studi kasus perancangan vpn dengan mikrotik routerboard

41
PERANCANGAN MINIATUR VITUAL PRIVATE NETWORK FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERBOARD Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Jaringan Komputer Disusun oleh: Indika Satriyana Agusta M0508014 Monica T. Putri M0508017 Aldion Renata M0508025 RA Retnosari T H M0508062 Tigus Juni Betri M0508072 Yosefin Eva Christanti M0508077 Adhike Noviyani M0508079 Cintya Dewi S N M0508093 Elvin Kusuma Putra M0508101 Erlis Adila Sari M0508103 Henwy Wibowo M0508106 Olivia Sari Kusuma Dewi M0508112 Sekar Ayu Lestari M0508122 JURUSAN INFORMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: strommz13

Post on 24-Jul-2015

1.022 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

PERANCANGAN MINIATUR VITUAL PRIVATE NETWORK FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERBOARD

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Jaringan Komputer

Disusun oleh:

Indika Satriyana Agusta M0508014

Monica T. Putri M0508017

Aldion Renata M0508025

RA Retnosari T H M0508062

Tigus Juni Betri M0508072

Yosefin Eva Christanti M0508077

Adhike Noviyani M0508079

Cintya Dewi S N M0508093

Elvin Kusuma Putra M0508101

Erlis Adila Sari M0508103

Henwy Wibowo M0508106

Olivia Sari Kusuma Dewi M0508112

Sekar Ayu Lestari M0508122

JURUSAN INFORMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................ i

DAFTAR GAMBAR................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2

1.3 Batasan Masalah...................................................................................................2

1.4 Tujuan dan Manfaat..............................................................................................2

1.5 Metodologi............................................................................................................2

1.6 Sistematika Penulisan............................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................4

2.1 Landasan Teori......................................................................................................4

2.1.1 Pengertian TCP/IP.......................................................................................4

2.1.2 Internet Protocol Version 4 (IPv4)................................................................4

2.1.3 Pengertian Virtual Private Network............................................................5

2.1.4 Fungsi Utama Teknologi VPN......................................................................5

2.1.5 Perangkat VPN............................................................................................6

2.1.6 Jenis implementasi VPN..............................................................................8

2.1.7 Mikrotik Router OS......................................................................................9

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN...................................................................................10

3.1 Diskripsi Umum VPN............................................................................................10

3.2 Proses Bisnis........................................................................................................11

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN.........................................................................10

4.1 Implementasi VPN...............................................................................................12

4.1.1 Kebutuhan Hardware.................................................................................12

4.1.2 Konfigurasi Mikrotik RouterBoard.............................................................12

i

Page 3: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

4.1.3 Konfigurasi Mikrotik VPN Server....................................................................17

4.1.4 Konfigurasi PPTP VPN Client di Windows 7....................................................19

4.1.5 Testing Koneksi VPN Melalui Command Prompt Komputer Klien..................25

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................28

ii

Page 4: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

DAFTAR GAMBAR

Gambar Lapisan OSI dan TCP/IP..............................................................................................4

Gambar Konfigurasi Mikrotik RouterBoard...........................................................................12

Gambar Konfigurasi Mikrotik VPN Server..............................................................................17

Gambar Konfigurasi PPTP VPN Client di Windows 7..............................................................19

Gambar Testing Koneksi VPN Melalui Command Prompt Komputer Klien............................25

iii

Page 5: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi begitu pesat saat ini. Begitu juga dengan sistem

aplikasi berkembang tak terbendung lagi. Berbagai macam pilihan yang dapat digunakan

untuk memudahkan aktifitas manusia berhubungan satu dengan yang lain Hubungan antar

manusia di dunia ini sekarang begitu dekat, sekalipun dihalangi jarak yang begitu jauh.

Hubungan tersebut sering disebut jaringan. Teknologi informasi sangat dibutuhkan dan

menjadi bagian yang sangat vital dalam segala bidang. Hal ini dapat dilihat dari semakin

tergantungnya manusia dengan dunia internet. Segala bidang ilmu pengetahuan sudah

menunjukkan jati dirinya ke dunia maya untuk dapat diserap oleh yang membutuhkan

informasi tentang ilmu pengetahuan tersebut.

Perkembangan tehnologi informasi tak lepas dari kemudahan yang didapatkan

namun ada juga kerawanan atau celah yang dapat digunakan sebagai tindak kejahatan.

Sering diberitakan tentang kebobolan-kebobolan di bidang keuangan, penipuan-penipuan

dan lain sebagainya yang memanfaatkan media intemet. Ketidaknyamanan tersebut

menjadi tantangan bagi para pakar teknologi informasi bidang keamanan jarrngan.

Berbagai terobosan dilakukan untuk menangkal tindak-tindak kejahatan baik yang sudah

dilakukan dan kemungkinan yang akan dilakukan segelintir orang yarg memanfaatkan

teknologi untuk melakukan kejahatan

Banyak sekali pilihan cara atau system yang dapat mengakomodasi kepentingan

tersebut, salah satunya adalah menggunakan virtual private network (VPN). Protokol VPN

(Virtual Private Network) merupakan altematif solusi untuk kendala dalam membuat suatu

sistem kriptografi. Sebuah organisasi dapat memperlebar akses yang aman terhadap

jaringan internalnya melalui jaringan public standar (internet) dengan ongkos yang relatif

lebih murah dari jaringan private atau komunikasi dial-up telepon melalui penggunaan

protokol VPN. Dengan pendekatan ini, aplikasi dan data yang penting pada jaringan dapat

diakses oleh pihak yang berhak tanpa memperhatikan lokasi dimana ia berada.

Secara umum, setiap VPN adalah sebuah proses dimana jaringan umum (public

network/internet) diamankan untuk mengfungsikannya sebagaimana private network.

Sebuah VPN tidak didefinisikan oleh rangkaian khusus atau rute, melainkan didefinisikan

1

Page 6: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

oleh mekanisme keamanan dan prosedur-prosedur yang hanya mengizinkan pengguna-

pengguna yang ditunjuk akses ke VPN dan informasi yang mengalir melaluinya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan

sebagai berikut:

“Bagaimana membangun Miniatur VPN Server Mengunakan Mikrotik RouterBoard

dan klien menggunakan Windows 7 Fakultas MIPA UNS”.

1.3 Batasan Masalah

1. VPN Server dibangun menggunakan Mikrotik RouterBoard 750GL

2. VPN Client menggunakan OS Windows 7

3. Koneksi Internet menggunakan Modem GSM.

4. Perancangan VPN hanya miniaturnya saja.

1.4 Tujuan dan Manfaat

Tujuan adalah dapat membuat Virtual Private Network (VPN) mengunakan mikrotik

Mikrotik RouterBoard dengan klien menggunakan Windows 7.

Manfaat yang didapat dari hasil perancangan VPN :

1. User mobile dapat mengakses dimana saja dan kapan saja jaringan lokal di

kampus MIPA.

2. Memberi rasa aman kepada user dalam pengiriman data.

1.5 Metodologi

Metode yang digunakan dalam perancangan miniatur VPN ini adalah :

1. Studi Literatur

Berupa studi kepustakaan dan kajian dari buku - buku teks pendukung.

2. Analisa dan Perancangan Sistem

Analisa kebutuhan sistem meliputi spesifikasi sistem dan Perancangan topologi

jaringan VPN yang akan dibuat

3. Implementasi dan Pengujian

Melakukan implementasi meliputi konfigurasi VPN Server di Mikrotik

RouterBoard dan Klien di Windows 7 kemudian melakukan pengujian koneksi

VPN yang telah dibuat

2

Page 7: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini diuraikan secara umum mengenai latar belakang, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat atas perancangan VPN, metodologi yang digunakan

dalam perancangan VPN dan sistematika penyusunan laporan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini dijelaskan secara umum teori yang berhubungan dengan

materi yang nantinya digunakan untuk melakukan proses perancangan VPN

BAB III Analisis dan Perancangan

Pada bab ini di jelaskan analisa kebutuhan sistem meliputi spesifikasi sistem

dan perancangan topologi jaringan VPN yang akan dibuat.

BAB IV Implementasi dan Pembahasan

konfigurasi VPN Server di Mikrotik RouterBoard dan Klien di Windows 7

kemudian melakukan pengujian koneksi VPN yang telah dibuat

BAB V Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisis kesimpulan yang didapatkan perancangan sistem VPN dikuti

dengan saran-saran dari penulis

3

Page 8: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian TCP/IP

TCP/IP dikembangkan mengacu pada model Open System Interconnection (OSI), di

mana, layer- layer yang terdapat pada TCP tidak persis sama dengan layer- layer yang

terdapat pada model OSI. Terdapat empat layer pada TCP/IP, yaitu: network interface,

network, transport dan application . Tiga layer pertama pada TCP/IP menyediakan

physical standards , network interface , internetworking , dan fungsi transport , yang

mengacu pada empat layer pertama pada model OSI. Tiga layer teratas dari model OSI

direpresentasikan di model TCP/IP sebagai satu layer, yaitu application layer .

Gambar Lapisan OSI dan TCP/IP

2.1.2 Internet Protocol Version 4 (IPv4)

IP merupakan suatu mekanisme transmisi yang digunakan oleh protokol-protokol

TCP/IP, di mana IP bersifat unreliable, connectionless dan datagram delivery service.

Unreliable berarti bahwa protokol IP tidak menjamin datagram (Paket yang

terdapat di dalam IP layer) yang dikirim pasti sampai ke tempat tujuan. Protokol IP hanya

berusaha sebaik - baiknya agar paket yang dikirim tersebut sampai ke tujuan. Jika dalam

perjalanan, paket tersebut mengalami gangguan seperti jalur putus, kongesti pada router

atau target host down, protokol IP hanya bisa menginformasikan kepada pengirim paket 4

Page 9: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

melalui protokol ICMP bahwa terjadi masalah dalam pengiriman paket IP. Jika diinginkan

keandalan yang lebih baik, keandalan itu harus disediakan oleh protokol ya ng berada di

atas IP layer misalnya TCP dan aplikasi pengguna.

Connectionless berarti bahwa dalam mengirim paket dari tempat asal ke tujuan,

baik pihak pengirim dan penerima paket IP sama sekali tidak mengadakan perjanjian

terlebih dahulu ( handshake).

Datagram delivery service berarti bahwa setiap paket yang dikirimkan tidak

tergantung pada paket data yang lain. Akibatnya jalur yang ditempuh oleh masing-masing

paket data bisa jadi berbeda satu dengan yang lainnya.

2.1.3 Pengertian Virtual Private Network

Virtual Private Network (VPN) adalah sebuah teknologi komunikasi yang

memungkinkan untuk dapat terkoneksi ke jaringan publik dan menggunakannya untuk

dapat bergabung dengan jaringan lokal. Dengan cara tersebut maka akan didapatkan hak

dan pengaturan yang sama seperti halnya berada di dalam kantor atau LAN itu sendiri,

walaupun sebenarnya menggunakan jaringan milik publik. VPN dapat terjadi antara dua

end-system atau dua komputer atau antara dua atau lebih jaringan yang berbeda. VPN

dapat dibentuk dengan menggunakan teknologi tunneling dan enkripsi. Koneksi VPN juga

dapat terjadi pada semua layer pada protocol OSI, sehingga komunikasi menggunakan VPN

dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Dengan demikian, VPN juga dapat

dikategorikan sebagai infrastruktur WAN alternatif untuk mendapatkan koneksi point-to-

point pribadi antara pengirim dan penerima. Dan dapat dilakukan dengan menggunakan

media apa saja, tanpa perlu media leased line atau frame relay .

2.1.4 Fungsi Utama Teknologi VPN

Teknologi VPN menyediakan tiga fungsi utama untuk penggunaannya. Ketiga fungsi

utama tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Confidentially (Kerahasiaan)

Dengan digunakannnya jaringan publik yang rawan pencurian data, maka teknologi

VPN menggunakan sistem kerja dengan cara mengenkripsi semua data yang lewat

melaluinya. Dengan adanya teknologi enkripsi tersebut, maka kerahasiaan data dapat

lebih terjaga. Walaupun ada pihak yang dapat menyadap data yang melewati internet 5

Page 10: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

bahkan jalur VPN itu sendiri, namun belum tentu dapat membaca data tersebut, karena

data tersebut telah teracak. Dengan menerapkan sistem enkripsi ini, tidak ada satupun

orang yang dapat mengakses dan membaca isi jaringan data dengan mudah.

2. Data Intergrity (Keutuhan data)

Ketika melewati jaringan internet, sebenarnya data telah berjalan sangat jauh

melintasi berbagai negara. Pada saat perjalanan tersebut, berbagai gangguan dapat

terjadi terhadap isinya, baik hilang, rusak, ataupun dimanipulasi oleh orang yang tidak

seharusnya. Pada VPN terdapat teknologi yang da pat menjaga keutuhan data mulai

dari data dikirim hingga data sampai di tempat tujuan.

3. Origin Authentication (Autentikasi sumber)

Teknologi VPN memiliki kemampuan untuk melakukan otentikasi terhadap

sumber-sumber pengirim data yang akan diterimanya. VPN akan melakukan

pemeriksaan terhadap semua data yang masuk dan mengambil informasi dari sumber

datanya. Kemudian, alamat sumber data tersebut akan disetujui apabila proses

otentikasinya berhasil. Dengan demikian, VPN menjamin semua data yang dikirim dan

diterima berasal dari sumber yang seharusnya. Tidak ada data yang dipalsukan atau

dikirim oleh pihak- pihak lain.

4. Non-repudiation

Yaitu mencegah dua perusahaan dari menyangkal bahwa mereka telah mengirim

atau menerima sebuah file mengakomodasi perubahan.

5. Kendali akses

Menentukan siapa yang diberikan akses ke sebuah sistem atau jaringan,

sebagaimana informasi apa dan seberapa banyak seseorang dapat menerima.

2.1.5 Perangkat VPN

Pada dasarnya, semua perangkat komputer yang dilengkapi dengan fasilitas

pengalamatan IP dan diinstal dengan aplikasi pembuat tunnel dan algoritma enkripsi dan

dekripsi, dapat dibangun komunikasi VPN di dalamnya. Komunikasi VPN dengan tunneling

dan enkripsi ini dapat dibangun antara sebuah router dengan router yang lain, antara

sebuah router dengan beberapa router, antara PC dengan server VPN concentrator,

antara router atau PC dengan firewall berkemampuan VPN, dan masih banyak lagi.

1. Teknologi Tunneling

6

Page 11: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

Teknologi tunneling merupakan teknologi yang bertugas untuk manangani dan

menyediakan koneksi point-to-point dari sumber ke tujuannya. Disebut tunnel karena

koneksi point-to-point tersebut sebenarnya terbentuk dengan melintasi jaringan umum,

namun koneksi tersebut tidak mempedulikan paket-paket data milik orang lain yang

sama- sama melintasi jaringan umum tersebut, tetapi koneksi tersebut hanya melayani

transportasi data dari pembuatnya. Hal ini sama dengan seperti penggunaan jalur

busway yang pada dasarnya menggunakan jalan raya, tetapi dia membuat jalur sendiri

untuk dapat dilalui bus khusus. Koneksi point-to -point ini sesungguhnya tidak benar-

benar ada, namun data yang dihantarkannya terlihat seperti benar-benar melewati

koneksi pribadi yang bersifat point-to-point. Teknologi ini dapat dibuat di atas jaringan

dengan pengaturan IP Addressing dan IP Routing yang sudah matang. Maksudnya,

antara sumber tunnel dengan tujuan tunnel telah dapat saling berkomunikasi melalui

jaringan dengan pengalamatan IP. Apabila komunikasi antara sumber dan tujuan dari

tunnel tidak dapat berjalan dengan baik, maka tunnel tersebut tidak akan terbentuk

dan VPN pun tidak dapat dibangun. Apabila tunnel tersebut telah terbentuk, maka

koneksi point-to -point palsu tersebut dapat langsung digunakan untuk mengirim dan

menerima data. Namun, di dalam teknologi VPN, tunnel tidak dibiarkan begitu saja

tanpa diberikan sistem keamanan tambahan. Tunnel dilengkapi dengan sebuah sistem

enkripsi untuk menjaga data-data yang melewati tunnel tersebut. Proses enkripsi inilah

yang menjadikan teknologi VPN menjadi mana dan bersifat pribadi.

2. Teknologi Enkripsi

Teknologi enkripsi menjamin data yang berlalu - lalang di dalam tunnel tidak dapat

dibaca dengan mudah oleh orang lain yang bukan merupakan komputer tujuannya.

Semakin banyak data yang lewat di dalam tunnel yang terbuka di jaringan publik, maka

teknologi enkripsi ini semakin dibutuhkan. Enkripsi akan mengubah informasi yang ada

dalam tunnel tersebut menjadi sebuah ciphertext atau teks yang dikacaukan dan tidak

ada artinya sama sekali apabila dibaca secara langsung. Untuk dapat membuatnya

kembali memiliki arti atau dapat dibaca, maka dibutuhkan proses dekripsi. Proses

dekripsi terjadi pada ujung- ujung dari hubungan VPN. Pada kedua ujung ini telah

menyepakati sebuah algoritma yang akan digunakan untuk melakukan proses enkripsi

dan dekripsinya. Dengan demikian, data yang dikirim aman sampai tempat tujuan,

karena orang lain di luar tunnel tidak memiliki algoritma untuk membuka data tersebut.

7

Page 12: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

2.1.6 Jenis implementasi VPN

1. Remote Access VPN

Pada umumnya implementasi VPN terdiri dari 2 macam. Pertama adalah remote

access VPN, dan yang kedua adalah site-to-site VPN. Remote access yang biasa juga

disebut virtual private dial-up network (VPDN), menghubungkan antara pengguna yang

mobile dengan local area network (LAN). Jenis VPN ini digunakan oleh pegawai

perusahaan yang ingin terhubung ke jaringan khusus perusahaannya dari berbagai

lokasi yang jauh ( remote ) dari perusahaannya. Biasanya perusahaan yang ingin

membuat jaringan VPN tipe ini akan bekerjasama dengan enterprise service provider

(ESP). ESP akan memberikan suatu network access server (NAS) bagi perusahaan

tersebut. ESP juga akan menyediakan software klien untuk komputer-komputer yang

digunakan pegawai perusahaan tersebut. Untuk mengakses jaringan lokal perusahaan,

pegawai tersebut harus terhubung ke NAS dengan men-dial nomor telepon yang sudah

ditentukan. Kemudian dengan menggunakan software klien, pegawai tersebut dapat

terhubung ke jaringan lokal perusahaan. Perusahaan yang memiliki pegawai yang ada di

lapangan dalam jumlah besar dapat menggunakan remote access VPN untuk

membangun WAN. VPN tipe ini akan memberikan keamanan, dengan mengenkripsi

koneksi antara jaringan lokal perusahaan dengan pegawainya yang ada di lapangan.

Pihak ketiga yang melakukan enkripsi ini adalah ISP.

2. Site- to - site VPN

Jenis implementasi VPN yang kedua adalah site-to-site VPN. Implementasi jenis ini

menghubungkan antara 2 kantor atau lebih yang letaknya berjauhan, baik kantor yang

dimiliki perusahaan itu sendiri maupun kantor perusahaan mitra kerjanya. VPN yang

digunakan untuk menghubungkan suatu perusahaan dengan perusahaan lain (misalnya

mitra kerja, supplier atau pelanggan) disebut ekstranet . Sedangkan bila VPN

digunakan untuk menghubungkan kantor pusat dengan kantor cabang, implementasi ini

termasuk jenis intranet site-to-site VPN.

Ada empat buah protocol yang biasa dan sering digunakan dalam pengimplementasian

VPN (Virtual Private Network).

1. Ipsec (Ip Security Protocol )

2. Layer-2 Forwarding

3. Layer-2 Tunneling Protocol (L2TP)

4. Point to Point Tunneling Protocol

8

Page 13: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

2.1.7 Mikrotik Router OS

Mikrotik Router OS adalah salah satu Distro Linux yang didesain khusus untuk fungsi

Routing System. Produk Mikrotik berupa Router Board yang berbentuk seperti Hardware

Router pada umumnya dan berupa Router OS yang di Install ke sebuah PC. Kehandalan

Mikrotik sudah terbukti dan tidak diragukan lagi, baik dari segi keamanan atau proteksinya

maupun kemudahan dalam mengunakannya. Karena itulah hampir semua ISP bisa

dipastikan mengenal dan mengunakan Mikrotik dalam layanan kepada pelanggan

maupun dalam melakukan Manajemen Network-nya serta Mikrotik mampu melejit sebagai

Router masa depan yang sangat handal. Jadi apapun ISP-nya, router dan bandwith

manajemen mengunakan Mikrotik.

9

Page 14: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN

3.1 Diskripsi Umum VPN

Virtual Private Network (VPN) adalah sebuah teknologi komunikasi yang

memungkinkan untuk dapat terkoneksi ke jaringan publik dan menggunakannya untuk

dapat bergabung dengan jaringan lokal. Dengan cara tersebut maka akan didapatkan hak

dan pengaturan yang sama seperti halnya berada di dalam kantor atau LAN itu sendiri,

walaupun sebenarnya menggunakan jaringan milik publik. Dalam studi kasus pembuatan

server dan klien VPN ini hanyalah sebuah minatur jaringan VPN MIPA, jadi belum sesuai

dengan kondisi jaringan internal di Fakultas MIPA UNS. Di sisi server menggunakan 1 buah

mikrotik RouterBoard dan klien menggunakan Windows 7. PC Klien yang berada di jaringan

LAN ada 3 buah dan 1 buah komputerserver. PC Klien yang berada di luar jaringan LAN ada

2 buah. PC klien yang berada di luar jaringan LAN inilah yang nantinya di gunakan dalam tes

koneksi VPN yang akan dibuat.

Gambar Topologi Miniatur Jaringan VPN

IP Lokal dari mikrotik adalah 192.168.72.1 menggunakan Ethernet1 dan Ethernet2

digunakan untuk akses internet dari ISP. Pada Ethernet1 dihubungkan dengan switch

sehingga klien bisa lebih dari satu. Remote Address/IP VPN Klien pada komputer di luar

jaringan LAN adalah 192.168.72.50 dan 192.168.72.51. IP VPN Klien ini diberikan oleh VPN

10

Page 15: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

server ketika seorang user tersambung dengan VPN Server. IP inilah yang di kenali dan

digunakan untuk berkomunikasi dengan PC yang lain. Dalam mengimplementasikan VPN

ini, klien yang berada di luar jaringan LAN harus terkoneksi dengan internet. Asal klien

tersambung dengan internet, kapan saja dan dimana saja dapat menggunakan VPN

tersebut.

3.2 Proses Bisnis

Dalam mengimplementasikan VPN ini, pada sisi klien harus di konfigurasi terlebih

dahulu. Konfigurasi akan dibahas dalam bab berikutnya. Setelah di konfigurasi dengan

benar, maka klien melakukan koneksi ke VPN server menggunakan username dan

password yang telah di konfigurasi di VPN server. Jadi ketika user koneksi ke VPN, maka

VPN server akan langsung mengecek apakah username dan dan password tersebut sudah

terdaftar di VPN server, jika sudah pasti user tersebut dapat tersambung dengan VPN

server. Jadi hanya user yang terauthentikasi yang dapat tersambung dengan VPN server.

Dan untuk konfigurasi VPN Server yang menggunakan mikrotik Routerboard akan di bahas

di bab selanjutnya.

11

Page 16: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

4.1 Implementasi VPN

Implementasi VPN menyangkut kebutuhan hardware serta konfigurasi dalam

pembuatan VPN Server dan VPN Klien

4.1.1 Kebutuhan Hardware

1. Satu buah Mirotik RouterBoard 750GL dengan spesifikasi :

- CPU : AR7241 400MHz

- Main Storage: 64MB

- RAM: 32MB

- LAN Ports: 5

- Switch Chip: 1

- Operating System : RouterOS

2. Minimal ada 3 buah PC Klien dengan spesifikasi :

- Processor intel dengan kecepatan 1GHz

- RAM 1GB

- Space Hardisk 16 GB

- OS Windows 7

3. Satu buah Switch/Hub untuk jaringan lokal LAN.

4.1.2 Konfigurasi Mikrotik RouterBoard

Pertama memberi nama mikrotik RouterBoard. Agar tidak membingungkan ketika memakai

lebih dari satu RouterBoard.

System -> Identity.

12

Page 17: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

Membuat user ID untuk RouterBoard. Secara default Username admin dan password

“kosong”, untuk itu kita membuat user ID baru untuk menjaga keamanan. Setalah

membuat user ID baru maka kita Disable user ID defaultnya.

13

Page 18: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

Memberi nama interface RouterBoard. Menentukan interface mana yang menghubungkan

ke jaringan lokal dan interface mana yang menghubungkan ke Internet. Misal Ether1 untuk

yang ke internet maka pada interface di beri nama INTERNET, sedangkan Ether2 untuk yang

ke jaringan lokal maka pada interface di beri nama LAN.

Konfigurasi IP Address pada interface LAN.

IP --> Addresses. Kita set IP Address LAN dengan 192.168.72.1/24 dan interfacenya pilih

LAN.

14

Page 19: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

Konfigurasi IP Address pada interface “INTERNET” yang menghubungkan ke ISP. Dalam

study kasus ini koneksi ke ISP menggunakan modem, maka dalam konfigurasi IP Addressnya

menggunakan DHCP Client.

IP --> DHCP Client.

Pilih interfacenya INTERNET kemudian tinggal klik OK. Jika statusnya sudah bound artinya

kita sudah mendapatkan IP dari DHCP Server milik ISP.

Dan juga sudah mendapatkan setting DNS, tinggal mengaktifkan Allow Remote Request

agar client bisa melakukan request DNS.

15

Page 20: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

Mengecheck apakah RouterBoard sudah terkoneksi dengan internet. Untuk mengecheknya

kita bisa ping ke www.google.com dari terminal.

Selanjutnya agar PC client bisa terkoneksi juga ke internet, maka harus mengaktifkan

masquerade. IP --> Firewall --> NAT. Chain pada tabs General pilih srcnat dan Out Interface

pilih INTERNET, yaitu interface yang berhubungan dengan ISP. Kemudian ke tabs Action,

pilih masquerade. Action ini akan merubah IP Address Private menjadi IP Address Public.

16

Page 21: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

Mengecheck apakah komputer client sudah terhubung ke internet. Kita lakukan ping ke

www.google.com dar command prompt komputer client.

4.1.3 Konfigurasi Mikrotik VPN Server

Ada beberapa tahapan yang akan dilakukan yaitu

1. Membuat Interface PPTP in

2. Mengaktifkan Fitur PPTP Server

3. Membuat Autheticated User / VPN User

17

Page 22: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

Langkah pertama untuk membuat VPN Server Mikrotik adalah masuk ke menu PPP -->

Interface, buat satu buah interface PPTP Server

Kedua mengaktifkan fitur PPTP Server, kita checkmark “Enabled”

18

Page 23: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

Ketiga membuat account user yang di authentikasi untuk koneksi ke VPN Server kita.

Dari menu PPP-->Secrets

Isi Name dan Password yang nanti untuk authentikasi ke vpn server, Service pilih pptp,

Lokal addres masukkan IP Address Mikrotik LAN dan Remote Address di isi misal

192.168.72.50. Remote address inilah yang akan diberikan kepada masing-masing VPN

Client dan IP Address ini yang dikenali dan berkomunikasi dengan PC yang lain.

4.1.4 Konfigurasi PPTP VPN Client di Windows 7

1. Buka menu Network and Sharing Center. Kemudian pilih Setup a New Connection

Network

19

Page 24: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

2. Pilih menu Connect to a Network Place

3. Pilih menu Create a New Connection

20

Page 25: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

4. Pilih Use my Internet connection (VPN)

5. Kita masukkan IP address dari VPN Server dan nama koneksi VPN.

21

Page 26: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

6. Masukkan Username dan Password user VPN yang telah dibuat

22

Page 27: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

Berhasil terkoneksi dengan VPN Server.

23

Page 28: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

Setelah Terkoneksi, masuk ke properties VPN yang telah di buat. Pilih tabs security, Type of

VPN ganti dengan PPTP dan Data encryption ganti dengan No encyption allowed.

24

Page 29: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

4.1.5 Testing Koneksi VPN Melalui Command Prompt Komputer Klien

25

Page 30: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

26

Page 31: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Perancangan miniatur VPN server dan VPN klien Fakultas MIPA UNS sudah selesai

dibuat dan klien berhasil tersambung dengan VPN Server yang telah dibuat, maka tes

koneksi VPN sudah berhasil.

5.2 SARAN

Dalam pengerjaan Study Kasus VPN MIPA UNS ini hanya miniatur, untuk itu dalam

kedepanya bisa di realisasikan ke dalam jaringan MIPA yang sebenarnya.

27

Page 32: Studi Kasus Perancangan VPN dengan Mikrotik RouterBoard

DAFTAR PUSTAKA

Andrian Satria Martiyanto, Kodrat Iman Satoto , Adian Fatchur Rochim (2011). Desain dan

Implementasi Virtual Private Network dan Web Proxy untuk Mengakses Sumber Daya

Informasi Lokal dari Jaringan Publik. Universitas Diponegoro. Semarang

Gusti Ryan, Nathan (2010). Membangun VPN Server dan Client dengan Mikrotik. Surabaya

Ridwan (2011). Virtual Private Network (VPN) pada Sistem Operasi Windows Server Sebagai

Sistem Pengiriman Data Perusahaan Melalui Jaringan Publik (Studi Kasus : Jaringan Tomato

Digital Printing), diakses tanggal 10 Juni 2012

28