studi kelayakan finansial perikanan purse seine 30 gt …repository.ub.ac.id/7029/1/rahmawati, warda...
TRANSCRIPT
STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PERIKANAN PURSE SEINE 30 GT – 65 GT DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PELABUHAN DAN PENGELOLAAN
SEMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN (P2SKP) TAMPERAN KABUPATEN PACITAN
JAWA TIMUR
SKRIPSI
Oleh :
WARDA PUTRI RAHMAWATI
NIM. 135080200111001
PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017
STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PERIKANAN PURSE SEINE 30 GT – 65 GT DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PELABUHAN DAN PENGELOLAAN
SEMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN (P2SKP) TAMPERAN KABUPATEN PACITAN
JAWA TIMUR
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
Oleh :
WARDA PUTRI RAHMAWATI
NIM. 135080200111001
PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017
4
Judul : STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PERIKANAN PURSE SEINE 30 GT – 65 GT DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PELABUHAN DAN PENGELOLAAN SEMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN (P2SKP) TAMPERAN KABUPATEN PACITAN JAWA TIMUR
Nama Mahasiswa : WARDA PUTRI RAHMAWATI
NIM : 135080200111001
Program Studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
PENGUJI PEMBIMBING:
Pembimbing 1 : IR. AGUS TUMULYADI, MP
Pembimbing 2 : DR. ENG. ABU BAKAR SAMBAH, S.Pi., MT
PENGUJI BUKAN PEMBIMBING:
Dosen Penguji 1 : DR. IR. DARMAWAN OCKTO S, M.Si
Dosen Penguji 2 : IR. ALFAN JAUHARI, MS
Tanggal Ujian : 18 Juli 2017
PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa dalam penulisan
skripsi ini berdasarkan hasil pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri. Jika
terdapat karya orang lain, saya akan mencantumkan sumber yang jelas.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apa bila
dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan
ini, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
hukuman yang berlaku di Indonesia.
Malang, Juli 2017
Warda Putri Rahmawati
135080200111001
UCAPAN TERIMAKASIH
1 Allah SWT atas karunia dan kesehatan yang diberikan selama ini sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Kedua orang tua, adik dan keluarga terutama atas doa, motivasi dan semua
dukungan yang selalu diberikan.
3. Bapak Dr. Ir. Daduk Setyohadi, MP sebagai Ketua Jurusan Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan Universitas Brawijaya.
4. Bapak Ir. Agus Tumulyadi, MP sebagai pembimbing I yang telah meluangkan
waktunya dalam membimbing laporan skripsi ini. Dalam hal ini, penulis banyak
belajar dari beliau tentang banyak hal.
5. Bapak Dr. Eng. Abu Bakar Sambah, S.Pi., MT sebagai pembimbing II yang
telah meluangkan waktunya dalam membimbing penyusunan laporan skripi
ini. Dalam hal ini, penulis banyak belajar dari beliau tentang keterampilan
menulis.
6. Bapak Sunardi, S.Pi.,MT selaku Ketua Program Studi PSP.
7. Bapak Dr. Ir. Darmawan Ockto S, M.Si sebagai dosen penguj I dan Ir. Alfan
Jauhari, MS sebagai dosen penguji ii.
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Brawijaya Malang.
9. Pak Feri, Mbak Nanik, Mbak Amini, Pak Agung sekeluarga, serta semua pihak
pelabuhan di pacitan yang telah membimbing saya seperti keluarga.
10. Wahyu, Puput, Kholis, Hayu dan Aprillien serta Sonia, Ani, dan Lulu yang
telah mensupport saya dalam penyusunan skripsi.
Malang, Juli 2017
Penulis
7
RINGKASAN
WARDA PUTRI RAHMAWATI, Skripsi tentang Studi Analisis Kelayakan
Finansial Perikanan Purse Seine 30 – 65 GT Di Pelabuhan Pengelolaan
Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Tamperan, Kabupaten Pacitan (dibawah
bimbingan Ir. Agus Tumulyadi, MP dan Dr. Eng. Abu Bakar Sambah, S.Pi.,
MT)
Meningkatnya usaha Purse Seine di Tamperan Pacitan setiap tahunnya menyebabkan perlunya pengkajian kelayakan finansial meliputi diantaranya berupa biaya investasi, biaya tetap serta biaya tidak tetap penunjang kegiatan perikanan dan biaya lainya yang sangat berpengaruh terhadap untung atau rugi usaha penangkapan ikan purse seine yang dilakukan. Usaha Perikanan Purse Seine di Tamperan Pacitan melakukan penangkapan dengan rata-rata 2 sampai 4 kali trip per bulan, dengan masa penangkapan kurang lebih 7 hari melaut dalam satu kali trip. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kelayakan usaha purse seine 30 GT – 65 GT di UPT P2SKP Tamperan Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur. Ukuran kapal purse seine yang digunakan sebagai objek penelitian adalah kapal ukuran 30 GT – 65 GT. Dalam usaha penangkapan ikan, biaya-biaya yang dikeluarkan sangat berpengaruh terhadap kelayakan finansial suatu usaha. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode kelayakan usaha dengan sampel sebanyak 160.209.5005 usaha penangkapan ikan dengan masing-masing berkapasitas kapal 30 GT, 35 GT, 42 GT, 54 GT, dan 65 GT. Metode kelayakan usaha yang digunakan meliputi net present value (NPV), internal rate of return (IRR), net benefit cost ratio (Net B/C Ratio), dan payback period (PP). Total keuntungan per bulan yang didapat usaha penangkapan ikan kapal purse seine berkapasitas 30 GT mendapatkan rata-rata keuntungan sebesar Rp 129.945.000, kapal purse seine berkapasitas 35 GT mendapatkan rata-rata keuntungan sebesar Rp 68.109.500, purse seiner berkapasitas 42 GT mendapatkan rata-rata keuntungan sebesar Rp 146.129.500, kapal purse seine berkapasitas 54 GT mendapatkan rata-rata keuntungan sebesar Rp 114.380.500, kapal purse seine berkapasitas 65 GT mendapatkan rata-rata keuntungan sebesar Rp, dan untuk analisa kelayakan usaha didapatkan rata-rata nilai net present value (NPV) sebesar Rp 1.147.832.404, internal rate of return (IRR) sebesar 19,80%, net benefit cost ratio (Net B/C Ratio) sebesar 1,51, dan payback period (PP) sebesar 6,3. Hasil analisis didapatkan bahwa usaha penangkapan ikan kapal purse seine berkapasitas 30 – 65 GT layak untuk dikembangkan atau diteruskan dalam jangka waktu sepuluh tahun. Penyebab atau faktor yang mempengaruhi dari analisis kelayakan usaha yang telah dilakukan yaitu terdapat pada besarnya total pendapatan dan total pengeluaran dari masing-masing usaha penangkapan ikan. Besarnya rata-rata keuntungan para pemilik kapal berdasarkan kapasitas kapal menunjukkan semua usaha penangkapan ikan menghasilkan nilai menguntungkan. Total pendapatan dan total pengeluaran merupakan dua hal yang saling berkaitan sehingga menentukan besarnya keuntungan yang diterima oleh pemilik kapal yang kemudian akan menjadi tolak ukur dari keadaan suatu usaha penangkapan ikan untuk tahun yang sama maupun untuk proyeksi pada tahun berikutnya.
8
KATA PENGANTAR
Penulis menyajikan laporan penelitian yang berjudul “Studi Kelayakan
Finansial Perikanan Purse Seine 30 Gt – 65 Gt di Unit Pelaksana Teknis
Pelabuhan Pengelolaan Semberdaya Kelautan Dan Perikanan (P2SKP)
Tamperan Kabupaten Pacitan Jawa Timur” sebagai salah satu syarat untuk
meraih gelar sarjana perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Brawijaya. Di bawah bimbingan:
1. IR. AGUS TUMULYADI, MP
2. DR. ENG. ABU BAKAR SAMBAH, S.Pi., MT
Laporan Skripsi yang telah penulis susun berisi tentang investasi awal purse
seiner, manajemen operasional kapal, biaya kegiatan usaha, keuntungan pemilik
kapal, gaji ABK kapal, dan analisis kelayakan usaha berupa Net Present Value
(NPV), Internal Rate Of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), dan
Payback Period (PP).
Malang, Juli 2017
Mahasiswa
Warda Putri Rahmawati
NIM. 135080200111001
9
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ....................................................................................................... 7
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 8
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 9
DAFTAR TABEL ................................................................................................ 11
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ 12
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... 13
1. PENDAHULUAN ........................................... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ........................................ Error! Bookmark not defined. 1.2 Perumusan Masalah ............................... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan ..................................................... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan ............................................... Error! Bookmark not defined. 1.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ............ Error! Bookmark not defined. 1.6 Jadwal Pelaksanaan ................................ Error! Bookmark not defined.
2. TINJAUAN PUSTAKA ................................... Error! Bookmark not defined. 2.1 Unit Penangkapan Ikan ........................... Error! Bookmark not defined. 2.2 Komponen Unit Penangkapan Ikan Purse Seine ... Error! Bookmark not defined.
2.2.1 Alat Tangkap Purse Seine ............... Error! Bookmark not defined. 2.2.2 Kapal Penangkapan ........................ Error! Bookmark not defined. 2.2.3 Nelayan / Anak Buah Kapal ............. Error! Bookmark not defined.
2.3 Daerah Penangkapan ............................. Error! Bookmark not defined. 2.4 Musim Penangkapan Purse Seine .......... Error! Bookmark not defined. 2.5 Metode Penangkapan Purse Seine ......... Error! Bookmark not defined. 2.6 Jenis Ikan Tangkapan ............................. Error! Bookmark not defined. 2.7 Analisa Finansial Unit Penangkapan Ikan Purse Seine Error! Bookmark
not defined. 2.7.1 Definisi Operasional dan Variabel .... Error! Bookmark not defined. 2.7.2 Analisa Kelayakan Usaha ................ Error! Bookmark not defined.
3. METODE PENELITIAN ................................. Error! Bookmark not defined. 3.1 Metode Penelitian ................................... Error! Bookmark not defined. 3.2 Prosedur Penelitian ................................. Error! Bookmark not defined.
3.2.1 Alur Penelitian .................................. Error! Bookmark not defined. 3.3 Analisis Data ............................................ Error! Bookmark not defined.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................. Error! Bookmark not defined. 4.1 Keadaan Umum Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan dan Pengelolaan
Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Tamperan .. Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Keadaan Geografis .......................... Error! Bookmark not defined.
10
4.1.2 Keadaan Umum Perikanan P2SKP Tamperan ..... Error! Bookmark not defined.
4.2 Keadaan Umum Usaha Penangkapan Ikan UPT P2SKP Tamperan Error! Bookmark not defined.
4.3 Keadaan Sarana Penunjang Perikanan UPT P2SKP Tamperan .... Error! Bookmark not defined.
4.3.1 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) UPT P2SKP Tamperan ........... Error! Bookmark not defined. 4.3.2 Industri Pengolahan Ikan ................. Error! Bookmark not defined.
4.4 Analisis Kelayakan Finansial Perikanan Purse Seine ... Error! Bookmark not defined.
4.4.1 Manajemen Operasional Purse Seine ........... Error! Bookmark not defined. 4.4.2 Biaya Investasi ................................ Error! Bookmark not defined. 4.4.3 Biaya Tetap, Biaya Variabel, dan Biaya Total Error! Bookmark not defined. 4.4.4 Keuntungan Operasional ................. Error! Bookmark not defined.
4.5 Perhitungan Analisis Kelayakan Finansial Purse Seine Error! Bookmark not defined.
4.5.1 Aliran Kas Masuk dan Keluar (Cash Flow) ..... Error! Bookmark not defined. 4.5.2 Evaluasi Analisis Kelayakan Finansial Perikanan Purse Seine Error!
Bookmark not defined.
5. KESIMPULAN DAN SARAN .......................... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ............................................. Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ...................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA .............................................. Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN….......................................................................................................56
11
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ........................ Error! Bookmark not defined.
2. Buku Kas Umum (BKU) .................................... Error! Bookmark not defined.
3. Biaya Konsumsi Usaha Perikanan Purse Seine Error! Bookmark not defined.
4. Perbekalan Solar Usaha Perikanan Purse Seine ............ Error! Bookmark not
defined.
5. Perbekalan Es Usaha Perikanan Purse Seine .. Error! Bookmark not defined.
6. Perbekalan Oli Usaha Perikanan Purse Seine .. Error! Bookmark not defined.
7. Perbekalan Air Tawar Usaha Perikanan Purse Seine ..... Error! Bookmark not
defined.
8. Perbekalan Bensin Usaha Perikanan Purse Seine ......... Error! Bookmark not
defined.
9. Total Investasi Usaha Perikanan Purse Seine .. Error! Bookmark not defined.
10. Biaya Tetap Usaha Perikanan Purse Seine .... Error! Bookmark not defined.
11. Biaya Variabel Usaha Perikanan Purse Seine Error! Bookmark not defined.
12. Pendapatan Total Usaha Perikanan Purse Seine ......... Error! Bookmark not
defined.
13. Keuntungan Pemilik Usaha Perikanan Purse Seine ...... Error! Bookmark not
defined.
14. Keuntungan ABK Usaha Perikanan Purse Seine .......... Error! Bookmark not
defined.
15. Arus masuk dan keluar KM. A ......................... Error! Bookmark not defined.
16. Arus masuk dan keluar KM. B ......................... Error! Bookmark not defined.
17. Arus masuk dan keluar KM. C ........................ Error! Bookmark not defined.
18. Arus masuk dan keluar KM. D ........................ Error! Bookmark not defined.
19. Arus masuk dan keluar KM. E ......................... Error! Bookmark not defined.
20. Arus masuk dan keluar rata-rata kapal sampel Error! Bookmark not defined.
21. Proyeksi Arus Kas………………………………………………………………...50
12
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Diagram Alur Penelitian .................................... Error! Bookmark not defined.
2. Peta Lokasi UPT P2SKP Tamperan ................. Error! Bookmark not defined.
3. Usaha Penangkapan Ikan Purse Seine Tamperan ......... Error! Bookmark not
defined.
4. Ikan Tuna yang akan dikirim ke Bali .................. Error! Bookmark not defined.
5. KM. A (65 GT)................................................... Error! Bookmark not defined.
6. KM. B (54 GT)................................................... Error! Bookmark not defined.
7. KM. C (42 GT) .................................................. Error! Bookmark not defined.
8. KM. D (35 GT) .................................................. Error! Bookmark not defined.
9. KM. E (30 GT)................................................... Error! Bookmark not defined.
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Biaya Investasi KM. A (65 GT) ....................................................................... 57
2. Buku Kas Umum KM. A (65 GT) Trip 1 .......................................................... 58
3. Biaya Retribusi dan Biaya Lainnya KM. A (65 GT) Trip 1 ............................... 61
4. Buku Kas Umum KM. A (65 GT) Trip 2 .......................................................... 62
5. Biaya Retribusi dan Biaya Lainnya KM. A (65 GT) Trip 2 ............................... 65
6. Biaya Investasi KM. B (54 GT) ....................................................................... 66
7. Buku Kas Umum KM. B (54 GT) Trip 1 .......................................................... 67
8. Biaya Retribusi dan Biaya Lainnya KM. B (54 GT) Trip 1 ............................... 69
9. Buku Kas Umum KM. B (54 GT) Trip 2 .......................................................... 70
10. Biaya Retribusi dan Biaya Lainnya KM. B (54 GT) Trip 2 ............................. 72
11. Biaya Investasi KM. C (42 GT) ..................................................................... 73
12. Buku Kas Umum KM. C (42 GT) Trip 1 ........................................................ 74
13. Biaya Retribusi dan Biaya Lainnya KM. C (42 GT) Trip 1 ............................. 77
14. Buku Kas Umum KM. C (42 GT) Trip 2 ........................................................ 78
15. Biaya Retribusi dan Biaya Lainnya KM. C (42 GT) Trip 2 ............................. 82
16. Biaya Investasi KM. D (35 GT) ..................................................................... 83
17. Buku Kas Umum KM. D (35 GT) Trip 1 ........................................................ 84
18. Biaya Retribusi dan Biaya Lainnya KM. D (35 GT) Trip 1 ............................. 86
19. Buku Kas Umum KM. D (35 GT) Trip 2 ........................................................ 87
20. Biaya Retribusi dan Biaya Lainnya KM. D (35 GT) Trip 2 ............................. 89
21. Biaya Investasi KM. E (30 GT) ..................................................................... 90
22. Buku Kas Umum KM. E (30 GT) Trip 1 ........................................................ 91
23. Biaya Retribusi dan Biaya Lainnya KM. E (30 GT) Trip 1 ............................. 93
24. Buku Kas Umum KM. E (30 GT) Trip 2 ........................................................ 94
25. Biaya Retribusi dan Biaya Lainnya KM. E (30 GT) Trip 2 ............................. 97
26. Dokumentasi Pengambilan Data .................................................................. 98
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Pacitan terletak di pesisir selatan Propinsi Jawa Timur yang
berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah. Secara administratif terbagi atas 12
wilayah kecamatan, 5 kelurahan dan 171 desa. Kabupaten Pacitan memiliki garis
panjang pantai mencapai 70 km dan memiliki potensi perikanan tangkap yang
besar. Kecamatan Pacitan memiliki 2 buah Tempat Pelelangan Ikan yaitu di
Pantai Teleng Ria dan Pantai Tamperan di Kelurahan Sidoharjo. Salah Satu dari
2 lokasi TPI saat ini telah menjadi Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP), yaitu PPP
Tamperan dan merupakan produsen ikan laut terbesar di Kecamatan Pacitan.
PPP Tamperan diresmikan operasional minimumnya pada tanggal 29 Desember
2007 oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono. PPP Tamperan terletak di
sebelah selatan Kabupaten Pacitan dan berhadapan langsung dengan
Samudera Hindia. Komoditas ikan yang terdapat di perairan Kabupaten Pacitan
(Samudera Hindia) yaitu jenis ikan pelagis besar seperti tuna, cakalang, tongkol,
tenggiri, marlin, serta lemadang dan ikan yang menjadi komoditas utamanya
adalah ikan tuna dan cakalang (Setiawan, 2011).
Alat penangkap ikan di Pacitan terdiri dari kelompok jaring lingkar atau
pukat cincin (purse seine), perangkap, jaring insang, pancing, dan pukat tarik.
Kombinasi alat penangkap ikan yang digunakan KM atau Kapal Motor terbagi
atas KM yang menggunakan pukat cincin dan KM yang menggunakan pancing
(tonda) (Fathanah, 2013). Menurut Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan
(2012) menyatakan bahwa Purse Seine adalah alat tangkap yang bagian
utamanya adalah jaring, dipergunakan untuk menangkap ikan pelagis besar atau
ikan pelagis kecil yang bergerombol atau berada disekitar rumpon.
Manajemen pada perikanan tangkap sangat diperlukan mengingat
perikanan tangkap merupakan salah satu usaha pemanfaatan sumberdaya laut
yang mengandalkan jasa laut sebagai wadah selama proses produksi (proses
penangkapan) berlangsung. Dalam melakukan usaha penangkapan ikan, perlu
diketahui apakah usaha yang dijalankan mengalami keuntungan, kerugian atau
impas. Feasibility study / Studi kelayakan usaha adalah suatu studi untuk
melakukan penilaian tehadap instansi pada proyek tertentu yang sedang atau
akan dilaksanakan. Studi ini digunakan untuk memberikan arahan apakah
investasi pada proyek tertentu itu layak dilaksanakan atau tidak. Atas dasar risk
and uncertainty (risiko dan ketidak pastian) dimasa yang akan datang, diperlukan
studi secara multidisipliner sebelum pengambilan keputusan (Primyastanto,
2011).
Usaha Perikanan Purse Seine di Tamperan Pacitan melakukan
penangkapan pada musim paceklik maupun musim puncak, dengan rata-rata 2
sampai 4 kali trip per bulan, dengan masa penangkapan kurang lebih 7 hari
melaut dalam satu kali trip. Meningkatnya usaha Purse Seine di Tamperan
Pacitan setiap tahunnya menyebabkan perlunya pengkajian terhadap kelayakan
finansial meliputi diantaranya berupa biaya investasi, biaya tetap serta biaya
variabel kegiatan perikanan dan biaya lainya yang sangat berpengaruh terhadap
untung atau rugi usaha penangkapan ikan purse seine yang dilakukan.
Berdasarkan hal tersebut, maka dibutuhkan analisis untuk menentukan
kelayakani pada usaha penangkapan yang disesuaikan dengan aspek finansial
terhadap usaha purse seiner yaitu ukuran 30 GT – 65 GT di UPT P2SKP
Tamperan Pacitan.
1.2 Perumusan Masalah
Ukuran kapal purse seine yang digunakan sebagai objek penelitian
adalah kapal ukuran 30 GT – 65 GT. Dalam usaha penangkapan ikan, biaya-
biaya yang dikeluarkan sangat berpengaruh terhadap kelayakan finansial suatu
usaha. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu
bagaimanakah kelayakan finansial perikanan purse seine 30 GT – 65 GT di UPT
P2SKP Tamperan Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur?
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kelayakan finansial purse seine
30 GT – 65 GT di UPT P2SKP Tamperan Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa
Timur.
1.4 Kegunaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi :
1. Institusi terkait:
Dapat memberikan saran atau masukan kepada institusi daerah maupun
pusat untuk menanggulangi masalah atau kendala dalam manajemen operasi
unit penangkapan ikan purse seine.
2. Mahasiswa:
Dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai studi
kelayakan finansial perikanan purse seine.
3. Masyarakat Umum:
Dapat memberikan informasi tentang perikanan purse seine yang lebih
menguntungkan dan mengeluarkan biaya yang lebih efisien untuk usaha
perikanan.
1.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pelabuhan Pengelolaan Sumberdaya
Kelautan dan Perikanan (P2SKP) Tamperan, Kabupaten Pacitan Jawa Timur
pada bulan April 2017 minggu pertama sampai dengan minggu keempat.
1.6 Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan penelitian dilakukan berdasarkan tabel jadwal pelaksanaan
penelitian pada Tabel 1.
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan
Waktu
Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Survey Lapang
2 Pembuatan Proposal dan Konsultasi
3 Pelaksanaan Penelitian
4 Penyusunan Laporan dan Konsultasi
1. Kegiatan survey lapang dilakukan pada bulan Januari minggu keempat.
Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan observasi lapang serta mencari
data-data sebagai rumusan masalah penelitian yang akan dilakukan.
2. Kegiatan pembuatan proposal dan konsultasi dilakukan mulai bulan Februari
minggu pertama sampai bulan Maret minggu keempat, kegiatan yang
dilakukan adalah konsultasi dan diskusi dengan pembimbing guna
menentukan metode penelitian yang dilakukan.
3. Kegiatan penelitian dilakukan pada bulan April minggu pertama sampai
dengan minggu keempat, kegiatan yang dilakukan adalah mencari data primer
dan sekunder yang diperlukan untuk menyusun laporan penelitian.
4. Kegiatan penyusunan laporan penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai
Juni, kegiatan yang dilakukan adalah konsultasi dengan pembimbing serta
mengolah data yang telah didapatkan ketika melakukan kegiatan penelitian.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Unit Penangkapan Ikan
Perikanan tangkap adalah kegiatan ekonomi yang mencakup
penangkapan/ pengumpulan hewan dan tanaman air yang hidup di laut/perairan
umum secara bebas. Perikanan tangkap merupakan suatu sistem yang terdiri
dari beberapa elemen atau subsistem yang saling berkaitan dan mempengaruhi
satu dengan lainnya (Monintja dan Roza, 2001).
Menurut Pakpahan et al. (2006), salah satu cara meningkatkan produksi
adalah dengan mengusahakan unit penangkapan yang lebih produktif dalam
jumlah dan hasil tangkapan. Unit penangkapan haruslah bersifat ekonomis,
efisien dan sesuai dengan kondisi setempat dengan tidak merusak kelestarian
sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup yang didukung oleh
pengembangan agroindustri, prasarana dan peningkatan kualitas tenaga kerja.
2.2 Komponen Unit Penangkapan Ikan Purse Seine
Komponen dalam kegiatan penangkapan ikan meliputi alat tangkap purse
seine, kapal dan mesin purse seine serta nelayan/ABK purse seine yang
berpengaruh penting terhadap pelaksanaan operasi penangkapan ikan.
2.2.1 Alat Tangkap Purse Seine
Purse seine sering disebut pukat jaring, pukat cincin atau pukat kantong,
karena bentuk jaringnya tersebut waktu dioperasikan berbentuk seperti kantong.
Purse seine juga disebut jaring kolor karena pada bagian bawah jaring (tali ris
bawah) dilengkapi dengan tali kolor yang gunanya untuk menyatukan bagian
bawah jaring sewaktu operasi. Purse seine digunakan untuk menangkap ikan
yang bergerombol di permukaan laut. Oleh karena itu, jenisjenis ikan yang
tertangkap dengan alat penangkapan purse seine adalah jenis-jenis ikan pelagis
yang hidupnya bergerombol (Sutrisno dan Triwilaswandio, 2012).
Unit penangkapan pukat cincin atau purse seine terdiri atas kapal motor,
alat tangkap pukat cincin dan anak buah) serta dilengkapi dengan alat bantu
pengumpul ikan (rumpon). Panjang tali ris atas atas pada pukat cincin antara
700-900 m. Material utama jaring adalah nylon (polyamida/PA). Sebagai penguat
badan jaring bagian pinggir (srampat) digunakan jaring dari bahan polyethelene
(PE). Pelampung berbentuk bola dari bahan plastik dan synthetic rubber
dipasangkan di bagian ris atas. Pemberat jaring menggunakan batu (kali),
sedangkan cincin tempat tali kerut (purse line) digunakan pipa paralon
(polyvinylchloride) (Mahiswara et al. 2013).
2.2.2 Kapal Penangkapan
Kapal motor yang digunakan untuk mengoperasikan alat tangkap purse
seine berbahan kayu dilapisi fiber dengan dimensi panjang 16-19 meter, lebar 6
meter dan tinggi 2-3 meter. Ukuran kapal purse seine di Tamperan berkisar
antara 25-30 GT. Rata-rata nelayan kapal purse seine di Tamperan, Kabupaten
Pacitan menggunakan 1 buah mesin inboard bermerk Mitshubisi yang
merupakan modifikasi mesin truk. Mesin inboard ini menggunakan bahan bakar
solar dan menghabiskan +/- 1 ton dalam satu kali trip. Selain mesin penggerak
baling-baling ada mesin tambahan untuk penerangan atau lampu. Mesin
tambahan ini berfungsi untuk menghasilkan listrik yang akan digunakan untuk
menghidupkan lampu di atas kapal purse seine untuk menggiring dan menarik
perhatian ikan (Setiawan, 2011).
Kapal yang digunakan untuk mengoperasikan pukat cincin memiliki
dimensi panjang (P), lebar (L) dan dalam (D) yang berkisar antara; 10.5–14.0 (m)
x 3.20 -5,5 (m) x 1.50-2.25 (m). Tenaga penggerak utama menggunakan mesin
Mitsubishi PS 120 (4 sylinder), mesin gardan menggunakan Dongfeng 24 PK
serta genset berkekuatan 1,5 kW (Mahiswara et al. 2013).
2.2.3 Nelayan / Anak Buah Kapal
Menurut Imron (2003) dalam Fargomeli (2014), nelayan adalah suatu
kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut,
baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budidaya. Mereka pada
umumnya tinggal di pinggir pantai, sebuah lingkungan pemukiman yang dekat
dengan lokasi kegiatannya.
Menurut Setiawan (2011), nelayan kapal purse seine di Tamperan,
Kabupaten Pacitan terdiri dari 30- 35 orang, terdiri dari nahkoda, wakil nahkoda,
juru mesin, juru lampu, juru arus, juru bandul, juru kidang/ juru orang, juru masak,
dan anak buah kapal (ABK). Pembagian tugas nelayan purse seine di PPP
Tamperan sebagai berikut:
1. Nahkoda : mengemudikan kapal dan menentukan daerah operasi
penangkapan ikan.
2. Wakil nahkoda ; membantu nahkoda.
3. Juru mesin/ motoris : merawat mesin motor
4. Juru arus : menentukan arah arus pada saat akan dimulai setting
5. Juru lampu : menjaga lampu petromaks saat dilakukan setting dan hauling
6. Juru bandul : menarik pemberat
7. Juru kidang : mengumpulkan ABK untuk ikut melaut
8. Juru masak : mempersiapkan makanan selama melaut
9. ABK : sebagai pelaksana teknis, seperti: mempersiapkan dan menurunkan
alat tangkap untuk setting, menaikkan alat tangkap ketika hauling, penanganan
hasil tangkapan di kapal, dan merapikan alat tangkap.
Sebagian besar nelayan kapal purse seine memiliki tingkat pendidikan yang
rendah dan berstatus sebagai nelayan penuh. Sistem bagi hasil telah ditentukan
dari awal dengan persetujuan pemilik kapal dan nelayan. Hasil penerimaan
dalam sistem bagi hasil dibagi dua yaitu 50% untuk pemilik kapal dan 50% untuk
nelayan. Bagian 50% yang didapat oleh nelayan dibagi lagi sesuai dengan
jumlah ABK yang turut melaut, sedangkan nakhoda kapal mendapatkan bagian
dua kali lipat dibandingkan ABK lain.
2.3 Daerah Penangkapan
Dalam penentuan daerah penangkapan ikan (fishing ground), nelayan
cenderung menggunakan intuisi atau naluri alamiah yang didapat secara turun
temurun dari nenek moyang. Mereka belum mampu membuat rencana operasi
penangkapan ikan akibat perubahan oseanografi atau cuaca yang sangat
mempengaruhi perubahan potensi penangkapan ikan yang dapat berubah-ubah.
Disamping itu pemakaian teknologi maju, sekalipun sudah baku seperti GPS
(Global Positioning System) sebagai alat bantu navigasi yang dapat memandu
mereka mencari lokasi yang ditunjukkan citra satelit oseanografi, sampai saat ini
masih langka dimiliki nelayan tradisionil Indonesia. Sebagai konsekuensi
logisnya, seringkali nelayan pulang membawa hasil tangkapan yang sedikit
bahkan terkadang kosong yang berpengaruh terhadap rendahnya tingkat
kesejahteraan nelayan (Girsang, 2008).
Daerah operasi penangkapan ikan di wilayah Kabupaten Pacitan meliputi
Teluk Pacitan dan luar Teluk Pacitan. Daerah operasi penangkapan di dalam
meliputi Teluk Pacitan, Teluk Panggul, Teluk Sidomulyo, Teluk Sudimoro, dan
Teluk Taman. Di luar Teluk Pacitan meliputi Watukarung, Jogoboyo, Wates,
Klopan, Srau, Wawaran, Hadiwarno, Bawur, Cucung, Watu Mureb, dan Laut
Bremen (Setiawan, 2011).
2.4 Musim Penangkapan Purse Seine
Nelayan di Pacitan menentukan musim penangkapan ikan dengan
metode yang disebut “Pranoto Mongso”. Nelayan harus mengetahui musim
terlebih dahulu sebelum melaksanakan operasi penangkapan ikan, karena dapat
diketahui keadaan angin, gelombang, arus, ombak, jenis-jenis ikan dan musim
ikannya. Musim penangkapan ikan dibagi menjadi dua musim, yaitu musim
puncak pada bulan Mei – September dan musim paceklik pada bulan Desember
– Februari (Setiawan, 2011).
Strategi nelayan pacitan dalam operasi penangkapan cukup bervariasi.
Pengoperasian jenis alat penangkap ikan dalam suatu waktu operasi
penangkapan berbeda-beda. Pada musim penghujan, dimana krustasea dan
ikan demersal sedang musim, nelayan banyak mengoperasikan alat penangkap
ikan krendet, trammel net dan jaring insang bawal. Sedangkan pada musim
kemarau, saat kondisi perairan berombak kecil, hampir sebagian besar nelayan
mengoperasikan jaring insang tongkol yang daerah operasinya lebih jauh dari
pantai (Fathanah, 2013).
2.5 Metode Penangkapan Purse Seine
Menurut Nugraha et al. (2014), penangkapan ikan dengan menggunakan
purse seine prinsipnya yaitu dengan melingkari gerombolan ikan dengan jaring,
kemudian bagian bawah jaring dikerutkan sehingga ikan tujuan penangkapan
akan terkurung dan pada akhirnya terkumpul pada bagian kantong. Dengan kata
lain memperkecil ruang lingkup gerakan ikan, sehingga ikan tidak dapat
melarikan diri dan akhirnya tertangkap. Ada beberapa tahapan dalam kegiatan
penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap purse seine yaitu:
1. Menemukan kawanan ikan terlebih dahulu, yaitu di sekitar rumpon rumpon
yang telah dipasang;
2. Menghidupkan lampu atractor;
3. Setting, menurunkan alat tangkap;
4. Setelah jaring selesai di turunkan dan juga pecilen sudah melakukan
tugasnya, cahaya lampu akan difokuskan kepada satu titik. Kemudian tahap
selanjutya adalah surounding;
5. Pursing, yaitu menarik tali kerut pada bagian bawah jaring agar jaring
membentuk seperti kantong dan menjebak ikan di dalamnya;
6. Tahapan akhir adalah hauling, yaitu menaikan jaring ke kapal, lama proses ini
tergantung pada gerombolan ikan yang berhasil di kurung;
7. Jika hasil tangkapan yang ada di jaring terlalu banyak sehingga tidak
dimungkinkan untuk menarik jaring bersama ikan, maka cara yang dilakukan
adalah menyerok ikan ke atas kapal terlebih dahulu sampai sekiranya sudah
mampu untuk dilakukan penarikan jaring, kemudian baru jaring di angkat ke atas
kapal.
8. Ikan hasil tangkapan kemudian di simpan di palaka yang kemudian akan di
lelangkan ke TPI 1.
Menurut Kefi (2013), tahap awal operasi penangkapan dimulai dengan
dua atau tiga orang ABK (Anak Buah Kapal) turun ke skiff boat menuju rumpon
untuk mengamati pergerakan gerombolan ikan sekaligus melepas gara-gara
yang ada pada rumpon dan mengikatkannya ke skiff boat. Kemudian kapal akan
menjauhkan rumpon dan bergerak mengitari skiff boat dengan membuat gerak
melingkar. Kapal akan bergerak ke posisi tertentu berdasarkan pertimbangan
arah arus dan angin, dengan tujuan agar posisi bagian dalam kantong jaring
menghadang arah arus dan posisi kapal menghadang arah angin. Penawuran
alat tangkap dimulai, dimana kapal akan membentuk gerak melingkar dengan
cepat berlawanan arah jarum jam dengan menurunkan pemberat, diikuti jaring,
pelampung dan pelampung tanda yang berada pada bagian sayap jaring,
kemudian pelampung, jaring, pemberat, cincin, dan tali kolor, dan setiap bagian
jaring akan turun secara bersamaan sampai pada tali tarik dan kapal akan
kembali pada pelampung tanda yang diturunkan. Setelah selesai penawuran
jaring, dilakukan penarikan tali kolor dengan menggunakan mesin takal sampai
semua cincin berkumpul di samping kapal. Selesai penarikan tali kolor,
dilanjutkan dengan penarikan jaring dari kedua sayap sampai pada bagian
kantong jaring dengan bantuan mesin takal. Kemudian dilakukan pengangkatan
hasil tangkapan sampai selesai diteruskan dengan pengikatan kembali gara gara
dan penataan alat tangkap di buritan kapal.
2.6 Jenis Ikan Tangkapan
Menurut Badan Pengembangan SDM Kelautan Dan Perikanan (2012)
menyatakan bahwa Pukat cincin atau biasa sisebut dengan “Purse Seine“ adalah
alat penangkap ikan yang dipergunakan untuk menangkap ikan pelagis yang
bergerombol seperti: Kembung, Lemuru, Layang, Tongkol, Cakalang, dan lain
sebagainya.
Menurut buku tahunan UPT PP Tamperan (2015), komoditas yang
terdapat di pesisir dan laut Kabupaten Pacitan terdiri dari beberapa jenis:
1) Ikan pelagis besar, yaitu ikan yang mempunyai habitat di tengah sampai
permukaan laut dan pada umumnya berukuran besar, seperti Tuna, Cakalang,
Tongkol, Tengiri, Marlin dan Lemadang.
2) Ikan pelagis kecil, ikan yang mempunyai habitat di tengah sampai permukaan
laut dan pada umumnya berukuran kecil, seperti Kembung, Lemuru, Rebon,
Keri, Kuwe, Pisang-pisang, Julung-julung, Layang, Kuniran, Golok-golok,
Lencam dan Cumi-cumi.
3) Ikan demersal, yaitu ikan yang mempunyai habitat di dasar laut dan pada
umumnya berukuran besar, seperti Cucut, Pari, Tiga Waja, Kakap Merah,
Kakap Putih, Kerapu, Lobster, Layur, Manyung, Sebelah, Bawal, Udang,
Peperek, Kurisi dan Pogot.
4) Ikan demersal kecil, yaitu ikan yang mempunyai habitat di dasar laut dan pada
umumnya berukuran kecil, seperti Lobster, Layur, Manyung, Sebelah, Bawal,
Udang, Peperek, Kurisi dan Pogot. Berdasarkan data jumlah produksi ikan
yang berhasil ditangkap, terlihat adanya fluktuasi produksi dari tahun ke tahun
dan Kecamatan Pacitan merupakan produsen terbesar sepanjang tahun,
sedangkan Kecamatan Donorojo adalah produsen terkecil.
2.7 Analisa Finansial Unit Penangkapan Ikan Purse Seine
2.7.1 Definisi Operasional dan Variabel
1. Total Penjualan : sejumlah komoditas yang terjual dalam periode waktu
tertentu yang merupakan salah satu faktor penentu yang sangat berpengaruh
terhadap pencapaian laba bersih (Ardiyanta, 2013).
2. Kredit : penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan
itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (UU No. 10
Tahun 1998 (UU Perbankan)).
3. Investasi : pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal
dan peralatanperalatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan
terutama menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan
digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa di masa depan (Rustiono,
2008).
4. Modal Kerja : aktiva lancar yang berguna untuk pendanaan jangka pendek
perusahaan yang bertujuan untuk memperoleh laba sebagai hasil dari
kegiatan operional perusahaan yang didukung oleh modal kerja itu sendiri
(Ismanto, 2013).
5. Modal Sendiri : modal yang berasal dari dana pendiri atau anggota
koperasi yang disetorkan pertama kali, dalam bahasa teknis organisasi
perusahaan biasanya disebut sebagai modal dasar pendirian koperasi
(Andjar Pachta W dkk, 2005: 117 dalam Ganitri, 2014)
6. Nilai Sisa Proyek : perkiraan harga penjualan aset pada saat aset tersebut
dijual setelah dihentikan pemakaiannya. Nilai sisa tergantung pada
kebijaksanaan penghentian aset dalam perusahaan serta keadaan pasar
(Krisnawati, 2013).
7. Biaya Tetap (Fix Cost) : Total Fixed Cost atau ongkos tetap total adalah
jumlah ongkos-ongkos yang tetap dibayar perusahaan (produsen) berapapun
tingkat outputnya. Jumlah TFC adalah tetap untuk setiap tingkat output.
Misalnya penyusutan, sewa gedung dan lain-lain (Riniwati, 2005) dalam
(Primyastanto, 2011).
8. Biaya Variabel (Variable Cost) : Total Variable Cost (TVC) atau ongkos
variabel total adalah jumlah ongkos-ongkos yang berubah menurut tinggi
rendahnya output yang diproduksikan. Misalnya ongkos untuk bahan mentah,
upah, ongkos angkut dan lain-lain (Riniwati, 2005) dalam (Primyastanto,
2011).
9. Angsuran Pokok : pembayaran yang dilakukan secara bertahap dan
diperhitungkan tetap atau sama pada setiap angsuran (Amanita, 2010).
10. Angsuran Bunga : pembayaran yang dilakukan secara bertahap dan
diperhitungkan menurun sejalan dengan berkurangnya sisa kredit (Amanita,
2010).
11. Biaya Retribusi : pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan (PERMEN
RI NOMOR 66 TAHUN 2001).
12. Bagi Hasil : perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari
total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh pendapatan tersebut (Wahyu, 2009).
13. Arus Bersih : kas aktual yang dihasilkan oleh perusahaan dalam satu
tahun tertentu (Brighman, 2001 dalam Utomo, 2011),.
14. Discount Factor : bilangan pengali untuk menghitung nilai sekarang dari
sebuah nilai pada periode mendatang tertentu (Sunaryo, 2007). Rumus dari
Discount Factor adalah
DF =
Keterangan:
DF = discounting factor
I = tingkat suku bunga
t = tahun
15. Present Value : berapa nilai uang saat ini untuk nilai tertentu di masa
yang akan datang (Erlina, 2002).
2.7.2 Analisa Kelayakan Finansial
Studi kelayakan proyek merupakan penelitian tentang layak atau tidaknya
suatu proyek dibangun untuk jangka waktu tertentu. Studi kelayakan merupakan
proyek dari aspek keuangan yang bertujuan untuk mengetahui perkiraan
pendanaan dan aliran kas proyek, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya
suatu proyek tersebut. Sedangkan Aspek Keuangan sendiri merupakan salah
satu fungsi bisnis yang bertujuan untuk membuat keputusan keputusan investasi,
pendanaan, dan dividen (Putri, 2013).
1
(1 + i)t
a. Net Present Value (NPV)
Menurut Manopo dan J. Tjakra (2013), net present value adalah suatu
teknik capital budgeting, yang dalam mengukur profitibilitas rencana investasi
proyek mempergunakan faktor nilai waktu uang. Kriteria nilai bersih sekarang
(NPV) didasarkan atas dasar konsep diskonto semua arus kas masuk dan keluar
selama umur proyek (investasi) kenilai sekarang, kemudian dihitung angka
bersihnya akan diketahui selisih dengan memakai dasar yang sama yaitu harga
pasar saat ini. Ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu nilai waktu dari uang
dan selisih besar arus kas masuk dan keluar. Dalam investasi proyek apakah
proyek tersebut layak atau tidak layak, dinyatakan oleh nilai net present value
(NPV). Untuk NPV yang memberikan nilai positif atau lebih besar nol berarti
proyek tersebut layak untuk dilaksanakan, apabila NPV memberikan nilai negatif
atau lebih kecil nol berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar
opportunity cost faktor produksi modal.
Menurut Primyastanto (2011), NPV adalah selisih antara benefit
(penerimaan) dengan cost (pengeluaran) yang telah di present valuekan. Kriteria
ini mengatakan bahwa proyek akan dipilih apabila NPV>0.
b. Internal Rate of Return (IRR)
Menurut Manopo dan J. Tjakra (2013), seringkali diperlukan suatu analisis
untuk menjelaskan apakah rencana proyek cukup menarik apabila dilihat dari
segi tingkat pengembalian yang telah ditentukan. Prosedur yang lazim dipakai
adalah mengkaji tingkat pengembalian internal (internal rate of return-IRR), yaitu
tingkat pengembalian yang menghasilkan NPV arus kas masuk sama dengan
NPV arus kas keluar. Menganalisis usulan proyek dengan IRR, memberikan
indikasi sebagai berikut:
a. IRR > tingkat pengembalian (i) yang diinginkan (required rate of return RRR),
proyek diterima.
b. IRR < tingkat pengembalian (i) yang diinginkan (required rate of return IRR),
proyek ditolak.
IRR adalah tingkat bunga yang akan diterima (PV Future procceds) sama
dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV Capital Outlays).
Kriteria penilaian IRR adalah jika IRR > dari suku bunga yang telah ditetapkan,
maka investasi diterima, jika IRR < dari suku bunga yang telah ditetapkan, maka
investasi ditolak (Wahyudi dan Rosyidah, 2012).
c. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)
Menurut Yusi dan Abdul (2014), untuk menghitung Net B/C Ratio
dilakukan dengan cara membagi nilai posisitif present value net benefit dengan
nilai negatif present value net benefit pada masing-masing tingkat suku bunga
(discount rate). Jika hasil yang didapat adalah lebih dari 1 maka proyek
dinyatakan layak untuk terus dikembangkan. Namun jika hasil yang didapat
kurang dari 1 maka proyek dinyatakan gagal (No go) karena tidak memberikan
keuntungan dan perlu dicarikan alternatif cara yang cocok agar dapat mencapai
keberhasilan.
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan metode dalam analisis
finansial dengan menghitung perbandingan antara discounted benefit dengan
discounted cost. Suatu investasi layak untuk dilakukan bila nilai B/C > 1, dimana
berarti bahwa keuntungan bersih melebihi biaya total yang dikeluarkan. Jadi
didalam analisis finansial suatu investasi usaha layak dilakukan (masih
menguntungkan) apabila memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut: nilai suku
bunga modal < IRR; NPV > 0 dan net BCR > 1 (Saptati dan Atien, 2012).
d. Payback Period (PP)
Menurut Manopo dan J. Tjakra (2013), periode pengembalian atau
payback period adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan
modal atau investasi, dihitung dari aliran kas bersih (net). Aliran kas bersih
adalah selisih pendapatan (revenue) terhadap pengeluaran (expenses) per
tahun. Periode pengembalian biasanya dinyatakan dalam jangka waktu pertahun.
Metode ini mengukur seberapa cepat suatu investasi bisa kembali, maka
dasar yang digunakan adalah aliran kas, bukan laba: untuk itu kita hitung dulu
aliran kas dari proyek tersebut. Problem utama dari metode ini adalah sulitnya
menentukan periode payback maksimum yang diisyaratkan, untuk digunakan
sebagai angka pembanding. Secara normatif, memang tidak ada pedoman yang
bisa dipakai untuk menentukan payback maksimum ini. Dalam prakteknya yang
dipergunakan adalah payback umumnya dari perusahaan-perusahaan yang
sejenis (Primyastanto, 2011).
3. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian adalah
metode purposive sampling. Metode purposive sampling harus didasarkan atas
informasi yang mendahului tentang keadaan populasi dan informasi ini harus
diyakini benar, sehingga tidak lagi perlu diragukan, atau masih samar-samar.
Penyelidik secara intensional hanya mengambil beberapa daerah atau kelompok
kunci, tidak semua daerah, grup, atau cluster dalam populasi akan diwakili dalam
sampel-sampel penyelidikan (Kasiram, 2010).
Metode pengambilan sampel purposive sampling menunjukkan bahwa
teknik ini digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Sampel dipilih
berdasarkan penilaian peneliti bahwa sampel terebut adalah pihak yang paling
baik untuk dijadikan sampel penelitiannya. Dalam penelitian ini sampel yang
digunakan adalah sampel yang terpilih mengingat data yang dibutuhkan adalah
data finansial yang merupakan data pribadi suatu usaha.
3.2 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian kelayakan finansial perikanan purse seine dimulai
dari :
1. Penentuan populasi dan sampel dalam lingkup penelitian yaitu :
a. Populasi : Jumlah seluruh kapal purse seine ukuran 30 GT – 65 GT yang
ada di Pelabuhan Perikanan Tamperan Pacitan.
b. Jumlah sampel : jumlah sampel yang diambil sebanyak 5 buah sampel
dengan kapasitas yang berbeda yaitu 30, 35, 42, 54, dan 65 GT dari jumlah
populasi yang ada. Jumlah kapal purse seine yang terdapat di UPT P2SKP
Tamperan sebanyak 41 buah berdasarkan data kapal UPT P2SKP
Tamperan tahun 2016.
c. Metode pengambilan sampel dilakukan secara acak yaitu mencari data
kepada pemilik kapal purse seine dengan ukuran 30 GT – 65 GT menurut
data dari Pelabuhan Perikanan Tamperan Pacitan. Dalam penelitian ini
pengambilan sampel dilakukan kepada pemilik usaha kapal purse seine
yang mengijinkan untuk menganalisis data finansial usahanya.
d. Pengambilan data dilakukan dengan mengikuti kegiatan usaha perikanan
pada kelima sampel pada setiap tripnya selama satu bulan dengan
menghitung total pengeluaran seperti biaya perbekalan dan biaya-biaya
lainnya berdasarkan nota-nota yang didapat pada setiap persiapan
sebelum melakukan trip. Kemudian menghitung total pemasukan hasil
tangkapan pada setiap trip untuk kelima sampel kapal. Biaya pengeluaran
dan pemasukan tersebut disusun dalam buku kas umum (BKU) rumah
tangga perikanan. Data yang diambil selanjutnya adalah biaya investasi
yang didapat dengan partisipasi aktif (wawancara) kepada pemilik kapal.
Menurut Gay (1976) dalam Suryapriadi (2013), ukuran sampel untuk
penelitian deskriptif dapat diwakili oleh sepuluh persen dari populasi (minimal dua
puluh persen untuk populasi sangat kecil) dan untuk penelitian korelasi dapat
diwakili oleh tiga puluh subyek.
4 Menganalisa aspek finansial yang meliputi:
a. Biaya investasi meliputi harga kapal, mesin, alat tangkap, jangkar, lampu
induk, jurigen, serok, serta komponen penangkapan lain yang terdapat di
atas kapal.
b. Biaya tetap (fix cost), meliputi biaya penyusutan (kapal, alat tangkap,
mesin, dll) berdasarkan masa operasional alat tersebut.
c. Biaya variabel (variable cost), meliputi biaya operasional penangkapan
(perbekalan seperti oli, bensin, air, solar, es).
d. Biaya retribusi serta biaya lainnya yang meliputi bagi hasil pendapatan,
biaya makan ABK dan nahkoda, biaya keamanan, biaya manol serta
penguras.
Biaya-biaya tersebut ditulis dalam buku kas umum (BKU) rumah tangga
perikanan nelayan.
5 Melakukan analisis data menggunakan analisa finansial meliputi net present
value (NPV), internal rate of return (IRR), net benefit cost ratio (Net B/C Ratio),
dan payback period (PP).
6 Hasil dan kesimpulan terhadap kelayakan finansial perikanan purse seine 30
GT – 65 GT di UPT P2SKP Tamperan.
Penentuan Sampel
3.2.1 Alur Penelitian
Alur penelitian atau tahapan kegiatan yang akan dilakukan pada saat
penelitian berdasarkan Gambar 1.
Data Penunjang:
1. Data Produksi Tahun
2016
2. Data Harga Ikan
3. Data Trip Tahun 2016
Gambar 1. Diagram Alur Penelitian
Analisa finansial:
● Net Present Value (NPV)
● Internal Rate of Return (IRR)
● Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
● Payback Period (PP)
Kelayakan Finansial Perikanan Purse Seine 30 GT – 64 GT di Unit Pelaksana
Teknis Pelabuhan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
Tamperan Pacitan Jawa Timur
Aspek Finansial:
1. Biaya Investasi
Harga kapal, mesin, alat tangkap, serta
komponen penangkapan lain yang terdapat di
atas kapal.
2. Biaya Tetap (Fix Cost), penyusutan dari jenis
investasi.
3. Biaya Variabel (Variable Cost) :
Operasional penangkapan (Air Tawar, Solar,
Oli, Bensin, dan Es)
4. Biaya-biaya lainnya :
a. Biaya Retribusi, manol, keamanan, dll
b. Bagi Hasil Pendapatan
Disusun dalam (cash flow) rumah tangga
perikanan nelayan dalam bentuk Buku Kas
Umum (BKU)
Prosedur penelitian merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan
oleh seorang peneliti secara teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan
penelitian. Dalam melakukan penelitian studi kelayakan finansial perikanan purse
seine, yang pertama dilakukan adalah menentukan jumlah sampel yang akan
diteliti. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 10% dari jumlah populasi,
dalam penelitian ini menggunakan jumlah sampel sebanyak 5 kapal. Setelah
jumlah sampel sudah ditentukan, kemudian melakukan analisa terhadap aspek
finansial yang akan diteliti. Aspek finansial yang pertama adalah biaya investasi,
biaya investasi meliputi harga kapal, mesin, alat tangkap, serta komponen
penangkapan lain yang terdapat di atas kapal, serta masa operasional dari alat
tersebut. Kedua adalah menentukan biaya penyusutan (fix cost) dari masing-
masing komponen alat penangkapan berdasarkan masa operasionalnya.
Selanjutnya mencari data biaya variabel dengan partisipasi aktif kepada pemilik
kapal dan nelayan, biaya variabel meliputi biaya operasional penangkapan (Air
Tawar, Solar, Oli, Bensin, dan Es) serta biaya-biaya lainnya seperti biaya
retribusi, keamanan, manol, dan bagi hasil pendapatan yang didapat dengan
mengikuti kegiatan nelayan selama satu bulan, yang dibuat dengan analisis
aliran kas masuk dan keluar (cash flow) dalam bentuk Buku Kas Umum (BKU)
pada Tabel 2.
Tabel 1. Buku Kas Umum (BKU)
No Tanggal Keterangan Masuk Keluar Saldo
Menurut Primyastanto (2011), Aliran kas operasional (Operational Cash
Flow) berasal dari operasi perusahaan (kegiatan utama perusahaan). Aliran kas
operasional meliputi aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Aliran kas masuk
berasal dari penjualan (pendapatan), sedangkan aliran kas keluar adalah kas
yang dikeluarkan untuk membayar untuk membayar operasional perusahaan
seperti biaya pokok perusahaan (CGS), biaya administrasi umum dan penjualan
serta biaya-biaya lain dalam rangka untuk memperoleh pendapatan.
Selanjutnya adalah mendapatkan data penunjang dari pihak pemilik kapal
dan pelabuhan perikanan Tamperan Pacitan, data penunjang yang dibutuhkan
adalah data produksi tahun 2016, data harga ikan, data trip tahun 2016 kapal
yang diambil sebagai sampel. Setelah mendapatkan data finansial dan data
penunjang, dilakukan analisis data menggunakan analisa finansial meliputi net
present value (NPV), internal rate of return (IRR), net benefit cost ratio (Net B/C
Ratio), dan payback period (PP) untuk mendapatkan analisa kelayakan finansial
perikanan purse seine di UPT P2SKP Tamperan Kabupaten Pacitan.
3.3 Analisis Data
Analisis data yang dilakukan adalah menghitung proyeksi arus kas dalam
satu tahun berdasarkan data trip perbulan yang sudah didapatkan (lampiran 27),
data yang dihitung berupa :
a. Total Penjualan : total pendapatan yang diterima pemilik kapal dari penjualan
hasil tangkapan pada tiap trip dikalikan jumlah trip dalam waktu satu tahun.
b. Kredit : kredit tidak digunakan dikarenakan penilik kapal selaku pemilik usaha
tidak menggunakan pinjaman di bank.
c. Modal sendiri : pendanaan yang dikeluarkan oleh pemilik kapal untuk
melakukan usaha ini berasal dari dana sendiri.
d. Investasi : biaya yang dikeluarkan oleh pemilik kapal pada awal usaha
tersebut dilaksanakan seperti biaya pembelian kapal, alat tangkap, surat-surat
usaha serta semua biaya yang dikeluarkan untuk perlengkapan kapal.
e. Modal Kerja : merupakan dana yang dikeluarkan oleh pemilik kapal untuk
biaya perbekalan melaut pada satu kali trip.
f. Nilai Sisa Proyek : nilai yang didapat dari jumlah total investasi yang
dikeluarkan oleh pemilik kapal dikalikan 40%, dimana 40% merupakan
perkiraan dari pemilik kapal terhadap harga penjualan aset pada investasi
saat habis masa ekonomis dalam jangka waktu 10 tahun.
g. Biaya Investasi : pengeluaran modal yang digunakan untuk proses pelaksaan
usaha, pada analisis ini jumlah investasi dan biaya investasi adalah sama
dikarenakan pemilik kapal mengeluarkan biaya untuk investasi sesuai dengan
harga perlengkapan tidak terdapat penanaman modal sebelumnya.
h. Biaya Variabel : biaya yang dikeluarkan untuk perbekalan pada tiap trip dikali
dengan jumlah trip dalam satu tahun. Biaya tersebut meliputi biaya konsumsi,
peralatan dan perbekalan kapal.
i. Biaya Tetap : biaya penyusutan investasi dikali jumlah trip dalam satu tahun.
Biaya penyusutan didapat dari total biaya investasi dibagi masa operasional
dikalikan jumlah trip dalam satu tahun.
j. Angsuran Pokok dan Angsuran Bunga : dalam analisis ini pemilik kapal tidak
mengambil angsuran atau kredit dari bank dikarenakan modal usaha berasal
dari modal sendiri.
k. Bagi Hasil ABK : didapat dari penjualan hasil tangkapan tanpa dikurangi biaya
yang dikeluarkan untuk perbekalan. Pembagian 50:50 antara pemilik kapal
dan ABK.
l. Biaya Retribusi dll : biaya yang dikeluarkan oleh pemilik kapal untuk pungutan
daerah, manol, penguras, dll. Biaya tersebut dipotong dari hasil pendapatan
bagian pemilik kapal.
m. Arus Masuk untuk menghitung IRR : merupakan total arus masuk, namun
pada tahun ke-1 didapat dari total arus masuk pada taun ke-1 dikurangi modal
kerja (kredit dan sendiri), untuk tahun selanjutnya arus masuk untuk
menghitung ARR didapat dari total arus masuk pada masing-masing tahun
saja.
n. Arus Keluar untuk menghitung IRR : merupakan total arus keluar pada
masing-masing tahun.
o. Arus Bersih : merupakan selisih dari total arus masuk dikurangi total arus
keluar pada masing masing tahun.
p. Cash Flow Untuk Menghitung IRR : merupakan selisih dari Arus Masuk untuk
menghitung IRR dikurangi Arus Keluar untuk menghitung IRR.
q. Discount Factor (10%) : nilai discount factor sebesar 10% didapat dari rata-
rata tingkat suku bunga kredit korporasi pada website resmi Bank Indonesia
dikarenakan biaya yang terdapat dalam usaha ini berjumlah milyaran.
r. Present Value : merupakan nilai uang saat ini yang didapat dari Cash Flow
Untuk Menghitung IRR.
Selanjutnya melakukan analisis perhitungan kelayakan finansial dengan
metode (net present value (NPV), internal rate of return (IRR), net benefit cost
ratio (Net B/C Ratio), dan payback period (PP).
a. Net Present Value (NPV)
Net Present Value adalah sebuah metode evaluasi investasi dengan
mengukur selisih antara present value dari proceeds dan nilai investasi awal.
Kriteria kelayakan dari proyek ini adalah jika proyek layak jika NPV bertanda
positif dan sebaliknya tidak layak jika NPV bertanda negatif. Analisa Net Present
Value diperoleh dengan rumus:
…………………………………………………….…………….(1)
Keterangan:
Bt = Benefit (penerimaan usaha pada tahun ke-t)
Ct = Cost (biaya usaha pada tahun ke-t)
n = umur ekonomis proyek (10 tahun)
i = tingkat suku bunga yang berlaku (10%)
Suatu proyek dikatakan layak untuk dilakukan bila menghasilkan NPV >
0. Bila NPV ≤ 0, maka proyek tersebut tidak layak untuk dijalankan.
b. Internal Rate Of Return (IRR)
IRR adalah tingkat bunga yang akan diterima (PV Future procceds) sama
dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV Capital Outlays).
Analisa Internal Rate Of Return diperoleh dengan rumus:
IRR = P1 – C1 x …………………………………………………… …….(2)
Keterangan :
P1 = Tingkat Suku bunga 1
P2 = Tingkat Suku bunga 2
C1 = NPV 1
C2 = NPV 2
Kriteria penilaian Internal Rate Of Return yaitu :
1. IRR > tingkat keuntungan yang disyaratkan usulan investasi diterima.
2. RR < tingkat keuntungan yang disyaratkan usulan investasi ditolak.
c. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)
Menurut Yesi dan Abdul (2014), Net B/C Ratio adalah perbandingan
manfaat dan biaya dengan rumus sebagai berikut :
(Bt – Ct ) > 0
(Bt – Ct ) > 0
Di mana :
Bt = Benefit social kotor (pendapatan kotor) proyek pada tahun t
Ct = Cost social kotor (total biaya) proyek pada tahun t
I = Merupakan social opportunity cost of capital yang dipergunakan sebagai
social discount rate (tingkat suku banga yang berlaku)
Net B / C Ratio merupakan hasil bagi antara akumulasi discount rate PV :
Pendapatan bersih yang mempunyai nilai negatif.
PV Net Benefit DF (i%) (+)
PV Net Benefit DF (i%) (-)
Indikator penilaian hasil sebagai berikut :
a. Jika Net B/C > 1 Maka proyek dinyatakan layak untuk diteruskan dan
dikembangkan
b. Jika Net B/C = 1 Artinya proyek tidak memberikan keuntungan dan tidak
menderita kerugian (impas)
c. Jika Net B/C < 1 Maka proyek dinyatakan gagal (No go) karena tidak
memberikan keuntungan dan perlu dicarikan alternatif cara yang cocok agar
dapat mencapai keberhasilan.
d. Payback Period (PP)
Net B/C Ratio =
Net B/C Ratio =
….………………………........(3)
…..…………………........(4)
Metode payback period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka
waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. Analisa
Payback period diperoleh dengan rumus:
PP = x 1 tahun……………………………………………........(5)
Kriteria penilaian payback period adalah:
1. Jika Payback periodnya < waktu maksimum,maka usulan proyek atau usaha
dapat di terima.
2. Jika Payback periodnya > waktu maksimum, maka usulan proyek tersebut di
tolak.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Umum Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Tamperan
4.1.1 Keadaan Geografis
Secara geografis UPT Pelabuhan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan Tamperan terletak di posisi koordinat 08o13’571” dan 111o04’406” BT.
Kelurahan Sidoharjo merupakan salah satu desa di Kabupaten Pacitan yang
berada di daerah pesisir. Berdasarkan data dari kantor kepala desa bahwa Desa
Sidoharjo memiliki luas sekitar 723.430 Ha, desa ini terdiri dari 12 RW dan 42 RT
yang tersebar dalam 12 dusun yaitu Dusun Kriyan, Dusun Pojok, Dusun
Caruban, Dusun Blebler, Dusun Tuban, Dusun Jaten, Dusun Plelen, Dusun
Balon, Dusun Barak, Dusun Barean, Dusun Teleng, dan Dusun Tamperan. Desa
Sidoharjo memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah utara :Ds.Bangunsari, Ds. Sumberharjo, Kel.Pucangsewu
Sebelah timur : Kel. Pacitan, Kel. Baleharjo Kel. Ploso
Sebelah selatan : Samudera Indonesia
Sebelah barat : Kecamatan Pringkuku
Gambar 1. Peta Lokasi UPT P2SKP Tamperan
4.1.2 Keadaan Umum Perikanan P2SKP Tamperan
Pola operasi penangkapan ikan di Pelabuhan Pengelolaan Sumberdaya
Kelautan dan Perikanan Tamperan dimulai pada bulan Maret sampai dengan
Oktober, pada bulan November sampai dengan Februari yang merupakan musim
angin barat dimana kondisi cuaca yang tidak mendukung operasi penangkapan
ikan karena gelombang tinggi dan arus yang kuat. Pada bulan-bulan tersebut,
untuk operasional penangkapan ikan, nelayan melihat kondisi cuaca, jika masih
memungkinkan dan aman untuk melaksanakan operasi, maka nelayan akan
melaut. Bulan November dan Desember dirasa oleh nelayan masih
memungkinkan untuk melaut sedangkan pada bulan januari hamper semua
nelayan tidak melaut. Pada bulan januari, waktu tidak melaut dimanfaatkan
nelayan untuk memperbaiki kapal dan alat tangkap, sedangkan pada bulan
februari dan maret nelayan mulai mempersiapkan pemasangan alat bantu
penangkap ikan berupa rumpon (Laporan Tahunan UPT PP Tamperan, 2015).
Pemanfaatan ikan pelagis merupakan kegiatan penangkapan utama dari
perikanan di Tamperan dengan komposisi hasil tangkapan yang dihasilkan oleh
nelayan Tamperan adalah jenis ikan komoditi potensial seperti tuna, cakalang,
tongkol dan layang. Dari data produksi tahun 2015 diketahui bahwa ikan
Cakalang (Katsowanus pelamis) merupakan jumlah ikan yang paling banyak
didaratkan yaitu sebesar 4601 ton, disusul berikutnya adalah Tuna ekor kuning
(Thunnus albacores) dan Layang (Scomber australasicus) masing-masing
sebesar 1550 ton dan 1133 ton. Untuk ikan-ikan jenis lainnya yang jumlahnya
cukup banyak adalah Tongkol (Euthynnus spp), Albacora (Tunnus alalunga),
Tuna Mata Besar (Thunnus obesus), Lemadang (Coryphaena hippurus), Marlin
(Macaira Indica), Pisang-pisang/sunglir (Elagatis bipinnulatus), rebon (Acetes
Indicus). Derah Pacitan terkenal dengan olahan tuna/ cakalang menjadi
beberapa produk yang memiliki nilai tambah yang cukup tinggi. Produk-produk
hasil olahan berupa bakso tuna, tahu tuna, nugget tuna, abon tuna, otak
otak,terasi dan lain sebagainya. Pemasaran produk-produk olahan tuna meliputi
Malang, Kediri, Blitar, Tulung Agung,Surabaya, Yogjakarta, Bandung, Jakarta.
Mengingat produksi utama Pelabuhan Perikanan Tamperan adalah TTC (Tuna
Tongkol Cakalang) yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi maka masih terbuka
lebar usaha perikanan pasca panen di pelabuhan perikanan tamperan seperti
tuna loin, ikan pindang, ikan asap dan sebagainya.
4.2 Keadaan Umum Usaha Penangkapan Ikan UPT P2SKP Tamperan
Usaha penangkapan ikan yang beroperasi di P2SKP Tamperan terdiri dari
usaha penangkapan ikan handline dan usaha penangkapan ikan purse seine.
Usaha penangkapan ikan handline meliputi kapal jukung yang menggunakan alat
tangkap pancing ulur dan pancing tonda serta gillnet, yang mempunyai kapasitas
dibawah 10 GT. Usaha penangkapan ikan purse seiner mempunyai kapasitas
kapal lebih dari 25 GT, yang kebanyakan mempunyai kapasitas kapal 30 GT.
Usaha penangkapan ikan melakukan aktivitas bongkar hasil tangkapan di TPI
yang berada di P2SKP Tamperan.
Gambar 2. Usaha Penangkapan Ikan Purse Seine Tamperan
Armada kapal handline sebagian besar merupakan nelayan andon dari
kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan. Sedangkan untuk pemilik kapal
yang memiliki usaha purse seine di Tamperan rata-rata adalah warga lokal
Pacitan dengan armada kapal bersal dari wilayah Pekalongan maupun Cilacap.
4.3 Keadaan Sarana Penunjang Perikanan UPT P2SKP Tamperan
4.3.1 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) UPT P2SKP Tamperan
Tempat pelelangan ikan (TPI) sebagai sarana penunjang yang
memberikan kontribusi besar atas penimbangan ikan yang didaratkan. Tempat
pelelangan ikan yang berada di P2SKP Tamperan merupakan tempat
penimbangan dan pembagian hasil tangkapan antara pemilik kapal dengan ABK.
Selanjutnya semua hasil tangkapan tersebut langsung dibawa ke gudang
perusahaan milik kapal tersebut untuk dipasarkan. Sistem pemasaran yang
terjadi adalah pedagang atau bakul langsung mendatangi gudang perusahaan,
kecuali untuk ikan-ikan yang berukuran besar yang akan langsung dipersiapkan
untuk dikirim ke daerah yang dituju.
Gambar 3. Ikan Tuna yang akan dikirim ke Bali
4.3.2 Industri Pengolahan Ikan
Kabupaten Pacitan merupakan daerah yang terkenal dengan usaha
pengolahan ikan tuna seperti tahu tuna yang banyak diburu oleh wisatawa yang
mendatangi daerah Pacitan. Usaha pengolahan tuna tidak terlepas dari hasil
tangkapan ikan tuna di pelabuhan tamperan yang cukup banyak, sehingga
mampu mendukung usaha pengolahan ikan tuna di Pacitan. Di daerah pacitan
khususnya arah ke pelabuhan Tamperan mudah ditemukan toko oleh-oleh khas
pacitan yang mejual olahan hasil laut seperti tahu tuna, martabak tuna, serta
berbagai macam olahan tuna ataupun hasil laut yang lain. Untuk ikan segar yang
dibakar maun digoreng pun tersedia banyak di daerah Pacitan.
4.4 Analisis Kelayakan Finansial Perikanan Purse Seine
4.4.1 Manajemen Operasional Purse Seine
a. Perizinan Usaha
Usaha penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap Purse
Seine mengeluarkan biaya investasi berupa pengadaan surat-surat usaha. Surat-
surat yang harus dimiliki oleh pemilik kapal untuk usaha penangkapan ikan
dengan alat tangkap Purse Seine adalah Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP),
Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI), Surat Kelaikan dan Pengawakan Kapal
Penangkap Ikan (SKPKPI), Pas Besar/Surat Tanda Kebangsaan Kapal, Surat
Laik Operasi (SLO). Dalam pengadaan surat-surat usaha ini memiliki beberapa
kendala dikarenakan pada P2SKP Tamperan Pacitan tidak memiliki syahbandar
sehingga dalam pengadaan surat diurus pada PPN Prigi Trenggalek ataupun
PPS Cilacap. Biaya pembuatan surat-surat usaha tersebut menghabiskan biaya
hingga Rp 18.500.000.
b. Anak Buah Kapal (ABK)
ABK yang bekerja pada usaha perikanan Purse Seine milik perusahaan
yang diteliti berasal dari luar daerah seperti cilacap dan pekalongan. Jumlah ABK
yang bekerja pada kapal Purse Seine berkisar antara 27 sampai 30 orang.
Banyaknya jumlah ABK menentukan besar kecilnya pendapatan yang didapat
oleh ABK. Dalam penelitian ini, sistem bagi hasil yang diterapkan adalah 50:50
dimana ABK akan dibagikan sama rata dengan tambahan 5% dari total hasil
tangkapan untuk ABK sebagai uang makan dan 7% untuk nahkoda.
c. Perbekalan ABK
Tabel 1. Biaya Konsumsi Usaha Perikanan Purse Seine
No Kapal GT Keterangan Biaya Konsumsi
(Rp)
1 KM. A 65 Trip ke 1 6.056.975
Trip ke 2 3.536.300
2 KM. B 54 Trip ke 1 6.160.975
Trip ke 2 5.823.150
3 KM. C 42 Trip ke 1 6.712.825
Trip ke 2 9.414.925
4 KM. D 30 Trip ke 1 7.185.175
Trip ke 2 9.079.525
5 KM. E 35 Trip ke 1 7.978.675
Trip ke 2 1.744.500
Rata-rata Biaya Konsumsi 6.369.302
Sumber : Data Lapang Bulan April, 2017
Perbekalan yang diberikan kepada ABK berupa aneka konsumsi seperti
mie instan, sayur-mayur, bumbu dapur, buah-buahan, rokok, dan obat-obatan
atau dengan kata lain perbekalan disiapkan sepenuhnya oleh perusahaan.
Perbekalan tersebut dibeli oleh pengurus kapal yang nantinya uang akan
diberikan berdasarkan nota yang diberikan oleh pengurus kapal. Rata-rata biaya
perbekalan konsumsi oleh usaha penangkapan ikan Purse Seiner milik
perusahaan yang diteliti sebesar Rp 6.369.302 pada tiap tripnya (Tabel 3).
d. Perbekalan Kapal
Perbekalan kapal meliputi es sebagai pengawet hasil tangkapan, solar
sebagai bahan bakar kapal, oli sebagai bahan pelumas mesin kapal, gas LPG
sebagai bahan untuk memasak, air tawar untuk minum ABK kapal serta
peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan dalam proses operasi penangkapan
ikan seperti benang, piring, panci, kompor, dll. Usaha penangkapan ikan dengan
menggunakan Purse Seiner di P2SKP Tamperan Pacitan tidak tergantung
dengan musim namun apabila cuaca sangat buruk maka kapal tidak akan
berangkat untuk melakukan operasi penangkapan. Sehingga perbekalan yang
dikeluarkan untuk ABK dan Kapal rata-rata sama dalam setiap tripnya. Solar
yang digunakan untuk operasi penangkapan pada kapal milik perusahaan yang
diteliti berkisar antara 1 ton (1000 liter) sampai 2 ton (2000 liter). Rata-rata
perbekalan solar oleh usaha penangkapan ikan Purse Seiner adalah 1550 liter
pada tiap tripnya (Tabel 4).
Tabel 2. Perbekalan Solar Usaha Perikanan Purse Seine
No Kapal GT Keterangan Solar (Liter)
1 KM. A 65 Trip ke 1 1500
Trip ke 2 2000
2 KM. B 54 Trip ke 1 1500
Trip ke 2 2000
3 KM. C 42 Trip ke 1 1000
Trip ke 2 2000
4 KM. D 30 Trip ke 1 1000
Trip ke 2 1500
5 KM. E 35 Trip ke 1 1500
Trip ke 2 1500
Rata-rata Solar 1550
Sumber : Data Lapang Bulan April, 2017
Perbekalan es yang dibawa oleh kapal Purse Seine yaitu antara 100
balok sampai 400 balok tiap tripnya. Rata-rata perbekalan es yang dibawa saat
melakukan operasi penangkapan oleh Purse Seiner milik perusahaan sampel
adalah 264 balok pada tiap tripnya (Tabel 5).
Tabel 3. Perbekalan Es Usaha Perikanan Purse Seine
No Kapal GT Keterangan Es (Balok)
1 KM. A 65 Trip ke 1 100
Trip ke 2 315
2 KM. B 54 Trip ke 1 240
Trip ke 2 420
2 KM. C 42 Trip ke 1 200
Trip ke 2 300
4 KM. D 30 Trip ke 1 300
Trip ke 2 325
5 KM. E 35 Trip ke 1 240
Trip ke 2 200
Rata-rata Es 264
Sumber : Data Lapang Bulan April, 2017
Perbekalan oli yang dibawa oleh kapal Purse Seine milik perusahaan
yang diteliti adalah 1 dos Oli dengan rata-rata 22 liter pada tiap tripnya. Besar
jumlah oli yang dibawa adalah sama untuk semua kapal Purse Seine milik
perusahaan yang diteliti (Tabel 6).
Tabel 4. Perbekalan Oli Usaha Perikanan Purse Seine
No Kapal GT Keterangan Oli (Liter)
1 KM. A 65 Trip ke 1 22
Trip ke 2 22
2 KM. B 54 Trip ke 1 22
Trip ke 2 22
2 KM. C 42 Trip ke 1 22
Trip ke 2 22
4 KM. D 30 Trip ke 1 22
Trip ke 2 22
5 KM. E 35 Trip ke 1 22
Trip ke 2 22
Rata-rata Oli
22
Sumber : Data Lapang Bulan April, 2017
Perbekalan air tawar untuk konsumsi ABK pada usaha penangkapan
Purse Seine milik perusahaan yang diteliti berselang 14 galon hingga 22 galon
pada tiap tripnya. Rata-rata perbekalan air tawar oleh usaha penangkapan ikan
Purse Seiner adalah 16 galon pada tiap tripnya (Tabel 7).
Tabel 5. Perbekalan Air Tawar Usaha Perikanan Purse Seine
No Kapal GT Keterangan Air Tawar (Galon)
1 KM. A 65 Trip ke 1 14
Trip ke 2 19
2 KM. B 54 Trip ke 1 16
Trip ke 2 14
3 KM. C 42 Trip ke 1 16
Trip ke 2 22
4 KM. D 30 Trip ke 1 14
Trip ke 2 14
5 KM. E 35 Trip ke 1 14
Trip ke 2 14
Rata-rata Air Tawar
16
Sumber : Data Lapang Bulan April, 2017
Perbekalan bensin yang digunakan pada usaha penangkapan Purse
Seine milik perusahaan yang diteliti yaitu sebanyak 13,51 liter hingga 33,54 liter
pada tiap tripnya. Rata-rata perbekalan bensin oleh usaha penangkapan ikan
Purse Seiner adalah 20 liter pada tiap tripnya (Tabel 8).
Tabel 6. Perbekalan Bensin Usaha Perikanan Purse Seine
No Nama Kapal GT Keterangan Bensin (Liter)
1 KM. A 65 Trip ke 1 27,03
Trip ke 2 13,51
2 KM. B 54 Trip ke 1 31,01
Trip ke 2 13,51
2 KM. C 42 Trip ke 1 13,51
Trip ke 2 13,51
4 KM. D 30 Trip ke 1 33,64
Trip ke 2 13,51
5 KM. E 35 Trip ke 1 31,01
Trip ke 2 13,51
Rata-rata Bensin 20
Sumber : Data Lapang Bulan April, 2017
e. Perbaikan Alat Operasional
Perbaikan alat operasional dilakukan rutin harian maupun bulanan.
Perbaikan alat operasional meliputi perbaikan jaring purse seine, perbaikan kapal
purse seine dan perbaikan mesin kapal. Perbaikan ketiga komponen tersebut
tidak selalu dikalakukan dalam tiap bulan melainkan apabila pada saat operasi
penangkapan yang dilakukan dihari sebelumnya terdapat kerusakan jaring
maupun mesin maka perbaikan ini akan dilakukan. Perbaikan ini dilakukan oleh
pengurus kapal dan ABK yaitu ABK kapal. Perbaikan kapal dilakukan mulai dari
perbaikan biasa sampai dengan perbaikan total, perbaikan biasa meliputi
mengecat ulang kapal, membersihkan teriptip dan menambal kapal yang
beresiko mengalami kebocoran. Sedangkan perbaikan total kapal purse seine
yaitu pergantian total semua kayu yang ada di kapal, perbaikan kapal secara
total dilakukan apabila pemilik kapal merasa kapal yang dimiliki sudah masuk
batas masa operasional kayu yaitu bermasa operasional 10 tahun atau lebih
cepat tergantung pada kerusakan yang dialami. Dalam penelitian ini biaya
perbaikan per tahun maupun per bulan masih belum didapat dikarenakan
kurangnya data.
4.4.2 Biaya Investasi
Sampel kapal yang diteliti dalam penelitian ini adalah 5 kapal Purse Seine
dan masih aktif beroperasi. Biaya investasi usaha penangkapan ikan dengan
Purse Seine yaitu berselang antara Rp 1.292.750.000 sampai dengan Rp
3.180.050.000. Usaha penangkapan ikan Purse Seiner yang mengeluarkan biaya
investasi yang terkecil adalah KM. E, hal ini dikarenakan kapal tersebut memiliki
GT sebesar 30. Sedangkan usaha penangkapan ikan Purse Seiner yang
mengeluarkan biaya investasi yang terbesar adalah KM. A, hal ini dikarenakan
kapal tersebut memiliki GT sebesar. Rata-rata biaya investasi yang dikeluarkan
oleh usaha penangkapan ikan Purse Seiner adalah Rp 2.231.070.000. Biaya
Investasi meliputi harga kapal purse seine, mesin induk, jaring purse seine, gear
box, jangkar serta biaya perizinan usaha. (Tabel 9)
Tabel 7. Total Investasi Usaha Perikanan Purse Seine
No Kapal GT Total Investasi (Rp)
1 KM. A 65 3.180.050.000
2 KM. B 54 2.690.550.000
3 KM. C 42 2.683.050.000
4 KM. D 35 1.308.950.000
5 KM. E 30 1.292.750.000
Rata-rata Biaya Investasi 2.231.070.000
Sumber : Data Lapang Bulan April, 2017
4.4.3 Biaya Tetap, Biaya Variabel
a. Biaya Tetap
Biaya tetap yang dihitung adalah biaya penyusutan dari investasi pada
setiap trip dikalikan jumlah trip dalam satu tahun. Biaya tetap yang dikeluarkan
oleh usaha penangkapan ikan Purse Seiner milik perusahaan yang diteliti pada
KM. A dengan GT sebesar 65 adalah sebesar Rp 461.760.000, sedangkan biaya
tetap yang dikeluarkan pada KM. B dengan GT sebesar 54 adalah sebesar Rp
415.860.000. Biaya tetap yang dikeluarkan KM. C dengan GT sebesar 42 adalah
sebesar Rp 414.360.000. KM. D adalah kapal dengan GT sebesar 35, biaya
tetap yang dikeluarkan sebesar Rp 224.273.333. Biaya tetap yang dikeluarkan
untuk KM. E dengan GT sebesar 30 adalah Rp 230.833.333. Rata-rata biaya
tetap keseluruhan yaitu sebesar Rp 349.417.333 (Tabel 10).
Tabel 8. Biaya Tetap Usaha Perikanan Purse Seine
No Nama Kapal GT Biaya Tetap (Rp)
1 KM. A 65 461.760.000
2 KM. B 54 414.360.000
3 KM. C 42 415.860.000
4 KM. D 35 224.273.333
5 KM. E 30 230.833.333
Rata-rata Biaya Tetap 349.417.333
Sumber : Data Lapang Bulan April, 2017
b. Biaya Variabel
Biaya variabel yang dihitung adalah biaya operasional penangkapan
berupa biaya perbekalan pada setiap trip dikalikan jumlah trip dalam satu tahun.
Biaya variabel (variable cost) yang dikeluarkan oleh usaha penangkapan ikan
purse seiner milik perusahaan yang diteliti pada KM. A dengan GT sebesar 65
adalah sebesar Rp 810.000.000, sedangkan biaya variabel yang dikeluarkan
pada KM. B dengan GT sebesar 54 adalah sebesar Rp 572.022.000. Untuk biaya
variabel yang dikeluarkan pada KM. C dengan GT sebesar 42 adalah sebesar Rp
809.748.000. KM. D adalah kapal dengan GT sebesar 35 dengan biaya variabel
yang dikeluarkan sebesar Rp 511.272.000, serta biaya variabel yang dikeluarkan
untuk KM. E dengan GT sebesar 30 adalah Rp 437.040.000. Rata-rata biaya
variabel keseluruhan yaitu sebesar Rp 628.016.400 (Tabel 11).
Tabel 9. Biaya Variabel Usaha Perikanan Purse Seine
No Nama Kapal GT Biaya Variabel (Rp)
1 KM. A 65 810.000.000
2 KM. B 54 809.748.000
3 KM. C 42 572.022.000
4 KM. D 35 511.272.000
5 KM. E 30 437.040.000
Rata-rata Biaya Tetap 628.016.400
Sumber : Data Lapang Bulan April, 2017
4.4.4 Keuntungan Operasional
a. Sistem Pembagian Hasil
Pembagian hasil tangkapan pada usaha penangkapan ikan purse seiner
milik perusahaan yang diteliti adalah pada saat hasil tangkapan ikan seperti tuna,
cakalang, tongkol didaratkan di TPI, pengurus kapal serta petugas pelelangan
akan membagi dua hasil tangkapan tersebut namun tidak selalu sama rata. Hal
ini berdasarkan pada jumlah dan jenis hasil tangkapan, apabila ikan jenis tuna
berukuran besar mendapatkan jumlah yang sedikit, tuna berukuran besar
tersebut akan menjadi bagian pada pemilik kapal. Setelah melakukan pembagian
hasil tangkapan, bagian yang didapat ABK akan dibeli oleh pemilik kapal. Hasil
pembelian inilah yang akan menjadi pendapatan ABK.
b. Total Pendapatan
Total pendapatan adalah total hasil bagian pemilik kapal yang didapatkan
oleh pemilik kapal sebelum dikurangi biaya-biaya retribusi pada tiap trip. Total
pendapatan usaha penangkapan ikan purse seiner milik perusahaan yang diteliti
pada bulan April tahun 2017 pada KM. A berkapasitas 65 GT didapatkan rata-
rata pendapatan pada bulan April tahun 2017 sebesar Rp 146.129.500. KM. B
berkapasitas 54 GT didapatkan rata-rata pendapatan pada bulan April tahun
2017 sebesar Rp 114.380.500. Selanjutnya pada KM. C berkapasitas 42 GT
didapatkan rata-rata pendapatan pada bulan April tahun 2017 sebesar Rp
160.209.500. Untuk KM. D berkapasitas 35 GT didapatkan rata-rata pendapatan
pada bulan April tahun 2017 sebesar Rp 68.109.500,-. Serta pada KM. E
berkapasitas 30 GT didapatkan rata-rata pendapatan pada bulan April tahun
2017 sebesar Rp 129.945.000 (Tabel 12).
Tabel 10. Pendapatan Total Usaha Perikanan Purse Seine
No Kapal GT Keterangan Pendapatan Total
(Rp) Rata-rata
(Rp)
1 KM. A 65 Trip ke 1 146.792.000
160.209.500 Trip ke 2 145.467.000
2 KM. B 54 Trip ke 1 43.967.000
114.380.500 Trip ke 2 184.794.000
3 KM. C 42 Trip ke 1 182.572.000
146.129.500 Trip ke 2 137.847.000
4 KM. D 35 Trip ke 1 41.509.000
68.109.500 Trip ke 2 94.710.000
5 KM. E 30 Trip ke 1 98.497.000
129.945.000 Trip ke 2 161.393.000
Sumber : Data Lapang Bulan April, 2017
c. Keuntungan Pemilik
Keuntungan pemilik merupakan laba pada perusahaan yang diteliti
didapatkan setelah pendapatan total dikurangi oleh biaya-biaya retribusi dll serta
biaya penyusutan investasi pertrip. Usaha penangkapan ikan purse seiner yang
berkapasitas 64 GT yaitu KM. A mendapatkan keuntungan rata-rata dalam bulan
April 2017 dengan 2 kali trip sebesar Rp 63.490.646. KM. B berkapasitas 54 GT
mendapatkan kerugian dalam trip 1 sebesar Rp 19.365.973, namun pada trip 2
mendapatkan keuntungan yang besar yaitu Rp 114.151.586, sehingga rata-rata
keuntungan yang didapat pada bulan April 2017 sebesar Rp 47.392.806. KM. C
berkapasitas 42 GT mendapatkan keuntungan rata-rata dalam bulan April 2017
dengan 2 kali trip sebesar Rp 84.655.820. Selanjutnya pada KM. D berkapasitas
35 GT mendapatkan keuntungan rata-rata dalam bulan April 2017 dengan 2 kali
trip sebesar Rp 68.295.033. Untuk KM. E berkapasitas 30 GT mendapatkan
keuntungan rata-rata dalam bulan April 2017 dengan 2 kali trip sebesar Rp
20.401.030 (Tabel 13).
Tabel 11. Keuntungan Pemilik Usaha Perikanan Purse Seine
No Kapal GT Keterangan Keuntungan Pemilik
(Rp) Rata-rata
(Rp)
1 KM. A 65 Trip ke 1 60.559.267
84.655.820 Trip ke 2 66.422.027
2 KM. B 54 Trip ke 1 (19.365.973)
47.392.806 Trip ke 2 114.151.586
3 KM. C 42 Trip ke 1 96.820.360
63.490.646 Trip ke 2 72.491.280
4 KM. D 35 Trip ke 1 (7.459.229)
68.295.033 Trip ke 2 48.261.290
5 KM. E 30 Trip ke 1 49.157.045
20.401.030 Trip ke 2 87.433.020
Sumber : Data Lapang Bulan April, 2017
d. Keuntungan ABK
Dalam pembagian hasil keuntungan bagi ABK pada perusahaan yang
diteliti, gaji ABK dibagikan dalam tiap trip. Keuntungan yang didapat ABK berasal
dari hasil pembelian hasil tangkapan ikan bagian ABK oleh pemilik kapal. Gaji
ABK dalam satu kali bagi dibagikan sama rata, yang membedakan adalah
nahkoda akan mendapatkan tambahan 7% dari total keuntungan hasil tangkapan
yang didaratkan, sedangkan ABK mendapatkan tambahan sebesar 5% dari total
hasil tangkapan bagian pemilik kapal (Tabel 14).
Tabel 12. Keuntungan ABK Usaha Perikanan Purse Seine
No Kapal GT Keterangan Keuntungan ABK (Rp)
Rata-rata (Rp)
1 KM. A 65 Trip ke 1 32.571.000
35.948.500 Trip ke 2 32.826.000
2 KM. B 54 Trip ke 1 9.439.000
26.780.000 Trip ke 2 44.121.000
3 KM. C 42 Trip ke 1 41.292.000
32.698.500 Trip ke 2 30.605.000
4 KM. D 35 Trip ke 1 10.500.000
15.118.500 Trip ke 2 19.737.000
5 KM. E 30 Trip ke 1 22.779.000
29.456.000 Trip ke 2 36.133.000
Sumber : Data Lapang Bulan April, 2017
4.5 Perhitungan Analisis Kelayakan Finansial Purse Seine
4.5.1 Aliran Kas Masuk dan Keluar (Cash Flow)
Analisis kelayakan finansial dimulai dengan analisis aliran kas masuk dan
keluar (cash flow) dari kelima sampel. Penelitian ini dilakukan pada lima sampel
kapal dalam satu bulan dengan dua kali trip pada masing-masing kapal. Cash
flow dibuat per trip dengan aliran kas keluar meliputi perbekalan (konsumsi,
perbekalan kapal serta retribusi dan biaya lainnya) dan aliran kas masuk meliputi
hasil tangkapan (Lampiran 1 hingga 25).
Dalam perhitungan kelayakan finansial, cash flow yang dibutuhkan adalah
cash flow kapal sampel dalam satu tahun. Sehingga cash flow yang didapat
selama penelitian yaitu cash flow per trip dalam satu bulan dikalikan 18 dengan
asumsi kapal purse seine tersebut melakukan operasi penangkapan aktif selama
9 bulan dalam setahun dengan 2 kali trip dalam satu bulannya. Arus masuk
meliputi total penjualan, investasi, modal kerja, dan nilai sisa proyek yang
dianalisis dalam satu tahun berdasarkan data satu bulan yang sudah didapat
selama penelitian. Arus keluar meliputi biaya investasi, biaya variabel, bagi hasil
ABK, biaya tetap, dan biaya retribusi dll yang dianalisis dalam satu tahun
berdasarkan data satu bulan yang sudah didapat selama penelitian.
a. KM. A (65 GT)
Data per bulan yang didapat selama penelitian kemudian dianalisis hingga
menghasilkan cash flow pada KM. A dengan kapasitas 65 GT dalam satu tahun.
Aliran kas masuk yang didapat sebesar Rp 7.123.596.900 serta arus keluar
dalam setahun sebesar Rp 5.796.700.160 (Tabel 15).
Tabel 13. Arus masuk dan keluar KM. A
No Uraian KM. A
(Rp)
A Arus Masuk 1. Total Penjualan 2.630.331.000 2. Kredit a. Investasi - b. Modal Kerja - 3. Modal Sendiri a. Investasi 3.180.050.000 b. Modal Kerja 41.195.900 4. Nilai Sisa Proyek 1.272.020.000 Total Arus Masuk 7.123.596.900 B Arus Keluar
1. Biaya Investasi 3.180.050.000 2. Biaya Variabel 810.000.000 3. Bagi Hasil ABK 588.573.000 4. Biaya Tetap 461.760.000 5. Angsuran Pokok - 6. Angsuran Bunga - 7. Biaya Retribusi Dll 284.213.160 Total Arus Keluar 5.324.596.160
Gambar 4. KM. A (65 GT)
b. KM. B
Data per bulan yang didapat selama penelitian kemudian dianalisis
hingga menghasilkan data per tahun sehingga mendapatkan cash flow pada KM.
B dengan kapasitas 54 GT dalam satu tahun. Aliran kas masuk yang didapat
sebesar Rp 5.856.253.500 serta arus keluar dalam setahun sebesar Rp
4.398.969.480.
Tabel 14. Arus masuk dan keluar KM. B
No Uraian KM. B
(Rp)
A Arus Masuk 1. Total Penjualan 2.058.849.000 2. Kredit a. Investasi - b. Modal Kerja - 3. Modal Sendiri a. Investasi 2.690.550.000 b. Modal Kerja 30.634.500 4. Nilai Sisa Proyek 1.076.220.000 Total Arus Masuk 5.856.253.500 B Arus Keluar 1. Biaya Investasi 2.690.550.000 2. Biaya Variabel 572.022.000 3. Bagi Hasil ABK 482.040.000 4. Biaya Tetap 415.860.000 5. Angsuran Pokok - 6. Angsuran Bunga - 7. Biaya Retribusi Dll 238.497.480 Total Arus Keluar 4.398.969.480
Gambar 5. KM. B (54 GT)
c. KM. C
Cash flow pada KM. C dengan kapasitas 42 GT dalam satu tahun
menghasilkan aliran kas masuk yang sebesar Rp 6.676.126.500 yang didapat
dari total penjualan, total investasi, modal kerja dan nilai sisa proyek. Arus keluar
dalam setahun sebesar Rp 4.850.298.240 yang diperoleh dari biaya investasi,
biaya variabel, bagi hasil ABK, biaya tetap, dan biaya retribusi dll.
Tabel 15. Arus masuk dan keluar KM. C
No Uraian KM. C
(Rp)
A Arus Masuk 1. Total Penjualan 2.883.771.000 2. Kredit a. Investasi - b. Modal Kerja - 3. Modal Sendiri a. Investasi 2.683.050.000 b. Modal Kerja 36.085.500 4. Nilai Sisa Proyek 1.073.220.000 Total Arus Masuk 6.676.126.500 B Arus Keluar 1. Biaya Investasi 2.683.050.000 2. Biaya Variabel 809.748.000 3. Bagi Hasil ABK 647.073.000 4. Biaya Tetap 414.360.000 5. Angsuran Pokok - 6. Angsuran Bunga - 7. Biaya Retribusi Dll 296.067.240 Total Arus Keluar 4.850.298.240
Gambar 6. KM. C (42 GT)
d. KM. D
Cash flow pada KM. D dengan kapasitas 35 GT dalam satu tahun
menghasilkan aliran kas masuk sebesar Rp 3.083.716.500 yang didapat dari
total penjualan, total investasi, modal kerja dan nilai sisa proyek. Arus keluar
dalam setahun sebesar Rp 2.497.228.453 yang diperoleh dari biaya investasi,
biaya variabel, bagi hasil ABK, biaya tetap, dan biaya retribusi dll.
Tabel 16. Arus masuk dan keluar KM. D
No Uraian KM. D
(Rp)
A Arus Masuk 1. Total Penjualan 1.225.971.000 2. Kredit a. Investasi - b. Modal Kerja - 3. Modal Sendiri a. Investasi 1.308.950.000 b. Modal Kerja 25.215.500 4. Nilai Sisa Proyek 523.580.000 Total Arus Masuk 3.083.716.500 B Arus Keluar 1. Biaya Investasi 1.308.950.000 2. Biaya Variabel 511.272.000 3. Bagi Hasil ABK 272.133.000 4. Biaya Tetap 224.273.333 5. Angsuran Pokok - 6. Angsuran Bunga - 7. Biaya Retribusi Dll 180.600.120 Total Arus Keluar 2.497.228.453
Gambar 7. KM. D (35 GT)
e. KM. E
Cash flow pada KM. E dengan kapasitas 30 GT dalam satu tahun
menghasilkan aliran kas masuk yang didapat sebesar Rp 3.083.716.500 yang
didapat dari total penjualan, total investasi, modal kerja dan nilai sisa proyek.
Arus keluar dalam setahun sebesar Rp 2.497.228.453 yang diperoleh dari biaya
investasi, biaya variabel, bagi hasil ABK, biaya tetap, dan biaya retribusi dll.
Tabel 17. Arus masuk dan keluar KM. E
No Uraian KM. E
(Rp)
A Arus Masuk 1. Total Penjualan 2.339.010.000 2. Kredit a. Investasi - b. Modal Kerja - 3. Modal Sendiri a. Investasi 1.292.750.000 b. Modal Kerja 12.140.000 4. Nilai Sisa Proyek 517.100.000 Total Arus Masuk 4.161.000.000 B Arus Keluar 1. Biaya Investasi 1.292.750.000 2. Biaya Variabel 437.040.000 3. Bagi Hasil ABK 530.208.000 4. Biaya Tetap 230.833.333 5. Angsuran Pokok - 6. Angsuran Bunga - 7. Biaya Retribusi Dll 261.833.040 Total Arus Keluar 2.752.664.373
Gambar 8. KM. E (30 GT)
f. Rata-rata cash flow
Analisis data masing-masing sampel kapal selanjutnya dirata-rata. Hal ini
dikarenakan dalam analisis finansial dengan metode net present value (NPV),
internal rate of return (IRR), net benefit cost ratio (Net B/C Ratio), dan payback
period (PP) menggunakan data tahunan. Dalam analisis kelayakan finansial ini
diasumsikan semua sampel kapal tersebut adalah satu proyek sehingga dalam
analisis cash flow harus dirata-rata (penjelasan dapat dilihat di sub bab 3.3).
Tabel 18. Arus masuk dan keluar rata-rata kapal sampel
No Uraian Rata-Rata (Rp)
A Arus Masuk 1. Total Penjualan 2.227.586.400
2. Kredit
a. Investasi -
b. Modal Kerja -
3. Modal Sendiri
a. Investasi 2.231.070.000
b. Modal Kerja 29.054.280
4. Nilai Sisa Proyek 892.428.000
Total Arus Masuk 5.380.138.680
B Arus Keluar 1. Biaya Investasi 2.231.070.000
2. Biaya Variabel 628.016.400
3. Bagi Hasil ABK 504.005.400
4. Biaya Tetap 349.417.333
5. Angsuran Pokok -
6. Angsuran Bunga -
7. Biaya Retribusi Dll 252.242.208
Total Arus Keluar 3.964.751.341
4.5.2 Evaluasi Analisis Kelayakan Finansial Perikanan Purse Seine
Dalam perhitungan kelayakan finansial ini, Arus masuk dan keluar rata-rata
kapal sampel diproyeksikan selama 10 tahun, hal ini didasarkan pada masa
operasional kapal purse seine yang akan habis masa ekonomisnya pada tahun
ke-10.
Tabel 21. Proyeksi Arus Kas
No Uraian Tahun
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A Arus Masuk
1. Total Penjualan 2.227.586.400 2.227.586.400 2.227.586.400 2.227.586.400 2.227.586.400 2.227.586.400 2.227.586.400 2.227.586.400 2.227.586.400 2.227.586.400
2. Kredit
a. Investasi
b. Modal Kerja
3. Modal Sendiri
a. Investasi 2.231.070.000 20.800.000 20.800.000 20.800.000 91.850.000 20.800.000 930.920.000 20.800.000 91.850.000 20.800.000 20.800.000
b. Modal Kerja 29.054.280
4. Nilai Sisa Proyek 892.428.000
Total Arus Masuk 2.231.070.000 2.277.440.680 2.248.386.400 2.248.386.400 2.319.436.400 2.248.386.400 3.158.506.400 2.248.386.400 2.319.436.400 2.248.386.400 3.140.814.400
Arus Masuk unt Menghitung IRR - 2.248.386.400 2.248.386.400 2.248.386.400 2.319.436.400 2.248.386.400 3.158.506.400 2.248.386.400 2.319.436.400 2.248.386.400 3.140.814.400
B Arus Keluar
1. Biaya Investasi 2.231.070.000 20.800.000 20.800.000 20.800.000 91.850.000 20.800.000 930.920.000 20.800.000 91.850.000 20.800.000 20.800.000
2. Biaya Variabel 628.016.400 628.016.400 628.016.400 628.016.400 628.016.400 628.016.400 628.016.400 628.016.400 628.016.400 628.016.400
3. Biaya Tetap 349.417.333 349.417.333 349.417.333 349.417.333 349.417.333 349.417.333 349.417.333 349.417.333 349.417.333 349.417.333
4. Angsuran Pokok
5. Angsuran Bunga
6. Biaya Retribusi Dll 252.242.208 252.242.208 252.242.208 252.242.208 252.242.208 252.242.208 252.242.208 252.242.208 252.242.208 252.242.208
7. Bagi Hasil ABK 504.005.400 504.005.400 504.005.400 504.005.400 504.005.400 504.005.400 504.005.400 504.005.400 504.005.400 504.005.400
Total Arus Keluar 2.231.070.000 1.754.481.341 1.754.481.341 1.754.481.341 1.825.531.341 1.754.481.341 2.664.601.341 1.754.481.341 1.825.531.341 1.754.481.341 1.754.481.341
Arus Keluar unt Menghitung IRR 2.231.070.000 1.754.481.341 1.754.481.341 1.754.481.341 1.825.531.341 1.754.481.341 2.664.601.341 1.754.481.341 1.825.531.341 1.754.481.341 1.754.481.341
C Arus Bersih (NCF) - 522.959.339 493.905.059 493.905.059 493.905.059 493.905.059 493.905.059 493.905.059 493.905.059 493.905.059 1.386.333.059
D CASH FLOW UNTUK MENGHITUNG IRR (2.231.070.000) 493.905.059 493.905.059 493.905.059 493.905.059 493.905.059 493.905.059 493.905.059 493.905.059 493.905.059 1.386.333.059
Discount Factor (10%) 1,0000 0,9091 0,8264 0,7513 0,6830 0,6209 0,5645 0,5132 0,4665 0,4241 0,3855
Present Value (2.231.070.000) 449.004.599 408.185.999 371.078.181 337.343.801 306.676.182 278.796.530 253.451.390 230.410.355 209.463.959 534.491.408
E CUMMULATIVE (2.231.070.000) (1.782.065.401) (1.373.879.402) (1.002.801.221) (665.457.421) (358.781.238) (79.984.709) 173.466.682 403.877.037 613.340.996 1.147.832.404
F ANALISIS KELAYAKAN USAHA
NPV (10%) Rp 1.147.832.404 DF 10%
IRR 19,80% 1 Rp 0,909091
Net B/C 1,51 20% 2 Rp 0,826446
PBP (tahun) 6,3 3 Rp 0,751315
a. Net Present Value (NPV)
Perhitungan NPV didapat dari nilai present value atau nilai uang sekarang
adalah nilai arus masuk dikurangi nilai arus keluar kemudian dikali kan dengan
tingkat suku bunga yang digunakan yaitu 10%. Nilai NPV merupakan
penjumlahan dari nilai present value dari tahun ke-0 hingga tahun ke-10 (Tabel
21).
Hasil rata-rata analisis Net Present Value yang dilakukan pada usaha
perikanan purse seiner yang diteliti mendapatkan nilai sebesar Rp
1.147.832.404. Kriteria penilaian usaha tersebut layak untuk dikembangkan atau
diteruskan menggunakan analisis Net Present Value adalah nilai yang
didapatkan lebih dari 0 atau nilai positif. Nilai rata-rata NPV yang didapatkan
memiliki tingkat keuntungan pada proyeksi 10 tahun yang akan datang.
b. Internal Rate of Return (IRR)
Berdasarkan hasil perhitungan cashflow untuk menghitung Internal Rate
of Return (IRR), usaha penangkapan ikan purse seiner menunjukkan hasil
presentase di atas batas suku bunga bank yang digunakan yaitu 10% atau dua
kali lipat lebih besar dari batas suku bunga yang digunakan. Dalam hal ini
umumnya pemilik usaha akan mendapatkan kredit atau pinjaman untuk
usahanya jika nilai IRR lima atau sepuluh kali lipat lebih besar dari batas suku
bunga yang digunakan, namun dengan nilai IRR sebesar 19,80% usaha
penangkapan ikan purse seiner ini layak dan menguntungkan. Suku bunga
tersebut merupakan suku bunga kredit korporasi (Tabel 21).
Nilai rata-rata analisis Internal Rate of Return menunjukkan bahwa nilai
rata-rata IRR pada usaha penangkapan ikan purse seiner mendapatkan hasil
sebesar 19,80%. Nilai rata-rata prosentase IRR usaha penangkapan ikan purse
seiner yang diteliti menunjukkan bahwa pada jangka waktu sepuluh tahun
kedepan usaha yang dilakukan layak untuk diteruskan atau dikembangkan.
c. Net B/C
Perhitungan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) adalah dengan menjumlah
nilai present value pada tahun ke-1 hingga tahun ke-10 dibagi dengan nilai
present value pada tahun ke-0. Nilai present value atau nilai uang sekarang
adalah nilai arus masuk dikurangi nilai arus keluar kemudian dikali kan dengan
tingkat suku bunga yang digunakan yaitu 10%. Usaha penangkapan ikan purse
seiner menghasilkan nilai ratio >1 yang berarrti bahwa usaha penangkapan
purse seine tersebut layak untuk diteruskan dan dikembangkan dalam jangka
waktu sepuluh tahun.
Nilai rata-rata net benefit cost ratio pada usaha purse seiner yaitu sebesar
1,51, dimana berarti bahwa keuntungan bersih melebihi biaya total yang
dikeluarkan. Kriteria nilai net benefit cost ratio yang diisyaratkan adalah lebih dari
1, jadi semakin besar nilai net b/c akan semakin baik pula kegiatan usaha yang
dilakukan (Tabel 21).
d. Payback Period (PBP)
Perhitungan Payback Period (PBP) didapatkan dari perhitungan nilai
cumulative pada tahun ke-6 menghasilkan nilai negatif yang terakhir sehingga
dapat disimpulkan bahwa pada tahun ke-7 usaha ini sudah memperoleh
keuntungan yang ditandai dengan nilai positif pada nilai cumulative. Sehingga
rumus yang digunakan adalah (6 + ( - nilai cumulative tahun ke-6) dibagi nilai
present value tahun ke-7). Analisis kelayakan finansial dalam metode
perhitungan payback periode menunjukkan usaha pangkapan ikan purse seiner
layak untuk diteruskan dengan nilai PBP sebesar 6,3 (6 tahun 3 bulan). Hal ini
berarti bahwa usaha penangkapan ikan purse seiner dapat mengembalikan
pinjaman investasi dari bank lebih cepat yaitu 6 tahun 3 bulan. Faktor yang
menyebabkan cepatnya pengembalian pinjaman adalah rata-rata pengeluaran
investasi dan keuntungan yang dimiliki pemilik kapal tidak terlalu timpang (Tabel
21).
Penyebab atau faktor yang mempengaruhi dari analisis kelayakan
finansial yang telah dilakukan yaitu terdapat pada besarnya total pendapatan dan
total pengeluaran dari masing-masing usaha penangkapan ikan. Besarnya rata-
rata keuntungan para pemilik kapal berdasarkan kapasitas kapal menunjukkan
semua usaha penangkapan ikan menghasilkan nilai menguntungkan. Total
pendapatan dan total pengeluaran merupakan dua hal yang saling berkaitan
sehingga menentukan besarnya keuntungan yang diterima oleh pemilik kapal
yang kemudian akan menjadi tolak ukur dari keadaan suatu usaha penangkapan
ikan untuk tahun yang sama maupun untuk proyeksi pada tahun berikutnya.
Disamping itu, pemilik kapal yang diteliti juga memiliki usaha lain yang dijalankan
yaitu hotel dengan tiga lantai yang dapat membantu biaya yang dikeluarkan
untuk usaha penangkapan ikan dengan purse seine tersebut.
Faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha purse seiner menurut
kapasitas kapal dapat disimpulkan yaitu perbedaan dari konsumsi perbekalan
kapal, konsumsi perbekalan ABK, biaya perbaikan alat-alat teknis, gaji ABK dan
pengeluaran ketika hasil tangkapan didaratkan. Selain itu, pada usaha pemilik
kapal yang diteliti menggunakan sistem pembagian hasil pendapatan ABK yang
langsung dibagi dua antara pemilik dengan ABK tanpa dikurangi dengan biaya-
biaya operasional terlebih dahulu. Namun, masih terdapat perbedaan harga
dasar hasil tangkapan dengan harga jual hasil tangkapan yang ditetapkan oleh
pemilik usaha sehingga akan berdampak terhadap pendapatan ABK.
Tempat Pelelangan Ikan di P2SKP Tamperan harus mengoptimalkan
kerja dengan selalu mencatat hasil tangkapan yang didaratkan di P2SKP
Tamperan sehingga data hasil tangkapan lebih akurat untuk mempermudah para
pemilik usaha menetapkan harga dasar hasil tangkapan yang diperoleh.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian tentang studi kelayakan finansial perikanan purse seine
30-65 GT yang dilakukan dengan proyeksi arus kas selama 10 tahun didapatkan
nilai net present value (NPV) sebesar Rp1.147.832.404, internal rate of return
(IRR) sebesar 19,80%, net benefit cost ratio (Net B/C Ratio) sebesar 1,51, dan
payback period (PP) sebesar 6,3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha
perikanan tersebut layak secara finansial.
5.2 Saran
Dalam penelitian selanjutnya, sampel kapal yang diambil sebaiknya
ditambah agar hasil lebih valid dan akurat, serta dapat diketahui sejauh mana
resiko yang akan dihasilkan oleh pemilik usaha tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Amanita, Novi. 2010. Akutansi Kredit Yang Diberikan. Universitas Negeri Yogyakarta. http://[email protected]. Diakses pada tanggal 8 Juni 2017.
Ardiyanta, Oky. 2013. Analisis Strategi Distribusi Untuk Meningkatkan Volume Penjualanpada PT. SALAMA NUSANTARA. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.
Badan Pengembangan SDM Kelautan Dan Perikanan. 2012. Penangkapan Ikan Dengan Purse Seine. Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Erlina. 2002. Manajemen Keuangan. Fakultas Ekonomi. Program Studi Akuntansi. Universitas Sumatera Utara.
Fargomeli, Fanesa. 2014. Interaksi Kelompok Nelayan Dalam Meningkatkan Taraf Hidup Di Desa Tewil Kecamatan Sangaji Kabupaten Maba Halmahera Timur. Journal “Acta Diurna”. 3 (3) : 4.
Fathanah, Yusuf. Eko Sri Wiyono, Darmawan, dan Yopi Novita. 2013. Dinamika Dan Karakteristik Unit Penangkapan Ikan Di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Institut Pertanian Bogor. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 4. (2) : 127-135.
Ganitri, Putu Trisna, I Wayan Suwendra, dan Ni Nyoman Yulianthini. 2014. Pengaruh Modal Sendiri, Modal Pinjaman, dan Volume Usaha Terhadap Selisih Hasil Usaha (Shu) Pada Koperasi Simpan Pinjam. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha. 2. 1-10.
Girsang, Harry Satriyanson. 2008. Studi Penentuan Daerah Penangkapan Ikan Tongkol Melalui Pemetaan Penyebaran Klorofil-a Dan Hasil Tangkapan Di Palabuhanratu, Jawa Barat. Institut Pertanian Bogor.
Ismanto, Alfian Lisdias. 2013. Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada Pengusaha Keramik di Sentra Kerajinan Keramik di Banjarnegara). Universitas Negeri Semarang.
Kasiram, Moh. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif. UIN-Maliki Press. Malang
Kefi, Orison S., Elof M. Katiandagho dan Isrojaty J. Paransa. 2013. Sukses pengoperasian pukat cincin Sinar Lestari 04 dengan alat bantu rumpon yang beroperasi di Perairan Lolak Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap. 1 (3) : 72.
Krisnawati, Wiwin. 2013. Tinjauan Atas Perolehan dan Penyusutan Aset Tetap Pada PT. JAMSOSTEK (PERSERO) Cabang Bandung I. Bandung. Universitas Widyatama.
Mahiswara, Tri Wahyu Budiarti dan Baihaqi. 2013. Karakteristik Teknis Alat Tangkap Pukat Cincin Di Perairan Teluk Apar, Kabupaten Paser - Kalimantan Timur. J. Lit. Perikan. Ind. 19 (1) : 2.
Manopo, Steven Fredrik Josef dan J. Tjakra, R. J. M. Mandagi, M. Sibi. 2013. Analisis Biaya Investasi Pada Perumahan Griya Paniki Indah. Jurnal Sipil Statik. 1 (5) : 377 - 389.
Monintja, Daniel, dan Roza Yusfiandayani. 2001. Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Dalambidang Perikanan Tangkap. Institut Pertanian Bogor. Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu : hlm. 56.
Nugraha, Adi, Bambang Argo Wibowo dan Asriyanto. 2014. Analisis Finansial Usaha Perikanan Tangkap Mini Purse Seine Di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tasik Agung Kabupaten Rembang. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology. 5 (4):56-65.
Pakpahan, Helena Tatcher, Richard W. E. Lumintang, dan Djoko Susanto. 2006. Hubungan Motivasi Kerja Dengan Perilaku Nelayan Pada Usaha Perikanan Tangkap. Jurnal Penyuluhan. 2 (1) : 26.
Pelabuhan Perikanan Tamperan. Buku Laporan Tahunan 2015 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelabuhan Perikanan Tamperan. Pacitan. Jawa Timur.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah. Presiden Republik Indonesia.
Primyastanto, Mimit. 2011. Feasibility Study Usaha Perikanan. Universitas Brawijaya Press. Malang. 93 - 102 hlm.
Putri, Ni Putu Yunisa. 2013. Analisis Kelayakan Investasi Pembangunan Ruko Aurelia Dari Aspek Keuangan Pada Pt. Bahtera Mitra Sejahtera Di Samarinda. E-journal Administrasi Bisnis. 1 (2) : 166.
Rustiono, Deddy. 2008. Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Propinsi Jawa Tengah. Semarang. Universitas Diponegoro.
Saptati, Ratna Ayu dan Atien Priyanti. 2012. Pendekatan Ekonomi Usahaternak Ayam Lokal Pada Peternakan Rakyat. Bogor. Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal.
Setiawan, Danang. 2011. Strategi Pengembangan Perikanan Tangkap Di Kabupaten Pacitan Berbasis Pada Distribusi Ikan Yang Didaratkan Di PPP Tamperan. Institut Pertanian Bogor.
Sunaryo, T. 2007. Manajemen Resiko Finansial. Jakarta. Salemba Empat.
Suryapriadi, Yudi Ekka. 2013. Kontribusi kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap kinerja kepada tata usaha di SMP Negeri 5 Kota Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Hlm 52.
Sutrisno, Ricky Andrianto dan Triwilaswandio Wuruk Pribadi. 2012. Produksi Kapal Ikan Tradisional dengan Kulit Lambung dan Geladak Kayu Laminasi serta Konstruksi Gading dan Geladak Aluminium. Jurnal Teknik Pomits. 1 (1) : 1.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Presiden Republik Indonesia
Utomo, Seno Jodi. 2011. Analisis Pengaruh Arus Kas Operasi dan Laba Akuntansi Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Semarang. Universitas Negeri Semarang.
Yesi, Yosia dan Abdul Kholik Hidayah. 2014. Analisis Finansial Usahatani Aren (Arenga Pinnata Meer) Di Kampung Sakaq Tada Kecamatan Mook Mannar Bulantn Kabupaten Kutai Barat. AGRIFOR. XIII (2):1-12.
Wahyu. 2009. Analisis Revenue Sharing Bagi Hasil Mudharabah dan Profit Sharing pada PT. BANK SYARIAH MANDIRI, Tbk. Jakarta. Universitas Mercu Buana.
Wahyudi, Nur dan Rosyidah. 2012. Analisis Pengembangan Investasi Peralatan Radiologi Di Rumah Sakit Umum Rajawali Citra Bantul Yogyakarta. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Hlm 3.