studi kasus hdk

Upload: novyaryani

Post on 10-Oct-2015

159 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laporan dinas

TRANSCRIPT

Asuhan Kebidanan Pada Ny. Ema RosmawatiG3P2A0 Hamil 23 Minggu dengan HDKRB Puskesmas Kec. Cakung

Disusun Oleh :Nama: Novy AryaniKelas: III ANIM: 150.121.091

Universitas Mohammad Husni ThamrinFakultas Ilmu Kesehatan Program DIII KebidananTahun 2012/2013KATA PENGANTARDengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha PenyayangPuji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas taufik dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil kegiatan Asuhan Kebidanan yang dilaksanakan pada tanggal 18 November 2013 sampai dengan 6 Desember 2013 di RB Puskesmas Kec. Cakung sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Asuhan Kebidanan.Mengingat dalam pelaksanaan kegiatan Asuhan Kebidanan serta dalam penyusunan laporan hasil kegiatan penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, untuk dapat menyelesaikan laporan hasil kegiatan ini dengan baik maka penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan hasil kegiatan praktek klinik ini.Namun penulis selaku manusia biasa menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan dan kehilafan maka penulis memohon maaf bila terdapat kekurangan dalam penyusunan laporan ini, serta penulis memohon kritik dan saran dari para pembaca yang sekiranya dapat kami jadikan acuan dan perbaikan dalam tugas penulis berikutnya.Akhir kata saya selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memohon maaf bila dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Serta penulis berharap semoga laporan kegiatan Asuhan Kebidanan ini dapat bermanfaat bagi para siswi serta para pembaca dikemudian hari.

Jakarta, 6 Desember 2013

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR2

DAFTAR ISI 3

BAB IPENDAHULUAN 4

1.1 Latar Belakang 4

1.2 Tujuan Penulisan4

1.3 Ruang Lingkup 51.4 Sistematika Penulisan5

BAB IITINJAUAN TEORI 6

2.1 Pengertian6

2.2 Etiologi7

2.3 Manifestasi Klinis7

2.4 Diagnosa10

2.5 Penatalaksanaan13

BAB IIILAPORAN PEMBAHASAN KASUS183.1 Pengkajian pengumpulan data18

3.2 Analisa data24

BAB IV PENUTUP.26

4.1 Kesimpulan 264.2 Saran ...27

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangHipertensi dalam kehamilan merupakan 5 15 % penyulit kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin.di Indonesia mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih tinggi. Hal ini disebabkan selain oleh etiologi tidak jelas, juga oleh perawatan dalam persalinan masih ditangani oleh petugas non medic dan system rujukan yang belum sempurna. Hipertensi dalam kehamilan dapat di alami oleh semua lapisan ibu hamil sehingga pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi dalam kehamilan harus dengan benar benar dipahami oleh semua tenaga medik baik di pusat maupun di daerah.Dalam pelayanan obstetri, selain Angka Kematian Materal (AKM) terdapat Angka Kematian Perinatal (AKP) yang dapat digunakan sebagai parameter keberhasilan pelayanan.Namun, keberhasilan menurunkan AKM di negara-negara maju saat ini menganggap AKP merupakan parameter yang lebih baik dan lebih peka untuk menilai kualitas pelayanan kebidanan.Hal ini mengingat kesehatan dan keselamatan janin dalam rahim sangat tergantung pada keadaan serta kesempurnaan bekerjanya sistem dalam tubuh ibu, yang mempunyai fungsi untuk menumbuhkan hasil konsepsi dari mudigah menjadi janin cukup bulan.Salah satu penyebab kematian perinatal adalah hipertensi yang menyebabkan preeklamsia (PE) dan eklamsia (E).Perlu ditekankan bahwa sindroma preeklampsia ringan dengan hipertensi, edema, dan proteinuri sering tidak diketahui atau tidak diperhatikan oleh wanita yang bersangkutan.Tanpa disadari, dalam waktu singkat dapat timbul preeklampsia berat, bahkan eklampsia.Dengan pengetahuan ini, menjadi jelas bahwa pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin mencari tanda-tanda preeklampsia, sangat penting dalam usaha pencegahan preeklampsia berat dan eklampsia, di samping pengendalian terhadap faktor-faktor predisposisi yang lain.

1.2Tujuan Penulisan1.2.1Tujuan UmumMahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan pada ibu dengan hipertensi dalam kehamilan.1.2.2Tujuan Khusus1. Mahasiswa dapat melakukan pengumpulan data pada ibu dengan hipertensi dalam kehamilan.2. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada ibu dengan hipertensi dalam kehamilan.3. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi diagnose dan masalah potensial.4. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi kebutuhan akan tindakan segera dan kolaborasi.5. Mahasiswa dapat merencanakan asuhan secara menyeluruh pada ibu dengan hipertensi dalam kehamilan.6. Mahasiswa dapat melaksanakan perencanaan data pada ibu dengan hipertensi dalm kehamilan.7. Mahasiswa dapat melaksanakan dan mengevaluasi.

1.3 Manfaat Penulisan1.3.1 Bagi MahasiswaMenambah wawasan mahasiswa kebidanan tentang gambaran kejadian hipertensi dalam kehamilan sebagai wujud atau aplikasi dari ilmu yang didapat dalam perkuliahan.1.3.2 Bagi Instusi PelayananSebagai bahan masukan atau informasi bagi pelayanan kebidanan dalam rangka meningkatkan pelayanan kebidanan baik di Puskesmas maupun di daerah setempat.1.3.3 Bagi Pendidikan1. Sebagai bahan acuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan bagi peserta didik.2. Sebagai bahan acuan untuk penulisan selanjutnya yang berkaitan dengan masalah hipertensi dalam kebidanan.3. Dapat memperbaiki mutu pembelajaran dalam institusi pendidikan.

1.4 Ruang LingkupRuang lingkup dalam makalah ini membahas tentang pengkajian pada ibu hamil dengan Hipertensi Dalam Kehamilan yang dilakukan pada Ny. Ema Rosmawati tanggal 22 November 2013.1.5Sistematika PenulisanBAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang1.2 Tujuan Penulisan1.3 Manfaat Penulisan1.4 Ruang Lingkup1.5 Sistematika PenulisanBAB IITINJAUAN TEORI2.1 Pengertian2.2 Etiologi2.3 Manisfestasi Klinis2.4 Diagnosa2.5 PenatalaksanaanBAB IIILAPORAN PEMBAHASAN KASUS3.1 Pengkajian Pengumpulan Data3.2 Analisa DataBAB IVPENUTUP4.1 Kesimpulan4.2 Saran-saran

BAB IITINJAUAN TEORI2.1 DefinisiHipertensi karena kehamilan yaitu : tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi yang menyebabkan gangguan serius pada kehamilan.Nilai normal tekanan darah seseorang yang disesuaikan dengan tingkat aktivitas dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat diwaktu beraktivitas atau berolahraga.Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension. Hipertensi artinya tekanan yang berlebihan dan tension artinya tensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi medis di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam waktu yang lama) yang mengakibatkan angka kesakitan dan angka kematian. Seseorang di katakan menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi yaitu apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan diastolik >90 mmHg.Hipertensi karena kehamilan yaitu : hipertensi yang terjadi karena atau pada saat kehamilan, dapat mempengaruhi kehamilan itu sendiri biasanya terjadi pada usia kehamilan memasuki 20 minggu.Etimologi : keturunan atau genetik, obesitas, stress, rokok, pola makan yang salah, emosional, wanita yang mengandung bayi kembar, ketidak sesuaian RH, sakir ginjal, Hiper/Hipotyroid, Koarktasi Aorta, gangguan kelenjar adrenal, gangguan kelenjar paratyroid.

2.1.2. PatofisiologiMenurut Corwin (2001) : Peningkatan Kecepatan Denyut Jantung, Peningkatan Volume Sekuncup/Curah Jantung yang Bermasalah Lama, Peningkatan Tekanan Perifer (TPR)yang berlangsung lama. 2.1.3. Manifestasi KlinisGejala yang biasa muncul pada ibu yang mengalami hipertensi pada kehamilan harus di waspadai jika ibu mengeluh : nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual, muntah akibat peningkatan tekanan intrakranium, pemglihatan kabur, ayunan langkah yang tidak mantap, nokturia, Oedema depanden dan pembengkakan.2.1.4. Klasifikasi HipertensiKehamilan yang menyebabkan hipertensi atau hipertensi yang timbul sebagai akibat kehamilan dan akan menghilang pada masa nifas seperti : hipertensi tanpa proteinuria atau oedema, pre-eklampsia dengan atau tanpa proteinuria dan oedema, yaitu pre-eklampsia ringan atau pre-eklampsia berat, Eklampsia, Hipertensi kronis, kehamilan yang menperburuk hipertensi, hipertensi sementara (transient hypertension).2.1.5. Pencegahan Penyakit HipertensiPencegahan kejadian hipertensi secara umum agar menghindari tekana darah tinggi adalah dengan mengubah kearah hidup sehat, tidak terlalu banyak berpikir, mengatur diet/pola makan seperti rendah garam, rendah kolestrol dan lemak jenuh, meningkatkan konsumsi buah dan sayur, tidak mengkonsumsi rokok dan alkohol, perbanyak makan mentimun, belimbing, dan juice apel dan seledri setiap pagi bagi yang mempunyai keluarga riwayat penyumbatan arteri dapat meminum juice yang di campur dengan susu nonfat yang mengandung omega 3 tinggi.2.1.6. Pengobatan Penyakit HipertensiJika seseorang dicurigai hipertensi, maka dilakukan beberapa pemeriksaan yaitu Wawancara (anamnese) adakah dalam keluarga yang menderita hipertensi. Dilakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pengobatan nonfarmakologik, mengurangi berat badan bial terjadi kelebihan (indeks masa tubuh >27), membatasi alkohol dan menghentikan rokok serta mengurangi makanan berkolestrol/lemak jenuh, menghentikan konsumsi kopiyang berlebihan, berolahraga ringan (jalan-jalan, joging pagi-pagi), mengurangi asupan natrium (400 mmd Na/2,4 gram Na/64 NaCl/hari). Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium adekuat, perbanyak unsur kalium (buah-buahan), tidak banyak pikiran, istirahat yang cukup.2.1.7. Pengobatan FarmasiDianjurkan minum obat yang tidak banyak efek samping tekanan sederhana, tidak berpengaruh metabolik negatif dan minum obat yang berfungsi ganda, obat yang berfungsi ganda adalah obat yang dapat menormalisasikan tekanan darah pada pembuluh darah, jantung ginjal, otak dan mata. Berikan obat hipertensi apabila tekanan darah ibu sudah turun atau sudah tidak 14/90 mmHg. Berikan obat luminal sesudah makan 30 gram peroral 3x sehari dalam jangka waktu 8 jam dari pemberian sebelumnya.2.1.8. Komplikasi Hipertensi dalam kehamilan

Jika pertumbuhan janin terhambat, lakukan terminasi kehamilan. Jika terjadi penurunan kesadaran atau koma, kemungkinan terjadi perdarahan serebral :- Turunkan tekanan darah pelan-pelan.- Berikan terapi suportif Jika terjadi gagal jantung, ginjal, atau hati, berikan terapi suportif. Jika uji beku darah menunjukan gangguan tekanan darah, kemungkinan terdapat koagulopati. Jika pasien mendapat infus dan di pasang kateter, perhatikan upaya pencegahan infeksi. Jika pasien mendapat cairan per infus, perlu di pantau jumlah cairan masuk dan keluar agar tidak terjadi overload cairan.

2.2. Pre-Eklampsia2.2.1. DefinisiPerkataan eklampsia berasal dari Yunani yang berarti halilintar karena gejala eklampsi datang dengan mendadak dan menyebabkan suasanan gawat dalam kebidanan. Ditemukan beberapa teori yang dapat menerangkan kejadian pre-eklampsia dan eklampsia sehingga dapat menetapkan upaya promotif dan preventif.Pre-eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan oedema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke 3 pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa.Pre-eklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin, dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias yaitu hipertensi, proteinuria, dan oedema yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma, ibutersebut tidak menunjukan tanda-tanda kelainan vascular atau hipertensi sebelumnya.Teori iskemik implantasi plasenta dianggap dapat menerapkan berbagai gejala pre-eklampsia dan eklampsia.1. Kenaikan tekanan darah2. Pengeluaran protein urin.3. Edema kaki, tangan sampai muka.4. Terjadinya gejala subjektif : Sakit kepala Penglihatan kabur Nyeri pada epigastrium Sesak napas Berkurangnya urin5. Menurunnya kesadaran wanita hamil sampai koma.6. Terjadi kejang.

2.2.2. Faktor yang Mempengaruhi Pre-eklampsiaKejadian pre-eklampsia dan eklampsia bervariasi disetiap negara bahkan pada setiap daerah. Dijumpai berbagai faktor yang mempengaruhi diantaranya : Jumlah primigravida, terutama primigravida muda. Distensi rahim berlebihan, hidramnion, hamil ganda, mola hidatidosa. Penyakit yang menyertai hamil : diabetes melitus, kegemukan. Jumlah umur ibu di atas 35 tahun. Pre-eklampsia berkisar anatar 3% sampai 5% dari kehamilan yang dirawat.

2.2.3. Gambaran Klinik Pre-eklampsiaGambaran klinik mulai dengan kenaikan berat badan diikuti edema kaki atau tangan, kenaikan tekanan darah, dan terakhir terjadi proteinuria. Pada pre-eklampsia ringan gejala subjektif belum di jumpai, tetapi pada pre-eklampsia berat diikuti keluhan subjektif : Sakit kepala terutama daerah frontalis. Rasa nyeri di daerah epigastrium. Gangguan mata, penglihatan menjadi kabur. Terdapat mual sampai muntah. Gangguan pernapasan sampai sianosis. Terjadi gangguan kesadaran.Dengan pengeluaraan proteinuria keadaan penyakit semakin berat, karena terjadi gangguan fungsi ginjal.2.2.4. Dasar diagnosis pre-eklampsiaKejadian pre-eklampsia dan eklampsia sulit dicegah, tetapi diagnosis dini sangat menentukan prognosa janin. Pengawasan hamil sangat penting karena pre-eklampsia berat dan eklampsia merupakan penyebab kematian yang cukup tinggi, terutama di negara berkembang. Diagnosis ditetapkan dengan dua dari trias pre-eklampsiayaitu kenaikan berat badan edema, kenaikan tekanan darah, dan terdapat proteinuria.2.2.5. Klasifikasi Pre-eklampsiaPre-eklampsia digolongkan ke dalam pre-eklampsia ringan dan pre-eklampsia berat dengan gejala dan tanda sebagai berikut :a. Pre-eklampsia ringan Pre-eklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah melahirkan. 1. Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval pemerikasaan 6 jam.2. Tekanan darah diastolik atau kenaikan 15 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam.3. Kenaikan Berat Badan 1 Kg atau lebih dalam seminggu.4. Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitas plus 1-2 pada urin kateter atau urin aliran pertengahan.5. Oedema pada pretibia, dinding abdomen, lumbolsakral, wajah atau tangan.

b. Pre-eklampsia beratPre-eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disetai protenuria dan oedema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.Bila salah satu diantara gejala atau tanda ditemukan pada ibu hamil sudah dapat digolongkan pre-eklampsia berat :1. Tekanan darah 160/110 mmHg.2. Oligouria, urin kurang dari 400 cc/ 24 jam.3. Proteinuria lebih dari 3 gr/liter.4. Keluhan subjektif : Nyeri epigastrium. Gangguan penglihatan. Nyeri kepala Edema paru dan sianosis. Gangguan kesadaran.5. Pemeriksaan : Kadar enzim hati meningkat disertai ikterus. Perdarahan pada retina. Trombosit kurang dari 100.000 mm.Peningkatan gejala dan tanda gejala pre-eklampsia berat memberikan petujuk akan terjadi eklampsia, yang mempunyai prognosa buruk dengan angka kematian maternal dan janin tinggi.c. Pre-Eklampsia Berat Pada PersalinanPenangan ibu dengan pre-eklampsia berat pada ibu saat persalinan, dilakukan tindakan penderita dirawat inap antara lain :1. Istirahan mutlak dan ditempatkan dalam kamar isolasi; berikan diet rendah garam, lemak, dan tinggi protein; berikan suntikan MgSO4 8 gr IM, 4 gr dibokong kanan dan 4 gr di bokong kiri; suntikan dapat di ulang dengan dosis 4 gr setiap jam; syarat pemberian MgSO4 adalah refleks patella positif,diuresis 100 cc dalam 4 jam terakhir, respirasi 16x/menit dan harus tersedia antidotumnya yaitu kalsium glukonas 10% dalam ampul 10 cc; infus dekstros 5% dan Ringer Laktat; berikan obat anti hipertensi: injeksi katapres 1 ampul 1 mg dan selanjutnya dapat diberikan tablet katapres 3x1/2tablet atau 2x1/2 tablet sehari; diuretika tidak diberikan, kecuali terdapat oedema umum, oedema paru dan kegagalan jantung kongestif. Untuk itu dapat disuntika 1 ampul IV Lasix; segera setelah pemberian MgSO4 kedua, dilakukan induksi partus dengan atau tanpa amniotomi. Untuk induksi dipakai oksitosin 10 satuan dalam infus tetes (dilakukan oleh bidan atas instruksi dokter).2. Kala II harus dipersingkat dalam 24 jam dengan ekstraksi vakum atau forceps, jadi ibu dilarang mengedan (dilakukan oleh dokter ahli kandungan); jangan berikan methergin postpartum, kecuali bila terjadi perdarahan yang disebabkan atonia uteri; pemberian MgSO4 kalau tidak ada kontraindikasi, kemudian diteruskan dengan dosis 4gr setiap 4 jam dalam 24 jam postpartum.3. Bila ada indikasi obstetric dilakukan seksio sesarea, perhatikan bahwa: tidak terjadi koagulapati; anastesi yang aman atau terpilih adalah anastesi umum jangan lakukan anastesi lokal, sedangkan anastesi spinal berhubungan dengan resiko (dilakukan oleh dokter ahli kandungan).4. Jika anastesi umum tidak tersedia atau janin mati, aterm terlalu kecil, lakukan persalinan pervaginam. Jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 2-5 IU dalam 500 ml dextrose 10 tetes/menit atau dengan prostaglandin (atas instruksi dokter boleh diberikan oleh bidan).

2.2.6. Pengobatan Obstetric1. Cara terminasi kehamilan yang belum inpartu :a. Induksi persalinan: tetesan oksitosin dengan syarat nilai Bishop 5 atau lebih dan dengan fetal heart mmonitoring.b. Seksio sesaria (dilakukan oleh dokter ahli kandungan), bila fetal assesment jelek. Syarat tetesan oksitosin tidak dipenuhi (nilai Bishop kurang dari 5) atau adanya kontaindikasi tetesan oksitosin; 12 jam setelah dimulainya tetesan oksitosin belum masuk fase aktif. Pada primigravida lebih diarahkan untuk dilakukan terminasi dengan seksio sesaria.2. Cara teminalisi kehamilan yang sudah inpartu :Kala I fase laten: 6 jam belum masuk fase aktif maka dilakukan seksio sesaria; fase aktif : amniotomi saja, bila 6 jam setelah amniotomi belum terjadi pembukaan lengkap maka di lakukan seksio sesaria (bila perlu dilakukan tetesan oksitosin).Kala II : pada persalinan per vaginam maka kala II diselesaikan dengan partus buatan. Amniotomi dan tetesan oksitosin dilakukan sekurang-kurangnya 3 menit setelah pemberian pengobatan medisinal. Pada kehamilan 32 minggu atau kurang; bila keadaan memungkinka, terminasi di tunda 2 kali 24 jam untuk memberikan kortikosteroid. 3. Perawatan pre-eklampsia berat pada postpartumPemberian anti kolvusan diteruskan sampai 24 jam postpartum atau kejang terakhir; teruskan terapi anti hepertensi jika tekanan diastolic masih >110 mmHg; panatau jumlah urin.4. Cara pemberian MgSO4a. Dosis awal sekitar 4 gr MgSO4 IV (20% dalam 20 cc) selam 1 gr/menit kemasan 20% dalam 25 cc larutan MgSO4 (3-5 menit). Diikuti segera 4 gr di bokong kiri dan 4 gr di bokong kanan (40% dalam 10 cc) dengan jarum no 21 panjang 3,7 cm. Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan 1 cc xylocain 2% yang tidak mengandung adrenalin pada suntikan IM.b. Dosis ulangan : diberikan 4 gr IM 40% setelah pemberian dosisi awal lalu dosis ulangan diberikan 4 gr IM setiap 6 jam di mana pemberian MgSO4 tidak melebihi 2-3 hari.c. Syarat-syarat pemberian MgSO4: tersedia antidotum MgSO4 yaitu calsium glokonas 10%, 1 garm (10% dalam cc) diberika intavena dalam 3 menit; Refleks patella positif kuat; frekuensi pernapasan lebih 16 kali permenit; produksi urine lebih 100 cc dalam 4 jam sebelum (0,5 cc/kg BB/jam).d. MgSO4 dihentikan bila: ada tanda-tanda keracunan yaitu kelemahan otot, hipotensi, refleks fisologi menurun, fungsi hati terganggu, depresi SSP, kelumpuhan dan selanjutnya dapat menyebabkan kematian karena kelumpuhan otot-otot pernapasan karena ada serum 10 U magnesium pada dosis adekuat adala 4-7 mEq/liter. Refleks fisologis menghilang pada kadar 8-10 mEq/liter. Kadar 12-15 mEq/liter terjadi kematian jantung.e. Bila timbul tanda-tanda keracunan magnesium sulfat: hentiak pemberian Magnesium sulfat; berikan calciumglukosa 10% 1 gram (10% dalam 10 cc) secara IV dalam waktu 3 menit; berikan oksigen; lakukan pernapasan buatan.f. Magnesium sulfat dihentikan juga bila setelah 4 jam pasca persalinan sudah terjadi perbaikan (normotensif).Catatan : tindakanyang bersifat operatif dilakukan oleh dokter Obgyn, tindaka yang bersifat bukan operatif hanya pemberian infus dan obat-obat dapat dilakukan oleh bidan dengan instruksi dokter Obgyn.5. DiagnosaDiagnosa dini harus diutamakan bila diinginkan bila angka morbilitas dan mortalitas rendah bagi ibu dan anaknya. Walaupun terjadi pre-eklampsia sukar dicegah, namun pre-eklampsia berat dan eklampsia biasanya dapat dihindarkan dengan mengenal secara dini penyakit itu dan denga penaganan secara sempurna.Pada umumnya dianosis pre-eklampsia disebabkan atas adanya dua dari trias tanda utama : hipertensi, oedema, proteinuria. Hal ini memang berguna untuk kepentingan statistik, tetapi dapat merigukan penderita karena tiap tanda dapat merupakan bahaya kendatipun ditemukan tersendiri.Diagnosis diferensial anatar pre-eklampsia dan hipertensi menahuan atau penyakit ginjal tidak jarang menimbulkan kesukaran. Pada hipertensi menahun adanya tekanan darah yang meninggi sebelum hamil pada kehamilan muda atau 6 bulan postpartum akan sangat berguna untuk membuat diagnosis. Pemeriksaan funduskopi berguna karena perdarahan dan eksudat jaringan ditemukan pada pre-eklampsia kelainan tersebut biasanya menujukan hipertensi menahun. Untuk diagnosis penyakit ginjal saat timbulnya proteinuria banyak menolong, proteinuria pada pre-eklampsia jarang timbul sebelum trimester III, sedang pada penyakit ginjal timbul lebih dahulu. Test fungsi ginjal juga banyak berguna, pada umumnya fungsi ginjal noramal pada pre-eklampsia ringan.6. Deteksi DiniKarena pre-eklampsia tidak dapat dicegah, yang tepenting adalah bagaimana penyakit ini dapat dideteksi sedin mungkin. Deteksi didapatkan dari pemeriksaan tekanan darah secara rutin pada saat pemeriksaan kehamilan. Karena itu pemeriksaan kehamilan rutin mutlak dilakukan agar pre-eklampsia dapat terdeteksi cepat untuk meminimalisir kemungkinan komplikasi yang lebih fatal. Pemeriksaan tekanan darah harus dilakukan dengan seksama, dan usahan dilakukan oleh orang yang sama misalkan oleh bidan atau dokter. 2.2.7. Pencegahan kejadian Pre-eklampsia Pre-eklampsia dan Eklampsia merupakan komplikasi kehamilan yang berkelanjutan dengan penyebab yang sama. Oleh karena itu, pencegahan atau diagnosis dini dapat mengurangi kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan kematian.Untuk dapat menegakan diagnosis dini di perlukan pengawasan hamil yang teratur dengan memperhatikan kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah, dan pemeriksaan urin untuk menentukan proteinuria.Untuk mencegah kejadian pre-eklampsia ringan dapat di lakukan nasehat tentang dan berkaitan dengan : 1. Diet makanan.Makanan protein tinggi, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak. Kurangi gaeram apabila berat badan bertambah atau edema. Makanan berorientasi pada 4 sehat 5 sempurna. Untuk meningkatakan jumlah protein dengan tambahan satu butir telur setiap hari.2. Cukup IstirahatIstirahat yang cukup pada ibu hamil semakin tua dalam arti berkerja seperlunya dan sesuaikan dengan kemampuan. Lebih banyak duduk atau berbaring kearah punggung janin sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami gangguan. 3. Pengawasan antenatal (hamil).Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim segera datang ke tempat pemeriksaan. Keadaan yang memerlukan perhatian :d. Uji kemungkinan pre-eklampsia. Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya. Pemeriksaan tinggi fundus uteri. Pemeriksaan kenaiakn berat badan atau edema. Pemeriksaan protein dalam urin. Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati, gambaran darah umum, dan pemeriksaan retina mata. e. Penilaian kondisi janin dalam rahim. Pemantauan tinggi fundus uteri. Pemeriksaan janin : gerakan janin dalam rahim, denyut jantung janin, pemantauan air ketuban. Usulkan untuk melakukanpemeiksaan ultrasonografiDalam keadaan yang meragukan, maka mrujuk penderita merupakan sikap yang terpilihdan terpuji.2.2.8. Akibat Pre-eklampsia pada JaninJanin yang dikandung ibu hamil mengidap pre-eklampsia akan hidup dalam rahim dengan nutrisi dan oksugen dibawah normal. Keadaan ini bisa terjadi karena pembuluh darah yang menyalurkan darah ke plasenta menyempit. Karean buruknya nutrisi, pertumbuhan janin akan terhambat sehingga akan terjadi bayi dengan berat lahir rendah. Bisa juga bayi dilahirkan kurang bulan (prematur), komplikasi lanjutan dari kelahiran prematur yaitu keterlambatan belajar, epilepsi, sereberal palsy, dan masalah pada pendengaran dan penglihatan, biru saat dilahirkan (asfiksia) dan sebagainya.Pada kasus pre-eklampsia yang berat, janin harus segera dilahirkan jika sudah menunjukan kegawatan. Ini biasanya dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu tanpa melihat apakah janin sudah dapat hidup diluar rahim atau tidak. Tapi, ada kalanya keduanya tidak bisa ditolong lagi.

2.2.9. Penanganan Pre-Eklampsia Penanganan per-eklamsia bertujuan untuk menghindari kelanjutan untuk mrnjadi eklamsia den pertolongan kebidanan dengan melahirkan janin dalam keadaan yang optimal dan pertolongan dengan trauma minmal. Pada pre-eklamsia ringan penanganan simtomatis dan berobat jalan dengan memberikan: 1. Sedativa ringan Phenobarbital 3 x 30 mgr Valium 3 x10 mgr2. Obat penunjang Vitamin B kompleks Viamin C atau vitamin E Zet besi3. Nesehat Garam dalam makanan di kurangi Lebih banyak istrahat berbaring kearah punggung janin Segera datang memeriksakan diri bila terdapat gejala, sakit kepala, mata kabur, edema mendadak atau berat badan naik, pernapasan semakin sesak, nyeri pada epigastrium, kesadaran makin berkurang, gerakan janin berkurang, pengeluaran urin berkurang.4. Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketatPetunjuk untuk segera memasukkan penderita kerumah sakit atau merujuk penderita perlu memperhatikan hal berikut: Bila tekananan darah 140/90 mmHg Protein dalam urin 1 plus atau lebih Kenaikan berat badan 1 1/2 kg atau lebih dalam seminggu Edema bertambah mendadak Terdapat gejala dan keluhan subjektif.Bidan yang mempunyai polindes dapat merawat penderita pre-eklampsia berat untuk sementara, sampai menunggu kesempatan melakukan rujukan sehingga penderita mendapat pertolongan yang sebaik-baiknya. Penderita di usahakan agar:1. Terisolasi sehingga tidak mendapat rangsangan suara ataupun sinar.2. Dipasang infus glukosa 5%3. Dilakukan pemeriksaan: Pemeriksaan umum: pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu, dan pernapasan. Pemeriksaan kebidanan: pemeriksaan leopold, denyut jantung janin, pemeriksaan dalam. Pemasangan daur kateter Evaluasi keseimbangan cairan4. Pengobatan: Sedativa: phenobarbital 3 x 100 mgr, valium 3 x 20 mgr Menghindari kejang:a. Magnesium sulfat.- Inisial dosis 8 gr IM, dosis ikutan 4 gr/6jam- Observasi: pernapasan tidak kurang16 menit, refleks patela positif, urin tidak kurang dari 600 cc/24 jamb. Valium- Inisial dosis 20 mgr IV, dosis ikutan 20 mgr/drip 20 tetes/menit- Dosis maksimal 120 mgr/24 jamc. Kombinasi pengobatan:- Pethidine 50 mgr IM- Klorpromazin 50 mgr IM- Diazepam (valium) 20 mgr IMd. Bila terjadi oligouria doberikan glikosa 40% IV untuk menarik cairan dari jaringan, sehingga dapat merangsang diuresis.5. Setelah keadaan pre-eklamsia berat dapat diatasi, pertimbangan mengakhiri kehamilan berdasarkan:a. Kehamila cukup bulanb. Mempertahankan kehamilan sampai mendekati cukup bulanc. Kegagalan pengobatan per-eklampsia berat kehamilan diakhiri tanpa memandang umurd. Merujuk penderita kerumah sakit untuk pengobatan yang adekuat. Mengakhiri kehamilan merupakan pengobatan utama untuk memutuskan kelanjutan pre-eklampsia menjadi eklampsi.

BAB IIILAPORAN PEMBAHASAN KASUS3.1.Pengkajian Pengumpulan DataAsuhan KeperawatanPada pasien dengan: MeningiomaDiruangan : Ruang TulipRumah sakit: RSUD Kota BekasiHari/Tanggal Pengambilan data: 17 Mei 2013A. Pengumpulan Data1. Biodata /Identitas PasienNama: Ny. MuryaniNo. Reg: 01303782Umur: 33 tahunTgl. Masuk: 17 April 2013Jenis Kelamin: PerempuanPukul: 08.00 WIBPendidikan: SMPPekerjaan: Ibu Rumah TanggaStatus: MenikahAgama: IslamAlamat Rumah: Kp. CikunirAlamat Kantor: Tidak ada

2. Keluhan apa yang menyebabkan masuk rumah sakitOS Berobat mata ke Polimata RSUD Kota Bekasi (rujukan dari RS. Cipto Mangunkusumo). Dengan keluhan pandangan kabur (mata kiri), migraine sinistra.

3. Riwayat kesehatan yang laluOS mengatakan pernah operasi tumor payudara sinistra 2 tahun yang lalu. Kemudian section sesaria pada kehamilan kedua.

4. Riwayat kesehatan keluargaOS mengatakan tidak ada penyakit turunan

5. Keluhan klien/keluarga saat pendataanOS mengatakan pandangan kabur dan merasakan migraine bagian sinistra.

6. Riwayat kesehatan sehari-hari :

NutrisiDirumahDirumah Sakit

1. Kebiasaan makan2. Jenis makanan3. Keluhan tentang makanan3 kali sehariNasi + Lauk + SayurTidak ada3 kali sehariNasi + Lauk + SayurRasa makanan tidak enak

a.

EliminasiDirumahDirumah Sakit

1. Kebiasaan BAB2. Konsistensi 3. Warna4. Bau 5. Kebiasaan BAK6. Banyak

1 kali sehariLunak Kuning kecoklatanKhas4 kali sehari300 cc/hari1 kali sehariKeras CoklatKhas3 kali sehari400 cc/hari

b.

Olah RagaDirumah Dirumah sakit

1. Jenis Olah Raga2. Sejak kapan3. Secara teratur/tidakJalan santai1 bln sebelum masuk RSTidak teraturTidak pernahSelama masuk RS-

c.

d.Istirahat/ TidurDirumahDirumah Sakit

1. Tidur Siang2 jam/hari4 jam/hari

2. Tidur Malam8 jam/hari6 jam/hari

3. Apa yg menolong agar cepat tidur Dipijat-pijatDipijat-pijat

e.Personal HygieneDirumahDirumah Sakit

1. Mandi2 x /hari1 x /hari

2. Menggunakan Sabun MandiYaYa

3. Menggosok Gigi2 x /hari1 x /hari

4. Menggunakan Pasta GigiYaYa

5. Cuci Rambut1 x /hari1 x /hari

6. Menggunakan ShampooYaTidak

7. Ganti Pakaian2 x /hari1 x /hari

8. Keadaan Kuku TanganPendekPendek

9. Keadaan Kuku KakiPendekPendek

f.KetergantunganDirumahDirumah Sakit

1. MerokokTidakTidak

2. JumlahTidak adaTidak ada

3. MakananTidak adaTidak ada

4. MinumanTidak adaTidak ada

5. Obat-obatanTidak adaTidak ada

g. Alergi Terhadap : Tidak ada

h.

Lain-lain

: Tidak ada

7. Data Fisika. Keadaan umum/kesadaran: Compos Mentisb. Penampilan: Cukup baikc. BB: 52 kgTB: 162 cmd. Data Vital Tekanan Darah:100/70mm/Hg Pernafasan: 20x/menit Nadi:80x/menit Suhu:36,40 Ce. Inspeksi Rambut: hitam, bersih, tidak berketombe Wajah: tidak pucat Mata: konjungtiva pucat, sklera tdk ikterik, mata bagian sinistra membesar dan bengkak Gigi&Mulut: tidak ada carries, lidah kotor Leher: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid Dada: tidak ada pembesaran payudara Perut: tidak kembung Kemaluan: tidak terpasang DC Kulit: tidak terdapat luka Ekstremitas atas : keduanya tdk ada kelainan Ekstremitas bawas : keduanya tdk ada kelainanf. Palpasi Leher: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid Dada: tidak ada pembesaran pada payudara Perut: tidak teraba benjolan Tungkai: tidak odemag. Perkusi Perut: tdk kembung Tungkai, reflek Patella: +/+h. Auskultasi Dada: denyut jantung normal Perut: tidak ada bising usus

8. Data Psikologis a. Pola Interaksi: aktifb. Pengetahuan terhadap Penyakit : kurang mengerti tentang penyakitnyac. Status emosi: stabild. Lain-lain: tidak ada

9. Keadaan Sosial :a. Hubungan Keluarga/masyarakat: baikb. Kegiatan sosial/organisasi: tidak adac. Rekreasi: jarangd. Lingkungan: baike. Lain-lain: tdk ada

10. Data Spiritual :a. Keyakinan keagamaan : cukup baikb. Ketaatan ibadah : cukup baikc. Keyakinan sehat/sakit menurut agama : yakin akan cepat sembuhd. Lain-lain : tidak ada

11. Data Khusus :a. Pemeriksaan Laboratorium: Lekosit:6,8ribu/uL5 10Hemoglobin:10,1g/dL12 14Hematocrit:28,7%37 47Trombosit :314ribu/uL150 - 400b. Pemeriksaan Rontgen :CT-ScanDiagnosa Klinik adalah Meningioma.Makroskopik : diterima jaringan compang-camping warna putih kecoklatan volume 20 ccMikroskopik : potongan jaringan yang terdiri dari sel-sel dengan inti bulat oval, vesikuler, beberapa tampak mengandung pseudonuclear inculsion, sel-sel tersusun dalam kelompok-kelompok membentuk whorl. Tidak ditemukan mitosis maupun atipia.c. Terapi: Kalnex3x 500mg Vit. K3x 1 ampul Ceftriaxone1x 2gr Dexametazone 3x 2ampul Ranitidine2x 1ampul d. Lain-lain: tidak ada

3.2. Analisa Data (SOAP)Soap tanggal 15 Mei 2013S :Ny. Muryani sudah 3 hari pasca operasi kraniotomi terhadap meningioma yang dideritanya dan mengatakan masih merasa nyeri dikepala bagian kiri.O :Keadaan Umum: Lemah, kesadaran: Compos mentis, TD: 110/70 mmHg, Nadi: 78x /menit, Pernafasan: 20x /menit, suhu 36,2o C. Nyeri saat kepala bagian kiri tersentuh, mata: sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak pucat, bengkak dibagian kiri, wajah tidak edema, tidak ada pembesaran kelenjar thyroidA :Post Craniotomi (Meningioma)P :- Memberitahukan kepada pasien bahwa hari ini akan dilakukan penggantian balutan terhadap luka pasca operasi agar tidak terjadi infeksi. Menyiapkan GB set sterile Mengganti balutan terhadap luka pasca operasi dan balutan telah diganti Luka bersih dan rapi setelah balutan diganti

Soap tanggal 16 Mei 2013S :Ny. Muryani merasakan nyeri pada kepala bagian kiri.O :Keadaan umum: Sedang, kesadaran: Compos Mentis, TD 120/70 mmHg, Nadi: 79x /menit, Pernafasan: 20x /menit, suhu 36o C. Mata: sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak pucat, bagian kiri bengkak, wajah tidak edema, tidak ada pembesaran kelenjar thyroidA :Post Craniotomi (Meningioma)P :- Memberitahukan kepada pasien bahwa dokter akan visit untuk melihat perkembangan pasien - Memberitahukan kepada pasien bahwa hari ini akan dilakukan terapi injeksi intravena, seperti :Kalnex 3x500mgCeftriaxone1x2grRanitidine 2x1 ampul Menyiapkan obat-obat yang akan diinjeksikan dan wadah yg berisi kapas alcohol. Melakukan injeksi intravena sesuai dengan prosedur

Soap tanggal 17 Mei 2013S :Ny. Muryani mengatakan bahwa nyeri dikepala sudah berkurangO :Keadaan umum: sedang, kesadaran: compos mentis, TD: 110/70 mmHg, Nadi: 80x /menit, pernafasan 20x /menit, suhu: 36,4o C, mata: sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak pucat, bengkak pada mata sebelah kiri berkurang, wajah tidak edema, tidak ada pembesaran kelenjar thyroidA :Post Craniotomi (Meningioma)P :- Memberitahukan kepada pasien bahwa kondisi pasien saat ini sudah sedikit membaik dan akan terus diberikan perawatan hingga pasien sembuh. Memberitahukan kepada pasien bahwa hari ini kuku pasien akan dibersihkan Menyiapkan alat-alat yg diperlukan Memberitahukan bahwa pasien akan diberikan terapi injeksi intravenaMeropenem 10ccTramadol 25 mg/ml (Drip Infus) Menyiapkan obat-obat yang akan diinjeksikan dan wadah yg berisi kapas alcohol. Melakukan injeksi intravena sesuai dengan prosedur

Jakarta, 27 Mei 2013

Pemeriksa,

(................................................)

Pembimbing AkademikCI/Pembimbing Lahan

(..........................................................) (............................................... ) BAB IVPENUTUP4.1 KesimpulanMeningioma intrakranial merupakan tumor intrakranial kedua yang tersering disamping glioma, perjalananya sangat lambat dan lebih sering didapatkan pada wanita pada usia 50 60 th. Diduga sebagai penyebabnya adalah trauma, kehamilan dan virus. Lokalisasi tersering didaerah supra tentorial di para sagital. Permulaan sampai timbul gejala-gejala rata-rata 26 bulan. Gejala-gejala umum seperti tumor intrakranial disertai gejala-gejala fokal tergantung lokalisasi dari tumor. Diagnosa dibuat berdasarkan pemeriksaan tumor intracranial pada umumnya, yaitu dibuat berdasarkan pemeriksaan klinik , E.E.G., x-foto tengkorak, angiografi, PEG atau ventrikulografi. Diagnosa banding seringkali menyerupai insuffisiensi serebral sementara dan berulang-ulang,infark otak, chronic subdural hematoma, perdarahan sub archnoid dan meningitis.serosa. Pengobatan dengan operasi, drainage ventrikel, penutupan vaskuler, pembesaran lapangan operasi. Prognosa pada umumnya baik, survival rate lima tahun adalah 75%. Angka kematian : diperkirakan post operasi selama lima tahun (1942 1946) adalah 7,9% dan (1957 1966) adalah 8,5%.

4.2 SaranMenurut pendapat saya sebagai penulis bahwa pelaksanaan kegiatan Keterampilan Dasar Praktik Klinik yang dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 25 Mei 2013 ini cukup baik dalam pelaksanaannya, namun kita secara kodratik sebagai manusia biasa tentu mempunyai beberapa kekurangan dan kekhilafan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.Masalah terbatasnya petugas kesehatan serta jumlah pasien yang semakin hari selalu meningkat menjadi kendala cukup besar bagi penulis karena padatnya kegiatan tersebut membuat penulis kurang dapat beristirahat dengan cukup, akibatnya penulis kurang dapat mengonsentrasikan fikiran dalam setiap kegiatan. Selain masalah diatas terdapat pula masalah lain yang berhubungan dalam penyusunan laporan hasil kegiatan yaitu berikannya instrumen yang telah merupakan statistika makalah. Hal ini dapat mengurangi daya kreatifitas para siswa untuk lebih mengetahui mengembangkan pengetahuan tersebut.Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yangtelah bekerja keras dalam merealisasikan kegiatan-kegiatan yang telah disusun sehingga kegiatan konsep dasar praktek klinik ini dapat berjalan dengan lancar.

1Page 4 of 29