studi kasus
DESCRIPTION
HCMTRANSCRIPT
BAB III
PEMBAHASAN STUDI KASUS
Pada makalah ini diberikan studi kasus dari paper yang berjudul “Human Capital
Measures, Strategy, and Performance”. Paper ini berisi tentang pengukuran modal
manusia (human capital/HC) guna membantu organisasi untuk mengendalikan aset
tidak berwujud yang diakui sebagai salah satu faktor kunci keberhasilan mencapai
tujuan strategis. Berdasarkan studi empiris, baik hasil kuantitatif dan kualitatif,
didapatkan hipotesis sebagai berikut:
1. Semakin maju sebuah perusahaan dalam mengembangkan metrik modal
manusia/HC, maka kinerja perusahaan semakin tinggi;
2. Perusahaan yang mengikuti strategi diferensiasi tertarik pada indikator inovasi,
sementara perusahaan yang mengikuti strategi pengurangan biaya (cost reduction)
tertarik pada indikator efisiensi;
3. Semakin berfungsi SDM berpartisipasi dalam strategi, semakin maju perusahaan
dalam mengukur implementasi HC.
3.1. Sampel dan Data
Penelitian ini merupakan bagian dari proyek penelitian yang dilakukan dan bekerja
sama dengan The Conference Board. Penelitian ini mencakup analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif didapatkan dari data hasil kuesioner dan
analisis kualitatif didapatkan dari hasil investigasi menggunakan wawancara
mendalam dengan enam orang manajer human capital metric project.
Data kuantitatif didapatkan dengan dua langkah proses. Langkah pertama, dengan
menyebarkan kuesioner secara langsung pada pertemuan “The Conference Board’s
working group human capital strategy and measurement” dimana 35 orang dari 51
atau sekitar 68.6%, anggota mengembalikan secara lengkap kuesioner tersebut.
Langkah kedua dilakukan dengan menyebarkan 400 kuesioner melalui email/survey
online kepada anggota jaringan HR The Conference Board’s, didapatkan 69
kuesioner dibalas atau sekitar 17.3% dari total kuesioner yang disebarkan. Sehingga
jumlah survey keseluruhan yang didapatkan sebesar 104 kuesioner. Data yang
didapatkan berasal dari dua group yang berbeda ini dites dan tidak ditemukan
perbedaan apapun.
3.2. Pengukuran Variabel
Pertanyaan di survei terdiri dari tahap implementasi HCM, kinerja, strategi,
keterlibatan manajer SDM dalam pengembangan dan implementasi strategi, dan
perhatian manajer HR pada HCM.
3.2.1.Tahap Implementasi Pengukuran HC (STAGE)
Pada tahap ini digunakan 5 skala poin, berdasarkan kategori Bourdreau dan Ramstad
(2003). Tahap ini bertanya kepada responden apakah perusahaan mereka
mengimplementasikan HCM. Hasil yang didapatkan :
1. 2% perusahaan tidak melakukan pengukuran HC
2. 27,7% perusahaan mulai menjalankan pengukuran HC
3. 27,7% perusahaan memiliki pengukuran efisiensi
4. 35,6% perusahaan memiliki pengukuran yang efisiensi dan efektif
5. 7% perusahaan menggabungkan pengukuran yang efektif, efisien dan dampaknya
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena penelitian ini bertanya
kepada responden mengenai persepsi mereka terhadap tahap perkembangan HCM
daripada mengukur jumlah HCM yang dipilih, sehingga tidak bukti secara
profesional menunjukkan bahwa jumlah HCM mencerminkan kualitas dari sistem
pengukuran HC. Sebaliknya, diketahui bahwa perusahaan yang paling maju justru
mengurangi indikator jumlah HCM.
Variabel ini memiliki dua keterbatasan. Pertama, didasarkan pada persepsi yang mana
sesuai untuk mengukur tingkat kepuasan responden, namun persepsi dapat bervariasi
dari satu orang ke orang lain tergantung pada tingkat harapan. Kedua, variabel diukur
dengan satu item tunggal yang dapat menimbulkan masalah validitas.
3.2.2.Kinerja (PERF)
Pengukuran variabel kinerja menggunakan delapan buah pertanyaan Huang’s (2001).
Pengukuran kinerja ini berdasarkan persepsi juga yang mungkin hasilnya akan bias.
Berdasarkan beberapa pemikiran (Dess dan Robinson, 1983) menunjukkan bahwa
adanya korelasi yang erat antara ukuran kinerja subyektif dengan ukuran obyektif dan
kinerja yang dirasakan dapat digunakan sebagai proxy untuk ukuran obyektif.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan analisis komponen utama, dimana dari
delapan buah pertanyaan, dua buah variabel dibuang karena memiliki nilai
communalities dibawah 0.50 (Hair et al., 2006). Enam buah variabel yang tersisa
diobservasi pada faktor tunggal yang menjelaskan 76 persen dari varians (lihat tabel
1), lalu membangun indeks kinerja dengan rata-rata skor pada setiap item tersebut (μ
= 3.73, σ = 0,92, Cronbach α = 0.94).
3.2.3.Strategi (STRAT)
Pengukuran strategi dilakukan dengan bertanya kepada responden mengenai
persentase penjualan produk baik menggunakan strategi low cost atau diferensiasi.
Digunakan persentase strategi diferensiasi sebagai ukuran tunggal. Pendekatan ini
memiliki keuntungan karena mudah dioperasionalkan dan dimengerti oleh para
manajer (Auzer dan Langfield-Smith, 2005). Dalam sampel, persentase diferensiasi
bervariasi dari 10 sampai 90 persen, dengan rata-rata 68 persen dan standar deviasi 23
persen.
3.2.4.Keterlibatan Manager HR pada Pengembangan Implementasi Strategi
(INVOLV)
Pada pengukuran ini, peneliti bertanya kepada responden untuk menggambarkan
hubungan antara fungsi HR dan strategi bisnis di perusahaan mereka dengan memilih
salah satu jawaban dari 5 jawaban yang tersedia.
3.2.5.Perhatian terhadap HCM
Untuk mengukur variabel ini, pertanyaan didesain dengan mengurutkan delapan
kategori pertanyaan target HCM inovasi (innovation) atau penurunan harga (cost
reduction). Untuk mengidentifikasi struktur yang mendasari pertanyaan ini dan untuk
meringkas data, digunakan analisis komponen utama. Setelah analisis pertama,
dikeluarkan dua variabel dengan communalities lebih kecil dari 0,50 (Hair et al.,
2006). Tabel 2 menunjukkan hasil dari analisis komponen utama diterapkan pada
enam variabel yang tersisa.
Faktor 1 (INNOV) dapat diartikan sebagai kepentingan indikator HC mengukur kemampuan karyawan untuk berinovasi, sedangkan faktor 2 (EFFI) mewakili kepentingan metrik HC mengukur kemampuan karyawan untuk mengelola biaya secara efisien. Pengukuran pada variable ini adalah mengetahui ketertarikan responden dalam melaksanakan indikator baru, apakah tertarik pada kategori efisiensi atau inovasi.
3.3. Hasil dan Diskusi
Untuk mengetahui lebih luas bahwa tiga hipotesis relatif independen, penelitian ini
dianalisis bersama hasil kuantitatif dan kualitatif yang sesuai dengan masing-masing
hipotesis. Semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, kecuali EFFI,
memiliki distribusi tidak normal, sehingga menggunakan korelasi nonparametrik
(Spearman Rho) untuk menguji hipotesis. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.
3.3.1. Dampak Implementasi HCM pada Kinerja
Hipotesis 1 menyatakan bahwa semakin maju sebuah perusahaan dalam
pengembangan implementasi HC, maka kinerja semakin tinggi. Tabel 3 menunjukkan
korelasi positif yang signifikan antara STAGE dan PERF (R² = 0.280, p <0,01),
dengan demikian H1 didukung. Dengan demikian, temuan ini mendukung gagasan
menggunakan HCM untuk mengelola modal manusia.
3.3.2. Strategi dan Ketertarikan untuk Berbagai Jenis HCM
Jika organisasi menyadari pentingnya implementasi HC, pertanyaannya adalah:
apakah perusahaan tertarik dalam mengimplemtasikan indikator HC jenis apapun atau
mereka ingin "kesesuaian" HCM dengan strategi. Hipotesis 2 menjawab pertanyaan
ini. Hipotesis 2 menyatakan bahwa perusahaan mengikuti strategi diferensiasi akan
tertarik indikator HC mengukur kemampuan karyawan untuk berinovasi, sedangkan
yang mengikuti strategi biaya kepemimpinan akan tertarik indikator HC mengukur
kemampuan karyawan untuk menurunkan biaya. Pada pengukuran strategi diukur
dengan persentase penjualan yang dicapai melalui diferensiasi, H2a memperlihatkan
korelasi positif antara STRAT dan variabel ketertarikan karyawan perusahaan yang
terampil inovasi (INNOV), sementara H2b menunjukkan korelasi negatif antara
STRAT dan variabel perusahaan tertarik karyawan yang mampu menurunkan biaya
(EFFI). Tabel 3 menunjukkan bahwa H2a dan H2b keduanya didukung. Korelasi
antara STRAT dan INNOV positif dan signifikan (R² = 0,297, p <0,01). Korelasi
antara STRAT dan EFFI adalah negatif dan signifikan (R² = -0,193, p <0,05). Dengan
demikian, perusahaan diketahui bahwa mendukung "kesesuaian" antara strategi dan
jenis implementasi HCM.
3.3.3. Partisipasi Manajer HR pada Pengembangan Strategi dan
Pengembangan Tingkatan HCM
Hipotesis 3 berpendapat bahwa manajer SDM yang lebih berpartisipasi dalam
pengembangan strategi, maka semakin maju perusahaan dalam implementasi
langkah-langkah HC. Tabel 3 menunjukkan korelasi positif yang signifikan antara
INVOLV dan STAGE (R² = 0,251, p <0,01), dengan demikian H3 didukung. Manajer
SDM yang berpartisipasi dalam pengembangan strategi menyadari pentingnya
menggunakan HCM selaras dengan strategi dengan demikian lebih maju dalam
pengembangan dan implementasi langkah-langkah HCM. Setidaknya ada dua
interpretasi yang mungkin untuk hasil ini. Pertama, berpartisipasi dalam
pengembangan strategi adalah tanda pentingnya manajemen pucak menentukan HR
dan direktur SDM. Dengan dukungan dari manajemen puncak, maka lebih mudah
untuk memastikan bahwa HCM dipertimbangkan dalam sistem pengukuran kinerja
dan untuk memajukan pelaksanaannya. Penafsiran kedua adalah bahwa, ketika
manajer SDM berpartisipasi dalam perluasan strategi, mereka memiliki gagasan yang
jelas tentang apa yang seharusnya menjadi HCM dan pelaksanaannya bisa maju lebih
cepat. Namun demikian, korelasi bahwa kita akan menemukan dua persepsi dari
responden yang sama, yang bisa menghasilkan intrepetasi yang bias (Becker dan
Gerhart, 1996). Hasil ini sejalan dengan literatur yang menekankan pentingnya
strategis SDM dan mendorong manajer HR untuk menjadi mitra strategis yang benar
daripada tetap dalam peran direksi tenaga administrasi (Lawler et al, 2006;. Ulrich
dan Brockbank, 2005).
3.4. Kesimpulan
Berdasarkan studi empiris, baik hasil kuantitatif dan kualitatif yang telah dilakukan
sebelumnya oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa:
1. Semakin maju sebuah perusahaan dalam pengembangan metrik HC, maka kinerja
perusahaan tinggi;
2. Perusahaan mengikuti strategi diferensiasi tertarik pada indikator inovasi,
sementara mereka mengikuti strategi pengurangan biaya tertarik pada indikator
efisiensi;
3. Semakin berfungsi SDM berpartisipasi dalam strategi, semakin maju perusahaan
dalam mengimplementasikan HC.