FM) yang beralamat di Jalan Mujair III RT

003/04, Bambu Apus, Pamulang – Tangerang Selatan.

11

Ellys Lestari Pambayun, One Step Qualitative Research Methodology in Communication

Konsep, Panduan dan Aplikasi, (Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia, 2013), h. 142

 

11

6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan teknik pengumpulan data

dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah penelitian dengan metode pengamatan untuk

melacak secara sistematis dan langsung gejala-gejala komunikasi

terkait dengan persoalan sosial, politis dan kultural masyarakat.12

Peneliti melakukan penelitian secara langsung ke RKB FM agar

mendapat data yang dapat memenuhi tujuan dari penelitian.

b. Studi Pustaka

Peneliti melakukan studi pustaka terhadap skripsi, tesis, atau

jurnal ilmiah yang membahas mengenai penerapan ideologi dan

pelaksanaan praktik kegiatan jurnalistik yang dilakukan oleh media

massa radio.

c. Wawancara

Wawancara merupakan alat pengumpulan data yang melibatkan

manusia sebagai subjek sehubungan dengan realitas atau gejala yang

dipilih untuk diteliti. Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan

Sarkih sebagai Wakil Ketua, H. Nursad sebagai Penasihat Radio Karya

Bersama (RKB FM), Edah Jubaedah sebagai warga sekitar sekaligus

citizen journalism, dan Sugiarto S. E sebagai warga biasa.

12

Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2007), h.

111

 

12

7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik

analisis deskriptif. Whitney mengemukakan bahwa teknik analisis

deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.13

Teknik analisis data deskriptif dalam penelitian kualitatif berguna

untuk mengembangkan teori yang telah dibangun dari data yang sudah

didapatkan. Penulis melakukan langkah-langkah bersifat deskriptif dalam

menganalisis data.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini, penulis meninjau beberapa tulisan, buku hasil

penelitian, maupun skripsi-skripsi yang ada di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penulis menemukan beberapa skripsi yang terkait dengan

permasalahan yang sedang diteliti yaitu sebagai berikut:

1. “Etika Pers dan Kerja Jurnalistik Dalam Surat Kabar (Studi Etnometodologi

Wartawan Surat Kabar Lampu Hijau Jawa Pos)” ditulis oleh Atika Suri

(1112051100009) Mahasiswa Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Persamaan permasalahan yang diteliti menggunakan analisis data

etnometodologi bertujuan untuk mengungkap ideologi media yang

diterapkan oleh pemilik media dalam memberikan pengaruh terhadap

jalannya aktivitas pada media. Adapun perbedaannya, terletak pada objek

permasalahan yang diteliti dan subjek penelitian media massa. Peneliti di

atas melakukan penelitian terhadap etika pers dan kinerja jurnalistik pada

13

Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media,

2011), h. 201

 

13

media massa surat kabar, sedangkan pada penelitian ini, peneliti melakukan

penelitian mengenai organisasi media yang meliputi idealisme dan praktik

jurnalistik dalam memproduksi suatu pemberitaan melalui media massa

radio.

2. “Kebijakan Redaksional Detik.com Pada Penentuan Isu Di Kanal Hoax or

Not” ditulis oleh Eva Agustina Ariastiarini (1113051000076) Mahasiswa

Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada penelitian ini, persamaan yang diteliti merujuk kepada sistem

kebijakan redaksi yang diterapkan pada suatu media. Sedangkan

perbedaannya terletak pada fokus pembahasan kebijakan redaksi mengenai

sasaran dan target yang ditentukan, peneliti di atas memfokuskan pada

program kanal “Hoax or Not” Detik.com, disisi lain penelitian ini mengarah

pada praktik jurnalistik pemberitaan di RKB FM.

3. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (CeQDA) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

G. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini, peneliti akan menguraikan tentang latar belakang

masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metodologi penelitian, tinjauan kepustakaan, teknik penulisan dan

sistematika penulisan.

 

14

Bab II Landasan Teori

Dalam bab ini, peneliti akan menguraikan tentang teori-teori yang

berkaitan dengan permasalahan ideologi media dan praktik jurnalistik

pada organisasi media.

Bab III Gambaran Umum

Dalam bab ini, peneliti membahas tentang gambaran umum mengenai

sejarah, visi dan misi dan profil tentang Radio Karya Bersama (RKB)

FM.

Bab IV Analisis Hasil Temuan

Dalam bab ini, peneliti mengemukakan hasil temuan dan analisis data

penelitian yang diperoleh serta dipaparkan secara deskriptif.

Bab V Penutup

Dalam bab ini, berisi kesimpulan dan saran dari penelitian dalam

rangka memenuhi tujuan dan manfaat dari penelitian ini.

 

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Media Massa

Media massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan komunikasi

disebarluaskan secara bersamaan dengan kurun waktu yang sangat singkat tanpa

mengenal batasan kepada penerima pesan (komunikan) yang luas dan beragam.1

Media massa memegang peranan penting dalam masyarakat informasi yang

berkaitan dengan kebijakan politik, sosial, ekonomi, dan pertahanan keamanan

di banyak negara.

Media massa semakin berkembang mengikuti arus perubahan zaman

merupakan tuntutan dari masyarakat atas hak mendapatkan dan mengetahui

informasi. Informasi yang memiliki dampak langsung maupun tidak langsung

merambat menjadi suatu produk dan kebutuhan masyarakat secara signifikan.

Media massa adalah medium yang sangat efektif dan efisien bagi

masyarakat dalam menyampaikan makna atau isi pesan. Media massa memiliki

fungsi secara universal, diantaranya:2

1. Fungsi menyiarkan informasi (to inform), menyiarkan berita dan

informasi secara aktual yang berisi data, gambar, fakta, opini dan komentar

yang dapat memberikan wawasan baru bagi masyarakat.

2. Fungsi mendidik (to educate), pesan yang disampaikan dapat menambah

pengembangan intelektual, pembentukan kepribadian, penambahan

keterampilan, dan menjadi solusi pemecah masalah bagi masyarakat.

1 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, h. 9

2 Diah Wardhani, Media Relations: Sarana Membangun Reputasi Organisasi, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2008), h. 25

 

16

3. Fungsi menghibur (to entertain), menyampaikan pesan yang mampu

menghibur dan memberikan kesan santai untuk masyarakat.

4. Fungsi mempengaruhi (to influences), disinilah kekuatan media yang

mampu mempengaruhi opini masyarakat terhadap apa yang disampaikan,

sehingga masyarakat mengikuti pola pikir dari media massa tersebut.

Dalam penyampaian informasi dengan media dapat dibedakan menjadi

media massa dan non media massa. Kemudian media massa dibagi lagi atas dua

yaitu media massa periodik (surat kabar, majalah, radio, televisi, dan lain-lain)

yang terbit secara rutin serta teratur pada waktu-waktu yang telah ditentukan dan

media massa nonperiodik atau sementara (rapat, seminar, dan lain-lain) yang

pelaksanannya hanya pada saat peristiwa tersebut diselenggarakan. Untuk lebih

jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini:3

Gambar 2.1 Saluran Informasi

3 Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi, (Jakarta:

Kencana, 2008), h. 13

Saluran Komunikasi

Langsung

Forum, diskusi,

dan seminar

Media

Media Massa

Periodik

Elektronik

Media Penyiaran

(radio, televisi)

Media Non

Penyiaran (film,

internet)

Cetak (surat kabar,

majalah)

Non Periodik

Manusia (juru

kampanye)

Benda (spanduk)

Non Media Massa

Manusia Benda

Elektronik (telepon,

faks)

Non Elektronik

 

17

Pada umumnya, masyarakat lebih mudah memahami pengaplikasian

media massa jika dibedakan menjadi dua jenis yaitu media massa cetak dan

elektronik. Adapun letak perbedaan yang antar keduanya adalah sebagai

berikut:4

Tabel 2.1 Perbedaan Media Massa Cetak dan Media Massa Elektronik

Media Massa Cetak Media Massa Elektronik

Radio Televisi

Proses percetakan Proses pemancar Proses pemancar

Pesan tercetak, dapat

dibaca dimana saja

Pesan berupa audio dan

didengar sekilas saat siaran

Pesan audio visual dapat

didengar dan dilihat sekilas

saat siaran

Pesan dapat dibaca

berulang-ulang

Tidak dapat diulang Tidak dapat diulang

Menyajikan peristiwa yang

telah terjadi

Dapat menyajikan peristiwa

yang sedang terjadi

Dapat menyajikan peristiwa

yang sedang terjadi

Tidak dapat menyajikan

pendapat narasumber

secara langsung (audio)

Dapat menyajikan pendapat

narasumber secara langsung

berbentuk audio

Dapat menyajikan pendapat

narasumber secara langsung

berbentuk audio visual

Penulisan dibatasi oleh

kolom dan halaman

Penulisan dibatasi oleh

detik, menit dan jam

Penulisan dibatasi oleh detik,

menit dan jam

Makna berkala dibatasi

oleh hari, minggu, dan

bulan

Makna berkala dibatasi oleh

detik, menit dan jam

Makna berkala dibatasi oleh

detik, menit dan jam

Distribusi dikirim melalui

darat atau laut atau udara

Distribusi melalui pemancar Distribusi melalui pemancar

Bahasa formal Bahasa formal dan non

formal

Bahasa formal dan non

formal

Kalimat dapat panjang dan

terperinci

Kalimat singkat, padat, jelas

dan sederhana

Kalimat singkat, padat, jelas

dan sederhana

4 J. B. Wahyudi, Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, (Jakarta: PT Pustaka Utama

Grafiti, 1996), h. 8

 

18

Tabel diatas menggambarkan media massa yang hadir dalam berbagai

bentuk mampu menarik perhatian masyarakat dengan ciri khasnya sehingga

masih tetap bertahan dalam tujuan dan fungsinya untuk menyampaikan pesan

secara aktual dan akurat.

Pesan yang dikonsumsi oleh masyarakat sangatlah banyak dan beragam.

Oleh karena itu, diperlukan profesi yang berperan penting dan paham terhadap

isi pesan agar masyarakat tidak salah dalam menerima pesan yang akan

disiarkan. Profesi tersebut dikenal dengan nama gatekeeper.

Gatekeeper memiliki wewenang memilah informasi dan berita yang layak

untuk disebarluaskan kepada masyarakat. Gatekeeper adalah seorang pemimpin

perusahaan, pemimpin redaksi dan editor.

Peran media massa dalam fungsi sosialnya sebagai ruang sosialisasi,

pendidikan dan kontrol sosial menjadi elemen penting yang mampu

menghubungkan antara satu elemen dengan elemen lainnya yaitu komunikator

dan komunikan dengan produk yang dihasilkan agar mendapatkan umpan balik

dari komunikan.

Media massa merupakan suatu institusi yang meliputi lima hal diantaranya:5

1. Sebagai saluran produksi dan distribusi konten simbolis.

2. Sebagai institusi publik yang bekerja sesuai aturan yang ada.

3. Keikutsertaan baik sebagai pengirim atau penerima sukarela.

4. Menggunakan standar profesionalitas dan birokrasi.

5. Media sebagai perpaduan antara kebebasan dan kekuasaan.

5 Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, ( Jakarta: Rajawali Press, 2012), h. 13

 

19

Media memiliki kekuatan dalam mempengaruhi opini atau pendapat

masyarakat luas dalam menghadapi dunia sosial, karena hal tersebut terkadang

menyimpang dan dapat disalahartikan sehingga mengakibatkan perpecahan atau

masalah sosial. Oleh karena itu, pesan yang disampaikan melalui media massa

harus mencapai efektifitas yang tinggi agar hasil komunikasi memadai, dalam

hal ini diperlukan masyarakat yang selektif, cerdas dan bijak untuk mengubah

tatanan sosial menuju ke arah yang lebih baik.

B. Radio

Radio adalah salah satu media massa elektronik tertua yang bersifat

murah, merakyat dan bisa diperdengarkan dimana saja. Kelebihan lainnya radio

mampu menyampaikan isi pesan dengan cepat yang otomatis langsung diterima

oleh pendengar, pesan yang disampaikan melalui radio memiliki kekuatan

mempengaruhi secara emosional, isi pesan mudah dipahami dan dimengerti

karena menggunakan bahasa tutur, proses produksinya sederhana dan fleksibel,

khalayaknya khusus, serta dapat menjangkau pelosok-pelosok wilayah tanpa

mengenal batas dan waktu.6

Disisi lain, radio sebagai media massa juga memiliki kelemahan

diantaranya sebagai berikut:7

1. Selintas, informasi atau berita yang disampaikan penyiar kepada pendengar

hanya bisa didengar sepintas atau sesaat. Informasi atau berita yang telah

diperdengarkan, tidak bisa diulang kembali seperti koran atau televisi.

2. Global, informasi atau berita yang disiarkan oleh penyiar menekankan garis

besar suatu informasi yang perlu diketahui masyarakat.

6 Diah Wardhani, Media Relations: Sarana Membangun Reputasi Organisasi, h. 31

7 Asep Syaiful Romli, Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter dan Script

Writer, h. 25

 

20

3. Batasan waktu, radio hanya bisa mengudara kurang lebih 24 jam sehari

dan tidak bisa menambah waktu siaran sesuai dengan aturan keradioan yang

berlaku.

4. Beralur linier, sajian informasi sebelum disiarkan sudah diatur terlebih

dulu alurnya sehingga pendengar harus menunggu hingga akhir siaran.

5. Mengalami gangguan, radio rentan terhadap sinyal dan kendala teknis saat

siaran langsung seperti microfon mati, suara penyiar timbul tenggelam, dan

sebagainya.

Meski memiliki kekurangan, radio terus berupaya menunjukkan perannya

sebagai media publik. Radio mampu menjadi sarana ekspresi, komunikasi,

informasi, pendidikan dan hiburan bagi masyarakat.

Peran sosial radio sebagai media publik, dikenal dengan konsep radio for

society. Peran tersebut akan berjalan lancar jika radio menjaga konsistensi dan

terus melakukan optimalisasi dengan baik. Adapun konsep radio for society

dijabarkan sebagai berikut:8

1. Radio sebagai media penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain.

2. Radio sebagai sarana mobilisasi pendapat publik untuk mempengaruhi

kebijakan.

3. Radio sebagai sarana untuk melakukan diskusi untuk mencari solusi

bersama agar saling menguntungkan.

4. Radio sebagai sarana untuk mengikat kebersamaan dalam semangat

kemanusiaan dan kejujuran.

8 Masduki, Jurnalistik Radio: Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, (Yogyakarta:

LKiS, 2001), h. 3

 

21

Menurut Dominick (2002) dalam Najib Husain yang ditulis dalam

bukunya, mengatakan,

“Radio adalah media yang sangat luas, radio telah beradaptasi dengan

perubahan dunia dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan

melengkapi dengan media lainnya.”9

Perkembangan radio dari radio penyiaran publik, radio penyiaran swasta

dan radio siaran komunitas, membuktikan radio terus berkembang mengikuti

zaman. Radio merupakan “kekuatan kelima” setelah lembaga eksekutif

(pemerintah), lembaga legislatif (parlemen) lembaga yudikatif (peradilan) dan

pers.10

Radio disebut sebagai kekuatan kelima karena sifatnya yang langsung

dalam menyebarkan berbagai macam informasi tanpa mengenal jarak, waktu,

batasan dan rintangan.

Radio mampu mempengaruhi sikap dan perilaku pendengar dengan ciri

khas penggunaan bahasa santai dan intens yang dibawakan oleh penyiar selama

siaran. Penyiar mengikuti perkembangan bahasa kekinian yang banyak disukai

pendengar dengan tujuan isi pesan yang disampaikan dapat dipahami. Selain itu,

bahasa santai berguna menjalin kedekatan antara penyiar dan pendengar. Hal ini

menggambarkan penyiar melakukan komunikasi tatap muka dengan pendengar

tanpa merasa dibatasi sehingga komunikasi yang dilakukan tidak monoton.

Radio mampu menawarkan serta menyajikan program-program yang

menarik dan kreatif bagi para pendengar. Program seperti ini merupakan salah

satu cara yang digunakan untuk menarik perhatian konsumen dan mendapatkan

keuntungan.

9 M. Najib Husain, dkk, Literasi Media: Aplikasi dan Konsep, (Salatiga: Aspikom, Universitas

Kristen Satya Wacana, dan United Board for Christian Higher Education in Asia, 2013), h. 107 10

Asep Syaiful Romli, Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter dan Script

Writer, h. 19

 

22

Menurut Dominick, format program atau acara pada radio dibagi dalam

empat kategori dasar yaitu 1) Music, 2) Talk, 3) News, dan 4) Black and Etnic.11

Pada umumnya, radio lebih menekankan dua format program atau acara dalam

siaran langsung yaitu acara music dan news.

Acara music merupakan hal utama dalam radio yang paling mendominasi

selama siaran berlangsung, biasanya membahas tangga lagu teratas, album

hingga penyanyi favorit. Acara ini yang banyak disukai pendengar dan memiliki

rating yang cukup tinggi untuk bertahan di industri media.

Berbagai studi budaya youth culture dan social movement melakukan

penelitian bahwa sasaran utama radio agar mampu bertahan hingga saat ini

adalah kaum muda atau remaja.12

Oleh karena itu, kalangan muda menjadi aspek

yang paling diperhatikan oleh radio dalam memperbaiki dan meningkatkan

segmentasi siaran untuk mencapai rating yang tinggi.

Acara news lebih menekankan pada aspek informasi dan berita bagi

pendengar, mengingat masyarakat cenderung kritis dan membutuhkan

informasi. Radio harus mampu menyajikan berbagai macam informasi dan

berita aktual berisi fakta dari berbagai aspek kehidupan manusia. Maka dari itu,

radio dan jurnalistik radio memiliki peranan penting untuk saling bekerja sama

dalam menjawab tantangan tersebut.

C. Berita Radio

Paul D. Maessenner dalam bukunya Here’s The News berpendapat bahwa

berita radio adalah apa yang terjadi saat ini, apa yang segera terjadi, dan apa

yang akan terjadi. Sedangkan pandangan Prof. Mitchel V. Charnley dalam

11

Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang Broadcasting, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006),

h. 14 12

M. Najib Husain, dkk, Literasi Media: Aplikasi dan Konsep, h. 107

 

23

bukunya Reporting mengatakan, berita radio sebagai laporan tentang suatu

peristiwa, opini, kecenderungan situasi kondisi, interpretasi yang penting,

menarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan kepada khalayak.13

Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa berita radio adalah

peristiwa atau kejadian yang sedang terjadi kemudian diuraikan dan diproduksi

berdasarkan dengan fakta dan atau opini yang tidak lepas dari kode etik

jurnalistik untuk disebarkanluaskan kepada masyarakat melalui radio.

Berita radio harus mampu menyajikan berbagai macam berita dan

informasi secara singkat, padat, jelas dan cepat termasuk perkembangan setiap

peristiwa yang sedang terjadi hingga menit kedepannya. Hal tersebut juga harus

memperhatikan beberapa aspek lainnya seperti jujur, adil, terbuka, ketepatan,

berimbang, tidak memihak, tidak dicampuradukkan antara fakta dan opini, serta

tidak melanggar asas praduga tak bersalah.14

Disisi lain, Masduki menekankan persyaratan berita radio yang dilihat

berdasarkan sifat auditifnya yaitu a) Lokal-emosional, berita yang dihasilkan

tergantung pada efektivitas kedekatan dan keterlibatan aktif pendengar, b)

Personal, kesan akrab komunikasi berita radio yang ditimbulkan seolah sedang

berbicara satu sama lain, c) Selintas, penggunaan lead yang menarik perhatian

pendengar agar pesan yang disampaikan meskipun ditangkap sekali namun

mudah dipahami, d) Fokus dan antidetil, laporan berita radio berdurasi terbatas

tetapi tetap memperhatikan data, struktur kalimat, dan kejelasan, e) Imajinasi,

menciptakan theater of mind seolah pendengar benar-benar merasakan kejadian

tersebut, dan f) Fleksibel, penyampaian berita radio tergantung kreatifitas

pembawaan penyiar yang membacakannya.15

13

Masduki, Jurnalistik Radio: Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, h. 10 14

J.B. Wahyudi, Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, h. 35 15

Masduki, Jurnalistik Radio: Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, h. 12

 

24

Sedangkan Andrew Boyd dalam bukunya Broadcast Journalism:

Techniques of Radio and TV News, menambahkan bahwa berita radio harus

memiliki beberapa elemen diantaranya, a) Relevansi, pemberitaan yang

memiliki pengaruh bagi kehidupan masyarakat, b) Interest, penyesuaian

pemberitaan yang disiarkan sesuai dengan kebutuhan pendengar, dan c)

Entertainment, unsur hiburan yang disisipkan dalam berita namun tidak

mengubah isi pemberitaan yang akan disampaikan kepada pendengar.16

Jika syarat di atas terpenuhi dalam kalimat berita untuk disiarkan otomatis

berita memenuhi formula easy listening yaitu susunan kalimat yang lembut

didengar dan mudah dimengerti saat mendengar pertama kalinya.

Penjelasan di atas juga dilengkapi dengan pernyataan Irving E. Fang

dalam Wahyudi yang mengatakan,

“Susunan kalimat agar memenuhi formula easy listening, perlu diusahakan

tiap kalimat tidak menggunakan lebih dari 20 kata. Di dalam bahasa Inggris, ada

ketentuan yang berbunyi “three word in one second,” yang artinya tiga kata

dalam bahasa Inggris jika diucapkan akan memakan waktu satu detik.”17

Dalam radio, jenis berita yang harus dikuasai sebagai modal utama adalah

berita tulis dan berita sisipan yang akan menghasilkan kredibilitas suatu radio.

Berita tulis merupakan berita yang memasuki proses penyuntingan sebelum

disiarkan kepada pendengar, sedangkan berita sisipan merupakan berita yang

dilengkapi dengan kutipan suara narasumber.

Prinsip penulisan struktur berita radio adalah seringkas mungkin,

memenuhi unsur kelayakan informasi menggunakan 5W+1H.18

Adapun urutan

penyajian berita radio adalah sebagai berikut:

16

Santi Indra Astuti, Jurnalisme Radio: Teori dan Praktik, (Bandung: Simbiosa Rekatama

Media, 2013), h. 59 17

J.B. Wahyudi, Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, h. 23 18

Masduki, Jurnalistik Radio: Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, h. 16

 

25

1. Lead in, fakta berita paling penting (siapa, apa, dimana, dan kapan).

2. Kronologi peristiwa (kenapa dan bagaimana).

3. Penguat data lain sebagai pendukung berita jika diperlukan.

D. Ideologi

Ideologi secara etimologis berasal dari kata Greek, terdiri atas kata idea

dan logia. Idea berarti idein yang artinya melihat. Idea adalah sesuatu yang ada

di dalam pikiran sebagai hasil perumusan sesuatu pemikiran atau rencana.

Sedangkan logis berasal dari kata logos yang berarti word. Kata ini berasal dari

kata legein yang berarti berbicara. Selanjutnya kata logia berarti pengetahuan

atau teori.19

Jadi, ideologi adalah pengucapan dari yang terlihat atau pengutaraan

apa yang terumus didalam pikiran sebagai hasil dari pemikiran.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Ideologi adalah

kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat dalam memberikan

arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup yang akan dicapai.20

Ideologi juga

bisa diartikan sebagai kerangka berfikir tertentu yang digunakan oleh individu

untuk melihat suatu realitas dan bagaimana cara untuk menghadapinya.

Ideologi lahir atas pandangan hidup dan sangat terikat dengan nilai-nilai,

peraturan dan gagasan yang memiliki suatu makna serta dapat direalisasikan

dalam kehidupan nyata untuk memperbaiki berbagai aspek dan tatanan hidup

masyarakat yang telah diyakini mengenai kebenarannya.

Ideologi cenderung lebih banyak dikaitkan dengan permasalahan sosial,

politik, budaya, agama, etnis, dan ras dalam suatu negara. Pemikiran ideologi

19

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 64 20

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, “Ideologi”, pengertian diakses pada 5 April

2018 dari http://kbbi.web.id/ideologi

 

26

berupa hasil yang positif atau negatif, sehingga mencerminkan dinamika dalam

kehidupan suatu bangsa. Dari sinilah tumbuh sub-ideologi yang bersumber dari

kelompok-kelompok kepentingan karena terdapat perbedaan di berbagai bidang.

Menurut Jorge Larrain dalam Sunarto, secara positif, ideologi dianggap

sebagai pandangan dunia yang menyatakan nilai-nilai kelompok sosial tertentu

untuk membela dan memajukan kepentingan-kepentingan kelompok tersebut.

Sedangkan secara negatif, ideologi dilihat sebagai suatu kebutuhan untuk

melakukan penipuan dengan cara memutarbalikkan pemahaman orang mengenai

realitas sosial.21

Istilah ideologi sendiri muncul dan diperkenalkan oleh Destutt de Tracy

seorang politisi dan filsuf berpendapat ideologi merupakan bagian dari ilmu

pengetahuan yang mempelajari tentang eksistensi ide.22

Ide yang dimaksud

merupakan hasil yang dibangun individu atau sekelompok orang yang memiliki

kuasa untuk mempengaruhi kelompok dan membentuk citra diri kelompok.

Dengan kata lain, dominasi secara langsung diterima begitu saja karena telah

dianggap benar dan wajar.

Hal ini juga sependapat dengan pemikiran yang dikemukakan oleh Teun

A. van Dijk yang mengatakan,

“Fenomena yang disebut sebagai “kesadaran palsu”, bagaimana kelompok

dominan memanipulasi ideologi kepada kelompok yang tidak dominan melalui

kampanye disinformasi (seperti agama tertentu yang menyebabkan suatu

kerusuhan, orang kulit hitam selalu bertindak kriminal), melalui kontrol media

dan sebagainya.”23

21

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik dan Analisis Framing, h. 61 22

Anwar Arifin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011),

h. 46 23

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 13

 

27

Media sebagai alat utama yang digunakan oleh kelompok dominan dalam

merealisasikan ideologi bersama, menghasilkan berita dan informasi aktual yang

membentuk dan mengarahkan opini publik terhadap realitas yang sedang terjadi.

Strategi ini menarik perhatian masyarakat dalam pemenuhan aspek pemasaran

produk berita untuk mempertahankan dan mensejahterahkan perusahaan media.

Dasar pertimbangan media massa menyiarkan atau tidak ditentukan oleh sifat

media massa yang bersangkutan.

Ideologi telah memasuki dunia komunikasi pada 1945-1966. Ideologi yang

kuat dan terus mengalami perkembangan, mampu menghasilkan pola pikir yang

beraneka ragam dan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam berbagai

dimensi media penyiaran sehingga tidak memungkinkan akan terciptanya kelas

kapitalis di suatu negara atau wilayah.

Pada perkembangan ideologi seiring perubahan zaman, terbagi ke dalam

empat jenis yang sesuai dengan konteks historis, kultural, sosial, politik,

ekonomi, dan teknologi, diantaranya sebagai berikut:24

1. Ideologi Otoritarian

Ideologi ini berkembang pada akhir masa Renaisans yang melahirkan

sistem politik sistem komunikasi dan sistem pers otoritarian. Sistem

otoritarian menggambarkan tidak adanya kebebasan dalam menyatakan

pikiran dan pendapat bagi masyarakat. Rakyat hanyalah bagian kecil dari

negara yang tidak memiliki daya terhadap kekuatan penguasa, sehingga

posisi rakyat harus patuh dan taat terhadap setiap kebijakan yang

dikeluarkan, jika melanggar maka sanksi akan diberikan.

24

Anwar Arifin, Sistem Komunikasi Indonesia, h. 48

 

28

Dampak ideologi ini paling berpengaruh pada lahirnya sistem pers

otoritarian dalam menyebarkan informasi publik. Semua informasi yang

disebarluaskan kepada masyarakat diatur langsung oleh pemerintah atau

penguasa.

Para penguasa menggunakan pers untuk memberikan informasi yang

hanya dianggap penting bagi penguasa untuk diketahui rakyat. Selain itu,

pers juga digunakan untuk menyebarluaskan kebijakan-kebijakan yang

dibuat oleh penguasa untuk didukung oleh rakyat.25

Kebenaran dianggap bukanlah hasil dari publik, melainkan milik

orang yang berkuasa, sehingga kebijakan yang berlaku berasal dari “atas”

ke “bawah”. Dalam dunia penerbitan, pers harus memiliki izin khusus dan

pembredelan bisa terjadi kapan saja jika penerbit tidak mendukung

kebijakan penguasa. Fungsi pers sebagai alat pengawas pelaksanaan

pemerintah dihilangkan dan diganti dengan konsep pers yang menjadi

pelayan negara.

2. Ideologi Libertarian

Ketidakpuasan terhadap ideologi otoritarian yang tidak memiliki

kebebasan membuat para filsuf mengembangkan ideologi dengan konsep

berbeda yaitu ideologi libertarian pada abad ke-18 dan berkembang pesat

abad ke-19, menganggap manusia memiliki kedudukan sama, berakal,

mandiri dan memiliki kebebasan dalam menentukan hal apapun yang

menurut pribadi sendiri benar atau salah.

25

Fred S. Siebert, Theodore Peterson, dan Wilbur Schramm, Empat Teori Pers, (Jakarta: PT.

Intermasa, 1986), h. 2

 

29

Ideologi libertarian menghasilkan sistem politik, sistem ekonomi,

sistem komunikasi dan sistem pers libertarian. Informasi pada zaman ini

dapat disebarluaskan secara bebas tanpa batasan bagi masyarakat atau

media karena tidak ada tekanan dari pemerintah. Pers dianggap sebagai

mitra dalam mencari kebenaran.26

Pers pada teori libertarian mengembalikan fungsi pers yang

sebenarnya yaitu sebagai alat pengawas pemerintah dan menentukan

bagaimana rakyat mengambil sikap terhadap setiap kebijakan yang

dikeluarkan oleh penguasa.

Teori ini berhubungan dengan pandangan “pasar bebas.” Kebebasan

pers disamakan dengan kepemilikan media secara privat dan bebas dari

campur tangan pihak manapun. Berkaitan dengan hal ini, para pemiliki

media berkompetensi ke “pasar”, yang dimana menjual dan membeli

produk berbentuk “informasi.”27

3. Ideologi Komunis Soviet

Ideologi komunis merupakan pemikiran Karl Marx yang menentang

kapitalisme. Pandangan kaum komunis, kapitalisme yang dibiarkan terus

berkembang, menghadapi kesenjangan sosial dalam pasar bebas.

Komunisme berupaya mewujudkan keadilan sosial dalam sudut pandang

alirannya. Sistem yang dihasilkan mengubah ideologi libertarian dengan

menghasilkan sistem politik, sistem komunikasi, sistem pers komunis-

soviet.

26

Fred S. Siebert, Theodore Peterson, dan Wilbur Schramm, Empat Teori Pers, h. 3 27

Septiawan Santana K., Jurnalisme Kontemporer, h. 225

 

30

Pada ideologi komunis soviet, sistem pers yang berpengaruh kembali

pada sistem kerja pada masa ideologi otoritarian. Media massa dengan

ideologi komunis dimiliki oleh rakyat melalui partai komunis berkuasa,

tidak adanya kebebasan informasi karena media massa hanya milik dan

dikendalikan partai komunis, sehingga media massa berperan sebagai alat

menyebarkan ideologi komunis dan propaganda kepada masyarakat.

Ideologi ini meniadakan motif dalam mencari keuntungan, namun

konsep kebebasan positif diganti dengan yang negatif. Komunis soviet

menganggap pers yang diterapkan mendapakan kebebasan karena para

kelompok partai memang bebas mengatakan “apa itu kebenaran” menurut

kepercayaan yang dianut.28

4. Ideologi Pancasila

Munculnya ideologi Pancasila adalah buah hasil dari ketiga ideologi

yang belum sepenuhnya mampu mengimbangi bangsa Indonesia. Ideologi

Pancasila memiliki alur berbeda dengan ideologi yang pernah berlaku

sebelumnya.

Ciri khas ideologi Pancasila berakar dari pandangan hidup dan

kebudayaan masyarakat serta ajaran agama Islam yang dianut hampir

seluruh penduduk Indonesia. Dalam pandangan Pancasila, seluruh

kehidupan berpusat pada Tuhan Yang Maha Esa bukan pada manusia.

Manusia hanya mampu menemukan kebenaran dengan wahyu, tidak pada

akal yang sifatnya terbatas dalam mencapai kebenaran sesungguhnya bagi

manusia.

28 Fred S. Siebert, Theodore Peterson, dan Wilbur Schramm, Empat Teori Pers, h. 6

 

31

Hadirnya ideologi Pancasila menggambarkan kondisi rakyat

Indonesia yang menjunjung nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan

keadilan sosial menuju kedaulatan dan kesejahteraan. Hal ini merupakan

manifestasi dalam bentuk sistem politik, ekonomi, komunikasi, dan pers.

Sistem ideologi Pancasila menghargai kemerdekaan dan kebebasan

dalam mengeluarkan pendapat baik secara lisan maupun tulisan. Ideologi

Pancasila ini juga diberlakukan terhadap sistem pers karena tidak

seimbangnya sistem kerja pers sebelumnya. Masyarakat menginginkan

adanya sebuah tanggung jawab sosial untuk media massa. Kekuasaan dan

kedudukan yang memonopoli media harus dilandasai dengan tanggung

jawab kepada masyarakat serta mampu menjamin kebutuhan masyarakat

dalam mendapatkan informasi tercukupi.29

Hal ini dapat diwujudkan dengan

menekankan setiap perbuatan disertai dengan rasa tanggung jawab kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa

2. Kepentingan rakyat

3. Moral dan tatasusila

4. Kepribadian bangsa

Ragam ideologi yang berkembang membuktikan bahwa ideologi memiliki

sejarah panjang dan kaitan dengan media massa pada zamannya. Hal ini

mencerminkan bagaimana kebebasan informasi yang akan diperoleh oleh

masyarakat luas.

Pentingnya ideologi sebagai tolak ukur yang akan dicapai suatu media

massa perlu diperhatikan dan dipertimbangkan, tidak bisa dilihat hanya dari

29

Fred S. Siebert, Theodore Peterson, dan Wilbur Schramm, Empat Teori Pers, h. 5

 

32

perseorangan karena menyangkut pada kesejahteraan organisasi media. Tanpa

ada suatu ideologi yang digunakan dan diterapkan pada suatu media, maka

media tersebut akan kehilangan arah dan tujuan sehingga berakibat media akan

terpuruk dengan sendirinya.

E. Radio Komunitas

Komunitas dalam Kamus Besar bahasa Indonesia berarti kelompok

organisme yang hidup dan saling berinteraksi di daerah tertentu.30

Istilah ini

muncul pada pembahasan media massa yang terfokus membahas media

komunitas yaitu radio komunitas.

Menurut Charles A. Arnaldo, radio komunitas adalah sebuah proses atau

peristiwa sosial dimana para anggota dari sebuah komunitas bergabung

bersama-sama untuk merancang berbagai program, memproduksi dan

menyiarkannya.31

Sedangkan menurut Gazali, radio komunitas merupakan lembaga

penyiaran yang didirikan untuk melayani komunitas tertentu saja, baik dalam

konteks suatu batasan geografis maupun dalam konteks rasa identitas atau minat

yang sama.32

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa radio komunitas

merupakan suatu sistem yang dibuat dan diperuntukkan untuk masyarakat

tertentu dalam upaya memenuhi maksud dan tujuan yang sama dengan

melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam produksinya.

30

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, “Komunitas”, pengertian diakses pada 25

April 2018 dari http://kbbi.web.id/komunitas 31

C. Fraser and S. R. Estrada, Buku Panduan Radio Komunitas, (Jakarta: UNESCO, 2001) 32

Atie Rachmiatie, Radio Komunitas Eskalasi Demokratisasi Komunikasi, (Bandung:

Simbiosa rekatama Media, 2007), h. 42

 

33

Radio komunitas di Indonesia muncul akibat hasil reformasi tahun 1998

yang ditandai dengan bubarnya menteri penerangan. Radio ini mulai banyak

berkembang tahun 2000 dan diperkuat dengan disahkannya UU No.32 tahun

2002 tentang penyiaran.

Dalam UU Penyiaran No.32 tahun 2002 pasal 21 ayat 1 menyebutkan

radio komunitas sebagai lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum

Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen dan tidak

komersil, dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, serta

untuk melayani kepentingan komunitasnya.33

Radio komunitas didasari oleh semangat para perintis untuk memiliki

radio komunitas dan pengaruh masyarakat yang menularkan semangat bebas

berekspresi melalui radio. Terdapat dua faktor yang melatarbelakangi berdirinya

radio komunitas yaitu sebagai berikut:34

1. Mayoritas penduduk Indonesia adalah penduduk pedesaan yang

umumnya menempati wilayah relatif miskin dengan kualitas SDM

rendah dan potensi yang belum tergali secara optimal.

2. Media komunitas berasal dari kebutuhan warga, oleh warga dan untuk

warga komunitas sehingga tidak ada campur tangan dari luar yang

memasukkan ideologi dan kepentingan apapun.

Masduki dalam Redi Panuju berpendapat mengenai pendirian radio

komunitas berdasarkan urgensinya, antara lain:35

33

Redi Panuju, Sistem Penyiaran Indonesia: Sebuah Kajian Strukturalisme Fungsional,

(Jakarta: Kencana, 2015), h. 135 34

Atie Rachmiatie, Radio Komunitas Eskalasi Demokratisasi Komunikasi, h. 79 35

Redi Panuju, Sistem Penyiaran Indonesia: Sebuah Kajian Strukturalisme Fungsional, h.

140

 

34

1. Jaminan keberadaan komunitas secara permanen di lingkup batas

geografis tertentu yang bersedia aktif dalam mengelola radio.

2. Peluang partisipasi tiap individu di komunitas secara baik dalam

kepemilikan, produksi siaran maupun pihak pendengar yang harus

terlayani hak dan kepentingannya. Semakin kecil cakupan geografis

radio semakin banyak individu yang terlayani sebagai subjek siaran,

covering isu-isu lokal secara merata.

Prinsip radio komunitas adalah “dari, oleh, dan untuk komunitas.” Tujuan

berdirinya radio komunitas adalah melayani kebutuhan informasi masyarakat

atau warga komunitas dan sebagai pemecah masalah yang terjadi di dalam

komunitasnya.

Radio komunitas berada di bawah kekuatan badan hukum yang

menaunginya. Sejauh ini pemerintah telah memberikan tiga pilihan badan

hukum yang dapat digunakan oleh radio komunitas yaitu yayasan, perhimpunan

dan koperasi. Konsep badan hukum perhimpunan dan koperasi, wewenang

tertinggi berada pada anggota, sedangkan konsep badan hukum yayasan,

wewenang tertinggi terletak pada dewan pendiri.36

Modal awal radio komunitas diperoleh dari kontribusi komunitasnya yang

berasal dari tiga orang atau lebih yang selanjutnya menjadi milik komunitas.

Stasiun komunitas akan terwujud jika terdapat persetujuan tertulis paling sedikit

51% dari jumlah penduduk dewasa atau paling sedikit 250 orang dewasa dan

dikuatkan persetujuan tertulis dari pemerintah.37

36

Agus Sudibyo, Ekonomi Politik Media Penyiaran, (Yogyakarta: LkiS, 2004), h. 255 37

Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 105

 

35

Untuk menghidupkan radio komunitas yang bersifat non komersil,

dilakukan upaya memperoleh pemasukan dari sumbangan hibah, sumbangan

anggota komunitas, sponsor, iklan lokal dan sumber lain yang sah dan tidak

mengikat.

Radio komunitas dapat berkembang berdasarkan pada hubungan intens

yang terjadi antara lembaga penyiaran dan komunitasnya. Masyarakat

diperlakukan sebagai subjek dan ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan

pembangunan dan kemajuan radio komunitas.

Fungsi radio komunitas sebagai sumber informasi dan berita utama bagi

masyarakat di pedesaan. Hal ini mampu memberikan nuansa yang rill bagi para

pendengar meski dengan muatan lokal dalam mengangkat isu-isu yang

berkembang di dalam komunitas tersebut.

Oleh karena itu, radio komunitas memiliki peran penting bagi masyarakat

diantaranya sebagai sarana perjuangan rakyat, pengemban komunitas, promosi

budaya lokal dan sebagai kontrol pembangunan serta pemberdayaan masyarakat

di setiap tatanan kehidupan dalam meningkatkan mutu kualitas masyarakat.

Disisi lain, meski keberadaan radio komunitas sangat dijunjung tinggi

tetapi fakta yuridisnya justru mengeliminasi peran radio komunitas dalam

kehidupan sosial. Menurut Agus Sudibyo, radio komunitas diibaratkan sebagai

“Suku Aborigin,” dimana kehadirannya terisolasi dari hak-haknya sehingga

timbul penolakan dan diskriminasi oleh kalangan radio swasta. Keberadaan

radio komunitas dianggap memperumit pengaturan jaringan frekuensi yang

sangat terbatas.38

38

Redi Panuju, Sistem Penyiaran Indonesia: Sebuah Kajian Strukturalisme Fungsional, h.

136

 

36

Peraturan mengenai alokasi frekuensi radio telah ditentukan dan diplot-

plot yang diperuntukkan bagi pihak penguasa dominan dalam pemenuhan

tujuannya masing-masing. Keadaan ini menimbulkan ketimpangan krusial

dalam segi kepemilikan yang akan mempengaruhi produksi isi siaran bagi

masyarakat.

Adapun dilihat dari kondisi sosiologis, radio komunitas dikelola secara

tidak terikat dan sangat bergantung pada tokoh setempat atau pemilik rumah

yang dijadikan tempat studio atau perintis radio. Apabila tidak ada orang-orang

tersebut akan berpengaruh pada jalannnya sistem manajemen penyiaran.

Meskipun radio komunitas memiliki keterbatasan yuridis maupun

sosiologis, namun dengan terus mengikuti perkembangan teknologi, radio

komunitas masih menjadi jawaban yang tepat untuk menangani situasi dan

kondisi di Indonesia. Radio komunitas mampu menumbuhkan semangat

keikutsertaan yang menjadi sumber kekuatan bagi komunitas dan memberi

kekuatan pada kaum-kaum yang terisolir dari informasi.

Menurut hasil riset Combine Resources Institution (CRI) tahun 2002

dalam Rachmiatie, radio komunitas memiliki empat tipologi yang ditinjau

berdasarkan pendekatan kepemilikan dan tujuan berdirinya, antara lain:39

a. Community Based (Radio berbasis komunitas)

Radio yang didirikian oleh komunitas yang menempati wilayah

geografis tertentu sehingga basisnya adalah komunitas yang menempati

suatu daerah dengan batas-batas tertentu seperti kecamatan, kelurahan,

dan desa.

39

Atie Rachmiatie, Radio Komunitas Eskalasi Demokratisasi Komunikasi, h. 83

 

37

b. Issue / Sector Based (Radio berbasis masalah / sektor tertentu)

Radio yang didirikan oleh komunitas yang terikat kepentingan dan

minat yang sama sehingga basisnya adalah komunitas yang

berkepentingan sama dan terorganisasi, seperti petani dan buruh.

c. Personal Initiative Based (Radio berbasis inisiatif pribadi)

Radio didirikan oleh perorangan karena hobi atau tujuan lain seperti

hiburan, informasi, dan mengacu pada kepentingan warga komunitas.

d. Campus Based (Radio berbasis kampus)

Radio yang didirikan oleh warga perguruan tinggi dengan berbagai

tujuan seperti sarana laboratorium dan belajar bagi mahasiswa.

Tabel 2.2 Tipologi Radio Komunitas

Berbasis

Komunitas

Berbasis

Isu/Sektor

Berbasis Inisiatif

Perorangan

Berbasis

Kampus

Pendiri Warga

komunitas

Perorangan atau

kelompok petani

Perorangan Kelompok legalisasi

otoritas kampus

Lembaga

Institusi

Penyiaran

komunitas

Kelompok petani Pemerintah Di bawah naungan

kampus

Format

program &

monitoring

Partisispasi

warga

komunitas

Campuran

partisipasi petani,

diformulasikan

pengurus

Diformulasikan

kelompok

masyarakat

profesional

Diformulasikan oleh

kelompok masyarakat

profesional

Program/isi

siaran

Berdasarkan

kebutuhan

lokal

komunitas,

musik lokal,

dialog tentang

pertanian,

kebudayaan,

isu demokrasi,

reportase/berita

lokal

Berdasarkan pada

kebutuhan lokal

komunitas, musik

lokal, dialog

tentang pertanian,

kebudayaan, isu

demokrasi,

permintaan lagu,

reportase/berita

lokal

Berdasarkan pada

kebutuhan lokal

komunitas, musik

lokal, dialog

tentang pertanian,

kebudayaan, isu

demokrasi,

permintaan lagu,

reportase/berita

lokal

Berdasarkan pada

segmen pasar, variasi

musik, informasi tentang

pendidikan, kebudayaan,

isu demokrasi, lagu-lagu,

dan berita

Daerah

jangkauan

Sekitar 2,5 km Variasi Variasi Kota

Kualitas

manajemen

Miskin Miskin Medium Berkualitas

 

38

Dari tabel diatas dapat dilihat, radio komunitas dikelompokkan

berdasarkan jenisnya dengan parameter yaitu pendiri atau perintis radio

komunitas, lembaga yang menaungi radio komunitas, program dan monitoring,

program atau isi siaran, daya jangkau siaran, dan kualitas manajemen. Dengan

adanya pembagian tersebut, awal mula pertumbuhan radio komunitas di

Indonesia dapat terus-menerus berkembang dengan baik hingga saat ini.

F. Praktik Jurnalistik

Jurnalistik tidak lepas dari paham atau aliran yang dinamakan jurnalisme.

Dalam jurnalisme menggambarkan kegiatan kejurnalistikan mulai dari mencari,

mengelola hingga pada tahap menyiarkan pemberitaan kepada masyarakat luas

melalui media massa. Jurnalisme dilakukan oleh para wartawan dan orang-orang

yang paham dengan ilmu jurnalistik seperti pemimpin redaksi dan editor.

Dalam praktik jurnalistik, berita yang ditulis harus memperhatikan nilai-

nilai kelayakan yang menjadi acuan para jurnalis dalam memilah suatu berita

sebelum disebarluaskan kepada masyarakat. Adapun nilai-nilai tersebut

diantaranya, keakuratan, universal, jujur, adil, terdapat sisi kemanusiaan dan

segera.40

Wartawan yang berpegang teguh pada nilai-nilai ini, lalu dipraktikkan

dengan melakukan observasi, wawancara dan riset secara langsung, tentu

wartawan tersebut memahami prinsip dasar kinerja dan etika jurnalisme.

Profesi sebagai wartawan, meski bebas berpendapat namun penuh dengan

kehati-hatian. Pada pelaksanaan liputan, wartawan harus pandai memilih dan

menulis berita tanpa menyinggung pihak terkait ataupun masyarakat. Hal ini

berkaitan dengan aturan-aturan pemberitaan yang disebut kode etik jurnalistik.

40

Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori dan Praktik, h. 77

 

39

Kode etik jurnalistik diberlakukan dalam setiap media untuk

memenuhi fungsi sebagai sarana informasi bagi masyarakat. Kode etik

jurnalistik merupakan aturan-aturan tertulis yang harus ditaati dan dipatuhi

bagi para wartawan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Penerapan kode etik jurnalistik ini bertujuan untuk membangkitkan

rasa persatuan dan kesatuan para insan pers. Cara ini ditunjukkan dengan

upaya pers yang turut andil mencerdaskan kehidupan bangsa melalui

penyampaian berita berkualitas sesuai dengan nilai dan norma yang

dipercaya oleh masyarakat untuk tatanan kehidupan yang lebih baik.

Kode etik bagi jurnalis banyak dikeluarkan oleh organisasi wartawan

Indonesia seperti Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Kode Etik Jurnalistik

Persatuan Wartawan Indonesia (KEJ-PWI), Kode Etik Wartawan Indonesia

(KEWI), dan lain sebagainya.

Pada dasarnya, meski banyak kode etik jurnalistik yang berlaku,

keadaan tersebut mampu menciptakan keselarasan terhadap kode etik

penyiaran di Indonesia, seperti yang terdapat dalam rumusan Kode Etik

Wartawan Indonesia (KEWI) yang terbagi menjadi tujuh butir, yaitu:41

1. Wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk

memperoleh informasi yang benar.

2. Wartawan Indonesia menempuh tata cara yang etis untuk

memperoleh dan menyiarkan informasi serta memberikan identitas

kepada narasumber.

41

Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin, Dasar-dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi dan

Regulasi, Edisi Kedua, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 47

 

40

3. Wartawan Indonesia menghormati asas praduga tak bersalah, tidak

mencampurkan fakta dan opini, berimbang, dan selalu meneliti

kebenaran informasi serta tidak melakukan plagiat.

4. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta,

fitnah, sadis, cabul, serta tidak menyebutkan identitas korban

kejahatan susila.

5. Wartawan Indonesia tidak menerima suap dan tidak

menyalahgunakan profesi.

6. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak, menghargai ketentuan

embargo, informasi latar belakang, dan off the record sesuai

kesepakatan.

7. Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam

pemberitaan dan melayani hak jawab.

Kode etik jurnalistik pada dasarnya memerlukan pengawasan karena

penerapannya yang dirasa belum optimal hingga saat ini. Kesalahan kode

etik jurnalistik yang dilakukan oleh para wartawan masih terjadi berupa

pelanggaran-pelanggaran tugas dan fungsi jurnalistik dalam meliput suatu

berita.

Dalam kode etik jurnalistik, terdapat lembaga pengawas yang

berwenang memantau kinerja jurnalis yaitu Dewan Pers dan Majelis Kode

Etik. Keduanya berperan menetapkan dan mengawasi pelaksanaan kode etik

jurnalistik bagi wartawan, termasuk pada peliputan dan penulisan berita

yang menyimpang dengan memberikan teguran dan sanksi bagi pelanggar.42

42

Syarifudin Yunus, Jurnalistik Terapan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 116

 

41

G. Etnometodologi

Etnometodologi adalah salah satu metode yang dapat digunakan oleh

peneliti dalam melakukan suatu penelitian yang diperkenalkan oleh Harold

Garfinkel tahun 1955. Etnometodologi lahir pada masa modernis atau zaman

keemasan untuk menyuarakan dan mewujudkan keyakinan masyarakat dalam

bertahan pada gagasan-gagasan emansipatoris.43

Etnometodologi membahas tentang bagaimana seseorang atau sekelompok

orang mempelajari dan memandang realitas kehidupan serta lingkungan

sekitarnya. Penelitian etnometodologi mengacu pada penggambaran interaksi

sosial berbagai jenis perilaku dalam kehidupan sehari-hari, sehingga hasil yang

diperoleh memiliki ragam yang berbeda.

Adapun pemikiran Harold Garfinkel mengenai etnometodologi

menekankan dua hal yaitu sebagai berikut:44

1. Tataran teoretis bahwa “aktor sosial” yang sangat menentukan karena tidak

pernah dibatasi oleh struktur dan pranata sosial.

2. Tataran praktis yang menekankan pada kekuatan pendengaran dan

eksperimen melalui simulasi.

Menurut Garfinkel, metode etnometodologi merupakan terjemahan

metode pengorganisasian masyarakat yang memiliki pandangan dalam beberapa

aspek kebutuhan seperti pencerahan dan pemberdayaan. Etnometodologi

memiliki tujuan utama yang harus dipahami dan dimengerti, diantaranya:45

43

Ellys Lestari Pambayun, One Step Qualitative Research Methodology in Communication

Konsep, Panduan dan Aplikasi, h. 143 44

Ellys Lestari Pambayun, One Step Qualitative Research Methodology in Communication

Konsep, Panduan dan Aplikasi, h. 142 45

Ellys Lestari Pambayun, One Step Qualitative Research Methodology in Communication

Konsep, Panduan dan Aplikasi, h. 142

 

42

1. Memahami bagaimana anggota masyarakat selama berlangsungnya

interaksi sosial.

2. Berusaha memahami bagaimana orang-orang mulai melihat, menerangkan,

dan menguraikan keteraturan dunia sehari-hari di tempat orang-orang

tersebut berada.

3. Hasil dari etnometodologi dapat berupa program atau prinsip perubahan dan

pembaruan.

Penelitian menggunakan metode etnometodologi membutuhkan waktu

yang lama untuk mampu memahami dengan baik interaksi yang dilakukan oleh

para aktor sosial terhadap permasalahan yang diteliti. Etnometodologi

menerapkan pengambilan data secara langsung dari lapangan bagi peneliti

kepada aktor sosial. Hal tersebut dilakukan dengan wawancara secara mendalam

dan menggali setiap permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Wawancara yang dilakukan peneliti dapat menimbulkan asumsi bahwa

narasumber akan menjawab dengan jujur pertanyaan dan menceritakan motif-

motif tersembunyi dibalik setiap perilaku maupun tindakannya. Namun, pada

kenyataannya tidak semua jawaban narasumber benar adanya, apapun yang

dibicarakan belum tentu sama dengan kejadian yang sebenarnya. Oleh karena

itu, etnometodologi menambahkan poin penting yaitu “nuansa” yang terjadi saat

melakukan proses wawancara dengan aktor sosial.

Dengan memperhatikan dan memahami nuansa dari setiap jawaban

narasumber, peneliti dapat melakukan analisis terhadap perkataan yang

diberikan untuk menjawab permasalahan yang diteliti. Setelah itu, peneliti akan

memberikan solusi yang berbentuk program ataupun pembaruan kedepannya.

 

43

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Berdirinya RKB FM

Radio Karya Bersama atau RKB FM adalah radio komunitas yang berada

di wilayah Kota Tangerang Selatan, tepatnya berada di Desa Bambu Apus,

Kecamatan Pamulang. RKB FM menjadi radio komunitas yang bertahan selama

kurang lebih 20 tahun meski baru mendapat izin secara legal mengudara pada 18

Juni 2012.

RKB FM dibangun berdasarkan pada musyawarah enam orang pendirinya

yang tertarik menyalurkan hobi pada bidang penyiaran. Enam orang tersebut

yaitu Bapak Marwan (Alm.), Sarkih, H. Jayadi, Nursad, Ambon, dan Saidi.

Nama RKB FM berasal dari pemikiran yang dihasilkan oleh Bapak

Nursad. RKB FM berarti radio yang berada karena karya dan jalan pikiran yang

sama oleh enam pendiri radio, sehingga kepemilikannya bersifat kebersamaan

dan tidak diperuntukkan untuk menunjukan ego tiap individu.

RKB FM memiliki tagline “Radio Karya Bersama, Ajangnya

Silaturahmi.” Radio komunitas ini berada pada frekuensi 93.0 FM. Sebelumnya

RKB FM pernah berada pada frekuensi 98.1 FM, namun dirubah karena

mengalami tumpang tindih dengan radio komunitas dan radio swasta lainnya.

RKB FM beroperasi selama kurang lebih 15 jam yang dimulai pukul

07.00-17.00 WIB dan dilanjutkan kembali pukul 20.00-24.00 WIB, dengan

menyajikan segmen seperti hiburan, informasi, dan sosial budaya. Adapun

segmen tersebut dirumuskan ke dalam enam program, diantaranya, Selamat Pagi

 

44

Tangerang Selatan, Goyang Pagi, Gado-gado, Lepas Lelah, Curhat Santai, Bantu

Ronda dan hari libur yang dikhususkan menyiarkan Citizen Journalism.

Pada masanya, RKB FM terus berkembang secara perlahan dengan

merekrut masyarakat sekitar yang ingin bergabung menjalankan radio ini.

Kemajuan RKB FM sama dengan radio pada umumnya yang dinilai berdasarkan

rating pendengar. Hal ini dibuktikan dengan penyebaran survei berupa atensi

selama siaran berlangsung yang dilakukan oleh anggota RKB FM kepada

“Fans” atau sebutan bagi pendengar setia RKB FM tanpa batasan usia, jenis

kelamin dan status.

Gambar 3.1 Atensi

Berjalannya atensi memberikan dampak positif dengan hasil jaringan RKB

FM yang mulai menyebar ke berbagai wilayah, sehingga otomatis akan

menambah pendengar dan penghasilan yang akan diperoleh RKB FM. Sejauh

ini pendengar RKB FM telah menjangkau kisaran wilayah Tangerang Selatan,

Gunung Kapur, Cisauk, Karang Tengah, Pondok Aren dan Pondok Kacang.

 

45

RKB FM berperan sebagai perekat masyarakat yang merupakan

perwujudan untuk menjawab segala permasalahan atau solusi yang terjadi di

radio dalam menjalankan fungsinya di tengah-tengah masyarakat.

Adapun fungsi dari RKB FM lebih menekankan pada aspek pemenuhan

kebutuhan masyarakatnya seperti hiburan dan informasi atau berita yang

mengandung nilai ringan, berat, hingga berita yang paling ter up to date yang

diperoleh baik dari anggota radio maupun warga. Aspek tersebut dipilih sebagai

pondasi awal dalam mengembangkan jangkauan penyiaran radio dan menarik

minat serta perhatian masyarakat.

Selain itu, RKB FM merupakan radio lokal yang aktif dalam menjalankan

kegiatan-kegiatan sosial dan banyak melibatkan warga sekitar. Kegiatan sosial

yang dilaksanakan yaitu:

1. Aspek keagamaan seperti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra’

Mi’raj, Muharram, dan pengajian bulanan.

2. Bantuan sosial untuk orang sakit, orang meninggal ataupun korban bencana

alam.

3. Perayaan 17 Agustus, peringatan sumpah pemuda, dan lomba-lomba yang

diadakan oleh RW atau antar RT.

Dalam menjalankan berbagai kegiatan sosial dan program keradioan, tentu

tidak terlepas dari orang-orang yang mencintai RKB FM. Selain pemerintah,

dukungan penuh diperoleh dari para anggota dan warga, baik dalam bentuk

tenaga, pikiran, maupun materi. Hal inilah yang menunjukan RKB FM sebagai

media sekaligus tempat untuk ajang silaturahmi bagi banyak orang yang ingin

menjadi bagian dari radio.

 

46

B. Visi dan Misi

RKB FM memiliki visi dan misi yang dapat dilihat dan dijabarkan sebagai

berikut:

a. Visi

Mencerdaskan dan memberdayakan seluruh lapisan masyarakat

Tangerang Selatan melalui transformasi informasi yang seimbang dengan

musik dan lagu tanpa mengesampingkan sisi edukasi dan agama.

b. Misi

1. Sebagai wadah dan ajang silaturahmi dan kekeluargaan bagi

masyarakat kota Tangerang Selatan.

2. Menumbuh kembangkan minat masyarakat dalam melestarikan budaya

kearifan lokal Betawi Tangerang Selatan.

3. Sebagai penyeimbang bagi masuknya budaya-budaya negatif dengan

selalu menjadi alat penyampai informasi budaya baik itu seni dan lagu-

lagu dangdut dan melayu Indonesia.

C. Logo RKB FM

Gambar 3.2 Logo RKB FM

 

47

Logo di atas menggambarkan RKB FM tidak membedakan status sosial

dan derajat antar sesama masyarakat baik karena semua memiliki kedudukan

yang sama. Hal ini sejalan dengan Q.S. Al-Hujarat ayat 13 yang berbunyi:

كر وأن ثى وجعلناكم شعوبا وق بائل لت عارفوا إن أكرمكم عند اللو يا أي ها الناس إنا خلقناكم من ذ

۞أت قاكم إن اللو عليم خبير

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki

dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-

suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya, orang yang paling mulia

diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyayang."

Selain itu, prinsip lain yang dipegang teguh oleh RKB FM

menggambarkan persatuan dan kesatuan serta kebersamaan yang dibangun

melalui media radio. Prinsip ini pun berdasarkan dengan Q.S. Ali-Imran ayat

103, yaitu:

ب ين فألف ء آأعد كنتم إذ عليكم ٱللو نعمت ٱذكروا و ت فرقوا ل و جميعا ٱللو بحبل وٱعتصموا

نا ۦ بنعمتو فأصبحتم ق لوبكم ها فأنقذكم ٱلنار من حفرة شفا على وكنتم إخو لك من ٱللو ي ب ين كذ

۞ كم ت هتدون لعل ۦءايتو لكم

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah

kamu bercerai-berai dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu

dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan

hatimu, lalu jadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara

dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu

dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayatayat-ayat-Nya kepadamu,

agar kamu mendapatkan petunjuk.”1

1 http://khalifahcenter.com/q3.103 diakses pada 15 Agustus 2018

 

48

D. Struktur Organisasi RKB FM

RKB FM memiliki struktur organisasi yang masih dikatakan sangat

sederhana dalam upaya pengoperasian radio. Hierarki dan wewenang tertinggi

dipegang secara langsung oleh penanggung jawab RKB FM, yang disusul oleh

ketua dan wakil ketua.

Berlakunya sistem organisasi air terjun ini, mengharuskan bawahan

melakukan segala aktivitas keradioan di bawah pengawasan pemilik. Sedangkan

pemilik yang akan menentukan arah radio berjalan dan bertahan di masyarakat.

Adapun struktur organisasi RKB FM digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.3 Struktur Organisasi RKB FM

H. Nursad

Penanggung Jawab dan Penasihat

M. Sanen

Penasehat

H. Napah

Ketua

Rizal

Koordinator Siaran

Kesih

Bendahara

Suhendi

Sekretaris

Seksi

Humas

1. Adella

2. Mala

3. Mayang

Seksi Seni

1. Nadin

2. Juriah

3. Shinta

4. Lia

Sarkih

Wakil Ketua

Seksi

Kerohanian

1. Ust. Fendi

2. Ust. Ardi

3. Ust. Mawardi

Seksi

Olahraga

1. Anton

2. Anis

Seksi

Perlengkapan

1. Andi

2. Adi

3. Ruslan

 

49

BAB IV

HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Ideologi Radio Karya Bersama dalam Organisasi Media

Radio Karya Bersama (RKB FM) merupakan radio berbasis komunitas

yang menjalankan dua fungsi utama diantara empat fungsi umum sebagai media

massa yaitu sarana hiburan dan sarana informasi bagi kelompok organisasi atau

masyarakat. RKB FM berupaya memaksimalkan setiap kegiatan keradioan dan

selalu memperbaharui agenda dengan mengikuti perkembangan dari masyarakat

terutama dalam pemenuhan akses informasi dan berita.

RKB FM melangkah untuk menjawab kebutuhan atau persoalan dari

masyarakat yang membutuhkan informasi dan kritis dalam menanggapi berbagai

isu atau permasalahan yang terjadi di sekitar. RKB FM menyajikan berbagai

konten informasi dan berita yang mencakup lingkungan, kelurahan sampai pada

tingkat walikota Tangerang Selatan, meskipun dilakukan dengan sumber daya

manusia dan peralatan yang sangat terbatas.

Berdasarkan hasil wawancara, RKB FM dapat bertahan melalui proses

yang panjang dengan menerima banyak kritik dan saran dari anggota maupun

masyarakat sekitar dalam menjalankan fungsinya sebagai sarana informasi yang

disiarkan secara luas dan langsung kepada seluruh lapisan masyarakat.

”Alhamdulillah, adanya RKB FM karena hobi berubah menjadi media yang

sangat membantu bagi warga dalam mengekspresikan pendapatnya yang

bersifat membangun. Ini merupakan kontribusi nyata yang diperlukan bagi

suatu radio untuk terus bertahan di kalangan media meski dalam lingkup

kecil.”1

1 Hasil Wawacara dengan Sarkih, Wakil Ketua di Radio Karya Bersama pada 12 September

2018

 

50

RKB FM memiliki satu program radio yang khusus menyiarkan berita

bernama “Selamat Pagi Tangerang Selatan” dengan jadwal siar pada hari Sabtu

dan Minggu yang mengudara pukul 07.00-08.30 WIB. RKB FM banyak meliput

isu-isu sosial yang terjadi di sekitar masyarakat karena berkaitan dengan sesuatu

yang banyak ingin diketahui oleh publik.

Salah satu peristiwa yang disiarkan RKB FM pada 15-18 September 2018

adalah kasus penjambretan handphone anak-anak berumur enam sampai dengan

delapan tahun yang terjadi di wilayah Tangerang Selatan tepatnya daerah

Pamulang Barat. Korban rata-rata mengalami rasa takut berkepanjangan akibat

kejadian tersebut. Hal ini, banyak mendapat respon dari masyarakat dan menjadi

perhatian bagi para orang tua yang harus mengawasi anak-anaknya saat

beraktifitas di luar rumah.

Dalam menentukan peristiwa yang layak siar, tentunya setiap perusahaan

atau organisasi media memiliki visi, misi dan penilaian tersendiri, begitu pun

dengan RKB FM yang memiliki hak mutlak terhadap proses produksi

pemberitaan. Berita dan informasi merupakan cerminan dari ideologi yang

dihasilkan oleh pemilik organisasi yang ikut merumuskan pemikirannya dan

menetapkan landasan-landasan serta nilai-nilai yang harus dipatuhi oleh

kelompok organisasi RKB FM.

Pemberitaan RKB FM berpegang pada ideologi pancasila yang

mengutamakan aspek kebudayaan, tradisi dan demokrasi serta kebebasan

informasi bagi masyarakat. Ideologi pancasila menggambarkan elemen-elemen

yang merujuk pada Tuhan Yang Maha Esa, kepentingan rakyat, moral dan tata

susila serta kepribadian bangsa Indonesia.

 

51

RKB FM menjunjung tinggi nilai-nilai yang tertanam dalam ideologi

pancasila dan diyakini kebenarannya sesuai dengan kondisi masyarakat sekitar.

Oleh karena itu, pemberitaan yang disiarkan oleh RKB FM tidak terlepas dari

nilai-nilai ideologi pancasila yang telah ditanamkan kepada para wartawan

dalam pemenuhan visi dan misi organisasi.

Dalam penulisan berita yang dimuat oleh wartawan RKB FM, ideologi

pancasila sebagai landasan memuat bagaimana penerapan nilai-nilai yang

dituangkan dalam pemberitaan RKB FM.

1. Tuhan Yang Maha Esa

Pemberitaan RKB FM berpondasi pada keyakinan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa dengan menjunjung tinggi nilai ajaran agama melalui

penerapan kode etik jurnalistik Islam dan rasa percaya yang ditanamkan

untuk masyarakat dalam penyebaran berita.

Pemilik RKB FM memiliki keyakinan terhadap wartawan yang

mampu menjalankan tugas dan kewajiban berdasarkan pada Tuhan dengan

mengedepankan norma agama, maka wartawan tidak akan menulis berita

bohong dan berhati-hati dalam memilah setiap informasi sebelum

disebarluaskan kepada masyarakat.

Dalam persoalan ini, wartawan dibekali dengan pendirian yang kuat

terhadap segala situasi dan kondisi yang dihadapi saat berada di luar

organisasi. Selain itu, pihak media terus memberikan pengarahan dan

pengawasan kepada wartawan agar berita yang dihasilkan sesuai dengan

nilai ketuhanan dan keagamaan, sehingga tetap terkontrol dan tidak

menyinggung perasaan orang lain.

 

52

“Yang paling mendominasi adalah sikap dari wartawan itu

sendiri. Jika wartawan tidak memiliki sikap percaya pada keputusan

yang diambil saat mengelola berita yang ditulis, maka berita yang

dihasilkan akan ambigu dan tidak dapat dipertanggung jawabkan

kepada pendengar. Oleh karena itu, wartawan dirasa harus berbekal

dengan pribadi yang dilandasi nilai-nilai pancasila agar tidak mudah

goyah terhadap keadaan yang mengharuskan diri mengambil

keputusan saat di lapangan.2

2. Kepentingan Rakyat

RKB FM sebagai radio lokal berupaya mengedepankan kepentingan

warga sekitar dengan memenuhi setiap kebutuhan terutama dalam segi

informasi dan hiburan melalui program-program dan kegiatan-kegiatan

keradioan. Hal ini tentunya menggambarkan fungsi RKB FM sebagai alat

komunikasi yang berguna dalam memuaskan setiap keinginan pendengar.

Pemenuhan program dan kegiatan RKB FM dimulai dengan

melakukan survei terhadap pendengar setia maupun warga sekitar

menggunakan atensi yang nantinya akan masuk tahapan rapat umum

seluruh pengurus radio. Survei ini berguna untuk melihat kebutuhan dan

keinginan pendengar yang dituangkan dalam perencanaan RKB FM baik

untuk jangka waktu dekat, menengah dan panjang.

Prinsip “dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat” diterapkan RKB

FM terutama dalam memenuhi fungsi informasi. Berita yang disiarkan

bertujuan membangun sikap kritis masyarakat agar lebih peka terhadap

keadaan sekitar. RKB FM mengharapkan timbulnya kerja sama antar

organisasi dan masyarakat dalam mempertahankan eksistensi radio. Hal ini

diwujudkan dengan mendukung setiap kebijakan RKB FM melalui

2 Hasil Wawacara dengan H. Nursad, Penasihat di Radio Karya Bersama pada 12 Oktober

2018

 

53

partisipasi aktif kedua belah pihak yang mengarah pada pembangunan radio

menuju arah yang lebih baik.

“Fokus utamanya membangun radio ini memang untuk warga,

jadi sebisa mungkin segala sesuatunya berhubungan buat warga lagi.

Kalau sudah terpenuhi yang diinginkan warga, pasti akan

menghasilkan dampak positif entah itu buat warga atau buat RKB.”3

3. Moral dan Tata Susila

Masyarakat saat ini adalah orang-orang dari berbagai status sosial

yang haus informasi menginginkan kebutuhan dipenuhi oleh media.

Kebebasan informasi yang didapat dari berbagai sumber, membuat RKB

FM turut andil dalam memberikan informasi dan berita sesuai dengan nilai-

nilai dan norma-norma yang berlaku agar masyarakat tidak tersesat melalui

pengetahuan moral dan tata susila.

Pemberitaan RKB FM mempertimbangkan berbagai aspek terutama

pemberitaan yang dibarengi dengan nilai adat istiadat dalam penulisan

wartawan dan pembawaan penyiar. Hal ini bertujuan membimbing

masyarakat memiliki pemikiran selaras dan tidak menyinggung pihak

manapun yang terkait dengan berita yang disiarkan.

Dalam ideologi pancasila yang diterapkan oleh RKB FM,

dicantumkan nilai moral dan tata susila sebagai landasan awal wartawan

menulis suatu berita. Moral dan tata susila berjalan beriringan dengan nilai

ketuhanan dan keagamaan.

Berita yang ditulis berdasarkan nilai moral dan tata susila akan

menghasilkan berbagai berita yang berkualitas dalam memenuhi fungsi

3 Hasil Wawacara dengan H. Nursad, Penasihat di Radio Karya Bersama pada 12 Oktober

2018

 

54

informasi dan layak untuk disebarluaskan kepada masyarakat. Adanya nilai

moral dan tata susila yang dituangkan dalam setiap pemberitaan

menunjukkan bahwa wartawan RKB FM mengetahui bagaimana

menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan baik sesuai dengan aturan

dan norma-norma yang berlaku di dalam organisasi dan masyarakat.

“Dengan penerapan nilai moral dan tata susila sebagai

landasan berita, diharapkan RKB FM meski dalam skala kecil mampu

mewujudkan kinerja wartawan yang memiliki bobot dan kualitas

melalui tulisan dari berbagai konten berita ataupun informasi yang

setara seperti radio swasta yang memang menyiarkan konten

berita.”4

4. Kepribadian Bangsa

Ideologi pancasila menggambarkan kepribadian bangsa dalam yang

tertuang dalam wujud persatuan dan kesatuan bangsa. RKB FM sebagai

media massa radio berupaya menunjukkan citra yang baik dan berguna

sebagai alat komunikasi yang mampu mewujudkan harapan masyarakat.

Dalam membangun citra tersebut, RKB FM memulai prosesnya dari

dalam organisasi dengan menunjukkan solidaritas antar anggota. Hal itu

dilakukan dalam menjalankan sistem keradioan yang dimulai dari

perencanaan, persiapan hingga pelaksanaan tiap kegiatan.

Pembangunan citra baik ini mempengaruhi pemberitaan RKB FM

dengan adanya tuntutan menghasilkan berita yang akurat, berimbang,

terbuka, jujur, adil, dan dapat dipercaya. Masyarakat menginginkan RKB

FM memiliki jati diri dalam menarik minat banyak orang, organisasi lain,

4 Hasil Wawacara dengan H. Nursad, Penasihat di Radio Karya Bersama pada 12 Oktober

2018

 

55

maupun pemerintah. Dari sinilah RKB FM akan memiliki ciri khas dan

mampu menempatkan radio di tengah masyarakat.

Setiap organisasi yang dibentuk dengan meningkatkan kekuatan

dalam organisasi, maka organisasi dinilai mampu membawa nama media

untuk lebih dikenal publik. RKB FM mempersiapkan dan memperhitungkan

setiap langkah dalam memberikan berbagai program dan kegiatan yang

sesuai dan berdasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dari ideologi

pancasila yang dianut.

Faktor terpenting dalam membentuk kerpibadian RKB FM adalah

membentuk relasi dengan organisasi radio lain dan masyarakat. Adanya

hubungan RKB FM dengan dunia luar menggambarkan kepribadian RKB

FM yang terus-menerus berkembang dalam menanggapi berbagai persoalan

yang dihadapi.

”Radio ini kan lingkupnya kecil, kalau dari orang-orang yang

ditunjuk jadi pengurus hanya numpang nama, tidak menunjukkan

motivasi dalam membuat radio berkembang, lebih baik mundur.

Radio harus hidup dan bisa dikenal orang luar, caranya harus bisa

komunikasi sama keadaan luar organisasi yaitu masyarakat atau

rival dari RKB. Kalau sudah bisa memahami jalan pikir keduanya,

dari situ RKB bisa melihat celah dimana letak kurang dan lebihnya

radio ini.”5

Dari penjelasan di atas, RKB FM menerapkan elemen-elemen dalam

ideologi pancasila untuk menjalankan keseluruhan sistem radio termasuk

pemenuhan visi misi, fungsi sarana informasi, pendidikan maupun hiburan.

Hal ini dimulai dari jalan pikir pemilik yang mempengaruhi sistem kerja

5 Hasil Wawacara dengan Sarkih, Wakil Ketua di Radio Karya Bersama pada 12 September

2018

 

56

dan sudut pandang seluruh pengurus yang bersifat terbuka mengarah pada

setiap program keradioan yang disajikan bagi pendengar.

RKB FM pada dasarnya tidak memahami dengan baik mengenai

ideologi pancasila secara teori, namun RKB FM berupaya membuktikan

bahwa ideologi sebagai pemikiran terbuka dan bertujuan memenuhi

kepentingan masyarakat dapat diterapkan sesuai visi dan misi meskipun

dalam ruang lingkup yang kecil. Hal ini diwujudkan dengan kerja sama dan

rasa solidaritas antar anggota yang berpegang pada prinsip ukhwah

Islamiyyah untuk dituangkan dalam berbagai program dan kegiatan

keradioan yang berkualitas.

B. Praktik Antara Ideologi dan Jurnalistik Radio Karya Bersama dalam

Organisasi Media

Dalam pengoperasian sistem keradioan, RKB FM menerapkan aturan

sederhana dalam mengelola setiap sub sistem yang terdapat dalam struktur

organisasi. Salah satunya adalah setiap divisi dalam struktur RKB FM mampu

menempatkan diri dalam setiap tugas dan tanggung jawab yang mencerminkan

ideologi pancasila sebagai landasan awal dalam menjalankan radio ini.

Dalam praktiknya, RKB FM sebagai radio komunitas yang mengemban

visi dan misi terutama sebagai alat pemenuhan sarana informasi bagi para

pendengarnya, diharapkan mampu menjalankan radio yang seimbang dan sesuai

dengan ideologi maupun nilai-nilai jurnalistik yang menjadi pedoman bagi

komunitas RKB FM.

 

57

Seiring perkembangan zaman hingga saat ini, praktik RKB FM dalam

penyajian berita yang disesuaikan dengan nilai-nilai ideologi pancasila, nampak

tidak berjalan dengan semestinya. Perbedaan ini jelas terlihat baik dari pihak

wartawan maupun pemilik RKB FM dalam kecenderungan pola pikir dan

mengambil setiap tindakan terhadap persoalan yang dihadapi secara langsung .

1. Praktik Nilai-nilai Ideologi Pancasila

Praktik ideologi pancasila yang berlaku di RKB FM hanya berjalan

pada sebagian sistem organisasi atau hanya berlaku pada waktu-waktu

tertentu saja. Kenyataan praktik di lapangan menunjukkan semakin adanya

kemerosotan sistem ideologi pancasila pada sumber daya manusia yang

telah menganggap ideologi ini sebagai kode etik dan landasan dasar yang

disetujui dalam kesepakatan bersama.

Praktik ideologi pancasila yang berjalan tidak seimbang ini jelas

terlihat, terutama pada fungsi radio sebagai sarana informasi bagi

masyarakat. Adapun penjelasan mengenai penerapan ideologi pancasila dan

praktik dalam pemberitaan di RKB FM dapat dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Ideologi Pancasila dan Praktik Ideologi

Ideologi Pancasila Praktik Ideologi

Sesuai Tidak Sesuai

Tuhan Yang Maha Esa √

Kepentingan Rakyat √

Moral dan Tata Susila √

Kepribadian Bangsa √

 

58

a. Praktik Nilai Ketuhanan

Dalam agama Islam, terdapat pembahasan mengenai jurnalistik

Islam yang tidak lepas dari kode etik yang sesuai dengan syariat Islam.

Wartawan RKB FM masih memegang nilai ketuhanan dan keagamaan

dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.

Praktik dalam memenuhi kode etik jurnalistik Islam yaitu

wartawan RKB FM berupaya untuk selalu menggunakan bahasa santun

dan bijaksana dalam menyampaikan pendapat melalui berita yang

ditulis.6 Hal ini sesuai dengan Q.S An-Nisa/4:148 yang berbunyi:

ء من القول ال من ظلم و و الجهر بالس و وكان ل يحب الل عا الل ۞عليم سمي

“Allah tidak menyukai perkataan buruk (yang diucapkan)

secara terus terang kecuali oleh yang dizalimi. Dan Allah Maha

Mendengar, Maha Mengetahui.”7

Wartawan RKB FM menjauhi penulisan dan penyiaran berita

yang menggunakan bahasa kotor, mengandung hal-hal sensitif,

menyinggung perasaan orang lain, menyinggung agama, ras, suku,

ataupun bangsa lain. Selain itu, wartawan RKB FM berupaya selalu

berpikir positif dan menjauhi prasangka negatif dalam menulis berita

yang disiarkan kepada masyarakat.

”Kebijakan tidak terlalu mengikat, informasi dan berita bisa

disampaikan dengan pertanggung jawaban yang terpenting

apapun yang disampaikan kepada pendengar jangan

menggunakan bahasa yang kotor dan menyinggung orang lain.”8

6http://ejurnal.stainparepare.ac.id/index.php/komunida/article/download/61/22/ diakses pada

6 Januari 2019 7 https://litequran.net/an-nisa diakses pada 6 Januari 2019

8 Hasil Wawacara dengan H. Nursad, Penasihat di Radio Karya Bersama pada 12 Oktober

2018

 

59

Kode etik jurnalistik islam secara garis besar menggambarkan

ukhwah Islamiyyah.9 Wartawan RKB FM tidak hanya ditugaskan

meliput berita, tetapi juga ikut serta dalam mewujudkan rasa persatuan

dan kesatuan dalam organisasi. Hal ini diwujudkan melalui aktifitas

sosial yang bermanfaat bagi umat. Aktifitas ini berupa penyelenggaraan

kegiatan keagamaan seperti pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad,

Peringatan Isra’ Mi’raj, penggalangan dana sosial, dan pengajian

bulanan. Prinsip ukhwah Islamiyyah ini berlandaskan pada Q.S Al-

Hujarat/13:10 yang berbunyi:

و لعلكم ت رحمون انما ۞المؤمن ون اخوة فاصلحوا ب ين اخويكم وات قوا الل

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena

itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan

bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”10

Ayat di atas juga diperkuat oleh hadits yang diriwayatkan oleh

Bukhari dan Muslim tentang persaudaraan terhadap sesama muslim.

يث عبداهلل بن عمر رض اهلل عنهما. أن رسول اهلل صلي اهلل عليو حد

المسلم أخوالمسلم ، ل يظلمو ، ول يسلمو . ومن كان فىوسلم ، قال :

حاجة أخيو . كان اهلل فى حاجتو . ومن ف رج عن مسلم كربة ، ف رج اهلل

ا ، ست ره اهلل ي وم القيامة عنو كربة من كربات ي وم القيامة. ومن ست رمسلم

المسلم المسلم .باب ليظلم –كتاب المظالم: –اخرجو البخاري فى :

وليسلمو

9http://ejurnal.stainparepare.ac.id/index.php/komunida/article/download/61/22/ diakses pada

6 Januari 2019 10

https://litequran.net/al-hujurat diakses pada 6 Januari 2019

 

60

“Abdullah bin Umar r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda:

Seorang muslim saudara terhadap sesama muslim, tidak

menganiayanya dan tidak akan dibiarkan dianiaya orang lain.

Dan siapa yang menyampaikan hajat saudaranya, maka Allah

akan menyampaikan hajatnya. Dan siapa yang melapangkan

kesusahan seorang muslim, maka Allah akan melapangkan

kesukarannya di hari kiamat, dan siapa yang menutupi aurat

seorang muslim maka Allah akan menutupinya di hari kiamat.”

(HR. Bukhari dan Muslim)11

Poin inilah yang menjadi nilai tambahan bagi RKB FM di mata

masyarakat karena mampu menghadirkan konsep radio dan kinerja

kewartawanan yang sesuai dan seimbang dalam menjalankan media

dengan mempertahankan syariat Islam di tengah kemajuan teknologi

dan informasi.

Selain itu, pentingnya nilai agama yang perlu ditanamkan kepada

masyarakat terutama generasi muda yang tidak stabil menjadi acuan

atau motivasi RKB FM agar pemuda dan pemudi tidak tersesat dalam

mengambil setiap keputusan dan tindakan.

b. Praktik Pemenuhan Kepentingan Rakyat

Dalam memenuhi tugas dan tanggung jawabnya sebagai radio

komunitas yang bertujuan memenuhi kepentingan rakyat, RKB FM

menekankan informasi sebagai faktor yang harus dipenuhi untuk

menjawab keinginan masyarakat. Oleh karena itu, RKB FM berupaya

memberikan informasi dan berita yang berguna agar dapat

disebarluaskan kepada masyarakat yang tidak mengetahui peristiwa di

sekitarnya melalui kinerja para wartawan.

11

https://wakidyusuf.wordpress.com/2018/04/07/kumpulan-hadits-37-persaudaraan/ diakses

pada 6 Januari 2019

 

61

Namun, fakta yang terjadi adalah kurangnya hampir sebagian

besar partisipasi warga untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas dan

kritis terhadap pemberitaan yang dihasilkan oleh wartawan RKB FM.

Kecenderungan warga lebih menyukai sesi hiburan dari berbagai

program yang telah disajikan. Faktor tersebut tentunya dilatarbelakangi

oleh kepenatan dan rasa lelah masyarakat setelah bekerja sehingga

fokus hanya mengarah untuk memulihkan pikiran dengan unsur

hiburan.

“Untuk program berita sendiri, sampai saat ini berjalan apa

adanya. Hal ini tentu berkaitan dengan pendanaan, sumber daya

manusia, dan pendengarnya. Program berita di RKB sendiri

sebenarnya kurang mendapat perhatian lebih dari pendengar.

Dari survei atensi, warga lebih menyukai program hiburan

meskipun juga ada sebagian yang mendengarkan berita.12

Pernyataan di atas, didukung pula oleh pendengar RKB FM

melalui wawancara via WhatsApp, yang mengatakan,

“Secara pribadi, saya seorang pekerja yang hanya memiliki

waktu di rumah saat hari libur. Pada hari libur, biasanya

berkumpul dengan keluarga dan mengisi waktu dengan berbagai

hal, salah satunya mendengarkan radio. Pekerjaan yang padat,

banyak menimbulkan tekanan. Jujur saja, saya memfilter tekanan

itu dengan mendengarkan musik di radio. Saya menyukai RKB FM

karena saya sendiri menyukai musik dangdut dan melayu serta

program yang dihadirkan bersifat ringan dan dapat menghibur.”13

Di sisi lain, keadaan seperti ini membuat wartawan hilang kendali

atas ideologi pancasila yang diterapkan oleh RKB FM. Wartawan RKB

FM memandang situasi ini pada dasarnya tidak sesuai dengan harapan,

12

Hasil Wawacara dengan H. Nursad, Penasihat di Radio Karya Bersama pada 12 Oktober

2018 13

Hasil Wawacara dengan Sugiarto, S. E, warga sekitar Radio Karya Bersama pada 28

Desember 2018

 

62

namun para wartawan juga tidak bisa berbuat banyak dan seolah harus

menerima keadaan pasar yang lebih menuntut pada segmentasi hiburan.

Kinerja wartawan RKB FM menurun dalam mencari dan

mengumpulkan berita berkualitas. Wartawan tanpa sadar mulai

merubah cara berfikir dan menganggap tugas serta kewajibannya

hanyalah sekedar pemenuhan tanggung jawab sebagai seorang

wartawan tanpa memperhatikan nilai-nilai dasar kelayakan berita, salah

satunya seperti pemenuhan unsur 5W+1H yang minimal harus ada

dalam suatu pemberitaan.

“Tidak ada, selama ini cari informasi dan berita bebas saja dan

enggak ada aturan.”14

Menurut Mahi M. Hikmat, pemenuhan indikator berita

berdasarkan fakta, para ilmuan sepakat bahwa berita harus memenuhi

jawaban dari 5W+1H. Maka hal ini dianggap fakta dasar berita sudah

terpenuhi.15

Jika salah satu unsur berita tidak ada, maka berita tidak

akan sempurna dan berakibat informasi yang disampaikan kepada

masyarakat menjadi tidak jelas.

Berita dan informasi berubah menjadi sesuatu yang tidak

memiliki dampak terhadap perkembangan RKB FM. Fungsi sebagai

sarana informasi tertutup oleh banyaknya program hiburan yang lebih

menguntungkan pihak RKB FM maupun masyarakat. Pada akhirnya,

tuntutan dana menjadi fokus utama RKB FM yang tidak bisa

terhindarkan dalam mempertahankan radio ini.

14

Hasil Wawacara dengan Edah Jubaedah, warga sekitar sekaligus Citizen Journalism pada

19 September 2018 15

Mahi M. Hikmat, Jurnalistik: Literary Journalism, (Jakarta: Kencana, 2018), h. 150

 

63

Dalam pemenuhan fungsi untuk kepentingan rakyat yang tertera

dalam visi dan misi RKB FM, hal ini dinilai tidak seimbang hanya

dengan pemenuhan satu fungsi dari ketiga fungsi yang ada. Keadaan ini

berkaitan dengan cara berpikir pemilik RKB FM yang berubah dan

mengarahkan seluruh sistem pada situasi dan kondisi untuk bertahan

dan bersaing di industri media lokal yang ada di wilayah Tangerang

Selatan.

“Dilihat dari pasarnya juga, berita cuma didengar sama

orang-orang yang paham dan suka, sedangkan RKB banyak yang

dengar dari orang-orang awam yang kurang antusias, jadi RKB

ikut arus yang ada. Makanya, berita enggak terlalu berpengaruh

dan sekedar jadi selingan saja.”16

c. Praktik Nilai Moral dan Tata Susila

Moral dan tata susila dalam praktik pemberitaan RKB FM tidak

lepas dari pandangan terhadap nilai moral dan tata susila yang

merupakan landasan radio ini untuk menyebarkan informasi. Bagi RKB

FM, moral dan tata susila merupakan jantung dari diri tiap individu

yang mencerminkan setiap sikap dan perilaku dalam menghadapi

berbagai situasi dan kondisi.

Berita dan informasi yang disebarkan oleh wartawan RKB FM,

telah memenuhi nilai moral dan tata susila serta aturan-aturan yang

telah ditetapkan oleh RKB FM dalam standar mencari berita. Wartawan

RKB FM berupaya tidak menyinggung dan tidak merugikan pihak

manapun, sehingga pemberitaan yang disiarkan tidak menimbulkan

perpecahan di kalangan masyarakat atau golongan tertentu.

16

Hasil Wawacara dengan Sarkih, Wakil Ketua di Radio Karya Bersama pada 12 September

2018

 

64

“Informasi dan berita itu penting karena tujuannnya kan

untuk warga yang tadinya tidak tahu ada apa di sekitarnya

menjadi tahu apa yang sedang terjadi. Kalau sudah tahu informasi

dan berita, warga akan punya sikap peka dan haus informasi

apalagi untuk zaman sekarang. Itu sebabnya, wartawan RKB FM

dibekali sikap dan nilai yang ada dalam moral dan susila di

masyarakat sehingga wartawan memiliki pedoman dalam menulis

setiap pemberitaan agar masyarakat tidak menerima kesalahan

informasi.”17

Pedoman moral dan tata susila tersebut berupa ketetapan pemilik

kepada wartawan RKB FM dengan memperhatikan dan melarang

secara tegas terkait konten pemberitaan yang mengandung kontroversi

seperti perbedaan keyakinan, suku, perselingkuhan, perceraian dan

korban asusila.

“Tiap pendengar memiliki pendapat yang berbeda-beda, bagi

saya, berita RKB FM sudah memenuhi nilai keagamaan serta

moral dan tata susila. Nilai keagamaan disiarkan dalam berita

yang diselipkan siraman rohani seperti membahas maraknya

bencana alam yang dikaitkan dengan ayat Al-qur’an dan hadits

oleh penyiar yang memiliki ilmu keagamaan seperti ustad

setempat, sedangkan nilai moral dan tata susila disampaikan

dengan mematuhi aturan adat istiadat setempat dengan maksud

mencegah terjadinya perpecahan antar pihak manapun yang

terkait dalam pemberitaan.”18

d. Praktik Pencerminan Kepribadian Bangsa

RKB FM merupakan radio yang berdiri atas inisiatif orang-orang

yang memiliki hobi dalam berbicara. Pemikiran ini tentu tidak dapat

dijadikan alasan kuat dalam membentuk jati diri RKB FM yang

berbeda dari radio lokal lainnya.

17

Hasil Wawacara dengan H. Nursad, Penasihat di Radio Karya Bersama pada 12 Oktober

2018 18

Hasil Wawacara dengan Sugiarto, S. E, warga sekitar Radio Karya Bersama pada 28

Desember 2018

 

65

Dalam membentuk karakter dari RKB FM, diperlukan kerja sama

antar pihak radio dan masyarakat. Interaksi sosial disini adalah

memperkuat ikatan dengan masyarakat untuk mendukung setiap

kebijakan yang diterapkan RKB FM. Hal ini dapat terwujud apabila

memadukan saran dari tiap pengurus atau masyarakat.

RKB FM merupakan radio yang sudah lama berdiri di tengah

masyarakat. Namun, sebagai alat yang berfungsi melawan krisis

keterbelakangan informasi, RKB FM dirasa belum mampu

menempatkan diri sesuai dengan keberadaannya sampai saat ini.

Program RKB FM terkait penyiaran berita yang harusnya

disiarkan secara up to date tertunda karena program yang khusus

menyiarkan berita di tempatkan pada hari libur. Jadi, jika terdapat

peristiwa yang terjadi di hari Senin dan harus segera disebarluaskan,

RKB FM tidak akan menyiarkannya, akan tetapi ditunda untuk

disiarkan pada program berita di hari libur tersebut, sehingga

masyarakat mengalami keterlambatan penerimaan informasi.

“Sebagai pendengar, saya lebih banyak mendengarkan

segmen hiburan, bukan berarti saya tidak mendengarkan berita.

Berita di RKB FM sendiri bisa dibilang seadanya saja, dalam

artian meski cara penyampaian kepada masyarakat sudah benar,

namun konten berita yang disajikan terkadang peristiwa yang

telah terjadi kemarin atau dua hari lalu. Selain itu, berita yang

dihadirkan, bisa dikategorikan wajar-wajar saja dan apa adanya,

sehingga terkesan biasa.”19

Situasi tersebut tentu tidak efektif dan efisien. Perkembangan

RKB FM dalam segi pemberitaan baik pada wartawan maupun

19

Hasil Wawacara dengan Sugiarto, S. E, warga sekitar Radio Karya Bersama pada 28

Desember 2018

 

66

pengelolaan hingga menjadi berita yang berkualitas dan layak untuk

diperdengarkan, tidak mengalami peningkatan yang signifikan.

Pemilik RKB FM mempraktikkan ideologi pancasila sebagai

suatu sistem fleksibel yang berarti nilai-nilai pancasila dengan

kebijakan yang dikeluarkan untuk pemberitaan tidak memiliki

pengaruh antar satu sama lain sehingga bisa berubah-ubah sesuai

dengan tuntutan dan situasi yang dihadapi. Berita bukanlah prioritas,

disisi lain pemenuhan visi misi RKB FM sebagai sarana informasi tidak

berjalan dengan semestinya.

RKB FM bukan sebagai media informasi melainkan menjadi

media hiburan yang menempati posisi atas. Hal ini tentu menimbulkan

kesan bahwa adanya media lokal di tengah masyarakat, tidak selalu

berjalan dengan baik dalam membantu kehidupan masyarakat

menghadapi era globalisasi dan teknologi.

2. Kode Etik Jurnalistik

Pada praktik penyiaran media yang memiliki segmentasi berita tentu

berpegang pada aturan yang menjadi pedoman bagi wartawan dalam

mencari dan menulis suatu berita. Dalam pelaksanaannya, harus ditaati dan

dipatuhi wartawan. Pedoman tersebut adalah kode etik jurnalistik.

Dalam penerapan proses pemberitaan, RKB FM hanya melaksanakan

beberapa poin dari ketentuan yang tertulis di dalam kode etik jurnalistik.

Adapun penjelasan terkait kode etik jurnalistik yang dilaksanakan oleh

RKB FM dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:

 

67

Tabel 4.2 Kode Etik Jurnalistik

No Kode Etik Jurnalistik Penerapan Pelanggaran

1. Wartawan Indonesia menghormati hak

masyarakat untuk memperoleh informasi

yang benar

2. Wartawan Indonesia menempuh tata cara

yang etis untuk memperoleh dan

menyiarkan informasi serta memberikan

identitas kepada narasumber

3. Wartawan Indonesia menghormati asas

praduga tak bersalah, tidak

mencampurkan fakta dan opini,

berimbang, dan selalu meneliti kebenaran

informasi serta tidak melakukan plagiat

4. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan

informasi yang bersifat dusta, fitnah,

sadis, cabul, serta tidak menyebutkan

identitas korban kejahatan susila

5. Wartawan Indonesia tidak menerima suap

dan tidak menyalahgunakan profesi

6. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak,

menghargai ketentuan embargo, informasi

latar belakang, dan off the record sesuai

kesepakatan

7. Wartawan Indonesia segera mencabut dan

meralat kekeliruan dalam pemberitaan

dan melayani hak jawab

 

68

Dari tabel di atas menggambarkan bahwa wartawan RKB FM tidak

melaksanakan kode etik jurnalistik pada poin dua dan tiga. Adapun

mengenai pelanggaran kode etik jurnalistik tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Pada poin dua, wartawan RKB FM menempuh tata cara yang etis

untuk memperoleh informasi, namun dalam pengelolaan dan

penyampaian informasi belum memenuhi standar pemberitaan.

Wartawan RKB FM memperoleh hampir sebagian besar berita

dari teman dekat, teman radio lain atau media sosial, sehingga

wartawan RKB FM terbilang jarang untuk turun langsung ke lapangan.

Dalam perolehan suatu berita, memang tidak disalahkan

memperoleh informasi dari manapun. Namun, proses pengelolaan

setelah memperoleh dan menyiarkan berita, RKB FM belum memenuhi

standar pemberitaan.

Pada proses pengelolaan tersebut, wartawan RKB FM menulis

hanya berdasarkan untuk memenuhi tugas dan kewajiban sebagai

seorang wartawan. Masalah ini dipicu oleh berbagai faktor yang

melatarbelakangi seperti sikap egois wartawan RKB FM cenderung

lebih mengutamakan kepentingan pribadi menjadi alasan terkuat yang

mendorong hasil berita RKB FM tidak sepenuhnya maksimal untuk

masyarakat.

“Kalau dari wartawan karena sibuk dengan urusan lain jadi cari

beritanya paling maksimal satu tetap harus ada.”20

20

Hasil Wawacara dengan Sarkih, Wakil Ketua di Radio Karya Bersama pada 12 September

2018

 

69

Masyarakat yang tidak peduli terhadap konten berita yang

disiarkan, turut menjadi faktor lainnya yang menyebabkan wartawan

RKB FM menurunkan kinerja diri untuk kepentingan masyarakat. Oleh

karena itu, berita hanya sekedar ada untuk mengisi program berita di

RKB FM.

Di samping itu, pola pikir ini tanpa sadar juga telah didukung

oleh pemilik media yang lebih mementingkan unsur hiburan karena

disukai oleh para pendengar RKB FM.

Sedangkan dalam menyiarkan program berita di RKB FM,

penyiar menyampaikan pemberitaan yang dihasilkan oleh wartawan.

Penyampaian berita tersebut, terkadang mengalami kritik dari para

pendengar, seperti kurang jelasnya penyampaian berita yang disiarkan,

sehingga masyarakat meminta penjelasan lebih lanjut terkait

pemberitaan. Kejadian ini tidak hanya sekali tetapi beberapa kali dalam

penyiaran RKB FM.

Permasalahan ini disebabkan karena minimnya sumber daya

manusia dan dana yang dimiliki oleh RKB FM, sehingga setiap

masukan berupa kritik atau saran dari masyarakat hanya dapat

ditampung dan baru beberapa masukan yang dapat direalisasikan.

“Pernah waktu itu, saya mendengarkan berita mengenai

pencurian hp anak sekolah, karena saya punya anak yang

sekolah jauh dan membutuhkan handphone untuk memesan

kendaraan online, jadi saya cukup khawatir. Tapi, berita yang

disiarkan RKB FM hanya memberitakan dari sudut pandang

korban saja, tidak ada penjelasan lain seperti tanggapan pihak

kepolisian. Saya meminta kejelasan berita tersebut, namun tidak

ada tanggapan berkelanjutan dari sana.” 21

21

Hasil Wawacara dengan Sugiarto, S. E, warga sekitar Radio Karya Bersama pada 28

Desember 2018

 

70

2. Poin tiga, wartawan menjalankan kode etik jurnalistik untuk

menghormati asas praduga tak bersalah, tidak mencampurkan

fakta dan opini, serta tidak melakukan plagiat. Namun, mengenai

pemberitaan yang berimbang dan selalu meneliti kebenaran

informasi, setelah ditinjau kembali RKB FM tidak memenuhi kode

etik tersebut.

Wartawan RKB FM dalam mengelola berita yang ditulis, tidak

berupaya memverifikasi kembali berita yang diperoleh terutama berita

yang berasal dari media sosial atau teman dekat. Hal ini disebabkan

oleh sikap wartawan RKB FM yang menginginkan sistem kerja selesai

cepat dan tidak memahami dengan baik mengenai kode etik jurnalistik

serta bagaimana menerapkan penulisan berita dengan rumus 5W+1H.

Di sisi lain, wartawan RKB FM saat ini adalah wartawan yang

tidak memiliki latar belakang pendidikan jurnalistik. Kebanyakan

wartawan berlatar belakang ilmu keagamaan atau tamatan SMK.

Faktor ini dipicu oleh keadaan radio yang berbasis komunitas

tanpa ada penunjang dana dari pihak manapun, sehingga pihak RKB

FM hanya mampu mempekerjakan orang-orang yang memang

mencintai radio ini.

“Semua kembali lagi ke dana. Meskipun ada sumbangan

pengurus, warga atau donatur tidak bisa menutup biaya itu

semua. Selain itu, cari orang yang mau kerja tanpa mikir harus

dibayar dulu susah. Prioritas lebih ke berjalannya radio seperti

listrik atau peralatan.”22

22

Hasil Wawacara dengan Sarkih, Wakil Ketua di Radio Karya Bersama pada 12 September

2018

 

71

Wartawan RKB FM pada dasarnya hanya dibekali dengan

pengetahuan dasar oleh pemilik organisasi seperti berita harus jelas,

singkat dan benar. Wartawan tidak dikirim untuk mengikuti pendidikan

atau pelatihan jurnalistik karena wartawan diberikan pengertian bahwa

yang telah diberikan oleh pemilik RKB FM mengenai nilai dasar yang

harus ada dalam berita, sudah lebih dari cukup untuk diterapkan.

Keseluruhan permasalahan ini saling berkaitan dengan faktor

terbesar yaitu dana yang sangat kurang sehingga tidak memungkinkan

mengirim wartawan keluar atau mengundang orang yang paham ilmu

jurnalistik. Maka dari itu, berita yang dihasilkan oleh wartawan RKB

FM masih diragukan dalam penilaian berita yang seimbang untuk

disiarkan kepada masyarakat atau pendengar.

Dari penjelasan di atas, terdapat perbedaan antara idealisme RKB

FM dalam upaya menerapkan ideologi pancasila sebagai landasan

dalam pemenuhan visi misi keradioan dengan praktik jurnalistik yang

terjadi setiap hari. Perbedaan ini secara garis besar dilatarbelakangi

oleh perubahan zaman, terpaan teknologi dan tekanan masyarakat yang

menyebabkan RKB FM berubah menjadi radio komunitas industrialis.

Masyarakat yang menjadi tujuan RKB FM dalam menyiarkan

berbagai program sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi,

pendidikan dan hiburan, hanya tertarik pada aspek hiburan saja.

Keadaan inilah yang tanpa disadari memicu perubahan pola pikir

pemilik dan pengurus RKB FM untuk tetap bertahan di tengah

masyarakat.

 

72

Posisi radio sebagai sarana hiburan yang lebih tinggi dalam

praktiknya mampu menggulingkan informasi dan pendidikan hingga

sistem-sistem yang mewadahinya termasuk wartawan, produksi

pemberitaan dan divisi yang mengurus konten pendidikan. Visi Misi

RKB FM yang disetujui berperan sebagai media informasi dan

pendidikan berubah menjadi media pemenuhan kepentingan individu.

C. Prinsip Perubahan dan Pembaruan

Dalam penelitian etnometodologi, berlaku prinsip perubahan dan

pembaruan. Adanya perbedaan penerapan antara ideologi pancasila yang dengan

praktik jurnalistik keseharian RKB FM merupakan suatu hal yang harus

diperbaiki untuk manajemen penyiaran radio ke arah lebih baik. Adapun prinsip

mengenai perubahan dan pembaruan RKB FM dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Merubah pola pikir yang dimulai dari pemilik media. Pemilik harus

menetapkan bahwa sarana informasi dan pendidikan tetap menjadi fokus

utama bagi masyarakat dalam melawan krisis ketertinggalan pengetahuan

dan tidak membeda-bedakan latar belakang pendidikan masyarakat meski

rata-rata pendengar RKB FM merupakan orang awam. Perubahan pola pikir

pemilik sebagai penguasa akan berdampak besar untuk keseluruhan

jalannya sistem keradioan dan ideologi pancasila sebagai landasan RKB FM

dalam pemenuhan visi misi sebagai media informasi dan pendidikan.

2. Pembaruan pada manajemen produksi pemberitaan RKB FM yang awalnya

tidak memiliki divisi yang membawahi para wartawan. Untuk

melaksanakan hal tersebut, RKB FM perlu melakukan kerja sama dengan

 

73

pemerintah terkait kepentingan komunitas yang belum tercapai. RKB FM

harus memiliki kemampuan dalam memilih orang-orang yang memiliki

latar belakang jurnalistik atau paham dengan ilmu jurnalistik. Hal tersebut

dapat dilakukan melalui hubungan RKB FM dengan radio lain atau

membuat pertemuan dengan orang-orang yang berada pada bidang tersebut.

Dengan begitu, RKB FM dapat memulai strategi untuk menjalankan dan

mengelola divisi pemberitaan meski dalam ruang lingkup yang kecil.

3. RKB FM memiliki kekhawatiran terhadap permasalahan dana yang sangat

minim dalam menjalankan radio. Hal itu dapat diatasi dengan kerja sama

dari dalam organisasi dan pemerintah. Adanya RKB FM sejauh ini sudah

mampu beradaptasi di tengah masyarakat yang sebagian sangat suka radio.

Oleh karena itu, kesempatan ini dijadikan RKB FM sebagai cara untuk

memperluas jangkauan dengan memenuhi kebutuhan pendengar. Jika

pendengar puas dengan kinerja RKB FM, maka pendengar tidak akan ragu

untuk membantu setiap program atau kegiatan yang akan dilaksanakan oleh

RKB FM baik itu berupa tenaga maupun dana.

 

74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai Studi Etnometodologi Komunitas

Radio Karya Bersama antara Idealisme dan Praktik Jurnalistik dapat ditarik

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara idealisme RKB FM dengan praktik

jurnalistik yang terjadi. Contoh perbedaan antara idealisme dan praktik

jurnalistik dapat dilihat pada penyajian berita yang hanya memenuhi beberapa

nilai-nilai dalam ideologi pancasila dan kode etik jurnalistik. Perbedaan ini

secara garis besar dilatarbelakangi oleh perubahan zaman, terpaan teknologi dan

tekanan masyarakat yang menyebabkan RKB FM berubah menjadi radio

komunitas industrialis.

Masyarakat yang menjadi tujuan RKB FM dalam menyiarkan berbagai

program sehingga dapat memenuhi kebutuhan terutama dalam informasi,

pendidikan dan hiburan, hanya tertarik pada pemenuhan aspek hiburan saja.

Keadaan inilah yang tanpa disadari mempengaruhi perubahan pola pikir pemilik

dan pengurus RKB FM untuk tetap bertahan di tengah masyarakat.

Posisi radio sebagai sarana hiburan yang lebih tinggi mampu

menggulingkan informasi dan pendidikan hingga sistem-sistem yang

mewadahinya termasuk wartawan, produksi pemberitaan dan divisi yang

mengurus konten pendidikan. Visi Misi RKB FM yang disetujui berperan

sebagai media informasi dan pendidikan berubah menjadi media pemenuhan

kepentingan individu.

 

75

B. Saran

1. Merubah sudut pandang bahwa berita dan informasi hanya sekedar selingan

dari hiburan. Sebagai radio yang berfungsi menjadi sarana informasi dan

hiburan, baiknya penyampaian kedua fungsi tersebut kepada pendengar

seimbang. Meski pendengar RKB FM lebih banyak orang yang kurang

berpendidikan, hal tersebut bisa disiasati dengan penyampaian berita yang

mudah dipahami dan semenarik mungkin, sehingga tanpa disadari

masyarakat awam juga akan merubah pola pikir bahwa pemenuhan

informasi dan berita sangatlah penting.

2. Wartawan RKB FM yang tidak memiliki latar belakang jurnalistik dan tidak

paham bagaimana tata cara penulisan berita bisa diatasi dengan melakukan

pendidikan dan pelatihan dengan orang yang paham ilmu jurnalistik, seperti

mengundang wartawan lokal media setempat, bukan pendidikan dan

pelatihan yang dibuat oleh RKB FM sendiri. RKB FM setidaknya

memposisikan diri sebagai fasilitator agar pendidikan dan pelatihan

wartawan tersebut dapat tercapai.

3. Memperbaiki sistem ideologi pancasila yang sebenarnya, terutama

menyangkut pemberitaan di RKB FM. Berita yang disajikan tidak bisa

disebarluaskan secara bebas, berita harus melalui tahapan dan proses terlebih

dulu sehingga kredibilitasnya terwujud dan dapat dipercaya oleh pendengar.

4. Memperbaiki struktur organisasi RKB FM dengan menambahkan divisi

pemberitaan. Adanya divisi tersebut mampu mengontrol pemberitaan

sebelum disebarluaskan kepada pendengar. Tentunya RKB FM harus

melakukan penyeleksian dan memilih orang-orang yang mampu mengisi

 

76

divisi pemberitaan tersebut. Terkait anggaran biaya yang terbatas, RKB FM

bisa melakukan rapat bersama dan mengagendakan hal ini dengan

pembuatan proposal bantuan kepada para donatur dan bekerja sama dengan

dukungan pemerintah.

 

77

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. Sistem Komunikasi Indonesia. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

2011.

Astuti, Santi Indra. Jurnalisme Radio: Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa

Rekatama Media. 2013.

Baran, Stanley J., Dennis K. Davis. Teori Komunikasi Massa: Dasar, Pergolakan

dan Masa Depan. Jakarta: Salemba Humanika. 2010.

Djamal, Hidajanto, Andi Fachruddin. Dasar-dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi

dan Regulasi. Edisi Kedua. Jakarta: Kencana. 2011.

Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LkiS.

2001.

Fraser, C., S. R. Estrada, Buku Panduan Radio Komunitas. Jakarta: UNESCO. 2001.

Hikmat, Mahi M. Jurnalistik: Literary Journalism. Jakarta: Kencana. 2018.

Husain, M. Najib, dkk. Literasi Media: Aplikasi dan Konsep. Salatiga: Aspikom,

Universitas Kristen Satya Wacana, dan United Board for Christian Higher

Education in Asia. 2013.

Ibrahim, Idi Subandy. Budaya Populer Sebagai Komunikasi: Dinamika Popscape

dan Mediascape di Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Jalasutra Anggota

IKAPI. 2007.

K., Septiawan Santana. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

2005.

Masduki. Jurnalistik Radio: Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar.

Yogyakarta: LkiS. 2001.

Morissan. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi.

Jakarta: Kencana. 2008.

Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Press. 2013.

Pambayun, Ellys Lestari. One Step Qualitative Research Methodology in

Communication Konsep, Panduan dan Aplikasi. Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia.

2013.

 

78

Panuju, Redi. Sistem Penyiaran Indonesia: Sebuah Kajian Strukturalisme

Fungsional. Jakarta: Kencana. 2015.

Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara. 2007.

Prastowo, Andi. Memahami Metode-Metode Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.

2011.

Rachmiatie, Atie. Radio Komunitas Eskalasi Demokratisasi Komunikasi. Bandung:

Simbiosa rekatama Media. 2007.

Romli, Asep Syaiful. Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar. Reporter

dan Script Writer. Bandung: Nuansa. 2010.

Siebert, Fred S., Theodore Peterson, dan Wilbur Schramm. Empat Teori Pers.

Jakarta: PT. Intermasa. 1986.

Sobur, Alex. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2004.

Sudibyo, Agus. Ekonomi Politik Media Penyiaran. Yogyakarta: LkiS. 2004.

Sukidin, Basrowi. Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya: Insan

Cendikia. 2002.

Suprapto, Tommy. Berkarier di Bidang Broadcasting. Yogyakarta: Media Pressindo.

2006.

Suryawati, Indah. Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori dan Praktik, Bogor: Ghalia

Indonesia. 2011.

Tamburaka, Apriadi. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: Rajawali Press. 2012.

Wahyudi, J. B. Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi. Jakarta: PT Pustaka

Utama Grafiti. 1996.

Wardhani, Diah. Media Relations: Sarana Membangun Reputasi Organisasi.

Yogyakarta: Graha Ilmu. 2008.

Yunus, Syarifudin. Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia Indonesia. 2010.

 

79

Internet:

http://khalifahcenter.com/q3.103 diakses pada 15 Agustus 2018

https://litequran.net/an-nisa diakses pada 6 Januari 2019

https://litequran.net/al-hujurat diakses pada 6 Januari 2019

https://wakidyusuf.wordpress.com/2018/04/07/kumpulan-hadits-37-persaudaraan/

diakses pada 6 Januari 2019

https://www.suara.com/yoursay/2018/01/01/172632/ada-apa-dengan-pendidikan

diakses pada 13 Agustus 2018

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, “Ideologi”, pengertian diakses pada

5 April 2018 dari http://kbbi.web.id/ideologi

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, “Komunitas”, pengertian diakses

pada 25 April 2018 dari http://kbbi.web.id/komunitas

Jurnal:

http://ejurnal.stainparepare.ac.id/index.php/komunida/article/download/61/22/

diakses pada 6 Januari 2019

 

LAMPIRAN

Lokasi Studio RKB FM

Studio Siar RKB FM

 

Bapak Sarkih sebagai Wakil Ketua RKB FM

Bapak H. Nursad sebagai Penasihat RKB FM

 

Ibu Edah Jubaedah sebagai warga sekitar sekaligus citizen journalism

Bapak Sugiarto S. E sebagai warga sekitar

 

 

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN PENASIHAT

RADIO KARYA BERSAMA 93.0 FM

(12 OKTOBER 2018 PUKUL 13.00 S/D 13.45 WIB)

NARASUMBER: BP. H. NURSAD

Dalam struktur RKB FM, bapak berperan sebagai penasihat. Apa yang dilakukan

oleh penasihat?

Penasihat memiliki peran untuk membantu pengurus mencari solusi, memberi saran,

dan menengahi kalau ada perbedaan pada anggota. Biasanya terjadi pada saat

musyawarah bersama terkait masalah yang ada di radio atau pembuatan program

baru dan kegiatan-kegiatan sosial di luar radio.

Menurut bapak bagaimana sejauh ini perkembangan RKB FM?

Untuk saat ini menurut bapak, sudah lebih baik meskipun masih terdapat banyak

kekurangan. RKB FM sedang melakukan perbaikan walau perlahan semoga selesai

sesuai dengan waktu yang direncanakan.

RKB FM itu radio apa?

RKB FM adalah radio yang mengedepankan agama (ukhwah islamiyyah) dan

pendidikan bagi warga sekitar. Tetapi dalam fungsinya, RKB FM adalah media radio

sebagai sarana informasi dan pendidikan di samping hiburan. Fokus utamanya

membangun radio ini memang untuk warga, jadi sebisa mungkin segala sesuatunya

berhubungan buat warga lagi. Kalau sudah terpenuhi yang diinginkan warga, pasti

akan menghasilkan dampak positif entah itu buat warga atau buat RKB.

 

Berkaitan dengan fungsinya sebagai sarana informasi, RKB FM mewujudkan

melalui satu program berita. Bagaimana penyiaran berita di RKB FM?

Untuk berita, programnya “Selamat Pagi Tangerang Selatan” dan konten siaran

sudah mencoba semaksimal mungkin. Tapi karena ada batasan biaya harus gimana?

Sedangkan banyak faktor-faktor lain yang harus dipenuhi untuk menunjang berita

menjadi lebih baik. Jadi sementara ini, untuk program berita sendiri, berjalan apa

adanya. Hal ini tentu berkaitan dengan pendanaan, sumber daya manusia, dan

pendengarnya. Program berita di RKB sendiri sebenarnya kurang mendapat

perhatian lebih dari pendengar. Dari survei atensi, warga lebih menyukai program

hiburan meskipun juga ada sebagian yang mendengarkan berita.

Bagi bapak, seberapa pentingkah informasi dan berita bagi warga komunitas?

Informasi dan berita itu penting karena tujuannnya kan untuk warga yang tadinya

tidak tahu ada apa di sekitarnya menjadi tahu apa yang sedang terjadi. Kalau sudah

tahu informasi dan berita, warga akan punya sikap peka dan haus informasi apalagi

untuk zaman sekarang. Itu sebabnya, wartawan RKB FM dibekali sikap dan nilai

yang ada dalam moral dan susila di masyarakat sehingga wartawan memiliki

pedoman dalam menulis setiap pemberitaan agar masyarakat tidak menerima

kesalahan informasi. Dengan penerapan nilai moral dan tata susila sebagai landasan

berita, diharapkan RKB FM meski dalam skala kecil mampu mewujudkan kinerja

wartawan yang memiliki bobot dan kualitas melalui tulisan dari berbagai konten

berita ataupun informasi yang setara seperti radio swasta yang memang menyiarkan

konten berita.

 

Adakah kebijakan yang diterapkan dalam pemberitaan RKB FM?

Setahu bapak, kebijakan tidak terlalu mengikat, informasi dan berita bisa

disampaikan dengan pertanggung jawaban tiap wartawan. Hal yang terpenting dan

perlu diingat adalah apapun berita dan informasi yang disampaikan kepada

pendengar jangan menggunakan bahasa yang kotor dan menyinggung perasaan

orang lain. Sebenarnya disamping semua itu, yang paling mendominasi adalah sikap

dari wartawan itu sendiri. Jika wartawan tidak memiliki sikap percaya pada

keputusan yang diambil saat mengelola berita yang ditulis, maka berita yang

dihasilkan akan ambigu dan tidak dapat dipertanggung jawabkan kepada pendengar.

Oleh karena itu, wartawan dirasa harus berbekal dengan pribadi yang dilandasi nilai-

nilai pancasila agar tidak mudah goyah terhadap keadaan yang mengharuskan diri

mengambil keputusan saat di lapangan.

Bagaimana respon para pendengar terhadap pemberitaan yang telah disiarkan?

Responnya baik, bagi para pendengar yang mendengarkan selama berlangsungnya

siaran berita tersebut. Ada juga yang ikut berpartisipasi memberi informasi dan

berita kepada penyiar melalui panggilan interaktif ataupun pesan teks.

Mengenai struktur RKB FM yang berkaitan dengan sistem pemberitaan, apakah

tidak ada masukan untuk menambah divisi yang khusus menangani masalah

pemberitaan?

Hal ini kembali lagi kepada masalah dana yang dimiliki, baik penasihat maupun

pengurus tidak berani mencari orang yang memang paham soal berita. Sistem saat

 

ini, diserahkan kepada ketua, wartawan yang memang bertugas untuk memperoleh

berita, dan penyiar yang membawakan program berita.

Menurut bapak, dimanakah letak kekurangan terbesar yang ada di RKB FM?

Tentu pada bagian manajemen, terutama mengelola berita dan sistem siaran serta

program yang berkaitan dengan pendidikan. Hal itu yang masih menjadi fokus

perbincangan di antara para pengurus dalam rapat umum. Selain itu, sumber daya

manusia yang belum bisa bekerja secara maksimal sesuai dengan tugas dan tanggung

jawab yang diperoleh dalam tiap divisi karena masih banyaknya kekurangan yang

terdapat dalam radio ini.

Apa langkah kedepannya yang akan diambil oleh RKB FM?

Tentunya banyak rencana-rencana RKB FM yang akan dikerjakan dan sekarang

sudah ada dalam bentuk list-list. Saat ini, sedang mengurus izin operasional ke

pemerintah. Kalau sudah selesai, masukan dan saran baik dari pengurus maupun

warga yang telah dicatat sedikit demi sedikit akan dijalankan dan Insya Allah RKB

FM akan memperlebar jaringan, supaya banyak yang tahu dan mengenal radio ini.

H. NURSAD

Penasihat RKB FM

 

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN WARGA SEKALIGUS

CITIZEN JOURNALISM

(19 SEPTEMBER 2018 PUKUL 06.30 S/D 07.00 WIB)

NARASUMBER: IBU EDAH JUBAEDAH

Sudah berapa lama Ibu tinggal di wilayah Pamulang ini?

Ibu tinggal disini sudah lumayan lama bisa di bilang asli warga sini.

Apakah Ibu mengetahui adanya radio komunitas di wilayah Pamulang bernama

Radio Karya Bersama?

Ibu tahu ada RKB FM waktu itu hanya sekedar tahu aja belum secara mendalam,

baru cari tahu dengan pastinya radio ini apa dan gimana jalanin aktifitasnya sekitar

lima tahun lalu.

Apakah Ibu aktif mendengarkan RKB FM?

Di bilang aktif mendengarkan tidak juga, hanya sekedar saja kalau ada waktu luang.

Ibu bisa di bilang cukup aktif sama kegiatan atau acara sosial yang diadakan RKB,

kalau libur kerja sambung silaturahminya dengan ikut bergabung sama pengurus

RKB dan warga lain.

Apa Ibu tahu program apa saja yang disajikan oleh RKB FM?

Untuk programnya sendiri secara spesifik kurang memahami, tapi kalau dari yang

Ibu dengar saat siaran, seperti radio pada umumnya, ada bincang-bincang biasa

dengan para pendengar lalu pemutaran musik.

 

Apakah Ibu mengetahui ada program berita “Selamat Pagi Tangerang Selatan”

yang mengudara pada Sabtu dan Minggu pagi?

Tahu, Ibu juga pernah mendengar beberapa kali mengenai siaran berita tersebut.

Menurut Ibu, bagaimana program berita yang disajikan oleh RKB FM?

Ya seperti siaran berita pada umumnya saja, tetapi kadang berita yang disampaikan

tidak banyak untuk mengisi waktu dua jam siaran. Apalagi terkadang berita yang

disampaikan kejadian lalu yang seharusnya disampaikan hari itu juga, tetapi baru

disiarkan pada saat siaran.

Seberapa pentingkah warga membutuhkan informasi atau berita dan warga juga

ikut andil dalam memberi informasi atau berita?

Seharusnya informasi dari radio itu perlu dan penting. Radio kan media yang tidak

modern lagi karena sudah ada sejak lama, apalagi kalau dibandingkan dengan

internet sekarang. Tidak semua orang paham internet untuk cari berita, apalagi orang

yang sudah tua terkadang masih pakai kebiasaan zaman dulu karena dianggap lebih

mudah untuk tahu situasi dan kondisi sekitar atau daerah yang jauh. Makanya, ada

RKB FM ini perlu dijaga dan dilestarikan bersama baik dari orang RKB juga dari

warga.

Menurut Ibu, apakah RKB FM sudah menjalankan fungsinya sebagai radio yang

dapat memenuhi kebutuhan informasi masyarakat?

RKB FM kalau dilihat memang hanya sebagai radio hiburan, namun kalau melihat

zaman sekarang hiburan saja tidak cukup, informasi harus bisa jadi penunjang radio.

 

Jadi RKB FM itu harus menyampaikan suatu berita yang sifatnya cepat dan tepat

sehingga berita yang disampaikan kepada pendengar punya kualitas. Pendengar

butuh berita, RKB FM harus mampu menjadi salah satu media komunikasi yang

dapat bersaing dengan media lain dalam menyajikan berita dan informasi dengan

cepat sehingga radio mampu memikat masyarakat baik dari pendengar sekitar radio

maupun pendengar yang jauh dari radio.

Menurut informasi dari RKB FM, Ibu menjadi salah satu warga yang aktif dalam

memberikan berbagai informasi dan berita. Biasanya informasi dan berita apa

yang ibu berikan ke RKB FM?

Kalau kasih berita biasanya yang berhubungan sama warga sekitar, misal tentang

berita kesehatan yang dicari dari puskesmas, wabah penyakit DBD, perayaan

kampung cantik tiap RT, pesta olahraga sepak bola antar RT, lalu lintas atau

kemacetan, beritanya yang gitu-gitu aja.

Pernahkah ibu memberikan berita terkait kriminalitas atau semacamnya?

Tidak, bukan enggak mau menyampaikan tapi kalau di lingkungan sendiri tentang

kriminalitas masih jarang terjadi. Kriminalitas yang terjadi seperti pencurian sekitar

1%. Tetapi kalau nanti terjadi kriminalitas, enggak menutup kemungkinan untuk

dilaporkan supaya menjadi perhatian warga.

Ibu memperoleh berita tersebut sendiri atau mendapat dari orang lain?

Biasanya sendiri, lagi jalan kalau ada yang menarik dan bisa diinfokan, langsung

kabarin ke RKB FM biar orang banyak yang tahu. Kalau dari orang belum pernah.

 

Bagaimana cara ibu menyampaikan berita ke RKB FM? Apakah dengan bentuk

tulis atau yang lainnya?

Lebih sering lewat telepon karena ibu sibuk kerja di luar jadi kalau buat nulis

waktunya enggak ada.

Untuk penyampaian berita, adakah persyaratan yang diberikan RKB FM kepada

ibu terkait berita yang layak siar atau tidak?

Tidak ada, selama ini cari informasi dan berita bebas saja dan enggak ada aturan.

Bagaimana seharusnya berita yang baik dan layak untuk disampaikan kepada

masyarakat?

Berita yang baik pastinya berita yang disampaikan secara langsung dan dibutuhkan

masyarakat biar tidak tertinggal informasi. Disisi lain, tetap memperhatikan sumber

yang memberi berita yang dapat dipertanggungjawabkan.

Adakah kritik dan saran untuk segi pemberitaan ataupun keseluruhan RKB FM?

Soal kritik, meskipun saat ini pihak RKB sudah semaksimal mungkin yang namanya

radio komunitas pasti masih banyak kurangnya seperti sering mendengar kalau dari

individunya lebih mementingkan ego, saling iri, emosi, merasa tidak dihargai, dan

yang lebih tidak menyenangkan adalah radio komunitas dijadikan alat untuk individu

tersebut menjadi lebih terkenal. Hal seperti itu harus segera diatasi, salah satunya

dengan pembicaraan terbuka, tidak hanya untuk membahas radio melainkan juga

para anggota sebagai penggerak radio. Dengan keterbukaan tersebut, diharapkan

setiap anggota mampu meredam ego pribadi untuk mewujudkan keinginan bersama.

 

Untuk berita, masyarakat saat ini hidup di zaman teknologi yang berkembang.

Dibanding radio, gadget lebih utama dalam hal kecepatan menyampaikan berita.

Oleh karena itu, agar radio memiliki peningkatan harus mampu membuat berita

semenarik mungkin dan mudah dipahami maksudnya bagi pendengar. Hal itu

dibarengi pula dengan niat dan tekad yang kuat serta manajemen yang baik, memang

semua butuh proses dan memerlukan kerja sama dari berbagai pihak. Jika tidak

dibarengi hal tersebut, maka dikhawatirkan radio ini tidak berjalan dan berkembang

dengan semestinya atau bisa dibilang hanya diam di tempat. Insya Allah dimana ada

kemauan, baik pemerintah, organisasi lain maupun pendengar mau membantu

mewujudkan radio ke arah yang lebih baik.

EDAH JUBAEDAH

Citizen Journalism

 

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN WAKIL KETUA

RADIO KARYA BERSAMA 93.0 FM

(12 SEPTEMBER 2018 PUKUL 18.30 S/D 19.00 WIB)

NARASUMBER: BP. SARKIH

Bagaimana awal terbentuknya RKB FM?

Alhamdulillah, adanya RKB FM karena hobi mengisi waktu luang dari enam orang

pendiri yaitu Bapak Marwan (Alm.), Sarkih, H. Jayadi, Nursad, Ambon, dan Saidi.

RKB berubah menjadi media yang sangat membantu bagi warga dalam

mengekspresikan pendapatnya yang bersifat membangun. Ini merupakan kontribusi

nyata yang diperlukan bagi suatu radio untuk terus bertahan di kalangan media meski

dalam lingkup kecil.

Apa yang membuat RKB FM bertahan sampai saat ini selain dalam hal

membantu warga dalam mengekspresikan pendapat?

Radio ini kan lingkupnya kecil, kalau dari orang-orang yang ditunjuk jadi pengurus

hanya numpang nama, tidak menunjukkan motivasi dalam membuat radio

berkembang, lebih baik mundur. Radio harus hidup dan bisa dikenal orang luar,

caranya harus bisa komunikasi sama keadaan luar organisasi yaitu masyarakat atau

rival dari RKB. Kalau sudah bisa memahami jalan pikir keduanya, dari situ RKB

bisa melihat celah dimana letak kurang dan lebihnya radio ini. Selain itu, cara paling

efektif untuk bertahan adalah meningkatkan rasa solidaritas antar pengurus dalam

menjaga RKB FM dan sifat radio yang fleksibel mengikuti arus zaman.

 

Bagaimana RKB FM menempatkan diri di tengah masyarakat?

RKB ini radio yang berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat, maka diwujudkan

dalam bentuk informasi, pendidikan dan hiburan. Memang bisa dibilang lebih

banyak hiburannya, tapi enggak lupa sama informasi dan pendidikan.

Apa saja program yang ada di RKB FM untuk menarik minat masyarakat? Apa

yang paling banyak didengar?

Selamat Pagi Tangerang Selatan, Goyang Pagi, Gado-gado, Lepas Lelah, Curhat

Santai, Bantu Ronda dan hari libur yang dikhususkan menyiarkan Citizen

Journalism. Kalau untuk program yang paling banyak antusias warga biasanya

program berita dan goyang pagi.

Bagaimana caranya tahu bahwa program mana di RKB FM yang paling banyak

didengar?

Pakai Atensi, sistemnya sama kaya survei, anggota nyebar atensi kepada pendengar

nantinya akan kelihatan program mana yang baik dan program mana yang masih

perlu perbaikan.

Untuk pemberitaan di RKB, bagaimana proses produksi hingga sampai pada

tahap siar?

Pemberitaan di RKB FM ada di program “Selamat Pagi Tangerang Selatan.” Berita

atau informasi dicari oleh wartawan ke berbagai wilayah mulai dari yang paling

dekat sama radio sampai pada tingkat walikota. Biasanya, berita yang paling banyak

didapat masih kategori ringan mulai dari lalu lintas, ramalan cuaca, kebersihan kota,

 

dan lain-lain, sedangkan untuk berita berat agak jarang didapat. Berita dikumpulkan

selama lima hari sebelum mengudara pada hari Sabtu dan Minggu. Setelah

terkumpul dilaporkan semua ke bapak, lalu bapak susun untuk disiarkan saat lagi on

air besoknya.

Adakah kriteria berita yang layak siar dan diterapkan RKB FM?

Berita RKB FM bisa diliput dari berbagai peristiwa, bebas saja, yang terpenting

akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Beritanya juga dapat memenuhi apa yang

dibutuhkan serta bermanfaat bagi warga atau masyarakat.

Berapa banyak wartawan RKB FM dalam mengumpulkan berita perorangnya?

Itu enggak terlalu ditentuin. Kadang satu orang bisa ngelaporin dua sampai tiga

berita, kadang malah cuma lapor satu berita dan ada juga yang tidak dapat sama

sekali berita.

Selain dari wartawan, apakah RKB FM juga mencari berita dari sumber lain?

Kalau sumber berita karena program ini mengudara di hari libur, banyak warga yang

interaktif lewat telepon buat kasih informasi ke penyiar dan pendengar lainnya saat

on air. Selain itu, RKB langganan koran Pos Tangsel dan kadang juga ambil berita

dari internet.

Pernahkah dalam jangka waktu lima hari sebelum siar tidak ada berita apapun?

Pernah. Kalau sudah begitu, gimana pintarnya penyiar mengatur segmen dan harus

cari berita di sela-sela waktu siaran karena program enggak boleh sampe kosong.

 

Memangnya berapa banyak wartawan yang ada di RKB FM?

Wartawan di RKB masih sangat minim cuma ada empat orang.

Bisakah empat orang itu menjangkau seluruh wilayah yang telah ditentukan RKB

FM?

Pastinya tidak, tapi dengan luasnya tempat untuk mencari berita memudahkan satu

wartawan memperoleh lebih dari satu berita.

Adakah kendala selama proses produksi pemberitaan?

Kalau kendala pasti ada apalagi radio ini basisnya komunitas. Kalau dari wartawan

karena sibuk dengan urusan lain jadi cari beritanya paling maksimal satu tetap harus

ada. Belum lagi masalah proses pengumpulan apalagi kadang penyiar pengganti

yang engga bisa jadi penyiar berita, dan masalah-masalah lainnya.

Kenapa program berita tidak jadi program reguler mengingat fungsi radio ini

menjadi sarana informasi?

Kalau berita jadi program reguler, banyak yang harus dibenahi sedangkan dana

terbatas. Dilihat dari pasarnya juga, berita cuma didengar sama orang-orang yang

paham dan suka, sedangkan RKB banyak yang denger dari orang-orang awam yang

kurang antusias, jadi RKB ikut arus yang ada. Makanya, berita enggak terlalu

berpengaruh dan sekedar jadi selingan saja.

Berarti fungsi RKB FM sebagai sarana informasi masih sangat minim?

Iya bisa dibilang begitu, tetapi RKB tetap usahakan kasih yang terbaik walau sedikit.

 

Dalam proses produksi berita, adakah bagian khusus yang paham mengenai hal

tersebut seperti pemimpin redaksi atau redaktur?

Tidak ada karena semua kembali lagi ke dana. Meskipun ada sumbangan pengurus,

warga atau donatur tidak bisa menutup biaya itu semua. Selain itu, cari orang yang

mau kerja tanpa mikir harus dibayar dulu susah. Prioritas lebih ke berjalannya radio

seperti listrik atau peralatan.

Apakah kedepannya ada rencana perbaikan struktur agar kedepannya berita RKB

FM lebih baik?

Rencana mengenai itu sudah ada, tapi sepertinya enggak bisa dilakukan dalam waktu

yang dekat ini. Mungkin nanti dibicarakan lagi di forum, saat waktunya pas.

Mengenai wartawan, sebelum masuk RKB FM, ada semacam tes terlebih dulu

tidak?

Pasti, ada tes tulis dan pertanyaan-pertanyaan terkait wartawan. Lebih ke pertanyaan

dasar, sampai sejauh mana orang tersebut tahu mengenai tugas wartawan. Terdapat

juga pelatihan dan evaluasi yang dilakukan langsung oleh ketua atau wakil ketua

tentang kinerja wartawan.

Sebelumnya adakah pemeriksaan latar belakang seperti pendidikan dan

pengalaman bagi wartawan yang bekerja di RKB FM?

Ada tapi tidak terlalu rinci, selama tes dan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan

sesuai dengan yang diharapkan, tidak ada masalah.

 

Berarti tidak ada wartawan RKB FM yang memang memiliki latar belakang

bidang wartawan atau jurnalistik?

Ya, mau bagaimana lagi, semua balik lagi karena dana dan susahnya mencari orang

yang mau bekerja tanpa dibayar dulu. Makanya, RKB FM adakan terus pelatihan dan

evaluasi setiap bulan untuk meningkatkan kemampuan wartawan itu sendiri.

Kalau begitu, sebelumnya juga tidak ada pembahasan mengenai nilai-nilai

kelayakan berita dan kode etik jurnalistik bagi wartawan RKB FM?

Awalnya mereka hanya tahu berita itu harus fakta, tetapi selama ada pelatihan dan

evaluasi, RKB berupaya terus-menerus memperbaiki. Kalau kode etik, kurang tahu

pastinya seperti apa, yang terpenting selalu ada fakta dan tidak menyinggung orang

lain.

Pelatihan dan evaluasi itu dilakukan oleh siapa?

Sama ketua atau bapak sendiri.

Kapan pelatihan dan evaluasi itu dilaksanakan?

Ya kalau itu, lagi ada waktu luang aja. Kesibukan kita kan bukan cuma radio, ada

yang kerja juga. Jadi, bikin janji dulu kapan ada waktu luang buat bahas hal ini.

Kenapa wartawan RKB FM tidak diikut sertakan pendidikan dan evaluasi di luar

radio seperti adanya diskusi atau seminar mengenai berita yang diadakan oleh

wartawan media lain? atau mengapa RKB FM tidak mengundang orang yang

paham berita seperti wartawan media lokal untuk berbagi pengalaman?

 

Secara pribadi, RKB jarang dapat informasi kaya gitu, kalau dapat belum tentu ada

yang bisa hadir karena ada urusan lain. Soal undang orang yang paham berita,

kembali lagi ke dana dan ngurus prosesnya panjang, dari RKB belum ada yang bisa

handle.

Berarti manajemen RKB FM sejauh ini masih pada tahapan perlu perbaikan

secara keseluruhan tidak hanya pada berita tapi juga divisi-divisi lain?

Bisa dibilang seperti itu, bapak dan pengurus juga banyak inginnya biar radio ini

tambah baik, tapi situasi dan kondisi yang tidak mendukung. Jadi kami hanya bisa

memperbaiki secara bertahap.

SARKIH

Wakil Ketua RKB FM

 

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN WARGA SEKITAR

RADIO KARYA BERSAMA 93.0 FM

(28 DESEMBER 2018 PUKUL 20.30 S/D 21.30 WIB)

NARASUMBER: BP. SUGIARTO S.E

Sudah berapa lama bapak menjadi pendengar RKB FM?

Saya menjadi pendengar RKB FM kurang lebih delapan tahun

Apa saja program yang sering didengar di RKB FM?

Program siaran yang didengar saya secara pribadi kebanyakan berisi lagu atau

hiburan, namun sama seperti radio pada umumnya terdapat selipan informasi dan

obrolan penyiar dengan pendengar.

Dalam sehari, berapa lama biasanya bapak mendengarkan siaran RKB FM?

Dalam sehari mendengarkan RKB FM kurang lebih tiga jam, tetapi lebih pada situasi

dan kondisi, jika sedang santai dengarkan radio dan terkadang sebelum berangkat

kerja, saya memantau karena terdapat informasi tentang lalu lintas.

Apa hal yang membuat bapak mendengarkan RKB FM ?

Secara pribadi, saya seorang pekerja yang hanya memiliki waktu di rumah saat hari

libur. Pada hari libur, biasanya berkumpul dengan keluarga dan mengisi waktu

dengan berbagai hal, salah satunya mendengarkan radio. Pekerjaan yang padat,

banyak menimbulkan tekanan. Jujur saja, saya memfilter tekanan itu dengan

mendengarkan musik di radio. Saya menyukai RKB FM karena saya sendiri

 

menyukai musik dangdut dan melayu serta program yang dihadirkan bersifat ringan

dan dapat menghibur. Selain itu, RKB merupakan radio yang paling dekat dan perlu

dilestarikan oleh warga sekitar dalam melihat perkembangan kedepannya, terdapat

juga konten informasi dan keagamaan, terakhir berbagai kegiatan sosial yang

membuat banyak warga ikut andil didalamnya.

Apakah hal-hal yang disebutkan sebelumnya telah dirasa sudah memenuhi

kebutuhan yang bapak diinginkan?

Kalau dalam aspek hiburan dan keagamaan, saya bisa katakan iya.

Apa bapak mengetahui adanya program berita di RKB FM?

Saya tahu, hanya saja saya bukan pendengar aktif namun beberapa kali pernah

mendengarkan berita yang disiarkan.

Apa saja berita yang pernah bapak dengar dari siaran tersebut?

Beritanya seperti maraknya DBD, perayaan 17 Agustus di berbagai desa, kecelakaan

lalu lintas, dan pencurian.

Bagaimana penyiaran berita di RKB FM?

Sebagai pendengar, saya lebih banyak mendengarkan segmen hiburan, bukan berarti

saya tidak mendengarkan berita. Berita di RKB FM sendiri bisa dibilang seadanya

saja, dalam artian meski cara penyampaian kepada masyarakat sudah benar, namun

konten berita yang disajikan terkadang peristiwa yang telah terjadi kemarin atau dua

hari lalu. Selain itu, berita yang dihadirkan, bisa dikategorikan wajar-wajar saja dan

 

apa adanya, sehingga terkesan biasa. Pernah waktu itu, saya mendengarkan berita

mengenai pencurian hp anak sekolah, karena saya punya anak yang sekolah jauh dan

membutuhkan handphone untuk memesan kendaraan online, jadi saya cukup

khawatir. Tapi, berita yang disiarkan RKB FM hanya memberitakan dari sudut

pandang korban saja, tidak ada penjelasan lain seperti tanggapan pihak kepolisian.

Saya meminta kejelasan berita tersebut, namun tidak ada tanggapan berkelanjutan

dari sana. Sebagai media massa jika menyiarkan berita seperti ini secara terus-

menerus, saya khawatir RKB FM akan tertinggal jauh dengan media lain terlebih

dengan keadaan manusia dan zaman sekarang, yang selalu mengharapkan sesuatu

dengan serba cepat rinci, dan dapat dipercaya terutama dalam berita dan informasi.

Menurut bapak, apakah pemberitaan RKB FM sudah memenuhi nilai-nilai berita

seperti keagamaan, kepentingan rakyat, moral dan tata susila, dan kepribadian

bangsa yang mereka anggap sebagai landasan berdirinya radio ini?

Tiap pendengar memiliki pendapat yang berbeda-beda, bagi saya, berita RKB FM

sudah memenuhi nilai keagamaan serta moral dan tata susila. Nilai keagamaan

disiarkan dalam berita yang diselipkan siraman rohani seperti membahas maraknya

bencana alam yang dikaitkan dengan ayat Al-qur’an dan hadits oleh penyiar yang

memiliki ilmu keagamaan seperti ustad setempat, sedangkan nilai moral dan tata

susila disampaikan dengan mematuhi aturan adat istiadat setempat dengan maksud

mencegah terjadinya perpecahan antar pihak manapun yang terkait dalam

pemberitaan. Untuk kepentingan rakyat dan kepribadian bangsa saya pribadi

mengatakan bahwa saya belum cukup merasakan kedua hal tersebut dalam hal

pemberitaan.

 

Adakah saran bagi RKB FM dalam rangka membangun radio ke arah lebih baik?

Saran saya, untuk program pemberitaan masih perlu diperbaiki, caranya dengan

mensurvei sistem pemberitaan yang ada di radio lain, yang dirasa bisa jadi contoh

nyata bagi perkembangan berita RKB FM. Sedangakan untuk manajemen, saya rasa

RKB FM harus lebih bisa memanajemenkan organisasi yang ada baik dari segi

sumber daya manusia, sistem penyiaran, informasi, dan izin operasional untuk

langkah kedepan yang lebih baik.

Sugiarto S. E.

Warga Sekitar